id
stringlengths
36
36
url
stringlengths
48
111
data
listlengths
0
6.3k
e6147874-4ff1-f50d-532a-1751689fdd5d
https://intermestic.unpad.ac.id/index.php/intermestic/article/download/223/63
[ { "left": 297, "top": 734, "width": 18, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "47", "type": "Page footer" }, { "left": 11, "top": 10, "width": 280, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Intermestic: Journal of International Studies e-ISSN.2503-443X Volume 5, No.1, November 2020 (47-68) doi:10.24198/intermestic.v5n1.4", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 89, "width": 471, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA DI DALAM REZIM EKONOMI G20 PADA MASA PEMERINTAHAN JOKO WIDODO", "type": "Section header" }, { "left": 175, "top": 142, "width": 264, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Wiwiek Rukmi Dwi Astuti 1 , Laode Muhamad Fathun 2", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 168, "width": 457, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 Program Studi Hubungan Internasional, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Indonesia; [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 191, "width": 459, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2 Program Studi Hubungan Internasional, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Indonesia; [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 285, "top": 243, "width": 44, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 263, "width": 471, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "This research answers how Indonesia's economic diplomacy strategy is in the G20 global economic forum. This research uses a qualitative approach, literature study and the concept of economic diplomacy to analyze the data. The results show that Indonesia's diplomacy strategy which is implemented through the national strategic plan in the G20 forum forms a pattern of economic diplomacy regarding trade, commerce and finance. The novelty of this research is to prove the character of Indonesia's economic diplomacy in the G20 forum as a country that is in an evolving cluster. External economic management and policies through coordination between ministries; trade promotion which is an integration of political and economic efforts; the Ministry of Foreign Affairs to actively promote investment, particularly through the ambassador and BKPM. The role and diplomacy of Indonesia's economy is a commitment to maintaining national, regional and international economic stability as a form of national and international interests.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 429, "width": 342, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords: economic diplomacy, economic interests of Indonesia, G20", "type": "Section header" }, { "left": 285, "top": 466, "width": 45, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 491, "width": 471, "height": 163, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini menjawab bagaimana strategi diplomasi ekonomi Indonesia di dalam forum ekonomi global G20. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, studi kepustakaan serta konsep diplomasi ekonomi untuk menganalisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi diplomasi Indonesia yang diimplementasikan melalui rencana strategis nasional dalam forum G20 membentuk pola diplomasi ekonomi menyangkut perdagangan, komersial dan finansial. Kebaruan dari penelitian ini adalah membuktikan akan karakter diplomasi ekonomi Indonesia di forum G20 sebagai negara yang berada dalam kluster evolving . Manajemen ekonomi eksternal dan kebijakan melalui koordinasi antar kementerian; promosi perdagangan yang merupakan integrasi dari upaya politik dan ekonomi; promosi investasi secara aktif oleh Kemlu, khususnya melalui duta besar dan BKPM. Peran dan diplomasi ekonomi Indonesia ini merupakan komitmen untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional, regional dan internasional sebagai bentuk kepentingan nasional dan kepentingan internasional.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 670, "width": 351, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata Kunci: diplomasi ekonomi, G20, kepentingan ekonomi Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 179, "top": 38, "width": 366, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fachri Pramuja dan Fredy Buhama L. Tobing Fachri Pramuja dan Fredy Buhama L", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 734, "width": 227, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "48 | Departemen Hubungan Internasional FISIP UNPAD", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 26, "width": 449, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA DI DALAM REZIM EKONOMI G20 PADA MASA PEMERINTAHAN JOKO WIDODO Wiwiek Rukmi Dwi Astuti dan Laode Muhamad Fathun", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 71, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 100, "width": 472, "height": 198, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Revolusi teknologi dan liberalisasi perdagangan dunia telah menciptakan global society dalam struktur internasional, sehingga peristiwa krisis keuangan global pada tahun 2007 telah menciptakan dampak negatif baik terhadap negara maju maupun negara berkembang. Krisis keuangan global terjadi karena kurangnya koordinasi internasional yang responsif menghadapi krisis dan regulasi sektor keuangan yang kurang akuntabel ( excessive risk taking ). Krisis keuangan global menyebabkan negara maju terpuruk sektor keuangannya dan berdampak ke sektor riil, sementara negara berkembang mendapatkan imbasnya dalam bidang perdagangan dan investasi asing (Wibisono, 2011). Dari peristiwa ini terbentuklah gagasan kelompok G-20 Leaders Meeting untuk menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi (G20 Summit ) bagi para pemimpin atau kepala negara kelompok G20 di Washington DC tanggal 15 November 2008", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 307, "width": 471, "height": 239, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Anggota G20 mulai mengoordinasikan tindakan bersama melalui proses asesmen yang mengidentifikasi tujuan bersama untuk ekonomi global, kebijakan yang diperlukan untuk mencapainya, dan kemajuan menuju pemenuhan tujuan bersama tersebut. Pada masa Presidensi Tiongkok tahun 2016, anggota G20 merumuskan Enhanced Structural Reform Agenda (ESRA), yang mengidentifikasi sembilan bidang prioritas untuk struktural termasuk mempromosikan pertumbuhan pembangunan inklusif. Bagaimanapun, reformasi struktural merupakan faktor penting pendorong pertumbuhan untuk jangka menengah dan panjang. Fakta bahwa PDB per kapita di negara-negara G20 berada pada jalur pertumbuhan yang lebih rendah daripada sebelum krisis keuangan global menjadi perhatian utama G20. Meskipun demikian, tingkat pekerjaan mengalami kenaikan hampir mendekati level sebelum krisis. Di beberapa negara, seperti Indonesia, Jerman, Arab Saudi dan Turki, tingkat pekerjaan saat ini bahkan lebih tinggi daripada sebelum krisis keuangan global (OECD, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 573, "width": 269, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 2 – Tingkat pekerjaan mendekati level sebelum krisis", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 700, "width": 98, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber: (OECD, 2019)", "type": "Caption" }, { "left": 353, "top": 722, "width": 189, "height": 34, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "www.intermesticjournal.fisip.unpad.ac.id | 49 e-ISSN.2503-443X", "type": "Page footer" }, { "left": 69, "top": 17, "width": 281, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Intermestic: Journal of International Studies Volume 5, No. 1, November 2020 (47-69) doi:10.24198/intermestic.v5n1.4", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 471, "height": 301, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berbicara dalam konteks Indonesia, sejak KTT Washington yang diadakan sebagai tanggapan terhadap krisis keuangan global tersebut, G20 telah menjadi mimbar dialog di antara para kepala negara dan pemerintah dari 20 negara. Sejak saat itu pula, Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Joko Widodo (Jokowi) telah menghadiri KTT G20 secara berkala. Kontribusi Indonesia dalam menyusun kebijakan-kebijakan terkait pembangunan ekonomi dalam G20 selama ini menunjukkan kesungguhan dan komitmennya. Seperti pada tahun 2010, sejumlah gagasan inti dari Indonesia menjadi landasan dalam Seoul Development Consensus for Shared Growth (Hornung, 2017). Melalui Konsensus Seoul disepakati rekonstruksi voting power di IMF sehingga memihak kepada negara-negara berkembang, dan juga mendirikan fondasi untuk mereformasi agenda kebijakan pembangunan global. Selain memperjuangkan kepentingan nasionalnya, Indonesia juga melihat dirinya sebagai perwakilan dari negara-negara berkembang dan berkomitmen untuk mengadvokasi agenda pembangunan sebagai prioritas dalam proses G20. Indonesia sebagai perwakilan dari negara berkembang, bercita-cita untuk menciptakan kesepakatan yang lebih adil dan sejajar dan saling menguntungkan, termasuk dalam mendorong diplomasi ekonomi tanpa menghilangkan esensi solidaritas sesama negara berkembang.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 385, "width": 471, "height": 301, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mengenai keanggotaan Indonesia di G20, Hermawan (2015) menyebutkan bahwa banyak kebijakan kontroversial dari Indonesia karena menjadi anggota G20. Keterlibatan Indonesia dalam forum tersebut dianggap akan menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia terutama hambatan tarif. Fakta di lapangan ditemukan bahwa ekspor ikan tuna Indonesia bisa mencapai 700 juta USD, namun setelah mendapat tarif pendapatan justru berkurang menjadi 105 juta USD. Oleh karena itu, perlu disadari bahwa G20 juga bukan dewa (pengabul permintaan) dan malaikat (pembawa kebaikan), melainkan sebuah forum internasional yang tentunya tidak bisa memberikan segalanya tetapi bisa memberikan manfaat dalam berbagai bidang ekonomi. Artinya G20 bukan “dokter” yang bisa mendiagnosa penyakit tertentu melalui resep. G20 hanya sebagian kecil dari pertemuan global dengan keterpilihan Indonesia dari 193 negara di dunia merupakan bukti komitmen Indonesia untuk menjaga kepentingan nasional di bidang ekonomi dan juga kepentingan dan stabilitas ekonomi global. G20 sebagai sebuah forum pasti ada kekurangan makanya dalam RPJMN 2015-2019 Indonesia merancang strategi-strategi percepatan yang disebut quickwins untuk mencapai hal positif di G20. Adapun rancangan tersebut adalah perbaikan infrasruktur, perlindungan tenaga kerja, pengurangan hambatan tarif perdagangan dan sejumlah kebijakan", "type": "Text" }, { "left": 179, "top": 38, "width": 366, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fachri Pramuja dan Fredy Buhama L. Tobing Fachri Pramuja dan Fredy Buhama L", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 734, "width": 227, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "50 | Departemen Hubungan Internasional FISIP UNPAD", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 26, "width": 449, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA DI DALAM REZIM EKONOMI G20 PADA MASA PEMERINTAHAN JOKO WIDODO Wiwiek Rukmi Dwi Astuti dan Laode Muhamad Fathun", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 471, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "lainya. Oleh sebab itu, sebagai negara besar keterlibatan Indonesia akan sangat memiliki kontribusi dalam ekonomi politik internasional.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 116, "width": 471, "height": 239, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut Sushanti (2019), setidaknya terdapat dua hal penting dalam keterlibatan Indonesia di forum G20, yaitu pertama, sebagai negara yang berusaha untuk mencocokkan standar kualitas produk yang sesuai dengan konsumen global. Pada poin ini kesempatan Indonesia untuk mendapatkan masukan-masukan terkait produk-produknya yang diekspor ke luar negeri. Kedua, Indonesia juga mendapatkan kesempatan pasar yang luas, transfer teknologi serta keterbukaan kerja sama. Indonesia yang selalu menjadi vital poin dalam menjaga stabilitas kawasan regional akan sangat penting terlibat dalam forum G20. Selain itu, keterlibatan Indonesia juga didukung oleh kepentingan posisi daya tawar negosiasi yang tinggi, karena dengan berada dalam forum global, keputusan Indonesia tentu akan menentukan apalagi bagi negara-negara berkembang. Artinya Indonesia bisa dikatakan sebagai representasi negara berkembang dalam forum multilateral baik yang membahasas tentang isu perdagangan di WTO, isu finansial di IMF dan isu lainya yang relevan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 365, "width": 471, "height": 197, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Masa pemerintahan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dikenal menjalankan outward-looking policy sehingga eksistensi Indonesia di mata internasional menjadi begitu penting. Namun pada pemerintahan Presiden Jokowi, Indonesia lebih kenal dengan pemerintahan inward-looking policy . Meskipun demikian, Kabinet Kerja yang menjadi pasukan dalam kepemerintahan Jokowi mengemukakan bahwa Indonesia senantiasa berkomitmen dalam beragam kerja sama multilateral, termasuk G20. Dalam studi mengenai G20 ini sendiri, negara-negara emerging economies dianggap sebagai representatif dari kawasan masing-masing, seperti Indonesia sebagai negara yang mampu mewakili kepentingan negara-negara berkembang khususnya di kawasan Asia Tenggara. Oleh karena itu, penelitian ini bermaksud untuk menjawab strategi diplomasi ekonomi Indonesia dalam forum ekonomi global G20.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 593, "width": 151, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Konsepsi Diplomasi Ekonomi", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 613, "width": 471, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Paradigma neoliberal mengemukakan bahwa ekonomi beserta rezim yang mengatur perekonomian dunia termasuk kepada arus utama untuk menciptakan interdependensi dengan aktor lainnya. Dengan asumsi dasar bahwa ekonomi dapat menjawab sebagian besar kepentingan negara, sehingga konflik pun dapat ditekan. Kaum neoliberal percaya bahwa melalui sistem dunia yang", "type": "Text" }, { "left": 353, "top": 722, "width": 189, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "www.intermesticjournal.fisip.unpad.ac.id | 51 e-ISSN.2503-443X", "type": "Page footer" }, { "left": 69, "top": 17, "width": 281, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Intermestic: Journal of International Studies Volume 5, No. 1, November 2020 (47-69) doi:10.24198/intermestic.v5n1.4", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 471, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "anarki, akan muncul peluang yang besar untuk melakukan kerja sama dalam bentuk perdagangan maupun interdepedensi di bidang ekonomi (Baldwin, 1993).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 116, "width": 471, "height": 239, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bishop (2019) menyebutkan bahwa seabad setelah krisis ekonomi global tahun 2008-2009, banyak muncul patologi dalam fungsi dan praktik ekonomi global. Krisis tersebut menjelaskan bahwa masyarakat tidak dapat sepenuhnya menangani krisis yang menimpa mereka, stagnansi modal, dan meningkatnya ketidaksetaraan dan kemiskinan. Jessop (2016) menyebutkan bahwa momentum krisis ekonomi global 2008-2009 telah diinterpretasikan sebagai krisis dari neoliberalisme ( crisis of ) ketimbang krisis dalam neoliberalisme ( crisis in ). Sehingga, intervensi negara secara masif telah menciptakan neoliberal ‘ business as usual ’ kembali seperti semula. Bishop juga menyatakan bahwa meskipun negara-negara maju mengalami kemunduran, secara paradoks, mereka tetap sangat tangguh ( resilient ), dan melanjutkan kepemimpinan dan performanya sebagai negara maju. Sebagaimana dalam tatanan neoliberal, pada G20, terdapat komitmen yang mendalam terhadap multilateralisme pada negara anggota dan lembaga yang berada dalam lingkaran kerja sama yang lebih luas, untuk menyokong tata kelola ekonomi global.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 365, "width": 471, "height": 218, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Selanjutnya, pemikiran mengenai diplomasi ekonomi fokus pada peran aktor diplomatik dan hubungan yang terjalin, aktivitas, dan institusi di mana para aktor tersebut bekerja dalam menciptakan dan mengelola kesalingtergantungan ekonomi (Lee & Hocking, 2010). Diplomasi ekonomi dilihat sebagai alat untuk mengejar dan mencapai keamanan ekonomi di dalam sistem internasional yang anarkis. Melalui konsep diplomasi ekonomi dengan paradigma neoliberal, menuntut negara memahami pola interaksi ekonomi internasional yang berbasis pada kepentingan ekonomi. Dengan konsep ini akan berdampak pada rekomendasi model diplomasi, negosiasi negara dalam melakukan interaksi di level internasional. Konsep ini menyediakan manajemen tata kelola hubungan eksternal, manajemen kebijakan, pola perdagangan, investasi dan fokus keterlibatan aktor lain dalam diplomasi ekonimi. Dengan demikian, konsep ini dianggap komprehensif dalam memetakan pola diplomasi ekonomi Indonesia di forum G20.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 593, "width": 471, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kishan S. Rana (2007) membagi tipologi diplomasi ekonomi menjadi empat jenis yakni traditional , niche-focused , evolving , dan innovative . Perbedaan dari masing-masing tipologi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 179, "top": 38, "width": 366, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fachri Pramuja dan Fredy Buhama L. Tobing Fachri Pramuja dan Fredy Buhama L", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 734, "width": 227, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "52 | Departemen Hubungan Internasional FISIP UNPAD", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 26, "width": 449, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA DI DALAM REZIM EKONOMI G20 PADA MASA PEMERINTAHAN JOKO WIDODO Wiwiek Rukmi Dwi Astuti dan Laode Muhamad Fathun", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 167, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 1 – Tipologi Diplomasi Ekonomi", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 98, "width": 444, "height": 452, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Traditional Niche-Focused Evolving Innovative Manajemen Ekonomi Eksternal Dijalankan oleh kementerian ekonomi dan perdagangan; minim keterlibatan Kemlu Promosi yang focus pada bidang yang diidentifikasi Adanya koordinasi antara kementerian perdagangan dan Kemlu; persaingan dapat terjadi Kesepakatan kerja sama Manajemen Kebijakan Peran terbatas bagi Kemlu, kadang terjadi miskoordinasi di level taktis Koordinasi internal yang baik Inter-ministry atau koordinasi di tingkat kabinet Manajemen yang terinstitutionalisasi, strong teamwork Peran Non- State Actor Episodic , terdgantung dari personality Variabel Prosedur baru, strong networking Harmonisasi dengan seluruh stakeholders Bantuan Economi: Recipient Ditangani instansi bidang ekonomi, jarang berkoordinasi dengan Kemlu Koordinasi terbatas Networking antara instansi pengelola bantuan dan Kemlu ‘Graduated’ di luar bantuan yang diterima Bantuan Economi: Donor Kecil menjadi donor bantuan Kecil menjadi donor bantuan Program modest , biasanya meliputi kerjasama teknis Program yang diperluan, dijalankan oleh Kemlu bekerja sama dengan instansi promosi perdagangan Promosi Perdagangan Sering dilaksanakan instansi perdagangan di luar kendali Kemlu Fokus terbatas pada promosi perdagangan di luar area bidang Perjanjian kerja sama, sering merupakan integrasi dari upaya politik dan ekonomi Aktivitas yang terkoordinasi dengan baik, model peran dalam jangkauan aktivitas Promosi Investasi Ditangani instansi domestic, peran terbatas dari sistem diplomasi Penggunaak aktif dari jaringan kedutaan Kemlu dan kedutaan bekerja secara aktif dengan instansi di dalam negeri, sering berdasarkan inisiatif individu Upaya tim yang kuat, berdasarkan pembagian peran instansi Peran Diplomasi Regional Biasanya reaktif Fokus pada bidang yang diinginkan Aktif Inovatif, exploitasi dari potensi kerja sama", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 554, "width": 91, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber: (Rana, 2007)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 579, "width": 471, "height": 136, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kluster menurut Rana di atas ditetapkan berdasarkan pengalaman kolektifnya dalam mengamati 130 negara berkembang di G-77. Kluster traditional merupakan negara yang tertambat dalam metode konvensional, dengan menerapkan perubahan yang lambat. Niche-focused merupakan negara yang telah mengidentifikasi bidang strategis, lalu memfokuskan tindakan pada bidang yang dipilih itu. Evolving adalah kluster negara yang telah mengembangkan dan menyesuaikan diri dengan peluang baru, disertai perubahan struktural dan tindakan yang jelas. Terakhir, yaitu innovative adalah negara yang bergerak ke garis depan dengan teknik mutakhir dan", "type": "Text" }, { "left": 353, "top": 722, "width": 189, "height": 34, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "www.intermesticjournal.fisip.unpad.ac.id | 53 e-ISSN.2503-443X", "type": "Page footer" }, { "left": 69, "top": 17, "width": 281, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Intermestic: Journal of International Studies Volume 5, No. 1, November 2020 (47-69) doi:10.24198/intermestic.v5n1.4", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 471, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "reformasi berkelanjutan. Meski tidak ada dikotomi yang tegas antara masing-masing jenisnya, tipologi ini setidaknya dapat dijadikan gambaran awal untuk mengklasifikasi dan mengidentifikasi tipe diplomasi ekonomi yang dijalankan oleh berbagai negara.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 158, "width": 96, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 178, "width": 471, "height": 156, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Objek penelitian difokuskan pada keikutsertaan Indonesia dalam forum G20 di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi. Untuk menjelaskan hal tersebut, tulisan ini menggunakan konsep diplomasi ekonomi dengan paradigma neoliberal sebagai sudut pandang analisis kasus. Data dalam tulisan ini dikumpulkan melalui studi kepustakaan ( secondary sources) . Dalam penelitian kualitatif, teori akan menjadi panduan dalam mencari data dan interpretasi data-data tersebut. Dikarenakan pokok permasalahan penelitian bersifat dinamis dan kompleks, maka dalam proses penelitian bermaksud memahami situasi secara mendalam dan menghasilkan rekomendasi-rekomendasi yang berguna.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 365, "width": 316, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kepentingan Ekonomi Indonesia dalam Rezim Ekonomi G20", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 390, "width": 471, "height": 280, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sistem internasional yang anarki mendorong negara untuk mencari cara menghadapi ketidakamanan. Melalui koordinasi dan kolaborasi, negara tetap menemui kesulitan untuk bekerja sama di bawah sistem yang anarki. Oleh karena itu, untuk memfasilitasi kerja sama, negara-negara menciptakan institusi internasional (Reus-Smit & Snidal, 2008). Indonesia tentu termasuk sebagai negara yang menginginkan keamanan dalam menjalin hubungan luar negeri dalam sistem internasional. Presiden Jokowi (2014-2019) menetapkan lima arah politik luar negeri Indonesia, antara lain: 1) penanganan perbatasan; 2) pemantapan peran Indonesia di ASEAN; 3) penguatan diplomasi ekonomi; 4) peningkatan kualitas perlindungan hak dan keselamatan warga negara/bahan hukum Indonesia (WNI/BHI) di luar negeri khususnya perlindungan terhadap tenaga kerja Indonesia; dan 5) pemantapan peran Indonesia dalam kerja sama global (Kementerian Luar Negeri, 2015). Dari kelima poin tersebut, diplomasi ekonomi muncul sebagai istilah baru yang diberitakan di media sehingga akrab di telinga masyarakat. Diplomasi ekonomi Indonesia dipahami sebagai upaya mengedepankan kepentingan ekonomi dalam menjalankan politik luar negerinya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 680, "width": 471, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kementerian Luar Negeri secara spesifik membentuk satuan tugas pelaksana diplomasi ekonomi, yang bertugas untuk: 1) menarik lebih banyak investasi asing ke Indonesia; 2) membuka", "type": "Text" }, { "left": 179, "top": 38, "width": 366, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fachri Pramuja dan Fredy Buhama L. Tobing Fachri Pramuja dan Fredy Buhama L", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 734, "width": 227, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "54 | Departemen Hubungan Internasional FISIP UNPAD", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 26, "width": 449, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA DI DALAM REZIM EKONOMI G20 PADA MASA PEMERINTAHAN JOKO WIDODO Wiwiek Rukmi Dwi Astuti dan Laode Muhamad Fathun", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 471, "height": 156, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pasar yang lebih besar di luar negeri bagi komoditas produk Indonesia; dan 3) menumbuhkan jumlah turis asing datang ke Indonesia. Haryono (2019) menjelaskan bahwa dalam pidato-pidato presiden dalam bidang politik luar negeri dan penjelasan menteri luar negeri secara eskplisit sering menekankan investasi dan perdagangan. Langkah-langkah di atas juga diiringi dengan implementasi pada tingkat nasional untuk membangun kepercayaan pihak asing terhadap kesungguhan pemerintah Indonesia. Membuka lebih banyak sektor ekonomi untuk investasi, menyiapkan infrastruktur ekonomi dan industri, dan meningkatkan pendidikan nasional perlu dihiraukan untuk menarik lebih banyak investasi asing (Haryono, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 241, "width": 471, "height": 155, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sebagai anggota G20, Kemenlu (2015) menyatakan bahwa dalam setiap KTT G-20, Indonesia senantiasa berperan dalam memajukan kepentingan negara berkembang dan menjaga terciptanya sistem perekonomian global yang inklusif dan berkelanjutan. Artinya, Indonesia membangun citranya sebagai perwakilan negara emerging economies , yang berkesempatan mendapatkan global leadership role (Dobson, 2017). Ditambah sebagai satu-satunya negara dari regional Asia Tenggara, Indonesia juga menjadi salah satu negara dari enam negara dari regional Asia yang terpilih dalam forum istimewa G20. Namun, tentu saja kepentingan nasional tetap menjadi perhatian terbesar dari Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 406, "width": 471, "height": 135, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sebagai negara yang kekuatan ekonominya berasal dari perdagangan, salah satu upaya yang dilakukan Indonesia untuk meningkatkan kapasitas perdagangannya adalah dengan mengurangi tingkat kemiskinan selain dengan meningkatkan daya saing di tengah liberalisasi ekonomi. Hal ini dilakukan dengan meningkatkan produktivitas industri manufaktur karena bukan hanya dapat meningkatkan kompetensi sumber daya manusianya tetapi juga memberi value-added (Legowo-Zipperer, 2017) . Demi hal tersebut, Indonesia kemudian berfokus dalam mengundang investasi ke dalam negeri khususnya pada sektor infrastruktur.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 551, "width": 471, "height": 156, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Salah satu fokus diplomasi ekonomi Indonesia adalah penguatan diplomasi demi perluasan pasar prospektif, promosi perdagangan, pariwisata, dan investasi Indonesia. Pada periode pertama pemerintahan Jokowi, Indonesia tercatat mampu mencapai target investasinya (Tabel 1). Selama tahun 2015-2018, realisasi investasi hanya satu kali berada di bawah target, yakni pada tahun 2018. Sebagai negara emerging economies, Indonesia membutuhkan investasi untuk menggerakkan pembangunan ekonomi nasional. Langkah strategis yang diambil Indonesia adalah menentukan sektor prioritas investasi, menyelaraskan pembangunan nasional dengan sektor prioritas tersebut, memperbaiki iklim investasi, termasuk mengurangi biaya politik yang tinggi di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 353, "top": 722, "width": 189, "height": 34, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "www.intermesticjournal.fisip.unpad.ac.id | 55 e-ISSN.2503-443X", "type": "Page footer" }, { "left": 69, "top": 17, "width": 281, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Intermestic: Journal of International Studies Volume 5, No. 1, November 2020 (47-69) doi:10.24198/intermestic.v5n1.4", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 95, "width": 212, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 1. Target dan Realisasi Investasi Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 113, "width": 357, "height": 69, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tahun Target (triliun Rupiah) Realisasi (triliun Rupiah) 2015 519,5 545,4 2016 594,8 612,8 2017 678,8 692,8 2018 765,0 721,3 Sumber: (BKPM, 2019)", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 201, "width": 471, "height": 156, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Selanjutnya, upaya di tingkat nasional tersebut dipromosikan melalui fora internasional, termasuk di G20. Salah satu contoh capaian Indonesia adalah pada tahun 2014, yang setelah tiga tahun, usulan Indonesia berhasil diterima menjadi agenda G20 terkait aliran dana investasi infrastruktur yang berasal dari negara maju kepada negara berkembang. Saat itu, Indonesia bersama dengan Jerman dan Meksiko ditetapkan menjadi Kepala Investment and Infrastructure Working Group (IIWG) G20 (Ariyanti, 2014). Salah satu hal yang menjadi perhatian negara maju terkait hal ini adalah perlunya perbaikan iklim investasi dan pembenahan administrasi yang ada di negara berkembang.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 376, "width": 209, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 2. Tingkat Pertumbuhan PDB Negara G20", "type": "Caption" }, { "left": 77, "top": 404, "width": 463, "height": 298, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Country 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Australia 2,6 2,3 2,8 2,5 2,8 1,8 Canada 2,9 0,7 1,0 3,2 2,0 1,7 France 1,0 1,1 1,1 2,3 1,8 1,5 Germany 2,2 1,7 2,2 2,5 1,5 0,6 Italy -0,0 0,8 1,3 1,7 0,8 0,3 Japan 0,4 1,2 0,5 2,2 0,3 0,7 Korea 3,2 2,8 2,9 3,2 2,9 2,0 Mexico 2,8 3,3 2,6 2,1 2,2 -0,3 Turkey 5,2 6,1 3,2 7,5 2,8 0,9 United Kingdom 2,6 2,4 1,9 1,9 1,3 1,5 United States 2,5 2,9 1,6 2,4 2,9 2,3 European Union – 27 countries (from 01/02/2020) 1,6 2,4 2,1 2,7 2,1 1,5 Argentina -2,5 2,7 -2,1 2,8 -2,6 -2,1 Brazil 0,5 -3,5 -3,3 1,3 1,3 1,1 China (People's Republic of) 7,3 6,9 6,7 6,8 6,6 6,1 India 7,0 7,5 9,0 6,6 6,8 4,9 Indonesia 5,0 4,9 5,0 5,1 5,2 5,0 Russia 0,7 -2,0 0,2 1,8 2,5 1,3 Saudi Arabia 3,7 4,1 1,7 -0,7 2,4 0,3 South Africa 1,8 1,2 0,4 1,4 0,8 0,2", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 707, "width": 105, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber : (OECD, 2020)", "type": "Text" }, { "left": 179, "top": 38, "width": 366, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fachri Pramuja dan Fredy Buhama L. Tobing Fachri Pramuja dan Fredy Buhama L", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 734, "width": 227, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "56 | Departemen Hubungan Internasional FISIP UNPAD", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 26, "width": 449, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA DI DALAM REZIM EKONOMI G20 PADA MASA PEMERINTAHAN JOKO WIDODO Wiwiek Rukmi Dwi Astuti dan Laode Muhamad Fathun", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 471, "height": 135, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ditinjau dari pertumbuhan PDB negara G20, Indonesia merupakan salah satu negara yang teratas yang stabil dan cenderung mengalami peningkatan 5% tiap tahunnya (Tabel 2). Stabilnya pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi senjata bagi Indonesia dalam forum G20 guna mengundang minat investasi infrastruktur di dalam negeri. Kemampuan Indonesia dalam mempertahankan pertumbuhan ekonominya diatas 5% juga dapat menjadikan hal ini sebagai bukti bahwa Indonesia layak dan mampu untuk mengadvokasikan kebijakan yang berkualitas dan mengarah pada pertumbuhan inklusif untuk kemudian diadopsi oleh negara G20.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 220, "width": 471, "height": 197, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam RPJMN 2015-2019, lebih jauh dinyatakan bahwa dalam G20, Indonesia perlu untuk melaksanakan koordinasi kebijakan yang lebih erat antara negara anggota demi menjaga sistem perekonomian global yang berkelanjutan. Upaya koordinasi yang dilakukan Indonesia dalam G20 merupakan salah satu cerminan diplomasi komersial Indonesia, yang mana Indonesia secara konsisten memperbaiki persepsi atau pandangan negara anggota G20 mengenai Indonesia. Upaya Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional mencitrakan kepentingan bisnis yang ingin dicapai. Kekuatan ekonomi Indonesia, diiringi dengan pemetaan industri dan kesempatan investasi yang baik yang dipromosikan Indonesia dalam G20 menjadi strategi untuk membangun fondasi efektif bagi para pelaku bisnis nasional. Dengan demikian, kepercayaan investor terus terbangun terhadap Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 427, "width": 471, "height": 197, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lebih jauh, kepentingan komersial dalam keanggotaan Indonesia di G20 juga didukung oleh outreach group yang disebut “The Business 20” (B20). B20 adalah komunitas bisnis yang merefleksikan peran sektor swasta dalam menumbuhkan ekonomi nasional maupun global. Pertemuan B20 Summit selalu menjadi bagian penting dari KTT G20. Dalam pertemuan tersebut, para pelaku usaha dari 20 negara anggota G20 berkumpul untuk bersinergi dalam membuka jalan membangun ekonomi global. Dalam rekomendasi B20, negara diharapkan mampu memfasilitasi pasar, meningkatkan peran bank pembangunan multilateral dalam pembangunan infrastruktur, serta mempromosikan inklusi keuangan melalui teknologi digital. Dengan demikian, kepentingan finansial juga menjadi sorotan penting bagi para pelaku usaha yang notabenenya adalah penggerak roda ekonomi nasional.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 634, "width": 471, "height": 73, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bagaimanapun, pembentukan rezim G20 merupakan bentuk kesadaran negara-negara maju atas peranan negara-negara berkembang terhadap kestabilan ekonomi dunia. Keanggotaan G20 terdiri atas negara-negara industri yaitu sembilan negara dan organisasi regional: Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Jepang, Jerman, Kanada, Italia, Korea Selatan, Australia, Uni Eropa, serta", "type": "Text" }, { "left": 353, "top": 722, "width": 189, "height": 34, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "www.intermesticjournal.fisip.unpad.ac.id | 57 e-ISSN.2503-443X", "type": "Page footer" }, { "left": 69, "top": 17, "width": 281, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Intermestic: Journal of International Studies Volume 5, No. 1, November 2020 (47-69) doi:10.24198/intermestic.v5n1.4", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 471, "height": 197, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "sepuluh negara berkembang yang dikategorikan sebagai emerging economies, yaitu: Rusia, Argentina, Brazil, China, India, Indonesia, Mexico, Saudi Arabia, Afrika Selatan, Turki. Dalam kelompok rezim G20, negara-negara anggotanya berusaha untuk menghindari proteksionisme dan menstabilkan sistem keuangan global. Gilpin (2000) menyebutkan bahwa hubungan antara negara maju dan negara berkembang akan sangat bergantung kepada bertahannya ekonomi industrial yang lama atau berkembangnya sistem ekonomi menjadi lebih inovatif dan mampu meraih keuntungan yang sebanding dalam wilayah-wilayah baru seperti kemampuan ekspor-impor. Untuk menghindari ketegangan ekonomi dan konflik politik, masing-masing pihak harus membuat kompromi satu sama lain dan tidak boleh menggunakan kebijakan proteksionis kecuali sebagai tindakan sementara.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 282, "width": 471, "height": 114, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Diplomasi dan negosiasi Indonesia di G20 itu seperti memasuki dunia game. Zartman (2007) menyebutnya sebagai diplomasi game , negara-negara harus mampu menempatkan posisi strategisnya untuk menentukan daya tawar. Negara -negara harus menyusun puzzle yang terpisah- pisah agar bisa bersatu dan mencapai kesepakatan. Hal inilah yang dilakukan Indonesia dalam hubungan multilateral di G20 Indonesia harus pandai memposisikan dirinya sebagai negara yang bisa melengkapi semua kebutuhan negara lain dan dilengkapi kebutuhannya oleh negara lain.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 427, "width": 261, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Diplomasi Ekonomi Indonesia di dalam Rezim G20", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 448, "width": 471, "height": 218, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada bagian ini, konteks diplomasi ekonomi akan dikhususkan kepada konsep diplomasi komersial; diplomasi perdagangan, dan diplomasi finansial yang dikemukakan oleh Lee & Hocking (2010). Diplomasi komersial berfokus pada membangun jaringan diplomat dan kelompok bisnis yang berbasis di misi luar negeri untuk mempromosikan perdagangan dan investasi serta advokasi bisnis. Secara konseptual, studi diplomasi komersial menunjukkan jaringan organisasi yang kompleks yang melibatkan Kementerian Perdagangan, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Luar Negeri. Disamping itu, kelompok bisnis menjadi pemain kunci dalam jaringan ini dan dalam banyak kasus secara resmi ditempatkan dalam misi dan konsul di luar negeri melalui program penugasan. Strange (1992) berargumen bahwa perusahaan asing telah berperan sebagai diplomat, khususnya dalam sektor keuangan dan industri dalam suatu negara. perusahaan asing saat ini dipandang sebagai suatu tambahan yang berarti ke dalam instrumen kebijakan negara.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 675, "width": 471, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Selanjutnya, terkait diplomasi perdagangan, ekonomi dunia sekarang telah diatur oleh seperangkat institusi ekonomi dengan aturan dan prosedur. Dengan penciptaan WTO pada tahun", "type": "Text" }, { "left": 179, "top": 38, "width": 366, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fachri Pramuja dan Fredy Buhama L. Tobing Fachri Pramuja dan Fredy Buhama L", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 734, "width": 227, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "58 | Departemen Hubungan Internasional FISIP UNPAD", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 26, "width": 449, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA DI DALAM REZIM EKONOMI G20 PADA MASA PEMERINTAHAN JOKO WIDODO Wiwiek Rukmi Dwi Astuti dan Laode Muhamad Fathun", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 471, "height": 94, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1995, perdagangan antar negara semakin diatur oleh aturan internasional yang harus dinegosiasikan dan diimplementasikan. Peran negara dalam konteks melakukan negosiasi dalam perjanjian perdagangan tentu masih bersifat signifikan. Meskipun konsep firm-firm diplomasi telah dimunculkan oleh Strange, namun diplomasi yang dilakukan oleh diplomat yang menjadi perwakilan resmi dari negara menjadi kunci penting dalam pelaksanaan diplomasi perdagangan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 178, "width": 471, "height": 281, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Selaras dengan hal itu, diplomasi finansial menjadi perhatian utama bagi negara yang menginginkan kestabilan finansial baik nasional maupun global. Hasil karya dari G7, G8, IMF dan Bank Dunia memposisikan negara menjadi aktor sentris terhadap diplomasi keuangan (Bayne 1998; Budd 2003; Kirton 1999; Wicks 2007 dalam Lee & Hocking, 2010). Banyak studi yang berargumen bahwa diplomasi finansial secara konsep berkeembang seiring dengan kejadian krisis keuangan yang senantiasa terjadi. Kelompok rezim ekonomi G20 merupakan bentuk integrasi ekonomi yang terjalin antara negara maju dan negara berkembang. Gilpin (2000) berargumen bahwa integrasi ekonomi negara berkembang terhadap perekonomian dunia akan menciptakan pertumbuhan ekonomi dan level produksi. Tingkat pertumbuhan ekonomi yang cepat akan cenderung ‘mengangkat semua perahu’ dalam masyarakat dan, pada waktunya, akan menguntungkan bagi semua. Memang, sebagian besar ekonom Amerika dan komentator lain percaya bahwa negara berkembang akan mengadopsi model Amerika dari ekonomi berorientasi pasar dan bahwa globalisasi akan meningkatkan penerimaan dunia terhadap individualisme dan demokrasi politik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 468, "width": 471, "height": 73, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada dasarnya, melalui pertemuan berkala, para pemimpin G20 telah mengadopsi prinsip kehati-hatian ( prudence) setiap kali mereka memperkenalkan kebijakan ekonomi, karena kebijakan tersebut dapat berdampak negatif pada ekonomi negara lain (Hermawan Y. P., 2017). Melalui prinsip tersebut, aktivitas diplomasi ekonomi menjadi penting bagi pembuatan kebijakan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 551, "width": 471, "height": 135, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bagi Indonesia, tentu G20 menyimpan sejumlah kepentingan strategis. G20 merupakan forum yang mementingkan permasalahan ekonomi khususnya perdagangan, investasi dan pembangunan infrastruktur. Maka dari itu, melalui G20, Indonesia diharapkan akan mengalami akselerasi pertumbuhan ekonomi, khususnya di sektor pembagunan infrastruktur (Hermawan Y. P., 2017). Sejak pelantikannya sebagai Presiden, Jokowi tidak pernah absen menghadiri KTT G20. Hal ini mencerminkan forward-thinking perspektif Jokowi yang menyadari pentingnya G20 sebagai platform strategis untuk pencapaian visi nasionalnya.", "type": "Text" }, { "left": 353, "top": 722, "width": 189, "height": 34, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "www.intermesticjournal.fisip.unpad.ac.id | 59 e-ISSN.2503-443X", "type": "Page footer" }, { "left": 69, "top": 17, "width": 281, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Intermestic: Journal of International Studies Volume 5, No. 1, November 2020 (47-69) doi:10.24198/intermestic.v5n1.4", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 471, "height": 218, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Posisi strategis Indonesia di G20 menentukan implementasi kebijakan luar negeri Indonesia di bidang ekonomi dalam diplomasi ekonomi. Dalam Nawa Cita dan RPJMN dijelaskan Indonesia memiliki 5 orientasi kebijakan luar negeri yakni: a) keamanan dan perdamaian, b) perlindungan warga negara Indonesia di luar negeri, c) diplomasi ekonomi, d) kerja sama ASEAN, dan e) diplomasi maritim (Fitriani & Panduwinata, 2018). Dalam implementasi diplomasi ekonomi Indonesia sebagai pilar politik luar negerinya tentunya memiliki strategi-strategi komprehensif untuk mencapai kepentingan tersebut. John Lovel (Masoed, 1994) menyampaikan akan pentingnya strategi dalam implementasi politik luar negeri. Ada empat strategi yang diterapkan yakni konfrontasi, korkondansi, leadership dan akomodasi. Indonesia memiliki dua komponen yakni korkondansi dan akomodasi. Diplomasi Indonesia dilakukan dengan kreatif, aktif, antisipatif, transparan luwes sesuai dengan amanat konstitusi Indonesia sesuai UU/37/1999.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 303, "width": 471, "height": 238, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Praktik operasional konsep diplomasi ekonomi di bawah Pemerintahan Presiden Jokowi jelas menekankan diplomasi ekonomi dengan lebih sentral dalam kebijakan luar negeri Indonesia. Pola ini menjadikan karakter diplomasi Indonesia yang selalu mendesain pola program dalam kepentingan bersama. Alasannya, dengan memperkuat diplomasi ekonomi mengarah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi negara dan mempromosikan kemakmuran nasional. Penekanan diplomasi ekonomi dalam kebijakan luar negeri Indonesia dengan jelas disebutkan dalam Rencana Strategis Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia untuk periode 2015-2019. Namun, dalam praktiknya, Sabaruddin (2016) mengakui bahwa Presiden Jokowi lebih menekankan pada pentingnya meningkatkan kinerja diplomasi komersial dan perdagangan Indonesia, khususnya dalam mempromosikan ekspor (terutama ekspor non-minyak) dan termasuk memperkuat misi perdagangan Indonesia yang akan keluar. Artinya program itu dirancang dalam kebijakan strategis yang kemudian dikomunikasikan baik di level bilateral, regional dan global.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 551, "width": 471, "height": 135, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam Rencana Strategis 2015-2019 Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dimuat bahwa posisi Indonesia sebagai satu-satunya negara di Asia Tenggara yang menjadi anggota G20 memotivasi Indonesia agar berperan aktif dalam upaya penanganan krisis ekonomi global dan mendorong reformasi tata kelola ekonomi dunia. Oleh karena itu diplomasi Indonesia di G20 perlu memperkuat kepentingan ekonomi nasional untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkualitas atau ( growth with equity ). Diplomasi Indonesia untuk mendukung quality growth atau growth with equity tersebut sejalan dengan kepentingan negara berkembang (Kementerian", "type": "Text" }, { "left": 179, "top": 38, "width": 366, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fachri Pramuja dan Fredy Buhama L. Tobing Fachri Pramuja dan Fredy Buhama L", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 734, "width": 227, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "60 | Departemen Hubungan Internasional FISIP UNPAD", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 26, "width": 449, "height": 22, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA DI DALAM REZIM EKONOMI G20 PADA MASA PEMERINTAHAN JOKO WIDODO Wiwiek Rukmi Dwi Astuti dan Laode Muhamad Fathun", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 471, "height": 32, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Luar Negeri, 2015). Fakta konkret diplomasi Indonesia dalam implementasi politik luar negerinya dengan melahirkan Diplomasi 4+1 yang disampaikan Menlu Retno Marsudi pada akhir 2019.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 116, "width": 471, "height": 136, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lebih lanjut, Menlu Retno Marsudi menyampaikan orientasi politik luar negeri Indoesia melalui diplomasi 4+1 (Kementerian Luar Negeri, 2019). Diplomasi ini meliputi penguatan diplomasi ekonomi; diplomasi perlindungan; diplomasi kedaulatan dan kebangsaan; dan peran Indonesia di kawasan dan global. Sementara plus satu-nya adalah penguatan infrastruktur diplomasi. Secara rinci, prioritas untuk memperkuat diplomasi ekonomi telah disiapkan yang terdiri dari enam langkah strategis. Penelitian ini menyoroti keenam langkah strategis dalam diplomasi ekonomi Indonesia di G20 ini", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 261, "width": 471, "height": 446, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pertama, kapitalisasi penguatan pasar domestik. Argumentasi poin ini adalah Indonesia sebagai negara besar dengan jumlah penduduk mencapai 250 juta lebih adalah peluang kerja sama bilateral, regional dan global untuk menggaet konsumen dalam negeri. Langkah strategis ini dilakukan Jokowi dalam diplomasi di forum G20. Akselerasi diplomasi ekonomi sebagai pilar politik luar negeri Indonesia terlihat pada KTT G20 Antalya Tukri pada 15 November 2015. Walaupun karakter diplomasi Jokowi lebih menggunakan pendekatan bilateralisme namun Jokowi memahami pentingnya isu ekonomi dan politik untuk saling bersinergi. Dua pertemuan penting yang dilakukan Jokowi adalah bertemu dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau. Pada pertemuan tersebut Jokowi membicarakan pentingnya kerjasama kedua negara dalam bidang ekonomi. Jokowi meminta Kanada tetap menjadi pasar produk-produk Indonesia serta mendorong peningkatan sumberdaya dan investasi serta infrastruktur. Selain itu, pertemuan G20 kembali menjadi ajang bilateralisme Jokowi dengan bertemu Presiden Tiongkok Xi Jing Ping. Kedua kepala negara membicarakan isu diplomasi ekonomi dalam bidang perbankan, yang Tiongkok siap membantu pembangunan infrastruktur di Indonesia melalui bank-bank Tiongkok menjadi 20 milyar USD. Pertemuan berikutnya adalah KTT G20 tahun 2016 yang dilaksanakan di Tiongkok dengan Jokowi menjadi pembicara kunci dalam KTT tersebut. Dalam pertemuan itu, Jokowi menyerukan diplomasi perdagangan dengan menyampaikan gagasan bahwa pentingnya kerjasama antara negara dengan tidak melakukan proteksi tarif dan non-tariff dalam perdagangan internasional. Jokowi juga menyerukan untuk melakukan investasi di Indonesia serta membangun UMKM. Di sela pertemuan multilateral Jokowi kembali bertemu Presiden Tiongkok untuk membicarakan dukungan Indonesia dalam program OBOR yang selaras dengan Poros Maritim Dunia. Selain itu, dalam pertemuan G20 tahun 2017 yang dilaksanakan di Jerman Jokowi", "type": "Text" }, { "left": 353, "top": 722, "width": 189, "height": 34, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "www.intermesticjournal.fisip.unpad.ac.id | 61 e-ISSN.2503-443X", "type": "Page footer" }, { "left": 69, "top": 17, "width": 281, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Intermestic: Journal of International Studies Volume 5, No. 1, November 2020 (47-69) doi:10.24198/intermestic.v5n1.4", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 471, "height": 73, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "membahas tentang isu terorisme dan ekonomi. Namun disela-sela pertemuan multilateral ternyata Jokowi kembali melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Amerika Serikat yang membahas tentang Amerika dapat menjadi pasar biodisel Indonesia. Pembicaraan isu ekonomi ini tentunya menguntungkan kedua negara (Rosyidin, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 158, "width": 472, "height": 238, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Langkah strategis kedua , penguatan pasar tradisional dan terobosan pasar non-tradisional. Pada poin ini selain mengutamakan dan tetap membangun relasi ekonomi tradisional seperti Eropa, Amerika, Tiongkok, Indonesia juga membidik Afrika sebagai pasar non-tradisional melalui kemitraan Indonesia-Africa Forum dan Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue. Kemitraan Indonesia dan Afrika sudah terjalin sejak lama. Hal ini terlihat ketika Konferensi Gerakan Non- Blok yang disponsori oleh Indonesia dan kemitraan ini semakin erat ketika Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika pada tahun 2015. Salah satu peran Indonesia untuk menjadikan Afrika sebagai pasar non-tradisional terlihat dalam KTT G20 yang dilaksanakan di Jerman pada tahun 2017. Pidato Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia dan Afrika memiliki kemitraan sejarah kemerdekaan sejak Konferensi Asia Afrika tahun 1955. Dalam pertemuan Leaders Retreat KTT G20, Jokowi juga menyampaikan bahwa G20 harus bermitra dengan Afrika atau G20 Africa Partnertship dengan target capaian 2063 melalui G20 Compact with Africa (Tempo.co, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 406, "width": 472, "height": 280, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jika melihat Konferensi Asia Afrika yang dilaksanakan di Bandung dan Jakarta pada tanggal 19-23 April 2015 sekaligus memperingati 60 tahun kerjasama konfrensi Asia Afrika, konfrensi tersebut memuat agenda berikut: (a) menelaah kembali dasasila bandung yang sudah dituliskan sebelumnya, (b) meningkatkan kembali kerjasama strategis negara-negara Asia Afrika, serta (c) mendukung deklarasi kemerdekaan Palestina. Pada poin (b) memiliki tiga pilar utama yakni (1) menyangkut komitmen politik untuk mendukung Palestina menjadi negara, reformasi PBB, perdamaian internasional serta penguatan kerjasama regional kawasan, (2) pada pilar ini menjadi perbedaan arah kebijakan luar negeri Jokowi yakni penguatan kerjasama maritim, seperti yang diinginkan Jokowi, untuk menjadi poros maritim dunia ( blue economic power ), menggiatkan konektivitas serta mobilisasi bisnis, dan (3) berhubungan dengan sosial budaya, seperti gender, diplomasi bencana, migrasi, pemuda. Pada pertemuan tersebut juga terjadi Reinvigorating the New Asian-African Strategic Partnership (NAASP) yang ditetapkan pada tahun 2005. Kerjasama utamanya dengan delapan fokus NAASP seperti terorisme, organisasi kejahatan transnasional, keamanan pangan, keamanan energi, kerjasama universitas (Fathun, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 179, "top": 38, "width": 366, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fachri Pramuja dan Fredy Buhama L. Tobing Fachri Pramuja dan Fredy Buhama L", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 734, "width": 227, "height": 23, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "62 | Departemen Hubungan Internasional FISIP UNPAD", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 26, "width": 449, "height": 22, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA DI DALAM REZIM EKONOMI G20 PADA MASA PEMERINTAHAN JOKO WIDODO Wiwiek Rukmi Dwi Astuti dan Laode Muhamad Fathun", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 471, "height": 466, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Langkah strategis diplomasi ekonomi Indonesia yang ketiga adalah penguatan perundingan perdagangan dan investasi. Pada upaya ini Indonesia meningkatkan kerja sama komprehensif seperti Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA), Free Trade Agreement (FTA), Preferential Trade Agreement (PTA ). Mitra kerja sama tersebut adalah peluang Indonesia dalam menjalin dan membuka peluang investasi untuk mendapatkan pemasukan negara yang besar. Kemitraan ini merupakan bagian penting untuk terus mengasah progesivitas diplomasi Indonesia pada saat negara lain pertumbuhan ekonominya stagnan. Misalnya di forum G20 masih sangat menarik bagi Indonesia. Keterlibatan Indonesia pada tahun 2018 atau KTT G20 yang dilaksanakan di Argentina. Uniknya pada pertemuan ini Indonesia diwakili oleh Jusuf Kalla yang membicarakan beberapa hal di antaranya adalah kondisi ekonomi global yang berorientasi pada komitmen membangun ekonomi yang kuat, berkesinambungan, seimbang dan inklusif dengan tercapainya inklusi perdagangan yang adil, transparan , rule based , non diskriminatif, dan pembentukan sistem pajak perdagangan yang efisien. Selain itu, Jusuf Kalla juga bertemu dengan Presiden Turki dan Putra Mahkota Arab Saudi. KTT ini dengan tema building consencus tentunya membawa isu-isu ekonomi untuk menjaga stabilitas ekonomi global (Rosyidin, 2019). Pertemuan KTT G20 Argentina ini menjadi fondasi pertemuan G20 berikutnya di Osaka Jepang. Pada kesempatan tersebut, ketika membahas tentang isu kerja sama ekonomi, Jokowi kembali melakukan diplomasi bilateralisme dalam bidang perdagangan dan investasi dengan Korea Selatan. Pertemuan ini menjadi lanjutan pertemuan tahun 2018 tepatnya pada bulan September. Kedua negara berkomitmen membangun iklim investasi dan perdagangan melalui Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement atau IKCEPA (Kompas.com, Di KTT G20, Ini 5 Topik Ekonomi yang Dibahas Presiden Jokowi, 2019). Pertemuan tersebut tentunya akan menguntungkan kemitraan strategis ekonomi yang inklusif, transparan, dan efisien.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 551, "width": 471, "height": 156, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Langkah keempat, promosi terpadu perdagangan dan investasi serta mendorong outbound investment. Pada poin Indonesia berupaya memaksimalkan Bilateral Investment Treaty dengan melakukan koordinasi dengan beberapa stakeholders seperti BUMN, BUMD, kementerian dan lembaga terkait. Hal ini untuk menciptakan iklim investasi yang nyata dengan produk-produk pengolahan yang mampu bersaing di pasar regional dan global. Jokowi yang selalu menyampaikan bahwa setiap pertemuan Indonesia harus memiliki manfaat. Diplomat Indonesia harus menjadi ‘ sales’ yang mampu membawa investor masuk ke Indonesia. Hal tersebut kemudian dibuktikan dengan penguatan kerjasama antara BKPM dan Kemlu untuk menggenjot investasi. Kedua", "type": "Text" }, { "left": 353, "top": 722, "width": 189, "height": 34, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "www.intermesticjournal.fisip.unpad.ac.id | 63 e-ISSN.2503-443X", "type": "Page footer" }, { "left": 69, "top": 17, "width": 281, "height": 25, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Intermestic: Journal of International Studies Volume 5, No. 1, November 2020 (47-69) doi:10.24198/intermestic.v5n1.4", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 471, "height": 197, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "lembaga mengakui pentingnya peran perwakilan Indonesia di luar negeri sebagai aktor strategis dalam diplomasi ekonomi. Memanfaatkan keanggotaannya di G20, Indonesia pun secara konsisten mengangkat isu investasi di forum ini. Dapat dilihat pada KTT G20 Buenos Aires 2018, Indonesia menyebutkan adanya tiga strategi utama untuk menarik investasi jangka panjang berkelanjutan, yaitu 1) kebijakan publik yang dirancang secara baik dan stabil demi kepastian hukum dan investasi, 2) menjaga reputasi pemerintah sebagai institusi publik yang dipercaya ( trusted ), 3) pemerintah harus memiliki dan menguasai risiko politik yang sering terjadi negara berkembang. Secara praktis, Indonesia mempromosikan perihal online single window untuk investasi, insentif fiskal melalui tax holiday dan tax allowance , serta sejumlah deregulasi untuk mendorong pembangunan infrastruktur (BKPM, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 282, "width": 471, "height": 322, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Selanjutnya, langkah kelima adalah menjaga kepentingan strategis ekonomi Indonesia. Pada poin ini Indonesia berupaya menciptakan iklim invetasi dan ekspor impor non-diskriminasi. Hal ini berhubungan dengan menguatnya diskriminasi produk sawit atau CPO Indonesia di Uni Eropa. Hal tersebut tentunya bertentangan dengan prinsip pasar bebas yang memberikan keleluasaan setiap negara untuk mengirimkan ekspor produknya asalkan sesuai dengan kriteria pengimpor bukan terbatas pada hambatan ekspor tarif dan non tarif. CPO merupakan sumber pendapatan bagi 6 juta rakyat Indonesia sehingga sektor ini sangat strategis bagi Indonesia. Pasca dikeluarkannya resolusi sawit dan larangan biodiesel berbasis kelapa sawit oleh Parlemen Uni Eropa, Menteri Perdagangan Indonesia segera menyatakan akan mengambil langkah melalui forum G20 (Kompas.com, 2017). Secara konkret, pada KTT G20 Osaka 2019, pemerintah Indonesia menyampaikan komitmen terkait transisi energi dan perlindungan lingkungan hidup. Melalui pertemuan tingkat menteri di G20, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral dan Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup berhasil menyepakati komunike energi G20. Komitmen tersebut menggambarkan bahwa Indonesia telah berhasil menyampaikan perkembangan dan capaian program biofuel sehingga dapat diterima negara anggota G20 menjadi bagian energi terbarukan untuk dipakai di negara mereka (2019).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 613, "width": 471, "height": 94, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Terakhir, yaitu langkah strategis keenam yang mendukung diplomasi ekonomi Indonesia yaitu, mendorong ekonomi 4.0 yang meliputi industri digital, ekonomi kreatif dan pengembangan SDM Indonesia . Kebijakan ini diperlukan untuk meningkatkan produktivitas berbagai industri di Indonesia, maupun membuka akses bagi kelompok menengah ke bawah di pasar internasional, inklusi keuangan, dan ekonomi kreatif, sehingga pertumbuhan ekonomi nasional akan semakin", "type": "Text" }, { "left": 179, "top": 38, "width": 366, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fachri Pramuja dan Fredy Buhama L. Tobing Fachri Pramuja dan Fredy Buhama L", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 734, "width": 227, "height": 23, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "64 | Departemen Hubungan Internasional FISIP UNPAD", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 26, "width": 449, "height": 22, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA DI DALAM REZIM EKONOMI G20 PADA MASA PEMERINTAHAN JOKO WIDODO Wiwiek Rukmi Dwi Astuti dan Laode Muhamad Fathun", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 471, "height": 259, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "tinggi dan rata. Berkaitan dengan visi pembangunan ekonomi inklusif Presiden Jokowi, di KTT G20 di Osaka 2019 Indonesia mengkonseptualisasikan IDEA Hub sebagai platform global untuk pelaku bisnis digital, terutama yang telah mencapai status unicorn , untuk mengumpulkan ide dan berbagi pengalaman mereka yang diharapkan bermanfaat bagi pemerintah, sektor swasta, dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Inisiatif tersebut diusulkan dalam upaya untuk mengurangi kesenjangan ekonomi dan sosial di antara negara-negara. Lebih jauh, dalam poin 10- 12 Leaders Declaration G20, telah disepakati Innovation: Digitalization, Data Free Flow with Trust yang bersifat mendukung visi Presiden Jokowi. Transformasi ini menjadi komitmen Indonesia untuk aktif berperan menciptakan ekonomi yang kompetitif. Artinya Indonesia mampu mengkomunikasikan hasil pemikirannya sehingga berbentuk deklarasi. Adanya deklarasi tersebut menjadi bukti kuat bahwa Indonesia bukan hanya menjadikan transformasi ekonomi digital sebagai komitmen nasional tetapi juga menghimbau negara-negara di G20 untuk bersama-sama membangun ekonomi berbasis teknologi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 344, "width": 471, "height": 363, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Presiden Jokowi senantiasa menegaskan pentingnya bersikap inklusif dalam era ekonomi digital di berbagai fora internasional seperti G20. Salah satu contoh isu prioritas yang sering digaungkan oleh pemerintah Indonesia adalah roadmap kebijakan e-commerce , khususnya bagi UMKM, untuk mendukung pengembangan e-commerce . Jadi, roadmap pembangunan ekonomi yang inklusif bagi Indonesia adalah dengan menggunakan platform digital. Pemahaman ekonomi inklusif bagi Jokowi adalah bukti komitmen untuk mendesain ekonomi yang komprehensif di era digital. Indonesia berkomitmen untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional, regional dan global melalui kerja sama G20. Itu artinya setelah Indonesia mampu mendesain kebijakan strategisnya Indonesia mengomunikasikan komitmen tersebut dengan upaya memfasilitasi pebisnis global untuk berdagang, berinvestasi dan menanamkan modalnya di Indonesia. Sebagai mahluk rasional negara tentunya tidak bisa hidup sendiri apalagi dengan posisi sebagai negara demokrasi. Adapun keterbatasan tersebut adalah menyangkut tiga poin. Poin pertama, kemampuan sumber daya yang menyangkut sumber daya manusia dan sumber daya produksi. Indonesia barangkali memiliki sumber daya produksi yang banyak namun kelemahannya belum tentu kompetitif, produktif, dan inklusif. Selain itu dari segi sumber daya manusia belum bisa bersaing untuk menciptakan tenaga kerja yang cepat, unggul dan efisien. Hampir sebagain besar tenaga kerja ahli berasal dari negara lain. Poin berikutnya, kemampuan teknologi di era digital untuk menciptakan ekonomi yang inklusif bagi kreativitas pola ekonomi harus fleksibel termasuk menggunakan teknologi informasi.", "type": "Text" }, { "left": 353, "top": 722, "width": 189, "height": 34, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "www.intermesticjournal.fisip.unpad.ac.id | 65 e-ISSN.2503-443X", "type": "Page footer" }, { "left": 69, "top": 17, "width": 281, "height": 25, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Intermestic: Journal of International Studies Volume 5, No. 1, November 2020 (47-69) doi:10.24198/intermestic.v5n1.4", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 471, "height": 156, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lahirnya pola ekonomi digital akan menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk bisa ikut membangun ekonomi global. Poin terakhir adalah ketersediaan anggaran dan tata kelola ekonomi. Pada poin ini adalah Indonesia tentunya memiliki keterbatasan anggaran untuk mengelola sumber produksi yang inklusif. Dengan adanya diplomasi perdagangan dan komersial menjadikan peluang buat Indonesia untuk memperoleh dana dan devisa hasil perdagangan dengan mitra negara. Selain itu, beberapa hambatan tata kelola baik tarif dan non-tarif bisa saja menjadi penghalang karakter diplomasi ekonomi Indonesia. Banyaknya aturan investasi, penanaman modal akan menghambat masuknya donor ke Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 241, "width": 471, "height": 52, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan analisis langkah strategis diplomasi ekonomi Indonesia, penelitian ini melihat bahwa berdasarkan klusterisasi milik Rana, maka Indonesia dapat disebut berada dalam kluster evolving .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 323, "width": 211, "height": 9, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 2 – Tipologi Diplomasi Ekonomi Indonesia", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 341, "width": 450, "height": 196, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Manajemen Ekonomi Eksternal Adanya koordinasi antara Kementerian perdagangan dan Kemlu; persaingan dapat terjadi; Indonesia menunjukkan kolaborasi dan koordinasi. Manajemen Kebijakan Inter-ministry atau koordinasi di tingkat kabinet; Sherpa G20 Indonesia yang mengkoordinir hubungan antar kementerian dalam G20 Peran Non-State Actor Prosedur baru, strong networking; Pertemuan B20 dalam agenda G20. Bantuan Economi: Recipient Networking antara instansi pengelola bantuan dan Kemlu; Agensi negara penerima bantuan Bantuan Economi: Donor Program modest , biasanya meliputi kerjasama teknis; Penegasan oleh Jokowi bahwa status Indonesia bukan negara recipient Promosi Perdagangan Perjanjian kerja sama, sering merupakan integrasi dari upaya politik dan ekonomi; Indonesia mengikuti banyak working grup ataupun study grup di G20. Promosi Investasi Kemlu dan keduataan bekerja secara aktif dengan instansi di dalam negeri, sering berdasarkan inisiatif individu; Kerja sama aktif Kemlu dan BKPM Peran Diplomasi Regional Aktif; Indonesia menjadi negara representatif kawasan Asia Tenggara di G20.", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 561, "width": 471, "height": 136, "page_number": 19, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Oleh sebab itulah diplomasi ekonomi Indonesia mampu menunjang implementasi politik luar negeri Indonesia . Diplomasi ekonomi Indonesia di atas merupakan wadah atau arena bagi Indonesia untuk mencari kawan yang bisa dijadikan mitra strategis Indonesia dalam membangun stabilitas ekonomi. Indonesia menjadikan pertemuan-pertemuan tersebut sebagai arena menempatkan posisi untuk meningkatkan kualitas kepemimpinan nasional, regional dan global. Selain itu juga kerja sama di atas merupakan fondasi Indonesia untuk memperkuat dirinya sebagai negara yang memiliki kemampuan ekonomi yang bagus yang tergabung dalam G20 sebagai rezim", "type": "Text" }, { "left": 179, "top": 38, "width": 366, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fachri Pramuja dan Fredy Buhama L. Tobing Fachri Pramuja dan Fredy Buhama L", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 734, "width": 227, "height": 23, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "66 | Departemen Hubungan Internasional FISIP UNPAD", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 26, "width": 449, "height": 22, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA DI DALAM REZIM EKONOMI G20 PADA MASA PEMERINTAHAN JOKO WIDODO Wiwiek Rukmi Dwi Astuti dan Laode Muhamad Fathun", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 471, "height": 32, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ekonomi global. Artinya Indonesia mampu berperan secara global dalam meningkatkan stabilitas ekonomi nasional, regional dan global.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 137, "width": 52, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Simpulan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 158, "width": 471, "height": 197, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penjelasan penulis memberi pengetahuan kepada pembaca bahwa Indonesia sebagai negara demokratis selalu mengambil posisi strategis untuk mewujudkan kepentingan ekonominya. Ekonomi menjadi domain penting dalam orientasi politik luar negeri Indonesia, sehingga ekonomi adalah upaya Indonesia terlibat dalam menstabilkan ekonomi nasional, regional dan internasional. Pola pemikiran ini sebagai bentuk rasionalitas negara modern yang mengkalkulasi setiap kontribusi melalui aksi. Perubahan ekonomi politik global tentu saja menuntut peran aktif dan adaptif dalam menjalin hubungan ekonomi dalam kerja sama internasional. Diplomasi ekonomi menjadi salah satu instrumen penting bagi Indonesia dalam mewujudkan kemakmuran Indonesia, sehingga kemampuan dalam berdiplomasi ekonomi merupakan hal yang krusial (Kementerian Luar Negeri, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 365, "width": 471, "height": 156, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Aksi Indonesia itu kemudian, dibuktikan dengan keterlibatan Indonesia di G20 sebagai upaya berkontribusi dalam ekonomi global. Orientasi ekonomi yang tinggi membuat diplomasi ekonomi adalah pilihan rasional bagi Indonesia untuk menjaga kepentinganya di luar negeri. Diplomasi ekonomi Indonesia digunakan sebagai upaya untuk mencapai kepentingan nasional dan internasional baik bidang perdagangan, investasi dan finansial. Dengan kolaborasi tiga bidang tersebut diharapkan bisa menjadi indikator menjaga stabilitas ekonomi Indonesia dan global serta sebagai upaya mencari mitra dan menjaga mitra Indonesia di luar negeri. Dengan demikian, upaya tersebut sebagai bentuk implementasi politik luar negeri Indonesia pada bidang ekonomi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 565, "width": 52, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Referensi", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 607, "width": 471, "height": 38, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ariyanti, F. (2014, February 25). Usul Indonesia Sukses Diterima Negara G20 . Diambil dari Liputan 6: https://www.liputan6.com/bisnis/read/2015267/usul-indonesia-sukses- diterima-negara-g20", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 648, "width": 471, "height": 25, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Baldwin, D. A. (1993). Neorealism and Neoliberalism: The Contemporary Debate. New York: Columbia University Press.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 676, "width": 471, "height": 24, "page_number": 20, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bishop, M. L. (2019, June). Has the Multilateral Fightback Begun. Diambil dari Global Policy Journal:", "type": "List item" }, { "left": 353, "top": 722, "width": 189, "height": 34, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "www.intermesticjournal.fisip.unpad.ac.id | 67 e-ISSN.2503-443X", "type": "Page footer" }, { "left": 69, "top": 17, "width": 281, "height": 25, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Intermestic: Journal of International Studies Volume 5, No. 1, November 2020 (47-69) doi:10.24198/intermestic.v5n1.4", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 472, "height": 66, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "https://www.globalpolicyjournal.com/sites/default/files/Has%20the%20Multilateral%20F ightback%20Begun_0.pdf BKPM. (2018). Tiga Strategi Indonesia Menarik Investor di Pertemuan G20 . Retrieved from BKPM: https://www.bkpm.go.id/id/publikasi/detail/berita/tiga-strategi-indonesia- menarik-investor-di-pertemuan-g20", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 144, "width": 468, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "BKPM. (2019). Total Realisasi Investasi Tahun 2018 sebesar Rp 721,3 trilliun, Naik 4,1%.", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 158, "width": 435, "height": 38, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jakarta: BKPM. Retrieved from https://www.bkpm.go.id/images/uploads/file_siaran_pers/Narasi_Bahasa_Indonesia_Pres s_Release_TW_IV_2018.pdf", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 199, "width": 471, "height": 25, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dobson, H. (2017). Asia in the G20: From Missed to Emerging Opportunity? Global Policy - Global Leadership Initiative .", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 227, "width": 471, "height": 80, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fathun, L. M. (2017). Kebijakan Ideosinkretik (Wholistic) Joko Widodo (Jokowi) Dalam Konperensi Asia Afrika Tahun 2015. Dinamika Global, 2 No. 2 , 42-67. Fitriani, & Panduwinata, V. C. (2018). Analisis Kinerja Kementerian Luar Negeri Indonesia (2015-2018). CSIS Working Paper Series . Gilpin, R. (2000). The Challenge of the World Global Economy Capitalism in the 21st Century. New Jersey: Princeton University Press.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 310, "width": 471, "height": 135, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Haryono, E. (2019). Economic Diplomacy As Indonesian Foreign Policy Orientation In 2015- 2018: Challenges And Opportunities. Global Strategis, Vol. 13 No. 2 , 49-62. Hermawan, Y. P. (2015). Quickwins dan Strategi Indonesia di G20 Mewujudkan Kemandirian Ekonomi dalam Konteks Ketidakpastian Global. Bandung: FISIP UNPAR. Hermawan, Y. P. (2017). G20, Indonesia and the Quest for Parameters of Sustainable Infrastructure. Henrich Boll Stiftung Southeast Asia . Hornung, M. (2017, 05 31). Indonesiaʼs dilemma: The G20 and the United Nationsʼ Sustainable Development Goals within a National Context. Retrieved from Heinrich Böll Foundation: https://www.boell.de/sites/default/files/e-paper_international_politics_g20_indonesia_- _baf.pdf", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 448, "width": 471, "height": 38, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jessop, B. (2016, March). The Changing Roles of States in Promoting & Resisting Neoliberal Globalization. Journal of Ritsumeikan Social Sciences and Humanities, 7 , 13-28. Kementerian Luar Negeri. (2015). Renstra Kemenlu 2015-2019. Jakarta: Kemenlu.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 489, "width": 471, "height": 39, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kementerian Luar Negeri. (2019, October 29). Penyampaian Prioritas Politik Luar Negeri 2019- 2024 [Press Release]. Retrieved from Kementerian Luar Negeri: https://kemlu.go.id/ Kompas.com. (2017, April 10). Pemerintah Akan Bawa \"Penjegalan\" CPO oleh Uni Eropa ke", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 530, "width": 435, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Forum G20 . Retrieved from Kompas:", "type": "Table" }, { "left": 108, "top": 544, "width": 429, "height": 25, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "https://money.kompas.com/read/2017/04/10/202245026/pemerintah.akan.bawa.penjegala n.cpo.oleh.uni.eropa.ke.forum.g20", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 572, "width": 471, "height": 38, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kompas.com. (2019, Juni 30). Di KTT G20, Ini 5 Topik Ekonomi yang Dibahas Presiden Jokowi . Retrieved from Kompas: https://money.kompas.com/read/2019/06/30/110100626/di-ktt- g20-ini-5-topik-ekonomi-yang-dibahas-presiden-jokowi?page=all", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 613, "width": 471, "height": 66, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lee, D., & Hocking, B. (2010). Economic Diplomacy. dalam R. A. (ed.), The International Studies Encyclopedia (pp. 1216-1227). Chichester: Wiley-Blackwell. Legowo-Zipperer, V. (2017, July 07). Indonesia among the best economies in the G20 . Diakses dari DW: https://www.dw.com/en/indonesia-among-the-best-economies-in-the-g20/a- 39598526", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 682, "width": 408, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Masoed, M. (1994). Hubungan Internasional Disipilin dan Metologi. Jakarta: LP3S.", "type": "Text" }, { "left": 179, "top": 38, "width": 366, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fachri Pramuja dan Fredy Buhama L. Tobing Fachri Pramuja dan Fredy Buhama L", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 734, "width": 227, "height": 23, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "68 | Departemen Hubungan Internasional FISIP UNPAD", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 26, "width": 449, "height": 22, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DIPLOMASI EKONOMI INDONESIA DI DALAM REZIM EKONOMI G20 PADA MASA PEMERINTAHAN JOKO WIDODO Wiwiek Rukmi Dwi Astuti dan Laode Muhamad Fathun", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 471, "height": 39, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "OECD. (2019). OECD Technical Report on Progress on Structural Reform under the G20 Enhanced Structural Reform Agenda. Paris: OECD Publishing. Retrieved from oe.cd/g20- esra-2019", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 116, "width": 471, "height": 25, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "OECD. (2020, July). G20 - Quarterly Growth Rates of GDP in volume . Retrieved from OECD Stats: https://stats.oecd.org/index.aspx?queryid=33940", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 144, "width": 471, "height": 25, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Program Biofuel Diakui Dalam Pertemuan G20 . (2019, Juli 5). Diakses dari Majalah Sawit Indonesia: https://sawitindonesia.com/program-biofuel-diakui-dalam-pertemuan-g20/", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 172, "width": 471, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rana, K. S. (2007). Economic Diplomacy: The Experience of Developing Countries. In N. B.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 185, "width": 435, "height": 39, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Woolcock, The New Economic Diplomacy: Decision Making and Negotiations in International Relations (pp. 93-112). Surrey/Burlington: Ashgate. Retrieved from Kishan S. Rana: https://kishanrana.diplomacy.edu/", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 227, "width": 471, "height": 25, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Reus-Smit, C., & Snidal, D. (2008). The Oxford Handbook of International Relations. Oxford: Oxford University Press.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 254, "width": 471, "height": 25, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rosyidin, M. (2019). Indonesia Menuju Kekuatan Global Abad 21 PolitikLuar NegeriIndonesia di Era Joko Widodo. Jakarta: Kompas Gramedia.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 282, "width": 471, "height": 108, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sabaruddin, S. S. (2016). Grand Design Diplomasi Ekonomi Indonesia: Sebuah Pendekatan Indeks Diplomasi Ekonomi. Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional, 12 No. 1 , 69-90. Strange, S. (1992). States, firms and diplomacy. International Affairs, 68 (1), 1–15. Sushanti, S. (2019). Indonesia dalam G20: Peluang atau Tren. Jurnal Ilmiah Widya Sosiopolitika, 1 (1), 1-14. Tempo.co. (2017, Juli 9). Jokowi: Indonesia Dukung Peningkatan Kerja Sama G20 dengan Afrika . Retrieved from Tempo: https://nasional.tempo.co/read/889956/jokowi-indonesia-dukung- peningkatan-kerja-sama-g20-dengan-afrika", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 392, "width": 471, "height": 39, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Wibisono, M. (2011, 10 05). Kerjasama Ekonomi Internasional: G20. Retrieved from ASEAN Foundation: http://www.aseanfoundation.org/documents/ed/2011/20111005_G20_ Intelstrat.pdf", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 434, "width": 308, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Zartman, R. A. (2007). Diplomacy Game. New York: Springer.", "type": "Text" } ]
21253776-00b7-e7ca-7f90-b869287d80ec
https://j-innovative.org/index.php/Innovative/article/download/9046/6294
[ { "left": 234, "top": 790, "width": 128, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright @ Hariani, Kamil", "type": "Page footer" }, { "left": 110, "top": 39, "width": 258, "height": 56, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INNOVATIVE: Journal Of Social Science Research Volume 4 Nomor 1 Tahun 2024 Page 11086-11097 E-ISSN 2807-4238 and P-ISSN 2807-4246", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 101, "width": 282, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Website: https://j-innovative.org/index.php/Innovative", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 146, "width": 404, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Pada Mata Pelajaran PAI Di Kelas XI SMA Tarbiyah Islamiyah Hamparan Perak", "type": "Section header" }, { "left": 255, "top": 217, "width": 87, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hariani 1 ✉ , Kamil 2", "type": "Text" }, { "left": 201, "top": 242, "width": 194, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Pembangunan Panca Budi Email: [email protected] 1 ✉", "type": "Text" }, { "left": 284, "top": 307, "width": 39, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 60, "top": 326, "width": 487, "height": 223, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian dilaksanakan di kelas XI SMA Tarbiyah. Tujuan penelitian ini, ntuk mengetahui dan menjelaskan implementasi Kurikulum Merdeka pada mata pelajaran PAI dan faktor pendukung dan penghambat implementasi kurikulum merdeka belajar pada mata pelajaran PAI. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif: mendeskripsikan fenomena kondisi di lapangan, budaya informal. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Keabsahan data menggunakan teknik analisis yaitu reduksi, display dan verifikasi. Hasil dan kesimpulan penelitian guru dalam memulai pembelajaran membuka pelajaran, memulai tepat waktu lanjut sesi tanya jawab, ditutup dengan penilaian guru menggunakan formatif dan sumatif. Faktor pendukung: motivasi siswa yang baik, dukungan pihak sekolah, tenaga pengajar yang memiliki pengetahuan linier dan dukungan orang tua. Sedangkan faktor penghambatnya adalah adanya kebijakan yang sering diubah oleh pemerintah dan kemampuan siswa yang berbeda-beda sehingga dalam proses pembelajaran guru harus menerapkan berbagai strategi pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 554, "width": 317, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar, Pelajaran PAI", "type": "Text" }, { "left": 234, "top": 790, "width": 128, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright @ Hariani, Kamil", "type": "Page footer" }, { "left": 278, "top": 39, "width": 42, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 60, "top": 58, "width": 479, "height": 243, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The research was carried out in class XI of Tarbiyah High School. The aim of this research is to find out and explain the implementation of the Independent Curriculum in PAI subjects and the supporting and inhibiting factors for the implementation of the independent learning curriculum in PAI subjects. The method used is qualitative research: describing the phenomenon of conditions in the field, informal culture. This research uses data collection techniques, namely observation, interviews and documentation. The validity of the data uses analysis techniques, namely reduction, display and verification. The results and conclusions of the teacher's research in starting learning opened the lesson, started on time, continued with the question and answer session, closed with teacher assessment using formative and summative. Supporting factors: good student motivation, school support, teaching staff who have linear knowledge and parental support. Meanwhile, the inhibiting factors are the existence of policies that are often changed by the government and the different abilities of students so that in the learning process teachers have to apply various learning strategies. Keywords: Implementation of the Independent Learning Curriculum, Islamic Education Lessons", "type": "Text" }, { "left": 266, "top": 327, "width": 87, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 348, "width": 470, "height": 243, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arah dan tujuan kurikulum pendidikan akan mengalami pergeseran dan perubahan seiring dengan dinamika perubahan sosial yang disebabkan oleh berbagai faktor internal maupun eksternal. Sifatnya yang dinamis dalam menyikapi perubahan menjadikan kurikulum mutlak harus fleksi bel dan futuristik. Urgensi pengembangan kurikulum adalah berguna untuk membantu peserta didik dan guru dalam melakukan proses pendidikan dan pengajaran. Semua itu akan menjadi bahan pertimbangan dalam mendesain serta mengembang kan kurikulum. Selain itu, partisipasi masyarakat aktif juga sangat dihara pkan untuk memberikan sumbangan pemikiran dalam merespons setiap perubahan. Banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan kuri kulum. Mulai dari pemahaman teori dan konsep kurikulum, asas asas kuri kulum, macam macam model konsep kurikulum, anatomi dan desain kuri kulum, landasan landasan pengembangan kurikulum, serta lainnya yang berkaitan dengan proses pengembangan kurikulum.(Khoirurrijal, Fadriati, n.d.)", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 597, "width": 470, "height": 119, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pentingnya Kurikulum, menurut Munandar yang merupakan jantung pendidikan yang dapat menentukan keberlangsungan pendidikan. (Munandar, 2017) Sesuai yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003 bahwa, Kurikulum merupakan pedoman dalam penyelenggaraan pembelajaran di sekolah yang berisi seperangkat rencana pembelajaran termasuk tujuan, isi, bahan ajar dan metode pembelajaran untuk mencapai sebuah tujuan pendidikan nasional.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 721, "width": 470, "height": 36, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam upaya menangani krisis belajar tersebut, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan kemudian mensosialisasikan kurikulum baru, yaitu kurikulum merdeka belajar", "type": "Text" }, { "left": 234, "top": 790, "width": 128, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright @ Hariani, Kamil", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 39, "width": 469, "height": 98, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "untuk memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan, membahagiakan dan bermakna bagi peserta didik dalam semua jenjang. Permasalahan belajar tersebut justru menjadi ide baru bagi dunia pendidikan untuk senantiasa mengembangkan potensi dari setiap peluang dan tantangan yang terjadi selama pandemi dan terjadilah perkembangan inovasi yang sangat pesat.(E, 2020)", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 143, "width": 470, "height": 201, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam pengaplikasian Kurikulum baru ini, peserta didik dapat belajar langsung melalui sebuah projek. Aktivitas tersebut membebaskan peserta didik untuk menuangkan keterampilan dan potensi diri pada berbagai bidang yang diminati. Aktivitas projek Kurikulum Merdeka Belajar sangat tepat digunakan untuk siswa di jenjang SMA khususnya di SMA Tarbiyah Islamiyah. Dimana usia siswa SMA perlu terus melatih dan menambah pengetahuan dan keterampilan untuk mempersiapkan diri terjun ke dunia kerja dan masyarakat umum. Implementasi perubahan kurikulum 2013 menjadi Merdeka Belajar merupakan proses yang panjang sehingga Pemerintah perlu memberikan pelatihan dan kelengkapan perangkat serta media yang menunjang berjalannya pembelajaran. Namun, pada kenyataannya, implementasi.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 350, "width": 470, "height": 285, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kurikulum Merdeka akan terus dikembangkan dan menyesuaikan dengan kemampuan masing-masing dari sekolah. Dalam orientasinya, Kurikulum Merdeka Belajar berfokus pada pembelajaran intrakurikuler kepada peserta didik yang lebih mengoptimalkan konten dalam memahami konsep, menguatka kompetensi, pengembangan karakter, dan pemberian fleksibilitas. Peserta didik memiliki hak untuk memilih materi yang diminati dan guru bebas menyesuaikan media belajar yang cocok dengan kebutuhan dan minat peserta didik. Kurikulum merdeka belajar diharapkan dapat memberikan kualitas belajar kepada peserta didik yang tenang dan santai, serta terbebas dari tekanan untuk menunjukkan bakatnya secara natural. Tersusunnya Kurikulum Merdeka bertujuan diharapkan dapat menguatkan tidak hanya aspek pengetahuan, tapi juga aspek keterampilan peserta didik. Hal ini kemudian diaplikasikan dengan memperbanyak praktik berbasis projek. Melalui projek yang disesuaikan dengan tema pada Kurikulum Merdeka belajar bertujuan untuk menguatkan pencapaian profil Pelajar Pancasila, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran tertentu saja.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 641, "width": 470, "height": 119, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Merdeka belajar berfokus pada kebebasan dan pemikiran kreatif. Guru dan peserta didik bebas untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan yang dimiliki peserta didik dengan memberikan banyak pelatihan pada bidang yang diminati. Selain itu, pengembangan pendidikan karakter juga diberikan dengan mengadopsi nilai-nilai karakter bangsa yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Kurikulum merdeka diharapkan dapat Adanya kurikulum merdeka belajar merupakan salah satu upaya peningkatan mutu", "type": "Text" }, { "left": 234, "top": 790, "width": 128, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright @ Hariani, Kamil", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 39, "width": 470, "height": 77, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pendidikan di indonesia untuk memenuhi kebutuhan zaman. Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar pada setiap jenjang, khususnya jenjang SMA, tidak semata-mata sebuah keputusan baru yang bertujuan untuk meredakan kekhawatiran learning loss pada peserta didik selama pandemi.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 122, "width": 470, "height": 347, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam orientasinya, Kurikulum Merdeka Belajar berfokus pada pembelajaran intrakurikuler kepada peserta didik yang lebih mengoptimalkan konten dalam memahami konsep, menguatkan kompetensi, pengembangan karakter, dan pemberian fleksibilitas. Peserta didik memiliki hak untuk memilih materi yang diminati dan guru bebas menyesuaikan media belajar yang cocok dengan kebutuhan dan minat peserta didik. Kurikulum merdeka belajar diharapkan dapat memberikan kualitas belajar kepada peserta didik yang tenang dan santai, serta terbebas dari tekanan untuk menunjukkan bakatnya secara natural. (Ishma Shafiyatu Sa’diyah, Raya Oktavia, Raden Syara Bisyara, 2023) . Kurikulum sebagai sistem dijelaskan kedudukan kurikulum dalam hubungannya dengan sistem-sistem lain, komponen-komponen kurikulum, kurikulum dalam berbagai jalur, jenjang, jenis pendidikan, manajemen kurikulum, dan sebagainya, kurikulum sebagai rencana diungkap beragam rencana dan rancangan atau desain kurikulum. Rencana bersifat menyeluruh untuk semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan atau khusus untuk jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Demikian pula, dengan rancangan atau desain, terdapat desain berdasarkan konsep, tujuan, isi, proses, masalah, kebutuhan siswa. Dengan demikian peneliti tertarik membuat judul Implentasi Kurikulum Merdeka Belajar di SMA Tarbiyah Islamiyah Hamparan Perak.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 475, "width": 469, "height": 56, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan dalam penelitian ini mengetahui dan menjelaskan Implementasi Kurikulum Merdeka pada pelajaran PAI dan faktor pendukung dan penghambat implementasi kurikum Merdeka Belajar.", "type": "Text" }, { "left": 253, "top": 558, "width": 114, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 579, "width": 470, "height": 160, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode penelitian yang peneliti gunakan adalah pendekatan penelitian kualitatif disebut juga penelitian naturalistik dan menggunakan metode deskriptif analitis. Menurut Sugiyono, metode penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian yang dilakukan secara alami sesuai dengan keadaan atau kondisi di lapangan, dan jenis data yang dikumpulkan adalah kualitatif dan hasil penelitian kualitatif menekankan pada makna. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Suatu metode mempunyai hal-hal tersendiri yang perlu diperhatikan yaitu metode ilmiah, data, tujuan dan kegunaannya..(Sugiyono, 2016)", "type": "Text" }, { "left": 234, "top": 790, "width": 128, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright @ Hariani, Kamil", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 39, "width": 470, "height": 139, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan demikian, penelitian kualitatif bertujuan untuk memperoleh pemahaman mendalam mengenai permasalahan kemanusiaan dan sosial, bukan untuk menggambarkan kenyataan yang ada di permukaan seperti yang dilakukan penelitian kuantitatif dengan positivismenya. Karena peneliti menafsirkan bagaimana subjek memperoleh makna dari lingkungan sekitarnya, dan bagaimana makna tersebut mempengaruhi perilakunya. Penelitian dilakukan dalam suasana naturalistik, bukan hasil perlakuan atau manipulasi variabel-variabel yang terlibat.(Muhammad Rijal Fadli, 2021)", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 184, "width": 469, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan beberapa teknik untuk memperoleh data dalam penelitian, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 225, "width": 459, "height": 119, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Observasi. Observasi yaitu pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Menurut M. Djunaidi Ghony pemeran serta sebagai pengamat yang dimaksud adalah peneliti sebagai pengamat tidak sepenuhnya sebagai pemeran serta, tetapi masih melakukan fungsi pengamat. Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.(Al-Mansur, 2015)", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 349, "width": 460, "height": 58, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Wawancara. Wawancara (interview ) menurut Kartini Kartono adalah “suatu percakapan yang diarahkan pada suatu 5masalah tertentu; ini merupakan proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 412, "width": 459, "height": 57, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c) Dokumentasi. Studi dokumentasi dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan bahkan untuk meramalkan. Mencari dan mempelajari dokumen yang berkaitan dengan penguatan Karakter siswa melalui Pendidikan Agama Islam.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 475, "width": 470, "height": 77, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatf deskriptif, dan menggunakan pendekatan fenomologi, yaitu pendekatan yang berusaha memahami,hal-hal yang terjadi di lapangan secara nyata tanpa dibuat buat oleh peneliti.(Hasrida Hutabarat, Rahmatika Elindra, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 558, "width": 469, "height": 56, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun yang menjadi informan utama dalam penelitian ini yaitu guru Pendidikan Agama Islam dan siswa/i di SMA Tarbiyah Islamiyah Hamparan Perak. Adapun teknik analisi data sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 620, "width": 460, "height": 119, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemutusan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar yang mun cul dari catatan lapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data, dimulai dengan membuat ringkasan, mengkode, menelusuri tema, menulis memo, dan lain sebagainya, dengan maksud menyisihkan data atau informasi yang tidak relevan, kemudian data tersebut diverifikasi.", "type": "List item" }, { "left": 234, "top": 790, "width": 128, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright @ Hariani, Kamil", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 459, "height": 98, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Penyajian data merupakan pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penarikan kesimpulan atau verifikasi. Penelitian harus sampai pada kesimpulan dan melakukan verifikasi, baik dari segi makna maupun kebenaran kesimpulan yang disepakati oleh tempat penelitian itu dilaksanakan.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 143, "width": 470, "height": 56, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dilakukan untuk mengetahui data secara Nasional mengenai asas-asas Pancasila oleh siswa Indonesia. Mendikbud mengutarakan setidaknya ada dua alasan mengapa pelaksanaannya dilakukan di tengah jenjang.(Kemendikbud, 2023).", "type": "Text" }, { "left": 239, "top": 226, "width": 141, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 246, "width": 469, "height": 98, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, kegiatan pembelajaran di SMA Tarbiyah Islamiyah dilaksanakan dengan menggunakan Kurikulum Merdeka Belajar pada kelas XI. Berdasarkan hal tersebut Kurikulum Merdeka Belajar diterapkan secara bertahap, sesuai dengan kemampuan yang bisa dilakukan. Guru berusaha menambah wawasan mengenai kurikulum merdeka, agar dapat menerapkan dengan baik dan benar.", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 360, "width": 287, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Langkah Pertama yang Dilakukan dengan Perencanaan", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 381, "width": 470, "height": 140, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam merencanakan Kurikulum Merdeka Belajar yang dilaksanakan di kelas Setelah dibekali dengan konsep Kurikulum Merdeka Belajar, guru melakukan perencanaan dalam kurikulum mandiri sendiri, antara lain membuat Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan, merencanakan Alur Tujuan Penelitian, dan mengajar. modul. Perencanaan terdiri dari penentuan ide-ide yang akan dilaksanakan oleh sekolah. Ada beberapa tahapan dalam penerapan kurikulum belajar mandiri pada satuan pendidikan, yaitu tahap awal, tahap pengembangan, tahap siap dan tahap lanjutan.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 526, "width": 470, "height": 202, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah menguraikan dan menentukan tujuan pembelajaran, serta urutan kegiatan setiap pembelajaran, kemudian merumuskan jumlah pembelajaran yang diperlukan untuk mencapai kompetensi pengetahuan. Sehingga Alur Tujuan Pembelajaran yang merupakan rangkaian tujuan pembelajaran yang telah dirancang secara sistematis dan logis dapat menjadi acuan perencanaan pembelajaran bagi guru dan siswa dalam mencapai hasil belajar, hal ini terlihat dari Hasil Belajar (CP), Tujuan Pembelajaran , dan pengembangan kompetensi pengetahuan. Berdasarkan hal tersebut, dalam perencanaan pelaksanaan Kurikulum Merdeka Belajar, sekolah dan guru di SMA Tarbiyah Islamiyah telah menyusun Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan, Perencanaan Alur Sasaran, dan modul pengajaran sesuai dengan aturan pelaksanaan Kurikulum Merdeka yang telah ditetapkan.", "type": "Text" }, { "left": 234, "top": 790, "width": 128, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright @ Hariani, Kamil", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 39, "width": 466, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Kurikulum Merdeka Belajar di SMA Tarbiyah Islamiyah Dalam pelaksanaan Kurikulum Merdeka Belajar ada 3 langkah yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 80, "width": 460, "height": 202, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Pendahuluan. Langkah pertama yang dilakukan guru dalam memulai pembelajaran yaitu membuka pembelajaran. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pembelajaran dimulai dengan tepat waktu. Setelah itu guru melakukan Tanya jawab dengan model pembelajaran Inquiry Learning kepada peserta didik dengan menanyakan “siapa yang shalat berjamaah terus waktu di rumah?”, namun hanya sebagian peserta didik yang mengacungkan jari. Setelah itu guru menjelaskan betapa pentingnya shalat berjamaah, hukum shalat berjamaah, tata cara. shalat berjamaah, serta syarat bagi seseorang yang menjadi imam. Setelah materi sudah disampaikan guru juga bertanya kepada peserta didik apakah ada yang ditanyakan dalam materi yang dibahas.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 288, "width": 85, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Pelaksanaan", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 309, "width": 441, "height": 347, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementasi pembelajaran PAI di kelas Langkah pertama yang dilakukan adalah menguji prototype. Pada langkah ini guru siap untuk mencoba pembelajaran yang direncanakan bersama siswa dengan tujuan untuk mengetahui tahap mana yang berhasil dan tahap mana yang tidak berhasil. selama pengujian prototipe masalah dalam desain pembelajaran akan diidentifikasi. Langkah kedua adalah mendesain ulang pembelajaran. Perancang pembelajaran menata kembali kegiatan pembelajaran. Peran penting dalam merancang pembelajaran yang efektif adalah tahap pre-testing. Tujuan pembelajaran akan tercapai dengan baik apabila pembelajaran dirancang dengan baik. Langkah ketiga adalah kegiatan belajar. Guru mulai menerapkan isi dan metode pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan bantuan media pembelajaran. Langkah keempat adalah umpan balik. Jika pada tahap pelaksanaan guru mendapati siswa tidak belajar sesuai rencana atau tidak sesuai dengan apa yang ingin dipelajari siswa atau kurang menikmati proses pembelajaran yang terjadi, guru kembali ke langkah sebelumnya dan mencoba merevisi beberapa aspek pembelajarannya sehingga lebih memungkinkan bagi siswa untuk belajar. untuk mencapai tujuan pembelajaran.Penutup dengan memberikan penguatan kepada siswa.", "type": "List item" }, { "left": 234, "top": 790, "width": 128, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright @ Hariani, Kamil", "type": "Page footer" }, { "left": 77, "top": 39, "width": 121, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evaluasi Pembelajaran", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 60, "width": 469, "height": 77, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam evaluasi yang dilakukan oleh guru memang tidak ada patokan khusus, karena guru diberikan kebebasan untuk memberikan evaluasi sesuai dengan apa yang diterapkan. Penilaian yang digunakan dalam pembelajaran PAI yang digunakan guru berupa asesmen formatif dan asesmen sumatif, adapun penjelasannya yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 143, "width": 459, "height": 77, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Penilaian formatif yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi peserta didik yang diberikan oleh guru dalam proses pembelajaran. Dalam kurikulum merdeka, guru melakukan penilaian formatif dengan memperhatikan proses yang dilakukan oleh peserta didik dalam menerima pembelajaran di kelas.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 226, "width": 459, "height": 56, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Penilaian Sumatif dilakukan guru untuk mengukur murid sudah memenuhi Capaian Pembelajaran (CP) dan sejauh mana mencapai materi pembelajaran, dengan melakukan asesmen tertulis maupun tidak tertulis.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 288, "width": 470, "height": 160, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan temuan penelitian dan analisis data yang telah disajikan, penerapan Kurikulum Mandiri dalam pembelajaran mata pelajaran PAI. Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar mata pelajaran PAI di SMA Tarbiyah Islamiyah secara umum berjalan lancar pada siswa kelas XI. Faktor Pendukung dan Penghambat Penerapan Kurikulum Merdeka Belajar Mata Pelajaran PAI. Terlihat dari hasil observasi bahwa modul pembelajaran berbasis kurikulum mandiri lebih banyak mengandung praktek dibandingkan teori, sehingga kami sangat tertarik dan penasaran untuk mengetahui materi yang diberikan oleh guru. Misalnya pada saat pelaksanaan P5 di kelas, kedepannya banyak presentasi, dan banyak hafalan.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 454, "width": 469, "height": 140, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terlihat dari hasil observasi bahwa modul pembelajaran berbasis kurikulum mandiri lebih banyak mengandung praktek dibandingkan teori, sehingga kami sangat tertarik dan penasaran untuk mengetahui materi yang diberikan oleh guru. Misalnya pada saat pelaksanaan P5 di kelas, kedepannya banyak presentasi, dan banyak hafalan. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa tampil antusias dan antusias, karena siswa dituntut aktif dalam segala materi yang diberikan oleh guru. Suasana kelas juga sangat sejuk dan menyenangkan karena siswa berperan aktif dan antusias dalam proses pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 599, "width": 469, "height": 78, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun faktor pendukung dan penghambat komponen sistem pembelajaran yang mempengaruhi pembelajaran ada beberapa yaitu siswa/peserta didik, tujuan, kondisi, sumber belajar, dan hasil belajar. Hal ini sesuai dengan faktor pendukung dan penghambat pembelajaran PAI kelas XI di SMA Tarbiyah Islamiyah yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 234, "top": 790, "width": 128, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright @ Hariani, Kamil", "type": "Page footer" }, { "left": 77, "top": 39, "width": 430, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor Pendukung Penerapan Kurikulum Merdeka Belajar Pada Mata Pelajaran PAI", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 60, "width": 96, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Motivasi Siswa", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 80, "width": 441, "height": 161, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peserta didik menjadi faktor utama keberhasilan pelaksanaan kurikulum merdeka pada pelajaran syariah, dimana peserta didik lebih bebas dalam mencari informasi sesuai dengan yang mereka butuhkan, yang membuat peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran. Motivasi siswa yang semangat untuk belajar juga menjadi dorongan yang sangat kuat untuk pembelajaran syariah. Dalam kurikulum merdeka peserta didik juga dilatih untuk membuat proyek yang sesuai dengan minat bakat yang dimiliki, sehingga dalam pembelajaran peserta didik bisa mengembangkan soft skill yang dimilikinya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 246, "width": 172, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Dukungan dari Pihak Sekolah", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 267, "width": 441, "height": 181, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam suatu yayasan yang bergerak dalam pendidikan, tentunya terdapat SDM yang berkualitas, di SMA Tarbiyah Islamiyah sendiri juga mendorong dalam penerapan Kurikulum Merdeka Belajar baik dari segi pembiayaan (anggaran) maupun pelatihan. Pada penerapan Kurikulum Merdeka Belajar, Sekolah SMA Tarbiyah Islamiyah mendukung dengan mengadakan workshop maupun seminar mengenai konsep kurikulum merdeka, sehingga dapat mengetahui kebijakan yang harus diterapkan. Pelatihan yang diberikan kepada guru. memiliki media pembelajaran dari internet, google dll. Jadi tidak berfokus pada 1 buku saja jadi sagat membantu guru untuk memberikan materi pada siswa", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 454, "width": 270, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Tenaga pendidik yang sesuai dengan bidangnya", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 475, "width": 441, "height": 202, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesiapan guru dalam menerima kebijakan baru yang diterapkan merupakan faktor yang menunjang keberhasilan penerapan kurikulum merdeka. Dalam penerapan kurikulum merdeka di SMA Tarbiyah Islamiyah guru memiliki semangat yang tinggi dalam mempelajari kebijakan yang baru, didukung oleh potensi guru yang berkualitas. Hal ini bisa dilihat dari susunan perangkat ajar yang sesuai dengan aturan, modul ajar, serta pembelajaran yang sesuai dengan rancangan pembelajaran yang dibuat. Sehingga pembelajaran bisa dilakukan dengan efektif dan efisien sesuai dengan alur tujuan pembelajaran yang dibuat. Pendidik di SMA Tarbiyah Islamiyah juga mengajar sesuai dengan bidangnya, sehingga dalam pembelajaran guru juga merasa senang dan bersemangat dalam mengajar.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 682, "width": 130, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Dukungan Orang tua", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 703, "width": 441, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Respon positif dari lingkungan bisa dilihat dari kepercayaan orang tua dalam mendukung anaknya dalam pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 234, "top": 790, "width": 128, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright @ Hariani, Kamil", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 39, "width": 472, "height": 139, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kurikulum sebelumnya siswa tidak diberi kebebasan, semua pelajaran dari guru. Dan siswa wajib memahami dan mengerti apa yang disampaikan oleh guru, siswa juga mengikuti proses belajar mengajar sesuai ketentuan dari guru nya. Kurikulum merdeka belajarini siswa diberi ruang dan lebih terbuka dari mana saja dia dapat memahami materi lebih mudah. siswa lebih bisa mengekspresikan diri, siswa diberi kebebasan untuk mencari bahan dan contoh dari materi yang guru berikan, jadi mereka dapat lebih memahami materi nya. Dan untuk pelajaran yang mereka tidak paham baru bertanya pada guru.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 194, "width": 469, "height": 36, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor Penghambat Efektifitas Guru dalam Menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar Pada Mata Pelajaran PAI", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 236, "width": 459, "height": 118, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Penyesuaian kebijakan yang berubah-ubah. Faktor yang menjadi kendala atau hambatan dalam penerapan Kurikulum Merdeka Belajar pada mata pelajaran syariah di SMA Tarbiyah Islamiyah adalah penyesuaian kebijakan baru yang dilakukan memakan waktu yang tidak sedikit, harus dilakukan secara bertahap dan tidak bisa instan. Hal ini terjadi dikarenakan kebijakan yang berubah-ubah mengenai Kurikulum Merdeka Belajar..", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 360, "width": 459, "height": 57, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Kemampuan Siswa/Peserta didik yang berbeda-beda. Kendala lain yang menghambat proses penerapan merdeka belajar di SMA Tarbiyah Islamiyah adalah kurangnya pemahaman.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 422, "width": 459, "height": 57, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c) siswa yang tidak mampu cepat tanggap dalam memahami materi padahal sudah diberi kebebasan untuk dapat mencari materinya dari mana saja yang mudah dipahaminya.", "type": "List item" }, { "left": 280, "top": 506, "width": 59, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 526, "width": 458, "height": 36, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementasi Kurikulum Belajar Mandiri pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Tarbiyah Islamiyah dapat digambarkan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 568, "width": 449, "height": 36, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(1) Perencanaan pembelajaran PAI pada kurikulum merdeka dilakukan terlebih dahulu dengan memberikan informasi tentang konsep-konsep kurikulum merdeka.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 609, "width": 449, "height": 119, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2) Implementasi pembelajaran mandiri di SMA Tarbiyah Islamiyah sudah baik, terlihat dari guru menggunakan berbagai metode pembelajaran yang disesuaikan dengan bahan ajar, seperti diskusi, ceramah, problem based learning (PBL), dan Incuary Learning. Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran di SMA Tarbiyah Islamiyah menggunakan pendekatan diferensiasi. Media yang digunakan adalah audio dan visual", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 734, "width": 449, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(3) Evaluasi dalam penilaian pembelajaran dilakukan dengan menggunakan penilaian", "type": "List item" }, { "left": 234, "top": 790, "width": 128, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright @ Hariani, Kamil", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 39, "width": 430, "height": 36, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "normatif yang dinilai dari proses belajar siswa dan penilaian sumatif yang meliputi tes lisan dan presentasi.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 80, "width": 459, "height": 78, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terlaksananya pembelajaran mandiri mempunyai faktor pendukung antara lain: a. motivasi siswa, b. dukungan dari SMA Tarbiyah Islamiyah, c. tenaga pengajar yang sesuai dengan bidangnya, d. dukungan dari orang tua, dan kendalanya adalah perubahan kebijakan dan kemampuan peserta didik yang berbeda-beda.", "type": "Text" }, { "left": 256, "top": 184, "width": 98, "height": 15, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 204, "width": 353, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abdullah, R. (2019). Strategi Pembelajaran Mengajar. : Rajawali Pers,.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 226, "width": 459, "height": 15, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Afiatun, S. H. (2012). Dinamika Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sekol Dasar.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 246, "width": 152, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cendekia: Jurnal Rosdakarya.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 266, "width": 261, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ahmad, I. &. (n.d.). Membangun Guru Berkarakter.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 287, "width": 430, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Mansur, M. D. G. dan F. (2015). , Metodologi Penelitian Kualitatif. Ar-Ruzz Media.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 308, "width": 377, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bandung, I. G. S. (2017). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Penabur Ilmu.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 329, "width": 459, "height": 36, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dina Dahniary, M. A. K. (2019). “Implementasi Pendidikan Agama Islam dalm Membentuk Karakter Religius Siswa. Jurnal Pedagogik, Vol. 06 No.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 371, "width": 459, "height": 36, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ding, D. (2018). Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan. Jurnal Ilmu Pemerintah, Vol. 02 No, 8.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 412, "width": 459, "height": 36, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E, H. (2020). Penerapan Kurikulum Merdeka Belajar Perguruan Tinggi Di Masa Pandemi Covid-19. Prosiding Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 454, "width": 459, "height": 15, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ely Yuliawan, Alfi Samsudduha, A. S. (2023). IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 474, "width": 386, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BELAJAR. Journal of Sport Science and Tourism Activity (JOSITA, Vol. 2 No.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 496, "width": 460, "height": 56, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasrida Hutabarat, Rahmatika Elindra, M. S. H. (2022). Analisis Penerapan Kurikulum Merdeka Belajar Di Sma Negeri Sekota Padangsidimpuan. , JURNAL MathEdu (Mathematic Education Journal), Vol. 5.No.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 558, "width": 456, "height": 36, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Https://websis.co.id/apa-itu-merdeka-belajar/. (n.d.). https://websis.co.id/apa-itu- merdeka-belajar/. Https://Websis.Co.Id/Apa-Itu-Merdeka-Belajar/.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 599, "width": 459, "height": 15, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ishma Shafiyat u Sa’diyah, Raya Oktavia, Raden Syara Bisyara, B. (2023).", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 619, "width": 271, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MULTIDISIPLINMuhibbin,. MULTIDISIPLINMuhibbin,.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 640, "width": 459, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemendikbud. (2023). Ujian Nasional digantikan asesmen kompetensi dan survei karakter.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 661, "width": 459, "height": 36, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Khoirurrijal, Fadriati, D. (n.d.). Pengembangann Kurikulum Merdeka. V. Literasi Nusantara Abadi.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 702, "width": 459, "height": 37, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muhammad Rijal Fadli, H. (2021). Memahami desain metode penelitian kualitatif,. Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, Vol. 21. N.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 745, "width": 459, "height": 15, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Munandar. (2017). ). Prosiding Seminar Nasional Pendidik dan Pengembang Pendidikan", "type": "List item" }, { "left": 234, "top": 790, "width": 128, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright @ Hariani, Kamil", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 38, "width": 393, "height": 16, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia. Membangun Generasi Berkarakter Melalui Pembelajaran Inovatif.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 60, "width": 459, "height": 36, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Putri Armadani, Putri Kartika Sari, Feri Aldi Abdullah, M. S. (2023). Analisis Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 100, "width": 459, "height": 37, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siti Aisyah Panjaitan, Rahmat Nasution, S. I. (2022). Hakikat Tujuan Pendidikan Islam. Jurnal Kajian Pendidikan Islam Dan Keagamaan, Vol.7, 4, 260.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 142, "width": 408, "height": 16, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. ALFABETA.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 163, "width": 314, "height": 16, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syarif, M. (2019). Strategi Pembelajaran, Cet. 2. Rajawali Pers.", "type": "List item" } ]
fe9b03b7-dded-5b64-4505-7d79872a0e6d
https://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/qodiri/article/download/5022/3486
[ { "left": 148, "top": 759, "width": 399, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al Qodiri: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Keagamaan is licensed under a Creative Commons Attribution-Share Alike 4.0 International License. Copyright @ 2020 IAI Al Qodiri Jember. All Rights Reserved p-ISSN 2252-4371| e-ISSN 2598-8735", "type": "Page footer" }, { "left": 104, "top": 115, "width": 412, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Islamic Education Materials Era 4.0 21st Century Perspective Imam Al-Ghazali", "type": "Text" }, { "left": 294, "top": 136, "width": 30, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oleh:", "type": "Text" }, { "left": 204, "top": 151, "width": 213, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moh. Faizin 1 , Yunita Eka Nur Prastiwi 2 ,", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 167, "width": 248, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fadila Firdaus Umar 3 , Faradilla Zahratun Nisa 4", "type": "Text" }, { "left": 163, "top": 184, "width": 293, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Indonesia [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 241, "width": 476, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 20 Nomor 3 Januari 2023: DOI: https://doi.org/10.53515/qodiri. Article History Submission: 19-12-2022 Revised: 28-12-2022 Accepted: 08-01-2023 Published: 10-01-2023", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 283, "width": 68, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 309, "width": 476, "height": 218, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In general, this research is used to find out how Islamic education material is in the 4.0 era from the perspective of Imam Al-Ghazali. The method used in collecting data in this study is Library Research, which contains written sources from books, articles, or books relevant to this study's discussion. This study discusses the meaning of Islamic education material according to Imam al- Ghazali, the era of revolution 4.0, and the challenges of Islamic education material in the 4.0 era. Al-Ghazaki argues that the material aspects of Islamic education include faith, morals, reason, and social and physical education. These materials have been developed and adapted to the conditions of society in this era. According to Imam Al-Ghazali, there are also two ways to achieve Islamic education material: memorizing and mastering it in stages. Then there is also a conclusion that can be drawn from this research that in this digital era, Islamic education materials are needed to help achieve the desired goals of Islamic education.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 537, "width": 257, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Material; Education; Islam; Al-Ghazali.", "type": "Text" }, { "left": 53, "top": 578, "width": 111, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. PRELIMINARY", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 599, "width": 476, "height": 93, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Islamic education materials and challenges in the 4.0 era. When discussing this era, the thing that can be underlined is change, change that includes everything. Nevertheless, the thing that underlies change is Education. Al-Ghazali argues that the primary goal of Islamic Education is so that taqarrub to Allah's Khaliq and a perfect human being, in his view, is always the one who draws closer to Allah.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 702, "width": 476, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Islamic education is an education that must be carried out consciously to achieve clear goals through Islamic law. 1 The proper Education will create a positive generation in creating change. To", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 36, "width": 119, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "608 Moh. Faizin., dkk", "type": "Page header" }, { "left": 89, "top": 50, "width": 308, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Islamic Education Materials Era 4.0 21st Century Perspective", "type": "Section header" }, { "left": 89, "top": 63, "width": 85, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Imam Al-Ghazali", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 759, "width": 399, "height": 34, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al Qodiri: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Keagamaan is licensed under a Creative Commons Attribution-Share Alike 4.0 International License. Copyright @ 2020 IAI Al Qodiri Jember. All Rights Reserved p-ISSN 2252-4371| e-ISSN 2598-8735", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 93, "width": 476, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "achieve this, a system is needed. A system must have a goal that has been made or designed so that things are done smoothly, and that is, the goal is carried out following what is desired. However, it takes cooperation and strong determination to carry out these goals.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 155, "width": 476, "height": 115, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Education is vital in human life today, especially in the 4.0 era, the era of globalization, where changes occur that are very complex and related to the value of human life. Islamic Education must have a strong foundation as a good and correct consideration. In this 4.0 era, many people are only concerned with worldly life and put aside their afterlife. This gives humans the potential to oppose the teachings of their religion and think that the world is the absolute heaven. Meanwhile, the purpose of human life in the world is to seek His pleasure.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 280, "width": 476, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Getting His pleasure requires effort and prayer. As a student, the effort that can be made in seeking His pleasure is to study Islamic education material. In studying Islamic education material, of course, some challenges must be overcome. Therefore, this article aims to explain Islamic education material in the 4.0 era of the 21st century from Al-Ghazi's perspective and challenges in the 4.0 era in studying Islamic education material. In addition, some benefits can be drawn from this research; readers can learn how Islamic education material is from Al-Ghazali's perspective and its challenges in this 4.0 era.", "type": "Text" }, { "left": 53, "top": 424, "width": 82, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. METHODS", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 445, "width": 476, "height": 156, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The method used in this research is library research or often referred to as library research, namely research conducted by collecting information from related sources through scientific writings such as scientific journals, books, magazines, and newspapers that have relevance to the object. Study. The preparation of the data in this study refers to all written materials, such as books or scriptures, which contain Islamic education material in the 4.0 era of the 21st century from the perspective of Imam Al-Ghazali. The technique used by the author in analyzing the data in this article is content analysis, in which the author will analyze the application of Al-Ghazali's thoughts to Islamic education material.", "type": "Text" }, { "left": 53, "top": 611, "width": 181, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. RESULTS AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 631, "width": 216, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Definition of Islamic Education Materials", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 652, "width": 476, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Ghazali is a major figure in Islamic scholarship. He is one of the great scholars who dedicated most of his life to further exploring and studying scientific treasures. Al - Ghazali paid great attention to science and education so that Al - Ghazali became part of the Islamic scholars who produced many thoughts in written form. Many still study and adhere to Al - Ghazali's thoughts on science and education. 2", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 36, "width": 119, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "609 Moh. Faizin., dkk", "type": "Page header" }, { "left": 89, "top": 50, "width": 308, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Islamic Education Materials Era 4.0 21st Century Perspective Imam Al-Ghazali", "type": "Section header" }, { "left": 148, "top": 759, "width": 399, "height": 34, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al Qodiri: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Keagamaan is licensed under a Creative Commons Attribution-Share Alike 4.0 International License. Copyright @ 2020 IAI Al Qodiri Jember. All Rights Reserved p-ISSN 2252-4371| e-ISSN 2598-8735", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 93, "width": 477, "height": 177, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to Al Ghazali, Islamic education is education to form perfect human beings in this world and hereafter. 3 Al-Ghazali expressed his opinion that achieving the highest degree or status of many creatures on the surface of the earth and sky because of their education, knowledge, and virtue. Al-Ghazali in interpreting education is more reviewing in terms of the individual, society, and psychology. Regarding the material or content of education, al-Ghazali's concept of education is on knowledge and values. 4 According to al-Ghazali's view of humans and their actions, actions will not appear, and their form will not be meaningful unless there is knowledge. In obtaining education, it takes teaching material or material that can be used as support in development.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 279, "width": 476, "height": 301, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Educational material is a teaching material that is designed as a provision for students to live their lives after graduating from an educational institution. 5 Islamic education material is teaching material in the process of Islamic education, in which the material is complemented by a discussion of the fundamental Islamic law, namely the Qur'an and Hadith, and added with history (dates), thus if sorted there is monotheism which discusses the divinity that becomes the primary material in the continuity of Islamic education. The third is fiqh or worship, the fourth is the study of the Koran and then hadith, and the last is Islamic history. Islamic materials can also be understood as knowledge, skills, values, and attitudes that students must have to meet the established competency standards. 6 According to Al-Ghazali's thought, material aspects of Islamic education include education on faith, morals, reason, and social and physical (Idianto D. 2019). According to him, moral education is to balance and draw closer to Allah SWT (Taqarrub), to create humans and spirits, namely worship of Allah. Therefore, students are instructed to get closer to Allah, such as praying, fasting, alms, and other acts of worship. According to Imam Al-Ghazali, there is also the goal of moral education, namely human perfection in getting closer to Allah and perfection in achieving the life of the world and the hereafter.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 590, "width": 476, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Many think educational materials only focus on additional science, knowledge, skills, and grades. Even though the educational material does not only revolve around these sciences. Imam Al-Ghazali expressed that there are four (4) kinds of knowledge that can be learned as a Muslim, namely, Knowledge of the Qur'an or Religion, Knowledge of language, Knowledge of Fardhu Kifayah, and Cultural Sciences. According to Al-Ghazali, any knowledge may be learned as long as it does not conflict with the monotheism of Allah SWT's teachings and knowledge is beneficial to humans. Knowledge must be learned gradually. 7", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 36, "width": 119, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "610 Moh. Faizin., dkk", "type": "Page header" }, { "left": 89, "top": 50, "width": 308, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Islamic Education Materials Era 4.0 21st Century Perspective Imam Al-Ghazali", "type": "Section header" }, { "left": 148, "top": 759, "width": 399, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al Qodiri: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Keagamaan is licensed under a Creative Commons Attribution-Share Alike 4.0 International License. Copyright @ 2020 IAI Al Qodiri Jember. All Rights Reserved p-ISSN 2252-4371| e-ISSN 2598-8735", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 93, "width": 476, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Islamic education material includes the formation of values in the service of Allah, professionalism, and community service. Educational material seeks to form Muslim individuals who are \"abid\" (obedient), \"alim\" (intellectual), and \"amil\" (professional), individuals with insight into divinity, independence, sociality, humanity, and universality.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 176, "width": 476, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Conveying Islamic education material, of course, requires tools or learning media as intermediaries. Learning media is one of the tools for a teacher to convey learning material. According to Hamdani (2011, 248), three groups of learning media can be used, namely : 8", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 238, "width": 83, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Visual Media", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 259, "width": 462, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Visual media is learning media that can be seen with the senses of sight. Teachers often use this visual media in conveying their material. Examples of this visual media include photos, illustrations, diagrams, posters, etc.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 321, "width": 85, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Audio Media", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 342, "width": 462, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Audio media is learning media that the listener's senses can hear. This learning media contains messages in the auditive form, which can stimulate the recipients' thoughts, feelings, and abilities in learning the learning material. This learning media can take the form of using radio or cassette. Usually, this media is used in Listening learning materials.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 424, "width": 117, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Audio-Visual Media", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 445, "width": 462, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Audio-visual media is a combination or mixture of audio and visual or listening-see learning media, which evokes sound and image elements in conveying learning material. Examples of audio-visual learning media include television or video.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 507, "width": 476, "height": 115, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In compiling Islamic education material, the revelation paradigm in the form of (the Qur'an and Hadith) cannot be abandoned, which Islamic education material must be related to the values of aqidah (monotheism) and scientific values. Thus all components of the Islamic education system and the material makes revelation information a source of information in all formulations and drafting of concepts by humans, which are essentially limited to the results of studying the primary sources of Islamic teachings, namely the Qur'an and Hadith.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 631, "width": 476, "height": 115, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In outline, the material of Islamic education is summarized in the principles of Faith (pillars of Faith) and Islamic principles (pillars of Islam). The emphasis on the pillars of Faith is to instill belief in things unseen in the realm of spirituality. Meanwhile, the pillars of Islam are more focused on forming servant values manifested in attitudes and behavior in every activity. The two have synergy through forming a complete Muslim person who is integrated and embodied in the values of Islamic teachings as a whole (Zulkifli Agus: 2018).", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 36, "width": 119, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "611 Moh. Faizin., dkk", "type": "Page header" }, { "left": 89, "top": 50, "width": 308, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Islamic Education Materials Era 4.0 21st Century Perspective Imam Al-Ghazali", "type": "Section header" }, { "left": 148, "top": 759, "width": 399, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al Qodiri: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Keagamaan is licensed under a Creative Commons Attribution-Share Alike 4.0 International License. Copyright @ 2020 IAI Al Qodiri Jember. All Rights Reserved p-ISSN 2252-4371| e-ISSN 2598-8735", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 91, "width": 477, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Islamic education materials, according to Imam Al Ghazali, can be achieved in 2 stages 9 as follows:", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 134, "width": 67, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Memorize", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 155, "width": 451, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The first stage is guided by Islamic education materials taught by Imam Al-Ghazali, following the memorization method recommended by Al-Santari. The ability to think to save all the material or content of Islamic education materials from dealing with religious problems in life. As well as the ability to apply Islamic education material in everyday life by utilizing the memorization of Islamic education material (Jailani, Widodo, and Fatimah 2021).", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 259, "width": 250, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Mastery of Islamic education material is ranked.", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 279, "width": 451, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The second stage in the process of mastering Islamic education material, according to Imam Ghazali, is in 2 ways as follows: 1) Constantly fulfilling Islamic religious worship and practice by performing prayers on time and reading and studying the meaning in the Qur'an with istiqomah which is a form of material practice Islamic education. 2) Always maintain relationships with humans who are knowledgeable and diligent in doing good deeds.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 383, "width": 476, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From the stage of achieving Islamic education material, Al Ghazali always pays special attention to religious sciences, which with the capital of these religious sciences, it is hoped that a Muslim will be able to practice Islamic education material in everyday life and be able to achieve a happy life in the world and also in the afterlife.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 466, "width": 476, "height": 155, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "With the understanding and practice of Islamic education materials, according to Imam al- Ghazali, the hope that education is currently running more meaningful, not only focusing on Islamic education materials on something that is only material but it is recommended to focus on Islamic education materials to prepare for life. Later in the afterlife. According to the explanation above, it is hoped that someone who studies knowledge will become a better person as long as he studies knowledge by not deviating from Islamic religious teachings and hopes for the progress of the Indonesian nation, which is free from corruption and disputes between citizens because Indonesian citizens are aware of their actions. The world will be held accountable in the hereafter.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 631, "width": 186, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Era of the Industrial Revolution 4.0", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 652, "width": 477, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to Yahya, the term 4.0 comes from a project established by the German government to promote computerized manufacturing. The era of the industrial revolution is often known as the digital revolution or the era of disruption. According to Kasali, disruption is defined as an innovation that, from this term, can be interpreted as a fundamental and fundamental innovation", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 36, "width": 119, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "612 Moh. Faizin., dkk", "type": "Page header" }, { "left": 89, "top": 50, "width": 308, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Islamic Education Materials Era 4.0 21st Century Perspective Imam Al-Ghazali", "type": "Section header" }, { "left": 148, "top": 759, "width": 399, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al Qodiri: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Keagamaan is licensed under a Creative Commons Attribution-Share Alike 4.0 International License. Copyright @ 2020 IAI Al Qodiri Jember. All Rights Reserved p-ISSN 2252-4371| e-ISSN 2598-8735", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 91, "width": 476, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "change. 10 In this era of disruption, a fundamental change occurred because there was a massive change in society in the field of technology in every aspect of people's lives.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 135, "width": 476, "height": 93, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to the Big Indonesian Dictionary (KBBI), revolution consists of two words: revolution and industry. Revolution is defined as a quick change, while the industry is defined as an effort to produce. So, the meaning of industrial revolution is a change in the production process that occurs quickly. The changes referred to in this revolution do not only focus on changes in quantity but changes in quality as well.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 238, "width": 476, "height": 115, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The industrial revolution 4.0 is an era in which the use of electronics and IT was intensified to help facilitate human work. 11 The industrial revolution 4.0 is a direct revolution or change in collaboration with cyber technology. 12 This revolution is marked by combining information and communication technology in the industrial sector. This revolution has had an impact on many fields. Including in the field of education. For those who initially learned to use paper or books, now only with mobile phones, all information in education can be accessed.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 362, "width": 476, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Advances in technology provide efficiencies that have the potential to change education significantly. Everyone can get knowledge anytime and anywhere through the internet. If the direction of education is the transfer of knowledge, then the learning platforms that will appear are more varied, innovative, and efficient. Rapid technological developments will replace education in the 4.0 era.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 466, "width": 476, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The industrial revolution 4.0 has made everything effective and easy to reach. In the 21st century, education is starting to improve as an improvement in the quality and quality of education in this 4.0 era. In addition, components in education, such as curricula and educational materials, will experience adaptation to the new era.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 549, "width": 256, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Challenges of Islamic Education Material Era 4.0", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 569, "width": 476, "height": 136, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "All fields such as economy, business, tourism, especially education that is close to the community face challenges both externally and internally. One of the education that must be learned for students is Islamic education. For Islamic education, the description starts from an external point of view. The external challenge facing the field of religious education is globalization. This 4.0 era is related to globalization because with these events changes can occur in human life. Education, especially Islam, must face all kinds of forms of globalization in this era, especially science and technology. 13", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 714, "width": 476, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Science is growing which was once only obtained through formal education such as schools now with technology accessing knowledge can be obtained easily. Even in the past, humans who", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 36, "width": 119, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "613 Moh. Faizin., dkk", "type": "Page header" }, { "left": 89, "top": 50, "width": 308, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Islamic Education Materials Era 4.0 21st Century Perspective Imam Al-Ghazali", "type": "Section header" }, { "left": 148, "top": 759, "width": 399, "height": 34, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al Qodiri: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Keagamaan is licensed under a Creative Commons Attribution-Share Alike 4.0 International License. Copyright @ 2020 IAI Al Qodiri Jember. All Rights Reserved p-ISSN 2252-4371| e-ISSN 2598-8735", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 93, "width": 476, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "only sent messages through pigeons or the services of living things in the 4.0 era, humans developed with a tool called a smart phone. So, the globalization of science and technology is a challenge for Islamic education in embracing students to make good use of it.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 155, "width": 476, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The next challenge is from an internal point of view. In order for Islamic educational materials to meet their goals, internal factors are needed. The challenge or factor in question is the implementation of the education. Starting from the curriculum, facilities and infrastructure, educators both directly and indirectly, and learning methods. Islamic education materials must be aware that from external factors or globalization causes the above four things to have standards over time. Like the curriculum that originally focused on the hard skills of students, now in the 4.0 era, it has additional soft skills. 14", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 300, "width": 477, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Many cases concern learners such as moral crises, insensitivity of educators that result in their learners only attaching importance to values in formal education and ignoring the values of life. Therefore, the existence of globalization makes the curriculum change. Next is the facilities and infrastructure, to convey a curriculum and material clearly requires adequate facilities and infrastructure. 15 Islamic education materials require learning objects such as books and files that can be used as literacy for students. To be continued from infrastructure is a method. With the use of the right method, students will be interested and excited in learning Islamic education.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 445, "width": 476, "height": 156, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Finally, there are educators, both direct and indirect. To create intelligent students, teachers must be able to motivate their students to be more creative in developing their potential and achieving achievements. It is well known that globalization era 4.0 makes it easy for humans to access everything. Even so, it does not rule out the possibility that it will be used in bad things. 16 The function of educators is as an example for students. Moreover, they are still in the stage of studying which allows them to be accompanied by experts. If educators are not the subject of helping learners in a better direction, then it is likely that the next generation of the nation will do something unduly.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 610, "width": 99, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D. CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 631, "width": 476, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From the description above, according to Imam Al-Ghazali, Islamic education materials include faith, morals, reason, and social and physical education. These materials have their purpose. One of them is moral education. According to Imam Al-Ghazali, moral education is to balance and draw closer to Allah SWT (Taqarrub), to create humans and spirits, namely worship of Allah. Therefore, students are instructed to get closer to Allah, such as praying, fasting, alms, and other", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 36, "width": 119, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "614 Moh. Faizin., dkk", "type": "Page header" }, { "left": 89, "top": 50, "width": 308, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Islamic Education Materials Era 4.0 21st Century Perspective Imam Al-Ghazali", "type": "Section header" }, { "left": 148, "top": 759, "width": 399, "height": 34, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al Qodiri: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Keagamaan is licensed under a Creative Commons Attribution-Share Alike 4.0 International License. Copyright @ 2020 IAI Al Qodiri Jember. All Rights Reserved p-ISSN 2252-4371| e-ISSN 2598-8735", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 93, "width": 476, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "acts of worship. Among these materials have been adapted to developments in the 4.0 era, which have been developed according to the conditions of society in this era.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 135, "width": 476, "height": 93, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In addition to conveying material, learning media is needed. Among them are; 1—visual media which can be in the form of pictures, illustrations, posters, and diagrams. The most used in this era is PowerPoint. 2. Audio media which can be in the form of music or radio. This media is commonly used in Listening material. 3. Audio-visual media, which is a mixture of audio and visual. This media can be in the form of YouTube videos.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 238, "width": 476, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Material is one of the essential elements needed in carrying out the desired education. In the 4.0 era, Islamic education materials need to be developed. What is developed here not only focuses on combining various educational materials but also adapts to changes and social conditions today. In addition, Islamic education materials must also be developed following the character of the 4.0 era generation and be practical and valuable in improving the quality of these generations.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 342, "width": 476, "height": 93, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Facing the Industrial Era 4.0, the world of education demands that society be equipped with noble values. One of them is Islamic values. Following Industry 4.0 trends cannot be used as a barrier to being virtuous. With various technologies, a person has many options for spreading positive things and utilizing this technology to teach others to learn the values contained in the Qur’an.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 522, "width": 475, "height": 33, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Irpan Abd Gafar, Kurikulum Dan Materi Pendidikan Islam, (Palu: Jurnal Hunafa, 2006), Hal. 36 2 Alwan Suban, Konsep Pendidikan Islam Prespektif Al – Ghazali (Makassar : Jurnal Idaarah, Vol. 4, No. 1, Juni 2010), Hal.87", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 557, "width": 476, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 H. Zulkifli Agus, Pendidikan Islam Dalam Prespektif Al – Ghazali (Salatiga : Jurnal Raudhah, Vol. 3, No. 2, Desember 2016), Hal 21", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 580, "width": 476, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 Muhammad Edi Kurnanto, Pendidikan Dalam Pemikiran Al-Ghazali, (Pontianak: Jurnal Khatulistiwa, 2011), Hal. 165", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 603, "width": 476, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 Ah. Zakki Fuad, Desain Materi Pendidikan Kosmologi ( Kawniyyah ) Perspektif Al-Quran, (Surabaya: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 2015), Hal. 138", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 626, "width": 385, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6 Firman Sidik, Hakikat Kurikulum Dan Materi Dalam Pendidikan Islam, (Gorontalo), Hal. 132", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 637, "width": 476, "height": 45, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7 H. Hasbullah, Karakteristik Pendidikan Islam Menurut Imam Al-Ghazali Proses Pendidikan Islam Yang Berkelanjutan Dan Berangsur-Angsur , (Banten: A-Sibyan : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2018), Hal. 86 8 Fifit Firmadani, Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Sebagai Inovasi Pembelajaran Era Revolusi Industri 4.0 , (Tidar: Prosiding Konferensi Pendidikan Nasional ), Hal. 96", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 683, "width": 474, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9 Renita Nur Rahma, dkk, Penerapan Konsep Dasar Pemikiran Al – Ghazali Dalam Pendidikan Agama Islam (Curup : Jurnal of Education and Instruction, Vol. 4, No. 1, Juni 2021) Hal. 71", "type": "Footnote" }, { "left": 71, "top": 706, "width": 476, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10 Muhammad Zia Ul Haq, Tasman Hamami , Pengembangan Kurikulum Agama Islam Era 4.0, (Yogyakarta: Islamika : Jurnal Keislaman dan Ilmu Pendidikan, 2020), Hal. 254", "type": "Footnote" }, { "left": 71, "top": 729, "width": 476, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11 Lusi Rahmawati, dkk , Inovasi Sistem Pendidikan Islam Pada Era Revolusi Industri 4.0 di Indonesia , (Kudus: Tarbawiyah: Jurnal Ilmiah Pendidikan, 2020 ), Hal. 193", "type": "Footnote" }, { "left": 59, "top": 36, "width": 119, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "615 Moh. Faizin., dkk", "type": "Section header" }, { "left": 89, "top": 50, "width": 308, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Islamic Education Materials Era 4.0 21st Century Perspective Imam Al-Ghazali", "type": "Section header" }, { "left": 148, "top": 759, "width": 399, "height": 34, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al Qodiri: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Keagamaan is licensed under a Creative Commons Attribution-Share Alike 4.0 International License. Copyright @ 2020 IAI Al Qodiri Jember. All Rights Reserved p-ISSN 2252-4371| e-ISSN 2598-8735", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 115, "width": 476, "height": 21, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12 Adun Priyanto, Pendidikan Islam dalam Era Revolusi Industri 4.0 , (Purwokerto: J-PAI : Jurnal Pendidikan Agama Islam, 2020), Hal. 82", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 138, "width": 475, "height": 21, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13 M. Afif Zamroni, Abdurahman Jemani. (2020). Tantangan Pendidikan Islam di Era Revolusi Industri 4.0. Attaqwa , 135-136.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 210, "width": 101, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E. REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 244, "width": 447, "height": 34, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Antony P. 2016. “Konsep Pendidikan Agama Islam Perspektif Imam Al-Ghazali.” Jurnal Al- Thariqah 1.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 285, "width": 462, "height": 55, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aziz A., Zakir S. 2022. “TANTANGAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI ERA 4.0.” IRJE: JURNAL ILMU PENDIDIKAN Vol. 2. https://irje.org/index.php/irje. Choli I. “PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN INDUSTRI 4.0.” Tahdzib Al-Akhlak .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 347, "width": 467, "height": 34, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Firmadani, Fifit. “MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI SEBAGAI INOVASI PEMBELAJARAN ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0.”", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 389, "width": 471, "height": 34, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fuad, Ah Zakki. 2015. “Desain Materi Pendidikan Kosmologi (Kawniyah) Perspektif Al-Quran.” Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 3.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 433, "width": 465, "height": 31, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hadi, Abdul, Imam Mukhlis, Glady Oline, dan Nurul Azizah. Pendidikan Islam Dan Tantangan Di Era Revolusi Industri 4.0 .", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 472, "width": 442, "height": 34, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasbullah, H. 2018. “KARAKTERISTIK PENDIDIKAN ISLAM MENURUT IMAM AL- GHAZALI Pendidikan Islam Yang Berkelanjutan Dan Berangsur-Angsur.” aṣ-ṣibyan:", "type": "List item" }, { "left": 95, "top": 515, "width": 232, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 3(2): 81–88.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 534, "width": 447, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Idianto D. 2019. “PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM REVOLUSI INDUSTRI 4.0.”", "type": "List item" }, { "left": 95, "top": 557, "width": 241, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PROSIDING SEMINAR NASIONAL PRODI PAI .", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 575, "width": 455, "height": 34, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Irpan, Oleh, Abd Gafar Stain, Datokarama Palu, dan Jurusan Tarbiyah. 2006. “KURIKULUM DAN MATERI PENDIDIKAN ISLAM.” Jurnal Hunafa Vol. 3.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 616, "width": 458, "height": 76, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jailani, Mohammad, Hendro Widodo, dan Siti Fatimah. 2021. “PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM: IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM.” Jurnal Kependidikan Islam Vol. 1: 143–55. http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/idaroh.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 699, "width": 464, "height": 34, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jemami A, Zamroni M. Afif. 2020. “Tantangan Pendidikan Islam Di Era Revolusi Industri 4.0.” Attaqwa: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam 16.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 743, "width": 476, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kajian, Pusat, Pendidikan Islam, Jurusan Pendidikan, dan Agama Islam. 2011. 8 Jurnal Al-hikmah Pemikiran Pendidikan Al-Ghazali SYAHRAINI TAMBAK .", "type": "List item" }, { "left": 59, "top": 36, "width": 119, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "616 Moh. Faizin., dkk", "type": "Page header" }, { "left": 89, "top": 50, "width": 308, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Islamic Education Materials Era 4.0 21st Century Perspective Imam Al-Ghazali", "type": "Section header" }, { "left": 148, "top": 759, "width": 399, "height": 34, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al Qodiri: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Keagamaan is licensed under a Creative Commons Attribution-Share Alike 4.0 International License. Copyright @ 2020 IAI Al Qodiri Jember. All Rights Reserved p-ISSN 2252-4371| e-ISSN 2598-8735", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 117, "width": 402, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kurnanto, Muhammad Edi. 2011. 1 Jurnal Khatulistiwa-Journal Of Islamic Studies", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 137, "width": 257, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDIDIKAN DALAM PEMIKIRAN AL-GHAZALI .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 156, "width": 454, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mahmudi. 2019. “Pendidikan Agama Islam Dan Pendidikan Islam Tinjauan Epistimologi, Isi,", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 176, "width": 336, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dan Materi.” Ta’dibuna: Jurnal Pendidikan Agama Islam 2: 89–105.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 197, "width": 437, "height": 34, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Priyanto, Adun. 2020. “Pendidikan Islam Dalam Era Revolusi Industri 4.0.” J-PAI: Jurnal Pendidikan Agama Islam 6(2).", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 238, "width": 423, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rahma, Renita Nur dkk. 2021. “Penerapan Konsep Dasar Pemikiran Al-Ghazali Dalam", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 259, "width": 420, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan Agama Islam.” Journal of Education and Instruction (JOEAI) 4(1): 65–77.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 280, "width": 468, "height": 55, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rahmawati, Lusi, Maisyanah Mohamad, Faisal Subakti, dan Zumrotun Nisak. 2020. “Inovasi Sistem Pendidikan Islam Pada Era Revolusi Industri 4.0 Di Indonesia.” Tarbawiyah: Jurnal Ilmiah Pendidikan Vol. 4. http://doi.org/DOI.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 342, "width": 470, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Shodiq, Sadam Fajar. 2019. “REVIVAL TUJUAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 363, "width": 429, "height": 34, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISLAM (PAI) DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0.” At-Tajdid : Jurnal Pendidikan dan Pemikiran Islam 2(02).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 404, "width": 462, "height": 55, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sidik, Firman. “HAKIKAT KURIKULUM DAN MATERI DALAM PENDIDIKAN ISLAM.” Suban A. 2020. “KONSEP PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF AL-GHAZALI.” JURNAL IDAARAH Vol. 4.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 469, "width": 468, "height": 31, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zia, Muhammad dkk. 2020. 2 Jurnal Keislaman dan Ilmu Pendidikan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Di Era 4.0 . https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/islamika.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 507, "width": 442, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zulkifli Agus, H. 2018. “PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF AL-GHAZALI.” Raudhah: Jurnal Tarbiyah Islamiyah Vol. 3.", "type": "List item" } ]
754f697d-edb7-acfa-2149-616c5f823d85
https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/legitimasi/article/download/8512/6400
[ { "left": 149, "top": 38, "width": 216, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Legitimasi: Jurnal Hukum Pidana dan Politik Hukum P-ISSN 2088-8813 E-ISSN 2579-5104 Vol. 9, No. 2, Juli-Desember 2020 DOI: http://dx.doi.org/10.22373/legitimasi.v9i2.8512", "type": "Page header" }, { "left": 101, "top": 772, "width": 402, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "│ Submitted: May 22, 2020 │ Accepted: November 27, 2020 ║│Published: December 22, 2020", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 798, "width": 195, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/legitimasi", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 798, "width": 18, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "197", "type": "Page footer" }, { "left": 105, "top": 127, "width": 403, "height": 53, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Effectiveness of Satpol PP and WH Performance in Controlling Civil Servants Based on Aceh Governor Regulation Number 139 of 2016 in Aceh Besar (Efektivitas Kinerja Satpol PP dan WH dalam Penertiban PNS Menurut Pergub Aceh Nomor 139 Tahun 2016:", "type": "Text" }, { "left": 202, "top": 182, "width": 203, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Studi Kasus di Kabupaten Aceh Besar)", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 202, "width": 75, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Safira Maulina", "type": "Table" }, { "left": 187, "top": 216, "width": 240, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh", "type": "Text" }, { "left": 187, "top": 230, "width": 240, "height": 66, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Khairani Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh Rispalman Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh [email protected]", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 340, "width": 414, "height": 315, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract: This paper is to answer the problem of the effectiveness of the performance of the Civil Service Police Unit and the Wilayatul Hisbah in controlling civil servants according to Aceh Governor Regulation number 139 of 2j016. Ideally, Satpol PP and WH are required to carry out their duties and authorities in controlling civil servants who are negligent during office hours and staff. Civil servants are required to comply with the regulations set out in the civil servant code of ethics and if not implemented, they will be subject to disciplinary punishment, whether it is a light, moderate or severe level of disciplinary punishment according to the violation. The formulation of the problem is first, how are the performance of Satpol PP and WH in controlling civil servants in Aceh Besar. Second, how the strategies implemented by the Satpol PP and WH in controlling civil servants in Aceh Besar have been implemented effectively. Third, how is the review of Islamic law on the implementation of controlling civil servants? This research was conducted using an empirical normative legal approach using the type of field research (Field Research) and literature (Library Research), namely reviewing written law as well as facts in the field using analytical descriptive patterns to describe or provide an overview of the object under study through data or samples collected. have been collected by concluding. From the results of the study, it was found that the Aceh governor regulation number 139 of 2016 has regulated the control of civil servants who leave without permission during office hours and the law of each violator has been regulated in the civil servant code of ethics itself. Satpol PP and WH are not fully effective in carrying out their duties because there are still many employees who are outside as well as the strategies to overcome obstacles that are carried out are also ineffective.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 658, "width": 358, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Satpol PP and WH, Aceh Governor Regulation, Civil Servant", "type": "Text" }, { "left": 357, "top": 38, "width": 156, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Efektivitas Kinerja Satpol PP dan WH Safira Maulina, dkk", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 786, "width": 195, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/legitimasi", "type": "Page footer" }, { "left": 495, "top": 786, "width": 15, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "198", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 102, "width": 414, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak: Kajian ini untuk menjawab permasalahan efektivitas kinerja Satuan Polisi", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 116, "width": 414, "height": 315, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah dalam penertiban pegawai negeri sipil menurut peraturan gubernur Aceh nomor 139 tahun 2016 tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas, fungsi dan tata kerja satuan Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah Aceh . Idealnya, Satpol PP dan WH wajib melaksanakan tugas dan wewenangnya dalam penertiban PNS yang lalai pada saat jam dinas dan para PNS wajib menaati peraturan yang telah ditetapkan dalam kode etik PNS dan apabila tidak dilaksanakan akan dikenakan hukuman disiplin baik itu hukuman disiplin tingkat ringan, sedang ataupun berat sesuai dengan pelanggaran. Rumusan masalahnya ialah pertama, Bagaimana Kinerja Satpol PP dan WH dalam penertiban PNS di Aceh besar. Kedua, Bagaimana strategi yang dijalankan oleh Satpol PP dan WH dalam penertiban PNS di Aceh besar sudah dilaksanakan secara efektif. Ketiga, Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap pelaksanaan penertiban PNS. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan hukum normatif empiris menggunakan jenis penelitian lapangan (Field Research) dan kepustakaan (Library Research) yakni mengkaji hukum yang tertulis juga fakta di lapangan dengan menggunakan pola deskriptif analitik untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul dengan membuat kesimpulan. Dari hasil penelitian didapati bahwa dalam peraturan gubernur Aceh nomor 139 tahun 2016 telah mengatur penertiban terhadap PNS yang keluar tanpa izin pada saat jam dinas dan hukum setiap pelanggar telah diatur dalam kode etik PNS sendiri. Satpol PP dan WH tidak sepenuhnya efektif melaksanakan tugas karena masih banyak pegawai yang berada diluar begitupun dengan strategi untuk mengatasi hambatan yang dilakukan juga tidak efektif.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 434, "width": 414, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci: Satpol PP dan WH, Penertiban PNS, Pergub Aceh Nomor 139 Tahun 2016", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 523, "width": 89, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 544, "width": 415, "height": 156, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Provinsi Aceh dikenal sebagai sebuah Provinsi yang memiliki status Istimewa dalam rangkaian Provinsi yang berada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Nama istimewa itu sendiri diraih karena kondisi sosial budaya masyarakat Aceh yang khas, potensi kekayaan alam di Provinsi Aceh , serta kiprah masyarakat Aceh yang besar serta berharga dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia dan tentunya juga memiliki sebuah perbedaan dalam Pemerintahan serta peraturan daerahnya. 1 Untuk menjalankan urusan pemerintah kita telah mengenal adanya pemerintah pusat dan pemerintah di daerah. Keduanya memiliki tugas dan", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 735, "width": 413, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Syamsul Bahri, “Pelaksanaan Syariat Islam di Aceh Sebagai Bagian Wilayah NKRI,” Jurnal Dinamika Hukum 2 (2012): 4.", "type": "Footnote" }, { "left": 357, "top": 38, "width": 156, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Efektivitas Kinerja Satpol PP dan WH Safira Maulina, dkk", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 786, "width": 195, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/legitimasi", "type": "Page footer" }, { "left": 495, "top": 786, "width": 15, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "199", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 102, "width": 414, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kewenangan yang berbeda. Dalam percakapan sehari-hari penggunaan istilah “pemerintah” dan “pemerintahan”, sering dicampur adukkan. Seakan-akan keduanya mempunyai arti yang sama, padahal keduanya mempunyai arti berbeda. 2", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 164, "width": 414, "height": 115, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jika didaerah lain seperti Surabaya, Jakarta, Kalimantan dan lain-lain penegakan peraturan daerah dilakukan oleh Satpol PP, di Aceh penegakan Peraturan Daerah dan Qanun dilakukan oleh dua instrumen yaitu Satpol PP dan Wilayatul Hisbah . Satuan Polisi Pamong Praja adalah perangkat daerah yang dibentuk untuk meningkatkan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah, menyelenggarakan ketertiban umum dan ketentraman serta menyelenggarakan perlindungan masyarakat. 3", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 289, "width": 414, "height": 114, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wilayatul Hisbah adalah badan yang bertugas mengawasi pelaksanaan Syariat Islam, atau lembaga untuk mengingatkan, membimbing dan menasihati dan juga perangkat daerah sebagai unsur pelaksana Pemerintah Aceh di bidang ketertiban umum dan ketentraman masyarakat. Wilayatul Hisbah dipimpin oleh kepala satuan yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 413, "width": 414, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aparat pemerintahan dalam hal ini penegak hukum mempunyai tugas dan wewenang di antaranya adalah menjaga ketentraman dan ketertiban dalam masyarakat yang di dalamnya terdapat pelanggaran hak asasi manusia sehingga dapat menyebabkan kekacauan dalam masyarakat itu sendiri. Adapun salah satu tugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Wilayatul Hisbah (WH) Provinsi Aceh adalah Pelaksanaan penertiban Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang keluar tanpa izin pada jam dinas.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 558, "width": 414, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Banyak PNS yang melakukan pelanggaran terhadap beberapa peraturan sebagai PNS, berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk menuntaskan permasalahan yang sudah melekat pada jiwa PNS. Namun upaya yang dilakukan pemerintah belum menunjukkan hasil yang optimal. Padahal dalam peraturan pemerintah nomor 53 tahun 2010 sudah ditetapkan tentang kewajiban dan larangan bagi kedisiplinan PNS salah satunya pasal 3 ayat 11. Apabila ada Pegawai negeri sipil (PNS) yang tidak menuruti peraturan seperti yang terlihat mencolok adalah Pegawai", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 724, "width": 414, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Victor M.Situmorang and Cormentyna Sitanggang, Hukum Administrasi Pemerintahan di Daerah (Jakarta: Sinar Grafika, 1995), 49.", "type": "Footnote" }, { "left": 135, "top": 747, "width": 360, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 Pemerintah Republik Indonesia, “Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2018” (2018).", "type": "Footnote" }, { "left": 357, "top": 38, "width": 156, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Efektivitas Kinerja Satpol PP dan WH Safira Maulina, dkk", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 786, "width": 195, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/legitimasi", "type": "Page footer" }, { "left": 495, "top": 786, "width": 15, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "200", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 102, "width": 414, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "negeri sipil sering kita temukan pulang sebelum waktu kerja selesai, keterlambatan masuk kerja, keluar minum kopi pada jam dinas dengan keadaan memakai baju dinas, maka sebagai lembaga penegak hukum daerah yaitu satuan pamong praja (Satpol PP) dan Wilayatul Hisbah (WH) untuk dapat melaksanakan tugasnya dalam penertiban PNS yang keluar tanpa izin pada jam dinas.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 206, "width": 414, "height": 176, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kenyataannya masih banyak pegawai negeri sipil yang melakukan pelanggaran kedisiplinan, contohnya di Kabupaten Aceh Besar masih banyak terjadi pelanggaran kedisiplinan terhadap tugas dan kewajiban sehingga melanggar kode etik kepegawaian yang telah ditetapkan, salah satunya keluar tanpa izin pada jam dinas. Maka perlu dipertanyakan kinerja Satpol PP dan WH Aceh besar dalam penertiban PNS. Belum lama ini saya banyak melihat Pegawai Negeri Sipil yang keluar pada saat jam dinas dengan alasan mereka lapar dan belum sempat minum kopi pagi, tetapi itu tidak bisa dijadikan alasan karena jam dinas sudah ditentukan. Hal ini jelas bertentangan dengan peraturan kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 392, "width": 414, "height": 156, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Maka dalam kajian ini akan membahas persoalan Kinerja Satpol PP dan WH untuk menjawab Bagaimana Kinerja Satpol PP dan WH dalam penertiban PNS di Aceh besar, kemudian Bagaimana efektivitas strategi yang dijalankan oleh Satpol PP dan WH dalam penertiban PNS di Aceh besar serta Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap pelaksanaan penertiban PNS. Maka dari itu dalam kajian ini ingin mengkaji lebih mendalam permasalahan tersebut dengan judul “Efektivitas Kinerja Satpol PP dan WH dalam Penertiban PNS Menurut Pergub Aceh Nomor 139 Tahun 2016 ( Studi Kasus di Kabupaten Aceh Besar).”", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 579, "width": 343, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B. Pengertian Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 599, "width": 414, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan PP Nomor 6 Tahun 2010 Pasal 3, Satuan Polisi Pamong Praja merupakan bagian perangkat daerah dibidang penegakan Perda, ketertiban umum dan ketentraman masyarakat yang dipimpin oleh seorang Kepala Satuan dan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah. 4", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 735, "width": 414, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 Hanif Nurcholis, Teori dan Praktek Pemerintahandan Otonomi Daerah (Jakarta: Grasindo, 2007).", "type": "Footnote" }, { "left": 357, "top": 38, "width": 156, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Efektivitas Kinerja Satpol PP dan WH Safira Maulina, dkk", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 786, "width": 195, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/legitimasi", "type": "Page footer" }, { "left": 495, "top": 786, "width": 15, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "201", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 102, "width": 414, "height": 177, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Satuan Polisi Pamong Praja yang dahulu kala di kenal dengan sebutan Bailluw yang berarti sebuah organisasi yang sangat erat dengan masyarakat, karena fungsi utamanya adalah menjaga ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat, telah mengalami beberapa kali perubahan nama sesuai dengan perkembangannya. Polisi Pamong Praja pertama kali dibentuk di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan nama Detasemen Polisi Penjaga Kapanewon. Namun demikian tidak sampai sebulan berdasarkan Perintah Jawatan Praja Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 Tahun 1948 tanggal 10 November 1948, nama Detasemen Polisi Penjaga Kapanewon diubah menjadi Detasemen Polisi Pamong Praja. 5", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 289, "width": 414, "height": 218, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wilayah Al-Hisbah berasal dari kata Al-Wilayah yang berarti kekuasaan atau kewenangan. Al-Hisbah berarti imbalan, pengujian melakukan suatu perbuatan dengan penuh perhitungan. Secara etimologis atau istilah Wilayatul Hisbah berasal dari 2 kata yaitu Al-Aliyah dan Al-Hisbah . Al-Wilayah berasal dari bentuk masdar yang makna dasarnya menguasai, mengurus, memerintah, dan menolong. Secara istilah, Hisbah adalah memerintahkan kebaikan apabila ada yang meninggalkannya, dan melarang kemungkaran apabila ada yang melakukannya. Secara konsep maka Hisbah memiliki doktrin bahwa segala sesuatu yang dilakukan harus sesuai dengan Syariat Islam, doktrin ini berdasar pada tuntunan Alquran, dengan jalan memerintahkan kebaikan dan melarang kemungkaran, dan kewajiban bagi setiap muslim. 6", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 558, "width": 414, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "C. Kedudukan, Tugas dan Wewenang Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 599, "width": 241, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Kedudukan Satpol PP dan Wilayatul Hisbah", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 620, "width": 414, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada pasal 3 ayat (1) PP Nomor 6 tahun 2010 menyatakan bahwa Satpol PP dan WH merupakan bagian perangkat daerah dibidang penegakan Perda, ketertiban umum dan ketentraman masyarakat; Satpol PP dipimpin oleh seorang Kepala Satuan", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 735, "width": 291, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5 Rozali Abdullah, Hukum Kepegawaian (Jakarta: Rajawali Pers, 1996).", "type": "Footnote" }, { "left": 135, "top": 747, "width": 372, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6 Dewan Redaksi, “Ensiklopedi Hukum Islam” (PT ICHTIAR BARU VAN HOEVE, 1996).", "type": "Footnote" }, { "left": 357, "top": 38, "width": 156, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Efektivitas Kinerja Satpol PP dan WH Safira Maulina, dkk", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 786, "width": 195, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/legitimasi", "type": "Page footer" }, { "left": 495, "top": 786, "width": 15, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "202", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 102, "width": 414, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab terhadap Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 144, "width": 414, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peraturan Bupati Aceh Besar Nomor 7 tahun 2017 tentang kedudukan susunan organisasi, satuan polisi pamong praja dan Wilayatul Hisbah Aceh , pasal 4 yang berisi:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 206, "width": 414, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah merupakan Perangkat Daerah sebagai pelaksana urusan pemerintahan kabupaten di bidang Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah .", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 268, "width": 414, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah dipimpin oleh seorang Kepala Satuan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 330, "width": 414, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Satuan.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 371, "width": 413, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Bidang dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Satuan.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 413, "width": 414, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Sub Bagian dan Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian dan seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada atasan langsung. 7", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 496, "width": 379, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Tugas dan Wewenang Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 516, "width": 414, "height": 115, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Di Aceh khususnya Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah digabungkan agar Wilayatul Hisbah tidak hanya dapat menjalankan Perda saja tetapi dengan terjadinya penggabungan Wilayatul Hisbah juga dapat menegakkan peraturan kepala daerah. Seperti yang terdapat dalam Peraturan Gubernur nomor 139 tahun 2016 tentang fungsi, tugas, organisasi dan tata kelola satuan polisi pamong praja dan Wilayatul Hisbah .", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 641, "width": 414, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peraturan Gubernur Aceh nomor 139 tahun 2016, menurut pasal 8 Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah Aceh mempunyai fungsi sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 682, "width": 189, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Pelaksanaan urusan ketatausahaan;", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 703, "width": 381, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Penyusunan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang;", "type": "List item" }, { "left": 135, "top": 747, "width": 378, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 Pemerintah Daerah Aceh Besar, “Peraturan Bupati Aceh Besar Nomor 7 Tahun 2017” (n.d.).", "type": "Footnote" }, { "left": 357, "top": 38, "width": 156, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Efektivitas Kinerja Satpol PP dan WH Safira Maulina, dkk", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 786, "width": 195, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/legitimasi", "type": "Page footer" }, { "left": 495, "top": 786, "width": 15, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "203", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 102, "width": 414, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Perumusan kebijakan teknis di bidang ketertiban umum, ketentraman masyarakat, pelaksanaan Syariat Islam, serta perlindungan masyarakat;", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 144, "width": 414, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Pelaksanaan ketertiban umum, ketentraman masyarakat, penegakan Perda/Qanun, Peraturan Gubernur, Keputusan Gubernur, Pelaksanaan Syariat Islam dan perlindungan masyarakat;", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 206, "width": 414, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Pelaksanaan koordinasi, pembinaan, pemeliharaan ketertiban umum, ketentraman masyarakat dengan kabupaten/kota;", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 247, "width": 414, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "f. Pelaksanaan koordinasi dengan para ulama, Ormas dan pemuka adat untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran serta pengamalan masyarakat;", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 289, "width": 413, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "g. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi dan atau lembaga terkait di bidang penyelenggaraan ketertiban umum, ketentraman masyarakat, serta peraturan perundang-undangan daerah;", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 351, "width": 414, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "h. Pembinaan personil, ketatalaksanaan, sarana dan prasarana kerja Satuan, ketertiban umum, ketentraman masyarakat dan syariat Islam;", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 392, "width": 413, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "i. Pelaksanaan penertiban Pegawai Negeri Sipil yang keluar tanpa izin pada jam dinas;", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 434, "width": 414, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "j. Pengendalian operasional pengamanan acara protokoler, objek-objek vital, pengaduan masyarakat dan penyelesaian sengketa, kerja sama, antara satuan polisi pamong praja dan Wilayatul Hisbah dengan instansi terkait lainnya;", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 496, "width": 413, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "k. Pelaksanaan penertiban tempat usaha perizinan yang menjadi kewenangan provinsi;", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 537, "width": 269, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "l. Pelaksanaan penertiban terhadap para pedagang liar;", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 558, "width": 413, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "m. Pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan terhadap pelanggaran peraturan perundang-undangan, qanun, peraturan gubernur dan keputusan gubernur;", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 599, "width": 413, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "n. Pelaksanaan upaya pengumpulan bahan keterangan untuk memperoleh data dan informasi yang akurat.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 641, "width": 414, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "o. Pelaksanaan pembinaan disiplin personil Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 682, "width": 414, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p. Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya.", "type": "List item" }, { "left": 357, "top": 38, "width": 156, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Efektivitas Kinerja Satpol PP dan WH Safira Maulina, dkk", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 786, "width": 195, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/legitimasi", "type": "Page footer" }, { "left": 495, "top": 786, "width": 15, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "204", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 102, "width": 414, "height": 218, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam pasal 6 huruf (I) juga disebut bahwa tugas Satpol PP dan WH pengawasan terhadap masyarakat, aparatur, atau badan hukum agar mematuhi dan menaati peraturan daerah dan peraturan kepala daerah serta penegakan Syariat Islam. Pada pasal 8 yang tertera di atas terdapat dalam huruf (i) menyatakan bahwa Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah harus melaksanakan tugas untuk pelaksanaan penertiban Pegawai Negeri Sipil yang keluar tanpa izin pada saat jam dinas. Pada Pasal 6 huruf (i) tersebut jelas disebutkan bahwa Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah berwenang melakukan pengawasan kepada aparatur, dimana aparatur dimaksud merupakan aparatur pemerintahan daerah dalam hal ini juga termasuk semua Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Pemerintah Daerah yang sekarang disebut Aparatur Sipil Negara.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 330, "width": 414, "height": 156, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan demikian jelaslah bahwa kewenangan dari Satpol PP dan WH untuk melakukan tindakan kepada masyarakat dan aparatur badan hukum yang melanggar ketentuan dan objek tertentu yang tidak sesuai dengan peraturan maka tindakan tersebut juga termasuk dalam penegakan disiplin pegawai negeri sipil (PNS) dilingkungan Pemerintah daerah Kabupaten Aceh Besar. Dalam menyelenggarakan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta untuk menegakkan peraturan daerah maka dibentuklah Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah sebagai perangkat Pemerintah daerah.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 537, "width": 376, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "D. Dasar Hukum Kinerja Satpol PP dan WH Terhadap Penertiban PNS", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 558, "width": 414, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peraturan Gubernur nomor 139 tahun 2016 Tentang Fungsi, Tugas, Organisasi dan Tata Kelola Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah. Pada pasal 8 yang tertera di atas terdapat dalam huruf (i) menyatakan bahwa satuan polisi pamong praja dan Wilayatul Hisbah harus melaksanakan tugas untuk pelaksanaan penertiban pegawai negeri sipil yang keluar tanpa izin pada saat jam dinas.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 661, "width": 414, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tata kerja Satuan Polisi Pamong Praja ditetapkan dengan peraturan daerah. Satpol PP dapat berkedudukan di daerah Provinsi dan Daerah kabupaten/kota. Satpol PP pertama kali dibentuk di Yogyakarta pada 3 Maret 1950 dengan moto praja wibawa. Pada tanggal 10 November 1948 lembaga ini berubah menjadi detasemen Polisi Pamong Praja. Inilah awal mula terbentuknya Satpol PP. Di luar Jawa dan", "type": "Text" }, { "left": 357, "top": 38, "width": 156, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Efektivitas Kinerja Satpol PP dan WH Safira Maulina, dkk", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 786, "width": 195, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/legitimasi", "type": "Page footer" }, { "left": 495, "top": 786, "width": 15, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "205", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 102, "width": 414, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Madura mulai terbentuk pada tanggal 30 November 1960 dengan dasar hukum Peraturan Menteri Dalam Negri dan otonomi daerah nomor 7 tahun 1960. 8", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 144, "width": 414, "height": 93, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintah Aceh . Salah satu kewenangan dalam undang-undang tersebut adalah melaksanakan syariat Islam di Aceh secara kafah baik dalam hal ibadah, pendidikan, muamalat, hukum perdata maupun hukum pidana. Sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 244 undang-undang nomor 11 tahun 2006:", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 247, "width": 397, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Gubernur/Bupati/Walikota dalam menjadi ketertiban umum dan ketentraman masyarakat dapat membentuk satuan polisi pamong praja.", "type": "List item" }, { "left": 117, "top": 289, "width": 397, "height": 31, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Gubernur/Bupati/Walikota dalam menegakkan syariat Islam di Aceh dapat membentuk Wilayatul Hisbah sebagai bagian dari satuan polisi pamong praja. 9", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 361, "width": 414, "height": 94, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Khusus daerah Aceh lembaga Satpol PP diberi nama Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah . Yang mempunyai tugas di samping menegakkan Perda Satpol PP dan WH juga dituntut menegakkan kebijakan Pemerintah daerah lainnya yaitu peraturan kepala daerah juga sebagai penegak qanun-qanun syariat Islam, dan sekarang bertambah lagi sebagai perlindungan masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 464, "width": 415, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adapun dasar hukum satuan polisi pamong praja dan Wilayatul Hisbah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 506, "width": 414, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1956 Tentang Pembentukan Daerah Otonom Propinsi Atjeh dan Perubahan Peraturan Pembentukan Provinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1103);", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 589, "width": 414, "height": 31, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 630, "width": 414, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 671, "width": 394, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2010 tentang satuan polisi pamong praja;", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 712, "width": 414, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8 Pemerintah Republik Indonesia, “Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah” (n.d.).", "type": "Footnote" }, { "left": 99, "top": 735, "width": 414, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9 Pemerintah Republik Indonesia, “Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintah Aceh” (2006).", "type": "Footnote" }, { "left": 357, "top": 38, "width": 156, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Efektivitas Kinerja Satpol PP dan WH Safira Maulina, dkk", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 786, "width": 195, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/legitimasi", "type": "Page footer" }, { "left": 495, "top": 786, "width": 15, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "206", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 102, "width": 414, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah;", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 144, "width": 414, "height": 31, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Peraturan Menteri Dalam Negri Nomor 95 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah Aceh .", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 185, "width": 390, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7. Qanun Aceh Nomor 13 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Aceh ;", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 206, "width": 414, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 139 Tahun 2016 Tentang Kedudukan Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah .", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 268, "width": 414, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9. Peraturan Bupati Aceh Besar Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Kedudukan Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Satuan polisi pamong praja dan Wilayatul Hisbah", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 371, "width": 385, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E. Dasar Hukum Islam terhadap Penertiban PNS oleh Satpol PP dan WH", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 392, "width": 415, "height": 198, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syariat Islam di Aceh pada dasarnya diberlakukan pada tahun 1959, dibentuk keputusan perdana menteri Republik Indonesia Nomor I/Missi/1959 ini merupakan keputusan pertama, keputusan ini memberikan keistimewaan pada kepala Aceh yaitu mengenai tentang agama, pendidikan dan peradatan. 10 Namun kenyataan yang terjadi sampai tahun 1998 tidak pernah diberikan, kenyataan ini sangat mengecewakan masyarakat Aceh . Kemudian izin pelaksanaan di lanjutkan dengan keluarnya undang- undang nomor 44 tahun 1999 dan undang-undang nomor 18 tahun 2001, namun tidak dinyatakan secara tegas dan lugas. Kemudian muncul lagi undang-undang nomor 11 tahun 2006 tentang pemerintah Aceh yang di dalamnya juga mengatur tentang syariah Islam di Aceh . 11", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 599, "width": 414, "height": 53, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hukum di dalam Islam tidak bertujuan mengatur atau melindungi Islam sendiri namun juga bertujuan untuk melindungi seluruh umat manusia. Dalam Al-Quran kata Islam disebutkan sebanyak 8 kali dalam 7 surah yaitu surah Ali-Imran ayat 19 dan 85,", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 712, "width": 414, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10 Hardi, Daerah Istimewa Aceh, Latar Belakang Politik Dan Masa Depannya (Jakarta: bulan bintang, 1993), 57.", "type": "Footnote" }, { "left": 99, "top": 735, "width": 414, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "11 Al Yasa’ Abubakar, Pelaksanaan Syariat Islam Di Aceh Sejarah Dan Prospek, Syariah Di Wilayah Syariah (Banda Aceh: , Dinas syariat Islam provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2002), 28.", "type": "Footnote" }, { "left": 357, "top": 38, "width": 156, "height": 20, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Efektivitas Kinerja Satpol PP dan WH Safira Maulina, dkk", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 786, "width": 195, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/legitimasi", "type": "Page footer" }, { "left": 495, "top": 786, "width": 15, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "207", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 102, "width": 414, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "al-Maidah ayat 3, al- An’am ayat 125, al-Taubah ayat 74, Az-Zumar ayat 22, As Saff ayat 7 dan al-Hujarat ayat 17.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 144, "width": 230, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam surah Al-Maidah ayat 8 yang berbunyi :", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 169, "width": 392, "height": 15, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ٍم ْوَق ُنآَنَش ْمُكَّنَم ِرْجَي َلَ َو ۖ ِطْسِقْلاِب َءاَدَهُش ِ َّ ِلِلّ َنيِما َّوَق اوُنوُك اوُنَمآ َنيِذَّلا اَهُّيَأ اَي ُب َرْقَأ َوُه اوُلِدْعا ۚ اوُلِدْعَت َّلََأ ٰىَلَع", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 196, "width": 156, "height": 15, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "اَمِب ريِبَخ َ َّاللَّ َّنِإ ۚ َ َّاللَّ اوُقَّتا َو ۖ ٰى َوْقَّتلِل َنوُلَمْعَت", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 226, "width": 414, "height": 80, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Artinya: Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.\"", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 337, "width": 414, "height": 94, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Maksud dari surah tersebut adalah diperintahkan kepada orang-orang mukmin agar melaksanakan pekerjaan mereka dengan jujur, ikhlas dan juga cermat, baik pekerjaan tersebut terikat dengan urusan duniawi maupun urusan dengan agama karena jika kita bekerja dengan jujur dan ikhlas karena Allah SWT, maka mereka bisa sukses dan memperoleh hasil balasan yang mereka inginkan. 12", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 482, "width": 102, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "F. Hasil Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 124, "top": 510, "width": 389, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Profil, Tugas dan Kewenangan Satpol PP dan WH Aceh Besar dalam Penertiban Pegawai Negeri Sipil", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 551, "width": 414, "height": 121, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kabupaten Aceh Besar terletak pada garis 5,05° - 5,75° Lintang Utara dan 94,99° - 95,93° Bujur Timur. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka dan Kota Banda Aceh , Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Aceh Jaya, Sebelah Timur degan Kabupaten Pidie, dan sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 689, "width": 415, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Letak geografis kabupaten Aceh Besar di peta Aceh adalah paling ujung yang strategis. Luas wilayah kabupaten Aceh Besar mencapai 2.903,5 KM 2 jika di", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 747, "width": 282, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "12 Abdul Qadir Jailani, Tafsir Jalalain (Surat Al- Maidah Ayat 8) , n.d.", "type": "Footnote" }, { "left": 357, "top": 38, "width": 156, "height": 20, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Efektivitas Kinerja Satpol PP dan WH Safira Maulina, dkk", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 786, "width": 195, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/legitimasi", "type": "Page footer" }, { "left": 495, "top": 786, "width": 15, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "208", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 102, "width": 414, "height": 94, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "bandingkan dengan kabupaten/kota seluruh Aceh maka kabupaten Aceh Besar yang sangat luas wilayahnya. Sebagian besar wilayahnya berada di daratan dan sebagian kecil berada di kepulauan. Sekitar 10% desa di Kabupaten Aceh Besar merupakan desa pesisir. Ibukota kabupaten Aceh Besar terletak di kota Jantho, jika di bandingkan seluruh Aceh Besar maka Kota Jantho adalah kecamatan yang paling luas. 13", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 206, "width": 414, "height": 114, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wilayah kabupaten Aceh Besar yang luas dan jarak antara pusat kecamatan dengan pusat kabupaten sangat bervariasi serta ada juga 10% dari daerah Aceh besar yang terletak di pesisir, maka dapat membuat kinerja Satpol PP dan WH sedikit menghambat. Kemudian dengan keadaan wilayah Kabupaten Aceh Besar terletak dekat dengan garis khatulistiwa, sehingga wilayah ini tergolong beriklim tropis. Pada tahun 2018, suhu udara rata-rata berkisar antara 25,7°C – 28,9°C. 14", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 330, "width": 414, "height": 177, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jumlah tenaga pekerja Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah yang berstatus Pegawai Negeri Sipil terdiri dari 33 orang laki-laki dan 6 orang perempuan pada tanggal 31 Desember 2019. Namun demikian, tidak memungkinkan dengan jumlah PNS Satpol PP dan WH yang sangat minim untuk melaksanakan semua tugas yang telah diberikan oleh Bupati mengingat dalam kantor tersebut tidak semuanya bertugas sebagai patroli ada juga yang bertugas sebagai Administrasi serta bagian- bagian lainnya. Maka kantor Satpol PP dan WH merekrut kembali tenaga kontrak pada tahun 2018 yang berjumlah 306 orang tenaga kontrak yang terdiri dari 140 orang Wilayatul Hisbah dan 166 orang satuan polisi pamong praja. 15", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 516, "width": 414, "height": 136, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kantor pusat Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah terletak di Kota Jantho, mempunyai satu kantor cabang yaitu di Kecamatan Darul Imarah yang berdekatan dengan Kantor Camat Darul Imarah. Pihak kantor hanya mempunyai 7 mobil patroli, 2 mobil terletak di kantor cabang dan 5 mobil di kantor pusat. Setiap pagi Senin mereka selalu apel pertemuan agar semua petugas disiplin, bahkan menurut kepala satuan polisi pamong praja dan Wilayatul Hisbah yaitu bapak Rusli beliau mengatakan bahwa akan mengadakan apel setiap hari kecuali hari Jumat agar semua", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 689, "width": 414, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "13 Pemerintah Daerah Aceh Besar, “Profil Kabupaten Aceh Besar Tahun 2019,” in BAPPEDA Aceh Besar , 2019.", "type": "Footnote" }, { "left": 99, "top": 712, "width": 413, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "14 Rusli. S.sos, kepala satuan polisi pamong praja dan Wilayatul hisbah Aceh Besar, Wawancara Januari 2020.", "type": "Footnote" }, { "left": 99, "top": 735, "width": 413, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "15 Pak Fajri, kepala bagian umum di kantor satuan polisi pmong praja dan Wilayatul hisbah kabupaten Aceh Besar, Januari 2020", "type": "Text" }, { "left": 357, "top": 38, "width": 156, "height": 20, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Efektivitas Kinerja Satpol PP dan WH Safira Maulina, dkk", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 786, "width": 195, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/legitimasi", "type": "Page footer" }, { "left": 495, "top": 786, "width": 15, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "209", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 102, "width": 414, "height": 73, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "petugas disiplin. Menurut beliau bagaimana kita mendisiplinkan orang lain jika kita sendiri belum disiplin atas pekerjaan. 16 Maka perlu diketahui profil Pegawai Negeri Sipil Aceh Besar dan kode etik Pegawai negeri sipil Aceh Besar yang menjadi tugas Satpol PP dan WH untuk menegakkan hukum.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 185, "width": 414, "height": 135, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut sebagai PNS adalah Pegawai Negeri Sipil atau calon Pegawai negeri sipil yang bekerja di lingkungan kabupaten Aceh Besar yang mempunyai tugas penting untuk menjalankan roda Pemerintahan. Kode etik PNS menurut Perbup Aceh Besar Nomor 4 Tahun 2015 adalah pedoman sikap, jujur, tingkah laku dan perbuatan baik dalam melaksanakan tugasnya. Ada beberapa tujuan dibentuk kode etik PNS salah satunya adalah meningkat disiplin baik dalam pelaksaan tugas maupun hidup dalam bermasyarakat. 17", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 340, "width": 414, "height": 156, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jumlah kantor dinas yang ada di wilayah Kabupaten Aceh Besar terdiri dari 58 kantor, namun tidak semua kantor terletak di Kota Jantho. Jumlah Pegawai Negeri Sipil baik golongan I, II, III maupun golongan IV yang ada di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Besar tahun 2018 berjumlah 6.641 orang. Dilihat dari data jumlah PNS maka kantor Dinas pendidikan dan kebudayaan sangat banyak mencapai 2.910 orang pegawai negeri sipil dari jumlah PNS Pemerintah Daerah yang ada. Jumlah ini termasuk tenaga pendidikan yang ada di sekolah-sekolah yang tersebar di seluruh Kabupaten Aceh Besar.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 506, "width": 414, "height": 94, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jika dilihat dari data BKPSDM Kabupaten Aceh Besar maka Jumlah Pegawai negeri sipil laki-laki terdiri dari 2.132 orang dan pegawai perempuan terdiri dari 4.540 orang yang jumlah total keseluruhan mencapai 6.672 orang pegawai negeri sipil di kabupaten Aceh Besar dari keseluruhan 58 dinas dari hasil Rekap Aparatur Sipil Negara pada tanggal 31 Desember 2019. 18", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 609, "width": 414, "height": 53, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tugas satuan polisi pamong praja dan Wilayatul Hisbah adalah melaksanakan ketertiban umum, ketentraman masyarakat serta perlindungan masyarakat juga perlindungan qanun dan peraturan Bupati. Dalam pasal 6 huruf (I) Pergub Aceh", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 701, "width": 413, "height": 22, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "16 Rusli. S.sos, kepala satuan polisi pamong praja dan Wilayatul hisbah Aceh Besar, Wawancara Januari 2020.", "type": "Footnote" }, { "left": 135, "top": 724, "width": 339, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17 Pemerintah Daerah Aceh Besar, “Peraturan Bupati Nomor 4 Tahun 2015” (2015).", "type": "Footnote" }, { "left": 99, "top": 735, "width": 413, "height": 22, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "18 Pak Andrea, bagian umum di Kantor badan kepegawaian dan pengembangan sumber daya manusia (BKPSDM), Januari 2020", "type": "Footnote" }, { "left": 357, "top": 38, "width": 156, "height": 20, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Efektivitas Kinerja Satpol PP dan WH Safira Maulina, dkk", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 786, "width": 195, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/legitimasi", "type": "Page footer" }, { "left": 495, "top": 786, "width": 15, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "210", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 102, "width": 414, "height": 115, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nomor 139 Tahun 2016 juga disebut bahwa tugas Satpol PP dan WH pengawasan terhadap masyarakat, aparatur, atau badan hukum agar mematuhi dan menaati peraturan daerah dan peraturan kepala daerah serta penegakan Syariat Islam. Pada pasal 8 yang tertera di atas terdapat dalam huruf (i) menyatakan bahwa Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah harus melaksanakan tugas untuk pelaksanaan penertiban Pegawai Negeri Sipil yang keluar tanpa izin pada saat jam dinas. 19", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 247, "width": 265, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Kinerja Satpol PP dan WH dalam Penertiban PNS", "type": "Section header" }, { "left": 95, "top": 268, "width": 418, "height": 94, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kinerja satuan polisi pamong praja dan Wilayatul Hisbah dalam penertiban pegawai negeri sipil adalah melaksanakan tugas umum Pemerintah di bidang penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum, Penegakan Qanun, Peraturan Bupati, Keputusan Bupati sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan Syariat Islam.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 371, "width": 414, "height": 177, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fungsi tugas dan wewenang satuan polisi pamong praja dan Wilayatul Hisbah sudah dijalankan namun belum efektif terhadap penertiban pegawai negeri sipil. Dalam menertibkan pegawai negeri sipil yang lalai pada saat jam kerja yang menitikberatkan kepada pegawai negeri sipil yang duduk di warung kopi dilakukan dalam setahun hanya 10 kali, jika di kira-kira itu belum efektif, namun tugas dan wewenang terhadap peringatan salat lima waktu sudah sangat efektif berjalan, pada saat azan berkumandang kepala Satpol PP dan WH langsung memerintahkan para anggotanya untuk melakukan patroli dan peringatan kepada orang-orang yang masih bekerja atau berjualan termasuk juga pekerja kantor. 20", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 558, "width": 414, "height": 114, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Upaya yang dilakukan oleh kepala satuan polisi pamong praja dan Wilayatul Hisbah untuk memenuhi tugas dan wewenang satuan polisi pamong praja dan Wilayatul Hisbah yang tersebut dalam peraturan Bupati kabupaten Aceh Besar Nomor 7 Tahun 2017 sudah dijalankan namun pada penertiban PNS ada beberapa kali penangkapan hanya memberi peringatan, karena tidak adanya sanksi tertulis secara tegas untuk melakukan penindakan, mereka hanya mengembalikan PNS yang", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 712, "width": 413, "height": 22, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "19 Mawardi, Anggota Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Aceh Besar, Wawancara Desember 2019", "type": "Footnote" }, { "left": 99, "top": 735, "width": 413, "height": 22, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "20 Rusli. S.sos, kepala satuan polisi pamong praja dan Wilayatul hisbah Aceh Besar, Wawancara Januari 2020.", "type": "Footnote" }, { "left": 357, "top": 38, "width": 156, "height": 20, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Efektivitas Kinerja Satpol PP dan WH Safira Maulina, dkk", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 786, "width": 195, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/legitimasi", "type": "Page footer" }, { "left": 495, "top": 786, "width": 15, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "211", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 102, "width": 414, "height": 94, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tertangkap kepada pihak dinas masing-masing agar atasan mereka sendiri yang menindak lanjuti sanksi apa yang diberikan kepada pihak PNS tersebut. Kemudian juga kekurangan yang terdapat pada Satpol PP dan WH tidak berani menegur para pegawai negeri sipil yang duduk di warung kopi karena Satpol PP dan WH masih dikategorikan golongan kontrak. 21", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 226, "width": 399, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Hambatan dan Strategi yang dijalankan Satpol PP dan WH Aceh Besar dalam Penertiban PNS", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 266, "width": 414, "height": 32, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ada 2 faktor yang menghambat efektivitas kinerja Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah , yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 313, "width": 93, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Faktor Internal", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 334, "width": 415, "height": 115, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kinerja Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah terhadap penertiban Pegawai negeri sipil belum sepenuhnya tercapai tetapi tugas dan wewenang satuan polisi pamong praja dan Wilayatul Hisbah sudah sepenuhnya dilaksanakan, dikarenakan ada banyak faktor yang membuat kinerja satuan polisi pamong praja dan Wilayatul Hisbah terhambat, salah satunya yaitu kurangnya fasilitas di kantor seperti kurangnya mobil patroli, kemudian yang kedua kurangnya pos penghubung. 22", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 459, "width": 414, "height": 93, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kurangnya sumber daya manusia, anggaran operasional dan sarana prasarana aparat keamanan dan ketertiban. Faktor-faktor penyebab di antaranya kurangnya alokasi dana rutin yang dianggarkan oleh APBD, operasional kegiatan lebih bersifat projektif, yang mengakibatkan saran dan prasarana yang bersifat fasilitas keperluan dinas tidak memadai.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 562, "width": 414, "height": 32, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Banyak hambatan yang terjadi dalam menjalankan tugas sebagai satuan polisi pamong praja dan Wilayatul Hisbah", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 603, "width": 139, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Kurangnya mobil patroli", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 624, "width": 157, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Luasnya wilayah Aceh Besar", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 645, "width": 155, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Kurangnya pos penghubung", "type": "List item" }, { "left": 135, "top": 735, "width": 363, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "21 Pak Jhoni, kepala bagian hukum di kantor Bupati Aceh Besar, Wawancara Januari 2020", "type": "Footnote" }, { "left": 135, "top": 747, "width": 362, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "22 Safrizal, Anggota Wilayatul Hisbah kabupaten Aceh Besar, wawancara Desember 2019", "type": "Footnote" }, { "left": 357, "top": 38, "width": 156, "height": 20, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Efektivitas Kinerja Satpol PP dan WH Safira Maulina, dkk", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 786, "width": 195, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/legitimasi", "type": "Page footer" }, { "left": 495, "top": 786, "width": 15, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "212", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 102, "width": 100, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Faktor Eksternal", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 121, "width": 415, "height": 271, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Luasnya wilayah Aceh Besar yang mencapai 2.903,5 KM 2 membuat para satuan polisi pamong praja dan Wilayatul Hisbah tidak dapat memenuhi semua tugasnya ke semua daerah, karena Kantor pusat yang berada sangat jauh dari beberapa daerah di Aceh Besar yang membuat Satpol PP dan WH tidak dapat mencapainya, mengingat tidak semua kantor dinas berada di Kota Jantho. Akibat kurangnya pos penghubung membuat sedikit penghambat untuk melakukan tugasnya, mengingat adanya daerah yang terletak di pulau yaitu Pulau Aceh . Pihak Dinas Satuan Polisi pamong praja dan Wilayatul Hisbah membutuhkan beberapa pos lagi yang berada di wilayah Saree, Lhoong, Lhoknga, Krueng Raya serta juga di Pulau Aceh . Kekurangan mobilisasi patroli juga sangat berpengaruh karena dengan adanya 23 kecamatan yang ada di kabupaten Aceh Besar tidak dapat terjangkau semua, maka setiap kecamatan ada jadwal patroli.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 405, "width": 414, "height": 316, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Strategi yang dijalankan oleh pihak kantor Dinas Satpol PP dan WH dalam mengatasi kurangnya pos serta mobilisasi untuk memenuhi tugas dan wewenang adalah setiap tahun mereka membuat pengadaan untuk meminta penambahan pos dan juga mobil patroli, seperti pada tahun 2020 ini mereka membuat pengadaan untuk mengadakan mobil keliling yang berfungsi untuk menghimbau kepada masyarakat untuk tertib dan menjaga waktu salat yang disebut dengan mobil pelayanan. Namun dengan kurangnya dana sehingga tidak tercapainya tujuan, yang kita ketahui dalam setiap dinas adanya dana tersendiri yang telah di atur oleh pihak bupati, dana yang telah di atur digunakan untuk keperluan yang lebih penting sehingga pengadaan tahunan tidak dapat dicapai. Padahal jika adanya mobil pelayanan membuat lebih mudah dalam menjalankan tugas menghimbau kepada masyarakat, tidak perlu turun untuk menyuruh masyarakat salat dan juga jika adanya mobil pelayanan maka bisa sering dilakukannya penertiban, karena kurang sarana dan prasarana maka penertiban masyarakat dilakukan dalam satu bulan hanya dua kali.", "type": "Text" }, { "left": 357, "top": 38, "width": 156, "height": 20, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Efektivitas Kinerja Satpol PP dan WH Safira Maulina, dkk", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 786, "width": 195, "height": 9, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/legitimasi", "type": "Page footer" }, { "left": 495, "top": 786, "width": 15, "height": 9, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "213", "type": "Page footer" }, { "left": 120, "top": 102, "width": 393, "height": 32, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Kinerja Satpol PP dan WH dalam Penertiban PNS", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 144, "width": 414, "height": 135, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Secara lughawi, kata \"amanah\" artinya dipercaya atau terpercaya. Adapun menurut istilah aqidah dan syariat agama, amanat adalah segala hal yang dipertanggungjawabkan kepada seseorang, baik hak-hak itu milik Allah maupun hak hamba, baik yang berupa benda, pekerjaan, perkataan, ataupun kepercayaan hati. Secara islami, apabila kita diserahi suatu amanah, maka amanat itu wajib kita pelihara, kita laksanakan, kita layani, baik amanah itu berupa harta, kehormatan, wasiat maupun lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 289, "width": 414, "height": 73, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sesungguhnya agama Islam mewajibkan kepada kita kaum Muslimin untuk bersifat amanah, yakni berlaku jujur dan dapat dipercaya. Apa pun status kita, apakah sebagai seorang siswa atau siswi, pegawai, petani, pedagang, ibu dan ayah, atau lainnya, maka kita dituntut untuk bersikap amanat, menyampaikannya kepada ahlinya.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 371, "width": 249, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam surah An-Nisa ayat 58 menjelaskan bahwa:", "type": "Text" }, { "left": 457, "top": 390, "width": 53, "height": 18, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ُك ُرُمْأَي َ َّاللَّ َّنِإ", "type": "Section header" }, { "left": 331, "top": 390, "width": 126, "height": 18, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "اَهِلْهَأ ٰىَلِإ ِتاَناَمَ ْلْا اوُّدَؤُت ْنَأ ْم", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 424, "width": 414, "height": 25, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Artinya: Sesungguhnya Allah memerintahkan kepada kalian untuk menunaikan amanat kepada yang berhak . 23", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 480, "width": 414, "height": 175, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam syarah hadist riwayat Muslim Rasulullah SAW bersabda bahwa “ Ummat Islam senantiasa berkewajiban untuk memenuhi atas persyaratan mereka” termasuk orang munafik adalah orang-orang yang tidak memenuhi janji dan persyaratannya. Termasuk korupsi waktu adalah tidak bekerja di jam kerjanya tanpa izin yang jelas atau menggunakan jam kerja untuk keperluan lain yang tidak berhubungan dengan pekerjaan. Hal ini dilarang oleh syariat dan hendaknya ia menunaikan kewajibannya yaitu Seorang pegawai harus bekerja sesuai dengan jam kerjanya.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 747, "width": 259, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "23 Abdul Qadir Jailani , tafsir Jalalain, surat Al- Annisaa ayat 58", "type": "Footnote" }, { "left": 357, "top": 38, "width": 156, "height": 20, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Efektivitas Kinerja Satpol PP dan WH Safira Maulina, dkk", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 786, "width": 195, "height": 9, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/legitimasi", "type": "Page footer" }, { "left": 495, "top": 786, "width": 15, "height": 9, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "214", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 102, "width": 62, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "G. Analisis", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 126, "width": 414, "height": 198, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari penelitian yang penulis lakukan bahwasanya kinerja satuan polisi pamong praja dan Wilayatul Hisbah terhadap penertiban pegawai negeri sipil di kabupaten Aceh Besar belum sepenuhnya dilaksanakan secara efektif, dikarenakan ada beberapa hal yang menghambat dari pada kerja Satpol PP dan WH, salah satunya dikarenakan luasnya wilayah Aceh Besar tidak dapat menjangkau dengan kurangnya fasilitas kerja serta sarana dan prasaran. Kemudian kurangnya dana APBD untuk memenuhi pengadaan yang dibuat oleh pihak dinas Satpol PP dan WH. Berarti itu adalah salah satu alasan kenapa penertiban terhadap pegawai negeri sipil yang lalai pada saat jam kerja jarang dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 337, "width": 414, "height": 105, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam pelaksanaannya peraturan penertiban pegawai negeri sipil tidak selalu dilaksanakan secara personal oleh pihak Aceh Besar, tetapi adakalanya mereka menunggu ajakan dari pihak provinsi. Tetapi dari yang telah penulis lakukan penelitian tidak selalu di ajak oleh pihak provinsi, dalam setahun hanya 3 kali ajakan, selebihnya pihak Satpol PP dan WH sendiri melaksanakannya secara penuh.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 454, "width": 414, "height": 176, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fakta ketika didapat di lapangan adalah pegawai negeri sipil masih banyak yang berkeliaran pada saat jam kerja, itu dikarenakan tidak pihak Satpol PP dan WH tidak berani menegur mengingat mereka hanya dari golongan kontrak itu yang dikatakan oleh pegawai negeri sipil sendiri. Selain itu juga kurangnya kerja sama antara Satpol PP WH Aceh Besar dan Satpol PP WH provinsi. Untuk meminimalisir terjadinya kelalaian pada pegawai negeri sipil adalah harus adanya kesadaran sendiri karena peraturan kode etik PNS sudah tertera, dan mereka wajib mematuhi peraturan tersebut termasuk jam kerja yang telah ditetapkan.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 642, "width": 414, "height": 105, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indikator atau tujuan dalam peraturan gubernur Aceh nomor 139 tahun 2016 tentang tugas dan wewenang satuan polisi pamong praja dan Wilayatul Hisbah terhadap penertiban pegawai negeri sipil tidak terlaksana secara efektif dikarenakan tidak adanya peraturan khusus batasan dalam satu bulan wajib berapa kali melakukan penegakan. Seharusnya ada peraturan khusus agar tercapainya tujuan kedisiplinan", "type": "Text" }, { "left": 357, "top": 38, "width": 156, "height": 20, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Efektivitas Kinerja Satpol PP dan WH Safira Maulina, dkk", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 786, "width": 195, "height": 9, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/legitimasi", "type": "Page footer" }, { "left": 495, "top": 786, "width": 15, "height": 9, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "215", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 100, "width": 414, "height": 271, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pegawai negeri sipil. 24 Jika dalam tenggang waktu satu tahun hanya 10 kali melakukan penertiban maka tujuan untuk menertibkan pegawai negeri sipil agar disiplin tidak akan tercapai, karena pada kenyataannya masih banyak pegawai negeri sipil yang keluar tanpa izin pada saat jam dinas. Agar tercapainya tujuan penertiban PNS dapat dilakukan dalam satu bulan 4 (empat) kali melakukan razia untuk meminimalisir pegawai yang keluar tanpa izin. Dapat kita tarik kesimpulan secara tidak langsung semacam kurangnya dukungan dari pihak pemerintah sendiri untuk memenuhi pengadaan pos dan mobilisasi pelayanan. Kemudian kurangnya disiplin para Satpol PP dan WH sendiri, fakta di lapangan mereka ada jadwal piket tetapi pada hari jadwal piket ada yang tidak masuk kerja, hal tersebut adalah suatu kekurangan pada pihak Satpol PP dan WH kurangnya disiplin oleh penegak hukum sendiri sedangkan mereka harus mendisiplinkan orang lain.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 407, "width": 83, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H. Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 431, "width": 414, "height": 199, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kinerja Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah dalam penertiban Pegawai Negeri Sipil di kabupaten Aceh Besar belum sepenuhnya efektiv, dikarenakan ada beberapa hal yang menghambat dari pada kerja Satpol PP dan WH, salah satunya dikarenakan luasnya wilayah Aceh Besar tidak dapat menjangkau dengan kurangnya fasilitas kerja serta sarana dan prasaran. Kemudian kurangnya dana APBD untuk memenuhi pengadaan yang dibuat oleh pihak dinas Satpol PP dan WH. Inikah salah satu alasan kenapa penertiban terhadap pegawai negeri sipil yang lalai pada saat jam kerja jarang dilakukan. Kemudian juga kurangnya kesadaran para PNS terhadap etos kerja yang telah ditetapkan.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 642, "width": 414, "height": 58, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Strategi pihak Dinas Satpol PP dan WH dalam mengatasi kurangnya pos serta mobilisasi untuk memenuhi tugas dan wewenang adalah setiap tahun mereka membuat pengadaan untuk meminta penambahan pos dan juga mobil patroli, seperti pada tahun", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 735, "width": 413, "height": 22, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "24 Sudibyo Triatmodjo, Hukum Kepegawaian Mengenai Kedudukan Hak Dan Kewajiban Pegawai Negeri Sipil (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1993).", "type": "Footnote" }, { "left": 357, "top": 38, "width": 156, "height": 20, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Efektivitas Kinerja Satpol PP dan WH Safira Maulina, dkk", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 786, "width": 195, "height": 9, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/legitimasi", "type": "Page footer" }, { "left": 495, "top": 786, "width": 15, "height": 9, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "216", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 102, "width": 414, "height": 129, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2020 ini mereka membuat pengadaan untuk mengadakan mobil keliling yang berfungsi untuk menghimbau kepada masyarakat untuk tertib dan menjaga waktu salat juga untuk menghimbau para pegawai yang lalai di luar saat jam kerja yang disebut dengan mobil pelayanan. Namun jika dilihat dari strategi yang mereka lakukan tidak bisa disebut strategi, karena setiap kantor itu pasti membuat pengadaan untuk mengatasi kekurangan.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 243, "width": 414, "height": 128, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jika dilihat dari tinjauan siyasah syar’iyah terhadap penertiban PNS itu sesuai karena membasmi orang-orang yang memakan gaji yang bukan menjadi hak miliknya, maka kinerja Satpol PP dan WH sangat didukung karena untuk kemaslahatan umat. Bagi seseorang yang telah diberikan kewajiban menjalankan amanat rakyat (Negara) tetapi tidak melaksanakannya kemudian mengambil upah 1(satu) bulan penuh maka haram seseorang mengambil upah yang bukan miliknya.", "type": "Text" }, { "left": 357, "top": 38, "width": 156, "height": 20, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Efektivitas Kinerja Satpol PP dan WH Safira Maulina, dkk", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 786, "width": 195, "height": 9, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/legitimasi", "type": "Page footer" }, { "left": 495, "top": 786, "width": 15, "height": 9, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "217", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 102, "width": 108, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Daftar Kepustakaan", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 129, "width": 328, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abdul Qadir Jailani. Tafsir Jalalain (Surat Al- Maidah Ayat 8) , n.d.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 155, "width": 341, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abdullah, Rozali. Hukum Kepegawaian . Jakarta: Rajawali Pers, 1996.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 181, "width": 415, "height": 38, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abubakar, Al-yasa’. Pelaksanaan Syariat Islam Di Aceh Sejarah Dan Prospek, Syariah Di Wilayah Syariah . Banda Aceh : , Dinas syariat Islam provinsi Nanggro Aceh Darusslam, 2002.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 234, "width": 414, "height": 25, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta : Rineka Cipta. 2010.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 274, "width": 414, "height": 24, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bahri, Syamsul. “Pelaksanaan Syariat Islam Di Aceh Sebagai Bagian Wilayah NKRI.” Jurnal Dinamika Hukum 2 (2012).", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 313, "width": 414, "height": 25, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Besar, Pemerintah Daerah Aceh . Peraturan Bupati Aceh Besar Nomor 7 Tahun 2017 (n.d.).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 350, "width": 271, "height": 13, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "———. Peraturan Bupati Nomor 4 Tahun 2015 (2015).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 376, "width": 414, "height": 14, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "———. “Profil Kabupaten Aceh Besar Tahun 2019.” In BAPPEDA Aceh Besar , 2019.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 405, "width": 414, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gomes, Faustino Cardoso. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi,", "type": "Text" }, { "left": 123, "top": 418, "width": 27, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2003", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 444, "width": 414, "height": 25, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hardi. Daerah Istimewa Aceh , Latar Belakang Politik Dan Masa Depannya . Jakarta: bulan bintang, 1993.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 484, "width": 414, "height": 38, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hamidjoyo, Kunto. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Implementasi Kebijakan Penataan Pemebinaan dan Penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL) di Surakarta. Semarang: Universitas Diponegoro. 2004", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 537, "width": 414, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesia, Pemerintah Republik. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2018 (2018).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 560, "width": 391, "height": 13, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "———. Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah (n.d.).", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 589, "width": 414, "height": 25, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "M.Situmorang, Victor, and Cormentyna Sitanggang. Hukum Administrasi Pemerintahan Di Daerah . Jakarta: Sinar Grafika, 1995.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 628, "width": 415, "height": 25, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Moleong, Lexy J. Meteodologi Penelitian Kualitatif , Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2002.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 668, "width": 414, "height": 25, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nurcholis, Hanif. Teori Dan Praktek Pemerintahandan Otonomi Daerah . Jakarta: Grasindo, 2007.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 708, "width": 350, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pasolong, Harbani. Teori Administrasi Publik , Bandung: Alfabeta, 2010", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 733, "width": 414, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pemerintah Republik Indonesia. Undang-Undang nomor 11 tahun 2006 tentang", "type": "Text" }, { "left": 357, "top": 38, "width": 156, "height": 20, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Efektivitas Kinerja Satpol PP dan WH Safira Maulina, dkk", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 786, "width": 195, "height": 9, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/legitimasi", "type": "Page footer" }, { "left": 495, "top": 786, "width": 15, "height": 9, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "218", "type": "Page footer" }, { "left": 123, "top": 102, "width": 123, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pemerintah Aceh (2006).", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 128, "width": 414, "height": 25, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 168, "width": 415, "height": 24, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prabu, Mangkunegara Anwar. Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung: PT. Remaja Rosadakarya, 2004", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 205, "width": 414, "height": 27, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Redaksi, Dewan. “Ensiklopedi Hukum Islam,” 1939. PT ICHTIAR BARU VAN HOEVE, 1996.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 247, "width": 414, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rivai, Veithzal, dkk. Perfomance Appraisal, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 273, "width": 414, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sulistiyani, Ambar T. Dan Rosidah. Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta:", "type": "Text" }, { "left": 123, "top": 286, "width": 88, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Graha Ilmu, 2003", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 312, "width": 414, "height": 25, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tangkilisan, Hessel Nogi. Manajemen Publik . Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2005", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 352, "width": 414, "height": 25, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Triatmodjo, Sudibyo. Hukum Kepegawaian Mengenai Kedudukan Hak Dan Kewajiban Pegawai Negeri Sipil . Jakarta: Ghalia Indonesia, 1993.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 392, "width": 414, "height": 24, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wawancara dengan Rusli. S.sos, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Dan Wilayatul Hisbah Aceh Besar, Januari 2020.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 431, "width": 414, "height": 25, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wawancara dengan Jhoni, Kepala Bagian Hukum Di Kantor Bupati Aceh Besar, Januari2020", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 471, "width": 414, "height": 25, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wawancara Safrizal, Anggota Wilayatul Hisbah Kabupaten Aceh Besar, Desember 2019", "type": "Text" } ]
7593680a-74ad-7b4e-7525-536b748c095e
https://jurnal.umsrappang.ac.id/jstip/article/download/831/689
[ { "left": 85, "top": 38, "width": 427, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Sains dan Teknologi Industri Peternakan 2022, 3. (1): 13-17 https://jurnal.umsrappang.ac.id/jstip e-ISSN (2775-7889)", "type": "Page header" }, { "left": 500, "top": 784, "width": 12, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 143, "width": 426, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENGARUH PEMBERIAN PROBIOTIK Bacillus subtilis BN Strain TERHADAP KUALITAS TELUR AYAM", "type": "Section header" }, { "left": 100, "top": 185, "width": 399, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EFFECT OF THE ADMINISTRATION OF PROBIOTIC (Bacillus subtilis BN Strain) ON EGG CHICKEN QUALITY", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 224, "width": 418, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Khoirul Huda a* , Hamzah Nata Siswara b , & Lia Nur Aini c a,b,c Program Studi Budidaya Ternak, Politeknik Pertanian dan Peternakan Mapena, Tuban, Jawa Timur,", "type": "Text" }, { "left": 278, "top": 253, "width": 41, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 279, "width": 92, "height": 49, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Article history: Received: 2023-01-12 Revised: 2023-02-20 Accepted: 2023-02-23", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 338, "width": 106, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "*Corresponding Author : Khoirul Huda", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 362, "width": 134, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program Studi Budidaya Ternak,", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 374, "width": 147, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Politeknik Pertanian dan Peternakan Mapena, Tuban, Jawa Timur Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 241, "top": 279, "width": 288, "height": 134, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian probiotik Strain Bacillus subtilis BN terhadap ketebalan cangkang, indeks putih telur dan indeks kuning telur ayam. Penelitian ini menggunakan ayam petelur umur 38 minggu sebanyak 24 ekor, diacak menjadi empat perlakuan dengan delapan ulangan. Perlakuan terdiri dari P0 tanpa penambahan probiotik, P1 dengan penambahan Bacillus subtilis Strain BN sebanyak 0,005 gram/kg pakan, P2 dengan penambahan Bacillus subtilis Strain BN sebanyak 0,01 gram/kg pakan dan P3 dengan penambahan Bacillus subtilis Strain BN sebanyak 0,02 gram/kg pakan. Berdasarkan analisis data statistik, Analisis Sidik Ragam (ANOVA) menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata (p>0,05) terhadap ketebalan cangkang, indeks putih maupun indeks kuning telur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan probiotik Bacillus subtilis Strain BN sebanyak 0,005 gram/kg pakan, 0,01 gram/kg pakan dan 0,02 kg/kg pakan tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan ketebalan kerabang telur, indeks putih telur dan indeks kuning telur.", "type": "Text" }, { "left": 241, "top": 426, "width": 114, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: Probiotik, kualitas telur", "type": "Section header" }, { "left": 241, "top": 447, "width": 288, "height": 134, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT : This reseacrh aims to find out the effect of probiotic administration of Bacillus subtilis BN Strain on shell thickness, white index and chicken yolk index. This research used 38-week-old layer laying hens as many as 24 heads, randomized into four treatments with eight replays. Treatment consists of P0 without the addition of probiotics, P1 with the addition of Bacillus subtilis BN Strain as many as 0.005 grams / kg of feed, P2 with the addition of Bacillus subtilis BN Strain as many as 0.01 grams / kg of feed and P3 with the addition of Bacillus subtilis BN Strain as many as 0.02 grams / kg of feed. Based on the analysis of statistical data, the Analysis Of Variance (ANOVA) test showed no noticeable difference (p>0.05) to the thickness of the shell, white index or egg yolk index. The results showed that the addition of probiotic Bacillus subtilis BN Strain as many as 0.005 grams/kg of feed, 0.01 grams/kg of feed and 0.02 kg/kg of feed had no noticeable effect on the increase in egg shell thickness, egg white index and egg yolk index.", "type": "Text" }, { "left": 241, "top": 594, "width": 109, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keyword: Probiotics, egg quality", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 641, "width": 80, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 660, "width": 197, "height": 89, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kebutuhan konsumsi telur ayam dalam beberapa tahun terakhir semakin meningkat. Data konsumsi telur ayam ras/kampung per kapita per minggu dari Badan Pusat Statistik (BPS, 2019) dalam kurun waktu 2014-2018 secara berurutan adalah 0,171 kg, 1,940 kg, 1,983 kg, 2,119 kg dan 2.152 kg . Kebutuhan", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 641, "width": 197, "height": 115, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tersebut didasari oleh nilai ekonomis protein asal hewan tersebut yang tergolong murah atau lebih terjangkau jika dibandingkan dengan daging ayam, ikan maupun sapi (PIHPS, 2019). Tingginya konsumsi kebutuhan protein harus diiringi dengan pengolahan protein hewani yang baik, karena apabila tidak dimasak pada suhu 100-120°C dapat menyebabkan konsumsi residu dan akan berdampak pada meningkatnya risiko", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 102, "width": 278, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI INDUSTRI PETERNAKAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 415, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Khoirul Huda, Hamzah Nata Siswara, & Lia Nur Aini / Pengaruh Pemberian Probiotik Bacillus subtilis bn Strain Terhadap Kualitas Telur Ayam. https://doi.org/10.55678/jstip.v3i1.831", "type": "Page header" }, { "left": 500, "top": 784, "width": 12, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 198, "height": 221, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kanker (Lazuardi et al ., 2020). Banyaknya kebutuhan konsumsi telur ayam tersebut menuntut pengiriman dalam jumlah besar tanpa diikuti dengan pengemasan dan pemilihan ukuran telur yang kurang baik. Kendaraan yang membawa telur melewati jalanan yang rusak, hal itu menyebabkan telur banyak yang pecah dalam pengiriman, disamping dari kualitas cangkang itu sendiri yang kurang kuat (Saroinsong et al , 2016). Kualitas telur yang kurang baik bisa disebabkan karena umur induk yang tua, sehingga mengakibatkan kerja organ reproduksinya semakin tidak sempurna, sehingga telur yang diproduksi memiliki kerabang telur yang tipis, mengakibatkan telur mudah retak dan pecah sehingga telur sering terkontaminasi bakteri (Jamila et al., 2009).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 312, "width": 198, "height": 393, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ada banyak probiotik yang dapat dicampurkan ke dalam pakan guna membantu memperbaiki sistem pencernaan maupun reproduksi, diantaranya Bacillus subtilis, yang mempunyai fungsi yaitu untuk menambah kualitas telur diantaranya menambah ketebalan cangkang, menambah volume telur, menambah indeks kuning dan putih telur. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan Abdelqader et al . (2013) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa Bacillus subtilis meningkatkan produksi telur, berat telur, massa telur dan menurunkan konversi pakan. Andini (2011) menyatakan bahwa probiotik Bacillus subtilis membantu proses pencernaan dan penyerapan sari-sari makanan dalam tubuh ayam, hal tersebut berdampak pada meningkatnya selera makan ayam sehingga nutrisi yang masuk semakin banyak dan nutrisi untuk pembentukan telur semakin baik, hal tersebut juga akan berdampak pada meningkatnya kualitas telur ayam. Mikroorganisme probiotik Bacillus subtilis telah dipelajari sebagai aditif pakan potensial karena mampu memproduksi enzim ekstraseluler yang luar biasa, termasuk protease, amilase, selulase dan lipase (Chen et al ., 2009). Enzim ini dapat meningkatkan kecernaan protein, karbohidrat, dan lipid pada ayam yang berakibat pada naiknya indek putih, indek kuning, maupun ketebalan cangkang telur (Salim et al ., 2013).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 709, "width": 197, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian tentang penggunaan probiotik perlu dilakukan agar diperoleh hasil produksi yang tinggi serta kualitas telur yang baik,", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 87, "width": 197, "height": 49, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sehingga penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh probiotik Bacillus subtilis terhadap indeks putih telur, indeks kuning telur serta ketebalan cangkang telur ayam.", "type": "Text" }, { "left": 359, "top": 147, "width": 110, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BAHAN DAN METODE", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 166, "width": 76, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahan Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 179, "width": 198, "height": 115, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahan-bahan penelitian yang digunakan meliputi: ayam petelur umur 30 minggu sebanyak 24 ekor, probiotik Bacillus subtillis BN Strain dengan konsentrasi 1 x 10 ¹¹ CFU/g dengan standar mutu dapat dilihat pada lamppiran 2, air minum ayam, dan pakan komersial khusus ayam petelur masa produksi yaitu pakan komersial ayam petelur New Hope 7183A.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 298, "width": 198, "height": 207, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemberian pakan sebanyak 120 g/ekor/hari dan minum diberikan secara ad libitum selama 5 minggu. Frekuensi pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari, yakni pagi dan sore hari. Pemberian probiotik Bacillus subtilis BN Strain dicampur dengan pakan komplit ayam petelur New Hope 7183A dengan tingkat homogenitas dengan syarat 80-120%. Telur segar dipecahkan setiap hari pada minggu terakhir. Pemecahan telur dilakukan satu per satu untuk pendataan ketebalan cangkang, tinggi putih telur, diameter putih telur, tinggi kuning telur serta diameter kuning telur. Pendataan tersebut untuk pengukuran ketebalan cangkang, indeks putih telur dan indeks kuning telur yang diukur menggunakan spherometer dan jangka sorong.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 509, "width": 198, "height": 168, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Telur dipecahkan satu per satu, cangkang telur dipisahkan dari putih dan kuning telur, ketebalan cangkang telur diukur menggunakan jangka sorong, kuning dan putih telur diletakkan pada kaca datar, diameter panjang dan diameter lebar putih telur diukur menggunakan jangka sorong (putih dan kuning telur tidak boleh terpisah), tinggi putih telur diukur menggunakan spherometer, telur dipisahkan dengan putih telur, kemudian diukur diameter panjang dan diameter lebar kuning telur menggunakan jangka sorong, tinggi kuning telur diukur menggunakan spherometer.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 682, "width": 58, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisa Data", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 695, "width": 198, "height": 61, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data yang telah didapatkan akan dianalisis statistik menggunakan A nalysis of Variance (ANOVA) Rancangan Acak Lengkap (RAL) untuk mengetahui adanya signifikasi perbedaan rata-rata dari perlakuan yang diberikan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 427, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Sains dan Teknologi Industri Peternakan 2022, 3. (1): 13-17 https://jurnal.umsrappang.ac.id/jstip e-ISSN (2775-7889)", "type": "Page header" }, { "left": 500, "top": 784, "width": 12, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15", "type": "Page footer" }, { "left": 167, "top": 88, "width": 34, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 107, "width": 119, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketebalan Cangkang Telur", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 120, "width": 197, "height": 173, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil rata-rata nilai tebal cangkang telur tidak menunjukkan perbedaan yang nyata yang berarti bahwa nilai rata-rata tebal kerabang tersebut adalah sama yaitu P0 0.38 mm, P1 0.40 mm, P2 0.40 mm dan P3 0.41 mm. Perbandingan nilai tebal cangkang telur setiap perlakuan dapat dilihat pada table 1. Tabel 1. Nilai Tebal Cangkang Telur Perlakuan Nilai Tebal Cangkang Telur (cm) P0 P1 P2 P3 0,038ᵃ ± 0,004 0,040ᵃ ± 0,000 0,040ᵃ ± 0,000 0,041ᵃ ± 0,004", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 294, "width": 197, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan: a Superskrip yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak adanya perbedaan yang nyata (p>0,05)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 317, "width": 198, "height": 261, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rata-rata nilai tebal cangkang yang didapat pada P0= 0,38 mm, P1= 0,40 mm, P2= 0,40 mm dan P3= 0,41 mm. Hasil analisis dengan menggunakan Uji ANOVA RAL didapatkan rata-rata tebal cangkang tidak menunjukkan perbedaan yang nyata antara P0 kontrol (tanpa penambahan probiotik) dengan perlakuan P1 diberi probiotik Bacillus subtilis BN Strain 0,005 gram, P2 diberi probiotik Bacillus subtilis BN Strain 0,01 gram dan P3 diberi probiotik Bacillus subtilis BN Strain 0,02 gram. Tidak adanya perbedaan pada ketebalan kerabang dapat disebabkan karena kurangnya tingkat ketelitian alat ukur yaitu jangka sorong dengan tingkat ketelitian 0,1 mm, yang seharusnya menggunakan tingkat ketelitian 0.01 mm. Kekurangan lain dari jangka sorong adalah angka yang kecil membuat orang rabun sulit melihatnya, maka perlu difoto kemudian gambar diperbesar untuk melihatnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 582, "width": 197, "height": 75, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembahasan mengandung interpretasi penulis pada hasil kajian dan terintegrasi dengan hasil yang terpublikasi oleh kajian sebelumnya (pustaka) serta dapat menyajikan interpretasi yang lebih luas. Pembahasan harus ditulis secara jelas dan konsisten", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 661, "width": 198, "height": 89, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tidak adanya perbedaan pada ketebalan kerabang dapat juga disebabkan karena ayam yang mengonsumsi probiotik mengalami peningkatan mukus pada usus halus. Fakta ini sesuai dengan Bummer et al . (2010) bahwa pemberian produk dinding sel (mukus) dari probiotik dapat merangsang sel goblet pada", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 87, "width": 198, "height": 76, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "usus halus untuk memproduksi mukus. Adanya peningkatan mukus pada usus ayam ini diduga menjadi penyebab penyerapan zat-zat makanan terganggu sehingga ayam akan mengkonsumsi ransum lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Perbedaan tidak nyata", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 167, "width": 198, "height": 128, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Widyantara et al . (2017) menyatakan bahwa ketebalan kerabang dapat dipengaruhi oleh kandungan nutrien ransum, komponen lapisan kerabang, umur, kondisi fisiologi tubuh dan stres. Konsumsi kalsium ayam petelur yang dipelihara baik menggunakan probiotik maupun tanpa probiotik yang tertulis pada label pakan adalah 3.25-4.25%. kandungan nutrisi tersebut sudah sesuai dengan syarat mutu pakan ayam petelur yaitu 3.25-4.25% SNI (2016).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 299, "width": 84, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indeks Putih Telur", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 312, "width": 198, "height": 147, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil rata-rata nilai indeks putih telur tidak berbeda nyata, hal ini berarti bahwa nilai rata- rata indeks putih telur tersebut adalah sama. Perbandingan nilai indeks putih telur setiap perlakuan dapat dilihat pada table 2. Tabel 2. Nilai Indeks Putih Telur Perlakuan Nilai Indeks Putih Telur P0 0,126 a ± 0,017 P1 0,136 a ± 0,013 P2 P3 0,138 a ± 0,011 0,139 a ± 0,014", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 462, "width": 197, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan: a Superskrip yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak adanya perbedaan yang nyata (p>0,05)", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 485, "width": 198, "height": 260, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rata-rata indeks putih telur tidak didapatkan perbedaan nyata dikarenakan oleh kurang maksimal dalam mengsekresikan enzim protease dan lipase, sehingga kurang maksimal dalam pembentukan asam amino sebagai bahan utama pembentukan putih telur (Priastoto, et al ., 2016). Nasution dan Adrizal (2009) menyatakan bahwa zat gizi makanan yang memengaruhi indeks putih telur adalah protein dan asam amino pada ransum. Tidak adanya perbedaan yang nyata bisa juga dikarenakan hujan pada kandang luar ruangan yang mengakibatkan pakan menjadi basah, sehingga konsumsi pakan ayam berkurang dan ayam menjadi stress. Konsumsi pakan dipengaruhi oleh temperatur lingkungan, kesehatan ayam, perkandangan, wadah pakan, kandungan nutrisi dalam pakan dan stress (Alfani, et al .,2020). Menurut Aulia et al . (2016) nilai indeks albumen yang tidak berbeda nyata diduga", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 415, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Khoirul Huda, Hamzah Nata Siswara, & Lia Nur Aini / Pengaruh Pemberian Probiotik Bacillus subtilis bn Strain Terhadap Kualitas Telur Ayam. https://doi.org/10.55678/jstip.v3i1.831", "type": "Page header" }, { "left": 500, "top": 784, "width": 12, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 197, "height": 168, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terjadi karena rata-rata bentuk telur adalah lonjong. Telur yang relatif panjang dan sempit (lonjong atau oval) pada berbagai ukuran memiliki indeks telur yang rendah dan telur yang relatif pendek dan lebar (lebih kearah bulat) memiliki indeks telur yang tinggi. Setiap ternak menghasilkan bentuk telur yang khas karena bentuk telur merupakan sifat yang diwariskan. Rahayu (2001) menyatakan, bahwa bentuk telur lonjong ataupun oval memiliki indeks telur yang rendah, sedangkan telur yang bentuknya lebih bulat memiliki indeks telur yang besar pada telur ayam Merawang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 260, "width": 92, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indeks Kuning Telur", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 273, "width": 197, "height": 75, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil rata-rata nilai indeks kuning telur tidak menunjukkan perbedaan yang nyata yang berarti bahwa nilai rata-rata indeks kuning telur tersebut adalah sama. Perbandingan nilai indeks kuning telur setiap perlakuan dapat dilihat pada table 3.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 354, "width": 195, "height": 79, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3 Nilai Indeks Kuning Telur Perlakuan Nilai Indeks Kuning Telur P0 0,403 a ± 0,009 P1 0,405 a ± 0,018 P2 P3 0,410 a ± 0,023", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 422, "width": 197, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0,411 a ± 0,015 Keterangan: a Superskrip yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak adanya perbedaan yang nyata (p>0,05)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 457, "width": 198, "height": 287, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rata-rata nilai indeks kuning telur tidak didapatkan perbedaan nyata (p>0,05) antara P0, P1, P2 dan P3 keadaan ini dipengaruhi oleh faktor terpenting yang memengaruhi terbentuknya indeks kuning telur yaitu protein dan asam amino, karena sekitar 50% bahan kering telur mengandung protein sehingga penyediaan asam amino dalam sintesis protein sangat diperlukan untuk memproduksi telur (Wahyu, 1992). Menurut Priastoto et al ., (2016) Bacillus subtilis yang berperan dalam probiotik kurang maksimal dalam mengsekresikan enzim lipase dan protease, sehingga kurang maksimal dalam pembentukan asam amino sebagai bahan utama pembentukan kuning telur. Konsumsi pakan ayam petelur yang sama pada keempat perlakuan ayam tersebut sehingga IKT tersebut juga berakibat berbeda tidak nyata. Pakan merupakan komponen yang penting dalam usaha peternakan. Menurut Purwati (2015) pakan mempunyai peranan penting dalam proses pembentukan telur, tubuh akan menyerap", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 87, "width": 197, "height": 156, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "nutrisi yang dihasilkan dari pakan berupa karbohidrat, protein, lemak, vitamin, kalsium dan mineral dalam bentuk molekul dan diedarkan keseluruh tubuh melalui aliran darah sebagai energi. Proses metabolisme di dalam sel akan berlangsung secara efisien dan efektif apabila nutrisi yang dihasilkan optimal sehingga dapat menjamin ketersediaan bahan baku metabolisme. Energi yang dihasilkan dari pakan tersebut dapat digunakan sebagai pertumbuhan pemeliharaan, dan produksi telur (Sunarno dan Djaelani, 2011 ).", "type": "Text" }, { "left": 379, "top": 253, "width": 70, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 337, "top": 272, "width": 176, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan penelitian yang telah", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 285, "width": 198, "height": 49, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa penambahan probiotik Bacillus subtilis BN Strain dengan level 0,02 g tidak mempengaruhi kualitas telur ayam.", "type": "Text" }, { "left": 353, "top": 344, "width": 123, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UCAPAN TERIMA KASIH", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 363, "width": 198, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penulis Mengucapkan terima kasih kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 390, "width": 197, "height": 62, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masyarakat (LPPM) Politeknik Pertanian dan Peternakan Mapena (Poltana Mapena) yang telah memberikan hibah penelitian melalui Program Stimulan Penelitian Dosen (PSPD) tahun 2021/2022.", "type": "Text" }, { "left": 367, "top": 462, "width": 94, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 481, "width": 198, "height": 49, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abdelqader, A., A. R. Al-Fataftah, &G. Das. 2013. Effects of Dietary Bacillus Subtilis and Inulin Supplementation on Performance, Eggshell Quality, Intestinal", "type": "Table" }, { "left": 337, "top": 534, "width": 176, "height": 49, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Morphology and Microflora Composition of Laying Hens in the Late Phase of Production. Anim. Feed Sci. Technol . 179:103–111.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 587, "width": 197, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alfani, R., E.F.N. Lis, D. Budiono. 2020.", "type": "List item" }, { "left": 337, "top": 600, "width": 176, "height": 49, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Pemberian Probiotik Bacillus Subtilis Dan Saccharomyses Cerevis iae Terhadap Performan Ayam Layer Umur 51 Minggu. Universitas Islam Kadiri.", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 653, "width": 78, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kediri.2(2): 70-80.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 666, "width": 198, "height": 49, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andini, S., S. Hartini, A. Setiawan. 2011. Potensi Bacillus Subtilis Sebagai Pakan Aditif Ayam Petelur Dalam Menurunkan Kadar Kolesterol Total Kuning Telur.", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 719, "width": 176, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga. 466-473.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 427, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Sains dan Teknologi Industri Peternakan 2022, 3. (1): 13-17 https://jurnal.umsrappang.ac.id/jstip e-ISSN (2775-7889)", "type": "Page header" }, { "left": 500, "top": 784, "width": 12, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "17", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 197, "height": 49, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aulia E., E. Dihansih & D. Kardaya. 2016. Kualitas Telur Itik Alabio ( Anas Plathyryncos Borneo ) Yang Diberi Ransum Komersil Dengan Tambahan", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 140, "width": 176, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kromium (Cr) Organik. Jurnal Peternakan", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 154, "width": 100, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nusantara . 2(2). 79-85.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 167, "width": 198, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Badan Pusat Statistik (BPS). 2019. Rata-Rata Konsumsi per Kapita Seminggu Beberapa Macam Bahan Makanan Penting.", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 206, "width": 170, "height": 49, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://www.bps.go.id/statictable/2014/09/ 08/950/rata-rata-konsumsi-per-kapita- seminggu-beberapa-macam-bahan- makanan-penting-2007-2018.html.", "type": "Table" }, { "left": 267, "top": 246, "width": 16, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[15", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 259, "width": 60, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "februari 2022].", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 273, "width": 197, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bummer, M., C. Jansen van Rensburg & C.A.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 286, "width": 177, "height": 62, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moran. 2010. Saccharomyces cerevisiae cell wall products:The effects on gut morphology and performance of broiler chickens. Journal of Animal Science 40 (1): 14-21", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 352, "width": 197, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chen, K.L., Kho, W.L., You, S.H., Yeh, R.H.,", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 365, "width": 177, "height": 49, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tang, S.W. & C.W. Hsieh. 2009. Effects of Bacillus subtilis var. natto and Saccharomyces cerevisiae Mixed Fermented Feed on The Enhanced Growth", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 418, "width": 176, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Performance of Broilers. Poult. Sci. 88,", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 431, "width": 38, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "309-315.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 444, "width": 197, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jamila, F., K. Tangdilintin & R. Astuti. 2009.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 458, "width": 177, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kandungan Protein Kasar dan Serat Kasar pada Feses Ayam yang Difermentasi dengan Lactobacillus Sp . Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 511, "width": 91, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Veteriner . Bogor. 1-4.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 524, "width": 197, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lazuardi, M., B. Hermanto & T.I. Restiadi.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 537, "width": 176, "height": 62, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2020. Assessment of the Withdrawal Period for Ractopamine Hydrochloride in the Goat and Sheep. Iraqi Journal of Veterinary Sciences. Surabaya . 34(2): 405- 410.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 603, "width": 198, "height": 49, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Priastoto, D., T. Kurtini & Sumardi. 2016. Pengaruh Pemberian Probiotik Dari Mikroba Lokal Terhadap Performa Ayam Petelur. Jurnal Ilmiah Peternakan", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 656, "width": 89, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terpadu . 4(1): 80-85.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 669, "width": 198, "height": 62, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Purwati, D., M.A. Djaelani, E.Y.W. Yuniwarti. 2015. Indeks Kuning Telur (IKT), Haugh Unit (HU) dan Bobot Telur pada Berbagai Itik Lokal di Jawa Tengah. Jurnal Biologi . Semarang. 4(2). 1-9.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 87, "width": 110, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pusat Informasi Harga", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 87, "width": 198, "height": 102, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pangan Strategis Nasional (PIHPS). Perkembangan Harga Pangan. https://hargapangan.id/tabel- harga/pasar-tradisional/daerah. [15 Desember 2022]. Rahayu, I. 2001. Karakteristik Fisik, Komposisi Kimia dan Uji Organoleptik Ayam Merawang dengan", "type": "Table" }, { "left": 337, "top": 180, "width": 176, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemberian Pakan Bersuplemen Omega 3. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan . 14(3) : 199-205.", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 220, "width": 197, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salim, H.M., Kang, H.K, Akter, N., Kim D.W.,", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 233, "width": 176, "height": 101, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kim J.H., Kim M., Na J.C., Jong H.B., Choi H.C., & Suh, O.S. 2013. Supplementation of Direct-Fed Microbials as an Alternative to Antibiotic on Growth Performance, Immune Response, Cecal Microbial Population, and Ileal Morphology of Broiler Chickens. Poult. Sci . 92, 2084–2090.", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 339, "width": 198, "height": 62, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saroinsong, Y., I.D. Palandeng. 2016. Analisis Transportasi dalam Rantai Pasok Telur Ayam Ras pada Pasar Pinasungkulan Karombasan Manado. Manado . 4(3): 90- 100.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 405, "width": 198, "height": 88, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sunarno & Djaelani, A.M. 2011. Analisis Produktivitas Itik Petelur di Kabupaten Semarang Berdasarkan Indikator Nilai Konversi Pakan, Rasio Tingkat Konsumsi Pakan dengan Intestinum dan Bobot Intestinum dengan Pertambahan Bobot Badan. J. Sains dan Matematika . Vol. 19", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 497, "width": 45, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2): 38-42.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 511, "width": 197, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wahyu, J. 1992. Ilmu Nutrisi Unggas. Cetakan", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 524, "width": 198, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "III. Gajah Mada University Press .Yogyakarta. Widyantara, P. R. A., G. A. M. K. Dewi & I. N.", "type": "Table" }, { "left": 337, "top": 564, "width": 176, "height": 61, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "T. Ariana. 2017. Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap Kualitas Telur Konsumsi Ayam Kampung Dan Ayam Lohman Brown. Majalah Ilmiah Peternakan 20(1): 5-11.", "type": "Table" } ]
3fc46730-052a-4517-8636-900ae0d1a5ec
http://wajahhukum.unbari.ac.id/index.php/wjhkm/article/download/876/220
[ { "left": 37, "top": 37, "width": 210, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wajah Hukum", "type": "Section header" }, { "left": 361, "top": 39, "width": 205, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 6(1), April 2022, 143-149", "type": "Page header" }, { "left": 330, "top": 54, "width": 231, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fakultas Hukum Universitas Batanghari Jambi ISSN 2598-604X (Online) | DOI 10.33087/wjh.v6i1.876", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 797, "width": 19, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "143", "type": "Page footer" }, { "left": 52, "top": 92, "width": 496, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kedudukan Hukum Sema No. 3/2015 terhadap Putusan UU No. 35/2009", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 110, "width": 458, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tentang Narkotika Berdasarkan Hierarkis Perundang-Undangan Di dalam Memutus Perkara Narkotika", "type": "Section header" }, { "left": 182, "top": 157, "width": 231, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hendra Catur Putra 1 , Ulya Kencana 2 , Duski 3", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 171, "width": 520, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Prodi S2 Hukum Tata Negara (Siyasah) UIN Raden Fatah, Komplek Pondok Palem Indah Blok F1 RT.76 No.1A Talang Kelapa Alang-Alang Lebar Kota Palembang,", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 194, "width": 357, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Fakultas Syariah dan Hukum UIN Raden Fatah Jalan. Pembangunan Nomor 05 RT. 002 RW . 009 Siring Agung Ilir Barat 1 Palembang,", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 217, "width": 347, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 Pogram Pascasarjana UIN Raden Fatah, Jl. Tanjung Sari 1 No. 089 RT. 028 RW. 006 Kelurahan Bukit Sangkal Kecamatan Kalidoni Palembang. Correspondence email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 264, "width": 526, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak. Kajian tentang analisis yuridis SEMA No.3 tahun 2015 terhadap Putusan UU Narkotika Nomor 35/2009 berdasarkan hierarkis perundangan berkepastian hukum sangat perlu dilakukan. Banyaknya kasus narkotika diputus sebagai tindak pidana penyalahan narkotika, contoh putusan perkara narkotika PN Lahat, dimana Majelis Hakim memvonis berdasarkan Pasal 112 ayat (1) UU 3/2009 dan tuntutan JPU. Hukuman di jalannya hanya sepuluh bulan, jauh di atas minimal hukuman yang tercantum pada Pasal 112 ayat (1), yakni empat tahun sesuai SEMA 3/2015, di mana Hakim boleh memutus perkara narkotika di bawah minimal. Hal ini menyalahi asas “ lex superior derogate legi inferiori” , adalah jika terdapat pertentangan antara peraturan perundang- undangan yang tinggi dengan yang rendah, maka yang tinggilah harus didahulukan. Jenis penelitian adalah normatif., dengan metode deskriptif analitis. Penelitian menunjukkan, bahwa SEMA digolongkan sebagai peraturan kebijakan ( beleidsregel ), tidak sebagai perundang-undangan, dianggap sebagai peraturan (legislasi semu), dan karena ditujukan khusus untuk pejabat pengadilan. Kedudukan hukum SEMA No.3/2015 terhadap Putusan UU No. 35/2009 berdasarkan hierarkis perundang-undangan dalam memutus kasus narkotika menyimpangi aturan pidana yang diatur pada UU No.35/2009, dan menyimpangi asas hukum yang ada.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 402, "width": 387, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci : Hierarki Peraturan Perundang-undangan, SEMA, UU 35/2009, Kepastian Hukum.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 425, "width": 526, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract. Study on the juridical analysis of SEMA No. 3 of 2015 on the Decision of the Narcotics Law Number 35/2009 based on a hierarchical law with legal certainty is very necessary. The number of narcotics cases was decided as a crime of drug abuse, example of the decision of the narcotics case in the Lahat District Court, where the Panel of Judges sentenced based on Article 112 paragraph (1) of Law 3/2009 and the demands of the Public Prosecutor. His sentence was only ten months. far above the minimum sentence stated in Article 112 paragraph (1), which is four years according to SEMA 3/2015, where the judge may decide narcotics cases below the minimum. This violates the principle of \"lex superior derogate legi inferiori\", If there is a conflict between high and low laws and regulations, then the high one must take precedence. This type of research is normative, with analytical descriptive method. Research shows that SEMA is classified as a policy regulation (bleidsregel), and because it is intended specifically for court officials. The legal position of SEMA No.3/2015 on the Decision of Law No.35/2009 based on the hierarchical legislation in deciding narcotics cases deviates from the criminal rules stipulated in Law No.35/2009, and deviates from existing legal principles.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 563, "width": 303, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Hierarchy of Legislation, SEMA, Law 35/2009, Legal Certainty", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 588, "width": 88, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 599, "width": 527, "height": 62, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mengingat tindak pidana narkotika yang terjadi di masyarakat terus meningkat, 1 maka kajian terhadap kedudukan hukum Surat Edaran Mahkamah Agung No.3/2015 terhadap Putusan UU No.35/2009 tentang narkotika berdasarkan hierarkis perundang-undangan dalam memutus perkara pidana menjadi penting. Di mana penyalahgunaan narkotika merupakan satu dari antara kejahatan lainnya, disebut sebagai victimless crime atau kejahatan tanpa korban. 2 Tindak pidana tersebut berkaitan dengan pengguna yaitu pecandu atau penyalahgunaan narkotika.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 663, "width": 527, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kejahatan narkotika sebagai tindakan pidana yang perlu diperhatikan secara khusus, baik dari penegak hukum, pemerintah dan masyarakat. Hal ini termasuk kejahatan tanpa korban atau victimless crime , 3 di mana yang termasuk didalamnya yaitu judi, khamar, pornografi dan prostitusi. 4 Biasanya kejahatan narkotika memiliki jaringan sindikat yang terorganisasi. Dalam kegiatannya mereka menggunakan teknologi canggih dan transportasi yang mudah", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 726, "width": 514, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Bayu Marhaenjati, Dwi Argo Santosa, Penyalahgunaan Narkotika di Indonesia meningkat 0,15% , Rabu, 15 Desember 2021, https://www.beritasatu.com, diakses 13/01/2022, 16:53 WIB", "type": "Footnote" }, { "left": 36, "top": 749, "width": 508, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Tri Agus Gunawan, Analisis Yuridis Ketentuan Undang-Undang No. 35/2009 Pasal 112 ayat (1) bagi Pecandu dan Penyalahgunaan Narkotik , PPs Fakultas Hukum UII Program Magister Ilmu Hukum, Yogyakarta: tidak dipublikasikan, 2013.", "type": "Footnote" }, { "left": 64, "top": 772, "width": 59, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 Ibid , hal 19.", "type": "Footnote" }, { "left": 64, "top": 783, "width": 419, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 Mohammad Taufik Makarao, dkk, Kejahatan Narkotika , Jakarta: PT. Ghalia Indonesia, 2003, hal. vii.", "type": "Footnote" }, { "left": 36, "top": 38, "width": 526, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hendra Catur Putra et al., Kedudukan Hukum Sema No. 3/2015 terhadap Putusan UU No. 35/2009 Tentang Narkotika Berdasarkan Hierarkis Perundang-Undangan Di Dalam Memutus Perkara Narkotika", "type": "Text" }, { "left": 543, "top": 797, "width": 19, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "144", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 74, "width": 54, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "didapatkan.", "type": "Text" }, { "left": 207, "top": 99, "width": 183, "height": 159, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1 . Kasus Tingkat Kejahatan Narkotika No Tahun Jumlah 1. 2009 5% 2. 2010 64% 3. 2011 83% 4. 2012 104% 5. 2013 150% 6. 2014 384% 7. 2015 644% 8. 2016 881% 9. 2017 990% 10. 2018 1.089% 11. 2019 951% 12. 2020 833%", "type": "Table" }, { "left": 36, "top": 260, "width": 84, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber Data: BNN. 5", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 286, "width": 526, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Melihat tingginya angka tindak pidana narkotika, maka perlu diatur dan diberikan sanksi yang berat untuk menimbulkan efek jera. Legalisasi UU No. 35/2009 bertujuan agar narkotika hanya dipakai dokter dam/atau pakar kesehatan. Oleh karena itu, narkotika hanya digunakan bagi pelayanan kesehatan serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 6", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 337, "width": 526, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berbagai upaya dalam memberantas kejahatan narkotika telah dilakukan oleh pemerintah. Namun tetap saja penyalahgunaan obat-obatan terlarang masih sulit dikendalikan dalam kehidupan masyarakat. Selain peran dari pemerintah juga diperlukan kerjasamanya yang baik dari masyarakat dalam penanggulangan dan pemberantasan narkotika.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 387, "width": 526, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peraturan yang digunakan oleh para hakim untuk mengadili perkara berdasarkan Pasal 1 ayat (1) Kitab Undang- Undang Hukum Pidana yang menentukan “suatu perbuatan tidak dapat dipidana kecuali berdasar pada undang-undang pidana yang ada”.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 425, "width": 526, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terkait ketentuan minimum pidana khusus juga diatur dalam perundang-undangan, di mana ditentukan batas minimum untuk hakim ketika memberikan putusan. Dengan demikian, para hakim tidak semena-mena menjatuhkan hukuman di bawah ketentuan minimum tersebut. Para hakim dalam memberikan putusannya tidak melebihi batas maksimum sebagaimana ditetapkan oleh perundang-undangan.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 476, "width": 526, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ketentuan minimum yang ditetapkan tujuannya agar ada efek jera bagi pelaku kejahatan narkotika. Adapun ketetapan batas maksimum tujuannya agar para hakim terhindar dari kesewenangan ketika memberikan vonis hukuman. Dengan demikian aturan minimal dan maksimal kejahatan khusus narkotika untuk terwujudnya tujuan dari hukum, yaitu kepastian, kemanfaatan dan keadilan hukum.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 526, "width": 526, "height": 36, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pidana narkotika diatur oleh UU No. 35/2009. Aturan tentang sanksi pidana minimum khusus bertujuan efek jera bagi pelaku. Dimana hukuman sebagai ultimum remedium, yaitu pidana sebagai sanksi terakhir. Pemberian hukuman pidana dalam kasus penyalahgunaan narkotika dianggap sebanding dengan dampak yang ditimbulkannya.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 564, "width": 526, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MA puncak peradilan, sebagai upaya terakhir bagi penuntut keadilan sebagai orang atau subjek hukum lain.30 Tanggal 29 Desember 2015 MA telah mengeluarkan SEMA 03/2015 Sebagai Pedoman Pelaksanaan Tugas di Pengadilan. Melalui sistem kamar, maka MA dapat mewujudkan tujuan dalam kesatuan penerapan hukum dan putusan.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 615, "width": 526, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terkait perkara narkotika, SEMA menyatakan berdasarkan pasal 111, 112 Undang-Undang Narkotika, dimana hakim dapat menjatuhkan putusan di bawah minimal ancaman pidana. Dengan demikian, SEMA No.3/2015 menjadi dasar bagi hakim untuk dapat menyimpangi Undang-Undang Narkotika tersebut dalam menjatuhkan putusan perkara narkotika. 7", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 665, "width": 526, "height": 61, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Contoh kasus di mana dalam putusannya, hakim menggunakan SEMA No.3/2015 sebagai dasar pembuatan putusan, dan menyimpangi UU No.35/2009. Putusan perkara yang terjadi di PN Lahat, di mana melalui SEMA No.3/2015 putusan Hakim menyimpangi aturan pidana pada UU No.35/2009. Itu juga menyimpangi asas hukum “ lex superior derogat legi inferiori” , yaitu apabila ada pertentangan antara undang-undang yang lebih tinggi dengan yang lebih rendah, maka undang-undang yang tinggi harus diutamakan. Dengan demikian UU No.35/2009 disimpangi oleh", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 749, "width": 405, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5 BNN RI. Data tentang Kasus Narkotik . https://puslitdatin.bnn.go.id/. 13 Januari 2022, 18:01 WIB.", "type": "Footnote" }, { "left": 36, "top": 760, "width": 496, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6 Mardani, Penyalahguna Narkotika menurut Hukum Pidana Islam dan Hukum Pidana Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2008, hal 79.", "type": "Footnote" }, { "left": 64, "top": 783, "width": 448, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Normatif: Tinjauan Singkat , Jakarta: Rajawali, 1985, hal 15.", "type": "Footnote" }, { "left": 36, "top": 38, "width": 526, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hendra Catur Putra et al., Kedudukan Hukum Sema No. 3/2015 terhadap Putusan UU No. 35/2009 Tentang Narkotika Berdasarkan Hierarkis Perundang-Undangan Di Dalam Memutus Perkara Narkotika", "type": "Text" }, { "left": 543, "top": 797, "width": 19, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "145", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 74, "width": 86, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SEMA No.3/2015.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 87, "width": 526, "height": 60, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kasus putusan di PN Lahat, di mana Majelis Hakim memvonis terdakwa dengan pasal 112 ayat (1) UU Narkotika, sudah sesuai dengan tuntutan JPU. Akan tetapi, hukuman yang dijalani terdakwa hanya 10 (sepuluh) bulan, jauh di atas minimal yang tertera pada pasal 112 ayat (1) Undang-Undang Narkotika, yaitu selama empat tahun. Majelis Hakim menjatuhkan vonis tersebut berdasarkan SEMA No.3/2015, yang membolehkan Hakim memutus perkara tindak pidana narkotika di bawah minimal.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 150, "width": 526, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hal itu, maka aturan tentang pemidanaan tindak pidana narkotika berdasarkan aspek hukum ketatanegaraan perlu kepastian hukum agar tujuan dari pada pemidanaan kasus narkoba berkeadilan dan dapat menimbulkan efek jera. Di mana contoh kasus tersebut, dapat menimbulkan ketidakpastian hukum bagi JPU, Penasehat Hukum dan Hakim.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 201, "width": 526, "height": 60, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Persoalan hukum yang terjadi, adanya dua aturan yang saling bertentangan dalam praktiknya di Pengadilan Negeri. Peraturan mana yang dipakai sebagai pedoman penyelesaian perkara Narkotika. Di mana SEMA No.3/2015 sebagai Pedoman Pelaksanaan Tugas di Pengadilan secara khusus ke dalam. Bagi JPU berpedoman pada UU No.35/2009. Kondisi ini menimbulkan perbedaan dalam memutus perkara pidana narkotika. Ada unsur ambigu di dalam menafsirkan kedudukan SEMA, sehingga menimbulkan ketidakpastian terkait aturan tentang narkotika.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 264, "width": 526, "height": 60, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Oleh sebab itu, maka penelitian berjudul “ Kedudukan Hukum SEMA No.3/2015 terhadap Putusan UU No.35/2009 tentang Narkotika Berdasarkan Hierarkis Perundang-undangan di dalam Memutus Perkara Tindak Pidana Narkotika ” . Permasalahan penelitian ini tentang bagaimana kedudukan SEMA No.3/ 2015 terhadap putusan UU No.35/2009 tentang Narkotika berdasarkan hierarkis peraturan perundang-undangan di dalam memutus perkara narkotika.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 327, "width": 526, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kedudukan SEMA No.3/ 2015 terhadap putusan UU No. 35/2009 tentang Narkotika berdasarkan hierarkis peraturan perundang-undangan di dalam memutus perkara narkotika.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 365, "width": 54, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 378, "width": 526, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode penelitian dipakai untuk mengumpulkan data yang diperlukan bagi peneliti, yaitu teknik pencarian, pengumpulan, analisis, dan mengelola data yang ada.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 403, "width": 526, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini adalah penelitian normatif. Jenis penelitian adalah deskriptif analitis yang bertujuan menjelaskan dan menganalisis asas tentang kedudukan hukum SEMA No.3/2015 terhadap putusan UU No.35/2009 tentang Narkotika berdasarkan hierarkis perundang- undangan di dalam memutus perkara narkotika sebagai pengembangan konsep pengaturan hukum kedepannya. Penelitian ini sepenuhnya menggunakan data sekunder. 8", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 454, "width": 526, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian hukum, ialah kegiatan meneliti untuk mengetahui bagaimana hukum, bukan hanya sekedar untuk mengetahui sesuatu. Seorang peneliti diperlukan skill dalam identifikasi masalah, menalar, analisis serta memberikan pemecahan permasalahan tersebut 9 yaitu terkait isu permasalahan yang diteliti.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 504, "width": 58, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendekatan", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 517, "width": 526, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Perundangan, yaitu mengkaji dan menganalisis undang-undang untuk menelaah kedudukan SEMA No.3/2015 terhadap Putusan UU No.35/2009 agar berkepastian hukum;", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 542, "width": 526, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Konseptual, yaitu berdasarkan pendapat serta doktrin para pakar hukum dan syariah. sehingga ditemukan jawaban dari permasalahan penelitian. Pemahaman, pandangan, dan doktrin sebagai dasar pijakan peneliti untuk membangun argumen untuk membedah permasalahan yang diteliti. 10", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 593, "width": 132, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode Pengumpulan Data", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 605, "width": 526, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dikatakan bahwa penelitian hukum tidak mengenal istilah data, istilah data disebut data sekunder atau kepustakaan. Untuk memecahkan permasalahan, maka perlu data primer dan sekunder. 11", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 631, "width": 526, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data sekunder diperoleh melalui studi dokumen (kepustakaan), dimana data diperoleh dengan cara mempelajari dan menganalisis dokumen sesuai permasalahan yang diteliti. 12 Data yang dikumpulkan data berupa undang-undang, buku, dan artikel tentang narkotika sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 669, "width": 101, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Data Primer, yaitu:", "type": "List item" }, { "left": 50, "top": 681, "width": 172, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. UU No.35/2009 tentang Narkotika.", "type": "List item" }, { "left": 50, "top": 695, "width": 341, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. SEMA No.3/2015 sebagai Pedoman Pelaksanaan Tugas Bagi Pengadilan.", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 708, "width": 359, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Data Sekunder, adalah publikasi hukum berupa buku dan putusan pengadilan.", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 737, "width": 59, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8 Ibid , hal 15.", "type": "Footnote" }, { "left": 64, "top": 749, "width": 375, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum (Edisi Revisi), Jakarta: Kencana, 2016, hal. 60.", "type": "Footnote" }, { "left": 64, "top": 760, "width": 319, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10 Peter Mahmud Marzuki. Penelitian Hukum , Jakarta: Kencana, 2008, hal. 95.", "type": "Footnote" }, { "left": 64, "top": 772, "width": 172, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "11 Peter Mahmud Marzuki, 2016, hal. 182.", "type": "Footnote" }, { "left": 64, "top": 783, "width": 346, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "12 Soerjono Soekanto, Pengantar: Penelitian Hukum , Jakarta: UI Press, 1986, hal. 51.", "type": "Footnote" }, { "left": 36, "top": 38, "width": 526, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hendra Catur Putra et al., Kedudukan Hukum Sema No. 3/2015 terhadap Putusan UU No. 35/2009 Tentang Narkotika Berdasarkan Hierarkis Perundang-Undangan Di Dalam Memutus Perkara Narkotika", "type": "Text" }, { "left": 543, "top": 797, "width": 19, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "146", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 74, "width": 526, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Data Tersier, yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder terdiri dari kamus hukum jurnal, surat kabar dan lainnya.", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 112, "width": 104, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode Analisis Data", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 125, "width": 526, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis data sekunder yang dikumpulkan diproses untuk menghasilkan kesimpulan dalam penelitian ini. Analisis data sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 150, "width": 526, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Deskriptif, yaitu mendeskripsikan kedudukan SEMA berdasarkan hierarkis perundangan-undangan di Indonesia. Setelah itu dijabarkan asas hukum yang telah dilanggar oleh peraturan tersebut. Kemudian diteliti adanya upaya penemuan hukum ( rechtsvinding ) dan pembentukan hukum ( rechtsvorming ) kedepannya berdasarkan analisis dan pembahasan isu hukum yang ada.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 201, "width": 526, "height": 47, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Teknis dengan cara menghimpun dan menyebutkan aturan hukum tentang narkotika berdasarkan hierarkis perundang-undangan dalam memutus perkara tindak pidana narkotika. Penelitian yuridis normatif ini, yaitu membahas data kepustakaan, dimana data disajikan, dianalisis dan diberikan kesimpulan sebagai reformulasi dari penemuan penelitian. 13", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 264, "width": 285, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN Kedudukan Hukum SEMA Dalam Perundangan-Undangan", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 289, "width": 526, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peradilan sebagai lembaga hukum kedudukannya penting di negara hukum. Oleh karena itu, penyelesaian sengketa hukum dilakukan di lembaga peradilan saja. Posisi MA sebagai lembaga peradilan dalam menyelesaikan sengketa hukum menjadi sangat penting kedudukannya. MA sebagai lembaga peradilan dalam putusannya harus sesuai dengan keadilan. 14", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 340, "width": 526, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kedudukan SEMA No.3/2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas di Pengadilan, sebagai peraturan yang dibentuk MA tidak bisa sama dengan yang dibentuk legislatif. Karena MA dalam teori Trias Politika berkedudukan sebagai lembaga yudikatif. Kewenangan yang diberikan kepada MA, ia bisa membuat aturan bila undang-undang tidak jelas atau belum mengaturnya. Akan tetapi kewenangan itu tidak mutlak dilakukan MA. SEMA No.3/1963, di mana telah dibatalkan pasalnya di Burgerlijk Wetboek , karena sudah tidak berkeadilan. Sebagaimana diketahui ia berasal dari pemerintahan Belanda saat itu, diubah bagi kepentingan di Indonesia. Dalam kajian perundang-undangan, untuk merubah itu merupakan bukan persoalan yang mudah.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 428, "width": 526, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kedudukan hukum SEMA bersifat peraturan kebijakan. Di mana SEMA dari segi bentuk tidak formal sebagaimana peraturan perundang-undangan lazimnya, yaitu ada pembentuk, yaitu “Penamaan, Pembukaan, Batang Tubuh, dan Penutup”. Bagian itu tidak secara lengkap dijumpai maka secara formalitasnya, ia bukan undang-undang.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 466, "width": 211, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nama lain yang diberikan untuk SEMA, yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 479, "width": 526, "height": 60, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam sistem pemerintahan di Indonesia SEMA merupakan peraturan kebijakan yang khususnya dikeluarkan oleh MA. Dimaksud dengan peraturan kebijaksanaan, ia berasal hukum Belanda. Van Kreveld menyebutnya sebagai beleidsregel / bestuursregels/ beleidslijnen . Hoeven menyebutnya pseudo-wetgeving . Mannoury memberikan nama Spiegel recht . Di Indonesia disebut legislasi-semu, peraturan, kebijaksanaan, dan perundang-undangan semu, serta peraturan kebijakan. 15", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 542, "width": 527, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Demikian pula sebutan lain dari SEMA di Inggris Raya disebut administrative rules , atau policy rules, atau a dministrative quasi legislation . Jerman Barat, awalnya menggunakan kata verwaltungsverordnungen, lawan kata rechtsverordnungen . Dikatakan, bahwa kebijakan sebagai produk tata usaha Negara, yang mempunyai tujuan naar buiten gebracht schriftelijk beleid , yaitu kebijakan tertulis.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 593, "width": 527, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan demikian fungsi peraturan kebijakan adalah penyelenggara pemerintah saja, maka ia tidak dapat menyalahi perundang-undangan yang lebih tinggi diatasnya. Peraturan semacam ini sebagai hukum bayangan dari perundang-undangan. Peraturan ini dapat disebut sebagai pseudo-wetgeving, atau perundang-undangan semu, atau spiegel recht (hukum bayangan). 16", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 643, "width": 526, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kedudukan SEMA berdasarkan fungsi dan kedudukannya dalam hierarkis perundang- undangan, yaitu : 1. Bentuk SEMA tidak formal seperti perundang-undangan secara umum. Memiliki: Penamaan, Pembukaan, Batang Tubuh, dan Penutup. 17 Kalaupun ada tetapi tidak utuh di SEMA. Sehingga dari segi formal SEMA bukan Perundang-undangan.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 694, "width": 527, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Penamaan Surat Edaran, menurut Jimmly As-Shidiqie, bahwa SEMA termasuk aturan kebijakan ( quasi", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 726, "width": 63, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "13 Ibid , hal. 69.", "type": "Footnote" }, { "left": 64, "top": 737, "width": 479, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "14 Philipus M. Hadjon, Pengantar: Hukum Administrasi Indonesia , Yogyakarta: Gadjah Mada University- Press, 2002.", "type": "Footnote" }, { "left": 36, "top": 749, "width": 506, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "15 Arini Nur An-nisa, Tinjauan Yuridis Wewenang MA pada Uji Materiil SE Dirjen No.03/E/31/DJB/2009 tentang Izin Tambang Minera Batubara, Makassar: Universitas Hasanuddin, Fakultas Hukum, 2014.", "type": "Footnote" }, { "left": 64, "top": 772, "width": 281, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "16 Ridwan, HAN (Edisi Revisi), Jakarta: PT. Rajawali, 2014, hal. 174.", "type": "Footnote" }, { "left": 64, "top": 783, "width": 380, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17 Maria Farida, Hukum Administrasi Negara (Edisi Revisi), Jakarta: Rajawali, 2014, hal. 157.", "type": "Footnote" }, { "left": 36, "top": 38, "width": 526, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hendra Catur Putra et al., Kedudukan Hukum Sema No. 3/2015 terhadap Putusan UU No. 35/2009 Tentang Narkotika Berdasarkan Hierarkis Perundang-Undangan Di Dalam Memutus Perkara Narkotika", "type": "Text" }, { "left": 543, "top": 797, "width": 19, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "147", "type": "Page footer" }, { "left": 50, "top": 73, "width": 224, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "legislation) , 18 maka ia adalah peraturan kebijakan.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 87, "width": 526, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Obyek normanya, SEMA d i tunjukan untuk intern penegakan hukum, yaitu hakim, ketua pengadilan, panitera, dan pejabat lain di peradilan, yang berkedudukan sebagai pejabat administrasi. SEMA ialah aturan kebijakan ke dalam. Disimpulkan SEMA merupakan Peraturan kebijakan (beleidsregel) .", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 137, "width": 526, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Disimpulkan kedudukan SEMA adalah peraturan kebijakan (beleidsregel) , karena tidak berbentuk seperti perundang-undangan secara umum. Ini pendapat dari A. Hamid Attamimi, sebagai dasar dalam memandang hierarkis perundang-undangan di Indonesia. Kemudian ide ini dimasukkan pada UU No. 10/2004 dan UU No.12/2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, dengan perbedaan mengenai bentuk setiap jenis norma serta urutannya.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 188, "width": 526, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ia melakukan perbandingan antara pendapat Hans Nawiasky dengan Hans Kelsen dan diterapkan dalam struktur tata hukum di Indonesia, yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 213, "width": 327, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 sebagai staatsfundamentalnorm .", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 227, "width": 302, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Batang Tubuh UUD 1945, Tap MPR sebagai S taatsgrundgesetz .", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 240, "width": 217, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Perundang-undangan sebagai Formell gesetz .", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 254, "width": 346, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Hierarkis perundang-undangan sebagai Verordnung en Autonome Satzung .", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 280, "width": 527, "height": 124, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bentuk-bentuk peraturan kebijakan, oleh Van Wijk dikategorikan sebagai pembuat peraturan kebijakan itu sendiri, dan berlaku bagi badan atau pejabat bawahannya. 19 Banyak aturan yang dituangkan dalam garis kebijakan ( beleids lijnen ), kebijaksanaan ( heit beleid ), peraturan (voorschriften ), resolusi ( resoluties ), instruksi ( aanschrijvingen ), nota kebijaksanaan ( beleid nota's ), peraturan menteri ( reglemen minstrel ), keputusan ( beschikking ), pengumuman ( bekendmaking ). Berdasarkan UU No.12/2011 Pasal 8, bahwa isi SEMA sebagian besar fungsinya adalah peraturan kebijakan ( beleidsregel ). Namun namun karena pembentukanya berdasar dari perintah UU MA yan tertera pada Pasal 79, maka SEMA sebagai peraturan memiliki kekuatan hukum mengikat, seperti tercantum pada Pasal 8 ayat (2) UU 12/2011. Oleh karena itu kewenangan SEMA sama dengan milik MA, dimana pengaturannya terkait dengan lainnya seperti fungsi administrasi, nasehat, pengawasan, dan peradilan.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 407, "width": 526, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hal penting lainnya, adalah penentuan posisi SEMA dalam hierarkis perundang-undangan. Secara teori sulit dilakukan dalam penentuan kedudukan SEMA dalam hierarkis perundang undangan, dikarenakan belum jelasnya aturan berkaitan kedudukan SEMA dalam hierarkis perundangan di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 457, "width": 526, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kedudukan Hukum SEMA Nomor 3 Tahun 2015 terhadap Putusan UU No.35/2009 tentang narkotika pada Hierarkis Perundang-undangan di dalam Memutus Perkara Tindak Pidana Narkotika", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 483, "width": 526, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Awal kelahiran SEMA dikeluarkan berdasarkan UU No.01/1950 Mahkamah Agung, dinyatakan pada Pasal 12 ayat 3, menerangkan MA adalah lembaga peradilan memiliki wewenang melakukan pengawasan ke peradilan dibawahnya. Dasar hukum keberlakuan SEMA tertera pada UU No.14/1985 tentang MA Pasal 79 dan UU No. 14/1985 Pasal 79. Oleh karena itu, MA memiliki hak memberikan peringatan, teguran dan petunjuk yang berguna bagi pengadilan dan para hakim dengan surat tersendiri atau surat edaran. SEMA memiliki peranan dalam bidang pengawasan hakim.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 558, "width": 526, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam kaitan kedudukan hukum SEMA No.3/2015 terhadap Putusan UU No.35/2009 Pasal 111, 112 berdasarkan hierarkis perundang-undangan di dalam memutus perkara narkotika yang berbunyi :", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 584, "width": 166, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dinyatakan dalam Pasal 111 bahwa :", "type": "Text" }, { "left": 50, "top": 595, "width": 512, "height": 50, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) “Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menanam, memelihara, memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan dalam bentuk tanaman, dipidana penjara paling singkat empat tahun dan paling lama dua belas tahun, dan pidana denda paling sedikit delapan ratus juta rupiah dan paling banyak delapan miliar rupiah.", "type": "List item" }, { "left": 50, "top": 648, "width": 512, "height": 61, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Dalam hal perbuatan menanam, memelihara, memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I dalam bentuk tanaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) beratnya melebihi satu kilogram atau melebihi lima batang pohon, pelaku dipidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat lima tahun dan paling lama dua puluh tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah (sepertiga)”.", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 712, "width": 166, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dinyatakan dalam Pasal 112 bahwa :", "type": "Text" }, { "left": 50, "top": 723, "width": 512, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) “Setiap orang tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman, dipidana penjara paling singkat empat tahun dan paling lama dua belas tahun, dan", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 772, "width": 399, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "18 Jimly As-Shiddiqie, Perihal UU, http://jdih.mahkamahagung.go.id. 3 Agustus 2021, 08.30 WIB.", "type": "Footnote" }, { "left": 64, "top": 783, "width": 103, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "19 Ridwan, 2014, hal. 50.", "type": "Footnote" }, { "left": 36, "top": 38, "width": 526, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hendra Catur Putra et al., Kedudukan Hukum Sema No. 3/2015 terhadap Putusan UU No. 35/2009 Tentang Narkotika Berdasarkan Hierarkis Perundang-Undangan Di Dalam Memutus Perkara Narkotika", "type": "Text" }, { "left": 543, "top": 797, "width": 19, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "148", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 74, "width": 429, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dipidana denda paling sedikit delapan ratus juta rupiah, dan paling banyak delapan miliar rupiah.", "type": "Text" }, { "left": 50, "top": 87, "width": 512, "height": 49, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Dalam hal perbuatan memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) beratnya melebihi lima gram, maka pelaku dipidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat lima tahun dan paling lama dua puluh tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3 (sepertiga)”.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 151, "width": 526, "height": 86, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SEMA No. 3/2015 dalam rumusan hukum kamar pidana mengatur dengan kasus Narkotika disebutkan, wewenang hakim untuk memutuskan perkara sesuai dakwaan JPU yang tertera pada pasal 182 ayat (3,4) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana. JPU mendakwanya menggunakan pasal 111, 112 UU No.35/2009. Yang terjadi ketika sidang justru yang dipakai adalah UU No.35/2009 Pasal 127. Padahal pasal itu tidak masuk dalam dakwaan, namun kemudian terdakwa justru terbukti sebagai pemakai narkotika walau jumlah yang sedikit, sesuai aturan dalam SEMA No.4/2010. Putusan hakim tersebut sesuai dakwaan JPU, tetapi menyalahi ketentuan pidana minimum dengan menyatakan pertimbangan cukup.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 239, "width": 526, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uraian di atas, bahwa dalam SEMA dapat membuat bingung para hakim dalam memutus perkara serupa. Sangat dimungkinkan akan menimbulkan multitafsir dan perbedaan pendapat ( dissenting opinion ) diantara majelis hakim akibat berbeda pendapat dalam melihat kasus tersebut. Harus ada standar baku sebagai pedoman untuk menangani perkara penyalahan narkotika yang diputus baik di MA, PT Tingkat Pertama dan Banding. 20", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 290, "width": 526, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SEMA No.3/2015 dikatakan peraturan kebijakan. Hal ini dapat dikaji dari putusan Hakim yang inkonsisten dari Pengadilan yang sama terhadap kasus narkotika berdasarkan sejumlah bukti barang narkotika beratnya di bawah satu gram sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 340, "width": 431, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Kasus Narkotika Berdasarkan Sejumlah Barang Bukti di Bawah 1 Gram Pengadilan Negeri Lahat", "type": "Text" }, { "left": 41, "top": 352, "width": 459, "height": 90, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No No Putusan PN Lahat An. Terpidana Putusan Pasal yang Dibuktikan Barang Bukti 1 Nomor 121/Pid.Sus/2019/PN Lht Tahun 2019 Doni Feriansyah bin Junaidi UU No. 35/2009 , Pasal 112 ayat 1, dipidana penjara selama empat tahun, enam bulan, dan didenda sebesar delapan ratus juta rupiah,", "type": "Table" }, { "left": 270, "top": 445, "width": 101, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "subsidiair 1 (satu) bulan.", "type": "Text" }, { "left": 379, "top": 378, "width": 184, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " 7 bungkus plastik bening berisi kristal putih shabu seberat 0,741 gram, setelah disisihkan jadi berat 0,694 gram.", "type": "List item" }, { "left": 379, "top": 413, "width": 116, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " 1 alat hisap shabu (bong).", "type": "List item" }, { "left": 379, "top": 425, "width": 184, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " 1 (satu) wadah plastik berbentuk lingkaran berwarna biru", "type": "List item" }, { "left": 45, "top": 456, "width": 333, "height": 67, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Nomor 185/Pid.Sus/2019/PN Lht Tahun 2019 Dodi Irawan bin Arusin UU No. 35/2009, Pasal 111 ayat 1, dipidana penjara selama lima tahun, enam bulan, dan dipidana denda sebesar delapan ratus juta rupiah,", "type": "Table" }, { "left": 270, "top": 525, "width": 76, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "subsidiair 2 bulan.", "type": "Text" }, { "left": 379, "top": 454, "width": 184, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " 2 bungkus kecil daun yang kering terbungkus kertas narkotika gol. I jenis tanaman Ganja berat kotor 1,084 gram.", "type": "List item" }, { "left": 379, "top": 489, "width": 184, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " 1 (satu) bungkus kecil tanaman narkotika gol, I, tanaman Ganja berat kotor 0,935 gram.", "type": "List item" }, { "left": 379, "top": 524, "width": 96, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " 1 kotak rokok Surya.", "type": "List item" }, { "left": 45, "top": 539, "width": 51, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 Nomor", "type": "List item" }, { "left": 65, "top": 539, "width": 313, "height": 67, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "170/Pid.Sus/2019/PN Lht Tahun 2019 Hamka bin Aji Toib. Alm. UU No.35/2009, Pasal 112 ayat 1, dipidana penjara selama empat tahun, di denda sebesar delapan ratus juta rupiah, subsidiair satu bulan.", "type": "Table" }, { "left": 379, "top": 536, "width": 184, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " 1 paket kecil narkotika jenis shabu dibungkus plastic klip sisa setelah hasil uji lab, berat netto 0,071 gram.", "type": "List item" }, { "left": 379, "top": 572, "width": 108, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " satu botol merk lasegar.", "type": "List item" }, { "left": 379, "top": 584, "width": 75, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " satu kaca pirek.", "type": "List item" }, { "left": 379, "top": 596, "width": 76, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " 2 korek api gas.", "type": "List item" }, { "left": 379, "top": 609, "width": 91, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " 3 (tiga ) pipet aqua.", "type": "List item" }, { "left": 45, "top": 621, "width": 518, "height": 58, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 Nomor 66/Pid.Sus/2019/PN Lht Tahun 2019 Leonardo bin Hermanto UU No.35/2009, Pasal 112 ayat 1, di pidana penjara selama Sepuluh bulan  1 (satu) paket kecil dibungkus bahan plastik diklip transparan yang didalamnya terdapat sisa kristal putih yang telah habis digunakan hasil pemeriksaan Labkrim yang merupakan Narkotika jenis shabu.", "type": "Table" }, { "left": 36, "top": 695, "width": 526, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan pembahasan dan tabel diatas disimpulkan, bahwa SEMA merupakan suatu peraturan kebijakan yang merupakan peraturan yang dikeluarkan oleh MA. Peraturan tersebut tidak dapat menjadi rujukan dasar dalam sistem peradilan pidana, di mana justru dijadikan sebagai dasar putusan hakim. Padahal dalam suatu perkara khususnya perkara tindak pidana narkotika telah mempunyai aturan khusus, dan termasuk dalam ekstra ordinary", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 772, "width": 481, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "20 Krupukulit. Dapat Tidak Pengadilan Memutuskan Hukuman Berdasar Pasal Tidak Didakwalan: Kasus di MA, https://krupukulit.com/2012/10/30/, diakses pada Jum’at, 05 Oktober 2021 pukul 09.30 WIB.", "type": "Footnote" }, { "left": 36, "top": 38, "width": 526, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hendra Catur Putra et al., Kedudukan Hukum Sema No. 3/2015 terhadap Putusan UU No. 35/2009 Tentang Narkotika Berdasarkan Hierarkis Perundang-Undangan Di Dalam Memutus Perkara Narkotika", "type": "Text" }, { "left": 543, "top": 797, "width": 19, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "149", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 73, "width": 504, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "crime yang haruslah merujuk pada aturan yang ada sebagai dasar putusan yang akan diambil oleh majelis hakim. 21", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 100, "width": 61, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 112, "width": 527, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SEMA digolongkan sebagai kebijakan ( beleidsregel ), SEMA ditujukan untuk para hakim, panitera, dan pejabat lainnya di pengadilan. Kedudukan hukum SEMA Nomor 3 Tahun 2015 terhadap Putusan UU No.35/2009 tentang Narkotika berdasarkan hierarkis perundangan dalam memutus perkara tindak pidana narkotika menyimpangi aturan pidana minimal dalam UU No.35/2009 tentang Narkotika. Dengan demikian menyimpangi pula asas hukum yang berlaku di Indonesia, yaitu asas Lex Superior derogat Legi Inferiori , di mana aturan hukum yang lebih rendah menyimpangi aturan hukum yang lebih tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 201, "width": 104, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 213, "width": 28, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Buku", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 226, "width": 516, "height": 124, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Farida, Maria, Hukum Administrasi Negara (Edisi Revisi), Jakarta, Rajawali, 2014 Hadjon, Philipus, M., Pengantar: Hukum Administrasi Indonesia, Yogyakarta, Gadjah Mada University-Press, 2002 Manan, Bagir, Hukum Positif di Indonesia , Yogyakarta: Fakultas Hukum UII-Press, 2004 Mardani, Penyalahguna Narkotika menurut Hukum Pidana Islam dan Hukum Pidana Indonesia, Jakarta, PT. Raja Grafindo, 2008 Marzuki, Peter Mahmud, Penelitian Hukum (Edisi Revisi), Jakarta, Kencana, 2016 _______, Penelitian Hukum , Jakarta: Kencana, 2008 Ridwan, HAN (Edisi Revisi ), Jakarta, PT. Rajawali, 2014 Suhasril, dkk , Tindakan Penyalahgunaan Narkotik , Jakarta: PT. Ghalia Indonesia, 2003 Sukanto, Soerjono, Pengantar: Penelitian Hukum , Jakarta, UI Press, 1986 Sukanto, Soerjono, Mahmudji, Sri, Penelitian Normatif: Tinjauan Singkat , Jakarta, Rajawali, 1985", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 365, "width": 27, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tesis", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 378, "width": 526, "height": 60, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tri Agus Gunawan, Analisis Yuridis Ketentuan Undang-Undang No. 35/2009 Pasal 112 ayat (1) bagi Pecandu dan Penyalahgunaan Narkotik , PPs Fakultas Hukum UII Program Magister Ilmu Hukum, Yogyakarta: tidak dipublikasikan, 2013 Arini Nur Annisa, Tinjauan Yuridis Wewenang MA pada Uji Materiil SE Dirjen No.03/E/31/DJB/2009 tentang Izin Tambang Minera Batubara, Makassar: Universitas Hasanuddin, Fakultas Hukum, 2014", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 454, "width": 41, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Internet", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 466, "width": 527, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bayu Marhaenjati, Dwi Argo Santosa, Penyalahgunaan Narkotika di Indonesia meningkat 0,15% , Rabu, 15 Desember 2021, https://www.beritasatu.com BNN RI, Data Tindak Perkara Narkotik , https://puslitdatin.bnn.go.id/ As-Shiddiqie, Jimly, Perihal UU, http://jdih.mahkamahagung.go.id.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 517, "width": 526, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Krupukulit. Dapat Tidak Pengadilan Memutuskan Hukuman Berdasar Pasal Tidak Didakwalan: Kasus di MA, https://krupukulit.com/2012/10/30/", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 555, "width": 156, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peraturan Perundang-Undangan", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 567, "width": 328, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SEMA Nomor 03/2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Pengadilan UU No35/2009 tentang Narkotika", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 783, "width": 403, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "21 Bagir Manan, Hukum Positif di Indonesia , Yogyakarta: Fakultas Hukum UII-Press, 2004, hal. 56.", "type": "Footnote" } ]
29609942-b71a-c443-d1ad-a3dd5cc7cece
https://jurnal.unprimdn.ac.id/index.php/jukep/article/download/1330/764
[ { "left": 263, "top": 38, "width": 250, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Keperawatan Priority , Vol 4, No. 1, Januari 2021 ISSN 2614-4719", "type": "Page header" }, { "left": 505, "top": 796, "width": 8, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1", "type": "Page footer" }, { "left": 137, "top": 88, "width": 352, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA MASALAH KAKI DIABETIK", "type": "Section header" }, { "left": 157, "top": 140, "width": 341, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sukhri Herianto Ritonga 1 , Dinda Permata Julianda 2 , Adi Antoni 3 .", "type": "Text" }, { "left": 151, "top": 154, "width": 327, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1,2,3 Fakultas Kesehatan, Universitas Aufa Royhan Kota Padangsidimpuan [email protected], [email protected], [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 284, "top": 192, "width": 59, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 217, "width": 400, "height": 213, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "An increasing number of people with diabetes globally results in an increasing number of complications from diabetes, such as diabetic foot problems. Diabetic foot problem is one of the complications that most causes a decrease in the quality of life in sufferers. The aim of this study was to determine the relationship between lifestyle with quality of life in people with type 2 diabetes with diabetic foot problems. This research uses quantitative research with a case-control design with a retrospective approach. The number of respondents in this study was 50 people using the purposive sampling technique. The measuring instrument used to assess lifestyle is the Fantastic Lifestyle Score, while to assess the quality of life (WHOQOL) BREF. The statistical test used is the chi-square test. In this study, the p-value was 0.044 (α= 0.05) so that statistically there was a relationship between lifestyle with quality of life. Based on the odds ratio, the value was 3.886 (95% CI, 1.191-12.681), meaning that respondents who had a bad lifestyle were 3.8 times more likely to have a bad quality of life. The results showed that lifestyle was significantly related to the quality of life, where the better the lifestyle, the better the quality of life. This research can also be an input for health workers to make health services an effort to increase knowledge about the lifestyle and quality of life of people with diabetes.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 445, "width": 265, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: life style, quality of life, diabetes mellitus tipe 2", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 471, "width": 88, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 489, "width": 184, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diabetes melitus tipe 2 (DM tipe 2) saat ini merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama. Menurut", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 546, "width": 184, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(WHO, 2016) diabetes mellitus merupakan salah satu dari 4 penyakit tidak menular prioritas karena jumlah penderitanya terus meningkat dari tahun ke tahun. Diabetes mellitus juga dapat mengurangi usia harapan hidup dari 5 hingga 10 tahun (Infodatin, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 679, "width": 169, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut International Diabetes", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 698, "width": 183, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Federation pada tahun 2019 terdapat 463 juta orang (9,3%) di seluruh dunia yang hidup dengan diabetes mellitus dan", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 470, "width": 184, "height": 238, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diprediksi pada tahun 2030 akan terdapat 578 juta orang (10,2%) serta tahun 2045 akan terdapat 700 juta orang (10,9%) dengan diabetes ini. Penderita DM tipe 2 di Indonesia telah mencapai 9,1 juta penderita dan Negara Indonesia menduduki peringkat ke lima dengan jumlah penderita DM tipe 2 terbanyak di dunia (IDF, 2015). Data ini tidak jauh berbeda dari dengan data Perkeni (2015) yaitu jumlah penderita DM tipe 2 adalah 10,9% dari jumlah penduduk yang berusia 15 tahun.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 717, "width": 183, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya WHO (2016) mengatakan bila DM tidak terkontrol", "type": "Table" }, { "left": 263, "top": 38, "width": 250, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Keperawatan Priority , Vol 4, No. 1, Januari 2021 ISSN 2614-4719", "type": "Page header" }, { "left": 505, "top": 796, "width": 8, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 184, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan baik akan menyebabkan", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 106, "width": 184, "height": 181, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "komplikasi penyakit lainnya seperti kebutaan, gagal ginjal, amputasi pada kaki dan gangguan lain yang memiliki dampak yang signifikan terhadap kualitas hidup penderitanya. DM tipe 2 merupakan penyakit gaya hidup yang berlangsung dalam waktu jangka lama dengan berbagai komplikasi yang muncul seperti gangguan makrovaskuler (penyakit jantung) dan gangguan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 296, "width": 183, "height": 29, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mikrovaskuler (neuropati, retinopati dan nefropati) (Kumari et al., 2018).", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 334, "width": 184, "height": 409, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Neuropati perifer adalah komplikasi akibat mikrovaskuler yang sangat meluas bisa berkembang mencapai 50% dari jumlah DM tipe 2, gejala yang sering muncul berupa kelemahan motorik dan nyeri (Gok Metin et al., 2017) . Insiden terjadinya neuropati perifer diabetik terjadi mencapai 60% sampai 70% pada pasien diabetes tipe 2. Neuropati perifer secara umum menimbulkan tanda dan gejala khas diantranya adalah nyeri kaki, sensai kebas, luka diebatik dan penurunan sensasi getaran atau sentuhan. Penderita kaki diabetik mengalami penurunan kualitas hidup disebabkan karena kuatnya tekanan hidup akibat masalah kaki diabetik dapat megakibatkan immobilisasi, munculnya nyeri, hingga sensasi kebas di kaki hingga munculnya bau merupakan beberapa hal yang menyebabkan terjadinya penurunan", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 183, "height": 28, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kualitas hidup penderita DM (Alrub et al., 2019).", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 125, "width": 184, "height": 238, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagaimana yang disebutkan oleh Kumari et al., (2018) diabetes mellitus merupakan penyakit gaya hidup, sehingga untuk mempertahankan agar diabetes tidak semakin progresif maka pengaturan gaya hidup harus dilakukan. Perubahan gaya hidup merupakan kunci penting dalam mencapai kontrol glikemik yang baik, kualitas hidup yang optimal dan menurunkan biaya pengobatan yang mahal dan menurunkan kejadian komplikasi (Bodenheimer et al., 2002). Namun,", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 372, "width": 184, "height": 181, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penelitian yang berkaitan dengan hubungan gaya hidup dengan kualitas hidup penderita DM tipe 2 dengan masalah kaki diabetik masih jarang dan masih perlu dikaji lagi. Sehingga berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti hubungan gaya hidup dengan kualitas hidup penderita DM tipe 2 dengan masalah kaki diabetik.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 581, "width": 52, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 600, "width": 183, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain case control dengan pendekatan retrospektif.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 657, "width": 183, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang menderita diabetes dengan masalah kaki diabetik di Kota Padangsidimpuan. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan non", "type": "Text" }, { "left": 263, "top": 38, "width": 250, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Keperawatan Priority , Vol 4, No. 1, Januari 2021 ISSN 2614-4719", "type": "Page header" }, { "left": 505, "top": 796, "width": 6, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 184, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "probability sampling dengan pendekatan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 106, "width": 184, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Purposive sampling . Penentuan besaran sampel yang dengan menggunakan tabel power analisis dimana ditentukan effect size 0,8 ( effect size terbesar) dan power", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 182, "width": 184, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0,8 jadi jumlah sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah 25 kasus dan 25 kontrol.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 239, "width": 184, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terdapat dua alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 277, "width": 184, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "untuk mengukur kualitas hidup menggunakan (WHOQOL)–BREF,", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 315, "width": 183, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Skala ini terdiri dari 26 pertanyaan dengan skala pengukuran ordinal dari 1-", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 353, "width": 184, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Untuk mengukur gaya hidup digunakan kuesioner Fantastic Lifestyle", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 391, "width": 184, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Checklist (FLC). Fantastic pada", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 410, "width": 184, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kuesioner FLC ini merupakan singkatan dari komponen gaya hidup yang dinilai. Komponen yang dinilai adalah Familiy and friend, Activity, Nutrition, Tobacco and Toxics, Alcohol, Sleep, seatbelt, stress and safe sex, Type of behavior, Insight, Career.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 543, "width": 184, "height": 181, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisa data dalam penelitian ini terdiri dari dua analisa, yaitu analisa univariat yang digunakan untuk menjabarkan secara deskriptif mengenai distribusi frekuensi dan proporsi masing-masing variabel yang diteliti. Analisa bivariat untuk mengatahui hubungan masing-masing variabel. Uji statistika yang digunakan adalah chi- square dengan tingkat kesalahan 5%", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 733, "width": 32, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(0.05).", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 145, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 107, "width": 183, "height": 436, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Penelitian Tabel 1. Distribusi frekuensi Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, Pendidikan, Lama Menderita dan Komplikasi Tambahan Karakteristik Responden n % Umur 25-35 35-44 45-54 >55 2 5 21 22 4 10 42 44 Jenis kelamin Laki-laki Perempuan 22 28 44 56 Pendidikan SD SMP SMA Perguruan Tinggi 6 19 18 7 12 38 36 14 Lama menderita Kurang atau sama dengan 5 tahun Lebih dari 5 tahun 38 12 76 24 Komplikasi tambahan Tidak ada Hipertensi Penyakit pernapasan 16 27 7 32 54 14 Total 50 100 Tabel 1 menunjukkan bahwa mayoritas responden berusia lebih dari", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 552, "width": 183, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "55 tahun dengan jumlah 22 responden (44%).", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 571, "width": 184, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, mayoritas responden berjenis kelamin perempuan yaitu 28 responden (56%) dan bila berdasarkan pendidikan terakhir, mayoritas responden berpendidikan SMP yaitu 19 responden (36%).", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 704, "width": 183, "height": 47, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan lama menderita penyakit DM, mayoritas responden sudah menderita DM kurang dari 5 tahun yaitu", "type": "Text" }, { "left": 263, "top": 38, "width": 250, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Keperawatan Priority , Vol 4, No. 1, Januari 2021 ISSN 2614-4719", "type": "Page header" }, { "left": 505, "top": 796, "width": 8, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 400, "height": 227, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sebanyak 38 responden (76%). Berdasarkan komplikasi tambahan selain masalah kaki diabetik, sebagian besar responden menderita hipertensi yaitu sebanyak 27 responden (54%). Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Gaya Hidup Gaya Hidup n % Baik Buruk 24 26 48 52 Total 50 100 Tabel 2 menunjukkan bahwa yang memiliki gaya hidup baik 24 responden (48%) dan yang memiliki gaya hidup buruk sebanyak 26 responden (52%). Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kualitas Hidup Kualitas hidup n % Baik Buruk 27 23 54 46 Total 50 100", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 254, "width": 183, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3 menunjukkan bahwa yang memiliki kualitas hidup baik sebanyak 27 responden (50%). kualitas hidup buruk berjumlah 23 responden (46%).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 330, "width": 266, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Hubungan Gaya Hidup dengan Kualitas Hidup", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 350, "width": 379, "height": 107, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gaya Hidup Kualitas Hidup Total OR (95% CI) P Value Buruk Baik N % n % N % Buruk 16 61,5 10 38,5 26 100 3,886 (1,191- 12,681) 0,044 Baik 7 29,2 17 70,8 24 100 Jumlah 23 46,0 27 54,0 50 100", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 479, "width": 184, "height": 105, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Tabel diatas diperoleh hasil bahwa responden dengan gaya hidup baik lebih banyak memiliki kualitas hidup baik yaitu 17 responden dibandingkan 7 responden yang memiliki kualitas", "type": "Table" }, { "left": 223, "top": 574, "width": 74, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "hidup buruk.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 593, "width": 184, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebaliknya, responden dengan gaya hidup buruk lebih banyak memiliki kualitas hidup buruk yaitu 16 responden dibandingkan 10 responden yang memiliki kualitas hidup baik.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 688, "width": 183, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan nilai p diperoleh nilai p", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 707, "width": 184, "height": 47, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0,044 sehingga secara statistika diperoleh ada hubungan antara gaya hidup dengan kualitas hidup. Kemudian", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 479, "width": 183, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berdasarkan nilai odd rasio diperoleh nilai, 3,886 yang berarti responden yang memiliki gaya hidup buruk lebih beresiko 3,8 kali untuk memiliki kualitas hidup buruk.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 574, "width": 63, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 593, "width": 184, "height": 161, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh hasil bahwa ada hubungan antara gaya hidup dengan kualitas hidup. Seseorang yang memiliki gaya hidup buruk akan beresiko 3,8 kali untuk memiliki kualitas hidup buruk, serta sebaliknya jika seseorang memiliki gaya hidup baik akan berpotensi 3,8 kali untuk memiliki kualitas hidup baik.", "type": "Text" }, { "left": 263, "top": 38, "width": 250, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Keperawatan Priority , Vol 4, No. 1, Januari 2021 ISSN 2614-4719", "type": "Page header" }, { "left": 505, "top": 796, "width": 6, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 183, "height": 104, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Domain kualitas hidup yang dominan pada penelitian ini adalah domain kesehatan fisik dan psikologis. Selain kedua domain tersebut masih ada domain lain yaitu domain lingkungan, hubungan sosial dan kesehatan umum.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 201, "width": 184, "height": 409, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Glechner et al. (2018) berdasarkan hasil systematical review dan meta analisis yang telah dilakukan pada penderita pre diabetes menunjukkan bahwa orang-orang yang diberikan intervensi gaya hidup memiliki progresivitas yang rendah dari diabetes setelah setahun hingga tiga tahun pemantauan. Namun intervensi gaya hidup terhadap kualitas hidup penderita diabetes memiliki hasil yang berbeda-beda. Seperti halnya pada penelitian (Kong et al., 2019; Rasoul et al., 2019; Zhang et al., 2016) menyatakan bahwa gaya hidup dapat berpengaruh atau berhubungan dengan kualitas hidup. Namun pada penelitian (Adams et al., 2020; Venkataraman et al., 2019; Yurt et al., 2019) menyatakan bahwa gaya hidup yang terdiri dari beberapa komponen tidak berpengaruh terhadap peningkatan kualitas hidup.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 619, "width": 184, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal ini terjadi karena penderita masalah kaki diabetik memiliki", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 657, "width": 183, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penurunan kualitas hidup yang lebih buruk dibandingkan komplikasi lainnya. Sebagaimana diungkapkan", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 695, "width": 184, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "oleh Sothornwit et al. (2018) berdasarkan hasil penelitiannya menyatakan bahwa", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 183, "height": 199, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penderita DM tipe 2 dengan masalah kaki diabetik memiliki kualitas hidup yang lebih buruk dibandingkan yang lainnya. Pada penelitian tersebut dibandingkan kualitas hidup antara penderita DM tipe 2 tanpa komplikasi dengan penderita DM tipe 2 dengan masalah kaki diabetik dan penderita DM tipe 2 dengan komplikasi lainnya seperti diabetik retinopati, gagal ginjal stadium akhir dan penyakit jantung koroner.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 296, "width": 186, "height": 352, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain hal tersebut, pelaksanaan gaya hidup yang baik memerlukan konsistensi bagi penderita diabetes agar hasilnya tercapai. Namun mempertahankan gaya hidup yang baik ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Chong et al. (2017) bahwa perubahan gaya hidup pada penderita diabetes sebelum dan sesudah didiagnosis ternyata hanya terjadi sedikit saja. Perubahan tersebut pun tidak bertahan lama, setelah lewat 2 tahun gaya hidupnya kembali seperti biasa. Hal ini terjadi karena banyak hal seperti karena kurangnya pelaksanaan pendidikan kesehatan dan kurangnya dukungan intensif dari tenaga kesehatan diduga menjadi penyebab terjadinya hal ini.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 657, "width": 183, "height": 86, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Rise et al. (2013) ada empat faktor yang membuat seseorang mampu untuk mempertahankan perubahan gaya hidupnya. Faktor tersebut adalah dukungan dari orang lain, memiliki", "type": "Text" }, { "left": 263, "top": 38, "width": 250, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Keperawatan Priority , Vol 4, No. 1, Januari 2021 ISSN 2614-4719", "type": "Page header" }, { "left": 505, "top": 796, "width": 8, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 184, "height": 427, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengalaman setelah melakukan perubahan gaya hidup, takut terhadap munculnya komplikasi penyakit dan menjadikan perubahan sebagai kebiasaan. Untuk mencapai perubahan gaya hidup sebagaimana yang disampaikan sebelumnya, pengetahuan tetap menjadi dasar pada empat faktor tersebut. Walapun menurut Khunti et al. (2012) mengatakan program pendidikan kesehatan yang dilaksanakan selama 3 tahun hanya mampu merubah pandangan tentang keyakinan kesehatan saja namun tidak menunjukkan bahwa program tersebut berpengaruh terhadap perubahan gaya hidup. Penelitian lebih lanjut masih sangat perlu dilakukan guna memperoleh metode yang paling tepat dalam membentuk gaya hidup baru pada penderita penyakit kronik khususnya penderita DM tipe 2 ini agar progresivitasnya dapat dikendalikan dengan baik.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 543, "width": 145, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 562, "width": 184, "height": 181, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan uji statistika diperoleh nilai p 0,044 dengan α 0,05 sehingga secara statistika dapat disimpulkan bahwa ada hubungan signifikan antara gaya hidup dengan kualitas hidup. Kemudian berdasarkan nilai odd rasio diperoleh nilai, 3,886 berarti responden yang memiliki gaya hidup buruk lebih beresiko 3,8 kali untuk memiliki kualitas hidup buruk.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 183, "height": 180, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menunjukkan bahwa gaya hidup memiliki peran yang signifikan untuk meningkatkan kualitas hidup penderita DM tipe 2 khususnya dengan masalah kaki diabetik. Sehingga penatalaksanaan gaya hidup yang tepat dapat memperlambat progresifitas penyakit dan pada akhirnya dapat mempertahankan kualitas hidup yang optimal.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 296, "width": 104, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 315, "width": 183, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adams, A. S., Bayliss, E., Schmittdiel, J. A., Dyer, W., Neugebauer, R., Jaffe, M., Kim, E., Grant, R. W., & Study, D. T. (2020). HHS Public Access .", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 366, "width": 183, "height": 111, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13 (3), 286–293. https://doi.org/10.1177/17407745166 31530.The Alrub, A. A., Hyassat, D., Khader, Y. S., Bani-mustafa, R., Younes, N., & Ajlouni, K. (2019). Factors Associated with Health-Related Quality of Life among Jordanian Patients with Diabetic Foot Ulcer .", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 480, "width": 183, "height": 136, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2019 . https://doi.org/10.1155/2019/470672 0 Bodenheimer, T., Wagner, E. H., & Grumbach, K. (2002). Improving primary care for patients with chronic illness. In Journal of the American Medical Association . https://doi.org/10.1001/jama.288.14.1 775 Chong, S., Ding, D., Byun, R., Comino,", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 619, "width": 169, "height": 60, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E., Bauman, A., & Jalaludin, B. (2017). Lifestyle changes after a diagnosis of type 2 diabetes. Diabetes Spectrum , 30 (1), 43–50. https://doi.org/10.2337/ds15-0044", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 682, "width": 183, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Glechner, A., Keuchel, L., Affengruber, L., Titscher, V., Sommer, I., Matyas, N., Wagner, G., Kien, C., Klerings,", "type": "List item" }, { "left": 344, "top": 720, "width": 169, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I., & Gartlehner, G. (2018). Effects of lifestyle changes on adults with prediabetes: A systematic review and", "type": "Text" }, { "left": 263, "top": 38, "width": 250, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Keperawatan Priority , Vol 4, No. 1, Januari 2021 ISSN 2614-4719", "type": "Page header" }, { "left": 505, "top": 796, "width": 6, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 184, "height": 60, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "meta-analysis. Primary Care Diabetes , 12 (5), 393–408. https://doi.org/10.1016/j.pcd.2018.07 .003 Gok Metin, Z., Arikan Donmez, A.,", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 151, "width": 169, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Izgu, N., Ozdemir, L., & Arslan, I. E.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 163, "width": 169, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2017). Aromatherapy Massage for Neuropathic Pain and Quality of Life in Diabetic Patients. Journal of Nursing Scholarship , 49 (4), 379–", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 214, "width": 183, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "388. https://doi.org/10.1111/jnu.12300 IDF. (2015). IDF Diabetes Atlas 2015.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 252, "width": 183, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Diabetes Federation . Khunti, K., Gray, L. J., Skinner, T.,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 277, "width": 184, "height": 263, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Carey, M. E., Realf, K., Dallosso, H., Fisher, H., Campbell, M., Heller, S., & Davies, M. J. (2012). Effectiveness of a diabetes education and self management programme (DESMOND) for people with newly diagnosed type 2 diabetes mellitus: Three year follow-up of a cluster randomised controlled trial in primary care. BMJ (Online) , 344 (7860), 1–12. https://doi.org/10.1136/bmj.e2333 Kong, J. X., Zhu, L., Wang, H. M., Li, Y., Guo, A. Y., Gao, C., Miao, Y. Y., Wang, T., Lu, X. Y., Zhu, H. H., & Patrick, D. L. (2019). Effectiveness of the chronic care model in type 2 diabetes management in a community health service center in China: A group randomized experimental study. Journal of", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 543, "width": 169, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diabetes Research , 2019 (Dm). https://doi.org/10.1155/2019/651658 1", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 581, "width": 184, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kumari, G., Singh, V., Jhingan, A. K., Chhajer, B., & Dahiya, S. (2018).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 606, "width": 184, "height": 149, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Effect of lifestyle intervention on medical treatment cost and health- related quality of life in type 2 diabetes mellitus patients. Biomedical and Pharmacology Journal , 11 (2), 775–787. https://doi.org/10.13005/bpj/1432 Perkeni. (2015). KONSENSUS PENGELOLAAN DAN PENCEGAHAN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI INDONESIA 2015 .", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 184, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rasoul, A. M., Jalali, R., Abdi, A., Salari, N., Rahimi, M., & Mohammadi, M. (2019). The effect of self-management education through weblogs on the quality of life of diabetic patients. BMC Medical", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 163, "width": 169, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Informatics and Decision Making ,", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 176, "width": 183, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "19 (1), 1–12. https://doi.org/10.1186/s12911-019- 0941-6 Rise, M. B., Pellerud, A., Rygg, L. Ø., &", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 227, "width": 183, "height": 187, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Steinsbekk, A. (2013). Making and Maintaining Lifestyle Changes after Participating in Group Based Type 2 Diabetes Self- Management Educations : A Qualitative Study . 8 (5), 1–7. https://doi.org/10.1371/journal.pone. 0064009 Sothornwit, J., Srisawasdi, G., Suwannakin, A., & Sriwijitkamol, A. (2018). Decreased health-related quality of life in patients with diabetic foot problems. Diabetes, Metabolic Syndrome and Obesity: Targets and Therapy , 11 , 35–43.", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 416, "width": 167, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.2147/DMSO.S1543", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 429, "width": 14, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "04", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 442, "width": 183, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Venkataraman, K., Tai, B. C., Khoo, E. Y. H., Tavintharan, S., Chandran, K., Hwang, S. W., Phua, M. S. L. A.,", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 480, "width": 169, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wee, H. L., Koh, G. C. H., & Tai, E.", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 492, "width": 169, "height": 74, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S. (2019). Short-term strength and balance training does not improve quality of life but improves functional status in individuals with diabetic peripheral neuropathy: a randomised controlled", "type": "Text" }, { "left": 490, "top": 556, "width": 23, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "trial.", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 568, "width": 169, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diabetologia , 62 (12), 2200–2210. https://doi.org/10.1007/s00125-019- 04979-7", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 606, "width": 183, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "WHO. (2016). Global Report on Diabetes. Isbn , 978 , 6–86.", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 629, "width": 183, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yurt, Y., Şener, G., & Yakut, Y. (2019).", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 644, "width": 169, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The effect of different foot orthoses on pain and health related quality of life in painful flexible flat foot: A randomized controlled", "type": "Table" }, { "left": 490, "top": 682, "width": 23, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "trial.", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 695, "width": 169, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "European Journal of Physical and Rehabilitation Medicine , 55 (1), 95– 102. https://doi.org/10.23736/S1973-", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 733, "width": 78, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9087.18.05108-0", "type": "Table" }, { "left": 263, "top": 38, "width": 250, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Keperawatan Priority , Vol 4, No. 1, Januari 2021 ISSN 2614-4719", "type": "Page header" }, { "left": 505, "top": 796, "width": 8, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 184, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zhang, P., Lou, P., Chang, G., Chen, P., Zhang, L., Li, T., & Qiao, C. (2016).", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 113, "width": 169, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Combined effects of sleep quality and depression on quality of life in patients with type 2 diabetes. BMC", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 151, "width": 169, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Family Practice , 17 (1), 1–7. https://doi.org/10.1186/s12875-016- 0435-x y", "type": "Text" } ]
0d4983e9-9f44-d9d4-a280-4c230458d6ee
http://e-journal.president.ac.id/presunivojs/index.php/JMEM/article/download/4358/1474
[ { "left": 57, "top": 17, "width": 402, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teknik Mesin dan Mekatronika (Journal of Mechanical Engineering and Mechatronics) ISSN: 2527-6212, Vol. 8 No. 1, pp. 37-51 © 2023 Pres Univ Press Publication, Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 528, "top": 797, "width": 11, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "37", "type": "Page footer" }, { "left": 77, "top": 74, "width": 444, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Design Analysis of a Tubular Chassis for an Electric Vehicle using Finite Element Method", "type": "Section header" }, { "left": 166, "top": 127, "width": 266, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nanang Ali Sutisna 1, a , Marwan Nabildan 2,b", "type": "Text" }, { "left": 171, "top": 149, "width": 256, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1,2 Mechanical Engineering, President University", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 170, "width": 469, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JABABEKA Education Park Jl. Ki Hajar Dewantara, Cikarang Utara, Bekasi, West Java, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 202, "width": 389, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a [email protected], b [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 257, "width": 51, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak.", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 271, "width": 485, "height": 190, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada zaman sekarang, seluruh manusia harus memilih di antara mengubah kendaraan menjadi kendaraan yang menggunakan mesin listrik atau mesin bakar, kita tahu bahwa masyarakat dipaksa untuk mengurangi jejak karbon, dengan menerapkan regulasi baru mengenai pajak karbon pada 2022. Tujuan utama dari penelitian ini adalah membuat rangka untuk kendaraan Listrik dengan suspensi depan Torsional Bar dan satu suspensi belakang adalah untuk mengurangi produksi karbon di kemudian hari. Dengan mengembangkan sebuah rangka untuk Gokar, mahasiswa dari President University dapat menjadi satu Langkah lebih dekat untuk mengembangakan kendaraan listrik yang bisa digunakan oleh seluruh kalangan masyarakat dan menjadi pelopor dari pengembangan teknologi terbarukan di Indonesia, Penelitian ini akan menguji kapabilitas dari rangka dalam menahan beban dengan beberapa limitasi, desain 3D akan dilakukan di perangkat lunak Solidworks sementara simulasi struktur statis, analisis modal, dan reapon harmonik menggunakan metode elemen hingga. di perangkat lunak Ansys. Hasil dari penelitian ini adalah rancangan rangka kendaraan yang aman setelah melalui proses Analisis beban, Analisis factor keamanan, Analisis defleksi rangka, dan frekuensi natural dari rangka.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 478, "width": 484, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci . Rangka Gokar Listrik, Analisis Struktur Statis, Simulasi Respon Harmonik, Analisis Frekuensi Natural, Metoda Elemen Hingga", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 519, "width": 47, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract.", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 533, "width": 485, "height": 177, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In these new eras, human race was stuck between fully converting vehicles using an electric motor or combustion engine. It is a known fact that people were forced by the government to reduce carbon footprint, with the new regulation of Carbon tax that will be implemented in 2022 by the government. The main purpose of this research is to design a chassis for an electric vehicle with a Torsional Bar front suspension and single rear shock breaker is to help reducing carbon production in the future. By developing a chassis for an electric Go-Kart, the students of President University is one step closer to develop an electric vehicle that can be used by everyone and become a leading green technology innovator in Indonesia, this research will test the capability of the chassis to endure certain loads with a few limitations, the 3D design will be performed in software called Solidworks while the static structural, modal analysis, and Harmonic Response Simulation will be performed in Ansys using the finite element method. The results from this research is a sufficient design of electric go-kart through a stress analysis, safety factor analysis, chassis deflection analysis, and chassis natural frequency analysis.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 725, "width": 484, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Electric Go-kart Chassis, Static Structural analysis, Harmonic Response Simulation, Natural Frequency analysis, Finite Element method.", "type": "Text" }, { "left": 528, "top": 797, "width": 11, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "38", "type": "Page footer" }, { "left": 137, "top": 31, "width": 325, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Mechanical Engineering and Mechatronics 2023", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 74, "width": 68, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 94, "width": 485, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia is the Fourth biggest Greenhouse Gas Emitter in 2015, one of the reasons is the massive use of fossil fuel [1], but starting from 2016 Indonesia is making serious effort to reduce its Greenhouse Gas emission and Carbon Footprint, they reduced almost 31 Metric Ton per year, Indonesia is planning to go Zero Greenhouse Gas emissions in 2060 [2].", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 155, "width": 485, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "One of the problems that occurred in Indonesia is the massive increase of Fossil Fuel Transportation such as Cars, Motorcycle, & Truck for Industries, this is why Indonesia starting from April 2022 will implement a carbon tax of 30 Rupiah per every Kilogram Carbon produced [3]. Because of this Indonesian Government also pushed the development of electric car and set the goal that 20% of the car manufactured in Indonesia is Electric Vehicle by the year 2025 [4].", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 230, "width": 484, "height": 38, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There is a research by Sutisna & Akbar (2019) that are trying to design a chassis for an electric vehicle, this first one is a research about Torsional Bar Technology [5] to increase the rigidity on the chassis by connecting the right and left front tires to make a front rigid suspension.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 277, "width": 484, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There is also Razak et al. [6], research that is using Topology Optimization to reduce the weight of the chassis because according to their study by reducing 10% of the vehicle weight it could increase 5% – 8% of Energy efficiency.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 325, "width": 485, "height": 38, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abdullah et al. [7] who make research about the effect of light chassis, it can cause a resonance to the chassis when it is driven and induced by the road inconsistency, engine vibration and uneven load position, which can lead to discomfort when driving the Go-kart.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 372, "width": 485, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There is another paper that is written by Patil et al. [8] that analyze a Go-kart chassis design with FEM Software and make a Chassis to perform under the load of Driver and the machine, the location of the deflection is the same when it is calculated using simple beam theory.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 420, "width": 485, "height": 38, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "With this development there is not any research that has a significance increase of Electric Vehicle related Study in Indonesia, this is why this research goal is to make a design for an electric Go-kart to start contributing in the development of a better future in Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 467, "width": 484, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research studied the development of Go-kart Chassis that used a Torsional Bar and Single Shock absorber in a split Tubular chassis to reduce the chassis vibration and increase the driving comfort. The model of this go-kart is exhibited in Fig. 1.", "type": "Text" }, { "left": 216, "top": 766, "width": 180, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 1 Electric Go-kart Chasis Design", "type": "Page footer" }, { "left": 528, "top": 797, "width": 11, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "39", "type": "Page footer" }, { "left": 137, "top": 31, "width": 325, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Mechanical Engineering and Mechatronics 2023", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 88, "width": 485, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This Go-kart will use a Tubular Chassis because it has the best weight to structural rigidity Ratio, and it is the most safety Chassis that can be used for prototyping. It mainly uses pipe or a hollow tube as it structure, this is why it is lightweight because every structural piece is calculated before [5].", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 181, "width": 43, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Method", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 200, "width": 122, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Finite Element Method", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 212, "width": 485, "height": 68, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Finite Element Method or F.E.M is a system that was developed by engineer since the 1950’s it is used to reduce the complexity of a calculation by dividing it into smaller problems. This smaller problem is called finite elements analysis, this method is used to reduce the time and cost of solving a design problem, which will be use to calculate the maximum stress and displacement of the Go-kart Chassis [13].", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 289, "width": 485, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Finite element method uses a mathematical formulation to reduce engineering mechanic problems into smaller ones, this problem it can be calculated using a differential equation to get an approximation on the stress and strain of the chassis, but one thing to keep in mind is that finite element method can only give an estimation or an approximate of solution [14].", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 350, "width": 485, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Finite Element can be solved using Matrix, it depends on the element types, from a single line into Cube that has 8 points on every corner, every one of this point has 3 Degree of freedom, this means a single Cube (Hexahedron) has 24 Degree of Freedom and a single Parts can contain upward of thousands Element, which makes it impossible to calculate it manually, Fig. 2 shows a Linear Spring formula as an Example for element matrix [15]:", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 439, "width": 39, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "f=k .d", "type": "Table" }, { "left": 484, "top": 439, "width": 26, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2.1)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 467, "width": 181, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "f = Element Force Vector ( Known )", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 495, "width": 248, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "k = Element Spring Stiffness Matrix ( Coefficient )", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 522, "width": 227, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d = Element Nodal Displacement ( Unknown )", "type": "Text" }, { "left": 247, "top": 642, "width": 115, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 2 Linear Spring [15]", "type": "Caption" }, { "left": 93, "top": 672, "width": 57, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d = u 2 – u 1 f = k(u 2 -u 1 )", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 727, "width": 207, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "for zero deflection it must be assumed that", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 752, "width": 100, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "f 1 + f 2 = 0 → f 1 = -f 2", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 782, "width": 216, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "then it can be formulated it into 2 equations:", "type": "Text" }, { "left": 528, "top": 797, "width": 11, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "40", "type": "Page footer" }, { "left": 137, "top": 31, "width": 325, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Mechanical Engineering and Mechatronics 2023", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 66, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "f 1 = -k(u 2 -u 1 ) f 2 = k(u 2 -u 1 )", "type": "Formula" }, { "left": 71, "top": 143, "width": 76, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "in matrix form:", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 154, "width": 408, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[ 𝑘 −𝑘 −𝑘 𝑘 ] . { 𝑢1 𝑢2 } = { 𝑓1 𝑓2 } (2.2)", "type": "Formula" }, { "left": 102, "top": 182, "width": 408, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[𝐾𝑐]. {𝑢1 𝑢2 } = { 𝑓1 𝑓2 } (2.3)", "type": "Formula" }, { "left": 57, "top": 212, "width": 485, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From this matrix, the displacement of the Spring can be calculated using Inverse matrix to change the position and to find out the stress and strain of the system, using this formula:", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 238, "width": 408, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "{ 𝑢1 𝑢2 } = { 𝑓1 𝑓2 } . [𝐾𝑐] -1 (2.4)", "type": "Formula" }, { "left": 71, "top": 279, "width": 75, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Strain: : 𝛿 = ∆𝑢 𝐿", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 315, "width": 78, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Stress: 𝜎 = 𝐸 . 𝜀", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 343, "width": 46, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Meshing", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 357, "width": 485, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Meshing is a simplification of 3D object into lines or shapes and used to calculate Finite Elements. There are many types of 3D mesh from the simplest Tetrahedron to Hexahedron or prism shaped Mesh as it is shown in Fig.3. It is used for different purposes, Tetrahedron is used for a more complex shape and Hexahedron is used for more simple Form, while there are other shapes that is used as a transition between Tetrahedron and Hexahedron shape [16].", "type": "Text" }, { "left": 246, "top": 547, "width": 117, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 3 Meshing Shape [16]", "type": "Caption" }, { "left": 57, "top": 577, "width": 485, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Finite element can be costly if not done properly, it could add cost in time and money, using the wrong mesh type and size could increase the simulation time exponentially as it is a 3d object and as shown in Fig. 4 downsizing mesh size into unnecessary size would not give any advantage [14].", "type": "Text" }, { "left": 528, "top": 797, "width": 11, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "41", "type": "Page footer" }, { "left": 137, "top": 31, "width": 325, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Mechanical Engineering and Mechatronics 2023", "type": "Page header" }, { "left": 245, "top": 303, "width": 121, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 4 Mesh Convergence", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 330, "width": 485, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From the Meshing Chart above, concluded that the mesh size is steadying after 7 mm and can be used as it is the most efficient and there would not be a significance difference after the 7 mm mesh point.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 386, "width": 105, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Boundary Condition", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 399, "width": 485, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Boundary Condition is used to add a more realistic simulation on how the project will take form in Real world when using finite element Simulation Software. Many things can be added to reduce the differences between the simulation and real-world comparison like a contact for loads and fixed or movable supports [17].", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 479, "width": 438, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "− Used a Pipe Profile with an Outer Diameter of 30.5 mm an Inner Diameter of 27.2 mm", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 104, "width": 369, "height": 644, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "− add Gravity Acceleration of 9.81 m/s 2] (see Fig. 5) Fig. 5 Adding Gravitational Load 69 69,5 70 70,5 71 71,5 72 72,5 73 73,5 74 24 19 17 15 13 11 9 8 7 6 5", "type": "Picture" }, { "left": 250, "top": 81, "width": 109, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mesh Convergence", "type": "Section header" }, { "left": 528, "top": 797, "width": 11, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "42", "type": "Page footer" }, { "left": 137, "top": 31, "width": 325, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Mechanical Engineering and Mechatronics 2023", "type": "Page header" }, { "left": 93, "top": 71, "width": 355, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "− add a Remote Force of the driver in the amount of 100 kg (see Fig. 6)", "type": "List item" }, { "left": 262, "top": 294, "width": 128, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 6 Adding Driver Load", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 317, "width": 356, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "− add a Remote Force of the Battery in the amount of 20 kg (see Fig. 7)", "type": "List item" }, { "left": 242, "top": 538, "width": 150, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "− Fig. 7 Adding Battery Load", "type": "Picture" }, { "left": 113, "top": 565, "width": 409, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "− add a Remote Force of the Electric Motor & CVT in the amount of 30 kg (Fig. 8)", "type": "Text" }, { "left": 528, "top": 797, "width": 11, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "43", "type": "Page footer" }, { "left": 137, "top": 31, "width": 325, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Mechanical Engineering and Mechatronics 2023", "type": "Page header" }, { "left": 226, "top": 74, "width": 164, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 8 Adding Motor & CVT Load", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 98, "width": 190, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "− add Rear Fixed Support (see Fig. 9)", "type": "Section header" }, { "left": 241, "top": 325, "width": 134, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 9 Adding Rear Support", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 348, "width": 199, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "− add Front Fixed Support (see Fig. 10)", "type": "Text" }, { "left": 234, "top": 572, "width": 143, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 10 Adding Front Support", "type": "Caption" }, { "left": 113, "top": 596, "width": 428, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "− set the Material to fit the specification of ASTM A106B and change the Tensile strength to 60.000 Psi (413.69 MPa) and the Yield Strength to 35000 Psi (241.32 MPa) [19]. (see Fig. 11)", "type": "Text" }, { "left": 528, "top": 797, "width": 11, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "44", "type": "Page footer" }, { "left": 137, "top": 31, "width": 325, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Mechanical Engineering and Mechatronics 2023", "type": "Page header" }, { "left": 246, "top": 264, "width": 141, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 11 Material Specification", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 288, "width": 449, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "− add 2 Connection on the point between Front and Rear Suspension to act as a Joint connection. (see Fig. 12)", "type": "Text" }, { "left": 239, "top": 517, "width": 155, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 12 Adding Joint Connection", "type": "Caption" }, { "left": 93, "top": 541, "width": 448, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "− add a Spring Connection with value of 72.7 N/mm to resist the Chassis movement while driving. (see Fig. 13)", "type": "Text" }, { "left": 528, "top": 797, "width": 11, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "45", "type": "Page footer" }, { "left": 137, "top": 31, "width": 325, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Mechanical Engineering and Mechatronics 2023", "type": "Page header" }, { "left": 226, "top": 281, "width": 159, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 13 Adding Spring Dampener", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 308, "width": 94, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Spring Coefficient", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 322, "width": 485, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "For the spring because there is no Material Data Sheet, to Calculate an estimation for the Spring Coefficient that is used for the Shock Breaker, The Formula for the spring coefficient calculation is [12]:", "type": "Text" }, { "left": 155, "top": 361, "width": 373, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐾 = 𝐺 .𝑑 4 8 .𝐷 3 .𝑛 (2.5)", "type": "Formula" }, { "left": 156, "top": 397, "width": 84, "height": 56, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐾 = 78600 . 13 4 8 . 82 3 . 7 𝐾 = 72.7 𝑁/𝑚𝑚", "type": "Formula" }, { "left": 89, "top": 484, "width": 15, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "K", "type": "Table" }, { "left": 129, "top": 484, "width": 143, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= Spring Coefficient [N/mm]", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 511, "width": 257, "height": 94, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "G = Modulus of elasticity [MPa] = 78.600 [18] d = Spring wire diameter [mm] = 13 D = Spring outer Diameter [mm] = 82 n", "type": "Table" }, { "left": 129, "top": 594, "width": 102, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= number of coil = 7", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 622, "width": 485, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From the calculation above assumed that the Spring Coefficient for the Shock breaker is 72.7 N/mm.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 663, "width": 98, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Natural Frequency", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 677, "width": 485, "height": 66, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Natural frequency or usually called eigenfrequency is a frequency which every object has, it is happening when there is a natural vibration at an object that does not have any damping or external force. An additional force can be applied to the system with the same frequency as the natural frequency and it would create resonance, this resonance will create an oscillation and increasing the deflection of the structure, this is why finding the natural frequency of an object is a must [23].", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 752, "width": 484, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A natural frequency can occur in many points, it isn’t just going to happen at certain frequency, this is the formula for natural frequency:", "type": "Text" }, { "left": 528, "top": 797, "width": 11, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "46", "type": "Page footer" }, { "left": 137, "top": 31, "width": 325, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Mechanical Engineering and Mechatronics 2023", "type": "Page header" }, { "left": 120, "top": 98, "width": 390, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑓 = 𝜔 2𝜋 (2.6)", "type": "Formula" }, { "left": 89, "top": 134, "width": 109, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "f = Natural Frequency", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 161, "width": 156, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝜔 = Angular Frequency in rad/s", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 193, "width": 390, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝜔 = √ 𝐾 𝑚 (2.7)", "type": "Formula" }, { "left": 89, "top": 233, "width": 164, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "K = Stiffness of the Spring [N/m]", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 261, "width": 200, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "m = mass of an object that oscillates [kg]", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 290, "width": 390, "height": 29, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑓 = √ 𝐾 𝑚 2𝜋 (2.8)", "type": "Formula" }, { "left": 57, "top": 348, "width": 37, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Results", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 362, "width": 485, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From the previous design, this research designs a new type of go-kart chassis, using a torsional bar and a single point suspension that connect front and rear chassis which going to dampen the vibration of the chassis when faced with road irregularity.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 409, "width": 485, "height": 66, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This type of chassis as shown in Fig. 14 is developed to withstand the weight of the driver, the weight of the electric motor, and the weight of the battery. The weight is reduced by reducing the thickness of the pipe, a go-kart usually builds using a Scheduled pipe [5], that according to ANSI B36.10 for Schedule 40 1 Inch pipe has a thickness of 3.38 mm, while this research used a pipe that has a thickness of 1.65 mm.", "type": "Text" }, { "left": 252, "top": 765, "width": 107, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 14 Chassis Design", "type": "Page footer" }, { "left": 528, "top": 797, "width": 11, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "47", "type": "Page footer" }, { "left": 137, "top": 31, "width": 325, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Mechanical Engineering and Mechatronics 2023", "type": "Page header" }, { "left": 145, "top": 74, "width": 260, "height": 54, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1. Weight Comparison Material Profile Weight Schedule 40 1-inch Pipe 51.742 kg OD30.5 mm, ID27.2 mm Pipe 30.618 kg", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 145, "width": 485, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to software calculation this research found out that the weight is reduced from 51.7 kg to 30.6 kg by reducing the pipe thickness, this is used because according to a study [6] that weight reduction could increase the energy efficiency.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 192, "width": 485, "height": 53, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "After the designing process this research continue to the Simulation phase as shown in Fig. 15 and found out the result of how much is the Deflection and Maximum Stress on the Chassis, it can be seen that the maximum stress on the chassis is 73.38 Mpa this means the chassis can withstand the maximum force that are exerted onto it.", "type": "Text" }, { "left": 229, "top": 423, "width": 154, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 15 Chassis Load Simulation", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 448, "width": 485, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From this Result it can be calculated that the Safety Factor of the chassis, this reasearch calculates the safety factor using this formula because the material is Ductile [20]:", "type": "Text" }, { "left": 182, "top": 497, "width": 89, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑆𝑎𝑓𝑒𝑡𝑦 𝐹𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟 =", "type": "Picture" }, { "left": 216, "top": 488, "width": 198, "height": 101, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑌𝑖𝑒𝑙𝑑 𝑆𝑡𝑟𝑒𝑛𝑔𝑡ℎ 𝑀𝑎𝑥𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑤𝑜𝑟𝑘𝑖𝑛𝑔 𝑆𝑡𝑟𝑒𝑠𝑠 𝑆𝑎𝑓𝑒𝑡𝑦 𝐹𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟 = 241.31 [𝑀𝑝𝑎] 73.38 [𝑀𝑝𝑎] 𝑆𝑎𝑓𝑒𝑡𝑦 𝐹𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟 = 3.288", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 605, "width": 485, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "After analyzing the load on the Go-kart Chassis, this research tested it in Modal Analysis simulation, this simulation is used to test the natural frequency of an object, this is the results of the simulation for the Past design [5] and the new design chassis (Fig. 16 & 17):", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 660, "width": 374, "height": 112, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2. Natural Frequency Comparison No Past Design [Hz] New Design [Hz] 1 58.138 35.042 2 77.141 46.743 3 88.74 76.48 4 144.91 78.508 5 166.92 115.62 6 171.94 127.21", "type": "Table" }, { "left": 528, "top": 797, "width": 11, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "48", "type": "Page footer" }, { "left": 137, "top": 31, "width": 325, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Mechanical Engineering and Mechatronics 2023", "type": "Page header" }, { "left": 182, "top": 383, "width": 247, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 16 Past Chassis Harmonic Response Simulation", "type": "Caption" }, { "left": 182, "top": 636, "width": 248, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 17 New Chassis Harmonic Response Simulation", "type": "Caption" }, { "left": 57, "top": 662, "width": 485, "height": 80, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From these results it can be seen that this research found out that the new design had a smaller Natural frequency compared with the past designs, as pointed out in Table 2 that the smallest natural frequency is 35.042 Hz while the past design smallest natural frequency is 58.138 Hz and the amplitude of the new design is bigger than the past designs, it is supposed that the chassis design that use two separate chassis with a joint connection and added suspension is responsible of this huge amplitude of 1.6443 mm while the past design has a maximum amplitude of 0.10743 mm.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 751, "width": 485, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This single Suspension Chassis is designed to increase the comfortability of the rider because it differentiates itself from the normal Go-kart by adding a Shock breaker suspension between Front", "type": "Text" }, { "left": 528, "top": 797, "width": 11, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "49", "type": "Page footer" }, { "left": 137, "top": 31, "width": 325, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Mechanical Engineering and Mechatronics 2023", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 74, "width": 485, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "and rear Chassis to dampen it. The Decrease in Weight also increasing the energy efficiency according to a study that happened in Malaysia [6].", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 107, "width": 485, "height": 80, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From the static load analysis. It is found that the Chassis receive a maximum principal load of 73.38 MPa, if the tensile strength of the material is divided by the maximum load, it can be calculated that the load that can be endured by the chassis is 3.288 times more than what is happening right now. From this discussion if reader want to use a better material to develop a heavy-duty electric vehicle, this research can be used as a base to understanding the calculation of maximum load that chassis could suffer before reach a plastic deformation point.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 196, "width": 485, "height": 66, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "After analyzing the modal analysis and harmonic response simulation of this chassis and the past design [5] this research found that this type of chassis has a smaller natural frequency and bigger amplitude, suppose that this result is relevant with the chassis type, with a suspension in place the chassis will oscillate a higher amplitude but slower frequency which will become more comfortable for the driver.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 279, "width": 60, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 293, "width": 485, "height": 52, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In conclusion This design is a success, it is a more advanced design than a Normal Go-kart, it could increase riding comfort, without increasing too much of a cost for building it, if compared with a Formula SAE which have 4-point suspension in every tire, this design only uses one suspension between the two chassis.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 354, "width": 484, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research also conclude, that in designing go-kart chassis, the need of knowledge to understand that the chassis weight needs to be calculated and made to become as light as possible because weight reduction will increase the energy efficiency of the electric vehicle.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 402, "width": 484, "height": 38, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "When calculating the load of the chassis it is found that the safety factor of the chassis is more than enough, this can be used to increase the load that will happened in the chassis for future projects that will be done with the chassis.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 449, "width": 484, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In modal analysis and harmonic response simulation it is found that the chassis have a maximum deflection of 1.6 mm at 75 Hz point, this could be further reduced with adding dampener in the chassis(ex: rubber mounting).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 496, "width": 485, "height": 53, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "While doing a software simulation is cheaper, reader need to understand that the real-world condition cannot be replicated 100 [%] into the software and there are many limitations in the software to replicate it, this means that the thesis results cannot be trusted 100 [%] reader must still do a prototyping process and re-test it before using this design.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 589, "width": 59, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "References", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 609, "width": 485, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[1] Prater, T. (2019, March 27). The Carbon Brief Profile: Indonesia. Carbon Brief. Retrieved January 12, 2022, from https://www.carbonbrief.org/the-carbon-brief-profile-indonesia", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 643, "width": 485, "height": 52, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[2]. Statement: Indonesia submits new 2030 climate targets and first long-term climate strategy. World Resources Institute. (2021, July 23). Retrieved January 12, 2022, from https://www.wri.org/news/statement-indonesia-submits-new-2030-climate-targets-and-first- long-term-climate-strategy", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 704, "width": 485, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[3]. Globe, J. (2021, October 8). Indonesia to impose carbon tax in April 2022, starting with coal power plants.", "type": "List item" }, { "left": 190, "top": 718, "width": 306, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jakarta Globe. Retrieved January 12, 2022,", "type": "Table" }, { "left": 84, "top": 718, "width": 457, "height": 38, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "from https://jakartaglobe.id/business/indonesia-to-impose-carbon-tax-in-april-2022-starting-with- coal-power-plants", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 765, "width": 485, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[4]. Gui, D. E. (2021, April 26). Indonesia has set an ambitious target for electric vehicles: What factors can support the nation's shift to an electric-dominated transport sector? ClimateWorks.", "type": "Text" }, { "left": 528, "top": 797, "width": 11, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "50", "type": "Page footer" }, { "left": 137, "top": 31, "width": 325, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Mechanical Engineering and Mechatronics 2023", "type": "Page header" }, { "left": 84, "top": 74, "width": 455, "height": 38, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Retrieved January 12, 2022, from https://www.climateworksaustralia.org/news/indonesia-has- set-an-ambitious-target-for-electric-vehicles-what-factors-can-support-the-nations-shift-to-an- electric-dominated-transport-sector/", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 121, "width": 485, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[5]. Sutisna, N. A., & Akbar, M. F. (2019). FEM simulation of electric car chassis design with Torsional Bar Technology. Journal of Mechanical Engineering and Mechatronics, 3(2), 97. https://doi.org/10.33021/jmem.v3i2.542", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 169, "width": 484, "height": 38, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[6]. bin Ab Razak, M. S., bin Hasim, M. H., & bin Ngatiman, N. A. (2017). Design of electric vehicle racing car chassis using topology optimization method. MATEC Web of Conferences, 97, 01117. https://doi.org/10.1051/matecconf/20179701117", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 216, "width": 485, "height": 52, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[7]. Abdullah, N. A. Z., Sani, M. S. M., Husain, N. A., Rahman, M. M., & Zaman, I. (2017). Dynamics properties of a go-kart chassis structure and its prediction improvement using model updating approach. International Journal of Automotive And Mechanical Engineering, 14(1), 3887–3897. https://doi.org/10.15282/ijame.14.1.2017.6.0316", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 277, "width": 485, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[8]. Patil, N. R., Kulkarni, R. R., Mane, B. R., & Malve, S. H. (2014). Static analysis of Go-Kart Chassis frame by Analytical and Solid Works Simulation. International Journal of Scientific Engineering and Technology, 3(5).", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 325, "width": 488, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[12]. Khurmi, R. S., & Gupta, J. K. (2005). A textbook of machine design. Eurasia Publishing House.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 344, "width": 484, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[13]. Weisberg, D. E. (2008). 22 Analysis Companies. In The Engineering Design Revolution (pp. 224–226). essay, Cadhistory.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 378, "width": 484, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[14]. Team, S. (2021, September 2). What is FEA: Finite element analysis? documentation. SimScale. Retrieved April 7, 2022, from https://www.simscale.com/docs/simwiki/fea-finite-element- analysis/what-is-fea-finite-element-analysis/", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 426, "width": 485, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[15]. Hutton, D. V. (2013). Fundamentals of Finite Element Analysis. McGraw-Hill Higher Education.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 459, "width": 484, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[16]. Group, S. (2022, January 30). Why is meshing important for structural FEA and fluid CFD simulations? SimuTech Group. Retrieved", "type": "List item" }, { "left": 84, "top": 473, "width": 457, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "February 27, 2022, from https://simutechgroup.com/why-is-meshing-important-for-fea-fluid-simulations/", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 507, "width": 485, "height": 38, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[17] Abbey, T. (2015, January 1). How to set realistic boundary conditions for FEA. Digital Engineering. Retrieved March 5, 2022, from https://www.digitalengineering247.com/ article/set-realistic-boundary-conditions", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 554, "width": 485, "height": 66, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[18] Advanced Alloy Spring Manufacturing, L. L. C. (2022). Music Wire - ASTM A 228 - Spring Wire Properties. Music wire - ASTM a 228 - Spring wire properties. Retrieved April 3, 2022, from https://optimumspring.com/technical_resources/materials/carbon_steels/music_wire_228_spri ng_wire.aspx", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 629, "width": 484, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[19] Products, A. P. (2019, September 27). ASTM A106 pipe specifications. American Piping Products. Retrieved April 2, 2022, from https://www.amerpipe.com/steel-pipe- products/carbon-pipe/a106/a106-specifications/", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 676, "width": 485, "height": 53, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[20] Dannana, S., Engineer, A. S. M., says, S. K., & says, S. D. (2018, June 14). What is safety factor / factor of safety ? ExtruDesign. Retrieved May 12, 2022, from https://extrudesign.com/safety- factor/#:~:text=For%20Ductile%20materials%2C%20the%20yield,is%20cannot%20be%20de fined%20well.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 738, "width": 485, "height": 52, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[21] Mrad, F. L., Machado, D. M., Horta, G. J. C., & Sad, A. U. (2018). Optimization of the vibrational comfort of passenger vehicles through improvement of suspension and engine rubber mounting setups. Shock and Vibration, 2018, 1–9. https://doi.org/10.1155/ 2018/9861052", "type": "List item" }, { "left": 528, "top": 797, "width": 11, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "51", "type": "Page footer" }, { "left": 137, "top": 31, "width": 325, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Mechanical Engineering and Mechatronics 2023", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 74, "width": 484, "height": 52, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[23] solutions, C. P. C. B. (2022, April 21). Natural frequency formula: What is it and why is it important? Natural Frequency Formula: What Is It and Why Is It Important? Retrieved May 17, 2022, from https://resources.pcb.cadence.com/blog/2020-natural-frequency-formula-what-is- it-and-why-is-it-important", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 155, "width": 157, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Comments from the reviewer:", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 182, "width": 461, "height": 26, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Abstract: Since this research has been completed, please write down the \" Result \" obtained from this research, and not only the \" Expected result\".", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 212, "width": 63, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Content:", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 224, "width": 410, "height": 45, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Please check the citation, many citation symbol were located inappropriately, the citation symbol should be placed before the full-stop i.e \" [1]. \" and not “ .[1] ” and give a space after the previous word. (See highlight in the manuscript.)", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 270, "width": 422, "height": 15, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• There is no need to write units using parentheses. (See highlight in the manuscript.)", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 286, "width": 429, "height": 29, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Figure 15 needs to be enlarged (focus on the whole structure) so that the fringe/stress distribution is clearly visible on all parts of the structure.", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 316, "width": 364, "height": 30, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• It is also necessary to add a figure of the simulation results showing the displacement/deformation of the entire structure.", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 347, "width": 422, "height": 74, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• The design, the simulations and the analysis have been carried out very well, however, it is necessary to show how/what methods are used to validate and ensure that the FE model made is correct and represents the actual physical model in terms of boundary conditions, constraints, selection of elements according to with a geometric design etc", "type": "List item" } ]
ea88de42-0776-8b83-44ff-6fcceb58a3e0
https://jurnal.stie-aas.ac.id/index.php/IJEBAR/article/download/2351/1160
[ { "left": 71, "top": 45, "width": 425, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Economics, Business and Accounting Research (IJEBAR)", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 59, "width": 221, "height": 52, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peer Reviewed – International Journal Vol-5, Issue-2, June 2021 (IJEBAR) E-ISSN: 2614-1280 P-ISSN 2622-4771 https://jurnal.stie-aas.ac.id/index.php/IJEBAR", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 787, "width": 467, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Economics, Bussiness and Accounting Research - IJEBAR Page 267", "type": "Page footer" }, { "left": 76, "top": 135, "width": 461, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "THE ROLE OF ACCOUNTING CONSERVATISM AS A MODERATE OF DEBT RATIO EFFECT ON FINANCIAL DISTRESS", "type": "Section header" }, { "left": 98, "top": 191, "width": 415, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yuni Sukandani 1 , Siti Istikhoroh 2 , Ulfa Puspa Wanti Widodo 3 , Nurba'itty Ning Syahdu 4", "type": "Text" }, { "left": 204, "top": 206, "width": 204, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "University of PGRI Adi Buana, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 217, "width": 443, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-mail: [email protected] 1 , [email protected] 2 , [email protected] 3 ,", "type": "Text" }, { "left": 239, "top": 231, "width": 132, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[email protected] 4", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 275, "width": 471, "height": 205, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract: The purpose of this study is to determine the role of accounting conservatism as a moderating between debt ratio and financial distress. Measurement of debt ratio variables using the debt to asset ratio, financial distress using Z- Score analysis, and accounting conservatism using the accrual model. Financial statements of 8 plastic and packaging companies listed on the Stock Exchange are used as population and samples with a purposive sampling technique. Data analysis using Moderated Regression Analysis (MRA) with hypothesis testing t test. The first test results obtained a significant level of 0,000 is smaller than 0,05 (0,000 < 0,05) meaning that the debt ratio affects financial distress. While the second test obtained a significant level of 0,108 is greater than 0,05 (0,108 > 0,05) which means that accounting conservatism is not able to moderate the ratio of debt and financial distress. Iis expected to be useful as a reference source, especially related to the application of accounting conservatism, so that it can be used as a material consideration for companies in applying for loans and anticipating financial distress.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 502, "width": 368, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Debt Ratio, Financial Distress, Accounting Conservatism.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 555, "width": 235, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Introduction [Times New Roman 12 bold]", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 572, "width": 454, "height": 80, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Business developments in the current era of globalization can trigger tough competition. Every company has its way of protecting itself in the face of business competition. The difficult competition requires each business actor to plan the right strategy to obtain good market segmentation and will not be liquidated. Companies that do not seek to strengthen company fundamentals such as industry analysis and do not improve their financial performance in the face of global developments will, of course, experience financial distress.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 655, "width": 454, "height": 80, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The problem of declining financial issue requires management to manage the reporting of profits earned during the operating year concerned as best as possible because this can lead to worse financial difficulties, especially bankruptcy, if it is unsolved. The emergence of early symptoms of bankruptcy due to financial problems that occur in companies can be said to be financial difficulties (Saputra, 2016: 3). The important thing companies need to know when they have financial problems is the company's inability to finance its long-term debt.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 738, "width": 454, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The source of capital that causes interest costs when the company spends its operational and investment activities is commonly known as debt (Sudana, 2015: 184). The high and low", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 56, "width": 425, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Economics, Business and Accounting Research (IJEBAR)", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 70, "width": 221, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peer Reviewed – International Journal Vol-5, Issue-2, June 2021 (IJEBAR) E-ISSN: 2614-1280 P-ISSN 2622-4771 https://jurnal.stie-aas.ac.id/index.php/IJEBAR", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 767, "width": 451, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Economics, Bussiness and Accounting Research - IJEBAR Page 268", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 138, "width": 454, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "debt of the company will determine whether there is a great risk that will be borne by the company. The more debt used, the greater the chance the company will not be able to pay its debts at maturity. Of course, the company will have the potential to experience financial distress. The financial statements are prepared by the company as a means of information regarding the company's financial position during the operating year concerned. Financial Accounting Standards provide flexibility in determining the accounting methods applied in preparing financial reports. Among the principles that can be applied in preparing financial statements is the principle of accounting conservatism, which is the principle of prudence in reporting earnings information.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 263, "width": 454, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Conservatism is an action to face uncertainty in accepting decisions based on the worst outcome of the uncertainty (Soewardjono, 2014: 245). Accounting conservatism adheres to the principle of slowing down the recognition of income even though it is likely to occur and accelerating the recognition of costs or losses (recognizing earlier).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 318, "width": 454, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Researchers chose companies engaged in plastic and packaging on the Indonesia Stock Exchange. The Ministry of Industry explained that the demand for plastic production reached 4.6 million and increased in the last five years from 2015 to 2019 as a top development priority, having high growth opportunity and great potential to play an important role as a supply chain for packaging containers for other industries such as the food and beverage sector, metal and electronic goods, transportation equipment, chemicals, pharmaceuticals, and cosmetics (www.kemenperin.go.id).", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 415, "width": 377, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the background stated above, the problem formulation is as follows:", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 428, "width": 229, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Does the debt ratio affect financial distress?", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 442, "width": 433, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Does accounting conservatism moderate the effect of the debt ratio on financial distress?", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 470, "width": 229, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Furthermore, the objectives to be achieved are:", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 484, "width": 312, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. To determine the effect of the debt ratio on financial distress.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 497, "width": 433, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. To find out whether accounting conservatism moderates the effect of the debt ratio on financial distress.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 535, "width": 114, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Research Method", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 552, "width": 142, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Positive Accounting Theory", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 566, "width": 454, "height": 93, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This theory describes and predicts certain events and is related to the prediction of actions such as determining accounting policies and how companies respond to new standards that are being proposed (Scott, 2015: 284). The theory aims to provide answers to accounting practices and predict various accounting phenomena. This explanation emphasizes whether the theory described in the accounting literature can describe the accounting practices applied and predict the current phenomenon and its consequences in the future.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 662, "width": 75, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Signal Theory", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 676, "width": 454, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The existence of information regarding policy changes in a company to show responses from outside parties has been found by several researchers related to signaling theory. This theory explains that the company has desire to provide signals in the form of information on the company's financial records to external parties. In this theory, it is possible that asymmetry information occur between company managers and interested parties because there are differences between their respective interests. For example, on the other hand,", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 56, "width": 425, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Economics, Business and Accounting Research (IJEBAR)", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 70, "width": 221, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peer Reviewed – International Journal Vol-5, Issue-2, June 2021 (IJEBAR) E-ISSN: 2614-1280 P-ISSN 2622-4771 https://jurnal.stie-aas.ac.id/index.php/IJEBAR", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 767, "width": 451, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Economics, Bussiness and Accounting Research - IJEBAR Page 269", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 138, "width": 454, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "managers apply conservative accounting policies by generating good and quality profits from the information conveyed through financial reports for overcome financial problems in the future.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 180, "width": 59, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Debt Ratio", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 194, "width": 454, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Debt is a source of funding obtained from outside parties by entering into a contract with creditors. Debt is proxied by the scale of the debt to asset ratio because it is considered to provide information about how much debt is to spend on company assets. It can be stated by the formula:", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 252, "width": 111, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Debt to Assets Ratio =", "type": "Section header" }, { "left": 229, "top": 271, "width": 140, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Source : Sudana, 2015:208)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 285, "width": 93, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Financial distress", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 299, "width": 454, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Poor financial conditions that gradually decline will lead to bankruptcy or liquidity in a company. Financial difficulty is measured based on the bankruptcy analysis developed by Altman using the (Z-Score) method. It can be stated by the formula:", "type": "Text" }, { "left": 196, "top": 341, "width": 206, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Z = 1,2 Z 1 + 1,4 Z 2 + 3,3 Z 3 + 0,6 Z 4 +1,0 Z 5 (Source: Suartini dan Sulistiyo, 2017:163)", "type": "Formula" }, { "left": 72, "top": 368, "width": 132, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Accounting Conservatism", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 382, "width": 454, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Accounting conservatism is a cautious response to the uncertainty and dangers associated with economic activity. The implication is on choosing an accounting method that leads to a way of generating little profit or greater cost. Conservatism is proxied using the accrual model. It can be stated by the formula:", "type": "Text" }, { "left": 207, "top": 434, "width": 182, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CONACC = ( ) ( )", "type": "Table" }, { "left": 234, "top": 462, "width": 131, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Source : Savitri, 2016:52)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 476, "width": 125, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Conceptual Framework", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 490, "width": 454, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on Figure 1, it can be explained that high debt in a company can cause financial distress and become a threat to the survival of the company in the future and vice versa. However, the existence of accounting conservatism principles applied by the company will help to minimize the occurrence of financial distress by indirectly increasing the cash flow.", "type": "Text" }, { "left": 276, "top": 683, "width": 46, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 1.", "type": "Section header" }, { "left": 241, "top": 697, "width": 116, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Conceptual Framework", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 725, "width": 454, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The previous study and references used are: (1) Suhartono (2015) stated that the results show accounting conservatism weakens the negative correlation between capital structure and", "type": "Text" }, { "left": 183, "top": 560, "width": 176, "height": 97, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H 1 H 2 Moderating Variable (Z) Accounting Conservatism Independent Variable (X)", "type": "Picture" }, { "left": 213, "top": 644, "width": 41, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Debt Ratio", "type": "Caption" }, { "left": 343, "top": 632, "width": 92, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dependent Variable (Y) Financial Distress", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 56, "width": 425, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Economics, Business and Accounting Research (IJEBAR)", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 70, "width": 221, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peer Reviewed – International Journal Vol-5, Issue-2, June 2021 (IJEBAR) E-ISSN: 2614-1280 P-ISSN 2622-4771 https://jurnal.stie-aas.ac.id/index.php/IJEBAR", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 767, "width": 451, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Economics, Bussiness and Accounting Research - IJEBAR Page 270", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 138, "width": 454, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "earnings response coefficient. (2) Ayu, et al (2017) stated that the debt ratio partially does not affect financial distress. (3) Moleong (2017) stated that leverage affects financial distress. (4) Harmudji (2018) shows that financial leverage partially does not affect financial distress. (5) Nurmalina, et al (2018) found that the results of accounting conservatism were not able to moderate the effect of leverage on the earnings response coefficient.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 208, "width": 60, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hypothesis", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 221, "width": 443, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H1 = Debt Ratio affects Financial Distress H2 = Accounting conservatism moderates the effect of the Debt Ratio on Financial Distress", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 261, "width": 141, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Results and Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 278, "width": 61, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1. Results", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 295, "width": 454, "height": 90, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research is quantitative. The population is the financial statements of plastic and packaging companies and the sample is financial reports from 8 (eight) plastic and packaging companies with purposive sampling technique from 2014 - 2018. The type of data used is quantitative data. Meanwhile, the data source is secondary data obtained from the Indonesia Stock Exchange website. The data collection used documentation while the data analysis used are :", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 387, "width": 433, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Classical assumption tests include normality test, autocorrelation test, and heteroscedasticity test.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 419, "width": 209, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Moderated Regression Analysis (MRA) .", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 436, "width": 134, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Hypothesis test of t-test.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 456, "width": 455, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The data normality test used the One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test . The amount of the Sig. (0.200> 0.05) and the data is spread, then it can be stated that the data is normally distributed. It is presented in the table below :", "type": "Text" }, { "left": 223, "top": 520, "width": 152, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1. Normality Test Result", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 617, "width": 455, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The autocorrelation test of this study obtained the Durbin Watson value of 2.076. Following the criteria in making decisions on the autocorrelation test, it is between 1.55 to 2.46 which means that there is no autocorrelation problem. It can be presented in the table as follows:", "type": "Text" }, { "left": 214, "top": 686, "width": 171, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2. Autocorrelation test result", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 56, "width": 425, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Economics, Business and Accounting Research (IJEBAR)", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 70, "width": 221, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peer Reviewed – International Journal Vol-5, Issue-2, June 2021 (IJEBAR) E-ISSN: 2614-1280 P-ISSN 2622-4771 https://jurnal.stie-aas.ac.id/index.php/IJEBAR", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 767, "width": 451, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Economics, Bussiness and Accounting Research - IJEBAR Page 271", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 139, "width": 454, "height": 42, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From the graph plot between the values (ZPRED) and (ZRESID), it can be seen that the heteroscedasticity test contained in the scatterplots graph has no specific pattern and the data is spread. This means that there is no heteroscedasticity problem.", "type": "Text" }, { "left": 276, "top": 361, "width": 46, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 2.", "type": "Text" }, { "left": 252, "top": 377, "width": 94, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Scatterplots Graph", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 393, "width": 454, "height": 58, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The MRA analysis is carried out because there is only one predictor variable (X) and it explains the extent of the correlation between the debt ratio and financial distress through factors that strengthen or weaken, namely accounting conservatism. It is presented in the table as follows:", "type": "Text" }, { "left": 205, "top": 456, "width": 188, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 3. MRA test result of equation 1", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 564, "width": 406, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From the results of table 3 above, the equation 1 regression line is stated as follows:", "type": "Text" }, { "left": 207, "top": 576, "width": 121, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Y =  + β 1 X +  Y = 81,919 – 0,638 X + ", "type": "Formula" }, { "left": 205, "top": 627, "width": 188, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 4. MRA test result of equation 2", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 56, "width": 425, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Economics, Business and Accounting Research (IJEBAR)", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 70, "width": 221, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peer Reviewed – International Journal Vol-5, Issue-2, June 2021 (IJEBAR) E-ISSN: 2614-1280 P-ISSN 2622-4771 https://jurnal.stie-aas.ac.id/index.php/IJEBAR", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 767, "width": 451, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Economics, Bussiness and Accounting Research - IJEBAR Page 272", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 152, "width": 358, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From table 4 above, the regression line for equation 2 is stated as follows:", "type": "Text" }, { "left": 221, "top": 165, "width": 118, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Y =  + β 1 X + β 2 XZ + ", "type": "Formula" }, { "left": 221, "top": 179, "width": 171, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Y = 92,905 – 0,620 + 0,663 XZ + ", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 211, "width": 448, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the moderation regression line equation above, it can be analyzed as the following:", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 227, "width": 433, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. The value of the constant-coefficient = 92.905. This means that the debt ratio variable (X) and the moderating multiplication variable (XZ) are 0 (zero), then the value of financial distress is as much as the coefficient value of 92.905.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 275, "width": 433, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. The value of the debt ratio regression coefficient (X) = -0.620 (negative), then every 1% decrease in the debt ratio will be followed by a decrease in financial distress of - 0.620.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 323, "width": 433, "height": 42, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. The moderation regression coefficient (XZ) = 0.663 (positive), indicating that every 1% decrease in the moderating variable, will be followed by an increase in financial difficulties of 0.663.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 384, "width": 318, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results of the correlation coefficient are presented as follows:", "type": "Text" }, { "left": 207, "top": 412, "width": 184, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 5. R square result of equation 1", "type": "Text" }, { "left": 207, "top": 483, "width": 184, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 6. R square result of equation 2", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 554, "width": 454, "height": 75, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results above show that the value of R Square is 0.408 without the addition of the moderating variable. Then, after the addition of the moderating variable, the result of R Square is 0.530. There was an increase after moderation of 12.2%. This means that 53.0% of the variation in financial difficulties can be influenced by variations in debt ratios, accounting conservatism, and moderation, the remaining 47.0% is influenced by other variations.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 650, "width": 75, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.2. Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 666, "width": 454, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The discussion section describes the results of data processing, interpreting the findings logically, linking with relevant reference sources.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 694, "width": 454, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "It contains specific or unique findings from research results. Possible follow-up activities can also be conveyed in this section. [Times New Roman, 12, normal].", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 722, "width": 272, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results of the t-test are presented in the table below:", "type": "Text" }, { "left": 232, "top": 737, "width": 135, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 7. t test of equation 1", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 56, "width": 425, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Economics, Business and Accounting Research (IJEBAR)", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 70, "width": 221, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peer Reviewed – International Journal Vol-5, Issue-2, June 2021 (IJEBAR) E-ISSN: 2614-1280 P-ISSN 2622-4771 https://jurnal.stie-aas.ac.id/index.php/IJEBAR", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 767, "width": 451, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Economics, Bussiness and Accounting Research - IJEBAR Page 273", "type": "Page footer" }, { "left": 232, "top": 210, "width": 135, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 8. t test of equation 2", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 338, "width": 454, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the table above, the significance level of each variable is obtained and explained as follows:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 367, "width": 454, "height": 47, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " The first hypothesis (H1) obtained a t-score of -5,113 with a significance value of (0,000 <0.05) meaning that H1 is accepted. This means that the debt ratio (X) affects financial difficulties (Y).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 415, "width": 455, "height": 63, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " The second hypothesis (H2) obtained a t-score value of 1.649 then after the addition of the moderating variable, the significance value is (0.108> 0.05) which means that H2 is rejected. This shows that accounting conservatism (Z) is not able to moderate the relationship between debt ratio (X) to financial distress (Y).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 499, "width": 78, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 515, "width": 454, "height": 91, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the results of the analysis above, the R Square value was 0.408 without the addition of the moderating variable. After the addition of the moderating variable, the value of R Square is 0.530. There was an increase after moderation of 12.2%. This means that 53.0% of the variation in financial difficulties can be influenced by variations in debt ratios, accounting conservatism, and moderation, the remaining 47.0% is influenced by other variations. The results of hypothesis testing can be concluded as follows:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 611, "width": 454, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. From the results of testing the first hypothesis (H1), the t-score value is –5,113 with a significance level (0,000 <0.05). This means that the debt ratio affects financial difficulties so that the first hypothesis proposed is accepted and its validity is proven.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 658, "width": 454, "height": 59, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. From the results of testing the second hypothesis (H2), the t-score value was 1.649, then after the addition of the moderating variable the significance level (0.108> 0.05). This means that accounting conservatism is not able to moderate the relationship between the debt ratio and financial distress so that the second hypothesis proposed is rejected.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 721, "width": 454, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The implication of this research focuses on policies regarding the role of accounting conservatism so that companies need to consider before applying for a loan whether it is", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 56, "width": 425, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Economics, Business and Accounting Research (IJEBAR)", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 70, "width": 221, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peer Reviewed – International Journal Vol-5, Issue-2, June 2021 (IJEBAR) E-ISSN: 2614-1280 P-ISSN 2622-4771 https://jurnal.stie-aas.ac.id/index.php/IJEBAR", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 767, "width": 451, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Economics, Bussiness and Accounting Research - IJEBAR Page 274", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 138, "width": 454, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "under the planning needs of the future or not. Because companies with a lot of debt will have an impact on company performance and cause financial problems for the company.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 166, "width": 454, "height": 121, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Furthermore, the principle of conservatism is also needed as a determining factor for investors before investing because it can be seen from the financial report reporting whether it is by the actual situation or not, and investors need to analyze whether or not the profit information generated by the company is fair or not. Companies are expected to have a better understanding of the application of the principles of accounting conservatism to be able to overcome financial problems that occur, avoid uncertainty in economic activities, and help prevent information asymmetry on the opportunistic behavior of managers. However, in this research, it is not proven that accounting conservatism can moderate (strengthen) the correlation between debt ratios and financial difficulties.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 290, "width": 455, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The limitation is only using one independent variable, namely the debt ratio and one moderating variable. Then the number of samples used is only limited to companies in the plastic and packaging sector with a fairly short observation period span from 2014 - 2018. So that for further research it is suggested to use various other company sectors, take a longer observation period, and develop the number of other variables. such as debt covenants, taxes, litigation risk, etc. This research also has limited time and energy so that there are still many shortcomings in completing this research.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 401, "width": 54, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Reference", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 418, "width": 454, "height": 58, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ayu, A.S , et al (2017). Pengaruh Likuditas, Leverage, Profitabilitas, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Financial Distress (Studi pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2015). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) , 43 (1), 138–147. Universitas Brawijaya.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 481, "width": 455, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harmudji, R. A. (2018). Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Tekstil dan Garmen Yang Terdaftar di BEI. Artikel Ilmiah STIE Perbanas Surabaya.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 529, "width": 454, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kementerian Perindutrian Republik Indonesia. (2017). “Kemenperin : Industri Kemasan", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 542, "width": 418, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Plastik Jadi Rantai Pasok Penting Sektor Lain”. (online),", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 561, "width": 454, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://www.kemenperin.go.id/ , diakses tanggal 22 Januari 2020, pukul 12.00 WIB. Moleong, L. C. (2017). Pengaruh Real Interest Rate dan Leverage Terhadap Financial", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 592, "width": 334, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Distress. MODUS , 30 (1), 71–86. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 608, "width": 454, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nurmalina, R., et al. (2018). Determinan Earnings Response Coefficient dan Peran Konservatisme Akuntansi sebagai Pemoderasi pada Perusahaan Property dan Real Estate . Jurnal Riset Akuntansi & Perpajakan (JRAP) , 5 (02), 245-258.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 656, "width": 454, "height": 58, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saputra, R. E. (2016). Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial, Kontrak Utang, Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan, Peluang Pertumbuhan, Risiko Litigasi, dan Leverage Terhadap Konservatisme Akuntansi (Survey Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI). JOM Fekon , 3 (1), 2207–2221. Universitas Pekanbaru.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 719, "width": 454, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Savitri, E. (2016). Konservatisme Akuntansi (Cara Pengukuran, Tinjauan Empiris, dan Faktor-faktor Yang Menpengaruhinya) . Yogyakarta : Pustaka Sahila.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 56, "width": 425, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Economics, Business and Accounting Research (IJEBAR)", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 70, "width": 221, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peer Reviewed – International Journal Vol-5, Issue-2, June 2021 (IJEBAR) E-ISSN: 2614-1280 P-ISSN 2622-4771 https://jurnal.stie-aas.ac.id/index.php/IJEBAR", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 767, "width": 451, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Economics, Bussiness and Accounting Research - IJEBAR Page 275", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 152, "width": 454, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Scott, W. R. (2015). Financial Accounting Theory (7th Edition). Canada : Pearson Education.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 184, "width": 455, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soewardjono. (2014). Teori Akuntansi Perekayasaan Laporan Keuangan (Edisi Ketiga). Jakarta : BPFE.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 216, "width": 455, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suartini dan Sulistiyo. (2017). Analisis Laporan Keuangan Bagi Mahasiswa dan Praktikan . Jakarta : Mitra Wacana Media.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 248, "width": 455, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sudana, I. M. (2015). Teori dan Praktek Manajemen Keuangan Perusahaan (Edisi 2). Jakarta : Erlangga.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 279, "width": 454, "height": 43, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suhartono, S. (2015). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Modal, dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Tehadap Koefisien Respon Laba Yang Dimoderasi Konservatisme Akuntansi. Jurnal Akuntansi Keuangan , 22 (2), 189–217.", "type": "List item" } ]
760daaad-c0a1-d6da-4b03-d76bfa3d079e
https://ejurnal.its.ac.id/index.php/teknik/article/download/8474/2239
[ { "left": 47, "top": 22, "width": 333, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)", "type": "Page header" }, { "left": 545, "top": 22, "width": 23, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A-53", "type": "Page header" }, { "left": 68, "top": 206, "width": 78, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstrak —Teknologi", "type": "Table" }, { "left": 47, "top": 206, "width": 254, "height": 306, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dalam dunia robot medis perkembangannya sangat pesat sekali, salah satunya adalah EH1 Milano yang dimiliki oleh salah satu laboratotium yang ada di kampus ITS Surabaya. Modul lengan robot EH1 Milano sebelumnya telah di riset oleh mahasiswa teknik elektro. Riset yang dilakukan adalah membuat kontroler robot dengan stimulus tangan manusia. Kekurangan dari riset tersebut, sistem perangkat keras masih terlalu rumit karena interface antara robot dan user masih menggunakan kabel. Selain itu keterbatasan dari sensor juga merupakan sebuah kekurangan dari riset ini. Sehingga diperlukan riset lanjutan untuk menyempurnakan riset yang telah ada. Permasalahan kerumitan perangkat keras dan keterbatasan sensor yang digunakan merupakan titik fokus pada riset ini. Sistem yang dirancang menggunakan modul Wireless Electronics untuk mengatasi masalah pengkabelan dan modul yang digunakan adalah modul Bluetooth model HC dengan jarak jangkauan sampai dengan 50 meter dan waktu pairing rata-rata 8 detik, sedangkan sensor flex digunakan untuk menggantikan sensor potensiometer yang digunakan sebelumnya. Dari perubahan sistem yang dibuat dan setelah direalisasikan, sistem dapat berjalan dengan baik dan komunikasi dengan menggunakan modul Bluetooth HC mampu mengatasi masalah pengkabelan. Sensor flex dengan karakteristik sensor yang linier, dengan error percentage terkecil sebesar 0,58% sedangkan terbesar 15,13% terhadap garis linier dapat menggantikan sensor yang sebelumnya digunakan. Selain itu kelebihan dari sensor flex ini dapat mendeteksi setiap sudut perubahan dari jari yang merupakan keterbatasan dari sensor yang digunakan sebelumnya.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 523, "width": 254, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata kunci : EH1 Milano, Bluetooth HC, sensor flex , wireless electronics.", "type": "Text" }, { "left": 129, "top": 562, "width": 91, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "I. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 578, "width": 255, "height": 117, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ERKEMBANGAN dunia robot medis sangat pesat sekali, hampir setiap peran manusia pada dunia industri telah digantikan oleh peran robot guna mengurangi tingkat kecelakaan dalam dunia kerja. Robot EH1 Milano merupakan potongan organ tangan yang menyerupai tangan manusia, yang dilengkapi dengan lima jari dan fungsinya sama dengan jari manusia pada umumnya. Kekuatan cengkraman dari jari robot pun juga dibuat agar mendekati bentuk organ tangan sebenarnya, dengan menggunakan sensor arus yang di tanamkan pada robot.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 695, "width": 254, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Robot tangan ini dapat dijumpai pada salah satu laboratorium teknik elektro ITS, yang sebelumnya telah di riset untuk mengontrol robot tersebut. Pengontrolan dibuat", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 206, "width": 255, "height": 94, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dengan input tangan manusia yang telah dilengkapi dengan sensor guna memastikan perintah yang akan dikirim ke sensor proximity EH1 Milano. Pada robot EH1 Milano dilengkapi dengan sensor–sensor pendukung yang digunakan untuk menggerakkan seluruh segmen dari tiap jarinya. Hasil dari riset ini sangat baik, namun masih ada beberapa kekurangan yaitu karena komunikasi dari user ke robot masih menggunakan kabel sehingga bisa dibilang kurang praktis.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 300, "width": 255, "height": 47, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari hasil riset sebelumnya itu, maka akan dilakukan riset lanjutan guna mengembangkan sistem yang telah dibuat sebelumnya menjadi sistem tanpa kabel dengan tujuan portabelitas.", "type": "Text" }, { "left": 388, "top": 365, "width": 105, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "II. LANDASAN TEORI", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 387, "width": 129, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A. Robot Tangan EH1 Milano", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 402, "width": 254, "height": 81, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Robot tangan prensilia EH1 Milano merupakan sebuah perangkat tangan buatan yang menyerupai bentuk dari tangan manusia. Robot tangan ini dapat diaplikasikan pada bidang biomedik yang menggantikan bagian organ tubuh khususnya bagian tangan. Robot ini terdiri dari beberapa bagian diantaranya : sensor, kendali internal, dan antar muka dengan perangkat komputer atau kendali lain dari luar robot.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 609, "width": 208, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 1. Robot tangan prensilia EH1 Milano[1] (prensilia.inc)", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 625, "width": 176, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "B. Antar Muka Robot tangan EH1 Milano", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 640, "width": 255, "height": 81, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perangkat perangkat yang terpasang pada bagian robot tangan prensilia dapat diakses dengan komunikasi serial UART ( Universal Asynchronous Receiver Transmiter ). Dengan baud rate 1152000 bps, data bits 8 dan stop bit 1. Sumber tagangan untuk robot prensilia yaitu +8V dengan arus maksimum 3A pada saat semua motor bergerak dengan beban maksimum. Berikut ditunjukkan pada gambar 2.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 52, "width": 426, "height": 55, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rancangan Kontroler Perangkat Keras EH1 Milano dengan Modul Wireless Electronics", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 129, "width": 434, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Idil Fitrianto, Achmad Arifin, dan Mohammad Nuh Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111", "type": "Text" }, { "left": 248, "top": 168, "width": 118, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e-mail : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 573, "width": 21, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "P", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 22, "width": 333, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)", "type": "Page header" }, { "left": 545, "top": 22, "width": 23, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A-54", "type": "Page header" }, { "left": 47, "top": 199, "width": 254, "height": 19, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 2. Koneksi antara catu daya, robot EH1 Milano dan perangkat computer[1] (prensilia.inc)", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 225, "width": 63, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "C. Sensor flex", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 239, "width": 254, "height": 58, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Flex sensor merupakan sensor resistance yang sangat peka terhadap perubahan bending dari dirinya. Jadi pada sensor ini nilai resistansinya akan berubah pada saat sensor ditekuk dengan sudut tertentu. Sensor ini diaplikasi untuk sensing gerakan tiap ruas jari.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 470, "width": 74, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 3. Sensor flex", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 484, "width": 255, "height": 70, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Spesifikasi dari Sensor flex ini memiliki resistansi pada posisi flat yaitu sebesar 10 kohm ±30%, perubahan resistansi pada saat bend ing 60 kohm sampai 110 kohm dan daya maksimal 0,5 Watt untuk penggunaan terus menerus. Aplikasi dari sensor ini adalah untuk game kontroler, bending detector , sensor pada gloves , dan lain sebagainya.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 561, "width": 255, "height": 178, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "D. Bluetooth Bluetooth merupakan perangkat tanpa kabel yang dapat melakukan komunikasi antara satu sama lainnya. Perangkat ini beroperasi pada frekuensi bandwidth 2,4GHz. Bluetooth sendiri sejarahnya diambil dari nama raja pada akhir abad ke sepuluh, yaitu Harald Blatand yang sekaligus dijuluki sebagai Harald Bluetooth oleh bangsa inggris. Ia merupakan raja dari Negara Denmark yang telah berhasil menyatukan suku suku yang pada awalnya sering berselisih, termasuk suku yang berada diwilayah yang sekarang kita kenal dengan Negara Norwegia dan Swedia. Negara yang menemukan Bluetooth ini pun terletak di wilayah Scania Swedia dan sekaligus wilayah kekuasaan dari Harald. Kemampuan dari seorang pemimpin Harald ini dalam menghubungkan berbagai wilayah sama halnya teknologi yang dapat menghubungkan perangkat seperti", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 51, "width": 255, "height": 60, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "komputer dan telpon gengam yang ada pada saat ini. Kemudian untuk logo Bluetooth sendiri yang sudah universal diambil dari penggabungan dua huruf jerman yang analog dengan huruf H dan B (merupakan singkatan dari Harald Bluetooth ), yaitu simbol (Hagall) dan (Blatand).", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 245, "width": 84, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 4. logo Bluetooth", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 259, "width": 255, "height": 58, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Aplikasi dari Bluetooth ini digunakan pada perangkat elektronik seperti komputer, telpon genggam, kamera, printer, dan lain sebagainya. Adapun kelebihan dan kekurangan dari Bluetooth ini sendiri antara lain. Kelebihan :", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 318, "width": 254, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a) Dapat menembus berbagai media seperti dinding, kotak, dan lain sebagainya.", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 342, "width": 112, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b) Komunikasi tanpa kabel.", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 353, "width": 248, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c) Dapat disingkronkan dengan perangakat yang sama – sama menggunakan Bluetooth .", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 377, "width": 239, "height": 34, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kekurangan : a) Frekuensi yang digunakan sama dengan gelombang pada wifi.", "type": "Table" }, { "left": 313, "top": 412, "width": 254, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b) Apabila terdapat banyak koneksi antar Bluetooth dalam satu ruangan maka akan sering terjadi gangguan pada saat melakukan komunikasi.", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 447, "width": 180, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c) Jarak yang terbatas yaitu sekitar 10 meter.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 471, "width": 255, "height": 93, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kemudian perangkat Bluetooth yang digunakan ada dua jenis yaitu sebagai perangkat Master dan perangkat Slave . Untuk perangkat Master digunakan Bluetooth dengan seri HC05, perangkat ini dapat difungsikan dengan mode Slave penerima data atau sebagai Master yang memberi perintah. Sedangkan yang lainnya menggunakan seri HC06 yang telah ditetapkan sebagai Slave dan tidak dapat diganti fungsi menjadi Master .", "type": "Text" }, { "left": 373, "top": 583, "width": 135, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "III. PERANCANGAN SISTEM", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 599, "width": 255, "height": 117, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perancangan system merupakan tahap design dari pembuatan alat yang kemudian akan direalisasikan. Sistem yang akan dibuat antara lain adalah sistem perangkat keras dari kendali robot EH1 Milano dengan menggunakan mikrokontroler ATMEGA8 yang digunakan sebagai sistem yang mengendalikan proses antar muka dengan robot EH1 Milano. Komunikasi antara robot dengan mikrokontroler menggunakan modul Bluetooth HC dengan konfigurasi master berada pada mikrokontroler dan slave dikoneksikan ke robot EH1 Milano.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 716, "width": 254, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penggunaan perangkat modul Bluetooth adalah guna meningkatkan tingkat portabelitas dari kontroler robot.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 22, "width": 333, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)", "type": "Page header" }, { "left": 545, "top": 22, "width": 23, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A-55", "type": "Page header" }, { "left": 47, "top": 51, "width": 255, "height": 58, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Selanjutnya sensor yang digunakan sebagai masukan dari robot EH1 Milano adalah sensor flex . Sensor flex adalah sensor resistansi yang perubahan resistansinya diakibatkan oleh perubahan bending terhadap dirinya. Sensor ini sangat sensitif terhadap setiap perubahan bending yang terjadi pada sensor.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 110, "width": 254, "height": 81, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Karakteristik sensor yang linier ini dapat diaplikasikan untuk menggantikan sensor yang digunakan pada riset sebelumnya dengan tujuan meningkatkan derajat jangkauan gerak dari ruas jari sebagai input robot EH1 Milano. Sistem perangkat keras yang didesign menggunakan dua mode pencatuan, yaitu dengan menggunakan batre dan menggunakan adaptor DC.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 198, "width": 106, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A. Blok Diagram Sistem", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 213, "width": 254, "height": 46, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Diagram blok secara keseluruhan dari perancangan sistem elektronis ditunjukan pada gambar 5. dari diagram blok tersebut terbagi menjadi beberapa bagian yaitu, blok pengendali, blok komunikasi, dan blok robot EH1 Milano.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 271, "width": 254, "height": 47, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan Gambar 5, blok sensor dan robot EH1 Milano yang merupakan plan yang akan dikontrol merupakan dua sistem yang terpisah dan berhubungan secara wireless atau tanpa kabel.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 519, "width": 105, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "B. Blok Diagram Sistem", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 534, "width": 255, "height": 58, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Data kelistrikan dari sistem terutama dibagian catu daya terbagi menjadi tiga macam, diantaranya yaitu catu daya robot EH1 Milano, catu daya Slave , dan catu daya untuk Master . Berikut merupakan uraian dari pencatuan masing – masing sistem.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 593, "width": 254, "height": 58, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a) EH1 Milano Pada sistem pencatuan dari robot EH1 Milano ini merupakan sistem yang sudah ditetapkan dan tidak dapat diubah. Sehingga sistem yang dibuat harus menyesuaikan kepada robot EH1 Milano ini.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 651, "width": 247, "height": 82, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tegangan (DC) : +8 Volt Arus : 3 Ampere Baud rate antar muka UART : 115200 bps Level tegangan antar muka : TTL (0 – 5V) Resolusi ADC sistem : 8-bit Konektor antar muka : Jack audio tipe stereo 3,5mm Konektor catu daya : Jack DC", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 63, "width": 255, "height": 105, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b) Modul Slave Pada sistem Slave ini mengikuti dari yang dibutuhkan untuk bisa melakukan koneksi ke perangkat robot EH1 Milano. Oleh karena sistem ini menggunakan modul Bluetooth yang digunakan sebagai antarmuka komunikasi tanpa kabel antara robot dengan perangkat yang memberi instruksi, level tegangan yang digunakan berbeda. Sehingga untuk modul Slave ini terdapat dua buah level tegangan yang diuraikan sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 169, "width": 248, "height": 58, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tegangan (DC) : +5V dan +3,3V Baud rate antar muka UART : 115200 bps Level tegangan antar muka : TTL (0 – 5V) Resolusi ADC sistem : 8-bit Konektor antar muka : Jack audio tipe stereo 3,5mm", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 239, "width": 255, "height": 187, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c) Modul Master Pada sistem Master yaitu menghubungkan perangkat mikrokontroler sebagai otak dari kendali sistem sedangkan data yang dikirim juga menggunakan modul Bluetooth . Modul Bluetooth ini membutuhkan level tegangan pencatuan yang rendah dan berbeda dengan catu daya sistem pada mikrokontroler sehingga pada modul Master ini juga terdapat dua buah catu daya. Berikut merupakan penjelasannya. Tegangan (DC) : +5V dan +3,3V Tegangan referensi ADC : 2,55V Baud rate antar muka UART : 115200 bps Level tegangan mikrokontroler : TTL (0 – 5V) Level tegangan modul HC05 : TTL (0 – 3V) Resolusi ADC sistem : 10-bit Konektor antar muka : Jalur Tx/Rx Konektor catu daya : Jack DC dan JST", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 433, "width": 124, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "C. Perancangan Sistem Slave", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 448, "width": 255, "height": 70, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sesuai dengan penjelasan sebelumnya tentang data kelistrikan, yang dibutuhkan pada modul Slave agar dapat melakukan interface dengan robot EH1 Milano adalah terdapat dua buah catu daya yang salah satunya digunakan untuk menaikkan level tegangan komunikasi Tx si Bluetooth ke Rx EH1 Milano.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 519, "width": 255, "height": 58, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari rangkaian Slave dibawah sumber tegangan untuk modul Slave menggunakan Jack DC dengan range 7–12V. Tujuan dari design ini adalah karena modul Slave berada pada plan yang menggunakan catu dari jack DC maka modul ini pun didesign sama dengan plan.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 707, "width": 162, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 6. Skematik rangkaian slave keseluruhan", "type": "Caption" }, { "left": 47, "top": 498, "width": 150, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 5. Diagram blok sistem secara umum", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 22, "width": 333, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)", "type": "Page header" }, { "left": 545, "top": 22, "width": 23, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A-56", "type": "Page header" }, { "left": 47, "top": 51, "width": 130, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "D. Perancangan Sistem Master", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 441, "width": 165, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 7. Skematik rangkaian master keseluruhan", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 456, "width": 255, "height": 164, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada modul Master ini, tugasnya adalah untuk menerima input dari sensor, mengolahnya, dan kemudian mengirimkan data tersebut menuju robot EH1 Milano melalui modul Bluetooth HC05. Dari penjelasan sebelumnya tentang data kelistrikan, yang dibutuhkan pada modul Master agar dapat mengirimkan data melalui modul HC05. Terdapat perbedaan level tegangan antara ATMEGA8 dengan HC05. Sehingga untuk pin Tx dari mikrokontroler perlu diturunkan menjadi 3V agar dapat melakukan interface dengan modul HC05 dan begitu juga sebaliknya untuk pin Rx pada mikrokontroler diberi pull-up untuk menaikkan level tegangan dari Bluetooth yang sebesar 3V menjadi 5V agar dapat dibaca oleh mikrokontroler. Berikut merupakan penjelasan dari sistem modul Master .", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 626, "width": 74, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "E. Realisasi Alat", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 641, "width": 254, "height": 58, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Setelah semua proses perancangan telah selesai selanjutnya adalah realisasi dari alat yang telah dirancang. Ada tiga bagian dari rancangan yang akan direalisasikan. Diantaranya adalah, modul Slave , modul sismin Master , dan sarung tangan dengan Sensor flex .", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 157, "width": 154, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 8. Modul slave yang telah di assembly", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 300, "width": 148, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 9. Modul master setelah disassembly", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 415, "width": 199, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 10. Sarung tangan terintegrasi dengan modul master", "type": "Text" }, { "left": 373, "top": 443, "width": 136, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "IV. UJI COBA DAN ANALISA", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 458, "width": 254, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengujian yang dilakukan meliputi beberapa bagian. Diantaranya adalah karakteristik sensor sarung tangan, karakteristik modul Bluetooth .", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 501, "width": 161, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A. Pengujian Karakteristik Sensor Flex", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 516, "width": 255, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berikut merupakan blok pengukuran Sensor flex dengan menggunakan alat ukur ohmmeter yang ada pada multimeter Sanwa CD800a.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 620, "width": 135, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 11. Blok pengukuran sensor flex", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 639, "width": 255, "height": 70, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sensor flex merupakan sensor resistansi yang berubah terhadap bending yang diteima oleh sensor. Pengukuran sensor dengan keadaan derajat bukaan jari sebesar 0 0 , 10 0 , 20 0 , 30 0 , 40 0 , 50 0 , 60 0 , 70 0 , 80 0 , 90 0 . Pengukuran dilakukan untuk kelima sensor, sehingga linieritas dari sensor dapat diperoleh. Pada tabel 1 berikut merupakan data hasil pengukuran dari Sensor flex .", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 22, "width": 333, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)", "type": "Page header" }, { "left": 545, "top": 22, "width": 23, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A-57", "type": "Page header" }, { "left": 160, "top": 51, "width": 28, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 60, "width": 222, "height": 124, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengukuran sensor flex Derajat Jempol (Ohm) Telunjuk (Ohm) Tengah (Ohm) Manis (Ohm) Kelingking (Ohm) 0 12650 9100 9560 10700 10000 10 13370 9190 9800 12500 10310 20 14710 9300 10200 13100 10680 30 15520 9410 10500 13560 11040 40 17930 9540 10750 13750 11400 50 19080 9710 11750 14900 12060 60 20170 10610 13000 15400 12620 70 20840 11890 14500 15800 13040 80 23200 12910 14000 16400 13720 90 23680 13420 16600 17250 18350", "type": "Table" }, { "left": 47, "top": 185, "width": 254, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari tabel 1 diatas dimasukkan kedalam grafik dan diberi trendline berupa regresi linier untuk melihat tingkat linieritas dari sensor. Berikut merupakan gambar karakteristik dari sensor.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 391, "width": 164, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 12. Karakteristik sensor flex pada ibu jari", "type": "Caption" }, { "left": 47, "top": 557, "width": 180, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 13. Karakteristik sensor flex pada jari telunjuk", "type": "Caption" }, { "left": 47, "top": 731, "width": 174, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 14. Karakteristik Sensor flex pada jari tengah", "type": "Caption" }, { "left": 313, "top": 202, "width": 173, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 15. Karakteristik sensor flex pada jari manis", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 366, "width": 186, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 16. Karakteristik sensor flex pada jari kelingking", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 381, "width": 153, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "B. Pengujian Karakteristik Bluetooth", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 396, "width": 255, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berikut merupakan blok pengukuran range jangkuan dari Bluetooth HC dengan menggunakan alat ukur jarak dalam meter.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 519, "width": 179, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 17. Blok Pengukuran jangkauan Bluetooth HC", "type": "Text" }, { "left": 318, "top": 541, "width": 234, "height": 152, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 2. Pengujian jarak Bluetooth HC kondisi dengan halangan No. Jarak (meter) Kondisi Pairing Time (s) Status 1 1 Dengan Halangan 6,2 Connect 2 2 Dengan Halangan 6,5 Connect 3 3 Dengan Halangan 6,4 Connect 4 4 Dengan Halangan 6,5 Connect 5 5 Dengan Halangan 6,4 Connect 6 6 Dengan Halangan 6,5 Connect 7 7 Dengan Halangan 6,5 Connect 8 8 Dengan Halangan 6,5 Connect 9 9 Dengan Halangan 7 Connect 10 10 Dengan Halangan 200 Connect 11 >10 Dengan Halangan 300 Not connected", "type": "Table" }, { "left": 313, "top": 706, "width": 254, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengujian pengiriman data 100% berhasil setiap pairing telah berhasil dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 22, "width": 333, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)", "type": "Page header" }, { "left": 545, "top": 22, "width": 23, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A-58", "type": "Page header" }, { "left": 47, "top": 51, "width": 96, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "C. Analisa Sensor Flex", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 66, "width": 252, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari pengujian sensor flex dapat dihitung mean percentage error dari data sensor flex dengan rumus berikut.", "type": "Text" }, { "left": 281, "top": 103, "width": 14, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(1)", "type": "Table" }, { "left": 47, "top": 131, "width": 54, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keterangan :", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 143, "width": 113, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": ": Mean Percentage Error", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 155, "width": 66, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "n : Jumlah data", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 167, "width": 136, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": ": Data forecast (data garis linier)", "type": "List item" }, { "left": 56, "top": 179, "width": 179, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": ": Data actual (data sensor yang sebenarnya)", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 203, "width": 255, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari rumus tersebut dapat diperoleh nilai error dari sensor terhadap garis linier adalah sebesar .", "type": "Text" }, { "left": 281, "top": 240, "width": 14, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(2)", "type": "Formula" }, { "left": 281, "top": 282, "width": 14, "height": 72, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(3) (4) (5)", "type": "Formula" }, { "left": 281, "top": 374, "width": 14, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(6)", "type": "Table" }, { "left": 47, "top": 402, "width": 254, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari data perhitungan diatas terlihat bahwa error terbesar adalah 15,13% menunjukkan bahwa tingkat linieritas dari sensor cukup baik.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 443, "width": 254, "height": 132, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "D. Analisa Bluetooth pengujian dengan halangan dilakukan dengan dua ruangan berbeda yaitu Master di ruang A dan Slave diruang B. Jarak terjauh yang dapat dijangkau oleh Bluetooth adalah 10 meter saja dengan waktu pairing 3 menit 20 detik. Lebih dari 10 meter dengan waktu estimasi 5 menit pairing tidak dapat dilakukan sehingga dinyatakan Bluetooth dengan jarak lebih dari 10 meter untuk dengan halangan Bluetooth tidak dapat melakukan komunikasi. Untuk jarak kurang dari 10 meter waktu pairing normal yaitu dengan waktu kurang dari 10 detik.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 593, "width": 142, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "V. KESIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 609, "width": 255, "height": 122, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Setelah dilakukan pengujian pada sistem perangkat keras dan pengujian karakteristik dari sensor yang digunakan dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan sistem wireless yang sudah diintegrasikan dengan robot EH1 Milano telah berhasil direalisasikan, dan tingkat portabelitas dari sistem dari segi hardware sebagain sudah menggunakan komponen SMD. Penggunaan sensor flex sebagai sensor untuk mendeteksi perubahan bending pada ruas jari dapat terukur lebih akurat dengan nilai error dari trendline (R 2 ) rata-rata sebesar 0,98618, mean percentage error terkecil 0,58% dan error", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 51, "width": 254, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "tertinggi sebesar 15,13% yang menunjukkan bahwa sensor flex ini linier. Beberapa saran yang dapat dilakukan untuk penelitian kedepan adalah membandingkan impuls dari sensor flex dengan sinyal electromyography tiap-tiap jari (EMG).", "type": "Text" }, { "left": 383, "top": 118, "width": 116, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "UCAPAN TERIMA KASIH", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 134, "width": 254, "height": 85, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penulis mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT. Atas berkah dan rahmatnya kepada penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Ucapan terima kasih kepada laboratorium biocybernetic yang telah memberikan fasilitas dalam pengerjaan penelitian, dan jurusan teknik elektro fakultas teknik industri institut teknologi sepuluh nopember yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 395, "top": 239, "width": 90, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 254, "width": 255, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[1] Prensilia, \" Extrinsic Robotic Hand Basic User Guide \", Prensilia s.r.l EH1 Milano Series, 2010.", "type": "List item" } ]
1dd728d8-c7df-e2fb-12d7-1a4062725515
http://jurnal.ardenjaya.com/index.php/ajsh/article/download/53/48
[ { "left": 174, "top": 35, "width": 256, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arus Jurnal Sosial dan Humaniora (AJSH)", "type": "Page header" }, { "left": 187, "top": 73, "width": 230, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Website: http://jurnal.ardenjaya.com/index.php/ajsh Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 129, "width": 419, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kinerja Kepala Desa Dalam Melaksanakan Tugas pada Desa Silea Kecamatan Kolono Kabupaten Konawe Selatan", "type": "Title" }, { "left": 228, "top": 184, "width": 67, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "INFO PENULIS", "type": "Section header" }, { "left": 161, "top": 207, "width": 133, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nonia Sakka Lebang Universitas Sulawesi Tenggara [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 229, "top": 254, "width": 65, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Risman Togala", "type": "Table" }, { "left": 161, "top": 266, "width": 133, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Sulawesi Tenggara [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 184, "width": 68, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "INFO ARTIKEL", "type": "Section header" }, { "left": 303, "top": 207, "width": 75, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2808-1307", "type": "Table" }, { "left": 303, "top": 219, "width": 192, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 2, No. 1, April 2022 http://jurnal.ardenjaya.com/index.php/ajsh", "type": "Text" }, { "left": 318, "top": 289, "width": 206, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "© 2022 Arden Jaya Publisher All rights reserved", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 314, "width": 120, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saran Penilisan Referensi:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 325, "width": 453, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lebang, N. S., & Togala, R. (2022). Kinerja Kepala Desa Dalam Melaksanakan Tugas pada Desa Silea Kecamatan Kolono Kabupaten Konawe Selatan. Arus Jurnal Sosial dan Humaniora, 2 (1), 1-7", "type": "Text" }, { "left": 279, "top": 370, "width": 39, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 109, "top": 395, "width": 379, "height": 223, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam rangka mencapai keberhasilan pembangunan desa, dimana pemimpin informal sebagai salah satu jenis kepemimpinan yang tidak dapat di abaikan. Hal ini disebabkan keberhasilan suatu pembangunan utamanya pembangunan di pedesaan bukan hanya ditentukan oleh adannya peranan dari pemimpin format saja, juga ditentukan adanya pemimpin informal yang mempunyai peranan sangat menunjang keberhasilan pembangunan desa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja kepala desa dalam melaksanakan tugas di Desa Silea Kecamatan Kolono Kabupaten Konawe Selatan. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa Secara serempak pendidikan, pelatihan, motivasi dan pengalaman kerja berpengaruh sangat sigtifikan (high significant) terhadap kinerja kepala desa dalam pelaksanaan tugas pemerintahan di Desa Silea Kecamatan Kolono Kecamatan Konawe Selatan. Hal ini berarti bahwa faktor pendidikan, pelatihan, motivasi dan pengalaman kerja sangat menentukan sekali terhadap kinerja kepala desa dalam pelaksanaan tugas pemerintahan di Desa Silea Kecamatan Kolono Kabupaten Konawe Selatan. Secara parsial pengalaman kerja dan motivasi berpegaruh signifikan terhadap kinerja kepala desa dalam pelaksanaan tugas pemerintahan di Desa Silea Kecamatan Kolono Kabupaten Konawe Selatan. Kinerja kepala desa dalam pelaksanaan tugas pemerintah desa di Desa Silea Kecamatan Kolono Kabupaten Konawe Selatan sangat ditentukan oleh motivasi, dan pengalaman kerja mereka selama bertugas sebagai kepala desa.", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 629, "width": 179, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci: Kinerja, Kepala Desa, Tugas.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 14, "width": 8, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2", "type": "Page header" }, { "left": 440, "top": 14, "width": 86, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AJSH/2.1; 1-7; 2022", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 343, "width": 91, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 368, "width": 454, "height": 65, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sasaran pembangunan nasional yang sampai saat ini terus di tingkatkan pelaksanaannya adalah pembangunan masyarakat desa, kemampuan sumber daya manusia Indonesia dapat terus meningkat, termaksud di dalamnya upaya menciptakan iklim yang dapat mendorong tumbuhnya prakarsa dan swadaya masyarakat atau partisipasi masyarakat dalam pembangunan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 433, "width": 456, "height": 64, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam rangka mencapai keberhasilan pembangunan desa, dimana pemimpin informal sebagai salah satu jenis kepemimpinan yang tidak dapat di abaikan. Hal ini disebabkan keberhasilan suatu pembangunan utamanya pembangunan di pedesaan bukan hanya ditentukan oleh adannya peranan dari pemimpin format saja, juga ditentukan adanya pemimpin informal yang mempunyai peranan sangat menunjang keberhasilan pembangunan desa.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 497, "width": 456, "height": 104, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berhubung dengan pelaksanaan otonomi daerah, bagi pemerintah desa dimana keberadaannya berhubungan langsung dengan masyarakat dan sebagai ujung tombak pembangunan. Desa semakin dituntut kesiapanya baik dalam hal merumuskan kebijakan desa, merencanakan pembangunan desa yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta dalam memberikan pelayanan rutin kepada masyarakat. Begitu pula, dalam menciptakan iklim yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kreativitas dan inovasi masyarakat dalam mengelola dan menggali potensi yang ada sehingga dapat menghadirkan nilai tambah ekonomis bagi masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 601, "width": 454, "height": 51, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berkaitan dengan penyelenggaraan otonomi daerah, maka penyelenggaraan otonomi desa juga merupakan bagian dari system penyelenggaraan pemerintahan nasional yang bertujuan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat desa melalui peningkatan pelayanan kepada masyarakat, dan peran serta pemimpin informal dalam pembangunan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 652, "width": 454, "height": 155, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Demikian pula pemimpin informal di Desa Silea Kecamatan Kolono Kabupaten Konawe Selatan telah mampu untuk menyuarakan aspirasi masyarakat untuk kepentingan public di setiap musyawarah pada pelaksanaan pembangunan desa dan terlibat dalam berbagai kegiatan pembangunan. Pada dasarnya kinerja kepala desa tidak cukup hanya dengan peningkatan pendidikan dan pelatihan saja, tetapi biasa juga dilakukan melalui peningkatan motivasi terhadap mereka. Timbulnya motivasi pada diri seorang tentu oleh adanya suatu kebutuhan hidupnya baik itu kebutuhan primer maupun kebutuhan sekundernya. Jika kebutuhan tersebut dapat terpenuhi, maka seseorang akan giat bekerja sehingga kinerja dapat meningkat. Kinerja kepala desa sebagai aparatur pemerintahan desa khususnya yang ada di kabupaten tentu di pengaruhi oleh kebutuhan seperti yang dimaksud di atas, dan mereka akan bekerja keras jika pekerjaannya litu dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Disamping faktor motivasi juga factor pengalaman kerja juga sebagai kepala desa akan ikut mempengaruhi prestasi kerja (kinerja)", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 36, "width": 41, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 111, "top": 60, "width": 379, "height": 211, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In order to achieve the success of village development, where informal leaders are one type of leadership that cannot be ignored. This is because the success of a development, especially development in rural areas, is not only determined by the role of the format leader, it is also determined by the existence of informal leaders who have a very supportive role in the success of village development. This study aims to determine the performance of the village head in carrying out his duties in Silea Village, Kolono District, South Konawe Regency. From the results of the study, it can be seen that simultaneously education, training, motivation and work experience have a very significant effect on the performance of village heads in carrying out government duties in Silea Village, Kolono District, South Konawe District. This means that the factors of education, training, motivation and work experience are very decisive on the performance of the village head in carrying out government duties in Silea Village, Kolono District, South Konawe Regency. Partially, work experience and motivation have a significant effect on the performance of village heads in carrying out government duties in Silea Village, Kolono District, South Konawe Regency. The performance of village heads in carrying out village government duties in Silea Village, Kolono District, South Konawe Regency is largely determined by their motivation and work experience while serving as village heads..", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 283, "width": 203, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords : Performance, Village Head, Duties.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 14, "width": 88, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AJSH/2.1; 1-7; 2022", "type": "Page header" }, { "left": 520, "top": 14, "width": 6, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 35, "width": 454, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dalam pelaksanaan tugas pemerintahan desanya. Seorang kepala desa yang sudah lama bekerja sebagai kepala desa akan lebih berpengalaman di bandingkan dengan yang baru bekerja sebagai kepala desa dan dengan pengalaman tersebut ia akan mudah melaksanakan tugas kesehariannya sebagai aparatur pemerintahan desa.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 87, "width": 456, "height": 65, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada proses kepemimpinan dan pendekatan aspek berupa aktivitas sebagai upaya, pemimpin dalam rangka menjalankan aktivitas sebagai organisasi atau lembaga yang dibawahinya, sehingga proses pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dapat optimal. Untuk pencapaian proses tujuan dan sasaran organiasasi membutuhkan peran aktif pemimpin dalam menggerakkan seluruh komponen dalam organisasi", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 152, "width": 454, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan uraian permasalahan, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang Kinerja Kepala Desa Dalam Melaksanakan Tugas Pada Desa Silea Kecamatan Kolono Kabupaten Konawe Selatan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 203, "width": 54, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B. Metode", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 229, "width": 447, "height": 64, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lokasi penelitian yang dipilih adalah di Kantor Desa Silea Kecamatan Kolono Kabupaten Konawe Selatan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pelaku pemerintah desa pada Desa Silea Kecamatan Kolono Kabupaten Konawe Selatan. Untuk keperluan data frekwensi diperlukan kegiatan penetapan sample, maka pengambilam sample dalam kegiatan ini berdasarkan metode pengambilan sample yang tidak diacak yaitu purposive sampling.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 293, "width": 446, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sampel dalam penelitian ini adalah semua pegawai yang ada di kantor Desa dan para tokoh Desa Silea Kecamatan Kolono Kabupaten Konawe Selatan sebanyak 14 orang..", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 319, "width": 446, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teknik pengumpulan data yang dibutuhkan penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 345, "width": 429, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Penelitian kepustakaan (library research) yaitu : cara memperoleh data dengan mempelajar literatur-literatur, laporan-laporan dan bahan tertulis lainnya yang berhubungan dengan kajian penelitian ini.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 384, "width": 429, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Penelitian lapangan (field research) yaitu cara memperoleh data dengan melakukan penelitian langsung di lapangan, penelitian ini dilakukan dengan teknik:", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 412, "width": 418, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Observasi yaitu pengamatan terhadap Kinerja Kepala Desa di Desa Silea Kecamatan Kolono Kabupaten Konawe Selatan", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 437, "width": 418, "height": 69, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Wawancara (Interview) yaitu dengan cara melakukan wawancara secara terstruktur dengan mempergunakan pedoman wawancara yang telah disiapkan. Wawancara terstruktur ini dilakukan agar dapat menjaring informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Kepala Desa di Desa Silea Kecamatan Kolono Kabupaten Konawe Selatan.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 509, "width": 454, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-kualitatif, yakni semua data yang diperoleh dilapangan dikumpulkan dan kemudian ditarik kesimpulan berdasarkan jawaban-jawaban yang relevan dengan masalah-masalah dalam penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 560, "width": 131, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "C. Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 586, "width": 109, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Gambaran Umum", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 611, "width": 81, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Letak Geografis", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 627, "width": 447, "height": 168, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keadaan lokasi penelitian Kabupaten Konawe Selatan dengan Ibukota Wanggudu merupakan pemekaran dari Kabupaten Konawe, yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2007 tentang pembentukan Kabupaten Konawe Selatan di Propinsi Sulawesi Tenggara. Secara geografis Kabupaten Konawe Selatan terletak di bagian Utara khatulistiwa, melintang dari Utara ke Utara antara 02º97’ dan 03º86’ lintang Utara, membujur dari Barat ke Timur antara 121º49’ dan 122º49’ Bujur Timur.Luas wilayah Kabupaten Konawe Selatan yaitu 500.339 ha atau 13,38 persen dari luas wilayah Sulawesi Tenggara. Sedangkan luas wilayah perairan laut (termasuk Perairan Kabupaten Konawe Selatan dan Kabupaten Konawe) ±11.960 km2atau 10,87 persen dari luas perairan Sulawesi Tenggara. Kabupaten Konawe Selatan terdiri dari tujuh kecamatan yaitu Kecamatan Kolono, Lembo, Lasolo, Molawe, Asera, Langgikima dan Wiwirano. Sebagaimana yang menjadi lokasi penelitian ini yaitu di desa Silea merupakan bagian wilayah dari Kabupaten Konawe Selatan yang terletak di Kecamatan Kolono", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 14, "width": 8, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4", "type": "Page header" }, { "left": 440, "top": 14, "width": 86, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AJSH/2.1; 1-7; 2022", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 35, "width": 65, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Iklim Tropis", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 48, "width": 447, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kondisi iklim di desa Silea tidak jauh berbeda dengan kondisi iklim di Kabupaten Konawe Selatan pada umumnya, yaitu memiliki dua musim dalam setahun (musim hujan dan musim panas). Pada musim hujan, angin banyak mengandung uap air yang berasal dari Benua Asia dan Samudra Pasifik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 113, "width": 53, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Demografi", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 126, "width": 447, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil rekapitulasi data penduduk pada bulan September, 2020 jumlah penduduk Desa Silea adalah 1.473 Jiwa, 427 Kepala keluarga yang terdiri dari laki-laki sejumlah 803 orang dan perempuan 670 orang.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 177, "width": 119, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keadaan Sosial Budaya", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 190, "width": 447, "height": 116, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "penduduk yang ada di desa Silea sebagian mengannut agama islam sebanyak 825 orang (laki-laki) dan 646 orang (perempuan) dan Kristen 2 orang (laki-laki). Selanjutnya, mata pencaharian yang paling menonjol adalah nelayan sebanyak 310 orang (laki-laki) dan 391 orang (perempuan) dari jumlah keseluruhan penduduk ekonomi produktif, kemudian mata pencaharian sebagai PNS sebanyak 13 orang (laki-laki) dan 2 orang (perempuan), mata pencaharian sebagai Pedagang sebanyak 32 orang laki-laki dan 19 orang perempuan, mata pencaharian sebagai Buruh Tani sebanyak 150 orang (laki-laki) dan 129 orang perempuan, mata pencaharian sebagai Montir sebanyak 4 orang (laki-laki) dan mata pencaharian sebagai Pengusaha kecil dan Menengah sebanyak 19 orang (laki-laki).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 306, "width": 447, "height": 104, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salah satu faktor yang turut mempengaruhi perkembangan maju mundurnya suatu desa adalah factor pendidikan. Desa Silea yang sementara, membenahi diri dalam memacu berbagai ketinggalan memerlukan manusia yang berkualitas, untuk mendapatkan manusia yang berkualitas. Harus melalui pendidikan, dalam hal ini pemerintah harus mempunyai peran besar di bidang pendidikan peningkatan sumberdaya manusia, baik melalui pendidikan farmasi maupun informal. Penduduk yang berpendidikan tidak tamat SD sebanyak 155 orang, Tamat SD/ Sederajat sebanyak 458 orang, yang tamat SLTP/sederajat sebanyak 389 orang, tamat SLTA sebanyak 189 orang, tamat starata 1 sebanyak 27 orang.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 422, "width": 146, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Karasteristik Responden", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 448, "width": 217, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karasteristik responden berdasarkan usia", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 461, "width": 447, "height": 77, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karasteristik responden berdasarkan usia bahwa usia responden yang menjabat sebagai kepala desa paling dominan adalah berusia 36-40 tahun sebanyak 3 orang (21,34%), yang berusia 25-30 tahun sebanyak 2 orang (14,23%), yang berusia 31-35 tahun sebanyak 2 orang (14,21%), yang berusia 41-45 tahun sebanyak 2 orang (14,23%), yang berusia 46-50 tahun hanya 1 orang (7,14%), yang berusia 51-55 tahun sebanyak 2 orang (14,23%), dan yang berusia 56-60 tahun 2 orang (14,23%).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 538, "width": 447, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hal ini mengindikasikan bahwa berdasarkan tingkat usia, jabatan kepada desa di Desa Silea Kecamatan Kolono Kabupaten Konawe Selatan telah dipercayakan kepada orang-orang yang berusia dewasa, sehingga diharapkan kinerja mereka memimpin pemerintahan desa dan membangun daerahnya dapat lebih optimal.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 603, "width": 264, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karasteristik responden berdasarkan jenis kelamin", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 616, "width": 447, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karasteristik responden berdasarkan jenis kelamin bahwa responden yang menjabat di kantor desa Silea lebih dominan yang berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 11 orang (78,57%) dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 3 orang (21,43%).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 668, "width": 447, "height": 77, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karasteristik responden berdasarkan Status Pernikahan Karasteristik responden berdasarkan Status Pernikahan bahwa seluruh responden yang menjabat di kantor desa Silea Kecamatan Kolono Kabupaten Konawe Selatan sudah menikah, sehingga mereka diharapkan memiliki tanggung jawab yang besar dalam memimpin dan membangun daerah atau desa yang telah diamanatkan masyarakat yang telah memilih mereka sebagai kepalah desa dan staf lainnya", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 758, "width": 293, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karasteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 771, "width": 447, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karasteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan bahwa responden yang menjabat di kantor Desa Silea Kecamatan Kolono Kabupaten Konawe Selatan lebih dominan yang memiliki latar belakang berpendidikan tamat SLTA sebanyak 12 orang (85,71%),", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 14, "width": 88, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AJSH/2.1; 1-7; 2022", "type": "Page header" }, { "left": 520, "top": 14, "width": 6, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 35, "width": 447, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sedangkan yang berlatar belakang berpendidikan Strata 1 sebanyak 1 orang (7,14%). Disamping itu masih ada di kantor desa Silea yang memiliki latar belakang berpendidikan SLTP sebanyak 1 orang (7,14%).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 447, "height": 91, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jika dilihat dari latarbelakang pendidikan yang dimiliki pegawai di kantor desa Silea Kecamatan Kolono Kabupaten Konawe Selatan, maka dapat dikatakan belumlah memadai untuk memimpin pemerintahan desa karena melihat situasi dan kondisi sosial, ekonomi serta persoalan yang terjadi di masyarakat pada saat ini sangat kompleks, sehingga sangat diperlukan upaya-upaya untuk memberikan pendidikan dan pelatihan kepada mereka agar dapat bekerja secara optimal di dalam memimpin pemerintahan desa yang telah diamanatkan oleh masyarakat", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 177, "width": 252, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karasteristik responden berdasarkan Masa Kerja", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 190, "width": 447, "height": 78, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karasteristik responden berdasarkan Masa Kerja bahwa responden yang menjabat di kantor desa Silea Kecamatan Lalembuuu Kecamatan Konawe Selatan lebih dominan mereka yang memiliki masa kerja lebih 15 tahun sebanyak 5 orang (35,71%), sedangkan yang memiliki masa kerja dari 11 tahun samapi dengan 15 tahun sebanyak 3 orang (321,43%), yang memiliki masa kerja 6 tahun sampai 10 tahun sebanyak 4 orang (28,57%) dan yang memiliki masa kerja 1 tahun sampai 5 tahun sebanyak 2 orang (14,29%).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 280, "width": 343, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Penjelasan Responden Atas Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 306, "width": 246, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penjelasan Responden atas Variabel Pendidikan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 319, "width": 447, "height": 65, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penjelasan Responden atas Variabel Pendidikan Indikator dan variabel pendidikan adalah pendidikan yang dimiliki kepala desa dan staf lainnya, keinginan untuk melanjutkan pendidikan ke jenang yang lebih tinggi, respon pemerintah daerah untuk meningkatkan pendidikan pegawai dan bantuan biaya pendidikan dari pemerintah Kabupaten Konawe Selatan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 384, "width": 447, "height": 64, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penjelasan responden untuk masing-masing indikator dari variabel pendidikan adalah sebagian besar dari responden atau sebanyak 42,2% menjawab bahwa pendidikan yang dimiliki mereka sangat mendukung sekali dalam menjalankan tugas sebagai pegawai kantor desa, karena dengan pendidikan yang dimiliki akan dapat menunjang keberhasilan dalam menjalankan program pembangunan desa.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 448, "width": 447, "height": 65, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penjelasan responden mengenai kegiatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sebanyak 34,4% menjawab bahwa sangat setuju sekali, karena sebagianan besar dari responden keinginan agar mereka dapat melanjutkan pendidikannya agar dapat menjalankan tugas-tugasnya selaku pegawai kantor desa lebih baik serta dapat meningkatkan kinerjanya dimasa mendatang.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 513, "width": 447, "height": 77, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penjeasan responden mengenai responden Pemerintah Daerah Kabupaten Konawe Selatan untuk meningkatkan pendikan pegawai kantor desa sebagian besar dari responden atau 42,2% menjawab tidak baik, karena selama ini Pemerintah desa tidak ada melakukan upaya untuk meningkatkan pendidikan pegawai kantor desa. Hal ini dibuktikan karena masih ada pegawai yang hanya memiliki tingkat pendidikan tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 590, "width": 447, "height": 65, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penjelasan responden mengenai upaya pemerintah desa untuk memberikan batuan biaya pendidikan kepada pegawai lainnya dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sebanyak 31,3% menjawab tidak baik, karena selama mereka menjabat kepala desa dan pegawai/staf tidak ada upaya yang telah dilakukan untuk memberikan bantuan biaya pendidikan kepada mereka yang melanjutkan biaya pendidikannya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 668, "width": 447, "height": 51, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penjelasan Responden atas Variabel Pelatihan Indikator dari variabel penelitian adalah kebutuhan akan pelatihan, kesempatan yang diberikan pemerintah daerah untuk mengikuti pelatihan, kesesuaian materi pelatihan dan kesesuaian metode pelatihan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 719, "width": 447, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penjelasan responden untuk masing-masing indikato dan variabel pelatihan adalah sebagian besar dari responden atau sebanyak 42,2% menjawab sangat penting sekali pelatihan-pelatihan yang dilaksanakan pemerintah Desa Silea kepada pegawai/staf karena sangat membantu kepala desa dalam melaksanakan administrasi di pemerintahan desa.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 771, "width": 447, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penjelasan responden mengenai kesempatan yang diberikan pelatihan sebanyak 40,6% menjawab setuju, karena sebagian besar dari responden memberikan alasan bahwa selama mereka menjabat selaku ataf dan paegawai, pemerintah Desa Silea selalu memberikan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 14, "width": 8, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6", "type": "Page header" }, { "left": 440, "top": 14, "width": 86, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AJSH/2.1; 1-7; 2022", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 35, "width": 447, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kesempatan kepada setiap kepala desa untuk dapat selalu mengikuti pelatihan-pelatihan yang dilakukan oleh pemerintah daerah yang bersangkutan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 61, "width": 447, "height": 65, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penjelasan responden mengenai kesesuaian materi pelatihan pada setiap pelatihan yang dilaksanakan sebanyak 57,8% menjawab setuju, karena sebagian besar dari responden memberikan alasan bahwa pada umumnya materi yang diberikan pada setiap pelatihan dapat mereka gunakan sebagai penambah pengetahuan dan wawasan dalam menjalankan pemerintahan desa.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 126, "width": 447, "height": 77, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penjelasan responden mengenai mentode pelatihan yang digunakan pada setiap pelatihan sebanyak 48,4% menjawab setuju, karena sebagian besar dari responden memmberikan alasan bahwa pada umumnya metode penelitian yang digunakan pada setiap pelatihan dapat membantu mereka untuk lebih dapat memahami materi yang diberikan pada setiap pelatihan, sehingga setiap peserta yang mengikuti pelatihan tersebut dapat lebih ditingkatkan partisipasinya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 216, "width": 231, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penjelasan Responden atas Variabel Motivasi", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 229, "width": 450, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indikator dan variabel motivasi adalah memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi, memiliki semangat kerja yang tinggi, memiliki kegiatan untuk berprestasi dan memiliki semangat dalam melaksanakan program kerja yang telah ditetapkan pemerintah daerah.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 268, "width": 447, "height": 51, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penjelasan responden untuk masing-masing indikator dari variabel motivasi adalah sebagian besar dari responden atau sebanyak 37,5% menjawab bahwa sangat diperlukan tanggung jawab pribadi yang tinggi pada setiap kepala desa dalam melaksanakan tugas- tugasnya sesuai dengan amanah yang telah diberikan oleh masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 319, "width": 447, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penjelasan responden mengenai pentingnya kepala desa memiliki semangat kerja yang tinggi dalam melaksanakan tugas-tugasnya selaku kepala desa sebanyak 32,8% menjawab penting karena semangat kerja yang tinggi perlu dimiliki oleh setiap kepala desa agar tugas dan pekerjaan yang telah diberikan kepada mereka supaya dapat dilaksanakan dengan baik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 371, "width": 447, "height": 90, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penjelasan responden mengenai keinginan yang ada dalam diri kepala desa untuk berprestasi sebanyak 40,6% menjawab sangat penting karena selalu berupaya agar setiap tugas dan rencana kerja yang telah ditargetkan pemerintah daerah harus dapat dilaksanakan dengan hasil yang terbaik Penjelasan responden mengenai perluhnya setiap kepala desa memiliki semangat dalam melaksanakan program kerja yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah sebanyak 32,8% menjawab perlu, agar program kerja ditetapkan oleh pemerintah dareah dapat dilaksanakan dengan baik oleh setiap kepala desa.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 474, "width": 280, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penjelasan Responden atas Variabel Pengalaman Kerja", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 487, "width": 447, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indikatoor dan variabel pengalaman kerja adalah lamanya masa kerja sebagai kepala desa, memil memimpin bawahan, memiliki pengalaman sebagai aparatur pemerintahan, dan memiliki pengalaman dalam bidang administrasi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 525, "width": 447, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penjelasan responden mengenai masa kerja yang dimiliki sangat membantu tugas dan pekerjaan selaku kepala desa sebanyak 56,3% menjawab setuju karena apabila seseorang yang memangku jabatan belum cukup lama akan mengakibatkan seseorang itu belum mengenal dan menghayati pekerjaan yang diembannya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 577, "width": 447, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penjelasan responden mengenai kemampuan kepala desa dalam memimpin bawahannya sebanyak 67,2% menjawab setuju karena kemampuan dalam memimpin bawahan sangat mendukung keberhasilan seseorang kepala desa dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 629, "width": 447, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penjelasan responden mengenai pengalaman sebagai aparatur pemerintahan sebanyakv46,9% menjawab tidak setuju karena sebagian besar kepala desa yang terpilih adalah berasal dari pemilihan langsung oleh rakyat dan bukan berasal dari kalangan aparatur pemerintahan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 680, "width": 447, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penjelasan responden mengenai pengalaman yang dimiliki dalam bidang administrasi sebagai kepala desa sebanyak 35,9% menjawab setuju karena seseorang kepala desa yang terpilih agar dapat menjalankan tugas dan pekerjaan yang baik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 732, "width": 215, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penjelasan Responden atas Variabel Kerja", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 745, "width": 447, "height": 65, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indikator dari variabel kinerja adalah tanggung jawab, disiplin, kerjasama, kejujuran, praarsa/inisiatif dan kepemimpinan. Penjelasan responden mengenai tanggung jawab sebanyak 56,3% menjawab setuju karena selaku kepala desa yang dipilih langsung oleh rakyat harus lebih mengutamakan kepentingan masyarakat dari pada kepentingan pribadi dalam menjalankan tugas selaku kepala desa.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 14, "width": 88, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AJSH/2.1; 1-7; 2022", "type": "Page header" }, { "left": 520, "top": 14, "width": 6, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 35, "width": 447, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penjelasan responden mengenai disiplin yang harus dimiliki kepala desa sebanyak 45,3% menjawab setuju karena seseorang kepala desa harus mampu bertindak tegas dan tidak memihak dalam setiap pengambilan keputusan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 447, "height": 65, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penjelasan responden mengenai pentingnya kerjasama yang harus dilakukan seseorang kepala desa dengan seluruh pihak yang sangat terkait dengan tugas dan pekerjaannya sebanyak 43,8% menjawab sangat setuju sekali karena didukung dari segalah pihak, khususnya masyarakat sangat memegang peranan penting dalam mendukung keberhasilan kepala desa melaksanakan program kerja yang telah ditetapkan pemerintah daerah.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 139, "width": 454, "height": 51, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penjelasan responden mengenai pentingnya kejujuran yang ada dalam diri seseorang kepala desa sebanyak 56,3% menjawab setuju karena seseorang yang telah diberikan kepercayaan oleh masyarakat untuk menjadi pemimpin harus mampu menjaga kepercayaan dengan perilaku ikhlas dan tidak menyalahgunakan wewenangannya dalam menjalankan tugasnya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 203, "width": 77, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "D. Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 229, "width": 453, "height": 90, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut : Secara serempak pendidikan, pelatihan, motivasi dan pengalaman kerja berpengaruh sangat sigtifikan (high significant) terhadap kinerja kepala desa dalam pelaksanaan tugas pemerintahan di Desa Silea Kecamatan Kolono Kecamatan Konawe Selatan. Hal ini berarti bahwa faktor pendidikan, pelatihan, motivasi dan pengalaman kerja sangat menentukan sekali terhadap kinerja kepala desa dalam pelaksanaan tugas pemerintahan di Desa Silea Kecamatan Kolono Kabupaten Konawe Selatan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 319, "width": 454, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Secara parsial pengalaman kerja dan motivasi berpegaruh signifikan terhadap kinerja kepala desa dalam pelaksanaan tugas pemerintahan di Desa Silea Kecamatan Kolono Kabupaten Konawe Selatan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 358, "width": 454, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kinerja kepala desa dalam pelaksanaan tugas pemerintah desa di Desa Silea Kecamatan Kolono Kabupaten Konawe Selatan sangat ditentukan oleh motivasi, dan pengalaman kerja mereka selama bertugas sebagai kepala desa.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 409, "width": 65, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E. Referensi", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 435, "width": 454, "height": 91, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ahmad, S. B. (2009). Metode Penelitian Hukum, Bandung: CV. Pustaka Setia . Bintarto, R. (1983). Interaksi desa-kota dan permasalahannya . Jakarta: Ghalia Indonesia. Gibson, J. L., Jhon M., Ivancevich dan James H., Donnelly, Jr., (2008). Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses Edisi keempat . Jakarta: Erlangga Hamalik, O. (2006). Proses Belajar Mengajar . Jakarta: PT. Bumi Aksara. Mangkunegara, A. A. P. (2011). Manajemen sumber daya manusia perusahaan . Bandung: PT. Remaja Rosdakarya", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 525, "width": 454, "height": 91, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Narbuko, C., & Achmadi, A. (2001). Metodologi Penelitian, cet. II . Jakarta: Bumi Aksara. Notoatmodjo, S. (2003). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Soemantri, B. T. (2011). Pedoman Penyelenggaraan Pemerintahan Desa . Bandung: Fokusmedia. Soeprihanto, J. (2001). Penilaian kinerja dan pengembangan karyawan. Yogyakarta: BPFE . Suprihatini, A. (2009). Pemerintahan Desa dan Kelurahan. Jakarta: Cempaka Putih. Sutoro, E. (2005). Desentralisasi dan Pembangunan Desa. Jawa Pos, Surabaya , 12 September 2005.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 616, "width": 454, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wijaya, A. (2000). Reformasi Tata Pemerintahan Desa Menuju emokratis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.", "type": "Text" } ]
21b11c90-faed-6cfd-344f-f3f20bd152f3
https://jurnal.uns.ac.id/SHES/article/download/46834/29375
[ { "left": 167, "top": 30, "width": 265, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Seminar Nasional Pembelajaran Sejarah (SNPS UNS 2020) SHEs: Conference Series 3 (2) (2020) i-ix", "type": "Page header" }, { "left": 170, "top": 753, "width": 322, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This work is licensed under a Creative Commons Attribution-Share Alike 4.0 International License.", "type": "Page footer" }, { "left": 118, "top": 100, "width": 363, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SEMINAR NASIONAL PEMBELAJARAN SEJARAH (SNPS 2020)", "type": "Section header" }, { "left": 108, "top": 128, "width": 382, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENGAMALAN NILAI-NILAI PANCASILA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI ERA MERDEKA BELAJAR", "type": "Section header" }, { "left": 180, "top": 181, "width": 239, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia", "type": "Section header" }, { "left": 256, "top": 193, "width": 83, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "29 Agustus 2020", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 219, "width": 52, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PREFACE", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 231, "width": 428, "height": 68, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan kehendak- Nya sehingga Prosiding Online Webinar Nasional dan Call For Paper Prodi S2 Pendidikan Sejarah UNS pada akhirnya dapat terselenggara dengan baik. Webinar ini dilaksanakan pada 29 Agustus 2020 melalui bentuk pelaksanaan daring atau online, webinar ini tetap dapat terlaksana dengan baik tanpa kendala yang berarti.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 302, "width": 428, "height": 70, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Webinar ini bertemakan “ Pengamalan Nilai-Nilai Pancasila Dalam Pembelajaran Sejarah Di Era Merdeka Belajar” yang memiliki beberapa Sub Tema yaitu: 1) Nilai-Nilai Pancasila dalam Pembelajaran Sejarah, 2) Pembelajaran Sejarah Berbasis Kearifan Lokal, 3) Ragam Model dan Media Pembelajaran Sejarah, 4) Desain Pembelajaran Sejarah di Era Merdeka Belajar, dan 4) Pendidikan Karakter di Era Merdeka Belajar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 377, "width": 428, "height": 126, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rasa hormat dan ucapan terimakasih secara khusus disampaikan kepada para pembicara/ narasumber hebat yang hadir memberikan pencerahan dan motivasi berharga: Prof. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd, Prof. Dr. Haryono, M.Pd, Prof. Dr. Nana Supriatna, M.Ed, Prof. Dr. Hermanu Joebagio, M.Pd. Apresiasi yang tinggi juga layak disampaiakan kepada 40 pemakalah yang tetap gigih dan gagah dalam berkarya, walau dalam situasi pandemi Covid-19. Terimakasih diucapkan kepada Keluarga S2 Pendidikan Sejarah, para kaprodi dan dosen S2 dan S3 terkait, serta semua pihak yang telah membantu kelancaran penyelenggaraan Webinar Nasional dan Call For Paper Prodi S2 Pendidikan Sejarah UNS.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 508, "width": 428, "height": 68, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Semoga kegiatan seperti ini dapat terus berlangsung sebagai kegiatan rutin tahunan dalam tema-tema aktual. Terus membuka kesempatan luas bagi para pemakalah untuk berkarya sesuatu yang mencerdaskan, mencerahkan, menginspirasi, dan memotivasi. Surakarta, 21 Oktober 2020 Ketua Prodi Magister Pendidkan Sejarah UNS, Prof. Dr. Sariyatun, M.Pd., M.Hum.", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 595, "width": 237, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Surakarta, 22 Oktober 2020 Kepala Prodi Magister Pendidikan Sejarah UNS", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 653, "width": 170, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prof. Dr. Sariyatun, M.Pd., M.Hum", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 30, "width": 265, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Seminar Nasional Pembelajaran Sejarah (SNPS UNS 2020) SHEs: Conference Series 3 (2) (2020) i-ix", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 789, "width": 8, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ii", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 224, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Editor Proceeding SHEs Conference 2020, Agus Mastrianto, S.Pd Aditya Prawira, S.Pd M. Afrillyan Dwi Syahputra, S.Pd", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 30, "width": 265, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Seminar Nasional Pembelajaran Sejarah (SNPS UNS 2020) SHEs: Conference Series 3 (2) (2020) i-ix", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 789, "width": 10, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "iii", "type": "Page footer" }, { "left": 237, "top": 88, "width": 121, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "LIST OF COMMITTEE", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 101, "width": 103, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Steering Commitee", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 114, "width": 170, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Chairperson: Prof. Dr. Sariyatun. M.Pd, M.Hum.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 151, "width": 229, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Advisory Boards and Scientific Committee: 1. Prof. Dr. Hermanu Joebagio. M.Pd 2. Prof. Dr. Nunuk Suryani. M.Pd 3. Prof. Dr. Leo Agung S. M.Pd 4. Dr. Djono. M.Pd 5. Dr. Arif Musadad. M.Pd", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 238, "width": 114, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Organizing Commitee", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 251, "width": 108, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Chairperson: Abdul Rohman. M.Pd", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 288, "width": 150, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Secretarial staffs: 1. Ardeti Jeni Abdilla. M.Pd 2. Andika Siwi Wijanarko. S.S", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 337, "width": 163, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Accomodation and Ceremony: Hasan Ashari, M.Pd", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 374, "width": 185, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Papers and Publication : 1. Lianda Dewi Sartika, S.Pd 2. Regiano Setyo Priamantono, S.Pd", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 423, "width": 180, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Website Development: Dewanta Arya Nugraha, M.Pd., M.Si", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 460, "width": 164, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Logistic and Supporting Team : Bayu Astawa Purba, S.Pd", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 30, "width": 265, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Seminar Nasional Pembelajaran Sejarah (SNPS UNS 2020) SHEs: Conference Series 3 (2) (2020) i-ix", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 789, "width": 10, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "iv", "type": "Page footer" }, { "left": 225, "top": 88, "width": 148, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SEMINAR PHOTOGRAPH", "type": "Section header" }, { "left": 167, "top": 30, "width": 265, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Seminar Nasional Pembelajaran Sejarah (SNPS UNS 2020) SHEs: Conference Series 3 (2) (2020) i-ix", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 789, "width": 7, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "v", "type": "Page footer" }, { "left": 218, "top": 88, "width": 163, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PEER REVIEW STATEMENT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 114, "width": 428, "height": 61, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "All papers published in this volume of Social, Humanities, and Educational Studies (SHEs): Conference Series have been peer reviewed through processes administered by the proceedings Editors. Reviews were conducted by expert referees to the professional and scientific standards expected of a proceedings journal published by Universitas Sebelas Maret.", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 30, "width": 265, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Seminar Nasional Pembelajaran Sejarah (SNPS UNS 2020) SHEs: Conference Series 3 (2) (2020) i-ix", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 789, "width": 10, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "vi", "type": "Page footer" }, { "left": 233, "top": 88, "width": 133, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TABLE OF CONTENTS", "type": "Section header" }, { "left": 112, "top": 126, "width": 430, "height": 126, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PREFACE i LIST OF COMMITTEE Ii SEMINAR PHOTOGRAPH iii PEER REVIEW STATEMENT iv TABEL OF CONTENT v", "type": "Table" }, { "left": 112, "top": 271, "width": 325, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "NILAI-NILAI PANCASILA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 286, "width": 415, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Independent Learning: Forming The Pancasila Learner Through Historical Learning In Senior High School", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 286, "width": 453, "height": 316, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anju Nofarof Hasudungan, Nur Fatah Abidin 2 3 Pancasila Values Education In Learning History In Indonesia Erisya Pebrianti Pratiwi 11 4 The Implementation Of Diversity Values In Social Studies Through Critical Dialogue Method Betweens Students and Their Parents Lestari Kurniawati 18 5 Implementing Tolerance Values and Patriotsm Through History Learning at SMA Negeri 11 Yogyakarta Muslim, Warto, Djono 28 6 Implementation Of Multicultural Education Values In History Learning at SMA NEGERI Siwalima Ambon Rianko Luturmas 37 7 The Value Of Indonesian Unity Learning In The Historical Education Study Progtam Of Galuh University Terra Erlina 45", "type": "Table" }, { "left": 88, "top": 621, "width": 455, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8 Improving Quality Of The Understanding Of Pancasila Values And Achievement IN History Learning Through Cooperative Learning Model Picture and Picture Method at SMAN 4 Kupang Margison A. Blegur 54", "type": "Table" }, { "left": 167, "top": 30, "width": 265, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Seminar Nasional Pembelajaran Sejarah (SNPS UNS 2020)", "type": "Page header" }, { "left": 208, "top": 46, "width": 183, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SHEs: Conference Series 3 (2) (2020) i-ix", "type": "Section header" }, { "left": 293, "top": 789, "width": 12, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "vii", "type": "Page footer" }, { "left": 112, "top": 87, "width": 311, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS KEARIFAN LOKAL", "type": "Section header" }, { "left": 83, "top": 102, "width": 463, "height": 636, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9 Learning History Of Islamic Development In Indonesia And The Investment Of Local Values In Sma Negeri 1 Baturetno Wonogiri Anang Harris Himawan 63 10 Utilization Of The Museum Of Kekhatuan Semaka As A Source Of Learning In Local History Andre Mustofa Meihan, Sariyatun, Deny Tri Ardianto 73 11 Local History Learning Based On The Struggle Of The Mobrig Troops In Yogyakarta To Increase Students' Historical Awarenes Arif Krisna Sudarmaji, Akhmad Arif Musadad, Hieronymus Purwanta 81 12 Strengthening Historical Awareness Through Learning Based On Tourism Work Of Hindu-Buddhist Historical Sites In Tulungagung Danan Tricahyono 87 13 Building Tanggomo's Local Insights As A Construction Of Local Identity Through Historical Learning In Middle Schools Of Gorontalo Djulia Indriani A.H Mahmud, Warto, Sariyatun 93 14 The Utilization Of Historical Materials Of The Dutch Age Of Oil Exploration In Cepu In Historical Study At Smk Migas Cepu Fitriah Hanim , Djono, Susanto 101 15 Local Historical Learning In Multicultural Education In The Era Of Merdeka Learning Ivan Prapanca Wardhana, Leo Agung S. Susanto 112 16 Integration Of Multicultural Values Based On Sundanese Local Wisdom (Silih Asah, Silih Asih, Silih Asuh) In History Learning In The Era Of Globalization Sarip Hidayatuloh 118 17 Diluwang Ponorogo Narrative As Enrichment Of Materials In Historical Learning Based On Local Wisdom Itama Citra Dewi Kurnia Wahyu, Warto, Leo Agung S 129 18 Learning History Of Hindu-Buddha Removal To Invest In The Value Of Local Authenticity In The Middle School Students Meli Febriani 138 19 The Readiness of Private Vocational School Students in Pringsewu Regency in Learning Local History Teaching Materials KH Gholib's Struggle Yoga Fernando Rizqi, Djono, Susanto 144", "type": "Table" }, { "left": 167, "top": 30, "width": 265, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Seminar Nasional Pembelajaran Sejarah (SNPS UNS 2020) SHEs: Conference Series 3 (2) (2020) i-ix", "type": "Page header" }, { "left": 291, "top": 789, "width": 15, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "viii", "type": "Page footer" }, { "left": 112, "top": 87, "width": 303, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "RAGAM MODEL DAN MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 117, "width": 460, "height": 475, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "20 The Utilization Interactive Digital Media Comic In Indonesian Historical Learning To Support Independet Learning at SMA Al-Izzah Moch. Dimas Galuh Mahardika, Nur Wahyu Putra 154 21 Nationalism Moh. Hatta through the Sigil Application in History Learning Endah Puspita Sari, Leo Agung, Hermanu Joebagio 163 22 Edutainment Model Implementation Using If History In History Learning (Classroom Action Research at X MIPA 4 SMA N 6 Bandung) Fahmi Nur Ramadhan 167 23 The Effect of E-Learning Learning Model on Student Motivation Febi Yuandini, Sarkadi, Nurzengky Ibrahim 178 24 Utilization of Learning Videos Based on Japanese Occupation Materials in Indonesia as Digital History Learning Objects Muhammad Dwi Kurniadi, Rizki Ananda Hsb, Zulkarnain 184 25 Profile of Extrovert and Introvert Personality and The Implications in Problem Based History Learning Megiridha Loppies, Aip Badrujaman, Sarkadi 191 26 The Influence Of Value Clarification Technique Learning Models Online Based On Afective Learning Outcomes In Historical Learning Restu Yanuar Ula, Sarkadi, Aip Badrujaman 203 27 Urgency Of Project Based Learning Model In Social Studies Learning To Improve Students Learning Achievement Siti Samsyiah, Akhmad Arif Musadad, Musa Pelu 213 28 Development Of History Interactive Learning Media Through Ludo Teaching To Improve Student's Critical Thinking Aisyah Nur Hanifah 222", "type": "Table" }, { "left": 112, "top": 611, "width": 182, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DESAIN MODEL PEMBELAJARAN", "type": "Section header" }, { "left": 87, "top": 640, "width": 459, "height": 98, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "29 History Lessons During the Covid-19 Pandemic in DIY (Case Study Based on Desca Approach with the Principle of Independent Learning) Brigida Intan Printina, Theresia Sumini 238 30 Historical Learning Model Design Based On Critical Literation In The Era And Post Covid-19 Nabillah Mahdiana, Sariyatun, Hieronymus Purwanta 250", "type": "Table" }, { "left": 167, "top": 30, "width": 265, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Seminar Nasional Pembelajaran Sejarah (SNPS UNS 2020) SHEs: Conference Series 3 (2) (2020) i-ix", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 789, "width": 10, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ix", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 102, "width": 460, "height": 83, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "31 Multiculturalism And Value Education In History Learning (Case Study At Sman 1 Kartasura) Teodorikus Hanpalam 258 32 The Effect of Teacher Teaching Skills Against Learning Outcomes Yadi Sumyadi, Umasih, Abdul Syukur 264", "type": "Table" }, { "left": 112, "top": 204, "width": 290, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDIDIKAN KARAKTER DI ERA MERDEKA BELAJAR", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 233, "width": 460, "height": 185, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "33 Analysis Of The Philosophy Of Life Of The People Of Lampung As Enrichment In Character Education In History Subjects At Sma Negeri 1 Kibang For The 2020/2021 Academic Year. Achmad Didik Khoirudin, Hermanu, Sariyatun 270 3 4 Implementation Of Character Education In Planting Student Nationalism In The Era Of Independent Learning Edi Siswanto 280 35 Integrity and Character of Contemporary Students in Reflection Fachri Zulfikar, Hermanu Joebagio, Djono 289 36 Implementation Of History Learning Through The Example Of Buya A. R.", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 408, "width": 460, "height": 170, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sutan Mansur In SMA Muhammadiyah 3 Surakarta Ihsan , Hermanu Joebagio, Sariyatun 297 37 Education Of Life Proficiency In History Learning Muadz Assidiqi, Hermanu, Sariyatun 307 38 Social Skills Of Students In The Pandemic Period Prima Retnaning Mareta, Akhmad Arif M, Susanto 317 39 Values Of Character Education In Their Learning Era Salmah Naelofaria, Izuddinsyah Siregar 325", "type": "Table" }, { "left": 87, "top": 597, "width": 459, "height": 111, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "40 Digital Teaching Material In Learning Content Of Rewanda Traditional Value In Goa Kreo Semarang To Improve Historical Awareness Of Students At 12 Sma Negeri Rian Agus Mulyawan, Leo Agung S, Djono 336 41 Realizing Multicultural Education in History Learning: Strengthening Character to Increase National Competitiveness Sariyatun, Abdul Rohman, Agus Mastrianto 342", "type": "Table" } ]
9b176817-7288-6bdd-65bc-47e0696bd0bd
https://journals.usm.ac.id/index.php/teknika/article/download/4043/2387
[ { "left": 528, "top": 731, "width": 15, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "64", "type": "Page footer" }, { "left": 267, "top": 94, "width": 74, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "16 (2) (2021) 64-77", "type": "Picture" }, { "left": 281, "top": 107, "width": 46, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Teknika", "type": "Text" }, { "left": 216, "top": 131, "width": 175, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "http://journals.usm.ac.id/index.php/teknika", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 174, "width": 440, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kajian Penempatan Lokasi Bangunan Pengendali Sedimen ( Check Dam ) DAS Tapin", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 228, "width": 226, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rahmawati 1* , Faiqun Ni’am 2 , Rachmat Mudiyono 3", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 250, "width": 241, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1,2,3 Universitas Islam Sultan Agung Semarang, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 314, "width": 60, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Info Artikel", "type": "Section header" }, { "left": 95, "top": 325, "width": 98, "height": 60, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "___________________ Sejarah Artikel: Disubmit 02-11-2021 Publish 30-12-2021 ___________________ Keywords:", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 315, "width": 355, "height": 107, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Arc SWAT; Check dam; Erosion; Expert choice; Sedimentation ______________________ Abstrak ____________________________________________________________", "type": "Table" }, { "left": 208, "top": 334, "width": 328, "height": 180, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sedimen merupakan material yang terbawa hanyut dan bergerak mengikuti arah aliran air sungai dan mengendap di hilir suatu DAS. Perubahan tata guna lahan di hulu DAS berpotensi meningkatkan sedimen. Selain itu, peningkatan jumlah penduduk akan sebanding dengan meningkatnya kebutuhan lahan baik untuk pemukiman maupun pertanian sehingga lahan hutan akan terjarah dan meningkatkan sedimentasi. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka diperlukan kajian penempatan bangunan pengendali sedimen atau check dam . Sedimentasi dipengaruhi oleh erosi. Analisis erosi dan sedimentasi dianalisa menggunakan aplikasi Arc SWAT dengan hasil analisa yaitu erosi DAS Tapin rata-rata pada Kelas Berat yaitu >180 ton/ha/tahun. Perubahan nilai sedimentasi dari perencanaan bendungan sampai sekarang yaitu 1.6 mm/th menjadi 1.8 mm/th. Analisa pemilihan lokasi check dam menggunakn AHP (Analytical Hierarchy Process) Expert Choice. Dari analisis pemilihan prioritas lokasi check dam dapat diketahui bahwa lokasi yang paling optimal dibangun check dam adalah Sub DAS 1. Analisis debit banjir rancangan untuk Sub DAS 1 pada Q 50 tahun menggunakan metode ITB-2 sebesar 41,34 m 3 /detik. Aspek hidrolis check dam pada Sub DAS 1 yaitu dengan disesuikan dengan penampang sungai dari analisis sebelumnya, hasil analisa inflow sedimen sebesar 6.592,05 m 3 /tahun dan tampungan kapasitas tampungan 49.132,00 m 3 dengan tinggi bangunan 3.75 meter.", "type": "Text" }, { "left": 208, "top": 520, "width": 328, "height": 168, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstract ____________________________________________________________ Sediment is material that is carried away and moves in the direction from flow of river water and settle downstream of a watershed. Changes in land use in the upstream watershed have the potential to increase sediment. Then, the increase in population will be proportional to the increasing need for land both for settlement and agriculture so that forest land will be looted and increase sedimentation. To overcome these problems, it is necessary to study the placement of sediment control buildings or check dams. Sedimentation is influenced by the amount of erosion. Erosion and sedimentation analysis were analyzed using Arc SWAT and from the results of the erosion analysis in the Tapin watershed, the average heavy class is less than 180 tons. Changes in sedimentation value from the dam plan to the present are 1.6 mm/yr until 1.8 mm/yr. Analysis used for selection of check dam locations is AHP (Analytical Hierarchy Process) Expert Choice. From the analysis of the selection of priority check dam locations Sub Watershed 1. The design flood discharge analysis for Q 50 years that uses ITB-2 method is 41.34 m 3 /second. The hydraulic aspect of the check dam in Sub watershed 1 is adjusted to the existing cross section of the river and prevous analysis, the results of analysis of sediment inflow are 6.592,05 m 3 /year and storage capacity is 49.132,00 m 3 , namely the building height is 3.75 meters.", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 691, "width": 82, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Alamat Korespondensi:", "type": "Table" }, { "left": 95, "top": 700, "width": 117, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 457, "top": 690, "width": 80, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "p-ISSN 1410-4202 e-ISSN 2580-8478", "type": "Table" }, { "left": 528, "top": 731, "width": 15, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "65", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 96, "width": 86, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 117, "width": 449, "height": 104, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sedimen dihasilkan dari terbawanya permukaan tanah oleh energi air yang disebut dengan erosi. Besarnya energi hujan, kemiringan lahan, penutupan lahan, jenis tanah serta pengolahan tanah yang ada mempengaruhi besarnya sedimen yang masuk ke dalam sungai. Sedimen tersebut juga akan terjadi di bangunan rekayasa salah satunya bendungan. Sedimen di dalam waduk secara terus menerus akan mengendap dan mempengaruhi lama serta besarnya tampungan bendungan tersebut sesui desain yang sudah direncanakan. Apabila jumlah sedimen yang masuk ke dalam tampungan lebih besar dibanding kapasitas waduknya, maka usia guna waduk akan berkurang dari usia guna yang telah direncanakan ( Ma’wa, 2011 ).", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 224, "width": 449, "height": 183, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bendungan Tapin merupakan bendungan yang berada di Desa Pipitak Jaya, Kecamatan Piani, Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan. Berdasarkan studi terdahulu tentang Perubahan Tutupan Lahan dan Lingkungan di Provinsi Kalimantan Selatan yang disusun oleh BPPT tahun 2010, terjadi perubahan tata guna lahan di Kalimantan Selatan dari tahun 2004 hingga 2007. Berdasarkan data Badan Statistik Kabupaten Tapin tahun 2019, jumlah penduduk Kabupaten Tapin mengalami pertumbuhan penduduk tiap tahunnya. Kenyataan tersebut memicu alih fungsi lahan yang tidak terkendali karena masyarakat mencari kebutuhan hidupnya salah satunya membuka hutan untuk dijadikan ladang pertanian. Oleh adanya kondisi tersebut perlu adanya upaya untuk menjaga usia guna bendungan sesuai rencana. Salah satu upaya secara teknis adalah dengan Bangunan Pengendali Sedimen ( check dam ). Check dam digunakan untuk mengatur kemiringan dasar sungai sehingga mencegah terjadinya penggerusan yang membahayakan stabilitas bangunan di sepanjang sungai (Michalec, 2014). Penempatan lokasi tersebut harus tepat sesuai kondisi erosi, slope dan penggunaan lahan yang ada. Berdasarkan penelitian Rusdi (2013), mengatakan bahwa arahan penggunaan lahan yang sesuai dalam menjaga kelestariannya adalah menerapkan tindakan konservasi metode vegetatif dan mekanis (bangunan Sipil).", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 410, "width": 449, "height": 77, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tujuan dari kajian ini adalah memprediksi besarnya sedimen dari awal pembangunan Bendungan Tapin (2014) hingga sekarang (2020), menempatkan bangunan pengendali sedimen di lokasi yang sesuai dan efisien sesuai kriteria-kriteria sesuai peraturan yang ada, serta mengkaji aspek hidrolis dari bangunan pengendali sedimen. Berdasarkan laporan sertifikasi pembangunan Bendungan Tapin (Karya, 2014), rencana usia guna bendungan adalah 50 tahun. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut perlu adanya upaya pengendalian sedimen dengan bangunan pengendali sedimen.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 489, "width": 449, "height": 38, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Manfaat yang dapat dicapai dari kajian ini adalah sedimentasi bisa dikendalikan sehingga tidak mengganggu kinerja Bendungan Tapin dengan memberikan rekomendasi kepada Dinas terkait, yaitu penempatan bangunan pengendali sedimen dari hasil analisis.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 547, "width": 49, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 568, "width": 449, "height": 38, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Secara geografis DAS Tapin terletak pada 2°32’43” - 3°00’43” LS dan antara 114°46’13” - 115° 30’33” BT . Sungai utama dari DAS Tapin adalah Sungai Tapin. Peta lokasi penelelitian terlihat pada Gambar 1.", "type": "Text" }, { "left": 528, "top": 731, "width": 15, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "66", "type": "Page footer" }, { "left": 236, "top": 320, "width": 161, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian Sumber : Hasil Analisis ArcGIS, 2021", "type": "Caption" }, { "left": 94, "top": 360, "width": 121, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Data-data yang diperlukan :", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 373, "width": 83, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Data primer :", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 387, "width": 199, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "- Data dari anak-anak sungai di DAS Tapin", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 400, "width": 286, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "- Kondisi cross section sungai dan penutupan lahan di DAS Tapin", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 413, "width": 88, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Data sekunder :", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 427, "width": 95, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "- Data curah hujan", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 440, "width": 124, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "- Peta DAS dan Sub DAS", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 454, "width": 93, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "- Peta Jenis Tanah", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 467, "width": 121, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "- Peta kontur DAS Tapin", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 480, "width": 120, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "- Peta Penggunaan lahan", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 494, "width": 166, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Metode analisis yang dilakukan yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 507, "width": 449, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Analisis erosi dan sedimentasi menggunakan aplikasi Arc SWAT. Analisis ini dimulai dengan membuat HRU ( Hydrologic Respons Unit) sebagai satuan terkecil unit hidrologi sebagai dasar analisa per titik. Kemudian membuat project di aplikasi kemudian memasukkan parameter seperti curah hujan, slope , jenis tanah, penggunaan lahan dianalisis dengan berbagai parameter di dalamnya. Oleh karena itu, muncul hasil berupa nilai erosi dan sedimentasi per lokasi HRU yang kemudian dikumulatif ke dalam nilai erosi dan sedimentasi per sub DAS.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 587, "width": 449, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Analisis penetuan lokasi check dam dengan AHP Expert Choice. Prinsip dari analisis ini adalah mendefinisikan masalah ke dalam kelas hirarki. Sehingga lebih mudah dalam pengambilan keputusan. Faktor-faktor yang digunakan dalam pengambilan keputusan ini adalah tingkat erosi, slope dan penggunaan lahan dengan bobot yang berbeda-beda.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 641, "width": 449, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Analisis debit banjir dengan ITB-2. Sebelum analisis ini, curah hujan dianalisis dispersinya atau persebarannya menggunakan Gumbel, Normal, Log Normal dan Log Pearson tipe III.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 667, "width": 334, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Aspek hidrolis check dam disesuaikan dengan penampang sungai yang ada.", "type": "List item" }, { "left": 528, "top": 731, "width": 15, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "67", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 94, "width": 260, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bagan alir dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.", "type": "Text" }, { "left": 286, "top": 412, "width": 101, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 2 . Bagan Alir Sumber : Peneliti, 2021", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 452, "width": 138, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 473, "width": 164, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Analisis Erosi dengan Arc SWAT", "type": "Section header" }, { "left": 112, "top": 487, "width": 431, "height": 77, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Model ArcSWAT telah digunakan untuk analisa pada DAS Serayu Hulu dengan ketelitian yang akurat (Christanto, 2018). Pada analisis ArcSWAT dasar rumus empiris yang digunakan yaitu USLE ( Universal Soil Loss Equation ) sebagaimana yang digunakan oleh Kaharuddin (2014) dalam kajiannya untuk laju sedimentasi pada DAS Hulu Batang Gadis, hasil kajiannya menunjukkan bahwa nilai erosi terbesar adalah lokasi yang akan dibangun bangunan pengendali sedimen. Faktor-faktor penyebab erosi dianalisis terlebih dahulu. Hasil analisa slope di DAS Tapin ditunjukkan pada Tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 163, "top": 579, "width": 309, "height": 132, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 1. Prosentase DAS Tapin Berdasarkan Kelas Lereng Kelas Lereng Kemiringan (%) Luas (km 2 ) Persentase (%) Datar 0-2 1.16 0.86 Landai 2-15 56.96 42.32 Agak Curam 15-25 48.39 35.96 Curam 25-40 27.47 20.41 Sangat Curam >40 0.59 0.44 Total 134.57 100.00 Sumber : Hasil Analisis Peneliti, 2021", "type": "Table" }, { "left": 265, "top": 110, "width": 127, "height": 292, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tidak Tidak Ya Ya Tidak Ya Tidak Ya Mulai Pengumpulan Data : - Data Curah Hujan - Peta Jenis tanah - Peta Slope - Peta penutupan lahan - Analisa curah hujan - Analisa ArcGIS Jenis tanah - Analisa ArcGISAtribut slope - Analisa ArcGIS penutupan lahan Analisa Debit banjir rancangan Analisa Erosi dengan SWAT Erosi Tahunan Analisa penentuan lokasi check dam Fiksasi lokasi check dam Dimensi check dam Debit banjr kala ulang 2, 5, 10, 25, 50 dan 100 tahun Penggambaran check dam AutoCAD Selesai", "type": "Picture" }, { "left": 528, "top": 731, "width": 15, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "68", "type": "Page footer" }, { "left": 112, "top": 94, "width": 431, "height": 104, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa kondisi lereng di DAS Tapin sebagian besar landai hingga agak curam. Semakin besar kelerengan maka semakin besar potensi erosi yang terjadi. Selanjutnya analisis jenis tanah yang disajikan dalam bentuk lahan, dimana analisa ini dilakukan di aplikasi Arc SWAT dengan penentuan nilai erodibilitas tanah (K). Kepekaan tanah terhadap erosi, atau erodibilitas tanah dapat didefinisikan sebagai mudah tidaknya suatu tanah untuk dihancurkan oleh kekuatan jatuhnya butir-butir hujan, atau oleh kekuaatan aliran permukaan (Sulistyaningrum, 2013). Semakin besar nilai K maka semakin peka terhadap erosi atau potensi erosi semakin besar. Hasil analisa karakteristik tanah di DAS Tapin dengan parameter erodibilitas tanah ditunjukkan pada Tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 213, "width": 251, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 2. Karakteristik Fisik Tanah di DAS Tapin Bentuk lahan Bulk Density (g/cm 3 ) Erodibilitas Lereng Bawah 1.02 0.50 Lereng tengah 1.02 0.49 Puncak 1.04 0.50 Lereng atas 1.03 0.49 Dataran 1.02 0.49 Sumber : Hasil Analisis Peneliti, 2021", "type": "Table" }, { "left": 112, "top": 319, "width": 431, "height": 51, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa DAS Tapin mempunyai nilai K 0.50 jika masuk ke dalam klasifikasi nilai K 0.50 termasuk dalam klasifikasi relatif tinggi, artinya cukup potensi besar menyebabkan erosi. Analisis selanjutnya yaitu penutupan lahan di DAS Tapin. Hasil analisa penggunaan lahan di DAS Tapin ditunjukkan pada Tabel 3.", "type": "Text" }, { "left": 171, "top": 384, "width": 285, "height": 212, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 3. Prosentase Penggunaan Lahan DAS Tapin No Penggunaan Lahan Luas (km 2 ) Persentase 1 Hutan Primer 22.407 16.651 2 Hutan Sekunder 87.670 65.150 3 Jalan 0.420 0.312 4 Pemukiman 0.267 0.199 5 Perkebunan 0.252 0.187 6 Sawah 1.415 1.052 7 Semak/Belukar 18.131 13.473 8 Tegalan 3.480 2.586 9 Tubuh Air 0.524 0.389 Total 134.568 100", "type": "Table" }, { "left": 246, "top": 598, "width": 163, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber : Hasil Analisis Peneliti, 2021", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 621, "width": 431, "height": 78, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa prosentase terbesar penggunaan lahan di DAS Tapin adalah hutan sekunder. Semakin terbuka suatu lahan maka semakin besar potensi erosi yang terjadi. Kurangnya tanaman pelindung di area terbuka menyebabkan hilangnya penahan air dan menurunkan kemampuan tanah meresapkan air sehingga menyebabkan besarnya aliran permukaan dan erosi yang kemudian membawa sedimen masuk ke aliran sungai sampai terendapkan di outlet DAS (Wahdani, 2011). Analisis erosi menggunakan ArcSWAT dengan dasar HRU dan selanjutnya diakumulasikan", "type": "Text" }, { "left": 528, "top": 731, "width": 15, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "69", "type": "Page footer" }, { "left": 112, "top": 94, "width": 431, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "per sub DAS. Hasil analisis erosi diklasifikasikan ke dalam beberapa kelas yaitu sangat ringan hingga sangat berat sesuai Tabel 4.", "type": "Text" }, { "left": 182, "top": 121, "width": 268, "height": 115, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 4. Kelas Bahaya Erosi Kelas Bahaya Erosi Laju Erosi (E-Akt) (ton/ha/thn) Harkat I <15 Sangat Ringan II 15-60 Ringan III 60-180 Sedang IV 180-480 Berat V >480 Sangat Berat", "type": "Table" }, { "left": 166, "top": 239, "width": 314, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber: United States Department of Agriculture (USDA) dalam Huda, 2020", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 265, "width": 325, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil analisis erosi setiap Sub DAS di DAS Tapin ditunjukkan pada Tabel 5.", "type": "Text" }, { "left": 179, "top": 279, "width": 271, "height": 416, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 5. Nilai erosi di setiap Sub DAS Tapin Nomor Sub DAS Erosi (Ton/Ha/Th) Kelas Erosi 1 427.404 Berat 2 235.898 Berat 3 185.129 Berat 4 425.709 Berat 5 200.422 Berat 6 163.964 Sedang 7 227.073 Berat 8 229.565 Berat 9 145.601 Sedang 10 239.869 Berat 11 137.537 Sedang 12 148.827 Sedang 13 302.386 Berat 14 254.888 Berat 15 287.190 Berat 16 218.103 Berat 17 301.334 Berat 18 219.100 Berat 19 315.503 Berat 20 196.405 Berat 21 238.664 Berat 22 284.635 Berat 23 161.746 Sedang 24 384.859 Berat 25 384.067 Berat Sumber : Hasil Analisis Peneliti, 2021", "type": "Table" }, { "left": 528, "top": 731, "width": 15, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "70", "type": "Page footer" }, { "left": 112, "top": 94, "width": 431, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa nilai erosi di DAS Tapin sebagian besar termasuk dalam kelas berat yaitu dengan nilai erosi >180 ton/ha/tahun. Grafik besarnya erosi dapat dilihat Gambar 3.", "type": "Text" }, { "left": 223, "top": 351, "width": 190, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 3. Grafik Nilai Erosi per Sub DAS Sumber : Hasil Analisis Peneliti, 2021", "type": "Caption" }, { "left": 94, "top": 391, "width": 361, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil analisa persebaran erosi setiap Sub DAS di DAS Tapin dilihat pada Gambar 4.", "type": "Text" }, { "left": 219, "top": 695, "width": 199, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 4. Peta Persebaran Erosi DAS Tapin Sumber : Hasil Analisis ArcGIS, 2021", "type": "Caption" }, { "left": 528, "top": 731, "width": 15, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "71", "type": "Page footer" }, { "left": 112, "top": 105, "width": 247, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Analisiis Pemilihan Lokasi dengan AHP Expert Choice", "type": "Section header" }, { "left": 130, "top": 119, "width": 413, "height": 104, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Metode AHP juga pernah digunakan untuk analisis pemilihan kantor dengan pembobotan yang berbeda setiap parameter sesuai dengan kepentingannya (Fauzan, 2016). Metode AHP akan menjelaskan masalah dengan multi faktor dan multi kriteria yang kompleks disusun menjadi satu hirarki (Magdalena, 2012). Berdasarkan Utomo, (2018), bahwa penentuan lokasi dam penahan berdasarkan pada tingkat erosi, luas daerah tangkapan 10-30 Ha, kemiringan lereng 15-35% dan tutupan lahan bukan pemukiman. Pembobotan untuk pengambilan keputusan dengan Expert Choice adalah tingkat erosi 50%, slope 30% dan penutupan lahan 20%. Parameter yang digunakan untuk analisa AHP ditunjukkan pada Tabel 6.", "type": "Text" }, { "left": 199, "top": 225, "width": 225, "height": 40, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 6. Parameter Penentuan Lokasi Check Dam No. Uraian Kriteria Penilaian a Tingkat Erosi", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 259, "width": 55, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sangat berat", "type": "Picture" }, { "left": 204, "top": 275, "width": 181, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berat Sedang Ringan Sangat ringan b Tutupan lahan", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 342, "width": 64, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lahan terbuka", "type": "Picture" }, { "left": 204, "top": 358, "width": 190, "height": 87, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Padang rumput Semak belukar Hutan sekunder Hutan Primer c Slope >45", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 450, "width": 26, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "30-45 15-30", "type": "Picture" }, { "left": 324, "top": 483, "width": 21, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "8-15", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 500, "width": 14, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "<8", "type": "Picture" }, { "left": 202, "top": 512, "width": 197, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber : Peraturan Dirjen DAS, 2013", "type": "Text" }, { "left": 134, "top": 526, "width": 408, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pemilihan lokasi penempatan bangunan pengendali sedimen untuk tingkat erosi yang berat pada setiap sub DAS. Hasil analisis Expert Choice dapat dilihat pada Tabel 7.", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 566, "width": 352, "height": 142, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 7. Parameter Sub DAS untuk Analisa Expert Choice Nomor Sub DAS Erosi (Ton/Ha/Th) Prosentase terbesar penggunaan lahan Slope (%) 1 427.404 Hutan sekunder 18.14 2 235.898 Hutan sekunder 17.35 3 185.129 Hutan sekunder 8.80 4 425.709 Hutan Primer 13.56 5 200.422 Hutan Sekunder 12.85 7 227.073 Hutan sekunder 14.60 8 229.565 Hutan Primer 10.45", "type": "Table" }, { "left": 528, "top": 731, "width": 15, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "72", "type": "Page footer" }, { "left": 143, "top": 94, "width": 352, "height": 230, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nomor Sub DAS Erosi (Ton/Ha/Th) Prosentase terbesar penggunaan lahan Slope (%) 10 239.869 Hutan sekunder 19.04 13 302.386 Semak belukar 24.16 14 254.888 Hutan sekunder 23.58 15 287.190 Hutan primer 15.30 16 218.103 Hutan sekunder 20.88 17 301.334 Semak belukar 22.06 18 219.100 Hutan sekunder 21.01 19 315.503 Hutan sekunder 24.70 20 196.405 Hutan primer 20.56 21 238.664 Hutan primer 18.47 22 284.635 Hutan sekunder 17.42 24 384.859 Semak belukar 18.57 25 384.067 Semak belukar 20.35 Sumber : Hasil Analisis Peneliti, 2021", "type": "Table" }, { "left": 112, "top": 336, "width": 431, "height": 51, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Parameter-parameter yang tertera pada Tabel 7 diinput ke dalam aplikasi kemudian dibandingkan antar sub DAS sehingga dengan 3 parameter tersebut dapat diperoleh bobot masing-masing sub DAS dan kemudian dapat dirangking prioritas penempatan lokasi check dam . Grafik hasil analisis Expert Choice tertera pada Gambar 5 sedangkan urutan prioritas lokasi check dam dapat dilihat pada Tabel 8.", "type": "Text" }, { "left": 239, "top": 634, "width": 199, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 5. Grafik Hasil Analisis Expert Choice", "type": "Caption" }, { "left": 257, "top": 648, "width": 160, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber : Hasil Analisis Peneliti, 2021", "type": "Text" }, { "left": 528, "top": 731, "width": 15, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "73", "type": "Page footer" }, { "left": 216, "top": 107, "width": 220, "height": 339, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 8. Urutan Prioritas Lokasi Check Dam Rangking Nomor Sub DAS Bobot (%) 1 Sub DAS 25 8.6 2 Sub DAS 24 7.9 3 Sub DAS 1 7.2 4 Sub DAS 19 6.9 5 Sub DAS 13 6.8 6 Sub DAS 4 6.4 7 Sub DAS 17 6.0 8 Sub DAS 14 5.4 9 Sub DAS 22 5.3 10 Sub DAS 20 4.6 11 Sub DAS 15 4.5 12 Sub DAS 18 4.4 13 Sub DAS 16 3.9 14 Sub DAS 21 3.7 15 Sub DAS 2 3.6 16 Sub DAS 10 3.6 17 Sub DAS 7 3.0 18 Sub DAS 5 2.8 19 Sub DAS 3 2.7 20 Sub DAS 8 2.6 Sumber : Hasil Analisis Peneliti, 2021", "type": "Table" }, { "left": 112, "top": 459, "width": 431, "height": 51, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 5 dan Tabel 8 menunjukkan hasil analisis Expert Choice dalam bentuk ranking, dari analisis tersebut dapat diketahui bahwa prioritas check dam pada 5 ranking teratas untuk dibangun yaitu pada Sub DAS 25, Sub DAS 24, Sub DAS 1, Sub DAS 19 dan Sub DAS 13. Ranking Sub DAS tersebut dapat dilihat pada Tabel 9.", "type": "Text" }, { "left": 216, "top": 513, "width": 194, "height": 102, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 9. Luas Sub DAS 5 Ranking Teratas No Nomor Sub DAS Bobot (%) 1 Sub DAS 25 4.05 2 Sub DAS 24 2.78 3 Sub DAS 1 16.04 4 Sub DAS 19 5.42 5 Sub DAS 13 7.89", "type": "Table" }, { "left": 238, "top": 616, "width": 160, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber : Hasil Analisis Peneliti, 2021", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 639, "width": 427, "height": 78, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada buku Manual Rancang Bangun KTA Kementerian Kehutanan (2015), menyebutkan bahwa bangunan pengendali sedimen dibangun pada daerah tangkapan yang lebih besar sehingga besaran sedimen yang tertampung juga semakin banyak. Dengan demikian perlindungan terhadap bendungan di hilir DAS lebih optimal. Dari Tabel 9 menunjukkan bahwa Sub DAS terbesar adalah Sub DAS 1, oleh karena itu saran untuk dinas yang berwenang terkait lokasi paling optimal untuk dibangun check dam adalah pada Sub DAS 1.", "type": "Text" }, { "left": 528, "top": 731, "width": 15, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "74", "type": "Page footer" }, { "left": 116, "top": 105, "width": 162, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Analisis debit banjir dengan ITB-2", "type": "Section header" }, { "left": 130, "top": 118, "width": 413, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Analisis debit banjir diawali dengan analisa dispersi curah hujan. Sebagai contoh yang dianalisis debit banjirnya adalah sub DAS 1. Hasil analisis dispersi curah hujan dapat dilihat pada Tabel 10.", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 157, "width": 292, "height": 175, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 10. Tabel Persyaratan Metode Sebaran Distribusi Parameter Hasil Perhitungan Kesimpulan Normal Cs ≈ 0 0.882 Tidak memenuhi Ck ≈ 3 3.434 Gumbel Cs ≈ 1.139 0.882 Tidak memenuhi Ck ≈ 5.402 3.434 Log Normal Cs ≈ 1.137 0.457 Tidak memenuhi Cv ≈ 0.06 0.038 Cs/Cv = 3 11.98 Log Pearson III Tidak ada batasan 0.457 Memenuhi 0.038 Sumber : Hasil Analisis Peneliti, 2021", "type": "Table" }, { "left": 134, "top": 345, "width": 408, "height": 37, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa metode Log Pearson adalah yang digunakan untuk analisis selanjutnya. Analisis selanjutnya yaitu sebaran hujan dengan berbagai kala ulang yaitu 2, 5, 10, 25, 50 dan 100 tahun dapat dilihat pada Tabel 11.", "type": "Text" }, { "left": 172, "top": 398, "width": 292, "height": 134, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 11. Perhitungan Sebaran Hujan Metode Log Pearson Type III No T k Xt (Tahun) Log Person III (mm) 1 2 -0.076 109.337 2 5 0.811 128.203 3 10 1.320 140.463 4 25 1.897 155.776 5 50 2.289 167.138 6 100 2.655 178.481", "type": "Table" }, { "left": 134, "top": 533, "width": 250, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber : Hasil Analisis Peneliti, 2021 Karakeristik DAS debit banjir dapat dilihat pada Tabel 12.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 573, "width": 352, "height": 141, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 12. Karakteristik DAS untuk Analisis Debit Banjir I. Karakteristik DAS dan Hujan 1 Nama Sub DAS = Sub DAS 1 2 Luas Daerah Aliran Sungai (Adas) = 16.040 km² 3 Panjang Sungai Utama (L) = 7.229 km 4 Kemiringan Sungai (S) = 1.886 5 Tinggi Hujan Satuan (R) = 1.000 mm 6 Durasi Hujan Satuan (Tr) = 1.000 Jam II. Perhitungan Waktu Puncak (Tp) Dan Waktu Dasar (Tb) 1 Koefisien waktu (Ct) = 1.000 2 Time Lag (TL) TL=Ct*0.21*L^0.7 ; L < 15km = L < 15km 0.839 jam", "type": "Table" }, { "left": 528, "top": 731, "width": 15, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "75", "type": "Page footer" }, { "left": 147, "top": 93, "width": 154, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "TL=Ct*(0.527+0.058*L) ; L ≥ 15km", "type": "Picture" }, { "left": 121, "top": 105, "width": 374, "height": 162, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3 Waktu Puncak TP=1.6TL = 1.342 Jam 4 Waktu Dasar TB/TP = 20.00 (Ratio TB/TP) TB = 26.84 Jam III. Debit Puncak (QP) 1 Cp. Koefisien Puncak (Cp) = 1.000 2 Alpha = 2.500 3 Betha = 0.720 4 Luas HSS (lihat Bag-IV,Jumlah Kol-4 ) = 1.766 5 Qp=1/(3.6*Tp)*(ADAS/AHSS) = 1.880 m³/s 6 Volume Hujan (VDAS=R*ADAS*1000) = 16040 m³ 7 VHSS (Bag IV, Jumlah kolom-6) = 16040 m³ 8 DRO=VHSS/ADAS/1000 = 1.000 mm", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 280, "width": 388, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil perhitungan debit banjir menggunakan ITB-2 sub DAS 1 dapat dilihat pada Tabel 13.", "type": "Text" }, { "left": 238, "top": 293, "width": 160, "height": 157, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 13. Hasil Analisis Debit Banjir Kala ulang (tahun) Debit banjir maksimum m 3 /detik 2 27.044 5 31.710 10 34.743 25 38.530 50 41.341 100 44.146 Sumber : Hasil Analisis Peneliti, 2021", "type": "Table" }, { "left": 134, "top": 462, "width": 409, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Aspek hidrolis check dam yang digunakan untuk desain adalah debit banjir dengan kala ulang 50 tahun.", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 497, "width": 122, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Aspek Hidrolis check dam", "type": "List item" }, { "left": 130, "top": 511, "width": 413, "height": 51, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Desain check dam yang digunakan adalah desain tipikal dengan aspek hidrolis disesuaikan dengan penampang melintang hasil pengukuran topografi dari studi yang sudah ada. Lokasi Sub DAS 1 terletak pada koordinat 324892,95 E ; 9677572,92 N ; UTM 50S. Lokasi Check dam dapat dilihat pada Gambar 6.", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 693, "width": 183, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 6. Penampang Melintang Sungai Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2021", "type": "Caption" }, { "left": 528, "top": 731, "width": 15, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "76", "type": "Page footer" }, { "left": 134, "top": 94, "width": 408, "height": 51, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada Gambar 6 merupakan lokasi penelitian yang mempunyai lebar sungai 13 m, kondisi lereng agak curam, banyak tersebar material batuan, pada sisi kiri sungai terdapat pemukiman warga dengan jarak 50 m dari bibir sungai, sisi kanan terdapat kawasan hutan. Gambar tipikal desan bangunan pengendali sedimen dapat dilihat pada Gambar 7.", "type": "Text" }, { "left": 189, "top": 274, "width": 267, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 7. Dimensi check dam Sesuai dengan Dimensi Sungai Sumber : Peneliti, 2021", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 314, "width": 369, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Secara detail penjelasan aspek hidrolis bangunan check dam ditunjukkan pada Tabel 13.", "type": "Text" }, { "left": 171, "top": 341, "width": 266, "height": 140, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 13. Hasil Analisis Debit Banjir Tipe Bangunan : Beton Luas Tangkapan BPS : 16.04 km 2 Laju Sedimentasi Rerata : 0.4 mm/th Sediment Inflow : 6.592,05 m 3 /th Kapasitas Tampungan : 49.132,00 m 3 Tinggi Bangunan : 3,75 m Elevasi Ambang Pelimpah : +183,50 m Lebar Ambang Pelimpah : 20,00 m Panjang Kolam Olak : 13,00 m Q50th : 41.34 m 3 /det", "type": "Table" }, { "left": 272, "top": 482, "width": 101, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber : Peneliti, 2021", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 508, "width": 413, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dengan adanya bangunan ini, maka sebagian dari nilai sedimentasi yang masuk ke dalam waduk dapat dikurangi.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 550, "width": 59, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 130, "top": 562, "width": 328, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan analisa kajian yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 575, "width": 449, "height": 52, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Erosi dan sedimentasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu curah hujan, penutupan lahan, slope dan jenis tanah. Erosi pada DAS Tapin rata-rata termasuk dalam kelas berat yaitu lebih dari 180 ton/ha/tahun. Pada awal perencanaan Bendungan Tapin pada tahun 2014 nilai sedimentasinya 1,60 mm/th sedangkan analisa saat tahun 2020 mencapai 1.80 mm/th dari hasil studi terdahulu.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 629, "width": 449, "height": 53, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Bangunan pengendali sedimen ditempatkan pada lokasi yang sesuai dengan kriteria yaitu dilihat dari parameter tingkat erosi, penggunaan lahan dan slope. Lokasi paling optimal untuk dibangun check dam adalah pada Sub DAS 1. Tingkat erosi pada sub DAS tersebut termasuk berat, dengan penutupan lahan semak belukar dan hutan sekunder serta slope antara 18-20%.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 684, "width": 449, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Aspek hidrolis check dam Sub DAS 1 dengan desain tipikal adalah sebagai berikut:: dengan tipe bangunan beton, luas tangkapan BPS 16.04 km 2 , laju sedimentasi rerata 0.4 mm/th, sedimen inflow", "type": "List item" }, { "left": 528, "top": 731, "width": 15, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "77", "type": "Page footer" }, { "left": 112, "top": 93, "width": 430, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6.592,05 m 3 /th, kapasitas tampungan 49.132,00 m 3 , tinggi bangunan 3,75 m, elevasi ambang, Q50th 41.34 m 3 /det pelimpah.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 134, "width": 99, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 156, "width": 465, "height": 22, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Badan Standarisasi Nasional .2015. Desain Bangunan Penahan Sedimen SNI 2851:2015 . Standar Nasional Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 179, "width": 464, "height": 34, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Buku Manual Rancang Bangun KTA Kementerian Kehutanan. 2015. Christanto, N. 2018. Analisis Laju Sedimen DAS Serayu Hulu dengan Menggunakan Model SWAT . Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 214, "width": 465, "height": 58, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fauzan, A. 2016. Analisis Pemilihan Lokasi Kantor Dan Workshop Baru Menggunakan Metode AHP Pada CV. Young Interior . Malang : Institut Teknologi Nasional Malang. Huda, A.S. 2020. Analisis Perubahan Laju Erosi Periode Tahun 2013 Dan Tahun 2018 Berbasis Data Pengindraan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus : Das Garang ). Semarang Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 272, "width": 464, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kaharuddin, 2014. Kajian Pengendali Laju Sedimen dengan Baunan Pengendali di DAS Hulu Batang Gadis Propinsi Sumatera Utara . Malang: Program Magister Teknik Pengairan Universitas Brawijaya.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 296, "width": 464, "height": 22, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ma’wa, J. 2011 . Studi Pendugaan Sisa Usia Guna Waduk Sengguruh Dengan Pendekatan Erosi Dan Sedimentasi . Malang : Universitas Brawijaya.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 319, "width": 464, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Magdalena, H. 2012, Seminar Nasional ”Teknologi Informasi dan Komunikasi . Pangkalpinang : STMIK Atma Luhur.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 342, "width": 464, "height": 59, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Michalec, B. 2014. Penilaian Distribusi Sedimen pada Kolam Penampungan Kecil . Yogyakarta : UGM. Peraturan Dirjen DAS, 2013. Peraturan Direktur Jenderal Bina Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Dan Perhutanan Sosial Nomor P. 3/V-Set/2013 Tahun 2013 . Rusdi., A. 2013. Degradasi Lahan Akibat Erosi pada Areal Pertanian di Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar . Jakarta : Manajemen Sumberdaya Lahan.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 401, "width": 465, "height": 94, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sulistyaningrum, D., L. D. Susanawati, &B. Suharto. 2013. Pengaruh Karakteristik Fisika Kimia Tanah Terhadap Nilai Indeks Erodibilitas Tanah dan Upaya Konservasi Lahan . Jurnal Sumberdaya Alam dan lingkungan . Keteknikan Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang Utomo, T. 2018. Analisis Penentuan Lokasi DAM Penahan Sedimen (DPN) Berdasarkan Tingkat Bahaya Erosi dengan Program Arc GIS . Samarinda: Program Magister Ilmu Kehutanan, Universitas Mulawarman. Virama Karya. 2014. Sertifikasi Pembangunan Bendungan Tapin. Wahdani, K. D. 2011. Perkiraan Debit Sungai dan Sedimentasi Dengan Model MWSWAT Di Sub-DAS Citarum Hulu, Provinsi Jawa Barat . Tesis. Sekolah Pascasarjana. IPB. Bogor.", "type": "List item" } ]
eb138b7b-7946-63f9-ad64-d73714d33ff3
https://almishbahjurnal.com/index.php/al-mishbah/article/download/184/158
[ { "left": 293, "top": 722, "width": 10, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "75", "type": "Page footer" }, { "left": 104, "top": 86, "width": 391, "height": 81, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN CORONAVIRUS DISEASE (COVID-19) DENGAN PENDEKATAN KOMUNIKASI, MEDIA DAN BUDAYA M. Mansyur, Tina Kartika", "type": "Section header" }, { "left": 242, "top": 173, "width": 114, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Universitas Lampung,", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 195, "width": 321, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Email : [email protected] [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 239, "width": 49, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 136, "top": 261, "width": 365, "height": 125, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "This research uses content analysis method. This method discusses in depth the contents of written or printed information in mass media. Based on research and analysis conducted, I found that the Coronavirus Disease (Covid-19) prevention policy by the Four Regional Provinces was appropriate and contained a perspective of communication and cultural media in it.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 403, "width": 402, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Keyword: Coronavirus Disease, Government Policy, Communication, Culture", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 435, "width": 46, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 136, "top": 457, "width": 369, "height": 125, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Penelitian ini menggunakan metode Content analisis. Metode ini membahas secara mendalam isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa. Berdasarkan penelitian dan analisis yang di lakukan, menemukan bahwa kebijakan pencegahan Coronavirus Disease (Covid- 19) oleh Empat Provinsi Daerah sudah tepat dan mengandung perpsektif media komunikasi dan budaya didalamnya.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 598, "width": 410, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Kata Kunci : Coronavirus Disease, Kebijakan Pemerintah, Komunikasi, Budaya", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 642, "width": 91, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "A. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 97, "top": 664, "width": 408, "height": 37, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Merujuk dari kondisi ditengah-tengah cengkraman kasus coronavirus disease atau sering kita kenal sebagai Covid-19 dan Corona Virus. Virus yang", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 74, "width": 383, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "76 | M. Mansyur & Tina Kartika , Analisis Kebijakan Pemerintah Daerah dalam…..", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 99, "width": 408, "height": 125, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "awal mula di ketahuin menjangkit wilayah Provinsi Wuhan di China, saat ini menyebar keseluruh dunia hampir ke 168 Negara 1 . Di Indonesia sendiri virus ini tengah mewabah ke hampir seulruh wilayah Indonesia. Berkenaan dengan kasus ini, segala bentuk pencegahan dari pemerintah mulai di sosilasikan dan di maklumatkan. Salah satu bentuk pencegahan penyebaran virus ini, pemerintah mengenalkan istilah Social Distancing dan Physical Distancing .", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 231, "width": 408, "height": 190, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Social Distancing adalah pembatasan sosial merupakan sebuah pembatasan yang membatasi kegiatan tertentu yang dilakukan oleh penduduk dalam suatu wilayah. Tujuannya adalah Pemerintah Indonesia berharap agar dengan cara tersebut akan dapat mencegah meluasnya penyebaran penyakit di wilayah tertentu. Selain itu, pembatasan sosial penting dilakukan agar masyarakat mengurangi interaksi sosial dengan tetap tinggal di dalam rumah maupun melakukan pembatasan penggunaan transportasi publik. Pembatasan sosial dalam hal ini untuk menjaga jarak fisik atau yang belakangan ini populer dengan istilah Physical Distancing 2 .", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 428, "width": 408, "height": 147, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Untuk menekan penyebaran wabah virus ini, Presiden Jokwi mengumumkan langkah-langkah pengendalian penyebaran Covid-19 untuk setiap daerah di Indonesia. Pernyataan tersebut kemudian menyusul pada penetapan Indonesia dalam status bencana nasional Non Alam Covid-19 yang meningkat tajam dalam beberapa hari terakhir kemudian. Langkah-langkah yang diinstruksikan adalah agar proses belajar dan bekerja dapat dilakukan di rumah, dan juga menganjurkan untuk menunda kegiatan-kegiatan yang melibatkan", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 654, "width": 397, "height": 33, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "1 Dandy Bayu Bramatasa, “Update Virus Corona Di Dunia,” Kompas.Com , last modified 2020, accessed April 4, 2020, https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/25/070100465/update-virus-corona-di- dunia--tembus-168-negara-107.247-sembuh-18.612?page=all.", "type": "Footnote" }, { "left": 94, "top": 687, "width": 403, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "2 Olivia Shying, “What Is Physical Distancing? (Aka ‘Social’ Distancing),” VicHealth , last modified 2020, accessed April 4, 2020, https://www.vichealth.vic.gov.au/be-healthy/what-is-physical-distancing.", "type": "Footnote" }, { "left": 97, "top": 72, "width": 408, "height": 64, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Al-mishbah , Vol.16 No. 1 Januari – Juni 2020 | 77 peserta banyak orang serta melakukan pengetesan infeksi Covid-19 dan pengobatan secara maksimal. 3", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 143, "width": 408, "height": 169, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Hasil penelusuran dari berbagai media, bahwa ada beberapa langkah pencegahan yang diambil oleh kepala daerah terkait penularan Covid-19 dengan berbagai kebijakan strategi komunikasi yang dilakukan. Menariknya, sebelum pemerintah pusat memberikan himbauan pencegahan secara resmi, beberapa pemerintah daerah sebelumnya sudah melakukan langkah-langkah tersebut diatas. Taktik pencegahan pemerintah daerah dalam inisiatif pengendalian Covid-19 telah dilakukan diantaranya Pemprov DKI Jakarta, Pemkot Solo, Pemprov Jawa Tengah dan Pemprov Jawa Barat.", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 319, "width": 408, "height": 256, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Pemerintah Indonesia sendiri telah membentuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 sejak 13 Maret 2020. Sejalan dengan itu setiap kepala daerah juga diperintahkan untuk membuat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Virus Corona di daerah masing-masing. Sejak dibentuknya gugus tugas penanganan virus corona hingga akhir bulan april 2020 telah dilakukan berbagai upaya penanganan penyebaran virus corona. Terkait dengan hal itu, ada pertanyaan yang muncul sebagai bahan pembahasan dalam tulisan ini, yaitu: apakah penanganan pandemi yang di lakukan oleh pemerintah daerah Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah ini telah memperhatikan aspek komunikasi media dan budaya?.Atau, apakah aspek komunikasi media dan budaya dapat berperan dalam penyusunan strategi penangan covid-19 di Indonesia secara keseluruhan?", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 648, "width": 179, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 676, "width": 407, "height": 34, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "3 “Virus Corona: Jokowi Umumkan Langkah Pengendalian Covid-19, Tapi Tanpa ‘Komando Nasional,’” BBC News , last modified 2020, accessed May 10, 2020, https://www.bbc.com/indonesia/indonesia- 51897307.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 74, "width": 383, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "78 | M. Mansyur & Tina Kartika , Analisis Kebijakan Pemerintah Daerah dalam…..", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 99, "width": 411, "height": 191, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Penelitian ini menggunakan metode Content analysis. Metode ini membahas secara mendalam isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa. Analisis isi biasanya digunakan dalam penelitian kualitatif. Ada beberapa definisi mengenai analisis Isi. Analisis isi secara umum dapat diartikan sebagai metode yang meliputi semua analisis mengenai isi teks, tetapi disisi lain analisis isi juga digunakan dalam mendeskripsikan pendekatan analisis yang khusus. Menurut Holsti, metode analisis isi adalah suatu teknik untuk mengambil kesimpulan dengan mengidentifikasi berbagai karakteristik khusus suatu pesan secara objektif, sistematis dan generalis. 4", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 319, "width": 163, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "B. Temuan dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 341, "width": 411, "height": 234, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "11 hari setelah mengumumkan pasien pertama positif corona di Indonesia, Presiden Jokowi akhirnya menandatangani Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2020 Tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Desease 2019, dan menunjuk Kepala BNPB Doni Monardo sebagai ketua Gugus Tugas. Maka sejak saat itu segenap langkah penanggulangan mulai direncanakan dalam skala nasional. Untuk memperkuat Gugus Tugas tersebut, pada 20 Maret 2020 Presiden Jokowi menerbitkan Keppres Nomor 9 Tahun 2020 yang merevisi Keppres Nomor 7 Tahun 2020. Dengan Keppres baru tersebut Gubernur di seluruh Indonesia berwenang memberikan arahan dan mengevaluasi pelaksanaan percepatan penanganan kasus covid-19 di daerahnya masing-masing. 5", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 582, "width": 411, "height": 37, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Kenyataan dilapangan, sebelum pemerintah pusat menetapkan Status Indonesia darurat nasional, ada beberapa langkah pencegahan yang diambil lebih", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 654, "width": 391, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "4 Ole R. Holsti, “Content Analysis for the Social Sciences and Humanities,” qusetia (1969), https://www.questia.com/library/7260038/content-analysis-for-the-social-sciences-and-humanities.", "type": "Footnote" }, { "left": 94, "top": 676, "width": 408, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "5 Febby Febriyandi YS, “Penanganan Wabah Covid-19 Dengan Pendekatan Budaya,” last modified 2020, accessed May 5, 2020, https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbkepri/penanganan-wabah-covid-19- dengan-pendekatan-budaya/.", "type": "Text" }, { "left": 276, "top": 72, "width": 198, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Al-mishbah , Vol.16 No. 1 Januari – Juni 2020 |", "type": "Text" }, { "left": 492, "top": 76, "width": 10, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "79", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 99, "width": 411, "height": 59, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "terapkan oleh kepala daerah . Taktik pencegahan pemerintah daerah dalam inisiatif pengendalian Covid-19 telah dilakukan diantaranya Pemprov DKI Jakarta, Pemkot Solo, Pemprov Jawa Tengah dan Pemprov Jawa Barat.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 187, "width": 261, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "1. Langkah Pencegahan Gubernur DKI Jakarta", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 209, "width": 411, "height": 344, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Dalam proses penanggulangan pandemi covid-19 di Indonesia pemerintah DKI Jakarta menjadi pihak pertama yang membentuk Tim Tanggap Covid-19. Tim ini dibentuk oleh Gubernur DKI pada 2 Maret 2020,di hari yang sama pengumuman pasien positif corona pertama oleh presiden Joko Widodo. 6 Kebijakan ini masuk akal karena DKI merupakan kota terbesar, terpadat, memiliki akses paling luas dan merupakan kota paling penting di Indonesia, sehingga makin cepat penanganan yang dilakukan akan semakin baik bagi kepentingan nasional. Kemudian pada tanggal 11 Maret 2020, Gubernur Anis Baswedan memutuskan untuk meniadakan hari bebas kendaraan (Car free day) yang biasa dilakukan pada setiap hari minggu di beberapa jalanan protokol di Jakarta. 7 Peniadaan ini akan berlangsung dalam dua minggu dan akan dievaluasi lagi hingga beberapa saat ke depan. Beliau juga menghimbah kepada warga Jakarta untuk melakukan yang biasa disebut sebagai social distancing measure , yaitu menjaga jarak antar warga. Mengurangi perjumpaan, menghindari kontak fisik, menjauhi tempat-tempat berkumpul orang banyak. Karena penularan virus corona terjadi karena interaksi dari orang ke orang.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 560, "width": 410, "height": 37, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Anies pun menghimpun pencegahan penyebaran Virus dalam 7 Himbauan antara lain : Pertama , jangan keluar rumah kecuali amat penting.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 604, "width": 408, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Sebisa mungkin kerjakan pertemuan secara jarak jauh. Kedua , hindari tempat-", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 642, "width": 388, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "6 “136 Suspect Corona, Anies Bentuk Tim Tanggap Covid-19,” CNBC Indonesia , last modified 2020, accessed May 10, 2020, https://www.cnbcindonesia.com/news/20200302131947-4-141711/136- suspect-corona-anies-bentuk-tim-tanggap-covid-19.", "type": "Footnote" }, { "left": 94, "top": 676, "width": 403, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "7 Arief Ikhsanudin, “Cegah Corona, Anies Tiadakan Car Free Day 2 Minggu Ke Depan,” Detik News , accessed May 6, 2020, https://news.detik.com/berita/d-4934018/cegah-corona-anies-tiadakan-car-free- day-2-minggu-ke-depan.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 74, "width": 383, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "80 | M. Mansyur & Tina Kartika , Analisis Kebijakan Pemerintah Daerah dalam…..", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 99, "width": 411, "height": 366, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "tempat yang berpotensi jadi wahana penularan. Misalnya kegiatan yang berdirinya, duduknya, saling berdekatan. Ketiga , tunda semua kegiatan pengumpulan orang banyak. Walaupun kegiatannya mulia baik dan dirasa perlu, tapi jika tidak urgen maka tunda saja. Keempat , terkait dengan kegiatan keagamaan, dalam kondisi seperti ini lakukan kegiatan di rumah saja. Tunda semua kegiatan yang sifatnya bersama-sama sampai penularan Covid 19 telah terkendali dengan baik. Kelima , tunda kegiatan resepsi. Jika resepsi pernikahan memang harus dilaksanakan maka penyelenggara harus melakukan langkah tegas dan disiplin, seperti menyediakan hand sanitizer dan menghindari jabat tangan. Keenam , Ditiadakannya kegitatan belajar di sekolah, ditiadakannya perkuliahan di kampus, Tujuannya adalah agar semua kita bisa berada di rumah. Ketujuh , Anies berpesan kepada semua usahakan tidak bepergian ke luar kota. Tunda rencana pulang kampung sampai kondisi penularan terkendali. Jangan sampai ada di antara kita yang pulang kampung dan tanpa disadari justru membawa virus tersebut ke kampung halaman atau ke wilayah lain. Karena Jakarta saat ini merupakan salah satu tempat di mana virus tersebut telah menular dari satu pribadi ke pribadi lain. 8", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 494, "width": 255, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "2. Langkah Pencegahan Gubernur Jawa Barat", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 516, "width": 411, "height": 147, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Langkah Taktis yang dilakukan oleh pemerintah Provinsi Jawa barat adalah merumahkan siswa dan menghentikan kegiatan massal. Pada awal Februari Ridwan Kamil menetapkan Jawa Barat berstatus siaga satu, kemudian membangun pusat Informasi dan koordinasi Covid-19 Jawa barat yang bisa diakses oleh warga. Jawa Barat berinisiatif melakukan tes proaktif atau pemeriksaan sample akan diperiksa di laboratorium kesehatan Jawa-Barat, bekerja sama laboratorium mikrobiologi dan parasitologi Fakultas Kedokteran", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 676, "width": 394, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "8 Yustinus Paat, “Hindari Virus Corona, Anies Keluarkan 7 Imbauan,” Berita Satu , last modified 2020, accessed May 5, 2020, https://www.beritasatu.com/megapolitan/608945-hindari-virus-corona-anies- keluarkan-7-imbauan.", "type": "Footnote" }, { "left": 276, "top": 72, "width": 226, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Al-mishbah , Vol.16 No. 1 Januari – Juni 2020 | 81", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 99, "width": 411, "height": 37, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "UNPAD dan Pusat penelitian Nanoscience dan Nanoteknologi ITB dengan standar WHO Biosavety Level 2. 9", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 143, "width": 411, "height": 169, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Langkah Gubernur Jawa Barat dalam mengangani penyebaran wabah ini diapresiasi langsung oleh Kementerian Dalam Negeri,Tito Karnavian. Karena pemerintah Jawa Barat sudah melakukan langkah-langkah antisipasi sejak awal, antisipasi awal dilakukan kesiapan jika suatu saat COVID-19 merebak ke wilayah Jawa Barat. Penyiapan pencegahan untuk kemungkinan jangka panjangpun disiapkan, langkah- langkah mitigasi termasuk edukasi dan juga kedepan seandainya terjadi lonjakan, pemerintah Jawa Barat sudah menyiapkan Rumah Sakit, tenaga medis, ruang isolasi, dan lain-lain. 10", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 319, "width": 411, "height": 256, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Kementerian dalam Negeri juga menambahkan dirinya semakin kagum dengan command center di Jawa Barat yang sudah terbentuk. Secara umum Command Center merupakan sebuah lokasi atau tempat penyedia kendali, koordinasi, dan pembuatan keputusan. Command Center diibaratkan sebagai sebuah pusat komando atau sering disebut \"Ruang Perang\" (War Room), karena dari ruangan Command Centre tersebut, seluruh hal yang terpantau dari sistem bisa terkontrol, termonitor, dan dapat digunakan sebagai dasar informasi dalam mengambil keputusan oleh berbagai pihak. Command Center atau Control Center / Operation Control Center (OCC) juga dapat digunakan sebagai tempat untuk menugaskan serta mengendalikan tim atau personel, dan secara langsung dan \"real-time\" memantau jalannya aktivitas yang dilakukan tersebut dari ruangan yang sama secara cepat dan efektif.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 631, "width": 395, "height": 79, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "9 Zahrotunnimah, “Langkah Taktis Pemerintah Daerah Dalam Pencegahan Penyebaran Virus Corona Covid-19 Di Indonesia,” Salam 7, no. 3 (2020): 247–260, http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/salam/article/view/15103. 10 Gilar Ramdhani, “Mendagri Apresiasi Gubernur Jabar Atas Langkah Penanganan COVID-19,” Liputan6 , last modified 2020, accessed May 7, 2020, https://www.liputan6.com/news/read/4205675/mendagri-apresiasi-gubernur-jabar-atas-langkah- penanganan-covid-19.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 74, "width": 383, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "82 | M. Mansyur & Tina Kartika , Analisis Kebijakan Pemerintah Daerah dalam…..", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 99, "width": 411, "height": 103, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Oleh karena itu, sudah banyak badan, lembaga dan institusi pemerintah, serta organisasi di negara-negara besar yang menggunakan Command Centre, sebagai pusat pengendali aktivitas dan operasionalnya, untuk mempermudah pengendalian seluruh aspek badan, lembaga, institusi, dan organisasi, dan mempersingkat waktu untuk decision making, deployment dan feedback. 11", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 231, "width": 264, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "3. Langkah Pencegahan Gubernur Jawa Timur", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 253, "width": 411, "height": 147, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Mewabahnya virus Corona di Indonesia membuat pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan salah satunya Pemerintah Provinsi Jawa Timur, hal ini demi mencegah penyebaran virus Corona atau Corona Virus Disease (COVID-19). Gubernur Khofifah juga telah mengeluarkan surat edaran (SE) tentang peningkatan kewaspadaan terhadap Covid 19 dengan mengambil enam bidang kebijakan untuk percepatan penanganan virus tersebut, hal ini menjadi perhatian khusus Pemerintah Provinsi Jawa Timur.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 406, "width": 411, "height": 257, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Enam bidang kebijakan yang di pilih adalah : Pertama, dalam bidang perhubungan. Ia mengatakan kepada para Bupati/Wali Kota menyediakan fasilitas cuci tangan dengan sabun serta menyediakan pos pemeriksaan kesehatan yang dilengkapi thermal gun dan masker untuk yang ditemukan gejala batuk, pilek, dan demam. Fasilitas itu wajib dilengkapi di setiap terminal, bandara, stasiun, atau pelabuhan sesuai dengan kewenangannya. Kedua, didalam dunia pendidikan, ia telah menegaskan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada SMA, SMK, dan PK-LK di Jawa Timur dilakukan di rumah peserta didik masing-masing dengan memberikan tugas yang akan dinilai pada saat masuk sekolah. Ketiga, di bidang kesehatan, Khofifah menghimbau bupati/wali kota untuk menginstruksikan Dinas Kesehatan, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Polindes, Ponkesdes untuk melakukan pemantauan orang-orang yang datang dari", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 676, "width": 401, "height": 34, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "11 “Kebutuhan Command Centre Di Indonesia,” Kominfo Kabupaten Badung , last modified 2020, accessed May 8, 2020, https://badungkab.go.id/instansi/diskominfo/baca-artikel/89/Kebutuhan-Command- Centre-di-Indonesia.html.", "type": "Footnote" }, { "left": 276, "top": 72, "width": 198, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Al-mishbah , Vol.16 No. 1 Januari – Juni 2020 |", "type": "Text" }, { "left": 492, "top": 76, "width": 10, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "83", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 99, "width": 411, "height": 169, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "negara/wilayah terjangkit karena termasuk ODR atau Orang Dengan Resiko. Keempat, di bidang pemerintahan, ia menyatakn pada ASN di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk meningkatkan kebersihan dan menyiapkan fasilitas cuci tangan dengan sabun. Kelima, dari sektor ekonomi, Gubernur menghimbau kepada bupati/wali kota dan penyelenggara kegiatan usaha perindustrian dan perdagangan untuk menyediakan fasilitas cuci tangan dengan sabun. Terakhir, keenam yaitu bidang informasi dan komunikasi untuk menyediakan Call Center yang terintegrasi dengan nomor 1500117 12", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 297, "width": 268, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "4. Langkah Pencegahan Gubernur Jawa Tengah", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 319, "width": 411, "height": 190, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menerbitkan Surat Edaran terkait peningkatan kewaspadaan terhadap risiko penularan infeksi virus Corona (Covid-19). Surat Edaran yang berisi Empat imbauan tersebut ditujukan kepada bupati atau wali kota, Pimpinan Perangkat Daerah, Pimpinan Instansi Vertlkal serta seluruh Pimpinan BUMN di Jawa Tengah. Surat Edaran bernomor 440 /0005942 tersebut menyangkut Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Risiko Penularan Infeksi Corona Virus 055455 (Covid-19) di Jawa Tengah. Dalam surat tersebut, Ganjar menyampaikan diperlukan upaya pencegahan dan pengendalian melalui empat langkah.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 516, "width": 411, "height": 147, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Adapun ke empat kebijakan yang di ambil antara lain: Pertama, Melaksanakan koordinasi, sosialisasi dan edukasi mengenai upaya pencegahan dan pengendalian kepada elemen masyarakat dan pelaku usaha sesuai kewenangannya. Kedua, Ganjar menyampaikan agar seluruh instansi melakukan pencegahan sedini mungkin, dengan menyediakan berbagai peralatan dan kebutuhan pengecek kondisi tubuh. Ketiga, Ganjar juga menginstruksikan agar dilakukan penundaan atau membatasi kegiatan yang menghadirkan orang banyak", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 676, "width": 394, "height": 34, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "12 Aditya, “Gubernur Jawa Timur Terbitkan Surat Edaran Pencegahan Dan Penyebaran Covid 19,” Headline.Co.Id , last modified 2020, accessed May 6, 2020, https://www.headline.co.id/5816/gubernur- jawa-timur-terbitkan-surat-edaran-pencegahan-dan-penyebaran-covid-19/.", "type": "Footnote" }, { "left": 94, "top": 74, "width": 383, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "84 | M. Mansyur & Tina Kartika , Analisis Kebijakan Pemerintah Daerah dalam…..", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 99, "width": 411, "height": 103, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "pada tempat tempat umum. Seperti car free day, berkemah, study tour, dan sebagainya. Dan terakhir yang ke empat, membentuk posko informasi terpadu di masing-masing instansi. Informasi terpadu yang disiapkan adalah membuka layanan pengaduan dan penanganan Covid-19 di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah melalui nomor telepon (024) 3580713. 13", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 231, "width": 410, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "C. Analisis Kebijakan dengan Pendekatan Komunikasi media dan Budaya", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 253, "width": 411, "height": 366, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Dari hasil temuan data dan fakta melalui beberapa sumber literasi media, langkah kebijakan yang diambil oleh masing-masing pemerintah daerah Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah memiliki beberapa kesamaan taktis. Lain dari itu menariknya mereka mengambil langkah pencegahan sebelum ada instruksi resmi dari Presiden Jokowi. Yang melatarbelakangi pengambilan kebijakan lebih awal adalah intsruksi pusat dinilai lebih lambat, bahkan bisa dikatakan tidak adanya komando nasional padahal WHO sendiri telah menetapkan Covid-19 sebagai Pandemi. Kementerian kesehatan menjelaskan Pandemi adalah sebuah epidemi yang telah menyebar ke beberapa negara atau benua, dan umumnya menjangkiti banyak orang. 14 Pada akhirnya Pemerintah Indonesia menetapkan merebaknya wabah ini sebagai Bencana Nasional sebelum ke empat pemerintah provinsi diatas lebih dulu melakukan pencegahan. Kejadian ini tentunya harus bisa diambil pelajaran oleh kabupaten dan kota yang lain. Kebijakan pencegahan yang di lakukan pemerintah Jakarta misalnya, menggunakan teknik pencegahan Komunikasi Koersif lebih dominan dibanding yang lainnya. Teknik Komunikasi dan Medianya adalah berupa sebuah instruksi untuk berjaga jarak sosial seperti menutup Car Free Day, meliburkan sekolah", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 642, "width": 392, "height": 34, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "13 Bidang Ikp, “Hadapi Corona, Ini 4 Perintah Ganjar Kepada Bupati Dan Wali Kota,” Jatengprov , last modified 2020, accessed May 6, 2020, https://jatengprov.go.id/publik/hadapi-corona-ini-4-perintah- ganjar-kepada-bupati-dan-wali-kota/.", "type": "Footnote" }, { "left": 94, "top": 676, "width": 391, "height": 34, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "14 Dina Rahmawati, “Pandemi Corona Virus Gelombang Kedua, Mungkinkah Terjadi?,” Sehatq , last modified 2020, accessed May 6, 2020, https://www.sehatq.com/artikel/covid-19-ditetapkan-sebagai- pandemi-apa-artinya.", "type": "Text" }, { "left": 276, "top": 72, "width": 198, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Al-mishbah , Vol.16 No. 1 Januari – Juni 2020 |", "type": "Text" }, { "left": 492, "top": 76, "width": 10, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "85", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 99, "width": 411, "height": 59, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "sementara waktu dan menghindari kerumunan. Perumusan kebijakan lain Anies menuangkan dalam Tujuh Himbauan yang di sosiliasikan di berbagai media komunikasi baik cetak, online, televisi dan radio.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 165, "width": 411, "height": 213, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Penanganan penyebaran wabah ini tidak bisa hanya melalui pendekatan medis dan kesehatan saja. Hal ini karena wabah penyakit dan aspek sosial-budaya tidak dapat di pisahkan. Disatu sisi, penyakit bisa muncul karena adanya penyimpangan budaya ( cara hidup manusia ) yang tidak sesuai dengan norma kesehatan. Saat ini, Covid-19 di tularkan melalui salah satunya adalah adanya kontak jarak dekat atau kontak fisik langsung antara orang yang ternveksi dengan yang tidak. Karena itu, bentuk tradisi masyarakat Jakarta yang mengandung perkumpulan ramai seperti acara pesta pernikahan, seminar dan lain lain untuk ditiadakan sementara waktu. Bukan tidak mungkin setelah wabah ini berakhir, warga Jakarta akan menemukan budaya baru yang ssebelumnya tidak pernah ada.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 385, "width": 411, "height": 300, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Dalam perpsektif budaya dalam pencegahan yang di terapkan oleh Gubernur Jawa Barat sama halnya dengan Pemerintah Provinsi Jakarta. Pemprov Jawa Barat juga melakukan instruksi yang sama yakni meniadakan Car free day dan menginstruksikan untuk melakukan social distancing, menutup tempat- tempat rekreasi, dan klub-klub sebagai tempat berkumpulnya orang. Selain itu juga meliburkan sekolah dan Universitas, dan menginstruksikan untuk untuk bekerja di rumah. Melakukan koordinasi dengan pemerintah kota setempat baik walikota dan camat serta Lurah untuk mensosialisasikan kepada warganya untuk tidak meninggalkan rumah. Strategi komunikasi yang dilakukan Gubernur Jawa Barat juga banyak melakukan teknik Koersif berupa instruksi dan juga pesan edukatif. Dalam hal pendekatan media dan komunikasi, Gubernur Jawa Barat menyediakan ruang publik berbasis Online guna menampung laporan dan pengaduan warga terkait Covid-19 melalui Command Centre yaitu https://covid19.bandung.go.id/ .", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 74, "width": 383, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "86 | M. Mansyur & Tina Kartika , Analisis Kebijakan Pemerintah Daerah dalam…..", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 99, "width": 411, "height": 322, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Di jawa timur sendiri Gubernur Khofifah juga telah mengeluarkan surat edaran (SE) tentang peningkatan kewaspadaan terhadap Covid 19 dengan mengambil enam bidang kebijakan meliputi bidang perhubungan, bidang pendidikan, bidang kesehatan, bidang pemerintahan, bidang ekonomi dan bidang komunikasi informasi. Ke enam bidang ini dipandang efektif dalam pencegahannya dan erat kaitannya dengan pendekatan komunikasi dan budaya di masyarakat. Langkah Provinsi Jawa Timur juga lebih banyak menggunakan strategi Koersif, berupa instruksi dan sosialisasi. Ini berarti strategi komunikasi yang dilakukan juga berupa teknik informatif dan edukatif, Strategi canalizing juga menjadi dominan agar pesan dalam pencegahan penularan Covid-19 dapat bersama-sama dilakukan Khususnya di wilayah provinsi Jawa timur. Dalam kaitannya dengan media komunikasi, Bidang informasi dan komunikasi jawa timur telah mengimplementasikannya dalam penyediaan layanan Call Center yang terintegrasi dengan nomor 1500117, 081334367800 (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur), dan 08124922279 (RSUD Dr. Soetomo).", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 428, "width": 411, "height": 257, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Terakhir adalah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melakukan strategi komunikasi Koersif berupa Instruksi dan aksi penutupan beberapa tempat kegiatan yang memungkinkan banyak mengumpulkan orang seperti car free day dan juga meliburkan sekolah-sekolah dan tempat-tempat pertunjukan pentas seni yang bisa dipentaskan rutin. Melakukan strategi komunikasi canalizing ketika mengumpulkan pemangku kebijakan untuk mensosialisasikan kerjasama dalam pencegahan penularan Covid-19 di wilayahnya. Selain strategi komunikasi koersif, pemerintah pemprov Jawa Tengah juga menggunakan teknik canalizing dan juga informatif dan edukatif, untuk memberikan pemahaman yang sama dengan pemerintah kota dan jajarannya yang kemudian dilanjutkan dengan tindakan penutupan segala kegiatan baik kegiatan belajar mengajar, tempat- tempat wisata dan juga memberikan informasi melalui pusat layanan informasi", "type": "Text" }, { "left": 276, "top": 72, "width": 198, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Al-mishbah , Vol.16 No. 1 Januari – Juni 2020 |", "type": "Text" }, { "left": 492, "top": 76, "width": 10, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "87", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 99, "width": 411, "height": 37, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "untuk memberikan informasi sekaligus edukasi masyarakat terkait pencegahan penularan Virus Covid-19 di lingkungannya.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 143, "width": 411, "height": 235, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Selain itu melalui Surat Edaran bernomor 440 /0005942 tersebut menyangkut Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Risiko Penularan Infeksi Corona Virus 055455 (Covid-19) di Jawa Tengah. Dalam surat edrannya, Ganjar menyampaikan diperlukan upaya pencegahan dan pengendalian melalui empat langkah yang sudah di jelaskan dalam fakta diatas. Dari keempat kebijakan yang di ambil, sama halnya dengan pemerintah provinsi lainnya, yaitu mengehentikan sementara budaya untuk berkerumun dan membatasi jarak sosial. Kemudian dalam perspektif media dan komunikasi, pemerintah Jawa Tengah membuka layanan Informasi terpadu yang disiapkan adalah membuka layanan pengaduan dan penanganan Covid-19 di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah melalui nomor telepon (024) 3580713.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 385, "width": 411, "height": 146, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Dari hasil analisis diatas jika ditinjau dari segi komunikasi media, revolusi industri 4.0 sangat berperan dalam melakukan inisiatif terbarukan guna memaksimalkan fungsi komunikasi, tukar informasi, dan pengetahuan melalui teknologi virtual dan digital. Berkaitan dengan hal itu, media berbasis Online yang di lakukan oleh masing-masing pemerintah daerah sudah membawa kedalam budaya baru. Antara lain budaya interaksi langsung yang kemudian berubah secara Daring ( Dalam Jaringan).", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 538, "width": 411, "height": 103, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Hasil analisis juga menunjukkan bahwa benar internet menjadi new media yang paling banyak dimanfaatkan oleh manusia 15 . Secara sederhana new media berasal dari kata “new” yang berarti baru dan “media” yang berarti alat yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. 16 Hal tersebut dapat terjadi disebabkan karena internet menyediakan aplikasi yang", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 664, "width": 396, "height": 34, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "15 James Rianto Situmorang, “Pemanfaatan Internet Sebagai New Media Dalam Bidang Politik, Bisnis, Pendidikan Dan Sosial Budaya,” Administrasi Bisnis 8, no. 1 (2012): 73–87, http://journal.unpar.ac.id/index.php/JurnalAdministrasiBisnis/article/view/418.", "type": "Footnote" }, { "left": 94, "top": 699, "width": 348, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "16 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000).", "type": "Footnote" }, { "left": 94, "top": 74, "width": 383, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "88 | M. Mansyur & Tina Kartika , Analisis Kebijakan Pemerintah Daerah dalam…..", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 99, "width": 411, "height": 191, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "sangat beragam yang memungkinkan orang melakukan bermacam kegiatan di Internet, sebut saja situs jejaring sosial, situs berbagi video, game online, blog, bisnis online, konferensi video, e-books, koran online, forum chatting online, milis dan lain sebagainya. Pemanfaatan yang dimaksud dalam cakupan ini adalah dari ke empat pemerintah diatas, semua melakukan tradisi komunikasi interaktif informatif melalui internet dengan membuka layanan pegaduan dan laporan di website. Fenomena Pandemi Covid 19 ini nampaknya telah membentuk sebuah kebiasaan baru di dunia komunikasi media,antara lain adalah berlangsungnya altenatf informasi dan layanan secara online.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 297, "width": 411, "height": 388, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Kebijakan-kebijakan yang diambil oleh ke empat pemerintah diatas juga adalah erat kaitannya dengan budaya. Dalam hal ini saya menganalisis dengan mempertimbangkan aspek budaya. Dalam langkah penanggulangan covid-19 yang saat ini dilakukan, pemerintah telah memperhatikan aspek budaya dilingkungan sosial. Namun apa yang dilakukan belum emanfaatkan potensi budaya secara maksimal. Di satu sisi, himbauan isolasi diri ini ditambah dengan informasi tentang cara penyebaran virus dengan melakukan kontak dengan orang lain justru berpotensi menjadikan masyarakat memiliki sifat anti sosial, paling tidak untuk sementara waktu. Karena budaya paling melekat di tubuh warga Indonesia saat ini adalah “budaya Ramah Tamah” dengan konsep interaksi langsung, saling berjabat tangan, senyum dan sapa. Dengan mengisolasi diri, meskipun di rumah, sesama anggota masyarakat berkemungkinan tidak mengetahui kondisi para tetangganya, apakah mereka sehat, atau apakah mereka makan atau tidak. Apalagi jika keadaan makin memburuk, sifat alamiah manusia untuk bertahan hidup akan mendorong menguatnya sikap egoisme. Seorang Sosiolog Inggris, Herbert Spencer pernah mengatakan bahwa untuk bertahan dalam kondisi yang berat atau kejam, manusia membutukan sikap egois untuk memungkinkannya bertahan hidup. Sikap egois memungkinkan “ the survival of the", "type": "Text" }, { "left": 276, "top": 72, "width": 226, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Al-mishbah , Vol.16 No. 1 Januari – Juni 2020 | 89", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 99, "width": 411, "height": 59, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "fittest ”. 17 Dalam kasus ini, beberapa pemerintah daerah mengambil kebijakan penanganan dengan tidak menghilangkan bidang kesejahteraan ekonomi, sperti yang di lakukan oleh pemerintah jawa tengah.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 165, "width": 411, "height": 191, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Dilain keadaan, jika kemungkinan akan adanya kekacauan sosial karena manusia mementingkan kepentingannya sendiri dan tidak lagi peduli dengan kesulitan atau penderitaan orang lain. Meskipun pandangan Spencer ini banyak juga dibantah oleh filsuf lain yang berpendapat bahwa manusia bertahan hidup dengan azaz altruisme (mengutamakan kepentingan bersama), namun hemat saya, dengan kondisi masyarakat yang sangat kapitalistik saat ini, dimana hak kepemilikan pribadi sangat besar, pendapat Spencer lebih mungkin terjadi. Untuk mengantisipasi hal ini terjadi pemerintah dapat membuat sejumlah kebijakan dengan menjadikan kebudayaan sebagai ujung tombak. Kebijakan itu antara lain :", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 363, "width": 411, "height": 322, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Membuat materi kampanye berbasis budaya lokal, tetapi bukan sebatas konten seni tradisi seperti yang sudah ada saat ini. Materi budaya yang digunakan mestinya adalah memori lokal mengenai wabah, yang boleh jadi tersimpan dalam cerita rakyat, nyanyian dan sebagainya, sehingga masyarakat langsung memahami dampak yang akan ditimbulkan. Penggunaan memori kolektif ini menjadi penting karena pada dasarnya manusia mudah digerakkan apabila memiliki memori kolektif yang relatif sama. Selain itu, manusia bertindak sesuai dengan basis pengetahuannya, dan pengetahuan manusia disusun oleh beberapa unsur yaitu : persepsi, apersepsi, pengamatan, konsep serta fantasi. Oleh karena itu, jika pemerintah mampu menstimulasi lahirnya apersepsi dan fantasi yang sesuai, saya kira himbauan mengenai social atau physical distancing akan lebih dipatuhi oleh masyarakat, tanpa perlu menggunakan tekanan. Melibatkan pemimpin adat, atau agensi lokal lainnya dalam melakukan kampanye penanganan covid-19. Pelibatan aktor-aktor lokal ini akan membawa dampak yang cukup signifikan karena himbauan berasal dari kalangan sendiri sehingga lebih di dengar. Pemerintah", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 699, "width": 291, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "17 Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi (Jakarta: Rineka Cipta, 2002).", "type": "Footnote" }, { "left": 94, "top": 74, "width": 383, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "90 | M. Mansyur & Tina Kartika , Analisis Kebijakan Pemerintah Daerah dalam…..", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 99, "width": 411, "height": 37, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Kabupaten juga dapat membuat atau mengaktifkan posko-posko kesehatan dilingkungan terkecil.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 143, "width": 411, "height": 103, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Apabila diperlukan, pemerintah dapat menstimulus lahirnya aturan adat atau aturan desa yang bertujuan mensukseskan penanganan dan pencegahan covid-19. Dalam banyak masyarakat, aturan adat atau peraturan desa kadangkala lebih dipatuhi dari pada himbauan pemerintah. Hal ini dikarenakan aturan adat dan desa dirasakan lebih “dekat” dari pada peraturan pemerintah.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 253, "width": 411, "height": 300, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Membentuk lumbung pangan warga. Mengingat bahwa pandemi melumpuhkan sektor ekonomi, maka perlu difikirkan suatu sistem pengaman pangan. Paling tidak, ada skema yang menjamin bahwa kecukupan pangan bagi masyarakat kelas bawahsemasa pandemiakan terpenuhi. Karl Polanyi dalam bukunya The Great Transformation: The Political and Social Origins of Our Time (1944), menyebutkan bahwa masyarakat yang masih hidup dalam sistem kesukuan memiliki suatu skema jaminan ekonomi yang disebut redistribusi. Skema ini dapat kita terapkan untuk menghadapi wabah saat ini. Pemerintah dapat memerintahkan setiap Rukun Warga membentuk Tim Lumbung Pangan Warga yang bertugas mengumpulkan sumbangan atau iuran bahan pangan yang akandidistribusikan kembali kepada masyarakat saat kelangkaan bahan pangan terjadi pada masa wabah. Jika skema ini dikelola dengan baik, ketahanan pangan pada masa pandemi akan terjaga, dan ini akan berbanding lurus dengan pencegahan tindak penjarahan serta kerusuhan sosial. 18", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 582, "width": 86, "height": 15, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "D. Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 604, "width": 411, "height": 81, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Dari beberapa kasus diatas dapat diambil kesimpulan bahwa langkah- langkah kebijakan dan aksi gerak cepat dapat dilakukan oleh pemerintah masing- masing daerah dalam mencegah penyebaran Virus Covid-19 sudah tepat, akan tetapi lambannya pemerintah pusat dalam mengambil komando sangat", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 699, "width": 264, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "18 YS, “Penanganan Wabah Covid-19 Dengan Pendekatan Budaya.”", "type": "Footnote" }, { "left": 276, "top": 72, "width": 198, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Al-mishbah , Vol.16 No. 1 Januari – Juni 2020 |", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 76, "width": 10, "height": 9, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "91", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 99, "width": 411, "height": 191, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "disayangkan. Peran pemerintah pusat saat ini seolah-olah hanya melakukan beberapa strategi komunikasi saja dan tidak komprehensif, berupa teknik koersif yang masih berupa instruksi tanpa tindakan sanksi dan juga informatif kepada pemerintah daerah. Pemerintah pusat maupun daerah mestinya segera menyusun rencana dan tatalaksana penanganan covid-19 yang menjadikan aspek Komunikasi dan Budaya sebagai ujung tombak. Karena, jika keadaan makin memburuk dan pelampung ekonomi warga sudah tenggelam, maka kekacauan sosial hanya akan dapat diredakan lewat usaha-usaha represif yang beresiko memakan korban jiwa.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 341, "width": 119, "height": 15, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 363, "width": 369, "height": 15, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Aditya. “Gubernur Jawa Timur Terbitkan Surat Edaran Pencegahan Dan", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 385, "width": 382, "height": 15, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Penyebaran Covid 19.” Headline.Co.Id . Last modified 2020. Accessed May 6,", "type": "List item" }, { "left": 118, "top": 406, "width": 364, "height": 37, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "2020. https://www.headline.co.id/5816/gubernur-jawa-timur-terbitkan- surat-edaran-pencegahan-dan-penyebaran-covid-19/.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 450, "width": 391, "height": 37, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Bramatasa, Dandy Bayu. “Update Virus Corona Di Dunia.” Kompas.Com . Last modified 2020. Accessed April 4, 2020.", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 494, "width": 364, "height": 59, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/25/070100465/update- virus-corona-di-dunia--tembus-168-negara-107.247-sembuh- 18.612?page=all.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 560, "width": 405, "height": 59, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Holsti, Ole R. “Content Analysis for the Social Sciences and Humanities.” qusetia (1969). https://www.questia.com/library/7260038/content-analysis-for- the-social-sciences-and-humanities.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 626, "width": 400, "height": 37, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Ikhsanudin, Arief. “Cegah Corona, Anies Tiadakan Car Free Day 2 Minggu Ke Depan.” Detik News . Accessed May 6, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 118, "top": 670, "width": 367, "height": 37, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "https://news.detik.com/berita/d-4934018/cegah-corona-anies-tiadakan- car-free-day-2-minggu-ke-depan.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 74, "width": 383, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "92 | M. Mansyur & Tina Kartika , Analisis Kebijakan Pemerintah Daerah dalam…..", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 99, "width": 394, "height": 15, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Ikp, Bidang. “Hadapi Corona, Ini 4 Perintah Ganjar Kepada Bupati Dan Wali", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 121, "width": 308, "height": 15, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Kota.” Jatengprov . Last modified 2020. Accessed May 6, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 118, "top": 143, "width": 351, "height": 37, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "https://jatengprov.go.id/publik/hadapi-corona-ini-4-perintah-ganjar- kepada-bupati-dan-wali-kota/.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 187, "width": 362, "height": 15, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi . Jakarta: Rineka Cipta, 2002.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 210, "width": 409, "height": 15, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar . Bandung: Remaja Rosdakarya,", "type": "List item" }, { "left": 118, "top": 232, "width": 30, "height": 15, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "2000.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 254, "width": 409, "height": 15, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Paat, Yustinus. “Hindari Virus Corona, Anies Keluarkan 7 Imbauan.” Berita Satu .", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 276, "width": 220, "height": 15, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Last modified 2020. Accessed May 5, 2020.", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 298, "width": 366, "height": 37, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "https://www.beritasatu.com/megapolitan/608945-hindari-virus-corona- anies-keluarkan-7-imbauan.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 342, "width": 386, "height": 37, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Rahmawati, Dina. “Pandemi Corona Virus Gelombang Kedua, Mungkinkah Terjadi?” Sehatq . Last modified 2020. Accessed May 6, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 118, "top": 386, "width": 363, "height": 37, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "https://www.sehatq.com/artikel/covid-19-ditetapkan-sebagai-pandemi- apa-artinya.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 430, "width": 350, "height": 15, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Ramdhani, Gilar. “Mendagri Apresiasi Gubernur Jabar Atas Langkah", "type": "List item" }, { "left": 118, "top": 451, "width": 372, "height": 15, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Penanganan COVID-19.” Liputan6 . Last modified 2020. Accessed May 7,", "type": "List item" }, { "left": 118, "top": 473, "width": 380, "height": 37, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "2020. https://www.liputan6.com/news/read/4205675/mendagri-apresiasi- gubernur-jabar-atas-langkah-penanganan-covid-19.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 517, "width": 367, "height": 15, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Shying, Olivia. “What Is Physical Distancing? (Aka ‘Social’ Distancing).”", "type": "List item" }, { "left": 118, "top": 539, "width": 278, "height": 15, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "VicHealth . Last modified 2020. Accessed April 4, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 118, "top": 561, "width": 375, "height": 15, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "https://www.vichealth.vic.gov.au/be-healthy/what-is-physical-distancing.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 583, "width": 405, "height": 37, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Situmorang, James Rianto. “Pemanfaatan Internet Sebagai New Media Dalam Bidang Politik, Bisnis, Pendidikan Dan Sosial Budaya.” Administrasi Bisnis 8,", "type": "List item" }, { "left": 118, "top": 627, "width": 104, "height": 15, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "no. 1 (2012): 73–87.", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 649, "width": 383, "height": 37, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "http://journal.unpar.ac.id/index.php/JurnalAdministrasiBisnis/article/view /418.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 693, "width": 378, "height": 15, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "YS, Febby Febriyandi. “Penanganan Wabah Covid-19 Dengan Pendekatan", "type": "Text" }, { "left": 276, "top": 72, "width": 198, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Al-mishbah , Vol.16 No. 1 Januari – Juni 2020 |", "type": "Text" }, { "left": 492, "top": 76, "width": 10, "height": 9, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "93", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 99, "width": 353, "height": 59, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Budaya.” Last modified 2020. Accessed May 5, 2020. https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbkepri/penanganan-wabah- covid-19-dengan-pendekatan-budaya/.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 165, "width": 394, "height": 37, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Zahrotunnimah. “Langkah Taktis Pemerintah Daerah Dalam Pencegahan Penyebaran Virus Corona Covid-19 Di Indonesia.” Salam 7, no. 3 (2020):", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 209, "width": 404, "height": 37, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "247–260. http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/salam/article/view/15103. “136 Suspect Corona, Anies Bentuk Tim Tanggap Covid-19.” CNBC Indonesia .", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 253, "width": 227, "height": 15, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "Last modified 2020. Accessed May 10, 2020.", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 275, "width": 371, "height": 37, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "https://www.cnbcindonesia.com/news/20200302131947-4-141711/136- suspect-corona-anies-bentuk-tim-tanggap-covid-19.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 319, "width": 390, "height": 37, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "“Kebutuhan Command Centre Di Indonesia.” Kominfo Kabupaten Badung . Last modified 2020. Accessed May 8, 2020.", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 363, "width": 383, "height": 37, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "https://badungkab.go.id/instansi/diskominfo/baca-artikel/89/Kebutuhan- Command-Centre-di-Indonesia.html.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 406, "width": 406, "height": 37, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "“Virus Corona: Jokowi Umumkan Langkah Pengendalian Covid-19, Tapi Tanpa ‘Komando Nasional.’” BBC News . Last modified 2020. Accessed May 10,", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 450, "width": 312, "height": 15, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "2020. https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-51897307.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 74, "width": 383, "height": 13, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 822, "text": "94 | M. Mansyur & Tina Kartika , Analisis Kebijakan Pemerintah Daerah dalam…..", "type": "Text" } ]
5284c200-ab0d-98de-f962-d62c8f5c6d14
https://jurnal.fkip.unmul.ac.id/index.php/bivalen/article/download/446/247
[ { "left": 72, "top": 36, "width": 226, "height": 72, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2615-8418; E-ISSN: 2615-8426 Bivalen: Chemical Studies Journal September 2020, Vol. 3 No. 2 Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mulawarman http://jurnal.fkip.unmul.ac.id/index.php/bivalen", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 796, "width": 14, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "36", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 135, "width": 454, "height": 90, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN GAYA BELAJAR YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN VISUAL, AUDITORI, DAN KINESTETIK PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT STUDENTS’ LEARNING OUTCOME BASED ON LEARNING STYLE TAUGHT USING VISUAL, AUDITORY AND KINESTHETIC LEARNING MODEL ON THE SUBJECT OF ELECTROLYTES AND NONELECTROLYTES SOLUTION", "type": "Section header" }, { "left": 178, "top": 248, "width": 241, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Refka Revina Melyata Ekwanda 1* , Nurlaili 1,2 , Muflihah 1", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 267, "width": 450, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Program Studi Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mulawarman Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 293, "width": 398, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Program Magister Manajemen Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia *Corresponding Author: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 274, "top": 355, "width": 48, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 374, "width": 426, "height": 136, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa berdasarkan gaya belajar yang diajar dengan model pembelajaran visual, auditori, dan kinestetik (VAK) pada pokok bahasan larutan elektrolit dan nonelektrolit di SMA Negeri 4 Samarinda tahun ajaran 2018/2019. Sampel dalam penelitian adalah 70 siswa kelas X IPA dipilih secara purposive sampling . Penelitian ini menggunakan desain penelitian one group pretest-posttest design. Gaya belajar siswa diperoleh menggunakan angket dan hasil belajar siswa diperoleh menggunakan tes tertulis. Peningkatan hasil belajar siswa dianalisis dengan menggunakan nilai N-gain Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa dengan gaya belajar visual, auditori dan kinestetik masing-masing 23, 22, dan 25 siswa. Nilai rata-rata N-gain siswa dengan gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik, masing-masing adalah 0,56, 0,62 dan 0,56 yang semuanya termasuk dalam kategori sedang. Penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa yang memiliki gaya belajar auditori lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki gaya belajar visual dan kinestetik.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 518, "width": 194, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci: gaya belajar, VAK, hasil belajar", "type": "Section header" }, { "left": 270, "top": 550, "width": 57, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 569, "width": 426, "height": 135, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study aimed to determine an increment of students’ learning outcomes based on learning styles taugh using visual, auditory an kinesthetic (VAK) learning model on the subject of electrolytes and nonelectrolytes solution at SMA Negeri 4 Samarinda in the academic year 2018/2019. Sample in this study were 70 of tenth grade natural science students who selected by using purposive sanpling technique. This research was using one group pretest-posttest design. The tudents’ learning styles were carried out using questinairre and the students’ learning outcomes were collected by using written tests. An increament of the students’ learning outcomes were analyzed by using N-gain score. The result of the study shows that tudents who has visual, uditory and kinesthetic learning styles were 23, 22, and 25 students, respectively. Average of N-gain score of students who has visual, uditory and kinesthetic learning styles were 0.56, 0.62 and 0.56, respectively, where categorized as medium. This research shows that the increment of the students learning outcomes that has auditory learning style was higher than that of students who has visual and kinesthetic learning styles.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 713, "width": 219, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: learning styles, VAK, learning outcome", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 248, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bivalen: Chemical Studies Journal, 2020, Vol. 3, No. 2", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 796, "width": 14, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "37", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 78, "width": 91, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 97, "width": 214, "height": 233, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembelajaran yang tidak sesuai dengan gaya belajar siswa dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Gaya belajar merupakan kombinasi dari cara siswa menyerap, mengatur, dan mengolah informasi (Deporter & Hernick, 2003). Gaya belajar menunjukkan cara tercepat dan terbaik bagi setiap individu untuk bisa menyerap informasi dari luar dirinya. Siswa dapat mengoptimalkan hasil belajar mereka, apabila belajar sesuai dengan gaya belajarnya (Rose & Nicholl, 1997). Siswa yang memiliki gaya belajar visual belajar dengan cara melihat, mengamati, memandang. Siswa yang memiliki gaya belajar auditori belajar dengan cara mendengar. Siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh. Beberapa penelitian dilaporkan bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh gaya belajarnya (Indrawan, 2013; Ludjie, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 340, "width": 215, "height": 194, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gaya balajar siswa yang bervariasi mempengaruhi cara mengajar guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Model pembelajaran VAK (visual, auditori, kinestetik) dapat mengakomodasi kecendrungan gaya belajar siswa yang berbeda-beda. Model ini melibatkan siswa secara aktif, pembelajaran difokuskan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung ( direct experience ) dan menyenangkan dengan cara belajar dengan mengingat/visual, belajar dengan mendengar/auditori dan belajar dengan bergerak /kinestetik (Rahmawati, 2011). Inayati, dkk. (2012) melaporkan bahwa pembelajaran dengan model VAK pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit berpengaruh pada hasil belajar sebesar 35,13%.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 543, "width": 214, "height": 62, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini dirancang untuk menganalisis peningkatan hasil belajar siswa berdasarkan gaya belajar yang diajar dengan model pembelajaran VAK pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 614, "width": 198, "height": 108, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4.1 Data gaya belajar sampel penelitian Gaya Belajar Frekuensi (n) Persentase (%) Visual 23 32,86 Auditori 22 31,43 Kinestetik 25 35,71 Total 70 100,0", "type": "Table" }, { "left": 322, "top": 78, "width": 192, "height": 96, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4.2 Rata-rata N - gain hasil belajar siswa berdasarkan gaya belajar Gaya Belajar Rata-rata N-gain Kriteria Visual 0,56 Sedang Auditori 0,62 Sedang Kinestetik 0,56 Sedang", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 201, "width": 126, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 219, "width": 214, "height": 128, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian dilaksnakan di SMA N 4 Samarinda. Sampel penelitian adalah 70 siswa kelas X IPA yang dipilih secara purposive sampling . Sampel berasal dari siswa kelas X-IPA 1 dan kelas X IPA 4. Penelitian ini menggunakan one group pretest- posttest design. Pre-test dan post-test diberikan diberikan kepada sampel sebelum dan sesudah pembelajaran. Nilai tersebut yang digunakan dalam perhitungan hasil belajar dan peningkatan hasil belajar siswa menggunakan N-gain score (Hake,", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 351, "width": 214, "height": 49, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1999). Gaya belajar siswa diperoleh menggunakan angket. Peningkatan hasil belajar diperoleh dari nilai pre-test dan post-test . Selama proses pembelajaran, aktivitas siswa dan guru terus dipantau.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 415, "width": 147, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 433, "width": 214, "height": 154, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data gaya belajar siswa yang digunakan dalam sebagai sampel dalam penelitian ini disajikan dalam tabel 4.1. Rata-rata N-gain hasil belajar siswa berdasarkan gaya belajar disajikan pada tabel 4.2. Terdapat empat langkah dalam kegiatan pembelajaran ini yaitu persiapan atau pendahuluan , penyampaian atau kegiatan inti, pelatihan dan penampilan hasil atau penutup. Proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran VAK banyak menampilkan visualisasi. Hampir semua tahap pembelajaran ini memunculkan visualisasi materi selama proses pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 597, "width": 214, "height": 167, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada tahap persiapan, guru menampilkan gambar ilustrasi berupa banjir yang dikaitkan dengan materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. Pada tahap penyampaian atau kegiatan inti, siswa melakukan kegiatan praktikum yaitu, menentukan larutan elektrolit dan nonelektrolit melalui praktikum. Saat praktikum siswa dapat mengamati dengan melihat secara langsung perubahan apa saja yang terjadi selama percobaan. Pada tahap pelatihan, siswa berkerjasama dalam menyelesaikan soal-soal di LKS yang telah diberikan. Pada tahap penampilan hasil atau penutup, siswa menampilkan hasil diskusi dengan kelompoknya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 248, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bivalen: Chemical Studies Journal, 2020, Vol. 3, No. 2", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 796, "width": 14, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "38", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 78, "width": 214, "height": 154, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peningkatan hasil belajar siswa terjadi karena guru mampu mengakomodir seluruh gaya belajar pada proses pembelajaran yaitu dengan menampilkan gambar untuk siswa dengan gaya belajar visual, menampilkan video untuk siswa dengan gaya belajar auditori, dan melakukan praktikum untuk siswa dengan gaya belajar kinestetik. Siswa dengan gaya belajar auditori memperoleh rata-rata N-gain tertinggi karena siswa dengan gaya belajar auditori cenderung aktif dalam bertanya dan melakukan diskusi pada tahap kegiatan inti.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 242, "width": 214, "height": 88, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Rose dan Nicholl (2002) siswa dapat mengoptimalkan hasil belajar mereka, apabila siswa tersebut dapat belajar sesuai dengan modalitas belajarnya. Sejalan dengan penelitian Khoeron, dkk. (2014) menyatakan bahwa gaya belajar mempunyai kontribusi sebesar 52% terhadap prestasi belajar peserta didik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 344, "width": 61, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 363, "width": 214, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penggunaan model pembelajaran VAK pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit dapat meningkatkan hasil belajar semua siswa yang memiliki gaya beajar auditori, visual dan kinestetik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 426, "width": 133, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "UCAPAN TERIMAKASIH", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 444, "width": 214, "height": 49, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penulis mengucapkan terimakasih kepada kepala SMA Negeri 4 Samarinda, bapak Wasis, M.Pd. dan ibu Eliyati, S.Pd .yang memberikan izin dan membantu selama penelitian berlangsung.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 508, "width": 107, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 526, "width": 214, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Deporter, B., dan Hernacki, M. 2003 . Quatum learning: membiasakan belajar nyaman dan menyenangkan. Bandung: Kaifa Learning.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 566, "width": 214, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hake, R. 1999. Analyzing change/gain score. American Education Research Association’s", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 589, "width": 46, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Devision.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 607, "width": 214, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Inayati, I., Subroto T., Supardi, K.I., 2012. Pembelajaran visualisasi, auditori, kinestetik menggunakan media swishmax materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. Chemistry in Education, 2 (1), 35-41.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 670, "width": 214, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indrawan, D. 2013. Pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri panjang 3 Surakarta. Jurnal Edukasi , 1 (3), 1-13.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 711, "width": 216, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Khoeron, I.R., Sumarna, N., dan Permana, T. 2014 . Pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 78, "width": 200, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "peserta didik pada mata pelajaran produktif. Journal of Mechanical Engineering Education . 1 (2). 291-297.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 118, "width": 214, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ludjie, B. A. 2014. Pengaruh gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik terhadap prestasi belajar siswa. Jurnal Kependidikan , 44 (2), 168-174.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 159, "width": 214, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rahmawati, S. 2011. Penerapan model pembelajaran VAK (visual, auditori, dan kinestetik) berbasis open-ended problem untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 234, "width": 214, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rose dan Nicholl, J. 1997. Accelerated learning for the 21 st century: cara belajar cepat abad 21. Bandung: Nuansa.", "type": "Text" } ]
9917414c-c663-1f94-6b82-37c9544c5df0
https://e-journal.iain-palangkaraya.ac.id/index.php/qardh/article/download/632/703
[ { "left": 127, "top": 41, "width": 20, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "104", "type": "Page header" }, { "left": 393, "top": 36, "width": 97, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN : 2354-6034 IAIN Palangka Raya", "type": "Page header" }, { "left": 94, "top": 737, "width": 432, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Syarifuddin., Dakhoir,Ahmad., dan Azizah, Sri D.N. / Jurnal Al-Qardh, Vol. 2, No. 3, Desember (2016)", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 110, "width": 414, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENYELESAIAN SENGKETA HUTANG PIUTANG DI KALANGAN MASYARAKAT TALOHEN HULU KELURAHAN AMPAH KOTA KABUPATEN BARITO TIMUR", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 162, "width": 265, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Syarifuddin, Ahmad Dakhoir, dan Sri dewi nur azizah", "type": "Text" }, { "left": 275, "top": 188, "width": 64, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 224, "width": 427, "height": 88, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Debt is one of the activities muamalah are allowed in Islam. Most people choose the wrong place when the event of default of borrowing and cause disputes often occur crime and immoral actions against the borrower. Unlike the case with accounts payable disputes that occur in society Talohen Hulu. The purpose of this study was to determine the background of the debts, the form of contract debts and settlement of disputes when the event of default ( wanprestasi) in among community of Talohen Hulu village of Ampah City district of East Barito.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 328, "width": 427, "height": 62, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "This study uses field research, the method used is descriptive qualitative approach. This research was conducted by collecting data that is direct observation, interviews, and gathering important documents. In addition it also examines Islamic books relating to debts that have been exacerbated by the arguments of the Qur'an and Hadits . The subjects consisted of 7 people (4 people of the debtor and the third person of the creditor).", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 406, "width": 427, "height": 114, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The results of this study show that, the background of the debts is because Profession mostly rubber farmers whose income does not settle in less favorable circumstances did not quite meet other needs caused owes the motive for the sudden need (Purposes of transportation schoolchildren and venture capital).It thus is reasonable and permissible. Then the transaction occurred at home lenders to comply with the terms and the applicable rules of the creditors, the form of contract is Qardhul hasan . Disputes which amounted to 2 people can finally be resolved by way of principled deliberation kinship known as its unique Indigenous community badamai banjar previously occurred despite the ongoing conflict between the parties promise (contract).", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 536, "width": 224, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords : Debt, Default, Dispute, Deliberation.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 549, "width": 88, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 562, "width": 427, "height": 113, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berbicara masalah ekonomi adalah hal utama dalam kehidupan sehari-hari manusia, namun dalam pemenuhannya setiap manusia mempunyai keterbatasan dalam hal demikian oleh sebab itu mereka memenuhi kebutuhannya dengan alternatif lain yaitu dengan cara berutang. Berutang diperbolehkan dalam Islam karena setiap orang mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda. Tiap masyarakat mempunyai tingkat sosial yang berbeda-beda pula dan sudah semestinya masyarakat yang tingkat ekonominya lebih tinggi mempunyai sikap empati terhadap masyarakat yang ekonominya lebih rendah dengan memberikan bantuan pinjaman ataupun hutang. Hutang Piutang ialah memberikan sesuatu kepada seseorang, dengan perjanjian ia akan membayar yang sama dengan itu. Misalnya mengutangkan uang Rp", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 41, "width": 20, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "105", "type": "Page header" }, { "left": 393, "top": 36, "width": 97, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN : 2354-6034 IAIN Palangka Raya", "type": "Page header" }, { "left": 94, "top": 737, "width": 432, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Syarifuddin., Dakhoir,Ahmad., dan Azizah, Sri D.N. / Jurnal Al-Qardh, Vol. 2, No. 3, Desember (2016)", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 107, "width": 427, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2.000,00, akan dibayar Rp 2.000,00 pula. 1 Anjuran untuk menolong termasuk di dalamnya dalam pemberian hutang Firman Allah SWT :", "type": "Text" }, { "left": 264, "top": 140, "width": 255, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "                                                                                   ", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 169, "width": 414, "height": 36, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Artinya: ”Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”(Q.S al-Maidah ( 5):2). 2", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 221, "width": 427, "height": 100, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tafsir Al-Qurthubi yang ditulis oleh Syaikh Imam Al-Qurthubi, maksud dari ayat tersebut adalah perintah untuk saling tolong menolong dalam mengerjakan kebajikan dan takwa ini merupakan perintah bagi seluruh manusia. Yakni, hendaklah sebagian kalian menolong sebagian yang lain. Berusahalah untuk mengerjakan apa yang Allah perintahkan dan mengaplikasikannya. Jauhilah apa yang Allah larang dan hindarilah. Allah juga mengeluarkan larangan-Nya, dimana Allah berfirman: “Dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelarangannya.”Ini merupakan ketetapan yang diperuntukan bagi dosa dan ukhwan, yaitu menzalimi manusia. 3", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 324, "width": 427, "height": 88, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut peneliti: Ayat tersebut sudah jelas bahwa setiap manusia harus mempunyai sikap tolong menolong terhadap sesama dalam hal apapun salah satunya adalah dengan memberikan pinjaman atau hutang kepada pihak yang membutuhkan selama hal tersebut mampu untuk dilakukan. Namun bukan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran yaitu dalam halnya hutang yang di berikan sebagai jalan untuk memperoleh kepuasan individual atau meraup keuntungan tanpa memperdulikan kondisi orang yang dipinjamkan.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 415, "width": 427, "height": 179, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Akad hutang piutang memang telah diperbolehkan dalam Islam sebagai akad tolong menolong sesama masyarakat yang berada dalam kesulitan namun banyak sekali masyarakat yang salah dalam memilih tempat peminjaman atau tempat berutang karena ingin yang cepat, simpel dan praktis yang tidak berpikir panjang dampak kedepannya. Banyak masyarakat yang meminjam uang kepada pihak yang suka membungakan uang atau yang sering disebut sebagai rentenir yang akibatnya menyebabkan banyak masalah. Rentenir awalnya datang sebagai dewa penolong ramah, berpenampilan empatik terhadap calon peminjamnya namun pada akhirnya kerap sekali mencekik atau menjerat para nasabah yang meminjam uang kepadanya. Memang melakukan pinjaman kepada rentenir itu persyaratannya lebih mudah, cepat, tanpa menggunakan jaminan dan tidak ada pembatasan waktu berbeda dengan lembaga-lembaga keuangan baik bank maupun non bank, namun resikonya juga lebih berat dari pada meminjam di sebuah lembaga yang resmi. Banyak sekali tindakan kriminalitas atau kasus kekerasan oleh pihak rentenir karena masalah hutang bahkan menyebabkan pada kematian.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 597, "width": 427, "height": 49, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Praktik rentenir bukan hanya dapat merugikan warga secara individul namun juga merugikan negara karena warga masyarakat lebih banyak memilih melakukan peminjaman kepada pihak rentenir. Akibatnya aksi rentenir tersebut cenderung menjadi penghalang untuk mendapatkan akses bank secara langsung. Padahal rentenir atau pihak pemodal juga berkuasa", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 668, "width": 357, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam , Cet. XXIX, Bandung: Pt Sinar Baru Algesindo, 2006, hal. 306.", "type": "Footnote" }, { "left": 94, "top": 679, "width": 426, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Dan Terjemahnya , Pt Kumudasmoro Grafindo Semarang, 1994, hal. 157.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 701, "width": 360, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3 Syaikh Imam Al-Quthubi, Tafsir Al-Qurthubi , Cet. I, Jakarta: Pustaka Azzam, 2008, hal. 115.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 41, "width": 20, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "106", "type": "Page header" }, { "left": 393, "top": 36, "width": 97, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN : 2354-6034 IAIN Palangka Raya", "type": "Page header" }, { "left": 94, "top": 737, "width": 432, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Syarifuddin., Dakhoir,Ahmad., dan Azizah, Sri D.N. / Jurnal Al-Qardh, Vol. 2, No. 3, Desember (2016)", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 109, "width": 427, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "terhadap penindasan rakyat kecil.Masyarakat Indonesia sudah sangat akrab dengan istilah rentenir atau juga biasa disebut sebagai lintah darat. 4", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 135, "width": 427, "height": 179, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Memang praktik rentenir sudah terjadi dimana-mana dengan tindakan yang tidak manusiawi namun berbeda halnya dengan apa yang terjadi pada masyarakat Talohen Hulu Kelurahan Ampah Kota dalam perjanjian hutang piutang. Masyarakat Talohen Hulu Kelurahan Ampah Kota Kabupaten Barito Timur adalah warganya yang terdiri dari 42 RT dari Kelurahan Ampah kota yang salah satunya adalah RT 28 Talohen Hulu yang terdiri dari 128 KK dan 450 Warga dan berprofesi sebagai petani dan juga pedagang. 5 Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan wawancara sekilas dengan para pemodal (kreditur) dan juga peminjam (debitur) bahwa acapkali praktik utang piutang adanya perbuatan batil.Terlihat dari persentase yang ditetapkan maupun keuntungan yang diperjanjikan. Prosedur peminjaman adalah apabila pihak debitur memerlukan uang, ia harus mendatangi ke rumah pihak kreditur dengan mengatakan keperluannya, pihak kreditur akan memenuhi keinginan dari peminjam namun ia harus mematuhi aturan yang dibuat atau diperjanjikan diawal dan pihak kreditur juga setiap minggu atau bulannya mendatangi rumah-rumah peminjam untuk menagih pembayaran angsuran dan pokok pinjaman.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 317, "width": 427, "height": 218, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adapun kisaran hutang piutang yang dipinjamkan dari pihak pemodal dari kisaran Rp 1.000.000-20.000.000 nominal tersebut cukup terbilang besar dan kepentingan uang yang dipinjam oleh pihak debitur adalah untuk keperluan anak sekolah dan modal usaha.Suatu ketika ada dari beberapa pihak debitur melakukan wanprestasi tidak terbayarnya angsuran persentase maupun keuntungan yang telah diperjanjian karena ketidakmampuan dari pihak debitur menyebabkan pihak kreditur mengeluarkan perkataan yang kasar dengan pihak yang meminjam namun walaupun demikian si pihak kreditur tidak pernah menyita barang milik pihak debitur sekalipun dengan tunggakan pembayaran hutang dengan waktu yang cukup lama. Pihak kreditur hanya menagih saja agar uang yang dipinjamnya cepat dikembalikan pada akhirnya hal tersebut membuat kesadaran sendiri dari pihak debitur atau pihak meminjam untuk membayar hutangnya dengan cara menggadaikan barang yang ia miliki. Jadi masyarakat Talohen Hulu Kelurahan Ampah Kota Kabupaten Barito Timur pada dasarnya mempunyai khas tersendiri dalam penyelesaian permasalahan yang terjadi.Permasalahan yang demikian membuat penulis tertarik dan mengkaji untuk melakukan penelitian dengan judul ”PENYELESAIAN SENGKETA HUTANG PIUTANG DI KALANGAN MASYARAKAT TALOHEN HULU KELURAHAN AMPAH KOTA KABUPATEN BARITO TIMUR.”", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 538, "width": 97, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "B. Landasan Teori", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 551, "width": 251, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Konsep Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 563, "width": 414, "height": 49, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sengketa adalah suatu situasi dimana ada pihak yang merasadirugikan oleh pihak lain, yang kemudian pihak tersebut menyampaikanketidakpuasan ini kepada pihak kedua. Jika situasi menunjukkanperbedaan pendapat, maka terjadi lah apa yang dinamakan dengansengketa. 6", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 645, "width": 426, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4 Reza Karunia, Mewaspadai Lintah Darat dan Cara Pelaporan Rentenir – Cermati, https://www.cermati.com/artikel/mewaspadai-lintah-darat-dan-cara-pelaporan-rentenir, diakses pada tanggal 13 Juni 2016.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 677, "width": 426, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5 Hasil wawancara dengan Bapak SG Ketua RT. 28 Talohen Hulu Kelurahan Ampah Kota Kabupaten Barito Timur (081351422347), Tanggal, 26 Januari 2016.", "type": "Footnote" }, { "left": 127, "top": 698, "width": 350, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6 http://eprints.uny.ac.id/22029/4/4.BAB%20II.pdf, diakses pada tanggal 10 November 2016.", "type": "Footnote" }, { "left": 127, "top": 41, "width": 20, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "107", "type": "Page header" }, { "left": 393, "top": 36, "width": 97, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN : 2354-6034 IAIN Palangka Raya", "type": "Page header" }, { "left": 94, "top": 737, "width": 432, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Syarifuddin., Dakhoir,Ahmad., dan Azizah, Sri D.N. / Jurnal Al-Qardh, Vol. 2, No. 3, Desember (2016)", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 109, "width": 414, "height": 49, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penyelesaian sengketa ekonomi Syariah disebut sebagai alternatif penyelesaian sengketa merupakan pranata penyelesaian sengketa di luar pengadilan berdasarkan kesepakatan para pihak dengan mengesampingkan penyelesaian sengketa melalui proses ligitasi di pengadilan. 7 Adapun Alternatif Penyelesaian Sengketa (APS) sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 162, "width": 79, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a) Musyawarah", "type": "List item" }, { "left": 120, "top": 174, "width": 401, "height": 101, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penyelesaian sengketa melalui musyawarah intinya adalah penyelesaian permasalahan secara dialogis antara kedua belah pihak yang bersengketa dengan mengutamakan asas kekeluargaan. Islam sangat menganjurkan umatnya untuk menyelesaikan sengketa melalui cara musyawarah untuk mufakat. Dengan penyelesaian sengketa bisnis dengan musyawarah, maka akan tetap terjalin hubungan kekeluargaan, dan silaturahmi diantara para pihak yang bersengketa (berselisih), serta lebih menghemat waktu dan biaya. 8 Adapun dalil yang memerintahkan musyawarah yaitu sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 125, "top": 283, "width": 394, "height": 49, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "                                                                                                                                                                                                                      ", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 345, "width": 400, "height": 88, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Artinya :”Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah.Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (Q.S Ali-Imran (3):159). 9", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 449, "width": 191, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b) Mediasi (Ishlah/ hulh/Perdamaian)", "type": "Section header" }, { "left": 120, "top": 461, "width": 401, "height": 101, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Secara umum mediasi dapat diartikan upaya penyelesaian sengketa para pihak dengan kesepakatan bersama melalui mediator yang bersikap netral, dan tidak membuat keputusan atau kesimpulan bagi para pihak tetapi menunjang fasilitator untuk terlaksananya dialog antara para pihak dengan suasana keterbukaan, kejujuran dan tukar pendapat untuk tercapainya mufakat dengan kata lain, proses negosiasi pemecahan masalah dimana pihak luar yang tidak memihak dan netral bekerja dengan pihak yang bersengketa untuk membantu mereka memperoleh kesepakatan perjanjian memuaskan. 10", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 565, "width": 401, "height": 75, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Istilah bahasa Arab mediasi itu adalah hulh. hulh secara etimologis, berarti meredam pertikaian.Sedangkan menurut terminologi, pengertian shulhu, berarti suatu jenis akad atau perjanjian untuk mengakhiri.Perselisihan atau pertikaian antara dua pihak yang bersengketa secara damai.Upaya damai itu biasanya dilakukan melalui pendekatan musyawarah ( syura ) di antara para pihak yang berselisih.Cakupan objek perdamaian dari hulh cukup luas, yaitu hulh dalam mu‘ malah ekonomi, keluarga", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 657, "width": 389, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "7 Frans Hendra Wiranata , Hukum Penyelesaian Sengkata , Cet. II, Jakarta: Sinar Grafika, 2013, hal. 15.", "type": "Footnote" }, { "left": 127, "top": 668, "width": 366, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "8 Mardani, Hukum Perikatan Syariah di Indonesia , Cet. I, Jakarta: SinarGrafika, 2013, hal. 252.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 679, "width": 313, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "9 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Dan Terjemahnya ,... hal. 103.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 690, "width": 426, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "10 Susanti Adi Nugroho, Mediasi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa , Cet. II, Tangerang: PT Telaga Ilmu Indonesia, 2011, hal. 25.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 41, "width": 20, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "108", "type": "Page header" }, { "left": 393, "top": 36, "width": 97, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN : 2354-6034 IAIN Palangka Raya", "type": "Page header" }, { "left": 94, "top": 737, "width": 432, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Syarifuddin., Dakhoir,Ahmad., dan Azizah, Sri D.N. / Jurnal Al-Qardh, Vol. 2, No. 3, Desember (2016)", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 107, "width": 401, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(rumah tangga), peperangan dan perdamaian lainnya. 11 Dalil tentang perintah mediasi, di antara:", "type": "Text" }, { "left": 124, "top": 140, "width": 395, "height": 49, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "                                                                                                                                                                                                                           ", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 202, "width": 401, "height": 75, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Artinya :”Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”Q.S An- Nisa (4):59 12", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 280, "width": 115, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c) Tahk m (Arbitrase)", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 293, "width": 401, "height": 88, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perspektif Islam, kata dari “arbitrase” dapat dipadankan dengan istilah ”tahkim.”Tahkim sendiri berasal dari kata “ hakkama .”Secara etimologi, tahk m berarti menjadikan seseorang sebagai pencegah suatu sengketa. Secara umum, tahk m memiliki pengertian yang sama dengan arbitrase yang dikenal dewasa ini yakni pengangkatan seseorang atau lebih sebagai wasit oleh dua orang yang berselisih atau lebih, guna menyelesaikan perselisihan mereka secara damai, orang yang menyelesaikan disebut dengan “ hakam” .", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 384, "width": 401, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut Abu al-Ainain Fatah Muhammad, pengertian tahk m menurut istilah fikih adalah:", "type": "Text" }, { "left": 147, "top": 410, "width": 374, "height": 126, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“Sebagai bersandarnya dua orang yang bertikai kepada seseorang yang mereka ridhai keputusannnya untuk menyelesaikan pertikaian para pihak yang bersengketa.Adapun menurut Said Agil Husein al-Munawar, pengertian “tahk m ” menurut kelompok ahli hukum Islam mazhab Hanafiyah adalah memisahkan persengketaan atau menetapkan hukum di antara manusia dengan ucapan yang mengikat kedua belah pihak yang bersumber dari pihak yang mempunyai kekuasaan secara umum.Adapun pengertian “ tahk m ” menurut hli hukum dari kelompok syafi’iyah yaitu memisahkan pertikaian antara pihak yang bertikai atau lebih dengan hukum Allah atau menyatakan dan menetapkan hukum syara’ terhadap suatu peristiwa yang wajib dilaksanakan.” 13", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 553, "width": 227, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "d) Wilayat al-Qa ha (Kekuasaan Kehakiman)", "type": "List item" }, { "left": 120, "top": 565, "width": 400, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Alternatif penyelesaian sengketa lainnya adalah Wilayat al-Qa ha yaitu kekuasaan hakim yang terbagi menjadi beberapa macam, yaitu sebagai berikut: 14", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 591, "width": 63, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1) Al- isbah", "type": "List item" }, { "left": 133, "top": 604, "width": 387, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Al- isbah adalah lembaga resmi negara yang diberi wewenang untuk menyelesaikan masalah-masalah atau pelanggaran ringan yang menurut sifatnya tidak memerlukan proses peradilan untuk menyelesaikannya. Menurut al-Mawardi", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 657, "width": 234, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "11 Mardani, Hukum Perikatan Syariah di Indonesia ,...hal. 253.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 668, "width": 64, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "12 Ibid ., hal. 158.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 679, "width": 426, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "13 Abdul Manan, Hukum Ekonomi Syariah ( Dalam Perspektif Kewenangan Peradilan Agama ), Cet.II, Jakarta: Kencana, 2014, hal. 430.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 701, "width": 76, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "14 Ibid., hal.434-436.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 41, "width": 20, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "109", "type": "Page header" }, { "left": 393, "top": 36, "width": 97, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN : 2354-6034 IAIN Palangka Raya", "type": "Page header" }, { "left": 94, "top": 737, "width": 432, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Syarifuddin., Dakhoir,Ahmad., dan Azizah, Sri D.N. / Jurnal Al-Qardh, Vol. 2, No. 3, Desember (2016)", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 109, "width": 387, "height": 75, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "kewenangan lembaga isbah ini tertuju kepada tiga hal yakni: pertama , dakwaan yang terkait dengan kecurangan dan pengurangan takaran atau timbangan; kedua, dakwaan yang terkait dengan penipuan dalam komoditas dan harga seperti pengurangan takaran dan timbangan di pasar, menjual bahan makanan yang sudah kadaluwarsa; dan ketiga: dakwaan yang terkait dengan penundaan pembayaran utang bagi pihak yang berutang.", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 187, "width": 83, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2) Al-Madz l m", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 200, "width": 388, "height": 101, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Badan ini dibentuk oleh pemerintah untuk membela orang-orang teraniaya akibat semena-mena dari pembesar negara atau keluarganya, yang biasanya sulit untuk diselesaikan oleh pengadilan biasa dan kekuasaan isbah .Kewenangan yang dimiliki oleh lembaga ini adalah menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran hukum yang dilakukan oleh aparat atau pejabat pemerintah seperti sogok menyogok, tindakan korupsi, dan kebijakan pemerintahyang merugikan masyarakat.Orang yang berwenang menyelesaikan perkara ini disebut dengan nama wali al-Madz l m atau al-Nadlir . 15", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 304, "width": 401, "height": 101, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3) Al-Qa ha (Peradilan) Menurut arti bahasa al-Qa ha berarti memutuskan atau menetapkan.Menurut istilah berarti “menetapkan hukum syara pada suatu peristiwa atau sengketa untuk menyelesaikannya secara adil dan mengikat.”Adapun kewenagan yang dimiliki oleh lembaga ini adalah menyelesaikan perkara-perkara tertentu yang berhubungan dengan masalah al-ahwal asy-Syakhsiyah (masalah keperdataan, termasuk di dalamnya hukum keluarga), dan masalah jinayat (yakni hal-hal yang menyangkut pidana). 16", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 408, "width": 388, "height": 113, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Orang yang diberi wewenang menyelesaikan perkara di pengadilan disebut dengan qa hi (hakim).Dalam catatan sejarah Islam, seorang yang pernah menjadi qa hi (hakim) yang cuku lama adalah al-Qa hi Syureih.Beliau mengaku jabatan hakim selama dua periode sejarah, yakni pada masa penghujung Pemerintah Khulafaurrasyidin (masa khalifah Ali Ibn Abi Thalib) dan masa awal dari pemerintah Bani Umayyah. Di samping menyelesaikan tugas-tugas perkara, para hakim pada pemeritahan Bani Umayyah juga diberi tugas tambahan yang berupa penyelesaian perkara, misalnya menikahkan wanita yang tidak punya wali, pengawasan baitul maal, dan mengangkat pengawasan anak yatim. 17", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 524, "width": 401, "height": 88, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Melihat ketiga wilayah al-Qa ha (kekuasaan kehakiman) sebagaimana tersebut, bila dipadankan dengan kekuasaan kehakiman di Indonesia, tampaknya dua dari tiga kekuasaan kehakiman terdapat kesamaan dengan Peradilan yang ada di Indonesia.Dari segi substansi dan kewenangannya, wilayah Al-Madz l m bisa dipadankan dengan Peradilan Tata Usaha Negara, wilayah al-Qa ha bisa dipadankan dengan lembaga peradilan umum dan peradilan agama.Adapun wilayatul al-Hisbah - secara substansi tugasnya mirip dengan polisi atau Kamtibmas, Satpol PP. 18", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 616, "width": 222, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Konsep Adat Badamai Masyarakat Banjar", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 668, "width": 26, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "15 Ibid.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 679, "width": 26, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "16 Ibid.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 690, "width": 24, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "17 Ibid. 18 Ibid.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 41, "width": 20, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "110", "type": "Page header" }, { "left": 393, "top": 36, "width": 97, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN : 2354-6034 IAIN Palangka Raya", "type": "Page header" }, { "left": 94, "top": 737, "width": 432, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Syarifuddin., Dakhoir,Ahmad., dan Azizah, Sri D.N. / Jurnal Al-Qardh, Vol. 2, No. 3, Desember (2016)", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 109, "width": 415, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adat Badamai adalah salah satu kebiasaan atau yang telah menjadi budaya masyarakat banjar dalam penyelesaian sengketa non litigasi (tidak melalui jalur pengadilan). Adapun lebih lanjut mengenai keterangan Adat Badamai sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 149, "width": 140, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a). Pengertian Adat Badamai", "type": "List item" }, { "left": 120, "top": 161, "width": 401, "height": 114, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Secara etimologis adat badamai merupakan kata majemuk yang berasal dari bentukan kata adat dan badamai .Istilah lainnya adat adalah urf , yang secara bahasa diartikan sebagai yang dikenal dan dianggap baik serta diterima oleh akal sehat. Urf juga diartikan sebagai tradisi yang sudah menjadi kebiasaan masyarakat, baik berupa perkataan maupun perbuatan. 19 Menurut Ensiklopedi Hukum Islam adat berarti kebiasaan atau tradisi masyarakat yang telah dilakukan berulang kali secara turun temurun.Kata adat di sini lazim dipakai tanpa membedakan mana yang mempunyai sanksi, seperti hukum adat, dan mana yang tidak mempunyai sanksi seperti disebut adat saja. 20", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 278, "width": 401, "height": 62, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata adat juga sebenarnya berasal dari bahasa Arab yang berarti kebiasaan. Pendapat lain menyatakan, bahwa adat sebenarnya berasal dari bahasa sang sengkerta a (berarti”bukan”) dan dato (yang artinya “sifat kebendaan”) dengan demikian, maka adat sebenarnya berarti sifat immateril: artinya, adat menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan sistem kepercayaan. 21", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 343, "width": 401, "height": 101, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Badamai berasal dari akar kata bahasa Banjar yang berasal dari kata damai yang berarti damai, tenang sejahtera. Kata badamai merupakan kata bentukan dari bahasa Banjar. Istilah ini berasal dari akar kata damai ditambah imbuhan (ber) menjadi berdamai, dalam Ensiklopedi Hukum Islam damai sepadan dengan kata as-sulh , yang artinya akad untuk menyelesaikan suatu persengketaan atau perselisihan menjadi perdamaian. Pengertian yang lain ialah upaya yang dilakukan secara damai dan di dalam bahasa Banjar kata badamai dipadankan dengan kata berjalan dengan bajalan , bermain dengan bamain . 22", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 447, "width": 401, "height": 74, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adat badamai merupakan kata majemuk yang berarti suatu upaya perdamaian yang dikerjakan atau dilakukan secara berulang-ulang dan menjadi suatu kebiasaan yang melembaga pada masyarakat Banjar.Adat badamai dapat meningkat menjadi hukum adat, ketika masyarakat sudah menganggap perbuatan badamai itu sebagai suatu hal yang mesti berlaku pada masyarakat adat Banjar, karena itu sebagai suatu yang mesti dilakukan. 23", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 524, "width": 401, "height": 62, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adat badamai adalah salah satu bentuk penyelesaian sengketa yang lazim dilakukan oleh masyarakat Banjar. Adat badamai bermakna pula sebagai hasil proses perembukan atau musyawarah dalam pembahasan bersama dengan maksud mencapai suatu keputusan sebagai penyelesaian dari suatu masalah. Adat badamai dilakukan dalam rangka menghindarkan persengketaan yang dapat membahayakan tatanan sosial.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 603, "width": 426, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "19 Dede Rosyada, Hukum Islam dan Pranata Sosial, Cet. V, Jakarta: Pt RajaGrafindo Persada, 1999, hal. 50.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 625, "width": 426, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "20 Ahmadi Hasan, Adat Badamai (Penyelesaian Sengketa ) Pada Masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan , http://jurnal.iain-antasari.ac.id/index.php/al-banjari/article/view/414/319, diakses pada tanggal 5 november 2016.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 657, "width": 426, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "21 Soerjono Soekanto, Hukum Adat Indonesia , Cet. VI, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003, hal. 70.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 679, "width": 426, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "22 Ahmadi Hasan, Adat Badamai (Penyelesaian Sengketa ) Pada Masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan ,... 23 Ibid.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 41, "width": 20, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "111", "type": "Page header" }, { "left": 393, "top": 36, "width": 97, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN : 2354-6034 IAIN Palangka Raya", "type": "Page header" }, { "left": 94, "top": 737, "width": 432, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Syarifuddin., Dakhoir,Ahmad., dan Azizah, Sri D.N. / Jurnal Al-Qardh, Vol. 2, No. 3, Desember (2016)", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 109, "width": 400, "height": 140, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Putusan Badamai yang dihasilkan melalui mekanisme musyawarah merupakan upaya alternatif dalam mencari jalan keluar guna memecahkan persoalan yang terjadi dalam masyarakat. Pada masyarakat Banjar jika terjadi persengketaan diantara warga atau terjadi tindak penganiayaan atau pelanggaran norma (adat) atau terjadi perkelahian ataupun pelanggaran lalu lintas, maka warga masyarakat berkecenderungan menyelesaikan secara badamai.Warga masyarakat enggan menyelesaikan sengketa itu melalui lembaga ligitasi (jalur lembaga peradilan). Adat badamai ini diakui efektif dalam menyelesaikan pertikaian atau persengketaan.Sekaligus mampu menghilangkan perasaan dendam berperan menciptakan keamanan ketertiban dan perdamaian. Adat badamai ini lazim pula disebut dengan, babaikan , baparbaik , bapatut atau mamatut , baakuran dan penyelesaian dengan cara suluh . 24", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 252, "width": 200, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b). Adat badamai dalam UU sultan Adam", "type": "List item" }, { "left": 120, "top": 265, "width": 401, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jika terjadi persengketaan ataupun Undang-undang Sultan Adam disebutkan dalam Pasal 21: 25", "type": "Text" }, { "left": 154, "top": 291, "width": 367, "height": 49, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tiap kampung kalau ada perbantahan isi kampungnja ija itu tetuha kampungnja kusuruhkan membitjarakan mupaqat-mupaqat lawan jang tuha-tuha kampungnja itu lamun tiada djuga dapat membitjarakan ikam bawa kepada hakim.", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 343, "width": 400, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Artinya: Tiap-tiap kampung bilamana terjadi sengketa, maka diperintahkan untuk mendamaikan (mamatut) dengan tetuha kampung, bilamana tidak berhasil barulah dibawa kepada hakim.", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 382, "width": 401, "height": 62, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pasal 21 UUSA sebagai dasar hukum adat badamai sampai kini tetap menjadi landasan norma dan perilaku dalam masyarakat Banjar. Bahkan sampai sekarang masih menjadi suatu tradisi mamatut. Tradisi penyelesaian sengketa yang sudah melembaga untuk merukunkan kembali setiap pertikaian, sehingga tidak terjadi perasaan dendam antara kedua belah pihak.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 447, "width": 179, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c).Adat Badamai Masyarakat Banjar", "type": "Section header" }, { "left": 120, "top": 460, "width": 401, "height": 191, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Masyarakat banjar mempunyai cara yang unik dalam kehidupan sosial mereka termasuk dalam permasalahan yang terjadi di lingkungan masyarakat tersebut. Mochrani membagi penyelesaian sengketa itu kepada dua hal, pertama penyelesaian dalam masalah agama yaitu dengan cara mengadakan hujjah dan kedua penyelesaian konflik yang bersifat fisik yang berkaitan dengan kasus penganiayaan, perkelahian, pelanggaran lalu lintas maupun sengketa pembagian harta warisan. Jika terjadi konflik atau persengketaan antara warga dan tidak dilakukan adat badamai diyakini akan merusak tatanan harmoni yang merupakan pelanggaran terhadap kearifan tradisional. 26 Jika konflik terjadi apalagi yang berkaitan dengan peristiwa pidana, maka tokoh-tokoh masyarakat (tetuha kampung) berinsiatif untuk mendamaikan para pihak yang bersengketa. Diupayakan pertemuan ( musyawarah ) keluarga, dilanjutkan acara selamatan, dengan bermaaf-maafan dan terkadang disertai dengan perjanjian tidak akan memperpanjang sengketa dan permusuhan. Bahkan diantara kedua belah pihak diikat dalam sebuah persaudaraan yang lazim disebut sebagai baangkat dangsanak (dipersaudarakan) atau baangkat kuitan (menjadi orang tua dan anak angkat). Ciri khas", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 668, "width": 426, "height": 33, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "24 Ahmadi Hasan, Adat Badamai (Penyelesaian Sengketa) Pada Masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan ,... 25 Ibid.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 701, "width": 24, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "26 Ibid.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 41, "width": 20, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "112", "type": "Page header" }, { "left": 393, "top": 36, "width": 97, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN : 2354-6034 IAIN Palangka Raya", "type": "Page header" }, { "left": 94, "top": 737, "width": 432, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Syarifuddin., Dakhoir,Ahmad., dan Azizah, Sri D.N. / Jurnal Al-Qardh, Vol. 2, No. 3, Desember (2016)", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 109, "width": 401, "height": 88, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "yang membedakan adat badamai dengan penyelesaian damai pada masyarakat lainnya adalah : adanya nilai-nilai atau norma yang harus dipatuhi, adanya upacara yang mengiriingi sebagai simbol tuntasnya sengketa atau pertikaian, adanya acara maangkat dangsanak atau maangkat kuitan (dipersaudarakan) yang sarat dengan unsur-unsur ritual yang bersifat religi semisal adanya upacara batapung tawar . Lengkap dengan hidangan nasi ketan dan kelapa parut yang dicampur dengan gula jawa.Hukum Adat Badamai pada masyarakat Banjar terdiri atas 3 unsur, yaitu: 27", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 200, "width": 400, "height": 114, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1). Unsur-unsur yang tidak tertulis, berupa kebiasaan-kebiasaan yang tumbuh dan berkembang dalam praktek pergaulan hidup dalam masyarakat. Ini mencakup segala apa saja yang sudah terbiasa dianggap baik oleh masyarakat dan akan menimbulkan reaksi dari berbagai lapisan masyarakat kalau hal tersebut dilanggar. Tegasnya pelanggarannya akan mendapatkan sanksi minimal berupa celaan dari masyarakat. Kebiasaan demikian dalam masyarakat Banjar berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya terutama dilihat dari besar kecilnya pengaruh pendidikan dan modernisasi serta kegiatan pembangunan lainnya yang dilaksanakan oleh Pemerintah.", "type": "List item" }, { "left": 120, "top": 317, "width": 400, "height": 114, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2). Unsur-unsur yang berasal dari hukum Islam, yaitu mencakup segala ketentuan syariat islam dan hukum-hukum fiqh yang dipertahankan dan dianut oleh masyarakat sebagai bagian besar dari ajaran agamanya. Berkenaan dengan ini penentuan apa yang merupakan ajaran agama adalah tergantung pada persepsi warga masyarakat sesuai dengan apa yang disampaikan oleh para ulama di daerah ini sejak zaman dahulu. Penentuan sesuatu adalah wajib, sunat, mubah, makruh dan haram pada dasarnya ditentukan dari para ulama dan tetap dipegang terus sebagai kriteria penilaian ketika seseorang menghadapi fakta tertentu yang memerlukan penilaian.", "type": "List item" }, { "left": 120, "top": 434, "width": 400, "height": 100, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3). Unsur-unsur yang berasal dari zaman kerajaan Banjar, untuk hal ini tidak ditentukan suatu ketentuanpun selain dari apa yang dinamakan Undang-undang Sultan Adam (1835) seorang Sultan yang terkenal alim dan dihormati oleh rakyatnya. Undang-undang yang terdiri dari atas beberapa pasal ini kelihatannya pelaksanaannya sangat tergantung pada Sultan, sehingga sepeninggal Sultan Adam lebih-lebih lagi setelah meninggalnya Sultan Adam kurang banyak mendapat perhatian kecuali dalam bidang hukum pertanahan yang masih ditaati oleh masyarakat.", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 538, "width": 447, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "C. Penyelesaian Sengketa Hutang Piutang di Kalangan Masyarakat Talohen Hulu Kelurahan Ampah Kota Kabupaten Barito Timur", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 576, "width": 427, "height": 101, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Masalah hutang piutang tidak bisa terhindarkan dalam kehidupan masyarakat. Seseorang melakukan pijaman ataupun hutang piutang karena ada yang melatarbelakanginya sehingga hutang sebagai alternatif baginya seperti apa yang terjadi pada masyarakat Talohen Hulu Kelurahan Ampah Kota berdasarkan observasi dan wawancara yang telah peneliti lakukan dengan Ibu RM, JT, SR dan RA bahwa motif berutang adalah untuk keperluan transportasi anak sekolah dan modal usaha. Hal tersebut merupakan alasan berutang termasuk dalam kebutuhan mendadak dan diperbolehkan selama tidak ada ayat yang melarang dan tujuannya adalah untuk hal yang baik pula. Pihak kreditur atau pemberi pinjaman", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 701, "width": 24, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "27 Ibid.", "type": "Footnote" }, { "left": 127, "top": 41, "width": 20, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "113", "type": "Page header" }, { "left": 393, "top": 36, "width": 97, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN : 2354-6034 IAIN Palangka Raya", "type": "Page header" }, { "left": 94, "top": 737, "width": 432, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Syarifuddin., Dakhoir,Ahmad., dan Azizah, Sri D.N. / Jurnal Al-Qardh, Vol. 2, No. 3, Desember (2016)", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 109, "width": 427, "height": 36, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "berdasarkan keterangan Ibu KR, LH dan Bapak DR juga berempati dengan memberikan bantuan pinjaman terhadap warganya. Ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam (Q.S al- Maidah (5):2):", "type": "Text" }, { "left": 264, "top": 153, "width": 255, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "                                                                                   ", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 182, "width": 427, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran’’ 28", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 221, "width": 427, "height": 88, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tafsir Fi Zhilalil Qur’an yang ditulis oleh Sayyid Quthb maksudnya adalah bahwa Islam menetapkan agar orang yang beriman tolong menolong dan bantu membantu dalam berbuat kebaikan dan ketakwaan saja, tidak boleh bantu membantu dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Al-Quran menakut-nakuti jiwa manusia terhadap azab Allah dan menyuruhnya bertakwa kepada-Nya, agar dengan perasaan-perasaan seperti ini dia dapat menahan kemarahan dan taat aturan, berperangai luhur dan toleran.Takwa kepada Allah dan mencari ridha-Nya. 29", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 311, "width": 427, "height": 114, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Secara eksplisit ayat tersebut menjelaskan bahwa anjuran untuk tolong menolong terhadap sesama dan hal tersebut sudah dilakukan oleh masyarakat Talohen Hulu terkhusus pihak kreditur (pemberi pinjaman) kepada yang membutuhkan. Namun sambungan dari ayat tersebut juga dilaksanakan oleh masyarakat Talohen Hulu yaitu tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran yang merupakan larangan-Nya terbukti dari pernyataan Ibu LH, Bapak DR, Ibu JT, dan Ibu RM yaitu adanya penetapan persyaratan berupa keuntungan maupun kompensasi yang diberikan di awal perjanjian. Hal ini sudah tidak sesuai dengan konsep hutang piutang dalam Islam karena termasuk dalam kelebihan yang diperjanjikan baik dari pihak yang berutang maupun berpiutang adalah tidak boleh dan haram untuk diambil.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 428, "width": 427, "height": 140, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hutang piutang yang terjadi pada masyarakat Talohen Hulu Kelurahan Ampah Kota berdasarkan observasi dan wawancara yang telah peneliti lakukan yaitu adanya rukun dan syarat tertentu dalam akad yaitu adanya Lafaz hutang piutang, Penetapan pembayaran persentase maupun keuntungan yang diperjanjikan baik secara perbulan maupun perminggunya, adanya penetapan persentasi maupun keuntungan yang diperjanjikan diawal akad, akad ditulis dalam bentuk kwitansi namun hanya nama dan jumlah nominal yang berutang, ada yang menggunakan jaminan namun ada juga yang tidak dan tidak menggunakan waktu tempo pembayaran pengembalian pinjaman. Akad ini merupakan akad Qardhul Hasan yaitu pinjaman yang lunak yang mana ketika pihak debitur kesulitan dalam pembayaran hutang masih ada toleransi yang mana barang milik pihak peminjam tidak pernah disita maupun ditarik oleh pihak kreditur.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 571, "width": 427, "height": 101, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada saat salah satu pihak melakukan wanprestasi atau tidak terpenuhinya janji berdasarkan keterangan Ibu SR dan RA kesimpulannya bahwa mereka pernah tidak dapat membayar hutang dengan jangka waktu yang cukup lama 6 bulan-1 tahun lebih alasan mereka tidak dapat membayar hutang karena usaha yang dijalankan mengalami kebangkrutan. Hal demikian membuat pihak kreditur menjadi emosi dan marah-marah yang menyebabkan terjadinya sengketa yang berkepanjangan antara kedua belah pihak yang berakad. Pihak kreditur terus menagih agar uangnya cepat dikembalikan akhirnya pihak peminjam yaitu Ibu RA melakukan pertemuan dan berbicara baik-baik musyawarah dengan", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 690, "width": 318, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "28 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Dan Terjemahnya ..., hal. 157.", "type": "Footnote" }, { "left": 127, "top": 701, "width": 357, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "29 Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an , Cet.VIII, Jakarta: Gema Insani, 2013, hal.168-169.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 41, "width": 20, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "114", "type": "Page header" }, { "left": 393, "top": 36, "width": 97, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN : 2354-6034 IAIN Palangka Raya", "type": "Page header" }, { "left": 94, "top": 737, "width": 432, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Syarifuddin., Dakhoir,Ahmad., dan Azizah, Sri D.N. / Jurnal Al-Qardh, Vol. 2, No. 3, Desember (2016)", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 109, "width": 427, "height": 49, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "prinsip kekeluargaan dalam penyelesaian sengketa tersebut, ini sesuai dengan alternatif penyelesaian sengketa yaitu jalur non litigasi (diluar pengadilan). Pola penyelesaian sengketa dengan cara musyawarah berdasarkan prinsip kekeluargaan tersebut memang dianjuran berdasarkan firman Allah SWT :", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 166, "width": 423, "height": 49, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "                                                                                                                                                                                                                      ", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 228, "width": 427, "height": 88, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada- Nya.(Q.S Ali-Imran (3):159).”", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 332, "width": 427, "height": 114, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tafsir Al-Mishbah maksud dari ayat tersebut adalah berupa tuntunan yang diarahkan kepada Nabi Muhammad SAW.sambil menyebutkan sikap lemah lembut Nabi kepada kaum muslimin khususnya mereka yang telah melakukan kesalahan dan pelanggaran dalam perang Uhud. Sebenarnya, cukup banyak hal dalam peristiwa perang Uhud yang dapat mengundang emosi manusia untuk marah.Namun demikian, cukup banyak pula bukti yang menunjukan kelemah lembutan Nabi SAW. Beliau bermusyawarah dengan mereka sebelum memutuskan untuk berperang, beliau menerima usul mayoritas mereka, walau beliau sendiri kurang berkenan;beliau tidak memaki dan mempersalahkan para pemanah yang meninggalkan markas mereka, tetapi hanya menegurnya dengan halus dan lain-lain. 30", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 449, "width": 427, "height": 165, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Secara eksplisit bahwa ayat tersebut memang pada dasarnya ditunjukan untuk orang- orang yang bersengketa dalam perjanjian atau perikatan yang telah mereka buat, hendaklah mereka melakukan musyawarah terlebih dahulu sebelum ke ranah hukum yang lebih tinggi karena musyawarah memang dianjurkan dalam Islam dan merupakan sifat yang terpuji baik dalam kehidupan individu, masyarakat dan sebagainya. Apalagi masyarakat yang berada dilingkungan pedesaan maupun perkampungan yang harusnya mempunyai sikap solidaritas terhadap sesama. Penyelesaian sengketa dengan cara musyawarah telah dipraktikan pada masyarakat Talohen Hulu ketika terjadi permasalahan dicari solusi bersama dengan prinsip kekeluargaan agar tidak terjadi keributan yang berkelanjutan dan tidak berlanjut sengketa pada pelaporan keranah hukum yang lebih tinggi. Cara penyelesaian sengketa dengan musyawarah dapat ditemukan solusi atas dasar kesadaran diri dari pihak peminjam seperti kasus Ibu SR bahwa kebun karet tersebut digadaikan kepada pihak pemberi pinjaman hutang sebagai pengganti hutang yang tidak dapat terbayarkan.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 617, "width": 427, "height": 62, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Cara penyelesaian sengketa musyawarah dengan prinsip kekeluargaan ini dikenal dengan istilah unik yaitu adat badamai karena masyarakat Talohen Hulu kelurahan Ampah kota berdasarkan observasi yang telah peneliti lakukan bahwa masyarakat disana adalah komonitas orang banjar dan dalam penyelesaian permasalahanpun dilakukan dengan cara internal yaitu musyawarah kedua belah pihak dan solusi atas kesadaran tersendiri dari pihak", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 701, "width": 241, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "30 M. Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah (Volume 2 ),....hal. 309.", "type": "Footnote" }, { "left": 127, "top": 41, "width": 20, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "115", "type": "Page header" }, { "left": 393, "top": 36, "width": 97, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN : 2354-6034 IAIN Palangka Raya", "type": "Page header" }, { "left": 94, "top": 737, "width": 432, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Syarifuddin., Dakhoir,Ahmad., dan Azizah, Sri D.N. / Jurnal Al-Qardh, Vol. 2, No. 3, Desember (2016)", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 109, "width": 427, "height": 75, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "peminjam dengan cara menyerahkan harta atau menggadaikan barangnya sebagai pengganti hutang yang tidak terbayarkan tanpa diminta maupun disita oleh pihak pemberi pinjaman. Pihak pemberi pinjaman hanya marah-marah saja kepada pihak peminjamnya dan menagih agar uangnya cepat dikembalikan namun tidak pernah sampai menyita maupun mengambil barang-barang pihak debitur atau peminjam. Pada intinya pihak peminjam menyadari bahwa hutang adalah perkara yang wajib untuk dibayarkan.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 187, "width": 427, "height": 114, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adat badamai merupakan alternatif penyelesaian sengketa jalur non litigasi dan merupakan hukum yang tidak tertulis pada masyarakat Talohen Hulu terkenal dengan istilah kata “ babaikan, bapatut, bamaapan, baakuran dan baampihan .”Ini sudah menjadi adat kebiasaan pada masyarakat Talohen Hulu jika terjadi sengketa khususnya pada akad hutang piutang hanya antara kedua belah pihak yang berakad saja tidak memuat adanya pihak ketiga sebagai mediator karena masih mampu diselesaikan secara baik-baik antara kedua belah pihak. Alternatif penyelesaian sengketa dengan cara adat badamai diyakini oleh masyarakat Talohen Hulu Kelurahan Ampah Kota dapat memperkuat tali persaudaraan antara pihak yang bersengketa dan dapat menghilangkan perasaan dendam.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 304, "width": 427, "height": 36, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adat badamai pada masyarakat Talohen Hulu Kelurahan Ampah Kota sudah terjadi secara turun-temurun dari nenek moyang jaman dulu dan sudah menjadi warisan budaya luhur yang dapat menjadi acuan ataupun contoh untuk ditempatkan di zaman sekarang.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 343, "width": 64, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "D. Penutup", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 356, "width": 427, "height": 114, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sengketa hutang piutang yang terjadi pada masyarakat Talohen Hulu Kelurahan Ampah kota diselesaikan dengan cara musyawarah prinsip kekeluargaan. Ini merupakan alternatif penyelesaian sengketa melalui jalur non litigasi (diluar pengadilan), cara musyawarah prinsip kekeluargaan ini dikenal dengan istilah unik masyarakat disana yaitu Adat badamai merupakan warisan budaya luhur masyarakat Talohen Hulu dalam penyelesaian permasalahan terkhusus dalam akad hutang piutang yang diyakini solusi dengan cara seperti ini dapat mempererat tali persaudaraan antara pihak yang bersengketa dan menghilangkan perasaan dendam diantara pihak tersebut. Ini merupakan cara yang dapat dicontoh dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sosial pada zaman sekarang.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 473, "width": 103, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "E. Daftar Rujukan", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 485, "width": 427, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adi Nugroho,Susanti, Mediasi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa , Cet. II, Tangerang: PT Telaga Ilmu Indonesia, 2011.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 524, "width": 426, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Dan Terjemahnya , Pt Kumudasmoro Grafindo Semarang, 1994.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 563, "width": 386, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Imam Al-Quthubi, Syaikh , Tafsir Al-Qurthubi , Cet. I, Jakarta: Pustaka Azzam, 2008.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 589, "width": 426, "height": 49, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mardani, Hukum Perikatan Syariah di Indonesia , Cet. I, Jakarta: SinarGrafika, 2013. . Manan, Abdul ,Hukum Ekonomi Syariah ( Dalam Perspektif Kewenangan Peradilan Agama ), Cet.II, Jakarta: Kencana, 2014.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 654, "width": 382, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rasjid, Sulaiman , Fiqh Islam , Cet. XXIX, Bandung: Pt Sinar Baru Algesindo, 2006.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 680, "width": 426, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rosyada, Dede , Hukum Islam dan Pranata Sosial, Cet. V, Jakarta: Pt RajaGrafindo Persada, 1999.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 41, "width": 20, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "116", "type": "Page header" }, { "left": 393, "top": 36, "width": 97, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN : 2354-6034 IAIN Palangka Raya", "type": "Page header" }, { "left": 94, "top": 737, "width": 432, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Syarifuddin., Dakhoir,Ahmad., dan Azizah, Sri D.N. / Jurnal Al-Qardh, Vol. 2, No. 3, Desember (2016)", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 122, "width": 426, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Soekanto, Soerjono , Hukum Adat Indonesia , Cet. VI, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 161, "width": 360, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Quthb, Sayyid , Tafsir Fi Zhilalil Qur’an , Cet.VIII, Jakarta: Gema Insani, 2013.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 187, "width": 426, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Wiranata , Frans Hendra , Hukum Penyelesaian Sengkata , Cet. II, Jakarta: Sinar Grafika, 2013.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 213, "width": 426, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ahmadi Hasan, Adat Badamai (Penyelesaian Sengketa ) Pada Masyarakat Banjar di", "type": "Text" }, { "left": 154, "top": 226, "width": 363, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kalimantan Selatan , http://jurnal.iain-antasari.ac.id/index.php/al- banjari/article/view/414/319, diakses pada tanggal 5 november 2016.", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 265, "width": 414, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "http://eprints.uny.ac.id/22029/4/4.BAB%20II.pdf, diakses pada tanggal 10 November 2016", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 291, "width": 426, "height": 36, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Reza Karunia, Mewaspadai Lintah Darat dan Cara Pelaporan Rentenir – Cermati, https://www.cermati.com/artikel/mewaspadai-lintah-darat-dan-cara-pelaporan- rentenir, diakses pada tanggal 13 Juni 2016.", "type": "Text" } ]
15630393-e687-69a3-51d4-5cf99e04e93f
https://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/MTK/article/download/1234/756
[ { "left": 111, "top": 88, "width": 404, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS", "type": "Section header" }, { "left": 111, "top": 136, "width": 287, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adhi Prabowo, Nurhanurawati, Pentatito Gunowibowo", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 157, "width": 247, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan Matematika , Universitas Lampung [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 226, "width": 64, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 111, "top": 260, "width": 409, "height": 66, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This quasi experimental research aimed to find out the effectiveness of problem solving learning model observed from mathematics problem solving ability of the students at first grade of SMPN 13 Bandar Lampung. Problem solving learning model is a learning model which includes the steps of understanding problem, planning of solving, problem solving and recheck the correctness of the problem.", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 329, "width": 406, "height": 122, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The design used in this research is pretest-posttest control design. The population of this research are all students of even semester at first grade of SMPN 13 Bandar Lampung 2012/2013. The samples of the research are students of VII B and VII C class which are taken randomly. The research data was gained from the mathematics problem solving ability test. The data was analyzed by using t-test. From this research, it can be concluded that problem solving learning model is more effective than conventional learning model in increasing the mathematics problem solving ability of the student of even semester at first grade of SMPN 13 Bandar Lampung.", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 467, "width": 405, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Key Words : effectiveness, mathematics problem solving ability, problem solving learning model.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 537, "width": 96, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 571, "width": 186, "height": 176, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidup- an suatu bangsa, karena melalui pendidikan diharapkan akan lahir sumber daya manusia yang berkuali- tas dan mampu membangun masya- rakat ke arah yang lebih baik. Berkenaan dengan hal itu, peme- rintah telah melakukan berbagai", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 536, "width": 183, "height": 198, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "upaya pembaharuan dan penyem- purnaan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, baik yang menyangkut kurikulum ataupun yang berkaitan dengan sarana dan pra- sarana pendidikan. Semua ini ten- tunya dilakukan dalam rangka men- capai tujuan nasional bangsa Indo- nesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 187, "height": 218, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sudradjad (2005: 17) meng- ungkapkan bahwa pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang mampu menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan atau kom- potensi, baik kompetensi akademik maupun kompetensi kejuruan, yang dilandasi oleh kompetensi personal dan sosial, serta nilai-nilai akhlak mulia, yang keseluruhannya me- rupakan kecakapan hidup ( life skill ).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 315, "width": 186, "height": 177, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagai upaya dalam menciptakan pendidikan yang bermutu diperlukan proses pembelajaran yang baik. Proses pembelajaran dikatakan berjalan dan berhasil secara baik jika mampu me-ningkatkan kesadaran peserta didik untuk belajar, sehingga pengalaman yang diperoleh peserta didik dapat dirasakan manfaatnya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 502, "width": 196, "height": 239, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang berperan penting dalam pengembangan nalar peserta didik menjadi sebuah jembatan bagi peserta didik untuk mampu berpikir secara logis, kritis dan bertahap dalam menghadapi sebuah masalah. Pembelajaran matematika sudah diperoleh peserta didik sejak tingkat dasar sampai tingkat tinggi. Hal ini ditegaskan dalam Peraturan Pemerintah", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 186, "height": 301, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nomor 19 tahun 2005 yang menye- butkan bahwa mata pelajaran mate- matika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemam- puan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 398, "width": 183, "height": 343, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam standar isi mata pela- jaran matematika SMP dinyatakan bahwa mata pelajaran matematika diberikan dengan tujuan antara lain agar peserta didik memiliki kemam- puan memecahkan masalah dan mengomunikasikannya. Hal ini sesuai dengan salah satu fokus dalam pembelajaran matematika yaitu kemampuan pemecahan masalah sebagaimana tertulis dalam Permen- diknas No.22 tahun 2006 yang menyatakan bahwa pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran matematika yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 183, "height": 156, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan solusi tidak tunggal, dan masalah dengan berbagai cara penye- lesaian. Untuk meningkatkan ke- mampuan memecahkan masalah perlu dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model matematika, menyelesaikan masalah, dan menafsirkan solusinya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 253, "width": 184, "height": 239, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemampuan tersebut tidak lepas dari tujuan lain yang menda- sarinya, yaitu (1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau alogaritma, dalam peme- cahan masalah dan (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, me- lakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, me- nyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 502, "width": 184, "height": 239, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendekatan pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis dan saling berkolerasi adalah pembelajar- an Problem Solving . Cooney (Noer, 2010: 26) mengungkapkan bahwa pemecahan masalah merupakan proses menerima masalah dan ber- usaha mencari solusi untuk menye- lesaikan masalah tersebut. Adapun masalah dalam matematika adalah ketika seorang siswa dihadapkan", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 186, "height": 197, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pada suatu persoalan tetapi siswa tidak dapat mencari langsung solusi- nya. Oleh sebab itu diperlukan kemampuan siswa dalam berfikir, bernalar, memprediksi, dan mencari solusi dari masalah yang diberikan, kemudian dibuktikan kebenarannya. Dengan demikian kemampuan pe- mecahan masalah matematis siswa akan terus berkembang.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 295, "width": 186, "height": 280, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada umumnya guru yang mengajar secara konvensional lebih menekankan siswa untuk belajar prosedur menyelesaikan soal mate- matika. Dalam model pembelajaran yang konvensional masalah diajarkan pada tahap akhir pembelajaran dan yang seringkali diabaikan, sehingga kemampuan pemecahan masalah siswa umumnya rendah. Padahal per- lu disadari bahwa proses penyelesai- an masalah merupakan tujuan utama dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 585, "width": 183, "height": 156, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemampuan pemecahan masalah matematika yang masih rendah ini juga terjadi pada siswa kelas VII SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Dalam pembelajaran matematika di kelas VII SMP Negeri 13 Bandar Lampung guru telah melibatkan berbagai media pembelajaran sesuai", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 183, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perkembangan zaman, namun model pembelajaran konvensional tersebut dirasa masih kurang maksimal dalam meningkatkan kemampuan pemecah- an masalah matematis.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 191, "width": 184, "height": 384, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Polya dalam Hudojo (2003: 57), satu masalah biasanya memuat suatu situasi yang mendo- rong seseorang untuk menyelesai- kannya akan tetapi tidak bagaimana cara memecahkan masalah tersebut. Jika seorang guru memberikan suatu masalah kepada siswa dan siswa tersebut langsung menyelesaikannya dengan baik dan benar maka soal tersebut bukan masalah. Untuk menyelesaikan suatu masalah me- lalui proses memahami, merencana- kan, menyelsaikan dan memeriksa kembali masalah. Sehingga model pembelajaran yang seperti ini akan dapat meningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematis.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 585, "width": 183, "height": 156, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Model pembelajaran Problem Solving sangat mengutamakan proses dimana seorang siswa menerima tan- tangan yang berhubungan dengan sebuah permasalahan matematika. Permasalahan tersebut tidak dapat diselesaikan dan ditentukan dengan mudah, akan tetapi memerlukan", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 183, "height": 156, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tahapan-tahapan yang dapat mening- katkan kemampuan pemecahan ma- salah matematis. Karenanya Problem Solving dapat dipandang sebagai suatu model pembelajaran yang penting untuk meningkatkan ke- mampuan pemecahan masalah matematis siswa.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 253, "width": 183, "height": 115, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran Problem Solving di- tinjau dari kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VII SMP Negeri 13 Bandar Lampung.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 399, "width": 134, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 419, "width": 183, "height": 322, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII se- mester genap SMP Negeri 13 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari sembilan kelas yang berjumlah 301 siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, se- luruh kelas VII di SMP Negeri 13 Bandar Lampung tidak ada kelas yang diunggulkan, maka pengam- bilan sampel dilakukan dengan cara mengambil dua dari sembilan kelas secara acak. Kelas yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah kelas VII B dengan jumlah siswa 34 orang sebagai kelas eksperimen,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 183, "height": 114, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yaitu kelas yang mengikuti model pembelajaran Problem Solving dan kelas VII C dengan jumlah siswa 33 orang sebagai kelas kontrol, yaitu kelas yang mengikuti pembelajaran konvensional.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 212, "width": 198, "height": 363, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini merupakan pe- nelitian eksperimen semu ( quasi ex- periment ). Data dalam penelitian ini adalah data kemampuan pemecahan masalah yang diperoleh dari data skor pretest sebelum memulai pem- belajaran dan data skor posttest yang dilakukan di akhir pembelajaran, ser- ta data skor pencapaian ( gain ), beru- pa data kuantitatif . U ntuk mengukur kemampuan pemecahan masalah ma- tematis mengacu pada indikator ke- mampuan pemecahan masalah mate- matis yaitu sebagai berikut: 1) Meng- identifikasi unsur-unsur yang di- ketahui, yang ditanyakan, dan ke- cukupan unsur yang diperlukan; 2) Merumuskan masalah matematis;", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 585, "width": 195, "height": 156, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Menerapkan strategi untuk menyelesaikan berbagai masalah dalam atau diluar matematika; 4) Menjelaskan dan menginterpreta- sikan hasil sesuai permasalahan; 5) Menggunakan matematika secara bermakna dalam kehidupan sehari- hari.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 216, "height": 280, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun langkah – langkah dalam penelitian adalah sebagai berikut : 1) Melakukan penelitian pendahuluan untuk melihat kondisi sekolah, seperti berapa kelas yang ada, jumlah siswanya, serta cara mengajar guru matematika selama pembelajaran. 2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Problem Solving dan untuk kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 378, "width": 207, "height": 114, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Menyiapkan instrumen penelitian berupa soal dan jawaban tes kemampuan pemecahan masalah matematis, serta aturan penskoran- nya. 4) Melakukan validasi instru- men dan perbaikan instrumen.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 502, "width": 216, "height": 176, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5) Melakukan uji coba soal tes, kemudian menghitung reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesu- karannya. 6) Mengadakan pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. 7) Melaksanakan penelitian pada kelas yang mengikuti model pembelajaran Problem Solving dan pembelajaran konvensional.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 688, "width": 207, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8) Mengadakan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 183, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9) Menganalisis dan menyusun hasil penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 129, "width": 183, "height": 280, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk mendapatkan data yang akurat, maka tes yang digunakan dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria tes yang baik. Validitas yang digunakan adalah validitas isi, yaitu validitas yang ditinjau dari segi tes itu sendiri sebagai alat pengukur hasil belajar siswa, isinya telah dapat mewakili secara representatif ter- hadap keseluruhan materi. Berdasar- kan penilaian guru, soal yang digunakan telah dinyatakan valid yaitu sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator yang diukur.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 419, "width": 184, "height": 328, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Realibilitas tes digunakan untuk mengetahui tingkat keterandal- an suatu tes. Suatu tes dikatakan realibel jika hasil pengukuran yang digunakan dengan menggunakan tes tersebut berulang kali terhadap subjek yang sama senantiasa menun- jukan hasil yang tetap sama. Dalam penelitian ini diperoleh nilai 11 r = 0,77. Berdasarkan pendapat Sudi- jono, harga 11 r tersebut telah meme- nuhi kriteria tinggi karena koefisien reliabilitasnya antara 0,600 s.d 0,800. Untuk daya pembeda, diperoleh bahwa indeks daya beda butir item lebih dari atau sama dengan 0,31", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 184, "height": 280, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sehingga sesuai dengan kriteria yang diharapkan. Sementara untuk tingkat kesukaran, diperoleh bahwa tingkat kesukaran pada tiap butir item soal sesuai dengan kriteria yang diharap- kan, yaitu memiliki besar tingkat kesukaran 0,31–0,85 dengan kriteria mudah dan sedang. Dengan demi- kian, instrumen tes dapat digunakan dalam penelitian karena sudah me- menuhi kriteria tes yang baik, yaitu memiliki validitas tes, tingkat relia- bilitas tes, daya pembeda butir tes, dan tingkat kesukaran butir tes.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 399, "width": 158, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 419, "width": 186, "height": 218, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh da ta kemampuan pemecahan masalah matematis. Data tersebut diperoleh dari hasil pretest dan posttest yang dilakukan pada awal dan akhir pembelajaran baik pada kelas yang menggunakan model pembelajaran Problem Solving maupun pada kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 647, "width": 183, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pencapaian indikator kemam- puan awal pemecahan masalah mate- matis siswa sebelum pembelajaran pada kelas eksperimen adalah 7,47% dan pada kelas kontrol 10,60%.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 186, "height": 342, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sedangkan pencapaian indikator kemampuan pemecahan masalah matematis siswa setelah pembelajar- an pada kelas eksperimen sebesar 73,37% dan pada kelas kontrol sebesar 68,62%. Selain itu, pada rata-rata indeks gain kelas eksperi- men sebesar 0,69 dan rata-rata indeks gain pada kelas kontrol sebesar 0,66. Rata-rata indeks gain pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata indeks gain kelas kontrol. Untuk analisis data digunakan uji t. Sebelum mengguna- kan uji t dilakukan uji prasyarat, yaitu uji normalitas dan uji homo- genitas terhadap data indeks gain .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 440, "width": 184, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil uji normali- tas, diperoleh pada kelas yang meng- gunakan model pembelajaran Pro- blem Solving nilai x 2 hitung = 4,23 dan x 2 tabel = 9,49 sedangkan pada kelas yang menggunakan model pem- belajaran konvensional nilai x 2 hitung =", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 582, "width": 184, "height": 138, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3,69 dan x 2 tabel = 9,49. Hasil tersebut menunjukkan bahwa bahwa nilai x 2 hitung < x 2 tabel pada taraf signifikan 5% untuk kedua kelas yang berarti H 0 diterima. Dengan demikian, data kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 183, "height": 301, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sementara itu, dari uji homo- genitas diketahui varians kelas yang menggunakan model pembelajaran Problem Solving 0,011 dan varians untuk kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional 0,014. Berdasarkan hasil perhitung- an, diperoleh F hitung = 1,27 dan F tabel = 1,81. Hasil ini menunjukkan bahwa F hitung < F tabel pada taraf signifikan 5% yang sesuai dengan kriteria uji berarti H 0 diterima. Dengan demikian, data dari kedua kelompok populasi memiliki varians yang sama.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 398, "width": 184, "height": 262, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil uji prasyarat, diperoleh data indeks gain berdistri- busi normal dan memiliki varians yang sama, maka uji kesamaan dua rata-rata dapat dilakukan dengan menggunakan uji t . Hasil perhitung- an uji t menghasilkan t hitung = 5,00 dan t tabel = 2,00. Berdasarkan kriteria pengujian, diperoleh pada taraf signifikan 5%, maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Hal ini berarti ada perbedaan rata-rata peningkatan kemampuan peme-", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 669, "width": 183, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "cahan matematis siswa menggunakan model pembelajaran", "type": "Text" }, { "left": 469, "top": 690, "width": 44, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Problem", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 711, "width": 183, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Solving dengan rata-rata peningkatan kemampuan pemecahan masalah", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 52, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "matematis", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 184, "height": 31, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "siswa pembelajaran konvensional.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 129, "width": 184, "height": 260, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari rata-rata indeks gain kelas ekperimen dan kelas kontrol terlihat bahwa rata-rata peningkatan kemam- puan pemecahan masalah pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Jadi dapat disimpulkan bahwa rata-rata peningkatan kemam- puan pemecahan masalah siswa dengan model pembelajaran Problem Solving lebih tinggi daripada rata- rata peningkatan kemampuan peme- cahan masalah siswa dengan pem- belajaran konvensional.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 398, "width": 184, "height": 322, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil analisis data indeks gain dan pengujian hipotesis pada uji kesamaan dua rata-rata peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa diketahui bahwa ada perbedaan rata-rata pe- ningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran Problem Solving dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konven- sional. Dalam hasil analisis data indeks gain juga ditunjukkan bahwa peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 730, "width": 181, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Problem Solving lebih tinggi dari-", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 183, "height": 156, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pada siswa yang menggunakan pem- belajaran konvensional . Dengan demikian, model pembelajaran Pro- blem Solving lebih efektif dibanding- kan model pembelajaran konven- sional dalam meningkatkan kemam- puan pemecahan masalah matematis siswa.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 253, "width": 184, "height": 467, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Demikian pula jika dilihat dari pencapaian indikator kemampuan pemecahan masalah matematis siswa setelah pembelajaran, terlihat bahwa rata-rata pencapaian indikator kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas yang mengikuti model pembelajaran Problem Solving lebih tinggi dari- pada rata-rata pencapaian indikator kemampuan pemecahan masalah ma- tematis siswa kelas yang mengikuti pembelajaran konvensional . Pada data pencapaian indikator kemam- puan pemecahan masalah matematis siswa setelah pembelajaran, rata-rata pencapaian indikator kemampuan pe- mecahan masalah matematis siswa kelas yang mengikuti model pem- belajaran Problem Solving adalah 73,37%, sedangkan kelas yang mengikuti pembelajaran konven- sional adalah 68,62%.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 184, "height": 425, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil dari penelitian ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sawyer dalam Depdiknas (2004: 12) yang menyatakan bahwa pengetahu- an yang diberikan atau ditransforma- sikan langsung kepada para siswa akan kurang meningkatkan kemam- puan bernalar mereka dan hanya meningkatkan kemampuan untuk mengingat saja. Sedangkan model pembelajaran pemecahan masalah ( Problem Solving ) akan memberikan peluang kepada siswa untuk berlajar memecahkan masalah melalui tahap- an pemahaman suatu masalah, peren- canaan pemecahannya, penyelesaian masalah sesuai rencana, dan pe- meriksaan kembali prosedur dan hasil yang diperoleh. Sehingga kemampuan pemecahan masalah siswa akan lebih baik.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 523, "width": 184, "height": 218, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pengamatan se- lama penelitian, pada pertemuan pertama dengan menggunakan model pembelajaran Problem Solving be- lum terlaksana secara optimal, sebab siswa belum mengenal model pem- belajaran Problem Solving dan masih terbiasa dengan pembelajaran yang sering dilakukan oleh guru (konven- sional). Dengan model pembelajaran Problem Solving , siswa dapat", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 183, "height": 31, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memahami masalah yang ada pada LKS dengan bimbingan guru.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 129, "width": 183, "height": 260, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah itu siswa dapat merencana- kan pemecahan dari masalah tersebut dan menyelesaikannya sesuai ren- cana yang telah didapat. Kemudian diakhir pembelajaran siswa dapat memeriksa kembali prosedur dan hasil dari penyelesaian yang didapat pada permasalahan di awal LKS tersebut. Tahapan proses pembelajar- an seperti ini merupakan salah satu alasan siswa pada kelas eksperimen memiliki kemampuan pemecahan masalah matematis yang lebih baik.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 398, "width": 184, "height": 322, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berbeda pada pembelajaran konvensional, siswa hanya men- dengarkan materi dan contoh soal yang diberikan oleh guru. Sehingga, kelas kurang terkontrol dengan baik karena siswa ribut. Selain itu, saat guru meminta siswa bertanya apabila masih ada yang kurang jelas, hanya sebagian kecil siswa yang bertanya, siswa yang lain hanya diam. Saat guru menyuruh mengerjakan latihan, siswa terlihat jenuh. Hal seperti inilah yang membuat siswa enggan untuk menyelesaikan setiap perma- salahan dari materi yang telah diberikan, sehingga kemampuan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 183, "height": 31, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pemecahan matematis siswa kurang baik.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 129, "width": 184, "height": 280, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kelemahan-kelemahan yang dirasa oleh peneliti dalam penelitian ini, sehingga menyebabkan hasil ke- mampuan pemecahan masalah mate- matis siswa masih kurang optimal. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran sebagian siswa dalam mengerjakan setiap permasalahan, dan kurangnya konsentrasi siswa saat belajar serta suasana kelas masih be- lum kondusif karena masih banyak siswa yang melakukan kegiatan lain yang kurang mendukung pembelajar- an.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 433, "width": 84, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 447, "width": 184, "height": 197, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan diperoleh sim- pulan bahwa peningkatan kemampu- an pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran Problem Solving lebih tinggi daripada siswa yang meng- gunakan pembelajaran konvensional. Dengan kata lain, model pembelajar- an Problem Solving efektif diterap-", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 654, "width": 183, "height": 93, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kan daripada pembelajaran konven- sional ditinjau dari aspek meningkat- kan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa di SMP Negeri 13 Bandar Lampung.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 113, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 122, "width": 175, "height": 80, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Depdiknas. 2004. Contoh-contoh Masalah untuk Peningkatan Kemampuan Menggunakan Strategi dalam Proses Pemecahan Masalah . Yogjakarta.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 219, "width": 180, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faulina, Herlin. 2008. Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 246, "width": 135, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siswa Kelas VIII C Melalui", "type": "Table" }, { "left": 358, "top": 260, "width": 143, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Pemecahan Masalah", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 274, "width": 131, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di SMP Negeri 29 Bandar", "type": "Table" }, { "left": 358, "top": 288, "width": 144, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lampung Tahun Pelajaran 2007/2008. (Skripsi). Bandar Lampung: Universitas Lampung.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 357, "width": 174, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Furchan, Arief. 2007. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 412, "width": 184, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta:", "type": "Table" }, { "left": 358, "top": 440, "width": 70, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bumi Aksara.", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 467, "width": 174, "height": 53, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hudojo, H. 2003. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. JICA. Jakarta: IMSTEP.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 536, "width": 177, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lufri. 2005. Pengaruh Pembelajaran", "type": "Section header" }, { "left": 358, "top": 550, "width": 155, "height": 80, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berbasis Problem Solving yang diintervensi dengan Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa. Jurnal Pembelajaran. Vol.28 , No.01, April 2005. UNP.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 647, "width": 177, "height": 93, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Noer, Sri Hastuti. 2010. Evaluasi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. Jurnal Pendidikan MIPA Volume 11 Nomor 1. Bandar Lampung. Jurusan Pendidikan MIPA. Halaman 26.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 37, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Slavin,", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 88, "width": 62, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "R. 2008.", "type": "Table" }, { "left": 249, "top": 88, "width": 48, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Psikologi", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 102, "width": 152, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan Teori dan Praktek.", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 115, "width": 88, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jakarta: Pt.Indeks", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 143, "width": 183, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Subana, M. Dan Sudrajat. 2005.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 157, "width": 67, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dasar-Dasar", "type": "Table" }, { "left": 244, "top": 157, "width": 52, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 171, "width": 155, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ilmiah. Bandung: CV Pustaka Pelajar", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 212, "width": 184, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sudjana. 2005. Metode Statistika . Bandung : Tarsito.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 253, "width": 180, "height": 67, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumarmo. 2010. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 336, "width": 184, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suprijono, Agus. 2011. Cooperative", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 350, "width": 155, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 391, "width": 184, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tim MPKBM. 2001. Strategi Pembelajaran", "type": "Table" }, { "left": 236, "top": 405, "width": 60, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Matematika", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 419, "width": 151, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kontemporer. Bandung: JICA-", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 433, "width": 25, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UPI.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 460, "width": 181, "height": 53, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Warli. 2006. Prosiding konferensi nasional matematika XIII , Unes. Universitas Diponegoro. Semarang.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 529, "width": 184, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yamin, Marintis. 2011. Paradigma Baru Pembelajaran . Jakarta: Gaung Persada Pres.", "type": "Text" } ]
11728ef8-abf3-4276-88d4-d9c1e243cd5d
https://journal2.um.ac.id/index.php/jgp/article/download/30994/10779
[ { "left": 203, "top": 767, "width": 192, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Graha Pengabdian (E-ISSN : 2715-5714)", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 89, "width": 415, "height": 52, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "THE EMPOWERMENT OF POKDARWIS ( TOURISM-LITERATE GROUP ) AT THE DINOYO CERAMIC VILLAGE IN MALANG THROUGH VIRTUAL TOURISM DEVELOPMENT", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 164, "width": 402, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1* Azizatuz Zahro’, 2 Agnisa Maulani Wisesa, 3 Denik Ristya Rini, 4 Ari Ambarwati 1,2 Universitas Negeri Malang 3,4 Universitas Islam Malang", "type": "Text" }, { "left": 204, "top": 209, "width": 190, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "*e-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 241, "width": 360, "height": 333, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak: Perkembangan kampung keramik Dinoyo sebagai kawasan wisata edukasi sangat penting. Pandemi Covid-19 membuat kunjungan wisata dan omset menurun drastis, literasi eduwisata virtual dibutuhkan. Penyiapan eduwisata virtual oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampung Wisata Keramik Dinoyo (KWKD) strategis untuk menggairahkan kembali wisata kampung keramik Dinoyo di masa pandemi. Oleh karena itulah, pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan penguatan eduwisata virtual pada Pokdarwis KWKD. Penguatan dilakukan dengan sosialisasi dan curah pendapat untuk eksplorasi potensi KWKD, pelatihan pembuatan eduwisata virtual, dan pelatihan pemanfaatan media sosial sebagai media edukasi dan promosi. Sosialisasi eduwisata virtual dan curah pendapat dengan Pokdarwis dan perangkat kelurahan KWKD dilakukan secara luring di kawasan KWKD. Pelatihan penyusunan eduwisata virtual dilakukan secara luring dan dilanjutkan secara daring dalam grup pelatihan. Hasil yang diperoleh melalui pengenalan sejarah keramik Dinoyo, tumbuh antusias di kalangan anggota Pokdarwis dan berharap kermaik Dinoyo dikenal seluk beluknya oleh genaris muda. Pelatihan membuat disain eduwisata virtual dilakukan dengan memanfaatkan aplikasi yang dapat diunduh dengan mudah di gawai. Hasilnya berupa beragam poster untuk berbagai kepentingan, seperti edukasi tentang keramik dinoyo, promosi produk kermaik dinoyo, informasi program atau event yang melibatkan atau diselenggarakan KWKD. Pelatihan pemanfaatan media sosial sebagai media prosmosi dan edukasi dilakukan dengan menganali algoritma kinerja media sosial sehingga Pokdarwis dapat meningkatkan jumlah pengikut media sosialnya. Eduwisata virtual diharapkan dapat meningkatkan gairah ekonomi kampung keramik Dinoyo.", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 591, "width": 223, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: eduwisata, pokdarwis, wisata virtual", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 618, "width": 360, "height": 132, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract: It is critical to develop the Dinoyo ceramic village as an educational tourism destination. Tourist visitation and turnover have decreased significantly as a result of the Covid-19 pandemic, necessitating the development of virtual Edu- Tourism literacy. The Tourism- Literate Group’s (Pokdarwis) development of virtual Edu-Tourism at the Dinoyo Ceramic Village (KWKD) is critical in reviving tourism in the village during the pandemic. Therefore, this community service was carried out to empower virtual Edu-Tourism at KWKD. The group empowerment activities included socialization and brainstorming on KWKD potentials as an educational tourism destination, training on how to create virtual Edu-Tourism, and training on how to utilize social media for educational and advertising", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 38, "width": 259, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Azizatuz Zahro’ , dkk. The Empowerment Of Pokdarwis..... 371", "type": "Page header" }, { "left": 119, "top": 103, "width": 360, "height": 185, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "purposes. On-site socialization of virtual Edu-Tourism and brainstorming with authorities from Pokdarwis and KWKD took place. The training for virtual Edu- Tourism began offline and continued online in training groups. The introduction of Dinoyo’s ceramics h istory resulted in increased enthusiasm among Pokdarwis members and the hope that young generations would become more familiar with Dinoyo’s ceramics. The training for creating a virtual Edu -Tourism design was conducted via a smartphone application. Diverse posters for various reasons were successfully developed throughout the training, including instruction about Dinoyo ceramics, promotion of Dinoyo ceramic products, and information on activities or events involving or hosted by KWKD. The group was trained on how to use social media as an advertising and instructional medium by identifying social media performance algorithms in order to boost their social media followers. Virtual Edu-Tourism is anticipated to increase economic interest among members of the Dinoyo ceramic community.", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 305, "width": 234, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: edu-tourism, pokdarwis, virtual tourism", "type": "Text" }, { "left": 248, "top": 333, "width": 102, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 365, "width": 428, "height": 190, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dinoyo is the name of a village in East Java’s Lowokwaru District, well known as the ceramic village. Dinoyo was designated as the Dinoyo Ceramic Tourism Village (KWKD) by the Malang City Tourism Office in 2016 and a Tourism-Literate Group (Pokdarwis) was formed . According to Syamsul Arifin Chair of the KWKD Pokdarwis, before becoming a center for the ceramics industry in the 1930s prior to Indonesia’s inde pendence, Dinoyo was once a pottery hub, as is the case in Betek (Penanggungan Village, Klojen District, Malang City) . Clay of exceptional quality is a natural resource in this area. Due to its high quality, certain community organizations in the Penanggungan and Dinoyo areas use the clay as a raw material for handicrafts. These individuals possess the ability to create works of art from clay, specifically pottery and ceramics.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 559, "width": 428, "height": 158, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dinoyo village ceramics were originally characterized by a slanted design. According to Syamsul Arifin1, this reflected the manner in which ladies sat throughout that era. Dinoyo ceramics developed an own personality over time, departing from the practice of creating ceramics from its inception. Originally, Dinoyo ceramics were a distinctive blue and white tint, influenced by Chinese porcelain. In 1955, the pottery artisans in Dinoyo village continued to expand and innovated with porcelain ceramics, specifically by substituting white earth and kaolin for clay. There are actually plentiful raw resources or materials for creating ceramics in the Dinoyo area, in the form of white porcelain combined with kaolin, which is beneficial for strengthening the ceramic body.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 721, "width": 428, "height": 28, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Initially, the Dinoyo ceramicists produced primarily jars and vases. They next created ceramic cutlery such as mugs or cups, kitchen spice containers,", "type": "Text" }, { "left": 66, "top": 38, "width": 306, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "372 Jurnal Graha Pengabdian, Vol. 4, No.4, November 2022, Hal 370-379", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 103, "width": 428, "height": 142, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bowls, and plates over the subsequent time . The aesthetic shape of Dinoyo’s ceramics was then simplified by omitting ornate ornamentation from the ceramic body1. Apart from the influence of Chinese ceramic art, Dinoyo ceramics have a characteristic blue and white color due to the use of cobalt as a color pigment. Color pigments are added for ornamental decorating, and the craftsmanship is performed by hand with a brush. Blue is the most stable color, retaining its hue throughout the combustion process. As a result, the ceramic artisans in Dinoyo favor the color blue as a decorative element with stylized ornamentation inspired by plant and animal forms2.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 249, "width": 428, "height": 142, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dinoyo ceramics have also been featured in the document on Malang City Culture’s Fundamental Thoughts , which is a result of the Culture Law No. 5 of 2017. Dinoyo ceramics are part of the Object for the Advancement of Culture (OPK) collection of traditional knowledge that is still practiced alongside Betek pottery. Dinoyo ceramic OPK’s potential has not been matched by proper training and help in the application of information/communication technology. Syamsul Arifin, the head of the KWKD Pokdarwis, indicated in early October 2020 that his community has had no other method to virtually promote the possibilities of the KWKD’s ceramic edutourism.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 395, "width": 428, "height": 109, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prior to the epidemic, KWKD Pokdarwis worked to market Dinoyo ceramics through a variety of activities, as well as festival . Additionally, they have brought ceramic education to schools and have hosted a ceramic village festival since 2018 . This initiative is deemed successful, but it is extremely rare for schools to pursue ceramic education during a pandemic. As with the craftspeople, the formed Pokdarwis have been unable to adapt to the rapidly expanding digital environment.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 508, "width": 428, "height": 239, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indeed, KWKD Pokdarwis has the ability to continue providing ceramics instruction, although online. Due to the diverse histories of Pokdarwis members of all ages, digital promotion efforts are extremely feasible. They can make use of Pokdarwis’ official social media profiles, company profiles, or personal profiles for promotion. KWKD’s current official social media channels, on the other hand, only shared a few informational updates till January 2021. The most recent upload occurred in September 2019. This indicates a lack of enthusiasm for virtual-based advancements. Additionally, their social media platforms do not see any follower growth (limited). As a result, virtual edutourism must be bolstered. The objective of this community service was to provide KWKD Pokdarwis members with an awareness of the history of the Dinoyo ceramic village in order for them to brainstorm unique ideas for social media content creation. Additionally, this service aimed to empower Pokdarwis members with the capacity to upload prototypes (pictures, posters, flyers, and news) via mobile applications, reviving KWKD’s official social network for virtual education.", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 38, "width": 259, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Azizatuz Zahro’ , dkk. The Empowerment Of Pokdarwis..... 373", "type": "Page header" }, { "left": 271, "top": 103, "width": 56, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 136, "width": 428, "height": 174, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Tourism-Literate Group (Pokdarwis) in the Dinoyo Ceramic Village (KWKD) was empowered by in-person activities and mentoring through online training groups. Face-to-face sessions were used to educate Pokdarwis members about Dinoyo ceramic history, the fundamental concepts of virtual edutourism, and procedures for developing social media content. Assistance in online training groups was provided in the form of brainstorming for (1) exploring ideas and designing social media content to support virtual edutourism in the Dinoyo ceramic village; (2) uploading virtual edutourism to Dinoyo ceramic social media accounts; and (3) documenting exploration results and virtual edutourism prototypes in the form of books that can be used as a medium of socialization to schools and the community.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 314, "width": 428, "height": 93, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The empowerment of the KWKD Pokdarwis is regarded effective if the three activities are completed successfully. Effectively, building Pokdarwis requires instilling in its members a sense of perpetual development of KWKD throughout the world as part of efforts to improve people’s economic and social well-being. Strengthening must be utilized as a catalyst to rekindle the spirit of widespread and continuous public education.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 411, "width": 428, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The indicators used to measure the success of this community service program are as follows.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 443, "width": 422, "height": 296, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Indicators of activity success No Activity Target Indicators 1. Class of “Dinoyo Ceramic History and Basic Concepts of Virtual Edutourism “ Member of Pokdarwis know and understand how to use history for strengthening the basic concept s of Virtual Edutourism Member of Pokdarwis fully engaged in discussion and using social media for edutourism branding the product of ceramics to support Kampung Wisata Keramik Dinoyo (KWKD) 2. Class of “Applying handphone to make virtual edutourism” Member of Pokdarwis using handphone to conduct virtual edutourism Designing and editing video using handphone, installing canva application to design and edit pictures 3. Practice of designing virtual edutourism Member of Pkdarwis designing virtual edutourism Member of Pokdarwis could design content of Instagram account of @dinoyoceramics", "type": "Table" }, { "left": 66, "top": 38, "width": 306, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "374 Jurnal Graha Pengabdian, Vol. 4, No.4, November 2022, Hal 370-379", "type": "Page header" }, { "left": 227, "top": 103, "width": 144, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL & PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 136, "width": 426, "height": 77, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The implementation of competency development of The Tourism-Literate Group (Pokdarwis) in Dinoyo Malang City which includes (1) briefing on historical competence of Dinoyo Ceramic Tourism Village (KWKD); developing competence in making promotional media, and implementing KWKD promotion and education in the community.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 217, "width": 427, "height": 206, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Tourism-Literate Group (Pokdarwis) in the Dinoyo Ceramic Village (KWKD) has the potential to conduct virtual Edu-Tourism through the use of publication media and official social media channels for Dinoyo Ceramic Village, specifically the KWKD Pokdarwis website, namely Dinoyo Ceramic Industrial Park, which was created in 2016, and the Instagram account @dinoyoceramics. Virtual education is critical for increasing turnover and visits to KWKD, even if it is done online. Social media is currently the primary method for communicating with citizens. Many people have migrated to social media platforms to receive information and even exchange goods and services as a result of the Covid-19 outbreak. Advertising in online media has developed into a modern business phenomenon, paralleling the rapid expansion of e-commerce in the digital economy's era. The widespread use of social media also provides producers with chances to promote their products/services via social media .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 427, "width": 427, "height": 158, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The empowerment of KWKD Pokdarwis is accomplished through training and assistance in the use of social media as a virtual edutourism channel for KWKD, with the goal of increasing public awareness of Dinoyo ceramic culture, increasing the number of virtual and direct tourist visits, obtaining product and service information, and increasing product sales. The trend of virtual shopping via live sales on online store accounts and social media is now the primary choice for people, not only to reduce interaction in order to prevent the spread of the Covid-19 virus, but also to maintain a contemporary lifestyle. As a result, Pokdarwis must be adapt in creating virtual-based promotional media, such as flayers, posters, twibbons, and reports.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 589, "width": 426, "height": 142, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Assistance was provided via coordinating with the parties involved on the ground. Pokdarwis, village administrators, ceramic artisans, Karangtaruna, and the Community Information Group (KIM) comprise this group. The coordination took place on June 20, 2021, in the residence of Syamsul Arifin, the Chair of the Tourism-Literate Group and a ceramics artist. The coordination meeting’s agenda included an investigation of the Dinoyo Ceramic Village’s history, as well as an examination of existing programs, the network that KWKD has established, and government support for Dinoyo Ceramic Village’s continued existence as one of Malang’s emblems.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 735, "width": 398, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The training took place at the Dinoyo Village hall in Lowokwaru, Malang", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 38, "width": 259, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Azizatuz Zahro’ , dkk. The Empowerment Of Pokdarwis..... 375", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 103, "width": 426, "height": 110, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "City, on August 22, 2021. This session was attended by 25 individuals representing various aspects involved in the development of KWKD. The training, which was opened by M. Khoiri, secretary of Dinoyo Village, provided participants with information about KWKD’s history; assistance in creating virtual edutourism content, which included techniques for taking photos, creating narratives/captions, using Canva to create promotional media for KWKD, and recognizing social media performance algorithms.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 346, "width": 428, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 1. Mentoring session and opening remarks by the Secretary of Kelurahan", "type": "Text" }, { "left": 278, "top": 362, "width": 43, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dinoyo", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 394, "width": 426, "height": 142, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Socialization on the history of Dinoyo ceramics is critical to ensuring that Pokdarwis members have a firm grasp of the KWKD’s past. This knowledge and awareness are critical in instilling in Pokdarwis a sense of pride and attachment to their unique and distinctive village culture. Dinoyo ceramic village is not only a center for the ceramic industry, but also a well-known icon of Dinoyo Village. The virtual edutourism training that was conducted resulted in the creation of various examples of virtual edutourism material, including (1) promotion of training services, (2) promotion of product sales, (3) promotion of visits, and (4) twibbon. Figure 4 summarizes the contents created.", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 738, "width": 322, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 2. Sales promotion content and workshop promotion", "type": "Caption" }, { "left": 66, "top": 38, "width": 306, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "376 Jurnal Graha Pengabdian, Vol. 4, No.4, November 2022, Hal 370-379", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 103, "width": 427, "height": 93, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The development of promotional media is utilized to promote virtual edutourism, which must be supported in an era of rapid technological advancements. This is a response to the dearth of engaging presentations on KWKD’s social media channels and website. With promotional assets available, KWKD social media administrators can revive their accounts and control their uploads on a periodic basis.", "type": "Text" }, { "left": 189, "top": 457, "width": 219, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 3. KWKD Instagram social media", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 489, "width": 427, "height": 223, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Because the majority of Pokdarwis members are Dinoyo Village teenagers who have worked in a variety of fields, mentoring efforts require coordination. As a result, mentorship occured on weekends. Subsequent training sessions were conducted online, both synchronously and asynchronously, in the online training groups that had been created. This was done to inhibit the spread of COVID-19 by minimizing physical contact in adequate numbers. Through the involvement of young people, virtual edutourism content can be well packaged and informative, as well as attractive. Increasing tourism potential through tourism education has also been carried out in Bali, as the results of the research conducted showed positive results with the existence of tourism education Ceramic teaching media were also printed and sent to Keramik Dinoyo Village schools. Roll banners with media are used in school lobbies and other critical locations. The following are examples of educational media designs in the form of banners", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 38, "width": 259, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Azizatuz Zahro’ , dkk. The Empowerment Of Pokdarwis..... 377", "type": "Page header" }, { "left": 184, "top": 496, "width": 228, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 4. ceramic education banner design", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 528, "width": 427, "height": 158, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Assistance for the KWKD Pokdarwis is also part of the endeavor to instill a love for ceramic culture in the young of Dinoyo Village, which has been the village’s identity since time immemorial. This assistance is in accordance with Presidential Instruction (Inpres) No. 12 of 2016 on the National Movement for M ental Revolution (GNRM), which aims to improve and strengthen the nation’s character through the promotion of values such as integrity, work ethic, and mutual cooperation in order to foster the development of a dignified national culture. In mental revitalization, there are five GNRMs: the clean Indonesia movement, the serving Indonesia movement, the orderly Indonesia movement, the independent Indonesia movement, and the unified Indonesia movement.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 690, "width": 426, "height": 60, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Referring to the five Mental Revolution movements, this empowerment initiative promotes both the independent and united Indonesian movements. The Dinoyo ceramic village’s economic independence must be maintained and strengthened in order for it to survive in the face of heavy industrial competition.", "type": "Text" }, { "left": 66, "top": 38, "width": 306, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "378 Jurnal Graha Pengabdian, Vol. 4, No.4, November 2022, Hal 370-379", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 103, "width": 426, "height": 77, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The practice of modern ceramics, which makes extensive use of advanced technology and enormous amounts of capital, can be opposed by a unique and authentic local cultural narrative. KWKD Pokdarwis has the potential to change and portray the community as an institution capable of sustaining the Dinoyo ceramic village, including through the organization of virtual edutourism.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 184, "width": 426, "height": 93, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This activity also contributes to the unified Indonesia movement by highlighting the city of Malang’s objective of promoting regional culture in order to establish a strong identity as the inheritor of traditional knowledge, specifically the Dinoyo ceramic manufacturer with character. As a result, this action can help and protect OPK, as mandated by the Law for the Advancement of Culture No. 5 years 2017 (UU Pemajuan Kebudayaan No 5 Tahun 2017).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 428, "height": 93, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Apart from being communicated via KWKD promotional media news , various media developed with the support of KWKD Pokdarwis were also physically disseminated via posters distributed to elementary schools in Dinoyo Village as instructional resources for the students. This is done in an effort to instill a passion for ceramic art and culture in children who will eventually inherit information about Dinoyo’s ceramic industry.", "type": "Text" }, { "left": 264, "top": 395, "width": 70, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 427, "width": 428, "height": 109, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Dinoyo Ceramic Tourism Village (KWKD) contributes to Malang’s potential. Assistance with the establishment of virtual edutourism programs for KWKD Pokdarwis members is expected to alleviate their difficulties in creating virtual contents for KWKD promotions. By using the rapidly evolving communication technology platform, Pokdarwis is projected to be able to adapt and grow both virtual and direct tourist visits, as well as goods sales. The following study should be conducted to focus on how media social", "type": "Text" }, { "left": 240, "top": 556, "width": 118, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR RUJUKAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 573, "width": 428, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Keramik Dinoyo” (11 September 2018), online: Rekam Indonesia < https://www.rekamindonesia.id/v/keramik-dinoyo-1230>.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 606, "width": 428, "height": 44, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agung. A.A, “Pengembangan Model Wisata Ed ukasi-Ekonomi Berbasis Industri Kreatif Berwawasan Kearifan Lokal Untuk Meningkatkan Ekonomi Masyarakat” ( 2015) 4 JISH 585 para 37 (QL).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 655, "width": 429, "height": 61, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Christiany Juditha, “Understanding Social Media Network Structure as a Strategic Way of Advertising in Digital Economy Era (Memahami Struktur Jaringan Media Sosial sebagai Cara Strategis Periklanan di Era Ekonomi Digital)” (2017) 2 Pekommas 99 at para 17 (QL).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 720, "width": 428, "height": 29, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang, “Dokumen Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kota Malang”, (2018), printed: Pemerintah Kota", "type": "List item" }, { "left": 271, "top": 38, "width": 259, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Azizatuz Zahro’ , dkk. The Empowerment Of Pokdarwis..... 379", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 103, "width": 47, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Malang.", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 120, "width": 428, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kampung Wisata keramik Dinoyo, “Wawancara Sejarah Keramik Dinoyo”, (2", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 136, "width": 179, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Juni 2021), Pengabdian KWKD 1.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 153, "width": 428, "height": 44, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kampung Wisata Keramik Dinoyo. “Dinoyo Ceramic Industrial Park”, (18 Agustus 2019), posted on Kampung Wisata keramik Dinoyo, online Instagram https://www.instagram.com/keramikdinoyo/.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 202, "width": 429, "height": 61, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karlina, Yuyun Sofiyah. “Pola Peri laku Perajin Dalam Tradisi Membuat Seni Kerajinan Keramik Stoneware Dinoyo Malang” (7 Juli 2018), online: UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta < http://digilib.isi.ac.id/3865/1/Cover%20dan%20Daftar%20Isi.pdf>.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 267, "width": 428, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kumparan, “LP2M UM Dampingi Kampung Wisata Keramik Dinoyo", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 284, "width": 400, "height": 44, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kembangkan Eduwisata Virtual - Tugumalang.id,” (23 Agustus 20 21), online: <https://tugumalang.id/lp2m-um-dampingi-kampung-wisata- keramik-dinoyo-kembangkan-eduwisata-virtual/>.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 333, "width": 428, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setiawan, “Festival Keramik Dinoyo, Upaya Bangkitkan Industri Keramik Pasca Pandemi - Malang Pagi”, (October 2020) , online: Malang Pagi.", "type": "Text" } ]
7541b284-ccf5-7f50-d807-9d0b69d7c915
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/js/article/download/35057/18337
[ { "left": 521, "top": 731, "width": 9, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6", "type": "Page footer" }, { "left": 157, "top": 88, "width": 326, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ANALISIS KEMAMPUAN MEMAHAMI CERITA FABEL SISWA KELAS II DI SD NEGERI 10 SEMBAWA", "type": "Section header" }, { "left": 163, "top": 130, "width": 314, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Khairunnisyah Putri R, Ramanata Disurya, Arief Kuswidyanarko", "type": "Section header" }, { "left": 160, "top": 141, "width": 313, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Prodi PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Palembang 1,3", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 154, "width": 346, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Prodi Bahasa Inggris Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Palembang 2 Surel: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 206, "width": 368, "height": 193, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstract : Analysis Of The Ability To Understand Fable Stories Of Class II Students At SD Negeri 10 Sembawa . The formulation of the problem in this study is: how is the ability to understand fable stories for second grade students at SD Negeri 10 Sembawa. The purpose of this study was to determine the ability to understand fable stories of second grade students at SD Negeri 10 Sembawa. This research method uses a qualitative descriptive method. The objects in this study were teachers and students II at SD Negeri 10 Sembawa. The source of data in this study is primary data, namely data directly obtained from class teachers and students at SD Negeri 10 Sembawa. The data collection techniques in this study were observation, interviews, documentation, and oral tests, while the data analysis techniques included: reduction stage, data presentation, and conclusion drawing. Based on the results of the research and discussion, it was concluded that the ability of grade II students at SD Negeri 10 Sembawa on the indicators of providing examples, providing conclusions, and understanding fable stories was included in the sufficient category, while the indicators for explaining and explaining fable stories were included in the poor category. From the results of the oral test, a score of 55.83 was obtained so that the ability to understand fable stories of second grade students at SD Negeri 10 Sembawa was included in the sufficient category.", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 417, "width": 112, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keyword : Abilities, Fables", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 442, "width": 368, "height": 198, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstrak : Analisis Kemampuan Memahami Cerita Fabel Siswa Kelas II Di SD Negeri 10 Sembawa. Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu: Bagaimanakah kemampuan memahami cerita fabel siswa kelas II di SD Negeri 10 Sembawa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan memahami cerita fabel siswa kelas II di SD Negeri 10 Sembawa. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Objek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa II di SD Negeri 10 Sembawa. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang langsung diperoleh dari guru kelas dan siswa di SD Negeri 10 Sembawa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes lisan, sedangkan teknik analisis data meliputi: tahap reduksi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka disimpulkan bahwa kemampuan siswa kelas II di SD Negeri 10 Sembawa pada indikator memberikan contoh, memberikan kesimpulan, dan memahami cerita fabel termasuk dalam kategori cukup, sedangkan pada indikator menjelaskan menjelaskan cerita fabel termasuk dalam kategori kurang baik. Dari hasil tes lisan diperoleh nilai sebesar 55,83 sehingga kemampuan memahami cerita fabel siswa kelas II di SD Negeri 10 Sembawa termasuk dalam kategori cukup.", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 655, "width": 139, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata Kunci : Kemampuan, Fabel", "type": "Text" }, { "left": 376, "top": 28, "width": 174, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol 6 (3) Juni 2022, Hal 6-10 p-ISSN: 2548-8856 │ e-ISSN: 2549-127X", "type": "Page header" }, { "left": 521, "top": 731, "width": 9, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "7", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 88, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 100, "width": 184, "height": 112, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pendidikan adalah suatu proses interaksi yang bertujuan. Interaksi ini terjadi antara guru dan siswa, yang bertujuan meningkatkan perkembangan mental sehingga menjadi mandiri. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 217, "width": 183, "height": 257, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "sampai perguruan tinggi lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Salah satu materi yang terdapat pada bahasa Indonesia adalah cerita fabel (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2016:175). Setelah mempelajari cerita fabel, siswa diharapkan memperoleh salah satu kompetensi sastra yaitu menceritakan kembali cerita fabel yang telah dibaca atau didengar. Hal ini sesuai dengan salah satu aspek yang dinilai dalam keterampilan berbicara siswa kelas II (Cahyani, 2018:231).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 479, "width": 183, "height": 112, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Cerita Fabel termasuk ke dalam cerita fiksi yang bukan menjadi kisah tentang kehidupan nyata. Fabel juga sering disebut sebagai cerita moral karena didalam kisahnya terdapat kandungan pesan tersirat yang sangat erat kaitannya dengan moral. Cerita hewan atau fabel ini terkadang", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 595, "width": 183, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "memasukkan karakter minori seorang manusia (Departemen", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 610, "width": 183, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pendidikan Nasional, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 639, "width": 184, "height": 68, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil wawancara peneliti lakukan dengan wali kelas II di SD Negeri 10 Sembawa bahwa siswa masih sulit memahami, menjelaskan, menuliskan, dan mempresentasikan", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 100, "width": 183, "height": 83, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "cerita fabel. Selain itu, dari data hasil belajar yang diberikan oleh guru, diperoleh bahwa dari 20 siswa sebanyak 13 siswa (65%), siswa belum dapat memahami cerita fabel dan 7 siswa (35%), telah memahami cerita fabel.", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 188, "width": 183, "height": 83, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Alasan memilih siswa kelas II karena cerita fabel merupakan materi pembelajaran di kelas II pada semester genap sebagaimana yang diamanahkan dalam Kurikulum 2013 tingkatan sekolah dasar (SD).", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 275, "width": 183, "height": 70, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adapun rumusan masalah pada penelitian ini yaitu: Bagaimanakah kemampuan memahami cerita fabel siswa kelas II di SD Negeri 10 Sembawa.", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 362, "width": 52, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 338, "top": 374, "width": 191, "height": 54, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tempat penelitian ini adalah SD Negeri 10 Sembawa yang terletak di Jalan Batu Merah Dusun II RT 2, RW 2 Kelurahan Pulau Harapan Kecamatan", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 433, "width": 46, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sembawa", "type": "Table" }, { "left": 338, "top": 433, "width": 192, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan 30753.", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 462, "width": 194, "height": 199, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Objek penelitian adalah apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian Objek penelitian ini adalah siswa kelas II di SD Negeri 10 Sembawa. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. \"Metode penelitian deskriptif kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dengan peneliti sebagai instrumen kunci. Metode penelitian kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna\"", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 665, "width": 192, "height": 40, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(Sugiyono, 2017:1). Metode deskriptif kualitatif ini digunakan untuk mengungkapkan analisis kemampuan", "type": "Table" }, { "left": 521, "top": 731, "width": 9, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "8", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 191, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "memahami cerita fabel Siswa Kelas II di SD Negeri 10 Sembawa.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 117, "width": 192, "height": 54, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara dengan guru, selanjutnya melakukan wawancara dengan siswa kelas II di SD", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 175, "width": 192, "height": 54, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Negeri 10 Sembawa. Selanjutnya dilakukan tes. Tes digunakan untuk mengetahui kemampuan memahami cerita fabel siswa kelas ii di SD Negeri 10", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 233, "width": 48, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sembawa.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 248, "width": 192, "height": 126, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Teknik Keabsahan Data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi Patton (Moleong, 2017: 29) menjelaskan bahwa triangulasi data dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 393, "width": 78, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 408, "width": 192, "height": 199, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil wawancara pada hari Kamis tanggal 19 Agustus 2021 ditemukan bahwa pembelajaran cerita fabel merupakan bagian dari Kurikulum 2013 yang ada di SD Negeri 10 Sembawa. Pembelajaran ini telah diterapkan pada siswa kelas II di SD Negeri 10 Sembawa. Cerita fabel merupakan suatu cerita yang mengkisahkan kehidupan mahluk hidup, seperti manusia, hewan, maupun tumbuhan dan termasuk dalam dalam cerita fiksi yang memiliki pesan tersendiri, baik pesan pendidikan, khususnya pada pesan moral.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 612, "width": 192, "height": 82, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil wawancara pada hari Jumat tanggal 20 Agustus 2021 ditemukan bahwa siswa kelas II SD Negeri 10 Sembawa mengartikan cerita fabel dengan cara mengetahui terlebih dahulu cerita fabel tersebut termasuk", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 88, "width": 191, "height": 112, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "cerita yang jelek atau yang baik. Cerita fabel yang ada di tema kelas 2 ini biasanya mereka membaca terlebih dahulu wacana yang terkait dengan cerita fabel ini. Kemudian nanti biasanya siswa untuk mengetahui kemampuan siswanya, siswa itu disuruh merangkum atau juga bisa bermain peran dalam cerita fabel tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 204, "width": 192, "height": 316, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil wawancara pada hari Sabtu tanggal 21 Agustus 2021 ditemukan bahwa guru kelas II di SD Negeri 10 Sembawa, untuk penerapannya siswa bisa bermain peran, misalnya dalam cerita si kancil. Si kancil itu ada beberapa perannya ada yang berperan menjadi kancil atau berpesan sebagai hewan lainnya, nanti ibu akan memberikan contoh terlebih dahulu penerapan dari cerita fabel itu yang akan diperankan oleh siswa kelas 2. Cara menerapkan pembelajaran agar siswa mampu mengartikan cerita fabel bersifat konvensional dengan menggunakan ceramah dan tanya jawab, serta penugasan. Pada saat pembelajaran daring, pembelajaran yang dilakukan guru kelas II SD Negeri 10 Sembawa dengan cara memberikan cerita fabel itu sendiri, sehingga siswa membaca dan memahami cerita fabel tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 524, "width": 192, "height": 170, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil wawancara pada hari Sabtu tanggal 21 Agustus 2021 ditemukan bahwa kemampuan siswa dalam memberikan contoh cerita fabel termasuk dalam kategori cukup. Berdasarkan hasil wawancara ditemukan bahwa dapat diketahui bahwa contoh cerita fabel yang diketahui oleh siswa kelas II di SD Negeri 10 Sembawa adalah Kelinci Sombong dan Kura-Kura . Berdasarkan hasil wawancara ditemukan bahwa strategi pembelajaran yang", "type": "Text" }, { "left": 521, "top": 731, "width": 9, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "9", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 192, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "digunakan guru kelas II di SD Negeri 10 Sembawa adalah strategi penugasan, serta bimbingan dari orang tua dapat", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 131, "width": 191, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "memberikan contoh kepada anaknya mengenai cerita fabel.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 161, "width": 192, "height": 184, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil wawancara ditemukan bahwa Kemampuan siswa kelas II SD Negeri 10 Sembawa dalam memberikan kesimpulan cerita fabel termasuk dalam kategori masih cukup. Berdasarkan hasil wawancara ditemukan bahwa pendekatan yang digunakan guru kelas II di SD Negeri 10 Sembawa masih bersifat tanya jawab dan juga memberikan bahan bacaan kepada siswa. Hal ini dapat membantu guru agar siswa lebih mengerti dan aktif untuk membaca cerita fabel tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 350, "width": 192, "height": 112, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil wawancara ditemukan bahwa kemampuan siswa kelas II SD Negeri 10 Sembawa menjelaskan cerita fabel termasuk dalam kategori kurang baik. Siswa belum mampu bercerita tentang cerita fabel tersebut, sehingga untuk menjelaskan cerita fabel tersebut, masih kebanyakan diam.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 466, "width": 192, "height": 112, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil wawancara ditemukan bahwa kemampuan siswa kelas II SD Negeri 10 Sembawa menjelaskan cerita fabel termasuk dalam kategori kurang baik. Siswa belum mampu bercerita tentang cerita fabel tersebut, sehingga untuk menjelaskan cerita fabel tersebut, masih kebanyakan diam.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 582, "width": 192, "height": 112, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Deskripsi hasil tes lisan bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menjelaskan secara lisan mengenai cerita fabel. Indikator tes lisan meliputi: siswa mampu menentukan tema cerita fabel, siswa mampu menjelaskan unsur dari cerita fabel, siswa mampu menjelaskan pesan moral fabel, dan siswa", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 88, "width": 191, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "mampu menceritakan kembali cerita fabel. Adapun hasil tes lisan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 131, "width": 192, "height": 98, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil tes lisan, dapat diketahui bahwa rata-rata kemampuan cerita fabel siswa kelas II di SD Negeri 10 Sembawa sebesar 55,83. Dengan demikian, kemampuan memahami cerita fabel siswa kelas II di SD Negeri 10 Sembawa termasuk dalam kategori cukup.", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 248, "width": 75, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 338, "top": 262, "width": 192, "height": 200, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka disimpulkan bahwa kemampuan siswa kelas II di SD Negeri 10 Sembawa pada indikator memberikan contoh, memberikan kesimpulan, dan memahami cerita fabel termasuk dalam kategori cukup, sedangkan pada indikator menjelaskan menjelaskan cerita fabel termasuk dalam kategori kurang baik. Dari hasil tes lisan diperoleh nilai sebesar 55,83 sehingga kemampuan memahami cerita fabel siswa kelas II di SD Negeri 10 Sembawa termasuk dalam kategori cukup.", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 466, "width": 192, "height": 156, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Beberapa saran yang peneliti sampaikan yaitu sebagai berikut: Bagi guru dan mahasiswa calon guru, khususnya kelas II hendaknya dapat menerapkan berbagai strategi dalam memberikan pembelajaran cerita fabel guna meningkatkan hasil kemampuan siswa dalam memahami cerita fabel tersebut.Bagi orang tua siswa, hendaknya perlu meningkatkan perhatian terhadap anaknya agar dapat memberikan", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 626, "width": 191, "height": 68, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "bimbingan, terutama dalam meningkatkan minat baca. Bagi peneliti, khususnya penelitian selanjutnya, hendaknya penelitian selanjutnya menerapakan secara langsung dan juga melakukan perhitungan", "type": "Text" }, { "left": 515, "top": 731, "width": 15, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "10", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 191, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dengan menggunakan pengujian hipotesis agar dapat memberikan informasi tentang hasil belajar siswa cerita fabel secara kuantitatif.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 161, "width": 118, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR RUJUKAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 186, "width": 192, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Badan Standar Nasional Pendidikan. (2016). Standar Isi Untuk Satuan", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 212, "width": 156, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pendidikan Dasar dan Menengah .", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 224, "width": 192, "height": 249, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Cahyani. (2018). Peningkatan Keterampilan Menceritakan Kembali Fabel Melalui Paired- Storytelling Berbantuan Boneka Tangan Kelas II-A . Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 33 Tahun ke-7 2018). Departemen Pendidikan Nasional. (2017). Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Moleong, Lexy J. (2017). Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung:", "type": "Table" }, { "left": 149, "top": 476, "width": 94, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Remaja Rosdakarya.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 500, "width": 192, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sugiyono. (2017). Penelitian Kuantitatif,", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 513, "width": 156, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kualitatif, dan R&D . Bandung :", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 527, "width": 47, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Alfabeta.", "type": "Text" } ]
29b6f3dc-c0b9-0942-aaf4-15d4f1961339
http://ejournal.sisfokomtek.org/index.php/jpkm/article/download/3051/2222
[ { "left": 57, "top": 51, "width": 471, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) e-ISSN : 2745 4053 Vol. 5 No. 2, 2024 |pp: 1921-1924 | DOI : http://doi.org/10.55338/jpkmn.v5i2.3051", "type": "Text" }, { "left": 519, "top": 757, "width": 23, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1921", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 772, "width": 472, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terakreditasi SINTA 5 SK :105/E/KPT/2022 Renita Br Saragih, et.al Penguatan Pemanfaatan Litersi Digital Pada Masyarakat Desa Jaranguda", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 81, "width": 457, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penguatan Pemanfaatan Litersi Digital Pada Masyarakat Desa Jaranguda", "type": "Section header" }, { "left": 102, "top": 146, "width": 391, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Renita Br Saragih, 2) Ispiyanti Sembiring, 3) Ririn Marpaung, 4) Rio Jaya Lestari Br Marbun", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 164, "width": 391, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1,2,3,4) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas HKBP Nommensen, Medan, Indonesia Email Corresponding: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 220, "width": 196, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 245, "width": 57, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Literasi Digital Masyarakat Desa Jaranguda", "type": "Table" }, { "left": 200, "top": 245, "width": 341, "height": 92, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perkembangan Teknologi dapat mengubah kehidupan manusia. Era teknologi menuntut proses digitalisasi dalam berbagai aspek dikehidupan masyarakat. Proses tersebut harus berbanding lurus dengan literasi digital masyarakat. Desa Jaranguda merupakan bagian dari masyarakat yang membutuhkan penguatan pemanfaatan literasi digital sebagai salah satu desa dikawasan Berastagi Sumatera Utara. Penguatan Pemanfaatan ini dilaksanakan dengan pelaksanaan sosialisasi literasi digital kepada perangkat desa, anak usia sekolah, dan masyarakat. Melalui penguatan pemanfaatan literasi digital ini di peroleh meningkatnya pemahaman Masyarakat dalam mengetahui istilah-istilah digital, pengunaan aplikasi digital yang diperuntukan sebagai media informasi pembelajaran, informasi Kesehatan, periklanan serta informasi Desa Digital.", "type": "Text" }, { "left": 200, "top": 344, "width": 60, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 365, "width": 60, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Digital Literacy Society Jaranguda Village", "type": "Table" }, { "left": 200, "top": 365, "width": 341, "height": 92, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Technological developments can change human life. The technological era demands a digitalization process in various aspects of people's lives. This process must be directly proportional to society's digital literacy. Jaranguda Village is part of a community that needs to cultivate digital literacy as one of the villages in the Berastagi area of North Sumatra. Strengthening this utilization is carried out by carrying out digital literacy outreach to village officials, school-aged children and the community. Through the use of digital literacy, people can increase their understanding of digital terms, the use of digital applications which are intended as learning information media, health information, advertising and Digital Village information.", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 469, "width": 207, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This is an open access article under the CC–BY-SA license.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 536, "width": 106, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 548, "width": 485, "height": 74, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan adalah sebuah usaha yang dilakukan dengan sadar dan dilakukan secara terus menerus untuk menciptakan bangsa yang memiliki pengetahuan dan menjadi manusia yang berkarakter. Terdapat dua bagian dalam pendidikan yakni pendidikan formal didapatkan dari sekolah sedangkan pendidikan informal didapatkan dari keluarga dan lingkungan sekitarnya (Agustin I. N. N. & Supriyono A, 2009). Tujuan dari Pendidikan dapat mengembangkan potensi dari diri seseorang sehingga menjadi manusia yang memiliki karakter yang baik,beriman tinggi,sehat dan mandiri (Pipit Fitriyani, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 625, "width": 485, "height": 98, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Literasi adalah kemampuan menulis dan membaca menurut KBBI. Pengertian literasi dapat diartikan sebagai pengetahuan atau keterampilan dalam bidang atau aktivitas tertentu. Literasi juga dapat diartikan sebagai kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup. Adapun jenis jenis literasi menurut (Kemendikbudristek, 2024) diantaranya yaitu: a) literasi baca dan tulis; b) literasi numerasi; c) literasi sains; d) literasi digital; e) literasi finansial dan f) literasi budaya dan kewargaan. Pada pengabdian ini, pengabdi membahas mengenai literasi digital. Literasi ialah kemampuan berbahasa yang dimiliki oleh seseorang dalam berkomunikasi “membaca, berbicara, menyimak dan menulis” dengan cara yang berbeda sesuai dengan tujuannya (Sindar et al., 2023).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 726, "width": 487, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu contoh literasi yaitu literasi digital. Literai digital sangatlah diperlukan dikalangan masyarakat untuk dapat memecahkan sebuah masalah dan mendapatkan sebuah solusi (Muyassaroh, 2022). Masyarakat", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 51, "width": 471, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) e-ISSN : 2745 4053 Vol. 5 No. 2, 2024 |pp: 1921-1924 | DOI : http://doi.org/10.55338/jpkmn.v5i2.3051", "type": "Text" }, { "left": 519, "top": 757, "width": 23, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1922", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 772, "width": 472, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terakreditasi SINTA 5 SK :105/E/KPT/2022 Renita Br Saragih, et.al Penguatan Pemanfaatan Litersi Digital Pada Masyarakat Desa Jaranguda", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 79, "width": 485, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kini dihadapi dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat. Paparan dari berbagai sumber mengenai sebuah informasi membuat kebanyakan orang-orang ragu dan kurang percaya terhadap informasi yang di sampaikan dalam media.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 117, "width": 485, "height": 136, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Martin & Grudziecki berpendapat bahwa literasi digital merupakan kesadaran, perilaku serta kemampuan dari individu untuk secara tepat menggunakan alat dan fasilitas digital yang akan digunakan untuk mengidentifikasi, mengakses, mengelola, mengintegrasikan, mengevaluasi, menganalisis, dan menyintesis sumber daya digital, menciptakan pengetahuan yang baru, membentuk ekspresi media, serta berkomunikasi dengan orang lain, dalam konteks situasi kehidupan tertentu, untuk memungkinkan tindakan sosial yang konstruktif, serta merenungkan proses ini (Hidayat & Khotimah, 2019). Literasi digital merupakan pengetahuan serta kecakapan untuk mengaplikasikan media digital, alat komunikasi atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan hubungan pada kehidupan sehari-hari (Novitasari & Fauziddin, 2022). Literasi digital akan mampu membawa manusia semakin cakap dalam dalam berteknologi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 256, "width": 485, "height": 99, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemanfaatan literasi digital dapat memudahkan masyarakat untuk lebih bijak dalam memanfaatkan serta mengakses teknologi (Dewi et al., 2021) serta juga dapat menambah penghasilan dengan cara memanfaatkan berbagai media seperti Instagram, Youtube, TikTok dan fecebook dan pemanfaatan aplikasi atau media bagi perangkat desa dalam meningkatkan desa menjadi desa digital. Selain itu, media digital seperti pada platform sosial media, video online, dan situs web berita memberikan akses luas mengenai informasi dan pemahaman tentang isu-isu sosial, politik, dan budaya (Rohman et al., 2024). Namun kurangnya penguatan pemanfaatan literasi digital kepada masyarakat akan menimbulkan permasalahan dari segi memahami informasi yang ada apakah benar atau tidak benar.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 357, "width": 485, "height": 99, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemanfaatan literasi digital adalah solusi bagi masyarakat untuk tidak tertinggal. Desa Jaranguda adalah salah satu Desa yang memerlukan penguatan pemanfaatan lierasi digital. Berdasarkan observasi Desa Jaranguda merupakan Desa yang berada pada daerah kawasan Wisata Berastagi Kabupaten Karo Sumatera Utara. Desa jaranguda merupakan salah satu desa yang diketahui masih kurang sadar memanfaatkan teknologi digital, media sosial serta media pembelajaran pada anak sekolah. Anak usia sekolah tidak menggunakan teknologi digital sebagai sumber belajar tetapi sebagai sarana bermain. Sehingga penguatan pemanfaatan Literasi digital di Desa jaranguda diperlukan untuk memperoleh pengetahuan serta keterampilam untuk menggunakan media digital.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 472, "width": 80, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "II. MASALAH", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 484, "width": 484, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun masalah yang ditemukan pada masyarakat Desa Jaranguda yaitu pemanfaatan teknologi digital yang masih kurang di Era teknologi yang memanfaatkan berbagai platform untuk kemajuan kehidupan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 522, "width": 73, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "III. METODE", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 535, "width": 485, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini dilaksanakan di Desa Jaranguda, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Adapun pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat yaitu pada tanggal 05 Febuari 2024 sampai dengan 27 Febuari 2024. Adapun programnya yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 573, "width": 484, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Melakukan sosialisasi dengan memberikan pengarahan kepada masyarakat akan pentingnya literasi digital, pengenalan media digital, istilah-istilah digital di media soasial", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 598, "width": 484, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Melaksanakan Belajar Gratis untuk meningkatkan pengetahuan serta memperkenalkan berbagai jenis media pembelajaran pada anak-anak", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 637, "width": 166, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 651, "width": 48, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Hasil", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 665, "width": 484, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selama berlangsungnya pengabdian terdapat beberapa hal yang telah dicapai di Desa Jaranguda, diantaranya sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 691, "width": 324, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pengguatan Pemanfaatan Literasi Digital di Kantor Desa Jaranguda", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 705, "width": 485, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan ini dilaksanakan pada seluruh perangkat desa Jaranguda. Sosialisasi dilaksanakan sebaanyak 4 kali. Perangkat Desa antusias mengikuti sosialisasi yang dilaksanakan. Penguatan pemanfaatan literasi digital dilaksanakan sesuai dengan tujuan kegiatan yaitu menambah wawasan mengenai literasi digital, pengenalan desa-desa digital di Indonesia serta pemanfaatan media social sebagai sarana informasi. Adapun aplikasi yang", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 51, "width": 471, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) e-ISSN : 2745 4053 Vol. 5 No. 2, 2024 |pp: 1921-1924 | DOI : http://doi.org/10.55338/jpkmn.v5i2.3051", "type": "Text" }, { "left": 519, "top": 757, "width": 23, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1923", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 772, "width": 472, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terakreditasi SINTA 5 SK :105/E/KPT/2022 Renita Br Saragih, et.al Penguatan Pemanfaatan Litersi Digital Pada Masyarakat Desa Jaranguda", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 79, "width": 485, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dikenalkan pada perangkat desa yaitu DIGIDESA, aplikasi yang menwarkan berbagai layanan untuk membantu perangkat desa terkait adminirtasi kependudukan, layanan public, aggaran desa dan berbagai layanan lain untuk membantu desa.", "type": "Text" }, { "left": 231, "top": 283, "width": 172, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Pengenalan Aplikasi DIGIDES", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 307, "width": 314, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pengguatan Pemanfaatan Literasi digital pada Anak Usia Sekolah", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 319, "width": 485, "height": 61, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan ini diikuti oleh anak usia sekolah yang bertempat tinggal di desa Jaranguda. Sosialisasi dilaksanakan di kantor desa Jaranguda pukul 14:00 WIB. Penguatan Literasi Digital dilaksanakan sejalan dengan kegiatan bimbingan belajar. Anak usia sekolah antusias mengikuti kegiatan tersebut. Peserta memperoleh pengetahuan baru terkait sumber belajar yang berbasis digital yang bisa diakses oleh seluruh anak usia sekolah Desa Jaranguda.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 383, "width": 485, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Media pembelajaran yang digunakan saat bimbingan belajar menarik perhatian. Anak-anak yang belum mengetahui angka, huruf dan warna sudah mulai bisa mengenal huruf. Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran meningkatkan motivasi anak-anak dalam mendengarkan paparan materi pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 533, "width": 261, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2 Kegiatan Penggunaan aplikasi mathedu dan calistung", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 558, "width": 310, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Pengguatan Pemanfaatan Literasi Digital pada Masyarakat Desa", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 570, "width": 485, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan ini dilaksanakan pada masayarakat desa Jaranguda. Sosialiasi dilaksanakan secara bertahap. Masyarakat diperkenalkan pada aplikasi digital berisi informasi Kesehatan, konten promosi pada media social, pengenalan istilah-istilah digital serta penyaringan informasi yang tersebar pada social media.", "type": "Text" }, { "left": 215, "top": 739, "width": 171, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Kegiatan Pengenalan Aplikasi", "type": "Caption" }, { "left": 57, "top": 51, "width": 471, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) e-ISSN : 2745 4053 Vol. 5 No. 2, 2024 |pp: 1921-1924 | DOI : http://doi.org/10.55338/jpkmn.v5i2.3051", "type": "Text" }, { "left": 519, "top": 757, "width": 23, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1924", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 772, "width": 472, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terakreditasi SINTA 5 SK :105/E/KPT/2022 Renita Br Saragih, et.al Penguatan Pemanfaatan Litersi Digital Pada Masyarakat Desa Jaranguda", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 79, "width": 98, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "V. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 91, "width": 485, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Literasi Digital merupakan bagian penting dari sebuah pendidikan. Pemanfaatan teknologi digital mampu mengubah kehidupan. Penguatan Pemanfaatan Literasi Digital tidak terlepas dari berbagai pihak. Peran semua pihak diperlukan untuk mendukung pemanfataan lierasi digital. Berdasarkan pelaksanaan pengadian yang telah dilaksanakan Literasi digital masyarakat Desa Jaranguda meningkat. Masyarakat Desa telah mampu memanfaatkan teknologi digital sebagai sumber informasi untuk memecahkan permasalahan, sumber belajar serta memahami istilah-istilah digital.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 180, "width": 135, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UCAPAN TERIMA KASIH", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 194, "width": 484, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penulis mengucapkan terimakasih kepada Desa Jaranguda yang telah menjadi mitra dalam pelaksanaan kegiatan ini serta pada Mahasiswa FKIP Universitas HKBP Nommensen Medan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 233, "width": 104, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 245, "width": 484, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agustin I. N. N. & Supriyono A. (2009). Permasalahan pendidikan di Indonesia [Educational problems in Indonesia].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 257, "width": 456, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Magistra , Vol 21 , No 69 (2009): Magistra Edisi Juni , 15.", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 268, "width": 484, "height": 102, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://journal.unwidha.ac.id/index.php/magistra/article/view/186 Dewi, D. A., Hamid, S. I., Annisa, F., Oktafianti, M., & Genika, P. R. (2021). Menumbuhkan Karakter Siswa melalui Pemanfaatan Literasi Digital. Jurnal Basicedu , 5 (6), 5249–5257. https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i6.1609 Hidayat, N., & Khotimah, H. (2019). Pemanfaatan Teknologi Digital dalam Kegiatan Pembelajaran. Jurnal Pendidikan & Pengajaran Guru Sekolah Dasar , 10–15. https://doi.org/10.33751/jppguseda.v2i1. 988 Kemendikbudristek. (2024). Pengertian, Jenis dan Manfaat Literasi . UPT Perpustakaan Institut Islam Negeri Madura. https://perpus.iainmadura.ac.id/berita/2024/01/literasi-pengertian-jenis-dan-manfaat-literasi Muyassaroh. (2022). Jurnal Bahasa, Sastra, Budaya, dan Pengajarannya ( Protasis) Amik Veteran Porwokerto . 1 , 81– 90.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 372, "width": 484, "height": 79, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Novitasari, Y., & Fauziddin, M. (2022). Analisis Literasi Digital Tenaga Pendidik pada Pendidikan Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini , 3570–3577. Pipit Fitriyani. (2018). Pendidikan Karakter Bagi Generasi Z. Knappptma Ke-7 , 307–314. http://www.appptma.org/wp- content/uploads/2019/08/34.-Pendidikan-Karakter-Bagi-Generasi-Z.pdf Rohman, A., Asbari, M., & Rezza, D. (2024). Literasi Digital: Revitalisasi Inovasi Teknologi. Information Systems and Management , 3 (1), 1–4. https://jisma.org/index.php/jisma/article/view/742/128 Sindar, A., Sitio, A. S., Ginting, F., & Ramen, S. (2023). Pemanfaatan Literasi Digital dalam Peningkatan Pemrograman.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 453, "width": 246, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Visi Pengabdian Kepada Masyarakat , 04 (02), 59–68.", "type": "List item" } ]
a2b5dfa5-904b-4834-f5ff-5a4b93e9defe
http://ejournal.iaida.ac.id/index.php/loyal/article/download/1132/808
[ { "left": 113, "top": 731, "width": 387, "height": 52, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemberdayaan Ibu-Ibu Rumah Tangga Melalui Penyuluhan Inovasi Produk Dan Pemasaran Online Kerupuk Lontong Di Dusun Blandongan Desa Ngawi Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi Clerency Ardiva Putri, Dwi Setya Nugrahini", "type": "Page footer" }, { "left": 489, "top": 707, "width": 21, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "204", "type": "Page footer" }, { "left": 122, "top": 112, "width": 379, "height": 68, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemberdayaan Ibu-Ibu Rumah Tangga Melalui Penyuluhan Inovasi Produk Dan Pemasaran Online Kerupuk Lontong Di Dusun Blandongan Desa Ngawi Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi", "type": "Section header" }, { "left": 189, "top": 194, "width": 246, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Clerency Ardiva Putri 1 , Dwi Setya Nugrahini 2", "type": "Text" }, { "left": 134, "top": 209, "width": 355, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1,2 Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam", "type": "List item" }, { "left": 274, "top": 224, "width": 76, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "IAIN Ponorogo", "type": "Picture" }, { "left": 223, "top": 238, "width": 177, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-mail : 1 [email protected]", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 272, "width": 398, "height": 255, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT: Innovation can be defined as the process or result of developing and utilizing knowledge, skills (including technological skills) and experience to create and improve products and processes so that they provide added value. Lontong is a mainstay food that is widely traded by the people of Dusun Blandongan. So do not be surprised if the average woman from Dusun Blandongan Ngawi works as a rice cake seller. To empower their assets, namely lontong food, KPM-DDR students will conduct counseling on product innovation and online marketing of lontong crackers. This activity aims to innovate products and provide marketing information for lontong sellers and housewives to get additional income when at home and to increase competitiveness, promotion and marketing of local food products for the people of Dusun Blandongan Ngawi. Regarding the method used for the counseling, the researcher uses the Asset-based community development (ABCD) approach, which is more appropriate for KPM-DDR. The results of the counseling are, 1) Extension activities and training on making rice cake crackers with housewives went well; 2) In the online media counseling that is used to market the product, the Facebook and Whatsapp applications are chosen because many residents have often operated the two applications.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 539, "width": 272, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Counseling, Product innovation, Marketing", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 574, "width": 73, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 596, "width": 397, "height": 101, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manusia dalam kehidupan memerlukan pekerjaan agar dapat memenuhi kebutuhan hidup, apalagi bagi mereka yang sudah berkeluarga. Dalam hal ini yang memiliki tanggung jawab utama dalam mencari adalah seorang Ayah. Setiap Ayah merupakan kepala keluarga yang memiliki kewajiban dalam pemenuhan kebutuhan seluruh keluarganya. Namun,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 731, "width": 387, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemberdayaan Ibu-Ibu Rumah Tangga Melalui Penyuluhan Inovasi Produk Dan Pemasaran Online Kerupuk Lontong Di Dusun Blandongan Desa Ngawi Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi Clerency Ardiva Putri, Dwi Setya Nugrahini", "type": "Page footer" }, { "left": 489, "top": 707, "width": 21, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "205", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 113, "width": 397, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "walaupun mencari nafkah adalah tugas dari kepala keluarga, seorang istri atau ibu rumah tangga juga boleh bekerja untuk membantu perekonomian keluarga. Bagi ibu rumah tangga yang sibuk mengurusi rumah bisa juga membangun suatu usaha atau bisnis di dalam rumah.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 198, "width": 397, "height": 185, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada saat ini kemajuan yang sangat kita rasakan adalah perkembangan era revolusi industri 4.0 yang mana revolusi ini lebih dikenal dengan revolusi teknologi dan revolusi digital. Kita lihat saja disekitar kita banyak yang telah menikmati tekonologi terutama smartphone . Zaman sekarang banyak yang menggunakan smartphone mulai dari kalangan muda sampai tua. Yang kemudian ada yang namanya internet, penggermar smartphoe semakin banyak. Pada kenyataannya dikutip dari Reuters bersumber data milik firma riset Canalys, penjualan smartphone global melonjak 27% menjadi 347 juta unit pada kuartal pertama 2021. 1", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 388, "width": 397, "height": 184, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sama halnya dengan masyarakat Dusun Blandongan, mereka juga tidak ketinggalan zaman. Yang mana banyak dari warga dusun tersebut memiliki smartphone . Selain itu ada juga beberapa rumah warga yang memasang wifi untuk memudahkan akses informasi melalui internet. Dari hal ini dapat dilihat bahwa perkembangan revolisi industri 4.0 atau revolusi teknologi dan digital juga dirasakan oleh warga Dusun Blandongan. Apalagi dampak pandemi ini banyak anak warga yang mengharuskan memiliki smartphone dikarenakan adanya sekolah secara online. Sehingga banyak warga mulai anak kecil sampai tua yang sudah memiliki smartphone . 2", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 578, "width": 397, "height": 58, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk para pelaku usaha zaman sekarang mereka lebih memanfatkan era revolusi 4.0 untuk melakukan pemasaran secara online. Dengan menggunakan media sosial pelaku usaha dapat mengunggah terkait", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 660, "width": 397, "height": 37, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Dinar Surya Oktarini dan Rezza Dwi Rachmanta, Penjualan HP 2021 , https://www.suara.com/tekno/2021/04/30/070000/apple-nomor-dua-samsung-pimpin- pasar-smartphone-global. Diakes pada 14 Juli 2021.", "type": "Footnote" }, { "left": 135, "top": 696, "width": 360, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Observasi mengenai kepemilikan smartphone di Dusun Blandongan 5-10 Juli 2021.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 731, "width": 387, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemberdayaan Ibu-Ibu Rumah Tangga Melalui Penyuluhan Inovasi Produk Dan Pemasaran Online Kerupuk Lontong Di Dusun Blandongan Desa Ngawi Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi Clerency Ardiva Putri, Dwi Setya Nugrahini", "type": "Page footer" }, { "left": 489, "top": 707, "width": 21, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "206", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 113, "width": 397, "height": 122, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "informasi produknya agar lebih dikenal oleh konsumen dan jangkauan produknya dikenal lebih luas. Internet menunjukkan berbagai segi fungsi pemasaran, bekerja sebagai sebuah mekanisme untuk membangun permintaan, mengarahkan konsumen ke aksi pembelian, mengisi pesanan, menyediakan layanan pelanggan, dan juga berfungsi sebagai media periklanan yang serba guna. 3", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 240, "width": 397, "height": 58, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil wawancara Bapak Narimo selaku warga Dusun Blandongan mengatakan “Kalau HP biasanya Cuma buat sosial media aja kalau tidak ya dibuat untuk menggali informasi. Ngga ada kepikiran buat jualan lewat HP”", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 303, "width": 397, "height": 59, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selain itu, Ibu Ida juga mengatakan hal demikian selaku warga yang memiliki usaha kerupuk “Enakan kalau berjualan berhadapan dengan konsumen langsung, soalnya kalau lewat internet ribet.”", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 367, "width": 397, "height": 100, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan penjelasan Bapak Narimo dan Ibu Ida jarang sekali warga yang memanfaatkan kemajuan teknologi untuk usahanya, mereka lebih memilih terjun langsung dan berhadapan dengan konsumen. Sehingga smartphone dan internet lebih digunakan sebagai alat komunikasi dan menggali informasi oleh warga Dusun Blandongan. 4", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 472, "width": 397, "height": 185, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Inovasi dapat diartikan sebagai proses atau hasil pengembangan dan pemanfaatan dari pengetahuan keterampilan (termasuk keterampilan teknologi) dan pengalaman guna menciptakan dan memperbaiki produk, proses sehingga memberikan nilai lebih. 5 Para pelaku usaha juga harus memperhatikan terkait produknya, apalagi semakin berkembangnya dunia bisnis semakin banyak persaingan. Untuk produk yang monoton dan jarang diminati konsumen harusnya para pelaku usaha melakukan pembaharuan bisa dari tempatnya, produknya, atau layanannya. Pembaharuan ini bisa disebut dengan inovasi.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 672, "width": 320, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 Salmiah dkk, Online Marketin (Medan: Yayasan Kita Menulis, 2020), hal. 6.", "type": "List item" }, { "left": 135, "top": 684, "width": 370, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 Wawancara dengan Bapak Narimo dan Ibu Ida, Warga Dusun Blandongan 7 Juli 2021.", "type": "List item" }, { "left": 135, "top": 695, "width": 321, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5 Sisca dkk, Manajemen Inovasi (Medan: Yayasan Kita Menulis, 2021), hal. 4.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 731, "width": 387, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemberdayaan Ibu-Ibu Rumah Tangga Melalui Penyuluhan Inovasi Produk Dan Pemasaran Online Kerupuk Lontong Di Dusun Blandongan Desa Ngawi Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi Clerency Ardiva Putri, Dwi Setya Nugrahini", "type": "Page footer" }, { "left": 489, "top": 707, "width": 21, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "207", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 113, "width": 397, "height": 185, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan diawal pembahasan, bahwasannya ibu-ibu warga Dusun Blandongan lebih banyak berprofesi sebagai penjual lontong. Yang mana bisa dikatakan lontong merupakan aset dari warga Dusun Blandongan. Namun masalahnya disini para penjual lontong apabila mendapati lontongnya tidak laku terjual habis dan telah basi mereka biasanya akan memberikan lontong basi tersebut untuk pakan ternak atau dibuang begitu saja. Yang mana mereka tidak mengetahui bahwasannya lontong yang basi tersebut bisa dijadikan krupuk lontong yang enak.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 303, "width": 397, "height": 185, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Konsep dari pengabdian masyarakat yaitu dengan menjadikan penyuluhan inovasi produk dan pemasaran melalui media online juga telah banyak diketahui di berbagai pengabdian masyarakat oleh PTKIN, yaitu diantaranya yang telah dilakukan oleh Endah Djuwendah dengan judul Penyuluhan Inovasi Produk dan Pemasaran Industri Kecil Pangan di Desa Gunung Manik Tanjungsari Sumedang. Yang mana beranggapan inovasi produk merupakan hal yang penting dalam meningkatkan daya saing dan nilai penjualan. Selain itu penyuluhan dan pengenalan penggunaan informasi pemasaran produk merupakan wujud penerapan dari teknologi yang ada. 6", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 493, "width": 398, "height": 164, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Sukarjo dengan judul Pelatihan Marketing dan Pembuatan Produk Inovatif Olahan Singkong, Ubi, Pepaya Desa Banyukuning, Kec. Bandungan, Kab. Semarang. Dalam penelitiannya mengetahui bahwasannya warga terbiasa menjual hasil panennya dengan menjual secara mentah ke pasar yang mana di dalamnya masih kurang yang namanya inovasi. Kemudian dalam penyuluhan tersebut Sukarjo mencoba untuk membuat inovasi produk agar produk yang dijual warga ada tambahan nilai jual, selain itu inovasi bertujuan untuk melatih", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 672, "width": 398, "height": 37, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6 Endah Djuwendah dan Tuti Karyanu, “penyuluhan Inovasi Produk dan Pemasaran Industri Kecil Pangan di Desa Gunung Manik Tanjungsari Sumedang,” Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Mayarakat Vol. 9, No. 4 (2020).", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 731, "width": 387, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemberdayaan Ibu-Ibu Rumah Tangga Melalui Penyuluhan Inovasi Produk Dan Pemasaran Online Kerupuk Lontong Di Dusun Blandongan Desa Ngawi Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi Clerency Ardiva Putri, Dwi Setya Nugrahini", "type": "Page footer" }, { "left": 489, "top": 707, "width": 21, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "208", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 113, "width": 397, "height": 59, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "keterampilan warga. Adapun penyuluhan yang diadakan berupa pelatihan marketing yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan warga terkait pemanfaatan potensi keunggulan dari segi ekonomi. 7", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 177, "width": 398, "height": 206, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan Undang-undang nomor 12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi yang mampu menciptakan dan mengembangkan masyarakat secara mandiri dalam bidang ekonomi, membantu membentuk kenyamanan, ketentraman dalam hidup masyarakat dan mampu meningkatkan keterampilan berpikir, membaca, menulis maupun keterampilan lain yang dibutuhkan oleh masyarakat. 8 Sejalan dengan hal tersebut kegiatan KPM-DDR dalam tema ekonomi ini dilaksanakan untuk membantu para warga dalam mengetahui berbagai macam ilmu yang mana mampu membantu masyarakat dalam menyelesaikan permasalahannya terkhusus dalam lingkup pengembangan produk makanan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 388, "width": 397, "height": 100, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan inovasi produk dan memberikan informasi pemasaran bagi penjual lontong dan ibu-ibu rumah tangga untuk mendapat pendapatan tambahan ketika di rumah dan dapat meningkatkan daya saing, promosi dan pemasaran produk pangan lokal masyarakat Dusun Blandongan Ngawi.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 502, "width": 41, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 524, "width": 397, "height": 79, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelaksanaan kegiatan KPM-DDR ini penyuluhan dilakukan secara mandiri oleh mahasiswa. Yang mana dalam penyuluhan tersebut melibatkan antara dua pihak yaitu antara mahasiswa sebagai pelaksana penyluhan dan masyarakat sebagai target yang akan diberikan penyuluhan. Adapun tujuan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 626, "width": 397, "height": 60, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 Sukarjo, Azizah Nur Aini Muslichah, dan Muhammad Septian Ade Chandra, “Pelatihan Marketing dan Pembuatan Produk Inovatif Olahan Singkong, Ubi, Pepaya Desa Banyukuning, Kec. Bandungan, Kab. Semarang,” Jurnal Pendidikan 1 (2019), https://kkn.unnes.ac.id/lapkknunnes/21903_3322202009_6_Desa%20Banyukuning219030 029_20191209_181425.pdf", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 684, "width": 397, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8 Husaeni UA, Potensi Ekonomi Desa Menuju Desa Mandiri (Studi di Desa Sukamanah Kecamatan Karangtengah Kabupaten Cianjur, Journal of Empowement No. 1 Vol 1, hal. 11.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 731, "width": 387, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemberdayaan Ibu-Ibu Rumah Tangga Melalui Penyuluhan Inovasi Produk Dan Pemasaran Online Kerupuk Lontong Di Dusun Blandongan Desa Ngawi Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi Clerency Ardiva Putri, Dwi Setya Nugrahini", "type": "Page footer" }, { "left": 489, "top": 707, "width": 21, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "209", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 113, "width": 398, "height": 354, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dari penyuluhan ini adalah untuk mengembangkan dan pemberdayagunakan individu dan masyarakat, khususnya ibu-ibu rumah tangga bersama pedagang lontong agar dapat menjadikan lontong dengan menginovasi produk lontong menjadi olahan lain yang dapat dijadikan nilai jual yang mana dapat berdampak luas untuk kesejahteraan masyarakat dusun Blandongan Ngawi. Untuk proses penyuluhan di Dusun Blandongan Desa Ngawi Kecamatan/Kabupaten Ngawi dimulai dengan penggalian data dan survei tempat, perencanaan dan pelaksanaan program dan evaluasi kegiatan penyuluhan. Kemudian terkait metode yang digunakan untuk penyuluhan tersebut peneliti menggunakan pendekatan Asset-bassed community development (ABCD) yang mana pendekatan ini lebih tepat digunakan untuk KPM-DDR. Dikarenakan pendekatan ABCD merupakan sebuah pendekatan dalam pengembangan masyarakat yang berada dalam aliran besar mengupayakan terwujudkan sebuah tatanan kehidupan sosial dimana masyarakat menjadi pelaku dan penentu upaya pembangunan dilingkungannya atau yang seringkali disebut dengan Community-Driven Development (CDD) 9", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 472, "width": 397, "height": 164, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemudian cara yang peneliti gunakan untuk menemukenali dan memobilisasi asset dengan menggunakan cara pemetaan melalui komunitas ( community mapping ). Secara definisi pemetaan komunitas adalah mendekati sesuatu dengan tujuan memperluas akses ke pengetahuan lokal. Yang mana dengan adanya hal ini mengharapkan antar masyarakat dapat bertukar pikiran dan pengalaman sehingga dapat memberikan peluang bagi semua anggota masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses yang mempengaruhi lingkungan dan kehidupan mereka. Adapun tujuan dari pemetaan komunitas", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 683, "width": 397, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9 Ahmadi dkk, Pedoman KPM-DDR 2021 Institut Agama Islam Negeri Ponorogo (Ponorogo: LPPM IAIN Ponorogo, 2021), hal. 20.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 731, "width": 387, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemberdayaan Ibu-Ibu Rumah Tangga Melalui Penyuluhan Inovasi Produk Dan Pemasaran Online Kerupuk Lontong Di Dusun Blandongan Desa Ngawi Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi Clerency Ardiva Putri, Dwi Setya Nugrahini", "type": "Page footer" }, { "left": 489, "top": 707, "width": 21, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "210", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 113, "width": 397, "height": 37, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ini adalah agar anggota dari komunitas dapat belajar memahami dan mengidentifikasi kekuatan yang telah ada di dalam kelompok tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 156, "width": 397, "height": 121, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dusun Blandongan juga memiliki mata pencaharian yang rata-rata sama, yaitu sebagai pedagang lontong. Para pedagang sudah memiliki keahlian tersendiri dalam membuat lontong yang mana keahlian tersebut sudah diajarkan oleh orang-orang terdahulu di Dusun Blandongan. Maka dari itu peneliti menyimpulkan bahwasannya lontong merupakan asset yang dimiliki oleh kelompok pedagang lontong.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 282, "width": 397, "height": 101, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dikarenakan adanya permasalahan seperti yang telah dijelaskan dipenjelasan sebelumnya, maka mahasiswa KPM-DDR akan mengadakan penyuluhan mengenai inovasi produk dan pemasaran lewat media online menggunakan metode ABCD. Untuk urutan pelaksanaan penyuluhann adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 388, "width": 375, "height": 79, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Inkulturasi (Perkenalan), yang mana memberitahukan maksud dan tujuan mengadakan KPM-DDR di Dusun Blandongan sebagai bentuk agar warga memahami maksud dan tujuan dari KPM-DDR dan berharap dapa membangun kepercayaan para warga.", "type": "List item" }, { "left": 135, "top": 471, "width": 375, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Discovery (mengungkap informasi), dalam artian menemukan masa lampau yang telah menggunakan pendekatan yang sama untuk mengunggkap hal-hal untuk memungkinkan sukses dan maju untuk para komunitas sampai kondisi saat ini.", "type": "List item" }, { "left": 135, "top": 555, "width": 375, "height": 102, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Design (mengetahui aset dan mengidentifikasi peluang), memberikan peluang kepada warga untuk mendapatkan keuntungan. Yang mana memberikan jalan menuju pencapaian gambaran masa depan. Dengan hal tersebut warga akan menyadari kekuatan positif yang mungkin belum mereka sadari.", "type": "List item" }, { "left": 135, "top": 661, "width": 375, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4) Define (mendukung keterlaksanaan program kerja), dengan memetakan asset yang dimiliki oleh komunitas. Jadi disini", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 731, "width": 387, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemberdayaan Ibu-Ibu Rumah Tangga Melalui Penyuluhan Inovasi Produk Dan Pemasaran Online Kerupuk Lontong Di Dusun Blandongan Desa Ngawi Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi Clerency Ardiva Putri, Dwi Setya Nugrahini", "type": "Page footer" }, { "left": 489, "top": 707, "width": 21, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "211", "type": "Text" }, { "left": 146, "top": 113, "width": 364, "height": 59, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mengaharapkan warga mampu mengetahui asset yang dimiliki untuk mengembangkan mimpinya dimasa depan baik berupa sumber daya atau keterampilan yang mereka miliki.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 177, "width": 375, "height": 100, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5) Perencanaan aksi, dengan adanya praktik di masyarakat mengharapkan mampu untuk membentuk jalan menuju gambaran masa depan. Sebelum melakukan penyuluhan mengenai asset peneliti akan menguji coba produk sehingga ketika pelaksanaan tidak ada yang namanya kekeliruan dan memberikan rasa aman kepada warga.", "type": "List item" }, { "left": 146, "top": 282, "width": 364, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setelah produk dirasa aman maka siap untuk menyuluhkan hasil uj coba tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 324, "width": 375, "height": 101, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6) Pemantauan, pembelajaran dan evaluasi. Dalam hal ini pendekatan berbasis aset memerlukan yang namanya studi data dasar, monitoring perkembangan dan kinerja. Jadi disini sudah tidak bagaimana setengah gelas yang kosong akan diisi, namun lebih ke bagaimana setengah gelas yang penuh dimobilisasi.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 450, "width": 95, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil dan Diskusi", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 472, "width": 397, "height": 206, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setelah pelaksanaan observasi, survei, wawamcara dan melihat rata-rata mata pencaharian ibu-ibu dusun Blandongan diketahui bahwasannya makanan lontong merupakan aset unggulan yang dimiliki oleh warga dusun Blandongan. Dari sini peneliti mengetahui adanya kendala terhadap kemubaziran produk, yang mana lontong yang telah basi sering dibuang dan kadang diberikan untuk pakan ternak seperti sapi dan kambing. Untuk mengatasi permasalahan tersebut mahasiswa IAIN Ponorogo yang melakukan KPM-DDR di dusun Blandongan ingin mengadakan kegiatan penyuluhan inovasi produk dan penyuluhan terkait pemasaran melalui media online. Berdasarkan metode ABCD, ada lima tahapan dalam", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 731, "width": 387, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemberdayaan Ibu-Ibu Rumah Tangga Melalui Penyuluhan Inovasi Produk Dan Pemasaran Online Kerupuk Lontong Di Dusun Blandongan Desa Ngawi Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi Clerency Ardiva Putri, Dwi Setya Nugrahini", "type": "Page footer" }, { "left": 489, "top": 707, "width": 21, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "212", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 113, "width": 397, "height": 37, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "melaksanakan KPM-DDR yang akan disebutkan dan dijelaskan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 154, "width": 73, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Inkulturasi", "type": "Section header" }, { "left": 149, "top": 177, "width": 361, "height": 185, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dusun Blandongan merupakan salah satu dusun dari Desa Ngawi. Yang mana Desa Ngawi terdiri dari 5 dusun yaitu, 1) Dusun Jetis; 2) Dusun Ngawi; 3) Dusun Banjar; 4) Dusun Ngantru, Dusun Blandongan. Untuk pimpinan dusun dari Dusun Blandongan ini di pimpin oleh Bapak Suyitno. Dari survey peneliti menurut mata pencaharian ibu-ibu di Dusun Blandongan menunjukkan 32% bekerja sebagai penjual lontong. Dengan hal ini menunjukkan rata-rata ibu- ibu Dusun Blandongan mengandalkan menjual lontong untuk memenuhi kebutuhanya.", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 556, "width": 347, "height": 30, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Grafik Mata Pencaharian Ibu-Ibu Dusun Blandongan (Sumber: Dokumentasi, 2021)", "type": "Section header" }, { "left": 149, "top": 606, "width": 361, "height": 100, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. diatas merupakan grafik mata pencaharian ib-ibu di Dusun Blandongan yang berjumlah 93 warga ib-ibu. Dari Gambar 1. diatas dapat dilihat ada beberapa pekerjaan yang dipilih oleh ibu-ibu Dusun Blandongan diantaranya yaitu buruh pabrik (10 orang); guru (1 orang); PNS (2 orang); pedagang lontong (30 orang); pemilik industri", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 731, "width": 387, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemberdayaan Ibu-Ibu Rumah Tangga Melalui Penyuluhan Inovasi Produk Dan Pemasaran Online Kerupuk Lontong Di Dusun Blandongan Desa Ngawi Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi Clerency Ardiva Putri, Dwi Setya Nugrahini", "type": "Page footer" }, { "left": 489, "top": 707, "width": 21, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "213", "type": "Page footer" }, { "left": 149, "top": 113, "width": 361, "height": 164, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "rumahan (6 orang); pedagang ice cream (1 orang); pedagang pentol (1 orang); Ibu Kepala Dusun (1 orang); salon (1 orang); Ibu rumah tangga (16 orang); petani (1 orang); tukang pijat (2 orang); pedagang kue (2 orang); pedagang sayur (6 orang); dealer mobil (1 orang); warung dan toko (8 orang); rumah makan (3 orang); dan selepan (1 orang). Disini dapat dilihat bahwasannya pekerjaan yang paling banyak lakoni ibu-ibu Dusun Blandongan adalah sebagai pedagang lontong yaitu 30 orang (32%) diantara 93 warga ibu-ibu.", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 281, "width": 66, "height": 17, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Discovery", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 303, "width": 361, "height": 206, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada tahapan ini, ketika melakukan sela-sela kegiatan warga seperti arisan ibu-ibu, pengajian, arisan karang taruna, dan kegiatan lainnya kami mewawancarai warga menanyakan terkait potensi dan asset aa yang mereka punya. Pada saat pertama kali izin ke Kepala Dusun Blandongan, kami juga menanyakan terkait aset yang dimiliki warga Blandongan. Pak Suyitno selaku Kepa Dusun Blandongan berkata “Disini kalau ngomongin dominan pekerjaan itu penjual lontong. Soalnya dari jaman mbah-mbah dulu udah jualan lontong sampai yang nerusin anak cucunya.” 10 Selain itu, ketika kami mewawancarai ibu-ibu pengajian juga mengatakan hal yang sama.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 514, "width": 361, "height": 37, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Ibu Nyumiarti lontong merupakan olahan yang paling banyak dijual di Dusun Blandongan. 11", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 556, "width": 361, "height": 80, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil wawancara tersebut menyatakan bahwasannya menjual lontong merupakan mata pencaharian dominan dibanding dengan mata pencaharian lainnya. Namun selain lontong sebenarnya ada juga aset yang dimiliki oleh warga Blandongan. Ketika kami melakukan", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 672, "width": 335, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10 Wawancara dengan Bapak Suyitno, Kepala Dusun Blandongan, 26 Juni 2021.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 684, "width": 397, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "11 Wawancara dengan Ibu Nyumiarti, Warga Dusun Blandongan dan Peserta Pengajian 10 Juli 2021.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 731, "width": 387, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemberdayaan Ibu-Ibu Rumah Tangga Melalui Penyuluhan Inovasi Produk Dan Pemasaran Online Kerupuk Lontong Di Dusun Blandongan Desa Ngawi Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi Clerency Ardiva Putri, Dwi Setya Nugrahini", "type": "Page footer" }, { "left": 489, "top": 707, "width": 21, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "214", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 113, "width": 361, "height": 37, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "survei banyak sekali pohon jati dan tanaman jagung disepanjang jalanan Dusun Blandongan. 12", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 166, "width": 52, "height": 17, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Design", "type": "Section header" }, { "left": 149, "top": 187, "width": 361, "height": 270, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahapan design merupakan identifikasi peluang dan mengetahui aset yang dimiliki dengan cara melakukan pemetaan aset yang dimiliki oleh komunitas atau individu. Pemetaan aset atau community map merupakan pendekatan atau sebuah cara untuk memperluas akses ke pengetahuan lokal. 13 Maksudnya dari memperluas akses ke pengetahuan lokal adalah mengenalkan kepada masyarakat bakat atau potensi yang mereka miliki. Sehingga pemetaan aset ini dapat meningkatkan pengetahuan komunitas tentang wilayah komunitas. Dengan kata lain mereka paham betul dengan potensi atau bakat mereka. Dari penjelasan sebelumnya yaitu mengenai discovery menyatakan bahwa aset yang dimiliki oleh warga Dusun Blandongan adalah lontong, jati dan jagung. Namun, dari ketiga aset tersebut peneliti mengambil satu dari aset tersebut yaitu lontong.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 462, "width": 361, "height": 164, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lontong merupakan produk unggulan milik warga dusun Blandongan terutama para ibu-ibu. Banyak yang memilih untuk berdagang lontong di dusun ini, sebab sudah kebiasaan dan turun temurun dari keluarganya menjadi pedagang lontong. Jadi tidak heran jika di dusun Blandongan banyak yang berdagang lontong. Menurut warga dusun Blandongan lontong merupakan jenis makanan yang mudah dalam pembuatannya dan mampu memberikan keuntungan yang lumayan.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 672, "width": 245, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "12 Survei aset lainnya di Dusun Blandongan, 27 Juni 2021.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 683, "width": 397, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "13 Ahmadi dkk, Pedoman KPM-DDR 2021 Institut Agama Islam Negeri Ponorogo (Ponorogo: LPPM IAIN Ponorogo, 2021), hal. 54.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 731, "width": 387, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemberdayaan Ibu-Ibu Rumah Tangga Melalui Penyuluhan Inovasi Produk Dan Pemasaran Online Kerupuk Lontong Di Dusun Blandongan Desa Ngawi Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi Clerency Ardiva Putri, Dwi Setya Nugrahini", "type": "Page footer" }, { "left": 489, "top": 707, "width": 21, "height": 16, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "215", "type": "Page footer" }, { "left": 149, "top": 113, "width": 361, "height": 143, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut wikipedia lontong adalah makanan khas dari Indonesia yang telah berkembang di masyarakat khusunya pulau Jawa, yang mana lontong dibuat dari bahan utama beras yang dibungkus dengan daun pisang kemudian memasaknya dengan cara dikukus diatas air mendidih selama beberapa jam dan apabila air yang digunakan mengukus akan habis dituangkan air kembali sampai berulang kali sampai beberapa kali hingga lontong matang dan siap disajikan.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 261, "width": 361, "height": 206, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Namun disini masalahnya adalah para masyarakat dusun Blandongan yang rata-rata berjualan lontong, apabila mengetahui lontongnya tidak habis maka dibiarkan bahkan sampai bisa jadi basi. Karena jika lontong kemarin dikukus kembali itu akan mengurangi kualitas dari produk lontong dusun Blandongan. Untuk lontong yang sisa itu biasanya diberikan ke tetangga apabila masih bisa dimakan. Kemudian untuk lontong yang sudah basi biasanya akan diberikan untuk pakan ternak seperti kambing dan sapi. Tanpa mereka sadari bahwasannya lontong yang basi tersebut bisa dijadikan makanan ringanseperti cemilan kerupuk yang enak.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 472, "width": 361, "height": 227, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan paparan diatas mahasiswa KPM-DDR dari IAIN Ponorogo bermaksud akan melakukan program penyuluhan untuk mencoba memberikan inovasi produk dengan membuat lontong sisa dijadikan kerupuk lontong. Yang mana kerupuk lontong ini bisa dilakukan oleh siapa saja dan mudah pembuatannya. Selain itu untuk rasa bisa diberikan varian rasa bermacam-macam sesuai selera dari masyarakatnya sendiri. Sehingga masyarakat tidak mubazir terhadap lontong sisa. Dengan harapan masyarakat dusun Blandongan khususnya pedagang lontong dan ibu-ibu rumah tangga dapat memanfaatkan lontong agar bisa dijadikan olahan yang mampu memiliki nilai jual.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 731, "width": 387, "height": 52, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemberdayaan Ibu-Ibu Rumah Tangga Melalui Penyuluhan Inovasi Produk Dan Pemasaran Online Kerupuk Lontong Di Dusun Blandongan Desa Ngawi Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi Clerency Ardiva Putri, Dwi Setya Nugrahini", "type": "Page footer" }, { "left": 489, "top": 707, "width": 21, "height": 16, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "216", "type": "Page footer" }, { "left": 149, "top": 113, "width": 361, "height": 185, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh mahasiswa KPM-DDR IAIN Ponorogo, selain penyuluhan digunakan untuk memberikan ide dalam menginovasi produk juga digunakan agar masyarakat dusun Blandongan mengetahui cara pemsaran. Disini peneliti menggunakan jenis pemasaran bentuk digital marketing. Yang mana telah dijelaskan sebelumnya bahwasannya pemasaran bentuk digital marketing merupakan memanfaatkan segala sumber daya dan aset yang dimilikinya melalui online. Untuk penjelasan yang lebih singkat akan dituangkan dalam tabel berikut ini:", "type": "Text" }, { "left": 219, "top": 323, "width": 185, "height": 16, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Program Kerja KPM-DDR", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 673, "width": 145, "height": 16, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Dokumentasi, 2021", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 360, "width": 396, "height": 190, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No. Aset/Potensi yang dimiliki Permasalahan yang dihadapi Rencana Program Kerja Sementara Rencana Pihak yang Dilibatkan 1 Makanan (Lontong)", "type": "Table" }, { "left": 237, "top": 400, "width": 270, "height": 273, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1.Lontong yang tidak habis terjual biasanya akan dibiarkan sampai basi, setelah basi lontong akan dibuang atau dibuat untuk pakan ternak. Begitupun untuk lontong yang tidak jadi akan dibuang juga atau dipakai pakan ternak. 2. Ada beberapa IRT dan bermaksud memberikan peluang kepada IRT agar mendapat uang tambahan 1.Penyuluhan membuat Kerupuk Lontong (agar lontong bisa dimanfaatkan kembali dan tidak mubazir). 2. Penyuluhan terkait bagaimana cara memasarkan produk di media online (WA Bisnis dan Market Place di Facebook) 1.Warga yang berprofesi sebagai penjual lontong atau pedagang yang ada lontongnya seperti penjual rujak petis, gado-gado, lontong tepo).", "type": "Table" }, { "left": 434, "top": 580, "width": 62, "height": 15, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Ibu Rumah", "type": "Table" }, { "left": 434, "top": 593, "width": 34, "height": 15, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tangga", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 731, "width": 387, "height": 52, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemberdayaan Ibu-Ibu Rumah Tangga Melalui Penyuluhan Inovasi Produk Dan Pemasaran Online Kerupuk Lontong Di Dusun Blandongan Desa Ngawi Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi Clerency Ardiva Putri, Dwi Setya Nugrahini", "type": "Page footer" }, { "left": 489, "top": 707, "width": 21, "height": 16, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "217", "type": "Table" }, { "left": 131, "top": 112, "width": 50, "height": 17, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Define", "type": "Section header" }, { "left": 149, "top": 134, "width": 361, "height": 122, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jika komunitas sudah dapat membayangkan dan menangkap aset yang dimilikinya, maka langkah ini merupakan langkah bersama untuk mewujudkan program kerja diatas. Dengan kata lain langkah ini merupakan pelaksanaan program kerja bersama. Berikut adalah pelaksanaan program kerja KPM-DDR di Dusun Blandongan Ngawi : a. Penyuluhan Inovasi Produk Krupuk Lontong", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 261, "width": 343, "height": 333, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut definisi mengenai penyuluhan ada beberapa definisi menurut ahli. Ban mengatakan bahwa penyuluhan merupakan sebuah interversi sosial yang melibatkan cara komunikasi yang baik untuk membantu masyarakat membentuk pola pikir mereka sendiri dan bijak dalam mengambil keputusan. Sedangkan Margono Slamet menegaskan inti dari penyuluhan merupakan demi memberdayakan masyarakat. Memberdayakan disini yang berarti memberikan suatu kekuatan kepada seseorang yang tidak memiliki daya atau bisa diartikan mengembangkan daya dari masyarakat yang sudah dimiliki menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat. Berbeda lagi dengan pendapat dari Mardikanto yang mana penyuluhan merupakan proses dalam komunikasi pembangunan, penyuluhan tidak hanya memberikan informasi berupa pesan-pesan kepada masyarakat namun penyuluhan lebih kepada praktik agar masyarakat mau berpartisipasi bagaimana caranya menumbuh kembangkan masyarakat. 14", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 599, "width": 343, "height": 58, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwasannya penyuluhan merupakan kegiatan yang mana melibatkan antara penyuluh dan masyaraka untuk diajak mengembangkan daya yang", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 683, "width": 397, "height": 26, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "14 Riska Febriyanti, Penyuluhan Sosial Membaca Konteks dan Memberdayakan Masyarakat (Bandung: Lekkas, 2020), hal. 9-11.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 731, "width": 387, "height": 52, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemberdayaan Ibu-Ibu Rumah Tangga Melalui Penyuluhan Inovasi Produk Dan Pemasaran Online Kerupuk Lontong Di Dusun Blandongan Desa Ngawi Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi Clerency Ardiva Putri, Dwi Setya Nugrahini", "type": "Page footer" }, { "left": 489, "top": 707, "width": 21, "height": 16, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "218", "type": "Table" }, { "left": 167, "top": 113, "width": 343, "height": 101, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mereka miliki yang mana dapat lebih bermanfaat apabila dilakukan dalam praktik. Penyuluhan disini memiliki tujuan agar masyarakat dusun Blandongan memiliki inovasi produk terkait makanan lontong dan penyukuhan terkait pemasaran melalui media online.", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 219, "width": 343, "height": 332, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Banyak definisi yang telah dikembangkan hanya untuk memperjelas pengertian dari inovasi, tapi pada dasarnya inovasi meliputi peningkatan, pengembangan, dan adaptasi dari ide-ide baru. Kurang lebih dari 50 tahun waktu yang dibutuhkan untuk menentukan konsep inovasi yang terus menerus dikembangkan oleh para ahli dan institusi. Dengan demikian ada juga beberapa kesamaan atau kemiripan yang mendasar dari konsep inovasi. Kemiripan atau kesamaan tersebut yaitu sesuatu yang baru, baik bisa berupa ide atau tindakan dari perilaku. Untuk saat-saat ini inovasi lebih diartikan sebagai sebuah produk atau jasa bru yang diperkenalkan oleh sebuah kelompok atau organisasi sebelum orang lain atau kelompok lain meniru ciptaan (ide) mereka (imitasi). Hal tersebut bisa dikatakan sebagai inovasi imitasi ( imitative innovation) yang diartikan sebagai menerapkan inovasi yang sudah dikembangkan oleh organisasi lain dan juga sudah dipakai oleh banyak perusahaan. 15", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 556, "width": 343, "height": 101, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwasannya inovasi merupakan suatu ide yang mendasari berkembangnya sesuatu yang baru sehingga ide tersebut dapat diakui sebelum kelompok lain menirunya. Ide tersebut juga bisa bermanfaat bagi kelompok lain yang mana ide tersebut bisa", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 683, "width": 397, "height": 26, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "15 Endah Rahayu Lestari, Manajemen Inovasi: Upaya Meraih Keunggulan Kompetitif (Malang: UB Press, 2019), hal. 15-16.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 731, "width": 387, "height": 52, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemberdayaan Ibu-Ibu Rumah Tangga Melalui Penyuluhan Inovasi Produk Dan Pemasaran Online Kerupuk Lontong Di Dusun Blandongan Desa Ngawi Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi Clerency Ardiva Putri, Dwi Setya Nugrahini", "type": "Page footer" }, { "left": 489, "top": 707, "width": 21, "height": 16, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "219", "type": "Table" }, { "left": 167, "top": 113, "width": 343, "height": 37, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dijadikan patokan atau referensi bagi kelompok mereka (kelompok lain).", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 156, "width": 343, "height": 311, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk inovasi makanan lontong dibuat menjadi kerupuk lontong disini peneliti melihat referensi dari blog resep makanan di internet yang diunggah oleh Rubby Jimenez pada tanggal 20 April 2020 dengan judul “Resep Kerupuk Lontong yang Enak Banget”. 16 Yang mana disini dijelaskan bagaimana cara memasak kerupuk dari sisa lontong. Selain resep ini mengajarkan tata cara atau proses dalam membuat kerupuk lontong yang enak, dari sini juga diajarkan bagaimana kita memanfaatkan sisa lontong yang basi menjadi kerupuk yang bisa jadi nilai jual. Cara menyiapkannya menurut penyuluh cukup mudah dan bahannya pun tidak banyak. Menurut resep ada beberapa cara mudah dan praktis dalam pengolahan kerupuk lontong yang siap dikreasikan. Yang mana dalam pembuatan kerupuk lontong ini hanya menggunakan 2 bahan dan 4 langkah pembuatan. Bahan baku yang dibutuhkan yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 472, "width": 129, "height": 16, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Menyediakan lontong", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 493, "width": 343, "height": 58, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Menyediakan perasa untuk kerupuk lontong sesuai selera. Untuk kerupuk lontong yang diuji coba oleh penyuluh menggunakan rasa barbeque (sapi panggang).", "type": "List item" }, { "left": 135, "top": 556, "width": 375, "height": 38, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sedangkan langkah-langkah untuk membuat kerupuk lontong adalah sebagai beriku:", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 599, "width": 343, "height": 37, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Mengiris tipis lontong, agak tebal tidak apa-apa sebab jika terlalu tipis akan hancur.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 683, "width": 397, "height": 26, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "16 Ruby Jimenez, Cara Membuat Kerupuk Lontong, https://reseplontongku.web.app/6- resep-kerupuk-lontong-yang-enak-banget/ Diakses pada tanggal 24 Juni 2021.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 731, "width": 387, "height": 52, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemberdayaan Ibu-Ibu Rumah Tangga Melalui Penyuluhan Inovasi Produk Dan Pemasaran Online Kerupuk Lontong Di Dusun Blandongan Desa Ngawi Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi Clerency Ardiva Putri, Dwi Setya Nugrahini", "type": "Page footer" }, { "left": 489, "top": 707, "width": 21, "height": 16, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "220", "type": "Table" }, { "left": 167, "top": 113, "width": 343, "height": 37, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Kemudian tata dinampan dan jemur diterik matahari. Jangan lupa di bolak-balik sampai benar-benar kering.", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 156, "width": 343, "height": 37, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Setelah kering, goreng dengan minyak yang banyak, angkat, tiriskan.", "type": "List item" }, { "left": 167, "top": 198, "width": 343, "height": 37, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4) Masukkan toples kerupuk lontong yang telah digoreng dan diberi bumbu perasa.", "type": "List item" }, { "left": 167, "top": 240, "width": 343, "height": 37, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5) Setelah tercampur rata, kerupuk lontong siap disantap dan dihidangkan.", "type": "List item" }, { "left": 197, "top": 549, "width": 230, "height": 16, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Hasil Inovasi Kerupuk Lontong", "type": "Section header" }, { "left": 229, "top": 563, "width": 166, "height": 16, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Sumber: Dokumentasi, 2021)", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 600, "width": 250, "height": 16, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Penyuluhan Pemasaran Melalui Media Online", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 621, "width": 343, "height": 58, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Secara definisi yang dijelaskan oleh Philip Kotler pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan pada usaha untuk memuaskan keinginan ( wants ) dan kebutuhan ( needs ) melalui", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 731, "width": 387, "height": 52, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemberdayaan Ibu-Ibu Rumah Tangga Melalui Penyuluhan Inovasi Produk Dan Pemasaran Online Kerupuk Lontong Di Dusun Blandongan Desa Ngawi Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi Clerency Ardiva Putri, Dwi Setya Nugrahini", "type": "Page footer" }, { "left": 489, "top": 707, "width": 21, "height": 16, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "221", "type": "Table" }, { "left": 167, "top": 113, "width": 343, "height": 270, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "proses pertukaran. 17 Dari definisi tersebut dapat disumpulkan bahwasannya hal yang mendasari adanya pemasaran merupakan keinginan dan kebutuhan dari manusia atau konsumen. Kemudian ada definisi lain menurut American Marketing Association mendefinisikan pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan demi mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan bagi pihak organisasi dan yang berkepentingan. 18 jika dilihat dari definisi ini pemasaran merupakan alih-alih sebagai alat untuk menguntungkan pemasar yang mana mereka menggunakan cara menciptakan barang, berkomuikasi dengan baik, dan memberikan patokan nilai.", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 388, "width": 343, "height": 37, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk jenis-jenis dari pemasaran sendiri, ada beberapa jenis. Yang mana akan disebutkan sebagai berikut ini : 19", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 429, "width": 197, "height": 17, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Word of Mouth Marketing (WoMM)", "type": "List item" }, { "left": 185, "top": 451, "width": 325, "height": 58, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemasaran ini adalah jenis pemasaran yang meginformasikan produknya melalui pendapat dari setiap konsumen ke konsumen lainnya secara langsung.", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 513, "width": 230, "height": 17, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Public Relation Marketing (PR Marketing)", "type": "List item" }, { "left": 185, "top": 535, "width": 325, "height": 80, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemasaran ini merupakan pemasaran dengan mengenalkan produk melalui media masa agar meningkatkan nama dari produk dan memberikan informasi keuntungan apa yang didapat apabila konsumen telah memilikinya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 636, "width": 397, "height": 50, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17 Warnadi dan Aris Triyono, Manajemen Pemasaran (Sleman: Depublish Pubisher, 2019), hal. 2 18 M. Anang Firmansyah, Pemasaran (Dasar dan Konseo) (Jakarta: Qiara Media, 2019), hal. 2.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 683, "width": 397, "height": 26, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "19 Muhammad Yusuf Saleh dan Miah Said, Konsep dan Strategi Pemasaran (Makasar: CV Sah Media, 2019), hal. 9.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 731, "width": 387, "height": 52, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemberdayaan Ibu-Ibu Rumah Tangga Melalui Penyuluhan Inovasi Produk Dan Pemasaran Online Kerupuk Lontong Di Dusun Blandongan Desa Ngawi Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi Clerency Ardiva Putri, Dwi Setya Nugrahini", "type": "Page footer" }, { "left": 489, "top": 707, "width": 21, "height": 16, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "222", "type": "Table" }, { "left": 167, "top": 112, "width": 135, "height": 17, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Relationship Marketing", "type": "Section header" }, { "left": 185, "top": 134, "width": 325, "height": 80, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemasaran ini adalah antara konsumen dan pemilik produk sudah menjalin hubungan yang baik. Yang mana dengan mudahnya apabila produk memiki produk terbaru secara otomatis konsumen akan membelinya.", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 218, "width": 153, "height": 17, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4) Digital Marketing (Online)", "type": "Section header" }, { "left": 185, "top": 240, "width": 325, "height": 100, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemasaran ini adalah memanfaatkan segala sumber daya dan aset yang dimilikinya melalui online. Hal ini mampu memperluas target yang akan dicapai, selain itu melaui digital marketing ini nama dari perusahaan atau produk lebih dikenal oleh konsimen dengan biaya yang rendah.", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 344, "width": 65, "height": 18, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5) Branding", "type": "Section header" }, { "left": 185, "top": 367, "width": 325, "height": 79, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemasaran ini adalah jenis pemasaran yang mempunyai fungsi sebagai promosi untuk jangka yang panjang. Yang mana disini pemasaran memberikan kesan kepada konsumen melalui nama, slogan, dan logo yang mereka miliki.", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 451, "width": 79, "height": 16, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6) Iklan Siaran", "type": "Section header" }, { "left": 185, "top": 472, "width": 325, "height": 79, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemasaran ini adalah pemasaran melalui media radio. Yang mana kepada konsumen yang sedang mendengarkan radia mampu menangkap maksud iklan yang disiarkan tersebut dengan pelafalan dan intonasi yang menarik dan tepat.", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 556, "width": 132, "height": 16, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7) Multi-Level Marketing", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 578, "width": 343, "height": 58, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemasaran ini adalah bentuk pemasaran yang secara langsung melibatkan banyak orang yang mana perusahaan memperkerjakan orang untuk menjual produk-produknya.", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 641, "width": 343, "height": 58, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari penjelasan yang dijelaskan oleh para warga yang pedagang lontong, mereka sering menggunakan cara secara langsung yaitu dengan terjun ke lapangan dan bertemu dengan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 731, "width": 387, "height": 52, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemberdayaan Ibu-Ibu Rumah Tangga Melalui Penyuluhan Inovasi Produk Dan Pemasaran Online Kerupuk Lontong Di Dusun Blandongan Desa Ngawi Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi Clerency Ardiva Putri, Dwi Setya Nugrahini", "type": "Page footer" }, { "left": 489, "top": 707, "width": 21, "height": 16, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "223", "type": "Page footer" }, { "left": 167, "top": 113, "width": 343, "height": 101, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "konsumen secara langsung. Tanpa mereka sadari bahwasannya pemasaran secara online pun juga tidak kalah menjanjikan. Apalagi sedang musim covid-19, para pedagang yang dilarang keluar rumah bisa menggunakan smartphone mereka untuk dijadikan alat perantara jual beli dengan konsumen.", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 219, "width": 344, "height": 248, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Media online menurut definisi adalah media yang menggunakan internet, yang mana pada zaman dahulu orang- orang mengenal media online sama dengan media elektronik. Padahal keduanya berbeda yang mana media online menggunakan gabungan antara media cetak dengan menuliskan informasi yang akan diberikan kemudian disalurkan melalui sarana elektronik. 20 Media online yang digunakan pun banyak, apalagi mengingat berkembangnya teknologi yang begitu pesat. Untuk melakukan pemasaran ada beberapa aplikasi yang bisa digunakan dalam melakukan pemasaran secara online. Dalam penyuluhan kali ini peneliti menggunakan dua media atau aplikasi yaitu Market place yang ada di Facebook dan WA Business.", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 472, "width": 343, "height": 122, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alasan memilih dua aplikasi atau media online tersebut dikarenakan banyak warga dusun Blandongan yang telah mengenal cara menggunakan aplikasi dari Facebook dan Whatsapp. Sehingga dengan mudah penyuluh memberikan pembelajaran bagaimana cara memasarkan produk yang mereka miliki.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 683, "width": 377, "height": 14, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "20 Akbar dan Ali S.T, Menguasai Internet Plus Pembuatan Web (Bandung: M2S, 2005), hal.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 696, "width": 11, "height": 13, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "13", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 731, "width": 387, "height": 52, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemberdayaan Ibu-Ibu Rumah Tangga Melalui Penyuluhan Inovasi Produk Dan Pemasaran Online Kerupuk Lontong Di Dusun Blandongan Desa Ngawi Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi Clerency Ardiva Putri, Dwi Setya Nugrahini", "type": "Page footer" }, { "left": 489, "top": 707, "width": 21, "height": 16, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "224", "type": "Table" }, { "left": 131, "top": 112, "width": 57, "height": 17, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Refleksi", "type": "Section header" }, { "left": 149, "top": 134, "width": 361, "height": 206, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setelah melakukan kegiatan program kerja di atas, peneliti juga mewawancarai para peserta. Menanyakan apakah mereka paham dengan kegiatan yang dilakukan apa tidak. Namun dari pernyataan dari peserta sendiri menyaakan bahwasannya mereka paham dan sangat senang dalam keikutsertaan kegiatan pelaksanaan program kerja bersama mahasiswa KPM-DDR. Mereka mengaku mendapatkan ilmu baru dalam mengikuti kegiatan penyuluhan tersebut. Meskipun dalam pemasarannya masih kurang dikarenakan waktu pelaksanaan yang hanya dilakukan beberapa hari. Adapun hasil kegiatan yang telah dirasakan oleh warga sebafai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 346, "width": 353, "height": 37, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Belajar jangan membuang-buang makanan, yang mana lontong sisa masih bisa diolah menjadi makanan yang enak.", "type": "List item" }, { "left": 157, "top": 388, "width": 353, "height": 37, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Mendapatkan ilmu baru mengenai pemasaran modern melalui media sosial.", "type": "List item" }, { "left": 157, "top": 430, "width": 353, "height": 37, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Memberikan kegiatan dan uang tambahan bagi ibu rumah tangga yang mau memulai usaha jualan.", "type": "List item" }, { "left": 157, "top": 472, "width": 296, "height": 16, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Meningkatkan kesejahteraan warga Dusun Blandongan.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 513, "width": 52, "height": 16, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Simpulan", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 535, "width": 397, "height": 37, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan uraian dalam pembahasan, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulam yaitu sebagai berikut ini:", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 578, "width": 379, "height": 121, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Pelaksanaan kegiatan KPM-DDR di Dusun Blandongan Ngawi melalui penyuluhan inovasi produk dan pemasaran melalui media online dapat terlaksana dengan baik yang mana kegiatan sudah berjalan sesuai dengan tujuan penyuluhan dilaksanakan. Kemudian para mahasiswa mengharapkan adanya peningkatan terkait pengetahuan dan wawasan, sikap maupun keterampilan para warga yang telah ikut", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 731, "width": 387, "height": 52, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemberdayaan Ibu-Ibu Rumah Tangga Melalui Penyuluhan Inovasi Produk Dan Pemasaran Online Kerupuk Lontong Di Dusun Blandongan Desa Ngawi Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi Clerency Ardiva Putri, Dwi Setya Nugrahini", "type": "Page footer" }, { "left": 489, "top": 707, "width": 21, "height": 16, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "225", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 113, "width": 361, "height": 122, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "serta dalam penyuluhan tersebut.Mahasiswa mengadakan penyuluhan guna memberdayakan produk yang dimiliki masyarakat agar memiliki inovasi. Sehingga diharapkan masyarakat ketika dihadapkan oleh masalah, mereka akan mampu menanggulanginya dengan baik dan benar. Selain itu, diharapkan masyakat mampu berkembang agar kedepannya masyarakat lebih maju lagi.", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 240, "width": 379, "height": 227, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Kemudian penyuluhan mengenai pemasaran melalui media online bertujuan agar dapat memperluas pangsa pasar, penyuluhan ini mengajak masyarakat untuk lebih mengenal media yang bisa digunakan untuk alat perantara dagang. Sehingga, masyarakat tahu bahwasannya berdagang tidak harus bertemu langsung dengan pelanggan, namun dengan media online seperti Facebook dan Whatsapp bisa digunakan sebagai alat perantara antara produsen dan pelanggan.Untuk keberhasilan yang dicapai dalam kegiatan, secara menyeluruh dapat dikatakan kegiatan penyuluhan ini berhasil. Yang mana produk yang telah dipersiapkan telah diuji coba terlebih dahulu sehingga mengetahui apakah produk ini layak dipasarkan atau tidak.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 472, "width": 361, "height": 37, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemudian masyarakat yang ikut dalam penyuluhan juga memiliki antusias yang tinggi.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 534, "width": 91, "height": 16, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Daftar Referensi", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 565, "width": 398, "height": 32, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ahmadi. Arif Rahman Hakim. Khaidarulloh. (2021). Pedoman KPM-DDR 2021 Institut Agama Islam Negeri Ponorogo. Ponorogo: LPPM IAIN Ponorogo.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 599, "width": 397, "height": 18, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Akbar. Ali S.T. (2005). Menguasai Internet Plus Pembuatan Web. Bandung:", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 615, "width": 25, "height": 16, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "M2S.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 635, "width": 397, "height": 44, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Endah Djuwendah dan Tuti Karyanu, “penyuluhan Inovasi Produk dan Pemasaran Industri Kecil Pangan di Desa Gunung Manik Tanjungsari Sumedang,” Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Mayarakat Vol. 9, No. 4 (2020).", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 682, "width": 341, "height": 17, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fauzia, Ika Yunia. 2018. Etika Bisnis dalam Islam . Jakarta: Kencana.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 731, "width": 387, "height": 52, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemberdayaan Ibu-Ibu Rumah Tangga Melalui Penyuluhan Inovasi Produk Dan Pemasaran Online Kerupuk Lontong Di Dusun Blandongan Desa Ngawi Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi Clerency Ardiva Putri, Dwi Setya Nugrahini", "type": "Page footer" }, { "left": 489, "top": 707, "width": 21, "height": 16, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "226", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 112, "width": 398, "height": 31, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Febriyanti, Riska. (2020). Penyuluhan Sosial Membaca Konteks dan Memberdayakan Masyarakat . Bandung: Lekkas.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 146, "width": 398, "height": 32, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Firmansyah, M. Anang. (2019). Pemasaran (Dasar dan Konsep). Jakarta: Qiara Media.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 182, "width": 397, "height": 44, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Husaeni UA. (2017). Potensi Ekonomi Desa Menuju Desa Mandiri (Studi di Desa Sukamanah Kecamatan Karangtengah Kabupaten Cianjur, Journal of Empowement No. 1 Vol 1, hal. 11.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 229, "width": 398, "height": 31, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lestari, Endah Rahayu. (2019). Manajemen Inovasi: Upaya Meraih Keunggulan Kompetitif. Malang: UB Press.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 263, "width": 397, "height": 31, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mayangsari, Veny. Liliana. Agung Anggoro. (2019) Buku Ajar Pengantar Kewirausahaan. Jakarta: Qiara Media.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 297, "width": 397, "height": 59, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Oktarini, Dinar Surya. Rezza Dwi Rachmanta. (2021). Penjualan HP 2021 , https://www.suara.com/tekno/2021/04/30/070000/apple-nomor- dua-samsung-pimpin-pasar-smartphone-global. Diakes pada 14 Juli 2021.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 359, "width": 400, "height": 66, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rachmawati, Rina. (2020). Kewirausahaan . Yogyakarta: Deepublish Publisher. Ruby Jimenez. (2020). Cara Membuat Kerupuk Lontong, https://reseplontongku.web.app/6-resep-kerupuk-lontong-yang-enak- banget/ Diakses pada tanggal 24 Juni 2021.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 428, "width": 397, "height": 31, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saleh, Muhammad Yusuf. Miah Said. (2019). Konsep dan Strategi Pemasaran . Makasar: CV Sah Media.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 462, "width": 398, "height": 31, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salmiah. Fajrillah. Acai Sudirman. (2020). Online Marketin. Medan: Yayasan Kita Menulis.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 496, "width": 400, "height": 31, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sisca. Hengki Mangiri. Parulian Simarnata. (2021). Manajemen Inovasi . Medan: Yayasan Kita Menulis.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 531, "width": 397, "height": 16, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sukarjo, Azizah Nur Aini Muslichah, dan Muhammad Septian Ade Chandra,", "type": "List item" }, { "left": 136, "top": 544, "width": 374, "height": 73, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“Pelatihan Marketing dan Pembuatan Produk Inovatif Olahan Singkong, Ubi, Pepaya Desa Banyukuning, Kec. Bandungan, Kab. Semarang,” Jurnal Pendidikan 1 (2019), https://kkn.unnes.ac.id/lapkknunnes/21903_3322202009_6_Desa%20B anyukuning219030029_20191209_181425.pdf", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 620, "width": 397, "height": 32, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Warnadi. Aris Triyono. (2019). Manajemen Pemasaran . Sleman: Depublish Pubisher.", "type": "Text" } ]
ec8f4559-3648-65f7-cbca-ac991ab70faa
http://tunasbangsa.ac.id/ejurnal/index.php/jsakti/article/download/611/589
[ { "left": 290, "top": 57, "width": 225, "height": 47, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sains Komputer & Informatika (J-SAKTI) Volume 7 Nomor 1, Maret 2023, pp. 483-491 ISSN: 2548-9771/EISSN: 2549-7200 https://tunasbangsa.ac.id/ejurnal/index.php/jsakti", "type": "Page header" }, { "left": 236, "top": 773, "width": 277, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analysis of Foreign Tourist Visit Rates (Lucia Ika Fitriastuti) | 483", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 118, "width": 402, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Komputasi Statistik Tingkat Kunjungan Wisman dan Hunian Kamar Hotel di Indonesia: Sebelum", "type": "Title" }, { "left": 173, "top": 161, "width": 254, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dan Selama Pandemi Covid-19", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 193, "width": 282, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lucia Ika Fitriastuti 1 , Yohannes Vemberi 1 , and Tutut Herawan 2 1 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi SBI, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 164, "top": 217, "width": 269, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta, Indonesia e-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 279, "top": 252, "width": 40, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 264, "width": 428, "height": 152, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The impact of the Covid-19 pandemic on tourist visits and hospitality has been enormous in various countries. This is due to social restriction policies and risks related to health. The purpose of this study is to prove quantitatively whether there are differences in the level of visits by foreign tourists and the occupancy rates of hotel rooms in Indonesia before and during the Covid-19 pandemic. This study uses 4 years of secondary data obtained from BPS from 2018 to 2022. The data analysis technique used is quantitative descriptive using a nonparametric statistical tool, namely the Wilcoxon Signes-Ranks Test. The results of this study indicate that there are differences in the level of foreign tourist visit and hotel rooms occupancy rates in Indonesia before and during the Covid-19 pandemic. It can also be proven that there were differences in the hotel rooms occupancy rates in Indonesia before and during the Covid-19 pandemic. Based on national data in Indonesia, the impact of the Covid-19 pandemic can reduce the level of foreign tourist visits and the occupancy rate of hotel rooms. This research recommends various innovative ways to deal with the negative impact of the Covid-19 pandemic on the tourism and hospitality industry.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 428, "width": 415, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords : Computational statistics, Tourist visit rates, Occupancy rates, Hotel, Covid-19 Pandemic.", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 451, "width": 35, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 463, "width": 428, "height": 165, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dampak pandemi Covid-19 terhadap kunjungan wisatawan dan perhotelan sangat besar di berbagai negara. Hal tersebut akibat adanya kebijakan pembatasan sosial dan resiko terkait dengan Kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan secara kuantitatif apakah terdapat perbedaan tingkat kunjungan wisatawan asing dan tingkat hunian kamar hotel di Indonesia sebelum dan selama pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan data sekunder 4 tahun yang diperoleh dari BPS dari tahun 2018 sampai dengan tahun 2022. Teknik Analisis Data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan alat statistik nonparametric yaitu Uji Wilcoxon Signes- Ranks Test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat kunjungan wisatawan asing dan tingkat hunian kamar hotel di Indonesia sebelum dan selama pandemi Covid-19. Dapat dibuktikan pula bahwa terdapat perbedaan tingkat hunian kamar hotel di Indonesia sebelum dan selama pandemi Covid-19. Berdasarkan data nasional di Indonesia, dampak pandemi Covid-19 dapat menurunkan tingkat kunjungan wisatawan asing dan tingkat hunian kamar hotel. Penelitian ini merekomendasikan berbagai hal inovatif untuk menghadapi dampak negatif pandemi Covid-19 pada industri pariwisata dan perhotelan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 639, "width": 427, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci : Komputasi Statistik, Tingkat kunjungan wisatawan asing, Tingkat hunian kamar, Hotel, Pandemi Covid-19.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 675, "width": 101, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 689, "width": 428, "height": 57, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Beberapa saat yang lalu dunia termasuk negara Indonesia terkena pandemi Covid-19. Penyebab penyakit tersebut adalah Virus Corona yang merupakan nama resmi yang diberikan oleh World Health Organzation [1]. Covid-19 adalah virus yang menyebabkan penyakit pneumonia, sindrom pernapasan akut, dan dapat", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 57, "width": 225, "height": 47, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sains Komputer & Informatika (J-SAKTI) Volume 7 Nomor 1, Maret 2023, pp. 483-491 ISSN: 2548-9771/EISSN: 2549-7200 https://tunasbangsa.ac.id/ejurnal/index.php/jsakti", "type": "Text" }, { "left": 236, "top": 773, "width": 277, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analysis of Foreign Tourist Visit Rates (Lucia Ika Fitriastuti) | 484", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 118, "width": 428, "height": 141, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mengakibatkan kematian. Sakit pernapasan akut seperti demam, batuk, sesak nafas merupakan gejala umum yang dapat disebabkan oleh virus tersebut [1-2]. Selain berdampak pada kesehatan, pandemi Covid-19 juga berdampak juga pada krisis ekonomi global [3]. Hal tersebut karena virus tersebut dengan cepat menyebar ke penjuru dunia [4]. Pandemi Covid-19 berdampak pada perekonomian global termasuk negara Indonesia [5). Upaya masyarakat dan kebijakan pemerintah untuk mencegah penularan Covid-19 adalah dengan sosial distancing [6]. Dengan adanya kebijakan pembatasan sosial demi alasan kesehatan, sektor perhotelan dan pariwisata terkena dampak yang cukup besar karena pandemi Covid-19 [7-12].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 259, "width": 428, "height": 141, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pandemi Covid-19 telah melumpuhkan operasi dan pengembangan industri pariwisata global [4]. Banyak negara di benua Asia banyak yang menggantungkan pendapatan utamanya dari pariwisata terpukul dengan adanya pandemi Covid-19 [8]. Salah satunya adalah negara Indonesia dimana sektor perhotelan dan pariwisata merupakan faktor penting bagi Negara [6]. Penelitian [13] yang meneliti perbedaan kinerja keuangan industry pariwisata, hotel dan restaurant sebelum dan saat pandemi pada Covid-19 menunjukan bahwa kinerja keuangan yang diwakili oleh rasio ROA dan DER memiliki perbedaan yang signifikan antara sebelum dan saat pandemi Covid-19. Selain itu pertumbuhan negatif ditemukan saat pandemi Covid-19.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 400, "width": 428, "height": 169, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berikut ini berbagai daerah di Indonesia yang telah diteliti oleh penelitian sebelumnya [1],[10],[14],[15],[16]. Penelitian [1] yang menggambarkan dampak negatif adanya pandemi Covid-19. Jumlah wisatawan di Candi Prambanan mengalami penurunan yang sangat drasti saat pandemi Covid-19 yaitu pertengahan awal 2020 [16]. Wisman baik lokal maupun mancanegara diwilayah Bali dan Yogyakarta menurun [10]. Di Bali hunian hotel nyaris kosong dan hampir semua hotel berhenti beroperasi, jika ada yang buka karena untuk menerima mengkarantina orang yang terjangkit COVID [15]. Di wilayah Jakarta, pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi penurunan tingkat hunian hotel dan penurunan wisatawan mancanegara di tahun 2020 [14]. Demikian pula di wilayah Lombok, penerimaan dari sektor pariwisata dan perhotelan juga mengalami penurunan yang cukup signifikan [1].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 569, "width": 428, "height": 84, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan berbagai kejadian tersebut di berbagai wilayah Indonesia maka menarik untuk dilakukan penelitian dengan menggunakan data empiris pariwisata dan perhotelan. Penelitian ini melanjutkan dari penelitian [12] yang menganalisis data tingkat hunian kamar hotel. Selain itu meneruskan penelitian [10] yang menyatakan bahwa pandemi menyebabkan usaha kecil dan menengah pariwisata mengalami kerugian besar karena tidak ada turis asing yang datang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 667, "width": 163, "height": 28, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. METODOLOGI PENELITIAN 2.1. Jenis penelitian dan Data", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 695, "width": 428, "height": 57, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian kuantitatif dengan menggunakan data sekunder dijalankan dalam riset ini. Sumber data diambil dari website data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia di www.bps.go.id. Terdapat dua jenis data yang dibutuhkan yaitu tingkat kunjungan wisatawan mancanegara dan tingkat hunian kamar hotel (hotel", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 57, "width": 225, "height": 47, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sains Komputer & Informatika (J-SAKTI) Volume 7 Nomor 1, Maret 2023, pp. 483-491 ISSN: 2548-9771/EISSN: 2549-7200 https://tunasbangsa.ac.id/ejurnal/index.php/jsakti", "type": "Text" }, { "left": 236, "top": 773, "width": 277, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analysis of Foreign Tourist Visit Rates (Lucia Ika Fitriastuti) | 485", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 118, "width": 428, "height": 85, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "bintang) di wilayah negara Indonesia. Total data yang digunakan adalah 4 tahun. Data diambilkan dari 2 tahun sebelum pandemi Covid-19 dan 2 tahun selama mengalami pandemi Covid-19. Periode data sebelum pandemi Covid-19 adalah data 24 bulan yaitu mulai April 2018 sampai dengan Maret 2020, sedangkan data selama pandemi Covid-19 adalah 24 bulan juga mulai Mei 2020 sampai dengan April 2022.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 217, "width": 94, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.2. Analisis Data", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 231, "width": 428, "height": 126, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terdapat dua pengujian yang dijalankan. Pertama, Uji Normalitas data ini untuk menguji apakah data berdistribusi normal sehingga dapat dilanjutkan dengan pengujian parametrik ataukah tidak normal yang harus dilanjutkan ke uji non parametrik. Apabila asymp. Sig diatas 0.05 yang maka dapat disimpulkan data berdistribusi normal. Uji Kolmogorov Smirnov dijalankan untuk melihat normalitas data. Bila nilai signifikansi semua variabel lebih besar daripada 0,05 maka data berdistribusi normal sehingga dapat lanjut uji t, tetapi bila ada data tidak berdistribusi normal maka akan dilanjutkan uji non parametrik yaitu dengan Uji Wilcoxon Signed Ranks Test.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 358, "width": 428, "height": 70, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kedua, Uji Wilcoxon Signed Ranks Test digunakan untuk mengevaluasi perbedaan tingkat kunjungan wisatawan mancanegara dan tingkat hunian kamar hotel (hotel bintang) di wilayah negara Indonesia sebelum dan selama pandemi Covid-19. Uji Wilcoxon Signed Ranks Test digunakan untuk menguji 2 hipotesis alternatif dalam paper ini:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 428, "width": 428, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H1: Terdapat perbedaan tingkat kunjungan wisatawan mancanegara sebelum dan selama pandemi Covid-19 di Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 456, "width": 428, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H2: Terdapat perbedaan tingkat hunian kamar hotel sebelum dan selama pandemi Covid-19 di Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 484, "width": 428, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bila nilai masing-masing Asymp Sig. (2-tailed) dibawah 0.05 maka hipotesis alternaltif yang diajukan H1 atau H2 dapat diterima.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 512, "width": 428, "height": 57, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1 menggambarkan kerangka pikir yang menunjukkan perbandingan yaitu apakah terdapat perbedaan tingkat kunjungan wisatawan mancanegara dan tingkat hunian kamar hotel (hotel bintang) di wilayah negara Indonesia sebelum dan selama pandemi Covid-19.", "type": "Text" }, { "left": 230, "top": 695, "width": 138, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Kerangka Pikir", "type": "Section header" }, { "left": 100, "top": 643, "width": 119, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Before Covid-19 Pandemic", "type": "Caption" }, { "left": 100, "top": 652, "width": 140, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " Foreign Tourist Visit Rates  Hotel Room Occupancy Rates", "type": "List item" }, { "left": 251, "top": 584, "width": 83, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Covid-19 Pandemic", "type": "Text" }, { "left": 353, "top": 643, "width": 122, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "During Covid-19 Pandemic", "type": "Text" }, { "left": 353, "top": 652, "width": 129, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " Foreign Tourist Visit Rates", "type": "List item" }, { "left": 353, "top": 664, "width": 139, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " Hotel Room Occupancy Rates", "type": "List item" }, { "left": 290, "top": 57, "width": 225, "height": 47, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sains Komputer & Informatika (J-SAKTI) Volume 7 Nomor 1, Maret 2023, pp. 483-491 ISSN: 2548-9771/EISSN: 2549-7200 https://tunasbangsa.ac.id/ejurnal/index.php/jsakti", "type": "Page header" }, { "left": 236, "top": 773, "width": 277, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analysis of Foreign Tourist Visit Rates (Lucia Ika Fitriastuti) | 486", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 118, "width": 240, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Foreign Tourist Visit Rate in Indonesia", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 147, "width": 428, "height": 98, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2 menunjukkan gambar berkaitan dengan tingkat kunjungan wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia. Nampak dalam Gambar grafik tersebut bahwa memasuki awal tahun 2020 pada masa dimulainya pandemi Covid-19 memasuki Indonesia maka tingkat kunjungan wisata asing di Indonesia mulai mengalami penurunan yang cukup besar. Dalam grafik tersebut juga nampak bahwa selama pandemi Covid-19, data bertahan pada posisi sangat rendah dan tidak mengalami peningkatan yang signifikan.", "type": "Text" }, { "left": 185, "top": 372, "width": 264, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Foreign Tourist Visit Rates in Indonesia", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 400, "width": 428, "height": 140, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebelum menentukan alat statistik yang akan digunakan, maka dilakukan uji normalitas data seperti yang ditampilkan Tabel 1. Berdasarkan uji normalitas, variabel tingkat kunjungan wisatawan asing di Indonesia sebelum pandemi Covid- 19 mempunyai nilai asymp. Sig sebesar 0.000 atau dibawah 0,05 yang berarti data tidak berdistribusi normal. Sedangkan tingkat kunjungan wisatawan asing di Indonesia selama pandemi Covid-19, tingkat hunian kamar hotel sebelum pandemi Covid-19, dan tingkat hunian kamar hotel selama pandemi Covid-19 nilai asymp. Sig diatas 0.05 yang berarti data berdistribusi normal. Karena tidak semua variabel berdistribusi normal maka pengujian hipotesis dilakukan dengan non parametrik dengan Uji Wilcoxon Signed Ranks Test.", "type": "Text" }, { "left": 210, "top": 554, "width": 178, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Hasil Uji Normalitas Data", "type": "Section header" }, { "left": 104, "top": 569, "width": 390, "height": 49, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "VisBefCov-19 VisDurCov-19 OccBefCov-19 OccDurCov-19 N 24 24 24 24 Test Statistic 0.252 0.175 0.175 0.118 Asymp. Sig (2 Tailed) 0.000 0.055 0.055 0.200", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 632, "width": 428, "height": 113, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil uji Wilcoxon Signed Ranks Test terkait tingkat kunjungan wisatawan asing disajikan dalam Tabel 2. Dalam Tabel tersebut terlihat bahwa terdapat rangking negatif antara kunjungan wisatawan asing di Indonesia selama pandemi Covid-19 dan selama pandemi COVID-19 adalah 24, artinya 24 data kunjungan wisatawan asing di Indonesia mengalami penurunan pada periode sebelum ke periode selama pandemi COVID-19. Peringkat rata-rata adalah 12,50 dan jumlah peringkat adalah 300.00. Sedangkan rangking Positif antara kunjungan wisatawan asing di Indonesia sebelum pandemi Covid-19 dan selama pandemi COVID-19", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 57, "width": 225, "height": 47, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sains Komputer & Informatika (J-SAKTI) Volume 7 Nomor 1, Maret 2023, pp. 483-491 ISSN: 2548-9771/EISSN: 2549-7200 https://tunasbangsa.ac.id/ejurnal/index.php/jsakti", "type": "Page header" }, { "left": 236, "top": 773, "width": 277, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analysis of Foreign Tourist Visit Rates (Lucia Ika Fitriastuti) | 487", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 118, "width": 428, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "adalah 0, artinya kunjungan wisatawan asing di Indonesia tidak mengalami kenaikan pada periode sebelum ke periode selama pandemi COVID-19. Peringkat rata-rata adalah 0.00 dan jumlah peringkat adalah 0.00.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 175, "width": 399, "height": 99, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Hasil Uji Wilcoxon Signed Ranks Test VisDurCov19- VisBefCov19 N Mean Rank Sum of Ranks Negative Ranks 24 a 12.50 300.00 Positive Ranks 0 b 0.00 0.00 Ties 0 0 c Total 24 a. VisDurCov19 < VisBefCov19 b. VisDurCov19 > VisBefCov19", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 274, "width": 159, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. VisDurCov19 = VisBefCov19", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 300, "width": 428, "height": 84, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil pengujian hipotesis disajikan dalam Tabel 3. Nilai Z sebesar -4.286 dengan Asymp. Sig (2-tailed) dari sebelum ke periode selama pandemi Covid-19 adalah 0,001 yang artinya nilainya kurang dari 0.05. Jadi hipotesis alternatif yang diajukan diterima. Kesimpulannya adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kunjungan wisatawan asing di Indonesia sebelum dengan selama pandemi Covid-19.", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 399, "width": 262, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3. Hasil Nilai Z- Wilcoxon Signed Ranks Test", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 413, "width": 121, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "VisDurCov19 - VisBefCov19", "type": "Table" }, { "left": 137, "top": 425, "width": 8, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Z", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 425, "width": 281, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "-4.286 b (based on Positive ranks) Asymmp. Sig. (2-tailed)", "type": "Table" }, { "left": 273, "top": 438, "width": 26, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "0.000", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 464, "width": 428, "height": 112, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Temuan penelitian ini sejalan dengan penelitian [14] yang juga menyimpulkan bahwa di wilayah Jakarta pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi penurunan penurunan wisatawan mancanegara di tahun 2020. Sejalan pula dengan penelitian [10] yang menyimpulkan bahwa pandemi Covid-19 menyebabkan usaha kecil dan menengah pariwisata mengalami kerugian besar karena tidak ada turis asing yang datang. Hal tersebut memang logis karena pada saat terjadi pandemi Covid-19 terjadi penutupan dan pembatasan di berbagai negara di dunia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 591, "width": 250, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.2. Hotel Room Accupancy Rate in Indonesia", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 605, "width": 428, "height": 98, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3 menunjukkan gambar berkaitan dengan tingkat hunian kamar hotel sebelum dan selama pandemi Covid-19 di Indonesia. Nampak dalam grafik pada Gambar 3 bahwa pada masa 24 bulan sebelum pandemi Covid-19 grafiknya jelas terlihat berada diatas grafik yang menggambarkan masa selama pandemi Covid-19 di Indonesia. Dengan demikian grafik tersebut dapat menunjukkan bahwa tingkat hunian kamar hotel sebelum pandemi lebih tinggi daripada saat terjadi pandemi Covid-19.", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 57, "width": 225, "height": 47, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sains Komputer & Informatika (J-SAKTI) Volume 7 Nomor 1, Maret 2023, pp. 483-491 ISSN: 2548-9771/EISSN: 2549-7200 https://tunasbangsa.ac.id/ejurnal/index.php/jsakti", "type": "Text" }, { "left": 236, "top": 773, "width": 277, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analysis of Foreign Tourist Visit Rates (Lucia Ika Fitriastuti) | 488", "type": "Page footer" }, { "left": 181, "top": 281, "width": 272, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. Hotel Room Occupancy Rate In Indonesia", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 309, "width": 428, "height": 155, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil uji Wilcoxon Signed Ranks Test terkait pengujian tingkat hunian kamar hotel di Indonesia disajikan dalam Tabel 4. Dalam Tabel tersebut terlihat bahwa terdapat rangking negatif antara tingkat hunian kamar hotel di Indonesia sebelum pandemi Covid-19 dan selama pandemi COVID-19 sebesar 23, artinya 23 data tingkat hunian kamar hotel di Indonesia mengalami penurunan pada periode sebelum ke periode selama pandemi COVID-19. Peringkat rata-rata adalah 13.00 dan jumlah peringkat adalah 299.00. Sedangkan rangking positif antara tingkat hunian kamar hotel di Indonesia sebelum pandemi Covid-19 dan selama pandemi COVID-19 adalah 1, artinya ada 1 data tingkat hunian kamar hotel di Indonesia mengalami kenaikan pada periode sebelum ke periode selama pandemi COVID-19. Peringkat rata-rata adalah 1.00 dan jumlah peringkat adalah 1.00.", "type": "Text" }, { "left": 180, "top": 478, "width": 238, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4. Hasil Uji Wilcoxon Signed Ranks Test", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 493, "width": 399, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "OccDurCov19- OccBefCov19 N Mean Rank Sum of Ranks Negative Ranks 23 a 13.00 299.00 Positive Ranks 1 b 1.00 1.00 Ties 0 c Total 24 a. OccDurCov19 < OccBefCov19", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 566, "width": 142, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. OccDurCov19 > OccBefCov19", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 577, "width": 142, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. OccDurCov19 = OccBefCov19", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 604, "width": 428, "height": 98, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil pengujian hipotesis kedua disajikan dalam Tabel 5. Diperoleh nilai Z sebesar -4.257 dengan Asymp. Sig (2-tailed) dari sebelum ke periode selama pandemi Covid-19 adalah 0,000 yang artinya nilainya kurang dari 0.05. Dengan demikian hipotesis alternatif kedua yang diajukan dalam penelitian ini diterima. Kesimpulan yang dapat diambil adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat hunian kamar hotel di Indonesia sebelum dengan selama pandemi Covid- 19.", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 702, "width": 293, "height": 51, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 5. Hasil Nilai Z- Wilcoxon Signed Ranks Test OccDurCov19 - OccBefCov19 Z -4.257 b (based on Positive ranks) Asymmp. Sig. (2-tailed) 0.000", "type": "Table" }, { "left": 290, "top": 57, "width": 225, "height": 47, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sains Komputer & Informatika (J-SAKTI) Volume 7 Nomor 1, Maret 2023, pp. 483-491 ISSN: 2548-9771/EISSN: 2549-7200 https://tunasbangsa.ac.id/ejurnal/index.php/jsakti", "type": "Text" }, { "left": 236, "top": 773, "width": 277, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analysis of Foreign Tourist Visit Rates (Lucia Ika Fitriastuti) | 489", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 132, "width": 428, "height": 141, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Simpulan hasil olah data sejalan dengan penelitian [17] yang menyimpulkan bahwa di Hotel The Samaya Ubud Bali terdapat perbedaan yang signifikan terkait tingkat hunian kamar dan lama tinggal tamu sebelum dan sesudah pandemi Covid- 19. Demikian pula penelitian [18] menyimpulkan bahwa okupansi hotel turun 60% hingga 80%. Kondisi tersebut mengakibatkan ribuan hotel di Indonesia, termasuk Bali, ditutup dan ribuan karyawan dirumahkan. Penelitian [15] juga menunjukkan bahwa dampak pandemi Covid-19 mengakibatkan hunian hotel nyaris kosong. Dan banyak memberhentikan karyawan, menghemat penggunaan fasilitas hotel, melakukan efisiensi, dan menolak refund booking dengan mengubah jadwal kunjungan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 273, "width": 428, "height": 253, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil pengolahan data empiris tersebut maka diperlukan berbagai tindakan inovati yang perlu dijalankan oleh industri pariwisata dan perhotelan. Salah satunya adalah meningkatkan kualitas layanan terkait kebersihan. Kepuasan wisatawan dapat timbul dari kualitas pelayanan pelaku wisata [19]. Tempat -tempat wisata alam atau kawasan terbuka juga bisa menjadi alternatif wisatawan karena lebih terbuka dan tidak harus berdekatan dengan sesama wisatawan lainnya. Salah satu kawasan pariwisata yang menarik menjadi salah satu tujuan wisata yang dikunjungi masyarakat adalah kawasan dan bangunan bersejarah [20]. Selain itu kreatifitas dalam mempromosikan tempat tempat wisata yang lebih menarik juga perlu dilakukan. Untuk menarik wisatawan mancanegara, promosi menggunakan situs web yang ekspresi dan atraktif juga dapat memainkan peran penting dalam rebranding destinasi wisata [21]. Wisatawan akan melakukan perjalanan wisata pada saat mereka mendapatkan informasi wisata dari postingan video atau foto-foto dari media sosial. Selain itu pemasaran langsung juga kemungkinan tetap efektif. Karena kreasi sistem pemasaran dengan menggunakan digital marketing juga tidak akan mematikan pemasaran konvensional, tetapi ada kemungkinan dapat memperkuat industri pariwisata [22].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 541, "width": 74, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 555, "width": 428, "height": 197, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pandemi Covid-19 yang terjadi di dunia juga terjadi di Indonesia yang berdampak terhadap berbagai sektor penting seperti perhotelan dan pariwisata. Terdapat dua kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini. Pertama, ditemukan perbedaan yang signifikan antara tingkat hunian kamar hotel di Indonesia sebelum dengan selama pandemi Covid-19. Hal tersebut juga didukung dengan nilai uji Wilcoxon Signed Ranks Test yang menunjukkan semua data terkait kunjungan wisatawan asing di Indonesia mengalami penurunan pada periode sebelum ke periode selama pandemi Covid-19. Kedua, terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat hunian kamar hotel di Indonesia sebelum dengan selama pandemi Covid-19. Hal tersebut didukung kesimpulan dari uji Wilcoxon Signed Ranks Test yang menunjukkan bahwa 23 data tingkat hunian kamar hotel di Indonesia mengalami penurunan pada periode sebelum ke periode selama pandemi Covid-19 dan hanya 1 data yang mengalami peningkatan. Untuk dapat bangkit menghadapi pandemi Covid-19 tersebut maka industri pariwisata perlu melakukan inovasi baik", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 57, "width": 225, "height": 47, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sains Komputer & Informatika (J-SAKTI) Volume 7 Nomor 1, Maret 2023, pp. 483-491 ISSN: 2548-9771/EISSN: 2549-7200 https://tunasbangsa.ac.id/ejurnal/index.php/jsakti", "type": "Page header" }, { "left": 236, "top": 773, "width": 277, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analysis of Foreign Tourist Visit Rates (Lucia Ika Fitriastuti) | 490", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 118, "width": 428, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dalamhal layanan, tempat wisata maupun berbagai metode promosi yang perlu dikemas lebih menarik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 147, "width": 428, "height": 112, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini masih memiliki keterbatasan yang dapat dikembangkan untuk penelitian berikutnya. Data yang digunakan adalah 24 bulan sebelum dan 24 bulan selama pandemi Covid-19. Penelitian selanjutnya dapat menambah jumlah datanya sehingga kemungkinan dapat dilakukan dengan pengujian parametrik. Selain itu penelitian selanjutnya dapat membandingkan tingkat kunjungan wisatawan mancanegara dan tingkat hunian kamar hotel di Indonesia antara sebelum, selama, dan sesudah pandemi Covid-19. Dapat pula membandingkan data perhotelan dan pariwisata di Indonesia dengan negara yang lain.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 273, "width": 105, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 287, "width": 427, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[1] S. Hadi, A. Eikman, and A. Amil, “Kontribusi Pajak Hotel Dan Restoran Sebelum Dan Sesudah Pandemi Covid 19 Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Lombok Barat”, JISIP (Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan) , vol. 5, no . 4, 2021.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 326, "width": 428, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[2] T. Y. Saleha, B. Sanjaya, A. Hanapi, and S. Februanti, “Relationship Level of Community Knowledge about Covid-19 with Health Protocol Implementation in the New Normal Era: A Literature Review”, The COVID-19: An International Journal of Covid-19 Research , vol. 2, no. 3, Dec. 2022.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 378, "width": 428, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[3] T. Haryanto, “COVID-19 pandemic and international tourism demand” JDE (Journal of Developing Economies) , vol. 5 no.1, 1-5, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 403, "width": 428, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[4] F. Wu, Q. Zhang, R. Law, and T. Zheng,” Fluctuations in Hong Kong hotel industry room rates under the 2019 Novel Coronavirus (COVID-19) outbreak: Evidence from big data on OTA channels”, Sustainability , vo. 12, no.18, 7709, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 442, "width": 428, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[5] I. Rahmah and I. Novianty, “Comparative analysis of financial distress before and during the Covid-19 pandemic: Empirical evidence In Indonesia”, International Journal of Business, Economics and Law , vol. 24, no. 5, 216-222, 2021", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 481, "width": 427, "height": 51, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[6] D. Damaiatry, L. W. K. Ganggaputri, and G. Genoveva, “The Effect of Content Marketing and Celebrity Endorsement Towards Purchase Intention Mediated by Customer Trust During Covid-19 Pandemic”, International Journal of Advanced Management and Business Intelligence , vol. 3, no. 3, Dec. 2022.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 532, "width": 428, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[7] V.S. Rahma and G.F. Arvianti, “The Impacts Of Covid-19 Pandemic In Indonesia And China's Hotel Industry: How To Overcome It?”, JELAJAH: Journal of Tourism and Hospitality , vol.2, no.1, 55-64, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 571, "width": 428, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[8] I.T. Agustina and R. Yosintha, “The impact of covid-19 on hotel industry in Asian Countries”, Jurnal Kepariwisataan Indonesia: Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Kepariwisataan Indonesia , vol.14, no. 2, 159-167, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 610, "width": 428, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[9] P. Pahrudin, C.T. Chen, and L.W. Liu, “Modified theory of planned behavioral: A case of tourist intention to visit a destination post pandemic Covid-19 in Indonesia”, Heliyon , vol. 7, no. 10, e08230, 2021.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 648, "width": 428, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[10] M.E. Atmojo, and H. D. Fridayani, “An assessment of covid-19 pandemic impact on Indonesian tourism sector”, Journal of Governance and Public Policy , vol. 8 no. 1, 1-9, 2021.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 687, "width": 428, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[11] O. Anguera-Torrell, J.P. Aznar-Alarcón, J. P., and J. Vives-Perez,” COVID-19: Hotel industry response to the pandemic evolution and to the public sector economic measures”, Tourism Recreation Research vol.46 no. 2, 148-157, 2021.", "type": "List item" }, { "left": 290, "top": 57, "width": 225, "height": 47, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Sains Komputer & Informatika (J-SAKTI) Volume 7 Nomor 1, Maret 2023, pp. 483-491 ISSN: 2548-9771/EISSN: 2549-7200 https://tunasbangsa.ac.id/ejurnal/index.php/jsakti", "type": "Page header" }, { "left": 236, "top": 773, "width": 277, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analysis of Foreign Tourist Visit Rates (Lucia Ika Fitriastuti) | 491", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 118, "width": 428, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[12] N.F. Deli, R.W. Sambodo, T.G. Suganda, and S. Pramana, “Indonesian tourism profile a year after the COVID-19 pandemic” In AIP Conference Proceedings , Vol. 2662, No. 1, p. 020039, AIP Publishing LLC, Dec 2022.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 157, "width": 428, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[13] E.N. Rachmawati, R. Saputra, and Y. Deswita, “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Tourism, Hotel And Restaurant Sebelum Dan Saat Pandemi Covid-19”, Jurnal Ekonomi KIAT , vol.34, no.1, 1-11, 2022.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 196, "width": 428, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[14] S. Soehardi, “The Effect of Covid-19 Pandemic on Hotel Occupancy Rates, Hotel Tax Income and Hotel Employees in Jakarta Indonesia”, Systematic Reviews in Pharmacy , vol.11, no. 12, 964-972, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 234, "width": 428, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[15] D. Manek, “Covid-19 Pandemic and Dynamics of Hotel Own Demand and Supply in Bali”, International Journal of Economics, Management, Business, and Social Science (IJEMBIS) , vol. 1, no. 2, 246-254, 2021.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 273, "width": 428, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[16] M. S. Shahiba Billa and R. B. Hartarto, “Determinants of Tourists’ Interest to Visit Prambanan Temple During the Covid-19 Pandemic”, International Journal of Advanced Technology Management and Entrepreneurship , vol. 4, no. 2, Dec. 2022.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 312, "width": 428, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[17] I.K.A. Setiawan, ”Pengaruh pandemi covid-19 terhadap tingkat hunian kamar dan lama tinggal tamu di hotel the samaya ubud bali: Effect of covid-19 pandemic on room occupancy rates and length of stay of guests at the samaya ubud bali hotel” Jurnal Ilmiah Pariwisata dan Bisnis , vol. 1 no. 4, 763-778, 2022.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 363, "width": 428, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[18] L. H. K. Yuni, “Analysis of domestic tourist travel preferences post-Covid-19 pandemic”, Journal of Applied Sciences in Travel and Hospitality , vol. 3, no. 2, 80-88, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 402, "width": 428, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[19] E. A. Basuki, I. R. Sari, and E. E. Kunda, “A Bibliometric Analysis on Tour Guide Researches in Indonesia from 2012 to 2022”, International Journal of Advanced Travel and Destination , vol. 2, no. 3, Dec. 2022.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 441, "width": 428, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[20] I. Yulianto and F. E. A. Sani, “Motivational Factors in Visiting Special Interest Tourist Destinations in Malang City”, International Journal of Advanced Tourism and Hospitality , vol. 2, no. 3, Dec. 2022.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 480, "width": 427, "height": 51, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[21] V. O. . Tanujaya, L. F. . Valentino, R. A. . Putra, and B. . Purnomo, “Rebranding Tourist Destinations with Attractive Expressions on Central Java Tourism Promotion Websites”, International Journal of Advanced Tourism and Hospitality, vol. 2, no. 3, Dec. 2022.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 531, "width": 428, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[22] S. Nur Jannah and R. Kuswardani, “Social Media-Based Digital Marketing for Pujon Kidul Malang Tourism Village”, International Journal of Advanced Management and Finance , vol. 3, no. 3, Dec. 2022.", "type": "List item" } ]
aec377cd-ef7e-d7b4-89e5-d093af514409
https://journal2.um.ac.id/index.php/jpaud/article/download/8679/4787
[ { "left": 292, "top": 784, "width": 14, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "71", "type": "Page footer" }, { "left": 63, "top": 88, "width": 150, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini", "type": "Section header" }, { "left": 63, "top": 99, "width": 108, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol 2, no 2, 2020, 71-79.", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 127, "width": 239, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tersedia Online di http://journal2.um.ac.id/index.php/jpaud", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 88, "width": 817, "height": 72, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2622-9765 ( online ) ISSN 2654-3818 (cetak) Jurnal Penelitian Anak Usia Dini Vol , No. , 2016, hlm. Tersedia Online di http://journal.um.ac.id/index.php/bk ISSN 2503-3417 ( online )", "type": "Table" }, { "left": 659, "top": 151, "width": 98, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2548-4311 (cetak)", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 184, "width": 418, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TINGKAT KEPEDULIAN IBU TERHADAP LITERASI MEDIA ANAK USIA DINI BERDASARKAN GEOSOSIAL", "type": "Section header" }, { "left": 165, "top": 232, "width": 267, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Izzatul Munawarah 1 , Ahmad Samawi 2 , Eny Nur Aisyah 3", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 246, "width": 368, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program Studi S1 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Malang Jl. Ki Ageng Gribig 1, Malang 65239", "type": "Text" }, { "left": 240, "top": 269, "width": 116, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 301, "width": 386, "height": 159, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract : Mother's concern for good and correct media literacy for early childhood is very important. This attitude can also be analyzed for high and low levels and sought for differences if seen from geosocial factors. Researchers examined mothers based on significant differences between villages and cities in Malang. The research method used is comparative quantitative research. The comparative test in this study used the Independent T-Test which calculations using Microsoft Excel 2010 for Windows 10. The results of a comparative test with a total of 80 samples showed the conclusion that the level of maternal concern for AUD media literacy was not influenced by geosocial. But there are differences in the percentage of each aspect of the caring factor that needs to be considered, namely the highest percentage is in the aspect of understanding while the habituation aspect becomes the lowest aspect of the percentage. Although not influenced by geosocial factors, this can be one of the new problems for other researchers to further examine the causes and solutions of the inconsistencies between aspects of understanding and habituation in the attitude of maternal care for media literacy in early childhood .", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 474, "width": 220, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Concern, AUD Media Literacy, Geosocial", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 497, "width": 385, "height": 158, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak : Kepedulian ibu dalam literasi media yang baik dan benar bagi anak usia dini adalah sangat penting. Sikap ini juga dapat dianalisis tingkat tinggi rendahnya serta dicari perbedaannya jika dilihat dari faktor geososial. Peneliti meneliti para ibu berdasarkan perbedaan signifikan antara desa dan kota di Malang. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif komparatif. Uji komparasi dalam penelitian ini menggunakan Independent T-Test yang penghitungannya menggunakan Microsoft Excel 2010 for Windows 10 . Hasil dari uji komparasi dengan total 80 sampel menunjukkan kesimpulan bahwa tingkat kepedulian ibu terhadap literasi media AUD tidak dipengaruhi oleh geososial. Namun terdapat perbedaan persentase pada setiap aspek dari faktor kepedulian yang perlu diperhatikan yaitu persentase tertinggi ada pada aspek pemahaman sedangkan aspek pembiasaan menjadi aspek yang terendah persentasenya. Meskipun tidak dipengaruhi oleh faktor geososial, hal ini dapat menjadi salah satu permasalahan baru bagi peneliti lain untuk diteliti lebih lanjut penyebab maupun solusi dari ketidaksinkronan antara aspek pemahaman dengan pembiasaan dalam sikap kepedulian ibu terhadap literasi media anak usia dini.", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 669, "width": 239, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : Kepedulian, Literasi Media AUD, Geososial", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 711, "width": 440, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Media pembelajaran PAUD yang digunakan dalam aktivitas pendidikan di rumah, di sekolah, ataupun di lingkungan masyarakat mengalami perkembangan yang signifikan sesuai dengan", "type": "Text" }, { "left": 219, "top": 38, "width": 300, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Munawarah, Samawi, Aisyah- Kepedulian Ibu terhadap Literasi 72", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 88, "width": 440, "height": 276, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "semakin berkembangnya teknologi. Sehingga anak TK yang pada saat pembelajaran terbiasa menggunakan media alat tulis berupa buku, pensil, crayon/pensil warna, dan papan tulis, pada zaman milenial ini anak mulai dikenalkan dengan media berbasis elektronik seperti contoh komputer, LCD, handphone, dan televisi yang juga mulai dijadikan sebagai media pembelajaran kepada anak di sekolah maupun di rumah yang didukung oleh perkembangan pesat teknologi. Penggunaan media elektronik sebagai media pembelajaran di PAUD memberikan kemudahan tersendiri bagi guru di sekolah maupun orangtua ketika di rumah. Guru maupun orangtua bisa mengenalkan suatu objek tanpa harus menghadirkan objek tersebut secara langsung. Guru atau orangtua hanya perlu menyediakan media pembelajaran yang berbasis elektronik seperti video yang dapat diputar dan ditayangkan lewat komputer, laptop, dan handphone. Namun ironinya,hal ini secara tidak langsung akan memberikan ketergantungan terhadap media elektronik tersebut, sehingga secara tidak sadar kebanyakan orangtua menjadikan media elektronik tersebut sebagai babysitter bagi anak mereka dan membawa malapetaka baru bagi anak jika guru terlebih orangtua belum memahami cara penerapan media elektronik yang baik dan benar sesuai perkembangan usia anak.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 373, "width": 440, "height": 199, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan Literasi Media adalah keterampilan untuk menggunakan media secara benar, mengambil manfaat, dan meminimalkan dampaknya. Secara umum, media literasi didefinisikan sebagai kemampuan mengakses media, memahami dan mengevaluasi secara kritis berbagai aspek dan konten yang berbeda untuk menciptakan komunikasi dalam beragam konteks (Silawati, 2018). Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa bukan hanya guru tapi orangtua pun diharuskan untuk memahami pendidikan melek media atau literasi media ini khususnya yang terkait dengan media elektronik yang semakin marak digunakan di zaman milenial. Hal ini dikarenakan orangtua adalah sumber pendidikan pertama bagi anak di usia dini, sehingga menjadi sebuah keharusan bahwa orangtua harus mengambil peran untuk memperbarui pemahaman dan sikap kepedulian terhadap cara penggunaan media elektronik yang baik dan benar sesuai perkembangan teknologi dan perkembangan usia anak.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 581, "width": 440, "height": 162, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Orangtua harus mencermati sesuatu hal yang menjadi urgensi zaman dari literasi media yaitu tentang dampak negatif media elektronik bagi anak-anaknya. Beberapa kasus kriminalisasi anak usia dini yang berkaitan dengan media diantaranya seperti contoh kasus salah satu lembaga TK di Bandung yaitu seorang anak laki-laki usia 4 tahun (nama anak menjadi privasi) mengalami luka dan muntah darah dikarenakan sedang bermain smack down dengan temannya sekitar tahun 2006- an. Bahkan terdapat anak berusia 3,5 tahun warga Bumi Aji Kota Batu, Jawa Timur meninggal dunia setelah dijadikan objek smackdown oleh teman sepermainannya di kampung halaman (diliput dari tayangan Liputan 6 SCTV pada 17 Desember 2006 pukul 06.25). Hal ini menjadi berita yang hangat diantara pemerintah, pihak televisi, dan masyarakat yang kala itu menuntut", "type": "Text" }, { "left": 219, "top": 38, "width": 300, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Munawarah, Samawi, Aisyah- Kepedulian Ibu terhadap Literasi 73", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 88, "width": 439, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "salah satu stasiun tv swasta menjadi biang keladi dikarenakan penayangan acara yang mengandung unsur kekerasan sehingga banyak kalangan mulai dari usia dini sampai remaja meniru adegan tersebut sehingga berakibat sangat buruk.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 145, "width": 440, "height": 200, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kasus kekerasan di masa lalu yang diakibatkan oleh tayangan televisi yang menstimulasi perilaku anak pada masa lalu tidak membuat orangtua jera, hal ini terbukti dengan masih banyak orangtua yang kurang menyadari dampak kebebasan media televisi dan handphone yang kurang baik terhadap anak-anak. Indikasi demikian terlihat dari tidak didampinginya anak-anak dengan baik saat menonton televisi meski di layar diterapkan kata-kata dengan bimbingan orangtua (BO), dewasa (DW) dan remaja (R). Memang tidak semua program televisi berdampak buruk bagi anak- anak. Ada juga tayangan yang punya sisi baik, misalnya acara pendidikan. Banyak informasi bisa diserap dari televisi yang tidak diperoleh dari tempat lain. Namun, di sisi lain banyak juga acara televisi yang bisa berdampak buruk terhadap anak-anak. Terdapat kutipan dari Ketua Komnas Perlindungan Anak (PA) Indonesia terkait pentingnya pendampingan orangtua yang termuat dalam Kompas pada 28 Mei 2012. Berikut pernyataannya:", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 354, "width": 390, "height": 60, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "\"Setidaknya anak-anak diberi pemahaman tayangan mana yang bisa mereka tonton dan mana yang tidak boleh. Orangtua perlu mendampingi anak-anaknya saat menonton televisi. Selain membangun komunikasi dengan anak, hal ini bisa mengurangi dampak negatif televisi bagi anak. Kebiasaan secara sehat ini mesti dimulai sejak usia dini,\" kata Arist Merdeka Sirait Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA).", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 427, "width": 440, "height": 256, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pernyataan Ketua Komnas PA Indonesia tersebut menjadi himbauan bahwa pendampingan orangtua ketika anak menonton televisi merupakan bagian dari sikap kepedulian yang orangtua terapkan pada anak. Terlebih program tayangan anak di televisi semakin minim dengan tergantikannya oleh tayangan hiburan remaja hingga dewasa. Hasil kajian oleh Yayasan Pengembangan Media Anak (YPMA) yang dijadikan sebuah artikel dalam publikasi online di laman website resmi Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) pada bulan Mei 2018 didapatkan data jumlah program tayangan anak hanya mencapai 40 program. Jumlah ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan program tayangan anak pada Mei 2014. Sedangkan pada tahun 2000-an, yaitu Mei 2009 jumlahnya mencapai 68 program. Artinya, persentase penurunan program tayangan anak di televisi mulai dari tahun 2009-2018 mencapai penurunan di angka 41 persen. Komisioner Bidang Isi Siaran Dewi menjelaskan bahwa, jumlah program acara anak di televisi saat ini tidak sesuai dengan jumlah anak di Indonesia yang mencapai 87 juta jiwa. Sedangkan penonton televisi untuk kategori anak-anak atau generasi Z terbilang tinggi hingga mencapai 98 persen. Dan mereka menghabiskan waktu cukup lama menonton tv dengan durasi 5 jam 18 menit.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 692, "width": 440, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengawasan dan pendampingan orang tua yang kurang serta tidak ada upaya tegas dalam memberikan durasi atau batasan waktu bermain gadget pada anak, dapat menimbulkan sisi negatif meskipun banyak manfaatnya. Penggunaan aplikasi game pada gadget atau handphone juga", "type": "Text" }, { "left": 219, "top": 38, "width": 300, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Munawarah, Samawi, Aisyah- Kepedulian Ibu terhadap Literasi 74", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 88, "width": 439, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mempunyai dampak negatif bagi anak yang belum layak menggunakannya. Dampak negatifnya adalah menjadi pribadi tertutup, kesehatan otak terganggu, mengganggu kesehatan mata dan tangan, gangguan tidur (insomnia), isolasi diri / suka menyendiri, ancaman kriminalisasi, terpapar radiasi, perilaku kekerasan, ancaman cyberbullying , dan masih banyak lagi dampak negatif yang terjadi akibat penggunaan gadget pada anak (Iswidharmanjaya dalam Diana, 2018) .", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 183, "width": 440, "height": 143, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terdapat beberapa penelitian terkait pendidikan literasi media anak usia dini diantaranya adalah penelitian dari Kartika (2017) dengan judul Gambaran Pemahaman Pendidikan Literasi Media Pada Caregiver Anak Usia Dini Di Klaten. Penelitian awal ini dilakukan di 5 Pos PAUD Klaten, Jawa Tengah, data yang digunakan adalah data deskriptif yang mengungkapkan gambaran pemahaman media, manfaat, serta aturan penggunaanya pada caregiver PAUD (guru dan orangtua) ketika membimbing anak usia dini. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa, pemahaman caregiver mengenai dampak media dan pengaturannya masih kurang, sehingga pola penggunaan media pada anak usia dini kurang sehat.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 335, "width": 440, "height": 123, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian terdahulu yang relevan juga dilakukan oleh Frizky (2013) dengan judul Melek Media Strategi Pencegahan Pengaruh Buruk Media Televisi pada Anak-Anak dengan penelitian kualitatif, didapatkan hasil bahwa tayangan televisi sangat mempengaruhi psikologis anak. Artinya dalam literasi media, para orangtua harus memiliki banyak kemampuan diantaranya adalah menganalisa, mengevaluasi, mengelompokkan, menginduksi, mendeduksi, mensintesis, dan mengabstraksi. Jika setiap orangtua memiliki literasi media yang tinggi maka minimnya program acara anak tidak akan menjadi masalah bagi perkembangan psikologis anak.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 467, "width": 440, "height": 276, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan beberapa fakta negatif dan positif dari fakta maupun teori yang peneliti paparkan, maka peneliti beranggapan bahwa menganalisis tentang seberapa dalam sikap kepedulian yang diterapkan orangtua tentang literasi media yang dalam penelitian ini objeknya adalah anak usia dini menjadi sebuah keharusan. Teknologi yang semakin canggih di zaman milenial ini pun menjadi alasan yang urgensi bagi peneliti untuk mempelajari berbagai macam bentuk sikap dan perilaku sebagai bentuk kepedulian yang dapat orangtua terapkan dalam mendidik anak-anaknya dengan literasi media yang baik dan sesuai perkembangan usia. Selain itu dengan faktor geososial, peneliti akan mengambil sampel dari 2 kelompok lingkungan yang berbeda secara geografis yaitu desa dan kota. Dalam penelitian ini TK PGRI 01 di kecamatan Lowokwaru dan TK Muslimat 17 di kecamatan Sukun akan menjadi sampel dari kota sedangkan TK Muslimat NU 1 Dewi Masyitoh di kecamatan Gondanglegi dan TK Kartika IV-67 di kecamatan Lawang akan menjadi sampel dari kelompok data orangtua desa. Peneliti memilih beberapa lembaga tersebut dikarenakan mudah dijangkau dan mewakili masing-masing kecamatan berbeda yang terpilih. Oleh karenanya, peneliti mengajukan judul Tingkat Kepedulian Ibu Terhadap Literasi Media AUD Berdasarkan Geososial sebagai bahan kajian skripsi.", "type": "Text" }, { "left": 219, "top": 38, "width": 300, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Munawarah, Samawi, Aisyah- Kepedulian Ibu terhadap Literasi 75", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 88, "width": 54, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 105, "width": 440, "height": 105, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian komparatif. Menurut Aswani dalam Arikunto (2013), penelitian komparasi adalah penelitian yang akan menemukan persamaan maupun perbedaan tentang benda-benda, orang, prosedur kerja, ide-ide, dan kritik baik terhadap orang ataupun kelompok. Penelitian komparasi juga dapat membandingkan kesamaaan pandangan maupun perubahan pandangan orang, grup atau negara, terhadap kasus, peristiwa atau terhadap ide-ide.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 219, "width": 440, "height": 181, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian komparatif termasuk dalam penelitian metode ex post facto . Metode ex post facto adalah metode untuk melihat dan mengkaji hubungan antara dua variable atau lebih, di mana variable yang dikaji telah terjadi sebelumnya atau tidak diberi perlakuan khusus. Ex post facto artinya sesudah fakta, karena dalam penelitian ini peneliti tidak perlu melakukan manipulasi atau perlakuan terhadap variable bebas. Hubungan yang dikaji bisa berbentuk pengaruh, hubungan atau korelasi, sumbangan, maupun dampak yang bisa dinyatakan dalam ukuran-ukuran statistika seperti koefisien korelasi, determinasi, dan lain-lain (Sudjana dalam Ilma, 2017). Penelitian ex post facto dibagi menjadi dua macam yaitu causal research (penelitian korelasi) dan causal comparative (penelitian komparatif). Adapun langkah-langkah awal dalam penelitian ex post facto ini yang diadaptasi dari Widarto (2013) adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 652, "width": 412, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Langkah-Langkah Penelitian Ex Post Facto Diadaptasi dari Widarto (2013)", "type": "Caption" }, { "left": 219, "top": 38, "width": 300, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Munawarah, Samawi, Aisyah- Kepedulian Ibu terhadap Literasi 76", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 88, "width": 34, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 105, "width": 440, "height": 162, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses untuk pengujian hipotesis dalam penelitian menggunakan rumus t-test . Namun sebelum itu terdapat beberapa tahap uji yang perlu dilakukan diantaranya adalah: (1) Menentukan mean untuk masing-masing kelompok sampel; (2) Uji varians atau juga bisa disebut dengan deviasi standar ( standart deviation ) i bertujuan untuk mencari kesamaan (homogen) dari hasil keduanya sehingga variannya tidak terlalu jauh; (3) Uji homogenitas adalah penghitungan yang berfungsi untuk mencari kesamaan (homogen) atau tidak dari data; dan (4) Uji Komparasi untuk melihat perbedaan atau persamaan dari Tingkat Kepedulian Ibu Tentang Literasi Media AUD di kota Malang dan desa Malang. Penghitungan dalam penelitian ini menggunakan Ms. Excel 2010 dengan beberapa formula yang akan dijabarkan sesuai rumus induknya.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 276, "width": 440, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses analisis yang pertama setelah data ditabulasi adalah mencari Mean. Berikut ini adalah hasil penghitungan Mean di masing-masing sampel sebesar untuk sampel kota dan untuk sampel desa.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 341, "width": 440, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses kedua adalah uji varians menggunakan rumus induk varians sampel, dan didapatkan hasilnya: yaitu uji varians sampel kota sebesar", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 361, "width": 440, "height": 33, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sedangkan uji varians sampel desa sebesar", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 384, "width": 6, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ".", "type": "Table" }, { "left": 79, "top": 405, "width": 440, "height": 67, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Semakin kecil nilai dari deviasi standar maka data tersebut cenderung homogen, yaitu memiliki nilai penyimpangan yang relatif kecil. Sebagian besar data berada pada ukuran pusat. Sebaliknya, jika semakin besar nilai deviasi standar yang dihasilkan maka data tersebut cenderung ke arah heterogen, yaitu tingkat variasinya sangat besar (Wiyono, 2001)", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 481, "width": 440, "height": 109, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses yang ketiga adalah uji homogenitas melalui Ms. Excel 2010. Dalam uji homogenitas, didasarkan pada asumsi bahwa apabila varians yang dimiliki oleh sampel-sampel yang bersangkutan tidak jauh berbeda, maka sampel-sampel tersebut cukup terbilang homogen (Arikunto, 2013). Hasil yang didapatkan adalah F hitung sebesar . Kemudian akan dibandingkan dengan F tabel 1% dan F tabel 5% , Sehingga dapat dibandingkan dan diambil kesimpulan mengenai uji varians sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 599, "width": 170, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "F hitung < F tabel 5% dan F hitung < F tabel 1%", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 618, "width": 440, "height": 67, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jadi dengan diperolehnya perbandingan yang seperti diatas, maka didapatkan hasil bahwa harga F hitung yang diperoleh tidak signifikan, tidak ada perbedaan mean yang tidak signifikan, hipotesis nihil (Ho) diterima, dan p > 0,05. Varian data dinyatakan memiliki varian yang sama atau homogen ( equal variance ), hal ini akan mempengaruhi rumus komparasi yang berbeda juga.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 694, "width": 440, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses yang terakhir adalah uji komparasi untuk melihat perbedaan atau persamaan dari Tingkat Kepedulian Ibu Tentang Literasi Media AUD di kota Malang dan desa Malang. Jumlah sampel dari setiap populasi adalah 40 responden yang selanjutnya dalam sub-subbab ini akan", "type": "Text" }, { "left": 219, "top": 38, "width": 300, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Munawarah, Samawi, Aisyah- Kepedulian Ibu terhadap Literasi 77", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 88, "width": 439, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "disebut sebagai nilai. Penghitungan uji komparasi ini menggunakan Ms. Excel 2010 dengan menggunakan beberapa formula yang disesuaikan dengan rumus induknya. Adapun rumus induk untuk uji komparasi untuk varian yang sama yaitu menggunakan rumus t-test dari polled varians sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 218, "width": 214, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rumus ini dipakai bila jumlah anggota sampel", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 218, "width": 440, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan varian homogen atau cukup homogen.Dan hasil t 0 atau T hitung adalah sebesar . Kemudian akan dibandingkan dengan T tabel 5% sebesar 1,990847. Sehingga dapat dibandingkan dan diambil kesimpulan mengenai hasil uji komparasi dari pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 300, "width": 155, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "T hitung < T tabel atau 0,4646 < 1,9908", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 319, "width": 440, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sesuai dengan pedoman yang tertulis dalam buku Sugiyono (2016), jika T hitung lebih kecil atau sama dengan T tabel (t 0 ≤ t t ), maka H 0 diterima dan H a ditolak. Dengan ini kesimpulannya adalah tidak terdapat perbedaan Tingkat Kepedulian Orangtua tentang Literasi Media AUD yang diterapkan orangtua pada anak usia dini antara desa dan kota Malang.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 426, "width": 78, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 444, "width": 440, "height": 294, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kepedulian merupakan fenomena universal , dimana sebuah perasaan yang secara alami menimbulkan pikiran tertentu dan mendorong perilaku tertentu di seluruh budaya di dunia. Bisa jadi semua orang mengalami perasaan yang mirip ketika peduli dengan orang lain (Leininger dalam Dwi Cahyo, 2016). Hal ini dibuktikan melalui penghitungan pada proses statistik inferensial yang kesimpulannya adalah tidak terdapat perbedaan Tingkat Kepedulian Orangtua tentang Literasi Media AUD yang diterapkan orangtua pada anak usia dini antara desa dan kota Malang. Perbedaan yang signifikan mengenai kondisi geografis dari kedua wilayah tersebut desa dan kota membuat aktivitas sosial masyarakat menyesuaikan atau beradaptasi dengan kondisi di wilayahnya dikarenakan adanya keterkaitan manusia dengan lingkungan alamnya (Sumaatmadja, 2001). Asumsi mengenai kondisi alam juga berlaku untuk wilayah perkotaan, yang mana lapangan pekerjaan yang begitu banyak namun persaingan yang begitu ketat juga dimungkinkan menjadi salah satu alasan jenis pekerjaan wiraswasta untuk ibu di kota sangat minim jika dibandingkan dengan di desa. Namun perbedaan tersebut tidak menjadi pengaruh yang signifikan pada tingkat kepedulian ibu. Meskipun begitu terdapat hasil yang berbeda dan tidak seimbang dalam persentase aspek-aspek yang menjadi indikator dalam sikap peduli. Aspek tertinggi ada pada pemahaman sedangkan aspek terendah ada pada pembiasaan. Hal ini menunjukkan bahwa para ibu memiliki", "type": "Text" }, { "left": 219, "top": 38, "width": 300, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Munawarah, Samawi, Aisyah- Kepedulian Ibu terhadap Literasi 78", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 88, "width": 439, "height": 29, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengetahuan dan pemahaman yang baik mengenai penggunaan media televisi dan handphone secara benar namun masih kurang dalam memberikan pembiasaan tersebut kepada anak.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 126, "width": 440, "height": 238, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anak-anak cenderung meniru setiap perilaku yang menjadi kebiasaan orangtua khususnya ibu dalam segala hal tidak terkecuali dalam hal mengolah media televisi dan handphone. Oleh karena itu perlu adanya pemahaman, pendampingan, pembiasaan, pengontrolan, dan penguatan oleh ibu kepada anak dalam menggunakan media. Kelima hal tersebut juga terdapat dan menjadi indikator dari pernyataan-pernyataan yang ada pada kuesioner Tingkat Kepedulian Ibu Terhadap Literasi Media AUD yang diadaptasi dari teori Swanson (dalam Nastiti, 2016) tentang dimensi dalam sikap kepedulian diantaranya adalah mengetahui ( knowing ), turut hadir ( being with ), melakukan ( doing for ), memungkinkan ( enablings ), dan mempertahankan keyakinan ( maintaining confidence ). Kelima dimensi dari sikap kepedulian itu diadaptasikan ke dalam ranah PAUD sehingga didapatkan beberapa indikator yang telah disebutkan. Hal ini untuk mengukur tingkat kepedulian ibu melalui berbagai dimensi namun tetap terkait dengan literasi media anak usia dini. Hasil yang didapatkan pun memiliki kemiripan dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara ibu di desa maupun di kota.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 385, "width": 59, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 402, "width": 440, "height": 181, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan yang mencolok dari segi pekerjaan yang mewakili cara hidup, dari segi jenjang pendidikan terakhir yang mewakili budaya serta pilihan hidup, ataupun dari segi usia ibu yang mewakili cara pandang dari kedua wilayah yang dibedakan secara geososial belum begitu mampu mempengaruhi sikap kepedulian ibu tentang literasi media anak usia dini ini untuk ikut berbeda juga secara signifikan. Tingkat kepedulian ibu di kedua wilayah baik desa maupun kota mengalami kemiripan jika dilihat melalui hasil uji hipotesis dan berakhir pada uji komparasi. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat kepedulian ibu tentang literasi media anak usia dini tidak dipengaruhi oleh geososial secara signifikan. Namun perlu adanya tindak lanjut untuk menyeimbangkan kesinkronan antara aspek pemahaman dan pembiasaan sebagai indikator dari sikap kepedulian itu sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 604, "width": 104, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 621, "width": 337, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arikunto, Suharsimi.2013. Prosedur Penelitian . Jakarta:Rineka Cipta Chatib, Munif. 2018. Orangtuanya Manusia . Bandung:Kaifa Learning Dewi, K.S. 2017. Gambaran Pemahaman Pendidikan Literasi Media Pada", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 659, "width": 403, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Caregiver Anak Usia Dini Di Klaten, (Online) , (http://eprints.undip.ac.id/51434/1/gambaran_pemahaman_pendidikan_literasi_media_pad a_Caregiver_anak_usia_dini_di_klaten.pdf), diakses pada 29 Desember 2018.", "type": "Table" }, { "left": 79, "top": 697, "width": 367, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Khoiri, Muhibbul. 2017. Skripsi: Literasi Media Televisi Di Kalangan Orang Tua", "type": "Table" }, { "left": 115, "top": 710, "width": 404, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di Padukuhan Sanggrahan, Condongcatur, Depok, Sleman . (Online),", "type": "List item" }, { "left": 115, "top": 723, "width": 354, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(https://core.ac.uk/download/pdf/132421729.pdf) diakses pada 7 Februari 2019.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 735, "width": 336, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Komisi Penyiaran Indonesia Lembaga Negara Independen. 2018. Anugerah", "type": "Text" }, { "left": 219, "top": 38, "width": 300, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Munawarah, Samawi, Aisyah- Kepedulian Ibu terhadap Literasi 79", "type": "Page header" }, { "left": 115, "top": 88, "width": 404, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyiaran Ramah Anak Memicu Munculnya Program Anak Berkualitas , (Online), (http://kpi.go.id/index.php/id/umum/38-dalam-negeri/34520-anugerah-penyiaran-ramah- anak-memicu-munculnya-program-anak-berkualitas-2), diakses pada 13 Februari 2019.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 126, "width": 354, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kartila, Illa. 2012. Anak-anak Cenderung Meniru Adegan di Televisi , (Online) ,", "type": "List item" }, { "left": 115, "top": 139, "width": 340, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(https://nasional.kompas.com/read/2012/05/28/22490165/Anak- anak.Cenderung.Meniru.Adegan.di.Televisi.), diakses pada 17 Januari 2019.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 164, "width": 346, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mufidah, Nastiti. 2016. Program Jam Wajib Belajar dalam Membentuk Civic", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 176, "width": 403, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Disposition Warga Negara. Humanika, 23(1), 32-45. Dari https://media.neliti.com/media/publications/62190-ID-none.pdf", "type": "Table" }, { "left": 79, "top": 202, "width": 220, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prihadi, Dwi Cahyo. 2016. Kepedulian, (Online),", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 214, "width": 403, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/46282/4/Chapter%20II.pdf), diakses pada 17 Januari 2019.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 240, "width": 308, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ramadhan, Noor. 2006. Bocah Tewas Akibat Smackdown , (Online) ,", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 252, "width": 386, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(https://www.liputan6.com/news/read/134237/lagi-bocah-tewas-akibat-ismack-downi), diakses pada 17 Januari 2019.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 278, "width": 369, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setiawan, Usep. 2015. Media Pembelajaran Sekolah Inklusif. Malang : Universitas", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 290, "width": 72, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Negeri Malang.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 303, "width": 304, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Silawati, Endah.dkk. 2018. Literasi Media Anak Usia Dini: Strategi", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 316, "width": 403, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penanggulangan Kekerasan Kekerasan Seksual Pada Anak. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Edusaintek FMIPA UNIMUS pada tahun 2018.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 341, "width": 440, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sri, Marfuah. 2014. Literasi Media Upaya Menyikapi Tayangan Televisi. Jurnal Komunikasi PROFETIK , 7(2), 25-32. Dari https://media.neliti.com/media/publications/224311-literasi-media-upaya-menyikapi- tayangan.pdf.", "type": "Table" }, { "left": 79, "top": 392, "width": 342, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumaatmadja, Nursid. 2001. Metode Pembelajaran Geografi . Jakarta: Bumi Aksara.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 417, "width": 440, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Widarto. 2013. Penelitian Ex Post Facto: Modul Pelatihan Metodologi Penelitian Universitas Negeri Yogyakarta , (Online),", "type": "Table" }, { "left": 115, "top": 442, "width": 389, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dr-widarto-mpd/8penelitian-ex-post- facto.pdf), diakses 17 Januari 2019.", "type": "List item" } ]
d25b76c2-d559-8644-80e3-1d4a11c9115b
https://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/Taqdir/article/download/1703/1389
[ { "left": 279, "top": 792, "width": 10, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "٧٨", "type": "Page footer" }, { "left": 201, "top": 31, "width": 329, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﺮﻴﺛﺄﺗ ﻘﻳﺮﻃ ﺔ زﺎﺠﻧﻹا ﻒﻠﺘﺨﻤﻟ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﺔﻋﻮﻤﺠﻣ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا ﺔﻐﻠﻟا ةدﺎﻣ ﻲﻓ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﺔﺠﻴﺘﻧ ﻰﻠﻋ", "type": "Page header" }, { "left": 93, "top": 85, "width": 381, "height": 271, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﺮﻴﺛﺄﺗ ﻘﻳﺮﻃ ﺔ ﺎﺠﻧﻹا ﻒﻠﺘﺨﻤﻟ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﺔﻋﻮﻤﺠﻣ ز ﻰﻠﻋ ﻧ ﺠﻴﺘ ﺔ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ةدﺎﻣ ﻲﻓ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا ﺔﻐﻠﻟا ىدﺎﺤﻟا ﻞﺼﻔﻟا ﻲﻓ ﺮﺸﻋ ﺔﻴﻟﺎﻌﻟا ﺔﺳرﺪﻤﻟﺎﺑ ﻴﻧﺎﺜﻟا ﺔﻴﻣﻮﻜﺤﻟا ﺔ ﺑﻟﺎ ﺞﻧﺎﺒﻤ ( داﺪﻋإ : ﻴﻧﻮﻳ و رﺎ ﻼﻴﺳﺎﻧﻮﻣ ﻲﻨﻳر ﺺﻠﺨﺘﺴﻣ ﺚﺤﺒﻟا : ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا ﺔﻐﻠﻟا ﺖﻧﺎﻛ ﻦﻣ ﺔﻐﻟ ﻲﻫ تﺎﻐﻠﻟا ﺔﻴﳌﺎﻌﻟا . ﲑﺜﻛ ﰲ بﻼﻄﻟا ﻦﻣ ﻟ نﻮﺳﺮﳛ سراﺪﳌا ﻟو ﻢﻴﻠﻌﺘ ﺔﻐﻠﻟا ﻩﺬﻫ ﻢﻬﻔ . و ﻞﻠﳌﺎﺑ بﻼﻄﻟا ﺮﻌﺸﻳ ﺪﻗ ةﲑﳊا ﰲ ﺔﺑﻮﻌﺼﻟا دادﺰﻳ ﲔﺣ ﻤﻴﻠﻌﺗ ﻢﻬ . ﱵﻟا ﺔﻘﻳﺮﻄﻟا ﻲﻫ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﺔﻋﻮﻤﳎ ﺔﻘﻳﺮﻄﻓ ﺪﻫﺎﳚ ﻲﻛ بﺮﻌﻟا ﲑﻐﻟ بﻼﻄﻠﻟ ﻢﻴﻠﻌﺘﻟا ءاﱪﺧ ﺎﻫﺪﻋأ ﰲ او", "type": "Picture" }, { "left": 114, "top": 331, "width": 340, "height": 52, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "نوﺮﻌﺸﻳ ﻻو ﻢﻴﻠﻌﺘﻟا ﺔﻐﻠﻟا ﻩﺬﻫ نأ ﺔﻐﻟ ﺔﻴﻧﺎﺛ .", "type": "Picture" }, { "left": 109, "top": 358, "width": 225, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﺔﻴﻟﺎﻌﻟا ﺔﺳرﺪﳌا ﰲ ﺔﻘﻳﺮﻄﻟا ﻩﺬﻫ ﺔﺜﺣﺎﺒﻟا ﺖﻘﺒﻄﻓ", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 385, "width": 401, "height": 323, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﺔﺠﻴﺘﻨﻟا ﺖﻟﺎﻧ و ﺞﻧﺎﺒﳌﺎﻓ ﺔﻴﻧﺎﺜﻟا ٢,٧١ > ١١,٢٩ < ٢,٠٢ . ﺔﺠﻴﺘﻨﻟا ﻩﺬﻫ ﲔﺒﺗ ّنأ ماﺪﺨﺘﺳا ﺔﻘﻳﺮﻃ ﻟا ﺔﻋﻮﻤﳎ ﺬﻴﻣﻼﺘ زﺎﳒﻹا ﻒﻠﺘﺨﳌ ) STAD ( ﺎﳍ ﺮﺛأ ﺮﻫﺎﻇ ﻰﻠﻋ سرد ﺔﻐﻠﻟا ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا ﺔﺳرﺪﳌﺎﺑ ﺮﺸﻋ ىدﺎﳊا ﻞﺼﻔﻟا ﰲ ﻟا ﺔﻴﻟﺎﻌ ﺔﻴﻣﻮﻜﳊا ٢ ﺞﻧﺎﺒﳌﺎﻓ ﺔﻴﺳﺎﺳﻷا تﺎﻤﻠﻜﻟا : ﺔﻋﻮﻤﺠﻣ ﺔﻘﻳﺮﻃ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا ﺔﻐﻠﻟا ﻢﻴﻠﻌﺗ ﺔﺠﻴﺘﻧ ،زﺎﺠﻧﻹا ﻒﻠﺘﺨﻤﻟ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا أ . ﺔﻣﺪﻘﻣ ﻣ ةﲑﺜﻛ ﺔﻠﻜﺸﻣ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا ﺔﻐﻠﻟا ﻢﻴﻠﻌﺗ ﰲ ﺘﻤﳌا ﲑﻏ وأ ﱯﻠﺴﻟا ﻢﻴﻠﻌﺘﻟا ﺎﻬﻨ ﺔﻌ ، ﻞﻌﳚ ﱴﺣ ﰲ اﻮﻣﺄﺴﻳو ﻲﻠﻤﻋ ﲑﻏ بﻼﻄﻟا ﲑﻏ بﻼﻄﻟا ﻢّﻠﻌﺗ ﺔﺠﻴﺘﻧ ﻚﻟذ بﺎﺒﺳأ و سرﺪﻟا كاﱰﺷإ ﺪّﻴﺟ ، ﻲﻠﻳ ﺎﻤﻴﻓ ﷲا ﻞﻴﺧ لﺎﻗ ﺎﻤﻛ : ﻠﻌﺗ و ﻴﻢ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا ﺔﻐﻠﻟا ﺪﻗ ّﺮﻤﺘﻳ ن بﻼﻄﻟا ﺑ تﺎﻨﻳﺮﻤﺘ ﺎﻳﺮﻳﺮﲢ و تادﺮﻔﳌا ﻆﻔﺣ ﺎﻫﺪﻋاﻮﻗوأ اﺬ و ﻢﻈﻌﻣ بﻼﻄﻟا نﻮﻓﺎﳜ ﺎﻣﺪﻨﻋ ﺎﺟ ﺖﺋ ﺔﺼﺣ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا ﺔﻐﻠﻟا", "type": "Picture" }, { "left": 279, "top": 792, "width": 10, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "٧٩", "type": "Page footer" }, { "left": 201, "top": 31, "width": 329, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﺮﻴﺛﺄﺗ ﻘﻳﺮﻃ ﺔ زﺎﺠﻧﻹا ﻒﻠﺘﺨﻤﻟ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﺔﻋﻮﻤﺠﻣ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا ﺔﻐﻠﻟا ةدﺎﻣ ﻲﻓ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﺔﺠﻴﺘﻧ ﻰﻠﻋ", "type": "Page header" }, { "left": 102, "top": 85, "width": 352, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "نﻮﻧﻮﻜﻳ و نﻮﻌﻴﻄﺘﺴﻳ ﻻ ﻢ ﻷ ﻟا ﺐﺒﺴﺑ لﻮﺴﻜ ﺔﲨﱰﻟا و ةءﺮﻘﻠﻟ ذﺎﺘﺳﻷا ﻢﻫﺮﻣا", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 112, "width": 401, "height": 133, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "اﻮﻧﺎﻜﻓ ﻴﻓ بﻼﻄﻟا ّﻠﻌﺘﻟﺎ ﲑﻏ ﻢ ﻲﻠﻤﻋ ) ،ﷲا ﻞﻴﻠﺧ ٢٠٠٥ (. ﺞﻧﺎﺒﳌﺎﻓ ﺔﻴﻧﺎﺜﻟا ﺔﻴﻟﺎﻌﻟا ﺔﺳرﺪﳌا ﺔﺌﻴﺑ ﰲ ﺪﺟﻮﺗ ﺔﻘﺑﺎﺴﻟا ﺔﻠﻜﺸﳌا ّنأ ، ﺔﻠﻜﺸﳌا ﻦﻣو ىﺮﺧﻷا ﺎﻤﻛ ﺗ ﺒﺗﺎﻜﻟا ىﺮ ﺔ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا ﺔﻐﻠﻟا ﻢﻴﻠﻌﺗ ﰲ ﻲﻫ ﺎ نﻮﻤﻬﻔﻳ ﻻ بﻼﻄﻟا ﻢﻈﻌﻣ ، مﺪﻋ ﺔﻐﻠﻟا ﺔّﺼﺣ ﰲ ﻢﻠّﻌﳌا ﺮﻀﳛ ﻻ ﺪﻗ و سرﺪﻟا كاﱰﺷإ ﰲ ﺔﺳﺎﻤﳊا و ﻲﻠﻤﻌﻟا و ﺔﺒﻏﺮﻟا ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا . ﺔﺒﺗﺎﻜﻟا ﺪﻨﻋو ﺐﺒﺴﻟﺎﺑ يرﺎﻜﺑﻹا مﺪﻋ ﺐﻳﺬﲡ ﲑﻏ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا ﺔﻐﻠﻟا ﻢﻴﻠﻌﺗ نﻮﻜﺗ ﰲ", "type": "Picture" }, { "left": 274, "top": 246, "width": 208, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "بﻼﻄﻟا ءﺎ أ اﻮﻛﱰﺸﻳ ﱴﺣ ﻂﻴﺸﻧ ﲑﻏ سرﺪﻟا", "type": "Picture" }, { "left": 81, "top": 246, "width": 187, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﺖﻟزﺎﻣ سرﺪﻟا كاﱰﺷإ ﰲ بﻼﻄﻟا ﺔﺒﻏرو", "type": "Text" }, { "left": 231, "top": 273, "width": 251, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "و ﺔﺼﻴﻘﻧ ﺔﺠﻴﺘﻧ ﻣﻼﺘﻟا لﻮﺒﻘﻣ ﲑﻏ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا ﺔﻐﻠﻟا سرد ﰲ ﺬﻴ", "type": "Picture" }, { "left": 226, "top": 273, "width": 220, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ". ﺔﻘﺑﺎﺴﻟا تﻼﻜﺸﻣ ىﺮﻧ نأ ﺪﻌﺑ ،", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 300, "width": 209, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﺔﻴﻤﻴﻠﻌﺘﻟا ﺔﻘﻳﺮﻄﻟا ﻦﻣ دﺎﻔﺘﺳﻺﻟ ﺔﺒﺗﺎﻜﻟا حﱰﻘﺗ", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 327, "width": 397, "height": 54, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "لّﻮﳛو ّﻄﳐ ﻂ ﺔﻐﻠﻟا ﻢﻠﻌﺗ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا ﺎﻫﲑﻏ و ﺔﻴﺠﻴﺗاﱰﺳ وأ قﺮﻄﻟا ﻦﻜﳑ ﻲﻜﻟ ﻊﻓاﺪﻳ بﻼﻄﻟا ﺑﻟﺎ طﺎﺸﻨ ﺔﺳﺎﻤﳊا و ّﻠﻌﺗ ﰲ ﻢ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا ﺔﻐﻠﻟا .", "type": "Picture" }, { "left": 81, "top": 354, "width": 401, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﺎﻨﻴﻠﻋ ةدﻮﺟﻮﳌا تﻼﻜﺸﳌا ﺐّﻠﻐﺘﻟ ﺔﺒﺗﺎﻜﻟا ﺪﻨﻋو ّنﻷ ﺔﻴﻤﻴﻠﻌﺘﻟا ﺔﻘﻳﺮﻄﻟا ﻦﻣ ﺔﻌﻔﻨﳌا ﻞﻌﳒ نأ ﻟا ﺔﻘﻳﺮﻄ ﺲﻳرﺪﺘﻟﺎﺑ ﻖّﻠﻌﺘﺗ ﺔﻠﻴﺳو ﻲﻫ ﺔﻴﻤﻴﻠﻌﺘﻟا", "type": "Text" }, { "left": 342, "top": 408, "width": 141, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﺲﻳرﺪﺘﻟا ﺔﻴﻠﻤﻋ ﰲ ﺪﻋﺎﺴﺗ ﱵﻟا", "type": "Text" }, { "left": 238, "top": 408, "width": 103, "height": 31, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "، ّﻬﺴﺗ ﱴﺣ ﻞ بﻼﻄﻟا", "type": "Picture" }, { "left": 81, "top": 408, "width": 151, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﺔﺒﻏر ﺪﻳﺰﺗ و ﻢﻴﻠﻌﺘﻟا داﻮﻣ ﻢﻴﻬﻔﺘﻟ", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 435, "width": 401, "height": 267, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "بﻼﻄﻟا ﻢﻴﻠﻌﺘﻟا كاﱰﺷإ ﰲ . ﻢﻠﻌﺘﻟا و ﻖﻴﻘﲢ ﻞﺟأ ﻦﻣ و ةءﺎﻔﻜﺑ ﺔﻴﻟﺎﻌﻓ ﻢﻠﻌﳌﺎﻓ جﺎﺘﳛ نأ رﺪﻟا وﺪﺒﺗ ﻻ و وﺪﺒﺗ س ﺔﻠﳑ . ﻃ ﺐﻠ ﻢﻠﻌﳌا ﻞﻘﻧ وأ ﲔﺑ ﻊﻤﳉا ﰲ ﺔﻴﻛذ ﻢﻠﻌﺘﻟا فاﺪﻫأ ﻖﻴﻘﲢ ﻞﺟأ ﻦﻣ عﻮﺿﻮﻣ . ﳌا نﻮﻤﻠﻌ ﺐﳚ و ﻧ ﺔﻄﺸﻨ و ﻞﻤﻌﻳ يﺬﻟا ﺮﺴﻴﳌﺎﻛ ﻊﺿو اﻮﻣ ﺔﺌﻴﺑ ﻞﺟأ ﻦﻣ ﲑﻓﻮﺗ ﻞﺟأ ﻦﻣ ﺔﻴﺗ ﺔﻟﻮﻬﺳ ﺐﻟﺎﻃ ﻢﻠﻌﺘﻟا ﺔﻴﻠﻤﻋ ﰲ . ﺐﳚ ﺔﻴﻤﻠﻌﺘﻟا ﰲ ﻢﻠﻌﳌا ﺐﺟو رﺎﻴﺘﺧا ﺔﻘﻳﺮﻃ ﻢﻠﻌﺘﻟا ا داﻮﻤﻠﻟ ﺔﻤﺋﻼﳌا ﺴﻴﺘﻟ ﺪﺘ ﺴﻳر ﻪ ﻚﻟذو ، ﺬﻴﻣﻼﺗ ﺐﻨﲡ ﻦﻣ ﻢﻠﻌﺘﻟا ﺔﻴﻠﻤﻋ ﰲ ﻞﻠﳌاو قﺎﻫرﻹا ةءﺎﻔﻛو ﺔﻴﻟﺎﻌﻔﺑ ﺔﻴﻤﻴﻠﻌﺗ ﺔﺌﻴﺑ ﻖﻠﳋ ﻚﻟذو . ،ﻊﻗاﻮﻟا ﰲ ﰲ ﺔﺻﺎﺧ ،ﻢﻠﻌﺘﻟا ﺔﻴﻠﻤﻋ نﺈﻓ سرد ﰲ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا ﺔﻐﻠﻟا ﳌا ﺔﺳرﺪ ﻟاﻌ ﺎﻴﻟ ﺔ ﺔﻴﻧﺎﺜﻟا ﺔﻴﻣﻮﻜﳊا ﻓ ﳌﺎ ﺞﻧﺎﺒ و ﺾﻌﺑ كﺎﻨﻫ ﻫ ﱵﻟا تﺎﻫﺎﲡﻻا ﻲ ﻣ ﻢﻠﻌﳌا حﺮﺸﻳ ﺎﻣﺪﻨﻋ ةدﺎ ﺮﺜﻛأ،سرﺪﻟا ﱄﻮﺗ ﻻ ﻦﻳﺬﻟا بﻼﻄﻟا ﻦﻣ ﺎﻣﺎﻤﺘﻫا . ﻟا ﻚﺌﻟوﻷ ﺔﺒﺴﻨﻟﺎﺑ ﺬﻴﻣﻼﺘ نﻮﻤﻠﻌﺘﻳ ﻦﻳﺬﻟا", "type": "Picture" }, { "left": 81, "top": 704, "width": 401, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ةدﺎﳌا ﱘﺪﻘﺗ ﰲ ﻢﻠﻌﳌا ﺔﻘﻳﺮﻃ ﻞﺜﻣ ﱃإ ﻞﻴﻣأ ﺔﻴﻌﻤﺴﻟا ﻒﻴﻛ ﻟ ﺬﻴﻣﻼﺘ ﻒﻴﻛ نﻮﻤﻠﻌﺘﻳ ﻦﻳﺬﻟا", "type": "Picture" }, { "left": 279, "top": 792, "width": 10, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "٨٠", "type": "Page footer" }, { "left": 201, "top": 31, "width": 329, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﺮﻴﺛﺄﺗ ﻘﻳﺮﻃ ﺔ زﺎﺠﻧﻹا ﻒﻠﺘﺨﻤﻟ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﺔﻋﻮﻤﺠﻣ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا ﺔﻐﻠﻟا ةدﺎﻣ ﻲﻓ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﺔﺠﻴﺘﻧ ﻰﻠﻋ", "type": "Page header" }, { "left": 81, "top": 85, "width": 401, "height": 310, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﺳارﺪﻟا ﰲ ﺔﺣاﺮﻟا مﺪﻋ ﺔﺑﺮﲡ ﻲﻛﺮﺣ ﲢ ﰎ ﱵﻟا داﻮﳌا نﻷ ،ﺔ ﺎﻫﺪﻳﺪ ﻦﻣ ﰲ ﺖﺴﻴﻟ ﻢﻠﻌﳌا ﺔﻘﻴﻘﳊا ﻢ ﺔﺻﺎﳋا صﺎﺼﺘﻣا . ﺮﺛﺆﻳ اﺬﻫ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﺔﺠﻴﺘﻧ ، نا ﻟا ﺾﻌﺑ ﺬﻴﻣﻼﺘ ﻦﻳﺬﻟا ﻰﻠﻋ نﻮﻠﺼﳛ ﺔﺠﻴﺘﻧ ﺔﻴﻟﺎﻋ . ﱃإ ادﺎﻨﺘﺳا ﻞﺻﺎﺣ ﻈﺣﻼﳌا ﺔ ﺔﻴﻟوﻷا ﻖﻴﺒﻄﺘﻟ ﺔﺜﺣﺎﺒﻟا ﺖﺑﺰﳒا ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا ﺔﻐﻠﻟا ةدﺎﲟ ﺔﻘﻳﺮﻄﻟا ﻪﻫﺬﻫ ب . يﺮﻈﻨﻟا رﺎﻃﻹا ١ . ﻒﻳﺮﻌﺗ ﺔﻘﻳﺮﻃ ﺔﻋﻮﻤﺠﻣ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا زﺎﺠﻧﻹا ﻒﻠﺘﺨﻤﻟ ) STAD ( ﺔﻘﻳﺮﻃ ﺔﻋﻮﻤﳎ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا زﺎﳒﻹا ﻒﻠﺘﺨﳌ ) STAD ( ﻲﻫ إ ﺪﺣ ى ﻢﻠﻌﺘﻟا بﻮﻠﺳأ وأ جذﻮﳕ ﱐوﺎﻌﺘﻟا ﺔﻋﺎﻄﺘﺳإ ﻞﺒﻘﺘﺳﻹ ﻲﻘﻴﺒﻄﺗ ﻟا ﺬﻴﻣﻼﺘ ﳌا ﺔﺴﻧﺎﺠﺘ ، نأ اﺬﻫ ﺔﻘﻳﺮﻃ ﻪﻔﺻﻮﺑ جذﻮﳕ و ﺔﻄﻴﺴﺑ ةﺮﺷﺎﺒﻣ ﻦﻣ ﺞ ﱐوﺎﻌﺗ . ﺬﻫ ﻩ ا ﺔﻘﻳﺮﻄﻟ أ بﺮﻗ ﺗ ﻨﻣ ﺎﻫﺮﻳﻮﻄﺗ و ﺎﻬﻓﺎﺸﺘﻜ ﲔﺜﺣﺎﺒ ﱰﻟا ﺔﻳﻮﺑ ﻜﺑﻮﻫ نﻮﺟ ﺔﻌﻣﺎﺟ ﰲ ﲔ ﺪﻘﺗ ﻖﻳﺮﻃ ﻦﻋ ﺔﻴﻜﻳﺮﻣﻷا ةﺪﺤﺘﳌا تﺎﻳﻻﻮﻟا ، ﻦﻣ ﻞﻜﺷ ﱘ", "type": "Picture" }, { "left": 264, "top": 397, "width": 218, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﱐوﺎﻌﺘﻟا ﻢﻠﻌﺘﻟا لﺎﻜﺷأ . ﻬﻴﻓ ﺗﺎ ءﺎﻄﻋإ ﻢﺘ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا", "type": "Picture" }, { "left": 81, "top": 397, "width": 183, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﰲ ﻊﺿو و ،ناﺮﻗﻷا ﻊﻣ نوﺎﻌﺘﻠﻟ ﺔﺻﺮﻔﻟا", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 424, "width": 401, "height": 132, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﺔﻠﻜﺸﳌا ﻞﺣ ﻞﺟأ ﻦﻣ ﺔﻋﻮﻤﳎ ﻞﻜﺷ ) ،نﺎﻨﺳﻮﺣ ٢٠١٤ : ٢٤٦ (. ﺔﻘﻳﺮﻃ ﻟا ﺔﻋﻮﻤﳎ ﺬﻴﻣﻼﺘ زﺎﳒﻹا ﻒﻠﺘﺨﳌ ) STAD ( ﻫ ﺔﻘﻳﺮﻃ ىﺪﺣإ ﻲ جذﻮﳕ ﻦﻣ ﱐوﺎﻌﺘﻟا ﻢﻠﻌﺘﻟا ﻷا ﻂﺴﺑ ﲔﻤﻠﻌﻤﻠﻟ ﲔﺋﺪﺘﺒﻤﻠﻟ ﺔﻘﻳﺮﻃ ﻞﻀﻓأ ﻲﻫ و ، ةﺪﻳﺪﺟ ﻢﻫ ﻦﻳﺬﻟا ﻹ ﻟﺎﺒﻳﺮﻘﺗ مﺪﺨﺘﺳ ﺔﻴﻧوﺎﻌﺘ ) ،ﲔﺑﻼﺳ ٢٠٠٥ : ١٤٣ (. ﺬﻫ ﻂﺴﺑأ ﺔﻘﻳﺮﻄﻟا ﻩ ﳌا ﻒﻴﻜﺘ -", "type": "Picture" }, { "left": 81, "top": 531, "width": 230, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "مﻮﻠﻋو ،مﻮﻠﻌﻟاو ،تﺎﻴﺿﺎﻳﺮﻟا ﰲ مﺪﺨﺘﺳا ﺪﻗو", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 558, "width": 401, "height": 79, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﺔﺳﺪﻨﳍاو ،ﺔﻳﺰﻴﻠﳒﻹا ﺔﻐﻠﻟا ،ﺔﻴﻋﺎﻤﺘﺟﻻا و ، ﻚﻟذ ﲑﻏ ، ﺪﳌا ﻰﻠﻋ و ﺳر ﺔ ﳉا ﱃإ ﺔﻄﺳﻮﺘﳌا ﺔﻌﻣﺎ ) ،نارﺎﺻ ٢٠١٤ : ٥ (. ﰲ ﺔﻘﻳﺮﻃ ﻟا ﺔﻋﻮﻤﳎ ﺬﻴﻣﻼﺘ زﺎﳒﻹا ﻒﻠﺘﺨﳌ ) STAD ( ﻢﻴﺴﻘﺗ ، ﻟا ﺬﻴﻣﻼﺘ ﱃإ ﺔﻗﺮﻔﻟا", "type": "Picture" }, { "left": 81, "top": 612, "width": 401, "height": 133, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﺴﻨﳉا عﻮﻧو ﺔﻋﻮﻨﺘﻣ تارﺪﻗ ﻦﻣ صﺎﺨﺷأ ﺔﻌﺑرأ ﻦﻣ ﺔ و ﻠﻴﺒﻘﻟا ﺔ . ﻢﻠﻌﳌا ﻟا ﰒ ،ﺎﺳرد ﻲﻄﻌﻳ ﺬﻴﻣﻼﺘ ﻟا ﰲ ﺔﻗﺮﻔ ﺔﻋﻮﻤ ا ءﺎﻀﻋأ ﻊﻴﲨ نأ نﺎﻤﻀﻟ ﲤ ﻦﻜ ﺮﻄﻴﺴﻟا ﻰﻠﻋ ة سرﺪﻟا . ﻟا ﻊﻴﲨ ،اﲑﺧأو ﺬﻴﻣﻼﺘ ،داﻮﳌا ﻰﻠﻋ ﺔﻳدﺮﻓ تارﺎﺒﺘﺧﻻ عﻮﻀﳋا ﺎ أ ﺖﻗﻮﻟا ﻚﻟذ ﰲو ﻻ ﲤ نأ ﻦﻜ ﺗ ﺪﻋﺎﺴ ﻦﻳ ﺾﻌﺒﻟا ﺎﻬﻀﻌﺑ . ﻟا ﺔﻘﺑﺎﺴﻣ ﺞﺋﺎﺘﻧ ﺬﻴﻣﻼﺘ ﻂﺳﻮﺘﻣ ﻊﻣ ﺔﻧرﺎﻘﻣ ﺔﻤﻴﻗ ﺎﻘﺑﺎﺳ ﻢ ﺔﺻﺎﺧ . ﰒ ﺗ ﻢﻴﻘﻟا ﻩﺬﻫ ﺔﻓﺎﺿإ ﻢﺘ و ،ﺔﻋﻮﻤ ا ﻰﻠﻋ لﻮﺼﺤﻠﻟ ﺎﻌﻣ ﲤ ﻖﻳﺮﻔﻠﻟ ﻦﻜ", "type": "Picture" }, { "left": 279, "top": 792, "width": 10, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "٨١", "type": "Page footer" }, { "left": 201, "top": 31, "width": 329, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﺮﻴﺛﺄﺗ ﻘﻳﺮﻃ ﺔ زﺎﺠﻧﻹا ﻒﻠﺘﺨﻤﻟ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﺔﻋﻮﻤﺠﻣ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا ﺔﻐﻠﻟا ةدﺎﻣ ﻲﻓ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﺔﺠﻴﺘﻧ ﻰﻠﻋ", "type": "Page header" }, { "left": 81, "top": 85, "width": 401, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "لﻮﺻﻮﻟا ﯩﻟإ ﱵﻟا ﲑﻳﺎﻌﳌا ﻦﻣ ﺔﻨﻴﻌﻣ ﺔﻋﻮﻤﺠﻤ ﲤ ﻦﻣ ﺎﻫﲑﻏ وأ ةدﺎﻬﺷ ﻰﻠﻋ لﻮﺼﳊا ﻦﻜ", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 112, "width": 401, "height": 79, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﺰﺋاﻮﳉا . ﻦﻣ اءﺪﺑ ،مﺎﻌﻟا طﺎﺸﻨﻟا ةرود ﻢﻠﻌﻣ ﻦﻣ ﻞﻤﻌﻟا ﺔﻋﻮﻤ ضﺮﻌﺘﻟا ا ﺎﻣ ةدﺎﻋو ،ﺔﻘﺑﺎﺴﳌ ﺗ ﻄﺘ ﺐﻠ ٣ - ٤ ﺔﺴﲬ ﱃإ ﻷا عﺎﻤﺘﺟا فﺎﻌﺿ ﻞﺼﻔﻟا . ﺔﻘﻳﺮﻃ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﺔﻋﻮﻤﳎ ﻒﻠﺘﺨﳌ زﺎﳒﻹا ) STAD ( ﻷا رد ﰲ ﺐﺴﻧ ،مﻮﻠﻌﻟا س", "type": "Picture" }, { "left": 81, "top": 166, "width": 401, "height": 186, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ماﺪﺨﺘﺳاو ،تﺎﻴﺿﺎﻳﺮﻟا ﻖﻴﺒﻄﺗو بﺎﺴﺣ ﻞﺜﻣ ﺔﻴﻤﻠﻌﻟا ﻢﻴﻫﺎﻔﳌاو تارﺎﻬﳌا ﻂﺋاﺮﳋا ﻢﺳرو ﺎﻴﻓاﺮﻐﳉاو ،ﺎﻜﻴﻧﺎﻜﻴﳌاو ﺔﻐﻠﻟا ) ،نارﺎﺻ ٢٠١٤ : ٥ (. ءارو ﺔﻴﺴﻴﺋﺮﻟا ةﺮﻜﻔﻟا ﺔﻘﻳﺮﻃ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﺔﻋﻮﻤﳎ زﺎﳒﻹا ﻒﻠﺘﺨﳌ ) STAD ( ﻫ ﻲ ﻊﻴﺠﺸﺗ ﻟا ﺬﻴﻣﻼﺘ و ﺾﻌﺒﻟا ﻢﻬﻀﻌﺑ ﻊﻴﺠﺸﺗ ﻰﻠﻋ ﺗ ا ﺎﻨﻀﻌﺑ ﺪﻋﺎﺴ تارﺎﻬﳌا نﺎﻘﺗﻹ ﺾﻌﺒﻟ ﺔﻤﻠﻌﺘﳌا ﻦﻣ ﻢﻠﻌﻣ . و فاﺪﻫأ ﻦﻣ ﻲﺴﻴﺋﺮﻟا ﺔﻘﻳﺮﻃ ﻟا ﻢﻠﻌﺗ ﺔﻗﺮﻓ ﺬﻴﻣﻼﺘ ﻲﻫ ﺗ ﻟا ﻢﻬﻓ عرﺎﺴﺘ ﺬﻴﻣﻼﺘ . ﺖﻨﻠﻋأ ﺔﻘﻳﺮﻃ ﻟا ﻢﻠﻌﺗ ﺔﻗﺮﻓ ﺬﻴﻣﻼﺘ ﻓ راﺮﻤﺘﺳﺎﺑو ﻊﺳاو قﺎﻄﻧ ﻰﻠﻋ ﺎﻬﻤﻴﻴﻘﺗ ﻞﻌﻔﻟﺎﺑ ﻦﻋ ﺔﻟﺎﻌ", "type": "Picture" }, { "left": 74, "top": 354, "width": 409, "height": 343, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﺪﳌا ﰲ فﺮﺷأ ﺚﺤﺒﻟا ﻖﻳﺮﻃ را ﺳ تﺎ ﺔﻳدﺎﻌﻟا ﺔﻣﺎﻌﻟا ) ،ﲔﲰور ٢٠١٥ : ١٧٥ (. ﺔﻘﻳﺮﻄﻟا ّنأ ﻖﺑﺎﺴﻟا ءارأ ﺎﻤﻛ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﺔﻋﻮﻤﳎ زﺎﳒﻹا ﻒﻠﺘﺨﳌ ) STAD ( ﻲﻫ إ ﺪﺣ ى ﱐوﺎﻌﺘﻟا ﻢﻠﻌﺘﻟا بﻮﻠﺳأ ﺔﻋﺎﻄﺘﺳإ ﻞﺒﻘﺘﺳﻹ ﻲﻘﻴﺒﻄﺗ ﻟا ﺬﻴﻣﻼﺘ ﳌا ﺔﺴﻧﺎﺠﺘ . ج . ﻧﻮﻜﻣ ﺔ ﺔﻴﺴﻴﺋر ﺔﻘﻳﺮﻃ زﺎﺠﻧﻹا ﻒﻠﺘﺨﻤﻟ بﻼﻄﻟا ﺔﻋﻮﻤﺠﻣ ) STAD ( ﺗ ﺮﻃ نﻮﻜﺘ ﻳﻘ ﺔ STAD ) ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﺔﻋﻮﻤﳎ زﺎﳒﻹا ﻒﻠﺘﺨﳌ ( ﺲﲬ ﻦﻣ تﺎﻧﻮﻜﻣ ﺔﻴﺴﻴﺋر : ١ . ﻢﻳﺪﻘﺗ ةدﺎﻤﻟا ﰲ داﻮﳌا ﺔﻘﻳﺮﻃ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﺔﻋﻮﻤﳎ زﺎﳒﻹا ﻒﻠﺘﺨﳌ ) STAD ( ﻌﻣ ﺔﻳاﺪﺒﻟا ﰲ مﺪﻗ ﱘﺪﻘﺘ ﻞﺼﻔﻟا . اراﺮﻜﺗ شﺎﻘﻨﻟا اﺬﻫ يﺬﻟا دﺎﺷﺮﻳ نأ ﻦﻜﳝ ﻦﻜﻟو ،ﻢﻠﻌﳌا ﻳ ﺎﺿﺮﻋ ﺎﻀﻳأ ﻞﻤﺸ يﺮﺼﺒﻟا ﻲﻌﻤﺴﻟا . ﻞﺼﻔﻟا ﱘﺪﻘﺗ ﺔﻘﻳﺮﻃ ﻟا ﺔﻋﻮﻤﳎ ﺬﻴﻣﻼﺘ زﺎﳒﻹا ﻒﻠﺘﺨﳌ ) STAD ( ﻰﻠﻋ ﻴﻘﻨﻟا ﺎ ﻷ دﺎﺘﻌﳌا ﺲﻳرﺪﺘﻟا ﻦﻣ ﺾ ﲡ ةﺪﺣو ﻰﻠﻋ ﺎﻘﺣ ﺰﻛﺮﺗ نأ ﺐ ﺔﻘﻳﺮﻃ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﺔﻋﻮﻤﳎ زﺎﳒﻹا ﻒﻠﺘﺨﳌ ) STAD (. ﺬ و ﻟاو ،ﺔﻘﻳﺮﻄﻟا ﻩ ﺬﻴﻣﻼﺘ ﺎ أ نﻮﻛرﺪﻳ ﺗ", "type": "Picture" }, { "left": 81, "top": 672, "width": 401, "height": 79, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "لﻼﺧ ﺮﻈﻨﺗ نأ ﻲﻐﺒﻨ و ﺔﻘﺑﺎﺴﻣ ﺪﻴﺟ ﻞﻜﺸﺑ ﺶﻴﻌﻟا ﻰﻠﻋ ﻢﻫﺪﻋﺎﺴﺗ فﻮﺳ ﻚﻟذ نﻷ ،ﺔﻳﺎﻨﻌﺑ ﺔﻘﺒﻄﻟا ضﺮﻋ ﺔﻤﻴﻗ دﺪﲢ ﱵﻟا تﺎﺟرﺪﻟا رﺎﺒﺘﺧا", "type": "Text" }, { "left": 172, "top": 726, "width": 163, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﻢﻬﺘﻋﺎﲨ ) ،ﲔﺑﻻﺎﺳ ٢٠٠٥ : ١٤٢ (.", "type": "Picture" }, { "left": 279, "top": 792, "width": 10, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "٨٢", "type": "Page footer" }, { "left": 201, "top": 31, "width": 329, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﺮﻴﺛﺄﺗ ﻘﻳﺮﻃ ﺔ زﺎﺠﻧﻹا ﻒﻠﺘﺨﻤﻟ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﺔﻋﻮﻤﺠﻣ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا ﺔﻐﻠﻟا ةدﺎﻣ ﻲﻓ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﺔﺠﻴﺘﻧ ﻰﻠﻋ", "type": "Page header" }, { "left": 81, "top": 85, "width": 402, "height": 160, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﺗ ﱘﺪﻘ ﻢﻠﻌﳌا ﳌا ﺔﺟرﺪﻟا ضﺮﻌﻟ ﺎﻘﻓو ﺔﻴﻤﻴﻠﻌﺘﻟا داﻮ . ﺗ ﺪﻘ ﱘ ﻟا ﻞﺼﻔ ضﺮﻋ ﻹا ﻲﺣﺎﺘﺘﻓ ﲤ و ﺔﻴﻤﻨﺘﻟاو ﺔﻬﺟﻮﳌا ﻦﻳﺮ ) ،نﺎﻨﺴﺣ ٢٠١٤ : ٢٤٧ ( . ٢ . ﺔﻋﻮﻤﺠﻣ ﻠﻟ ﻢﻠﻌﺘ نﻮﻜﺘﺗ ﺔﻋﻮﻤ ا ﺲﲬ وأ ﻊﺑرأ ﻦﻣ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﻢ ارﺪﻗ نﻮﻠﺜﳝ او ، ﺲﻨﳉ ﻦﻣ قﺮﻌﻟاو ، ﻟا ﺬﻴﻣﻼﺘ ﰲ ﻟا ﻞﺼﻔ . ﻟ ﺔﻴﺴﻴﺋﺮﻟا ﺔﻤﻬﳌا ﻞﺜﻤﺘﺗو ﻠ ﻲﻫ ﺔﻋﻮﻤﺠﻤ ﺶﻴﻌﻠﻟ ﺎﻬﺋﺎﻀﻋأ داﺪﻋإ ﺪﻴﺟ ﺔﻘﺑﺎﺴﻣ ة . ﺑ ﺪﻌ ﺗ ﺪﻘ ﱘ ﻊﻤﲡ ،ةدﺎﻣ ﻢﻠﻌﳌا", "type": "Picture" }, { "left": 81, "top": 220, "width": 188, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﻦﻣ ﺎﻫﲑﻏ و ﻞﻤﻌﻟا قاروأ ﻢﻠﻌﺘﻟ ﺔﻋﻮﻤﳎ", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 247, "width": 401, "height": 133, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "داﻮﳌا . ،نﺎﻴﺣﻷا ﻦﻣ ﲑﺜﻛ ﰲ لﺎﳊا ﻮﻫ ﺎﻤﻛ ﺬﻴﻤﻠﺘﻟا ﺳرﺪﻳ سرﺪﻟﺎ ﺔﻟﺄﺴﳌا ﻩﺬﻫ ﺔﺸﻗﺎﻨﳌ ﺎﻌﻣ دﺎﺒﺗو ، ﺼﺗ و تﺎﺑﺎﺟﻹا ل ﺎ ﺤﺣ ﺎﻬ ءﺎﻄﺧأ يأ ﺪﻗ ﺗ ﻖﻳﺪﺻ ﻢﺘ ) ،ﲔﺑﻻﺎﺳ ٢٠٠٥ : ١٤٤ (. ﻷا ﻲﻫ ﺔﻋﻮﻤ ا ﰲ ﺔﻴﳘ ﺔﻘﻳﺮﻃ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﺔﻋﻮﻤﳎ زﺎﳒﻹا ﻒﻠﺘﺨﳌ ) STAD ( . ﰲ ﺰﻴﻛﱰﻟا ،ﺔﻤﻴﻗ ﻞﻛ ﻮﻫ ﳌ ﺔﻋﻮﻤ ا ءﺎﻀﻋأ ﺎﻣ ﺪﻋﺎﺴ", "type": "Picture" }, { "left": 81, "top": 355, "width": 156, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ءﺎﻀﻋأ ةﺪﻋﺎﺴﳌ ﻞﻌﻔﺗ اذﺎﻣو ،ﻢ", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 382, "width": 401, "height": 349, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﺔﻋﻮﻤ ا ) ،نﺎﻨﺳﻮﺣ ٢٠١٤ : ٢٤٥ (. ﻟا نﻮﺸﻗﺎﻨﻳ ﺬﻴﻣﻼﺘ ﻞﻤﻌﻟا قاروأ ﻢﻠﻌﳌا ﻦﻣ ﻳ و نﻮّﺟﺮ ﺔﻟدﺎﺒﺘﳌا ةﺪﻋﺎﺴﳌا ﲔﺑ و داﻮﳌا ﻢﻬﻔﻟ ﺔﻋﻮﻤﳎ ءﺎﻀﻋأ ﺔﻨﻴﻌﻣ ﻞﻛﺎﺸﻣ ﻞﳊ ) ،نﺎﻨﺳﻮﺣ ٢٠١٤ : ٢٤٧ (. ٣ . تﺎﻨﻳﺮﻤﺘﻟا و ﲔﺿﺮﻋ ﻢﻠﻌﳌا ﺪﻌﺑ وأ ةﺮﻣ ﺗﺮﻣ ﲔ ﻟا ،ﺔﻋﻮﻤﳎ ﺔﺳرﺎﳑ ﺬﻴﻣﻼﺘ تارﺎﺒﺘﺧﻻ عﻮﻀﳋا ﺢﻤﺴﻳ ﻻ ،ﺔﻳدﺮﻓ اﻟ ﺬﻴﻤﻠﺘ ﺔﻘﺑﺎﺴﳌا ﻩﺬﻫ لﻼﺧ ةﺪﻋﺎﺴﳌ . ﻞﻛ نأ ﺪﻛﺄﺘﻟا اﺬﻫ ﺬﻴﻤﻠﺗ ﻻوﺆﺴﻣ ﻬﺴﻔﻨﺑ ﻢ ﻫﻮﺒﺴﺘﻛا ﱵﻟا ﺔﻓﺮﻌﳌا ﻦﻋ ﻢ ) ،ﲔﺑﻻﺎﺳ ٢٠٠٥ : ١٦١ (. تﺎﻨﻳﺮﻤﺘﻟا ﻫ ﻲ ﺪﻳﺪﲢ ﻞﺟأ ﻦﻣ ﻞﻘﺘﺴﻣ ﻞﻜﺸﺑ ﻢﺘﻳ يﺬﻟا رﺎﺒﺘﺧﻻا حﺎﳒ ﻟا ﺬﻴﻣﻼﺘ ﺪﻌﺑ ا ﺳارﺪﻟا ﺔﻋﻮﻤ ﺔ . ﺗ ﻟ ﺔﺠﻴﺘﻧ رﺎﺒﺘﺧﻻا ﺞﺋﺎﺘﻧ مﺪﺨﺘﺴ ﻢﻫﺎﺳ و دﺮﻔﻟا رﻮﻄﺘ ﻖﻳﺮﻔﻠﻟ حﺎﺠﻨﻟاو رﻮﻄﺘﻟا ﻦﻣ ﺔﻤﻴﻘﻛ ) ،نﺎﻨﺳﻮﺣ ٢٠١٤ : ٢٤٧ (. ٤ . ﺔﺠﻴﺘﻧ ةرﺪﻗ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ءارو ةﺮﻜﻔﻟا ﺔﺠﻴﺘﻧ ﺪﻘﺘﻟا ﻦﻣ ﱘ سﺮﻏ ﻮﻫ يدﺮﻔﻟا ﳛ ﻟا فﺪﳍا ﻖﻴﻘ ﻳﺬ ﻦﻜﻤﻴ ﻟا لﻮﺼﳊا ﺬﻴﻤﻠﺘ إ ، ن نﺎﻛ ﻳﺬﻴﻤﻠﺗ ﻞﻤﻌ و ﺪﲜ ﻳ ﻠﺒﻗ ﻞﻀﻓأ ﻞﻌﻔ ﺎﻬ . ﻞﻜﻟ ﻦﻜﳝ ﺬﻴﻤﻠﺗ نأ", "type": "Picture" }, { "left": 279, "top": 792, "width": 10, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "٨٣", "type": "Page footer" }, { "left": 201, "top": 31, "width": 329, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﺮﻴﺛﺄﺗ ﻘﻳﺮﻃ ﺔ زﺎﺠﻧﻹا ﻒﻠﺘﺨﻤﻟ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﺔﻋﻮﻤﺠﻣ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا ﺔﻐﻠﻟا ةدﺎﻣ ﻲﻓ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﺔﺠﻴﺘﻧ ﻰﻠﻋ", "type": "Page header" }, { "left": 81, "top": 85, "width": 401, "height": 344, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﻳ ﻤﻬﺴ ﻮا ﻫ ﰲ ﻢﻬﺘﻋﺎﻤﳉ ىﻮﺼﻘﻟا ﺔﻤﻴﻘﻟا ﻟا ﻻ ﻦﻜﻟو ،ﻒﻳﺪﻬﺘﻟا مﺎﻈﻨﻟا اﺬ ﺬﻴﻤﻠﺘ ﻦﻜﳝ يﺬﻟا نأ نود ﻚﻟذ ﻞﻌﻔﻳ نأ ﻳ ﻦﻣ ﻞﻀﻓأ ﺎﻣﺪﻘﺗ ﺮﻬﻈ ﺔﻘﺑﺎﺴﳌا . ﻞﻛ ﻦﻣ ﻢﺘﻳ ﺬﻴﻤﻠﺗ ﺔﻤﻴﻗ \" ﻲﺳﺎﺳﻷا \" ﻂﺳﻮﺘﻣ ﻦﻣ ذﻮﺧﺄﳌا ، ﲢ ﻞﻴﺼ ﺬﻴﻤﻠﺗ ﺔﻘﺑﺎﺴﳌا ﺲﻔﻧ ﰲ . ﰒ ﺬﻴﻣﻼﺗ لﻮﺼﳊا ﻋﻮﻤﳎ ﻰﻠﻋ ﺘ ﻢﻬ ، وﺎﺠﺘﺗ راﺪﻘﻣ سﺎﺳأ ﻟا ﺔﻤﻴﻘﻟا ﻦﻣ ﺔﻘﺑﺎﺴﻣ ﺔﻤﻴﻗ ز ﺔﻴﻠﺒﻘ . ﺪﻘﺗ ﻞﺠﺴﻳ ﱘ داﺮﻓﻷا ) سﺎﻨﻟا ( ﻮﻫ ﻳ مﺪﻘ ﻻ ﺔﺠﻴﺘﻨﻟا ﻳ ﯩﻠﻋ مﻮﻘ ﺔﺠﻴﺘﻨ ﻟا ﺬﻴﻣﻼﺘ ﻘﻠﻄﻣ ﺎ ، ﺾﻌﺑ سﺎﺳأ ﻰﻠﻋ ﻦﻜﻟو ثﺪﺣأ ﺔﺠﻴﺘﻧ زوﺎﲡ ﺔﻘﺑﺎﺴﻣ ﻂﺳﻮﺘﻣ ﲑﺜﻜﺑ ﺔﺟرد ﻟا ﻦﻣ ﺬﻴﻣﻼﺘ ﻲﺿﺎﳌا ) ،يدرﺎﻛﻮﺳ ٢٠١١ : ١١٥ (. ٥ . تﺎﻋﻮﻤﺠﻤﻟا ةرﺪﻗ ةزﺎﺟإ ﻫ ﻲ ﺔﻋﻮﻤﳎ ﻞﻛ ﱃإ ﺪﻨﺴﳌا . ﺗ ﻋ لﻮﺼﳊا ﻢﺘ ﺪﻨﺴﳌا اﺬﻫ ﻰﻠ ﺑ ﰲ ﺮﻈﻨﻟﺎ ﺪﻘﺗ ﱘ ﺔﺠﻴﺘﻨﻟا ا ﺔﻋﻮﻤ .و ﺪﻘﺗ ﱘ ﺔﺠﻴﺘﻨﻟا ﻟﻮﺼﳊا ﺔﻋﻮﻤ ا ﺔ ﺎﻬﻴﻠﻋ ﻌﻤﲡ ﺪﻘﺘ ﱘ ا ﻞﻛﺔﺠﻴﺘﻨﻟا ﺔﻋﻮﻤ نﻮﻜﺗ نأ ﺔﺠﻴﺘﻨﻟا ﳌا ﻄﺳﻮﺘ ﺔ ﺔﻋﻮﻤ ا ) ،نﺎﻨﺳﻮﺣ ٢٠١٤ : ٢٤٧ (. ج . ﺔﻴﺠﻬﻨﻣ ﺚﺤﺒﻟا", "type": "Picture" }, { "left": 209, "top": 431, "width": 230, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﱯﻳﺮﺠﺘﻟا ﺞﻬﻨﳌﺎﺑ ﻲﻤﻜﻟا ﻞﺧﺪﳌا ﺔﺜﺣﺎﺒﻟا ﺖﻣﺪﺨﺘﺳا", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 431, "width": 401, "height": 105, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ". اﺬﻫ ﰲ ﺚﺤﺒﻟا ﻊﻤﺘﳎ ﺎﻣأ ﻲﻫ ﺚﺤﺒﻟا ١٧٧ اﺬﻴﻤﻠﺗ ﳊا ﻞﺼﻔﻟا ﰲ ﺎ ﺮﺸﻋ ىد ﺔﺳرﺪﳌﺎﺑ ﺔﻴﻟﺎﻌﻟا ﻴﻧﺎﺜﻟا ﺔﻴﻣﻮﻜﳊا ﺔ ﳌﺎﻓ ﺞﻧﺎﺒ ﻟا ﻲﺳارﺪﻟا مﺎﻌ ٢٠١٥ - ٢٠١٦ م . ﺚﺤﺒﻟا اﺬﻫ ﰲ ﺔﻨﻴﻋ ﺔﺜﺣﺎﺒﻟا ترﺎﺘﺧا و ﻢﻫدﺪﻋ نﻮﻜﻳ ﱴﺣ ﺔﻄﻴﺴﺒﻟا ﺔﻴﺋاﻮﺸﻌﻟا ﺔﻨﻴﻌﻟا بﻮﻠﺳﺄﺑ", "type": "Picture" }, { "left": 81, "top": 511, "width": 402, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "٤٣ ﺎﺒﻟﺎﻃ . ﺎﻣأ ﰲ تﺎﻧﺎﻴﺒﻟا عﻮﻧ ﺚﺤﺒﻟا اﺬﻫ", "type": "Picture" }, { "left": 90, "top": 538, "width": 335, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﻴﻠﻤﻋ ءﺎﻨﺛأ يﺪﻌﺒﻟاو ﻲﻠﺒﻘﻟا رﺎﺒﺘﺧﻻا ﻦﻣ ﺔﺜﺣﺎﺒﻟا ﺎﻬﺘﻟﺎﻧو ﺔﻴﻤﻜﻟا تﺎﻧﺎﻴﺒﻟا ﻲﻫ", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 538, "width": 401, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﺔ تﺎﻧﺎﻴﺒﻟا ﻊﲨ .", "type": "Picture" }, { "left": 111, "top": 565, "width": 298, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "زﻮﻣﺮﻟا ،ﻦﻳزﻮﻣر ﺔﺜﺣﺎﺒﻟا ﺖﻣﺪﺨﺘﺳا ﺔﻘﺑﺎﺴﻟا تﺎﻧﺎﻴﺒﻟا ﻊﲨ ﺪﻌﺑ", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 573, "width": 400, "height": 148, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TSR رﺎﺒﺘﺧﻻا ﻞﻜﻟ ﺔﻀﻔﺨﻨﳌا ،ﺔﻄﺳﻮﺘﳌا ،ﺔﻴﻟﺎﻌﻟا ﺔﺠﻴﺘﻧ ﺔﻓﺮﻌﳌ . ﱐﺎﺜﻟا زﻮﻣﺮﻟا و Test “t” . ﻞﻴﻠﺤﺘﻟ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﺔﺠﻴﺘﻧ ﱃإ ﺔﻘﻳﺮﻄﻟا رﺎﺛأ . د . ﺚﺤﺒﻟا ﺞﺋﺎﺘﻧ ١ . ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﺔﺠﻴﺘﻧ ﻲﻓ ﻟ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا ﺔﻐﻠﻟا ةدﺎﻣ", "type": "Picture" }, { "left": 81, "top": 695, "width": 372, "height": 54, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﻞﺼﻔﻠ ﺪﺨﺘﺳإ ﻞﺒﻗ ﺮﺸﻋ ىدﺎﺤﻟا ا م ﺔﻘﻳﺮﻃ زﺎﺠﻧﻹا ﻒﻠﺘﺨﻤﻟ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﺔﻋﻮﻤﺠﻣ", "type": "Picture" }, { "left": 279, "top": 792, "width": 10, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "٨٤", "type": "Page footer" }, { "left": 201, "top": 31, "width": 329, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﺮﻴﺛﺄﺗ ﻘﻳﺮﻃ ﺔ زﺎﺠﻧﻹا ﻒﻠﺘﺨﻤﻟ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﺔﻋﻮﻤﺠﻣ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا ﺔﻐﻠﻟا ةدﺎﻣ ﻲﻓ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﺔﺠﻴﺘﻧ ﻰﻠﻋ", "type": "Page header" }, { "left": 81, "top": 85, "width": 401, "height": 647, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﺖﻣﺎﻗ ﺔﺒﺗﺎﻜﻟا ﺑ ﻰﻠﺒﻘﻟا رﺎﺒﺘﺧﻹﺎ ﺎﻣأ ا ﺔﺠﻴﺘﻧ ﻊﻳزﻮﺗ رﺎﺒﺘﺧﻹ ﻲﻠﻳ ﺎﻤﻛ : ﻟا لوﺪﺠ ١ : ﻲﻠﺒﻘﻟا رﺎﺒﺘﺧﻻا ﻲﻓ ﺔﺠﻴﺘﻨﻟا ﻢﻗر ﺔﻠﺻﺎﻔﻟا ف ي ي ' ي ف ' ي ف ' ٢ ١ ٧٥ - ٧٩ ٨ ٧٧ ٣ ٢٤ ٧٢ ٢ ٧٠ - ٧٤ ٣ ٧٢ ٢ ٦ ١٢ ٣ ٦٥ - ٦٩ ١٠ ٦٧ ١ ١٠ ١٠ ٤ ٦٠ - ٦٤ ٧ ٦٢ ٠ ٠ ٠ ٥ ٥٥ - ٥٩ ٦ ٥٧ ١ - ٦ - ٦ ٦ ٥٠ - ٥٤ ٤ ٥٢ ٢ - ٨ - ١٦ ٧ ٤٥ - ٤٩ ٢ ٤٧ ٣ - ٦ - ١٨ ٨ ٤٠ - ٤٤ ٣ ٤٢ ٤ - ١٢ - ٤٨ ﺔﻠﻤﺟ ٤٣ ٨ ١٨٢ ﺳ ﱃﺎﺘﻟﺎﺑ و ﺘ ﺒﺗﺎﻜﻟا ﺚﺤﺒ ﺔ ﺔﻄﻴﺳﻮﻟا ﺔﺠﻴﺘﻧ ) Mean ( لﺎﻤﻌﺘﺳﺈﺑ ﺰﻣﺮﻟا ﻰﺗﻵا : ‘ي ف ∑ ن إ‘م = 1 م = ٦٤ ﺳ ﱃﺎﺘﻟﺎﺑ و ﺘ ﺚﺤﺒ ﺒﺗﺎﻜﻟا ﺔ لﺎﻤﻌﺘﺳﺈﺑ ىرﺎﻴﻌﳌا فاﺮﳓإ ﺔﺠﻴﺘﻧ ﺰﻣﺮﻟا ﻰﺗﻵا : ع ١ = إ ۲ ‘ ي ف ∑ ن - ۲ ‘ ي ف ∑ ن = ٨ ﺘﻓ ﺒﺗﺎﻜﻟا فﺮﻌ ﺔ ﺎﻤﻬﻠﺧﺪﺗ ىرﺎﻴﻌﳌا ﺔﺠﻴﺘﻧ و ﺔﻄﻴﺳﻮﻟا ﺔﺠﻴﺘﻧ إ ﱃ و ﺔﻴﻟﺎﻌﻟا ﺔﻣﻼﻋ ﻨﳌا و ﺔﻄﺳﻮﺘﳌا ﺨ لﺎﻤﻌﺘﺳﺈﺑ ﺔﻀﻔ ﺰﻣﺮﻟا ﻰﺗﻵا : ﺔﻴﻟﺎﻋ = ٧٢ ﻰﻠﻋﻷا ﻰﻟإ ﺔﻄﺳﻮﺘﻣ = ﻦﻴﺑ ٥٦ ﻰﻟإ ٧١", "type": "Picture" }, { "left": 279, "top": 792, "width": 10, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "٨٥", "type": "Page footer" }, { "left": 201, "top": 31, "width": 329, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﺮﻴﺛﺄﺗ ﻘﻳﺮﻃ ﺔ زﺎﺠﻧﻹا ﻒﻠﺘﺨﻤﻟ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﺔﻋﻮﻤﺠﻣ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا ﺔﻐﻠﻟا ةدﺎﻣ ﻲﻓ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﺔﺠﻴﺘﻧ ﻰﻠﻋ", "type": "Page header" }, { "left": 80, "top": 85, "width": 402, "height": 222, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﺔﻀﻔﺤﻨﻣ = ٥٥ ﻰﻧدﻷا ﻰﻟإ نأ ﺎﻨﻓﺮﻋ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا ﺔﻐﻠﻟا سرد ا ﻞﺒﻗ ﺔﻘﻳﺮﻃ مﺪﺨﺘﺳ ﺔﻋﻮﻤﳎ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا زﺎﳒﻹا ﻒﻠﺘﺨﳌ ) STAD ( ٨ ﺬﻴﻣﻼﺗ ) ١٩ % ( و ﺔﻴﻟﺎﻋ ٢٠ ﺬﻴﻣﻼﺗ ) ٤٦ (% ﺔﻄﺳﻮﺘﻣ و ١٥ ﺬﻴﻣﻼﺗ ) ٣٥ % ( ﺔﻀﻔﺨﻨﻣ . ﻚﻟاﺬﻟ سرد ﰲ ﻢﻬﺘﺠﻴﺘﻧ نأ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا ﺔﻐﻠﻟا إ ﻞﺒﻗ ﺪﺨﺘﺳ ا ﺔﻘﻳﺮﻃ م ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﺔﻋﻮﻤﳎ زﺎﳒﻹا ﻒﻠﺘﺨﳌ ) STAD ( ، ﳌا ﺔﻨﻳﺮﻗ ﱃإ ﺖﻠﺧد ﺔﻄﺳﻮﺘ . ٢ . ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا ﺔﻐﻠﻟا سرد ﻲﻓ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﺔﺠﻴﺘﻧ ﺪﻌﺑ ا ﺪﺨﺘﺳ ا ﺔﻘﻳﺮﻃ م ﺔﻋﻮﻤﺠﻣ زﺎﺠﻧﻹا ﻒﻠﺘﺨﻤﻟ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا", "type": "Picture" }, { "left": 81, "top": 309, "width": 401, "height": 409, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا ﺔﻐﻠﻟا ةدﺎﻣ ﰲ ﺔﻘﻳﺮﻄﻟا ﻩﺬﻫ ﻖﻴﺒﻄﺗ ﺪﻌﺑ يﺪﻌﺒﻟا رﺎﺒﺘﺧﻻﺎﺑ ﺔﺜﺣﺎﺒﻟا ﺖﻣﺎﻗ ﺔﻨﻴﻌﻣ ةﺪﳌ ، ةﻮﺟﺮﳌا تﺎﻧﺎﻴﺒﻟا ﻊﻳزﻮﺗ ﺎﻣأ ﺎﻤﻛ ﻲﻠﻳ : ﻟا لوﺪﺠ ٢ : تﺎﻧﺎﻴﺒﻟا ﻊﻳزﻮﺗ يﺪﻌﺒﻟا رﺎﺒﺘﺧﻻا ﻲﻓ : ﻢﻗر ﺔﻠﺻﺎﻔﻟا ف ي ي ' ي ف ' ي ف ' ٢ ١ ٩٥ - ٩٩ ٩ ٩٧ ٣ ٢٧ ٨١ ٢ ٩٠ - ٩٤ ٧ ٩٢ ٢ ١٤ ٢٨ ٣ ٨٥ - ٨٩ ٦ ٨٧ ١ ٦ ٦ ٤ ٨٠ - ٨٤ ١١ ٨٢ ٠ ٠ ٠ ٥ ٧٥ - ٧٩ ٦ ٧٧ ١ - ٦ - ٦ ٦ ٧٠ - ٧٤ ٢ ٧٢ ٢ - ٤ - ٨ ٧ ٦٥ - ٦٩ ٢ ٦٧ ٣ - ٦ - ١٨ ﺔﻠﻤﺟ ٤٣ ٣١ ١٤٧ و ﺳ ﱃﺎﺘﻟﺎﺑ ﺘ ﺒﺗﺎﻜﻟا ﺚﺤﺒ ﺔ ﺔﻄﻴﺳﻮﻟا ﺔﺠﻴﺘﻧ ) Mean ( لﺎﻤﻌﺘﺳﺈﺑ ﺰﻣﺮﻟا ﻰﺗﻵا :", "type": "Picture" }, { "left": 279, "top": 792, "width": 10, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "٨٦", "type": "Page footer" }, { "left": 201, "top": 31, "width": 329, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﺮﻴﺛﺄﺗ ﻘﻳﺮﻃ ﺔ زﺎﺠﻧﻹا ﻒﻠﺘﺨﻤﻟ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﺔﻋﻮﻤﺠﻣ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا ﺔﻐﻠﻟا ةدﺎﻣ ﻲﻓ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﺔﺠﻴﺘﻧ ﻰﻠﻋ", "type": "Page header" }, { "left": 93, "top": 88, "width": 389, "height": 300, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ك ف ∑ ن إ + م’ = م = ٨٥ ﺖﻓﺮﻋ ﺔﻄﻴﺳﻮﻟا ﺔﺠﻴﺘﻧ ﰒ ﺳﺘ ﺒﺗﺎﻜﻟا ﺚﺤﺒ ﺔ لﺎﻤﻌﺘﺳﺈﺑ ىرﺎﻴﻌﳌا فاﺮﳓإ ﺔﺠﻴﺘﻧ ﺰﻣﺮﻟا ﻰﺗﻵا : ع ٢ = إ ‘ ي ف ∑ ن - ٢ ‘ ي ف ∑ ن = ٧ ﱃإ ﺎﻬﺘﻔﻨﺼﻓ ،ﺔﺠﻴﺘﻨﻟا ﻩﺬﻫ ﺔﺜﺣﺎﺒﻟا ﺖﻓﺮﻋ نأ ﺪﻌﺑ ﻲﻠﻳ ﺎﻤﻛ ﻞﺣاﺮﻣ ﺔﺛﻼﺛ : ﺔﻴﻟﺎﻋ = ٩٢ ﻰﻠﻋﻷا ﱃإ ﺔﻄﺳﻮﺘﻣ = ﲔﺑ ٧٨ ﱃإ ٩١ ﺔﻀﻔﺤﻨﻣ = ٧٧ ندﻷا ﱃإ ﺔﻳوءﺎﳌا ﺔﺠﻴﺘﻨﻟا ﱃإ ﺔﺜﺣﺎﺒﻟا ﺎﻬﺘﺼﻠﺧو", "type": "Picture" }, { "left": 76, "top": 363, "width": 406, "height": 330, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﻟا ﺔﻠﺣﺮﳌا ﰲ نأ ﺔﻴﻟﺎﻌ ٩ ﺬﻴﻣﻼﺗ ) ٢١ % ( و ﳌا ﺔﻄﺳﻮﺘ ٢٤ ﺬﻴﻣﻼﺗ ) ٥٦ (% ﳌا و ﺔﻀﻔﺨﻨ ١٠ ﺬﻴﻣﻼﺗ ) ٢٣ % (. ﺖﻟازﺎﻤﻓ ﺠﻴﺗ ﺘ ﻢﻬ ﰱ سرد ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا ﺔﻐﻠﻟا ﺪﻌﺑ ماﺪﺨﺘﺳإ ﺔﻘﻳﺮﻃ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﺔﻋﻮﻤﳎ زﺎﳒﻹا ﻒﻠﺘﺨﳌ ) STAD ( ، ﱃإ ﺖﻠﺧد ﻟا ﺔﻨﻳﺮﻘ ﳌا ﺔﻄﺳﻮﺘ . ن ماﺪﺨﺘﺳإ ﺪﻌﺑ ﻦﻜﻟو ﺔﻘﻳﺮﻃ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﺔﻋﻮﻤﳎ زﺎﳒﻹا ﻒﻠﺘﺨﳌ ) STAD ( ﻧ ، ﺔﻴﻟﺎﻋ ﺔﺠﻴﺘ ﺔﻴﻗﺮﺗ ﺎﻬﻣاﺪﺨﺘﺳإ ﻞﺒﻗ ٨ ﺬﻴﻣﻼﺗ وأ ١٩ % ، ﺔﺠﻴﺘﻧ نﻮﻜﺗ و ﺔﻴﻟﺎﻋ ٩ ﺬﻴﻣﻼﺗ وأ ٢١ % ﻧ و ﺔﺠﻴﺘ ﺎﻀﻳأ ﺔﻴﻗﺮﺗ ﺔﻄﺳﻮﺘﻣ ، ﻞﺒﻗ ﺎﻬﻣاﺪﺨﺘﺳإ ٢٠ ﺬﻴﻣﻼﺗ وأ ٤٦ % ، ﻮﻜﺗ و ﺔﻄﺳﻮﺘﻣ ﺔﺠﻴﺘﻧ ن ٢٤ وأ ﺬﻴﻣﻼﺗ ٥٦ % و ﻧ ﺔﻀﻔﺤﻨﻣ ﺔﺠﻴﺘ ﻃﻮﺒﻫ ﺔ، ﺎﻬﻣاﺪﺨﺘﺳإ ﻞﺒﻗ ١٥ ﺬﻴﻣﻼﺗ وأ ٣٥ % ، ﺔﺠﻴﺘﻧ نﻮﻜﺗ و ﺔﻀﻔﺤﻨﻣ ١٠ ﺬﻴﻣﻼﺗ وأ ٢٣ .% ج . ا ﺮﻴﺛﺄﺗ ﺔﻘﻳﺮﻃ مﺪﺨﺘﺳ ﻟا ﺔﻋﻮﻤﺠﻣ ﺬﻴﻣﻼﺘ زﺎﺠﻧﻹا ﻒﻠﺘﺨﻤﻟ ) STAD ( ﻰﻠﻋ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﺔﺠﻴﺘﻧ ﻲﻓ ةدﺎﻣ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا ﺔﻐﻠﻟا", "type": "Picture" }, { "left": 279, "top": 792, "width": 10, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "٨٧", "type": "Page footer" }, { "left": 201, "top": 31, "width": 329, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﺮﻴﺛﺄﺗ ﻘﻳﺮﻃ ﺔ زﺎﺠﻧﻹا ﻒﻠﺘﺨﻤﻟ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﺔﻋﻮﻤﺠﻣ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا ﺔﻐﻠﻟا ةدﺎﻣ ﻲﻓ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﺔﺠﻴﺘﻧ ﻰﻠﻋ", "type": "Page header" }, { "left": 81, "top": 85, "width": 401, "height": 665, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﺔﻓﺮﻌﳌ ماﺪﺨﺘﺳإ ﻞﻫ ﺔﻘﻳﺮﻃ ﻟا ﺔﻋﻮﻤﳎ ﺬﻴﻣﻼﺘ زﺎﳒﻹا ﻒﻠﺘﺨﳌ ) STAD ( ﻰﻠﻋ ﺔﻗﺮﺗ ﺘﺠﻴﺘﻧ ﻤﻬ سرد ﻲﻔ ﺑﺔﻴﺑﺮﻌﻟا ﺔﻐﻠﻟا ﺔﺳرﺪﳌﺎ ﺔﻴﻟﺎﻌﻟا ﻴﻧﺎﺜﻟا ﺔﻴﻣﻮﻜﳊا ﳌﺎﻓﺔ ﯩﻔﳒﺎﺒ ﺼﻔﻟﺎ ﻼ ﳊ ىدﺎ ﺮﺸﻋ لوﻷا ﻲﻤﻠﻌﻟا ﺦﻳرﺎﺘﻟا . ﺎ ﺎﻧﺎﻴﺑ ﻩﺬﻫ : لوﺪﺠﻟا ٣ : ﻦﻳرﺎﺒﺘﺧﻻا ﺔﺠﻴﺘﻧ ﺔﺠﻴﺘﻧ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا ﺔﻐﻠﻟا سرد د ﻻا ﻰﻠﺒﻘﻟا رﺎﺒﺘﺧ ﻻا ىﺪﻌﺒﻟا رﺎﺒﺘﺧ ) ك - ي ( ) ك - ي ( ٢ ٧٥ ٩٥ ٢٠ - ٤٠٠ ٦٥ ٨٠ ١٥ - ٢٢٥ ٦٥ ٨٠ ١٥ - ٢٢٥ ٤٠ ٨٥ ٤٥ - ٢٠٢٥ ٦٠ ٩٠ ٣٠ - ٩٠٠ ٦٠ ٩٠ ٣٠ - ٩٠٠ ٦٠ ٩٠ ٣٠ - ٩٠٠ ٥٥ ٨٥ ٣٠ - ٩٠٠ ٦٥ ٩٥ ٣٠ - ٩٠٠ ٧٥ ٨٠ ٥ - ٢٥ ٦٠ ٩٥ ٣٥ - ١٢٢٥ ٧٠ ٨٥ ١٥ - ٢٢٥ ٤٥ ٧٥ ٣٠ - ٩٠٠ ٤٥ ٧٠ ٢٥ - ٦٢٥ ٦٥ ٨٠ ١٥ - ٢٢٥ ٦٥ ٩٠ ٢٥ - ٦٢٥ ٥٠ ٩٠ ٤٠ - ١٦٠٠ ٥٠ ٨٥ ٣٥ - ١٢٢٥ ٥٥ ٨٠ ٢٥ - ٦٢٥ ٥٥ ٩٥ ٤٠ - ١٦٠٠ ٥٠ ٨٠ ٣٠ - ١٢٢٥ ٧٥ ٨٠ ٥ - ٢٥", "type": "Picture" }, { "left": 279, "top": 792, "width": 10, "height": 15, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "٨٨", "type": "Page footer" }, { "left": 201, "top": 31, "width": 329, "height": 20, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﺮﻴﺛﺄﺗ ﻘﻳﺮﻃ ﺔ زﺎﺠﻧﻹا ﻒﻠﺘﺨﻤﻟ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﺔﻋﻮﻤﺠﻣ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا ﺔﻐﻠﻟا ةدﺎﻣ ﻲﻓ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﺔﺠﻴﺘﻧ ﻰﻠﻋ", "type": "Page header" }, { "left": 123, "top": 85, "width": 359, "height": 644, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "٧٥ ٨٠ ٥ - ٢٥ ٦٥ ٦٥ ٠ ٠ ٤٠ ٩٥ ٥٥ - ٣٠٢٥ ٧٥ ٧٥ ٠ ٠ ٥٥ ٩٥ ٤٠ - ١٦٠٠ ٥٠ ٧٥ ٢٥ - ٦٢٥ ٥٥ ٩٠ ٣٥ - ١٢٢٥ ٧٥ ٩٥ ٢٠ - ٤٠٠ ٧٥ ٨٠ ٥ - ٢٥ ٦٠ ٨٥ ٢٥ - ٦٢٥ ٦٥ ٦٥ ٠ ٠ ٦٥ ٩٠ ٢٥ - ٦٢٥ ٤٠ ٨٠ ٤٠ - ١٦٠٠ ٧٠ ٨٠ ١٠ - ١٠٠ ٦٥ ٩٥ ٣٠ - ٩٠٠ ٦٠ ٧٥ ١٥ - ٢٢٥ ٦٠ ٧٥ ١٥ - ٢٢٥ ٥٥ ٨٠ ٢٥ - ٦٢٥ ٧٠ ٨٥ ١٥ - ٢٢٥ ٧٥ ٩٠ ١٥ - ٢٢٥ ٦٥ ٧٥ ١٠ - ١٠٠ ∑ ي = ٢٦٢٠ ∑ ك = ٣٦٢٠ ∑ د = ١٠١٠ - ∑ ٢ د = ٣١٨٥٠ ﱃﺎﺘﻟﺎﺑو ﻰﺗﻵا ﻊﺑﺮﻣ لﺎﻤﻌﺘﺳﺈﺑ تﺎﻓﻼﺘﺧﻹا ﻦﻣ ﺔﻄﺳﻮﺘﻣ ﺔﺠﻴﺘﻧ ﺔﺒﺗﺎﻜﻟا ﺚﺤﺒﺘﺳ : ∑ د = ١٠١٠ - ∑ د ٢ = ٣١٨٥٠ ع د = ٢ د ∑ ن - د ∑ ن ٢ = ٧٢ ، ١٣ فﻼﺘﺧﻹا ﺔﻄﺳﻮﺘﻣ ﻦﻣ ﻲﺳﺎﻴﻗ ﺄﻄﺧ ﻦﻋ ﺔﺠﻴﺘﻧ ﺔﺒﺗﺎﻜﻟا ﺚﺤﺒﺘﺳ ﱃﺎﺘﻟﺎﺑو : د م ي س = د د س ۱ ن = ٢,١١", "type": "Picture" }, { "left": 279, "top": 792, "width": 10, "height": 15, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "٨٩", "type": "Page footer" }, { "left": 201, "top": 31, "width": 329, "height": 20, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﺮﻴﺛﺄﺗ ﻘﻳﺮﻃ ﺔ زﺎﺠﻧﻹا ﻒﻠﺘﺨﻤﻟ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﺔﻋﻮﻤﺠﻣ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا ﺔﻐﻠﻟا ةدﺎﻣ ﻲﻓ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﺔﺠﻴﺘﻧ ﻰﻠﻋ", "type": "Page header" }, { "left": 84, "top": 85, "width": 398, "height": 63, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ت ﺔﺒﺗﺎﻜﻟا ﺚﺤﺒﺘﺳ ﱃﺎﺘﻟﺎﺑو : ﺖﻓﺮﻋو ﺔﻤﻴﻗ ﺔﺒﺗﺎﻜﻟا \"م \" ﺔﻤﻴﻗو \" ع \" ﺔﻤﻴﻗو \" د م ي س \" ﺔﺒﺗﺎﻜﻟا ﺚﺤﺒﺘﺳ ةﲑﺧﻷا ةﻮﻄﳋ ﺎﻓ", "type": "Picture" }, { "left": 81, "top": 150, "width": 401, "height": 582, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﺔﻤﻴﻗ \" ت \" ﻰﺗﻷا ﻊﺑﺮﻣ لﺎﻤﻌﺘﺴﺳﺈﺑ : د م = د ∑ ن = ٢٣,٥ - ت = د م د م ي س = ١١,١٤ - ﺔﻤﻴﻗ ﺔﺒﺗﺎﻜﻟا ﺖﻓﺮﻋ و \" ت \" ﻰﺗﻵا ﻊﺑﺮﻣ لﺎﻤﻌﺘﺳﺈﺑ ف د ﱃإ ﻞﺼﻨﻓ : د ب = ن – ۱ = ٤٣ - ۱ = ٤٢ ٥ = % ٢,٠٢ ۱ = % ٢,٧١ لوﺪﳉا ﰲ و \" ﻰﺗ \" ف د ﺔﻤﻴﻗ ﺔﺒﺗﺎﻜﻟا ﺪﲡ = ٢,٠٢ ﲎﻌﳌا فﺮﻃ ﰱ ٥ % و ٢,٧١ ﰱ ﲎﻌﳌا فﺮﻃ ۱ . % ﺎﻨﻌﳌا ﺎﻨﻓﺮﻋ ﻚﻟاﺬﻟ ٥ % وأ ۱ % ، ىﺮﺧأ ةرﺎﺒﻌﺑ و ، ﺔﺒﺗﺎﻜﻟا ﺖﺒﺘﻛ ﻰﻠﺗ ﺎﻤﻛ : ٢,٧١ > ١١,٢٩ < ٢,٠٢ ، ﺬﺧأ ت ﺔﺒﺗﺎﻜﻟا طﺎﺒﻨﺘﺳﻹا ﻦﻣ ﻩﺬﻫ تﺎﻧﺎﻴﺒﻟا ﺔﻘﺑﺎﺴﻟا ّنأ ماﺪﺨﺘﺳا ﺔﻘﻳﺮﻃ ﻟا ﺔﻋﻮﻤﳎ ﺬﻴﻣﻼﺘ زﺎﳒﻹا ﻒﻠﺘﺨﳌ ) STAD ( ﺎﳍ ﺮﺛأ ﺮﻫﺎﻇ ﰲ سرد ﺔﻐﻠﻟا ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا ﺔﺳرﺪﳌﺎﺑ ﺮﺸﻋ ىدﺎﳊا ﻞﺼﻔﻟا ﰲ ﻟا ﺔﻴﻟﺎﻌ ﺔﻴﻣﻮﻜﳊا ٢ ﺞﻧﺎﺒﳌﺎﻓ . ه . ﺔﺻﻼﺨﻟا ﻓ ،تﺎﻧﺎﻴﺒﻟا ﻞﻴﻠﲢ ﺔﺠﻴﺘﻧ ﻰﻠﻋ ءﺎﻨﺑ ﺘ ﺬﺧﺄ ﺔﻠﺌﺳأ ﻦﻋ ﺔﺑﺎﺟﻹا و طﺎﺒﻨﺘﺳﻹا ﺔﺒﺗﺎﻜﻟا ﰐﺄﻳ ﺎﻣ ﺚﺤﺒﻟا : ١ . ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﺔﺠﻴﺘﻧ ﰲ سرد ﻟ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا ﺔﻐﻠﻟا ﳊا ﻞﺼﻔﻠ ﺎ ﺮﺸﻋ ىد ﻲﻤﻠﻌﻟا ﺦﻳرﺎﺘﻟا ﻟوﻷا رﺪﳌﺎﺒ ﺔﻴﻧﺎﺜﻟا ﺔﻴﻣﻮﻜﳊا ﺔﻴﻟﺎﻌﻟا ﺔﺳ ﻓﳌﺎ ﻘﻳﺮﻃ ماﺪﺨﺘﺳا ﻞﺒﻗ ﺞﻧﺎﺒ ﺔ ﻟا ﺔﻋﻮﻤﳎ ﺬﻴﻣﻼﺘ زﺎﳒﻹا ﻒﻠﺘﺨﳌ ) STAD ( ﻲﻫ ٨ ﺬﻴﻣﻼﺗ وأ ١٩ % ﺔﻴﻟﺎﻋ ،و ٢٠ ﺬﻴﻣﻼﺗ وأ ٤٦ % ﺔﻄﺳﻮﺘﻣ ١٥ ﺬﻴﻣﻼﺗ وأ ٣٥ % ﺔﻀﻔﺨﻨﻣ . نأ ﻚﻟاﺬﻟ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﺔﺠﻴﺘﻧ ﰲ ﺔﻐﻠﻟا سرد", "type": "Picture" }, { "left": 279, "top": 792, "width": 10, "height": 15, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "٩٠", "type": "Page footer" }, { "left": 201, "top": 31, "width": 329, "height": 20, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﺮﻴﺛﺄﺗ ﻘﻳﺮﻃ ﺔ زﺎﺠﻧﻹا ﻒﻠﺘﺨﻤﻟ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﺔﻋﻮﻤﺠﻣ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا ﺔﻐﻠﻟا ةدﺎﻣ ﻲﻓ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﺔﺠﻴﺘﻧ ﻰﻠﻋ", "type": "Page header" }, { "left": 81, "top": 85, "width": 401, "height": 604, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا ﻞﺒﻗ ﺔﻘﻳﺮﻃ ماﺪﺨﺘﺳا ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﺔﻋﻮﻤﳎ زﺎﳒﻹا ﻒﻠﺘﺨﳌ ) STAD ( ﺔﻨﻳﺮﻗ ﱃإ ﺔﻄﺳﻮﺘﳌا . ٢ . ﺔﺠﻴﺘﻧ ﻟا ﺬﻴﻣﻼﺘ ﰲ ﻠﻟ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا ﺔﻐﻠﻟا سرد ﳊا ﻞﺼﻔ ﺎ ﺮﺸﻋ ىد ﻲﻤﻠﻌﻟا ﺦﻳرﺎﺘﻟا ﻟوﻷا ﺔﻴﻧﺎﺜﻟا ﺔﻴﻣﻮﻜﳊا ﺔﻴﻟﺎﻌﻟا ﺔﺳرﺪﳌﺎﺒ ﻓ ﺞﻧﺎﺒﳌﺎ ﺪﻌﺑ ﻘﻳﺮﻃ ماﺪﺨﺘﺳا ﺔ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﺔﻋﻮﻤﳎ ﻒﻠﺘﺨﳌ زﺎﳒﻹا ) STAD ( ﻟا دﺪﻋ ّنأ ﻲﻫ ﺬﻴﻣﻼﺘ ﻦﻣ دادﺰﺗ ﺔﻄﺳﻮﺘﳌا ﺔﺠﻴﺘﻨﻟا نﻮﻟﺎﻨﻳ ٢٠ ﺬﻴﻣﻼﺗ %) ٤٦ ( ﱃإ ٢٤ ﺬﻴﻣﻼﺗ %) ٥٦ ( ﻟا و ، ﺬﻴﻣﻼﺘ ﺔﻀﻔﺨﻨﳌا ﺔﺠﻴﺘﻧ نﻮﻟﺎﻨﻳ ﻦﻣ ﺺﻘﻨﻳ ١٥ ﺬﻴﻣﻼﺗ %) ٣٠ ( ﱃإ ١٠ ﺬﻴﻣﻼﺗ %) ٢٣ ( ﻟا و ، ﺬﻴﻣﻼﺘ نﻮﻟﺎﻨﻳ نﻮﺘﺒﺜﻳ ﺔﻴﻟﺎﻌﻟا ﺔﺠﻴﺘﻧ ﻦﻣ ٨ ﺬﻴﻣﻼﺗ %) ١٩ ( ﱃإ ٩ ﺬﻴﻣﻼﺗ ) % ٢١ ( . نأ ﻚﻟاﺬﻟ ﺬﻴﻣﻼﻨﻟا ﺔﺠﻴﺘﻧ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا ﺔﻐﻠﻟا سرد ﰲ ﻟ ﺬﻴﻣﻼﺘ ﺪﻌﺑ ﻘﻳﺮﻃ ماﺪﺨﺘﺳا ﺔ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﺔﻋﻮﻤﳎ زﺎﳒﻹا ﻒﻠﺘﺨﳌ ) STAD ( ﺔﻄﺳﻮﺘﳌا ﺔﻨﻳﺮﻗ ﱃإ ﺖﻠﺧد . ٣ . ﻘﻳﺮﻄﻣاﺪﺨﺘﺳا ﺔ زﺎﳒﻹا ﻒﻠﺘﺨﳌ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﺔﻋﻮﻤﳎ ) STAD ( ﺎﳍ ﺮﺛﺆﺗ ﻩﺬﻫ نﻮﻜﺗ و ﺐﻳرﺪﺘﻟ ﻰﻠﺜﻣ ﺔﻘﻳﺮﻄﻟا سرد ﰲ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﺔﺠﻴﺘﻧ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا ﺔﻐﻠﻟا ا ﳊا ﻞﺼﻔﻟ ىدﺎ ﺮﺸﻋ ﻟوﻷا ﻲﻤﻠﻌﻟا ﺦﻳرﺎﺘﻟا ﺔﺳرﺪﳌﺎﺒ ﻟا ﺔﻴﻟﺎﻌ ﺔﻴﻣﻮﻜﳊا ٢ ﺞﻧﺎﺒﳌﺎﻓ ﺔﻤﻴﻗ نﻷ \" ﻰﺗ \" ﺔﺠﻴﺘﻧ ﻦﻣ ﱪﻛأ \" ت \" ﲎﻌﳌا فﺮﻃ ﰱ ﺖﻧﺎﻛ ءاﻮﺳ لوﺪﳉا ﰱ ٥ % وأ ١ % ﲎﻌﻳ : ٢،٧١ > ١١,٢٩ < ٢,٠٢ ﻊﺟاﺮﻤﻟا ﺪﲪأ ردﺎﻘﻟا ﺪﺒﻋ . ١٩٧٩ . ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا ﺔﻐﻠﻟا ﻢﻠﻌﺘﻟا قﺮﻃ . ةﺮﻫﺎﻘﻟا : ﺔﻳﺮﺼﳌا ﺔﻀﻬﻨﻟا ﺔﺒﺘﻜﻣ . ﲔﻳﻼﻐﻟا ﻰﻔﻄﺼﻣ ﺦﻴﺸﻟا . ١٩٨٩ . ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا سورﺪﻟا ﻊﻣﺎﺟ . توﲑﺑ : ﺔﻳﺮﺼﻌﻟا ﺔﺒﺘﻜﳌا . ﲔﻫﺎﺷ ﺪﻤﳏ ﺲﻧﻮﺗ . ١٩٨٠ . ، مﺎﻌﻟا ﺔﻐﻠﻟا ﻢﻠﻋ . ةﺮﻫﺎﻘﻟا : ﺔﺒﻫو ﺔﺒﺘﻜﻣ . ﺞﻔﻳﺮﻋ ﻲﻣﺎﺳ . ٢٠٠٠ . ﺪﻣ ﺔﻴﺑﺮﺘﻟا ﻰﻟإ ﻞﺧ . ﻦﻣﺎﻋ : ﻊﻳزﻮﺘﻟا و ﺮﺸﻨﻠﻟ ﺮﻜﻔﻟا راد ﺔﺒﺘﻜﻣ . ﻦﺑ ﻦﲪﺮﻟا ﺪﺒﻋ نازﻮﻔﻟا ﻢﻴﻫاﺮﺑإ . ٢٠٠٢ .", "type": "Picture" }, { "left": 81, "top": 663, "width": 213, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﻦﻴﻘﻃﺎﻨﻟا ﺮﻴﻐﻟ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا ﺔﻐﻠﻟا ﻢﻴﻠﻌﺗ ﻲﻓ ﺔﻠﺴﻠﺳ", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 690, "width": 356, "height": 55, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﺎﻬﺑ . ضﺎﻳﺮﻟا : ﻊﻴﻤﺠﻠﻟ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا ﺲﻴﺋﺮﻟا ﺐﺘﻜﳌا - ﻲﻣﻼﺳﻹا ﻒﻗﻮﻟا ﺔﺴﺳﺆﻣ . ﻦﻳز ﻦﻣﺆﻣ ﲔﻓرﺎﻌﻟا . ٢٠١٣ . ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا ﻪﻘﻓ ﻲﻓ ﺺﻠﺨﺘﺴﻤﻟا بﺎﺘﻛ", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 401, "width": 218, "height": 343, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ". ﺒﳌﺎﻓ ﺎ ﺞﻧ : ﺢﺗﺎﻓ ﻦﻳدار . ١٠٩", "type": "Picture" }, { "left": 279, "top": 792, "width": 10, "height": 15, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "٩١", "type": "Page footer" }, { "left": 201, "top": 31, "width": 329, "height": 20, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﺮﻴﺛﺄﺗ ﻘﻳﺮﻃ ﺔ زﺎﺠﻧﻹا ﻒﻠﺘﺨﻤﻟ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﺔﻋﻮﻤﺠﻣ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا ﺔﻐﻠﻟا ةدﺎﻣ ﻲﻓ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟا ﺔﺠﻴﺘﻧ ﻰﻠﻋ", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 400, "height": 38, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abu Ahmadi. 2013. PsikologiBelajar . Jakarta: RinekaCipta. ArsyadAzhar. 2004. Bahasa Arab dan Metode Pengajaranya .Yogyakarta: Pustaka Pelajar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 400, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arifin،Tatang. 1986. Menyusun Rencana Penelitian . Jakarta: Raja Wali. Arikunto,Suharsimi. 1992. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta:", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 157, "width": 69, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rineka Cipta.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 170, "width": 400, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahri،SaipulDjamarah. 1997. Prestasi dan KompetensiGuru . Surabaya: Usaha Nasional.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 198, "width": 399, "height": 52, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bukhari. 1983. Teknik-Teknik Evaluasi Dalam Pendidikan . Bandung: Jemmars. Hadi,Amirul. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Hamzah B. Uno dan Nurdin Muhammad. 2012. Belajar DenganPendekatan PAIKEM. Jakarta: BumiAksara.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 253, "width": 274, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hermawan،Acep.2011. MetodologiPembelajaranBahasa", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 253, "width": 379, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arab .Bandung: RemajaRosdaKarya.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 400, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kholilluloh. 2005. Media Pembelajaran Bahasa Arab . Yogyakarta: AswajaPressindo.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 308, "width": 399, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "M. Hosnan. 2014. PendekatanSaintifikdankontekstualdalamPembelajaran Abad 21 .Bogor: Ghalia Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 336, "width": 400, "height": 52, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MuhibbinSyah . 2006. PsikologiPendidikan. Bandung: RemajaPosdakarya. Narbuko,Cholid. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. Rusman. 2011. Model-Model PembelajaranMengembangkanProfesionalisme Guru. Jakarta: Raja grafindoPersada.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 391, "width": 302, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rusmaini. 2015. IlmuPendidikan. Palembang: GrafikaTelindo.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 400, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Slameto. 1991. BelajardanFaktor-Faktor yang Mempengaruhinya . Jakarta: RinekaCipta.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 432, "width": 400, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Slavin,Robert E. 2005. COOPERATIVE LEARNING (Teori ، Riset dan Praktik).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 446, "width": 400, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bandung: Nusa Media. Slhomo Sharan. 2013. The Handbook Of Cooperative Learning. Yogyakarta: Istana Media.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 488, "width": 400, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sudjana،Nana. 2009. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar . Bandung: Sinar Baru Algensindo.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 515, "width": 400, "height": 53, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sudjojo،Anas. 2009. PengantarStatistikPendidikan . Jakarta: Rajawali Press Sugiyono. 2013. MetodologiPenelitianPendidikan R & D . Bandung: Alfabeta. Sukardi،Ismail. 2011. Model danMetodePembelajaran Modern. Palembang: Tunas Gemilang Press.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 570, "width": 400, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Susetyo،Budi. 2010. Statistika Untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: Refika Aditama.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 598, "width": 400, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zulhannan. 2014. TeknikPembelajaran Bahasa Arab Interaktif .Jakarta: Raja Grafindo Persada.", "type": "List item" } ]
41c01b49-af36-b132-7269-2a0fe5ce7001
https://icsejournal.com/index.php/JCSE/article/download/79/87
[ { "left": 211, "top": 35, "width": 315, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available online at http://icsejournal.com/index.php/JCSE Journal of Computer Science an Engineering (JCSE) e-ISSN 2721-0251 Vol. 2, No. 1, February 2021, pp. 51-79", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 795, "width": 13, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "51", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 806, "width": 127, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://dx.doi.org/10.36596/jcse.v2i1.79", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 120, "width": 427, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Animasi Cerita Wayang Sebagai Media Pembelajaran Bahasa Jawa", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 166, "width": 171, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gilang Baskoro Aji 1 , Retno Waluyo 2 *", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 188, "width": 434, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1,2 Universitas Amikom Purwokerto, Jl. Letjend Pol. Soemarto No.126, Watumas, Purwanegara, Kec. Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah 53127, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 208, "width": 223, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 [email protected]; 2 [email protected]*;", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 243, "width": 93, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I N F O A R T I K E L", "type": "Section header" }, { "left": 345, "top": 243, "width": 51, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 259, "width": 52, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sejarah Artikel:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 256, "width": 439, "height": 195, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diterima 04 Agustus 2020 Diperbaiki 08 Agustus 2020 Diterima 12 Februari 2021 Diterbitkan 29 Februari 2021 Javanese culture is one of the cultures that existed in Indonesia. One of the many Javanese culture is a puppet. The role of Education in preserving the Puppet that is by implementing subject puppet stories Junior High School syllabus in subjects of the Java language. Animated puppet stories \"Drona Rangsang\" is an animation that was created as a means of information learning more innovative and interesting. The idea of establishing this animated arise as solutions of problems faced by teachers of subjects Language Java SMP Negeri 2 Binangun, where in the delivery of the material teachers have difficulty because of the lack of interest and the interest of students towards subjects. This animation has been applied and used in SMP Negeri 2 Binangun in the process of teaching and learning. In making this animation method using MDLC (Multimedia Development Live Cycle) using the 6 (six) in the form of concept system development phase, designing, gathering materials, manufacturing, testing and distribution. The main software used to manipulate this animations are Proffesional Adobe Flash CS6. From the results of testing conducted through interviews with the Java language teachers claimed that animation is in compliance and can be used as well as the questionnaire against the 30 students produced a formula index of 83.50% strongly agree with categories. The conclusion of this animation is the process of learning students can be more interesting and full potential", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 315, "width": 62, "height": 160, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Animation Instructional Media Puppet Story MDLC Kata Kunci: Animasi", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 476, "width": 64, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Media Pembelajaran", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 485, "width": 47, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cerita Wayang MDLC", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 516, "width": 52, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Korespondensi:", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 524, "width": 84, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Telepon: +6285726311183", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 533, "width": 25, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-mail:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 542, "width": 105, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[email protected]", "type": "Table" }, { "left": 348, "top": 456, "width": 46, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 218, "top": 468, "width": 306, "height": 205, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kebudayaan jawa merupakan salah satu kebudayaan yang ada di Indonesia. Salah satu dari sekian banyak kebudayaan Jawa adalah kesenian Wayang. Peran Dinas Pendidikan dalam melestarikan Kesenian Wayang yaitu dengan diterapkannya pokok bahasan cerita perwayangan pada silabus SMP mata pelajaran Bahasa Jawa. Animasi cerita wayang “Drona Rangsang” adalah suatu animasi yang dibuat sebagai sarana informasi pembelajaran yang lebih inovatif dan menarik. Gagasan dibuatnya animasi ini timbul sebagai solusi dari permasalahan yang dihadapi oleh guru mata pelajaran Bahasa Jawa SMP Negeri 02 Binangun, dimana dalam penyampaian materi guru mengalami kesulitan karena kurangnya minat dan ketertarikan siswa terhadap mata pelajaran. Animasi ini telah diterapkan dan digunakan di SMP Negeri 02 Binangun dalam proses belajar mengajar. Dalam pembuatannya animasi ini menggunakan metode MDLC (Multimedia Development Live Cycle) yang menggunakan 6 (enam) tahap pengembangan sistem berupa pengonsepan, perancangan, pengumpulan bahan, pembuatan, pengujian dan pendistribusian. Perangkat lunak utama yang digunakan untuk mengolah animasi ini adalah Adobe Flash Proffesional CS6. Dari hasil testing yang dilakukan melalui wawancara dengan guru Bahasa Jawa menyatakan bahwa animasi sudah sesuai dan dapat digunakan serta kuesioner terhadap 30 siswa dihasilkan rumus index sebesar 83,50% dengan kategori sangat setuju. Kesimpulan yang diperoleh dari animasi ini adalah proses belajar siswa dapat lebih menarik dan maksimal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 694, "width": 76, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 711, "width": 442, "height": 51, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Budaya adalah keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan kemampuan lain, serta kebiasaan yang di dapat oleh manusia sebagai anggota masyakarat [1]. Indonesia merupakan Negara yang memiliki banyak keanekaragaman budaya, semua keanekaragaman tersebut tumbuh didalam kehidupan", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 35, "width": 239, "height": 18, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Computer Science an Engineering Vol. 2, No. 1, February 2021, pp. 51-79", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 35, "width": 87, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2721-0251", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 795, "width": 13, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "52", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 806, "width": 127, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://dx.doi.org/10.36596/jcse.v2i1.79", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 70, "width": 442, "height": 119, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "masyarakat Indonesia yang akhirnya membentuk masyarakat Indonesia sebagai masyarakat yang majemuk. Perbedaan ini justru berfungsi mempertahankan dasar identitas diri dan integrasi social masyarakat. Kebudayaan Jawa merupakan salah satu bagian dari kebudayaan yang ada di Indonesia. Kebudayaan Jawa dengan keanekaragamannya banyak mengilhami masyarakat Jawa dalam tindakan maupun perilaku keberagamannya. Masyarakat Jawa memiliki keunikan tersendiri. Keunikannya dapat dilihat mulai dari kepercayaan masyarakat, bahasa, kesenian, dan tradisinya. Keragaman kesenian dan budaya lokal menyemangati berbagai pihak baik pemerintah, swasta, akademisi, maupun wisatawan mancanegara. Salah satu dari sekian banyak kesenian budaya Jawa adalah Wayang [2].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 198, "width": 442, "height": 188, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesenian wayang adalah salah satu contoh ciri khas dari kebudayaan Indonesia khususnya yang berada di Jawa. Keberadaan wayang sudah mulai menurun khususnya dikalangan pemuda karena kurangnya pengenalan budaya wayang untuk anak dan remaja. Padahal sebenarnya cerita yang ada dalam pewayangan dapat dijadikan pembelajaran dalam mendidik karakter dalam tumbuh kembang anak [3]. Wayang merupakan salah satu media yang dapat dijadikan sebagai alat untuk menyampaikan pendidikan budi pekerti luhur yang efektif terutama bagi anak yang menginjak usia remaja. Pertunjukan wayang banyak mengandung pesan moral yang cukup baik yang telah dibakukan dalam bentuk piwulang (pembelajaran) yang dikaitkan dalam bentuk kehidupan manusia untuk mencapai kehidupan yang damai. Wayang yang diibaratkan sebagai cerminan falsafah hidup orang jawa atau wayang merupakan filsafah Jawa [4]. Peran dan upaya yang dilakukan oleh Pemerintah bekerjasama dengan Dinas Pendidikan, dalam menyampaikan pendidikan budi pekerti luhur serta melestarikan budaya dan kesenian daerah khususnya Wayang pada anak dan remaja, dapat dilihat dari adanya pokok bahasan tentang cerita perwayangan yang terdapat dalam materi pembelajaran (silabus) Bahasa Jawa pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 396, "width": 442, "height": 173, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mata pelajaran Bahasa Jawa di Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan bagian dari kurikulum muatan lokal (mulok) wajib untuk Provinsi Jawa Tengah, yang dimulai dari kelas VII sampai dengan kelas IX. Terdiri dari beberapa standar kompetensi diantaranya membaca, berbicara, mendengarkan, menulis, dan apresiasi sastra. Hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa jawa SMP Negeri 2 Binangun, diketahui bahwa dalam mata pelajaran bahasa jawa terdapat suatu kendala dalam penyampaian materi. SMP Negeri 2 Binangun Kabupaten Cilacap adalah salah satu sekolah yang menerapkan sistem pembelajaran konvensional (metode ceramah) dalam mata pelajaran bahasa jawa. Menurut Sagala [5], metode ceramah merupakan sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan secara lisan dari guru kepada peserta didik. Dalam penggunaanya, menurut sanjaya [6] metode ceramah memiliki beberapa kelemahan diantaranya: materi yang dikuasai siswa terbatas pada apa yang dikuasai guru. Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur baik, ceramah sering dianggap sebagai metode yang membosankan. Melalui ceramah sangat sulit mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 579, "width": 442, "height": 188, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pernyataan diatas diperkuat dengan wawancara dengan guru bersangkutan yaitu yang mengalami kendala dalam menjelaskan materi tentang cerita perwayangan. saat guru membacakan cerita, para siswa dirasa kurang tertarik bahkan cenderung tidak memperhatikan terutama pada kelas IX. Seringkali ditemui siswa tidak mengikuti, penyebabnya karena kurangnya konsentrasi dan tidak adanya ketertarikan lebih saat pembelajaran karena metode yang digunakan kurang menarik perhatian siswa. Hal ini dapat dibuktikan dengan jawaban hasil dari pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner dari peneliti yang telah dibagikan pada tanggal 20 april 2017 kepada siswa kelas IX SMP Negeri 2 Binangun dengan sampling kelas IX F, kelas dengan jumlah siswa terbanyak yaitu 30 siswa. Berdasarkan pertanyaan dan jawaban dari kuesioner untuk pertanyaan (i) Apakah dalam mata pelajaran Bahasa Jawa pada pokok bahasan Cerita Wayang, penyampaian materi masih menggunakan metode ceramah? menjawab (Ya) 27 orang, menjawab (Tidak) 3 orang. Pertanyaan (ii) Apakah penyampaian materi dengan metode ceramah dapat dimengerti? Menjawab (Ya) 6 orang, menjawab (Tidak) 24 orang. Pertanyaan (iii) Apakah penyampaian materi Cerita wayang dengan metode ceramah sudah menarik? menjawab (Ya) 0 orang, menjawab (Tidak) 30 orang. Dapat", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 35, "width": 239, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Computer Science an Engineering Vol. 2, No. 1, February 2021, pp. 51-79", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 35, "width": 87, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2721-0251", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 795, "width": 13, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "53", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 806, "width": 127, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://dx.doi.org/10.36596/jcse.v2i1.79", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 70, "width": 442, "height": 187, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "disimpulkan bahwa dengan penggunaan metode ceramah cenderung kurang dimengerti dan diminati oleh para siswa. Selain itu juga tidak memungkinkan jika siswa diharuskan melihat pertunjukan wayang secara langsung mengingat pertunjukan wayang berlangsung pada malam hari bahkan sampai subuh dini hari. Disisi lain dalam materi cerita wayang pada mata pelajaran bahasa jawa SMP Negeri 2 Binangun hanya mengandalkan buku dektat (buku pegangan siswa) kiriman dari pusat Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang jumlahnya sangat terbatas, tidak sebanding antara jumlah siswa dengan jumlah buku yang tersedia, kelas IX A berjumlah 29, kelas IX berjumlah 28, kelas IX C berjumlah 28, kelas IX D berjumlah 28, kelas IX E berjumlah 28, kelas IX F berjumlah 30, kelas IX G berjumlah 25. Jumlah keseluruhan siswa kelas IX yaitu 196 siswa yang setiap kelas terdiri dari 25 hingga 30 siswa, sedangkan jumlah buku dektat yang tersedia hanya 7 buah. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana belajar siswa dalam materi cerita wayang pada mata pelajaran bahasa jawa di SMP Negeri 2 Binangun termasuk dalam kategori kurang. Hal ini menyebabkan ketertarikan siswa pada mata pelajaran bahasa jawa menurun, sedangkan jika ketertarikan siswa pada mata pelajaran menurun maka akan berdampak pada prestasi siswa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 267, "width": 442, "height": 119, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Nugroho [7] mengusung animasi sebagai media pembelajaran mengenal hewan dan penggolongan berdasarkan jenis makanan yang bertujuan untuk meningkatkan nilai mata pelajaran IPA (ilmu pengetahuan alam) di SD Negeri 02 Majalangu, Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang terbukti dapat meningkatkan nilai rata-rata siswa dari 6,5 ke 7,5 dan tingkat penerimaan dari responden menunjukkan 86,1% sangat setuju yang berarti bahwa video animasi tersebut dapat digunakan dalam mendukung pembelajaran. Penelitian ini bertujuan membuat animasi cerita wayang berdasarkan materi yang dibawakan oleh guru mata pelajaran bahasa jawa SMP Negeri 2 Binangun. Sehingga dengan menganimasikan materi pelajaran yang disampaikan, siswa akan lebih tertarik dan antusias sehingga materi akan terserap maksimal oleh para siswa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 408, "width": 46, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Metode", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 424, "width": 168, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.1. Metode Pengembangan Sistem", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 438, "width": 442, "height": 127, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsep penelitian ini dilakukan menggunakan metode pengembangan sistem Multimedia development life cycle (MDLC) versi Luther-Sutopo. Menurut Luther [8] metodologi pengembangan multimedia terdiri dari enam tahap, yaitu concept (pengonsepan), design (perancangan), material collecting (pengumpulan materi), assembly (pembuatan), testing (pengujian), dan distribution (pendistribusian). Keenam tahap ini tidak harus berurutan dalam praktiknya, tahap-tahap tersebut dapat saling bertukar posisi. Meskipun begitu, tahap concept memang harus menjadi hal yang pertama kali dikerjakan supaya dapat mempermudah dalam pengerjaan [9]. Mengadopsi metodologi Luther dengan tahapan pengembangan sistem seperti digambarkan pada gambar 2.", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 714, "width": 227, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Metode pengembangan Multimedia [9].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 741, "width": 435, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahap pertama Pengonsepan (Concept), Tahap Concept (konsep) yaitu tahapan untuk menentukan tujuan, mengidentifikasi pengguna, dan jenis pembelajaran. Dasar aturan perancangan juga", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 35, "width": 239, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Computer Science an Engineering Vol. 2, No. 1, February 2021, pp. 51-79", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 35, "width": 87, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2721-0251", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 795, "width": 13, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "54", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 806, "width": 127, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://dx.doi.org/10.36596/jcse.v2i1.79", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 70, "width": 420, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ditentukan pada tahap ini. Penulis melakukan pengonsepan dengan menentukan tujuan animasi sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran bahasa jawa untuk siswa SMP Negeri 02 Binangun.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 125, "width": 442, "height": 68, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahap kedua Perancangan (Design), Perancangan dibuat serinci mungkin sehingga pada tahap berikutnya yaitu material collecting dan assembly, pengambilan keputusan baru tidak diperlukan lagi, cukup menggunakan keputusan yang sudah ditentukan pada tahap ini. Penulis melakukan perancangan dengan menggunakan Storyboard untuk menggambarkan alur perancangan desain tampilan dan menggambarkan deskripsi dari tiap-tiap layout.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 210, "width": 442, "height": 68, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahap ke tiga Pengumpulan Materi (Material Colleting), Material Collecting adalah pengumpulan elemen-elemen atau bahan-bahan sesuai kebutuhan multimedia yang akan dikerjakan seperti gambar clip art, foto, animasi, video, dan audio yang akan dimasukan ke dalam penyajian proyek tersebut. Penulis melakukan pengumpulan materi dan bahan untuk pembuatan aplikasi dengan menyiapkan software Adobe Flash CS6, CorelDRAW X5, dan Audacity [10][11][12][13].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 295, "width": 443, "height": 68, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahap ke empat Pembuatan (Assembly), Tahap assembly adalah tahap pembuatan semua objek atau bahan multimedia. Pembuatan animasi didasarkan pada tahap design seperti Storyboard , bagan alir (flowchart), dan struktur navigasi. Penulis melakukan pembuatan animasi dengan membagi menjadi 3 tahapan yaitu: tahap pembuatan tampilan, tahap pembuatan animasi utama, dan tahap pengolahan suara.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 379, "width": 442, "height": 83, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahap ke lima Pengujian (Testing), Uji coba dengan menjalankan animasi/program dan melihat apakah ada kesalahan atau tidak. Tahap ini disebut tahap alpha (alpha test) yang pengujiannya dilakukan oleh pembuat atau lingkungan pembuatnya sendiri. Hal ini dimaksudkan agar apa yang telah dibuat sebelumnya memang tepat sebelum dapat diterapkan dalam pembelajaran. Penulis melakukan pengujian program, apabila program memiliki kesalahan akan diperbaiki dan jika sudah berjalan dengan baik maka akan berlanjut ke tahap selanjutnya yaitu pendistribusian (Distibution).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 479, "width": 442, "height": 184, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahap ke enam Pendistribusian (Distribution), Distribution merupakan tahap dimana animasi disimpan dalam suatu media penyimpanan. Jika media penyimpanan tidak cukup untuk menampung aplikasinya, kompresi terhadap aplikasi tersebut akan dilakukan. Selain disimpan kedalam media penyimpanan, pendistribusian juga dilakukan dengan mengunggah ke media internet melalui YouTube (https://www.youtube.com/). Tahap ini juga dapat disebut tahap evaluasi untuk pengembangan produk yang sudah dibuat supaya bisa menjadi lebih baik lagi. Hasil evaluasi ini dapat digunakan sebagai masukan di tahap concept pada produk selanjutnya. Penulis melakukan pendistribusian dengan mempresentasikan hasil kepada seluruh siswa kelas IX SMP Negeri 02 Binangun serta dalam bentuk Compact Disk (CD) yang akan diserahkan kepada guru mata pelajaran bahasa jawa kelas IX SMP Negeri 02 Binangun. Penulis juga mendistribusikan animasi ke masyarakat luas dengan menggunggah ke media internet melalui YouTube, dengan harapan animasi tersebut dapat bermanfaat baik sebagai media pembelajaran, sarana hiburan yang mendidik dan lain sebagainya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 680, "width": 111, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 696, "width": 442, "height": 65, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam penelitian ini menggambarkan konsep penelitian menggunakan metode Multimedia development life cycle (MDLC) [9] yang terdiri dari 6 (enam) tahap yaitu pengonsepan (Concept), Perancangan (Design), pengumpulan materi (Material Collecting), pembuatan (Assembly), pengujian Pengujian (Testing) dan pendistribusian (Distribution). Penjelasan analisis dan tahap hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 35, "width": 239, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Computer Science an Engineering Vol. 2, No. 1, February 2021, pp. 51-79", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 35, "width": 87, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2721-0251", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 795, "width": 13, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "55", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 806, "width": 127, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://dx.doi.org/10.36596/jcse.v2i1.79", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 70, "width": 132, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1. Pengonsepan (Concept)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 442, "height": 120, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Animasi cerita wayang yang akan dibuat, merupakan animasi yang akan digunakan sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Jawa untuk kelas IX pada SMP Negeri 2 Binangun. Dibuatnya animasi ini merupakan gagasan peneliti berdasarkan hasil wawancara dengan pihak terkait yaitu guru bahasa jawa di SMP Negeri 2 Binangun dimana dalam penyampaian materi cerita wayang beliau mengalami kesulitan karena metode yang digunakan masih menggunakan metode konvensional. Ide cerita dari animasi yang akan dibuat berdasarkan pada bahan ajar guru mata pelajaran yang bersangkutan yaitu buku “DRONA RANGSANG (Cariyos Padhalangan)” oleh Soenarto Timoer penerbit Balai Pustaka (Jakarta) tahun 1993 yang merupakan kiriman dari npusat Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 219, "width": 442, "height": 79, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan menggunakan media animasi para siswa akan lebih tertarik karena selain mendengar para siswa juga akan melihat visualisasi dari cerita yang disampaikan sehingga materi akan terserap secara maksimal. Animasi ini berbasis animasi 2 dimensi, dibuat dan diedit di komputer dengan menggunakan beberapa software. Video animasi ini menggabungkan unsur teks, gambar, suara dan dikemas dalam satu bentuk project video. Durasi video animasi yang akan dibuat berkisar antara 5 hingga 7 menit.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 310, "width": 124, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.2. Perancangan (Design)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 328, "width": 442, "height": 92, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah tahap konsep dilakukan, maka telah didapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tahap selanjutnya adalah design atau perancangan untuk menentukan tampilan animasi yang akan dibuat. Storyboard digunakan untuk menggambarkan alur perancangan desain tampilan pada video animasi 2 dimensi cerita wayang sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran bahasa jawa dan menggambarkan deskripsi tiap scene dengan mencantumkan semua objek multimedia dan tautan ke scene lain. Serta menentukan perangkat keras dan perangkat lunak yang akan dipakai dalam pembuatan video animasi tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 432, "width": 78, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.2.1. Storyboard", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 451, "width": 443, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perancangan multimedia ini membahas tentang perancangan Storyboard animasi cerita wayang sebagai media pembelajaran bahasa jawa untuk siswa SMP Negeri 2 Binangun menggunakan flash. Storyboard adalah deskripsi dari setiap scene yang menggambarkan komponen-komponen multimedia. Hasil perancangan Storyboard akan dijadikan sebagai acuan dalam proses pembuatan video animasi. Berikut ini merupakan tebel Storyboard dari animasi cerita wayang sebagai media pembelajaran bahasa jawa.", "type": "Text" }, { "left": 105, "top": 527, "width": 402, "height": 179, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Storyboard No Gambar Keterangan Terjemahan 1. Begawan Baratwojo nduwe murid 2 kang aran Sucitro lan Gondomono Begawan Baratwaja mempunyai 2 orang murid yang bernama Sucitra dan Gandamana 2. Bareng wis sak untoro sue anggone pada merguru, Baratwojo prentah marang muride supaya bali marang negarane Setelah sekian lama mereka berguru, Baratwaja menyuruh muridnya untuk pulang ke negerinya masing-masing", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 35, "width": 239, "height": 18, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Computer Science an Engineering Vol. 2, No. 1, February 2021, pp. 51-79", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 35, "width": 87, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2721-0251", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 795, "width": 13, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "56", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 806, "width": 127, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://dx.doi.org/10.36596/jcse.v2i1.79", "type": "Page footer" }, { "left": 105, "top": 70, "width": 403, "height": 698, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Sak wise ngaturake pamit, Kumboyono lan Sucitro bali menyang negarane dhewe- dhewe Setelah pamit, Kumbayana dan Sucitra pulang ke negerinya masing-masing 4. Kumboyono bali menyang negara Ngatasangin lan Sucitro bali menyang negara Pancolo Kumbayana pulang ke negeri Ngatasangin dan Sucitra pulang ke negeri Pancala 5. Sak untoro suwe, Kumboyono rumangsa kangen marang Sucitro lan pengin marani Setelah sekian lama, Kumbayana merasa rindu dengan Sucitra dan ingin menemuinya 6. Barang diparani, jebule Sucitro wis dadi raja kang aran Prabu Drupodo Setelah ditemui, ternyata Sucitra sudah menjadi raja yang bernama Prabu Drupada 7. Tekan ngarepe Prabu Drupodo, Kumboyono langsung ngrangkul amarga saka kangene Didepan Prabu Drupada, Kumbayana langsung memeluk karena saking rindunya 10. Kumboyono diusir saka negara Pancolo lan wiwit iku arane malik dadi Durno Kumbayana diusir dari negeri Pacala dan sejak saat itu namanya berubah menjadi Durna 11. Durno lunga menyang negara Ngastina lan nggawe perguruan sing arane Sokolimo Durna pergi ke negeri Ngastina dan membuat padepokan dengan nama Sukalima 12. Muride yaiku Pandawa sing cacahe 5 lan Kurawa sing cacahe 100 Muridnya yaitu Pandawa yang berjumlah 5 dan Kurawa yang berjumlah 100 13. Sak wise para muride sakti, Durno prentah marang para muride supaya nyerang negara Pancolo lan nggrangket Prabu Drupada sarto Patih Gondomono Setelah sakti, Durna menyuruh muridnya menyerang negeri Pancala membawa Prabu Drupada dan Patih Gandamana kehadapannya", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 35, "width": 239, "height": 18, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Computer Science an Engineering Vol. 2, No. 1, February 2021, pp. 51-79", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 35, "width": 87, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2721-0251", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 795, "width": 13, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "57", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 806, "width": 127, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://dx.doi.org/10.36596/jcse.v2i1.79", "type": "Page footer" }, { "left": 105, "top": 69, "width": 403, "height": 375, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15. Pandawa lan Kurawa temahan perang karo para prajurit Pancolo ananging kabeh bisa dikalahake. Negara Pancolo akhire remuk ajur Pandawa dan Kurawa akhirnya perang melawan para prajurit Pancala tetapi semua bisa dikalahkannya. Negeri Pancala pun hancur. 16. Pungkasane Prabu Drupodo lan Patih Gondomono bisa diasorake dheneng para Pandawa lan Kurawa Pada akhirnya Prabu Drupada dan Patih Gandamana ditaklukan oleh para Pandawa dan Kurawa 17. Drupodo lan Gondomono banjur dirangket digawa menyang Sukolimo kanggo diwenehake menyang Durno Drupada dan Gandamana lalu disekap dan dibawa ke Sukalima untuk diserahkan ke Durna 18. Sak tekane pangadep Durno Patih Gondomono kelingan lelakone mbiyen marang Durno lan nerimo yen Durno ngenehi piwalesane Sesampainya dihadapan Durna Patih Gandamana ingat kelakuannya dahulu kepada Durna dan menyesali kesalahannya 19. Ananging kui ora dilakokake Durno, among aweh pesen supaya aja dadi wong sombong lan ngasorake wong liya Tetapi hal itu tidak dilakukan Durna, dia hanya berpesan bahwa janganlah menjadi orang sombong dan merendahkan orang lain", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 463, "width": 154, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.3. Materi (Material Collecting)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 481, "width": 442, "height": 83, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Material collecting adalah tahap pengumpulan bahan atau elemen kebutuhan yang akan dikerjakan. Bahan yang dikumpulkan adalah text, image atau gambar, audio dan gambar-gambar pendukung lain(object). Pada praktiknya tahap ini bisa dilakukan secara paralel dengan tahap assembly. Sebagian besar gambar dan teks pendukung yang dibuat, di edit menggunakan perangkat lunak CorelDRAW X5. Pengumpulan bahan pendukung pembuatan animasi cerita wayang sebagai media pembelajaran bahasa jawa dapat dilihat pada tabel 4.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 569, "width": 403, "height": 170, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Material Collecting No Nama Keterangan Ukuran Tipe 1. Logo Judul Logo dengan judul “DRONA RANGSANG” yang akan ditampilkan sebagai pembuka. 37.5 KB .png 2. Kumboyono Tokoh dalam cerita, salah satu murid dari Begawan Baratwojo yang berasal dari negeri Ngatasangin 81.06 KB .png", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 35, "width": 239, "height": 18, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Computer Science an Engineering Vol. 2, No. 1, February 2021, pp. 51-79", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 35, "width": 87, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2721-0251", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 795, "width": 13, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "58", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 806, "width": 127, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://dx.doi.org/10.36596/jcse.v2i1.79", "type": "Page footer" }, { "left": 101, "top": 173, "width": 148, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Begawan Baratwojo", "type": "Table" }, { "left": 101, "top": 193, "width": 400, "height": 572, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tokoh dalam cerita, guru dari kedua muridnya yaitu Kumboyono dan Sucitro 89.74 KB .png 4. Sucitro Tokoh dalam cerita, salah satu murid dari Begawan Baratwojo yang berasal dari negeri Pancolo 72.69 KB .png 5. Patih Gondomono Tokoh dalam cerita, patih dari Prabu Drupodo di kerajaan negeri Pancolo 115 KB .png 6. Prabu Drupada Tokoh dalam cerita, Sucitro yang kini diangkat menjadi Prabu dan berubah nama manjadi Prabu Drupada 94.4 KB .png 7. Raja Drupada Tokoh dalam cerita, Prabu Drupada yang kini telah menjadi pewaris tunggal di kerajaan negeri Pancolo naik tahta menjadi seorang Raja 97.5 KB .png 8. Durno Tokoh dalam cerita, Kumboyono yang dihajar oleh Patih 91 KB .png", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 35, "width": 239, "height": 18, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Computer Science an Engineering Vol. 2, No. 1, February 2021, pp. 51-79", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 35, "width": 87, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2721-0251", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 795, "width": 13, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "59", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 806, "width": 127, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://dx.doi.org/10.36596/jcse.v2i1.79", "type": "Page footer" }, { "left": 289, "top": 69, "width": 96, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gondomono pergi ke", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 82, "width": 403, "height": 637, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "negeri Ngastina mendirikan perguruan Sukalima dan merubah namanya menjadi Durna 9. Pandawa (Salah Satu) Tokoh dalam cerita, Pandawa adalah murid dari Durno di perguruan sukalima yang berjumlah 5 (lima) 79.4 KB .png 10. Kurawa (Salah Satu) Tokoh dalam cerita, Kurawa adalah murid dari Durno di perguruan sukalima yang berjumlah 100 (seratus) 77 KB .png 11. Pemandangan Gambar pemandangan yang akan muncul di awal cerita bersamaan dengan narasi pertama dalam animasi 270 KB .png 12. Murid Baratwojo Murid Begawan Baratwojo, yaitu Kumboyono dan Sucitro ketika sedang menghadap gurunya 54 KB .png 13. Murid (samping) Gambaran karakter murid Baratwojo (Kumboyono dan Sucitro) ketika dilihat dari samping 46 KB .png 14. Baratwaja(samping) Gambaran karakter Baratwojo (Guru Kumboyono dan Sucitro) ketika dilihat dari samping 77.5 KB .png", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 35, "width": 239, "height": 18, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Computer Science an Engineering Vol. 2, No. 1, February 2021, pp. 51-79", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 35, "width": 87, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2721-0251", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 795, "width": 13, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "60", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 806, "width": 127, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://dx.doi.org/10.36596/jcse.v2i1.79", "type": "Page footer" }, { "left": 98, "top": 69, "width": 403, "height": 650, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15. Murid (belakang) Gambaran karakter murid Baratwojo (Kumboyono dan Sucitro) ketika dilihat dari belakang 28 KB .png 16. Jalan setapak Gambar jalan setapak dimana Kumboyono dan Sucitro berjalan pulang meninggalkan perguruan 75 KB .png 17. Perbatasan negeri Persimpangan jalan tepat dimana Kumboyono dan Sucitro berpisah. Kumboyono pulang ke negeri Ngatasangin dan Sucitro pulang ke negeri Pancolo 100 KB .png 18. Pintu kerajaan Gamparan pintu kerajaan Pancolo 67 KB .png 19. Kerajaan Kerajaan Pancolo tempat dimana Sucitro telah menjadi raja dan merubah nama menjadi Prabu Drupodo 21 KB .png 20. Prabu Drupodo di kerajaan Prabu Drupodo yang telah bertahta di kerajaan Pancolo 242 KB .png 21. Gondomono samping Gambaran karakter patih Gondomono (patih dari Prabu Drupodo) ketika dilihat dari samping 70 KB .png", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 35, "width": 239, "height": 18, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Computer Science an Engineering Vol. 2, No. 1, February 2021, pp. 51-79", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 35, "width": 87, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2721-0251", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 795, "width": 13, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "61", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 806, "width": 127, "height": 7, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://dx.doi.org/10.36596/jcse.v2i1.79", "type": "Page footer" }, { "left": 98, "top": 176, "width": 403, "height": 260, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "22. Gondomono memukul Gondomono Gambaran scene ketika patih Gondomono menghajar Kumboyono akibat memeluk Prabu Drupodo, memperlakukan raja tanpa sopan santun 145 KB .png 23. Halaman istana Halaman istana dari kerajaan di negeri Pancolo 47 KB .png 24. Negeri Ngastina", "type": "Table" }, { "left": 98, "top": 426, "width": 403, "height": 282, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Negeri Ngastina, tempat Kumboyono pergi setelah dihajar dan duisir dari negeri Panolo oleh Patih Gondomono 26.7 KB 36.9 KB .png 25. Padepokan Sukolimo Setelah pergi ke negeri Ngastina, Kumboyono merubah nama menjadi Durna dan membuat Padepokan yaitu Sukalima 76 KB .png", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 35, "width": 239, "height": 18, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Computer Science an Engineering Vol. 2, No. 1, February 2021, pp. 51-79", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 35, "width": 87, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2721-0251", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 795, "width": 13, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "62", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 806, "width": 127, "height": 7, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://dx.doi.org/10.36596/jcse.v2i1.79", "type": "Page footer" }, { "left": 98, "top": 69, "width": 403, "height": 447, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "26. Para Murid Durna Para murid-murid durna siap mendapat perintah dari gurunya 48.8 KB .png 27. Durna Samping Durna yang sedang memerintahkan para muridnya yaitu Pandawa dan Kurawa agar menyerang Negeri Pancolo 62.6 KB .png 28 Bala Kurawa Murid Durna siap melaksanakan perintah 60.3 KB .png 29. Para Pasukan (Pandawa dan Kurawa) Pasukan Depan Pasukan Belakang Pasukan yang terdiri dari para Pandawa dan Kurawa siap untuk berperang melawan negeri Pancolo dan mengalahkan Prabu Drupada dan Patih Gondomono 178 KB 205 KB .png", "type": "Table" }, { "left": 98, "top": 575, "width": 403, "height": 195, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "30. Prajurit Kerajaan Pancolo Kerajaan Pancolo Para prajurit Kerajaan Pancolo bersiap didepan kerajaan menghadang para pasukan Pandawa dan Kurawa untuk berperang 126 KB 51 KB .png 31. Prajurit Pancolo Prajurit 1 Prajurit negeri Pancolo berperang 38.5 KB .png", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 35, "width": 239, "height": 18, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Computer Science an Engineering Vol. 2, No. 1, February 2021, pp. 51-79", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 35, "width": 87, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2721-0251", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 795, "width": 13, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "63", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 806, "width": 127, "height": 7, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://dx.doi.org/10.36596/jcse.v2i1.79", "type": "Page footer" }, { "left": 98, "top": 145, "width": 355, "height": 213, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prajurit 2 37.6 KB 32. Prajurit Pancolo Pandowo dan Kurowo", "type": "Table" }, { "left": 289, "top": 341, "width": 84, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Para Pandawa dan Kurawa berperang", "type": "Table" }, { "left": 98, "top": 243, "width": 403, "height": 453, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "39.7 KB 49.1 KB .png 33. Prajurit Pancolo tumbang Para Prajurit negeri Pancolo berhasil dikalahkan oleh Pandowo dan Kurowo 105 KB .png 34. Pandawa dan Kurawa Setelah mengalahkan para prajurit Pandawa dan Kurawa memasuki Istana kerajaan Pancolo 31.9 KB 54.1 KB", "type": "Table" }, { "left": 413, "top": 574, "width": 88, "height": 98, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "26.8 KB .png", "type": "Picture" }, { "left": 91, "top": 35, "width": 239, "height": 18, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Computer Science an Engineering Vol. 2, No. 1, February 2021, pp. 51-79", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 35, "width": 87, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2721-0251", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 795, "width": 13, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "64", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 806, "width": 127, "height": 7, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://dx.doi.org/10.36596/jcse.v2i1.79", "type": "Page footer" }, { "left": 98, "top": 69, "width": 403, "height": 695, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "35. Raja Drupada Marah Raja Drupada marah melihat negeri dan istananya porak poranda 102 KB .png 36. Pandawa menyerang Pandawa menyerang Prabu Drupada dan Patih Gondomono 43 KB .png 37. Pandawa Pamungkas Pamdawa meruntuh ratakan Istana Pancolo 52 KB .png 38. Berhasil dikalahkan 1 2 3 Raja Drupada dan Patih Gondomono berhasil dikalahkan 1. 72 KB 2. 64 KB 3. 56 KB .png 39. Gondomono maaf Patih Gondomono meminta maaf kepada Durno atas perlakuan yang telah diperbuatnya 80 KB .png 40. Durno dan Drupodo Durno memaafkan Drupodo dan Gondomono serta menyuruhnya pulang ke negerinya 95.2KB .png 41. Logo Kebanggaan Logo STMIK Amikom Purwokerto didapat dari men download di 116 KB .png", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 35, "width": 239, "height": 18, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Computer Science an Engineering Vol. 2, No. 1, February 2021, pp. 51-79", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 35, "width": 87, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2721-0251", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 795, "width": 13, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "65", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 806, "width": 127, "height": 7, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://dx.doi.org/10.36596/jcse.v2i1.79", "type": "Page footer" }, { "left": 98, "top": 69, "width": 405, "height": 699, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "google image sebagai penutup animasi 42. Dubbing narasi: Narasi 1 Narasi 2 Narasi 3 Narasi 4 Narasi 5 Narasi 6 Narasi 7 Narasi 8 Suara yang akan digunakan sebagai narasi dan disisipkan dalam animasi. 1 (697 KB) 2 (637 KB) 3 (1.25MB) 4 (277 KB) 5 (821 KB) 6 (1.13MB) 7 (894 KB) 8 (653 KB) .wav 43. Dubbing Begawan Baratwojo Dubbing yang akan digunakan untuk mengisi suara pada tokoh Begawan Baratwojo. 752 KB .mp3 44. Dubbing Kumboyono Kumboyono 1 Kumboyono 2 Kumboyono 3 Kumboyono 4 Dubbing yang akan digunakan untuk mengisi pada suara tokoh Kumboyono. 1 (764 KB) 2 (2.18MB) 3 (2.21MB) 4 (3.31MB) .wav 45. Dubbing Sucitro Sucitro 1 Sucitro 2 Dubbing yang akan digunakan untuk mengisi suara pada tokoh Sucitro. 1 (68 KB ) 2 (323 KB) .mp3 46. Dubbing Prabu Drupodo Prabu Drupodo 1 Prabu Drupodo 2 Prabu Drupodo 3 Prabu Drupodo 4 Dubbing yang akan digunakan untuk mengisi pada suara tokoh Prabu Drupodo. 1 (1.50MB) 2 (1.28MB) 3 (1.88MB) 4 (4.47MB) .wav 47. Dubbing Patih Gondomono Patih Gondomono 1 Patih Gondomono 2 Patih Gondomono 3 Patih Gondomono 4 Patih Gondomono 5 Dubbing yang akan digunakan untuk mengisi pada suara tokoh Patih Gondomono. 1 (1.13MB) 2 (2.97MB) 3 (454 KB) 4 (4.32MB) 5 (3.32MB) .wav 48. Dubbing Durno Durno 1 Durno 2 Durno 3 Durno 4 Durno 5 Dubbing yang akan digunakan untuk mengisi pada suara tokoh Durno. 1 (3.86MB) 2 (3.43MB) 3 (2.67MB) 4 (3.07MB) 5 (5.72MB) .mp3 49. Dubbing Pandowo Pandowo 1 Pandowo 2 Dubbing yang akan digunakan untuk mengisi pada suara 1 (653 KB) 2 (3.17MB) .mp3", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 35, "width": 239, "height": 18, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Computer Science an Engineering Vol. 2, No. 1, February 2021, pp. 51-79", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 35, "width": 87, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2721-0251", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 795, "width": 13, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "66", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 806, "width": 127, "height": 7, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://dx.doi.org/10.36596/jcse.v2i1.79", "type": "Page footer" }, { "left": 98, "top": 69, "width": 405, "height": 365, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pandowo 3 Pandowo 4 tokoh Pandowo dalam Pandawa. 3 (1.21MB) 4 (5.19MB) 50. Dubbing Kurowo Dubbing yang akan digunakan untuk mengisi pada suara tokoh Kurowo. 615 KB .wav 51. Opening (Pembuka) 1. Gamelan Javanese music - Gending Jawa 2. motion graphics with sfx 3. Whoosh - transisi Sound yang akan digunakan sebagai pembuka ( opening ) pada saat animasi akan dimulai bersumber dari internet 1.(5.66MB) 2.(559 KB) 3.(41.5KB) .mp3 52. Closing (Penutup) instrumental Gamelan jawa - esuk esuk Sound yang akan digunakan sebagai penutup ( closing ) pada saat animasi selesai bersumber dari internet 5.91 MB .mp3 53. Perang 1. perang -Animasi Wayang After Effects CS6 2. EarthQuake 3. fire_02 4. punch4 5. Punches And Slaps Sound Effect 6. Sasuke Chidori Kouken (Sound effect) Sound yang akan digunakan sebagai backsound dalam adegan perang pada animasi agar terlihat lebih menarik bersumber dari internet 1. (3.2MB) 2. (84 KB) 3. (180KB) 4. (3.4 KB) 5. (467KB) 6. (261KB) .mp3 .wav .wav .wav .mp3 .mp3", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 452, "width": 130, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.4. Pembuatan (Assembly)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 470, "width": 442, "height": 79, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahap assembly adalah tahap dimana seluruh objek atau bahan multimedia dibuat, pembuatan animasi didasarkan pada tahap design. Tahap ini adalah tahap pembuatan seluruh objek multimedia berdasarkan perancangan yang dibuat sebelumnya. Bahan yang sudah dikumpulkan pada tahap material collecting kemudian dimasukan kedalam software untuk diolah dan diedit menjadi sebuah video animasi. Dalam tahap pembuatan (assembly) ini terbagi menjadi tiga tahap yaitu pembuatan karakter, pembuatan suara dan pembuatan animasi. Berikut adalah tahap-tahap pembuatannya:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 560, "width": 110, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Pembuatan Karakter", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 579, "width": 442, "height": 54, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertama-tama dapat dilakukan dengan menggambar karakter utama (main character) dengan menggunakan media kertas agar memudahkan dalam proses pembuatan. Setelah gambar karakter utama sudah siap maka langkah selanjutnya adalah menscan (memindai) gambar tersebut lalu mengolahnya menjadi gambar vector dengan menggunakan software CorelDRAW X5.", "type": "Text" }, { "left": 183, "top": 758, "width": 246, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 5. Pengolahan karakter menjadi gambar vector", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 35, "width": 239, "height": 18, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Computer Science an Engineering Vol. 2, No. 1, February 2021, pp. 51-79", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 35, "width": 87, "height": 9, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2721-0251", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 795, "width": 13, "height": 9, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "67", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 806, "width": 127, "height": 7, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://dx.doi.org/10.36596/jcse.v2i1.79", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 70, "width": 442, "height": 37, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lalu langkah selanjutnya yaitu membut karakter pendukung, pembuatan karakter pendukung mengadopsi bentuk dasar dari karakter utama seperti bentuk wajah, badan dan pakaian bawah, yang membedakan adalah wajah, warna kulit, model rambut, dan sebagainya.", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 245, "width": 191, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 6. Pembuatan karakter pendukung", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 267, "width": 442, "height": 37, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berikutnya adalah memotong karakter menjadi beberapa bagian yang bertujuan untuk memudahkan proses pembuatan animasi agar bagian tubuh tertentu dapat bergerak tanpa harus membuat karakter dari awal dengan posisi bagian tubuh yang berbeda.", "type": "Text" }, { "left": 180, "top": 416, "width": 252, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 7. Memotong karakter menjadi beberapa bagian", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 438, "width": 442, "height": 23, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemudian yang harus dilakukan yaitu membuat bentuk mulut yang berbeda agar dalam animasi nanti ketika karakter sedang berbicara dapat terlihat lebih nyata.", "type": "Text" }, { "left": 242, "top": 545, "width": 129, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 8. Pembuatan mulut", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 567, "width": 93, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Pembuatan Suara", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 586, "width": 442, "height": 24, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahap ini dilakukan menggunakan software Audacity untuk melakukan dubbing dari setiap karakter pada animasi.", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 758, "width": 178, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 9. Tampilan software Audacity", "type": "Page footer" }, { "left": 91, "top": 35, "width": 239, "height": 18, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Computer Science an Engineering Vol. 2, No. 1, February 2021, pp. 51-79", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 35, "width": 87, "height": 9, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2721-0251", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 795, "width": 13, "height": 9, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "68", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 806, "width": 127, "height": 7, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://dx.doi.org/10.36596/jcse.v2i1.79", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 70, "width": 442, "height": 37, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Membuat rekaman atau dubbing pada menu utama, Buka Audacity kemudian ubah Project Rate (Hz) menjadi 48000 Hz → tambahkah volume rekaman→atur Recording Device dan recording channel seperti pada gambar 4.7, 4.8, 4.9, 4.10.", "type": "Text" }, { "left": 234, "top": 242, "width": 144, "height": 338, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 10. Project Rate (Hz). Gambar 11. Recording Volume. Gambar 11. Recording Device. Gambar 12. Recording channel.", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 592, "width": 442, "height": 24, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mulai merekam dengan cara klik tombol Record atau dengan menekan keybord (Shift+R) dan klik tombol stop untuk mengakhiri dubbing seperti pada gambar 13.", "type": "Text" }, { "left": 238, "top": 716, "width": 137, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 13. Record (Shift+R).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 737, "width": 312, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses dubbing atau perekaman akan berjalan seperti pada gambar 14.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 35, "width": 239, "height": 18, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Computer Science an Engineering Vol. 2, No. 1, February 2021, pp. 51-79", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 35, "width": 87, "height": 9, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2721-0251", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 795, "width": 13, "height": 9, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "69", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 806, "width": 127, "height": 7, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://dx.doi.org/10.36596/jcse.v2i1.79", "type": "Page footer" }, { "left": 194, "top": 257, "width": 223, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 14. Proses dubbing yang sedang berjalan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 279, "width": 408, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mengedit suara dengan cara memblok atau memotong bagian suara seperti pada gambar 15.", "type": "Text" }, { "left": 208, "top": 429, "width": 196, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 15. Memotong sebagian dari suara.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 450, "width": 442, "height": 37, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah proses perekaman dan pengeditan selesai maka tahap selanjutnya adalah dengan menyimpan file audio ke dalam penyimpanan PC atau Laptop dengan cara klik file→Export Audio→Save As type mp3 file→Save.", "type": "Text" }, { "left": 246, "top": 624, "width": 120, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 16. Export Audio.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 646, "width": 116, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.5. Pembuatan Animasi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 665, "width": 413, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahap ini dilakukan menggunakan software Adobe Flash Professional CS6. Dimulai dengan:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 686, "width": 442, "height": 23, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Membuat Project baru. Dimulai dengan Buka Adobe Flash Proffesional CS6 kemudian klik file – New.", "type": "Text" }, { "left": 228, "top": 757, "width": 156, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 17. Membuat projec t baru", "type": "Page footer" }, { "left": 91, "top": 35, "width": 239, "height": 18, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Computer Science an Engineering Vol. 2, No. 1, February 2021, pp. 51-79", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 35, "width": 87, "height": 9, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2721-0251", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 795, "width": 13, "height": 9, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "70", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 806, "width": 127, "height": 7, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://dx.doi.org/10.36596/jcse.v2i1.79", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 69, "width": 442, "height": 23, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pilih dan klik pada type Action Script 2. Kemudian ubah angka pada Width dan Hight menjadi 720px dan 480px.", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 227, "width": 158, "height": 10, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 18. Membuat lembar kerja", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 247, "width": 442, "height": 23, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menyisipkan gambar yang akan digunakan untuk membuat animasi. Meng import gambar yang akan dijadikan animasi dapat dilakukan dengan cara klik file – import – import to library.", "type": "Text" }, { "left": 232, "top": 385, "width": 149, "height": 10, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 19. Meng import gambar", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 406, "width": 389, "height": 10, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mengimport gambar dari file yg sudah dibuat di corelDraw dengan format gambar .png", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 551, "width": 179, "height": 10, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 20. Proses meng import gambar", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 571, "width": 361, "height": 10, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "File gambar yang sudah di import maka akan muncul dan dapat dilihat di library .", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 726, "width": 179, "height": 10, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 21. Proses meng import gambar", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 747, "width": 442, "height": 22, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebelum memasuki penganimasian, objek harus di allow smoothing dengan cara klik dua kali icon object yang ada di library , maka akan muncul panel bitmap properties , lalu ceklist pada kolom allow", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 35, "width": 239, "height": 18, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Computer Science an Engineering Vol. 2, No. 1, February 2021, pp. 51-79", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 35, "width": 87, "height": 9, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2721-0251", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 795, "width": 13, "height": 9, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "71", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 806, "width": 127, "height": 7, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://dx.doi.org/10.36596/jcse.v2i1.79", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 69, "width": 443, "height": 23, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "smoothing dan kompresi dengan format .png lalu klik ok, lakukan cara tersebut ke semua objek. Fungsinya adalah untuk memberikan pergerakan yg lebih halus saat objek dianimasikan,", "type": "Text" }, { "left": 195, "top": 224, "width": 222, "height": 10, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 22. Proses allow smoothing pada gambar", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 245, "width": 442, "height": 23, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Langkah selanjutnya drag and drop objek pada library dan masukan ke stage , lakukan tata letak objek sesuai degan scene yang ada pada Storyboard .", "type": "Text" }, { "left": 209, "top": 391, "width": 194, "height": 10, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 23. Meletakkan objek sesuai scene", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 411, "width": 442, "height": 36, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah membuat tata letak atau layout , maka objeknya harus dibuat layer per layer dengan cara block semua objek lalu klik kanan pilih distribute to layer , fungsinya adalah mendistribusikan objek yang ada di stage mnjadi layer per layer sesuai dengan nama objeknya.", "type": "Text" }, { "left": 206, "top": 555, "width": 201, "height": 10, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 24. Mendistribusikan objek ke layer", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 576, "width": 439, "height": 22, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk objek yang bergerak seperti tangan lengan dan sebagainya, sebelum penganimasian convert mnjadi movie clip dengan cara seleksi objek - klik kanan - pilih convert to symbol", "type": "Text" }, { "left": 203, "top": 746, "width": 206, "height": 10, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 25. Convert objek menjadi movie clip", "type": "Page footer" }, { "left": 91, "top": 35, "width": 239, "height": 18, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Computer Science an Engineering Vol. 2, No. 1, February 2021, pp. 51-79", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 35, "width": 87, "height": 9, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2721-0251", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 795, "width": 13, "height": 9, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "72", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 806, "width": 127, "height": 7, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://dx.doi.org/10.36596/jcse.v2i1.79", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 69, "width": 442, "height": 36, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maka akan muncul panel convert to symbol , untuk name nya beri nama sesuai objeknya, dan tipe nya movie clip untuk registration ambil titik tengah lalu ok , lakukan hal yang sama untuk objek-objek yg bergerak lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 229, "top": 224, "width": 154, "height": 10, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 26. Pembuatan movie clip", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 245, "width": 442, "height": 23, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemudian langkah selanjutnya gunakan free transform tool , seleksi objek lalu sesuaikan tumpuan sesuai dengan objek yang akan dianimasikan.", "type": "Text" }, { "left": 225, "top": 374, "width": 160, "height": 10, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 27. Menyesuaikan tumpuan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 395, "width": 442, "height": 22, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Buat durasi sementara di frame 60 dengan cara block frame 60 di semua layer lalu klik kanan pilih insert frame .", "type": "Text" }, { "left": 218, "top": 531, "width": 174, "height": 10, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 28. Membuat durasi sementara", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 552, "width": 429, "height": 22, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemudian yang harus dilakukan yaitu klik frame 10 di layer lengan depan dan tangan depan lalu klik kanan pilih insert keyframe .", "type": "Text" }, { "left": 235, "top": 717, "width": 143, "height": 10, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 29. Membuat keyframe", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 737, "width": 319, "height": 10, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan cara yang sama buatlah keyframe 20 dan 30 di kedua layer tadi.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 35, "width": 239, "height": 18, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Computer Science an Engineering Vol. 2, No. 1, February 2021, pp. 51-79", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 35, "width": 87, "height": 9, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2721-0251", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 795, "width": 13, "height": 9, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "73", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 806, "width": 127, "height": 7, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://dx.doi.org/10.36596/jcse.v2i1.79", "type": "Page footer" }, { "left": 227, "top": 207, "width": 158, "height": 10, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 30. Membuat keyframe (2)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 227, "width": 329, "height": 10, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Klik frame 20 lalu posisikan objek pergerakan seperti gambar dibawah ini", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 389, "width": 244, "height": 10, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 31. Memposisikan objek agar dapat digerakan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 409, "width": 435, "height": 23, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seleksi atau block frame antara frame 10 sampai 30 di kedua layer tadi, kemudian klik kanan pilih create classic tween ,", "type": "Text" }, { "left": 231, "top": 578, "width": 151, "height": 10, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 32. Penganimasian objek", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 598, "width": 442, "height": 23, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya menganimasikan pergerakan mulut atau kepala sesuai dengan dubbing atau suara, yaitu Import suara dengan cara klik file – import - import to library - pilih suara sesuai dengan naskah", "type": "Text" }, { "left": 222, "top": 726, "width": 166, "height": 10, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 33. Meng import file dubbing", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 746, "width": 435, "height": 23, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah suara masuk ke library buat layer baru lalu di layer baru tersebut masukkan suara kedalam stage .", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 35, "width": 239, "height": 18, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Computer Science an Engineering Vol. 2, No. 1, February 2021, pp. 51-79", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 35, "width": 87, "height": 9, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2721-0251", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 795, "width": 13, "height": 9, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "74", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 806, "width": 127, "height": 7, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://dx.doi.org/10.36596/jcse.v2i1.79", "type": "Page footer" }, { "left": 202, "top": 212, "width": 205, "height": 10, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 34. Memasukkan suara kedalam stage", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 227, "width": 439, "height": 22, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lakukan identifikasi suara sesuai dengan suara dubbing tadi dengan cara membuat keyframe di frame yang sesuai dengan intonasi suara untuk lebih memperjelas buatlah label untuk keyframe tadi.", "type": "Text" }, { "left": 203, "top": 409, "width": 204, "height": 10, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 35. Membuat keyframe intonasi suara", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 434, "width": 441, "height": 23, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tulislah label perkata di bagian properties untuk keyframe tadi, lakukan identifikasi lainnya dengan cara yang sama.", "type": "Text" }, { "left": 239, "top": 564, "width": 131, "height": 10, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 36. Identifikasi suara", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 585, "width": 442, "height": 23, "page_number": 24, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya, buat layer baru sebagai patokan kepala 2. Kepala 2 tersebut adalah bentuk kepala dengan posisi mulut yang berbeda", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 35, "width": 239, "height": 18, "page_number": 25, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Computer Science an Engineering Vol. 2, No. 1, February 2021, pp. 51-79", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 35, "width": 87, "height": 9, "page_number": 25, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2721-0251", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 795, "width": 13, "height": 9, "page_number": 25, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "75", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 806, "width": 127, "height": 7, "page_number": 25, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://dx.doi.org/10.36596/jcse.v2i1.79", "type": "Page footer" }, { "left": 224, "top": 228, "width": 162, "height": 10, "page_number": 25, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 37. Membuat layer kepala 2", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 249, "width": 227, "height": 10, "page_number": 25, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Posisikan tata letak kepala 2 sama dengan kepala 1", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 391, "width": 175, "height": 10, "page_number": 25, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 38. Memposisikan letak kepala", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 415, "width": 421, "height": 23, "page_number": 25, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lalu seleksi kepala 2 klik kanan pilih cut . Pada frame 10 layer kepala buat blank keyframe klik stage lalu klik kanan pilih paste in place .", "type": "Text" }, { "left": 242, "top": 570, "width": 126, "height": 10, "page_number": 25, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 39. Seleksi kepala 2", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 595, "width": 269, "height": 10, "page_number": 25, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Buatlah keyframe di frame patokan label tadi di layer kepala", "type": "Text" }, { "left": 228, "top": 759, "width": 152, "height": 10, "page_number": 25, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 40. Penganimasian kepala", "type": "Page footer" }, { "left": 91, "top": 35, "width": 239, "height": 18, "page_number": 26, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Computer Science an Engineering Vol. 2, No. 1, February 2021, pp. 51-79", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 35, "width": 87, "height": 9, "page_number": 26, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2721-0251", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 795, "width": 13, "height": 9, "page_number": 26, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "76", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 806, "width": 127, "height": 7, "page_number": 26, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://dx.doi.org/10.36596/jcse.v2i1.79", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 69, "width": 430, "height": 10, "page_number": 26, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya, copy frame pertama di layer kepala, Lalu paste frame diantara frame sesuai perkata.", "type": "Text" }, { "left": 222, "top": 195, "width": 168, "height": 10, "page_number": 26, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 41. Copy Paste frame kepala", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 215, "width": 419, "height": 10, "page_number": 26, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah semuanya selesai, kita tinggal melihat animasinya dengan cara tekan control dan enter .", "type": "Text" }, { "left": 239, "top": 351, "width": 131, "height": 10, "page_number": 26, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 42. Preview Animasi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 378, "width": 113, "height": 10, "page_number": 26, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.6. Pengujian (Testing)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 397, "width": 442, "height": 51, "page_number": 26, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian ini merupakan pengujian animasi untuk mengetahui respon narasumber terhadap animasi yang telah dibuat sebelum dipakai oleh pengguna. Pada tahap ini dilakukan wawancara dengan narasumber yaitu guru yang bersangkutan dan membagikan kuesioner kepada siswa untuk memperoleh informasi dari responden.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 460, "width": 96, "height": 10, "page_number": 26, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.6.1. Wawancara", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 478, "width": 442, "height": 51, "page_number": 26, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran Bahasa Jawa SMP Negeri 2 Binangun, bapak Widodo. Dari uraian hasil wawancara dapat ditarik kesimpulan bahwa video animasi cerita wayang “Drona Rangsang” dapat digunakan sebagai media pembelajaran mata pelajaran Bahasa Jawa karena dengan animasi tersebut pesan cerita mudah tersampaikan dan pembelajaran menjadi lebih mrnyenangkan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 547, "width": 87, "height": 10, "page_number": 26, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.6.2. Kuesioner", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 566, "width": 442, "height": 92, "page_number": 26, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya pada hari senin 17 juli 2017 peneliti melakukan pembagian kuesioner kepada 30 siswa dengan jumlah pertanyaan responden sebanyak 5 pertanyaan. Pilihan penilaian yang diberikan kepada responden yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Terdapat 5 aspek dalam penilaian yag akan diajukan kepada setiap responden dan kemudian akan dihitung menggunakan skala likert (skala psikometrik yang digunakan dalam angket) yang umumnya digunakan dalam kuesioner dan banyak digunakan dalam riset berupa survei [14][15] dengan ketentuan pada tabel 6.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 661, "width": 344, "height": 101, "page_number": 26, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 6. Skala Jawaban Skala Nilai Keterangan SS (Sangat Setuju 4 Aplikasi memiliki hasil lebih dari harapan S (Setuju) 3 Aplikasi memiliki hasil sesuai harapan TS (Tidak Setuju) 2 Aplikasi memiliki hasil tidak sesuai dengan harapan STS (Sangat Tidak Setuju) 1 Aplikasi memiliki hasil sangat tidak sesuai harapan", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 35, "width": 239, "height": 18, "page_number": 27, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Computer Science an Engineering Vol. 2, No. 1, February 2021, pp. 51-79", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 35, "width": 87, "height": 9, "page_number": 27, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2721-0251", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 795, "width": 13, "height": 9, "page_number": 27, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "77", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 806, "width": 127, "height": 7, "page_number": 27, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://dx.doi.org/10.36596/jcse.v2i1.79", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 70, "width": 442, "height": 78, "page_number": 27, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Sugiono (2012) dalam skala likert untuk mengetahui score tertinggi maka digunakan langkah sebagai berikut: Y = Score tertinggi likert X Jumlah Responden, Y = 4 x 30 = 120. Setelah mengetahui score tertinggi maka perlu mendapatkan score dan total score sebagai berikut: Jumlah Score = T X Pn, T = Total responden, Pn = Pilihan angka Score likert, Kemudian didapatkan hasil dari kuesioner yang dibagikan kepada para responden yaitu siswa kelas IX F SMP N 2 Binangun sejumlah 30 siswa. Hasil dari responden dapat dilihat pada tabel 5.", "type": "Text" }, { "left": 209, "top": 159, "width": 195, "height": 10, "page_number": 27, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5. Kuesioner Setelah Animasi Dibuat", "type": "Caption" }, { "left": 139, "top": 173, "width": 333, "height": 113, "page_number": 27, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Pertanyaan Penilaian ss s ts sts 1 Cerita dalam animasi dapat dipahami. 44 26 0 0 2 Gambar dalam video terlihat jelas. 16 12 2 0 3 Tampilan animasi menarik dan tidak membosankan. 8 22 0 0 4 Animasi mempermudah proses belajar. 11 19 0 0 5 Dengan adanya animasi pembelajaran menjadi menyenangkan. 14 16 0 0", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 303, "width": 221, "height": 10, "page_number": 27, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 5. dapat diketahui bahwa pada:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 324, "width": 113, "height": 10, "page_number": 27, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Pernyataan nomor 1", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 343, "width": 442, "height": 92, "page_number": 27, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Responden yang menjawab Sangat Setuju (SS) berjumlah 4 Siswa, Setuju (S) berjumlah 26 Siswa, Tidak Setuju (TS) berjumlah 0 Siswa dan Sangat Tidak Setuju (STS) berjumlah 0 Siswa. Sehingga jumlah score sebagai berikut: Jumlah Score = T X Pn, Sangat Setuju (SS) = 4 x 4 = 16, Setuju (S) = 26 x 3 = 78, Tidak Setuju (TS) = 0 x 2 = 0, Sangat Tidak Setuju (STS)= 0 x 1 = 0, Total score = 94 Dari data tersebut dapat diketahui score tertinggi dan total score. Maka perlu didapatkan rumus index dengan rumus sebagai berikut: Rumus index (%) =(Total Score)/Y X 100, Indexs =94/120 X 100 = 78,33%", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 447, "width": 113, "height": 10, "page_number": 27, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Pernyataan nomor 2", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 466, "width": 442, "height": 92, "page_number": 27, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Responden yang menjawab Sangat Setuju (SS) berjumlah 16 Siswa, Setuju (S) berjumlah 12 Siswa, Tidak Setuju (TS) berjumlah 2 Siswa dan Sangat Tidak Setuju (STS) berjumlah 0 Siswa. Sehingga jumlah score sebagai berikut: Jumlah Score = T X Pn, Sangat Setuju (SS) = 16 x 4 = 64, Setuju (S) = 12 x 3 = 36, Tidak Setuju (TS) = 2 x 2 = 4, Sangat Tidak Setuju (STS) = 0 x 1 = 0 Total score = 104. Dari data tersebut dapat diketahui score tertinggi dan total score. Maka perlu didapatkan rumus index dengan rumus sebagai berikut: Rumus index (%) =(Total Score)/Y X 100, Indexs =104/120 X 100 = 86.66%.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 570, "width": 113, "height": 10, "page_number": 27, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Pernyataan nomor 3", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 588, "width": 442, "height": 92, "page_number": 27, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Responden yang menjawab Sangat Setuju (SS) berjumlah 8 Siswa, Setuju (S) berjumlah 22 Siswa, Tidak Setuju (TS) berjumlah 0 Siswa dan Sangat Tidak Setuju (STS) berjumlah 0 Siswa. Sehingga jumlah score sebagai berikut: Jumlah Score = T X Pn, Sangat Setuju (SS) = 8 x 4 = 32, Setuju (S) = 22 x 3 = 66, Tidak Setuju (TS) = 0 x 2 = 0, Sangat Tidak Setuju (STS) = 0 x 1 = 0 Total score = 98. Dari data tersebut dapat diketahui score tertinggi dan total score. Maka perlu didapatkan rumus index dengan rumus sebagai berikut: Rumus index (%) =(Total Score)/Y X 100, Indexs =98/120 X 100 = 81,66%", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 692, "width": 113, "height": 10, "page_number": 27, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Pernyataan nomor 4", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 711, "width": 442, "height": 51, "page_number": 27, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Responden yang menjawab Sangat Setuju (SS) berjumlah 11 Siswa, Setuju (S) berjumlah 19 Siswa, Tidak Setuju (TS) berjumlah 0 Siswa dan Sangat Tidak Setuju (STS) berjumlah 0 Siswa. Sehingga jumlah score sebagai berikut: Jumlah Score = T X Pn, Sangat Setuju (SS) = 11 x 4 = 44, Setuju (S) = 19 x 3 = 57, Tidak Setuju (TS) = 0 x 2 = 0, Sangat Tidak Setuju (STS) = 0 x 1 = 0, Total score", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 35, "width": 239, "height": 18, "page_number": 28, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Computer Science an Engineering Vol. 2, No. 1, February 2021, pp. 51-79", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 35, "width": 87, "height": 9, "page_number": 28, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2721-0251", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 795, "width": 13, "height": 9, "page_number": 28, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "78", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 806, "width": 127, "height": 7, "page_number": 28, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://dx.doi.org/10.36596/jcse.v2i1.79", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 70, "width": 442, "height": 37, "page_number": 28, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= 101. Dari data tersebut dapat diketahui score tertinggi dan total score. Maka perlu didapatkan rumus index dengan rumus sebagai berikut: Rumus index (%) =(Total Score)/Y X 100, Indexs =101/120 X 100 = 84,16%.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 119, "width": 113, "height": 10, "page_number": 28, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Pernyataan nomor 5", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 137, "width": 442, "height": 106, "page_number": 28, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Responden yang menjawab Sangat Setuju (SS) berjumlah 14 Siswa, Setuju (S) berjumlah 16 Siswa, Tidak Setuju (TS) berjumlah 0 Siswa dan Sangat Tidak Setuju (STS) berjumlah 0 Siswa. Sehingga jumlah score sebagai berikut: Jumlah Score = T X Pn, Sangat Setuju (SS) = 14 x 4 = 56, Setuju (S) = 16 x 3 = 48, Tidak Setuju (TS) = 0 x 2 = 0, Sangat Tidak Setuju (STS) = 0 x 1 = 0 Total score = 104. Dari data tersebut dapat diketahui score tertinggi dan total score. Maka perlu didapatkan rumus index dengan rumus sebagai berikut: Rumus index (%) =(Total Score)/Y X 100, Indexs =104/120 X 100 = 86,66%. Didapat diagram index dari pertanyaan dan jawaban nomor 1 sampai 4 dapat dilihat pada tabel 6.", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 247, "width": 312, "height": 88, "page_number": 28, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 6. Hasil Kuesioner Penilaian Aspek 1 2 3 4 5 Sangat Setuju 4 16 8 11 14 Setuju 26 12 22 19 16 Tidak Setuju 0 2 0 0 0 Sangat Tidak 0 0 0 0 0", "type": "Table" }, { "left": 206, "top": 476, "width": 201, "height": 10, "page_number": 28, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 17. Diagram Hasil Rekap Kuesioner", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 495, "width": 443, "height": 62, "page_number": 28, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah menghitung rumus index, diperlukan kriteria interpretasi score berdasarkan interval (jarak). Berikut rumusan interval dalam bentuk prosentase : I = 100 / Jumlah Score (likert), I = 100 / 4 = 25 Sehingga dihasilkan interval sebesar 25 (ini adalah interval dari rendah 0% hingga tertinggi 100%). Berikut interpretasi score berdasarkan interval : (i) Angka 0% - 25% = Sangat Tidak Setuju (ii) Angka 26% - 50% = Tidak Setuju (iii) Angka 51% - 75% = Setuju (iv) Angka 76% - 100% = Sangat Setuju.", "type": "Text" }, { "left": 214, "top": 573, "width": 178, "height": 87, "page_number": 28, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 7. Kriteria Hasil Pengujian Aspek Ke- Index Kategori 1 78,33% Sangat Setuju 2 86,66% Sangat Setuju 3 81,66% Sangat Seuju 4 84,16% Sangat Setuju 5 86,66% Sangat Setuju", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 675, "width": 442, "height": 35, "page_number": 28, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 7. menunjukan hasil akhir pengujian aplikasi ini dapat diambil rumus index sebagai berikut : (78,33% + 86,66% + 81,66% + 84,16% + 86,66%) / 5 = 83,50%. Jadi dapat disimpulkan bahwa 83% responden sangat setuju.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 721, "width": 164, "height": 10, "page_number": 28, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.6. Pendistribusian (Distribution)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 745, "width": 442, "height": 24, "page_number": 28, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah tahap pengujian animasi, maka tahap berikutnya adalah pendistribusian. Pada tahap ini Animasi Cerita Wayang “Drona Rangsang” yang telah selesai dibuat akan disimpan pada Personal", "type": "Text" }, { "left": 171, "top": 391, "width": 153, "height": 73, "page_number": 28, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0 10 20 30 Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5", "type": "Picture" }, { "left": 189, "top": 359, "width": 232, "height": 18, "page_number": 28, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diagram Hasil Rekap Kuesioner", "type": "Section header" }, { "left": 365, "top": 394, "width": 56, "height": 10, "page_number": 28, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sangat Setuju", "type": "Picture" }, { "left": 365, "top": 412, "width": 26, "height": 10, "page_number": 28, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setuju", "type": "Text" }, { "left": 365, "top": 430, "width": 80, "height": 28, "page_number": 28, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju", "type": "Picture" }, { "left": 91, "top": 35, "width": 239, "height": 18, "page_number": 29, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Computer Science an Engineering Vol. 2, No. 1, February 2021, pp. 51-79", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 35, "width": 87, "height": 9, "page_number": 29, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2721-0251", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 795, "width": 13, "height": 9, "page_number": 29, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "79", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 806, "width": 127, "height": 7, "page_number": 29, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://dx.doi.org/10.36596/jcse.v2i1.79", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 67, "width": 442, "height": 122, "page_number": 29, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Computer (PC) atau Laptop dalam format awal “.mpg” untuk menjaga kualitas Video, kemudian akan dilakukan pendistribusian animasi menggunakan Compact Disk (CD) yang selanjutnya akan diserahkan kepada SMP Negeri 02 Binangun. Penulis juga mendistribusikan animasi ke masyarakat luas dengan menggunggah ke media internet melalui YouTube (https://www.youtube.com/), dengan harapan animasi tersebut dapat bermanfaat baik sebagai media pembelajaran, sarana hiburan yang mendidik dan lain sebagainya. Animasi cerita wayang “Drona Rangsang” dapat disaksikan melalui YouTube dengan mengakses link berikut: https://www.youtube.com/watch?v=iaBo6jJmEkM atau menggunakan pencarian dengan keyword (kata kunci): Animasi cerita wayang \"Drona Rangsang\" seperti pada gambar dibawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 204, "width": 65, "height": 10, "page_number": 29, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 214, "width": 442, "height": 176, "page_number": 29, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa video animasi cerita wayang “Drona Rangsang” dapat digunakan sebagai media pembelajaran mata pelajaran Bahasa Jawa melalui pengujian sebagai berikut: (i) Wawancara dengan narasumber yang bersangkutan yaitu guru Bahasa Jawa SMP Negeri 02 Binangun yang menyatakan bahwa animasi yang dihasilkan sudah sesuai dan dapat digunakan sebagai media pembelajaran. (ii) Penggujian menggunakan kuesioner terhadap pengguna yang berjumlah 30 siswa. Dihasilkan rata-rata rumus index sebesar 83,50% dengan kategori sangat setuju yang artinya animasi ini sudah layak digunakan. Video animasi cerita wayang “Drona Rangsang” dapat mengatasi permasalahan guru yang bersangkutan dalam menyampaikan materi pada proses belajar mengajar mata pelajaran Bahasa Jawa. Animasi cerita wayang “Drona Rangsang” sebagai media pembelajaran mata pelajaran Bahasa Jawa telah di distribusikan melalui Compact Disk (CD) untuk diserahkan kepada guru yang bersangkutan serta pendistribusian secara lebih luas dengan mengunggah ke media internet melalui TouTube dengan keyword (taka kunci): Animasi cerita wayang “Drona Rangsang”.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 410, "width": 68, "height": 10, "page_number": 29, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 424, "width": 443, "height": 21, "page_number": 29, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[1] Ranjabar, Jacobus. (2009). “Sistem Sosial Budaya Indonesia: Suatu Pengantar”. Bogor: PT. Ghalia Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 446, "width": 443, "height": 11, "page_number": 29, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[2] Khalil, Ahmad. 2008. “Islam Jawa, Sufisme dalam Etika dan Tradisi Jawa”. Malang: UIN-Malang Press.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 458, "width": 443, "height": 23, "page_number": 29, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[3] Fajrie, Nur. 2011. “Media Pertunjukan Wayang untuk Menumbuhkan Karakter Anak Bangsa”. FKIP- Universitas Muria Kudus.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 482, "width": 443, "height": 23, "page_number": 29, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[4] Sutarso, J dan Mulyono, B. (2008). “Wayang Sebagai Sumber dan Materi Pembelajaran Pendidikan Budi Pekerti Berbasis Budaya Lokal”. Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 9, No.1, 1-12.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 506, "width": 357, "height": 11, "page_number": 29, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[5] Sagala, Syaiful. 2009. ”Konsep dan Makna Pembelajaran”. Bandung: CV.Alfabeta.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 518, "width": 440, "height": 11, "page_number": 29, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[6] Sanjaya, Wina. 2009. ”Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan”. Jakarta: Prenada", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 530, "width": 443, "height": 23, "page_number": 29, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[7] Nugroho, Ardi. 2016. ”Animasi Sebagai Media Pembelajaran Mengenal Hewan dan Penggolongan Berdasarkan Jenis Makanan”. STMIK Amikom Purwokerto.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 556, "width": 356, "height": 9, "page_number": 29, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[8] Arc C Luther . 1994. Authoring Interactive Multimedia. Boston : AP Professional", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 566, "width": 445, "height": 11, "page_number": 29, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[9] Binanto, Iwan. 2010.”Multimedia Digital Dasar Teori dan Pengembangannya”. Yogyakarta: Andi Offset.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 578, "width": 378, "height": 11, "page_number": 29, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[10] MADCOMS. 2013. “Mahir Dalam 7 Hari Adobe Flash CS 6”. Yogyakarta: Andi Offset.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 590, "width": 357, "height": 11, "page_number": 29, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[11] MADCOMS. 2011. “Panduan Belajar CorelDRAW X5”. Yogyakarta: Andi Offset.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 602, "width": 442, "height": 23, "page_number": 29, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[12] Sofyan, Amir Fatah, Agus Purwanto. 2008. ”Digital Multimedia Animasi, Sound, Editing & Video Editing”. Yogyakarta: Andi Offset.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 626, "width": 390, "height": 11, "page_number": 29, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[13] MADCOMS. 2010. “Mahir Dalam 7 Hari CorelDRAW X5”. Yogyakarta: Andi Offset.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 638, "width": 380, "height": 11, "page_number": 29, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[14] Sugiono. 2012. ”Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D”. Bandung: Alfabeta.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 650, "width": 443, "height": 23, "page_number": 29, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[15] Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah. 2010. ”Metodologi Penelitian – Pendekatan Praktis Dalam Penelitian”. Yogyakarta: Andi Offset.", "type": "List item" } ]
bd4a79f2-a04e-a9a7-b61f-20349e30c8b0
https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JPPI/article/download/4594/5548
[ { "left": 113, "top": 38, "width": 165, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 38, "width": 21, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JPPI", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 50, "width": 173, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 6, No. 1, 2020, p. 141-151", "type": "Page header" }, { "left": 347, "top": 50, "width": 165, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN 2477-1422 e-ISSN 2477-2038", "type": "Page header" }, { "left": 309, "top": 797, "width": 8, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1", "type": "Page footer" }, { "left": 122, "top": 88, "width": 382, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Correlation Between Biology Learning Outcomes and Senior High School", "type": "Text" }, { "left": 256, "top": 106, "width": 114, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Students’ Self Concept", "type": "Section header" }, { "left": 160, "top": 129, "width": 307, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "( Received 10 January 2019; Revised 31 May 2020; Accepted 31 May 2020)", "type": "Text" }, { "left": 218, "top": 144, "width": 187, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Siti Rodiah 1 *, Ratna Komala 2 , Rusdi Rusdi 3", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 167, "width": 416, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1,2,3 Department of Biology Education, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Universitas Negeri Jakarta, Jakarta Timur, Indonesia. Corresponding Author: *[email protected]", "type": "Text" }, { "left": 249, "top": 215, "width": 130, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: 10.30870/jppi.v6i1.4594", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 238, "width": 44, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 263, "width": 400, "height": 150, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study aimed to understand the correlation between academic self-concept and biology learning outcomes on high school students at virus material. The design used in this study was correlational. This study used descriptive quantitative as its method. The subjects of this study were tenth-grade students of senior high school in Tangerang Regency. The subjects of this study consisted of 135 respondents men and women, there were 102 respondents were taken as the sample through a simple random sampling technique. The data were obtained using the instrument of academic self-concept and students' learning outcomes on virus material. The learning outcomes were based on the multiple-choice test. After that, the obtained data were analyzed using Pearson Product Moment (PPM) of the SPSS 16 version. The results show that there is a positive and significant correlation between academic self-concept and biology learning outcomes of students with the coefficiency (r x1y ) of 0.553.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 428, "width": 270, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Academic Self-Concept, and Learning Outcomes .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 760, "width": 380, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA Rodiah, et al Vol. 6, No. 1, 2020, p. 141-151", "type": "Page footer" }, { "left": 304, "top": 783, "width": 18, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "142", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 91, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 142, "top": 106, "width": 155, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Learning is one of human efforst", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 125, "width": 184, "height": 276, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "to improve their abilities, both intellectually and emotionally can be interpreted as a complex process to change behavior through exercises, observation, and other learning processes. According to Biggs & Tang (2011) in Lenk et al., (2018) learning outcomes are students' skills, knowledge or attitudes that should develop as a result of their learning. Learning outcomes can be observed and measured in form of change either cognitively, affective, or psychomotor. Learning process is influenced by internal and external factor (Lindholm, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 410, "width": 184, "height": 333, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Internal factors consist of physiological factors (physical health) and psychological factors (self desire, motivation and self concept). External factors consist of environmental factors, such as family, friends and facilities and infrastructure at school. Learning environment at school influences students' attitudes towards learning so that it impacts their academic achievement ( Blackmore et al., 2011; Cleveland & Fisher, 2014; Painter et al., 2013; Tanner, 2008 in Byers: 2018). According to Jensen et al., (2015) the main factor which influences a learning process and outcome of science subject is academic self-concept. Some large- scale studies such as PISA have", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 183, "height": 123, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "examined students' self-concepts in general science, while other researchers have developed different steps in the science subdomain and the results show students with good self-concepts can distinguish their academic self-concepts in biology, physics or chemistry (Jansen,", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 220, "width": 58, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "et al ., 2019).", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 237, "width": 183, "height": 335, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Self concept is a person’s persepective or attitude towards himself. According to Cokley in Khalaila (2014) self-concept covers a set of students' attitude, belief, and perception based on their intellectual or performance and skill. Students who have good academic self-concept will easily to understand their abilities and potential within themselves. Through self concept , students more easily recognize their abilities and desire, so that student will be motivated to reach the goals they are aiming for. In general academic self concept is defined as a psychological construction used to describe students beliefs about their abilities in certain academic fields (Flowers, et al ., 2013).", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 581, "width": 183, "height": 162, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In the formation of academic self- concept, age is deemed to have a major contribution, with the period until middle adolescence being particularly vulnerable to declines (Marsh & Hocevar, 1985; Wigfield et al., 1991). Two major influencing factors during this period are the transition from elementary to secondary schools and", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 760, "width": 380, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA Rodiah, et al Vol. 6, No. 1, 2020, p. 141-151", "type": "Page footer" }, { "left": 304, "top": 783, "width": 18, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "143", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 184, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "shifts in educational contexts (Wigfield & Eccles, 2002); Wigfield et al., 2015).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 125, "width": 183, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Between middle and late adolescence, academic self-concept then becomes more stable and less prone to changes (Marsh, 1989) in Kulakow (2020).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 201, "width": 183, "height": 238, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Students who have good academic self-concept have a positive relationship with learning motivation which leads them to have a satisfactory achievement, so students are able to recognize their academic abilities that will help in achieving learning outcomes. Students who have high academic self-concept will also have high motivation in completing tasks from the schools (Baran et al., 2011). Academic self- concept will become more stable as students grow older (Guay et al., 2010).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 448, "width": 184, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "On the contrary, students who have low academic self-concepts tend to have low self-esteem. Thus, their learning motivation is not formed which leads to unsatisfactory learning outcomes.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 543, "width": 186, "height": 200, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Students with negative self-concepts do not have confidence in their abilities, subjective, and cannot accept criticism (Rady et al., 2016). Students who have low academic self-concepts have no control over their successes and failures in learning and in adjusting learning environment. This proves that there is a correlation between academic self- concept, learning outcomes and students learning motivation. Self-concept can be", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 183, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "related to self-regulated learning and independent learning (Mynott, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 125, "width": 183, "height": 333, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Learning outcomes are the level of students’ knowledge, skill and abilities which have been achieved as a result of a commitment to cooperation in the academic field (Lindholm, 2010). Bloom classifies learning outcomes into three categories namely cognitive, affective and psychomotor. The result of learning activities seen by a change in behavior that is more positive. Learning outcomes are references for standard and quality as well as for the development of curriculum in terms of teaching and learning. While, learning objectives describe the intended purposes and expected results of teaching activities and establish the foundation for assessment (Aziz et al., 2012).", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 467, "width": 183, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Academic learning is a type of learning that has superior quality features such as autonomy, intrinsic motivation, self-control, self-direction and self-regulation of the activity of students (Neacşu :2006 in Magdalena: 2015).", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 600, "width": 183, "height": 143, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Previous research has found many positive effects of academic self- concepts on student achievement in the academic field, such as research conducted by Craven & Marsh, 2008; Marsh & Craven, 2005, 2006; Marsh, & O'Mara, 2008 (Arens et al., 2014). As expressed by Villegas et al., (2013) self-", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 760, "width": 380, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA Rodiah, et al Vol. 6, No. 1, 2020, p. 141-151", "type": "Page footer" }, { "left": 304, "top": 783, "width": 18, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "144", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 183, "height": 313, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "concept has a significant influence on cognitive function. Thus, self-concept is important and necessary in education. Liu (2010) suggests that academic self- concept acts as a predictor of learning that significantly and strongly influences one’s motivation. According to pahlivan (2010) in Baran et al., (2011) explain that there is a relationship between academic self concept with internal and external factors with students’ academic or learning outcomes. Academic self- concept plays a critical role in identity formation (Marsh & Hau, 2003) and is considered to be important for academic success in school (Mendaglio, 2013) in Townend et al., (2016).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 410, "width": 183, "height": 200, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In fact, not all students are able to understand their own academic self- concept. However, this academic self- concept will be reflected in motivation so that it will affect the learning outcomes. Students who understand academic self concept have control over successes and failures in engaging in academic work , adjusting to friends and teachers, and tend to have a more positive perception of themselves.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 619, "width": 183, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Students who are less able to understand the material generally get an unsatisfactory test score or below the Minimum Mastery Criteria. Therefore, it is necessary to investigate the correlation between academic self- concept of students and their biology", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 183, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "learning outcomes, especially in virus material.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 126, "width": 53, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 144, "width": 183, "height": 333, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The objective of this study is to understand the correlation between academic self-concept and biology learning outcomes of students. This study was conducted at SMAN 19 Tangerang. The method used was a quantitative method with the correlational study. Academic self- concept was set as a free variable while the learning outcomes were set as a bounded variable. The sample of tenth- grade students majoring Mathematics and Science were chosen by using cluster random sampling technique. From the total of 135 respondents men and women, there were 102 respondents were taken as the sample through simple random sampling technique.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 484, "width": 183, "height": 202, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Meanwhile, the students’ academic self-concept was measured through self-perception profile for the adolescent instrument developed by Harter (2012). Meanwhile, students' learning outcomes were measured using cognitive learning test results and refers to six levels of Bloom’s taxonomy and three indicators on virus material. Each question represents each indicator and cognitive domain C1- C6.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 760, "width": 380, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA Rodiah, et al Vol. 6, No. 1, 2020, p. 141-151", "type": "Page footer" }, { "left": 304, "top": 783, "width": 18, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "145", "type": "Page footer" }, { "left": 351, "top": 132, "width": 38, "height": 92, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0 10 20 30 40 50 60 70 Per ce n ta g e (% )", "type": "Picture" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 150, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESULTS AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 106, "width": 184, "height": 314, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The obtained data regarding students’ academic self-concept in SMAN 19 Tangerang identified that the highest score was 77 while the lowest was 42. The standard deviation was 7.674 while the average score of academic self-concept was 57.60. The range of 56.5 - 61.5 identified the highest number of frequencies with an absolute frequency of 27 and a relative frequency of 26.5%. Meanwhile, the range of 76.5 - 81.5 identified the lowest number of frequencies with an absolute frequency of 1 and a relative frequency of 1.0%. The frequency distribution of students’ academic self-concept scores was presented in Figure 1.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 566, "width": 187, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure1. The Frequency Scores Distribution of Academic Self-Concept Distribution", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 617, "width": 183, "height": 69, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The scores of student’s academic self-concept were presented based on six indicators. The scores of every indicator are 41.9% learning competence, 62.5%", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 695, "width": 184, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "social competence, 49.7% job competency, 59.5% attractiveness,", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 183, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "54.5% behavior, and 57.8% friendship (Figure 2).", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 315, "width": 168, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 2. Scores Distribution of Academic Self Concept Based on Six Indicators", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 369, "width": 183, "height": 313, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The learning outcomes of the biology subject of SMAN 19 Tangerang students identified that the highest score was 86 and the lowest score was 46. The standard deviation was 9.006. The average score of students’ learning outcome was 66.08. The score range of 63.5-69.5 identified the highest number of frequencies with an absolute frequency of 28 and a relative frequency of 27.5%. The score range of 81.5-87.5 identified the lowest number of frequencies with an absolute frequency of 6 and a relative frequency of 5.9%. The frequency distribution of the learning outcomes was presented in figure 3.", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 437, "width": 169, "height": 114, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7 16 22 27 16 9 0 5 10 15 20 25 30 Abs o lu te F re q u en cy Interval Class Score of acadeemic self-concept", "type": "Picture" }, { "left": 113, "top": 760, "width": 380, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA Rodiah, et al Vol. 6, No. 1, 2020, p. 141-151", "type": "Page footer" }, { "left": 304, "top": 783, "width": 18, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "146", "type": "Page footer" }, { "left": 119, "top": 220, "width": 176, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure3. Frequency Score Distribution of Biology Learning Outcomes", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 259, "width": 183, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the analysis of the pretest results, it can be inferred that the data in the study came from the", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 316, "width": 184, "height": 257, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "population and were normally distributed and homogeneous. The regression and linear test obtained a regression model that was Ŷ = 28,730 + 0,648X 1 . Based on that formula, it can be interpreted that if there is an increase of 1 score in academic self-concept (X1), it will be followed by an increase in learning outcomes of 0.648 in the constant 28.730 through a regression model Ŷ. Thus, it can be concluded that the correlational model between academic self-concept and learning outcomes in linear.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 696, "width": 182, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 4. Simple linear regression model between academic self-concept and biology learning outcomes.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 184, "height": 256, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The data on Figure 1 presents the most score frequency was in the range of 56.5-61.5 of 26.5%. The distribution of academic self-concept in Figure 2 identified that each indicator had a similar proportion of spread. It can be concluded that the six indicators of academic self-concept that exist within students play a role in determining the tendency of students’ self-reflection. Students who often reflects on themselves tend to be more aware of the advantages and disadvantages of self- owned learning.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 353, "width": 183, "height": 162, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results of hypothesis testing identified the positive correlation between academic self-concept and biology learning outcomes of senior high school students in virus material with the correlation of 0.648. That number was considered as strong through Simple Correlation Coefficiency Test. This positive", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 524, "width": 183, "height": 143, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "correlation identified academic self- concept which had a contribution to high school students' learning outcomes of biology subject as much as 30.5%. Academic self-concept will support students in learning biology in order to improve their learning outcomes in that subject.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 676, "width": 183, "height": 67, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Academic self-concept contributes to biology learning outcomes because there are internal factors inside the students who are able to determine", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 587, "width": 163, "height": 100, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0 20 40 60 80 100 30 40 50 60 70 80 Academic self concept", "type": "Picture" }, { "left": 113, "top": 760, "width": 380, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA Rodiah, et al Vol. 6, No. 1, 2020, p. 141-151", "type": "Page footer" }, { "left": 304, "top": 783, "width": 18, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "147", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 183, "height": 237, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "students' tendency to act and to face any event happens during the learning process of biology subject. For example, during the learning process inside the classroom, the students who have high academic self-concept will be able to understand and to evaluate themselves. Thus, the learning outcomes will be linear. There is a correlation between professional values and students' self- concepts, so that positive representations are formed in the future (Sagone, et al., 2014).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 334, "width": 184, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The findings in this study are in line with the findings of Dramanu et al., (2013) because there was a significant correlation between academic", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 410, "width": 184, "height": 276, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "self-concept and students’ academic performance. This study is in accordance with the study conducted by Jansen et al. (2015) which found a significant positive correlation between academic self-concept and science learning outcomes. Sikhwari (2014) also supports this study by stating that academic self-concept has a significant impact on students' lives, especially their academic achievement based on motivation and gender. In addition to learning outcomes, a student's high self- concept is the result of the desired education (Schutte, et.al., 2016).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 695, "width": 183, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study proves that academic self-concept is important in the context of good academic achievement because", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 184, "height": 332, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "students are able to acknowledge their weakness and strength. Students who have good academic self-concept will have control over their success and failure in academic, socialize with their friends and teachers, and tend to have a positive perception of themselves (Matovu, 2012).This is in accordance with the achievement of every indicator in this study where the scores of social competence are spread compared to others as much as 62.5 % (figure 3). Among the most important influences on students’ academic self-concept are performance feedback and social comparison processes (e.g., Huguet et al., 2009; Seaton, Marsh, & Craven, 2010)", "type": "Text" }, { "left": 357, "top": 429, "width": 154, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vidals (2005) in Villages et al.,", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 448, "width": 183, "height": 295, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2013) suggested that there is a direct relationship between students' learning process, academic self-concept, and academic achievement. Mars et al., in Green (2016) stated that academic self- concept is a very important educational supporting factor related to learning outcomes and student achievement in various studies from 1990 to 2003. Another study conducted by Coetzee (2011) found that academic self-concept contributed significantly to academic achievement as well as the presence of other influencing factors such as motivation. Thus, academic self-concept is closely intertwined with academic", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 760, "width": 380, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA Rodiah, et al Vol. 6, No. 1, 2020, p. 141-151", "type": "Page footer" }, { "left": 304, "top": 783, "width": 18, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "148", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 183, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "achievement and develops through temporal comparison", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 106, "width": 186, "height": 105, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(individual performance at an earlier point in time), dimensional comparison (performance across different subjects), and social comparison (standing within a class) (Sewasew et al., 2019).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 221, "width": 77, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 239, "width": 184, "height": 105, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Academic self-concept has a positive correlation with students' biology learning outcomes. It means that if academic self-concept is improved, students biology learning outcomes will also improve.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 353, "width": 77, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 372, "width": 183, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anderson, R. W.,&Krathwohl, D. R. 2001, A Taxonomy for Learning,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 397, "width": 184, "height": 150, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teaching, and Assessing : A revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives . Long Man, New York. Antonio, J. M.M., Elisa. H.H., Raul R.V., Alvaro S.C 2012, ‘Motivation and Physical Self- Concept in Physical Education: Differences by Gender’, The Open Education Journal , vol. 5, pp. 9-17.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 562, "width": 183, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arens, K.A, Gawaian, B.A, Rhonda,", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 575, "width": 157, "height": 85, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "G.C, Alexander, S.Y 2014, ‘Self- concept of Indigenous and non- Indigenous Australian students: Competence and affect components and relations to achievement’, Learning and individual Differences , vol. 32,", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 663, "width": 184, "height": 86, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "93-103. Aziz, A.A., Khairiyah, M.Y., Jamaludin, M.Y. 2012. Evaluation on the Effectiveness of Learning Outcomes from Students’ Perspectives. Social and", "type": "Table" }, { "left": 358, "top": 88, "width": 155, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Behavioral Sciences , vol. 56, pp. 22–30.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 125, "width": 183, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Baran, M., Kadir M 2011, ‘A Study of", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 138, "width": 155, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Relationships between Academic", "type": "Table" }, { "left": 358, "top": 151, "width": 155, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Self Concepts, Some Selected Variables, and Physics Course", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 176, "width": 169, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Achievement’, International Journal of Education , vol. 3, no. 1, pp. 1-12.", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 227, "width": 183, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Barimah, K., Alex O., Erik N., and", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 239, "width": 155, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Allan M 2017, ‘Relationship between Motivation, Academic Self-concept and Academic", "type": "Table" }, { "left": 358, "top": 277, "width": 155, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Achievement amongst Students a", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 288, "width": 155, "height": 50, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ghanaian Technical University ’, International Journal of Human Resource Studies , vol. 7, no. 1, pp. 61-73.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 353, "width": 183, "height": 86, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Byers, T., Wes, I., Elizabeth, H.Y 2018, ‘Comparative analysis of the impact of traditional versus innovative learning environment on student attitudes and learning outcomes’, Studies in Educational Evaluation , vol. 58, pp. 167-77.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 454, "width": 183, "height": 175, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cartwright, R.,Ken W., Samantha S.V 2010, Student Learning outcomes Assessment Handbook , Viewed 11 May 2020 < http://www.clark.edu/tlc/outcome _assessment/documents/StudentL earningOutcomeAssessmentHand book.pdf> Coetzee, R. L 2011, ‘The Relationship Between Students' Academic Self-Concept, Motivation And Academic Achievement At The University Of The Free State,", "type": "Table" }, { "left": 358, "top": 631, "width": 155, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dissertation, University Of South Africa, South Africa.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 669, "width": 184, "height": 61, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dale H. Schunk 2008, Learning Theories An Education Perspective, 6 th Edition . New York: Pearson Education Inc, New York.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 760, "width": 380, "height": 21, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA Rodiah, et al Vol. 6, No. 1, 2020, p. 141-151", "type": "Page footer" }, { "left": 304, "top": 783, "width": 18, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "149", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 184, "height": 85, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dramanu, B. Y., Musa B 2013, ‘Relationship Between Academic Self-concept And Academic Performance Of Junior High School Students In Ghana’, European Scientific Journal , vol. 9, no. 34, pp. 93-104.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 189, "width": 184, "height": 86, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ferreira, M., Paula, A., &Luís, J 2011, ‘Motivation and Relationship of the Student with the School as Factors Involved in the Perceived Learning ’, Procedia: Social and Behavioral Sciences , vol. 29, pp. 1707–14.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 290, "width": 184, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Flowers, L.O., James E.R., Erin N.W 2013, ‘Investigation of Academic Self-Concept of Undergraduates in STEM Courses’, Journal of Studies in Social Sciences , vol.5, no.1, pp.1-11.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 378, "width": 184, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gecas, V 1982, ‘The Self-Concept’, Ann. Rev. Sociol , Annual Reviews Inc, vol. 8, pp. 1-33.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 429, "width": 184, "height": 212, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Green, J., Genevieve N., Andrew J.M., Herb M 2006, ‘The Causal Ordering Of Self-Concept And Academic Motivation And Its Effect On Academic Achievement, International Education Journal , vol, 7, no. 4, 534-46. Guay, F., Ratelle, C. F., Roy, A., & Litalien, D 2010, ‘Academic self- concept, autonomous academic motivation, and academic achievement: mediating and addictive effects. Learning and Individual Differences , vol. 20, pp. 644-52.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 657, "width": 184, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harter, S 2012, Self-Perception Profile", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 669, "width": 155, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "For Adolescents: Manual And", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 88, "width": 371, "height": 642, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Questionnaires , University of Denver Art, Humanities & Social Sciences Department of Psychology, Denver. Herbet, W.M., Rhonda G.C 2005, ‘Reciprocal Effects of Self- concept and Achievement: Competing Multidimensional and Unidimensional Perspectives’, Paper Presented at the AARE Annual Conference . Herbet, W.M 2003, ‘Self-concept Enhancement and Learning Facilitation Research Centre University of Western Sydney, Australia, Paper presented at NZARE AARE, Auckland, New Zealand .", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 288, "width": 183, "height": 151, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IACBE 2014, ‘ Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives and Writing Intended Learning outcomes Statements , IACBE, USA. Jansen, M., Ulrich S., Oliver L 2014, ‘Academic Self-Concept In Science: Multidimensionality, Relations To Achievement Measures, And Gender Differences ’, Learning and", "type": "Table" }, { "left": 358, "top": 442, "width": 155, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Individual Differences , vol. 30, no. 11–21.", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 480, "width": 183, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jansen, M., Ronny S., Ulrich S 2015, ‘Students’ Self-Concept And Self-", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 505, "width": 184, "height": 124, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Efficacy In The Sciences: Differential Relations To Antecedents And Educational Outcomes, Contemporary Educational Psychology , vol. 41, pp. 13–24. Jansen, M., Ulrich, S., Oliver, L., Herbert, W.M 2019, ‘The dimensional structure of students’", "type": "Table" }, { "left": 358, "top": 631, "width": 156, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "self-concept and interest in science depends on course composition. Learning and Instruction , vol. 60, pp. 20-8.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 760, "width": 380, "height": 21, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA Rodiah, et al Vol. 6, No. 1, 2020, p. 141-151", "type": "Page footer" }, { "left": 304, "top": 783, "width": 18, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "150", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 184, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Khalaila, R 2014, ‘The relationship between academic self-concept,", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 113, "width": 155, "height": 60, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "intrinsic motivation, test anxiety, and academic achievement among nursing students: Mediating and moderating effects’, Nurse Education Today , vol. 35, no. 3,", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 176, "width": 48, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pp. 432-8.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 201, "width": 184, "height": 36, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Krathwohl, David R 2001, ‘A Revision Bloom’s Taxonomy: An Overview Theory into Practice ’, vol. 41, no.", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 239, "width": 64, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4, pp. 212-18.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 265, "width": 184, "height": 86, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kulakow, S 2020 ‘Academic self- concept and achievement motivation among adolescent students in different learning environments: Does competence- support matter?’ Learning and Motivation , vol. 70, no. 101632.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 367, "width": 184, "height": 61, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lenk, K. K., Eve E., Anneli V. 2018. Does the design of learning outcomes matter from students’ perspective?. Studies in Educational Evaluation , vol. 59,", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 430, "width": 186, "height": 238, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pp. 179-186. Lindholm, J.A 2010, Guidelines for Developing and Assessing Student Learning outcomes for Undergraduate Majors . UCLA, Los Angeles. Liu, H.J 2010, ‘The Relation of Academic Self-Concept to Motivation among University EFL Students. Feng Chia Journal of Humanities and Social Sciences , vol. 20, pp. 207-25. Magdalena, S.M 2015, ‘The relationship of learning styles, learning behaviour and learning outcomes at the romanian students’", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 671, "width": 155, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Procedia-Social and Behavioral Sciences, vol. 180, pp. 1667 -72.", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 184, "height": 288, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Matovu, M 2012, ‘Academic Self- Concept and Academic Achievement among University Students, International Online Journal of Educational Sciences , vol. 4, no.1, pp. 107-16. Mynott, G.J 2018, ‘The academic self- concept of business and management students: A review of the literature’ The International Journal of Management Education , vol. 16, no. 515-23. Niepel, C., Martin, B., Franzis, P. 2014. Achievement goals, academic self-concept, and school grades in mathematics: Longitudinal reciprocal relations in above average ability secondary school students. Contemporary Educational Psychology. (39). 301-13.", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 391, "width": 183, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Panisoara, G., Nicoleta D., Ion-ovidiu P", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 404, "width": 155, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2015, ‘The Influence Of Reasons", "type": "Table" }, { "left": 358, "top": 416, "width": 155, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Approving On Student Motivation", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 429, "width": 155, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "For Learning’, Procedia - Social and Behavioral Sciences , vol.", "type": "Table" }, { "left": 358, "top": 454, "width": 81, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "197, pp. 1215-22.", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 480, "width": 183, "height": 73, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pintrich, P. R 2003, ‘A Motivational Science Perspective on the Role of Student Motivation in Learning and Teaching Contexts, Journal of Educational Psychology , vol. 95, no. 4, pp. 667–86.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 568, "width": 183, "height": 86, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rady, H. E., Kabeer, S., & El-Nady, M. T 2016, ‘Relationship between academic self concept and students’ performance among school age children, American Journal of Nursing Science , vol. 5, no.6, pp. 295-302.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 669, "width": 183, "height": 36, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Riduwan 2008, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian , Remaja Rosdakarya, Bandung.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 760, "width": 380, "height": 21, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA Rodiah, et al Vol. 6, No. 1, 2020, p. 141-151", "type": "Page footer" }, { "left": 304, "top": 783, "width": 18, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "151", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 184, "height": 60, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sagone, E., Maria, E.D.C 2014, ‘Professional values and self- concepts in high school students’, Procedia - Social and Behavioral Sciences , vol. 114, pp. 216 – 21.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 163, "width": 184, "height": 86, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sewasew, D., Ulrich S 2019, ‘The developmental interplay of academic self-concept and achievement within and across domains among primary school students, Contemporary Educational Psychology, vol. 58,", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 252, "width": 37, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "204-12.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 277, "width": 184, "height": 61, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sikhwari, T.D 2014, ‘A Study of the Relationship between Motivation, Self-concept and Academic Achievement of Students at a University in Limpopo Province,", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 341, "width": 155, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "South Africa, Int J Edu Sci , vol. 6, no. 1, pp. 19-25.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 378, "width": 183, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Townend, G., Raymond, B 2016,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 389, "width": 186, "height": 164, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "‘Exploring a sociocultural approach to understanding academic self-concept in twice- exceptional students, International Journal of Educational Research, vol. 80, pp. 15-24. Villages, O. G., Guadalupe A.T., Luciana I. R.L 2013, ‘Development Of An Academic Self Concept For Adolescents (Asca) Scale’ Journal of", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 556, "width": 154, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Behavior, Health & Social Issues , vol. 5, no. 2, pp. 117-30.", "type": "Text" } ]
61487f1d-bcd3-e516-2298-36e1c2e4b1a5
https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ENGEDU/article/download/7514/4017
[ { "left": 165, "top": 88, "width": 295, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Available online at https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ENGEDU", "type": "Text" }, { "left": 207, "top": 110, "width": 209, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "English Education: Jurnal Tadris Bahasa Inggris pISSN 2086-6003│eISSN 2580-1449", "type": "Text" }, { "left": 265, "top": 133, "width": 94, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Vol.13 (2), 2020, 25-39", "type": "Text" }, { "left": 163, "top": 739, "width": 296, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "English Education: Jurnal Tadris Bahasa Inggris, Vol.13 (2), 2020, 25 25", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 158, "width": 386, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Do Female And Male Students Perform Differently In A", "type": "Section header" }, { "left": 260, "top": 176, "width": 104, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Listening Test?", "type": "Text" }, { "left": 180, "top": 205, "width": 267, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "1 Emi Nurul Wahyuni, 1 Ahmad Zamzam, 1* Khusnul Khotimah", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 248, "width": 367, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "English Education Department, Faculty of Teacher Training and Education, Universitas Mataram, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 241, "top": 273, "width": 145, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "1* [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 299, "width": 403, "height": 218, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Abstract. As one of the English- proficiency testing methods for non-native speakers, TOEFL is also used as a graduation requirement in almost every university in Indonesia. However, empirical studies report that a considerable number of students performed unsatisfactorily. Therefore, many studies have been geared to investigate various aspects of TOEFL related things with the utmost purpose of helping students to meet the expected requirement. This includes scrutinizing gender factors in TOEFL like tests. Basing on quantitative ex-post facto, this research is aimed to see whether gender plays as a contributing factor to students’ ability to answer overview and detailed questions in the TOEFL listening. In this study, 42 out of 94 students’ scores were randomly selected. The data were collected from a TOEFL-like test’s result and were then analyzed using an Independent t-test on SPSS. Based on the t-test analysis, the result showed a different performance of students based on gender, between male and female students which can be seen from the different mean scores between them (male= 10.19 and female =10.19). Nevertheless, the difference was not significant since the t table > t value (2.021>.871).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 533, "width": 403, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Keywords: detailed and overview question; gender; students’ listening ability; TOEFL-like listening.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 582, "width": 114, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "A. INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 602, "width": 406, "height": 135, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "There are more than 11,000 universities in over 150 countries that rely on TOEFL scores to measure their students’ abilities in using and understanding English (ETS, 20). This includes a state university in West Nusa Tenggara, which requires its students to sit TOEFL to constitute a pass. The required score is between 400 to 500 and varies by department. Students of the English Education Program are required to have a higher minimum score of 500 since they use English as the medium for their teaching and learning process. However,", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 88, "width": 295, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Available online at https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ENGEDU", "type": "Text" }, { "left": 207, "top": 110, "width": 209, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "English Education: Jurnal Tadris Bahasa Inggris pISSN 2086-6003│eISSN 2580-1449", "type": "Text" }, { "left": 265, "top": 133, "width": 94, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Vol.13 (2), 2020, 25-39", "type": "Text" }, { "left": 163, "top": 739, "width": 296, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "English Education: Jurnal Tadris Bahasa Inggris, Vol.13 (2), 2020, 26 26", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 166, "width": 403, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "According to Arifuddin and Sujana (2003), the average of students’ TOEFL scores in the English Education Program of a state university in West Nusa Tenggara has a lower score than the minimum standards set (Hasan & Susanto, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 248, "width": 403, "height": 177, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Listening to TOEFL was reported as the most challenging because it is the first section, and candidates are likely more nervous during this part of the test. The difficulty of listening is also proved by the data summary's mean scores provided by ETS; Structure and written expression (69.7), reading comprehension (69.1), and listening (63.7) (Arifuddin, 2014). To achieve a high ability in listening, students have to know the factors that influenced their listening, as being analyzed by several researchers (e.g., Boyle, 2015; Gilakjani & Ahmadi 2011; Goh, 1999; Rasskazova & Glukhanyuk, 2018; Tarigan, 2015; Yuliandani et al., 2014),.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 435, "width": 403, "height": 177, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "According to Tarigan (2015), listening was influenced by many factors such as; physical factors, psychological factors, the experience factor, attitude factor, motivation factor, gender factors, environmental factors, and the factor of one's role in society. The reason for stating that gender was influenced listening was because of the listening style, in which men were more objective, active, hard- hearted, analytic, rational, stubborn, dominant, neutral, instructive, independent, easier to recognize their needs, emotionally well-controlled than women who tend to be more subjective, passive, sympathetic, diffusive, sensitive, easy to influence, easy to succumb, receptive, dependent, and emotional (Tarigan, 2015: 112).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 622, "width": 403, "height": 93, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Gender is becoming one of the most influential variables in learning a language. It shows the physical differences of students, which can be a significant source of variation among language learners. For this reason, gender must be considered seriously by the teacher since it has an impact on language learning (Yazdani & Ghafar Samar, 2010). ETS, as the largest organization on testing", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 88, "width": 295, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Available online at https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ENGEDU", "type": "Text" }, { "left": 207, "top": 110, "width": 209, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "English Education: Jurnal Tadris Bahasa Inggris pISSN 2086-6003│eISSN 2580-1449", "type": "Text" }, { "left": 265, "top": 133, "width": 94, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Vol.13 (2), 2020, 25-39", "type": "Text" }, { "left": 163, "top": 736, "width": 296, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "English Education: Jurnal Tadris Bahasa Inggris, Vol.13 (2), 2020, 27", "type": "Caption" }, { "left": 113, "top": 166, "width": 403, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "English, is often providing TOEFL scores on its website and classifies the scores based on several factors, including gender. In 2017, ETS published data on the TOEFL score that shows the mean scores of females are slightly higher than males.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 248, "width": 406, "height": 301, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Study on gender performance among students and ability differences carried by male and female has been becoming the main focus of several previous studies in recent (e.g., Alavinia and Sameei, 2012; Arifuddin, 2014; Dang, 2010; Hasan & Susanto, 2012; Owolewa, 2017; Roebuck et al., 2015). Arifuddin (2014) claims that there were differences in male and female students' ranks of failure based on the gender on answering part A listening. As cited before, many types of research were lying on part A as their subject measurement (e.g., Arifuddin, 2014; Hasan & Susanto, 2012). This is the gap of this study, neither every section on listening in TOEFL impacted by gender differences nor not, Part B and Part C were taken as a comparison and future study of the previous research since it was known that those parts were slightly different from part A due to the length of its dialogues. Therefore, there was an interest in researching the impact of gender in students’ ability to answer overview questions and detailed questions in the TOEFL listening test to fill the previous research gap, which only focused on implicature questions on part A.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 559, "width": 404, "height": 157, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Considering to numbers of previous studies findings, students’ listening ability is affected by several factors, such; the capacity of students’ working memory and the number of ideas in a passage (Bloomfield et al., 2010), the content, the length of the listening texts, the strategy to use, and pronunciation (Chao, 2013), number of books at home and time spent to reading books and listening to radio (Kutlu & Aslano lu, 2009), phonological, linguistic, cognitive, socio psychological factor (Rasskazova & Glukhanyuk, 2018), gender factor (e.g., Arifuddin, 2014; Hasan & Susanto, 2012; Boroomand, 2013; Hamid et al., 2013;", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 88, "width": 295, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Available online at https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ENGEDU", "type": "Text" }, { "left": 207, "top": 110, "width": 209, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "English Education: Jurnal Tadris Bahasa Inggris pISSN 2086-6003│eISSN 2580-1449", "type": "Text" }, { "left": 265, "top": 133, "width": 94, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Vol.13 (2), 2020, 25-39", "type": "Text" }, { "left": 163, "top": 736, "width": 296, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "English Education: Jurnal Tadris Bahasa Inggris, Vol.13 (2), 2020, 28", "type": "Caption" }, { "left": 113, "top": 166, "width": 400, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Koc, 2016; Namaziandost et al., 2018; Lynn & Mikk, 2009; Owolewa, O. O., 2017; Reilly & Andrews, 2019; Roebuck et al., 2015; Tarigan, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 206, "width": 409, "height": 239, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "In recent years, the interest in gender differences among the students has been increasing in research circles. Several kinds of research have been conducted focusing on gender to know whether males and females use language differently. There were several speculations about how males and females have different performances in using language and the differences were examined (e.g. Boroomand, 2013; Hamid et al., 2013; Jakobsdottir & Hooper, 1995; Koc, 2016; Namaziandost et al., 2018; Lynn & Mikk, 2009; Owolewa, O. O., 2017; Reilly & Andrews, 2019; Roebuck et al., 2015). The previous research not only laid on listening in general but also in specific terms, such as TOEFL. A myriad of studies has been conducted with a central investigation on gender role in students’ ability in answering the TOEFL test (e.g., Arifuddin, 2014; Hasan & Susanto, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 454, "width": 408, "height": 239, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "To identify the exploring types of implicature question of short aural conversations in Pre-TOEFL failed to be answered correctly and their causes experienced by a) males b) female, Hasan & Susanto (2012) has researched by using students’ score in Part A Pre-TOEFL listening test as the data sources. Inline to Hasan and Susanto (2012), Arifuddin (2014) had also researched implicature questions on TOEFL-like listening tests to know the types of implicature questions that male and female test-takers failed to answer and causes of the failure and their rankings. The sample of this study was six students, and the data were collected by using tests, retrospective reports, inventory of causes of failure, interview, recording, and analysis with Mixed Methods. Based on the result findings, there are some differences in factors that affect the failure and type of implicature questions that male and female test-takers’ failed to answer.", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 88, "width": 295, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Available online at https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ENGEDU", "type": "Text" }, { "left": 207, "top": 110, "width": 209, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "English Education: Jurnal Tadris Bahasa Inggris pISSN 2086-6003│eISSN 2580-1449", "type": "Text" }, { "left": 265, "top": 133, "width": 94, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Vol.13 (2), 2020, 25-39", "type": "Text" }, { "left": 163, "top": 736, "width": 296, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "English Education: Jurnal Tadris Bahasa Inggris, Vol.13 (2), 2020, 29", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 149, "width": 411, "height": 156, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Another related study was conducted by Owolewa (2017) was about the impact of attitude and gender toward listening behavior. The sample of this research was randomly selected, and there are one hundred and twenty participants who were assigned to an attitudinal group. The questionnaires that contained attitude and Listening Comprehension tests were used to collect data, which were tested at a 0.05 level of significance. This research determined that attitude to listening and gender significantly predicted listening comprehension as females performed better than male participants.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 315, "width": 411, "height": 363, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Furthermore, Namaziandost et al. (2018) examined the impact of cultural materials on listening comprehension among male and female Iranian EFL learners. The samples of this research were chosen by administering 96 upper intermediate male (n = 48) and female (n = 48) EFL learners out of 130 on an Oxford Quick Placement Test (OQPT), and the participants of each gender were randomly assessed into four equal groups; group A (Target Culture = TC), group B (International Target Culture = ITC), group C (Source Culture = SC) and group D (Culture-Free = CF). The data were collected by conducting three tests; pre-test, treatment-test, and post- test. During the treatment, Group A is given the audio files related to American and English culture, Group B is given the audio related to Japanese, Australian, and French culture, group C is given the audio related to Persian culture, and group D is given culture-free materials. At the end of the sections, Two-way ANOVA was run to analyze the data among all groups’ pre, and post-tests regarding the male and female participants and the researchers found the differences performed by the participants on pre-test and post-test, which proved that culturally oriented language materials enhance the Iranian EFL learners’ listening comprehension. Another result showed in this research was that the male learners did better than female learners on the post-test.", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 88, "width": 295, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Available online at https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ENGEDU", "type": "Text" }, { "left": 207, "top": 110, "width": 209, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "English Education: Jurnal Tadris Bahasa Inggris pISSN 2086-6003│eISSN 2580-1449", "type": "Text" }, { "left": 265, "top": 133, "width": 94, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Vol.13 (2), 2020, 25-39", "type": "Text" }, { "left": 163, "top": 736, "width": 296, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "English Education: Jurnal Tadris Bahasa Inggris, Vol.13 (2), 2020, 30", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 149, "width": 400, "height": 301, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Overall, the study, which focused on students’ verbal ability as the comparison to their achievement, seems to establish females’ superiority, which makes teachers tend to spend more time with female students than male students because they think females are better than males in language. The female students will probably live up to their expectations (Boyle, 1987). But this explanation is still debatable among the researchers seeing that it seems inadequate to explain the weight of evidence in favor of females’ superiority over males in verbal ability. It also supported by Pease and Pease (2001:92), who stated that compared to men, women can learn foreign languages faster and easier because the location of females’ language is primarily in the front left hemisphere, a smaller specific area in the right hemisphere which make them better at using and understanding grammar, punctuation and spelling (Hamid et al., 2013). As it is known, understanding spelling is one of the requirements to be a good listener. There are several assumptions about who is better suited for learning language and each research finding has its own statement whether men or women are better.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 460, "width": 400, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Surprisingly, Alavinia & Sameei (2012) and Koc (2016) found no difference between male and female students’ listening ability and stated that gender does not affect listening ability.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 522, "width": 411, "height": 156, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "The findings of the previous researchers were varied in determining the significance of gender in listening. Therefore further research is needed to enrich the body of knowledge toward investigating gender impacts on listening in specific contexts such as TOEFL, which created some gaps in the present study conducted. Another gap is the focus of the study. As shown above, two previous studies were only focused on implicature questions in TOEFL; meanwhile, the present study was focusing on determining the gender impact overview question and detailed questions in the TOEFL-like listening test.", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 88, "width": 295, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Available online at https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ENGEDU", "type": "Text" }, { "left": 207, "top": 110, "width": 209, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "English Education: Jurnal Tadris Bahasa Inggris pISSN 2086-6003│eISSN 2580-1449", "type": "Text" }, { "left": 265, "top": 133, "width": 94, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Vol.13 (2), 2020, 25-39", "type": "Text" }, { "left": 163, "top": 736, "width": 296, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "English Education: Jurnal Tadris Bahasa Inggris, Vol.13 (2), 2020, 31", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 149, "width": 409, "height": 177, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "The present study raised a question “Is there any significant difference in the students’ ability in answering overview questions and detailed questions TOEFL- like listening comprehension in test conditions between males and females?” and two hypotheses; null hypothesis stated “There is no significant difference in the students’ ability in answering overview questions and detail questions TOEFL-like listening comprehension in test conditions between males and females.” And alternative hypothesis stated “There is a significant difference in the students’ ability in answering overview questions and detail questions TOEFL-like listening comprehension in test conditions between males and females”.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 335, "width": 142, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "B. RESEARCH METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 356, "width": 408, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "In this study, Quantitative ex post facto ( from what is done afterward) was employed (Giuffre, 1997). Simon and Goes (2013), stated that this type of study commonly uses data that are already collected. In this research, an ex-post-facto study was conducted to determine the correlations between students' listening ability and gender.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 459, "width": 60, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Participants", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 480, "width": 408, "height": 114, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "The population of this study was 94 students in the 6th semester of English Department at a state university in West Nusa Tenggara, and 42 students’ (21 males and 21 females) scores were chosen as the sample data of this research by using simple random purposive sampling. The population has been given lectures about listening in several previous semesters, such as general listening, academic listening, intensive listening, and extensive listening.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 604, "width": 60, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Instruments", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 624, "width": 408, "height": 95, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "The data were collected by using a TOEFL-like test. The TOEFL- like test consists of three sections; listening, structure and written expression, and reading. The listening section consists of 50 items, which are given in three different parts. In this study, the researcher only used part B and part C, which consisted of 20 questions (overview and detailed questions).", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 88, "width": 295, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Available online at https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ENGEDU", "type": "Text" }, { "left": 207, "top": 110, "width": 209, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "English Education: Jurnal Tadris Bahasa Inggris pISSN 2086-6003│eISSN 2580-1449", "type": "Text" }, { "left": 265, "top": 133, "width": 94, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Vol.13 (2), 2020, 25-39", "type": "Text" }, { "left": 163, "top": 736, "width": 296, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "English Education: Jurnal Tadris Bahasa Inggris, Vol.13 (2), 2020, 32", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 170, "width": 69, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Data Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 190, "width": 403, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "As known, quantitative data analysis is close to statistical analysis based on the result of the data served up in the numerical form. In this study, an Independent Sample t- test was used to test whether the mean difference between the two groups is due to independent variables or simply by chance (Tay, 2011:76).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 314, "width": 182, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "C. FINDINGS AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 334, "width": 45, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Findings", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 353, "width": 403, "height": 116, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "There were 94 students, the 6 th -semester students of a state university in West Nusa Tenggara were involved in this study, and 42 data sets of them were chosen as the sample, 21 from males and 21 females. Before the test was held, the students were given a tutorial and lecture about dealing with the TOEFL test. After following the tutorial and lecture section, the students were given the TOEFL- like test, and the results were provided below.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 499, "width": 369, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Table 1. Male and Female scores in part B and C TOEFL-like listening tests", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 519, "width": 330, "height": 153, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "NO FEMALE MALE ID SCORE ID SCORE 1 D117xx 12 D017xx 16 2 D017xx 10 D117xx 13 3 D017xx 8 D117xx 13 4 D117xx 11 D117xx 16 5 D117xx 12 D017xx 12 6 D017xx 6 D019xx 12 7 D018xx 14 D017xx 4 8 D117xx 13 D017xx 8 9 D017xx 9 D017xx 8 10 D118xx 12 D017xx 8 11 D017xx 16 D117xx 4", "type": "Table" }, { "left": 165, "top": 88, "width": 295, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Available online at https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ENGEDU", "type": "Text" }, { "left": 207, "top": 110, "width": 209, "height": 21, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "English Education: Jurnal Tadris Bahasa Inggris pISSN 2086-6003│eISSN 2580-1449", "type": "Text" }, { "left": 265, "top": 133, "width": 94, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Vol.13 (2), 2020, 25-39", "type": "Text" }, { "left": 163, "top": 736, "width": 296, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "English Education: Jurnal Tadris Bahasa Inggris, Vol.13 (2), 2020, 33", "type": "Caption" }, { "left": 113, "top": 165, "width": 325, "height": 142, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "12 D017xx 15 D117xx 11 13 D017xx 15 D017xx 1 14 D017xx 4 D117xx 12 15 D117xx 10 D117xx 12 16 D117xx 9 D017xx 5 17 D117xx 8 D019xx 8 18 D117xx 11 D017xx 10 19 D117xx 13 D017xx 15 20 D117xx 9 D017xx 18 21 D117xx 11 D017xx 8 Total 228 214 Mean 10.38 10.19", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 330, "width": 403, "height": 94, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Based on the data provided in Table 4.1, it can be seen that the mean scores of both genders are slightly different. The total score of females is higher than male and so the mean. To answer the research questions of this research and get more valid results, further analysis is needed; it is hypothesis testing by using statistical tools.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 434, "width": 403, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Before calculating the data with specific methods such as t-test, the distribution of data samples must be categorized as a normal distribution.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 475, "width": 136, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Table 2. Tests of Normality", "type": "Text" }, { "left": 154, "top": 500, "width": 298, "height": 33, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Gender Statisti Df Sig. Statisti Df Sig. c c", "type": "Table" }, { "left": 109, "top": 535, "width": 344, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Score Male .135 21 .200 * .968 21 .689 Femal .107 21 .200 * .970 21 .736", "type": "Table" }, { "left": 108, "top": 570, "width": 95, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "e", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 594, "width": 403, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "According to the result in Table 2, the significant value of male (.689) and female (.736) in Shapiro-Wilk column is more significant than the standard error (.05) which can be concluded that the distribution of the data is normal.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 656, "width": 403, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "After considered as normal-distribution, the data were analyzed by using independent t-test to know whether the research hypothesis is accepted or rejected. T-test was used because the distribution of the data is normal and homogeny.", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 88, "width": 295, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Available online at https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ENGEDU", "type": "Text" }, { "left": 207, "top": 110, "width": 209, "height": 21, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "English Education: Jurnal Tadris Bahasa Inggris pISSN 2086-6003│eISSN 2580-1449", "type": "Text" }, { "left": 265, "top": 133, "width": 94, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Vol.13 (2), 2020, 25-39", "type": "Text" }, { "left": 163, "top": 736, "width": 296, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "English Education: Jurnal Tadris Bahasa Inggris, Vol.13 (2), 2020, 34", "type": "Caption" }, { "left": 207, "top": 290, "width": 71, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "3. -", "type": "Picture" }, { "left": 207, "top": 290, "width": 189, "height": 21, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "- 68 .062 .16 40 .871 .190", "type": "Table" }, { "left": 207, "top": 312, "width": 90, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "5 4", "type": "Picture" }, { "left": 376, "top": 312, "width": 13, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "48", "type": "Table" }, { "left": 272, "top": 338, "width": 109, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "- -", "type": "Picture" }, { "left": 113, "top": 160, "width": 172, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Table 3. Independent Samples Test", "type": "Section header" }, { "left": 207, "top": 181, "width": 38, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Levene's", "type": "Picture" }, { "left": 105, "top": 192, "width": 441, "height": 182, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means Mea 95% Confidence Sig. n Std. Interval of the (2- Diff Error Difference taile eren Differ F Sig. T Df d) ce ence Lower Upper Score Equal variances assumed 1.163 11 -2.54122 2.16027 variances not assumed .16 4 34.8 56 .871 .190 48 1.163 11 -2.55207 2.17112", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 398, "width": 403, "height": 156, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "For hypothesis testing, the t value must be compared to the t-table with a significance of error in 5%. In conducting t table, the degree of freedom of the data must be stated by using formula N-2 (N= the whole sample). In this study, the t-table was 2.021 in the degree of freedom = 40 with t value = .871. As stated before, if t table > t value (2.021>.871), the null hypothesis (Ho) is accepted, and the alternative hypothesis (Ha) is rejected. It can be implied that there is no significant difference in performance in students’ ability in answering TOEFL- like listening tests based on gender.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 587, "width": 57, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 610, "width": 403, "height": 114, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "This research was aimed to examine the significance of the difference between males and females in answering overview and detail questions in the TOEFL-like listening test, which was responded to in the findings section. The statistical analysis was held to answer the research question and it implied that there is a different performance between male and female which is in line with several findings in previous researches (e.g Gruber & Gaebelein, 1979; Boyle,", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 88, "width": 295, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Available online at https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ENGEDU", "type": "Text" }, { "left": 207, "top": 110, "width": 209, "height": 21, "page_number": 11, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "English Education: Jurnal Tadris Bahasa Inggris pISSN 2086-6003│eISSN 2580-1449", "type": "Text" }, { "left": 265, "top": 133, "width": 94, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Vol.13 (2), 2020, 25-39", "type": "Text" }, { "left": 163, "top": 736, "width": 296, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "English Education: Jurnal Tadris Bahasa Inggris, Vol.13 (2), 2020, 35", "type": "Caption" }, { "left": 113, "top": 159, "width": 403, "height": 94, "page_number": 11, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "1987; Hasan & Susanto, 2012; Arifuddin, 2014; Owolewa, 2017). The mean score of female students (10.3810) was slightly higher than male (10.1905), and it was supporting the idea stated by Pease and Pease (2001) in learning language, compared to male, the female can learn faster and more comfortable due to the location of their hemisphere.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 263, "width": 406, "height": 343, "page_number": 11, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Nevertheless, this research's finding was not totally similar to several studies mentioned before, because the differences between male and female scores were not significant which was proven by the result of hypothesis testing. In hypothesis testing, several statistical analyses have been done, such as a test of normality, a test of homogeneity, and an independent t-test. The first step was normality testing in which the data must be categorized as the normal-distributing data (table 4.2) and the data of this research is stated as normal distribution, because of the sig. value of both genders was bigger than .05. After categorized as normal- distributing data, the next step was a test of data homogeneity (table 4.3). The homogeneity testing is used to recognize whether the sample was taken from the population in the same variant or not. The data can be stated as homogeny if its significance level is higher than .05. As shown in table 4 the significance level of the data was .0685 which is more significant than .05, and assumed as homogeny. According to the finding of this research, the null hypothesis, which stated “There is no significant difference in the students’ ability in answering overview questions and detail questions TOEFL-like listening comprehension in test conditions between males and females is accepted”.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 616, "width": 403, "height": 94, "page_number": 11, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Barron (2006) and Koc (2016) also stated that there is no significant difference between male and female listeners and stated that the speakers were more influential than the listeners' gender. Similar to Owolewa (2017), who implied that there is a difference between man and female performance, he also proved that females do better and male.", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 88, "width": 295, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Available online at https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ENGEDU", "type": "Text" }, { "left": 207, "top": 110, "width": 209, "height": 21, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "English Education: Jurnal Tadris Bahasa Inggris pISSN 2086-6003│eISSN 2580-1449", "type": "Text" }, { "left": 265, "top": 133, "width": 94, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Vol.13 (2), 2020, 25-39", "type": "Text" }, { "left": 163, "top": 736, "width": 296, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "English Education: Jurnal Tadris Bahasa Inggris, Vol.13 (2), 2020, 36", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 164, "width": 403, "height": 177, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Furthermore, this research contrasted to Alvinia and Sameei (2012), who studied the potential bonds in Iranian EFL learners’ listening comprehension ability; they found that interaction between male and female does not affect the listening ability. This research finding was contradictory to Arrifudin (2014) and Susanto (2012), who stated that there was a significant difference between male and female performance in answering TOEFL-like listening test (part A). Due to the main focus of the present study, part B and C, it cannot be assumed as totally contrary to the previous which focused on part A only. As known, every part of the listening section has a different question type, and it affects the students’ ability.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 351, "width": 403, "height": 73, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Considering several previous studies that served some pros and contrast to the present study, such 1) Gender is significantly affecting listeners’ ability 2) Gender has no significant impact on listening. This study recognized the gender role in students’ listening ability and found no significant impact.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 434, "width": 403, "height": 94, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "However, the researchers realize the limitation of this study. It only focused on a small number of participants using only a single set of data scores and data sources. The specific identification and deep analysis into students’ background knowledge, study behavior, attitude, study behavior/ environment is needed because it can affect gender performance (Roebuck, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 560, "width": 211, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "D. CONCLUSION AND SUGGESTION", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 580, "width": 403, "height": 135, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "This research raised a question as stated earlier, “Is there any significant difference in the students’ ability in answering overview questions and detailed questions TOEFL-like listening comprehension in test conditions between males and females?” and the statistical analysis was used to recognize the answer. The result showed that there is a difference in the students’ ability to answer overview questions and detailed questions TOEFL-like listening comprehension in test conditions between males and females, but the difference is not significant.", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 88, "width": 295, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Available online at https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ENGEDU", "type": "Text" }, { "left": 207, "top": 110, "width": 209, "height": 21, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "English Education: Jurnal Tadris Bahasa Inggris pISSN 2086-6003│eISSN 2580-1449", "type": "Text" }, { "left": 265, "top": 133, "width": 94, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Vol.13 (2), 2020, 25-39", "type": "Text" }, { "left": 163, "top": 736, "width": 296, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "English Education: Jurnal Tadris Bahasa Inggris, Vol.13 (2), 2020, 37", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 186, "width": 404, "height": 155, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Despite the empirical finding of this study, this study is not without limitation. The researchers realize that this study's design involved a limited number of participants and took data that were not based on multiple scores and data sources. This makes the finding of this study is not for generalization. The study recruiting more participants with various data sources might result differently. Therefore, it is suggested for future researchers to do a similar investigation using a more sophisticated and comprehensible method picturing multilayers of data to understand better the impact of gender on language, especially listening ability.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 372, "width": 99, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "E. REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 119, "top": 392, "width": 397, "height": 53, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Alavinia, P., & Sameei, A. (2012, May 1). Potential bonds between extrovertion/introvertion and iranian efl learners' listening comprehension ability. English Language Teaching , 19-30.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 455, "width": 406, "height": 52, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Alkhrisheh, H., Alkhrisheh, T., & Aziez, F. (2019). A study on gender and language differences in written texts. Research and Innovation in Language Learning Vol. 2 , 120-138.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 518, "width": 403, "height": 53, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Andrews, D. R. (2019). Gender differences in reading and writing achievement: evidence from the national assessment of educational progress (naep). American Psychological Association , 445-458.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 581, "width": 403, "height": 31, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Arifudin. (2014). Ranking of causes of failure to infer implicature in toefl-like based on gender. Theory and Practice in Language Studies , 1334-1343.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 622, "width": 403, "height": 53, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Arifuddin and Susanto. (2012). Gender-based failure to infer implicatures from TOEFL-like listening.” International Journal of Learning and Development 2.6, 62-72. http://dx.doi.org/10.5296/ijld.v2i6.2681.", "type": "List item" }, { "left": 165, "top": 88, "width": 295, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Available online at https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ENGEDU", "type": "Text" }, { "left": 207, "top": 110, "width": 209, "height": 21, "page_number": 14, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "English Education: Jurnal Tadris Bahasa Inggris pISSN 2086-6003│eISSN 2580-1449", "type": "Text" }, { "left": 265, "top": 133, "width": 94, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Vol.13 (2), 2020, 25-39", "type": "Text" }, { "left": 163, "top": 736, "width": 296, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "English Education: Jurnal Tadris Bahasa Inggris, Vol.13 (2), 2020, 38", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 164, "width": 403, "height": 53, "page_number": 14, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Boroomand, F., & Rostami Abusaeedi, A. A. (2013). A gender-based analysis of Iranian EFL learners' types of written errors. International Journal of Research Studies in Language Learning , 79- 92.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 227, "width": 403, "height": 52, "page_number": 14, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Hamid, S., Ariani, M., & Ariyanto, S. (2013). An analysis on the gender-based difference of the eight year students’ recount paragraph writing based on the grammatical errors at smpn 3 jenggawah jember. Pancaran , 75-84.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 289, "width": 403, "height": 73, "page_number": 14, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Koç, D. K. (2016). The role of gender in reading comprehension: an analysis of college-level efl students’ comprehension of different genres. International Online Journal of Education and Teaching (IOJET) , 218- 227.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 372, "width": 403, "height": 73, "page_number": 14, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Namaziandost, E., Sabzevari, A., & Hashemifardnia, A. (2018). The effect of cultural materials on listening comprehension among Iranian upper- intermediate EFL learners: In reference to gender. Cogent Education , 1- 27.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 454, "width": 403, "height": 53, "page_number": 14, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Owolewa, O. O. Phd (2017). Influence of Attitude and Gender on Listening Comprehension of Senior Secondary School Students in Ondo State, Nigeria. Developing Country Studies , 50- 56", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 518, "width": 404, "height": 52, "page_number": 14, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Philiphs, D. (2001). Longman Complete Course for the TOEFL Test: Preparation for the Computer and Paper Tests. New York: Addison-Wesley Longman, Inc.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 580, "width": 403, "height": 52, "page_number": 14, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Rasskazova, T., & Glukhanyuk, N. (2018). Factors affecting listening in l2 learning. International Technology, Education and Development Conference , 0656- 0662.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 642, "width": 403, "height": 53, "page_number": 14, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Roebuck, D., Raina, R., Bell, R. L., & Lee, C. E. (2015). The effects of home country, gender, and position on listening behaviors. Journal of Organizational Culture, Communications and Conflict", "type": "List item" }, { "left": 165, "top": 88, "width": 295, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Available online at https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/ENGEDU", "type": "Text" }, { "left": 207, "top": 110, "width": 209, "height": 21, "page_number": 15, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "English Education: Jurnal Tadris Bahasa Inggris pISSN 2086-6003│eISSN 2580-1449", "type": "Text" }, { "left": 265, "top": 133, "width": 94, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Vol.13 (2), 2020, 25-39", "type": "Text" }, { "left": 163, "top": 736, "width": 296, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "English Education: Jurnal Tadris Bahasa Inggris, Vol.13 (2), 2020, 39", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 171, "width": 397, "height": 33, "page_number": 15, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Simon, M. K., & Goes, J. (2013). Ex post facto research. Dissertation and Scholarly Research .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 216, "width": 400, "height": 31, "page_number": 15, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Tay, C. C. (2011). Statistics with SPSS for research . Penerbit Universiti Teknikal Malaysia Melaka", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 256, "width": 400, "height": 31, "page_number": 15, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Tarigan, Henry Guntur. (2015). Menyimak sebagai suatu keterampilan berbahasa . Bandung: Angkasa", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 297, "width": 403, "height": 52, "page_number": 15, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Yazdani, P., & Ghafar Samar, R. (2010). Involved or informative: A gender perspective on using pronouns and specifiers in EFL students' writing. MJAL, 2 (5) , 354-378.", "type": "List item" } ]
4f416dd0-fe39-dd1a-5af4-608bcc1bc619
https://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/Ekonomi/article/download/2118/1815
[ { "left": 206, "top": 44, "width": 200, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "http://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/Ekonomi Jurnal Ekonomi, Volume 12, No 03, 2023 ISSN: 2301-6280 (print) ISSN: 2721-9879 (online)", "type": "Page header" }, { "left": 102, "top": 727, "width": 418, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The Influence of Product Involvement and Promotion Message on Millennials Mortgage Purchase Intention in Indonesia. Andrea Theresia Manullang, et.al 574", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 88, "width": 398, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "THE INFLUENCE OF PRODUCT INVOLVEMENT AND PROMOTION MESSAGE ON MILLENNIALS MORTGAGE PURCHASE INTENTION IN INDONESIA", "type": "Section header" }, { "left": 212, "top": 145, "width": 194, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 Andrea Theresia Manullang, 2 Nurdin Sobari", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 156, "width": 419, "height": 144, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1,2 Universitas Indonesia ARTICLEINFO ABSTRACT Keywords : Product Involvement Promotion Message Mortgage Purchase Intention Millenials Investment is an activity by investing money or capital (valuable assets) for a certain period with the aim of obtaining profits or increasing the investment value in the future. In this era, all age generations have started to be concerned about making investments given the fluctuating economic conditions. Most novice investors choose investments with low risk, one example is property investment. Property investment is an investment in physical form which is considered to have low risk and is very profitable because the value continues to increase every year. One of the initial property investments is a house. Today's house is not only a residence, but also an investment asset for some people.", "type": "Table" }, { "left": 98, "top": 287, "width": 419, "height": 98, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "However, currently the millennial is considered to still have difficulty buying their first home. Millennials are considered to still not see the importance of investing, especially in the property sector. With the Housing Loan (KPR) program, millennials can easily own housing as their initial investment in the property sector. For this reason, several factors are taken into consideration in selecting a mortgage, including trust in the mortgage lending bank, attractive promotional messages and program features offered. E-mail: [email protected] [email protected] Copyright © 2023 Jurnal Ekonomi. All rights reserved . It is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0", "type": "Table" }, { "left": 382, "top": 377, "width": 133, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "International License (CC BY-NC 4.0)", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 399, "width": 99, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 410, "width": 426, "height": 86, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Housing is a must-have asset as a place to live and can be an investment asset for some people because it has an ever-increasing price. But what happens to the millennial, many find it difficult to determine the first place to live. Housing in the view of the millennial is not important, even though if the millennial who fully understands the importance of investing in property will make investments (Schiffman & Kanuk, 2007). The IDN Research survey in 2022 has conducted a percentage of millennials in Indonesia, 41% are not interested in investing and 38% are millennials who are interested in investing. As a result, it is known that the millennial is more interested in investing in gold until the percentage is almost 80% (Pearce et al., 2010).", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 619, "width": 278, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Figure 1 Millennials not having their first home in Indonesia by 2022", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 642, "width": 426, "height": 75, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Millennials are still growing up in an environment that upholds values, behaviours and attitudes. These things have finally become the government's concern, so that various efforts are made so that the Indonesian people, especially the younger generation, can own a house (Syaipudin & Awwalin, 2023). Based on IDN Research data in 2022, the total percentage of millennials who do not have their own housing reached 24% spread across major cities in Indonesia. Seeing this great potential, banks as a channel of housing credit in Indonesia have participated in supporting the government's programme to help the community to own a house, especially for the geineirasi milleinnials, both government banks and private", "type": "Text" }, { "left": 206, "top": 44, "width": 200, "height": 28, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "http://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/Ekonomi Jurnal Ekonomi, Volume 12, No 03, 2023 ISSN: 2301-6280 (print) ISSN: 2721-9879 (online)", "type": "Page header" }, { "left": 102, "top": 727, "width": 418, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The Influence of Product Involvement and Promotion Message on Millennials Mortgage Purchase Intention in Indonesia. Andrea Theresia Manullang, et.al 575", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 88, "width": 426, "height": 42, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "banks. Based on data sourced from BCG analysis for BTN Project, the population in the middle market segment with a monthly income of Rp 7 million to Rp 30 million has the largest percentage of the Indonesian population in 2020. The results of the BPS population census in 2020 stated that the age of the millennial is vulnerable to the age of 24 - 39 years with a percentage of 25.87% of the total population in Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 132, "width": 426, "height": 64, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The millennial's lifestyle has an impact on investment interest and relatively expensive housing prices. So, it is important to provide awareness to the millennial to immediately own housing. Based on IDN Research data in 2022, the total percentage of millennials who do not own their own homes reached 24% spread across major cities in Indonesia. The potential for banks to take advantage of the millennial's investment interest opportunity can be done as a support for government programmes on community housing.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 198, "width": 426, "height": 75, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Previous research on product involvement conducted states that product involvement is closely related to participants' perceptions and behaviour, purchase effort and thinking (Bian & Moutinho, 2011). Products with high involvement tend to be more important than products with low involvement, hence more consideration factors in terms of risk. Product involvement plays an important role in influencing purchases (Prendergast et al., 2010). Previous research on promotional messages who have a high level of product involvement have a more positive attitude towards promotional messages (Kotler & Amstrong, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 275, "width": 426, "height": 64, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Shows that the interaction between the level of product involvement and the type of advertising appeal has a significant effect on attitudes towards promotional messages. The discussion of product involvement and promotional messages has an interconnected influence. Studies conducted by a number of these researchers prove that those who have a high level of product involvement have a more positive attitude towards promotional messages and the interaction between the level of product involvement and advertising (Nazir et al., 2023).", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 341, "width": 426, "height": 97, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Millennial’s has potential to have a good portfolio, especially the distribution of non-subsidised houses. So that it can be done by strengthening customer-based funding, urban hoursing in urban areas that are more developed for millennials, as well as digitalisation and business automation in rebanding and campaigns. The decision to buy a house is related to financial decisions, mortgage credit is an expensive decision because it involves customer finances (Nicholson et al., 2019). Mortgage is a long-term commitment in settling instalment payments. The relationship between mortgages and customer engagement is a high-level relationship of mortgage products. So, with the Home Ownership Credit (KPR) programme can be one of the answers for millennials to be able to own a house as their initial investment in property.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 440, "width": 426, "height": 42, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The importance of conducting knowledge to millennials in Indonesia in order to have an assessment that owning property through a mortgage programme is an important need at this time and how their attitudes are related to the brand, product features and advertising massage of the mortgage programme offered by the bank so that it can affect the purchase intention of millennials in Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 495, "width": 124, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. LITERATURE REVIEW Product Involvement", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 517, "width": 426, "height": 97, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Product involvement by Howard and Sheith is a product that is used to determine the product involved in the assessment to make a purchase (Prince, 2020). Product involvement is the attention and experience used to find out about the influence that has an involvement in the level of satisfaction (Kotler & Keller, 2016). Product involvement by Ray is the involvement of products in attention that is personal relevance, product knowledge, and perceived risk (Patel et al., 2020). Product involvement is an assumed perception of the importance of the product that will get an assessment of what is attached to it (Chen & Zhu, 2022). So based on the definition, product involvement is an involvement that is used to get attention and make judgments so that it can influence the value of a product to get an assessment as a form of product purchasing activity.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 627, "width": 89, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Promotion Message", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 638, "width": 426, "height": 65, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Advertising messages according to Beilch and Beilch state that advertising messages are information or communication received by consumers through advertisements (Syaipudin & Awwalin, 2022). In the opinion of Kotleir and Keller, it explains that advertising messages are information received by consumers about the product or service being promoted (Kotler & Amstrong, 2016). According to the opinion of Javalg and White, messages received by consumers through the media and used to influence purchasing actions (Dixon, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 206, "top": 44, "width": 200, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "http://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/Ekonomi Jurnal Ekonomi, Volume 12, No 03, 2023 ISSN: 2301-6280 (print) ISSN: 2721-9879 (online)", "type": "Page header" }, { "left": 102, "top": 727, "width": 418, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The Influence of Product Involvement and Promotion Message on Millennials Mortgage Purchase Intention in Indonesia. Andrea Theresia Manullang, et.al 576", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 88, "width": 130, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mortgage Purchase Intention", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 98, "width": 426, "height": 131, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The intention to buy a house is the desire to do something for self-satisfaction and achievement in humans as a form of desire and satisfaction (Nicholson et al., 2019). A mortgage is a long-term commitment, to get people to pay it off over a long period of time. For first-time homeowners, the mortgage process can be a daunting task. Here are some definitions of mortgages according to experts, according to the opinion of Kotler, Philip and Keller, Kevin Lane explaining that a mortgage is a type of long-term loan that can be used to buy a house (Usman & Lizam, 2022). In the opinion of Griffin, A. defines a mortgage as a long-term loan that can be used to finance the purchase of a house or property with a mortgage guaranteep (Patel et al., 2020). In the opinion of Wheelen, T. L., & Hunger, J. D. defines a mortgage as a loan that can be used to finance the purchase of a house or property with a mortgage guarantee (Wheelen & Hunger, 2018). Purchase intention is consumer behaviour that occurs in response to objects that indicate the customer's desire to buy (Kotler & Keller, 2016). The desire or intention to purchase a mortgage is the right step for the millennial, in which case the company's role is to provide appropriate services.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 242, "width": 50, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Millennials", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 253, "width": 426, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The millennial is a group of people born with life experiences around the 1980s to the early 2000s. The millennial has different characters, values, and behaviours according to the times. The millennial is called the \"Y\" generation coined by American historians William Strauss and Neil Howe in several of their books. According to Horovtz, the millennial is grouped for young people in 1980 and 1996 because the generation of that era likes things that are flexible and new (Kusnawan, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 319, "width": 67, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 330, "width": 426, "height": 163, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The research method used was a pilot exploratory qualitative analytical study to examine the most common typing guidelines in mortgage advertisements. The exploratory results were analysed using the regression method and Cronbach's statistical test (Ghozali & Ratmono, 2017). Secondary data collection method by distributing questionnaires. Sampling techniques using non probability sampling techniques and supported by additional information through exploratory research methods. Based on the information obtained from the reference research, the authors try to modify the reference research model into the research model to be carried out. The data analysis technique uses first, testing the validity of each question item by correlating the score of each item with the total item. To test the validity in this study, the Peiarson Correilation method was used through the SPSS version 25 program (Al Ghazali, 2019). Second, testing the reliability in this study used the Pearson Correilation method through the SPSS version 25 program. The question items can be said to be reliable if the Cronbach Alpha value is above 0.6. The more the value of α (alpha), the more the consistency of the measured reliability. Third, testing with Structural equation modelling (SEM) is an analytical method to see the relationship between constructs by analysing indicators or observable variables related to constructs in the theoretical framework of the research model (Sugiyono, 2018). The research model that will be used in this study is:", "type": "Text" }, { "left": 221, "top": 615, "width": 171, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Figure 2. Research model to be conducted", "type": "Caption" }, { "left": 94, "top": 648, "width": 136, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. RESULT AND DISCUSSION Exploratory Study Model", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 670, "width": 426, "height": 54, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The exploratory study was conducted by distributing a questionnaire through Google Form. The requirements set for respondents to fill out this questionnaire are belonging to Gen Y/Millennials who were born between 1981-1996. The minimum target number of respondents is 50 respondents. From the respondents who filled out the questionnaire, several banks providing mortgage programmes for millennials in Indonesia can be determined, which will be the limitation for the research. From the results", "type": "Text" }, { "left": 206, "top": 44, "width": 200, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "http://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/Ekonomi Jurnal Ekonomi, Volume 12, No 03, 2023 ISSN: 2301-6280 (print) ISSN: 2721-9879 (online)", "type": "Page header" }, { "left": 102, "top": 727, "width": 418, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The Influence of Product Involvement and Promotion Message on Millennials Mortgage Purchase Intention in Indonesia. Andrea Theresia Manullang, et.al 577", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 88, "width": 426, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "of the questionnaire, it will be seen what banks are chosen by respondents and compared the frequency of the appearance of the same restaurant and taken as many as 5 banks providing KPR programmes namely BTN, BSI, BCA, Mandiri, BNI, CIMB Niaga, Permata, OCBC, NISP, BJB and BRI for millennials in Indonesia which will be the limit for this study.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 142, "width": 116, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Exploratory Study Results", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 154, "width": 426, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Based on the results of research from 51 respondents who have filled out the exploratory study questionnaire, the following is the percentage of respondents' choice of mortgage provider banks for millennials in Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 236, "top": 290, "width": 142, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Figure 3 Exploratory Study Results", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 312, "width": 426, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "From the data, the most chosen bank is BTN with a free rank of 41 and 5 banks that provide mortgage programmes for geineirasi milleinnials in Indonesia that are most mentioned by reispondein. These 5 banks will be the limitation in the research conducted, namely BTN Bank, Mandiri Bank, BCA Bank, BNI Bank, BRI Bank. After the exploratory test was carried out, the questionnaire was prepared, but word testing was carried out first before being tested for validity and reliability and then distributed simultaneously. The validity test is used to determine whether the observed scale score can reflect a relationship between the object and the characteristics being measured. Primary data collection was carried out by submitting an online questionnaire using Google Form.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 411, "width": 118, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Structural Equation Model Convergent Validity", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 433, "width": 426, "height": 64, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Convergent validity consists of the validity of each indicator and the average variance extracted (AVE). Convergent validity is used to measure how much the existing indicators can explain the latent variable. This means that the greater the convergent validity, the greater the ability of the indicator to explain the latent variable (Purwanto, 2021). According a correlation can be said to fulfil convergent validity if it has a loading factor value greater than 0.7. However, in this study, from the development of the measurement scale, a loading value of 0.5 to 0.6 is considered sufficient.", "type": "Text" }, { "left": 243, "top": 709, "width": 129, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Figure 4. Model Testing Output", "type": "Caption" }, { "left": 206, "top": 44, "width": 200, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "http://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/Ekonomi Jurnal Ekonomi, Volume 12, No 03, 2023 ISSN: 2301-6280 (print) ISSN: 2721-9879 (online)", "type": "Page header" }, { "left": 102, "top": 727, "width": 418, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The Influence of Product Involvement and Promotion Message on Millennials Mortgage Purchase Intention in Indonesia. Andrea Theresia Manullang, et.al 578", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 88, "width": 426, "height": 97, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "From Image 2, the value in the direction of the arrow is the standardised loading factor value both between latent variables and on latent variables to each indicator. To see the validity of the indicator, what needs to be seen is the standardised loading factor value on the latent variable to each indicator. Table 4.5 shows the standardised loading factor (SLF) of each existing research indicator. Based on the results, all indicators have a value above 0.5. So, it can be concluded that all indicators are declared valid. The next test in the first order is the reliability test. This test uses the Cronbach Alpha and Composite Reliability values, each of which must be more than 0.7. If the Cronbach Alpha and composite reliability values of each dimension are greater than 0.7, it indicates that the indicators have consistency in measuring their respective dimensions. Cronbach Alpha and composite reliability values", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 198, "width": 90, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Model goodness test", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 209, "width": 176, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Evaluation of Predictive Relevance (Q2)", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 220, "width": 426, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Evaluating the structural model is by using the coefficient of determination (R2 test) and the path coefficient or t-value. The R2 value is used to measure the level of variation in changes in the independent variable on the dependent variable. The total R2 value is used to calculate Predictive Relevance (Q2) because there is no special menu in smartPLS to calculate Q2. The Q2 value is used to validate the model. The Predictive Relevance (Q2) value can be written as follows = O 2 = 1 - {(1 - Q 1)} = 1 - (1 - 0.782) = 0.782.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 275, "width": 426, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The above calculation obtained a value of Q2 = 0.782, which means that 78.2% of the diversity of endogenous variables is explained by exogenous variables, the rest is explained by other variables not included in the model.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 319, "width": 70, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Goodness of Fit", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 330, "width": 426, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Based on the research model, SRMR has a value of 0.061. If the value is less than 0.10 or 0.08, then the model is fit and fits the data. SRMR is a measure of goodness of fit for PLS which is commonly used to avoid misspecification in research models. The NFI value is more than 0.9. so, it can be concluded that the model fits the data. And for rms Theta, it has a value of 0.138, which indicates that the rms theta value is close to the value of 0.", "type": "Text" }, { "left": 181, "top": 396, "width": 236, "height": 87, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Table 1 Goodness of Fit Results Saturated Model Estimated Model SRMR 0.061 0.124 d_ULS 2.657 10.758 d_G 1.523 1.922 Chi-Square 1834.386 2085.440 NFI 0.968 0.937 rms Theta 0.138", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 497, "width": 77, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Structural Model", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 508, "width": 426, "height": 130, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "In table 1, Attitude towards the Advertising Message has a significant influence on Purchase Intention. This can be seen from the t-value of 7.427 where the value is greater than 1.645. This shows that Attitude towards the Advertising Message has a positive influence on Purchase Intention. While the path coefficient value of 0.555 indicates that the greater the value of Attitude towards the Advertising Message, the more Purchase Intention will increase by 0.555. Meanwhile, Attitude Towards the Brand does not have a significant influence on Purchase Intention. This can be seen from the t-value of 0.999 which is not greater than 1.645. This result shows that Attitude towards the Brand has a positive but insignificant effect on Purchase Intention with a path coefficient of 0.069 which will only increase Purchase Intention by 0.069 every time Attitude towards the Brand increases. Therefore, Attitude towards the Brand has not been able to strengthen the relationship between Attitude towards the Advertising Message and Purchase Intention. This is because the t-value is less than 1.645. Meanwhile, Attitude towards the Product Feature also has a significant influence on Purchase Intention.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 640, "width": 426, "height": 64, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The data processing results show a t-value of 4.458, which is greater than 1.645. In addition, the path coefficient value is 0.284, which indicates a positive influence between Attitude towards the Product Feature on Purchase Intention. The more Attitude towards the Product Feature increases, the more Purchase Intention will increase by 0.284. Attitude towards the Product Feature also positively moderates the relationship between Attitude towards the Advertising Message and Purchase Intention. The t-value is 4.458 which means that the value is greater than 1.645. This means that Attitude towards the Product", "type": "Text" }, { "left": 206, "top": 44, "width": 200, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "http://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/Ekonomi Jurnal Ekonomi, Volume 12, No 03, 2023 ISSN: 2301-6280 (print) ISSN: 2721-9879 (online)", "type": "Page header" }, { "left": 102, "top": 727, "width": 418, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The Influence of Product Involvement and Promotion Message on Millennials Mortgage Purchase Intention in Indonesia. Andrea Theresia Manullang, et.al 579", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 88, "width": 426, "height": 19, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Feature can strengthen the relationship between Attitude towards the Advertising Message and Purchase Intention.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 109, "width": 426, "height": 98, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Product Involvement has a direct effect on Purchase Intention with a t-value of 11.567 which is much greater than 1.645, and a path coefficient of 0.545 which indicates that there is a positive influence of the Product Involvement variable on Attitude towards the Advertising Message, the magnitude of the path coefficient is 0.545, meaning that the increase in Product Involvement will further increase Attitude towards the Advertising Message by 0.545. Product Involvement also has a direct effect on Attitude towards the Brand, which is indicated by a t-value of 10.388 where the value is greater than 1.645, which means that Product Involvement has a positive influence on Attitude towards the Brand. With a path coefficient of 0.530, Product Involvement can significantly increase Attitude towards the Brand by 0.530 every time Product Involvement increases.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 209, "width": 426, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Then, Product Involvement also has a positive influence on Attitude towards the Product Feature as indicated by a t-value of 14.134 which means that Product Involvement has a positive influence on Attitude towards the Product Feature. With a path coefficient of 0.619, showing the magnitude of the influence of Product Involvement on Attitude towards the Product Feature where every increase that occurs in Product Involvement, will increase Attitude towards the Product Feature by 0.619.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 264, "width": 426, "height": 42, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lastly, Product Involvement also has a significant positive influence on Purchase Intention as indicated by a positive t-value of 2.051 which is greater than 1.645. In addition, with a path coefficient of 0.077, it shows that Product Involvement can increase the value of Purchase Intention by 0.077 every time there is an increase in Product Involvement.", "type": "Text" }, { "left": 141, "top": 319, "width": 332, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Table 2 Calculation Results of Standardised Path Coefficients for Structural Models", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 331, "width": 414, "height": 125, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Original Sample T Statistics (|O/STDEV|) P Values Attitude towards the Advertising Message -> Purchase Intention 0.555 7.427 0.000*** Attitude towards the Brand -> Purchase Intention 0.060 0.999 0.318 Attitude towards the Product Featur -> Purchase Intention 0.284 4.458 0.000*** Product Involvement -> Attitude towards the Advertising Message 0.545 11.567 0.000*** Product Involvement -> Attitude towards the Brand 0.530 10.388 0.000*** Product Involvement -> Attitude towards the Product Featur 0.619 14.134 0.000*** Product Involvement -> Purchase Intention 0.077 2.051 0.041**", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 458, "width": 351, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "* = Significant on alpha 10% ** = Significant on alpha 5% *** = Significant on alpha 1%", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 480, "width": 426, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Based on the results of existing data processing, the hypothesis conclusions in this study are as follows:", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 513, "width": 413, "height": 153, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Table 3 Calculation Results of Standardised Path Coefficients for Structural Models Hipotesis Related T-Value Summary H1 Product Involvement -> Purchase Intention 2.051 Hypothesis supported H2 Product Involvement -> Attitude towards the Brand 10.388 Hypothesis supported H3 Product Involvement -> Attitude towards the Product Feature 14.134 Hypothesis supported H4 Product Involvement -> Attitude towards the Advertising Message 11.567 Hypothesis supported H5 Attitude towards the Brand -> Purchase Intention 0.999 Hypothesis not supported H6 Attitude towards the Product Feature -> Purchase Intention 4.458 Hypothesis supported H7 Attitude towards the Advertising Message -> Purchase Intention 7.427 Hypothesis supported", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 680, "width": 426, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Based on the description above, the hypotheses in this study are as follows: H1: The effect of product involvement is positive on the mortgage purchase intention of millennials in Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 713, "width": 319, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "H2: The effect of product involvement is positive on attitude towards the brand", "type": "Text" }, { "left": 206, "top": 44, "width": 200, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "http://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/Ekonomi Jurnal Ekonomi, Volume 12, No 03, 2023 ISSN: 2301-6280 (print) ISSN: 2721-9879 (online)", "type": "Page header" }, { "left": 102, "top": 727, "width": 418, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The Influence of Product Involvement and Promotion Message on Millennials Mortgage Purchase Intention in Indonesia. Andrea Theresia Manullang, et.al 580", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 88, "width": 426, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "H3: The effect of positive product involvement on attitudes towards product features H4: The effect of positive product involvement on attitudes towards advertising messages H5: The effect of attitude towards the brand is positive on the mortgage purchase intention of millennials in Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 132, "width": 426, "height": 19, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "H6: The effect of attitude towards product features is positive on the mortgage purchase intention of millennials in Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 154, "width": 426, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "H7: The effect of attitude towards advertising messages is positive on the mortgage purchase intention of millennials in Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 187, "width": 54, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 198, "width": 426, "height": 97, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Home is a product categorised as a high involvement product because it has a high financial value, requires emotional involvement, deep consideration, and long-term impact. Products with high involvement are likely to be more expensive than low-involvement products, with more careful consideration and more factors considered to avoid risk (Bickham & Francis, 2021). So, when cognitive resources allocated to peinting diagnostic information from high involvement products are insufficient, consumers can delay or delay making decisions, which results in a decrease in purchase intentions. This shows that if the millennial's consumer product involvement with the house is very high, then the greater their intention to buy a house. So, Mortgage purchase intention or intention to use mortgage is strongly influenced by consumer product involvement (Nicholson et al., 2019).", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 297, "width": 426, "height": 152, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Consumers who have a high level of product involvement will tend to have a more positive attitude towards brands, believe in product quality, and are willing to pay higher prices. So that the level of product involvement of millennials in their interest in determining their intention to purchase a house using a mortgage facility can affect their attitude towards the service provider's banking brand. This is in line with the research entitled \"Thei Influeincei of Product Involveimeint on Brand Peirceiption and Purchasei Inteintion\" by Wu and Liang (2017), studied the effect of product involvement on consumer peirceiption and purchase intention which shows that product involvement has a positive effect on brand peirceiption and purchase intention. So, Product involvement has a significant effect on attitude towards the brand. The high level of mortgage consumer involvement which in this case is millennials with millennials banking mortgage products, the more likely they are to process product information in depth and have a more positive attitude towards the mortgage product. This is in line with previous research conducted by Kim and Park (2018) which shows that product involvement has a positive effect on consumer attitudes towards products and subjective norms. So that product involvement has a significant effect on attitude towards the product.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 451, "width": 426, "height": 86, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Product involvement, namely houses for millennials, has a positive effect on advertising messages delivered by banks providing mortgage programmes. This is in line with previous research by Lin and Lee (2017) studied the effect of product involvement on consumer attitudes towards advertising messages and cognitive needs in modelling the relationship. Then Product involvement has a significant effect on attitude towards the advertising message. In contrast, Attitude towards the brand has no effect on the mortgage purchase intention of millennials in Indonesia. In this case, the attitude of millennials towards the mortgage service provider banking brand does not affect them in their intention to purchase a house through the mortgage programme (Lavuri, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 539, "width": 426, "height": 108, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Consumers with a better attitude towards the product are more likely to buy the product (Rizomyliotis et al., 2018). This is in line with previous research conducted by where the consumer's attitude towards the advertised product plays a pivotal role in the consumer's liking for the product. So, the attitude towards product features has a positive effect on the mortgage purchase intention of millennials in Indonesia. The effect of attitude towards advertising messages is positive on the mortgage purchase intention of millennials in Indonesia. In this case, the attitude of millennials in Indonesia towards advertising messages conveyed by banks providing mortgage programme services affects their purchase intention of a house through a mortgage programme. This is in line with previous research conducted by (Wang et al., 2021), where the results of the study show that consumer attitudes towards advertising have a positive effect on product purchase intentions.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 661, "width": 73, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5. CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 672, "width": 426, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Based on the results and discussion in the research that has been conducted, several conclusions can be drawn, among others: 1) Mortgage purchase intention or intention to use mortgage is strongly influenced by consumer product involvement. 2) Product involvement has a significant effect on attitude towards the brand. 3) Product involvement has a significant effect on attitude towards the product. 4)", "type": "Text" }, { "left": 206, "top": 44, "width": 200, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "http://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/Ekonomi Jurnal Ekonomi, Volume 12, No 03, 2023 ISSN: 2301-6280 (print) ISSN: 2721-9879 (online)", "type": "Page header" }, { "left": 102, "top": 727, "width": 418, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The Influence of Product Involvement and Promotion Message on Millennials Mortgage Purchase Intention in Indonesia. Andrea Theresia Manullang, et.al 581", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 88, "width": 426, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Product involvement has a significant effect on attitude towards the advertising message (attitude towards advertising messages). 5) Attitude towards the brand has no effect on the mortgage purchase intention of the millennial. 6) Attitude towards product features has a positive effect on the mortgage purchase intention of millennials. 7) Attitude towards advertising message has a positive effect on the mortgage purchase intention of millennials.", "type": "Text" }, { "left": 278, "top": 154, "width": 58, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 165, "width": 426, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[1] Al Ghazali, I. (2019). Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23 . Badan Penerbit Undip.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 187, "width": 426, "height": 31, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[2] Bian, X., & Moutinho, L. (2011). The role of brand image, product involvement, and knowledge in explaining consumer purchase behavior of counterfeits: direct and indirect effects. European Journal of Marketing .", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 220, "width": 426, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[3] Bickham, S. B., & Francis, D. B. (2021). The Public’s Perceptions of Government Officials’", "type": "List item" }, { "left": 120, "top": 231, "width": 400, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Communication in the Wake of the COVID-19 Pandemic . https://doi.org/10.1177/09732586211003856", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 253, "width": 426, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[4] Chen, Z., & Zhu, D. H. (2022). Effect of dynamic promotion display on purchase intention: The moderating role of involvement. Journal of Business Research .", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 275, "width": 426, "height": 31, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[5] Dixon, J. (2021). Improving the quality of care in health systems: towards better strategies. Israel Journal of Health Policy Research , 10 (1), 1–5. https://doi.org/10.1186/S13584-021-00448- Y/FIGURES/1", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 308, "width": 426, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[6] Ghozali, I., & Ratmono, D. (2017). Analisis Multivariat dan Ekonometrika (Edisi 2). Badan Penerbit Universitas Diponegoro.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 330, "width": 405, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[7] Kotler, P., & Amstrong, G. (2016). Principle of Marketing (16th Editi). Essex Pearson Education.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 341, "width": 347, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[8] Kotler, P., & Keller, K. L. (2016). Marketing Management . Pearson Education Inc.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 352, "width": 426, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[9] Kusnawan, A. (2019). Pengaruh Diskon pada Aplikasi e-Wallet terhadap Pertumbuhan Minat Pembelian Impulsif Konsumen Milenial di Wilayah Tangerang. Sains Manajemen , 5 (2).", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 374, "width": 426, "height": 31, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[10] Lavuri, R. (2022). Extending the theory of planned behavior: factors fostering millennials’ intention to purchase eco-sustainable products in an emerging market. Ournal of Environmental Planning and Management , 65 (8).", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 407, "width": 426, "height": 31, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[11] Nazir, S., Khadim, S., Asadullah, M. A., & Syed, N. (2023). Exploring the influence of artificial intelligence technology on consumer repurchase intention: The mediation and moderation approach. Technology in Society , 7 (2).", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 440, "width": 426, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[12] Nicholson, G., Skelton, R., & Tarr, J.-A. (2019). An exploratory study of regulatory failure in the Australian home mortgage market. Journal of Consumer Affairs .", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 462, "width": 426, "height": 31, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[13] Patel, V., Das, K., Chatterjee, R., & Shukla, Y. (2020). Does the interface quality of mobile shopping apps affect purchase intention? An empirical study. Australasian Marketing Journal , 28 (4), 300–309. https://doi.org/10.1016/J.AUSMJ.2020.08.004", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 495, "width": 426, "height": 31, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[14] Pearce, J. A., Fritz, D. A., & Davis, P. S. (2010). Entrepreneurial orientation and the performance of religious congregations as predicted by rational choice theory. Entrepreneurship: Theory and Practice , 34 (1), 219–248. https://doi.org/10.1111/J.1540-6520.2009.00315.X", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 528, "width": 426, "height": 31, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[15] Prendergast, G. P., Tsang, A. S. L., & Chan, C. N. W. (2010). The interactive influence of country of origin of brand and product involvement on purchase intention. Journal of Consumer Marketing , 27 (2), 180–188. https://doi.org/10.1108/07363761011027277/FULL/XML", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 561, "width": 426, "height": 31, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[16] Prince, M. (2020). Domestic product involvement and consumer willingness to buy domestic products: Empirical testing of a cognitive consistency theory framework. Journal of International Consumer Marketing , 3 (5).", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 594, "width": 426, "height": 31, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[17] Purwanto, A. (2021). Partial least squares structural squation modeling (PLS-SEM) analysis for social and management research: a literature review. Journal of Industrial Engineering & Management Research , 1 (1).", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 627, "width": 426, "height": 31, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[18] Rizomyliotis, I., Konstantoulaki, K., & Kostopoulos, I. (2018). Reassessing the effect of colour on attitude and behavioural intentions in promotional activities: The moderating role of mood and involvement.", "type": "Text" }, { "left": 205, "top": 649, "width": 315, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Australasian Marketing Journal , 26 (3), 204–215.", "type": "Table" }, { "left": 120, "top": 661, "width": 190, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "https://doi.org/10.1016/J.AUSMJ.2018.04.002", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 672, "width": 395, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[19] Schiffman, L., & Kanuk, L. L. (2007). Consumer Behavior (2nd Editio). Pearson Education Inc.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 682, "width": 385, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[20] Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kombinasi (Mixed Methods) . Alfabeta.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 694, "width": 426, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[21] Syaipudin, L., & Awwalin, I. (2022). Strategi Promosi Melalui Pemanfaatan Media Sosial Instagram Dalam Meningkatkan Penjualan Pada Home Industry Baso Aci Mahira Lamongan. Sanskara", "type": "List item" }, { "left": 206, "top": 44, "width": 200, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "http://ejournal.seaninstitute.or.id/index.php/Ekonomi Jurnal Ekonomi, Volume 12, No 03, 2023 ISSN: 2301-6280 (print) ISSN: 2721-9879 (online)", "type": "Page header" }, { "left": 102, "top": 727, "width": 418, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The Influence of Product Involvement and Promotion Message on Millennials Mortgage Purchase Intention in Indonesia. Andrea Theresia Manullang, et.al 582", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 88, "width": 144, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Manajemen Dan Bisnis , 1 (1), 31–42.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 98, "width": 426, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[22] Syaipudin, L., & Awwalin, I. N. (2023). Analysis Traditional Market Revitalization For Economic Improvement of Kras Market Kediri. MAR-Ekonomi: Jurnal Manajemen, Akuntansi Dan Rumpun Ilmu Ekonomi , 1 (02), 32–41.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 132, "width": 426, "height": 19, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[23] Usman, H., & Lizam, M. (2022). Determinants of intention of using mortgage in financing home ownership in Bauchi, Nigeria. International Journal of Housing Markets and Analysis .", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 154, "width": 426, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[24] Wang, Q., Su, M., Zhang, M., & Li, R. (2021). Integrating digital technologies and public health to fight covid-19 pandemic: Key technologies, applications, challenges and outlook of digital healthcare.", "type": "List item" }, { "left": 120, "top": 176, "width": 193, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "International Journal of Environmental", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 176, "width": 399, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Research and Public Health , 18 (11). https://doi.org/10.3390/ijerph18116053", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 198, "width": 398, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[25] Wheelen, T. L., & Hunger, J. D. (2018). Strategic Management and Business Policy (14th Editi).", "type": "List item" } ]
528d43c7-534c-446b-58a3-9c50370fcdf7
https://journals.stie-yai.ac.id/index.php/JUMPA/article/download/596/437
[ { "left": 280, "top": 37, "width": 246, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "JURNAL MANAJEMEN DAN PERBANKAN (JUMPA)", "type": "Section header" }, { "left": 353, "top": 49, "width": 170, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Vol 11 Edisi 1 (Februari 2024, 37-49)", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 783, "width": 14, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "37", "type": "Page footer" }, { "left": 89, "top": 75, "width": 421, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Analisis Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap Harga Saham", "type": "Section header" }, { "left": 101, "top": 123, "width": 396, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Analysis of The Company’s Internal and Factors on Stock Price", "type": "Section header" }, { "left": 190, "top": 154, "width": 215, "height": 51, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Livia Aninditya Sari 1 , Hedwigis Esti Riwayati 2 1,2 (Perbanas Institute, Jakarta, Indonesia) [email protected] DOI: 10.55963/jumpa.v11i1.596", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 235, "width": 454, "height": 112, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Abstrak - Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh internal dan eksternal perusaaan terhadap harga saham pada PT. Telkom Indonesia (Persero) Tbk periode 2016-2021. Faktor internal meliputi earning per share dan price to earning ratio , sedangkan faktor eksternal terdiri dari inflasi dan suku bunga. Sampel yang digunakan pada penelitian ini berupa laporan keuangan PT. Telkom Indonesia Tbk dan indikator makro ekonomi dengan data triwulan periode 2016-2021. Data penelitian diperoleh dari laporan keuangan PT. Telkom Indonesia (Persero) Tbk dan laporan Bank Indonesia yang dipublikasikan pada situs resmi PT. Telkom Indonesia (Persero) Tbk dan situs Bank Indonesia. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari publikasi laporan PT. Telkom Indonesia maupun Bank Indonesia. Metode analisis data menggunakan metode regresi linear berganda. Data diolah menggunakan alat analisis e-views 10. Hasil penelitian menunjukkan earning per share dan price to earning ratio berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Inflasi dan suku bunga tidak berpengaruh terhadap harga saham PT. Telkom Indonesia Tbk.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 359, "width": 367, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci : Earning Per Share , Harga Saham, Inflasi, Price to Earning Ratio , Suku Bunga.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 380, "width": 454, "height": 101, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Abstract - This study aims to analyze the internal and external influence of the corporation on the stock price of PT. Telkom Indonesia (Persero) Tbk for the period 2016 –2021. Internal factors include earnings per share and the price-to-earnings ratio, while external factors include inflation and interest rates. The sample used in this study is the financial report of PT. Telkom Indonesia Tbk and macroeconomic indicators with tri-month data for the period 2016 –2021. The research data is obtained from the financial report of PT. Telkom Indonesia (Persero) Tbk and the report of Bank Indonesia, which is published on the official website of PT. Telkom Indonesia and the website of Bank Indonesia. The data analysis method uses the double-linear regression method. The data is processed using the e-views analytics tool 10. The results show that earnings per share and price-to-earning ratio have a significant positive impact on the stock price. Inflation and interest rates have no effect on the stock price of PT. Telkom Indonesia Tbk.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 494, "width": 360, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Keywords : Earning Per Share, Inflation, Interest Rate, Stock Price, Price to Earning Ratio.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 558, "width": 80, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 571, "width": 454, "height": 154, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Harga saham suatu perusahaan mencerminkan nilai perusahaan di mata masyarakat, apabila harga saham suatu perusahaan tinggi, maka nilai perusahaan di mata masyarakat juga baik dan begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu, harga saham merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan. Semakin banyak orang yang membeli saham maka harga saham akan cenderung bergerak naik dan sebaliknya semakin banyak orang yang menjual sahamnya, maka harga saham cenderung bergerak turun. Jika harga saham meningkat maka kekayaan pemegang saham juga akan meningkat, begitu pula sebaliknya jika harga saham mengalami penurunan maka kekayaan pemegang saham juga akan mengalami penurunan (Rahmadewi, 2018). Ada dua faktor yang dapat memengaruhi harga saham, yaitu faktor mikro ekonomi dan faktor makro ekonomi. Faktor mikro ekonomi adalah faktor- faktor ekonomi yang berkaitan dengan kondisi internal perusahaan. Sedangkan faktor makro ekonomi adalah faktor-faktor ekonomi yang berada di luar perusahaan dan memengaruhi naik turunnya kinerja perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 730, "width": 454, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Harga saham yang selalu mengalami peubahan menyebabkan investor mampu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham. Secara umum jika keadaan keuangan perusahaan membaik maka harga saham perusahaan akan lebih tinggi dari harga saham perusahaan lain, karena", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 37, "width": 246, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "JURNAL MANAJEMEN DAN PERBANKAN (JUMPA) Vol 11 Edisi 1 (Februari 2024, 37-49)", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 783, "width": 14, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "38", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 454, "height": 168, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "banyak investor yang percaya bahwa perusahaan tersebut memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi, sehingga akan timbul isu harga yang akan menaikkan harga sahamnya. Harga saham sendiri merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi investor dalam mengambil keputusan. Pembentukan harga saham tidak terlepas dari informasi akutansi. Salah satunya kebijakan dividen. Dengan informasi tersebut seorang investor akan memprediksikan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Harga saham PT. Telkom Indonesia (Persero) Tbk selama 6 tahun menunjukkan perubahan harga yang fluktuatif yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Terjadinya fluktuasi harga saham menunjukkan adanya penilaian investor terhadap kinerja dan kebijakan perusahaan sehingga berdampak pada naik turunnya saham perusahaan. Meningkatnya penjualan dan laba yang diperoleh mengindikasikan kinerja perusahaannya meningkat sehingga terjadi peningkatan permintaan saham oleh investor. Kebijakan perusahaan untuk ekspansi usaha yang pembiayaan investasinya dari pinjaman sehingga investor menganggap akan adanya risiko sehingga harga saham menurun akibat permintaan juga menurun.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 246, "width": 454, "height": 208, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Tahun 2016 harga saham PT. Telkom Indonesia (Persero) Tbk cenderung bergerak naik, hal ini disebabkan karena kinerja perusahaan yang meningkat dalam meningkatkan penjualan dan menghasilkan laba sehingga pada tahun ini mengalami kenaikan pendapatan sebesar 13,53 persen dan kenaikan laba usaha sebesar 20,9 persen dari tahun sebelumnya. Begitu juga pada tahun 2017 harga saham perusahaan cenderung bergerak naik karena pada tahun ini perusahaan memperoleh kenaikan laba bersih sebesar 14,41 persen dan kenaikan pendapatan sebesar 10,24 persen dari tahun sebelumnya. Sedangkan pada tahun 2018 harga saham perusahaan telah anjlok hingga 25 persen, sebagian besar hal ini disebabkan karena melemahnya rupiah terhadap USD sehingga mendorong investor asing melakukan aksi jual saham. Pada tahun 2019 harga saham perusahaan mulai mengalami kenaikan hingga mencapai 10,51 persen dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2020 harga saham perusahaan bergerak melemah dikarenakan berbagai hal seperti kondisi ekonomi global karena isu virus corona dan isu krisis likuiditas. Tahun 2021 harga saham perusahaan mulai menguat secara perlahan. Dalam hal ini PT. Telkom Indonesia (Persero) Tbk melakukan efisiensi dan berinovasi bagaimana cara agar dapat terus meningkatkan finansial perusahaan dan keluar dari kondisi sulit dan kerugian yang besar, sehingga harga saham perusahaan akan terus naik dan menarik minat investor untuk menanamkan modalnya pada pasar modal.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 458, "width": 454, "height": 234, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Para investor seringkali memusatkan perhatian pada besarnya earnings per share (EPS) dalam melakukan analisis saham. Semakin tinggi nilai EPS tentu saja menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham. Earning per share adalah jumlah pendapatan atau keuntungan bersih dikurangi saham biasa untuk setiap lembar saham yang beredar saat menjalankan operasinya dalam suatu periode. Laba merupakan alat ukur utama kesuksesan suatu perusahaan, sehingga itu informasi mengenai earning per share menjadi kebutuhan yang mendasar bagi setiap investor dalam pengambilan keputusan earning per share (EPS) atau pendapatan per lembar saham adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberikan kepada para pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki (Fahmi, 2019). Informasi earning per share (EPS) suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Apabila earnings per share (EPS) perusahaan tinggi, akan semakin banyak investor yang mau membeli saham tersebut sehingga menyebabkan harga saham akan tinggi. Earning per share (EPS) merupakan rasio yang banyak diperhatikan oleh calon investor, karena informasi earning per share (EPS) merupakan informasi yang dianggap paling mendasar dan dapat menggambarkan prospek earning perusahaan masa depan. Pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham tertarik akan earning per share (EPS), karena hal ini menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa (Syamsuddin, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 696, "width": 454, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Price earning ratio (PER) adalah perbandingan antara harga pasar saham dengan laba per lembar saham ( earning per share ). Bagi para investor semakin tinggi price to earning ratio (PER) maka pertumbuhan laba yang diharapkan juga akan mengalami kenaikan. Semakin rendah nilai price earning ratio (PER) suatu perusahaan maka harga saham perusahaan tersebut turun atau", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 37, "width": 246, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "JURNAL MANAJEMEN DAN PERBANKAN (JUMPA) Vol 11 Edisi 1 (Februari 2024, 37-49)", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 783, "width": 14, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "39", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 454, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "diindikasikan harga saham perusahaan murah. Price earning ratio (PER) menjadi rendah nilainya bisa disebabkan harga saham yang cenderung semakin menurun.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 454, "height": 62, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Menurut Bank Indonesia (BI), inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Suatu keadaan dimana jumlah uang beredar lebih tinggi dibandingkan dengan persediaan barang, serta naiknya harga produksi sehinggal harga jual menjadi meningkat. Meningkatnya harga jual barang menyebabkan menurunnya tingkat penjualan barang sehingga harga saham akan menurun (Alifiyani dan Sista, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 167, "width": 454, "height": 115, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Salah satu indikator dalam menentukan seseorang akan melakukan investasi adalah suku bunga. Menurut Bank Indonesia (BI), suku bunga adalah suku bunga nominal yang ditetapkan oleh Bank Indonesia melalui rapat dewan gubernur (RDG) setiap bulannya dan diumumkan kepada publik. Fungsi suku bunga yaitu sebagai acuan bank-bank umum dan sebagai suku bunga BI. Suku bunga yang terlalu tinggi akan berpengaruh pada aliran kas perusahaan sehingga kesempatan berinvestasi tidak akan menarik perhatian para investor untuk berinvestasi. Tingkat suku bunga yang relatif tinggi juga berpengaruh terhadap peningkatan biaya modal yang harus ditanggung perusahaan. Makin rendahnya suku bunga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi karena aliran dana yang meningkat (Wismantara & Damayanti, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 286, "width": 454, "height": 273, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Beberapa hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Badruzaman (2017); Oktaviani & Agustin (2017); Suherman, Setiyoaji & Ahmad (2017); Efrizon (2019); Oktavian (2019); Budiyarno & Prasetyoningrum (2019); Al Umar & Savitri (2020); Irton (2020); Rahmani & Masitoh (2020); Pratama (2021) menyatakan bahwa earning per share (EPS) berpengaruh positif terhadap harga saham. Namun hasil penelitian yang dilakukan oleh Siregar & Farisi (2018); Rahmadewi & Abundati (2018) mengatakan bahwa earning per share (EPS) tidak berpengaruh terhadap harga saham. Selain itu hasil penelitian yang dilakukan oleh Suherman, Setiyoaji & Ahmad (2017); Oktaviani & Agustin (2017); Rahmadewi & Abundati (2018); Budiyarno & Prasetyoningrum (2019); Ramadhana, Sjahruddin & Purnomo (2019) yang menyatakan bahwa price to earning ratio (PER) berpengaruh positif terhadap harga saham. Namun hasil penelitian yang dilakukan oleh Astuti, Sari & Reny (2018); Fahrozi & Muin (2021) menyatakan bahwa price to earning ratio (PER) tidak berpengaruh terhadap harga saham. Penelitian yang dilakukan oleh Saputra & Santoso (2017); Nikmah (2018); Rachmawati (2018); Kurniawan & Yuniati (2019); Mayasari (2019); Ratnasari, Mahsuni & Mawardi (2019); Aisza, Nurwati & Harinie (2020); Wira (2020); Riwayati & Diena (2021) menyatakan bahwa inflasi berpengaruh negatif terhadap harga saham. Namun hasil penelitian yang dilakukan oleh Maronrong & Nugrhoho (2017); Sebo & Nafi (2020) menyatakan bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap harga saham. Dan penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati (2018); Kurniawan & Yuniati (2019); Mayasari (2019); Ratnasari, Mahsuni & Mawardi (2019); Aisza, Nurwati & Harinie (2020) menyatakan bahwa suku bunga berpengaruh negatif terhadap harga saham. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan Maronrong & Nugrhoho (2017); Saputra & Santoso (2017); Sebo & Nafi (2020); Riwayati & Jayantara (2020) menyatakan bahwa suku bunga tidak berpengaruh terhadap harga saham.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 564, "width": 454, "height": 61, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan uraian latar belakang dan adanya perbedaan hasil penelitian terdahulu yang relevan maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor internal dan ekternal perusahaan terhadap harga saham. Faktor internal yang digunakan dalam penelitian ini meliputi earning per share ( EPS) dan price to earning ratio (PER). Sedangkan faktor eksternal yang digunakan meliputi inflasi dan suku bunga.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 643, "width": 113, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "TINJAUAN LITERATUR", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 656, "width": 454, "height": 102, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Teori keagenan hadir dikarenakan pertumbuhan ilmu manajemen basis modern yang menggeserkan teori klasik, yaitu disiplin yang tidak menyatukan pemegang emiten dari manajer emitem. Pemegang emitem adalah principal , sedangkan manajemen emiten atau individu yang melaksanakan aktivitas perusahaan merupakan agen. Principal sebagai pemegang modal mempunyai wewenang untuk masuk informasi internal emitem sedangkan agen menjadi agen dalam praktik operasional emiten mempunyai informasi tentang operasi dan kinerja emite secara lengkap dan komprehensif (Santana & Wirakusuma, 2016). Dalam realitanya, pemegang saham terdapat orang yang mengendalikan usahanya sendiri, ada pula yang memberi kepercayaan pada seorang manajer yang kemudian", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 37, "width": 246, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "JURNAL MANAJEMEN DAN PERBANKAN (JUMPA) Vol 11 Edisi 1 (Februari 2024, 37-49)", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 783, "width": 14, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "40", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 454, "height": 62, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "manajer tersebut disebut dengan agen. Dari hal tersebut bisa saja mengakibatkan tanggung jawab penataan dan pengelolaan entitas dilimpahkan pada manajer yang mana setelah pelimpahan tersebut terjadi otomatis manajer memiliki kuasa untuk menjalankan usaha. Hal itu dapat juga menimbulkan kegiatan yang tidak sesuai dengan prinsipal akibat kepentingan pribadi dari seorang manajer (Subagiastra et al ., 2017).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 140, "width": 454, "height": 115, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Permasalahan terkait keagenan muncul dikarenakan ketidaksamaan kepentingan antara pemegang saham sebagai pemilik emitem dan manajemen, mewujudkan konflik kepentingan. Principal dan agent dianggap menjadi pihak yang mempunyai ekonomi dan motivasi kepentingann pribadi, sehingga meskipun terdapat kontrak, agen tidak akan melakukan yang terbaik untuk kepentingan pemilik. Para pemilik saham mendapatkan motivasi guna mensejahterakan diri dengan profitabilitas yang selalu bertumbuh sementara manajemen perusahaan termotivasi untuk memaksimalkan keuntungan sehingga bonus yang diterima lebih besar. Hubungan di antara agen dan principal akan muncul masalah jika ada informasi yang asimetri (information asymmetry) (Santana & Wirakusuma, 2016)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 259, "width": 454, "height": 89, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan pendapat para ahli tekait teori keagenan dapat dinyatakan bahwa prinsip dasar teori keagenan menunjukkan ada hubungan pemberi wewenang (prinsipal) yakni investor dan penerima wewenang (agensi) yakni manajer. Principal dan agent yang dimaksudkan yakni investor dan manajer perusahaan. Pada saat perusahaan mengalami perubahan EPS, PER dan fluktuasi inflasi serta suku bunga pihak prinsipal (investor) akan mempertimbangkan keputusan untuk menambah investasi pada PT. Telkom. Sedangkan pihak agen (manajer) perusahaan dapat memaksimalkan EPS dan PER yang stabil.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 352, "width": 454, "height": 128, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Menurut Kasmir (2019) rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Sedangkan, menurut Hery (2018) rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan antara satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Berdasarkan pendapat beberapa ahli menjelaskan bahwa rasio keuangan merupakan cara cepat menilai kesehatan keuangan dari sebuah bisnis dengan membandingkan antara satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Rasio keuangan digunakan untuk menilai kinerja perusahaan, untuk melakukan perbandingan kinerja perusahaan antar periode tertentu, juga membandingkan kinerja perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 484, "width": 454, "height": 274, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Harga saham adalah harga yang terbentuk dari interaksi para penjual dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan terhadap profit perusahaan (Suryawan & Wirajaya, 2017). Sedangkan menurut Jogiyanto (2017) harga saham adalah harga suatu saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal. Pendapat lain juga dikemukakan oleh Tandelilin (2017) yaitu harga saham merupakan cerminan dari kinerja perusahaan, dalam hal ini investor perlu memperhatikan faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi harga saham. Sementara, menurut Hartanto (2018) harga saham adalah satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan atau sebuah bentuk kepemilikan perusahaan di pasar modal. Berdasarkan pengertian dari para ahli, maka dapat dinyatakan bahwa harga saham merupakan harga jual beli yang sedang berlangsung di pasar bursa yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran. Jika harga saham turun maka investor lebih cendurung untuk menjual sahamnya, sebaliknya jika harga saham naik maka investor lebih cenderung untuk membeli saham perusahaan tersebut. Menurut Priantono, Hendra & Anggraeni (2018) harga saham merupakan faktor yang sangat penting dan perlu diperhatikan oleh para investor karena harga saham menunjukkan prestasi emiten yang menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan suatu perusahaan secara keseluruhan. Apabila emiten mempunyai prestasi yang semakin baik maka keuntungan yang dapat dihasilkan dari operasi usaha semakin besar. Pada kondisi yang demikian, nilai saham merupakan indeks yang tepat untuk efektifitas perushaan. Sehingga sering kali dikatakan memaksimumkan nilai perusahaan juga berarti memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Dengan semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan dan juga", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 37, "width": 246, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "JURNAL MANAJEMEN DAN PERBANKAN (JUMPA) Vol 11 Edisi 1 (Februari 2024, 37-49)", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 783, "width": 14, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "41", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 454, "height": 75, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "sebaliknya. Oleh karena itu, setiap perusahaan yang menerbitkan saham sangat memperhatikan harga sahamnya. Harga yang terlalu rendah sering diartikan bahwa kinerja perusahaan kurang baik. Namun bila harga saham terlalu tinggi mengurangi kemampuan investor untuk membeli sehingga menimbulkan harga saham sulit untuk meningkat lagi. Dengan perubahan posisi keuangan hal ini akan mempengaruhi harga saham perushaan. Laporan keuangan dirancang untuk membantu para pemakai laporan untuk mengidentifikasi hubungan variabel-variabel dari laporan keuangan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 153, "width": 454, "height": 261, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Earning per share (EPS) adalah pendapatan per lembar saham yang menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa (Kasmir, 2019). Earning per share (EPS) merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Bila rasio rendah berarti manajemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi maka tingkat pengembalian tinggi sehingga kesejahteraan pemegang saham meningkat. Informasi ini juga berguna bagi investor untuk mengetahui perkembangan perusahaan selain juga itu dapat digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan suatu perusahaan. Jumlah earning per share (EPS) tidak berarti akan dibagikan emua kepada pemegang saham karena berapapun jumlah yang akan dibagikan tergantung pada kebijakan perusahaan dalam membagikan dividen. Earning per share (EPS) yang besar menandakan kemampuan perusahaan yang lebih besar dalam menghasilkan keuntungan bersih dari setiap lembar saham. Dengan peningkatan earning per share (EPS) menandakan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan taraf kemakmuran investor dan mendorong investor untuk menambah jumlah modal yang ditanam pada perusahaan. Makin tinggi nilai earning per share (EPS) akan menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham dan berakibat meningkatkan laba maka harga saham naik. Penelitian mengenai pengaruh EPS terhadap harga saham telah dilakukan oleh Badruzaman (2017); Oktaviani & Agustin (2017); Suherman, Setiyoaji & Ahmad (2017); Efrizon (2019); Oktavian (2019); Budiyarno & Prasetyoningrum (2019); Al Umar & Savitri (2020); Irton (2020); Rahmani & Masitoh (2020); Pratama (2021) yang mendapatkan hasil bahwa earning per share (EPS) berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 418, "width": 454, "height": 300, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Price to earning ratio (PER) mengindikasikan banyaknya rupiah dari laba yang saat ini investor bersedia membayar sahamnya, dengan kata lain price to earning ratio (PER) merupakan harga untuk tiap rupiah laba (Tandelilin, 2017). Menurut Fahmi (2019), pengertian price earning ratio (PER) adalah perbandingan antara market price per share (harga pasar per lembar saham) dengan earning per share (laba perlembar saham), maka price to earning ratio (PER) merupakan rasio yang digunakan investor untuk menilai saham suatu perusahaan. Semakin tingginya price to earning ratio (PER) akan membuat kepercayaan dari investor semakin tinggi sehingga akan membuat investor lebih cenderung untuk berani membeli saham yang memiliki rasio price to earning ratio (PER) tinggi. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah cenderung mempunyai price to earning ratio (PER) yang rendah pula. Price to earning ratio (PER) adalah gambaran apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan melalui perbandingan harga pasar per lembar saham dan laba per lembar saham. Price to earning ratio (PER) merupakan perbandingan antara harga pasar dengan earning per share (EPS) dari saham yang bersangkutan. Dari pengertian rasio tersebut dapat diketahui bahwa bila rasio price to earning ratio (PER) mengalami kenaikan maka harga saham yang ditawarkan juga akan mengalami kenaikan. Price to earning ratio (PER) dapat mengindikasikan harga saham yang akan datang. Rasio price to earning ratio (PER) yang tinggi menunjukkan bahwa pasar mengharapkan pertumbuhan laba yang tinggi di masa yang akan datang (Cahaya & Yulandari, 2021). Keinginan investor menganalisis kesehatan suatu perusahaan suatu saham melalui rasio-rasio keuangan dikarenakan adanya keinginan investor atau calon investor akan hasil yang layak dari investasi suatu saham. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Suherman, Setiyoaji & Ahmad (2017); Oktaviani & Agustin (2017); Rahmadewi & Abundati (2018); Budiyarno & Prasetyoningrum (2019); Ramadhana, Sjahruddin & Purnomo (2019; menyatakan bahwa semakin tinggi price to earning ratio (PER) maka harga saham akan semakin meningkat.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 722, "width": 453, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Inflasi diartikan sebagai kenaikan harga secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu (Bank Indonesia, 2018). Namun kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas yang mengakibatkan kenaikkan harga pada barang-", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 37, "width": 246, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "JURNAL MANAJEMEN DAN PERBANKAN (JUMPA) Vol 11 Edisi 1 (Februari 2024, 37-49)", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 783, "width": 14, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "42", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 454, "height": 194, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "barang lainnya. Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi adalah kecenderungan naiknya harga barang dan jasa pada umumnya yang berlangsung secara terus menerus. Jika inflasi meningkat, maka harga barang dan jasa tersebut menyebabkan turunnya nilai mata uang. Menurut Latumaerissa (2017) inflasi merupakan kecenderungan harga-harga untuk menaik secara umum dan terus menerus. Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah indeks harga konsumen (IHK). Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat (Bank Indonesia, 2018). Meningkatnya harga jual barang menyebabkan menurunnya tingkat penjualan barang sehingga harga saham akan menurun. Investor yang melihat suatu perusahaan memiliki penurunan laba akibat inflasi akan lebih mempertimbangkan resiko dalam membeli saham tersebut, sebab investor akan meminta imbalan atas dana yang telah mereka investasikan, sehingga ketertarikan investor untuk membeli saham tersebut akan menurun. Pengaruh inflasi terhadap harga saham pernah diteliti Saputra & Santoso (2017); Nikmah (2018); Rachmawati (2018); Kurniawan & Yuniati (2019); Mayasari (2019); Ratnasari, Mahsuni & Mawardi (2019); Aisza, Nurwati & Harinie (2020); Wira (2020); Riwayati & Diena (2021) yang memperoleh hasil bahwa inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 273, "width": 454, "height": 339, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Menurut Boediono (2021) suku bunga merupakan nilai atas pemakaian dana dari penanaman modal. Apabila suku bunga meningkat secara tidak wajar itu akan berakibat pada perusahaan. Ketika suku bunga meningkat maka harga saham akan menurun, maka investor akan lebih memilih untuk menarik sahamnya dan memilih menabung uangnya di bank karena bunganya lebih tinggi sehingga bunga simpanan akan naik dibanding menginvestasikan uangnya di pasar modal yang tingkat keuntungannya fluktuatif. Dan meningkatnya suku bunga akan menaikkan beban bunga emiten, sehingga keuntungannya bisa terpotong (Bernando, 2019). Menurut Bank Indonesia (BI), BI rate atau suku bunga adalah kebijakan yang mencerminkan sikap atau istance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. Sebab suku bunga yang besar akan meningkatkan beban perusahaan, sehingga saat beban perusahaan bertambah maka secara langsung dapat mengurangi profit perusahaan itu sendiri. Pendapat lain juga dikemukakan oleh Saputra (2019), suku bunga merupakan pembayaran yang dilakukan untuk penggunaan uang, suku bunga yaitu jumlah bunga yang harus dibayar per unit. Ketika suku bunga meningkat maka harga saham akan menurun, maka investor akan lebih memilih untuk menarik sahamnya dan memilih menabung uangnya di bank karena bunganya lebih tinggi sehingga bunga simpanan akan naik dibanding menginvestasikan uangnya di pasar modal yang tingkat keuntungannya fluktuatif. Dan meningkatnya suku bunga akan menaikkan beban bunga emiten, sehingga keuntungannya bisa terpotong (Bernando, 2019). Selain itu, ketika suku bunga tinggi maka biaya produksi akan naik sehingga harga barang akan mahal sehingga pembeli kemungkinan akan menunda pembelian dan menyimpan dananya di bank. Hal ini akan menyebabkan turunnya penjualan sehingga laba juga menurun dan akan menekan harga saham. Suku bunga yang rendah akan menyebabkan biaya peminjaman yang lebih rendah, sehingga harga saham naik dan menarik investor untuk menginvestasikan uangnya ke pasar saham. Penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati (2018); Kurniawan & Yuniati (2019); Mayasari (2019); Ratnasari, Mahsuni & Mawardi (2019); Aisza, Nurwati & Harinie (2020) menyatakan bahwa semakin tinggi suku bunga yang ada di pasaran maka akan berakibat pada menurunnya harga saham.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 616, "width": 453, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 643, "width": 370, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "H 1 : Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 656, "width": 454, "height": 89, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "H 2 : Price to Earning Ratio (PER) berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. H 3 : Inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham H 4 : Suku bunga berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham. Kerangka Pemikiran Melihat adanya fenomena gap dan research gap yang terjadi, serta banyaknya teori serta penelitian yang telah ada sebelumnya sangatlah beragam dan tidak konsisten, membuat penulis ingin meneliti lebih lanjut hal tersebut. Berbagai macam faktor yang dapat memengaruhi harga saham, namun pada", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 37, "width": 246, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "JURNAL MANAJEMEN DAN PERBANKAN (JUMPA) Vol 11 Edisi 1 (Februari 2024, 37-49)", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 783, "width": 14, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "43", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 454, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "penelitian ini faktor yang akan dibahas adalah earning per share (EPS), price to earning ratio (PER), inflasi dan suku bunga.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 246, "width": 298, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Kerangka Pemikiran Sumber: Peneliti (2023)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 286, "width": 108, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 299, "width": 454, "height": 102, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Desain penelitian yang akan dilakukan ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, dimana data yang dikumpulkan dalam bentuk angka-angka yang merupakan data sekunder yaitu laporan keuangan PT. Telkom Indonesia Tbk periode 2016-2021. Dalam penelitian ini yang menjadi unit analisis adalah organisasi. Unit analisis dalam penelitian ini adalah laporan keuangan PT. Telkom Indonesia Tbk periode 2016-2021. Menurut Sugiyono (2022) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi pada penelitian ini adalah laporan keuangan PT. Telkom Indonesia Tbk.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 405, "width": 454, "height": 75, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Menurut Sugiyono (2022) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Adapun sampel yang digunakan pada penelitian ini berupa laporan keuangan PT. Telkom Indonesia Tbk dengan data triwulan periode 2016 sampai dengan 2021. Data yang digunakan adalah laporan keuangan PT. Telkom Indonesia Tbk yang dipublikasikan dari website www.idx.com dan www.telkom.co.id . Data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu data yang sesuai dengan kriteria dan kebutuhan penulis dalam penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 484, "width": 454, "height": 62, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang sudah diolah bisa berupa buku, jurnal, maupun website resmi yang sesuai dengan data penelitian yang dibutuhkan. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dalam bentuk laporan keuangan periode 2016 sampai 2021 yang sebelumnya telah diolah oleh pihak PT Telkom Indonesia Tbk dan telah tersedia dalam website www.idx.com dan www.telkom.co.id .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 550, "width": 443, "height": 174, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Definisi Operasionalisasi Variabel Varibel Definisi Variabel Ukuran Skala Earning per share (EPS) Pembagian laba perusahaan kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya jumlah saham yang dimiliki Rasio Price to earning ratio (PER) Rasio yang menggambarkan harga saham sebuah perusahaan dibandingkan dengan keuntungan atau laba yang dihasilkan perusahaan tersebut Rasio Inflasi Kecenderungan harga-harga untuk menaik secara umum dan terus menerus Persen Suku bunga bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada public.", "type": "Table" }, { "left": 77, "top": 685, "width": 436, "height": 70, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "BI Rate yang diumumkan BI selama periode 2016-2021 Persen Harga saham Harga yang ditetapkan kepada suatu perusahaan bagi pihak lain yang ingin memiliki hak kepemilikan saham Harga saham berasal dari perhitungan rata-rata harga saham selama 3 bulan (triwulan) Rupiah", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 759, "width": 111, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Sumber: Peneliti (2023).", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 107, "width": 382, "height": 126, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Earning Per Share (EPS) Inflasi Price to Earning Ratio (PER) Harga Saham Suku Bunga", "type": "Picture" }, { "left": 280, "top": 37, "width": 246, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "JURNAL MANAJEMEN DAN PERBANKAN (JUMPA) Vol 11 Edisi 1 (Februari 2024, 37-49)", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 783, "width": 14, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "44", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 145, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "TEMUAN DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 87, "width": 454, "height": 62, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah PT. Telkom Indonesia (Persero) Tbk. PT. Telkom Indonesia (Persero) Tbk adalah perusahaan informasi dan komunikasi serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap di Indonesia. Telkom mengklaim sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, dengan jumlah pelanggan telepon tetap sebanyak 15 juta dan pelanggan telepon seluler sebanyak 169,7 juta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 154, "width": 149, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Hasil Statistik Deskriptif", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 167, "width": 436, "height": 78, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Variabel Harga Saham EPS PER Inflasi Suku Bunga Mean 3759.958 135.9850 34.62375 -0.297917 4.833333 Median 3802.000 134.6800 27.23500 0.095000 4.750000 Maximum 4689.000 249.9400 70.38000 0.740000 7.000000 Minimum 2949.000 46.72000 14.49000 -7.490.000 3.500000 Std. Dev. 444.7684 59.90717 18.04402 1.640456 1.029904", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 250, "width": 304, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Sumber: Hasil pengolahan data dengan software e-views 10 (2023).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 263, "width": 454, "height": 459, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Nilai minimum harga saham dapat dilihat dari nilai minimum sebesar 2949 rupiah dan nilai maksimum sebesar 4689 rupiah. Nilai rata-rata ( mean) harga saham sebesar 3759,958 rupiah dan standar deviasi 444,7684 rupiah. Dengan nilai maksimum sebesar 4689 rupiah artinya semakin tinggi harga saham maka perusahaan dapat mengelola aktivanya dengan baik sehingga menghasilkan keuntungan yang tinggi. Sebaliknya dengan nilai minimum sebesar 2949 rupiah artinya semakin rendah harga saham maka perusahaan dapat mengelola aktivanya dengan baik sehinggi keuntungan yang diperoleh maksimal. Pada variabel earning per share (EPS) dapat dilihat nilai minimum sebesar 46,72000 rupiah dan nilai maksimum 249,9400 rupiah. Dengan nilai rata-rata ( mean ) sebesar 135,9850 rupiah dan standar deviasi sebesar 59,90717 rupiah. Dengan nilai maksimum sebesar 249,9400 rupiah artinya semakin tinggi nilai earning per share (EPS) menandakan kemampuan perusahaan yang lebih besar dalam menghasilkan keuntungan bersih dari setiap lembar saham. Dengan nilai minimum sebesar 46,72000 rupiah artinya perusahaan kurang maksimal dalam menghasilkan keuntungan bersih dari setiap lembar saham. Pada variabel price to earning ratio (PER) dapat dilihat memiliki nilai minimum sebesar 14,49000 dan nilai maksimum sebesar 70,38000. Dengan nilai rata-rata ( mean ) sebesar 34,62375 dan standar deviasi sebesar 18,04402. Dengan nilai maksimum sebesar 70,38000 artinya semakin tinggi price to earning ratio (PER) akan semakin tinggi juga minat investor dalam menanamkan modal di perusahaan tersebut, sehingga hal ini akan membuat harga saham semakin naik. Dengan nilai minimum sebesar 14,49000 artinya minat investor akan dalam menanamkan modal di perusahaan tersebut akan rendah, sehinggi hal ini akan membuat harga saham menurun. Pada varibel inflasi dapat dilihat nilai minimum sebesar -7,490000 persen dan nilai maksimum sebesar 0,740000 persen. Dengan nilai rata-rata ( mean ) sebesar -0,297917 persen dan standar deviasi sebesar 1,640456 persen. Dengan nilai maksimum sebesar 0,740000 persen artinya semakin tinggi nilai inflasi akan meningkatkan harga jual barang yang menyebabkan menurunnya tingkat penjualan barang sehingga harga saham juga akan menurun. Dengan nilai minimum sebesar -7,490000 persen artinya inflasi yang rendah dapat meningkatkan daya beli masyarakat yang meningkatkan daya beli masyarakat sehingga harga saham akan naik. Pada variabel suku bunga dapat dilihat nilai minimum sebesar 3,500000 persen dan nilai maksimum sebesar 7,000000 persen. Dengan nilai rata-rata ( mean ) sebesar 4,833333 persen dan standar deviasi sebesar 1,029904 persen. Dengan nilai maksimum sebesar 7,000000 persen artinya ketika suku bunga tinggi maka biaya produksi akan naik sehingga harga barang akan mahal yang mengakibatkan pembeli akan menunda pembelian barang dan lebih memilih menyimpan dananya di bank, hal ini akan menyebabkan penjualan barang menurun sehingga laba juga menurun dan juga akan menekan harga saham. Sebaliknya dengan nilai minimum sebesar 3,500000 persen artinya ketika suku bunga rendah maka biaya peminjaman akan rendah, sehingga harga saham naik dan manrik investor untuk menginvestasikan uangnya ke pasar saham.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 726, "width": 454, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui hasil kesimpulan sementara hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Dalam pengujian hipotesis dilakukan dengan pengujian uji f (uji simultan), analisis koefisien determinasi (r 2 ) dan uji t (uji parsial). Uji statistik f dilakukan drngan", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 37, "width": 246, "height": 21, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "JURNAL MANAJEMEN DAN PERBANKAN (JUMPA) Vol 11 Edisi 1 (Februari 2024, 37-49)", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 783, "width": 14, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "45", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 454, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "tujuan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yaitu earning per share (EPS), price to earning ratio (PER), inflasi dan suku bunga memiliki pengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel dependen yaitu harga saham.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 114, "width": 425, "height": 105, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Tabel 3. Uji F ( Goodness of Fit) R-squared 0.548107 Mean dependent var 8.225.346 Adjusted r-squared 0.452971 S.D. dependent var 0.119884 S.E. of regression 0.088668 Akaike info criterion -1.824.793 Sum squared resid 0.149377 Schwarz criterion -1.579.365 Log likelihood 2.689.751 Hannan-Quinn criter. -1.759.681 F-statistic 5.761.328 Durbin-Watson stat 1.357.087 Prob(f-statistic) 0.003279", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 224, "width": 301, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Sumber: Hasil pengolahan data dengan software e-views 10 (2023).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 237, "width": 454, "height": 154, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Nilai f statistik sebesar 5,761328 dengan nilai probabilitas (f-statistic) sebesar 0,003279 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa earning per share (EPS), price to earning ratio (PER), inflasi dan suku bunga berpengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen yaitu harga saham. Uji koefisien determinasi digunakan untuk memprediksi dan mengukur seberapa besar kontribusi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai yang digunakan dalam pengujian ini adalah adjusted r 2 . Nilai adjusted r-squared sebesar 0,452971 atau sebesar 45,2971 persen. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan variabel independen yaitu earning per share (EPS), price to earning ratio (PER), inflasi dan suku bunga dalam menjelaskan variabel dependen yaitu harga saham sebesar 45,2971 persen. Sedangkan sisanya 54,7029 persen dijelaskan oleh variabel- variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini. Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen yaitu earning per share (EPS), price to earning ratio (PER), inflasi dan suku bunga pada variabel dependen yaitu harga saham dilakukan uji parsial.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 396, "width": 117, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Tabel 4. Uji T (Uji Parsial)", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 409, "width": 425, "height": 78, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 4.285.707 0.859557 4.985.948 0.0001 EPS 0.663644 0.148043 4.482.776 0.0003 PER 0.017094 0.004139 4.129.971 0.0006 Inflasi -0.010472 0.011746 -0.891525 2,6652 Suku bunga 0.032588 0.019022 1.713.133 0,7152", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 492, "width": 301, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Sumber: Hasil pengolahan data dengan software e-views 10 (2023).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 505, "width": 454, "height": 142, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Hasil perhitungan uji t pada variabel earning per share (EPS) diperoleh nilai t-statistik sebesar 4.482776 dengan nilai probabilitas 0,0003<0,05. Hal ini dapat dinyatakan bahwa secara parsial earning per share (EPS) berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham, maka hipotesis 1 (H 1 ) diterima. Nilai t-statistik price to earning ratio (PER) sebesar 4,129971 dengan nilai probabilitas 0,0006<0,05 menyatakan bahwa secara parsial price to earning ratio (PER) berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham, maka hipotesis 2 (H 2 ) diterima. Hasil perhitungan uji t pada variabel inflasi diperoleh nilai t-statistik sebesar -0,891525 dengan nilai probabilitas 0,3838>0,05. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa secara parsial inflasi tidak mampu memengaruhi harga saham, maka hipotesis 3 (H 3 ) ditolak. Nilai t-statistik suku bunga sebesar 1,713133 dengan probabilitas 0,1030>0,05, menunjukkan bahwa secara parsial suku bunga tidak berpengaruh terhadap harga saham, maka hipotesis 4 (H 4 ) ditolak.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 650, "width": 64, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 664, "width": 454, "height": 101, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Earning per share (EPS) mengalami peningkatan, maka harga saham akan mengalami kenaikan juga. Hal ini menunjukkan bahwa rasio earning per share (EPS) yang tinggi maka tingkat pengembalian juga tinggi. Rasio earning per share (EPS) yang tinggi menandakan keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham, sehingga kesejahteraan pemegang saham meningkat. Hal ini akan menarik calon investor untuk berinvestasi, sehingga harga saham akan mengalami kenaikan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Badruzaman (2017); Oktaviani & Agustin (2017); Suherman, Setiyoaji & Ahmad (2017); Efrizon (2019); Oktavian (2019); Budiyarno & Prasetyoningrum (2019); Al Umar & Savitri (2020); Irton (2020);", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 37, "width": 246, "height": 21, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "JURNAL MANAJEMEN DAN PERBANKAN (JUMPA) Vol 11 Edisi 1 (Februari 2024, 37-49)", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 783, "width": 14, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "46", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 454, "height": 221, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Rahmani & Masitoh (2020); Pratama (2021) yang menunjukkan bahwa earning per share ( EPS) memiliki pengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Namun berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Siregar & Farisi (2018); Rahmadewi & Abundati (2018) yang menyatakan bahwa earning per share (EPS) tidak berpengaruh terhadap harga saham. . Kenaikan price to earning ratio (PER) pada PT. Telkom dapat meningkatkan harga saham perusahaan. Semakin tinggi price to earning ratio (PER) akan membuat kepercayaan dari investor semakin tinggi sehingga akan membuat investor lebih cenderung untuk berani membeli saham yang memiliki rasio price to earning ratio (PER) tinggi. Perusahaan yang mempunyai price to earning ratio (PER) tinggi, menandakan bahwa tingkat pertumbuhan perusahaannya juga tinggi. Hal ini akan membuat investor tertarik untuk menanamkan modalnya pada PT. Telkom Indonesia (Persero) Tbk sehingga harga saham juga akan meningkat. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suherman, Setiyoaji & Ahmad (2017); Oktaviani & Agustin (2017); Rahmadewi & Abundati (2018); Budiyarno & Prasetyoningrum (2019); Ramadhana, Sjahruddin & Purnomo (2019) yang menunjukkan bahwa price to earning ratio (PER) memiliki pengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Astuti, Sari & Reny (2018); Fahrozi & Muin (2021) menyatakan bahwa price to earning ratio (PER) tidak berpengaruh terhadap harga saham.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 299, "width": 454, "height": 155, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Tingkat inflasi mengalami peningkatan, maka harga saham akan mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa inflasi yang tinggi akan mengakibatkan penurunan harga saham, karena menyebabkan kenaikan harga barang secara umum akibat permintaan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi. Kenaikan harga-harga tersebut juga akan berdampak pada biaya produksi, yang menyebabkan laba perusahaan menurun. Hal ini menyebabkan investor akan melepas saham yang dimiliki ketika terjadi inflasi yang tinggi, sehingga pada akhirnya harga saham akan menurun. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sebo & Nafi (2020) yang menunjukkan bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap harga saham. Namun berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Saputra & Santoso (2017); Nikmah (2018); Rachmawati (2018); Kurniawan & Yuniati (2019); Mayasari (2019); Ratnasari, Mahsuni & Mawardi (2019); Aisza, Nurwati & Harinie (2020); Wira (2020); Riwayati & Diena (2021) yang menyatakan bahwa inflasi berpengaruh signifikan terhadap harga saham.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 458, "width": 454, "height": 167, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Apabila suku bunga mengalami peningkatan, maka harga saham juga akan naik. Hal ini berlawanan dengan teori yang mengatakan bahwa kenaikan suku bunga akan menyebabkan naiknya bunga deposito dan obligasi sehingga investor akan menjual sahamnya. Penjualan saham yang banyak akan mengakibatkan penurunan harga saham. Perbedaan korelasi ini disebabkan selama penelitian berlangsung peningkatan suku bunga tidak drastis yang ditunjukkan perbedaan nilai minimum dan maksimum suku bunga, sehingga investor tetap tertarik menanamkan modalnya pada perusahaan. Maka dapat disimpulkan tinggi rendahnya suku bunga tidak mempengaruhi harga saham pada PT. Telkom Indoensia (Persero) Tbk periode 2016-2021. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Saputra & Santoso (2017); Sebo & Nafi (2020); Riwayati & Jayantara (2020) yang menunjukkan bahwa suku bunga tidak berpengaruh terhadap harga saham. Namun berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati (2018); Kurniawan & Yuniati (2019); Mayasari (2019); Ratnasari, Mahsuni & Mawardi (2019); Aisza, Nurwati & Harinie (2020) yang menyatakan bahwa suku bunga berpengaruh negatif terhadap harga saham.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 643, "width": 69, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 656, "width": 454, "height": 102, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Faktor internal perusahaan PT. Telkom Indonesia yang terdiri dari EPS dan PER serta faktor eksternal berupa inflasi dan suku bunga merupakan faktor yang dapat memengaruhi harga saham perusahaan. Kenaikan earning per share (EPS) PT. Telkom Indonesia periode 2016-2021 mampu meningkatkan harga saham PT. Telkom Indonesia. Selain EPS sebagai faktor internal perusahaan, kenaikan price to earning ratio (PER) PT. Telkom Indonesia periode 2016-2021 juga mampu meningkatkan harga saham perusahaan. Sedangkan fluktuasi tingkat Inflasi dan suku bunga di Indonesia yang merupakan factor eksternal perusahaan tidak berpengaruh terhadap fluktuasi harga saham pada PT. Telkom Indonesia (Persero) Tbk pada periode 2016-2021. Hasil penelitian ini dapat", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 37, "width": 246, "height": 21, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "JURNAL MANAJEMEN DAN PERBANKAN (JUMPA) Vol 11 Edisi 1 (Februari 2024, 37-49)", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 783, "width": 14, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "47", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 454, "height": 75, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "digunakan sebagai acuan salah satu oleh para calon investor dalam menentukan investasinya. Calon investor yang ingin berinvestasi di pasar modal hendaknya lebih memperhatikan dan menganalisa faktor internal maupun eksternal perusahaan yang dapat memengaruhi harga saham. Adanya penelitian ini diharapkan muncul penelitian selanjutnya yang dapat menambah variabel indepeden yang mampu memberikan informasi tambahan dalam memprediksi harga saham yang lebih akurat.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 167, "width": 60, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 178, "width": 453, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Abdul Manan. 2017. Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syari’ah Di", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 193, "width": 233, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Indonesia. Kencana Perdana Media Group. Jakarta.", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 206, "width": 453, "height": 49, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Aizsa, A., Nurwati, S., & Harinie, L. T. (2020). Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Harga Saham Dengan Nilai Tukar Rupiah Sebagai Variabel Intervening Pada Jakarta Islamic Index (JII) Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen Sains Dan Organisasi , 1 (1), 28-39.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 259, "width": 453, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Al Umar, A. U. A., & Savitri, A. S. N. (2020). Analisis pengaruh ROA, ROE, EPS terhadap harga saham. Jurnal Analisa Akuntansi dan Perpajakan , 4 (1), 15-33.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 286, "width": 454, "height": 62, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Astuti, P., Sari, Y. L., & Wa, A. R. (2018). Analisis Pengaruh Return On Equity, Earning Per Share, Price To Book Value, Book Value Per Share, Price Earning Ratio dan Kepemilikan Institusional terhadap Harga Saham Perusahaan. Jurnal Ekonomi , 20 (2), 170-183. Badruzaman, J. (2017). Pengaruh earning per share terhadap harga saham. Jurnal akuntansi , 12 (1), 101-110.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 352, "width": 453, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Budiyarno, A. T., & Prasetyoningrum, A. K. (2019). Pengaruh Dividend Per Share, Earning Per Share, dan Price Earning Ratio terhadap Harga Saham Syariah. Management and Accounting Expose , 2 (2), 134-145.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 392, "width": 454, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Cahaya, Y., F. & Yulandari, S. (2021). Analisa Kinerja Keuangan, Kebijakan Dividen dan Pertumbuhan Aset Terhadap Return Saham Perseroan. Jurnal Manajemen dan Perbankan , 8(1): 10 – 19. https://doi.org/10.55963/jumpa.v8i1.478.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 431, "width": 453, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Efrizon, E. (2019). Pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham perusahaan otomotif periode", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 444, "width": 454, "height": 49, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "2013-2017. Jurnal Akuntansi Aktual , 6 (1), 250-260. Fahmi, Irham. (2018). Pengantar Manajemen Keuangan . Bandung: Alfabeta. Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25 (9th ed.). Badan Penerbit Universitas Diponegoro.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 497, "width": 454, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Harahap, Sofyan Syafri. 2018. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan . Jakarta: Raja Grafindo Persada.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 524, "width": 454, "height": 62, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Irton, I. (2020). Pengaruh DPS, EPS dan ROE Terhadap Harga Saham Syariah. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam , 6(1): 1-7. Izzatun Nikmah, M. (2018). Pengaruh inflasi, suku bunga, profitabilitas dan solvabilitas terhadap harga saham perusahaan property dan real estate yang terdaftar di bei (Doctoral dissertation, STIE Perbanas Surabaya).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 590, "width": 454, "height": 75, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Jogiyanto. (2017). Teori Portofolio dan Analisis Investasi (Edisi ke 10). Yogyakarta : BPFE. Kasmir. (2019). Analisis Laporan Keuangan . Cetakan Kedua Belas. Depok: PT RajaGrafindo Persada Kurniawan, A., & Yuniati, T. (2019). Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen (JIRM) , 8(1). Latumaerissa, Julius R. (2017). Bank Dan Lembaga Keuangan Lain: Teori Dan Kebijakan. Jakarta: Mitra Wacana Media.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 669, "width": 453, "height": 36, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Maronrong, R. M., & Nugrhoho, K. (2017). Pengaruh Inflasi, Suku Bunga Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Otomotif Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2017. Jurnal STEI Ekonomi , 26(02): 277-295.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 709, "width": 453, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Mayasari, V. (2019). Pengaruh Inflasi Dan Tingkat Suku Sbi Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Food and Beverarge yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia. Akuntansi dan Manajemen , 14(2): 31-49.", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 37, "width": 246, "height": 21, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "JURNAL MANAJEMEN DAN PERBANKAN (JUMPA) Vol 11 Edisi 1 (Februari 2024, 37-49)", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 783, "width": 14, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "48", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 453, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Oktavian, R. (2019). Pengaruh earning per share (EPS) dan dividen per share (DPS) terhadap harga saham PT Wijaya Karya (persero) tbk. Jurnal Sekuritas , 2(2):156-171.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 454, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Oktaviani, P. R., & Agustin, S. (2017). Pengaruh PER, EPS, DPS, DPR Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen (JIRM) , 6(2).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 127, "width": 453, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Persada, G. T. (2013). Pengaruh Dividend Per Share, Earning Per Share dan Loan to Deposit Ratio Terhadap Harga Saham pada Perusahaan", "type": "Text" }, { "left": 370, "top": 140, "width": 76, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Perbankan di", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 140, "width": 418, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Bursa Efek Indonesia. Katalogis , 1(7).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 167, "width": 454, "height": 35, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Rachmawati, Y. (2019). Pengaruh Inflasi dan Suku Bunga Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di LQ45 Bursa Efek Indonesia. Jurnal Media Akuntansi (Mediasi) , 1 (1): 66-79.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 206, "width": 454, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Rahmadewi, P. W., & Abundanti, N. (2018). Pengaruh EPS, PER, CR dan ROE terhadap harga saham di Bursa Efek Indonesia (Doctoral dissertation, Udayana University).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 233, "width": 454, "height": 35, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Rahmani, D. A., & Masitoh, N. (2020). Pengaruh Earning Per Share (EPS) Dan Dividend Per Share (DPS) Terhadap Harga Saham (Survey pada PT Kimia Farma Tbk). BanKu: Jurnal Perbankan dan Keuangan , 1 (1): 17-26.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 273, "width": 453, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Ramadhana, A. A., Sjahruddin, H., & Purnomo, S. H. (2018). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham. Jurnal Organisasi dan Manajemen, 47-65", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 299, "width": 454, "height": 35, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Ratnasari, D., Mahsuni, A. W., & Mawardi, M. C. (2019). Pengaruh Kurs, Inflasi, Dan Suku Bunga Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah Riset Akuntansi , 8(09).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 339, "width": 454, "height": 35, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Rismala, R., & Elwisam. (2019). Pengaruh Inflasi, BI Rate, Kurs Rupiah, dan Harga Emas Dunia terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan di Indonesia. Jurnal Manajemen: Oikonomia , 15(2): 80-97.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 378, "width": 454, "height": 89, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Riwayati, H. E., & Jayantara, P. (2020). Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Indeks Harga Saham Sektor Properti (Studi Pada Sektor Properti di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Wawasan Manajemen, 8(2): 114-122. https://doi.org/10.20527/jwm.v8i2.42 Riwayati, H. E., & Diena, M. A. (2021). Analysis Relates To the Impact From Macroeconomic Factors To Banking Stock Returns Which Mediated By Profitability. Dinasti International Journal of Education Management And Social Science, 2(5): 742-755. https://doi.org/10.31933/dijemss.v2i5", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 471, "width": 454, "height": 35, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Santana, D. K. ., & Wirakusuma, M. . (2016). Pengaruh Perencanaan Pajak, Kepemilikan Manajerial Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Praktik Manajemen Laba. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana , 14 (3): 1555 –1583. https://doi.org/10.37932/j.e.v8i2.40", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 511, "width": 454, "height": 35, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Saputra, A. (2019). Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia. KHOZANA: Journal of Islamic Economic and Banking, 2(8): 16.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 550, "width": 453, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Saputra, E., & Santoso, B. H. (2017). Pengaruh nilai tukar mata uang, inflasi, dan suku bunga terhadap harga saham sektor properti. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen (JIRM) , 6(5).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 577, "width": 454, "height": 35, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Sebo, S. S., & Nafi, M. (2021). Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, Suku Bunga, Dan Volume Transaksi Terhadap Harga Saham Perusahaan Pada Kondisi Pandemi Covid-19. Jurnal Akuntansi dan Perpajakan , 6 (2): 113-126.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 616, "width": 454, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Siregar, Q. R., & Farisi, S. (2018). Pengaruh Return On Assets Dan Earning Per Share Terhadap", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 630, "width": 330, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Harga Saham. Maneggio: Jurnal Ilmiah Magister Manajemen , 1 (1): 81-89.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 643, "width": 454, "height": 49, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Subagiastra, K., Arizona, I. P. E., & Mahaputra, I. N. K. A. (2017). Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga, dan Good Corporate Governance Terhadap Penghindaran Pajak (Studi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Ilmiah Akuntansi , 1 (2), 167 –193. https://doi.org/10.23887/jia.v1i2.9994", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 696, "width": 387, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Sugiyono. (2022). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D . Bandung: Alfabeta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 709, "width": 453, "height": 35, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Suherman, S., Setiyoaji, E., & Ahmad, G. N. (2015). Pengaruh EPS, PER, Kebijakan Dividen, Firm Size (SIZE), dan Book Value (BV) terhadap Harga Saham Perusahaan Pada Indeks LQ45 Tahun 2009-2012. Jurnal Manajemen , 19 (2): 219-229.", "type": "List item" }, { "left": 280, "top": 37, "width": 246, "height": 21, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "JURNAL MANAJEMEN DAN PERBANKAN (JUMPA) Vol 11 Edisi 1 (Februari 2024, 37-49)", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 783, "width": 14, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "49", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 453, "height": 22, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Syamsudin, Lukman. (2017). Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi Baru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 454, "height": 22, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Tandelilin, Eduardus. (2017). Pasar Modal Manajemen Portofolio & Investasi (5th ed.). Yogyakarta: PT Kanisius.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 127, "width": 454, "height": 22, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Widoatmodjo, S. (2015). Pengetahuan Pasar Modal: Untuk Konteks Indonesia. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 154, "width": 454, "height": 35, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Wira, T. S. (2020). Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga (SBI), Nilai Tukar terhadap Harga Saham pada Perusahaan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilman: Jurnal Ilmu Manajemen , 8 (1): 1-14.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 193, "width": 454, "height": 22, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Wismantara, & Damayanti. (2017). Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Suku Bunga dan Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan yang Terdaftar di BEI. E-Journal Manajemen Unud, 5(8):", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 218, "width": 50, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "443 –4421.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 233, "width": 453, "height": 35, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Yusdianto, Y. (2022). Pengaruh Earning Per Share (EPS) Dan Dividend Per Share (DPS) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Konsumsi Yang Terdaftar Di BEI Periode 2015 – 2020. Ikraith-Ekonomika , 5 (1): 282-290.", "type": "Text" } ]
a5cb32b7-cb0a-8e86-6eb6-2162c42e4c95
https://openjournal.unpam.ac.id/index.php/smk/article/download/1246/986
[ { "left": 216, "top": 39, "width": 95, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN 2615-6849", "type": "Page header" }, { "left": 126, "top": 65, "width": 363, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Semarak,Vol. 1,No.1,Februari 2018 , Hal (42-53)", "type": "Section header" }, { "left": 216, "top": 90, "width": 227, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "@Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 793, "width": 14, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "42", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 34, "width": 101, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL ILMIAH", "type": "Section header" }, { "left": 100, "top": 113, "width": 397, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENGARUH GAYA KEPEMIMPIAN DAN LINGKUNGAN KERJA FISIK TERHADAP KEPUASAN KERJA PADA PT. BREMA BRATA", "type": "Section header" }, { "left": 254, "top": 154, "width": 88, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Feb Amni Hayati", "type": "Section header" }, { "left": 183, "top": 168, "width": 230, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 210, "width": 45, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 223, "width": 457, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja fisik terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Brema Brata.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 251, "width": 454, "height": 66, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jenis penelitian merupakan penelitian kuantitatif dianalisis menggunakan statistik penulis menjadikan karyawan PT. Brema Brata sebagai populasi totalnya berjumlah 66 karyawan.. Analisis data menggunakan SPSS Versi 22. Teknik uji sampling menggunakan metode sensus dan teknik pengambilan data diantaranya uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik dan uji regresi linear berganda serta uji hipotesis.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 320, "width": 454, "height": 66, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Secara umum hasil pengujian variabel gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja fisik mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja di PT. Brema Brata. Hal ini berarti hipotesis dapat diterima, karena gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan kerja. Diantara dua variabel,pengaruh paling signifikan adalah variabel gaya kepemimpinan.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 389, "width": 418, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci : Gaya Kepemimpinan, Lingkungan Kerja Fisik, Kepuasan Kerja.", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 417, "width": 44, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 430, "width": 446, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The purpose of this study to determine how much influence the leadership style and physical work environment on employee job satisfaction at PT. Brema Brata.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 458, "width": 454, "height": 66, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The type of research is quantitative research is analyzed using statistics the author makes the employees of PT. Brema Brata as a total population of 66 employees .. Data analysis using SPSS Version 22. Sampling technique using census method and data retrieval techniques such as validity test, reliability test, classical assumption test and multiple linear regression test and hypothesis test.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 527, "width": 454, "height": 66, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In general, test results of leadership style variables and physical work environment have a significant influence on job satisfaction in PT. Brema Brata. This means the hypothesis is acceptable, because the leadership style and work environment have a positive influence on job satisfaction. Among the two variables, the most significant influence was the leadership style variable.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 596, "width": 451, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Leadership Style, Physical Work Environment, Job Satisfaction.", "type": "Text" }, { "left": 216, "top": 24, "width": 95, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN 2615-6849", "type": "Page header" }, { "left": 126, "top": 50, "width": 363, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Semarak,Vol. 1,No.1,Februari 2018 , Hal (42-53)", "type": "Section header" }, { "left": 216, "top": 75, "width": 227, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "@Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang", "type": "Text" }, { "left": 481, "top": 793, "width": 45, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page | 43", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 20, "width": 101, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL ILMIAH", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 98, "width": 93, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 111, "width": 211, "height": 315, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemimpin sebagai panutan dalam organisasi, sehingga perubahan harus dimulai dari tingkat yang paling atas yaitu pemimpin itu sendiri maka dari itu, organisasi memerlukan pemimpin reformis yang mampu menjadi motor penggerak yang mendorong perubahan organisasi, manusia yang bekerja dalam sebuah perusahaan, menyumbangkan tenaganya baik fisik maupun pikiran dan mendapatkan imbalan atau balasan jasa sesuai dengan peraturan atau perjanjian di sebebut karyawan, karyawan merupakan aset yang paling penting dalam sebuah perusahaan.Peranan atasan atau sering disebut pimpinan sangatlah besar bagi keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan, dari merekalah muncul gagasan- gagasan baru dan inovatif dalam pengembangan perusahaan namun tidak dapat dipungkiri bawahan mereka juga memiliki peranan yang tidak kalah penting.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 429, "width": 211, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gaya kepemimpinan yang efektif dalam mengelola sumber daya manusia dalam suatu unit kerja akan berpengaruh pada perilaku kerja yang diindikasikan dengan peningkatan kepuasan kerja individu dan kinerja unit itu sendiri, yang pada", "type": "Text" }, { "left": 155, "top": 512, "width": 128, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "akhirnya akan", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 525, "width": 211, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mempengaruhipeningkatan kepuasan kerja karyawan secara keseluruhan.Dalam menjalankan fungsi kepemimpinannya setiap pemimpin mempunyai perilaku dan cara tertentu dalam memimpin yang mana dari perilaku tersebut dapat menunjukan gaya kepemimpinannya, karena gaya kepemimpinan mencerminkan apa yang dilakukan pemimpin dalam mempengaruhi pengikutnya guna merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 677, "width": 211, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manfaat lingkungan kerja fisik adalah menciptakan gairah kerja, sehingga", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 705, "width": 211, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "produktifitas dan prestasi kerja meningkat.Sementara itu, manfaat yang diperoleh karena bekerja dengan orang- orang yang termotivasi adalah pekerjaan", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 98, "width": 211, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dapat terselesaikan dengan tepat, yang artinya pekerjaan diselesaikan sesuai standar yang benar dan dalam skala waktu yang ditentukan.kepuasan kerja pada dasarnya bersifat individual.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 167, "width": 215, "height": 314, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Namun masih terdapat kendala- kendala yang belum terselesaikan diantaranya belum optimalnya pemberian gaya kepemimpinan dibuktikan masih kurangnya dalam memberikan arahan yang sesuai kepada kayawannya, sehingga tidak sesuai dengan target yang diharapkan, hubungan kerja antara pemimpin dan bawahan yang kurang harmonis.Masalah- masalah yang terkait dengan lingkungan kerja fisik seperti, penataan ruang kerja yang kurang kondusif, kurangnya pencahayaan di setiap ruangan kamar mandi dan lorong-lorong, fasilitas kantor yang kurang memadai. Kepuasan kerja karyawanyapun masih ada kelemahanya yaitu ketidak stabilannya perputaran tenaga kerja (labour turn over) menunjukan distabilitas tenaga kerja merupakan gejala yang menunjukkan kurangnya semangat dan kegairahan kerja karyawan, yang menimbulkan disiplin pegawai mengalami penurunan.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 484, "width": 214, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari sekilas penjabaran materi diatas, penulis tertarik meneliti dengan judul “Pengaruh Gaya Kepemimpian dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kepuasan Kerja Pada PT. Brema Brata”.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 581, "width": 131, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Perumusan Masalah", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 594, "width": 211, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 650, "width": 215, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Bagaimana gaya kepemimpinan pada PT. Brema Brata?", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 677, "width": 214, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Bagaimana lingkungan kerja fisik pada PT. Brema Brata?", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 705, "width": 214, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Bagaimana kepuasan kerja", "type": "List item" }, { "left": 337, "top": 719, "width": 174, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "karyawan pada PT. Brema Brata?", "type": "Text" }, { "left": 216, "top": 24, "width": 95, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN 2615-6849", "type": "Page header" }, { "left": 126, "top": 50, "width": 363, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Semarak,Vol. 1,No.1,Februari 2018 , Hal (42-53)", "type": "Section header" }, { "left": 216, "top": 75, "width": 227, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "@Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang", "type": "Text" }, { "left": 481, "top": 793, "width": 45, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page | 44", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 20, "width": 101, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL ILMIAH", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 98, "width": 214, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja fisik pada PT. Brema Brata?", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 98, "width": 123, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Kerangka Berpikir", "type": "Section header" }, { "left": 337, "top": 111, "width": 189, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kerangka berfikir penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :", "type": "List item" }, { "left": 299, "top": 541, "width": 64, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1.1", "type": "Picture" }, { "left": 278, "top": 555, "width": 97, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kerangka berfikir", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 569, "width": 211, "height": 176, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D. Landasan Teori Gaya Kepemimpinan Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang dipergunakan oleh seseorang pemimpin pada saat mencoba mempengaruhi perilaku orang lain atau bawahan. Perwujudan tersebut biasanya membentuk suatu pola atau bentuk tertentu. Gaya kepemimpinan itu timbul berdasarkan cara bertindak atau bertingkah laku dari pimpinan yang bersangkutan.Gaya kepemimpinan", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 748, "width": 190, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mewakili filsafat, ketrampilan, dan", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 568, "width": 190, "height": 191, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sikap pemimpin dalam politik.Menurut Heidjrachman dan Husnan, (2002:224) Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai tujuan tertentu. Pendapat lain menyebutkan bahwa Gaya Kepemimpinan adalah pola perilaku yang ditunjukkan oleh pemimpin dalam mempengaruhi orang lain, Menurut Ardana, dkk (2012:181). Pola perilaku tersebut bisa", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 154, "width": 141, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gaya Kepemimpinan ( X1)", "type": "Picture" }, { "left": 94, "top": 178, "width": 56, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indikator :", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 206, "width": 106, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Sifat 2. Kebiasaan 3. Tempramen 4. Watak", "type": "Table" }, { "left": 112, "top": 261, "width": 113, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Kepribadiaan", "type": "Picture" }, { "left": 94, "top": 289, "width": 179, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Kartini Kartono (2008:34)", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 153, "width": 173, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lingkungan Kerja Fisik (X2) Indikator : 1. Pewarnaan", "type": "Picture" }, { "left": 339, "top": 209, "width": 77, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Penerangan", "type": "List item" }, { "left": 339, "top": 223, "width": 50, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Udara", "type": "List item" }, { "left": 339, "top": 236, "width": 84, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Suara bising", "type": "List item" }, { "left": 339, "top": 250, "width": 85, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Ruang gerak", "type": "List item" }, { "left": 339, "top": 264, "width": 72, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Keamanan", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 278, "width": 138, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Kebersihan Sumber : Nitisemito(2002)", "type": "Picture" }, { "left": 257, "top": 360, "width": 113, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kepuasan Kerja ( Y )", "type": "Caption" }, { "left": 162, "top": 375, "width": 56, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indikator :", "type": "Text" }, { "left": 180, "top": 402, "width": 175, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Menyenangi pekerjaannya 2. Mencinti pekerjaann 3. Moral kerja 4. Kedisiplinan 5. Prestasi kerja", "type": "Table" }, { "left": 162, "top": 485, "width": 160, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Malayu S.P Hasibuan", "type": "Text" }, { "left": 162, "top": 513, "width": 68, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "( 2008 : 202 )", "type": "Text" }, { "left": 216, "top": 24, "width": 95, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN 2615-6849", "type": "Page header" }, { "left": 126, "top": 50, "width": 363, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Semarak,Vol. 1,No.1,Februari 2018 , Hal (42-53)", "type": "Section header" }, { "left": 216, "top": 75, "width": 227, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "@Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang", "type": "Text" }, { "left": 481, "top": 793, "width": 45, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page | 45", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 20, "width": 101, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL ILMIAH", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 98, "width": 190, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti nilai-nilai, asumsi, persepsi, harapan, maupun sikap yang ada dalam diri pemimpin.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 167, "width": 211, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan uraian diatas,Indikator gaya kepemimpinan menurut Kartini Kartono (2008:34), sebagai berikut : sifat, kebiasaan, tempramen, watak dan kepribadian yang membedakan seorang pemimpin dalam berinteraksi dengan orang lain.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 278, "width": 127, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lingkungan Kerja Fisik", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 305, "width": 211, "height": 260, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan antara lingkungan fisik dengan kenyamanan kerja sangat signifikan.Pimpinan perusahaan dalam membebankan tugas dan tanggung jawab kepada karyawan hendaknya juga memperhatikan lingkungan kerja karyawan.Perusahaan dituntut harus mampu memberikan rasa aman dan kenyamanan bagi karyawan dalam bekerja.(Febriani dan Indrawati, 2013).Di dalam meningkatkan semangat kerja tidak terlepas dari lingkungan kerja yang mendukung seperti kualitas lingkungan fisik.Lingkungan kerja fisik memiliki kontribusi yang signifikan bagi kepuasan kerja karyawan (Holman, 2002), sehingga lingkungan kerja fisik karyawan memiliki efek yang kuat terhadap kepuasan kerja (Hurley et al., 2000).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 567, "width": 211, "height": 191, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penilaian baik atau buruknya lingkungan kerja ditentukan oleh penilaian karyawannya. Seseorang mungkin menganggap lingkungan yang sama adalah buruk sedangkan yang lain menganggap baik. Hal ini disebabkan karena ada perbedaan pandangan masing-masing individu terhadap lingkungan kerja.Perbedaan ini dapat terjadi karena masing-masing individu mempunyai kebutuhan, kepentingan maupun harapan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Menurut Cary Cooper (Rini, 2002).Kondisi kerja yang buruk berpotensi", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 98, "width": 211, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menjadi penyebab karyawan mudah jatuh sakit, mudah stres, sulit berkonsentrasi, dan menurunnya kepuasan kerja.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 139, "width": 212, "height": 217, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lingkungan kerja merupakan lingkungan dimana pegawai melakukan pekerjaannya sehari-hari”.Lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan memungkinkan para pegawai untuk dapat berkerja optimal.Menurut Sedarmayanti (2007) “lingkungan kerja fisik adalah semua yang terdapat disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi pegawai baik secara langsung maupun tidak langsung”.Sedangkan menurut Sarwono (2005) “Lingkungan kerja fisik adalahtempat kerja pegawai melakukan aktivitasnya, lingkungannya kerja fisik mempengaruhi semangat dan emosi kerja para karyawan”.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 343, "width": 212, "height": 111, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendapat lain menyebutkan lingkungan kerja fisik adalah salah satu unsur yang harus digunakan oleh organisasi sehingga menimbulkan rasa nyaman, tentram, dan dapat meningkatkan hasil kerja yang baik untuk meningkatkan kinerja organisasi tersebut (Sihombing, 2004).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 471, "width": 87, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kepuasan Kerja", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 498, "width": 211, "height": 260, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aktivitas hidup manusia beraneka ragam dan salah satu bentuk dari segala aktivitas yang ada adalah bekerja.Hal ini didorong oleh keinginan manusia untuk memenuhi adanya kebutuhan yang harus dipenuhi.Kepuasan kerja adalah sikap positifataupun negatif dari emosional karyawan memandang pekerjaannya baik yang ditunjukan dalam keadaan menyenangkan atau tidak (Handoko, 2001:193).Kepuasan kerja adalah sikap umum terhadap pekerjaan seseorang yang menunjukkan perbedaan antara jumlah penghargaan yang di terima pekerja dan jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka terima. Wibowo (2010).Sedangkan menurut Hasibuan, (2009).Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai", "type": "Text" }, { "left": 216, "top": 24, "width": 95, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN 2615-6849", "type": "Page header" }, { "left": 126, "top": 50, "width": 363, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Semarak,Vol. 1,No.1,Februari 2018 , Hal (42-53)", "type": "Section header" }, { "left": 216, "top": 75, "width": 227, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "@Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang", "type": "Text" }, { "left": 481, "top": 793, "width": 45, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page | 46", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 20, "width": 101, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL ILMIAH", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 98, "width": 211, "height": 121, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pekerjaanya.Sikap ini tercermin oleh moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja.Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan.(Wibowo, 2012:517). menyatakan kepuasan dapat ditingkatkan dan perpindahan ( turnover ) dapat diturunkan dengan cara membuat pekerjaan", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 208, "width": 141, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menjadi menyenangkan,", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 222, "width": 211, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "membayar orang untuk jujur, yang sesuai dengan minat dan keahliannya serta menghindari kebosanan pekerjaan berulang-ulang.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 277, "width": 211, "height": 177, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lima aspek kepuasan kerja diukur dengan Job Descriptive Index (JDI) yaitu pekerjaan itu sendiri (berhubungan dengan tanggung jawab, minat dan pertumbuhan); kualitas supervisi (terkait dengan bantuan teknis dan dukungan sosial); hubungan dengan rekan kerja (berkaitan dengan harmoni sosial dan respek); kesempatan promosi (terkait dengan kesempatan untuk pengembangan lebih jauh); dan pembayaran (yang terkait dengan pembayaran yang memadai dan persepsi keadilan) (Luthans, 2006).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 471, "width": 136, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E. Metodologi Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 484, "width": 214, "height": 108, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis penelitian merupakan penelitian kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka yang nantinya akan dianalisis menggunakan statistik Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja fisik terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Brema Brata", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 609, "width": 112, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Populasi Dan Sampel", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 622, "width": 214, "height": 135, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada penelitian ini, penulis karyawan PT. Brema Brata sebagai populasi totalnya berjumlah 66 karyawan. Adapun jumlah sampel diambil sample jenuh dimana seluruh populasi di jadikan sample. Pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini antara lain observasi, penyebaran kuisioner dan dokumentasi. Dalam penelitian ini peneliti juga menggunakan kuesioner atau angket yang", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 98, "width": 214, "height": 107, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "disebar pada responden (sampel penelitian) untuk mengetahui data tentang gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja fisik terhadap kepuasan kerja karyawan. Dalam penilaian angket, digunakan skala likert dengan 5 alternatif jawaban yaitu sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 222, "width": 71, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Data", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 236, "width": 212, "height": 218, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas dan uji reliabilitas. Pengujian validitas menggunakan rumus korelasi pearson product moment, dengan ketentuan jika hiung r > tabel r , berarti instrumen valid. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan nilai Alpha Coanbach dengan ketentuan jika Alpha Croanbach ( hitung r ) > 0,60 berarti instrumen tersebut reliabel. Teknik analsis data antara lain uji asumsi klasik dan analisis regresi ganda. Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 470, "width": 82, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Normalitas", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 484, "width": 211, "height": 121, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data yang telah terkumpul harus diuji normalitasnya terlebih dahulu guna mengetahui apakah data penelitian berasal dari populasi yang sebarannya normal atau tidak. Pengujian normalitas menggunakan One-sample Kolmogorov-Smirnov Test dengan SPSS 22.0 for windows. Dengan ketentuan, jika nilai Asymp Sig > 0,05 maka data berdistribusi normal.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 622, "width": 111, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Multikolinearitas", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 636, "width": 212, "height": 121, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya kemiripan yang dimiliki oleh satu variabel independent dengan variabel independen yang lain dalam satu model. Pengujian multikolinearitas dalam penelitian ini menngunakan VIF (Variance Inflation Factor), dengan ketentuan jika nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10, maka", "type": "List item" }, { "left": 216, "top": 24, "width": 95, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN 2615-6849", "type": "Page header" }, { "left": 126, "top": 50, "width": 363, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Semarak,Vol. 1,No.1,Februari 2018 , Hal (42-53)", "type": "Section header" }, { "left": 216, "top": 75, "width": 227, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "@Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang", "type": "Text" }, { "left": 481, "top": 793, "width": 45, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page | 47", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 20, "width": 101, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL ILMIAH", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 98, "width": 211, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "data tidak maka data tidak mengalami multikolinearitas.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 139, "width": 120, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Heterokedastisitas", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 153, "width": 211, "height": 149, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan model karena gangguan variabel yang berbeda antar observasi ke observasi lain. Untuk mengetahui apakah terjadi heteroskedastisitas atau tidak, dapat dilihat pada gambar Scattreplot, jika pada gambar scatterplot tidak ada pola yang jelas serta titiktitik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisistas.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 319, "width": 126, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Regresi Ganda", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 332, "width": 190, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknik analisis regresi ganda", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 346, "width": 214, "height": 149, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dipergunakan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja fisik terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Brema Brata. Dengan persamaan regresi Y = a + b 1 X 1 + X 2 b 2 Teknik pengujian hipotesis menggunakan uji parsial dan uji simultan dengan teknik probabilitas, dengan cara membandingkan nilai probabilitas Sig dengan taraf signifikansi 0,05. Jika nilai probabilitas sig < 0,05 maka signifikan.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 98, "width": 114, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Koefisien Determinasi", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 111, "width": 211, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh antar variabel. Nilai koefisien determinasi menunjukkan presentase variasi nilai variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang dihasilkan.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 222, "width": 211, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "F. Analisis Hasil Penelitian dan Pembahasan", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 263, "width": 211, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian ini berdasarkan data primer dan sekunder yang telah diolah oleh peneliti untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja fisik terhdap kepuasan kerja pada PT. Brema Brata", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 360, "width": 148, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Karakteristik Responden", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 374, "width": 211, "height": 107, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Objek dan populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Brema Brata dengan jumlah populasi 66 orang.Dalam penelitian ini terdapat 2 karakteristik responden yang dikelompokkan menurut jenis kelamin dan umur. Gambaran mengenai karakteristik responden dijelaskan pada tabel berikut ini :", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 512, "width": 329, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 601, "width": 167, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Data primer diolah, 2016", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 628, "width": 211, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1.2 di atas menunjukan jumlah responden yang berjenis kelamin laki-laki", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 614, "width": 211, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sebanyak 35 orang (53 %) dan responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 529, "width": 395, "height": 124, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "31 orang (47 %). Jenis Kelamin Frekuensi Persentase Laki – Laki 35 53 % Wanita 31 47 % Tidak Mengisi Data - 0 % Total 66 100 %", "type": "Table" }, { "left": 257, "top": 24, "width": 95, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN 2615-6849", "type": "Page header" }, { "left": 150, "top": 50, "width": 363, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Semarak,Vol. 1,No.1,Februari 2018 , Hal (42-53)", "type": "Text" }, { "left": 257, "top": 75, "width": 227, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "@Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang", "type": "Text" }, { "left": 468, "top": 793, "width": 45, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page | 48", "type": "Page footer" }, { "left": 128, "top": 20, "width": 101, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL ILMIAH", "type": "Page header" }, { "left": 170, "top": 116, "width": 286, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 250, "width": 182, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Data primer diolah, 2016", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 278, "width": 211, "height": 149, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1.3 di atas menunjukan jumlah responden yang berumur 20 -30 tahun sebanyak 7 orang (10.6 %), responden yang berumur 31 – 40 tahun sebanyak 20 orang (30.3 %), responden yang berumur 41 – 60 tahun sebanyak 27 orang (40.9 %) responden yang berumur > 60 tahun sebanyak 12 orang (18.2 %). Hal ini menggambarkan bahwa responden paling banyak berada di rentang umur 41 - 60 tahun yaitu 27 Orang (40.9 %).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 264, "width": 211, "height": 149, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Deskripsi Variabel Penelitian Setelah semua data terkumpul, langkah berikutnya adalah melakukan tabulasi data untuk membuat tingkatan tanggapan responden mengenai kepuasan kerja berdasarkan variabel dari gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja fisik. Dimana setiap butir pernyataan akan diuji pada 66 responden. Seluruh tanggapan responden akan menetukan hasil dari penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 203, "top": 443, "width": 256, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Deskripsi Variabel Gaya Kepemimpinan (X1)", "type": "Picture" }, { "left": 113, "top": 635, "width": 385, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3.4 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Gaya Kepemimpinan Sumber: Data Primer, 2016", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 136, "width": 401, "height": 496, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Umur Frekuensi (orang ) Persentase 20 - 30 Tahun 7 10.6 % 31 - 40 Tahun 20 30.3 % 41 - 60 Tahun 27 40.9 % >- 60 Tahun 12 18.2 % Tidak Mengisi Data - 0 % Total 66 100.0 % Indikator Jawaban Responden SJ J C B SB Mean F % F % F % F % F % X1.1 - - - - 5 7.6 24 36.4 37 56.1 4.4848 X1.2 - - - - 10 15.2 31 47.0 25 37.9 4.2273 X1.3 - - - - 7 10.6 28 42.4 31 47.0 4.3636 X1.4 - - 1 1.5 9 13.6 36 54.5 20 30.3 4.1364 X1.5 - - 3 4.5 11 16.7 40 60.6 12 18.2 4.9242 X1.6 - - - - 7 10.6 28 42.4 31 47.0 4.3636 X1.7 - - - - 10 15.2 31 47.0 25 37.9 4.2273 X1.8 - - - - 3 4.5 31 47.0 32 48.5 4.4394 Total 4.395825", "type": "Table" }, { "left": 257, "top": 24, "width": 95, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN 2615-6849", "type": "Page header" }, { "left": 150, "top": 50, "width": 363, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Semarak,Vol. 1,No.1,Februari 2018 , Hal (42-53)", "type": "Text" }, { "left": 257, "top": 75, "width": 227, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "@Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang", "type": "Text" }, { "left": 468, "top": 793, "width": 45, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page | 49", "type": "Page footer" }, { "left": 128, "top": 20, "width": 101, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL ILMIAH", "type": "Section header" }, { "left": 203, "top": 116, "width": 270, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Deskripsi Variabel Lingkungan Kerja Fisik (X2)", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 322, "width": 399, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3.5 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Lingkungan Kerja Fisik Sumber: Data Primer, 2016", "type": "Text" }, { "left": 203, "top": 364, "width": 221, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Deskripsi Variabel Kepuasan Kerja (Y)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 580, "width": 360, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3.6 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kepuasan Kerja Sumber: Data Primer, 2016", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 621, "width": 185, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 635, "width": 211, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknyasuatu kuesioner dan Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengukur suatukuesioner yang merupakan indikator dari variabel.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 136, "width": 401, "height": 440, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indikator Jawaban Responden SJ J C B SB Mean F % F % F % F % F % X2.1 - - 1 1.5 9 13.6 39 59.1 17 25.8 4.0909 X2.2 - - 12 18.2 7 10.6 31 47.0 16 24.2 3.7727 X2.3 - - 4 6.1 7 10.6 32 48.5 23 34.8 4.1212 X2.4 - - 10 15.2 8 12.1 31 47.0 17 25.8 3.8333 X2.5 - - 6 9.1 12 18.2 28 42.4 20 30.3 3.9394 X2.6 - - 12 18.2 7 10.6 31 47.0 16 24.2 3.7727 X2.7 - - 6 9.1 12 18.2 28 42.4 20 30.3 3.9394 X2.8 - - 1 1.5 10 15.2 31 47.0 24 36.4 4.1818 X2.9 - - - - 8 12.1 36 54.5 22 33.3 4.1212 Total 3.974733 Indikator Jawaban Responden SJ J C B SB Mean F % F % F % F % F % Y1 - - 6 9.1 12 18.2 28 42.4 20 30.3 3.9394 Y2 - - 1 1.5 9 13.5 39 59.1 17 25.8 4.0909 Y3 - - 10 15.2 8 12.1 31 47.0 17 25.8 3.8333 Y4 - - 6 9.1 12 18.2 28 42.4 20 30.2 3.9394 Y5 - - 1 1.5 9 13.6 39 59.1 17 25.8 4.0909 Y6 - - 12 18.2 7 10.6 31 47.0 16 24.2 3.7727 Y7 - - 4 6.1 7 10.6 32 48.5 23 34.8 4.1212 Y8 - - 10 15.2 8 12.1 31 47.0 17 25.8 3.8333 Y9 - - 10 15.2 8 12.1 31 47.0 17 25.8 3.8333 Y10 6 9.1 12 18.2 28 42.4 20 30.3 3.9394 Total 3.93938", "type": "Table" }, { "left": 257, "top": 24, "width": 95, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN 2615-6849", "type": "Page header" }, { "left": 150, "top": 50, "width": 363, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Semarak,Vol. 1,No.1,Februari 2018 , Hal (42-53)", "type": "Text" }, { "left": 257, "top": 75, "width": 227, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "@Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang", "type": "Text" }, { "left": 468, "top": 793, "width": 45, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page | 50", "type": "Page footer" }, { "left": 128, "top": 20, "width": 101, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL ILMIAH", "type": "Page header" }, { "left": 257, "top": 550, "width": 148, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 563, "width": 134, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Data primer, 2016", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 577, "width": 211, "height": 149, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel hasil uji validitas di atas, diketahui bahwa seluruh item pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur variabel gaya kepemimpinan, variabel lingkungan kerja fisik dan variable kepuasan kerja adalah valid, yang ditunjukkan dengan nilai dari masingmasing item pernyataan berdasarkan kolom Corrected Item- Total Correlation memiliki nilai koefisien korelasi positif dan lebih besar dari 0,3.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 743, "width": 98, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Uji Reliabilitas", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 577, "width": 212, "height": 108, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengukur suatu kuesioner yangmerupakan indikator dari variabel. Reliabilitas diukur dengan uji statistic c ronbach’s alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikannilai c ronbach’s alpha > 0,60. Hasil uji realibilitas dapat dilihat pada table berikut:", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 128, "width": 387, "height": 418, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Konsep VariabelPenelitian Corrected Item Total Correlation Status It e m X1.1 0.442 Valid Gaya X1.2 0.607 Valid 1 Kepemimpinan X1.3 0.628 Valid (X1) X1.4 0.478 Valid X1.5 0.428 Valid X1.6 0.628 Valid X1.7 0.607 Valid X1.8 0.426 Valid X2.1 0.326 Valid X2.2 0.617 Valid 2 Lingkungan X2.3 0.474 Valid Kerja Fisik X2.4 0.637 Valid (X2) X2.5 0.652 Valid X2.6 0.617 Valid X2.7 0.652 Valid X2.8 0.362 Valid X2.9 0.312 Valid Y1 0.808 Valid Y2 0.474 Valid 2 Kepuasan Y3 0.837 Valid Kerja Y4 0.808 Valid (Y) Y5 0.474 Valid Y6 0.437 Valid Y7 0.306 Valid Y8 0.837 Valid Y9 0.837 Valid Y10 0.808 Valid", "type": "Table" }, { "left": 216, "top": 39, "width": 95, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN 2615-6849", "type": "Page header" }, { "left": 126, "top": 65, "width": 363, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Semarak,Vol. 1,No.1,Februari 2018 , Hal (42-53)", "type": "Section header" }, { "left": 216, "top": 90, "width": 227, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "@Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang", "type": "Text" }, { "left": 481, "top": 793, "width": 45, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page | 51", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 34, "width": 101, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL ILMIAH", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 217, "width": 160, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 244, "width": 87, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Uji Hipotesis", "type": "List item" }, { "left": 162, "top": 258, "width": 216, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 113, "width": 453, "height": 636, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Model UnstandardizedCoe fficients StandardizedCoe fficients t Sig B Std. Error Beta 1 (Constant) 1.608 4.266 .377 .708 Gaya 281 .102 .230 2.75 9 .008 Kepemimpinan Lingkungan .755 .904 .637 8.06 3 .000 Kerja Fisik R Squere (R 2 ) = 0.603 F-Hitung = 47.76 1 Adjusted R Square = 0.590 Constanta = 1.608 Multiple R = 0.776 Sig.F = 0.000 d. Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F) ANOVAb Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Regression 1720.817 2 860.408 47.761. .000a Residual 1134.941 63 18.015 Total 2855.758 65 a.Predictors: (Constant), X2,X1 b. Dependent Variable: Y e. Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F) ANOVAb Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Regression 1720.817 2 860.408 47.761. .000a Residual 1134.941 63 18.015 Total 2855.758 65 a.Predictors: (Constant), X2,X1 b. Dependent Variable: Y No Variabel Penelitian AlphaCronbach’s Alpha ToleransiItem Status 1 Gaya Kepemimpinan .822 0.6 Reliabel 2 Lingkungan Kerja Fisik .813 0.6 Reliabel 3 Kepuasan Kerja .906 0.6 Reliabel", "type": "Table" }, { "left": 216, "top": 39, "width": 95, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN 2615-6849", "type": "Page header" }, { "left": 126, "top": 65, "width": 363, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Semarak,Vol. 1,No.1,Februari 2018 , Hal (42-53)", "type": "Section header" }, { "left": 216, "top": 90, "width": 227, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "@Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang", "type": "Text" }, { "left": 481, "top": 793, "width": 45, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page | 52", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 34, "width": 101, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL ILMIAH", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 113, "width": 68, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 140, "width": 455, "height": 66, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Secara umum hasil pengujian variabel gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja fisik mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja di PT. Brema Brata. Hal ini berarti hipotesis dapat diterima, karena gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan kerja. Diantara dua variabel,pengaruh paling signifikan adalah variabel gaya kepemimpinan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 209, "width": 454, "height": 163, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk menghasilkan kepuasan kerja yang maksimal faktor yang paling berpengaruh adalah gaya kepemimpinan yang telah di uji memiliki pengaruh sebesar 59% terhadap kepuasan kerja dan sisanya 41% dipengaruhi oleh lingkunaga kerja fisik. Sebagaimana yang sudah dibahas sebelumnya gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja fisik didefinisikan sebagai persepsi karyawan tentang kesejahteraan mental dan fisiknya ketika bekerja. Ada dua pandangan mengenai maksud dari gaya kepemimpinan dan linkungan kerja fisik. Pertama, adalah sejumlah keadaan dan praktek dari organisasi berjalan dengan baik.Sementara yang kedua, adalah persepsi karyawan bahwa mereka ingin merasa aman, puas, dan mendapatkan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang sebagai layaknya manusia (cacsio, 2006).Faktor yang meningkatkan kepuasan kerja karyawan sangat berharga, maka perusahaan bertanggung jawab untuk memilih pemimpin yang baik dan membina karyawan agar bersedia memberikan sumbangannya secara optimal untuk mencapai tujuan perusahaan (Pruijt, 2003).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 375, "width": 454, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari data yang sudah didapatkan sebelumnya peneliti dapat mengetahui bahwa gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja fisik telah diterapkan dengan baik oleh pemangku kepentingan PT. Brema Brata dibuktikan dengan tanggapan responden terhadap variabel X1,X2 berada pada range skor keempat (Tinggi).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 444, "width": 86, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "G. Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 472, "width": 454, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja fisik terhadap kepuasan kerja di PT. Brema Brata. Berdasarkan analisis serta pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 513, "width": 454, "height": 66, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Dari hasil kuesioner di dapati bahwa hasil Uji T, variable gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja fisik ( X1,X2) berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja (Y), untuk menghasilkan kepuasan kerja yang maksimal faktor yang paling berpengaruh adalah gaya kepemimpinan yang telah di uji memiliki pengaruh sebesar 59% terhadap kepuasan kerja dan sisanya 41% dipengaruhi oleh lingkunaga kerja fisik.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 582, "width": 454, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Pada bagian dari hasil analisis deskriptif dan perhitungan skor variabel X dan Y peneliti menemukan bahwa karyawan di PT. Brema Brata mengetahui tugas dan tanggung jawabnya dengan jelas.Karyawan juga merasa nyaman saat bekerja, serta arahahan kerja yang diberikan jelas dan masuk akal.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 637, "width": 454, "height": 80, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Pada bagian deskriptif peneliti juga mendapatkan jawaban responden dengan skor rendah yaitu mengenai banyak responden tidak mendapatkan fasilitas kantor yang memadai di PT. Brema Brata. Pertanyaan pada kuesiner ini mendapatkan skor rendah berada pada range dua. hal ini kemungkinan dikarenakan keterbatasan fasilitas yang diberikan kepada karyawan. Tetapi secara umum gayakepemimpinan dan lingkungan kerja fisik yang terdiri dari 35 item pertanyaan kuesioner berada pada range keempat (tinggi).", "type": "List item" }, { "left": 216, "top": 39, "width": 95, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN 2615-6849", "type": "Page header" }, { "left": 126, "top": 65, "width": 363, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Semarak,Vol. 1,No.1,Februari 2018 , Hal (42-53)", "type": "Section header" }, { "left": 216, "top": 90, "width": 227, "height": 8, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "@Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang", "type": "Text" }, { "left": 481, "top": 793, "width": 45, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page | 53", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 34, "width": 101, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL ILMIAH", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 113, "width": 102, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H. Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 140, "width": 454, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Handoko, T. Hani. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE UGM", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 168, "width": 457, "height": 66, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasibuan. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Askara : Bandung. Hasibuan, Melayu SP, 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:PT. Bumi Aksara Hasibuan, Melayu SP, 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi : Bumi Aksara Hasibuan, S. P. M. 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta, Cetakan Keenam, Penerbit : PT. Bumi Aksara.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 234, "width": 454, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Heidrajrahcman dan Husnan Suad (2002) “Manajemen Personalia”, Yogyakarta, BPFE Husaini Usman dan Purnomo, 2008. Metodologi Penelitian Sosial. Penerbit PT Bumi Aksara", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 264, "width": 46, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ": Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 278, "width": 410, "height": 80, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Luthans, F, 2006, Perilaku Organisasi , Edisi 10, Penerbit Andi, Yogyakarta. Mardiana. 2005. Manajemen Produksi. Jakarta : IPWI Nitisemito, Alex S, 2001. Manajemen Personalia. Penerbit Bumi Askara, Bandung. Robbins, Stephen P, 2006, Perilaku Organisasi, Edisi kesepuluh, PT Indeks Jakarta. Sedarmayati. 2007. Manajemen Perkantoran Efektif. UPP STIM YKPN. Yogyakarta", "type": "Text" } ]
8c9039df-c649-b29d-d2c8-63947b61c751
https://jurnal.sttstarslub.ac.id/index.php/js/article/download/124/29
[ { "left": 113, "top": 781, "width": 115, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sensius Amon Karlau", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 781, "width": 21, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "203", "type": "Page footer" }, { "left": 115, "top": 78, "width": 166, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen", "type": "Text" }, { "left": 371, "top": 78, "width": 142, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 2 No. 2 Desember 2020", "type": "Text" }, { "left": 173, "top": 116, "width": 286, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "OTORITAS GURU PAK DAN ORANG TUA:", "type": "Section header" }, { "left": 119, "top": 132, "width": 394, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Disiplin dan Hukuman Fisik Dalam Perspektif Amsal 13:24", "type": "Title" }, { "left": 250, "top": 164, "width": 127, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sensius Amon Karlau", "type": "Section header" }, { "left": 215, "top": 178, "width": 196, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sekolah Tinggi Teologi Arastamar Wamena [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 228, "width": 400, "height": 147, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract. The text of the Bible as the basis for implementing Christian Education (CE) has several parts that seem ambiguous in its actualization. It can be seen in three groups of CE teachers and parents with their respective understandings. The first group considers that discipline is part of realizing the authority of teachers and parents at home, which is accompanied by firm punishment. The second group believes that corporal punishment is not permitted, and the third group believes that the implementation of strict discipline and corporal punishment must be carried out. Still, it needs to be accompanied by an educational aspect. If so, how should CE teachers and parents at home as educators respond to the ambiguity of Proverbs 13:24, which seems to suggest applying a strict discipline pattern? The author uses a qualitative method with a hermeneutic research library approach for text interpretation. So it can be concluded that PAK teachers and parents at home as much as possible apply educational patterns with a firm attitude towards children as students but still have a \"loving\" heart attitude in educating.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 389, "width": 344, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Authority, CE Teachers, Parents, Physical Punishment, Students", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 412, "width": 400, "height": 170, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak. Teks Kitab Suci sebagai landasan pelaksanaan pendidikan agama Kristen memiliki beberapa bagian yang terkesan ambigu dalam aktualisasinya. Hal ini Nampak pada tiga kelompok guru PAK dan orang tua dengan masing-masing pemahaman. Kelompok pertama menganggap bahwa disiplin sebagai bagian dari aktualisasi otoritas guru dan orang tua di rumah yang tegas dibarengi hukuman badan dibolehkan. Kelompok kedua menganggap bahwa hukuman badan tidak dibolehkan, dan kelompok ketiga menganggap bahwa pelaksanaan disiplin yang tegas dan hukuman badan harus dilakukan namun perlu dibarengi aspek mendidik. Jika demikian, bagaimana seharusnya guru PAK dan orang tua di rumah sebagai pendidik menyikapi sisi ambiguitas dari Amsal 13:24 yang terkesan menganjurkan untuk menerapkan pola disiplin yang tegas. Penulis menggunakan metode kualitatif dengan pendekatanan studi pustaka yang bersifat hermeneutik guna interpretasi teks. Hasilnya disimpulkan bahwa guru PAK dan orang tua di rumah sedapatnya menerapkan pola pendidikan dengan sikap yang tegas terhadap anak sebagai peserta didik namun tetap memili ki sikap hati yang “mengasihi” dalam prinsip mendidik.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 600, "width": 332, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Otoritas, Guru PAK, Orang tua, Hukuman Fisik, Peserta Didik.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 634, "width": 401, "height": 122, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Umumnya, orang tua sebagai pendidik di rumah dan guru sebagai pendidik di sekolah tergolong dalam tiga kelompok. Kelompok yang pertama menganggap bahwa diperlukan aktualisasi disiplin guru dan orang tua yang tegas berdasarkan otoritas yang dimilikinya di rumah maupun di sekolah pada anak sebagai peserta didik. Kelompok kedua", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 781, "width": 115, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sensius Amon Karlau", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 781, "width": 21, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "204", "type": "Page footer" }, { "left": 115, "top": 78, "width": 166, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen", "type": "Text" }, { "left": 371, "top": 78, "width": 142, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 2 No. 2 Desember 2020", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 204, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memiliki pemahaman bahwa pelaksanaan disiplin yang tegas, dan hukuman fisik sudah tidak diperkenankan lagi saat ini. Kelompok yang ketiga menganggap bahwa penerapan disiplin yang tegas berupa hukuman fisik boleh dilakukan namun perlu disertai dengan prinsip mendidik dengan kasih. Pada sisi lainnya, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 tentang perlindungan anak, pada pasal 1 ayau 10 dan 12 memberikan penekanan bahwa hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin (Indonesia, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 337, "width": 403, "height": 342, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jika demikian, bagaimana orang tua sebagai pendidik di rumah dan guru pendidikan agama Kristen di sekolah bersikap, dengan tetap mengedepankan prinsip pemuridan berdasarkan mandat Kitab Suci seperti Ulangan 6:5-6; Matius 28:19-20 dll? Yang juga menjadi rujukan karakter seorang anak sebagai peserta didik untuk dibentuk secara baik melalui pola didikan yang baik. Terkait hal ini, Yoyo Zakaria Ansori (2020) mengemukakan bahwa persoalan karakter seorang anak dapat tumbuh dan berkembang oleh setiap individu manusia melalui sebuah organisme atau institusi pendidikan. Selanjutnya Alen D. Curry (1997) pun mengemukakan bahwa hal mengenai disiplin menjadi salah satu alat yang digunakan dalam upaya pemuridan yang perlu diterapkan dengan satu atau dua bentuk yang berbeda bagi seseorang yang hendak dibimbing menjadi pengikut Kristus.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 696, "width": 401, "height": 38, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penulis memahami bahwa persoalan tempat atau konteks mendidik tidak ditegaskan oleh bagian teks yang dikemukakan dalam Amsal 13:24.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 781, "width": 115, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sensius Amon Karlau", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 781, "width": 21, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "205", "type": "Page footer" }, { "left": 115, "top": 78, "width": 398, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen Vol. 2 No. 2 Desember 2020", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 114, "width": 400, "height": 234, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Namun dalam aspek “didikan”, tentunya tidak berlebihan berspekulasi jika bagian ini terkait dengan prinsip didikan yang memiliki kesan bahwa orang tua atau guru yang tidak tegas dalam mendidik anaknya dengan disiplin, apalagi dengan tidak menggunakan tongkat, dianggap membenci anaknya. Vitaurus Hendra (2015) mengutip teks ini dan mengemukakan bahwa orang tua dapat memilih, mengasihi tanpa mendisiplinkan sebab penerapan disiplin dan kasih yang tidak proposional akan mempengaruhi karakter anak, sebab hal mengenai disiplin memiliki cakupan yang lebih luas dari hukuman.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 364, "width": 401, "height": 370, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemahaman harfiah terhadap kalimat pada Amsal 13:24 terkesan ambigu. Hal ini, misalnya terlihat pada komentar Paul D. Wagner (2005) yang melatari pemikirannya berdasarkan beberapa sitiran psikolog seperti James Dobson dan Fitzhugh yang cenderung kurang setuju dengan perlakukan disiplin dan didikan pada anak sejak dini, dan menganggap bahwa anak dapat didisiplin dengan tegas jika sudah memasuki kategori remaja 18 tahun. Lebih jauh, Wagner (2005) mengutip lagi James S. Wallerstein yang secara ekstrim menganggap bahwa Amsal 13:24 hanyalah firman manusia yang fana karena tidak mendapat dukungan dari bagian Alkitab lainnya. Sisi ambiguitas ini tentunya berdampak pada pemahaman orang tua atau guru pendidikan agama Kristen mana pun dalam pelaksanaan yang dikaitkan dengan disiplin sebagaimana mestinya. Menariknya, pada kalimat tersebut seakan-akan orang yang mendidik, atau oleh penulis dapat dikategorikan menunjuk kepada orang", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 781, "width": 115, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sensius Amon Karlau", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 781, "width": 21, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "206", "type": "Page footer" }, { "left": 115, "top": 78, "width": 166, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen", "type": "Text" }, { "left": 371, "top": 78, "width": 142, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 2 No. 2 Desember 2020", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tua di rumah atau guru pendidikan agama Kristen di sekolah dianjurkan untuk menggunakan disiplin berupa hukuman fisik kepada anak-anak sebagai tanda bahwa orang tua atau guru Kristen tersebut mengasihi seorang anak.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 226, "width": 401, "height": 204, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menyoroti pemikiran Jean Jacques Rousseau yang menolak eksistensi otoritas guru di sekolah maupun orang tua di rumah karena dapat berkontribusi bagi perlakukan disiplin yang berlebihan dan berakibat pada kekerasan fisik, Louis Berkhof dan Cornelius Van Till mengemukakan bahwa saat ini, yang disebut zaman pencerahan, tidak diperkenankan seorang pendidik melakukan hukuman badan kepada peserta didik dalam bentuk apa pun, karena pada naturnya seorang anak itu dilahirkan baik adanya (Berkhof dan Till, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 447, "width": 401, "height": 287, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pernyataan Berkhof di sini bukanlah mendukung pemikiran Rousseau, sebab disadari bahwa ada sebagian guru dan orang tua menganggap bahwa pelaksanaan pendidikan di sekolah maupun di rumah tidak mungkin efektif jika hanya menekankan tentang aspek pengetahuan. Sikap, karakter, dan spiritual juga perlu ditekankan agar dapat mengalami perubahan yang bersifat komprehensif. Perubahan pada sisi-sisi dimaksud ini tentunya tidak terlepas dengan pelaksanaan pendidikan sebagaimana didefinisikan oleh Grome (2017) mengenai tiga dimensi waktu yakni keprihatinan masa lampau, masa kini dan masa depan yang berimplikasi pada peradaban manusia sebagai peziarah dalam waktu yang bertolak dari pemahaman akan kandungan makna educare .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 781, "width": 115, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sensius Amon Karlau", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 781, "width": 21, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "207", "type": "Page footer" }, { "left": 115, "top": 78, "width": 398, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen Vol. 2 No. 2 Desember 2020", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 401, "height": 204, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Robert W. Pazmino (2008) mengemukakan bahwa pendidik Kristen, dalam komunitasnya selalu memiliki kenangan yang dapat dijadikan warisan untuk hidup berkomunitas yang di dalamnya pendidikan agama Kristen diejawantahkan. Dalam konteks komunitas inilah, dicontohkan Robert R. Boehlke (2015) bahwa pendidikan agama Kristen yang berakar kuat pada pendidikan Yahudi dan memberikan pengaruh yang kuat pada abad petengahan dan abad selanjutnya yang memiliki sisi mutual dengan pengaruh filsafat Yunani dan peradabannya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 337, "width": 401, "height": 342, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tataran empiris, guru atau orang tua pada masa lampau cenderung beranggapan bahwa pendidikan dengan pola disiplin yang tegas dianggap mampu berdampak pada mutu didikan yang berkualitas. Namun perlahan, saat ini kecenderungan itu tidak lagi dianggap relevan untuk dilakukan karena adanya tekanan secara sosial. Umumnya guru mendapat tekanan atau ancaman dari orang tua peserta didik jikalau anaknya mengalami perlakukan yang keras secara fisik di sekolah. Padahal, pada hakikatnya, guru pendidikan agama Kristen memiliki otoritas dalam kelas. Khoe Yao Tung (2016) mengemukakan bahwa seorang guru atau orang tua Kristen memiliki otoritas dalam menjalankan mandat Injil, mengajarkan kebenaran dan keteladanan, menunjukan jalan keselamatan dan bukan hanya bertugas melakukan intimidasi terhadap murid-muridnya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 696, "width": 401, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pernyataan Khoe Yao Tung tersebut mengakomodir pelaksanaan pendidikan yang berbeda dengan prinsip filsafat pendidikan progresif.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 781, "width": 115, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sensius Amon Karlau", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 781, "width": 21, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "208", "type": "Page footer" }, { "left": 115, "top": 78, "width": 398, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen Vol. 2 No. 2 Desember 2020", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 204, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prinsip ini cenderung memberikan pengaruh bagi guru sebagai agen pendidikan yang hanya fasilitator semata. Pemahaman ini tentunya bertentangan dengan panggilan seorang guru pendidikan agama Kristen maupun orang tua sebagai pendidik yang dipanggil untuk melampaui tugas seorang fasilitator. Sebab itu, lebih dalam Yao Tung (2016) mengemukakan bahwa pelaksanaan disiplin berdasarkan otoritas yang dimiliki sebaiknya disesuaikan dengan tingkat kesalahan yang dilakukan oleh masing-masing anak.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 337, "width": 401, "height": 121, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rumusan masalah atau pertanyaan penting pada penelitian ini adalah bagaimana memahami pola disiplin yang benar berdasarkan Amsal 13:24 oleh orang tua dalam konteks otoritas belajar anak di rumah dan guru pendidikan agama Kristen dalam konteks pembelajaran di sekolah sebagai pendidik kepada anak-anak sebagai peserta didik?", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 490, "width": 51, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 518, "width": 401, "height": 204, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan metode kualitatif studi pustaka yang disajikan melalui analisa dan interpretasi terhadap teks (2019). Terkait dengan analisis dan interpretasi data, Creswell (2016) mengemukakan bahwa dalam penelitian kualitatif hal akan berlangsung bersamaan dengan pengumpulan data. Analisis dan interpretasi di sini dilakukan melalui observasi leksikal, tafsiran ringkas terhadap teks Amsal 13:24 dan tilikan pada beberapa literatur pendukung yang mengandung makna leksikal dalam upaya memberi pemahaman dan pemaknaan yang baik.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 781, "width": 115, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sensius Amon Karlau", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 781, "width": 21, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "209", "type": "Page footer" }, { "left": 115, "top": 78, "width": 398, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen Vol. 2 No. 2 Desember 2020", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 401, "height": 259, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lebih lanjut, interpretasi biblika pun dilakukan sebagai teknik pengumpulan data melalui upaya penafsiran atau hermeneutik terhadap pemikiran beberapa teoretikus dalam kalangan pendidikan agama Kristen. Sejalan dengan Hasan Sutanto (2007), Grant Osborne (2012) mengemukakan bahwa “hermeneutik” merupakan sebuah proses yang bersifat teoritis dan metodologis yang dapat digunakan dalam upaya memahami makna. Dalam konteks ini, hal yang penting adalah memahami makna yang tekandung dalam teks dalam Amsal 13:24. Hasilnya alan memberikan pemahaman bagi topik yang dibahas yaitu “otoritas guru pendidikan agama Kristen dan orangtua dalam perspektif Amsal 13:24.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 406, "width": 39, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 433, "width": 364, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hakikat Otoritas Guru Pendidikan Agama Kristen dan Orang tua", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 461, "width": 401, "height": 287, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Memahami hakikat guru pendidikan agama Kristen dan orang tua secara baik tentunya berdampak juga pada aktualisasi yang efektif pada seorang anak sebagai peserta didik yang perlu mendapat pengalaman “didikan” yang bertanggungjawab dengan penerapan disiplin berdasarkan otoritas orang tua dan guru. Yoyo Zakaria Ansori (2020) mengemukakan bahwa pelaksanaan disiplin di dalam lingkup sekolah merupakan lokus educations yang sangat penting karena berdampak pada pembentukan moral anak. Dalam perspektif orang tua dan guru pendidikan agama Kristen, Kenneth O. Gangel (1997) mengemukakan bahwa meskipun memiliki hubungan dengan pendidikan sosial atau lainnya, namun perlu disadari bahwa pendidikan agama Kristen memiliki entitas yang berbeda", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 781, "width": 115, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sensius Amon Karlau", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 781, "width": 21, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "210", "type": "Page footer" }, { "left": 115, "top": 78, "width": 166, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen", "type": "Table" }, { "left": 371, "top": 78, "width": 142, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 2 No. 2 Desember 2020", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan pendidikan sekuler yang dipertegas dengan istilah dalam kata sifat “Kristen” yang menegaskan posisi Kitab Suci sebagai landasan utama yang otoritatif.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 199, "width": 403, "height": 176, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan agama Kristen memiliki landasan otoritatif bagi aktualisasi otoritas guru dan orang tua dalam kaitannya dengan pola disiplin. Hakikat guru pendidikan agama Kristen, bagi Robert W. Pazmino (2008) adalah bagaimana seorang guru di sekolah dan orang tua di rumah sebaiknya memahami berbagai hal secara filosofis, historis, sosiologis, psikologis, kurikulum dan lainnya yang dapat terbangun dengan baik berdasarkan landasan alkitabiah dan fondasi teologis.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 392, "width": 401, "height": 232, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Thomas H. Groome (2017) menandaskan bahwa hakikat pendidikan agama Kristen bertolak dari pemahaman akan keprihatinan mengenai tiga dimensi waktu yang terkait dengan kegiatan politis bersama para peziarah dalam waktu. Pendidikan agama semestinya tidak berbeda dengan pendidikan lainnya, namun perlu dipahami sisi kekhususannya. Salah satu sisi kekhususan di sini adalah bagaimana menjadikan teks Kitab Suci seperti halnya Amsal 13:24 yang terkesan melegitimasi orang tua atau guru pendidikan agama Kristen untuk berlaku tegas dengan pola disiplin berupa hukuman fisik dalam mendidik seorang anak.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 640, "width": 401, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elaborasi pemikiran Groome berdasarkan beberapa sitiran, memiliki penekanan yang menarik terkait dengan sisi kekhususan pendidikan agama yang sebaiknya dipahami seorang guru pendidikan agama Kristen maupun orang tua sekarang ini, yang oleh Hope S. Antone (2015)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 781, "width": 115, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sensius Amon Karlau", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 781, "width": 21, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "211", "type": "Page footer" }, { "left": 115, "top": 78, "width": 166, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen", "type": "Text" }, { "left": 371, "top": 78, "width": 142, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 2 No. 2 Desember 2020", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 121, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "disampaikan bahwa teori dan konteks masyarakat pada sebuah komunitas ikut menentukan teori pendidikan, yang secara secara sengaja menyelenggarakan pendidikan, memetakan konteks yang di dalamnya pendidikan dilaksanakan dan tergambar akan tujuannya, menjelaskan dasar-dasarnya dan upaya aktualisasi praktek yang sesuai.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 254, "width": 401, "height": 397, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Enklaar dan Homrighausen (2015) memberikan komentarnya terkait dengan hakikat pendidikan agama Kristen dengan memberangkatkannya melalui diskusi mengenai adanya dikotomi mengenai adanya para ahli lain yang lebih menekankan aspek pengajaran, dan kelompok lain yang lebih menekankan pada aspek pengalaman keagamaan. Kedua kelompok ini sesungguhnya sama-sama memiliki kelebihan yang perlu diaktualisasikan oleh para guru sebagai pendidik. Guru merupakan agen yang dapat menyampaikan kebenaran yang dinyatakan Kitab Suci, berpusat pada pengenalan dan pengakuan kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Jadi sekali lagi, guru pendidikan agama Kristen adalah seseorang yang perlu memahami dan mampu mengejawantahkan isi dari nilai-nilai ajaran yang dipercaya oleh sebuah komunitas agamais yang disebut komunitas Kristen dengan kekhususannya yang didasari dengan fondasi alkitabiah dan teologis serta lainnya sebagaimana dikemukakan oleh Pazmino.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 668, "width": 401, "height": 66, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan demikian maka aktualisasi pendidikan bagi anak oleh guru dan orang tua dapat mencapai tujuan sesuai dengan hakikat dan tujuan pendidikan agama Kristen berdasarkan Kitab Suci. Guru pendidikan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 781, "width": 115, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sensius Amon Karlau", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 781, "width": 21, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "212", "type": "Page footer" }, { "left": 115, "top": 78, "width": 166, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen", "type": "Text" }, { "left": 371, "top": 78, "width": 142, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 2 No. 2 Desember 2020", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 121, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "agama Kristen dan orang tua dapat menghargai prinsip didikan yang tegas dengan pemberlakuan pola didiplin yang memiliki nilai atau prinsip “mendidik” agar seorang anak selaku peserta didik mengalami pengalaman belajar hingga memahami sentralitas pendidikan Kristen secara kristosentris dan teraktualisasi dalam kehidupannya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 268, "width": 86, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 295, "width": 260, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Observasi dan Tafsiran Ringkas Amsal 13:24", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 323, "width": 401, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teks Ibrani dan transkripsi serta terjemahan The Hebrew-Engglis Interlinear esv Old Testament (2014, p. 1402) dideskripsikan demikian:", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 376, "width": 193, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "׃ר ִֽׁ סוּמ וֹ ֥ר ֲח ִֽׁ ש וֹ ֗ב ֲהֹא ְְ֜ו וֹ ֑נ ְב אֵׂ֣ נוֹש וֹט ְב ִׁ֭ ש ךְ ֵׂ֣ שוֹח", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 403, "width": 236, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ḥôśēk šĭḇtô sônē’ b e nô w e ’ōhḇô šĭḥrô mȗsār", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 433, "width": 401, "height": 94, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Whoever sparet the rod hetes his son, but he who loves him is diligent to discipline. Tim penerjemah Alkitab Bahasa Indonesia sehari-hari menerjemahkan tidak memukul anak, berarti tidak cinta kepadanya; kalau cinta, harus berani memukul dia .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 544, "width": 401, "height": 94, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Upaya menemukan kandungan makna Kitab Amsal ini tentu berdampak juga pada pemerkayaan pemahaman mengenai prinsip dan tahapan aktualisasi pendidikan yang baik sehingga tidak menganggap bahwa Kitab Amsal tidak relevan lagi dengan pola pendidikan saat ini.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 654, "width": 401, "height": 94, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jan Christian Gertz, Angelika Berlejung (2017) mengemukakan bahwa tulisan-tulisan sejarah Yahudi menyebutkan bahwa Kitab Amsal ini adalah kitab yang dapat dipahami berdasarkan kata-kata awalnya yaitu “amsal-amsal Salomo”; mišlȇ šelōmōh (1:1). Sesuai dengan akar kata", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 781, "width": 115, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sensius Amon Karlau", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 781, "width": 21, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "213", "type": "Page footer" }, { "left": 115, "top": 78, "width": 398, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen Vol. 2 No. 2 Desember 2020", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 113, "width": 401, "height": 124, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ibrani yaitu dari kata māšāl yang ditranskripsikan dan dipahami „amsal, perumpamaan atau aforisme‟, judul atau arti ini menunjuk pada sebuah ungkapan bahasa yang mengungkapkan sebuah realitas dengan sarana suatu perbandingan pengamatan dan menyampaikan pengetahuan pemelihara kehidupan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 252, "width": 401, "height": 455, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Observasi kata ךְ ֵׂ֣ שוֹח; ḥôśēḵ . Secara etimologi, kata ini berasal berasal dari akar kata ḥāśăḵ .dengan bentuk qal (2008) yang dapat diterjemahkan menahan, menahan diri, mencegah; menghemat, melindungi, menyimpan (Ayb. 16:5; Maz. 19:4, dll). Kemudian Kata וֹט ְב ִׁ֭ ש; šĭḇṭô dari kata dasar šēḇěṭ yang artinya “tongkat”. Terjemahan Alkitab BIS terkesan mengikuti terjemahan teks Septuaginta (LXX) sehingga tidak memperlihatkan kata “tongkat” sebagaimana dikemukakan oleh TB-LAI, NIV, KJV dan lainnya yang menerjemahkan dengan rod dengan pengertian “tangkai, batang, sambuk, atau balok”. Kemudian kata אֵׂ֣ נוֹש ; śônē’ dari akar kata śānē’ (Achenbach, 2008) menerjemahkan dengan “membenci”. Kata yang sama, NIV, KJV menerjemahkannya dengan hates yang artinya „rasa benci, kebencian, tidak suka, tidak senang‟. Kata ini dalam teks Ibrani menggunakan bentuk Piel yang dengan makna penting y aitu “sebagai intensifikasi dari qal sehingga dapat diterjemahkan „membenci berulang-ulang [terus-menerus]‟ (Kelley, 2018). Masih kata yang sama, pertimbangan sintakstikal dilakukan juga dalam terjemahan, LXX menerjemahkan kata ini dengan μιζεῖ; misei dari kata dasar misew ;", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 781, "width": 115, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sensius Amon Karlau", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 781, "width": 21, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "214", "type": "Page footer" }, { "left": 115, "top": 78, "width": 166, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen", "type": "Text" }, { "left": 371, "top": 78, "width": 142, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 2 No. 2 Desember 2020", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 113, "width": 400, "height": 41, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "miseō dengan bentuk kata kareja present indikatif aktif orang ketiga tunggal yang dapat diterjemahkan „terus atau sedang membenci dia‟.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 168, "width": 401, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemudian, kata וֹ ֑נ ְב ; ḇ e nô dari kata dasar bēn yang artinya son atau children (Achenbach, 2018) . Tim trj., KJV menerjemahkan dengan son ,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 226, "width": 401, "height": 398, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sementara tim trj., NIV menerjemahkan dengan children dan tim trj., TB- LAI menerjemahkan dengan anak . Penulis tidak mempersoalkan mengenai bentuk penerjemahan secara leksikal karena kata anak yang diterjemahkan ton uion dari kata sandang ton dan kata benda uios memiliki pengertian yang sama yaitu itu „anak‟ atau „anak itu ‟ atau „ sang anak dalam pengertian tunggal. Namun penulis lebih memilih menerjemahkan „sang anak‟ atau children sebagimana dalam terjemahan NIV dengan perimbangan bahwa „sang anak‟ di sini bukan hanya anak laki-laki, walaupun demikian secara harfiah dalam teks Ibrani yaitu וֹ ֑נ ְב; ḇ e nô dari kata dasar bēn tentunya menunjuk pada anak laki-laki . Tentunya hal ini terkait juga dengan konsep patriakhal dalam konteks Yahudi pada zaman PL. Namun memilih terjemahan children atau „anaknya‟ terkesan lebih etis sesuai dengan konteks zaman ini yang cenderung menilai bahwa anak laki-laki maupun perempuan memiliki status sosial yang sama.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 638, "width": 401, "height": 96, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya kata וֹ ֗ב ֲהֹא ְְ֜ו ; w e ’ōhḇô dari kata dasar ‘āhēḇ dengan bentuk qal ‘āhăḇ kata kerja partisip maskulin tunggal (2018, p. 444). Tim trj. KJV menerjemahkan dengan loveth dan tim trj. NIV menerjemahkan dengan loves artinya “mencintai”. Kata depan w e menjadikan kata ini", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 781, "width": 115, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sensius Amon Karlau", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 781, "width": 21, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "215", "type": "Page footer" }, { "left": 115, "top": 78, "width": 166, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen", "type": "Text" }, { "left": 371, "top": 78, "width": 142, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 2 No. 2 Desember 2020", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 114, "width": 401, "height": 234, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dapat diterjemahkan „dan mencintai‟. Kemudian, tim trj. TB-LAI menerjemahkan dengan „mengasihi‟, arti yang sama terlihat dalam terjemahan LXX yang memilih kata ἀγαπῶν; agapōn yang diterjemahkan dengan „mengasihi‟. Menariknya, tim trj., TB-LAI menambah kata „anak nya ‟ untuk menegaskan mengenai subyek yang menjadi penerima dampak kasih yaitu „anak‟ dari subyek dalam kalimat ini yaitu וֹ ֑נ ְב; ḇ e nô dari kata dasar bēn yang juga sama dengan terjemahan LXX yang menggunakan bentuk nominativ dan sejalan dengan pengertian anak di sini sebagai subyek.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 362, "width": 372, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemudian kata וֹ ֥ר ֲח ִֽׁ ש ; šĭḥrô yaitu bentuk pi‘el dari akar kata šāḥăr.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 390, "width": 401, "height": 151, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KJV menerjemahkan dengan betimes yang artinya „tepat pada saatnya‟, tim trj., NIV menerjemahkan dengan careful artinya „dengan teliti atau dengan hati- hati‟. Alkitab Septuaginta (LXX) menerjemahkan dengan kata keterangan ἐπιμελῶς ; epimelōs artinya carefully „secara hati-hati‟. Bentuk pi‘el dari kata וֹ ֥ר ֲח ִֽׁ ש ; šĭḥrô adalah bentuk aktif atau kausatif dan pemakaian paling umum untuk pi‘el adalah sebagai intensifikasi (2018).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 555, "width": 401, "height": 179, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata ini memiliki kaitan juga dengan terjemahan „pada waktunya‟ (Koehler- Baumgartner, 1971). Dari empat jenis terjemahan ini, penulis memahami bahwa tim trj., NIV memiliki terjemahan yang berbeda dari 3 terjemahan lain. Bagi penulis, kata ini sebaiknya dipahami dengan pegertian „tepat pada waktunya‟ dalam kaitan yang dilakukan yaitu ר ִֽׁ סוּמ ; mûsār yang artinya „hajaran, penghajaran, disiplin dan didikan” (Achenbach, 2008). Tim trj., NIV menerjemahkan dengan „ discipline ‟, tim trj., BIS mengartikan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 781, "width": 115, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sensius Amon Karlau", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 781, "width": 21, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "216", "type": "Page footer" }, { "left": 115, "top": 78, "width": 166, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen", "type": "Text" }, { "left": 371, "top": 78, "width": 142, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 2 No. 2 Desember 2020", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 114, "width": 401, "height": 151, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan „memukul‟, dan tim trj., TB-LAI menerjemahkan dengan lebih tegas yaitu „menghajar dia‟. Terjemahan Septuaginta (LXX) cukup menarik karena mempertahankan bentuk sintakstikal kata παιδεύει; paideuei dari akar kata παιδεύω; paideuō yang dapat diartikan dengan kaidah kata kerja present indikatif aktif sehingga memiliki pengertian „sebuah didikan yang terus atau sedang dilakukan‟ kepada seorang anak tepat pada waktunya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 281, "width": 401, "height": 232, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil observasi ringkas ini terdapat kesan penting mengenai bagaimana sikap yang didasarkan pada prinsip mengasihi. Hal ini perlu diperlihatkan oleh orang tua kepada anak di rumah maupun guru pendidikan agama Kristen di sekolah. Pola didikan yang sebaiknya bersifat mendidik dan bertanggung jawab yang terus dilakukan dengan serius atau sungguh-sungguh. Ayang Emiyati (2018) mengemukakan empat prinsip pelaksanaan disiplin dalam perspektif Alkitab yang saling berkelindan dan perlu dipahami dengan baik yaitu prinsip kasih, prinsip pengendalian lingkungan, prinsip hukuman, dan prinsip keadilan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 530, "width": 401, "height": 204, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lebih dalam, Ayang Emiyati (2018) mengutip Poonen dan Ringrose dan menandaskan bahwa mendisiplin anak bukan hanya bersifat menghajar atau melakukan hukuman dengan pukulan saja karena anak pun dapat belajar dari pola hidup orangtua sebagai standar moral yang tinggi. Sementara itu, mengutip pernyataan van Brummelen, Imanuela Praba Aji dan Kimura Patar Tamba (2020) mengemukakan bahwa mendidik anak yang bentuknya hukuman fisik sedapatnya dihindari karena dapat berdampak pada kepahitan pada guru dan orangtua.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 781, "width": 115, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sensius Amon Karlau", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 781, "width": 21, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "217", "type": "Page footer" }, { "left": 115, "top": 78, "width": 166, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen", "type": "Text" }, { "left": 371, "top": 78, "width": 142, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 2 No. 2 Desember 2020", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 401, "height": 204, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan demikian maka disiplin yang mengarah pada hukuman fisik dapat dilakukan, (memukul dengan tongkat) oleh orangtua atau guru pendidikan agama Kristen dalam konteks „mendidik‟ dengan kasih sebaiknya dilakukan kepada seorang anak tepat pada waktunya. Namun demikian, penerapan disiplin tersebut tetap harus mengedepankan prinsip disiplin yang positif sebagai sebuah cara mengajar dan membimbing dengan cara yang baik dan tegas dan bersifat solutif sebagai cara membangun kepercayaan diri yang efektif.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 351, "width": 400, "height": 26, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Otoritas, Disiplin Guru PAK dan Orang tua Dalam Pespektif Amsal 13:24", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 394, "width": 401, "height": 315, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara sederhana, Berkhof mengemukakan bahwa otoritas guru dalam kaitannya dengan tugas mendidik yang juga terkait dengan peran orang tua berkelindan dengan prinsip otoritas memerintah yang tentunya menuntut ketaatan, dalam hal membuat sebuah keputusan berkenaan dengan persoalan-persoalan tertentu yang menyebabkan perdebatan (Berkhof, 2013). Tentunya dipahami bahwa otoritas di sini berkorelasi atau koheren dengan sebuah bidang kerja yang melaluinya seseorang dapat memberlakukan prinsip otoritas bagi pelaksanaan kegiatan dimaksud. Sebab itu, otoritas orang tua dan guru di sekolah melegitimasi dirinya dalam segala bentuk kegiatan belajar yang diimplementasikan, baik pada saat kegiatan belajar mengajar secara formal di rumah, dalam kelas maupun kegiatan pembelajaran di luar kelas yang bersifat mendidik.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 781, "width": 115, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sensius Amon Karlau", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 781, "width": 21, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "218", "type": "Page footer" }, { "left": 115, "top": 78, "width": 166, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen", "type": "Text" }, { "left": 371, "top": 78, "width": 142, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 2 No. 2 Desember 2020", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 401, "height": 121, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penting dipahami bahwa aktualisasi otoritas orang tua dan guru sebagai pendidik yang melekat pada dirinya yakni prinsip memerintah yang menuntut ketaatan tentunya berkaitan juga dengan bentuk atau jenis disiplin bagi anak sebagai peserta didik sebagai bagian dari proses pengubahan pengetahuan, sikap dan juga tingkah laku.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 254, "width": 401, "height": 314, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terkait dengan otoritas orang tua dan guru sebagai pendidik, Khoe Yao Tung mengemukakan sebuah pijakan penting mengenai dikotomi pendidikan antara kelompok yang menyetujui bentuk disiplin dan yang menolak sebagaimana dipahami dalam pemikiran Alexander Sutherland Neill yang menolak pemberlakuan disiplin berdasarkan otoritas orang tua dan guru karena pada prinsipnya seorang anak memiliki kebebasan yang harus dihargai. Khoe Yao Tung (2016) dengan tegas menganggap bahwa apa yang dilakukan Neill adalah sebuah tindakan yang menyesatkan karena pada prinsipnya otoritas orang tua dan guru pendidikan agama Kristen dalam perspektif Kitab Suci menegaskan sumber otoritas yang berasal dari Tuhan sendiri yang mengangkat pengajar-pengajar bagi pekerjaan-Nya (Ef. 4:11-13).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 585, "width": 401, "height": 149, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aktualisasi otoritas ini tentunya diperlihatkan dalam penerapan disiplin pada seorang peserta didik agar memiliki tanggung jawab terhadap sebuah amanat yang diberikan dan menuntut ketaatan. Marsi Bombongan Rantesulu (2020) mengemukakan bahwa seorang anak perlu diberikan arahan untuk memahami sebuah konsekuensi berupa hukuman yang terkait dengan penerapan pola disiplin secara maksimal agar anak", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 781, "width": 115, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sensius Amon Karlau", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 781, "width": 21, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "219", "type": "Page footer" }, { "left": 115, "top": 78, "width": 166, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen", "type": "Text" }, { "left": 371, "top": 78, "width": 142, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 2 No. 2 Desember 2020", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 38, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "semakin memiliki rasa tanggung jawab dan berdampak pada revolusi mental.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 171, "width": 401, "height": 287, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Otoritas yang dimiliki orang tua sebagai pendidik di rumah maupun guru pendidikan agama Kristen sebagai pendidik di sekolah bukanlah sebuah pelengkap, hal ini ditegaskan juga dalam Amsal 13:24. Terkait dengan teks ini, Risnawati Sinulingga (2015) mengemukakan bahwa ayat ini menjadi rujukan penting tentang bagaimana sikap orang benar dalam mendidik anak dengan kasih. Orang yang tidak menggunakan tongkat dalam melakukan hukuman badan adalah orangtua yang terlalu memanjakan anaknya dan sikap demikian sesungguhnya bukan sikap mengasihi yang baik. Sebab hukuman badan yang dilakukan dengan dasar kasih dari orangtua adalah sebuah perlakukan yang baik bagi seorang anak.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 475, "width": 404, "height": 259, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsep pendidikan yang dilakukan oleh orangtua di rumah kepada anak dan guru di sekolah yang disertai dengan aktualisasi disiplin dan hukuman badan berulangkali disebutkan dalam Kitab Amsal (22:15; 23:13- 14; 29:15-17; bnd. 3:12; 19:18; dan 29:18). Wadi dan Selfina mendefinisikan disiplin menurut Alkitab dengan mengutip Amsal 13:11-12; 19:15; 22:15 dan menegaskan bahwa Kitab Amsal memberikan penekanan yang sangat besar dan menaruh perhatian yang cukup signifikan tentang hal disiplin yang di dalamnya terkait juga dengan pelaksanaan hukuman fisik yang tentunya tidak terpisah dengan prinsip kasih oleh orang tua (Wadi & Selfina, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 781, "width": 115, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sensius Amon Karlau", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 781, "width": 21, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "220", "type": "Page footer" }, { "left": 115, "top": 78, "width": 166, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen", "type": "Text" }, { "left": 371, "top": 78, "width": 142, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 2 No. 2 Desember 2020", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 204, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pola didikan yang terkesan tegas atau keras dan bahkan dapat dilakukan juga hukuman badan menurut Amsal 13:24 terkesan bertentangan dengan prinsip pendidikan filsafat humanisme sebagaimana dikemukakan Jan Reques Roseau yang juga dikritisi oleh Berkhof dan Van Till dan juga Yao Tung. Pola didikan itu dianggap memberikan ruang yang terlalu luas bagi pihak yang terlalu menjunjung tinggi hak asasi anak tanpa memikirkan prinsip didikan yang juga memiliki sisi „ketegasan‟ berdasarkan otoritas orang tua dan guru pendidikan agama Kristen.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 337, "width": 401, "height": 370, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penulis meyakini bahwa pelaksanaan disiplin dengan tegas yang dibarengi dengan prinsip kasih masih dibutuhkan saat ini. Namun pelaksanaan hukuman badan akan menjadi sebuah pola mendidik yang dapat berpotensi negatif jika orangtua peserta didik di rumah kurang memiliki pemahaman akan pentingnya realisasi disiplin yang dapat berpotensi bagi perkembangan yang baik bagi anak. Hal penting yang tidak dapat dipisahkan ketika guru dan orang tua melaksanakan hukuman badan adalah perlu ditekankan juga akan prinsip dan sikap mengasihi yang bermoral dan bertanggungjawab. Jika rambu-rambu ini dapat dipahami dengan baik maka penulis berkeyakinan bahwa narasi Amsal 13:24 bukanlah sebuah persoalan yang harus diperdebatkan. Pada prinsipnya, penulis Amsal menginginkan agar anak sebagai peserta didik di rumah maupun anak sebagai peserta didik di sekolah yang dididik perlu diberikan pola didikan yang tegas dengan kasih yang juga melimpah", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 781, "width": 115, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sensius Amon Karlau", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 781, "width": 21, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "221", "type": "Page footer" }, { "left": 115, "top": 78, "width": 166, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen", "type": "Table" }, { "left": 371, "top": 78, "width": 142, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 2 No. 2 Desember 2020", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 38, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sebagai tanda bahwa orang tua di rumah dan dan guru pendidikan agama Kristen di sekolah mengasihi anak selaku peserta didik.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 185, "width": 83, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 212, "width": 401, "height": 67, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertama, guru pendidikan agama Kristen dan orang tua memiliki otoritas yang didapatkan dari Tuhan. Hal ini berimplikasi pada pola didikan yang tegas.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 295, "width": 401, "height": 94, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kedua, dalam pelaksanaan pendidikan di rumah, orang tua berperan sebagai pendidik semestinya memahami dengan baik tentang pola didik yang seimbang, yakni tegas, dapat menerapkan hukuman badan yang bersifat mendidik dengan kasih.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 403, "width": 400, "height": 96, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketiga, aktualisasi hukuman badan” harus tetap dalam koridor yang bersifat mendidik. Hal ini penting ditegaskan agar orang tua dan guru pendidikan agama Kristen tidak menyalahgunakan otoritas yang diberikan Tuhan untuk mendidik seorang anak dengan kasih yang melimpah.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 516, "width": 400, "height": 94, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keempat, pelaksanaan atau penerapan disiplin tidak dapat dianggap hanya pelengkap dalam proses mendidik di tengah berbagai situasi dan kondisi saat sebagai akibat dari perubahan yang sangat kompleks.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 626, "width": 400, "height": 94, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kelima, orang tua dan guru pendidikan agama Kristen tidak perlu mempertentangkan antara pelaksanaan pendidikan berdasarkan pola filsafat “humanisme” yang “kebablasan”, yang terkesan bertentangan dengan narasi Amsal 13:24.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 781, "width": 115, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sensius Amon Karlau", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 781, "width": 21, "height": 10, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "222", "type": "Page footer" }, { "left": 115, "top": 78, "width": 398, "height": 10, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen Vol. 2 No. 2 Desember 2020", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 401, "height": 176, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keenam, prinsip pelaksanaan pendidikan dalam perspektif filsafat humanisme tentunya memiliki sisi yang baik karena menekankan tentang “sisi baik” seorang anak sebagai peserta didik. Namun tidak berarti bahwa penekanan akan hak asasi anak “sisi baik” itu terlalu dihargai secara berlebihan oleh orang tua dan guru pendidika agama Kristen. Teks Kitab Suci perlu diberikan porsi yang juga proporsional dalam aktualisasi pendidikan yang juga bersifat tegas dengan prinsip kasih.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 323, "width": 114, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 356, "width": 401, "height": 25, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Achenbach, R. (2008). Kamus Ibrani-Indonesia Perjanjian Lama . Yayasan Komunikasi Bina Kasih.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 390, "width": 400, "height": 66, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aji, I. P., & Tamba, K. P. (2020). Penerapan Disiplin Positif Dalam Pembelajaran Ditinjau Melalui Perspektif Kristen [Positive Discipline in Learning Reviewed Through a Christian Perspective]. JOHME: Journal of Holistic Mathematics Education , 3 (2), 216 –234. https://doi.org/10.19166/johme.v3i2.2101", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 465, "width": 400, "height": 58, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ansori, Y. Z. (2020). Penguatan Karakter Disiplin Siswa Melalui Peranan Guru Sekolah Dasar. Jurnal Elementaria Edukasia , 3 (1), 126 –135. Antone, H. S. (2015). Pendidikan Kristiani Kontekstual (3 ed.). BPK Gunung Mulia.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 532, "width": 401, "height": 25, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berkhof, L., & Til, C. Van. (2013). Dasar Pendidikan Kristen (5 ed.). Momentum.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 566, "width": 401, "height": 38, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Blair, T. (2014). The Hebrew-English Interlinear ESV Old Testament, Biblia Hebraica Stuttgartensia English Standard Version (T. Blair (ed.); 13 ed.). CROSSWAY.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 613, "width": 401, "height": 39, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Boehlke, R. R. (2015). Sejarah Perkembangan Pikiran & Praktik Pendidikan Agama Kristen, Dari Plato sampai Ignatius Loyola (14 ed.). BPK Gunung Mulia.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 661, "width": 401, "height": 24, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Creswell, J. W. (2016). Research Design, Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran (4 ed.). Pustaka Pelajar.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 694, "width": 401, "height": 39, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Curry, A. D. (1997). Mentoring and Discipling. In K. O. G. & J. C. Wilhoit (Ed.), The Christian Educator ’s Handbook on Adult Education (1 ed., hal. 310 –320).", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 742, "width": 401, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Emiyati, A. (2018). Mendisiplin Anak Menurut Prinsip Kristen. Evangelikal:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 781, "width": 115, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sensius Amon Karlau", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 781, "width": 21, "height": 10, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "223", "type": "Page footer" }, { "left": 115, "top": 78, "width": 398, "height": 10, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen Vol. 2 No. 2 Desember 2020", "type": "Table" }, { "left": 137, "top": 113, "width": 377, "height": 28, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat , 2 (2), 147 –156. https://doi.org/10.46445/ejti.v2i2.109", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 149, "width": 401, "height": 25, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Enklaar, E. G. H. & I. H. (2015). Pendidikan Agama Kristen (29 ed.). BPK Gunung Mulia.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 183, "width": 401, "height": 25, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gangel, K. O. (1997). What Christian Education Is (L. J. & A. K. S. Robert E. Clark (ed.); 13 ed., hal. 13 –29).", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 217, "width": 400, "height": 38, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gertz, J. C., Berlejung, A., Schmid, K., & Witte, M. (2017). Purwa Pustaka, Eksplorasi ke Dalam Kitab-Kitab Perjanjian Lama dan Deuterokanonika (1 ed.). BPK Gunung Mulia.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 264, "width": 401, "height": 25, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Groome, T. H. (2017). Christian Religious Education; Pendidikan Agama Kristen (6 ed.). BPK Gunung Mulia.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 298, "width": 401, "height": 52, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hendra, V. (2015). Peran Orang Tua Dalam Menerapkan Kasih dan Disiplin Kepada Anak Usia 2-6 Tahun Sebagai Upaya Pembentukan Karakter. Kurios: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen , 3 (1), 48 –65. https://doi.org/10.30995/kur.v3i1.29", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 359, "width": 401, "height": 72, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia, P. R. (2014). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak . Kelley, P. H. (2018). Biblical Hebrew: An Introductory Grammar (Second edi). William B. Eerdmans Publishing Company.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 440, "width": 400, "height": 58, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Koehler-Baumgartner. (1971). A Concise Hebrew Aramic Lexicon of the Old Testament (W. L. Holladay (ed.); 1 ed.). Osborne, G. R. (2012). Spiral Hermeneutika: Pengantar Komprehensif bagi Penafsiran Alkitab (1 ed.). Momentum.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 507, "width": 401, "height": 72, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pazmino, R. W. (2008). Fondational Issues in Christian Education; an Introduction in Evangelical Perspective (1 ed.). Baker Academic. Rantesulu, M. B. (2020). Penerapan Pola Asuh Demokratis pada Remaja dalam Keluarga Kristen. Didache: Journal of Christian Education , 1 (1), 49 –64. https://doi.org/10.46445/djce.v1i1.296", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 588, "width": 401, "height": 25, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sinulingga, R. (2015). Tafsiran Alkitab Amsal 10:1-22:16 (cet. 2). BPK Gunung Mulia.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 622, "width": 401, "height": 24, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sutanto, H. (2007). HERMENEUTUK: Prinsip dan Metode Penafsiran Alkitab (Reviisi). Departemen Literatur SAAT.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 655, "width": 400, "height": 25, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tung, K. Y. (2016). Terpanggil Menjadi Pendidik Kristen yang Berhati Gembala (1 ed.). Penerbit ANDI (Penerbit Buku dan Majalah).", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 689, "width": 400, "height": 38, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wadi, E. N., & Selfina, E. (2016). Peran Orang Tua Sebagai Keluarga Cyber Smart Dalam Mengajarkan Pendidikan Kristen Pada Remaja GKII Ebenhaezer Sentani Jayapura Papua. Jurnal Jaffray , 14 (1), 77 –", "type": "List item" }, { "left": 137, "top": 730, "width": 227, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "92. https://doi.org/10.25278/jj71.v14i1.190", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 781, "width": 115, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sensius Amon Karlau", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 781, "width": 21, "height": 10, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "224", "type": "Page footer" }, { "left": 115, "top": 78, "width": 166, "height": 10, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen", "type": "Table" }, { "left": 371, "top": 78, "width": 142, "height": 10, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 2 No. 2 Desember 2020", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 25, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wagner, P. D. (2005). Discipline in the Book Of Proverbs: \"To Spank Or Not to Spank? Journal of the Evangelical Society , 48 (4), 715 –721.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 149, "width": 401, "height": 25, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yusuf, A. M. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan (5 ed.). PRENADAMEDIA GROUP.", "type": "List item" } ]
d84217cc-4f10-6fc3-e416-4787cb3aef9c
https://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/article/download/3839/2856
[ { "left": 57, "top": 39, "width": 220, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME)", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 53, "width": 397, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 8, No. 3, Agustus 2022 p-ISSN : 2442-9511, e-2656-5862 DOI: 10.36312/jime.v8i3.3839/http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 796, "width": 464, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2571 | Kajian Literatur Metode Tanya Jawab Pada Pembelajaran Matematika (Eliska Juliangkary)", "type": "Page footer" }, { "left": 82, "top": 108, "width": 438, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kajian Literatur Metode Tanya Jawab Pada Pembelajaran Matematika", "type": "Section header" }, { "left": 212, "top": 136, "width": 172, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Eliska Juliangkary 1 , dan Pujilestari 2", "type": "Text" }, { "left": 162, "top": 149, "width": 274, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1&2 Prodi Pendidikan Matematika FSTT UNDIKMA Mataram", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 178, "width": 474, "height": 164, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Article Info ABSTRACT Article history: Accepted: 31 Agustus 2022 Publish: 31 August 2022 : Penelitian ini berusaha mengetahui dan mendeskripsikan tentang metode pembelajaran Tanya jawab. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode studi literatur, yang selanjutnya sumber literatur tersebut dikaji lalu dibuat hasil dan pembahasan sehingga dapat dibuat kesimpulan. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi literatur. Metode studi literatur adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta mengelolah bahan penelitian. Metode Tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara guru. Pertanyaan yang dirancang dengan baik akan mendorong siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Akibatnya siswa dapat dirangsang untuk berpikir dan melakukan kegiatan belajar yang bermakna, dan tentunya keterlibatan siswa juga meningkat. Salah satu metode belajar yang banyak menggunakan pertanyaan yaitu metode belajar tdengan Tanya jawab.", "type": "Table" }, { "left": 62, "top": 253, "width": 50, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci:", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 263, "width": 140, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "W Tanya jawab, pembelajaran,", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 273, "width": 44, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "matematika", "type": "Picture" }, { "left": 257, "top": 344, "width": 277, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This is an open access article under the Lisensi Creative Commons Atribusi- BerbagiSerupa 4.0 Internasional", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 390, "width": 213, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Corresponding Author: Eliska Juliangkary Prodi Pendidikan Matematika FSTT UNDIKMA Mataram [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 456, "width": 104, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 469, "width": 467, "height": 108, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agar tercipta komunikasi yang baik, maka guru perlu mempersiapkan jenis pertanyaan yang tepat sesuai dengan kondisi siswa dan kelas pada pembelajaran matematika saat itu. Hal ini karena jenis pertanyaan yang disampaikan oleh guru mempengaruhi berbagai kemungkinan respon siswa (Groenke dan Paulus, 2007). Pembelajaran mengenai jenis pertanyaan juga bermanfaat agar maksud dan tujuan dari bertanya dapat tersampaikan dan ide-ide kreatif siswa bermunculan. Pengetahuan guru mengenai jenis-jenis pertanyaan ini sangat penting untuk membangun pembelajaran yang efektif dan menjaga partisipasi siswa (Hamiloğlu, 2012) dalam pembelajaran matematika di kelas.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 579, "width": 467, "height": 136, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terlebih dalam topik aljabar, keterampilan bertanya yang dimiliki oleh guru sangat diperlukan untuk menyelidiki cara berfikir siswa mengenai konsep variabel, persamaan dan pertidaksamaan, serta memprediksi kesulitan siswa dan miskonsepsi yang berkaitan dengan topik tersebut. Melalui bertanya, guru mendapatkan informasi mengenai latar belakang terjadinya miskonsepsi pada diri siswa. Bertanya secara efisien juga membantu siswa untuk memahami dan memperbaiki pemahaman yang salah (Kiliҫ, 2011) terhadap konsep matematika pada topik aljabar serta memberi wawasan kepada guru melakukan pengajaran yang efektif di masa depan (Tanisli dan Kose, 2013). Melalui bertanya, guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan apa yang mereka pikirkan dan pahami sehingga mereka merasa nyaman dalam mengikuti pembelajaran matematika di kelas.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 731, "width": 467, "height": 53, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Guru sangat dianjurkan untuk melakukan tanya-jawab sebagai salah satu bentuk komunikasi terhadap siswa selama pembelajaran. Sampai sekarang metode tanya jawab masih dianggap metode yang efektif sebagai selingan ceramah dan kegiatan, karena guru tidak perlu menyiapkan peralatan khusus. Dalam proses belajar mengajar pertanyaan diajukan baik oleh", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 39, "width": 205, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME)", "type": "Page header" }, { "left": 284, "top": 39, "width": 257, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e- ISSN: 2656-5862, p-ISSN: 2442-9511", "type": "Page header" }, { "left": 77, "top": 796, "width": 464, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2572 | Kajian Literatur Metode Tanya Jawab Pada Pembelajaran Matematika (Eliska Juliangkary)", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 67, "width": 467, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "siswa maupun oleh guru. Pertanyaan diajukan siswa untuk memenuhi rasa ingin tahu dan memperjelas hal-hal yang kurang dipahami. Cara yang ditempuh guru dalam menanggapi pertanyaan siswa dan dalam bertanya mempunyai pengaruh terhadap proses pembelajaran, pencapaian hasil belajar, dan peningkatan cara berpikir siswa. Namun cara mengajukan pertanyaan yang berpengaruh positif bukan merupakan hal yang mudah dan dapat terjadi dengan sendirinya. Oleh karena itulah perlu dipahami dan dikuasai keterampilan bertanya sebagai salah satu keterampilan mengajar. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan interaksi pada pelajaran matematika antara guru dan siswa di kelas adalah dengan meningkatkan komunikasi verbal diantara keduanya. Komunikasi verbal ini dapat dilakukan melalui aktivitas bertanya. Dalam hal ini, guru memainkan peran yang sangat penting sebagai fasilitator komunikasi (Naz et al., 2013).", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 218, "width": 467, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemampuan bertanya dapat ditingkatkan melalui perencanaan yang baik dan latihan yang terprogram. Berikut kebiasaan buruk guru dalam mengajukan pertanyaan, di antaranya: 1). Mengulangi jawaban siswa dan menjawab pertanyaan sendiri; 2) Mengajukan pertanyaan yang sifatnya melengkapi jawaban dengan satu suku kata; 3) Pertanyaan sering dijawab secara bersama-sama oleh siswa; 4) Waktu tunggu seringkali kurang; 5) Cara memberikan giliran yang kurang terkoordinir; dan 6) Distribusi pertanyaan yang kurang merata.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 301, "width": 467, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pertanyaan yang dirancang dengan baik akan mendorong siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Akibatnya siswa dapat dirangsang untuk berpikir dan melakukan kegiatan belajar yang bermakna, dan tentunya keterlibatan siswa juga meningkat. Salah satu metode belajar yang banyak menggunakan pertanyaan yaitu metode belajar tdengan Tanya jawab.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 357, "width": 467, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode Tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara guru.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 425, "width": 141, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 438, "width": 467, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jenis penelitian yang digunakan adalah studi literatur. Metode studi literatur adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta mengelolah bahan penelitian (Zed, 2008:3). Tinjauan perpustakaan adalah rangkuman tertulis dari berbagai artikel, jurnal, buku dan dokumen-dokumen lain yang mendeskripsikan situasi informasi sebelumnya dan saat ini tentang topik penelitian. ( Creswell, J. 2015).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 534, "width": 163, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 547, "width": 467, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Umumnya pada tiap kegiatan mengajar selalu ada tanya jawab. Namun, tidak pada setiap kegiatan belajar mengajar dapat disebut menggunakan metode tanya jawab. Misalnya dalam pengajaran metode ekspositiri guru mengajukan pertanyaan dan siswa memberikan jawaban. Cara mengajar ini tidak dapat disebut menggunakan tanya jawab, walaupun sering terjadi tanya jawab.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 603, "width": 467, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suatu pengajaran disajikan melalu tanya jawab jika bahan pelajaran disajikan melalui tanya jawab. Dengan menggunakan metode ini siswa menjadi lebih aktif daripada belajar mengajar dengan metode ekspositori. Sebab, pertanyaan-pertanyaan yang di ajukan guru harus mereka jawab. Atau mungkin mereka balik bertanya jika ada sesuatu yang tidak jelas baginya. Meskipun aktifitas siswa makin besar, namun kegiatan dan materi pengajaran masih di tentukan menurut keinginan guru.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 685, "width": 467, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebelum pertanyaan-pertanyaan di berikan, sebagai pengarahan di perlukan pula cara informatif. Bahan yang diajarkan masih terbatas pada hal-hal yang di tanyakan oleh guru. Inisiatif dimulai dari guru. Sesudah pengarahan, dimulailah dengan pengajuan pertanyaan. Jika pertanyaan terlalu sulit, jawaban siswa hanya “tidak tahu”, ”tidak dapat”, gelengan kepala atau diam saja. Kelas diam bisa juga diakibatkan oleh sikap atau tindakan guru yang tidak menyenangkan siswa. Hal ini dapat menjengkelkan guru. Kalau guru marah karena hal tersebut siswa akan menjadi (lebih) takut untuk menjawab atau bertanya.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 39, "width": 205, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME)", "type": "Page header" }, { "left": 284, "top": 39, "width": 257, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e- ISSN: 2656-5862, p-ISSN: 2442-9511", "type": "Page header" }, { "left": 77, "top": 796, "width": 464, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2573 | Kajian Literatur Metode Tanya Jawab Pada Pembelajaran Matematika (Eliska Juliangkary)", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 67, "width": 466, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk menghindari keadaan semacam itu, agar siswa aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan metode tanya jawab, guru hendaknya berlaku sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 94, "width": 467, "height": 107, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Menghargai jawaban, pertanyaan, keluhan, atau tindakan siswa bagaimana pun jelek mutunya. Misalnya,ketika kelas sedang membuat soal latihan pemfaktoran bentuk x² + 4x – 21, ada seorang anak yyang mengganggu temannya dengan pertanyaan bagaimana caranya untuk mengubah suku tiga itu menjadi suku empat yang di perlukan. Manakah dari pertanyaan berikut sebaiknya di ajukan. “kamu masih juga belum dapat mengerjakan soal sederhana itu?” atau “bagus,kamu bertanya sekarang. Kalau tidak, kamu akan mendapat kesukaran dalam pemfaktoran bentuk ax² + bx + c, penyelesaian persamaan dan pertidaksamaan kuadrat”", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 205, "width": 467, "height": 93, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Menerima jawaban siswa lalu memeriksanya dengan mengajukan pertanyaan. Misalnya, siswa mengerjakan pemfaktoran x² - x – 6 = (x + 3) (x - 2). Pertanyaan diajukan tanpa menyalahkan terlebih dahulu. “bagainama caranya kau peroleh hasil itu? Coba terangkan”. Walaupun jawaban yang diberikan betul, guru bisa memeriksa vara siswa mengerjakannya. “coba jelaskan,bagaimana itu kau peroleh”. Atau “coba perlihatkan cara mengerjakannya”. Suruhan atau pertanyaan seperti ini berguna untuk memeriksa apakah proses pengerjaan atau berpikir siswa betul. Jika salah dapat segera dibetulkan.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 301, "width": 466, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Merangsang siswa untuk aktif berpartisipasi dengan menjawab pertanyaan, mengajukan pertanyaan, mengmukakan pendapat, atau mendemonstrasikan hasil berpikirnya di depan kelas atau papan tulis, atau memperlihatkan hasil karyanya", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 343, "width": 467, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Bertindak atau bersikap seolah-olah belum tau atau membuat kekeliruan yang disengaja. Cara-cara ini dapat meningkatkan aktivitas siswa dan mereka menjadi lebih kritis. Menjawab pertanyaan:", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 382, "width": 439, "height": 41, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“tidak tau, mari saja kita coba sama”, atau “belum tau, saya belum mencobanya. Ayo edi, tolong buat didepan. “kita perhatikan penyelesaiannya”. Misalnya, guru melakukan pemfaktoran 5x² - 3x – 8 sejaja salah, sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 223, "top": 426, "width": 199, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5x² + 5x – 8x – 8 = (5x² + 5x) – 8 (x – 8) = 5x (x + 1) – 8 (x - 1)", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 453, "width": 439, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemudian berhenti, memperlihatkan keraguan dan berkata, “mengapa ya ini tidak sama: (x + 1) dan (x - 1) ?” atau, lanjutkan trus dan menunggu kelas bereaksi. Kalau kelas tak bereaksi terpaksa guru harus bertanya atau bersikap ragu-ragu untuk memancing aktivitas koreaksi kelas.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 508, "width": 246, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Mengajukan pertanyaan yang tinggi tarafnya", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 522, "width": 467, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata-kata pertanyaan “mengapa”, “bagaimana”, “dari mana”, “bila mana?” akan menghasilkan jawaban-jawaban yang bermutu. Siswa harus memberikan alasan, penjelasan, keterangan atau pendapatnya. Dengan demikian, ia tidak dapat hanya asal menjawab, mengira- ngira atau hanya menyebutkan fakta saja sebagai hasil ingatan (hafalan, recall). Kombinasi pertanyaan dengan kata-kata “apa”, “mengapa”, “bagaimana”, “bilamana”, dan “dimana” akan dijadikan metode tanya jawab yang bermutu. Hal ini yang perlu disadari jika menggunakan metode tanya jawab adalah kesabaran. Sabar dan dapat menahan diri bila mendapat jawaban yang tidak memuaskan.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 633, "width": 279, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Langkah-Langkah Penggunaan Metode Tanya Jawab", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 646, "width": 467, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk menghindari penyimpangan dari pokok persoalan, penggunaan metode tanya jawab harus memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut : a). Merumuskan tujuan tanya jawab sejelas-jelasnya dalam bentuk tujuan khusus dan berpusat pada tingkah laku peserta didik. b). Mencari alasan pemilihan metode tanya jawab. c). Menetapkan kemungkinan pertanyaan yang akan dikemukakan. d). Menetapkan kemungkinan jawaban untuk menjaga agar tidak menyimpang dari pokok persoalan. e). Menyediakan kesempatan bertanya bagi peserta didik.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 729, "width": 467, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan langkah-langkah yang di atas, maka tindakan guru dalam menggunakan metode tanya jawab harus dipersiapkan secermat mungkin dalam bentuk rencana pengajaran yang detail dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1). Menyebutkan alasan penggunaan metode tanya jawab. 2). Mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 39, "width": 205, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME)", "type": "Page header" }, { "left": 284, "top": 39, "width": 257, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e- ISSN: 2656-5862, p-ISSN: 2442-9511", "type": "Page header" }, { "left": 77, "top": 796, "width": 464, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2574 | Kajian Literatur Metode Tanya Jawab Pada Pembelajaran Matematika (Eliska Juliangkary)", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 67, "width": 467, "height": 107, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "khusus. 3). Menyimpulkan jawaban peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus. 4). Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya pada hal-hal yang belum dipahami. 5). Memberi pertanyaan atau kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya pada hal-hal yang sifatnya pengembangan atau pengayaan. 6). Memberi kesempatan pada peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang relevan dan sifatnya pengembangan atau pengayaan. 7). Menyimpulkan materi jawaban yang relevan dengan tujuan pembelajaran khusus. 8). Memberi tugas kepada peserta didik untuk membaca materi berikutnya di rumah dan menulis pertanyaan yang akan diajukan pada pertemuan berikutnya.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 191, "width": 154, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prinsip Metode Tanya Jawab", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 205, "width": 467, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selain menggunakan langkah-langkah dari metode tanya tersebut seorang guru harus mengetahui dan melakukan beberapa prinsip penggunaan metode tanya jawab diantaranya yaitu: a). Penyebaran ( distribution ): Agar peserta didik banyak berpartisipasi pada suatu kegiatan belajar mengajar sebaiknya guru menyebarkan giliran menjawab pertanyaan secara acak dan kalau perlu secara merata. b). Pemberian waktu berfikir (pausing ): Setelah mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas, guru sepatutnya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berfikir sejenak kemudian baru menunjuk salah seorang peserta didik untuk menjawab pertanyaan tersebut. c). Penggunaan pertanyaan pelacak ( probbing ): Suatu saat guru ingin meningkatkan jawaban peserta didiknya. Untuk itu dapat digunakan teknik probbing (pelacak) agar jawaban peserta didik meningkat menjadi lebih sempurna.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 343, "width": 467, "height": 314, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adapun teknik pelacak yang dapat digunakan adalah sebagai berikut : 1). Klasifikasi: Kalau peserta didik menjawab pertanyaan guru dengan kalimat kurang jelas atau kurang tepat kata-katanya, guru dapat memberikan pertanyaan pelacak yang meminta peserta didik tersebut menjelaskan atau mengatakan dengan kata- kata lain sehingga jawaban peserta didik tersebut menjadi lebih baik. 2). Meminta peserta didik memberikan alas an: Guru dapat menyuruh peserta didik mengemukakan alasan atau pendapat yang telah dikemukakan dalam menjawab pertanyaan. 3) Meminta kesepakatan pandangan: Suatu saat guru dapat meminta kepada para peserta didik untuk memberikan pandangan atas jawaban yang dikemukakan oleh teman mereka. Peserta didik yang lain dapat menerima atau menolak pandangan tersebut atau menambahkan sehingga diperoleh kesempatan jawaban yang disetujui bersama. 4) Meminta ketepatan jawaban: Bila jawaban peserta didik kurang tepat, guru dapat meminta peserta didik untuk meninjau kembali jawaban itu, agar diperoleh jawaban yang tepat dengan mengajukan pertanyaan pelacak. Tentu saja pertanyaan tersebut tidak boleh membuat siswa malu atau rendah diri. Andaikata akan menyebabkan peserta didik malu, lebih baik guru menggunakan teknik pemindahan giliran. 5). Meminta jawaban yang lebih relevan: Jika jawaban siswa kurang relevan dengan pertanyaan guru, sebaiknya tidak secara spontan memotongnya. Melainkan guru dapat mengajukan pertanyaan yang memungkinkan peserta didik menilai kembali jawabannya, atau mengemukakannya kembali dengan kata- kata lain sehingga jawaban tersebut relevan dan benar. 6). Meminta Contoh: Apabila seorang peserta didik memberikan jawaban samar- samar atau terlalu luas, guru dapat meminta peserta didik itu untuk memeberikan ilustrasi atau contoh konkret tentang apa yang dimaksudnya. 7). Meminta jawaban yang lebih kompleks: Kalau guru menganggap jawaban peserta didik terlalu sederhana dan ingin ditingkatkan lebih mendalam, maka guru dapat meminta peserta didik untuk memberi penjelasan lebih lanjut tentang pendapatnya tadi.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 674, "width": 213, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kelebihan dan kekurangan tanya jawab:", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 688, "width": 467, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adapun kelebihan dari metode Tanya jawab yaitu sebagai berikut: a). Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa, sekalipun ketika itu siswa sedang ribut, yang mengantuk kembali segar dan hilang ngatuknya. b). Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir. c). Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 757, "width": 467, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sedangkan kekurangan dari metode Tanya jawab yaitu sebagai berikut: a). Siswa merasa takut, apabila guru kurang dapat mendorong siswa untuk berani, dengan menciptakan susana yang", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 39, "width": 205, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME)", "type": "Page header" }, { "left": 284, "top": 39, "width": 257, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e- ISSN: 2656-5862, p-ISSN: 2442-9511", "type": "Page header" }, { "left": 77, "top": 796, "width": 464, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2575 | Kajian Literatur Metode Tanya Jawab Pada Pembelajaran Matematika (Eliska Juliangkary)", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 67, "width": 467, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tidak tegang melainkan akrab. b). Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan mudah dipahami siswa. c). Waktu sering banyak terbuang, terutama apabila siswa tidak dapat menjawab pertanyaan sampai dua atau tiga orang.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 122, "width": 98, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 134, "width": 467, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode tanya jawab adalah cara menyajikan pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang haus dijawab, terutama dari guru terhadap siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Metode tanya jawab adalah yang tertua dan banyak yang digunakan dalam peroses pendidikan, baik dilingkungan keluarga, masyarakata maupun sekolah.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 190, "width": 44, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 203, "width": 467, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam metode tanya jawab pasti memiliki kelebihan ataupun kelemahan dari sudut pandang tertentu. Seiring berkembangnya ataupun banyaknya yang membahas metode ini kami mengharapkan ada yang dapat mengembangkan metode tanya jawab lebih dari sebelumnya untuk dapat meminimalisir kelemahan dari metode tanya jawab. Guna mendapatkan suatu metode yang baik untuk dapat mengajarkan siswa menjadi lebih mengerti dan memahami materi yang diberikan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 300, "width": 122, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 313, "width": 407, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Brady,L. 1985. Models and methods of teaching. Sydney: prentice hall of Australia.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 326, "width": 466, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Creswell, J. (2015). Riset pendidikan: Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi riset kualitatif & kuantitatif.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 354, "width": 433, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Darhim. 1983. Media Pendidikan Matematika. Bandung: jurusan pendidikan matematika.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 368, "width": 467, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Groenke, S. L., & Paulus, T. (2007). The role of teacher questioning in promoting dialogic literary inquiry in computer-mediated communication. Journal of Research on Technology in Education, 40(2), 141-164.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 409, "width": 305, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hamalik, Oemar. 1985. Media Pendidikan. Bandung : Alumni.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 421, "width": 467, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hamiloğlu, K., & Temiz, G. (2012). The impact of teacher questions on student learning in", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 437, "width": 373, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "EFL. Journal of Educational and Instructional Studies in the world, 2(2), 1-8.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 448, "width": 467, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kiliҫ, H. 2011. Preservice Secondary Mathematics Teachers’ Knowledge of Students. Turkish", "type": "List item" }, { "left": 127, "top": 465, "width": 245, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Online Journal of Qualitative Inquiry, 2(2), 18-35.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 478, "width": 467, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mason, J. (2002). Minding your Qs and Rs: Effective questioning and responding in the mathematics classroom. In L. Haggarty (Ed.), Aspects of teaching secondar mathematics: Perspectives on practice (pp. 248-258). London: RoutledgeFalmer.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 517, "width": 466, "height": 41, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Naz, A. et al. 2013. Teacher’s Questioning Effects on Students Communication in Classroom Performance. Journal of Education and Practice, 4(7), 148-158, ISSN: 2222-1735 (Paper), 2222-288X (Online).", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 561, "width": 467, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ruseffendi, E. T. 1988. Pengajaran Matematika Modern dan Massa Kini Untuk Guru dan SPG. Bandung : Tarsito.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 589, "width": 467, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ruseffendi, ET. 1979. Pengajaran Matematika Modern, Seri 4. Bandung : Tarsito. Tanisli, D., & Kose, N. Y. (2013). Pre-service mathematic teachers' knowledge of students about the algebraic concepts. Australian Journal of Teacher Education, 38(2), 1-18.", "type": "Text" } ]
e8f3b841-cdb8-5d07-0268-ddc0a59f0aaa
https://jurnal.stmikasia.ac.id/index.php/jitika/article/download/125/146
[ { "left": 85, "top": 59, "width": 245, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasia ASIA (JITIKA)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 110, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol.9, No.2, Agustus 2015 ISSN: 0852-730X", "type": "Text" }, { "left": 515, "top": 764, "width": 12, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "49", "type": "Page footer" }, { "left": 154, "top": 107, "width": 309, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner", "type": "Section header" }, { "left": 275, "top": 172, "width": 62, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nur Nafi'iyah", "type": "Section header" }, { "left": 195, "top": 183, "width": 223, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prodi Teknik Informatika Universitas Islam Lamongan [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 229, "width": 442, "height": 112, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK. Pada pengolahan citra terdapat enam jenis operasi pengolahan, yaitu peningkatan kualitas citra, restorasi citra, kompresi citra, segmentasi citra, analisis citra, dan rekonstruksi citra. Pada umumnya informasi yang ada dalam suatu citra terletak pada strukturnya. Agar mudah memahami suatu citra dapat dilakukan dengan menyederhanakan struktur citra tersebut. Salah satu metode untuk menyederhanakan struktur citra adalah dengan melakukan proses segmentasi citra ( image segmentation ).Proses segmentasi citra merupakan proses dasar dan penting di dalam komputer visi. Segmentasi yang dilakukan pada citra harus tepat agar informasi yang terkandung di dalamnya dapat diterjemahkan dengan baik. Terdapat banyak metode dalam melakukan segmentasi pada citra. Beberapa teknik segmentasi citra: Thresholding ( global thresholding dan lokal adaptif thresholding ), Connected Component Labelling , dan Segmentasi Berbasis Clustering (Iterasi, K-means, fuzzy C-means, SOM).Penelitian ini akan mengubah citra berwarna menjadi citra biner (hitam dan putih). Proses mengubah citra menggunakan algoritma Kohonen. Dengan algoritma Kohonen citra dapat diubah dengan tepat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 353, "width": 101, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci: citra, kohonen", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 374, "width": 104, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 386, "width": 442, "height": 55, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengolahan citra pada masa sekarang merupakan suatu aplikasi yang sangat luas dalam berbagai bidang kehidupan antara lain bidang arkeologi, astronomi, biomedis, bidang industri dan penginderaan jauh yang menggunakan teknologi citra satelit . Segmentasi ini akan mengubah suatu citra masukan yang kompleks menjadi citra yang lebih sederhana, berdasarkan peninjauan terhadap komponen citra. Dengan demikian akan memudahkan pengamat citra untuk melakukan analisis.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 443, "width": 442, "height": 67, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada dasarnya ada tiga bidang yang menangani pengolahan data berbentuk citra, yaitu: grafika komputer, pengolahan citra dan visi komputer. Pada bidang grafika komputer banyak dilakukan proses yang bersifat sintesis yang mempunyai ciri data masukan berbentuk deskriptif dengan keluaran hasil proses yang berbentuk citra. Sedangkan proses di bidang visi komputer merupakan kebalikan dari proses grafika komputer. Terakhir, bidang pengolahan citra merupakan proses pengolahan dan analisis citra yang banyak melibatkan persepsi visual, yakni data masukan maupun data keluarannya berbentuk citra.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 512, "width": 442, "height": 55, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada pengolahan citra terdapat enam jenis operasi pengolahan, yaitu peningkatan kualitas citra, restorasi citra, kompresi citra, segmentasi citra, analisis citra, dan rekonstruksi citra. Pada umumnya informasi yang ada dalam suatu citra terletak pada strukturnya. Agar mudah memahami suatu citra dapat dilakukan dengan menyederhanakan struktur citra tersebut. Salah satu metode untuk menyederhanakan struktur citra adalah dengan melakukan proses segmentasi citra ( image segmentation ).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 570, "width": 442, "height": 112, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Segmentasi merupakan proses mempartisi citra menjadi beberapa daerah atau objek, berdasarkan sifat- sifat tertentu dari citra. Segmentasi citra ( image segmentation ) adalah suatu tahap pada proses analisis citra yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang ada dalam citra tersebut dengan membagi citra ke dalam daerah-daerah terpisah di mana setiap daerah adalah homogen dan mengacu pada sebuah kriteria keseragaman yang jelas. Proses segmentasi citra merupakan proses dasar dan penting di dalam komputer visi. Segmentasi yang dilakukan pada citra harus tepat agar informasi yang terkandung di dalamnya dapat diterjemahkan dengan baik. Terdapat banyak metode dalam melakukan segmentasi pada citra. Beberapa teknik segmentasi citra: Thresholding ( global thresholding dan lokal adaptif thresholding ), Connected Component Labelling , dan Segmentasi Berbasis Clustering (Iterasi, K-means, fuzzy C-means, SOM).Tujuan dari penelitian ini adalah mengubah citra berwarna menjadi citra hitam putih.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 697, "width": 97, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. KAJIAN TEORI", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 708, "width": 75, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.1 Citra Digital", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 721, "width": 442, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Secara umum, pengolahan citra digital menunjuk pada pemrosesan gambar 2 dimensi menggunakan komputer. Dalam konteks yang lebih luas, pengolahan citra digital mengacu pada pemrosesan setiap data 2", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 59, "width": 45, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JITIKA", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 59, "width": 80, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 0852-730X", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 764, "width": 12, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "50", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 83, "width": 442, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dimensi. Citra digital adalah sebuah larik (array) yang berisi nilai-nilai real maupun kompleks yang direpresentasikan dengan deretan bit tertentu.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 106, "width": 442, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suatu citra dapat didefinisikan sebagai fungsi f(x,y) berukuran M baris dan N kolom, dengan x dan y adalah koordinat spasial, dan amplitudo f di titik koordinat (x,y) dinamakan intensitas atau tingkat keabuan dari citra pada titik tersebut. Apabila nilai x, y, dan nilai amplitudo f secara keseluruhan berhingga ( finite ) dan bernilai diskrit maka dapat dikatakan bahwa citra tersebut citra digital. Gambar 1 menunjukkan posisi koordinat citra digital.", "type": "Text" }, { "left": 220, "top": 289, "width": 141, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Koordinat Citra Digital", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 312, "width": 442, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik berupa foto, bersifat analog berupa sinyal-sinyal video seperti gambar pada monitor televisi, atau bersifat digital yang dapat langsung disimpan pada suatu pita magnetik. Menurut presisi yang digunakan untuk menyatakan titik-titik koordinat pada domain spasial atau bidang dan untuk menyatakan nilai keabuan atau warna suatu citra, maka secara teoritis citra dapat dikelompokkan menjadi empat kelas citra, yaitu citra kontinu-kontinu, kontinu-diskrit, diskrit-kontinu, dan diskrit-diskrit. Di mana label pertama menyatakan presisi dari titik-titik koordinat pada bidang citra sedangkan label kedua menyatakan presisi nilai keabuan atau warna. Kontinu dinyatakan dengan presisi angka tidak berhingga, sedangkan diskrit dinyatakan dengan presisi angka berhingga.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 404, "width": 442, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Komputer digital bekerja dengan angka-angka presisi terhingga, dengan demikian hanya citra dari kelas diskrit-diskrit yang dapat diolah dengan komputer; citra dari kelas tersebut lebih dikenal sebagai citra digital. Citra digital merupakan suatu array dua dimensi atau suatu matriks yang elemen-elemennya menyatakan tingkat keabuan dari elemen gambar; jadi informasi yang terkandung bersifat diskrit. Citra digital tidak selalu merupakan hasil langsung data rekaman suatu sistem. Kadang-kadang hasil rekaman data bersifat kontinu seperti gambar pada monitor televisi, foto sinar-X, dan lain sebagainya. Dengan demikian untuk mendapatkan suatu citra digital diperlukan suatu proses konversi, sehingga citra tersebut selanjutnya dapat diproses dengan komputer.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 496, "width": 258, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Citra digital dapat ditulis dalam bentuk matriks sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 382, "top": 535, "width": 3, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "", "type": "Text" }, { "left": 382, "top": 506, "width": 3, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "    ", "type": "Picture" }, { "left": 240, "top": 513, "width": 3, "height": 31, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "   ", "type": "Table" }, { "left": 234, "top": 505, "width": 141, "height": 45, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "        ", "type": "Picture" }, { "left": 219, "top": 508, "width": 163, "height": 41, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ") 1 , 1 ( ... ) 1 , 1 ( ) 0 , 1 ( ) 1 , 1 ( ... ) 1 , 1 ( ) 0 , 1 ( ) 1 , 0 ( ... ) 1 , 0 ( ) 0 , 0 ( ) ( N M f M f M f N f f f N f f f x f    ", "type": "Picture" }, { "left": 71, "top": 553, "width": 441, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai pada suatu irisan antara baris dan kolom (pada posisi x,y) disebut dengan picture elements, image elements, pels, pixels . Istilah terakhir ( pixels ) paling sering digunakan pada citra digital.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 576, "width": 442, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Citra digital dibentuk oleh kumpulan titik yang dinamakan piksel. Setiap piksel digambarkan sebagai satu kotak kecil. Setiap piksel mempunyai koordinat posisi. Sistem koordinat yang dipakai untuk menyatakan citra digital ditunjukkan di Gambar 2.", "type": "Text" }, { "left": 141, "top": 695, "width": 302, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Sistem Koordinat Citra Berukuran M x N (M Baris, N Kolom)", "type": "Caption" }, { "left": 71, "top": 718, "width": 442, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan sistem koordinat yang mengikuti asas pemindaian pada layar TV standar itu, sebuah piksel mempunyai koordinat berupa (x,y). Dalam hal ini, x menyatakan posisi kolom, dan y menyatakan posisi baris. Piksel pojok kiri-atas mempunyai koordinat (0,0) dan piksel pada pojok kanan-bawah mempunyai koordinat (M-1,N-1).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 36, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JITIKA", "type": "Page header" }, { "left": 445, "top": 59, "width": 80, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 0852-730X", "type": "Page header" }, { "left": 515, "top": 764, "width": 12, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "51", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 84, "width": 67, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.2 Jenis Citra", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 97, "width": 442, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ada tiga jenis citra yang umum digunakan dalam pemrosesan citra. Ketiga jenis citra tersebut yaitu, citra berwarna, citra berskala keabuan, dan citra biner.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 120, "width": 85, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Citra Berwarna", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 131, "width": 442, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Citra berwarna, atau biasa dinamakan citra RGB, merupakan jenis citra yang menyajikan warna dalam bentuk komponen R (merah), G (hijau), dan B (biru). Setiap komponen warna menggunakan delapan bit (nilainya berkisar antara 0 sampai dengan 255). Dengan demikian, kemungkinan warna yang dapat disajikan mencapai 255 x 255 x 255 atau 16.581.375 warna. Tabel 1 menunjukkan contoh warna dan nilai R, G, dan B. Contoh citra berwarna seperti Gambar 3.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 189, "width": 119, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Citra Berskala Keabuan", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 200, "width": 442, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sesuai dengan nama yang melekat, citra jenis ini menangani gradasi warna hitam dan putih, yang tentu saja menghasilkan efek warna abu-abu. Pada jenis gambar ini, warna dinyatakan dengan intensitas. Dalam hal ini, intensitas berkisar antara 0 sampai dengan 255. Nilai 0 menyatakan hitam dan nilai 255 menyatakan putih. Contoh citra berskala keabuan seperti Gambar 4.", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 246, "width": 331, "height": 93, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Warna dan Nilai Penyusun Warna Warna R G B Merah 255 0 0 Hijau 0 255 0 Biru 0 0 255 Hitam 0 0 0 Putih 255 255 255 Kuning 0 255 255", "type": "Table" }, { "left": 250, "top": 465, "width": 109, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. Citra Berwarna", "type": "Caption" }, { "left": 252, "top": 601, "width": 106, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 4. Citra Keabuan", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 624, "width": 443, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Istilah lain citra keabuan adalah citra grayscale yaitu citra yang nilai pixelnya merepresentasikan derajat keabuan atau instensitas warna putih. Nilai instensitas paling rendah merepresentasikan warna hitam dan nilai intensitas paling tinggi merepresentasikan warna putih. Pada umumnya citra grayscale memiliki kedalaman pixel 8 bit (256 derajat keabuan), tetapi ada juga citra grayscale yang kedalaman pixelnya bukan 8 bit, misalnya 16 bit untuk penggunaan yang memerlukan ketelitian tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 681, "width": 68, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) Citra Biner", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 693, "width": 442, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Citra biner adalah citra dengan setiap piksel hanya dinyatakan dengan sebuah nilai dari dua kemungkinan (yaitu nilai 0 dan 1). Nilai 0 menyatakan warna hitam dan nilai 1 menyatakan warna putih. Citra jenis ini banyak dipakai dalam pemrosesan citra, misalnya untuk kepentingan memperoleh tepi bentuk suatu objek. Gambar 5 menyatakan citra biner.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 59, "width": 45, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JITIKA", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 59, "width": 80, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 0852-730X", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 764, "width": 12, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "52", "type": "Page footer" }, { "left": 244, "top": 194, "width": 93, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 5. Citra Biner", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 217, "width": 169, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.3 Segmentasi Citra dengan Kohonen", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 240, "width": 442, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Segmentasi citra adalah pemisahan objek yang satu dengan objek yang lain dalam suatu citra atau antara objek dengan latar yang terdapat dalam sebuah citra. Dengan proses segmentasi tersebut, masing-masing objek pada citra dapat diambil secara individu sehingga dapat digunakan sebagai input di proses lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 275, "width": 442, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Segmentasi citra adalah proses pengolahan citra yang bertujuan memisahkan wilayah ( region ) objek dengan wilayah latar belakang agar objek mudah dianalisis dalam rangka mengenali objek yang banyak melibatkan persepsi visual.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 309, "width": 442, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Segementasi citra merupakan proses yang ditujukan untuk mendapatkan objek-objek yang terkandung di dalam citra atau membagi citra ke dalam beberapa daerah dengan setiap objek atau daerah memiliki kemiripan atribut. Pada citra yang mengandung hanya satu objek, objek dibedakan dari latar belakangnya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 344, "width": 442, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Segmentasi juga biasa dilakukan sebagai langkah awal untuk melaksanakan klasifikasi objek. Setelah segmentasi citra dilaksanakan, fitur yang terdapat pada objek diambil. Sebagai contoh, fitur objek dapat berupa perbandingan lebar dan panjang objek, warna rata-rata objek, atau bahkan tekstur pada objek. Selanjutnya, melalui klasifikasi, jenis objek dapat ditentukan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 390, "width": 442, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemetaan Organisasi Kohonen (Kohonen Self Organizing Maps, SOM), merupakan model pemetaan dari jaringan syaraf tiruan di mana suatu lapisan yang berisi neuron-neuron akan menyusun dirinya sendiri berdasarkan input nilai tertentu dalam suatu kelompok yang dikenal dengan istilah cluster . Selama proses penyusunan diri, cluster yang memiliki vector bobot paling cocok dengan pola input (memiliki jarak yang paling dekat) akan terpilih sebagai pemenang. Selanjutnya, neuron yang menjadi pemenang beserta dengan neuron-neuron tetangganya akan memperbaiki bobot-bobotnya masing-masing. Arsitektur jaringan Kohonen SOM seperti Gambar 6.", "type": "Text" }, { "left": 196, "top": 533, "width": 189, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 6. Arsitektur Jaringan Kohonen SOM", "type": "Caption" }, { "left": 71, "top": 556, "width": 442, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Seperti yang diperlihatkan dalam Gambar 6 di atas dimisalkan bahwa terdapat 2 unit input ( P1 dan P2), yang akan dibentuk ke dalam 3 cluster neuron lapisan output (Y 1 , Y 2 , dan Y 3 ). Selanjutnya neuron-neuron tersebut akan memperbaiki bobotnya masing-masing, sebagai bobot W ij . Dalam hal ini, bobot W ij mengandung pengertian bobot yang menghubungkan neuron ke-j pada lapisan input menuju neuron ke-i pada lapisan output.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 614, "width": 442, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prof. Teuvo Kohonen adalah orang pertama yang memperkenalkan jaringan kohonen pada 1982. Pada jaringan ini, neuron-neuron pada suatu lapisan akan menyusun dirinya sendiri berdasarkan input nilai tertentu dalam suatu cluster . Dalam proses penyusunan ini, cluster yang dipilih sebagai pemenang adalah cluster yang mempunyai vektor bobot paling cocok dengan pola input (memiliki jarak yang paling dekat) (Sutojo, 2011, hal. 392).", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 671, "width": 86, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Algoritma Kohonen:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 683, "width": 105, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Inisialisasi bobot: w ij", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 694, "width": 137, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Set parameter-parameter tetangga", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 706, "width": 214, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Set parameter learning rate 2) Kerjakan selama kondisi berhenti bernilai False", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 729, "width": 168, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Untuk setiap vektor input x, kerjakan:", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 740, "width": 106, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "- Untuk setiap j, hitung:", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 36, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JITIKA", "type": "Page header" }, { "left": 445, "top": 59, "width": 80, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 0852-730X", "type": "Page header" }, { "left": 515, "top": 764, "width": 12, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "53", "type": "Page footer" }, { "left": 137, "top": 79, "width": 100, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "   i i ij x w J D 2 ) ( ) (", "type": "Picture" }, { "left": 120, "top": 111, "width": 157, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "- Tentukan J, sampai D(J) minimum", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 122, "width": 422, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "- Untuk setiap unit j dengan spesifikasi tetangga tertentu dan untuk setiap i: w ij (baru) = w ij (lama) + α(x i -w ij (lama)) b. Perbaiki learning rate .", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 157, "width": 250, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Kurangi radius ke-tetangga-an pada waktu-waktu tertentu.", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 168, "width": 102, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Tes kondidi berhenti.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 180, "width": 442, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hubungan metode kohonen dalam segmentasi citra yaitu dalam membedakan antara objek satu dengan objek lainnya menggunakan algoritma kohonen. Dalam penelitian ini segmentasi terhadap citra yaitu membuat citra menjadi citra biner, yaitu bernilai 0 dan 1. Nilai 0 menunjukkan warna hitam dan warna 1 menunjukkan warna putih.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 226, "width": 440, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cara kerja kohonen di sini, yaitu citra yang diinputkan dilakukan training untuk mendapatkan bobot- bobot terbaru. Bobot-bobot tersebut digunakan untuk mengubah citra dari grayscale menjadi citra biner.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 260, "width": 130, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 272, "width": 442, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adapun penelitian ini mengenai segmentasi citra dalam mengubah warna citra dari berwarna menjadi citra biner seperti dalam Gambar 7.", "type": "Text" }, { "left": 226, "top": 451, "width": 157, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 7. Alur Segmentasi Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 474, "width": 442, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada segmentasi citra digital terdiri dari beberapa langkah yang dapat digambarkan menjadi blok diagram dengan model seperti Gambar 8. Adapun langkah tiap proses dapat dilihat dalam flowchart seperti Gambar 9 dan 10.", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 561, "width": 176, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 8. Blok Diagram Segmentasi Citra", "type": "Caption" }, { "left": 106, "top": 584, "width": 300, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fungsi masing-masing bagian dalam diagram blok di atas sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 596, "width": 285, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Akuisisi Citra yaitu proses menginputkan citra atau loading citra.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 607, "width": 440, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Melakukan proses perubahan terhadap citra jika citra inputan dalam bentuk citra RGB atau graylevel menjadi grayscale .", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 630, "width": 442, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Citra inputan diproses atau dirubah ke bentuk grayscale selanjutnya disegmentasi menggunakan clustering SOM menjadi citra biner.", "type": "List item" }, { "left": 181, "top": 307, "width": 247, "height": 230, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Citra Masukan GrayScale Training SOM Proses Segmentasi dengan Clustering SOM Hasil Citra Segmentasi (Citra Biner) Transformasi Citra ke GrayScale Citra Gray Level Citra GrayScale Hasil Transformasi Citra Biner Hasil Segmentasi Clustering SOM Akuisisi Citra Transformasi Citra", "type": "Picture" }, { "left": 376, "top": 528, "width": 35, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Segmentasi Citra", "type": "Caption" }, { "left": 71, "top": 59, "width": 45, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JITIKA", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 59, "width": 80, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 0852-730X", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 764, "width": 12, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "54", "type": "Page footer" }, { "left": 210, "top": 320, "width": 160, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 9. Flowchart Segmentasi Citra", "type": "Caption" }, { "left": 169, "top": 675, "width": 243, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 10. Alur Segmentasi Citra dengan Clustering SOM", "type": "Caption" }, { "left": 206, "top": 87, "width": 161, "height": 579, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Start Input Citra Konversi ke GrayScale Segmentasi Citra dengan Clustering SOM Hasil Segmentasi Citra Simpan Hasil Segmentasi End tidak ya ya tidak Start Input Citra inisialiasi bobot, epoch maksimum, jumlah cluster, epoch=0 Masukkan Nilai tiap pixel sebagai inputan jaringan SOM menghitung Jarak jarakMinimum Modifikasi Bobot vektor bobot akhir epoch<Makepoc h Hasil Clustering Citra Segmentasi End epoch=epoch+1", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 36, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JITIKA", "type": "Page header" }, { "left": 445, "top": 59, "width": 80, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 0852-730X", "type": "Page header" }, { "left": 515, "top": 764, "width": 12, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "55", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 84, "width": 149, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 95, "width": 442, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam sistem ini menggunakan tool Matlab, dan sistem ini tidak menggunakan database. Sistem menggunakan inputan citra RGB dan grayscale. Langkah awal yaitu citra inputan (citra berwarna/RGB) dirubah ukurannya, yaitu diperkecil menggunakan tool Photoshop.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 130, "width": 442, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selanjutnya dari citra inputan RGB atau citra berwarna kemudian dikonversi menjadi citra grayscale menggunakan sintak pada Segmen 1. Hasil dari konversi, yaitu citra keabu-abuan.", "type": "Text" }, { "left": 257, "top": 153, "width": 119, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Segmen 1 Sintak Grayscale", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 164, "width": 156, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1: function [A]=konversigray(citra)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 176, "width": 60, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2: ctr=citra;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 187, "width": 175, "height": 44, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3: red=ctr(:,:,1); 4: green=ctr(:,:,2); 5: blue=ctr(:,:,3); 6: A=(0.3*red)+(0.3*green)+(0.4*blue);", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 233, "width": 72, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7: imshow(A);", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 256, "width": 441, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil akhir dari sistem ini, yaitu citra biner. Citra yang hanya berwarna hitam dan putih. Dari citra grayscale diproses dengan algoritma SOM menghasilkan citra biner.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 279, "width": 187, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil dari setiap proses seperti dalam Tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 240, "top": 291, "width": 129, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Hasil Citra Segmentasi", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 303, "width": 132, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Citra RGB Citra Grayscale", "type": "Table" }, { "left": 339, "top": 303, "width": 52, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Citra Biner", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 508, "width": 88, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 519, "width": 442, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari pembahasan di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa algoritma SOM dapat mencluster citra menjadi biner. Yaitu mampu mengelompokkan citra yang hitam dan putih. Sistem dibangun menggunakan tool Matlab dan tidak menggunakan database. Citra inputan berupa citra RGB atau berwarna selanjutnya diproses menjadi citra grayscale atau keabuan. Hasil citra grayscale disimpan di dalam folder citra gray. Selanjutnya algoritma SOM mengsegmentasi menjadi citra biner. Hasil segmentasi citra biner disimpan di folder citra biner.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 600, "width": 94, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 611, "width": 403, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[1] Basuki, Achmad. 2005. Pengolahan Citra Menggunakan Visual Basic . Graha Ilmu: Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 623, "width": 368, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[2] Hermawan, Arief. 2006. Jaringan Syaraf Tiruan Teori dan Aplikasi . Andi: Yogyakarta.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 634, "width": 357, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[3] Irawan, Feriza A. 2012. Buku Pintar Pemrograman Matlab . Mediakom: Yogyakarta.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 646, "width": 328, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[4] Kadir, Abdul. 2013. Teori dan Aplikasi Pengolahan Citra . Andi: Yogyakarta.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 657, "width": 281, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[5] Paulus, Erick. 2007. Cepat Mahit GUI Matlab . Andi: Yogyakarta.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 669, "width": 440, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[6]Prasetyo, Eko. 2011. Pengolahan Citra Digital dan Aplikasinya Menggunakan Matlab . Andi: Yogyakarta.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 680, "width": 279, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[7]Putra, Darma. 2010. Pengolahan Citra Digital. Andi: Yogyakarta.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 692, "width": 442, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[8]Siang, Jong Jek. 2005. Jaringan Syaraf Tiruan dan Pemrogramannya Menggunakan Matlab . Andi: Yogyakarta.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 715, "width": 240, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[9]Sutojo, T. 2011. Kecerdasan Buatan . Andi: Yogyakarta.", "type": "List item" } ]
3e77ca15-6e7c-c8d4-e743-93d6472af5b6
https://ejournal.umm.ac.id/index.php/agriecobis/article/download/12651/8967
[ { "left": 188, "top": 40, "width": 209, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "University of Muhammadiyah Malang, East Java, Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 135, "top": 62, "width": 317, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agriecobis (Journal of Agricultural Socioeconomics and Business)", "type": "Section header" }, { "left": 167, "top": 106, "width": 256, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN 2662-6154, e-ISSN 2621-3974 // Vol. 4 No. 1 March 2021, pp.13-21", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 751, "width": 69, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10.22219/agriecobis", "type": "Page footer" }, { "left": 239, "top": 751, "width": 163, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://ejournal.umm.ac.id/index.php/agriecobis", "type": "Page footer" }, { "left": 440, "top": 751, "width": 80, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 315, "top": 763, "width": 9, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "13", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 154, "width": 100, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Research Article", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 173, "width": 390, "height": 44, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Functional Change of Agricultural Land in Tabanan Regency,Bali (Case Study in Subak Jadi, Kediri District)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 215, "width": 391, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Angelina Nyoman Yulandari 1 , I Made Sudarma 2 , Gede Mekse Korri Arisena 3 Agribusiness Department, Faculty of Agriculture, Udayana Univerrsity, Jl. Panglima Besar Sudirman, Denpasar Barat, Bali, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 242, "width": 260, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 angelinay [email protected] , 2 [email protected] , 3 [email protected] corresponding author. [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 571, "width": 81, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "INTRODUCTION", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 585, "width": 443, "height": 101, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Time is changing and this forces society to boost its productivity in the field of infrastructures, economy, and intellectuality. The need for land as a platform for every community activity will continue to increase in l ine with the development of population and economic growth. This leads to competition in land use and a shift in land use from less profitable to more profitable activities. Land use activities in the agricultural sector are often threatened because they are considered less profitable when compared to other economic activities so that the conversion of agricultural land to other uses is difficult to prevent. Competition in land use is prevalent in various parts of Indonesia, one of which is Tabanan Regency as the highest rice provider for the Province of Bali, which continues to change the function of agricultural land, especially rice fields.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 685, "width": 442, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Tabanan Regency is one of nine regencies/cities with an area of 839.33 km 2 or 14.90 percent of the area of the province of Bali (Tabanan Regency Office, 2019). As much as 28 percent of the land area in Tabanan Regency is rice fields so that Tabanan Regency is known as an agricultural area. Agriculture in", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 278, "width": 182, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A R T I C L E I N F O A B S T R A C T", "type": "Section header" }, { "left": 91, "top": 309, "width": 51, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Article history", "type": "Section header" }, { "left": 91, "top": 299, "width": 422, "height": 210, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Receiv ed: June 22, 2020 Rev ised: March 06, 2021 Accepted: March 30, 2021 Published: March 30, 2021 Tabanan Regency as a rice barn in Bali has also experienced land conversion, particularly rice fields area. The rapid financial expansion requires the development of various infrastructures so that the demand for agricultural land is more enormous. Kediri sub-district is one of the regions that experienced the conversion of agricultural area to non-agricultural which is adequately high in Tabanan Regency. The purpose of this study is to determine the development of the land conversation in the Tabanan Region, differences in farmer’s income that have done the land conversion and those who have not done it, and the components that influence land conversion. The sampling technique is taken by proportional sampling with 40 people. The analysis techniques used are trend analysis, average difference test analysis, and logistic regression models. The result of the study concludes that the development of agricultural land conversion in Tabanan Regions is proceeding to extend. Based on the results of the t-test there is no significant difference between the average income of farmers who have done the land conversion and those who have not. Factors that influence the land conversion at the agricultural level are labor, number of dependents, irrigation systems, and surface area. Copy right © 2021, Yulandari et al This is an open access article under the CC–BY-SA license", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 369, "width": 52, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords Land conv ersion", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 385, "width": 59, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Farmer’s income Logistic regression", "type": "Picture" }, { "left": 185, "top": 18, "width": 238, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agriecobis (Journal of Agricultural Socioeconomics and Business) Vol. 4, No. 1, March 2021, pp. 13-21", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 776, "width": 9, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "14", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 794, "width": 397, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yulandari et.al (Functional Change of Agricultural....., Land conversion, Farmer’s income, Logistic regression )", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 70, "width": 442, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabanan can be said to be the driving force of the regional economy because most of the livelihoods and land use in the Tabanan region are still dominated by agriculture in a broad sense.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 95, "width": 442, "height": 51, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The land is a very important resource, both for farmers and agricultural development. The success of the food security program is determined by the availability of agricultural land to carry out all agricultural activities in producing the food needed by every human being daily. But in reality, the available land for food production is very limited and even continues to decline every year.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 146, "width": 443, "height": 100, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In general, the rice field area in Tabanan Regency is decreasing every year. From 2014 to 2015, according to the data of the Tabanan Regency office in 2019, the area of rice fields from 21,962 hectares (ha) to 21,714 ha decreased by 248 ha. The depreciation of the rice fields continued until 2018, the highest shrinkage occurred, which was 493 Ha, compared with land area earlier in 2017 from 21,089 ha to 20,596 ha. The total number of rice fields that decreased in a period of 5 years from 2014 to 2018 counted as 1366 ha. The decline in agricultural land, especially rice fields, occurred in all sub-districts in Tabanan Regency from 2014 to 2018. The highest conversion of agricultural to non-agricultural land occurred in Kediri Subdistrict, with the shrinkage of rice fields up to 113 ha and an increase in non-agricultural land covering an area of 127 ha.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 246, "width": 442, "height": 64, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The fast economic growth in the Tabanan Regency requires the development of various infrastructures such as housing, roads, industry, offices, and other buildings so that the demand for existing agricultural land is quite large. As a result, a lot of agricultural land has changed its function to meet these needs. In addition, land conversion can also occur due to a lack of incentives or government attention in the agricultural sector, so that people start to switch to other sectors.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 309, "width": 442, "height": 127, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The development of the Tabanan Regency in terms of population, with a population of 445,700 registered until 2019, implies that the conversion of agricultural land is quite high. This increase in population was caused by uncontrolled population growth and population movement. In addition, economic activity, especially in the tourism sector, which continues to develop is also a factor in the occurrence of changes in land use. The tourism sector is a fairly high foreign exchange contributor for the Province of Bali, including Tabanan Regency. Supporting natural conditions and promising investment attracts investors to invest in hotels and other tourism services. Along with the development of tourism, there is a phenomenon, namely the reduction of rice fields due to land conversion in Bali, which is an average of 750 ha/year (Windia, et al., 2016). This is part of the challenges/threats to the existence of subak (water management (irrigation) system for rice fields on Bali island) which are directly or indirectly caused by the development of tourism in Bali (Windia, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 436, "width": 442, "height": 63, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The limited available land in an area will increase the value of land in the area, which can disrupt the balance between land value and certain land uses. As a result, there arises the desire of the landowner to change the use of his land to suit the price level of the land. High land prices make farmers tempted to transfer their agricultural land ownership to investors. This was due to an economic motive that pressured farmers so that eventually land conversion occurred.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 499, "width": 442, "height": 63, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on these issues, it is necessary to conduct research on \"Changes of Function of Agricultural Land in Tabanan Regency (Case Study in Subak Jadi, Kediri District)\". This study aims to determine the development and projection of the conversion of agricultural land in Tabanan Regency, the differences in the income of farmers that change and do not change the function of the land, as well as the factors that affect the conversion of land functions at the farm level.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 563, "width": 45, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METHOD", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 576, "width": 443, "height": 127, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This research was conducted in Tabanan Regency. The choice of the research location was carried out purposively (deliberately) because of the consideration that Tabanan Regency is a district that has experienced the highest conversion of agricultural land in Bali Province according to the SI (Statistics Indonesia) of Bali Province in 2019. In addition, Tabanan is also the largest rice producer in Bali and most of its residents earn their livelihood as farmers. The case study was conducted in Subak Jadi, Banjar Anyar Village, Kediri District. This location was chosen as Kediri Subdistrict had the highest conversion of agricultural land to non-agricultural land in Tabanan Regency. SubakJadi is one of the subaks in the Banjar Anyar Village with the highest conversion of rice fields in Kediri District (BPN Tabanan, 2019). Data collection was carried out using interview and documentation methods. Sources of data used in this study are primary and secondary data.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 703, "width": 443, "height": 63, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study involved 78 landowners in Subak Jadi. Riduwan and Akdon (2009) state that if the population size is approximately 100, the sample size is at least 50 percent of the population size. If the population size is more than 1000, the sample size is at least 15 percent. Based on this opinion, 40 farmers were recruited in this study. The sampling technique in this study is probability sampling using proportional sampling. The number of sample members is carried out by proportional sampling with the proportional allocation formula.", "type": "Text" }, { "left": 185, "top": 18, "width": 238, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agriecobis (Journal of Agricultural Socioeconomics and Business) Vol.4, No. 1, March 2021, pp. 13-21", "type": "Page header" }, { "left": 481, "top": 757, "width": 31, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "15", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 775, "width": 397, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yulandari et.al (Functional Change of Agricultural....., Land conversion, Farmer’s income, Logistic regression )", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 70, "width": 442, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "N = Population Class /Total Population x Number of Samples Specified Then the number of sample members obtained for farmers who change land functions and who do not change land functions are as follows:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 107, "width": 190, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Farmers who change the function of land 47/78 x 40 = 24 people", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 133, "width": 197, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Farmers who do not change land functions", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 146, "width": 442, "height": 76, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "31/78 x 40 = 16 people The data analysis in this study is detailed based on the research objectives, as follows: The first objective analysis is to determine the rate of conversion of agricultural land functions and projections of conversion of agricultural land functions in the next few years. According to Sutani (2009) in Puspasari (2012), in calculating the rate of conversion of agricultural land functions, the land function conversion equation is used. The rate of partial land-use change can be explained as follows:", "type": "Text" }, { "left": 252, "top": 221, "width": 108, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "V=(Lt-L(t-1))/L(t-1) ×100%", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 233, "width": 34, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Where:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 246, "width": 152, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "V = Rate of land conversion (%) Lt =", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 259, "width": 99, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Land area in year t (ha)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 272, "width": 442, "height": 50, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lt-1 = Land area before t (ha) The projection of the conversion of agricultural land to non-agricultural land in the next few years uses the Trend Analysis, forecasting mod e l. The use of time series analysis for the purpose of this study means the use of past data as a component for making future projections (Gujarati and Porter, 2009).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 322, "width": 443, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The second objective analysis is to determine the difference in income of farmers who change and do not change land functions using the two-mean difference approach. This test is performed using the t-test to test the sample data as a whole. The t-test equation used is as follows:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 360, "width": 343, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "t=(X1-X2)/(((n1-1)S12+(n2-1)S22) / (n1+n2-2)×(1/n1+1/n2)) Where:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 385, "width": 307, "height": 89, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "X 1 = The average income of farmers who do not change the function of land X 2 = The average income of farmers who change the function of land n 1 = Number of respondents who do not change land functions n 2 = Number of respondents who change land functions s 1 = Standard deviation that does not change land functions s 2 = Standard deviation which changes land function Hypothesis:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 474, "width": 425, "height": 82, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H 0 = X 1 = X 2 H 1 = X 1 ≠ X 2 If t count < t table , then H 0 is accepted and H 1 is rejected, which means there is no difference in income between farmers who do not change land functions and farmers who change land functions. Meanwhile, if t count > t table , then H 0 is rejected and H 1 is accepted, which means that there is a difference in the income of farmers who do not change land functions and farmers who change land functions.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 556, "width": 437, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The third objective analysis is to determine the factors that affect the conversion of agricultural land at the farm level by using logistic regression analysis. The logistic regression model equation to determine the factors that affect land conversion at the farm level is as follows:", "type": "Text" }, { "left": 178, "top": 594, "width": 256, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In Pi/(1-Pi )=Zi=α+β1 X1+β2 X2+β3 X3+β4 X4+β5 X5+β6 X6+ε", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 607, "width": 34, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Where:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 619, "width": 294, "height": 51, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Z = Opportunity for land conversion (1) and not land conversion (0) α = Intercept βi = Regression coefficient X 1 = Labor Factor", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 670, "width": 197, "height": 51, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "X 2 = Farming Experience Factor X 3 = Proportion Factor of Farming Income X 4 = Factor Number of Dependent Farmers X 5 = Irrigation Network Factor", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 721, "width": 167, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "X 6 = Farmer Ownership Area Factor ε = Error term / Residual", "type": "Text" }, { "left": 185, "top": 18, "width": 238, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agriecobis (Journal of Agricultural Socioeconomics and Business) Vol. 4, No. 1, March 2021, pp. 13-21", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 776, "width": 9, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "16", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 794, "width": 397, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yulandari et.al (Functional Change of Agricultural....., Land conversion, Farmer’s income, Logistic regression )", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 70, "width": 234, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 1. Variables and Research Measurement Indicators", "type": "Section header" }, { "left": 91, "top": 83, "width": 421, "height": 231, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No Variable Indicator Measuring scale 1 The decision of the farmer to change the function of the land (Y) Farmers' decisions are measured by 1 for farmers who change land functions, and 0 for farmers who do not change land functions Nominal 2 Labor (X 1 ) Labor is measured by 1 when labor is hard to find and if labor is not difficult to find Ordinal 3 Farming experience (X 2 ) The length of time a person is engaged in farming (years) Ratio 4 The proportion of income from farming (X 3 ) Percentage of farm income compared to total farmer income Ratio 5 Number of dependents of farmers (X 4 ) The number of people that the farmer (person) must bear his needs Ratio 6 Irrigation network (X 5 ) The irrigation network is measured 1 for farmers who experience irrigation network problems and 0 for those who do not Ordinal 7 Farmer's land area (X 6 ) The area of land owned by the respondent farmer (square meters) Ratio", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 315, "width": 80, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Source: Primary Data", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 339, "width": 136, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "RESULTS AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 352, "width": 385, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rate and Projection of Change of Function of Agricultural Land in Tabanan Regency", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 370, "width": 435, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The conversion of agricultural land to non-agricultural land in Tabanan Regency continues to occur every year, especially in rice fields. These land changes generally become land for settlement, industry, as well as facilities and infrastructure. The rate of land conversion can be seen in Table 2.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 408, "width": 436, "height": 133, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 2. Area and Rate of Transfer of Functions of Rice Fields in Tabanan Regency, 2011-2018 Year Rice area (Ha) Converted Rice Area Land conversion rate (%) 2011 22,435 - - 2012 22,388 47 0.21 2013 22,184 204 0.91 2014 21,962 222 1.00 2015 21,714 248 1.13 2016 21,452 262 1.21 2017 21,089 363 1.69 2018 20,596 493 2.34", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 542, "width": 197, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Source: Agriculture Office of Tabanan Regency, 2019", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 561, "width": 442, "height": 50, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 2 shows that the number of rice fields in the Tabanan Regency has changed. The rate of conversion of agricultural land to non-agricultural functions has tended to increase annually over the past eight years from 2011 to 2018. The decrease in rice field area that occurred during that period reached 8.20 percent with a reduced total land area of 1,839 ha with an average rate of conversion of 1.17 percent annually.", "type": "Text" }, { "left": 163, "top": 731, "width": 286, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 1. Rate of Rice Field Area in Tabanan Regency in 2011-2018 Source: Tabanan Regency Agriculture Service 202", "type": "Caption" }, { "left": 166, "top": 612, "width": 169, "height": 112, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Years Fields Area", "type": "Picture" }, { "left": 185, "top": 18, "width": 238, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agriecobis (Journal of Agricultural Socioeconomics and Business) Vol.4, No. 1, March 2021, pp. 13-21", "type": "Page header" }, { "left": 481, "top": 757, "width": 31, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 775, "width": 397, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yulandari et.al (Functional Change of Agricultural....., Land conversion, Farmer’s income, Logistic regression )", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 70, "width": 442, "height": 50, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 1 shows that the graph of the rice field area in Tabanan Regency decreases every year. By looking at the trend of data movement in the previous period, a model is formed which can then be used to forecast the future conversion of agricultural land in Tabanan Regency. The dotted line in Figure (1) is a linear line from trend analysis so the following equation is obtained:", "type": "Text" }, { "left": 258, "top": 119, "width": 96, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Y = 544.826 - 259,67 x", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 132, "width": 441, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The rate of conversion of agricultural land in the next few years can be predicted using this equation. The projection of the rice field area in Tabanan Regency in 2019 - 2025 can be seen in Table 3.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 163, "width": 425, "height": 146, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 3. Projection of Rice Field Area in Tabanan Regency in 2019-2025 Year Rice area (Ha) Converted Rice Area Land conversion rate (%) 2019 20,552 44 0.21% 2020 20,293 259 1.26% 2021 20,033 260 1.28% 2022 19,773 260 1.30% 2023 19,514 259 1.31% 2024 19,254 260 1.33% 2025 18,994 260 1.35%", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 309, "width": 154, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Source: Secondary Data (processed)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 330, "width": 443, "height": 88, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on Table 3, the projection of the development of the rate of conversion of agricultural land in Tabanan Regency has increased, so that at the end of the year the forec ast for the total land conversion in 2025 will reach 1,602 ha, where the remaining rice fields are 18,994 ha. The rate of land conversion that occurred during this period was 1.15 percent annually. Certainly, these figures do not show actual figures. However, it has been confirmed that the conversion of agricultural to non-agricultural land continues to increase. There is no definite measure regarding the height of land conversion, but the high land-use changes can threaten food availability and the existence of the Tabanan Regency as a rice granary in Bali.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 423, "width": 352, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Differences in Income of Farmers that Do and Do Not Change Land Functions", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 441, "width": 442, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Farmers' income is basically divided into two, namely farm income and non-farm income. Farming income is income received from the agricultural sector, while non-farm income is an income received outside the agricultural sector. In this study, the respondent's farming income calculated only lowland rice farming because it is the main commodity.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 492, "width": 443, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 4. Comparison of Average Income of Farmers who Do and Do not Change Land Functions (per month)", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 507, "width": 436, "height": 75, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Respondents Average Income Farming Non-Farming The Average Total Income IDR % IDR % IDR % Not Transfer Function 2,250,000 62% 1,363,333 38% 3,613,333 100% Transfer Function 1,204,167 42% 1,675,556 58% 2,879,723 100% Differences 1,045,833 312,223 733,610", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 583, "width": 141, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Source: Primary Data (processed)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 602, "width": 442, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 4 shows that there is a difference in the average farm income of farmers who do not and farmers who do change land functions. The average total income of farmers who do not change land functions and carried out land functions were IDR 3,613,333 and IDR 2,879,723, respectively.", "type": "Text" }, { "left": 185, "top": 18, "width": 238, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agriecobis (Journal of Agricultural Socioeconomics and Business) Vol. 4, No. 1, March 2021, pp. 13-21", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 776, "width": 9, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "18", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 794, "width": 397, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yulandari et.al (Functional Change of Agricultural....., Land conversion, Farmer’s income, Logistic regression )", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 70, "width": 148, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 5. Independent Samples Test", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 83, "width": 425, "height": 132, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means F Sig. t df Sig. (2- tailed) Mean Difference Total Income Equal variances assumed .422 .520 1.4 89 38 .145 733611.0625 Equal variances not assumed 1.4 43 28.79 7 .160 733611.0625", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 216, "width": 126, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Source: Primary Data (processed)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 235, "width": 442, "height": 76, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the t-test in Table 5, it is known that the Sig. Levene's Test for Equality of Variances is 0.520 > 0.05, so it can be interpreted that the data variant between farmers who changed land functions and did not change land functions was homogeneous or the same. Sig value. (2-tailed) of 0.145 > 0.05 means that there is no significant (real) difference between the average income of farmers who change land functions and do not change land functions. This is because the livelihoods outside the farm for farmers who have changed the function of land do not affect the farmers' income.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 323, "width": 217, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 6. Distribution of Farmers by Source of Income", "type": "Section header" }, { "left": 91, "top": 339, "width": 394, "height": 120, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Source of Income Respondents (Percent) Traders 12,50 Factory workers 12,50 Construction workers 15,00 Private employees 17,50 Breeder 22,50 Other 20,00 Amount 100,00", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 460, "width": 126, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Source: Primary Data (processed)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 479, "width": 442, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 6 shows that 80 percent of the respondent farmers do other non-agricultural work, such as trading, are factory workers, construction workers, private employees, and breeders. Meanwhile, the other 20 percent are elderly farmers who only rely on the agricultural sector as their source of income.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 525, "width": 364, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Factors Affecting the Transfer of Function of Agricultural Land at Farmers Level", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 543, "width": 442, "height": 51, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The study of this case on the factors affecting the conversion of agricultural land functions at the farm level was conducted in SubakJadi, Kediri District, Tabanan Regency. Logistic regression analysis is used to determine the factors that influence the decision of farmers to change land functions. The results of data processing by the Enter method are presented in Table 7.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 594, "width": 405, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 7. Estimation Results of Factors Affecting Farmers in Transferring Agricultural Land Functions", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 610, "width": 437, "height": 121, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Variable Coefficient Sig. Exp (β) Information Labor (X 1 ) 2.479 0.066 11.932 Have a significant impact * Length of time of Farming (X 2 ) -0.020 0.834 0.980 Do not have significant effect Farming Income Proportion (X 3 ) -0.001 0.969 0.999 Do not have significant effect Dependents of the Family (X 4 ) 1.573 0.083 4.819 Have a significant impact * Irrigation Network (X 5 ) 2.148 0.052 8.567 Have a significant impact * Land Area (X 6 ) -0.074 0.022 0.929 Have a significant impact * Constant -1.338 0.787 0.262 - Source: Primary Data (processed)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 731, "width": 177, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Information: * significant at the level of 10%", "type": "Text" }, { "left": 185, "top": 18, "width": 238, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agriecobis (Journal of Agricultural Socioeconomics and Business) Vol.4, No. 1, March 2021, pp. 13-21", "type": "Page header" }, { "left": 481, "top": 757, "width": 31, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "19", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 775, "width": 397, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yulandari et.al (Functional Change of Agricultural....., Land conversion, Farmer’s income, Logistic regression )", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 70, "width": 442, "height": 89, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on Table (7), it is known that of the six independent variables that are thought to affect the farmer's decision to change land functions, only four appear to have a significant impact. The variables that have a significant effect on farmer decisions are labor, number of dependents, irrigation networks, and land area ownership. The significant or insignificant effect of the variable can be seen from the Sig value in Table 6 which is less than the real level used, over 10 percent. Other variables have a Sig value that is greater than the real level of 10 percent. This means that the length of farming and the proportion of farm income do not significantly affect the opportunities for farmers' decisions to sell their land.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 158, "width": 442, "height": 76, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The workforce variable has a Sig amounting to 0.066. This means that labor has a significant effect on the opportunities for land conversion by farmers at the real level of 10 percent (0.066 < 0.100). The coefficient of results obtained is positive (+) and the value of Exp (β) or the odds ratio obtained is 11.932. This means that farmers who have difficulty finding labor have the opportunity to change land functions 11.932 times higher than farmers who do not have difficulties in finding labor. The more difficult it is to find labor the higher the chance for the farmer to change land functions.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 233, "width": 443, "height": 165, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The working force is an important factor to determine the success of farmers in farming. Each production requires an adequate workforce and the number of workers needs to be adjusted according to the needs so that the number is optimal. The workforce variable in this study is the farmer family workforce as the successor of farming activities. Based on the results of the interviews, most of the children of farmers were reluctant to follow in the footsteps of their parents as farmers and chose to work in other sectors. The biggest challenge in the agricultural sector comes from the farmers themselves, namely there is no regeneration. One of the factors for the lack of young people who are interested in the agricultural sector, especially in Bali, is the lack of knowledge about agriculture, especially the subak system (Windia, et al, 2017). The young generation's perception of the peasant profession is not much different from the perception of the urban community, namely that the farmer profession is a dirty, miserable, and less prestigious job. As a result of this change in perspective, the image of farmers in their minds has declined. Thus, agricultural land is no longer a mere social asset, but more used as an economic asset or working capital if they change occupation outside of agriculture (Ilham, 2005).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 398, "width": 443, "height": 89, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The variable number of dependents has a Sig value amounting to 0.083. This value means that the number of dependents has a significant effect on the chance of land conversion by farmers at the real level of 10 percent (0.083 <0.100). The outcome coefficient is positive (+) and the Exp (β) value or the odds ratio obtained is 4,819. This means that if the number of dependents of the farmer increases by one person, then the opportunity for the farmer to change the function of the land is 4,819 times greater than for not changing the function. The greater the number of dependents of the farmer, the higher the chance for the farmer to change the function of the land.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 486, "width": 442, "height": 89, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A farmer's dependents are the number of people whose lives the farmer is still bearing. In the context of economic life, the number of dependents in the family is considered a determining factor for the welfare of a family. The greater the number of dependents, the greater the burden of life is borne by the farmers (Yudhistira, 2013). In the case studies in the research location, 63 percent of farmers have two to four dependents, 7 percent of farmers have no dependents and another 30 percent have only one dependent. The large burden of dependents causes farmers to decide to sell their agricultural land to meet the economic needs of their families.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 575, "width": 442, "height": 63, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The irrigation network variable has a Sig value of 0.052. This value means that the irrigation network has a significant effect on the chance of land conversion by farmers at the real level of 10 percent (0.052 < 0.100). The resulting coefficient is positive (+) and the Exp (β) value or the odds ratio obtained is 8.567. This means that farmers who experience problems with the irrigation network are more likely to change land functions by 8,567 times compared to farmers who do not experience problems with the irrigation network.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 638, "width": 443, "height": 114, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Government Regulation (PP, Peraturan Pemerintah) No. 20/2006 regarding irrigation explains that irrigation networks are channels, buildings, and complementary structures which constitute one unit required for the provision, distribution, provision, use, and disposal of irrigation water. Data from the General Directorate of Natural Resources (2016) shows the damage to irrigation networks in Indonesia reached more than 50% by 2014, although rehabilitation of irrigation facilities continues, it has not significantly overcome the damage. The irrigation network problems experienced by farmers in the research location were the construction of overhangs that were easily damaged or broken during the rainy season which caused no water flow to enter the subak and leaks in the canal ducts due to poor maintenance. The use of irrigatio n water decreases due to the rate of damage to the irrigation network which is faster than the rate of repair or", "type": "Text" }, { "left": 185, "top": 18, "width": 238, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agriecobis (Journal of Agricultural Socioeconomics and Business) Vol. 4, No. 1, March 2021, pp. 13-21", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 776, "width": 9, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "20", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 794, "width": 397, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yulandari et.al (Functional Change of Agricultural....., Land conversion, Farmer’s income, Logistic regression )", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 70, "width": 443, "height": 63, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "restoration (Rivai et al., 2013). Irrigation networks are one of the factors that affect farm production so that poor network quality can lead to crop failure. The results of research by Damayanti (2012) in the ParigiMoutong Regency reveal that irrigation can increase the production of lowland rice farming by 3.98%. If irrigation problems occur continuously, it will have an impact on farmers' inc ome and cause farmers to sell their land.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 133, "width": 443, "height": 126, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The variable of agricultural land area has a Sig value of 0.022. This value means that agricultural land has a significant effect on the chance of land conversion by farmers at the real level of 10 percent (0.022 < 0.100). If the result coefficient is negative (-) and the value of Exp (β) or the odds ratio obtained is 0.929, then this means that the more land the farmer owns, the smaller the chance for the farmer to change the function of the land. Farmers who have large enough land tend to maintain their land that there is little opportunity for land conversion, and vice versa. This is thought to be due to the fact that land area is closely related to revenue. Farmers who have a wider area of land have a higher yield of production so that the income generated is greater than farmers who have a smaller land area (Puspasari, 2012). The yields from cultivating narrower land are not proportional to the capital issued by the farmers so that it will indirectly affect the income they earn in their daily lives.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 273, "width": 443, "height": 114, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CONCLUSION The conversion of rice fields in Tabanan Regency keeps increasing every year. The land conversion rate, which occurred between 2011 and 2018, was 8.20 percent, or 1.17 per year, with an overall decrease in land area of 1,839 ha. The projected development rate of land conversion in Tabanan Regency from 2019 to 2025 has increased with an average shrinkage rate of 1.15 percent per year. Based on the results of the T - test, there is no significant (real) difference between the average income of farmers who change land functions and those who do not change. The factors that influence the conversion of agricultural land, especially rice fields at the farm level, are labor, number of dependents, irrigation system, and a land area of rice field ownership.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 399, "width": 63, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "REFERENCE", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 418, "width": 443, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Damayanti, L. (2012). Pengaruh Irigasi Terhadap Kesempatan Kerja, Kemiskinan dan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Tani di Daerah Irigasi Parigi Moutong. Desertasi. Yogyakata (ID): Universitas Gajah Mada.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 456, "width": 443, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan. (2019). Laporan Luas Lahan Di KabupatenTabanan Menurut Penggunaannya.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 481, "width": 443, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Direktorat Jenderal Sumber Daya Air. (2016). Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Tahun 2016. Jakarta (ID): Departemen Pertanian.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 507, "width": 443, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dwipradnyana, M., I Wayan Windia, I Made Sudarma. (2015). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konversi Lahan Serta Dampaknya Terhadap Kesejahteraan Petani (Studi Kasus di Subak Jadi, Kecamatan Kediri, Tabanan). Jurnal Manajemen Agribisnis, 3(1).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 544, "width": 442, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gujarati, D. N., & Porter, D. C. (2009). Basic Econometrics (5th ed.) . In Basic Econometrics. Hidayat, S. I. (2008). Analisis Konversi Lahan Sawah di Propinsi Jawa Timur. J-Sep , 2 (3), 48–58. Retrieved from http://jurnal.unej.ac.id/index.php/JSEP/article/view/431", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 583, "width": 443, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ilham, N., Syaukat, Y., & Supena, F. (2005). Perkembangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi konversi lahan sawah serta dampak ekonominya. SOCA Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian . 1–25. Retrieved from: https://ojs. unud. ac. id/index. php/soca/article/view/4081", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 620, "width": 442, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Irawan, B. (2005). Konversi Lahan Sawah: Potensi Dampak, Pola Pemanfaatannya, dan Faktor Determinan. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 23 (1), 1. Juanda, B. (2009). Ekonometrika Permodelan dan Pendugaan. IPB Press, Bogor.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 658, "width": 289, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kamilah, A. (2013). Analisis Alih Fungsi Lahan Pertanian. 5 (1), 36–49.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 671, "width": 443, "height": 51, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ningsih, R. (2018). Analisis Faktor-Faktor Terjadinya Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Status Pekerjaan dan Pendapatan Petani di Desa Krawang Sari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Menurut Perspektif Ekonomi Islam. Journal of Chemical Information and Modeling , 53 (9), 1689–1699. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 721, "width": 442, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Purwantini, T. B., & Rita Nur Suhaeti. (2017). Irigasi Kecil: Kinerja, Masalah, dan Solusinya. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 35(2), 91-105.", "type": "List item" }, { "left": 185, "top": 18, "width": 238, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agriecobis (Journal of Agricultural Socioeconomics and Business) Vol.4, No. 1, March 2021, pp. 13-21", "type": "Page header" }, { "left": 481, "top": 757, "width": 31, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "21", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 775, "width": 397, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yulandari et.al (Functional Change of Agricultural....., Land conversion, Farmer’s income, Logistic regression )", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 70, "width": 443, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Puspasari, A. (2012). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian Dan Dampaknya Terhadap Pendapatan Petani. Institut Pertanian Bogor.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 95, "width": 443, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Putra, D. E., & Ismail, A. M. (2017). Faktor-faktor yang mempengaruhi petani dalam melakukan alih fungsi lahan di Kabupaten Jember. Agritech , XIX (2), 99–109. https://doi.org/10.1063/1.1448885", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 120, "width": 442, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Putri, Z. R. (2015). Analisis Penyebab Alih Fungsi Lahan Pertanian Ke Lahan Non Pertanian Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah 2003-2013. Eko Regional , 10 (1), 17–22.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 146, "width": 442, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Riduwan dan Akdon. (2009). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi dan Manajemen. Bandung: Dewa Ruci.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 170, "width": 443, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rivai, RS, Supriadi H, Suhaeti RN, Prasetyo B, Purwantini TB . 2013. Kajian pengembangan irigasi berbasis investasi masyarakat pada agroekosistem lahan tadah hujan. Laporan penelitian. Bogor (ID): Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 209, "width": 442, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 233, "width": 443, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumiyati. I WayanWindia, I Wayan Tika. 2017. Operasional dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Subak di Kabupaten Tabanan. Jurnal Kajian Bali , 10(1), 121-138.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 259, "width": 443, "height": 76, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tarigan, H., Dharmawan, Tjondronegoro, & Suradisastra. 2016. Pertarungan Akses Sumber Daya Air Keterancaman Subak Pada Lahan Persawahan Di KabupatenTabanan, Bali. Jurnal Agro Ekonomi . Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Retrieved at: http://pse.litbang.pertanian.go.id/ind/ Windia, W., Sumiyati, I Wayan Tika, Ni Nyoman Sulastri. 2012. Pengusahaan agroekowisata sebagai upaya community development dan peningkatan kemampuan pendapatan sistem Subak. Laporan Penelitian MP3EI . Denpasar.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 335, "width": 443, "height": 50, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Windia, W., Sumiyati, I Kt. Suamba, I Wy. Tika, I DG. A. Diasana P., Md. Mudra. 2016. Rencana Aksi Pembentukan Subak Lestari Made Ayu Intan Di Subak Anggabaya, Subak Umalayu, Subak Umadesa, Subak Intaran Timur, Dan Subak Intaran Barat, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar, Denpasar.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 385, "width": 442, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yudhistira, M. D. (2013). Analisis Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian terhadap Ketahanan Pangan di Kabupaten Bekasi Jawa Barat (Studi Kasus Desa Sriamur Kecamatan Tambun Utara). Institut Pertanian Bogor.", "type": "List item" } ]
10232a33-9b3f-a5be-daa2-7fee71d2125a
https://jurnal.syntaxliterate.co.id/index.php/syntax-literate/article/download/7922/4833
[ { "left": 85, "top": 758, "width": 422, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "How to cite: Apriya Maharani Rustandi, Karim Suryadi (2022) Peranan Pemuda dalam Mewujudkan Partisipasi Politik yang Inklusif, Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia, 7 (6). E-ISSN:", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 776, "width": 117, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2548-1398 Published by: Ridwan Institute", "type": "Table" }, { "left": 213, "top": 88, "width": 301, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398 Vol. 7, No. 6, Juni 2022", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 145, "width": 428, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PERANAN PEMUDA DALAM MEWUJUDKAN PARTISIPASI POLITIK YANG INKLUSIF", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 186, "width": 227, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Apriya Maharani Rustandi, Karim Suryadi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 200, "width": 364, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia, Indonesia Email: [email protected], [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 241, "width": 45, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 108, "top": 255, "width": 406, "height": 204, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suatu demokrasi yang inklusif dapat dijalankan jika adanya keterwakilan dari setiap kelompok, salah satunya pemuda. Peneliti melakukan analisis untuk menelaah penguatan peranan pemuda dalam memproses sebuah peningkatan partisipasi politik yang inklusif. Peneliti melakukan penelitian dengan maksud menggali permasalahan dalam menganalisis stigma adanya pemuda oligarki dan pemuda anarkis sehingga mengurangi peranan dari pemuda melalui pendekatan kualitatif yakni wawancara, observasi dan studi pustaka dengan mendalami artikel nasional atau artikel internasional dengan tujuan menggali peranan pemuda dalam mewujudkan partisipasi politik yang inklusif. Hasil tinjauan ini menunjukkan bahwa pemuda kritis dan partisipatif sangat diperlukan penguatan partisipasi politik yang inklusif oleh kemitraan strategis antara seluruh komponen masyarakat, badan pemerintah, otoritas hukum, para wakil dan anggota organisasi lainnya untuk pemberdayaan pemuda. Penelitian ini memberikan titik acuan yang tepat untuk diteliti lebih lanjut dengan mengidentifikasi eksistensi pemuda kritis dan partisipatif sebagai upaya menguatkan partisipasi politik yang inklusif.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 476, "width": 328, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Pemuda, Partisipasi Politik, Demokrasi yang Inklusif.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 503, "width": 44, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 108, "top": 517, "width": 406, "height": 204, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "An inclusive democracy can be implemented if there is representation from every group, one of which is youth. The researcher conducts an analysis to examine the strengthening of the role of youth in the process of increasing inclusive political participation. Researchers conducted research with the aim of exploring problems in analyzing the stigma of oligarchic youth and anarchic youth so as to reduce the role of youth through qualitative approaches, namely interviews, observations and literature studies by exploring national articles or international articles with the aim of exploring the role of youth in realizing inclusive political participation. The results of this review indicate that critical and participatory youth are urgently needed to strengthen inclusive political participation by strategic partnerships between all components of society, government agencies, legal authorities, representatives and other members of organizations for youth empowerment. Overall, this study provides an appropriate reference point for further research by identifying the existence of critical and participatory youth as an effort to strengthen inclusive political participation.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 738, "width": 311, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Youth, Political Participation, Inclusive Democracy.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 208, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Apriya Maharani Rustandi, Karim Suryadi", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 426, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8426 Syntax Literate, Vol. 7, No. 6, Juni 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 71, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 104, "width": 429, "height": 154, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syarat menjadi negara demokratis salah satunya adalah menghendaki adanya partisipasi politik. Partisipasi politik menjadi penentu dalam demokratis tidaknya suatu negara, sehingga sangat dibutuhkan keterwakilan dari kelompok-kelompok. Keterwakilan dari kelompok masyarakat itu dinamakan dengan partipasi politik yang inklusif (Daeli et al., 2017) . Partisipasi politik yang inklusif pada tataran perwujudan stabilitas nasional, menjadi fenomena yang perlu untuk diperhatikan. Dalam hal ini mengingat jelas laporan yang dibawa EUI The Economist Intelligence dengan ada penurunan skor dari 6,48 menjadi 6,3 dari tahun 2019 ke tahun 2020 (The Economist Intelligence Unit, 2009) . Indonesia menempatkan peringkat 64 dari 167 negara di dunia dari skor Indeks Demokrasi.", "type": "Text" }, { "left": 272, "top": 458, "width": 55, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1", "type": "Caption" }, { "left": 174, "top": 472, "width": 250, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Skor Indeks Demokrasi di Asia Tenggara (2020)", "type": "Section header" }, { "left": 192, "top": 486, "width": 238, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: The Economist Intelligence Unit (2021)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 515, "width": 429, "height": 170, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Demokrasi sering sekali membahas mengenai kedaulatan rakyat dan pengelolaan serta permasalahan yang ada didalamnya, sebagaimana yang dengan telah dikatakan oleh Abraham Lincoln, yakni tidak lain adalah pemerintahan yang dikelola dari (of), oleh (by), dan untuk (for) rakyat. Demokrasi saat ini juga membahas mengenai tanggung jawab pemerintah, kekuasaan yang tidak luas atau terbatas, pembagian kekuasaan yang menjadi hal utama dan partisipasi politik yang inklusif (Wahyuni, 2018) . Partisipasi politik inklusif yang dihadirkan harus mengutamakan keadilan dan kesetaraan dalam sosial politik. Berbeda halnya dengan adanya sebuah fenomena bahwa adanya pemuda yang menjadi bagian dari staff khusus pemerintah, menjadikan sebuah stigma adanya pemuda yang oligarki dan partisipasi yang muncul bukanlah yang inklusif.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 690, "width": 429, "height": 59, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konteks keberadaan partisipasi politik dalam kaitannya dengan upaya peningkatan kualitas demokrasi yang inklusif Indonesia, penelitian ini membahas tentang rasionalitas keberadaan partisipasi. Pembahasan dalam artikel ini dimaksudkan untuk menunjukkan secara umum bahwa partisipasi politik yang inklusif merupakan", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 38, "width": 337, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peranan Pemuda dalam Mewujudkan Partisipasi Politik yang Inklusif", "type": "Page header" }, { "left": 87, "top": 782, "width": 426, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syntax Literate, Vol. 7, No. 6, Juni 2022 8427", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 429, "height": 154, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bagian integral dari demokrasi. Dahl dalam (Alarie, 2018) berpendapat bahwa hal ini disebabkan oleh reformasi demokrasi yang belum tuntas. Hal ini terutama benar jika ia memiliki efek positif yang kuat pada penegakan kedaulatan rakyat dan bentuk pemerintahan yang dikendalikan. Demokrasi yang memungkinkan penguasa yang dipilih untuk mewakili kepentingan seluruh \"delegasi\" (bertindak atas nama rakyat) dan dengan demikian melakukan apa pun yang tampaknya penting tanpa terlalu memperhatikan aspek tanggung jawab bentuk atau akuntabilitas (Gatara, 2016) . Pemerintahan seperti itu pada dasarnya mirip dengan apa yang disebut Thomas Hobbes sebagai Leviathan, jika tidak mencakup reformasi pandangan dan posisi partisipasi politik yang inklusif.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 247, "width": 429, "height": 122, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Demokrasi yang inklusif dapat terbangun dengan adanya tiga hal, pertama adanya kepercayaan terhadap demokrasi, kedua, adanya pemberdayaan perempuan yang mana perempuan juga bisa bekerja, sekolah dan belajar. Adanya keterlibatan pemuda atau generasi Z dalam politik bisa menjadi salah satu warna terwujudnya demokrasi yang inklusif. Partisipasi yang inklusif ini tidak memandang adanya gender, kelompok budaya, etnis dan agama. Sebuah partisipasi politik yang inklusif dapat terwujud jika adanya keterwakilan juga dari kelompok rentan misalnya perempuan, penyandang disabilitas dan masyarakat adat (Wheatley, 2003) .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 374, "width": 429, "height": 169, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Partisipasi politik dari tahun ke tahun pastinya memiliki efek dalam peningkatan partisipasi pemuda. Salah satu akibatnya dalam tataran keterwakilan kelompok rentan yang belum maksimal membuat kurangnya partisipasi politik terutama pada kaum pemuda. Beredarnya sebuah stigma adanya pemuda anarkis dan pemuda oligarki membuat partisipasi politik dan kepercayaan terhadap demokrasi menurun. Adanya faktor empiris tadi peneliti menilai bahwa dampak partisipasi politik dapat dicegah dengan adanya konstruksi makna sosial dan mengembalikan stigma dari peranan pemuda. Pemahaman utuh mengenai peranan pemuda dapat mengubah pemahaman atau interpretasi dari subjek penelitian, sehingga dapat meminimalisir dampak negatif dari minimnya partisipasi politik yang inklusif karena kesadaran dari pemuda sudah terkonstruksi dengan baik (Pedrazzani, 2017) .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 548, "width": 429, "height": 186, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemahaman yang utuh tentang arti pemberdayaan pemuda tentunya akan meminimalisir dampak negatif dari minimnya partisipasi politik kalangan muda saat ini Schutz (dalam Hasbiansyah, 2008) . Pemahaman yang sudah berkembang baik dengan akan pentingnya pemuda berpartisipasi baik masuk kedalam pemerintahan atau tidak dapat secara aktif melaksanakan partisipasi. Ketika individu mempunyai pencerahan yg baik & berorientasi dalam kepentingan partisipasi politik yang inklusif di negara demokrasi, tentu akan meminimalisir terjadinya dampak negatif yakni kemandulan partisipasi politik yang inklusif, lantaran mempunyai niat ikhlas dan berpikiran secara jernih (Pickvance, 1998) . Khusus bagi anak muda saat ini, berbagai permasalahan yang muncul dari kampanye negatif dan demokrasi siber adalah upaya memantik pemuda yang kritis dan partisipatif dalam memperkuat pentingnya demokrasi dan kewarganegraan pemuda yang berkualitas.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 208, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Apriya Maharani Rustandi, Karim Suryadi", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 426, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8428 Syntax Literate, Vol. 7, No. 6, Juni 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 429, "height": 201, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil dari review atas penelitian yang sejenis memberikan penjelasan bahwa keberadaan demokrasi inklusif saat ini sangat ditentukan oleh pemuda Aspinal dalam (Robet, 2019) . Dengan banyaknya praktik-praktik mengenai keamanan demokrasi yang kurang dan melemahkan keberadaannya sebagai penyeimbang. Banyaknya kasus seperti melemahnya upaya antikorupsi, pengurangan berbicara dan berserikat dan upaya dalam menghapuskan pemilihan secara langsung menjadi bukti diskrimatif terhadap demokrasi saat ini (Fealy, 2020; Mietzner, 2021; Power, 2018 ). Salah satu strategi bertahan hidupnya pemuda adalah bentuk aksi politik yang mana aktivisme politik ini menempatkan mereka dalam bahaya inilah yang membuat sebuah stigma adanya pemuda anarkis (Berents & McEvoy-Levy, 2015) . Sebagian aksi dari pemuda selama pandemi berlangsung melalui media sosial namun hal ini masih saja belum menyentuh keterlibatan dari kelompok rentan, sedangkan demokrasi yang berlangsung harus berlandaskan keadilan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 294, "width": 429, "height": 138, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterlibatan pemuda dalam hal demokrasi sangat ditentukan untuk meningkatkan partisipasi politik pemuda. Pasal 1 Undang-Undang nomor 40 tahun 2009 tentang Kepemudaan didefinisikan sebagai warga negara Indonesia dalam rentang usia 16 hingga 30 tahun (Pusat, 2009) . Di ruang politik formal pun, data menunjukkan bahwa dari total 575 anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) periode 2014-2019, hanya sekitar 4% saja (atau 24 orang) yang berusia kurang dari 30 tahun. Tanpa adanya sebuah partisipasi dari pemuda maka akan sangat sulit mewujudkan demokrasi yang inklusif, karena kaum muda harus mempunyai peran aktif dan berdaya dengan peranan yang dapat memecahkan masalah di kelompok mereka.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 437, "width": 429, "height": 170, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adanya politisi muda yang dilatar belakangi kelas sosial dan ekonomi tertentu membuat sebuah keistimewaan dalam mengakses sumber daya, hal ini memunculkan stigma dalam masyarakat mengenai pemuda oligarki. Menurut studi yang dilakukan pemuda yang masuk sebagai elit politik ini belum memiliki kapasitas dalam membangun sebuah gerakan (Noor et al., 2019) . Disamping munculnya stigma pemuda oligarki, tidak terlepas dari adanya stigma pemuda anarkis, yakni adanya pemuda yang sering melakukan demonstrasi dan merusak fasilitas umum ketika sedang melakukan unjuk rasa. Stigma yang dibangun membuat sebuah efek terhadap partisipasi politik pemuda sat ini, terutama terjadi kepada pemuda yang termarginalkan. Hal ini bertentangan dengan partisipasi politik yang inklusif, menghendaki adanya keterwakilan dari setiap kelompok pemuda yang ada.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 612, "width": 429, "height": 106, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pendahuluan yang telah di uraikan di atas maka rumusan masalah yang di temukan “Bagaimana pemuda mengkonstruksi makna dari stigma pemuda anarkis dan pemuda oligarki dalam melaksanakan peranannya” dan “Bagaimana pemberdayaan pemuda mewujudkan partisipasi politik yang inklusif”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis konstruksi makna dari stigma pemuda anarkis dan pemuda oligarki dalam melaksanakan peranannya dan mengetahui strategi pemberdayaan pemuda dalam mewujudkan partisipasi politik yang inklusif.", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 38, "width": 337, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peranan Pemuda dalam Mewujudkan Partisipasi Politik yang Inklusif", "type": "Page header" }, { "left": 87, "top": 782, "width": 426, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syntax Literate, Vol. 7, No. 6, Juni 2022 8429", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 42, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 104, "width": 431, "height": 185, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya prilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll. Penelitian kualitatif bersikap deskriptif,data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata gambar, bukan angka-angka. Pendekatan penelitian kualitatif deskriptif kualitatif bertujuan untuk menggambarkan, melukiskan, menerangkan,menjelaskan dan menjawab secara lebih rinci permasalahan yang akan diteliti dengan mempelajari semaksimal mungkin seorang individu, suatu kelompok atau suatu kejadian. Deskriptif kualitatif menafsirkan dan menguraikan data yang ada bersamaan dengan situasi yang sedang terjadi (Sugiyono, 2016) . Subjek penelitian ini terdapat lima informan yaitu perwakilan dari setiap ketua BEM Universitas negeri, swasta dan politeknik yang saat ini masih aktif dalam berbagai forum pemuda.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 310, "width": 344, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil dan Pembahasan Pemuda dalam Mewujudkan dan Menjalankan Stabilitas Nasional", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 342, "width": 429, "height": 138, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses menkonstruksi pastinya tidak terlepas dari pengalaman yang dialami oleh subjek penelitian identifikasi kebutuhan di atas di lihat dari kebutuhan saat melihat pemuda dalam menjalankan stabilitas nasional. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan lima informan tentang pemuda dalam menjalankan dan mewujudkan stabilitas sudah cukup aktif karena beberapa gerakan yang laksanakan itu masih belum didukung dengan pengetahuan yang baik sehingga organisasi yang terbentuk masih sangat kurang dari segi kualitas. Hal ini terbukti dengan masih banyaknya pemuda yang mengikuti demonstrasi namun tidak tahu konsep yang akan dituntut kepada pemerintah, hanya mengikuti keseruan dari banyaknya massa aksi (Hariyadi et al., 2020) .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 485, "width": 429, "height": 217, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal ini sejalan dengan adanya teori dari Young mengenai kecenderungan praktik demokrasi yang menghambat sebuah partisipasi politik dan terciptanya sebuah ketidakadilan. Salah satu penyebabnya ialah Dominasi dan Oppersi, dalam hal penindasan sekelompok orang berkuasa dalam melakukannya kepada kelompok lain. Young memberikan definisi tentang adanya “proses kelembagaan yang secara sistematis mencegah beberapa orang untuk melakukan belajar dan mengembangkan keterampilannya, sebuah proses sosial yang diakui secara sosial ini menghambat kemampuan orang lain dalam mengekspresikan perasaan dan prespektif mereka dalam hal kehidupan sosial dan mendengarkan orang lain (Wheatley, 2003) . Philip Pettit membuat sebuah definisi dari penindasan adalah ketiadaaan kebebasan karena ketidakmampuan dari seseorang untuk menguasai dirinya sendiri saat ini (Mccormack- George, 2021) . Sally Hasllanger mengungkapkan adanya penindasan dapat dilakukan Ketika sekolompok orang mengalami perlakuan yang tidak adil dan mengalami kerugian dalam sebuah struktur sosial (Lepold, 2013) .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 707, "width": 428, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemberdayaan pemuda sangat penting sejak dini agar terciptanya pemuda yang berkualitas. Pemberdayaan yang dimaksud adalah adanya pengembangan dari segi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 208, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Apriya Maharani Rustandi, Karim Suryadi", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 426, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8430 Syntax Literate, Vol. 7, No. 6, Juni 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "softskill pemuda yakni public speaking, cara membuat policy brief dan mengambil posisi di organisasi pemuda.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 120, "width": 428, "height": 74, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada masa pandemic datang memberikan sebuah batasan kepada pemuda dalam memberikan suaranya karena peraturan yang mengatur mengenai protocol Kesehatan. Dampak yang dirasakan ketika adanya pandemic membuat Gerakan dari pemuda kurang massif untuk mengawal kebijakan pemerintah. Media sosial menjadi salah satu tempat untuk pemuda melakukan aspirasinya kepada pemerintah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 199, "width": 429, "height": 201, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemuda selalu dikaitkan sebagai agent of change, yakni dapat mengontrol nilai- nilai sosial dari masyarakat karena dapat merepresentasikan kondisi masyarakat (Latif Ruslan, 2020) . Pemuda sebagai penerus dari estafet kepemimpinan yang sehingga perlu adanya ruang diskusi yang seluas-luasnya untuk memberikan kesempatan berpikir kritis terhadap bangsa ini. Demokrasi sudah sangat dikenal ketika zaman polis Yunani yang berasal dari kata demos yang artinya menjalankan sebuah fungsinya agar kepentingan warga negara dapat terwakili (Faisyal, 2020 ). Sekalipun demokrasi dianggap sebagai system yang baik namun tidak dapat terlepas dari kekurangan dan kritikan selama praktik demokrasi ini berkembang. Salah satunya pemikiran dari young yang memberikan sebuah kritik membangun untuk demokrasi, yang mana keadilan dari demokrasi harus berjalan sungguh-sungguh dan tidak ada kelompok yang terkucilkan. Dalam membuat sebuah keputusan dari adanya demokrasi haruslah adanya demokrasi komunikatif, ketidakadilan dan ketidaksetaraan sosial-politik dapat diatasi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 429, "height": 138, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian yang dilakukan oleh Young membuktikan adanya empat kecenderungan praktik demokrasi yang menghambat sebuah partisipasi politik dan terciptanya sebuah ketidakadilan bagi sebagian kelompok salah satunya eksklusi (Wheatley, 2003) . Ekslusi, sekolompok orang yang memiliki kekuatan untuk membuat sebuah kebijakan demi kepentingannya sendiri dan kelompok lain disisihkan dalam proses demokrasi. Salah satu penyebab eksklusi ini terjadi adalah karena adanya persaingan dalam demokrasi (Judith Bara dan Albert Weale) (Bara & Weale, 2006) . Kedua ialah ketidaksetaraan ekonomi, sosial dan kultural sehingga adanya ketimpangan dalam menjalankan stabilitas demokrasi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 548, "width": 428, "height": 106, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eksklusi terbagi menjadi dua yakni eksklusi eksternal dan ekslusi internal. Eksklusi internal adalah kelompok yang sudah ikut terlibat dalam sebuah forum secara sengaja atau tidak sengaja namun keberadaanyya dalam tempat diskusi diabaikan untuk mengambil sebuah keputusan, sekalipun mereka memiliki akses dalam proses dan prosedur musyawarah. Sedangkan ekslusi eksternal adalah sebuah meniadakan kelompok yang seharusnya terlibat namun terabaikan dan dikecualikan untuk tidak masuk dalam forum diskusi (Wheatley, 2003) .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 675, "width": 428, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemuda mengkonstruksi makna dari stigma pemuda anarkis dan pemuda oligarki dalam melaksanakan peranannya", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 707, "width": 428, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Partisipasi politik yang inklusif dapat terwujud dengan adanya kesadaran dari pemuda untuk melakukan peranan aktif. Peranan aktif dapat terhambat jika adanya stigma yang tidak baik mengenai pemuda. Salah satu stigma yang beredar adalah", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 38, "width": 337, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peranan Pemuda dalam Mewujudkan Partisipasi Politik yang Inklusif", "type": "Page header" }, { "left": 87, "top": 782, "width": 426, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syntax Literate, Vol. 7, No. 6, Juni 2022 8431", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 429, "height": 138, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "adanya pemuda oligarki dan pemuda anarkis. Berdasarkan hasil wawancara dengan kelima informan memberikan konstruksi makna dari adanya stigma tersebut. Adanya pemuda yang masuk ke dalam struktur pemerintahan membuat sebuah stigma dari masyarakat yang menyatakan bahwa pemuda tersebut adalah pemuda elit atau oligarki. Peneliti membuat sebuah konstruksi dari makna pemuda oligarki yang jauh dari pendekatan inklusif berdasarkan dari hasil wawancara bersama dengan lima informan. Hal ini disebabkan oleh stigma pemuda oligarki terjadi karena adanya sebuah kekuatan yang membuatnya mempunyai akses terhadap sumber daya lain dari kelompok yang tidak bisa mengakses sehingga dapat memperkuat posisi sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 231, "width": 429, "height": 106, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek penelitian mengartikan dari pemuda oligarki ini adalah mereka yang mempunyai kekuasaan dari elemen yang dipegang oleh mereka, sehingga mereka harus mempunyai keputusan dengan menyalurkan ide yang ada atau mengikuti tradisi yang sudah dipegang oleh suatu kelompok. Kelompok pemuda yang mempunyai kesempatan untuk menjalankan roda pemerintahan seharusnya mempunyai kualifikasi yang bagus, bukan karena mereka yang mempunyai privilege dan dekat dengan lingkungan pemerintahan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 342, "width": 429, "height": 138, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sedangkan pemuda anarkis adalah lahir karena ketidaksepemahaman terkait nilai-nilai tertentu, kegagalan untuk bermusyawarah atau berdiskusi sebab instrument dalam menyelesaikan perbedaan atau bahkan tujuan sudah berbeda, untuk mencapai sebuah sistem dibutuhkan sebuah kekuatan yang besar, yang mana hal ini sangatlah identic dengan kekerasan. Pemuda ini sebenarnya mempunyai keinginan untuk bebas dari pemerintahan dan cocok sebagai mitra kritis pemerintah atas dasar tidak kepercayaan terhadap pemerintahan. Cara-cara yang dilakukan oleh pemuda anarkis saat melakukan demonstrasi tidak sesuai dengan aturan yang ada, salah satunya dengan merusak fasilitas umum.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 485, "width": 429, "height": 138, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketidaksetaraan structural menyebabkan adanya ketidakadilan dan penghambat bagi tumbuh kembangnya demokrasi. Adanya sumber daya normative, institusi dan material membuat sebuah hasil dari aturan dan kondisi yang membuat seseorang itu terbatasi. Ketimpangan struktural seperti itu dianggap sebagai ketidakadilan berbasis kelompok, karena hal tersebut melanggar prinsip kesetaraan kesempatan yang substantive. Sejalan dengan yang diutarakan Young, ketidakadilan dianggap bersifat struktural ketika ada perlakuan diskriminatif terhadap kelompok-kelompok sosial rentan seperti kaum perempuan, etnis minoritas, disabilitas, pemuda yang tidak memiliki akses (Laku, 2021; Wahman & Boone, 2018) .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 628, "width": 428, "height": 58, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berbeda halnya dengan ketidaksetaraan structural politik persamaan menjelaskan kepada kita bahwa perlu mengesampingkan perbedaan prinsip persamaan dan kesatuan sosial, sehingga perlakuan hadirnya inklusif yang adil harus diciptakan karena implikasi dari perbedaan yang membuat eksistensi dari masyarakat tercipta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 707, "width": 358, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemberdayaan pemuda mewujudkan partisipasi politik yang inklusif", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 723, "width": 429, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil temuan yang didapat menggambarkan bahwa pemuda yang dibutuhkan saat ini adalah pemuda yang dapat berpartisipasi aktif dan kritis sebagai mitra diskusi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 208, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Apriya Maharani Rustandi, Karim Suryadi", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 426, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8432 Syntax Literate, Vol. 7, No. 6, Juni 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 429, "height": 74, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pemerintah. Adapun stigma yang berkembang mengenai pemuda anarkis dan pemuda oligarki, bukan termasuk dalam pemuda yang ideal diharapkan oleh negara. Setiap pemuda memiliki kesempatan dalam memberikan partisipasi politik untuk mewujudkan keterwakilan dari kelompoknya tanpa memandang suku, ras atau latar belakang keluarga dari pemuda tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 167, "width": 429, "height": 122, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Partisipasi politik yang adil tidak meniadakan kelompok yang rentan ini. Disisi lain terdapat sebuah presepsi terhadap ciri dan karakter mereka yakni lemah, lembut, halus dan tidak berdaya. Hal ini sejalan dengan yang diungkap oleh Husserl yaitu tubuh yang hidup adalah yang dapat merasakan indrawi dan dirasakan setelah dimiliki (Young, 2003) . Tubuh dapat dikatakan dalam keadaan totalitas, jika dia dapat mengaktualisasikan seluruh potensi yang dimiliki individu. Sehingga sangat penting untuk memperjuangkan partisipasi politik bagi kaum yang lemah, termarginal secara sosial, struktural dan tidak berdaya (Aubert, 2021; Vieten, 2014; Young, 2006) .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 294, "width": 429, "height": 138, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Demokrasi yang inklusif dapat terwujud dengan adanya pemuda yang krtis dan partisipasipatif. Pemuda yang kritis dapat terwujud ketika dia mempunyai rasa ingin tahu yang lebih, sehingga mempunyai pertanyaan-pertanyaan yang mendasar sampai pada titik fundamental, mampu menghasilkan suatu diagnose atau analsis yang tepat dari apa yang dia amati serta akan lebih baik juga bila diiringi dengan keberanian menyampaikan kritiknya secara bertanggung jawab. Sedangkan, pemuda yang partisipatif adalah mereka yang mempunyai semangat dan tidak diam ketika dihadapkan dengan kebijakkan/fenomena apapun, sikap selalu peduli dan mencari tahu dan adanya dorongan utk bermuara pada solusi yang bisa lakukan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 437, "width": 429, "height": 90, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gabungan dari keduanya tentu akan hasilkan pemuda solutif dan empati, mereka tidak akan mau diam, jika mendeteksi adanya penyimpangan yang mereka lakukan adalah menganalisis secara faktual dan menghasilkan analisis atau diagnosis yang kritis serta membangun, memberikan kritikan tersebut secara bertanggung jawab dan punya keinginan untuk melakukan sesuatu berdasarkan analisis yang dia lakukan semata-mata utk meperbaiki kecacatan atau penyimpangan yang ada.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 532, "width": 429, "height": 107, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemuda yang kritis dan partisipatif dapat membentuk demokrasi yang inklusif karena dengan karakter tersebut dapat mengakses hak yang seharusnya terpenuhi. Transisi menuju demokrasi inklusif dapat terwujud dengan cepat dan tepat ketika pemuda tersebut mendapatkan pemberdayaan yang baik (Anakotta et al., 2020) . Salah satu pemberdayaan pemuda yang baik dapat dilakukan di persekolahan dan perkuliahan. Mata pelajaran yang selalu didapatkan untuk mengembangkan pemberdayaan pemuda ialah pendidikan kewarganegraan (Tuhuteru, 2017) .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 643, "width": 429, "height": 107, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Urgensi dari pendidikan kewarganegaraan sangat dibutuhkan dikarenakan dapat menghargai proses dan nilai-nilai dari kebangsaan seperti yang sudah dilakukan oleh kelompok pemuda pada saat kemerdekaan. Pendidikan kewarganegaraan juga dapat meningkatkan sense of belonging dari pemuda untuk lebih cinta terhadap tanah air (Suwandi & Sari, 2017) . Kecintaan terhadap tanah air dapat meminimalisir adanya penyimpangan yang dilakukan oleh pemuda di masa depan (Doll, 2008; Lederach, 2020) . Pemikiran pemuda yang sudah cinta terhadap tanah air, akan melakukan semua", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 38, "width": 337, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peranan Pemuda dalam Mewujudkan Partisipasi Politik yang Inklusif", "type": "Page header" }, { "left": 87, "top": 782, "width": 426, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syntax Literate, Vol. 7, No. 6, Juni 2022 8433", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 429, "height": 74, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berdasarkan pengabdiannya terhadap negara bukan lagi sebagai profesi untuk mencari keuntungan semata. Pendidikan kewarganegaraan dapat mencetak masyarakat nasionalis yang mempunyai pendirian teguh pendirian bangsa, sehingga dapat mengoptimalkan pemberdayaan pemuda dan meminimalisir terjadinya oligarki baru, karena sudah dilakukan pemupukan dan investasi masyarakat nasionalis.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 183, "width": 65, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 199, "width": 429, "height": 170, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peranan pemuda dalam mewujudkan partisipasi politik yang inklusif sangatlah penting, sekalipun banyak stigma yang tersemat pada diri pemuda. Baik itu stigma dari pemuda oligarki atau pemuda anarkis haruslah mempunyai kapasitas sebagai pemuda yang kritis dan partisipatif sehingga setiap kelompoknya bisa mewujudkan adanya demokrasi yang inklusif dan tidak adanya diskriminasi antara kelompok satu dengan kelompok yang lain, sehingga terwujudnya perwakilan dari setiap masyarakat, khususnya pemuda. Gerakan pemuda dalam mewujudkan stabilitas nasional juga sangat diperlukan sekalipun masih banyak ekslusi terhadap gerakan pemuda dan kualitas yang kurang memadari dari sumber dayanya. Pemberdayaan pemuda melalui pendidikan kewarganegaraan menjadi salah satu upaya untuk membentuk pemuda yang krtis dan partsipatif dalam meningkatkan partisipasi politik inklusif.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 208, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Apriya Maharani Rustandi, Karim Suryadi", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 426, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8434 Syntax Literate, Vol. 7, No. 6, Juni 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 257, "top": 88, "width": 84, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BIBLIOGRAFI", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 429, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alarie, L. (2018). Polyarchie : participation et opposition, de Robert A. Dahl [trad. Pascal Delwit et Michèle Mat], Bruxelles, Éditions de l’Université de Bruxelles, 2016 [1971], 266 p. Politique et Sociétés , 37 (2). https://doi.org/10.7202/1048881ar Google Scholar", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 185, "width": 429, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anakotta, M. Y., Disemadi, H. S., & Roisah, K. (2020). From Youth for 74 Years of Independence of the Republic of Indonesia (Masohi Militancy: Youth Efforts to Eradicate Radicalism And Terrorism). Jurnal Hukum Prasada .", "type": "Table" }, { "left": 109, "top": 226, "width": 289, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.22225/jhp.7.1.1271.53-60 Google Scholar", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 254, "width": 429, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aubert, I. (2021). Social inclusion, a challenge for deliberative democracy? Some reflections on Habermas’s political theory. European Journal of Social Theory . https://doi.org/10.1177/1368431020983781 Google Scholar", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 309, "width": 429, "height": 94, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bara, J., & Weale, A. (2006). Democratic politics and party competition: Essays in honour of Ian Budge. In Democratic Politics and Party Competition: Essays in Honour of Ian Budge . https://doi.org/10.4324/9780203965771 Google Scholar Berents, H., & McEvoy-Levy, S. (2015). Theorising youth and everyday peace(building). Peacebuilding , 3 (2). https://doi.org/10.1080/21647259.2015.1052627 Google Scholar", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 419, "width": 428, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daeli, W., Tauhid, K., Maharani, C., Moeliono, M., & Bong, W. (2017). Dari Partisipasi ke Inklusi. Brief Cifor . Google Scholar", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 461, "width": 429, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Doll, W. E. (2008). Complexity and the Culture of Curriculum. Educational Philosophy and Theory , 40 (1). https://doi.org/10.1111/j.1469-5812.2007.00404.x Google Scholar", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 516, "width": 429, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faisyal. (2020). Negara Di Tengah Ancaman Demokrasi Siber. Jurnal Oratio Directa ,", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 530, "width": 101, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 (2). Google Scholar", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 557, "width": 429, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fealy, G. (2020). Jokowi in the Covid-19 Era: Repressive Pluralism, Dynasticism and the Overbearing State. Bulletin of Indonesian Economic Studies , 56 (3). https://doi.org/10.1080/00074918.2020.1846482 Google Scholar", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 612, "width": 428, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gatara, A. A. S. (2016). Demokrasi Nithing Kritik Terhadap Konsep Dan Praktek Cyberdemocracy. Demokrasi Digital , 22 (October). Google Scholar", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 654, "width": 429, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hariyadi, A., Hawa, M., Sutrimah, S., Sofwani, S. A., & Yuliani, E. (2020). Pelatihan Manajemen Pengelolaan Administrasi Menggunakan Metode Demonstrasi Di Wotsogo Jatirogo Tuban. InEJ: Indonesian Engagement Journal .", "type": "List item" }, { "left": 109, "top": 695, "width": 267, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.21154/inej.v1i2.2333 Google Scholar", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 723, "width": 429, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasbiansyah, O. (2008). Pendekatan Fenomenologi: Pengantar Praktik Penelitian dalam Ilmu Sosial dan Komunikasi. Mediator: Jurnal Komunikasi , 9 (1).", "type": "List item" }, { "left": 177, "top": 38, "width": 337, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peranan Pemuda dalam Mewujudkan Partisipasi Politik yang Inklusif", "type": "Page header" }, { "left": 87, "top": 782, "width": 426, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syntax Literate, Vol. 7, No. 6, Juni 2022 8435", "type": "Page footer" }, { "left": 109, "top": 88, "width": 291, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.29313/mediator.v9i1.1146 Google Scholar", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 429, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laku, S. K. (2021). Ketika Demokrasi Membutuhkan Inklusi. Dekonstruksi . https://doi.org/10.54154/dekonstruksi.v4i01.70 Google Scholar", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 157, "width": 429, "height": 80, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Latif Ruslan, A. (2020). Peranan Generasi Muda Dimasa Pademi Covid19 (The Role of the Younger Generation in the Era of COVID-19). SSRN Electronic Journal . https://doi.org/10.2139/ssrn.3634372 Google Scholar Lederach, A. J. (2020). Youth provoking peace: an intersectional approach to territorial peacebuilding in Colombia. Peacebuilding , 8 (2).", "type": "Table" }, { "left": 109, "top": 240, "width": 311, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.1080/21647259.2019.1616959 Google Scholar", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 267, "width": 428, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lepold, K. (2013). Sally Haslanger: Resisting Reality: Social Construction and Social", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 281, "width": 405, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Critique. Zeitschrift Für Philosophische Literatur . https://doi.org/10.21827/zfphl.1.1.35304 Google Scholar", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 323, "width": 428, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mccormack-George, D. (2021). Philip Pettit’s Republicanism and Labour Law: A Defence. International Journal of Comparative Labour Law and Industrial Relations . https://doi.org/10.54648/ijcl2021019 Google Scholar", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 378, "width": 429, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mietzner, M. (2021). Sources of resistance to democratic decline: Indonesian civil society and its trials. Democratization , 28 (1).", "type": "Table" }, { "left": 109, "top": 405, "width": 311, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.1080/13510347.2020.1796649 Google Scholar", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 433, "width": 429, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Noor, S. Y., Auliyah, N., & Ngabito, M. (2019). Pemberdayaan Pemuda Desa Tunggulo Kecamatan Limboto Barat Melalui Budidaya Ikan Gabus (Channa Striata). JPM17: Jurnal Pengabdian Masyarakat . https://doi.org/10.30996/jpm17.v4i1.1990 Google Scholar", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 502, "width": 429, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pedrazzani, A. (2017). Wasting or saving time? How government and opposition parties use time during legislative debates. Evidence from the Italian case. Journal of Legislative Studies , 23 (3). https://doi.org/10.1080/13572334.2017.1361206 Google Scholar", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 571, "width": 428, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pickvance, K. (1998). Democracy and grassroots opposition in Eastern Europe:", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 585, "width": 405, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hungary and Russia compared. Sociological Review , 46 (2).", "type": "Table" }, { "left": 109, "top": 599, "width": 279, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.1111/1467-954X.00116 Google Scholar", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 626, "width": 428, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Power, T. P. (2018). Jokowi’s authoritarian turn and Indonesia’s democratic decline.", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 640, "width": 405, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bulletin of Indonesian Economic Studies , 54 (3).", "type": "Table" }, { "left": 109, "top": 654, "width": 311, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.1080/00074918.2018.1549918 Google Scholar", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 681, "width": 428, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pusat, P. (2009). Undang Undang tentang Kepemudaan. Undang-Undang (UU) No. 40 Tahun 2009 .", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 723, "width": 429, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Robet, R. (2019). Democracy for sale: elections, clientelism and the state in Indonesia, by Edward Aspinall & Ward Berenschot. Asian Studies Review , 43 (3).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 208, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Apriya Maharani Rustandi, Karim Suryadi", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 426, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8436 Syntax Literate, Vol. 7, No. 6, Juni 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 109, "top": 88, "width": 311, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.1080/10357823.2019.1636476 Google Scholar", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 348, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sugiyono. (2016). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 143, "width": 428, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suwandi, I. K., & Sari, I. P. (2017). Analisis Karakter Nasionalisme Pada Buku Teks Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016 Kelas 1 SD. Elementary School , 4 (2). Google Scholar", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 198, "width": 428, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Economist Intelligence Unit. (2009). E-readiness rankings 2009 The usage imperative. The Economist Intelligence Unit Limited .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 240, "width": 429, "height": 38, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tuhuteru, L. (2017). Peran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Peningkatan Pembentukan Karakter Bangsa di Tengah Arus Globalisasi. Prosiding Konferensi Nasional Kewarganegaraan III , November . Google Scholar", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 295, "width": 428, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vieten, U. M. (2014). Revisiting Iris Marion young on normalisation, inclusion and democracy. In Revisiting Iris Marion Young on Normalisation, Inclusion and Democracy . https://doi.org/10.1057/9781137440976 Google Scholar", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 350, "width": 429, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wahman, M., & Boone, C. (2018). Captured countryside? Stability and change in sub- national support for African Incumbent Parties. In Comparative Politics (Vol. 50,", "type": "List item" }, { "left": 109, "top": 378, "width": 343, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Issue 2). https://doi.org/10.5129/001041518822263593 Google Scholar", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 429, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wahyuni, R. (2018). Aplikasi Pemilihan Presiden Mahasiswa Stmik Hang Tuah Pekanbaru Berbasis Android ( E-Voting). Jurnal Ilmu Komputer , 7 (1). https://doi.org/10.33060/jik/2018/vol7.iss1.82 Google Scholar", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 461, "width": 429, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wheatley, S. (2003). Deliberative Democracy and Minorities. European Journal of International Law . https://doi.org/10.1093/ejil/14.3.507 Google Scholar", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 502, "width": 429, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Young, I. M. (2003). Inclusion and Democracy. In Inclusion and Democracy .", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 516, "width": 299, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.1093/0198297556.001.0001 Google Scholar", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 543, "width": 429, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Young, I. M. (2006). Representação política, identidade e minorias. Lua Nova . https://doi.org/10.1590/S0102-64452006000200006 Google Scholar", "type": "List item" }, { "left": 251, "top": 587, "width": 93, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright holder:", "type": "Section header" }, { "left": 179, "top": 601, "width": 243, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Apriya Maharani Rustandi, Karim Suryadi (2022)", "type": "Text" }, { "left": 239, "top": 628, "width": 118, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "First publication right:", "type": "Section header" }, { "left": 201, "top": 642, "width": 196, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 222, "top": 670, "width": 151, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This article is licensed under:", "type": "Text" } ]
9369d4b5-6fed-2a28-dd9c-3aeffa781e30
https://jurnal.usahid.ac.id/index.php/accounting/article/download/94/87
[ { "left": 72, "top": 36, "width": 454, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Management & Accounting Expose e-ISSN : 2620-9314 Vol. 2, No. 1, Juni 2019, pp. 21-33", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 11, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "21", "type": "Page footer" }, { "left": 73, "top": 166, "width": 119, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://jurnal.usahid.ac.id/index .php/accounting", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 112, "width": 264, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Penerapan Standar Resep dan Kualitas Makanan di Pizza Marzano", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 144, "width": 117, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kota Kasablanka", "type": "Table" }, { "left": 217, "top": 199, "width": 117, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ni Luh Made Vinaya 1 , Tanjung Prasetyo 2 ,", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 224, "width": 135, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Taruna Mudha Harisyana 3", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 264, "width": 40, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 217, "top": 275, "width": 302, "height": 182, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bertujuan menganalisis standar resep makanan, penerapan standar resep, dan kualitas makanan di restoran Pizza Marzano. Penelitian ini berdasarkan hasil pengamatan bahwa terdapat ketidakkonsistenan sajian makanan yang memunculkan terjadinya keluhan pelanggan. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis kualitatif dengan teknik analisis reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan trianggulasi. Penelitian dilakukan terhadap enam orang staff dapur dan dua supervisor dapur. Kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa restoran ini memiliki format standar resep yang memuat informasi-informasi untuk mengolah makanan dengan konsistensi kualitas dan kuantitas yang baik; penerapan standar resep karyawan dapur Pizza Marzano menerapkan bahan-bahan, petunjuk pembuatan, dan petunjuk penyajian, tetapi tidak melakukan penerapan takaran ukur yang baku; dan kualitas makanan yang dihasilkan pun tidak konsisten.", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 471, "width": 302, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci : standar resep, penerapan standar resep, kualitas makanan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 668, "width": 135, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sahid [email protected]", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 703, "width": 135, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sahid", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 726, "width": 135, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sahid", "type": "Footnote" }, { "left": 217, "top": 544, "width": 43, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 217, "top": 556, "width": 302, "height": 158, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study aims to analyze food recipe standards, application of recipe standards, and food quality in Pizza Marzano restaurant. This research is based on the observation that there are inconsistencies in food offerings that lead to customer complaints. The research method used is qualitative analysis with data reduction analysis techniques, data presentation, drawing conclusions and triangulation. The study was conducted on six kitchen staff and two kitchen supervisors. The conclusion obtained is that this restaurant has a standard recipe format that contains information for processing food with good quality and quantity consistency; application of Pizza Marzano's kitchen employee recipe standard applies ingredients, manufacturing instructions, and presentation instructions, but does not apply standard measuring measures; and the quality of food produced is not consistent.", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 728, "width": 302, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: recipe standards, application of recipe standards, food quality.", "type": "Text" }, { "left": 162, "top": 36, "width": 274, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Penerapan Standar Resep dan Kualitas Makanan….", "type": "Section header" }, { "left": 159, "top": 48, "width": 279, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ni Luh Made Vinaya, Tanjung Prasetyo, Taruna Mudha Harisyana", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 11, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "22", "type": "Page footer" }, { "left": 255, "top": 89, "width": 88, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 118, "width": 454, "height": 155, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pariwisata saat ini telah berkembang pesat menjadi industri besar sebagaimana tercantum pada perhitungan devisa di tahun 2017, pariwisata termasuk lima besar devisa terhadap sebelas ekspor barang terbesar lainnya (kemenpar.go.id, 2018). Jakarta sebagai Ibu Kota Negara menjadi salah satu destinasi utama wisatawan. Banyaknya wisatawan yang datang ke Jakarta membuat bermunculannya bisnis-bisnis baru untuk memenuhi kebutuhan para wisatawan, seperti akomodasi dan konsumsi. Saat ini di Jakarta telah tersedia 332 hotel berbintang, 3.173 restoran, dan 40 balai pertemuan (jakarta.go.id). berdasarkan fenomena tersebut, restoran menjadi salah satu bisnis yang diminati untuk memenuhi kebutuhan wisatawan. Wisatawan yang berkunjung ke Jakarta merupakan wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara dengan selera makan tradisional dan internasional.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 278, "width": 454, "height": 214, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut data Badan Pusat Statistik, restoran makanan asing yang popular adalah masakan Amerika dan Eropa, salah satunya masakan Itali khususnya pizza. Kepopuleran menu makanan pizza membuat restoran pizza bukan hanya digemari oleh orang asing tetapi juga digemari oleh orang Indonesia. Munculnya banyak restoran pizza di Jakarta, mulai dari yang menyediakan pizza otentik Itali sampai dengan pizza yang telah disesuaikan dengan lidah orang Indonesia. Salah satu restoran pizza yang ada di Jakarta adalah Pizza Marzano. Menurut situs zomato.com, Pizza Marzano mendapat rating 4,0 atau posisi 5 besar di antara restoran pizza lain di Jakarta berdasarkan harga dan kualitas makanan serta suasana dan pelayanan. Selain melihat rating, pengamatan langsung di restoran menghasilkan beberapa kekurangan yang mengarah pada keluhan pengunjung seperti ketidakkonsistenan pada sajian makanan terutama topping pada pizza (kualitas makanan), waktu menunggu yang cukup lama, dan kontaminasi makanan. Peneliti menduga bahwa tidak diterapkannya standar resep dengan baik akan berdampak pada kualitas makanan yang komplain. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lanjut mengenai penerapan standar resep dan pengukuran kualitas makanan demi kebaikan manajemen restoran.", "type": "Text" }, { "left": 242, "top": 525, "width": 115, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TINJAUAN PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 554, "width": 455, "height": 127, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bauran pemasaran dinayatakan Kotler & Keller (2013) sebagai seperangkat alat pemasaran yang meliputi product (produk), price (harga), place (tempat atau saluran distribusi), dan promotion (promosi), atau dikenal dengan 4P. Adapun pemasaran jasa memiliki beberapa pemasaran tambahan seperti people (orang), physical evidence (fasilitas fisik), dan process (proses), sehingga dikenal dengan istilah 7P. Produk menjadi fokus pada bauran pemasaran. Produk menurut Kotler & Armstrong (2018) adalah apa yang dapat ditawarkan didalam pasar untuk dipertahankan, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan, termasuk objek fisik, jasa, orang, tempat organisasi dan gagasan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 685, "width": 454, "height": 68, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tjiptono (2012) menyatakan kualitas sebagai kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, sumber daya manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Berkaitan dengan konsep kualitas, Tjiptono (2012) melakukan evaluasi terhadap banyaknya definisi konsep kualitas, kemudian menarik kesimpulan tentang tujuh definisi yang paling sering dikemukakan tentang konsep kualitas, yaitu : (1) kesesuaian", "type": "Text" }, { "left": 185, "top": 48, "width": 228, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Management & Accounting Expose, 2(1), Juni 2019", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 11, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "23", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 89, "width": 454, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan persyaratan dan tuntutan, (2) kecocokan untuk pemakaian, (3) perbaikan atau penyempurnaan yang berkelanjutan, (4) bebas dari kerusakan atau cacat, (5) pemenuhan kebutuhan pelanggan semenjak awal dan setiap saat, (6) melakukan sesuatu secara benar semenjak awal, dan (7) sesuatu yang membahagiakan pelanggan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 147, "width": 455, "height": 126, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Garvin dalam Tjiptono (2012) menemukan setidaknya ada lima perspektif kualitas yang berkembang saat ini, yaitu (1) transcendental approach, (2) product-based approach, (3) user-based approach, (4) manufacturing-based approach, dan (5) value-based approach. Pada penelitian ini, product-based approach atau pendekatan kualitas berdasarkan produk di mana perspektif ini mengasumsikan bahwa kualitas merupakan karakteristik, komponen atau atribut objektif yang dapat dikuantitatifkan dan dapat diukur. Perbedaan dalam hal kualitas mencerminkan perbedaan dalam jumlah beberapa unsur atau atribut yang dimiliki produk. Semakin banyak atribut yang dimiliki sebuah produk atau merek, semakin berkualitas produk atau merek bersangkutan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 278, "width": 454, "height": 141, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Produk pada penelitian adalah produk makanan yaitu pizza. Pengertian makanan menurut Sudira dalam Novayanti & Sholikin (2016) adalah suatu kebutuhan langsung berhubungan dengan kehidupan manusia dan bila dimakan atau masuk ke dalam perut maka akan sulit dikeluarkan kembali. Sedangkan menurut Alwi yang dikutip oleh Novayanti & Sholikin (2016) makanan adalah segala bahan yang kita makan atau masuk kedalam tubuh membentuk atau mengganti semua metabolisme tubuh. Ceserani et all (2007) menyatakan bahwa kualitas produk makanan di dapur dapat dicapai dengan: (1) kualitas bahan makanan, (2) keterampilan juru masak, (3) kelengkapan peralatan dapur, dan (4) penggunaan standar resep makanan. Untuk itu, setiap produk makanan memiliki suatu standar resep.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 423, "width": 455, "height": 301, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Standar resep makanan menurut Jhon dalam Mufqi (2016) adalah intruksi tertulis untuk menghasilkan suatu produk makanan yang di dalamnya terdapat informasi tentang kebutuhan bahan, banyaknya kebutuhan bahan, prosedur persiapan, ukuran porsi, alat-alat yang dibutuhkan, garnish , dan informasi lain yang dibutuhkan untuk menyiapkan bahan atau alat. Standar resep makanan juga memberikan informasi tentang cara memasaknya, oleh karena itu juru masak harus dapat mengerti isi dari standar resep makan. Standar resep sangat berpengaruh dalam memproduksi makan yang berkualitas dan dapat di jadikan acuan dalam proses produksi, maka kelengkapan informasi standart resep harus diutamakn dan ditetapkan seperti yang dilampirkan oleh United State of Departemen Agiculture (USDA) dalam Mufqi (2016) bahwa standar resep harus berisi bahan-bahan yang diperlukan: (1) name of recipe (nama resep masakan), (2) ingredient lis t (bahan-bahan yang diperlukan), (3) weight and measure (takaran ukuran), (4) preparation direction (petunjuk persiapan), (5) serving direction (petunjuk penyajian), (6) yield (jumlah porsi), (7) portion size information (ukuran porsi), (8) variation (variasi), (9) nutrient per-serving (nutrisi per porsi), dan (10) equipment needed (kebutuhan peralatan). Standar resep memiliki struktur, menurut Nurzinah dalam Tri (2014) yaitu: (1) nama resep, (2) hasil, termasuk porsi dan ukuran, (3) bahan makanan dan jumlah, (4) alat yang di butuhkan, (5) petunjuk dalam persiapan dan pemasak, (6) waktu yang dibutuhkan untuk persiapan dan memasak, (7) cara menghidangkan (porsi, alat, garnis), dan (8) petunjuk untuk penyimpanan. Setelah makanan dimasak dan disajikan maka langkah selanjutnya adalah penilaian kualitas makanan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 729, "width": 454, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Margaretha & Japrianto (2012) menyatakan bahwa secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi food quality meliputi : (1) warna, (2) penampilan, (3) porsi, (4) bentuk,", "type": "Text" }, { "left": 159, "top": 36, "width": 279, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Penerapan Standar Resep dan Kualitas Makanan…. Ni Luh Made Vinaya, Tanjung Prasetyo, Taruna Mudha Harisyana", "type": "Section header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 11, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "24", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 89, "width": 455, "height": 68, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(5) temperatur, (6) tekstur, (7) aroma, (8) tingkat kematangan, dan (9) rasa. Pendapat lain menurut Marsum (2005), hal-hal yang harus diterapkan dalam kualitas makanan, antara lain: (1) flavor /rasa, (2) consistency /ketetapan, (3) texture , form, shape/tektur, bentuk, potongan, (4) nutritional content /kandungan gizi, (5) visual appeal /daya tarik lewat ketajaman mata, (6) aromatic appeal /daya tarik lewat aroma, dan (7) temperature /suhu.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 161, "width": 455, "height": 272, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun Wijaya (2017) mengemukakan bahwa quality of food (kualitas makanan) dan quality of service (kualitas layanan) merupakan atribut-atribut utama yang mempengaruhi kepuasan konsumen. Kualitas makanan secara umum sudah diterima sebagai salah satu elemen yang mendasar dari keseluruhan pengalaman konsumen di restoran. Kualitas makanan menurut Alli (2009) dalam Wijaya (2017) adalah semua ketentuan yang telah ditetapkan berhubungan dengan karakteristik kualitas makanan yang diperlukan untuk memuaskan keinginan dan harapan konsumen. Selanjutnya, Qin et al . (2009) dalam Wijaya (2017) menyatakan kualitas produk pada bidang food and beverage memiliki empat dimensi, yaitu (1) freshness (kesegaran makanan), (2) presentation (penyajian makanan), (3) well cooked (makanan yang dimasak dengan baik/tepat), dan (4) variety of food (keanekaragaman makanan). Apabila kualitas makanan yang diberikan bagus akan menguntungkan kedua belah pihak, bagi pihak restoran akan mendapatkan citra yang baik dan keuntungan dalam bisnisnya, sedangkan bagi pelanggan akan mendapatkan kepuasan yang diharapkan. Penelitian Namkung dan Jang (2007) dalam Wijaya (2017) menerangkan bahwa kualitas makanan adalah salah satu cara terbaik untuk memaksimalkan keberhasilan dalam bisnis restoran. Pendapat tersebut diperkuat kembali oleh Ryu dan Han (2010), kualitas makanan adalah atribut yang paling penting dari keseluruhan kualitas layanan dan memiliki hubungan positif dengan kepuasan dan loyalitas pelanggan, walau memang dalam penelitian ini belum jauh meneliti hingga kepuasan dan loyalitas konsumen.", "type": "Text" }, { "left": 240, "top": 452, "width": 119, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 482, "width": 454, "height": 140, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode penelitian yang digunakan dalam kesempatan penelitian ini dilakukan pendekatan secara kualitatif, karena bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis yang bersumber dari data dan memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas (Anggito, 2008). Sumber data berupa data primer diperoleh langsung dari staf dan supervisor dapur mengenai penerapan standar resep makanan dan kualitas makanan. Data sekunder yang berupa data rangking devisa pariwisata tahun 2017, perkembangan jumlah wisatawan ke Jakarta, pertumbuhan restoran di Jakarta, persentase banyaknya usaha restoran berskala menengah menurut jenis makanan, dan rating data restoran pizza terbaik di Jakarta didapat secara eksternal dari berbagai situs terpercaya seperti Badan Pusat Statistik dan zomato.com.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 627, "width": 454, "height": 126, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengumpulan data dilakukan langsung di lapangan dengan memberikan kuesioner dengan daftar pertanyaan terbuka sesuai dengan variabel. Selain dengan kuesioner, pegumpulan data juga dilakukan melalui wawancara. Responden penelitian ini berjumlah delapan orang yang terdiri dari enam staf dapur, satu kepala dapur, dan satu asisten kepala dapur. Selanjutnya, analisis data dilanjutkan dengan reduksi data di mana data observasi, wawancara, dan kuesioner direduksi dengan cara merangkum, memilih hal-hal yang pokok dan penting, mengklasifikasikan sesuai rumusan masalah dalam penelitian ini sehingga mempermudah analisis dan pengambilan kesimpulan. Secara keseluruhan, penelitian ini menggunakan metode triangulasi yang merupakan pendekatan multimetode yang dilakukan", "type": "Text" }, { "left": 185, "top": 48, "width": 228, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Management & Accounting Expose, 2(1), Juni 2019", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 11, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "25", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 89, "width": 454, "height": 82, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "peneliti pada saat mengumpulkan dan menganalisis data. Peneliti membandingkan jawaban kuesioner dengan standar Pizza Marzano, kemudian juga membandingkan dengan teori dan studi kepustakaan mengenai standar resep dan kualitas makanan. Melalui metode tersebut, pengecekan kebenaran data atau informasi yang diperoleh peneliti dari berbagai sudut pandang yang berbeda menjadi akurat, karena mengurangi sebanyak mungkin bias yang terjadi pada saat pengumpulan dan analisis data.", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 204, "width": 145, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 233, "width": 454, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian dijabarkan dalam tabel berikut yang berisi tentang standar resep, penerapan standar resep, dan kualitas makanan. Berikut pembahasan masing-masing tabel tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 181, "top": 291, "width": 236, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Analisis Standar Resep Pizza Marzano", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 306, "width": 431, "height": 352, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menurut United State of Departemen Agiculture (USDA) No Dimensi Indikator Sesuai Tidak Sesuai Analisa 1 Nama Resep Makanan Nama Resep makanan √ Terdapat nama resep makanan di pojok kanan atas how to card , tetapi tidak dijelaskan makna dari nama makanan yang mengandung arti dari bahan- bahan yang digunakan dan cara pengolahan Pengertian nama resep makanan √ 2 Bahan- bahan yang di perlukan Nama bahan makanan, bumbu, dan rempah yang digunakan √ Dalam kotak you will need pada how to card terdapat nama nama bahan makanan yang digunakan termasuk bumbu dan rempah yang akan digunakan 3 Takaran ukuran Takaran dari bahan yang digunakan √ Terdapat takaran dikotak you will need dari bahan-bahan yang digunakan dengan menggunakan satuan ukuran seperti, gram, ml, pcs, pinch, dan lain-lain. 4 Petunjuk Pembuat an Petunjuk persiapan potongan bahan makanan √ Terdapat langkah langkah pembuatan di how to card , dilengkapi dengan gambar dari langkah-langkah pembuatan tetapi", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 635, "width": 423, "height": 116, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tidak ada petunjuk pemotongan bahan makanan. Langkah langkah pembuatan √ Gambar dari langkah langkah pembuatan √ 5 Petunjuk Penyajian Langkah langkah penyajian √ Terdapat penjelasan mengenai langkahlangkah penyajian dan urutan peletakan Garnish √ Terdapat garnish untuk memperindah makanan", "type": "Table" }, { "left": 159, "top": 36, "width": 279, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Penerapan Standar Resep dan Kualitas Makanan…. Ni Luh Made Vinaya, Tanjung Prasetyo, Taruna Mudha Harisyana", "type": "Section header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 11, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "26", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 90, "width": 418, "height": 248, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Dimensi Indikator Sesuai Tidak Sesuai Analisa Susunan peletakan makanan di piring √ Terdapat gambar pelatakan makanan di piring 6 Porsi Ukuran porsi makanan √ Jumlah porsi makanan √ 8 Nutisi Kandungan nutrisi yang ada dimakanan seperti kalori, lemak, vitamin, dll √ Tidak terdapat jumlah kandungan nutrisi Kandungan bahan makanan penyebab alaergi dan makanan √ Terdapat kandu√ngan bahan penyebab alergi dan makanan vegetarian 9 Peralatan Memasak Peralatan yang dibutuhkan √ Gambar peralatan makanan √", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 356, "width": 455, "height": 141, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian tentang standar resep di Pizza Marzano ini dilakukan dengan melampirkan format standar resep makanan atau yang biasa disebut How to card yang dimiliki oleh Pizza Marzano yang merupakan petunjuk dalam membuat suatu produk makanan dengan kualitas dan kuantitas yang konsisten. Peneliti menganalisis petunjuk pada How to card dengan standar resep menurut Unites State of Departement Agriculture (USDA) seperti dalam Mufqi (2015). Hasil pada Tabel 1 Analisis Standar Resep Pizza Marzano menurut United State of Departemen Agiculture (USDA) adalah lebih banyak petunjuk How to card yang sesuai dengan standar resep USDA. Selanjutnya peneliti menanyakan tentang penerapan standar resep yang sudah ada kepada 6 orang staff dapur. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel Analisis Penerapan Standar Resep oleh Staff Dapur di Pizza Marzano.", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 516, "width": 334, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Penerapan Standar Resep oleh Staff Dapur Pizza Marzano", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 553, "width": 447, "height": 187, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Dimensi Indikator A B C D E F Analisis 1 Nama Resep Makanan Nama Resep makanan √ √ √ √ √ √ Karyawan mengetahui nama resep makanan dan memahami pengertian resep makanan. Pengertian nama resep makanan √ √ √ √ √ √ 2 Bahan- bahan yang di perlukan Nama bahan makanan, bumbu, dan rempah yang digunakan √ √ √ √ √ √ Karyawan memahami bahan makanan, bumbu dan rempah yang digunakan dalam pembuatan makanan.", "type": "Table" }, { "left": 185, "top": 48, "width": 228, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Management & Accounting Expose, 2(1), Juni 2019", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 11, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "27", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 96, "width": 448, "height": 650, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Dimensi Indikator A B C D E F Analisis 3 Takaran ukuran Takaran dari bahan yang digunakan - - - - - - Karyawan tidak melakukan penerapan pada takaran sesuai standar resep, tidak semua bahan makanan diukur sesuai standar resep makanan. 4 Petunjuk Pembuatan Petunjuk persiapan potongan bahan makanan √ √ √ √ √ √ Karyawan melakukan penerapan petunjuk pembuatan makanan, dan mengetahui langkah-langkah pembuatan makanan sesuai standar resep. Langkah langkah pembuatan √ √ √ √ √ √ 5 Petunjuk Penyajian Langkah langkah penyajian √ √ √ √ √ √ Karyawan menerapkan langkah-langkah penyajian makanan, memahami garnish yang digunakan, dan memahami susunan peletakan makanan di piring. Garnish √ √ √ √ √ √ Susunan peletakan makanan di piring √ √ √ √ √ √ 6 Porsi Ukuran porsi makanan - - - - - - Karyawan tidak menerapkan ukuran porsi makanan bahan makanan secara konsisten, namun memahami jumlah porsi satu buah pizza quarto carne yaitu untuk 12 orang. Jumlah porsi makanan √ √ √ √ √ √ 7 Nutisi Kandungan nutrisi yang ada dimakanan seperti kalori, lemak, vitamin, dll - - - - - - Karyawan tidak mengetahui kandungan nutrisi yang ada dalam pizza karena kurangnya informasi dalam standar resep.", "type": "Table" }, { "left": 159, "top": 36, "width": 279, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Penerapan Standar Resep dan Kualitas Makanan…. Ni Luh Made Vinaya, Tanjung Prasetyo, Taruna Mudha Harisyana", "type": "Section header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 11, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "28", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 96, "width": 447, "height": 109, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Dimensi Indikator A B C D E F Analisis Kandungan bahan makanan penyebab alergi dan makanan vegetarian √ √ √ √ √ √ Karyawan memahami kandungan bahan makanan penyebab alergi dan makanan vegetarian.", "type": "Table" }, { "left": 73, "top": 208, "width": 143, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: data diolah peneliti (2018)", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 235, "width": 454, "height": 243, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil analisis atas penerapan standar resep adalah staf dapur tidak menggunakan takaran ukur dengan alasan penggunaan takaran ukur tidak efisien waktu pembuatan, sudah merasa percaya diri dengan kemampuan dan pengetahuan yang telah didapatkannya dari pengalaman kerja sebelumnya di tempat lain. Dengan demikian pada waktu kerja dan selama mengelola makanan mereka tidak menggunakan alat menimbang atau lebih memilih menggunakan insting yang belum tentu sesuai takaran ukurnya. Akibat dari kejadian tersebut terjadilah kualitas dan kuantitas yang berubah-ubah. Gregoire dan Spears dalam Mufqi (2016:9) menjelaskan adanya beberapa manfaat yang akan diperoleh jika proses pengolahan makanan dilaksanakan dengan mengikuti standar resep yang ditetapkan. Berikut merupakan kerugian yang dapat terjadi jika masalah takaran ukur ini dibiarkan tanpa ada solusi : (1) perbedaan durasi yang dibutuhkan dalam pembuatan menu makanan, (2) perbedaan jumlah kalori yang dihasilkan oleh setiap makanan, (3) penetapan biaya pada setiap makanan berbeda-beda per porsinya, (4) biaya pembelian bahan makanan yang tidak konsisten terhadap jumlah porsi, (5) persiapan bahan makanan yang tidak konsisten, (6) kualitas dan kuantitas akan berbeda-beda, (7) penampilan dan hiasan tidak terlihat sama, (8) operasional menjadi tidak efisien, (9) tidak terjaganya keuangan, terutama biaya makanan, dan (10) kepuasan pelanggan yang berbeda-beda.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 483, "width": 454, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada akhirnya, peneliti akan mengukur kualitas makanan yang dihasilkan staff dapur Pizza Marzano. Hasil masakan tidak dinilai oleh konsumen melainkan dinilai oleh Kepala Dapur ( Head Chef / HC) dan Asisten Kepala Dapur ( Asisstant Head Chef / AHC). Hasilnya seperti yang ada di Tabel Analisis Kualitas Makanan di Pizza Marzano.", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 555, "width": 262, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Analisis Kualitas Makanan di Pizza Marzano", "type": "Caption" }, { "left": 76, "top": 586, "width": 443, "height": 167, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dimensi Indikator H C A H C HC AHC H C A H C H C A H C HC A H C H C A H C Hasil Ryan Hernandar Derri Andi Fahri Aji S TS Warna Teori kombinasi bahan menghasilkan warna yang baik √ √ √ √ √ √ √ √ - - √ √ 5 1 warna tidak terlihat pucat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 6 - Standar Pizza Marzano warna golden brown √ √ √ √ √ √ √ √ - - √ √ 5 1", "type": "Table" }, { "left": 185, "top": 48, "width": 228, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Management & Accounting Expose, 2(1), Juni 2019", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 11, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "29", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 91, "width": 444, "height": 559, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dimensi Indikator H C A H C HC AHC H C A H C H C A H C HC A H C H C A H C Hasil Ryan Hernandar Derri Andi Fahri Aji S TS Penampilan Teori pengaturan bahan makanan √ √ √ √ √ √ - - - - √ √ 4 2 kebersihan penampilan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 6 - Standar Pizza Marzano topping merata √ √ √ √ √ √ - - - - √ √ 4 2 garnish √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 6 - clean dish √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 6 - Porsi Teori sesuai dengan ukuran dan takaran standar resep - - - - - - - - - - - - - 6 Standar Pizza Marzano sesuai dengan ukuran dan takaran standar resep - - - - - - - - - - - - - 6 Bentuk Teori potongan bahan makanan yang bervariasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 6 - Standar Pizza Marzano Ukuran potongan pembagian pizza √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 6 - Temperatur Teori kesesuaian temperatur penyajian asin dan manis √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 6 - Standar Pizza Marzano temperatur penyajian tidak kurang dari 65 0 Celcius √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 6 - Tekstur Teori kesesuaian tekstur makanan (halus/tidak, cair/padat, keras/lembut, kering/ lembab)", "type": "Table" }, { "left": 268, "top": 559, "width": 24, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "√ √", "type": "Picture" }, { "left": 309, "top": 601, "width": 37, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- -", "type": "Table" }, { "left": 145, "top": 559, "width": 370, "height": 130, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "√ √ √ √ - - - - 3 3 Standar Pizza Marzano crispy (garing) √ √ - - √ √ √ √ - - - - 3 3", "type": "Table" }, { "left": 162, "top": 36, "width": 274, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Penerapan Standar Resep dan Kualitas Makanan….", "type": "Section header" }, { "left": 159, "top": 48, "width": 279, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ni Luh Made Vinaya, Tanjung Prasetyo, Taruna Mudha Harisyana", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 11, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "30", "type": "Page footer" }, { "left": 76, "top": 91, "width": 443, "height": 212, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dimensi Indikator H C A H C HC AHC H C A H C H C A H C HC A H C H C A H C Hasil Ryan Hernandar Derri Andi Fahri Aji S TS Aroma Teori hidangan tersaji harus sedap/harum aromanya sehingga menimbulkan selera makan, aroma muncul selama proses memasak √ √ √ √ √ √ √ √ - - √ √ 5 1 Standar Pizza Marzano aroma yang baik √ √ √ √ √ √ √ √ - - √ √", "type": "Table" }, { "left": 76, "top": 283, "width": 439, "height": 165, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 1 Tingkat Kematangan Teori tingkat kematangan mempengaruhi tekstur dan bentuk warna makanan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 6 - Standar Pizza Marzano tingkat kematangan dalam suhu 357 0 celcius dalam waktu 5 menit √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √", "type": "Table" }, { "left": 76, "top": 410, "width": 437, "height": 99, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6 - Rasa Teori kesesuaian rasa makanan dengan bahan makanan yang digunakan √ √ √ √ √ √ √ √", "type": "Table" }, { "left": 145, "top": 452, "width": 398, "height": 95, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- - √ √ 5 1 Standar Pizza Marzano Rasa yang Baik √ √ √ √ √ √ √ √ - - √ √ 5 1", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 552, "width": 145, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: data diolah peneliti (2018)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 578, "width": 455, "height": 171, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jika mengacu pada Tabel 3 maka kualitas warna dari pizza yang dibuat oleh lima staf Pizza Marzano memiliki kualitas warna yang sama, sedangkan satu staf tidak sesuai. Kualitas warna yang sesuai terjadi karena karyawan mengetahui seluruh bahan yang digunakan, proses pengolahan benar dan menghasilkan kombinasi warna yang baik dari warna bahan makanan dan proses pengolahan yang tepat. Kualitas warna yang tidak sesuai terjadi dikarenakan topping yang terlalui sedikit sehingga membuat pizza cepat kering dan gosong dan menghasilkan tekstur yang keras, sehingga warna yang dihasilkan tidak golden brown . Untuk dimensi penampilan pizza, dua staf dapur pizza Marzano memiliki kekuranyan pada penampilan pengaturan bahan makanan dan penampilan topping yang tidak merata, karena tidak digunakannya takaran ukur baku yang telah ditetapkan. Adapun dua pizza karya dua staf dapur lainnya memliliki terlalu banyak topping sehingga terlihat sangat rata tetapi tidak sesuai dengan standar resep yang berlaku. Selanjutnya dua pizza karya dua staf", "type": "Text" }, { "left": 185, "top": 48, "width": 228, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Management & Accounting Expose, 2(1), Juni 2019", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 11, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "31", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 89, "width": 454, "height": 53, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dapur lainnya memiliki penampilan yang hampir menyamai kualitas yang baik, hanya saja tidak menggunakan takaran baku yang sesuai. Selain itu ukuran porsi yang dibuat oleh seluruh staf dapur pizza Marzano tidak sesuai karena dalam penerapannya tidak menggunakan takaran ukur baku yang ada di standar resep.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 147, "width": 455, "height": 170, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jika dinilai dari sisi bentuk pizza yang dibuat oleh seluruh staf dapur sudah memenuhi kualitas yang diinginkan mulai dari potongan bahan makanan yang bervariasi dan ukuran pemotongan pizza yang per potongnya memiliki ukuran yang sama. Untuk temperatur makanan, seluruh staf dapur mengikuti temperatur yang sesuai. Hal ini dapat diketahui dengan menggunakan termometer makanan pada saat makanan baru dikeluarkan dari oven, hasilnya seluruh makanan memiliki temperatur lebih dari 65 derajat celcius. Jika dinilai dari sisi tekstur pizza yang buat oleh staf dapur, terdapat dua pizza yang tidak memenuhi kualitas karena terlalu banyak topping yang membuat pizza menjadi soggy atau tidak crispy /garing, dua pizza lainnya memiliki topping lebih sedikit tetapi cenderung membuat pizza menjadi crispy atau akan ada kemungkinan pizza menjadi overcook dan gosong, dan dua pizza lainnya memiliki tekstur yang crispy /garing karena distribusi topping yang merata hampir menyamai kualitas yang seharusnya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 322, "width": 454, "height": 97, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aroma pizza yang dibuat oleh lima staf dapur memenuhi kualitas yang diharapkan yaitu aroma yang membangkitkan selera makan yang dihasilkan oleh proses memasak bahan-bahan makanan dan topping yang digunakan yaitu aroma daging, saus tomat, dan keju yang telah masak. Namun diisayangkan, terdapat satu staf dapur menghasilkan pizza dengan aroma yang tidak sesuai, karena pizza mengalami overcook yang disebabkan terlalu sedikitnya kuantitas topping sehingga pizza menjadi cepat gosong dan menghasilkan aroma gosong.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 423, "width": 455, "height": 127, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tingkat kematangan pada pizza dilakukan sesuai dengan standar pemanggangan pizza Marzano, prosedur menyatakan bahwa seluruh pizza akan matang dengan sempurna dalam suhu 357 derajat celcius dalam waktu lima menit. Seluruh staf dapur mengetahuinya karena seluruh pizza menggunakan prosedur yang sama. Pada akhirnya, rasa yang dihasilkan oleh lima pizza yang dibuat staf dapur memenuhi kualitas yang diharapkan. Rasa diperoleh dari bahan makanan yang melalui proses pemasakan. Sedangkan rasa pizza yang dihasilkan satu staf dapur tidak sesuai standar resep karena pizza tersebut kuantitas toppingnya sedikit dan membuat pizza menjadi overcook dan menghasilkan pizza yang gosong.", "type": "Text" }, { "left": 261, "top": 583, "width": 76, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 612, "width": 454, "height": 141, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Restoran Pizza Marzano memiliki format standar resep yang memuat informasi- informasi untuk mengolah makanan dengan konsistensi kualitas dan kuantitas yang baik. Akan tetapi masih terdapat kekurangan pada beberapa komponen seperti jumlah porsi, ukuran porsi, persiapan potongan bahan makanan, dan variasi. Kebutuhan peralatan tercantum pada gambar how to card yaitu pan pizza tetapi juga tidak lengkap, tidak terdapat alat untuk menuangkan saus tomat seperti ladle (alat untuk meratakan saus seperti sendok) dan juga alat untuk menimbang bahan-bahan yang dibutuhkan. Dalam sisi penerapan standar resep, karyawan dapur Pizza Marzano menerapkan bahan-bahan, petunjuk pembuatan, dan petunjuk penyajian, tetapi tidak melakukan penerapan takaran ukur yang baku. Karyawan dapur Pizza Marzano mengetahui jumlah porsi makanan tetapi tidak", "type": "Text" }, { "left": 162, "top": 36, "width": 274, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Penerapan Standar Resep dan Kualitas Makanan….", "type": "Section header" }, { "left": 159, "top": 48, "width": 279, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ni Luh Made Vinaya, Tanjung Prasetyo, Taruna Mudha Harisyana", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 11, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "32", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 89, "width": 454, "height": 112, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengetahui ukuran porsi karena tidak menggunakan takaran ukur. Karyawan dapur juga tidak mengetahui kandungan nutrisi yang terdapat pada makanan tetapi mengtahui kandungan makanan penyebab alergi dan vegetarian. Penerapan takaran ukuran di standar resep tidak diterapkan dengan baik sehingga kualitas makanan yang dihasilkan pun tidak konsisten. Kualitas makanan berdasarkan penampilan, porsi, warna, rasa, aroma dan tekstur menjadi tidak konsisten karena karyawan dapur tidak menerapkan takaran ukur. Adapun bentuk, dan suhu tidak begitu dipengaruhi oleh takaran ukur baku standar resep yang tidak digunakan, jadi tidak terlalu berpengaruh pada kualitas makanan yang dihasilkan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 205, "width": 455, "height": 127, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian Qin, Prybutok, dan Zhao (2010) dalam Wijaya (2017) menjabarkan bahwa kualitas makanan berdasarkan variabel penampilan, porsi, warna, rasa, aroma dan tekstur sejalan empat dimensi variabel kualitas makanan ( freshness , presentation , well cooked , dan variety of food ) di mana dimensi well cooked memiliki nilai tertinggi. Keadaan ini dapat digambarkan dengan keadaan di mana makanan yang akan disajikan kepada konsumen harus dalam keadaan bersih (higienis), tidak ada benda asing yang berbahaya seperti rambut, serangga, dan lain-lain dan makanan yang akan disajikan kepada konsumen harus dimasak dengan suhu tertentu hingga matang sempurna guna mematikan bakteri, tapi tidak sampai overcook (gosong).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 336, "width": 455, "height": 97, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini mendukung temuan penelitian Namkung dan Jang (2007) dan Wijaya (2017) yang membuktikan bahwa selain dimensi well cooked , dimensi presentation juga lebih berpengaruh jika dibandingkan dengan variabel freshness , well cooked , dan variety of food . Penelitian mereka menyatakan bahwa presentasi makanan sebagai salah satu faktor kualitas makanan berpengaruh sangat dominan terhadap kepuasan konsumen. Makanan yang disajikan dengan menarik akan mendapatkan perhatian konsumen dalam memenuhi persepsi konsumen tentang kualitas.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 438, "width": 454, "height": 97, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini juga mendukung penelitian Mattila (2001) dalam Ryu & Han (2010) yang membuktikan pentingnya kualitas makanan. Mattila menyatakan bahwa tiga alasan utama konsumen dalam memilih casual dining adalah kualitas makanan, pelayanan, dan suasana. Pizza Marzano sebagai salah satu restoran casual dining harus menetapkan standar resep yang ada sehingga kualitas makanan baik dari sisi penampilan dan tingkat kematangan pada nantinya dapat menjadi indikator awal untuk keseluruhan kualitas pelayanan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 540, "width": 455, "height": 213, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saran untuk manajemen produksi (dapur) adalah diperlukannya perbaikan mengenai susunan atau bentuk standar resep yang baku, yang mencantumkan seluruh informasi seperti: keterangan potongan, prosedur persiapan, waktu pemasakan, jumlah porsi, jumlah alat, dan nutrisi yang terkandung pada setiap porsi. Hal ini bertujuan agar seluruh staf dapur di Pizza Marzano memiliki pengetahuan, mengerti dan memahami tahapan proses pembuatan produk makanan dengan mengacu pada standar resep yang ada. Manajer juga harus melaksanakan briefing setiap awal shift dengan tujuan agar masing-masing staf dapur mengerti pentingnya standar resep, sehingga mereka yakin akan tugasnya dalam mengolah makanan, kualitas dan kuantitas produk makanan dapat dipertahankan atau bahkan menjadi yang terbaik. Chef in charge atau atasan dapur di Pizza Marzano harus selalu mengawasi dan membimbing setiap pekerjaan staf dalam mengolah makanan, sehingga penerapan standar resep akan maksimal, bukan hanya berdasarkan pengalaman, kebiasaan, ataupun perkiraan sehingga kualitas makanan pun akan konsisten setiap hari. Manajemen juga bisa memulai melakukan pelatihan kepada staf dapur jika ada menu yang tidak dimengerti agar atasan dapur dapat memvisualkan proses penerapan standar resep yang ada sehingga", "type": "Text" }, { "left": 185, "top": 48, "width": 228, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Management & Accounting Expose, 2(1), Juni 2019", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 11, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "33", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 89, "width": 454, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "lebih mudah dimengerti dan dipahami. Penelitian ini direkomendasikan untuk dilanjutkan untuk pengukuran kualitas makanan dari sisi konsumen agar manajemen mendapat masukan dan terus melakukan improvisasi pelayanannya.", "type": "Text" }, { "left": 247, "top": 161, "width": 104, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 191, "width": 455, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anggito, Albi dan Setiawan, Johan. 2018. Metode Penelitian Kualitatif . Jawa Barat: CV Jejak.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 218, "width": 454, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Caserani, Victor et all. 2007. Caserani & Kinton‟s The Theory of Catering 11th edition . United Kingdom: Hodder Education.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 247, "width": 454, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kotler, Philip. dan Amstrong, Gary. 2018. Marketing Principles 17 th edition . United Kingdom:", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 263, "width": 96, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pearson Education", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 276, "width": 455, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2013. Marketing Management 14 th Edition. United Kingdom: Pearson Education", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 307, "width": 452, "height": 35, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Margaretha, Fiani dan Edwin Japrianto. 2012. Analisa Pengaruh Food Quality Dan Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian Roti Kecik Toko Roti Ganep’s Di Kota Solo . Jurnal Manajeman Pemasaran. Diakses pada 14 November 2018.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 345, "width": 446, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "( http://publication.petra.ac.id/index.php/manajemenpemasaran/article/view/72 ). Marsum, A.W. 2005. Restoran dan Segala Permasalahannya , Edisi IV. Yogyakarta: ANDI.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 372, "width": 454, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mufqi, Taufik Suryadi. 2016. Penerapan Standar Resep di Dakken Coffee and Steak Bandung . Bandung: STP Bandung. Diakses pada 14 November 2018.", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 401, "width": 406, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "( http://stpbandung.net:8080/repository/bitstream/123456789/176/1/TA%20Taufiq% 20Mufqi%20S-201319342-2016.pdf ).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 430, "width": 455, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Novayanti, Dian Saputri dan Sholikin, Agus. 2016. Efektivitas Kerja Cook TerhadapTingkat Kelancaran Operasional Makanan Iga Bakar di Food and Beverage Product Pada Fave Hotel Solo Baru. Solo: STP Sahid Surakarta. Diakses pada 14 November 2018.", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 474, "width": 266, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "( http://jurnal.stpss.ac.id/index.php/JPI/article/view/78 ).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 488, "width": 507, "height": 54, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ryu, K., & Han, H. (2010). Influence of the Quality of Food, Service, and Physical Environment on Customer Satisfaction in Quick-Casual Restaurants: Moderating Role o f Perceived Price”. Journal of Hospitality and Tourism Research Vol.34, pp. 309.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 547, "width": 454, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tjiptono, Fandi. dan Chandra, Gregorius. 2012 . Pemasaran Strategik . Yogyakarta: ANDI Tri, Ayu. 2014. Menu Standar Resep . Jakarta: Academia Edu. Diakses pada 14 November 2018. ( https://www.academia.edu/8758992/menu_standart_resep ).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 590, "width": 455, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wijaya, Willy. 2017. Analisa Pengaruh Kualitas Makanan Terhadap Kepuasan Konsumen di Yoshinoya Galaxy Mall Surabaya. Jurnal Hospitality dan Manajemen Jasa, Vol. 5 No.", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 619, "width": 15, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.", "type": "List item" } ]
e95214aa-0e7a-5b53-841d-03a325ff3373
https://ejournal.upi.edu/index.php/manajerial/article/download/16509/9289
[ { "left": 72, "top": 48, "width": 341, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 463, "page_height": 690, "text": "PENGARUH INTERNAT STAFFING DAN PETATIHAN TERHADAP PRESTASI IGRIA KARYAWAN", "type": "Section header" }, { "left": 187, "top": 91, "width": 111, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 463, "page_height": 690, "text": "OIeh: Rofi Rofaida*)", "type": "Text" }, { "left": 218, "top": 126, "width": 53, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 463, "page_height": 690, "text": "ABSTRAI{", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 147, "width": 359, "height": 102, "page_number": 1, "page_width": 463, "page_height": 690, "text": "Good level of job pefformance can be realized b_v two actiuities, are internal staffing which involving mouing people between jobs and work roles within the organization and training. This research's aim are to prove that internal stalling and training have signilicant inlluence on job pedormance. The results of path analysis show that: (1) internal sta,ffing and training have simultaneously signilicant influence on employee's job performance, (2) internal stalfrng has signilicant inlluence on employee's job pefformance, and (3) training has signilicant influence on employee's job performance. Another resuh of this research shows that inlluence of internal stalfing and training on employee's job peformance is in high level. So, increasing in job pefformance can been done through greater attention on internal staffing and training's process quality maintaining.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 260, "width": 233, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 463, "page_height": 690, "text": "Key words : internal stalfing, training, and job pefformance", "type": "Text" }, { "left": 46, "top": 305, "width": 72, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 463, "page_height": 690, "text": "Latar Belakang", "type": "Section header" }, { "left": 46, "top": 326, "width": 190, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 463, "page_height": 690, "text": "Era globalisasi yang ditandai dengan penandatanganan berbagai hesepakatan untuk memasuki era perdagangan bebas memberikan ihlim yang cukup kondusif bagi perusahaan internasional untuk mengambil peluang ehspansi ke seluruh dunia, termasuh ke Indonesia. Keunggulan modal, teknologi, dan jaringan membuat kebera- daan perusahaan-perusahaan asing tersebut dapat menjadi ancaman bagi tumbuh kembangnya perusahaan domestik.", "type": "Text" }, { "left": 46, "top": 452, "width": 190, "height": 135, "page_number": 1, "page_width": 463, "page_height": 690, "text": "Perubahan-perubahan linghungan aki- bat globalisasi tersebut menuntut peru- sahaan untuh dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas usaha. Peningkatan efisiensi dan efektifitas tersebut ideealnya dilaksa- nakan melalui optimalisasi penggunaan seluruh sumberdaya (resources) yang dimi- lihi namun yang sangat dirasahan signifikan adalah faktor sumberdaya manusia. Hal tersebut tidak dapat dilepaskan dari kedudukan manusia sebagai aset intelehtual (intellectual asset) perusahaan. Manusia", "type": "Text" }, { "left": 250, "top": 305, "width": 191, "height": 100, "page_number": 1, "page_width": 463, "page_height": 690, "text": "menetapkan tujuan, strategi, mendesain dan memproduksi barang, mengontrol kualitas, memasarkan, dan sederet aktifitas lain di dalam perusahaan. Tanpa sumberdaya manusia yang memiliki kualitas yang baih sangat tidak mungkin tujuan perusahan ahan tercapai. Kemampuannya secara lang- sung mempengaruhi kemampuan perusa- haan untuk mencapai tujuan.", "type": "Text" }, { "left": 250, "top": 406, "width": 191, "height": 158, "page_number": 1, "page_width": 463, "page_height": 690, "text": "Prinsip efisiensi dan efektifitas usaha juga membawa pada suatu pemikiran bahwa perhatian yang lebih besar haruslah diarahkan pada sumberdaya manusia yang dimiliki perusahaan saat ini, yaitu karya- wan (existing employee). Kebijakan- kebijakan SDM yang dikeluarkan haruslah mampu mengoptimalkan kontribusi mereha terhadap pencapaian tujuan perusahaan melalui : (1) peninghatan prestasi herja pada pekerjaan saat ini sekaligus (2) memper- siapkan mereka untuk menghadapi perubahan-perubahan peran kerja di masa yang akan datang.", "type": "Text" }, { "left": 46, "top": 567, "width": 396, "height": 50, "page_number": 1, "page_width": 463, "page_height": 690, "text": "Hal tersebut dapat diwujudkan oleh dua aktilitas, yaitu internal stalling dan 1 Rofl Rofaida adalah dosen di Program Studi Manajemen Non Kependidikan, Jurusan Pendidikan Ekonomi, FPIPS, Universitas Pendidikan Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 42, "top": 43, "width": 194, "height": 226, "page_number": 2, "page_width": 460, "page_height": 689, "text": "pelatihan. Internal stalling merupakan perpindahan karyawan diantara posisi-posisi di dalam perusahaan (Milkovich dan Bodreau, 1997:175). Internal stalfrng meru- pahan aktilitas yang penting dan menen- tukan prestasi herja haryawan jiha dihaitkau bahwa proses perpindahan karyawan diantara posisi-posisi di dalam perusahaan tersebut adalah sebagai upaya untuk memperoleh karyawan yang memenuhi syarat (qualilied) untuk setiap jabatan pada waktu yang tepat untuk menjamin aliran keahlian yang mantap (a steady flow of talent) di dalam perusahaan. I(eputusan internal stalfrng akan menempatkan orang yang tepat pada peran herja yang tepat dan pada waktu yang tepat (right people in the right work roles at the right time) sehingga prestasi herja haryawan yang bersanghutan ahan mahsimal.", "type": "Text" }, { "left": 247, "top": 46, "width": 190, "height": 100, "page_number": 2, "page_width": 460, "page_height": 689, "text": "(knowledge), heahlian (skills) dan hemam- puan (ability) yang dimililri karyawan dengan yang diperlukan agar pekeriaan dapat berjalan dengan suhses atau dihenal dengan job requiremeal. Motivasi berkaitan dengan kesesuaian antara aspeh psihologi individu (kepribadian, ketertarikan, dan keinginan) yang dimiliki haryawan dengan yang diperlukan (j ob charac teristics).", "type": "Text" }, { "left": 247, "top": 146, "width": 192, "height": 126, "page_number": 2, "page_width": 460, "page_height": 689, "text": "Model of Two Dimensions of Quali- lication for a Job dari Heneman menjadi landasan dalam pelaksanaan internal stalfing, bagaimana hemudian internal stalling harus menyesuaikan antara aspek individu dan aspek jabatan (job requircntent dan job characteristics) untuk memperoleh haryawan yang mempunyai hompetensi dan motivasi untuk menjalankan pekerjaan. I(esesuaian ini ahan memberikan peluang lebih besar bagi karyawan untuk meng-", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 299, "width": 53, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 460, "page_height": 689, "text": "Iob Characteristics", "type": "Picture" }, { "left": 90, "top": 416, "width": 296, "height": 26, "page_number": 2, "page_width": 460, "page_height": 689, "text": "Gambar l. A Model of Two Dimensions of eualification forJob (Heneman, et aI, 1995:201)", "type": "Text" }, { "left": 41, "top": 454, "width": 87, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 460, "page_height": 689, "text": "Landasan Teoretis", "type": "Text" }, { "left": 40, "top": 474, "width": 192, "height": 137, "page_number": 2, "page_width": 460, "page_height": 689, "text": "Model of Two Dimensions of Quali- lication for a Job dari Heneman, et al dalam Mejia, et al (1995:201) seperti dapat dilihat di Gambar 1, digunakan untuh menjelaskan bahwa terdapat dua aspek yang menen- tukan apakah seseorang cukup memenuhi syarat (qualilied) untuk suatu jabatan, yaitu kompetensi (competency) uutuk melahukan pekerjaan dan motivasi (motivation) untul< melakukan pekerjaan tersebut. I(ompetensi untuk melakulcan pekerjaan akan tergan- tung pada hesesuaian antara pengetahuau", "type": "Text" }, { "left": 245, "top": 454, "width": 190, "height": 79, "page_number": 2, "page_width": 460, "page_height": 689, "text": "optimalkan hemampuan sehingga dapat memberihan hontribusi bagi pencapaian tujuan perusabaan dathm bentuk pening- katan prestasi kerja. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Mejia, et al (1995:20I) bahwa prestasi kerja adalah fungsi dari kompetensi dan motivasi.", "type": "Text" }, { "left": 244, "top": 534, "width": 190, "height": 79, "page_number": 2, "page_width": 460, "page_height": 689, "text": "Kebijahan internal stalfing bukanlah kebijakan yang sifatnya jangka pendeh, dan hanya memperhatikan kepentingan peru- sahaan (dalam bentuk prestasi kerja), tetapi Iebih jauh dari ini kebijakan yang dihe- luarkan haruslah berorientasi jangka pan- jang dan fokus pada hepentingan karyawan.", "type": "Text" }, { "left": 240, "top": 369, "width": 135, "height": 277, "page_number": 2, "page_width": 460, "page_height": 689, "text": "6, fanuari 2005 : 55 - 6I Personalit5, Interest", "type": "Picture" }, { "left": 341, "top": 390, "width": 25, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 460, "page_height": 689, "text": "Desires", "type": "Table" }, { "left": 41, "top": 636, "width": 11, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 460, "page_height": 689, "text": "56", "type": "Picture" }, { "left": 136, "top": 636, "width": 98, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 460, "page_height": 689, "text": "MANAIERIAL VOL. 3, NO", "type": "Page footer" }, { "left": 41, "top": 41, "width": 191, "height": 47, "page_number": 3, "page_width": 461, "page_height": 689, "text": "Dalam hontehs ini, kebiiakan internal stalfing harus diintegrasikan dengan kebutuhan untuh berkembang. Internal stalfing harus diarahhan pada upaya untuk:", "type": "Text" }, { "left": 41, "top": 89, "width": 189, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 461, "page_height": 689, "text": "(1) memotivasi dan memberikan tantangan kepada haryawan untuh meningkatkan kemampuan intelektual, dan (2) merupakan jalan untuk pengembangan karir.", "type": "Text" }, { "left": 41, "top": 134, "width": 191, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 461, "page_height": 689, "text": "Berkaitan dengan karir, internal stalling digunahan perusahaan untuk mengelola harir karyawan dengan menyeimbanghan antara pilihan harir haryawan (career planning) dengan tahapan karir yang mungkin bagi mereka (career path).", "type": "Text" }, { "left": 41, "top": 201, "width": 190, "height": 352, "page_number": 3, "page_width": 461, "page_height": 689, "text": "Memahami career planning memberikan kemudahan untuk menentukan peluang internal stalling. Internal stalfing dan career planning menentukan peran kerja atau labatan bagi setiap karyawan (Milkovich dan Boudreaa, 199 7 :3 5 4,3 65,37 l). Setelah ditempatkan (placement) seringkali karyawan memerlukan pelatihan utnuk dapat beradaptasi dan menjamin me- reka dapat melakuhan tugas baru dengan baik. Selanjutnya berbagai perubahan khususnya yang berhaitan dengan mening- katnya persaingan dan perkembangan tehnologi sering mengakibatkan terjadinya gaplketidahsesuaian antara kompetensi karyawan ketika dipindahkan dengan tuntutan pekerjaan saat ini, yang ahan berakibat pada turunnya prestasi kerja mereha. Dalam kondisi seperti ini, pelatihan untuk meningkathan kompetensi mutlah diperlukan. Jenis pelatihan yang diberihan dintentukan oleh tuntutan pekerjaan dan perubahan-perubahan yang terjadi. Kepu- tasan internal stalling akan menentukan jenis pelatihan yang diterima (Mondy, et al (1^999:322). Pelatihan didesain untuk memberikan pengetahuan dan keahlian yang diperlukan untuk melakukan peherjaan untuk mening- katkan prestasi kerja (Mondy, et al, 1999: 254; Bernardin dan Russel, 1993;297).", "type": "Text" }, { "left": 41, "top": 555, "width": 190, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 461, "page_height": 689, "text": "Dalam konteks kesesuaian antara karyawan dan jabatan (employee's employment- related characteristics), pelatihan merupa- kan proses sistematik untuk meningkatkan hesesuaian antara karahteristih haryawan", "type": "Text" }, { "left": 245, "top": 42, "width": 189, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 461, "page_height": 689, "text": "dengan jabatan (Milhovich dan Boudreau, L997:4O8).", "type": "Text" }, { "left": 245, "top": 66, "width": 190, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 461, "page_height": 689, "text": "Penilaian prestasi kerja adalah proses untuh menguhur prestasi karyawan.", "type": "Text" }, { "left": 245, "top": 88, "width": 191, "height": 192, "page_number": 3, "page_width": 461, "page_height": 689, "text": "Sedangkan prestasi kerja adalah sejauh- mana karyawan dapat memenuhi tuntutan pekerjaan (Milkovich dan Bodreaa, 1997: 100). Tujuan penilaian prestasi herja mempunyai dua dimensi yaitu, dimensi saat ini dan yang akan datang. Dalam konteks saat ini penilaian presatasi herja mem- berikan informasi mengenai sejauhmana karyawan dapat memenuhi tuntutan pekerjaan sedangkan dalam konteks dimensi yang akan datang penilaian prestasi kerja dapat digunakan untuk sebagai instrumen untuk membantu haryawan meninghatkan prestasi heria, perencanaan pekerjaan, mengembanghan heahlian, pengembangan harir dan memperhuat hualitas hubungan antara manajemen dan haryawan.", "type": "Text" }, { "left": 245, "top": 281, "width": 191, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 461, "page_height": 689, "text": "Penelitian ini menggunakan dua varia- bel independen (bebas), yaitu internal stalling d.an pelatihan. Internal stalling diturunkan dari Heneman dalam Mejia,et al", "type": "Text" }, { "left": 245, "top": 325, "width": 190, "height": 69, "page_number": 3, "page_width": 461, "page_height": 689, "text": "(1995) dan Cascio (1998); pelatihan menggunakan instrumen dari Bernardin dan Russel (L993) serta Milkovich dan Boudreau, 1997). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah prestasi kerja yang diturunkan dari Bernardin dan Russel", "type": "Text" }, { "left": 246, "top": 394, "width": 182, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 461, "page_height": 689, "text": "(1993) serta Robbins dan De Cenzo (1995).", "type": "Text" }, { "left": 245, "top": 406, "width": 191, "height": 33, "page_number": 3, "page_width": 461, "page_height": 689, "text": "Kerangha pemikiran dari penelitian ini dapat dijelaskan pada Gambar 1 di bawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 244, "top": 531, "width": 191, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 461, "page_height": 689, "text": "Gambar 2. Model Pengaruh Internal Stalling dan Pelatihan terhadap Prestasi Keria", "type": "Text" }, { "left": 246, "top": 561, "width": 189, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 461, "page_height": 689, "text": "Dari Gambar 2 dapat diambil suatu pemihiran bahwa:", "type": "Text" }, { "left": 246, "top": 584, "width": 190, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 461, "page_height": 689, "text": "1) Internal stalling dan pelatihan berpe- ngaruh terhadap prestasi keria bail<", "type": "Text" }, { "left": 66, "top": 634, "width": 369, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 461, "page_height": 689, "text": "Pengaruh Internal Stalling dan Pelatihan terhadap Prestasi Kerja Karyawan (RoIi Rofaida) 57", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 42, "width": 171, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 460, "page_height": 710, "text": "secara parsial (sendiri-sendiri) maupun secara simultan.", "type": "Text" }, { "left": 44, "top": 62, "width": 190, "height": 136, "page_number": 4, "page_width": 460, "page_height": 710, "text": "2) Internal stalling dan pelatihan saling berkorelasi. Pelatihan diperlukan untuk meninghatkan kemampuan haryawan setelah menempati jabatan baru sebagai hasil internal stalfing, dilain pihah keikutsertaan haryawan dalam suatu pelatihan yang nota bene menunjukkan kemampuan haryawan dalam suatu keahlian tertentu ahan menentukan apahah karyawan tersebut cukup memenuhi syarat untuh menempati jabatan tertentu.", "type": "Text" }, { "left": 42, "top": 223, "width": 103, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 460, "page_height": 710, "text": "Hipotesis, Sample dan Metode Penelitian", "type": "Text" }, { "left": 42, "top": 257, "width": 190, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 460, "page_height": 710, "text": "Dari kerangka pemihiran tersebut ditu, runkan hipotesis penelitian yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 42, "top": 277, "width": 191, "height": 69, "page_number": 4, "page_width": 460, "page_height": 710, "text": "Hl : Internal stalling dan pelatihan ber- pengaruh positif terhadap prestasi kerja IJ2: Internal stalfing berpe- ngaruh positif terhadap prestasi ke{a. H3 : Pelatihan berpengaruh positif terha- dap prestasi kerja", "type": "Text" }, { "left": 41, "top": 357, "width": 190, "height": 70, "page_number": 4, "page_width": 460, "page_height": 710, "text": "Penelitian dilakukan pada PT. X Wilayah Kerja Jawa Barat. PT X adalah salah satu perusahaan Iogistik terbesar di Indonesia. Responden penelitian adalah haryawan dari berbagai tinghatan, yaitu : level manajer, staff, dan operasional.", "type": "Text" }, { "left": 40, "top": 428, "width": 190, "height": 111, "page_number": 4, "page_width": 460, "page_height": 710, "text": "Pengambilan sampel dalam setiap tingkatan dilahuhan secara proporsional. Populasi berjumlah 2423 orang tersebar di seluruh fawa Barat. Dengan metode iterasi, diperoleh ukuran sampel 120 karyawan. fenis penelitain adalah survei explanatif (explanatory survel). Pengumpulan data dilahukan melalui penyebaran kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang utama serta studi kepustakaan sebagai pendukung.", "type": "Text" }, { "left": 40, "top": 553, "width": 139, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 460, "page_height": 710, "text": "Operasionalisasi Variabel dan Teknik Analisis", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 587, "width": 189, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 460, "page_height": 710, "text": "Pengukuran terhadap variabel bebas Internal stalling (Xf dilahuhan melalui", "type": "Text" }, { "left": 247, "top": 43, "width": 191, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 460, "page_height": 710, "text": "penguhuran indikator-indikatornya, yaitu: tinglrat kesesuaian internal stalfing dengan tujuan dan perencanaan SDM perusahaan; tinghat kesesuaian persyaratan dan karakteristik pekerj aan dengan karakteristik karyawan meliputi aspeh pengetahuan, skill, hemampuan, pengalaman, dan psikologi; metode internal stalfing (kesesuaian metode dengan tujuan yang ingin dicapai); dan tingkat kesesuaian internal stalfing dengan peluang pengembangan karir (Heneman dalam Mejia,et al (1995); Cascio (1998).", "type": "Text" }, { "left": 246, "top": 179, "width": 191, "height": 136, "page_number": 4, "page_width": 460, "page_height": 710, "text": "Pengukuran terhadap variabel bebas pelatihan (X2) dilak:ukan melalui pengu- kuran indihator: penilaian kebutuhan pela- tihan, pelaksanaan, dan evaluasi pelatihan (Bernardin dan Russel, 1993: Milkovich dan Boudreau, 1997). Prestasi kerja (y) ditun- jukkan dalam bentuh kualitas peherjaan (quality of work), huantitas pekerjaan (quantity of worl), pengetahuan tentang pelrerjaan (job knowledge), dan kebutuhan terhadap supervisi (dependabitity) yang diturunlcan dari Bernardin dan Russel", "type": "Text" }, { "left": 245, "top": 315, "width": 191, "height": 157, "page_number": 4, "page_width": 460, "page_height": 710, "text": "(1993) serta Robbins dan De Cenzo (1995). Penguhuran dilahukan dengan mengguna- kan skala Lihert. Penilaian responden bergerak dari skala 1 sampai dengan 5. Tujuan penelitian adalah mengukur besar pengaruh internal stafling dan pelatihan terhadap prestasi kerja baik secara parsial maupun simultan. Untuk maksud tersebut digunahan analisis jalur (path analysis). Analisis jalur dikembangkan dengan tujuan mengungkapkan pengaruh Iangsung dan tidah langsung seperanghat variabel penyebab terhadap variabel ahibat (Sitepu, 1994:1).", "type": "Text" }, { "left": 245, "top": 485, "width": 190, "height": 91, "page_number": 4, "page_width": 460, "page_height": 710, "text": "Tahapan dalam Analisis Jalur (path Analysis) I Analisis |alur mensyarathan bahwa data minimal berskala interval, maka semua data ordinal yang diperoleh harus diubah terlebih dahulu ke dalam skala interval dengan menggunakan Method of Successive Interval.", "type": "Text" }, { "left": 262, "top": 577, "width": 114, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 460, "page_height": 710, "text": "Menentukan diagram jalur", "type": "Text" }, { "left": 261, "top": 589, "width": 145, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 460, "page_height": 710, "text": "Menentuhan Persamaaan struktur", "type": "Table" }, { "left": 261, "top": 601, "width": 123, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 460, "page_height": 710, "text": "Menentukan Matriks horelasi", "type": "Text" }, { "left": 244, "top": 578, "width": 8, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 460, "page_height": 710, "text": "2) 3)", "type": "Table" }, { "left": 244, "top": 601, "width": 8, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 460, "page_height": 710, "text": "4)", "type": "Picture" }, { "left": 40, "top": 634, "width": 296, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 460, "page_height": 710, "text": "58 MANAIERIAL VOL. 3, NO. 6, ]anuari 2005 : 55 - 61", "type": "Table" }, { "left": 47, "top": 43, "width": 135, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 461, "page_height": 690, "text": "5) Menentuhan Matriks invers", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 54, "width": 146, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 461, "page_height": 690, "text": "6) Menghitung koefisien jalur (P)", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 66, "width": 189, "height": 47, "page_number": 5, "page_width": 461, "page_height": 690, "text": "7) Menentukan koefisien determinasi dari X, dan X, terhadap Y 8) Menghitung hoefisien jalur dari variabel residu ( P6 ) terhadap Y", "type": "Text" }, { "left": 46, "top": 125, "width": 158, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 461, "page_height": 690, "text": "Hasil Penelitian dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 46, "top": 147, "width": 190, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 461, "page_height": 690, "text": "Berdasarkan data olahan, diagram jalur yang menggambarkan hipotesis penelitian adalah seperti terlihat pada Gambar 3 di bawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 48, "top": 216, "width": 149, "height": 71, "page_number": 5, "page_width": 461, "page_height": 690, "text": ",.,.,1*''>t l*r, ,/ p,*2", "type": "Picture" }, { "left": 56, "top": 302, "width": 168, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 461, "page_height": 690, "text": "Gambar S.niagrai ]alur Variabel X terhadap Variabel Y", "type": "Text" }, { "left": 44, "top": 335, "width": 191, "height": 81, "page_number": 5, "page_width": 461, "page_height": 690, "text": "Menentukan persamaan struktur disesuaikan dengan jumlah variabel penyebab (eksogenuf dan variabel akibat (endogenus). Dalam penelitian ini ada dua variabel eksogenus (X) yaitu internal stalfing (X1) dan pelatihan (Xr) serta sebuah variabel endogenus (Y) yaitu prestasi kerja.", "type": "Text" }, { "left": 44, "top": 417, "width": 182, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 461, "page_height": 690, "text": "Persamaan struktur yang dibentuh adalah:", "type": "Text" }, { "left": 44, "top": 439, "width": 95, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 461, "page_height": 690, "text": "Y = Pn*,X., *Prr.2X: + E", "type": "Text" }, { "left": 44, "top": 463, "width": 189, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 461, "page_height": 690, "text": "Menentukan matriks korelasi antar variabel ehsogen", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 574, "width": 189, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 461, "page_height": 690, "text": "Menentuhan matriks invers dari matriks korelasi antar variabel eksogen", "type": "Text" }, { "left": 380, "top": 48, "width": 8, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 461, "page_height": 690, "text": "x2", "type": "Page header" }, { "left": 251, "top": 68, "width": 147, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 461, "page_height": 690, "text": "-7,592076 R,-'=", "type": "Text" }, { "left": 251, "top": 118, "width": 189, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 461, "page_height": 690, "text": "Menghitung hoefisien jalur dari X, dan X, terhadap Y", "type": "Text" }, { "left": 250, "top": 160, "width": 186, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 461, "page_height": 690, "text": ";:, =[,,]l]J [m3 ft,?J:,J [:i]:::J", "type": "Text" }, { "left": 250, "top": 195, "width": 190, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 461, "page_height": 690, "text": "Menentukan koefisien determinasi dari X, dan X2 terhadap Y", "type": "Text" }, { "left": 250, "top": 247, "width": 185, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 461, "page_height": 690, "text": "R.,,., \",,=fo,3er* o,rru*u] flj = 0,515684", "type": "Picture" }, { "left": 249, "top": 283, "width": 190, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 461, "page_height": 690, "text": "Menghitung koefisien jalur dari variabel residu (P) terhadap Y", "type": "Text" }, { "left": 272, "top": 318, "width": 134, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 461, "page_height": 690, "text": "P,\" = {(1 -0,515684) =o,4843t6", "type": "Text" }, { "left": 249, "top": 341, "width": 191, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 461, "page_height": 690, "text": "Diagram Jalur Pengaruh Internal Stalfing dan Pelatihan terhadap Prestasi Kerja", "type": "Text" }, { "left": 258, "top": 403, "width": 181, "height": 86, "page_number": 5, "page_width": 461, "page_height": 690, "text": ",y'i=o'484316 x2 Py,, = 0,336545 Gambar 4. Diagram falur Variabel X terhadap Variabel Y", "type": "Text" }, { "left": 248, "top": 511, "width": 190, "height": 69, "page_number": 5, "page_width": 461, "page_height": 690, "text": "Dari Gambar Diagram |alur tersebut dapat dijelaskan mengenai pengaruh internal stalfrng sebagai variabel X, dan pelatihan sebagai variabel X, terhadap prestasi kerja sebagai variabel Y dalam bentuk Tabel 7 di bawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 48, "width": 8, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 461, "page_height": 690, "text": "x1", "type": "Text" }, { "left": 283, "top": 66, "width": 60, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 461, "page_height": 690, "text": "x, |,- s,rosso:", "type": "List item" }, { "left": 44, "top": 84, "width": 393, "height": 566, "page_number": 5, "page_width": 461, "page_height": 690, "text": ",, l_ _,,,,,0,u 8,1 08503 xr xr x, x, ( I 0,916108) R,= I I x, J o,rrurou I t) Pengaruh Internal Staltng dan Pelatihan terhadap Prestasi Kerja Karyaw at (Roti Rofaida) 5 9", "type": "Picture" }, { "left": 45, "top": 49, "width": 375, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 458, "page_height": 688, "text": "Tabel 7 Kontribusi Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Xr, Xz terhadap Y", "type": "Text" }, { "left": 45, "top": 73, "width": 39, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 458, "page_height": 688, "text": "1 VARIABEL", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 72, "width": 4, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 458, "page_height": 688, "text": "2", "type": "Picture" }, { "left": 101, "top": 73, "width": 231, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 458, "page_height": 688, "text": "PENGARUH LANGSUNG 3 PENGARUH TIDAK LANGSUNG MELALUI", "type": "Table" }, { "left": 385, "top": 71, "width": 5, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 458, "page_height": 688, "text": "4", "type": "Picture" }, { "left": 44, "top": 81, "width": 362, "height": 42, "page_number": 6, "page_width": 458, "page_height": 688, "text": "TOTAL (2+3) x. x\" x. t5,46t3yo / t // / t / I / I I / t/ I I / I // I I I / I / I / / I / I t2,3904Yo 27.85170/\" x, 11.32630/\" 12,3904yo I / I / I / I / il/ t/ I / // /t / I // / I I // / I I / 23,7167o/o", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 123, "width": 369, "height": 82, "page_number": 6, "page_width": 458, "page_height": 688, "text": "Pensanrh X. dan X. 51.5684yo Penearuh variabel residu e terhadap Y 48.4316v, Total pengaruh 100% Sumber :data primer, diolah Tabel 8.Uji Keberartian Koefisien falur", "type": "Table" }, { "left": 45, "top": 214, "width": 77, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 458, "page_height": 688, "text": "1. UJIKESELURUHAN f HITUNG = 62,293895", "type": "Text" }, { "left": 53, "top": 214, "width": 199, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 458, "page_height": 688, "text": "Fo,os(z,rtz) = 3,072050 KAIDAH KEPUTUSAN", "type": "Table" }, { "left": 185, "top": 214, "width": 170, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 458, "page_height": 688, "text": "SIGNIFIKANPADA o=0,05 HO DITOLAK KESIMPULAN :", "type": "Picture" }, { "left": 309, "top": 232, "width": 81, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 458, "page_height": 688, "text": "MINIMAL TERDAPAT SATU", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 241, "width": 106, "height": 6, "page_number": 6, "page_width": 458, "page_height": 688, "text": "KOEFISIEN JALUR YANG BERARTI", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 256, "width": 39, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 458, "page_height": 688, "text": "uji individual", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 275, "width": 55, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 458, "page_height": 688, "text": "Xr tr = 2,146301 to,oqz,rrl = '1,65833 tr > to,ootz,rrz)", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 321, "width": 52, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 458, "page_height": 688, "text": "Xz t2", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 331, "width": 31, "height": 6, "page_number": 6, "page_width": 458, "page_height": 688, "text": "= 1,837006", "type": "Picture" }, { "left": 73, "top": 340, "width": 53, "height": 6, "page_number": 6, "page_width": 458, "page_height": 688, "text": "to,ooc,rra = 1,65833", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 350, "width": 34, "height": 5, "page_number": 6, "page_width": 458, "page_height": 688, "text": "tz > to,os(z,rrz)", "type": "Text" }, { "left": 185, "top": 256, "width": 54, "height": 6, "page_number": 6, "page_width": 458, "page_height": 688, "text": "Kaidah keputusan", "type": "Text" }, { "left": 185, "top": 274, "width": 98, "height": 17, "page_number": 6, "page_width": 458, "page_height": 688, "text": "Signifikan pada o = 0,05 satu sisi Ho ditolak", "type": "Picture" }, { "left": 185, "top": 321, "width": 97, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 458, "page_height": 688, "text": "Signifikan pada cr = 0,05 satu sisi", "type": "Text" }, { "left": 185, "top": 331, "width": 29, "height": 6, "page_number": 6, "page_width": 458, "page_height": 688, "text": "Ho ditolak", "type": "Picture" }, { "left": 309, "top": 256, "width": 39, "height": 6, "page_number": 6, "page_width": 458, "page_height": 688, "text": "Kesimpulan:", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 275, "width": 97, "height": 6, "page_number": 6, "page_width": 458, "page_height": 688, "text": "Xr berpengaruh positif terhadap Y", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 320, "width": 97, "height": 6, "page_number": 6, "page_width": 458, "page_height": 688, "text": "llz berpengaruh positif terhadap Y", "type": "Picture" }, { "left": 39, "top": 369, "width": 121, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 458, "page_height": 688, "text": "Sumber : data primer, diolah", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 396, "width": 55, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 458, "page_height": 688, "text": "Kesimpulan", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 415, "width": 172, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 458, "page_height": 688, "text": "Hipotesis I yang diajuhan adalah:", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 430, "width": 190, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 458, "page_height": 688, "text": "Internal Stalfrng dan Pelatihan berpengaruh positif terhadap Prestasi Kerja Karyawan.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 450, "width": 192, "height": 82, "page_number": 6, "page_width": 458, "page_height": 688, "text": "Berdasarkan hasil perhitungan uji heber- artian koefisien jalur pada Tabel 8 dihetahui bahwa: F hitung = 62,293895 ) Fo,os(z,rrz) = 3,O72O5O. Dengan demihian hipotesis 1 dapat diterima, altinya internal stalling dan pelatihan secara simultan berpengaruh positif terhadap prestasi herja karyawan.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 532, "width": 192, "height": 78, "page_number": 6, "page_width": 458, "page_height": 688, "text": "Semakin baik pelaksanaan/proses internal stalling dan pelatihan maka semakin baih tinghat prestasi kerja karyawan, sebalilmya semakin buruk pelaksanaan/proses internal stalfrng dan pelatihan mal(a tingkat prestasi herja karyawan semakin buruk. Besar pengaruh simultan tersebut adalah 51.5684", "type": "Text" }, { "left": 241, "top": 393, "width": 190, "height": 46, "page_number": 6, "page_width": 458, "page_height": 688, "text": "%. Besar pengaruh variabel lain di luar internal stalling (Xr) dan pelatihan (Xr) terhadap prestasi kerja haryawan adalah sebesar 48.4316Yo.", "type": "Text" }, { "left": 241, "top": 438, "width": 191, "height": 173, "page_number": 6, "page_width": 458, "page_height": 688, "text": "Hipotesis 2 yang diajukan adalah Internal Stalling berpengaruh positif terha- dap Prestasi Kerja Karyawan. Berdasarkan hasil perhitungan uji keberartian hoefisien ialur pada Tabel 8 diketahui bahwa: 161, = 2,I453O1 ) to,os(z,rrz) = 1,65833. Dengan demikian hipotesis 2 dapat diterima, artinya internal stalling berpengaruh positif terhadap prestasi herja karyawan. Semahin bailr pelahsanaan/proses internal stalling maka semakin baili tingkat prestasi kerja karyawan, sebaliknya semal(in buruk pelaksanaan/proses internal stalling maka tingkat prestasi kerja haryawan semakin buruh. Nilai hoefisien jalur X, terhadap Y", "type": "Text" }, { "left": 37, "top": 639, "width": 12, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 458, "page_height": 688, "text": "60", "type": "Picture" }, { "left": 133, "top": 637, "width": 201, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 458, "page_height": 688, "text": "MANAJERIAL VOL. 3, NO. 6, Januari 2005 : 55 - 61", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 55, "width": 193, "height": 420, "page_number": 7, "page_width": 461, "page_height": 690, "text": "(Py*1) yaitu sebesar 0.393209. Kontribusi pengaruh langsung internal stalfing (Xr) terhadap prestasi kerja (Y) sebesar 15.4673yo dan pengaruh tidak langsung melalui pelatihan (Xr) sebesar 72.39O4Yo. Total pengaruh internal stalfrng terhadap prestasi kerja sebesar 27,8517Yo. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masih terdapat variabel lain diluar internal stalfing yang mempengaruhi prestasi kerja. Untuk itu penelitian lanjutan perlu dilakukan. Hipotesis 3 yang diajukan adalah Pelatihan berpengaruh positif terhadap Prestasi Kerja Karyawan. Berdasarkan hasil perhitungan uji keberartian koefisien jalur pada Tabel 8 diketahui bahwa: tri = 1.83700 > to,oslz,rrz; = 1.65833. Dengan demikian hipotesis 3 dapat diterima, artinya pelatihan berpengaruh positif terhadap prestasi kerja karyawan. Semakin baik pelaksanaan/proses pelatihan maka semakin baik tingkat prestaSi kerja karyawan, sebaliknya semakin buruk pelaksanaan/ proses pelatihan maka tingkat prestasi kerja karyawan semakin buruk. Nilai koefisien jalur X, terhadap Y (P,,r) yaitu sebesar 0.336545. Kontribusi pengaruh langsung pelatihan (Xr) terhadap prestasi kerja (Y) sebesar 17.3263?o dan pengaruh tidak langsung melalui internal stalfing (Xr) sebesar 72.3904yo. Total pengaruh pela- tihan te4hadap prestasi kerja sebesar 23,71670/0. Hasil penelitian ini menunjuk- kan bahwa masih terdapat variabel lain diluar pelatihan yang mempengaruhi prestasi kerja. Untuk itu penelitian lanjutan perlu dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 500, "width": 71, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 461, "page_height": 690, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 522, "width": 190, "height": 45, "page_number": 7, "page_width": 461, "page_height": 690, "text": "Anastasi, Anne dan Susana Urbina, Psy- chological Testing, 7th edition, Prentice Hall,Inc, 1997 Baron, Robert A dan Gerald Greenberg,", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 567, "width": 175, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 461, "page_height": 690, "text": "Behavior in Organizations: Understand- ing and Managing Human Side of", "type": "Text" }, { "left": 249, "top": 56, "width": 191, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 461, "page_height": 690, "text": "Work, 3th edition, Allyn and Bacon, 1990 Barney, |ay B dan Ricky W. Gnffn, The Management of Organizations, Hough- ton MiIIlin Company, 1992 Bernardin, H. ]ohn dan loyce, E.A Russel, Human Resources Management, an E4teriental Approach, McGraw-Hill, Inc, 1993 Canel, Michael R., et al, Euman Resources Management, Global Strategy for Ma- naging at Divene Workforce,5s edition,", "type": "Text" }, { "left": 247, "top": 193, "width": 192, "height": 237, "page_number": 7, "page_width": 461, "page_height": 690, "text": "Prentice Hall, Inc, 1995 Cascio, Wayne F., Managing Human Re- sources, Productivity, Qualily of Work, trife, and Prolit lnternational Edition, McGraw-HilI,1998 Dessler, Garry, Human Resources Mana- gement Prentice Hall,Inc, 2000 Hamis, Michael., Human Resowces Mana- gement : a Practical Approach, 2od edition, The Dryden Press, 2000 Milkovich, George T dan ]ohn W. Boudreau, Human Resources Managemenf, 8tr ed, Richard D.Irwin, 1997 Mejia, Luis R. Gomez, et al, Managing Human Resources, Prentice Hall, Inc, 1995 Mondy, R. Wayne, Arthur Sharplin, dan Shane R, Premeaux, Management and Organizational Behauion Allyn and Bacon, 1999 Moorhead, Gregory dan Ricky W. Grillin,", "type": "Text" }, { "left": 247, "top": 430, "width": 192, "height": 57, "page_number": 7, "page_width": 461, "page_height": 690, "text": "Organizational Behavior: Managing People and Organization, 4th ed, Houghton Milllin Company, 1995 Robbins, Stephen P., dan David A. De Cenzo, Human Resource Managemenf, 5th ed,", "type": "Text" }, { "left": 247, "top": 488, "width": 191, "height": 44, "page_number": 7, "page_width": 461, "page_height": 690, "text": "John Willey and Sons, Inc,1996 Robbins, Stephen P., Organizational Beha- viow, Concept, Controversies, Appli- cation,7ft ed, Prentice Hall.", "type": "Text" }, { "left": 247, "top": 532, "width": 190, "height": 34, "page_number": 7, "page_width": 461, "page_height": 690, "text": "Schermerhorn, Jr. et al, Managing Orga- nizational Behavior 2'd ed, lohn Willey and Sons, 1995.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 647, "width": 369, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 461, "page_height": 690, "text": "Pengaruh Internal Staffing dan Pelatihan terhadap Prestasi Kerja Karyawan (Rofi Rofaida) 6l", "type": "Text" } ]
437db865-43d6-aadc-49c9-1bdb6a82e842
https://jurnal.uns.ac.id/SHES/article/download/78044/41669
[ { "left": 195, "top": 38, "width": 206, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Workshop Penguatan Kompetensi Guru 2022 SHEs: Conference Series 5 (5) (2022) 332- 338", "type": "Page header" }, { "left": 169, "top": 759, "width": 339, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 100, "width": 428, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Using the Field Trip Method to Improve Student Learning Outcomes in Social Studies Subjects", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 138, "width": 119, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diding Suwarno Putro", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 163, "width": 198, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SD Negeri Tegalharjo No.187 Surakarta [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 214, "width": 386, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Article History accepted 1/11/2022 approved 15/11/2022 published 30/11/2022", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 262, "width": 43, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 273, "width": 428, "height": 147, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "\"Using the Field Trip Method to Improve Student Learning Outcomes in Social Studies Subjects in Grade V Students at SDN Tegalharjo Surakarta for the 2021/2022 Academic Year\". This study aims to determine the increase in student learning outcomes on social studies subjects by using the field trip method . This type of research is classroom action research (PTK).The subjects of this study were the fifth grade students at SDN Tegalharjo Surakarta for the 2021/2022 academic year consisting of 28 children . Based on the results of the study, data from cycle I showed that the average value of the learning outcomes of class V students at SDN Tegalharjo was 68 with the percentage of students' mastery learning being 60% . In cycle II the average value of the learning outcomes of class V students at SDN Tegalharjo increased to 80 with a complete learning achievement percentage of 85%.These results indicate that the field trip method can improve student learning outcomes, especially the social studies class V at SDN Tegalharjo Surakarta . Keywords: Field Trip Method, Learning Outcomes", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 434, "width": 40, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 444, "width": 428, "height": 137, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "”Penggunaan Metode Karya Wisata Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Pada Siswa Kelas V SDN Tegalharjo Surakarta Tahun Pelajaran 2021/ 2022 ”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik terhadap mata pelajaran IPS dengan menggunakan Metode Karya Wisata. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas V SDN Tegalharjo Surakarta Tahun Pelajaran 2021/2022 yang terdiri dari 28 anak. Berdasarkan hasil penelitian, data siklus I menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar peserta didik kelas V SDN Tegalharjo adalah 68 dengan presentase ketuntasan belajar peserta didik adalah 60%. Pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar peserta didik kelas V SDN Tegalharjo meningkat menjadi 80 dengan presentase ketuntasan hasil belajar adalah 85%. Hasil ini menunjukkan bahwa Metode Karya Wisata dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik khususnya mupel IPS kelas V SDN Tegalharjo Surakarta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 584, "width": 217, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci: Metode Karya Wisata, Hasil Belajar", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 620, "width": 335, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Social, Humanities, and Education Studies (SHEs): Conference Series https://jurnal.uns.ac.id/shes", "type": "Text" }, { "left": 428, "top": 620, "width": 86, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN 2620-9284 e-ISSN 2620-9292", "type": "Table" }, { "left": 195, "top": 38, "width": 206, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Workshop Penguatan Kompetensi Guru 2022 SHEs: Conference Series 5 (5) (2022) 332- 338", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "333", "type": "Page footer" }, { "left": 255, "top": 87, "width": 88, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 100, "width": 429, "height": 61, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Masih banyak siswa yang memiliki prestasi belajar yang rendah dan mengecewakan. Salah satu faktor penyebabnya adalah motivasi belajar mereka yang lemah dan tidak adanya rasa tanggung jawab terhadap pendidikan yang sedang mereka tempuh. Karena tidak adanya visi ke depan sebagai motivasi belajar untuk mempersiapkan diri menghadapi kehidupan di masa yang akan datang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 163, "width": 429, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk mencapai prestasi belajar yang maksimal, perlu adanya motivasi yang kuat yang ditumbuhkan oleh peserta didik, terutama oleh guru yang sebagai pengajar, agar para siswa selalu terdorong untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri mereka.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 214, "width": 429, "height": 162, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kebanyakan pendidikan yang ada di Indonesia belum menyentuh tatanan praktis yang dapat menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan bagi sasarannya. Dan jika merujuk kepada Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pada pasal 1 ayat 1, dijelaskan bahwa; “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, ba ngsa, dan Negara”. Bila tuntunan yang termaktub dalam Undang-undang Sisdiknas tersebut dapat direalisasikan maka out put yang dihasilkan lebih optimal bila didukung dengan diberikannya ruang untuk berekspresi. Mosston (dalam Sengkey, 2002: 145) telah menciptakan gaya-gaya mengajar yang dapat dipakai untuk mengajarkan keterampilan motorik, dimana gaya-gaya mengajar tersebut memberikan tingkatan banyaknya kegiatan kognitif.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 378, "width": 429, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembelajaran IPS tentang peninggalan sejarah agama Hindu Budha kurang dimengerti siswa. Hal tersebut dapat dilihat ketika diadakan ulangan IPS khususnya tentang peninggalan sejarah Hindu Budha. Dari 28 siswa di kelas V pada SD Negeri Tegalharjo No. 187 banyak yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal tersebut. Siswa masih kurang paham membedakan peninggalan sejarah Hindu Budha. Dari 28 siswa yang mendapat nilai diatas 7 hanya 17 siswa, sehingga pembelajaran tersebut dianggap kurang berhasil.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 467, "width": 429, "height": 174, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ciri pengajaran yang berhasil salah satu diantaranya dilihat dari kadar kegiatan siswa belajar. Makin tinggi kegiatan belajar siswa makin tinggi pula peluang berhasilnya pengajaran. Keaktifan siswa belajar sangat diperlukan baik di dalam maupun di luar kelas, menurut Alipandie, “tanpa aktivitas belajar, pengajaran tidak akan memberikan hasil yang ba ik”. Keberhasilan siswa belajar itu tidak hanya sekedar berhasil belajar, tetapi keberhasilan yang ditempuhnya dengan belajar aktif. Belajar dengan aktif dapat menyebabkan ingatan kita mengenai yang kita pelajari itu lebih lama dan pengetahuan kita menjadi lebih luas dibandingkan dengan belajar pasif. Guru yang profesional akan mampu memberikan motivasi bagi anak didiknya dalam proses belajar mengajar. Peningkatan motivasi belajar tersebut dapat dilakukan salah satunya melalui metode karya wisata. Metode ini dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar untuk memberikan suasana baru bagi anak didik. Hal ini diterapkan karena untuk mengaplikasikan pelajaran yang didapat oleh siswa dalam kelas ke alam bebas terbuka.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 644, "width": 429, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karya wisata sebagai metode mengajar memerlukan langkah-langkah yang baik, di antaranya;", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 669, "width": 167, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Persiapan dan Perencanaan", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 682, "width": 413, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mempersiapkan dan merencanakan karya wisata hendaknya bersama- sama dengan anak-anak sekalipun guru sudah mempunyainya. Hal-hal yang perlu dibicarakan bersama, diantaranya:", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 720, "width": 212, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Tujuan dan sasaran yang akan dituju.", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 733, "width": 406, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Aspek-aspek atau permasalahan yang akan diselidiki. Ada baiknya apabila dirumuskan pertanyaan-pertanyaan yang berkenaan dengan materi pelajaran", "type": "List item" }, { "left": 195, "top": 38, "width": 206, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Workshop Penguatan Kompetensi Guru 2022 SHEs: Conference Series 5 (5) (2022) 332- 338", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "334", "type": "Page footer" }, { "left": 107, "top": 87, "width": 389, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "IPS dan aspek-aspek atau masalah yang akan dicapai. 3) Membaca atau mengumpulkan informasi berkenaan dengan karya wisata.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 113, "width": 406, "height": 60, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4) Terbentuknya kelompok-kelompok yang akan membahas atau menyelidiki aspek-aspek yang telah dirumuskan. Setiap kelompokpun hendaknya membagi-bagi tugas lagi sehingga setiap orang mempunyai tugas yang jelas. Misalnya ada yang harus mengamati, mengumpulkan, bahan-bahan, bertanya, mencatat, dan lain-lain.", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 176, "width": 406, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5) Membentuk petugas khusus bila perlu, misalnya untuk menghubungi pengurus yang akan dikunjungi, ketua rombongan atau pemimpin kelompok baik untuk diskusi kelak.", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 214, "width": 219, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6) Waktu karya wisata supaya ditetapkan.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 226, "width": 159, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Pelaksanaan Karya Wisata", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 239, "width": 410, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karya wisata hendaknya dilakukan dengan tertib. Setiap orang supaya melakukan tugasnya, baik mengumpulkan bahan maupun mencatat yang kemudian akan di laporkan kepada kelompok atau kelas. Mengerjakan tugas dapat dilakukan perorangan ataupun kelompok kecil. Setiap orang hendaknya mengecek tugasnya yang telah disiapkan sebelumnya apakah telah dilakukan atau belum.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 315, "width": 106, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Tindakan Lanjut", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 328, "width": 413, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karya wisata tidak berakhir pada waktu meneliti kemudian membuat kesimpulan-kesimpulan tertulis, melainkan perlu diikuti dengan suatu tindak lanjut. Hal ini penting karena apa yang diamati seseorang atau kelompok tertentu belum tentu diamati yang lain. Sedangkan tujuan karya wisata supaya semua orang mengetahui semua aspek yang diselidiki. Karena itu dalam tindak lanjut ini perlu ada presentasi atau laporan.kelompok yang diikuti dengan tanya jawab dan diskusi.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 416, "width": 407, "height": 61, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bahkan ada kalanya seseorang mendemonstrasikan hasil penelitiannya. Juga di dalam tindak lanjut ini diadakan penilaian tentang kegiatan mereka, apakah karya wisata itu berjalan lancar, tertib dan bermanfaat? Kekurangan- kekurangan apa yang dirasakan dan bagaimana kemungkinannya untuk memperbaikinya.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 479, "width": 407, "height": 74, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hal ini diharapkan bukan hanya sekedar untuk rekreasi saja, akan tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat realitanya. Jadi penggunaan teknik atau metode karya wisata adalah “cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu yang relevan dengan pelajaran”.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 555, "width": 163, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kelebihan Metode Karya Wisata", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 568, "width": 406, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Karya Wisata mempunyai prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam proses belajar mengajar.", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 593, "width": 406, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Membuat apa yang dipelajari di sekolah lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan di masyarakat.", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 619, "width": 406, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Pengajaran dengan metode karya wisata dapat lebih merangsang kreatifitas siswa.", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 644, "width": 358, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4) Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas, mendalam dan aktual.", "type": "List item" }, { "left": 274, "top": 669, "width": 50, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 682, "width": 431, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengertian metode tercantum di dalam kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud. Sedangkan karya wisata adalah berpergian atau mengunjungi suatu objek dalam rangka memperluas pengetahuan. Menurut Mahfudh Salahudin, metode adalah suatu cara yang paling tepat digunakan untuk menyampaikan bahan pelajaran, sehingga tujuan dapat dicapai. Sedangkan menurut Zuhairini metode dalam mengajar", "type": "Text" }, { "left": 195, "top": 38, "width": 206, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Workshop Penguatan Kompetensi Guru 2022 SHEs: Conference Series 5 (5) (2022) 332- 338", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "335", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 390, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "adalah a. Merupakan salah satu komponen dari proses pendidikan b. Merupakan alat mencapai tujuan yang didukung oleh alat bantu mengajar,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 125, "width": 279, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Merupakan kebulatan dalam satu sistem pendidikan", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 138, "width": 429, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode mengajar sebagai upaya mencapai tujuan, dengan demikian diperlukan pengetahuan tentang tujuan itu sendiri. Perumusan tujuan yang sejelas-jelasnya merupakan persyaratan terpenting sebelum seseorang menentukan dan memilih metode mengajar yang tepat, karena kekaburan dalam tujuan yang hendak dicapai akan menyebabkan kesulitan dalam menentukan dan memilih metode yang tepat. Apa yang ingin dituju oleh suatu program bidang studi melalui unit pengajaran, semua termasuk dalam ruang lingkup dari metodologi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 226, "width": 429, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan metode karya wisata tersebut di atas akan membuat para siswa tertarik dalam mempelajari mata pelajaran tersebut, khususnya mata pelajaran bidang studi IPS", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 264, "width": 429, "height": 99, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode yang digunakan adalah metode yang direncanakan berdasarkan pertimbangan perbedaan individu diantara siswa, memberi kesempatan terjadinya feed back , menstimulur kegiatan-kegiatan dan inisiatif siswa untuk menemukan dan memecahkan problem-problem dan sebagainya. Suatu hal yang dapat disangkal lagi, bahwa kebutuhan terhadap metode adalah mutlak dalam pendidikan dan pengajaran, kerena metode merupakan sarana dari segala macam agar tercapai hasil yang memuaskan. Tanpa metode, maka hasil kerja tidak akan teratur dan berjalan dengan baik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 366, "width": 429, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jadi dalam memberikan pelajaran IPS dan perubahan-perubahan yang diinginkan harus memperhatikan faktor usia, lingkungan, sifat bahan pelajaran, minat, dan kemampuan anak didik. Maka salah satu cara untuk mengefektifkan dan menghidupkan proses belajar mengajar adalah dengan metode karya wisata.", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 429, "width": 145, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 442, "width": 429, "height": 47, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data hasil observasi awal merupakan data awal yang dilakukan untuk melakukan suatu tindakan penelitian. Data awal yang dicari atau dikumpulkan sebelum tindakan penelitian ini berupa data keadaan jumlah peserta didik yang ada di kelas V (lima) SD Negeri Tegalharjo No.187 Surakarta, seperti pada tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 498, "width": 325, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Data jumlah siswa kelas V Negeri Tegalharjo No.187 Surakarta", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 512, "width": 372, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nama Sekolah Jumlah Siswa Total SDN Tegalharjo No.187 Surakarta Laki-laki 16 Perempuan 12 28", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 551, "width": 429, "height": 61, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebelum melaksanakan tindakan penelitian atau siklus I dan II peneliti melakukan prasiklus terlebih dahulu untuk mengetahui data awal mengenai hasil belajar siswa kelas V Negeri Tegalharjo No.187 Surakarta pada mata pelajaran IPS. Pra-tindakan ini dilakukan peneliti dengan cara observasi ke kelas V SD Negeri Tegalharjo No.187 Surakarta. Hasil dari observasi awal dapat dilihat pada tabel 2", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 620, "width": 408, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Ketercapaian Hasil Belajar Siswa Pra-Siklus Mata Pelajaran IPS Kelas V SD Negeri", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 633, "width": 410, "height": 114, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tegalharjo No.187 Surakarta Nama Sekolah KKM Nilai Tertinggi Nilai Terendah Nilai rata- rata Jumlah siswa yang tuntas Jumlah siswa yang tidak tuntas SDN Tegalharjo No.187 Surakarta 70 80 20 53 17 11", "type": "Table" }, { "left": 195, "top": 38, "width": 206, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Workshop Penguatan Kompetensi Guru 2022 SHEs: Conference Series 5 (5) (2022) 332- 338", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "336", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 100, "width": 429, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan dari tabel 2 di atas, hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Tegalharjo No.187 Surakarta pada pra-siklus masih belum mencapai KKM yang sudah ditentukan sekolah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 138, "width": 429, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Oleh karena itu perlu adanya tindakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan metode karya wisata yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dari hasil peroleh nilai siswa di atas, dipakai sebagai dasar untuk merencanakan tindakan kelas sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 175, "top": 194, "width": 246, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3. Perencanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 208, "width": 414, "height": 189, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No. Tahap Tindakan Guru Tindakan Guru sebagai Penelitian 1 Merencanakan Membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran I Memantau kemampuan siswa dengan memberi penilaian proses 2 Pelaksanaan Perbaikan Melaksanakan perbaikan pembelajaran I Memantau perkembangan siswa 3 Pengamatan/ Pengumpulan Data Mengamati hasil perolehan nilai ulangan Mengolah data yang ada, baik nilai dan hasil pemantaun dari pengamat/ teman sejawat 4 Refleksi Mencari kelemahan dalam mengajar Merencanakan tindakan berikutnya Pelaksanaan Tindakan Penelitian", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 399, "width": 428, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Pelaksanaan Siklus I Pelaksanaan tindakan di kelas V SDN Tegalharjo No. 187", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 412, "width": 407, "height": 124, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Surakarta pada siklus I ini, yakni pada hari Kamis, 14 Oktober 2021 jam pertama. Berdasarkan hasil dari post test yang dilakukan di SDN Tegalharjo No. 187 Surakarta mengalami peningkatan namun belum mencapai KKM sekolah dan indikator keberhasilan yang ditentukan peneliti sebesar 70 untuk mata pelajaran IPS. Hal ini ditunjukkan dengan presentase yang dicapai siswa yakni 60% atau dari 28 siswa hanya 17 siswa yang tuntas dari KKM dan indikator keberhasilan peneletian yang awalnya hanya mendapat presentase 40% atau 11 siswa yang sudah mencapai KKM. Dikarenakan di siklus I ini sekolah belum mencapai indikator keberhasilan yang sudah ditentukan peneliti, maka perlu diadakan tindakan kembali yang di siklus II.", "type": "Text" }, { "left": 181, "top": 544, "width": 257, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4. Perencanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus II", "type": "Section header" }, { "left": 132, "top": 560, "width": 364, "height": 188, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No. Tahap Tindakan Guru Tindakan Guru sebagai Penelitian 1 Merencanakan Membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran II Memantau kemampuan siswa dengan memberi penilaian proses 2 Pelaksanaan Perbaikan Melaksanakan proses pembelajaran II Memantau perkembangan siswa 3 Pengamatan/ Pengumpulan Data Mengamati hasil perolehan nilai ulangan Mengolah data yang ada, baik nilai dan hasil pantauan dari pengamat/ teman sejawat 4 Refleksi Mencari kelemahan dalam dalam mengajar Menyimpulkan hasil penelitian", "type": "Table" }, { "left": 195, "top": 38, "width": 206, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Workshop Penguatan Kompetensi Guru 2022 SHEs: Conference Series 5 (5) (2022) 332- 338", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "337", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 428, "height": 86, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Pelaksanaan Siklus II Siklus II ini dilaksanakan pada hari Kamis, 21 April 2022. Hasil yang didapat di siklus II ini mengalami peningkatan kembali dan sudah mencapai indikator keberhasilan yang sudah ditentukan peneliti yakni 85% meningkat menjadi 24 siswa yang tuntas dengan nilai rata-rata yang didapat siswa adalah 80. Dengan demikian, peneliti tidak usah melakukan tindakan kembali karena nilai ketuntasan belajar yang dicapai oleh siswa sudah mencapai KKM sekolah dan indikator keberhasilan penelitian sebesar 70.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 176, "width": 429, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan perolehan hasil pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran tebak kata pada mata pelajaran IPS siswa kelas V SDN Tegalharjo No.187 Surakarta, bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I dan siklus II telah menunjukkan adanya perbaikan tindakan, baik kinerja guru maupun perilaku siswa sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan kegiatan pembelajaran berlangsung efektif dan terus mengalami peningkatan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 252, "width": 429, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berikut nilai rata-rata yang dicapai siswa kelas V SDN Tegalharjo No.187 Surakarta pada tiap siklusnya dapat dilihat pada tabel 5.", "type": "Text" }, { "left": 172, "top": 283, "width": 255, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 5. Nilai Rata-rata Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS", "type": "Section header" }, { "left": 109, "top": 297, "width": 378, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nama Sekolah Siklus Nilai Rata- Rata Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS SDN Tegalharjo No.187 Surakarta I 68 II 80", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 361, "width": 429, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selanjutnya untuk mengetahui ketercapaian nilai hasil belajar mata pelajaran IPS yang diperoleh siswa kelas V SDN Tegalharjo No.187 Surakarta pada tiap siklus terlihat pada tabel 6. di bawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 163, "top": 405, "width": 273, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 5. Ketercapaian Nilai Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS", "type": "Section header" }, { "left": 104, "top": 419, "width": 389, "height": 49, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nama Sekolah Siklus Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS (%) SDN Tegalharjo No.187 Surakarta I 60 II", "type": "Table" }, { "left": 119, "top": 458, "width": 313, "height": 227, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "85 53 68 80 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus R a ta -r a ta .", "type": "Picture" }, { "left": 132, "top": 685, "width": 370, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Grafik Hasil Perolehan Nilai Prestasi Belajar IPS Pra Siklus, Siklus I dan", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 698, "width": 37, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Siklus II", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 724, "width": 429, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan tabel 5 di atas, diketahui nilai ketuntasan hasil belajar IPS di kelas V SDN Tegalharjo No.187 Surakarta tiap siklusnya mengalami peningkatan dari 40%", "type": "Text" }, { "left": 195, "top": 38, "width": 206, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Workshop Penguatan Kompetensi Guru 2022 SHEs: Conference Series 5 (5) (2022) 332- 338", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "338", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 428, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menjadi 85%. Dengan demikian, penerapan metode karya wisata kata dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPS kelas V SDN SDN Tegalharjo No.187 Surakarta Tahun Ajaran 2021/2022.", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 138, "width": 61, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 151, "width": 428, "height": 161, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan pembahasan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam II siklus dapat diambil kesimpulan dari penerapan model pembelajaran tebak kata pada pembelajaran IPS ditunjukkan dengan adanya keberhasilan nilai hasil belajar yang didapat pada tiap siklusnya, yaitu dengan nilai rata-rata hasil belajar pada pra-tindakan adalah 53 dengan presentase ketuntasan belajar 40%, kemudian masuk siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat menjadi 68 dengan presentase ketuntasan belajar adalah 60% dan pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar kembali mengalami peningkatan yakni sebesar 80 dengan presentase ketuntasan 85%. Dengan kata lain, penelitian telah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS. Berdasarkan hasil dari penelitian, guru diharapkan lebih kreatif, inovatif dan terampil dalam mengelola kelas dengan menggunakan model-model pembelajaran yang inovatif dan sesuai dengan materi pembelajaran. Sehingga, dapat menciptakan suasana belajar yang aktif, inovatif, efektif dan menyenangkan.", "type": "Text" }, { "left": 247, "top": 328, "width": 104, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 340, "width": 429, "height": 61, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abu Achmadi. 1982. Teknik Belajar Yang Tepat. Semarang: Mutiara Permata Widya. Abu Ahmadi dan Djoko Triprastya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), Cet. Ke-1, h. 13 Am. Rukky Santoso, Mengembangkan Kemampuan Otak Kanan Anak-Anak (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002) h. XIX", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 404, "width": 428, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Andayani, dkk. 2007. Pemantapan Kemampuan Profesional (Panduan) . Jakarta : Universitas Terbuka.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 429, "width": 428, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Budiningsih, C. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Denny Setiawan. 2004. Komputer dan Media Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 467, "width": 429, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), Cet, Ke-2, h. 530", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 492, "width": 429, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hernawan, A. H. (2008). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran . Jakarta: Universitas Terbuka.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 518, "width": 429, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Russeffendi, Pengajran IPS Modern Untuk Orang Tua Murid, Guru dan SPG, seri 5 ( Bandung: Tarsito, 1980), h. 19", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 543, "width": 428, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sundawa, D. (2006). Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. Bandung: UPI Press.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 568, "width": 428, "height": 86, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Supriatna, N. (2007). Pendidikan IPS di SD. Bandung: UPI Press. Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003, Op Cit, h. 3 Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional , (Jakarta: Kloang Klede, 2003) h. 1 Wahyudin, H. D. (2007). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka. Winataputra, U. S. (2008). Materi dan Pembelajaran IPS di SD . Jakarta: Universitas Terbuka.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 657, "width": 392, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Winataputra, U. S. (2008). T eori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas", "type": "Text" } ]
28c1f8b0-d4f2-588d-4c05-c66dad57fa7c
https://cahaya-ic.com/index.php/JSKE/article/download/388/308
[ { "left": 135, "top": 59, "width": 206, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Social Knowledge Education (JSKE)", "type": "Section header" }, { "left": 135, "top": 71, "width": 159, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 2, No. 3, August 2021, pp. 60~63", "type": "Page header" }, { "left": 135, "top": 82, "width": 197, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2722-046X, DOI: 10.37251/jske.v2i3.388", "type": "Table" }, { "left": 482, "top": 80, "width": 45, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " 60", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 776, "width": 236, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal homepage: http://cahaya-ic.com/index.php/JSKE", "type": "Page footer" }, { "left": 193, "top": 106, "width": 214, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Sosiologi Kenakalan Siswa", "type": "Section header" }, { "left": 239, "top": 143, "width": 119, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mohammad Naufal Zabidi 1", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 155, "width": 367, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 197, "width": 202, "height": 56, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Article Info ABSTRAK Article history: Received Jun 30, 2021 Revised Jul 20, 2021", "type": "Table" }, { "left": 77, "top": 255, "width": 109, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Accepted August 30, 2021", "type": "Text" }, { "left": 231, "top": 214, "width": 290, "height": 60, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuan Penelitian: Penelitian yang peneliti lakukan adalah termasuk dalam jenis penelitian deskriptif kualitatif. Subyek penelitian ini adalah 2 siswa yang mengalami kenakalan ringan, 2 siswa yang mengalami kenakalan sedang, 2 siswa yang mengalami kenakalan berat, guru BK, guru IPS, wakil kepala sekolah bagian kesiswaan dan semua pihak yang dianggap memahami terkait dengan obyek penelitian yang berada di SMPN 2 Sumbergempol.", "type": "Text" }, { "left": 231, "top": 283, "width": 290, "height": 111, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metodologi: Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana data peroleh. Sumber data dalam penelitian ini bersumber dari place, person, dan paper. Unsur place meliputi sumber data yang berupa peristiwa, atau aktivitas dan perilaku- perilaku yang dapat diamati, sedangkan person meliputi guru kelas, siswa, dan semua pihak yang dianggap memahami terkait dengan obyek penelitian yang berada diSMPN 2 Sumbergempol. Untuk paper meliputi dokumentasi dari lokasi penelitian yang meliputi administrasi sekolah yang terkait dengan kenakalan siswa.", "type": "Text" }, { "left": 231, "top": 402, "width": 290, "height": 70, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Temuan Utama: Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk kenakalan siswa yang ada di SMPN 2 Sumbergempol terbagi dalam tiga kategori kenakalan seperti kenakalan ringan, sedang dan berat.Kenakalan ringan seperti bolos sekolah dan terlambat datang ke sekolah. Kenakalan sedang meliputi menonton video porno dan menjadi anggota kelompok atau geng wanita suka berdandan. Sedangkan kenakalan yang bersifat berat misalnya malas beribadah, suka berkata kotor dan meminta uang kepada temannya secara paksa.", "type": "Text" }, { "left": 231, "top": 481, "width": 290, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterbaruan/Keaslian penelitian: Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran secarailmiah mengenai penanggulangan kenakalan siswa melalui pendekatansosiologi SMPN 2 Sumbergempol.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 285, "width": 51, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci:", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 302, "width": 48, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kenakalan Sosiologis SMP", "type": "Picture" }, { "left": 312, "top": 524, "width": 214, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This is an open access article under the CC BY-NC license", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 584, "width": 99, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Corresponding Author:", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 595, "width": 404, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mohammad Naufal Zabidi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung, Indonesia Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 666, "width": 101, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 678, "width": 456, "height": 89, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Di zaman sekarang ini menuntut adanya keseimbangan antara dunia pendidikan dengan perkembangan masyarakat. Menghadapi dinamika kehidupan dan perkembangan masyarakat yang sangat cepat, pemerintah sebagai pihak yang berwenang telah melakukan berbagai macam usaha dan cara untuk mengatasi permasalahan pendidikan ini. Salah satunya adalah tindakan kenakalan siswa yang telah merugikan dirinya sendiri, sekolah dan juga orang tua [1,2]. Misalnya masih adanya siswa yang suka gaduh saat pembelajaran berlangsung, suka mbolos sekolah, jam efektif tapi siswa masih jajan di kantin dan lain-lain [3,4]. Meskipun pada realitasnya siswa dan guru kebanyakan tidak bisa saling mengerti secara utuh kesalahan siswa yang mengakibatkan kegagalan pemahaman hingga menjadi suatu kenakalan dan siswa mendapatkan suatu hukuman baik ringan maupun besar.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 59, "width": 77, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jo. Soc. Know. Ed", "type": "Page header" }, { "left": 252, "top": 59, "width": 72, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN:2722-046X", "type": "Page header" }, { "left": 482, "top": 57, "width": 9, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "", "type": "Page header" }, { "left": 257, "top": 776, "width": 270, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Sosiologi Kenakalan Siswa…( Mohammad Naufal Zabidi)", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 59, "width": 456, "height": 81, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "61 Kenakalan remaja ialah kenakalan tingkah laku, perbuatan atau tindakan remaja yang bersifat asosial bahkan anti sosial yang melanggar norma-norma sosial, agama, serta ketentuan hukum yang berlaku dalam masyarakat [5,6,7]. Salah satu permasalahannya yang dihadapi sekolah bentuk dari pelanggaran tata tertib sekolah yang melibatlan siswa sebagai pelakunya. Siswa sekolah pertama merupakan golongan usia remaja yang sedang mengalami masa transisi dari anak-anak menuju dewasa, ditandai dengan perkembangan dan pertumbuhan biologis, kognitif dan sosial emosional yang begitu pesat [8]-[10].", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 142, "width": 456, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Solusi dalam menanggulangi kenakalan remaja dapat dibagi ke dalam tindakan preventif, tindakan represif, dan tindakan kuratif dan rehabilitasi [11-[13]. Segala usaha pengendalian kenakalan remaja harus ditujukan ke arah tercapainya kepribadian remaja yang mantap, serasi dan dewasa. Remaja diharapkan akan menjadi orang dewasa yang berpribadi kuat, sehat jasmani dan rohani, teguh dalam kepercayaan (iman) sebagai anggota masyarakat, bangsa dan tanah air [14]-[16]. Setelah mengetahui kondisi remaja seperti yang dijelaskan diatas, maka diperlukan sebuah pendekatan yang sesuai dengan problematika tersebut yakni dengan pendekatan sosiologi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 223, "width": 456, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian serupa dilakukan oleh Nisa namun dalam penelitiannya meneliti kenakalan siswa dan implikasinya terhadao layanan bimbingan konseling [17]. Penelitian oleh Sulistyowati mengkaji kenakalan siswa dalam pembelajaran sosiologi dan dalam prestasi belajarnya [18]. Dari penelitian tersebut, belum ada penelitian yang mengkaji mengenai kenakalan remaja sitinjau dari aspek sosiologi. Sehingga penelitian ini memberikan keterbaharuan dalam menganalisis kenakalan remaja dalam aspek sosiologi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 281, "width": 456, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan pemaparan di atas peneliti ingin mengetahui kenakalan siswa yang ada disekolah. Melalui pendekatan sosiologi yang memberikan peran yang obyektif terhadap penanganan masalah-masalah kenakalan siswa. Guru akan memberikan sebuah sanksi/hukuman yang secara tuntas dalam menyelesaikan masalah- masalah yang terjadi hingga kasus siswa tidak akan terulang lagi..", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 349, "width": 133, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 361, "width": 456, "height": 158, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian diartikan sebagai suatu kegiatan pencarian penyelidikan dan percobaan serta alamiah dalam suatu bidang [17]. Penelitian (research) juga merupakan serangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan masalah [18]. Metodologi penelitian merupakan suatu unsur yang mutlak yang ada dalam penelitian [19].Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus merupakan penelitian yang mendalam tentang individu, satu kelompok, satu organisasi, satu program kegiatan, dan sebagainya dalam waktu tertentu. Tujuannya untuk memperoleh deskripsi yang utuh dan mendalam [20]. Jenis penelitian studi kasus yang digunakan pada penelitian ini dimaksudkan untuk meneliti fenomena secara utuh dan menyeluruh pada kondisi yang sebenarnya, mengabaikan fenomena-fenomena lain yang muncul dengan menggunakan berbagai sumber data.Penelitian kali ini meggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok [21]. Pendekatan kualitatif dipilih karena masalah yang diangkat lebih cocok diselesaikan dengan pendekatan kualitatif. Selain itu, data yang ingin dicapai oleh peneliti bukanlah data dalam bentuk angka-angka, akan tetapi data dalam bentuk kalimat naratif yang memaparkan apa adanya mengenai subjek dan objek yang diteliti.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 522, "width": 456, "height": 101, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adapun sumber data yang dimaksud adalah subyek dari mana data peroleh [22] Sumber data dalam penelitian ini bersumber dari place, person, dan paper. Unsur place meliputi sumber data yang berupa peristiwa, atau aktivitas dan perilaku-perilaku yang dapat diamati, sedangkan person meliputi guru kelas, siswa, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan dan semua pihak yang dianggap memahami terkait dengan obyek penelitian yang berada di SMPN 2 Sumbergempol. Untuk paper meliputi dokumentasi dari lokasi penelitian yang meliputi administrasi sekolah yang terkait dengan kenakalan siswa.Untuk memperoleh informasi yang dijadikan data utama dari lapangan penelitian, peneliti melakukan teknik wawancara dengan responden serta pihak lain yang terkait dengan data yang dibutuhkan. Wawancara dengan responden dilaksanakan di lokasi SMPN 2 Sumbergempol.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 625, "width": 456, "height": 56, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemudian peneliti juga menggunakan observasi partisipan, yaitu teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala subjek yang diselidiki. Metode observasi ini peneliti gunakan untuk mengetahui dari dekat dan menggali data yang sifatnya nyata sehingga penulis dapat mencatat dengan mengamati secara langsung pada obyek penelitian yaitu partisipasi komite sekolahdalam pengembangan mutu pendidikan di SMPN 2 Sumbergempol.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 683, "width": 456, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selanjutnya peneliti juga menggunakan metode dokumentas. Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan lain sebagainya. Dengan teknik dokumentasi, peneliti mengumpulkan data, dokumen atau laporan tertulis dari semua peristiwa yang isinya berupa penjelasan dan penilaian terhadap obyek yang diteliti [23]. Metode ini diharapkan agar memperoleh data berupa keadaan siswa, peraturan sekolah dan lain sebagainya.", "type": "Text" }, { "left": 105, "top": 57, "width": 9, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "", "type": "Page header" }, { "left": 437, "top": 59, "width": 90, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN:2722-046X", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 776, "width": 224, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jo. Soc. Know. Ed,Vol. 2, No. 3, August 2021: 60 - 63", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 59, "width": 12, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "62", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 456, "height": 113, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setelah data diperoleh melalui beberapa metode, selanjutnya dilakukan tahapan menyeleksi dan menyusun data tersebut. Agar data mempunyai arti maka data tersebut diolah dan dianalisis. Adapun analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah data deskriptif kualitatif yaitu menggambarkan dan menjelaskan data-data yang telah diperoleh selama melakukan penelitian. Mereduksi data adalah merangkum, memilih hal- hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Maka dari itu, data yang telah direduksi akan memberikan jawaban yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan [24].Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajikan data (display data). Dengan adanya penyajikan data maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja, dan selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 188, "width": 456, "height": 90, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setelah data disajikan, langkah selanjutnya adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Namun apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Jadi penarikan kesimpulan merupakan hasil penelitian yang menjawab fokus penelitian berdasarkan hasil analisis data.Simpulan disajikan dalam bentuk deskriptif objek penelitian dengan berpedoman pada kajian penelitian [25].", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 292, "width": 152, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 303, "width": 456, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kenakalan siswa adalah gejala (fenomena) sosial yang muncul dan berkembang diantaranya akibat dari suatu kondisi sosial yang kurang kondusif bagi perkembangan siswa. Kenakalan ini juga bisa disebut sebagai tindakan yang menyimpang dalam kehidupan sosial. Peran orangtua, guru dan kepala sekolah sering mengalami kebingungan ketika menghadapi perubahan sikap siswa yang mulai masuk pada usia 13 tahun keatas, meskipun sebenarnya hal itu normal dari kacamata masa perkembangan. Maka dari semua perilaku-perilaku yang alami dan membahayakan siswa, terdapat perilaku-perilaku yang penting untuk dicermati agar dapat meningkatkan kwalitas siswa.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 390, "width": 456, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wujud atau bentuk-bentuk kenakalan siswa itu ada 3 jenis yaitu a. kenakalan ringan, meliputi terlambat masuk kelas, tidur terlalu malam sehingga pada saat kbm siswa mengantuk, tidak mengerjakan tugas, terlalu boros menghabiskan uang, tidak sesuai atribut sekolah, kuku terlalu panjang, rambut panjang, main game pada saat kbm dan mengganggu kbm. b. kenakalan sedang, meliputi geng atau kelompok anarkis, menonton video porno, berkelahi dan meminta uang secara paksa. c. kenakalan berat, meliputi malas beribadah, merusak aset sekolah, tidak masuk selama 23 kali dan melakukan kenakalan yang berbentuk sedang berulang-ulang.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 465, "width": 456, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Guru merupakan penentu arah suatu perubahan sosial bangsa indonesia. Guru yang ideal harus bisa menanggulangi kenakalan siswa baik bersifat ringan, sedang bahkan lebih berat. Tentu, pelaksanaan itu tidaklah mudah apalagi melihat kemajuan sosial akan menyebabkan sebuah arah baru yang penanganannya harus disertai solusi yang lebih transformatif dan solutif. Dalam menangani kasus realita kenakalan siswa terdapat berbagai upaya penanggulangan, baik yang dilakukan oleh guru BK, wali kelas dan sekolah.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 528, "width": 456, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari data observasi, penulis meyakini bahwa sekolah SMPN 2 Sumbergempol lebih menekankan kepada pendekatan sosiologi karena dalam pendekatan sosiologi terdapat pendekatan individu, sosial dan interakasi. Upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi kenakalan masih perlu ditingkatan bukan hanya dalam lingkungan sekolah akan tetapi diluar sekolah guru harus perlu perhatian. Apalagi dalam masanya tingkat kenakalan selalu mendapat perhatian yang serius agar solusi penanggulangan kenakalan siswa dalam pendekatan sosiologi bisa menjadi lebih solutif dan persuasif.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 603, "width": 456, "height": 33, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari paparan data lapangan terkait dengan fokus penelitian yang ketiga diatas dapat ditemukan, bahwa dampak penanggulangan kenakalan siswa melalui pendekatan sosiologi di SMPN 2 Sumbergempol memiliki beberapa kecenderungan seperti dibawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 644, "width": 351, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Dampak siswa tidak akan mengulangi lagi kesalahan yang pernah diperbuatkannya.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 655, "width": 456, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Dampak siswa akan menjadi manusia yang berkwalitas, berorientasi kedepan, selalu menghormati nasehat guru dan dapat langsung menyesuaikan diri dengan lingkungannya.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 678, "width": 455, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Adanya arahan langsung oleh guru BK yang dilakukan setiap hari sebelum terindikasi kenakalan dan sesudah mengalami kenakalan membuat siswa bisa mengendalikan diri.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 702, "width": 455, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Dampaknya siswa mengikuti kegiatan intrakulikuler dan ekstakulikuler di sekolah. Sehingga setelah peserta didik mengikuti kegiatan tersebut harapannya bisa aktif dan lebih produktif dalam kesehariannya.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 724, "width": 359, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Menjadi makhluk sosial yang bisa memilih dan memilah teman yang baik atau tidak..", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 759, "width": 91, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 59, "width": 77, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jo. Soc. Know. Ed", "type": "Page header" }, { "left": 252, "top": 59, "width": 72, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN:2722-046X", "type": "Page header" }, { "left": 482, "top": 57, "width": 9, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "", "type": "Page header" }, { "left": 257, "top": 776, "width": 270, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Sosiologi Kenakalan Siswa…( Mohammad Naufal Zabidi)", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 59, "width": 456, "height": 138, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "63 Bentuk atau wujud kenakalan siswa yang ada di SMPN 2 Sumbergempol terbagi dalam tiga kategori kenakalan seperti kenakalan ringan, sedang dan berat. Kenakalan ringan seperti bolos sekolah dan terlambat datang kesekolah. Kenakalan sedang meliputi menonton video porno dan menjadi anggota kelompok atau geng wanita suka berdandan. Sedangkan kenakalan yang bersifat berat misalnya malas beribadah, suka berkata kotor dan meminta uang kepada temannya secara paksa.Cara untuk menangani kasus kenakalan siswa dengan melalui pendekatan sosiologi yaitu meliputi pendekatan individu, pendekatan sosial dan pendekatan interaksi.Dampaknya siswa akan menjadi pribadi yang memiliki mental yang tinggi, tidak akan mengalami lagi kesalahan yang pernah diperbuatkannya, berorientasi kedepan, selalu mepnghormati nasehat guru, dapat beradaptasi dengan lingkungannya secara langsung, mengikuti kegiatan intrakulikuler dan ekstrakulikuler di sekolah, menjadi mahkluk sosial yang bisa memilih dan memilah teman yang baik atau tidak dan bisa berinteraksi dengan baik dengan guru, teman, keluarga dan masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 211, "width": 60, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 223, "width": 456, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[1] Setiawan, F., Taufiq, W., Lestari, A. P., Restianty, R. A., & Sari, L. I. Kebijakan Pendidikan Karakter Dalam Meminimalisir Kenakalan Remaja. Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian Dan Kajian Sosial Keagamaan , 18 (1), 62-71.", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 243, "width": 20, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2021", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 254, "width": 455, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[2] Een, E., Tagela, U., & Irawan, S. Jenis-Jenis Kenakalan Remaja Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Di Desa Merak Rejo Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Jurnal Bimbingan Dan Konseling Terapan , 4 (1), 30-42. 2020.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 274, "width": 455, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[3] Khoiriyah, M. Implementasi Kegiatan Keagamaan Dalam Membentuk Akhlakul Karimah Di SMP Negeri 2 Mlati Sleman Yogyakarta, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 295, "width": 456, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[4] Sadid, D. D. Pengaruh Manajemen Kelas Terhadap Motivasi Belajar Siswa di MAN 1 Tangerang Selatan (Bachelor's thesis, Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 316, "width": 272, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[5] Wilis, Sofyan S. 2008. Remaja dan Masalahnya . Bandung: Alfabeta.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 326, "width": 455, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[6] Een, E., Tagela, U., & Irawan, S. Jenis-Jenis Kenakalan Remaja Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Di Desa Merak Rejo Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Jurnal Bimbingan Dan Konseling Terapan , 4 (1), 30-42, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 347, "width": 455, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[7] Amalia, A., & Natsir, M. H. D. Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal dalam Keluarga dengan Kenakalan Remaja. KOLOKIUM Jurnal Pendidikan Luar Sekolah , 5 (2), 143-151, 2017.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 368, "width": 314, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[8] Sanrock, John W, Adolescense.2003. Perkembangan Remaja . Jakarta: Erlangga.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 378, "width": 455, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[9] Fathia, A. Penanggulangan Kenakalan Siswa Yang Melanggar Tata Tertib Sekolah Tahun Ajaran 2015 Di Man Maguwoharjo Yogyakarta.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 399, "width": 456, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[10] Wendari, W. N. Profil permasalahan siswa sekolah menengah pertama (SMP) negeri di Kota Bogor (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA), 2016.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 419, "width": 455, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[11] Sumara, D. S., Humaedi, S., & Santoso, M. B. Kenakalan remaja dan penanganannya. Prosiding Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat , 4 (2), 2017.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 440, "width": 415, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[12] Rulmuzu, F. Kenakalan Remaja dan Penanganannya. JISIP (Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan) , 5 (1), 2019.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 450, "width": 359, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[13] Supriyadi, I. Sosialisasi Kenakalan Remaja Milenial. Majalah Ilmiah Pelita Ilmu , 2 (2), 2019.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 461, "width": 455, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[14] Sumara, D. S., Humaedi, S., & Santoso, M. B. Kenakalan remaja dan penanganannya. Prosiding Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat , 4 (2), 2017.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 481, "width": 456, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[15] Suwarni, S. Upaya Menanggulangi Kenakalan Remaja Melalui Tindakan Preventif, Represif Dan Kuratif. Jurnal Ilmiah Pro Guru , 4 (4), 412-423, 2021.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 502, "width": 415, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[16] Rulmuzu, F. Kenakalan Remaja dan Penanganannya. JISIP (Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan) , 5 (1), 2021.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 512, "width": 277, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[17] Margono. 2004. Metode Penelitian Pendidikan . Jakarta: Rineka Cipta.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 523, "width": 359, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[18] Anwar, Saiful Anwar. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan .Yogyakarta: Pustaka Pelajar.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 531, "width": 321, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[19] Syafi’i, Asyrof. 2002. Metodologi Penelitian . Tulungagung: STAIN Tulungagung.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 544, "width": 293, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[20] Arifin, Zainal. 2015. Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru .", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 554, "width": 456, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[21] Sutopo, Ariesto Hadi & Adrianus Arief, dkk. 2010. Terampil Mengolah Data Kualitatif dengan NVivo . Jakarta: Kencana", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 575, "width": 386, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[22] Sukardi. 2003. Metode Penelitian Pendidikan, Kompetensi, dan Prakteknya . Jakarta: Bumi Aksara.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 585, "width": 456, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[23] Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta: Rineka Cipta. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 606, "width": 367, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[24] Gunawan, Imam. 2014. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, Jakarta: Bumi Aksara.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 616, "width": 446, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[25] Sugiyono. 2009. Metode Penulisan Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D .Bandung: CV Alfabeta.", "type": "List item" } ]
ca7c8aa1-f0d2-899e-f6ec-eeeedb86f14a
https://jurnal.teknologiindustriumi.ac.id/index.php/JCPE/article/download/193/165
[ { "left": 72, "top": 36, "width": 219, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Journal Of Chemical Process Engineering", "type": "Page header" }, { "left": 360, "top": 36, "width": 153, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol.03, No.01, Mei-2018", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 51, "width": 98, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN = 2303-3401", "type": "Page header" }, { "left": 301, "top": 736, "width": 14, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "38", "type": "Page footer" }, { "left": 76, "top": 106, "width": 463, "height": 49, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ALAT PENYARING KARBON MONOKSIDA PADA KNALPOT KENDARAAN BERMOTOR DENGAN MENGGUNAKAN ADSORBEN ALAMI EKSTRAK DAUN TREMBESI", "type": "Title" }, { "left": 91, "top": 180, "width": 434, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sentiyaki, Andi Rina Ayu Astuti, Imam Fathurrahman, Setyawati Yani*, Mandasini, N Nurjannah, Zakir Sabara,", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 219, "width": 351, "height": 37, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Muslim Indonesia, Jl. Urip Sumoharjo Km.05 Kota Makassar Email *) : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 281, "top": 267, "width": 54, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "INTISARI", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 294, "width": 471, "height": 96, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pencemaran udara yang berasal dari emisi gas hasil pembakaran (ghp), termasuk karbon monoksida semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor. Daun trembesi memiliki potensi untuk menyerap polutan CO. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan desain alat penyerap CO dari ektrak daun trembesi dan mengetauhi daya kerja alat tersebut terhadap emisi CO. Penelitian dilakukan dengan membuat alat yang berisi adsorben daun trembesi dalam beberapa lapisan dengan ketebalan yang berbeda, yaitu lapis 1, lapis 2 dan lapis 3. Selanjutnya dilakukan pengujian alat pada tipe karburator dan tipe injeksi dengan menggunakan alat Analisa Gas Buang (AGS-688). Hasil penelitian ini menunjukkan desain terbaik pada lapis 3 dengan daya serap emisi CO sebesar 17,69% untuk tipe karburator dan 28,13% untuk tipe injeksi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 402, "width": 234, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata Kunci : adsorben, daun trembesi, karbon monoksida", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 426, "width": 60, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 438, "width": 470, "height": 84, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Air pollution from ghp emissions, including carbon monoxide, is increasing in line with the increasing number of motor vehicles. Trembesi leaves have the potential to absorb CO pollutants. The objective of this research is to produce the design of absorber CO from the trembesi leaf extract and to know the working power of the tool against CO emission. The experiment was done by making a tool which contains the adsorbent of trembesi leaves in several layers with different thickness, that is layer 1, layer 2 and layer 3. Then tested the instrument on carburetor type and injection type by using Gas Exhaust Analyzer (AGS-688). The results of this study show the best design on layer 3 with the absorption of CO emissions of 17.69% for the type of carburetor and 28.13% for the type of injection", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 534, "width": 229, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keyword : Adsorben, leaves Trembesi, Carbon monoxide", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 570, "width": 79, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 582, "width": 218, "height": 132, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Transportasi merupakan salah satu elemen penting dari suatu daerah perkotaan. Secara umum, dapat diartikan sebagai perpindahan barang atau orang dari suatu tempat ke tempat yang lain. Seiring dengan peningkatan kebutuhan masyarakat, maka aktivitas transportasi pun meningkat (Jalaluddin, dkk 2013). Hal ini dikarenakan tidak semua fasilitas yang dibutuhkan masyarakat berada pada satu tempat. Dengan adanya transportasi yang lancar, distribusi barang dan jasa semakin mudah dan nyaman.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 582, "width": 219, "height": 132, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Namun tidak selamanya aktivitas transportasi berdampak positif. Aktivitas transportasi juga memberikan dampak negatif. Salah satunya yaitu dampak terhadap lingkungan. Aktivitas transportasi yang tidak dikendalikan terutama transportasi dari kendaraan mobil, dapat merugikan lingkungan dan ekosistem yang ada di dalamnya. Dampak negatif dari masalah sistem transportasi ini adalah tingginya kadar polutan akibat emisi gas buang kendaraan mobil (Jayanti, dkk 2014).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 219, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Journal Of Chemical Process Engineering", "type": "Page header" }, { "left": 360, "top": 36, "width": 153, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol.03, No.01, Mei-2018", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 51, "width": 98, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN = 2303-3401", "type": "Page header" }, { "left": 301, "top": 736, "width": 14, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "39", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 218, "height": 60, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Efek dari penggunaan kendaraan bermotor yang dirasakan oleh masyarakat dan lingkungannya adalah pencemaran (polusi) udara yang membahayakan kesehatan dan lingkungan, seperti karbon monoksida (Amin 2015).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 161, "width": 218, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Permasalahan pencemaran udara di Indonesia terutama yang dirasakan dibeberapa kota-kota besar sudah mencapai taraf mengkhawatirkan. Kajian JICA (Japan", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 209, "width": 218, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "International Cooperation Agency) menyebutkan bahwa penyumbang zat-zat pencemar terbesar di Indonesia adalah kendaraan mobil. Salah satu zat pencemar tersebut yaitu karbon monoksida (CO).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 269, "width": 218, "height": 72, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Akibat dari pencemaran udara tersebut menimbulkan berbagai pengaruh terhadap kesehatan. Berbagai zat pencemar yang beterbangan di udara tersebut akan sangat merugikan bagi kesehatan manusia dan lingkungannya (Data Badan Pusat Statistik, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 341, "width": 218, "height": 144, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dibeberapa provinsi, terutama kota-kota besar emisi gas buang kendaraan mobil merupakan kontribusi terbesar terhadap konsentrasi CO di udara yang jumlahnya lebih dari 50%. WHO memperkirakan 800.000 kematian pertahun di dunia diakibatkan polusi udara. Diantara senyawa- senyawa yang terkandung di dalam gas kendaraan mobil yang dapat menimbulkan pengaruh sistemik adalah karbon monoksida. Di dalam laporan WHO menyatakan, 90% dari karbon monoksida di daerah perkotaan berasal dari emisi gas buang kendaraan mobil pada tahun 2012.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 485, "width": 219, "height": 228, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Emisi gas buang adalah sisa hasil pembakaran bahan bakar pada mesin pembakaran dalam, mesin pembakaran luar, mesin jet yang dikeluarkan melalui sistem pembuangan mesin (Acmadi 2011: Ismiyanti 2014). Salah satu zat yang tercemar dari emisi gas buang kendaraan adalah karbon monoksida. Karbon monoksida dapat terikat dengan hemoglobin darah lebih kuat dari oksigen membentuk karboksihemoglobin (COHb), sehingga menyebabkan terhambatnya pasokan oksigen ke jaringan tubuh. Konsentrasi CO yang tinggi diketahui dapat mempengaruhi kerja jantung (sistem kardiovaskuler), sistem syaraf pusat, janin, dan semua organ tubuh yang peka terhadap kekurangan oksigen. Jika jumlah CO sudah mencapai jumlah tertentu/jenuh di dalam tubuh, maka akan menyebabkan kematian (Wijaya, 2002). Efek paling serius adalah terjadi keracunan secara langsung terhadap sel-sel", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 101, "width": 218, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "tersebut, juga menyebabkan gangguan pada sistem saraf (Rahman, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 125, "width": 219, "height": 108, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Salah satu bagian dari pohon trembesi yang berguna sebagai penyerap polutan karbon monoksida yakni daunnya. Daun trembesi mengandung tanin, flavonoid, saponin, steoid, cardiac glycosides, dan terpenoid. Kandungan yang terdapat pada daun trembesi dapat menyerap polutan karbon monoksida sehingga dapat dimanfaatkan sebagai penyerap emisi kendaraan bermotor.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 233, "width": 219, "height": 84, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berbagai penyakit yang ditimbulkan oleh pengaruh karbon monoksida tidak dapat dibiarkan begitu saja. Apabila tidak ada penanganan yang serius untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka akan sulit terciptanya kondisi lingkungan yang bersih dan masyarakat sehat yang terbebas dari gangguan polutan karbon monoksida.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 317, "width": 219, "height": 84, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Salah satu solusi tepat dalam mengurangi polutan karbon monoksida yakni dengan menggunakan alat penyaring. Pada proses pembuatan alat penyaring tersebut dapat dimanfaatkan sumber daya alam hayati yang tumbuh di berbagai daerah, misalnya pohon trembesi.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 401, "width": 219, "height": 72, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Trembesi merupakan tanaman cepat tumbuh asal Amerika Tengan dan Amerika Selatan sebelah utara. Di Indonesia umumnya jenis ini dikenal dengan nama trembesi, dengan nama daerah seperti Kayu Colok (Sulawesi Selatan), Ki Hujan (Jawa Barat) dan Munggur (Jawa Tengah),", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 473, "width": 219, "height": 60, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ekstrak daun trembesi berdasarkan skrining fitokimia yang dilakukan menunjukkan adanya senyawa flavonoid, tanin, steroid, saponin, terpenoid, dan glikosida kardiak dalam ekstrak daun trembesi (Suteja, dkk 2016).", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 533, "width": 219, "height": 144, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian sebelumnya pengadukan serbuk daun trembesi optimum adalah pada waktu 30 menit, dengan daya serap logam timbal dalam larutan sebesar 5,45% (Prawita, dkk 2013), sedangkan arang aktif sebagai penurunan kadar emisi CO variasi 50 gram rata-rata selisih sebesar 0,14% atau dengan persentase penururunan sebesar 2,57 persen, yaitu dari kadar 5,49% menjadi 5,35% (Maryanto, dkk 2009). Hal ini menunjukkan bahwa daun trembesi memiliki efektivitas yang tinggi sebagai adsorben, apalagi jika digunankan dalam menyerap emisi gas buang.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 677, "width": 219, "height": 36, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam rangka upaya pengurangan emisi karbon Indonesia sebesar 26% pada tahun 2020, pemerintah melalui program one man one tree", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 219, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Journal Of Chemical Process Engineering", "type": "Page header" }, { "left": 360, "top": 36, "width": 153, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol.03, No.01, Mei-2018", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 51, "width": 98, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN = 2303-3401", "type": "Page header" }, { "left": 301, "top": 736, "width": 14, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "40", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 218, "height": 72, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "menggalakkan penanaman trembesi karena trembesi diyakini sebagai penyerap karbon yang tinggi. Menurut hasil penelitian Dr. Ir. Endes N. Dahlan, trembesi memiliki daya serap tertinggi diantara pohon penghijauan, yaitu sebesar 28 ton/pohon/tahun (Staples, 2006).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 173, "width": 219, "height": 120, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pipa terbuat dari polivinil klorida (PVC), saluran besi polietilena atau tembaga yang membawa suatu zat yang diberi tekanan. Selama berabad-abad, timah menjadi bahan pilihan untuk pipa logam campuran berlapis timah umum digunakan untuk menggabungkan pipa tembaga, namun sekarang lebih banyak digunakan pateri campuran berlapis logam putih untuk menggabungkan pateri agar mengurangi dampak buruk timah (Mahmudin, 2006).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 293, "width": 218, "height": 84, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Knalpot biasanya berupa pipa panjang yang dilengkapi dengan peranti peredam suara (Muffler). Knalpot ini berfungsi untuk menyalurkan zat sisa pembakaran yang bertekanan masih agak tinggi dan panas keluar dari ruang bakar. Knalpot akan menurunkan tekanan dan temperatur zat sisa pembakaran tersebut (Daryanto, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 377, "width": 219, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Oleh karena itu, dibuat alat penyerap emisi dari daun trembesi pada knalpot kendaraan bermotor untuk mengurangi distribusi emisi ke lingkungan. Alat digunakan pada bagian knalpot kendaraan bermotor. Selain mengurangi emisi kendaraan, alat ini juga mememili nilai estetika pada bagian belakang knalpot kendaraan bermotor, ergonomis, dan portabel (dapat digunakan untuk motor dan mobil).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 497, "width": 103, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "METODE PENELITIAN Bahan dan Alat", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 521, "width": 218, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bahan yang digunakan adalah daun trembesi yang diperoleh di lingkungan Universitas Muslim Indonesia, Makassar; bubur kertas, tepung kanji sebagai perekat, ram dan aquades.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 569, "width": 218, "height": 84, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Alat utama penelitian berupa mesin butut centre lathe. Alat bantu lainnya berupa jangka sorong, las, gelas ukur, stopwatch, neraca analitik, blender, oven, dan alat instrument Analisa Gas Buang (AGS-688) yang telah lulus uji emisi oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2016.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 664, "width": 83, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Prosedur Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 676, "width": 152, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pembuatan Alat Penyaring Portable", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 689, "width": 218, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pipa stainleess dipotong dengan panjang 7 cm, alat dibubut dengan menggunakan mesin", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 101, "width": 218, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "bubut center lathe dengan diameter 5,5 cm, ram dipotong dan dirangkai seperti alat pada gambar 1.", "type": "Text" }, { "left": 377, "top": 245, "width": 113, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 1. Alat Penyaring", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 257, "width": 150, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Preparasi dan Pembuatan Adsorben", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 269, "width": 218, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Preparasi dan pembuatan adsorben meliputi beberapa tahap:", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 293, "width": 218, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1) Kertas bekas direndam selama 24 jam, sehingga menjadi bubur kertas;", "type": "List item" }, { "left": 324, "top": 317, "width": 218, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2) Daun trembesi ditimbang menggunakan neraca analitik sebanyak 500 gr;", "type": "List item" }, { "left": 324, "top": 341, "width": 218, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3) Daun trembesi dicuci dengan menggunakan aquades yang bertujuan untuk menghilangkan kotoran dari daun;", "type": "List item" }, { "left": 324, "top": 377, "width": 219, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4) Ditambahkan aquadest sebanyak 500 ml dan daun trembesi dihaluskan dengan menggunakan blender selama 5 menit;", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 413, "width": 218, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5) Bubur daun trembesi, bubur kertas dan tepung kanji dicampur dengan perbandingan 4:2:1 hingga homogen;", "type": "List item" }, { "left": 324, "top": 449, "width": 218, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6) Ram yang telah digunting berdiameter 5 cm kemudian dicelupkan pada campuran adsorben dengan ketebalan 0,5 cm lalu dioven selama 20 menit pada suhu 100 o C.", "type": "List item" }, { "left": 324, "top": 497, "width": 107, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengujian Alat Penyaring", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 509, "width": 219, "height": 132, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengujian alat penyaring ialah dengan menggunakan alat instrumen Analisa Gas Buang (AGS-688) yang telah lulus uji emisi oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2016. Alat ini membaca secara otomatis emisi CO yang melewati alat penyaring. Pengujian meliputi perbandingan adsorben yang terdapat pada alat penyaring, masing-masing lapis 1, lapis 2 dan lapis 3, dimana 1 lapis terdapat 2 adsorben di dalamnya. Pengujian setiap adsorben dilakukan selama 120 detik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 219, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Journal Of Chemical Process Engineering", "type": "Page header" }, { "left": 360, "top": 36, "width": 153, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol.03, No.01, Mei-2018", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 51, "width": 98, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN = 2303-3401", "type": "Page header" }, { "left": 301, "top": 736, "width": 14, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "41", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 269, "width": 205, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 2. Variabel Lapis 1, Lapis 2 dan Lapis 3", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 305, "width": 124, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 329, "width": 215, "height": 96, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil pembakaran dari mesin kendaraan motor akan masuk ke dalam knalpot motor yang akan di saring melalui ujung pipa knalpot. Pada ujung knalpot terdapat filtarion paper yang akan menyerap karbon monoksida. Selanjutnya, emisi gas buang akan keluar dari ujung alat penyaring protable dengan tingkat karbon monoksida yang rendah.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 437, "width": 219, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 1. Hasil pengujian efektifitas adsorben terhadap emisi CO", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 461, "width": 218, "height": 61, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tipe Motor Kadar Emisi CO % Tanpa Filter Lapis 1 Lapis 2 Lapis 3 Injeksi 0,32 0,31 0,27 0,23 Karburator 2,60 2,30 2,24 2,14", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 534, "width": 55, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 547, "width": 221, "height": 120, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari tabel 1, hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil pengujian daya serap adsorben dalam menyerap karbon monoksida kendaraan motor berbahan bakar premium tanpa menggunakan alat penyaring pada kendaraan bermotor tipe injeksi yaitu sebesar 0,32 % . Untuk penyaring menggunakan adsorben double (1) didapatkan persentasi sebesar 0,31 %, double (2) didapatkan persentase sebesar 0,27%, dan double (3) didapatkan persentase sebesar 0,23%", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 667, "width": 218, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada pengujian daya serap adsorben dalam menyerap karbon monoksida kendaraan motor berbahan bakar premium tanpa menggunakan alat penyaring pada kendaraan bermotor tipe", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 101, "width": 221, "height": 60, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "karburator yaitu sebesar 2,60% . Untuk penyaring menggunakan adsorben double (1) didapatkan persentasi sebesar 2,30%, double (2) didapatkan persentase sebesar 2,24%, dan double (3) didapatkan persentase sebesar 2,14%.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 161, "width": 219, "height": 240, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil uji emisi diatas, pada adsorben ketebalan 0,05 mm didapatkan adsorben yang terbaik pada kendaraan bermotor tipe injeksi adalah double (3) karena mampu menyerap karbon monoksida hingga persentase karbon monoksida mencapai 0,23% dalam waktu pengujian 120 detik dan adsorben yang terbaik pada kendaraan bermotor karena mampu menyerap karbon monoksida hingga persentase karbon monoksida mencapai 2,14 dalam waktu pengujian 120 detik Selain itu berdasarkan data standar nilai rata-rata emisi gas buang mesin bensin dalam kondisi normal dari PT Bosowa Berlian Motor untuk kendaraan karburator adalah max 4% dimana emisi CO kendaraan bermotor tipe karburator yang digunakan masuk dalam standar yaitu 2,14% dan untuk kendaraan injeksi adalah max 3,5% di mana emisi CO kendaraan bermotor tipe injeksi yang digunakan masuk dalam standar yaitu 0,23%", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 401, "width": 219, "height": 108, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adapun keunggulan dari alat penyaring ini selain dapat menyerap CO, alat ini dapat digunakan disemua motor serta sangat ergonomis. Adsorben dapat diganti dengan mudah, caranya membuka tutup alat penyaring kemudian mengganti adsorben dan menutupnya kembali hingga rapat. Selain itu, kelebihan alat ini mampu meningkatkan penampilan motor pada bagian kenalpot belakang.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 532, "width": 65, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 545, "width": 218, "height": 84, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa desain (jumlah lapisan adsorben) terbaik alat penyaring yaitu pada 3 pasang lapisan adsorben. Efektivitas adsorben yang telah dihasilkan yaitu sebesar 17,7% pada kendaraan jenis mesin karburator dan 28,12% pada jenis mesin injeksi.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 638, "width": 113, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "UCAPAN TERIMA KASIH", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 651, "width": 218, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing dan Kepala Laboratorium Operasi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Muslim Indonesia yang telah", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 219, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Journal Of Chemical Process Engineering", "type": "Page header" }, { "left": 360, "top": 36, "width": 153, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol.03, No.01, Mei-2018", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 51, "width": 98, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN = 2303-3401", "type": "Text" }, { "left": 301, "top": 736, "width": 14, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "42", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 218, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "memberikan dukungan dalam pelaksanaan penelitian ini.", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 137, "width": 90, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 149, "width": 219, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Achmadi, Umar Fahmi. 2011. Dasar-dasar Penyakit Berbasis Lingkungan. Jakarta : PT.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 173, "width": 63, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Raja Grafindo", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 185, "width": 219, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Amin Muh dan Subri Muhammad. 2015. Pengaruh Penambahan Tembaga Terhadap Densitas Material Ceramic Matrix Composit (CMC) Untuk Aplikasi Filter Gas Emisi", "type": "Table" }, { "left": 100, "top": 233, "width": 190, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kendaraan . Jurnal Traksi Vol. 15 No. 1,", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 245, "width": 41, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hal 21-27", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 257, "width": 218, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Daryanto. 2008. Teknik Otomotif. Jakarta : PT.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 269, "width": 58, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bumi Aksara", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 281, "width": 218, "height": 120, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ismiyati, Marlita Devi dan Saidah Deslida. 2014. Pencemaran Udara Akibat Gas Buang Emisi Kendaraan Bermotor. Jurnal Manejemen Transportasi dan Logistik (JMTransLog) Vol. 01, No. 03, Hal : 241-247 Jalaluddin, Gani Asri, Darmadi. 2013. Analisis Karakteristik Emisi Gas Buang Pada Sarana Transportasi Roda Dua Kota Banda Aceh. Jurnal Teknik Mesin Unsyah, Vol. 01, No. 04, Hal : 152-156", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 401, "width": 219, "height": 72, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jayanti Novita Eka, Hakam Mochamad, Sutiansih Indri. 2014. Emisi Gas Carbon Monoksida (CO) dan Hidrocarbon (Hc) Pada Rekayasa Jumlah Blade Turbo Ventilator Sepeda Motor “Supra X 125 Tahun 2006”, Jurnal Teknik Mesin Vol. 16, No. 02, Hal : 1-6.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 473, "width": 218, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mahmudin. 2006. Mengenal Kendaraan Mobil dan Perlengkapannya. Jakarta : CV. Karya Mandiri Pratama", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 509, "width": 219, "height": 156, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Maryanto Dicky, Mulasari Surahma Asti, Suryani Dyah. 2009. Penurunan Kadar Emisi Gas Buang Karbon Monoksida (CO) dengan Penambahan Arang Aktif Pada Kendaraan Bermotor Di Yogyakarta. Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 03, No. 03, Hal : 198-205 Prawita Amirudin, Suwignyo Kasan, Mochtar Juniar. 2013. Pemanfaatan Daun Trembesi ( Samanea Saman) Dalam Mengadsorpsi Logam Berat Timbal. Jurnal Berkalah Ilmiah Kimia Farmasi Vol 2, No. 2 Rahman Abdul. 2010. Dasar-dasar Kesehatan Lingkungan – Agen Senyawa Kimia. Depok :", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 665, "width": 219, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bahan Kuliah FKMUI Staples. 2006. Mengenal Tumbuhan Trembesi. Bandung : Kaifa", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 101, "width": 219, "height": 132, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Suteja Kadek Pater, Rita Wiwik Susanah dan Gunawan Wayan Gede. 2016. Identifikasi dan Uji Aktivitas Senyawa Flavonoid dari Ekstrak Daun Trembesi ( Albizia Saman (Jacq.) Merr) sebagai Amtibakteri E. Coli. Jurnal Kimia Vol. 10. No. 1. Hal : 141-148 Wijaya Kusuma Gusti Bagus. 2002. Alat Penurun Emisi Gas Buang Pada Motor, Mobil, Motor Tempel dan Mesin Pembakaran Tak Bergerak. Jurnal Makara, Teknologi, Vol. 6, No. 3, Hal : 95-101", "type": "Text" } ]
a3b3b5f3-f321-2e68-1206-b21c5e04ca71
https://jurnal.usk.ac.id/CDJ/article/download/24840/17855
[ { "left": 367, "top": 36, "width": 160, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cakradonya Dent J 2023; 15(1): 17-22", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 767, "width": 308, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "17 Cakradonya Dental Journal p-ISSN: 2085-546X; e-ISSN: 2622-4720. Available at http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/CDJ", "type": "Page footer" }, { "left": 108, "top": 71, "width": 380, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Sitotoksisitas Sediaan Baru Pasta Ca (Oh) 2 Terhadap Sel Fibroblas ( In Vitro )", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 97, "width": 393, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cytotoxicity Test Of New Preparation Ca (Oh) 2 Paste On Fibroblast Cell ( In Vitro )", "type": "Text" }, { "left": 176, "top": 121, "width": 243, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laura Emily Sulistyo 1 , Eko Fibryanto 2 , Melaniwati 2", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 147, "width": 369, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Program Sarjana Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Trisakti", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 160, "width": 342, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Departmen Konservasi Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Trisakti Correspondence email to: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 223, "width": 56, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 236, "width": 456, "height": 164, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karies yang tidak dirawat dapat menyebabkan infeksi pulpa. Perawatan infeksi ini adalah perawatan saluran akar. Kegagalan perawatan ini bisa terjadi karena infeksi yang persisten oleh E. faecalis . Pemberian medikamen intrakanal merupakan upaya untuk menghilangkan persistensi mikroorganisme dalam saluran akar. Pasta Ca(OH) 2 merupakan obat yang umum digunakan. Sediaan baru pasta Ca(OH) 2 dibuat untuk meningkatkan efek antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah melakukan uji sitotoksisitas untuk menilai sifat toksik sediaan baru ini sebelum menjadi produk jadi terhadap fibroblas. Sel fibroblas jaringan gingiva dikultur dan diberi ekstrak sediaan baru pasta Ca(OH) 2 dan Calcipex. Percobaan dilakukan dalam tiga pengulangan dan viabilitas sel dievaluasi dengan uji MTT. Analisis statistik dilakukan dengan uji One-way ANOVA (p<0,05). Perbandingan viabilitas sel pada sediaan baru pasta Ca(OH) 2 dan Calcipex menunjukkan bahwa sel yang diberi sediaan baru pasta Ca(OH) 2 lebih banyak yang hidup jika dibandingkan dengan Calcipex sebagai kontrol positif (p<0,05). Sediaan baru pasta Ca(OH) 2 dan Calcipex bersifat toksik ringan terhadap sel fibroblas. Kelompok sediaan 1 g Ca(OH) 2 merupakan kelompok yang memiliki efek toksisitas paling ringan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 400, "width": 337, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: Sitotoksisitas, Sel fibroblas, MTT, Sediaan baru pasta Ca(OH) 2", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 434, "width": 63, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 446, "width": 457, "height": 139, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untreated caries can lead to pulp infections. The treatment for this infection is root canal treatment. Failure of this treatment can occur due to persistent infection by E. faecalis . The administration of intracanal medicaments is an attempt to eliminate the persistence of microorganisms in the root canal. Ca(OH)2 paste is a widely used medication. The new formulation Ca(OH) 2 paste is made to increase the antibacterial effect. The purpose of this study is to assess the toxicity of this new formulation toward fibroblasts. Gingival tissue fibroblasts cells were cultured and given extracts of Ca(OH) 2 paste new formulation and Calcipex paste. The experiment was carried out in three repetitions and cell viability was evaluated by the MTT assay. Statistical analysis was performed using the one-way ANOVA test (p<0,05). The cells given the Ca(OH) 2 paste were more viable than Calcipex (p<0.05). Ca(OH) 2 paste and Calcipex have mild toxicity against fibroblast cells. The 1 g Ca(OH) 2 group has the lowest toxic effect.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 585, "width": 359, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Cytotoxicity, Fibroblast cells, MTT, Ca(OH) 2 new formulation paste", "type": "Text" }, { "left": 367, "top": 36, "width": 160, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cakradonya Dent J 2023; 15(1): 17-22", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 767, "width": 308, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "18 Cakradonya Dental Journal p-ISSN: 2085-546X; e-ISSN: 2622-4720. Available at http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/CDJ", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 88, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 84, "width": 212, "height": 265, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prevalensi karies di Indonesia tergolong tinggi. Berdasarkan data Riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi karies di Indonesia adalah sebesar 88,8% 1 . Jika tidak ditangani, karies dapat mengakibatkan kerusakan pada jaringan keras gigi, penyakit periodontal, dan peradangan pulpa yang dapat menyebabkan infeksi saluran akar dan nekrosis pulpa 2 – 4 . Infeksi saluran akar dapat ditangani dengan perawatan saluran akar (PSA). Keberhasilan PSA cukup dapat diprediksi dengan tingkat keberhasilan yang dilaporkan hingga 86-98%, tetapi masih terdapat kasus- kasus yang mengalami kegagalan dalam PSA. Faktor utama yang mempengaruhi kegagalan PSA adalah persistensi mikroorganisme, terutama bakteri Enterococcus faecalis (E. faecalis) 5 – 7 . Salah satu cara untuk mengurangi jumlah mikroorganisme dari sistem saluran akar adalah dengan menggunakan medikamen intrakanal 8 .", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 350, "width": 183, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Medikamen intrakanal yang banyak", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 362, "width": 212, "height": 240, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "digunakan adalah kalsium hirdoksida (Ca(OH) 2 ). Kelebihan Ca(OH) 2 antara lain: bersifat bakterisidal saat awal penggunaan kemudian bersifat bakteriostatik dengan toksisitas yang rendah, merangsang penyembuhan dan perbaikan, memiliki potential of hydrogen (pH) tinggi yang akan menstimulasi pembentukan sel fibroblas, menghentikan resorpsi interna, dan dapat menetralkan pH asam yang rendah 8 . Sediaan pasta Ca(OH) 2 paling banyak dipakai daripada yang berbentuk bubuk karena lebih mudah diaplikasikan atau diinsersikan pada saluran akar 9 . Pasta Ca(OH) 2 dibuat dengan cara mencampurkan bubuk Ca(OH) 2 dengan bahan pencampur. Bahan pencampur yang dapat digunakan adalah bahan pencampur dengan konsistensi encer, kental, atau dengan kandungan minyak 10 .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 603, "width": 212, "height": 151, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahan pencampur yang digunakan dalam pembuatan sediaan baru pasta Ca(OH) 2 adalah propylene glycol dan barium sulfat (BaSO 4 ). Propylene glycol adalah senyawa organik alifatik yang memiliki dua gugus hidroksil per molekul atau alkohol dihidrat 11 . Propylene glycol berbentuk cairan tidak berwarna dengan bau tajam, memiliki rasa manis, memiliki toksisitas yang rendah, dan dapat berdifusi melalui tubulus dentin 12,13 . Jika propylene glycol dan Ca(OH) 2 dikombinasikan dapat meningkatkan efek antimikroba pada", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 71, "width": 212, "height": 126, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "medikamen saluran akar 13 . Barium sulfat adalah endapan garam yang memiliki batas kelarutan sangat rendah dan endapannya bersifat keras dan padat 14 . BaSO 4 memiliki kemampuan untuk menyerap sinar X sehingga saat pemeriksaan radiografi dilakukan akan terlihat gambaran yang lebih radiopak daripada jaringan di sekelilingnya 15 . Bahan ini tidak bersifat toksik pada saluran akar karena sulit larut dalam air dan jarang menimbulkan alergi 15 – 17 .", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 198, "width": 212, "height": 151, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada penelitian sebelumnya, telah dilakukan uji antibakteri sediaan baru pasta Ca(OH) 2 terhadap bakteri E. faecalis. Hasil penelitian tersebut menunjukkan formulasi yang efektif dalam menekan jumlah koloni E. faecalis adalah kelompok formulasi baru dengan bubuk Ca(OH) 2 murni sebanyak 1 g 18 . Oleh karena itu, pengembangan pasta Ca(OH) 2 buatan dalam negeri perlu dilakukan. Serangkaian uji masih harus dilakukan sebelum produk dapat diproduksi, salah satunya adalah uji sitotoksisitas.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 362, "width": 123, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 375, "width": 212, "height": 75, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis penelitian ini adalah eksperimental murni laboratoris ( in vitro ) dengan rancangan penelitian adalah posttest only control group design . Penelitian dilakukan di Laboratorium BioCore Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 451, "width": 212, "height": 265, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prosedur kerja penelitian ini adalah sel fibroblas jaringan gingiva dikultur dengan cara menanam sel pada medium lengkap yang terbuat dari campuran yang dibuat dengan cara mencampurkan Dulbecco's Modified Eagle Medium (DMEM) 20%, Amphotericin B- Penicillin-Streptomycin (APS), dan Fetal Bovine Serum (FBS) dan diinkubasi selama 2-7 hari. Sel dipanen dengan cara pembuangan medium lengkap, pencucian sel dengan Phosphate Buffer Saline (PBS), penambahan tripsin-EDTA 0,25%, dan dilakukannya sentrifugasi sel selama 2 menit. Sel diberikan pewarnaan dengan tryptanblue dan dimasukkan ke dalam slide card untuk dihitung jumlahnya dibawah mikroskop cahaya dengan hemositometer. Sel dipindahkan ke mikroplat 96-sumuran dan diinkubasi selama 72 jam. Uji sitotoksisitas dilakukan dengan metode 3-[4,5- Dimethylthiazol-2-yl]-2,5 diphenyl tetrazolium bromide (MTT).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 717, "width": 212, "height": 37, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kelompok uji pada penelitian ini terdiri dari sediaan baru pasta Ca(OH) 2 dengan berat 1 g, 1,5 g, dan 2 g, kontrol positif yang merupakan", "type": "Text" }, { "left": 367, "top": 36, "width": 160, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cakradonya Dent J 2023; 15(1): 17-22", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 767, "width": 308, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "19 Cakradonya Dental Journal p-ISSN: 2085-546X; e-ISSN: 2622-4720. Available at http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/CDJ", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 212, "height": 164, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kelompok ekstrak Ca(OH) 2 produk jadi (Calcipex, Japan), dan kontrol negatif berupa kelompok sel fibroblas jaringan gingiva tanpa perlakuan. Setiap kelompok uji dimasukan ke dalam mikroplat 96-sumuran dan diinkubasi selama 24 jam. Pengulangan dilakukan sebanyak tiga kali. Larutan MTT dimasukkan ke setiap sumuran dan dihentikan aktivitasnya dengan acidified isopropanol . Hasil absorbansi diukur dengan ELISA reader , panjang gelombang 595 nm. Hasil pengukuran dari ELISA reader berupa optical density . Viabilitas sel dihitung menggunakan rumus:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 249, "width": 82, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "% viabilitas sel =", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 266, "width": 145, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mean optical density eksperimen", "type": "List item" }, { "left": 91, "top": 275, "width": 173, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mean optical density kontrol ×100%", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 307, "width": 211, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil pengukuran yang diperoleh diintepretasikan sesuai dengan Tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 345, "width": 189, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Klasifikasi toksisitas berdasarkan", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 358, "width": 65, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "viabilitas sel 19 .", "type": "Table" }, { "left": 101, "top": 371, "width": 163, "height": 68, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "% viabilitas sel Toksisitas > 90 % 60 - 90 % 30 - 59 % < 30 % Biokompatibel Toksik ringan Cukup toksik Sangat toksik", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 453, "width": 184, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alat yang digunakan terdiri dari laminar", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 465, "width": 212, "height": 63, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "flow , mikropipet, mikroplat 96-sumuran, ELISA reader , orbital shaker , conical tube , dish , cryotubes , liquid nitrogen chamber , inkubator CO 2 5%, centrifuge tube , centrifuge , slide card , mikroskop cahaya, dan hemositometer.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 529, "width": 212, "height": 88, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak pasta Ca(OH) 2 . Ekstrak dibuat dengan cara melarutkan sediaan baru pasta Ca(OH) 2 dan DMEM 20% (perbandingan 1:1), medium lengkap, sel fibroblas jaringan gingiva, larutan MTT, pasta Ca(OH) 2 produk jadi (Calcipex, Japan), Penicillin-Streptomycin", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 617, "width": 212, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(penstrep), PBS, tripsin-EDTA 0,25%,", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 630, "width": 212, "height": 75, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tryptanblue , acidified isopropanol , dan alkohol. Hasil penelitian dianalisis normalitas data menggunakan uji Shapiro-wilk, diketahui bahwa data terdistribusi normal (p>0,05). Selanjutnya data dianalisis dengan uji One-way ANOVA dan Post-hoc Tukey (p<0,05).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 718, "width": 108, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 731, "width": 211, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan analisis data diketahui adanya pengaruh sediaan baru pasta Ca(OH) 2", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 71, "width": 212, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terhadap viabilitas sel fibroblas jaringan gingiva (p<0,05) ditunjukkan pada Tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 97, "width": 212, "height": 100, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Viabilitas sel dihitung untuk menentukan persentase jumlah sel yang hidup setelah diberi paparan 20 . Hasil perhitungan viabilitas sel terdapat dalam Tabel 3. Sediaan baru pasta Ca(OH) 2 dengan kandungan 1 g bubuk Ca(OH) 2 memiliki persentase viabilitas sel tertinggi. Calcipex sebagai kontrol positif memiliki persentase viabilitas sel terendah.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 198, "width": 212, "height": 138, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data dianalisis dengan uji post-hoc Tukey (p<0,05). Hasil uji post-hoc Tukey dapat dilihat pada Gambar 1. Hasil uji ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna nilai optical density antara kelompok sel fibrobras dengan kelompok sediaan 1 g Ca(OH) 2 . Pada kelompok kontrol negatif ada perbedaan bermakna nilai optical density dengan kelompok sediaan 1,5 g Ca(OH) 2, 2 g Ca(OH) , dan kelompok Calcipex sebagai kontrol positif.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 350, "width": 196, "height": 101, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Nilai rerata, simpang baku, dan kemaknaan pengaruh sediaan Ca(OH) 2 terhadap optical density sel fibroblas. Kelompok uji Rerata ± SB p Kontrol (-) 0,35700 + 0,005292 <0,001* 1 g Ca(OH) 2 + 2 mL", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 427, "width": 120, "height": 63, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "propylene glycol + 0,1 g BaSO 4 0,31900 +", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 439, "width": 116, "height": 76, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0,012530 1,5 g Ca(OH) 2 + 2", "type": "Picture" }, { "left": 326, "top": 490, "width": 149, "height": 76, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mL propylene glycol + 0,2 g BaSO 4 0,27600 + 0,006083", "type": "Picture" }, { "left": 326, "top": 566, "width": 58, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 g Ca(OH) 2", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 578, "width": 47, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "+ 2 mL propylene", "type": "Picture" }, { "left": 316, "top": 566, "width": 212, "height": 113, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "glycol + 0,2 g BaSO 4 0,31667 + 0,016503 Kontrol (+) 0,26800 + 0,002000 * One-way ANOVA (p<0,05); SB: Simpangan Baku", "type": "Table" }, { "left": 367, "top": 36, "width": 160, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cakradonya Dent J 2023; 15(1): 17-22", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 767, "width": 308, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "20 Cakradonya Dental Journal p-ISSN: 2085-546X; e-ISSN: 2622-4720. Available at http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/CDJ", "type": "Page footer" }, { "left": 80, "top": 71, "width": 195, "height": 77, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Viabilitas sel fibroblas (%) setelah diberi perlakuan selama 24 jam. Kelompok uji % viabilitas sel Kontrol (-) 100% 1 g Ca(OH) 2 + 2 mL", "type": "Table" }, { "left": 82, "top": 136, "width": 177, "height": 37, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "propylene glycol + 0,1 g BaSO 4 89,36%", "type": "Picture" }, { "left": 82, "top": 173, "width": 100, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1,5 g Ca(OH) 2 + 2 mL", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 173, "width": 177, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "propylene glycol + 0,2 g BaSO 4 77,31%", "type": "Picture" }, { "left": 82, "top": 211, "width": 92, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 g Ca(OH) 2 + 2 mL", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 224, "width": 109, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "propylene glycol + 0,2 g", "type": "Picture" }, { "left": 82, "top": 211, "width": 430, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BaSO 4 88,80% Kontrol (+) 75,07% Gambar 1. Optical density kelompok uji setelah paparan selama 24 jam pada uji sitotoksisitas MTT.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 290, "width": 48, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DISKUSI", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 303, "width": 212, "height": 202, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prevalensi karies di Indonesia tergolong tinggi 1 . Jika tidak ditangani, karies dapat mengakibatkan infeksi saluran akar. Infeksi saluran akar dapat ditangani dengan PSA 5 . Penyebab utama kegagalan PSA adalah persistensi mikroorganisme, terutama E. faecalis 7 . Salah satu cara untuk mengurangi jumlah mikroorganisme dari saluran akar adalah dengan menggunakan medikamen saluran akar. Medikamen yang sering dan efisien digunakan adalah Ca(OH) 2 berbentuk pasta 8,9 . Pada penelitian sebelumnya telah berhasil ditemukan formulasi baru pasta Ca(OH) 2 yang efektif mengurangi jumlah koloni E. faecalis 18 . Maka dari itu, uji toksisitas dilakukan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 493, "width": 211, "height": 37, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "untuk menganalisis biokompatibilitas sediaan baru terhadap sel fibroblas.", "type": "Table" }, { "left": 135, "top": 518, "width": 112, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Persentase viabilitas", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 518, "width": 212, "height": 176, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sel menunjukkan pertumbuhan dan jumlah sel yang hidup 21 . Uji MTT mudah dilakukan, memerlukan waktu yang relatif singkat, memiliki keakuratan yang baik, dan dapat digunakan untuk mengukur sampel dalam jumlah besar. Prinsip uji MTT dalam menentukan viabilitas sel adalah penentuan fungsi mitokondria dengan mengukur aktivitas enzim mitokondria seperti enzim suksinat dehidrogenase. Nicotinamide adenine dinucleotide hydrogen (NADH) akan mereduksi garam MTT menjadi kristal formazan ungu yang tidak larut dalam air 22,23 .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 695, "width": 212, "height": 63, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oleh karena itu, sebelum mengukur absorbansi, diperlukan pelarut organik seperti SDS atau isopropanol untuk melarutkan kristal. Hasil dari uji MTT dibaca dengan ELISA reader dan diukur dengan absorbansi cahaya pada panjang", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 290, "width": 212, "height": 354, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "gelombang 595 nm. Konsentrasi formazan ungu dapat ditentukan dengan spektrofotometri visibel. Konsentrasi formazan berbanding lurus dengan jumlah sel hidup. Semakin besar daya absorbansi maka semakin banyak juga jumlah sel yang hidup 24 . Perubahan garam MTT menjadi formazan ungu dipengaruhi oleh durasi inkubasi. Semakin lama durasi inkubasi akan menghasilkan akumulasi warna dan peningkatan sensitivitas hingga batas tertentu. Namun, waktu inkubasi memiliki batasan durasi karena terdapat sifat sitotoksik dari reagen MTT jika diinkubasi melebihi batas waktu tertentu. Sel yang mati akan kehilangan kemampuan untuk mengubah garam MTT menjadi formazan ungu sehingga perubahan warna menjadi indikator viabilitas sel 25 . Hasil pembacaan dari ELISA reader adalah optical density . Optical density adalah rasio intensitas logaritmik dari cahaya yang jatuh pada material dengan cahaya yang ditransmisikan ke suatu material 26 . Hasil penelitian pada Tabel 2 menunjukkan nilai optical density . Nilai optical density dari yang tertinggi hingga terendah, yaitu kelompok sediaan 1 g Ca(OH) 2 , 2 g Ca(OH) 2 , 1,5 g Ca(OH) 2 , yang terendah pada kelompok Calcipex.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 645, "width": 212, "height": 100, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Viabilitas sel dihitung untuk menentukan persentase jumlah sel yang hidup setelah diberi paparan 20 . Hasil perhitungan viabilitas sel terdapat dalam Tabel 3. Persentase viabilitas tertinggi hingga terendah, yaitu yaitu kelompok sediaan 1 g Ca(OH) 2 , 2 g Ca(OH) 2 , 1,5 g Ca(OH) 2 , yang terendah pada kelompok Calcipex.", "type": "Text" }, { "left": 399, "top": 84, "width": 93, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "* * * * * * *", "type": "Picture" }, { "left": 367, "top": 36, "width": 158, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cakradonya Dent J 2023; 15(1): 17-22", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 767, "width": 308, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "21 Cakradonya Dental Journal p-ISSN: 2085-546X; e-ISSN: 2622-4720. Available at http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/CDJ", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 212, "height": 139, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan klasifikasi pada Tabel 1, kelompok sediaan 1 g Ca(OH) 2 , 1,5 g Ca(OH) 2 , 2 g Ca(OH) 2 , dan Calcipex bersifat toksik ringan. Calcipex bersifat paling toksik jika dibandingkan dengan kelompok uji lainnya dan berbeda signifikan dengan kontrol sel fibroblas jaringan gingiva. Kelompok sediaan 1 g Ca(OH) 2 bersifat toksik paling ringan jika dibandingkan dengan kelompok uji lainnya dan tidak berbeda signifikan dengan kelompok kontrol sel fibroblas jaringan gingiva.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 210, "width": 214, "height": 342, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemungkinan penyebab viabilitas Calcipex hanya sebesar 75,07% dan lebih rendah dari kelompok sediaan 1 g Ca(OH) 2 adalah lebih banyaknya kandungan Ca(OH) 2 . Kalsium hidroksida bersifat toksik dalam saluran akar 13,19 . Propylene glycol bersifat toksik, namun sangat rendah 27 . BaSO 4 tidak bersifat toksik 28 . Semakin banyak kandungan Ca(OH) 2 maka semakin tinggi toksisitas pasta Ca(OH) 2 . Viabilitas kelompok sediaan 2 g Ca(OH) 2 lebih tinggi dari kelompok sediaan 1,5 g Ca(OH) 2 mungkin disebabkan oleh adanya kelemahan dalam uji MTT, yaitu dapat terjadinya gangguan latar belakang karena masuknya partikel saat pembuatan sediaan atau saat pembuatan ekstrak. Gangguan ini dapat menyebabkan pengukuran viabilitas sel yang terlalu tinggi 22 . Efektivitas pasta Ca(OH) 2 terhadap bakteri dinilai berdasarkan pH. Potential of Hydrogen yang tinggi akan menstimulasi pembentukan sel fibroblas dan dapat menetralkan pH asam yang rendah 8 . Semakin banyak kandungan Ca(OH) 2 efektivitas dalam membunuh bakteri semakin tinggi. Dengan demikian, efektivitas pasta Ca(OH) 2 berbanding terbalik dengan toksisitas pasta Ca(OH) 2 .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 552, "width": 212, "height": 63, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterbatasan dalam penelitian ini adalah pembuatan sediaan baru pasta Ca(OH) 2 yang dilakukan secara manual menggunakan spatula metal di atas glass plate sehingga memungkinkan terjadinya kontaminasi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 628, "width": 61, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 641, "width": 212, "height": 100, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian, sediaan baru pasta Ca(OH) 2 dan Calcipex sebagai kontrol positif bersifat toksik ringan terhadap sel fibroblas jaringan gingiva. Kelompok sediaan 1 g Ca(OH) 2 merupakan kelompok yang memiliki efek toksisitas paling ringan dan tidak berbeda signifikan dengan kelompok kontrol negatif.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 71, "width": 41, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 84, "width": 212, "height": 63, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai bahan tambahan dan suhu penyimpanan yang tepat agar pada kelompok sediaan 1 g Ca(OH) 2 tidak mengendap dalam tiga hari jika disimpan dalam syringe .", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 160, "width": 104, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 172, "width": 212, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Kemkes RI. Riset Kesehatan Dasar: Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan .; 2019.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 210, "width": 212, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Veiga NJ, Aires D, Douglas F, et al. Dental caries: A review. J Dent Oral Heal . 2016;2(5):1-3.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 248, "width": 212, "height": 76, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Egasari Winahyu KM, Turmuzi A, Hakim F. Risiko Kejadian Karies Gigi Ditinjau dari Konsumsi M akanan Kariogenik pada Anak Usia Sekolah di Kabupaten Tangerang. Faletehan Heal J . 2019;6(1):25-29.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 324, "width": 211, "height": 50, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Conrads G. Pathophysiology of dental caries. In: Caries Excavation: Evolution of Treating Cavitated Carious Lesions . Vol 27. Karger Publishers; 2018:1-10.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 375, "width": 211, "height": 37, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Tabassum S, Khan FR. Failure of endodontic treatment: The usual suspects. Eur J Dent . 2016;10(01):144-147.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 413, "width": 212, "height": 50, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Kumar A, Tamanna S, Iftekhar H. Intracanal medicaments – Their use in modern endodontics: A narrative review. J Oral Res Rev . 2019;11(2):94.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 463, "width": 211, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Sakko M, Tjäderhane L, Rautemaa- Richardson R. Microbiology of root canal infections. Prim Dent J . 2016;5(2):84-89.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 514, "width": 211, "height": 63, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8. Kim D, Kim E. Antimicrobial effect of calcium hydroxide as an intracanal medicament in root canal treatment: a literature review-Part I. In vitro studies. Restor Dent Endod . 2014;39(4):241-252.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 577, "width": 212, "height": 63, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9. Kusuma ARP. Pengaruh lama aplikasi dan jenis bahan pencampur serbuk kalsium hidroksida terhadap kekerasan mikro dentin saluran akar. Odonto Dent J . 2016;3(1):48-54.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 641, "width": 211, "height": 100, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10. Widiadnyani NKE, Mulyawati E, Dayinah HS. Pengaruh Lama Kontak Kalsium Hidroksida dengan Bahan Pencampur Klorheksidin Diglukonat 2%, Salin, dan Lidokain Hcl 2% sebagai Bahan Sterilisasi Terhadap pH Dentin pada Segmen Sepertiga Apikalsaluran Akar. J Kedokt Gigi . 2018;5(2):176-188.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 742, "width": 212, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11. Sirous M, Sinning N, Schneider TR, Friese", "type": "Text" }, { "left": 367, "top": 36, "width": 158, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cakradonya Dent J 2023; 15(1): 17-22", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 767, "width": 308, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "22 Cakradonya Dental Journal p-ISSN: 2085-546X; e-ISSN: 2622-4720. Available at http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/CDJ", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 71, "width": 189, "height": 50, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "U, Lorenz J, Engel AK. Chemosensory event-related potentials in response to nasal propylene glycol stimulation. Front Hum Neurosci . 2019;13:99.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 122, "width": 212, "height": 75, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12. Fiume MM, Bergfeld WF, Belsito D V, et al. Safety Assessment of Propylene Glycol, Tripropylene Glycol, and PPGs as Used in Cosmetics. J Toxicol . 2012;31(2):245S-260S. doi:10.1177/1091581812461381", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 198, "width": 212, "height": 62, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13. Srinivas S, Jibhkate NG, Baranwal R, Avinash A, Tandil Y, Rathi S. Propylene Glycol: A New Alternative for an Intracanal Medicament. J Int Oral Heal . 2016;8(5):611-614.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 261, "width": 211, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14. Ali AM, Messaoud H. Barium Sulphate", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 274, "width": 110, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Deposits. Energy", "type": "Table" }, { "left": 237, "top": 274, "width": 45, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Procedia .", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 286, "width": 87, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2019;157:879-891.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 299, "width": 212, "height": 63, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15. Collares FM, Klein M, Santos PD, et al. Influence of Radiopaque Fillers on Physicochemical Properties of a Model Epoxy Resin-based Root Canal Sealer. J Appl Oral Sci . 2013;21(6):533-539.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 362, "width": 212, "height": 50, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16. Ba-Hattab R, Al-Jamie M, Aldreib H, Alessa L, Alonazi M. Calcium Hydroxide in Endodontics: An Overview. Open J Stomatol . 2016;6(12):274-289.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 413, "width": 212, "height": 50, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "17. Aronson JK. Meyler’s Side Effects of Drugs: The International Encyclopedia of Adverse Drug Reactions and Interactions. 16th Ed. Elsevier; 2016.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 463, "width": 212, "height": 76, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "18. Berlianti S. Efek Pengembangan Formulasi Pasta Kalsium Hidroksida Terhadap Jumlah Koloni Enterococcus Faecalis Sebagai Medikamen Saluran Akar (Penelitian Ex Vivo). [Skripsi]. Universitas Trisakti; 2021.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 539, "width": 212, "height": 63, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "19. Jahromi MZ, Ranjbarian P, Shiravi S. Cytotoxicity Evaluation of Iranian Propolis and Calcium Hydroxide on Dental Pulp Fibroblasts. 2014;8(3):130- 133.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 71, "width": 211, "height": 50, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "20. Mahfur. Uji Sitotoksik Fraksi Etil Asetat Ekstrak Etanol Akar Pasak Bumi (Eurycoma Longifolia Jack) Terhadap Sel Kanker T47D Dengan Metode 3-(4,5", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 122, "width": 189, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dimetiltiazol -2-Il)- 2,5 Difenil Tetrazolium Bromide (MTT) .; 2009.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 147, "width": 212, "height": 63, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "21. Khan Y. Characterizing the Properties of Tissue Constructs for Regenerative Engineering. In: Reference Module in Biomedical Sciences . Vol 3rd Ed. Elsevier; 2019:542-543.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 210, "width": 211, "height": 88, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "22. Aslantürk Ö. In Vitro Cytotoxicity and Cell Viability Assays: Principles, Advantages, and Disadvantages. In: editors. [Internet]. InTech; 2018 [cited 2021 Jul 6]. Available from: In: Larramendy M, Soloneski S, eds. Genotoxicity - A Predictable Risk to Our", "type": "List item" }, { "left": 338, "top": 299, "width": 189, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Actual World . ; 2018.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 312, "width": 211, "height": 75, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "doi:10.5772/intechopen.71923 23. Ernawati F. Uji sitotoksik Isolat Aktif dari Ekstrak Kloroform Rumput Mutiara (Hedyotis corymbosa (L.) Lamk.) terhadap Sel HELA dan SIHA . Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam; 2010.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 388, "width": 212, "height": 100, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "24. Septisetyani EP, Ningrum RA, Romadhani Y, Wisnuwardhani PH, Santoso A. Optimization of Sodium Dodecyl Sulphate as a Formazan Solvent and Comparison of 3-(4,-5-dimethylthiazo-2-yl)-2,5- diphenyltetrazolium bromide (MTT) Assay with WST-1 Assay in MCF-7 Cells. Indones J Pharm . 25(4):245-254.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 489, "width": 212, "height": 75, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "25. Riss TL, Moravec RA, Niles AL, et al. Cell Viability Assays. Assay Guid Man . Published online July 1, 2016. Accessed April 6, 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NB K144065/", "type": "Table" } ]
c0de6bc8-aeb8-e6b5-2236-58457d33af65
https://journal.widyatama.ac.id/index.php/jitter/article/download/492/394
[ { "left": 529, "top": 786, "width": 13, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "36", "type": "Page footer" }, { "left": 276, "top": 40, "width": 102, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN : 2407 – 3911 P-ISSN : 2686 - 0333", "type": "Page header" }, { "left": 208, "top": 799, "width": 198, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bella Budiani, Fajar Permana, Hari Fadlisyah Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan Volume 7, No 1, 15 Desember 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 107, "top": 88, "width": 417, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "STANDARISASI PELABELAN LARUTAN PEREAKSI DI LABORATORIUM QUALITY CONTROL MENGGUNAKAN METODE POKA YOKE UNTUK MENGHINDARI PENGGUNAAN LARUTAN KADALUARSA", "type": "Section header" }, { "left": 210, "top": 134, "width": 209, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bella Budiani 1 , Fajar Permana 2 , Hari Fadlisyah 3", "type": "Text" }, { "left": 245, "top": 146, "width": 138, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program Studi Teknik Industri 1,2,3", "type": "Text" }, { "left": 125, "top": 158, "width": 361, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Widyatma Jl. Cikutra No.204A, Bandung [email protected] 1 , [email protected] 2 , [email protected] 3", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 211, "width": 45, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 230, "width": 219, "height": 216, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "GlaxoSmithKline (GSK) merupakan perusahaan farmasi multinasional yang berpusat di Brentford, London, Inggris. GSK memiliki departemen Quality Control (QC) yang bertanggung jawab untuk menjamin kualitas mulai dari bahan baku, bahan pengemas, dan produk jadi. Dalam kegiatan operasionalnya QC memerlukan larutan pereaksi. Penggunaan larutan pereaksi yang tidak sesuai menyebabkan hasil pengujian diragukan, sehingga kesesuaian komponen terutama tanggal kadaluarsa perlu diperhatikan. Upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya penggunaan larutan pereaksi kadaluarsa dalam proses pengujian yang dilakukan departemen QC di GSK adalah menerapkan salah satu tools dari lean manufacturing yaitu Poka Yoke. Model pendekatan yang digunakan adalah control Poka Yoke . Kontrol dilakukan dengan menambahkan stiker dot berwarna pada label larutan pereaksi berdasarkan bulan kadaluarsanya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 455, "width": 51, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci :", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 472, "width": 179, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelabelan, Lean Manufacturing, Poka Yoke.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 490, "width": 48, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 509, "width": 218, "height": 205, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "GlaxoSmithKline (GSK) is a multinational pharmaceutical company headquartered in Brentford, London, England. GSK has a Quality Control (QC) department which is responsible for ensuring the quality of raw materials, packaging materials and finished products. In its operational activities, QC requires a reagent solution. The use of the reagent solution which is not suitable causes the test results to be doubtful, so the suitability of the components, especially the expiration date, needs to be considered. The effort made to prevent the use of expired reagent solutions in the testing process carried out by the QC department at GSK is to implement one of the tools of lean manufacturing, namely Poka Yoke. The approach model used is the Poka Yoke control. Control is done by adding a colored dot sticker to the label of the reagent solution based on the month it expires.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 723, "width": 48, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords :", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 740, "width": 176, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Labeling, Lean Manufacturing, Poka Yoke.", "type": "Text" }, { "left": 383, "top": 205, "width": 98, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 229, "width": 219, "height": 159, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "GlaxoSmithKline (GSK) merupakan perusahaan farmasi multinasional yang berpusat di Brentford, London, Inggris. GSK di Indonesia merupakan perusahaan yang terdiri dari tiga legal entity yaitu PT Glaxo Wellcome Indonesia (PT GWI), PT SmithKline Beecham Pharmaceuticals (PT SBP), dan PT Sterling Products Indonesia (PT SPI). GSK Indonesia dipimpin oleh seorang site director yang langsung memimpin kegiatan fungsional departemen Logistik, Produksi, Engineering , EHS, dan Procurement. Dibantu oleh Head of Quality yang mengatur kegiatan manajemen kualitas dan terbagi menjadi departemen Compliance , Quality Control , dan Quality Assurance. (Budiani, 2020)", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 396, "width": 218, "height": 90, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "QC mempunyai tanggung jawab untuk menjamin kualitas mulai dari bahan baku, bahan pengemas, dan produk jadi. Larutan pereaksi memiliki peranan penting dalam kegiatan pengujian di QC. Penggunaan larutan pereaksi yang tidak sesuai menyebabkan hasil pengujian diragukan, sehingga kesesuaian komponen terutama tanggal kadaluarsa perlu diperhatikan. (Budiani, 2020)", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 494, "width": 219, "height": 136, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Shigeo Shingo adalah pengembang Poka Yoke yang merupakan seorang engineer dari Jepang. Poka Yoke berasal dari bahasa Jepang yang artinya mistake proofing error proofing yang diterjemahkan ke bahasa Indonesia sebagai anti salah. Poka diterjemahkan sebagai kesalahan, dan yoke ( yokeru ) sebagai mencegah. Tujuannya adalah mencegah atau menarik perhatian orang saat kesalahan terjadi (Hudori & Simanjuntak, 2017). Metode ini merupakan salah satu metode yang tepat yang dapat mencegah cacat yang diakibatkan oleh kesalahan manusia dalam bekerja. (Putri & Handayani, 2019)", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 638, "width": 218, "height": 90, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini dilakukan untuk mencegah terjadinya penggunaan larutan pereaksi yang kadaluarsa dalam proses pengujian yang dilakukan departemen QC di GSK. Kejadian tersebut biasanya terjadi akibat kecerobohan manusia atau biasa disebut human error. Kejadian tersebut dapat dicegah dengan menerapkan salah satu tools dari lean manufacturing yaitu Poka Yoke.", "type": "Text" }, { "left": 529, "top": 786, "width": 13, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "37", "type": "Page footer" }, { "left": 276, "top": 40, "width": 102, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN : 2407 – 3911 P-ISSN : 2686 - 0333", "type": "Page header" }, { "left": 208, "top": 799, "width": 198, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bella Budiani, Fajar Permana, Hari Fadlisyah Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan Volume 7, No 1, 15 Desember 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 122, "top": 76, "width": 116, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "II. LANDASAN TEORI", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 101, "width": 75, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "II.1 Kualitas", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 118, "width": 218, "height": 159, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kualitas atau mutu memiliki berbagai macam definisi atau makna, antara lain, mutu adalah keistimewaan produk yang dapat menjawab kebutuhan kocnsumen, mutu adalah sesuatu yang bebas dari cacat atau zero defect, dan mutu adalah kesesuaian dengan tujuan pengguna. Kualitas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti proses produksi yang merupakan prosedur dalam memproduksi suatu produk, kualitas input seperti bahan baku dan tenaga kerja, perawatan perlengkapan yang benar dan tersedianya suku cadang, dan standar kualitas yang menjadi acuan bagi perusahaan dalam menghasilkan suatu produk (Zulian, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 285, "width": 218, "height": 147, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kualitas perlu dijamin. Terdapat beberapa cara yang dilakukan dalam menjamin kualitas, salah satunya adalah dengan melakukan inspeksi dan testing. Inspeksi merupakan suatu langkah yang dilakukan perusahaan dalam mengawasi dan menentukan kualitas input maupun output yang dihasilkan. Langkah yang dapat dilakukan dalam inspeksi antara lain adalah dengan teknik sampling yang dilakukan dengan mengambil sampel acak dari kualitas input atau output dan teknik pemeriksaan ( full inspection ) yang dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan secara lengkap dan terus- menerus dalam tiap unit proses (Zulian, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 441, "width": 113, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "II.2 Larutan Pereaksi", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 458, "width": 218, "height": 205, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Larutan pereaksi adalah larutan yang digunakan sebagai bahan untuk berlangsungnya suatu reaksi (Fauziah, 2015). Larutan standar primer merupakan larutan standar yang dibuat dari zat standar dengan kemurnian sangat tinggi yang umumnya dipasok oleh NIST, NIBCS yang dipakai untuk kalibrasi larutan standar yang dibuat. Larutan standar sekunder merupakan larutan yang konsentrasinya ditentukan dengan metode analitik yang dapat dipercaya (Darlina, 1998). Larutan pereaksi khusus adalah larutan yang digunakan untuk menguji adanya zat-zat tertentu. Contohnya pereaksi benedict untuk mengetahui adanya gula reduksi, pereaksi lugol (Iodium) untuk mengetahui adanya amilum atau sebaliknya, pereaksi Molish untuk mengetahui adanya karbohidrat, pereaksi Millon untuk mengetahui adanya protein, dan sebagainya (Fauziah, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 671, "width": 15, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "II.3", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 671, "width": 90, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lean Manufacturing", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 689, "width": 218, "height": 89, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lean manufacturing merupakan suatu pendekatan sistematis untuk mengidentifikasi dan mengeliminasi pemborosan ( waste ) melalui serangkaian aktivitas penyempurnaan ( improvement ). Lean manufacturing adalah suatu pendekatan sistematis untuk mengidentifikasi dan mengeliminasi pemborosan berupa aktivitas yang tidak memberi nilai lebih ( non- value added activities ) melalui perbaikan secara", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 76, "width": 218, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terus menerus dengan mengizinkan aliran produk dengan sistem tarik ( pull system ) dari sudut pelanggan dengan tujuan kesempurnaan kepuasaan pelanggan (Fontana, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 128, "width": 83, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "II.4 Poka Yoke", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 145, "width": 219, "height": 251, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Poka Yoke berasal dari bahasa Jepang yang artinya adalah mencegah kesalahan yang dikarenakan oleh kecerobohan oleh tenaga manusia. Menurut konsep Poka Yoke pada dasarnya sifat manusia adalah pelupa dan cenderung untuk berbuat salah. Apalagi yang sering terjadi ditempat kerja. Pekerjalah yang sering disalahkan (Dave, 2015). Sederhananya Poka Yoke adalah menghindari kesalahan dalam produksi atau kerja. Konsep Poka Yoke ditemukan oleh Shigeo Shingo, seorang insinyur di Matsushita manufacturing dan merupakan bagian dari Toyota Production System . Poka Yoke awalnya disebut sebagai Baka Yoke , namun karena artinya kurang pantas, yaitu “menghindari ketololan”, maka kemudian diubah menjadi Poka Yoke . Secara umum, Poka Yoke didefinisikan sebagai suatu konsep manajemen mutu guna menghindari kesalahan akibat kelalaian dengan cara memberikan batasan-batasan dalam pengoperasian suatu alat atau produk dan pada umumnya berkaitan dengan isu produk cacat atau defects. Shigeo Shingo memperkenalkan 3 jenis Poka Yoke (Aishwarya, 2015):", "type": "Text" }, { "left": 341, "top": 404, "width": 200, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Metode Kontak, mengidentifikasi apakah ada kontak antara alat dan produk.", "type": "List item" }, { "left": 341, "top": 427, "width": 200, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Metode Nilai-Tetap, memastikan apakah sejumlah tertentu gerakan telah dilakukan.", "type": "List item" }, { "left": 341, "top": 450, "width": 200, "height": 33, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Metode Tahap-Gerak, memastikan apakah sejumlah langkah proses tertentu telah dilakukan.", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 491, "width": 219, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ada 2 model pendekatan dari Poka Yoke yaitu (Shingo, 1986):", "type": "Text" }, { "left": 341, "top": 520, "width": 201, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pendekatan Warning System . Istilah lain dari pendekatan ini adalah warning Poka Yoke . Pendekatan warning system adalah", "type": "List item" }, { "left": 359, "top": 554, "width": 182, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pendekatan yang memberikan sebuah peringatan dapat berupa lampu ataupun bunyi tertentu saat sistem mendeteksi terjadinya kesalahan.", "type": "List item" }, { "left": 341, "top": 600, "width": 200, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pendekatan Pencegahan. Istilah lain dari pendekatan ini adalah control Poka Yoke. Pendekatan pencegahan adalah mencegah kesalahan terjadi dan tidak memungkinkan terjadinya kesalahan, karena telah dicegah dari sistem.", "type": "List item" }, { "left": 341, "top": 676, "width": 201, "height": 101, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metodologi Poka Yoke terdiri dari Identify Problem , yang merupakan langkah awal dalam mengidentifikasi permasalahan dengan melakukan identifikasi proses yang berpotensi dalam menimbulkan permasalahan. Observation at Workstation , merupakan langkah setelah mengetahui sumber masalah dan masalah apa saja yang terjadi menggunakan diagram tulang ikan. Brainstorming for Idea , dilakukan dengan", "type": "List item" }, { "left": 529, "top": 786, "width": 13, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "38", "type": "Page footer" }, { "left": 276, "top": 40, "width": 102, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN : 2407 – 3911 P-ISSN : 2686 - 0333", "type": "Page header" }, { "left": 208, "top": 799, "width": 198, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bella Budiani, Fajar Permana, Hari Fadlisyah Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan Volume 7, No 1, 15 Desember 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 89, "top": 76, "width": 200, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "cara mengajukan masalah yang diteliti kepada pihak internal perusahaan yang terkait, kemudian mempelajari masalah tersebut dan setelahnya akan dicari rencana dan solusi perbaikan menggunakan kreatifitas pemikiran yang ada oleh beberapa pihak internal perusahaan yang berkaitan tersebut. Select Best Idea , setelah mendapatkan beberapa alternatif solusi oleh beberapa pihak internal perusahaan yang terkait, langkah selanjutnya adalah dengan memilih solusi terbaik dari semua solusi yang terkumpul. Implementation Plan and Implementation , pada", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 214, "width": 200, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tahap ini perusahaan mulai", "type": "Table" }, { "left": 89, "top": 225, "width": 200, "height": 79, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengimplementasikan solusi terbaik yang didapat melalui perundingan yang telah dilakukan sebelumnya. Monitoring and Sign Off , merupakan langkah terakhir, langkah dimana saatnya perusahaan memonitor setiap proses produksi menggunakan perbaikan yang telah ditetapkan (Kumar, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 324, "width": 180, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "III. ANALISIS DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 348, "width": 138, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "III.1 Sumber dan Jenis Data", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 366, "width": 218, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui beberapa cara yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 395, "width": 200, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Observasi langsung untuk melihat cara penanganan dan pemusnahan larutan pereaksi.", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 429, "width": 200, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Wawancara pada personel yang menggunakan dan menangani larutan pereaksi.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 470, "width": 218, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data yang didapatkan dalam penelitian ini adalah data primer berupa gambar botol larutan pereaksi yang telah dilabeli dan gambar rak botol larutan pereaksi. Data primer tersebut ditunjukkan pada gambar 1 dan gambar 2.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 689, "width": 171, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Botol Larutan Pereaksi Berlabel", "type": "Caption" }, { "left": 355, "top": 220, "width": 154, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Rak Botol Larutan Pereaksi", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 240, "width": 218, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada gambar 1 terlihat pelabelan botol pereaksi terdapat label merah dan label biru dimana label merah untuk larutan pereaksi volumetric dan label biru untuk larutan pereaksi tambahan. Kedua label tersebut memuat poin-poin berikut:", "type": "Text" }, { "left": 341, "top": 304, "width": 111, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Nama larutan pereaksi", "type": "List item" }, { "left": 341, "top": 315, "width": 134, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Nomor bets larutan pereaksi", "type": "List item" }, { "left": 341, "top": 327, "width": 134, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Konsentrasi larutan pereaksi", "type": "List item" }, { "left": 341, "top": 338, "width": 100, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Tanggal pembuatan", "type": "List item" }, { "left": 341, "top": 350, "width": 99, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Tanggal kadaluarsa", "type": "List item" }, { "left": 341, "top": 361, "width": 122, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Pembuat larutan pereaksi", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 379, "width": 219, "height": 147, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Larutan pereaksi tersebut disimpan dalam sebuah rak seperti yang ditunjukkan pada gambar 2, dimana seluruh larutan pereaksi disimpan pada rak tersebut. Hal tersebut memungkinkan terjadinya human error berupa kesalahan penggunaan larutan pereaksi yang sudah kadaluarsa. Menurut hasil wawancara, seharusnya larutan pereaksi yang kadaluarsa dimusnakan segera ketika memasuki masa kadaluarsanya. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari terpakainya larutan yang sudah kadaluarsa, sehingga diperlukan sortir setiap minggunya untuk memisahkan larutan yang sudah kadaluarsa.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 534, "width": 218, "height": 102, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan pemusnahan larutan pereaksi tersebut akan berjalan sempurna jika pemusnahan terjadi secara menyeluruh sehingga tidak menyisakan larutan pereaksi yang kadaluarsa di tak tersebut. Namun terlalu banyak faktor kesalahan dari manusia sehingga bisa saja ada larutan pereaksi yang terlewat. Sehingga larutan pereaksi yang kadaluarsa digunakan untuk pengujian, dan kualitas pengujian yang dihasilkan diragukan.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 644, "width": 218, "height": 130, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Poka Yoke dibutuhkan untuk menghindari kesalahan tersebut. Pendekatan yang dilakukan untuk penelitian ini adalah pendekatan pencegahan. Pendekatan pencegahan adalah mencegah kesalahan terjadi dan tidak memungkinkan terjadinya kesalahan, karena telah dicegah dari sistem (Shingo, 1986). Pencegahan dilakukan dengan menstandarisasikan pelabelan larutan pereaksi dengan menambahkan stiker dot dengan warna yang berbeda-beda di setiap bulannya. Pelabelan dan", "type": "Text" }, { "left": 529, "top": 786, "width": 13, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "39", "type": "Page footer" }, { "left": 276, "top": 40, "width": 102, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN : 2407 – 3911 P-ISSN : 2686 - 0333", "type": "Page header" }, { "left": 208, "top": 799, "width": 198, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bella Budiani, Fajar Permana, Hari Fadlisyah", "type": "Section header" }, { "left": 220, "top": 810, "width": 176, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan Volume 7, No 1, 15 Desember 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 76, "width": 218, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penambahan stiker dot dilakukan saat awal pembuatan larutan pereaksi tersebut. Penambahan stiker dot mengacu pada tabel 1 berdasarkan tanggal kadaluarsa larutan yang dibuat. Sehingga larutan pereaksi yang akan kadaluarsa dapat disortir hanya dengan melihat stiker dot tersebut. Misalnya saat akan mensortir larutan pereaksi yang kadaluarsa di bulan November, dapat langsung mensortir berdasarkan stiker dot yang dikhususkan untuk bulan November. Contoh penambahan stiker dot dapat dilihat pada gambar 3.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 208, "width": 176, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Aturan Stiker Dot Bulan Kadaluarsa", "type": "Text" }, { "left": 124, "top": 230, "width": 117, "height": 392, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bulan Kadaluarsa Stiker Januari ● Februari ● Maret ● April ● Mei ● Juni ● Juli ●● Agustus ●● September ●● Oktober ●● November ●● Desember ●●", "type": "Picture" }, { "left": 349, "top": 220, "width": 183, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Pelabelan Larutan Pereaksi dengan Penambahan Stiker Dot", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 251, "width": 219, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3 menunjukkan contoh larutan pereaksi yang kadaluarsa di bulan November. Larutan pereaksi tersebut di- sortir pada bulan November sehingga ketika bulan November selesai larutan tersebut sudah dimusnahkan dan tidak terpakai di bulan Desember. Jika saat ini bulan November, pengguna larutan pereaksi hanya perlu berhati-hati dengan larutan pereaksi yang berstiker dot seperti bulan November. Sehingga perlu melihat tanggal kadaluarsanya saja ketika hendak menggunakan larutan pereaksi.", "type": "Text" }, { "left": 348, "top": 384, "width": 169, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IV. KESIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 409, "width": 218, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pencegahan penggunaan larutan pereaksi yang kadaluarsa dalam proses pengujian yang terjadi akibat kecerobohan manusia dapat dicegah dengan menerapkan salah satu tools dari lean manufacturing yaitu Poka Yoke. Model pendekatan yang digunakan adalah control Poka Yoke . Kontrol dilakukan dengan menambahkan stiker dot berwarna pada label larutan pereaksi berdasarkan bulan kadaluarsanya, aturan pelabelan tersebut sebagaimana yang dicantumkan pada tabel 1, sehingga pelabelan untuk larutan pereaksi diimplementasikan seperti gambar 3.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 541, "width": 218, "height": 136, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini masih ada kekurangan dimana sortir hanya dapat dilakukan berdasarkan bulan kadaluarsa saja. Sehingga saran untuk perbaikan penelitian selanjutnya adalah membuat pelabelan yang dapat mensortir tanggal kadaluarsa. Saran untuk perusahaan adalah melakukan standarisasi terkait pelabelan ini untuk memudahkan pemusnahan larutan pereaksi yang kadaluarsa dan mencegah penggunaan larutan pereaksi yang kadaluarsa. Hal tersebut tentunya dapat menghindari kerugian perusahaan akibat ketidakpastian hasil pengujian di departemen QC, yang menyebabkan kualitas produk diragukan.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 680, "width": 218, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsistensi dan komitmen dalam", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 691, "width": 218, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengimplementasikan penambahan stiker dot ini oleh personel yang membuat larutan pereaksi juga sangat dibutuhkan agar perubahan ini berjalan dengan baik.", "type": "Text" }, { "left": 529, "top": 786, "width": 13, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "40", "type": "Page footer" }, { "left": 276, "top": 40, "width": 102, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN : 2407 – 3911 P-ISSN : 2686 - 0333", "type": "Page header" }, { "left": 208, "top": 799, "width": 198, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bella Budiani, Fajar Permana, Hari Fadlisyah Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan Volume 7, No 1, 15 Desember 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 151, "top": 76, "width": 56, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "R EFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 107, "width": 219, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aishwarya. (2015). poka-yoke: technique to prevent defects. International Journal Of Engineering Sciences & Research", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 142, "width": 182, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Technology , Volume: 04 Issue: 02 Feb 2015,.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 171, "width": 218, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Budiani, B. (2020). Tinjauan Tentang Limbah Sisa Analisa Sediaan Sirup di PT Glaxo Wellcome Indonesia. Bandung: Universitas Widyatama.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 223, "width": 218, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Darlina. (1998). PEMBUATAN LARUTAN", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 234, "width": 182, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "STANDAR DAN PEREAKSI PEMISAH", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 246, "width": 182, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KIT RIA T3. Jurnal Radioisotop dan", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 257, "width": 140, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Radiofarmaka , Vol. I, No.2, 1998.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 275, "width": 218, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dave, Y. (2015). Implementation of Poka Yoke Technique in a gear industry. Study International Journal of Latest Research in Science and Technology ISSN (Online):", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 321, "width": 152, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2278-5299. Volume 4, Issue 3 , 32-33.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 338, "width": 218, "height": 101, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fauziah, A. (2015, May 25). Jenis jenis larutan pereaksi berdasarkan sifat larutan pereaksi yang di buat . Retrieved from slideshare: https://www.slideshare.net/atikahfauziah31/j enis-jenis-larutan-pereaksi-berdasarkan- sifat-larutan-pereaksi-yang-di- buat#:~:text=2.%20Larutan%20pereaksi%2 0adalah%20larutan,hidroksida%20(%20Na OH%201%20M%20).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 448, "width": 218, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fontana, A. (2011). Lean Six Sigma For", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 459, "width": 180, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manufacturing and Service Industries. Bogor: Vinchristo Publication.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 488, "width": 218, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hudori, M., & Simanjuntak, J. M. (2017). Poka Yoke untuk Pembuatan Palet Package Information di Bagian. IEJ Journal , Industrial", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 523, "width": 180, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Engineering Journal Vol.6 No.1 (2017) 16- 21.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 552, "width": 218, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kumar, R. (2016). Poka-Yoke Technique, Methodology, & Design. Indian Journal of Engineering , 13(33), 362-370.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 592, "width": 218, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Putri, D. R., & Handayani, W. (2019). ZERO DEFECT PADA PRODUKSI KANTONG KRAFT MELALUI METODE POKA", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 627, "width": 182, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "YOKE DI PT. INDUSTRI KEMASAN SEMEN GRESIK. Journal MEBIS , Journal", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 650, "width": 182, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manajemen dan Bisnis Volume 4, Nomor 1. Juli 2019, pp. 44-58.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 679, "width": 218, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Shingo, S. (1986). Zero quality control: Source inspection and the. USA: CRC Press.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 708, "width": 218, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zulian, Y. (2013). Manajemen Kualitas Produk & Jasa. Yogyakarta: Ekonisia.", "type": "Text" } ]
3e7abd85-25f9-be34-fdad-bb8eb5b5e225
https://jurnal.iain-bone.ac.id/index.php/attadib/article/download/1742/992
[ { "left": 71, "top": 781, "width": 364, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Inovasi Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Ummu Kalsum Yunus &Munira), h. 39-51", "type": "Page footer" }, { "left": 528, "top": 779, "width": 11, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "39", "type": "Page footer" }, { "left": 120, "top": 181, "width": 374, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Inovasi Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 208, "width": 468, "height": 57, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ummu Kalsum Yunus 1 , Munira 2 email: [email protected] 1 , [email protected] 2 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar 1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar 2", "type": "Text" }, { "left": 273, "top": 296, "width": 58, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 317, "width": 413, "height": 133, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This research was conducted to provide innovatation in learning techniques for the students. Innovative learning can be done with singing method to make it easier for the students to remember. This type of research is pre-experimental design with one group pre-test and post- test. The use of the singing method in Islamic education learning has a positive effect on improving memory skills, this can be seen from result of the hypothesis using the t-test (paired sample t-test) with SPSS version 23. Thus, according to the results obtained, it can be cocluded that the use of singing method is effectively for the students ’ memory skills.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 450, "width": 327, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: singing method, Islamic education, learning", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 506, "width": 100, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 536, "width": 472, "height": 205, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia yang terus berkembang. Hal ini sejalan dengan pembawaan manusia yang memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya (Hasbullah, 2015). Pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan (Sahroni, 2017). Dalam istilah pendidikan atau paedagogie, berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar dapat menjadi dewasa. Selanjutnya, pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 317, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Atta ’ dib Jurnal Pendidikan Agama Islam, Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Bone, Vol. 2, No. 2, Desember 2021", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 795, "width": 364, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Inovasi Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Ummu Kalsum Yunus &Munira), h. 39-51", "type": "Page footer" }, { "left": 528, "top": 792, "width": 11, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "40", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 79, "width": 472, "height": 37, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental (Shawmi, 2015)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 127, "width": 471, "height": 133, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam hal ini, pendidik salah satu unsur penting dalam kegiatan proses pendidikan. Di pundak pendidik terletak tanggung jawab yang besar dalam upaya mengantarkan peserta didik ke arah tujuan pendidikan yang dicita- citakan. Hal ini disebabkan karena pendidik merupakan cultural transtion yang dinamis ke arah suatu perubahan secara kontinyu, sebagai sarana vital dalam membangun kebudayaan dan peradaban umat Islam (Anam & Amri, 2020)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 271, "width": 472, "height": 229, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidik bertanggung jawab memenuhi kebutuhan peserta didik, baik spiritual, intelektual, moral, estetika, maupun kebutuhan fisik peserta didik. Secara umum, pendidik adalah orang yang memiliki tanggung jawab untuk mendidik (Iskandar, 2017). Dalam dunia pendidikan, pendidik memegang peranan penting karena dalam keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh faktor pendidik. Tugas pendidik adalah menyampaikan pada peserta didik proses komunikasi dan proses belajar mengajar yang dilakukannya. Keberhasilan pendidik dalam menyampaikan materi sangatlah tergantung pada interaksi antara pendidik dan peserta didik. Ketidak berhasilan interaksi akan mengakibatkan dampak pesan yang dibawah oleh pendidik.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 511, "width": 472, "height": 229, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebagai seorang pendidik sangat perlu memperhatikan metode seperti apa yang cocok untuk diterapkan dalam proses pembelajaran serta perlu meningkatkan mutu pembelajarannya. pendidik diharuskan memilih kemampuan pedagogiknya yaitu memiliki kemampuan perancangan dan pelaksanaan pembelajaran termasuk diantaranya kemampuan penggunaan metode pembelajaran, guna membantu peserta didik lebih nyaman dalam proses pembelajaran serta proses belajar mengajar dapat berjalan secara efektik dan efisien. Setiap pendidik dituntut mempertimbangkan kebutuhan belajar yang sesuai dengan masa perkembangan anak. Metode pembelajaran ialah suatu cara yang dapat digunakan pendidik sebagai teknik dalam proses belajar", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 317, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Atta ’ dib Jurnal Pendidikan Agama Islam, Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Bone, Vol. 2, No. 2, Desember 2021", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 795, "width": 364, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Inovasi Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Ummu Kalsum Yunus &Munira), h. 39-51", "type": "Page footer" }, { "left": 528, "top": 792, "width": 11, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "41", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 79, "width": 471, "height": 37, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mengajar agar materi pelajaran dapat dicerna dengan mudah serta efektif oleh peserta didik (Shalikhah, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 127, "width": 475, "height": 349, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan demikian, metode pembelajaran merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Dalam memilih metode pembelajaran, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang berhubungan dengan keadaan peserta didik sebagai subyek pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang bersifat mental seperti motivasi, intelegensi, daya pikir, sikap, perhatian, dan sebagainya. sedangkan faktor eksternal adalah yang berhubungan dengan keadaan yang ada di luar peserta didik seperti kurikulum, sarana, dan system administrasi, pendidik serta faktor metode pembelajaran. Di era yang modern ini, kebanyakan peserta didik sering merasa mudah bosan dan jenuh dengan pembelajaran yang biasa-biasa saja. Dalam memilih metode pembelajaran, paling tidak pendidik perlu mempertimbangkan beberapa hal yaitu, pertimbangan yang berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai, pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran, pertimbangan dari sudut peserta didik dan pertimbangan-pertimbangan lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 487, "width": 472, "height": 205, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setiap peserta didik memiliki kemampuan mengingat yang berbeda. Oleh sebab itu, pendidik perlu memilih metode yang tepat dalam membantu peserta didik dalam mengingat materi pelajaran yang diberikan. Dengan menerapkan metode bernyanyi, peserta didik secara tidak langsung dapat mengingat materi tanpa harus bersusah payah menghafalkannya. Bernyanyi memiliki hubungan yang kuat dengan emosi. Bernyanyi di ruang kelas dapat membantu menciptakan keadaan emosi positif yang kondusif bagi pendidikan. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa bernyanyi bisa bertindak lebih dari mengubah suasana hati kita, itu bisa benar-benar mengubah otak kita (Inten et al., 2016).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 703, "width": 471, "height": 37, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode bernyanyi cenderung sesuai digunakan untuk jenjang yang rendah seperti TK dan Sekolah Dasar. Tapi pada dasarnya, metode bernyanyi", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 317, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Atta ’ dib Jurnal Pendidikan Agama Islam, Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Bone, Vol. 2, No. 2, Desember 2021", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 795, "width": 364, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Inovasi Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Ummu Kalsum Yunus &Munira), h. 39-51", "type": "Page footer" }, { "left": 528, "top": 792, "width": 11, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "42", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 79, "width": 472, "height": 229, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tidaklah terbatas hanya untuk anak didik yang berada dijenjang pendidikan TK ataupun Sekolah Dasar. Akan tetapi, dapat pula digunakan pada jenjang SMP ataupun SMA dengan catatan pendidik dapat kreatif dalam mengolah metode bernyanyi tersebut sesuai dengan tingkat pendidikan peserta didiknya. Kemudian metode bernyanyi juga tidak hanya dapat digunakan pada pembelajaran pendidikan agama Islam, melainkan pada mata pelajaran yang lain juga dapat digunakan. Contohnya pada mata pelajaran Fisika atau Matematika, pendidik dapat menggunakan metode bernyanyi untuk membantu pesera didik mengingat rumus-rumus yang cenderung sulit untuk peserta didik hafalkan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 319, "width": 472, "height": 181, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode bernyanyi merupakan metode pembelajaran yang menggunakan syair-syair yang dilagukan (Ridwan & Awaluddin, 2019). Biasanya syair-syair tersebut disesuaikan dengan materi-materi yang akan diajarkan oleh pendidik. Menurut beberapa ahli, bernyanyi membuat suasana belajar menjadi riang dan bergairah sehingga perkembangan anak dapat distimulasi secara lebih optimal. Bernyanyi dalam aktivitas belajar mengajar adalah peserta didik menyanyikan sebuah lagu, baik secara berkelompok maupun individu, di mana komponen isi lagu-lagu merupakan materi ajar yang dipelajari (Arismunandar et al., 2016).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 511, "width": 472, "height": 229, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bernyanyi adalah metode pembelajaran yang menggunakan media nyanyian sebagai wahana belajar anak. Perlu diketahui bahwa anak, menurut fitrahnya menyukai intonasi nada dan ritme yang enak didengar. Bernyanyi adalah suatu kegiatan yang melibatkan fisik dan psikis anak yang dapat dijadikan sebagai media dalam mengembangkan kemampuan anak antara lain mengembangkan rasa estetika, imajinasi, dan ekspresi diri, serta melatih berpikir abstrak. Dalam bernyanyi, anak perlu dibimbing tentang sikap tubuh yang benar ketika mereka bernyanyi. Dengan strategi bernyanyi anak dapat mencerna kata-kata yang ada dalam lirik lagu dan dapat mengucapkannya. Selain daya ingat anak kuat untuk mengingat lirik-lirik lagu, anak juga mampu", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 317, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Atta ’ dib Jurnal Pendidikan Agama Islam, Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Bone, Vol. 2, No. 2, Desember 2021", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 795, "width": 364, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Inovasi Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Ummu Kalsum Yunus &Munira), h. 39-51", "type": "Page footer" }, { "left": 528, "top": 792, "width": 11, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "43", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 79, "width": 472, "height": 133, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "berpikir kritis. Bernyanyi juga merupakan ekspresi berbahasa. Sambil bernyanyi anak dapat bergaya sesuka hatinya dan mengucapkan kata-kata yang dia suka dalam lagu yang dinyanyikan. Campbell dalam Lilis Madyawati menambahkan bahwa anak juga berpikir kritis untuk memahami makna yang terkandung di dalam lagu tersebut, sesuai dengan kehidupan nyata (Madyawati, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 223, "width": 472, "height": 109, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk memperoleh peningkatan kemampuan mengingat melalui metode bernyanyi pada kegiatan pembelajaran tentu ada langkah/prosedur yang harus dipersiapkan oleh pendidik. Menurut Alamsyah Said Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam langkah-langkah metode menyanyi, yaitu sebagai berikut: a. Guru mengetahui dengan jelas isi pokok materi yang akan diajarkan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 343, "width": 471, "height": 37, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Merumuskan dengan benar informasi/konsep/fakta materi baru apa saja yang harus dikuasai/dihafalkan oleh pesertan didik.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 391, "width": 361, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Memilih nada lagu yang familiar dikalangan peserta didik.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 415, "width": 471, "height": 61, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Menyusun informasi/konsep/fakta materi yang kita inginkan untuk dikuasai peserta didik dalam bentuk lirik lagu yang disesuaikan dengan nada lagu yang dipilih.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 487, "width": 441, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Guru harus mempraktikkan terlebih dahulu sebelum menyanyikannya.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 511, "width": 368, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "f. Mendemonstrasikan bersama-sama secara berulang-ulang.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 535, "width": 360, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "g. Usahakan untuk diikuti dengan gerak tubuh yang sesuai.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 559, "width": 471, "height": 61, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "h. Mengajukan pertanyaan seputar materi tersebut untuk mengukur apakah peserta didik sudah dapat mengingat dan menguasainya melalui lagu yang dinyanyikan tersebut.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 631, "width": 471, "height": 61, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sintaks strategi bernyanyi adalah peserta didik menyanyikan sebuah lagu di mana isi lagu adalah kumpulan-kumpulan materi ajar, atau materi ajar dibuat dalam konteks lagu (Alamsyah & Andi, 95 C.E.)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 703, "width": 471, "height": 37, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anak-anak memiliki kecenderungan yang alami untuk bernyanyi. Manfaat atau tujuan bernyanyi adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 317, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Atta ’ dib Jurnal Pendidikan Agama Islam, Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Bone, Vol. 2, No. 2, Desember 2021", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 795, "width": 364, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Inovasi Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Ummu Kalsum Yunus &Munira), h. 39-51", "type": "Page footer" }, { "left": 528, "top": 792, "width": 11, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "44", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 79, "width": 221, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Dapat mengekspresikan diri anak,", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 103, "width": 220, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Dapat membuat anak bergembira,", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 127, "width": 440, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Berperan penting bagi perkembangan mental dan intelektual anak, dan", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 151, "width": 471, "height": 61, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Merupakan bentuk dasar bagi pembangunan kemampuan berbahasa anak Metode bernyanyi selain mempunyai beberapa kelebihan juga mempunyai beberapa kekurangan, yaitu sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 223, "width": 191, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Kelebihan metode menyanyi:", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 247, "width": 325, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Metode ini cocok untuk digunakan pada kelas kecil.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 271, "width": 457, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Dapat membangkitkan semangat belajar para peserta didik karean suasana kelas menjadi hidup dan menyenangkan.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 319, "width": 457, "height": 61, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Membantu guru dalam upaya pengembangan pendidikan karakter, yaitu nilai karakter bersahabat/komunikatif karena terjadi interaksi yang baik antar warga kelas.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 391, "width": 302, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4) Memungkinkan guru menguasai keadaan kelas.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 415, "width": 457, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5) Lirik lagu dapat digunakan berulang-ulang walaupun pada kelas yang berbeda tapi materi yang sama.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 463, "width": 197, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Kekurangan metode menyanyi", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 487, "width": 245, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Sulit bila digunakan pada kelas besar.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 511, "width": 457, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Hasilnya akan kurang efektif pada anak yang pendiam atau tidak suka bernyanyi.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 559, "width": 426, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Dikarenakan suasana kelas yang ramai, bisa mengganggu kelas lain", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 583, "width": 472, "height": 157, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salah satu kompenen dalam belajar adalah kemampuan ingatan dari peserta didik, karena sebagian besar pelajaran di sekolah adalah mengingat. mengingat juga memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Namun yang lebih penting dalam peranan proses belajar adalah kemampuan peserta didik untuk memproduksi kembali pengetahuan yang sudah diterimanya, misalnya pada waktu ujian para peserta didik harus memproduksi kembali pengetahuan dan pemahaman yang diperoleh saat mengikuti pelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 317, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Atta ’ dib Jurnal Pendidikan Agama Islam, Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Bone, Vol. 2, No. 2, Desember 2021", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 795, "width": 364, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Inovasi Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Ummu Kalsum Yunus &Munira), h. 39-51", "type": "Page footer" }, { "left": 528, "top": 792, "width": 11, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "45", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 92, "width": 60, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 121, "width": 472, "height": 350, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen dengan jenis penelitian pre-exsperimental designs kuantitatif dengan desain penelitian yang digunakan yaitu one-group pretest posttest design yaitu eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok saja tanpa kelompok pembanding. Pada desain ini menggunakan pretest sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum perlakuan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif. Yang dimaksud dengan pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, teknik pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2013a). Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan pre-eksperimental design dengan rancangan penelitian one group pre-test and post-test design . Rancangan penelitian ini melibatkan satu kelompok pengendali atau kontrol.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 482, "width": 472, "height": 253, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adapun metode pengumpulan data adalah lembar observasi, tes, dan dokumentasi. Kemudian adapun teknik analisis data tentang hasil test dan observasi dilakukan dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis inferensial. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2013b) Sedangkan Analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji suatu hipotesis penelitian dimana menggunakan uji-t dengan data yang sama. Dalam hal ini statistik inferensial untuk menjawab rumusan masalah yang ketiga dalam peneliti. Namun sebelumnya dilakukan uji normalitas dan homogenitas.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 317, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Atta ’ dib Jurnal Pendidikan Agama Islam, Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Bone, Vol. 2, No. 2, Desember 2021", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 795, "width": 364, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Inovasi Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Ummu Kalsum Yunus &Munira), h. 39-51", "type": "Page footer" }, { "left": 528, "top": 792, "width": 11, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "46", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 79, "width": 471, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebelum pengujian hipotesis maka dilakukan terlebih dahulu pengujian dasar ialah pengujian normalitas dan pengujian homogenitas.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 140, "width": 163, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 170, "width": 472, "height": 301, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan output dari SPSS Versi 23, dapat diketahui bahwa nilai minimum pada pengelolahan data pretest 1 hasil belajar peserta didik sebelum penggunaan metode bernyanyi pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah 2, nilai maksimum adalah 7. Maka hasil pengolahan data pretest 1 yang belum mendapatkan penggunaan metode bernyanyi pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) menunjukkan bahwa rata-rata (mean) sebesar 4,14, dan (Std. Deviation) sebesar 1.407, Sedangkan nilai minimum pada pengelolahan data pretest 2 hasil belajar peserta didik sebelum penggunaan metode bernyanyi pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah 3, nilai maksimum 7. Maka hasil pengolahan data pretest 2 yang belum mendapatkan penggunaan metode bernyanyi pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) menunjukkan bahwa rata-rata (mean) sebesar 5,14 dan (Std. Deviation) sebesar 1.268.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 482, "width": 469, "height": 253, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan output dari SPSS Versi 23, dapat diketahui bahwa nilai minimum pada pengelolahan data posttest 1 hasil belajar peserta didik setelah penggunaan metode bernyanyi pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah 5 , nilai maksimum adalah 10. Maka hasil pengolahan data posttest 1 yang telah mendapatkan penggunaan metode bernyanyi pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) menunjukkan bahwa rata-rata (mean) sebesar 7,21, dan (Std. Deviation) sebesar 1.500, sedangkan nilai minimum pada pengelolahan data posttest 2 hasil belajar peserta didik sebelum penggunaan metode bernyanyi pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah 6, nilai maksimum 10. Maka hasil pengolahan data posttest 2 yang belum mendapatkan penggunaan metode bernyanyi pada pembelajaran", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 317, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Atta ’ dib Jurnal Pendidikan Agama Islam, Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Bone, Vol. 2, No. 2, Desember 2021", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 795, "width": 364, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Inovasi Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Ummu Kalsum Yunus &Munira), h. 39-51", "type": "Page footer" }, { "left": 528, "top": 792, "width": 11, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "47", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 79, "width": 473, "height": 37, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidikan Agama Islam (PAI) menunjukkan bahwa rata-rata (mean) sebesar 8,29 dan (Std. Deviation) sebesar 1.243.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 127, "width": 472, "height": 205, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil pengelolaan data menggunakan SPSS versi 23 maka outup nilai sign untuk pre-test 1 dengan pengujian Kolmogorov-Smirnov diperoleh nilai sign 0,122 dan uji Shapiro-Wilk diperoleh nilai sign sebesar 0,080 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data Pre-test 1 berdistribusi normal karena nilai sign lebih besar dari α (0,122>0,05). Sedangkan nilai sign untuk Pretest 2 dengan pengujian Kolmogorov-Smirnov diperoleh nilai sign 0,097 dan uji Shapiro-Wilk diperoleh nilai sign sebesar 0,027 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pretest 2 berdistribusi normal karena nilai sign lebih besar dari α (0,097>0,05).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 343, "width": 472, "height": 205, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil pengelolaan data menggunakan SPSS versi 23 maka outup nilai sign untuk posttest 1 dengan pengujian Kolmogorov-Smirnov diperoleh nilai sign 0,119 dan uji Shapiro-Wilk diperoleh nilai sign sebesar 0,083 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data posttest 1 berdistribusi normal karena nilai sign lebih besar dari α (0,119>0,05). Sedangkan nilai sign untuk posttest 2 dengan pengujian Kolmogorov-Smirnov diperoleh nilai sign 0,057 dan uji Shapiro-Wilk diperoleh nilai sign sebesar 0,19. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pretest 2 berdistribusi normal karena nilai sign lebih besar dari α (0,057>0,05).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 559, "width": 472, "height": 157, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil pengelolaan data menggunakan SPSS versi 23 maka output nilai sign untuk pretest dengan pengujian Homogeneity of Variance diperoleh nilai sign 0,40 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pretest homogen karena nilai sign lebih besar dari 0,05. Sedangkan pada nilai sign untuk posttest dengan pengujian Homogeneity of Variance diperoleh nilai sign 0,56 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data Posttest homogen karena nilai sign lebih besar dari 0,05.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 317, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Atta ’ dib Jurnal Pendidikan Agama Islam, Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Bone, Vol. 2, No. 2, Desember 2021", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 795, "width": 364, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Inovasi Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Ummu Kalsum Yunus &Munira), h. 39-51", "type": "Page footer" }, { "left": 528, "top": 792, "width": 11, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "48", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 79, "width": 472, "height": 181, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan melihat jumlah data adalah 28 maka dari itu berlaku ketentuan Df-1 (jumlah data-1) maka 28-1 = 27 Jadi peneliti mengambil 2,052 sebagai acuan dalam membandingkan suatu t tabel dengan t hitung .. Jika t hitung > t tabel (t hitung 17,852> t tabel sebesar 2,052 ) maka H o ditolak dan H a diterima. Jadi sesuai dengan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa H a diterima, artinya penggunaan metode bernyanyi terhadap kemampuan mengingat peserta didik efektif meningkatkan hasil belajar peserta didik di SDN Tanetea Kabupaten Gowa.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 271, "width": 78, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 295, "width": 472, "height": 277, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini adalah suatu penelitian eksperimen dengan model One Group Pretest and Posttest Design , yaitu hanya ada satu kelas yang digunakan yang berfungsi sebagai kelompok contro l sekaligus kelompok eksperimen, yaitu kelas II SDN Tanetea Kabupaten Gowa yang terdiri dari 28 orang peserta. Penelitian ini menggunakan tes sebelum perlakuan (pretest ) dan tes setelah perlakuan ( posttest ) sehingga besar efek perlakuan dapat diketahui. Penelitian ini ingin menguji apakah penggunaan metode bernyanyi pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dapat meningkatkan kemampuan mengingat peserta didik kelas 2 SDN Tanetea Kabupaten Gowa atau tidak. Adapun instrument penelitian yang digunakan berupa tes hasil belajar dalam bentuk pilihan ganda yang berjumlah 10 nomor dan lembar observasi pendidik dan peserta didik.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 583, "width": 471, "height": 133, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebelum peneliti menerapkan penggunaan metode bernyanyi pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) masih banyak peserta didik yang daya ingatnya kurang, khususnya materi tentang rukun iman. Setelah penerapan penggunaan metode bernyanyi pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) peserta didik daya ingatnya mulai kuat dan lebih cepat dalam mengingat materi yang diberihkan yaitu mengenai rukun iman.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 317, "height": 20, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Atta ’ dib Jurnal Pendidikan Agama Islam, Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Bone, Vol. 2, No. 2, Desember 2021", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 795, "width": 364, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Inovasi Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Ummu Kalsum Yunus &Munira), h. 39-51", "type": "Page footer" }, { "left": 528, "top": 792, "width": 11, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "49", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 79, "width": 475, "height": 397, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan analisis hasil penelitian, metode bernyanyi efektif terhadap peningkatan kemampuan mengingat peserta didik, dalam menggunakan metode bernyanyi suasana belajar menjadi riang dan bergairah sehingga perkembangan peserta didik dapat distimulus secara lebih optimal. Bernyanyi juga merupakan suatu bagian yang penting dalam pengembangan diri anak, sehingga dengan menggunakan metode bernyanyi berpengaruh positif terhadap kemampuan mengingat peserta didik. selain itu terdapat beberapa manfaat dalam bernyanyi, diantaranya yaitu : dapat mengekspresikan diri anak, dapat membuat anak gembira, berperang penting dalam perkembangan mental dan intelektual anak, dan merupakan bentuk dasar bagi pembangunan kemampuan berbahasa anak. Dalam penelitian ini aspek belajar yang disentuh adalah lebih kepada perkembangan kognitif, dimana dengan menggunakan metode bernyanyi dapat meningkatkan kemampuan mengingat peserta didik. Dalam menggunakan metode bernyanyi, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu waktu dan situasi penggunaan metode tersebut, memilih nada yang sesuai dengan materi yang akan diberikan, dan pendidik perlu memperhatikan langkah-langkah dalam pelaksanaan metode bernyanyi tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 487, "width": 472, "height": 85, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selain itu, pengaruh signifikan penggunaan metode bernyanyi terlihat berdasarkan hasil dokumentasi selama proses pembelajaran yang dilakukan disetiap pertemuan. Peneliti memperoleh data dari lapangan bahwa terjadi pengaruh positif untuk hal-hal sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 583, "width": 80, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Semangat", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 607, "width": 457, "height": 85, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan penggunaan metode bernyanyi dalam proses pembelajaran terlihat adanya semangat peserta didik pada saat proses belajar mengajar, dimana peserta didik sangat senang ketika belajar mengingat materi yang diberikan dengan menggunakan metode bernyanyi sambil bertepuk tangan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 703, "width": 65, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Respon", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 317, "height": 20, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Atta ’ dib Jurnal Pendidikan Agama Islam, Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Bone, Vol. 2, No. 2, Desember 2021", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 795, "width": 364, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Inovasi Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Ummu Kalsum Yunus &Munira), h. 39-51", "type": "Page footer" }, { "left": 528, "top": 792, "width": 11, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "50", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 79, "width": 458, "height": 85, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada saat penelitian, peneliti mengamati bahwa peserta didik lebih aktif dalam menanggapi apa yang dikatakan oleh peneliti, hal tersebut menunjukkan peserta didik memiliki respon yang baik terhadap pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 175, "width": 117, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Kepercayaan diri", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 199, "width": 457, "height": 109, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peserta didik yang tidak memiliki kepercayaan diri akan merasa malu dan sulit berinterksi di dalam kelas, sehingga peserta didik tersebut akan menjadi pasif selama proses pembelajaran. Namun dengan memberikan semangat dan dukungan dengan menggunakan metode bernyanyi maka kepercayaan diri peserta didik tersebut mulai berubah menjadi lebih baik.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 319, "width": 472, "height": 133, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian di atas maka penggunaan metode bernyanyi dapat dijadikan alternative dalam variasi proses belajar mengajar untuk meningkatkan kemampuan mengingat peserta didik agar tidak mudah bosan pada saat proses pembelajaran, mengingat pelajaran Pendidikan Agama Islam ini lebih sering diajarkan dengan menggunakan metode ceramah tanpa menggunakan metode lain yang dapat menarik perhatian peserta didik.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 476, "width": 117, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 503, "width": 442, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alamsyah, S., & Andi, B. (95 C.E.). Strategi Mengajar Multiple Intelligences . Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 536, "width": 439, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anam, K., & Amri, A. (2020). Pendidik dalam Perspektif Pendidikan Islam. Akademika: Jurnal Keagamaan Dan Pendidikan , 16 (1), 86 – 94.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 569, "width": 464, "height": 54, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arismunandar, R., Ismawan, I., & Fitri, A. (2016). Pembelajaran Vokal dengan Menggunakan Software Gitar Pro pada Kegiatan Ekstrakurikuler Musik di SMP Negeri 1 Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Seni, Drama, Tari & Musik , 1 (1).", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 629, "width": 450, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasbullah, H. (2015). Blended Learning, Trend Strategi Pembelajaran Matematika Masa Depan. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA , 4 (1).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 662, "width": 469, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Inten, D. N., Permatasari, A. N., & Mulyani, D. (2016). Literasi dini melalui teknik bernyanyi. AL-MURABBI: Jurnal Studi Kependidikan Dan Keislaman ,", "type": "List item" }, { "left": 95, "top": 689, "width": 73, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 (1), 70 – 91.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 709, "width": 468, "height": 40, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Iskandar, K. (2017). Profesionalisme guru dalam pendidikan Islam dan gambaran ideal seorang pendidik. JALIE; Journal of Applied Linguistics and Islamic Education , 1 (1), 21 – 40.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 317, "height": 20, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Atta ’ dib Jurnal Pendidikan Agama Islam, Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Bone, Vol. 2, No. 2, Desember 2021", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 795, "width": 364, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Inovasi Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Ummu Kalsum Yunus &Munira), h. 39-51", "type": "Page footer" }, { "left": 528, "top": 792, "width": 11, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "51", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 447, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Madyawati, L. (2016). Strategi pengembangan bahasa pada anak . Kencana.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 90, "width": 468, "height": 41, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ridwan, R., & Awaluddin, A. F. (2019). Penerapan Metode Bernyanyi Dalam Meningkatkan Penguasaan Mufradat Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Di Raodhatul Athfal. Didaktika: Jurnal Kependidikan , 13 (1), 56 – 67.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 137, "width": 437, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sahroni, D. (2017). Pentingnya pendidikan karakter dalam pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 150, "width": 354, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prosiding Seminar Bimbingan Dan Konseling , 1 (1), 115 – 124.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 170, "width": 456, "height": 27, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Shalikhah, N. D. (2016). Pemanfaatan aplikasi Lectora Inspire sebagai media pembelajaran interaktif. Cakrawala: Jurnal Studi Islam , 11 (1), 101 – 115.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 203, "width": 414, "height": 40, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Shawmi, A. N. (2015). Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill) Dalam Pembelajaran Sains di SD/MI. TERAMPIL: Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Dasar , 2 (2), 240 – 252.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 250, "width": 441, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sugiyono. (2013a). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (XIII). Alfabeta.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 283, "width": 445, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sugiyono, D. (2013b). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D .", "type": "Text" } ]
59cc8390-1eca-84cf-8243-321874f4a27d
http://journalfkipuniversitasbosowa.org/index.php/klasikal/article/download/596/224
[ { "left": 199, "top": 39, "width": 317, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Klasikal: Journal of Education, Language Teaching and Science Volume 5 Issue 1 April 2023 p-ISSN: 2656-9914 e-ISSN: 2656-8772", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 768, "width": 197, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 498, "top": 768, "width": 12, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "65", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 402, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Bosowa Makassar", "type": "Page footer" }, { "left": 143, "top": 122, "width": 342, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "FORGIVENESS IN ADOLESCENTS POST-DIVORCE PARENTS IN THE MAKASSAR BUGIS TRIBE", "type": "Section header" }, { "left": 166, "top": 166, "width": 293, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Muh. Fitrah Ramadhan Umar 1* , Sri Hayati 2 , Titin Florentina 3", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 192, "width": 396, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1,2,3 Fakultas Psikologi, Universitas Bosowa, Jl. Urip Sumoharjo No.Km.4, Sinrijala, Kec. Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90232. Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 282, "top": 243, "width": 63, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 149, "top": 256, "width": 328, "height": 200, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study aims to find out the description of forgiveness in post-divorce adolescents in the Bugis-Makassar tribe. The research methodology used is quantitative. The subjects of this study were adolescents aged 12-18 years, ethnic Bugis or Makassar, and whose parents were divorced. There were 179 subjects in this study consisting of 66 men and 113 women. The measurement tool used in this study is the Transgression- Related Interpersonal Motivations Inventory (TRIM-18) to measure forgiveness with a reliability of 0.738. This study uses descriptive analysis techniques with the help of SPSS 25 for Windows software. The results of this study indicate that there are 147 (82.1%) students who have high forgiveness, as many as 31 (17.3%) students who have moderate forgiveness and as many as 1 (0.6%) subject with low forgiveness. This study concludes that the forgiveness of post-divorce adolescents in the Bugis-Makassar tribe is at a high level and most adolescents who have not been able to forgive their parents because they want to take revenge on their parents.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 471, "width": 178, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Divorce, Forgiveness, Bugis", "type": "Caption" }, { "left": 113, "top": 512, "width": 99, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 526, "width": 400, "height": 218, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Divorce is a very common phenomenon nowadays. The divorce rate is increasing every year. Of course, according to certain cultures, divorce is a disgraceful act, one of which is the Bugis-Makassar Culture. Rusli (2012) argues that divorce is a disgrace to the family and makes the family feel mate' siri' (loss of honour), this is because the wedding costs incurred by the husband and wife are very much, besides that the energy that has been expended before the wedding ceremony, the continuation of the child's life -children from husband and wife, and extended family will be embarrassed when a family member does a divorce. The most felt impact due to parental divorce occurs in the adolescent phase. Amato (2012) suggests that the most felt impact due to parental divorce is at the age of 18 and under. Teenagers feel the impact of their parents' divorce because at this age teenagers have just started an important stage in their lives that leads to an adult phase at which age teenagers must also focus on their parents' divorce cases. Hurlock (2012) argues that adolescents and parents who have a good relationship will help adolescents achieve the developmental tasks they are going through, but adolescents who have a bad relationship with both parents such", "type": "Text" }, { "left": 199, "top": 39, "width": 317, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Klasikal: Journal of Education, Language Teaching and Science Volume 5 Issue 1 April 2023 p-ISSN: 2656-9914 e-ISSN: 2656-8772", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 768, "width": 197, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 498, "top": 768, "width": 12, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "66", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 402, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Bosowa Makassar", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 122, "width": 399, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "as parental divorce will hinder the achievement of the adolescent's developmental tasks.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 149, "width": 400, "height": 163, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "According to Stahl (2004), the direct impact of adolescents due to parental divorce is experiencing academic failure, eating and sleeping irregularities, experiencing depression and other psychological disorders. Adolescents who have divorced parents mostly have problems with their peers. Research conducted by Feeney and Monin (2008) on adolescents who have teenagers whose parents are divorced. The results of the study show that adolescents who come from families with divorced parents have feelings of insecurity with their peers who still have intact families. This is because teenagers who have divorced parents lose parental figures who make them feel safe. Research conducted by Saragi, et al (2022) the impact of parental divorce on adolescents is that it has an impact on children's psychosocial and children's learning achievements and emotions that they tend to find difficult to manage.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 315, "width": 400, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Efforts made to overcome the impact of parental divorce is to forgive. Forgiveness can be done to return to fostering relationships with both parents who have hurt teenagers as a result of the divorce. Setyawan (2007) suggests that one of the efforts to overcome the impact of divorce on children is through a process of forgiveness for those who have caused pain to children. Research conducted by Febri (2022) suggests that adolescents who have divorced parents have a high level of forgiveness towards their parents. Annisa (2016) suggests that forgiveness is an effective way of dealing with personal problems between parents and children who are divorced because there are four processes, namely understanding, knowledge, and providing moments so that the guilty person can correct his mistake.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 467, "width": 400, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adolescents have different responses in dealing with parental divorce. Smith (2013) argued that children display different responses to parental divorce, this response depends on the child's age. Children at school age, from 6-8 years old may be sad about changes in their family and miss the presence of parents who are gone, while children aged 9 to 12 years can already understand and maintain their feelings, but anger is the strongest emotion shown by children at this age. Relonds and Janzen (2007) argue that children who have entered adolescence, children have understood the divorce that happened to their parents. Teenagers will feel hurt and hold anger over their parents' divorce and hide their feelings from other individuals, but many teenagers also show anger openly.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 605, "width": 400, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The problem that occurs is that sometimes it is difficult for teenagers to forgive their parents for various reasons. Research conducted by Hasan (Azra, 2017) suggests that it will be difficult for teenagers to forgive their parents because they think that giving forgiveness to their parents is a risky and unfair thing for them and will lower their self-esteem, especially when the teenager does not get anything from their parents. Research conducted by Sadiq and Mehnaz (2017) suggests that even though it has a positive impact, adolescents have lower forgiveness compared to adults and the elderly. Research conducted by Zagrean (2020) suggests that family integrity and forgiveness are highly correlated. Adolescents who are in an incomplete family condition, they tend to find it", "type": "Text" }, { "left": 199, "top": 39, "width": 317, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Klasikal: Journal of Education, Language Teaching and Science Volume 5 Issue 1 April 2023 p-ISSN: 2656-9914 e-ISSN: 2656-8772", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 768, "width": 197, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 498, "top": 768, "width": 12, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "67", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 402, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Bosowa Makassar", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 122, "width": 399, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "difficult to forgive their family compared to adolescents who have an intact family.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 149, "width": 400, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Forgiveness and culture are closely related. Bugis-Makassar culture has its own way of giving forgiveness, namely by taking revenge on those who have hurt them. Mattanggaran, Khumas and Zainuddin (2015) suggest that forgiving behavior towards Bugis and Makassar people can occur when the person has taken revenge and is satisfied to have taken revenge on the person who made the mistake. When the individual is not satisfied in taking revenge, then the behavior of forgiveness has not occurred. Of course, this is contrary to forgiveness, which is not taking revenge on those who have hurt.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 260, "width": 400, "height": 163, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The factors that influence this forgiveness are emotional intelligence and attachment to parents. Worhington and Wade (1999) suggest that the factors that influence forgiveness are emotional intelligence, offender response, emergence of empathy, relationship quality, rumination, religious commitment, and personal factors. Enright (2001) argues that individuals who want to bring up forgiveness behavior need the individual's ability to control negative emotions such as hatred, anger, rejection and the desire to take revenge. Controlling emotions can be done when individuals can manage emotions well such as behaving well, generating empathy and love. Positive emotions in individuals can arise because of high emotional intelligence, individuals with high emotional intelligence have a high level of motivation to be able to achieve their goals and desires in life, are able to control themselves and not behave deviantly.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 426, "width": 400, "height": 121, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Research conducted by Setyawan (2018) examined the relationship between attachment to parents and forgiveness in adolescents. The results showed that there was a positive relationship between parental attachment and forgiveness with a correlation coefficient of 0.204. Attachment to parents has an effect of 20.4% on forgiveness. Research conducted by Gonzalez, Navarro and Karapas suggests that a good relationship with divorced parents and having a good attachment to them will increase adolescents' forgiveness of their parents. Based on the explanation above, the purpose of this study was to see a picture of forgiveness in adolescents who have divorced parents in the Bugis Makassar tribe.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 564, "width": 64, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METHODS", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 577, "width": 400, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study uses a descriptive quantitative approach. Respondents in this study were 179 adolescents who were aged 12-18 years, had parents divorced for a maximum of 5 years and were of Makassar Bugis ethnicity. The sampling technique is purposive sampling. This study uses three scales, namely the Transgression-Related Interpersonal Motivations Inventory (TRIM-18) designed by McCullough, Root, & Cohen in 2006 (α = 0.85) to measure forgiveness. Data analysis in this research is descriptive analysis.", "type": "Text" }, { "left": 199, "top": 39, "width": 317, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Klasikal: Journal of Education, Language Teaching and Science Volume 5 Issue 1 April 2023 p-ISSN: 2656-9914 e-ISSN: 2656-8772", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 768, "width": 197, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 498, "top": 768, "width": 12, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "68", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 402, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Bosowa Makassar", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 122, "width": 167, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "FINDINGS AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 203, "top": 317, "width": 221, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 1. Categorization of Teen Forgiveness", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 344, "width": 399, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The results of this study indicate that there are 147 (82.1%) students who have high forgiveness and as many as 31 (17.3%) students who have moderate forgiveness and as many as 1 (0.6%) subject with low forgiveness. The results of the categorization above show that most students who have divorced parents have high and moderate levels of forgiveness towards their parents.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 413, "width": 400, "height": 108, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The above research is in accordance with the theory of Greenberg (2010) which suggests that forgiveness is known as a method for restoring relationships and healing emotional wounds, and increasing positive emotions for individuals. Forgiveness has an effect on attachment to individuals who have hurt. Research conducted by Bonab, et al (2016) suggests that the quality of attachment between adolescents and divorced parents can lead to forgiving behavior. Research conducted by Ji (2022) revealed that having a good attachment to divorced parents can increase forgiveness in adolescents who have divorced parents.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 524, "width": 363, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Forgiveness education in children can also reduce children's anger.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 538, "width": 400, "height": 121, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anuncibay, et al (2021) suggested that there is a relationship between anger and forgiveness towards a decrease in anger among adolescent victims of parental divorce. The same results were found in research conducted by Rapp, Xu, and Enright (2022) who stated that forgiveness education interventions in children and adolescents can significantly reduce anger levels. So that children can benefit from learning about forgiveness. Akhtar and Barlow (2018) suggest that forgiveness interventions for adolescents who have divorced parents have an important role in promoting individual well-being and eliminating trauma in adolescents.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 662, "width": 400, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Even though some teenagers have forgiven their parents, some have not been able to forgive their parents. Research conducted by Sumari, Subramaniam, and Khalid (2020) found that children who have divorced parents, although they have been able to forgive their parents, there are still some who have not been able to forgive their parents. This is due to the wounds that arise as a result of", "type": "Text" }, { "left": 199, "top": 39, "width": 317, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Klasikal: Journal of Education, Language Teaching and Science Volume 5 Issue 1 April 2023 p-ISSN: 2656-9914 e-ISSN: 2656-8772", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 768, "width": 197, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 498, "top": 768, "width": 12, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "69", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 402, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Bosowa Makassar", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 122, "width": 399, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "their parents' divorce. Following are the results of additional interviews from respondents:", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 147, "width": 364, "height": 82, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“nda bisa kagh control ki emosiku kak… kadang suka kagh marah- maarah sama mamaku… terus kalau misalnya punya kagh masalah lebih ku simpan ki sendiri dari pada ku cerita ke temanku apa lagi kalo berhubungan sama kasus cerainya pace maceku kak nda ku cerita mi itu… dan kalau kasus orangtua ku dak bisa pka maafkanki orangtuaku terutama bapakku”", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 232, "width": 400, "height": 246, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adolescents who have divorced parents are influenced by emotional cognitive processes or in the form of emotional intelligence in the form of empathy and adolescents feel the importance of the presence of parents. Research conducted by Aminillah and Hendriani in (2018) teenagers who have divorced parents. This research was conducted on three teenagers who have divorced parents. The results of the research were that the three subjects could forgive their parents' divorce because they realized the importance of their parents' existence and accepted their parents' divorce which could not be changed so they had to accept whatever conditions they experienced. The factors that influence the process of forgiveness on the subject are the existence of emotional cognitive processes or emotional intelligence in the form of empathy. This research is in accordance with the theory put forward by McCullough, et al (1998) suggesting that forgiveness is facilitated by emotional intelligence in the form of empathy, where when an individual who hurts apologizes it will generate empathy from the individual who was hurt to help the individual who hurt him. McCullogh (2000) states that there are four factors that influence individuals to forgive, namely emotional intelligence, situational factors, quality of interpersonal relationships, and the influence of one's personality.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 481, "width": 400, "height": 163, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Relationships between families with good emotional intelligence tend to be more forgiving. Bar-On (2010) suggests that when it comes to family relationships, family members with good emotional intelligence are more likely to exhibit forgiving behavior. Family conditions like this are easier to solve problems, are more able to see the perspectives of other individuals, and the quality of interpersonal relationships is more positive. The condition of a divorced family but still building on the attitude above will certainly make all family members feel safe and comfortable even though there are changes in the family structure. Byrne and Branscombe (2011) suggest that the closer the individual is to the offender, the greater the individual's tendency to forgive. So it can be concluded that teenagers tend to forgive their parents because of their close relationship.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 646, "width": 400, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Factors that support increased emotional intelligence and attachment to parents so that forgiveness occurs are family characteristics. Hamalik (Nashuka & Darmawanti, 2013) suggests that family characteristics are characterized by sufficient attention, affection, an atmosphere of brotherhood and friendship, personal self-respect, openness and mutual acceptance, and a humorous atmosphere can influence adolescent emotional intelligence and secure attachment in adolescents. who are going through a divorce. Stable emotional intelligence and", "type": "Text" }, { "left": 199, "top": 39, "width": 317, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Klasikal: Journal of Education, Language Teaching and Science Volume 5 Issue 1 April 2023 p-ISSN: 2656-9914 e-ISSN: 2656-8772", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 768, "width": 197, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 498, "top": 768, "width": 12, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "70", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 402, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Bosowa Makassar", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 122, "width": 400, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "secure attachment will bring forth forgiveness in adolescents. Saragi, et al (2022) suggest that communication from divorced parents will have a sizable impact on children's forgiveness and help children to become strong about the problems they face.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 177, "width": 363, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Another factor that can increase the occurrence of forgiveness is gratitude.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 191, "width": 400, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Research conducted by Tessy, Setiasih, and Nanik (2022) looked at the effect of gratitude on forgiveness. Being grateful for all the events that occur as a result of a parent's divorce makes it easy for children to forgive their parents. Nashriyati (2016) suggests that forgiveness and gratitude are interrelated between one variable and another.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 260, "width": 400, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The next factor is personality. Kaleta and Mroz (2021) suggest that the personality of agrebelness and neuroticism has the most influence on the formation of forgiveness. This is in accordance with research conducted by Nashori, et al (2020) which stated that the big five personalities are closely related to forgiveness in adolescents who have divorced parents.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 329, "width": 400, "height": 149, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The next factor supporting forgiveness is revenge. The people of South Sulawesi, especially the Bugis and Makassar people, deeply instill the value of Siri (shame)'. Hamid (Pelras, 2006) argues that siri' is defined as human dignity and dignity and there is no higher value to defend and defend. Bugis and Makassar people who feel Siri ripakasiri or Bugis-Makassar people who are demeaned by other people, will cause revenge for the Bugis-Makassar people. The Siri' culture of the Bugis Makassar people is very strong in the aspect of shame so that it defeats the aspect of guilt, so that when the Bugis and Makassar people feel humiliated, that person will sacrifice the rights of others and take revenge for the actions of those who have humiliated them. When the Bugis and Makassar people are satisfied with revenge, it is very likely that forgiveness will occur.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 481, "width": 400, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In finding the meaning of his life, individuals must be able to forgive and accept themselves for the divorce that has occurred and also be able to think positively. Rahmania, et al (2021) suggest that forgiveness and self-acceptance can increase the meaning of life for adolescents who have divorced parents. Febri (2022) suggests positive thinking can increase forgiveness in adolescents who have divorced parents.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 577, "width": 84, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 591, "width": 400, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the results of the research above, the researchers concluded that there was an influence of emotional intelligence and attachment to parents on forgiveness in post-divorce adolescents in the Bugis-Makassar tribe. There are other factors that can affect forgiveness in adolescents who have divorced parents, namely family characteristics, revenge, and gratitude.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 674, "width": 77, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "REFERENCE", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 688, "width": 400, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Akhtar, S., & Barlow, J. (2018). Forgiveness therapy for the promotion of mental well-being: A systematic review and meta-analysis. Trauma, Violence, & Abuse, 19(1), 107-122.", "type": "Text" }, { "left": 199, "top": 39, "width": 317, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Klasikal: Journal of Education, Language Teaching and Science Volume 5 Issue 1 April 2023 p-ISSN: 2656-9914 e-ISSN: 2656-8772", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 768, "width": 197, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 498, "top": 768, "width": 12, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "71", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 402, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Bosowa Makassar", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 122, "width": 400, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Amato, P. R. (2012). The consequences of divorce for adults and children: An update. Journal of Marriage and Family, 23(1), 5-24.", "type": "Table" }, { "left": 149, "top": 149, "width": 112, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "doi:10.5559/di.23.1.01", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 163, "width": 400, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aminillah, S. (2018). Pemaafan Remaja Terhadap Perceraian Orangtua: Sebuah Kajian Fenomenologi Deskriptif (Doctoral dissertation, Universitas Airlangga).", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 205, "width": 400, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Annisa, R., & Marettih, A. K. (2016). Empathy care training untuk meningkatkan perilaku memaafkan pada remaja akhir. JIP (Jurnal Intervensi Psikologi), 8(2), 285-303.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 246, "width": 400, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Azra, F.N. (2017). Forgiveness dan subjective well-being dewasa awal atas perceraian orang tua pada masa remaja. Jurnal Psikoborneo, 5 (3), 529- 540.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 287, "width": 401, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bar-On, R. (2010). Emotional Intelligence: An Integral Part of Positive Psychology. South African Journal of Psychology, 40(1), 54–62. https://doi.org/10.1177/008124631004000106", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 329, "width": 399, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Baron, R., Byrne, D., & Branscombe, N. (2011). Social psychology [Y. Karimi, Persian trans]. Tehran: Ravan Publication.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 356, "width": 400, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bonab, B. G., Motamedi, F., Shabizade, F., & Sadeghi, S. (2016). Quality of Romantic Attachment, Forgiveness, and Altruism in Parents of Children with Special Needs and Parents of Regular School Children. Journal of Educational, Health and Community Psychology, 5(3), 15-34.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 412, "width": 400, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "De la Fuente-Anuncibay, R., González-Barbadillo, Á., Ortega-Sánchez, D., Ordóñez-Camblor, N., & Pizarro-Ruiz, J. P. (2021). Anger Rumination and mindfulness: Mediating effects on forgiveness. International Journal of Environmental Research and Public Health, 18(5), 2668.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 467, "width": 399, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Enright (2001). Forgiveness is choice. Woshington DC : Amerika Psycological Association", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 495, "width": 400, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Febri, M. A. P. (2022). Hubungan Berpikir Positif Dengan Pemaafan Pada Remaja Dengan Orang Tua Bercerai. Ranah Research: Journal of Multidisciplinary Research and Development, 5(1), 79-85.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 536, "width": 400, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Febri, Muhammad Arif Putra. \"HUBUNGAN BERPIKIR POSITIF DENGAN PEMAAFAN PADA REMAJA DENGAN ORANG TUA BERCERAI.\" Ranah Research: Journal of Multidisciplinary Research and Development 5.1 (2022): 79-85.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 591, "width": 400, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Feeney, B. C., & Monin, J. K. (2008). An Attachment-Theoretical Perspective on Divorce. In J. Cassidy & P. R. Shaver (Eds.), Handbook of attachment: Theory, Research, and Clinical Applications (Second Edi, pp. 934–957). New York: Guilford Press.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 646, "width": 400, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Greenberg, L., Warwar, S., & Malcolm, W. (2010). Emotion‐focused couples therapy and the facilitation of forgiveness. Journal of Marital and Family Therapy, 36(1), 28-42.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 688, "width": 400, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hurlock. (2012). Perkembangan anak, jilid 2. Jakarta: Erlangga Ji, Z., Tang, W., & Pei, Y. (2022). Constructed wetland substrates: A review on development, function mechanisms, and application in contaminants removal. Chemosphere, 286, 131564.", "type": "Text" }, { "left": 199, "top": 39, "width": 317, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Klasikal: Journal of Education, Language Teaching and Science Volume 5 Issue 1 April 2023 p-ISSN: 2656-9914 e-ISSN: 2656-8772", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 768, "width": 197, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 498, "top": 768, "width": 12, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "72", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 402, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Bosowa Makassar", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 122, "width": 400, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kaleta, K., & Mróz, J. (2021). The effect of apology on emotional and decisional forgiveness: The role of personality. Personality and Individual Differences, 168, 110310. https://doi.org/10.1016/j.paid.2020.110310", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 163, "width": 399, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Matanggaran, Khumas, dan Zainuddin. (2015). Balas Dendam Pada Suku Bugis dan Makassar. Diploma thesis, Universitas Negeri Makassar.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 191, "width": 400, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "McCullough, M. E., Rachal, K. C., Sandage, S. J., Worthington, E. L., Jr., Brown,", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 205, "width": 364, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "S. W., & Hight, T. L. (1998). Interpersonal forgiving in close relationships: II. Theoretical elaboration and measurement. Journal of Personality and Social Psychology, 75(6), 1586–1603. https://doi.org/10.1037/0022-3514.75.6.1586", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 260, "width": 400, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "McCullough, M.E. (2000). Forgiveness as human strength: Theory, measurement, and links to well-being. Journal of Social and Clinical Psychology. 19(1), 43-55.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 301, "width": 399, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nashori, F., Iskandar, T. Z., Setiono, K., Siswadi, A. G. P., & Andriansyah, Y.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 315, "width": 364, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2020). Religiosity, interpersonal attachment, and forgiveness among the Javanese population in Yogyakarta, Indonesia. Mental Health, Religion & Culture, 23(2), 99-112.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 356, "width": 400, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nashriyati, R. N., & Arjanggi, R. (2016). Peran Pemaafan dan rasa syukur terhadap kesejahteraan spiritual pada santri remaja pondok pesantren. Proyeksi: Jurnal Psikologi, 11(1), 77-92.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 395, "width": 400, "height": 42, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nashuka, Farokhatin dan Darmawanti. (2013). “Perbedaan kematangan emosi remaja ditinjau dari struktur keluarga”. Jurnal psikologi Universitas Negeri Semarang. 3(2), 94-103.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 439, "width": 259, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelras Cristian. 2006. Manusia bugis. Jakarta : Nalar.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 453, "width": 400, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rahmania, F. A., Hizbullah, K., Anisa, S. N. I., & Wahyuningsih, H. (2021, February). The Effects of Forgiveness and Self-Acceptance on the Meaning of Life in Early Adult Individuals with Divorced Parents. In Proceding of Inter-Islamic University Conference on Psychology (Vol. 1, No. 1).", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 520, "width": 400, "height": 41, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rapp, H., Wang Xu, J., & Enright, R. D. (2022). A meta‐analysis of forgiveness education interventions’ effects on forgiveness and anger in children and adolescents. Child Development, 93(5), 1249-1269.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 564, "width": 400, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Reynolds, C. R., & Fletcher-Janzen, E. (Eds.). (2007). Encyclopedia of Special Education: A Reference for the Education of Children, Adolescents, and Adults with Disabilities and Other Exceptional Individuals, Volume 3 (Vol. 3). John Wiley & Sons.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 619, "width": 399, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rusli, M. (2013). Reinterpretasi adat pernikahan suku Bugis Sidrap Sulawesi Selatan. Jurnal Karsa. 2(2), 242-256.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 646, "width": 400, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sadiq, R., & Mehnaz, S. (2017). A comparative analysis of forgiveness among adolescents, adults and older people. The International Journal of Indian Psychology. Vol (5), 24-34", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 688, "width": 399, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saragi, M. P. D., & Suhartika, D. (2022). Dampak Perceraian Orang Tua Terhadap Anak. Jurnal Edukasi Nonformal, 3(2), 400-412.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 715, "width": 399, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setyawan, I. (2007). Membangun pemaafan pada anak korban perceraian.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 729, "width": 226, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bandung: Konfrensi Nasional I IPK- HIMPSI.", "type": "List item" }, { "left": 199, "top": 39, "width": 317, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Klasikal: Journal of Education, Language Teaching and Science Volume 5 Issue 1 April 2023 p-ISSN: 2656-9914 e-ISSN: 2656-8772", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 768, "width": 197, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 498, "top": 768, "width": 12, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "73", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 402, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Bosowa Makassar", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 122, "width": 400, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setyawan, I. (2018). Peran kelekatan pada orang tua terhadap pemaafan siswa sekolah menengah pertama. Jurnal Psikologi Proyeksi. 12(2), 1-8. Doi: /10.30659/p.12.2.1-8", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 163, "width": 400, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Smith, K. G. (2013). Adultery, divorce, and eldership. Conspectus: The Journal of the South African Theological Seminary, 16(09), 47-78.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 191, "width": 399, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Stahl, P. M. (2004). Parenting after divorce. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 218, "width": 400, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumari, M., R. Subramaniam, S. D., & Md Khalid, N. (2020). Coping with parental divorce: A study of adolescents in a collectivist culture of Malaysia. Journal of Divorce & Remarriage, 61(3), 186-205.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 260, "width": 400, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tessy, N. R. B., Setiasih, S., & Nanik, N. (2022). Forgiveness, gratitude, and the flourishing of emerging adults with divorced parents. Psikohumaniora: Jurnal Penelitian Psikologi, 7(1), 77-90.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 301, "width": 400, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Werhington, E., & Wade, N. (1999). The psychology of unforgiveness and forgiveness and implication for clinical practice. Journal of Social and Clinical Psychology, 18(4), 385-418.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 343, "width": 400, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Zagrean, I., Russo, C., Di Fabio, M., Danioni, F., & Barni, D. (2020). Forgiveness and family functioning among young adults from divorced and married families. Journal of Divorce & Remarriage, 61(8), 543-555.", "type": "List item" } ]
f4ac453c-1113-a0d2-afe3-0b86bad52e36
https://sosains.greenvest.co.id/index.php/sosains/article/download/814/1341
[ { "left": 114, "top": 784, "width": 21, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "609", "type": "Page footer" }, { "left": 383, "top": 786, "width": 127, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://sosains.greenvest.co.id", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 60, "width": 48, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL", "type": "Section header" }, { "left": 188, "top": 83, "width": 222, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL SOSIAL DAN SAINS", "type": "Section header" }, { "left": 232, "top": 105, "width": 132, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "VOLUME 3 NOMOR 6 2023 P-ISSN 2774-7018, E-ISSN 2774-700X", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 125, "width": 397, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ANALISIS PENGARUH TOURIST EXPERIENCE TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION DI OBJEK WISATA PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN", "type": "Title" }, { "left": 184, "top": 202, "width": 239, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Praditha Vathari Trisna, Roozana Maria Ritonga", "type": "Section header" }, { "left": 146, "top": 214, "width": 311, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Program Studi Hospitality & Pariwisata, Universitas Bunda Mulia, Indonesia Email : [email protected], [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 259, "width": 64, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci: pengalaman pengunjung; niat perilaku;", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 300, "width": 72, "height": 288, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "perkampungan budaya betawi setu babakan Keywords: visitor experience;", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 592, "width": 41, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "behavioral", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 604, "width": 67, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "intentions; betawi", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 616, "width": 58, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "setu babakan cultural village", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 239, "width": 56, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 148, "top": 251, "width": 370, "height": 46, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Latar Belakang Objek wisata adalah sebuah tempat kunjungan bagi setiap pengunjung, dimana setiap objek wisata memiliki sumber daya alami atau buatan, contoh dari objek wisata seperti pantai, kebun binatang, pegunungan, kebudayaan khas dan lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 306, "width": 370, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuans : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Tourist Experience (Pengalaman Pengunjung) yang terdiri dari dimensi Comfort, Educational, Hedonic, Novelty, Safety, Beauty terhadap Behavioral Intention (Niat Perilaku) yang dihasilkan oleh pengunjung setelah mengunjungi Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan.", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 360, "width": 370, "height": 57, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode : Metode di dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Data didapatkan dari penyebaran kuesioner melalui Google Form dengan mengumpulkan sebanyak 100 responden yang pernah berkunjung ke Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan. Hasil kuesioner yang diperoleh diolah dengan menggunakan SPSS versi 25.", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 426, "width": 370, "height": 82, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil : Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan uji Koefisien Determinasi 67,8% Behavioral Intention dipengaruhi oleh Comfort, Educational, Hedonic, Novelty, Safety, Beauty. Berdasarkan uji parsial (uji-t) menunjukkan Comfort, Hedonic, Safety, Beauty berpengaruh signifikan sementara Educational dan Novelty tidak berpengaruh signifikan terhadap Behavioral Intention. Berdasarkan uji simultan (uji-f) secara keseluruhan maka Tourist Experience berpengaruh secara simultan terhadap Behavioral Intention.", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 517, "width": 370, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan: Berdasarkan uji statistik deskriptif mean penilaian dengan dimensi tertinggi yaitu pada dimensi Beauty dan terendah pada dimensi Comfort.", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 559, "width": 56, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 148, "top": 571, "width": 370, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Background: A tourist attraction is a place of visit for every visitor, where each tourist attraction has natural or artificial resources, examples of attractions such as beaches, zoos, mountains, distinctive cultures and others.", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 617, "width": 370, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Purpose: This study aims to determine the influence of Tourist Experience consisting of Comfort, Educational, Hedonic, Novelty, Safety, Beauty dimensions on Behavioral Intention produced by visitors after visiting Betawi Setu Babakan Cultural Village.", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 663, "width": 370, "height": 46, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Methods: The method in this study uses quantitative methods. Data was obtained from the distribution of questionnaires through Google Form by collecting as many as 100 respondents who had visited the Betawi Setu Babakan Cultural Village. The results of the questionnaire obtained were processed using SPSS version 25.", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 722, "width": 370, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Results: The results showed that based on the Coefficient of Determination test 67.8% Behavioral Intention was influenced by Comfort, Educational, Hedonic, Novelty, Safety, Beauty. Based on partial tests (t-tests) show Comfort, Hedonic, Safety, Beauty", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 35, "width": 302, "height": 42, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Pengaruh Tourist Experience terhadap Behavioral Intention di Objek Wisata Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan", "type": "Page header" }, { "left": 455, "top": 38, "width": 27, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2023", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 785, "width": 217, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Praditha Vathari Trisna, Roozana Maria Ritonga", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 784, "width": 21, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "610", "type": "Page footer" }, { "left": 148, "top": 96, "width": 370, "height": 33, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "have a significant effect while Educational and Novelty do not have a significant effect on Behavioral Intention. Based on the overall simultaneous test (f-test), the Tourist Experience simultaneously affects the Behavioral Intention.", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 142, "width": 370, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Conclusion: Based on the descriptive statistical test, the assessment mean with the highest dimension is in the Beauty dimension and the lowest in the Comfort dimension.", "type": "Text" }, { "left": 265, "top": 191, "width": 93, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 204, "width": 400, "height": 112, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Objek wisata adalah sebuah tempat kunjungan bagi setiap pengunjung, dimana setiap objek wisata memiliki sumber daya alami atau buatan, contoh dari objek wisata seperti pantai, kebun binatang, pegunungan, kebudayaan khas dan lain nya (Ananto & Ibrahim, 2018). Banyak objek wisata di daerah Indonesia yang memiliki daya tarik tersendiri sehingga hal tersebut menjadi banyak dikunjungi oleh wisatawan nusantara bahkan sampai mancanegara (Yofina Mulyati, 2019). Salah satu daerah yang menjadi tempat berkembang nya Pariwisata adalah kota DKI Jakarta atau ibukota dari negara Indonesia (Putra, 2019). Banyak objek wisata yang mulai bermunculan dan menjadi potensi tempat wisata di wilayah kota DKI Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 147, "top": 331, "width": 360, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1 Statistik Kunjungan Wisatawan Ke Objek Wisata Unggulan di DKI Jakarta Tahun 2022", "type": "Section header" }, { "left": 197, "top": 357, "width": 251, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kunjungan Wisatawan Ke Objek Wisata Unggulan di DKI Jakarta Tahun 2022 Objek Wisata Jumlah Kunjungan Taman Impian Jaya Ancol 13.012.020 TMII 1.057.316 Ragunan 6.551.846 Monumen Nasional 5.007.359 Museum Nasional 523.141 Museum Sejarah Jakarta 542.554 Sumber: Badan Pusat Statistika Provinsi DKI Jakarta", "type": "Table" }, { "left": 114, "top": 495, "width": 400, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan statistik tersebut, Keenam objek wisata tersebut mampu melampaui angka lebih dari 500.000 jumlah kunjungan pada tahun 2022 yang artinya banyak kunjungan dari wisatawan yang datang. Seperti yang tertera di tabel 1, terlihat objek wisata Taman Impian Jaya Ancol memiliki jumlah kunjungan yang paling banyak yaitu sebanyak 13.012.020 wisatawan. Kemudian disusul oleh Ragunan sebanyak 6.551.846 lalu Monumen Nasional sebanyak 5.007.359 dimana kedua objek wisata tersebut tidak terlalu jauh perbedaan jumlahnya. Selanjutnya terdapat objek wisata TMII yang memiliki kunjungan sebanyak 1.057.316 wisatawan, kemudian Museum Nasional sebanyak 542.554 dan Museum Sejarah Jakarta sebanyak 523.141, kedua objek wisata tersebut hanya sedikit perbedaan nya terhadap jumlah wisatawan yang datang. Jika disimpulkan keenam objek wisata unggulan di DKI Jakarta tersebut memiliki kunjungan yang cukup tinggi di tahun 2022.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 646, "width": 399, "height": 99, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Masih banyak objek wisata lain di DKI Jakarta yang menjadi potensi untuk dikunjungi oleh wisatawan (Heryati, 2019). Pemerintah kota DKI Jakarta selalu memperhatikan perkembangan setiap objek wisata agar bisa dikembangkan dengan sangat baik dan mendatangkan wisatawan lokal maupun mancanegara sehingga bisa menambah pendapatan negara (Ethika, 2016). Salah satu wilayah DKI Jakarta yang menjadi potensi untuk pengembangan objek wisata adalah di wilayah Jakarta Selatan. Salah satunya terdapat tempat wisata edukasi yang mengusung konsep budaya Betawi yaitu Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan atau yang dikenal juga dengan", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 24, "width": 196, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 3, Nomor 6, Juni 2023 p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X", "type": "Page header" }, { "left": 116, "top": 784, "width": 21, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "611", "type": "Page footer" }, { "left": 383, "top": 786, "width": 127, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://sosains.greenvest.co.id", "type": "Page footer" }, { "left": 114, "top": 65, "width": 400, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kampung Budaya Betawi, terletak di Jl. Moch Kahfi II, Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Lokasinya sangat strategis, karena dapat dijangkau menggunakan transportasi pribadi maupun transportasi umum sehingga sangat memudahkan bagi wisatawan yang akan dating (Karim et al., 2023).", "type": "Text" }, { "left": 125, "top": 266, "width": 377, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1 Jumlah Pengunjung Di Perkampungan Budaya Betawi Tahun 2022", "type": "Section header" }, { "left": 142, "top": 294, "width": 320, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Unit Pengelola Kawasan Perkampungan Budaya Betawi", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 320, "width": 402, "height": 111, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan gambar diatas, terlihat grafik dari jumlah pengunjung mengalami kenaikan dan penurunan di setiap bulan. Dari data jumlah pengunjung di Perkampungan Budaya Betawi tahun 2022, jumlah pengunjung paling banyak ada di bulan Juli dan jumlah pengunjung paling sedikit ada di bulan April dan secara keseluruhan jumlah pengunjung di Perkampungan Budaya Betawi pada tahun 2022 adalah sebanyak 296.128. Berdasarkan Google Review Perkampungan Budaya Betawi mendapatkan bintang 4,5 dari 5 dari 9,464 review . Dari review tersebut beragam ulasan yang dipaparkan oleh pengunjung mulai dari positif dan juga negatif setelah beberapa pengunjung mengunjungi Perkampungan Budaya Betawi (Paludi, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 434, "width": 400, "height": 136, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ketika mengunjungi sebuah tempat muncul sebuah pengalaman atau Experience , pengalaman tersebut bisa menjadi pertimbangan selanjutnya dalam memilih sebuah objek wisata. Menurut Sulistyanda (2022) dalam Sulistyanda, dkk (2022) bahwa istilah Tourist Experience atau disebut juga pengalaman wisatawan mengacu kepada pertemuan langsung atau tidak langsung mengenai konsumen dengan bisnis, fasilitas, prosedur layanan, dan interaksi antara konsumen dengan bisnis dan konsumen lain. Dari pengalaman pengunjung yang pernah mengunjungi tempat wisata, akan ada hal yang bisa terjadi dari wisatawan. Hal tersebut disebut dilihat dengan Behavioral Intention atau yang dikenal juga dengan niat perilaku (Prasetyo, 2017). Behavioral intention merupakan perilaku yang akan dilakukan pengunjung di masa mendatang setelah pengunjung melakukan kunjungan ke destinasi wisata yang dikunjungi (Setiyariski, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 573, "width": 399, "height": 149, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari data dan penjelasan diatas, maka Tourist Experience sangat memiliki peran dalam penentuan Behavioral Intention atau niat perilaku kedepan nya. Tentunya jika Behavioral Intention tersebut positif dari wisatawan, maka bisa meningkatkan banyaknya kunjungan wisatawan yang datang ke sebuah tempat wisata. Tetapi jika Tourist Experience membuat wisatawan kecewa saat mengunjungi tempat tersebut tentunya Behavioral Intention tersebut akan negatif dan bisa membuat banyak wisatawan yang tidak pergi ke tempat wisata tersebut dan hal tersebut akan mempengaruhi tingkat kunjungan wisatawan di suatu objek wisata. Jika dilihat maka Tourist Experience memiliki hubungan dengan Behavioral Intention yang akan dilakukan oleh wisatawan setelah mengunjungi tempat wisata tersebut. Sehingga pengelola destinasi wisata harus mengelola tempat nya dengan baik agar tercipta Tourist Experience yang memuaskan dan tercipta juga Behavioral Intention dari wisatawan yang positif.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 725, "width": 399, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Seperti di objek wisata Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, dimana kurang banyak pengunjung yang datang dan kurang mengalami peningkatan yang cukup", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 35, "width": 302, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Pengaruh Tourist Experience terhadap Behavioral Intention di Objek Wisata Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan", "type": "Page header" }, { "left": 455, "top": 38, "width": 27, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2023", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 785, "width": 217, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Praditha Vathari Trisna, Roozana Maria Ritonga", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 784, "width": 21, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "612", "type": "Page footer" }, { "left": 114, "top": 96, "width": 400, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "signifikan dibandingkan objek wisata edukasi lainnya yang ada di DKI Jakarta berdasarkan data statistik yang tertera. Sementara jika dilihat objek wisata edukasi seharusnya menjadi tempat yang harus dilestarikan karena banyak pengetahuan yang bisa dijadikan pembelajaran dan positif di kalangan masyarakat, apalagi Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan menjadi tempat edukasi beserta nilai-nilai kebudayaan, sehingga seharusnya banyak dikunjungi oleh pengunjung agar terlestarikan budaya Betawi. Hal ini harus menjadi evaluasi bagi pihak Perkampungan Budaya Betawi yaitu dimulai dengan melihat pengalaman dari pengunjung dan niat perilaku apa yang mereka lakukan setelah mengunjungi apakah akan kembali lagi dan merekomendasikan ke orang lain untuk datang atau tidak.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 223, "width": 400, "height": 187, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tourist Experience dan Behavioral Intention yang dihasilkan bisa menjadi evaluasi bagi pihak pengelola objek wisata agar bisa meningkatkan kekurangan yang pernah dirasakan oleh wisatawan yang pernah berkunjung sehingga kedepannya bisa menimbulkan banyak niat perilaku positif dari pengunjung (Putri, 2020). Karena dari Tourist Experience dan Behavioral Intention positif yang dihasilkan akan meningkatkan tingkat kunjungan pengunjung yang akan datang untuk kedepannya bagi objek wisata tersebut. Maka dari itu berdasarkan fenomena tersebut, seperti yang sudah dijabarkan adalah mengenai dari Tourist Experience yang bisa terjadi Behavioral Intention secara positif maupun negatif setelah mengunjungi objek wisata. Maka dari itu penulis tertarik untuk meneliti tentang “pengaruh tourist experience terhadap behavioral intention di objek wisata perkampungan budaya betawi setu babakan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Tourist Experience (Pengalaman Pengunjung) yang terdiri dari dimensi Comfort, Educational, Hedonic, Novelty, Safety, Beauty terhadap Behavioral Intention (Niat Perilaku) yang dihasilkan oleh pengunjung setelah mengunjungi Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan.", "type": "Text" }, { "left": 246, "top": 427, "width": 131, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 440, "width": 400, "height": 162, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif yang mencakup variabel bebas (X) yaitu Tourist Experience meliputi dimensi Comfort (X1), Educational (X2), Hedonic (X3), Novelty (X4), Safety (X5), Beauty (X6) dan variabel terikat (Y) yaitu Behavioral Intention. Data yang digunakan di dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yang dipakai adalah kuesioner atau angket dengan menggunakan Google Form untuk disebarkan kepada responden, kemudian data primer yang dipakai selanjutnya adalah observasi langsung ke tempat penelitian. Untuk data sekunder yang digunakan adalah studi pustaka sebagai refrensi acuan penulis. Karena penelitian ini memakai metode kuantitatif maka skala pengukuran yang dipakai merupakan skala Likert. Untuk menentukan panjang sebuah interval maka perlu menggunakan skala pengukuran sehingga bisa menghasilkan data kuantitatif (Sugiyono, 2013). Dengan menggunakan skala Likert maka menghasilkan nilai rata-rata (mean) dari setiap item pertanyaan.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 604, "width": 400, "height": 150, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Secara garis besar sampel menjadi perwakilan dari populasi sehingga jumlah dari sampel tidak sebanyak populasi karena sampel bagian dari populasi. Pendekatan yang dipakai adalah non-probability dengan jenis sampel purposive sampling (Utami et al., 2020). Non-probability pengambilan sampel yang tidak memberi peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2013). Purposive sampling merupakan penentuan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu, dimana sumber data yang dipilih tergantung pada kriteria yang ditentukan (Sugiyono, 2013). Dalam hal ini kriteria yang sesuai untuk sampel adalah Pengunjung yang pernah berkunjung ke Perkampungan Budaya Betawi sehingga memiliki pengalaman berkunjung dan minimal berusia 17 tahun untuk bisa mengisi kuesioner Google Form yang dibuat oleh penulis. Penarikan sampel menggunakan rumus Slovin dengan menggunakan margin error 10%, dimana di dapatkan sebanyak 100 responden yang akan menjadi sampel.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 24, "width": 196, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 3, Nomor 6, Juni 2023 p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X", "type": "Page header" }, { "left": 116, "top": 784, "width": 21, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "613", "type": "Page footer" }, { "left": 383, "top": 786, "width": 127, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://sosains.greenvest.co.id", "type": "Page footer" }, { "left": 114, "top": 65, "width": 400, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengujian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji pretest atau uji validitas dan uji reliabilitas terlebih dahulu kemudian ketika item pertanyaan dinyatakan valid dan reliabel akan dilanjutkan dengan pengujian asumsi klasik, koefisien determinasi, regresi berganda, uji t, dan uji f (Pujiastuti et al., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 249, "top": 130, "width": 158, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 157, "width": 147, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil Analisis Deskriptif Mean", "type": "Text" }, { "left": 151, "top": 170, "width": 354, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2 Hasil Rata-Rata Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Tourist", "type": "Text" }, { "left": 205, "top": 182, "width": 217, "height": 122, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Experience Di Perkampungan Budaya Betawi Dimensi Total Mean Interpretasi Comfort 3,82 High Educational 4,38 Very High Hedonic 4,22 Very High Novelty 4,20 High Safety 4,51 Very High Beauty 4,72 Very High Tourist Experience 4,30 Very High", "type": "Table" }, { "left": 245, "top": 308, "width": 164, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Diolah Oleh Penulis (2023)", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 334, "width": 400, "height": 161, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan tabel 2, dapat disimpulkan bahwa dimensi dengan rata-rata tertinggi adalah pada dimensi Beauty. Hal ini dikarenakan Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan memiliki keindahan dan keunikan tersendiri karena menyajikan budaya Betawi dengan memperlihatkan dari museum, rumah adat,dan keindahan di sekitarnya yang mampu memberikan pengalaman pengunjung untuk menikmati keindahan dan keunikan disekitar yang dimiliki oleh Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan sehingga memberikan pengalaman yang baik dan memuaskan bagi pengunjung. Sementara itu dimensi dengan rata-rata terendah adalah pada dimensi Comfort hal tersebut dikarenakan fasilitas yang dimiliki oleh Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan dinilai kurang memperhatikan kebersihan sehingga menimbulkan ketidaknyamanan bagi pengunjung yang berkunjung (Purwianti & Tio, 2017). Dan secara keseluruhan rata-rata dari variabel Tourist Experience adalah sebesar 4,30 dimana tanggapan dari responden sangat tinggi atau sangat setuju terhadap pertanyaan yang diajukan.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 511, "width": 371, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3 Hasil Rata-Rata Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Behavioral", "type": "Section header" }, { "left": 209, "top": 523, "width": 208, "height": 96, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Intention Di Perkampungan Budaya Betawi Dimensi Total Mean Interpretasi Revisit Intention 4,23 Very High Recommendation Intention 4,23 Very High Behavioral Intention 4,23 Very High", "type": "Table" }, { "left": 245, "top": 623, "width": 165, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Diolah Oleh Penulis (2023)", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 648, "width": 399, "height": 86, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan tabel 3, dapat disimpulkan kedua dimensi dari Behavioral Intention memiliki nilai rata-rata yang sama dengan interpretasi sangat tinggi artinya masih terdapat keinginan pengunjung untuk berkunjung kembali dan merekomendasikan kepada orang lain mengenai Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan. Dan secara keseluruhan rata-rata dari variabel Behavioral Intention adalah sebesar 4,23 dimana tanggapan dari responden sangat tinggi atau sangat setuju terhadap pertanyaan yang diajukan.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 35, "width": 302, "height": 42, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Pengaruh Tourist Experience terhadap Behavioral Intention di Objek Wisata Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan", "type": "Page header" }, { "left": 455, "top": 38, "width": 27, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2023", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 785, "width": 217, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Praditha Vathari Trisna, Roozana Maria Ritonga", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 784, "width": 21, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "614", "type": "Page footer" }, { "left": 114, "top": 96, "width": 290, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil Pengujian Regresi Berganda Tabel 4 Hasil Regresi Berganda", "type": "Text" }, { "left": 245, "top": 230, "width": 165, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Diolah Oleh Penulis (2023)", "type": "Section header" }, { "left": 142, "top": 255, "width": 359, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan tabel 4, berikut adalah interpretasi dari uji analisis regresi berganda:", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 281, "width": 358, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Y = 8,641 + 0,672 X1 - 0,560 X2 + 1,797 X3 - 0,242 X4 + 0,958 X5 + 4,189 X6", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 306, "width": 399, "height": 200, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil tersebut dapat dilihat hasil nilai a merupakan konstanta memiliki nilai sebesar 8,641 yang mengartikan bahwa keadaan saat variabel Behavioral Intention belum dipengaruhi oleh variabel Comfort (X1), Educational (X2), Hedonic (X3), Novelty (X4), Safety (X5), Beauty (X6). Nilai Comfort (X1) sebesar 0,672 menunjukan bahwa s emakin tinggi tingkat kenyamanan di objek wisata tersebut maka semakin positif niat perilaku yang dihasilkan oleh wisatawan. Nilai Educational (X2) sebesar -0,560 menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat edukasi di objek wisata tersebut maka semakin negatif niat perilaku yang dihasilkan oleh wisatawan. Nilai Hedonic (X3) sebesar 1,797 menunjukan bahwa semakin tinggi kesenangan di objek wisata tersebut maka semakin positif niat perilaku yang dihasilkan oleh wisatawan. Nilai Novelty (X4) sebesar -0,242 menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat hal baru di objek wisata tersebut maka semakin negatif niat perilaku yang dihasilkan oleh wisatawan. Nilai Safety (X5) sebesar 0,958 menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat keamanan di objek wisata tersebut maka semakin positif niat perilaku yang dihasilkan oleh wisatawan. Nilai Beauty (X6) sebesar 4,189 menunjukan bahwa semakin tinggi keindahan di objek wisata tersebut maka semakin positif niat perilaku yang dihasilkan oleh wisatawan.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 521, "width": 124, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil Pengujian Hipotesis", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 534, "width": 87, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji Parsial (Uji-T)", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 546, "width": 400, "height": 61, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ketentuan dari dari uji-t adalah melihat t-hitung > t-tabel dan juga melihat nilai signifikansi uji-t < 0,05 maka dapat diartikan variabel bebas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. T-tabel dari penelitian ini adalah 1.985 yang didapatkan dari (a/2 : n-k-1) = 0,05/2 : 100 - 6 - 1 = 0,025 : 93 = 1.985 t-tabel yang digunakan. Berdasarkan tabel 4.3diatas, berikut interpretasi dari uji-t:", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 610, "width": 393, "height": 47, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Dimensi Comfort (X1) terhadap Behavioral Intention (Y) memiliki nilai t-hitung 2.350 > 1.985 dengan nilai signifikansi yang dimiliki 0,021 < 0,05 sehingga Comfort berpengaruh signifikan terhadap Behavioral Intention . Sehingga H1 diterima H01 ditolak dimana Comfort berpengaruh signifikan terhadap Behavioral Intention .", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 660, "width": 392, "height": 86, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Dimensi Educational (X2) terhadap Behavioral Intention (Y) memiliki nilai t-hitung - 1.539 < 1.985 dengan nilai signifikansi yang dimiliki 0,127 > 0,05 sehingga Educational tidak berpengaruh signifikan terhadap Behavioral Intention . Sehingga H02 diterima H2 ditolak dimana Educational tidak berpengaruh signifikan terhadap Behavioral Intention . Hal ini dikarenakan kebanyakan dari pengunjung hanya menghabiskan waktu untuk menikmati kuliner dan bersantai di lingkungan Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan. Sebagian besar pengunjung sudah", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 24, "width": 196, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 3, Nomor 6, Juni 2023 p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X", "type": "Page header" }, { "left": 116, "top": 784, "width": 21, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "615", "type": "Page footer" }, { "left": 383, "top": 786, "width": 127, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://sosains.greenvest.co.id", "type": "Page footer" }, { "left": 135, "top": 65, "width": 378, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mengetahui mengenai budaya Betawi sehingga beberapa pengunjung kurang menggali lebih dalam untuk mengetahui budaya Betawi.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 90, "width": 392, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Dimensi Hedonic (X3) terhadap Behavioral Intention (Y) memiliki nilai t-hitung 5.697 > 1.985 dengan nilai signifikansi yang dimiliki 0,000 < 0,05 sehingga Hedonic berpengaruh signifikan terhadap Behavioral Intention . Sehingga H3 diterima H03 ditolak dimana Hedonic berpengaruh signifikan terhadap Behavioral Intention .", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 141, "width": 392, "height": 111, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Dimensi Novelty (X4) terhadap Behavioral Intention (Y) memiliki nilai t-hitung - 0,739 < 1.985 dengan nilai signifikansi yang dimiliki 0,462 > 0,05 sehingga Novelty tidak berpengaruh signifikan terhadap Behavioral Intention . Sehingga H04 diterima H4 ditolak dimana Novelty tidak berpengaruh signifikan terhadap Behavioral Intention . Hal ini dikarenakan Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan kurang memberikan kesan kebaruan terhadap pengunjung sehingga beberapa pengunjung merasakan hal yang sama saja bagi yang sudah berkali-kali datang. Tetapi memberikan kesan atau pengalaman yang baru bagi pengunjung yang baru pertama kali mengunjungi Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan.", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 255, "width": 393, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Dimensi Safety (X5) terhadap Behavioral Intention (Y) memiliki nilai t-hitung 2.352 > 1.985 dengan nilai signifikansi yang dimiliki 0,021 < 0,05 sehingga Safety berpengaruh signifikan terhadap Behavioral Intention . Sehingga H5 diterima H05 ditolak dimana Safety berpengaruh signifikan terhadap Behavioral Intention .", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 305, "width": 393, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Dimensi Beauty (X6) terhadap Behavioral Intention (Y) memiliki nilai t-hitung 7.542", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 318, "width": 378, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "> 1.985 dengan nilai signifikansi yang dimiliki 0,000 < 0,05 sehingga Beauty berpengaruh signifikan terhadap Behavioral Intention . Sehingga H6 diterima H06 ditolak dimana Beauty berpengaruh signifikan terhadap Behavioral Intention .", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 369, "width": 399, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil diatas, terdapat empat dimensi yang berpengaruh signifikan terhadap Behavioral Intention yaitu Comfort, Hedonic, Safety, Beauty sementara Educational dan Novelty tidak berpengaruh signifikan terhadap Behavioral Intention .", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 419, "width": 87, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji Parsial (Uji-F)", "type": "Text" }, { "left": 281, "top": 432, "width": 93, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 5 Hasil Uji-F", "type": "Text" }, { "left": 245, "top": 533, "width": 165, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Diolah Oleh Penulis (2023)", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 559, "width": 399, "height": 60, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ketentuan dari uji-f adalah melihat f-hitung > f-tabel dan juga melihat nilai signifikansi uji-f < 0,05 maka dapat diartikan variabel bebas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. F-tabel dari penelitian ini adalah yang didapatkan dari (k : n-k) = 6 : 100 - 6 = 6 : 94 = 2,20 f-tabel yang digunakan. Berdasarkan tabel 4.4 berikut adalah interpretasi dari uji-f:", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 622, "width": 399, "height": 61, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Variabel Tourist Experience (X) yang terdiri dari Comfort, Educational, Hedonic, Novelty, Safety, Beauty terhadap Behavioral Intention (Y) memiliki nilai f-hitung sebesar 32.634 > 2,20 dengan nilai signifikansi yang dimiliki 0,000 < 0,05. Sehingga H7 diterima H07 ditolak dimana Tourist Experience berpengaruh signifikan terhadap Behavioral Intention .", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 35, "width": 302, "height": 42, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Pengaruh Tourist Experience terhadap Behavioral Intention di Objek Wisata Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan", "type": "Page header" }, { "left": 455, "top": 38, "width": 27, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2023", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 785, "width": 217, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Praditha Vathari Trisna, Roozana Maria Ritonga", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 784, "width": 21, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "616", "type": "Page footer" }, { "left": 114, "top": 96, "width": 124, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji Koefisien Determinasi", "type": "Section header" }, { "left": 241, "top": 109, "width": 172, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 6 Hasil Koefisien Determinasi", "type": "Text" }, { "left": 245, "top": 222, "width": 165, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Diolah Oleh Penulis (2023)", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 247, "width": 399, "height": 61, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan tabel 6 diperoleh nilai dari koefisien determinasi ( R Square ) sebesar 0,678. Perhitungan dari uji koefisien determinasi adalah Kd = R2 X 100% sehingga 0,678 x 100% = 67,8%. Dapat disimpulkan bahwa pengaruh Comfort (X1), Educational (X2), Hedonic (X3), Novelty (X4), Safety (X5), Beauty (X6) terhadap Behavioral Intention (Y) adalah sebesar 67,8% sementara 32,2% dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 323, "width": 84, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 337, "width": 400, "height": 98, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil penelitian Pengaruh Tourist Experience Terhadap Behavioral Intention Di Objek Wisata Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan diperoleh kesimpulan yaitu berdasarkan uji statistik deskriptif mean penilaian dengan dimensi tertinggi yaitu pada dimensi Beauty dan terendah pada dimensi Comfort. Hasil pengujian dari Regresi Linear Berganda menyatakan bahwa dimensi Comfort (X1), Hedonic (X3), Safety (X5), Beauty (X6) memiliki pengaruh yang positif terhadap Behavioral Intention. Sementara dimensi Educational (X2) dan Novelty (X4) memiliki pengaruh yang negatif terhadap Behavioral Intention.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 438, "width": 400, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil pengujian secara parsial (Uji-T) menyatakan bahwa dimensi Comfort (X1), Hedonic (X3), Safety (X5), Beauty (X6) memiliki pengaruh terhadap Behavioral Intention secara signifikan. Sementara dimensi Educational (X2) dan Novelty (X4) tidak memiliki pengaruh terhadap Behavioral Intention secara signifikan. Hasil pengujian secara simultan (Uji-F) secara keseluruhan menyimpulkan terdapat pengaruh secara simultan antara Tourist Experience terhadap Behavioral Intention secara signifikan.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 514, "width": 400, "height": 225, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil pengujian secara Koefisien Determinasi menyatakan bahwa pengaruh Comfort (X1), Educational (X2), Hedonic (X3), Novelty (X4), Safety (X5), Beauty (X6) terhadap Behavioral Intention (Y) adalah sebesar 67,8% sementara 32,2% dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini. Berdasarkan hipotesis maka dapat disimpulkan bahwa Comfort berpengaruh signifikan terhadap Behavioral Intention di objek wisata Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan. Artinya H1 diterima H01 ditolak, Educational tidak berpengaruh signifikan terhadap Behavioral Intention di objek wisata Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan. Artinya H02 diterima H2 ditolak, Hedonic berpengaruh signifikan terhadap Behavioral Intention di objek wisata Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan. Artinya H3 diterima H03 ditolak., Novelty tidak berpengaruh signifikan terhadap Behavioral Intention di objek wisata Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan. Artinya H04 diterima H4 ditolak, Safety berpengaruh signifikan terhadap Behavioral Intention di objek wisata Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan. Artinya H5 diterima H05 ditolak, Beauty berpengaruh signifikan terhadap Behavioral Intention di objek wisata Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan. Artinya H6 diterima H06 ditolak, dan Tourist Experience berpengaruh signifikan terhadap Behavioral Intention di objek wisata Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan. Artinya H7 diterima H07 ditolak.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 24, "width": 196, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 3, Nomor 6, Juni 2023 p-ISSN 2774-7018 ; e-ISSN 2774-700X", "type": "Page header" }, { "left": 116, "top": 784, "width": 21, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "617", "type": "Page footer" }, { "left": 383, "top": 786, "width": 127, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://sosains.greenvest.co.id", "type": "Page footer" }, { "left": 257, "top": 93, "width": 113, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 106, "width": 399, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ananto, O., & Ibrahim, M. (2018). Persepsi pengunjung pada objek wisata danau buatan Kota Pekanbaru. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Ilmu Sosial dan Ilmu Politik , 5 (2), 1–11.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 144, "width": 397, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ethika, T. D. (2016). Pengembangan pariwisata berbasis budaya berdasarkan undang- undang no. 10 tahun 2009 di kabupaten sleman. Jurnal Kajian Hukum , 1 (2), 133– 158.", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 182, "width": 399, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Heryati, Y. (2019). Potensi Pengembangan Obyek Wisata Pantai Tapandullu Di Kabupaten Mamuju. GROWTH Jurnal Ilmiah Ekonomi Pembangunan , 1 (1), 56– 74.", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 220, "width": 400, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karim, H. A., Lis Lesmini, S. H., Sunarta, D. A., SH, M. E., Suparman, A., SI, S., Kom, M., Yunus, A. I., Khasanah, S. P., & Kom, M. (2023). Manajemen transportasi . Cendikia Mulia Mandiri.", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 258, "width": 399, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Paludi, S. (2016). Analisis Pengaruh Electronic Word Of Mouth (EWom) terhadap Citra Destinasi, Kepuasan Wisatawan, Dan Loyalitas DestinasiPerkampungan Budaya Betawi (PBB) Setu Babakan Jakarta Selatan. Jurnal Ekonomi, Pendidikan Dan Pariwisata , 10 (1), 22.", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 309, "width": 399, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prasetyo, D. Y. (2017). Penerapan metode UTAUT (Unified Theory of Acceptance and Use of Technology) dalam memahami penerimaan dan penggunaan website KKN LPPM UNISI. Sistemasi: Jurnal Sistem Informasi , 6 (2), 26–34.", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 347, "width": 400, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pujiastuti, E. E., Hadi, L., & Zahro, S. A. (2020). Analisis faktor yang mempengaruhi behavior intention (studi pada wisatawan di objek wisata Puthuk Setumbu Borobudur). Jurnal Administrasi Bisnis , 9 (1), 55–70.", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 385, "width": 399, "height": 98, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Purwianti, L., & Tio, K. (2017). Faktor-faktor yang mempengaruhi behavioural intention. Jurnal Manajemen Maranatha , 17 (1), 15–32. Putra, A. S. (2019). Smart City: konsep Kota pintar di DKI Jakarta. Tekinfo: Jurnal Bidang Teknik Industri dan Teknik Informatika , 20 (2), 73–79. Putri, A. (2020). pengaruh memorable tourism experience terhadap tourist satisfaction, affective commitment dan storytelling behavior (studi pada wisatawan yang telah berkunjung ke candi borobudur) . Universitas Pembangunan Nasional\" Veteran\" Yogyakarta.", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 486, "width": 399, "height": 61, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setiyariski, R. (2019). Membangun Nilai Behavioral Intention melalui Tourist Experience: Studi Tentang Tourist Experience Dampaknya Terhadap Behavioral Intention di Floating Market Lembang. Media Wisata , 17 (1). Sugiyono, D. (2013). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D .", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 549, "width": 399, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sulistyanda, B., Sulistiyowati, L. N., & Fauzi, R. U. A. (2022). Pengaruh Pengalaman Pengunjung Dan Citra Destinasi Terhadap Minat Berkunjung Kembali Dengan Kepuasan Sebagai Variabel Mediasi Pada Wisatawan Telaga Sarangan. SIMBA: Seminar Inovasi Manajemen, Bisnis, dan Akuntansi , 4 .", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 600, "width": 399, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Utami, S. R., Saputra, W. N. E., Suardiman, S. P., & Kumara, A. R. (2020). Peningkatan self-regulated learning siswa melalui konseling ringkas berfokus solusi. Counsellia: Jurnal Bimbingan Dan Konseling , 10 (1), 1–13.", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 638, "width": 399, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yofina Mulyati, M. (2019). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Berkunjung Wisatawan Domestik Ditinjau dari Perspektif Daya Tarik Destinasi Wisata Kota Bukitinggi. Menara Ilmu , 13 (1).", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 35, "width": 302, "height": 42, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Pengaruh Tourist Experience terhadap Behavioral Intention di Objek Wisata Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan", "type": "Page header" }, { "left": 455, "top": 38, "width": 27, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2023", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 785, "width": 217, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Praditha Vathari Trisna, Roozana Maria Ritonga", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 784, "width": 21, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "618", "type": "Page footer" }, { "left": 156, "top": 157, "width": 346, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.", "type": "Text" } ]
ff5e8170-f228-a1e2-4f37-a6b17ee5caf5
https://journal.binus.ac.id/index.php/jas/article/download/9668/5170
[ { "left": 72, "top": 770, "width": 309, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of ASEAN Studies , Vol. 12, No. 1 (2024), pp. 183 − 205 ISSN 2338-1361 print / ISSN 2338-1353 electronic Received: 27 th February 2023/ Revised: 17 th July 2024/ Accepted: 24 th July 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 76, "width": 413, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Reform and Evolution of ASEAN Human Rights Regime: A Communicative Action Perspective", "type": "Section header" }, { "left": 165, "top": 138, "width": 266, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zain Maulana 1 * and Husni Amriyanto Putra 2", "type": "Text" }, { "left": 192, "top": 169, "width": 213, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1,2 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta [email protected]; [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 246, "top": 206, "width": 106, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "*Corresponding author", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 239, "width": 442, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "How to Cite: Maulana, Z., & Putra, H. A. (2024). The reform and evolution of ASEAN human rights regime: A communication action perspective. Journal of ASEAN Studies, 12(1), 183 − 205 . https:/doi.org/10.21512/jas.v12i1.9668", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 314, "width": 57, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 100, "top": 352, "width": 405, "height": 329, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ASEAN has experienced significant progress since the initiation of the ASEAN Community Vision and the incorporation of human rights into its foundations. This development has ignited continuous scholarly discussions over the degree to which the ASEAN human rights framework shape regional identity and impacts member states’ behavior towards human rights. These debates often revolve around two key theoretical approaches: the logic of consequences and the logic of appropriateness. These logics pose challenges in fully understanding the complexity of state behavior, as they are often observed operating simultaneously and interchangeably within state actions. The article investigates the ASEAN human rights regime through the communicative action perspective and its logic of arguing. It employs a qualitative instrumental case study approach, focusing on the ASEAN Intergovernmental Commission on Human Rights (AICHR) and the ASEAN Humanitarian Assistance (AHA) Centre to illuminate the region's evolving human rights strategies. It is characterized by both deliberate reforms and informal adaptations, reflecting a complex interplay of traditional principles, and emerging human rights norms. The findings indicate that ASEAN states are open to being convinced and persuaded by ideas related to human rights instead of dismissing them outright. ASEAN's approach to human rights, while progressing gradually, suggests a shift towards more substantive engagement with global human rights norms, facilitated by the discursive processes embedded within the AICHR and AHA Centre.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 692, "width": 400, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: ASEAN Human Rights Regime, AICHR, AHA Centre, Communicative Action, Logic of Arguing", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 416, "width": 289, "height": 199, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IN PRESS", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 792, "width": 17, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "184", "type": "Page footer" }, { "left": 394, "top": 792, "width": 130, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Reform and Evolution", "type": "Page footer" }, { "left": 257, "top": 72, "width": 84, "height": 19, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 109, "width": 455, "height": 141, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The initiation of the ASEAN community and the mainstreaming of human rights in Southeast Asia have been considered as one of the most important developments of the region since its establishment in 1967. The member states have agreed to accommodate the idea of human rights and human protection stated in the ASEAN community doctrine. The basic idea of the ASEAN community is to ensure the security of the state and the security of the people through a wide range of agendas and programs such as conflict prevention and resolution, peacebuilding, the acceleration of economic growth, and the reduction of poverty, climate change adaptation and mitigation, disaster management, a commitment to good governance, democracy, human rights, and fundamental freedoms (ASEAN, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 261, "width": 460, "height": 345, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Scholars engage in extensive discussions about the influence of ASEAN’s human rights regime on the identity, interests, and behaviors of member countries, particularly in relation to the longstanding principles of the ASEAN way. The founding and evolution of ASEAN itself have drawn both critics and supporters who adopt two distinct analytical approaches (Acharya, 2009; Davies, 2013; Jones, 2010; Katsumata, 2004; Munro, 2011; Petcharamesree, 2013). Various theoretical perspectives, predominantly rationalism (including realism and neo-realism) and social constructivism, are used to interpret ASEAN and its foundational principles (Leifer, 1989; Davies, 2013; Acharya, 2009; Katsumata, 2003). The establishment and development of ASEAN attracts skeptics and proponents who apply two competing approaches (Stubbs, 2019; Beeson, 2020; Jetschke & Theiner, 2020). The debate on ASEAN’s engagement with international norms, especially the Responsibility to Protect (R2P), has generated extensive research and discussions. Proponents argue that ASEAN is gradually preparing to integrate the R2P norm into its regional human rights framework, suggesting a cautious but progressive approach to localizing international norms (Bellamy & Davies, 2009; Bellamy & Beeson, 2010; Kraft, 2012). On the other hand, some remain skeptical about ASEAN’s commitment to incorporating these international norms into its regional practices, questioning whether there will be a substantive integration or merely superficial acknowledgment (Capie, 2012; Sukma, 2012). Some adopt a middle-ground perspective on this debate, viewing contestation as a dynamic process that offers opportunities and alternatives for integration (Rosyidin, 2020; Maulana & Newman, 2022). This viewpoint acknowledges the ongoing complexities and disputes that characterize the adoption of international standards within ASEAN’s policy frameworks.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 617, "width": 459, "height": 125, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The different approaches can be understood as the debate between the logic of consequences and the logic of appropriateness. These logics present challenges in fully capturing the complexity of state behavior, as both are frequently observed acting simultaneously and interchangeably within state actions. These two logics of actions may be insufficient to explain the dynamic behavior of ASEAN countries regarding the development of their regional human rights arrangements. To comprehend the intricacy of a state’s activity in international politics, it is crucial to perceive both kinds of action as complementary rather than entirely separate.", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 416, "width": 289, "height": 199, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IN PRESS", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 792, "width": 131, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of ASEAN Studies", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 792, "width": 17, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "185", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 71, "width": 455, "height": 172, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research explains the reform and evolution of ASEAN’s human rights regime by analyzing two ASEAN rights instruments: the ASEAN Intergovernmental Commission on Human Rights (AICHR) and the ASEAN Humanitarian Assistance (AHA) Centre. It discusses the role of the two ASEAN human rights instruments within the contexts of the ASEAN way and the Southeast Asian regional project of the ASEAN Community. It aims to provide a comprehensive understanding of the progression, despite in an incremental manner, of the human rights framework and the corresponding behaviors of ASEAN states towards these norms by analyzing the AICHR and AHA Centre through the lens of communicative action and its associated logic of argumentation. It demonstrates that deliberate reforms to human rights in ASEAN and the gradual evolution of the human rights framework, often through informal adjustments, happen in a complementary manner over time.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 254, "width": 457, "height": 298, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This first section of the research explains the conceptual approach of communicative action and its logic of arguing, juxtaposed with the traditional debate between the logic of consequences and appropriateness. It suggests that using the logic of arguing provides a more comprehensive understanding of the dynamic reform and evolution of ASEAN’s human rights regime. It proposes that adopting the logic of arguing offers a deeper insight into the dynamic changes and evolution of ASEAN’s human rights regime, suggesting a shift in analytical focus to better understand regional developments. The next section examines the development of ASEAN’s human rights regime within the broader project of the ASEAN Community Vision. This part details the advancements and challenges faced by the AICHR and the AHA Centre as the primary ASEAN human rights instruments. It underscores that the commitment of ASEAN countries to human rights is evolving through specific reforms and informal modifications of the human rights framework, and thus argues that ASEAN countries engage in discussions about human rights ideas and issues rather than outright rejecting them. This engagement is portrayed as part of a social learning process where ASEAN states gradually adapt their approaches to human rights protection despite the persistent influences of traditional principles like state sovereignty and non-interference. The research concludes in the final section, summarizing the discussions and reinforcing the significance of communicative action in understanding and influencing the trajectory of human rights practices within the ASEAN context.", "type": "Text" }, { "left": 175, "top": 576, "width": 248, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Communicative Action and the Logic of Arguing", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 606, "width": 458, "height": 141, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This section outlines the conceptual framework of communicative action and its logic of arguing, situating it within the ongoing debate between rationalists and constructivists. It highlights communicative action as a potential intermediary approach, bridging the gap between the rationalist focus on instrumental behavior and the constructivist emphasis on norm-guided behavior. This framework is applied to analyze the behavior of ASEAN states regarding the development and implementation of human rights initiatives in the region. This approach provides a nuanced understanding of the dynamic processes involved in advancing human rights within the ASEAN framework, emphasizing the role of discourse and argumentation in shaping state actions and policies.", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 416, "width": 289, "height": 199, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IN PRESS", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 792, "width": 17, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "186", "type": "Page footer" }, { "left": 394, "top": 792, "width": 130, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Reform and Evolution", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 71, "width": 458, "height": 235, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In general state theories, the rationalist-constructivist debate is primarily situated within explanatory theories of state. These theories focus on questions about who controls the state and what forces shape its behavior. This contrasts with normative theories of state, which focus on what constitutes the most appropriate form of state and international political community (Hobson, 2000). The debate between rationalists and social constructivists centers on the extent to which norms, including ideas and principles, can influence the behavior, interests, and identities of states. In the agent-structure debate, rationalists are typically seen as agent-oriented, focusing on how agents form strategic actions in response to norms. In contrast, social constructivists emphasize the role of structures, advocating that state behavior is guided by norms. This distinction highlights two different approaches to understanding state behavior: one views states as primarily calculating actors that respond strategically to external pressures and incentives, while the other sees states as entities whose actions are shaped by deeper social structures and shared norms. This framework is crucial for analyzing how different theoretical perspectives address the complexities of state behavior and international relations.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 317, "width": 458, "height": 251, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to the logic of consequences, rationalists view state behavior as strategic and instrumental, whereas rationality primarily determines state actions and interests. However, while norms can constrain state behavior, they do not typically shape the state’s interests or identity (Schimmelfennig, 2000; Müller, 2004). This view acknowledges the influence of norms but limits their role to that of external constraints rather than internal drivers. The concept of ‘bounded rationality’ further nuances this perspective. Bounded rationality refers to the limitations states face in processing all available information to make optimal policy decisions (Keohane, 1984). It is highlighted that these difficulties are not only due to the complexity of the external environment but also stem from the states’ own cognitive. This cognitive constraint implies that states may not always act purely on rational calculations. As a result, when states face challenges in calculating the costs and benefits of actions due to bounded rationality, they are more likely to rely on common ideas, norms, principles, or the frameworks of particular international institutions. This reliance suggests that under certain conditions, the behavior of states may align more closely with norm-driven rather than purely strategic considerations, indicating a blend of rationalist and constructivist influences in international relations.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 579, "width": 458, "height": 187, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "States experiencing bounded rationality may adopt rhetorical behavior, indicating a departure from purely instrumental action. Such states might align their behavior with norms as a means to navigate complex situations and assess the costs and benefits of potential actions through a process of learning and justification (Schimmelfennig, 2000). This rhetorical approach allows states to address the dilemma between pursuing self-interest and the challenges posed by limited capacity to process information or the constraints imposed by international norms and regimes. In the context of ASEAN, the development of its human rights regime since 1997 can be viewed as driven by pragmatic considerations, shaped significantly by the traditional ASEAN principles of non-interference and sovereignty. These foundational principles influence the development of ASEAN’s human rights regime. As a result, the regional human rights mechanisms in ASEAN have developed incrementally and faced challenges in implementation (Davies, 2013; Hara, 2018). This gradual and sometimes", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 416, "width": 289, "height": 199, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IN PRESS", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 792, "width": 131, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of ASEAN Studies", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 792, "width": 17, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "187", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 71, "width": 454, "height": 62, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "problematic progress reflects the complex interplay between ASEAN’s commitment to human rights and its adherence to the core principles of state sovereignty and non-interference, highlighting the nuanced ways in which international norms and bounded rationality shape state behavior in regional contexts.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 144, "width": 460, "height": 345, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Meanwhile, social constructivists, who rely on the logic of appropriateness, view state behavior as being governed almost automatically by norms. They see international politics as a social domain where norms are autonomous and constitutive, existing independently of states (Hobson, 2000). Within this framework, the behavior of a state is deeply influenced by the normative structures in which it is embedded. This perspective suggests that states’ behaviors are not only constrained by these international structures but are also shaped by their identities, with the state’s behavior in turn reconstituting its identity. Social constructivists emphasize the dual effects of norms, both regulative and constitutive. They believe that norms regulate state behavior while simultaneously constituting states’ interests and identities. As Finnemore (1996) has highlighted, norms ’create new interests and values for actors’, underscoring the transformative power of these social structures. At this point, it is suggested that the recent development of ASEAN’s human rights frameworks and instruments, as part of the narrative of the ASEAN community, should be regarded as a continuous process of intentional reform and gradual evolution of the human rights system in the region. Thus, it confirms that ASEAN and its member countries intentionally uphold human rights principles in the region. Some argue that the recalibration of the traditional principle of non-interference by ASEAN member states represents a significant shift, suggesting a nuanced approach to addressing regional issues (Bellamy & Drummond, 2011). This change is particularly visible in the operations of the AICHR. Despite its initial limitations, AICHR has been developing progressively and is now considered increasingly capable of playing a pivotal role in effectively implementing ASEAN’s human rights instruments (Ryu & Ortuoste, 2014; Kraft, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 500, "width": 460, "height": 156, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The theoretical debate between rationalists and constructivists highlights different logics of action, strategic and norm-guided behavior respectively. These approaches often position state behavior at opposite poles, but such a binary framing may not adequately capture the complexities of state actions that often occur simultaneously and interchangeably. This suggests a need for a more integrated approach. Recognizing strategic and norm-guided behaviors as complementary rather than mutually exclusive can provide a more comprehensive understanding of state behavior in international politics. This perspective is crucial for interpreting ASEAN’s policies and actions, especially in managing the balance between sovereignty, non-interference, and the growing demands for human rights and humanitarian considerations within the region.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 667, "width": 458, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Risse-Kappen’s (2000) interpretation of social constructivism broadens the theoretical landscape by integrating both the logic of appropriateness and the logic of truth-seeking or arguing. This dual focus emphasizes that state behavior is not solely about fitting actions to norms (appropriateness) but also involves a dynamic process of engaging with and questioning these norms through dialogue and discourse. The logic of arguing, as Risse- Kappen suggests, is about interaction and engagement rather than strict adherence. In this", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 416, "width": 289, "height": 199, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IN PRESS", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 792, "width": 17, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "188", "type": "Page footer" }, { "left": 394, "top": 792, "width": 130, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Reform and Evolution", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 71, "width": 459, "height": 235, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "model, states engage in truth-seeking behaviors where they scrutinize and challenge the validity of the principles and norms that guide their actions (Risse-Kappen, 2000). Communicative action, therefore, is conceived as an interactive process among actors within a shared ‘lifeworld’ or common cultural context. Common lifeworld could be defined as a collective interpretation of the world and of themselves (the actors), as provided by language, a common history, or culture. A common lifeworld consists of a shared culture, a common system of norms and rules perceived as legitimate, and the social identity of actors (Risse- Kappen, 2000). Here, states and other actors strive for consensus and mutual understanding through reasoned argumentation, dialogue, and sometimes contestation (Müller, 2004; Risse- Kappen, 2000). This type of interaction emphasizes the role of discourse in shaping and reshaping norms and behaviors, highlighting the fluid and negotiated nature of international relations. This approach moves beyond traditional views of state behavior as merely strategic or normatively guided, suggesting instead that international politics involves continuous and active engagement with norms, where states not only follow but also interpret and redefine their actions in relation to shared values and understandings.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 317, "width": 459, "height": 172, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In the framework of communicative action as theorized by Jürgen Habermas (in Outhwaite, 1994), the relationship among states is conceptualized as being fundamentally as egalitarian. This perspective posits that during communicative interactions, where the primary goal is mutual understanding, the usual power dynamics that characterize international relations are regarded as irrelevant. In other words, all actors (states) have equal rights and access to submit arguments, challenge, and contest other arguments regardless of their power distribution. Habermas terms this as the ‘ideal speech situation’ (Outhwaite, 1994). In an ideal speech situation, all actors/states in this context possess equal rights and opportunities to present and contest arguments that are independent of their power or status. This normative framework suggests that the engagement process in communicative action is based on the quality and validity of arguments rather than on material power.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 500, "width": 458, "height": 125, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The ideal speech situation does not deny the existence of power relations in broader socio-political contexts but rather emphasizes that, within the scope of communicative action, these power dynamics should not influence the discourse. Success in achieving mutual understanding through dialogue and contestation relies not on the distribution of material capabilities but on ensuring that all participants have equal access to participate in the discourse. This framework elevates the role of reasoned debate and the capacity to influence through argumentation as the key drivers in the process of reaching consensus and understanding among states.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 636, "width": 458, "height": 125, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "At this point, the application of communicative action and its logic of arguing offers a compelling middle ground in the ongoing discussion between strategic and norm-governed behavior in international relations. This approach reframes these behaviors as part of an interactive process where states continuously engage, challenge, and refine their actions and principles through dialogue and negotiation (Risse-Kappen, 2000). By employing this framework, strategic actions are not just maneuvers for material advantage but are also opportunities for discourse and alignment with norms. In the context of ASEAN, using the logic of arguing to analyze the organization’s human rights arrangements illuminates the", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 416, "width": 289, "height": 199, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IN PRESS", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 792, "width": 131, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of ASEAN Studies", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 792, "width": 17, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "189", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 71, "width": 458, "height": 157, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "complex dynamics between ASEAN’s traditional principles, such as non-interference and state sovereignty, and its evolving community vision, which increasingly incorporates elements of human rights protection. This research views the development of ASEAN’s human rights policies not as a static outcome but as a fluid, ongoing process that involves active negotiation and contestation among member states. By focusing on communicative action, this approach highlights how ASEAN member states negotiate the implementation of human rights within a framework that traditionally emphasizes state sovereignty. It posits that through open dialogue and reasoned argumentation, ASEAN can potentially reconcile its foundational principles with its aspirations towards a more integrated and rights-oriented community.", "type": "Text" }, { "left": 242, "top": 265, "width": 115, "height": 19, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Research Method", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 302, "width": 457, "height": 377, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research uses a qualitative instrumental case study approach, which focuses on the description and analysis of a case not confined to understanding the case itself but also to gaining new insight from the evidence (Denzin & Lincoln, 2011; Bryman, 1989). Qualitative case study research is taken because it enables the development of a thorough understanding of the motivations, reasonings, and actions of particular groups through exploring and interpreting case(s) (Bryman, 1989; Schofield, 2002). An instrumental case study examines specific phenomena or cases within a particular context to explain broader issues or contexts. This approach uses detailed analysis of a single case or a few cases to gain insights into larger patterns or inform theoretical understandings (Gerring, 2007; Baxter, 2010). As mentioned, this research attempts to explain the dynamic behavior of ASEAN and its member states toward the regional human rights system by explaining the evolvement of AICHR and the AHA Centre. The use of a case study approach in investigating the roles and progress made by AICHR and AHA Centre provides a detailed explanation of how the dynamics, not to say inconsistent, behavior of ASEAN countries toward human rights principles in the context of the region could be comprehended. To this point, analysis of the development of the two important ASEAN human rights bodies (AICHR and AHA Centre), as the case studies, could represent the extent to which the human rights principles have been accepted or rejected in the region. The data sources in this research are document-based, including official statements and documents from ASEAN and its member states related to human rights issues. In addition, relevant literature has been used to construct the context and the significant of the research. The data is interpreted by using the conceptual framework of communicative action and its logic of arguing. An interpretation of the cases is aimed at learning the broader lessons regarding the dynamics of norm implementation and states’ behavior toward international norms.", "type": "Text" }, { "left": 233, "top": 703, "width": 132, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Human Rights in ASEAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 733, "width": 457, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The establishment of ASEAN is a regional effort to prevent external interferences and a mechanism for war prevention and conflict management among the member countries", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 416, "width": 289, "height": 199, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IN PRESS", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 792, "width": 17, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "190", "type": "Page footer" }, { "left": 394, "top": 792, "width": 130, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Reform and Evolution", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 71, "width": 459, "height": 298, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Acharya, 2009, 2013; Katsumata, 2003). It is an effort by countries in the region to build their nations and to ensure their economic development through cooperation and a solid commitment to sovereignty and territorial integrity. The ASEAN principles, which emphasize non-interference, non-use of force, and consensus-based mechanisms, are important to achieve the primary goal of regional cooperation. From its inception in 1967 until the mid- 1990s, ASEAN focused heavily on security and stability rather than on promoting human rights, fundamental freedoms, or democracy. This orientation is reflected in foundational ASEAN documents such as the Bangkok Declaration and the Treaty of Amity and Cooperation (TAC), where explicit references to human rights and fundamentals are conspicuously absent. The emphasis is on creating a secure and stable regional environment that could foster economic cooperation and growth, with less attention to the integration of human rights into the regional agenda (Ryu & Ortuoste, 2014; Tobing, 2019). This approach indicates the times and the political landscapes of the ASEAN member states during the organization’s early years. The prioritization of state sovereignty and regional stability over human rights was consistent with the broader non-interference policy that ASEAN upheld, which allowed member states to maintain control over their internal affairs without external criticism or intervention. It was not until the global human rights discourse gained significant traction in the 1990s that ASEAN gradually incorporated human rights considerations into its broader regional objectives.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 380, "width": 456, "height": 156, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Following the global event, the 26 th ASEAN Ministerial Meeting in 1993 emerged as a pivotal moment for human rights within ASEAN. During this meeting, the foundations were laid for the development of regional human rights mechanisms. This initiative reflects a growing recognition of the importance of such mechanisms within the ASEAN framework, marking a departure from the earlier focus solely on security and economic development. Subsequently, entities like AICHR and the AHA Centre were established. These institutions are integral to ASEAN’s strategy to uphold and protect human rights across the region. They embody ASEAN’s evolving approach to human rights, from a non-committal stance to a more proactive and structured engagement with human rights issues, aligning regional policies with global human rights norms and commitments.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 547, "width": 458, "height": 204, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ASEAN has taken deliberate steps to strengthen its human rights infrastructure, as highlighted by the formation of the AICHR in 2009. The adoption of the ASEAN Human Rights Declaration in 2012 further solidified this commitment, although it had faced criticism for prioritizing national laws over universal human rights standards. Discussions around enhancing AICHR’s authority, including allowing it to handle individual complaints and conduct investigations, indicate a serious ongoing commitment to refining the human rights framework within ASEAN. Moreover, the establishment of the AHA Centre in 2011 to save populations from natural disasters and, later, its role has been extended to respond to manufactured humanitarian crises demonstrates a focused effort of ASEAN to implement its commitment to be a people-centered and people-oriented regional organization. To this point, the progression of human rights frameworks within ASEAN should be viewed as a multifaceted process involving deliberate and specific reforms undertaken by member countries, alongside gradual and informal adjustments to human rights principles.", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 416, "width": 289, "height": 199, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IN PRESS", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 792, "width": 131, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of ASEAN Studies", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 792, "width": 17, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "191", "type": "Page footer" }, { "left": 213, "top": 71, "width": 171, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AICHR: Progress and Limitations", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 455, "height": 219, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The initiation of the so-called ASEAN Community at ASEAN Concord II (also known as Bali Concord II) in October is pivotal in enhancing the region’s approach to human rights and other ‘non-traditional issues’ (Ryu & Ortuoste, 2014; Pisanò, 2014). Since ASEAN Concord II, some ASEAN frameworks and instruments have been established to translate the ‘people- centered’ doctrine of the community vision, including the AICHR, ASEAN Human Rights Declaration (AHRD), ASEAN Charter, and AHA Centre. ASEAN Charter (Article 2) stated that ASEAN and its member states should act ‘to respect fundamental freedoms, promotion and protection of human rights, and the promotion of social justice’ and ‘to uphold the UN Charter and international law, including international humanitarian law, subscribed to by ASEAN member states’ (ASEAN, 2008). Article 14 specifically calls for the establishment of a human rights body operating under a Terms of Reference (ToR). In July 2009, at the 42nd ASEAN Ministerial Meeting in Thailand, the members agreed on the ToR of the AICHR. The ToR provides AICHR with 14 mandates and functions, enabling it to play a vital role in the region’s human rights initiatives (ASEAN, 2009).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 331, "width": 456, "height": 188, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Many argue that AICHR has prioritized the promotion of human rights over their protection. As Yen (2011) has noted, AICHR’s development has been closely intertwined with that of ASEAN itself, which significantly limits the commission’s authority and capacity due to the association’s institutional framework. It implies that the authority and capacity of the commission are significantly constrained by the institutional framework of the association. Critics also contend that ASEAN’s progress on human rights is largely rhetorical. Some also argue that the progress of ASEAN in terms of human rights is rhetoric. ASEAN often exhibits a selective response approach, choosing how to interpret and apply existing regional norms based on the type of crisis at hand. This means that while the organization and its member states may adopt a more flexible interpretation of norms in response to collective issues like regional economic crises, they tend to maintain a conservative stance on matters involving state security, human rights, and democracy (Ashley, 2023).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 530, "width": 459, "height": 203, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In addition, Davies (2013) points out that an action-identity gap persists in ASEAN countries regarding human rights and democracy. He argues that despite the creation of regional human rights frameworks and commitments to democracy, these do not translate into substantial change at the national level. While ASEAN member states formally recognize human rights within the regional framework, many continue to violate the rights of their citizens, especially concerning political and expression freedom. Most member states remain under authoritarian or semi-authoritarian regimes that heavily restrict these freedoms (Davies, 2013). Karim (2017) has noted that the promotion of human rights and democracy in Southeast Asia faces significant challenges, mainly due to Indonesia’s ambitions. As the principal advocate for these principles, Indonesia’s dual role as a regional leader and a bridge- builder on the global stage creates conflicting interests. These conflicts impede the effectiveness of democratization efforts and the broader promotion of human rights across the region.", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 416, "width": 289, "height": 199, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IN PRESS", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 792, "width": 17, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "192", "type": "Page footer" }, { "left": 394, "top": 792, "width": 130, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Reform and Evolution", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 71, "width": 456, "height": 109, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This disparity is illustrated by the continued human rights violations, such as the humanitarian crises of Rohingya and the extrajudicial killings in the Philippines’ war on drugs (Maulana & Newman, 2022). These examples highlight the weak enforcement of human rights protection across ASEAN, particularly the absence of sanctions-based mechanisms to ensure member states’ compliance with the human rights frameworks to ensure compliance of the member states. Without such mechanisms, human rights frameworks remain ineffective at addressing violations and holding governments accountable (Davies, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 191, "width": 455, "height": 188, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The role and authority of AICHR remains problematic. Not all human rights issues are automatically brought before the commission, especially those linked to political and security matters. These sensitive issues must be decided by the central governments of member states rather than by their representatives in AICHR. Furthermore, AICHR lacks the authority to enforce human rights at the national level of member states. As stated in its ToR, AICHR is required to respect the ‘independence, sovereignty, equality, territorial integrity, and national identity of all ASEAN member states’. It must also uphold the ‘respect for different cultures, languages, and religions of the people of ASEAN...’ (ASEAN, 2009). These provisions limit AICHR’s ability to directly intervene in domestic human rights issues, as its primary role is advisory and promotional rather than enforcement oriented. Consequently, the commission faces significant challenges in advancing a unified human rights agenda while balancing the principle of non-interference and the diverse political contexts of member states.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 390, "width": 457, "height": 203, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to Donnelly (1986), international human rights regimes can be classified into four categories: declaratory, promotional, implementation, and enforcement. AICHR fits somewhere between the promotional and implementation types. It has adopted international human rights standards as guidelines and carries out extensive promotional activities, including information exchange, technical assistance, and discussions and dialogues on human rights. While AICHR is not designed to be a protective mechanism, its role in promoting human rights across ASEAN remains significant (Phan, 2019). For instance, it has organized initiatives like the ASEAN Youth Debate on Human Rights in 2013 and held a dialogue with the Indonesian government to commemorate the 30 th anniversary of the Vienna Declaration in the same year. It also facilitated discussions on the Rohingya crisis in Myanmar and a missing activist in Laos. Such activities highlight the commission’s efforts to raise awareness, foster dialogue, and encourage member states to uphold human rights standards despite the limitations in its enforcement capabilities (Wahyuningrum, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 604, "width": 460, "height": 141, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Furthermore, AICHR has become the primary driving force for the adoption of some international human rights standards in Southeast Asia, such as corporate social responsibility, the rights of women, children, and persons with disabilities, and the campaign against trafficking in persons (ASEAN, 2018). Additionally, as noted in the AICHR annual report 2019, which commemorated the commission’s tenth anniversary, AICHR was instrumental in several significant human rights achievements, particularly, to mention a few, the development of the AHRD, adopted in 2012, and the ASEAN enabling masterplan 2025 for mainstreaming the rights of persons with disabilities, adopted in 2018 (AICHR, 2019). These key milestones underscore ASEAN’s dedication to promoting and protecting human", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 416, "width": 289, "height": 199, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IN PRESS", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 792, "width": 131, "height": 15, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of ASEAN Studies", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 792, "width": 17, "height": 15, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "193", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 71, "width": 455, "height": 31, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "rights throughout the region, illustrating the considerable advances made since the ASEAN Concord II in expanding a more comprehensive human rights agenda.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 113, "width": 459, "height": 250, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AICHR also provides a platform for member states to discuss various human rights matters, underscoring its commitment to its promotional mandate. The commission also serves as a venue for the Southeast Asian epistemic community, such as the ASEAN human rights working group, to provide constructive criticism on regional human rights issues. Former Malaysian representative to AICHR, Edmund Bon Tai Soon, has noted that AICHR can continue to act as a ‘translator’ of human rights norms by offering a platform for member states to share experiences and best practices related to human rights protection and implementation (Asia Pacific Centre, 2022). Additionally, AICHR maintains consultative relationships with Civil Society Organizations (CSOs), such as the Association of Indonesian Disabled Persons, Child Rights Coalition Asia, and Save the Children Philippines. Furthermore, AICHR serves as a forum where notable human rights violations can be reported and discussed. For instance, during AICHR meetings from 2016 to 2018, Indonesia and Malaysia consistently bring up the Rohingya issue, highlighting the human rights violations by Myanmar’s government. These activities reflect AICHR’s potential as a platform for promoting, coordinating, and critically discussing human rights challenges in the region (Suzuki, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 374, "width": 457, "height": 220, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Since 2014, AICHR has addressed the intersection of environmental and climate change issues with human rights protections, highlighting the commission’s continuous effort to integrate human rights into the resolution of regional challenges, as noted in the 2014 AICHR report (AICHR, 2014). In 2015, AICHR organized a similar workshop on human rights, environment, and climate change, establishing a forum for ASEAN stakeholders to share experiences and best practices in fulfilling human rights obligations related to environmental and climate issues. The workshop report highlights its specific goal to develop strategies for incorporating a human rights-based approach into ASEAN’s environmental policy and protection. It also seeks to boost the capacities of relevant stakeholders and create an ASEAN framework dedicated to maintaining human rights to ensure environmental conservation and reduce the impacts of climate change (AICHR, 2016). As a result, on October 7, 2021, ASEAN released its inaugural state of climate change report, offering a comprehensive overview of the region’s climate change status and detailing potential opportunities for cooperation and collaboration to achieve its 2050 climate goals (ASEAN, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 604, "width": 461, "height": 157, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Following the adoption of the Five-Year Work Plan (FYWP) in 2020, AICHR has been actively engaging in discussions on its priority programs, which cover a range of topics, including the rights of children, persons with disabilities, environmental human rights, business-related human rights, human trafficking, human rights during public health emergencies, the rights of victims in anti-radicalism and violent extremism measures, and the ASEAN human rights dialogue. In 2020 and 2021, AICHR focused particularly on the public health challenges posed by the COVID-19 pandemic. The commission initiated several programs aimed at sharing best practices for handling human rights issues during public health emergencies, particularly concerning women, youth, children, persons with disabilities, migrant workers, older persons, indigenous people, and other vulnerable groups.", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 416, "width": 289, "height": 199, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IN PRESS", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 792, "width": 17, "height": 15, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "194", "type": "Page footer" }, { "left": 394, "top": 792, "width": 130, "height": 15, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Reform and Evolution", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 71, "width": 457, "height": 47, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "These initiatives also emphasized promoting responsible business practices to mitigate human rights risks and impacts, all contributing to the ASEAN Strategic and Holistic Initiative to Link ASEAN Responses to Emergencies and Disasters (ASEAN SHIELD) (AICHR, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 128, "width": 458, "height": 141, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "During the 2023 annual meeting, AICHR representatives from member states shared updates on recent national human rights developments, such as introducing new laws, regulations, and initiatives (ASEAN, 2023). A major focus of the discussion was the progress of the monitoring and evaluation framework for the five-year work plan. The AICHR annual report 2023 also reviewed the implementation of its priority programs throughout 2022, which spanned various areas as mentioned. This comprehensive engagement in a variety of human rights topics underscores that the contributions and roles of the AICHR should be acknowledged across a diverse array of human rights agendas, extending beyond issues solely tied to military, political, and violations.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 280, "width": 457, "height": 235, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Criticism of the AICHR largely focuses on the structure of its framework on the regime design of the commission. Munro (2011) highlights four primary areas of critique concerning the commission’s design: its incremental development strategy, the ambiguous definition of its role and mandate, its enforcement capabilities, and its mandatory membership. The intergovernmental, rather than independent, structure of AICHR significantly restricts its potential roles and contributions (Asia Pacific Centre, 2022). Davies (2014) points out that the design of AICHR is closely tied to principles of non-intervention and sovereign equality as specified in the ASEAN Charter, which leads the commission to focus more on future human rights promotion rather than the active protection of individual rights. However, some contend that these institutional constraints do not completely prevent the commission from adapting and evolving in practice. Munro (2011) notes that there are some mandates in the AICHR’s ToR can be interpreted in a more ‘liberal way’. For instance, Article 4.3 of the ToR, which calls for enhancing public awareness of human rights through education, research, and information dissemination, could potentially extend to activities such as interviewing and investigating complaints, not just promoting awareness (Munro, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 526, "width": 457, "height": 203, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yuyun Wahyuningrum, the Indonesian representative to AICHR, has noted significant development in the commission over the past decade. She highlights AICHR’s commitment to fulfilling Article 4.10 of its ToR, which mandates the commission to gather information from ASEAN member states on human rights promotion and protection. This particular article is seen as crucial for AICHR to function effectively as a regional human rights body despite being one of its more challenging mandates (Wahyuningrum, 2021). Article 4.10 has been considered as the key modality for AICHR to perform its role as a regional human rights body (Asia Pacific Centre, 2022). Wahyuningrum (2021) highlights that AICHR goes beyond its designated responsibilities by developing a complaint mechanism to address numerous human rights-related inquiries received, a role that is not specifically outlined in its ToR. This adaptation demonstrates that the implementation of the ToR can be flexible in practice and relies on the innovative interpretation of the mandate by proactive representatives within AICHR (Munro, 2011; Wahyuningrum, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 416, "width": 289, "height": 199, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IN PRESS", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 792, "width": 131, "height": 15, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of ASEAN Studies", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 792, "width": 17, "height": 15, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "195", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 71, "width": 462, "height": 204, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "During the 40 th and 41 st ASEAN Summit Meeting in Cambodia in November 2022, despite the relatively mild statements issued by ASEAN governments, AICHR representatives took a firmer stance by condemning the executions of activists by Myanmar’s Junta military. Despite a consensus that could not be achieved, half of the ASEAN representatives in AICHR, including Malaysia, Indonesia, the Philippines, Singapore, and Thailand, strongly condemned the Junta military (Al-Jazeera, 2022). The progressive AICHR representatives have the potential to become important social forces in mainstreaming the promotion and protection of human rights in the region. These progressive representatives within AICHR demonstrate the potential to become significant social forces in promoting and protecting human rights across the region. This situation parallels civil society’s role in influencing the dynamics of ASEAN regionalism, specifically, the establishment of the ASEAN Human Rights Mechanisms, where social forces are crucial in integrating human rights considerations into the ASEAN’s regional (Davies, 2013; Sundrijo, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 201, "top": 299, "width": 196, "height": 15, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AHA Centre: Progress and Limitations", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 329, "width": 460, "height": 172, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Signed by ASEAN Foreign Ministers on 17 November 2011, the AHA Center is designed to collaborate with the National Disaster Management Organizations of the ASEAN member states. Its primary responsibility is to facilitate disaster relief efforts within the region. The center aims to reduce loss of life and damage to property from natural disasters by identifying hazards and risks before their impacts and to increase early warning times (AHA Centre, 2018). The early warning system provided by the center focuses predominantly on natural disasters rather than the occurrence of conflict and other sources of atrocity. Technically, this system concentrates on monitoring environmental hazards and tracking geological movements, working in close coordination with the national disaster management institutions across all ASEAN countries. With regard to its nature, many argue that the AHA Centre is still far from equipped to address human-induced humanitarian crises in the region.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 512, "width": 456, "height": 251, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The center is highly reliant on ASEAN member states, even though its development has been inherently conceptualized in the ASEAN’s institutional doctrine of ‘One ASEAN, One Response’ (ASEAN, 2016; Cook, 2021). Since its establishment in 2011, there has been an expanded understanding of the term ‘disaster’ within the region (Suzuki, 2021). According to the Agreement on the Establishment of the AHA Centre, a disaster is defined as ’a serious disruption of the functioning of a community or society causing widespread human, material, economic or environmental losses’ (ASEAN, 2011). This definition does not restrict disruption solely to natural disasters, thereby allowing for the potential expansion of the center’s role to include human-made disasters (Suzuki, 2021). Initially, the focus of the AHA Centre is on natural disasters, but as its capacity and experience grow, it is also anticipated to address human-induced disasters as outlined in the ASEAN Agreement on Disaster and Emergency Response (AADMER) (Ear, Cook, & Canyon, 2017). Furthermore, due to the AHA Centre’s less politically sensitive nature, given that its original mandate is to assist in natural disaster crises, it is considered more acceptable for involvement in managing the domestic affairs of ASEAN countries, especially in humanitarian crises. This is despite some countries in the region accepting ASEAN ‘intervention-like’ responses through the AHA Centre to mitigate", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 416, "width": 289, "height": 199, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IN PRESS", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 792, "width": 17, "height": 15, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "196", "type": "Page footer" }, { "left": 394, "top": 792, "width": 130, "height": 15, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Reform and Evolution", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 71, "width": 455, "height": 62, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "international criticism over human rights violations (Suzuki, 2021). As Ear, Cook, and Canyon (2017) have noted, the recent role of the AHA Centre in the conflict in Marawi has shown ASEAN’s growing political confidence in making the center a key component of the regional response architecture for both natural and man-made disasters.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 144, "width": 456, "height": 156, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Within ASEAN, expanding organizations’ mandate often involves complex procedures and can be challenging. However, the practical actions taken by member states have facilitated some progress and development of the AHA Centre, even within the limits of its established mandate (Wahyuningrum, 2021; Suzuki, 2021). It is important to acknowledge that the AHA Centre’s role has broadened to address issues stemming from human-made humanitarian crises, not limited to natural disasters. Recently, the AHA Centre’s responsibilities have included responding to human-induced disasters or conflicts, such as those in Marawi in the Southern Philippines and Rakhine State in Myanmar, albeit its focus remains on providing humanitarian aid instead of addressing the underlying causes of human rights violations (Cook, 2021; Suzuki, 2021; Asia Pacific Centre, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 311, "width": 455, "height": 141, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "During the 2017 conflict in Marawi, the clashes between local militants aligned with Islamic State (IS) joined forces, and the Philippines military forces led to the death of over 1,000 combatants and civilians and forcibly displaced at least 350,000 people. This created substantial humanitarian demands for health support for food, water, and shelter (RSIS, 2020). In response to these urgent needs, on July 10, 2017, the Philippines government requested assistance from the AHA Centre (AHA Centre, 2017a). The center quickly acted, dispatching aid that included hygiene kits, family tents, water filtration units, and kitchen sets, altogether valued at over USD 324,397, to support the civilians affected by the conflict (AHA Centre, 2017a).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 463, "width": 456, "height": 140, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The response to the Marawi conflict received robust support from ASEAN countries, notably Malaysia, which facilitated the delivery of relief items using its military aircraft. The AHA Center acknowledged that the humanitarian response would not have been possible without substantial support from the Malaysian government, which allowed access to its territory for storing relief items and provided aircraft to transport internally displaced persons within Marawi and the surrounding localities (AHA Centre, 2017b). Despite criticism directed at the center due to the limitations of its mandate and institutional design, the collaborative response to this human-induced crisis highlights the region’s progress in embodying the ‘One ASEAN, One Response’ doctrine for disaster management (Parameswaran, 2017; Liow, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 614, "width": 457, "height": 141, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In 2017, alongside its response in Marawi, the AHA Centre also received an emergency request to assist in the conflict in Rakhine State, Myanmar. This request was linked to the intensification of conflict resulting from the ‘clearance operations’ by the Myanmar Junta in August 2017. The conflict led to severe human suffering: thousands of people were killed, and numerous homes and villages were destroyed. Widespread atrocities, such as the burning of homes, sexual violence against women and girls, and the forced displacement of many individuals, including children, were reported. These individuals fled to Bangladesh and neighboring countries, causing not only significant harm to the refugees themselves but also adversely affecting the local populations in the host countries (Lone & Naing, 2017; ASEAN", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 416, "width": 289, "height": 199, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IN PRESS", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 792, "width": 131, "height": 15, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of ASEAN Studies", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 792, "width": 17, "height": 15, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "197", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 71, "width": 455, "height": 47, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Parliamentarians for Human Rights, 2020; Islam & Wara, 2022). In the initial month of the clearance operations, it was estimated that approximately 6,700 Rohingya people were killed, including at least 730 children (BBC, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 128, "width": 457, "height": 172, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Working in partnership with the Myanmar government, particularly through the Minister of Social Welfare, Relief, and Resettlement, the AHA Centre distributes aid valued at nearly USD 566,285 to the displaced residents of 99 villages/townships in Rakhine state (AHA Centre, 2017c). Additionally, the Singapore government authorizes the AHA Centre to oversee the delivery of humanitarian aid worth approximately USD 75,000 to assist the local communities in Rakhine State (AHA Centre, 2017c). Furthermore, at the request of the Myanmar government and following directives from the ASEAN Foreign Ministers’ Meeting in Chiang Mai, Thailand, the AHA Centre is assigned to carry out a Preliminary Needs Assessment (PNA). This assessment is designed to facilitate the repatriation process of the Rohingya population to Rakhine State (Suresh, 2019). This involvement indicates that the center has actively engaged in significant initiatives aimed at addressing the Rohingya crisis.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 311, "width": 457, "height": 141, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In response to the request, the AHA Centre dispatches ASEAN-ERAT personnel comprising experts from regional member countries such as Singapore, Thailand, and the Philippines, as well as the official staff from the center, to undertake a mission to Rakhine State. Their objective is to gather, process, and analyze the situation on the ground (The AHA Centre, 2018). This mission successfully identifies ways to enhance reception and transit centers and provides recommendations regarding basic services for displaced persons (The AHA Centre, 2020). In addition to identifying the essential humanitarian aid (health and psycho-social support, water and sanitation), the ASEAN-ERAT team also notes trust issues among communities in Rakhine State (Thuzar, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 463, "width": 457, "height": 188, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The findings from the ASEAN-ERAT team are crucial for ASEAN, the governments of Myanmar and Bangladesh, and other relevant stakeholders to initiate a comprehensive approach to the repatriation and reconciliation of the Rohingya. The AHA Centre highlights that its involvement in managing human-induced humanitarian disasters in Marawi and Rakhine represents a historic development for both the center and ASEAN as a whole (AHA Centre, 2019). As outlined in its 2019 Annual Report, the center’s roles in addressing the man- made crises in Marawi and Rakhine provided valuable new experiences and perspectives, reinforcing the Centre’s capability to manage disasters in conflict settings and to potentially expand its mandate (AHA Centre, 2019). To this point, the center’s response to the crises in Marawi and Rakhine is pivotal, marking significant progress towards achieving the ASEAN Vision 2025 on expanded disaster management and furthering the implementation of the ASEAN People-Centred doctrine.", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 416, "width": 289, "height": 199, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IN PRESS", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 792, "width": 17, "height": 15, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "198", "type": "Page footer" }, { "left": 394, "top": 792, "width": 130, "height": 15, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Reform and Evolution", "type": "Page footer" }, { "left": 261, "top": 72, "width": 77, "height": 19, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 211, "top": 109, "width": 176, "height": 15, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Contestation as a Learning Process", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 139, "width": 457, "height": 125, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The study has thoroughly examined the ASEAN human rights regime, focusing on the roles of AICHR and AHA Centre and showing how these entities have been crucial in advancing human rights within the ASEAN framework. Applying communicative action and the logic of arguing, it is evident that ASEAN member states are not just passive recipients of human rights principles but actively involved in a continuous dialogue to reevaluate and strengthen their commitments. This active process underscores a shift from traditional, sovereignty-bound non-interference to a more engaged, though incremental, embrace of international human rights standards.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 275, "width": 455, "height": 157, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "It is emphasized that AICHR has the capacity to broaden its functions beyond what is specified in its terms of reference, evolving towards a more ‘protective’ human rights body. Similarly, the AHA Centre has demonstrated its ability to address not only natural disasters but also human-induced crises. As these human rights tools are integrated within ASEAN’s robust institutional framework, it suggests a shift in how ASEAN member states perceive and engage human rights principles. These examples demonstrate ASEAN’s ongoing deliberate efforts to refine its human rights infrastructure to better respond to regional human rights challenges. Despite the fact that the pace and impact of these reforms can be subject to varying interpretations, they undeniably signify a clear commitment and contributions to enhancing human rights protections within the region.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 442, "width": 457, "height": 173, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The use of a communicative action lens is essential to understand the nuances of ASEAN’s approach to human rights. It has facilitated a more profound insight into how states negotiate the tension between national sovereignty and global human rights norms. Through dialogue and debate, ASEAN has incrementally integrated human rights into its regional policies, indicating a maturing regional identity that increasingly recognizes the importance of human rights protection alongside economic and security cooperation. Despite notable advancements, the ASEAN human rights regime faces significant challenges, especially limitations in the enforcement powers of the AICHR and the AHA Centre. The enduring debates around the balance of sovereignty and intervention and the varying commitment levels among member states underscore the complexities of implementing a cohesive human rights strategy across diverse political and cultural landscapes.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 625, "width": 457, "height": 141, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Understanding the development of the human rights regime within the ‘ASEAN context’ requires considering the regional values and norms, as well as the historical backdrop of ASEAN’s founding. This context, seen as a learning process, allows for a greater possibility of overlapping and exchanging state actions that balance pragmatic considerations with norms. States are continually learning and assessing benefits, taking into account socio- political realities and potential constraints that may affect their acceptance of norms like human rights. As a result, in the process of integrating human rights norms, the international principles of respecting state sovereignty and non-interference can still be apparent in the application of these human rights standards.", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 416, "width": 289, "height": 199, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IN PRESS", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 792, "width": 131, "height": 15, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of ASEAN Studies", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 792, "width": 17, "height": 15, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "199", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 71, "width": 457, "height": 125, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The evolution of the ASEAN human rights regime reflects a broader global shift towards recognizing and institutionalizing human rights within regional cooperative frameworks. Through communicative action, ASEAN is not only responding to external pressures but is also actively shaping its approach to human rights in a way that respects its unique political, cultural, and historical context. Continued commitment to this dialogic process will be crucial for ASEAN as it navigates the challenges of upholding human rights in a rapidly changing world. ASEAN must continue to enhance the capabilities and mandate of its human rights instruments to meet the evolving expectations of its populations and international observers.", "type": "Text" }, { "left": 238, "top": 221, "width": 123, "height": 19, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "About the Authors", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 259, "width": 456, "height": 109, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zain Maulana is Lecturer of International Relations in the Department of International Relations at Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Indonesia. He works on international security, humanitarian intervention and R2P, ASEAN studies and international norms. He is associated with two research centers at the university; the Center for Development and International Studies, and the Center for ASEAN Studies. His publications have appeared in some international peer-reviewed journals such as Pacific Review and Global Responsibility to Protect.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 379, "width": 457, "height": 78, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Husni Amriyanto Putra is Lecturer of International Relations in the Department of International Relations at Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Indonesia. His research focused on international regime, transnational movement, and Indonesian politics and foreign policy. Recently, he is pursuing a doctoral degree, researching Muhammadiyah as an international movement in the case of Rohingya.", "type": "Text" }, { "left": 237, "top": 482, "width": 125, "height": 19, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Acknowledgement", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 520, "width": 457, "height": 62, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "We would like to thank colleagues at the Department of International Relations Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Indonesia for their insightful comments on earlier draft of this article. We also wish to thank the editors and reviewers for their valuable feedback, which has significantly improved this article.", "type": "Text" }, { "left": 263, "top": 607, "width": 73, "height": 19, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "References", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 644, "width": 454, "height": 31, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Acharya, A. (2009). Constructing a security community in Southeast Asia: ASEAN and the problem of the regional order (Politics in Asia) (2 nd ed). New York, USA: Routledge.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 682, "width": 455, "height": 31, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Acharya, A. (2013). The making of Southeast Asia: international relations of a region . New York, USA: Cornell University Press.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 719, "width": 455, "height": 31, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AHA Centre. (2017a). Annual report 2017: Going the extra mile . Retrieved on 15 February 2023 from https://ahacentre.org/wp-content/uploads/2018/06/FINAL-DESIGN-", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 751, "width": 146, "height": 15, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ANNUAL-REPORT-2017.pdf.", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 495, "width": 79, "height": 120, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IN", "type": "Section header" }, { "left": 253, "top": 416, "width": 210, "height": 120, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PRESS", "type": "Picture" }, { "left": 72, "top": 792, "width": 17, "height": 15, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "200", "type": "Page footer" }, { "left": 394, "top": 792, "width": 130, "height": 15, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Reform and Evolution", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 71, "width": 453, "height": 62, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AHA Centre. (2017b). One ASEAN one response, ASEAN solidarity in action for internally displaced people from Marawi. Retrieved on 15 February 2023 from https://ahacentre.org/ news/one-asean-one-response-asean-solidarity-in-action-for-internally-displaced- people-from-marawi/.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 140, "width": 457, "height": 78, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AHA Centre. (2017c). Press release: AHA Centre facilitates humanitarian assistance between Singapore and Myanmar for displaced communities in Rakhine State . Retrieved on 7 June 2023 from https://ahacentre.org/press-release/press-release-aha-centre-facilitates- humanitarian-assistance-between-singapore-and-myanmar-for-displaced- communities-in-rakhine-state/.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 225, "width": 455, "height": 46, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AHA Centre. (2018). Annual report 2018: Breaking new ground. Retrieved on 9 June 2023 from https://ahacentre.org/wp-content/uploads/2019/05/AHA-Centre-Annual-Report- 2018-Digital.pdf.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 278, "width": 457, "height": 30, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AHA Centre. (2019). Annual report 2019: Unfolding future. Retrieved on 9 June 2023 from https://drive.google.com/file/d/1343wq-1Y62zci1ZGCemTVx5F1OxCJ5qZ/view.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 315, "width": 454, "height": 62, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AICHR. (2014). Report of the ASEAN intergovernmental commission on human rights workshop on human rights, environment and climate change . Retrieved 9 June 2023 from https://aichr. org/wp-content/uploads/2018/10/Report_-_AICHR_Workshop_on_Human_ Rights_Environment_and_Climate_Change_September_2014.pdf.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 384, "width": 454, "height": 31, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AICHR. (2016). Report of ASEAN intergovernmental commission on human rights . Retrieved on 17 August 2023 from https://aichr.org/wp-content/uploads/2018/10/Report_-_", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 416, "width": 378, "height": 30, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AICHR_Workshop_on_the_Implementation_of_Human_Rights_Obligations_ Relating_to_the_Environment_and_Climate_Change_September_2015.pdf.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 453, "width": 457, "height": 46, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AICHR. (2019). The ASEAN intergovernmental commission on human rights (AICHR) Annual Report 2019. Retrieved on 15 August 2023 from https://aichr.org/wp- content/uploads/2019/08/AICHR-Annual-Report-2019.pdf.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 506, "width": 454, "height": 62, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AICHR. (2021). The ASEAN intergovernmental commission on human rights (AICHR) annual report 2021 . Retrieved on 15 August 2023 from https://aichr.org/wp-content/uploads/ 2021/08/FINAL-AICHR-Annual-Report-2021-adopted-at-the-Special-Meeting-1- 2021-26-July-2021.docx.pdf.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 575, "width": 456, "height": 46, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Jazeera. (2022). Why is the Myanmar crisis such a challenge for ASEAN? Retrieved on 17 August 2023 from https://www.aljazeera.com/news/2022/8/3/why-is-the- myanmar-crisis-such-a-challenge-for-asean.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 628, "width": 452, "height": 31, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ASEAN. (2008). The ASEAN charter. Retrieved on 17 August 2023 from https://asean.org/wp- content/uploads/images/archive/publications/ASEAN-Charter.pdf.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 666, "width": 452, "height": 46, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ASEAN. (2009). ASEAN intergovernmental commission on human rights: Terms of reference. Retrieved on 17 August 2023 from https://www.asean.org/wp-content/uploads/ images/archive/TOR-of-AICHR.pdf.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 719, "width": 453, "height": 46, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ASEAN. (2011). Agreement on the establishment of the ASEAN coordinating centre for humanitarian assistance on disaster management. Retrieved on 7 August 2024 from https://agreement. asean.org/media/download/20220330063452.pdf.", "type": "List item" }, { "left": 174, "top": 495, "width": 79, "height": 120, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IN", "type": "Section header" }, { "left": 253, "top": 416, "width": 210, "height": 120, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PRESS", "type": "Picture" }, { "left": 72, "top": 792, "width": 131, "height": 15, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of ASEAN Studies", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 792, "width": 17, "height": 15, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "201", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 71, "width": 454, "height": 31, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ASEAN. (2015). ASEAN community vision 2015. Retrieved on 7 August 2024 from https://www.asean.org/wp-content/uploads/images/2015/November/aec-page/", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 103, "width": 185, "height": 15, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ASEAN-Community-Vision-2025.pdf.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 124, "width": 459, "height": 62, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ASEAN. (2021). ASEAN state of climate change report: current status and outlook of the ASEAN region toward the ASEAN climate vision 2050 . Retrieved on 13 July 2023 from https://asean.org/wp-content/uploads/2021/10/ASCCR-e-publication-Correction_ 8-June.pdf.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 193, "width": 457, "height": 47, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ASEAN. (2023). Annual report of the ASEAN intergovernmental commission on human rights (AICHR) . Retrieved on 14 July 2023 from https://aichr.org/wp-content/uploads/ 2023/07/ADOPTED-Annual-Report-of-AICHR-2023.pdf.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 246, "width": 451, "height": 47, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ASEAN. (2025). ASEAN community vision 2025 . Retrieved from https://www.asean.org/wp- content/uploads/images/2015/November/aec-page/ASEAN-Community-Vision- 2025.pdf.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 299, "width": 455, "height": 47, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ASEAN Parliamentarians for Human Rights. (2020). ASEAN must do more to help the Rohingya . Retrieved on 7 August 2024 from https://aseanmp.org/publications/post/asean- must-help-rohingya/.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 353, "width": 456, "height": 46, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ashley, R. (2023). Agenda setting within ASEAN: Thickening, broadening, and breaking pressures. JAS (Journal of ASEAN Studies) , 11 (1), 69-86. https://doi.org/10.21512/ jas.v11i1.9035.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 406, "width": 457, "height": 62, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Asia Pacific Centre - Responsibility to Protect. (2022). Assessment on the role of ASEAN Intergovernmental Commission on Human Rights (AICHR) in atrocities prevention . Retrieved on 13 July 2023 from https://r2pasiapacific.org/files/8030/2022_ ASEAN_AICHR_atrocityprevention.pdf.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 475, "width": 456, "height": 30, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Baxter, J. (2010). Case studies in qualitative research. In Hay, I. (ed.), Qualitative Research Method in Human Geography . Oxford, UK: Oxford Press.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 512, "width": 454, "height": 31, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BBC. (2020). Myanmar Rohingya: What you need to know about the crisis . Retrieved on 7 August 2024 from https://www.bbc.com/news/world-asia-41566561.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 550, "width": 454, "height": 30, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Beeson, M. (2020). The great ASEAN Rorschach test. The Pacific Review , 33 (3-4), 574-581. https://doi.org/10.1080/09512748.2019.1624384.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 587, "width": 456, "height": 46, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bellamy, A. J., & Beeson, M. (2010). The responsibility to protect in Southeast Asia: Can ASEAN reconcile humanitarianism and sovereignty? Asian Security, 6 (3), 262-279. https://doi.org/10.1080/14799855.2010.507414.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 640, "width": 455, "height": 15, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bellamy, A. J., & Davies, S. E. (2009). The responsibility to protect in the Asia-Pacific region.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 656, "width": 374, "height": 15, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Security Dialogue, 40 (6), 547-574. https://doi.org/10.1177/0967010609349907.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 678, "width": 456, "height": 46, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bellamy, A. J., & Drummond, C. (2011). The responsibility to protect in Southeast Asia: Between non-interference and sovereignty as responsibility. The Pacific Review, 24 (2), 179-200. https://doi.org/10.1080/09512748.2011.560958.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 731, "width": 429, "height": 15, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bryman, A. (1989). Research methods and organization studies . New York, USA: Routledge.", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 495, "width": 79, "height": 120, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IN", "type": "Section header" }, { "left": 253, "top": 416, "width": 210, "height": 120, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PRESS", "type": "Picture" }, { "left": 72, "top": 792, "width": 17, "height": 15, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "202", "type": "Page footer" }, { "left": 394, "top": 792, "width": 130, "height": 15, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Reform and Evolution", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 71, "width": 454, "height": 47, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Capie, D. 2012. The responsibility to protect norm in Southeast Asia: Framing, resistance, and localization myth. The Pacific Review, 25 (1), 75-93. https://doi.org/10.1080/09512748. 2011.632967.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 124, "width": 459, "height": 31, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cook, A. D. (2021). Humanitarian diplomacy in ASEAN. Asian Journal of Comparative Politics , 6 (3), 188-201. https://doi.org/10.1177/20578911211019247.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 162, "width": 455, "height": 46, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Davies, M. (2012). The perils of incoherence: ASEAN, Myanmar and the avoidable failures of human rights socialization? Contemporary Southeast Asia: A Journal of International and Strategic Affairs, 34 (1), 1-22.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 215, "width": 454, "height": 46, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Davies, M. (2013). ASEAN and human rights norms: Constructivism, rational choice, and the action-identity gap. International Relations of the Asia-Pacific, 13 (2), 207-231. http://dx. doi.org/10.1093/irap/lct002.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 268, "width": 457, "height": 46, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Davies, M. (2014). An agreement to disagree: The ASEAN human rights declaration and the absence of regional identity in Southeast Asia. Journal of Current Southeast Asian Affairs , 33 (3), 107-129. https://doi.org/10.1177/186810341403300305.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 321, "width": 454, "height": 31, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Denzin, N., & Lincoln, Y. (2011). The sage handbook of qualitative research 4 th ed . Washington DC, USA: SAGE.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 359, "width": 454, "height": 30, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Donnelly, J. (1986). International human rights: A regime analysis. International Organization, 40 (3), 599-642. https://doi.org/10.1017/S0020818300027296.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 396, "width": 456, "height": 62, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ear. J., Cook. A. D. B, & Canyon. D. V (eds). (2017). Disaster response regional architecture: Assessing future possibilities . US: The Daniel K. Inouye Asia-Pacific Centre for Security Studies. https://dkiapcss.edu/wp-content/uploads/2017/09/hadr-publication-web -version-1.pdf.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 465, "width": 457, "height": 31, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Finnemore, M. (1996). National interests in international society. New York, USA: Cornell University Press.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 502, "width": 456, "height": 31, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gerring, J. (2007). Case study research, principles and practice . Cambridge, UK: Cambridge University Press.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 540, "width": 454, "height": 46, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hara, A. E. (2018). The concerns and sustainability of ASEAN intergovernmental commission on human rights (AICHR). In: McLellan, B. (eds), Sustainable Future for Human Security. Singapore: Springer. https://doi.org/10.1007/978-981-10-5433-4_4.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 593, "width": 454, "height": 46, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Islam, M. R., & Wara, U. (2022). Conflict potential of the Rohingya people in Bangladesh and beyond. Journal of ASEAN Studies , 10 (1), 107-127. https://doi.org/10.21512/jas. v10i1.8215.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 646, "width": 456, "height": 47, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jetschke, A., & Theiner, P. (2020). Time to move on! Why the discussion about ASEAN’s relevance is outdated. The Pacific Review , 33 (3-4), 593-603. https://doi.org/10.1080/ 09512748.2019.1673803.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 699, "width": 454, "height": 47, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jones, L. (2010). ASEAN's unchanged melody? The theory and practice of ‘non-interference’ in Southeast Asia. The Pacific Review, 23 (4), 479-502. https://doi.org/10.1080/ 09512748.2010.495996.", "type": "List item" }, { "left": 174, "top": 495, "width": 79, "height": 120, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IN", "type": "Section header" }, { "left": 253, "top": 416, "width": 210, "height": 120, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PRESS", "type": "Picture" }, { "left": 72, "top": 792, "width": 131, "height": 15, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of ASEAN Studies", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 792, "width": 17, "height": 15, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "203", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 71, "width": 455, "height": 47, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karim, M. F. (2017). Role conflict and the limits of state identity: The case of Indonesia in democracy promotion. The Pacific Review , 30 (3), 385-404. https://doi.org/10.1080/ 09512748.2016.1249908.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 124, "width": 457, "height": 62, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Katsumata, H. (2003). Reconstruction of diplomatic norms in Southeast Asia: The case for strict adherence to the \"ASEAN Way\". Contemporary Southeast Asia: A Journal of International and Strategic Affairs, 25 (1), 104-121. http://dx.doi.org/10.1353/ csa.2011.0032.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 193, "width": 453, "height": 47, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Katsumata, H. (2004). Why is ASEAN diplomacy changing? From “non-interference” to “open and frank discussions”. Asian Survey, 44 (2), 237-254. http://dx.doi.org/10.1525/ as.2004.44.2.237.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 246, "width": 452, "height": 15, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keohane, R.O. (1984). After hegemony: Cooperation and discord in the world political economy.", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 262, "width": 218, "height": 15, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Princeton, USA: Princeton University Press.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 284, "width": 454, "height": 46, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kraft, H. (2012). RtoP by increment: The AICHR and localizing the responsibility to protect in Southeast Asia. The Pacific Review, 25 (1), 27-49. https://doi.org/10.1080/ 09512748.2011.632963.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 337, "width": 421, "height": 15, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Leifer, M. (1989). ASEAN and the security of Southeast Asia . New York, USA: Routledge.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 359, "width": 455, "height": 30, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Liow, J. C. (2018). Southeast Asia in 2017: Grappling with uncertainty. Southeast Asian Affairs , 59-74. https://doi.org/10.1355/9789814786843-006.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 396, "width": 455, "height": 47, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lone, W. & Naing, S. (2017). At least 71 killed in Myanmar as Rohingya insurgents stage major attack . Retrieved from https://www.reuters.com/article/us-myanmar-rohingya- idUSKCN1B507K.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 449, "width": 454, "height": 47, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maulana, Z., & Newman, E. (2022). Contesting the ‘responsibility to protect’ in Southeast Asia: Rejection or normative resistance? Global Responsibility to Protect, 14 (1), 37-74. https://doi.org/10.1163/1875-984X-14010001.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 502, "width": 456, "height": 47, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Munro, J. (2011). The relationship between the origins and regime design of the ASEAN intergovernmental commission on human rights (AICHR). The International Journal of Human Rights, 15 (8), 1185-1214. https://doi.org/10.1080/13642987.2010.511996.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 556, "width": 459, "height": 46, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Müller, H. (2004). Arguing, bargaining and all that: Communicative action, rationalist theory and the logic of appropriateness in international relations. European Journal of International Relations , 10 (3), 395-435. https://doi.org/10.1177/1354066104045542.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 609, "width": 410, "height": 15, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Outhwaite, W. (1994). Habermas: A critical introduction . Cambridge, UK: Polity Press.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 630, "width": 455, "height": 47, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Parameswaran, P. (2017). ASEAN deploys terror aid to Philippines amid Marawi crisis . Retrieved on 10 January 2023 from https://thediplomat.com/2017/07/asean-deploys-terror- aid-to-philippines-amid-marawi-crisis/.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 684, "width": 457, "height": 30, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Petcharamesree, S. (2013). The ASEAN human rights architecture: Its development and challenges. The Equal Rights Review, 11 , 46-60.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 721, "width": 459, "height": 46, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Phan, H. D. (2019). Promotional versus protective design: The case of the ASEAN intergovernmental commission on human rights. The International Journal of Human Rights , 23 (6), 915-937. https://doi.org/10.1080/13642987.2018.1562919.", "type": "List item" }, { "left": 174, "top": 416, "width": 289, "height": 199, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IN PRESS", "type": "Picture" }, { "left": 72, "top": 792, "width": 17, "height": 15, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "204", "type": "Page footer" }, { "left": 394, "top": 792, "width": 130, "height": 15, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Reform and Evolution", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 71, "width": 454, "height": 47, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pisanò, A. 2014. Human rights and sovereignty in the ASEAN path towards a human rights declaration. Human Rights Review, 15 (4), 391-411. https://doi.org/10.1007/s12142- 014-0313-7.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 124, "width": 454, "height": 31, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Risse-Kappen, T. (2000). “Let's argue!”: Communicative action in world politics. International Organization, 54 (1), 1-39. https://doi.org/10.1162/002081800551109.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 162, "width": 456, "height": 62, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rosyidin, M. (2020). Reconciling state’s sovereignty with global norms: Indonesia’s quiet diplomacy in Myanmar and the feasibility of the implementation of responsibility to protect (R2P) in Southeast Asia. Global Responsibility to Protect , 12 (1), 11-36. http://dx.doi.org/10.1163/1875984X-01201003.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 231, "width": 454, "height": 62, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RSIS. (2020). Governing human-induced disasters in Southeast Asia: Insights from the 2017 Marawi conflict . Retrieved on 10 January 2023 from https://www.rsis.edu.sg/wp-content/ uploads/2020/04/PR200423_Governing-Human-induced-Disasters-in-Southeast- Asia.pdf.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 299, "width": 454, "height": 47, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ryu, Y., & Ortuoste, M. (2014). Democratization, regional integration and human rights: The case of the ASEAN intergovernmental commission on human rights. The Pacific Review, 27 (3), 357-382. https://doi.org/10.1080/09512748.2014.909521.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 353, "width": 454, "height": 46, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Schimmelfennig, F. (2000). International socialization in the new Europe: Rational action in an institutional environment. European Journal of International Relations, 6 (1), 109-139. https://doi.org/10.1177/1354066100006001005.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 406, "width": 455, "height": 46, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Schofield, J. W. (2002). Increasing the generalizability of qualitative research. In Huberman, A.M. and Miles. M.B. (eds.), The Qualitative Researcher’s Companion . California: Sage Publications.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 459, "width": 460, "height": 46, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Stubbs, R. (2019). ASEAN sceptics versus ASEAN proponents: Evaluating regional institutions. The Pacific Review , 32 (6), 923-950. https://doi.org/10.1080/09512748. 2019.1611627.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 512, "width": 455, "height": 47, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sukma, R. (2012). The ASEAN political and security community (APSC): Opportunities and constraints for the R2P in Southeast Asia. The Pacific Review, 25 (1), 135-152. https://doi.org/10.1080/09512748.2011.632975.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 565, "width": 458, "height": 31, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sundrijo, D. A. (2020). Regionalizing global human rights norms in Southeast Asia . Berlin, Germany: Springer Nature.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 603, "width": 457, "height": 30, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suresh, V. (2019). The Rakhine crisis-role of ASEAN . Retrieved on 27 February 2022 from https://www.rsis.edu.sg/wp-content/uploads/2019/02/CO19030.pdf.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 640, "width": 456, "height": 47, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suzuki, S. (2021). Interfering via ASEAN? In the case of disaster management. Journal of Current Southeast Asian Affairs , 40 (3), 400-417. https://doi.org/10.1177/18681034211 016865.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 693, "width": 454, "height": 31, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Thuzar, M. (2019). Repatriating the Rohingya: What regional cooperation can and cannot do. ISEAS Perspective, 73 , 1-8.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 731, "width": 454, "height": 30, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tobing, D. H. (2019). Introduction: The human rights body of ASEAN. In R. W. Nandyatama, D. H. Tobing, & S. S. Bharat, The Evolution of The ASEAN Human Rights Mechanism:", "type": "List item" }, { "left": 174, "top": 495, "width": 289, "height": 120, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IN PRESS", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 792, "width": 131, "height": 15, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of ASEAN Studies", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 792, "width": 17, "height": 15, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "205", "type": "Page footer" }, { "left": 107, "top": 71, "width": 420, "height": 31, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Institutional and Thematic Issues Within . Yogyakarta: ASEAN Studies Centre Faculty of Social and Political Sciences Universitas Gadjah Mada.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 109, "width": 457, "height": 77, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wahyuningrum, Y. (2014). The ASEAN intergovernmental commission on human rights: Origins, evolution, and the way forward. International Institue for Democracy and Electoral Assistance . Retrieved on 15 February 2023 from https://www.idea.int/sites/ default/files/publications/the-asean-intergovernmental-commission-on-human- rights-origins-evolution-and-the-way-forward.pdf.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 193, "width": 455, "height": 47, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wahyuningrum, Y. (2021). A decade of institutionalizing human rights in ASEAN: Progress and challenges. Journal of Human Rights , 20 (2), 158-175. https://doi.org/10.1080/ 14754835.2021.1875811.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 246, "width": 455, "height": 47, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yen, Y. M. (2011). The formation of the ASEAN intergovernmental commission on human rights: A protracted journey. Journal of Human Rights , 10 (3), 393-413. https://doi.org/ 10.1080/14754835.2011.596070.", "type": "List item" }, { "left": 174, "top": 416, "width": 289, "height": 199, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IN PRESS", "type": "Picture" } ]
31f4f187-2901-437a-3b9f-ac0f4f292f7d
https://ejurnal.its.ac.id/index.php/teknik/article/download/16372/2616
[ { "left": 47, "top": 24, "width": 333, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)", "type": "Page header" }, { "left": 548, "top": 24, "width": 20, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "D36", "type": "Page header" }, { "left": 47, "top": 217, "width": 254, "height": 128, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstrak — Kecamatan Rungkut merupakan daerah yang mengalami perkembangan cukup pesat akibat berkembangnya sektor ekonomi. Perkembangan tersebut berimbas pada peningkatan jumlah penduduk yang berbanding lurus dengan peningkatan produksi air limbah domestik. Komposisi air limbah domestik sebesar 50-80% merupakan greywater . Sebagian besar masyarakat masih menyalurkan limbah greywater ke selokan yang berakibat pada pengendapan sludge sehingga mengurangi volume saluran serta pencemaran badan air ditandai dengan terjadinya peristiwa eutrofikasi. Oleh sebab itu diperlukan perencanaan instalasi pengolahan greywater di Kecamatan Rungkut.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 347, "width": 256, "height": 61, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengolahan greywater yang direncanakan adalah unit Anaerobic Baffled Reactor (ABR). Penggunaan ABR berdasarkan dengan pertimbangan kemudahan dalam operasional dan perawatan, aspek finansial serta ketersediaan lahan. Wilayah terlayani pada 3 kelurahan dengan penduduk terpadat yaitu Kelurahan Kedung Baruk, Penjaringan Sari, dan Rungkut Kidul.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 410, "width": 254, "height": 72, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil perhitungan, instalasi pengolahan greywater yang direncanakan berdimensi p x l x t sebesar 12,4 m x 2,3 m x 2,6 m. Biaya minimal yang dibutuhkan untuk membangun unit ABR adalah Rp. 142.000.000,- dan maksimal sebesar Rp. 149.000.000,- untuk tipikal pelayanan 100 KK. Biaya pembangunan tersebut dipengaruhi oleh lokasi peletakan yaitu di jalan atau lahan kosong.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 494, "width": 255, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata Kunci — Air Limbah, Anaerobic Baffled Reactor , Greywater, Kecamatan Rungkut", "type": "Text" }, { "left": 129, "top": 535, "width": 91, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "I. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 551, "width": 255, "height": 162, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ECAMATAN Rungkut merupakan daerah yang mengalami perkembangan cukup pesat akibat dari berkembangnya sektor ekonomi. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Surabaya tahun 2015, Kecamatan Rungkut berada pada Unit Pengembangan I yang fungsi kegiatannya diarahkan untuk kegiatan permukiman, pendidikan, konservasi dan industri. Pengembangan fungsi kegiatan ini berakibat pada banyaknya pendatang dari berbagai daerah baik dari dalam maupun luar Surabaya [1]. Banyaknya pendatang akan berpengaruh terhadap pertambahan jumlah buangan air limbah oleh aktifitas rumah tangga, menjadikan salah satu sumber utama akumulasi pencemar di badan air [2]. Kecamatan Rungkut sendiri belum memiliki sistem penyaluran dan pengolahan air limbah yang terpadu.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 716, "width": 254, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sistem penyaluran limbah yang biasa digunakan masyarakat yakni blackwate r akan dialirkan ke dalam tangki septik dan", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 219, "width": 255, "height": 186, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "diresapkan ke dalam tanah atau dibuang ke saluran umum. Sedangkan, greywater langsung disalurkan ke saluran drainase [3]. Komposisi air limbah domestik sebesar 50-80% merupakan greywater [4]. Greywater merupakan air limbah non kakus hasil aktifitas rumah tangga, umumnya berasal dari kamar mandi, mesin cuci, dan dapur [5]. Greywater yang dibuang secara terus menerus ke dalam drainase dapat menimbulkan masalah bagi badan air karena zat organik yang terkandung dapat terdegradasi oleh mikroorganisme, menghasilkan lumpur dan gas. Akumulasi lumpur di dalam drainase menyebabkan pendangkalan dan berkurangnya volume saluran sehingga melebihi kapasitas ketika hujan [6]. Penyaluran greywater menuju drainase ini bertolak belakang dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 12 Tahun 2014 yang menganut sistem terpisah antara jaringan drainase dengan pengumpul air limbah.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 408, "width": 255, "height": 150, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Saat ini, banyak orang berpikir untuk menggunakan kembali air limbah dengan tujuan mengurangi konsumsi air bersih dan menjaga kelestarian lingkungan [7]. Pengelolaan greywater yang tepat dapat memberikan manfaat sebagai sumber air untuk keperluan perkebunan, pertanian, atau penggelontoran toilet [8]. Potensi tersebut dapat diwujudkan dengan perencanaan instalasi pengolahan greywater di Kecamatan Rungkut. Teknologi pengolahan dapat dipilih sesuai dengan aspek teknis, lingkungan, kebutuhan serta keinginan dari masyarakat. Anaerobic Baffled Reactor merupakan unit pengolahan yang terdiri dari kompartemen pengendap diikuti oleh beberapa reaktor baffle vertikal sehingga memaksa air limbah mengalir secara upflow [9].", "type": "Text" }, { "left": 360, "top": 578, "width": 161, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "II. METODOLOGI PERENCANAAN", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 600, "width": 87, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A. Ide Perencanaan", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 615, "width": 255, "height": 79, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ide perencanaan didapatkan akibat terjadinya kesenjangan antara kondisi eksisting dengan kondisi ideal yang ingin dicapai oleh pemerintah. Tujuan perencanaan adalah merencanakan instalasi pengolahan greywater dengan biaya operasional dan pemeliharaan yang murah yaitu unit Anaerobic Baffled Reactor untuk pemukiman padat penduduk di Kecamatan Rungkut.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 703, "width": 80, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "B. Ruang Lingkup", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 718, "width": 158, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ruang lingkup perencanaan ini adalah:", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 730, "width": 251, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Kelurahan dengan tingkat kepadatan tertinggi di", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 56, "width": 460, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perencanaan Anaerobic Baffled Reactor (ABR)", "type": "Section header" }, { "left": 100, "top": 84, "width": 419, "height": 50, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sebagai Instalasi Pengolahan Greywater di Kecamatan Rungkut Kota Surabaya", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 142, "width": 504, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bias Agatha Permata Siswanto dan Ipung Fitri Purwanti Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)", "type": "Text" }, { "left": 183, "top": 168, "width": 234, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 224, "top": 181, "width": 152, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e-mail : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 550, "width": 27, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "K", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 24, "width": 333, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)", "type": "Page header" }, { "left": 548, "top": 24, "width": 20, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "D37", "type": "Page header" }, { "left": 61, "top": 53, "width": 240, "height": 46, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kecamatan Rungkut, khususnya Kelurahan Kedung Baruk (6 RW), Penjaringan Sari (8 RW), dan Rungkut Kidul (6 RW). Pemilihan RW pelayanan berdasarkan faktor ketersediaan lahan (Gambar 1).", "type": "Text" }, { "left": 50, "top": 102, "width": 251, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Air limbah yang diolah merupakan greywater hasil aktifitas rumah tangga.", "type": "List item" }, { "left": 50, "top": 136, "width": 234, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Aspek perencanaan meliputi aspek teknis dan finansial.", "type": "List item" }, { "left": 50, "top": 148, "width": 248, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Perencanaan desain bangunan pengolahan greywater dengan tipikal untuk 100KK.", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 298, "width": 177, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 1. Wilayah Pelayanan di Kecamatan Rungkut", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 317, "width": 97, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "C. Pengumpulan Data", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 332, "width": 255, "height": 138, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Data yang dibutuhkan dalam perencanaan ini adalah data primer dan data sekunder. Data Primer meliputi data pemakaian air bersih warga, data kualitas air limbah dan ketersediaan lahan di wilayah perencanaan. Data pemakaian air bersih warga didapatkan dengan mengumpulkan nomor rekening pelanggan untuk dicari debitnya melalui website PDAM. Data kualitas air limbah didapatkan melalui hasil pengujian sampel greywater di laboratorium sedangkan data ketersedian lahan dilakukan dengan observasi dan pengukuran langsung di lapangan. Pengumpulan nomor rekening pelanggan dilakukan di tiga kelurahan dengan penentuan jumlah sampel menggunakan metode slovin , yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 474, "width": 232, "height": 28, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2 1 N = n Ne  (1)", "type": "Formula" }, { "left": 47, "top": 506, "width": 254, "height": 70, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dimana: n = ukuran sampel N = ukuran populasi E = taraf kesalahan (eror) sebesar 0,1 (10%) Jumlah sampel pada masing–masing kelurahan dapat dilihat pada Tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 50, "top": 579, "width": 240, "height": 77, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 1. Penentuan Jumlah Sampel No. Kelurahan Jumlah Populasi (KK) Jumlah Sampel (KK) 1 Rungkut Kidul 4083 28 2 Penjaringan Sari 5386 37 3 Kedung Baruk 4798 33 Total 14267 99", "type": "Table" }, { "left": 47, "top": 661, "width": 255, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Data sekunder yang dibutuhkan antara lain meliputi demografi kependudukan, peta wilayah perencanaan, baku mutu air limbah dan HSPK Kota Surabaya.", "type": "Text" }, { "left": 376, "top": 53, "width": 129, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "III. HASIL PERENCANAAN", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 75, "width": 96, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A. Proyeksi Penduduk", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 86, "width": 255, "height": 127, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Proyeksi penduduk dilakukan karena hasil proyeksi berpengaruh pada besarnya pemakaian air bersih dimasa mendatang. Jumlah pemakaian air bersih akan menentukan kuantitas debit air limbah yang mengalir menuju IPAL. Kecamatan Rungkut merupakan wilayah padat dan dapat dikatakan telah jenuh sehingga pada waktu tertentu laju pertumbuhan dan kematian berada pada tingkat yang sama. Penentuan proyeksi penduduk dengan kondisi daerah yang telah jenuh dapat dilakukan menggunakan metode analisa logaritmik. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan bahwa Kecamatan", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 204, "width": 255, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rungkut mengalami kenaikan rata-rata pertumbuhan penduduk sebesar 1,12% dengan periode perencanaan selama 5 tahun yaitu hingga tahun 2020. Berdasarkan hasil proyeksi, jumlah KK terlayani di masing- masing kelurahan adalah 1392 KK pada Kelurahan Kedung Baruk, 2412 KK pada Kelurahan Penjaringan Sari, dan 1513 KK pada Kelurahan Rungkut Kidul.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 292, "width": 89, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "B. Debit Air Limbah", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 304, "width": 255, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penentuan jumlah responden menggunakan metode slovin pada tiga kelurahan di Kecamatan Rungkut membutuhkan sampel sebanyak 99 responden, dengan asumsi 1 responden mewakili 1KK. Total 99 responden tersebut disebarkan dengan rincian 28 sampel dari Kelurahan Rungkut Kidul, 37 sampel dari Kelurahan Penjaringan Sari, serta 33 sampel dari Kelurahan Kedung Baruk .", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 386, "width": 255, "height": 92, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Debit pemakaian air bersih yang didapat melalui nomor rekening pelanggan menghasilkan rata-rata konsumsi air PDAM adalah 174 liter/orang/hari. Berdasarkan literatur [10], 80% dari pemakaian air bersih akan berubah menjadi air limbah dan 75% dari total air limbah tersebut merupakan greywater . Perencanaan ini difokuskan pada pengolahan greywater sehingga didapat debit air limbah sebesar 104,4 liter/orang/hari.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 481, "width": 255, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang direncanakan merupakan tipikal untuk 100KK dengan asumsi 1 KK terdiri dari 5 orang, maka jumlah penduduk terlayani oleh tiap unit IPAL adalah 500 orang. Debit air limbah rata-rata yang digunakan adalah 52200 L/hari atau 52,2 m 3 /hari, atau 2,2 m 3 /jam.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 557, "width": 102, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "C. Kualitas Air Limbah", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 572, "width": 255, "height": 68, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kualitas air limbah didapat melalui analisa laboratorium terhadap sampel greywater yang diambil secara grab sampling dengan frekuensi pengambilan 1 minggu sekali selama 3 minggu berturut-turut pada 1 lokasi yang sama di masing- masing Kelurahan. Rata-rata kualitas air limbah di Kecamatan Rungkut yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 640, "width": 95, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " BOD = 247,50 mg/l  COD = 553,73 mg/l", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 666, "width": 95, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " TSS = 244,82 mg/l", "type": "List item" }, { "left": 317, "top": 679, "width": 67, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " pH = 7,09", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 700, "width": 71, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "D. Desain IPAL", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 712, "width": 254, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Desain perencanaan IPAL ini didasarkan pada rumus yang tertera di literatur [11]. Perhitungan dimensi unit ABR dibagi", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 24, "width": 333, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)", "type": "Page header" }, { "left": 548, "top": 24, "width": 20, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "D38", "type": "Page header" }, { "left": 47, "top": 53, "width": 254, "height": 56, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "menjadi 2 tahap, yaitu zona tangki pengendap dan zona kompartemen. Lebar dan kedalaman unit pengolahan ditetapkan sesuai dengan kondisi ketersediaan lahan yaitu masing-masing sebesar 2 m. Kriteria desain yang digunakan pada perencanaan kali ini adalah:", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 109, "width": 110, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Zona Tangki Pengendap", "type": "List item" }, { "left": 50, "top": 125, "width": 178, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Periode Pengurasan = 2 – 3 Tahun", "type": "List item" }, { "left": 50, "top": 137, "width": 157, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Td tangki pengendap = 2 – 6 jam", "type": "List item" }, { "left": 50, "top": 149, "width": 165, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. SS/COD = 0,35 – 0,45", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 159, "width": 92, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Zona Kompartemen", "type": "List item" }, { "left": 50, "top": 174, "width": 233, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Organic Loading Rate (OLR) = < 3 KgCOD/m 3 .hari 2. Hydraulic Retention Time (HRT) = 8 – 20 jam", "type": "List item" }, { "left": 50, "top": 199, "width": 171, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Kecepatan aliran (Vup) = < 2 m/jam", "type": "List item" }, { "left": 50, "top": 212, "width": 214, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Panjang kompartemen = 50 – 60% kedalaman", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 224, "width": 254, "height": 33, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mengacu pada kriteria desain di atas, dimensi dan efisiensi removal unit ABR dapat dihitung sesuai dengan langkah- langkah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 260, "width": 161, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Perhitungan Zona Tangki Pengendap", "type": "List item" }, { "left": 54, "top": 272, "width": 248, "height": 83, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Presentase removal COD diketahui setelah mendapatkan faktor removal COD. Penentuan faktor removal COD dengan cara menarik garis pada grafik removal COD terhadap HRT di tangki pengendap (Gambar 2). Waktu tinggal direncanakan selama 3 jam, sehingga didapatkan faktor removal COD sebesar 0,40. Direncanakan nilai rasio SS/COD sebesar 0,42.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 358, "width": 157, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Perkiraan presentase removal COD", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 371, "width": 121, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "= × faktor removal", "type": "Picture" }, { "left": 68, "top": 391, "width": 81, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "= × 0,40 = 28%", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 521, "width": 255, "height": 82, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 2. Faktor Removal COD di Tangki Pengendap 3. Presentase removal BOD dapat ditentukan dengan mengetahui faktor removal BOD. Faktor removal BOD didapat melalui grafik hubungan antara faktor removal BOD terhadap removal COD (Gambar 3). Presentase removal COD diketahui sebesar 28%, maka didapatkan faktor removal BOD adalah 1,06.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 606, "width": 157, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Perkiraan presentase removal BOD", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 618, "width": 207, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "= Faktor removal BOD × presentase removal COD = 1,06 × 28% = 30%", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 165, "width": 184, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 3. Faktor removal BOD terhadap removal COD", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 176, "width": 248, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5. Perhitungan dimensi tangki pengendap mengacu pada literatur dan kriteria desain.", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 201, "width": 255, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Maka didapatkan dimensi dan persentase removal di Tangki Pengendap yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 223, "width": 126, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Dimensi Tangki Pengendap", "type": "List item" }, { "left": 349, "top": 238, "width": 104, "height": 46, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lebar = 2 meter Panjang = 4 meter Kedalaman = 2 meter Freeboard = 0,3 meter", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 285, "width": 183, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Persentase Removal di Tangki Pengendap", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 301, "width": 143, "height": 33, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Removal BOD = 30% Removal COD = 28% b. Perhitungan Zona Kompartemen", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 338, "width": 218, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Jumlah kompartemen ditentukan sebanyak 6 buah.", "type": "List item" }, { "left": 320, "top": 350, "width": 248, "height": 46, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Perhitungan efisiensi removal COD dipengaruhi oleh faktor OLR (Gambar 4), faktor COD strength (Gambar 5), faktor temperatur (Gambar 6), dan faktor HRT (Gambar 7).", "type": "List item" }, { "left": 320, "top": 400, "width": 248, "height": 33, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Laju beban organik yang masuk kedalam ABR sebesar 0,31 Kg/m 3 .hari sehingga diketahui nilai faktor OLR adalah 1.", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 551, "width": 77, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 4. Faktor OLR", "type": "Section header" }, { "left": 320, "top": 561, "width": 248, "height": 34, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. Konsentrasi COD yang masuk kedalam ABR sebesar 398,69 mg/L sehingga diketahui nilai faktor COD strength adalah 0,9.", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 709, "width": 255, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 5. Faktor COD Strength c. Temperatur di dalam unit ABR ditetapkan sebesar 30 ⁰ C sehingga diketahui nilai faktor temperatur adalah 1,1.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 24, "width": 333, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)", "type": "Page header" }, { "left": 548, "top": 24, "width": 20, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "D39", "type": "Page header" }, { "left": 47, "top": 166, "width": 98, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 6. Faktor Temperatur", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 177, "width": 247, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "d. Lamanya waktu tinggal air limbah di dalam reaktor adalah 13 jam sehingga didapatkan nilai faktor sebesar 0,85.", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 323, "width": 77, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 7. Faktor HRT", "type": "Section header" }, { "left": 54, "top": 333, "width": 248, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Perhitungan efisiensi removal BOD dengan menggunakan grafik faktor removal BOD terhadap removal COD di kompartemen (Gambar 8)", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 484, "width": 254, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 8. Faktor removal BOD terhadap removal COD di kompartemen Maka didapatkan dimensi dan persentase removal di Kompartemen yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 517, "width": 257, "height": 186, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Dimensi Kompartemen Lebar = 2 meter Kedalaman = 2 meter Panjang = 60% kedalaman = 1,2 meter Freeboard = 0,3 meter Jumlah Kompartemen = 6 buah  Persentase Removal di Kompartemen Removal BOD = 93% Removal COD = 90% Konstruksi yang digunakan untuk unit ABR direncanakan menggunakan material beton bertulang dengan asumsi daya tekan yang lebih kuat serta memiliki lifetime lebih lama. Direncanakan ketebalan beton 0,15 meter. Sehingga dimensi total unit ABR adalah:", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 706, "width": 115, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lebar = 2,3meter Panjang = 12,4 meter Kedalaman = 2,6 meter", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 53, "width": 255, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tampak Atas dan Denah ABR yang direncanakan dapat dilihat pada Gambar 9, dan Potongan memanjang pada Gambar 10, serta Potongan melintang pada Gambar 11.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 250, "width": 136, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 9. Tampak Atas dan Denah ABR", "type": "Caption" }, { "left": 313, "top": 338, "width": 171, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 10. Potongan Memanjang ABR (A-A)", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 465, "width": 181, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 11. Potongan Melintang ABR (B-B, C-C, D-D)", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 487, "width": 82, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "E. Peletakan IPAL", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 499, "width": 255, "height": 71, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "IPAL dapat diletakkan pada lahan kosong. Apabila tidak tersedia lahan kosong, IPAL dapat diletakkan di jalan. Wilayah di Kecamatan Rungkut sendiri memiliki 2 tipe jalan, yaitu jalan ber paving dan beraspal. Contoh rencana peletakan IPAL di lahan kosong, jalan paving dan aspal adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 573, "width": 248, "height": 33, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Wilayah RW 07 Kelurahan Kedung Baruk Diletakkan pada lahan kosong, dengan luas lahan 42,5 meter x 39 meter (Gambar 12).", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 702, "width": 214, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 12. Lokasi Penempatan IPAL RW 07 Kel. Kedung Baruk b. Wilayah RW 11 Kelurahan Penjaringan Sari", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 24, "width": 333, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)", "type": "Page header" }, { "left": 548, "top": 24, "width": 20, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "D40", "type": "Page header" }, { "left": 68, "top": 53, "width": 233, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Diletakkan di Jalan Pandugo Sari X (beraspal) dengan lebar jalan 6 meter (Gambar 13).", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 187, "width": 220, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 13. Lokasi Penempatan IPAL RW 11 Kel. Penjaringan Sari", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 197, "width": 247, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c. Wilayah RW 10 Kelurahan Rungkut Kidul Diletakkan di Jalan Medokan Asri Barat (ber paving ) dengan lebar jalan 6,1 meter (Gambar 14)", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 339, "width": 215, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 14. Lokasi Penempatan IPAL RW 10 Kel. Rungkut Kidul", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 367, "width": 163, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "IV. RENCANA ANGGARAN BIAYA", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 383, "width": 255, "height": 108, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rencana anggaran biaya (RAB) diperoleh dari hasil perkalian antara volume pekerjaan dengan harga satuan pokok kerja (HSPK). Harga satuan pokok pekerjaan disesuaikan dengan HSPK Kota Surabaya Tahun 2015 . Lokasi peletakan IPAL akan berpengaruh terhadap RAB, dimana pelatakan pada lahan kosong akan menghasilkan biaya yang lebih rendah dibanding peletakan di jalan. Rencana anggaran biaya untuk pembangunan unit ABR pada masing-masing lokasi yang direncanakan tertera pada Tabel 2–4.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 504, "width": 144, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 2. Rencana Anggaran Biaya (Jalan Ber paving )", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 525, "width": 237, "height": 209, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "BOQ dan RAB Pembangunan ABR NO Tahapan Konstruksi Satuan Total Biaya (Rp) Tahap Persiapan 1 Pembersihan Lapangan \"Ringan\" dan Perataan m² 351.549 2 Pembongkaran Paving tidak dipakai Kembali m² 140.620 3 Pembuatan Bouwplank m 3.221.430 Pekerjaan Utama 1 Penggalian Tanah Biasa m³ 8.881.587 2 Pengangkutan Tanah dari Lubang Galian Dalamnya Lebih Dari 1meter m³ 1.810.809 3 Pekerjaan Plat Lantai Beton m³ 13.081.265 4 Pekerjaan Kolom Beton Bertulang m³ 5.620.473 5 Pekerjaan Balok Beton Bertulang m³ 11.105.311 6 Pekerjaan Dinding Beton Bertulang m³ 78.332.190 7 Pekerjaan Plat Tutup Beton m³ 13.081.265 8 Pemasangan Pipa Air Kotor diameter 3\" m 1.826.664 9 Pemasangan Pipa Air Kotor m 128.382", "type": "Table" }, { "left": 318, "top": 52, "width": 241, "height": 656, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "diameter 4\" Pekerjaan Finishing 1 Pelapisan Waterproof m² 4.112.472 2 Pengurugan Tanah Kembali m³ 505.270 3 Pembersihan Lapangan \"Berat\" dan Perataan m² 703.098 TOTAL BIAYA 142.902.384 Tabel 3. Rencana Anggaran Biaya (Lahan Kosong) BOQ dan RAB Pembangunan ABR NO Tahapan Konstruksi Satuan Total Biaya (Rp) Tahap Persiapan 1 Pembersihan Lapangan \"Ringan\" dan Perataan m² 351.549 2 Pembuatan Bouwplank m 3.221.430 Pekerjaan Utama 1 Penggalian Tanah Biasa m³ 8.881.587 2 Pengangkutan Tanah dari Lubang Galian Dalamnya Lebih Dari 1meter m³ 1.810.809 3 Pekerjaan Plat Lantai Beton m³ 12.485.121 4 Pekerjaan Kolom Beton Bertulang m³ 5.620.473 5 Pekerjaan Balok Beton Bertulang m³ 11.105.311 6 Pekerjaan Dinding Beton Bertulang m³ 78.332.190 7 Pekerjaan Plat Tutup Beton m³ 12.485.121 8 Pemasangan Pipa Air Kotor diameter 3\" m 1.796.439 9 Pemasangan Pipa Air Kotor diameter 4\" m 120.432 Pekerjaan Finishing 1 Pelapisan Waterproof m² 4.112.472 2 Pengurugan Tanah Kembali m³ 505.270 3 Pembersihan Lapangan \"Berat\" dan Perataan m² 703.098 TOTAL BIAYA 141.531.301 Tabel 4. Rencana Anggaran Biaya (Jalan Aspal) BOQ dan RAB Pembangunan ABR NO Tahapan Konstruksi Satuan Total Biaya (Rp) Tahap Persiapan 1 Pembersihan Lapangan \"Ringan\" dan Perataan m² 351.549 2 Pembuatan Bouwplank m 3.221.430 Pekerjaan Utama 1 Penggalian Perkerasan Jalan m² 5.970.938 2 Penggalian Tanah Biasa m³ 8.881.587 3 Pengangkutan Tanah dari Lubang Galian Dalamnya Lebih Dari 1meter m³ 1.810.809 4 Pekerjaan Plat Lantai Beton m³ 13.081.265 5 Pekerjaan Kolom Beton Bertulang m³ 5.620.473 6 Pekerjaan Balok Beton Bertulang m³ 11.105.311 7 Pekerjaan Dinding Beton Bertulang m³ 78.332.190 8 Pekerjaan Plat Tutup Beton m³ 13.081.265 9 Pemasangan Pipa Air Kotor diameter 3\" m 1.826.664 10 Pemasangan Pipa Air Kotor diameter 4\" m 128.382 Pekerjaan Finishing 1 Pelapisan Waterproof m² 4.112.472 2 Pengurugan Tanah Kembali m³ 505.270 3 Pembersihan Lapangan \"Berat\" dan Perataan m² 703.098 TOTAL BIAYA 148.732.702", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 723, "width": 244, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan Tabel 2, 3, dan 4 dapat dilihat bahwa", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 24, "width": 333, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)", "type": "Page header" }, { "left": 548, "top": 24, "width": 20, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "D41", "type": "Page header" }, { "left": 47, "top": 53, "width": 254, "height": 71, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "perbedaan biaya dari ketiga lokasi tersebut adalah pada tahap persiapan dan pekerjaan utama. Peletakan pada jalan ber paving membutuhkan tambahan pekerjaan pembongkaran paving pada tahap persiapan, sedangkan peletakan pada jalan aspal membutuhkan tambahan pekerjaan penggalian perkerasan jalan pada tahap pekerjaan utama.", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 145, "width": 81, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "V. KESIMPULAN", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 161, "width": 254, "height": 44, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Kecamatan Rungkut dapat menerapkan Anaerobic Baffled Reactor (ABR) sebagai instalasi pengolahan greywater untuk tipikal pelayanan 100 KK dengan dimensi panjang x lebar x tinggi adalah 12,4 m x 2,3 m x 2,6 m.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 208, "width": 254, "height": 91, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Biaya yang dibutuhkan untuk membangun instalasi pengolahan greywater dengan tipikal pelayanan 100 KK di Kecamatan Rungkut bergantung pada lokasi peletakan. IPAL yang diletakkan pada jalan ber paving membutuhkan biaya sebesar Rp 142.902.384, apabila diletakan pada lahan kosong membutuhkan biaya Rp 141.531.301, dan peletakan pada jalan aspal membutuhkan biaya sebesar Rp 148.732.702.", "type": "Text" }, { "left": 147, "top": 314, "width": 91, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 325, "width": 254, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[1] O. Vidianti dan P. G. Ariastita, “Arahan Penataan Permukiman di Kelurahan Kalirungkut Surabaya”, thesis, Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS, Surabaya (2011)", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 353, "width": 254, "height": 45, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[2] J. C. C. Mende, V. A. Kumurur, dan I. L. Moniaga, “Kajian Sistem Pengelolaan Air Limbah pada Permukiman Kawasan Sekitar Danau Tondano (Studi Kasus: Kecamatan Remboken Kabupaten Minahasa)”, Jurnal Binaan dan Arsitektur, Universitas Sam Ratulangi, Makassar (2015)", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 402, "width": 254, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[3] A. Zubair, K. Riswal, dan Wulandari, “Studi Identifikasi Lokasi Pembangunan IPAL Komunal dan Evaluasi IPAL Komunal yang Ada di Kecamatan Panakukkang Makassar”, Jurnal Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin Makassar (2015)", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 440, "width": 254, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[4] E. C. Ukpong dan J. C. Agunwamba, “Grey Water Reuse for Irrigation”, International Journal of Applied Science and Technology , Vol. 2 No. 8", "type": "List item" }, { "left": 65, "top": 458, "width": 24, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(2012)", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 466, "width": 254, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[5] B. Jefferson, A. Palmer, P. Jeffrey, R. Stuetz, dan S. Judd, “Grey water characterization and its impact on the selection and operation of technologies for urban reuse”, Water Science and Technology Journal, Vol. 50 No. 2 (2004)", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 506, "width": 254, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[6] A. Santoso, “Perencanaan Pengolahan Air Limbah Domestik dengan Alternatif media Biofilter (Studi Kasus : Kejawan Gebang Kelurahan keputih Surabaya)”, Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXII; Surabaya, Indonesia, 24 Januari 2015", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 544, "width": 251, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[7] S. I. Pratiwi dan E. S. Soedjono, “Studi Replikasi IPAL Grey Water", "type": "List item" }, { "left": 65, "top": 552, "width": 235, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tepat Guna Berbasis Surabaya Green and Clean ”, Prosiding Seminar", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 563, "width": 236, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nasional Manajemen Teknologi XXII; Surabaya, Indonesia, 24 Januari 2015.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 582, "width": 254, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[8] D. Widianti dan M. Handajani, “Studi Karakteristik Greywater untuk Melihat Potensi Pemanfaatan Greywater di Kota Bandung”, Tugas Akhir. Program Studi Teknik Lingkungan ITB (2010).", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 610, "width": 254, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[9] E. Tilley, L. Ulrich, C. Lüthi, P. Reymond, dan C. Zurbrügg, “Compendium of Sanitation Systems and Technologies 2 nd revised edition”, Dübendorf: EAWAG.", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 637, "width": 254, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[10] J. Supriyanto, “Kajian Penggunaan Reaktor Biofilter untuk Pengolahan Greywater di Kawasan Pemukiman Atas Air Kelurahan Margasari Kota Balikpapan Menuju Konsep Zero Waste”, Thesis, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (2014).", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 677, "width": 256, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[11] L. Sasse, B. Gutterer, T. Panzerbieter, dan T. Reckerzugel, “Decentralised Wastewater Treatment Systems (DEWATS) and", "type": "List item" }, { "left": 65, "top": 696, "width": 189, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sanitation in Developing Countries”, UK: BORDA (2009)", "type": "Text" } ]
2b70963f-8a55-a441-95bf-a0c795e16a8b
http://ejournal.sisfokomtek.org/index.php/jpkm/article/download/2547/2287
[ { "left": 56, "top": 51, "width": 474, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) e-ISSN : 2745 4053 Vol. 5 No. 2, 2024 |pp: 2299-2307 | DOI : http://doi.org/10.55338/jpkmn.v5i2.2547", "type": "Text" }, { "left": 519, "top": 757, "width": 22, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2299", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 772, "width": 472, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terakreditasi SINTA 5 SK :105/E/KPT/2022 Syaharani Cahyani, et.al Peningkatan Partisipasi Masyarakat di Surabaya Untuk Mewujudkan Kampung Ramah Perempuan Dan Anak", "type": "Page footer" }, { "left": 77, "top": 81, "width": 445, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peningkatan Partisipasi Masyarakat di Surabaya Untuk Mewujudkan Kampung Ramah Perempuan dan Anak", "type": "Section header" }, { "left": 154, "top": 146, "width": 289, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Syaharani Cahyani, 2) Ignatia Martha Hendrati, 3) Wirya Wardaya", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 164, "width": 471, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1,2,3) Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur, Surabaya, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 188, "width": 406, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Email Corresponding: [email protected] ¹, [email protected]²* ,", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 200, "width": 143, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[email protected] ³", "type": "Table" }, { "left": 56, "top": 238, "width": 192, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 56, "top": 261, "width": 44, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: DP3APPKB KAS RPA Masyarakat", "type": "Table" }, { "left": 200, "top": 261, "width": 341, "height": 134, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program KAS RPA di Kelurahan Sememi, khususnya RW 03, merupakan inisiatif Pemerintah Surabaya dan DP3APPKB untuk menciptakan kampung ramah, dengan kenyamanan, dan keamanan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Melibatkan sekitar 6.969 jiwa, program ini mengajak partisipasi aktif masyarakat dalam mewujudkan pola basis pertumbuhan dan perkembangan anak. Menggunakan metode Community Based Participatory Research (CBPR), pendampingan program KAS RPA di RW 03 diikuti dengan tindak lanjut berupa monitoring dan evaluasi, termasuk perbandingan kegiatan sebelum dan setelah pendampingan. Hasil yang didapat pada pengabdian ini terkesan kurang maksimal dalam menciptakan kampung yang ramah, berbagai tantangan muncul, seperti cakupan wilayah yang terbatas, keterbatasan sumber daya, kurangnya kesadaran masyarakat, dan perbedaan budaya. Solusi untuk mengatasi tantangan tersebut melibatkan ekspansi cakupan wilayah, kolaborasi aktif warga, peningkatan kesadaran melalui sosialisasi, pendampingan intensif, serta pendekatan yang tepat dan sensitif terhadap budaya dan kebiasaan masyarakat setempat.", "type": "Text" }, { "left": 200, "top": 412, "width": 54, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 56, "top": 433, "width": 42, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: DP3APPKB KAS RPA Community", "type": "Table" }, { "left": 198, "top": 434, "width": 343, "height": 123, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program (KAS RPA) in Sememi Village, especially RW 03, is an initiative of the Surabaya Government and DP3APPKB to create a friendly, comfortable and safe village for children's growth and development. Involving around 6,969 people, this program invites active community participation in forming a system based on child growth and development patterns. Using the Community Based Participatory Research (CBPR) method, the KAS RPA program assistance in RW 03 was followed by follow-up in the form of monitoring and evaluation, including a comparison of activities before and after the assistance. Although successful in creating a friendly village, various challenges arise, such as limited area coverage, limited resources, lack of community awareness, and cultural differences. The solution to overcome these challenges involves expanding regional coverage, active collaboration of residents, increasing awareness through outreach, intensive assistance, as well as an appropriate and sensitive approach to the culture and habits of local communities.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 570, "width": 217, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This is an open access article under the CC–BY-SA license.", "type": "Text" }, { "left": 56, "top": 639, "width": 108, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 652, "width": 485, "height": 86, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kota yang memiliki julukan kota terbesar setelah Jakarta adalah kota Surabaya. Dengan memiliki julukan sebagai kota terbesar kedua tidak menutup kemungkinan bahwa kota Surabaya tidak terhindar dari suatu kasus salah satunya case berupa kejahatan kekerasan yang dilakukan kepada anak. Angka kekerasan terhadap anak bervariasi disetiap wilayah Indonesia, termasuk Kota Surabaya (Ridwan & Hartono, 2023). Perilaku kekerasan mencakup tindakan seseorang yang dapat membahayakan atau menciptakan kekhawatiran, baik melalui kata- kata maupun tindakan fisik terhadap orang lain sehingga menimbulkan dampak yang menyebabkan kemarahan, kekacauan, dan kecemasan yang tidak terkendali (Malfasari et al., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 56, "top": 51, "width": 474, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) e-ISSN : 2745 4053 Vol. 5 No. 2, 2024 |pp: 2299-2307 | DOI : http://doi.org/10.55338/jpkmn.v5i2.2547", "type": "Text" }, { "left": 519, "top": 757, "width": 22, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2300", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 772, "width": 472, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terakreditasi SINTA 5 SK :105/E/KPT/2022 Syaharani Cahyani, et.al Peningkatan Partisipasi Masyarakat di Surabaya Untuk Mewujudkan Kampung Ramah Perempuan Dan Anak", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 79, "width": 485, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kota Surabaya sebagai bagian dari kumpulan perkampungan yang terus berkembang seiring dengan berjalannya waktu, mengalami pertumbuhan pesat dan dinamis. Perkembangan cepat ini tidak hanya membawa dampak positif bagi kota, seperti peningkatan pertumbuhan ekonomi, peluang kerja yang bertambah, kenaikan pendapatan dan berbagai kemudahan lainnya, tetapi juga menimbulkan konsekuensi negatif yang menghadirkan beragam permasalahan, seperti kekerasan pada anak (Widjajanti, 2013). Untuk menghadapi dampak negatif dari kekerasan pada anak tersebut, diperlukan penciptaan lingkungan disekitar rumah yang memberikan rasa aman dan nyaman khususnya untuk perempuan dan anak. Dengan memastikan keamanan dan kenyamanan disekitar rumah, risiko terjadinya peristiwa yang merugikan anak-anak sebagai penerus bangsa dapat diminimalkan. Hal ini memberikan jaminana akan perlindungan dan kesejahteraan bagi perempuan dan anak (Mochklas et al., 2019).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 205, "width": 485, "height": 137, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemerintahan di Indonesia salah satunya yakni kota Surabaya menjadi salah satu kota yang berpotensi dalam melaksanakan program KAS RPA. Program KAS RPA merupakan salah satu program dari Pemerintah Surabaya bersama DP3APPKB. Pemerintah Kota Surabaya melakukan sosialisasi terhdap 29 kecamatan dan kelurahan yang belum maksimal dalam menggerakkan KAS-RPA (Aisyah & Prasetyawan, 2022). Program ini menitik beratkan pada anak, seperti yang kita ketahui bahwa anak merupakan anugerah dan pemberian dari Tuhan yang membawa nilai-nilai kehormatan dan kedudukan dalam dirinya, Memberikan perlindungan kepada anak merupakan suatu hak yang harus diberikan dengan tegas. Perlindungan ini tidak hanya memberikan keamanan fisik, tetapi juga membuka akses bagi anak untuk meraih haki-hak lainnya, termasuk hak untuk hidup, berkembang dan berpartisipasi secara penuh. Karena anak dianggap sebagai aset berharga bagi bangsa, tanggung jawab dalam pengasuhan, perkembangan, dan pertumbuhan anak sejak dini menjadi tugas bersama baik keluarga, masyarakat, dan negara (Sumiati et al., 2023).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 345, "width": 485, "height": 175, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagaimana peraturan dan kebijakan-kebijakan yang sudah ditetapkan guna melindungi hak-hak anak yang disesuaikan dengan kebijakan otonomi daerah guna untuk mendukung adanya perlindungan anak baik di lingkungan terkecil hingga lingkungan terbesar (Said et al., 2017). Tertuang pada norma hukum yakni Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2011 yang berisi di dalamnya mengenai amanat terhadap masyarakat yang memiliki kewajiban serta tanggung jawab terhadap anak melalui upaya perlindungan anak dengan metode yang membutuhkan dukungan dari masyarakat untuk turut serta dalam menyelenggarakan perlindungan kepada anak (Pemerintah Kota Surabaya, 2011). Hal ini berkesinambungan dengan adanya Program KAS RPA yang berkonsep sebagai kampung yang memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap anak dan perempuan melalui upaya terciptanya kampung yang memberikan semua kebutuhan anak yang ada di lingkungan tersebut seperti spiritual, edukasi, emosional, jasmani dan intelektual serta memberikan kenyamanan dan keamanan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan dan juga mengupayakan perlindungan terhadap perempuan dan anak. Dan telah terbukti bahwasanya program KAS RPA ini memberikan manfaat sebagai program yang mengembangkan aspek komitmen masyarakat Kota Surabaya guna mendukung pola tumbuh kembang anak melalui kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan anak dan perempuan (Suharta & Septiarti, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 522, "width": 485, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu wilayah yang ikut berpartisipasi dalam program tersebut yaitu Kelurahan Sememi lebih tepatnya RW 03 (RT 04 dan RT 07), dengan total penduduk sekitar 6.969 jiwa (Umum, n.d.). Pemerintah berupaya menggerakkan KAS RPA di wilayah ini untuk mewujudkan kampung ramah perempuan dan anak serta mengajak seluruh masyarakat di wilayah Sememi RW 03 untuk mendukung terbentuknya sistem yang berdasarkan pola tumbuh kembang anak dan didukung oleh semua pihak untuk memenuhi hak-hak anak dan memberikan perlindungan yang terbaik.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 598, "width": 485, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan dari Program pendamping KAS RPA di Kelurahan Sememi RW 03 yaitu mengajak warga untuk mewujudkan kampung yang dapat memberikan semua kebutuhan anak yang ada di lingkungan tersebut, seperti spiritual, edukasi, emosional, jasmani dan intelektual. Menurut (Tegowati, 2020) menyatakan bahwa upaya untuk memberikan kenyamanan dan keamanan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, dan juga mengupayakan bantuan berupa melakukan perlindungan kepada perempuan dan anak secara optimal dengan 5 program ini, antara lain: Kampung Aman, Kampung Sehat, Kampung Asuh, Kampung Belajar dan Kampung Kreatif-Produktif.", "type": "Text" }, { "left": 56, "top": 702, "width": 78, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "II. MASALAH", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 716, "width": 485, "height": 36, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berbagai permasalahan muncul dalam upaya meningkatkan partisipasi masyarakat Sememi untuk mewujudkan kampung ramah perempuan dan anak melalui program KAS-RPA. Tantangan-tantangan tersebut antara lain:", "type": "Text" }, { "left": 56, "top": 51, "width": 474, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) e-ISSN : 2745 4053 Vol. 5 No. 2, 2024 |pp: 2299-2307 | DOI : http://doi.org/10.55338/jpkmn.v5i2.2547", "type": "Text" }, { "left": 519, "top": 757, "width": 22, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2301", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 772, "width": 472, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terakreditasi SINTA 5 SK :105/E/KPT/2022 Syaharani Cahyani, et.al Peningkatan Partisipasi Masyarakat di Surabaya Untuk Mewujudkan Kampung Ramah Perempuan Dan Anak", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 79, "width": 484, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Cakupan wilayah yang masih terbatas: Diperlukan ekspansi cakupan wilayah agar kontribusi warga dapat optimal, mempercepat pengembangan indikator program KAS-RPA secara berkelanjutan.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 104, "width": 484, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Keterbatasan sumber daya: Terdapat keterbatasan sumber daya manusia dan finansial dalam mengoptimalkan program KAS-RPA. Sehingga kolaborasi dan partisipasi aktif dari seluruh warga kampung diperlukan untuk mencapai tujuan program.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 142, "width": 484, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Kurangnya kesadaran masyarakat: Kesadaran masyarakat terkait pentingnya lingkungan yang aman, nyaman, dan ramah perlu ditingkatkan untuk memastikan pemenuhan hak anak dan pemberdayaan perempuan. Sehingga perlu dilakukan sosialisasi dan pendampingan intensif terkait program KAS-RPA.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 180, "width": 484, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Perbedaan budaya dan kebiasaan: Perbedaan budaya dan kebiasaan antar masyarakat dapat mempengaruhi implementasi program KAS-RPA. Sehingga diperlukan pendekatan yang tepat dan sensitif terhadap budaya dan kebiasaan masyarakat setempat.", "type": "List item" }, { "left": 56, "top": 231, "width": 71, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "III. METODE", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 243, "width": 485, "height": 112, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode yang dilakukan dengan menggunakan pola Community Based Participatory Research (CBPR), yaitu berkolaborasi dengan warga RW 03 Kelurahan Sememi, Kecamatan Benowo. Berdasarkan analisis situasi dan permasalahan yang teridentifikasi dari mitra dan para kader sesuai dengan program KAS RPA terkait kesesuaian menurut indikatornya, tahapan dalam kegiatan ini dilakukan dengan 2 (dua) pendekatan, yaitu sosialisasi dan pendampingan (Kas-rpa et al., n.d.). Pelaksanaan sosialisasi dan pendampingan dilakukan mulai bulan September hingga Desember secara offline dengan melibatkan seluruh warga RW 03 dapat memahami materi program KAS RPA dan pengimplementasi kegiatan KAS RPA sesuai dengan indikator. Pengimplementasian program KAS RPA ini harus didasari atas komitmen bersama dari semua pihak tanpa terkecuali (Jumanah et al., 2023). Indikator yang terlibat dapat diuraikan dalam tabel berikut:", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 369, "width": 369, "height": 88, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Pelaksanaan Kegiatan Pendampingan Indikator Program Kegiatan Kampung Belajar • Fasilitasi dan pendampingan belajar anak • Penguatan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) • Pembinaan", "type": "Table" }, { "left": 122, "top": 447, "width": 152, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mental keagamaan dan kebhinekaan • Bebas anak putus sekolah", "type": "Table" }, { "left": 284, "top": 391, "width": 116, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Konsultasi dan diskusi", "type": "List item" }, { "left": 284, "top": 405, "width": 252, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Menyediakan buku bacaan dengan jumlah yang banyak", "type": "List item" }, { "left": 284, "top": 431, "width": 252, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Mengadakan kegiatan keagamaan seperti pengajian dan persekutuan doa.", "type": "List item" }, { "left": 62, "top": 457, "width": 474, "height": 65, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Memberikan penanganan berupa bantuan fasilitas sekolah kepada anak yang rawan putus sekolah seperti beasiswa dan fasilitas dengan dinas yang terkait. Kampung Sehat • Bebas asap rokok (perilaku merokok)", "type": "Table" }, { "left": 122, "top": 522, "width": 147, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Lingkungan bersih dan hijau", "type": "List item" }, { "left": 122, "top": 535, "width": 152, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Bebas gizi buruk dan stunting", "type": "List item" }, { "left": 122, "top": 549, "width": 133, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Bebas miras dan NAPZA", "type": "List item" }, { "left": 122, "top": 562, "width": 48, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• PHBS", "type": "List item" }, { "left": 122, "top": 575, "width": 136, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Gerakan sayang ibu (GSI)", "type": "List item" }, { "left": 122, "top": 589, "width": 152, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Pendidikan kesehatan reproduksi untuk perempuan,", "type": "Table" }, { "left": 140, "top": 618, "width": 80, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "anak, dan remaja.", "type": "List item" }, { "left": 284, "top": 496, "width": 252, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Terpasangnya poster himbauan larangan merokok di balai RW", "type": "Table" }, { "left": 284, "top": 522, "width": 252, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Mengadakan kerja bakti yang dilaksanakan 2x dalam sebulan", "type": "List item" }, { "left": 284, "top": 548, "width": 252, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Adanya kegiatan posyandu (5 meja) 1x dalam sebulan", "type": "List item" }, { "left": 284, "top": 561, "width": 252, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Menyebarkan media promosi atau himbauan ( poster, banner, leaflet, dan buku panduan) untuk membebaskan kampung dari miras dan penyalahgunaan narkoba.", "type": "Text" }, { "left": 284, "top": 613, "width": 243, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Menyediakan tempat cuci tangan di tempat umum.", "type": "List item" }, { "left": 284, "top": 626, "width": 123, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Kegiatan olahraga rutin.", "type": "List item" }, { "left": 284, "top": 639, "width": 252, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Mengadakan kegiatan sosialisasi terkait peran ayah atau suami terhadap kesehatan ibu dan anak", "type": "List item" }, { "left": 63, "top": 666, "width": 337, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Sosialisasi tentang KB Kampung Asuh • Pengasuhan berbasis hak anak dan kesetaraan gender", "type": "Table" }, { "left": 122, "top": 705, "width": 152, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Pengurangan resiko dan sistem penanganan krisis keluarga", "type": "Table" }, { "left": 284, "top": 679, "width": 184, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Keterlibatan ayah dalam pengasuhan.", "type": "List item" }, { "left": 284, "top": 692, "width": 252, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Kegiatan simulasi penanganan kasus untuk satgas PPA bekerjasama dengan babin, polrestabes dan puspaga.", "type": "List item" }, { "left": 56, "top": 51, "width": 474, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) e-ISSN : 2745 4053 Vol. 5 No. 2, 2024 |pp: 2299-2307 | DOI : http://doi.org/10.55338/jpkmn.v5i2.2547", "type": "Text" }, { "left": 519, "top": 757, "width": 22, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2302", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 772, "width": 472, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terakreditasi SINTA 5 SK :105/E/KPT/2022 Syaharani Cahyani, et.al Peningkatan Partisipasi Masyarakat di Surabaya Untuk Mewujudkan Kampung Ramah Perempuan Dan Anak", "type": "Page footer" }, { "left": 63, "top": 76, "width": 473, "height": 130, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Ada tempat pengasuhan alternatif di kampung • Ada nomer telfon darurat kampung yang bisa dihubungi ketika bermasalah dengan kekerasan. • Ada pembinaan rutin melalui posyandu terkait pengasuhan, tumbuh kembang anak dll. Kampung Aman • Aman dari kekerasan, diskriminasi dan eksploitasi perempuan dan anak. • Aman dari resiko tindak kriminal terhadap perempuan dan anak.", "type": "Table" }, { "left": 122, "top": 206, "width": 125, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Aman dari kecelakaan.", "type": "List item" }, { "left": 122, "top": 219, "width": 151, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Siaga bencana (utamanya yang akan berpengaruh pada perempuan dan anak).", "type": "List item" }, { "left": 284, "top": 128, "width": 252, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Ada struktur PJ PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak) di Kelurahan.", "type": "List item" }, { "left": 284, "top": 154, "width": 252, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Ada mekanisme alur pengaduan dan penanganan kekerasan dan eksploitasi.", "type": "List item" }, { "left": 284, "top": 180, "width": 252, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Ada infrastruktur untuk meminimalisir tempat rawan kekerasan dan criminal pada perempuan dan anak.", "type": "List item" }, { "left": 284, "top": 206, "width": 252, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Area publik yang aman dari kecelakaan dan kejahatan.", "type": "List item" }, { "left": 284, "top": 233, "width": 252, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Ada rambu-rambu yang meningkatkan keselamatan perempuan dan anak.", "type": "List item" }, { "left": 63, "top": 259, "width": 473, "height": 64, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Ada pencegahan dan pengurangan terhadap resiko bencana. Kampung Kreatif- Produktif • Ruang ekpresi/aspirasi anak dan perempuan.", "type": "Table" }, { "left": 122, "top": 311, "width": 126, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Kelompok ramah anak.", "type": "List item" }, { "left": 122, "top": 324, "width": 96, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Partisipasi anak.", "type": "List item" }, { "left": 122, "top": 338, "width": 151, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Peningkatan kecakapan hidup perempuan.", "type": "List item" }, { "left": 122, "top": 364, "width": 121, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Partisipasi perempuan.", "type": "List item" }, { "left": 287, "top": 285, "width": 249, "height": 51, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Ada fasilitas yang dapat memfasilitasi anak-anak untuk melakukan kegiatah produktif yang dapat mendukung minat dan bakat seperti olahraga, kesenian, lapangan bermain dll", "type": "List item" }, { "left": 287, "top": 336, "width": 249, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Ada kelompok anak yang menjadi pelopor perubahan lingkungan kampung seperti PIK-KRR maupun kader lingkungan.", "type": "List item" }, { "left": 287, "top": 375, "width": 249, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Memfasilitasi pelatihan usaha mikro untuk menciptakan pengembangan ekonomi mikro di kalangan perempuan.", "type": "Text" }, { "left": 56, "top": 416, "width": 229, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sumber: DP3APPKB Kota Surabaya (Jamil et al., 2023)", "type": "Text" }, { "left": 56, "top": 441, "width": 156, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IV. HASIL DAN PEMBAHASA", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 453, "width": 484, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengimplementasian pada program KAS RPA dilakukan pada bulan September hingga Desember 2023 dengan tujuan mewujudkan kampung ramah perempuan dan anak di RW 03 Kelurahan Sememi Kecamatan Benowo. Berikut hasil kegiatan program KAS RPA yang ditunjukkan dalam klasifikasi diantaranya yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 504, "width": 435, "height": 240, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Luaran kegiatan yang telah tercapai Indikator Pra Pendampingan Selepas Pendampingan Dokumentasi Kampung Belajar • Tidak adanya pakta jam belajar atau banner karena warga memiliki tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang baik sehingga anak-anak belajar dengan pendampingan orang tua. • Telah tersedia fasilitas pendidikan formal untuk anak dan perempuan, seperti Paud dan TPQ/TPA. • Fasilitas Pojok Baca “Maca Gayeng” yang di bidani oleh komponen", "type": "Table" }, { "left": 262, "top": 526, "width": 132, "height": 153, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Menumbuhkan Peran orang tua adalah memantau kemajuan belajar adanak sesuai dengan minat dan bakatnya. • Membangun karakter warga untuk meningkatkan kompetensi dengan berbagai materi dengan pemateri internal maupun eksternal sesuai dengan", "type": "Table" }, { "left": 272, "top": 682, "width": 54, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kebutuhan.", "type": "Table" }, { "left": 262, "top": 612, "width": 263, "height": 132, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Salah satu cara penting untuk meningkatkan kesadaran literasi adalah dengan meningkattkan Gambar 1 TPQ Mitra Insaani Gambar 2 Paud Mekar Semanggi", "type": "Table" }, { "left": 56, "top": 51, "width": 474, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) e-ISSN : 2745 4053 Vol. 5 No. 2, 2024 |pp: 2299-2307 | DOI : http://doi.org/10.55338/jpkmn.v5i2.2547", "type": "Text" }, { "left": 519, "top": 757, "width": 22, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2303", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 772, "width": 472, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terakreditasi SINTA 5 SK :105/E/KPT/2022 Syaharani Cahyani, et.al Peningkatan Partisipasi Masyarakat di Surabaya Untuk Mewujudkan Kampung Ramah Perempuan Dan Anak", "type": "Page footer" }, { "left": 66, "top": 79, "width": 450, "height": 672, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RT 04 dan RT 07, merupakan unit layanan yang menawarkan berbagai jenis buku bacaan untuk berbagai usia sehingga membantu meningkatkan literasi anak. • Cara untuk meningkatkan kerukunan agama, kegiatan pengajian seperti pengajian rutin telah menjadi bagian dari kehidupan sehari- hari warga. partisipasi warga melalui penyediaan buku untuk meningkatkan literasi anak. • Kader menawarkan program peningkatkan keterampilan yang membangun karakter siswa tanpa memandang perbedaan gender dan didasarkan pada tingkat pendidikan anak. Gambar 3 Pengajian rutin Kampung Sehat • Kegiatan kerja bakti yang melibatkan perempuan dan anak merupakan cara yang baik dalam mempromosikan partisipasi aktif dan kesadaran masyarakat dalam lingkungan yang dilakukan 3x dalam sebulan. • Pemeriksaan jentik nyamuk melalui kunjungan rumah warga dapat memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnua menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan mereka. • Penimbangan berat badan melalui kegiatan posyandu adalah salah satu komponen penting dari pemantauan pertumbuhan anak-anak dari pemantauan kesehatan ibu hamil serta menyusui. • Pemberian makanan tambahan kepada bayi stunting dapat membantu kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan kesehatan yang optimal.", "type": "Table" }, { "left": 262, "top": 279, "width": 132, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Membuat himbauan poster/banner mengenai larangan merokok. • Melakukan Pembiasaan", "type": "Table" }, { "left": 262, "top": 334, "width": 132, "height": 137, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "cuci tangan pakai sabun oleh warga adalah langkah penting dalam menjaga kebersihan dan kesehatan individu. Tempat cuci tangan tersedia di tempat umum sehingga masyarakat bisa melakukan pembiasaan tersebut. • Melakukan", "type": "Table" }, { "left": 272, "top": 461, "width": 122, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan olahraga secara rutin.", "type": "Table" }, { "left": 262, "top": 484, "width": 131, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Mensosialisasikan mengenai peran ayah atau dukungan suami dalam", "type": "List item" }, { "left": 272, "top": 525, "width": 122, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengasuhan sangat penting dalam memastikan keluarga memiliki dukungan yang kuat.", "type": "Table" }, { "left": 262, "top": 573, "width": 132, "height": 90, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Mendampingi ketika ibu menyusui dalam program IMD oleh suami atau ayah. Hal tersebut berpengaruh dalam kesuksesan program tersebut melalui dukungan ayah atau suami.", "type": "Text" }, { "left": 412, "top": 448, "width": 107, "height": 266, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4 Poster larangan merokok Gambar 5 Kerja Bakti Gambar 6 PHBS", "type": "Picture" }, { "left": 56, "top": 51, "width": 474, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) e-ISSN : 2745 4053 Vol. 5 No. 2, 2024 |pp: 2299-2307 | DOI : http://doi.org/10.55338/jpkmn.v5i2.2547", "type": "Text" }, { "left": 519, "top": 757, "width": 22, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2304", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 772, "width": 472, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terakreditasi SINTA 5 SK :105/E/KPT/2022 Syaharani Cahyani, et.al Peningkatan Partisipasi Masyarakat di Surabaya Untuk Mewujudkan Kampung Ramah Perempuan Dan Anak", "type": "Page footer" }, { "left": 66, "top": 76, "width": 328, "height": 599, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Sosialisasi kegiatan program KB Kampung Asuh • Keluarga melakukan tugas pengasuhan dan pendidikan secara informal atau menanamkan nilai-nilai karakter pada anak melalui program kelas parenting yang dirancang khusus untuk orang tua. • Program PB (Pengakuan Bermakna) merupakan komunitas ibu-ibu yang ingin berbincang (curhat) tentang berbagai hal dan program ATB (Arisan Tak Biasa) merupakan program yang menawarkan banyak kegiatan selain arisan. • Menciptakan lingkungan yang mendukung dan mendorong keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak. Dengan melibatkan ayah secara aktif dalam kegiatan tersebut, kita dapat memperkuat ikatan keluarga, mendukung tumbuh kembang anak, serta menciptakan lingkungan keluarga yang seimbang dan positif. • Membentuk Satgas Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) bertanggung jawab atas perlindungan dan pemberdayaan perempuan dan anak melalui bantuan hukum, bantuan medis dan dukungan psikologi. • Mendampingi penguatan peran Satgas PPA untuk mencegah KDRT, kekerasan terhadap perempuan dan anak, perlindungan hukum, dan pemulihan psikologis. • Menentukan nomor telfon darurat kampung meliputi Bapak Arif (RW), Bapak Suparmo (Seksi Sosiak dan Humas) dan Ibu Yuli (PKBM). Nomor telfon mereka dapat dihubungi ketika terdapat keadaan darurat dikampung. • Monitoring anak melalui posyandu yang dilakukan satgas PPA adalah langkah penting dalam memastikan bahwa anak tetap dalam kondisi yang aman dan sehat.", "type": "Table" }, { "left": 407, "top": 255, "width": 117, "height": 351, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 7 Pengasuhan oleh Ayah Gambar 8 SK Pembentukan Satgas PPA Gambar 9 Penguatan Satgas PPA", "type": "Picture" }, { "left": 56, "top": 51, "width": 474, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) e-ISSN : 2745 4053 Vol. 5 No. 2, 2024 |pp: 2299-2307 | DOI : http://doi.org/10.55338/jpkmn.v5i2.2547", "type": "Text" }, { "left": 519, "top": 757, "width": 22, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2305", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 772, "width": 472, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terakreditasi SINTA 5 SK :105/E/KPT/2022 Syaharani Cahyani, et.al Peningkatan Partisipasi Masyarakat di Surabaya Untuk Mewujudkan Kampung Ramah Perempuan Dan Anak", "type": "Page footer" }, { "left": 66, "top": 76, "width": 184, "height": 459, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kampung Aman • Pemasangan kamera CCTV di RW 03 dapat mencegah atau mengurangi resiko tindak criminal terhadap perempuan dan anak. • Fasilitas public seperti masjid dan taman bermain yang mudah diawasi oleh masyarakat dan ramah perempuan dan anak. • Linmas memiliki peran penting dalam menjaga keamanan, ketertiban, dan ketentraman masyarakat serta membantu kegiatan sosial kemasyarakatan. • Kawasan RW 03 Sememi terdapat rambu peringatan yang memperingatkan pengendara agar berhati-hati saat melewati kawasan kampung karena sering dijumpai anak-anak disekitar kawasan kampung. • Upaya warga dalam pencegahan dan pengurangan risiko bencana yaitu dengan melakukan kerja bakti yang diselenggarakan", "type": "Table" }, { "left": 140, "top": 538, "width": 83, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3x dalam sebulan.", "type": "Text" }, { "left": 262, "top": 76, "width": 132, "height": 153, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Membentuknya satgas PPA Kelurahan dalam memastikan perlindungan perempuan dan anak di masyarakat. Mereka berkontribusi pada perubahan sosial yang positif dengan mengedukasi, mencegah, dan menangani masalah yang berkaitan dengan perlindungan perempuan", "type": "Table" }, { "left": 272, "top": 231, "width": 48, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan anak.", "type": "List item" }, { "left": 262, "top": 241, "width": 132, "height": 179, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• Membentuk mekanisme alur pengaduan dan penanganan kekerasan dan eksploitasi perempuan dan anak atau KDRT disarankan untuk melapor RT setempat dengan bantuan PPA atau lapor RW kemudian jika belum usai maka dilanjutkan penanganan oleh petugas PKBM diwilayah kecamatan. • Menyediakan kotak P3K", "type": "Table" }, { "left": 442, "top": 164, "width": 47, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 10", "type": "Table" }, { "left": 433, "top": 176, "width": 64, "height": 125, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CCTV RW 03 Gambar 11 Linmas RW 03", "type": "Picture" }, { "left": 65, "top": 450, "width": 453, "height": 302, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 12 Rambu-rambu peringatan Kampung Produktif- Kreatif • Melalui pelatihan olahraga (sepak bola) secara teratur dapat membantu anak-anak dalam mengembangkan minat dan bakat mereka dalam bermain sepak bola serta mengembangkan keterampilan sosial, kerja sama dan kepemimpinan. • Peningkatan kemampuan hidup perempuan melalui program pelatihan dan • Membentuk kader penggerak pemberdayaan ekonomi dan lingkungan memberikan peningkatan jumlah produk yang dijual belikan serta pemantauan lingkungan tetap terjaga untuk kesehatan masyarakat. Gambar 13 Pelatihan Sepak Bola", "type": "Table" }, { "left": 56, "top": 51, "width": 474, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) e-ISSN : 2745 4053 Vol. 5 No. 2, 2024 |pp: 2299-2307 | DOI : http://doi.org/10.55338/jpkmn.v5i2.2547", "type": "Text" }, { "left": 519, "top": 757, "width": 22, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2306", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 772, "width": 472, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terakreditasi SINTA 5 SK :105/E/KPT/2022 Syaharani Cahyani, et.al Peningkatan Partisipasi Masyarakat di Surabaya Untuk Mewujudkan Kampung Ramah Perempuan Dan Anak", "type": "Page footer" }, { "left": 140, "top": 79, "width": 110, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "keterampilan pemberdayaan ekonomi perempuan yang telah memiliki kemampuan", "type": "Table" }, { "left": 140, "top": 129, "width": 101, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "untuk industri kuliner.", "type": "Text" }, { "left": 442, "top": 78, "width": 47, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 14", "type": "Section header" }, { "left": 414, "top": 90, "width": 103, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelatihan kuliner di PKK", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 155, "width": 485, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelaksanaan pendampingan program KAS RPA di wilayah RW 03 Kelurahan Sememi, Kecamatan Benowo, menunjukkan adanya tindakan lanjut berupa monitoring dan evaluasi (Nuraini et al., 2023). Meskipun terdapat kegiatan yang menunjukkan keterlibatan yang masih minim dalam rapat-rapat, baik dari masyarakat maupun pemangku kepentingan, namun ada banyak kegiatan yang telah dilakukan selama periode pendampingan. Hasil evaluasi ini dapat dihubungkan dengan permasalahan yang telah diidentifikasi sebelumnya:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 231, "width": 484, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Cakupan wilayah yang masih terbatas: Hasil monitoring dan evaluasi menunjukkan bahwa walaupun ada kegiatan yang dilakukan, cakupan wilayah masih terbatas. Oleh karena itu, ekspansi cakupan wilayah perlu dilakukan agar kontribusi warga dapat lebih optimal, mempercepat pengembangan indikator program KAS-RPA secara berkelanjutan.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 281, "width": 484, "height": 61, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Keterbatasan sumber daya: Meskipun ada kegiatan yang telah dilakukan, tindakan lanjut mencatat bahwa ada beberapa kegiatan dengan keterlibatan yang masih minim. Ini dapat mencerminkan adanya keterbatasan sumber daya manusia dan finansial. Dalam konteks ini, perlu terus diperkuat kolaborasi dan partisipasi aktif dari seluruh warga kampung untuk mengatasi keterbatasan ini dan mencapai tujuan program.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 345, "width": 484, "height": 60, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Kurangnya kesadaran masyarakat: Evaluasi menunjukkan bahwa ada tantangan dalam keterlibatan masyarakat, yang dapat mencerminkan kurangnya kesadaran terkait program KAS-RPA. Oleh karena itu, hasil ini dapat menjadi dasar untuk meningkatkan upaya sosialisasi dan pendampingan yang lebih intensif guna meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya lingkungan yang aman, nyaman, dan ramah.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 408, "width": 484, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Perbedaan budaya dan kebiasaan: Meskipun terdapat kegiatan, hasil evaluasi dapat membantu untuk menyadari bahwa perbedaan budaya dan kebiasaan antar masyarakat dapat mempengaruhi implementasi program KAS-RPA. Hasil evaluasi ini dapat menjadi dasar untuk menyempurnakan pendekatan yang lebih tepat dan sensitif terhadap budaya dan kebiasaan masyarakat setempat.", "type": "List item" }, { "left": 56, "top": 472, "width": 97, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "V. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 484, "width": 485, "height": 112, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program yang diterapkan oleh DP3APPKB di RW 03 Kelurahan Sememi, Kecamatan Benowo, berhasil menciptakan kampung yang ramah, nyaman, dan aman untuk tumbuh kembang anak. Pelaksanaan pendampingan program KAS RPA menunjukkan adanya tindakan lanjut melalui monitoring dan evaluasi. Meskipun terdapat kegiatan dengan keterlibatan yang masih minim, evaluasi tersebut memberikan dasar untuk mengatasi permasalahan yang diidentifikasi sebelumnya, seperti perluasan cakupan wilayah, penguatan kolaborasi dan partisipasi masyarakat, peningkatan kesadaran masyarakat, serta penyempurnaan pendekatan terhadap perbedaan budaya (aktivitas) dan kebiasaan masyarakat setempat. Dengan demikian, kampung tersebut berpotensi menjadi lingkungan yang mendukung pemenuhan hak anak dan pemberdayaan perempuan secara optimal.", "type": "Text" }, { "left": 56, "top": 611, "width": 138, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UCAPAN TERIMA KASIH", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 624, "width": 484, "height": 60, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan terlaksanannya rangkaian kegiatan yang berjalan dengan lancer dan semestinya diucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi membantu dan turut andil serta diantarannya saya sampaikan terima kasih kepada DP3APPKB yang sudah memberikan kesempatan. Serta terima kasih kepada komponen pemerintahan setempat yakni kepada Lurah, TW, RT, Kader dan masyarakat RW 03 yang telah bekerjasama dalam menjalankan kegiatan pengabdian masyarakat .", "type": "Text" }, { "left": 56, "top": 700, "width": 101, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 712, "width": 484, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aisyah, & Prasetyawan, A. (2022). Partisipasi Masyarakat Dalam Mewujudkan Kampung Ramah Anak Melalui Program Inisiasi Kampunge Arek Suroboyo (KAS) di Kelurahan Jambangan Kecamatan Jambangan Kota Surabaya (Studi Pada Rt 7 dan Rt 8 Rw 3 Kelurahan Jambangan Kecamatan Jambangan Kota Surabaya). Jurnal Publika , 5 (3), 1–", "type": "Text" }, { "left": 56, "top": 51, "width": 474, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) e-ISSN : 2745 4053 Vol. 5 No. 2, 2024 |pp: 2299-2307 | DOI : http://doi.org/10.55338/jpkmn.v5i2.2547", "type": "Text" }, { "left": 519, "top": 757, "width": 22, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2307", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 772, "width": 472, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terakreditasi SINTA 5 SK :105/E/KPT/2022 Syaharani Cahyani, et.al Peningkatan Partisipasi Masyarakat di Surabaya Untuk Mewujudkan Kampung Ramah Perempuan Dan Anak", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 78, "width": 10, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 90, "width": 484, "height": 67, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jamil, M., Tegowati, Faisal, M., & Kirana, A. A. (2023). Pengoptimalan kampung ramah perempuan dan anak. Jurnal Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (JP2M) , 4 (1), 307–316. https://doi.org/10.33474/jp2m.v4i1.20197 Jumanah, J., Ruliyansyah, D., Miranda, E., & Yuliani, E. (2023). Implementasi Kebijakan Perlindungan Khusus Pada Program Kota Layak Anak (KLA). JIPAGS (Journal of Indonesian Public Administration and Governance Studies) , 7 (1), 12–22. https://doi.org/10.31506/jipags.v7i1.16013 Kas-rpa, B., Kampung, M., & Anak, R. (n.d.). Modul Magang .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 159, "width": 484, "height": 160, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Malfasari, E., Febtrina, R., Maulinda, D., & Amimi, R. (2020). Analisis Tanda dan Gejala Resiko Perilaku Kekerasan pada Pasien Skizofrenia. Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa , 3 (1), 65. https://doi.org/10.32584/jikj.v3i1.478 Mochklas, M., Rusmawati, Z., Santoso, A., & Jannah, R. (2019). Pendampingan Kampung Pendidikan Kampung’E Arek Suroboyo (Kp Kas) Rw 03 Kelurahan Ketintang Surabaya. Jurnal Komunitas : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat , 2 (1), 51–59. https://doi.org/10.31334/jks.v2i2.470 Nuraini, I., Uula, U., Firdaus, C., Rahmana, A., & Nafiah, I. F. (2023). Pendampingan Kampung Arek Suroboyo Ramah Perempuan dan Anak ( KAS-RPA ) RW IV Kelurahan Pakal Surabaya . September , 38–45. Pemerintah Kota Surabaya. (2011). Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 6 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan . 1965 , 49. Ridwan, N. A., & Hartono, S. (2023). Collaborative Governance Program Sinau Bareng Untuk Mengatasi Kekerasan Kepada Anak Di Kelurahan Kandangan Surabaya . 1 (6). Said, M. R., Murtono, M., & Utaminingsih, S. (2017). Implementasi Kota Layak Anak Di Kabupaten Demak. Refleksi Edukatika : Jurnal Ilmiah Kependidikan , 8 (1). https://doi.org/10.24176/re.v8i1.1795 Suharta, R. B., & Septiarti, S. W. (2018). Pengembangan perlindungan sosial kampung ramah anak di Kota Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 321, "width": 456, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JPPM (Jurnal Pendidikan Dan Pemberdayaan Masyarakat) , 5 (1), 9–18.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 333, "width": 170, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.21831/jppm.v5i1.11313", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 345, "width": 484, "height": 136, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumiati, Imam Suyitno, & Bakhtiar. (2023). Peran Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Terhadap Tindak Kekerasan Anak Di Kota Makassar (Perda Nomor 5 Tahun 2018 Tentang Perlindungan Anak). SEMAR : Jurnal Sosial Dan Pengabdian Masyarakat , 1 (01), 23–35. https://doi.org/10.59966/semar.v1i01.42 Tegowati. (2020). PENDAMPINGAN KAMPUNG PENDIDIKAN-KAMPUNGE AREK SUROBOYO (KP KAS) BANYU URIP KATEGORI MADYA Tegowati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya. Abadimas Adi Buana , 03 (2), 2622–5700. Umum, A. G. (n.d.). Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Jenis Jen is Kelamin per Kelurahan Hasil Registrasi Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur per Kelurahan Hasil Registrasi Tahun 2016 . Widjajanti, W. W. (2013). Menciptakan Kampung Kota Sebagai Hunian yang Ramah dalam Konteks Urban di Surabaya Studi Kasus: Kampung Kota di Kawasan Tunjungan dan sekitarnya. Jurnal Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya , 4 . https://jurnal.itats.ac.id/wp-content/uploads/2013/04/Menciptakan-Kampung-Kota-sebagai-Hunian- yang-Ramah-dalam-Konteks-Urban-di-Surabaya-_2001_.pdf", "type": "Text" } ]
2da4c326-b60f-3ea2-7475-2b1f9b4cbd74
https://jurnal.unsur.ac.id/prisma/article/download/385/504
[ { "left": 85, "top": 793, "width": 440, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PRISMA 48 Vol. VIII, No. 1, Juni 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 422, "top": 48, "width": 73, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN 2089 3604 e-ISSN 2614 4611", "type": "Page header" }, { "left": 144, "top": 39, "width": 41, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PRISMA", "type": "Section header" }, { "left": 144, "top": 53, "width": 145, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume VIII, No. 1, Juni 2019 https://jurnal.unsur.ac.id/prisma", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 95, "width": 440, "height": 61, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "THE COMPARISON BETWEEN THE USE OF NHT TYPE AND STAD TYPE OF COOPERATIVE MODEL IN CONTEXTUAL APPROACH SETTING ON JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS' MATHEMATICAL UNDERSTANDING", "type": "Section header" }, { "left": 257, "top": 172, "width": 99, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ujang Cahya Setia", "type": "Text" }, { "left": 230, "top": 186, "width": 153, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SMP NEGERI 1 CIBINONG", "type": "Table" }, { "left": 243, "top": 200, "width": 127, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[email protected]", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 228, "width": 151, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penerimaan : 19 Januari 2019", "type": "Text" }, { "left": 360, "top": 228, "width": 117, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diterima : 20 Juni 2019", "type": "Text" }, { "left": 274, "top": 268, "width": 61, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 289, "width": 442, "height": 150, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The low skill of students' mathematical understanding can affect the quality of students' learning which has an impact on the low achievement of students' in schools. One effort to improve the skill of understanding is by choosing and applying the model of learning that can enable students' eagerness to learn, namely cooperative learning model which can be used as an alternative learning model. Objectives to be gained in this study is to determine whether there is difference in the skill of mathematical understanding of junior high school students which use contextual approach setting cooperative learning model NHT type with STAD type on the subject of bangun ruang sisi datar. The method used in this research is subject experiments to students of SMP class VIII which is divided into two experimental groups, namely NHT type and STAD type. Teachers can develop cooperative learning model because it can improve students' learning outcomes. Teachers should experiment with learning methods more for the sake of the most appropriate and varied models selection.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 454, "width": 342, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Key words: Mathematical understanding, Cooperative Learning, NHT, STAD", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 481, "width": 99, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 513, "width": 442, "height": 136, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mathematical learning in schools aims to refer to mathematical functions as well as to national education objectives that have been formulated in the Guidelines of State Policy (Garis-garis Besar Haluan Negara/GBHN), that the main purpose of providing mathematical education at the level of primary and secondary education is to prepare students to be able to deal with changes in the life of an ever-evolving world, through understanding and acting on the basis of logical, rational, critical, effective, and efficient thinking which prepares students to use mathematical thinking in their daily lives.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 670, "width": 442, "height": 73, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In science learning, to be able to achieve the expected condition, which is to improve students' learning achievement, teachers should be able to create an atmosphere that can stimulate students to be active and happy in following the learning process. Teachers must have the skill to have a learning approach with appropriate learning model", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 793, "width": 440, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PRISMA 49 Vol. VIII, No. 1, Juni 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 95, "top": 33, "width": 213, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal PRISMA Universitas Suryakancana", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 78, "width": 442, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "in the learning process. This learning model should be able to enable students' eagerness to learn.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 132, "width": 442, "height": 197, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mathematical learning will be effective when a teacher is able to develop all students' potentials, including the skill of understanding, reasoning, and learning outcome skill. Developing the creativity of studying hard habitual, honest, discipline, and having good social attitude and various skills needed in social life, is not easy for a teacher or prospective teachers in a condition where teacher is expected to develop all those potentials in teaching and learning activities. A teacher is expected to be able to implement and adapt to various teaching methods with materials or learning materials in accordance with the objectives to be achieved. Teachers should be able to select the learning methods based on students' needs, so that the students will learn with strong impetus because the learning given is considered useful.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 351, "width": 442, "height": 114, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A more serious effort from the teacher in applying the method of learning is needed in improving the students' mathematical understanding. The learning method needed is the method which is able to improve and develop students' learning ways, so that students' mathematical understanding can also be developed. One of the methods that can by used by the teacher is contextual approach or commonly called as Contextual Teaching and Learning (CTL).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 487, "width": 445, "height": 177, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "As it is known that Contextual Teaching and Learning is a holistic learning process and it aims to help students understand the meaning of teaching materials by relating them to their daily life context (personal, social and cultural context). This will make the students have dynamic and flexible knowledges/skills to actively construct their own understanding and emphasize the process of their involvement in finding the material. This means that the learning process is oriented directly to the experience process. In order to discover the relationship between the material learned and the real life situation, the students are required to be able to capture the relationship between the learning experience in school and the real life.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 685, "width": 443, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In order to achieve such learning, the selection and development of mathematical learning in SMP (junior high school level) is emphasized on its compatibility with the condition and characteristics of the students, so that the teaching materials can be developed with orientation on the focus of the problem type to be taught. By using", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 793, "width": 440, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PRISMA 50 Vol. VIII, No. 1, Juni 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 95, "top": 33, "width": 213, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal PRISMA Universitas Suryakancana", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 78, "width": 442, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "contextual learning media with the setting of cooperative model, it is expected that the learning activity will be in accordance with the needs, so that the achievement of the planned competencies can be achieved optimally.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 152, "width": 442, "height": 115, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The skill of mathematical understanding is one of the important goals in learning. This means that the materials are not only to be memorized. But more than that, it is expected that the students should be able to understand comprehensively the subject's concept. Mathematical understanding is also one of the objectives of each material delivered by the teacher. So, in order to improve the mathematical understanding, a more serious teachers' effort, such as applying certain learning methods, is required.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 288, "width": 442, "height": 157, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "By using the cooperative model of contextual approach, students are expected to participate actively in the learning process, because this model emphasizes the process of searching and finding a problem faced by students in a group. Cooperative learning model (Cooperative Learning) is based on the activeness of the students' to form the concept, principal, and theory presented to them. They cultivate it actively in a group, adjusting to the knowledge scheme already possessed in their cognitive structure, and other students may add or reject it. It is expected that students who study in a group will have a better knowledge acquisition than students who learn individually.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 466, "width": 442, "height": 115, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In cooperative learning, many method types are introduced. All of these types have both advantages and disadvantages. In this regard, in order to be able to create good quality of human resources, teachers may use appropriate methods and approaches. In this case, the approach considered to be in accordance with the development of Mathematical Sciences is contextual learning approach with cooperative learning model Numbered Heads Together (NHT) and Student Teams Achievement Division (STAD) type.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 602, "width": 442, "height": 156, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "By choosing and using contextual learning approach with model of cooperative learning type of Numbered Heads Together (NHT), students are divided into small groups to make a better interaction among students, and between students and teacher. Each group holds a discussion to complete the material given by the teacher. Each member is given a number that will represent his group to explain learning outcomes. Members are randomly selected by the teacher so that each group member has individual responsibility. It means that group members have to do discussion to master the material and ensure each group member knows and understands the material. Contextual approach with cooperative model", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 793, "width": 440, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PRISMA 51 Vol. VIII, No. 1, Juni 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 95, "top": 33, "width": 213, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal PRISMA Universitas Suryakancana", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 78, "width": 442, "height": 156, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "of Student Teams Achievement Division (STAD) has advantages such as motivating students more in groups to encourage and help each other in mastering the material presented. In this model, groups are formed from high-skill, moderate, and low-skill students. Other characteristics are class presentation, group study, individual test, and awards stage. The model is expected to create an active learning environment and better communication, and also to stimulate students to give and share each other. This circumstances are not only to improve the understanding of the material, but also to improve the social interaction among students.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 256, "width": 442, "height": 114, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "On the basis of these matters, the cooperative model of NHT type and STAD type through Contextual Teaching and Learning approach will be compared. So, it will be revealed whether or not there is difference in mathematical understanding skill. Clearly, this study entitled \"The Comparison Between the Use of NHT and STAD Type of Cooperative Model in Contextual Approach Setting on Junior High School Students' Mathematical Understanding\".", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 392, "width": 442, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the background of the study, the problem is formulated as follows: Is the skill of mathematical understanding of junior high school students whose learning using a contextual approach with the Setting of cooperative learning model type Numbered Heads Together (NHT) is better than that using Student Teams Achievement Division (STAD) type?", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 508, "width": 442, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study aims to determine whether there is a difference in mathematical understanding of junior high school students' between those who use NHT and STAD type of cooperative learning model in contextual approach setting.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 582, "width": 154, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mathematical Understanding", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 614, "width": 442, "height": 156, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The skill of mathematical understanding is one of the important goals in learning. This means that the materials are not only to be memorized. But more than that, it is expected that the students should be able to understand comprehensively the subject's concept. Understanding is the lowest level in the aspect of cognition associated with mastery or understanding of something. The term understanding is defined as the absorption of the meaning of a material being studied. Furthermore, understanding is one aspect in Bloom's Taxonomy. Understanding is also defined as the absorption of the meaning of a material matter learned. So, to understand an object in depth, one must know:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 793, "width": 440, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PRISMA 52 Vol. VIII, No. 1, Juni 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 95, "top": 33, "width": 213, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal PRISMA Universitas Suryakancana", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 78, "width": 442, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) the object itself; 2) its relation to other similar objects; 3) its relation to other unlike objects; 4) dual-relation with other similar objects; 5) relations with objects in other theories.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 152, "width": 443, "height": 135, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bloom classifies understanding (Comprehension) into the second cognitive level. Understanding describes a definition, so that students are expected to be able to understand mathematical ideas if they can use their ideas to communicate. At this level, students are expected to know how to communicate and use their ideas to communicate. Understanding is not only to understand an information but also the objectivity, attitudes and meaning of an information. In other words, a student should be able to change an information in his mind into another meaningful form.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 309, "width": 242, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Skemp, distinguishes two types of understanding:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 342, "width": 442, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. The instrumental understanding, which is to memorize something separately or to apply something to a simple/complicated calculation; does something algorithmically.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 383, "width": 442, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Relational understanding, which can link something with other things correctly and aware of the process undertaken.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 437, "width": 442, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Instrumental understanding is defined as the understanding of mutually exclusive concepts and only memorizing formulas in simple calculations. In this case, one only understands the order of processing or algorithms. A relational understanding contains a scheme or structure that can be used in the explanation of a wider problem and its usage properties.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 552, "width": 442, "height": 136, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Meanwhile students' understanding of mathematical concepts, according to NCTM (1989: 223), can be seen from the students' skills in: (1) Defining spoken and written concepts; (2) Identifying and creating examples and non-examples; (3) Using models, diagrams and symbols to present a concept; (4) Converting a form of representation to another; (5) Knowing various meanings and interpretations of concepts; (6) Identifying the properties of a concept and recognizing the conditions that define a concept; (7) Comparing and differenting concepts.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 709, "width": 442, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Contextual Teaching and Learning Approach is an effort to improve students' activeness in teaching and learning process. Gunawan, (2010: 79) states that Contextual Teaching and Learning Approach is a learning strategy that links the learning materials", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 793, "width": 440, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PRISMA 53 Vol. VIII, No. 1, Juni 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 95, "top": 33, "width": 213, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal PRISMA Universitas Suryakancana", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 78, "width": 442, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "naturally with the real world of students' so it can make the connection between the knowledge they have with the life of students' as members of family and society.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 132, "width": 442, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Next is the Contextual Teaching and Learning approach according to Johnson (2010: 43) who states that:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 185, "width": 415, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "the reason for the use of contextual learning because of the centralistic and uniformistic mindset that characterizes the packaging of our educational world where decisions are always carried out on the basis of hierarchies. There is a tendency in today's education to return to the idea that children will learn better if the environment is created naturally. Learning will be more meaningful if the children \"experience\" themselves of what has happened, not \"know\" it. Target-oriented learning of material mastery proves successful in short-term \"remember\" competencies, but fails to equip children in solving problems in long-term life. Contextual Teaching and Learning is a teaching approach whose characteristics meet the explained expectation.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 344, "width": 442, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "From the description above, it can be concluded that the learning with contextual approach emphasizes on the use of high-level thinking, transfer of knowledge, information and data modeling from various sources.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 406, "width": 442, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Contextual approach as a learning approach that facilitates the learning activities of students to seek, process, and find learning experiences that are more concrete (related to real life) through the involvement of trying-to-do and experiencing-themselves learning activities. Thus, learning is not only seen from the product side, but the most important is the process. Therefore, the teacher's job is to plan and use the appropriate learning strategy of how this strategy is considered more effective in guiding the students' learning activities in order to find what they hope.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 563, "width": 327, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Advantages and Disadvantages of Cooperative Learning Model", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 616, "width": 442, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Each learning model has advantages and disadvantages, as well as Cooperative Learning. According to Slavin (1997: 21), Cooperative learning has advantages and disadvantages as follows:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 678, "width": 442, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. It can develop students' achievement, both test results made by teacher as well as standard test.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 720, "width": 441, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Students' confidences are on the rise, students feel more controlled for their academic success.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 793, "width": 440, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PRISMA 54 Vol. VIII, No. 1, Juni 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 95, "top": 33, "width": 213, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal PRISMA Universitas Suryakancana", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 78, "width": 441, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Cooperative strategies provide impressive developments in interpersonal relationships among members of different ethnic groups.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 132, "width": 442, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cooperative learning model STAD method has not been widely applied to our education world. Most teachers are reluctant to apply this system for several reasons. Lie (2002: 22) states that the reason teachers are reluctant to apply cooperative learning in class ie:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 226, "width": 441, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Concerns that there will be chaos in the classroom and students do not wish to learn if they are placed in groups.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 268, "width": 441, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Many people have negative impressions of cooperative activities or learning in groups.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 288, "width": 333, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Many students are not happy to be told to cooperate with others.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 309, "width": 441, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Diligent students may feel that they have to work more than other students in their group, while the less able students may feel inferior to be placed in a group with smarter students.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 371, "width": 441, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. The diligent students may also feel that their underprivileged teams just ride on their toil.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 425, "width": 442, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "According to Slavin (1995: 21), Cooperative learning has the following disadvantages:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 478, "width": 441, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. If the teacher fails to remind the student to always use the cooperative skills in the group, the group dynamics will appear to be stuck.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 520, "width": 442, "height": 93, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. If the number of groups is not considered, for example less than three, then a member will tend to withdraw and less active in the discussion. Conversely, if the group is more than five, then there is a possibility that some members will only just put their names because no tasks for them. If the group leader can not constructively resolve the conflicts, then the group work will be less effective.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 635, "width": 116, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Research Method", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 668, "width": 442, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In collecting data needed to achieve the objective, experimental method is used, because there are manipulations of treatment. This research consists of two variables that are independent variable and dependent variable. The independent variable is the skill of mathematical understanding of students whose learning uses a contextual approach with", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 793, "width": 440, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PRISMA 55 Vol. VIII, No. 1, Juni 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 95, "top": 33, "width": 213, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal PRISMA Universitas Suryakancana", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 78, "width": 442, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "the Setting of Cooperative Learning Model of NHT type and STAD type cooperative learning model.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 120, "width": 443, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The experimental design used in this study is the pretest-postest control group design (Ruseffendi, H.E.T. (2010:50) . The population in this research is all students of class VIII SMPN 1 Cibinong Cianjur District in the academic year of 2012 -2013. The sample in this research is taken 2 class randomly that is class VIII A as experiment class (experiment I), and class VIII E as control class (experiment II).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 236, "width": 59, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Result", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 268, "width": 442, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the processing and analysis of the pretest and postest data, the result is presented in the following table:", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 338, "width": 358, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 1. Normality Class Data Test of the Use of NHT Learning Type", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 374, "width": 297, "height": 69, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Class Test Mean StDev N AD P NHT Type Pretest 29,29 15,35 35 0,427 0,296 Postest 74,43 10,13 35 0,445 0,278", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 494, "width": 442, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "From the data above, the pretest for Mathematical understanding class, which uses NHT type learning model, has P-Value>0,440. This means that Ho is accepted and normally distributed. For postest, this class has P-Value>0.278 which is concluded that Ho is accepted and the NHT type is also normally distributed.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 589, "width": 364, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 2. Normality Class Data Test of the Use of STAD Learning Type", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 622, "width": 272, "height": 69, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Class Test Mean StDev N AD P STAD Type Pretest 30,74 13,82 34 0,289 0,594 Postest 70,14 10,11 35 0,470 0,233", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 793, "width": 440, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PRISMA 56 Vol. VIII, No. 1, Juni 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 95, "top": 33, "width": 213, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal PRISMA Universitas Suryakancana", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 78, "width": 442, "height": 94, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "From the data above, the postest for mathematical understanding class, which uses NHT type learning model, has P-Value>0,278. This means that Ho is accepted and normally distributed. For mathematical understanding class which uses STAD type learning model, the P-Value>0.278 which is concluded that Ho is accepted and the NHT type is also normally disrtibuted.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 194, "width": 442, "height": 93, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the data analysis on the comparison of junior high school students' mathematical understanding skill who have been treated using Numbered Heads Together (NHT) and Teams Achievement Division (STAD) type of contextual teaching approach's cooperative learning model, it is found that there is an improvement in students' mathematical understanding skill.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 309, "width": 442, "height": 136, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prior to the implementation of the study, the pretest is conducted with the aim of knowing whether there is a difference between the two classes used as research objects. The test results show no difference which means that the students have not been treated in both experiment classes. The final result shows that there is also no difference. In this case both models have no advantages in improving students' mathematical understanding. The factors that cause the skills of students' are not different significantly can be seen as follows:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 466, "width": 442, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. The skills of students' mathematical understanding before being given treatment have similiarity, even though the students are in different class, that is students can understand the same subject matter.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 528, "width": 442, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Although the two types of learning used are different, but in the implementation of learning, students have high activity so the results obtained are not significantly different.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 590, "width": 442, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Before the implementation of learning, the students, both using NHT or STAD learning type, do not experience any difficulties.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 793, "width": 440, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PRISMA 57 Vol. VIII, No. 1, Juni 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 95, "top": 33, "width": 213, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal PRISMA Universitas Suryakancana", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 78, "width": 98, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BIBLIOGRAPHY", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 111, "width": 354, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arikunto, Suharsimi (2006). Prosedur Penelitian . Jakarta: Rineka Cipta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 127, "width": 419, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arikunto, Suharsimi (2002). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan . Jakarta: Bumi Aksara.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 143, "width": 419, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arikunto, Suharsimi (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan . Jakarta: Bumi Aksara.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 174, "width": 442, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alsailah, C.A. (2005). Contextual Teaching and Learning Menjadi Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikan dan Bermakna. Bandung: MMC", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 206, "width": 438, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gunawan, A. W. (2010). Genius Learning Strategy . Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Ibrahim, R. dan Sudjana, N. (2003). Perencanaan Pengajaran . Jakarta: Rineka Cipta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 238, "width": 442, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Johonson, Elanie B. (2010). Contextual Teaching & Learning, Terjemahan Alwasilah A.", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 254, "width": 197, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Chaedar. Cetakan ke 1. Bandung: Kaifa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 270, "width": 439, "height": 26, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lie, Anita (2002). Cooperative Learning . Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang- Ruang Kelas. Jakarta: Gramedia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 301, "width": 442, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "NCTM. (1989). Curuculum and Evaluation Standards for School Mathematics . Reston, VA: NCTM.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 333, "width": 442, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ruseffendi, H.E.T. (2010). Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang non-Eksakta lainnya. Bandung: Tarsito.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 365, "width": 442, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Slavin, Robert, E. (1995). Cooperative Learning: Theory, Research and Practice . Scond Edition. Boston: Allyn and Bacon Publisher.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 397, "width": 443, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Slavin, Robert (2008). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik . Bandung : Nusa Media", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 428, "width": 355, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Surakhmad, W. (1994). Penghantar Penelitian Ilmiah . Bandung: Tarsito.", "type": "Text" } ]
5a5b7355-d28a-282a-e87e-d3af095da33b
https://jurnal.syntax-idea.co.id/index.php/syntax-idea/article/download/2248/1443
[ { "left": 90, "top": 741, "width": 43, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "How to cite:", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 741, "width": 417, "height": 50, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ghea Prasita Intan Muda, Annis Kandriasari, Cucu Cahyana (2023), Pengembangan Media Video Tutorial Pembuatan Variasi Jenis Roti Manis, (5) 6, Https://Doi.Org/10.36418/Syntax-Idea. v5i6.2248 E-ISSN: 2684-883x Published by: Ridwan Institute", "type": "Table" }, { "left": 116, "top": 140, "width": 395, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO TUTORIAL PEMBUATAN VARIASI JENIS ROTI MANIS", "type": "Section header" }, { "left": 135, "top": 187, "width": 331, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ghea Prasita Intan Muda, Annis Kandriasari, Cucu Cahyana Program Studi Pendidikan Tata Boga Universitas Negeri Jakarta Email: [email protected], [email protected], [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 251, "width": 45, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 267, "width": 429, "height": 201, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangan media pelatihan dalam bentuk video tutorial dan menguji kelayakan produk media yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan metode Research and Development dan dikembangkan dengan model pengembangan ADDIE yang mencakup 5 tahapan pengembangan yaitu: 1) Analyze, 2) Design, 3) Development, 4) Implement, dan 5) Evaluation . Uji coba berupa evaluasi media dilakukan kepada ahli materi, ahli media, dan ahli bahasa. Sedangkan untuk uji coba pengguna dilakukan secara perorangan, kelompok kecil, dan uji lapangan. Evalusi dan uji coba ini dilakukan untuk menilai kelayakan media sebagai media pelatihan roti manis. Hasil rekapitulasi yang dilakukan didapat persentase 97% oleh ahli materi, 91% oleh ahli media, dan 91% oleh ahli bahasa. Pada uji coba yang dilakukan secara perorangan didapat persentase sebesar 87%, kelompok kecil sebesar 91%, dan uji lapangan sebesar 91%. Hasil penilaian tersebut menunjukan bahwa media video tutorial pembuatan variasi jenis roti manis dinyatakan layak digunakan sebagai media pelatihan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 489, "width": 293, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: Media pembelajaran, video tutorial, roti manis.", "type": "Text" }, { "left": 275, "top": 521, "width": 48, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 537, "width": 428, "height": 169, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The purpose of this research is to develop training media in the form of video tutorials and test the feasibility of the resulting media products. This study used the Research and Development method and was developed using the ADDIE development model which includes 5 stages of development, namely: 1) Analyze, 2) Design, 3) Development, 4) Implement, and 5) Evaluation. Trials in the form of media evaluation were carried out to material experts, media experts, and linguists. Meanwhile, user trials are carried out individually, small groups, and field trials. This evaluation and trial was carried out to assess the feasibility of the media as a training medium for sweetbreads. The results of the recapitulation carried out obtained a percentage of 97% by material experts, 91% by media experts, and 91% by linguists. In the individually trial the percentage was 87%, the small group was 91%, and the field trials was 91%. The results of the assessment showed", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 75, "width": 196, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL SYNTAX IDEA p–ISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398 Vol. 5, No. 6, Juni 2023", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 39, "width": 293, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ghea Prasita Intan Muda, Annis Kandriasari, Cucu Cahyana", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 781, "width": 18, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "666", "type": "Page footer" }, { "left": 332, "top": 781, "width": 182, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syntax Idea , Vol. 5, No. 6, Juni 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "that the video tutorials media for making various types of sweet bread was declared suitable for use as a training medium.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 136, "width": 276, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Learning media, video tutorials, sweetbread.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 167, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 183, "width": 428, "height": 107, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Yuliani, 2017) menyatakan bahwa perkembangan bisnis industri jasa boga semakin berkembang pesat seiring dengan kebutuhan konsumen akan makanan yang praktis sehingga kualitas pelayanan menjadi hal penting yang harus diperhatikan agar tetap dijadikan pilihan oleh pelanggan. Seiring dengan pertumbuhan tersebut, persaingan dalam industri jasa boga semakin ketat dan kompetitif. Semakin bermunculan industri jasa boga maka diperlukan banyak tenaga kerja yang terlatih dan profesional. Salah satu industri jasa boga yang ada adalah pastry & bakery (Yani & Salam, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 294, "width": 429, "height": 107, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tenaga kerja yang terlatih dan profesional diperlukan bagi pengusaha industri pastry & bakery untuk mendukung perkembangan usahanya. Hal ini menjadi peluang sekaligus tantangan khususnya bagi masyarakat yang ingin memulai berkarir ataupun mendirikan industri pastry & bakery -nya sendiri. Selain manajemen yang profesional, sumber daya manusia yang terlatih dibidang pastry & bakery juga diperlukan. Kegiatan pelatihan pengolahan produk pastry & bakery tentunya dapat menjadi solusi bagi masyarakat yang ingin mempelajari dasar-dasar dalam dunia jasa boga.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 428, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terselenggaranya kursus dan pelatihan diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang terampil", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 437, "width": 428, "height": 91, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan kompetitif di masa yang akan datang. Untuk dapat bekerja para lulusan lembaga kursus harus memiliki standar kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan industri, sehingga proses pembelajarannya dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan berbasis kompetensi. Kompetensi menurut (Suparman, 2012) adalah kombinasi dari tiga kawasan kemampuan manusia secara terkombinasi, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan perilaku untuk meningkatkan kinerja.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 532, "width": 429, "height": 218, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan diklasifikasikan ke dalam tiga bagian, yaitu pendidikan informal, pendidikan formal, dan pendidikan nonformal. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pelatihan termasuk kedalam pendidikan nonformal. Dalam pasal 26 ayat (5) dikatakan bahwa kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Noel et al dalam (Wahyuni & Bariyyah, 2019) menyatakan pelatihan sebagai jalan untuk menciptakan kemampuan intelektual yang meliputi ketrampilan dasar ( basic skill ), ketrampilan ahli ( advanced skill ), dan kemampuan memotivasi diri ( self motivated creativity ). Sementara Edwin B. Flippo dalam (Sedarmayanti & Rahadian, 2018) mengatakan bahwa pelatihan ( training ) adalah proses membantu pegawai untuk memperoleh efektivitas dalam pekerjaan yang digeluti sekarang atau yang akan datang melalui pengembangan kebiasaan, fikiran, tindakan, kecakapan, pengetahuan dan sikap.", "type": "Text" }, { "left": 152, "top": 39, "width": 362, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengembangan Media Video Tutorial Pembuatan Variasi Jenis Roti Manis", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 781, "width": 181, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syntax Idea , Vol. 5, No. 6, Juni 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "667", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 59, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manfaat pelatihan menurut Simamora dikutip dari (Ladina, 2015) antara lain yaitu meningkatkan kuantitas dan kualitas produktivitas, mengurangi waktu pembelajaran yang diperlukan karyawan untuk mencapai standar kerja yang dapat diterima, dan membentuk sikap, loyalitas, dan kerjasama yang lebih menguntungkan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 152, "width": 428, "height": 138, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu kegiatan pelatihan bidang pastry & bakery adalah pelatihan pembuatan produk roti manis. Roti manis menjadi salah satu produk pastry & bakery yang digemari semua kalangan usia, mulai dari anak-anak, dewasa hingga lansia. Hal tersebut didukung oleh kandungan roti yang bergizi dan kemasan yang mudah dibawa, sehingga roti mudah dikonsumsi kapan dan dimana saja. Roti manis merupakan olahan pangan dengan bahan baku utama tepung terigu berprotein tinggi dan tepung terigu protein sedang. Pada adonan roti manis, jumlah gula yang digunakan lebih banyak dibandingkan roti tawar. Roti manis memiliki cita rasa manis, bentuk yang beragam, serta isi dan topping yang bervariasi (Halawa, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 294, "width": 429, "height": 107, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saat ini pelatihan jasa boga yang dilakukan dibeberapa pelatihan pada umumnya menggunakan metode cooking demonstration & hands on . Pada pelatihan dengan metode cooking demonstration , peserta pelatihan hanya menonton pembuatan produk yang dipraktekkan atau didemontrasikan oleh chef atau trainer di tempat pelatihan, sedangkan pada pelatihan metode hands on peserta mempraktekkan langsung produk yang dilatihkan dengan pendampingan dari pengajar /trainer . Selama pelatihan setiap peserta akan diberikan hand out berupa resep produk yang dibuat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 429, "height": 186, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada pelatihan yang dilakukan oleh (Yuliantoro, 2020) metode pelaksanaan kegiatan dilakukan dalam bentuk presentasi, metode hands on , dan metode membangun kelompok. Kemudian pada pelatihan yang dilakukan oleh Liestyaningsih dkk (2019: 6) metode yang digunakan adalah pemberian materi dalam bentuk hand out kecil berisi bahan, cara memasak dan saran penyajian. Kemudian pelatih mempraktekan cara memasak untuk selanjutnya peserta pelatihan mempraktekan memasak secara berkelompok. Selanjutnya pada pelatihan yang dilakukan oleh (Ditasari et al., 2022) pelaksanaan kegiatan pelatihan menggunakan metode ceramah dan diskusi. Pelatihan dengan metode tersebut masih menggunakan media berupa resep dalam bentuk hand out , serta pelatihan secara tatap muka sehingga jika ada tahapan yang bersifat teknikal yang terlupakan pada saat mengikuti kegiatan pelatihan akan memberikan kesulitan pada saat mempraktekan produk kembali dikemudian hari.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 596, "width": 428, "height": 122, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembuatan roti manis memiliki tahapan yang cukup panjang. Tahapan dalam pembuatan roti tentunya harus dilakukan secara berurut dari awal agar dapat menghasilkan roti dengan kualitas baik. Beberapa tahapan juga sangat teknikal, sehingga memerlukan keterampilan khusus terutama pada tahapan membentuk adonan. Hal tersebut sulit diingat apabila hanya dilihat atau dilakukan sekali pada saat kegiatan pelatihan. Pemanfaatan kecanggihan teknologi yang berkembang pesat sebagai media pembelajaran dirasa perlu dilakukan. Media yang dikembangkan harus mampu memberikan peserta pelatihan kemudahan dalam mengakses materi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 723, "width": 428, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hujair dalam (Gumelar & Sudarwanto, 2020) menyatakan video adalah seperangkat media dan atau alat yang dapat memproyeksikan materi serta informasi dalam bentuk", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 293, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ghea Prasita Intan Muda, Annis Kandriasari, Cucu Cahyana", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 781, "width": 18, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "668", "type": "Page footer" }, { "left": 332, "top": 781, "width": 182, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syntax Idea , Vol. 5, No. 6, Juni 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "gambar yang bergerak dan bersuara. Salah satu jenis video adalah video tutorial.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 104, "width": 428, "height": 186, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Wind, 2014) mendefinisikan Media video tutorial sebagai media yang dapat memproyeksikan suatu ilmu pengetahuan yang dibuat atau dibentuk dalam format gerak. Sedangkan menurut Wisasmita dan Putra (2018: 37) video tutorial adalah rangkaian gambar hidup yang digunakan oleh pengajar untuk meningkatkan pemahaman peserta didik. Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa video tutorial adalah serangkaian gambar gerak disertai suara yang diberikan oleh pengajar, dengan tujuan untuk membimbing peserta didik agar dapat mencerna materi pembelajaran dengan lebih baik. Video tutorial dapat diputar berulang dan diputar dimana saja. Video tutorial dapat disimpan di dalam gawai maupun flashdisk . Video tutorial juga dapat diunggah kedalam internet melalui youtube , cloud storage , atau media internet lainnya. Hal tersebut menjadikan video tutorial praktis dalam pendistribusian dan mudah dalam pengoperasiannya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 294, "width": 428, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fungsi media tutorial menurut (Wirasasmita & Putra, 2017) sebagai media pembelajaran adalah:", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 326, "width": 446, "height": 59, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Memandu langkah demi langkah pengaplikasian suatu kegiatan Menurut Smaldino dkk dalam (Pramudito, 2013) video tersedia hampir untuk setiap topik dan untuk jenis pembelajar diseluruh ranah pengajaran kognitif, afektif, kemampuan motorik, dan interpersonal. Tidak terkecuali dalam bidang boga.", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 390, "width": 261, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Menjelaskan sebuah instruksi yang sulit dipahami", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 429, "height": 59, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam dunia boga, khususnya pastry & bakery , terdapat banyak instruksi yang terkadang rumit untuk dipelajari apabila tidak terdapat contoh pelaksanaannya. Penggunaan video tutorial sebagai media pembelajaran dapat memberikan gambaran kepada pengguna dalam memahami instruksi yang rumi.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 469, "width": 203, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Memperjelas materi yang telah ditulis", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 485, "width": 428, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fungsi video tutorial memanda langkah demi langkah suatu kegiatan dapat memperjelas materi yang hendak dipelajari. Materi yang ditulis dapat dilihat proses nyatanya, sehingga pembelajaran lebih mudah dipahami.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 532, "width": 428, "height": 170, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Roti pada umumnya dibedakan menjadi dua jenis, yaitu roti tawar dan roti manis. Pada adonan roti manis, jumlah gula yang digunakan lebih banyak dibandingkan roti tawar. Roti manis merupakan salah satu jenis roti yang memiliki kandungan gula dalam adonan sebanyak 16-22%, bertekstur empuk, dengan atau tanpa isian. Roti manis dapat dibentuk dan diberi isian sesuai selera. Proses pembentukan dan pengisian bervariasi, roti dapat bentuk menjadi bulat, lonjong, pipih, kepang dan lainnya; dan kemudian diberi topping maupun isian yang beragam seperti, selai, buah-buahan, kacang-kacangan, cokelat, keju, kelapa, abon dan lainnya. Karakteristik roti manis adalah teksturnya lebut, tingkat kekenyalannya cukup tidak terlalu keras dan tidak terlalu lembek jika ditekan roti akan kembali seperti semula, berpori kecil, warna kulit luar bagian atas kuning kecoklatan sedangkan kulit luar bawah kuning muda atau coklat muda.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 723, "width": 134, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 152, "top": 39, "width": 362, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengembangan Media Video Tutorial Pembuatan Variasi Jenis Roti Manis", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 781, "width": 181, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syntax Idea , Vol. 5, No. 6, Juni 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "669", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 429, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengembangan Video Tutorial Pembuatan Variasi Jenis Roti Manis menggunakan metode penelitian pengembangan Research and Development atau R&D dan model pengembangan yang digunakan adalah model pengembangan ADDIE.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 136, "width": 431, "height": 90, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut (Fauzi, 2019) model pengembangan ADDIE adalah salah satu desain pembelajaran yang bersifat generik. Desain pembelajaran ini berlandasan pada pendekatan sistem yang efektif dan efisien. Model pengembangan ADDIE menggunakan tahapan-tahapan yang dilakukan secara sistematik dimana hasil evaluasi dari setiap tahap dapat memberikan pengembangan ke tahap selanjutnya. Dalam tahapannya, ADDIE terdiri dari lima tahapan yaitu: Analyze, Design, Development, Implement, dan Evaluasi .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 247, "width": 158, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 263, "width": 429, "height": 58, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengembangan media video tutorial dilakukan di Laboratorium Pengolahan Pastry dan Bakery Program Studi Pendidikan Tata Boga, Gedung H Universitas Negeri Jakarta yang berlokasi di Jl. Rawamangun Muka, Kelurahan Rawamangun, Kecamatan Pulo Gadung, Kota Jakarta Timur.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 326, "width": 121, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahapan Pengembangan", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 342, "width": 106, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Analyze (analisis)", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 358, "width": 377, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka didapat hasil sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 374, "width": 428, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil dari analisis kebutuhan yang telah dilakukan kepada peserta pelatihan mengenai media selama ini hanya berbentuk ceramah dan print out resep yang dibagikan saat kegiatan berlangsung, sehingga terdapat kendala ketika para peserta ingin mempraktekan pengolahan roti manis secara mandiri karena beberapa tahap tidak digambarkan secara rinci pada lembaran resep.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 453, "width": 428, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil analisis media didapatkan bahwa media yang selama ini digunakan kurang interaktif karena hanya berbentuk visual saja. Oleh karena itu pengembangan media yang dipilih adalah media video tutorial.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 501, "width": 97, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Design (desain)", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 517, "width": 428, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tahap desain dilakukan penyusunan kerangka media berupa Garis-garis Besar Isi Media (GBIM), Jabaran Materi (JM), Identitas Program (IP), Story Board , dan Naskah. Penyusunan kerangka media tersebut dilakukan dengan arahan dosen pembimbing, serta materi yang dipakai mengacu kepada materi roti manis dalam buku pedoman pengolahan roti manis yang digunakan pada mata kuliah pengolahan roti.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 596, "width": 168, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Development (pengembangan)", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 612, "width": 428, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tahap development dilakukan proses pembuatan media video tutorial sesuai dengan kerangka yang sudah dibuat pada tahap sebelumnya. Selanjutnya video di sunting menggunakan aplikasi Adobe Premier untuk kemudian dijadikan video tutorial dengan durasi 27 menit. Pada tahap akhir dilakukan perekaman suara atau dubbing untuk mengisi suara pada video.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 691, "width": 149, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Implement (implementasi)", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 707, "width": 428, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses implementasi media dilakukan dengan cara uji coba media video tutorial kepada Ahli materi, media, dan bahasa; serta pengguna video yang dibagi kedalam uji", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 293, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ghea Prasita Intan Muda, Annis Kandriasari, Cucu Cahyana", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 781, "width": 18, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "670", "type": "Page footer" }, { "left": 332, "top": 781, "width": 182, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syntax Idea , Vol. 5, No. 6, Juni 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 429, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "coba perorangan ( one to one ), uji coba kelompok kecil ( small group ), dan uji coba lapangan ( field trial ). Dengan proses dan hasil sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 120, "width": 428, "height": 90, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data penelitian diambil dari ahli media, materi, bahasa, serta dan mahasiswa menggunakan kuisioner dengan menggunakan skala likert. Hasil penelitian yang dilakukan kepada 1) Ahli Media, 2) Ahli Materi, 3) Ahli Bahasa, 4) Uji Perorangan, 5) Uji Kelompok Kecil dan 6) Uji Lapangan yang kemudian data diolah dan disajikan dalam bentuk persentase dengan nilai konversi bulir kriteria terdiri dari lima skala yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang.", "type": "Text" }, { "left": 200, "top": 217, "width": 198, "height": 193, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Persentase Kualifikasi Keterangan 90% – 100% Sangat Baik Tidak perlu revisi 75% – 89% Baik Revisi seperlunya 65% – 74% Cukup Cukup banyak revisi 55% – 64% Kurang Banyak revisi 0% – 54% Sangat Kurang Revisi total", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 417, "width": 141, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: (Tegeh et al., 2014)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 433, "width": 428, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil uji coba Ahli materi mendapatkan nilai sebesar 97% sehingga dinyatakan layak digunakan sebagai media pelatihan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 465, "width": 428, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil uji coba Ahli media mendapatkan nilai sebesar 91% sehingga dinyatakan layak digunakan sebagai media pelatihan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 496, "width": 428, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil uji coba Ahli bahasa mendapatkan nilai sebesar 91% sehingga dinyatakan layak digunakan sebagai media pelatihan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 528, "width": 429, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil uji coba one to one mendapatkan nilai sebesar 87% sehingga dinyatakan layak digunakan sebagai media pelatihan dengan sedikit revisi. Pada tahap ini didapatkan saran dan komentar dengan uraian seperti berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 576, "width": 428, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil uji coba small group mendapatkan nilai sebesar 91% sehingga dinyatakan layak digunakan sebagai media pelatihan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 607, "width": 428, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil uji coba field trial mendapatkan nilai sebesar 91% sehingga dinyatakan layak digunakan sebagai media pelatihan.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 639, "width": 128, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Evaluation (evaluasi)", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 655, "width": 428, "height": 59, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh Ahli materi, media Video Tutorial Pembuatan Variasi Jenis Roti Manis dinyatakan layak digunakan sebagai media pelatihan roti manis. Dalam proses penilaian, Ahli materi memberikan saran dan komentar yang kemudian dijadikan acuan untuk memperbaiki media.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 719, "width": 162, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saran dan komentar Ahli Materi:", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 734, "width": 369, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Bagian proses penimbangan bahan sebaiknya ditambahkan dalam video.", "type": "List item" }, { "left": 152, "top": 39, "width": 362, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengembangan Media Video Tutorial Pembuatan Variasi Jenis Roti Manis", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 781, "width": 181, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syntax Idea , Vol. 5, No. 6, Juni 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "671", "type": "Page footer" }, { "left": 67, "top": 88, "width": 446, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Sebaiknya ditambahkan pengetahuan di proses penutupan adonan dengan plastik (tujuannya untuk apa?)", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 120, "width": 302, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Angka pada timbangan kurang terlihat, sebaiknya di zoom", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 152, "width": 160, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saran dan komentar Ahli Media:", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 167, "width": 306, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Sebaiknya cantumkan petunjuk pengoperasian media video", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 183, "width": 446, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Tujuan pembuatan apabila untuk tenaga pendidik dirasa kurang pas, sehingga dapat diubah menjadi peserta pelatihan", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 215, "width": 117, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Revisi yang dilakukan :", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 231, "width": 421, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Menambahkan keterangan dalam QR code yang diberikan kepada pesera pelatihan. Keterangan berisikan tahapan sebagai berikut:", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 263, "width": 410, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Langkah pertama, buka aplikasi scan barcode yang tersedia pada gawai anda. Scan QR code dapat dilakukan melalui aplikasi kamera bagi pengguna iOs dan aplikasi google scan image pada pengguna android.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 310, "width": 323, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Arahkan kamera pada QR code hingga muncul sebuah link.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 326, "width": 410, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Klik link yang tersedia dan pengguna akan langsung diarahkan kepada video yang terdapat pada aplikasi Youtube.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 374, "width": 164, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saran dan komentar Ahli Bahasa:", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 390, "width": 446, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Kalimat yang digunakan masih belum komunikatif, tidak terdapat interaksi dalam kalimat yang digunakan pada video", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 421, "width": 153, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Kalimat belum cukup lugas", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 437, "width": 224, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Masih terdapat kesalahan dalam penulisan Revisi yang dilakukan:", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 466, "width": 446, "height": 45, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Menambahkan kalimat ajakan seperti ‘mari’ dan ‘yuk’ untuk membangun kalimat yang komunikatif. Seperti mengubah kalimat “langkah pertama kita akan membuat adonan” menjadi “Yuk! Mari kita simak cara membuat adonan roti manis”", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 514, "width": 446, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Menambahkan keterangan pada beberapa scene seperti menambahkan judul “Roti Abon” pada scene pembuatan variasi roti abon.", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 546, "width": 446, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Melakukan perbaikan pada penulisan, khusunya pada penggunaan kata ‘di’ dan diikuti kata tempat. Seperti mengubah kata “diatas” menjadi “di atas”.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 580, "width": 406, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saran dan komentar pengguna pada uji coba one to one, small group, dan field trial:", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 596, "width": 446, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Video kurang terang, sehingga dirasa lebih baik apabila warna grading atau contrast dibuat sedikit lebih terang", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 628, "width": 272, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Artikulasi pada video kurang terdengar dengan jelas Revisi yang dilakukan:", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 659, "width": 408, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Menambahkan subtitle pada bagian yang sebelumnya tidak dicantumkan subtitle", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 691, "width": 84, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 707, "width": 428, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil uraian penelitian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Pengembangan Video Tutorial Pembuatan Variasi Jenis Roti Manis dikategorikan sangat layak dan dapat dijadikan sebagai media pembelajaran dalam kegiatan pelatihan roti", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 293, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ghea Prasita Intan Muda, Annis Kandriasari, Cucu Cahyana", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 781, "width": 18, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "672", "type": "Page footer" }, { "left": 332, "top": 781, "width": 182, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syntax Idea , Vol. 5, No. 6, Juni 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "manis. pernyataan tersebut didapat dari rata-rata penilaian yang dilakukan oleh ahli materi sebesar 97%, oleh ahli media sebesar 91%, dan oleh ahli bahasa sebesar 91%.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 120, "width": 429, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemudian berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan oleh pengguna secara one to one mendapatkan hasil sebesar 87%, small group sebesar 91%, dan field trial sebesar 91%.", "type": "Text" }, { "left": 152, "top": 39, "width": 362, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengembangan Media Video Tutorial Pembuatan Variasi Jenis Roti Manis", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 781, "width": 181, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syntax Idea , Vol. 5, No. 6, Juni 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "673", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 92, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BLIBLIOGRAFI", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 120, "width": 428, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ditasari, R. A., Aziz, A. N., Zahri, R. M., & Sari, E. W. (2022). Pendampingan Pemberdayaan Pelatihan Memasak Kue Bagi Ibu-Ibu Pkk Di Desa Gentong, Kec. Paron, Kab. Ngawi. Jurnal Pengabdian Masyarakat\" Wiryakarya\" , 1 (02).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 175, "width": 429, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fauzi, M. (2019). Tahfizh Al-Qur’an Kurikulum Dan Manajemen Pembelajaran Di Pesantren Tahfizh Darul Qur’an Tangerang Banten .", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 216, "width": 428, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gumelar, L., & Sudarwanto, T. (2020). Pengembangan Video Tutorial Sebagai Media Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Penataan Produk Materi Shelving (Rak) Kelas Xi Bdp Smk Negeri 2 Kediri. Jurnal Pendidikan Tata Niaga (Jptn) , 8 (2).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 272, "width": 428, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Halawa, M. (2021). Ta: Proses Pembuatan Roti Sobek Di Cv Roti Permata . Politeknik Negeri Lampung.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 313, "width": 428, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ladina, A. (2015). Pengaruh Pelatihan Dan Kompetensi Trainer Terhadap Kinerja Karyawan Pt. Pln (Persero) Rayon Manahan . Universitas Muhammadiyah Surakarta.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 368, "width": 428, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pramudito, A. (2013). Pengembangan Media Pembelajaran Video Tutorial Pada Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan Standar Kompetensi Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Bubut Di Smk Muhammadiyah 1 Playen. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin , 1 (1), 1–12.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 437, "width": 429, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sedarmayanti, S., & Rahadian, N. (2018). Hubungan Budaya Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Peningkatan Kinerja Pegawai Pada Lembaga Pendidikan Tinggi. Jurnal Ilmu Administrasi: Media Pengembangan Ilmu Dan Praktek Administrasi , 15 (1), 63–77. Https://Doi.Org/10.31113/Jia.V15i1.133", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 506, "width": 401, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suparman, M. A. (2012). Desain Instruksional Modern. Jakarta: Erlangga , 88 , 48.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 534, "width": 428, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tegeh, I. M., Jampel, I. N., & Pudjawan, K. (2014). Model Penelitian Pengembangan. Yogyakarta: Graha Ilmu , 88 , 90–92.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 575, "width": 429, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wahyuni, E. N., & Bariyyah, K. (2019). Apakah Spiritualitas Berkontribusi Terhadap Kesehatan Mental Mahasiswa? Jurnal Educatio: Jurnal Pendidikan Indonesia , 5 (1), 46–53.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 630, "width": 367, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wind, A. (2014). Jago Membuat Video Tutorial. Jakarta: Dunia Komputer .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 658, "width": 428, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wirasasmita, R. H., & Putra, Y. K. (2017). Pengembangan Media Pembelajaran Video Tutorial Interaktif Menggunakan Aplikasi Camtasia Studio Dan Macromedia Flash. Edumatic: Jurnal Pendidikan Informatika , 1 (2), 35–43.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 713, "width": 428, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yani, N. F., & Salam, H. B. (2020). Ritual Maccera Pea (Akikah) Pada Masyarakat Massenrempulu Di Desa Paladang Kec. Maiwa Kabupaten Enrekang. Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, Dan Sastra , 6 (2), 704–715.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 293, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ghea Prasita Intan Muda, Annis Kandriasari, Cucu Cahyana", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 781, "width": 18, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "674", "type": "Page footer" }, { "left": 332, "top": 781, "width": 182, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syntax Idea , Vol. 5, No. 6, Juni 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 102, "width": 428, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yuliani, C. (2017). Kepuasan Konsumen Terhadap Kualitas Pelayanan Makanan Dan Minuman: Bukti Empiris Di Rumah Makan Taman Handayani/Handayani Garden Jalan Raya Prapen 35 Surabaya. Jurnal Tata Boga , 6 (1).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 157, "width": 428, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yuliantoro, N. (2020). Pengembangan Ketrampilan Dengan Pelatihan Memasak Aneka Hidangan Ikan Guramekepada Kelompok Ekstra Kurikuler Tata Boga Siswa Sma Permai Pluit Jakarta. Jurnal Abdimas Pariwisata , 1 (1), 17–25.", "type": "Text" }, { "left": 253, "top": 217, "width": 96, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright holder:", "type": "Section header" }, { "left": 137, "top": 232, "width": 328, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ghea Prasita Intan Muda, Annis Kandriasari, Cucu Cahyana (2023)", "type": "Text" }, { "left": 241, "top": 264, "width": 121, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "First publication right:", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 280, "width": 57, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syntax Idea", "type": "Section header" }, { "left": 224, "top": 312, "width": 154, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This article is licensed under:", "type": "Text" } ]
bdbab765-103d-1bfc-1fb1-408a96b50af6
https://journal.uad.ac.id/index.php/Citizenship/article/download/6406/3371
[ { "left": 269, "top": 772, "width": 247, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Citizenship , Vol. 3 No. 1, Juli 2013 | 57", "type": "Page footer" }, { "left": 133, "top": 130, "width": 362, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembinaan Moral Anak Jalanan di Rumah Singgah Ahmad Dahlan Yogyakarta", "type": "Section header" }, { "left": 194, "top": 176, "width": 239, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hendri Puguh Prasetyo dan M Towil Umuri", "type": "Section header" }, { "left": 196, "top": 189, "width": 234, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prodi PPKn FKIP Universitas Ahmad Dahlan Jl. Pramuka No. 42 Sidikan Umbulharjo Yogyakarta", "type": "Text" }, { "left": 231, "top": 215, "width": 164, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 285, "top": 241, "width": 56, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 142, "top": 260, "width": 343, "height": 123, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fenomena Masalah kemerosotan moral akhir-akhir ini telah menjadi persoalan yang banyak menyita perhatian dari banyak kalangan, terutama dari masyarakat, Meskipun telah banyak usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah moral, namun hasilnya masih belum menggembirakan. Hal tersebut dapat dilihat dari perilaku para anak jalanan yang semakin hari menunjukkan gelagat yang kurang baik yang melahirkan pencitraan negatif oleh sebagian besar masyarakat terhadap anak jalanan yang diidentikan dengan pembuat onar, anak-anak kumuh, suka mencuri, suka mabuk-mabukan, free sex, sampah masyarakat yang harus diasingkan. Dari hal tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui cara pembinaan moral, kendala seperti apa yang dialami rumah singgah, serta upaya untuk mengatasi kendala yang ada di rumah singgah ahmad dahlan.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 386, "width": 343, "height": 67, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jenis penelitian ini adalah kualitatif, Penelitian ini yang menjadi subyek adalah Pembina Rumah Singgah Ahmad Dahlan Yogyakarta, sedangkan yang menjadi obyek adalah cara pembinaan moral anak jalanan di Rumah Singgah Ahmad Dahlan Yogyakarta. Adapun teknik pengumpulan data yaitu dokumentasi, wawancara dan observasi. Metode analisis data dilakukan dengan deskriptif kualitatif.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 455, "width": 343, "height": 136, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil analisis data, pembinaan moral anak jalanan di rumah singgah Ahmad Dahlan yaitu Pembinaan Moral yang digunakan oleh Pembina dalam pembinaan moral anak jalanan di rumah singgah Ahmad Dahlan Yogyakarta adalah digolongkan menjadi 5 macam pembinaan, yakni 1) pembinaan dengan cara instruktif, 2) Pembinaan Ceramah, 3) Pembinaan Nasehat, 4) pembinaan Hukuman edukatif, 5) Pembinaan diskusi. Dari kelima pembinaan tersebut yang menjadi prioritas utama adalah pembinaan ceramah, karena pembinaan ceramah memberikan suatu pembinaan yang bersifat mendasar dalam mencegah sikap amoral dan merupakan pembinaan yang paling tepat untuk merubah sikap anak jalanan yang dilakukan sejak awal pembinaan. Karena ceramah berisi nilai-nilai keagamaaan yang menjadi kebutuhan jiwa manusia yang perlu dipenuhi. Dan Anak harus diberikan pembinaan agama sejak kecil agar terbina moral yang baik.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 605, "width": 258, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci: Anak Jalanan, pembinaan Moral, Rumah Singgah", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 657, "width": 96, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 676, "width": 400, "height": 73, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa harus kita jaga karena dalam dirinya melekat harkat, martabat, dan hak- hak sebagai manusia yang harus dijunjung tinggi. Dari sisi kehidupan berbangsa dan bernegara, anak adalah masa depan bangsa dan generasi penerus cita-cita", "type": "Text" }, { "left": 223, "top": 87, "width": 180, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hendri Puguh Prasetyo dan M Towil Umuri", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 772, "width": 242, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "58 | Jurnal Citizenship , Vol. 3 No. 1, Juli 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "bangsa, sehingga setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang, berpartisipasi serta berhak atas perlindungan dari tindak kekerasan dan diskriminasi serta hak sipil dan kebebasan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 178, "width": 400, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sementara definisi Anak menurut Perda Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2011 tentang Perlindungan Anak yang Hidup di Jalan menyatakan bahwa “anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat seluruhnya sehingga harus dilindungi dan dipenuhi hak-haknya agar dapat tumbuh dan berkembang secara jasmani rohani, dan social”.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 282, "width": 401, "height": 383, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam kenyataanya, tidak semua anak mendapatkan hak-hak tersebut. Hal ini terjadi seperti pada anak-anak yang hidup di jalanan atau anak jalanan. Anak Jalanan merupakan anak yang melewatkan atau memanfaatkan sebagian besar waktunya untuk melakukan kegiatan hidup sehari-harinya di jalanan (Departemen Sosial, 2000:2). Sementara menurut UNICEF yang dikutip oleh Pemerintahan Kota Yogyakarta (2003:13) mendefinisikan anak jalanan adalah “anak-anak berumur dibawah 16 tahun yang sudah melepas dirinya dari keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat terdekatnya”. Dalam hal jumlah anak jalanan di Indonesia, Menurut BPS bersama ILO mengestimasi jumlah anak jalanan berjumlah 320.000 pada tahun 2009 di Indonesia. Sedangkan menurut Menteri Sosial Salim Segaf Al- Jufrie di tahun 2012 Negara Indonesia terdapat 230.000 anak anak yang masih hidup di jalanan ( Kompas.com , 31 Januari 2012). Sebetulnya anak jalanan merupakan bagian dari fakir miskin dan anak-anak yang terlantar, yang harus dipelihara Negara (Pasal 34 Undang-Undang Dasar 1945). Kewajiban-kewajiban pemerintah dalam pengentasan masalah anak jalanan ini telah diatur baik dalam UUD 1945 maupun Undang-undang dan peraturan daerah . Salah satu kewajiban tersebut adalah melalui suatu pembinaan moral dan mengarahkan mereka agar perkembangan moralnya menjadi lebih baik. Perkembangan moral merupakan salah satu tahap perkembangan yang dilalui oleh manusia.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 675, "width": 400, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rumah singgah idealnya yaitu Membentuk kembali sikap dan prilaku anak yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang berlaku di masyarakat , Mengupayakan anak-anak kembali kerumah jika memungkinkan atau ke panti dan lembaga pengganti lainnya jika diperlukan dan , Memberikan berbagai alternatif", "type": "Text" }, { "left": 152, "top": 87, "width": 319, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembinaan Moral Anak Jalanan di Rumah Singgah Ahmad Dahlan Yogyakarta", "type": "Section header" }, { "left": 269, "top": 772, "width": 247, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Citizenship , Vol. 3 No. 1, Juli 2013 | 59", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pelayanan untuk pemenuhan kebutuhan anak dan menyiapkan masa depannya sehingga menjadi masyarakat yang produktif (Departemen Sosial, 2000:13). Rumah singgah khususnya pembina harus memberikan contoh yang baik kepada anak jalanan sehingga anak rumah singgah dapat mencontoh tingkah laku dari orang dewasa sekitarnya,.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 220, "width": 400, "height": 321, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam hal ini Rumah singgah Ahmad Dahlan adalah salah satu lembaga yang mengemban amanah untuk mengentaskan masalah anak jalanan serta mengarahkanya kepada hal-hal yang positif. Tetapi lembaga ini Kurang mampu mengarahkan anak jalanan sesuai dengan program yang ada. Yang disebabkan oleh faktor anak jalanan yang tidak mau terikat pada aturan yang ada pada rumah singgah. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut tentunya bukanlah hal yang mudah sehingga mengharuskan para Pengurus rumah singgah harus bekerja keras untuk mencapai tujuan itu. Meskipun sudah mendapatkan pembinaan dirumah singgah akan tetapi masih banyak anak jalanan yang membolos, kurang disiplin, pulang larut malam, melanggar peraturan rumah singgah dan bersikap sesuka mereka di lingkungan masyarakat. Hal ini di perkuat dengan adanya keluhan dari masyarakat mengenai keberadaan dan perilaku mereka. Untuk itu perlu adanya pembinaan sikap yang baik serta kehidupan yang berdisiplin yang harus ditanamkan pada diri anak melalui pendidikan dan pembinaan yang bersifat komprehensif, guna pengembangan pribadi dan watak anak sehingga memiliki kesadaran akan makna hakiki kehidupan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 551, "width": 401, "height": 114, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tidak hanya dalam pembinaan saja, tetapi Perlakukan terhadap anak jalanan di Yogyakarta dinilai masih sangat memprihatinkan. Banyaknya larangan dari Peraturan Daerah (Perda) bagi anak jalanan tidak diimbangi dengan solusi pemberdayaannya. Pelaksanaan Perda anak jalanan pun dinilai tidak tepat sasaran. ( http://nationalgeographic.co.id ) “Larangan mengamen, larangan berjualan di lampu merah, dan berbagai larangan dikeluarkan untuk anak jalanan.", "type": "Text" }, { "left": 223, "top": 87, "width": 180, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hendri Puguh Prasetyo dan M Towil Umuri", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 772, "width": 242, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "60 | Jurnal Citizenship , Vol. 3 No. 1, Juli 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 109, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KAJIAN PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 141, "width": 186, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Tinjauan Tentang Anak Jalanan", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 161, "width": 400, "height": 114, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anak Jalanan adalah anak yang melewatkan atau memanfaatkan sebagian besar waktunya untuk melakukan kegiatan hidup sehari-harinya di jalanan (Departemen Sosial, 2000:2). Sementara menurut UNICEF yang dikutip oleh Pemerintahan Kota Yogyakarta (2003:13) mendefinisikan anak jalanan adalah “anak-anak berumur di bawah 16 tahun yang sudah melepas dirinya dari keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat terdekatnya”.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 285, "width": 400, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Departemen Sosial dengan United Nations Development Programme (UNDP) (2000:2-4) ciri-ciri anak jalanan diantaranya :", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 326, "width": 253, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Anak yang hidup dijalanan atau menggelandang", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 340, "width": 382, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Anak yang tumbuh karena dorongan lingkungan, ajakan teman dan keluarga", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 367, "width": 382, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Anak yang tersisih dan perkembangan kota dan perkembangan ekonomi makro", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 395, "width": 382, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Anak yang menghabiskan sebagian besar waktunya dijalanan dan tempat umum lainya.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 437, "width": 400, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Yayasan Duta Awam yang dikutip oleh Pemerintahan Kota Yogyakarta dengan Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat Universitas Islam Indonesia (2003:19-20) faktor penyebab anak jalanan diantaranya :", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 499, "width": 382, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Faktor ekonomi penyebab anak menjadi anak jalanan adalah kemiskinan baik struktural maupun non struktural. Anak turun kejalan menjadi anak jalanan tidaklah selalu atas inisiatif si anak sendiri, banyak kasus dijumpai bahwa seorang anak jalanan justru karena perintah orangtuanya.", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 554, "width": 382, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Faktor keluarga penyebab seorang anak menjadi anak jalanan adalah karena penanaman disiplin dan pola asuh otoriter yang kaku dari orang tua, keluarga yang selalu ribut, perceraian orang tua, diusir atau dianiaya orang tuanya.", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 609, "width": 382, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Faktor teman yang mempengaruhi anak jalanan adalah dukungan sosial dari teman atau bujuk rayu teman.", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 637, "width": 382, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Faktor psikologis mempunyai peranan penting yang menyebabkan seseorang menjadi anak jalanan yaitu kebutuhan akan kebebasan, perlindungan, melarikan diri dari kenyataan dan adanya pengalaman traumatis.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 703, "width": 196, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Tinjauan tentang Rumah Singgah", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 723, "width": 400, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Departemen Sosial (2000:12) mendefinisikan Rumah Singgah adalah “suatu wahana yang dipersiapkan sebagai perantara antara anak jalanan dengan", "type": "Text" }, { "left": 152, "top": 87, "width": 319, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembinaan Moral Anak Jalanan di Rumah Singgah Ahmad Dahlan Yogyakarta", "type": "Section header" }, { "left": 269, "top": 772, "width": 247, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Citizenship , Vol. 3 No. 1, Juli 2013 | 61", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pihak pihak yang akan membantu mereka. Rumah singgah merupakan proses informal yang memberikan suasana resosialisasi terhadap system nilai dan norma yang berlaku dimasyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 178, "width": 195, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adapun ciri-ciri rumah singgah adalah :", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 199, "width": 382, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Semi institusional, dalam bentuk ini, anak jalanan boleh bebas keluar masuk baik untuk tinggal sementara maupun mengikuti kegiatan.", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 226, "width": 382, "height": 67, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Hubungan informal/kekeluargaan, hubungan antara pekerja social dengan anak dan sesama anak bersifat informal, seperti perkawanan atau kekeluargaan. Rumah singgah merupakan keluarga besar dimana pekerja social bertidak sebagai teman, saudara, anak, ataupun orang tua. Pekerja social bersikap sejajar, adil, dan bersahabat dengan mereka.", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 295, "width": 382, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Pusat kegiatan, rumah singgah merupakan tempat kegiatan, pusat informasi dan akses bagi seluruh kegiatan baik diluar maupun didalam rumah singgah.", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 337, "width": 382, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Terbuka 24 jam, rumah singgah terbuka 24 jam. Anak jalanan boleh datang kapan saja. Siang hari malam hari untuk memberikan kesempatan perlindungan kepada mereka. (Depatemen Sosial, 2000:12)", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 392, "width": 400, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selain mempunyai pengertian dan ciri-ciri, rumah singgah juga memiliki fungsi, diantaranya:", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 433, "width": 382, "height": 67, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Fasilitator, rumah singgah merupakan perantara antara anak jalanan dengan keluarga, panti, keluarga pengganti, dan lembaga lainya. Anak jalanan diharapkan tidak terus menerus tergantung kepada rumah singgah, melainkan dapat memperoleh kehidupan yang lebih baik setelah proses yang dijalaninya.", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 502, "width": 382, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Kuratif-rehabilitatif (mengembalikan dan menanamkan fungsi sosial bagi anak). Pekerja social diharapkan mampu membetulkan sikap dan perilaku anak jalanan sehari hari yang akhirnya akan mampu menumbuhkan social function anak.", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 558, "width": 382, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Perlindungan, rumah singgah dipandang sebagai tempat anak berlindung dari kekerasan/penyalahgunaan seks, ekonomi, kriminalitas dan lainya.", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 585, "width": 382, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Pusat informasi, rumah singgah menyediakan informasi berbagai hal yang berkaitan dengan kepentingan anak jalanan seperti data dan informasi tentang anak jalanan, bursa kerja, pendidikan, kursus ketrampilan, dll", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 627, "width": 382, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Akses terhadap pelayanan, sebagai persinggahan rumah singgah menyediakan akses kepada berbagai pelayanan sosial. Pekerja sosial membantu anak mencapai pelayanan tersebut.dll (Departemen Sosial, 2000:13)", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 696, "width": 239, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuan rumah singgah tebagi menjadi dua, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 716, "width": 382, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Secara Umum tujuan dibentuknya rumah singgah adalah membantu anak jalanan mengatasi masalah-masalahnya dan menemukan alternatif untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya (Departemen Sosial, 2000:13).", "type": "List item" }, { "left": 223, "top": 87, "width": 180, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hendri Puguh Prasetyo dan M Towil Umuri", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 772, "width": 242, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "62 | Jurnal Citizenship , Vol. 3 No. 1, Juli 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 131, "top": 116, "width": 95, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Secara Khusus", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 130, "width": 361, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Membentuk kembali sikap dan prilaku anak yang sesuai dengan nilai- nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 157, "width": 364, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Mengupayakan anak-anak kembali kerumah jika memungkinkan atau ke panti dan lembaga pengganti lainnya jika diperlukan.", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 185, "width": 364, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Memberikan berbagai alternatif pelayanan untuk pemenuhan kebutuhan anak dan menyiapkan masa depannya sehingga menjadi masyarakat yang produktif. (Departemen Sosial, 2000:13)", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 238, "width": 144, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Tinjauan Tentang Moral", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 263, "width": 105, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Pengertian Moral", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 282, "width": 400, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Moral secara etimologis berasal dari bahasa latin, mores yang berarti norma aturan atau keharusan, dan menjadi moralita atau moralitas yang bersifat keadaan atau kualifikasi/karakteristik/sifat (Djahiri, 1996:18). Cheppy Haricahyono (1995:221) menyebutkan bahwa “moral adalah sesuatu yang berkaitan atau sesuatu tingkah laku”. Yusuf dan Nurichsan (2007:132), mengemukakan “moralitas merupakan kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau Prinsip-prinsip moral”.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 427, "width": 400, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sementara Poesporodjo (1999:18) menyebutkan bahwa: “moralitas adalah kualitas dalam perbuatan manusia yang menunjukan bahwa perbuatan itu benar atau salah, baik atau buruk”. Menurut aliran positivisme moral Posporodjo (1999:119) juga mendifinisikan moralitas adalah sebagai berkut:", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 509, "width": 364, "height": 67, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "semua bentuk moralitas itu ditentukan oleh konvensi dan bahwa semua bentuk moralitas itu adalah resultandari kehendak seseorang yang dengan sekehendak hatinya memerintahkan atau melarang perbuatan-perbuatan tertentutanpa berdasarkan atas sesuatu yang intrinsic dalam perbuatan manusia sendiri atau pada hakekatnya manusia.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 592, "width": 400, "height": 115, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari penjelasan di atas penulis berpendapat bahwa perbuatan moral itu ditentukan atau berdasarkan kebiasaan masyarakat itu berbeda. Seperti dilingkungan Rumah Singgah ada peraturan apabila anak jalanan mematuhi peraturan tersebut maka anak jalanan telah berbuat baik, tetapi sebaliknya apabila anak-anak jalanan melanggarnya maka anak jalanan melakukan perbuatan yang buruk.", "type": "Text" }, { "left": 152, "top": 87, "width": 319, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembinaan Moral Anak Jalanan di Rumah Singgah Ahmad Dahlan Yogyakarta", "type": "Section header" }, { "left": 269, "top": 772, "width": 247, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Citizenship , Vol. 3 No. 1, Juli 2013 | 63", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 107, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Pembinaan Moral", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 135, "width": 400, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembinaan dimengerti merupakan terjemahan dari kata inggris training yang berarti latihan, pendidikan, pembinaan. Pembinaan adalah proses, cara berusaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1999:19) definisi pembinaan adalah:", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 238, "width": 364, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suatu proses belajar dengan melepaskan hal-hal yang sudah dimiliki dan mempelajari hal-hal belum dimiliki dengan tujuan membantu orang yang menjalaninya, untuk membetulkan dan mengembangkan pengetahuan dan kecakapan yang sudah ada serta mendapatkan pengetahuan dan kecakapan baru untuk mencapai tujuan hidup dan kerja yang sedang dijalani secara lebih efektif (Mangunhardjana, 1986:13)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 335, "width": 400, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam pembinaan terjadi proses lepas hal-hal yang sudah dimilki yaitu berupa pengetahuan dan praktik yang sudah tidak membantu serta menghambat hidup dan kerja. Pembinaan merupakan program dimana para peserta berkumpul untuk member, menerima, dan mengolah informasi, pengetahuan dan kecakapan yang sudah ada maupun baru.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 438, "width": 400, "height": 156, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan demikian bahwa pembinaan merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan sadar baik secara formal maupun non formal demi penyempurnaan dasar kepribadian. Dengan kata lain pembinaan merupakan segala usaha yang dilakukan dengan sadar, berencana, dan teratur untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan dengan pengendalian dan pengembangan tingkah laku anak. Pada dasarnya pembinaan tersebut memiliki dimensi-dimensi yang luas, meliputi pengembangan segenap kemampuan manusia yaitu akal, budi, kemauan estetika, dan kemampuan mengerjakan sesuatu.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 604, "width": 364, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembinaan dalam hal ini berhubungan dengan moral. Menurut Djahiri", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 625, "width": 307, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(1988:76) moral itu mengikat seseorang atau kelompok karena:", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 645, "width": 336, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Dianut orang atau kelompok atau masyarakat dimana kita berada.", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 659, "width": 351, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Diyakini orang atau kelompok atau masyarakat diamana kita berada.", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 673, "width": 362, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Dilaksanakan orang atau kelompok atau masayakat dimana kita berada", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 687, "width": 382, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4) Merupakan hal yang di inginkan ayau diharapkan atau dicitacitakan kelompok atau masyarakat kehidupan kita.", "type": "List item" }, { "left": 223, "top": 87, "width": 180, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hendri Puguh Prasetyo dan M Towil Umuri", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 772, "width": 242, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "64 | Jurnal Citizenship , Vol. 3 No. 1, Juli 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari penjelasan di atas penulis berpendapat bahwa moral adalah tuntunan dari masyarakat yang menjadi lebih baik, sehingga seseorang harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkunganya, mengikuti ketentuan atau aturan yang menjadi panutan dan dalam melaksakannya diikuti oleh rasa tanggung jawab dan penuh kesadaran tanpa paksa dari luar", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 220, "width": 247, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sementara Daradjat (1971:83) menyatakan bahwa:", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 240, "width": 364, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pembinaan moral terjadi melalui pengalaman-pengalaman dan kebiasaan yang ditanamkan sejak dini oleh orang tua yang dimulai dengan pembiasaan hidup, sesuai dengan nilai-nilai, moral yang diterimanya dari orang tua.", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 309, "width": 398, "height": 136, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari penjelasan tersebut penulis berpendapat bahwa pembinaan moral harus dilaksanakan sejak dini dengan jalan membiasakan mereka kepada peraturan dan sifat yang baik, jujur, benar, dan adil, dan juga membimbing mereka kepada sikap dan perbuatan yang dapat menjadikan mereka menjadi pribadi yang baik. Oleh karena itu pengurus Rumah Singgah harus mengetahui cara yang tepat dalam membina anak supaya berperilaku sesuai yang diharapkan oleh Pembina.", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 454, "width": 398, "height": 156, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa pembinaan moral adalah usaha sadar dalam mengembangkan anak-anak menjadi pribadi yang baik serta memiliki kematangan jiwa sesuai dengan bakat dan minat masing-masing sehingga pada akhirnya mampu mewujudkan tanggung jawab hidup terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta semua manusia. Dalam pembinaan tersebut tidak terlepas dari peran orang tua sebagai lingkungan yang pertama dan usaha dalam membina moral anak sudah seharusnya memberikan kasih sayang, perhatian, dan pendidikan yang baik kepada anaknya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 631, "width": 134, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Cara Pembinaan Moral", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 651, "width": 400, "height": 93, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Hadirman (Budiningsih, 2008:73) bahwa dalam menanamkan nilai-nilai moral digunakan cara instruktif, ceramah, nasihat, hukuman edukatif, dan kadang-kadang diskusi. Dalam pembinaan moral tidak terlepas dari pendidikan agama. Menurut Daradjat (1971:20) mengemukakan bahwa pembinaan moral yang baik terdapat dalam agama karena nilai moral yang dapat", "type": "Text" }, { "left": 152, "top": 87, "width": 319, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembinaan Moral Anak Jalanan di Rumah Singgah Ahmad Dahlan Yogyakarta", "type": "Section header" }, { "left": 269, "top": 772, "width": 247, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Citizenship , Vol. 3 No. 1, Juli 2013 | 65", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "di patuhi dengan sukarela, tanpa ada paksaan dari luar, hanya ada dari kesadaran sendiri, datangnya dari keyakinan beragama.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 158, "width": 400, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari penjelasan tersebut peneliti berpendapat bahwa pendidikan agama salah satu cara untuk membina moral, karena agama adalah kebutuhan jiwa manusia yang perlu dipenuhi. Anak harus diberikan pendidikan agama sejak kecil agar terbina moral yang baik.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 240, "width": 400, "height": 487, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menangani masalah kemerosotan moral, antara lain sebagai berikut. Pertama, pendidikan agama. Karena nilai-nilai dan ajaran agama pada akhirnya ditujukan untuk membentuk moral yang baik.yang kedua yaitu pendidikan moral harus didukung oleh kemauan, kerjasama yang kompak dan usaha yang sungguh-sungguh dari anggota rumah singgah. Pembina di rumah singgah harus meningkatkan perhatiannya terhadap anak-anaknya, dengan meluangkan waktu untuk memberi bimbingan, teladan dan pembiasaan yang baik. Rumah singgah juga harus berupaya menciptakan lingkungan yang bernuansa religius, seperti membiasakan solat berjama’ah, menegakkan disiplin dalam kebersihan, ketertiban, kejujuran, tolong- menolong, sehingga nilai-nilai agama menjadi kebiasaan, tradisi atau budaya seluruh anak jalana. Sementara itu, masyarakat juga harus berupaya menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pembentukan akhlak, seperti membiasakan solat berjama’ah, gotong royong, kerja bakti, memelihara ketertiban dan kebersihan, menjauhi hal-hal yang dapat merusak moral, dan sebagainya yang ketiga yaitu pembinaan moral pada anak bukan dengan cara menyuruh anak menghafalkan rumusan tentang baik dan buruk, melainkan harus dibiasakan. Moral bukanlah suatu pelajaran yang dapat dicapai dengan mempelajari saja, tanpa membiasakan hidup bermoral dari sejak kecil.Namun, moral itu tumbuh dari tindakan kepada pengertian dan tidak sebaliknya. Misalnya, seorang anak dibiasakan makan, minum, tidur, berjalan, berbicara, dan berhubungan dengan orang lain, sesuai ketentuan agama.Selanjutnya dibiasakan juga bersikap jujur, adil, konsekuen, ikhlas, pemaaf, sabar, berbaik sangka dan sebagainya dalam berbagai aspek kehidupan”. (file:///c:/users/pictures/pendidikan moral.htm)", "type": "Text" }, { "left": 223, "top": 87, "width": 180, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hendri Puguh Prasetyo dan M Towil Umuri", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 772, "width": 242, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "66 | Jurnal Citizenship , Vol. 3 No. 1, Juli 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 134, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 136, "width": 400, "height": 114, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, Subjek penelitian ini adalah pengurus Rumah singgah Ahmad Dahlan Yogyakarta, yang terdiri dari empat orang, yaitu Suyadi A.Md (Pimpinan), Anita Chomsatun, M.Si (Sekretaris), Eka NurhayatiAdministrasi, dan Noorcahyo, SE (Pekerja Sosial). Lokasi penelitian ini adalah di Rumah Singgah Ahmad Dahlan tepatnya di Jl. Sidobali UH II No. 396 Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 260, "width": 400, "height": 239, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data diperoleh melaui metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis dengan tekhnik analisis data dan deskriptif kualitatif. Secara terinci sistematis dan terus menerus yang meliputi langkah-langkah pengumpulan data, reduksi data, display data dan menarik kesimpulan. Analisis data deskriptif kualitatif dilakukan dengan menggambarkan dan melukiskan secara sistematis fakta dan karakteristik yang dapat dari hasil penelitian mengenai hal-hal yang berhubungan dengan permasalahn yang diangkat oelh penulis, sehingga data yang terkumpul akan digambarkan dalam bentuk penguraian utuh dari data yang diteliti, sehingga pada akhirnyadapat menghantarkan pada suatu kesimpulan (Moleong, 2006:11). Analisis data disusun secara terinci sistematis dan terus menerus, yang melalui langkah pengumpulan data, reduksi data, display data, dan pengambilan kesimpulan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 529, "width": 158, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 550, "width": 400, "height": 94, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembinaan moral yang dilakukan oleh Pembina rumah singgah Ahmad Dahlan dalam membina moral anak jalanan dapat dilihat dari pendapat informan penelitian yang meliputi bapak Suyadi, Anita, Eka, dan Noor Cahyo. Pembinaan moral anak jalanan di rumah singgah Ahmad Dahlan Yogyakarta menggunakan beberapa macam pembinaan, yakni:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 665, "width": 357, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Pembinaan moral anak jalanan di rumah singgah Ahmad Dahlan Yogyakarta dengan menggunakan cara instruktif", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 697, "width": 400, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesempatan pertama kali peneliti melakukan wawancara dengan pimpinan rumah singgah Ahmad Dahlan bernama bapak Suyadi. Adapun yang ditanyakan kepada pimpinan rumah singgah ini adalah berkaitan dengan apakah pak Suyadi", "type": "Text" }, { "left": 152, "top": 87, "width": 319, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembinaan Moral Anak Jalanan di Rumah Singgah Ahmad Dahlan Yogyakarta", "type": "Section header" }, { "left": 269, "top": 772, "width": 247, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Citizenship , Vol. 3 No. 1, Juli 2013 | 67", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 115, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sering menyuruh kepada anak jalanan untuk mengerjakan sholat tepat waktu sebagai salah satu wujud kepedulian anda untuk merubah mereka dengan cara instruktif ini. Menurut bapak Wahyudi “Itu sudah pasti, karena sholat merupakan ajaran agama yang hukumnya wajib”. Anita Chomsatun menyatakan “Pernah, malah sering. Karena itukan kewajiban umat muslim dan kita sebagai umat muslim dianjurkan untuk saling mengingatkan”", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 240, "width": 400, "height": 94, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tidak hanya dalam sholat saja, tetapi Pembina di rumah singgah Ahmad Dahlan juga sering menyuruh kepada anak jalanan untuk membiasakan berdoa sebelum makan . Bapak Suyadi menyampaikan “Iya, saya selalu mengingatkan tidak hanya makan saja tetapi semua hal yang dikerjakan harus diawali dengan berdoa”.", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 344, "width": 398, "height": 73, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari beberapa wawancara diatas dapat di simpulkan bahwa di rumah singgah Ahmad Dahlan Pembina menerapkan pembinaan dengan cara Instruktif dalm membina moral anak jalanan. Pembinaan ini dilakuakn agar anak jalanan mau mengikuti hal-hal positif sesuai yang di jarkan Pembina.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 438, "width": 362, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Pembinaan moral anak jalanan di Rumah Singgah Ahmad Dahlan Yogyakarta menggunakan cara ceramah", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 470, "width": 400, "height": 197, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adapun selain cara instruktif, pembinaan di rumah singgah Ahmad Dahlan juga menggunakan pembinaan ceramah. Hal tersebut di perkuat dengan berbagai kegiatan keagamaan yang ada di rumah singgah Ahmad Dahlan dengan adanya voulentir yang bersedia membimbing anak jalanan, yang mana voulentir tersebut dari kalangan mahasiswa UGM, UIN, dll. Bapak suyadi menyampaikan sebagai berikut: “Ada, disini voulentir yang ada berasal dari mahasiswa UGM, yang jumlahnya kurang lebih 8 orang. Mereka mengajarkan tentang agama, yakni tentang surat-surat pendek, kisah nabi, dll ”. sementara itu dari Anita Chomsatun menyatakan bahwa “Ada, voulentir dari UGM yang sering mengadakan acara disini”. (Wawancara tanggal 30 Maret 2012)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 677, "width": 400, "height": 73, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selain adanya voulentir yang suka rela dalam membimbing anak jalanan, Pembina juga mengundang para ustazd yang mampu disukai para anak jalanan untuk menambah wawasan mereka mengenai agama. Bapak Suyadi menyampaikan sebagi berikut: “Iya pernah, sifatnya disukai oleh para anak", "type": "Text" }, { "left": 223, "top": 87, "width": 180, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hendri Puguh Prasetyo dan M Towil Umuri", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 772, "width": 242, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "68 | Jurnal Citizenship , Vol. 3 No. 1, Juli 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 53, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "jalanan. Kita mencari kiai yang dapat menyesuaikan anak jalanan biar tidak terlalu formal, karena anak jalanan sulit untuk di ajak bernuansakan formal” (wawancara tanggal 27 Maret 2012).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 178, "width": 400, "height": 94, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari beberapa wancara di atas dapat di simpulkan selain menggunakan cara Instruktif. Pembina Rumah singgah juga menggunaklan pembinaan cermah. Pembinaan ini mnjadi prioritas utama dalam menangani permasalahan moral yang ada. Jika pembinaan ceramah ini di gunakan dengan tepat dan efektif. Kemungkinan pembinaan yang lain hanya sebagai pelengkap saja.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 293, "width": 362, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Pembinaan moral anak jalanan di Rumah Singgah Ahmad Dahlan Yogyakarta menggunakan cara nasehat", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 325, "width": 400, "height": 301, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setelah di berikan suatu pengarahan berupa instruksi dan cermah yang di berikan oleh Pembina, Yang ketiga, pembinaan moral anak jalanan di rumah singgah ahmad dahlan yogyakarta menggunakan pembinaan Nasehat. Hal ini sangat penting untuk merubah sikap anak jalanan kearah yang lebih baik. Dan Pembina sering memberi teguran tau nasehat jika ada anak yang bermasalah karena itu adalah kewajiban mereka selaku Pembina dan mereka selalu bersikap sabar dalam hal membimbing. Peneliti menanyakan apakah anda selaku Pembina sering memberikan nasehat kepada anak jalanan yang melanggar peraturan. Menurut Eka Nur menyampaikan sebagai berikuk; “ Sangat sering, karena mereka membutuhkan nasehat dan bimbingan. kita sebagai Pembina sudah merasa itu menjadi kewajiban kita bersama untuk membimbing mereka” (wawancara tanggal 27 Maret 2012). Dengan pertanyaan yang sama Lebih lanjut diperkuat oleh penjelasan wawancara pada tanggal 2 April 2012 dari Nur Cahyo, menyampaikan sebagai berikut: “lumayan sering. Biarpun sudah berkali-kali melanggar kita tidak pernah bosan mengingatkan terus menerus supaya tidak melanggar lagi”", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 636, "width": 400, "height": 114, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adapun wawancara selanjutnya mengenai macam-macam nasehat yang digunakan dalam pembinaan moral di rumah singgah Ahmad Dahlan. Eka Nur menyampaikan sebagai berikut: “dengan cara Mengingatkan, melakukanya tidak langsung, tetapi melalui face to face (tatap muka), supaya tidak malu dengan teman-temanya” (wawancara tanggal 27 Maret 2012). Sementara itu Nur Cahyo menyampaikan sebagai berikut: “Cara yang dia gunakan adalah memberikan", "type": "Text" }, { "left": 152, "top": 87, "width": 319, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembinaan Moral Anak Jalanan di Rumah Singgah Ahmad Dahlan Yogyakarta", "type": "Section header" }, { "left": 269, "top": 772, "width": 247, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Citizenship , Vol. 3 No. 1, Juli 2013 | 69", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 32, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "peringatan dan masukan secara pelan-pelan supaya tidak melakukanya lagi” (wawancara tanggal 2 April 2012)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 158, "width": 400, "height": 155, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari beberapa wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa dalam pembinaan nasehat di butuhkan dalam membina moral anak jalanan. Yakni dengan cara sering memantau perkembangan yang ada dan di tegur atau di nasehati apabila melakukan kesalahan. Dalam hal menasehati ini Pembina sering dilakukan. Karena mereka meresa itu adalah kewajiban mereka sebagai pembimbing. Adapun cara yang di gunakan untuk menasehati awal tindakan yang dilakukan adalh mengingatkan terlebih dahulu kemudian di tindak lanjuti sesuai perkembangan yang ada.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 335, "width": 362, "height": 22, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Pembinaan moral anak jalanan di Rumah Singgah Ahmad Dahlan Yogyakarta dengan menggunakan cara Hukuman Edukatif", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 366, "width": 400, "height": 156, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam hal ini peneliti menanyakan hukuman seperti apa yang di berikan jika ada yang melanggar peraturan. Menurut Bapak suyadi. Menyampikan sebagai berikut : “biasanya hukuman yang ada disini Biasanya jika ada yang pulangnya telat atau larut malam. Maka dapat hukuman tidur diluar, selain itu disuruh membersihkan kamar mandi, dll”. (wawancara tanggal 27 Maret 2012). Sementara Nur Cahyo, menyampikan sebagai berikut : “sanksi yang diberikan Biasanya kami menerapkan disiplin, yakni jika ada yang pulang lebih dari jam 12 malam, maka sanksi nya tidur di luar” ( tanggal 2 April 2012)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 532, "width": 400, "height": 197, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Para Pembina dalam membina moral anak jalanan tidak langsung di beri hukuman kepada anak yang melakukan pelanggaran. Adanya suatu tindakan atau peringatan terlebih dahulu sebelum di beri kan hukuman, dan jika pelanggaran itu dilakukan lagi maka akan di beri sanksi. Anita Chomsatun, menurut Anita Tindakan yang diberikan adalah “memberikan peringatan terlebih dahulu jika terulang kembali maka akan di beri sanksi”. Sementara Nur Cahyo menyatakan sebagai berikut: “Tindakanya berupa ucapan (nasehat) terlabih dahulu. Dan jika mengulanginya lagi di suruh berjanji di depan di depan teman-temanya agar tidak mengulanginya lagi. Dan apabila masih saja tetap melanggar maka akan kita tindak tegas” (wawancara tanggal 2 April 2012)", "type": "Text" }, { "left": 223, "top": 87, "width": 180, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hendri Puguh Prasetyo dan M Towil Umuri", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 772, "width": 242, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "70 | Jurnal Citizenship , Vol. 3 No. 1, Juli 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 115, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari beberapa wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa dalam membina moral tidak terlepas dari pembinaan edukatif, pembinaan ini merupakan pembinaan yang mempunyai sifat yang tegas dari pada yang lainya. Tetapi para Pembina rumah singgah Ahmad Dahlan tidak langsung memberikan hukuman yang berat, tetapi di beri peringatan terlebih dahulu, dan apa bila mengulangi lagi maka akan di tindak tegas.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 252, "width": 362, "height": 22, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Pembinaan moral anak jalanan di Rumah Singgah Ahmad Dahlan Yogyakarta dengan menggunakan Diskusi.", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 284, "width": 400, "height": 218, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adapun pembinaan yang terkhir dalam pembinaan moral anak jalanan di rumah singgah Ahmad Dahlan adalah dengan Diskusi. diskusi di rumah singgah Ahmad Dahlan dilaksanakan selesai pengajian yakni hari selasa dan jumat pukul 7 malam. Seperti halnya peneliti mewawancarai Pembina tentang apakah pernah di rumah singgah Ahmad Dahlan ini mengadakan suati diskusi terhadap anak jalana sebagai suatu sikap keterbukaan di rumah singgah. Menurut bapak Suyadi “Otomatis pernah, diskusi tersebut dilaksanakn sesudah pengajian. Yakni hari selasa dan jumat. Diskusi mempunyai andil yang cukup besar dalam membina anak jalanan”. Sementara Nur Cahyo. Dengan pertanyaan yang sama, menurut Nur Cahyo: “Pernah, biasanya dilaksanakan sehabis pengajian.” (wawancara tanggal 2 April 2012)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 511, "width": 401, "height": 177, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adapun trik-trik yang digunakan oleh pembina dalam membina moral untuk anak yang tidak mau terbuka adalah dengan cara mencari suatu hiburan seperti memancing. Dengan begitu anak jalanan secara tidak sengaja akan curhat dengan sendirinya. Selain itu para Pembina juga melalui pendekatan keluarga. Hal tersebut diperkuat oleh penjelasan hasil wawancara pada tanggal 27 Maret 2012 dari Bapak suyadi menyatakan sebagai berikut: “Trik-triknya bisa melalui disaat tengah malam yakni jika ada anak yang ingin curhat kita layani, selain itu kita biasa pergi memancing disitu secara tidak sengaja mereka curhat mengenai masalah yang mereka hadapi”.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 698, "width": 400, "height": 52, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari beberapa wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pembinaan melalui diskusi di rumah singgah Ahmad Dahlan dilaksanakan selesai pengajian. Pembinaan ini dilakukan untuk bisa mengetahui permasalahan yang sedang di", "type": "Text" }, { "left": 152, "top": 87, "width": 319, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembinaan Moral Anak Jalanan di Rumah Singgah Ahmad Dahlan Yogyakarta", "type": "Section header" }, { "left": 269, "top": 772, "width": 247, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Citizenship , Vol. 3 No. 1, Juli 2013 | 71", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 115, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "hadapi oleh anak jalanan. Dan mencari solusi yang terbaik. Adapun trik trik yang di lakukan oleh Pembina adalah mengajak refreshing seperti memancing, kepantai dll. Dengan cara tersebut biasanya ada anak yang tidak di sengaja akan curhat dengan sendirinya. Selain itu para Pembina juga bersikap 24 jam untuk selalu siap jika ada anak yang mau curhat dan mencari solusi serta nasehat yang di butuhkan oleh anak tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 264, "width": 84, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 284, "width": 400, "height": 342, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan uraian yang telah di paparkan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa: Pembinaan Moral yang digunakan oleh Pembina dalam pembinaan moral anak jalanan di rumah singgah Ahmad Dahlan Yogyakarta adalah digolongkan menjadi 5 macam pembinaan, yakni 1) Pembinaan dengan cara instruktif, pembinaan ini dilakukan dengan cara menginstruksikan kepada anak jalanan supaya bisa bersikap yang baik. 2) Pembinaan ceramah, pembinaan model ini memberikan suatu ajaran religi yang disampaikan oleh para voulentir ataupun ustadz yang diharapkan agar ahklak anak jalanan di rumah singgah Ahmad Dahlan bisa semakin baik. 3) Pembinaan Nasehat, merupakan suatu pembinaan yang dilakukan untuk menasehati anak jalan setelah melakukan pelanggaran. 4) Pembinaan hukuman edukatif, pembinaan ini merupakan suatu pembinaan yang paling tegas jika di bandingkan pembinaan yang lainya. Didalam rumah singgah Ahmad Dahlan mempunyai hukuman edukatif seperti tidur di luar jika pulang larut malam. Membersihkan kamar mandi.dll. dan 5) Pembinaan diskusi. Pembinaan yang dilakukan dengan cara bertukar pendapat antara pembina dengan anak jalanan, dan mencari solusi jika ada suatu masalah.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 636, "width": 400, "height": 94, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari kelima pembinaan tersebut yang menjadi prioritas utama adalah pembinaan ceramah, karena pembinaan ceramah memberikan suatu pembinaan yang bersifat mendasar dalam mencegah sikap amoral dan merupakan pembinaan yang paling tepat untuk merubah sikap anak jalanan yang dilakukan sejak awal pembinaan. Ceramah berisi nilai-nilai keagamaaan yang menjadi kebutuhan jiwa", "type": "Text" }, { "left": 223, "top": 87, "width": 180, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hendri Puguh Prasetyo dan M Towil Umuri", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 772, "width": 242, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "72 | Jurnal Citizenship , Vol. 3 No. 1, Juli 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 32, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "manusia yang perlu dipenuhi. Anak harus diberikan pembinaan agama sejak kecil agar terbina moral yang baik.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 182, "width": 113, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 201, "width": 401, "height": 78, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Budiningsih, Asri. (2003). Pembelajaran Moral . Jakarta : Asdi Mahasatya Daradjat, Zakiah. (2004). Ilmu Pendidikan Islam , Bandung : Bumi Aksara Departemen Sosial. (2000). Tentang Konsep Pelayanan Anak Jalanan Melalui Rumah Singgah, Mobil Sahabat Dan Boarding House , Jakarta: Departemen Sosial dan United Nations development Programme (UNDP)", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 288, "width": 400, "height": 59, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Djahiri, A. Kosasih. (1995/1996). Dasar-Dasar Umum Metodelogi & Pengajaran Nilai-Nilai Moral PVCT , Bandung : Lab PengajaranPMPKN IKIP Haricahyono, Cheppy. (1995). Dimensi-Dimensi Pendidikan Moral , Semarang : IKIP SemarangPres", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 355, "width": 400, "height": 25, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kompas.com. (31 Januari (2012) ( file:///C:/Users/Compaq/Videos/ALL Google Jumlah Anak Jalanan Di Indonesia.htm)", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 389, "width": 400, "height": 72, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mangunhardjana. (1986). Pembinaan: Arti dan Metodenya . Yogyakarta: Kanisius Menteri Sosial Republik Indonesia, Keynote Speech Pola Penanganan Anak Jalanan Di Indonesia , Tahun 2003 Pola Penanganan Anak Jalanan Indonesia, Bappeda kota Yogyakarta bekerjasama dengan LPM UII, Kampus FTSP UII Yogyakarta", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 470, "width": 400, "height": 25, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Moleong, Lexy. (2006). Metode Penelitian Kualitatif . Bandung: PT. Remaja Rosda Karya", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 504, "width": 400, "height": 24, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peraturan Daerah Privinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Perlindunga Anak yang Hidup di Jalan.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 537, "width": 333, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Poespoprodjo, W. (1999). Filsafat Moral , Bandung : pustaka grafika.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 557, "width": 144, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Undang- Undang Dasar 1945", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 577, "width": 400, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yusuf, LN, S. dan Juntika-Nurichsan, A. (2007). Teory Kepribadian . Bandung:", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 591, "width": 122, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PT Remaja Rosda Karya", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 611, "width": 387, "height": 24, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(http://nationalgeographic.co.id/lihat/berita/1711/perlakuan-anak-jalanan-di-diy- memprihatinkan) diakses tanggal 27 januari (2012)", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 644, "width": 228, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(file:///c:/users/pictures/pendidikan moral.htm)", "type": "Text" } ]
9f8606fd-a968-2bbe-efc9-3a49d06a73bc
https://journal.uim.ac.id/index.php/equilibrium/article/download/967/640
[ { "left": 441, "top": 67, "width": 66, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Judul ... – Nama", "type": "Page header" }, { "left": 172, "top": 692, "width": 417, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Wacana Equiliberium : Jurnal Pemikiran & Penelitian Ekonomi Vol. 08, No.02 P-ISSN : 2339-2185, E-ISSN : 2654-3869 100", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 95, "width": 364, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENGARUH PENGALAMAN KERJA, INDEPENDENSI, INTEGRITAS, KOMPETENSI DAN ETIKA AUDITOR KUALITAS AUDIT", "type": "Section header" }, { "left": 134, "top": 133, "width": 374, "height": 44, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Muslim 1 , Andi Nurwanah 2 , Ratna Sari 3 , Muhammad Arsyad 4 , Muhammad Arsyad 5 [email protected] 1 , [email protected] 2 , [email protected] 3 , [email protected] 4 , [email protected] 5 Universitas Muslim Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 295, "top": 202, "width": 50, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 133, "top": 213, "width": 379, "height": 138, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The purpose of this study is to assess and evaluate the influence of work experience, autonomy, honesty, competence and audit ethics on the audit quality of the public accounting firm in Makassar city. This method of analysis used in the study is quantitative with primary data sources, which are data collected by administering questionnaires directly without intermediaries. Multiple linear regression analysis was used using the t-test to prove and evaluate this. There were 48 respondents to the number of samples in this report. The validity test, reliability test, normality test, multicollinearity test, heteroscedasticity test, multiple linear regression test, coefficient determination test, t-test, and f test were used for data analysis. The conclusion of this analysis is that there is a positive and important influence of work experience on the consistency of audits. Freedom has a positive and powerful influence on the consistency of audits. Integrity has a positive and meaningful influence on the consistency of audits. Competence has a positive and important effect on the quality of the audit, and Auditor Ethics has a positive and important impact on the quality of the audit.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 354, "width": 366, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords: Work Experience, Independence, Integrity, Competence, and Auditor Ethics on Audit Quality", "type": "Text" }, { "left": 297, "top": 384, "width": 48, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 133, "top": 395, "width": 376, "height": 140, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengalaman kerja, independensi, integritas, kompetensi dan etika auditor terhadap kualitas audit pada kantor akuntan publik kota makassar. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah Kuantitatif dengan sumber data primer yang merupakan data yang didapatkan secara langsung tanpa perantara dengan pembagian kuesioner. Dalam membuktikan dan menganalisis hal tersebut, maka digunakan analisis regresi linear berganda dengan menggunakan uji t. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 48 responden. Adapun teknik pengujian metode analisis data yang digunakan yaitu uji validitas, uji realibilitas, uji normalitas, uji multikolonieritas, uji heteroskedastistas, ujiregresi linear berganda, uji koefisien determinasi, uji t dan uji f. Hasil penelitian ini adalah pengalaman kerja berpengaruh posistif dan signifikan terhadap kualitas audit. Independensi berpengaruh posistif dan signifikan terhadap kualitas audit. Integritas berpengaruh posistif dan signifikan terhadap kualitas audit. Kompetensi berpengaruh posistif dan signifikan terhadap kualitas audit dan Etika Auditor berpengaruh posistif dan signifikan terhadap kualitas audit.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 536, "width": 376, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata kunci: Pengalaman Kerja, Independensi, Integritas, Kompetensi, Dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 569, "width": 80, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 133, "top": 581, "width": 180, "height": 83, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kehadiran Akuntan publik adalah untuk memberikan jaminan bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh pihak perusahaan telah berkualitas. Oleh karena itu sebagai pihak independent, tentu akuntan publik juga harus melaksanakan proses auditnya dengan berkualitas.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 664, "width": 180, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kualitas audit merupakan sebuah proses untuk memastikan bahwa standar", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 569, "width": 180, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "auditing berlaku umum telah dilaksanakan, mematuhi", "type": "Table" }, { "left": 329, "top": 581, "width": 184, "height": 106, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "prosedur pengendalian kualitas dan memenuhi standar-standar secara konsisten dalam penugasannya hingga tercapai kualitas hasil yang baik. (Rahim, Sari, Wardaningsi, & Muslim, 2020). (Muslim, Rahim, Pelu, & Pratiwi, 2020) mengemukakan bahwa sebuah audit yang berkualitas akan mampu mengurangi", "type": "Text" }, { "left": 146, "top": 67, "width": 363, "height": 33, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Integritas, Kompetensi Dan Etika Auditor Kualitas Audit – Muslim 1 , Andi Nurwanah 2 , Ratna Sari 3 , Muhammad Arsyad 4 , Muhammad Arsyad 5", "type": "Text" }, { "left": 172, "top": 692, "width": 417, "height": 34, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Wacana Equiliberium : Jurnal Pemikiran & Penelitian Ekonomi Vol. 08, No.02 P-ISSN : 2339-2185, E-ISSN : 2654-3869 101", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 118, "width": 180, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "faktor ketidakpastian dalam laporan keuangan yang disajikan oleh pihak manajemen.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 154, "width": 180, "height": 213, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fenomena di Indonesia mengenai lemahnya kualitas audit yaitu Menteri keuangan Sri Mulyani Indrawati membekukan izin akuntan publik Kasner Sirumapea selama 12 bulan dan memberikan sanksi administratif KAP Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang & Rekan yang telah mengaudit hasil laporan keuangan PT Garuda Indonesia Tbk per 31 desember 2018. Auditor tersebut belum sepenuhnya memenuhi Standar Audit (SA). Selain itu, KAP belum menerapkan sistem pengendalian mutu secara optimal terkait konsultasi dengan pihak eksternal. Oleh karena itu akuntan publik tersebut tidak memiliki sikap independensi, integritas dan kurang berkompeten sehingga bisa menurunkan kualitas audit.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 368, "width": 180, "height": 59, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Selain fenomena diatas mengenai lemahnya kualitas audit yaitu Menteri Keuangan mengenakan sanksi administratif kepada Akuntan Publik Marlinna, Akuntan Publik Merliyana", "type": "Table" }, { "left": 133, "top": 427, "width": 180, "height": 119, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Syamsul dan KAP Satrio, Bing, Eny dan Rekan yang mengaudit laporan keuangan SNP Finance. AP dan KAP tersebut gagal mendeteksi adanya kecurangan pada laporan keuangan PT Finance. Oleh karena itu pemahaman tentang standar audit dan kompetensi auditor harus ditingkat oleh AP dan KAP tersebut supaya AP dan KAP tersebut dapat menghasilkan kualitas audit yang baik.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 547, "width": 180, "height": 118, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dengan munculnya kasus-kasus tersebut dapat memengaruhi presepsi masyarakat. Maraknya skandal keuangan yang terjadi baik di dalam maupun di luar negeri telah memberi dampak besar terhadap kepercayaan publik terhadap profesi akuntan publik. Maka dibutuhkan kualitas audit yang tinggi agar menghasilkan laporan keuangan yang bisa dipercaya dalam pengambilan keputusan.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 665, "width": 180, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian kualitas audit telah banyak diteliti. Beberapa diantaranya", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 118, "width": 183, "height": 118, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(Angelina, 2017), (Haryanto & Susilawati, 2018), (Biri, 2019) dan (Rahim, Sari, Wardaningsi, & Muslim, 2020). Beberapa penelitian yang telah diuraikan mengaitkan variabel pengalaman kerja terhadap kualitas audit, independensi terhadap kualitas audit, integritas terhadap kualitas audit, kompetensi terhadap kualitas audit dan etika auditor terhadap kualitas audit.", "type": "Table" }, { "left": 329, "top": 237, "width": 180, "height": 154, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(Sari Y.E & Helmayunita N, 2018) mengemukakan bahwa pengalaman audit adalah pengalaman auditor dalam melakukan audit laporan keuangan baik dari segi lamanya waktu maupun banyaknya penugasan yang pernah ditangani. Seorang auditor yang memiliki pengalaman yang memadai akan lebih memahami dan mengetahui berbagai masalah secara lebih mendalam dan lebih mudah dalam mengikuti perkembangan yang semakin kompleks dalam lingkungan audit kliennya. Hasil", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 380, "width": 183, "height": 154, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "penilitian (Trihapsari & Anisyukurlillah, 2016) mengemukakan bahwa pengalaman audit berpengaruh positif terhadap kualitas audit dan etika auditor berpengaruh postif terhadap kualitas audit. Penelitian (Muhayoca & Ariani, 2017) menemukan Pengalaman kerja berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal ini menunjukkan bahwa jika auditor memiliki pengalaman kerja yang matang dalam bidangnya maka akan semakin tinggi pula kualitas audit yang dihasilkan.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 535, "width": 182, "height": 130, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(Wood, Tugiman, & Muslih, 2017) mengemukakan bahwa independensi merupakan suatu standar auditing yang sangat penting untuk dimiliki oleh auditor. Auditor harus dapat mempertahankan sikap mental independen karena opini yang dikeluarkan bertujuan untuk menambah kredibilitas laporan keuangan yang disajikan manajemen, sehingga jika auditor tersebut tidak independen maka kualitas audit yang dihasilkan tidak baik.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 665, "width": 182, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian yang dilakukan oleh (Murti & Firmansyah, 2017) bahwa", "type": "Text" }, { "left": 146, "top": 67, "width": 363, "height": 33, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Integritas, Kompetensi Dan Etika Auditor Kualitas Audit – Muslim 1 , Andi Nurwanah 2 , Ratna Sari 3 , Muhammad Arsyad 4 , Muhammad Arsyad 5", "type": "Text" }, { "left": 172, "top": 692, "width": 417, "height": 34, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Wacana Equiliberium : Jurnal Pemikiran & Penelitian Ekonomi Vol. 08, No.02 P-ISSN : 2339-2185, E-ISSN : 2654-3869 102", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 118, "width": 180, "height": 59, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "independensi auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Dengan sikap yang independen seorang akuntan publik akan menghasilkan sebuah kualitas audit yang tidak diragukan hasilnya.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 178, "width": 180, "height": 58, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sehingga laporan keuangan yang diperiksa pun keandalannya dapat dipercaya, sehingga para investor ataupun para pemakai laporan keuangan menjadi lebih leluasa untuk mengambil keputusan.", "type": "Table" }, { "left": 133, "top": 237, "width": 180, "height": 82, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Laporan keuangan yang baik atau buruk dihasilkan dari pemeriksaan yang dijalankan oleh para akuntan publik, dan dapat membantu masyarakat melihat kewajaran dari laporan keuangan tersebut. (Sirajuddin & Ravember , 2020) mengungkapkan", "type": "Text" }, { "left": 223, "top": 308, "width": 30, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "bahwa", "type": "Table" }, { "left": 133, "top": 308, "width": 180, "height": 119, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "integritas merupakan kualitas yang mendasari kepercayaan publik dan merupakan patokan ( benchmark ) bagi anggota dalam menguji semua keputusan yang diambilnya. Integritas mengharuskan seorang anggota untuk bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh", "type": "Table" }, { "left": 133, "top": 427, "width": 180, "height": 95, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak dapat menerima kecurangan atau peniadaan prinsip. Integritas mengharuskan anggota untuk menaati baik bentuk maupun jiwa standar teknis dan etika.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 523, "width": 180, "height": 58, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil penelitian (Susilo & Widyastuti, 2015) menemukan integritas memiliki pengaruh positif pada kinerja auditor. Hal ini bermakna bahwa semakin berintegritas auditor", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 570, "width": 180, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "inspektorat melakukan tugasnya maka semakin baik kinerjanya.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 606, "width": 180, "height": 82, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Selain beberapa faktor diatas, faktor integritas auditor juga berpengaruh terhadap kualitas hasil audit. (Fitriani & Hidayat, 2013) menyatakan bahwa integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak dapat menerima", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 118, "width": 180, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "kecurangan prinsip. Dengan integritas yang tinggi, maka auditor dapat meningkatkan kualitas hasil auditnya.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 154, "width": 180, "height": 82, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nugrahini (2015) mengemukakan bahwa kompetensi merupakan suatu keahlian, pengetahuan, pengalaman serta keterampilan yang diperlukan oleh seorang auditor dalam menjalankan tugas auditnya agar dapat melakukan audit secara cermat, objektif, dan juga seksama.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 237, "width": 182, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil penilitian yang dilakukan oleh (Wahyuni, Tugiman, & Nurbaiti, 2016) bahwa kompetensi auditor berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kualitas audit yang dihasilkannya, semakin tinggi kompetensi seorang auditor maka kualitas audit yang dihasilkan semakin baik.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 332, "width": 180, "height": 71, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(Amin, 2019) mengungkapkan bahwa etika auditor merupakan nilai tingkah laku auditor untuk menumbuhkan kepercayaan publik terhadap organisasi dengan selalu berperilaku etis dan memegang prinsip etika yang baik.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 404, "width": 180, "height": 272, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Hanjani & Rahardja, 2014) pengaruh etika auditor terhadap kualitas audit menunjukkan bahwa etika auditor memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kualitas audit. Auditor dengan etika yang lebih baik maka akan semakin baik kualitas audit yang dilakukannya Penelitian ini ingin menguji kualitas audit dipengaruhi oleh pengalaman kerja, kompetensi, independensi, integritas dan etika auditor pada kantor akuntan publik di kota Makassar, karena faktor-faktor penentu kualitas audit diantaranya adalah kompetensi dan independensi. Hal ini didasarkan pada pernyataan AAA ( American Accounting Association ) Financial Accounting Commite (2000) yang menyatakan bahwa kualitas audit ditentukan oleh dua hal yaitu kompetensi dan independensi. Kedua hal tersebut berpengaruh langsung terhadap kualitas audit.", "type": "Text" }, { "left": 146, "top": 67, "width": 363, "height": 33, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Integritas, Kompetensi Dan Etika Auditor Kualitas Audit – Muslim 1 , Andi Nurwanah 2 , Ratna Sari 3 , Muhammad Arsyad 4 , Muhammad Arsyad 5", "type": "Text" }, { "left": 172, "top": 692, "width": 417, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Wacana Equiliberium : Jurnal Pemikiran & Penelitian Ekonomi Vol. 08, No.02 P-ISSN : 2339-2185, E-ISSN : 2654-3869 103", "type": "Text" }, { "left": 159, "top": 118, "width": 154, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini merujuk pada", "type": "Table" }, { "left": 133, "top": 130, "width": 180, "height": 189, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "penelitian (Wood, Tugiman, & Muslih, 2017) yang mengkaji tentang Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian (Wood, Tugiman, & Muslih, 2017) adalah dalam penelitian ini ditambahkan tiga variabel baru untuk mengukur kualitas audit yaitu Pengalaman Kerja, Integritas, dan Etika Auditor. Alasannya adalah karena kajian mengenai Pengalaman Kerja, Independensi, Integritas, Kompetensi dan etika auditor merupakan suatu hal yang menarik untuk diteliti karena kajian ini merupakan faktor utama dan penting sebagai penentu kualitas dalam", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 320, "width": 79, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pelaksanaan audit.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 344, "width": 112, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "TINJAUAN TEORETIS Teori Atribusi", "type": "Section header" }, { "left": 133, "top": 368, "width": 185, "height": 320, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut Fritz Heider sebagai pencetus teori atribusi, teori atribusi merupakan teori yang menjelaskan tentang perilaku seseorang. Teori atribusi menjelaskan mengenai proses bagaimana kita menentukan penyebab dan motif tentang perilaku seseorang. Teori ini mengacu tentang bagaimana seseorang menjelaskan penyebab perilaku orang lain atau dirinya sendiri yang akan ditentukan apakah dari internal misalnya sifat, karakter, sikap, dan lain-lain ataupun eksternal misalnya tekanan situasi atau keadaan tertentu yang akan memberikan pengaruh terhadap perilaku individu (Pratomo & Achyani, 2015) Teori atribusi menjelaskan tentang pemahaman akan reaksi seseorang terhadap peristiwa di sekitar mereka, dengan mengetahui alasan- alasan mereka atas kejadian yang dialami. Teori atribusi dijelaskan bahwa terdapat perilaku yang berhubungan dengan sikap dan karakteristik individu, maka dapat dikatakan bahwa hanya melihat perilakunya akan dapat diketahui sikap atau karakteristik orang tersebut", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 118, "width": 183, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "serta dapat juga memprediksi perilaku seseorang dalam menghadapi situasi tertentu.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 154, "width": 188, "height": 165, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori atribusi karena peneliti akan melakukan studi empiris untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi auditor terhadap kualitas hasil audit, khususnya pada karakteristik personal auditor itu sendiri. Pada dasarnya karakteristik personal seorang auditor merupakan salah satu penentu terhadap kualitas hasil audit yang akan dilakukan karena merupakan suatu faktor internal yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 332, "width": 180, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengalaman auditor terhadap kualitas audit", "type": "Section header" }, { "left": 329, "top": 356, "width": 185, "height": 178, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengalaman secara signifikan dapat meningkatkan audit judgement. Bahwa adanya pengalaman yang besar dari auditor akan menghasilkan audit yang semakin berkualitas. Kemudian hal tersebut mendukung bahwa pengalaman akan mempengaruhi penilaian atau pendapat seseorang. Seorang auditor yang memiliki pengalaman yang besar akan dapat melakukan penilaian dengan baik. (Sulistyawati, Santoso, & Prastiti, 2019). Pengalaman kerja audit yang lebih besar secara signifikan dapat meningkatkan kualitas hasil audit laporan keuangan. (Tjahjono & Adawiyah, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 535, "width": 183, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil penilitian (Adisti & Setyohadi, 2019) pengalaman kerja memiliki pengaruh positif terhadap kualitas audit. Adapun hasil penelitian (Amran & Selvia, 2019) pengalaman kerja memiliki pengaruh positif terhadap kualitas audit Berdasarkan penjelasan diatas, dapat dibuat hipotesis bahwa:", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 632, "width": 189, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "H1: Pengalaman kerja berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 677, "width": 174, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Indenpendensi terhadap kualitas audit", "type": "Section header" }, { "left": 146, "top": 67, "width": 363, "height": 33, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Integritas, Kompetensi Dan Etika Auditor Kualitas Audit – Muslim 1 , Andi Nurwanah 2 , Ratna Sari 3 , Muhammad Arsyad 4 , Muhammad Arsyad 5", "type": "Text" }, { "left": 172, "top": 692, "width": 417, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Wacana Equiliberium : Jurnal Pemikiran & Penelitian Ekonomi Vol. 08, No.02 P-ISSN : 2339-2185, E-ISSN : 2654-3869 104", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 118, "width": 180, "height": 225, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Independen mengartikan bahwa seseorang tidak dapat dipengaruhi. Seorang auditor dalam melaksanakan tugas audit harus didukung dengan sikap independen, dimana seorang auditor tidak boleh dipengaruhi oleh pihak lain, dan tidak dikendalikan oleh pihak lain. Dalam hubungannya dengan auditor, independensi berpengaruh penting sebagai dasar utama agar auditor dipercaya oleh masyarakat umum. (Adisti & Setyohadi, 2019) menemukan bahwa independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Auditor harus dapat mengumpulkan setiap informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan audit dimana hal tersebut harus didukung dengan sikap independen.", "type": "Table" }, { "left": 133, "top": 344, "width": 183, "height": 59, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Falatah & Sukirno, 2018) independensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit, begitupun hasil penelitian (Armawan & Wiratmaja, 2020)", "type": "Table" }, { "left": 133, "top": 404, "width": 180, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "independensi memiliki pengaruh positif terhadap kualitas audit.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 430, "width": 191, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "H2:independensi berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 463, "width": 152, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Integritas terhadap kualitas audit", "type": "Section header" }, { "left": 133, "top": 475, "width": 180, "height": 71, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mulyadi (2002) mengemukakan bahwa integritas adalah suatu karakter yang menunjukan kemampuan seseorang untuk mewujudkan apa yang telah disanggupinya dan diyakini kebenarannya ke dalam kenyataan.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 547, "width": 180, "height": 129, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Auditor yang berintegritas adalah auditor yang memiliki kemampuan untuk mewujudkan apa yang telah diyakini kebenarannya tersebut ke dalam kenyataan. Dengan mempertahankan integritas dalam bekerja sangat penting bagi penilaian kualitas hasil kerja atau kinerja auditor. Auditor yang berintegritas tinggi akan bertindak jujur dan tegas dalam mempertimbangkan fakta pada saat menyelesaikan pekerjaan audit.", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 118, "width": 93, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil", "type": "Table" }, { "left": 329, "top": 118, "width": 182, "height": 83, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "penelitian (Susilo & Widyastuti, 2015) bahwa integritas berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Hasil penelitian (Gita & Dwirandra, 2018) juga menemukan bahwa integritas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 203, "width": 191, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "H3: Integritas berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 237, "width": 162, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kompetensi terhadap kualitas audit", "type": "Section header" }, { "left": 329, "top": 249, "width": 180, "height": 59, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kemungkinan auditor menemukan serta melaporkan pelanggaran pada sistem akuntansi pada perusahaan sangatlah besar seperti yang telah ditetapkan pada standar akuntansi dan standar audit yang berlaku.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 308, "width": 180, "height": 83, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(Gao, 2017) menyatakan kompetensi merupakan kemampuan seorang auditor untuk mengaplikasikan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimilikinya dalam melakukan audit sehingga auditor dapat melakukan audit dengan teliti, cermat, dan obyektif.", "type": "Table" }, { "left": 329, "top": 392, "width": 180, "height": 106, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(Mulyadi, 2011) mengemukakan kompetensi yang dibutuhkan dalam melakukan audit yaitu pengetahuan dan kemampuan. Auditor harus memiliki pengetahuan untuk memahami entitas yang diaudit, kemudian auditor harus memiliki kemampuan untuk bekerja sama dalam tim serta kemampuan dalam menganalisa permasalahan.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 499, "width": 183, "height": 47, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil penelitian (Permatasari, 2018) menemukan bahwa kompetensi berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit dan adapun hasil penelitian", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 547, "width": 180, "height": 58, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(Tjahjono & Adawiyah, 2019) menemukan bahwa kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Berdasarkan penjelasan di atas, maka hipotesis yang dibangun adalah:", "type": "Table" }, { "left": 329, "top": 608, "width": 188, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "H4: Kompetensi berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 642, "width": 168, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Etika auditor terhadap kualitas audit", "type": "Section header" }, { "left": 355, "top": 654, "width": 38, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Akuntan", "type": "Table" }, { "left": 329, "top": 654, "width": 180, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "professional dalam menjalankan tugasnya memiliki pedoman- pedoman yang mengikat seperti kode etik", "type": "Text" }, { "left": 146, "top": 67, "width": 363, "height": 33, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Integritas, Kompetensi Dan Etika Auditor Kualitas Audit – Muslim 1 , Andi Nurwanah 2 , Ratna Sari 3 , Muhammad Arsyad 4 , Muhammad Arsyad 5", "type": "Text" }, { "left": 172, "top": 692, "width": 417, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Wacana Equiliberium : Jurnal Pemikiran & Penelitian Ekonomi Vol. 08, No.02 P-ISSN : 2339-2185, E-ISSN : 2654-3869 105", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 118, "width": 180, "height": 106, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dalam hal ini adalah Kode Etik Akuntan Indonesia, sehingga dalam melaksanakan aktivitasnya akuntan publik memiliki arah yang jelas dan dapat memberikan keputusan yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak- pihak yang menggunakan hasil keputusan auditor. (Rinaldy, Amin, & Shalsabila, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 225, "width": 180, "height": 106, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(Sularsih, 2017) menyatakan bahwa akuntan publik yang memiliki kesadaran untuk berperilaku secara etis berarti memiliki komitmen untuk menerapkan Kode Etik Profesi Akuntan Publik. Apabila komitmen itu dijaga maka pelanggaran dapat dihindari, sehingga akuntan publik bisa meningkatkan kualitas auditnya.", "type": "Text" }, { "left": 159, "top": 332, "width": 153, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil penelitian", "type": "Table" }, { "left": 133, "top": 344, "width": 180, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(Amran & Selvia, 2019) menemukan bahwa etika auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit dan adapun hasil penelitian (Angelina, 2017) menemukan etika auditor berpengaruh positif terhdap kualitas audit. Berdasarkan penjelasan di atas, maka hipotesis yang dibangun adalah:", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 442, "width": 185, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "H5: Etika auditor berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 475, "width": 116, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 133, "top": 487, "width": 180, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Populasi dalam penelitian ini meliputi auditor yang terdapat pada 10 KAP di Kota Makassar yang terdaftar pada IAPI Makassar tahun 2019 dengan total auditor sebanyak 56 auditor. Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik metode sensus yaitu semua populasi dijadikan sampel.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 582, "width": 180, "height": 83, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam penelitian ini data dikumpulkan melalui metode survei, yaitu menyebarkan daftar pertanyaan (kuesioner) yang akan diisi atau dijawab oleh responden. Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di kota", "type": "Table" }, { "left": 133, "top": 665, "width": 180, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Makassar. Kuesioner diberikan secara langsung kepada responden dengan", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 118, "width": 180, "height": 59, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "menggunakan daftar pernyataan yang telah disusun secara tertulis dan sistematis serta dipersiapkan terlebih dahulu, kemudian diajukan kepada responden dan terakhir diserahkan kembali pada peneliti.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 178, "width": 182, "height": 130, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari pembagian kuesioner kepada para responden dalam bentuk pertanyaan tertulis mengenai persepsi auditor terhadap kualitas audit. Sumber data yang digunakan adalah a five point scale kuesioner. Setiap pertanyaan dari variabel yang diteliti menggunakan skala likert dan masing-masing butir diberi skor 1 (satu) sampe 5 (lima).", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 320, "width": 180, "height": 107, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Definisi Operasional Variabel Kualitas Audit (Y) Kualitas Audit merupakan pemeriksaan yang sistematis dan independen untuk menentukan aktivitas, mutu, dan hasilnya sesuai dengan peraturan yang telah direncanakan dan peraturan tersebut diimplementasikan secara efektif dan cocok dengan tujuan.", "type": "Table" }, { "left": 329, "top": 427, "width": 180, "height": 71, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kualitas audit diukur dengan indikator: Kesesuaian Pemeriksaan dengan Standar audit dan Kualitas laporan hasil pemeriksaan. Pengalaman (X1) Pengalaman audit", "type": "Table" }, { "left": 329, "top": 487, "width": 180, "height": 71, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "adalah keterampilan dan pengetahuan dalam hal melakukan audit laporan keuangan baik dari segi banyaknya waktu, banyaknya klien, maupun jenis-jenis organisasi yang pernah ditangani.", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 558, "width": 53, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengalaman", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 558, "width": 180, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "diukur dengan indicator: Lamanya bekerja sebagai auditor dan Banyaknya", "type": "Table" }, { "left": 329, "top": 582, "width": 179, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "tugas pemeriksaan.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 606, "width": 180, "height": 82, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Independensi (X2) Independensi adalah suatu sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti auditor harus jujur dalam mempertimbangkan fakta sesuai dengan", "type": "Text" }, { "left": 146, "top": 67, "width": 363, "height": 33, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Integritas, Kompetensi Dan Etika Auditor Kualitas Audit – Muslim 1 , Andi Nurwanah 2 , Ratna Sari 3 , Muhammad Arsyad 4 , Muhammad Arsyad 5", "type": "Text" }, { "left": 172, "top": 692, "width": 417, "height": 34, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Wacana Equiliberium : Jurnal Pemikiran & Penelitian Ekonomi Vol. 08, No.02 P-ISSN : 2339-2185, E-ISSN : 2654-3869 106", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 118, "width": 62, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "kenyataannya.", "type": "Text" }, { "left": 210, "top": 118, "width": 103, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Independensi diukur", "type": "Table" }, { "left": 133, "top": 130, "width": 183, "height": 178, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dengan indicator : Penyusunan program, Pelaksanaan pekerjaan dan Pelaporan. Integritas (X3) Integritas adalah unsur karakter yang mendasar bagi pengakuan profesional yang merupakan kualitas yang menjadikan timbulnya kepercayaan masyarakat sehingga mengharuskan auditor untuk bersikap jujur dan berterus terang dalam batasan kerahasiaan. Integritas diukur dengan indicator : Kejujuran auditor, Keberanian auditor, Sikap bijaksana auditor dan Tanggung jawab auditor. Kompetensi (X4)", "type": "Table" }, { "left": 133, "top": 308, "width": 180, "height": 107, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kompetensi adalah kualifikasi yang dibutuhkan oleh auditor untuk melaksanakan audit dengan benar. Seorang auditor untuk memperoleh kompetensi tersebut, dibutuhkan pendidikan dan pelatihan yang dikenal dengan nama pendidikan profesional berkelanjutan. Kompetensi diukur dengan", "type": "Table" }, { "left": 133, "top": 416, "width": 180, "height": 130, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "indikator : Mutu personal, Pengetahuan umum dan Keahlian khusus. Etika Auditor (X5) Etika Auditor adalah suatu prinsip untuk melakukan proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi untuk menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi yang dimaksud dengan kriteria-kriteria yang dimaksud.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 547, "width": 180, "height": 70, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Etika auditor diukur dengan indikator : Kepribadian; Kecakapan professional; Tanggung jawab,; Pelaksanaan kode etik; Penafsiran dan penyempurnaan kode etik. Untuk menguji hubungan", "type": "Table" }, { "left": 133, "top": 618, "width": 180, "height": 56, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pengalaman kerja, independensi, integritas, kompetensi dan etika auditor terhadap kualitas audit dalam penelitian ini maka dilakukan analisis linier berganda melalui alat analisis program SPSS.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 130, "width": 136, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 329, "top": 142, "width": 180, "height": 130, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Uji Regresi Linear Berganda Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain. Regresi adalah alat analisis yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan program SPSS diperoleh persamaan yang dapat dilihat dalam tabel berikut.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 273, "width": 166, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel. 1 Hasil Uji Regresi Linear Berganda", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 285, "width": 201, "height": 129, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Model Unstandardized Coefficients t Sig. B Constant -4.002 -3.708 0.001 Pengalaman Kerja 0.221 2.963 0.005 Independensi 0.241 3.887 0.000 Integritas 0.160 3.419 0.001 Kompetensi 0.192 2.892 0.006 Etika Auditor 0.212 4.623 0.000", "type": "Table" }, { "left": 329, "top": 418, "width": 125, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber : data yang diolah, 2020", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 440, "width": 180, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan tabel 1 di atas, maka persamaan regresi yang terbentuk pada uji regresi ini adalah:", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 481, "width": 175, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Y = -4,002 + 0,221 X 1 + 0,241 X 2 + 0,160 X 3 + 0,192 X 4 + 0,212 X 5 + e", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 516, "width": 180, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengaruh pengalaman kerja terhadap kualitas audit", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 540, "width": 180, "height": 142, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil pengujian hipotesis pertama (H1) menunjukkan bahwa pengalaman kerja berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hasil ini menggambarkan bahwa semakin banyak jam kerja yang dilakukan oleh auditor dalam mengaudit suatu laporan keuangan perusahaan maka akan semakin besar pengaruh yang diberikan terhadap kualitas audit. Karena berbagai kejadian yang terjadi saat mengaudit klien satu dengan klien yang lainnya, Auditor yang berpengalaman", "type": "Text" }, { "left": 146, "top": 67, "width": 363, "height": 33, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Integritas, Kompetensi Dan Etika Auditor Kualitas Audit – Muslim 1 , Andi Nurwanah 2 , Ratna Sari 3 , Muhammad Arsyad 4 , Muhammad Arsyad 5", "type": "Text" }, { "left": 172, "top": 692, "width": 417, "height": 34, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Wacana Equiliberium : Jurnal Pemikiran & Penelitian Ekonomi Vol. 08, No.02 P-ISSN : 2339-2185, E-ISSN : 2654-3869 107", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 118, "width": 180, "height": 83, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "diasumsikan dapat memberikan kualitas audit yang lebih baik dibandingkan dengan auditor yang belum berpengalaman. Hal ini dikarenakan pengalaman akan membentuk keahlian seseorang baik secara teknis maupun secara psikis.", "type": "Table" }, { "left": 133, "top": 201, "width": 183, "height": 71, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Semakin lama masa kerja seorang auditor maka kualita audit yang dihasilkan juga semakin baik. Seiring dengan masa kerja yang dilewati saat melakukan tugas audit, maka pengetahuan yang dimiliki seorang auditor akan semakin bertambah.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 273, "width": 180, "height": 58, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dengan bertambahnya pengetahuan tersebut maka audit yang dihasilkan juga semakin baik dan dapat dipercaya karena telah dihasilkan oleh auditor yang berpengalaman dalam", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 320, "width": 180, "height": 71, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "bidangnya. Pengalaman auditor merupakan suatu proses pembelajaran dan perkembangan potensi auditor selama berinteraksi dengan tugas yang dilakukan selama rentang waktu tertentu.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 392, "width": 183, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dengan pengalaman yang dimiliki auditor, maka auditor dapat dengan mudah menemukan kesalahan dan mengetahui penyebab kesalahan tersebut. Dengan pengalaman yang dimilki pula auditor akan mampu menghasilkan audit yang lebih baik untuk tugas selanjutnya. (Tjahjono & Adawiyah, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 487, "width": 185, "height": 189, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh (Adisti & Setyohadi, 2019) dan (Amran & Selvia, 2019) menemukan bahwa pengalaman kerja memiliki pengaruh positif terhadap kualitas audit. Seseorang yang memiliki pengalaman kerja yang dilihat dari lamanya menjadi auditor, tingginya tugas audit yang didapatkan dan banyaknya jumlah perusahaan yang diaudit akan dapat meningkatkan kualitas hasil audit serta semakin luas pengalaman kerja seseorang maka semakin terampil dalam melakukan pekerjaan sehingga akan menghasilkan hasil sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 118, "width": 180, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengaruh independensi terhadap kualitas audit", "type": "Table" }, { "left": 329, "top": 142, "width": 183, "height": 308, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil pengujian hipotesis kedua (H2) menunjukkan bahwa Independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hasil ini menunjukan jika seorang auditor memiliki independensi yang tinggi akan memberikan penilaian yang senyatanya terhadap laporan keuangan yang diperiksa, tanpa memiliki beban apapun terhadap pihak manapun. Maka penilaiannya akan mencerminkan kondisi yang sebenarnya dari sebuah perusahaan yang diperiksa. Dengan demikian maka jaminan atas keandalan laporan yang diberikan oleh auditor tersebut dapat dipercaya oleh semua pihak yang berkepentingan.. Sikap tidak memihak yang ditunjukkan auditor ketika melaksanakan tugasnya mencerminkan auditor bebas dari pengaruh apapun dan bersikap jujur kepada kreditur, pihak perusahaan, dan pihak lain yang menaruh kepercayaan terhadap laporan keuangan yang sudah diaudit. Oleh karena itu, Semakin tinggi independensi yang dimiliki auditor, maka semakin baik kualitas audit yang dihasilkan.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 451, "width": 180, "height": 83, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Independensi yang dimiliki oleh auditor memiliki pengertian sebagai sikap seorang auditor yang tidak memihak pihak manapun dan tidak mudah dipengaruhi oleh pihak lain dalam memberikan opini audit terhadap laporan keuangan yang sedang di audit.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 535, "width": 183, "height": 118, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Auditor harus mendapatkan kepercayaan dari klien maupun para pemakai laporan keuangan kliennya dalam memberikan opini audit untuk membuktikan kewajaran atau tidak terdapat kecurangan dalam laporan keuangan yang telah di audit. Sehingga, akuntan publik penting untuk memiliki sikap yang independen dalam memenuhi tanggung jawabnya sebagaiauditor.", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 654, "width": 153, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Auditor juga harus bersikap tegas", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 665, "width": 180, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "apabila klien kemungkinan memperlakukan auditor dengan maksud", "type": "Table" }, { "left": 146, "top": 67, "width": 363, "height": 33, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Integritas, Kompetensi Dan Etika Auditor Kualitas Audit – Muslim 1 , Andi Nurwanah 2 , Ratna Sari 3 , Muhammad Arsyad 4 , Muhammad Arsyad 5", "type": "Text" }, { "left": 172, "top": 692, "width": 417, "height": 34, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Wacana Equiliberium : Jurnal Pemikiran & Penelitian Ekonomi Vol. 08, No.02 P-ISSN : 2339-2185, E-ISSN : 2654-3869 108", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 118, "width": 180, "height": 166, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "atau tujuan tertentu untuk mendapatkan hasil audit yang sesuai dengan keinginan kliennya. Sehingga auditor harus mempertahankan sikap independen dalam menjalankan tugasnya untuk meningkatkan integritasnya dihadapan klien dan masyarakat. Ketika seorang auditor kehilangan sikap independen ini maka auditor mudah untuk dipengaruhi oleh pihak lain dan laporan hasil audit yang dihasilkan tidak akan berkualitas serta tidak dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan. (Wahyuni, Tugiman, & Nurbaiti, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 285, "width": 180, "height": 34, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh (Falatah & Sukirno, 2018) dan (Armawan & Wiratmaja, 2020)", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 320, "width": 180, "height": 95, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Independensi berpengaruh terhadap kualitas audit. Semakin tinggi independensi yang dimiliki oleh auditor maka semakin baik kualitas audit yang dihasilkan. Auditor dapat meningkatkan independensi yang dimiliki dengan melakukan pemeriksaan dan penyusunan program audit yang bebas dari", "type": "Table" }, { "left": 133, "top": 416, "width": 180, "height": 82, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "kepentingan pribadi dan juga kepentingan pihak lain. Hal tersebut dikarenakan apabila seorang auditor tidak dipengaruhi oleh pihak lain maupun kepentingan pribadi maka auditor akan menyatakan pendapatnya berdasarkan pertimbangan fakta-fakta yang ada.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 511, "width": 180, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengaruh integritas terhadap kualitas audit", "type": "Section header" }, { "left": 133, "top": 535, "width": 180, "height": 46, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil pengujian hipotesis ketiga (H3) menunjukkan bahwa Integritas berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hasil ini menggambarkan bahwa.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 582, "width": 180, "height": 106, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Auditor sebagai ujung tombak pelaksanaan tugas audit harus senantiasa meningkatkan pengetahuan yang dimiliki agar penerapan pengetahuan dapat maksimal dalam praktiknya. Auditor yang memiliki integritas yang tinggi dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak dapat menerima kecurangan", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 118, "width": 180, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "prinsip. Dengan integritas yang tinggi, maka auditor dapat meningkatkan kualitas auditnya.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 154, "width": 180, "height": 58, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kualitas audit dapat meningkat dengan adanya sikap integritas auditor, karena integritas berkaitan dengan kejujuran, keberanian, sikap bijaksana, dan tanggung jawab auditor.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 213, "width": 183, "height": 190, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Apabila auditor memiliki sikap integritas maka auditor tersebut telah melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan etika. Sikap jujur auditor akan menunjukan hasil audit yang benar, atau bukan merupakan rekayasa. Sehingga, dengan diungkapkannya kebenaran dari suatu audit akan menunjukan kualitas audit yang baik. Sikap berani yang diperlukan auditor bukan berani dalam arti siap menentang siapa saja, tetapi sikap berani yang dimaksudkan adalah sikap berani dalam mengungkapkan hal yang sebenarnya tanpa tekanan oleh pihak manapun. Sehingga dengan adanya keberanian auditor untuk", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 404, "width": 180, "height": 34, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "mengungkapkan kebenaran, maka hasil audit akan mencerminkan kebenaran pula. (Rahim, Sari, Wardaningsi, & Muslim,", "type": "Table" }, { "left": 329, "top": 439, "width": 34, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2020).", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 451, "width": 154, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sedangkan sikap bijaksana", "type": "Table" }, { "left": 329, "top": 463, "width": 183, "height": 130, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "mencerminkan sikap yang tepat dalam menghadapi setiap keadaan sehingga auditor mampu bersikap adil dalam mengambil suatu tindakan. Tanggung jawab auditor diperlukan agar auditor selalu ingat mengenai kewajibannya sebagai auditor yaitu untuk merencanakan serta melaksanakan audit sesuai dengan standar yang berlaku, sehingga mampu menghasilkan audit yang berkualitas. (Rinaldy, Amin, & Shalsabila, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 594, "width": 180, "height": 94, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh (Susilo & Widyastuti, 2015) dan (Gita & Dwirandra, 2018) juga menemukan bahwa integritas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Auditor dituntut untuk tetap berani, jujur, bijaksana dan bertanggung jawab guna sebagai dasar untuk bagi", "type": "Text" }, { "left": 146, "top": 67, "width": 363, "height": 33, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Integritas, Kompetensi Dan Etika Auditor Kualitas Audit – Muslim 1 , Andi Nurwanah 2 , Ratna Sari 3 , Muhammad Arsyad 4 , Muhammad Arsyad 5", "type": "Text" }, { "left": 172, "top": 692, "width": 417, "height": 34, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Wacana Equiliberium : Jurnal Pemikiran & Penelitian Ekonomi Vol. 08, No.02 P-ISSN : 2339-2185, E-ISSN : 2654-3869 109", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 118, "width": 183, "height": 94, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pengambilan keputusan yang handal. Dengan demikian, laporan hasil pemeriksaan yang dihasilkan dapat berkualitas dan dipercaya oleh para pengguna informasi. Kualitas laporan yang baik serta dapat dipercaya akan menjadikan suatu tolak ukur bahwa kinerja dari auditor baik.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 225, "width": 180, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengaruh kompetensi terhadap kualitas audit", "type": "Section header" }, { "left": 133, "top": 249, "width": 180, "height": 178, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil pengujian hipotesis keempat (H4) menunjukkan bahwa Kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hasil ini menggambarkan bahwa Semakin tinggi kompetensi yang dimiliki auditor, maka semakin baik pula kualitas audit yang dihasilkan. Auditor sebagai orang yang melakukan audit berkewajiban untuk terus memperluas pengetahuannya. Semakin banyak pengetahuan yang dimiliki auditor tentunya diiringi dengan semakin banyaknya pengalaman yang diperoleh. Dengan kompetensi yang dimiliki, maka auditor dapat melakukan tugas-tugas auditnya dengan mudah.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 427, "width": 183, "height": 83, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kompetensi auditor merupakan kemampuan auditor untuk melaksanakan audit dengan benar, semakin tinggi kompetensi yang dimiliki seorang auditor maka semakin tinggi pula kualitas audit yang dihasilkan. Peningkatan kompetensi auditor sangat diperlukan untuk", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 511, "width": 180, "height": 58, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "meningkatkan kualitas audit, memiliki mutu personal yang baik salah satu sifat yang harus dimiliki seorang auditor antara lain yaitu pengetahuan dan keahlian di bidangnya. (Muhayoca & Ariani, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 570, "width": 180, "height": 118, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ujung tombak dari pelaksanaan tugas audit adalah seorang auditor, agar penerapan pengetahuan dapat maksimal dalam praktiknya auditor harus senantiasa meningkatkan pengetahuan yang dimiliki. Dengan terus bertambahnya pengalaman yang dimiliki maka akan sejalan dengan penerapan yang maksimal dalam setiap praktiknya. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas audit dapat dicapai apabila", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 118, "width": 180, "height": 130, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "auditor memiliki kompetensi yang tinggi. Pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki seorang auditor akan mempermudah mengikuti perkembangan yang semakin komplek dalam lingkungan audit kliennya. (Rahim, Sari, Wardaningsi, & Muslim, 2020). Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh (Permatasari, 2018) dan (Tjahjono & Adawiyah, 2019) yang menunjukkan bahwa", "type": "Table" }, { "left": 329, "top": 237, "width": 182, "height": 59, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit. Semakin tinggi tingkat kompetensi yang dimiliki seorang auditor maka semakin baik kualitas audit yang dihasilkan.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 309, "width": 180, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengaruh etika auditor terhadap kualitas audit", "type": "Section header" }, { "left": 329, "top": 332, "width": 180, "height": 214, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil pengujian hipotesis kelima (H5) menunjukkan bahwa Etika auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini menunjukkan bahwa Auditor yang memiliki etika yang baik, maka pada saat mengambil keputusan terhadap hasil pemeriksaan laporan keuangan, seorang auditor akan bersifat objektif dan seorang auditor akan bersikap profesional, termasuk dalam memberikan keputusan terhadap hasil pemeriksaan. Seorang auditor yang mempunyai etika yang baik juga tidak akan membocorkan rahasia klien kepada pihak pesaing untuk menjaga rahasia klien Jadi kesimpulannya Auditor yang mempunyai etika yang lebih baik maka semakin baik pula kualitas audit yang dilakukannya.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 547, "width": 183, "height": 129, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Oleh sebab itu untuk meningkatkan kinerja dari diri seorang auditor, maka auditor dituntut untuk menjaga standar perilaku etis agar mampu menghasilkan audit yang berkualitas. Dengan menjunjung tinggi etika dalam pekerjaannya maka diharapkan tidak terjadi adanya kecurangan pada diri auditor, sehingga dapat menyajikan laporan hasil audit yang benar dan sesuai. Auditor yang memiliki etika yang baik", "type": "Text" }, { "left": 146, "top": 67, "width": 363, "height": 33, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Integritas, Kompetensi Dan Etika Auditor Kualitas Audit – Muslim 1 , Andi Nurwanah 2 , Ratna Sari 3 , Muhammad Arsyad 4 , Muhammad Arsyad 5", "type": "Text" }, { "left": 172, "top": 692, "width": 417, "height": 34, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Wacana Equiliberium : Jurnal Pemikiran & Penelitian Ekonomi Vol. 08, No.02 P-ISSN : 2339-2185, E-ISSN : 2654-3869 110", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 118, "width": 180, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "maka semakin baik pula kualitas audit yang akan dihasilkan.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 142, "width": 180, "height": 154, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Auditor dapat dikatakan profesional jika dalam melakukan tugas-tugasnya harus sesuai dengan peraturan atau pedoman Kode Etik Akuntan Indonesia agar tidak terjadi adanya benturan kepentingan dalam melakukan pekerjaannya sehingga dalam menjalankan semua kewajibannya dapat memiliki arah yang jelas dan dapat memberikan keputusan yang tepat dan dapat dipertanggung jawabkan kepada pihak-pihak pengguna laporan keuangan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 297, "width": 182, "height": 118, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dengan menaati kode etik yang berlaku, diharapkan auditor dapat memberikan opini audit yang sesuai dengan tingkat kewajaran laporan keuangan yang telah disajikan oleh klien dan kualitas audit yang dihasilkan dapa digunakan sebagai pertimbangan untuk pengambilan keputusan oleh pengguna laporan keuangan. (Hajering, Su'un, & Muslim, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 416, "width": 180, "height": 177, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh (Amran & Selvia, 2019) dan (Angelina, 2017) yang menunjukkan bahwa etika auditor berpengaruh terhadap kualitas audit. Semakin tinggi auditor mentaati etika auditor maka kualitas audit yang dihasilkan akan semakin tinggi. Semakin rendah auditor mentaati etika auditor maka kualitas yang dihasilkan semakin rendah, sehingga etika auditor dapat mempengaruhi kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor tergantung pada situasi dialami oleh seorang auditor dalam melakukan audit.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 606, "width": 70, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 133, "top": 618, "width": 180, "height": 70, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penilitian ini dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh pengalaman kerja independensi integritas dan kompetensi auditor terhadap kualitas audit. Adapun kesimpulan yang dihasilkan sebagai berikut : Pengalaman kerja, independensi,", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 118, "width": 180, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "integritas, kompetensi,dan etika auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 154, "width": 180, "height": 82, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini menyarankan kepada Kantor Akuntan Publik di Kota Makassar agar dalam merekrut auditor junior sebagai asisten auditor senior yang memiliki latar belakang pendidikan lebih tinggi, sehingga kualitas audit yang dihasilkan lebih baik.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 249, "width": 98, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 329, "top": 261, "width": 180, "height": 21, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adisti, M. I., & Setyohadi, J. (2019). Pengaruh Independensi, Kompetensi dan", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 282, "width": 180, "height": 43, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengalaman Kerja Auditor Terhadap Kualitas Audit. Sosio e-kons, 11 (1). Amin, A. (2019, Maret). Praktek Akuntansi Dalam Bingkai Etika Siri'na Pacce :", "type": "Text" }, { "left": 363, "top": 326, "width": 145, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Persepsi Mahasiswa Akuntansi.", "type": "Table" }, { "left": 363, "top": 338, "width": 148, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ATESTASI Jurnal Ilmiah Akuntansi,", "type": "Text" }, { "left": 363, "top": 347, "width": 20, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2 (1).", "type": "List item" }, { "left": 329, "top": 358, "width": 180, "height": 53, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Amran, E. F., & Selvia, F. (2019). Pengaruh Etika Auditor, Pengalaman Auditor Dan Motivasi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Kantor Akuntan Publik Kota Padang).", "type": "Text" }, { "left": 363, "top": 414, "width": 150, "height": 19, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Competitive. Jurnal Akuntansi dan Keuangan., 3 (2).", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 434, "width": 180, "height": 75, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Angelina, S. (2017). Pengaruh Kompetensi, Independensi, Etika, Pengalaman Auditor, Dan Tekanan Anggaran Waktu Terhadap Kualitas Audit. Jurnal Bina Akuntansi, 4 (2), 81-97. Armawan, I. S., & Wiratmaja, I. N. (2020). Pengaruh Pengalaman, Kompetensi,", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 510, "width": 180, "height": 129, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Independensi dan Fee Audit pada Kualitas Audit. https://doi.org/10.24843/EJA.2020.v3 0.i05.p11. E-Jurnal Akuntansi, 30 (5). Astuti, J. P., & Sormin, P. (2019, Oktober). Pengaruh Independensi, Kompetensi dan Profesionalisme Auditor Internal Terhadap Kemampuan Mendeteksi Kecurangan. Jurnal Akuntansi, 13 (2), 123-142. Biri, S. F. (2019). Pengaruh Kompetensi, Independensi, Dan Fee Audit", "type": "Text" }, { "left": 363, "top": 639, "width": 146, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Terhadap Kualitas Audit (Studi", "type": "Text" }, { "left": 363, "top": 650, "width": 146, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kasus Kantor Akuntan Publik Di Kota Yogyakarta), http://dx.doi.org/10.26460/ad.v3i2.35", "type": "Table" }, { "left": 146, "top": 67, "width": 363, "height": 33, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Integritas, Kompetensi Dan Etika Auditor Kualitas Audit – Muslim 1 , Andi Nurwanah 2 , Ratna Sari 3 , Muhammad Arsyad 4 , Muhammad Arsyad 5", "type": "Text" }, { "left": 172, "top": 692, "width": 417, "height": 34, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Wacana Equiliberium : Jurnal Pemikiran & Penelitian Ekonomi Vol. 08, No.02 P-ISSN : 2339-2185, E-ISSN : 2654-3869 111", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 118, "width": 152, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "06. Jurnal Akuntansi Dewantara,", "type": "Table" }, { "left": 133, "top": 129, "width": 180, "height": 64, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3 (2). Falatah, H. F., & Sukirno. (2018). Pengaruh Kompetensi, Independensi Dan Moral Reasoningauditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Pada Kantor Inspektorat Daerah Di Propinsi", "type": "Table" }, { "left": 167, "top": 194, "width": 145, "height": 20, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Daerah Istimewa Yogyakarta). Jurnal Nominal., VII (1).", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 215, "width": 189, "height": 75, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fitriani, I., & Hidayat, Y. L. (2013). Pengaruh Objektivitas Dan Integritas Auditor Internal Terhadap Kualitas Audit (Studi Kasus Pada Inspektorat Daerah Se –Bandung Raya). JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 1 (1), 61-72.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 291, "width": 192, "height": 53, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gao, R. L. (2017). Pengaruh Kompetensi, Independensi Dan Integritas Auditor Terhadap Kualitas Audit. http://dx.doi.org/10.1234/akuntansi.v 3i1.440. JRAK. Jurnal Riset", "type": "Table" }, { "left": 133, "top": 345, "width": 180, "height": 86, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Akuntansi dan Keuangan, 3 (1). Gita, A. N., & Dwirandra, A. N. (2018). Pengaruh Independensi, Integritas, Kompetensi, dan Struktur Audit terhadap Kualitas Audit Kantor Inspektorat. https://doi.org/10.24843/EJA.2018.v2 5.i02.p08. E-Jurnal Akuntansi., 25 (2).", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 432, "width": 180, "height": 20, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hajering, Su'un, M., & Muslim. (2019, September). Moderating Ethics", "type": "Table" }, { "left": 167, "top": 453, "width": 146, "height": 21, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Auditor Influence Of Competence, Accountability on Audit Quality.", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 475, "width": 94, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Akuntansi, 23 (3).", "type": "Table" }, { "left": 133, "top": 486, "width": 180, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Haryanto, N. O., & Susilawati, C. (2018,", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 497, "width": 145, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Maret). Pengaruh Kompetensi,", "type": "Table" }, { "left": 167, "top": 507, "width": 146, "height": 21, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Independensi, dan Profesionalisme Auditor Internal Terhadap Kualitas", "type": "Table" }, { "left": 167, "top": 529, "width": 151, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Audit. Jurnal Administrasi Bisnis,", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 540, "width": 180, "height": 21, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "16 (1), 42-55. Muhayoca, R., & Ariani, N. E. (2017).", "type": "List item" }, { "left": 167, "top": 561, "width": 146, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengaruh Teknik Audit Berbantuan", "type": "Table" }, { "left": 167, "top": 572, "width": 43, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Komputer,", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 572, "width": 163, "height": 54, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kompetensiauditor, Independensi, Dan Pengalaman Kerja Terhadapkualitas Audit(Studi Pada Auditor Bpk Ri Perwakilan Provinsiaceh). Jurnal Ilmiah", "type": "Table" }, { "left": 167, "top": 628, "width": 158, "height": 19, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA), 2 (4), 31-40.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 648, "width": 179, "height": 21, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mulyadi. (2011). Auditing, Buku I. Jakarta: Salemba Empat.", "type": "List item" }, { "left": 133, "top": 670, "width": 180, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Murti, G. T., & Firmansyah, I. (2017).", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 680, "width": 146, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengaruh Independensi Auditor", "type": "Table" }, { "left": 363, "top": 118, "width": 145, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Terhadap Kualitas Audit. FORUM", "type": "Text" }, { "left": 363, "top": 131, "width": 167, "height": 8, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "KEUANGAN DAN BISNIS", "type": "Section header" }, { "left": 363, "top": 140, "width": 145, "height": 20, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "INDONESIA (FKBI). 6. Jakarta: Unversitas Pendidikan Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 161, "width": 200, "height": 64, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Muslim, Rahim, S., Pelu, M. F., & Pratiwi, A. (2020). Kualitas Audit: Ditinjau dari Fee Audit, Risiko Audit dan Skeptisme Profesional Auditor Sebagai Variabel Moderating. Ekuitas: Jurnal Pendidikan", "type": "Table" }, { "left": 363, "top": 226, "width": 83, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ekonomi., 8 (1), 9-19.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 237, "width": 188, "height": 53, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Permatasari, I. (2018). Pengaruh Independensi Dan Kompetensi Auditor Terhadap Kualitas Audit Internal. JASA. Jurnal Akuntansi dan Sistem Informasi Akuntansi., 2 (3).", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 291, "width": 180, "height": 21, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rahim, S., Sari, R., Wardaningsi, & Muslim. (2020). Pengaruh Integritas,", "type": "Table" }, { "left": 363, "top": 313, "width": 153, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kompetensi dan Skeptisme Auditor Terhadap Kualitas Audit. PROFITA. Komunikasi Akuntansi dan Ilmu Perpajakan, 13 (2).", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 356, "width": 184, "height": 53, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rinaldy, S., Amin, A., & Shalsabila, A. (2020). Prinsip Etika Profesi Akuntan : Persepsi Mahasiswa. https://doi.org/10.37888/bjra.v3i2.23 1. Bongaya Journal Research in", "type": "Table" }, { "left": 363, "top": 410, "width": 68, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Accounting, 3 (2).", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 421, "width": 180, "height": 53, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sari Y.E, & Helmayunita N. (2018). Pengaruh beban Kerja, Pengalaman dan Skeptisme Profesional Terhadap Kemampuan Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan(Studi", "type": "Table" }, { "left": 329, "top": 475, "width": 180, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Empiris pada BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatera Barat). Wahana Riset Akuntansi, 6 (1). Sirajuddin, B., & Ravember , R. (2020, Juni).", "type": "Text" }, { "left": 363, "top": 518, "width": 156, "height": 86, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Integritas Internal Auditor Sebagai Variabel Moderasi Pengaruh Kompetensi, Pengalaman Kerja Internal Auditor Dan Dukungan Manajemen Senior Terhadap Efektivitas Audit Internal. BALANCE : JURNAL AKUNTANSI DAN BISNIS, 5 (1), 41-52.", "type": "Table" }, { "left": 329, "top": 605, "width": 203, "height": 75, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sularsih, H. (2017). Pengaruh Kesadaran Etis Terhadap Komitmen Profesi Auditor Pada Kantor Akuntan Publik Kota Malang. https://doi.org/10.33366/ref.v5i1.558. REFERENSI. Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi., 5 (1).", "type": "Text" }, { "left": 146, "top": 67, "width": 363, "height": 33, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Integritas, Kompetensi Dan Etika Auditor Kualitas Audit – Muslim 1 , Andi Nurwanah 2 , Ratna Sari 3 , Muhammad Arsyad 4 , Muhammad Arsyad 5", "type": "Text" }, { "left": 172, "top": 692, "width": 417, "height": 34, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Wacana Equiliberium : Jurnal Pemikiran & Penelitian Ekonomi Vol. 08, No.02 P-ISSN : 2339-2185, E-ISSN : 2654-3869 112", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 118, "width": 180, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sulistyawati, A. I., Santoso, A., & Prastiti, D.", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 129, "width": 146, "height": 53, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "S. (2019). Pengaruh Gender, Kompleksitas Tugas, Pengalaman Auditor, Dan Kompetensi Profesional Terhadap Audit Judgement. Jurnal Manajemen Bisnis dan Inovasi, 6 (1),", "type": "Table" }, { "left": 167, "top": 183, "width": 27, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "61-72.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 194, "width": 191, "height": 53, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Susilo, P. A., & Widyastuti, T. (2015). Integritas, Objektivitas, Profesionalime Auditor dan Kualitas Audit di Kantor Akuntan Publik Jakarta Selatan. Jurnal Riset", "type": "Table" }, { "left": 167, "top": 250, "width": 151, "height": 8, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Akuntansi dan Perpajakan JRAP,", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 259, "width": 180, "height": 64, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2 (1), 65-77. Tjahjono, M. E., & Adawiyah, D. R. (2019). Pengaruh Kompetensi Auditor, Pengalaman Auditor Dan Motivasi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Auditor di", "type": "Table" }, { "left": 133, "top": 323, "width": 180, "height": 32, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Inspektorat Provinsi Banten). Jurnal Riset Akuntansi Terpadu, 12 (2). Trihapsari, D. A., & Anisyukurlillah, I. (2016,", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 356, "width": 180, "height": 107, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Maret). Pengaruh Etika,Independensi,Pengalaman Audit Dan Premature Sign Off Terhadap Kualitas Audit. https://journal.unnes.ac.id/sju/index.p hp/aaj/article/view/9756. AAJ. Accounting Analysis Journal, 5 (1). Wahyuni, N. D., Tugiman, H., & Nurbaiti, A. (2016). Pengaruh Independensi Auditor Dan Tekanan Anggaran", "type": "Table" }, { "left": 167, "top": 464, "width": 146, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Waktu Terhadap Kualitas Audit(Studi", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 475, "width": 146, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kasus Pada Kantor Akuntan Publik di", "type": "Table" }, { "left": 167, "top": 486, "width": 146, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Wilayah Bandung). Ekspansi, 8 (1),", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 497, "width": 36, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "131-148.", "type": "Table" }, { "left": 133, "top": 507, "width": 180, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Wood, C., Tugiman, H., & Muslih, M. (2017).", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 518, "width": 166, "height": 53, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung). eProceedings of", "type": "Table" }, { "left": 167, "top": 572, "width": 60, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Management , 4.", "type": "Text" } ]
79c6762b-573f-db67-fa4d-d30fa2ff2349
http://ji.unbari.ac.id/index.php/ilmiah/article/download/1519/883
[ { "left": 37, "top": 35, "width": 87, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JIUBJ", "type": "Section header" }, { "left": 200, "top": 38, "width": 362, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 21(2), Juli 2021, 636-642 Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat universitas Batanghari Jambi ISSN 1411-8939 (Online), ISSN 2549-4236 (Print) DOI 10.33087/jiubj.v21i2.1519", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 796, "width": 19, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "636", "type": "Page footer" }, { "left": 68, "top": 101, "width": 469, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Non-linear Kompensasi Manajemen dan Aspek Keahlian Dewan Komisaris Terhadap Penghindaran Pajak", "type": "Section header" }, { "left": 214, "top": 149, "width": 170, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gandy Wahyu Maulana Zulma*", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 162, "width": 297, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Jambi, 36363, Jambi, Indonesia *Correspondence email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 197, "width": 526, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak. Penelitian ini berfokus pada pengaruh non-linear dari kompensasi manajemen serta aspek keahlian dewan komisaris terhadap penghindaran pajak perusahaan. Penelitian ini memanfaatkan data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia dengan sampel berupa industry manufaktur yang memenuhi kriteria. Berdasarkan hasil seleksi sampel diperoleh sebanyak 345 sampel observasi dari tiga tahun pengamatan (2017 hingga 2019). Teknik analisis penelitian ini menggunakan regresi, uniknya dalam penelitian ini pada variabel kompensasi manajemen yang diuji secara khusus dalam bentuk kuadratik untuk menguji pengaruh non-linear kompensasi manajemen terhadap penghindaran pajak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh non-linear antara kompensasi manajemen dan penghindaran pajak. Selain itu, aspek keahlian sangat penting untuk dimiliki oleh dewan komisaris dalam menjalankan fungsi pengawasannya. Dengan adanya keahlian dewan komisaris dapat mendorong keputusan manajemen yang lebih cenderung konservatif. Hasil temuan ini dapat berkontribusi dalam pengembangan bidang perpajakan dan tatakelola perusahaan yang memberikan arah baru untuk melengkapi temuan penelitian sebelumnya khususnya terkait hubungan non-linear antara kompensasi manajemen dan penghindaran pajak perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 335, "width": 316, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci : Dewan Komisaris; Kompensasi Manajemen; Penghindaran pajak", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 358, "width": 526, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract. This study focuses on the non-linear effect of management compensation and the expertise of the board of commissioners on corporate tax avoidance. This study utilizes secondary data obtained from the Indonesia Stock Exchange with a sample in a manufacturing industry that meets the criteria. Based on the results of sample selection, 345 observation samples were obtained from three years of observation (2017 to 2019). The analysis technique of this study uses regression, and uniquely in this study, the management compensation variable was specifically tested in the quadratic form to test the non-linear effect of management compensation on tax avoidance. The results of this study indicate that there is a non-linear effect between management compensation and tax avoidance. In addition, the aspect of expertise is very important for the board of commissioners to carry out its supervisory function. The expertise of the board of commissioners can encourage management decisions that tend to be more conservative. These findings can contribute to the development of taxation and corporate governance, which provides a new direction to complement previous research findings, especially regarding the non-linear relationship between management compensation and corporate tax avoidance.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 496, "width": 332, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Board of Commissioners; Management Compensation; Tax Avoidance", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 521, "width": 88, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Table" }, { "left": 36, "top": 533, "width": 258, "height": 225, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Beberapa waktu belakangan ini kasus penghindaran pajak perusahaan di Indonesia semakin meningkat. Pada tahun 2020, Tax Justice Network melaporkan bahwa perkiraan kerugian negara akibat penghindaran pajak yang mencapai 4,8 miliar dolar amerika serikat per tahun atau setara dengan 68,7 triliun apabila dikonversi dengan mata uang rupiah saat itu. Sebagian besar kerugian yang ditanggung negara, berasal dari penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia (Yusuf, I.S., 2020). Hal ini sangat memprihatinkan dan menjadi permasalahan yang masih perlu dibenahi oleh negara hingga saat ini. Namun, disatu sisi tidak dapat dipungkiri bahwa beban pajak merupakan salah satu faktor yang dapat menurunkan keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan, sehingga tidak jarang banyak perusahaan yang mencoba mengambil keuntungan dari penghematan pajak.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 761, "width": 255, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evaluasi kinerja sering kali dikaitkan dengan berapa besaran kompensasi yang akan diberikan kepada", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 520, "width": 255, "height": 187, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "manajemen perusahaan. Beberapa penelitian terdahulu yang membahas mengenai topik kompensasi manajemen seringkali dihubungkan dengan teori keagenan. Dalam perspektif teori keagenan terdapat kepentingan antara pemilik ( principal ) dan manajemen perusahaan (agen). Dimana pemilik mengharapkan keuntungan maupun memaksimalkan nilai perusahaan sementara manajemen mengharapkan kesejahteraan baik dari gaji maupun bonus atas kinerja yang telah mereka hasilkan. Oleh karena itu, kompensasi merupakan nilai jasa yang diberikan oleh pemilik perusahaan kepada manajemen (Jensen & Murphy, 1990). Sebagian besar skema kompensasi didasarkan evaluasi dari kinerja manajemen yaitu pencapaian dalam meningkatkan laba bersih dan harga saham (Scott, 2009; Vovchenko et al., 2016).", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 710, "width": 255, "height": 73, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam praktiknya, sering kali terjadi konflik kepentingan antara pemilik dan manajemen yang menjalankan perusahaan. Adapun upaya untuk meminimalkan atau mengendalikan konflik yang terjadi antara manajemen perusahaan dengan pemilik dapat ditawarkan melalui sistem kompensasi manajemen yang", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 38, "width": 526, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gandy Wahyu Maulana Zulma, Pengaruh Non-linear Kompensasi Manajemen dan Aspek Keahlian Dewan Komisaris Terhadap Penghindaran Pajak", "type": "Text" }, { "left": 543, "top": 796, "width": 19, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "637", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 74, "width": 255, "height": 111, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tepat. Burchman & Jones (2006) menyatakan bahwa penerapan sistem kompensasi yang tepat diharapkan mampu menarik dan mempertahankan manajer yang kompeten dengan mengaitkan keputusan untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Hal ini didasari oleh pemikiran bahwa kompensasi manajemen yang ditetapkan dengan baik dapat mendorong pertumbuhan kinerja perusahaan, sehingga dapat memaksimalkan nilai perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 188, "width": 255, "height": 288, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cukup banyak penelitian sebelumnya dibidang perpajakan yang mencoba untuk menjelaskan pengaruh dari insentif kompensasi yang diberikan kepada manajemen terhadap praktik penghematan pajak yang secara konsisten mengasumsikan bahwa kompensasi manajemen dapat membantu menyelaraskan kepentingan antara manajemen dengan pemegang saham (Desai, M. & D. Dharmapala, 2006; Minnick & Noga, 2010; Rego, S. O., & Wilson, R., 2012; Armstrong, et al., 2012). Namun Sebagian besar penelitian sebelumnya tidak mempertimbangkan aspek motivasi yang berlebihan dari manajer untuk memaksimalkan besaran kompensasi, kemungkinan dapat menimbulkan risiko besar bagi reputasi perusahaan. Contohnya motivasi semula untuk sekedar menghemat pajak dapat berujung pada praktik penghindaran pajak secara agresif yang bertentangan dengan peraturan dan berisiko melanggar hukum yang berlaku. Karena manajer membuat keputusan berdasarkan toleransi risiko pribadinya yang mungkin lebih rendah daripada pemegang saham lainnya. Manajemen perusahaan mungkin saja dapat mengambil risiko yang tidak memadai jika dibandingkan dengan perspektif pemegang saham (Low, 2009).", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 479, "width": 255, "height": 212, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tidak semua perusahaan mendukung dan berani mengambil risiko dalam menghindari pajak. Graham, J. R, et al (2014) menyatakan bahwa perusahaan publik maupun perusahaan besar biasanya lebih peduli tentang konsekuensi reputasi yang merugikan dari penghindaran pajak. Hal ini sangat masuk akal, karena semakin besar ukuran perusahaan maka akan semakin menjadi pusat perhatian dan banyak pihak yang berkepentingan terhadap setiap aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan itu. Sementara sebaliknya, perusahaan dengan ukuran relative lebih kecil cenderung di luar perhatian khusus yang membuat mereka lebih leluasa dalam menghindari pajak sehingga cenderung untuk melakukan praktik penghindaran pajak yang agresif. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba menjelaskan bagaimana skema kompensasi dapat memiliki pengaruh ganda yang dapat dilihat dari dua sisi.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 694, "width": 255, "height": 98, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di satu sisi, insentif kompensasi yang diberikan dapat mendorong manajemen untuk terlibat dalam aktivitas penghindaran pajak yang menghasilkan laba dan peningkatan nilai perusahaan. Di sisi lain, insentif kompensasi dapat mengurangi Tindakan oportunis manajemen dalam melakukan penghindaran pajak perusahaan untuk mencegah keputusan penghindaran pajak yang berisiko bagi reputasi perusahaan. Dengan", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 74, "width": 255, "height": 225, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "adanya dua sisi berbeda ini diharapkan dapat membantu menjelaskan dengan lebih baik secara teoritis mengapa penelitian sebelumnya menemukan bukti yang beragam tentang hubungan antara kompensasi manajemen dan penghindaran pajak. Selain itu, terdapat faktor penting selain kompensasi manajemen yang dapat mempengaruhi keputusan penghindaran pajak perusahaan. Beberapa penelitian telah mengeksplorasi dampak dari karakteristik pribadi dewan direksi maupun komisaris pada keputusan bisnis perusahaan (Ge, W. et al., 2011). Ge, W., et al (2011) menemukan bahwa terapadat faktor karakteristik individu, seperti jenis kelamin, usia dan latar belakang Pendidikan yang dapat berpengaruh pada kinerja keuangan perusahaan. Temuan penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pengalaman kerja dan karakteristik pribadi dari manajemen kunci perusahaan memiliki dampak yang besar pada berbagai keputusan dan kinerja operasional perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 302, "width": 255, "height": 250, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan perpajakan internasional dan standar akuntansi terus bergerak sangat pesat, sehingga menimbulkan praktik bisnis yang sangat kompleks dan membutuhkan tingkat keahlian yang tinggi dari dewan komisaris perusahaan untuk mengawasi aktivitas perusahaan. Tidak hanya masalah domestik, perusahaan di era saat ini juga menghadapi masalah kepatuhan pajak internasional yang semakin kompleks. Misalnya, rencana aksi base erosion and profit shifting (BEPS) mensyaratkan pembagian keuntungan di antara transaksi harga transfer perusahaan agar sesuai dengan substansi ekonomi dari transaksi tersebut, yang seringkali memerlukan analisis laporan keuangan pihak berelasi. Sehingga apabila tingkat keahlian dewan komisaris yang kurang memadai tentunya akan berdampak terhadap efektivitias pengawasan sehingga tidak mampu untuk mendeteksi mana keputusan manajemen yang dapat memaksimalkan nilai perusahaan dan keputusan yang berisiko bagi reputasi perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 555, "width": 255, "height": 199, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chen, M. C., et al (2020) menyatakan bahwa tingkat keahlian akuntansi yang dimiliki oleh dewan komisaris tentunya dapat membantu dalam mempersiapkan analisis keuangan untuk tujuan perpajakan. Selain itu, baik peraturan perpajakan maupun standar akuntansi dalam perkembangannya terus menuntut transparansi yang lebih tinggi atas transaksi bisnis yang dilakukan perusahaan serta informasi pajak yang dilaporkan. Sehingga, dalam menentukan proporsi jajaran manajemen kunci perusahaan hendaknya perlu mempertimbangkan latarbelakang keahlian ini karena mungkin memiliki keuntungan dalam menangani perencanaan pajak dengan tingkat pengawasan yang lebih baik apabila dibandingkan dengan dewan komisaris tanpa keahlian di bidang akuntansi.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 757, "width": 254, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tinjauan literatur di atas, penelitian ini dapat memberikan beberapa kontribusi penting dalam pengembagan kajian teori maupun praktis di bidang", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 38, "width": 526, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gandy Wahyu Maulana Zulma, Pengaruh Non-linear Kompensasi Manajemen dan Aspek Keahlian Dewan Komisaris Terhadap Penghindaran Pajak", "type": "Text" }, { "left": 543, "top": 796, "width": 19, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "638", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 74, "width": 255, "height": 149, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perpajakan. Pertama, penelitian ini berkontribusi untuk penelitian terbaru yang berfokus pada kompensasi dengan mempertimbangkan efek non-linear dari kompensasi manajemen terhadap keputusan penghindaran pajak perusahaan. Kedua, Penelitian dapat menjelaskan secara khusus mengenai aspek keahlian akuntansi yang belum pernah dikaji secara khusus pada penelitian sebelumnya yang dinilai dapat meningkatkan efektivitas dewan komisaris dalam menjalankan fungsi pengawasan terhadap aktivitas penghindaran pajak yang dinilai dapat menguntungkan atau justru berisiko bagi reputasi perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 239, "width": 83, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE Model Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 264, "width": 255, "height": 187, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Beberapa penelitian terdahulu telah mencoba menjelaskan pengaruh antara kompensasi manajemen terhadap penghindaran pajak, hasilnya sejauh ini masih tidak konsisten (Armstrong, et al., 2015). Hanlon, M., et al (2005) menemukan bahwa skema pemberian kompensasi dapat mengarah kepada praktik penghindaran pajak yang lebih agresif. Minnick & Noga (2010) menemukan bahwa kompensasi manajemen yang tinggi dapat meredakan konflik keagenan dan mendorong manajer untuk memilih strategi penghematan pajak yang dapat meningkatan nilai jangka panjang perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua penelitian di atas sepakat bahwa kompensasi manajemen berpengaruh positif terhadap tingkat penghindaran pajak perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 454, "width": 255, "height": 262, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Disisi lain, Desai, M. & D. Dharmapala (2006) menemukan pengaruh negative antara kompensasi manajemen dan tingkat penghindaran pajak perusahaan. Ketika tingkat kompensasi manajemen menjadi lebih tinggi, kepentingan manajemen lebih selaras dengan pemegang saham yang membatasi tindakan opotunis manajemen sehingga tingkat penghindaran pajaknya menjadi lebih rendah. Zulma, G.W.M (2016) juga menemukan pengaruh negative antara kompensasi manajemen dan penghindaran pajak perusahaan dimana tindakan oportunis manajemen dalam melakukan penghindaran pajak dinilai dapat menimbulkan risiko bagi reputasi perusahaan. Selain itu, Armstrong, et.al (2012) justru tidak menemukan hubungan keduanya antara kompensasi manajemen dan penghindaran pajak seperti yang ditemukan oleh penelitian lainnya. Berdasarkan inkonsistensi hasil dalam konteks penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diduga bahwa terdapat efek non-linear antara kompensasi manajemen dan penghindaran pajak, sehingga hipotesis pertama dalam penelitian ini yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 719, "width": 255, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H 1 : Adanya pengaruh non-linear antara kompensasi manajemen terhadap penghindaran pajak perusahaan", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 770, "width": 254, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain itu, perlu adanya fungsi pengawasan yang baik dalam struktur perusahaan untuk memastikan", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 74, "width": 255, "height": 212, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bahwa manajemen membuat keputusan pajak yang efisien. Tetapi ketika struktur pengambilan keputusan perusahaan dibangun karena ukuran dewan direksi yang besar dan adanya berbagai perspektif, dan mungkin dengan berbagai motif seperti mengejar kepentingan, politik, partai dan lain-lain tentu akan membuat keputusan yang diambil dapat bias dan berisiko bagi perusahaan (Hoseini, M. et al., 2019). Hal ini menunjukkan bahwa perlu perhatian khusus dalam menentukan komposisi dari dewan komisaris sebagai fungsi pengawasan yang menjadi perwakilan pemegang saham dalam mengawasi kinerja manajemen perusahaan. Dewan komisaris harus mampu mendeteksi dan mencegah setiap keputusan yang dapat merugikan perusahaan khususnya dalam hal pengambilan keputusan penghindaran pajak yang dapat berisiko bagi reputasi perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 289, "width": 255, "height": 288, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oleh karena itu, penting bagi seorang dewan komisaris untuk memiliki keahlian khususnya dalam bidang akuntansi dan perpajakan untuk dapat mencegah praktik penghindaran pajak yang berisiko bagi reputasi perusahaan. Chen, M. C. et al (2020) menemukan bahwa faktor kompetensi pada manajemen kunci berhubungan negative dengan penghindaran pajak perusahaan. Temuan ini menunjukkan bahwa aspek kompetensi dan keahlian akuntansi memiliki pengaruh yang nyata terhadap tingkat penghindaran pajak perusahaan. Jiang, F., et al. (2013) menemukan bahwa CEO dengan keahlian keuangan dikaitkan dengan pelaporan laba yang lebih konservatif dan kualitas laba yang lebih tinggi. CEO dengan keahlian akuntansi mungkin memiliki pengaruh yang lebih besar dalam mengarahkan keputusan pelaporan pajak perusahaan daripada rekan mereka yang tidak memiliki keahlian akuntansi. Penghindaran pajak mungkin dapat memberikan tambahan ekonomis bagi perusahaan, namun tentunya dapat berisiko pula bagi perusahaan di masa depan. Sehingga penting bagi dewan komisaris untuk dapat mendeteksi potensi penghindaran pajak yang dapat merugikan perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 580, "width": 254, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H 2 : Keahlian Dewan Komisaris dapat berpengaruh negative terhadap penghindaran pajak", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 618, "width": 252, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun model untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 665, "width": 255, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan: BTDs it = Penghindaran pajak perusahaan i pada tahun t KMGT it = Logaritma natural dari nilai kompensasi manajemen kunci perusahaan i pada tahun t", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 741, "width": 255, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EXPERT it = Indeks skor dari butir pernyataan keahlian dewan komisaris perusahaan i pada tahun t SIZE it", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 766, "width": 254, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= Logaritma natural total asset perusahaan i pada tahun t", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 38, "width": 526, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gandy Wahyu Maulana Zulma, Pengaruh Non-linear Kompensasi Manajemen dan Aspek Keahlian Dewan Komisaris Terhadap Penghindaran Pajak", "type": "Text" }, { "left": 543, "top": 796, "width": 19, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "639", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 74, "width": 255, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ROA it = Laba bersih dibagi total asset perusahaan i pada tahun t GROWTH it = Nilai market to book ratio perusahaan i pada tahun t INVINT it = Total persediaan dibagi total asset perusahaan i pada tahun t CINT it = Total asset tetap dibagi total asset perusahaan i pada tahun t LEV it = Total liabilitas dibagi total ekuitas perusahaan i pada tahun t", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 213, "width": 88, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sampel Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 226, "width": 255, "height": 275, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan jenis data cross- section . Proses pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling. Penelitian ini berfokus pada laporan keuangan perusahaan manufaktur periode 2017-2019. Alasan pembatasan data hingga tahun 2019 untuk mengurangi efek bias dari dampak pandemi yang dimulai pada tahun 2020 hingga sekarang yang berdampak pada pembayaran pajak perusahaan sehingga dikhawatirkan dapat mempengaruhi hasil penelitian. Berdasarkan beberapa kriteria yang digunakan untuk mendapatkan sampel yang representative dengan tujuan penelitian, maka diperoleh sebanyak 345 sampel observasi tahun-perusahaan yang sesuai dengan kriteria seperti tidak mengalami delisting selama periode pengamatan, memiliki data yang lengkap sesuai kebutuhan penelitian serta menggunakan mata uang rupiah sebagai standar untuk memastikan konsistensi nilai yang terkandung dalam data penelitian yang diolah. Selain itu, penelitian ini menggunakan persamaan regresi ( ordinary least square ) untuk menguji hipotesis penelitian dengan dibantu alat olah data yang bernama eviews.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 516, "width": 70, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Sampel", "type": "Caption" }, { "left": 36, "top": 610, "width": 88, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Data Diolah", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 635, "width": 124, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Operasionalisasi Variabel", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 647, "width": 255, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengukuran variabel dependen yaitu penghindaran pajak menggunakan book tax differences (BTDs) yang mengacu pada penelitian Tang, T., & Firth, M. (2011).", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 698, "width": 251, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BTDs = Book Income – Taxable Income / Total Asset Keterangan :", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 723, "width": 255, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BTDs = Beda Laba Fiskal dan Komersial Book Income = Laba Sebelum Pajak Total Asset = Total dari aset yang dimiliki oleh perusahaan", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 74, "width": 255, "height": 174, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel independen utama pada penelitian ini adalah kompensasi manajemen dan keahlian dewan komisaris. Variabel independent utama yang pertama yaitu kompensasi manajemen dinilai berdasarkan logaritma natural dari jumlah kompensasi yang diterima manajemen kunci baik oleh dewan direksi maupun dewan komisaris perusahaan yang datanya dikumpulkan secara hand-collected dari catatan atas laporan keuangan yang mengacu pada penelitian Armstrong, et.al (2012). Untuk menguji hipotesis pertama penelitian, khusus untuk variabel kompensasi manajemen dirubah kedalam bentuk kuadratik (bilangan berpangkat dua) untuk menguji hubungan non-linear antara kompensasi manajemen dengan penghindaran pajak.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 251, "width": 255, "height": 175, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain itu, variabel independent yang kedua yaitu keahlian dewan komisaris diukur berdasarkan indeks skor dengan kriteria pernyataan yang adopsi dari Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD) yang dimodifikasi sesuai kebutuhan penelitian untuk dapat megukur dengan baik tingkat keahlian yang dimiliki oleh dewan komisaris masing-masing perusahaan. Dengan beberapa kriteria yang dipertimbangkan seperti latar belakang Pendidikan, kematangan usia, serta pengalaman. Kemudian setiap butir pernyataan diceklis dengan pembobotan 1-3 dimana 1 artinya “poor”, 2 artinya “fair”, dan 3 artinya “good”. Kemudian nilia ini dikonversi dengan rumus sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 441, "width": 145, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EXPERT = Score/ Total Score", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 454, "width": 59, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan :", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 466, "width": 255, "height": 61, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Expert = Indeks skor tingkat keahlian dewan komisaris Score = Bobot dari ceklis butir pernyataan kriteria yang diukur. Total Score = Nilai keseluruhan dari sekumpulan", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 529, "width": 75, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "butir pernyataan", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 555, "width": 145, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Hipotesis", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 580, "width": 255, "height": 162, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebelum malakukan pengujian hipotesis, telah dipastikan terlebih dahulu bahwa persamaan regresi telah memenuhi syarat statistik yang terbebas dari permasalahan autokorelasi maupun heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini telah dilakukan treatment dengan mengontrol standar error untuk menghilangkan permasalahan terjadinya varians yang tidak konstan dan terjadi otokorelasi dalam errornya. Berdasarkan hasil pengujian statistic diperoleh nilai Durbin Watson dari model yang berada disekitar angka 2 yang mengindikasikan bahwa hasil regresi pada persamaan yang digunakan dalam penelitian ini telah terbebas dari permasalahan autokorelasi.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 744, "width": 255, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil uji chow dan uji hausman yang dilakukan, persamaan regeresi yang fit dengan data penelitian ini yaitu menggunakan Random Effect Model . Tabel 2 menjukkan statistic deskriptif dari masing-", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 38, "width": 526, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gandy Wahyu Maulana Zulma, Pengaruh Non-linear Kompensasi Manajemen dan Aspek Keahlian Dewan Komisaris Terhadap Penghindaran Pajak", "type": "Text" }, { "left": 543, "top": 796, "width": 19, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "640", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 74, "width": 255, "height": 137, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "masing variabel dimana nilai logaritma natural kompensasi manajemen memiliki rata-rata sebesar 23.15 dengan nilai maksimum 142,12 dan minimum 20,04. Hal ini menunjukkan bahwa besaran kompensasi yang tersebar dalam sampel perusahaan penelitian ini cukup bervariasi. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh perbedaan ukuran perusahaan (SIZE) dan kinerja perusahaan (ROA) yang berbeda-beda pada tahun pengamatan sampel sehingga berbeda pula tingkat kompensasi manajemen yang dibayarkan oleh masing-masing perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 225, "width": 122, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Statististik Deskriptif", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 495, "width": 255, "height": 263, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kolom (1) dan (2) dari Tabel 3 menyajikan analisis regresi pengujian hipotesis. Kolom (1) menunjukkan hasil regresi tanpa (KMGT) 2 , dengan asumsi adanya hubungan linier antara kompensasi manajemen dengan penghindaran pajak. Hasilnya menunjukkan bahwa koefisien pada variabel KMGT memiliki tanda positif, yang menunjukkan adanya hubungan tetapi tidak signifikan secara statistik. Sedangkan, Kolom (2) menunjukkan bahwa ketika variabel (KMGT) 2 dimasukkan kedalam persamaan model regresi, hasilnya menunjukkan bahwa variabel KMGT dan (KMGT) 2 menjadi signifikan pada tingkat signifikansi 1% dengan koefisien arah positif dan negatif. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh non-linear antara kompensasi manajemen dengan penghindaran pajak, sehingga hipotesis 1 diterima. Selain itu, variabel EXPERT secara konsisten baik pada Kolom (1) maupun Kolom (2) terbukti signifikan pada level 1% dengan koefisien arah negative sesuai dengan prediksi arah, sehingga dapat dikatakan bahwa hipotesis 2 juga diterima.", "type": "Text" }, { "left": 388, "top": 74, "width": 91, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Hasil Regresi", "type": "Caption" }, { "left": 308, "top": 394, "width": 257, "height": 187, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Beberapa variabel kontrol dalam persamaan model regresi penelitian ini juga terbukti dapat mempengaruhi penghindaran pajak perusahaan. Variabel SIZE signifikan pada level 1% dengan koefisien arah positif sesuai dengan prediksi arah yang menunjukkan bahwa semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin rendah tingkat penghindaran pajaknya. Variabel GROWTH juga terbukti signifikan pada level 5% dengan arah koefisien positif. Artinya semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan maka semakin tinggi pula tingkat penghindaran pajaknya. Variabel ROA terbukti signifikan pada level 1% dengan koefisien arah positif, dan variabel LEV juga signifikan pada tingkat signifikansi cukup rendah yaitu 10% dengan koefisien arah positif.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 597, "width": 63, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 609, "width": 255, "height": 175, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat pengaruh non-linear antara kompensasi manajemen dengan penghindaran pajak. Artinya pada batas tertentu kompensasi yang diberikan dapat meningkatkan penghindaran pajak perusahaan, namun kemudian nilainya menurun seperti efek parabola, Ketika mencapai nilai puncak maka selanjutnya akan terjadi penurunan. Dengan kata lain, pada kondisi besaran kompensasi yang diberikan lebih rendah kepada manajemen perusahaan, maka ada hubungan positif antara kompensasi manajemen dan penghindaran pajak perusahaan karena diduga ada motivasi manajemen untuk melakukan penghematan pajak untuk menunjang kinerja keuangan yang mungkin dapat menambah bonus tahunan mereka", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 38, "width": 526, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gandy Wahyu Maulana Zulma, Pengaruh Non-linear Kompensasi Manajemen dan Aspek Keahlian Dewan Komisaris Terhadap Penghindaran Pajak", "type": "Text" }, { "left": 543, "top": 796, "width": 19, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "641", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 74, "width": 255, "height": 162, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Hanlon, M., et al., 2005; Minnick, K., & Noga, T., 2010). Namun, pada kondisi besaran kompensasi manajemen yang lebih tinggi, ada hubungan negatif antara kompensasi manajemen dan penghindaran pajak perusahaan (Desai, M. & D. Dharmapala., 2006; Zulma, G.W.M., 2016). Karena masalah pertimbangan risiko yang membuat manajemen lebih konservatif dalam mengambil keputusan penghindaran pajak untuk menghindari rusaknya reputasi perusahaan dan kemungkinan pelanggaran hukum yang dapat menimbulkan sanksi maupun denda serta reaksi pasar maupun stakeholder terhadap keputusan berisiko yang diambil oleh manajemen.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 238, "width": 255, "height": 276, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam survey yang dilakukan pada penelitian Graham, J. R., et al (2014) menunjukkan bahwa Sebagian besar manajemen kunci (69%) menilai risiko rusaknya reputasi perusahaan sebagai faktor penting yang menghalangi mereka untuk mengadopsi strategi penghindaran pajak yang agresif. Mengacu pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan yang terbit di bursa dan perusahaan besar cenderung lebih peduli tentang konsekuensi reputasi yang merugikan akibat keputusan penghindaran pajak. Namun, sebaliknya perusahaan kecil justru cenderung lebih termotivasi dalam melakukan penghematan pajak untuk mengurangi beban yang dapat mengurangi keuntungan perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian skema kompensasi manajemen memang dapat menyelesaikan konflik kepentingan seperti yang dikaji dalam teori agensi. Namun, terbukti bahwa kompensasi manajemen dapat mengendalikan perilaku oportunis manajemen untuk melakukan penghematan pajak atau justru mencegah pengambilan keputusan penghindaran pajak agresif yang dapat merusak reputasi perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 517, "width": 255, "height": 263, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain itu, hasil temuan penelitian ini menunjukkan bahwa pentingnya komposisi dewan komisaris dengan aspek keahlian akuntansi maupun perpajakan yang memadai untuk dapat mendeteksi maupun mencegah adanya Tindakan oportunis dari pengambilan keputusan terkait penghindaran pajak perusahaan yang melewati batas hukum dan berisiko bagi masa depan perusahaan. Hasil ini konsisten dengan temuan dari penelitian Chen, M. C., et al (2020) yang juga menemukan hubungan negative antara kompensasi dan penghindaran pajak perusahaan. Dapat dikatakan bahwa kompetensi dan keahlian akuntansi maupun pajak yang dimiliki oleh dewan komisaris dapat mengurangi praktik penghindaran pajak yang relative berisiko bagi perusahaan (Jiang, F. et al., 2013). Dewan komisaris yang memiliki keahlian yang baik tentunya cenderung lebih konservatif dan mengutamakan kualitas laba yang lebih tinggi. Keahlian yang dimiliki oleh dewan komisaris dapat mengawasi dan mengarahkan keputusan manajemen yang menguntungkan namun tetap menjaga reputasi dan masa depan perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 74, "width": 62, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 87, "width": 255, "height": 199, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Skema kompensasi manajemen dapat memainkan peran penting dalam membuat keputusan yang mendorong kinerja operasional perusahaan. Tidak dapat dipungkiri bahwa besarnya beban pajak yang ditanggung oleh perusahaan dapat mempengaruhi berbagai keputusan bisnis dan kinerja keuangan. Namun, adanya manfaat ekonomis dan risiko yang mungkin timbul dari praktik penghindaran pajak tentunya menjadi pertimbangan bagi perusahaan. Sebagian perusahaan mungkin cenderung untuk mendapatkan manfaat ekonomis dari penghematan pajak (Hanlon, M. et al., 2005; Minnick & Noga, 2010), sedangkan sebagian lainnya justru lebih konservatif untuk menghindari risiko dari penghindaran pajak (Desai, M. & D. Dharmapala., 2006; Zulma, G.W.M., 2016). Melalui skema kompensasi,", "type": "Text" }, { "left": 387, "top": 276, "width": 85, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pemilik dapat", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 276, "width": 255, "height": 112, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menyelaraskan kepentingannya dengan manajemen perushaaan. Kompensasi yang diberikan dapat menjadi motivasi manajemen untuk melakukan penghindaran pajak atau dapat juga membatasi tindakan oportunis manajemen untuk melakukan penghindaran pajak yang berisiko bagi perusahaan. Hal ini terbukti dari temuan penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh non-linear antara kompensasi manajemen terhadap penghindaran pajak.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 390, "width": 255, "height": 238, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain itu, penelitian ini menemukan bahwa dewan komisaris dengan keahlian akuntansi dan pajak dapat berkontribusi pada kinerja keuangan perusahaan dengan memanfaatkan alternatif perencanaan pajak dengan lebih baik. Keahlian dewan komisaris dapat membuat fungsi pengawasannya menjadi lebih efektif. Keahlian akuntansi berkaitan erat dengan keputusan perpajakan sehingga perusahaan dengan proporsi dewan komisaris yang memiliki keahlian yang baik dapat mengambil keputusan yang lebih efektif terkait penghindaran pajak. Beberapa penelitian terdahulu seperti Jiang, F. et al (2013) dan Chen, M. C., et al (2020) menemukan bukti bahwa aspek keahlian yang dimiliki oleh dewan komisaris dapat mengurangi praktik penghindaran pajak yang relative berisiko bagi perusahaan. Dewan komisaris dengan keahlian akuntansi dan perpajakan yang baik cenderung lebih konservatif dan efektif dalam mengawasi keputusan manajemen terkait penghindaran pajak.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 631, "width": 255, "height": 161, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil temuan ini dapat berkontribusi dalam pengembangan bidang perpajakan dan tatakelola perusahaan yang memberikan arah baru untuk melengkapi temuan penelitian sebelumnya khususnya terkait hubungan antara kompensasi manajemen dan penghindaran pajak perusahaan. Selain itu, hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi regulator dalam mengawasai dan mengatur tatakelola perusahaan menjadi lebih baik khususnya terkait skema kompensasi dan kebutuhan keahlian pada komposisi dewan komisaris perusahaan. Adapun keterbatasan penelitian ini yang hanya menggunakan jenis data sekunder sehingga analisis yang dilakukan belum dapat menggali", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 38, "width": 526, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gandy Wahyu Maulana Zulma, Pengaruh Non-linear Kompensasi Manajemen dan Aspek Keahlian Dewan Komisaris Terhadap Penghindaran Pajak", "type": "Text" }, { "left": 543, "top": 796, "width": 19, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "642", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 74, "width": 255, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "lebih dalam terkait penghindaran pajak yang terjadi secara praktis nya. Sehingga diharapkan penelitian selanjutnya dapat memilih alternatif metode seperti, eksperimen maupun mixed-method agar dapat menggali lebih dalam informasi terkait praktik penghindaran pajak perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 163, "width": 104, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 175, "width": 254, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Armstrong, C. S., Blouin, J. L., Jagolinzer, A. D., & Larcker, D. F. (2015). Corporate governance, incentives, and tax avoidance. Journal of Accounting and Economics, 60(1), 1-17.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 226, "width": 255, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Armstrong, C. S., Blouin, J. L., & Larcker, D. F. (2012).", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 238, "width": 255, "height": 124, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The incentives for tax planning. Journal of accounting and economics, 53(1-2), 391-411. Burchman, Seymour & Blair Jones. (2006). Executive Compensastion as a Support For a Growth Strategy. World at Work Journal, 3 (2), pp: 88-93 Chen, M. C., Chang, C. W., & Lee, M. C. (2020). The effect of chief financial officers’ accounting expertise on corporate tax avoidance: the role of compensation design. Review of Quantitative Finance and Accounting, 54(1), 273-296.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 365, "width": 255, "height": 86, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desai, Mihir A. and D. Dharmapala. (2006). Corporate Tax Avoidance and High-Powered Incentives. Journal of Financial Economics 79: 145-179. Ge W, Matsumoto D, Zhang JL (2011) Do CFOs have style? An empirical investigation of the effect of individual cfos on accounting practices. Contemp Account Res 28:1141–1179. https ://doi.org/10.1", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 454, "width": 142, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "111/j.1911-3846.2011.01097 .x", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 466, "width": 254, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Graham, J. R., Hanlon, M., Shevlin, T., & Shroff, N. (2014). Incentives for tax planning and avoidance: Evidence from the field. The Accounting Review, 89(3), 991-1023.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 517, "width": 255, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hanlon, M., Mills, L. F., & Slemrod, J. B. (2005). An empirical examination of corporate tax noncompliance. Ross School of Business Paper (1025).", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 567, "width": 254, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hoseini, M., Gerayli, M. S., & Valiyan, H. (2019). Demographic characteristics of the board of directors’ structure and tax avoidance.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 605, "width": 254, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Social Economics. Jensen, M.C. and Murphy, K.J. (1990) Performance pay and top-management incentives. Journal of Political Economy 98(2): 225–264.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 656, "width": 254, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jiang, F., Zhu, B., & Huang, J. (2013). CEO's financial experience and earnings management. Journal of Multinational Financial Management, 23(3), 134-", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 694, "width": 22, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "145.", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 706, "width": 255, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Low, A. (2009). Managerial risk-taking behavior and equity-based compensation. Journal of financial economics, 92(3), 470-490.", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 744, "width": 254, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Minnick, K., & Noga, T. (2010). Do corporate governance characteristics influence tax management?. Journal of corporate finance, 16(5), 703-718.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 74, "width": 254, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rego, S. O., & Wilson, R. (2009). Executive compensation, tax reporting aggressiveness, and future firm performance. Research Gate.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 112, "width": 255, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Scott, R.W. (2009). Financial Accounting Theory. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 137, "width": 255, "height": 61, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tang, T., & Firth, M. (2011). Can book–tax differences capture earnings management and tax management? Empirical evidence from China. The International Journal of Accounting, 46(2), 175-204.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 201, "width": 254, "height": 60, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vovchenko, N. G., Ivanova, O. B., Kostoglodova, E. D., Otrishko, M. O., & Dzhu, O. S. (2016). Innovations and fighting global economic problems. Contemporary Economics, 10(4), 289- 298.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 264, "width": 254, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yusuf, I.S. Dirjen Pajak angkat bicara soal kerugian Rp 68,7 triliun dari penghindaran pajak. Kontan.co.id. Diakses pada 23 November 2020.", "type": "Table" }, { "left": 336, "top": 302, "width": 211, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://nasional.kontan.co.id/news/dirjen-pajak- angkat-bicara-soal-kerugian-rp-687-triliun-dari- penghindaran-pajak", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 340, "width": 255, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zulma, G. W. M. (2016). Family Ownership,", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 352, "width": 226, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Management Compensation, And Tax Avoidance: Evidence From Indonesia. The Indonesian Journal of Accounting Research, 19(1).", "type": "List item" } ]
a7a076aa-98e1-70a8-7a45-73761f92a2fa
https://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/el-muhasaba/article/download/2857/4746
[ { "left": 73, "top": 58, "width": 14, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "158", "type": "Page header" }, { "left": 185, "top": 58, "width": 243, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Muhammad Nurul Hamdi, Evi Nurjanah, Latifah Safitri Handayani", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 642, "width": 133, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "El-Muhasaba, Vol. 5, No 2, Juli 2014", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 129, "width": 313, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "COMMUNITY DEVELOPMENT BASED ONIBNU", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 146, "width": 322, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "KHALDUN THOUGHT, SEBUAH INTERPRETASI PROGRAM PEMBERDAYAAN UMKM DI BANK", "type": "Title" }, { "left": 194, "top": 180, "width": 114, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "ZAKAT EL-ZAWA", "type": "Section header" }, { "left": 185, "top": 223, "width": 131, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Muhammad Nurul Hamdi Evi Nurjanah Latifah Safitri Handayani", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 280, "width": 346, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Sharia Economic Students Community (SESCOM) Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Jl. Gajayana No. 50 Malang [email protected] 085790995166", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 348, "width": 34, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 95, "top": 374, "width": 312, "height": 189, "page_number": 1, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "The aim of this research is to explain empowering small and medium enter- prises model wich is interpreted from community development based on Ibnu Khaldun thought that reserved as the solution from el-Zawa’s technical con- straints. The concept of development of those societies three lays of the basic principal, that are: individual, ashabiyah dan ijtima’ al-insan.This concept used in order to improving the quality and comprehensive and sustainable benefit. El-Zawa are the institutions established by Maulana Malik Ibrahim Islamic State University of Malang in order to collecting and managing funds of zakat, infaq, shadaqah, and waqf then spend that in societies economy empowering program. Qualitative research useful for a direct view of reality of field and collected information on power, potential and obstacle faced. The technique of using methode of Miles with three phases: data reduction, data display and drawing conclusions or verification. With the existence of this system, el-Zawa role in societies economy development will increase and able to solve the problems and having a very potential sector and significant in the Indonesian economy.", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 578, "width": 312, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Keywords: community development, Ibnu Khaldun thought, empowering,small and medium enterprises", "type": "Text" }, { "left": 243, "top": 613, "width": 15, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "158", "type": "Page footer" }, { "left": 406, "top": 58, "width": 22, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "159", "type": "Page header" }, { "left": 74, "top": 58, "width": 209, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Community Development based Onibnu Khaldun Thought", "type": "Page header" }, { "left": 74, "top": 642, "width": 133, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "El-Muhasaba, Vol. 5, No 2, Juli 2014", "type": "Page footer" }, { "left": 74, "top": 86, "width": 32, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 95, "top": 111, "width": 312, "height": 201, "page_number": 2, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan model pemberdayaan UMKM yang terinterpretasi dari pemikiran Ibnu Khaldun tentang pengembangan masyarakat yang disuguhkan sebagai solusi dari kendala teknis Bank Zakat el-Zawa. Konsep pengembangan masyarakat tersebut meletakkan tiga prinsip dasar yaitu: individu, ashabiyah dan ijtima’ al-insan ini digunakan dalam rangka peningkatan kualitas dan manfaat yang komprehensif dan berkesinambungan. Bank Zakat el-Zawa merupakan lembaga yang didirikan oleh Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Tujuannya untuk menghimpun dan mengelola dana zakat, infaq, shadaqah dan wakaf kemudian menyalurkannya dengan program pemberdayaan ekonomi ummat. Penelitian kualitatif berguna untuk melihat secara langsung realitas lapangan demi terkumpul informasi atas kekuatan, potensi dan kendala yang dihadapi. Teknik analisis data menggunakan metode Miles, dengan tiga tahap yaitu reduksi data, display data dan simpulan atau verifikasi. Dengan adanya sistem tersebut, maksimalisasi peran el-Zawa dalam pengembangan ekonomi umat akan meningkat serta mampu menyelesaikan problematika sektor yang sangat potensial dan memiliki kontribusi cukup siginfikan dalam perekono- mian Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 327, "width": 312, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Kata kunci: pengembangan masyarakat, Ibnu Khaldun, memberdayakan, usaha kecil dan menengah", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 377, "width": 91, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 74, "top": 396, "width": 355, "height": 102, "page_number": 2, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) telah terbukti tangguh. Ketika terjadi Krisis Ekonomi 1998, hanya sektor UMKM yang bertahan dari kolaps- nya ekonomi, sementara sektor yang lebih besar justru tumbang oleh krisis. Mudradjad Kuncoro dalam Harian Bisnis Indonesia pada tanggal 21 Oktober 2008 yang juga dimuat dalam ulasan Afiah (2009:2) mengemukakan bahwa UMKM terbukti tahan terhadap krisis dan mampu survive karena pertama, tidak memiliki utang luar negeri. Kedua, tidak banyak utang ke perbankan karena. Ketiga, meng- gunakan input lokal. Keempat, berorientasi ekspor.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 501, "width": 355, "height": 76, "page_number": 2, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Selama kurun waktu 1997–2006, jumlah perusahaan berskala UMKM men- capai 99% dari keseluruhan unit usaha di Indonesia. Sumbangan UMKM terhadap produk domestik bruto mencapai 54%–57%. Sumbangan UMKM terhadap penye- rapan tenaga kerja sekitar 96%. Sebanyak 91% UMKM melakukan ekspor melalui pihak ketiga eksportir/pedagang perantara. Hanya 8,8% yang berhubungan langsung dengan pembeli/importir di luar negeri. (Afiah, 2009:2)", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 580, "width": 355, "height": 37, "page_number": 2, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Pemberdayaan sektor ini menjadi strategis melihat potensinya yang luar biasa dalam menggerakkan ekgiatan ekonomi masyarakat. Sektor ini memiliki unsur kemandirian yang memusatkan poros perekonomian rakyat itu sendiri. Hal ini yang", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 58, "width": 14, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "160", "type": "Page header" }, { "left": 185, "top": 58, "width": 243, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Muhammad Nurul Hamdi, Evi Nurjanah, Latifah Safitri Handayani", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 642, "width": 133, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "El-Muhasaba, Vol. 5, No 2, Juli 2014", "type": "Page footer" }, { "left": 73, "top": 87, "width": 355, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "mendorong Bank Zakat el-Zawa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang menjadikan pemberdayaan sektor UMKM sebagai kegiatan utamanya.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 113, "width": 355, "height": 76, "page_number": 3, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Bank Zakat el-Zawa menghimpun dana Infaq, Shadaqah, Hibah dan Wakaf. Dana tersebut kemudian disalurkan dengan menggunakan akad Qardhul Hasan . Menurut Fatwa DSN No: 19/DSN-MUI/IV/2001 skim Qardhul Hasan merupakan pinjaman (tanpa bunga) yang diberikan kepada nasabah ( muqtaridh ) yang memer- lukan. Skim peminjaman ini sangat dibutuhkan keberadaannya oleh para masyarakat, terkhusus mereka yang berprofesi sebagai wiraushawan.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 192, "width": 356, "height": 63, "page_number": 3, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Menurut Sudirman (Mantan Direktur el-Zawa), Qardhul Hasan memiliki filosofi pemberdayaan ”kail” dan ”ikan”, di mana dana filantropi Islam perlu dimo- difikasi agar yang selama ini diperuntukkan pada kegiatan konsumsi dapat memberi- kan gairah produksi dengan ”kail” sehingga akan diperoleh manfaat yang berkesi- nambungan.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 258, "width": 355, "height": 129, "page_number": 3, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Sebuah media cetak, Jawa Pos memuat berita pada 28 Agustus 2013 halaman 28 dengan headline ”El-Zawa UIN Maliki Malang menjadi percontohan nasional”. Berita ini mengulas el-Zawa sebagai pengelola zakat, infaq, shadaqah dan wakaf berbasis perguruan tinggi dengan meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan sebagai fokus operasionalnya memiliki program yang cukup komprehensif. Terlebih pada realitas program KUR sejauh ini menuai problem baru. Dimana bunga tinggi dan prosedur yang cukup njlimet sangat memberatkan masyarakat (Hudiyanto, 2010:1). Thoriduddin (Direktur el-Zawa saat ini) juga memaparkan bahwa lembaga ini merupakan pusat pengkajian dan pendayagunaan danaZISWA di lingkungan perguruan tinggi satu-satunya di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 390, "width": 355, "height": 103, "page_number": 3, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Realitasnya, el-Zawa juga memiliki beberapa kendala. Antara lain keterbatasan dana, sistem operasional prosedur dalam beberapa produk yang belum tersusun rapi, daerah pemberdayaan yang terlalu luas dan lain sebagainya. Das Sein atau keadaan yang sebenarnya pada waktu sekarang ini belum sesuai dengan Das Sollen atau yang dicita-citakan. Research Gap atau konflik penelitian ini yang menjadi dasar dilakukannya penelitian ini. Diperlukan sebuah solusi konkret sebagai upaya peningkatan kualitas. Sehingga kendala tersebut dapat diselesaikan dan cita-cita el-Zawa dapat terwujud.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 496, "width": 355, "height": 115, "page_number": 3, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Program pemberdayaan el-Zawa ini sejatinya memiliki kesamaan dengan pemikiran Ibnu Khaldun tentang konsep pengembangan masyarakat Islam. Hikma Hayati (2008: 10) menyusun formula pemikiran Ibnu khaldun tentang pengembangan masyarakat Islam yang relevan dengan pemberdayaan UMKM. Cendikiawan, filsuf, sosiolog dan ekonom muslim abad ke-14 dan 15 M ini mengembangkan sebuah konsep community development dengan civic society sebagai goal nya. Konsep ini merujuk pada 3 unsur, yaitu Individu, Ashabiyah , Masyarakat Ijtima’ al-Insani . Riset ini yang penyusun jadikan sumber riset utama dalam penyusunan penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 406, "top": 58, "width": 22, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "161", "type": "Page header" }, { "left": 74, "top": 58, "width": 209, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Community Development based Onibnu Khaldun Thought", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 642, "width": 133, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "El-Muhasaba, Vol. 5, No 2, Juli 2014", "type": "Page footer" }, { "left": 74, "top": 87, "width": 355, "height": 115, "page_number": 4, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Pada unsur individu, Ibnu Khaldun dalam pemikiran sosiologisnya menjelaskan bahwa dibalik kelebihan yang dimiliki, secara qudroti manusia juga memiliki kekurangan dan kelemahan. Hal ini mendorong pada upaya pembinaan agar potensi pribadi dapat berorientasi pada pembangunan. Pada Ashabiyah atau kekeluargaan, perlu adanya pembinaan yang berorientasi pada kekuatan tali silaturrahim dengan agama dan sikap positif sehingga sikap religius ini mendorong amar ma’ruf dan nahi munkar . Ijtima’ al-Insani, merupakanupaya pembinaan yang mengusung sikap saling membutuhkan, saling tolong menolong dan solidaritas sehingga tercipta sistem sosial masyarakat majemuk.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 205, "width": 355, "height": 90, "page_number": 4, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Pemikiran Ibnu Khaldu ini yang kemudian akan diinterpretasikan dalam bentuk program yang dapat digunakan el-Zawa sebagai upaya peningkatan kinerja dan kualitasnya. Ibnu Khaldun sendiri merupakan tokoh pemikir yang mahir dalam ber- bagai bidang kajian, baik politik, sosial, filsafat, sejarah, maupun ekonomi itu sendiri. Selain itu, Ibnu Khaldun melalui karya-karyanya juga banyak memberikan corak pemikiran. Sehingga tidak berlebihan jika penyusun menukil pemikirannya dalam upaya mewujudkan program pemberdayaan UMKM. (Huda, 2013:2).", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 298, "width": 355, "height": 102, "page_number": 4, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Interpretasi ini tentunya bertujuan agar terjadi pengembangan dan peningkatan kualitas dari kontribusi el-Zawa yang selama ini cukup baik. Upaya ini bertujuan pada financial inclusion , di mana masyarakat merasakan manfaat sesungguhnya dari lembaga keuangan baik profit maupun non-profit. Selain itu juga lembaga keuangan tersebut mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Sederhananya terwujud hubungan simbiosis mutualisme. Hubungan ini selain menguntungkan lembaga keuangan juga akan memberikan manfaat kepada masyarakat, khususnya para pelaku UMKM.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 403, "width": 355, "height": 50, "page_number": 4, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Supadie (2013: 6) menemukan bahwa pendampingan usaha berpengaruh signifikan terhadap kinerja dan loyalitas islami para nasabahnya. Pembiayaan yang diberikan kepada nasabahnya berdampak positif terhadap peningkatan kesejah- teraan. Kesejahteraan tersebut secara lahir dan batin.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 456, "width": 355, "height": 169, "page_number": 4, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Uraian latar belakang tersebut mendorong penyusun untuk meneliti topik ini. Rumusan masalahnya adalah untuk mengetahui bagaimana model pemberdayaan UMKM yang digunakan el-Zawa dan bagaimana program pemberdayaan UMKM yang terinterpretasi dari konsep community development Ibnu Khaldun. Topik penelitian ini mengacu pada tema ”Peranan dan kontribusi sektor Jasa Keuangan Syariah dalam Pembangunan yang Berkelanjutan dan Inklusif” dengan memusatkan pembahasan pada pengembangan UMKM dan kewirausahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana model pemberdayaan UMKM yang dilakukan oleh el-Zawa UIN Maliki Malang. Hasilnya dapat dijadikan referensi tambahan dalam perkembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu Ekonomi Islam. Hal ini bermanfaat bagi para pihak yang terlibat dalam kajian perkembangan Ekonomi Syariah dan pengembangan UMKM. Selain itu dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan oleh para instansi serupa dalam upaya pemberdayaan UMKM.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 58, "width": 14, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "162", "type": "Page header" }, { "left": 185, "top": 58, "width": 243, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Muhammad Nurul Hamdi, Evi Nurjanah, Latifah Safitri Handayani", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 642, "width": 133, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "El-Muhasaba, Vol. 5, No 2, Juli 2014", "type": "Page footer" }, { "left": 73, "top": 87, "width": 159, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "METODOLOGI PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 73, "top": 105, "width": 87, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Lokasi Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 73, "top": 124, "width": 355, "height": 89, "page_number": 5, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Penelitian ini dilakukan di lembaga Zakat dan Wakaf El-Zawa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang, Jl. Gajayana No. 50 Malang. Peneliti memilih lokasi ini karena unit tersebut mengelola zakat dan wakaf produktif untuk pemberdaaan dan kajian, termasuk digunakan untuk pembiayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). El-Zawa memiliki progam unggulan pembinaan UMKM yang tersebar di berbagai wilayah Malang Raya seperti Gondanglegi, Tumpang, Dau, dan sekitar kampus UIN Maliki Malang.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 229, "width": 162, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Jenis dan Pendekatan Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 73, "top": 248, "width": 355, "height": 116, "page_number": 5, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Jadi, data yang dikumpulkan tersebut mencakup transkip wawancara, catatan lapangan, dokumentasi (fotografi), videotape, dokumen pribadi, memo, dan rekaman-rekaman resmi lainnya (Emzir, 2012:3). Metodologi penelitian ini dikembangkan dalam ilmu sosial untuk memahami fenomena sosial dan kultural (Myers, 2009) dan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Moloeng, 2000). Metode kualitatif dipakai untuk memperoleh suatu pandangan yang segar dan cerita mengenai segala sesuatu (Strauss dan Corbin, 1997).", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 367, "width": 355, "height": 76, "page_number": 5, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Penelitian kualitatif juga bermanfaat untuk melihat dan memahami dalam kon- teks di mana keputusan dan aksi terjadi (Myers, 2009), meneliti isu tertentu secara holistik dan memungkinkan peneliti mengembangkan teori sosial dan budaya. Selain itu, penelitian ini juga merupakan penelitian lapangan (field research) , yaitu penelitian yang obyek pengamatannya berupa perilaku populasi dalam satu wilayah tertentu atau suatu kejadian pada satu wilayah tertentu (Mudrajat, 2003).", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 459, "width": 103, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Populasi dan Sampel", "type": "Section header" }, { "left": 73, "top": 478, "width": 355, "height": 50, "page_number": 5, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Agar pembahasan lebih terarah dan sistematis sesuai dengan tujuan penelitian, maka peneliti berupaya semaksimal mungkin untuk menguraikan hal-hal yang terkait dengan metode penelitian ini, yakni populasi dan sampel untuk memperoleh sejumlah data.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 531, "width": 355, "height": 63, "page_number": 5, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti, baik berupa benda, kejadian, nilai maupun hal-hal yang terjadi. (Ine Amirman Yousada, 1990:120). Dalam peneli- tian diperlukan adanya yang dinamakan sampel penelitian atau miniatur dari populasi yang dijadikan sebagai contoh, sampel adalah bagian dari kelompok kecil yang mewakili kelompok besar. (M. Ali, 1993:49).", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 597, "width": 355, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Berdasarkan beberapa pandangan di atas, maka dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan populasi adalah seluruh anggota atau objek yang akan diteliti di", "type": "Text" }, { "left": 406, "top": 58, "width": 22, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "163", "type": "Page header" }, { "left": 74, "top": 58, "width": 209, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Community Development based Onibnu Khaldun Thought", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 642, "width": 133, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "El-Muhasaba, Vol. 5, No 2, Juli 2014", "type": "Page footer" }, { "left": 74, "top": 87, "width": 355, "height": 49, "page_number": 6, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "dalam suatu penelitian, sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang dijadi- kan sasaran penelitian yang dianggap dapat mewakili yang lainnya. Dalam hal ini populasinya yakni semua UMKM binaan El-Zawa. Sedangkan sampel yang dimak- sud adalah beberapa UMKM binaan el-Zawa.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 153, "width": 103, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Data dan Jenis Data", "type": "Section header" }, { "left": 74, "top": 171, "width": 355, "height": 89, "page_number": 6, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer adalah data langsung yang dikumpulkan oleh peneliti dari sumber utama yaitu el-Zawa dan UMKM yang dipilih sebagai sampel penelitian melalui observasi dan wawancara.Data primer juga dapat diperoleh dalam bentuk verbal atau kata- kata serta ucapan lisan dan perilaku dari subjek (informal). Untuk dapat mengakses hal tersebut, dapat mengunjungi langsung Kantor el-Zawa UIN Maliki Malang di Jl. Gajayana No. 50 Dinoyo Malang.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 264, "width": 355, "height": 89, "page_number": 6, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Data sekunder adalah data yang diperoleh langsung oleh peneliti dari pihak lain yang telah diolah menjadi bentuk jadi dan relevan dengan penelitian ini. Data sekunder berasal dari sumber buku, majalah ilmiah dokumen pribadi, dokumen resmi bank arsip dan lain-lain. Data-data ini diperoleh melalui Annual Report el-Zawa sejak 2011 hingga 2013, website resmi di elzawa.uin-malang.ac.id dan literatur lain yang mengulas tentang pemberdayaan UMKM berbasis lembaga pengelola zakat, infaq, shadaqah dan wakaf di berbagai tempat.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 356, "width": 355, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Dengan adanya dua sumber data yaitu data primer dan data sekunder, diharap- kan peneliti dapat mendiskripsikan tentang pembiayaan kepada Usaha Mikro Kecil Menengah oleh El-Zawa UIN Maliki Malang.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 409, "width": 133, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Teknik Pengumpulan Data", "type": "Section header" }, { "left": 74, "top": 427, "width": 355, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalahStudi Lapangan ( Field Study ) yang terdiri dari observasi dan wawancara kepada narasum- ber serta Studi Pustaka ( Literature study ).", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 467, "width": 355, "height": 63, "page_number": 6, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Observasi atau pengamatan dapat didefinisikan sebagai perhatian yang terfokus terhadap kejadian, gejala atau sesuatu. Observasi ilmiah adalah perhatian terfokus terhadap gejala, kejadian atau sesuatu dengan maksud menafsirkannya, mengung- kapkan faktor-faktor penyebabnya, dan menemukan kaidah-kaidah yang mengatur- nya.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 533, "width": 355, "height": 50, "page_number": 6, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Wawancara dapat didefinisikan sebagai interaksi bahasa yang berlangsung antara dua orang dalam situasi saling berhadapan salah seorang, yaitu yang melaku- kan wawancara meminta informasi atau ungkapan kepada orang yang diteliti yang berputar disekitar pendapat dan keyakinannya.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 586, "width": 355, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Studi pustaka melalui data diperoleh dengan cara mempelajari dan mengkaitkan literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi. Langkah ini dipakai sebagai landasan teoritis serta pedoman dalam menganalisa masalah.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 58, "width": 14, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "164", "type": "Page header" }, { "left": 185, "top": 58, "width": 243, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Muhammad Nurul Hamdi, Evi Nurjanah, Latifah Safitri Handayani", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 642, "width": 133, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "El-Muhasaba, Vol. 5, No 2, Juli 2014", "type": "Page footer" }, { "left": 73, "top": 87, "width": 105, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Teknik Analisis Data", "type": "Section header" }, { "left": 73, "top": 105, "width": 355, "height": 89, "page_number": 7, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Analisis data merupakan langkah yang terpenting dalam suatu penelitian. Data yang telah diperoleh akan dianalisis pada tahap ini sehingga dapat ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis model Miles dan Huberman. Menurut (Miles dan Huberman dalam Sugiyono, 2011:94) ”mengemukakan bahwa aktivitas analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.” Aktivitas analisis data yatu data reduction , data display dan conclusion drawing/verification .", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 211, "width": 160, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Data Reduction (Reduksi Data)", "type": "Section header" }, { "left": 73, "top": 229, "width": 355, "height": 50, "page_number": 7, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting. Data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah penulis untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 282, "width": 355, "height": 37, "page_number": 7, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Dalam penelitian ini, data diperoleh melalui wawancara, dan hasil pengamatan dokumen lain.Data tersebut kemudian dirangkum dan diseleksi sehingga akan memberikan gambaran yang jelas kepada penulis.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 335, "width": 153, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Data Display (Penyajian Data)", "type": "Section header" }, { "left": 73, "top": 354, "width": 355, "height": 49, "page_number": 7, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Langkah selanjutnya setelah data direduksi adalah data display atau menyaji- kan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dengan bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya. Akan tetapi teks naratif-lah yang paling sering digunakan. (Sugiyono, 2011:95)", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 406, "width": 355, "height": 63, "page_number": 7, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Penyajian data dilakukan dengan mengelompokkan data sesuai dengan sub bab-nya masing-masing. Data yang telah didapatkan dari hasil wawancara, dari sumber tulisan maupun dari sumber pustaka dikelompokkan, selain itu juga menyajikan hasil wawancara dari informan yaitu pemustaka yang sedang membaca di ruang perpustakaan.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 486, "width": 275, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Conclusion Drawing/Verification (Simpulan/Verifikasi)", "type": "Section header" }, { "left": 73, "top": 504, "width": 355, "height": 90, "page_number": 7, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Langkah yang terakhir dilakukan dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Simpulan awal yang dikemukakan masih bersifat semen- tara, dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Simpulan dalam penulisan kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya kurang jelas sehingga menjadi jelas setelah diteliti.", "type": "Text" }, { "left": 406, "top": 58, "width": 22, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "165", "type": "Page header" }, { "left": 74, "top": 58, "width": 209, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Community Development based Onibnu Khaldun Thought", "type": "Page header" }, { "left": 74, "top": 642, "width": 133, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "El-Muhasaba, Vol. 5, No 2, Juli 2014", "type": "Caption" }, { "left": 74, "top": 87, "width": 93, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Kerangka Berfikir", "type": "Section header" }, { "left": 204, "top": 164, "width": 79, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Rumusan Masalah :", "type": "Text" }, { "left": 141, "top": 175, "width": 220, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "1. Bagaimana model pemberdayaan UMKM di el-Zawa?", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 185, "width": 274, "height": 19, "page_number": 8, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "2. Bagaimana program pemberdayaan UMKM yang terinterpretasi dari pemikiran Community Develompment Ibnu Khaldun?", "type": "List item" }, { "left": 216, "top": 306, "width": 198, "height": 104, "page_number": 8, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Metode Penelitian : Kualitatif dengan Pendekatan Deskriptif. Metode Pengumpulan Data : (1). Wawacara atau interview. Pada penelitian ini penyusun melakukan wawancara kepada manajemen dan pihak internal el-Zawa, mahasiswa dan dosen, para nasabah UMKM binaan el-Zawa serta pelaku UMKM sekitar kampus. (2). Dokumentasi. Dengan menggunakan dokumen, catatan, transkrip, buku, surat kabar, laporan keuangan dan lain-lain.", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 236, "width": 74, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Rumusan pemikiran:Comm", "type": "Table" }, { "left": 108, "top": 259, "width": 77, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "unity Development Ibnu Khaldun", "type": "Table" }, { "left": 109, "top": 283, "width": 76, "height": 67, "page_number": 8, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "dalam pengembangan masyarakat: (1). Individu, (2). Ashabiyah, (3). Ijtima’ Al-Insani", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 120, "width": 278, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Community Development based on Ibnu Khaldun Thought, Sebuah Interpretasi Program Pemberdayaan UMKM di Bank Zakat el-Zawa", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 239, "width": 228, "height": 222, "page_number": 8, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Lokasi: Bank Zak at el-Zawa UIN Maliki Malang Hasil Penelitian Analisis Data dan Suguhan Program Kesimpulan dan Saran", "type": "Picture" }, { "left": 74, "top": 473, "width": 123, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Gambar 1. Kerangka Berfikir", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 498, "width": 151, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 74, "top": 517, "width": 202, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Potensi, Urgensi dan Tantangan UMKM", "type": "Section header" }, { "left": 74, "top": 536, "width": 355, "height": 89, "page_number": 8, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Usaha kecil dan menengah merupakan salah satu kekuatan pendorong terdepan dan pembangunan ekonomi. Gerak sektor UMKM amat vital untuk menciptakan pertumbuhan dan lapangan pekerjaan. Sektor UMKM cukup fleksibel dan dapat dengan mudah beradaptasi dengan pasang surut dan arah permintaan pasar. Mereka juga menciptakan lapangan pekerjaan lebih cepat dibandingkan sektor usaha lainnya, mereka juga cukup terdiversifikasi dan memberikan kontribusi penting dalam ekspor dan perdagangan (http://siteresources.worldbank.org/ 2004:1).", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 58, "width": 14, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "166", "type": "Page header" }, { "left": 185, "top": 58, "width": 243, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Muhammad Nurul Hamdi, Evi Nurjanah, Latifah Safitri Handayani", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 642, "width": 133, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "El-Muhasaba, Vol. 5, No 2, Juli 2014", "type": "Page footer" }, { "left": 73, "top": 87, "width": 355, "height": 76, "page_number": 9, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "UMKM juga memiliki kontribusi yang cukup signifikan terhadap perekonomian nasional. Data Kementrian Koperasi dan UKM tahun 2012 menunjukkan prosentasi keterlibatan pelaku ekonomi nasional sebesar 99,99 persen. Sektor ini menyerap 97,15% tenaga kerja di Indonesia, dan memberikan kontribusi terhadap PDB atas dasar harga berlaku sebesar 6,23 persen. Berikut tabel perkembangan data UMKM dan usaha besar serta kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 308, "width": 355, "height": 89, "page_number": 9, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Pada kesempatan lain, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Surakarta, Arif Nazaruddin mengatakan sektor UMKMmenjadi salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia. Terlebih 98,88 persen usaha di Indonesia berupa UMKM. ”Sumbangannya ke produk domestik bruto mencapai 33 persen,” kata Arif di Surakarta, Rabu 23 Januari 2014. Bahkan Menteri Koperasi dan UKM Republik Indonesia, Syarief Hasan menuturkan kontribusi sektor UMKM dan koperasi terhadap PDB Indonesia mencapai 56 persen.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 400, "width": 355, "height": 129, "page_number": 9, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Selain itu, UMKM juga merupakan katup penyelamat perekonomian nasional. Arus globalisasi yang semakin berkecamuk dengan dalih pertumbuhan ekonomi negeri menekankan makna yang kontraproduktif dari esensi pertumbuhan itu sendiri. Trickle down effect atau ”rembesan ke bawah” merupakan sebuah konsep dimana pertumbuhan dan percepatan industri akan berbanding lurus dengan kemakmuran dan pemerataan. Padahal menurut Swasono, realitas yang terjadi justru sebaliknya. Faham yang membenarkan trickle down effect dalam pertumbuhan, menurutnya termasuk faham yang mengabaikan nilai-nilai kemartabatan. Dan ditegaskan bahwa menganggap rakyat hanya berhak memperoleh rembesan adalah suatu moral crime . (Swasono, 2005: 127)", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 532, "width": 355, "height": 63, "page_number": 9, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Pembangunan sejatinya adalah pembangunan rakyat, bangsa dan negara. Bukan justru sebaliknya, di mana perekonomian rakyat menjadi penopang kehidupan perusahaan-perusahaan besar. Sedangkan pembangunan ekonomi merupakan derivasi untuk memfasilitasi dan mendukung pembangunan rakyat, bangsa dan negara itu (Swasono, 2005:127).", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 598, "width": 355, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Bagaimana fenomena lain tentang UMKM di Indonesia? Palupijati (2013:1) menemukan sektor ini rata-rata bertahan kurang dari sepuluh tahun. Hasil penelitian", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 178, "width": 331, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Tabel 1. Perkembangan UMKM dan Usaha Besar Serta Kontribusi Terhadap PDB", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 285, "width": 211, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Sumber: Kementrian Koperasi dan UKM, BPS data diolah", "type": "Caption" }, { "left": 102, "top": 198, "width": 29, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Tahun", "type": "Picture" }, { "left": 77, "top": 198, "width": 352, "height": 80, "page_number": 9, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "2012 Satuan Unit % Tenaga Kerja % Pertumbuhan PDB Usaha Mikro 55,856,176 98,79 99,859,517 90,12 6,23% Usaha Kecil 629,418 1,11 4,535,970 4,09 Usaha Menengah 48,997 0.09 3,262,023 2,94 Usaha Besar 4,968 0,01 3,150,645 2,84", "type": "Table" }, { "left": 406, "top": 58, "width": 22, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "167", "type": "Page header" }, { "left": 74, "top": 58, "width": 209, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Community Development based Onibnu Khaldun Thought", "type": "Page header" }, { "left": 74, "top": 642, "width": 133, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "El-Muhasaba, Vol. 5, No 2, Juli 2014", "type": "Page footer" }, { "left": 74, "top": 87, "width": 355, "height": 62, "page_number": 10, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Tambunan (2012:1) tentang peluang, tantangan dan ancaman UMKM Indonesia dalam menghadapi CAFTA dan MEA 2015 juga menyimpulkan bahwa sektor ini berpotensi ”terkalahkan” di dalam persaingan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa di balik kontribusi dan potensi UMKM pada kenyatannya masih menyimpan problematika yang cukup pelik.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 153, "width": 355, "height": 89, "page_number": 10, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Nasri (2013:1) menyimpulkan terdapat 3 aspek problematika sektor UMKM ini, yaitu: Aspek permodalan, aspek pasar dan aspek manajerial. Dari aspek permo- dalan, Bank Indonesia merilis data perkembangan baki debet kredit UMKM dan kredit perbankan, bahwa kredit UMKM per-Mei 2014 sebesar 666,639,7 Miliar lebih kecil dari pada non UMKM sebesar Rp2,826,504,7 Miliar. Sederhananya, sektor ini hanya memperoleh kucuran kredit sebesar 19,6 persen dari total penya- luran kredit perbankan secara nasional.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 253, "width": 228, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Tabel 2. Tabel Perkembangan Baki Debet Kredit UMKM", "type": "Caption" }, { "left": 105, "top": 273, "width": 295, "height": 44, "page_number": 10, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Baki Debet Mei-2014 % Kredit UMKM Rp. 666,6 39,7 Miliar 19,08 Kredit Non UMKM Rp. 2,826,5 04,7 Miliar 80,92 Total Kredit Perbankan Rp. 3,493,144,4 Miliar 100", "type": "Table" }, { "left": 74, "top": 334, "width": 355, "height": 116, "page_number": 10, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Data di atas menunjukkan bahwa keberpihakan industri keuangan Nasional belum mendukung geliat UMKM, walaupun program pemerintah terkait penang- gulan kemiskinan dengan III klaster di mana klaster I menyiapkan pelayanan dasar, klaster II pemberdayaan masyarakat dan klaster III penyaluran Kredit Usaha rakyat (KUR) sudah digulirkan. Padahal menurut publikasi World Bank (2007) yang dimuat dalam Kajian Akademik Lembaga Pemeringkat Kredit bagi UMKM di Indonesia (2011: 27) menyatakan bahwa pendanaan merupakan salah satu aspek yang paling penting bagi perusahaan. Dan hambatan finansial ini berdampak pada sulitnya pertumbuhan dan perkembangan perusahaan, termasuk UMKM.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 453, "width": 355, "height": 102, "page_number": 10, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Jurang pemisah sektor UMKM dengan permodalan dari sektor Perbankan kian melebar. Menurut Suhendar Sulaiman (2004:8) prosentasi pelaku UMKM yang memperoleh modal dari Perbankan hanya 17,5 persen, sisanya 82,5 persen hanya menerima modal dari sektor lain seperti koperasi, keluarga, perorangan, modal ventura dan lainnya. Sebabnya antara lain produk Perbankan yang tidak sesuai dengan kebutuhan, persepsi negatif yang berlebihan terhadap resiko UMKM, biaya transaksi kredit UMKM yang relatif tinggi, belum terbiasa dengan pembiayaan UMKM dan lain-lain (ahmadsubagyo.com, 20 September 2014).", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 558, "width": 355, "height": 63, "page_number": 10, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Dari aspek pasar, Menteri Koperasi dan UMKM Republik Indonesia, Syariefuddin Hasan menuturkan bahwa pemasaran merupakan kelemahan sektor ini. Hal ini dengan mudah dapat dibuktikan dengan produk usaha-usaha besar masih mendominasi pasar Indonesia. Sangat kontra dengan produk UMKM yang minim dan cenderung sulit mendapatkan tempat di pasar (okezone.com, 17 September 2014).", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 58, "width": 14, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "168", "type": "Page header" }, { "left": 185, "top": 58, "width": 243, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Muhammad Nurul Hamdi, Evi Nurjanah, Latifah Safitri Handayani", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 642, "width": 133, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "El-Muhasaba, Vol. 5, No 2, Juli 2014", "type": "Caption" }, { "left": 73, "top": 87, "width": 355, "height": 115, "page_number": 11, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Hasil penelitian Rifzaldi Nasri (2003: 3) menyimpulkan problematika UMKM di aspek manajerial diwujudkan dalam perencanaan bisnis yang unsistematic . Pengelolaan keuangan yang tidak berpedoman pada prinsip akuntansi dan manaje- men keuangan bahkan hasil penelitian nasional Bank Indonesia (2011:23) menun- jukkan sebab sulitnya sektor perbankan mengakses penyaluran kreditnya ke UMKM adalah minimnya transparansi keuangan yang ada. Selain itu, belum adanya deskripsi kerja yang jelas antar sumber daya manusia yang terlibat serta penilaian atas prestasi kerja yang menyebabkan para SDM ini sulit berkembang dan berkontribusi secara maksimal.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 205, "width": 355, "height": 90, "page_number": 11, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Problematika sektor UMKM ini sejatinya merupakan tantangan bagi masyarakat Indonesia umumnya dan stakeholder UMKM khususnya. Terlebih dalam mengha- dapi globalisasi, dimana awal tahun 2015 ke depan pasar bebas ASEAN akan menjelang. Walaupun pemerintah dengan beragam program seperti metode klaster yang dimiliki Bank Indonesia dan Pemberdayaan oleh Kementrian Koperasi dan UKM sudah digulirkan, namun para praktisi di industri jasa keuangan juga seyogyanya mengambil peran.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 298, "width": 355, "height": 181, "page_number": 11, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Allah SWT berfirman ”… Dan (saling) tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan takwa dan janganlah kalian tolong menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksaan-Nya ” (QS. Al-Ma’idah : 2). Redaksi ayat ” Dan tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan takwa” ternyata hanya tersebut sekali dalam Al-Qur’an, sehingga menurut Attabiq Luthfi ayat ini harus difahami dalam konteks umum; umum dari segi sasarannya dan umum dari segi jenis kebaikan yang dituntutnya (dakwatuna.com, 17 September 2014). Ayat di atas juga dapat diinterpretasikan sebagai seruan untuk saling berkontribusi dalam peningkatan kualitas sektor UMKM. Terlebih Industri Jasa Keuangan Syariah (IJKS) yang menjadikan Islam sebagai landasan sudah menjadi keharusan untuk berkontribusi. Sehingga cita-cita pendirian IJKS yang membawa kemaslahatan umat dengan keluar dari jeratan riba menjadi lebih lengkap dengan kontribusinya dalam pembangunan ekonomi bangsa.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 483, "width": 355, "height": 89, "page_number": 11, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Perlu adanya upaya pemberdayaan yang berorientasi pada peningkatan kualitas manajemen dan pemasaran. Pemberdayaan yang komprehensif tentunya akan melibatkan berbagai pihak. Karena tugas pemberdayaan tidak mutlak dimiliki IJKS saja. Seperti perguruan tinggi, kelompok masyarakat dan elemen lain yang terkait. Hal ini yang mendorong el-Zawa untuk mengadakan program pemberdayaan UMKM, sehingga potensi dan keunggulan UMKM dapat dimaksimalkan. Sehingga akan diperoleh manfaat yang komprehensif dan berkesinambungan.", "type": "Text" }, { "left": 406, "top": 58, "width": 22, "height": 8, "page_number": 12, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "169", "type": "Page header" }, { "left": 74, "top": 58, "width": 209, "height": 8, "page_number": 12, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Community Development based Onibnu Khaldun Thought", "type": "Page header" }, { "left": 74, "top": 642, "width": 133, "height": 8, "page_number": 12, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "El-Muhasaba, Vol. 5, No 2, Juli 2014", "type": "Page footer" }, { "left": 74, "top": 87, "width": 135, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Deskripsi Objek Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 105, "width": 198, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Program Pemberdayaan UMKM di El-Zawa", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 132, "width": 355, "height": 49, "page_number": 12, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Pengelolaan zakat produktif dengan pemberdayaan UMKM sebagai tujuannya dilakukan dengan tiga program yaitu Pemberian pembiayaan Qarhdul Hasan UMKM dan Mudharabah dengan pendampingan secara rutin dan berkala sebagai evaluasinya.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 198, "width": 120, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Qardhul hasan UMKM", "type": "Section header" }, { "left": 74, "top": 216, "width": 355, "height": 89, "page_number": 12, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Qardhul Hasan adalah bentuk pinjaman tanpa bunga. Hal itu merupakan salah satu kepedulian el-Zawa UIN Maliki Malang kepada para pengusaha kecil yakni pelaku UMKM di sekitar kampus UIN Maliki Malang. Para pelaku UMKM yang memerlukan dana tambahan bagi modal usahanya bisa mendapatkan pinjaman dari el-Zawa sebesar maksimal Rp 5.000.000,- per-orang (UMKM). Tentunya dalam pengajuan pembiayaan Qardhul Hasan ini terdapat syarat-syarat (prosedur) yang harus dipenuhi oleh pemohon pinjaman.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 322, "width": 118, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Rincian Prosedurnya yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 335, "width": 355, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "• Melengkapi data-data administrasi yang dibutuhkan untuk pengajuan. Data- data yang dibutuhkan antara lain:", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 361, "width": 256, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "- 1 Lembar fotokopi KTP pemohon yang masih berlaku", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 375, "width": 335, "height": 49, "page_number": 12, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "- 1 Lembar materai bernilai Rp 6.000,00 untuk pinjaman > Rp 1.000.000,00 atau 1 Lembar materai bernilai Rp 3.000,00 untuk pinjaman < Rp 1.000.000,00 - Bukti jaminan (BPKB atau Surat Tanah, dan jaminan lain yang diperbolehkan oleh el-Zawa)", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 427, "width": 335, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "- Proposal usaha dan menulis secara rinci peruntukkan dana yang dibutuhkan", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 441, "width": 354, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "• Mengisi formulir pengajuan Qardhul Hasan yang telah disediakan oleh pihak el-Zawa dan data yang dituliskan harus sesuai dengan sebenarnya.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 467, "width": 354, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "• Menyerahkan data-data yang dibutuhkan dan formulir pengajuan Qardhul Hasan ke pihak staf administrasi el-Zawa untuk diproses.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 493, "width": 355, "height": 63, "page_number": 12, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "• Menyetujui dan menandatangani LoA (Letter of Agreement) yang merupakan surat perjanjian yang dibuat oleh el-Zawa yang berisikan perjanjian-perjanjian antara kedua pihak yang mengatur tentang pemberian pinjaman dan wajib ditaati. Penandatanganan ini dilakukan di atas materai bernilai Rp 6.000,00/Rp 3.000,00 untuk dijadikan bukti.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 559, "width": 351, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "• Mendapatkan dana sesuai dengan keputusan yang diberikan pihak el-Zawa.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 573, "width": 354, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "• Mendapatkan kuitansi sebagai bukti adanya pencairan dan penerimaan dana (Lembar 1 berwarna putih).", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 599, "width": 355, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "• Menerima kartu angsuran dari el-Zawa yang wajib dibawa dan diisi ketika mengangsur setiap tanggal yang sama ketika pencairan dana pada bulan berikutnya.", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 58, "width": 14, "height": 8, "page_number": 13, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "170", "type": "Page header" }, { "left": 185, "top": 58, "width": 243, "height": 8, "page_number": 13, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Muhammad Nurul Hamdi, Evi Nurjanah, Latifah Safitri Handayani", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 642, "width": 133, "height": 8, "page_number": 13, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "El-Muhasaba, Vol. 5, No 2, Juli 2014", "type": "Page footer" }, { "left": 73, "top": 87, "width": 354, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "• Pemohon wajib mengangsur setiap tanggal yang sama ketika pencairan dana pada bulan berikutnya.", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 113, "width": 355, "height": 36, "page_number": 13, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "• Pemohon wajib membayar denda administrasi sebesar 10% setiap bulannya dari sisa pinjaman terakhir yang belum dilunasi jika pemohon tidak bisa melunasi pinjaman tepat waktu.", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 153, "width": 355, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "• Menerima jaminan milik pemohon kembali setelah pembayaran lunas sesuai dengan waktu yang diberikan yaitu 10 bulan.", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 192, "width": 65, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Mudharabah", "type": "Section header" }, { "left": 73, "top": 211, "width": 355, "height": 155, "page_number": 13, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Untuk memproduktifkan dana zakat, El-Zawa telah bekerjasama dengan beberapa pengusaha sukses. Nisbah bagi hasil yang ditetapkan el-Zawa maksimal 10% dari pokok angsuran. Pembagian keuntungan ini bisa diangsur bersamaan dengan angsuran pokok modal yang dilakukan selama 10 bulan sampai 1 tahun. Tidak kurang dari Rp 60.000.000,- dana zakat disalurkan untuk program zakat produktif ini. Bagi pengusaha yang berprestasi, mereka berhak mendapat kucuran dana permodalan pada tahun berikutnya. Program ini akan terus dikembangkan untuk mengurangi angka pengangguran di Indonesia, khususnya wilayah Malang Raya. Dengan demikian, tujuan dan hikmah zakat produktif dapat tercapai. Sama seperti produk Qardhul Hasan UMKM el-Zawa, produk Mudharabah juga menyediakanprosedur yang harus dipenuhi oleh pemohon produk Mudharabah. Rincian Prosedurnya yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 369, "width": 355, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "• Melengkapi data-data administrasi yang dibutuhkan untuk pengajuan. Data- data yang dibutuhkan antara lain:", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 396, "width": 256, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "- 1 Lembar fotokopi KTP pemohon yang masih berlaku", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 409, "width": 335, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "- 1 Lembar materai bernilai Rp 6.000,00 untuk pinjaman > Rp 1.000.000,00", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 422, "width": 314, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "atau 1 Lembar materai bernilai Rp 3.000,00 untuk pinjaman < Rp", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 435, "width": 56, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "1.000.000,00", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 448, "width": 335, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "- Bukti jaminan (BPKB atau Surat Tanah, dan jaminan lain yang diperboleh- kan oleh el-Zawa)", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 475, "width": 335, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "- Proposal usaha dan menulis secara rinci peruntukkan dana yang dibutuhkan", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 488, "width": 355, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "• Mengisi formulir pengajuan Mudharabah yang telah disediakan oleh pihak el-Zawa dan data yang dituliskan harus sesuai dengan sebenarnya.", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 514, "width": 355, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "• Menyerahkan data-data yang dibutuhkan dan formulir pengajuan Mudharabah ke pihak staf administrasi el-Zawa untuk diproses.", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 541, "width": 355, "height": 36, "page_number": 13, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "• Melakukan pertemuan dengan sekretaris atau ketua untuk membahas mengenai jumlah bagi hasil yang diinginkan oleh kedua belah pihak sehingga muncul nilai nominal yang disetujui.", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 580, "width": 355, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "• Menyetujui dan menandatangani LoA (Letter of Agreement) di atas materai bernilai Rp 6.000,00/Rp 3.000,00 untuk dijadikan bukti.", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 607, "width": 351, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "• Mendapatkan dana sesuai dengan keputusan yang diberikan pihak el-Zawa.", "type": "List item" }, { "left": 406, "top": 58, "width": 22, "height": 8, "page_number": 14, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "171", "type": "Page header" }, { "left": 74, "top": 58, "width": 209, "height": 8, "page_number": 14, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Community Development based Onibnu Khaldun Thought", "type": "Page header" }, { "left": 74, "top": 642, "width": 133, "height": 8, "page_number": 14, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "El-Muhasaba, Vol. 5, No 2, Juli 2014", "type": "Page footer" }, { "left": 74, "top": 87, "width": 354, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "• Mendapatkan kuitansi sebagai bukti adanya pencairan dan penerimaan dana (Lembar 1 berwarna putih).", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 113, "width": 355, "height": 36, "page_number": 14, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "• Menerima kartu angsuran dari el-Zawa yang wajib dibawa dan diisi ketika mengangsur setiap tanggal yang sama ketika pencairan dana pada bulan berikutnya.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 153, "width": 354, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "• Pemohon wajib mengangsur setiap tanggal yang sama ketika pencairan dana pada bulan berikutnya.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 179, "width": 355, "height": 36, "page_number": 14, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "• Pemohon wajib membayar denda administrasi sebesar 10% setiap bulannya dari sisa pinjaman terakhir yang belum dilunasi jika pemohon tidak bisa melunasi pinjaman tepat waktu.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 219, "width": 355, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "• Menerima jaminan milik pemohon kembali setelah pembayaran lunas sesuai dengan waktu yang diberikan yaitu 10 bulan.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 258, "width": 354, "height": 50, "page_number": 14, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Terdapat ketentuan khusus yang membedakan antara produk Qardhul Hasan UMKM dengan produk Mudharabah. Bagi pemohon yang akan mengajukan permohonan produk Mudharabah harus memenuhi tiga kriteria di bawah ini, sebelum melakukan prosedur yang tertuang di atas. Kriteria Mudharabah yakni:", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 311, "width": 177, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "• Harus pernah ikut progam UMKM.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 324, "width": 355, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "• Harus ada nisbah bagi hasil yang telah disepakati, yakni maksimal 10% dari pokok pinjaman.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 351, "width": 174, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "• Pinjaman Harus > Rp 5.000.000,00", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 377, "width": 117, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Pendampingan UMKM", "type": "Section header" }, { "left": 74, "top": 396, "width": 355, "height": 115, "page_number": 14, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Sebagai upaya membangun ekonomi masyarakat melalui zakat, Pusat Kajian Zakat dan Wakaf ”eL-Zawa” UIN Maliki Malang melakukan pendampingan terhadap Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di wilayah Kota Malang dan sekitarnya. Pada tahun 2012, eL-Zawa telah membina 84 (delapan puluh empat) UMKM dan lebih dari 100 (seratus) UMKM pada tahun 2013 yang tersebar di daerah Kucur, Sumber Pucung, Bajul Mati, Balung, Gondang Legi, Tumpang, dan UMKM di sekitar kampus UIN. Jenis usaha yang mendapat suntikan dana sangat bervariasi, mulai dari toko kelontong, usaha kuliner, aksesoris, counter pulsa, depo air minum, loper koran, benih, dan alat-alat pertanian.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 514, "width": 355, "height": 63, "page_number": 14, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Pemilik UMKM mendapat bantuan modal untuk mengembangkan usahanya. Modal yang dipinjamkan tidak dikenakan bunga dan besarnya disesuaikan dengan analisis kebutuhan masing-masing usaha. Selain itu, eL-Zawa juga memberikan pembinaan berupa kiat-kiat mengembangkan usaha, manajemen keuangan, dan menstimulasi agar pemilik UMKM mampu berubah dari mustahiq menjadi muzakki.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 580, "width": 323, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Proses pengajuan pinjaman tidak rumit, dengan ketentuan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 594, "width": 355, "height": 36, "page_number": 14, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "• Pendaftaran pendampingan UMKM dibuka dua kali dalam satu tahun, periode pertama pada tanggal 1 Desember – 15 Januari dan periode kedua pada 1 Juni – 15 Juli", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 58, "width": 14, "height": 8, "page_number": 15, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "172", "type": "Page header" }, { "left": 185, "top": 58, "width": 243, "height": 8, "page_number": 15, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Muhammad Nurul Hamdi, Evi Nurjanah, Latifah Safitri Handayani", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 642, "width": 133, "height": 8, "page_number": 15, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "El-Muhasaba, Vol. 5, No 2, Juli 2014", "type": "Page footer" }, { "left": 73, "top": 87, "width": 199, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "• Menyerahkan Kelengkapan Administrasi", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 100, "width": 259, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "- Mengisi formulir pendaftaran Qardhul Hasan UMKM;", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 113, "width": 222, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "- Melampirkan 1 (satu) lembar Fotocopy KTP;", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 126, "width": 271, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "- Melampirkan 2 (dua) lembar Foto berwarna ukuran 4×6;", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 139, "width": 198, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "- Melampirkan laporan keuangan bulanan;", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 153, "width": 355, "height": 23, "page_number": 15, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "• Menyertakan Proposal atau Profil Usaha yang telah berjalan minimal 6 (enam) bulan;", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 179, "width": 355, "height": 23, "page_number": 15, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "• Jumlah dana yang dipinjamkan maksimal Rp. 5.000.000,- (Lima Juta Rupiah) dan diberikan dalam bentuk modal usaha;", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 205, "width": 352, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "• Modal yang diberikan maksimal dikembalikan selama 24 bulan atau 2 tahun;", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 219, "width": 355, "height": 23, "page_number": 15, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "• UMKM yang akan mendapat pinjaman diutamakan berdomisili di Kota Malang dan sekitarnya", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 245, "width": 355, "height": 23, "page_number": 15, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "• Bagi pemilik UMKM yang terlambat membayar angsuran dikenakan sanksi berupa denda sebesar 10 % dari sisa pinjaman terakhir", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 271, "width": 340, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "• Bersedia mengikuti sistem pendampingan yang ditetapkan oleh eL-Zawa:", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 285, "width": 245, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "- Membuat laporan keuangan sederhana setiap bulan", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 298, "width": 244, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "- Pertemuan rutin dengan pendamping dari eL-Zawa", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 311, "width": 153, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "- Evaluasi usaha secara berkala", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 324, "width": 318, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "• Memberikan jaminan, seperti BPKB kendaraan dan sertifikat tanah.", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 337, "width": 355, "height": 37, "page_number": 15, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "• Menyerahkan biaya administrasi (infaq wajib) sebesar Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah) untuk setiap peminjaman Rp. 500.000,- (lima ratus ribu) dan berlaku kelipatannya.", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 390, "width": 84, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 73, "top": 409, "width": 355, "height": 115, "page_number": 15, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Sebagai lembaga yang melayani penyaluran dana, el-Zawa telah melakukan serangkaian program yang mampu menjawab permasalahan di sektor UMKM. Kelebihan yang dimiliki antara lain syarat yang diajukan oleh el-Zawa kepada calon mitra cukup sederhana. Meskipun diminta untuk membuat proposal usaha, UMKM diperbolehkan membuat proposal itu dalam bentuk sederhana, asal diketahui dengan jelas berapa modal dan omset dari usahanya. Dalam pembuatannya, juga tak jarang para petugas el-Zawa memberikan edukasi penyusunan proposal usaha tersebut. Tata cara atau alur pengajuannya juga sederhana, sehingga mempermudah jalannya pencairan dana bagi mitra yang membutuhkan dana dengan segera.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 528, "width": 355, "height": 89, "page_number": 15, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Selain itu, el-Zawa juga melibatkan mahasiswa potensial yang disaring dengan serangkaian persyaratan dan kualifikasi tertentu dalam pembinaan para masyarakat secara umum maupun UMKM binaan secara khusus. Tidak hanya mahasiswa, para dosen juga terlibat dalam program pembinaan dan pendampingan ini. Adapun materi, disampaikan dalam forum formal maupun menggunakan pendekatan persuasif satu-persatu. Pendampingan secara persuasif dilakukan bertepatan dengan jadwal kunjungan rutin tiga bulan sekali.", "type": "Text" }, { "left": 406, "top": 58, "width": 22, "height": 8, "page_number": 16, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "173", "type": "Page header" }, { "left": 74, "top": 58, "width": 209, "height": 8, "page_number": 16, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Community Development based Onibnu Khaldun Thought", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 642, "width": 133, "height": 8, "page_number": 16, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "El-Muhasaba, Vol. 5, No 2, Juli 2014", "type": "Page footer" }, { "left": 74, "top": 87, "width": 355, "height": 76, "page_number": 16, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Kegiatan pelatihan yang diadakan juga cukup variatif, dengan sasaran yang luas. Antara lain pelatihan dan pengenalan laporan keuangan mengacu pada PSAK, pelatihan kerajinan tangan berbasis handycraft dan produk kreatif, pelatihan salon kecantikan muslimah. Dalam forum lain, juga diadakan penyuluhan tentang strategi peningkatan dan pengembangan produk, strategi memahami dan menyiasati pemasaran, dan bagaimana memulai usaha.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 166, "width": 355, "height": 89, "page_number": 16, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "El-Zawa juga menjalin kerja sama dengan para nasabah UMKM binaan terse- but dalam program-program pameran dan bazar di beberapa kesempatan. Para nasabah tersebut berkesempatan menyebarluaskan pemasaran produknya. Bahkan dalam perayaan Dies Maulidiyahnya, el-Zawa mengadakan program seribu kupon makan siang gratis dimana para nasabah tersebut yang menyediakan logistiknya. Para nasabah tersebut kemudian diberikan tempat khusus, berupa stan dan sejenis- nya sehingga para undangan dapat melihat dan merasakan produk kuliner tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 258, "width": 355, "height": 89, "page_number": 16, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Sungguhpun demikian, terdapat beberapa kendala dan kekurangan.Produk Qardhul Hasan el-Zawa belum memiliki SOP secara tertulis. Sehingga pengajuan dari produk tersebut belum memiliki acuan kerja secara pasti. Bahkan, prosedurnya diadopsi dari prosedur produk penyaluran dana yang lain. Hal ini seringkali terwujud dari perubahan prosedur sesuai dari bidang yang menanganinya.Praktik ini berpotensi pada iklim kerja yang kurang profesional, dimana hal ini merupakan tindakan yang kontraproduktif dari visi el-Zawa itu sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 351, "width": 355, "height": 115, "page_number": 16, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "El-Zawa juga mengalami kesulitan dalam menyeleksi kelayakan calon mitra. Selama ini, el-Zawa menggunakan jasa key person atau orang-orang tertentu dari kalangan tokoh agama pilihan sebagai pihak yang menyeleksi calon mitra pada suatu daerah tertentu. Hal ini dilakukan dengan tujuan penyaluran produk ini tepat sasaran. Jika berkaca dengan lembaga keuangan profit, terdapat pemisahan tugas dalam melaksanakan fungsi ini. Fungsi yang seringkali diibaratkan sebagai ”keran pendanaan” ini juga ditangani oleh pihak internal. Sehingga segala hak dan tanggung jawab petugas terkait dapat berjalan dengan maksimal. Efek lain juga dapat memini- malisir terbukanya privasi para nasabah yang menerima fasilitas produk serupa.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 469, "width": 355, "height": 76, "page_number": 16, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Tinjauan atas wilayah kerja el-Zawa jika diukur dari jumlah dana yang akan disalurkan cenderung kurang terlalu luas dan berdampak pada inefektifitas. Dampak- nya tidak adanya konsentrasi daerah pemberdayaan ini adalah tidak terlibatnya para nasabah UMKM binaan dalam pelatihan-pelatihan yang dilaksanakan. Sehing- ga program pelatihan peningkatan skill dan manajerial ini hanya dijangkau oleh para kerabat civitas akademika yang berdomisili dekat dengan lokasi kampus.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 549, "width": 355, "height": 76, "page_number": 16, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Kerjasama yang dijalin dengan yayasan-yayasan tertentu sejatinya bertujuan tepat guna dalam pemilihan calon nasabah. Namun, hal ini berdampak pada kurang masifnya sosialisasi kepada para pelaku UMKM yang berdomisili di sekitar kampus. Berdasarkan hasil observasi penyusun, beberapa pelaku UMKM sekitar kampus justru belum mengetahui keberadaan el-Zawa. Adapun yang mengetahui, ternyata tidak mengetahui skim Qardhul Hasan yang melekat pada produknya. Stigma", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 58, "width": 14, "height": 8, "page_number": 17, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "174", "type": "Page header" }, { "left": 185, "top": 58, "width": 243, "height": 8, "page_number": 17, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Muhammad Nurul Hamdi, Evi Nurjanah, Latifah Safitri Handayani", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 642, "width": 133, "height": 8, "page_number": 17, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "El-Muhasaba, Vol. 5, No 2, Juli 2014", "type": "Page footer" }, { "left": 73, "top": 87, "width": 354, "height": 36, "page_number": 17, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "pinjaman selalu dengan bunga, dan bunga begitu memberatkan sangat melekat sehingga sulit bagi mereka untuk dapat menjalin kerjasama kepada lembaga keuangan apapun.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 126, "width": 355, "height": 50, "page_number": 17, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Produk penyaluran dana pemberdayaan UMKM di el-Zawa juga belum mampu melayani pembiayaan sepanjang hari. Dari hasil observasi juga, beberapa mahasiswa yang membutuhkan suntikan dana sebagai tambahan atau modal awalnya harus menunggu sampai waktu tertentu jika ingin melakukan pengajuan fasilitas ini.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 179, "width": 355, "height": 102, "page_number": 17, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Sebuah solusi komprehensif mutlak diperlukan demi menjawab kompleksitas problematika yang ada. Solusi tersebut selain upaya perbaikan dan peningkatan kualitas di tubuh el-Zawa juga dapat menjawab tiga rumusan problematika yang kerap terjadi di sektor UMKM. Suguhan solusi ini tentunya dengan menggunakan sebuah program yang terinterpretasi dari konsep Community Development atau pengembangan masyarakat dari pemikiran cendekiawan muslim yang tersohor, Ibnu Khaldun. Dimana menggunakan tiga indikator pengembangan, yaitu: individu, ashabiyah dan ijtima’ Al-Insani atau masyarakat luas.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 567, "width": 42, "height": 9, "page_number": 17, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Gambar 2.", "type": "Caption" }, { "left": 406, "top": 58, "width": 22, "height": 8, "page_number": 18, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "175", "type": "Page header" }, { "left": 74, "top": 58, "width": 209, "height": 8, "page_number": 18, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Community Development based Onibnu Khaldun Thought", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 642, "width": 133, "height": 8, "page_number": 18, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "El-Muhasaba, Vol. 5, No 2, Juli 2014", "type": "Page footer" }, { "left": 74, "top": 87, "width": 211, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Diagram Program Pemberdayaan UMKM", "type": "Section header" }, { "left": 74, "top": 105, "width": 355, "height": 37, "page_number": 18, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Langkah awal yang perlu dilakukan adalah menyadari bahwa dibalik kekuatan dan potensi yang dimiliki, el-Zawa masih memiliki kekurangan. Bak logam yang mempunyai  dua permukaan yang berbeda. Allah SWT berfirman.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 145, "width": 354, "height": 49, "page_number": 18, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "” Bukankah Dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim), kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya. Lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang: laki- laki dan perempuan ”. (Q.S Al-Qiyaamah : 37-39)", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 211, "width": 355, "height": 36, "page_number": 18, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Ayat ini menjelaskan bahwa setiap manusia pada dasarnya adalah pemenang. Karena proses kelahiran di muka bumi sarat akan persaingan. Dan Allah kemudian menegaskan lagi dalam redaksi ayat lain yang artinya:", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 264, "width": 354, "height": 23, "page_number": 18, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "” Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya ”. (Q.S At-Tiin : 4)", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 303, "width": 355, "height": 76, "page_number": 18, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Pemikiran Ibnu Khaldun tentang individu mengacu pada ayat di atas. Dimana terdapat penegasan bahwa manusia pada hakikatnya memiliki kekuatan dan pemenang sejati. Dan kelemahan-kelemahan yang ada sebagai hikmah bahwa manusia juga tidak dapat berdiri sendiri. Ia cenderung hidup berkelompok dan senantiasa membutuhkan bantuan orang lain. Kelemahan yang ia miliki terkadang merupakan kekuatan pihak lain sehingga kehidupan dapat berlangsung selaras.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 382, "width": 355, "height": 76, "page_number": 18, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Begitu juga dengan el-Zawa dan kendala yang dihadapi. Sejatinya, para akademisi dari dosen dan mahasiswa memiliki potensi untuk memberikan sumbangsih pemikiran dan konsepsi kepada el-Zawa dalam menyelesaikan masalahnya. Apalagi el-Zawa belum memiliki standar operasional prosedur atau sistem dalam beberapa produk-nya. Demi meningkatkan profesionalitas, sistem ini mutlak dibutuhkan dengan penyusunan yang melibatkan para akademisi dari bidang terkait.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 462, "width": 355, "height": 76, "page_number": 18, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Konteks pembangunan masyarakat berbasis pada individu ini diposisikan padaindividu dari nasabah UMKM binaan. Mayoritas pelaku UMKM yang menjadi nasabah el-Zawa merupakan mereka yang skala usahanya masih kecil, bahkan tidak jarang baru memulai berwirausaha. Sehingga tidak jarang nasabah-nasabah ini memiliki kendala dalam operasionalnya. Sanada dengan rumusan problematika UMKM yaitu pendanaan, manajemen dan pemasaran.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 541, "width": 355, "height": 76, "page_number": 18, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Jika masalah pendanaan dapat di- cover dengan fasilitas pembiayaan yang terseida, maka aspek manajemen dan pemasaran juga pelru mendapat perhatian khusus. Program ini sebagai kelanjutan dari tahap pengajuan dan setelah dana tersebut diterima oleh para nasabah. Setelah menyusun proposal sederhana, nasabah UMKM juga sebaiknya diharuskan membuat laporan keuangan sederhana secara periodik.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 58, "width": 14, "height": 8, "page_number": 19, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "176", "type": "Page header" }, { "left": 185, "top": 58, "width": 243, "height": 8, "page_number": 19, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Muhammad Nurul Hamdi, Evi Nurjanah, Latifah Safitri Handayani", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 642, "width": 133, "height": 8, "page_number": 19, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "El-Muhasaba, Vol. 5, No 2, Juli 2014", "type": "Page footer" }, { "left": 73, "top": 87, "width": 355, "height": 102, "page_number": 19, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Dalam pembuatannya,el-Zawa selain mendampingi juga memberikan acuan dan format standar sederhana yang dapat dipahami sehingga dapat dijadikan indikator dalam evaluasi selama masa pembinaan.Laporan keuangan dapat diususn dengan menggunakan basis SAK ETAP. Penyusunan format laporan ini dapat dilakukan el-Zawa dengan bekerjasama kepada Departemen Akuntansi. Hal ini sejatinya sebagai kelanjutan dari pelatihan memahami dan menyusun laporan keuangan yang diadakan el-Zawa. Laporan keuangan ini sangat dibutuhkan dalam upaya perbaikan manajemen dalam entitas bisnis.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 192, "width": 355, "height": 76, "page_number": 19, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Langkah selanjutnya adalah,membentuk kelompok usaha yang terdiri dari para UMKM potensial yang berdomisili di sekitar kampus. Hal ini bertujuan untuk efektifi- tas program pemberdayaan dengan jangkauan yang lebih fokus. Selain itu, keber- adaan kelompok ini juga dapat dijadikan wadah komunikasi dan saling berbagi informasi terkait pengembangan usaha. Dalam proses pendiriannya, pihak kampus juga dapat terlibat.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 271, "width": 355, "height": 63, "page_number": 19, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Kelompok usaha sejatinya interpretasi dari aspek ashabiyah dalam pemikiran Ibnu Khaldun. Secara etimologis, ashabiyah berasal dari kata ashaba yang berarti mengikat. Secara fungsional ashabiyah bertujuan pada upaya penguatan ikatan sosial budaya yang dapat digunakan untuk menjalin rasa solidaritas dengan rasa kesatuan kelompok.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 337, "width": 355, "height": 63, "page_number": 19, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Dalam konteks kehidupan bermasyarakat, ashabiyah dapat melahirkan persa- tuan yang dapat dibagi ke dalam dua kelompok. Pertama , menumbuhkan solidaritas kekuatan dalam setiap jiwa kelompok. Kedua , keberadaan ashabiyah dapat mempersatukan berbagai ashabiyah yang bertentangan sehingga menjadi suatu kelompok yang lebih besar dan utuh. (Huda, 2008: 4).", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 403, "width": 355, "height": 37, "page_number": 19, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Tidak berlebihan statement Ibnu Khaldun dalam bukunya Muqaddimah, menu- turkan bahwa ashabiyah sangat menentukan kemenangan dan keberlangsungan hidup suatu negara, dinasti, ataupun kerjaan. (Al-Allamah, 2001: 5).", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 443, "width": 355, "height": 89, "page_number": 19, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Dalam pembinaan kelompok usaha, el-Zawa berperan sebagai fasilitator dana dan pendampingan sesuai dengan syarat dan ketentuan yang telah disusun pada langkah sebelumnya. Pada aspek pendampingan, el-Zawa sebagai unit yang bersatu dengan lembaga perguruan tinggi juga memiliki akses yang cukup dekat dengan unit Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM). LPM kemudian mengorganisir para dosen dalam menunaikan tanggung jawab moril sebagai pengabdian ilmunya untuk membangun masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 535, "width": 355, "height": 37, "page_number": 19, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Latar belakang suku dan budaya masyarakat kampus yang harmoni dalam kemajemukan ini berpotensi pada semakin kuat ikatan emosional pasca kehadiran kelompok usaha ini. Hal ini juga senada dengan firman Allah yang berarti:", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 575, "width": 354, "height": 36, "page_number": 19, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "”...sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa, dan bersuku- suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia", "type": "Text" }, { "left": 406, "top": 58, "width": 22, "height": 8, "page_number": 20, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "177", "type": "Page header" }, { "left": 74, "top": 58, "width": 209, "height": 8, "page_number": 20, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Community Development based Onibnu Khaldun Thought", "type": "Page header" }, { "left": 74, "top": 642, "width": 133, "height": 8, "page_number": 20, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "El-Muhasaba, Vol. 5, No 2, Juli 2014", "type": "Page footer" }, { "left": 74, "top": 87, "width": 354, "height": 23, "page_number": 20, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa diantara kamu..” (QS. Al-Hujurat :13)", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 126, "width": 355, "height": 50, "page_number": 20, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "El-Zawa yang berdiri di perguruan tinggi agama Islam juga berpotensi pada kedekatan akses terhadap pemuka agama yang dapat dijalin kerjasama dalam memandu kegiatan keagamaan di dalam kelompok ini. Hal ini juga linier hasil obser- vasi di mana mayoritas pelaku UMKM di sekitar kampus beragama Islam.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 179, "width": 355, "height": 76, "page_number": 20, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Hasi penelitian (Soegoto, 1998:9) nilai dan spiritual dalam operasional suatu entitas bisnis berpengaruh positif kepada loyalitas konsumen. Jika demikian, maka kegiatan keagamaan dengan sasaran dapat memperbaiki budaya kerja para pelaku UMKM dalam kelompok usaha saat menjalankan usahanya berpotensi mening- katkan penjualan. Kegiatan creating market based on community ini dapat menja- wab problem pemasaran yang kerap terjadi.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 258, "width": 355, "height": 89, "page_number": 20, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Di dalam kelompok usaha, juga terdapat potensi keberagaman kelas dan skala usaha. Mereka yang skala usahanya cukup besar, berpotensi akan berkontribusi dalam menambah pemasukan dana el-Zawa. Karena prinsip pengumpulan dana juga sarat akan nilai sosial dan religius. Para dosen dan mahasiswa serta para civitas akademika lainnya yang terlibat dalam program ini juga akan merasakan ikatan emosional kepada para kelompok usaha ini. Pola kerja sama ini akan banyak menghadirkan manfaat.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 351, "width": 355, "height": 49, "page_number": 20, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Langkah terakhir, adalah dengan mengkonsolidasikan kelompok-kelompok masyarakat berbasis konsep ashabiyah . Hal ini sesuai dengan rumusan pemikiran Ibnu Khaldun yang ketiga yaitu pengembangan masyarakat berbasis Ijtima’ Al- Insani .", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 403, "width": 354, "height": 63, "page_number": 20, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Ijtima’ Al-Insani atau masyarakat majemuk merupakan kelanjutan dari tahapan sebelumnya yaitu ashabiyah . Dimana dalam pembangunan peradaban suatu negara, ashabiyah memiliki peranan yang cukup siginfikan. Tapi suatu ashabiyah tertentu jika tidak dapat memilki keterbukaan hubungan dengan ashabiyah lain juga akan berpotensi menimbulkan kehancuran negara itu sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 469, "width": 355, "height": 129, "page_number": 20, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Hal ini bersandar dari pengertian makna ashabiyah yang ditempatkan dalam dua pengertian. Pengertian pertama bermakna positif dengan menunjuk pada konsep persaudaraan ( brotherhood ). Dalam sejarah Islam konsep ini membentuk solidaritas sosial masyarakat Islam untuk saling bekerjasama, mengesampingkan kepentingan pribadi ( self-interest ), dan memenuhi kewajiban kepada sesama. Pengertian kedua, bermakna negatif, yaitu menimbulkan kesetiaan dan fanatisme membuta yang tidak didasarkan pada aspek kebenaran. Konteks yang kedua inilah yang tidak dikehendaki dalam tatanan kehidupan masyarakat Islam. Sehingga konsep Ijtima’ al Insani berperan untuk terus menjaga ashabiyah ini tetap pada pengertian pertama. (Huda, 2008:5).", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 601, "width": 355, "height": 24, "page_number": 20, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Hal ini diwujudkan dalam sebuah upaya menjalin komunikasi positif dan dua arah dari para kelompok masyarakat yang dibentuk. El-Zawa, sebagai fasilitator", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 58, "width": 14, "height": 8, "page_number": 21, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "178", "type": "Page header" }, { "left": 185, "top": 58, "width": 243, "height": 8, "page_number": 21, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Muhammad Nurul Hamdi, Evi Nurjanah, Latifah Safitri Handayani", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 642, "width": 133, "height": 8, "page_number": 21, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "El-Muhasaba, Vol. 5, No 2, Juli 2014", "type": "Page footer" }, { "left": 73, "top": 87, "width": 355, "height": 102, "page_number": 21, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "dana tentunya berpotensi sebagai mediator kepentingan masing-masing pihak. Hal ini, tidak begitu sulit jika masing-masing ashabiyah diberikan pendamping tetap dari kalangan dosen dan akademisi dari perguruan tinggi. Hubungan ini selain untuk membentuk masyarakat yang lebih maju, juga dapat meningkatkan nilai-nilai kerjasama dan saling membantu, sehingga ikatan sosial tidak hanya terjalin antar individu dalam satu ashabiyah , tetapi juga terbentuk antar masing-masing ashabi- yah . Pasar yang terbentuk dari basis kelompok ini berpotensi terwujudnya massifitas pemasaran produk dari pelaku UMKM tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 192, "width": 355, "height": 76, "page_number": 21, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Pada akhirnya, peran el-Zawa dalam memfasilitasi pembiayaan dengan kemu- dahannya dan kebaikannya semakin meningkat kualitasnya. Dan ikatan sosial yang kuat, dibingkai dengan kegiatan peningkatan nilai dan spiritual dalam landasan kerja serta didukung dan dibina oleh para sumber daya perguruan tinggi mampu memper- luas jaringan ini, secara tidak langsung akan membentuk sistem ekonomi baru yang menjawab persoalan kesejahteraan.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 285, "width": 63, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 73, "top": 303, "width": 355, "height": 129, "page_number": 21, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa program yang terinterpretasi dari community development hasil pemikiran Ibnu Khaldun ini efektif untuk mening- katkan kualitas program el-Zawa dalam memberdayakan UMKM. Dengan melihat kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, el-Zawa seyogyanya dapat bekerjasama dengan akademisi dan pemuka agama yang cenderung memiliki kedekatan dengan el-Zawa sendiri dalam peningkatan kualitasnya dan UMKM binaannya. Selain itu el-Zawa juga dapat memfokuskan daerah pemberdayaan para pelaku UMKM yang berdomisili di sekitar kampus dengan membentuk sebuah kelompok usaha. Kelompok ini berfungsi sebagai wadah saling bertukar informasi dan penjaringan UMKM potensial serta dapat meningkatkan ikatan emosional dan rasa solidaritas.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 435, "width": 355, "height": 182, "page_number": 21, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Dengan keberadaan sistem ini, akan terwujud sistem pemberdayaan UMKM yang komprehensif dan mampu menjawab problematika yang ada. Dampaknya, akan terjalin hubungan yang erat baik para pelaku UMKM dengan el-Zawa maupun dengan para pelaku UMKM lain yang tergabung dalam kelompok usaha tersebut. Kegiatan ini berpotensi pada creating market based on community. Dimana dengan nilai dan spiritualitas yang mendasari operasional dapat meningkatkan loyalitas para konsumen dan memperluas jaringan usaha. Selain berdampak pada pembangunan masyarakat madani terwujud, problematika yang kerap terjadi di sektor UMKM perlahan dapat terselesaikan. Visi dan misi el-Zawa terwujud, dan impian negara untuk dapat maju dan berkembang juga tercipta. Terlebih didorong dengan partisipasi aktif dari kegiatan ekonomi masyarakat itu sendiri, dimana masyarakat mencapai kesejahteraannya bukan hasil dari efek rembesan seperti dalam konsep trickle down effect melainkan dari peningkatan produktivitas dan partisipasi aktif dari berbagai pihak.", "type": "Text" }, { "left": 406, "top": 58, "width": 22, "height": 8, "page_number": 22, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "179", "type": "Page header" }, { "left": 74, "top": 58, "width": 209, "height": 8, "page_number": 22, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Community Development based Onibnu Khaldun Thought", "type": "Section header" }, { "left": 74, "top": 642, "width": 133, "height": 8, "page_number": 22, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "El-Muhasaba, Vol. 5, No 2, Juli 2014", "type": "Page footer" }, { "left": 74, "top": 87, "width": 355, "height": 62, "page_number": 22, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Saran yang dapat disampaikan oleh penyusun dalam penelitian ini adalah el- Zawa berkenan untuk mempertimbangkan penggunaan sistem ini. Di mana sistem ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pemberdayaan UMKM mampu menye- lesaikan problematikanya. Dan diharapkan el-Zawa memfokuskan program pember- dayaannya kepada para pelaku UMKM di sekitar kampus demi efektifitas.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 166, "width": 105, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 74, "top": 184, "width": 355, "height": 93, "page_number": 22, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Afiah, N.N. 2009. Peran Kewirausahaan dalam memperkuat UKM Indonesia Menghadapi Krisis Finansial Global. Working Paper in Accounting and Finance PPA Unpad. http://ppa.fe.unpad.ac.id/uploads/files/wp-acc01.pdf diunduh 29 September 2014 pada 20:13 Corbin, A., dan Juliet, S. 1997. Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif: Prosedur, Teknik dan Teori. Grounded. Terjemahan dari Basics of Qualitative Research: Grounded Theory Procedue and Technique. Diterjemahkan Djunaidi Ghony. Surabaya: Penerbit Bina Ilmu Offset.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 280, "width": 354, "height": 45, "page_number": 22, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Kementrian Koperasi dan UKM. http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1281:umkm- serap-97-persen-tenaga-kerja-di-indonesia&catid=50:bind-berita&Itemid=97 diunduh 16 September 2014 pada 22.05.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 328, "width": 354, "height": 57, "page_number": 22, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Emzir. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif & Kualitatif . Jakarta: Raja Grafindo Persada. Karina, S. 2011. Pemasaran Jadi Kelemahan Koperasi. http://economy.okezone.com/read/2011/01/01/320/409344/pemasaran-jadi-kelemahan- koperasi diunduh 17 September 2014 pada 10.07.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 388, "width": 355, "height": 57, "page_number": 22, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Huda, C. 2013. Pemikiran Ekonomi Bapak Ekonomi Islam; Ibnu Khaldun. Jurnal Economica Volume IV Edisi 1 2013. http://febi.walisongo.ac.id/wp-content/uploads/2014/02/5.- CHOIRUL-HUDA-105-124.pdf diunduh 29 September 2014 pada 21.22. Huda, N. 2008. Pemikiran Ibn Khaldun Tentang Ashabiyah. Jurnal Agama Islam Volume No. 01 Mei 2008.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 448, "width": 354, "height": 141, "page_number": 22, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Hudiyanto. ”Modal Insiasi Indikator Kinerja Finansial”. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Vol. 11, No. 1, April 2010 FE-UMY. Ine, A.Y., dan Zainal, A. 1990. Penelitian dan Statistik Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. Kajian Akademik pemeringkatan Kredit Bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Indone- sia. 2011. Diakses 22 September 2014 http://www.bi.go.id/id/umkm/penelitian/ nasional/kajian/Documents/7da49f82a34f4bd4bde57 ba94172a0b3 Buku Kajian AkademikKelayakanPendirianLembagaPemerin.pdf Khaldun, I. 2001. Muqaddimatu Ibn Khaldun. Beirut: Dar Al-Kitan Al-A’rabi. Kuncoro, M. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi . Jakarta : Erlangga. Luthfi, A. 2008. Kerjasama Membawa Kebaikan. http://www.dakwatuna.com/2008/04/07/482/taawun-menghadirkan-kebaikan-dan-takwa/ #axzz3DXWUADIB diunduh 17 September 2014 pada 10.49.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 592, "width": 263, "height": 9, "page_number": 22, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "M. Ali. 1993. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 604, "width": 354, "height": 21, "page_number": 22, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Miles, Mattew, B., dan A. Michael, H. 2007. Analisis Data Kualitatif, Buku Sumber Tentang Metode-metode Baru. Jakarta: Universitas Indonesia Press.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 58, "width": 14, "height": 8, "page_number": 23, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "180", "type": "Page header" }, { "left": 185, "top": 58, "width": 243, "height": 8, "page_number": 23, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Muhammad Nurul Hamdi, Evi Nurjanah, Latifah Safitri Handayani", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 642, "width": 133, "height": 8, "page_number": 23, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "El-Muhasaba, Vol. 5, No 2, Juli 2014", "type": "Page footer" }, { "left": 73, "top": 86, "width": 355, "height": 57, "page_number": 23, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Moloeng, L. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Myers, Michael, D. 2009. Qualitative Research in Business & Management. Sagie Publica- tion Ltd. Palupijati, S. 2013. Tata Kelola Pada UKM: Perbandingan Penerapan Bisnis Keluarga dengan Non Keluarga.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 146, "width": 355, "height": 57, "page_number": 23, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "http://etd.ugm.ac.id/index.php?mod= penelitian_ detail&sub= Penelitian Detail&act= view& typ=html&buku_id=65841&is_local=1 . Tesis. Yogyakarta 2013. 21.14 25/09/14) Primartantyo, U. 2014. UMKM Jadi Penopang Ekonomi Indonesiahttp://www.tempo.co/ read/news/2014/01/24/087547881/UMKM-Jadi-Penopang-Ekonomi-Indonesia diunduh 16 September 2014 pada 08.58.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 206, "width": 355, "height": 273, "page_number": 23, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Rahmana, Arief. Iriani, Yani. Oktarina, Rienna. 2012. Jurnal Teknik Industri, Vol 13 No 1. http://citation.itb.ac.id/pdf/JURNAL/JURNAL%20 TEKNIK% 20 INDUSTRI % 20 UMM/VOL%2013%20No.1%202012/658_umm_scientific_journal.pdf diunduh 29 September 2014 pada 20:13. Rudito, B., dan Budiman, A. 2003. Metode dan Teknik Pengelolaan Community Develop- ment. Jakarta: Indonesia Center for Sustainable Development. Soetomo. 2011. Pemberdayaan MasyarakatMungkinkah Muncul Antitesisnya? Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sulisiyani, A.T. 2004. Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan. Jogjakarta: Gava Me- dia. Supadie, D.A. 2013. Sistem Lembaga Keuangan Ekonomi Syariah dalam Pengembangan Ekonomi Rakyat . Semarang: PT Pustaka Rizki Putra. Swasono, S.E. 2005. Kebersamaan dan Kekeluargaan , Cet. Keempat, Jakarta: UNJ Press. Tambunan, T. 2003. Perkembangan UKM dalam Era AFTA: Peluang, Tantangan, Permasa- lahan dan Alternatif Solusinya. Paper Diskusi pada Yayasan indonesia Forum. Tjokrowinoto, M. 2004. Pembangunan Dilema dan Tantangan . Yogyakarta: Pustaka. Usman, S. 2003. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat . Yogyakarta: Pustaka Pelajar. World Bank Site Resources. 2005. http://siteresources.worldbank.org/INTINDONESIA/Resources/Publication/280016- 1106130305439/617331-1110769011447/810296-1110769073153/SME.pdf diunduh 29 September 2014 pada 20:13.", "type": "Text" } ]
b5de3cef-9980-c572-70b1-c25e5a21e3fb
https://journal.unsika.ac.id/index.php/agrotek/article/download/4346/2425
[ { "left": 73, "top": 39, "width": 165, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN: 2477-8494 e-ISSN: 2580-2747", "type": "Page header" }, { "left": 351, "top": 39, "width": 172, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Agrotek Indonesia 2(5): 25(2020)", "type": "Page header" }, { "left": 88, "top": 75, "width": 422, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji Efektivitas Jenis Media Tanam dan Jenis Sumbu Sistem Wick Hidroponik Terhadap Produksi Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L.) Varietas Nauli F1.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 110, "width": 449, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Test of the Effectiveness of Planting Media Types and Wick Type of Hydroponic Wick System on Production of Pakcoy (Brassica rapa L.) Varieties of Nauli F1.", "type": "Text" }, { "left": 237, "top": 143, "width": 122, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rommy Andhika Laksono 1*)", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 166, "width": 302, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Staff Pengajar Fakultas Pertanian, Universitas Singaperbangsa Karawang Jl. H.S Ronggowaluyo Telukjambe Timur – Karawang 41361 *Penulis untuk korespondensi : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 187, "top": 220, "width": 223, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diterima 19 Oktober 2020 / Disetujui 26 Oktober 2020", "type": "Text" }, { "left": 272, "top": 249, "width": 54, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 73, "top": 272, "width": 452, "height": 147, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Utilization of local materials in the hydroponic system of axes such as planting media and types of axes can reduce production costs. The purpose of this study was to study and obtain a combination of growing media types and types of axes in the hydroponic wick system on the production of Pakcoy plants of Nauli F1 variety. This research was conducted in a community forest garden screen house on Jln. Wibisana, Sukaluyu Village, Teluk Jambe Timur District, West Karawang Regency from February to May 2016. The study used an experimental method using a single factor randomized block design (RBD) consisting of 9 treatments in 3 replications. (A. Cocopeat + Stove Wick); (B. Cocopeat + Flannelette); (C. Cocopeat + Cotton Cloth); (D. Husk Charcoal + Stove Wick); (E. Husk Charcoal + Flannelette); (F. Husk Charcoal + Cotton Cloth); (G. Rockwoll + Stove Wick; (H. Rockwoll + Flannelette); (I. Rockwoll + Cotton Cloth). The results of this study were significantly different effects of the combination of growing media types and different types of axes on the axis of the hydroponic system on plants, number of leaves, stem diameter, and fresh weight of pakcoy Nauli F1 varieties. The treatment medium for husk charcoal combined with the type of flannel axis was able to provide the highest fresh weight per plant of 36.93 g.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 433, "width": 246, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Hydroponics, Planting Media Types, Axis Types", "type": "Section header" }, { "left": 275, "top": 456, "width": 47, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 73, "top": 479, "width": 452, "height": 159, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemanfaatan bahan-bahan lokal dalam hidroponik sistem sumbu seperti media tanam, dan jenis sumbu dapat mengurangi biaya produksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari dan mendapatkan kombinasi jenis media tanam dan jenis sumbu pada sistem wick hidroponik terhadap produksi tanaman pakcoy varietas Nauli F1. Penelitian ini dilaksanakan di screen house kebun hutan komunitas di Jln. Wibisana, Desa Sukaluyu, Kecamatan Teluk Jambe Timur, Kabupaten Karawang Barat pada bulan Februari sampai dengan Mei Tahun 2016. Penelitian menggunakan metode eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktor Tunggal terdiri atas 9 perlakuan dalam 3 ulangan. (A. Cocopeat + Sumbu Kompor) ; (B. Cocopeat + Kain Planel) ; (C. Cocopeat + Kain Katun) ; (D. Arang Sekam + Sumbu Kompor) ; (E. Arang Sekam + Kain Planel) ; (F. Arang Sekam + Kain Katun) ; (G.Rockwoll + Sumbu Kompor ; (H. Rockwoll + Kain Planel) ; (I. Rockwoll + Kain Katun) . Hasil penelitian ini adalah Terdapat pengaruh yang berbeda nyata kombinasi jenis media tanam dan jenis sumbu yang berbeda pada hiroponik sistem wick terhadap rerata tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, dan bobot segara tanaman pakcoy varietas Nauli F1. Perlakuan media tanam arang sekam yang dikombinasikan dengan jenis sumbu kain flanel mampu memberikan bobot segar per tanaman tertinggi sebesar 36,93 g.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 652, "width": 251, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci : Hidroponik, Jenis Media Tanam, Jenis Sumbu", "type": "Text" }, { "left": 138, "top": 686, "width": 80, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 73, "top": 709, "width": 209, "height": 55, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hidroponik merupakan teknik bertanam tanpa menggunakan media tanah. Teknik ini mampu meningkatkan hasil tanaman per satuan luas sampai lebih dari sepuluh kali, bila dibandingkan dengan teknik pertanian konvensional (Basuki, 2008). Salah", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 686, "width": 210, "height": 78, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "satu teknik hidroponik yang sederhana adalah sistem sumbu (wick) dimana sistem ini menerapkan prinsip kapileritas dari pada sumbu itu sendiri. Keberhasilan produksi pakcoy pada sistem hidroponik sumbu dipengaruhi oleh jenis kain sumbu, media tanam atau substrat, komposisi nutrisi, nilai electrical conductivity (EC), pH larutan", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 39, "width": 165, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN: 2477-8494 e-ISSN: 2580-2747", "type": "Page header" }, { "left": 351, "top": 39, "width": 172, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Agrotek Indonesia 2(5): 26(2020)", "type": "Page header" }, { "left": 73, "top": 75, "width": 209, "height": 101, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dan iklim mikro. Kualitas sumbu berperan penting dalam mengalirkan air dan unsur hara dari bak larutan nutrisi ke media tanam, jenis sumbu yang memiliki daya kapilaritas rendah dapat menghambat suplai larutan nutrisi. Selain itu media tanam yang digunakan dalam hidroponik harus terbebas dari zat yang berbahaya bagi tanaman, daya pegang air ( water holding capacity ) baik, drainase dan aerasi baik (Susanto, 2002).", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 179, "width": 210, "height": 170, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemanfaatan bahan-bahan lokal dalam hidroponik sistem sumbu seperti media tanam, dan jenis sumbu dapat mengurangi biaya produksi. Selain jeni sumbu faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman yaitu media tanam. Fungsi dari media tanam pada budidaya hidroponik adalah sebagai tempat tumbuh dan tempat penyimpanan unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman. Jenis media tanam yang digunakan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Media tanam yang biasa digunakan dalam budidaya hidroponik antara lain pasir, kerikil, pecahan batu bata, arang sekam , rockwoll, dan cocopeat (Tim Karya Tani Mandiri, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 351, "width": 210, "height": 136, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tanaman pakcoy merupakan salah satu jenis sayuran yang dapat dibudidayakan dalam sistem hidroponik sumbu dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat, karena jenis sayuran ini memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan karena mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi (Haryanto, et.al 2007). Menurut Zulkarnain (2010), pakcoy dapat dikategorikan kedalam sayuran daun berdasarkan bagian yang dikonsumsi. Setiap 100 g tanaman pakcoy mengandung mineral, vitamin A 3600 SI, vitamin B1 0.1 mg, vitamin B2 0.1 mg dan vitamin C 74 mg, protein1.8 g dan kalori 21 kal.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 489, "width": 210, "height": 147, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2014) produksi sayuran pakcoy di Indonesia dari tahun 2010 sampai 2013 sebesar 583.770 ton, 580.969 ton, 594.934 ton dan 600.961 ton. Data tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2011 sempat mengalami penurunan hasil produksi tanaman pakcoy. Salah satu penyebab rendahnya tingkat produktivitas tanaman ini adalah masih sedikitnya ketersediaan varietas unggul yang tahan terhadap penyakit seperti busuk lunak dan bercak daun, serta alih fungsi lahan yang masif diwilayah pertanian potensial, seperti wilayah pertanian pantai utara jawa (Rukmana, 2007).", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 650, "width": 112, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 73, "top": 673, "width": 212, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini dilaksanakan di screen house kebun hutan komunitas di Jln. Wibisana, Desa Sukaluyu, Kecamatan Teluk Jambe Timur, Kabupaten Karawang Barat pada bulan Februari sampai dengan Mei Tahun 2016. Penelitian menggunakan metode eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK)", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 75, "width": 209, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faktor Tunggal terdiri atas 9 perlakuan dalam 3 ulangan.", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 98, "width": 142, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(A. Cocopeat + Sumbu Kompor) ;", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 110, "width": 124, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(B. Cocopeat + Kain Planel) ;", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 121, "width": 124, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(C. Cocopeat + Kain Katun) ;", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 133, "width": 159, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(D. Arang Sekam + Sumbu Kompor) ;", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 144, "width": 141, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(E. Arang Sekam + Kain Planel) ;", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 156, "width": 141, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(F. Arang Sekam + Kain Katun) ;", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 167, "width": 140, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(G. Rockwoll + Sumbu Kompor ;", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 179, "width": 126, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(H. Rockwoll + Kain Planel) ;", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 190, "width": 125, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(I. Rockwoll + Kain Katun) ;", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 202, "width": 210, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Instalasi berupa box sterofoam bekas persegi ukuran 50 cm, tinggi 35 cm, lebar 35 cm yang kemudian diberi lubang sesuai dengan ukuran gelas air mineral kemasan gelas (nettpot), dalam satu box berisi 6 lubang tanam dengan jarak antar lubang 20cm x 20cm. Pembuatan nutrisi larutan AB Mix dengan dosis 5ml/L air (EC 1,00 – 2,5). Air baku yang digunakan memiliki pH netral yaitu 7,0. Jenis media tanam dan jenis sumbu disesuaikan dengan perlakuan. Data dianalisi menggunakan analisis ragam dan uji lanjut dengan uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%.", "type": "List item" }, { "left": 350, "top": 535, "width": 141, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Intalasi unit percobaan.", "type": "Text" }, { "left": 341, "top": 650, "width": 158, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Spesifikasi Unit Percobaan", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 673, "width": 131, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 696, "width": 105, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengamatan Penunjang", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 708, "width": 210, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rerata pH larutan selama percobaan berlangsung pada setiap perlakuan berkisar antara 5,5 – 6,5 yang tergolong pada kriteria masam menuju netral. Pengamatan dilakukan setiap hari pada masing-masing bak perlakuan.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 39, "width": 165, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN: 2477-8494 e-ISSN: 2580-2747", "type": "Page header" }, { "left": 351, "top": 39, "width": 172, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Agrotek Indonesia 2(5): 27(2020)", "type": "Page header" }, { "left": 73, "top": 75, "width": 210, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rerata suhu dalam Screen House selama percobaan berlangsung berkisar antara antara 28 0 C – 30 0 C Sedangkan rerata kelembaban relatif berkisar antara 75 % – 80 %.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 133, "width": 87, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengamatan Utama Tinggi Tanaman", "type": "Section header" }, { "left": 73, "top": 156, "width": 210, "height": 273, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data hasil analisis menunjukkan bahwa kombinasi jenis media tanam dan jenis sumbu yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap rerata tinggi tanaman pakcoy umur 42 hst pada sistem wick hidroponik. Perlakuan E (Arang Sekam + Kain Flane l) mampu memberikan tinggi tanaman tertinggi sebesar 18,52 cm, berbeda nyata dengan perlakuan A, D, dan G, tetapi berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainya. Hal ini diduga jenis sumbu lebih berpengaruh dibandingkan jenis media tanam, hal tersebut terlihat dari jenis sumbu kain planel dan kain katun memberikan pertumbuhan tinggi tanaman yang optimal di semua jenis media tanam, sedangkan jenis sumbu kompor tidak optimal. Hal ini karena serat yang dimiliki kain planet dan kain katun lebih mampu mengantarkan nutrisi dan air secara optimal pada semua jenis media tanam dibandingkan sumbu kompor. Pada fase vegetatif pertumbuhan tanaman membutuhkan unsur hara N yang optimal, unsur N merupakan unsur penting dalam pembentukan sel dan kloroplas sehingga kandungan unsur N yang optimal dapat meningkatkan laju pertumbuhan tinggi tanaman. Lingga (2007) yang menyatakan bahwa apabila", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 75, "width": 209, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kebutuhan nutrisi tanaman terpenuhi maka tanaman dapat tumbuh dengan baik.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 110, "width": 61, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jumlah Daun", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 121, "width": 210, "height": 297, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data hasil analisis menunjukkan bahwa kombinasi jenis media tanam dan jenis sumbu yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap rerata tinggi tanaman pakcoy umur 42 hst pada sistem wick hidroponik. Perlakuan H (Rockwool + Kain Flanel) mampu memberikan jumlah daun tertinggi sebesar 16,29 buah, berbeda tidak nyata dengan perlakuan I, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan lainya. Hal ini diduga kombinasi media tanam rockwool dan kain planel serta kain katun mampu memberikan suplai nutrisi yang optimal di daerah perakaran, karena rockwool memiliki kelebihan mampu mengikat dan menyimpan air ( water holding capacity ) dan nutrisi dengan baik serta sifatnya yang lunak membuat mudah ditembus akar sehingga pertumbuhan akar lebih optimal untuk tumbuh kembang tanaman pakcoy. Media tanam rockwool memiliki daya serap yang bagus, sehingga dapat mempertahankan kelembaban (Azizah dan Nur, 2009). Embarsari et.al (2015), semakin besar kekurangan air maka semakin besar pula nilai intensitas kerusakan daun yang merusak kloroplas sehingga dapat menyebabkan daun akan mengalami klorosis yang menyebabkan penurunan jumlah daun pada tanaman.", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 432, "width": 452, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Rerata tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, dan bobot segara per tanaman pakcoy varietas Nauli F1 umur 28 HST dengan kombinasi jenis media dan jenis sumbu pada hiroponik sistem wick.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 455, "width": 428, "height": 164, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kode Perlakuan 28 Hari Setelah Tanam (HST) Media Tanam Jenis Sumbu Tinggi Tanaman (cm) Jumlah Daun (buah) Diamater Batang (cm) Bobot Segar (g) A Cocopeat Sumbu Kompor 9,31c 8,33c 1,51b 9,13b B Cocopeat Kain Flanel 15,52a 12,89b 5,75a 30,84a C Cocopeat Kain Katun 16,50a 11,00b 4,91b 29.59a D Arang Sekam Sumbu Kompor 11,91b 9,31c 1,76b 16,68b E Arang Sekam Kain Flanel 18,52a 12,00b 2,90b 36,93a F Arang Sekam Kain Katun 17,06a 7,67c 2,83b 33,52a G Rockwool Sumbu Kompor 8,60c 6,89c 0,65b 10,81b H Rockwool Kain Flanel 17,52a 16,29a 2,84b 29,31a I Rockwool Kain Katun 17,33a 15,08a 2,17b 24,79b Koefisien Keragaman (%) 12,03 12,76 17,16 12,83", "type": "Table" }, { "left": 73, "top": 622, "width": 452, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterangan : Nilai rata-rata yang ditandai dengan huruf yang sama pada setiap kolom yang sama berarti tidak berbeda nyata pada DMRT 5 %.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 668, "width": 76, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diameter Batang", "type": "Section header" }, { "left": 73, "top": 680, "width": 210, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data hasil analisis menunjukkan bahwa kombinasi jenis media tanam dan jenis sumbu yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap rerata diameter batang tanaman pakcoy umur 42 hst pada sistem wick hidroponik. Perlakuan B (Cocopeat + Kain Flanel) mampu memberikan diameter batang tertinggi sebesar 5,75", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 668, "width": 212, "height": 90, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "cm, berbeda nyata dengan perlakuan lainya. Hal ini diduga kombinasi Cocopeat + Kain Flanel mampu menyediakan air dan unsur hara yang dibutuhkan untuk pembesaran batang seperti unsur P dan K, selain itu media tanam Cocopeat memiliki kemampuan mengikat air ( water holding capacity ) lebih lama sehingga daerah perakaran terjaga kelembabanya. Mas’ud (2009) nutrisi yang tersedia", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 39, "width": 165, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN: 2477-8494 e-ISSN: 2580-2747", "type": "Page header" }, { "left": 351, "top": 39, "width": 172, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Agrotek Indonesia 2(5): 28(2020)", "type": "Page header" }, { "left": 73, "top": 75, "width": 209, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dan tepat akan memberikan hasil pertumbuhan yang optimal pada pertumbuhan batang tanaman.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 110, "width": 55, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bobot Segar", "type": "Section header" }, { "left": 73, "top": 121, "width": 210, "height": 239, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data hasil analisis menunjukkan bahwa kombinasi jenis media tanam dan jenis sumbu yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap rerata bobot segar tanaman pakcoy umur 42 hst pada sistem wick hidroponik.perlakuan E (Arang Sekam + Kain Flanel) memberikan bobot segar tanaman tertinggi sebesar 36,93 g, berbeda nyata dengan perlakuan A,D,G, dan I, tetapi berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainya. Hal ini diduga kombinasi semua jenis media tanam akan lebih optimal dalam peningkatan laju biomasa menggunakan sumbu jenis kain planel, karena kain planel tersusun dari serat kain yang lebih komplek, memiliki daya kapileritas yang tinggi serta tahan terhadap cekapan nutrisi larutan yang bersifat asam. Kain planel yang memiliki daya kapileritas yang tinggi juga akan mampu optimal menyuplai air dan unsur hara makro maupun mikro esensial dari fase awal pertumbuhan hingga panen. Media tanam arang sekam sendiri memiliki keunggulan yaitu banyak mengandung unsur C, sehingga mampu", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 75, "width": 210, "height": 136, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menjerap unsur mikro yang berlebih seperti unsur Fe, dengan demikian mampu menyeimbangkan kadar asam larutan nutrisi yang mengakibatkan pertumbuhan tanaman pakcoy lebih optimal. Susanto (2002), menyatakan kualitas sumbu berperan penting dalam mengalirkan air dan unsur hara dari bak larutan nutrisi ke media tanam, jenis sumbu yang memiliki daya kapilaritas rendah dapat menghambat suplai larutan nutrisi. Dartius (1990), yang menyatakan bahwa faktor - faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan adalah faktor intern dan ekstern.", "type": "Text" }, { "left": 385, "top": 225, "width": 70, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 248, "width": 210, "height": 101, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terdapat pengaruh yang berbeda nyata kombinasi jenis media tanam dan jenis sumbu yang berbeda pada hiroponik sistem wick terhadap rerata tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, dan bobot segara tanaman pakcoy varietas Nauli F1. Perlakuan media tanam arang sekam yang dikombinasikan dengan jenis sumbu kain flanel mampu memberikan bobot segar per tanaman tertinggi sebesar 36,93 g.", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 374, "width": 94, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 73, "top": 397, "width": 209, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Azizah, Umi Nur. 2009. Pengaruh Media Tanam dan Jenis Pupuk terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Tomat", "type": "Table" }, { "left": 101, "top": 432, "width": 181, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Lycopersicum esculentum Mill.) dengan", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 443, "width": 181, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teknik Budidaya Hidroponik. Universitas", "type": "Table" }, { "left": 101, "top": 455, "width": 161, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Islam Maulana Malik Ibrahim. Malang.", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 478, "width": 210, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Basuki, T.A. (2008). Pengaruh Macam Komposisi Hidroponik Terhadap Pertumbuhan Hasil Selada (Lactuca sativa L.). Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Pertanian UGM.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 535, "width": 209, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BPS.2014. produksi sayuran pakcoy di Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 547, "width": 138, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2010-2013. Badan Pusat Statistik.", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 570, "width": 210, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dartius. 1990. Fisiologi Tumbuhan 2. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. 125 hlm.", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 616, "width": 209, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Embarsari, R. P., Taofik, A., dan Frasetya, B.", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 627, "width": 181, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2015). Pertumbuhan dan Hasil Seledri (Apium Graveolens L.) pada Sistem Hidroponik Sumbu dengan Jenis Sumbu dan Media Tanam Berbeda. Jurnal Agro. Vol. 2, No.2 : (41–48).", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 696, "width": 209, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Haryanto, W., T. Suhartini, dan E. Rahayu. 2007. Teknik Penanaman Sawi dan Selada Secara Hidroponik. Jakarta : Penebar Swadaya. Haryoto (2009).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 397, "width": 209, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lingga, Pinus. 2004. Hidroponik Bercocok Tanam Tanpa Tanah. Jakarta. Penebar Swadaya.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 430, "width": 210, "height": 45, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mas’ud, H. 2009. Sistem Hidroponik dengan Nutrisi dan Media Tanam Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Selada. Jurnal Media Litbang Sulteng. Vol 2, No. 2 : (131-136)", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 487, "width": 210, "height": 46, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mas’ud, H. 2009. Sistem Hidroponik dengan Nutrisi dan Media Tanam Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Selada. Jurnal Media Litbang Sulteng. Vol 2, No. 2 : (131-136)", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 547, "width": 210, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rukmana , R . 2007 . Bertanam Petsai dan Sawi . Kanisius. Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 581, "width": 209, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Susanto, S. 2002. Budidaya Tanaman Hidroponik.", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 593, "width": 181, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Modul Pelatihan Aplikasi Teknologi Hidroponik untuk Pengembangan Agribisnis Perkotaan. Kerjasama CREATA-IPB dan Depdiknas. Bogor.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 650, "width": 210, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tim Karya Tani Mandiri. 2010. Pedoman Budidaya sayuran hidroponik. Bandung : Nuansa Aulia", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 685, "width": 212, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Zulkarnain, H. 2010. Dasar-dasar hortikultura. Jakarta: Bumi Aksara.", "type": "Text" } ]
564cf9cb-5fd7-7a8b-569e-294ab4274b9d
https://jurnal.syntaxliterate.co.id/index.php/syntax-literate/article/download/213/284
[ { "left": 499, "top": 796, "width": 14, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "28", "type": "Page footer" }, { "left": 177, "top": 87, "width": 339, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia – ISSN : 2541-0849 e-ISSN : 2548-1398 Vol. 2, No 9 September 2017", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 164, "width": 428, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ANALISA KUALITATIF DALAM PRODUK PERTAMAX MENGUNAKAN DISTILASI ATMOSFERIK DI PERTAMINA (PERSERO) SUPLAI DAN DISTRIBUSI REGION III TERMINAL BBM JAKARTA GROUP", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 221, "width": 94, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dedi Kus naendar", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 234, "width": 234, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Akademi Minyak dan Gas Balongan Indramayu [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 276, "width": 48, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 290, "width": 410, "height": 259, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TBBM Jakarta Group merupakan salah satu perusahan Pertamina yang mengelolah penerimaan, penimbunan dan pendistribusian BBM dan BBK ke konsumen wilayah DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan Sukabumi. Dengan produk yang meliputi, pertamax turbo, pertamax, premium, dan fame. Distilasi Atmosferik ASTM D 7345 adalah metode uji untuk penentuan trayek titik didih pada produk-produk minyak bumi. Metode ini merupakan salah satu metode uji yang terdapat di laboratorium minyak bumi yang digunakan sebagai sarana dikla, dan sekaligus sebagai sarana uji sample. Distilasi Atmosferik ASTM D 7345 memiliki prinsip uji yaitu menguapkan produk minyak bumi dan akhirnya mengkondensasikan uap tersebut menjadi minyak kembali. Sedangkan ruang lingkup dari uji ASTM D 7345 adalah metode uji untuk penentuan karakteristik. Produk minyak bumi yang memiliki range titik didih antara 20 – 400 0 C pada tekanan atmosferik dengan menggunakan alat microdistilasi. Pada metode uji ASTM D 7345, sebanyak 10 ml uji sample dipanaskan secara perlahan lahan dan kemudian uap hidrokarbon yang teruapkan tersebut akan menetes setelah melalui kondensor. Tetesan uap hidrokarbon tersebut selanjutnya tertampung di gelas receiver kapasitas 100 ml dan setiap memperoleh tetesan sebanyak 10 ml kenaikan suhunya dicatat. Pada metode ASTM D 7345 ini hanya diperlukan uji sample dengan waktu pengujian tidak lebih dari 15 menit.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 566, "width": 392, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci: ASTM D 7345, Sampel, Minyak bumi, Distilasi Atmosferik, BBM", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 594, "width": 74, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 614, "width": 429, "height": 115, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Minyak bumi memiliki peranan penting di dalam kehidupan manusia sebab melalui proses pengolahan tertentu akan didapat bermacam- macam produk. Salah satu produk tersebut adalah motor gasoil mogas. Sejalan dengan berkembangnya kemajuan teknologi permesinan dan semakin bertambahnya jumlah industri kendara an bermotor maka kebutuhan akan permintaan bahan bakar mogas yang berkualitas semakin berkualitas bertambah pula (Harjono: 2000).", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 30, "width": 372, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisa Kualitatif Dalam Produk Pertamax Mengunakan Distilasi Atmosferik", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 222, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 2, No. 9 September 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 493, "top": 796, "width": 12, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "29", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 428, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tentunya hal ini sangat ditanggapi oleh PT. Pertamina yang telah dipercaya pemerintah dalam hal mengelolah industri migas di Indonesia, Teknologi Pengolahan untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas migas tersebut meliputi :", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 149, "width": 159, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Proses Distilasi Atmosferik", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 170, "width": 106, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Proses Reforming", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 191, "width": 172, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Proses Perengkahan ( Craking )", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 212, "width": 118, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Proses Polimerisasi", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 233, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Proses Alkilasi", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 253, "width": 113, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "f. Proses Isomerisasi", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 274, "width": 110, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "g. Proses Pemurnian", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 294, "width": 178, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "h. Proses pencampuran ( Blending )", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 315, "width": 429, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pertamax merupakan salah satu produk unggulan PT. Pertamina. Pertamax merupakan produk generasi baru dari premium. Dibandingkan dengan premium, pertamax memiliki nilai oktan yang tinggi serta memiliki efek polutan yang lebih rendah, sehingga pertamax ini lebih ramah terhadap lingkungan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 398, "width": 428, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk menjamin mutu dari produk Pertamax, maka pemerintah menetapkan keputusan Dirjen Migas no. 3674 K/24/DJM/2006 tertanggal 17 Maret 2006 .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 440, "width": 429, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Transportasi yang digunakan PT. Pertamina dalam mendistribusikan Bahan Bakar Minyak (BBM) diantaranya melalui jalur laut dengan kapal tanker dan jalur pipa ( pipeline ). Bila dibanding dengan jalur laut, jalur pipa lebih efektif karena jalur pipa dapat menyalurkan beberapa jenis BBM (multi produk) dalam s atu jalur pipa. Proses tersebut dikenal dengan nama batching. TBBM Plumpang menerima BBM dengan jalur pipa salah satunya dari Balongan dengan panjang pipa 221 km dan flow rate 650 kl/jam. TBBM Plumpang menerima multi produk (pertamax, premium, solar) dari Balongan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 585, "width": 428, "height": 156, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PT. Pertamina (Persero) TBBM (Terminal Bahan Bakar Minyak) Jakarta Group, depot ini merupakan salah satu depot terbesar yang berada di Indonesia dan sekaligus depot yang sangat vital dalam pengoperasiannya TBBM Jakarta Group dalah bagian operasi dari PT. Pertamina (Persero) dalam proses penerimaan, penimbunan dan pendistribusian. PT. Pertamina (Persero) TBBM memiliki berbagai macam laboratorium, salah satunya laboratorium Distilasi yang digunakan untuk pengujian beberapa produk hasil olahan minyak bumi agar memiliki spesifikasi yang baik dan ramah lingkungan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 30, "width": 87, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dedi Kusnaendar", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 15, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "30", "type": "Page footer" }, { "left": 286, "top": 796, "width": 226, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 2, No. 9 September 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 429, "height": 157, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan demikian mahasiswa Teknik Kimia sebagai calon engineer di masa yang akan datang memahami seluruh proses pemecahan masalah dalam situasi nyata di lapangan. Pengalaman penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan keterampilan serta menumbuhkan sikap presponsif dan antisipatif mahasiswa dalam memecahkan berbagai masalah di lapangan. Melalui kemitraan yang terbentuk antara Akamigas Balongan dengan berbagai institusi tempat praktek maka diantaranya meraka yang terlibat akan berkembang dialog antara pendekatan akademik dengan pendekatan industri.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 253, "width": 429, "height": 115, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Secara umum pertamax sendiri merupakan produk olahan dari crude oil. Dalam bahasa Indonesia crude oil diartikan sebagai minyak mentah. Minyak tersebut merupakan campuran senyawa hidrokarbon yang tidak memiliki komposisi yang sama. Di samping itu, menyak mentah–– crude oil ––memiliki sifat yang berbeda antara satu ladang dengan ladang lain, hingga satu sumur dengan sumur yang lain (Kardjono: 2006).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 378, "width": 428, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam pengembangannya, pertamax dan produk olahan minyak lain diperoleh melalui beberapa teknik pengolahan. Namun, dalam penelitian yang telah dilakukan, peneliti hanya memfokuskan penelitian pada pengolahan minyak dengan teknik Atmosferik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 460, "width": 429, "height": 156, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Secara umum destilasi merupakan kegiatan pokok yang tidak dapat dipisahkan dari proses pengolahan minyak. Destilasi––atau yang juga disebut penyulingan––adalah pemisahan Hukum Raoult melalui perbedaan titik didih. Dalam kaitannya dengan destilasi atmosferik, destilasi yang dimaksud adalah penyulingan yang dilakukan melalui tekanan atmosfir. Lebih lanjut, teknik penyulingan ini memisahkan masing- masing fraksi dari minyak bumi. Pada prosesnya, kegiatan destilasi atmosferik, menggunakan proses pemanasan dengan suhu tertentu, memasukkan minyak tersebut ke dalam kolom fraksi, lalu memisahkan masing- masing fraksi terkait.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 626, "width": 429, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada kesempatan ini peneliti melakukan pengujian BBM produk pertamax menggunakan destilasi atmosferik yang didistribusikan oleh Pertamina (Persero) Suplai dan Distribusi Region III Terminal BBM Jakarta Group.", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 30, "width": 372, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisa Kualitatif Dalam Produk Pertamax Mengunakan Distilasi Atmosferik", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 222, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 2, No. 9 September 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 493, "top": 796, "width": 12, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "31", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 99, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 108, "width": 428, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kegiatan ini dilaksanakan di PT. Pertamina (Persero) Suplai dan Distribusi Region III Terminal BBM Jakarta Group. Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini adalah 2 bulan, terhitung dari 2 Mei 2017 hingga 4 Juni 2017.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 170, "width": 432, "height": 239, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan eksperimen. Metode penelitian kualitatif sendiri adalah metode yang ditujukan untuk memahami fenomena mengenai subjek penelitian, baik itu perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan yang lainnya (Moleong: 2007). Lebih lanjut, Bogdan dan Taylor (1975) menambahkan bahwa metode kualitatif adalah metode penelitian yang menghasilkan penelitian dalam bentuk data deskriptif. Data-data yang dimaksud merupakan data yang berkaitan dengan objek penelitian. Data tersebut dapat berupa lisan maupun tulisan, diperoleh dari hasil pengumpulan data, serta tertuju pada objek yang sedang diteliti. Dalam pandangan lain, penelitian kualitatif merupakan penelitian yang dilakukan atas pengumpulan data pada lingkungan alamiah, melalui metode yang juga alamiah, dan dilakukan oleh peneliti yang juga terikat serta tertarik secara alamiah (David Williams: 1995).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 419, "width": 428, "height": 156, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, diantaranya adalah wawancara dan studi literatur. Kedua teknik pengumpulan data ini peneliti gunakan untuk mengumpulkan data yang terkait dengan penelitian. Wawancara dilakukan pada analis di laboratorium. Kegiatan wawancara dilakukan untuk pengumpulan data secara langsung, serta pada sumber yang juga langsung menangani hal- hal terkait penelitian. Studi literatur peneliti lakukan di beberapa sumber literatur. Studi literatur peneliti lakukan untuk mendapat data dan informasi terkait objek penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 30, "width": 87, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dedi Kusnaendar", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 15, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "32", "type": "Page footer" }, { "left": 286, "top": 796, "width": 226, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 2, No. 9 September 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 124, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil dan Pe mbahasan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 108, "width": 108, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A. Hasil Penelitian", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 248, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Metode Distilasi Atmosferik ASTM D 7345", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 149, "width": 108, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Alat dan Bahan", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 170, "width": 407, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam pelaksanaannya distilasi atmosferik membutuhkan beberapa alat dan bahan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 212, "width": 101, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) 1 liter Pertamax;", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 233, "width": 107, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) 4 butir batu didih;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 253, "width": 122, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Komponen Utama", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 274, "width": 408, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Komponen utama dari peralatan mikro distilasi area recovery kondensat dengan gelas penampung, sebuah dudukan labu distilasi dengan sistem pemanas, alat ukur temperatur cairan specimen , alat ukur mengatur proses distilasi, dan sistem pengolahan data untuk mengonversi informasi yang terekam kedalam format laporan standar yang diakui oleh industri.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 378, "width": 407, "height": 93, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Barometer for calibration , sebuah peralatan pengukur tekanan yang mampu mengukur tekanan udara setempat dengan keakuratan 0,1 kPa (1 mmHg) atau lebih baik, pada kondisi ketinggian yang relatif sama terhadap permukaan laut dimana peralatan tersebut berada. Barometer hanya digunakan untuk kalibrasi berkala peralatan untuk tekanan ekternal atau internal.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 481, "width": 407, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sampling device, suntikan ( syringe) yang terbuat dari gelas atau plastik dengan kapasitass 10 +- 0.3 ml atau peralatan sejenis lainya dengan kapasitas yang sama.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 544, "width": 407, "height": 72, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Waste beaker, gelas ukur kapasitas 200 ml,dengan diameter sebesar 70 mm dan tinggi sekitar 130 mm dilengkapi dengan penutup untuk mengurangi pengupan. Penutup harus didesain agar tekanan di dalam gelas kimia sama dengan tekanan atmosfir.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 626, "width": 92, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Kinerja Alat", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 644, "width": 408, "height": 76, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Untuk pengujian material dengan initial boiling point sama dengan 100 o C dan di bawahnya. sebelum membuka botol penyimpanan sampel terlebih dahulu diinginkan sampel dan botolnya hingga mencapai temperatur 10 o C di bawah temperatur perkiraan initial boiling point dari material sampel;", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 30, "width": 372, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisa Kualitatif Dalam Produk Pertamax Mengunakan Distilasi Atmosferik", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 222, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 2, No. 9 September 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 493, "top": 796, "width": 12, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "33", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 84, "width": 408, "height": 76, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Untuk pengujian material dengan initial boiling point di atas 100 o C, bawa sampel dan botol penyimpanannya pada temperatur, jika sampel telah memadat sebagian atau seluruhnya selama penyimpanan, hangatkan sampel dan diaduk dengan lembut;", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 170, "width": 407, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Pastikan measuring head dari peralatan distilasi telah mencapai temperatur dan sisa residu kondensat yang menempel telah dibersihkan;", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 212, "width": 315, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4) Periksa bahwa labu distilasi dalam keadaan bersih dan kering;", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 233, "width": 408, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5) Memasukan batu didih ( boiling chip ) ke labu secukupnya 4 butir sebelum sampel dimasukin ke dalam labu distilasi;", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 274, "width": 407, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6) Masukan sampel menggunakan pipet yang terkalibrasi dan bersih sebanyak 10 ml ke dalam labu distilasi yang telah diisi batu didih;", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 315, "width": 408, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7) Pasang stropper ( measuring head ) pada labu distilasi dengan hati- hati dan sampel terdengar bunyi “click” yang mendandakan stropper telah terpasang dengan baik pada labu distilasi;", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 378, "width": 407, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8) Pastikan posisi heating block berada di bawah dengan menakan knop atau tombol heating block levenya ke posisi bawah;", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 419, "width": 407, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9) Masukan lengan dari flask distilasi ke dalam karet yang berwarna merah dan coupling ke dalam staintess steel fixing arm sampai terdengar bunyi klik.", "type": "List item" }, { "left": 124, "top": 460, "width": 182, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pastikan flask pada posisi tegak lurus;", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 481, "width": 407, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10) Naikan heating block dengan menakan “tombol panjang” pada ujung depan kanan;", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 523, "width": 408, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "11) Turunkan cover prosteksi dan pastikan waste bottle telah diletakkan di tempatnya;", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 564, "width": 387, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "12) Setelah alat dinyatakan di layar akan muncul pilihan bahasa yang digunakan;", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 582, "width": 358, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "13) Kemudian di layar akan muncu “Main Menu” kemudian tekan “Start;", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 603, "width": 340, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "14) Untuk menentuan produk yang akan diuji tekan tombol “ Product ”;", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 626, "width": 407, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "15) Masukan data – data sampel yang diuji dengan menakan tombol “ Sample ID”.", "type": "List item" }, { "left": 124, "top": 647, "width": 389, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk memilih huruf atau angka yang akan digunakan gunakan tombol “ Direction Keys ” dan “ Insert ” sedangkan untuk menhapus gunakan tombol", "type": "Text" }, { "left": 124, "top": 686, "width": 234, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“ Delete ” jika telah selesai gunakan tombol “ok”;", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 709, "width": 407, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "16) Masukan nama operator dengan menekan tanda “Oper” untuk memilih nama operator gunakan “ Direction keys ” dan Enter “ Keys ”. Jika nama Operator", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 30, "width": 87, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dedi Kusnaendar", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 15, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "34", "type": "Page footer" }, { "left": 286, "top": 796, "width": 226, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 2, No. 9 September 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 124, "top": 85, "width": 389, "height": 34, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "belum terdaftar tekan tanda “ ohters ” dan masukan nama operator seperti memasukan data “sampel ID”;", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 129, "width": 407, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17) Setelah dipastikan bahwa data sampel telah cocok dan posisi pemasangan labu distilasi telah sesuai dengan ketentuan, tekan tombol “ start now ” untuk memulai pengujian;", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 191, "width": 225, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "18) Proses distilasi akan berlangsung 10 menit;", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 212, "width": 407, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "19) setelah selesai hasil distilasi akan muncul di layar display dan akan otomatis mencetak hasil melalui printer;", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 253, "width": 407, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "20) tungggu sampai proses cooling (pendinginan) selesai kemudian buka cover proteksi dan turunkan heating block dengan menekan “tombol panjang”;", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 294, "width": 408, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "21) Lepaskan coupling dari stainless steel fixing arm dengan menekan tombol coupling (perhatikan agar tidak melepaskan coupling dengan memutar- mutar measuring head karena dapat mematahkan side arm of flsk );", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 357, "width": 408, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "22) Lepaskan flash dari meassuring head kemudian bersihkan thernocouple dengan tissue kering atau tissue basah dengan acetone;", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 398, "width": 408, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "23) Setelah itu bersihkan flask an syringe denagan toulena dan bilas lagi menggunkan acetone ;", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 440, "width": 263, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "24) Setelah seesai atau siap melakukan test berikutnya;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 460, "width": 148, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Hasil Analisis Pertamax", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 481, "width": 282, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Hasil Analisis Minggu Pertama di Bulan Mei 2017", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 502, "width": 407, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berikut adalah hasil analisis minggu pertama di bulan Mei 2017 yang telah peneliti peroleh:", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 544, "width": 409, "height": 142, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1 Hasil Analisa Sampel Minggu Pertama di Bulan Mei 2017 Parameter Satuan Metode Spesifikasi Hasil Tanggal 2 3 4 5 Appearance Visual Clear Clear Clear Clear Clear Color Visual Blue Blue Blue Blue Blue Density at 15 o C Kg/m 3 ASTM D 1298 715 – 770 735,8 729,9 741,9 742,9", "type": "Table" }, { "left": 137, "top": 30, "width": 372, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisa Kualitatif Dalam Produk Pertamax Mengunakan Distilasi Atmosferik", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 222, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 2, No. 9 September 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 493, "top": 796, "width": 12, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "35", "type": "Page footer" }, { "left": 126, "top": 88, "width": 406, "height": 318, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Parameter Satuan Metode Spesifikasi Hasil Tanggal 2 3 4 5 Destilation IBP - 10 % vol. Evaporated - 50 % vol. Evaporated -90 % vol. Evaporated FBP - Residu O C O C O C O C O C % vol ASTM D 7345 Max. 74 77 – 110 130 – 180 Max. 215 Max. 2.0 31 55,3 82,7 167,7 195,1 1,2 34,7 53,5 88,5 173,9 205,8 1,2 30,5 54 90,5 176,8 210,9 1,3 30,1 53,3 99,4 180,4 215,0 1,3 RVP ASTM D 323 45 – 60 58,1 58,5 58 60,0 RON ASTM D 2699 Min. 92,0 - - - - Sulfur Content ASTM D 4294 Max. 0,05 0,017 0 0,014 7 0,018 3 0,023 3 Copper Strip Corrosion ASTM D 130 1 1a 1a 1a 1a", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 437, "width": 272, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Hasil Analisis Minggu Kedua di Bulan Mei 2017", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 458, "width": 407, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berikut adalah hasil analisis minggu kedua di bulan Mei 2017 yang telah peneliti peroleh:", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 499, "width": 412, "height": 149, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2 Hasil Analisis Minggu Kedua di Bulan Mei 2017 Parameter Satuan Metode Spesifikasi Hasil Tanggal 8 9 10 12 Appearance Visual Clear Clear Clear Clear Clear Color Visual Blue Blue Blue Blue Blue Density at 15 o C Kg/m 3 ASTM D 1298 715 – 770 733,8 734,7 737,7 735,8", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 30, "width": 87, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dedi Kusnaendar", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 15, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "36", "type": "Page footer" }, { "left": 286, "top": 796, "width": 226, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 2, No. 9 September 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 112, "top": 88, "width": 396, "height": 179, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Parameter Satuan Metode Spesifikasi Hasil Tanggal 8 9 10 12 Destilation IBP - 10 % vol. Evaporated - 50 % vol. Evaporated -90 % vol. Evaporated FBP - Residu O C O C O C O C O C % vol", "type": "Table" }, { "left": 231, "top": 132, "width": 47, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ASTM D 7345", "type": "Table" }, { "left": 296, "top": 193, "width": 45, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Max. 74 77 – 110", "type": "Picture" }, { "left": 112, "top": 146, "width": 411, "height": 317, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "130 – 180 Max. 215 Max. 2.0 29,8 53,6 79 171,3 198,2 1,2 32,9 54,6 84,5 171,7 201,3 1,2 29,3 53,2 80,7 172,0 202,8 1,2 32,5 54,2 79,3 171,3 197,8 1,2 RVP ASTM D 323 45 – 60 60,0 59,1 58,9 59,7 RON ASTM D 2699 Min. 92,0 - - - - Sulfur Content ASTM D 4294 Max. 0,05 0,0244 0,018 8 0,027 5 0,005 1 Copper Strip Corrosion ASTM D 130 1 1a 1a 1a 1a", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 496, "width": 272, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Hasil Analisis Minggu Ketiga di Bulan Mei 2017", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 517, "width": 407, "height": 31, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berikut adalah hasil analisis minggu ketiga di bulan Mei 2017 yang telah peneliti peroleh:", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 558, "width": 445, "height": 145, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3 Hasil Analisis Minggu Ketiga di Bulan Mei 2017 Parameter Satuan Metode Spesifikasi Hasil Tanggal 15 16 17 18 19 Appearance Visual Clear Clear Clear Clear Clear Clear Color Visual Blue Blue Blue Blue Blue Blue Density at 15 o C Kg/m 3 ASTM D 1298 715 – 770 742,9 739,8 735,7 738,6 743,9", "type": "Table" }, { "left": 137, "top": 30, "width": 372, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisa Kualitatif Dalam Produk Pertamax Mengunakan Distilasi Atmosferik", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 222, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 2, No. 9 September 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 493, "top": 796, "width": 12, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "37", "type": "Page footer" }, { "left": 112, "top": 88, "width": 428, "height": 179, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Parameter Satuan Metode Spesifikasi Hasil Tanggal 15 16 17 18 19 Destilation IBP - 10 % vol. Evaporated - 50 % vol. Evaporated -90 % vol. Evaporated FBP - Residu", "type": "Table" }, { "left": 184, "top": 143, "width": 32, "height": 124, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "O C O C O C O C O C % vol", "type": "Picture" }, { "left": 233, "top": 132, "width": 102, "height": 73, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ASTM D 7345 Max. 74", "type": "Picture" }, { "left": 112, "top": 146, "width": 445, "height": 332, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "77 – 110 130 – 180 Max. 215 Max. 2.0 32,3 54,1 93,4 176,1 211,2 1,2 33,1 55,3 87,6 174,4 205,2 1,2 30,5 55,9 85 176,9 206,3 1,2 32,6 55,4 87,2 177,1 206,0 1,2 29,6 52,9 93,4 175,8 209,7 1,2 RVP ASTM D 323 45 – 60 59,6 58,3 57,1 58,4 59,7 RON ASTM D 2699 Min. 92,0 - - - - - Sulfur Content ASTM D 4294 Max. 0,05 0,003 1 0,021 0,013 1 0,001 2 0,013 4 Copper Strip Corrosion ASTM D 130 1 1a 1a 1a 1a 1a", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 518, "width": 284, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Hasil Analisis Minggu Keempat di Bulan Mei 2017", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 538, "width": 407, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berikut adalah hasil analisis minggu keempat di bulan Mei 2017 yang telah peneliti peroleh:", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 580, "width": 417, "height": 149, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4 Hasil Analisis Minggu Keempat di Bulan Mei 2017 Parameter Satuan Metode Spesifikasi Hasil Tanggal 22 23 24 26 Appearance Visual Clear Clear Clear Clear Clear Color Visual Blue Blue Blue Blue Blue Density at 15 o C Kg/m 3 ASTM D 1298 715 – 770 741,8 734,0 734,1 736,8", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 30, "width": 87, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dedi Kusnaendar", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 15, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "38", "type": "Page footer" }, { "left": 286, "top": 796, "width": 226, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 2, No. 9 September 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 111, "top": 88, "width": 56, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Destilation IBP", "type": "Table" }, { "left": 111, "top": 116, "width": 58, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "- 10 % vol. Evaporated - 50 % vol. Evaporated", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 99, "width": 89, "height": 125, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "-90 % vol. Evaporated FBP - Residu O C O C", "type": "Table" }, { "left": 182, "top": 141, "width": 32, "height": 83, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "O C O C O C % vol", "type": "Formula" }, { "left": 232, "top": 88, "width": 47, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ASTM D 7345", "type": "Table" }, { "left": 299, "top": 149, "width": 45, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Max. 74 77 – 110", "type": "Picture" }, { "left": 111, "top": 102, "width": 417, "height": 317, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "130 – 180 Max. 215 Max. 2.0 30,2 55,5 92,7 172,3 206,7 1,2 30,9 52,6 79,6 167,5 195,8 1,2 32,4 53,8 80,4 167,7 198,8 1,2 33 55,3 81,4 170,7 201,0 1,2 RVP ASTM D 323 45 – 60 56,5 60,0 59,7 58,2 RON ASTM D 2699 Min. 92,0 - - - - Sulfur Content ASTM D 4294 Max. 0,05 0,0168 0,001 6 0,000 8 0,013 1 Copper Strip Corrosion ASTM D 130 1 1a 1a 1a 1a", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 452, "width": 284, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Hasil Analisis Minggu Keempat di Bulan Mei 2017", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 473, "width": 407, "height": 31, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berikut adalah hasil analisis minggu keempat di bulan Mei 2017 yang telah peneliti peroleh:", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 514, "width": 363, "height": 143, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 5 Hasil Analisa Minggu Kelima di Bulan Mei 2017 Parameter Satuan Metode Spesifikasi Hasil Tanggal 29 30 Appearance Visual Clear Clear Clear Color Visual Blue Blue Blue Density at 15 o C Kg/m 3 ASTM D 1298 715 – 770 739,9 743,9", "type": "Table" }, { "left": 137, "top": 30, "width": 372, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisa Kualitatif Dalam Produk Pertamax Mengunakan Distilasi Atmosferik", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 222, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 2, No. 9 September 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 493, "top": 796, "width": 12, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "39", "type": "Page footer" }, { "left": 150, "top": 88, "width": 58, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Destilation IBP - 10 % vol. Evaporated", "type": "Table" }, { "left": 150, "top": 143, "width": 56, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "- 50 % vol.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 157, "width": 58, "height": 67, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Evaporated -90 % vol. Evaporated FBP - Residu", "type": "Table" }, { "left": 228, "top": 99, "width": 17, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "O C O C", "type": "Picture" }, { "left": 228, "top": 141, "width": 17, "height": 40, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "O C O C", "type": "Formula" }, { "left": 228, "top": 196, "width": 32, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "O C % vol", "type": "Picture" }, { "left": 285, "top": 88, "width": 35, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ASTM", "type": "Table" }, { "left": 285, "top": 101, "width": 111, "height": 87, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "D 7345 Max. 74 77 – 110", "type": "Picture" }, { "left": 348, "top": 101, "width": 108, "height": 156, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "130 – 180 Max. 215 Max. 2.0 33,0 53,7", "type": "Table" }, { "left": 432, "top": 143, "width": 24, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "78,6", "type": "Picture" }, { "left": 150, "top": 101, "width": 366, "height": 310, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "167,9 195,4 1,2 33,3 54,1 89,6 172,2 204,9 1,2 RVP ASTM D 323 45 – 60 59,1 56,7 RON ASTM D 2699 Min. 92,0 - - Sulfur Content ASTM D 4294 Max. 0,05 0,0161 0,0173 Copper Strip Corrosion ASTM D 130 1a 1a 1a", "type": "Table" }, { "left": 88, "top": 456, "width": 86, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B. Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 477, "width": 408, "height": 94, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sampel yang diuji telah melewati beberapa tahapan sesuai dengan metode acuan ASTM D 7345 dengan menggunakan alat distilasi atmosferik. Distilasi atmosferik merupakan cara tekanan atmosfir yang memisahkan fraksi- fraksi dari minyak bumi sebagai bahan bakunya ( feed ) dipanaskan pada suhu tertentu masuk ke dalam kolom fraksi untuk dipisahkan masing- masing fraksinya.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 580, "width": 408, "height": 157, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Funsi distilasi adalah untuk memisahkan larutan ke dalam masing- masing komponennya atau suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap. Cara kerja alat distilasi atmosferik ASTM D 7345 ini adalah dengan cara pemisahan fraksi- fraksi dengan suhu panas yang ditambahan batu didih sebagai pendidih bahan bakar larut. Dalam Parameter distilasi mempunyai batasan maxsimal di 10% vol max 74, di 50% vol dari 77 sampai 110 dan di 90% vol memiliki 130 sampai dengan 180 bila mana hasil kurang dari spesifikasi tersebut maka akan terjadi kelambatan pada mesin", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 30, "width": 87, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dedi Kusnaendar", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 15, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "40", "type": "Page footer" }, { "left": 286, "top": 796, "width": 226, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 2, No. 9 September 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 87, "width": 407, "height": 32, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kendaraan dan apabila melebihi spesifikasi akan terjadi cepatnya pembakaran pada mesin kendaraan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 149, "width": 65, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 170, "width": 428, "height": 53, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setelah melakukan penelitian di PT. Pertamina (Persero) Suplai dan Distribusi Region III Terminal BBM Jakarta Group, dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 233, "width": 407, "height": 72, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. PT. Pertamina (Persero) Suplai dan Distribusi Region III Terminal BBM Jakarta Group memiliki tugas pokok dari TBBM Jakarta Group adalah penerimaan, penimbunan dan pendistribusian BBM dan BBK ke konsumen wilayah DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan Sukabumi.", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 315, "width": 407, "height": 74, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Pertamax merupakan bahan bakar migas dengan angka oktan minimal 92, memiliki kandungan olefin, aromatik dan benzena yang telah dibatasi serta terdapat penambahan zat additif yang berfungsi menyempurnakan proses kimia pembakaran dalam mesin.", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 398, "width": 407, "height": 32, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Parameter Uji produk Pertamax meggunakan alat Distilasi Atmosferik ASTM D 7345.", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 440, "width": 408, "height": 73, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Metode pengujian ASTM D 7345 mencakup prosedur untuk penentuan karakteristik penyulingan produk minyak bumi memiliki rentang didih antara 20 sampai 400° C pada tekanan atmosfer menggunakan alat distilasi mikro otomatis.", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 523, "width": 408, "height": 73, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Distilasi atmosferik merupakan cara tekanan atmosfir yang memisahkan fraksi- fraksi dari minyak bumi sebagai bahan bakunya ( feed ) dipanaskan pada suhu tertentu masuk kedalam kolom fraksi untuk dipisahkan masing- masing fraksinya.", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 605, "width": 408, "height": 53, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Fungsi distilasi adalah untuk memisahkan larutan ke dalam masing- masing komponennya atau suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap.", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 665, "width": 407, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7. Spesifikasi dari Distilasi di 10% vol. Evaporated adalah max 74 o C, di 50% vol.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 686, "width": 385, "height": 34, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Evaporated adalah 77 sampai 110 o C, dan di 90% vol. Evaporated adalah 130 sampai 180 o C", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 30, "width": 372, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisa Kualitatif Dalam Produk Pertamax Mengunakan Distilasi Atmosferik", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 222, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 2, No. 9 September 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 493, "top": 796, "width": 12, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "41", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 87, "width": 407, "height": 73, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8. Control Chart merupakan suatu teknik yang dikenal sebagai metode grafik yang digunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses berada dalam pengendalian kualitas secara statistik atau tidak sehingga dapat memecahkan masalah dan menghasilkan perbaikan kualitas.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 30, "width": 87, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dedi Kusnaendar", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 15, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "42", "type": "Page footer" }, { "left": 286, "top": 796, "width": 226, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 2, No. 9 September 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 257, "top": 87, "width": 88, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BIBLIOGRAFI", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 428, "height": 27, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bogdan, R dan Taylor, S. J. 1975. Introduction to Qualitative Research Methode. New York: Jhon Willey and Sons.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 176, "width": 425, "height": 27, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hardjono, A. 2000. Teknologi Minyak dan Bumi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 225, "width": 429, "height": 58, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesia. Keputusan Dirjen Minyak dan Gas No. 3674 tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin yang Dipasarkan di Dalam Negeri. Disudur dari http://jdih.esdm.go.id/peraturan/kepdjm-3674-2006.pdf pada tanggal 5 Juni 2017 pukul 15.00 WIB.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 303, "width": 428, "height": 26, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jhonson D. Wiliam dan Frank P. Johnson. 1995. Joining Together, Group Theory and Group Skill. New Jersey: Englewood Clffs Prentice Ha ll", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 345, "width": 428, "height": 27, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Meleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Penerbit Rosda Karya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 393, "width": 428, "height": 24, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SA, Kardjono. 2006. Prose Pengolahan Minyak dan Gas Bum i. Cepu: STEM Akamigas Press.", "type": "Text" } ]
5183e3d1-fd5b-1132-3480-bdfa9aefa6e2
https://ejurnal.undana.ac.id/index/index.php/JIKOM/article/download/2017/1519
[ { "left": 297, "top": 734, "width": 20, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1132", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 98, "width": 459, "height": 37, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“KONSEP DIRI DAN PENGALAMAN KOMUNIKASI MAHASISWA YANG MEMILIKI ORANG TUA TUNGGAL” (Studi Fenomenologi tentang Konsep Diri dan Pengalaman Komunikasi Mahasiswa Fisip Undana yang Memiliki Orang Tua Tunggal)", "type": "Text" }, { "left": 243, "top": 151, "width": 128, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gary River Phoenix Maahuri", "type": "Section header" }, { "left": 220, "top": 165, "width": 174, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Prodi Ilmu Komunikasi, FISIP UNDANA", "type": "Text" }, { "left": 285, "top": 192, "width": 42, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 205, "width": 471, "height": 266, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui konsep diri dan pengalaman komunikasi mahasiswa Fisip Undana yang memiliki orang tua tunggal.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalahpenelitian kualitatif. Dalam penelitian ini, penulis memilih informan sebanyak 5 orang, yakni mahasiswa Fisip Undana yang secara jelas memiliki orang tua tunggal. Tahapan analisis data dalam penelitian ini meliputi reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa konsep diri mahasiswa yang memiliki orang tua tunggal dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu yang pertama, aspek pengetahuan diri dimana mereka cenderung merasa pesimis dengan hidup, yang berikut adalah aspek harapan diri, dimana mereka berharap dapat menjadi lebih baik dan berharap tetap memiliki keluarga yang harmonis meski tak utuh lagi, dan yang terakhir adalah aspek penilaian diri yaitu mereka tetap merasa punya hak yang sama seperti teman-teman mereka yang lain untuk mengejar impian mereka, selain itu mereka juga memotivasi diri mereka untuk mencapai tujuan mereka. Selain konsep diri, pengalaman komunikasi mahasiswa yang memiliki orang tua tunggal pun turut menjadi fokus dalam penelitian ini. Pengalaman komunikasi dibagi menjadi dua, yakni, yang pertama, pengalaman komunikasi antara mahasiswa dan keluarganya yang pada umumnya mempunyai pengalaman komunikasi yang baik namun ada juga yang kurang baik. Baik dan tidak tersebut dipengaruhi oleh intensitas komunikasi antara si anak dengan anggota keluarga. Yang kedua, pengalaman komunikasi mahasiswa di lingkungan masyarakat, sebagian menyenangkan karena adanya penerimaan dari lingkungan, namum adapula yang kurang menyenangkan karena adanya diskriminasi lingkungan terhadap mereka sehingga membuat mereka tidak percaya diri dalam berinteraksi dengan orang lain.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 474, "width": 368, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata Kunci: Konsep Diri, Pengalaman Komunikasi, Orang Tua Tunggal, Mahasiswa", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 510, "width": 466, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "\"Self-Concept and Communication Experience of Students Who Live With Single Parents\" (Phenomenology Study on Self-Concept and Communication Experienceof Fisip Undana’s Students Who Live With Single Parents)", "type": "Text" }, { "left": 282, "top": 564, "width": 50, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 578, "width": 471, "height": 132, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "This paper aims to find out the self-concept and communication experience of FISIP Undana’s students who live with single parents. The method used in this research is qualitative research. In this study, the researcher choses the informant as much as 5 people, which exactly are the students of Fisip Undana who clearly live with their single parents. The steps of data analysis in this study include data reduction; data display; and conclusion and verification. The results of this study show that the self- concept of students who have single parents can be seen through three aspects, firstly, the aspect of self-knowledge which they tend to feel pessimistic about their lives, the following is the aspect of self- motivation or expectation, which they hope to get better and hope to still have a harmonious family although incomplete, and the last is an aspect of self-assessment, which they think that they still have the same rights as their friends and the others to pursue their dreams, on the other hand they also are", "type": "Text" }, { "left": 243, "top": 38, "width": 128, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gary River Phoenix Maahuri", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 734, "width": 18, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1133", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 471, "height": 105, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "motivated to achieve their goals. The second result is about communication experience of students who live with single parents. It is divided into two, namely, firstly, the experience of communication between students and their families who generally have good communication experience, but there is also the bad one. The good or not is influenced by the intensity of communication between the students with their other family members. Secondly, the communication experience of students in the society, which according to some of them, is pleasant due to the societies’ acceptance, but for the rest, it is not pleasant because of the societies’ descrimitination against them which makes them have no confident in interacting with others.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 182, "width": 349, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords: Self-Concept, Communication Experience, Single Parents, Students", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 220, "width": 218, "height": 166, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pembangunan suatu bangsa merupakan sebuah proses yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat mulai dari orang tua sampai anak- anak sebagai generasi muda penerus bangsa. Generasi muda adalah salah satu unsur lapisan masyarakat yang berpotensi besar bagi pembangunan bangsa. Generasi yang tangguh, baik secara fisik, mental maupun intelektual dan kepribadian merupakan sumber daya manusia yang akan mampu melanjutkan proses pembangunan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 390, "width": 219, "height": 320, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam kehidupan sekarang yang sudah semakin maju, para generasi muda dituntut untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Menurut Basri (1995), mahasiswa (intelektual muda) adalah sekelompok kecil dari masyarakat yang mempunyai kesempatan mengembangkan kemampuan intelektualitasnya dalam mendalami suatu bidang yang diminatinya di perguruan tinggi (melalui kuliah, praktikum, seminar, buku-buku literatur) yang dianjurkan atau yang relevan sangat diperlukan sebagai bekal masa depan. Mahasiswa sering dikaitkan dengan generasi muda yang berpikir kritis dan seorang individu berwawasan luas. Mahasiswa juga diharapkan dapat menjadi seorang individu yang cerdas, berpikir positif, tetapi juga sehat secara lahir dan bathin, serta mempunyai hati yang mulia. Perasaan diri yang positif akan membuat seorang individu berkembang secara optimal. Mahasiswa dijuluki calon intelektual atau juga", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 220, "width": 219, "height": 42, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "cendikiawan muda yang merupakan suatu lapisan elite di tengah masyarakat sebagai “agent of changes”.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 267, "width": 219, "height": 304, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Namun seperti makhluk sosial yang lainnya, mahasiswa tidak pernah lepas dari berbagai macam permasalahan yang ada dalam dirinya. Seperti, masalah kesehatan jasmani, ekonomi, kondisi sosial ekonomi, masalah dalam keluarga, kondisi kejiwaan, masalah lingkungan, hubungan dalam pergaulan, dan masalah akademis. Masalah-masalah tersebut akan sangat berpengaruh kepada kepribadian seorang anak yang sedang duduk di bangku perkuliahan. Dalam hal ini masalah yang datang dari keluarganya sendiri sangat berpengaruh besar pada kehidupan seorang anak karena anak akan dirugikan baik dari segi sosial, ekonomi, maupun psikologis. Anak menjadi kurang pendidikan, anak menjadi kurang mendapat pengawasan dari orang tua, kurang mendapat dukungan sosial dari kedua orang tuanya sehingga membuat anak tidak betah dirumah.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 576, "width": 221, "height": 134, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keluarga merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam kehidupannya dan menjadi tempat pertama bagi seorang anak memulai kehidupannya sebagai makhluk sosial. Keluarga membentuk suatu hubungan yang sangat erat antara ayah, ibu, maupun anak. hubungan tersebut terjadi bilamana komponen dalam keluarga saling berinteraksi satu sama lain.Anak menjadi hal terpenting yang harus", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 38, "width": 376, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“KONSEP DIRI DAN PENGALAMAN KOMUNIKASI MAHASISWA YANG MEMILIKI ORANG TUA TUNGGAL”", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 444, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(Studi Fenomenologi tentang Konsep Diri dan Pengalaman Komunikasi Mahasiswa Fisip Undana yang Memiliki Orang Tua Tunggal)", "type": "Text" }, { "left": 297, "top": 734, "width": 20, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1134", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 84, "width": 167, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "diperhatikan oleh keluarga,", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 84, "width": 218, "height": 134, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dalam kehidupannya anak perlu mendapat perhatian yang khusus dari orang tua baik ayah maupun ibu. Hal itu dikarenakan keluarga adalah tempat pertama yang menerima anak lahir di dunia. Bukan hanya itu, keluarga menjadi tempat anak mulai belajar dalam berkehidupan sosial yakni cara makan sampai belajar hidup dalam masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 223, "width": 219, "height": 227, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Idealnya di dalam sebuah keluarga yang lengkap haruslah ada ayah, ibu dan juga anak. Namun, pada kenyataannya, saat ini banyak sekali orang tua yang menjadi orang tua tunggal atau single parent . Single parent adalah suatu kondisi dimana ibu atau ayah menjalankan peran tunggal sebagai orang tua dalam mengasuh anak mereka. Menjadi orang tua tunggal atau single parent dapat terjadi biasanya karena ada perceraian antara ayah dan ibu, atau meniggalnya salah satu orang tua sehingga menyebabkan orang tua satunya menanggung segala beban rumah tangga seorang diri serta harus merangkap sebagai ayah sekaligus ibu untuk anak-anak mereka.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 454, "width": 218, "height": 243, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada dasarnya, orang tua yang lengkap memang memiliki keuntungan dibanding orang tua tunggal, yaitu bisa berbagi dan menyediakan kondisi yang harmonis bagi perkembangan anak mereka (Tabloid Wanita, 2007). Orang tua yang menjadi single parent bukan pilihan setiap orang, ada kalanya status itu disandang karena keadaan, diperlukan energi yang besar untuk merangkap berbagai tugas. Pola asuh yang diberikan orang tua tunggal ( single parent ) kepada anak bergantung pada sejauh mana pemahaman orang tua itu sendiri. Ketika tidak ada pasangan untuk berbagi fungsi, orang tua tunggal cenderung membentuk sikap kemandirian kepada anak (Suryasoemirat, 2007).", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 84, "width": 219, "height": 150, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jika orang tua meninggal dan tidak ada penggantinya anak-anak akan mendapat kesulitan untuk membentuk gambaran diri yang positif. Orang tua merupakan penentu penting untuk konsep diri (Centi, 1993).Perpisahan dengan anggota keluarga baik melalui perceraian maupun kematian adalah hal yang sulit, bagi orang dewasa dan anak. terutama bagi anak, kehilangan orang tua dapat mengakibatkan", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 223, "width": 218, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "gangguan dalam perkembangannya (Aqsyaluddin, 2007).", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 254, "width": 219, "height": 72, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Anak yang berkembang dengan pola yang tepat dan terencana akan memiliki kepribadian yang kuat. Tingkat sukses single parent dalam mendidik, terlihat dari terbentuknya kepribadian yang utuh sehat mental.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 331, "width": 219, "height": 103, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Konsep diri adalah cara seseorang untuk melihat dirinya secara utuh dengan semua ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui seseorang dalam berhubungan dengan orang lain. Setiap anak pasti memiliki konsep diri, tetapi mereka tidak tahu apakah konsep diri yang dimiliki itu negatif atau positif.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 439, "width": 219, "height": 119, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Anak yang dimaksud yaitu yang memiliki konsep diri positif akan memiliki dorongan mandiri lebih baik, dapat mengenal serta memahami dirinya sendiri, dapat memahami dan menerima sejumlah faktor yang sangat bermacam-macam tentang dirinya sendiri, sehingga dapat berperilaku efektif dalam berbagai situasi.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 562, "width": 219, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam hal ini individu dapat menerima dirinya secara apa adanya dan akan mampu mengintrospeksi diri atau lebih mengenal dirinya, serta kelemahan dan kelebihan yang dimiliki. Namun individu yang memiliki konsep diri negatif, tidak memiliki perasaan kestabilan dan keutuhan diri, juga tidak mengenal diri baik dari segi kelebihan maupun kekurangannya atau sesuatu yang dia hargai dalam hidupnya.", "type": "Text" }, { "left": 243, "top": 38, "width": 128, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gary River Phoenix Maahuri", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 734, "width": 18, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1135", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 219, "height": 274, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Konsep diri adalah kumpulan keyakinan dan persepsi diri terhadap diri sendiri yang terorganisir. Dengan kata lain konsep diri tersebut sebagai konsep dasar (Baron dan Byrne, 2004). Konsep diri merupakan sifat yang unik pada manusia, sehingga dapat digunakan untuk membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya. Konsep diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang merupakan aktualisasi orang tersebut.Peneliti memilih Mahasiswa Fisip Undana karena dalam hasil observasi guna mendapatkan data awal peneliti menemukan beberapa mahasiswa di Fisip Undana yang hanya memiliki orang tua tunggal ( single parent ) Khususnya pada salah satu dari orang tuanya meninggal memiliki kepribadian yang berbeda-beda dalam mengekspresikan dirinya di dunia kampus.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 368, "width": 123, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "METODOLOGI PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 383, "width": 221, "height": 289, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan masalah yang diteliti makaDalam peniltian ini penulis menggunakan paradigma konstruktivisme yaitu meneguhkan asumsi bahwa individu-individu selalu berusaha memahami dunia di mana mereka hidup dan bekerja. Mereka mengembangkan makna- makna subjektif atas pengalaman-pengalaman mereka, makna-makna yang diarahkan pada objek-objek atau benda-benda tertentu. Makna-makna ini pun cukup banyak dan beragam sehingga peneliti dituntut untuk lebih mencari kompleksitas pandangan-pandangan ketimbang mempersempit makna-makna menjadi sejumlah kategori dan gagasan. Penelitian dilakuakan secara kualitatif dengan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripif yang berupa kata-kata baik secara tertulis maupun secara lisan dari orang-orang dan pelaku yang diamati (Moleong, 1989).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 677, "width": 218, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah fenomenologi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 74, "width": 219, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dunia dari sudut pandang orang yang mengalaminya secara langsung atau berkaitan dengan sifat-sifat alami pengalaman manusia dan makna yang ditempelkan padanya (Kuswano, 2009)", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 167, "width": 92, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "LOKASI PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 182, "width": 201, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lokasi atau tempat penelitian dilakukan diFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Nusa Cendana", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 250, "width": 87, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "OBJEK PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 266, "width": 201, "height": 57, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Objek penelitian yang ingin diteliti dalam penelitian iniadalah Konsep Diri dan Pengalaman Komunikasi Mahasiswa Fisip Undana Yang Memiliki Orang Tua", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 327, "width": 201, "height": 58, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "TunggalPublikasi. Fokus penelitian pada mahasiswa yang memiliki orang tua Tunggal karena salah satu orang tuanya meninggal dunia.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 404, "width": 55, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "INFORMAN", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 420, "width": 201, "height": 289, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Teknik penunjukan informan menggunakan teknik bola salju. Menurut Lee dan Berg (Iskandar, 2009) strategi dasar teknik bola salju ( snowball ) ini dimulai dengan menetapkan satu atau beberapa orang informan kunci ( key informants ) dan melakukan interview terhadap mereka secara bertahap atau berproses, dalam pelaksanaan penelitian ini peneliti akan menetapkan satu atau dua beberapa orang informan kunci ( key informants ) dan mengadakan interview atau wawancara terhadap mereka, kepada mereka kemudian diminta arahan, saran, petunjuk siapa sebaiknya yang menjadi informan berikutnya yang menurut mereka memiliki pengetahuan, pengalaman, informasi yang dicari, selanjutnya penentuan informan berikutnya dilakukan dengan teknik yang", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 38, "width": 376, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“KONSEP DIRI DAN PENGALAMAN KOMUNIKASI MAHASISWA YANG MEMILIKI ORANG TUA TUNGGAL”", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 444, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(Studi Fenomenologi tentang Konsep Diri dan Pengalaman Komunikasi Mahasiswa Fisip Undana yang Memiliki Orang Tua Tunggal)", "type": "Text" }, { "left": 297, "top": 734, "width": 20, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1136", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 84, "width": 201, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "sama sehingga akan diperoleh jumlah informan yang semakin lama semakin besar.", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 115, "width": 44, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Informan", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 115, "width": 201, "height": 103, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ditentukan berdasarkan pertimbangan bahwa informan tersebut memiliki pengalaman yang banyak mengenai latar penelitian dan benar-benar terkait dengan permasalahan yang akan diteliti yaitu konsep diri mahasiswa yang memiliki orang tua tunggal.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 238, "width": 149, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JENIS DATA DAN SUMBER DATA Jenis Data", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 269, "width": 201, "height": 104, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jenis data yang diigunakan dalam penelitian ini berupa data kualitatif. Data kualitatif yaitu data yang diperoleh bukan dalam bentuk angka-angka atau bilangan, tetapi dalam bentuk kalimat, skema, dan gambar, Misalnya data yang diperoleh dari hasil wawancara peneliti dengan informan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 377, "width": 62, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber Data", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 392, "width": 218, "height": 58, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Data yang diperoleh langsung dari informan berupa hasil temuan penelitian, observasi serta wawancara secara mendalam dengan pihak yang", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 454, "width": 197, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "bersangkutan. Dalam hal ini mahasiswa yang memiliki orang tua tunggal..", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 485, "width": 218, "height": 57, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Pengumpulan data jenis ini dilakukan dengan menelusuri bahan bacaan berupa jurnal-jurnal, buku, internet dan berbagai hasil penelitian terkait.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 562, "width": 140, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "TEKNIK PENGUMPULAN DATA", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 578, "width": 54, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Wawancara", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 593, "width": 201, "height": 120, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Wawancara ialah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan informan. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya jawab dalam hubungan tatap muka, sehingga gerak dan mimik informan merupakan pola media yang melengkapi kata-kata secara verbal. Karena itu wawancara tidak hanya menangkap", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 84, "width": 201, "height": 57, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pemahaman dan ide, tetapi juga menangkpa perasaan, pengalaman, emosi, motif yang dimiliki oleh informan yang bersangkutan. (Gulo 2010:119).", "type": "Text" }, { "left": 342, "top": 145, "width": 183, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Peneliti melakukan wawancara", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 161, "width": 202, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "langsung ke orang-orang yang", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 176, "width": 201, "height": 58, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "berhubungan. Alasan pemilihan adalah karena mereka adalah orang-orang yang berkaitan langsung dengan masalah peneltian.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 238, "width": 204, "height": 119, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jenis wawancara yang digunakan daalm penelitian ini adalah wawancara mendalam ( in depht interview). Wawancara mendalam adalah suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka ( face to face), dengan informan, agar peneliti mendapatkan data secara lengkap dan mendalam.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 377, "width": 50, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Observasi", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 392, "width": 201, "height": 89, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Teknik observasi juga merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sangat lazim dalam metode penelitian kualitatif. Observasi pada hakikatnya merupakan kegiatan dengan mengunkan pancaindera, bisa penglihatan,", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 470, "width": 201, "height": 150, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "penciuman, pendenagaran, untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu, dan perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran real suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan peneliti.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 624, "width": 201, "height": 89, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut Hamidi dalam bukunya metode penelitian kualitatif (2010:56) mengatakan bahwa dengan teknik observasi peneliti harus berusaha diterima sebagai warga atau orang dalam para responden, karena teknik ini memerlukan hilangnya", "type": "List item" }, { "left": 243, "top": 38, "width": 128, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gary River Phoenix Maahuri", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 734, "width": 18, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1137", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 201, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "kecurigaan para subjek penelitian terhadap peneliti.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 105, "width": 201, "height": 57, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Observasi yang dilakukan meliputi bagaimana konsep diri dan pengalaman komunikasi mahasiswa Fisip Undana yang memiliki orang tua tunggal", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 182, "width": 72, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Studi dokumen", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 198, "width": 201, "height": 165, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Selain melalui wawancara dan observasi, informasi juga bisa diperoleh lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk suraT, catatan harian, arsip foto, hasil rapat, cenderamata, jurnal kegiatan dan lain sebagainya. Data dokumen seperti ini bisa dipakai untuk menggali informasi yang terjadi dimasa silam. Peneliti perlu memiliki kepekaan teoritik untuk memaknai semua dokumen tersebut sehingga tidak sekedar barang yang tidak bermakna.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 374, "width": 93, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Teknis Analisis Data", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 389, "width": 218, "height": 57, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tahapan analisis data dalam penelitian ini menggunakan tiga tahapan, meliputi reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan dan verifikasi (Miles dan Hubermas,1992).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 451, "width": 218, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Reduksi data. Data atau informasi hasil dari pengumpulan di lapangan ditulis dalam bentuk uraian atau laporan terinci. Uraian- uraian dan laporan-laporan tersebut direduksi, dirangkum, dipilah hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting, dan dicari tema atau polanya, disusun yang lebih sistematis sehingga lebih mudah dikendalikan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 590, "width": 218, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Display data. Setelah data direduksi, tersusun secara sistematis dan terkelompok berdasarkan jenis dan polanya selanjutnya disusun dalam bentuk bagan-bagan atau narasi-narasi sehingga", "type": "List item" }, { "left": 234, "top": 652, "width": 57, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "membentuk", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 667, "width": 204, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "rangkaian informasi yang bermakna seseuai dengan permasalahan.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 74, "width": 203, "height": 166, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengambilan kesimpulan dan verifikasi. Setelah melewati tahap pertama dan kedua, selanjutnya langkah yang harus diambil adalah mengambil kesimpulan. Kesimpulan diambil berdasarkan hasil reduksi dan display data. Setelah mendapatkan kesimpulan langkah selanjutnya adalah verfikasi. Verifikasi dilakukan dengan cara mencari data baru yang lebih mendalam untuk mendukung kesimpulan yang sudah didapatkannya.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 260, "width": 109, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Teknik Keabsahan Data", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 275, "width": 201, "height": 150, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Teknik yag digunakan penulis untuk mengujui keabsahan data ialah dengan menggunakan teknik triangulasi yakni dengan menganalisis jawaban subjek dengan meneliti kebenaranya dengan data empiris (sumber data lainnya) yang tersedia. Disini subyek di cross-check dengan jawaban sumber (Kriyanto, 2008 :70).Dalam penelitian ini penulis menggunakan triangulasi :", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 429, "width": 214, "height": 104, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Triangulasi Sumber Membandingkan atau mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda-beda. Misalnya peneliti membandingkan hasil pengamatan dari data primer dan data sekunder.", "type": "List item" }, { "left": 311, "top": 537, "width": 104, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Triangulasi metode", "type": "List item" }, { "left": 324, "top": 553, "width": 201, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Usaha mengecek keabsahan data atau mengecek keabsahan temuan riset.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 584, "width": 201, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Triangulasi metode dapat dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data melalui wawancara, observasi, dan studi dokumen.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 677, "width": 85, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "HASIL PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 119, "top": 38, "width": 376, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“KONSEP DIRI DAN PENGALAMAN KOMUNIKASI MAHASISWA YANG MEMILIKI ORANG TUA TUNGGAL”", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 444, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(Studi Fenomenologi tentang Konsep Diri dan Pengalaman Komunikasi Mahasiswa Fisip Undana yang Memiliki Orang Tua Tunggal)", "type": "Text" }, { "left": 297, "top": 734, "width": 20, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1138", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 84, "width": 218, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Konsep Diri Mahasiswa yang memiliki Orang Tua Tunggal Dilihat dari Aspek Pengetahuan Diri", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 130, "width": 197, "height": 366, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dimensi pertama dari konsep diri adalah apa yang kita ketahui tentang konsep diri atau penjelasan dari “siapa saya” yang akan memberi gambaran tentang diri saya. Gambaran diri tersebut pada gilirannya akan membentuk citra diri. Berdasarkan hasil wawancara denga kelima informan mereka merasa ada yang kurang dari hidup mereka setelah salah satu orang tua mereka meninggal, mereka merasa kehilangan sosok yang dapat memberikan rasa nyaman dan dapat melindungi mereka, watak dan tingkah laku mereka juga terjadi perubahan seperti dari dulunya sering menyakiti orang tua mereka kini menjadi seorang anak yang bisa membahagiakan orang tua mereka, tetapi ada juga yang tidak ada pengaruh yang sampai mempengaruhi watak dan tinglah laku mereka. Sementara mental mereka semua belum siap ketika salah satu orang tua mereka meninggal, karena masih membutuhkan bimbingan dari orang tua mereka.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 501, "width": 218, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Konsep Diri Mahasiswa yang Memiliki Orang Tua Tunggal Dilihat dari Aspek Harapan Diri", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 547, "width": 197, "height": 166, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dimensi kedua dari konsep diri adalah dimensi harapan mau diri yang dicita- citakan dimasa depan. Ketika kita mempunyai sejumlah pandangan tentang siapa kita sebenarnya, pada saat yang sama kita juga mempunyai sejumlah pandangan lain tentang kemungkinan menjadi apa diri kita di masa mendatang. Singkatnya, kita juga mempunyai pengharapan bagi diri kita sendiri. Pengharapan ini merupakan diri- ideal ( self-ideal ) atau diri yang dicita-", "type": "Text" }, { "left": 346, "top": 84, "width": 197, "height": 289, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "citakan. Cita-cita diri ( self-ideal ) terdiri alas dambaan, aspirasi, harapan, keinginan bagi diri kita, atau menjadi manusia seperti apa yang kita inginkan. Berdasarkan hasil wawancara dengan kelima informan, mereka mempunyai harapan bagi diri mereka sendiri yaitu agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi dari sebelumnya, dapat memperbaiki diri mereka dan dapat meraih cita-cita mereka setinggi mungkin untuk membahagiakan orang tua mereka ketika mereka sudah berhasil meraih cita-cita mereka, sedangkan harapan mereka untuk keluarga mereka yaitu mereka semua ingin keluarga mereka tetap sejahtera dan harmonis sehingga bisa jadi bisa jadi contoh bagi keluarga lain, dan tidak ada yang menganggap remeh keluarga mereka.", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 389, "width": 226, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Konsep Diri Mahasiswa yang Memiliki Orang Tua Tunggal Dilihat Dari Aspek Penilaian Diri", "type": "List item" }, { "left": 346, "top": 435, "width": 197, "height": 181, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dimensi ketiga konsep diri adalah penilaian kita terhadap diri kita sendiri. Penilaian konsep diri merupakan pandangan kita tentang harga atau kewajaran kita sebagai pribadi.Berdasarkan hasil wawancara dengan kelima informan mereka masih memiliki hak yang sama seperti temn- teman mereka yang lain, dan mereka juga memberikan standar penilaian bagi diri mereka yang dapat memotivasi diri mereka dalam mencapai tujuan yang mereka inginkan dan menggapai cita-cita mereka.", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 633, "width": 226, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Pengalaman Komunikasi Mahasiswa yang Memiliki Orang Tua Tunggal", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 664, "width": 219, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengalaman adalah sesuatu yang pernah dialami. Melalui pengalaman individu memperoleh pengetahuan. Pengetahuan", "type": "Text" }, { "left": 243, "top": 38, "width": 128, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gary River Phoenix Maahuri", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 734, "width": 18, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1139", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 218, "height": 181, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "melandasi kesadaran yang membentuk pemaknaan. Kesadaran dan pemaknaan inilah yang mendorong individu untuk melakukan tindakan atau perilaku tertentu.Peristiwa yang berkaitan dengan unsur komunikasi dapat menjadi pengalaman komunikasi dan menjadi pengetahuan tersendiri bagi individu. Sebagai seorang anak yang memiliki orang tua tunggal memiliki tantangan yang cukup besar dalam menjalani kehidupan mereka, terutama dalam berinteraksi dengan keluarga atau dengan orang lain di lingkungan masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 260, "width": 219, "height": 459, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengalaman komunikasi dikategorisasikan menjadi jenis-jenis pengalaman tertentu seperti pengalaman komunikasi yang positif, berupa penerimaan, kesetaraan, penghargaan dan motivasi. Pengalaman komunikasi negatif berupa diskriminasi atau perbedaan dan meragukan kemampuan. Berdasarkan hasil wawancara dengan kelima informan di atas, 4 dari 5 informan memiliki pengalaman komunikasi yang baik antara mereka dengan orang tua mereka karena baik mereka ataupun orang tua mereka selalu membangun komunikasi yang baik di antara mereka. Sedangkan 1 dari kelima informan memiliki pengalaman komunikasi yang kurang baik dengan orang tua mereka karena komunikasi mereka dengan orang tua mereka tidak intens dan tidak berjalan dengan baik. Begitupun dilingkungan masyarakat 1 dari 5 informan tersebut juga tidak mempunyai pengalaman komunikasi yang menyenangkan, karena lingkungan tempat dia bersosialisasi tidak menerimanya dengan baik sehingga timbul diskriminasi pada dirinya. Sedangkan 4 dari 5 informan memiliki pengalaman komunikasi yang baik karena lingkungan tempat mereka bersosialisasi dapat menerima kehadiran mereka, sehingga mereka dapat bersosialisasi tanpa rasa kuatir, ataupun malu untuk saling berinteraksi.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 90, "width": 63, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "KESIMPULAN Konsep Diri", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 121, "width": 219, "height": 134, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Konsep diri mahasiswa yang memiliki orang tua tunggal dilihat dari aspek pengetahuan diri adalah mahasiswa pada umumnya belum siap dengan kepergian orang tua mereka, dan mereka merasa mereka masih membutuhkan bimbingan orangtua mereka. Mereka cenderung merasa sedih, kurang semangat setelah salah satu orang tua mereka meninggal.", "type": "List item" }, { "left": 324, "top": 260, "width": 219, "height": 119, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. 2. Konsep diri mahasiwa yang memiliki orang tua tunggal dilihat dari aspek harapan diri yaitu mereka sangat mengharapkan bisa memperbaiki diri mereka jadi lebih baik lagi, dan tetap mengharapkan keharmonisan keluarga mereka masing-masing meski keluarga mereka tidak lengkap.", "type": "List item" }, { "left": 324, "top": 383, "width": 219, "height": 104, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Konsep diri mahasiswa yang memiliki orang tua tunggal dilihat dari aspek penilaian diri adalah mereka tetap merasa mereka tetap punya hak yang sama seperti teman-teman mereka yang lain untuk mengejar impian mereka, selain itu mereka juga memotivasi diri mereka untuk mencapai tujuan mereka", "type": "List item" }, { "left": 289, "top": 507, "width": 150, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A. Pengalaman Komunikasi", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 522, "width": 219, "height": 197, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Pengalaman komunikasi antara mahasiswa yang memiliki orang tua tunggal dengan keluarganya pada umumnya ada yang mempunyai pengalaman komunikasi yang baik karena hubungan komunikasi yang dibangun antara mereka dengan orangtua mereka terjalin dengan baik, adapula dari mereka yang mempunyai pengalaman komunikasi yang kurang baik, yang disebabkan kurangnya komunikasi antara anak dengan orang tua.", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 38, "width": 376, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“KONSEP DIRI DAN PENGALAMAN KOMUNIKASI MAHASISWA YANG MEMILIKI ORANG TUA TUNGGAL”", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 444, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(Studi Fenomenologi tentang Konsep Diri dan Pengalaman Komunikasi Mahasiswa Fisip Undana yang Memiliki Orang Tua Tunggal)", "type": "Text" }, { "left": 297, "top": 734, "width": 20, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1140", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 84, "width": 219, "height": 119, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Pengalaman komunikasi mahasiswa yang memiliki orang tua tunggal di lingkungan masyarakat sebagian mengalami pengalaman yang menyenangkan karena adanya penerimaan dari lingkungan sekitar terhadap dirinya, sedangkan adapula yang mengalami", "type": "Table" }, { "left": 233, "top": 192, "width": 57, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pengalaman", "type": "Text" }, { "left": 360, "top": 84, "width": 183, "height": 88, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "komunikasi yang kurang menyenangkan karena selama bersosialisasi dengan sesama teman terjadi diskriminasi pada dirinya sehingga membuatnya tidak percaya diri dalam berinteraksi dengan orang lain.", "type": "Text" }, { "left": 283, "top": 233, "width": 85, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 246, "width": 345, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber Buku: Arif, Furchan (1992). Pengantar Metode Kualitatif . Surabaya Usaha Nasional. Aqsyaluddin.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 273, "width": 434, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(2007) Menjadi Orang Tua Tunggal. http://[email protected] majalah.com//html (Rabu 15 januari 2016).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 299, "width": 471, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Baron, R, A, & Byrne, D, E (2004). Social Psychology (10 th ed). USA: Pearson. Basri, Yusmar (1995). Sejarah Perjuangan Rakyat Timor Timur Untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayan RI", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 340, "width": 471, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berger, Peter L. & Thomas Luckmann (1990). Tafsiran Sosial atas Kenyataan: Risalah tentang Sosiologi Pengetahuan (diterjemahkan dari buku asli The Social Construction of Reality oleh Hasan Basari). Jakarta: LP3ES.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 380, "width": 471, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "--------------------- (1966). Tafsiran Sosial atas Kenyataan: Risalah tentang Sosiologi Pengetahuan (diterjemahkan dari buku asli The Social Construction of Reality oleh Hasan Basari). Jakarta: LP3ES.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 421, "width": 470, "height": 37, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Centi, J Paul. (1993). Mengapa rendah diri?. Yogyakarta: kansius. Calhoun, J. F & Acocella, J.R. (1995). Psikologi Tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan (edisi ketiga) . Semarang: IKIP Semarang.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 461, "width": 470, "height": 51, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "--------------------, (1990). Psychology of Adjustment and Human Relationship . New York: McGraw-Hill, Inc Chaplin J. P (2004) Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Rajawali Press Donsbach, Wolfgang (2008). The Internation Encyclopedia of Communication. UK: Blackwell Publishing Ltd.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 514, "width": 470, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Duvall, E & Miller, C. M (1985) Marriage and Family Development 6 th ed. New York: Harper & Row Publisher .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 541, "width": 470, "height": 65, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Eriyanto, (2004). Analisis Framing: Konstruksi, ideologi, dan politik media . Yogyakarta: Penerbit LIKS. Gunarsa Singgih D Y (1990). Psikologi Remaja . Jakarta Mulia Hafiar, Hani. (2012). Problematika Atlet penyandang Cacat. Studi Komunikasi Mengenai Kompleksitas Komunikasi Atlet Penyandang Cacat. Bandung:UNPAD Press Hurlock, E.B (1990). Psikologi Perkembangan Edisi 5. Jakarta: Erlangga.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 609, "width": 352, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "-------------------,(1997). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentan Kehidupan , Jakarta, Penerbit : Erlangga.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 636, "width": 470, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Iskandar (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial . Jakarta: Gaung Persada Press Johnson, Doyle P (1986). Teori Sosiologi Klasik dan Modern , jilid 1 dan 2. Diterjemahkan oleh Robert M.Z. Lawang. Jakarta: Gramedia.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 676, "width": 470, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kartono, Kartini (2002). Psikologi Umum . Bandung: Mandar Maju. Kuswarno, Engkus (2009). Metode Penelitian Komunikasi: Fenomenologi, Konsepsi, Pedoman dan Contoh Penelitiannya . Widya Perpustakaan Pusat UII", "type": "List item" }, { "left": 243, "top": 38, "width": 128, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gary River Phoenix Maahuri", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 734, "width": 18, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1141", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 471, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Littlejohn, Stephen W. & Foss, Karen A (2005). Theories of Human Communication, Eighth Edition. USA: Thomson", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 471, "height": 65, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Marsh, H.W & Hau, K (2003). Big Fish Little Pond effect on academic self concept: A croos-cultural (26 country) test of the negative effects of academically selective schools, Journal of American Psychologist , pp.364-376 McCann, Christopher. (1993). Four Phenomenological Philosophers: Husserl, Heidegger, Sartre, Merleau- ponty. London: Routledge.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 168, "width": 442, "height": 51, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Moustakas, Clark (1994). (2007) Phenomenological Research Methods. California. SAGE Pub. Miles, B. B dan A. M. Huberman (1992). Analisa Data Kualitatif . UI Press Jakarta. Moleong, Lexy. J (1989). Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung: Alfabeta --------------------- (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif . rev. ed. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 222, "width": 470, "height": 51, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mulyana, Deddy (2007). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar . Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Paloma, M. Margaret. (2000). Sosiologi Kontemporer . Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Pardede, Y. O. K (2008). Konsep Diri Anak Jalanan Usia Remaja . Jurnal Psikologi. Volume 1 no.2 Juni 2008.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 276, "width": 432, "height": 37, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pratikto (2005). Mobilitas Penduduk . Jakarta: Rajawali Press Pujosuwarno, Sayekti (1994). Bimbingan dan Konseling Remaja . Menara Mas Offset: Yogyakarta Radford, Gary (2005). On The Philosophy of communication, Wadsworth, Belmont.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 316, "width": 471, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sarwono, S. W (1978). Perbedaan Antara Pemimpin dan aktivitas dalam gerakan protes Mahasiswa (Cet. 1. ed). Jakarta: Bulan Bintang.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 343, "width": 429, "height": 91, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Schutz, W. D (1966). The Interpersonal Underworld, Pal0 Alto: Science and Behavior Books. Sebastian C, Burnett S, & Blakemore S. J (2008). Development of Self Concept during adolescene Sugeng (2010). Pengertian Keluarga . Jakarta: Erlangga Suryasoemirat, A (2007). Wanita Single Parent yang Berhasil. Jakarta:EDSA Mahkota Willis, Sofyan. S (2008). Remaja & Masalahnya . Bandung: Alfabeta. Wood, Julia T. (1997). Communicatin in our live. California: Wadsworth Publicing Company Karya Ilmiah:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 437, "width": 460, "height": 118, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Skripsi Diah Putri Wahanani. 2010. Konsep Diri Anak Jalanan. Skripsi Hesly Padatu. 2015. Konsep Diri dan Self Disclosure Remaja Broken Home. Sumber Internet: http://www.tabloid-wanita-indonesia.2007.comDiakses pada tanggal 27 Desember 2015. pukul 22.00 wita http://www.telaga.orangtuatunggalkarenahamildiluarnikah.com Diakses pada tanggal 04 Januari 2016 pukul 03.00 wita http://hadikuntoro.blogspot.com/2007/09/single-parent.html Diakses pada tanggal 04 Januari 2016 pukul 03.00", "type": "Text" } ]
8420fd47-b0e9-5743-459f-edeb407d5799
https://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/Teknologi-Pangan/article/download/904/774
[ { "left": 74, "top": 38, "width": 93, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN : 2087-9679", "type": "Page header" }, { "left": 282, "top": 38, "width": 246, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teknologi Pangan Vol 8 (2): 99-106 Th. 2017", "type": "Page header" }, { "left": 74, "top": 51, "width": 89, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN: 2597-436X", "type": "Text" }, { "left": 294, "top": 797, "width": 14, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "99", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 77, "width": 444, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENGARUH WAKTU FERMENTASI TERHADAP KARAKTERISTIK KIMIA DAN ORGANOLEPTIK TAPE PISANG KEPOK", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 132, "width": 378, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Effect of Fermentation Time on Chemical Characteristic and Organoleptic of", "type": "Section header" }, { "left": 250, "top": 146, "width": 104, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kepok Banana Tape", "type": "Text" }, { "left": 241, "top": 173, "width": 119, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cahyaning Rini Utami", "type": "Section header" }, { "left": 110, "top": 187, "width": 381, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prodi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Yudharta Pasuruan Email : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 224, "width": 59, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 88, "top": 243, "width": 428, "height": 200, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tape is one of traditional Indonesian fermented food. Kepok banana can be used as tape because of having resistence starch and high fiber food. Starch content at kepok banana is 22- 25%. The quality of banana tape is determined based on chemical characterization during fermentation process. In fermentation of tape have three compound as the products are sugar, alcohol, and organic acid so in this study chemical characteristic that measured are pH, sugar content, and alcohol content as quality control. This research was aimed to know the effect of fermentation time on the chemical characteristic and organoleptic of kepok banana tape. The study was being conducted making kepok banana tape with various fermentation time of 1, 2, 3, 4, 5 and 6 days. The results of fermentation was analyzed by pH, sugar content, alcohol content, and organoleptic. All of data was analyzed by one way ANOVA and continued by BNT test. The result show that fermentation time have effect to chemical characteristic and organoleptic. The best kepok banana tape was produced on third days with chemical characteristic: pH 4,76; sugar content 11,97%; alcohol content 4,45% and organoleptic value to taste, color, texture, and flavor were 5.34; 5.56 ; 4.43; and 5.26 respectively (4=least liked, 5=liked). Based on chemical characteristic and organoleptic test, kepok banana tape good for consumption with fermentation time 3-4 days.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 458, "width": 343, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Tape, Kepok banana, Fermentation time, Chemical characteristic", "type": "Text" }, { "left": 272, "top": 485, "width": 56, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 88, "top": 510, "width": 428, "height": 212, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tape merupakan salah satu makanan fermentasi tradisional di Indonesia. Pisang kepok dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar membuat tape karena memiliki kelebihan pati yang resisten dan serat tinggi. Kandungan pati yang ada pada pisang kepok sekitar 22-25%. Kualitas tape pisang ditentukan berdasarkan karakteristik kimia selama proses fermentasi. Dalam fermentasi tape sendiri selalu melibatkan tiga senyawa sebagai produknya yakni gula, alkohol, dan asam organik sehingga karakteristik kimia yang diukur sebagai kontrol kualitas adalah pH, kadar gula dan kadar alkohol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu fermentasi tape pisang kepok terhadap karakteristik kimia dan organoleptik. Penelitian ini dilakukan dengan membuat tape pisang kepok dengan variasi waktu fermentasi selama 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 hari. Hasil fermentasi diuji pH, kadar gula, kadar alkohol dan organoleptik. Seluruh data dianalisa menggunakan analisis varian (ANOVA) satu arah yang dilanjutkan dengan uji BNT. Hasil penelitian menunjukkan waktu fermentasi berpengaruh terhadap karakteristik kimia dan organoleptik. Tape pisang kepok terbaik dihasilkan pada hari ketiga dengan karakteristik kimia: pH 4,76; kadar gula 11,97%; kadar alkohol 4,45% dan nilai organoleptik terhadap rasa, warna, tekstur, dan aroma berturut-turut sebesar 5,34; 5,56 ; 4,43; dan 5,26 (4= sedikit suka, 5= suka). Berdasarkan hasil uji karakteristik kimia dan organoleptik tape pisang kepok dengan waktu fermentasi 3- 4 hari layak untuk dikonsumsi.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 737, "width": 324, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci : Tape, Pisang kepok, Waktu Fermentasi, Karakteristik kimia", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 38, "width": 93, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN : 2087-9679", "type": "Page header" }, { "left": 282, "top": 38, "width": 246, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teknologi Pangan Vol 8 (2): 99-106 Th. 2017", "type": "Page header" }, { "left": 74, "top": 51, "width": 89, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN: 2597-436X", "type": "Page header" }, { "left": 291, "top": 796, "width": 19, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "100", "type": "Page footer" }, { "left": 135, "top": 76, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 74, "top": 102, "width": 218, "height": 177, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Makanan fermentasi adalah makanan yang digunakan sebagai menu makanan sehari hari karena cara membuatnya sangat mudah, praktis, dan aman. Banyak keuntungan yang dapat diambil dari makanan hasil fermentasi diantaranya baik untuk kesehatan tubuh, memiliki cita rasa yang khas, dan memiliki nilai gizi yang lebih baik. Oleh karenanya, makanan fermentasi menjadi lebih penting untuk menjaga kesehatan tubuh (Fanworth, 2003). Salah satu makanan fermentasi yang disukai adalah tape.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 281, "width": 218, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tape merupakan makanan hasil fermentasi yang sangat populer di Indonesia. Bahan yang biasanya digunakan untuk membuat tape adalah bahan yang mengandung pati seperti singkong ( Manihot utilissima Pohl ) yang telah dilakukan oleh (Hasanah, 2012). Zat pati yang ada dalam bahan makanan diubah menjadi bentuk yang sederhana yaitu gula, dengan bantuan suatu mikroorganisme yang disebut ragi atau khamir.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 433, "width": 218, "height": 218, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu alternatif bahan berpati untuk membuat tape adalah buah pisang mengingat produksi buah pisang menduduki peringkat pertama hasil pertanian di Indonesia. Pemanfaatan buah pisang sendiri baik dari kulit sampai buahnya sudah banyak dilakukan. Dari segi energi, limbah pisang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bioetanol (Suryaningsih dan Pasaribu, 2015). Dari segi pangan, pisang dimanfaatkan untuk tepung, wine , dan pembuatan asam cuka (Byarugaba- Bazirake G.W., 2014) Pembuatan tape pisang sendiri merupakan alternatif baru penganekaragaman olahan buah pisang dibidang pangan.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 654, "width": 218, "height": 108, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pisang yang dipilih sebagai bahan dasar tape adalah jenis pisang kepok ( Musa paradisiaca L). Pisang kepok ini memiliki kelebihan kandungan pati yang resisten dan serat yang tinggi. Kandungan pati dalam pisang kepok sebesar 22-25%. Pisang kepok mengandung senyawa fruktooligosakarida sekitar 0,3% yang merupakan sumber", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 76, "width": 219, "height": 356, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "prebiotik (Umam, M. F. 2012). Pisang kepok termasuk pisang berkulit tebal dengan kulit berwarna kuning apabila sudah matang. Tingkat kematangan pisang menjadi pertimbangan dalam hal membuat pisang. Perubahan kimia yang sangat menonjol pada saat proses pematangan pisang secara alamiah adalah perubahan pati menjadi gula. Saat buah pisang sudah matang, sebagian besar pati akan berubah menjadi sukrosa, glukosa dan fruktosa serta sejumlah kecil maltosa. Kadar pati serentak turun dari 20% daging buah menjadi 1-2% (Shiga, Carpita, Lajolo, Cordenunsi- Lysenko, 2017). Kandungan gula pada pisang yang matang akan lebih dominan sehingga mempengaruhi senyawa yang terbentuk pada saat proses peragian (fermentasi). Proses fermentasi bahan yang mengandung gula oleh yeast akan menghasilkan etanol sebagai produk akhirnya. Pada penelitian ini pisang yang akan diolah adalah pisang kepok yang agak matang, dengan harapan agar tape yang dihasilkan memiliki rasa dominan tape daripada rasa asam atau alkohol.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 435, "width": 219, "height": 163, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kualitas tape secara umum ditentukan dari segi rasa. Tape memiliki rasa manis, sedikit asam dan beraroma alkohol. Fermentasi tape terjadi karena adanya aktivitas mikroba yang mengubah pati menjadi gula, sebagian gula akan diubah menjadi alkohol dan komponen flavor . Selain dari segi rasa, kualitas tape juga dapat ditentukan dari karakteristik kimia tape. Karakteristik dari tape yang bisa diukur adalah jumlah gula, jumlah alkohol dan pH (derajat keasaman).", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 601, "width": 219, "height": 163, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Beberapa penelitian yang telah dilakukan adalah menguji karakteristik kimia tape berbahan dasar selain pisang dengan satu parameter saja. Yulianti (2014) telah melakukan uji kadar alkohol pada tape beras, ketan, dan singkong dengan variasi waktu fermentasi. Santosa (2010) melakukan kajian tentang tape buah sukun dengan uji pH, tekstur, rasa sebagai parameter kualitas tape. Dalam fermentasi tape sendiri selalu melibatkan tiga senyawa sebagai produknya yakni gula, alkohol, dan", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 38, "width": 93, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN : 2087-9679", "type": "Page header" }, { "left": 282, "top": 38, "width": 246, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teknologi Pangan Vol 8 (2): 99-106 Th. 2017", "type": "Page header" }, { "left": 74, "top": 51, "width": 89, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN: 2597-436X", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 796, "width": 19, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "101", "type": "Page footer" }, { "left": 74, "top": 76, "width": 218, "height": 149, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "asam organik sehingga perlu dikaji parameter pH, kandungan gula, dan alkohol sekaligus untuk menentukan kualitas dari tape pisang pada penelitian ini. Pembuatan tape dari pisang sudah dilakukan tetapi untuk jenis pisang yang bebeda. Unika dan Astuti (2015) membuat tape berbahan dasar pisang tanduk dengan variasi waktu dan dosis ragi. Penelitian mengenai tape berbahan dasar pisang kepok masih jarang dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 228, "width": 218, "height": 177, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor yang mempengaruhi fermentasi salah satunya adalah waktu fermentasi. Waktu fermentasi akan mempengaruhi kualitas tape dalam hal layak tidaknya dikonsumsi. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dikaji tentang pengaruh waktu fermentasi terhadap kualitas tape jenis pisang kepok. Kualitas tape pisang kepok dengan variasi lama fermentasi diuji melalui karakteristik kimianya (pH, jumlah gula, jumlah alkohol) dan didukung dengan uji organoleptik untuk melihat tingkat kesukaan orang mengkonsumsi tape pisang.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 426, "width": 151, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PELAKSANAAN", "type": "Section header" }, { "left": 74, "top": 451, "width": 84, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alat dan Bahan", "type": "Section header" }, { "left": 74, "top": 471, "width": 218, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahan yang digunakan dalam penelitian ini: pisang kepok dengan tingkat kematangan yang seragam, dipilih sedikit matang, ragi tape merk NKL yang sudah dihaluskan, akuades .", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 540, "width": 218, "height": 191, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peralatan yang digunakan dalam penelitian:(1) Peralatan untuk preparasi berupa piring, garpu, pisau, baskom, sarung tangan, timbangan analitikal Mettler Toledo MS204S, (2) Peralatan untuk pengolahan berupa kompor, dandang, daun pisang, termometer suhu ruang, plastik (3) Peralatan untuk pengujian berupa: pHmeter digital TOA DKK HM-3OP, tabung reaksi, gelas ukur 5, 10, 20 mL, 1 set destilasi fraksional, pemanas listrik densitymeter Mettler Toledo DM40, mortar, magnetic stirer Labinco, kertas saring Whatman no.92, piknometer HITACHI skala 0-100.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 76, "width": 122, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelaksanaan Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 96, "width": 165, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembuatan Tape Pisang Kepok", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 110, "width": 219, "height": 121, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebanyak 500 g pisang kepok disortasi, dikupas kulitnya dan dicuci air bersih. Pisang yang sudah bersih dikukus selama 15-20 menit. Pada saat dikukus dijaga tingkat kematangannya agar tidak matang sempurna dengan ditandai perubahan warna daging buah kuning muda dengan tekstur lunak. Pisang diangkat dan dibiarkan dingin selama 1 jam.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 234, "width": 219, "height": 246, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebanyak 100 g pisang yang sudah dikukus ditimbang dan ditambahkan ragi tape sebesar 0,5% (b/b) secara merata kesemua bagian. Pemberian inokulum ragi tape tersebut didasarkan pada literatur bahwa inokulum yang ditambahkan dalam pembuatan tape biasanya kurang dari 1% per kilogam bahan, dan umumnya 0,2-0,5% dengan suhu fermentasi pada suhu ruang antara 25-30 o C (Hidayat, 2006). Pisang yang sudah diberi ragi tersebut dibungkus dengan daun pisang dan disimpan dengan variasi waktu fermentasi 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 hari pada suhu ruang. Perlakuan masing- masing sampel diulang sampai dua kali (duplo) pengulangan sehingga terdapat 12 kali percobaan. Sampel hasil fermentasi diuji pH menggunakan pHmeter.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 495, "width": 122, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penentuan Kadar Gula", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 508, "width": 218, "height": 149, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kadar gula ditentukan menggunakan metode Brix (Gebregergs et al. , 2016). Tape hasil fermentasi dihaluskan menggunakan mortar. Sebanyak 5 gram sampel ditimbang dan diencerkan ke dalam labu ukur 100 mL. Larutan sampel dihomogenkan dengan pengaduk magnetik selama 10 menit. Larutan sampel yang homogen disaring dan dianalisa dengan densitymeter untuk menentukan brix. Hasil dibaca pada layar monitor. Cara perhitungan (% brix):", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 660, "width": 210, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Brix (%) = hasil brix x faktor pengenceran.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 686, "width": 138, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penentuan Kadar Alkohol", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 700, "width": 218, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kadar alkohol ditentukan dengan destilasi sampel terlebih dahulu kemudian diukur dengan alat piknometer (Sugiyono, 2010). Tape pisang hasil fermentasi yang sudah dilarutkan dengan air didestilasi", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 38, "width": 93, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN : 2087-9679", "type": "Page header" }, { "left": 282, "top": 38, "width": 246, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teknologi Pangan Vol 8 (2): 99-106 Th. 2017", "type": "Page header" }, { "left": 74, "top": 51, "width": 89, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN: 2597-436X", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 796, "width": 19, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "102", "type": "Page footer" }, { "left": 74, "top": 76, "width": 218, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan suhu terkontrol 75-78 ºC (titik didih etanol) sampai tidak ada yang keluar sebagai destilat. Destilat yang diperoleh merupakan alkohol, kemudian ditentukan volume dan kadar alkoholnya dengan alkoholmeter. Kadar alkohol (%) : Fp x Pembacaan skala alkoholmeter (%).", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 185, "width": 91, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Organoleptik", "type": "Section header" }, { "left": 74, "top": 199, "width": 218, "height": 93, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian organoleptik tape pisang kepok dengan variasi waktu fermentasi dilakukan oleh 15 panelis dari berbagai tingkat usia, pendidikan dan pekerjaan. Rentang skor 1-7 (sangat suka sampai tidak suka). Parameter yang diuji meliputi, warna, rasa, tekstur dan aroma.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 307, "width": 89, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Statistik", "type": "Section header" }, { "left": 74, "top": 327, "width": 218, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data yang diperoleh dianalisis statistik menggunakan ANOVA satu arah ( one way ) selang kepercayaan 5%, dilanjutkan dengan uji BNT untuk melihat tingkat signifikan antar perlakuan.", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 414, "width": 158, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 74, "top": 440, "width": 174, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karakteristik Kimia Tape Pisang", "type": "Section header" }, { "left": 74, "top": 460, "width": 218, "height": 301, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pH Berdasarkan hasil uji nilai pH rata-rata dari tape pisang kepok berkisar antara 4,92- 4,61 selama proses fermentasi dapat dilihat pada Gambar 1. Menurut mikroorganisme pada fermentasi tape termasuk dalam mikroorganisme asidofilik yaitu mikro- organisme yang mampu hidup pada kisaran pH antara 2 sampai 5 (Bede et al. , 2015). Analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan waktu fermentasi berpengaruh nyata terhadap nilai pH dari tape pisang kepok antara waktu fermentasi hari pertama sampai dengan hari kelima. Terjadi penurunan pH tape pisang seiring lamanya waktu fermentasi. Penurunan pH disebabkan oleh aktivitas mikroba yang merombak pati dari pisang menjadi senyawa dengan produk alkohol. Alkohol merupakan senyawa yang bersifat asam. Semakin lama waktu fermentasi alkohol semakin banyak terbentuk, pH semakin turun.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 271, "width": 218, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Nilai rata-rata pH Tape pisang Kepok dengan variasi Waktu Fermentasi .", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 319, "width": 219, "height": 231, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Gambar 1 nilai pH paling kecil terjadi pada fermentasi hari ke-6 dengan nilai sebesar 4,61 dan diperkirakan akan turun terus jika fermentasi dilanjutkan. Apabila proses fermentasi tape terus berlanjut maka terbentuk asam-asam organik karena adanya mikroba dalam ragi tape. Didalam ragi tape terdapat berbagai spesies yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam fermentasi meng- hasilkan tape. Dalam ragi tape mikroba Aspergillus dapat merombak pati menjadi glukosa. Saccharomyces , Candida dan Hansenula mengkonversi glukosa menjadi alkohol, sedangkan Acetobacter dapat merombak alkohol menjadi asam (Dwijoseputro, 2005).", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 559, "width": 110, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kadar Gula Reduksi", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 573, "width": 219, "height": 191, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gula merupakan faktor utama dalam fermentasi tape karena tape yang baik memiliki rasa dominan manis. Pada penelitian ini, gula yang ditentukan adalah gula reduksi. Hasil uji kadar gula reduksi rata-rata memiliki rentang 14,34-9,16% selama fermentasi ditunjukkan pada Gambar 2. Berdasarkan analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan waktu fermentasi ber- pengaruh nyata terhadap kadar gula dari tape pisang kepok. Kadar gula reduksi tertinggi terjadi pada hari pertama fermentasi sebesar 14,34%. Kadar gula yang tinggi pada hari pertama fermentasi", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 38, "width": 93, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN : 2087-9679", "type": "Page header" }, { "left": 282, "top": 38, "width": 246, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teknologi Pangan Vol 8 (2): 99-106 Th. 2017", "type": "Page header" }, { "left": 74, "top": 51, "width": 89, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN: 2597-436X", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 796, "width": 19, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "103", "type": "Page footer" }, { "left": 74, "top": 76, "width": 218, "height": 149, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "disebabkan: pertama, pada penelitian ini menggunakan pisang sedikit matang sehingga pisang sebelum fermentasi sudah mengandung gula. Kedua, sebagian pati yang terkandung dalam pisang mengalami pemecahan menjadi gula saat proses pengukusan. Pisang dengan jenis pisang kepok memiliki kandungan gula sebesar 12,23 g, pati sebesar 22,84 g per 100 gram sehingga menyebabkan buah pisang matang memiliki rasa manis (Aurore et al ., 2009).", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 407, "width": 218, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Nilai Rata-rata Kadar Gula Tape Pisang Kepok dengan Variasi Waktu Fermentasi", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 454, "width": 218, "height": 301, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2 menunjukkan kadar gula semakin menurun seiring lamanya waktu fermentasi. Penurunan kadar gula signifikan terlihat pada fermentasi hari ke-6 dan diperkirakan akan turun terus jika waktu fermentasi berlanjut. Hal tersebut karena perubahan glukosa menjadi etanol oleh kerja yeast yang ada dalam ragi tape. Paulinea et al . 2017 telah menunjukkan penurunan gula hasil fermentasi pisang menggunakan yeast untuk produksi minuman alkohol. Kadar gula terendah sebesar 9,16% dengan waktu fermentasi 6 hari. Pada hari ketiga sampai kelima kadar gula masih cukup tinggi dengan rentang rata-rata 11,97-10,35% karena adanya aktivitas Aspergillus dalam ragi tape yang mengubah pati pisang menjadi gula. Proses fermentasi pada tape melibatkan tiga tahap, yaitu (1) pemecahan pati menjadi glukosa oleh Aspergillus sp ., (2) Perubahan glukosa menjadi etanol oleh kerja khamir, dan (3) Perubahan etanol", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 76, "width": 219, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menjadi asam asetat oleh Acetobacter , sehingga tape terasa asam (Barus, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 118, "width": 80, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kadar Alkohol", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 131, "width": 219, "height": 122, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil uji alkohol menunjukkan bahwa terjadi kenaikan jumlah alkohol selama proses fermentasi. Analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan waktu fermentasi berpengaruh sangat nyata terhadap kadar alhokol tape pisang kepok. Hasil kadar alkohol rata-rata tape pisang kepok pada hari pertama sampai keenam dapat dilihat pada Gambar 3.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 424, "width": 218, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Nilai Rata-rata Kadar Alkohol Tape Pisang Kepok dengan Variasi Waktu Fermentasi", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 472, "width": 219, "height": 246, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kenaikan jumlah alkohol seiring dengan bertambahnya waktu fermentasi karena semakin lama fermentasi maka semakin banyak glukosa yang dirombak menjadi alkohol sehingga kadar alkohol yang dihasilkan semakin tinggi. Pada hari pertama, kadar alcohol masih sangat sedikit yaitu sebesar 0,67%. Hal ini disebabkan bakteri Sacharomyces cerevisiae dalam ragi belum aktif dan masih dalam tahap adaptasi. Meningkatnya kadar alkohol yang dihasil- kan oleh tape pisang kepok berkaitan dengan fase-fase pertumbuhan Sacharomyces cereviciae , yang dimulai dari fase adaptasi ( Lag phase ), fase eksponensial ( Log phase ), fase stasioner ( Stationer phase ), dan fase kematian ( Death phase ) (Paulinea et al ., 2017).", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 720, "width": 218, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3 menunjukkan jumlah alkohol tertinggi terjadi pada hari keenam dengan perbedaan yang cukup signifikan", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 38, "width": 93, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN : 2087-9679", "type": "Page header" }, { "left": 282, "top": 38, "width": 246, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teknologi Pangan Vol 8 (2): 99-106 Th. 2017", "type": "Page header" }, { "left": 74, "top": 51, "width": 89, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN: 2597-436X", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 796, "width": 19, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "104", "type": "Page footer" }, { "left": 74, "top": 76, "width": 218, "height": 287, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan nilai sebesar 11,56%. Menurut Alfarenga et al . (2011) menunjukkan bahwa dalam selang waktu 1- 7 hari kadar etanol dalam tape terus meningkat, sedangkan setelah 7 hari kadar etanol dalam tape menurun. Menurut SNI No. 01-4018-1996 mengenai batas kadar alkohol dalam makanan dan minuman adalah sebesar 8- 20%, artinya tape pisang kepok pada hari keenam masih dalam batas normal. Dari hasil kesepakatan MUI, makanan dan minuman yang mengandung alkohol tidak boleh melebihi 1 %, sehingga makanan dan minuman yang mengandung kadar alkohol melebihi 1 % termasuk dalam kategori haram untuk dikonsumsi (Hasanah, 2012). Namun, batas maksimal yang ditetapkan oleh MUI tersebut berlaku hanya apabila pada kadar alkohol sebesar 1% dalam suatu makanan dapat menyebabkan konsumen merasa hilang kesadaran atau mabuk.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 372, "width": 175, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Organoleptik Tape Pisang Kepok", "type": "Section header" }, { "left": 74, "top": 386, "width": 218, "height": 356, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Organoleptik dilakukan untuk mengetahui tingkat penerimaan konsumen terhadap tape yang terbuat dari pisang kepok dengan perbedaan waktu fermentasi. Hasil uji organoleptik ditampilkan pada Tabel 1. Kesukaan panelis terhadap parameter rasa, warna, tekstur dan aroma berturut-turut berkisar pada nilai 1,84 sampai 5,34; 2,10 sampai 4,50; 2,30 sampai 5,56; 1, 78 sampai 5,26 (tidak suka sampai suka). Hasil uji lanjut menyatakan skor rasa tertinggi dihasilkan pada tape pisang dengan waktu fermentasi 3 hari yang berbeda tidak nyata dengan waktu fermentasi 4 hari dan berbeda nyata pada waktu fermentasi 1, 2, 5 dan 6 hari. Kesukaan panelis terhadap rasa tersebut disebabkan pada hari ke-3 dan ke-4 menunjukkan khas tape yang ideal. Rasa tape yang ideal artinya komposisi gula masih dominan dengan sedikit asam beralkohol yang sejalan dengan karakteristik kimia sebelumnya. Pada hari pertama tape belum terbentuk sehingga rasa khas dari tape belum muncul, baru muncul pada hari kedua dan meningkat hari berikutnya. Menurut Unika (2015) rasa tape meningkat", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 76, "width": 218, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pada hari kedua ketiga dan keempat, akan menurun pada hari ke-5.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 104, "width": 219, "height": 163, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. menunjukkan hasil uji dengan parameter aroma sama dengan hasil uji rasa yaitu skor tertinggi ditunjukkan pada hari ke-3 dan ke-4 sebesar 5,26 dan 5,22. Tingkat kesukaan panelis terhadap aroma menurun setelah hari kelima karena jumlah alkohol pada tape meningkat (lihat Gambar 3) dan keasamannya tinggi (lihat Gambar 1). Menurut Hasanah (2012), semakin lama proses fermentasi, maka kadar alkohol dan keasamannya akan semakin tinggi yang membuat aroma tape semakin menurun.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 269, "width": 219, "height": 232, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil uji lanjut menunjukkan perlakuan lama fermentasi hari ketiga dan keempat berbeda tidak nyata terhadap warna tape pisang kepok. Begitu juga dengan hari kelima tidak berbeda nyata dengan hari keenam. Warna tape pisang akan berubah menjadi kuning cerah semakin lama proses fermentasi. Perubahan warna pada tape pisang salah satunya disebabkan oleh adanya saccharomyses cerevisiae, candida, Hansenulla. Saccharomyses cerevisiae merupakan khamir ” permukaan ” dan selama fermentasi terbawa ke permukaan bahan yang sedang difermentasi oleh gelembung- gelembung karbondioksida yang oleh karenanya memproduksi bagian atas yang mengandung khamir (Barus, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 504, "width": 218, "height": 204, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Tabel 1. tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur tape pisang tertinggi pada fermentasi hari ketiga sebesar 5,56 dan paling rendah pada hari pertama sebesar 2,30. Pada hari pertama, tekstur tape masih agak keras sedangkan pada hari keenam teksturnya sangat lunak. Menurut Hidayat dan Suhartini (2009), semakin lama proses fermentasi, maka jumlah alkohol dan asam-asam organik yang berwujud cair dan yang dihasilkan akan semakin tinggi. Hal inilah yang menyebabkan tekstur tape yang dihasilkan semakin lunak seiring dengan lama fermentasi.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 38, "width": 93, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN : 2087-9679", "type": "Page header" }, { "left": 282, "top": 38, "width": 246, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teknologi Pangan Vol 8 (2): 99-106 Th. 2017", "type": "Page header" }, { "left": 74, "top": 51, "width": 89, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN: 2597-436X", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 796, "width": 19, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "105", "type": "Page footer" }, { "left": 74, "top": 76, "width": 252, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Hasil Uji Organoleptik Tape Pisang Kepok", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 91, "width": 425, "height": 132, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tape Pisang Kepok Variasi Waktu Fermentasi (hari) Skor Rasa Warna Tekstur Aroma 1 1,84 a 2,10 a 2,30 a 1.78 a 2 2,92 b 3,21 b 2,82 b 3.78 c 3 5,34 c 4,43 c 5,56 e 5.26 d 4 5,00 c 4,47 c 5,10 d 5.22 d 5 2,62 b 4,55 d 3,60 c 2.52 b 6 1,90 a 4,50 d 3,16 b 1.80 a", "type": "Table" }, { "left": 104, "top": 246, "width": 158, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 74, "top": 272, "width": 65, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 102, "top": 292, "width": 109, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Waktu Fermentasi", "type": "Table" }, { "left": 74, "top": 292, "width": 218, "height": 190, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berpengaruh terhadap nilai pH, kadar gula, kadar alkohol dan organoleptik tape pisang kepok. Kriteria tape pisang kepok terbaik dihasilkan pada perlakuan waktu fermentasi selama 3 hari dengan nilai pH 4,76; kadar gula 11,97% dan kadar alkohol 4,45%. Nilai organoleptik tape pisang waktu fermentasi 3 hari untuk rasa, warna, tekstur dan aroma berturut-turut sebesar 5,34; 5,56 ; 4,43; dan 5,26 (4= sedikit suka, 5= suka). Berdasarkan hasil uji karakteristik kimia dan organoleptiknya tape pisang dengan waktu fermentasi 3- 4 hari layak untuk dikonsumsi.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 499, "width": 34, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saran", "type": "Section header" }, { "left": 74, "top": 513, "width": 218, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Perlu dilakukan uji kadar gula pada pisang kepok setelah pengukusan sebagai kontrol fermentasi.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 554, "width": 218, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Perlu dikaji variasi pemberian ragi tape untuk menentukan dosis ragi yang tepat.", "type": "List item" }, { "left": 135, "top": 602, "width": 113, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 73, "top": 627, "width": 219, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[BSN] Badan Standar Nasional. (1996). SNI No. 01-4018-1996: Batas Maksimum", "type": "List item" }, { "left": 101, "top": 655, "width": 191, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alkohol dalam Makanan dan Minuman. Jakarta:BSN.", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 688, "width": 219, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alvarenga, R.M., Carrara, A.G., Silva, C., Oliveira, E.S., (2011). Potential", "type": "List item" }, { "left": 101, "top": 716, "width": 191, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Application of Saccharomyces Cerevisiae Strains for the Fermentation of Banana Pulp. Afr. J. Biotechnol . 10 (18):3608 – 3615.", "type": "Table" }, { "left": 309, "top": 268, "width": 218, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aurore, G., Parfait, B., & Fahrasmane, L. (2009). Bananas, Raw Materials For Making Processed Food Products. Food Science and Technology . 20:78 –", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 323, "width": 18, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "91.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 343, "width": 219, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Barus T, Wijaya LN. (2011). Mikrobiota Dominan Dan Perannya Dalam Cita Rasa “ Tape ” Singkong. Biota. 16:354- 361.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 404, "width": 219, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bede, E.N., Okeke, C.E., Amandikwa, C.,", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 418, "width": 191, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2015). Physicochemical properties and sensory evaluation of Kunu-zaki beverage produced by substitution of sweet potato with fruits. Food Technol . 9 (3): 81 – 84.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 493, "width": 219, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Byarugaba-Bazirake, G.W., Byarugaba, W., Tumusiime, M., Kimono, D.A. (2014). The technology of producing banana wine vinegar from starch of banana peels . African Journal of Food Science and Technology . Vol. 5(1):1-5.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 582, "width": 219, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dwidjoseputro. (2005) . Dasar-Dasar", "type": "Table" }, { "left": 336, "top": 595, "width": 169, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mikrobiologi . Jakarta: Djambatan.", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 615, "width": 218, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Farnworth, E.R. (2003). Handbook of Fermented Functional Foods . Ed ke-2. Florida: CRC Pr.", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 663, "width": 219, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gebregergs, A., Gebresemati M., Sahu, O.,", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 676, "width": 192, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2016). Industrial Ethanol from Banana Peels for Developing", "type": "List item" }, { "left": 336, "top": 704, "width": 192, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Countries: Response Surface", "type": "List item" }, { "left": 336, "top": 718, "width": 191, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Methodology. Pacific Science Review A: Natural Science and Engineering 18: 22-29.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 38, "width": 93, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN : 2087-9679", "type": "Page header" }, { "left": 282, "top": 38, "width": 246, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teknologi Pangan Vol 8 (2): 99-106 Th. 2017", "type": "Page header" }, { "left": 74, "top": 51, "width": 89, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN: 2597-436X", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 796, "width": 19, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "106", "type": "Page footer" }, { "left": 73, "top": 76, "width": 219, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasanah, H., Jannah, A., Fasya, A.G. (2012). Pengaruh Lama Fermentasi", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 104, "width": 191, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terhadap Kadar Alkohol Tape Singkong ( Manihot utilissima Pohl ). ALCHEMY , Vol. 2 (1): 68-79.", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 151, "width": 219, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hidayat dan Suhartini. (2009). Mikrobiologi Industri. Andi. Yogyakarta.", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 185, "width": 219, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Irianto, K, (2006), Mikrobiologi: Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 2,", "type": "List item" }, { "left": 101, "top": 212, "width": 191, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bandung: CV. Yrama Widya: 214-", "type": "Table" }, { "left": 101, "top": 226, "width": 24, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "215.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 246, "width": 219, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Paulinea M., Alexandre O., Andoseh, B.K.", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 260, "width": 191, "height": 67, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2017). Production Technique and Sensory Evaluation of Traditional Alcoholic Beverage Based Maize and Banana. International Journal of Gastronomy and Food Science . 10:11 –", "type": "List item" }, { "left": 101, "top": 329, "width": 18, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15.", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 349, "width": 43, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Santosa,", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 349, "width": 191, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Prakosa, C. (2010). Karakteristik tape buah sukun hasil fermentasi Penggunaan konsentrasi ragi yang berbeda. Magistra, No. 73 Th. XXII: 48-55.", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 424, "width": 219, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Shiga, T. M., Carpita N.C., Lajolo, F.M., Cordenunsi-Lysenko, B.R. (2017). Two Banana Cultivars Differ in Composition of Potentially Immunomodulatory Mannan and Arabinogalactan. Carbohydrate", "type": "Table" }, { "left": 101, "top": 502, "width": 111, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Polymers . 164 :31 – 41.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 526, "width": 218, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. R & B. Bandung: Alfabeta.", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 574, "width": 219, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suryaningsih, N.L.S., Pasaribu, Y.P. (2015).", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 587, "width": 191, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dewaka Banana as an Alternative", "type": "List item" }, { "left": 101, "top": 601, "width": 191, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Energy Source. Procedia Food", "type": "Table" }, { "left": 101, "top": 611, "width": 103, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Science 3:211 – 215 .", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 635, "width": 219, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Umam, M. F. (2012). Kajian Karakteristik Minuman Sinbiotik Pisang Kepok ( Musa paradisiaca forma typical )", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 676, "width": 191, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan Menggunakan Starter Lactobacillus Acidophillus Ifo 13951 Dan Bifidobacterium Longum Atcc", "type": "Table" }, { "left": 101, "top": 718, "width": 191, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15707. Jurnal Teknosains Pangan .", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 732, "width": 75, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol.1(1): 2-11.", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 76, "width": 219, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Unika, A. Astuti, N. (2015). Pengaruh jumlah ragi dan waktu fermentasi terhadap sifat organoleptik Tapai pisang tanduk. e-journal Boga . Vol.", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 131, "width": 72, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4(1): 192-201.", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 151, "width": 219, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yulianti, H.C. (2014). Uji Beda Kadar Alkohol Pada Tape Beras, Ketan Hitam Dan Singkong. Jurnal Teknika . Vol 6 (1):531-536.", "type": "Text" } ]
d933b145-9b21-1f71-d1aa-c31b730020f9
http://journalfeb.unla.ac.id/index.php/almana/article/download/1326/888
[ { "left": 85, "top": 38, "width": 365, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Almana : Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol. 4 No. 2/ Agustus 2020 ISSN 2579-4892 print/ ISSN 2655-8327 online", "type": "Page header" }, { "left": 115, "top": 774, "width": 398, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Submitted: March 27, 2020; Revised: July 09, 2020; Accepted: July 27, 2020; Published: August 11, 2020; Website: http://journalfeb.unla.ac.id/index.php/almana 157", "type": "Page footer" }, { "left": 116, "top": 87, "width": 367, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "THE EFFECT OF VIRAL MARKETING ON PURCHASE DECISION WITH CUSTOMER TRUST AS INTERVENING VARIABLE", "type": "Section header" }, { "left": 213, "top": 124, "width": 170, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rio Garia Aprillio 1 , Arry Widodo 2", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 138, "width": 266, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Telkom, Indonesia [email protected] 1 , [email protected] 2", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 176, "width": 429, "height": 212, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract: The study aims to determine the level of influence of viral marketing on purchasing decisions through customer trust in favehotel Hyper Square Bandung. The condition shows more eagerness on their business, the more enhancement on its services. The variables in this study are viral marketing as an independent variable, purchasing decision as a dependent variable, and customer trust as an intervening variable. The used method of this study was a quantitative method with the type of research of descriptive associative with a sample of 400 respondents. The used sampling technique in this study was non-probability sampling. The used methods of data analysis in this research were descriptive analysis method and structural equation modeling (SEM). Data processing was performed by using SmartPLS 3.0 software for Windows. Research Result: (1) Viral marketing variable (X) has an influence significant with intervening variables of customer trust (Z). (2) The effect of intervening variable customer trust (Z)hasn an influence significant on purchase decision (Y). (3) The effect of viral marketing (X) has an influence significant on purchase decision (Y). (4) The indirect effect between viral marketing (X) and purchase decision (Y) through intervening variable customer trust (Z) has a positive indirect effect of 0.296 and t-statistics value of 9.950> 1.96, which means significant.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 391, "width": 316, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Viral Marketing, Purchase Decision, Customer Trust", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 416, "width": 87, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 429, "width": 198, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia defines as the country with rich of charms. Many tourism areas with international attraction potential are located in Indonesia. Moreover, the varying tourism area within Sabang to Merauke forms the uniqueness of Indonesia. Speaking of tourism in Indonesia, every tourism areas in Indonesia began to apply Sapta Pesona, which includes", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 543, "width": 198, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "security, order, cleanliness,", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 555, "width": 50, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "coolness,", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 555, "width": 198, "height": 99, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "beauty, hospitality, and memories. Besides the Indonesian should also have a tourism awareness that has an impact on improving the regional economy. It is shown by the development of hotels, resorts, souvenirs shops, and local special cuisine restaurants.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 657, "width": 198, "height": 98, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The denial of Bandung has become one of the favorable destinations visited by many tourists both domestic and abroad could not be supported. It happens as Bandung contains the diver's tourism experience. Bandung has been popular with its creativity and productivity in various", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 416, "width": 198, "height": 287, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "business activities in tourism. Bandung is known as one of the tourist-friendly city. The data from the Central Statistics Agency (BPS) of Bandung show that tourist arrivals in 2016 reached 5.000.625 individuals supports the data on Bandung as a tourist-friendly city, 173.036 for foreign tourists, and 4.827.589 for domestic tourists.domestik. Table 1. The number of Hotel in Bandung from 2012 to 2016 Year Number of Hotel 2012 301 2013 328 2014 331 2015 334 2016 336 Source: West Java Central Statistics Agency (2020)", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 714, "width": 198, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the table above, it can be seen that the growth of hotels in Bandung has increased every year. It", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 365, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Almana : Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol. 4 No. 2/ Agustus 2020 ISSN 2579-4892 print/ ISSN 2655-8327 online", "type": "Page header" }, { "left": 115, "top": 774, "width": 398, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Submitted: March 27, 2020; Revised: July 09, 2020; Accepted: July 27, 2020; Published: August 11, 2020; Website: http://journalfeb.unla.ac.id/index.php/almana 158", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 429, "height": 219, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "proves that the level of competition between hotels in Bandung is quite tight. Therefore, more entrepreneurs are competing for entering the lodging services industry. Lodging service industry developer increasingly competes by creating a sustainable competitive advantage to face this competition. The phenomenon is conducted for the company could survive and develop in the future. Table 2. Internet User in Indonesia Tahun Number of Users 2016 132,7 M (Equivalent to 51,7% of Population) 2017 143,26 Juta (Equivalent to 54,7% of Population) 2018 171,18 Juta (Equivalent to 64,8% of Population) Source: Apjii (2019) The condition proves that internet users in Indonesia continue to escalate every year. It also proves that", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 270, "width": 429, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian have been accepting the presence of the Internet. The dissemination of information is varying from Facebook, Twitter, Instagram, and other social media. The purpose of using the internet in Indonesia varies from chatting, sending pictures, giving comments on a particular product, to marketing a business for free.", "type": "Table" }, { "left": 139, "top": 609, "width": 321, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 1. The Data of Internet User based on the Accessed Content Source: Apjii (2016)", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 644, "width": 198, "height": 112, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 1 shows the survey results of internet user statistics in Indonesia made by the Association of Indonesian Internet Service Providers in 2016. It states that the number of social media users in 2016 reached 129.2 million or 97%. The data in Figure 1.6 shows the high use of the internet especially social media triggering the spread of", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 644, "width": 198, "height": 112, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "information through social media. Social media users could freely edit, add, modify the text, images, videos, and various other content. There are various types of social media such as Twitter, Facebook, Instagram, Google+, Linked, Youtube, and many more. It means that social media is the right media to spread information as it has the largest", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 365, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Almana : Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol. 4 No. 2/ Agustus 2020 ISSN 2579-4892 print/ ISSN 2655-8327 online", "type": "Page header" }, { "left": 115, "top": 774, "width": 398, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Submitted: March 27, 2020; Revised: July 09, 2020; Accepted: July 27, 2020; Published: August 11, 2020; Website: http://journalfeb.unla.ac.id/index.php/almana 159", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 198, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "percentage of internet user behavior in Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 198, "height": 389, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Helm (2000) in Yessy et al (2019) identifies Viral Marketing as a concept of communication and distribution that relies on customers to send digital marketing messages of products through electronic messages to other potential customers in their social scope. It also makes these potential customers send messages on the same product. Viral marketing develops through the internet, which duplicates itself more and more, similar to the work of a computer virus. Viral marketing works by spreading information through a database of registered internet users for mass use from free electronic websites such as Yahoo, Hotmail, and Gmail. Those internet websites provide free e- mail services and offer various product offers along with the e-mail service. The initial process of Viral Marketing could begin from various parties even from the company. Information on this product must come from parties who are direct consumers or from parties who are having great individuals for influencing others similarly like travel communities or travel vloggers or related to products. Thus, the offered product information will be more effectively accepted by consumers.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 505, "width": 198, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The object under the study also conducted some viral marketing through the official Instagram of favehotel Hyper Square Bandung under the username", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 555, "width": 198, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "@favehypersquare, which collaborated with several influencing accounts and media partners to disseminate information on products and events such as hotel blogger accounts and influencing account of @hotelopedia, @fazatraveldiary, @reviewhotelresto,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 644, "width": 197, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "@abdillahhw, @herman.oey, @whatsnewbandung_, @rikaekawati,", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 669, "width": 198, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "and many more. Moreover, favehotel Hyper Square conducts email blast which means that information is distributed to many consumers using a database. Favehotel Hyper Square also invites hotel reviewers to assess the quality of products and services that will", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 87, "width": 198, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "be conveyed through online travel sites, which means this is word of mouth through the internet media. It purposes to influence other people who read the information for believing and finally staying at favehotel Hyper Square Bandung short term or long term.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 176, "width": 198, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Trust defines as the belief of one party regarding the intentions and behavior aimed at the other party. Thus, consumer confidence defines as the expectation of consumer expectation on service providers are trusted or relied upon to fulfill their promises (Siagian &", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 264, "width": 198, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cahyono, 2014). Meanwhile, Romdonah (2015) infers that Purchase", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 290, "width": 198, "height": 60, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Decision defines as a decision-making process of purchase, which includes determining what will be purchased or leave out through the decision from previous activities.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 353, "width": 198, "height": 175, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the problems faced by consumers related to trust in the information provided through social media of Instagram that spreads through Viral Marketing, it may influence consumer purchasing decisions that reviewing information from reliable sources. Based on the description above, the researcher is interested in conducting a manuscript under the title of The Effect of Viral Marketing on Purchase Decision with Customer Trust as an Intervening Variable on Favehotel Hyper Square Bandung.", "type": "Text" }, { "left": 386, "top": 543, "width": 58, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METHODS", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 555, "width": 198, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the variables, the quantitative method will be used in this study, where researchers will compare the reality of the topic raised with existing theories. A descriptive study is used in the study as the type of research based on the research objectives.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 644, "width": 198, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study used using the ordinal scale. According to Indrawati (2015) defines the ordinal scale as a scale, which is not only classifying an existing variable but also provides the ranking between categories.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 720, "width": 198, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The population in this study is the customer who has stayed at favehotel Hyper Square Bandung. The sample", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 365, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Almana : Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol. 4 No. 2/ Agustus 2020 ISSN 2579-4892 print/ ISSN 2655-8327 online", "type": "Page header" }, { "left": 115, "top": 774, "width": 398, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Submitted: March 27, 2020; Revised: July 09, 2020; Accepted: July 27, 2020; Published: August 11, 2020; Website: http://journalfeb.unla.ac.id/index.php/almana 160", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 198, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "used was 400 respondents taken from favehotel Hyper Square customers who have stayed over the age of 17 years. The reason for choosing the criteria above the age of 17 years is based on the respondent's assumption that the respondent could be independent in providing answers. Moreover, it is also following the conditions of staying in a hotel, which requires Identity Card.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 214, "width": 198, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The data analysis technique was Structural Equation Modeling (SEM). (Santosa, 2018) states that structural equation modeling (SEM) is a statistical", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 87, "width": 198, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "method used by researchers in various fields, such as social-behavioral, education, biology, economy, medical, and marketing researches.", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 150, "width": 153, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESULTS AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 163, "width": 198, "height": 99, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The analyzed variable in this study is: (1) Viral Marketing (X); (2) Purchase Decision (Y); (3) The Intervening Variable is Customer Trust (Z). This study conducted the process of data description both qualitatively and quantitatively for depicting the quality of each variable.", "type": "Text" }, { "left": 158, "top": 565, "width": 283, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 2. The Result of Outer Model Source: The Result of Data Analysis from SmartPLS 3.0 (2020)", "type": "Caption" }, { "left": 93, "top": 596, "width": 393, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 3. The Value of Convergent Validity Variable AVE Critical Value Model Evaluation Viral Marketing (X) 0,613 > 0,5 Valid Purchase Decision (Y) 0,504 Valid Customer Trust (Y) 0,698 Valid", "type": "Table" }, { "left": 158, "top": 688, "width": 283, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Source: The Result of Data Analysis from SmartPLS 3.0 (2020)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 712, "width": 198, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In the construct validity test, in general, it can be measured by loading score parameters and using AVE", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 712, "width": 198, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "parameters. AVE score must be> 0.5 and for loading scores must be> 0.5. If the loading score <0.5 this indicator can", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 365, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Almana : Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol. 4 No. 2/ Agustus 2020 ISSN 2579-4892 print/ ISSN 2655-8327 online", "type": "Page header" }, { "left": 115, "top": 774, "width": 398, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Submitted: March 27, 2020; Revised: July 09, 2020; Accepted: July 27, 2020; Published: August 11, 2020; Website: http://journalfeb.unla.ac.id/index.php/almana 161", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 198, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "be removed from the construct because this indicator is not loaded into the construct that represents. However, if the loading score is between 0.5 - 0.7,", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 87, "width": 198, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "the researcher should not delete the indicator that has the loading as long as the AVE score for the indicator is> 0.5 (Abdillah & Hartono, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 158, "top": 441, "width": 283, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 3. The Model of Path Diagram Inner (Bootstrapping) Source: The Result of Data Analysis from SmartPLS 3.0 (2020)", "type": "Caption" }, { "left": 91, "top": 476, "width": 186, "height": 105, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 4. The Value of R-Square Variable 𝐑 𝟐 Purchase Decision 0,786 Customer Trust 0,504 Source: The Result of Data Analysis from SmartPLS 3.0 (2020)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 592, "width": 198, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 4 shows that the R-square value of the customer trust variable is 0.504. It means that the changes in the variation of customer trust variable could be explained by the viral marketing variable at 50.4%, while the remaining", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 476, "width": 198, "height": 162, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "49.6% is explained by other variables excluded from this study. The value on other variables is considered moderate as it reached above 0.33. Furthermore, the R-square value of the purchase decision variable is 0.786, meaning that the variation in the change in the purchase decision variable can be explained by a viral marketing variable of 78.6%, while the remaining 21.4% is explained by other variables excluded from this study. The value is considered as moderate as it reached above 0.33.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 365, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Almana : Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol. 4 No. 2/ Agustus 2020 ISSN 2579-4892 print/ ISSN 2655-8327 online", "type": "Page header" }, { "left": 115, "top": 774, "width": 398, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Submitted: March 27, 2020; Revised: July 09, 2020; Accepted: July 27, 2020; Published: August 11, 2020; Website: http://journalfeb.unla.ac.id/index.php/almana 162", "type": "Page footer" }, { "left": 88, "top": 87, "width": 423, "height": 232, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 5. Hypotheses Testing Original Sample (O) Sample Mean (M) Standar Deviation (STDEV) T-Statistics (|O/STDEV) P Values Viral Marketing -> Customer Trust 0,710 0,712 0,030 23,792 0,000 Customer Trust -> Purchase Decision 0,417 0,420 0,037 11,327 0,000 Viral Marketing -> Purchase Decision 0,540 0,538 0,037 14,673 0,000 Viral Marketing -> Purchase Decision (Indirectly through customer trust) 0,296 0,299 0,030 9,950 0,000", "type": "Table" }, { "left": 193, "top": 330, "width": 241, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Source: The Data Analysis from SmartPLS 3.0 (2020)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 354, "width": 198, "height": 98, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The result of the study depicts the effect of viral marketing on customer trust, and its positive result may be seen in Table 5 with the value of positive path coefficients of 0.710. The t-statistics shows the value of 23.792 > 1.96, which means significant. Thus, H 1 in this study was accepted and H 0 was rejected.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 455, "width": 198, "height": 111, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Another result of the study shows the influence of customer trust towards purchase decisions, which could be seen in Table 5. The result obtains the value of positive path coefficients with 0.417. The t-statistics achieved a value of 11.332 > 1.96, which means significant. Therefore, H 2 in this study is accepted and H 0 is rejected.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 569, "width": 198, "height": 85, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The result of the effect of viral marketing towards purchase decisions could be seen in table 5. It obtained positive path coefficients of 0.540 and t- statistics of 14.673 > 1.96, which means significant. Hence, H 3 in this study was accepted and H 0 was rejected.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 657, "width": 198, "height": 99, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The indirect effect between viral marketing towards purchase decisions through customer trust can be seen in Table 5. The result obtained a positive indirect effect of 0.296 and at-statistics value of 9.950 > 1.96, which means significant. Thus, H 4 in this study was accepted and H 0 was rejected.", "type": "Text" }, { "left": 376, "top": 353, "width": 77, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 366, "width": 198, "height": 61, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the results of research and analysis that has been conducted, some conclusions are obtained for answering the problems formulated in this study, which are as follows:", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 429, "width": 198, "height": 263, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results show that Viral Marketing is classified in the category of good. Also, there are positive and significant influences that show the relationship between Viral Marketing and Customer Trust. The results show that the Purchase Decision is classified as quite good. Also, there are positive and significant influences that indicate a relationship between the Customer Trust and the Purchase Decision. The results show that Customer Trust is classified in the category of good. In addition, there are positive and significant influences that indicate a relationship between Viral Marketing and Purchase Decisions. Viral Marketing has an indirect positive and significant effect on Purchase Decisions through Customer Trust at favehotel Hyper Square Bandung.", "type": "Text" }, { "left": 375, "top": 708, "width": 75, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 720, "width": 197, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abdillah, W., & Hartono. (2015). Partial Least Square (PLS) . Andi. Apjii. (2016). Periaku Pengguna Internet", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 365, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Almana : Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol. 4 No. 2/ Agustus 2020 ISSN 2579-4892 print/ ISSN 2655-8327 online", "type": "Page header" }, { "left": 115, "top": 774, "width": 398, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Submitted: March 27, 2020; Revised: July 09, 2020; Accepted: July 27, 2020; Published: August 11, 2020; Website: http://journalfeb.unla.ac.id/index.php/almana 163", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 198, "height": 200, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia . Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. Apjii. (2019). Internet User in Indonesia . Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. apjii.or.id Indrawati. (2015). Metode Penelitian Manajemen dan Bisnis Konvergensi. Teknologi Komunikasi dan Informasi . Aditama. Romdonah, R. (2015). Pengaruh Inovasi Produk, Harga, dan Citra merek Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Beat (Studi Pada Konsumen Dealer Honda", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 87, "width": 401, "height": 213, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pratama Kurnia Kasih) . Santosa, P. I. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif: Pengembangan Hipotesis dan. Pengujiannya Menggunakan SmartPLS . Andi. Siagian, H., & Cahyono, E. (2014). Analisis Website Quality, Trust, dan Loyalty Pelanggan Online Shop. Jurnal Manajemen Pemasaran , 8 (2). Yessy, A., Prasetyo, F. H., & Sulistyowati, R. (2019). How Social Media Marketing Influences Online Purchasing Decision: Study of the Viral Marketing and Perceived Ease of Use. KnE", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 277, "width": 84, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Social Sciences .", "type": "Text" } ]
7d89947b-0690-4672-2da8-d3acdf3662c4
https://jayapanguspress.penerbit.org/index.php/ganaya/article/download/1833/931
[ { "left": 172, "top": 36, "width": 95, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jayapangus Press", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 48, "width": 160, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ganaya: Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora", "type": "Table" }, { "left": 334, "top": 36, "width": 137, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 5 Nomor 3 (2022)", "type": "Page header" }, { "left": 334, "top": 48, "width": 158, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN :2615-0913(Media Online) Terakreditasi", "type": "Table" }, { "left": 223, "top": 786, "width": 291, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://jayapanguspress.penerbit.org/index.php/ganaya 243", "type": "Page footer" }, { "left": 149, "top": 95, "width": 309, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Trash-Talking Pemain Mobile Legends: Bang Bang Mahasiswa FKIP UNS", "type": "Section header" }, { "left": 187, "top": 139, "width": 229, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mia Ambarwati 1 , Nurhadi 2 , Abdul Rahman 3", "type": "Text" }, { "left": 209, "top": 153, "width": 188, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "123 Unversitas Sebelas Maret Surakarta", "type": "Text" }, { "left": 238, "top": 167, "width": 130, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 281, "top": 196, "width": 44, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 210, "width": 434, "height": 301, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In this digital era, the development of online games in the world is increasing. The most popular online game in Indonesia is Mobile Legends: Bang Bang. One of the things that stands out in the game Mobile Legends: Bang Bang is the occurrence of trash-talking behavior. The purpose of this study is to find out the meaning of trash- talking players in Mobile Legends: Bang Bang. The method used is descriptive qualitative research method. The research data were collected using the participant observation method. The data sources in this study were 5 participants, determined using a purposive sampling technique with the criteria that FKIP UNS students were actively playing the online game Mobile Legends: Bang Bang. The data analysis technique in this study used the equivalent method. The results showed that the type of trash-talking was divided into four categories, namely the category of intelligence/intelligence including: pekok, tolol, noob, goblok, beleguk, kehed and pe’ak . Sexuality categories include: lee, sangean, ngentot and pepek . The category of disgusting animals is in the form of animal names such as: babi, asu and anjing. The general categories are cuk, lol, fuck, dancok, najis, bangsat, modar, bajingan and bacot . The meaning of trash-talking seen from the situation that occurs is divided into two, namely positive and negative meanings. Positive meaning occurs when trash-talking presents a pleasant situation such as breaking the atmosphere, as a symbol of intimacy, giving a humorous effect and motivating players. The negative meanings occur when trash-talking presents toxic behavior such as annoyance, anxiety, expressions of anger, humiliation and disappointment of the players. Trash-talking in the online game Mobile Legends: Bang Bang is a form of cultural expression as part of local wisdom that characterizes the players' regions of origin.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 527, "width": 366, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Meaning; Mobile Legends; Bang Bang; Toxic; Trash-Talking", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 555, "width": 45, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 569, "width": 434, "height": 190, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada era digital ini, perkembangan game online di dunia semakin meningkat. Game online yang terpopuler di Indonesia adalah Mobile Legends: Bang Bang. Salah satu hal yang menonjol dalam permainan Mobile Legends: Bang Bang adalah terjadinya perilaku trash-talking . Tujuan penulisan ini untuk mengetahui makna trash-talking pemain Mobile Legends: Bang Bang. Metode yang digunakan yaitu metode penulisan kualitatif deskriptif. Data penulisan dikumpulkan menggunakan metode observasi partisipan. Sumber data dalam penulisan ini adalah 5 partisipan, ditentukan menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria yaitu mahasiswa FKIP UNS yang aktif bermain game online Mobile Legends: Bang Bang. Teknik analisis data dalam penulisan ini menggunakan metode padan. Hasil penulisan menunjukkan jenis trash- talking dibagi ke dalam empat kategori yaitu kategori intelegensi / kecerdasan meliputi: pekok, tolol, noob, goblok, beleguk, kehed dan peak. Kategori seksualitas meliputi: lee, sangean, ngentot dan pepek. Kategori hewan yang menjijikkan berupa nama hewan seperti: babi, asu dan anjing. Kategori umum yaitu cuk, lol, fuck, dancok, najis, bangsat,", "type": "Text" }, { "left": 230, "top": 786, "width": 287, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://jayapanguspress.penerbit.org/index.php/ganaya 244", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 75, "width": 433, "height": 121, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "modar, bajingan dan bacot. Makna trash-talking dilihat dari situasi yang terjadi, dibedakan menjadi dua yaitu makna positif dan negatif. Makna positif terjadi ketika trash-talking mempresentasikan keadaan yang menyenangkan seperti mencairkan suasana, sebagai simbol keakraban, memberikan efek humor serta menjadi motivasi pemain. Makna negatif terjadi ketika trash-talking mempresentasikan perilaku toxic seperti bentuk kekesalan, kecemasan, ekspresi kemarahan, penghinaan serta kekecewaan para pemain. Trash-talking dalam game online Mobile Legends: Bang Bang merupakan salah satu wujud ekspresi budaya sebagai bagian dari kearifan lokal yang menjadi ciri khas daerah asal para pemain.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 213, "width": 373, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Makna; Mobile Legends: Bang Bang; Toxic; Trash-Talking", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 241, "width": 68, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 254, "width": 436, "height": 136, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada saat ini perkembangan jenis permainan semakin meningkat bukan lagi permainan dengan model bertatap muka secara langsung namun berganti menjadi permainan digital secara virtual menggunakan smartphone yang disebut dengan game online Ardiani, dkk dalam (Udiyani et al. , 2016). Salah satu game online yang terkenal di dunia adalah Mobile Legends: Bang Bang. Berdasarkan hasil perhitungan pada (Active Player, 2021) jumlah pemain aktif Mobile Legends: Bang Bang di seluruh dunia dari bulan januari 2021 hingga mei 2021 terus mengalami peningkatan dihitung berdasarkan banyaknya pemain yang bermain bersamaan dan dalam waktu yang bersamaan. Jumlah pemain aktif Mobile Legends: Bang Bang di seluruh dunia dari bulan januari 2021 hingga mei 2021 dapat dilihat melalui gambar grafik di bawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 580, "width": 403, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Jumlah Pemain Mobile Legends: Bang Bang Secara Global Tahun 2021 Sumber: (Active Player, 2021)", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 607, "width": 434, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mobile Legends: Bang Bang juga merupakan game online terpopuler di Indonesia berdasarkan hasil laporan Hootsuite (We Are Social). Hasil laporan menunjukkan bahwa dari 10 daftar game online terpopuler di Indonesia pada tahun 2020 dilihat dari kategori pengguna aktif terbanyak per bulan, Mobile Legends : Bang Bang menempati posisi yang pertama (Rizal, 2021). Pemain aktif bulanan Mobile Legends: Bang Bang di Indonesia berdasarkan data dari Moonton di dominasi oleh pulau Jawa dan Sumatera sebanyak 35 juta dengan presentase di pulau Jawa sebesar 52% dan Sumatera 29,38%, dalam (Pratnyawan & Dwi Rachmanta, 2021). Salah satu hal yang menonjol dalam permainan Mobile Legends: Bang Bang adalah terjadinya trash-talking. Trash- talking merupakan tindakan yang dilakukan oleh individu dalam bentuk komunikasi dengan sengaja serta memiliki tujuan atau motif tertentu baik hanya sekadar untuk", "type": "Text" }, { "left": 230, "top": 786, "width": 287, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://jayapanguspress.penerbit.org/index.php/ganaya 245", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 75, "width": 434, "height": 591, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kesenangan maupun untuk mengganggu lawan sebagai bentuk intimidasi dan pengalihan, (Oka Candrakusuma et al ., 2017). Oleh karena itu, trash-talking termasuk bagian dari perilaku toxic . Toxic sendiri merupakan istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan perilaku para pemain yang melanggar norma-norma sosial dan aturan permainan. Perilaku ini dapat berupa tindakan verbal seperti pelecehan, penghinaan dan spam chat . Tindakan toxic juga dapat berbentuk toksisitas moral seperti pemain yang dengan sengaja bermain buruk sehingga dapat merugikan timnya (Lee et al. , 2022). Penulisan sebelumnya yang relevan dengan penulisan ini telah banyak dilakukan. Secara garis besar, tema penulisan tersebut mencakup 3 hal yaitu tentang: (1) game online Mobile Legends: Bang Bang, (2) perilaku trash-talking dalam dunia maya dan (3) perilaku trash-talking dalam dunia nyata. Adanya kecanduan bermain game online Mobile Legends: Bang Bang, dipengaruhi oleh faktor seperti adanya reward, feedback pada game , mengurangi rasa bosan, rasa kesepian, ketidakmampuan bersosial bagi pemain yang kecanduan, rendahnya self esteem dan self efficacy , lingkungan virtual , (Irmayani & Attas, 2020). Game online Mobile Legends: Bang Bang juga membentuk perilaku agresif sebagai bentuk ekspresi para pemain ketika mengalami kekalahan. Namun dari kekalahan yang terjadi, pemain termotivasi untuk bermain kembali agar mendapatkan kemenangan (Rakhmawati et al ., 2020). Interaksi para pemain dapat didukung dengan adanya komunikasi virtual pada game Mobile Legends yang terjadi pada aspek dunia maya, komunitas maya, chat rooms , interaktivitas, dan multimedia (Wijaya & Paramita, 2019). Saluran komunikasi dalam game online Mobile Legends: Bang Bang dibedakan menjadi dua yakni komunikasi verbal dan komunikasi non verbal. Saluran komunikasi verbal berupa discord, microphone dan voice chat , komunikasi non verbalnya berupa sticker dan emoji. Bentuk komunikasi verbal berupa mabar dan squad sedangkan bentuk komunikasi non verbal berupa istilah-istilah khusus seperti noob , AFK, GG, GGWP, savage, buff , dan sebagainya (Valentina & Sari, 2018). Trash-talk dalam game online Mobile Legends: Bang Bang disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi bermain dengan orang yang belum dikenal sebelumnya, keterbatasan bahasa pemain, hasil permainan yang tidak sesuai dengan keinginan. Sedangkan faktor eksternal yaitu kondisi lingkungan, gangguan jaringan dan pengaruh media online (Warits Mariansa Putri et al ., 2020). Perilaku trash-talking dalam dunia maya tak hanya dilakukan pada Mobile Legends: Bang Bang namun juga pada game online dota. Terdapat dua motif atau alasan para pemain melakukan trash-talking dalam game online dota diantaranya yaitu untuk mencari kepuasan dan hiburan dengan menghina lawan serta untuk meningkatkan performa permainan dota (Oka Candrakusuma et al ., 2017). Perilaku trash-talking di dunia maya lainnya dapat dilihat pada penulisan yang dilakukan oleh (Rahman, 2019) terhadap komentar warganet bernama Anton dalam akun instagram Chika Jessica. Hasil penulisan menunjukkan bahwa komentar Anton tersebut merupakan kata-kata cabul, vulgar language serta penyebutan nama dan hinaan hal ini berpotensi melanggar hukum. Penggunaan variasi dan ragam makian dalam media sosial memiliki karakteristik yang sama jika dilihat berdasarkan tingkat sosial dalam masyarakat meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan pekerjaan (Triadi, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 668, "width": 434, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sejenis dengan perilaku trash-talking, pada penulisan yang dilakukan oleh (M. & Wakas, 2020) membahas terkait dengan jenis perilaku agresif verbal di media sosial yang dibedakan menjadi tiga jenis yaitu agresi verbal aktif langsung dan agresi verbal pasif berupa kata-kata menjelekan, caci maki, dan umpatan serta perilaku agresif verbal tidak langsung yang berupa penyebaran fitnah dan adu domba. Sedangkan perilaku trash-talking dalam dunia nyata dapat dilihat dari penulisan yang dilakukan oleh (Ibda, 2019) tentang tujuan penggunaan umpatan khas warga Temanggung meliputi ujaran", "type": "Text" }, { "left": 230, "top": 786, "width": 287, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://jayapanguspress.penerbit.org/index.php/ganaya 246", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 75, "width": 433, "height": 163, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "thelo, jidor, sikem, dan sikak . Terdapat 2 bentuk makian di Temanggung meliputi makian kata dan makian frasa dengan dua jenis makna yakni sebagai perlawanan atau wujud kemarahan dan juga bermakna sebagai wujud ekspresi kebudayaan yang menjadi kearifan lokal Kabupaten Temanggung. Selain itu terdapat plesetan pisuhan dalam bahasa Jawa yang dilakukan para remaja dan pemuda dewasa sebagai strategi peningkatan identitas diri dan etika komunikasi (Sudarmaningtyas & Rochiyati, 2020). Pada masyarakat Mataram, penggunaan pisuhan di plesetkan dengan bentuk lain sehingga tidak langsung menunjuk pada kata yang dimaksud . Sedangkan pisuhan dalam masyarakat arek tidak secara langsung menggunakan pisuhan yang ada dalam masyarakat Mataraman, melainkan menggantikan atau menambahkannya dengan kata lain sehingga tidak sama persis dengan pisuhan pada masyarakat Mataraman (Sholihatin, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 241, "width": 434, "height": 204, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan informasi diatas maka penulis memfokuskan penulisan ini pada bagaimana makna trash-talking dalam game online Mobile Legends: Bang Bang. Penulisan ini menggunakan teori interaksionisme simbolic menurut Herbert Blumer. Herbert Blumer dalam (Blumer, 1969) menyatakan bahwa interaksionisme simbolic bersandar pada tiga analisis hal sederhana. Premis pertama yaitu bahwa manusia bertindak terhadap sesuatu atas dasar makna yang dimiliki atas benda-benda. Premis kedua yaitu makna dari hal-hal tersebut berasal atau muncul dari interaksi sosial yang dimiliki seseorang dengan sesamanya. Premis ketiga adalah bahwa makna-makna ini ditangani, dan dimodifikasi melalui, proses interpretatif yang digunakan oleh orang dalam berurusan dengan hal-hal yang dia temui. Interaksionisme simbolic memandang makna atas sesuatu berasal dari proses interaksi sosial. Makna sesuatu bagi seseorang muncul berdasarkan tindakan-tindakan seseorang yang berkaitan dengan sesuatu tersebut. Penulis juga telah menentukan ruang lingkup penulisan yang lebih kecil yaitu mahasiswa FKIP UNS Surakarta Jawa Tengah. Sehingga judul dari penulisan ini adalah perilaku trash-talking pemain Mobile Legends: Bang Bang mahasiswa FKIP UNS.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 461, "width": 39, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 475, "width": 434, "height": 204, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penulisan ini menggunakan metode penulisan kualitatif deskriptif dengan mengambarkan dan menganalisis fenomena atau permasalahan yang terjadi dalam masyarakat sehingga menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata. Penulisan ini memberikan gambaran secara mendetail mengenai permasalahan yang ada berdasarkan data verbal yang kemudian dianalisis dan diidentifikasikan maknanya. Data verbal diambil dari trash-talking yang dilakukan oleh pemain Mobile Legends: Bang Bang pada saat bermain game . Pada penulisan ini, penulis mengumpulkan data primer dengan menggunakan metode observasi. Jenis observasi yang digunakan adalah observasi partisipan yaitu penulis ikut serta melakukan apa yang dilakukan oleh sumber data. Sumber data dalam penulisan ini adalah partisipan berjumlah 5 orang yang ditentukan menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut: (1) Partisipan merupakan mahasiswa aktif FKIP UNS baik laki-laki maupun perempuan, (2) Partisipan merupakan pemain aktif game online Mobile Legends: Bang Bang dengan waktu bermain minimal sehari satu kali, (3) Partisipan minimal berada di rank epic dalam game online Mobile Legends: Bang Bang.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 682, "width": 444, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknik analisis data dalam penulisan ini menggunakan metode padan. Metode padan merupakan cara menganalisis data untuk menjawab masalah yang diteliti dengan alat penentu berasal dari luar bahasa seperti ( referen , organ wicara , bahasa lain, tulisan, mitra wicara dan aspek sosial). Jenis metode padan yang digunakan adalah metode padan pragmatis yaitu dengan menganalisis data berdasarkan konteks trash-talking tersebut dilontarkan. Metode padan dapat dijalankan dengan dua teknik yaitu teknik dasar dan", "type": "Text" }, { "left": 226, "top": 784, "width": 289, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://jayapanguspress.penerbit.org/index.php/ganaya 247", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 75, "width": 443, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "teknik lanjutan. Teknik dasar menggunakan teknik pilah unsur penentu dengan alat yaitu kemampuan penulis dalam memilah data dengan penentu tersebut. Sedangkan teknik lanjutan menggunakan teknik hubung banding yang dapat meliputi hubung banding menyamakan, membedakan dan menyamakan hal-hal pokok untuk menangani objek penulisan. Hasil analisis data disajikan secara deskriptif berupa makna trash-talking yang diteliti.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 172, "width": 117, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 185, "width": 434, "height": 122, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Komunikasi antar pemain game online Mobile Legends: Bang Bang terjadi secara online saat pertandingan berlangsung melalui fitur yang telah disediakan yaitu room chat dan voice note . Kemudahan akses komunikasi dalam game online Mobile Legends: Bang Bang menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi munculnya trash- talking antar pemain. Trash-talking yang dilakukan memiliki maksud dan tujuan tertentu sesuai dengan situasi permainan yang sedang terjadi. Penulis memperoleh berbagi kejadian trash-talking yang dilakukan oleh 5 partisipan terpilih pada game online Mobile Legends: Bang Bang dalam berbagai macam situasi. Hasil observasi dapat dilihat melalui tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 310, "width": 364, "height": 114, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Hasil Observasi No. Nama User / Partisipan Trash-Talking 1. backstabber asu, bacot, noob, pekok, tolol 2. littleghiph dancok, goblok, ngentot, pepek, sangean 3. chicken beleguk, kehed, lee 4. sushilo babi, cuk, fuck, LOL, pekak 5. samare bangsat, bajingan, goblok, modar, pepek (Sumber: Olahan Peneliti)", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 426, "width": 434, "height": 163, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data pertama diperoleh dari partisipan dengan user bernama backstabber. Partisipan melakukan trash-talking dalam berbagai situasi permainan. Kata pekok dilontarkan oleh user backstabber karena pada awal pertandingan menit ke-3 sudah terdapat tiga anggota timnya yang mati. Kata pekok kembali dilontarkan lantaran tidak ada yang membantunya saat melakukan serangan pada lawan. Kata tolol dilontarkan oleh user backstabber saat turret base s egera hancur. Namun keadaan ini dapat dipulihkan oleh pemain, sehingga turret tidak jadi hancur. Tetapi akan kembali melontarkan umpatan dengan kalimat asu kabeh yang ditunjukkan oleh lawan karena kembali berhasil menyerang turret . Hal ini membuat suasana permainan menjadi memanas sehingga user melontarkan kata bacot . User backstabber juga menulis kalimat-kalimat di room chat dengan maksud menantang lawan. Merasa tak terima, lawan langsung membalasnya dengan maksud menerima tantangan.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 592, "width": 434, "height": 163, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Trash-talking kembali terjadi pada menit akhir pertandingan . Kalimat lancelot noob wkwk dilontarkan oleh user backstabber dikarenakan terdapat tim lawan dengan hero bernama lancelot yang gagal membunuhnya ketika melakukan serangan. Lancelot membalasnya dengan kalimat awas lu, habis ini mati. Lancelot kembali melakukan serangan, namun user berhasil menyelamatkan diri. User kemudian kembali ke base untuk menambah nyawa. Ketika, user sedang asik membersihkan minion untuk menambah poin, hero lancelot berupaya menyerangnya dari arah samping dan dibantu oleh temannya dari arah depan hingga akhirnya user pun mati. Lancelot membalas hinaan user dengan juga melontarkan kata noob. Situasi semakin memanas, dan lawan secara kompak melakukan serangan dengan memanggil lord (robot yang bertugas membantu tim yang berhasil membunuhnya) dan membunuh pemain lain. Pada akhirnya tim harus menerima kekalahan karena turret sudah berhasil dihancurkan oleh lawan.", "type": "Text" }, { "left": 226, "top": 784, "width": 289, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://jayapanguspress.penerbit.org/index.php/ganaya 248", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 75, "width": 434, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Observasi kedua dilakukan dengan user bernama littleghiph. Partisipan melontarkan trash-talking dalam pertandingan pada menit ke-7 dengan kata goblok via chat room. Hal ini dilandasi karena adanya teman satu tim yang nyampah (merebut kill teman) sehingga poin kill tidak diperoleh user . User littleghiph kembali melontarkan kata goblok , namun kali ini ditunjukkan kepada salah satu lawan yang berhasil dibunuhnya. Lawan tersebut kemudian membalasnya dengan kalimat ejekan kenapa lu, merasa terlukai ya harga dirinya karena toxic sama cewek wkwk. Kemudian littleghiph membalasnya dengan kata dancok. Situasi pertandingan menjadi semakin panas lantaran para pemain saling membalas dan mengejek satu sama lain via chat room . Merasa terganggu, user akhirnya melontarkan kalimat dancok bisa diem gak lu.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 213, "width": 434, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada menit ke-12 pertandingan, terdapat salah satu pemain dengan hero bernama balmond yang kerap kali menggoda pemain lainnya dengan menulis kalimat-kalimat rayuan sehingga membuat para pemain lain merasa terganggu. User littleghiph kemudian mengejeknya dengan melontarkan kalimat balmond sangeam. Balmond tidak menanggapi ocehan user , justru terus merayu pemain lain. Kemudian user kembali melontarkan kalimat balmod pikirannya cuma ngentot mulu hahaha. Pertandingan masih berlanjut, namun para pemain masih terus menggoda, hal ini menyebabkan suasana permainan menjadi tidak kondusif. User littleghiph kemudian melontarkan kalimat pepek terus, kalah baru tau rasa. Namun hal tersebut tetap dihiraukan oleh pemain lain, khususnya user yang bernama balmond .", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 351, "width": 434, "height": 163, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Observasi ketiga dilakukan kepada dua akun bernama chicken dan sunshilo dalam satu pertandingan. Pertandingan ini berlangsung selama kurang lebih 16 menit. Pada menit pertama, user chicken sudah terbunuh sehingga menyebabkan terjadinya first blood. User sushilo kemudian melontarkan kata LOL karena menganggap lemah user chicken . Tidak terima dihina, akhirnya temannya membuktikan kemampuannya dengan berhasil membunuh lawan saat melakukan serangan. LOL membalas ejekan dengan menuliskan kalimat haha jago kan gue. Pertandingan terus berlanjut, saat itu situasi cukup menegangkan dimana skor tim kami sudah tertinggal jauh serta banyaknya anggota tim kami yang mati berkali-kali. Hal ini disebabkan karena tim lawan melakukan keroyokan sedangkan tim kami berpencar . Karena merasa geram, tim kami pun mengeluarkan kata-kata kasar yang diawali oleh akun bernama chicken , dengan menulis kata lee .", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 517, "width": 434, "height": 162, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Strategi tim lawan dan juga para pemain yang memiliki s kill baik, menjadikan para pemain lebih berhati-hati ketika melakukan serangan. User mengajak temannya untuk melakukan serangan bersama di turret lawan bagian bawah. Sushilo melontarkan kalimat cuk, ayo neng ngisor, selanjutnya teman yang dimaksud bersama dengan user pergi ke bawah dan melakukan serangan. Akhirnya bisa berhasil membunuh lawan dan menghancurkan turret lawan bagian bawah. Keadaan ini menjadi satu keuntungan bagi tim user . Namun tim lawan masih tetap unggul, setelah diamati ternyata hal ini disebabkan oleh adanya pemain lawan dengan hero paquito yang sangat GG (memiliki performa permainan yang sangat baik). Karena kesal, akun sushilo pun menuliskan kata paquito babi di room chat . Kemudian melontarkan kata fuck secara berulang. Setiap terdapat pemain lawan yang memiliki s kill lebih bagus dari user dan berhasil membunuhnya, user selalu melontarkan kata fuck .", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 682, "width": 434, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada menit ke-5, tim kami baru kill 1 sedangkan tim lawan sudah kill sebanyak 15. Hal inilah yang membuat chicken melontarkan trash-talking dengan kalimat tim beleguk. Tak lama kemudian kembali melontarkan kalimat kehed disuruh ngepush malah war terus. Selanjutnya disusul dengan kalimat peak, tim egois yang dilontarkan oleh sushilo . Karena merasa lawan jauh lebih jago, tim kami hendak menyerah pada menit ke- 10. Penulis menyarankan untuk suren (mengakui kekalahan pada tim lawan), namun tim", "type": "Text" }, { "left": 226, "top": 784, "width": 289, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://jayapanguspress.penerbit.org/index.php/ganaya 249", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 75, "width": 434, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kami tetap bertahan. Merasa lebih jago, tim lawan lalu mengajak bermain bersama lagi setelah pertandingan selesai , sekaligus meremehkan tim kami dengan menulis tim lemah, easy dan sebagainya. Akun sunshilo juga menulis kata TBL (takut banget loh ) pada tim lawan yang artinya tim lawan jauh lebih hebat dan menakutkan karena memiliki serangan yang sangat sakit jika mengenai target. Selama 6 menit, tim kami bertahan di base akhirnya tim kami pun kalah talak dengan berbandingan kill sebanyak 11: 41.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 158, "width": 434, "height": 204, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Observasi keempat dilakukan kepada akun bernama samare dengan waktu pertandingan selama 10 menit. Penulis bertugas menjaga mid lane (turret tegah) sedangkan partisipan berada di exp lane turet bawah. Pada menit pertama, penulis merasa kesal karena tidak ada yang membantunya ketika melawan serangan dari dua hero lawan. Sekanjutnya, user menulis kalimat goblok bantuin woii. Lalu pemain lain membantu penulis hingga mendapatkan satu kill . Pertandingan berlangsung cukup mulus namun terdapat dua pemain dengan hero kagura dan karrie yang bermain kurang bagus di tim kami, sehingga akun samare menulis kalimat kagura dan karrie pepek. Kejadian ini justru membuat suasana game menjadi lucu karena akun yang menggunakan hero karrie membalasnya dengan kalimat astaghfirullah, gue ini laki-laki kemudian dilanjutkan dengan kalimat gue gak punya pepek. Kejadian ini membuat pemain lain membalasnya dengan kata wkwkwkw yang artinya dia tertawa. Pertandingan terus berlanjut, hingga menit ke-9 tim kami masih unggul dengan perbandingan kill sebanyak 32:14. Pada menit ke-10, akhirnya tim kami berhasil memenangkan pertandingan. Selanjutnya partisipan dan penulis melakukan pertandingan kembali.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 365, "width": 434, "height": 301, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada pertandingan kedua, tim lawan terasa lebih jago daripada tim sebelumnya. Pada menit ke-5 tim kami lebih unggul, pemain pun merasa optimis akan menang. Situasi memanas pada menit ke-9 karena user berhasil dibunuh oleh lawan dengan menggunakan ulti (s kill terbesar). Hal ini membuat penulis melontarkan kalimat bajingan, ultine sangar tenan. Pada menit ke-11, partisipan tiba-tiba bermain dengan buruk yang berpengaruh pada banyaknya turet kami yang hancur. Kemudian partisipan menulis kalimat sorry, sinyal busuk , bangsat ngelag. Pertandingan masih berlanjut hingga menit ke-15 dengan turet kami yang lebih sedikit dibanding lawan namun kill kami lebih unggul, artinya masih ada harapan untuk menang. Akan tetapi, pemain kembali menyerang lord yang pada akhirnya lord diperoleh kembali oleh tim lawan. Kejadian ini sangat menyebalkan, user samare melontarkan trash-talking dengan kata modar kalah. Namun tim kami masih bertahan hingga pada menit ke-20, turet kami hanya tersisa dua. Para pemain di tim kami hanya mementingkan kill , bahkan tidak ada yang push turet . Penulis sudah beberapa kali memberi peringatan kepada pemain lain untuk segera menghancurkan turet , namun tidak ada yang melakukan. Pada menit ke-22, tim lawan kembali memanggil lord hingga membuat tim kami kewalahan menghadapi serangan di base . Akhirnya terjadilah wipe out (semua pemain di tim kami mati) sehingga pemain lawan berhasil menghancurkan base dan memenangkan pertandingan. Berdasarkan hasil observasi, maka penulis membagi trash-talking ke dalam empat kategori yang meliputi intelegensi/kecerdasan, seksualitas, hewan yang menjijikkan dan kategori umum. Kategori trash-talking dapat dilihat melalui tabel 2. Tabel 2. Kategori Trash-Talking", "type": "Text" }, { "left": 163, "top": 669, "width": 255, "height": 82, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Intelegensi/ Kecerdasan Seksualitas Hewan yang Menjijikkan Umum pekok lee babi cuk tolol sangean asu lol noob ngentot anjing fuck goblok pepek dancok", "type": "Table" }, { "left": 226, "top": 784, "width": 289, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://jayapanguspress.penerbit.org/index.php/ganaya 250", "type": "Page footer" }, { "left": 163, "top": 75, "width": 263, "height": 83, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "beleguk najis kehed bangsat peak modar bajingan bacot (Sumber: Olahan Peneliti)", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 161, "width": 433, "height": 176, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Trash-talking dengan kategori intelegensi atau kecerdasan meliputi pekok, tolol, noob, goblok, beleguk, kehed dan peak. Masing-masing secara umum memiliki arti yang sama yaitu sangat bodoh. Trash-talking ini terjadi pada situasi permainan yang berbeda. Namun, secara garis besar kata pekok, tolol dan noob diungkapan oleh para user dalam keadaan marah, kecewa dan kesal terhadap orang lain. Hal ini sesuai dengan fungsi umpatan dalam (Febrianingsih, 2020) yang meliputi umpatan berfungsi sebagai sarana untuk mengungkapkan kemarahan, kekesalan, kecewaan serta penghinaan. Sedangkan kata noob dilontarkan oleh user backstabber dalam situasi yang menguntungkan bagi user karena dapat membunuh lawan. Sehingga kata noob disini memiliki maksud menghina atau meremehkan sesuai dengan makna dari kata noob sendiri yaitu payah. Hal ini juga mendukung pendapat penelitian lain terkait fungsi umpatan dalam (Febrianingsih, 2020) diantaranya umpatan berfungsi sebagai sarana untuk mengungkapkan kemarahan, kekesalan, kecewaan serta penghinaan.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 340, "width": 433, "height": 149, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata goblok yang dilontarkan oleh user littleghiph memiliki dua makna yang berbeda. Kata goblok yang pertama dilontarkan oleh user karena terdapat teman yang melakukan kesalahan sehingga membuat user merasa kesal. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kata goblok memiliki makna yang sama dengan arti kata goblok sendiri dimana user menganggap teman timnya bodoh karena melakukan kesalahan. Sedangkan kata goblok yang kedua kebalikan dari makna yang sesungguhnya dimana sebenarnya lawan bermain dengan baik sehingga membuat user merasa heran. Meskipun kata yang dilontarkan sama, namun keduanya memiliki maksud yang berbeda. Hal ini mendukung penulisan (Debby Satiti & Khumairo Mashumah, 2021) yang menyatakan bahwa umpatan bukan hanya untuk mengungkapkan kekesalan namun juga dapat mengekspresikan rasa heran terhadap orang lain.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 492, "width": 434, "height": 246, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata beleguk, kehed dilontarkan oleh user bernama chicken serta kata pekak yang dilontarkan user sushilo terjadi pada situasi permainan yang memanas dimana poin tim user tertinggal jauh dengan lawan. Selain itu adanya keegoisan tim yang mengabaikan peringatan dari user hingga megakibatkan tim lawan lebih mudah melakukan serangan. Kejadian ini membuat kedua user merasa kesal hingga melontarkan kata-kata tersebut. Hal ini sesuai dengan hasil penulisan (Warits Mariansa Putri et al ., 2020) bahwa faktor internal yang dapat memengaruhi seseorang melakukan trash-talking diantaranya adalah mendapatkan pemain yang tidak mengetahui rule of game dan cara bermain yang benar serta karakter pemain yang egois. Sedangkan kata lee atau nama lain dari alat kelamin laki-laki yang dilontarkan oleh user chicken juga terjadi pada situasi permainan yang menyebalkan. User harus melawan secara solo terhadap tim lawan yang melakukan serangan bersama (keroyokan) kepada user hingga membuatnya mati. Berdasarkan kata yang dilontarkan, trash-talking yang dilakukan user memiliki makna yang berbeda dengan makna asli dari kata lee sendiri. Namun trash-talking ini terjadi pada situasi yang menjengkelkan sehingga user melontarkan kata lee sebagai umpatan. Hal ini mendukung pendapat dari penulisan (Sari & Agustina, 2019) yang menyatakan bahwa salah satu jenis makian adalah berupa nama anggota tubuh dimana makian sendiri dapat berfungsi untuk mengungkapkan rasa jengkel.", "type": "Text" }, { "left": 226, "top": 784, "width": 289, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://jayapanguspress.penerbit.org/index.php/ganaya 251", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 75, "width": 434, "height": 149, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata sangean dan ngentot terjadi dalam situasi yang sama. Sangean diartikan sebagai julukan seseorang yang memiliki hasrat tinggi untuk melakukan hubungan seksual. Kata ngentot dapat diartikan sebagai hubungan intim suami istri. Kedua kata ini muncul ketika terdapat salah satu pemain dengan hero bernama balmond yang genit kepada pemain lainnya dengan menulis kalimat-kalimat rayuan pada room chat . Jika dilihat dari situasi yang terjadi, trash-talking yang dilakukan memiliki makna sebagai sesuatu yang tidak serius (bercanda) terbukti dari user yang melontarkan kalimat diatas sambil tertawa. Trash-talking yang terjadi dapat membuat suasana lebih cair dan tidak menegangkan. Hal ini mendukung penulisan (Helmiyanti et al ., 2020) yang menyatakan bahwa umpatan bukan semata-mata diucapkan dalam keadaan marah saja, namun umpatan juga dapat berfungsi untuk mengakrabkan suasana.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 227, "width": 434, "height": 204, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata pepek yang berarti alat kelamin perempuan dilontarkan oleh user little ghip karena pemain lain juga memberi rayuan kepada anggota timnya yang perempuan. Situasi ini menyebabkan suasana permainan menjadi tidak kondusif. Kata pepek juga dilontarkan oleh user lain bernama samare dalam suatu pertandingan yang berbeda. Kata pepek muncul karena user merasa kesal sebab terdapat teman satu tim yang bermain sangat buruk sehingga mengakibatkan skor tim tertinggal jauh dengan lawan. Namun situasi menjadi lucu karena teman satu tim membalasnya dengan kalimat astaghfirullah, saya ini laki-laki jadi gak punya pepek. Jika dianalisis, data ini merupakan suatu gambaran dimana trash-talking dapat memiliki makna berbeda dengan makna yang ingin disampaikan oleh orang yang mengumpat. Perbedaan ini terbukti dari kalimat jawaban korban umpatan yang membuat situasi menjadi lucu padahal user bermaksud untuk mengungkapkan kekesalannya. Hasil ini menambah pendapat dari penulisan sebelumnya oleh (Febrianingsih, 2020) bahwa selain umpatan berfungsi sebagai sarana untuk mengungkapkan kemarahan, kekesalan, kecewaan serta penghinaan, umpatan juga dapat berfungsi untuk menimbulkan efek humor.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 434, "width": 434, "height": 176, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Trash-talking dengan kategori hewan yang menjijikkan meliputi babi, asu dan anjing. Ketiga kata ini adalah nama hewan yang kerap digunakan sebagai umpatan oleh masyarakat karena bercitra rasa negatif untuk mendepersonifikasikan seseorang. Maksudnya, yaitu mengibaratkan manusia seperti halnya babi, asu dan anjing yang menjijikkan (Sumadyo, 2011). Kata babi ditulis oleh sushilo karena merasa heran sekaligus kesal kepada salah satu user tim lawan yang memiliki performa permainan sangat baik dan membuat user sushilo mati berkali-kali. Kata asu yang dalam bahasa jawa berarti anjing besar dilontarkan oleh user samare ketika merasa kesal karena timnya memiliki performa buruk sedangkan tim lawan bermain dengan sangat baik. Kata asu juga diungkapkan oleh user backstabber kepada lawan karena berhasil menghancurkan turret tim user sedangkan turret lawan masih utuh. Selanjutnya kata anjing dilontarkan oleh chicken ketika mengalami kekalahan dengan perbandingan skor kill sebanyak 11:41. Hal ini diakibatkan oleh teman satu tim yang bermain buruk dan egois.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 613, "width": 434, "height": 149, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata cuk dilontarkan oleh user sushilo kepada temannya satu tim sebagai nama ganti untuk mengajaknya bekerjasama melakukan serangan bersama di turret lawan bagian bawah. Akibat dari kerjasam tersebut, keduanya berhasil membunuh lawan dan menghancurkan turret lawan bagian bawah. Keadaan ini menjadi satu keuntungan bagi tim user . Berdasarkan situasi diatas, maka hal ini sesuai penulisan sebelumnya yaitu (Wahyuni & Suryadi, 2020) yang menyatakan bahwa umpatan juga dapat dijadikan sebagai simbol keakraban seseorang ketika pembicara sudah saling kenal. Sedangkan kata LOL terlontar dalam satu pertandingan yang ditunjukkan kepada teman satu tim. LOL dapat diartikan sebagai bentuk tawa dengan maksud menghina atau mengejek. User melontarkan kata LOL karena menganggap lemah teman satu tim yang mati paling awal atau dalam istilah game disebut dengan first blood. Namun temannya tersebut", "type": "Text" }, { "left": 226, "top": 784, "width": 289, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://jayapanguspress.penerbit.org/index.php/ganaya 252", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 75, "width": 434, "height": 94, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "membuktikan kemampuannya dengan berhasil membunuh lawan saat melakukan serangan. Jika dianalisis data ini merupakan satu gambaran bahwa meskipun trash- talking yang dilakukan memiliki makna menghina, namun trash-talking juga dapat dijadikan sebagai motivasi bagi korban untuk membuktikan bahwa dirinya tidak seburuk seperti yang dikatakan oleh user . Hal ini menambah pendapat dari penulisan sebelumnya oleh (Helmiyanti et al ., 2020) bahwa manfaat trash talking tidak hanya untuk mengakrabkan suasana tetapi juga dapat digunakan sebagai motivasi.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 172, "width": 434, "height": 149, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata fuck berasal dari bahasa asing yang memiliki makna persetan. Kata ini dilontarkan oleh sushilo terhadap salah satu lawan yang bermain sangat bagus dan sulit dibunuh hingga membuat user merasa kesal. Situasi permainan semakin lama menjadi semakin panas, terlebih tim user bermain cukup buruk. Setiap pemain lawan yang memiliki s kill lebih bagus dari user lalu berhasil membunuhnya, user selalu melontarkan kata fuck . Makna trash-talking pada situasi ini merupakan ungkapan takjub seseorang kepada kemampuan orang lain. Hal ini membantah pendapat dari Tisa dalam (Sara Kaeng, 2018) yang menyatakan bahwa kata fuck merupakan bentuk umpatan kasar yang digunakan untuk pelecehan, intimidasi atau penghinaan kepada orang lain. Kata dancok (sialan) dan najis (jijik) dilontarkan oleh Iittleghip . Keduanya dilakukan dalam satu pertandingan yang sama namun pada situasi yang berbeda.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 323, "width": 434, "height": 122, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata dancok dilontarkan oleh user karena merasa terganggu dengan lawan yang kerap menulis kata-kata ejekan di room chat dan juga menampilkan kesombongan hinnga user melontarkan kata najis. Berdasarkan situasi yang terjadi dimana user merasa sial karena digangu oleh lawan , maka kata dancok disini memiliki makna yang sama dengan makna asli dari kata dancok sendiri . Sedangkan kata najis secara tekstual memiliki makna netral, namun akan menjadi bermakna negatif apabila diungkapkan dalam situasi yang emosional. Hal ini mendukung pendapat dari Maria dalam (Botifar, 2016) bahwa suatu kata akan berubah makna apabila berada dalam tataran konstektual tertentu.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 448, "width": 434, "height": 176, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata bangsat, modar dan bajingan diungkapkan oleh user bernama samare pada satu permainan yang sama namun dalam situasi yang berbeda. Samare melontarkan kata bangsat ( bajingan sesat) pada saat mengalami trouble sinyal sehingga terjadi lag yang membuatnya mati. Kata modar (mati) dilontarkan ketika hanya tersisa 2 teman tim yang masih hidup sedangkan 3 lainnya sudah mati terbunuh lawan. Kata bajingan (orang yang berperilaku buruk) dilontarkan karena terdapat teman satu tim yang bermain lebih baik daripada user sehingga membuatnya merasa takjub. Ketiganya dapat dikatakan sebagai bentuk sumpah serapah dengan acuan keadaan yang tidak menyenangkan atau berkonotasi tidak baik serta berhubungan dengan mental seseorang. Hal ini sesuai dengan pernyataan dalam (Rosidin & Muhyidin, 2020) bahwa tujuan sumpah serapah tergantung pada situasi yang terjadi. Apabila dalam situasi yang kurang baik maka sumpah serapah dapat mempresentasikan penghinaan, sebaliknya dalam konteks situasi yang baik sumpah serapah juga dapat mempresentasikan keadaan yang menyenangkan.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 627, "width": 433, "height": 135, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata bacot yang dapat diartikan sebagai ungkapan terhadap orang yang banyak bicara dilontarkan oleh user bernama backstabber . Pertama, kata bacot ditunjukkan kepada teman satu tim yang kebanyakan mengatur pertandingan dengan sering mengetik di room chat tetapi performa bermain kurang baik. Kedua, kata bacot ditunjukkan kepada salah satu pemain lawan yang memiliki skor hampir seimbang dengan user . Lawan tersebut selalu mengejek dan menantang user bermain by one yaitu bermain satu lawan satu dengan tujuan adu s kill . Namun user menolak tantangan kemudian melontarkan kata bacot. Berdasarkan situasi yang terjadi, trash-talking ini memiliki maksud untuk memarahi orang agar tidak melakukan ulang kesalahan. Hal ini sesuai dengan salah satu fungsi umpatan menurut penulisan (Sholihatin, 2013) yaitu bahwa", "type": "Text" }, { "left": 226, "top": 784, "width": 289, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://jayapanguspress.penerbit.org/index.php/ganaya 253", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 75, "width": 433, "height": 121, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "umpatan dapat dijadikan sebagai peringatan atau nasehat. Berdasarkan hasil yang diperoleh penulis, terdapat beragam umpatan dari beberapa daerah yang dilontarkan oleh para pemain. Misalnya kata beleguk dan kehed yang berasal dari daerah Jawa Barat sedangkan kata asu berasal dari Jawa khususnya Jawa Tengah. Hal ini menunjukkan bahwa para user memiliki asal daerah yang berbeda, tetapi berada dalam status sosial yang sama yaitu seorang mahasiswa. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa trash- talking dalam game online Mobile Legends: Bang Bang merupakan sebuah wujud ekspresi budaya sebagai bagian dari kearifan lokal yang menjadi ciri khas suatu daerah (Ibda, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 213, "width": 65, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 227, "width": 434, "height": 273, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil penulisan terhadap trash-talking pemain Mobile Legends Bang Bang mahasiswa FKIP UNS, penulis dapat menyimpulkan: jenis trash-talking yang dilakukan oleh para pemain berupa umpatan atau makian yang dibagi ke dalam empat kategori meliputi kategori intelegensi/kecerdasan, seksualitas, hewan yang menjijikkan serta kategori umum. trash-talking terjadi dalam situasi permainan yang berbeda-beda dimana hal ini mempengaruhi bagaimana makna trash-talking yang dilakukan. Situasi yang menyebabkan para pemain melakukan trash-talking dalam permainan antara lain yaitu mendapatkan tim yang memiliki performa permainan kurang baik, anggota tim yang egois, tim lawan yang terlalu kuat, kekalahan, pemain yang toxic , sinyal buruk. Makna trash-talking dilihat dari situasi yang terjadi, maka dapat dibedakan menjadi dua yaitu makna positif dan makna negatif. Makna positif muncul ketika trash- talking mempresentasikan keadaan yang menyenangkan seperti membuat suasana permainan menjadi lebih cair, sebagai simbol keakraban, memberikan efek humor serta sebagai motivasi pemain. Sedangkan trash-talking juga memiliki makna negatif ketika trash-talking tersebut mempresentasikan perilaku toxic seperti bentuk kekesalan, kecemasan, ekspresi kemarahan, penghinaan serta kekecewaan pemain yang membuat keadaan permainan semakin panas. Dilihat dari bahasa yang digunakan, trash-talking dalam game online Mobile Legends: Bang Bang juga merupakan salah satu wujud ekspresi budaya sebagai bagian dari kearifan lokal yang menjadi ciri khas daerah asal para pemain.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 517, "width": 78, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 530, "width": 433, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Active Player. (2021). Mobile Legends: Bang Bang Mobile Legends Live Player Count and Statistics . Active Player.Io. https://activeplayer.io/mobile-legends-bang- bang-live-player-count-and-statistics/", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 572, "width": 433, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Blumer, H. (1969). Symbolic Interactionsm: Perspective and Method . Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 599, "width": 433, "height": 53, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Botifar, M. (2016). Ungkapan Makian dalam Bahasa Melayu Bengkulu Analisis Makna dan Konteks Sosial. Jurnal Penulisan Bahasa, Sastra Dan Pengajaran , 14 (1), 12. Debby Satiti, S., & Khumairo Ma’shumah, N. (2021). Penggunaan Umpatan pada Siswa Sekolah Dasar di Kudus. Sutasoma: Jurnal Sastra Jawa , 9 (1), 68–83.", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 655, "width": 433, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Febrianingsih, F. (2020). Umpatan dalam Bahasa Melayu Ternate di Media Sosial. Jurnal Ilmiah Kebahasaan Dan Kesastraan , 8 (2), 184–194.", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 682, "width": 433, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Helmiyanti, L., Mustika, I., & Permana, A. (2020). Bentuk dan Fungsi Kata Umpatan Mengakrabkan Suasana di Kalangan Mahasiswa. Junal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia , 3 (4), 657–664.", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 724, "width": 433, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ibda, H. (2019). Penggunaan Umpatan Thelo, Jidor, Sikem, dan Sikak Sebagai Wujud Marah dan Ekspresi Budaya Warga Temanggung. Jurnal Kajian Bahasa , 8 (2), 172–188.", "type": "List item" }, { "left": 226, "top": 784, "width": 289, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://jayapanguspress.penerbit.org/index.php/ganaya 254", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 75, "width": 433, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Irmayani, & Attas, M. (2020). Analyze The Student’s Behaviour, Addicted to Mobile Legend Online Game (MOBA). Jurnal Psikologi Pendidikan Dan Konseling , 6 (2), 68–76.", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 116, "width": 433, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lee, M., Johnson, D., Tanjitpiyanond, P., & R. Louis, W. (2022). It’s Habit, Not Toxicity, Driving Hours Spent in Dota 2. Elsevier , 41 (100472), 1–5.", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 144, "width": 433, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "M., F. L., & Wakas, E. (2020). Perilaku Agresif Verbal di Media Sosial. Journal Of Psychology , 1 (1), 1–9.", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 172, "width": 434, "height": 66, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oka Candrakusuma, I. G. N., Amanda Gelgel, N. M. R., & Pradipta, A. D. (2017). Perilaku Trash-Talking Remaja Dalam Game online Dota 2. E-Jurnal Medium; Vol 1 No 1 (2017) , 1 (1), 1–10. Pratnyawan, A., & Dwi Rachmanta, R. (2021). Sebaran Pemain Mobile Legends Indonesia, Terbanyak di Pulau Ini . Suara.Com.", "type": "List item" }, { "left": 122, "top": 241, "width": 359, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://www.suara.com/tekno/2021/08/12/142903/sebaran-pemain-mobile- legends-indonesia-terbanyak-di-pulau-ini?page=all", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 268, "width": 433, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rahman, N. I. Z. (2019). Penggunaan Kata Tabu Di Media Sosial: Kajian Linguistik Forensik. Jurnal Ilmu Sastra Dan Linguistik , 20 (2), 120–128.", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 296, "width": 433, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rakhmawati, N. A., Purba, E. S., Engedi, K. C., Gemilang, V. O., Salsabila, A. R., & Billah, A. M. (2020). Analisis Perilaku Verbal Pemain Mobile Legends Berusia 13-17 Tahun Secara Daring. Jurnal Humoniora Bima Sarana Informatika , 20 (2), 106–111.", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 351, "width": 433, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rizal, A. (2021). 10 Game Mobile Terpopuler di RI, PUBG Mobile sampai Mobile Legends . Info Komputer. https://infokomputer.grid.id/read/122574724/10- game - mobile-terpopuler-di-ri-pubg-mobile-sampai-mobile-legends", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 392, "width": 433, "height": 80, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rosidin, O., & Muhyidin, A. (2020). Sumpah Serapah Sebagai Perwujudan Penghinaan dalam Wacana Monolog Meme Pilpres 2019. Jurnal Membaca , 5 (1), 53–62. Sara Kaeng, T. (2018). Kata-Kata Umpatan dalam Film Why Him? Disutradarai oleh John hamberg. Jurnal Elektronik Fakultas Sastra Universitas Ratulangi , 1 (1), 15. Sari, N., & Agustina. (2019). Kekerasan Verbal dalam Nomina Makian Oleh Masyarakat Kerinci. Jurnal Bahasa Dan Sastra , 7 (3), 187–197.", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 475, "width": 433, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sholihatin, E. (2013). Apakah Pisuhan Selalu Bermakna Negatif?: Fungsi Pisuhan dalam Masyarakat Arek dan Masyarakat Mataraman. Mozaik Humaniora , 13 (2), 158– 167.", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 517, "width": 433, "height": 66, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sudarmaningtyas, & Rochiyati, A. E. (2020). Plesetan Pisuhan Bahasa Jawa dalam Strategi Peningkatan Identitas dan Etika Komunikasi pada Masyarakat Jawa. E- Prosiding Seminar Nasional Pekan Chairil Anwar , 1 (1), 320–331. Sumadyo, B. (2011). Sekilas Tentang Bentuk Umpatan dalam Bahasa Indonesia. Jurnal Deiksis , 3 (2), 155–164.", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 586, "width": 434, "height": 66, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Triadi, R. bagus. (2017). Penggunaan Makian Bahasa Indonesia Pada Media Sosial (Kajian Sosiolinguisik). Jurnal Sasindo Unpam , 5 (2), 1–26. Udiyani, N. P., Nugroho, W. B., & Kamajaya, G. (2016). Game online dan Autisitas Sosial : Studi Kasus Game rs Dota-2 Mahasiswa Teknologi Informasi Universitas Udayana. Jurnal Ilmiah Sosiologi , 1 (1), 1–9.", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 655, "width": 431, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Valentina, E., & Sari, W. P. (2018). Studi Komunikasi Verbal dan Non Verbal Game Mobile Legends: Bang Bang. Jurnal Koneksi , 2 (2), 300–306.", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 682, "width": 433, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wahyuni, T., & Suryadi, M. (2020). Umpatan dalam Bahasa jawa dan Bahasa Lampung: Kajian Pragmatik Lintas Budaya. Jurnal Ilmiah Kebahasaan Dan Kesastraan , 9 (1), 75–90.", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 721, "width": 434, "height": 41, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Warits Mariansa Putri, N., Hamiyati, & Doriza, S. (2020). Dampak Game online : Studi Fenomena perilaku Trash-Talk pada Remaja. Jurnal Psikologi Malahayati , 2 (2), 272–285.", "type": "List item" }, { "left": 226, "top": 784, "width": 289, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://jayapanguspress.penerbit.org/index.php/ganaya 255", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 75, "width": 433, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wijaya, C. V., & Paramita, S. (2019). Komunikasi Virtual dalam Game online (Studi Kasus dalam Game Mobile Legends). Koneksi , 3 (1), 261–267.", "type": "Text" } ]
5bef5420-01b1-30ba-4cd6-f167cc7180ec
https://jurnal.stie-aas.ac.id/index.php/IJEBAR/article/download/5230/2164
[ { "left": 71, "top": 38, "width": 397, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Economics, Business and Accounting Research (IJEBAR)", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 52, "width": 223, "height": 57, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peer Reviewed – International Journal Vol-6, Issue-1, 2022 (IJEBAR) E-ISSN: 2614-1280 P-ISSN 2622-4771 https://jurnal.stie-aas.ac.id/index.php/IJEBAR", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 794, "width": 469, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Economics, Bussiness and Accounting Research (IJEBAR) Page 421", "type": "Page footer" }, { "left": 105, "top": 125, "width": 403, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EFFECTS OF LEADERSHIP, RISK-TAKING, INNOVATION, INTENSIVE", "type": "Section header" }, { "left": 107, "top": 139, "width": 398, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PARTICIPATION AND CONTRIBUTION PARTICIPATION ON THE PERFORMANCE OF COOPERATIVE IN BANYUMAS, CENTRAL JAVA", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 177, "width": 452, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akhmad Darmawan, 1) Suyoto, 2) Hengky Widhiandono, 3) Ahmad Zainal Abidin bin Abd Razak, 4) Hariyaty Binti Ab Wahab 5)", "type": "Text" }, { "left": 201, "top": 205, "width": 207, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muhammadiyah Purwokerto University 1,2,3", "type": "Text" }, { "left": 176, "top": 219, "width": 257, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Phd Student of Pendidikan Sultan Idris University 1,2,3", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 232, "width": 176, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan Sultan Idris University 4,5", "type": "Text" }, { "left": 173, "top": 249, "width": 263, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Email correspondence: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 290, "width": 471, "height": 108, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract : This study aims to analyze effects of leadership, risk-taking, innovation, intensive participation and contribution participation on the performance of cooperative in banyumas, central java. The method used is multiple regression analysis using the analytical methods F-test, R2 test, and t-test. Based on the results of the tests and discussions that risk-taking, innovation, and intensive participation are impacting the performance of co-operative managers in Banyumas, Central Java, Indonesia. Leadership and participation have not effect the performance of co-operative managers in Banyumas, Central Java, Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 415, "width": 419, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Leadership, Risk Taking, Innovation, Intensive Participation, Contributive Participation.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 456, "width": 86, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 470, "width": 471, "height": 121, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cooperative is an organization consisting of a group of people or a Cooperative Legal Entity that carries out business activities based on cooperative principles with an emphasis on community-based populist economic activities (UUD RI, 1992). The government has redoubled its efforts to encourage more community members to join cooperatives. The contribution of cooperatives to Indonesia's economic growth is still at a low level, which is around five percent of the Gross Domestic Product (GDP) in 2015 (www.liputan6.com, 2016). The success of cooperatives can be seen from the performance of cooperative businesses, namely the extent to which cooperatives are able to prosper members in particular and society in general (Subandi, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 594, "width": 471, "height": 80, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Co-operative development in the Banyumas region from 2018-2019, the number of co- operatives decreased by 2%, the number of active co-operatives decreased by 15%, the number of inactive co-operatives increased by 13%, co-operatives. The number of co-operatives has decreased by 11.35%, the number of co-operatives holding annual expert meetings has decreased by 15%, co-operative capital has increased by 33.77%, and co-operative income has fallen sharply to 83.86%. Profit decreased by 1.65%.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 677, "width": 471, "height": 66, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Performance can be interpreted as the result of a series of process activities performed to achieve an organization's specific goals, strategic goals, customer satisfaction, and contributions to the economy (Rimadhyani Firdaus & Baga, 2019). Services that currently determine the operational performance of your organization, organizational domain, and employees are based on pre-determined goals, standards, and standards.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 397, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Economics, Business and Accounting Research (IJEBAR)", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 52, "width": 223, "height": 57, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peer Reviewed – International Journal Vol-6, Issue-1, 2022 (IJEBAR) E-ISSN: 2614-1280 P-ISSN 2622-4771 https://jurnal.stie-aas.ac.id/index.php/IJEBAR", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 794, "width": 469, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Economics, Bussiness and Accounting Research (IJEBAR) Page 422", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 125, "width": 471, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The first factor of cooperative success is entrepreneurship. Entrepreneurship in the aspect of human resource management of cooperative administration requires an entrepreneurial approach that includes leadership, innovation, and the courage to take risks. Without such entrepreneurial characteristics, cooperatives are difficult to achieve success (Meredith, 2010; Röpke, 2012) in (Suwetty Mila Karmila, 2017). According to (Roddin et al., 2017), entrepreneurship is the ability and tendency to carry out activities such as looking for job opportunities, running a business that can bring benefits to oneself, family and society. An entrepreneur must be creative, innovative, dynamic, able to produce goods and services according to consumer needs. Entrepreneurial personality traits such as risk taking and creating networks and collaboration will motivate and drive mechanisms such as innovation, market attractiveness and forces that lead to successful success (Roddin et al, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 277, "width": 471, "height": 107, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Several studies that support the results of this study are research (Marisa, 2019), entrepreneurial spirit has a positive and significant effect on the behavior of business managers. The entrepreneurial spirit factor will affect the strengthening of entrepreneurial behavior, also the entrepreneurial value factor will increase entrepreneurial behavior. Improving the entrepreneurial spirit can increase the establishment of business sustainability. According to (Zahara & Silvia, 2020) the entrepreneurial characteristics of innovation, leadership and the courage to take risks have a strong relationship with the performance of SMEs. According to (Ernita, 2019), that the entrepreneurial attitude of cooperative management is able to improve cooperative performance.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 387, "width": 471, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In addition to entrepreneurship that affects the performance of the board, many experts state that the key to the success of a cooperative lies, among other things, in the continuous participation of cooperative members (Oktavia DS & Trimeiningrum, 2018). So it can be said that the participation of cooperative members is very important because cooperative members act as owners and users. According to Ropke, 2012, the involvement of cooperative members can be grouped into two, namely the participation of contributory members and the participation of incentive members.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 484, "width": 471, "height": 107, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to (Putra et al., 2018) there is a significant effect of the participation of cooperative members as owners and the participation of cooperative members as customers simultaneously on the performance of cooperative management, there is a positive and significant effect of participation of cooperative members as partial owners on cooperative management performance, there is a positive influence and significant participation of cooperative members as customers, among others, based on the performance of the cooperative management. Likewise, according to (Yuswono, 2018), the participation of cooperative members has an effect on the success of cooperatives.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 594, "width": 471, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study aims to determine the effect of leadership, risk-taking, innovation, intensive participation and contribution participation on the performance of cooperative management in Banyumas, Central Java, Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 649, "width": 111, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Research Method", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 663, "width": 206, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.1 Literature Review Cooperative Management Performance", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 691, "width": 471, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Organizational performance is a description of an organization's work to achieve its goals, which is naturally influenced by the organization's resources. The resource in question can be in the form of physical resources such as human resources or non-physical resources such as rules, information, and policies to better understand the factors that may affect performance.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 397, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Economics, Business and Accounting Research (IJEBAR)", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 52, "width": 223, "height": 57, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peer Reviewed – International Journal Vol-6, Issue-1, 2022 (IJEBAR) E-ISSN: 2614-1280 P-ISSN 2622-4771 https://jurnal.stie-aas.ac.id/index.php/IJEBAR", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 794, "width": 469, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Economics, Bussiness and Accounting Research (IJEBAR) Page 423", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 125, "width": 471, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "increase. It should be noted that there are differences between internal and external resources of each organization, which leads to differences in evaluation results and performance of each organization (Febrianka, 2016). Organizational performance also has specific indicators. These performance indicators help you assess or measure your organization's level of performance achievement. In addition, there are differences in how organizations evaluate and achieve performance, and people are confused when it comes to accurately assessing organization performance. Therefore, the existence of indicators that measure the success or failure of performance is very important (Febrianka, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 245, "width": 61, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Leadership", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 259, "width": 471, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Leadership is the entrepreneur's attitude towards the performance of his work. Successful entrepreneurs always have leadership qualities (behavior and leadership), can interact with others, develop friendships, and are willing to respond to suggestions and criticisms (Pinangkaan, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 314, "width": 113, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Courage to take risks", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 328, "width": 471, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Risk-taking is the ability to take rewarding risks. To be successful and prepared for failure. Entrepreneurs need to have the courage to take risks and face all challenges. (Oktavia DS & Trimeiningrum, 2018) Entrepreneurship states that it can be defined as taking risks to run a business.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 383, "width": 59, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Innovation", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 397, "width": 471, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Innovation is the ability to think about something new and different. Innovation, on the other hand, is the ability to act in a variety of new ways. Innovation by (Dr. Sulistiyani, 2015) defines innovation as occurring in the implementation of new ideas about processes, products, or services.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 452, "width": 120, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Intensive Participation", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 466, "width": 471, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The involvement of co-operative members is the involvement of co-operative members as consumers and is evidence that they enjoy excellent service, corporate and business benefits (Putra et al., 2018).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 508, "width": 139, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Contributive Participation", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 521, "width": 470, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Contributive involvement is the involvement of cooperative members as owners with indications of the involvement of principal savings, mandatory savings, voluntary savings, contributing to provide input in the form of cooperative development ideas (Dewi et al., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 577, "width": 148, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.2 Hypothesis Development", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 590, "width": 401, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Influence of Leadership on the Performance of Cooperative Management", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 604, "width": 471, "height": 121, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Leadership is one of the important aspects that affect the success of an organization in achieving organizational goals. The success of an organization as a whole or part of an organizational group is very dependent on the quality and quality of leadership contained in the organization. The role of the leader is the effectiveness of the organization in achieving organizational goals is how organizational leaders are able to motivate, inspire, motivate and direct organizational members in achieving their goals effectively and efficiently, (Ritawati, 2018). Work leadership has a positive influence on the performance of the Primary Management of the Kartika Ardagusema Cooperative, the TNI AD Kodiklat Center in Cimahi (Rosmayati, 2020) .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 728, "width": 436, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H1: Does leadership have positive effect on the performance of cooperative management?", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 397, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Economics, Business and Accounting Research (IJEBAR)", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 52, "width": 223, "height": 57, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peer Reviewed – International Journal Vol-6, Issue-1, 2022 (IJEBAR) E-ISSN: 2614-1280 P-ISSN 2622-4771 https://jurnal.stie-aas.ac.id/index.php/IJEBAR", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 794, "width": 469, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Economics, Bussiness and Accounting Research (IJEBAR) Page 424", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 125, "width": 460, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Influence of Courage to Take Risks on the Performance of Cooperative Management", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 139, "width": 471, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to (Hilmi, 2017) one of the characteristics of an entrepreneur is the courage to take risks in a business or business that he demands, namely the courage to act with moderate decisions, including an attitude of initiative, such as challenges, competence, rational thinking, courage to make decisions.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 194, "width": 471, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As stated by (Oktavia DS & Trimeiningrum, 2018) (Oktavia DS & Trimeiningrum, 2018) that entrepreneurs avoid low-risk situations because there are no challenges, and stay away from high-risk situations because they want to be successful. In situations of risk and uncertainty, entrepreneurs must make potential decisions for both failure and success.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 249, "width": 410, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H2: Does the risk taking has affect the performance of the cooperative management?", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 263, "width": 382, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Effect of Innovation on the Performance of Cooperative Management", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 277, "width": 471, "height": 93, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Innovation according to Thompsons (1965) in (Sulistiyani, 2016), is defined as something that appears in implementing new ideas about a process, product or service. Similarly, Zaltman, Duncan and Nolbele (1973) suggest that innovation is an idea, exercise or material perceived, as a relevant unit to be taken, which can be found in organizational learning. The results and research findings of Sulistyani (2016) state that the higher the innovation, the higher the performance. (Sumantri et al., 2013) stated that innovation and the courage to take risks can make a business develop successfully.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 373, "width": 356, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H3: Does innovation affect the performance of cooperative management?", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 387, "width": 443, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Effect of Intensive Participation on the Performance of Cooperative Management", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 401, "width": 471, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Incentives for the involvement of cooperative members are the involvement of cooperative members as consumers, indications of members getting good service, obtaining business and business benefits.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 442, "width": 413, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H4: Does Intensive Participation affect the performance of cooperative management?", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 456, "width": 462, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Effect of Contributive Participation on the Performance of Cooperative Management", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 470, "width": 470, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Contributive involvement is the involvement of cooperative members as owners with indications of the involvement of principal savings, mandatory savings, voluntary savings, contributing to provide input in the form of cooperative development ideas.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 511, "width": 430, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H5: Does Contributive Participation affect the performance of cooperative management?", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 539, "width": 173, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.3 Research Methodology Research Population and Sample", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 566, "width": 471, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The subjects of this survey were active co-operative managers in Banyumas Regency, active co-operatives, that is, co-operatives capable of holding an annual meeting. Based on the Banyumasan region's co-operatives and the SME sector, co-operatives are active. According to the 2019 Almanac list, the number of active co-operatives is 118. The subjects of this survey are all managers of 118 co-operatives who are actively holding annual membership meetings in Banyumas Regency, and each co-operative has a total of three managers. The total sample was 354 people.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 663, "width": 471, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A simple random sample is a sample selected so that all possible equal samples are selected with equal probability (Taherdoost, 2018). This technique is called simple random sampling. This is because when the sample is extracted, the researcher \"joins\" the subjects in the population and all subjects in the population are considered equal. The secret is to survey the co- operative owners in Banyumas Regency.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 397, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Economics, Business and Accounting Research (IJEBAR)", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 52, "width": 223, "height": 57, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peer Reviewed – International Journal Vol-6, Issue-1, 2022 (IJEBAR) E-ISSN: 2614-1280 P-ISSN 2622-4771 https://jurnal.stie-aas.ac.id/index.php/IJEBAR", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 794, "width": 469, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Economics, Bussiness and Accounting Research (IJEBAR) Page 425", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 125, "width": 470, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to Sugiyono (2016), to determine the number of samples in this study using the formula Krejcie & Morgan (1970).", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 152, "width": 150, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ") 1 ( ) 1 ( ) 1 ( 2 2 2 P P X N d p NP X n     ", "type": "Picture" }, { "left": 71, "top": 197, "width": 64, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Information:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 210, "width": 15, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "N", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 210, "width": 107, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= Number of samples", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 224, "width": 141, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "X2 = Chi-Square . Value", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 238, "width": 101, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "N = Population", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 252, "width": 167, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P = Proportion of population D", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 266, "width": 95, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= level of accuracy", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 307, "width": 116, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Research Instruments", "type": "Section header" }, { "left": 109, "top": 321, "width": 387, "height": 60, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1 Research Instrument No Questionnaire Source Amount 1 Research background 6 2  Leadership  Courage to take risks", "type": "Table" }, { "left": 165, "top": 381, "width": 64, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Innovation", "type": "Table" }, { "left": 109, "top": 359, "width": 358, "height": 127, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kerr Pekkala (2017) Meredith, ( 2010) Wennkers, (2008) Thompsons, ( 1965 ) 22 3 Cooperative member participation  Contributive participation  Incentive Participation According to Ropke, ( 2012 ) 14 4 Cooperative Management Performance  Manage their cooperative organization and business", "type": "Table" }, { "left": 162, "top": 486, "width": 138, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Holding a Member's Meeting", "type": "List item" }, { "left": 162, "top": 498, "width": 148, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Maintain a register of members, management and supervisors", "type": "List item" }, { "left": 162, "top": 522, "width": 110, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Submit a report on the", "type": "List item" }, { "left": 180, "top": 537, "width": 117, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "implementation of tasks and cooperative financial reports", "type": "Table" }, { "left": 162, "top": 557, "width": 170, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Create a work plan, draft an estimate of the cooperative's income and costs", "type": "List item" }, { "left": 162, "top": 581, "width": 144, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Administrator's ability to solve strategic problems", "type": "List item" }, { "left": 162, "top": 604, "width": 138, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Administrator ability to solve financial problems", "type": "List item" }, { "left": 162, "top": 628, "width": 138, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Administrator ability to solve operational problems", "type": "List item" }, { "left": 162, "top": 652, "width": 138, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Administrator ability to solve marketing problems", "type": "List item" }, { "left": 162, "top": 676, "width": 143, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Administrator Ability to Solve Cooperative and Member Relationships", "type": "Table" }, { "left": 341, "top": 454, "width": 98, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Law. No. 25 Article 30 paragraph 1, 1992; Baswir, 2007; Mulyadi, 2007; Helfert, 2014; Gunawan Aji, 2011;", "type": "Text" }, { "left": 341, "top": 453, "width": 126, "height": 102, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ministerial Regulation, 2007); Anderson Bruce L. and Henehan Brian M, 2002 ) 56", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 397, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Economics, Business and Accounting Research (IJEBAR)", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 52, "width": 223, "height": 57, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peer Reviewed – International Journal Vol-6, Issue-1, 2022 (IJEBAR) E-ISSN: 2614-1280 P-ISSN 2622-4771 https://jurnal.stie-aas.ac.id/index.php/IJEBAR", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 794, "width": 469, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Economics, Bussiness and Accounting Research (IJEBAR) Page 426", "type": "Page footer" }, { "left": 74, "top": 125, "width": 138, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Results and Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 139, "width": 54, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1 Result", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 153, "width": 188, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Validity and Reliability Test Results", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 176, "width": 464, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The significance test was performed by comparing the r-values of the hearing number r- table with degrees of freedom (df) = n2 (1152 = 113) to generate a number of 0.1541. Of the four variables examined, all were validated because the value of the r count for these four variables was greater than the r table (0.1541). In a Cronbach's alpha factor> 0.70 reliability test, a questionnaire is considered reliable if the answers to the question are consistent or stable over time. A configuration or variable is considered reliable if it produces Cronbach's alpha> 0.70 (Ghozali & Latan, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 287, "width": 122, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Classic assumption test", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 310, "width": 471, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Not all data can be regressed, so traditional hypothetical tests are used to avoid estimation bias. Tests have been conducted in this regard. In this study, normality tests, multicollinearity tests, and heterogeneous dispersibility tests were performed, and these tests were either problem-free or had no bias factor.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 376, "width": 71, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data analysis", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 400, "width": 215, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Multiple Linear Regression Analysis Test", "type": "Section header" }, { "left": 160, "top": 423, "width": 293, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2 Result of Multiple Linear Regression Analysis Test", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 461, "width": 474, "height": 150, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .806 .130 6.213 .000 Leadership .019 .039 .021 .485 .628 Risk Taking .174 .031 .238 5,637 .000 Innovation .416 .032 .565 13,128 .000 Intensive Participation .222 .038 .283 5.832 .000 Contributive Participation -.001 .029 -.002 -.037 .970", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 615, "width": 178, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Dependent Variable: Performance", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 652, "width": 470, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the results of the multiple regression analysis above, the regression equation can be arranged as follows:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 687, "width": 276, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Y = α + β1 X 1 + β2 X 2 + β3 X 3 + β4 X 4 + β5 X 5 + 0", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 711, "width": 372, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Y = 0.806 + 0.019 X 1 + 0.174 X 2 - 0.416 X 3 + 0.222X 4 – 0.001X 5 + 0", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 397, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Economics, Business and Accounting Research (IJEBAR)", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 52, "width": 223, "height": 57, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peer Reviewed – International Journal Vol-6, Issue-1, 2022 (IJEBAR) E-ISSN: 2614-1280 P-ISSN 2622-4771 https://jurnal.stie-aas.ac.id/index.php/IJEBAR", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 794, "width": 469, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Economics, Bussiness and Accounting Research (IJEBAR) Page 427", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 125, "width": 289, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The regression equation above can be explained as follows:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 146, "width": 470, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "α = constant value (α) shows a positive value of 0.806 stating that there is no change in leadership, courage to take risks, innovation, incentive participation and contributive participation, so the performance of cooperative management is 0.806 units.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 187, "width": 470, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "β1 = The regression coefficient value of the leadership variable shows a positive value of 0.019, indicating that every 1 unit increase in leadership causes the cooperative management performance to increase by 0.019 units assuming other variables remain.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 229, "width": 471, "height": 55, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "β2 = The value of the regression coefficient for the risk-taking variable shows a positive value of 0.174, indicating that each increase in the courage to take risks by 1 unit causes the performance of the cooperative management to increase by 0.174 units assuming other variables remain.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 284, "width": 471, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "β3 = The regression coefficient value of the innovation variable shows a negative value of -0.416 indicating that every 1 unit increase in innovation causes the performance of the cooperative management to decrease by 0.416 unit assuming other variables remain.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 325, "width": 470, "height": 55, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "β4 = The regression coefficient value of the incentive participation variable shows a positive value of 0.222 indicating that every 1 unit increase in incentive participation causes the performance of the cooperative management to increase by 0.222 units assuming other variables remain.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 381, "width": 470, "height": 55, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "β5 = The regression coefficient value of the contributive participation variable shows a negative value of -0.001 indicating that each increase in contributive participation by 1 unit causes the performance of the cooperative management to decrease by 0.001 units assuming other variables remain.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 438, "width": 471, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the results of multiple linear regression analysis, the most influential variable on the performance of cooperative management is incentive participation, because the value of the largest intensive participation is 0.222.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 501, "width": 203, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Coefficient of Determination Test (R 2 )", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 524, "width": 471, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adjust R 2 from the regression model formed in this study is 0.832 which indicates that the ability of the independent variable to explain the dependent variable is 83.2% and the remaining 16.8% is explained by other variables not included in this research model.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 579, "width": 81, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hypothesis test", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 603, "width": 50, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "F Uji test", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 626, "width": 470, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From the annova test, the calculated f value > f table is 175.039 > 2,42 with a significant level of 0.000. Because the probability value (0.000) is smaller than 0.05 , the F test regression model can be used to predict the performance of cooperative management.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 678, "width": 51, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "T Uji test", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 692, "width": 471, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The impact of leadership on the performance of co-operatives. From the survey results, we can see that the value of the guide regression coefficient is 0.485 and the significance value is 0.628. Get the degrees of freedom = (nk1) or (17761) 170 and get the t table 1.65387 because the t count is 0.485 0.05. This shows that leadership does not affect performance. So ha is rejected.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 397, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Economics, Business and Accounting Research (IJEBAR)", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 52, "width": 223, "height": 57, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peer Reviewed – International Journal Vol-6, Issue-1, 2022 (IJEBAR) E-ISSN: 2614-1280 P-ISSN 2622-4771 https://jurnal.stie-aas.ac.id/index.php/IJEBAR", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 794, "width": 469, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Economics, Bussiness and Accounting Research (IJEBAR) Page 428", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 125, "width": 471, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The impact of risk-taking on the performance of a cooperative. From the survey results, we can see that the risk-taking regression coefficient value is 5.637 and the significance value is 0.000. Obtained t-table 1.65387 because the obtained degrees of freedom = (nk1) or (17761) 170 and t-count 5.637> t-table and significance value 0.000 & lt ;. At 0.05, this indicates that courage carries the risk of affecting performance. So Ha is accepted.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 194, "width": 471, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The impact of innovation on the performance of co-operatives. Based on the findings, we can see that the Daring to Take Risk regression coefficient value is 13.128 and the significance value is 0.000. The obtained degrees of freedom = (nk1) or (17761) 170 and t-table got 1.65387. This is due to the significance of t-count 13.128> t-table and 0.000 & lt ;. At 0.05, this indicates that innovation impacts performance. So Ha is accepted.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 263, "width": 471, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The impact of intense participation on the performance of co-operatives. From the survey results, we can see that the regression coefficient value of Daring to Take Risk is 5.832 and the significance value is 0.000. Obtained t-table 1.65387 because the obtained degrees of freedom = (nk1) or (17761) 170 and t-count 5.832> t-table and significance value 0.000 & lt ;. 0.05, which indicates that participation has a significant impact on performance. So Ha is accepted.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 332, "width": 471, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Impact of contribution sharing on the business performance of cooperatives. From the survey results, we can see that the value of the guide regression coefficient is 0.037 and the significance value is 0.970. With the obtained degrees of freedom = (nk1) or (17761) 170, t-count 0.037 0.05, so t-table 1.65387 was obtained. This shows that leadership does not affect performance. So the last hypothesis not supported.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 415, "width": 75, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.2 Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 89, "top": 429, "width": 401, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Influence of Leadership on the Performance of Cooperative Management.", "type": "Section header" }, { "left": 89, "top": 442, "width": 453, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results of a hypothesis test (H1) showing that leadership does not affect co- management performance. This means that improved leadership in co-operatives does not affect the performance of co-operative management. This is consistent with a study conducted by Febrianka (2016), which states that leadership does not affect the performance of co-management.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 511, "width": 453, "height": 177, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The leadership in Banyumas cooperative must be improved because the performance produced by the administrators has not been satisfactory. This means that the leader has not been able to create a good relationship for the administrators. Leaders have not been able to motivate, coordinate the administrators, and communication between leaders and administrators is still lacking. The implications of this study need to be further improved on existing leadership because in this study leadership does not significantly affect the performance of the cooperative management. Therefore, it is supported by several factors, namely the leader must always motivate the management so that they can be motivated and be more enthusiastic in carrying out their duties. At work, leaders must constantly coordinate the work done by co-operative leadership, whether it is correct or not, and leaders can help employees feel familiar with leaders and them. You need to get closer to leadership by communicating smoothly with your employees You can get to work too comfortably (Christilia, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 397, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Economics, Business and Accounting Research (IJEBAR)", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 52, "width": 223, "height": 57, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peer Reviewed – International Journal Vol-6, Issue-1, 2022 (IJEBAR) E-ISSN: 2614-1280 P-ISSN 2622-4771 https://jurnal.stie-aas.ac.id/index.php/IJEBAR", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 794, "width": 469, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Economics, Bussiness and Accounting Research (IJEBAR) Page 429", "type": "Page footer" }, { "left": 89, "top": 125, "width": 452, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Influence of Courage to Take Risks on the Performance of Cooperative Management.", "type": "Section header" }, { "left": 89, "top": 152, "width": 453, "height": 67, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results of hypothesis testing (H2) which states that courage to take risks has an effects the performance of the cooperative management, this is indicated by the t count value of 5.637 > t table and a significance value of 0.000 < 0.05 . This means that when the management of the cooperative has high courage to take risks, the performance of the cooperative management will increase.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 221, "width": 453, "height": 122, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to Morris and Kuratko (2002), it is courageous to take foresight-related risks to see job opportunities that can cope with losses and deviations from work programs in order to achieve great performance. It states. When considering each opportunity, you need to include innovative thinking so that the opportunities you receive bring value and minimize the risks that may arise. All risk-tolerant employees are incentives to keep trying to fail, don't give up easily, like to try new things, and use the latest methods at work to outperform their personal performance in all areas. To do. Leonore, 2019). This is Silvia (2016) and Ernita et al. Consistent with the survey by. (2020) Those who state that risk-taking affects the performance of the co-operative.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 360, "width": 405, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Influence of Innovation on the Performance of Cooperative Management.", "type": "Section header" }, { "left": 89, "top": 373, "width": 453, "height": 122, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results of the hypothesis test (H3) that innovation affects the performance of co- management are expressed by the t-count of 13.128 > t-table and the significance value of 0.000 < 0.05, this indicates that innovation impacts performance. In other words, the better the employee innovation, the better the performance of collaborative management. According to Hafizah et al. (2017) Innovation has a positive and significant impact on employee performance. There, new ideas and ideas for solving existing problems can improve performance. This supported the third hypothesis. This study is consistent with that of Ernita et al. (2020) We conducted a survey that found that innovation had a positive impact on the business performance of co-operatives.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 511, "width": 443, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Effect of Intensive Participation on the Performance of Cooperative Management.", "type": "Section header" }, { "left": 89, "top": 525, "width": 453, "height": 80, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results of the hypothesis test (H4) show that intense involvement affects the management performance of the co-operative, with a t-score of 5.83 > t-table and a significance of 0.000 < 0.05, this indicates that incentive participation impacts performance. This means that business performance improves when co-operative owners are willing to participate, and participation in incentives affects the performance of co-operative owners (Dewi et al., 2020). Consistent with the study of. This supported the fourth hypothesis.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 622, "width": 452, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Effect of Contributive Participation on the Performance of Cooperative Management.", "type": "Section header" }, { "left": 89, "top": 649, "width": 453, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results of hypothesis test (H5). This shows that sharing contributions does not affect the management performance of the co-operative. This is consistent with the study conducted by Wulan, 2019, who stated that sharing contributions does not affect the performance of co-operative management.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 397, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Economics, Business and Accounting Research (IJEBAR)", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 52, "width": 223, "height": 57, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peer Reviewed – International Journal Vol-6, Issue-1, 2022 (IJEBAR) E-ISSN: 2614-1280 P-ISSN 2622-4771 https://jurnal.stie-aas.ac.id/index.php/IJEBAR", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 794, "width": 469, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Economics, Bussiness and Accounting Research (IJEBAR) Page 430", "type": "Page footer" }, { "left": 81, "top": 125, "width": 78, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 81, "top": 139, "width": 460, "height": 93, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study aims to determine the effect of leadership, risktaking, innovation, intensive participation and contributing participation on the performance of cooperative management in Banyumas, Central Java, Indonesia. Based on the data analysis and discussion that has been carried out, it can be concluded that leadership has no effect on the performance of cooperative management in Banyumas, Central Java, Indonesia, The implications of this study need to be further improved on existing leadership because in this study leadership does not significantly affect the performance of the cooperative management.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 235, "width": 460, "height": 80, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Courage to take risks affects the performance of cooperative management, which means every workforce who has a high desire to take risks makes failure a motivation to keep trying again, not to give up quickly, likes to try new things, and uses the latest ways of carrying out his work so that the individual`s performance becomes superior in all fields. Innovation affects the performance of cooperative management, which means cooperative employees have high creativity to innovate, performance will also increase.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 318, "width": 460, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Intensive participation affects the performance of cooperative management, when the cooperative management has a high desire to participate, the management's performance will increase. Sharing contributions does not affect the performance of co-operative management in Banyumasan, Central Java, Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 401, "width": 54, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Reference", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 428, "width": 471, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dewi, N. K., Hariani, L. S., & Firdaus, R. M. (2020). Partisipasi Anggota Kopma : Pelatihan, Kualitas dan Kreatifitas. Jurnal Riset Pendidikan Ekonomi , 5 (1), 32–40. https://doi.org/10.21067/jrpe.v5i1.4345", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 484, "width": 471, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dr. Sulistiyani, M. (2015). Pengembangan kinerja pemasaran usaha mebel melalui inovasi dan ketrampilan di klaten Dosen Fak ekonomika dan Bisnis Untag Semarang pendahuluan Inovasi merupakan cara terus menerus membangun dan mengembangkan organisasi yang dapat dicapai melalui introduks . 978–979.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 553, "width": 470, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ernita. (2019). Analisis pemahaman anggota dan kualitas layanan terhadap partisipasi anggota pada ksu mandiri kelurahan pujidadi binjai selatan . 8 (1), 175–185.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 594, "width": 471, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Febrianka. (2016). Kinerja Koperasi Studi Tentang Faktor-Faktor Penyebab Tidak Aktifnya Koperasi Gotong Royong Kota Blitar. Kebijakan Dan Manajemen Publik , 4 , 1–11.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 635, "width": 471, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ghozali, I., & Latan, H. (2015). Partial Least Squares: Konsep, Teknik dan Aplikasi Menggunakan Program SmartPLS 3.0. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 677, "width": 470, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hilmi, D. (2017). Pengaruh kualitas kewirausahaan manajer dan kinerja usaha anggota terhadap partisipasi anggota sebagai pemilik.", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 691, "width": 447, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Coopetition , VIII (1), 1–15. http://ikopin.ac.id/jurnal/index.php/coopetition/article/view/1", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 732, "width": 470, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Marisa, O. (2019). Pengaruh Jiwa Kewirausahaan, Nilai Kewirausahaan Terhadap Perilaku", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 397, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Economics, Business and Accounting Research (IJEBAR)", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 52, "width": 223, "height": 57, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peer Reviewed – International Journal Vol-6, Issue-1, 2022 (IJEBAR) E-ISSN: 2614-1280 P-ISSN 2622-4771 https://jurnal.stie-aas.ac.id/index.php/IJEBAR", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 794, "width": 469, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Economics, Bussiness and Accounting Research (IJEBAR) Page 431", "type": "Page footer" }, { "left": 95, "top": 125, "width": 447, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kewirausahaan Dan Keberlangsungan Usaha Pada Sektor Umkm. Jurnal Bina Manajemen , 7 (2), 171–183.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 166, "width": 471, "height": 53, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oktavia DS, G., & Trimeiningrum, E. (2018). Pengaruh Percaya Diri Dan Keberanian Mengambil Risiko Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Umkm Makanan Ringan Di Kota Semarang; Studi Kasus Pada Sentra Industri Kerupuk, Keripik, Peyek dan Sejenisnya di Kota Semarang. Jemap , 1 (1), 26. https://doi.org/10.24167/jemap.v1i1.1580", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 235, "width": 460, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pinangkaan, A. A. E. (2020). Teori dan Model Kepemimpinan Kewirausahaan. Academia.Edu .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 263, "width": 471, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Putra, I. K. R., Suwendra, I. W., & Cipta, W. (2018). Pengaruh Partisipasi Anggota Sebagai Pemilik Dan Partisipasi Anggota Sebagai Pelanggan Terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha Pada Koperasi Unit Desa Di Kabupaten Buleleng Tahun 2010-2013. E-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha , 2 (1).", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 332, "width": 471, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rimadhyani Firdaus, F., & Baga, L. M. (2019). Analisis Kinerja Dan Partisipasi Anggota Koperasi Mandiri Jaya Kabupaten Bogor. Forum Agribisnis , 9 (2), 123–142. https://doi.org/10.29244/fagb.9.2.123-142", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 387, "width": 471, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ritawati, A. (2018). Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Dan Kinerja Karyawan PT. Jamsostek (Persero) Cabang Surabaya. Jurnal Teknik Industri , 19 (2), 118.", "type": "Table" }, { "left": 95, "top": 428, "width": 251, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.22219/jtiumm.vol19.no2.118-126", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 456, "width": 471, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Roddin, R., Yusof, Y., Mohamed Yusof, A., Ibrahim Mukhtar, M., & & Muhamad Hanafi, N. (2017). Kemahiran Keusahawanan Orang Asli Suku Kaum Orang Kuala Di Rengit Johor Dalam Perniagaan Barangan Terpakai. Journal of Global Business and Social Entrepreneurship (GBSE) , 3 (6), 92–100.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 525, "width": 471, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rosmayati. (2020). Pengaruh kepemimpinan, disiplin kerja dan pelatihan terhadap kinerja pengurus primer koperasi kartika ardagussema pusat kodiklat tni ad di cimahi 1Siti . 2 (2), 23–29.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 580, "width": 314, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Subandi. (2017). Ekonomi Koperasi Teori dan Praktik. Alfabeta.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 608, "width": 470, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sulistiyani. (2016). Pengaruh Kemampuan Manajerial Kreativitas Program Pemasaran dan Kemampuan Berinovasi Terhadap Kinerja Usaha Kecil dan Menengah Di Kota Semarang. Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Ekonomi Islam , 1 , 89–100.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 663, "width": 471, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumantri, B., Fariyanti, A., & Winandi, R. (2013). Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Kinerja Usaha Wirausaha Wanita: Suatu Studi pada Industri Pangan Rumahan di Bogor. Jurnal Manajemen Teknologi , 12 (3), 252–277. https://doi.org/10.12695/jmt.2013.12.3.3", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 718, "width": 470, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suwetty Mila Karmila. (2017). Pengaruh Implementasi Nilai, Prinsip Dan Kepemimpinan Koperasi Terhadap Kualitas Rapat Anggota Tahunan (Survei Pada Koperasi Di Kabupaten", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 397, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Economics, Business and Accounting Research (IJEBAR)", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 52, "width": 223, "height": 57, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peer Reviewed – International Journal Vol-6, Issue-1, 2022 (IJEBAR) E-ISSN: 2614-1280 P-ISSN 2622-4771 https://jurnal.stie-aas.ac.id/index.php/IJEBAR", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 794, "width": 469, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Economics, Bussiness and Accounting Research (IJEBAR) Page 432", "type": "Page footer" }, { "left": 95, "top": 125, "width": 447, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur). Jurnal Ilmiah Manajemen, Ikopin Bandung ISSN: 2615-4978 . https://ikopin.ac.id/jurnal/index.php/coopetition/index", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 166, "width": 471, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Taherdoost, H. (2018). Sampling Methods in Research Methodology; How to Choose a Sampling Technique for Research. SSRN Electronic Journal , 5 (2), 18–27. https://doi.org/10.2139/ssrn.3205035", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 222, "width": 385, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Undang-undang Koperasi No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 245, "width": 471, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wulan, H. S. (2019). Analisis jiwa kewirausahaan pemimpin, gaya partisipasi para anggota, dan model manajemen koperasi dalam meningkatkan kinerja koperasi di kota semarang. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Kontemporer , 55–70.", "type": "Table" }, { "left": 95, "top": 287, "width": 324, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://jurnal.unpand.ac.id/index.php/EBK/article/viewFile/345/339", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 314, "width": 471, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yuswono, W. (2018). Pengaruh partisipasi anggota terhadap keberhasilan koperasi serba usaha (ksu) “kharisma” desa loyang kecamatan cikedung kabupaten indramayu. Jurnal Ilmiah Indonesia , 3 (1), 151–159.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 369, "width": 471, "height": 53, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zahara, & Silvia, S. (2020). Analisis layanan jasa koperasi terhadap tingkat kepuasan anggota koperasi (Studi Kasus Koperasi Bina Usaha di Desa Gampong Raya Dagang). Jurnal Sain Ekonomi Dan Edukasi (JSEE) , VIII (1). http://www.jfkip.umuslim.ac.id/index.php/jsee/article/view/547", "type": "Table" } ]
58a6d2e3-ad02-0074-4a0a-d5e88e414889
https://idm.or.id/JCS/index.php/JCS/article/download/48/49
[ { "left": 294, "top": 757, "width": 19, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "177", "type": "Page footer" }, { "left": 181, "top": 44, "width": 254, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Community Service", "type": "Section header" }, { "left": 181, "top": 65, "width": 196, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 2, Issue 2, December 2020 P-ISSN: 2715-2901 E-ISSN: 2715-291X Open Access at: http://idm.or.id/JCS", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 139, "width": 385, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENINGKATAN KESEJAHTERAAN KELUARGA MELALUI PELATIHAN PENGOLAHAN PANGAN BAGI IBU RUMAH TANGGA", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 178, "width": 403, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IMPROVING FAMILY WELFARE THROUGH FOOD PROCESSING TRAINING FOR HOUSEHOLD WOMEN", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 218, "width": 396, "height": 71, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melti Roza Adry 1 , Novya Zulva Riani 2 , Urmatul Uska Akbar 3 , Yollit Permata Sari 4 1,2,3,4 Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Padang, Padang E-mail: [email protected] 1 , [email protected] 2 , [email protected] 3 , [email protected] 4 INFO ARTIKEL", "type": "Text" }, { "left": 243, "top": 277, "width": 50, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 305, "width": 58, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Koresponden", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 325, "width": 109, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melti Roza Adry [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 356, "width": 85, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Novya Zulva Riani [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 390, "width": 111, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Urmatul Uska Akbar [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 422, "width": 105, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yollit Permata Sari [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 477, "width": 86, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: pengolahan pangan,", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 500, "width": 82, "height": 77, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "capacity building, workshop Website: http://idm.or.id/JCS", "type": "Picture" }, { "left": 99, "top": 623, "width": 52, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "hal: 177 - 184", "type": "Text" }, { "left": 243, "top": 293, "width": 266, "height": 62, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ibu rumah tangga memiliki peran dan potensi yang sangat strategis dalam mendukung program pengentasan kemiskinan di Indonesia. Karena itu, program pemberdayaan ibu rumah tangga dalam bidang ekonomi perlu dimaksimalkan dan dilakukan secara", "type": "Text" }, { "left": 243, "top": 355, "width": 266, "height": 323, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berkesinambungan, melalui program-program usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera (UPPKS) yang bertujuan untuk memaksimalkan peran serta ibu rumah tangga dalam mengisi waktu luangnya untuk meningkatkan pendapatan keluarga Keberadaan ibu rumah tangga, yang memiliki waktu luang setelah menyelesaikan urusan rumah tangga, menimbulkan pemikiran bahwa ada potensi ibu rumah tangga yang belum tergali secara maksimal. Untuk mencari alternatif solusi pemecahan masalah di atas, maka diadakan pelatihan pengolahan pangan bagi ibu rumah tangga guna meningkatkan kesejahteraan keluarga di RT 002/RW III dan RT 002/RW XV Jl. Muhajirin Tunggul Hitam Kota Padang. Melalui kegiatan ini diharapkan ibu-ibu rumah tangga dapat mengaplikasikan Ilmu yang didapat dalam pemanfaatan waktu luang melalui penglahan pangan yang bernilai gizi dan ekonomis. Disamping itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk mengurangi pengeluaran rumah tangga karena bisa membuat olahan makanan bergizi di rumah. Khalayak yang menjadi sasaran kegiatan pengabdian adalah ibu-ibu rumah tangga di wilayah pemukiman RT 002/RW III dan RT 002/RW XV Jl. Muhajirin Tunggul Hitam Kota Padang. Tim Pengabdian pada Masyarakat mengundang 20 orang ibu rumah tangga untuk mengikuti pelatihan pengolahan pangan yang bergizi dan bernilai ekonomis", "type": "Text" }, { "left": 369, "top": 707, "width": 137, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2020 JCS. All rights reserved", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 36, "width": 191, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2715-2901 E-ISSN: 2715-291X", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 756, "width": 19, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "178", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 89, "width": 196, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ARTICLE INFO ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 117, "width": 61, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Correspondent", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 133, "width": 109, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melti Roza Adry [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 165, "width": 85, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Novya Zulva Riani [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 198, "width": 111, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Urmatul Uska Akbar [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 231, "width": 102, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yollit Permata Sari [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 274, "width": 95, "height": 33, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: food processing, capacity building, workshop", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 331, "width": 83, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Website: http://idm.or.id/JCS", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 381, "width": 58, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "page: 177 - 184", "type": "Text" }, { "left": 237, "top": 115, "width": 274, "height": 229, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Housewives have a very strategic and potential role to support poverty alleviation programs in Indonesia through the empowerment program. By establishing this program, the economic sector needs to be maximized and carried out on an ongoing basis to increase prosperous family income. Ladder, which has free time after completing household affairs, raises the idea that there is a housewife's potential that has not been fully explored because they have many spare time. To find alternative solutions, food processing training was held for housewives to improve family welfare. The target audience for the community service activities are housewives in the residential areas of RT 002 / RW III and RT 002 / RW XV Jl. Muhajirin Tunggul Hitam Padang City. The Community Service Team invited 20 housewives to take part in food processing training. Through this activity, it is hoped that housewives will be able to apply the knowledge they have gained in the use of free time through processing food that has nutritional and economic value. Besides that, this activity also aims to reduce household expenses because it can make nutritious food preparations at home", "type": "Text" }, { "left": 371, "top": 383, "width": 137, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2020 JCS. All rights reserved", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 429, "width": 94, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 447, "width": 420, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ibu rumah tangga memiliki peran dan potensi yang sangat strategis dalam mendukung program pengentasan kemiskinan di Indonesia. Karena itu, program pemberdayaan Ibu rumah tangga dalam bidang ekonomi perlu dimaksimalkan dan dilakukan secara berkesinambungan, melalui program-program usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera (UPPKS) yang bertujuan untuk memaksimalkan peran serta Ibu rumah tangga dalam mengisi waktu luangnya untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Adanya keterbatasan ekonomi maupun pengetahuan serta peran dan potensi strategis untuk meningkatkan pendapatan keluarga, maka Ibu-ibu rumah tangga ini perlu diberdayakan.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 578, "width": 420, "height": 136, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ibu-ibu rumah tangga relatif memiliki banyak waktu luang setelah selesai mengurus urusan rumah tangga. Jika waktu luang ini dimanfaatkan untuk kegiatan yang produktif tentunya akan menambah pendapatan keluarga. Di Jalan Muhajirin RT 002/RW III dan RT 002/RW XV Kelurahan Dadok Tuggul Hitam umumnya Ibu rumah tangganya hanya fokus mengurus rumah tangga. Di sisi lain, Ibu rumah tangga umumnya sudah memiliki potensi/kemampuan memasak, hanya saja mungkin keterampilan mereka dalam hal membuat makanan olahan yang bergizi dan benilai jual masih rendah. Sehingga dengan adanya pelatihan pengolahan pangan ini Ibu-ibu rumah tangga dapat mengoptimalkan waktu luangnya untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga.", "type": "Text" }, { "left": 178, "top": 36, "width": 333, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Community Service (JCS), Vol 2, Issue 2, December 2020: 177-184", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 756, "width": 19, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "179", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 85, "width": 420, "height": 68, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melalui pelatihan pengolahan pangan bagi Ibu-ibu rumah tangga dalam hal pemanfaatan waktu luang tentu saja akan memberikan dampak yang positif bagi masyarakat. Apalagi kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan produktif yang bisa menambah pendapatan, misalnya melakukan usaha kecil seperti menjual produk olahan makanan seperti bakso dan olahannya.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 161, "width": 420, "height": 81, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemberdayaan merupakan suatu proses yang pada hakikatnya bertujuan untuk terwujudnya “perubahan”. Oleh karena itu, mulai dari titik mana kita melihat bahwa individu tegerak ingin melakukan suatu sikap dan perilaku kemandirian, termotivasi, dan memiliki keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dalam rambu-rambu nilai/norma yang memberikannya rasa keadilan dan kedamaian dalam mencapai tujuan bersama untuk kesejahteraan.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 251, "width": 420, "height": 136, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pola pemberdayaan bagi masyarakat khususnya bagi Ibu-ibu Rumah Tangga merupakan mekanisme yang memberikan peluang untuk memperkaya ilmu pengetahuan dan pengalaman melalui berbagai kegiatan produktif yang dapat mendukung perekonomian keluarga untuk memenuhi kebutuhan sandang dan pangan. Kemunculan paradigma pembinaan terhadap anggota masyarakat khususnya bagi Ibu-ibu rumah tangga dipicu oleh arus besar modernisasi yang menghendaki terciptanya peluang kerja secara demokratisasi dalam segala dimensi kehidupan manusia, termasuk di bidang sosial dan ekonomi. Mau tak mau pola pembinaan harus dikelola secara desentralisasi dengan memberikan tempat seluas- luasnya bagi partisipasi masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 395, "width": 420, "height": 149, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemberdayaan Ibu-ibu Rumah Tangga adalah suatu isu yang muncul dalam pendekatan pembangunan ketika masyarakat marginal memerlukan bantuan proses penguatan ekonomi dan sosial dalam konteks kesejahteraan hidup masyarakat. Istilah pemberdayaan saat ini telah demikian populer sebagai suatu pendekatan yang dilakukan untuk memperkuat masyarakat khususnya pada Ibu-ibu rumah tangga baik secara sosial dan ekonomi agar dapat merubah dan memperbaiki posisi mereka ketika berhadapan dengan kondisi perekonomian/kebutuhan rumah tangga yang sangat berpengaruh secara fisik dan psikis. Inti dari pemberdayaan adalah bagaimana Ibu-ibu rumah tangga mempunyai posisi tawar sehingga menjadi pelaku proses pembangunan yang partisipatif dan aktif bukan hanya sebagai objek pembangunan.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 553, "width": 420, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu bentuk pemberdayaan bagi ibu-ibu rumah tangga adalah dengan mengikuti kegiatan produktif dalam hal pemanfaatan waktu luang, yang salah satunya adalah pelatihan pengolahan pangan seperti pembuatan bakso dan olahannya yang nantinya bisa dijual untuk menambah pendapatan keluarga. Ibu-ibu rumah tangga di Jalan Muhajirin RT 002/ RW III dan RT/ RW XV Kelurahan Dadok Tunggul Hitam dapat memanfaatkan waktu luangnya untuk melakukan kegiatan produktif sehingga mampu meningkatkan gizi keluarga serta meningkatkan kesejahteraan keluarga.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 669, "width": 420, "height": 68, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keberadaan Ibu rumah tangga, yang memiliki waktu luang setelah menyelesaikan urusan rumah tangga, menimbulkan pemikiran bahwa ada potensi ibu rumah tangga yang belum tergali secara maksimal. Dikaitkan dengan adanya keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga maka muncul pemikiran untuk memberdayakan Ibu-ibu rumah tangga dengan memanfaatkan waktu luang untuk", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 36, "width": 191, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2715-2901 E-ISSN: 2715-291X", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 756, "width": 19, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "180", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 85, "width": 420, "height": 95, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kegiatan produktif melalui pelatihan pengolahan pangan. Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh potensi ibu rumah tangga yang banyak menghabiskan waktu luangnya untuk kegiatan yang tidak produktif, padahal mereka bisa memanfaatkan waktu luangnya untuk membuat bisnis kecil-kecilan dengan membuka usaha makanan sehingga menunjang ekonomi rumah tangga. Diharapkan dari kegiatan tersebut dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga sehingga meningkatkan kesejahteraan keluarga.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 188, "width": 418, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Ibu rumah tangga belum terberdayakan secara ekonomis", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 216, "width": 327, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Belum optimalnya pemanfaatan waktu luang Ibu rumah tangga", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 229, "width": 419, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Adanya potensi peningkatan pendapatan rumah tangga dengan pemanfaatan waktu luang melalui kegiatan produktif.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 269, "width": 144, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PELAKSANAAN", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 285, "width": 420, "height": 123, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode yang akan digunakan dalam kegiatan ini adalah dengan transfer ilmu sekaligus memberikan workshop mengenai pelatihan pengolahan pangan yang bergizi dan bernilai ekonomis kepada Ibu-ibu rumah tangga di RT 002/RW III dan RT 002/ RW XV di Jl. Muhajirin Tunggul Hitam Kota Padang. Pemilihan wilayah ini didasarkan karena sebagian besar Ibu-ibu di kawasan ini adalah ibu rumah tangga di mana mereka masih memilki banyak waktu luang dan danya keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. Sehingga melalui pelatihan ini mereka akan memiliki keterampilan yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 414, "width": 290, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan ini dilaksanakan dalam beberapa tahap, meliputi;", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 431, "width": 389, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Tahap Persiapan Tahap persiapan yang dilakukan untuk melaksanakan program ini meliputi;", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 458, "width": 196, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Survei tempat pelaksanaan kegiatan.", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 472, "width": 406, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Pembuatan proposal dan menyelesaikan administrasi perijinan pada instansi yang akan dilibatkan pada pelaksanaan kegiatan.", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 500, "width": 82, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Seleksi Awal.", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 513, "width": 113, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Pembuatan modul.", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 527, "width": 179, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Perbanyakan modul oleh panitia.", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 540, "width": 209, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "f. Pembuatan dan penyebaran undangan", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 554, "width": 156, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Tahap Pelaksanaan Kegiatan", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 568, "width": 406, "height": 122, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan dilaksanakan sebanyak dua kali. Satu kali pertemuan pertama berupa workshop dan satu kali pertemuan kedua berupa evaluasi program kegiatan. Sebelum memasuki ruangan, peserta dibekali dengan satu set ATK (Alat Tulis Kantor) dan peralatan dan bahan baku terkait dengan pengolahan pangan.. Kegiatan ini dibagi menjadi dua tahap, tahap pertama yaitu pengisian materi oleh pembicara mengenai peningkatan kesejahteraan keluarga melalui pengolahan pangan yang bergizi dan bernilai ekonomis. Kemudian tahap yang kedua yaitu workshop pengolahan pangan beserta olahannya dalam bentuk pembuatan lapis daging.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 697, "width": 406, "height": 40, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk pengolahan pangan sebenarnya tidaklah susah, karena Ibu rumah tangga umumnya sudah terampil dalam mengolah makanan. Namun mungkin masih ada yang belum mengetahui bagaimana cara mengolah makanan yang bergizi tanpa", "type": "Text" }, { "left": 178, "top": 36, "width": 333, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Community Service (JCS), Vol 2, Issue 2, December 2020: 177-184", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 756, "width": 19, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "181", "type": "Page footer" }, { "left": 107, "top": 85, "width": 406, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bahan pengawet dan dapat dijual. Langkah-langkah sederhana yang kita lakukan adalah:", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 113, "width": 280, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Siapkan bahan baku untuk megolah makanan bergizi.", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 126, "width": 382, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Siapkan peralatan yang akan digunakan dalam membuat olahan makanan.", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 140, "width": 406, "height": 68, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Praktek pembuatan olahan makanan bergizi tanpa bahan pengawet. Sebagai alat ukur keberhasilan dari pelatihan yang kami berikan ini, kami akan menyelenggarakan pertemuan ke dua untuk melihat hasil pengolahan makanan bergizi tanpa bahan pengawet dan melakukan evaluasi terhadap adanya peningkatan pendapatan keluarga.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 214, "width": 75, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Tahap akhir", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 228, "width": 406, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahap akhir terdiri dari pembuatan laporan hasil kegiatan dan pengumpulan laporan hasil kegiatan.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 265, "width": 103, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL KEGIATAN", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 282, "width": 420, "height": 122, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diikuti oleh Ibu rumah tangga di RT 002/RW III dan RT 002/RW XV Jl. Muhajirin Tunggul Hitam, Kota Padang. Kegiatan ini diawali dengan diskusi permasalahan dengan warga pada tanggal 16 Maret 2017. Pada kegiatan ini difokuskan untuk mencari permasalahan inti yang perlu ditangani di lingkungan warga. Selanjutnya, pengarahan program kepada Ibu-ibu rumah tangga pada Bulan Juni 2017. Kemudian melaksanakan capacity building dan workshop yang dilaksanakan pada 9 September 2017 yang bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada Ibu rumah tangga tentang pemanfaatan waktu luang sehingga dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga dan peningkatan gizi keluarga.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 412, "width": 420, "height": 68, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan ini dilaksanakan di RT 002/RW III dan RT 002/RW XV yang diikuti oleh Ibu-ibu rumah tangga yang berada di masing-masing mitra. Kegiatan ini melibatkan 20 orang Ibu rumah tangga yang nantinya diharapkan dapat memanfaatkan waktu luangnya untuk kegiatan produktif. Kegiatan ini dikoordinatori langsung oleh Ibu RT dari masing-masing mitra.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 488, "width": 420, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat adalah seperti terlihat pada Tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 523, "width": 419, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Kegiatan Pengabdian Masyarakat IBM Peningkatan Kesejahteraan Keluarga melalui Pelatihan Penglahan Pangan bagi Ibu Rumah Tangga", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 555, "width": 376, "height": 115, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahap Kegiatan Nama Kegiatan Tempat 1 Pemantapan Program dengan RT mitra Jl. Muhajirin RT 002/RW III dan RT 002/RW XV 2 Kunjungan Tim Pengabdi ke RT yang menjadi mitra Jl. Muhajirin RT 002/RW III dan RT 002/RW XV 3 Sosialisasi dan Workshop Pembuatan bakso dan lapis daging beserta pengemasannya Jl. Muhajirin RT 002/RW III dan RT 002/RW XV", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 678, "width": 394, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan IbM ini terdiri atas dua kegiatan yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 692, "width": 124, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pemantapan Program", "type": "Section header" }, { "left": 107, "top": 705, "width": 406, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan Pemantapan program dilakukan dengan kedua mitra di Jl. Muhajirin. Pada kegiatan ini difokuskan untuk mencari permasalahan inti yang perlu", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 36, "width": 191, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2715-2901 E-ISSN: 2715-291X", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 756, "width": 19, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "182", "type": "Page footer" }, { "left": 107, "top": 85, "width": 406, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ditangani di lingkungan warga. Selanjutnya, dilakukan pengarahan program kepada Ibu-ibu rumah tangga.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 116, "width": 108, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Capacity Building", "type": "Section header" }, { "left": 107, "top": 130, "width": 406, "height": 136, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan dimulai dengan penyampaian materi oleh narasumber terkait dengan pengolahan pangan yang berigizi tanpa bahan pengawet. Selanjutnya pemaparan mengenai proses pengolahan makanan rumah guna meingkatkan gizi keluarga, yaitu dengan membuat bakso dan lapis daging. Selama kegiatan pelatihan berlangsung para Ibu rumah tangga sangat antusias dengan kegiatan yang dilakukan. Hal ini terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan oleh ibu-ibu terkait dengan materi yang disampaikan. Pemateri memaparkan secara rinci proses pembuatan bakso dan lapis daging. Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan dari pemateri mengenai pengemasan produk agar bisa dijual. Gambar 1 memperlihatkan capacity building .", "type": "Text" }, { "left": 214, "top": 417, "width": 178, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Kegiatan Capacity Building", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 437, "width": 67, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Workshop", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 450, "width": 407, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan ini merupakan lanjutan dari kegiatan capacity building. Kegiatan ini bertempat di Jl. Muhajirin Tunggul Hitam. Kegiatan ini merupakan praktek pengolahan pangan berupa bakso dan lapis daging.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 499, "width": 406, "height": 54, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahap pertama kegiatan adalah menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan bakso dan lapis daging. Setelah itu, Ibu-ibu rumah tangga juga diberikan kesempatan untuk mencoba langsung pembuatan bakso dan lapis daging untuk meningkatkan gizi keluarga serta pendapatan rumah tangga.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 561, "width": 406, "height": 95, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selama kegiatan workshop berlangsung respon yang diberikan oleh peserta sangat baik. Peserta sangat antusias untuk mengikuti dan mempraktekkan pembuatan bakso dan lapis daging. Dengan demikian mereka dapat mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperoleh selama workshop sehingga dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga. Melalui kegiatan workshop ini akan diperoleh pengetahuan ibu-ibu rumah tangga dalam waktu luang guna menunjang ketahanan pangan dan peningkatan pendapatan keluarga.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 664, "width": 406, "height": 68, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selama kegiatan workshop berlangsung respon yang diberikan oleh peserta sangat baik. Peserta sangat antusias untuk mengikuti dan mempraktekkan pembuatan bakso dan lapis daging. Dengan demikian mereka dapat mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperoleh selama workshop sehingga dapat mengurangi pengeluaran rumah tangga dan meningkatkan gizi keluarga.", "type": "Text" }, { "left": 178, "top": 36, "width": 333, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Community Service (JCS), Vol 2, Issue 2, December 2020: 177-184", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 756, "width": 19, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "183", "type": "Page footer" }, { "left": 107, "top": 85, "width": 406, "height": 95, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah kegiatan workshop ini berlangsung, dilanjutkan dengan kegiatan monitoring untuk mengecek keberhasilan proses pembuatan bakso dan lapis daging guna meningkatkan ketahanan pangan dan meningkatkan pendapatan rumah tangga. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengecek hasil dari pengolahan pangan dalam pemuatan bakso dan lapis daging. Hasil yang diperoleh, sebagian besar Ibu rumah tangga mencoba membuat kembali bakso dan lapis daging.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 188, "width": 406, "height": 68, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kendala yang terjadi selama pelaksanaan kegiatan pengabdian ini antara lain beberapa rumah tangga tidak membuat kembali dirumah disebabkan karena proses penggilingan daging ayam menjadi bakso masih agak sulit dijangkau. Hal ini yang menyebabkan sebagian kecil rumah tangga tidak membuat kembali di rumah.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 264, "width": 406, "height": 82, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses pembuatan bakso dan lapis daging tidak membutuhkan waktu yang lama. Kendalanya adalah diproses penggilingan daging sebagai bahan pembuatan bakso. Selanjutnya dilakukan evaluasi atas kegiatan workshop yang telah dilakukan. Berdasarkan monitoring yang dilakukan, diperkirakan sekitar 70 persen Ibu rumah tangga mempraktekkan kembali pengetahuan mereka tentang pengolahan pangan seperti pembuatan bakso dan lapis daging.", "type": "Text" }, { "left": 254, "top": 472, "width": 134, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Pembuatan Bakso", "type": "Text" }, { "left": 237, "top": 608, "width": 168, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Pembuatan Lapis Daging", "type": "Caption" }, { "left": 246, "top": 727, "width": 114, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4. Pengemasaan", "type": "Caption" }, { "left": 94, "top": 36, "width": 191, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2715-2901 E-ISSN: 2715-291X", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 756, "width": 19, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "184", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 85, "width": 419, "height": 54, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Estimasi Omset Pengolahan Pangan di Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang Berdasarkan hasil kegiatan pengabdian masyarakat yang telah dilakukan, berikut diperkirakan pendapatan dari usaha pengolahan pangan berupa bakso dan lapis daging yang telah dikakukan oleh mitra.", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 139, "width": 395, "height": 123, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Bakso Penerimaan ibu Rumah Tangga dalam pengolahan bakso Jumlah Output 100 Harga jual Rp10.000 Total Pendapatan Rp1.000.000 Total Biaya Rp586.800 Pendapatan Bersih Rp413.200 Asumsi: output yang dihasilkan dibuat dari 6 ekor ayam (3-4 kg) untuk sekali produksi", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 263, "width": 406, "height": 121, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Lapis Daging Penerimaan Ibu Rumah Tangga dalam pengolahan lapis daging Jumlah Output 60 Harga jual Rp10.000 Total Pendapatan Rp600.000 Total Biaya Rp353.300 Pendapatan Bersih Rp246.700 Asumsi: output yang dihasilkan dibuat dari 2 kg daging sapi untuk sekali produksi", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 396, "width": 135, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 413, "width": 420, "height": 81, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan pengabdian Ipteks bagi Masyarakat yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa sebelum diadakannya sosialisasi, pelatihan serta workshop terhadap ibu-ibu rumah tangga yang berlokasi di Jl. Muhajirin RT 002/RW III dan RT 002/RW XV belum memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam pengolahan daging dan pembuatan bakso yang bernilai gizi dan ekonomis serta bagaimana prospek dari bakso dan olahannya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rumah tangga.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 505, "width": 420, "height": 40, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah diadakannya pelatihan kepada Ibu-ibu rumah tangga, para peserta mengetahui pengetahuan dan keterampilan dalam pembuatan dan pengolahan bakso sehingga dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 556, "width": 108, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 571, "width": 420, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Munandar, Ashar Suyoto. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta:", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 584, "width": 117, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 603, "width": 420, "height": 40, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ratang, Sarlota Arrang. 2019. Pelatihan Kewirausahaan Pembuatan Bakso Ikan dan Perhitungan Laba Usaha Bagi Mahasiswa Ilmu Ekonomi UNCEN . The Community Engagement Journal. Vol. 2, No. 1, Januari 2019.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 649, "width": 419, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Susilo, Bambang. 2010. Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Tani Berbasis Kelembagaan. Jurnal Muwazah Vol. 2, No. 2, Desember 2010.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 681, "width": 420, "height": 41, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yunia, Dabella, et al. 2020. Pemberdayaan Masyarakat Membuat Bakso Bandeng di Kelurahan Unyur, Serang, Banten . Jurnal Pengabdian Masyarakat. Vol. 2, No. 2, Juli 2020.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 726, "width": 393, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wardiayanta. 2006. Metode Penelitian Pariwisata . Yogyakata: Andi Yogyakarta", "type": "Text" } ]
48468301-a0c4-20c4-a6c7-2aed55d63ba5
https://jurnal.uns.ac.id/jdc/article/download/67804/39683
[ { "left": 85, "top": 39, "width": 189, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik", "type": "Page header" }, { "left": 427, "top": 39, "width": 83, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2581-1843", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 144, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 7 Nomor 1 Tahun 2023", "type": "Page header" }, { "left": 428, "top": 57, "width": 83, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN: 2581-1835", "type": "Page header" }, { "left": 163, "top": 758, "width": 339, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Development of The Flows of Educational Philosophy: Theoretical Concept and Implementation in 21 st -Century Learning", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 120, "width": 160, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dwi Yuniasih Saputri, Sunardi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 138, "width": 172, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Sebelas Maret [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 176, "width": 226, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Article History received 28/11/2022 revised 13/1/2023", "type": "Table" }, { "left": 373, "top": 188, "width": 91, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "accepted 17/1/2023", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 206, "width": 40, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 218, "width": 428, "height": 219, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The purpose of writing the article is to analyze the development of the flow of educational philosophy: theoretical concepts and implementation in 21 st -century learning. This is a systemic literature review. The literature finding was done through the Semantic Scholar database and book review with the topic of the development of education flow and its implementation. Each education has a different view of human development. This is based on the dominant factors that serve as the basis for human development. The implementation in education can be seen from several aspects, including the meaning of education, education goals, curriculum, learning, and the role of teachers in learning. The result of the research is that understanding the flow of education is very important when an educator or teacher wants to keep abreast of educational developments. The result of this thinking is called the flow or new education movement. The flow/movement affects education around the world, including in Indonesia. The philosophy of education can determine the learning process such as determining models, methods, strategies, and evaluation in learning. It cannot be said that one flow is better than another because its use is adjusted to the level of need, current situation, and conditions. The research concludes that each flow has its principles. Three flows influence human development, namely (1) Nativism, this flow states that human development is influenced by innate factors from birth. (2) Empiricism states that human development is caused by environmental factors. (3) Convergence states that human development is influenced by the interaction between the carrier and the environment. Keywords: school of educational philosophy, learning concepts, education flow", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 451, "width": 40, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 463, "width": 428, "height": 231, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perkembangan aliran filsafat pendidikan: konsep teoritis dan penerapannya dalam pembelajaran abad 21. Metode penelitian ini yaitu tinjauan literatur sistemik. Prosedur penelitian yaitu dengan pencarian literatur dilakukan melalui database google scholar dan science direct dengan topik perkembangan alur pendidikan dan implementasinya. Setiap pendidikan memiliki pandangan yang berbeda tentang pembangunan manusia. Hal ini didasarkan pada faktor-faktor dominan yang menjadi dasar pembangunan manusia. Implementasi dalam pendidikan dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain makna pendidikan, tujuan pendidikan, kurikulum, pembelajaran, dan peran guru dalam pembelajaran. Hasil penelitian yaitu pemahaman tentang alur pendidikan sangat penting ketika seorang pendidik atau guru ingin selalu mengikuti perkembangan pendidikan. Hasil pemikiran itu disebut flow atau gerakan pendidikan baru. Aliran/gerakan tersebut mempengaruhi pendidikan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Filosofi pendidikan dapat menentukan dalam proses pembelajaran seperti menentukan model, metode, strategi dan evaluasi dalam pembelajaran. Tidak dapat dikatakan aliran yang satu lebih baik dari yang lain karena penggunaannya disesuaikan dengan tingkat kebutuhan, situasi dan kondisi terkini. Simpulan penelitian bahwa setiap aliran memiliki prinsipnya sendiri. Ada tiga aliran yang mempengaruhi perkembangan manusia, yaitu (1) Nativisme, aliran ini menyatakan bahwa perkembangan manusia dipengaruhi oleh faktor pembawaan sejak lahir. (2) Empirisme menyatakan bahwa perkembangan manusia disebabkan oleh faktor lingkungan. (3) Konvergensi menyatakan bahwa perkembangan manusia dipengaruhi oleh interaksi antara pembawa dan lingkungan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 696, "width": 349, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci: konsep pembelajaran, alur pendidikan, sekolah filsafat pendidikan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 189, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik", "type": "Page header" }, { "left": 427, "top": 39, "width": 83, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2581-1843", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 144, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 7 Nomor 1 Tahun 2023", "type": "Page header" }, { "left": 428, "top": 57, "width": 83, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN: 2581-1835", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "20", "type": "Page footer" }, { "left": 256, "top": 88, "width": 87, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 100, "width": 428, "height": 292, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Educational philosophy is an educational philosophy study that is often recognized as an applied philosophy field (Balim., 2014) describing benefits from other philosophy branches from metaphysics, epistemology, and axiology (Alemdar & Aytaç, 2022). According to a notable philosopher, John Dewey, educational philosophy is the main and the most important branch of philosophy that stands as a lively philosophy (Phuong Thuy, 2020). Güçlü et. al., (2008) describe educational philosophy as activities where educational problems are being analyzed and applied from a philosophical view. Educational philosophy is a philosophy branch with studies and analyses education related concepts (Cevizci, 2014) to improve and answer questions about the methods and education problem and education policy, pedagogy, and curriculum (Doichyk & Doichyk, 2021). Educational philosophy can be accepted as an interpretation of facts and concepts that covers education issues in philosophical ways (Alemdar & Aytaç, 2022). As time passes, some educational thinking appears in society with its development, and this development carries on the change that is later called educational philosophy. Historically, the flow of education or various thinking about education can be obtained in many pieces of literature. The written flow of education in educational history started in ancient Rome up until now. Every educational flow can be seen as an effort to improve the dignity of human beings so they can be better individuals compared to the previous generations. The flow of education appears when human ling in a group was faced with the regeneration problem. The understanding of the flows of education is significant when either a teacher or a future teacher will get the principle of every educational development thinking happening. The flows of education are the idea of the influential thinker in their era and it can be neglected (Roni., 2022).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 392, "width": 429, "height": 204, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "One of the classic Chinese philosophers, King Fu Che, states that “learning is the essence of life; the ones who always study will improve their life quality. People live for today, dream for the future, and learn about the eternal truth’. It means that learning is not seen as an obligation but as a need, learning is a never-ending process, continually, and mindfully. Learning is the key to success to face life and death. Leaning is a changing process that happens continually throughout life (Suswandari, 2018). Education is one of the ways to create humans to be smart righteous responsible human beings. Through education, somebody can develop their behavior, knowledge, and skill optimally. Law on National Education System No.20 the year 2003 states that education means conscious and well-planned effort in creating a learning environment and learning process so that learners will be able to develop their full potential for acquiring spiritual and religious strengths, develop self-control, personality, intelligence, morals, and noble character and skills that one needs for him/herself, for the community, for the nation, and the state (Fadhli, 2016). Education is a process to include the students adapting themselves to the environment to make a life-changing that let them live well in society, and learning functions lead this process to reach the goals (Pettalongi, 2013)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 599, "width": 428, "height": 151, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "According to Kushan (2017), learning evolution in the 21st century produces not only specific behavior from low cognitive levels related to memory, affective, and psychomotor but also collaborative skill and problem-solving. Furthermore, Kurshan defines that this domain has been revised and reformed to ensure the student's readiness to face the global challenge. The term 21st century has outweighed traditional learning in the classroom. The students are required to solve real-life problems, communicate and work together with their mates, integrate digital tools, and collaborate with people from the outside class (Abdullah., 2020). One of the important components of education is the student. From the education perspective structure, students are the subject and object. Therefore, the learning activities cannot be done without students’ participation. The whole understanding of the student concept is one of the factors that must be understood by the entire stakeholder, especially the ones who involve in", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 189, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik", "type": "Page header" }, { "left": 427, "top": 39, "width": 83, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2581-1843", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 144, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 7 Nomor 1 Tahun 2023", "type": "Page header" }, { "left": 428, "top": 57, "width": 83, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN: 2581-1835", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "21", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 428, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "education. Without a whole and comprehensive understanding of students, it will be difficult for the teachers to lead the students in reaching the goals (Musdalifah, 2019)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 111, "width": 434, "height": 459, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Several factors influence the students’ development, but some experts have different opinions for they have different views and approach toward the student's existence. Therefore, the writer outlines the flows related to the factors influencing students’ development. There are several flows or theories defined which have a relationship with learning or success in education. Some theories recognized in education are empiricism, nativism, and convergence. According to nativism flow, successful learning is decided by each individual. When someone was born with wickedness, that person will be bad, and vice versa. Education that does not support the students’ skills won’t help the student's development. This is not deviating from the fact. For example, the children resemble their parents' physic and will inherit their parents' characters and talents. This school argues that children have good and bad innate since birth into the world, further development is influenced by the environment (Fadhli, 2016). Dewey argued that schools did not provide a true learning experience, but rather an infinite accumulation of details and facts nurtured by students and believed that schools and classrooms should reflect real-life situations (DeRobertis, 2014). As a result, students complete the exact facts back as rote knowledge and soon fail to remember details because they are seen as passive learners because they are only provided with materials and information by their teachers and textbooks that have been prepared and assimilated beforehand (Jarrah., 2020) In conclusion, nativism is the recognition of the real human being since they are born that includes psychologists, and physical including heredity and other basic skills in every individual (Zhao, 2022). According to the expertise, empiricism flow states that someone’s knowledge about the world is based on their experience. The background of the problem in this study discusses philosophy which is a guideline to be used as a view of life for people who discuss human objects as a whole and in-depth. Philosophy is systematic which means that its studies always show an interrelated relationship with one another. Philosophy is universal which means that each of its studies addresses all people. The philosophy of education is an attempt to understand education as a whole and in-depth that can be used as a guide for society and educational policy. Philosophy and education have a close relationship both educations in a theoretical and practical sense. Along with the times, education has undergone significant changes starting from the development of models, techniques, strategies, media, and learning approaches. In the 21st century is learning that implements literacy, knowledge skills, skills and attitudes, and mastery of technology. These skills can be developed with various activities that are in accordance with student competencies and learning materials. The skills needed in the 21st Century are high- level thinking skills (HOTS) to prepare students to face global challenges.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 571, "width": 429, "height": 179, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "According to Barnes & Henry and Longino , learning is based on the individual’s observation and perception. Learning based on experience shows the process of obtaining and implementing knowledge skills, and feeling in the right time and context by students. This concept is more pragmatists and overcomes learning difficulties compared to learning by theory. The empirical influence obtained from the environmental effects on the development of the students. According to this flow, teachers are the external factor that holds an important role because the teachers provide the environment for the students and the students will accept education as an experience (Yao & Elia, 2021). These experiences will shape behavior, attitude, and students’ character as learning goals. For example, twins who are separated since they were born and raised in a different environments. One of them lives in the countryside and is raised by a poor farmer, while the other is raised by a wealthy family living in the city and studying in a modern school. It results in different growth. The weakness of this flow is that this flow only emphasizes the experience. While basic skills since the children were born are", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 189, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik", "type": "Page header" }, { "left": 427, "top": 39, "width": 83, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2581-1843", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 144, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 7 Nomor 1 Tahun 2023", "type": "Page header" }, { "left": 428, "top": 57, "width": 83, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN: 2581-1835", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "22", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 429, "height": 138, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "neglected. There are talented students and successful even though they live in a not supportive environment (Ahmed Saif Abdulmughni, 2019) Convergence flow considers that education depends on the carriage of talent and environment. However, Wilian Stem does not define how big the comparison of these two factors is. Until now, the influence of the two factors has not been decided yet (Siregar, 2022) . The result of the students’’ development process is not only decided by the environment and carriage but also is decided by the students. Everybody, including students, has the potential that allows them to chow either to follow or to reject something (rules and stimuli) in a certain environment which intends to develop them. As a result, the students have self-psychology potential to develop their talent and carriage in a certain environment (Siregar, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 228, "width": 428, "height": 125, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This research is important to carry out because currently, the implementation of learning has not paid attention to the aspects that exist in the grand theory in the philosophy of education. Learning today needs to look back at the things that are the basis for the implementation of learning in the philosophy of education both in ontology, epistemology, and axiology. The novelty of this research is to discuss the development of education starting from the birth of theories based on experts and associated with the development of the current era, its relevance in the current era of education, and its implications in learning. It is hoped that this article will provide insight into the concept of the philosophy of education which is still relevant to current learning or has even been abandoned.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 356, "width": 428, "height": 87, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This research discusses the development of the school of philosophy of education: theoretical concepts and their application in 21st-century learning. The urgency in this research is that education has a relationship with 21st-century learning with the development of technology. Where 21st-century learning is based on several views of the Philosophy of Education and the Pancasila Philosophy as the ideology of Indonesia. A philosophy is a guideline to be used as a way of life for people who discuss human objects as a whole and in-depth.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 446, "width": 429, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This article aims to discuss the various concepts of the flows of educational psychology as fundamental to implementing learning at various education levels. By studying the flows, it is expected to broader the insight and knowledge to create high- quality learning.", "type": "Text" }, { "left": 274, "top": 510, "width": 51, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 522, "width": 428, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The method used in this research is a systemic literature review. This method contributes to the accurate and reliable synthesis of academic literature (Van Laar et al., 2017). A systemic literature review involves the ability to identify the topic, review above the use of method validation, draw a conclusion about the literature priority being studied, analyzed, and criticize the literature, and create new knowledge about the literature, synthesize the topic (Jones, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 599, "width": 431, "height": 87, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The literature finding was done through the Google Scholar, Science Direct, and and book review with the topic of the development of education flow and its implementation. The articles and book then were sorted into three steps before being chosen and reviewed. In the first step, unrelated articles were omitted. In the second step, article abstracts were sorted again, and unrelated articled were omitted. In the last step, articles were read thoroughly by the researcher to omit certain criteria that were unfit for the selection.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 688, "width": 428, "height": 49, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The inclusion criteria for this study are (a) research articles and books published in 2012-2022; (b) research articles published in national or international journals; (c) research articles that discuss the philosophy of education with elementary school research subjects.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 189, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik", "type": "Page header" }, { "left": 427, "top": 39, "width": 83, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2581-1843", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 144, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 7 Nomor 1 Tahun 2023", "type": "Page header" }, { "left": 428, "top": 57, "width": 83, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN: 2581-1835", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "23", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 428, "height": 49, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The exclusion criteria are as follows: (a) research published before 2012; (b) research using research subjects from kindergarten to university level; (c) publications in other formats than article formats such as publications of meeting results or presentations in certain forums.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 139, "width": 428, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The articles were screened in three stages before being selected for review. In the first stage, articles that did not meet the inclusion criteria based on the article title were removed. In the second stage, the remaining article abstracts were screened again, and articles that did not meet the selection criteria were discarded. In the third stage, other articles are carefully read by the researcher to eliminate certain criteria that do not meet the selection. The data is described in Figure 1.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 522, "width": 6, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ".", "type": "Text" }, { "left": 220, "top": 535, "width": 159, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 1. Article review process", "type": "Caption" }, { "left": 226, "top": 574, "width": 146, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "RESULT AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 88, "top": 599, "width": 188, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A. CLASSICAL EDUCATION FLOW", "type": "Section header" }, { "left": 88, "top": 612, "width": 425, "height": 112, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The flow of education is the idea that renews the education field. These ideas are like a long discussion that started in the past that is followed by pros and cons by the next thinker, therefore new ideas are created. Future educators must master the concept and the rules in education. The idea and implementation are always dynamic following society's condition. Since then, now, and even future, education will always be developing following the social culture and ICT. The ideas that renew education are called education flows just like other fields. Every education flow has different insights into seeing human development, and it is based on the dominant factors in the principles for human development (Suswandari, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 727, "width": 425, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Classical education theory is based on classical philosophy which sees education as the effort to maintain, preserve, and conserve the heritage. This education", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 232, "width": 135, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Search by database: Google Scholar, Science Direct, Book", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 290, "width": 145, "height": 49, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Recognition by title and abstract Google Scholar: 17.100 Sciencedirect: 193.057 Total: 210.157", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 343, "width": 154, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Reduction based on topics that education philoshopy and theories in elementary schools; 210.147", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 377, "width": 86, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract Selection", "type": "Table" }, { "left": 132, "top": 390, "width": 83, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Google Scholar: 7", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 403, "width": 328, "height": 68, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sciencedirect: 8 Total: 15 Reductions based on topics discussing education philoshopy, theories and implementation in elementary schools: 10", "type": "Table" }, { "left": 125, "top": 462, "width": 106, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Articles to be reviewed", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 476, "width": 86, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Google Scholar: 5 Sciencedirect: 5 Total: 10", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 189, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik", "type": "Page header" }, { "left": 427, "top": 39, "width": 83, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2581-1843", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 144, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 7 Nomor 1 Tahun 2023", "type": "Page header" }, { "left": 428, "top": 57, "width": 83, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN: 2581-1835", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "24", "type": "Page footer" }, { "left": 88, "top": 87, "width": 425, "height": 100, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "theory emphasizes the education content than the process itself. The implementation of classical education emphasizes that educator has big and dominant roles, while the students have passive roles as information receiver and assignments from the teachers. This theory is based on the flow of philosophy essentialism, perennials and existentialism. The understanding of classical thought rises different opinions from the optimist to the pessimist. To avoid different interpretation hereby is discussed the ideas of classical education (empiricism, nativism, naturalism, and convergence) (Fadhli, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 203, "width": 244, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. T he Classical Empiricism Educational Flow", "type": "Section header" }, { "left": 88, "top": 215, "width": 425, "height": 61, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The classical empiricism flow is the flow considering that human being development is influenced by the environment. All knowledge, behavior, and skills possessed by humans are developed based on the real experience that is obtained through senses; therefore the environment provides important roles to develop someone. Some experts in the classical of empiricism are:", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 280, "width": 303, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. The Concept and Ideas Implementation of John Locke", "type": "List item" }, { "left": 110, "top": 292, "width": 404, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "John Locke is an empiricism philosopher who presents the Tabula Rasa Theory stating that the environment has an important role in human development because humans are being analogized as a piece of blank paper where education and experience will give colors, notes, and scratches to optimize life skills.", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 343, "width": 404, "height": 138, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "According to John Locke, there are no innate ideas about the world, but from the very beginning children's hearts are like white paper (tabula rasa) and they have to learn from the simplest things. This is evidenced by the fact that they cannot even understand the most basic words, or recognize basic hazards such as fire or precipitation, etc. J. Locke believed, knowledge is being built, and tabula rasa will make room for the world knowledge system through education (Tyera, L., Megawati, M., & Rusli, 2022). J. Locke strongly believed in the power of education, he stated, \"Ninety percent of the people we meet, these people good or bad, useful or ineffective, come from their second education\" (Locke, 2017). Therefore, \"good education of children is the duty and right of parents, and the peace of the nation depends on education, so each of us needs to take it seriously.", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 497, "width": 297, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. The Concept and Idea Implementation of Ivan Pavlov", "type": "Section header" }, { "left": 110, "top": 509, "width": 404, "height": 87, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "One of the concepts related to Pavlov is marking, stimulus, and responses that are conditioned as the result of the instinctual process, while the relationship is caused by the practice. The practice has caused a behavior change, especially the change in the neuron. Therefore, Pavlov is also called Neuro Behaviorist because he states the interaction between the stimulus and responses happens through the neural process. Additionally, learning is done by humans: not only marks but also symbols. (Titin Nurhidayati, 2012)", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 599, "width": 404, "height": 61, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "According to Pavlov, the unconditioned stimulus has a relationship with the strengthening. Stimulus becomes the cause of behavior repetition and functions as the strengthening (Zulhammi, 2015). An individual can be controlled by changing the natural stimulus to get the wanted repetition responses. In this case, the individual does not realize that there is an external controller (Ade, 2020)", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 663, "width": 404, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The implementation of this concept can be done by giving an interesting ambiance when giving an assignment. For example: emphasizing teamwork and group competition rather than individual work can be implemented in other subjects and learning activities such as reading (Titin Nurhidayati, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 727, "width": 276, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. The Concept and Idea Implementation of Watson", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 189, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik", "type": "Page header" }, { "left": 427, "top": 39, "width": 83, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2581-1843", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 144, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 7 Nomor 1 Tahun 2023", "type": "Page header" }, { "left": 428, "top": 57, "width": 83, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN: 2581-1835", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "25", "type": "Page footer" }, { "left": 110, "top": 85, "width": 404, "height": 128, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Conditioning is being developed in this theory, which mea ns an individual’s behavior can be conditioned. Watson’s views about this are: 1) psychology studies stimulus and responses (S-R Psychology). (S) means all the environmental objects, including the changing in human tissues. (R ) is the act given to answer the stimulus, starting from the simple until the high level, including the body’s excretion. The types of Response are overt and covert, learned and unlearned. 2) Watson does not believe in heredity as the behavior determiner. Human behavior is the learning results so the environment holds an important role. This view is deterministic where human behavior is determined by an external factor, not by free will (De Araújo & Holanda, 2018)", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 215, "width": 404, "height": 74, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "For example, when the teachers give assignments to the students and add them, the students will study harder (positive reinforcement). Meanwhile, when the assignments are reduced, it will increase study activity (negative reinforcement). Therefore, the strengthening is a stimulus form that is important to add or to omit to see the response. All things considered, behavioristic agrees with the definition above but some may have a different opinion (FAMILUS, 2016)", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 305, "width": 289, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. The Concept and Idea Implementation of Thorndike", "type": "Section header" }, { "left": 110, "top": 318, "width": 404, "height": 86, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "According to Thorndike, learning is the association between stimulus (S) and response (R). A stimulus is a change in the external environment that becomes a warning to activate the organism to react and act and, the response is the behavior caused by the stimulus (Islam, 2015). Stimulus gives the impression of the human senses, while response encourages someone to act. This association is called connection. Thorndike formulated his experiment result into three basic laws. They are:", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 405, "width": 383, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. The Law of Readiness. This law defines someone’s readiness to respond (either receive or reject) to a stimulus.", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 433, "width": 382, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. The Law of Exercise. This law is divided into 2; the law of use and the law of disuse.", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 458, "width": 383, "height": 49, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. The Law of Effect. In this law, the frequency between stimulus (S) and response ( R) is highly influenced by the consequence. If S-R has a good relationship, then the act is being strengthened. On the other hand, if S-R is not good, the act will weaken.", "type": "List item" }, { "left": 110, "top": 509, "width": 404, "height": 61, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "However, Thorndike revised this law after 1930. According to Thorndike, the effect of rewards (for the pleasant thing) is bigger to strengthen the behavior than the punishment effect (for the unpleasant thing) in strengthening the behavior (Islam, 2015). In other words, the reward will improve behavior but punishment does not mean able to reduce or eradicate behavior.", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 584, "width": 372, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. The Concept and Idea Implementation of Burrhus Frederic Skinner", "type": "Section header" }, { "left": 110, "top": 596, "width": 404, "height": 74, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Burrhus Frederic Skinner differentiates respondents' behavior as the clear behavior caused by a stimulus, such as a cat will run around because it sees meat. Operant Behavior is the behavior that is appeared because of an unknown stimulus but is caused by the organism itself, and not being influenced by external stimulus. For example, a cat runs around because it feels hungry, not because it sees meat (Fritze, 2019)", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 673, "width": 404, "height": 74, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Skinner saw the repetition method by Ibnu Sina to memorize as habituation but it did not omit the existing behavior (Bahari, 2017). Either positive or negative reinforcement is made through stimulus with the response which is important in Skinner's theory. This theory emphasizes environmental roles, learning outcomes mechanism, and the ability, and learning outcomes to produce the behavior expected (Zaini, 2014). The reward is given in learning as a gift for the students", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 189, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik", "type": "Page header" }, { "left": 427, "top": 39, "width": 83, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2581-1843", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 144, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 7 Nomor 1 Tahun 2023", "type": "Page header" }, { "left": 428, "top": 57, "width": 83, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN: 2581-1835", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "26", "type": "Page footer" }, { "left": 110, "top": 87, "width": 404, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "who have the performance to encourage and motivate them always do their best (Aspandi, 2020). In pedagogy design, reward and punishment are method form aimed to discipline and motivate students (Muh. Syafir, ramlan Mahmud, 2012)", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 124, "width": 404, "height": 50, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The implementation of Skinner’s learning principles must be directly announced to the students when they make mistakes or when they do well so the students will understand what has happened during their learning process. Therefore, teachers must understand the students’ condition before the learning is conducted.", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 187, "width": 316, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "f. The Concept and Idea Implementation of Albert Bandura", "type": "Section header" }, { "left": 110, "top": 200, "width": 404, "height": 125, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Social Cognitive Theory is a new name for Social Learning Theory developed by Albert Bandura where the ideas were influenced by writing titled Social Learning and Imitation. The main idea of Bandura's thinking is also the development of Miller a nd Dollard’s ideas of Imitative Learning (Muh. Syafir, ramlan Mahmud, 2012). The Social Cognitive Theory emphasizes the idea that most human learning happen in a social environment. It happens by observing people and gaining knowledge, rules, skills, strategies, beliefs, and behavior. The individuals see the models or examples to learn the function and appropriate behavior from the examples, then they act based on their belief about their ability and the result they expect (Schunk, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 328, "width": 404, "height": 112, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bandura makes a hypothesis that behavior, environment, and internal occurrences on the learner influence the perception and action and has an interlocking relationship. In addition, Bandura argues that skills and complex knowledge mastery not only depend on the attentive process, retention, motoric reproduction, and motivation but also depend on other elements sources from the learner or “sense of self-efficacy’ and ‘self-regulatory system’. Social cognitive research about learning and motivation has clearly shown that ideas or students’ cognition will influence the feeling, motivational acts, and skills of the students (Nabavi, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 443, "width": 404, "height": 99, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In the implementation, a learner has to be punished because he /she makes mistake. If he /she keep doing mistakes after being punished, the punishment is raised. However, if an unpleasant thing during learning happened (that causes the students to make mistakes) is reduced, and this reduce will improve students to better and repair their mistakes, then it is called negative reinforcement. The opposite of negative reinforcement is positive reinforcement. Both of them aim to strengthen the response. However, the difference is positive reinforcement is adding while negative reinforcement is reducing to the response.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 555, "width": 352, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. The Concept and Idea Implementation of Nativism Classic Flow", "type": "Section header" }, { "left": 88, "top": 566, "width": 425, "height": 88, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This view perceives that an individual’s development is decided by heredity since s omebody was born. The environmental factor influences children’s education and development. Therefore, the result of education is determined by the talent since they were born. To sum up, this flow believes that learning success is determined by the individuals themselves. Nativism argues that when children are bad since they were born, they will always be, and vice versa, when the children are nice since they were born, they will always be nice (Sahin, 2018) Some experts in nativism classic flow are:", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 690, "width": 270, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. The Concept and Idea Implementation of Arthur", "type": "Section header" }, { "left": 110, "top": 703, "width": 404, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "According to Arthur, the possibility of a child having heredity potential is low even though he/she has grown up or is being educated. Education will not change people because it is brought about since they were born. Education that is not suitable for the children’s talent and potential is unhelpful education for the", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 189, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik", "type": "Page header" }, { "left": 427, "top": 39, "width": 83, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2581-1843", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 144, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 7 Nomor 1 Tahun 2023", "type": "Page header" }, { "left": 428, "top": 57, "width": 83, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN: 2581-1835", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "27", "type": "Page footer" }, { "left": 110, "top": 87, "width": 407, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "children's development, Arthur's view is following discipline mental theory that includes theistic mental, humanistic discipline mental, naturalist, and apperception.", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 111, "width": 404, "height": 63, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "One of the implantations in daily life is when a child resembles their parents’ physical appearance; he/she may also inherit parents’ characters and talent. To elucidate, the nativism view is the recognition of the originality of someone since that person was born, i.e. psychologist and physiologist heredity power, and the basic skill that is different from one and another human being (Nadirah, 2013)", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 187, "width": 302, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. The Concept and Idea Implementation of Carl Rogers", "type": "Section header" }, { "left": 110, "top": 200, "width": 404, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Meaningful learning is perceived as the student's needs and goals. In addition, Rogers also adds that every human being has natural learning potential. It can be seen in children’s curiosity when they explore the environment and try to find and understand the knowledge from the experiment (Tekke & Ismail, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 251, "width": 404, "height": 61, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "One of the implementations of Carl Roger's theory is when the students gain knowledge from the classroom delivered by the teachers when the students are outside the class they will implement what they have got from the previous meeting. It happens because learning does not only happen through the theory in the classroom but also must be applied and evaluated.", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 325, "width": 330, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. The Concept and Idea Implementation of Abraham Maslow", "type": "Section header" }, { "left": 110, "top": 338, "width": 404, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "According to Maslow every human has a hierarchy of 5 needs. In this theory, people will try to fulfill their strongest needs based on the situation and life experience following the hierarchy. The hierarchy is explained below:", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 386, "width": 386, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Physiological needs are the primary need to fulfill by psychologists and biologists, such as food and water, clothing, and shelter.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 412, "width": 386, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Safety needs include protection, emotional stability, well-being, anxiety-free, etc.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 437, "width": 386, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Love and belonging needs include feeling accepted by other people, feeling to move forward, and contributing to the team.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 461, "width": 386, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Esteem needs; the higher someone’s social status, the higher achievement to be shown.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 488, "width": 386, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Self-actualization needs to describe proving someone's potential to other people.", "type": "List item" }, { "left": 110, "top": 512, "width": 404, "height": 63, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "If Maslow’s hierarchy of needs is applied at school, the school should pay attention to the student's needs according to the level. It can be started from the very basic needs; the physiological needs in form of a health canteen, comfortable classroom, clean toilets, and adequate breaks. Then, safety will follow when the fun and comfortable learning is achieved.", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 588, "width": 262, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. The Concept and Idea Implementation of Kelly", "type": "Section header" }, { "left": 110, "top": 601, "width": 404, "height": 99, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "According to Kelly the universe is the reality that correlates with each other and it is flexible and dynamic. Human thought is real and tries to adjust to the world's change. Everyone sees reality differently. The man personality theory structure of Kelly is the personal construct that reflects how someone explains and interprets the world. There are 11 personal constructs Kelly they are Construction Corollary; Individual Corollary; Organization Corollary; Dichotomy Corollary; Choice Corollary; Range Corollary; Experience Corollary; Modulation Corollary; Fragmentation Corollary; Commonality Corollary; Sociality Corollary.", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 703, "width": 404, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The implementation of this theory in education is that teachers can be a counselor for the students by becoming experienced. Teachers can create comfortable conditions when accepting the hypothesis offered. The counselor also can present new elements when meeting clients (in this case students) so the", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 189, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik", "type": "Page header" }, { "left": 427, "top": 39, "width": 83, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2581-1843", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 144, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 7 Nomor 1 Tahun 2023", "type": "Page header" }, { "left": 428, "top": 57, "width": 83, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN: 2581-1835", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "28", "type": "Page footer" }, { "left": 110, "top": 87, "width": 404, "height": 36, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "clients can build strong constructs. The counselor also can provide the opportunity for the client to check the data validity, so they can shape or change into better construction.", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 139, "width": 297, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. The Concept and Idea Implementation of Wertheimer", "type": "Section header" }, { "left": 110, "top": 149, "width": 403, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wertheimer presents Gestalt laws in his book titled “Investigation of Gestalt Theory. The laws are:", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 177, "width": 386, "height": 36, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. The Law of Proximity consists of the elements that are placed near each other (both time and space), in observation field will be seen as a certain shape,", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 215, "width": 385, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. The Law of Closure is when people then fulfill the emptiness on an object pattern or incomplete observation,", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 241, "width": 386, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Law of Equivalence is when some things have similarities and tend to be seen as one object possessing each other (Schunk, 2012)", "type": "List item" }, { "left": 110, "top": 266, "width": 404, "height": 74, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "People use these principles to organize their perceptions, i.e. (1) background relationship; (2) proximity; (3) similarity; (3) common fate; (4) simplicity; (5) closure (Schunk, 2012). One of the implementations of Gestalt theory is about the life space principle; that individual’s behavior has linkages with the environment where they belong to. The material taught should have a connectedness with the situation and condition of the students’ environments.", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 343, "width": 404, "height": 61, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "One of the early Gestalt psychology develops motivation based on Field Theory. “The holistic facts relate to each other”. The formula is B=F (P, E). Life space stands from three dimensions i.e. (1) reality, irreality; (2) fluidity; (3) psychology time. Forces cause change. The change can happen in certain valence areas (Hill, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 407, "width": 404, "height": 49, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "One of the implementations of Kurt Lewin's theory is when teachers explain the materials about mammals, it reinforces students to think about the materials by memorizing. For example, when the teachers introduce the mammals concepts, the students are asked to give some examples.", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 469, "width": 333, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "f. The Concept and Idea Implementation of Fredrich Ritz Perls", "type": "Section header" }, { "left": 110, "top": 481, "width": 404, "height": 189, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perls (Colledge, 2017) explains that the development of individuals is influenced by self and self-image. Self- image is someone’s personality which hampers development that causes energy deviation in different directions. Self- image is an individual’s internalized standard. While self is mentioned as a part of a personal integral. Self is creatively related to the adaptation process towards the environment to fulfill needs. The basic characteristic is Gestalt freezing and damage Perls (2015) reveals that one's intuition about child development, which values the implicit deconstruction in dental development, is based on self-regulated conceptions, such as the child's ability to bite, which supports, and accompanies the ability to deconstruct reality. This spontaneous, positive, and aggressive force has a survival role, but also social interconnection and allows the individual to actively achieve what is in the environment can meet his needs (Bynum, 2012). Perls highly valued his own opinions regarding child development as a theorist and psychotherapist. Perls' behavior in his personal life and his therapy challenged conventional expectations of appropriate behavior (C. Thomason, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 686, "width": 303, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "g. The Concept and Idea Implementation of Viktor Frankl", "type": "Section header" }, { "left": 110, "top": 698, "width": 404, "height": 49, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Achieving a meaningful life can be done through suffering and happiness. Frank's theory explains the meaning into three, i.e.: life meaning, love meaning, and suffering. From these meanings, meaningful was created (Batthyany & Russo- Netzer, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 189, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik", "type": "Page header" }, { "left": 427, "top": 39, "width": 83, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2581-1843", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 144, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 7 Nomor 1 Tahun 2023", "type": "Page header" }, { "left": 428, "top": 57, "width": 83, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN: 2581-1835", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "29", "type": "Page footer" }, { "left": 110, "top": 87, "width": 404, "height": 49, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The implementation in education is that the teachers must create fun learning. Meaningful learning can be achieved when the students feel happy. Therefore, the teachers may use approach, method, and fun and interesting teaching media for the learning process.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 149, "width": 275, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. The Naturalism Flow of John-Jacques Rousseau", "type": "Section header" }, { "left": 88, "top": 159, "width": 425, "height": 89, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Naturalism comes from the word “natura” which means natural and “isme” which means understanding. This flow was initiated by J. J. Rousseau. This flow explains that all natural (carriage) tends to be good, therefore, internal education is the best education while external education brings unfavorable children's development (Peckover, 2012). Naturalism is a flow that believes in the carriage and environment. Rousseau argues that humans are good, but the environment turns them into bad. Second, Mensius stated that humans are bad, but they turn good because they socialize with their environment.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 251, "width": 425, "height": 48, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This theory states that every child born is pure, but it can be bad because of the environment. The environment can be from family, school, or society (Seifert, 2012). J. J. Rousseau argues that education tools cover freedom; therefore children should freely express themselves without any restraints (Önder, 2018)", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 300, "width": 425, "height": 127, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rousseau suggests the “back to nature” concept and natural approach to educating children (naturalistic approach). The naturalistic approach aims to help children develop optimally. Natural education will create pure children (without manipulation). The children will grow and develop happily, spontaneously, and full of curiosity. Therefore, teachers must study the science of children's natural development so they can identify the children's natural needs. Furthermore, the teachers will provide the teaching materials according to the student's interests and needs, not the teachers' or parents’ needs. This idea will create free-soul children. Rousseau affirms that in nurturing the children, the parents have to give freedom for their children to grow naturally Johan Heinrich Pestalozzi (1746 – 1827) (Rahmat, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 443, "width": 228, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. The Convergence Flow of William Stern", "type": "Section header" }, { "left": 89, "top": 455, "width": 425, "height": 74, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This flow was made by a German psychologist, William Stern. There are two flows in the convergence law, i.e. the law that emphasizes the influence of carriage rather than the influence of environment, and vice versa, where environment and education bring more influence. However, some are still dissatisfied with the answer of the convergence flows which states that human development is influenced by two factors; carriage and environment.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 532, "width": 425, "height": 100, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "William Stern reveals that child development is qualitatively driven which is done in a big way in favor of one quantitative contribution to the discipline. Heinz Werner, who worked closely with Stern, is considered by his followers to be one of the three major developmental thinkers of the twentieth century, the other two being Piaget and Vygotsky. However a few examples of how holistic and humanistic currents of developmental thinking have been marginalized throughout history. Something similar could be said about other human scientific pedagogical thinkers, but continuing down this path would against the goals of current work (DeRobertis, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 660, "width": 293, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B. THE EDUCATION FLOW OF DEVELOPMENTATLISM", "type": "Section header" }, { "left": 88, "top": 673, "width": 425, "height": 61, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Developmentalism flow is a flow combining naturalism principles flow from Rousseau or Prinso's education in nature. This principle guides the students’ development and their talents. Developmentalism flow appeared in the 19th century. This flow focuses on developing the human spirit. Therefore, this flow is also called educational psychology flow (Susilawati, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 189, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik", "type": "Page header" }, { "left": 427, "top": 39, "width": 83, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2581-1843", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 144, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 7 Nomor 1 Tahun 2023", "type": "Page header" }, { "left": 428, "top": 57, "width": 83, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN: 2581-1835", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "30", "type": "Page footer" }, { "left": 88, "top": 88, "width": 425, "height": 99, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. The Developmentalism Flow of Pestalozzi, Johann Frederich Herbart, Froebel Pestalozzi believes that the aim of education is not to get knowledge but to explore someone’s natural talents and develop hidden talents. In other words, educators need to focus on the human being, on the children, and not on the education itself. This educational principle is taken from the progressivism principle as a reaction towards traditional education which emphasizes formal learning and gives less freedom to the students so that the students are not creative and they just follow the education program set by adults (Buchanan, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 190, "width": 425, "height": 138, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "According to Herbart, the smallest soul element is a response, either conscious or unconscious. An unconscious response does not mean vanish, but it has power that may appear at a certain condition. It has a known apperception term that explains the effect of certain experience that has been revised. Hebert explains that a student does not only observe an object but also does apperception. Apperception means that the student not only knows the concepts about an object but also understands the concept and connects it with another concept saved in his/her memory. Herbert also suggests that education aims to adjust norms. The process to reach the goal is called teaching (Manaf, 2020). Based on the explanation above, the implementation of Herbart's theory in delivering material to the students can be done by connecting the old response and the new response, so that it created more responses from the students.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 330, "width": 425, "height": 126, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Froebel is the initiator of the first kindergarten in the world (Suyadi & Ulfah, 2013:87- 89). According to Froebel, every child’s development stage must be watched wholeheartedly. Children have potential that should be guided and developed continually, and one of them is by taking them to study in an outdoor area and playing spontaneously where they can build carton blocks, a small garden in the pond, and crawl in the maze made by boxes. The purpose is to empower the children through opened- activities, as Froebel said “give them happiness, freedom, outside and inside satisfying, get along with the world” (Gasc., 2018) The implementation of Froebel's theory can be in form of giving the students gifts, singing and moving the body parts (ice-breaking), and hand hand-crafting.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 471, "width": 244, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. The Essentialism Flow of William C. Bagley", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 484, "width": 428, "height": 61, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bagley and friends have similar thoughts on progressive education practice. They believe that the progressive movement has destructed the intellectual standard and young people’s morals. Essentialism flow has some similarities with perennials which suggests that the knowledge should be thought at school systematically and disciplinary (Acquah, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 548, "width": 428, "height": 86, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Essentialism perceives that education has to stand on clear values and be durable to give stability and chosen values. The values come from culture and correlative philosophy in the last four centuries. The mistake of culture, according to essentialism, is the tendency of deception symptoms from the right path of the culture. William C. Bagley reveals that essentialism itself focuses on moral values and responsibility to build permanent principles through behavior into consideration to behave (Suswandari, 2018). Essentialism is a critique to the progressive trends at schools (Sadulloah, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 648, "width": 245, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. The Perennials Flow of Robert M. Hutchins", "type": "Section header" }, { "left": 88, "top": 660, "width": 428, "height": 87, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The educational philosophy perennials are oriented on the essence of learning for the students so they won’t lose their identity in the future. In other words, perennials are the response to progressive education which is oriented on the moderations that affect the identity bias and the education meaning (Nanggalaupi, A., & Suryadi, 2021). Perennials’ perspective is a solution for progressivism, perennials are traditional and conservative because it believes in the educational basic which beliefs on ancestor values, and it is such a competent and strong basic education (Habsari, 2013)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 189, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik", "type": "Page header" }, { "left": 427, "top": 39, "width": 83, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2581-1843", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 144, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 7 Nomor 1 Tahun 2023", "type": "Page header" }, { "left": 428, "top": 57, "width": 83, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN: 2581-1835", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "31", "type": "Page footer" }, { "left": 88, "top": 87, "width": 425, "height": 87, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Robert M. Hutchins perceives that education has to be a place for students to find, review, and gain essential knowledge because it has a consistency that will bring advantages in the future (Nanggala & Suryadi, 2020). In reality, perennials' education flow is regressive because it believes that tradition, values, and culture from the past centuries are fundamental to education which causes education to tend to rely on those things. However, education needs to move forward into reality because it will be an asset for the students to survive and build a social life.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 190, "width": 262, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. The Nature Teaching of Fr. A. Finger & Lighart", "type": "Section header" }, { "left": 88, "top": 203, "width": 425, "height": 48, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fr. Finger (1808-1888) is the pioneer of nature teaching in Germany called “heimatkunde” (teaching of nature), and the term “Het Volle Leven” (real-life) by J. Lighart (1859-1916) in Netherland (Faisol & Raharjo, 2022) Some principles “heitmakunde” movement are:", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 254, "width": 407, "height": 22, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. by teaching natural surroundings, the teacher can directly demonstrate the character and principles of teaching", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 279, "width": 407, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. natural teaching allows provides students with opportunities to be active during learning", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 305, "width": 407, "height": 99, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. natural teaching allows the teachers to conduct total teaching such as (1) the teacher understands the objectives of teaching and putting efforts to achieve the goal, (2) focusing on a teaching material that attracts children's attention which of course taken from the natural surroundings, (3) the teaching materials are closely related to one another regularly, (4) natural teaching provides students with strong intellectual apperception, and (5) natural teaching provides emotional perception because the environment has an emotional bond with students (Pettalongi, 2013).", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 405, "width": 425, "height": 64, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lighart (1859- 1916) defines the principles of “Het Volle Leven” as follows: (1) the students have to know the objects before they know their name, (2) teaching must be based on the next lesson or the other lesson must be correlated with the previous, and (3) real-life teaching must be taught in all majors so the students can relate with the life surrounding .", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 470, "width": 425, "height": 102, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The implementation of nature teaching can improve students’’ learning activities (Tyera, L., Megawati, M., & Rusli, 2022). The result of another research reveals that through nature teaching, the teachers provide insights for the students to gain information based on the experience, the students will easily achieve learning goals, the students will know and enjoy nature and later will awe and praise God, make the lesson more concrete, low-cost, easy to be implemented, update with the problem and current situation, therefore the students discern the meaningful and fun learning (Baharun, 2016)", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 613, "width": 276, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. The Interest-Centered Teaching of Ovide Decroly", "type": "Section header" }, { "left": 88, "top": 626, "width": 425, "height": 73, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Interest-centered teaching was founded by Ovide Decroly from Belgium through the center of interest teaching. Education according to Decroly is Ecole pour la Vic, par la vie (school for life and by life). Children must be taught, guided, and prepared for society. Therefore, children must possess knowledge about themselves and their world. This world consists of nature and culture where the children have to live and develop their ability to reach their future.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 702, "width": 425, "height": 49, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Some methods form interests-centered teaching are (1) global (whole) method where the children observe entirely. It is based on Gestalt psychology principles where teaching reading and writing using sentences is easier than using free words. While words are easier to be ta ught than letters; (2) Centre d’interest Method (interests-", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 189, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik", "type": "Page header" }, { "left": 427, "top": 39, "width": 83, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2581-1843", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 144, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 7 Nomor 1 Tahun 2023", "type": "Page header" }, { "left": 428, "top": 57, "width": 83, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN: 2581-1835", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "32", "type": "Page footer" }, { "left": 88, "top": 87, "width": 425, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "centered) where children have spontaneous interest so the teaching must be adjusted with those spontaneous interests unless it won’t make good outcomes (Hui., 2021).", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 126, "width": 393, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. The Work School of J.A. Comenius, J.H. Pestalozzi, G. Kerschensteiner", "type": "Section header" }, { "left": 88, "top": 139, "width": 425, "height": 86, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The pioneer of The Work School was G. Kerschensteiner (1854-1932) with the “Arbeitschule” (the work school) concept in Germany. School work opposes the idea that education is only for individual interests, but education is for society's interest. In the other word, schools provide good countries; i.e.: (1) everyone is a worker for a position; (b) everyone must contribute their energy on behalf of the country; (c) the two duties must be done perfectly, therefore every citizen has to be well-behaved to maintain national security", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 228, "width": 425, "height": 125, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Comenius emphasizes the importance of the parents' role to educate the children. Before children were born, the parents had to think about pregnancy religiously and its responsibility. After the children were born, the parents have to educate them, as early as possible. According to Comenius, the birth school, the baby school, and kindergarten must be provided. The most interesting renewal is the education developed by Johann Heinrich Pestalozzi in Switzerland. Even though very religious, Pestalozzi believes that the most important principles to develop strong characters and life goals can be applied and developed inductively and using students’ sense experience. Pestalozzi also conveys that schools should not be separated from society, and should not be listeners only (Baihaqie., 2013)", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 369, "width": 296, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7. The Project Method of John Dewey & W.H. Kilpatrick", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 382, "width": 429, "height": 86, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Project Method Theory is based on the philosophy and pedagogy of teaching. The Project Method was created by John Dewey, but the implementation was done by his follower, W.H. Kilpatrick. Dewey asserts that schools are microcosms of society; therefore education is a life process not only for the future (Ichwayudi, 2014). According to Dewey, in Suyadi and Ulfah (2013: 83-85), school is a social democratic society model needed for democratic living. Through the experiences, the students will be able to face dynamic words.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 471, "width": 429, "height": 87, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "John Dewey also points out the importance of playing in his philosophy of education, although he focuses on how to play in the context of social groups rather than at an individual level. The games that children play are primarily those that draw children's attention to learning. For Dewey, childhood play-structured game is a good example of how children's social attitudes should operate in a harmonious and democratic society. Beyond the harmful activities that are only important to children, playing games, for Dewey, is a prototype of the best way of living for others in society (Bynum, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 560, "width": 429, "height": 87, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dewey argues that schools do not provide actual learning experiences, but an infinite collection of details and facts that are drilled into students and believed that schools and classrooms should demonstrate real-life situations (Williams, 2017). As a result, students complete the facts as rote knowledge and soon fail to remember such details as they are seen as passive learners as they are only given materials and information by their teachers and textbooks that have been prepared and assimilated beforehand (Jarrah, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 650, "width": 428, "height": 61, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dewey outlines his views on how education can advance society. As a progressive educator, he argues that through education, individuals would be inspired to develop their potential to the fullest. He believes that children should learn by experience, not just the attainment of knowledge, which would help them develop the skills and attitudes needed to solve problems (Jarrah, et. al., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 714, "width": 428, "height": 36, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "teachers should consider how to provide sufficient learning experiences to their students. Such life experiences should be linked to their daily routines, enabling pedagogical practices that allow them to build their progress (Stemhagen, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 189, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik", "type": "Page header" }, { "left": 427, "top": 39, "width": 83, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2581-1843", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 144, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 7 Nomor 1 Tahun 2023", "type": "Page header" }, { "left": 428, "top": 57, "width": 83, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN: 2581-1835", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "33", "type": "Page footer" }, { "left": 88, "top": 100, "width": 214, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8. Taman Siswa of Ki Hadjar Dewantara", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 111, "width": 429, "height": 37, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The bases of education and teaching in Taman Siswa (means literally “Garden for Pupils”) are called Panca Dharma. Taman Siswa was built in 1947 (Dewantara, 2013). The principles are:", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 151, "width": 410, "height": 22, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Freedom Base means being disciplined for themselves either as individuals or as parts of society.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 176, "width": 410, "height": 23, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Natural Base means everyone has freedom, is allowed, and is guided to develop based on its nature.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 201, "width": 410, "height": 36, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Cultural Base means that a nation's culture must be preserved but the first thing done is bringing the nation to the progressive level following world development and human interest", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 239, "width": 389, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Nation Base means the sense of belonging to the nation and avoids friction.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 252, "width": 224, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Humanity Base shows love to each other.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 265, "width": 428, "height": 35, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The mottos from Taman Siswa are 1) Ing ngarsa sung tuladha : (for those) in front should set an example; 2) Ing madya mangun karsa: (for those) in the middle should raise the spirit; 3) Tut wuri handayani: (for those) behind should encourage.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 316, "width": 304, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9. Indonesisch Nederlandsche School (INS) Kayu Tanam", "type": "Section header" }, { "left": 88, "top": 326, "width": 426, "height": 114, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The goal of Indonesian education –as stated by Indonesisch Nederlandsche School (INS) Kayu Tanam- is the freedom of education which means relieving the mind from the human and nature boundaries to reach “the glory of body and soul”. INS Kayu Taman Teaching Room was built by Sjafei to educate and embed indecency and spirit of togetherness. The independence aim of this school is defined as follows: (1) educate the children to have freedom through an independence life; (2) embed self-confidence, persistent, and responsibility; (3) financial independence; (4) nurture children covering feeling, intelligent, and skill aspects; (5) socialize with the society; (6) adjusting the education with children's talents (Halpin, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 261, "top": 456, "width": 77, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 469, "width": 428, "height": 163, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "An understanding of education flows is very important when an educator or teacher wants to keep updated with education development. Moreover, education flows are the ideas of influenced philosophers from various eras and they cannot be neglected. An educator must have wide historical knowledge, and improve the ability to analyze experiences in the past with the current situation. Every education flow has different ideas in responding to human development. It is based on the dominant factors. The implementation in the education field can be seen from several aspects, i.e.: education meaning, education goals, curriculum, learning, and teacher’s roles in learning. To sum up, the character of the implementation of progressivism in education is emphasizing democratic education and respecting students’ potential, and conducting student- centered learning, while the teachers act as facilitators, guidance, and director for the student's development. The ideas of education have been developing since the past and will always be.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 635, "width": 428, "height": 112, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Classical empiricism is a flow that considers where human development is influenced by the environment. All knowledge, behaviors, and skills that humans have been developed based on real experiences gained through the senses; therefore the environment provides an important role to develop a person. Environmental factors influence a child's education and development. In short, this flow believes that the success of learning is determined by the individual. Nativism argues that if a child is bad from birth, it will always be so, and vice versa, if a child is good from birth, it will always be good. This flow explains that all nature (the train) tends to be good, therefore internal education is the best education while external education brings about the poor", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 189, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik", "type": "Page header" }, { "left": 427, "top": 39, "width": 83, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2581-1843", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 144, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 7 Nomor 1 Tahun 2023", "type": "Page header" }, { "left": 428, "top": 57, "width": 83, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN: 2581-1835", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "34", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 428, "height": 36, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "development of the child. This principle guides the development of students and their talents. Developmentalism emerged in the 19th century. It focuses on the development of the human spirit", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 126, "width": 428, "height": 150, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This convergence flow implies that the need for freedom leads to more varied methods, media, learning resources, and evaluation of student learning. Therefore, teachers and students are required to be active and creative, and innovative. Similarly, in teaching and learning, the variety of opinions has been various, causing the emergence of teaching and learning theories and or, teaching theories/models. For example, there are various opinions about teaching models such as the behavior model family (complete learning model bait, self-control learning model, simulation learning model, and assertive learning model), information processing learning model (learning model), and educational philosophy. The opinion also gave birth to various opinions on ideas about teaching and learning, such as the role of the teacher as a facilitator or informatory, techniques for assessing student achievement with objective tests or essay tests.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 279, "width": 428, "height": 113, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The result of the ideas is called flow or the new education movement. The flow/movement influences education all over the world, including in Indonesia. It cannot be said that one flow is better than the other because the use is adjusted to the needs level, current situation, and condition. After all, each flow has its principles. There are three flows influencing human development, they are (1) Nativism, this flow states that human development is influenced by carriage factors since they were born. (2) Empiricism states that human development is caused by environmental factor. (3) Convergence stated that human development is influenced by the interaction between the carriage and environment.", "type": "Text" }, { "left": 257, "top": 407, "width": 85, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "REFFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 433, "width": 429, "height": 48, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abdullah, N., Syed Hassan, S. S., Abdelmagid, M., & Mat Ali, S. N. (2020). Learning from the Perspectives of Albert Bandura and Abdullah Nashih Ulwan: Implications Towards the 21st Century Education. Dinamika Ilmu , 20 (2), 199 218. https://doi.org/10.21093/di.v20i2.2423", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 484, "width": 428, "height": 74, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Acquah, A. (2017). School of Thoughts of the Essentialist Philosophers on the Aims of Education, Role of Education and the Focus of Education: Implications for Curriculum Development and Practice in Implications of the Job Characteristics Theory for School Management in Ghana: A Literature Review View project Academic Advising in the University of Cape Coast View project . November . www.iiste.org", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 560, "width": 428, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ade, N. P. (2020). John Locke on Reason. International Journal of New Economics and", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 571, "width": 429, "height": 89, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Social Sciences , 11 (1), 407 –416. https://doi.org/10.5604/01.3001.0014.3557 Ahmed Saif Abdulmughni, S. (2019). he Importance of Pedagogical Empiricism for Sensitizing University English Language Teachers in Arab Context. Arab World English Journal , 10 (2), 242 –256. https://doi.org/10.24093/awej/vol10no2.19 Alemdar, M., & Aytaç, A. (2022). The impact of teachers educational philosophy tendencies on their curriculum autonomy. Journal of Pedagogical Research , 6 (1), 270 –284. https://doi.org/10.33902/jpr.2022.166", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 663, "width": 429, "height": 61, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aspandi. (2020). SOCIAL BEHAVIOR PARADIGM AND SOCIAL EXCHANGE BEHAVIORISTIC APPROACH ( Study of Theory of Burrhus Frederic Skinner and George Caspar. Dirosatuna : Journal of Islamic Studies , 3 (1), 1 –20. Bahari, S. (2017). Paradigma Pembelajaran Conditioning dalam Perspektif Pendidikan Islam. Jurnal Tadris , 12 (2), 196 –212.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 727, "width": 429, "height": 23, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Baharun, H. (2016). Pengembangan media pembelajaran pai berbasis lingkungan melalui model assure. Cendekia: Jurnal Kependidikan Dan Kemasyarakatan ,", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 189, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik", "type": "Page header" }, { "left": 427, "top": 39, "width": 83, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2581-1843", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 144, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 7 Nomor 1 Tahun 2023", "type": "Page header" }, { "left": 428, "top": 57, "width": 83, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN: 2581-1835", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "35", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 38, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "14 (2), 231 –246. Baihaqie. (2013). Ensiklopedi Tokoh Pendidikan: Dari Abendanon hingga K.H. Imam Zarkasyi . Nuansa Cendekia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 126, "width": 429, "height": 23, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Balim, A. G., Turkoguz, S., Ormanci, U., Kacar, S., Evrekli, E., & Ozcan, E. (2014). Teachers’ views about problem-based learning through concept cartoons.", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 151, "width": 179, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Baltic Science Education .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 164, "width": 429, "height": 36, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Batthyany, A., & Russo-Netzer, P. (2014). Meaning in positive and existential psychology. In Meaning in Positive and Existential Psychology (Issue April 2014). https://doi.org/10.1007/978-1-4939-0308-5", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 203, "width": 429, "height": 99, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Buchanan, E. (2018). From developing child to competent learner: A genealogical study of the kindergarten child and progressive reform in aotearoa New Zealand. Structuring the Thesis: Matching Method, Paradigm, Theories and Findings , April , 311 –318. https://doi.org/10.1007/978-981-13-0511-5_31 Bynum, G. L. (2012). Conceptions of Childhood in the Educational Philosophies of John Locke and John Dewey. Experience and Education , 73 , 11. C.Thomason, T. (2021). The Shadow Side of the Great Psychotheratists. Theory and Practice of Psychological Counseling , 3 (5), 340 –350.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 305, "width": 188, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.35534/tppc.0305042", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 318, "width": 429, "height": 35, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "De Araújo, T. S., & Holanda, A. F. (2018). The origins of the concept of aggression in gestalt-therapy: Freud, reich and others. Revista Da Abordagem Gestaltica , 24 (2), 234 –257. https://doi.org/10.18065/RAG.2018v24n2.13", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 356, "width": 429, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DeRobertis, E. M. (2014). Third Force Psychology and Child Psychology: A", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 367, "width": 392, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Convergence of Horizons. Humanistic Psychologist , 40 (1), 58 –78.", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 382, "width": 232, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.1080/08873267.2012.643689", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 394, "width": 429, "height": 36, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Doichyk, M. V., & Doichyk, O. Y. (2021). Epistemological Premises for the Concept of Dignity in John Locke’S Philosophical Discourse. Epistemological Studies in Philosophy Social and Political Sciences , 4 (1), 3 –12.", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 433, "width": 159, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.15421/342101", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 446, "width": 429, "height": 22, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fadhli, M. (2016). PEMIKIRAN HOWARD GARDNER DALAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI . 1 (1), 80 –87.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 471, "width": 429, "height": 61, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faisol, M. A., & Raharjo, R. (2022). Islamic Education Learning Model in Natural Elementary School of Ar-Ridho. Lentera Pendidikan : Jurnal Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan , 25 (1), 57 –67. https://doi.org/10.24252/lp.2022v25n1i5 FAMILUS, F. (2016). Teori Belajar Aliran Behavioristik Serta Implikasinya Dalam Pembelajaran. Pelita Bangsa Pelestari Pancasila , 11 (2), 98 –115.", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 535, "width": 310, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://pbpp.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPB/article/view/5161", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 546, "width": 429, "height": 37, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fritze, T. (2019). B.F. Skinner’s Theory of Performance Excellence: A Radical Behavioral Perspective. Graduate School of Professional Psychology: Doctoral Papers and Masters Projects , 333 , 0 –41.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 586, "width": 428, "height": 112, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://digitalcommons.du.edu/capstone_masters Gasc, A., B, A. N., B, S. S., Fr, T., Steven, D., Moreira, S. D. S. L. S., França, A. C., Rocha, W. W., Tibães, E. S. R., Júnior, E. N., Martins, S. C. V. C. V., Araújo, W. L., Tohge, T., Fernie, A. R., DaMatta, F. M. F. F. M. F. M. F. M. F. M., Hibberd, J. M., Weber, A. P. M., Tokumura, M., Ohta, A., Suleria, R. (2018). kolaborasi budaya matematika berpantun dan metode nht (number head together) dalam meningkatkan minat dan aktivitas belajar matematika siswa kelas xii pbk smk negeri 1 singkep kabupaten lingga tahun pelajaran 2017/2018. Photosynthetica , 2 (1), 1 –13. http://link.springer.com/10.1007/978-3-319-76887-", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 701, "width": 429, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Habsari, N. T. (2013). Implementasi Filsafat Perenialisme dalam Pembelajaran", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 712, "width": 307, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sejarah. Jurnal Sejarah Dan Pembelajarannya, 3 (1), 149 –159.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 727, "width": 429, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Halpin, D. (2014). Teaching and Learning in Chinese Schools: Core Values and", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 737, "width": 392, "height": 13, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pedagogic Philosophy. Chinese Studies , 03 (01), 1 –3.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 189, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik", "type": "Page header" }, { "left": 427, "top": 39, "width": 83, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2581-1843", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 144, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 7 Nomor 1 Tahun 2023", "type": "Page header" }, { "left": 428, "top": 57, "width": 83, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN: 2581-1835", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "36", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 429, "height": 36, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.4236/chnstd.2014.31001 Hill, W. F. (2020). Theories Of Learning: Teori-teori Pembelajaran Konsepsi, Komparasi dan Signifikan. Nusamedia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 126, "width": 429, "height": 35, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hui, L. M., Halili, S. H. B., & Razak, R. B. A. (2021). Pre-design for primary school active learning module: A triadic reciprocal needs analysis framework. Journal of Education and E-Learning Research , 8 (3), 299 –312.", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 164, "width": 280, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.20448/JOURNAL.509.2021.83.299.312", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 177, "width": 428, "height": 23, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ichwayudi, B. (2014). Perkembangan teori pendidikan: teori klasik, teori modern dan teori kontemporer.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 201, "width": 429, "height": 24, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Islam, M. H. (2015). Thorndike Theory and It’s Application in Learning. At- Ta’lim : Jurnal Pendidikan , 1 (1), 37 –47.", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 228, "width": 296, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://ejournal.inzah.ac.id/index.php/attalim/article/view/166", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 241, "width": 428, "height": 23, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jarrah, A. M., Khasawneh, O. M., & Wardat, Y. (2020). Implementing pragmatism and John Dewey’s educational philosophy in Emirati elementary schools: Case of", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 266, "width": 392, "height": 36, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mathematics and science teachers. International Journal of Education Economics and Development , 11 (1), 58 –75. https://doi.org/10.1504/IJEED.2020.104287", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 303, "width": 429, "height": 12, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jones, P. E. (2022). Vygotsky’s machinery of the will. Or: Descartes in the dog house.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 315, "width": 392, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Language and Communication , 86 (July 2011), 52 –59.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 330, "width": 429, "height": 49, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.1016/j.langcom.2022.06.008 Muh. Syafir, ramlan Mahmud, dan E. (2012). -Aktualisasi Diri-Superiorita-Keamanan, Dan Secara Ekstrim Berpendapat Bahwa Psikologi Harus Membatasi Diri Hanya Menangani Data Yang Observasional. 3 , 57 –70.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 382, "width": 429, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Musdalifah, M. (2019). Peserta Didik Dalam Pandangan Nativisme, Empirisme, Dan", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 394, "width": 392, "height": 23, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Konvergensi. Idaarah: Jurnal Manajemen Pendidikan , 2 (2), 243. https://doi.org/10.24252/idaarah.v2i2.7014", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 418, "width": 429, "height": 38, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nabavi, R. T. (2012). Theories of developmental psychology: Bandura ’ s social learning theory & social cognitive learning theory. University of Science and Culture , January 2012 , 1 –24.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 456, "width": 429, "height": 38, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nadirah, S. (2013). Lentera Pendidikan : Jurnal Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan. ANAK DIDIK PERSPEKTIF NATIVISME, EMPIRISME, DAN KONVERGENSI. , 16 (2), 188 –195.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 497, "width": 429, "height": 48, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nanggalaupi, A., & Suryadi, K. (2021). Kampus Merdeka dalam Perspektif Pemikiran Ki Hajar Dewantara dan Paulo Freire serta Perdebatan Pemikiran Aliran Filsafat Pendidikan John Dewey Vs Robert M. Hutchins. JISIP (Jurnal Ilmu Sosial Dan Pendidikan) , 5 (2).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 548, "width": 429, "height": 35, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Önder, M. (2018). J. J. Rousseau, emile and religious education. Universal Journal of Educational Research , 6 (7), 1539 –1545. https://doi.org/10.13189/ujer.2018.060714", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 586, "width": 429, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peckover, C. (2012). Realizing the Natural Self: Rousseau and the Current System of", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 597, "width": 393, "height": 12, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Education. Philosophical Studies in Education , 43 , 84 –94.", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 612, "width": 170, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://eric.ed.gov/?id=EJ1000297", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 624, "width": 429, "height": 23, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pettalongi, S. S. (2013). Telaah Teori-teori dalam Pendidikan dan Hubungannya dengan Motivasi Belajar . 9 (5), 799 –810.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 648, "width": 429, "height": 38, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Phuong Thuy, H. T. (2020). John Locke’s Educational Ideology with Educational Innovation in Vietnam Today. Journal of Advances in Education and Philosophy , 4 (9), 381 –386. https://doi.org/10.36348/jaep.2020.v04i09.001", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 688, "width": 429, "height": 62, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rahmat, S. T. (2018). Filsafat Pendidikan Anak Usia Dini. Jurnal Lonto Leok Pendidikan Anak Usia Dini , 1 (1), 1 –13. Roni, M a’shum, H. S., & Permana, H. (2022). Analisis Aliran-Aliran Pemikiran Dalam Pendidikan Islam. Al I’tibar: Jurnal Pendidikan Islam , 9 (1), 29 –34. Sadulloah, U. (2009). Pengantar Filsafat Pendidikan . Alfabeta.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 189, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik", "type": "Page header" }, { "left": 427, "top": 39, "width": 83, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2581-1843", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 144, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 7 Nomor 1 Tahun 2023", "type": "Page header" }, { "left": 428, "top": 57, "width": 83, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN: 2581-1835", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "37", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 429, "height": 62, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sahin, M. (2018). Essentialism in Philosophy , Psychology , Education , Social and Scientific Scopes. Journal of Innovation in Psychology, Education and Didactics , 22 (2), 193 –204. Schunk, D. H. (2012). Learning Theories An Educational Perspective, Teori-teori Pembelajaran: Perspektif Pendidikan . Pustaka Pelajar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 151, "width": 429, "height": 23, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Siregar. (2022). Education Reforms and Convergence in Student Performance: Evidence from Arkansas To. E-Journal Of Education Policy , 23 (8.5.2017),", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 175, "width": 62, "height": 12, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2003 –2005.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 190, "width": 429, "height": 35, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Susilawati, S. (2012). PEMBELAJARAN MORAL DAN PEMAHAMAN NILAI (Pendekatan Developmental – Kognitif Terhadap Pendidikan Moral). Madrasah , 1 (2). https://doi.org/10.18860/jt.v1i2.1839", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 228, "width": 429, "height": 23, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suswandari, M. (2018). Selayang Pandang Implikasi Aliran Pendidikan Klasik. Jurnal Komunikasi Pendidikan , 1 (1), 33. https://doi.org/10.32585/jkp.v1i1.14", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 252, "width": 429, "height": 12, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tekke, M., & Ismail, N. (2015). Rediscovering Rogers ’ s Self Theory and Personality.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 264, "width": 429, "height": 38, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Educational, Health and Community Psychology , 4 (3), 2088 –3129. Titin Nurhidayati. (2012). Implementasi Teori Belajar Ivan Petrovich ( Classical Conditioning ) Dalam Pendidikan. Jurnal Falasifa , 3 (1), 23 –44.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 305, "width": 429, "height": 35, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tyera, L., Megawati, M., & Rusli, M. (2022). Penerapan Keterampilan Proses Dasar Berbasis Lingkungan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Educativo: Jurnal Pendidikan , 1 (1), 112 –113.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 343, "width": 429, "height": 61, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yao, X., & Elia, J. (2021). Connections between Empirical and Structural Reasoning in Technology-Aided Generalization Activities. International Electronic Journal of Mathematics Education , 16 (2), em0628. https://doi.org/10.29333/iejme/9770 Zaini, R. (2014). Studi Atas Pemikiran B.F Skinner Tentang Belajar SMP 1 Karya Penggawa Pesisir Barat. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Dasar , 1 (1).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 429, "height": 51, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Zhao, L. (2022). Study on Child Language Acquisition —Behaviorism, Nativism, and Sociolingustic Approach. Proceedings of the 2022 3rd International Conference on Mental Health, Education and Human Development (MHEHD 2022) , 670 (Mhehd), 1226 –1229. https://doi.org/10.2991/assehr.k.220704.222", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 458, "width": 429, "height": 23, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Zulhammi. (2015). Teori Belajar Behavioristik dan Humanistik dalam Perspektif Pendidikan Islam. Jurnal Darul Ilmi , 3 (1), 105 –127.", "type": "Text" } ]
f2c2bc21-6f30-976e-0f36-f7c284954a3d
https://ejournal.ummuba.ac.id/index.php/JIPTI/article/download/713/413
[ { "left": 405, "top": 63, "width": 131, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volume 3 Nomor 1 (2022) E-ISSN : 2720 - 9725", "type": "Table" }, { "left": 528, "top": 731, "width": 15, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "11", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 745, "width": 234, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "http://ejournal.stkip-mmb.ac.id/index.php/JIPTI", "type": "Page footer" }, { "left": 76, "top": 120, "width": 460, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR", "type": "Section header" }, { "left": 197, "top": 186, "width": 217, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abdul Syahril Muh 1 , Julhidayat Muhsam 2", "type": "Text" }, { "left": 213, "top": 204, "width": 186, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Universitas Muhammadiyah Kupang 12", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 222, "width": 352, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "E-mail: [email protected] 1 , [email protected] 2", "type": "Text" }, { "left": 285, "top": 256, "width": 45, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 281, "width": 471, "height": 260, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adapun tujuan dalam penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDI Siumolo Kabupaten Kupang dengan menerapkan model pembelajaran PBL. Permasalahan yang terjadi yaitu: (1) pembelajaran masih berpusat pada guru, (2) siswa kurang berani dalam menyampaikan pendapat sehingga kemampuan berpikir kritis tidak terasah, (3) motivasi belajar dan minat siswa dalam pembelajaran IPA masih kurang (4) guru jarang melibatkan anak dalam penjelasan konsep materi, (5) guru jarang menjelaskan proses penyelesaian soal cerita yaitu adanya langkah-langkah dalam penyelasaian soal cerita. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV, dengan jumlah sebanyak 20 orang yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Penelitian dilakukan secara bersiklus mulai dari siklus satu sampai selesai dengan tahapan perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah observasi dan tes hasil belajar. Hasil penelitian pada siklus I rata-rata nilai memperoleh 67,75, dengan persentase ketuntasan 55%, hasil observasi aktifitas siswa adalah 73,33 (cukup) dan hasil observasi aktifitas guru 76,78 (cukup). Setelah siklus II diperoleh rata-rata nilai 81,75 dengan persentase ketuntasan yakni 90%, hasil observasi aktifitas siswa adalah 85,10 (Baik) dan hasil observasi aktifitas guru 96,42 (Baik). Dengan demikian, hasil belajar siswa dan hasil analisis lembar observasi pengamatan meningkat kearah yang lebih baik dengan penerapan model pembelajaran PBL dibandingkan dengan menggunakan metode ceramah.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 568, "width": 190, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata Kunci: Hasil Belajar; IPA; PBL.", "type": "Text" }, { "left": 285, "top": 595, "width": 44, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 621, "width": 471, "height": 94, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The purpose of this study is to improve the learning outcomes of fourth grade students of SDI Siumolo, Kupang Regency by applying the PBL learning model. The problems that occur are: (1) learning is still teacher-centered, (2) students are not brave enough to express their opinions so that critical thinking skills are not sharpened, (3) students' motivation and interest in science learning are still lacking (4) teachers rarely involve children. in explaining the concept of material, (5) the teacher rarely explains the process of solving story questions, namely the steps in solving story questions. The type of research used in this research is Classroom Action", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 53, "width": 113, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "E-ISSN : 2720 - 9725", "type": "Page header" }, { "left": 271, "top": 48, "width": 76, "height": 18, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "J I P T I", "type": "Page header" }, { "left": 528, "top": 745, "width": 15, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "12", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 748, "width": 234, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "http://ejournal.stkip-mmb.ac.id/index.php/JIPTI", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 471, "height": 162, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Research (CAR). The subjects of this study were fourth grade students, with a total of 20 students consisting of 13 male students and 7 female students. The research was carried out in a cycle starting from cycle one to completion with the planning stage, implementation stage, observation stage, and reflection stage. Data collection techniques used in this study were observation and learning outcomes tests. The results of the research in the first cycle the average score was 67.75, with a completeness percentage of 55%, the results of observing student activities were 73.33 (enough) and the results of observing teacher activities were 76.78 (enough). After the second cycle obtained an average value of 81.75 with a percentage of completeness that is 90%, the results of observing student activities are 85.10 (Good) and the results of observing teacher activities are 96.42 (Good). Thus, student learning outcomes and the results of the analysis of observation sheets increased towards a better direction with the application of the PBL learning model compared to using the lecture method.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 254, "width": 229, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords: Learning Outcomes; Science; PBL.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 282, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 298, "width": 219, "height": 281, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pendidikan yang berkualitas ialah pendidikan yang dapat membawa siswa meraih tujuan dan fungsi pendidikan (Uslan, dkk. 2021). Sampai sekarang pendidikan hanya terlihat dari sejauh mana kemampuan siswa dalam mengingat kejadian yang dilihatnya dan mengingat sekedar teori beserta kebenaran yang terjadi (Mursalin, Muhsam. 2021). Meskipun siswa dapat mengingat dalam tingkat terbaik terhadap materi yang didapatnya, namun faktanya siswa tidak mengerti dan memahami materi yang disampaikan. Inilah pengaruh pendidikan yang dapat dirasakan dan dilihat sekarang, secara langsung dalam perkembangan serta kehidupan individu, kelompok, ataupun kehidupan setiap masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 583, "width": 219, "height": 91, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Salah satu upaya yang dilakukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan adalah memperbaharui proses pembelajaran menjadi lebih baik. Keberhasilan pendidikan sangat ditentukan oleh kegiatan pembelajaran (Muhsam, dkk. 2021) .", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 679, "width": 219, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kemudian Hakiki, M. (2020). menyatakan bahwa pembelajaran adalah kegiatan yang", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 282, "width": 219, "height": 233, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "prosesnya mempengaruhi pemahaman seseorang. Hasil observasi ditemukan beberapa permasalahan yaitu: (1) pembelajaran masih berpusat pada guru, terlihat dari guru yang lebih banyak berbicara di depan kelas, (2) siswa kurang berani dalam menyampaikan pendapat sehingga kemampuan berpikir kritis tidak terasah, (3) motivasi belajar dan minat siswa dalam pembelajaran IPA masih kurang (4) guru jarang melibatkan anak dalam penjelasan konsep materi, (5) guru jarang menjelaskan proses penyelesaian soal cerita yaitu adanya langkah-langkah dalam penyelasaian soal cerita.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 520, "width": 219, "height": 186, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan permasalahan tersebut, guru dituntut dapat memilih model pembelajaran yang dapat memacu semangat setiap siswa untuk secara aktif terlibat dalam pengalaman belajarnya Hakiki, M., & Fadli, R. (2021). Salah satu alternatif model pembelajaran yang memungkinkan dikembangkannya kemampuan berfikir siswa (penalaran, komunikasi, dan koneksi) dalam memacahkan masalah adalah Pembelajaran Problem based learning (PBL). PBL dapat diartikan sebagai rancangan aktivitas", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 46, "width": 113, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "E-ISSN : 2720 - 9725", "type": "Page header" }, { "left": 271, "top": 41, "width": 76, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "J I P T I", "type": "Page header" }, { "left": 528, "top": 745, "width": 15, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "13", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 748, "width": 234, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "http://ejournal.stkip-mmb.ac.id/index.php/JIPTI", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 219, "height": 106, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah (Sanjaya, 2014). Wulandari (2013) menyatakan PBL melatih daya nalar siswa dalam menyusun pengetahuan yang dimiliki melalui pemecahan permasalahan yang terjadi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 186, "width": 219, "height": 90, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dengan melihat kondisi yang ada maka peneliti melakukan penelitian dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 297, "width": 135, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "METODA PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 313, "width": 219, "height": 106, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk memecahkan masalah, memperbaiki kondisi, mengembangkan, dan meningkatkan mutu pembelajaran (Trianto, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 424, "width": 219, "height": 281, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam pelaksanaannya menggunakan model penelitian tindakan kelas. Menurut Kurt Lewin (2011) yang terdiri dari empat komponen. Hal pertama yang harus dilakukan adalah merencanakan sesuatu sebelum melaksanakan proses pembelajaran, melaksanakan tindakan dalam proses pembelajaran, melakukan pengamatan terhadap tindakan yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran, dan merefleksi. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDI Siumolo Kabupaten Kupang, dengan jumlah siswa sebanyak 20 orang yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah observasi dan tes hasil belajar (Arikunto, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 75, "width": 215, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adapun teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 107, "width": 216, "height": 106, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Data Tes: KKM mata pelajaran IPA kelas IV SDI Siumolo Kabupaten Kupang adalah 70. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada siklus I dan siklus II, serta peningkatan persentasi belajar maka digunakan rumus sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 353, "top": 218, "width": 61, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a) Rata-rata", "type": "Text" }, { "left": 367, "top": 257, "width": 94, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keterangan: : Nilai Siswa", "type": "Table" }, { "left": 367, "top": 291, "width": 103, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "N : Jumlah siswa", "type": "List item" }, { "left": 353, "top": 307, "width": 162, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b) Persentase Ketuntasan Belajar", "type": "List item" }, { "left": 367, "top": 347, "width": 62, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keterangan:", "type": "Text" }, { "left": 367, "top": 363, "width": 167, "height": 42, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "KB: Persentase ketuntasan belajar F: Jumlah siswa yang mendapat nilai diatas KKM", "type": "Text" }, { "left": 367, "top": 410, "width": 121, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "N: Jumlah seluruh siswa", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 426, "width": 216, "height": 75, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Data Observasi yang diperoleh digunakan untuk merefleksi tindakan yang telah dilakukan dan diolah secara deskriptif dengan menghitung: Rata-rata skor =", "type": "Text" }, { "left": 353, "top": 510, "width": 187, "height": 42, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Skor pengamatan setiap aspek yang diamati pada lembar observasi guru dan siswa:", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 558, "width": 212, "height": 96, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "No Kriteria Skor Keterangan 1 Baik Sekali 4 91 – 100 2 Baik 3 81 – 90 3 Cukup Baik 2 61 – 80 4 Tidak Baik 1 Kurang dari 61 Kunandar (2013).", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 46, "width": 113, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "E-ISSN : 2720 - 9725", "type": "Page header" }, { "left": 271, "top": 41, "width": 76, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "J I P T I", "type": "Page header" }, { "left": 528, "top": 745, "width": 15, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "14", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 748, "width": 234, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "http://ejournal.stkip-mmb.ac.id/index.php/JIPTI", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 158, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 89, "width": 112, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A. Hasil Penelitian", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 105, "width": 163, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Deskripsi Data Pra Siklus", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 120, "width": 219, "height": 122, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil penggalian data dilakukan oleh peneliti terungkap bahwa masih banyak siswa yang pasif dalam kegiatan belajar, hanya sedikit yang aktif dalam proses pembelajaran. Hasil atau nilai yang didapat banyak yang belum mencapai KKM, seperti yang terlihat pada tabel berikut: Tabel 1. Daftar Nilai Siswa Sebelum", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 247, "width": 209, "height": 69, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "tindakan Hasil Tes Tuntas Tidak Tuntas Rata- rata Hasil Tes siswa 25% 75% 55,75", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 320, "width": 219, "height": 106, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan analisis diatas, menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa belum dapat tercapai, diakibatkan oleh 25% siswa mendapat nilai diatas rata-rata. Disimpulkan penelitian menggunakan model pembelajara PBL diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 431, "width": 161, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Deskripsi Siklus Pertama", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 447, "width": 219, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adapun hasil tes belajar siswa setelah siklus satu dapat dilihat pada tabel berikut.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 479, "width": 219, "height": 145, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 2. Hasil Belajar Siswa Siklus 1 Hasil Tes Tuntas Tidak Tuntas Rata- rata Hasil Tes peserta didik 55% 45% 67,75 Hasil analisis menunjukkan ketuntasan belajar siswa belum dapat tercapai dikarenakan baru 55% anak yang mendapat nilai diatas rata-rata.", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 629, "width": 219, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil pengamatan terhadap aktifitas siswa dan guru adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 676, "width": 213, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 3. Hasil Observasi terhadap Aktivitas Siswa Siklus 1", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 708, "width": 168, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil Nilai Yang Rata-", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 75, "width": 182, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Observasi Diperoleh Rata Observasi Aktivitas Siswa 1466.66667 73.33", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 131, "width": 219, "height": 75, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel diatas menunjukkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran PBL dalam meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA untuk siklus pertama masih tergolong cukup.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 211, "width": 213, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 4. Hasil Observasi terhadap Aktivitas", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 227, "width": 207, "height": 83, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Guru Siklus 1 Hasil Observasi Skor Yang Diperoleh Presentase Observasi Aktivitas Guru 43 76,78", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 313, "width": 219, "height": 75, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran PBL sudah meningkat, akan tetapi belum mencapai hasil yang maksimal. Hal tersebut belum terbiasanya menerapkan model pembelajaran PBL.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 393, "width": 180, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Deskripsi pada Siklus Kedua", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 408, "width": 219, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil tes belajar siswa setelah tindakan (siklus II) dapat dilihat pada tabel 5.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 440, "width": 219, "height": 211, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 5. Hasil Belajar Siklus II Hasil Tes Tuntas Tidak Tuntas Rata- rata Hasil Tes siswa 90% 10% 81,75 Berdasarkan hasil analisis diatas menunjukkan bahwa tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan pembelajaran sudah dapat tercapai, karena telah mencapai 90% siswa mendapat nilai diatas rata-rata dan hal tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran IPA dengan menggunakan PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan yang diharapkan.", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 656, "width": 195, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil mengenai aktifitas siswa dan guru sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 687, "width": 213, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 6. Hasil Observasi terhadap Aktivitas siswa Siklus II", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 46, "width": 113, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "E-ISSN : 2720 - 9725", "type": "Page header" }, { "left": 271, "top": 41, "width": 76, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "J I P T I", "type": "Page header" }, { "left": 528, "top": 745, "width": 15, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "15", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 748, "width": 234, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "http://ejournal.stkip-mmb.ac.id/index.php/JIPTI", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 75, "width": 224, "height": 67, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil Observasi Nilai Yang Diperoleh Rata-Rata Observasi Aktivitas Siswa 1702,083333 85,10", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 145, "width": 219, "height": 250, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus II sudah optimal. Hal tersebut ditunjukkan dengan tidak ada lagi siswa yang mengobrol dengan temannya dan tidak ada lagi sibuk sendiri bahkan mampu berusaha untuk mempersentasikan hasil diskusinya, sehingga sudah banyak yang menyimak jalannya diskusi yang dilakukan oleh teman yang lainnya. Dengan demikian peserta didik sudah mulai antusias memperhatikan arahan dari guru untuk membaca kembali materi yang sedang dipelajari untuk dipahami dan mulai semangat untuk menyiapakan pertanyaan serta jawaban yang kemungkinan akan ditanyakan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 399, "width": 219, "height": 202, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel diatas juga menunjukkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran PBL untuk meningkatkan hasil belajar IPA, nilai indikator yang dialami peserta didik mengalami peningkatan dibandingkan pada observasi awal sebelum diterapkannya pembelajaran PBL. Disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran PBL dalam meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA untuk siklus II sudah mencapai indikator yang diharapkan. Selanjutnya adalah hasil observasi aktifitas guru.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 637, "width": 213, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 7. Hasil Observasi terhadap Aktivitas", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 653, "width": 72, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Guru Siklus II", "type": "Section header" }, { "left": 82, "top": 670, "width": 193, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil Observasi Skor Yang Diperoleh Presentase Observasi 54 96,42%", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 75, "width": 219, "height": 246, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Aktivitas Guru Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa nilai indikator aktifitas guru dalam penerapan model pembelajaran PBL sudah sangat meningkat dan telah mencapai nilai yang sangat optimal. Hal tersebut menunjukkan bahwa guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran telah maksimal setiap indikatornya dan telah terbiasa menerapakan model pembelajaran PBL. Guru sudah sepenuhnya menjalankan aktifitas kegiatan belajar mengajar dengan baik, sehingga dengan kriteria baik, dari hasil observasi guru dan peserta didik pada siklus I dan siklus II terjadi peningkatan.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 326, "width": 97, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "B. Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 342, "width": 219, "height": 265, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus pertama menggunakan model pembelajaran PBL masih belum optimal, hal tersebut ditunjukkan masih kurangnya partisipasi siswa untuk mendengarkan dan mencari pertanyaan karena masih banyak siswa yang sibuk dan asyik mengobrol dengan teman lainnya, ada beberapa siswa yang belum mampu menjawab pertanyaan yang diberikan temannya karena kurangnya membaca materi yang telah disediakan sehingga kurangnya pemahaman terhadap materi yang sedang dipelajari dan masih ada beberapa siswa yang ragu-ragu dalam menyampaikan dan menjawab pertanyaan karena masih kurangnya percaya diri dan takut salah.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 611, "width": 219, "height": 107, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Guru harus memfokuskan diri untuk membantu siswa mencapai keterampilan mengarahkan diri, dengan model pembelajaran PBL, akan lebih mudah menangkap materi belajar mengajar yang disampaikan guru yang akan membentuk penguasaan materi belajar akan menjadi", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 46, "width": 113, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "E-ISSN : 2720 - 9725", "type": "Page header" }, { "left": 271, "top": 41, "width": 76, "height": 18, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "J I P T I", "type": "Page header" }, { "left": 528, "top": 745, "width": 15, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "16", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 748, "width": 234, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "http://ejournal.stkip-mmb.ac.id/index.php/JIPTI", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 219, "height": 169, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "lebih baik. Karena masih adanya beberapa kekurangan dalam proses pembelajaran pada siklus pertama, maka berdampak pada kurangnya tingkat pemahaman siswa, hal tersebut bisa dilihat dari hasil belajar pada siklus I yang baru mencapai 55% yang artinya baru 11 orang yang mendapatkan nilai tuntas dari 20 siswa, namun data sudah ada peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I dibandingkan sebelum perbaikan/pra siklus.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 249, "width": 219, "height": 154, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada siklus II siswa sudah aktif dalam kegiatan pembelajaran dan bisa mengikuti model pembelajaran PBL secara keseluruhan baik dari pertanyaan dan jawaban yang diberikan serta mampu memberikan tambahan informasi terhadap pertanyaan maupun jawaban. Guru dalam hal ini hanya memberikan dan mengawasi terhadap jalannya proses diskusi yang dilakukan oleh siswa.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 408, "width": 219, "height": 281, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ada peningkatan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, semua siswa berusaha memahami materi yang diberikan oleh guru, siswa juga sangat antusias sehingga menyimak jalannya tanya jawab yang dilakukan oleh teman sebayanya. Setelah dilakukan tes atau penilain diakhir pembelajaran pada siklus II, ternyata hasil belajar siswa sudah mengalami peningkatan dalam proses pembelajaran, hal tersebut bisa dilihat dengan adanya perolehan nilai yang lebih baik bila dibandingkan siklus I jumlah peserta didik yang tuntas 11 siswa mencapai ketuntasan 55%. Pada siklus II jumlah yang tuntas 18 siswa sehingga ketuntasan belajar meningkat menjadi 90% dan hal tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 75, "width": 219, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan yang diharapkan.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 107, "width": 219, "height": 360, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Temuan penelitian ini mengungkap bahwa penggunaan model pembelajaran PBL terbukti dapat meningkatkan hasil belajar IPA. Hal ini dibuktikan dengan perolehan hasil belajar IPA yang rata-rata mencapai KKM setelah dilakukan siklus II yaitu 81,75. Jika temuan penelitian dianalisis sejalan dengan pendapat Nata (2011) yang menyatakan bahwa model pembelajaran PBL adalah pembelajaran yang bertumpu pada kreativitas, inovasi dan motifasi para siswa. Dengan model pembelajaran PBL, proses belajar lebih banyak bertumpu pada kegiatan para siswa secara mandiri, sementara guru bertindak sebagai perancang, fasilitator, motivator atas terjadinya kegiatan belajar mengajar tersebut, melalui model pembelajaran PBL seorang siswa akan memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah yang selanjutnya dapat ia terapkan pada saat menghadapi masalah yang sesungguhnya dimasyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 488, "width": 84, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 503, "width": 219, "height": 186, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa: Pembelajaran menggunakan PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada bidang studi IPA di SDI Siumolo Kabupaten Kupang. Hasil belajar siswa yang sebelum diterapkannya model PBL belum memenuhi KKM namun setelah diterapkan model Pembelajaran PBL hasil belajar siswa meningkat, terlihat pada peningkatan ketuntasan belajar pada setiap siklus yang dilalui.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 46, "width": 113, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "E-ISSN : 2720 - 9725", "type": "Page header" }, { "left": 271, "top": 41, "width": 76, "height": 18, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "J I P T I", "type": "Page header" }, { "left": 528, "top": 745, "width": 15, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "17", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 748, "width": 234, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "http://ejournal.stkip-mmb.ac.id/index.php/JIPTI", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 62, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penggunaan", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 219, "height": 265, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "model pembelajaran berdasarkan masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata nilai sebelum sebelum diterapkannya model pembelajaran PBL adalah 55,75, banyaknya peserta didik yang mendapat nilai diatas 70 (KKM) adalah 25%. Dari hasil siklus I rata- rata nilai memperoleh 67,75, dengan persentase ketuntasan 55%, hasil observasi aktifitas siswa adalah 73,33 (cukup) dan hasil observasi aktifitas guru 76,78 (cukup). Setelah siklus II diperoleh rata-rata nilai 81,75 dengan persentase ketuntasan yakni 90%, hasil observasi aktifitas siswa adalah 85,10 (Baik) dan hasil observasi aktifitas guru 96,42 (Baik).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 345, "width": 219, "height": 90, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dengan demikian, hasil belajar peserta didik dan hasil analisis lembar observasi pengamatan meningkat kearah yang lebih baik dengan penerapan model pembelajaran PBL dibandingkan dengan menggunakan metode ceramah dan diskusi kelompok.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 456, "width": 113, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 472, "width": 219, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik .", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 499, "width": 109, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jakarta: Rineka Cipta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 527, "width": 219, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dantes. 2017. Desain Eksperimen dan Analisis Data . Depok: PT Raja Grafindo Persada. ISBN 978-602-425- 198-7.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 596, "width": 219, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hakiki, M., & Fadli, R. (2021). Buku Profesi Kependidikan.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 637, "width": 219, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hakiki, M. (2020). HUBUNGAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN DAN KECERDASAN EMOSIONAL GURU PLK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 75, "width": 220, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SISWA. Jurnal Muara Pendidikan , 5 (2), 633-642. Muhsam., Saputra. 2021. Penerapan", "type": "Table" }, { "left": 353, "top": 130, "width": 191, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pendekatan Exploratory Discovery untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV MIS Al-Fitrah Kota Kupang. Journal on Teacher Education Vol. 3 No. 2", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 213, "width": 219, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Muhsam., Widiastuti., & Cakranegara. 2021. Hubungan antara Respon Siswa dalam Pembelajaran atas Motivasi Belajar Kelas IV Sekolah Dasar. Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal Vol. 7 No. 2", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 309, "width": 220, "height": 205, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mursalin., Muhsam. 2021. Pengaruh Model Pembelajaran TAI ( Team Assisted Individualization ) terhadap Hasil Belajar IPA ditinjau dari Motivasi Belajar Peserta Didik Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar Flobamorata Vol. 2 No. 1 Nata. 2011. Perspektif islam tentang Strategi Pembelajaran . Jakarta: Kencana Sanjaya. 2014. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan . Jakarta: Kencana.", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 530, "width": 219, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Trianto. 2011. Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas . Jakarta: Prestasi Pustaka.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 585, "width": 219, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Uslan., Muhsam., Hasyda., & Aiman. 2021. Implementation of Contextual", "type": "Table" }, { "left": 353, "top": 613, "width": 190, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Teaching and Learning and Authentic Assessments to the Science (IPA) Learning Outcomes of 4th Grade Students of Primary Schools (SD) in Kota Kupang. Journal of Education Research and Evaluation Vol. 5 No. 3", "type": "Text" } ]
9c10ff6a-3f64-7b4b-d1d2-f144349ba655
https://jurnal.ugm.ac.id/ijbiotech/article/download/71150/36743
[ { "left": 57, "top": 123, "width": 482, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Antibacterial activity of bioactive compound produced by endophytic fungi isolated from Mangifera casturi Kosterm endemic plant from South Kalimantan, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 190, "width": 226, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fatia Rizki Nuraini 1 , Ratna Setyaningsih 2,* , Ari Susilowati 2", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 209, "width": 482, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Department of Blood Bank Technology, Undergraduate Program, Stikes Rajekwesi Bojonegoro Jalan Raya Dander, Ngumpak Dalem, Dander, Bojonegoro, East Java 62171, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 231, "width": 482, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Department of Biology, Graduate Program, Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami No. 36A, Kentingan, Surakarta, Central Java 57126, Indonesia *Corresponding author: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 277, "width": 280, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SUBMITTED 12 December 2021 REVISED 18 April 2022 ACCEPTED 9 February 2023", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 320, "width": 482, "height": 152, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT The endophytic fungi that live in endemic plants are a promising bio‐prospect as the producers of antibacterial compounds. This research is aimed to evaluate the endophytic fungi antibacterial compound from Mangifera casturi . The bioactive compounds of 13 endophytic fungi were extracted using ethyl acetate and evaluated for antibacterial activity using disk diffusion assay. The minimum inhibitory concentration (MIC) was measured using the serial broth dilution method. Scanning Electron Microscopy (SEM) was used to examine cell damage because of the extract. The antibacterial compounds were then detected using GC‐MS analysis. The endophytic fungi were identified morphologically and molecularly based on ITS rDNA sequencing Among the 13 isolates, the endophytic fungi identified as Botryosphaeria rhodina AK32 produced the antibacterial compounds that exhibited the highest activity and a broad spectrum. Moreover, they were capable against resistant bacteria, Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) with an MIC value of 1.56% for all the test bacteria. The mechanism of action of AK32 ethyl acetate extract seemed to affect the condition of bacterial cell walls, causing morphological alteration such as shrinkage of the cell, warted cells, and hollow cells. Based on GC‐MS, the antibacterial compounds of AK32 ethyl acetate extract were di‐n‐octyl phthalate, benzyl alcohol, high‐oleic (CAS) safflower oil, benzene acetonitrile, and benzotriazole.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 488, "width": 352, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KEYWORDS Antibacterial activity, Botryosphaeria rhodina , Endophytic fungi, Mangifera casturi , MRSA", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 32, "width": 283, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Biotechnology", "type": "Section header" }, { "left": 255, "top": 71, "width": 222, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VOLUME 28(2), 2023, 77‐85 | RESEARCH ARTICLE", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 535, "width": 82, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 560, "width": 230, "height": 117, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bacteria are one of the causes responsible for many dis­ eases in the world for a long time ago, and some of the dis­ eases are lethal to a human being. The scientist has found a solution to this problem with the first discovery of an­ tibacterial, sulphonamides in 1935 and penicillin in 1940 ( Li and Webster 2018 ). However, bacterial mutations oc­ cur continuously resulting in resistance to the existing an­ tibacterial compounds. This situation forced us to looking for the antibacterial compound that is able to overcome the resistant of bacteria ( Silver 2011 ).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 680, "width": 230, "height": 93, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "One of the sources of organisms that could produce an­ tibacterial compounds is endophyte, especially endophytic fungi ( Deshmukh et al. 2014 ; Nisa et al. 2015 ). Fungi were the most diverse and abundant group of endophytic organisms known as the most diverse producer of natural product ( Tiwari 2015 ). From total bioactive compounds produced by microorganisms, as much as 47% were pro­ duced by fungi ( Bills and Gloer 2016 ). As a microorgan­", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 538, "width": 230, "height": 176, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ism that lives within plant tissue, endophytic fungi have known could produce secondary metabolites similar to the host plant ( Stierle and Stierle 2015 ). Endophytic fungi also known work together with the host plant to produce impor­ tant compound such as antimicrobial compound that help the host plant to improve their disease­resistance ability ( Ludwig­Müller 2015 ). Strobel and Daisy ( 2003 ) said that there was specific rationale for the collection host plant for endophyte isolation and secondary metabolite discovery. One of the criteria was host plant should be endemic plant that has been known to have a special feature. Endemic plant that occupied an unique habitat seem to be more po­ tential for endophytic fungal isolate source that produce novel bioactive compound with unique structure ( El­Deeb et al. 2013 ).", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 728, "width": 230, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mangifera castur i or commonly called Mangga Kali­ mantan is an endemic plant that only can be found in South Kalimantan, Indonesia ( Kostermans and Bompard 1993 ). Besides its endemicity, M. casturi also reported having", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 791, "width": 225, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indones J Biotechnol 28(2), 2023, 77‐85 | DOI 10.22146/ijbiotech.71150", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 799, "width": 95, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "www.jurnal.ugm.ac.id/ijbiotech", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 791, "width": 230, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2023 THE AUTHOR(S). This article is distributed under a Creative Commons Attribution‐ShareAlike 4.0 International license.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 44, "width": 50, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nuraini et al.", "type": "Page header" }, { "left": 326, "top": 44, "width": 210, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Biotechnology 28(2), 2023, 77‐85", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 79, "width": 230, "height": 237, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "antibacterial compound. Many studies have reported that many part of M. casturi contained antibacterial compound. A study conducted by Rosyidah et al. ( 2010 ) revealed that M. casturi ’s bark possesses antibacterial activity against E. coli and S. aureus . Extract and fraction of M. casturi fruit also reported possess antibacterial compound against Pseudomonas aeruginosa , Bacillus cereus ( Meliana et al. 2021 ) and Streptococcus mutant ( Suhendar et al. 2019 ) as well. Moreover, another part of M. casturi such as leaf extract either known to have antibacterial activity against S. mutant ( Khairiyah et al. 2019 ) and Streptococcus san­ guinis ( Sari et al. 2020 ). For those reasons, M. casturi is a suitable candidate to be explored for its endophytic fungi producing antibacterial compounds. In addition, this ex­ ploration will also contribute to conservation efforts be­ cause it can reduce the exploitation of the M. casturi plant, considering that this plant is listed as extinct in the wild by IUCN. To date, there is still no research done for antibac­ terial compounds produced by endophytic fungi isolated from M. casturi .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 337, "width": 138, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Materials and Methods", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 364, "width": 126, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.1. Endophytic fungi isolates", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 380, "width": 230, "height": 128, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The endophytic fungi isolates used in this study were an unidentified endophytic isolates collection of FMIPA UNS Biology Laboratory isolated in April 2019 from M. cas­ turi ’s root, stem, and leaves. The plant was obtained from several places at Padang Batung Sub­district, Kandangan, Hulu Sungai Selatan District, South Kalimantan. A total of 31 isolates of endophytic fungi were sorted and selected based on isolate’s growth rate. Thirteen isolates of endo­ phytic fungi that had quick growth rate were selected and­ cultured on PDA media and incubated at 28±2 °C for fur­ ther analysis.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 521, "width": 156, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.2. Bioactive compounds extraction", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 537, "width": 230, "height": 236, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bioactive compounds extraction from endophytic fungi was carried out based on Sharma et al. ( 2016 ) with slight modification. The endophytic fungi were cultivated in potato dextrose broth (PDB) and incubated for two weeks at room temperature in a shaker incubator at 90 rpm. Af­ ter incubation, the culture broths were separated from the mycelium by filtration using Whatman filter paper. Fun­ gal mycelia were homogenized by breaking the cell using mortar and pestle prior to extraction using ethyl acetate as the organic solvent. The extraction then conducted by adding 100 mL of ethyl acetate to mycelium and 100 mL of ethyl acetate to culture broths, and macerated for 24 h. Fil­ ter paper then used for filtering and separating Mycelium from ethyl acetate. Ethyl acetate was added into culture broth 1:1 volume ratio in separating funnel, shaken for 10 min and left for 5 min until two separated layers formed. The upper layers that contain bioactive compounds were collected and lower layer were discarded. For maximum extract yield, the extract obtained from mycelia and fer­ mentation broth then mixed and concentrated by evaporat­", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 79, "width": 230, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ing the solvent under a rotary evaporator at 40 °C to yield ethyl acetate extract for further assay.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 113, "width": 118, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.3. Antibacterial screening", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 128, "width": 230, "height": 200, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Screening of the antibacterial activity from ethyl acetate extract of endophytic fungi was carried out using the disc diffusion assay method. Crude extracts were evaluated for their antibacterial activity against Gram­negative bacteria ( Escherichia coli ), Gram­positive bacteria ( Staphylococ­ cus aureus ), and resistant bacteria (methicillin­resistant Staphylococcus aureus ). Those were obtained from the microbiology laboratory, Faculty of Medicine, Universi­ tas Sebelas Maret. The bacteria were grown in Muller Hinton agar (MHA) media. As much as 20 µL of crude extract was dripped to the paper disc using ethyl acetate. Antibacterial activity detected after incubation at 37 °C for 24 h. The activity of extract to inhibit bacterial growth was shown with the appearance of the inhibition zone. Chlo­ ramphenicol (20 mg/mL) and vancomycin (0.03 mg/mL) were used as the positive control, whereas ethyl acetate was used as the negative control.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 340, "width": 230, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.4. Determination of minimum inhibitory concentra‐ tion (MIC)", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 368, "width": 230, "height": 128, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ethyl acetate extract possessed the highest diameter of in­ hibition zone obtained from the preliminary assay was se­ lected to determine the MIC by the serial broth dilution method. Selected ethyl acetate extract of endophytic fungi was diluted twofold for ten times in sterile tubes asepti­ cally. Final concentrations of ethyl acetate extract at each tube after dilution were 25% to 0.098% (v/v). Each tube then inoculated with an equal volume of overnight grown bacterial culture and incubated at 37 °C for 24 h. The MIC was defined as the lowest concentration at which no visible growth observed after incubation.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 509, "width": 208, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.5. Scanning electron microscope (SEM) analysis", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 524, "width": 230, "height": 164, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ethyl acetate extract with the highest antibacterial activ­ ity was investigated its effect on bacteria using SEM anal­ ysis based on Supaphon et al. ( 2013 ). The bacteria were treated with ethyl acetate extract at four times of MIC con­ centration and incubated for 18 h. After incubation, the pellet was collected and fixed with 2.5% glutaraldehyde (C 3 H 8 O 2 ) in phosphate buffer (PBS) for 2 h, then washed using PBS twice. Pellet then was post­fixed in 1% of os­ mium tetraoxide for 1 h and washed using PBS. After­ ward, the pellet was dehydrated using alcohol series (50%, 70%, 80%, 90%, and 100%). The pellet then was freeze­ dried and analyzed using SEM at Research Unit for Nat­ ural Product Technology, Indonesian Institute of Sciences (LIPI), Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 701, "width": 88, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.6. GC‐MS Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 716, "width": 230, "height": 57, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The most active extract was further subjected to GC­MS analysis to be identified as the chemical composition in the extract. The GC­MS analysis of the extract was performed using Shimadzu GC­MS­QP 2010S Plus fitted with an RTX­5 MS (30 m x 0.25 mm x 0.25 mm) capillary col­", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 793, "width": 10, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "78", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 44, "width": 50, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nuraini et al.", "type": "Page header" }, { "left": 326, "top": 44, "width": 210, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Biotechnology 28(2), 2023, 77‐85", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 79, "width": 230, "height": 177, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "umn in Organic Chemistry Laboratory of Mathematics and Science Faculty, Gadjah Mada University. The instrument temperature program was initially set at 70 °C and main­ tained for 5 min and gradually risen up to 300 °C at the end of the period at a rate of an increment by 5 °C/min, and maintained for 19 min. Pure helium gas was used as the carrier gas with a flow rate at 0.5 mL/min. Splitless injection port temperature was set and ensured at 300 °C. The mass spectrometer was performed in an electron ion­ ization of 70 eV, while the mass spectral scan range was set at 28­600 (m/z). The identification of chemical com­ pounds present in the extracts was based on their mass spectra with data comparison to NIST12 (National Insti­ tute of Standards and Technology, US) and WILEY229 libraries.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 268, "width": 230, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.7. Morphologically and molecularly identification of endophytic fungi", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 296, "width": 230, "height": 321, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The endophytic fungal isolate from M. casturi with the strongest antibacterial activity was identified morpholog­ ically and molecularly. Morphological identification was carried out by observing the macroscopic and microscopic characteristics of the endophytic fungi. Macroscopic char­ acteristics observation included surface and reverse the colour of the colony. Whereas the microscopic identifica­ tion was conducted using slide culture method to observe the characteristics for the hypha, conidiophore, conidia, and other certain characteristics. Morphological identifi­ cation in this study referred to Watanabe ( 2002 ). Molecular identification was carried out based on ITS rDNA sequence. Fungal genomic DNA was iso­ lated using Quick­DNATM Fungal / Bacterial Miniprep Kit with cell­breaking treatment using sonication priory and continued by following the manufacturer’s procedure. The ITS region was subjected and amplified using the polymerase chain reaction (PCR) with primer pairs ITS1 (5’TCCGTAGGTGAACCTGCGG’3) and ITS4 (5’TC­ CTCCGCTTGATATGC’3) ( White et al. 1990 ). Targeted Pcr product was 550 bp, validated using electrophore­ sis with gel agarose and visualized by using GelDoc ( González­Teuber et al. 2017 ). Amplified DNA then was subjected to DNA sequencing fand this DNA sequence was compared with already existing DNA sequences in NCBI GenBank using BLASTN program ( http://blast.nc bi.nlm.gov/ ).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 638, "width": 136, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Results and Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 664, "width": 165, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1. Endophyte from Mangifera casturi", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 680, "width": 230, "height": 93, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As much as 13 isolates with rapid growth rate were se­ lected from 31 endophytic fungi of M. casturi isolates col­ lection. The selected isolates were isolated from different part of M. casturi plant, three from the root, five from the stem, and five were isolated from the leave of M. casturi . Those isolates have a growth range from 3­9 cm of diam­ eter when grown in PDA media for 7 d. Among thirteen isolates, each isolate have a different characteristics of the", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 80, "width": 230, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TABLE 1 Antibacterial activity of ethyl acetate extract against test bacteria.", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 105, "width": 207, "height": 198, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Name of Diameter of inhibition zone (mm) Isolate E. coli S. aureus MRSA AK22 ‐ ‐ ‐ AK32 23.97±1.79 35.60 ±2.68 34.43±5.30 AKF1 12.55±3.60 12.85±2.07 13.23±1.23 BKF ‐ ‐ ‐ BK1A ‐ ‐ ‐ BK31 ‐ 9.16±0.65 ‐ BK32 20.45±2.89 28±1.84 15.20±0.50 BK2 ‐ 9.20 ±0.98 11.64±0.19 DK82 ‐ ‐ ‐ DK21 ‐ 10.75±1.06 12.73±0.52 DKD ‐ 8.11±0.13 15.65±1.20 DK5 ‐ 6.83±1.17 9.75±0.35 DK7 8.21±0.56 9.05±0.49 14.55±0.07", "type": "Table" }, { "left": 309, "top": 309, "width": 116, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "*data shown as mean ± SD (‐) no zone of inhibition observed", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 345, "width": 29, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "colony.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 494, "width": 230, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "FIGURE 1 Inhibition zone of AK32, DK5, and BK31 ethyl acetate extract against MRSA. Positive and negative controls used were vancomycin and ethyl acetate, respectively.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 546, "width": 193, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.2. Antibacterial activity of endophytic fungi", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 561, "width": 230, "height": 152, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The result exhibited that from 13 selected isolate, four ethyl acetate extract of endophytic fungi were having a broad spectrum antibacterial activity due to their ability to inhibit Gram­positive ( S. aureus ) and Gram­negative ( E. coli ) test bacteria. Five extracts have narrow spec­ trum (only against S. aureus ) and another four did not showed any antibacterial activity at all. In the ability to inhibit MRSA, among nine extracts which had activity against Gram­positive test bacteria, there were eight ex­ tracts which had the activity to inhibit MRSA, and the highest antibacterial activity of ethyl acetate extract was shown by AK32 ethyl acetate extract which could inhibit all of the test bacteria (Table 1 ).", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 716, "width": 230, "height": 57, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ethyl acetate extract from several endophytic fungi showed antibacterial activity by forming an inhibition zone. The inhibition zone formed due to the sensitivity of bacteria to the antibacterial agent within the ethyl acetate extract. The wider zone formed the higher antibacterial", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 793, "width": 10, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "79", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 44, "width": 50, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nuraini et al.", "type": "Page header" }, { "left": 326, "top": 44, "width": 210, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Biotechnology 28(2), 2023, 77‐85", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 79, "width": 230, "height": 69, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "activity of the ethyl acetate extract. As shown in Figure 1 , the inhibition zone formed by AK32 against MRSA was the widest zone, indicating that AK32 has the highest ac­ tivity; whereas DK5 has a smaller zone indicated smaller activity and BK31 with no inhibition zone formed indi­ cated no antibacterial activity.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 162, "width": 230, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.3. Minimum inhibitory concentration of endophytic fungal ethyl acetate extract", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 191, "width": 230, "height": 69, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ethyl acetate extract of AK32 isolate that has the highest antibacterial activity was assayed for its MIC to test bacte­ ria. The result exhibited that ethyl acetate extract of AK32 isolate has a MIC value 1.56% (v/v) to all of the test bac­ teria (Table 2 ). This information indicates that as much as 1.56% of the ethyl acetate extract of AK32 isolate is more", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 284, "width": 230, "height": 17, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TABLE 2 Minimum inhibitory concentration of AK32 ethyl acetate extract.", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 309, "width": 169, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Test Bacteria MIC % (v/v) 1 E. coli 1.56 2 S. aureus 1.56 3 MRSA 1.56", "type": "Table" }, { "left": 309, "top": 79, "width": 230, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "than enough to inhibit the growth of E. coli , S. aureus , and MRSA.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 115, "width": 230, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.4. Antibacterial mechanism of action of the ethyl ac‐ etate extract", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 146, "width": 230, "height": 224, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SEM analysis showed the appearance of test bacterial morphology after treated with ethyl acetate extract of AK32 isolate with four times MIC concentration. The microscopic display indicated morphological differences in treated and untreated of all three test bacteria. In un­ treated bacteria, all of the test bacteria showed an intact and smooth structure (Fig. 2 a­c). Whereas for bacteria treated with ethyl acetate extract of AK32 isolate, they showed an observable morphological change (Fig. 2 d­f). On treated S. aureus and MRSA, there are considerable morphological alteration such as deformation, irregular cell shape, loss of their coccal shape, hollowed cell walls, and wrinkled cell surface. The same thing occurred on treated E. coli there are observable morphological changes such as, broken of the cell membrane, shrinkage of cells, and forming wrinkled cells, and lysis in some cells. This deformation and morphological changes of test bacteria apparently affect the fungal cell wall as well as cell mem­ brane ( Khameneh et al. 2019 ). Mai­Prochnow et al. ( 2016 )", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 497, "width": 240, "height": 244, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(a) (b) (c) (d) (e) (f)", "type": "Picture" }, { "left": 57, "top": 752, "width": 482, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "FIGURE 2 Scanning Electron Micrograph. A‐C: untreated bacterial cells of E.coli (A), S. aureus (B), MRSA (C); D‐F: treated bacterial cells of E.coli (D), S. aureus(E), MRSA (F) with AK32 ethyl acetate extract.", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 793, "width": 10, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "80", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 44, "width": 50, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nuraini et al.", "type": "Page header" }, { "left": 326, "top": 44, "width": 210, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Biotechnology 28(2), 2023, 77‐85", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 79, "width": 230, "height": 57, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "said that the main component of cell wall was peptidogly­ can which is found in almost of all bacteria and respon­ sible to maintain the integrity of the cell itself. Damage occurred in that might cause cytoplasmic leakage and lead to cell death ( Vollmer et al. 2008 ).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 151, "width": 87, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.5. GC‐MS analysis", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 169, "width": 230, "height": 69, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "GC­MS chromatogram (Fig. 3 ) shows the presence of 89 compounds identified on different retention times and % area from AK32 ethyl acetate extract. The results of GC­ MS analysis show that in AK32 ethyl acetate extract there are various classes of compounds such as fatty acids, phe­ nolic, lipids, alkaloids, terpenoid, and volatile compounds.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 79, "width": 230, "height": 93, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The major compounds in the extract were identified as di­n­octylphthalate (7.75%), benzyl alcohol (7.26%), Hi­ oleic safflower oil (CAS) safflower oil (6.65%), benze­ neacetonitrile (6.05%), and benztriazole (4.98%) as shown in peak 86, 6, 54, 17, and 27, respectively. Beside those major compounds, there were other minor compounds had been identified such as β­caryophyllene and farnesol as shown in peak 59 and 88 respectively", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 187, "width": 230, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.6. Morphology and Molecular Identity of Potential Ethyl Acetate Endophytic Fungi Isolate", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 217, "width": 230, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AK32 isolate has a greyish­black surface colour with cottony­like texture, whereas the reverse colour was black", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 444, "width": 375, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "FIGURE 3 GC‐MS chromatogram of AK32 ethyl acetate extract showed different retention time and % area.", "type": "Caption" }, { "left": 67, "top": 598, "width": 240, "height": 143, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(a) (b) (c)", "type": "Picture" }, { "left": 57, "top": 752, "width": 482, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "FIGURE 4 Morphological characteristic of AK32 isolate. A: surface colour and B: reverse colour of AK32 isolate after 7 days incubation on PDA; C: AK32 showed sterile mycelia.", "type": "Caption" }, { "left": 291, "top": 793, "width": 10, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "81", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 44, "width": 50, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nuraini et al.", "type": "Page header" }, { "left": 326, "top": 44, "width": 210, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Biotechnology 28(2), 2023, 77‐85", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 79, "width": 230, "height": 154, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Fig. 4 a­b). Microscopically, AK32 isolate showed ster­ ile mycelia, so that AK32 isolate was classified as non­ sporulating isolate (Fig. 4 c). Strobel ( 2018 ) said that en­ dophytic fungi frequently showed non­sporulating hyphae on PDA media, this occurred due to the inability of the en­ dophytic to developed spore in the media. This indicates that AK32 isolate could not be identified based on its mor­ phological characteristics because sterile mycelia do not show species­specific characteristics ( Sun and Guo 2012 ). The molecular identification based on the ITS rDNA region was used to validate the result from morphological identification. The amplicon of the ITS rDNA region was ± 550bp (Fig. 5 ).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 238, "width": 230, "height": 56, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on BLAST analysis, the potential antibacterial producing isolates have a similarity percentage of 99.60% with the Gene Bank database (Table 3 ). The ≥99% simi­ larity to the database from Gene Bank indicates similarity at a species level ( Liu 2011 ).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 308, "width": 66, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.7. Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 324, "width": 230, "height": 152, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Intensive search for new effective antimicrobial agents is required, which is facilitated by exploring new resources, especially endophytic fungi which have not been widely explored ( Taufiq and Darah 2019 ). The antibacterial com­ pound finding from endophytic fungi associated with en­ demic plants is a promising endeavor to answer the chal­ lenge in increasing the need for antibacterial drugs. In this study, nine isolates show antibacterial activity, and four of them (AK32, BK32, AKF1, and DK7) exhibited an an­ tibacterial activity not only against Gram­positive bacte­ ria, but also against Gram­negative bacteria with strong activity. These broad spectra of activity were affected by the existence and synergistic activity of various chemical", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 684, "width": 230, "height": 18, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "FIGURE 5 Electrophoregram ITS rDNA region amplicon of AK32 isolate, M: Marker DNA ladder 100bp, 1: AK32 isolate.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 79, "width": 230, "height": 33, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "compounds within the extract which have various mecha­ nisms of action against Gram­positive and Gram­negative bacteria.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 118, "width": 230, "height": 188, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Another five ethyl acetate extracts of endophytic fungi displayed a narrow spectrum which effective only for Gram­positive bacteria. This indicated that the compound contained in this extract did not have mechanisms of ac­ tion against Gram­negative bacteria. The more effective­ ness of the extract against Gram­positive bacteria was also due to its morphological constituent of Gram­positive bacteria that have a simpler cell wall structure contained only the peptidoglycan layer as the outer barrier ( Breijyeh et al. 2020 ). On the other hand, Gram­negative bacteria have a more complex barrier with additional protection af­ forded by the outer membrane contained lipopolysaccha­ ride (LPS) which acts as barrier ( Epand et al. 2016 ). This made the bioactive compounds that have no ability to dam­ age the LPS layer, could not able to penetrate the inner cell of Gram­negative bacteria.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 311, "width": 230, "height": 320, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Among nine ethyl acetate extracts of endophytic fungi which had antibacterial activity against Gram­positive bacteria ( S. aureus ), eight of them have activity against resistant bacteria (MRSA). The mechanisms of action of the activity of the extract against MRSA was clearly demonstrated by SEM photograph’s observation that there were morphological alteration with collapsed cell, and this could be do to the leak in it’s cell wall or there were some changes occurred in the cell’s membrane permeability. In this case, the damaged occurred by the extract of endo­ phytic fungi could be cause by the extract had permeabi­ lized the bacterial cell membrane that influenced the con­ dition of bacteria. This probability was in line with study conducted by Taufiq and Darah ( 2019 ) who reported the extract of Lasiodiplodia pseudotheobromae IBRL OS­64 exhibited antibacterial activity by spoil the cell wall of bac­ terial cells which led to damaged of the cell. As shown by the SEM photograph, the most possible mechanisms of action involved could be the interaction of compound with membrane of the cell and might be linked with the ability of compound contained in the extract to inhibit the pepti­ doglycan synthesis process and penetrate the cell wall by after binding with penicillin­binding protein 2a (PBP2a). As known, MRSA has an altered PBP structure that is PBP2a caused by the existence of mecA gene, resulting in affinity reduction of β­lactam and being resistance to β­lactam antibiotics ( Stapleton and Taylor 2002 ).", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 636, "width": 230, "height": 69, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The highest antibacterial activity against all test bacte­ ria was displayed by AK32 ethyl acetate extract. This ex­ tract had small MIC value (1.56%) indicating that AK32 only need a very small amount of bioactive compound to inhibit the bacteria. Bacterial cell treated with AK32 ex­ tract showed sign of damage, demonstrated by the shape", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 723, "width": 369, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TABLE 3 BLASTn analysis of ITS rDNA gene coding sequence from potential antibacterial producing fungi.", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 739, "width": 440, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Name of Isolate Closest Species Identity Identity Query Cover Accecion Number 1 AK32 Botryosphaeria rhodina 99.60% 99% FJ941882.1", "type": "Table" }, { "left": 291, "top": 793, "width": 10, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "82", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 44, "width": 50, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nuraini et al.", "type": "Page header" }, { "left": 326, "top": 44, "width": 210, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Biotechnology 28(2), 2023, 77‐85", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 79, "width": 181, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "deformation and inward indention of the cell.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 92, "width": 230, "height": 392, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Through GC­MS analysis, ethyl acetate extract of AK32 showed several major compounds with different re­ tention times. Di­n­octyl phthalate was one of the ma­ jor compounds with the highest % area (7.75%). This compound belongs to the phthalate compound. Phtha­ late group of compound have known before as plasti­ cizer and contaminant. Nevertheless, there are many study that reported phthalate compounds and their deriva­ tives have isolated from natural sources ( Thiemann 2021 ). Di­n­octyl phthalate were reported could be produced by various natural sources such as microbe like Strepto­ myces parvusand ( Abd­Elnaby et al. 2016 ), Trichoderma asperellum ( Bhardwaj and Kumar 2017 ), Memnoniella ( Hande and Kadu 2015 ), and plant such as Plumbago zey­ lanica Linn. ( Ira et al. 2015 ), Pachygone ovata (Poir). Miers ( Amalarasi and Jothi 2019 ) and from Coleus fos­ khohlii ( Takshak and Agrawal 2016 ). Thiemann ( 2021 ) also said that these compound have benefit for human health either. Boudjelal et al. ( 2011 ) in his study reported that di­n­octyl phthalate was a compound produced by the genus Actinoalloteichus and had antibacterial activity against Bacillus subtilis . Another study was conducted by Amalarasi and Jothi ( 2019 ) found that di­n­octyl pththa­ late isolated from Pachygone ovata (Poir). Miers pos­ sessed a cytostatic activity against breast cancer cell. An­ other major compounds were benzyl alcohol (7.26%), ben­ zeneacetonitrile (6.05%), benzotriazole (4.98%), octade­ canoic acid, methyl ester (3.85%); cyclopentenone (3.48); 2,4­decadienal, (E,E)­ (3.00%); 1,2­ethanediol, diacetate (2.87%); and 9,12,15­octadecatrienal (2.41%) also have been reported had antibacterial activity ( Yano et al. 2016 ; Wei et al. 2011 ; Wu et al. 2018 ; Trombetta et al. 2002 ; Halstead et al. 2015 ; Boudjelal et al. 2011 ).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 488, "width": 230, "height": 140, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In addition to those compounds, minor compounds found in AK32 extract such as β­caryophyllene and far­ nesol also reported having antibacterial activity. These both compounds belong to terpenoid group. Dahham et al. ( 2015 ) said that β­caryophyllene is a terpene that not only has high antibacterial activity but also has antifungal and antioxidant activities. Whereas, farnesol is a sesquiter­ pene compound that is known to have antibacterial activ­ ity against S. aureus ( Inoue et al. 2016 ). Based on these findings, AK32 ability to inhibit test bacteria may be due to the synergetic collaboration between major and minor compounds within the extract.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 632, "width": 230, "height": 141, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From morphological and molecular identification, it is known that AK32 isolate is Botryosphaeria rhodina . B. rhodina is a teleomorph of Lasidioplodia theobromae . This fungus has been known as an endophyte and op­ portunistic pathogen. As endophytic fungi B. rhodina has various pharmaceutical activities, including antibac­ terial. Rukachaisirikul et al. ( 2009 ) in his research found that B. rhodina had antibacterial activity against S. au­ reus ATCC 25922 and MRSA by producing g­lactone, one dihydronaphthalene­2,6­dione, one hexahydro indeno fu­ ran, one cyclopentanone, and lasiodiplodine. Our study has revealed that B. rhodinia besides having antibacterial", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 79, "width": 230, "height": 129, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "against S. aureus and MRSA, it also has the same effect on E. coli by producing different bioactive compounds. The difference between these compounds might be affected by the difference of the host plant. B. rhodina is also known has another activity. Abdou et al. ( 2010 ) revealed that B. rhodina isolated from medical plant Bidens pilosa has an­ tifungal activity and cytotoxic depsidones by producing Botryorhodines A­D. The finding in this study provides a basis for further research such as isolation that focuses the target antibacterial compound to be developed as a new drug.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 225, "width": 80, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Conclusions", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 250, "width": 230, "height": 176, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study concludes that the endophytic fungal extracts isolated from M.casturi , endemic plant of South Kali­ mantan, Indonesia exhibit antibacterial activity due to the bioactive natural compounds production. AK32 iso­ late was the highest isolate produced antibacterial com­ pound such as di­n­octyl phthalate, phenol, 2­methyl­, 4­ pentadecyne, 15­chloro­, benzene acetonitrile, and ben­ ztriazole which had mechanism of action by damaging cell wall in gram­positive bacteria and damaging the outer membrane layer in gram­negative bacteria. AK32’s com­ pounds found by GC­MS analysis provided new informa­ tion for developing new antibacterial agents from endo­ phytic fungi. These active compounds can then be used as a source of antibacterial substance to support M. casturi conservation endeavor.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 443, "width": 99, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Acknowledgments", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 468, "width": 230, "height": 33, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "We would like to express our gratitude to Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam (LIPI) Yogyakarta as infrastruc­ ture and laboratory support.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 518, "width": 119, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Authors’ contributions", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 543, "width": 230, "height": 57, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "FRN, RS, AS designed the study. FRN carried out the laboratory work. FRN, RS, AS analyzed the data. FRN, RS, AS wrote the manuscript. RS provided funding in the study. All authors read and approved the final version of the manuscript", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 617, "width": 108, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Competing interests", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 641, "width": 230, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The author attested that there were no conflicts of interest concerning in this study.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 680, "width": 59, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "References", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 704, "width": 230, "height": 69, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abd­Elnaby H, Abo­Elala G, Abdel­Raouf U, Abd­ Elwahab A, Hamed M. 2016. Antibacterial and anticancer activity of marine Strepto­ myces parvus : Optimization and application. Biotechnol. Biotechnol. Equip. 30(1):180–191. doi: 10.1080/13102818.2015.1086280 .", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 793, "width": 10, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "83", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 44, "width": 50, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nuraini et al.", "type": "Page header" }, { "left": 326, "top": 44, "width": 210, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Biotechnology 28(2), 2023, 77‐85", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 79, "width": 230, "height": 45, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abdou R, Scherlach K, Dahse HM, Sattler I, Her­ tweck C. 2010. Botryorhodines A­D, antifun­ gal and cytotoxic depsidones from Botryosphaeria rhodina, an endophyte of the medicinal plant", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 127, "width": 212, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bidens pilosa . Phytochemistry 71(1):110–116. doi: 10.1016/j.phytochem.2009.09.024 .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 151, "width": 230, "height": 33, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amalarasi LE, Jothi GJ. 2019. BCL2 Mediated Apop­ totic Induction Potential of the DNOP Isolated from Pachygone ovata (POIR.) Miers Ex Hook. F. &", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 187, "width": 212, "height": 33, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Thomson in MCF­7 (Human Breast Carcinoma). Int. Res. J. Pharm. 10(3):190–194. doi: 10.7897/2230­ 8407.1003103 .", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 223, "width": 134, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bhardwaj NR, Kumar J. 2017.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 223, "width": 212, "height": 33, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Characterization of volatile secondary metabolites from Trichoderma asperellum . J. Appl. Nat. Sci. 9(2):954–959.", "type": "Table" }, { "left": 75, "top": 259, "width": 116, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "doi: 10.31018/jans.v9i2.1303 .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 271, "width": 229, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bills GF, Gloer JB. 2016. Biologically Active Sec­ ondary Metabolites from the Fungi. Microbiol.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 295, "width": 211, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Spectr. 4(6):1–13. doi: 10.1128/microbiolspec.funk­ 0009­2016 .", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 318, "width": 230, "height": 69, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Boudjelal F, Zitouni A, Mathieu F, Lebrihi A, Sabaou N. 2011. Taxonomic study and partial character­ ization of antimicrobial compounds from a mod­ erately halophilic strain of the genus Actinoal­ loteichus . Brazilian J. Microbiol. 42(3):835–845. doi: 10.1590/S1517­83822011000300002 .", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 390, "width": 230, "height": 45, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Breijyeh Z, Jubeh B, Karaman R. 2020. Resistance of gram­negative bacteria to current antibacterial agents and approaches to resolve it. Molecules 25(6):1340. doi: 10.3390/molecules25061340 .", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 438, "width": 230, "height": 69, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dahham SS, Tabana YM, Iqbal MA, Ahamed MB, Ez­ zat MO, Majid AS, Majid AM. 2015. The anti­ cancer, antioxidant and antimicrobial properties of the sesquiterpene β ­caryophyllene from the essential oil of Aquilaria crassna . Molecules 20(7):11808–11829. doi: 10.3390/molecules200711808 .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 510, "width": 230, "height": 45, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Deshmukh SK, Verekar SA, Bhave SV. 2014. Endophytic fungi: A reservoir of antibacterials. Front. Microbiol. 5(715):1–43. doi: 10.3389/fmicb.2014.00715 . El­Deeb B, Fayez K, Gherbawy Y. 2013. Isola­", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 558, "width": 212, "height": 56, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tion and characterization of endophytic bac­ teria from Plectranthus tenuiflorus medicinal plant in Saudi Arabia desert and their antimi­ crobial activities. J. Plant Interact. 8(1):56–64. doi: 10.1080/17429145.2012.680077 .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 617, "width": 230, "height": 57, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Epand RM, Walker C, Epand RF, Magarvey NA. 2016. Molecular mechanisms of mem­ brane targeting antibiotics. Biochim. Bio­ phys. Acta ­ Biomembr. 1858(5):980–987. doi: 10.1016/j.bbamem.2015.10.018 .", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 677, "width": 230, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "González­Teuber M, Vilo C, Bascuñán­Godoy L. 2017.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 689, "width": 212, "height": 45, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Molecular characterization of endophytic fungi as­ sociated with the roots of Chenopodium quinoa in­ habiting the Atacama Desert, Chile. Genomics Data 11:109–112. doi: 10.1016/j.gdata.2016.12.015 .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 737, "width": 230, "height": 33, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Halstead FD, Rauf M, Moiemen NS, Bamford A, Wearn CM, Fraise AP, Lund PA, Oppenheim BA, Web­ ber MA. 2015. The antibacterial activity of acetic", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 79, "width": 212, "height": 33, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "acid against biofilm­producing pathogens of rele­ vance to burns patients. PLoS One 10(9):1–15. doi: 10.1371/journal.pone.0136190 .", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 115, "width": 230, "height": 33, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hande D, Kadu S. 2015. Morphotaxonomy and gcms anal­ ysis of Memnoniella . Eur. J. Pharm. Sci. 2(4):743– 751.", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 151, "width": 230, "height": 45, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Inoue Y, Togashi N, Hamashima H. 2016. Farnesol­ induced disruption of the Staphylococcus aureus cy­ toplasmic membrane. Biol. Pharm. Bull. 39(5):653– 656. doi: 10.1248/bpb.b15­00416 .", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 199, "width": 230, "height": 57, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ira S, Manisha M, Singh GP. 2015. Gas chromatography­ mass spectrometry analysis and phytochemical screening of methanolic leaf extract of Plumbago zeylanica Linn. Int. J. Pharm. Sci. Rev. Res. 33(1):315–320.", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 259, "width": 230, "height": 45, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Khairiyah N, Aspriyanto D, Putri DKT. 2019. The An­ tibacterial Effect of Kasturi Leaf Extract ( Mangifera casturi ) Against The Growth of Streptococcus mu­ tans. Dentin J. Kedokt. Gigi 3(3):91–96.", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 307, "width": 230, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Khameneh B, Iranshahy M, Soheili V, Fazly Bazzaz BS.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 319, "width": 230, "height": 68, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2019. Review on plant antimicrobials: A mecha­ nistic viewpoint. Antimicrob. Resist. Infect. Control 8(1):1–28. doi: 10.1186/s13756­019­0559­6 . Kostermans A, Bompard J. 1993. The Mangoes : Their Botany, Nomenclature, Horticulture and Utilization. London: Acad. Press.", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 390, "width": 230, "height": 69, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Li B, Webster TJ. 2018. Bacteria antibiotic resis­ tance: New challenges and opportunities for implant­ associated orthopedic infections. J. Orthop. Res. 36(1):22–32. doi: 10.1002/jor.23656 . Liu D. 2011. Molecular Detection of Human Fungal Pathogens. London: CRC Press.", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 462, "width": 230, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ludwig­Müller J. 2015. Plants and endophytes:", "type": "Table" }, { "left": 309, "top": 474, "width": 230, "height": 152, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "equal partners in secondary metabolite pro­ duction? Biotechnol. Lett. 37(7):1325–1334. doi: 10.1007/s10529­015­1814­4 . Mai­Prochnow A, Clauson M, Hong J, Murphy AB. 2016. Gram positive and Gram negative bacteria differ in their sensitivity to cold plasma. Sci. Rep. 6(38610):1– 11. doi: 10.1038/srep38610 . Meliana M, Sogandi S, Kining E. 2021. Uji Ak­ tivitas Antibakteri dari Ekstrak dan Fraksi Dag­ ing Buah Mangga Kasturi ( Mangifera casturi ) ter­ hadap Bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Bacil­ lus cereus . Bul. Penelit. Kesehat. 49(2):113–122. doi: 10.22435/bpk.v49i2.4682 .", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 629, "width": 230, "height": 105, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nisa H, Kamili AN, Nawchoo IA, Shafi S, Shameem N, Bandh SA. 2015. Fungal endophytes as prolific source of phytochemicals and other bioactive natu­ ral products: A review. Microb. Pathog. 82:1–10. doi: 10.1016/j.micpath.2015.04.001 . Rosyidah K, Nurmuhaimina S, Komari N, Astuti MD. 2010. Aktivitas antibakteri fraksi saponin dari kulit batang tumbuhan kasturi ( Mangifera casturi ). ALCHEMY 1(2):65–68. doi: 10.18860/al.v0i0.1674 .", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 737, "width": 230, "height": 33, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rukachaisirikul V, Arunpanichlert J, Sukpondma Y, Phongpaichit S, Sakayaroj J. 2009. Metabolites from the endophytic fungi Botryosphaeria rhodina PSU­", "type": "List item" }, { "left": 291, "top": 793, "width": 10, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "84", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 44, "width": 50, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nuraini et al.", "type": "Page header" }, { "left": 326, "top": 44, "width": 210, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Biotechnology 28(2), 2023, 77‐85", "type": "Page header" }, { "left": 75, "top": 79, "width": 212, "height": 21, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "M35 and PSU­M114. Tetrahedron 65(51):10590– 10595. doi: 10.1016/j.tet.2009.10.084 .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 103, "width": 230, "height": 57, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sari DP, Aspriyanto D, Taufiqurrahman I. 2020. Antibac­ terial effectivity of kastury leaf extract ( Mangifera casturi ) against the growth of Streptococcus sangui­ nis bacteria. Dentino J. Kedokt. Gigi 5(1):33–38. doi: 10.20527/dentino.v5i1.8118 .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 163, "width": 230, "height": 105, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sharma D, Pramanik A, Agrawal PK. 2016. Evalua­ tion of bioactive secondary metabolites from endo­ phytic fungus Pestalotiopsis neglecta BAB­5510 iso­ lated from leaves of Cupressus torulosa D.Don. 3 Biotech 6(2):1–14. doi: 10.1007/s13205­016­0518­3 . Silver LL. 2011. Challenges of antibacterial dis­ covery. Clin. Microbiol. Rev. 24(1):71–109. doi: 10.1128/CMR.00030­10 . Stapleton PD, Taylor PW. 2002. Methicillin re­", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 271, "width": 212, "height": 33, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sistance in Staphylococcus aureus : mechanisms and modulation. Sci. Prog. 85(Pt 1):57–72. doi: 10.3184/003685002783238870 .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 307, "width": 230, "height": 44, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Stierle AA, Stierle DB. 2015. Bioactive secondary metabolites produced by the fungal endophytes of conifers. Nat. Prod. Commun. 10(10):1671–1682. doi: 10.1177/1934578x1501001012 .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 354, "width": 230, "height": 33, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Strobel G. 2018. The emergence of endophytic microbes and their biological promise. J. Fungi 4(2):1–19. doi: 10.3390/jof4020057 .", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 390, "width": 230, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Strobel G, Daisy B. 2003. Bioprospecting for Mi­", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 402, "width": 212, "height": 33, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "crobial Endophytes and Their Natural Prod­ ucts. Microbiol. Mol. Biol. Rev. 67(4):491–502. doi: 10.1128/mmbr.67.4.491­502.2003 .", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 438, "width": 230, "height": 69, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suhendar U, Fathurrahman M, Sogandi S. 2019. Antibac­ terial Activity and Mechanism of Action of Methanol Extract from Kasturi Mango Fruit ( Mangifera cas­ turi ) on Caries­Causing Bacterium Streptococcus mutans. J. Kim. Sains dan Apl. 22(6):235–241. doi: 10.14710/jksa.22.6.235­241 .", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 510, "width": 230, "height": 33, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sun X, Guo LD. 2012. Endophytic fungal di­ versity: Review of traditional and molec­ ular techniques.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 534, "width": 230, "height": 33, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mycology 3(1):65–76. doi: 10.1080/21501203.2012.656724 . Supaphon P, Phongpaichit", "type": "Text" }, { "left": 187, "top": 558, "width": 99, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S, Rukachaisirikul V,", "type": "Table" }, { "left": 75, "top": 570, "width": 212, "height": 56, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sakayaroj J. 2013. Antimicrobial potential of endophytic fungi derived from three seagrass species: Cymodocea serrulata , Halophila ovalis and Thalassia hemprichii . PLoS One 8(8):1–9. doi: 10.1371/journal.pone.0072520 .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 629, "width": 230, "height": 141, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Takshak S, Agrawal SB. 2016. The role of supplemental ultraviolet­B radiation in altering the metabolite pro­ file, essential oil content and composition, and free radical scavenging activities of Coleus forskohlii , an indigenous medicinal plant. Environ. Sci. Pollut. Res. 23:7324–7337. doi: 10.1007/s11356­015­5965­6 . Taufiq MM, Darah I. 2019. Antibacterial activity of an endophytic fungus Lasiodiplodia pseudotheobromae IBRL OS­64 residing in leaves of a medicinal herb, Ocimum sanctum Linn. J. Appl. Biol. Biotechnol. 7(2):35–51. doi: 10.7324/JABB.2019.70207 . Thiemann T. 2021. Isolation of Phthalates and Tereph­", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 79, "width": 230, "height": 129, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "thalates from Plant Material – Natural Products or Contaminants? Open Chem. J. 8(1):1–36. doi: 10.2174/1874842202108010001 . Tiwari K. 2015. The Future Products: Endophytic Fun­ gal Metabolites. J. Biodiversity, Bioprospecting Dev. 02(01):1–17. doi: 10.4172/2376­0214.1000145 . Trombetta D, Saija A, Bisignano G, Arena S, Caruso S, Mazzanti G, Uccella N, Castelli F. 2002. Study on the mechanisms of the antibacterial action of some plant α , β ­unsaturated aldehydes. Lett. Appl. Microbiol. 35(4):285–290. doi: 10.1046/j.1472­", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 211, "width": 230, "height": 45, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "765X.2002.01190.x . Vollmer W, Blanot D, De Pedro MA. 2008. Pepti­ doglycan structure and architecture. FEMS Mi­ crobiol. Rev. 32(2):149–167. doi: 10.1111/j.1574­", "type": "List item" }, { "left": 327, "top": 259, "width": 79, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6976.2007.00094.x .", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 271, "width": 230, "height": 45, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Watanabe T. 2002. Pictorial atlas of soil and seed fungi: Morphologies of cultured fungi and key to species, second edition. London: CRC Press. doi: 10.1201/9781420040821 .", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 319, "width": 230, "height": 56, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wei LS, Wee W, Siong JYF, Syamsumir DF. 2011. Char­ acterization of anticancer, antimicrobial, antioxidant properties and chemical compositions of Peperomia pellucida leaf extract. Acta Med. Iran. 49(10):670– 674.", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 378, "width": 230, "height": 93, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "White T, Bruns T, Lee S, Taylor J. 1990. Amplifica­ tion and direct sequencing of fumhgal ribosomal RNA genes for phylogenetics. New York: Acad. Press. doi: 10.1016/b978­0­12­372180­8.50042­1 . Wu Z, Xie Z, Wu M, Li X, Li W, Ding W, She Z, Li C. 2018. New Antimicrobial Cyclopentenones from Ni­ grospora sphaerica ZMT05, a Fungus Derived from Oxya chinensis Thunber. J. Agric. Food Chem.", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 474, "width": 230, "height": 57, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "66(21):5368−5372. doi: 10.1021/acs.jafc.8b01376 . Yano T, Miyahara Y, Morii N, Okano T, Kubota H. 2016. Pentanol and benzyl alcohol attack bacterial surface structures differently. Appl. Environ. Micro­ biol. 82(1):1–7. doi: 10.1128/AEM.02515­15 .", "type": "List item" }, { "left": 291, "top": 793, "width": 10, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "85", "type": "Page footer" } ]
8cab61cc-21db-f571-85b3-888ec0ba1bb6
https://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/ekbis/article/download/1164/1027
[ { "left": 72, "top": 785, "width": 237, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ekonomi Bisnis Volume 19 No. 3, Desember 2014", "type": "Page footer" }, { "left": 512, "top": 785, "width": 10, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "16", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 75, "width": 391, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMELS DAN RGEC", "type": "Section header" }, { "left": 181, "top": 102, "width": 237, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PADA PT. BANK XXX PERIODE 2008-2011", "type": "Text" }, { "left": 232, "top": 130, "width": 134, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Angrawit Kusumawardani", "type": "Section header" }, { "left": 194, "top": 144, "width": 210, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fakultas Ekonomi,Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100 Depok Email : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 213, "width": 61, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 240, "width": 454, "height": 122, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat kesehatan pada PT. Bank XXX jika diukur menggunakan metode CAMELS (Capital, Asset, Management, Earning, Liquidity, Sensitivity to Market Risk) pada tahun 2008-2011. Dan juga bertujuan mengetahui perbedaan rasio-rasio yang digunakan pada metode CAMELS dan metode RGEC. Hasil menunjukkan bank tersebut dapat dikatakan sehat karena hampir semua rasio yang digunakan memenuhi syarat yang ditentukan. Pada Metode CAMELS tidak semua rasio digunakan kembali pada metode RGEC. Indikator yang sama hanya pada Capital dan Earning. Sedangkan indikator lain pada CAMELS tidak digunakan lagi ataupun membentuk indikator baru pada RGEC.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 378, "width": 233, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keyword: CAMELS, RGEC, Capital, risk, Asset", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 420, "width": 422, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ANALYSIS OF THE HEALTH LEVEL COMPARISON IN THE BANK USING", "type": "Section header" }, { "left": 133, "top": 434, "width": 333, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CAMELS AND RGEC AT PT. BANK XXX PERIOD 2008-2011", "type": "Text" }, { "left": 267, "top": 475, "width": 64, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 502, "width": 454, "height": 94, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study aims to determine the level of health in the PT. Bank XXX when measured using the method CAMELS (Capital, Assets, Management, Earnings, Liquidity, Sensitivity to Market Risk) in 2008-2011. And also aims to determine differences in the ratios used in the method and the method CAMELS RGEC. The results showed healthy banks can be said for almost all ratios are used to qualify specified. In the CAMELS method is not all ratios reuse on RGEC method. The same indicator only on Capital and Earnings. While other indicators on CAMELS not used anymore or forming a new indicator on RGEC.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 613, "width": 233, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keyword : CAMELS, RGEC, Capital, risk, Asset", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 655, "width": 96, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 682, "width": 220, "height": 80, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan dana serta sebagai lembaga yang berfungsi mempe- lancar aliran lalu lintas pembayaran.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 654, "width": 219, "height": 108, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut peraturan Bank Indonesia melalui Surat Keputusan Direksi BI No 30/11/ KEP/DIR pada tahun 1997 dan Surat Keputusan Direksi BI No 30/277/KEP/DIR tahun 1998 serta surat edaran Bank Indonesia Nomor 06/23/DPNP, 31 mei 2004 tentang sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Peraturan ini menyebutkan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 785, "width": 10, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17", "type": "Page footer" }, { "left": 348, "top": 783, "width": 174, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kusumawardani, Analisis Perbandingan …", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 220, "height": 563, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "bahwa penilaian tingkat kesehatan bank dilakukan melalui penilaian kuantitatif dan kualitatif atas berbagai faktor yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank, seperti faktor permodalan (Capital), kualitas asset (Asset Quality), manajemen (Management), rentabilitas ( Earning), likuiditas (Liquidity) dan sensitivitas terhadap risiko pasar (Sensitivity to market risk) dilakukan melalui penilaian kualitatif dengan melihat profil risiko pasar dan manajemen risiko pasar yang dilaporkan bank . Perubahan aktivitas perbankan beberapa tahun terakhir yang membuat para pemilik perbankan harus menerapkan manajemen resiko dan good corporate governance dalam setiap aktivitasnya supaya suatu saat bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dapat dideteksi sejak dini sehingga tidak menimbulkan dampak yang lebih besar. Oleh karena itu, Bank Indonesia menyempurnakan metode penilaian kese- hatan dari CAMELS menjadi RGEC sesuai dengan SE BI nomor 13/ 24 /DPNP tanggal 25 oktober 2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum tersebut merupakan petunjuk pelaksanaan dari Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/ 2011. Peraturan ini efektif digunakan oleh seluruh Bank umum sejak 1 Januari 2012. RGEC meliputi indikator penilaian Risk Profile, Good Corporate government, dan Capital. Perbedaan peraturan lama dengan peraturan yang baru memiliki perbedaan yang signifikan pada indikator yang digunakan. Dalam penelitian ini penulis akan menjabarkan perbedaan peraturan lama dengan peraturan baru dengan memberikan contoh salah satu perusahaan dengan menggunakan metode penilaian CAMELS.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 641, "width": 220, "height": 121, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penilaian tingkat kesehatan didasarkan pada Risiko-Risiko Bank dan dampak yang ditimbulkan pada kinerja Bank secara keseluruhan. Hal ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi faktor internal maupun eksternal yang dapat meningkatkan Risiko atau mempengaruhi kinerja keuangan Bank pada saat ini dan di masa yang akan datang. Dengan demikian, Bank diharapkan mampu", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 75, "width": 220, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mendeteksi secara lebih dini akar permasalahan Bank serta mengambil lang- kah-langkah pencegahan dan perbaikan secara efektif dan efisien.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 130, "width": 220, "height": 204, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penggunaan parameter/indikator dalam tiap faktor penilaian Tingkat Kesehatan Bank dilakukan dengan memper-hatikan karakteristik dan kompleksitas usaha Bank. Parameter/ indikator penilaian Tingkat Kesehatan Bank dalam Surat Edaran ini merupakan standar minimum yang wajib digunakan dalam menilai Tingkat Kesehatan Bank. Namun demikian, Bank dapat menggunakan parameter/indikator tambahan yang sesuai dengan karakteristik dan kompleksitas usahanya dalam menilai Tingkat Kesehatan Bank sehingga dapat mencerminkan kondisi Bank dengan lebih baik.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 337, "width": 220, "height": 245, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peraturan Bank Indonesia N0. 6/10/ PBI/2004 tanggal 12 April 2004 yang berisi tentang panduan dalam menilai tingkat kesehatan bank. Peraturan perbankan yang baru dalam menilai tingkat kesehatan bank digunakan analisis CAMELS ( Capital, Assets Quality, Management, Earning, Liquidity, Sensitivity to Market Risk ). Dalam peraturan yang baru tersebut ditambahkan faktor sensitivitas terhadap risiko pasar ( sensitivity to market risk ) karena dianggap sangat penting untuk diperhitungkan dalam kehidupan perbankan saat ini. Dalam kamus perbankan (Institut Bankir Indonesia 1999), CAMELS adalah aspek yang paling banyak berpengaruh terhadap kondisi keuangan bank yang berpengaruh juga terhadap tingkat kesehatan bank.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 599, "width": 134, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 627, "width": 86, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jenis Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 654, "width": 219, "height": 108, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam penelitian ini penulis meng- gunakan satu perusahaan yang bergerak dibidang industri Perbankan dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2011. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh bukan secara langsung melainkan dari website laporan keuangan/annual report", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 785, "width": 237, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ekonomi Bisnis Volume 19 No. 3, Desember 2014", "type": "Page footer" }, { "left": 512, "top": 785, "width": 10, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "18", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 219, "height": 93, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "emiten/perusahaan yang dipublikasikan pada website www.idx.co.id Teknik analisis yang digunakan yaitu teknis analisis deskriptif yaitu: (1) perhitungan kesehatan bank dengan metode CAMELS, (2) Menjabarkan perbedaan penilaian dengan metode CAMELS dan RGEC.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 75, "width": 219, "height": 107, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CAR ( Capital Adequacy Ratio ) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 199, "width": 247, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Capital Adequacy Ratio (CAR) = Equity", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 213, "width": 38, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ATMR", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 240, "width": 157, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Asset Quality (Kualitas Asset)", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 268, "width": 219, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kualitas asset bertujuan untuk meng- evaluasi kondisi asset bank dan kecukupan penerapan manajemen resiko. Komponen faktor yang digunakan dalam penelitian ini", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 240, "width": 219, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "adalah NPL (Net Perfoaming Loan). NPL merupakan rasio yang menunjukkan ke- mampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 337, "width": 229, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Net Performing Loans = Kredit Bermasalah", "type": "Text" }, { "left": 216, "top": 351, "width": 146, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jumlah kredit yang diberikan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 378, "width": 70, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Management", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 392, "width": 220, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuan faktor ini untuk mengevaluasi kemampuan manajerial pengurus bank da- lam menjalankan usahanya, dan penerapan kecukupan manajemen resiko serta kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku. Aspek manajemen pada penelitian kinerja bank tidak dapat menggunakan pola yang ditetapkan Bank Indonesia, tetapi diproksi-", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 378, "width": 219, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kan dengan profit margin . Alasannya, seluruh kegiatan manajemen suatu bank yang mencakup manajemen permodalan, manajemen kualitas aktiva, manajemen umum, manajemen rentabilitas, dan mana- jemen likuiditas pada akhirnya akan mempengaruhi dan bermuara pada per- olehan laba.", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 516, "width": 170, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Net Profit Margin = Net Income", "type": "Text" }, { "left": 180, "top": 530, "width": 149, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Operating income", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 558, "width": 116, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Earning / Rentabilitas", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 585, "width": 220, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis rentabilitas dimaksudkan untuk mengukur produktivitas asset yaitu kemam- puan bank dalam menghasilkan laba dengan menggunakan aktiva yang dimilikinya dan juga mengukur efisiensi penggunaan modal.", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 558, "width": 383, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penilaian didasarkan pada rentabilitas suatu bank yang melihat kemampuan suatu bank dalam menciptakan laba. Ukuran - ukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah ROA (return On Asset) dan BOPO (Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional) Return On Assets = Net Income Total Assets", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 710, "width": 311, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Operating Expense to operation Income = Operation Expense Operation Income", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 785, "width": 10, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "19", "type": "Page footer" }, { "left": 348, "top": 785, "width": 174, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kusumawardani, Analisis Perbandingan …", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 89, "width": 56, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Likuiditas", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 116, "width": 219, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Likuiditas dimaksudkan untuk mengu- kur seberapa besar kemampuan bank tersebut mampu membayar utang-utangnya dan membayar kembali kepada deposannya serta dapat memenuhi permintaan kredit", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 88, "width": 222, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang diajukan tanpa terjadi penangguhan. Pada penelitian ini diproksikan dengan Loans to Deposits ratio (LDR). LDR merupakan perbandingan total pinjaman yang diberikan dengan total dana pihak ketiga atau total deposit.", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 213, "width": 202, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Loans to Deposit Ratio = Total Loans", "type": "Text" }, { "left": 252, "top": 226, "width": 102, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Total Deposit", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 254, "width": 137, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sensitivity of Market Risk", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 282, "width": 220, "height": 107, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuan faktor ini untuk mengevaluasi pengaruh risiko pasar terhadap kondisi keuangan bank dan kecukupan manajemen risiko pasar. Dalam penelitian ini faktor sensitivitas terhadap resiko pasar diprok- sikan dengan resiko suku bunga yang merupakan variabel yang paling dominan dalam menilai resiko pasar.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 406, "width": 94, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE RGEC", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 433, "width": 220, "height": 205, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sehubungan dengan berlakunya peraturan Bank Indonesia No 13/1/PB1/ 2011 tentang penilaian tingkat kesehatan Bank umum antara lain bank diwajibkan untuk melakukan penilaian sendiri (Self assessment). Tingkat kesehatan bank dengan menggunakan pendekatan risiko (Risk-based Bank Rating) baik secara individual maupun secara konsolidasi, dengan cakupan peni- laian meliputi faktor-faktor sebagai berikut: Profil Risiko ( risk profile ), Good Corporate Governance (GCG), Rentabilitas ( earnings ); dan Permodalan ( capital ) untuk meng- hasilkan Peringkat Komposit Tingkat Kese- hatan Bank.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 655, "width": 119, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penilaian Profil Risiko", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 682, "width": 219, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penilaian faktor Profil Risiko meru- pakan penilaian terhadap Risiko inheren dan kualitas penerapan Manajemen Risiko dalam aktivitas operasional Bank. Risiko yang wajib dinilai terdiri atas 8 (delapan) jenis Risiko yaitu Risiko Kredit, Risiko Pasar,", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 254, "width": 219, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Risiko Operasional, Risiko Likuiditas, Ri- siko Hukum, Risiko Stratejik, Risiko Kepatuhan, dan Risiko Reputasi.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 309, "width": 216, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penilaian Good Corporate Governance ( GCG )", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 351, "width": 219, "height": 121, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penilaian faktor GCG merupakan penilaian terhadap kualitas manajemen Bank atas pelaksanaan prinsip-prinsip GCG. Prinsip-prinsip GCG dan fokus penilaian terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip GCG berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia mengenai Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum dengan memperhatikan karakteristik dan kompleksitas usaha Bank.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 489, "width": 116, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penilaian Rentabilitas", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 516, "width": 220, "height": 136, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penilaian faktor Rentabilitas meliputi evaluasi terhadap kinerja Rentabilitas, sumber-sumber Rentabilitas, kesinambungan ( sustainability ) Rentabilitas, dan manajemen Rentabilitas. Penilaian dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat, trend , struktur, stabilitas Rentabilitas Bank, dan perban- dingan kinerja Bank dengan kinerja peer group ¸ baik melalui analisis aspek kuantitatif maupun kualitatif.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 668, "width": 66, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Permodalan", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 696, "width": 219, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penilaian atas faktor Permodalan meliputi evaluasi terhadap kecukupan Per- modalan dan kecukupan pengelolaan Permo- dalan. Dalam melakukan perhitungan Permodalan, Bank wajib mengacu pada", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 785, "width": 237, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ekonomi Bisnis Volume 19 No. 3, Desember 2014", "type": "Page footer" }, { "left": 512, "top": 785, "width": 10, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "20", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 219, "height": 93, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Kewajiban Penyediaan Modal Minimum bagi Bank Umum. Selain itu, dalam melakukan penilaian kecukupan Permodalan, Bank juga harus mengaitkan kecukupan modal dengan Profil Risiko Bank. Semakin tinggi Risiko Bank, semakin", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 75, "width": 219, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "besar modal yang harus disediakan untuk mengantisipasi Risiko tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 102, "width": 158, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 130, "width": 151, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil Perhitungan CAMELS", "type": "Title" }, { "left": 72, "top": 157, "width": 432, "height": 126, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1 Hasil Perhitungan CAMELS Tabel 1. Hasil Perhitungan CAMELS TAHUN CAR NPL NPM BOPO ROA LDR SENSITIVITAS 2008 0.132 0.028 0.714 0.63 0.024 0.794 0.958 2009 0.132 0.035 0.854 0.454 0.023 0.759 0.98 2010 0.137 0.027 0.797 0.419 0.028 0.698 0.992 2011 0.149 0.024 0.858 0.425 0.032 0.701 0.954 Sumber : Diolah", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 314, "width": 220, "height": 287, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada tahun 2008 didapat nilai CAR sebesar 0.132, nilai NPL sebesar 0.028, nilai NPM sebesar 0.714, nilai BOPO sebesar 0.63, nilai ROA sebesar 0.024, nilai LDR sebesar 0.794, dan nilai sensitivitas sebesar 0.958. Pada tahun 2009 didapat nilai CAR sebesar 0.132, nilai NPL sebesar 0.035, nilai NPM sebesar 0.854, nilai BOPO sebesar 0.454, nilai ROA sebesar 0.023, nilai LDR sebesar 0.759, dan nilai sensitivitas sebesar 0.98. Pada tahun 2010 didapat nilai CAR sebesar 0.137, nilai NPL sebesar 0.027, nilai NPM sebesar 0.797, nilai BOPO sebesar 0.419, nilai ROA sebesar 0.028, nilai LDR sebesar 0.698, dan nilai sensitivitas sebesar 0.992. Pada tahun 2011 didapat nilai CAR sebesar 0.149, nilai NPL sebesar 0.024, nilai NPM sebesar 0.858, nilai BOPO sebesar 0.425, nilai ROA sebesar 0.032, nilai LDR sebesar 0.701, dan nilai sensitivitas sebesar 0.954.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 618, "width": 71, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisa Hasil", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 645, "width": 220, "height": 121, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai CAR yang didapat dari tahun 2008-2011 melebihi dari standar yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu sebesar 8%. CAR mencerminkan modal sendiri peru- sahaan, semakin tinggi nilai CAR berarti semakin tinggi modal sendiri untuk membiayai aktiva produktif dan semakin rendah biaya yang dikeluarkan oleh bank. Penurunan CAR dikarenakan oleh penu-", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 314, "width": 219, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "runan modal terhadap kenaikan ATMR. Kenaikan ATMR terjadi karena semakin besar kredit yang disalurkan oleh bank. Semakin besar kredit yang diberikan oleh bank maka semakin besar ATMR bank yang bersangkutan sehingga CAR akan turun.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 396, "width": 220, "height": 163, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai NPL yang didapat dari tahun 2008-2011 mengalami penurunan. NPL diperoleh dari jumlah kredit bermasalah dibagi jumlah kredit yang diberikan. Semakin tinggi nilai NPL maka semakin tinggi nilai tunggakan kredit yang akan menurunkan pendapatan. Semakin turun nilai NPL membuktikan bahwa bank tersebut mampu mengatasi kredit berma- salah yang terjadi sehingga kredit yang disalurkan berpotensi lebih banyak menam- bah pendapatan.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 562, "width": 220, "height": 135, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai NPM yang didapat dari tahun 2008-2011 dalam keadaan stabil. Nilai NPM didapat dengan membandingkan antara laba bersih setelah pajak terhadap hasil penjualan. Net profit margin menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan penjualan yang didapat pada waktu tertentu. Sebaliknya bila nilai rasio NPM turun maka jumlah penjualan rendah bisa jadi ada biaya-biaya yang harus dikeluarkan.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 700, "width": 220, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai BOPO yang didapat dari tahun 2008-2010 mengalami penurunan, sedang- kan pada 2011 mengalami kenaikan. Rasio BOPO didapat dari total beban operasional dibagi total pendapatan operasional. Sema-", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 785, "width": 10, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "21", "type": "Page footer" }, { "left": 348, "top": 785, "width": 174, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kusumawardani, Analisis Perbandingan …", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 219, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kin tinggi nilai yang dihasilkan dari rasio ini maka semakin tidak efisien perusahaan dalam mengoperasikan perusahaannya, se- hingga laba perusahaan yang didapat akan berkurang.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 144, "width": 220, "height": 121, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai ROA yang didapat dari tahun 2008-2011 mengalami kenaikan yang signi- fikan. Rasio ini menilai tingkat pengem- balian dari asset yang dimiliki. Semakin besar nilai rasio ROA maka perusahaan akan menerima tingkat pengembalian lebih besar dimana perusahaan mampu mengolah asset yang dimilikinya untuk mendapatkan laba yang lebih besar.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 268, "width": 220, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai LDR yang didapat dari tahun 2008-2011 mengalami penurunan sedangkan pada tahun 2011 mengalami peningkatan. Nilai LDR yang meningkat menunjukkan kemampuan perusahan dalam menyalurkan kredit semakin besar sehingga pendapatan bunga yang didapat semakin besar.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 364, "width": 222, "height": 177, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai Sensitivitas yang didapat dari tahun 2008-2010 mengalami peningkatan sedang- kan pada tahun 2011 mengalami sedikit penurunan. Nilai sensitivitas ini diproyek- sikan dengan rasio IRR ( interest rate risk ) semakin tinggi nilai IRR maka semakin baik bank dalam mengolah dana yang didapat dari nasabah maupun investor. Semakin tinggi nilai IRR maka semakin tinggi laba yang akan dihasilkan sedangkan bila terjadi penurunan bisa jadi bank tersebut kurang memaksimalkan dana yang diterima untuk menghasilkan laba.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 558, "width": 182, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perbedaan CAMELS DAN RGEC", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 581, "width": 220, "height": 163, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penilaian Capital dalam CAMELS menggunakan indikator rasio CAR sama dengan rasio yang digunakan dalam RGEC. Bedanya perhitungan CAR dalam CAMELS hanya menggunakan resiko kredit dan pasar sedangkan dalam RGEC ditambah dengan resiko operasional.Penilaian ASSET dalam CAMELS menggunakan indikator rasio NPL, RORA, PPAP sedangkan dalam penilaian RGEC tidak ada penilaian asset. Sedangkan untuk rasio NPL dimasukkan dalam penilaian risk profile.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 75, "width": 225, "height": 328, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penilaian Management dalam CA- MELS menggunakan indikator good corporate government dan rasio NPM, sedangkan dalam metode RGEC tidak ada penilaian management. Tetapi untuk indikator good corporate government dalam RGEC masuk dalam penilaian tersendiri dalam menghitung kesehatan bank. Penilaian Earning dalam CAMELS menggunakan indikator rasio ROA dan BOPO, sedangkan dalam metode RGEC tidak lagi menggunakan rasio BOPO digantikan dengan rasio NIM. Penilaian Likuiditas dalam CAMELS menggunakan indikator rasio LDR dan Call Money, sedangkan dalam metode RGEC tidak ada penilaian likuiditas. Tetapi untuk rasio LDR digunakan untuk menilai risk profile. Penilaian Sensitivity to Market Risk dalam CAMELS menggunakan indikator rasio IRR dan MR, sedangkan dalam metode RGEC tidak ada penilaian sensitivitas. Tetapi untuk indikator rasio IRR digunakan untuk menilai risk profile.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 420, "width": 84, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 447, "width": 220, "height": 315, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penilaian kesehatan bank dengan metode CAMELS dapat menunjukkan bagaimana perusahaan dalam mengolah dana yang didapat baik dari utang maupun dari dana pihak ketiga. Dari perhitungan CAMELS pada tahun 2008-2011 pada PT. Bank XX didapat nilai CAR yang semakin baik dimana bank dapat mengelola modal sendiri untuk membiayai aktiva produk- tifnya. Nilai NPL yang didapat walaupun sempat ada kenaikan pada tahun 2009 tetapi bila dirata-rata bank tersebut mampu mengelola kredit bermasalah dengan baik sehingga didapat laba yang lebih besar. Nilai NPM yang didapat dalam keadaan stabil yaitu naik turun setiap tahunnya tetapi masih dalam batas kewajaran, hal ini menunjukkan bank dapat mengelola hasil penjualan pada tahun tersebut dengan baik agar didapat laba yang diinginkan. Nilai BOPO yang didapat bisa terlihat ada kenaikan pada tahun 2011, bisa jadi biaya operasional yang harus dikeluarkan lebih besar dari tahun sebe-", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 785, "width": 237, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ekonomi Bisnis Volume 19 No. 3, Desember 2014", "type": "Page footer" }, { "left": 512, "top": 785, "width": 10, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "22", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 219, "height": 204, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "lumnya sehingga laba yang didapat sedikit berkurang. Nilai ROA yang didapat tahun 2008-2011 cukup baik, hal ini menunjukkan tingkat pengembalian asset semakin besar sehingga para investor akan tertarik untuk berinvestasi. Nilai LDR yang didapat tahun 2008-2011 dominan mengalami penurunan, walaupun diakhir tahun 2011 mengalami kenaikan hal ini menunjukkan pendapatan bunga yang didapat akan semakin besar bila nilai LDR meningkat. Nilai Sensitivitas yang didapat pada tahun 2008-2011 dominan mengalami kenaikan terus, hal ini menunjukkan tingkat laba yang didapat semakin besar.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 282, "width": 220, "height": 121, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada metode CAMELS indikator yang sama dipakai pada metode RGEC adalah indikator Capital yaitu CAR dan indikator Earning yaitu ROA. Indikator Asset untuk rasio NPL digunakan di indikator Risk Profile. Indikator Liquidity untuk rasio LDR digunakan di Risk Profile. Indikator Sensitivity to Market Risk untuk rasio IRR digunakan di indikator Risk Profile.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 430, "width": 113, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 453, "width": 219, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bank Indonesia. 2004. Surat Edaran Nomor 6/23/DPNP Perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum . (www.bi.go.id , diakses tanggal 31 oktober 2014).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 522, "width": 219, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bank Indonesia. 2004. PBI Nomor 6/10/PBI/2004 Tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum . (www.bi.go.id , diakses", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 578, "width": 220, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tanggal 31 oktober 2014). Bank Indonesia. 2011. Surat Edaran Nomor 13/24/DPNP Perihal Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum .", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 633, "width": 219, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(www.bi.go.id , diakses tanggal 31 oktober 2014) Bank Indonesia. 2011. PBI Nomor", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 674, "width": 193, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "13/1/PBI/2011 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum .", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 702, "width": 192, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(www.bi.go.id , diakses tanggal 31 oktober 2014)", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 729, "width": 219, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kusumawati, Melia. Analisis Komparatif kinerja keuangan perbankan ber- dasarkan metode camels dan RGEC", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 75, "width": 192, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pada PT. Bank Mandiri. Jurnal Akuntansi Vol. 2, No. 2. Universitas Negri Surabaya.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 116, "width": 220, "height": 108, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lasta, Heidy arrvida, dkk. 2014. Analisis Tingkat kesehatan bank dengan menggunakan pendekatan RGEC (Risk Profile, Good Corporate Government, Earnings, Capital). Jurnal Administrasi Bisnis Vol .13, No. 2. Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 226, "width": 220, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suardana, Ketut ali. 2009. Jurnal Akuntansi dan Bisnis . Vol 4, NO 2. , Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 268, "width": 220, "height": 149, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Widyaningrum,hening Asih, dkk. 2014. Analisis tingkat kesehatan bank dengan menggunakan meode Risk- Based Bank Rating (RBBR). Jurnal Administrasi bisnis . Vol 9, No 2. Wijaya, rico, dkk. 2012 . Pengaruh rasio camel terhadap return saham pada industri perbankan di bursa efek indonesia. Jurnal penelitian Univer- sitas Jambi. Vol 14, Nomor 1, Hal. 01- 08 ISSN 0852-8349", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 420, "width": 219, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yanuarno, Haris. 2009. Penerapan Camel untuk menilai kinerja keuangan pada", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 447, "width": 193, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bank Mega. Jurnal Manajemen Gajayana. Vol. 6, No. 2.", "type": "Table" } ]
e6466d76-6aed-57c5-9bfb-df723755db77
http://journal.stbi.ac.id/index.php/PSC/article/download/60/10
[ { "left": 85, "top": 28, "width": 270, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PASCA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen", "type": "Page header" }, { "left": 419, "top": 28, "width": 121, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2338-0489 (Print)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 40, "width": 177, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 15, Nomor 2, Oktober 2019", "type": "Page header" }, { "left": 442, "top": 40, "width": 98, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2622-1144 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 794, "width": 426, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Robinson Rimun, Latar Belakang Hidup …", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 85, "width": 444, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Latar Belakang Hidup Dan Pendidikan Rabinik Paulus Dalam Kaitannya Dengan Perjumpaannya Dengan Kristus", "type": "Section header" }, { "left": 269, "top": 134, "width": 93, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Robinson Rimun", "type": "Section header" }, { "left": 188, "top": 149, "width": 252, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sekolah Tinggi Teologi Baptis Indonesia Semarang [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 284, "top": 193, "width": 61, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 208, "width": 458, "height": 130, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Paul's historical aspects relating to his background in life and education since childhood have had a great impact on Paul's theological mindset and concepts before and after his conversion. Pauline scholars gave much attention to early education in Tarsus and in Jerusalem which later made Saul a respected rabbi Pharisee. The Apostle Paul, formerly known as Saul of Tarsus, grew up in a Hellenistic environment and used Greek, which was commonly used in the Roman empire. His Hellenistic and Jewish background of life and education became the main emphasis in this article. Saul was radically changed by God after his conversion on the road to Damascus (Acts 9:4); however, this article focuses on Paul’s childhood and education in detail in order to understand the Hellenistic and Judaic influence in his theology", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 357, "width": 292, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Biblical Theology, Paul, New Testament Study .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 402, "width": 96, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 417, "width": 213, "height": 301, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Israel sebagai sebuah bangsa yang dipilih Allah dan mendapatkan hak-hak istimewa sebagai umat pilihan Allah pada masa Perjanjian Lama menjadikan bangsa Israel sebagai sebuah bangsa yang kuat. Mereka telah mengatur sistem pemerintahan dengan sangat baik sampai menyentuh pada pendidikan dalam keluarga-keluarga bangsa Israel atau bangsa Yahudi. Allah telah memberikan sebuah hukum taurat kepada Musa dan hukum taurat menjadi landasan penting dalam setiap perilaku orang Yahudi pada masa itu. Hukum taurat sebagai sebuah hukum yang mengatur kehidupan mereka harus diajarkan turun temurun kepada anak cucu orang Yahudi dimanapun mereka berada. Maka anak-anak lelaki yang memang mendapatkan perlakukan istimewa pada masa itu harus mendapatkan pendidikan khusus yang tujuan akhirnya diarahkan untuk menjadi seorang rabi yang bertugas", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 751, "width": 206, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 John B. Polhill, “Acts,” dalam The New American Commentary jilid 26 (Nashville, TN: Broadman & Holman Publishers, 2001), 457.", "type": "Footnote" }, { "left": 309, "top": 402, "width": 234, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "untuk mengajarkan hukum taurat kepada masyarakat Yahudi lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 443, "width": 88, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 457, "width": 234, "height": 232, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam Kis. 22, Paulus memberitahukan latar-belakang hidupnya walaupun tidak secara detail. Ia menunjukkan bagaimana kehidupan awalnya yang dalam segala hal adalah seorang Yahudi yang taat. Dia lahir di Tarsus, dibesarkan di Yerusalem, dan dididik di bawah Gamaliel (ayat 3). \"Lahir, dibesarkan, dididik\" adalah formula biografi yang umum dalam tulisan-tulisan Yunani. Signifikansi hal itu adalah bahwa ketika Paulus menyebut dirinya \"dibesarkan\" di Yerusalem. Makna yang paling alami adalah bahwa ia dibesarkan sejak kecil di Yerusalem, bukan di Tarsus. Ia nampaknya ke Yerusalem ketika ia masih sangat muda. Ini berhubungan dengan referensi kemudian bahwa keponakannya berada di Yerusalem (Kis. 23:16). 1", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 705, "width": 143, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan Awal di Tarsus", "type": "Section header" }, { "left": 89, "top": 795, "width": 177, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 15, Nomor 2, Oktober 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 535, "top": 795, "width": 8, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 58, "width": 213, "height": 192, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Paulus yang lahir di Tarsus 2 dan menempuh pendidikan awal di sana. Pasti dia belajar keagamaan (Yahudi) dari orang tua dan komunitas Yahudi di Tarsus, tetapi di sana dia juga belajar ilmu pengetahuan yang bersifat helenis. Tarsus adalah sebuah kota komersial yang besar dan makmur yang terletak di Sungai Cydnus, sekitar sepuluh mil dari Laut Mediterania di kaki Pegunungan Taurus di pantai tenggara Asia Kecil. Tarsus terletak 79 meter di atas permukaan laut di dataran timur yang subur daerah Kilikia. Tarsus menjadi ibukota wilayah di bawah kekaisaran Roma. 3", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 253, "width": 213, "height": 315, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut ahli geografi Yunani, yaitu Strabo (ca. 63 sM-ad 23), Sungai Cydnus bersumber dari salju mencair dari pegunungan di atas kota. Sungai Cydnus mengalir melalui ibukota kuno ke danau sekitar lima mil ke selatan yang berfungsi sebagai stasiun angkatan laut dan pelabuhan untuk Tarsus. Karena itu Tarsus memiliki kesempatan untuk berkembang menjadi pusat maritim yang maju. Maka tidak ada salahnya ketika Paulus berkata mengenai kota kelahirannya: “Aku adalah orang Yahudi, dari Tarsus, warga dari kota yang terkenal di Kilikia...\" (Kis. 21:39). Kota Tarsus terkenal juga karena rute perdagangan utama ke utara melalui Tarsus yang menuju ke Asia. Sifat kosmopolitan kota tersebut sangat membanggakan Paulus, seperti dicatat dalam Kis. 21:39 οuvκ avσήμου πόλεως πολίτης. Kota itu adalah tempat pertemuan Barat dan Timur, dari kebudayaan Yunani dengan mitra orientalnya. 4", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 570, "width": 213, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tidak ada data kapan kota itu dimulai, namun bukti-bukti arkeologi menunjukkan bahwa daerah itu dihuni pada periode Neolitik (kira-kira 5000 sM), dan beberapa kota pada jaman Perunggu (kira-kira 3.000- 1.200 sM) dibangun berturut-turut di situs", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 671, "width": 210, "height": 114, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Pandangan yang umum tentang tempat kelahiran Paulus bertolak-belakang dengan referensi dari Jerome dalam De viris illustribm 5 ketika dia menyebutkan tempat kelahiran Paulus di Palestina, di kota Gischala di Yudea; kemudian orang tuanya membawa serta dia bermigrasi ke Tarsus: “Paul the apostle, previously called Saul, was not one of the Twelve Apostles; he was of the tribe of Benjamin and of the town of Gischala in Judaea; when the town was captured by the Romans he migrated with", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 60, "width": 237, "height": 466, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tersebut. Di pertengahan abad Kesepuluh sebelum Masehi, raja Asyur Salmaneser III menaklukkan Tarsus. Ketika kota itu memberontak pada masa pemerintahan Sanherib, di abad berikutnya kota itu hancur. Tarsus dibangun kembali ketika berada di bawah kendali Persia sampai diambil alih pada tahun 333 sM oleh Alexander Agung yang sempat tinggal di sana untuk waktu yang singkat. Kota ini jatuh ke tangan dinasti Seleukus (312-65 sM) yang berupaya meng-helenisasi penduduknya. Usaha itu memicu suatu pemberontakan melawan Antiokhus IV Epifanes (2 Makabe 4:30). Dengan munculnya kekuatan Roma, wilayah Kilikia diorganisir menjadi sebuah provinsi Romawi dengan Tarsus sebagai ibukotanya. Cicero, orator dan negarawan Romawi, adalah gubernur Tarsus pada tahun 50 sM. Mark Antony memberikan Tarsus status sebagai kota bebas, dan di kota ini ia bertemu dengan Cleopatra pada tahun 41 sM. Kota itu mengalami jaman keemasan dan terkenal sebagai pusat kehidupan intelektual, bahkan melampaui Alexandria dan Athena di bawah pemerintahan Augustus (27 sM-14 M). Tarsus sudah lama menjadi pusat filsafat Stoic, dan beberapa warganya adalah filsuf Stoic yang terkenal seperti: Zeno, Antipater, Athenodorus, dan Nestor. Salah satu prinsip dasar negara Stoicisme adalah “ that virtue is the only good as well as the means of fortification against all the pressures of life .” Konsep ini tampaknya tercermin dalam beberapa tulisan-tulisan Paulus (misalnya Flp. 4:11-12). 5", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 529, "width": 237, "height": 121, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Paulus sebagai Yahudi diaspora menjadi warga negara Romawi, dan sebagai warga dan penduduk asli Tarsus (Kis. 9:11; 21:39, 22:3). Sebagai seorang Yahudi dari Tarsus, Paulus telah dibesarkan di lingkungan non-Yahudi dan berbicara dalam bahasa umum yang dipakai dalam kekaisaran Romawi, yaitu bahasa Yunani. Pengetahuan tentang Kitab Suci Yahudi terutama diperolehnya dari Septuaginta (LXX). 6", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 671, "width": 199, "height": 34, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "his parents to Tarsus in Cilicia,” Jerome Murphy- O'Connor, Paul: A Critical Life (Oxford: Oxford University Press, 1997), 37.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 706, "width": 212, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Paul J. Achtemeier, Harper's Bible Dictionary (San Francisco, CA: Harper & Row, 1985), 1018.", "type": "Footnote" }, { "left": 309, "top": 729, "width": 25, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 Ibid.", "type": "Footnote" }, { "left": 309, "top": 740, "width": 25, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 Ibid.", "type": "Footnote" }, { "left": 309, "top": 752, "width": 25, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6 Ibid.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 28, "width": 270, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PASCA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen", "type": "Page header" }, { "left": 419, "top": 28, "width": 121, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2338-0489 (Print)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 40, "width": 177, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 15, Nomor 2, Oktober 2019", "type": "Page header" }, { "left": 442, "top": 40, "width": 98, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2622-1144 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 794, "width": 426, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Robinson Rimun, Latar Belakang Hidup …", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 60, "width": 213, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembacaan dari LXX menjadi sumber wawasan bagi Paulus dan hampir seluruh surat-suratnya berisi kutipan LXX secara eksplisit. Sebagai warga kota Tarsus, Paulus menempuh pendidikan dasarnya di kota tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 142, "width": 216, "height": 301, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tentunya di Tarsus ada sekolah dasar bagi anak-anak non-Yahudi dan orang Yahudi yang mulai masuk pada usia 6 tahun. Kedua, sekolah ini melatih murid- murid mereka dengan keterampilan dasar membaca, menulis, dan aritmatika. Sementara itu pada saat yang sama sekolah ini juga menanamkan pengetahuan dan penghormatan terhadap lembaga-lembaga negara dan agama. Sebagai minoritas, anak-anak Yahudi membawa beban yang lebih besar dibandingkan dengan teman- teman mereka, karena mereka harus hidup dalam dua dunia, Yahudi dan non-Yahudi. 7 Paulus, sama seperti murid Yahudi lainnya, harus mempelajari upacara-upacara keagamaan yang merupakan dasar identitas mereka, dimana mereka terikat untuk mematuhinya saat mereka mulai menginjak usia 13 tahun, sebagaimana disebutkan oleh Philo, yang dikutip oleh Jerome Murphy- O'Connor:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 446, "width": 213, "height": 122, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "All men are eager to preserve their own customs and laws, and the Jewish nation above all others; for looking upon theirs as oracles directly given to them by God himself, and having been instructed in this doctrine from their earliest infancy they bear in their souls the images of the commandments. (Philo, Legatio ad Gaium210; trans. Yonge). 8", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 584, "width": 213, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagai murid Yahudi di Tarsus, Saulus seharusnya belajar bahasa Aramik dan Ibrani (mungkin di rumah) di samping belajar membaca dan menulis bahasa Yunani. Kurikulum dasar mereka pasti sama dengan kurikulum dasar bagi anak- anak non-Yahudi seusia mereka. Selain menggunakan LXX sebagai sumber bacaan, anak-anak Yahudi juga membaca tulisan dari penulis-penulis Yunani seperti", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 740, "width": 197, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7 Jerome Murphy-O'Connor, Paul: A Critical Life (Oxford: Oxford University Press, 1997), 47.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 763, "width": 24, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8 Ibid.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 775, "width": 186, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9 Murphy-O'Connor, Paul: A Critical Life , 48.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 60, "width": 237, "height": 383, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Euripides atau Homer. Pelajaran-pelajaran selanjutnya dimulai segera setelah siswa bisa membaca dan menulis dengan mudah, biasanya sekitar usia 11 tahun. Fokus pendidikan helenistik bukanlah pengembangan berpikir kritis, tetapi pada transmisi budaya helenis keseluruhan melalui karya-karya penulis seperti Homer, Euripides, Menander, dan Demosthenes. Ada kemungkinan, murid-murid Yahudi yang ada di wilayah diaspora memberikan perlawanan terhadap aturan yang mengharuskan mereka menerima ide-ide non-Yahudi secara total dari buku-buku pelajaran yang harus mereka pelajari. Sistem pendidikan helenis begitu luas dan metode pengajarannya begitu konsisten, sehingga memastikan orang-orang, bahkan guru-guru Yahudi, dapat ikut dipengaruhi oleh pendidikan mereka. Sebuah sekolah akan melakukan beberapa langkah kritik teks dasar, jika mereka memiliki lebih dari satu naskah penulis klasik dan menemukan perbedaan di antaranya. Ketelitian dan kecermatan pembacaan teks menjadi dasar yang kokoh untuk penafsiran teks, yang diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan moral siswa. Seiring dengan pengetahuan murid yang meningkat, mereka mulai berlatih komposisi sastra. 9", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 446, "width": 237, "height": 191, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kualitas pendidikan sekuler Saulus yang kemudian namanya menjadi Paulus terwujud tidak hanya dalam kecakapan berbahasa Yunani, tetapi dalam cara dimana ia mengorganisir isi surat-suratnya. Dia menulis seperti layaknya seorang Yunani yang kuat, yang mengabaikan emosinya karena menyampaikan pemikirannya. Penguasaan sejumlah gaya, dan struktur retoris dari surat-suratnya, dapat menjadi buah penelitian yang serius. Kecakapannya dalam menguasai prinsip presentasi persuasif dengan begitu meyakinkan dapat dilihat dari cara ia berargumentasi dengan orang-orang non- Yahudi. 10", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 639, "width": 235, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada abad Pertama seorang anak Yahudi Palestina menyelesaikan pendidikan wajibnya pada usia 12 atau 13 tahun, yaitu ketika ia secara teknis diterima sebagai orang yang sudah bisa bertanggung jawab. Di lain pihak, sekolah menengah Yunani biasanya ditambah satu atau", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 740, "width": 220, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10 Jerome Murphy-O'Connor, Paul: His Story (Oxford: Oxford University Press, 2004), 5.", "type": "Footnote" }, { "left": 89, "top": 795, "width": 177, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 15, Nomor 2, Oktober 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 535, "top": 795, "width": 8, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 60, "width": 213, "height": 93, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dua tahun lagi. Setelah itu, mereka memasuki pendidikan yang setara dengan universitas saat ini. Pada usia yang dianggap sebagai orang yang dapat bertanggung jawab ini, kemungkinan Saulus telah dikirim ke Yerusalem oleh orang tuanya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 156, "width": 213, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tidak diketahui dengan pasti apakah Saulus sempat belajar ilmu retorika di Tarsus, di gymnasium misalnya, sebelum kepindahannya", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 196, "width": 215, "height": 344, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ke Yerusalem. 11 Keterampilan oratoris adalah kunci untuk kemajuan dalam budaya yang dasarnya bersifat verbal. Jika Saulus pernah belajar pendidikan retorika, maka ia akan mengikuti tahapan penguasaan ilmu tersebut. Penguasaan keterampilan tersebut terbagi ke dalam tiga bagian. Dasarnya adalah teori diskursus, termasuk ketrampilan menulis surat. Teknik, aturan, formula, dan sebagainya yang didiskusikan secara ad infinitum . Sebagai penguasaan divisi dan sub-divisi berikutnya, kompleksitas teori menjadi lebih relevan. Tahap kedua adalah sedikit lebih praktis karena melibatkan studi tentang pidato- pidato para guru besar dari retorika, yaitu tentang teknik apa yang digunakan, bagaimana mereka menghasilkan dampak, dan bagaimana mereka bisa menjadi lebih baik. Tahap terakhir adalah penulisan pidato yang akan dipraktekkan, dimana untuk sebagian besar topik yang diutamakan adalah kefantastisan daripada hal-hal yang berguna. 12", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 543, "width": 213, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Walaupun Paulus tidak secara eksplisit menyebut pendidikan semacam ini, namun dalam surat-suratnya ada indikasi kuat Paulus mempelajari dan memiliki kecakapan retoris. Paulus menggunakan frasa “ kai ischyrai ” dalam 2 Kor. 10:10. Penyebutan kata sifat tersebut dapat diartikan secara negatif sebagai 'menindas dan berat', namun menurut konsensus para ahli, frasa ini harus", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 694, "width": 198, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11 Lihat T. R. Glover, Paul of Tarsu s (New York: George H. Doran, 1925), 5-23.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 717, "width": 189, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12 Murphy-O'Connor, Paul: A Critical Life , 50.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 729, "width": 28, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13 Ibid.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 740, "width": 209, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14 C. Forbes, “Comparison, Self-Praise and Irony: Paul’s Boasting and the Conventions of Hellenistic Rhetoric,” New Testament Studies 32 (1986): 22, 4.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 60, "width": 234, "height": 93, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diterjemahkan secara positif, misalnya 'berbobot dan kuat' atau 'weighty and strong ' (RSV), 'mengesankan dan bergerak'. Dengan kata lain, gaya bahasa yang kuat itu diperkuat oleh presentasi dari seorang penulis terlatih. G. A. Kennedy seperti dikutip oleh Murphy- O'Connor, menyatakan bahwa:", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 156, "width": 234, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Paul was 'thoroughly at home in the Greek idiom of his time and in the conventions of the Greek epistles is borne out by the evidence of rhetorical arrangement, not only in the organization of whole letters, but also in the parts of 1 Corinthians when he is dealing with different subjects. 13", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 251, "width": 234, "height": 137, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Forbes 14 dan Bernard H. Brinsmead 15 sangat antusias mendukung pandangan yang menyatakan bahwa Paulus memiliki pendidikan formal yang penuh dalam bidang retorika Yunani, namun Walter B. Russell berargumentasi bahwa hal tersebut telah menembus sistem pendidikan Yahudi. Seperti dikatakan oleh E. A. Judge dalam artikelnya yang berjudul “ St. Paul and Classical Society ,” yang dikutip Russell, menyatakan:", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 388, "width": 234, "height": 207, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The question of Paul’s educational level is probably less clearcut than often thought, but the answer is simpler. It has traditionally been posed in terms of Tarsus or Jerusalem, with the balance now tipped strongly in favour of the latter. But this choice may have set a false trail. To have been brought up in Tarsus need not have committed Paul to a full rhetorical education, let alone a philosophical one (both of which were a matter of tertiary training involving much time and money), while being in Jerusalem need not have excluded him from at least a general acquaintance with the Greek cultural tradition. Half of Gamaliel’s pupils are said to have been trained in the wisdom of the Greeks. 16", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 612, "width": 234, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Paulus paling tidak mengetahui dan sangat mungkin menguasai tradisi retorika dan filsafat Helenistik, seperti orang-orang Yahudi Diaspora berpendidikan lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 694, "width": 225, "height": 45, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15 Bernard H. Brinsmead, Galatians—Dialogical Response to Opponents, Society of Biblical Literature Dissertation Series 65 (Missoula, MT: Scholars, 1982), 45, 6.", "type": "Footnote" }, { "left": 309, "top": 740, "width": 230, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16 Walter B. Russell, “Rhetorical Analysis of the Book of Galatians, Part 1,” Bibliotheca Sacra 150, no. 199): 345.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 28, "width": 270, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PASCA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen", "type": "Page header" }, { "left": 419, "top": 28, "width": 121, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2338-0489 (Print)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 40, "width": 177, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 15, Nomor 2, Oktober 2019", "type": "Page header" }, { "left": 442, "top": 40, "width": 98, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2622-1144 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 794, "width": 426, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 Robinson Rimun, Latar Belakang Hidup …", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 60, "width": 184, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan Lanjutan di Yerusalem", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 216, "height": 287, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saulus nampaknya adalah seorang anak yang teliti, taat, antusias, dan sangat berbakat, serta sejak awal merasa bahwa ia seharusnya diberikan pendidikan yang terbaik dan menjadi seorang rabi. Untuk sementara keluarga Paulus adalah warga negara Romawi yang setia, mereka juga orang-orang Yahudi saleh dan orang-orang Farisi yang meyakini bahwa studi hukum Yahudi adalah panggilan yang tertinggi. Jadi sejak awal Saulus telah ditentukan untuk belajar menjadi seorang rabi. Tentu saja pusat untuk studi tersebut adalah di Yerusalem, dan Saulus dikirim ke sana untuk belajar. Dalam tahun berikutnya dia memiliki keponakan, anak adiknya, di Yerusalem, dan ia mungkin sudah memiliki seorang saudari yang tinggal dan menikah di sana, dimana ia dapat tinggal, sementara ia menempuh pendidikannya di Yerusalem. 17", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 363, "width": 213, "height": 177, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saulus mengikuti pendidikan rabinik di bawah binaan Gamaliel, seorang rabi terkemuka. Gamaliel adalah cucu Hillel yang terkenal, seorang pemimpin sekolah yang tidak begitu legalistik sehubungan dengan yudaisme dalam hal seperti perceraian, perayaan Sabat, dan hubungan dengan orang kafir. Josephus mulai serius menggeluti pendidikan Farisi pada usia dua puluh tahun, sedangkan Saulus mungkin menggelutinya, ketika ia pergi ke Yerusalem untuk belajar di bawah binaan Gamaliel. 18", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 543, "width": 213, "height": 176, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Referensi Perjanjian Baru mengenai pendidikan Paulus di bawah Gamaliel, sebagaimana disebutkan dalam Kisah Para Rasul 22:3 telah sering kali ditantang oleh para sarjana, dengan alasan bahwa surat- suratnya tidak mencerminkan pelatihan formal rabinik. Namun demikian ayat-ayat berikut ini memberi indikasi yang kuat adanya pelatihan yang menyeluruh dan semangat Paulus yang kuat atas hukum Taurat, yakni dalam Gal. 1:14 (καὶ προέκοπτον ἐν τῷ Ἰουδαϊσμῷ ὑπὲρ πολλοὺς συνηλικιώτας ἐν τῷ γένει μου,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 740, "width": 206, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "17 Edgar J. Goodspeed, Paul (Philadelphia: John C. Winston, 1947), 10.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 763, "width": 28, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "18 Ibid.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 775, "width": 59, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "19 Polhill, 457.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 57, "width": 234, "height": 165, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "περισσοτέρως ζηλωτὴς ὑπάρχων τῶν πατρικῶν μου παραδόσεων) dan Filp. 3:4-7 ( 4 καίπερ ἐγὼ ἔχων πεποίθησιν καὶ ἐν σαρκί. Εἴ τις δοκεῖ ἄλλος πεποιθέναι ἐν σαρκί, ἐγὼ μᾶλλον· 5 περιτομῇ ὀκταήμερος, ἐκ γένους Ἰσραήλ, φυλῆς Βενιαμίν, Ἑβραῖος ἐξ Ἑβραίων, κατὰ νόμον Φαρισαῖος, 6 κατὰ ζῆλος διώκων τὴν ἐκκλησίαν , κατὰ δικαιοσύνην τὴν ἐν νόμῳ γενόμενος ἄμεμπτος. 7 [Ἀλλὰ] ἅτινα ἦν μοι κέρδη, ταῦτα ἥγημαι διὰ τὸν Χριστὸν ζημίαν). Ayat-ayat tersebut memberi dukungan atas pendidikan kerabian yang diikuti Paulus sebelumnya. 19", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 225, "width": 234, "height": 163, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam Galatia 1:14, Paulus berkata: “Dan di dalam agama Yahudi aku jauh lebih maju dari banyak teman yang sebaya dengan aku di antara bangsaku, sebagai orang yang sangat rajin memelihara adat istiadat nenek moyangku.” Ungkapan καὶ προέκοπτον ἐν τῷ Ἰουδαϊσμῷ ὑπὲρ πολλοὺς συνηλικιώτας 20 dari Paulus mengisyaratkan pendidikan resmi Farisi yang digelutinya dengan baik. Prinsip pendidikan Farisi di akhir abad Pertama sM dan abad Pertama Masehi, dapat menjadi referensi pendidikan yang diikuti Paulus.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 391, "width": 234, "height": 315, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Murphy-O'Connor memberi pernyataan dari para rabi jaman itu, walaupun ia sendiri mempertanyakan, apakah itu sama dengan sikap kalangan para rabi sebelum atau setelah penghancuran Bait Allah. Catatan tersebut, bagaimanapun, dapat mencirikan tradisi rabinik yang dipelajari dan yang sangat mendasar dari seorang Farisi. Hillel, seorang rabi yang tidak begitu legalistik, dilaporkan mengatakan, “Dia yang tidak belajar [hukum Taurat] layak akan kematian”, sedangkan Shammai yang ketat dalam tradisi hanya menasihati, “buatlah [studi] anda akan hukum Taurat menjadi kebiasaan tetap”, dan Gamaliel sendiri memberi saran praktis, “'provide yourself with a teacher and remove yourself from doubt” (m. Aboth 1. 13- 16). Anjuran tokoh-tokoh ini paling tidak menggambarkan tradisi terhormat abad Pertama mengenai anjuran untuk belajar. Apalagi, didukung oleh sikap orang Farisi yang membanggakan diri pada ketaatan yang mereka lakukan secara teliti, pengetahuan yang terperinci mengenai perintah-perintah seperti", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 740, "width": 234, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "20 Kurt Aland, The Greek New Testament . 4th ed. (Federal Republic of Germany: United Bible Societies, 1993), 494.", "type": "Footnote" }, { "left": 89, "top": 795, "width": 177, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 15, Nomor 2, Oktober 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 535, "top": 795, "width": 8, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 60, "width": 213, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang tertuang dalam hukum Taurat, baik tertulis maupun lisan. 21", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 216, "height": 246, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ada beberapa pertanyaan yang muncul mengenai masa pendidikan rabinik Paulus, yaitu apakah Paulus tinggal di Yerusalem dari tahun 15 hingga 33 Masehi dan apakah dia pasti berada di kota itu ketika Yesus pergi ke Yerusalem maupun ketika Yesus disalibkan pada tahun 30 M. Memang tidak dapat dihindari ada kemungkinan Paulus pernah bertemu dengan Yesus dan atau setidak-tidaknya memiliki pengetahuan langsung tentang penyaliban Yesus. Paulus sendiri bahkan tidak pernah mengisyaratkan adanya pengetahuan atau hubungan semacam itu; ini memunculkan dugaan bahwa Paulus tidak pernah di Yerusalem sebelum pertobatannya atau tiba di sana setelah tahun 30. 22", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 349, "width": 210, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kehidupan Paulus sebagai seorang Rabi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 363, "width": 213, "height": 274, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah melalui proses pendidikan, Saulus menjadi anggota sekte Farisi di Yerusalem. Kisah Para Rasul dan Paulus sendiri membuktikan bahwa dirinya sebagai seorang Farisi (Kis. 23:6, 26:5; Flp. 3:5). Dalam surat-suratnya ia menyebutkan kebanggaan yang dulu ia miliki (eksplisit dalam Flp. 3:3-6 dan implisit dalam Gal. 1:13-14). Sebagai seorang Farisi, Saulus, seperti orang Farisi pada umumnya, memiliki tiga keprihatinan utama: semangat yang tinggi terhadap hukum Taurat, baik tertulis maupun lisan, komitmen terhadap kemurnian Israel, dan keyakinannya tentang kebangkitan tubuh orang mati. Keyakinan tentang kebangkitan tubuh adalah bagian dari kemungkinan suatu pandangan dunia apokaliptik yang lebih luas, yang menyatakan bahwa Tuhan akan mengubah sejarah. 23", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 639, "width": 213, "height": 67, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Orang Farisi meyakini bahwa mereka adalah pelindung hukum Taurat, dan bahwa mereka melindungi Israel dari penghakiman ilahi. Arti dari menjaga Israel supaya tetap suci dan murni, serta menjaga", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 729, "width": 189, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "21 Murphy-O'Connor, Paul: A Critical Life , 59.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 740, "width": 46, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "22 Ibid., 61.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 752, "width": 212, "height": 33, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "23 Michael J. Gorman, Apostle of the Crucified Lord: A Theological Introduction to Paul and His Letters (Grand Rapids, MI: Eerdmans, 2004), 53.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 60, "width": 234, "height": 121, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dirinya sesuai dengan Hukum Musa, adalah menentang setiap dan semua ancaman terhadap hukum Taurat sehingga terjaga kemurnian etnis dan agama Yahudi. Salah satu dimensi penting dari kegiatan ini adalah melindungi orang-orang Yahudi sehingga terbebas dari kontaminasi orang kafir. Paulus kemudian bisa meringkas sikapnya yang seperti itu dalam Galatia 5:11 untuk menjaga kesucian Israel. 24", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 184, "width": 237, "height": 232, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bagi beberapa orang Farisi, termasuk Paulus, semangat di atas berarti kemungkinan mereka melakukan intimidasi dan bahkan kekerasan terhadap sesama Yahudi yang melanggar hukum, atau ke arah siapa saja yang mengancam kemurnian Israel atau menentang Allah. Paulus juga mengacu pada semangatnya sebagai bagian dari kehidupan awal yudaisme- nya (Gal. 1:13-14). Ini tidak berarti ia kemudian meninggalkan yudaisme bagi kekristenan. Orang Farisi juga memiliki paham nasionalisme yang ekstrim. Pada abad Pertama, bagi orang Yahudi, politik dan agama tak terpisahkan. Meskipun tidak ada bukti kuat bahwa Paulus merencanakan kekerasan revolusioner melawan Roma, bukanlah hal yang mustahil ia akan mendukung kegiatan yang seperti itu. 25", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 432, "width": 139, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Paulus dan Pertobatannya", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 446, "width": 234, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertobatan Paulus merupakan suatu pengalaman rohani yang luar biasa dialami oleh Paulus. Tidaklah mudah bagi seorang rabi Farisi yang tadinya menentang Yesus Kristus sebagai mesias yang dijanjikan Allah, dan juru selamat dunia.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 529, "width": 237, "height": 177, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Paulus berbicara tentang kegiatannya sebelum ia bertobat dalam Gal. 1:13-14. Kekejamannya terhadap agama Kristen ia nyatakan dengan menganiaya orang Kristen. Seperti yang ia katakan: “Sebab kamu telah mendengar tentang hidupku dahulu dalam agama Yahudi: tanpa batas aku menganiaya jemaat Allah dan berusaha membinasakannya” (Gal. 1.13). Frase preposisional καθʼ ὑπερβολὴν yang digunakan Paulus memberi ketegasan ekspresi dari kata keterangan pada derajat yang luar biasa dan pada tingkat ekstrim. Penganiayaan terhadap orang percaya yang", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 729, "width": 46, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "24 Ibid., 53.", "type": "Footnote" }, { "left": 309, "top": 740, "width": 28, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "25 Ibid.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 28, "width": 270, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PASCA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen", "type": "Page header" }, { "left": 419, "top": 28, "width": 121, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2338-0489 (Print)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 40, "width": 177, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 15, Nomor 2, Oktober 2019", "type": "Page header" }, { "left": 442, "top": 40, "width": 98, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2622-1144 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 794, "width": 426, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7 Robinson Rimun, Latar Belakang Hidup …", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 60, "width": 213, "height": 204, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dilakukan Paulus memang melebihi melebihi segalanya dari ukuran apapun (bdk: 2 Kor. 4.17). 26 Komitmennya untuk Yudaisme tidak diragukan lagi. Ia sangat religius ia mengikuti semua hukum dan ketentuan yang berlaku dalam agama Yahudi. Seperti ditegaskannya, καὶ προέκοπτον ἐν τῷ Ἰουδαϊσμῷ ὑπὲρ πολλοὺς συνηλικιώτας. 27 Kata προέκοπτον yang ada dalam bentuk kata kerja Imperfek aktif orang pertama tunggal mengartikan bahwa Paulus telah mencapai tahap kemajuan yang tinggi dalam ketaatannya sebagai seorang rabi Farisi. D. A. Carson mencatat kegigihan Paulus pada keyakinan lamanya:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 267, "width": 213, "height": 218, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Here the apostle points out that his pre-Christian experience was characterized by two features that are incompatible with his present ministry. In the first place, he was fully committed to the persecution of Christians and the extermination of the church (a point detailed for us in Acts 9). Secondly, he was totally devoted to Pharisaism. The expression the traditions of my fathers probably refers not only to the general teachings of Judaism but more specifically to what is otherwise known as the oral law, an extensive set of regulations that distinguished the Pharisees from other Jewish groups (cf. also Mk. 7:1–13; Phil. 3:4–6).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 488, "width": 184, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Why does Paul mention these things?", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 501, "width": 213, "height": 191, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A common answer is that they prove Paul did not get his gospel from Jewish teachers. But whoever would have claimed that this is what happened? Certainly not the Judaizers! In a way, this information supports Paul’s claim to speak with some authority about the nature of Judaism. It seems likely, however, that these verses are intended less as an independent proof than as a preparation for what he is about to say. In other words, his previous life demonstrates the need he had for a drastic conversion. Only a divine, gracious intervention can explain the change that came over him. 28", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 740, "width": 212, "height": 34, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "26 Lihat Friberg Timothy, dkk., Analytical Lexicon of the Greek New Testament (Grand Rapids, Mich. : Baker Books, 2000), 390.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 775, "width": 167, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "27 Aland, The Greek New Testament , 494.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 60, "width": 234, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perjumpaan Paulus dengan Kristus yang telah bangkit dari kematian dalam Kis. 9 menjadi suatu pengalaman yang luar biasa dimana pada saat yang sama ia menerima panggilan sebagai seorang rasul .", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 129, "width": 234, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam surat Galatia, Paulus memberi penegasan mengenai pertobatannya yang tidak lepas dari rancangan Allah sendiri bagi dia. Ia berkata:", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 184, "width": 234, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya, berkenan menyatakan Anak- Nya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka sesaatpun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia. 29", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 280, "width": 234, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dia dipilih sebelum ia lahir, dan Yesus Kristus telah menyatakan diri-Nya kepada Paulus. Jadi, kerasulan Paulus itu datang dari Tuhan dan tidak perlu diragukan oleh jemaat Galatia. Perubahan hidup Paulus seperti ditegaskan oleh adalah berfokus pada Kristus.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 377, "width": 84, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 391, "width": 237, "height": 301, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagai seorang Yahudi diaspora yang lahir di Tarsus namun dibesarkan di Yerusalem, Paulus mendapatkan pendidikan layaknya anak- anak Yahudi pada umumnya. Disebuah kota yang cukup maju secara perekonomian Paulus menempuh pendidikan awal. Pesatnya kemajuan kota Tarsus serta pengaruh helenisme tidak dapat mengalahkan tradisi Yahudi yang sangat mengakar dalam kehidupan orang-orang Yahudi meskipun mereka tinggal di perantauan. Orang Yahudi menganggap pendidikan dasar keagamaan sangat penting sehingga mereka berusaha untuk mendirikan sekolah khusus untuk anak-anak Yahudi di daerah perantauan Sistem helenisme yang begitu kuat masuk kedalam sistem pendidikan sekolah Yahudi di Tarsus, Bahasa Yunani digunakan sebagai Bahasa umum dan situasi ini mendapatkan perlawanan dari orang-orang Yahudi, mereka tidak tinggal diam namun mempertahankan sistem pendidikan Yahudi yang mereka pelihara dengan sangat baik.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 695, "width": 234, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Paulus mendapatkan pembelajaran dasar membaca, menulis dan ilmu berhitung sejak usia", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 740, "width": 155, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "28 New Bible Commentary (CD Rom).", "type": "Page footer" }, { "left": 309, "top": 752, "width": 129, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "29 Galatia 1:15 dan 16 (TB LAI)", "type": "Footnote" }, { "left": 89, "top": 795, "width": 177, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 15, Nomor 2, Oktober 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 535, "top": 795, "width": 8, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 60, "width": 213, "height": 245, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6 tahun. Ilmu dasar yang diimbangi dengan ilmu keagamaan termasuk mempelajari upacara-upacara keagamaan. Doktrin yang kuat ditanamkan kepada Paulus sejak kecil sehingga dia menjadi orang Yahudi fanatik. Namun ada pula dampak positif dalam sistem helenisme pada anak-anak Yahudi termasuk Paulus, nampak pada kemampuan Paulus dalam mengorganisasi isi surat- suratnya. Kemungkinan besar Paulus juga belajar ilmu retorika Yunani mengingat kemampuannya yang cukup baik dalam menulis surat. Meskipun demikian Paulus tetap menunjukkan diri sebagai seorang Yunani yang setia. Sampai usia yang cukup bertanggung jawab Paulus akhirnya dikirim oleh orang tuanya untuk melanjutkan studinya ke Yerusalem.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 308, "width": 213, "height": 108, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan lanjutan di Yerusalem merupakan sebuah rencana sejak awal yang dibuat oleh orang tuanya bahwa Paulus layak untuk dipersiapkan sebagai seorang rabi, dan Paulus pun juga berpikiran demikian. Seorang guru yang cukup ternama yaitu Gamaliel akhirnya dipilih untuk menjadi gurunya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 213, "height": 135, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Paulus menunjukkan kemajuan sangat pesat dibandingkan dengan teman-teman sebaya lainnya. Di Yerusalem, Paulus mulai menerima pendidikan resmi Farisi yang dikuasai dengan cukup baik. karena pendidikan resmi Farisi ini merupakan dasar bagi seorang yang akan menjadi rabi dan harus menguasai hukum taurat dengan baik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 543, "width": 213, "height": 204, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagai seorang Farisi yang taat, Saulus sangat menjaga hukum taurat dan melindunginya dari ancaman orang-orang yang dianggap dapat merusaknya. Serta melindungi orang-orang Israel agar tetap menjalankan hukum taurat sehingga kemurnian etnis dan agama Yahudi dapat terpelihara. Sikap tegas dalam menjaga hukum taurat ditunjukkan oleh Saulus dengan sangat jelas, tegas, dan berani. Namun perjumpaannya dengan Kristus yang telah bangkit dari kematian mengubah keyakinan imannya, sampai akhirnya Paulus menyerahkan hidupnya sebagai Rasul.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 60, "width": 109, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 71, "width": 234, "height": 55, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Polhill, John B., “Acts,” dalam The New American Commentary jilid 26, Nashville, TN: Broadman & Holman Publishers, 2001.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 126, "width": 234, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "O’Connor, Jerome Murphy, Paul: A Critical Life , Oxford: Oxford University Press,", "type": "List item" }, { "left": 338, "top": 156, "width": 30, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1997.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 170, "width": 234, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Achtemeier, Paul J., Harper's Bible Dictionar, San Francisco, CA: Harper & Row, 1985. O'Connor, Jerome Murphy, Paul: His Story , Oxford: Oxford University Press, 2004. Glover , T. R., Paul of Tarsu s, New York: George H. Doran, 1925.", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 250, "width": 234, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Forbes C., “Comparison, Self-Praise and Irony:", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 264, "width": 206, "height": 41, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Paul’s Boasting and the Conventions of Hellenistic Rhetoric,” New Testament Studies 32,1986.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 308, "width": 234, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bernard H. Brinsmead, Galatians—Dialogical Response to Opponents, Society of Biblical Literature Dissertation Series 65 ,", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 349, "width": 152, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Missoula, MT: Scholars, 1982.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 361, "width": 234, "height": 55, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Walter B. Russell, “Rhetorical Analysis of the Book of Galatians, Part 1,” Bibliotheca Sacra 150, no. 199. Edgar J. Goodspeed, Paul, Philadelphia: John C.", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 419, "width": 77, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Winston, 1947.", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 432, "width": 234, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aland, Kurt, The Greek New Testament . 4th ed.,", "type": "List item" }, { "left": 338, "top": 446, "width": 205, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Federal Republic of Germany: United Bible Societies, 1993.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 474, "width": 234, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gorman, Michael J., Apostle of the Crucified Lord: A Theological Introduction to Paul and His Letters , Grand Rapids, MI:", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 515, "width": 84, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eerdmans, 2004.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 529, "width": 235, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Timothy, Friberg, dkk., Analytical Lexicon of the Greek New Testament , Grand Rapids, Mich. : Baker Books, 2000.", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 570, "width": 231, "height": 67, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aland, The Greek New Testament . New Bible Commentary. Alkitab TB LAI Soetarman, Seminar Pertumbuhan Gereja (Jakarta: Panitia SPG, 1989)", "type": "Text" } ]
24283a85-b798-2567-d997-f22f2831fc76
https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/Ekonomi-Qu/article/download/9559/6218
[ { "left": 143, "top": 63, "width": 77, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol. 10, No. 2 , Okt 2020", "type": "Page header" }, { "left": 322, "top": 34, "width": 177, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/Ekonomi-Qu p-ISSN: 2089-4473 e-ISSN: 2541-1314", "type": "Page header" }, { "left": 502, "top": 730, "width": 20, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "156", "type": "Page footer" }, { "left": 125, "top": 93, "width": 392, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ANALISIS POTENSI RETRIBUSI PASAR KEBONPOLO, EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PAD KOTA MAGELANG TAHUN 2014-2018", "type": "Section header" }, { "left": 201, "top": 179, "width": 237, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Indah Sekar Wangi, email: [email protected] Jurusan Ilmu Ekonomi Pembangunan FEB Untidar", "type": "Text" }, { "left": 196, "top": 216, "width": 249, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rian Destiningsih, email: [email protected] Jurusan Ilmu Ekonomi Pembangunan FEB Untidar", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 276, "width": 55, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 119, "top": 299, "width": 403, "height": 114, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "This study aims to determine the level of contribution from the Kebonpolo Market levies and the effectiveness of fees to increase PAD in the City of Magelang. This study uses secondary data, the data used are the realization of PAD Magelang 2014-2018 data reports, Kebonpolo Market realization report data in Magelang City by using descriptive statistical methods and data on contribution and effectiveness reports in Magelang Pasar Kota 2014-2018. This research uses descriptive data analysis method. The results of this study indicate the level of contribution from the Kebonpolo Market service levies to the PAD of Magelang City is very poor and has decreased its contribution in 2016-2018, and the effectiveness of the Kebonpolo Market service fees towards the local government budget target. Magelang City Retribution is a very effective indicator or decreases in 2014-2016, and 2016-2017 increases while 2017-2018 decreases.", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 424, "width": 257, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords: Contribution, Effectiveness, PAD, Market Services", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 474, "width": 91, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 119, "top": 499, "width": 403, "height": 205, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan penghasilan yang diterima disetiap penjuru wilayah berupa pajak maupun retribusi, keuntungan dari BU yang dimiliki oleh wilayah dan penghasilan lainnya yang sudah sah. PAD diharapkan bisa diandalkan sebagai penghasilan yang dapat berkontribusi didalam penyelenggaraan otonomi daerah. Pemerintah daerah didalam pengelolaan otonomi daerah, diharapkan mampu menggali potensi pendapatan yang diterima di setiap daerahnya. Sehingga, di dalam pelakasanaan kegiatan daerah tidak akan terjadi permasalahan-permasalahan seperti halnya pembiayaan untuk daerahnya sendiri (Handoko, 2012). Undang-undang yang mengatur Pelaksanaan Otonomi Daerah, menyebutkan bahwa suatu wilayah memungkinkan untuk mengatur rumaht angga daerahnya itu sendiri. Terlaksananya penetapan Otonomi Daerah di Kota maupun Kabupaten. Daerah Otonomi mempunyai tugas kewenangan dan kekuasaannya untuk membuat suatu kebijakan dan melaksanakannya menurut inisiatif dan kreatifitas mayarakat yang sesuai dengan potensi yang dimiliki di setiap daerahnya sendiri. Ini berarti", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 42, "width": 116, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ekonomi-QU", "type": "Page header" }, { "left": 152, "top": 49, "width": 351, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(Jurnal Ilmu Ekonomi) Vol. 10, No. 2 , Oktober 2020", "type": "Table" }, { "left": 502, "top": 730, "width": 20, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "157", "type": "Page footer" }, { "left": 119, "top": 93, "width": 403, "height": 28, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Daerah Otonomi harus mampu mengatur rumah tanganya secara global, sesuai dengan kenyataan dan ditangani dengan tanggung jawab (Putri, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 121, "width": 403, "height": 231, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pendapatan Asli Daerah (PAD) dijadikan sebagai peran yang sangat penting oleh pemerintah daerah demi mewujudkan terlaksananya otonomi daerah. Agar keuangan daerah bisa tersedia dan bisa digunakan oleh pemerintah daerah untuk segala kegiatan baik dari kegiatan pembangunan maupun kegiatan lainnya, maka penghasilan yang diterima perlu untuk dikelola secara lebih optimal oleh pemerintah daerah dan kesejahteraan masyarakat akan lebih ditingkatkan dan merata. Dan rumah tangga yang ada di daerah akan lebih mudah diurus dan diatur (Drajat, 2017). Pembiayaan yang dilakukan oleh pemerintah dan akan digunakan untuk kegiatan bangunan dan diperoleh dari penarikan wajib retribusi daerah dan harus dikelola dengan tanggung jawab agar lebih meyakinkan hasil yang lebih sesuai dengan nyatanya. Demi mewujudkan kepentingan semua orang dan bermanfaat dan juga tidak menghambat tapi harus berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang ada didaerah, Pemerintah Daerah perlu meningkatkan terlaksananya pembangunan kegiatan yang berhubungan dengan penyediaan jasa pelayanan. Tidak hanya hal itu, penetapan retribusi daerah dan kegiatan penyediaan jasa harus bisa disederhanakan berdasarkan beberapa golongan (D. H. N. Mubarok, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 352, "width": 403, "height": 164, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berjalannya otonomi daerah, pemerintah diharapkan mampu mengelola kekayaan yang ada di Kota Magelang dan mampu untuk memksimalkannya. Maka, Pemerintah Daerah harus meningkatkan penghasilannya dari hasil retribusi daerah agar kontribusinya terhadap Pendapatan Asli Daerah bisa meningkat. Salah satunya dengan cara meningkatkan Retribusi Daerah karena memiliki peran yang sangat besarbagi penerimaan PAD (Anggraini, Saifi, & Husaini, 2015). Kebijakan otonomi sangat dibutuhkan didalam berjalannya otonomi daerah nya, dan kebijakan tersebut dilakukan oleh pemerintah daerah setempat yang bermaksud agar masyarakat dan pihak yang terlibat di pemerintahan bias menjadi lebih dekat, sehingga pelayanan yang diterima oleh semua masyarakat akan berjalan lebih baik. Dan akan memberikan pelayanan yang bersifat publik (Romiyati, Yulmardi, & Bhakti, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 543, "width": 128, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "TINJAUAN LITERATUR Keuangan Daerah", "type": "Section header" }, { "left": 119, "top": 570, "width": 403, "height": 136, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Segala bentuk uang atau yang berupa uang dan bisa dijadikan sebagai salah satu kekayaan yang belum berada ditangan Negara lain / Daerah lainyang memiliki kedudukan yang lebih tinggi dan belum dikuasai oleh pihak lainnya dan menjadi hak dan kewajiban dari daerah itu sendiri disebut juga dengan Keuangan Daerah (Susanto, 2014). Dari arti tersebut dapat disimpulkan bahwa hal terpenting di keuangan daerah adalah hak dan kewajiban. Hak disini bisa berarti suatu pemerintahan berhak untuk mencari seluruh sumber penghasilan, baik itu dari penarikan retribusi, atau penghasilan lainnya. Sedangkan untuk kewajiban disini berarti, suatu aparat pemerintahan harus mampu mengeluarkan, memutarkan, bahkan menggunakannya untuk seluruh kegiatan yang", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 42, "width": 116, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ekonomi-QU", "type": "Page header" }, { "left": 152, "top": 49, "width": 351, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(Jurnal Ilmu Ekonomi) Vol. 10, No. 2 , Oktober 2020", "type": "Table" }, { "left": 502, "top": 730, "width": 20, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "158", "type": "Page footer" }, { "left": 119, "top": 93, "width": 403, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "berhubungan dengan daerah baik untuk yang bermanfaat bagi orang banyak maupun pribadi (Rizka, Islahuddin, & Nadirsyah, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 134, "width": 139, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pendapatan Asli Daerah", "type": "Section header" }, { "left": 119, "top": 148, "width": 403, "height": 218, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sejumlah uang yang diperoleh badan usaha atas segala aktivitasnya yang telah dilakukan adalah pendapatan. Para investor beranggapan bahwa pendapatan itu kurang penting apabila dibandingkandengan keutungan yang telah diterima setelah dikurangi dengan pengeluaran.di dalam PERMENDAGRI No.21 thn 2011 Pasal 1 No.50 menjelaskan Pendapatan daerah merupakan hak yang harus diterima pemerintah sebagai salah satu penumbuh dari nilai kekayaan bersih. Penghasilan yang telah diperoleh dari hasil pungutan yang sesuai dengan aturan daerah atau aturan undang-undang merupakan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Otonomi Daerah bisa terwujud secara mandiri dan lebih global, sesuai kenyataan dan ditangani dengan tanggung jawab akan meningkatkan penghasilana dan akan digunakan untuk penyediaan anggaran belanja negara yang dibutuhkan untuk kegiatan yang berkaitan dengan terselenggaranya pemerintahan. Adapun undang-undang yang menyebutkan sumber dari perolehan pendapatan, kekayaan yang sudah dikelola dan dipisahkan, wajib pajak yang ditetapkan, dan retribusi yang diberlakukan (Toduho, Saerang, & Elim, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 375, "width": 99, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Retribusi Daerah", "type": "Section header" }, { "left": 119, "top": 389, "width": 403, "height": 82, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Retribusi Daerah merupakan sumber keuangan berupa imbalan yang diperoleh Pemerintah secara langsung dari pemungutan atas jasa yang telah diberikannya untuk masyarakat (Nusa, Falah, & Wamafma, 2017). Berdasarkan UU No. 34 Thn 2000 terdapat 3 golongan mengenai Retribusi Daerah yaitu hasil retribusi dari jasa umum, hasil retribusi jasa usaha, dan hasil retribusi jasa izin (Mikha, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 484, "width": 152, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Retribusi Pelayanan Pasar", "type": "Section header" }, { "left": 119, "top": 498, "width": 403, "height": 191, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pedagang atau pengguna tersedianya fasilitas yang ada dipasar dan digunakan setiap hari harus membayar retribusi pasar yang telah ditetapkan dan diwajibkan untuk membayar. Retribusi tersebut kemudian diserahkan ke pemerintah daerah yang sudah menyediakan fasilitas pelayanan jasa (Putri, 2013). Retribusi Pelayanan Pasar merupakan pungutan yang telah dibayarkan oleh pedagang dengan tersedianya jasa pelayanan dan izin yang diberikan di bidang pasar oleh Pemerintah Daerah demi kepentingan bersama, seorang ataupun demi badan usaha. Objek yang terdapat dalam Retribusi Pelayanan Pasar bisa meliputi penyediaan fasilitas-fasilitas yang diperlukan di pasar tradisional, meliputi kios, los atau pelataran yang telah ditangani oleh Pemerintah Daerah. Untuk subyeknya bisa terdiri dari orang-seorang atau badan usaha yang telah memanfaatkan dan menikmati tersedianya fasilitas pasar (Murniati & Kasasih, 2017). Dalam Peraturan Daerah No.13 Thn 2002 terdapat beberapa terminologi Retribusi Pasar, yaitu (Anggraini et al., 2015) :", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 688, "width": 403, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a) Retribusi Pasar adalah salah satu pungutan pelayanan yang berada di tempat jual beli dan telah dikelola oleh Pemda yang disediakan untuk para pedagang.", "type": "List item" }, { "left": 145, "top": 42, "width": 116, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ekonomi-QU", "type": "Page header" }, { "left": 152, "top": 49, "width": 351, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(Jurnal Ilmu Ekonomi) Vol. 10, No. 2 , Oktober 2020", "type": "Table" }, { "left": 502, "top": 730, "width": 20, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "159", "type": "Page footer" }, { "left": 119, "top": 93, "width": 403, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b) Tempat yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan jual beli yang dibuat, dikelola dan diselenggarakan oleh pemerintah adalah pasar.", "type": "List item" }, { "left": 119, "top": 121, "width": 403, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c) Tempat yang digunakan untuk berjualan yang berada di pasar dengan adanya izin usaha yang ditetapkan dan tidak ada dinding pemisahnya antara ruangan lain yaitu los / pelataran.", "type": "List item" }, { "left": 119, "top": 161, "width": 403, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "d) Tempat yang digunakan untuk jual beli barang & jasa yang berdinding mengelilingi ruangan dan berpintu adalah kios.", "type": "List item" }, { "left": 119, "top": 189, "width": 403, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e) Bangunan tetap yang dibangun dilokasi pasar dan berbentuk rumah adalah toko/ruko.", "type": "List item" }, { "left": 119, "top": 216, "width": 403, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "f) Tempat yang digunakan untuk jual beli dan berada di sekitar lingkungan pasar dengan jarak 300m adalah lingkungan daerah pasar.", "type": "List item" }, { "left": 119, "top": 243, "width": 403, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "g) Peraturan Daerah No. 13 Thn 2002 digunakan sebagai dasar hukum yang berkaitan dengan retribusi pasar.", "type": "List item" }, { "left": 119, "top": 280, "width": 135, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Potensi Retribusi Pasar", "type": "Section header" }, { "left": 119, "top": 293, "width": 403, "height": 69, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Objek retribusi pasar yaitu tersedianya fasilitas oleh pemerintah dan telah ditangani untuk digunakan pedagang yang terdapat dipasar tradisional dan dikelola oleh perusahaan swasta bukan termasuk dari obyek retribusi pasar. Subyek retribusi pasar yaitu seorang / BU yang telah memanfaatkan fasilitas yang telah disediakan dalam pasar tradisonal. Contoh dari badan usaha:", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 361, "width": 33, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a) PT", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 375, "width": 34, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b) CV", "type": "Table" }, { "left": 119, "top": 389, "width": 51, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c) BUMN", "type": "Table" }, { "left": 119, "top": 402, "width": 150, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "d) Persekutuan Perkumpulan", "type": "List item" }, { "left": 119, "top": 416, "width": 48, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e) Firma", "type": "List item" }, { "left": 119, "top": 430, "width": 54, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "f) Kongsi", "type": "List item" }, { "left": 119, "top": 443, "width": 63, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "g) Koperasi", "type": "List item" }, { "left": 119, "top": 457, "width": 65, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "h) Yayasan", "type": "List item" }, { "left": 119, "top": 470, "width": 119, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "i) Lembaga-Lembaga", "type": "List item" }, { "left": 119, "top": 484, "width": 92, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "j) Dana Pensiun", "type": "List item" }, { "left": 119, "top": 498, "width": 403, "height": 122, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Seseorang atau badan usaha yang telah menikmati bahkan menerima tersedianya fasilitas jasa pasar dan digunakan untuk kepentingan berdagang adalah subjek retribusi pasar (Toduho et al., 2014). Retribusi Pasar bisa saja di optimalkan penghasilannya selain dari adanya fasilitas jasa, seperti melebarkan lokasi dan sumber sasaran penghasilan, proses penarikan retribusi lebih dikuatkan lagi dan ditegaskan lagi, sistem keliling untuk mengawasi petugas ditingkatkan, sistem admin dan kelola biaya penarikan lebih dirutinkan dan disiplin, rancangan pengelolaan lebih baik lagi (Rachmawan, Suyadi, & Sudjana, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 634, "width": 62, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kontribusi", "type": "Section header" }, { "left": 119, "top": 647, "width": 403, "height": 69, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Besarnya tingkat kontribusi yang telah diberikan oleh pihak Retribusi Penerimaan Pelayanan Pasar terhadap PAD di Kota Magelang dapat diukur dengan salah satu alat yangbisa disebut dengan analisis tingkat kontribusi. Iuran atau sumbangan yang dihasilkan dari pungutan retribusi pelayanan dalam pasar salah satunya adalah retribusi daerah dan meningkatkan PAD adalah tingkat", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 42, "width": 116, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ekonomi-QU", "type": "Page header" }, { "left": 152, "top": 49, "width": 351, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(Jurnal Ilmu Ekonomi) Vol. 10, No. 2 , Oktober 2020", "type": "Table" }, { "left": 502, "top": 730, "width": 20, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "160", "type": "Page footer" }, { "left": 119, "top": 93, "width": 403, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "kontribusi. Rumus yang digunakan untuk menghitung tingkat kontribusi dari Retribusi Pelayanan Pasar adalah (Halim 2004 dalam Anggraini et al., 2015):", "type": "Text" }, { "left": 180, "top": 121, "width": 279, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kontribusi = Realisasi Retribusi Pasar Kebonpolo Realisasi Retribusi Daerah/PAD x 100%", "type": "Table" }, { "left": 119, "top": 162, "width": 403, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perbandingan antara Jumlah Realisasi Pelayanan Pasar dan Jumlah Realisasi PAD secara menyeluruh bisa digunakan untuk mengetahui besarnya tingkat nilai kontribusi dalam Retribusi Pasar terhadap besarnya PAD. Kriteria yang digunakan untuk menilai tingkat Kontribusi Retribusi Pelayanan Pasar adalah:", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 217, "width": 37, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 1", "type": "Text" }, { "left": 210, "top": 228, "width": 249, "height": 124, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kriteria Tingkat Kontribusi Retribusi Pelayanan Pasar Tingkat Persen Keterangan 0.00 %-10 % Sangat Kurang 10.10 %-20 % Kurang 20.10 %-30 % Sedang 30.10 %-40 % Cukup Baik 40.10 %-50 % Baik > 50% Sangat Baik", "type": "Table" }, { "left": 258, "top": 361, "width": 122, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber : (N. Mubarok, 2016)", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 386, "width": 63, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Efektivitas", "type": "Section header" }, { "left": 119, "top": 400, "width": 403, "height": 68, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pencapaian hasil atau manfaat yang diinginkan bisa diukur dengan tingkat besarannya adalah dengan melalui efektivitas. Berapapun biaya yang akan digunakan untuk tujuan yang ingin dicapai, hasil atau manfaat menjadi poin penting yang harus dicatat. Adapunrumus untuk melihat tingkat efektivitas penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar (Halim 2004 dalam Anggraini et al., 2015):", "type": "Text" }, { "left": 179, "top": 469, "width": 280, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Efektivitas = Realisasi Retribusi Pasar Kebonpolo Target Retribusi Pasar Kebonpolo x 100 %", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 496, "width": 403, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Untuk mengetahui besarnya tingkat efektivitas dalam Retribusi Pelayanan Pasar Kebonpolo adalah dengan melihat tabel kriteria dibawah ini :", "type": "Text" }, { "left": 207, "top": 523, "width": 268, "height": 133, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 2 Klasifikasi Kriteria Efektivitas Tingkat Persen Keterangan >100% Sangat Efektivitas 90 %-100 % Efektivitas 80 %-90 % Cukup Efektivitas 60 %-80 % Kurang Efektivitas < 60 % Tidak Efektivitas Sumber : (Anggraini, Saifi, & Husaini, 2015)", "type": "Table" }, { "left": 119, "top": 670, "width": 55, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 119, "top": 697, "width": 122, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Metode Analisis Data", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 42, "width": 116, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ekonomi-QU", "type": "Page header" }, { "left": 152, "top": 49, "width": 351, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(Jurnal Ilmu Ekonomi) Vol. 10, No. 2 , Oktober 2020", "type": "Table" }, { "left": 502, "top": 730, "width": 20, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "161", "type": "Page footer" }, { "left": 119, "top": 93, "width": 403, "height": 96, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Metode pada penelitian ini yaitu kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pendekatan deskriptif itu sendiri adalah salah satu metode yang menjelaskan suatu keadaan atau kondisi tertentu yang sesuai apa yang telah terjadi disaat penelitian tersebut dilakukan dan untuk membuat gambaran yang akurat mengenai fenomena yang telah diselidiki sesuai fakta dan nyatanya ataupun untuk membuat deskripsi. Lokasi dalam penelitian yang dilakukan adalah di Kantor Pengelolaan Retribusi (UPTD) Pasar Kebonpolo.", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 200, "width": 100, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fokus Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 119, "top": 214, "width": 403, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fokus penelitian ini adalah perkembangan retribusi pelayanan Pasar Kebonpolo dari tahun 2014-2018 dilihat dari potensi retribusi pelayanan pasar, kontribusi dan efektivitasnya.", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 268, "width": 62, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jenis Data", "type": "Section header" }, { "left": 119, "top": 282, "width": 403, "height": 68, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Data sekunder merupakan data yang yang digunakan dalam penelitian ini. Data tersebut digunakan untuk mengukur tingkat penghasilan dari retribusi pelayanan pasar dari kontribusi dan aktivitasnya terhadap PAD di Kota Magelang. Data yang digunakan didapatkan dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan UPTD Dinas Pasar Kebonpolo Kota Magelang.", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 363, "width": 242, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Teknik Pengumpulan Data & Sumber Data", "type": "Section header" }, { "left": 119, "top": 377, "width": 403, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Untuk memperoleh data, penelitian ini menggunakan teknik secara langsung atau observasi dan mengumpulkan data dari UPTD Dinas Pasar Kebonpolo yang sudah diolah. Selain data dari UPTD Dinas Pasar Kebonpolo data diperoleh dari Badan Pusat Statistik.", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 459, "width": 129, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "HASIL DAN ANALISIS", "type": "Section header" }, { "left": 119, "top": 472, "width": 403, "height": 110, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pasar Kebonpolo adalah salah satu pasar tradisional yang dikelola oleh pemerintah di Kota Magelang dan menjadi kewenangan dari Dinas Pengelolaan Kota Magelang dan terbentuk berdasarkan Perda Kota Magelang yang menitikberatkan pada susunan kedudukan dan Tugas Pokok Organisasi Dinas Daerah. Pasar Kebonpolo sangat mudah untukdijangkau, dikarenakan letak lokasinya sangat strategis yang berada di wilayah tengah Kota Magelang dan dua Kecamatan wilayah Kabupaten Magelang, selain itu juga tersedianya akses kendaraan yang cukup mudah.", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 581, "width": 403, "height": 137, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Potensi Retribusi Pasar merupakan seluruh orang yang wajib untuk membayar retribusi karena sudah menikmati dan memanfaatkan fasilitas yang telah disediakan oleh pemerintah (D. H. N. Mubarok, 2016). Besaran potensi dari realisasi penerimaan potensi di Pasar Kebonpolo di tiap bulannya mengalami fluktuatif, tetapi untuk total penerimaan Pasar Kebonpolo masih cukup tinggi. Hal tersebut dilihat dari Tabel 3 yang menunjukkan besaran potensi Pasar Kebonpolo di Kota Magelang yang telah didata oleh tim survey UPTD Dinas pasar Kebonpolo tahun 2017. Di tahun 2017 potensi yang diterima dari Retribusi Pelayanan Pasar di Kota Magelang yaitu sebesar Rp. 217.127.100,00 dari total seluruh potensi pelayanan pasar disetiap jenis retribusinya di Pasar Kebonpolo Kota Magelang.", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 42, "width": 116, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ekonomi-QU", "type": "Page header" }, { "left": 152, "top": 49, "width": 351, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(Jurnal Ilmu Ekonomi) Vol. 10, No. 2 , Oktober 2020", "type": "Table" }, { "left": 502, "top": 730, "width": 20, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "162", "type": "Page footer" }, { "left": 119, "top": 93, "width": 403, "height": 55, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil yang paling besar terdapat pada bulan Oktober, sebesar Rp.19.160.500,00. Selanjutnya pada bulan Agustus, sebesar Rp. 18.946.200,00 dan bulan November, sebesar Rp. 18.729.600,00. Sedangkan untuk potensi pasar terkecil terdapat pada bulan Februari, sebesar Rp. 16.670.200,00.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 148, "width": 40, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 3", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 159, "width": 389, "height": 255, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Total Hasil Perhitungan Potensi Retribusi Pelayanan pasar Tahun 2017 (Rupiah) (Dinas UPTD Pasar Kebonpolo 2017) Bulan Potensi Retribusi Pasar Potensi Pendapatan Dalam Sebulan Potensi Pendapatan Dalam Setahun Kios Los Pelataran Parkir MCK Januari 9.093.000 4.200.600 1.198.000 2.307.000 1.200.000 17.998.600 17.998.600 Februari 8.648.000 3.832.200 1.127.000 1.953.000 1.200.000 16.760.200 34.758.800 Maret 9.443.000 4.154.700 1.269.000 1.770.000 1.200.000 17.836.700 52.595.500 April 8.696.000 3.876.800 1.291.000 1.943.000 1.200.000 17.006.800 69.602.300 Mei 9.641.000 4.384.500 1.351.000 2.144.000 1.200.000 18.720.500 88.322.800 Juni 8.971.000 3.864.300 1.162.000 1.876.000 1.200.000 17.073.300 105.396.100 Juli 10.312.000 4.017.200 1.076.000 2.077.000 1.200.000 18.682.200 124.078.300 Agustus 10.504.000 4.144.200 1.088.500 2.010.000 1.200.000 18.946.700 143.025.000 September 10.078.000 3.876.400 1.032.000 2.003.000 1.200.000 18.189.400 161.214.400 Oktober 10.599.000 4.246.000 1.098.500 2.017.000 1.200.000 19.160.500 180.374.900 November 10.353.000 4.069.100 1.097.500 2.010.000 1.200.000 18.729.600 199.104.500 Desember 9.753.000 3.958.600 1.101.000 2.010.000 1.200.000 18.022.600 217.127.100", "type": "Table" }, { "left": 119, "top": 417, "width": 243, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber: Dinas UPTD Pasar Kebonpolo 2017 (Data diolah)", "type": "List item" }, { "left": 119, "top": 440, "width": 403, "height": 96, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pelayanan Pasar merupakan fasilitas yang telah disediakan oleh pemerintah berupa sarana maupun prasarana seperti kios, los ataupun pelataran yang dapat digunakan oleh pedagang pasar (Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan, 2005). Retribusi Pelayanan Pasar merupakan pungutan yang telah dibayarkan dari pedagang dengan tersedianya jasa pelayanan dan izin yang diberikan di bidang pasar oleh Pemerintah Daerah demi kepentingan bersama, seorang ataupun demi badan usaha.", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 688, "width": 40, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Grafik 1", "type": "Caption" }, { "left": 144, "top": 699, "width": 353, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil Potensi Retribusi Pelayanan Pasar Kebonpolo Kota Magelang Tahun 2014-2018", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 540, "width": 101, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "160,123,800. 00 210,126,100. 00 210,721,900.", "type": "Picture" }, { "left": 360, "top": 537, "width": 82, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "00 217,127,100.", "type": "Table" }, { "left": 410, "top": 548, "width": 10, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "00", "type": "Picture" }, { "left": 402, "top": 554, "width": 54, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "221,622,000.", "type": "Table" }, { "left": 185, "top": 540, "width": 267, "height": 124, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "00 0.00 50,000,000.00 100,000,000.00 150,000,000.00 200,000,000.00 250,000,000.00 2014 2015 2016 2017 2018 R up ia h Tahun", "type": "Picture" }, { "left": 145, "top": 42, "width": 116, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ekonomi-QU", "type": "Page header" }, { "left": 152, "top": 49, "width": 351, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(Jurnal Ilmu Ekonomi) Vol. 10, No. 2 , Oktober 2020", "type": "Table" }, { "left": 502, "top": 730, "width": 20, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "163", "type": "Page footer" }, { "left": 119, "top": 93, "width": 403, "height": 150, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Grafik 1 memperlihatkan hasil dari potensi pendapatan yang diperoleh oleh pemerintah daerah dari tahun 2014-2018 mengalami kenaikan dan meningkatkan hasil penerimaan retribusi pelayanan pasar di setiap tahunnya. Peningkatkan potensi pendapatan yang diperoleh dari setiap tahunnya disebabkan oleh tersedianya fasilitas prasana yang disediakan oleh pemerintah daerah dan telah dikelola untuk digunakan oleh pedagang, seperti kios, los atau pelataran. Dengan tersedianya fasilitas prasarana pasar seperti kios, los atau pelataran yang semakin diperbanyak oleh pemerintah daerah akan menunjang keramaian pasar. Dengan ramainya pasar maka penerimaan retribusi yang didapat akan semakin bertambah dan akan meningkatkan potensi retribusi pelayanan pasar.", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 243, "width": 403, "height": 164, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kontribusi bisa disebut sebagai pengaruh atau peran. Sedangkan untuk kontribusi retribusi pelayanan pasar adalah kontribusi yang telah disumbangkan atas tersedianya pelayanan pasar (Sari, 2017). Pada tahun 2014 persentase tingkat kontribusi dalam retribusi pelayanan pasar sebesar 9,7% termasuk dalam kategori kontribusi sangat kurang. Kategori tersebut bersumber dari (N. Mubarok, 2016) .Terjadi kenaikan tahun 2015 yaitu sebesar 11,3% termasuk kontribusi kurang. Dan untuk tahun 2016 persentase tingkat kontribusi mengalami penurunan yang semula 11,3% menjadi 9,6% dan berada di kriteria sangat kurang. Untuk tahun 2017 dan 2018 tingkat persentase kontribusinya juga mengalami penurunan lagi dari tahun sebelumnya, yaitu menjadi 9,3% tahun 2017 dan 8,9% tahun 2018. Kriteria kontribusi di tahun 2017 dan 2018 tersebut berada di kriteria sangat kurang.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 407, "width": 37, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 4", "type": "Section header" }, { "left": 126, "top": 418, "width": 393, "height": 156, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kontribusi Retribusi Pelayanan Pasar Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Magelang Tahun Anggaran 2014-2018 (Dinas UPTD Pasar Kebonpolo, Kota Magelang) Tahun Retribusi Pasar Kebonpolo PAD (Dalam Rupiah) Tingkat Kontribusi Keterangan 2014 160.123.800 164.906.266.142 9.7% Sangat Kurang 2015 210.126.100 186.677.410.081 11.3% Kurang 2016 210.721.900 220.315.848.702 9.6% Sangat Kurang 2017 217.127.100 233.557.714.356 9.3% Sangat Kurang 2018 221.622.000 249.873.268.826 8.9% Sangat Kurang Total 1.019.720.900 1.055.330.508.107 9.6% Sangat Kurang", "type": "Table" }, { "left": 136, "top": 578, "width": 285, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber: Dinas UPTD Pasar Kebonpolo, Kota Magelang (Data Diolah)", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 591, "width": 403, "height": 123, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada saat pemungutan retribusi pasar banyak terjadi petugas dalam UPTD Dinas pasar Kota Magelang tidak memperhatikan beberapa faktor eksternal seeprti halnya tidak memperhatikan banyaknya jumlah pedagang yang belum terdaftar bahkan belum banyak pula pedagang yang masih kurang kesadarannya akan wajib dalam membayar retribusi. Dengan banyaknya pedagang yang menghilang atau berpindah tempat saat petugas menarik setoran retribusi akan menurunkan tingkat hasil penerimaan pemerintah dalam retribusi. Dan kurangnya transparansi adminitrasi juga sangat mempengaruhi tingkat hasil penerimaan pemerintah.", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 42, "width": 116, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ekonomi-QU", "type": "Page header" }, { "left": 152, "top": 49, "width": 351, "height": 21, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(Jurnal Ilmu Ekonomi) Vol. 10, No. 2 , Oktober 2020", "type": "Table" }, { "left": 502, "top": 730, "width": 20, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "164", "type": "Page footer" }, { "left": 119, "top": 93, "width": 403, "height": 123, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Iuran atau sumbangan yang dihasilkan dari pungutan retribusi pelayanan dalam pasar salah satunya adalah retribusi daerah dan meningkatkan PAD adalah tingkat kontribusi. Tingkat kontribusi retribusi pelayanan pasar mengalami fluktuasi (Grafik 2). Terjadi penurunan tahun 2014-2016 dan terjadi kenaikan tahun 2016-2017, untuk tahun 2017-2018 terjadi penurunan. Pada tahun 2014 tingkat kontribusinya berada di indikator yang sangat kurang. Tahun 2015 tingkat kontribusinya berada di indikator yang kurang. Dan untuk tahun 2016 tingkat kontribusinya berada di indikator yang sangat kurang. Dan untuk tahun 2017- 2018 tingkat kontribusinya berada di indikator yang “sangat kurang”.", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 355, "width": 40, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Grafik 2", "type": "Section header" }, { "left": 138, "top": 367, "width": 364, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil Kontribusi Retribusi Pelayanan Pasar Kebonpolo Kota Magelang Tahun 2014-2018", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 389, "width": 403, "height": 151, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keadaan Retribusi Pelayanan Pasar terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun 2014-2018 menunjukkan tingkat kontribusinya mengalami penurunan disetiap tahunnya. Penurunan ini bisa terjadi dikarenakan masih banyaknya petugas yang bekerja di UPTD Pasar di Kota Magelang masih kurang maksimal dalam menarik setoran wajib retribusi di pasar, dan tidak memperhatikan beberapa factor penting yang berkaitan dengan jumlah pedagang yang belum terdaftar, meningkatkan jumlah setoran retribusi di setiap pedagang, dan harus memperhatikan kinerja petugas-petugas yang selalu menarik setoran di pasar, dan pemerintah harus mencari sumber penghasilan lainnya selain retribusi pasar agar penghasilan yang diterima pemerintah bisa meningkat.", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 539, "width": 403, "height": 137, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Efektivitas bisa dikatakan sebagai kemampuan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan (Samosir, 2019). Sedangkan efektivitas retribusi pasar bisa disebut sebagai penghasilan yang diterima atas target yang ditetapkan untuk mencapai tujuan dan sasaranyang diinginkan. Besaran persentase hasil efektivitas dari pemungutan retribusi di Pasar Kebonpolo ada pada tabel 5. Bisa dilihat bahwa dari tahun 2014-2016 persentase hasil dari efektivitas retribusi dalam Pasar Kebonpolo selalu terjadi penurunan, dan terjadi kenaikan tahun 2016 dan 2017, dan terjadi penurunan lagi tahun 2017-2018. Tetapi untuk kriterianya selalu sangat efektif. Karena tingkat persentasenya selalu diatas dari 100%.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 675, "width": 40, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 5", "type": "Section header" }, { "left": 127, "top": 687, "width": 387, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Efektifitas Pemungutan Retribusi Pelayanan Pasar Kebonpolo Tahun 2014-2018 (Dinas UPTD", "type": "Text" }, { "left": 249, "top": 698, "width": 143, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pasar Kebonpolo, Kota Magelang)", "type": "Table" }, { "left": 253, "top": 218, "width": 95, "height": 29, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "139.31% 137.57% 106.13%", "type": "Picture" }, { "left": 207, "top": 221, "width": 228, "height": 120, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "125.71% 111.21% 9.60% 0.00% 50.00% 100.00% 150.00% 2014 2015 2016 2017 2018 K on tr ib us i Tahun", "type": "Picture" }, { "left": 145, "top": 42, "width": 116, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ekonomi-QU", "type": "Page header" }, { "left": 152, "top": 49, "width": 351, "height": 21, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(Jurnal Ilmu Ekonomi) Vol. 10, No. 2 , Oktober 2020", "type": "Table" }, { "left": 502, "top": 730, "width": 20, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "165", "type": "Page footer" }, { "left": 118, "top": 98, "width": 400, "height": 117, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tahun Target Anggaran Realisasi Retribusi Tingkat Efektivitas Keterangan 2014 114.939.000.00 160.123.800.00 139,31% Sangat Efektif 2015 152.739.000.00 210.126.100.00 137,57% Sangat Efektif 2016 198.546.000.00 210.721.900.00 106,13% Sangat Efektif 2017 172.719.000.00 217.127.100.00 125,71% Sangat Efektif 2018 199.287.000.00 221.622.000.00 111,21% Sangat Efektif Total 838.230.000.00 1.019.720.900.00 121,66% Sangat Efektif", "type": "Table" }, { "left": 175, "top": 218, "width": 291, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber : Dinas UPTD Pasar Kebonpolo, Kota Magelang (Data Diolah)", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 243, "width": 403, "height": 136, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Untuk hasil persentasenya di tahun 2014 menunjukkan hasil persentase hasil efektivitas sebesar 139,31%. Tahun 2015 persentasenya mengalami penurunan dari sebelumnya, yaitu sebesar 137,57%. Dan untuk tahun 2016 persentasenya kembali mengalami penurunan yang sangat drastis yang semula sebesar 137,57% menjadi sebesar 106,13%. Sedangkan tahun 2017 sudah mulai naik sebesar 125,71%. Tetapi di tahun 2018 mengalami penurunan kembali yaitu sebesar 111,21%. Pencapaian hasil atau manfaat yang diinginkan bisa diukur dengan tingkat besarannya adalah dengan melalui efektivitas. Berapapun biaya yang akan digunakan untuk tujuan yang ingin dicapai, hasil atau manfaat menjadi poin penting yang harus dicatat.", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 584, "width": 40, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Grafik 3", "type": "Section header" }, { "left": 138, "top": 595, "width": 365, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil Efektivitas Retribusi Pelayanan Pasar Kebonpolo Kota Magelang Tahun 2014-2018", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 620, "width": 403, "height": 96, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada grafik 3 memperlihatkan hasil efektifitas retribusi tahun 2014-2018, terlihat bahwa tahun 2014-2018 mengalami fluktuasi yang cenderung menurun. Tetapi pada tahun 2014 – 2018 menunjukkan bahwa tahun tersebut berada di kategori Sangat Efektif. Pencapaian hasil atau manfaat yang diinginkan bisa diukur dengan tingkat besarannya adalah dengan melalui efektivitas. Berapapun biaya yang akan digunakan untuk memperoleh tujuan, hasil atau manfaat menjadi poin penting yang harus dicatat. Dilihat dari hasil efektifitas retribusi", "type": "Text" }, { "left": 173, "top": 397, "width": 278, "height": 160, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "139.31%137.57% 106.13% 125.71% 111.21% 0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00% 120.00% 140.00% 160.00% 2014 2015 2016 2017 2018 E fe kt iv it as Tahun Efektivitas", "type": "Picture" }, { "left": 145, "top": 42, "width": 116, "height": 15, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ekonomi-QU", "type": "Page header" }, { "left": 152, "top": 49, "width": 351, "height": 21, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(Jurnal Ilmu Ekonomi) Vol. 10, No. 2 , Oktober 2020", "type": "Table" }, { "left": 502, "top": 730, "width": 20, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "166", "type": "Page footer" }, { "left": 119, "top": 93, "width": 403, "height": 96, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pasar Kebonpolo cenderung menurun, tetapi sudah dalam kategori yang mencapai tingkat hasil dan manfaat yang diinginkan. Keadaan efektivitas retribusi pelayanan pasar terhadap target anggaran retribusi pelayanan pasar dalam tahun 2014-2018 menunjukkan efektivitasnya menurun disetiap tahunnya tetapi tetap berada di indikator yang sangat efektif dikarenakan hasil dari realisasi retribusi pelayanan pasar lebih tinggi dari target anggaran retribusi yang ditetapkan di Kota Magelang.", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 214, "width": 138, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "KESIMPULAN & SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 119, "top": 238, "width": 73, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 136, "top": 263, "width": 386, "height": 96, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Besarnya tingkat kontribusi realisasi tahun 2014-2018 berada di indikator yang sangat kurang dan kurang. Ditahun 2016-2018 tingkat kontribusinya mengalami penurunan. Keadaan kontribusi yang selalu menurun tersebut bisa terjadi karena ada faktor eksternal yang tidak di perhatikan oleh petugas yang ada di UPTD Dinas Pasar Kebonpolo salah satunya adalah banyak jumlah pedagang yang belum terdata dan kurangnya tingkat kesadaran pedagang dengan wajib retribusi yang harus mereka bayar.", "type": "List item" }, { "left": 136, "top": 359, "width": 386, "height": 95, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Besarnya tingkat efektivitas dari retribusi pelayanan Pasar Kebonpolo terhadap target anggaran retribusi Kota Magelang tahun 2014-2016 persentase hasil dari efektivitas retribusi dalam Pasar Kebonpolo selalu terjadi penurunan, dan terjadi kenaikan tahun 2016-2017, tahun 2017- 2018 persentasenya mengalami penurunan lagi. Tetapi untuk kriterianya selalu sangat efektif. Karena tingkat persentasenya selalu diatas dari 100%.", "type": "List item" }, { "left": 119, "top": 463, "width": 36, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Saran", "type": "Section header" }, { "left": 136, "top": 477, "width": 386, "height": 82, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Keadaan tingkat kontribusi retribusi Pasar Kebonpolo dati tahun 2014- 2018 selalu mengalami penurunan. Kota Magelang khususnya pada UPTD Pasar harus melakukan pendataan ulang terhadap jumlah wajib retribusi. Pemerintah Kota Magelang harus berusaha memberi sanksi kepada para pedagang yang terlambat atau menunda pembayaran retribusinya agar pendapatan retribusi pasar semakin meningkat.", "type": "List item" }, { "left": 136, "top": 560, "width": 386, "height": 82, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Keadaan Efektifitas Retribusi Pasar Kebonpolo untuk Retribusi Daerah 5 tahun terakhir dari tahun 2014-2108 selalu menurun. Pemerintah Kota Magleang perlu melakukan upaya peningkatan kinerja petugas agar lebih kreatif dengan cara mengadakan kegiatan kunjungan ke instansi lainnya yang berada diluar daerah agar petugas lebih banyak memiliki pengetahuan lain yang bisa diterapkan di daerahnya sendiri.", "type": "List item" }, { "left": 286, "top": 657, "width": 68, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 119, "top": 685, "width": 403, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Anggraini, N. E., Saifi, M., & Husaini, A. (2015). Analisis Efektifitas Retribusi Pelayanan Pasar Tanjung Dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Asli", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 42, "width": 116, "height": 15, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ekonomi-QU", "type": "Page header" }, { "left": 152, "top": 49, "width": 351, "height": 21, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(Jurnal Ilmu Ekonomi) Vol. 10, No. 2 , Oktober 2020", "type": "Table" }, { "left": 502, "top": 730, "width": 20, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "167", "type": "Page footer" }, { "left": 119, "top": 93, "width": 403, "height": 96, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Daerah Kota Mojokerto. Jurnal Perpajakan (JEJAK), 1(1), 1–10. Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan. (2005). Peraturan Daerah Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2005. Retrieved June 20, 2020, from Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia website: http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/component/content/article/78- peraturan-perundang-undangan/daftar-peraturan-daerah/1879-peraturan- daerah-kabupaten-parigi-moutong-tahun-2005.html", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 189, "width": 403, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Drajat, D. A. (2017). Efektivitas Dan Kontribusi Reribusi Pelayanan Pasar", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 202, "width": 381, "height": 41, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Terhadap Penerimaan Retribusi Daerah Di Kabupaten Berau. ECOBUILD: Economy Bring Ultimate Information All About Development Journal, 1(2), 62–72.", "type": "List item" }, { "left": 119, "top": 243, "width": 403, "height": 41, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Handoko, A. T. (2012). Analisis Perkembangan Retribusi Pasar Daerah Sebagai Sumber Pembiayaan Otonomi Daerah Di Kabupaten Pemalang Tahun 2007- 2011. Economics Development Analysis Journal (EDAJ), 1(2), 1–7.", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 284, "width": 403, "height": 68, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mikha, D. (2010). Analisis Kontribusi Pajak Dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sleman. Kajian Akuntansi, 5(1), 66–79. Mubarok, D. H. N. (2016). Potensi Penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar Dan Kontribusi Serta Prospeknya Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Samarinda. Forum Ekonomi : Jurnal Ekonomi, Manajemen Dan Akuntansi,", "type": "List item" }, { "left": 119, "top": 351, "width": 404, "height": 110, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "18(2), 95–110. Mubarok, N. (2016). Potensi Penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar dan Kontribusi serta prospeknya Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Samarinda. Forum Ekonomi, 18(2), 95–110. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004 Murniati, S., & Kasasih, D. (2017). Analisis Kontribusi Dan Efektivitas Penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Palembang. Jurnal Kompetitif, 6(1), 85–109.", "type": "Table" }, { "left": 119, "top": 461, "width": 403, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nusa, A., Falah, S., & Wamafma, I. K. (2017). Potensi Pajak dan Retribusi Daerah Di Kabupaten Yahukimo. Jurnal Keuda, 2(3), 1–19.", "type": "List item" }, { "left": 119, "top": 488, "width": 404, "height": 68, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Putri, P. W. (2013). Studi Tentang Evaluasi Penerimaan Retribusi Di Kantor UPTD Pasar Pagi Kota Samarinda. EJournal Administrasi Negara, 1(2), 507–521. Rachmawan, R., Suyadi, I., & Sudjana, N. (2016). optimalisasi retribusi Pelayanan Pasar Guna Peningkatan PAD Di Kabupaten Tulungagung. Jurnal Perpajakan (JEJAK), 11(1), 1–5.", "type": "List item" }, { "left": 119, "top": 556, "width": 404, "height": 54, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rizka, Islahuddin, & Nadirsyah. (2014). Analisis Strategi Peningkatan Pendapatan Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Dalam Rangka Meningkatkan Kemampuan Keuangan Daerah Di Kota Banda Aceh. Jurnal Magister AKuntansi, 3(3), 69–79.", "type": "List item" }, { "left": 119, "top": 611, "width": 403, "height": 40, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Romiyati, I., Yulmardi, & Bhakti, A. (2019). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Retribusi Daerah di Kota Jambi. Jurnal Paradigma Ekonomika, 14(2), 83–96.", "type": "Table" }, { "left": 119, "top": 652, "width": 403, "height": 40, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Samosir, M. S. (2019). Analisis Potensi, Efektivitas Dan Efisensi Retribusi Terminal Pada Dinas Perhubungan Kabupaten Sikka. Jurnal Projemen UNIPA Maumere, 6(1), 65–81.", "type": "List item" }, { "left": 119, "top": 692, "width": 403, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sari, I. F. (2017). ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PASAR DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (STUDI PADA", "type": "List item" }, { "left": 145, "top": 42, "width": 116, "height": 15, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ekonomi-QU", "type": "Page header" }, { "left": 152, "top": 49, "width": 351, "height": 21, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(Jurnal Ilmu Ekonomi) Vol. 10, No. 2 , Oktober 2020", "type": "Table" }, { "left": 502, "top": 730, "width": 20, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "168", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 93, "width": 345, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PEMERINTAH KABUPATEN SOLOK). Majalah Ilmiah, 24(2), 287–303.", "type": "Table" }, { "left": 119, "top": 107, "width": 403, "height": 68, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Susanto, H. (2014). Analisis Kemampuan Keuangan Daerah Pemerintah Propinsi Nusa Tenggara Barat. Jurnal Organisasi Dan Manajemen, 10(1), 15–26. Toduho, D. A. M., Saerang, D. P. E., & Elim, I. (2014). Penerimaan Retribusi Pasar Dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Tidore Kepulauan. Jurnal EMBA, 2(2), 1090–1103.", "type": "Text" } ]
c61806cf-bdb8-c09e-5f03-8049ee9e3cb7
https://ejournal.kesling-poltekkesbjm.com/index.php/JKL/article/download/617/217
[ { "left": 422, "top": 51, "width": 100, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 1829-9407 (Print) ISSN 2581-0898 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 91, "top": 95, "width": 165, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 20, No. 2, Juli 2023; Page: 223-228;", "type": "Text" }, { "left": 363, "top": 96, "width": 159, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.31964/jkl.v20i2.617", "type": "Page header" }, { "left": 90, "top": 796, "width": 241, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal homepage : https://ejournal.kesling-poltekkesbjm.com", "type": "Page footer" }, { "left": 101, "top": 122, "width": 414, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CAUSES AND PREVENTION OF GLOBAL DISEASES SEXUALLY TRANSMITTED INFECTIONS (LITERATURE REVIEW)", "type": "Section header" }, { "left": 152, "top": 162, "width": 309, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aidil Fitriansyah 1 , Erlin Juliandini 1 , Eviheriyanto 1 , Gustri Olivianti 1 Wahyu Puput Ari Susanto 1 , Hamzah Hasyim 2", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 186, "width": 434, "height": 405, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya 2 Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sriwijaya Email: [email protected] Article Info ABSTRACT Article history: Received December 01, 2022 Revised December 02, 2022 Accepted July 01, 2023 Causes and Prevention of Global Diseases Sexually Transmitted Infections: Literatur Review. Sexually transmitted infections (STIs) are a group of infections that are currently responsible for many morbidities and mortality in developing countries, because STIs have a role in facilitating the transmission of human immunodeficiency virus (HIV) and have a significant negative impact on reproductive health and children. Complications of STIs can cause infertility in both men and women, ectopic pregnancy, cervical cancer, premature death, congenital syphilis, low birth weight, prematurity and ophthalmia neonatorum. In developing nations, sexually transmitted infections (STIs) remain a significant issue due to their high incidence and prevalence. To prevent these issues, efforts to control and prevent STIs are required. In addition to the lack of diagnostic tools for services, rising antibiotic resistance, shifting patterns of STI pathogens, low treatment seeking behavior, and complex transmission dynamics, the lack of political policies to control STIs is fundamental to the limited success of STI control in developing nations. Invest in effective control measures and to maintain and strengthen the basic health system; however, there is a lack of data on the prevalence of diseases and the effectiveness of programs. Primary prevention and a variety of treatment options are some general strategies that can be used to prevent and control STIs in developing nations. Programs for changing behavior, structural interventions, and the use of a variety of prevention technologies are all examples of primary prevention interventions. Keywords: Control Prevention STIs Strategies This is an open access article under the CC BY-SA license.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 651, "width": 80, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 664, "width": 436, "height": 51, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "We have been aware of venereal diseases for a long time, and some of them, like syphilis, gonorrhea, and herpes, are very common.This disease has been discovered in teenagers. This phenomenon is not a miracle; it is like a ticking time bomb because of the harsh media coverage and lack of information about sexology (1) .", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 716, "width": 436, "height": 51, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The advancement of science and alongside the quantity of examinations on venereal illness, it was found that this sickness doesn't just objective clinical side effects on the privates, however can likewise cause aggravations in different organs of the body.As a result, the term \"veterinary disease\" has been changed to \"sexually transmitted diseases\" (STDs).However,", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 51, "width": 20, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "224", "type": "Page header" }, { "left": 138, "top": 50, "width": 248, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 20 No. 2, July 2023", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 101, "width": 435, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "the term STD has been renamed Sexually Transmitted Infections (STIs) since 1998 in order to reach a significant number of asymptomatic patients, particularly women (2) .", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 127, "width": 436, "height": 77, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Because STIs play a role in facilitating the transmission of the human immunodeficiency virus (HIV) and have a significant negative impact on reproductive health and children, sexually transmitted infections (STIs) are a group of infections that are currently responsible for a significant amount of morbidity and mortality in developing nations.Infertility in both genders, ectopic pregnancies, cervical cancer, premature death, congenital syphilis, low birth weight, prematurity, and ophthalmia neonatorum are all complications of STIs (3) .", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 204, "width": 436, "height": 103, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In today's world, it is undeniable that adolescent association often leads to promiscuity, which is characterized by premarital sex behavior and sometimes changing partners.This way of life greatly increases the likelihood of disease spread.Additionally, free sex is practiced without the use of contraception (15) . In developing nations, sexually transmitted infections (STIs) rank second among the top ten diseases that affect young adults.Adults and adolescents aged 15 to 24 make up 25% of the population that is sexually active, but they account for nearly 50% of all cases of STIs that are newly acquired.Due to limitations of \"screening\" and low reporting of STIs, detected STI cases only account for 50% to 80% of all cases that occur (3) .", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 307, "width": 436, "height": 103, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "People in developing countries either have a moderate level of well-being or a high quality of life.Economic conditions that are still in the development stage include a low per capita income, income gaps between the rich and the poor, reliance on the primary sector (typically agriculture), insufficient processing of natural resources, and a lack of capital.In the meantime, developing nations are characterized by rapid population growth, high birth rates, high unemployment, and low health and education levels.Developing nations have a significantly higher incidence and prevalence of STIs, though this can vary from country to country (4) .", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 410, "width": 436, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Due to the fact that STIs are frequently not diagnosed or even reported, accurate global estimates of the impact of STIs in developing nations cannot be calculated.As a result of various HIV prevention initiatives and treatment of STI cases, including syndrome-based management, there is evidence that the number of bacterial-caused STIs has decreased in many nations.However, the number of sexually transmitted infections caused by viruses is rising (5) .", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 522, "width": 198, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MATERIALS AND RESEARCH METHODS", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 535, "width": 439, "height": 129, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Descriptive qualitative research is used in this study. Sugiyono asserts (2016) In contrast to experiments in which the researcher is the primary instrument of trigulation-based data collection techniques, the descriptive qualitative method is a postpositivism-based research method used to examine the condition of natural objects.combined), qualitative research results emphasize meaning rather than generalization, and data analysis is inductive/qualitative. By studying as many individuals, groups, or events as possible, qualitative descriptive research aims to describe, explain, explain, and answer the problems being studied in greater detail. Humans are used as instruments in qualitative research, and the findings are presented in the form of statements or words that accurately reflect the situation.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 692, "width": 208, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESULTS OF RESEARCH AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 704, "width": 437, "height": 65, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to estimates provided by the World Health Organization (WHO), there are approximately 340 million new cases annually of four sexually transmitted infections (STIs) that can be treated, including gonorrhea, chlamydia, trichomoniasis, and syphilis (6) . In addition, millions of cases of sexually transmitted infections (STIs) caused by viruses have also been reported worldwide, particularly infections caused by the HIV, HSV, HPV, and", "type": "Text" }, { "left": 213, "top": 51, "width": 265, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aidil Fitriansyah, Erlin Juliandini, Eviheriyanto,Gustri Olivianti Wahyu Puput Ari Susanto, Hamzah Hasyim Causes and Prevention of Global Diseases Sexually Transmitted Infections", "type": "Table" }, { "left": 500, "top": 52, "width": 18, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "225", "type": "Page header" }, { "left": 90, "top": 95, "width": 436, "height": 130, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "hepatitis B viruses.mortality worldwide, STIs also have a significant economic impact in developing nations, accounting for 17% of the economic loss in the health sector. The majority of epidemiological data are derived from prevalence studies and special surveillance in particular locations because systematic and comprehensive STI surveillance is almost never carried out in developing nations. The following are some of the contributing factors to the high rate of STIs in developing nations: 1) demographic factors (a young population with a high rate of sexual activity), 2) urbanization and subsequent shifts in sociocultural norms, 3) a high rate of prostitution as a result of financial difficulties, 4) multiple and concurrent sexual partners, 5) a lack of affordable and effective STI services, and 6) a high rate of antibiotic resistance in a number of pathogens (7) .", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 225, "width": 436, "height": 103, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A type of bacteria known as Neisseria gonorrhoeae is responsible for sexually transmitted infections (STIs). These infections are brought on by diplococci, which are gram-negative bacteria.This germ is very careful, so it needs a complete and good medium for growth (3) .It cannot, however, survive for long outside of its host because it is also susceptible to heat and drought.Males experience symptoms and signs two days after exposure, beginning with urethritis, followed by purulent discharge, dysuria, and frequent and painful urination. Transmission typically occurs through sexual contact and the incubation period is approximately two to five days.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 328, "width": 436, "height": 168, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sexual activity with multiple partners, non-medical blood transfusions and needle use, and a lack of knowledge about reproductive health are all risk factors for sexually transmitted infections (STIs). In addition to a shift in sexual values and behavior toward free sex, particularly among the younger generation, adolescents lack knowledge about healthy reproduction and sexually transmitted diseases (8) . Herpes is one class of viruses that can cause STIs. Herpes zoster and herpes simplex are the two types of herpes currently in existence. The viruses that cause these two herpes are distinct. Varicella is the virus that causes herpes zoster, while the herpes simplex virus (HSV) is the virus that causes herpes simplex.The herpes simplex virus (HSV), particularly HSV type 2, which is frequently recurrent, causes genital herpes.The shooting time can be anywhere from three to seven days.Several hours before the lesion appears, complaints such as a burning sensation and itching may be accompanied by general symptoms such as weakness, fever, and muscle aches.Arjani (14) says that bubbles form groups that are easy to break.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 496, "width": 436, "height": 77, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "STI prevention and control programs aim to: (1) reduce STI-related morbidity and mortality, (2) prevent HIV infection, (3) prevent serious complications in women, and (4) prevent adverse pregnancy effects. The program's objectives will be achieved through primary prevention efforts that will directly reduce the incidence of STIs and through secondary prevention which will reduce the prevalence of STIs by shortening the duration of the disease, thereby reducing the likelihood of complications and sequelae of these STIs (9) .", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 573, "width": 436, "height": 142, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Through safe sexual behavior or the use of condoms for penetrative sexual activity, primary prevention aims to prevent infection or disease transmission. Incurable STIs, which are mostly caused by viruses, can only be significantly reduced through primary prevention (10) . In the face of shifting patterns from curable bacterial STIs to incurable viral STIs and resource- poor areas with limited medicines and diagnostic tools, primary prevention is an essential component of the STI control program (Amiruddin, 2019). When compared to vaccines, suppressive therapy, or screening tests, primary prevention strategies also have a significant impact on reducing the transmission of all STIs because they can reduce an individual's exposure to an infectious person by reducing their number of sexual partners or by using condoms or other barrier methods to prevent transmission.which is only applicable to a specific pathogen.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 715, "width": 436, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Changing sexual behavior is one of the primary prevention strategies, and it can be done in a number of ways, including:delaying the first time you have sex, abstinence from sexual activity, being loyal to a partner, and encouraging safe sexual behavior, such as having fewer", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 51, "width": 20, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "226", "type": "Page header" }, { "left": 138, "top": 50, "width": 248, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 20 No. 2, July 2023", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 101, "width": 436, "height": 64, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "partners and using safe sexual practices, are all examples of safe sexual behavior.without genital piercing and by encouraging proper condom use.This can be accomplished through group education programs or through communication, information, and education.Adolescents need behavior modification programs the most because they are easier to change and have a higher prevalence of STIs (11) .", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 165, "width": 436, "height": 142, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "At the health, social, or political level, behavior change programs can be supported by structural and environmental interventions that alter the environment.According to Aryani (12) , this strategy may concentrate on ensuring that the goods, tools, and supplies needed to engage in healthy behavior are readily available.This includes making sure that condoms, lubricants, services for sexually transmitted infections, HIV counseling and testing are available, or making policies to make sure condoms are available in places where there is sexual activity.One example is Thailand's \"100% condom use policy,\" which mandates that condoms be used during commercial sex in brothels and holds business owners accountable for condom use by their customers.Making laws to legalize sex workers and imposing legal fines on hotel or brothel owners if preventative regulations are not implemented are other structural interventions at the policymaking level (5) .", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 307, "width": 436, "height": 103, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Utilizing vaginal microbicides is yet another preventative technology.Microbicides for the female genital area have been developed since the early 1990s (16) .At first, a detergent-based chemical with virulidal and bactericidal properties offered glimmering hope; however, its effectiveness in HIV prevention was disappointing.Additionally, the use of some ingredients has an effect on the integrity of the vaginal epithelium, especially when used repeatedly, which may make it easier for pathogens to enter the body. These ingredients are not always effective against STI pathogens.However, a number of brand-new, safer components are being developed at the moment and will require additional testing (13) .", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 410, "width": 436, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The burden of STI prevention and control programs could be reduced with the use of safe and effective vaccines.Despite the fact that numerous studies have reported the effectiveness of using the HPV vaccine, the only vaccine that is currently available that is effective against the pathogen is the hepatitis B vaccine.Due to the lack of efficacy in previous studies, vaccines against HSV are still being developed.The widespread use of vaccines in developed nations has been hampered by their high costs in developing nations.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 515, "width": 205, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CONCLUSIONS AND RECOMMENDATIONS", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 528, "width": 436, "height": 155, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The conclusion that can be in developing nations, sexually transmitted infections (STIs) remain a significant issue due to their high incidence and prevalence.To prevent these issues, efforts to control and prevent STIs are required.In addition to the lack of diagnostic tools for services, rising antibiotic resistance, shifting patterns of STI pathogens, low treatment seeking behavior, and complex transmission dynamics, the lack of political policies to control STIs is fundamental to the limited success of STI control in developing nations.invest in effective control measures and to maintain and strengthen the basic health system; however, there is a lack of data on the prevalence of diseases and the effectiveness of programs.Primary prevention and a variety of treatment options are some general strategies that can be used to prevent and control STIs in developing nations.Programs for changing behavior, structural interventions, and the use of a variety of prevention technologies are all examples of primary prevention interventions.", "type": "Text" }, { "left": 215, "top": 51, "width": 265, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aidil Fitriansyah, Erlin Juliandini, Eviheriyanto,Gustri Olivianti Wahyu Puput Ari Susanto, Hamzah Hasyim Causes and Prevention of Global Diseases Sexually Transmitted Infections", "type": "Table" }, { "left": 503, "top": 51, "width": 18, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "227", "type": "Page header" }, { "left": 93, "top": 95, "width": 65, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 121, "width": 354, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Fahmi, L. (2008). Epidemiologi dan Penyebab Infeksi Menular Seksual.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 134, "width": 411, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Tuntun, M. (2018). Faktor Resiko Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS). Jurnal Kesehatan, 9(3), 419-426.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 160, "width": 410, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Puspita, K., & Ardiyanti, D. (2018). Penerapan Metode Certainty Factor dalam Mengidentifikasi Penyakit dari Bakteri Neisseria Gonorrheae. Jurnal VOI (Voice Of Informatics), 7(1).", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 199, "width": 410, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Jamison, D. T., Breman, J. G., Measham, A. R., Alleyne, G., Claeson, M., Evans, D. B., ... & Musgrove, P. (Eds.). (2006). Disease control priorities in developing countries.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 225, "width": 410, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Pradnyawati, L. G., Cahyawati, P. N., & Permatananda, P. A. N. K. (2021). Pemberdayaan Kader dalam Pencegahan IMS dan HIV/AIDS pada Pedagang Perempuan di Kota Denpasar. Paradharma (Jurnal Aplikasi IPTEK), 4(2).", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 263, "width": 410, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Wati, R. C., & Amperaningsih, Y. (2017). PERILAKU PENGOBATAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL PADA WANITA PEKERJA SEKS. Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, 9(2), 206-213.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 302, "width": 410, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Sari, N. W., Akbar, H., Masliah, I. N., Kamaruddin, M., Sinaga, E. S., Nuryati, E., & Chiani, S. H. (2021). Teori dan Aplikasi Epidemiologi Kesehatan. Zahir Publishing.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 327, "width": 410, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8. Urip, U., & Jiwintarum, Y. (2017). Variasi Suhu Terhadap Pertumbuhan Neisseria Gonorrhoeae Pada Media Coklat Agar Plate. Quality: Jurnal Kesehatan, 11(2), 74- 77.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 366, "width": 410, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9. Purba, D. H., Hulu, V. T., Maisyarah, M., Rasmaniar, R., Hidayati, W., Manurung, J., ... & Marpaung, D. D. R. (2021). Infeksi Menular Seksual dan HIV/AIDS. Yayasan Kita Menulis.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 405, "width": 410, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10. Anggraini, D. T. (2021). Analisis Dukungan Suami Dan Perilaku Ibu Nifas Dalam menggunakan KB Pasca Persalinan Di Kecamatan Kisaran Barat Kabupaten Asahan (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara).", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 444, "width": 410, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11. Andi Asrina, S. K. M., Idris, F. P., & Muhammad Ikhtiar, S. K. M. (2021). Pendekatan Komunitas Sebagai Upaya Pencegahan dan Pengendalian HIV/AIDS di Kabupaten Wakatobi. Nas Media Pustaka.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 482, "width": 410, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12. Aryani, D., Mardiana, M., & Ningrum, D. N. A. (2015). Perilaku pencegahan infeksi menular seksual pada wanita pekerja seksual Kabupaten Tegal. KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 10(2), 160-168.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 521, "width": 410, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13. Amiruddin, R. (2019). Kebijakan dan respons epidemik penyakit menular. PT Penerbit IPB Press.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 547, "width": 410, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14. Arjani, I. A. (2015). Identifikasi Agen Penyebab Infeksi Menular Seksual. Jurnal Skala Husada, 12(1), 15-21.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 573, "width": 410, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15. Aisyaroh, N., Kebidanan, S. P. P. D. I., & Unissula, F. I. K. (2010). Kesehatan Reproduksi Remaja. Jurnal Majalah Ilmiah Sultan Agung. Universitas Sultan Agung.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 599, "width": 410, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16. Brahmanti, H., Murtiastutik, D., Sp, K. K., Widiatmoko, A., Sp KK, F. I. N. S. D. V., Pravitasari, D. N., ... & Widasmara, D. (2021). WHAT'S NEW IN HIV INFECTIONS RELATED TO STIs. Media Nusa Creative (MNC Publishing).", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 637, "width": 410, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "17. Puspita, L. (2017). Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Infeksi Menular Seksual pada Wanita Pekerja Seksual. Jurnal Aisyah: Jurnal Ilmu Kesehatan, 2(1), 31-44.", "type": "List item" }, { "left": 98, "top": 50, "width": 290, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "228 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 20 No. 2, July 2023", "type": "Page header" } ]
69ca3146-c352-761a-9c73-05f934ffd4ed
https://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/download/821/583
[ { "left": 510, "top": 767, "width": 12, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "93", "type": "Page footer" }, { "left": 84, "top": 97, "width": 457, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KARAKTERISTIK KARET ALAM TERGRAFTING PATI ( STARCH ) DARI KULIT PISANG YANG DIMODIFIKASI DENGAN ASAM AKRILAT", "type": "Section header" }, { "left": 258, "top": 125, "width": 79, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(NR-g-St/AA)", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 153, "width": 445, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Characteristics of Acrylic Acid Modified Banana Peel Starch-Grafted Natural Rubber (NR-g-St/AA)", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 188, "width": 443, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "* Tuti Indah SARI , SELPIANA, Prahady SUSMANTO, Nadira Ken KHALISA, dan Reza Rezita MAISYAROH", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 226, "width": 417, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya, Palembang-Indonesia * Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 151, "top": 260, "width": 294, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diterima : 15 Oktober 2022 / Disetujui : 17 November 2022", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 304, "width": 45, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 74, "top": 327, "width": 220, "height": 297, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The modification of natural rubber was carried out by grafting banana peel starch modified with acrylic acid into the main chain of natural rubber. The use of acrylic acid modified banana peel starch aims to improve the natural properties of natural rubber such a s t e n s i l e s t r e n g t h a n d m a k e i t biodegradable. Process optimization is carried out by varying the ratio of starch: latex (1:1; 1:1.5; 1:2; 1:2.5; 1:3), type of initiator Potassium Persulfate (PPS) and Ammonium Persulfate (APS), and reaction temperature (60°C, 70°C, 80°C). Sample characterization was carried out by analysis of FTIR, SEM, and percent grafting. The FTIR results showed the best raw material ratio is 1:1 (PPS initiator) and 1:2 (APS initiator). At the same ratio, it showed that APS works better, and the optimum reaction temperature is at 80°C. The SEM results showed samples with APS initiator produce better morphology with no gaps and cracks on their surface. The calculation of grafting percentage shows that samples with a 1:1 ratio of raw materials have the highest grafting percentage. The results of this study are expected to contribute to the development of rubber-based products.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 637, "width": 218, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: acrylic acid; banana peel starch; grafting; natural rubber", "type": "Text" }, { "left": 394, "top": 304, "width": 40, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 327, "width": 220, "height": 369, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Modifikasi karet alam dilakukan dengan pencangkokan starch kulit pisang termodifikasi asam akrilat pada rantai utama karet alam. Penggunaan starch kulit pisang termodifikasi asam akrilat bertujuan untuk meningkatkan sifat alamiah karet alam seperti sifat daya tarik dan menjadikan karet alam mudah untuk terurai secara hayati. Optimalisasi proses dilakukan dengan memvariasikan rasio bahan baku starch :lateks dengan variasi rasio 1:1; 1:1,5; 1:2; 1:2,5; 1:3, jenis inisiator Kalium Persulfate (KPS) dan Ammonium Persulfate (APS), dan temperatur reaksi (60°C, 70°C, 80°C). Karakterisasi sampel dilakukan dengan analisa FTIR, SEM, dan persen pencangkokan. Hasil FTIR rasio bahan baku terbaik adalah rasio 1:1 pada penggunaan inisiator KPS dan 1:2 pada penggunaan inisiator APS. Pada rasio yang sama, inisiator yang bekerja lebih baik yaitu APS dan temperatur reaksi optimum berada pada temperatur 80°C. Hasil SEM menunjukkan sampel dengan inisiator APS menghasilkan morfologi lebih baik karena tidak memiliki gap dan retakan pada permukaannya. P e r h i t u n g a n p e r s e n p e n c a n g k o k a n menunjukkan sampel dengan variasi rasio b a h a n b a k u 1 : 1 m e m i l i k i p e r s e n pencangkokan yang paling besar. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi dalam pengembangan produk berbahan dasar karet.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 710, "width": 218, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: asam akrilat; karet alam; pati kulit pisang; pencangkokan", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 50, "width": 210, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Penelitian Karet, 2022, 40 (2) : 93 - 106 Indonesian J. Nat. Rubb. Res. 2022, 40 (2) : 93 - 106 Doi : https://doi.org/10.22302/ppk.jpk.v40i2.821", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 767, "width": 12, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "94", "type": "Page footer" }, { "left": 141, "top": 97, "width": 80, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 74, "top": 120, "width": 219, "height": 189, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karet alam memiliki sifat elastisitas, tensile strength , tear strength , dan daya rekat tinggi (Handayani et al., 2011) sebagai kelebihannya, namun tidak tahan minyak dan cuaca sebagai kelemahannya (Simpson, 2002; Mark et al., 2013). Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu karet alam yaitu dengan modifikasi karet alam secara fisik dan kimiawi. Salah satu metode yang digunakan untuk modifikasi karet alam adalah pencangkokan ( grafting ). Metode pencangkokan merupakan teknik modifikasi polimer yang dilakukan dengan cara pencangkokan suatu monomer yang terhubung sebagai cabang pada sisi rantai utama sebuah polimer (Koshy et al., 2016).", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 322, "width": 220, "height": 223, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Modifikasi karet alam dengan metode pencangkokan telah banyak dilakukan. Sari et al. (2015) telah melakukan modifikasi karet alam menggunakan monomer akrilonitril dan stirena. Penelitian tersebut menunjukkan adanya perubahan sifat mekanis dan kimia pada karet alam. Namun monomer vinil yang digunakan pada penelitian ini merupakan turunan minyak bumi yang tidak bersifat renewable sehingga perlu dilakukan penelitian senyawa monomer atau polimer alam yang dapat dicangkokan pada karet alam untuk meningkatkan ketahanan terhadap minyak maupun pelarut organik lainnya. Penelitian lain d en gan metod e p en can g k ok an dilakukan oleh Syafiq et al. (2019) yang m e n g h a s i l k a n k e s i m p u l a n b e r u p a peningkatan sifat mekanik dan termal dari karet alam yang dicangkok.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 558, "width": 220, "height": 144, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pati ( starch ) merupakan polimer a l a m i y a n g t e r m a s u k p a d a j e n i s polisakarida. Starch menjadi salah satu polimer alami utama yang dipelajari untuk memproduksi material yang memiliki sifat biodegradable . Starch dalam beberapa penelitian banyak digunakan sebagai bahan tambahan yang dicampurkan dengan polimer lainnya untuk meningkatkan kualitas dari produk yang dihasilkan, seperti pada penelitian pembuatan thermoplastic (Bergel et al., 2020) dan bioplastik (Meite et al., 2021).", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 96, "width": 219, "height": 257, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Starch dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti sel-sel tanaman, biji-bijian, dan umbi-umbian seperti singkong, beras, jagung, pisang. Salah satu sumber starch dapat menggunakan pemanfaatan dari kulit pisang. Pisang merupakan salah satu tanaman yang banyak di produksi di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistika (2022), konsumsi pisang mencapai 2,39 juta ton pada tahun 2021. Pada pisang terdapat limbah berupa kulit pisang sebanyak 35% dari buahnya (Rebello, 2013). Kulit pisang mengandung 18,5% starch (Setiawati et al., 2013). Penelitian yang juga memanfaatkan kulit pisang sebagai sumber starch dilakukan oleh Melani et al. (2019). Pada penelitian tersebut starch kulit pisang digunakan sebagai bahan pembuatan bioplastik. Hasil penelitian tersebut menunjukkan produk bioplastik dari starch kulit pisang dengan berbagai bahan perekat telah memenuhi nilai SNI biodegredasi bioplastik.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 366, "width": 220, "height": 178, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Modifikasi karet alam menggunakan starch telah diteliti sebelumnya, seperti yang d i l a k u k a n o l e h L i u e t a l . ( 2 0 0 8 ) menunjukkan bahwa modifikasi karet alam menggunakan starch dapat meningkatkan sifat-sifat mekanik dengan jumlah optimum starch . Sifat-sifat mekanik tersebut seperti tensile strength , elongation at break , dan tear strength . Riyajan dan Keawittarit (2016) dan Chalid et al. (2020) juga menunjukkan bahwa hasil dari modifikasi karet alam memiliki peningkatan pada sifat fisik dan mekaniknya. Menurut Chalid et al. (2020) karet alam termodifikasi starch memiliki daya tarik ( tensile strength ) yang lebih baik dibandingkan karet alam biasa.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 558, "width": 219, "height": 155, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sifat karet alam yang nonpolar dan hidrofobik dengan starch yang bersifat polar dan hidrofilik, diharapkan produk yang dihasilkan mengarah pada sifat lebih ke polar dan hidrofilik. Starch yang akan digunakan pada penelitian ini terlebih dahulu akan dimodifikasi dengan asam akrilat. Dalam penelitiannya Lele dan Niju (2021) telah melakukan modifikasi starch dengan pencangkokan monomer asam akrilat. Hasil penelitiannya mendapatkan perbedaan yang cukup besar dalam bobot starch yang dicangkokkan dan starch murni dimana bobot starch tercangkok mengalami", "type": "Text" }, { "left": 200, "top": 66, "width": 194, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sari, Selpiana, Susmanto, Khalisa, dan Maisyaroh", "type": "Text" }, { "left": 510, "top": 767, "width": 12, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "95", "type": "Page footer" }, { "left": 73, "top": 96, "width": 219, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kenaikan. Menurut Witono et al. (2012) kenaikan pada bobot starch dikarenakan adanya asam akrilat yang tercangkok pada starch .", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 152, "width": 220, "height": 144, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Inisiator yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas dua jenis, yaitu Kalium persulfat (KPS) dan Ammonium persulfat (APS). Penggunaan inisiator berupa KPS dan APS terhadap modifikasi karet alam telah dilakukan sebelumnya pada penelitian Sondari et al. (2010). Penelitian tersebut melakukan modifikasi karet alam terhadap campuran monomer stiren/metil metakrilat dengan inisiator KPS dan APS. Hasil p e n e l i t i a n m e n u n j u k k a n b a h w a penggunaan inisiator dapat memengaruhi efisiensi pencangkokan karet alam.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 310, "width": 219, "height": 178, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian yang akan dilakukan adalah modifikasi karet alam dengan starch dari kulit pisang termodifikasi asam akrilat menggunakan metode pencangkokan , sehingga dihasilkannya karet alam tercangkok starch termodifikasi asam akrilat atau dapat disingkat dengan NR-g-St/AA. Penelitian ini penting dilakukan mengingat pemanfaatan karet alam yang cukup besar seperti untuk bahan baku pembuatan selang, ban, karet seal, dan lain-lain. Seiring berjalannya waktu, penggunaan karet alam yang tidak dapat terurai secara hayati ini akan menjadi limbah yang merusak lingkungan. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan data dan prototype produk", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 96, "width": 218, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "karet yang memiliki sifat terbaik dan berkualitas tinggi yang berguna bagi industri produk karet alam di masa mendatang.", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 153, "width": 113, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BAHAN DAN METODE", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 176, "width": 219, "height": 200, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahan yang digunakan yaitu lateks karet alam yang diperoleh dari CV. Anugerah Bumi Sejahtera, starch kulit pisang dan aquadest dari marketplace , Kalium persulfat (KPS) dan Ammonium persulfat (APS) dari PT Dira Sonita, surfaktan non-ionik yaitu hydrophilic polyethylene oxide dari CV. Eka Berkah Pratama, dan acrylate acid pure analysis dari CV. Kimia ARD. Alat yang digunakan yaitu reaktor gelas ukuran 1,3 l, pentiter asam akrilat dan inisiator, glass plate , hot plate , tabung N serta peralatan 2 pendukung aliran gas, alat FTIR ( Fourier Transform Infrared ) spectroscopy merek Nicolet iS5 spectrometer (Thermo Scientific) dengan panjang gelombang 500 and 4000 -1 cm , dan alat SEM ( Scanning Electron Microscope ) JEOL JSM 6510 LA.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 390, "width": 219, "height": 99, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian dilakukan dengan studi eksperimen di Laboratorium Jurusan Teknik Kimia Universitas Sriwijaya dan Laboratorium Pusat Penelitian Karet Bogor. Variabel bebas yang digunakan pada penelitian ini adalah rasio bahan baku (lateks), inisiator, dan temperatur reaksi. Matriks penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 59, "width": 254, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karakteristik Karet Alam Tergrafting Pati (starch) dari Kulit Pisang yang Dimodifikasi dengan Asam Akrilat (NR-g-St/AA)", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 503, "width": 452, "height": 42, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Matriks penelitian variasi rasio bahan baku ( starch : lateks), jenis inisiator, dan temperatur reaksi Table 1. Research matrix of raw material ratio variation (starch: latex), type of initiator, and reaction temperature", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 633, "width": 219, "height": 88, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses penelitian diawali dengan memodifikasi starch (Liu et al., 2008) sebagai berikut: starch kulit pisang basis kering dibentuk suspensi 6% (b/v) dengan menggunakan aquadest dan memanaskan starch tersuspensi tersebut pada suhu 80°C selama 30 menit di bawah atmosfer nitrogen. Selanjutnya, sebanyak 6 ml asam akrilat", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 633, "width": 218, "height": 88, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dicampurkan ke dalam starch tergelatinasi diikuti 0,2 gr inisiator yang dilarutkan dengan 4 ml air yang diteteskan sedikit demi sedikit dengan pentiter. Suhu tetap dijaga 80°C dan terus diaduk selama 2 jam sehingga menghasilkan starch termodifikasi. Hasil starch termodifikasi digunakan pada tahap pencangkokan karet alam.", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 558, "width": 49, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Komponen", "type": "Picture" }, { "left": 73, "top": 568, "width": 78, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Starch (g) Component", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 767, "width": 12, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "96", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 96, "width": 219, "height": 167, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahap pencangkokan karet alam (Riyajan dan Keawittarit, 2016) dilakukan dengan mencampurkan lateks dengan 2,8 ml surfaktan non-ionik, air, dan starch termodifikasi. Lalu, campuran tersebut dipanaskan pada temperatur reaksi selama 3 jam di bawah atmosfer nitrogen. Selama proses pencangkokan , inisiator diteteskan menggunakan pentiter sebanyak 1% berat lateks yang dilarutkan dengan 2% air terhadap berat inisiator. Selanjutnya, campuran dituangkan ke dalam glass plate dan didiamkan pada suhu ruang selama 3-4 hari atau hingga sampel kering dan padat. Sampel kemudian dicuci dengan air panas", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 96, "width": 218, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pada suhu 100°C, pencucian dilakukan secara berulang dan dikeringkan dalam oven pada suhu 70°C selama 24 jam.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 141, "width": 219, "height": 122, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian karakteristik dilakukan dengan analisa Fourier Transform Infrared (FTIR) spectroscopy untuk mengamati gugus fungsi yang terdapat pada produk, Scanning Electron Microscope (SEM) untuk mengamati morfologi produk, dan persen pencangkokan untuk menyatakan seberapa besar St/AA yang tercangkok dalam rantai utama karet alam. Persen pencangkokan ( grafting ) d i h i t u n g m e n g g u n a k a n p e r s a m a a n (Suhartini dan Nuryanthi , 2018):", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 306, "width": 136, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 329, "width": 218, "height": 88, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1 menunjukkan hasil uji FTIR pada lateks karet alam (NR) dan NR-g-St/AA. Spektrum FTIR NR mengidentifikasi adanya puncak yang muncul dengan bilangan gelombang yang dimiliki gugus C-H, C=C, CH bend , CH bend , dan C-CH. Spektrum 3 2 FTIR NR-g-St/AA menunjukkan adanya gugus lain yang muncul yaitu gugus fungsi", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 306, "width": 218, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "eter dari starch yang digambarkan oleh puncak pada bilangan gelombang 1078,17", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 327, "width": 5, "height": 5, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "-1", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 327, "width": 218, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- 1 -1 cm ; 1075,19 cm ; 1079,26 cm ; 1083,00", "type": "Picture" }, { "left": 322, "top": 338, "width": 73, "height": 5, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "-1 -1", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 339, "width": 218, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "cm ; 1081,46 cm yang merupakan bilangan gelombang untuk gugus C-O-C. Puncak", "type": "Text" }, { "left": 514, "top": 361, "width": 5, "height": 5, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "-1", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 362, "width": 218, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pada bilangan gelombang 1726,12 cm ;", "type": "Text" }, { "left": 368, "top": 372, "width": 151, "height": 5, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "-1 -1 -1", "type": "Picture" }, { "left": 308, "top": 373, "width": 218, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1717,45 cm ; 1712,84 cm ; 1731,68 cm ;", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 383, "width": 218, "height": 33, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "-1 dan 1728,90 cm teridentifikasi pada hasil spektrum di mana gelombang ini dimiliki oleh gugus C=O dari asam akrilat.", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 691, "width": 323, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Spektrum FTIR NR-g-St/AA (1:1; 1:1,5; 1:2; 1:2,5; 1:3) Figure 1. FTIR Spectrum of NR-g-St/AA (1:1; 1:1,5; 1:2; 1:2,5; 1:3)", "type": "Text" }, { "left": 200, "top": 66, "width": 194, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sari, Selpiana, Susmanto, Khalisa, dan Maisyaroh", "type": "Page header" }, { "left": 510, "top": 767, "width": 12, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "97", "type": "Page footer" }, { "left": 74, "top": 96, "width": 219, "height": 189, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keberhasilan proses pencangkokan starch ke dalam karet alam diidentifikasi dengan adanya bilangan gelombang dari ikatan yang menghubungkan karet alam dengan starch termodifikasi, ikatan ini merupakan ikatan eter yang terbentuk jika proses pencangkokan berhasil (Chalid et al., 2018). Munculnya puncak gelombang ini menunjukkan bahwa terbentuknya ikatan eter pada NR-g-St/AA merupakan bukti keberhasilan proses pencangkokan. Riyajan dan Keawittarit (2016) dalam penelitiannya membuktikan bahwa munculnya bilangan gelombang yang mengidentifikasi gugus fungsi dari starch termodifikasi juga m e n u n j u k k a n k e b e r h a s i l a n p r o s e s pencangkokan starch pada karet alam.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 299, "width": 219, "height": 87, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Spektrum FTIR dari ke-5 sampel ditunjukkan pada Gambar 2. Perbedaan yang mencolok terlihat pada puncak gelombang yang mengidentifikasi C=O dimana semakin besar jumlah lateks yang digunakan maka puncak gugus C=O akan terlihat lebih tajam hingga mencapai titik optimumnya. Titik optimum ditentukan dari", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 96, "width": 221, "height": 290, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sampel yang memiliki puncak gugus C=O paling tajam dari ke lima sampel yang diuji. Puncak tersebut akan kembali melebar atau memiliki intensitas penyerapan yang menurun ketika rasio perbandingan yang digunakan telah melebihi titik optimum tersebut, hal ini terjadi kemungkinan karena asam akrilat yang digunakan pada setiap sampel memiliki jumlah yang sama sehingga pada rasio perbandingan bahan baku yang besar, jumlah gugus C=O pada sampel memiliki populasi yang sangat sedikit dibandingkan dengan gugus fungsi lainnya yang dimiliki starch dan karet alam, sehingga vibrasi gugus C=O yang terbaca oleh alat FTIR sangat lemah. Dari spektrum FTIR tersebut dapat dilihat bahwa puncak C=O tertajam dimiliki oleh spektrum FTIR NR-g-St/AA dengan rasio bahan baku 1:2. I n t e n s i t a s p e n y e r a p a n F T I R menggambarkan seberapa cocok vibrasi yang diberikan sampel dengan vibrasi natural dari gugus tertentu (Bhuyar et al., 2019). Gugus C=O merupakan gugus yang mengidentifikasi bahwa adanya asam akrilat yang tercangkok pada rantai utama karet.", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 565, "width": 356, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Spektrum FTIR NR-g-St/AA dengan variasi rasio bahan baku", "type": "Section header" }, { "left": 98, "top": 576, "width": 399, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 2. FTIR spectrum of NR-g-St/AA samples with variation of raw material ratio", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 604, "width": 219, "height": 122, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Asam akrilat digunakan sebagai monomer untuk starch termodifikasi, jumlah asam akrilat yang digunakan setiap variasi rasio bahan baku starch :lateks adalah sama yaitu sebanyak 24% dari berat pati. Sehingga pada sampel 1:1 puncak gugus C=O tidak begitu terlihat karena pada kondisi ini asam akrilat yang ditambahkan tergolong berlebih untuk 20 gr kadar karet kering (KKK), penambahan monomer asam akrilat yang berlebihan memungkinkan", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 604, "width": 220, "height": 54, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "u n t u k t e r j a d i n y a h o m o p o l i m e r i s a s i monomer dimana asam akrilat akan m e m b e n t u k p o l i a s a m a k r i l a t d a n menurunkan persen pencangkokan pada rantai utama karet (Puspitasari et al., 2016).", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 672, "width": 218, "height": 54, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada variasi 1:2,5 jumlah lateks yang digunakan berlebih sehingga konsentrasi asam akrilat yang terukur juga ikut menurun karena jumlah asam akrilat yang digunakan pada setiap sampel adalah sama.", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 59, "width": 254, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karakteristik Karet Alam Tergrafting Pati (starch) dari Kulit Pisang yang Dimodifikasi dengan Asam Akrilat (NR-g-St/AA)", "type": "Section header" }, { "left": 73, "top": 767, "width": 12, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "98", "type": "Page footer" }, { "left": 74, "top": 96, "width": 221, "height": 133, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada variasi sampel 1:3 puncak C=O tidak muncul karena jumlah gugus C=O pada sampel sangat sedikit dibandingkan dengan keberadaan gugus lain yang dimiliki starch dan karet sehingga vibrasi gugus C=O tidak terbaca oleh alat FTIR. Hal yang sama terjadi p a d a p u n c a k b i l a n g a n y a n g menggambarkan gugus C-O-C milik starch . Semua spektrum FTIR menampilkan adanya puncak C-O-C yang teridentifikasi yang menandakan bahwa proses pencangkokan berhasil dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 242, "width": 219, "height": 212, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perbedaan terletak pada intensitas masing-masing puncak yang dihasilkan. Intensitas penyerapan tertinggi berada pada spektrum FTIR NR-g-St/AA (1:2). Puncak yang dihasilkan pada spektrum FTIR ini jauh lebih tajam dibandingkan yang lain. Dari hal tersebut dapat disimpulkan, variasi rasio bahan baku akan memengaruhi jumlah ikatan yang dimiliki suatu gugus pada bilangan gelombang tertentu. Jumlah ikatan suatu gugus ditandai dengan besar atau kecilnya intensitas penyerapan. Semakin besar rasio yang digunakan maka intensitas penyerapan yang dihasilkan akan semakin besar hingga mencapai titik optimum rasio bahan baku, selanjutnya akan mengalami pelebaran dan penurunan intensitas penyerapan ketika rasio bahan baku yang digunakan melebihi titik", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 96, "width": 218, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "optimum tersebut (Susmanto et al., 2021). Rasio bahan baku terhadap lateks yang optimum berdasarkan hasil spektrum FTIR yaitu pada sampel 1:2.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 152, "width": 226, "height": 212, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pencangkokan starch ke karet alam telah dilakukan dengan variasi inisiator. Spektrum FTIR gugus fungsi dari natural rubber (NR), NR-g-St/AA (KPS), dan NR-g- St/AA (APS) ditampilkan pada Gambar 3. Spektrum FTIR menunjukkan adanya p e r u b a h a n p u n c a k p a d a b i l a n g a n g e l o m b a n g y a n g m e n g i d e n t i f i k a s i keberadaan gugus fungsi C=C yang merupakan puncak khusus yang dimiliki karet alam, dimana pada karet alam yang telah termodifikasi tidak ada lagi gugus C=C karena telah terputus dan terikat dengan rantai monomer dan polimer lainnya. Rantai polimer NR akan menjadi rantai utama atau backbone tempat dimana gugus-gugus dari starch dan asam akrilat tercangkok (Chalid et al., 2020; Meimoun et al., 2021). Gugus fungsi C=C ditunjukkan pada bilangan", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 365, "width": 219, "height": 50, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "-1 gelombang 1646,25 cm pada spektrum FTIR NR. Untuk spektrum FTIR NR-g-St/AA (KPS) menunjukkan adanya puncak gelombang baru yang muncul pada bilangan -1", "type": "Text" }, { "left": 516, "top": 410, "width": 5, "height": 5, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "-1", "type": "Table" }, { "left": 307, "top": 411, "width": 219, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "gelombang 1716,82 cm dan 1078,17 cm yang masing-masing mengidentifikasi adanya C=O dan C-O-C.", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 615, "width": 335, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Spektrum FTIR NR; NR-g-St/AA (KPS); NR-g-St/AA (APS) Figure 3. FTIR Spectrum of NR; NR-g-St/AA (KPS); NR-g-St/AA (APS)", "type": "Caption" }, { "left": 74, "top": 658, "width": 218, "height": 77, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Spektrum FTIR NR-g-St/AA (APS) juga menunjukkan hasil yang sama. Puncak yang mengidentifikasi keberadaan gugus fungsi asam akrilat dan starch juga ditemukan pada spektrum FTIR-nya. Gugus fungsi C=O ditemukan pada gelombang -1 1712,77 cm dan gugus fungsi C-O-C", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 657, "width": 219, "height": 78, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "-1 ditemukan pada gelombang 1079,03 cm . Hal ini menandakan bahwa proses pencangkokan menggunakan inisiator APS juga berhasil dilakukan. Meskipun spektrum FTIR NR-g-St/AA (KPS) dengan NR-g-St/AA (APS) menunjukkan adanya gugus fungsi yang sama, namun terdapat", "type": "Text" }, { "left": 200, "top": 66, "width": 194, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sari, Selpiana, Susmanto, Khalisa, dan Maisyaroh", "type": "Section header" }, { "left": 510, "top": 767, "width": 12, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "99", "type": "Page footer" }, { "left": 74, "top": 96, "width": 218, "height": 212, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sedikit perbedaan pada bilangan gelombang dan intensitasnya. Adanya perubahan pada intensitas dan posisi puncak mengindikasi adanya interaksi molekular antara gugus fungsi NR dan St/AA yang muncul selama reaksi berlangsung yang disebabkan adanya inisiator (Chalid et al., 2020). Perubahan intensitas terhadap puncak gugus CH dan 2 CH juga terjadi, dimana puncak yang 3 dihasilkan pada NR-g-St/AA (KPS/APS) menunjukkan persen transmisi lebih tinggi dibandingkan NR. Persen transmisi yang rendah pada puncak gelombang tertentu menggambarkan bahwa dalam sampel yang diuji terdapat populasi ikatan yang tinggi dari suatu gugus pada bilangan gelombang tersebut, yang memiliki energi vibrasi yang sesuai dengan cahaya yang datang (Bhuyar et al., 2019).", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 321, "width": 182, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4(a) menunjukkan puncak -1", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 331, "width": 219, "height": 157, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "-1 pada 1716,82 cm , 1712,77 cm , dan - 1 1646,25 cm , yang masing-masing mengindikasi adanya gugus C=O pada sampel NR-g-St/AA (KPS/APS) dan gugus C=C milik NR. Perubahan yang sangat jelas terlihat antara spektrum NR dan NR-g- St/AA adalah hilangnya puncak gugus C=C dan munculnya puncak gugus C=O pada spektrum FTIR NR-g-St/AA. Hal ini terjadi karena adanya gugus lain yang terikat pada rantai utama karet setelah melewati proses pencangkokan. Gugus ini didapatkan dari monomer asam akrilat yang digunakan. Hilangnya puncak yang mengidentifikasi", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 96, "width": 218, "height": 167, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "adanya C=C pada spektrum FTIR NR-g- St/AA disebabkan karena pada saat reaksi pencangkokan berlangsung, ikatan C=C pada rantai utama karet akan terlepas dan membentuk ikatan cabang dengan rantai- rantai monomer lainnya, sehingga terjadi pergantian ikatan dari C=C menjadi C-C. Pemutusan ikatan C=C diawali dengan adanya spesies radikal bebas dari inisiator yang menyerang ikatan rangkap C=C sehingga ikatan terputus dan menciptakan sisi aktif dari ikatan C-C, ikatan aktif ini bersifat tidak stabil dan kemudian menarik dan mengikat monomer lainnya sehingga terjadi ikatan cabang.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 276, "width": 219, "height": 200, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pergantian ikatan ini melibatkan transfer proton yang mengubah ikatan C-H menjadi ikatan -CH . Puncak gugus C=O 2 pada spektrum FTIR NR-g-St/AA juga menunjukkan perbedaan pada posisi bilangan gelombang dan intensitasnya. Hal ini disebabkan oleh interaksi molekular yang terjadi akibat pengaruh dari perbedaan inisiator. Gambar 4(b) menunjukkan adanya gugus C-O-C yang muncul pada -1 bilangan gelombang 1078,17 cm dan -1 1079,03 cm pada spektrum FTIR NR-g- St/AA. Terdapat perbedaan intensitas yang jelas antara puncak C-O-C pada spektrum FTIR NR-g-St/AA (KPS) dan FTIR NR-g- St/AA (APS), dimana puncak yang dihasilkan oleh NR-g-St/AA (APS) lebih tajam.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 651, "width": 451, "height": 54, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4. (a) Spektrum FTIR yang menunjukkan puncak untuk gugus fungsi C=O pada sample NR-g-St/AA dengan inisiator KPS dan sample NR-g-St/AA dengan inisiator APS, (b) spektrum FTIR yang menunjukkan puncak untuk gugus fungsi C-O-C pada sample NR-g-St/AA dengan inisiator KPS dan sample NR-g-St/AA dengan inisiator APS", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 707, "width": 451, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 4. (a) FTIR spectra that shows peak for C=O functional group for NR-g-St/AA (KPS) and NR-g-St/AA (APS) samples, (b). FTIR spectra that shows peak for C-O-C functional group for NR-g-St/AA (KPS) and NR-g-St/AA (APS) samples", "type": "List item" }, { "left": 170, "top": 59, "width": 254, "height": 17, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karakteristik Karet Alam Tergrafting Pati (starch) dari Kulit Pisang yang Dimodifikasi dengan Asam Akrilat (NR-g-St/AA)", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 767, "width": 19, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "100", "type": "Page footer" }, { "left": 74, "top": 96, "width": 219, "height": 245, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Puncak C=O yang dihasilkan pada percobaan menggunakan inisiator APS juga t e r l i h a t l e b i h t a j a m d i b a n d i n g k a n menggunakan insiator KPS. Puncak yang tajam atau persen transmisi yang rendah menggambarkan intensitas penyerapan yang tinggi, artinya semakin besar intensitas penyerapan pada suatu bilangan gelombang maka semakin banyak atau besar populasi ikatan gugus tertentu pada bilangan gelombang tersebut. Menurut Rudin et al. ( 2 0 1 3 ) p e m i l i h a n i n i s i a t o r d a l a m polimerisasi bergantung pada dua faktor, yaitu kelarutan inisiator tersebut di dalam pelarut dan temperatur dekomposisinya. Inisiator diharapkan memiliki kelarutan yang besar terhadap solven dan memiliki temperatur dekomposisi yang sama atau lebih rendah dengan titik didih solven. Semakin tinggi kelarutan inisiator terhadap pelarutnya, semakin efektif inisiator tersebut akan bekerja.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 355, "width": 218, "height": 144, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan sifat fisik yang dimiliki oleh APS dan KPS menunjukkan bahwa insiator APS memiliki kelarutan lebih tinggi dibandingkan KPS, yaitu sebesar 85 g/100 ml H O pada 25°C sedangkan KPS sebesar 2 4,49 g/100 ml H O pada 25°C. APS juga 2 memiliki berat molekul yang lebih kecil dibandingkan KPS, yaitu sebesar 228,18 g/mol (PeroxyChem, 2021). Artinya, dengan massa inisiator yang sama, inisiator APS akan menghasilkan jumlah molekul lebih banyak dibandingkan insiator KPS sehingga inisiator APS akan bereaksi lebih banyak", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 96, "width": 219, "height": 155, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pada saat inisiasi berlangsung dan menghasilkan interaksi molekular yang berbeda pula. Pada temperatur yang sama, inisiator APS lebih mudah terdekomposisi dibandingkan dengan inisiator KPS. Inisiator akan menciptakan sisi aktif dari rantai karet alam sehingga dapat terjadi reaksi dengan monomer lainnya. Ketika larutan inisiator dipanaskan, maka akan terbentuk radikal bebas yang akan mengawali proses polimerisasi, sehingga heat capacity dari masing-masing inisiator akan memengaruhi efektivitas dari inisiator itu sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 265, "width": 219, "height": 234, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Heat capacity dari APS diketahui lebih rendah dibandingkan heat capacity dari KPS yaitu sebesar 0,994 cal/g°C sedangkan KPS sebesar 0,996 cal/g°C sehingga inisiator APS lebih mudah untuk membentuk radikal bebas dibandingkan dengan KPS (PeroxyChem, 2021). Dari faktor-faktor di atas dapat disimpulkan bahwa dalam kondisi operasi yang sama insiator APS akan bekerja lebih baik dengan menciptakan radikal bebas yang lebih cepat dan lebih banyak. Semakin banyak radikal bebas yang terbentuk maka semakin banyak pula monomer yang dapat tercangkok pada rantai utama karet alam, sehingga proses pencangkokan akan menjadi lebih efektif. Oleh karena itu pada gugus-gugus yang tercangkok seperti C=O dan C-O-C dihasilkan puncak yang lebih tajam pada proses pencangkokan menggunakan APS dibandingkan menggunakan KPS.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 673, "width": 451, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 5. Spektrum FTIR NR-g-St/AA dengan temperatur reaksi 60°C, 70°C, dan 80°C pada inisiator KPS", "type": "Caption" }, { "left": 74, "top": 695, "width": 451, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 5. FTIR Spectrum with variation of reaction temperature 60°C, 70°C, and 80°C in PPS", "type": "Text" }, { "left": 200, "top": 66, "width": 194, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sari, Selpiana, Susmanto, Khalisa, dan Maisyaroh", "type": "Text" }, { "left": 510, "top": 767, "width": 19, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "101", "type": "Page footer" }, { "left": 74, "top": 96, "width": 211, "height": 234, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variasi lain yang dilakukan adalah v a r i a s i t e m p e r a t u r p a d a p r o s e s pencangkokan starch ke karet alam. Variasi temperatur yang digunakan adalah 60 ℃ , 70 ℃ , dan 80 ℃ . Spektrum FTIR yang dilakukan pada ketiga sampel tersebut terlihat pada Gambar 5. Spektrum FTIR tersebut menunjukkan gugus C=O yang dimiliki oleh ketiga sampel dengan nilai intensitas yang semakin menurun seiring d e n g a n p e n a m b a h a n t e m p e r a t u r pencangkokan. Gugus C=O merupakan gugus yang menunjukkan adanya keberadaan asam akrilat pada sampel dan menandakan bahwa proses pencangkokan berhasil dilakukan. Asam akrilat merupakan monomer yang digunakan dalam starch termodifikasi. Nilai intensitas yang semakin menurun menandakan bahwa banyaknya populasi ikatan suatu gugus tertentu, salah satunya adalah C=O.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 96, "width": 209, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sama halnya dengan gugus C-O-C yang merupakan gugus yang menunjukkan adanya starch .", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 141, "width": 211, "height": 167, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan spektrum FTIR pada Gambar 6, ketajaman puncak C-O-C semakin menajam seiring dengan kenaikan temperatur, yang artinya pada t e m p e r a t u r 8 0 ℃ , i n t e n s i t a s transmitansinya adalah yang paling rendah. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi temperatur, maka jumlah starch yang dicangkok akan semakin banyak. Penurunan nilai transmitansi disebabkan karena kenaikan temperatur akan memengaruhi dekomposisi kedua i n i s i a t o r s e h i n g g a m e n g h a s i l k a n peningkatan jumlah radikal bebas, laju polimerisasi, dan pencangkokan.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 489, "width": 451, "height": 43, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 6. (a) Spektrum FTIR yang menunjukkan puncak untuk gugus fungsi C=O pada sample NR-g-St/AA dengan variasi temperatur reaksi, (b) spektrum FTIR yang menunjukkan puncak untuk gugus fungsi C-O-C pada sample NR-g-St/AA dengan variasi temperatur reaksi", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 534, "width": 451, "height": 31, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 6. (a) FTIR spectrum that shows peak for functional group C=O for NR-g-St/AA samples with reaction temperature variation , ( b) FTIR spectrum that shows peak for functional group C-O-C for NR-g-St/AA samples with reaction temperature variation", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 589, "width": 219, "height": 144, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Studi kompatibilitas antara starch dan NR dilakukan dengan menggunakan analisa SEM untuk mengamati perilaku morfologi pada permukaan NR-g-St/AA. Dari Gambar 7 dapat dilihat bahwa partikel dari starch telah terdispersi secara baik ke dalam matriks NR. Hal ini dibuktikan dengan ukuran partikel-partikel starch yang sangat kecil dan hanya sedikit partikel- partikel starch yang tampak pada permukaan sampel. Ukuran granula partikel starch yang muncul di permukaan yaitu 4,419 nm dan 2,542 nm, ukuran ini", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 589, "width": 218, "height": 77, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "jauh lebih kecil dibandingkan ukuran granula bubuk starch yaitu berkisar antara 5-20 nm (Liu et al., 2008). Ukuran granula starch yang kecil ini membuktikan bahwa kondisi operasi (T= 80°C) pada proses preparasi starch termodifikasi merupakan kondisi operasi yang baik.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 679, "width": 218, "height": 54, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Semakin kecil ukuran granula starch , semakin mudah untuk starch tercangkok pada rantai utama karet. Hasil SEM menunjukkan terdapat beberapa gap dan retakan pada permukaan sampel. Gap dan", "type": "Text" }, { "left": 194, "top": 59, "width": 209, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karakteristik Karet Alam Tergrafting Pati (starch) dari", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 68, "width": 254, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kulit Pisang yang Dimodifikasi dengan Asam Akrilat (NR-g-St/AA)", "type": "Section header" }, { "left": 73, "top": 767, "width": 19, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "102", "type": "Page footer" }, { "left": 74, "top": 96, "width": 218, "height": 77, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "retakan terjadi karena lemahnya interaksi interfacial antara starch dan NR (Chalid et al., 2020; Meimoun et al., 2021). Interaksi interfacial dari dua material ini dapat memengaruhi mechanical properties dari komposit NR-g-St/AA (Liu et al., 2008). Meskipun masih terdapat gap dan retakan", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 96, "width": 220, "height": 65, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p a d a p e r m u k a a n s a m p e l , n a m u n permukaan yang lain yang dihasilkan cukup rata dan membuktikan bahwa proses pencangkokan dan interaksi interfacial dua material telah terjadi dengan cukup baik (Liu et al., 2008; Chalid et al.,2020).", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 341, "width": 402, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 7. Hasil analisa SEM NR-g-St/AA (KPS, 60 ℃ , 1:1) perbesaran x500 Figure 7. SEM analysis results NR-g-St/AA (KPS, 60 ℃ , 1:1) with x500 magnification", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 384, "width": 218, "height": 144, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 8 menunjukkan bahwa pada variasi APS 1:2 memiliki distribusi starch yang merata namun morfologi permukaan cukup bergelombang. Salah satunya bentuk morfologi yang terlihat adalah bentuk granular yang merupakan bentuk dari partikel starch powder . Granular yang terbentuk berukuran 2-3 nm, berdasarkan Liu et al. (2008) ukuran tersebut lebih kecil dibandingkan dengan ukuran asli starch powder sebelum dicampur maupun diberi perlakuan yaitu sebesar 5-20 nm. Hal ini disebabkan karena adanya proses glatinasi", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 384, "width": 220, "height": 122, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "starch yang baik sehingga terjadi pelunakan dan difusi pada starch tergelatinasi yang memudahkan starch untuk tercangkok pada karet (Liu et al., 2008). Pada sampel tersebut tidak terlihat bentuk retakan pada permukaan. Hal ini menandakan bahwa u n s u r - u n s u r p a d a s a m p e l t e l a h menghasilkan interaksi interfacial yang cukup baik sehingga selanjutnya dapat menghasilkan mechanical properties yang lebih baik (Chalid et al., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 699, "width": 404, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 8. Hasil analisa SEM NR-g-St/AA (APS, 60°C, 1:2) perbesaran x500 Figure 8. SEM analysis results NR-g-St/AA (APS, 60°C, 1:2) with x500 magnification", "type": "Text" }, { "left": 200, "top": 66, "width": 194, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sari, Selpiana, Susmanto, Khalisa, dan Maisyaroh", "type": "Caption" }, { "left": 510, "top": 767, "width": 19, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "103", "type": "Page footer" }, { "left": 74, "top": 96, "width": 219, "height": 88, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penggunaan jenis inisiator yang berbeda menghasilkan morfologi yang berbeda pula. Gambar 9 menunjukkan pada sampel dengan menggunakan inisiator APS, permukaan yang dihasilkan tidak memiliki permukaan yang retak dan gap. Hal ini menandakan bahwa proses pencangkokan yang terjadi pada sampel dengan inisiator", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 96, "width": 218, "height": 43, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "APS lebih baik dibandingkan menggunakan KPS. Modifikasi karet alam dilakukan dengan proses pencangkokan menggunakan inisiator kalium persulfat sebanyak 1% dari", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 140, "width": 218, "height": 44, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "o berat lateks pada suhu 60 C. Variasi terhadap rasio bahan baku starch :lateks dilakukan untuk melihat pengaruhnya terhadap NR-g-St/AA hasil pencangkokan.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 357, "width": 434, "height": 20, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 9. (a) Hasil analisa SEM NR-g-St/AA (APS) , (b) Hasil analisa SEM NR-g-St/AA (KPS) Figure 9. (a) SEM result of NR-g-St/AA (APS), (b) SEM result of NR-g-St/AA (KPS)", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 394, "width": 219, "height": 178, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisa persen pencangkokan dilakukan pada sampel NR-St/AA dengan inisiator KPS dan direaksikan pada O temperatur 60 C. Berdasarkan persen pencangkokan yang didapat diketahui bahwa semakin besar jumlah lateks maka semakin sedikit St/AA yang tercangkok. Hal ini terjadi karena pada konsentrasi NR yang relatif tinggi memungkinkan terjadinya kompetisi reaksi antara rekombinasi sesama radikal polimer karet dan reaksi radikal St/AA dengan radikal polimer karet yang cukup besar. Dalam kasus ini, ketika konsentrasi radikal polimer karet jauh lebih banyak dibandingkan radikal St/AA, maka rekombinasi sesama radikal polimer akan", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 394, "width": 219, "height": 166, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "lebih dominan, sehingga rantai polimer kembali menjadi stabil dan susah untuk dicangkok. Akibatnya lebih banyak terbentuk homopolimer (poliisoprena) dari pada pencangkokan (Zainuddin et al., 2001). Persen pencangkokan tertinggi terdapat pada sampel dengan rasio starch :lateks 1:1 sebesar 130,27%. Penelitian sebelumnya oleh Zainuddin et al. (2001) tentang modifikasi karet alam juga mendapati nilai persen grafting lebih dari 100%, nilai persen grafting yang melebihi 100% ini terjadi karena adanya penambahan asam akrilat pada setiap sampel sehingga menambah bobot dari sampel tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 584, "width": 365, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "o Tabel 2. Hasil persen pencangkokan variasi rasio starch :lateks (KPS, 60 C)", "type": "Text" }, { "left": 404, "top": 596, "width": 3, "height": 5, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "o", "type": "Picture" }, { "left": 73, "top": 597, "width": 343, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2. Grafting percent yield of starch:latex ratio variation (KPS, 60 C)", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 59, "width": 254, "height": 17, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karakteristik Karet Alam Tergrafting Pati (starch) dari Kulit Pisang yang Dimodifikasi dengan Asam Akrilat (NR-g-St/AA)", "type": "Text" }, { "left": 419, "top": 635, "width": 39, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Grafting", "type": "Page footer" }, { "left": 73, "top": 767, "width": 19, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "104", "type": "Page footer" }, { "left": 146, "top": 97, "width": 74, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 74, "top": 119, "width": 219, "height": 290, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Semakin besar rasio bahan baku yang digunakan maka puncak FTIR yang dihasilkan akan semakin tajam sampai mencapai titik optimum, selanjutnya akan mengalami pelebaran ketika rasio bahan baku yang digunakan melebihi titik optimumnya. Rasio bahan baku terbaik yaitu 1:1 pada penggunaan inisiator KPS, dan 1:2 pada penggunaan inisiator APS. Inisiator APS bekerja lebih baik pada kondisi operasi yang telah ditetapkan karena memberikan hasil FTIR dengan intensitas penyerapan gugus fungsi yang lebih tinggi dibandingkan inisator KPS. Inisiator APS j u g a m e n g h a s i l k a n s a m p e l d e n g a n permukaan tanpa retakan dan gap. Semakin tinggi temperatur pencangkokan maka intensitas penyerapan pada hasil FTIR yang dihasilkan akan semakin besar hingga mencapai titik optimumnya, temperatur yang terlalu tinggi akan menyebabkan kopolimerisasi akan terdekomposisi sehingga dapat berpengaruh untuk menurunkan persen pencangkokan. Temperatur optimum pada penelitian ini adalah 80°C.", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 435, "width": 127, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UCAPAN TERIMA KASIH", "type": "Section header" }, { "left": 74, "top": 458, "width": 219, "height": 76, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terutama kepada Universitas Sriwijaya yang telah membiayai penelitian ini melalui Anggaran DIPA Badan Layanan Umum Universitas Sriwijaya No. SP DIPA- 023.17.2.677515/2021.", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 559, "width": 97, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 74, "top": 582, "width": 218, "height": 54, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Badan Pusat Statistika. (2022). Statistik Hortikultura 2021. Diakses dari https://www.bps.go.id/publication/2 022/06/08/44e935e8c141bcb37569 a e d 3 / s t a t i s t i k - h o r t i k u l t u r a -", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 638, "width": 51, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2021.html", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 96, "width": 224, "height": 99, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bergel, B. F., Leite Araujo, L., dos Santos da Silva, A. L., & Campomanes Santana, R. M. (2020). Effects of silylated starch structure on hydrophobization and m e c h a n i c a l p r o p e r t i e s o f thermoplastic starch foams made from potato starch. Carbohydrate Polymers , 2 4 1 , 1 1 6 2 7 4 . D o i : 10.1016/j.carbpol.2020.116274.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 209, "width": 218, "height": 87, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bhuyar, P., Tamizi, N. A., Rahim, M. H., Maniam, G. P., & Govindan, N. (2019). Effect of ultraviolet light on the degradation of low-density and high- density polyethylene characterized by the weight loss and FTIR. Maejo International Journal of Energy and Environmental Communication , 1(2):", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 298, "width": 27, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 6", "type": "Table" }, { "left": 377, "top": 298, "width": 144, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "– 3 1 . D o i :", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 310, "width": 151, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10.54279/mijeec.v1i2.244915.", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 332, "width": 218, "height": 65, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chalid, M., Husnil, Y. A., Puspitasari, S., & Cifriadi, A. (2020). Experimental and modelling study of the effect of adding starch-modified natural rubber hybrid to the vulcanization of sorghum fibers- filled natural rubber. Polymers , 12(12):", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 400, "width": 180, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3017. Doi: 10.3390/polym12123017", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 422, "width": 218, "height": 65, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chalid, M., Putranto, B. D., Alfiando, M. A. Y., Desfrandanta, J., & Agita, A. (2018). Study on grafting of starch on natural rubber latex via GDEP method. Proceeding of the 4th International Symposium on Applied Chemistry,", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 489, "width": 192, "height": 43, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I S A C 2 0 1 8 ( A I P C o n f e r e n c e Proceedings Vol. 2024). American Institute of Physics Inc. Doi: 10.1063/1.5064352.", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 546, "width": 218, "height": 54, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Handayani, H., Faturrohman, M. I., & Kuncoro, I. (2011). Karakteristik sifat fisik dan ketahanan terhadap minyak dari karet alam epoksi. Jurnal Penelitian Karet , 29(1): 49-62. Doi:", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 602, "width": 145, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10.22302/ppk.jpk.v29i1.111.", "type": "List item" }, { "left": 200, "top": 66, "width": 194, "height": 8, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sari, Selpiana, Susmanto, Khalisa, dan Maisyaroh", "type": "Page header" }, { "left": 510, "top": 767, "width": 19, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "105", "type": "Page footer" }, { "left": 74, "top": 96, "width": 218, "height": 54, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Koshy, T. M., Gowda D. V., Tom, S., Karunakar, G., Srivastava, A., & Moin, A. (2016). Polymer grafting. American Journal of Pharmatech Research . 6(2): 1-14.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 164, "width": 219, "height": 65, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lele, V., & Niju, H. (2021). Graft copolymerisation of acrylic acid onto starch and a study of its grafting parameters. Journal of Scientific Research, 65(2): 157–160. Doi: 10.37398/JSR.2021.650230.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 242, "width": 226, "height": 54, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Liu, C., Shao, Y., & Jia, D. (2008). Chemically modified starch reinforced natural rubber composites. Polymer , 49(8): 2 1 7 6 - 2 1 8 1 . D o i : 10.1016/j.polymer.2008.03.005.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 310, "width": 219, "height": 43, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mark, J. E., Erman, B., & Roland, C. M. (2013 ). The Science and Technology of Rubber Fourth Edition . Boston: Academic Press", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 366, "width": 219, "height": 65, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Meimoun, J., Wiatz, V., Loup, R. S., Parcq, J., Favrelle, A., Bonnet, F., & Zinck, P. (2021). Modification of starch by graft copolymerization. Diakses dari https://hal.archives-ouvertes.fr/hal- 01779872.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 445, "width": 220, "height": 88, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Méité, N., Konan, L. K., Tognonvi, M. T., Doubi, B. I. H. G., Gomina, M., & Oyetola, S. (2021). Properties of hydric and biodegradability of cassava starch- based bioplastics reinforced with t h e r m a l l y m o d i f i e d k a o l i n . Carbohydrate Polymers , 254: 117322. Doi: 10.1016/j.carbpol.2020.117322.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 546, "width": 218, "height": 43, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melani, A., Putri, D., & Robiah (2019). Bioplastik dari pati kulit pisang raja dengan berbagai bahan perekat. Jurnal Distilasi, 4(2): 1-7.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 602, "width": 220, "height": 54, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PeroxyChem. 2021. Persulfates Technical I n f o r m a t i o n s . D i a k s e s d a r i https://www.peroxychem.com/produ c t s / p e r s u l f a t e s / p e r s u l f a t e s - technicalinformation", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 96, "width": 218, "height": 65, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Puspitasari, S., Budianto, E., & Maspanger, D. (2016). Pengaruh rasio karet alam terdeproteinisasi dengan monomer vinil terhadap karakteristik karet alam termoplastik. Jurnal Penelitian Karet , 3(1): 1-10.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 175, "width": 218, "height": 76, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rebello, L. P. G., Ramos, A. M., Pertuzatti, P. B., Barcia, M. T., Castillo-Muñoz, N., & Hermosín-Gutiérrez, I. (2013). Flour of banana ( Musa AAA) peel as a source of antioxidant phenolic compounds. Food Research International , 55: 397-403. Doi: 10.1016/j.foodres.2013.11.039.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 265, "width": 218, "height": 54, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Riyajan, S. A., & Keawittarit, P. (2016). A novel natural rubber-graft-cassava starch foam for oil/gasohol absorption. Polym. Int ., 65: 491-502. Doi: 10.1002/pi.5062.", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 332, "width": 217, "height": 21, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rudin, A. (2013). The Elements of Polymer Science and Engineering . Elsevier.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 366, "width": 222, "height": 88, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sari, T. I., Saputra, A. H., Bismo, S., Maspanger, D. R., & Cifriadi, A. (2015). The effect of styrene monomer in the graft copolymerization of acrylonitrile onto deproteinized natural rubber. International Journal of Technology , 6 ( 7 ) : 1 1 6 4 - 1 1 7 3 . D o i : 10.14716/ijtech.v6i7.1266.", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 467, "width": 218, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setiawati, D. R, Sinaga, A. R, & Dewi, T. K.", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 479, "width": 190, "height": 31, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2013). Proses pembuatan bioetanol dari kulit pisang kepok. Jurnal Teknik Kimia , 19(1): 9-15.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 524, "width": 217, "height": 20, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Simpson, R. B. (2002). Rubber Basics (1st Ed ed.) . Rapra Technology Limited.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 557, "width": 218, "height": 21, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sondari, D., Haryono, A., Ghozali, M., Randy, A., Suhardjo, K. A., Ariyadi, B.,", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 580, "width": 190, "height": 54, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "& Surasno, S. (2010). Pembuatan elastomer termoplastik menggunakan inisiator potassium persulfate dan ammonium peroxydisulfate. Jurnal Sains Materi Indonesia , 12(1): 41-45.", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 59, "width": 254, "height": 17, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karakteristik Karet Alam Tergrafting Pati (starch) dari Kulit Pisang yang Dimodifikasi dengan Asam Akrilat (NR-g-St/AA)", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 767, "width": 19, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "106", "type": "Page footer" }, { "left": 74, "top": 96, "width": 219, "height": 43, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suhartini, M., & Nuryanthi, N. (2018). Sintesis selulosa-g-asam akrilat-stiren sebagai adsorben ion logam. Jurnal Sains Materi Indonesia , 18(3):", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 141, "width": 186, "height": 20, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 0 1 – 1 0 8 . D o i : 10.17146/jsmi.2017.18.3.4113", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 176, "width": 218, "height": 76, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Susmanto, P., Sari, T. I., Dahlan, M. H., Statiska, I. & Syifa, S. A. A. (2021). Grafting monomer stirena pada karet alam lateks dengan variasi rasio kopolimerisasi dan temperatur. Jurnal Dinamika Penelitian Industri , 32(1): 55- 66.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 266, "width": 219, "height": 87, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syafiq, M. A., Ihsan, M., Prisilia, A., Nugraha, B. P., & Sari, T. I. (2019). Modifikasi karet alam dengan monomer stirena sebagai bahan intermediet pada aplikasi produk karet. Prosiding S e m i n a r N a s i o n a l A p p l i c a b l e Innovation of Engineering and Science Research (AVoER) (pp. 58-66).", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 96, "width": 220, "height": 88, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Witono, J., Noordergraaf, I., Heeres, H., & J a n s s e n , L . ( 2 0 1 2 ) . G r a f t copolymerization of acrylic acid to cassava starch—Evaluation of the influences of process parameters by an e x p e r i m e n t a l d e s i g n m e t h o d . Carbohydrate Polymers , 90(4): 1522- 1", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 175, "width": 163, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 2 9 . D o i :", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 186, "width": 158, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10.1016/j.carbpol.2012.07.024.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 209, "width": 218, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zainuddin, Sudradjat, A., & Razzak, M. T.", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 220, "width": 191, "height": 31, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "( 2 0 0 1 ) . M o d i f i k a s i k a r e t a l a m vulkanisasi radiasi menjadi polimer hidrogel dengan teknik radiasi. 2(2):", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 254, "width": 196, "height": 42, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 – 6 . D i a k s e s d a r i https://media.neliti.com/media/publ ications/272932-modifikasi-karet- alam-vulkanisasi-radias-84fc6245.pdf", "type": "Text" }, { "left": 200, "top": 66, "width": 194, "height": 8, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sari, Selpiana, Susmanto, Khalisa, dan Maisyaroh", "type": "Text" } ]
fafd2513-5d67-5b50-efd1-fecfe7f2ae4b
https://society.fisip.ubb.ac.id/index.php/society/article/download/237/354
[ { "left": 43, "top": 767, "width": 501, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2022. Owned by Author(s), published by Society . This is an open-access article under the CC-BY-NC-SA license. https://doi.org/10.33019/society.v10i2.237", "type": "Page footer" }, { "left": 493, "top": 778, "width": 18, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "321", "type": "Page footer" }, { "left": 70, "top": 137, "width": 458, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Effective Industrialization Strategy Analysis in Accelerating Economic Growth in an Archipelago Area:", "type": "Text" }, { "left": 173, "top": 175, "width": 252, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Study in North Maluku Province", "type": "Section header" }, { "left": 96, "top": 209, "width": 410, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amran Husen 1, * Prince Charles Heston Runtunuwu 2, and Muhammad Hasnin 2", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 244, "width": 471, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Department of Economics, Postgraduate Program, Faculty of Economics and Business,", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 259, "width": 385, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Khairun, 97719, Ternate, North Maluku Province, Indonesia", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 274, "width": 420, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Department of Development Economics, Faculty of Economics and Business, Universitas Khairun, 97719, Ternate, North Maluku Province, Indonesia * Corresponding Author: [email protected]", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 336, "width": 91, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ARTICLE INFO", "type": "Section header" }, { "left": 227, "top": 333, "width": 83, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 364, "width": 94, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Publication Info:", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 379, "width": 82, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Research Article", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 404, "width": 173, "height": 115, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "How to cite: Husen, A., Runtunuwu, P. C. H., & Hasnin, M. (2022). Effective Industrialization Strategy Analysis in Accelerating Economic Growth in an Archipelago Area: Study in North Maluku Province. Society, 10(2), 321-340.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 533, "width": 163, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: 10.33019/society.v10i2.237", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 562, "width": 168, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2022. Owned by Author(s), published by Society", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 634, "width": 162, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This is an open-access article.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 658, "width": 154, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "License: Attribution- NonCommercial-ShareAlike (CC BY-NC-SA)", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 708, "width": 164, "height": 44, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Received: September 26, 2020; Accepted: October 16, 2020; Published: December 16, 2022;", "type": "Text" }, { "left": 239, "top": 364, "width": 309, "height": 332, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Investigating structural relations between sectors is important from a policy point of view. A clear perspective on cross- sectoral relations can be useful in formulating profitable and appropriate development strategies. This study compares Agricultural Demand Led Industrialization (ADLI) and Export-Led Industrialization (ELI) strategies. In making a comparison, the two strategies are used; multiplier matrix that describes the impact on endogenous variables due to changes in exogenous variables. Impact analysis with a simulation of the investment amount to see the impact on the formation of output, creation of gross value added, absorption of labor, income, and taxes. Cluster analysis aims to classify objects based on the characteristics of the observed object. The One Way Anova test is useful to determine whether there are differences in the investment simulation of each category, ADLI and ELI. The results of this study indicate that the sectors in the ADLI category have advantages in creating gross added value. In contrast, the sectors in the ELI category have advantages in creating output, income, taxes and employment. Furthermore, using the One-Way ANOVA test, it can be concluded that statistically, there is no average difference between ADLI and ELI in the output, labor, income, and tax variables.", "type": "Text" }, { "left": 239, "top": 721, "width": 240, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: ADLI; Archipelago; ELI; Strategy", "type": "Text" }, { "left": 297, "top": 43, "width": 199, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Society, 10 (2), 321-340, 2022", "type": "Text" }, { "left": 297, "top": 62, "width": 253, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2338-6932 | E-ISSN: 2597-4874 https://society.fisip.ubb.ac.id", "type": "Text" }, { "left": 44, "top": 14, "width": 510, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Effective Industrialization Strategy Analysis in Accelerating Economic Growth in an Archipelago Area:", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 27, "width": 164, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Study in North Maluku Province", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 767, "width": 501, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2022. Owned by Author(s), published by Society . This is an open-access article under the CC-BY-NC-SA license. https://doi.org/10.33019/society.v10i2.237", "type": "Page footer" }, { "left": 493, "top": 778, "width": 18, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "322", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 54, "width": 93, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 69, "width": 513, "height": 104, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Economic development and structural change were known to go hand in hand. The development and economic growth expected through industrialization did not always provide the desired reality ( Elhiraika & Mbate, 2014 ). Global economic development requires every country to industrialize and be involved in high-value-added product manufacturing. Empirically, diversification from traditional sectors generates a reduction in poverty rates and a continuous increase in technology accumulation and international competitiveness ( Rodrik, 2013 ; Jarreau & Poncet, 2012 ; McMillan & Rodrik, 2011 ; UNCTAD & UNIDO, 2011 ).", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 173, "width": 513, "height": 134, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The theoretical justification for industrial policy is strong; its practicality poses many challenges. Supporters of industrial policy argue for the failure of markets and coordination, knowledge transfer, and economies of scale dynamic ( Stiglitz et al., 2013 ; Rodrik, 2009 ; Pack & Saggi, 2006 ). While this idea is receiving considerable support, at least in theory, criticism has also pointed to the government’s inability to precisely identify the sectors or companies that industrial policy should target. The following problems are corruption and rent-seeking caused by government interference and a lack of transparency and accountability in state policies. As a result, industrial policy is postulated to reduce allocative efficiency in the economy by disrupting the price mechanism ( Altenburg, 2011 ).", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 308, "width": 513, "height": 178, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "North Maluku Province, one of the archipelagic provinces of eight (8) archipelago provinces in Indonesia, has shown encouraging development progress since it was established in 1999. The economic growth rate of North Maluku Province grew above the national economic growth average ( Bank Indonesia, 2019 ). In 2014, the economic growth of North Maluku Province was 5.49%, which increased in 2017 by 7.67%, and in 2018, the economic growth of North Maluku Province reached 7.92%. North Maluku Province’s economic growth rate is accompanied by slow economic structure transformation. In 2014 the agricultural sector and others contributed 25.77% to the Gross Regional Domestic Product of North Maluku Province, which decreased to 22.60% in 2018. Meanwhile, the industrial sector in 2014 contributed 5.23% to the Gross Regional Domestic Product of North Maluku Province and increased to 7.45% in 2018. This means that there has been a transformation in the economic structure of North Maluku Province that is running slowly ( Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku Utara, 2019 ).", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 487, "width": 513, "height": 88, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The development and economic growth expected through industrialization did not always provide the desired reality ( Elhiraica & Mbate, 2014 ). The industrialization carried out in several regions has not been able to provide high, stable and sustainable economic growth and has high economic resilience to various threats ( Stiglitz al., 2013 ; Mkandawire, 2015 ; Chang, 2013 ). Therefore, it is necessary to determine a more effective industrialization strategy in the economic structure of North Maluku.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 576, "width": 513, "height": 163, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research examines the comparison between the ADLI industrialization strategy and the ELI strategy. A simulation of the investment amount is used in comparing the two strategies. Researchers limit the use of the economic sector in the economy of North Maluku, which only includes sectors related to agricultural, forestry and fishery business fields (excluding agricultural and hunting services) and processing industry business fields (excluding oil and gas refineries). Simulations are carried out on sectors belonging to the ADLI and ELI categories, which are categorized according to several variables with the help of cluster analysis. The simulation with an investment-induced approach that is carried out will analyze the impact on the economic sector in terms of output creation, gross value added, labor, income and taxes. With the impact of these five variables, it is expected to be able to explain the right industrial strategy in North Maluku Province.", "type": "Text" }, { "left": 44, "top": 14, "width": 510, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Effective Industrialization Strategy Analysis in Accelerating Economic Growth in an Archipelago Area:", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 27, "width": 164, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Study in North Maluku Province", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 767, "width": 501, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2022. Owned by Author(s), published by Society . This is an open-access article under the CC-BY-NC-SA license. https://doi.org/10.33019/society.v10i2.237", "type": "Page footer" }, { "left": 493, "top": 778, "width": 18, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "323", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 54, "width": 122, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Literature Review", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 69, "width": 461, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.1. Reference to the Industrialization Strategy of Export-Led Industrialization (ELI)", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 83, "width": 513, "height": 119, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Trade and economic policies that aim to accelerate the process of the transformation of industrialization in a country by exporting goods and services to the country’s goal have a comparative advantage. Export-driven growth implies opening domestic markets to foreign competition in exchange for market access in other countries ( Goldstein & Pevehouse, 2008 ). However, this may not apply to all domestic markets, as the government may aim to protect nascent industries so that they grow and can exploit their future comparative advantage. In practice, the reverse can occur. For example, many countries in East Asia had quite strong barriers to imports from the 1960s to the 1980s.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 203, "width": 513, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Reducing barriers and tariffs, floating exchange rates(devaluation currencies national are often used to facilitate exports), and government support for the export sector are examples of policies adopted to promote EOI and economic development. Export-oriented industrialization is the hallmark of the national economic development Tigers of Asia: Hong Kong, South Korea, Taiwan, and Singapore in the post-WWII period.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 277, "width": 513, "height": 74, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Export-driven growth is an economic strategy used by several developing. This strategy seeks to find a niche in the world economy for certain types of exports. Industries that produce these exports can receive subsidies government and better access to local markets. By implementing this strategy, countries hope to find enough hard currency to import is produced cheaper elsewhere ( Goldstein & Pevehouse, 2008 ).", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 352, "width": 513, "height": 88, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Additionally, a recent mathematical study suggests that export-led growth is where wage growth is suppressed and is associated with the productivity of non-tradable goods in a country with an undervalued currency. In such a country, the productivity growth of exported goods is greater than the proportional wage growth, and the productivity growth of non-tradable export prices declines in an export-led growth country and makes them more competitive in international trade ( Unal, 2016 );", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 456, "width": 304, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.2. Agricultural Demand-Led Industrialization (ADLI)", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 471, "width": 513, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The import substitution strategy and the export promotion strategy are considered failures as a development strategy approach in developing countries. This is based on two factors, 1) industrialization is not integrated with the agricultural sector, which is the source of livelihood for most people, and 2) this strategy results in a redistribution of income which tends to benefit the owners of capital.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 545, "width": 513, "height": 208, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The essence of the ADLI strategy is a shift in the share of a larger investment to the agricultural sector to increase agricultural productivity with an emphasis on food production over export crops and on small and medium-scale agriculture rather than large-scale. Small and medium-scale agriculture has a greater relationship with domestic industry than large-scale agriculture, with productivity at least the same as large-scale agriculture. Large-scale agriculture generally uses capital-intensive and imported agricultural equipment such as tractors, harvesting machines, etc. In contrast, small and medium-scale agriculture is more labor-intensive and uses agricultural equipment that can be produced domestically. Likewise, from the consumption side, the linkage between domestic consumption and industry is stronger than that of large-scale agriculture. Small-scale agriculture has a larger Marginal Propensity to Consume (MPC) than large-scale agriculture and has a larger marginal share of consumption for domestic industrial production such as textiles, textile materials, and other household goods. In addition, small-scale farming and the medium tend to invest additional income in education (as supported by human resources is greater) so that it is the foundation", "type": "Text" }, { "left": 44, "top": 14, "width": 510, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Effective Industrialization Strategy Analysis in Accelerating Economic Growth in an Archipelago Area:", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 27, "width": 164, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Study in North Maluku Province", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 767, "width": 501, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2022. Owned by Author(s), published by Society . This is an open-access article under the CC-BY-NC-SA license. https://doi.org/10.33019/society.v10i2.237", "type": "Page footer" }, { "left": 493, "top": 778, "width": 18, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "324", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 55, "width": 513, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "for the creation of an increase in paraconductivity, both in agriculture and industry, which is greater in the future.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 99, "width": 411, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.3. Basics Thinking of Industrial Policy in Encouraging Structural Change", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 114, "width": 513, "height": 88, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to the theory of the “New Structural Economics”, although the market is the basic and first-best mechanism for effectively allocating resources, the state must create conditions conducive to enterprises ( Stiglitz et al., 2013 ; Lin, 2010 ; Lin & Monga, 2010 ). By accelerating the transfer of resources (capital, labor and knowledge) from low to high- productive sectors, industrial policy has the potential to promote and sustain inclusive economic growth.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 203, "width": 513, "height": 193, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The traditional view in economics is that market efficiency, and state intervention should not affect the cross-sectoral allocation of resources. However, there is a growing consensus that markets do not have to lead to efficient or desirable outcomes, and the state has a role to play in this ( UNCTAD & UNIDO, 2011 ). According to Hausmann & Rodrik (2003) , information on externalities prevents companies from exploring new economic activities, especially in developing countries where property rights are not enforced. Since this problem is freeriding, investment is minimal because no company can find new products. Industry policy can thus promote entrepreneurial entry, survival, and compensation for innovation through patent rights and copyright law ( Lin & Chang, 2009 ). A cross-country study by Yasar et al. (2011) provides empirical evidence that supports a strong and positive relationship between firm performance and property rights. The institutions that secure property rights and promote sound legal systems are prerequisites for improving the performance and productivity of developing countries.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 397, "width": 513, "height": 208, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Green technology and production processes that are environmentally friendly, resource- efficient, and low-carbon intensive are developed to generate environmental benefits ( Hallegatte et al., 2013 ). In a study on industrial waste management in Taiwan, Tsai & Chou (2004) empirically demonstrated the effectiveness of industrial policies in addressing air pollution. The next need for industrial policy arises because of a failure of coordination ( Pack & Saggi, 2006 ). Therefore, the state is responsible for promoting and coordinating the collective investment decisions of independent actors; and companies ( Altenburg, 2011 ). In the analysis of manufacturing companies in Ethiopia, Gebreeyesus & Mohnen (2013) provide evidence supporting the importance of corporate coordination and networking in driving technological innovation. Local business relationships are the main channel through which firms acquire knowledge of market opportunities, new products, competitors and production techniques. In a case study of the flower sector in Ecuador, Hernandez et al. (2007) highlight how industrial policy fosters coordination between production on the one hand and reduced transportation to foreign markets on the other.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 606, "width": 513, "height": 103, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Research and innovation by ensuring strong patent and copyright laws that secures property rights ( Stiglitz et al., 2013 ). Empirical evidence tends to confirm that the convergence of some East Asian countries with developed countries is accelerated by industrial policies that promote constant learning and knowledge accumulation among firms ( Rodrik, 2009 ). This is in line with firm-level evidence showing that patent rights positively and significantly impact a firm’s ability to allocate its investment resources for research to develop new production techniques ( Allred & Park, 2007 ).", "type": "Text" }, { "left": 44, "top": 14, "width": 510, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Effective Industrialization Strategy Analysis in Accelerating Economic Growth in an Archipelago Area:", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 27, "width": 164, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Study in North Maluku Province", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 767, "width": 501, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2022. Owned by Author(s), published by Society . This is an open-access article under the CC-BY-NC-SA license. https://doi.org/10.33019/society.v10i2.237", "type": "Page footer" }, { "left": 493, "top": 778, "width": 18, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "325", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 54, "width": 283, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.4. The Evolution of Industrial Policy in Indonesia", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 69, "width": 513, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "What is needed, and what needs to be done in the future? First, on the conception side, grouping various thoughts about industrial clusters developed so far is not simple. One of the factors is the relationship between one concept/theory and another (UNCTAD & UNIDO, 2011). So, an adequate understanding of industrial clusters is very important because this is one of the bases for the success or failure of cluster development practices.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 144, "width": 513, "height": 118, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Second, on the empirical-practice side, the development or steps of industrial cluster development are not rigidly based on a single concept. The capital of a good conceptual understanding of industrial clusters needs to be adapted to the context ( UNCTAD & UNIDO, 2011 ). Countries were required to liberalize their trading markets, regulate interest rates, devalue their currencies and privatize state institutions. Mohamed et al. (2011) found the same thing in the case of Sudan, while Grosen & Coflkun (2010) argue that a decade of SAP implementation in Tanzania does not address the structural factors that hinder industrial development.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 263, "width": 513, "height": 148, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Third, the system viewpoint becomes a medium for dialogue across stakeholders to build a holistic mutual understanding of a particular industrial cluster, a common understanding of their respective roles and roles, and build synergistic collaboration for the development of the industry cluster concerned. From here, the partial work, fragmented with respective sectoral egos, the barriers of fragmented efforts that result in the incoherence of action are removed or minimized. However, the Poverty Reduction Strategy Paper (PRSP) does not translate to industrial development because the emphasis is placed on providing basic education and health without clear linkages to develop industrial skills for high value- and value-added sectors such as manufacturing ( UNECA & AUC, 2013 ). Fourth, the stakeholders must be willing to undergo a collective learning process, including the relevant regulator.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 427, "width": 266, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.5. Challenges of Industrial Policy in Indonesia", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 441, "width": 513, "height": 134, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Free Trade Liberalization requires the main challenges of the industrial sector, including a decline in the performance of the industrial sector, an exchange rate crisis, and investment barriers and problems ( Sitepu, 2013 ). Almost all industries are dependent on imported raw materials. This dependence on imported raw materials is one of the challenges of the industrial sector in Indonesia in facing the era of free trade ( Sitepu, 2013 ). This has resulted in high production costs, excessive reliance on government support, inefficient production structures and a lack of competitiveness ( Lin & Chang, 2009 ). Empirical evidence from Mendes et al. (2014) shows that sub-Saharan Africa failed to spark industrialization because of support for production processes that exceeded its human and financial capacities.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 576, "width": 513, "height": 58, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia must be smart in dealing with Free Trade Agreement (FTA). The Free Trade Agreement (FTA) should benefit Indonesia. The Ministry of Finance of the Republic of Indonesia considers the FTA agreements detrimental to Indonesia. Therefore, there needs to be a review of this bilateral and multilateral agreement ( Okezone.com, 20 11).", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 635, "width": 513, "height": 119, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Market failures and coordination, new structural theories and new trade theories lay the groundwork for state intervention to overcome these failures. Murphy (2007) examined the ability of the government to increase its industrial production capacity in rural Tanzania. Based on empirical analysis, government support in building the capability of local companies through skill building can encourage industrial development. McCormick (1999) presents an analysis of industrial clusters in Ghana, Kenya, and South Africa. Differences in effective clustering and industrialization can be attributed to state intervention. Successful cases illustrate the role of government support in providing the infrastructure and policy", "type": "Text" }, { "left": 44, "top": 14, "width": 510, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Effective Industrialization Strategy Analysis in Accelerating Economic Growth in an Archipelago Area:", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 27, "width": 164, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Study in North Maluku Province", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 767, "width": 501, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2022. Owned by Author(s), published by Society . This is an open-access article under the CC-BY-NC-SA license. https://doi.org/10.33019/society.v10i2.237", "type": "Page footer" }, { "left": 493, "top": 778, "width": 18, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "326", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 55, "width": 510, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "environment that supports business and corporate activities. Similarly, Rijkers et al. (2010) supported firms by expanding access to capital.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 84, "width": 513, "height": 74, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Furthermore, this will lead to increased investment, market share, and competitiveness in the domestic, regional and international markets ( Stiglitz al., 2013 ). Muchie (2000) examined the drivers of industrial development in Ethiopia. The success of the leather sector depends on the country’s comparative advantage in livestock resources and government initiatives to encourage skill-building and technology adoption.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 159, "width": 513, "height": 118, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The institutions responsible for industrial policy are characterized by competing, and conflicting objectives and industrial policy decisions are captured by interest groups and political elites ( UNECA & AUC, 2014 ). Duru (2012) presents the challenge of Nigeria’s experience in industrial policy, arguing that political interference and rent-seeking practices have limited its effectiveness. Instead, the successful experience of industrialization in developed and developing countries underlined the importance of bureaucracy visionary and highly skilled as well as government agencies that incorporate the private sector in the design and implementation of industrial policy ( Hosono, 2015 ; Wade, 2009 ).", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 278, "width": 513, "height": 74, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Loewe (2013) presented a case study of industrial policy in Egypt. The lack of effectivity can partly be attributed to minimal consultation with the private sector and state interventions tailored just for large and well-established companies. Analysis showed that industrial policies are not formulated and transparent and are not based on creating incentives for companies to produce high-value-added products.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 353, "width": 513, "height": 74, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chang (2013) examined four general industrial policy challenges considered most binding in the African context. This includes that African countries need a deeper understanding of how to get industrial policies right by implementing timely government intervention. Therefore, these arguments should shape the design and form of industrial policy but do not negate their importance in accelerating the structural transformation process of a country.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 442, "width": 150, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Research Methodology", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 457, "width": 121, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1. Multiplier Matrix", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 471, "width": 513, "height": 89, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In a macroeconomic model, a term known as a multiplier describes the impact on endogenous variables due to changes in exogenous variables. The multiplier matrix is used to carry out impact analysis, such as output impact analysis, gross value-added impact analysis, labor impact analysis, income impact analysis, tax impact analysis, and linkage analysis (spreadability and degree of sensitivity). The stages in calculating the multiplier matrix are as follows:", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 561, "width": 194, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Calculating the input coefficient aij = Xij / Xj", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 605, "width": 249, "height": 59, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Where: aij = input coefficient of sector i by sector j Xij = use of input sector i by sector j Xj = sector output to j", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 680, "width": 492, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The input coefficient matrix, a collection of various input coefficients, is known as the Ad matrix.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 710, "width": 81, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Matrix (I - A d )", "type": "Text" }, { "left": 44, "top": 14, "width": 510, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Effective Industrialization Strategy Analysis in Accelerating Economic Growth in an Archipelago Area:", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 27, "width": 164, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Study in North Maluku Province", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 767, "width": 501, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2022. Owned by Author(s), published by Society . This is an open-access article under the CC-BY-NC-SA license. https://doi.org/10.33019/society.v10i2.237", "type": "Page footer" }, { "left": 493, "top": 778, "width": 18, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "327", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 54, "width": 113, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.2. Impact Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 69, "width": 513, "height": 44, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In this study, a simulation of the investment amount will be conducted to see the impact on output formation, gross value-added, labor absorption, income creation, and taxes creation. The formula used is as follows:", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 129, "width": 303, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Impact on the formation of output X 303 = (I - A d ) -1 F 303", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 144, "width": 304, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Impact on the creation of Gross Value-Added (GVA)", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 159, "width": 203, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "V 303 = V X 303, with V = GVA i /Output i", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 173, "width": 171, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Impact on labor absorption", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 188, "width": 204, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "L 303 = LX 303 , where l = labor/Output i", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 203, "width": 168, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4) Impact on income creation", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 218, "width": 227, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "W 303 = WX 303 , where w = income/Output i", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 233, "width": 146, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5) Impact on tax creation", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 248, "width": 196, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "T 303 = TX 303 , where t = tax i /Output i", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 277, "width": 74, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Description:", "type": "Section header" }, { "left": 52, "top": 292, "width": 432, "height": 89, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "X 303 = output formed due to investment impact F 303 = investment or Gross Fixed Capital Formation (GFCF) V 303 = gross value-added formed due to investment impact L 303 = labor formed due to investment impact W 303 = income or labor compensation formed as a result of investment impact T 303 = other taxes on net production formed as a result of investment impact", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 396, "width": 115, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.3. Cluster Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 411, "width": 513, "height": 103, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cluster analysis is a statistical technique that aims to classify objects by providing the characteristics of the object of observation. Grouping is based on the similarities and dissimilarities of the grouped objects. From this grouping, the objects in a cluster are relatively homogeneous, and objects between clusters are relatively heterogeneous. The desired number of clusters is two clusters, namely the ELI and ADLI clusters. The variables used in grouping sectors into the two clusters are the Gross Value-Added (GVA) coefficient, contribution to Gross Regional Domestic Product (GRDP), exports, imports, and investment.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 530, "width": 278, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.4. One-Way Analysis of Variance (ANOVA) Test", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 544, "width": 513, "height": 134, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "To find out whether there are differences in the investment simulations carried out for each category, ADLI and ELI, the average similarity test is carried out with a One-Way Analysis of Variance (ANOVA). To carry out this test, several assumptions must be met, consisting of the populations to be tested being normally distributed, the variance of these populations being the same, and the samples are not related to one another. Levene’s test can be used to determine whether the population’s variance is the same. The significance of this test can be seen from the significance value contained in the test of homogeneity of variances at the SPSS Statistics output. If the value of sig. more than 0.05 (significant), it can be concluded that the variance equality assumption is fulfilled.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 679, "width": 448, "height": 58, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Furthermore, to test the average similarity, the hypothesis can be formed first: H0 : µ1 = µ2 =… = µn H1 : there is at least one unequal µi, i = 1, 2,...,n To test the hypothesis, the test statistics used are F test, with the following equation:", "type": "Text" }, { "left": 44, "top": 14, "width": 510, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Effective Industrialization Strategy Analysis in Accelerating Economic Growth in an Archipelago Area:", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 27, "width": 164, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Study in North Maluku Province", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 767, "width": 501, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2022. Owned by Author(s), published by Society . This is an open-access article under the CC-BY-NC-SA license. https://doi.org/10.33019/society.v10i2.237", "type": "Page footer" }, { "left": 493, "top": 778, "width": 18, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "328", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 54, "width": 167, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MSTr (SSTr / k-1) F = -------------- = -------------- MSE (SSN / (KN)", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 113, "width": 364, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The decision-making rule with a significance level of α is as follows: If F ≤ F table (1-α, k-1, Nk) then H 0 is accepted If F ≤ F table (1-α, k-1, Nk) then H 0 is rejected", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 173, "width": 513, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Where k is the number of sub-samples and N is the number of units of study. In addition, the rejection of H 0 can also be done based on the significant value of the output of SPSS Statistics (ANOVA), i.e., if the significance value is smaller than the value α, then H 0 is rejected.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 232, "width": 152, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Results and Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 246, "width": 124, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.1. Demand Structure", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 261, "width": 513, "height": 89, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The structure of demand for goods and services in North Maluku Province consists of intermediate demand, final domestic demand (aggregate demand), and export demand to other provinces. In 2019, the total demand in North Maluku Province was IDR 46.10 trillion, consisting of intermediate demand of IDR 13.71 trillion and final demand of IDR 32.39 trillion. This figure shows that most of the demand is used to meet the final demand (70.27%), or it can be said that most of the consumption is not intended for the production process.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 365, "width": 333, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1. Demand Structure for North Maluku Province, 2019", "type": "Section header" }, { "left": 44, "top": 392, "width": 515, "height": 353, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Sector Demand Between Final Domestic Export Demand Total Demand Value Billions IDR Proportion (%) Value IDR Billions Proporti on (%) Value IDR Billions Proportion (%) Value IDR Billions Proportion (%) 1 Food Crop 1,879.98 13.72 446.63 1.67 2,670.20 74.06 4,998.55 10.84 2 Horticulture and Plantation Crops 641.31 4.70 1,155.31 4.30 209.92 4.40 2,042.09 4.24 3 Agriculture and Hunting Services 315.21 2.30 394.98 1.42 212.91 3.22 912.887 2.01 4 Agriculture and Plantation Services 315.21 2.30 394.98 0.00 0.02 0.00 211.90 0.32 5 Forestry and Logging 222.31 1.61 28.27 0.12 14.27 0.24 266.83 0.51 6 Fishery 325.20 2.13 494.18 1, 43 782.16 13.47 2,281.16 5.03 7 Coal and Oil and Gas Refining Industry 1,329.91 8.27 481.71 1.86 8 Food and Beverage Industry 1,096.38 8.12 3,251.90 12.14 757, 21 13.34 5.098.04 11.06 9 Textile and Apparel Industry 107.14 0.78 619.10 3.15 6.14 1.04 681.19 1.44", "type": "Table" }, { "left": 44, "top": 14, "width": 510, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Effective Industrialization Strategy Analysis in Accelerating Economic Growth in an Archipelago Area:", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 27, "width": 164, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Study in North Maluku Province", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 767, "width": 501, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2022. Owned by Author(s), published by Society . This is an open-access article under the CC-BY-NC-SA license.", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 780, "width": 193, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.33019/society.v10i2.237", "type": "Table" }, { "left": 493, "top": 778, "width": 18, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "329", "type": "Page footer" }, { "left": 44, "top": 57, "width": 513, "height": 251, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Sector Demand Between Final Domestic Export Demand Total Demand Value Billions IDR Proportion (%) Value IDR Billions Proporti on (%) Value IDR Billions Proportion (%) Value IDR Billions Proportion (%) 10 Wood Industry, Wood Products and Cork and Goods 342.70 2.91 29.33 1.12 1.18 0.16 372.11 1.10 11 Non-Metal Industry Mineral 391.19 2.90 36.01 0.17 0.16 0, 01 431.18 0.95 12 Furniture Industry 3.59 0.03 244.49 0.91 0.04 0.00 248.11 0.54 13 Other Processing Industry, Repair and", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 296, "width": 52, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Installation", "type": "Text" }, { "left": 46, "top": 297, "width": 511, "height": 86, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Services for Machinery and Equipment 1,137.17 9, 3,018,224.51 8,20 12.10 0.42 0.06 53 9.62 14 Other 4757.40 32.01 17.51 69.32 1316.12 18.93 42 641, 25 45.21 TOTAL 15.705.29 100.00 28,681.11 100.00 6,542 100.00 47,791.62 100.00", "type": "Table" }, { "left": 208, "top": 384, "width": 182, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Source: Table IO 2019 (Processed)", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 413, "width": 117, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.2. Supply Structure", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 428, "width": 513, "height": 74, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From the supply side, the amount of supply consisting of domestic output and imports will equal the amount of demand. Domestic output has a value of IDR 36.75 trillion, while imports have a value of IDR 11.16 trillion or only about 25.59 percent of the total supply in North Maluku Province. It shows that about one-fifth of the value of goods and services circulating in the province is imported commodities.", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 517, "width": 302, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2. Structure Offers North Maluku Province, 2019", "type": "Section header" }, { "left": 44, "top": 544, "width": 513, "height": 202, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Sector Demand Between Final Domestic Export Demand Total Demand Value Billions IDR Proportion (%) Value IDR Billions Proporti on (%) Value IDR Billions Proportion (%) Value IDR Billions Proportion (%) 1 Food Crop 4,965.91 13.82 32.64 0.32 4,998.12 10.72 4,965.91 13.82 2 Horticulture and Plantation Crops Plants 1,460.37 4.06 605.29 5.96 2,065.67 4.79 Plants 1,460.37 4.06 3 Agriculture and Hunting Services 747.57 2.08 178.75 178.75 926.32 2.05 747.57 2.08 4 Agriculture and Plantation Services 112.30 0.31 105.29 1.04 217.5 0.49 112.30 0.31 5 Forestry and 215.12 0.60 53.44 0.53 266.10 0.55 215.12 0.60", "type": "Table" }, { "left": 44, "top": 14, "width": 510, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Effective Industrialization Strategy Analysis in Accelerating Economic Growth in an Archipelago Area:", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 27, "width": 164, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Study in North Maluku Province", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 767, "width": 501, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2022. Owned by Author(s), published by Society . This is an open-access article under the CC-BY-NC-SA license.", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 780, "width": 193, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.33019/society.v10i2.237", "type": "Table" }, { "left": 493, "top": 778, "width": 18, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "330", "type": "Page footer" }, { "left": 44, "top": 57, "width": 513, "height": 403, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Sector Demand Between Final Domestic Export Demand Total Demand Value Billions IDR Proportion (%) Value IDR Billions Proporti on (%) Value IDR Billions Proportion (%) Value IDR Billions Proportion (%) Logging 6 Fishery 2.267.90 0 6.31 0.05 0.00 2.369 5.01 2.267.90 0 6.31 7 Coal and Oil and Gas Refining Industry 0.00 0.00 1,571.98 15.47 1,570.02 3.40 0.00 0.00 8 Food and Beverage Industry 3,568.48 9.93 1,529.57 15.11 5,172.10 11.19 3,568.48 9.93 9 Textile and Apparel Industry 48.88 0.14 605.11 5.81 652.18 1.43 48.88 0.14 10 Wood Industry, Wood Products and Cork and Goods 337.01 0.22 33.21 0.35 371.59 0.77 337.01 0.22 11 Non-Metal Industry 0.41 0.41 Mineral28 1.09 2.72 430.17 0.94 0.41 0.41 12 Furniture Industry 211.07 0, 59 38.01 0.38 251.19 0.52 211.07 0, 59 13 Other Processing Industry, Repair and", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 448, "width": 52, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Installation", "type": "Text" }, { "left": 46, "top": 454, "width": 511, "height": 81, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Services for Machinery and Equipment 128.11 0.37 4,219.10 41.22 4,316.02 9.37 128.11 0.37 14 Other 21,731.06 61.19 950.18 9,35 22,681.24 48.17 21,731.06 61.19 TOTAL 36,750.94 100.00 11,163.60 100.00 47,004.51 100.00 36,750.94 100.00", "type": "Table" }, { "left": 208, "top": 536, "width": 182, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Source: Table IO 2019 (Processed)", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 565, "width": 513, "height": 104, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The proportion of domestic output in agriculture, forestry and fisheries is 22.60 percent. The trade sector provided the largest contribution to domestic output for this business field, with a proportion of 17.31 percent. Then followed by the government administration sector at 15.43 percent. Meanwhile, mining business fields of 10.72 had a proportion of the domestic output of 11.36 percent. The food and beverage sector contributed the largest domestic output for this business field, with a proportion of 8.93 percent. At the same time, the lowest was the coal and oil and gas industry sectors that did not produce domestic output.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 684, "width": 187, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.3. Gross Value-Added Structure", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 699, "width": 513, "height": 44, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In 2019, the total gross value added created by all economic sectors in North Maluku Province reached IDR 23.36 trillion. Table 3 below shows that the agricultural, forestry and fishery business fields contributed IDR 8.15 trillion or 36.65 percent of the total gross added", "type": "Text" }, { "left": 44, "top": 14, "width": 510, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Effective Industrialization Strategy Analysis in Accelerating Economic Growth in an Archipelago Area:", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 27, "width": 164, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Study in North Maluku Province", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 767, "width": 501, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2022. Owned by Author(s), published by Society . This is an open-access article under the CC-BY-NC-SA license. https://doi.org/10.33019/society.v10i2.237", "type": "Page footer" }, { "left": 493, "top": 778, "width": 18, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "331", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 55, "width": 513, "height": 103, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "value created. In this business field, the largest share is contributed by the food crop sector; fishery sector; and the horticultural and plantation sectors, with a successive contribution of 19.09 percent; 8.09 percent; and 5.75 percent. On the other hand, the processing industry business field contributed IDR 1.94 trillion or about 4.23 percent of the total gross added value created. In this business field, the largest share was contributed by the food and beverage sector, contributing 2.71 percent. At the same time, the lowest was the coal and oil and gas industry sectors which did not create gross added value.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 159, "width": 513, "height": 59, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Regarding the gross value-added coefficient, the horticultural and plantation sectors have the highest coefficient value of 0.8761. This means that only about 12.39 percent of the total input is used in the production process of this sector. Then in the next position are the food crop sector (0.8546) and the forestry sector and logging (0.8469).", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 233, "width": 396, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 3. Structure of North Maluku Province’s Gross Value-Added 2019", "type": "Section header" }, { "left": 50, "top": 258, "width": 489, "height": 243, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Sector Value (IDR in Billion) Contribution (%) Coefficient 1 Food Crops 4,243.94 19.09 0.8546 2 Horticultural and plantation crops 1,279.43 5.75 0.8761 3 Livestock 552.32 2.48 0.7388 4 Services Agriculture and hunting 91.21 0.41 0.8122 5 Forestry and logging 182.19 0.82 0.8469 6 Fisheries 1799.62 8.09 0.7935 7 Industry Coal and oil and gas quarrying 0.00 0.00 0.0000 8 Food and Beverage Industry 602.30 2.71 0.1688 9 Textile and apparel Industry 19.17 0.09 0.3921 10 Wood Industry, Wood Products and Cork and Woven Goods from Bamboo, Rattan and the Like 132.16Metallic 0.52 0.3434Non- Mineral 11 Goods Industry 63.26 0.28 0.4304 12 Furniture Industry 101.72 0.46 0.4819 13 Processing Industry Others, Repair Services and Machine and Equipment Installation 41.55 0.20 0.3471 14 Others 13,146.84 59.13 0.6050 TOTAL 23,367.16 100.00", "type": "Table" }, { "left": 208, "top": 501, "width": 182, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Source: Table IO 2019 (Processed)", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 531, "width": 115, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.4. Cluster Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 546, "width": 513, "height": 163, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Grouping sector-sex tor into two groups of industrialization strategies, namely Export-Led Industrialization (ELI) and Agricultural Demand Led Industrialization (ADLI), carried out by cluster analysis. The cluster analysis used is the K-Means Cluster based on the following variables: Gross Value Added (NTB) coefficient, contribution to Gross Regional Domestic Product (GRDP), export value, import value, and the investment value (Gross Fixed Capital Formation or GFCF). Because the units for the five variables used differed, standardization was carried out using the Z-Score. The sectors that will be grouped are sectors related to agriculture, forestry and fishery business fields (excluding agricultural and hunting services) and processing industry business fields (excluding the coal and oil and gas refining industry) because these sectors become the objectives of this study. The number of sectors to be grouped is 11 sectors.", "type": "Text" }, { "left": 44, "top": 14, "width": 510, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Effective Industrialization Strategy Analysis in Accelerating Economic Growth in an Archipelago Area:", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 27, "width": 164, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Study in North Maluku Province", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 767, "width": 501, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2022. Owned by Author(s), published by Society . This is an open-access article under the CC-BY-NC-SA license. https://doi.org/10.33019/society.v10i2.237", "type": "Page footer" }, { "left": 493, "top": 778, "width": 18, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "332", "type": "Page footer" }, { "left": 114, "top": 54, "width": 370, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 4. Sectors Based on Grouping Results using Cluster Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 48, "top": 79, "width": 490, "height": 213, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Sector Group Category 1 Food crops 1 ADLI 2 Horticulture and Plantation 1 ADLI 3 Animal Husbandry 1 ADLI 5 Forestry and logging 1 ADLI 6 Fishery 1 ADLI 8 Food and beverage industry 2 ELI 9 Textile and Garments Industry 2 ELI 10 Wood and Cork Goods Industry, Rattan Bamboo and the Like 2 ELI 11 Non-Metallic Mineral Goods Industry 2 ELI 12 Furniture Industry 2 ELI 13 Other Processing Industries, Repair Services and Marketing of Machinery and Equipment 2 ELI", "type": "Table" }, { "left": 196, "top": 294, "width": 207, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sources: Processed Results using SPPS", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 324, "width": 513, "height": 44, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the grouping results, five sectors are grouped into the ADLI category, and six are included in the ELI category. The sectors mentioned above are the sectors that will be used to simulate the amount of investment for each group.", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 383, "width": 165, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 5. Final Cluster Centers", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 408, "width": 484, "height": 136, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cluster 1 2 Zscore: Coefficient of Gross Value Added 0.98666 -0.82222 Zscore: Gross Regional Domestic Product Contribution 0.62214 -0.51845 Zscore: Export Value 0.44472 -0.37060 Zscore: Import Value -0.40972 0.34143 Zscore: Investment Value -0.19981 0.16651 Sources: Processed Results using SPPS", "type": "Table" }, { "left": 43, "top": 560, "width": 513, "height": 43, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The analysis results show that the cluster of the two categories can be characterized based on the variables used. Based on Table 5 , we can see the value of the cluster after the iteration process occurs.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 619, "width": 445, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.5. Analysis of the Impact of Investment on the Impact of Investment on Output", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 634, "width": 513, "height": 118, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "To compare the impact of total investment in the ADLI and ELI category sectors on the formation of output, a simulation of the amount of investment with the same value for the two categories is carried out, namely IDR 6. The simulation was carried out in the IO Table of North Maluku Province, aggregating into 30 economic sectors. The results of these simulations are presented in ( Table 6 ). This table shows that an investment value of IDR 6 in the ADLI category can create an output of IDR 6.88. The three sectors in the ADLI category that were most motivated by this investment were the food crop sector; livestock sector; and fisheries sector, while the three sectors outside the ADLI category that were most driven were the wholesale", "type": "Text" }, { "left": 44, "top": 14, "width": 510, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Effective Industrialization Strategy Analysis in Accelerating Economic Growth in an Archipelago Area:", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 27, "width": 164, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Study in North Maluku Province", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 767, "width": 501, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2022. Owned by Author(s), published by Society . This is an open-access article under the CC-BY-NC-SA license. https://doi.org/10.33019/society.v10i2.237", "type": "Page footer" }, { "left": 493, "top": 778, "width": 18, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "333", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 55, "width": 513, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "and retail trade sector, not cars and motorbikes; the food and beverage industry sector; and the land transport sector.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 84, "width": 516, "height": 119, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "On the other hand, it can also be seen that an investment value of IDR 6 in the ELI category, The three ELI category sectors that are most motivated by this investment are the wood industry sector, wood and cork products and woven bamboo, rattan and the like; the food and beverage industry sector; and the textile and apparel industry sector, while the three sectors outside the ELI category that were most driven were the forestry and logging sectors; food crop sector; and the wholesale and retail trade sector, not cars and motorbikes. Based on the data above, it can be concluded that the ELI category’s ability to create output from investment activities is better than the ADLI category.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 218, "width": 256, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.6. Investment Impact on Gross Value-Added", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 233, "width": 513, "height": 118, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In terms of gross value-added, based on the results presented in Table 7 , it can be seen that the gross value-added created from the investment made in the ADLI category was greater than the ELI category, which was 26.02 percent. Suppose the investment simulation is carried out in the ADLI category sectors. In that case, 95.40 percent of the total value-added generated is enjoyed by the sectors in the ADLI category, while other economic sectors enjoy the rest. Meanwhile, suppose the investment simulation is carried out in the ELI category sectors. In that case, 53.50 percent of the total value-added generated is enjoyed by sectors in the ELI category, while other economic sectors enjoy the rest.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 367, "width": 218, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.7. The Impact of Investment on Labor", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 382, "width": 513, "height": 44, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Investment activities can also absorb labor and provide gross value-added and forming output. The issue of manpower is still a serious problem, so if the government and the private sector investment, it should be directed at sectors that can absorb labor.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 426, "width": 513, "height": 74, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From the simulation results with an investment value of Rp6, it can be seen that the ability of the sectors in the ELI category to absorb labor is greater than the sectors in the ADLI category. Seen in more detail, investment in the ELI sector has pushed the ELI sector itself and other economic sectors into their ability to absorb labor. The ELI sector can absorb 78.03 percent of the workforce, while other sectors absorb the rest.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 501, "width": 513, "height": 74, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "On the other hand, the investment return in the ADLI sector has a big meaning for the ADLI sector itself because it can absorb a workforce of 94.64 percent, where the largest portion in the food crop sector is 29.20 percent. Meanwhile, other sectors can only absorb workers below 1 percent, except for the wholesale and retail trade sector, not cars and motorbikes and the land transportation sector.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 576, "width": 513, "height": 88, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "If observed more deeply, labor in the textile and apparel industry sector has low productivity, which is only IDR 2.85 million/labor, even though this sector is based on the results of investment simulations in the ELI sector above which can absorb a workforce of 56.58 percent. Therefore, an appropriate investment policy is needed so that investments made can absorb a large number of workers and must also be followed by an increase in labor productivity so that high economic growth targets can be achieved.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 679, "width": 188, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.8. Investment Impact on Income", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 694, "width": 513, "height": 59, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "To compare the impact of the total investment in the ADLI and ELI category sectors on community income creation, a simulation of the investment size was carried out with the same value for the two categories, IDR 6. An investment value of IDR 6 in the ADLI category can create an income of IDR 1.16. Three sectors are most compelled ADLI category revenue with", "type": "Text" }, { "left": 44, "top": 14, "width": 510, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Effective Industrialization Strategy Analysis in Accelerating Economic Growth in an Archipelago Area:", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 27, "width": 164, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Study in North Maluku Province", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 767, "width": 501, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2022. Owned by Author(s), published by Society . This is an open-access article under the CC-BY-NC-SA license. https://doi.org/10.33019/society.v10i2.237", "type": "Page footer" }, { "left": 493, "top": 778, "width": 18, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "334", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 55, "width": 513, "height": 58, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "this investment, namely the forestry and logging; food crop sector; and the fisheries sector, while the three sectors outside the ADLI category that were most driven were the wholesale and retail trade sector, not cars and motorbikes; land transport sector; and the financial services and insurance sectors.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 114, "width": 513, "height": 104, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "On the other hand, it can also be seen that an investment value of IDR 6 in the ELI category can create a public income of IDR 1.29. Three categories of ELI sectors pushed revenue with this investment, namely the industrial sector of wood, articles of wood and cork and wickerwork of bamboo, rattan and the like; the non-metal mineral goods industry sector; and the furniture industry sector, while the three sectors outside the ELI category that were most driven were the forestry and logging sectors; food crop sector; and the wholesale and retail trade sector, not cars and motorbikes.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 219, "width": 513, "height": 29, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the data above, it can be concluded that the ability of the ELI category to create public income from investment activities that occurs is better than the ADLI category.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 263, "width": 258, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.9. Impact of Investment on Taxes Investment", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 278, "width": 513, "height": 59, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Activities can also impact tax creation, which is one of the sources of regional income. Until now, taxes are still the main source of the regional revenue, so if the government and the private sector make investments, they should be directed at sectors capable of generating large taxes to support the implementation of regional development.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 337, "width": 513, "height": 104, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From the simulation results with an investment value of IDR 6, it can be seen that the ability of the sectors in the ELI category to tax creation is greater than that of the sectors in the ADLI category. As seen in more detail, investment in the ELI sector has pushed the ELI sector itself and other economic sectors into their ability to generate taxes. The ELI sector can tax IDR 0.02, while other sectors create the rest. Meanwhile, the investment return in the ADLI sector has a big meaning for the ADLI sector itself because it can create a tax of IDR 0.03, while other sectors create the rest.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 457, "width": 264, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.10. Comparison of Total Investment Impacts", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 471, "width": 513, "height": 148, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 6 shows a summary of investment activities with three different treatments. Of the total investment of IDR 6, if it is invested without paying attention to industrialization strategies, each economic sector will get the same investment value, which will be able to create output and gross value added of IDR 8.14 and IDR 4.66, respectively. In addition, investment without an industrialization strategy can absorb a workforce of 0.1244. The value of output and labor created without paying attention to the industrialization strategy is greater than the ADLI industrialization strategy but smaller than the ELI industrialization strategy. On the other hand, the gross added value created without paying attention to the industrialization strategy is smaller than the ADLI industrialization strategy but greater than considering the ELI industrialization strategy.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 620, "width": 513, "height": 59, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "On the other hand, the income value created without paying attention to the industrialization strategy is greater than considering the industrialization strategy of ADLI and ELI. On the other hand, the tax value created without paying attention to the industrialization strategy is smaller than considering the industrialization strategy of ADLI and ELI.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 695, "width": 484, "height": 28, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 6. Comparison of the Impact of the Total Investment of Rp6 According to the 2019 Industrialization Strategy", "type": "Section header" }, { "left": 87, "top": 734, "width": 314, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Details NON ADLI", "type": "Table" }, { "left": 44, "top": 14, "width": 510, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Effective Industrialization Strategy Analysis in Accelerating Economic Growth in an Archipelago Area:", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 27, "width": 164, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Study in North Maluku Province", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 767, "width": 501, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2022. Owned by Author(s), published by Society . This is an open-access article under the CC-BY-NC-SA license. https://doi.org/10.33019/society.v10i2.237", "type": "Page footer" }, { "left": 493, "top": 778, "width": 18, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "335", "type": "Page footer" }, { "left": 55, "top": 55, "width": 486, "height": 166, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ADLI ELI ADLI- NON ELI-NON ADLI-ELI (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Output 8.1396 6.8840 9.4705 1,2556 1.3309 2,5865 Gross Value- Added 4.6651 5,5305 4,3887 0,8654 -0,2765 1,1419 Labor 0.1244 -0.1092 0, 2505 -0.0152 0.1261 -0.1413 Income 1.4430 1.1575 1.2884 -0.2854 -0.1546 -0.1309 Tax 0.0380 0.0435 0.0121 0.005 -0.005 Source: Processed Results Description: NON = without industrial strategy", "type": "Table" }, { "left": 43, "top": 237, "width": 513, "height": 88, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on Table 6 above, it can be seen that the sectors in the ADLI category have the advantage of creating gross added value. In contrast, the sectors in the ELI category have the advantage of creating output, income, and taxes, as well as labor absorption. The determination of a more effective industrialization strategy must refer to development objectives. If what you want to achieve is the formation of high output to spur economic growth, the ELI strategy is the right choice.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 341, "width": 142, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.11. Inference Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 356, "width": 513, "height": 43, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Statistically, to determine whether there is a difference between the average investment simulation results for output, gross value added, labor, income, and taxes, a test was performed by One-Way Anova. The hypothesis used is:", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 400, "width": 334, "height": 29, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H0 = the average ADLI and ELI populations are the same H1 = the average ADLI and ELI populations are not the same.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 445, "width": 513, "height": 89, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Before the One-Way Anova test, the assumption of the equality of population variance must be tested. In this study, Levene’s test carried out the variance similarity test. Based on the results of Levene’s test using software SPSS, at the 5 percent test level, it can be concluded that statistically, there is no difference in variance between ADLI and ELI, both in the output, labor, income and tax variables (Sig.> 0.05), whereas in the gross value-added variable. Statistically, there is a difference in variance between ADLI and ELI (Sig value <0.05).", "type": "Text" }, { "left": 181, "top": 549, "width": 236, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 7. Test of Homogeneity of Variances", "type": "Section header" }, { "left": 48, "top": 574, "width": 462, "height": 105, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Levene Statistic DF1 DF2 Sig Output .012 1 58 .915 Gross Value-Added 7,548 1 58 .008 Labor 1,241 1 58 .270 Income 1,468 1 58 .231 Taxes .003 1 58 .959 Source: Results Statistical", "type": "Table" }, { "left": 43, "top": 695, "width": 513, "height": 58, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Furthermore, on four variables that meet the assumption of variance equality, a test is performed by One-Way Anova. Based on the results of this test using software SPSS, at the 5 per cent test level, it can be concluded that statistically, there is no difference in the average between ADLI and ELI, both in the output, labor, income and tax variables (Sig.> 0.05).", "type": "Text" }, { "left": 44, "top": 14, "width": 510, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Effective Industrialization Strategy Analysis in Accelerating Economic Growth in an Archipelago Area:", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 27, "width": 164, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Study in North Maluku Province", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 767, "width": 501, "height": 25, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2022. Owned by Author(s), published by Society . This is an open-access article under the CC-BY-NC-SA license. https://doi.org/10.33019/society.v10i2.237", "type": "Page footer" }, { "left": 493, "top": 778, "width": 18, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "336", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 55, "width": 513, "height": 73, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Therefore, in this study, it cannot be said that there is a significant difference between ADLI and ELI industrialization strategies. Thus, to accelerate the economic growth of North Maluku, a combination of ADLI and ELI strategies can be used, among others, by increasing the export of processing industry commodities that use raw materials for products from the agricultural, forestry and fisheries sectors.", "type": "Text" }, { "left": 250, "top": 144, "width": 97, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 8. ANOVA", "type": "Section header" }, { "left": 55, "top": 169, "width": 480, "height": 344, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sum of Squares df Mean Square F Sig. Output Between Groups .112 1 .112 .529 .470 Within Groups 12 512 58 .211 - - Total 12 326 59 - - - Labor Between Groups .000 1 .000 .895 .348 Within Groups .022 588 .000 - - Total. 022 59 - - - Income Groups Between .000 1 .000 .057 .812 Within Groups .291 58 .000 - - Total .292 59 - - - Taxes Between Groups .000 1 .000 .043 .836 Within Groups .001 58 .000 - - Total .001 59 - - - Sources: Processed Results using SPPS", "type": "Table" }, { "left": 43, "top": 543, "width": 87, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 557, "width": 482, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the description in the previous chapter, the following conclusions can be drawn:", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 572, "width": 513, "height": 59, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. In 2019, most of the demand was used to meet the final demand, or it could be said that most of the consumption was allocated not for the production process. Meanwhile, from the supply side, about a fifth of the total value of goods and services circulating in North Maluku is imported.", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 632, "width": 513, "height": 44, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. The sectors in the ADLI category have the advantage of creating gross added value. In contrast, the sectors in the ELI category have advantages in creating output, income and taxes, and labor absorption.", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 676, "width": 513, "height": 44, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. The determination of a more effective industrialization strategy must refer to development objectives. If what you want to achieve is the formation of high output to spur economic growth, the ELI strategy is the right choice.", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 721, "width": 513, "height": 29, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Based on the results of the One Way Anova test, it is concluded that statistically, there is no average difference between ADLI and ELI, both in the output, labor, income, and tax", "type": "List item" }, { "left": 44, "top": 14, "width": 510, "height": 13, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Effective Industrialization Strategy Analysis in Accelerating Economic Growth in an Archipelago Area:", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 27, "width": 164, "height": 13, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Study in North Maluku Province", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 767, "width": 501, "height": 25, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2022. Owned by Author(s), published by Society . This is an open-access article under the CC-BY-NC-SA license. https://doi.org/10.33019/society.v10i2.237", "type": "Page footer" }, { "left": 493, "top": 778, "width": 18, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "337", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 55, "width": 492, "height": 73, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "variables, so in this study, it cannot be said that there is a significant difference between industrialization strategies. ADLI and ELI. Thus, to accelerate economic growth in North Maluku, a combination of ADLI and ELI strategies can be used, among others, by increasing the export of processing industry commodities that use raw materials for products from the agricultural, forestry and fisheries sectors.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 159, "width": 122, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Acknowledgment", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 173, "width": 513, "height": 29, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The authors are grateful to express gratitude to all of those who have had the pleasure to work during this research conducted.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 218, "width": 215, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Declaration of Conflicting Interests", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 233, "width": 513, "height": 29, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The authors have declared no potential conflicts of interest concerning this article’s research, authorship, and/or publication.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 292, "width": 63, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "References", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 307, "width": 513, "height": 44, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Allred, B. B., & Park, W. G. (2007). The influence of patent protection on firm innovation investment in manufacturing industries. Journal of International Management , 13 (2), 91-109. https://doi.org/10.1016/j.intman.2007.02.001", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 351, "width": 512, "height": 29, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Altenburg, T. (2011). Industrial Policy in Developing Countries . Bonn, Germany: Deutsches Institut für Entwicklungspolitik gGmbH. Retrieved", "type": "Table" }, { "left": 401, "top": 366, "width": 152, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "from https://www.die-", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 381, "width": 209, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "gdi.de/uploads/media/DP_4.2011.pdf", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 396, "width": 513, "height": 104, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku Utara. (2019, July). Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Maluku Utara Menurut Lapangan Usaha 2014-2018 . Author. Retrieved from https://malut.bps.go.id/publication/2019/07/05/0072474ef61add8cef16764f/produk- domestik-regional-bruto-provinsi-maluku-utara-menurut-lapangan-usaha-2014-2018.html Bank Indonesia. (2019, February). Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Maluku Utara Februari 2019 . Author. Retrieved from https://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian- ekonomi-regional/malut/Pages/Kajian-Ekonomi-dan-Keuangan-Regional-Provinsi-", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 501, "width": 181, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maluku-Utara-Februari-2019.aspx", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 516, "width": 513, "height": 43, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chang H. J. (2013). Industrial Policy: Can Africa Do It?. In J. E. Stiglitz, J. L.Yifu, E. Patel (Eds.) The Industrial Policy Revolution II. International Economic Association Series (pp. 49–84). London, United Kingdom: Palgrave Macmillan,.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 560, "width": 227, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.1057/9781137335234_5", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 575, "width": 513, "height": 29, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Duru, M. (2012). New challenges for industrial policy in Nigeria. Universal Journal of Management and Social Sciences , 2 (7), 12-20.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 605, "width": 513, "height": 44, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elhiraika, A. B., & Mbate, M. M. (2014). Assessing the determinants of export diversification in Africa. Applied Econometrics and International Development , 14 (1), 147-160. Retrieved from https://www.usc.gal/economet/reviews/aeid14111.pdf", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 650, "width": 513, "height": 44, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gebreeyesus, M., & Mohnen, P. (2013). Innovation performance and embeddedness in networks: evidence from the Ethiopian footwear cluster. World Development , 41 , 302-316. https://doi.org/10.1016/j.worlddev.2012.05.029", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 694, "width": 513, "height": 29, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Goldstein, J. S., & Pevehouse, J. C. (2008). International Relations (8th ed.). Harlow, United Kingdom: Pearson Education.", "type": "Text" }, { "left": 44, "top": 14, "width": 510, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Effective Industrialization Strategy Analysis in Accelerating Economic Growth in an Archipelago Area:", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 27, "width": 164, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Study in North Maluku Province", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 767, "width": 501, "height": 25, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2022. Owned by Author(s), published by Society . This is an open-access article under the CC-BY-NC-SA license. https://doi.org/10.33019/society.v10i2.237", "type": "Page footer" }, { "left": 493, "top": 778, "width": 18, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "338", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 55, "width": 513, "height": 28, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Grosen, M. N., & Coskun, B. B. (2010). A decade of SAPs, market liberalization and environment in Tanzania (1987–1998). European Journal of Economic and Political Studies ,", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 84, "width": 60, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 (2), 53-71.", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 99, "width": 513, "height": 74, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hausmann, R., & Rodrik, D. (2003). Economic development as self-discovery. Journal of development Economics , 72 (2), 603-633. https://doi.org/10.1016/S0304-3878(03)00124-X Hallegate, S., Fay, M., & Vogt-Schilb, A. (2013, October). Green Industrial Policies: When and How. (Policy Research Working Paper 6677). Washington DC, United States: The World Bank.", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 159, "width": 55, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Retrieved", "type": "Text" }, { "left": 527, "top": 159, "width": 29, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "from", "type": "Table" }, { "left": 43, "top": 174, "width": 513, "height": 44, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://openknowledge.worldbank.org/bitstream/handle/10986/16892/WPS6677.pdf Hernández, I., Cely, N., González, F., Muñoz, E., & Prieto, I. (2010, June). The Discovery of New Export Products in Ecuador (IDB WORKING PAPER SERIES No. IDB-WP-165). Washington", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 219, "width": 322, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DC, United States: Inter-American Development", "type": "Table" }, { "left": 43, "top": 219, "width": 513, "height": 88, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bank. Retrieved from https://publications.iadb.org/en/publication/discovery-new-export-products-ecuador Hosono, A. (2015). Industrial Strategy and Economic Transformation: Lessons from Five Outstanding Cases. In A. Noman & J. Stiglitz (Eds.), Industrial Policy and Economic Transformation in Africa (pp. 53–101). Amsterdam, Netherlands: Amsterdam University Press. https://doi.org/10.7312/columbia/9780231175180.001.0001", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 308, "width": 513, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jarreau, J., & Poncet, S. (2012). Export sophistication and economic growth: Evidence from", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 323, "width": 485, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "China. Journal of development Economics , 97 (2), 281-292.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 338, "width": 249, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.1016/j.jdeveco.2011.04.001", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 353, "width": 513, "height": 88, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lin, J., & Chang, H. J. (2009). Should Industrial Policy in developing countries conform to comparative advantage or defy it? A debate between Justin Lin and Ha ‐ Joon Chang. Development policy review , 27 (5), 483-502. https://doi.org/10.1111/j.1467-7679.2009.00456.x Lin, J. Y. (2010, February). New Structural Economics: A Framework for Rethinking Development (Policy Research Working Paper 5197). Washington DC, United States: The World Bank. Retrieved", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 427, "width": 513, "height": 59, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "from https://openknowledge.worldbank.org/bitstream/handle/10986/19919/WPS5197.pdf Lin, J. Y., & Monga, C. (2010, May). Growth Identification and Facilitation: The Role of the State in the Dynamics of Structural Change (Policy Research Working Paper 5313). Washington DC,", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 487, "width": 485, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "United States: The World Bank. Retrieved from", "type": "Table" }, { "left": 43, "top": 502, "width": 513, "height": 44, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://openknowledge.worldbank.org/bitstream/handle/10986/3798/WPS5313.pdf Loewe, M. (2013). Industrial Policy in Egypt 2004-2011 . Bonn, Germany: Deutsches Institut für Entwicklungspolitik gGmbH. Retrieved from", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 547, "width": 386, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://edoc.vifapol.de/opus/volltexte/2014/5041/pdf/DP_13.2013.pdf", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 562, "width": 513, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "McCormick, D. (1999). African enterprise clusters and industrialization: theory and reality.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 577, "width": 513, "height": 73, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "World development , 27 (9), 1531-1551. https://doi.org/10.1016/S0305-750X(99)00074-1 McMillan, M., & Rodrik, D. (2011). Globalization, Structural Change and Productivity Growth. In M. Bacchetta & M. Jansen (Eds.), Making Globalization Socially Sustainable (pp. 49–84). Geneva, Switzerland: International Labour Organization and World Trade Organization. Retrieved", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 636, "width": 485, "height": 44, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "from http://ilo.org/wcmsp5/groups/public/@dgreports/@dcomm/@publ/documents/publi cation/wcms_144904.pdf", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 681, "width": 513, "height": 44, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mendes, A. P. F., Bertella, M. A., & Teixeira, R. F. (2014). Industrialization in Sub-Saharan Africa and import substitution policy. Brazilian Journal of Political Economy , 34 (1), 120-138. https://doi.org/10.1590/S0101-31572014000100008", "type": "List item" }, { "left": 44, "top": 14, "width": 510, "height": 13, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Effective Industrialization Strategy Analysis in Accelerating Economic Growth in an Archipelago Area:", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 27, "width": 164, "height": 13, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Study in North Maluku Province", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 767, "width": 501, "height": 25, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2022. Owned by Author(s), published by Society . This is an open-access article under the CC-BY-NC-SA license. https://doi.org/10.33019/society.v10i2.237", "type": "Page footer" }, { "left": 493, "top": 778, "width": 18, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "339", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 55, "width": 513, "height": 43, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mkandawire, T. (2015). Neopatrimonialism and the Political Economy of Economic Performance in Africa: Critical Reflections. World Politics , 67 (3), 563-612. https://doi.org/10.1017/S004388711500009X", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 99, "width": 513, "height": 44, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mohamed, I. A., Hassan, M. M. A., Salih, A. A., & Gumaa, Y. T. (2011). Impacts of Sudan macroeconomic policy on agriculture. International Trade Journal , 3 (134), 22-32. Retrieved from https://ssrn.com/abstract=1879858", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 144, "width": 513, "height": 29, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muchie, M. (2000). Leather processing in Ethiopia and Kenya: lessons from India. Technology in Society , 22 (4), 537-555. https://doi.org/10.1016/S0160-791X(00)00027-0", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 174, "width": 513, "height": 44, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Murphy, J. T. (2007). The challenge of upgrading in African industries: Socio-spatial factors and the urban environment in Mwanza, Tanzania. World Development , 35 (10), 1754-1778. https://doi.org/10.1016/j.worlddev.2007.06.003", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 219, "width": 513, "height": 43, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Okezone.com. (2011, September 12). Menkeu : FTA Merugikan Indonesia. Retrieved from https://economy.okezone.com/read/2011/09/12/320/501484/menkeu-fta-merugikan- indonesia", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 263, "width": 513, "height": 74, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pack, H., & Saggi, K. (2006). Is there a case for industrial policy? A critical survey. The World Bank Research Observer , 21 (2), 267-297. https://doi.org/10.1093/wbro/lkl001 Rijkers, B., Söderbom, M., & Loening, J. L. (2010). A rural–urban comparison of manufacturing enterprise performance in Ethiopia. World Development , 38 (9), 1278-1296. https://doi.org/10.1016/j.worlddev.2010.02.010", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 338, "width": 513, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rodrik, D. (2009). Industrial policy: don’t ask why, ask how. Middle East development journal ,", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 353, "width": 512, "height": 44, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 (1), 1-29. https://doi.org/10.1142/S1793812009000024 Rodrik, D. (2013, September). Structural Change, Fundamentals, and Growth: An Overview . New Jersey, United States:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 383, "width": 485, "height": 44, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Institute for Advanced Study. Retrieved from https://drodrik.scholar.harvard.edu/files/dani-rodrik/files/structural-change- fundamentals-and-growth-an-overview_revised.pdf", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 427, "width": 513, "height": 29, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sitepu, R. (2013, January). Subsidi Energi dan BBM, Pengaruhnya Terhadap Industri (Policy Paper No. 13). Jakarta, Indonesia: Kadin Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 457, "width": 513, "height": 44, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Stiglitz, J., Lin, J., Monga, C., & Patel, E. (2013, September). Industrial Policy in the African Context (Policy Research Working Paper 6633). Washington DC, United States: The World Bank. Retrieved", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 487, "width": 513, "height": 74, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "from https://openknowledge.worldbank.org/bitstream/handle/10986/16850/WPS6633.pdf Tsai, W. T., & Chou, Y. H. (2004). Government policies for encouraging industrial waste reuse and pollution prevention in Taiwan. Journal of Cleaner Production , 12 (7), 725-736. https://doi.org/10.1016/S0959-6526(03)00053-2", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 562, "width": 513, "height": 29, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ünal, E. (2016). A comparative analysis of export growth in Turkey and China through macroeconomic and institutional factors. Evolutionary and Institutional Economics Review ,", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 591, "width": 513, "height": 29, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13 (1), 57–91. https://doi.org/10.1007/s40844-016-0036-3 UNCTAD & UNIDO. (2011). Economic Development in Africa Report 2011 . Geneva, Switzerland:", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 621, "width": 186, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "United Nations. Retrieved", "type": "Table" }, { "left": 279, "top": 621, "width": 273, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "from https://unctad.org/system/files/official-", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 636, "width": 180, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "document/aldcafrica2011_en.pdf", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 651, "width": 513, "height": 44, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UNECA & AUC. (2013). Making the most of Africa’s commodities: industrializing for growth, jobs and economic transformation . United Nations Economic Commission for Africa and African Union Commission. Retrieved from", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 696, "width": 414, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://repository.uneca.org/bitstream/handle/10855/23386/b11489364.pdf", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 711, "width": 513, "height": 44, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UNECA & AUC. (2014). Dynamic Industrial Policy in Africa: Innovative Institutions, Effective Processes and Flexible Mechanisms . United Nations Economic Commission for Africa and African Union Commission. Retrieved from", "type": "Table" }, { "left": 44, "top": 14, "width": 510, "height": 13, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Effective Industrialization Strategy Analysis in Accelerating Economic Growth in an Archipelago Area:", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 27, "width": 164, "height": 13, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Study in North Maluku Province", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 767, "width": 501, "height": 25, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2022. Owned by Author(s), published by Society . This is an open-access article under the CC-BY-NC-SA license. https://doi.org/10.33019/society.v10i2.237", "type": "Page footer" }, { "left": 493, "top": 778, "width": 18, "height": 14, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "340", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 55, "width": 478, "height": 28, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://www.uneca.org/sites/default/files/PublicationFiles/final_era2014_march25_en. pdf", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 84, "width": 513, "height": 74, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wade, R. H. (2009). Rethinking industrial policy for low income countries. African development review , 21 (2), 352-366. https://doi.org/10.1111/j.1467-8268.2009.00213.x Yasar, M., Paul, C. J. M., & Ward, M. R. (2011). Property rights institutions and firm performance: a cross-country analysis. World Development , 39 (4), 648-661. https://doi.org/10.1016/j.worlddev.2010.09.009", "type": "Text" }, { "left": 220, "top": 204, "width": 159, "height": 14, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "__________________________", "type": "Section header" }, { "left": 246, "top": 232, "width": 106, "height": 14, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "About the Authors", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 261, "width": 513, "height": 44, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Amran Husen obtained his Doctoral degree from Universitas Brawijaya, Indonesia, in 2014. The author is an Associate Professor at the Department of Economics, Postgraduate Program, Faculty of Economics and Business, Universitas Khairun, Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 306, "width": 185, "height": 14, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-Mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 334, "width": 513, "height": 59, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Prince Charles Heston Runtunuwu obtained his Doctoral degree from Universitas Airlangga, Indonesia, in 2018. The author is an Assistant Professor at the Department of Development Economics, Faculty of Economics and Business, Universitas Khairun, Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 394, "width": 195, "height": 14, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-Mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 422, "width": 513, "height": 29, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Muhammad Hasnin obtained his Magister degree from Universitas Brawijaya, Indonesia, in 2008. The author is an Assistant Professor at the Department of Development Economics,", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 452, "width": 364, "height": 14, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faculty of Economics and Business, Universitas Khairun, Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 467, "width": 172, "height": 14, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-Mail: [email protected]", "type": "Text" } ]
5ef48faa-dfe4-51c7-9703-c92e2f6740d6
https://ejournal.poltekkesaceh.ac.id/index.php/gikes/article/download/1480/578
[ { "left": 57, "top": 789, "width": 484, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diterima: 12/09/2023 Revisi: 23/11/2023 Disetujui: 12/12/2023 Diterbitkan: 05/04/2024", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 82, "width": 267, "height": 52, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Efektivitas pembelajaran online basic life support terhadap peningkatan kemampuan penanganan kegawatdaruratan prehospital", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 137, "width": 274, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pada mahasiswa keperawatan di Kota Langsa", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 156, "width": 299, "height": 51, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Effectiveness of online learning basic life support (BLS) on improving the ability to handle prehospital emergencies in nursing students in Langsa", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 227, "width": 205, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Zulkarnaini 1* , Nora Hayani 2 , dan Elfida 3", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 264, "width": 48, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 283, "width": 484, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Background: An emergency is a dangerous situation that can cause disability or even death. Efforts can be made to provide basic life support to prevent injury or death of victims. The training aims to enable students to handle the correct handling of emergencies to save the victim.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 321, "width": 482, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Objective: To measure the effectiveness of basic life support online learning on improving the ability to handle pre- hospital emergencies in nursing students in Langsa City.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 348, "width": 484, "height": 46, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Methods: This quantitative study used a quasi-experimental design through a pre-test and post-test approach with a control group. The sample size was 50 people who were divided into two groups. The intervention group was carried out online learning while the control group was given a video tutorial. Data were collected using questionnaires and pre and post training practice tests. Data analysis used Dependent T-test and Independent T-test at 95% CI.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 399, "width": 484, "height": 46, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Results: The results of the study in the intervention group and control group were that there were significant differences in the ability to handle pre-hospital emergencies of respondents (p = 0.000), and the ability of respondents (p = 0.000), and the online learning method of basic life support through zoom was better than learning through video tutorials (p = 0.000).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 447, "width": 484, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Conclusion: Online basic life support training is more effective in improving prehospital emergency management skills than video training. .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 484, "width": 133, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords Online learning, emergency, BLS", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 527, "width": 45, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 545, "width": 484, "height": 47, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Latar Belakang: Kegawatdaruratan merupakan suatu keadaan yang membahayakan, dapat menyebabkan kecacatan bahkan kematian. Upaya yang bisa dilakukan adalah pemberian bantuan hidup dasar atau basic life support untuk mencegah terjadinya cidera ataupun kematian korban. Pelatihan tersebut bertujuan agar mahasiswa mampu melakukan penanganan kegawatdaruratan yang benar untuk menyelamatkan korban.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 594, "width": 484, "height": 84, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuan: Untuk mengukur efektifitas pembelajaran online basic life support terhadap peningkatan kemampuan penanganan kegawatdaruratan pre hospital pada mahasiswa keperawatan di Kota Langsa. Metode: Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain kuasi eksperimen melalui pendekatan pre-test and post-test disertai kelompok kontrol. Jumlah sampel sebanyak 50 orang yang dibagi dalam dua kelompok. Kelompok intervensi dilakukan pembelajaran online sedangkan grup kontrol dengan pemberian video tutorial. Pengumpulan data dengan kuisioner dan uji praktek pre dan post pelatihan. Analisis data menggunakan uji Dependent T-test dan Independent T-test pada CI 95%.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 681, "width": 487, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil: Hasil penelitian pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol yaitu terdapat perbedaan signifikan kemampuan penanganan kegawatdaruratan pre hospital responden (p= 0,000), dan kemampuan responden (p=", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 718, "width": 464, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Program Studi DIII Keperawatan Langsa, Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Aceh, Aceh, Indonesia. E-mail: [email protected]", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 728, "width": 462, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Program Studi DIII Keperawatan Langsa, Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Aceh, Aceh, Indonesia. E-mail: [email protected]", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 738, "width": 454, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 Program Studi DIII Keperawatan Langsa, Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Aceh, Aceh, Indonesia. E-mail: [email protected]", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 758, "width": 472, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penulis Koresponding: Zulkarnaini: Program Studi DIII Keperawatan Langsa, Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Aceh, Jl. Paya Bujok, Beuramoe, Langsa Kota, Kota Langsa 24375, Aceh, Indonesia. E-mail: [email protected]", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 25, "width": 78, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Original Research", "type": "Page header" }, { "left": 454, "top": 82, "width": 86, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SAGO: Gizi dan Kesehatan 2024, Vol. 5(2) 375-383", "type": "Picture" }, { "left": 467, "top": 102, "width": 73, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "© The Author(s) 2024", "type": "Table" }, { "left": 381, "top": 141, "width": 160, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: http://dx.doi.org/10.30867/sago.v5i2.1480 https://ejournal.poltekkesaceh.ac.id/index.php/ gikes Poltekkes Kemenkes Aceh", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 33, "width": 72, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Zulkarnaini et al", "type": "Page header" }, { "left": 515, "top": 33, "width": 27, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "376", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 47, "width": 198, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Efektivitas pembelajaran online basic life....", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 87, "width": 484, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "0,000), serta metode pembelajaran online basic life support melalui zoom lebih baik dibandingkan dengan belajar melalui video tutorial (p= 0,000).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 111, "width": 484, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan: Pelatihan basic life support secara online lebih efektif dalam peningkatan kemampuan penanganan kegawatdaruratan prehospital dibandingkan dengan pelatihan menggunakan video.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 148, "width": 46, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 160, "width": 184, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembelajaran daring, kegawatdaruratan, BLS", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 191, "width": 74, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 206, "width": 232, "height": 267, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "egawatdaruratan merupakan suatu keadaan yang membahayakan, dapat menyebabkan kecacatan bahkan kematian. Kejadian gawat darurat bisa terjadi kapan dan dimana saja, baik yang disebabkan bencana alam maupun non bencana alam seperti kecelakaan transportasi, ataupun karena penyakit yang disebabkan oleh penyakit seperti henti jantung maupun henti napas yang mengancam nyawa dan bisa mengakibatkan kematian bila terlalu lama dalam pertolongannya. Kegawatdaruratan yang disebabkan oleh bencana alam merupakan kejadian yang melibatkan banyak korban (massal) seperti gempa bumi, tsunami, banjir bandang maupun wabah penyakit (Ngurah & Putra, 2019). Kejadian gawat darurat dikategorikan menjadi tiga, yaitu pre hospital, in hospital dan post hospital. Pertolongan pertama pada kejadian gawat darurat adalah bagaimana melakukan usaha awal dalam rangka menyelamatkan pasien dari kecacatan dan kematian (Imam et al., 2022).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 475, "width": 232, "height": 92, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salah satu penyakit yang dapat menyebabkan keadaan henti jantung adalah penyakit jantung. Data Prevalensi Penyakit Jantung berdasarkan diagnosis dokter di Indonesia mencapai 1,5%, dengan prevalensi tertinggi terdapat di Provinsi Kalimantan Utara 2,2%, Daerah Istimewa Yogyakarta 2%,", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 569, "width": 232, "height": 132, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gorontalo 2%. Selain ketiga provinsi tersebut, terdapat pula 8 provinsi lainnya dengan prevalensi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan prevalensi nasional. Delapan provinsi tersebut adalah, Aceh (1,6%), Sumatera Barat (1,6%), Daerah Khusus Ibukota Jakarta (1,9%), Jawa Barat (1,6%), Jawa Tengah (1,6%), Kalimantan Timur (1,9%), Sulawesi Utara (1,8%) dan Sulawesi Tengah (1,9%) (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 703, "width": 232, "height": 79, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hal yang menjadi dasar pertolongan pada henti jantung tiba – tiba adalah dengan basic life support (BLS) , aktivasi sistem tanggap darurat, dan lakukan resusitasi jantung paru segera (Monica et al., 2015). Pengetahuan terkait skill basic life support (BLS) disa didapatkan melalui", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 191, "width": 232, "height": 118, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pembelajaran dan pelatihan. Pembelajaran basic life support pada mahasiswa keperawatan, selain untuk peningkatan kemampuan penanganan kegawatdaruratan juga untuk membekali calon perawat tersebut agar mampu menerapkan skill pada saat sudah bekerja nanti (Nirmalasari & Winarti, 2020). Salah satu metode pembelajaran yang sudah familiar digunakan saat ini adalah pembelajaran online (Fitriyya, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 312, "width": 232, "height": 252, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selain karena serangan jantung, kecelakaan lalu lintas juga merupakan penyumbang kejadian gawat darurat. Data Korlantas Kepolisian Republik Indonesia, sejak tanggal 1 januari hingga 17 februari 2022 ini, sudah terdapat sebanyak 15.265 kejadian kecelakaan di seluruh Indonesia. Di Provinsi Aceh sebanyak 315 kasus kecelakaan lalu lintas terjadi sepanjang Januari 2022. Jumlah ini meningkat sebesar 32 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Tercatat ada 53 orang meninggal dunia dan 348 luka-luka akibat kecelakaan selama Januari 2022 (iNews.com, 2022). Aceh juga merupakan daerah rawan bencana, gempa bumi dan tsunami tahun 2004 merupakan bencana nasional terbesar pada abad ini. Selain gempa bumi, Aceh juga rawan banjir seperti yang terjadi di wilayah utara, timur dan sebagian wilayah barat Aceh pada tahun 2022 (BPBA, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 569, "width": 234, "height": 212, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Basic life support atau yang biasa disebut bantuan hidup dasar (BHD) merupakan pertolongan awal untuk pasien yang mengalami masalah henti nafas/henti jantung. Aspek dasar dari BHD meliputi pengenalan langsung terhadap henti jantung mendadak dan aktivasi sistem tanggap darurat, cardiopulmonary resuscitation (CPR) atau resusitasi jantung paru (RJP). Pengenalan dini dan respon terhadap serangan jantung dan stroke juga dianggap sebagai bagian dari BHD. Resusitasi jantung paru (RJP) sendiri adalah suatu tindakan darurat, sebagai usaha untuk mengembalikan keadaan henti napas dan atau henti jantung (yang dikenal dengan kematian klinis) ke fungsi optimal, guna mencegah kematian biologis (Gosal & Nada, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 200, "width": 41, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "K", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 33, "width": 22, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "377", "type": "Page header" }, { "left": 402, "top": 33, "width": 139, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SAGO Gizi dan Kesehatan; 5(2) Januari - April 2024", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 82, "width": 232, "height": 158, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada korban henti jantung penting untuk dilakukan BHD di menit-menit awal hal ini tentunya dapat meningkatkan angka pasien bertahan hidup sebanyak 4% dan pada pasien napas spontan 40% (Botha et al., 2012). Pelayanan kesehatan kegawatdaruratan sehari- hari merupakan kewajiban yang harus dimiliki oleh semua orang, khususnya mahasiswa keperawatan. Dibutuhkan pengetahuan dan keterampilan untuk bisa mengaplikasikan sesuai dengan prosedur yang benar, sehingga dapat menyelamatkan pasien.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 243, "width": 232, "height": 239, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembelajaran secara online atau dalam jaringan (daring) adalah solusi menghadapi wabah yang begitu cepat menular pada masa pandemi Covid 19. Saat ini pembelajaran daring merupakan suatu solusi untuk mempermudah kegiatan belajar mengajar tanpa dibatasi oleh tempat dan waktu. Beberapa aplikasi yang menunjang pembelajaran online antara lain Aplikasi zoom meeting, google meet , dan aplikasi lainnya yang bermunculan untuk memudahkan interaksi belajar selama pandemi. Terdapat tiga kunci komponen dari pembelajaran online bekerjasama untuk mengangkat arti pembelajaran dan saling timbal balik, yaitu (a) model pedagogig atau gagasan-gagasan; (b) strategi pendidikan dan pembelajaran; dan (c) alat- alat pedagogig, atau teknologi pembelajaran online seperti internet dan teknologi berbasis jaringan (Susanti & Nana, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 485, "width": 232, "height": 91, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian dilakukan melalui replikasi dengan konsep, bentuk dan metode serta lokasi yang berbeda dengan sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektifitas pembelajaran daring BLS terhadap peningkatan kemampuan mahasiswa dalam penanganan kegawatdaruratan pre hospital.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 608, "width": 46, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 632, "width": 232, "height": 145, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain Quasy Experiment dengan pendekatan pre-test and post-test with control group design . Responden dibagi kedalam 2 (dua) kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Pada kedua kelompok diawali dengan pre test teori melalui google formulir dan praktek langsung, dan setelah itu kelompok intervensi diberi perlakuan pembelajaran basic life support secara daring, sedangkan kelompok kontrol hanya menonton video tutorial.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 82, "width": 232, "height": 279, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setelah itu kedua kelompok diberikan post test teori melalui google form dan praktek langsung. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 01 juli s/d 15 agustus 2023 dengan sampel mahasiswa Tingkat II Program Studi DIII Keperawatan di Kota Langsa yaitu mahasiswa Poltekkes Aceh dan Universitas Sains Cut Nyak Dhien Langsa. Penentuan jumlah sampel dihitung memakai tabel Power Analysis dengan power 80% dan effect size 0,8 didapatkan jumlah responden 25 orang untuk masing-masing kelompok, sehingga total responden menjadi 50 orang responden yang terdiri dari 25 orang responden dalam Kelompok Intervensi dan 25 orang responden dalam kelompok kontrol (Polit & Beck, 2012). Masing – masing grup terdiri dari 19 responden dari DIII Keperawatan Poltekkes Aceh dan 6 responden dari Universitas Sains Cut Nyak Dhien Langsa. Proporsi sampel ini di disesuaikan dengan jumlah mahasiswa di masing – masing institusi.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 364, "width": 232, "height": 212, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selanjutnya, semua responden dari kedua kelompok dimasukkan kedalam grup whatsapp, yang sebelumnya sudah dijelaskan terkait tujuan, privasi, dan proses pelaksanaan penelitian. Kemudian responden mengikuti prosedur penelitian, yaitu mengisi kuisioner sebelum intervensi melalui google form dan tes praktek untuk kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Pada kelompok intervensi mendapatkan materi pembelajaran basic life support dari narasumber melalui zoom meeting , sementara kelompok kontrol mendapatkan materi basic life support video tutorial yang dikirimkan di grup whatsapp . Setelah selesai semua, maka dilakukan post test melalui google form dan praktek secara langsung.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 580, "width": 232, "height": 200, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa univariat untuk melihat distribusi frekuensi dan analisis bivariat. Sebelum melakukan uji bivariat, terlebih dahulu melakukan uji normalitas dan test of hemogenity of variance Levene pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Jika distribusi data normal dan homogen, maka untuk melihat pengaruh atau efektifitas antara satu variabel dengan variabel lainnya dengan menggunakan uji parametrik variable berpasangan dependent T Test , dan untuk melihat perbedaan tingkat efektifitas intervensi kedua grup setelah intervensi, dilakukan uji analisis data menggunakan independent T Test pada CI 95%.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 33, "width": 72, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Zulkarnaini et al", "type": "Page header" }, { "left": 515, "top": 33, "width": 27, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "378", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 47, "width": 198, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Efektivitas pembelajaran online basic life....", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 88, "width": 29, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 109, "width": 209, "height": 187, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambaran Karakteristik Responden Tabel 1. Distribusi karakteristik responden Karakteristik Kelompok Intervensi f (%) Kontrol f (%) Jenis Kelamin Laki – laki 5 (20) 4 (16) Perempuan 20 (80) 21 (84) Usia 18 tahun 4 (16) 4 (16) 19 tahun 11 (44) 13 (52) 20 tahun 6 (24) 6 (24) 21 tahun 3 (12) 2 (8) 22 tahun 1(4) 0 (0)", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 313, "width": 232, "height": 64, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada Tabel 1, menunjukkan mayoritas responden kelompok intervensi dan kelompok kontrol adalah perempuan, yaitu 80% di kelompok intervensi dan 84% di kelompok kontrol. Variabel usia responden, kelompok intervensi mayoritas", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 87, "width": 232, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "responden adalah 19 tahun, yaitu 44% di kelompok intervensi dan 52% di kelompok kontrol.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 127, "width": 232, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perbedaan Tingkat Kemampuan Penanganan Kegawatdaruratan Pre Hospital", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 154, "width": 233, "height": 226, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebelum dilakukan analisis bivariat, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas pada variabel tingkat kemampuan penanganan kegawatdaruratan prehospital yaitu pre test dan post test kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Uji Normalitas variabel nilai pre test dan post test kedua grup menggunakan uji Shapiro Wilk dan Kolmogorof Smirnov didapatkan tingkat sifnifikansi >0,05 sehingga data berdistribusi normal. Kemudian uji homogenitas menggunakan test of hemogenity of variance Levene pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol pretest dan post test intervensi, didapatkan hasil antar kelompok variabel bervariasi terkait kemampuan penanganan kegawatdaruratan pre hospital sesudah intervensi yaitu berdistribusi homogen (p > 0,05).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 396, "width": 467, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Perbedaan tingkat kemampuan penanganan kegawatdaruratan prehospital kelompok intervensi dan kelompok kontrol", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 518, "width": 484, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3 . Perbandingan tingkat kemampuan penanganan kegawatdaruratan prehospital kelompok intervensi dan kelompok kontrol setelah intervensi", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 546, "width": 463, "height": 234, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemampuan (Kelompok) Mean SD Selisih Rerata + Deviasi 95% CI Nilai p Lower Upper Post test (Intervensi) 85,9 4,94 21,7 + 1,12 18,5 24,8 0,000 Post test (Kontrol) 64,2 6,06 Perbedaan tingkat kemampuan responden dalam melakukan penanganan kegawatdaruratan pre hospital melalui pretest dan post test kelompok intervensi menggunakan uji dependent T Test , didapatkan perbedaan nilai test yang signifikan sebelum intervensi (mean= 50,4) dibandingkan sesudah intervensi (mean= 85,9), dan nilai P 0,000, seperti yang ditunjukkan pada tabel 2. Kemampuan penanganan kegawatdaruratan prehospital kelompok kontrol, juga didapatkan perbedaan yang signifikan sebelum intervensi", "type": "Table" }, { "left": 309, "top": 620, "width": 232, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(mean= 52,4) dibandingkan sesudah intervensi (mean = 64,2) dengan nilai p= 0,000.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 660, "width": 232, "height": 118, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perbandingan Tingkat Kemampuan Penanganan Kegawatdaruratan Pre Hospital pada Kelompok Intervensi dengan Kontrol setelah intervensi Hasil uji statistik menggunakan independent T test , untuk melihat perbandingan tingkat kemampuan penanganan kegawatdaruratan pre hospital setelah mengikuti pembelajaran (post test) responden kelompok intervensi dan kelompok kontrol, datanya ditampilkan pada tabel 3.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 423, "width": 468, "height": 79, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemampuan (Kelompok) Mean SD Selisih Rerata + Deviasi 95% CI Nilai p Lower Upper Pre test (Intervensi) 50,4 8,28 35,5 + 3,34 31,6 39,3 0,000 Post test (Intervensi) 85,9 4,94 Pre test (Kontrol) 52,4 8,01 11,8 + 1,95 8,73 14,8 0,000 Post test (Kontrol) 64,2 6,06", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 33, "width": 22, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "379", "type": "Page header" }, { "left": 402, "top": 33, "width": 139, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SAGO Gizi dan Kesehatan; 5(2) Januari - April 2024", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 82, "width": 232, "height": 105, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3 tersebut menjelaskan bahwa pembelajaran daring basic life support secara langsung lebih efektif dibandingkan pembelajaran melalui video tutorial, walaupun hasilnya sama terjadi peningkatan kemampuan yang signifikan, namun belajar langsung melalui narasumber hasilnya lebih baik dengan mean setelah intervensi = 85,9, dengan nilai P <0,00.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 220, "width": 72, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 241, "width": 232, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perbedaan Tingkat Kemampuan Penanganan Kegawatdaruratan Pre Hospital", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 268, "width": 232, "height": 226, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan/ skill mahasiswa yang signifikan setelah mengikuti pembelajaran daring basic life support . Pembelajaran daring ini diikuti oleh peserta dalam ruangan kelas yang sudah dilengkapi dengan patung peraga resusitasi jantung paru (RJP), sehingga peserta bisa langsung mendemonstrasikan praktek sesuai dengan sesi pembelajaran yang disampaikan pemateri melalui zoom meeting . Penelitian ini sejalan dengan penelitian Nugroho et al. (2018), mendapatkan hasil yang signifikan antara sebelum dengan sesudah pelaksanaan, dengan nilai pre dan posttest menunjukan adanya perbedaan yang bermakna secara statistik dengan nilai posttest yang lebih baik dari pretest dengan nilai P<0,000 (Nugroho et al., 2018).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 497, "width": 232, "height": 225, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian yang dilakukan oleh Fitriyya, (2022), terkait pengaruh pelatihan midwifery update secara daring terhadap peningkatan pengetahuan dan kompetensi bidan, didapatkan hasil bahwa pelatihan secara daring juga mampu meningkatkan skill dan pengetahuan bidan secara signifikan dengan nilai P = 0,001 (Fitriyya, 2022). Penelitian yang dilakukan Sahrir et al. (2022) yang membandingkan pelatihan hands only cardio pulmonal resucitation pada masyarakat metode daring dengan metode luring yang mendapatkan hasil yang sejalan dengan penelitian ini, dimana terjadi peningkatan pengetahuan responden setelah mengikuti pelatihan secara daring dengan hasil baik (73,3%), walaupun peningkatannya tidak sebaik yang dilakukan secara luring (93,3%) dengan nilai P = 0,034 (Sahrir et.al, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 725, "width": 232, "height": 51, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian Widyarani (2017) juga sejalan dengan penelitian ini, dimana pelatihan resusitasi jantung paru terhadap pengetahuan dan keterampilan mahasiswa keperawatan", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 82, "width": 233, "height": 226, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mendapatkan hasil bahwa pelatihan RJP berpengaruh positif terhadap pengetahuan dan ketrampilan mahasiswa dengan nilai p = 0,000 (Widyarani, 2017). Penelitian Wibisono & Yuniawan (2021) tentang pengaruh pelatihan online terhadap pengembangan karier karyawan, mendapatkan hasil bahwa pelatihan secara online mampu berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengembangan karier karyawan. Dalam penelitiannya juga mendapatkan hasil bahwa pelatihan secara daring memiliki kelemahan dalam pelaksanaannya karena jaringan internet dilokasi peserta tidak selalu stabil, sehingga menjadi faktor penghambat keberhasilan pelatihan (Wibisono & Yuniawan, 2021). Metode blended merupakan solusi untuk melengkapi kekurangan pada pelatihan secara daring (Yulia et al., 2023).", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 310, "width": 232, "height": 199, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelatihan merupakan proses pendidikan dalam waktu singkat yang menyatukan pembelajaran secara teori dan praktek, sehingga pelatihan merupakan faktor yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan seseorang (Larasati, 2018). Pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan melaksanakan suatu tindakan sesuai dengan standar yang seharusnya (Rahmad et al., 2022). Metode online atau daring merupakan metode yang familiar dengan masyarakat sejak pandemi Covid-19 pada awal tahun 2020 sampai tahun 2021, yang saat ini mampu membawa kemudahan sebagai media pembelajaran jarak jauh.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 511, "width": 232, "height": 267, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam penelitian Karyanto et al. (2021) mendapatkan hasil bahwa media pembelajaran daring berdampak positif terhadap pengetahuan belajar mahasiswa di dua perguruan tinggi swasta di Bandung. Hal ini menunjukkan bahwa media pembelajaran online dapat menarik minat siswa dalam menambah pengetahuan (Karyanto et al., 2021). Demikian juga dengan minat mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran dengan media zoom. Kelompok kontrol yang mendapat intervensi pembelajaran melalui video tutorial juga efektif untuk meningkatkan kemampuan penanganan kegawatdaruratan prehospital pada mahasiswa keperawatan di Kota Langsa. Hasil penelitian Sumartini et al. (2021) sejalan dengan penelitian ini, terdapat pengaruh edukasi video terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan siswa dalam melakukan basic life support yang dilaksanakan di Pesantren Nurul Ilmi Ranggagata (Sumartini et al., 2021). Studi yang dilakukan oleh", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 33, "width": 72, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Zulkarnaini et al", "type": "Page header" }, { "left": 515, "top": 33, "width": 27, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "380", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 47, "width": 198, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Efektivitas pembelajaran online basic life....", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 87, "width": 232, "height": 65, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Widyastuti et al. (2021) juga mendapatkan hasil bahwa pemberian materi pelatihan BLS melalui audiovisual mendapatkan hasil ada peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta melakukan Bantuan Hidup Dasar (Widyastuti et al., 2021).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 154, "width": 232, "height": 387, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian Darmansyah & Yunus (2021) juga mendapatkan pengaruh yang signifikan pada tingkat pengetahuan dan keterampilan sebelum dan sesudah dilaksanakan pelatihan basic life support menggunakan media audio visual dengan nilai P=0,000 (Damansyah & Yunus, 2021). Penelitian (Fatmawati et al., 2019) juga mendapatkan hasil yang sama, bahwa terdapat pengaruh edukasi basic life support dengan media audiovisual dan praktik terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dengan nilai P = 0,000 (Fatmawati et al., 2019). Beda dengan penelitian ini, metode penelitian diatas dilakukan secara langsung dan bersama didalam kelas, sehingga hasilnya lebih maksimal. Hasil penelitian Ayu et al. (2020) menyatakan media pembelajaran video tutorial yang dikembangkan layak diterapkan dalam pembelajaran, dapat dilihat dari hasil uji validitas produk yang berada pada kualifikasi sangat baik. Penggunaan media video pelatihan akan dapat membantu siswa meniru gerakan yang sulit dijelaskan secara verbal dan dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap minat belajar siswa. Video tutorial sebenarnya lebih baik daripada pembelajaran secara langsung karena dapat diulang – ulang oleh peserta sampai mereka bisa melakukan sesuai dengan arahan (Idwar & Magfirah, 2023; Ayu et al., 2022).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 544, "width": 232, "height": 239, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian yang dilakukan oleh Tulloch (2020) menyatakan bahwa konten pembelajaran yang disampaikan secara multimedia mudah dan cepat dipahami, termasuk mereka yang buta huruf atau yang tidak terbiasa melakukan komunikasi menggunakan teks dengan waktu lama (Tulloch, 2020). Saat ini semua orang mudah sekali mengakses konten video pembelajaran melalui youtube atau penyedia layanan konten lainnya, sehingga media video merupakan salah satu media pembelajaran yang murah dan mampu menjangkau semua kalangan. Terdapat tiga kunci komponen dari pembelajaran online bekerjasama untuk mengangkat arti pembelajaran dan saling timbal balik, yaitu (a) model pedagogi atau gagasan-gagasan; (b) strategi pendidikan dan pembelajaran; dan (c) alat-alat pedagogi, atau teknologi pembelajaran online seperti internet dan", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 87, "width": 232, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "teknologi berbasis jaringan (Al Rahmad et al., 2023; Susanti & Nana, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 127, "width": 232, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perbandingan Tingkat Kemampuan Penanganan Kegawatdaruratan Prehospital pada Kelompok Intervensi dengan Kontrol setelah", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 168, "width": 232, "height": 226, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode pembelajaran daring dalam penelitian ini adalah penggunaan zoom sebagai media, namun pelaksanaan dilakukan didalam kelas yang sudah dilengkapi manekin CPR untuk demonstrasi. Sementara pembelajaran dengan media video adalah mengirimkan link video pelatihan ke Whatsapp Grup yang peneliti ambil dari media Youtube, kemudian peneliti minta semua responden untuk menonton dan juga mempraktekkan apa yang diarahkan dalam video tersebut melalui smartphone serta peserta kelompok ini tidak dikoordinir dalam sebuah ruangan, sehingga kita tidak tahu apakah peserta benar – benar menonton video tersebut atau tidak. Saat demonstrasi post test, perserta bisa melaksanakan sesuai arahan walau skornya tidak maksimal.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 396, "width": 232, "height": 172, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Rahayu yang hasilnya pembelajaran daring dengan media video lebih baik dibandingkan pembelajaran daring melalui aplikasi zoom , dimana hasil rerata nilai post test dengan video 83,42 dan rerata nilai post test melalui zoom 77,41. Penelitian ini menggunakan video yang buat sendiri oleh peneliti, dan menggunakan presentasi powerpoint saat melakukan pembelajaran dengan aplikasi zoom, serta pembelajaran yang dilakukan tidak menggunakan demonstrasi yang menggunakan test kognitif untuk kedua kelompok (Rahayu & Amri, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 571, "width": 95, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian Utami", "type": "Table" }, { "left": 309, "top": 571, "width": 232, "height": 145, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "et al. (2020) membandingkan penggunaan media video dan media powerpoint saat pembelajaran daring. Hasilnya penggunaan media video lebih baik bila dibandingkan powerpoint, saat digunakan untuk pembelajaran daring dengan rerata nilai post test video 73,5 dan rerata nilai post test power point 67,9. Penelitian ini dilakukan pada siswa SLTA, dimana hasil dan tujuan intervensi hanya mengukur pengetahuan saja tanpa mengukur keterampilan (Utami et al., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 718, "width": 232, "height": 65, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian Addiarto yang meneliti penggunaan metode pembelajaran audiovisual dan demonstrasi, dengan hasil keduanya sangat efektif dalam meningkatkan skor responden dalam melakukan resusitasi jantung paru (RJP). Hal ini", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 33, "width": 22, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "381", "type": "Page header" }, { "left": 402, "top": 33, "width": 139, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SAGO Gizi dan Kesehatan; 5(2) Januari - April 2024", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 82, "width": 232, "height": 158, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dapat diketahui dari kenaikan yang signifikan rata- rata skor RJP pre test dan post test. Selanjutnya perbandingan kedua metode pelatihan tersebut mendapatkan hasil yang secara signifikan berbeda, dimana metode pembelajaran demonstrasi lebih efektif dalam meningkatkan skor kemampuan RJP daripada metode audiovisual (Addiarto & Hafshawaty, 2018). Sejalan dengan penelitian ini dimana gabungan pembelajaran melalui zoom dan juga demonstrasi bisa meningkatkan kemampuan responden dalam penanganan kegawat-daruratan prehospital.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 243, "width": 232, "height": 212, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian George mengatakan pengajaran melalui video dibandingkan dengan bed side teaching, dan persepsi siswa dan guru bahwa demonstrasi video dapat digunakan untuk mengatasi kesulitan dalam mengajar siswa dalam kelompok besar, hasil penelitian menunjukkan bahwa demonstrasi video keterampilan klinis dapat memberikan intervensi yang hemat biaya dan terukur dalam lingkungan dimana tekanan jumlah penduduk mungkin meningkat (George et al., 2019). Penelitian Jamil tentang pelaksanaan metode daring dan luring /blended mendapatkan hasil post test rata-rata 77,24 atau terdapat terdapat pengaruh pelatihan BLS dengan pengetahuan tentang penatalaksanaan serangan jantung (Jamil & Merisdawati, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 485, "width": 66, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 506, "width": 232, "height": 146, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terdapat perbedaan yang signifikan tingkat kemampuan penanganan kegawatdaruratan pre- hospital responden kelompok intervensi dan kontrol sebelum dengan sesudah intervensi masing-masing metode pembelajaran. Ada perbedaan yang signifikan tingkat kemampuan penanganan kegawat-daruratan prehospital responden kelompok intervensi dan kelompok kontrol sesudah intervensi, dengan mean nilai post test lebih efektif media pembelajaran daring dibanding video.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 654, "width": 232, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saran, Hasil penelitian ini diharapkan menjadi referensi untuk memberikan edukasi dan pelatihan keterampilan kepada mahasiswa.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 722, "width": 162, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Deklarasi Konflik Kepentingan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 743, "width": 232, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini tidak ada konflik kepentingan diantara peneliti, instansi tempat penelitian maupun instansi penyedia anggaran, penelitian", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 82, "width": 232, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ini bisa dipublikasi tanpa menyebabkan kerugian bagi yang lain.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 136, "width": 116, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ucapan Terima Kasih", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 157, "width": 232, "height": 92, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terima kasih kami ucapkan atas selesainya penelitian dan penulisan laporannya kepada; Direktur beserta wakil direktur Poltekkes Kemenkes Aceh, Kepala Pusat Penelitian dan Pengabmas Poltekkes Aceh, Reviewer, Tim Peneliti, mahasiswa dan seluruh partisipan yang terlibat dalam penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 278, "width": 84, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Daftar Rujukan", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 300, "width": 229, "height": 172, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Addiarto & Hafshawaty. (2018). Perbedaan efektivitas pembelajaran audio visual dan demonstrasi sebagai upaya meningkatkan skill resusitasi jantung paru (RJP) Pada mahasiswa keperawatan. Jurnal Ilmu Kesehatan , 1 (2), 83 – 88. https://doi.org/10.33006/ji-kes.v1i2.104 Al Rahmad, A. H., Sofyan, H., Usman, S., Mudatsir, M., & Firdaus, S. B. (2023). Pemanfaatan leaflet dan poster sebagai media edukasi gizi seimbang terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap remaja putri di Aceh Besar. Jurnal Media Penelitian Dan", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 475, "width": 186, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengembangan Kesehatan, 33 (1), 23 – 32.", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 488, "width": 227, "height": 65, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ayu, Saputri & Suwiwa. (2022). Media pembelajaran video tutorial teknik dasar lempar petanque. Jurnal Mimbar Ilmu , 27 (2), 254 – 261. https://doi.org/10.23887/mi.v27i2.37893", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 555, "width": 227, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Badan Penelitian dan pengembangan kesehatan.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 569, "width": 226, "height": 91, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2018). Laporan Riskesdas 2018 nasional. Annur, Ci. M. (n.d.). Banjir sampai kekeringan, ini bencana alam di Indonesia pada 2022 . 2023. Retrieved February 4, 2024, from https://databoks.katadata.co.id/datapublis h/2023/01/04/banjir-sampai-kekeringan- ini-bencana-alam-di-indonesia-pada-2022", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 663, "width": 226, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Botha, L., Geyser, M. M., & Engelbrecht, A.", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 676, "width": 198, "height": 51, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2012). Knowledge of cardiopulmonary resuscitation of clinicians at a South African tertiary hospital. South African Family Practice , 54 (5), 447 – 454.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 730, "width": 229, "height": 51, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Damansyah & Yunus. (2021). Pengaruh edukasi keterampilan basic life support menggunakan video terhadap tingkat pengetahuan dan keterampilan mahasiswa", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 33, "width": 72, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Zulkarnaini et al", "type": "Page header" }, { "left": 515, "top": 33, "width": 27, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "382", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 47, "width": 198, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Efektivitas pembelajaran online basic life....", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 87, "width": 230, "height": 253, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "keperawatan Muhammadiyah Gorontalo. Zaitun (Jurnal Ilmu Kesehatan) , 6 (2). https://doi.org/10.31314/zijk.v6i2.1166 Fatmawati, Suprayitna, & Prihatin. (2019). Efektifitas edukasi basic life support dengan media audiovisual dan praktik terhadap tingkat pengetahuan dan keterampilan mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Jenjang D III Stikes Yarsi Mataram Tahun 2018. Jurnal Kesehatan Qamarul Huda , 7 (1), 6 – 12. https://doi.org/10.37824/jkqh.v7i1.2019.68 Fitriyya. (2022). Pengaruh pelatihan midwifery update dengan metode daring dimasa pandemi covid 19 terhadap peningkatan pengetahuan dan kompetensi bidan di IBI Cabang Kota Surakarta. Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan Indonesia , 2 (1), 66 – 73.", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 342, "width": 230, "height": 173, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "George, Blaauw, Thompson, Hajinicolaou, Lala, & Parbhoo. (2019). Comparison of video demonstrations and bedside tutorials for teaching paediatric clinical skills to large groups of medical students in resource- constrained settings. International Journal of Educational Technology in Higher Education , 16 (1). https://doi.org/10.1186/s41239-019-0164-z Gosal & Nada. (2017). Bantuan hidup dasar. sanglah: bagian/smf ilmu anastesi dan terapi intensif Fakultas Kedokteran Universita Udayana.", "type": "List item" }, { "left": 59, "top": 517, "width": 230, "height": 65, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Idwar, I., & Magfirah, M. (2023). Rancangan video animasi edukasi kesiapsiagaan bencana non alam COVID-19 bagi ibu hamil. Uji validitas dan reliabilitas instrumen. Jurnal SAGO Gizi dan Kesehatan , 5 (1), 158-167.", "type": "List item" }, { "left": 59, "top": 584, "width": 230, "height": 159, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Imam et.al. (2022). Perbandingan efektifitas pelatihan hands only CPR pada masyarakat awam dengan metode perbandingan efektifitas pelatihan hands only cpr pada masyarakat awam dengan metode online dan tatap muka di komunitas surfer lombok barat. Research of Service Administration Health and Sains Healthys , 3 (2), 2830 – 4772. https://doi.org/10.58258/rehat.v3i1.4687 iNews.com. (2022). Angka kecelakaan di Aceh: sebulan 315 kasus, 53 tewas, 348 luka-luka. Media INews Com .", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 745, "width": 230, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jamil, & Merisdawati. (2022). Effectiveness of blended learning basic life support (BLS) training on knowledge of nursing students.", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 87, "width": 201, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Kesehatan Mesencephalon , 8 (1). https://doi.org/10.36053/mesencephalon.v 8i1.326", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 127, "width": 229, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karyanto, Tandayu, Tan, & Kuang. (2021).", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 141, "width": 201, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh media pembelajaran daring terhadap pengetahuan belajar mahasiswa akuntansi. 2 (2), 171 – 186.", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 181, "width": 229, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.28932/jafta.v2i2.3279 Larasati. (2018). Manajemen sumber daya manusia. Deepublish.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 221, "width": 229, "height": 79, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Monica, Brennan, Goldberger, Terry, Bobrow, Gazmuri, Travers, & Rea. (2015). Adult basic life support and cardiopulmonary resuscitation quality: 2015 american heart association guidelines update for cardiopulmonary resuscitation and", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 302, "width": 201, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "emergency cardiovascular care. Circulation ,", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 316, "width": 68, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "132 , S414 – 35.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 329, "width": 229, "height": 78, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ngurah & Putra. (2019). Pengaruh pelatihan resusitasi jantung paru terhadap kesiapan sekaa teruna teruni dalam memberikan pertolongan pada kasus kegawatdaruratan henti jantung. Jurnal Gema Keperawatan , 12 (1), 12 – 22.", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 410, "width": 179, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.33992/jgk.v12i1.659", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 423, "width": 229, "height": 92, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nirmalasari, & Winarti. (2020). Pengaruh pelatihan bhd terhadap pengetahuan dan keterampilan mahasiswa kesehatan masyarakat. In Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia (Vol. 4, Issue 2). https://doi.org/10.52020/jkwgi.v4i2.1909 Nugroho, N., Azalea, Widyaningsih, Damanik,", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 517, "width": 201, "height": 65, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Primadian, Novitri Adinda, Andita Noviar, R., Eka Putra Suwarto, D., & Jamaluddin, A. (2018). Efektivitas Bantuan Hidup Dasar Untuk Tenaga Kesehatan di Indonesia . https://doi.org/10.22236/arkavi.v3i1.3689", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 584, "width": 229, "height": 159, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nur, Salam. (2019). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan: pedoman skripsi, thesis dan instrumen penelitian keperawatan Ed.2 (75) . Polit, & Beck. (2012). Nursing research: Generating and assessing evidence for nursing practice . Rahayu, & Amri. (2021). Perbandingan pembelajaran daring dengan video dan zoom terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi. Jurnal Simki Pedagogia , 4 (1), 33 – 46. https://doi.org/10.29407/jsp.v4i1.15", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 745, "width": 229, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rahmad, A. H. Al, Khazanah, W., Erwandi, E.,", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 759, "width": 201, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Novita, R., Iskandar, I., & Hijriah, U. (2022). Media booklet sebagai media edukasi gizi", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 33, "width": 22, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "383", "type": "Page header" }, { "left": 402, "top": 33, "width": 139, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SAGO Gizi dan Kesehatan; 5(2) Januari - April 2024", "type": "Page header" }, { "left": 59, "top": 82, "width": 230, "height": 131, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "terhadap peningkatan perilaku ibu dalam penanganan bayi Berat Badan Lahir Rendah. Ghidza: Jurnal Gizi Dan Kesehatan, 6 (1), 47 – 55. https://doi.org/10.22487/ghidza.v6i1.370 Susanti, & Nana. (2021). Efektivitas pembelajaran daring pada mahasiswa pendidikan ekonomi uhamka di masa pandemi covid 19. Jurnal Penelitian Dan Penilaian Pendidikan , 3 (2), 32 – 43.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 216, "width": 186, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.22236/jppp.v3i2.6919", "type": "List item" }, { "left": 59, "top": 229, "width": 230, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tulloch, O. (2020). Key considerations: online information, mis-and disinformation in the context of COVID-19 (March 2020).", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 270, "width": 230, "height": 64, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Utami, Khairuddin, & Mahrus. (2020). Perbedaan hasil belajar biologi siswa pada penggunaan media video dengan media powerpoint melalui pembelajaran dalam jaringan (daring) di SMAN 3 Mataram tahun ajaran", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 337, "width": 201, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2020/2021. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan , 5 (2), 96 – 101. https://doi.org/10.29303/jipp.v5i2.120", "type": "Table" }, { "left": 59, "top": 377, "width": 230, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Widyarani. (2017). Analisis pengaruh pelatihan resusitasi jantung paru (RJP) dewasa. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 82, "width": 229, "height": 172, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Nursing), Volume 12, November 2017 , 12 (Nomor 3), 143 – 149. https://doi.org/10.20884/1.jks.2017.12.3.71 Wibisono, & Yuniawan. (2021). Pengaruh Pelatihan online terhadap keterikatan karyawan dengan pengembangan karir dan efikasi diri sebagai variabel intervening (studi pada karyawan PT. Bank Negara Indonesia Tbk Purwokerto). Diponegoro Journal Of Management , 10 (5), 1 – 11. http://ejournal- s1.undip.ac.id/index.php/dbr Widyastuti, Sari, Priyantini, Septi, & Sari. (2021).", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 256, "width": 229, "height": 65, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Efektifitas video simulasi basic life support terhadap pengetahuan security. Caradde: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat , 1 (1). https://doi.org/10.31960/caradde.v4i1.965 Yulia, C., Rosdiana, D. S., Nikmawati, E. E., &", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 323, "width": 201, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Muktiarni, M. (2023). Developing a nutrition education model based on local wisdom for adolescents to prevent Stunting in the early stage: a preliminary study. AcTion: Aceh", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 377, "width": 201, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nutrition Journal, 8 (4), 666 – 674. https://doi.org/10.30867/action.v8i4.1401", "type": "Table" } ]
0a7fc915-dfff-20f3-1b08-dd8a14a62916
https://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/article/download/2405/2005
[ { "left": 57, "top": 31, "width": 225, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan (JISIP)", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 45, "width": 425, "height": 53, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol. 5 No. 4 November 2021 Terakreditasi Peringkat 5 (No. SK: 85/M/KPT/2020) e-ISSN : 2656-6753, p-ISSN: 2598-9944 DOI: 10.36312/jisip.v5i4.2405/http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/index", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 751, "width": 475, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1012 | Analisis Hukum Islam Terhadap Jual Beli Sawah Garapan di Desa Megulung Kidul Kabupaten ( Saifudin )", "type": "Page footer" }, { "left": 74, "top": 115, "width": 468, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Analisis Hukum Islam Terhadap Jual Beli Sawah Garapan di Desa Megulung Kidul Kabupaten", "type": "Section header" }, { "left": 284, "top": 160, "width": 46, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Saifudin", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 174, "width": 495, "height": 233, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sekolah Tinggi Agama Islam An-Nawawi Purworejo Article Info Abstract Article history: Received 11 October 2021 Publish 07 November 2021 This research discusses the practice of leasing with limited time sale and purchase agreements and additional time on the latest jobs. The author sees this incident as common in Megulung Kidul Village, with the assumption that if the practice and contract are replaced by leasing, the community must use the leasing principle, which in the last time cultivating the fields cannot be added to the time period. This study aims to determine whether the sale and purchase of fertile rice fields in Megulung Kidul Village, Pituruh Subdistrict, Purworejo Regency is in accordance with Islamic Economic Law. This research includes a case study. Data obtained through buyers and sellers through interview observations, and also documentation. Apart from sellers and buyers, also through literature such as books and documents such as books, journals or relevant sources as references in this thesis. The theory used in this discussion is the leasing theory in the perspective of Islamic law and ʻurf. The result of this research is that the sale and purchase of rice fields is allowed to be carried out on the condition that the contract used is changed by leasing. The sale and purchase of arable rice fields is classified as 'urf fasid' because it is seen from the point of view of the additional activities made at the end of the cultivation of the fields.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 278, "width": 46, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords:", "type": "Picture" }, { "left": 62, "top": 290, "width": 24, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rent ‘Urf Akad", "type": "Table" }, { "left": 62, "top": 410, "width": 192, "height": 44, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Info Artikel Abstrak Article history: Diterima 11 October 2021 Publis 07 November 2021", "type": "Table" }, { "left": 216, "top": 422, "width": 341, "height": 205, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam penelitian ini, dibahas mengenai praktik sewa-menyewa dengan akad jual beli yang dibatasi waktu dan tambahan waktu dalam garapan terakhir. Penulis melihat kejadian ini telah berlaku umum di Desa Megulung Kidul, dengan anggapan bahwa apabila praktik dan akad digantikan dengan sewa-menyewa mengakibatkan masyakarat harus menggunakan prinsip sewa-menyewa yang mana dalam terakhir kali peng garapan sawah tidak boleh ditambahi masanya. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui apakah jual beli sawah garapan di Desa Megulung Kidul Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo telah sesuai dengan Hukum Ekonomi Islam. Penelitian ini termasuk studi kasus. Data diperoleh melalui pembeli dan penjual melalui wawancara, observasi, dan juga dokumentasi. Selain melalui penjual dan pembeli, juga melalui literatur seperti kitab dan juga dokumen-dokumen seperti buku, jurnal atau sumber-sumber yang relevan sebagai rujukan dalam penelitian ini. Teori yang digunakan dalam pembahasan ini adalah teori sewa-menyewa dalam perspektif Hukum Islam dan ‘urf . Hasil dari penelitian ini yaitu, bahwa jual beli sawah garapan diperbolehkan dilakukan dengan syarat mengganti akad yang digunakan menggunakan akad sewa-menyewa. Jual beli sawah garapan tergolong kepada ‘urf fasid sebab dilihat dari sudut tambahan yang dilakukan pada akhir peng garapan sawah.", "type": "Text" }, { "left": 248, "top": 630, "width": 307, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "This is an open access article under the Lisensi Creative Commons Atribusi-", "type": "Text" }, { "left": 423, "top": 642, "width": 132, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "BerbagiSerupa 4.0 Internasional", "type": "Table" }, { "left": 62, "top": 678, "width": 216, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Corresponding Author: Saifudin Sekolah Tinggi Agama Islam An-Nawawi Purworejo Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 31, "width": 222, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan (JISIP)", "type": "Page header" }, { "left": 335, "top": 31, "width": 194, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e-ISSN : 2656-6753, p-ISSN: 2598-9944", "type": "Page header" }, { "left": 81, "top": 751, "width": 475, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1013 | Analisis Hukum Islam Terhadap Jual Beli Sawah Garapan di Desa Megulung Kidul Kabupaten ( Saifudin )", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 60, "width": 117, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 73, "width": 484, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sewa-menyewa merupakan salah satu obyek pembahasan dalam muamalah. ijarah (sewa- menyewa) yaitu yang berfokus pada manfaat dari barang yang dijual. Menurut Imam Hambali ijarah adalah suatu akad atas manfaat yang bisa sah dengan lafal ijarah, dan semacamnya. (Ahmad Wardi Muslich, 2017). Lafal akad atau ṣighat menimbulkan akibat hukum yang mengikat. Akad menimbulkan suatu hukum yang harus dipatuhi kepada setiap yang melakukan. (Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, 2010). Akibat hukum dalam setiap akad berbeda-beda karena berbeda jenis atau bentuk akadnya.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 170, "width": 484, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Namun di Desa Megulung Kidul Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo, penulis menemukan masyarakat Desa Megulung Kidul melakukan praktik sewa namun pada akadnya masyarakat Desa Megulung Kidul memakai akad jual beli dengan akad jual beli sawah yang dibatasi waktu panen padi. Masyarakat Desa Megulung Kidul melakukannya saat sedang membutuhkan uang, dengan menawarkannya kepada orang yang mau meng garap sawahnya dengan ijab “ku jual sawahku kepadamu 10 kali garapan ”, (Suyudi, 2021), dan qabul “ya, ku terima”. (Ponisih, 2021). Masyarakat Desa Megulung Kidul beranggapan bahwa jual beli sawah garapan termasuk kedalam jual beli dan menganggap bahwa jual beli sawah garapan mirip dengan sewa-menyewa. (Suyudi, 2021). Tak hanya masyarakatnya, Pak Mujiono selaku tokoh agama di Desa Megulung Kidul beranggapan pula bahwa jual beli sawah garapan merupakan jual beli bukan sewa-menyewa. Sewa- menyewa berlaku untuk toko, ruko, dan sejenisnya selain sawah.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 322, "width": 484, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sewa-menyewa yang dimaksudkan oleh pak Mujiono adalah untuk menyewa toko, ruko dan sesuatu yang selain sawah. Apabila sawah disewakan harus dikembalikan sejalan dengan waktu yang telah ditetapkan oleh kedua belah pihak. Sehingga masyarakat lebih memilih untuk menggunkan istilah jual beli karena pada praktiknya sawah kembali dua bulan setelah terakhir peng garapan . Apabila dalam kesepakatan sepuluh kali garapan , sawah akan kembali dua bulan setelah terakhir panen padi artinya setelah sepuluh kali panen padi ditambah dua bulan. (Mujiono, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 419, "width": 129, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. LANDASAN TEORI 2.1.Sewa Menyewa", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 446, "width": 465, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut bahasa, Al-ijarah atau sewa-menyewa berasal dari kata al-ajru yang berarti al- ‘iwadh atau ganti dan upah. (Hendi Suhendi, 2002). Ijarah yaitu akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang. (Dimyaudin Djuwaini, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 501, "width": 466, "height": 177, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bila yang menjadi obyek transaksi adalah jasa atau berupa manfaat dari suatu benda dinamakan ijarah al-‘ain atau sewa-menyewa, seperti menyewa rumah untuk ditempati. Bila yang menjadi obyek transaksi adalah manfaat atau jasa dari tenaga seseorang, disebut ijarat al- żimmah atau upah mengupah seperti upah menjahit pakaian. Keduanya disebut dengan satu istilah dalam literatur Arab yaitu ijarah . (Amir Syarifuddin, 2010). Dalam syariat, ijarah adalah akad atas manfaat menggunakan imbalan. Oleh sebab itu, tidak boleh menyewakan pohon guna dikonsumsi buahnya karena pohon tersebut bukan manfaat. Tidak boleh juga menyewakan emas dan perak, menyewakan makanan untuk dimakan, serta menyewa barang yang biasanya ditakar dan ditimbang karena semua ini tidak bisa dimanfaatkan kecuali dengan menghabiskannya. Tidak boleh juga menyewakan sapi, kambing, atau unta untuk diperah susunya karena penyewaan memberikan kepemilikan atas manfaat, sementara dalam kondisi ini ia memberikan manfaat atas susu yang merupakan benda, padahal akad penyewaan berlaku pada manfaat dan bukan pada benda. (Muhajidin Muhayan, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 681, "width": 97, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2.2.Dasar Hukum", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 695, "width": 465, "height": 38, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Para ulama setuju, bahwa ijarah diperbolehkan dalam Islam. (Wahbah Az-Zuhaili, 1986). Dasar-dasar hukum ijarah terdapat dalam Al-Qur’an dan Al-Hadis, dasar hukum yang terdapat dalam Al-Qur’an, yaitu: artinya: “ Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 31, "width": 222, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan (JISIP)", "type": "Page header" }, { "left": 335, "top": 31, "width": 194, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e-ISSN : 2656-6753, p-ISSN: 2598-9944", "type": "Page header" }, { "left": 81, "top": 751, "width": 475, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1014 | Analisis Hukum Islam Terhadap Jual Beli Sawah Garapan di Desa Megulung Kidul Kabupaten ( Saifudin )", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 60, "width": 466, "height": 93, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. Dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya.” ( Departemen Agama RI, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 156, "width": 465, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam ayat al-Qur’an di atas menjelaskan bahwasanya apabila memperkerjakan seseorang maka berilah upah atau ganti atas jasa yang mereka lakukan dengan sewajarnya. Upah tersebut harus berupa sesuatu yang berharga dan bernilai.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 195, "width": 466, "height": 110, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dasar hukum dalam Hadis, yaitu: artinya: “Telah menceritakan kepada saya Yusuf bin Muhammad berkata, telah menceritakan kepada saya Yahya bin Sulaiman dari Isma’il bin Umayyah dari Sa’id bin Abi Sa’id dari Abu Hurairah r.a dari Nabi Muhammad Saw. bersabda: “Allah Ta’ala berfirman:ada tiga jenis orang yang berperang melawan mereka pada hari kiamat, seseorang yang bersumpah atas nama-Ku lalu mengingkarinya, seseorang yang berjualan orang merdeka lalu memakan (uang dari) harganya dan seseorang yang mempekerjakan pekerja kemudian pekerja itu menyelesaikan pekerjaannya namun tidak dibayar upahnya.” (Imam Bukhori, 2004).", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 306, "width": 466, "height": 54, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam hadis qudsi di atas mengandung makna bahwa mu’jir harus memberi upah atau imbalan si musta’jir sebelum selesai pekerjaannya. Larangan ini bahkan perintah langsung dari Allah Swt. keharusan untuk memberi upah sangat jelas. Makna dari hadis diatas memiliki makna yang tidak berbeda dengan ayat al-Qur’an sebelumnya.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 363, "width": 201, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2.3.Rukun Dan Syarat Sewa-Menyewa", "type": "Section header" }, { "left": 89, "top": 377, "width": 470, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rukun merupakan sesuatu yang menjadikan sahnya (amal perbuatan) kemudian juga dikategorikan bagian dari sesuatu itu, misalnya mencuci muka ketika wuḍu, Takbiratul Iḥram ketika sholat dll. Syarat adalah sesuatu yang menentukan sah atau tidaknya sesuatu (amal perbuatan) namun bukan termasuk bagian dari sesuatu itu, misalnya untuk sahnya wudhu diperlukan air muṭla` (yang suci mensucikan) dan untuk sahnya sholat diharuskan menutup aurat. (Abdul Hamid Hakim, t.t). Menurut jumhur fuqaha , rukun ijarah terdiri dari ada 4, berikut syarat yang menyertai rukun tersebut:", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 471, "width": 470, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1) Mu’jir dan musta’jir ( Hendi Suhendi, 2002), pemilik manfaat yang menyewakan disebut dengan mu’jir . Pihak lain yang mengeluarkan imbalan dinamakan dengan musta’jir . Mu’jir dan musta’jir memiliki beberapa syarat. Berikut syarat dari Mu’jir dan musta’jir : (Muhajidin Muhayan, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 526, "width": 455, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a) Balig . Para ulama mażhab Syafi’i dan Hanbali menyaratkan ke balig an. Menurut mereka, akad anak kecil tidak sah, meskipun dia sudah mumayiz .", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 557, "width": 456, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b) Berakal dan mumayyiz . Pada dua orang yang berakad disyaratkan adanya kapabilitas. Masing-masing dari keduanya harus berakal dan mumayyiz . Apabila salah satu dari keduanya gila atau masih kecil dan belum mumayiz maka akad tidak sah.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 598, "width": 248, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c) Melakukan taṣarruf (mengendalikan harta), dan", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 612, "width": 455, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "d) Saling me riḍo i. Rukun dari ijarah sebagai sebuah transaksi merupakan akad atau perjanjian kedua belah pihak, yang menerangkan bahwa transaksi itu telah berjalan secara suka sama suka. (Amir Syarifuddin, 2010).", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 651, "width": 469, "height": 82, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2) Ṣigat. Ṣigat yaitu ijab dan qabul . Ucapan yang pertama yang diucapkan oleh salah satu pihak entah pemberi sewa maupun penyewa disebut dengan ijab sementara ucapan kedua disebut dengan qabul . Dalam persoalan lafal ijarah , mayoritas ulama Hanafiyyah mengatakan harus dengan lafal al-ijarah dan al-ikrah dengan berbagai perubahannya. Dalam sewa tanah, harus dijelaskan tujuannya, apakah untuk pertanian dan disebutkan pula jenis yang ditanamnya, seperti bayam, jagung, padi atau lainnya, bangunan bengkel, atau warung, dan sebagainya.", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 31, "width": 222, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan (JISIP)", "type": "Page header" }, { "left": 335, "top": 31, "width": 194, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e-ISSN : 2656-6753, p-ISSN: 2598-9944", "type": "Page header" }, { "left": 81, "top": 751, "width": 475, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1015 | Analisis Hukum Islam Terhadap Jual Beli Sawah Garapan di Desa Megulung Kidul Kabupaten ( Saifudin )", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 60, "width": 455, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Apabila tujuannya tidak dijelaskan, maka ijarah menjadi fasid . Hal ini karena manfaat dari tanah berbeda-beda, sesuai dengan perbedaan bangunan, tanaman, dan jenisnya. (Ahmad Wardi Muslich, 2017). Ada tiga syarat yang harus dipenuhi agar suatu ijab dan qabul dipandang sah oleh syara’ , yaitu: (Wati Rahmi Ria, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 112, "width": 456, "height": 69, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a) Jala’ul ma’na. Yaitu tujuan yang terkandung dalam pernyataan itu jelas, sehingga dapat dipahami jenis perikatan yang dikehendaki. Ijab qabul harus sesuai antara maksud dan tujuan terjadinya akad. Apabila dalam ijab qabul dikatakan ijarah maka dalam praktiknya pun ijarah . Hal tersebut harus jelas agar tidak menimbulkan ketidakjelasan atas tejadinya akad.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 184, "width": 452, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b) Tawafuq. Adanya kesesuaian antara ijab dan qabul . Apabila ijab ditujukan untuk sewa- menyewa, maka qabul pun harus sesuai dengan akad sewa menyewa tersebut.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 211, "width": 456, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c) Jazmul iradataini. Antara ijab dan qabul menunjukan kehendak para pihak secara pasti, tidak ada keraguan sedikitpun, tidak berada di bawah tekanan, dan tidak berada dalam keadaan terpaksa.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 250, "width": 455, "height": 69, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Maudu’ al-‘aqd atau akibat hukum kontrak merupakan salah satu bagian penting yang mesti ada pada setiap kontrak. Yang dimaksud dengan maudu’ al-‘aqd adalah tujuan utama untuk apa kontrak itu dilakukan ( al-maqṣad al-aṣli allażi syuri’a al-‘aqd min ajlih ). Maudu’ al-‘aqd adalah tujuan disyariatkannya suatu akad tertentu, tujuan akad ini berbeda-beda sesuai dengan jenis akadnya. (Oni Syahroni dan M. Hasanudi, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 322, "width": 469, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3) Ujrah. Ujrah merupakan upah atau ganti atas jasa yang telah diterima. Memiliki beberapa syarat yang diantaranya yaitu: (Ahmad Wardi Muslich, 2017).", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 349, "width": 455, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a) Disyaratkan diketahui jumlahnya oleh kedua belah pihak baik dalam sewa-menyewa dan jelas waktu pembayarannya.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 375, "width": 456, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b) Upah harus berupa māl mutaqawwimin yang diketahui. Menurut Wahbah Zuhaili, māl mutaqawwim adalah harta yang dicapai atau diperoleh manusia dengan sebuah upaya, dan diperbolehkan oleh syara' untuk memanfaatkannya, seperti makanan, pakaian, kebun apel, dan lainnya. (Wahbah Az-Zuhaili, 1989). Syarat māl mutaqawwimin diperlukan dalam ijarah , karena upah ( ujrah ) merupakan harga atas manfaat, sama seperti harga barang dalam sewa-menyewa. Kejelasan tentang upah kerja ini diperlukan untuk menghilangkan perselisihan antara kedua belah pihak. Menurut Sayid Sabiq dalam bukunya berjudul Fiqh As-Sunah , penentuan upah atau sewa ini boleh didasarkan kepada ‘urf atau adat kebiasaan. (Sayid Sabiq, 2001).", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 499, "width": 456, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c) Upah atau sewa tidak diperbolehkan sama dengan jenis manfaat ma’jur . Seperti menyewa rumah untuk tempat tinggal yang dibayar dengan tempat tinggal rumah si penyewa, menyewa kendaraan dengan kendaraan, tanah pertanian dengan tanah pertanian.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 543, "width": 454, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "d) Jelas waktu pembayarannya dilakukan di awal atau bertempo sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak.", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 570, "width": 469, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4) Manfaat. Manfaat yang menjadi objek akad harus manfaat yang dibolehkan oleh syara’ . Berikut beberapa syarat yang harus terpenuhi agar ma’jur dapat dimanfaatkan dan tidak menimbulkan kerugian oleh salah satu pihak: (Wahbah Az-Zuhaili 1989).", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 609, "width": 455, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a) Manfaat ma’ju r harus sesuai dengan tujuan dilakukannya akad ijarah dan biasa berlaku umum.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 637, "width": 295, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b) Harus dapat dipenuhi baik menurut hakiki maupun syar’i .", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 653, "width": 456, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c) Terpenuhinya hak milik atau wilayah (kekuasaan), apabila orang yang berakad tidak memilik hak milik atas barang yang disewakan, seperti akad yang dilakukan oleh fuḍuli , maka hukumnya tidak bisa dilangsungkan, melainkan harus menunggu persetujuan dari si pemilik barang.", "type": "List item" }, { "left": 83, "top": 31, "width": 222, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan (JISIP)", "type": "Page header" }, { "left": 335, "top": 31, "width": 194, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e-ISSN : 2656-6753, p-ISSN: 2598-9944", "type": "Page header" }, { "left": 81, "top": 751, "width": 475, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1016 | Analisis Hukum Islam Terhadap Jual Beli Sawah Garapan di Desa Megulung Kidul Kabupaten ( Saifudin )", "type": "Page footer" }, { "left": 89, "top": 60, "width": 470, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut Wahbah Az-Zuhaili dalam bukunya yang berjudul Al-Fiqhu Al-Islāmī Wa Adillatuh , penyebab berakhirnya akad ijarah ada 4 poin. Berikut beberapa faktor yang menyebabkan akad sewa-menyewa berakhir: (Wahbah Az-Zuhaili 1989).", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 101, "width": 469, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1) Meninggalnya salah satu pihak yang melakukan akad. Ini pendapat Hanafiah, sedangkan menurut pendapat Jumhur Ulama kematian salah satu pihak tidak mengakibatkan fasakh atau berakhirnya akad ijarah .", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 142, "width": 469, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2) Iqalah , yaitu pembatalan oleh kedua belah pihak. Hal ini karena ijarah adalah akad mu’awadhah (tukar-menukar), harta dengan harta sehingga memungkinkan untuk dilakukan pembatalan ( iqalah ) seperti halnya jual beli.", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 184, "width": 449, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3) Rusaknya barang yang disewakan, sehingga ijarah tidak memungkinkan untuk diteruskan.", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 198, "width": 469, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4) Telah berakhirnya masa sewa, kecuali ada udzur . Misalnya sewa tanah ditanami, tetapi ketika masa sewa sudah habis, tanamab belum bisa dipanen.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 225, "width": 42, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2.4.‘Urf", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 237, "width": 470, "height": 123, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1) Definisi ‘Urf berasal dari kata ‘arafa , ya‘rifu yang berarti sesuatu yang dikenal. Pengertian “dikenal” ini lebih dekat dengan arti diakui oleh orang lain. (Amir Syarifuddin, 2009). Dari kata ini, muncul kata ma’rifah (yang dikenal), ta‘rif (definisi), ma‘ruf (yang dikenal sebagai kebaikan) dan kata ‘ urf (kebiasaan yang baik). (Sudirman, 2018). Sedangkan menurut istilah, ‘urf adalah apa yang dikenal oleh manusia dan berlaku padanya, baik berupa perkataan, perbuatan ataupun meninggalkan sesuatu. (Totok Jumantoro dan Samsul Munir Amin, 2005). Adapun tentang pemakaiannya, ‘urf adalah sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan di kalangan ahli ijtihad atau bukan ahli jihad (masyarakat), baik yang berbentuk kata-kata atau perbuatan. (Totok Jumantoro dan Samsul Munir Amin, 2005).", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 361, "width": 470, "height": 276, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2) Dasar Hukum ‘Urf. Para ahli uṣl fiqih menyatakan bahwa ‘urf merupakan salah satu metode dalam istinbaṭ hukum Islam. (As-Syafi’i, 1997). Terdapat kaidah yang menjelaskan bahwa adat kebiasaan dapat dijadikan sebagai hukum dalam Islam, yaitu: artinya: Adat kebiasaan dapat ditetapkan sebagai hukum. (Abdul Hamid Hakim, t.t) Maksud dari kaidah ini adalah syariat menjadikan ‘ urf sebagai pijakan dan dalil bagi hukum permasalahan yang tidak ada nash -nya . (M. Hamim HR dan Ahmad Muntaha AM, 2013). Artinya: “ Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang- orang yang bertawakkal kepada-Nya .” (Departemen Agama RI, 2016). ‘Urf dijadikan sebagai salah satu sumber hukum Islam dapat dilihat pada masa Rasulullah, bahwa Nabi Muhammad Saw. saat menetapkan hukum pada suatu kaum, adat kebiasaan masyarakatnya menjadi pertimbangan. Nabi Muhammad Saw., banyak mengadopsi kebiasaan- kebiasaan masyarakat sebelum datangnya beliau. (Amir Syarifuddin, 2009). Ada beberapa hadis yang berdasarkan adat kebiasaan, misalnya gandum sebagai alat ukur dengan takaran. Banyak sunah takririyah , sunah yang berupa sikap diam Nabi Muhammad Saw., yang ditetapkan berdasarkan adat yang baik, kemudian menjadi bagian adat kebiasaan umat Islam yang berdasarkan pada sunah.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 637, "width": 469, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3) Macam-macam ‘Urf. Ditinjau dari berbagai sisinya, terdapat beberapapa model pembagian ‘urf . Berikut pengelompokan ‘urf terdiri dari beberapa segi:", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 664, "width": 456, "height": 42, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a) Ditinjau dari segi materi yang biasa dilakukan, terdiri dari dua macam, yaitu: Pertama, ‘Urf Qauli , yaitu kebiasaan yang berlaku dalam penggunakan kata-kata dan ucapan. Kedua , ‘Urf Fi‘li , yaitu kebiasaan yang berlaku dalam perbuatan. (Syarmin Syukur, 1993).", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 706, "width": 455, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b) Dilihat dari segi ruang lingkup penggunaannya, ‘urf terbagi: Pertama , Adat atau ‘urf umum, yaitu kebiasaan yang telah umum berlaku dimana-mana, hampir diseluruh penjuru dunia,", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 31, "width": 222, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan (JISIP)", "type": "Page header" }, { "left": 335, "top": 31, "width": 194, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e-ISSN : 2656-6753, p-ISSN: 2598-9944", "type": "Page header" }, { "left": 81, "top": 751, "width": 475, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1017 | Analisis Hukum Islam Terhadap Jual Beli Sawah Garapan di Desa Megulung Kidul Kabupaten ( Saifudin )", "type": "Page footer" }, { "left": 117, "top": 57, "width": 441, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "tanpa memandang Negara, bangsa, dan agama. Kedua , Adat atau ‘urf khusus, yaitu kebiasaan yang hanya dilakukan oleh sekelompok orang di tempat tertentu atau pada waktu tertentu. (Amir Syarifuddin, 2009).", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 99, "width": 456, "height": 68, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c) Dari segi penilaian baik dan buruk, terbagi menjadi dua, yaitu: Pertama , Adat yang ṣahih , yaitu suatu kebiasaan yang tidak berlawanan dengan dalil syara’, sopan santun, dan budaya yang luhur. Kedua , Adat atau ‘urf fasid ialah segala sesuatu yang sudah dikenal oleh manusia, tetapi berlawanan dengan syara’, undang-undang Negara, dan sopan santun. (Masdar Helmi, 1997).", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 168, "width": 152, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4) Syarat-Syarat ‘Urf Diterima", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 184, "width": 247, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1) Bernilai maslahat dan dapat diterima akal sehat.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 198, "width": 455, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2) Berlaku umum dan merata di kalangan orang-orang yang berada dalam lingkungan ‘adat atau ‘urf. ‘Urf tersebut telah dilakukan oleh masyarakat umum di lingkungan yang menggunakan ‘urf.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 237, "width": 455, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3) Sudah ada sejak lama dan telah dijadikan sandaran dalam penetapan hukum. ‘Urf yang dijadikan sandaran dalam penetapan hukum itu telah ada. Hal ini berarti ‘urf itu harus ada sebelum penetapan hukum.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 278, "width": 454, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4) Tidak bertentangan dan melalaikan dalil syara’ yang ada atau bertentangan dengan prinsip yang pasti.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 308, "width": 455, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5) Adat tersebut ditetapkan hukumnya oleh sunah sesuai menurut apa yang berlaku selama ini, baik melalui penetapan langsung atau taqrir.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 336, "width": 454, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6) Tidak menyebabkan kemafsadatan dan tidak menghilangkan kemaslahatan termasuk di dalamnya tidak memberi kesulitan.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 363, "width": 455, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "7) Tidak ada ketegasan dari pihak-pihak terkait yang berlainan dengan kehendak ‘urf tersebut, sebab jika kedua belah pihak telah berakad untuk tidak terikat dengan kebiasaan yang berlaku umum, maka yang dipegang adalah ketegasan itu, bukan ‘urf.", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 402, "width": 233, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5) Kedudukan ‘Urf Dalam Menetapkan Hukum", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 419, "width": 455, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam penetapannya sebagai hukum, ‘urf telah disepakati oleh ulama ahli fikih sebagai penetapan hukum dalam Islam. Ulama perpendapat bahwa ‘urf dapat dijadikan landasan hukum berdasarkan pada Firman Allah Swt.: artinya: “ Jadikanlah engkau pemaaf dan suruhlah orang- orang mengerjakan yang ‘urf serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh .” (Departemen Agama RI, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 485, "width": 455, "height": 68, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Melihat susunan kalimat yang ada pada ayat ini menunjukan pengertian yang bersifat ‘am . ‘Am berarti umum. Hal ini berarti Allah Swt. menyuruh kepada nabi-Nya untuk melaksanakan yang baik-baik, karena hal ini merupakan perintah, maka ‘urf di anggap sah oleh syara’ sebagai dalil hukum. Dengan demikian ‘urf adalah suatu kebiasaan manusia dan segala sesuatu yang sering mereka lakukan. (Muhammad Ma’shum Zein, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 554, "width": 456, "height": 165, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada dasarnya ‘urf itu bukan dalil syara’ yang berdiri sendiri, sebab ia termasuk memelihara maṣlaḥah mursalah . Maka jika ‘urf tetap dipertimbangkan sebagai salah satu patokan hukum, maka dipertimbangkan pula dalam menafsirkan nash , seperti takhsinul ‘am dan taqyidul muṭlaq dengan ‘urf , bahkan terkadang qiyas ditinggalkan lantaran ‘urf dianggap yang lebih sesuai, misalnya sah hukum transaksi dengan sistem salam atau istiṡna’ , sekalipun menurut qiyas tidak sah karena barangnya belum atau tidak ada pada saat bertransaksi. (Muhammad Ma’shum Zein, 2008). Para fuqaha dalam mażhab fikih, pada dasarnya bersepakat untuk menjadikan ‘urf sebagai salah satu dalil Hukum Islam dengan alasan ‘urf tidak bertentangan dengan syariat Islam dengan memenuhi syarat-syarat yang telah diuraikan diatas. Terpenuhinya kriteria tersebut berarti ‘urf dapat dijadikan dalil dalam menetapkan hukum, kedudukan ‘urf bukan sebagai sumber premier dan sekunder Hukum Islam melainkan sebagai instrument efektif untuk membangun Hukum Islam. (Sofyan, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 31, "width": 222, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan (JISIP)", "type": "Page header" }, { "left": 335, "top": 31, "width": 194, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e-ISSN : 2656-6753, p-ISSN: 2598-9944", "type": "Page header" }, { "left": 81, "top": 751, "width": 475, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1018 | Analisis Hukum Islam Terhadap Jual Beli Sawah Garapan di Desa Megulung Kidul Kabupaten ( Saifudin )", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 60, "width": 155, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 73, "width": 484, "height": 108, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan ( field research ) Sifat penelitian yang digunakan oleh penulis adalah deskriptif analitik , yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta terhadap apa yang terjadi saat ini kemudian dilakukan analisis terhadap gambaran tersebut. (Mardaris, 2008). Data primer diperoleh peneliti dari sumber utama yang dijadikan objek penelitian yaitu penjual dan pembeli sawah garapan, masyarakat desa setempat. Data sekunder, yaitu buku, literatur, dokumen, dan data-data yang penulis peroleh dari sumber-sumber yang relevan dengan ini. Metode pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara, dokumentasi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 198, "width": 256, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 211, "width": 484, "height": 177, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Desa Megulung Kidul merupakan daerah dataran rendah, yang terdapat banyak sawah. Sehingga banyak masyarakat dari lain desa yang memiliki sawah di Desa Megulung Kidul. Salah satunya yaitu desa Kali Jering. Desa Kali Jering merupakan daerah yang masyarakatnya bermukim di dataran tinggi. Untuk mendapatkan kebutuhan sehari-hari, masyarakat Desa Kali Jering kerapkali menuruni dataran tinggi agar mencapai dataran rendah selama kurang lebih 15 menit perjalanan menggunakan sepeda motor. Dalam memenuhi kebutuhannya masyarakat Desa Megulung Kidul menggunakan keahlian yang bermacam-macam, yaitu petani, guru, bahkan tak sedikit masyarakat Desa Megulung Kidul yang pergi merantau untuk mendapatkan kehidupan ekonomi yang lebih baik. Kebanyakan mereka merantau ke daerah Sumatra, Kalimantan, Semarang, dan daerah-daerah berpenghasilan besar entah berpenghasilan besar menurut UMR, pertanian, atau industrinya. Karena tempatnya yang terdapat sawah dan lahan kosong mengakibatkan masyarakatnya lebih memilih untuk bertani dan bercocok tanam. Masyarakat yang berpenghasilan melalui bertani dapat menghasilkan Rp. 1.200.000 melalui panen padi. (Ponisih, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 391, "width": 483, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Masyarakat Desa Megulung Kidul merawat sawahnya dengan baik, kendati demikian juga harus menunggu masa panen yang tidak sebentar, sehingga terkadang apabila sedang membutuhkan uang yang tidak sedikit masyarakat Desa Megulung Kidul melakukan jual beli garapan sawah sebagai alternatif dari berhutang kepada bank. Pelaksaannya pun sedeharana, hanya dengan ijab qabul dan terjadi kesepakatan antara penjual sawah dan pembeli sawah, maka penyewa atau pembeli sawah bisa langsung meng garap sawah dan pemberi sewa atau penjual sawah akan menerima uang yang telah disepakati diantara kedua belah pihak.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 488, "width": 484, "height": 121, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pelaksanaan jual beli sawah garapan dilaksanakan oleh sebagian besar masyarakat Desa Megulung Kidul. Namun, karena profesi utama sebagian besar masyarakatnya berfrofesi sebagai petani, sawah untuk dikonsumsi sendiri. Masyarakat di Desa Megulung Kidul beranggapan bahwa jual beli sawah garapan merupakan alternatif saat tidak memiliki uang untuk kebutuhan yang mendesak daripada harus berhutang kepada bank. (Nikun, 2021). Penjual menawarkan sawah kepada seorang yang dianggap dapat bertanggungjawab terhadap sawahnya, dan apabila sudah menentukan orangnya, sawah langsung ditawarkan dengan beberapa persyaratan meliputi masa panen padi sebagai tempo di garap nya sawah, dan harga sawah garapan . Kendati demikian, pembeli merasa harga yang dipatok terlalu tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 612, "width": 484, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jual beli sawah garapan merupakan jual beli sawah dengan tempo berdasarkan pada masa panen padi. Dalam istilah jual beli, jual beli sawah garapan menyerupai jual beli tauqit yaitu jual beli yang bertempo. (Ponisih, 2021). Hal tersebut dapat dilihat dari praktik yang dilakukan oleh masyarakat Desa Megulung Kidul Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 667, "width": 483, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adapun peng garapan sawah dilakukan setelah terjadi kesepakatan dalam akad pada kedua belah pihak. Akad diucapkan pertama kali oleh orang yang membutuhkan uang dengan menawarkannya kepada orang yang kira-kira dapat dipercaya dan bertanggung jawab atas sawahnya. Dengan ijab , “ku jual sawahku kepadamu 10 garapan ”, dan qabul “ya, ku terima”. Sehingga penyewa sawah disebut juga sebagai peng garap sawah. Pada akadnya masyarakat Desa Megulung", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 31, "width": 222, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan (JISIP)", "type": "Page header" }, { "left": 335, "top": 31, "width": 194, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e-ISSN : 2656-6753, p-ISSN: 2598-9944", "type": "Page header" }, { "left": 81, "top": 751, "width": 475, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1019 | Analisis Hukum Islam Terhadap Jual Beli Sawah Garapan di Desa Megulung Kidul Kabupaten ( Saifudin )", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 60, "width": 484, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kidul menggunakan akad jual beli, namun pada praktiknya menggunakan praktik sewa-menyewa. Saat terjadi akad, peng garap sawah tidak berkenan dan tidak mau melakukan akad untuk tanaman selain padi. Menurut anggapan penyewa sawah, palawija tidak mesti laku di pasaran sehingga tidak diharuskan adanya akad terhadap tanaman palawija. Tanaman selain padi yang biasa di tanami adalah kacang hijau dan kedelai. Mengenai hal tersebut, masyarakat merasa keberatan, namun tetap mengikhlaskan. (Ponisih, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 142, "width": 484, "height": 108, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Transaksi dilakukan secara langsung, menggunakan lisan, dan tidak tertulis. Pajak tanah di tanggung kepada pemilik sawah, jadi penyewa sawah bertanggungjawab atas pupuk, pengiyangan, dan traktor serta panen padi. Perairan ditanggung kepada penyewa sawah dengan membayar kepada bendahara desa dimana sawah bertempat yaitu bendahara Desa Megulung Kidul, bernominal Rp. 15.000. Menurut informasi yang penulis peroleh, satu kali garapan dihargai Rp. 1.200.000 , harga sawah garapan untuk 10 garapan dengan luas tanah 790 ubin dihargai Rp.12.000.000. Satu ubin setara dengan 14 meter, berarti 790 ubin yaitu 11060 meter berarti 1 hektar lebih 1 meter 60 mili. (Suyudi, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 253, "width": 483, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Panen padi dihasilkan tiga bulan terhitung dari pertama kali penanaman bibit padi dengan melalui proses pencakulan, penanaman bibit padi, pempupukan, pengiangan lalu barulah dipanen. Dalam prosesnya yang panjang, perairan dialirkan melalui irigasi yang sudah tersedia ditambah dengan air hujan yang mengguyur sawah.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 308, "width": 483, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Motivasi yang mendorong penjual sawah untuk menyewakan sawahnya yaitu disebabkan membutuhkan uang di waktu yang mendesak. Pada wawancara yang penulis lakukan jual beli sawah garapan merupakan alternatif yang masyarakat Desa Megulung Kidul lakukan daripada harus berhutang pada bank. Sedangkan bapak Wagimin melakukan jual beli sawah garapan disebabkan biaya sekolah anak. (Wagimin , 2021).", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 377, "width": 484, "height": 108, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penyewa sawah, seperti ibu Ponisih melakukan jual beli sawah garapan dengan dasar tolong menolong dan membutuhkan sawah tersebut. Menurut Tokoh Agama Desa Megulung Kidul Kecamatan Pituruh, sewa menyewa sawah garapan boleh dilakukan dan apabila dilihat dari praktiknya tidak ada yang bermasalah. Beliau beranggapan bahwa jual beli sawah garapan lebih benar menggunakan akad jual beli. Sebab, apabila akad diganti dengan sewa-menyewa maka pengembalian barang tidak bisa lebih dari perjanjian, misalnya perjanjian 10 kali garapan apabila di hitung menurut kebiasaannya terhitung lima tahun, maka dapat kembali dua bulan. Sepemahaman beliau, sewa hanya berlaku untuk mengontrak toko atau selain sawah. (Mujiono , 2021).", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 488, "width": 483, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pak Mujiono selaku tokoh agama, menurut penuturan beliau lebih lanjut bahwa apabila sawah garapan pengembalian sawah kepada pemilik tidak bisa diaplikasikan sesuai dengan prinsip sewa. Pengembalian sawah seringnya dikembalikan setelah dua bulan selesai peng garapan , karena termakan masa perawatan dan masa (waktu) dalam memanen. Jadi, dengan alasan tersebut masyarakat lebih memilih menggunakan akad jual beli walau masyarakat berkeyakinan bahwa jual beli sawah garapan merupakan praktik yang mirip dengan sewa bukan jual beli.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 570, "width": 484, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut keterangan yang penulis dapat, masyarakat Desa Megulung Kidul Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo menganggap bahwa jual beli sawah garapan hampir mirip dengan sewa- menyewa. Namun masyarakat Desa Megulung Kidul Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo tak terlalu mengindahkan hal tersebut, menurut masyarakat Desa Megulung Kidul Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo jual beli sawah garapan merupakan kegiatan jual beli bukan sewa-menyewa. (Nikun , 2021).", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 653, "width": 483, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut penuturan bapak Mudin, jual beli sawah garapan boleh dilakukan dengan mengganti akad yang digunakan, karena dalam praktiknya sewa-menyewa. Masyarakat banyak yang menggemari jual beli sawah garapan sebab mudah dilakukan. (Mudin , 2021). Apabila kita tilik lebih dalam, jual beli sawah Garapan menggunakan prinsip akad jual beli, namun dalam praktiknya menggunakan prinsip sewa-menyewa. Hal ini tampak karena yang membayarkan pajak sawah adalah pemilik sawah, sehingga dapat disimpulkan bahwa ini bukan jual", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 31, "width": 222, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan (JISIP)", "type": "Page header" }, { "left": 335, "top": 31, "width": 194, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e-ISSN : 2656-6753, p-ISSN: 2598-9944", "type": "Page header" }, { "left": 81, "top": 751, "width": 475, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1020 | Analisis Hukum Islam Terhadap Jual Beli Sawah Garapan di Desa Megulung Kidul Kabupaten ( Saifudin )", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 60, "width": 484, "height": 190, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "beli, melainkan sewa-menyewa atau ijarah . Permasalahan berkisar mengenai akad dan penambahan waktu dua bulan setelah peng garapan terakhir. Dalam akad, terdapat Ṣigat . Dalam Ṣigat terdapat syarat, yaitu pertama, Jala’ul ma’na . meruapakn tujuan yang terkadung dalam pernyatan jelas. Dalam jual beli sawah garapan, ‘aqidain mengucapkan dengan jelas dan dapat dipahami namun tidak sesuai dengan perikatan yang dipraktikan. Sesuatu yang dikehendaki adalah meng garap kan sawah. Meng garap merupakan ngerumat atau merawat dan mengambil hasil dari apa yang dirawat. Kedua, Tawafuq merupakan adanya kesesuaian, yaitu antara ijab dan qabul bersesuaian kontek dan maksudnya. Kesesuaian tersebut tampak pada qabul yang diucapkan oleh salah satu pihak, dalam jual beli sawah garapan terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak yang telah bersesuaian, keduanya menggunakan akad jual beli. Ketiga, jazmul iradataini . Antara ijab dan qabul menunjukan kehendak para pihak secara pasti. Transaksi jual beli sawah garapan yang dilakukan oleh mayarakat Desa Megulung Kidul Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo menunjukan kehendak yang para pihak dengan pasti, yaitu peng garapan sawah. Namun akadnya menggunakan jual beli dengan prinsip sewa.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 253, "width": 483, "height": 107, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jual beli sawah garapan apabila ditinjau dari segi materi yang biasa dilakukan, jual beli sawah garapan termasuk kedalam ‘urf fi’li , sebab kebiasaan yang dilakukan berhubungan dengan suatu perbuatan. Ditinjau dari segi ruang lingkup penggunaannya, jual beli sawah garapan tergolong kedalam ‘urf khusus, sebab jual beli sawah garapan dilakukan oleh suatu masyarakat di daerah Megulung Kidul Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo dan sekitarnya. Ditinjau dari segi penilaian baik dan buruk, jual beli sawah garapan termasuk ke dalam ‘urf fasid sebab penambahan dua bulan setelah panen padi terakhir tanpa adanya akad lagi dan tambahan imbalan hanya dengan menggunakan kira-kira.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 361, "width": 484, "height": 82, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berkaitan dengan ṣigat , terdapat kaidah ‘urf yang menjelaskan bahwa setiap makna atau tujuan tergantung kepada orang yang mengucapkan, meskipun lafalnya jual beli tetapi niatnya adalah sewa, karena sawahnya masih tetap milik penjual, yaitu: artinya: “ Maksud lafad (ucapan) itu tergantung orang yang melafadkan (mengucapkan) .” Terkait akad jual beli sawah garapan dapat dilihat dari niat setiap orang yang melafalkan. Karena setiap niat tidak bisa dilihat orang lain, hanya orang yang berakad yang dapat mengetahui niat untuk apa sesuatu dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 460, "width": 105, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 474, "width": 484, "height": 94, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Setelah menganalisa maka penulis dapat menarik kesimpulan, yaitu bahwa jual beli sawah garapan boleh dilakukan namun akad yang digunakan harus diganti yaitu menggunakan akad sewa- menyewa. Karena prinsip sewa menyewa dan jual beli berbeda walau memiliki beberapa kesamaan. Dipandang dari segi ‘urf jual beli sawah garapan termasuk kedalam ‘urf fasid sebab penambahan 2 bulan setelah terakhir peng garapan sawah. Jual beli sawah garapan tergolong kepada ‘urf khusus , sebab dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Desa Megulung Kidul Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 584, "width": 131, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6. DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 598, "width": 483, "height": 94, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Anggito, Albi dan Johan Setiawan. 2018. Metode Penelitian Kualitatif . Sukabumi: CV Jejak. Ash-Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi. 2010. Pengantar Fiqh Muamalah: Membahas Hukum Pokok Dalam Interaksi Sosial-Ekonomi . Semarang: PT Pustaka Rizki Putra. Cet. ke-2. As-Syafi’i, Al-Imam Jalaludin Abdurrahman Bin Abi Bakar As-Suyuthi. 1997. Asybāhu Wan Naẓāiru . Al-Haramain: Maktabah Nazzar. Az-Zuhaili, Wahbah. 1986. Al-Fiqhu Al-Islāmī Wa Adillatuh Juz 4 . Damaskus: Dar Al-Fikr. Cet. ke- 3.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 695, "width": 483, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Az-Zuhaili, Wahbah. 2011. Fiqih Islam Wa Adillatuhu: Sumpah, Nadzar, Hal-Hal Yang Dibolehkan Dan Dilarang, Kurban Dan Aqiqah, Teori-Teori Fikih . Jilid 4 , penerjemah Abdul Hayyie Al-Kartani dkk. Jakarta: Gema Insani", "type": "List item" }, { "left": 83, "top": 31, "width": 222, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan (JISIP)", "type": "Page header" }, { "left": 335, "top": 31, "width": 194, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e-ISSN : 2656-6753, p-ISSN: 2598-9944", "type": "Page header" }, { "left": 81, "top": 751, "width": 475, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1021 | Analisis Hukum Islam Terhadap Jual Beli Sawah Garapan di Desa Megulung Kidul Kabupaten ( Saifudin )", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 60, "width": 484, "height": 135, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bugin, Burhan. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif . Jakarta: Rajawali Pers. Bukhori, Imam. 2004. Ṣohih Bukhori, Juz 2 . Kairo: Dar Al Hadits. Departemen Agama RI. 2016. Al-Quran dan Terjemahan New Cordova . Bandung: Syaamil Quran Djuwaini, Dimyaudin. 2015. Pengantar Fiqh Muamalah Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Cet. ke-3. Hakim, Abdul Hamid. t. t. Mabadi Awaliyah . Jakarta: Maktabah Sa’diyah Putra. Helmi, Masdar. 1997. Ilmu Ushulul Fiqh , cet. ke-2, (Bandung: Gema Risalah Press HR, M. Hamim dan Ahmad Muntaha AM. 2013. Pengantar Kaidah Fiqh Syafi‘iyah: Penjelasan Naẓom Al-Faro’iḍ Al-Bahiyah . Kediri: Santri Salas Press Ibrahim. 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif: Panduan Penelitian Beserta Contoh Proposal Kualitatif . Bandung: Alfabeta.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 198, "width": 481, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jumantoro, Totok dan Samsul Munir Amin. 2005. Kamus Ilmu Ushul Fikih . Jakarta: Amzah. Mardaris. 2008. Metode Penelitian (Suatu Pendekatan Proposal) . Jakarta: Bumi Angkasa. Cet. ke- 10.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 239, "width": 483, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Muhamad. 2008. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam: Pendekatan Kuantitatif . Jakarta: Rajawali Pers.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 267, "width": 484, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Muhayan, Muhajidin. 2010. Fiqih Sunah 5 . Jakarta: Pena Pundi Aksara. Cet. ke-2. Muslich, Ahmad Wardi. 2017. Fiqh Muamalat. Jakarta: Sinar Grafika Offset. Cet. ke- 4 Nawawi, Hadari dan Martini Hadari. 2006. Instrumen Penelitian Bidang Sosiali . Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Cet. ke-3.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 322, "width": 437, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ria, Wati Rahmi. 2018. Hukum Perikatan Islam . Bandar Lampung: Universitas Lampung.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 336, "width": 483, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sabiq, Sayid. 1981. Fiqh As-Sunah, Juz 3 . Beirut: Dar Al-Fikr Sofyan. 2015. Ushul Fiqh: Dari Nalar Kreatif Menuju Nalar Progresif . IAIN Sultan Amai Gorontalo. Suhendi, Hendi. 2002. Fiqh Muamalah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 377, "width": 483, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Syahroni, Oni dan M. Hasanudi. 2018. Fikih Muamalah: Dinamika Teori Akad Dan Implementasinya Dalam Ekonomi Syariah . Depok: PT Raga Grafindo Persada. Cet. ke-3. Syarifuddin, Amir. 2009. Ushul Fiqh Jilid 2 . Jakarta: Kencana. Cet. ke-5.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 419, "width": 434, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Syarifuddin, Amir. 2010. Garis-Garis Besar Fiqh . Jakarta: Kencana. Cet. ke-3. Syukur, Syarmin. 1993. Sumber-Sumber Hukum Islam . Surabaya: Al-Ikhlas. Zein, M uhammad Ma’shum. 2008. Ilmu Ushul Fiqih . Jombang: Darul Hikmah Jombang.", "type": "Text" } ]
db2c59a0-a225-4cee-aaa8-3980a82fb0ed
http://ejournal-balitbang.kkp.go.id/index.php/iaj/article/download/5994/5321
[ { "left": 126, "top": 793, "width": 416, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright @ 2017, Indonesian Aquaculture Journal, e-ISSN 2502-6577 59", "type": "Page footer" }, { "left": 350, "top": 39, "width": 195, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesian Aquaculture Journal, 12 (2), 2017, 59-66", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 715, "width": 226, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "# Correspondence: Research Institute for Coastal Aquaculture and Fisheries Extension. Jl. Makmur Dg. Sitakka No. 129, Maros, South Sulawesi 90512, Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 745, "width": 106, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Phone: + 62 411 371544 E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 161, "top": 71, "width": 292, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Available online at: http://ejournal-balitbang.kkp.go.id/index.php/iaj", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 114, "width": 468, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CAROTENOID-ENRICHED DIET FOR PRE-MATURATION STAGE OF POND-REARED TIGER SHRIMP, Penaeus monodon PART I. THE EFFECTS ON GROWTH, PIGMENTATION AND WHOLE BODY NUTRIENT CONTENT", "type": "Section header" }, { "left": 173, "top": 174, "width": 269, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Asda Laining # , Ike Trismawanti, Kamaruddin, and Makmur", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 195, "width": 266, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Research Institute for Coastal Aquaculture and Fisheries Extension", "type": "Text" }, { "left": 138, "top": 215, "width": 340, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Received 13 September 2017; Final revised 19 October 2017; Accepted 19 October 2017)", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 252, "width": 41, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 101, "top": 274, "width": 414, "height": 227, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Carotenoids, besides as a natural pigment, may have vital roles in the growth of crustacean. The aim of this study was to clarify the influence of combined carotenoids given since pre-maturation stage on the growth performances, pigmentation and biochemical composition of the whole body of pond-reared tiger shrimp, Penaeus monodon. Two experimental diets were supplemented with or without carotenoid mixture consisting of astaxanthin, canthaxanthin and other carotenoids contained in Spirulina. The carotenoid mixture was supplemented in the commercial diet normally used as a starter feed for tiger shrimp, re- pelleted and fed to tiger shrimp with an initial body weight of 31.7±1.3 g. Shrimp were stocked in four 1,000 m 2 concrete ponds with a density of 1 shrimp/m 2 and fed until the shrimp reached maturation stage (broodstock size). Variables observed were growth performances and pigmentation properties during the pre-maturation stage and total carotenoid content in several tissues of the female broodstock after being fed with the diets until maturation stage. After 16 weeks, shrimp fed with carotenoid-enriched diet (PC) diet produced significantly (P<0.05) higher biomass than the diet without the enrichment (PO). The color of raw shrimp fed with PC diet was darker with greenish-brown compared to shrimp fed PO diet which was greenish blue. The visual appearances of 3-min steamed shrimp produced the color of red-orange for shrimp fed carotenoid compared to orange-yellow for control PO. The total carotenoid content in the whole body of shrimp fed PC diet were significantly (P<0.05) enhanced compared to control PO diet which was 42.8 ±5.8 and 55.8± 5.1 µg/g for PO and PC diet, respectively . Supplemental carotenoid in the pre- maturation diet increased the biomass production from 23.1±1.9 kg to 30.2 ±0.1 kg and enhanced the color of the shrimp which was in line with carotenoid content in the whole body of pond-reared tiger shrimp.", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 509, "width": 403, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KEYWORDS: pre-maturation; carotenoid-enriched diet; pigmentation; pond-reared tiger shrimp", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 540, "width": 71, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 558, "width": 227, "height": 137, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Carotenoids, the main pigments of many aquatic animals, have been associated with freshness and product quality of seafood including shrimp (Higuera- Ciapara et al., 2006; Niu, et al., 2011; Parisenti et al., 2011). The colors of cooked and raw shrimp are important quality criteria in world markets and may be associated with premium pricing (Hunter, 2001). Besides as pigments, carotenoids also have several biological functions including as sources of pro- vitamin A (DellaPenna & Pogson, 2006; Krinsky & Johnson, 2005), cellular protection from photo-", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 540, "width": 226, "height": 112, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dynamic damage (Nakano et al., 1999), as a biological antioxidant (Miki et al., 1994, da Silva et al., 2015), and enhancement of growth and reproductive poten- tial (Bjerkeng et al., 2000; Choubert et al., 1998; Pangantihon-Kuhlmann et al., 1998). Some evidences suggest that these pigments may perform vital roles in the growth of crustaceans (Niu et al., 2011; Supamattaya et al., 2005) and fish (Vasallao-Agius et al., 2001; Watanabe et al., 1991).", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 659, "width": 226, "height": 100, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Specifically, astaxanthin is the predominant caro- tenoid found in penaeid shrimp and other crustaceans (86-98% of total carotenoid) attributing the charac- teristic color to these crustaceans (Armenta & Guerrero-Legarreta, 2009), which in turn increase consumer’s acceptance to the products (Parisenti et al., 2011). Astaxanthin has a stronger antioxidant property than other carotenoids, such as  -carotene,", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 794, "width": 368, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "60 Copyright @ 2017, Indonesian Aquaculture Journal, e-ISSN 2502-6577", "type": "Page footer" }, { "left": 52, "top": 39, "width": 308, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Carotenoid-enriched diet for pre-maturation stage of pond-reared ..... (Asda Laining)", "type": "Page header" }, { "left": 52, "top": 71, "width": 227, "height": 61, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "lutein, and zeaxanthin (Naguib, 2000). The presence of astaxanthin protects crustaceans from the lipid peroxidation (da Silva et al., 2015) such as oxidation of polyunsaturated fatty acids and cholesterol (Palozza et al., 2008).", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 140, "width": 227, "height": 137, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Microalgae have been widely acknowledged to contain various carotenoids such as Haematococcus pluvialis (Parisenti et al., 2011), Botryococcus brauni (Rao et al., 2006) and Dunaliella salina (Boonyaratpalin et al., 2001). A recent study reported that Tetraselmis sp DS3 contains > 5%  -carotene and 0.48% lutein of biomass and also has the same biological functions as other carotenoid sources (Tsai et al., 2016). In this present study, Spirulina sp. was used as one of the carotenoid sources which are widely available as a commercial product.", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 284, "width": 227, "height": 150, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The development of broodstock diet for pond- reared tiger shrimp should be programmed not only for maturation stage (Paibulkichakul et al., 2008), but also for growth and pre-maturation stages. Specific nutrients requirement during pre-maturation stage such as carotenoid is important to be determined as very little information is available for this stage. Therefore, this present study was carried out to clarify the influence of combined carotenoids fed since pre- maturation stage on the growth, pigmentation and biochemical composition of the whole body of pond- reared tiger shrimp, Penaeus monodon.", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 445, "width": 121, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MATERIALS AND METHODS", "type": "Section header" }, { "left": 66, "top": 467, "width": 91, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Experimental Diets", "type": "Section header" }, { "left": 52, "top": 486, "width": 227, "height": 263, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Two experimental diets were enriched either with or without carotenoid mixture into a standard diet and designated as PC and PO diets, respectively. A standard diet is a crumbled commercial diet nor- mally used as a starter feed for tiger shrimp during initial stocking in the ponds. Three types of caro- tenoid were used for the enrichment including astaxanthin at a level of 0.125% (Paibulkichakul et al., 2008), canthaxanthin (0.068%) and carotenoids in Spirulina powder (0.300%) following the previous ex- periment dealing with rabbitfish (Laining et al., 2015). The carotenoids were supplemented to a standard diet by thoroughly mixing them with the commercial diet and added with water approximately 300-350 g/ kg of dry ingredient (Laining et al., 2012; 2017). The dough was then re-pelleted using a pelletizer (Hiraga, Co. Ltd, Kobe, Japan) with a 3.1 mm die and steamed for three minutes before being dried. The moisture content of the dried pellet was below 12%. The test diets were kept in low temperature at 18 o C during the feeding trial for the two stages.", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 71, "width": 227, "height": 125, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proximate composition of the two diets is pre- sented in Table 1 in which both diets were iso-ni- trogenous containing approximately 44% crude pro- tein and 7% lipid. The Spirulina powder used in the enrichment contained relatively high total carotenoid content which was 1,464±6.15 mg/kg. The total caro- tenoid content of the commercial standard diet and diet without carotenoid enrichment (PO) were simi- lar at approximately 90 mg/kg while PC diet contained higher level at 150.5 mg/kg (Table 2).", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 207, "width": 181, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Growth Trial at Pre-maturation Stage in Concrete Ponds", "type": "Section header" }, { "left": 296, "top": 238, "width": 227, "height": 250, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Five thousand tiger shrimps with an average ini- tial body weight of 31.7±1.3 g with a weight range of 30-33 g were transferred from the Brackishwater Aquaculture Development Centre in Takalar to the Installation of Tiger Shrimp Hatchery of Research Institute for Coastal Aquaculture (RICA) in Barru Re- gency, South Sulawesi, Indonesia. The age of the shrimp was approximately six months old at the stock- ing time. The shrimp were selected and stocked in four 1,000 m 2 concrete ponds with a density of one shrimp/m 2 . Shrimp were fed with the two tested di- ets three times a day at 07.00, 13.00, and 19.00 at a rate of 2-5% of biomass until reaching maturation stage or five months culture period. Water quality was monitored every day in the morning and in the afternoon for pH, salinity, temperature and dissolved oxygen (DO) while alkalinity was measured once a week only in the morning. When alkalinity was be- low 100 mg/L, then lime was applied at the level of 15 ppm to increase its concentration.", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 496, "width": 227, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The growth of tiger shrimp was evaluated by mea- suring the weight every month for five months. The variables observed during the pre-maturation phase were growth performances and organoleptic evalua- tion for pigmentation. At the end of the feeding trial, organoleptic evaluation was carried out by compar- ing the color between the two groups for both raw and steamed shrimp. Ten raw shrimps from the two groups were steamed for 3-minutes and evaluated color differences.", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 631, "width": 208, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Samples Collection and Biochemical Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 296, "top": 650, "width": 227, "height": 61, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "At the end of the feeding trial, fifteen shrimps from each group were used for biochemical analysis. The whole body shrimp were dried using an oven at 60 o C (Memmert, Germany), pulverized and kept in - 20 o C until subsequent analysis.", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 718, "width": 227, "height": 36, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proximate analysis of the diets and the shrimp were done according to AOAC International (2005). Crude protein was determined according to the mi-", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 793, "width": 416, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright @ 2017, Indonesian Aquaculture Journal, e-ISSN 2502-6577 61", "type": "Page footer" }, { "left": 350, "top": 39, "width": 195, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesian Aquaculture Journal, 12 (2), 2017, 59-66", "type": "Page header" }, { "left": 96, "top": 201, "width": 420, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 2. Total carotenoid content (mg/kg ± SD of duplicates)in Spirulina powder, commercial standard diet and the two tested diets", "type": "Text" }, { "left": 180, "top": 71, "width": 255, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 1. Proximate composition (%, dry basis ± SD of trip- licates) of tested diets fed to tiger shrimp during pre-maturation stage", "type": "Text" }, { "left": 181, "top": 169, "width": 118, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Note: * Nitrogen free extract", "type": "Picture" }, { "left": 184, "top": 119, "width": 246, "height": 42, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diets Crude protein Lipid Crude fiber Ash NFE* PO 44.5 ± 1.9 7.1 ± 1.0 4.0 ± 0.9 11.3±0.0 33.1 PC 43.6 ± 1.5 7.7 ± 0.1 4.0 ± 0.4 11.2±0.1 33.5", "type": "Table" }, { "left": 108, "top": 236, "width": 400, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PO PC Total carotenoid 1,464.48 ± 6.15 90.66 ± 0.40 90.29 ± 0.05 150.46 ± 0.04 Spirulina powder Standard diet Tested diets", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 319, "width": 227, "height": 112, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "cro-Kjeldahl procedure. Lipid was extracted using chloroform and methanol. Ash was analyzed using muffle furnace at 550 o C (Barnstead, Thermolyne, CA, USA). The analysis of total carotenoid was carried- out according to AOAC (2005). The samples were extracted with acetone and hexane and elucidated in the column prior reading the carotenoid content spec- trophotometrically (Spectrophotometer UV VIS Jasco V-70, Japan).", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 443, "width": 161, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Calculation and Statistical Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 461, "width": 227, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The biomass of the shrimp (g) was calculated by multiplying the number of shrimp survived at the end of the feeding trial with the average final body weight.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 504, "width": 227, "height": 87, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data on the growth traits and biochemical com- ponent in several tissues were statistically analyzed using Independent t-test with SPSS software (version 21; SPSS, Inc., Chicago, Illinois, USA). Differences were considered significant at P<0.05. Pigmentation of raw and cooked shrimps was descriptively pre- sented.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 602, "width": 119, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "RESULTS AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 625, "width": 203, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Growth, Survival and Biomass Production of Shrimp", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 656, "width": 227, "height": 99, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The pattern of shrimp growth fed with the two diets during pre-maturation stage is illustrated by Figure 1. The shrimp still grew linearly even at the age of 11 months indicating that the culture condi- tion was at the optimum level. According to Rothlisberg (1998), penaeid shrimp in nature grow faster from first to ninth months post-hatching and then reach the stagnant phase. The weight gain of", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 319, "width": 227, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "170% obtained in the present study was over five times higher than the weight gain of shrimp reared for 16 months which was only 30% as found in our previous study (Laining et al., 2014). The low weight gain found in our previous study indicated that at 16 months of age, the growth of tiger shrimp reached the stagnant phase. This stagnant phase could be an indicator of the maturation stage of the shrimp or the phase where the shrimp has been categorized as a broodstock.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 451, "width": 227, "height": 301, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 3 presents the survival rate, weight gain and biomass of tiger shrimp after 16 weeks culture dur- ing the pre-maturation stage. The survival rate of shrimp fed with PO diet was 33.8% lower than PC diet (36.9%) but both were not significantly different (P> 0.05). Weight gains of shrimp fed the two diets were also not significantly different. However, shrimp fed with PC diet produced significantly (P<0.05) higher biomass than PO diet which was 23 kg and 30 kg, respectively. The significant higher biomass found in PC diet indicated that to some extent, the dietary carotenoid had a beneficial effect on biomass pro- duction of the tiger shrimp. This was in line with a previous study dealing with black tiger shrimp where the growth and survival were positively affected by the addition of carotenoids (Niu et al., 2012). A simi- lar effect was also reported on Kuruma prawn (Penaeus japonicus) fed with  -carotene from Dunaliella salina (Supamattayaa et al., 2005). In addition, supplemen- tation of microalgae Haematococcuspluvialis as a dietary carotenoid source presented higher survival rate and weight gain of juvenile vaname shrimp (Litopenaeus vannamei) (Parisenti et al., 2011). Even though these previous studies did not provide suffi-", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 794, "width": 368, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "62 Copyright @ 2017, Indonesian Aquaculture Journal, e-ISSN 2502-6577", "type": "Page footer" }, { "left": 52, "top": 39, "width": 308, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Carotenoid-enriched diet for pre-maturation stage of pond-reared ..... (Asda Laining)", "type": "Page header" }, { "left": 135, "top": 277, "width": 39, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 1.", "type": "Caption" }, { "left": 138, "top": 86, "width": 312, "height": 240, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The pattern of weight increment of tiger shrimp during pre-maturation stage reared in the concrete ponds. PO: diet without carotenoid supplement, PC: diet with supplemental carotenoid. PO PC Rearing period (day) 0 60 90 120 150 120 100 80 60 40 20 0 W ei gh t (g )", "type": "Picture" }, { "left": 109, "top": 603, "width": 366, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 3. Survival rate, weight gain and biomass of tiger shrimp after 20 weeks fed with carotenoid-enriched diet at pre-maturation stage", "type": "Caption" }, { "left": 119, "top": 643, "width": 351, "height": 85, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Test diet Survival rate (%) Initial weight (g) Final weight (Range) (g) WG (%) Biomass (kg) PO 33.8 ± 3.8 a 31.5 ± 5.0 82.9 ± 1.9 (41-144) 163.2 ± 5.9 a 23.1 ± 1.9 a PC 36.9 ± 2.5 a 32.0 ± 1.1 86.5 ± 0.1 (45-146) 170.3 ± 3.5 a 30.2 ± 0.1 b", "type": "Table" }, { "left": 111, "top": 736, "width": 343, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data are expressed as means (n=2)±SD. Means on the same column with different letter are significantly different (t-test, P<0.05). PO: diet without carotenoid supplement, PC: diet with supplemental carotenoid", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 352, "width": 227, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "cient data on biomass, the significant higher growth and survival detected in those studies implied a significantly higher biomass which was similar to that of found in the present study.", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 408, "width": 227, "height": 61, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data are expressed as means (n=2)±SD. Means on the same column with different letter are signifi- cantly different (t-test, P<0.05). PO: diet without caro- tenoid supplement, PC: diet with supplemental caro- tenoid", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 476, "width": 227, "height": 100, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The positive effects of carotenoid on the growth, survival and feed utilization have been also reported on fish species such as fry of European seabass (Sallam et al., 2017). Furthermore, the specific growth rate of yellowtail cichlid significantly improved even when Spirulina meal included solely as the dietary carotenoid source (Guroy et al., 2012). The improvement in the performance parameters for the growth of shrimp", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 352, "width": 227, "height": 174, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "fed with diets supplemented with the carotenoid mixture in the present study may be due to the role of carotenoid as an antioxidant (Pan et al., 2010) and its involvement in intermediary metabolism (Talebi et al., 2013). In the present study, antioxidant status of the shrimp fed dietary treatments was not deter- mined. However, previous studies have found that carotenoids decreased the levels of TBARs (thiobarbituric acid-reactive substances), indicating lipid peroxidation (da Silva et al., 2015; Palozza et al., 2008; Sallam et al., 2017), alleviating oxidative damage (Santos et al., 2012) and limiting free radical molecule production caused by cellular metabolism and other various stressors (Pan et al., 2010).", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 538, "width": 137, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pigmentation of Tiger Shrimp", "type": "Section header" }, { "left": 296, "top": 556, "width": 227, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the organoleptic evaluation, the color of the shrimp fed with PC diet tended to be", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 793, "width": 416, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright @ 2017, Indonesian Aquaculture Journal, e-ISSN 2502-6577 63", "type": "Page footer" }, { "left": 350, "top": 39, "width": 195, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesian Aquaculture Journal, 12 (2), 2017, 59-66", "type": "Page header" }, { "left": 92, "top": 716, "width": 435, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 2. Colour appearances of raw and steamed tiger shrimps after 20 weeks fed with carotenoid-enriched diets during the pre-maturation stage. PO: diet without carotenoid supplement, PC: diet with supplemental carotenoid.", "type": "Caption" }, { "left": 122, "top": 502, "width": 153, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2-1) Pigmentation of raw tiger shrimp without carotenoid (PO)", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 501, "width": 169, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2-2) Pigmentation of raw tiger shrimp fed carotenoid (PC)", "type": "List item" }, { "left": 327, "top": 673, "width": 197, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2-4) Pigmentation of 3-min steamed tiger shrimp with carotenoid (PC)", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 672, "width": 167, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2-3) Pigmentation of 3-min steamed tiger shrimp without carotenoid (PO)", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 71, "width": 227, "height": 87, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dark with greenish brown (Figure 2-2) compared to shrimp fed without carotenoid which was greenish blue (Figure 2-1). Moreover, Figure 2-4 shows the visual appearances of 3-min steamed shrimp which produced the color of red-orange for shrimp fed caro- tenoid diet compared to orange-yellow for control PO (Figure 2-3).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 165, "width": 227, "height": 150, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pigmentation occurs in the tiger shrimp fed with the diet enriched with carotenoid in this present study supported the previous findings demonstrating the role of carotenoid in pigmentation of aquatic animal including crustacean (Hatlen et al., 1998; Bowen et al., 2002; Armenta & Guerrero-Lagarreta, 2009). The green or brown coloration of raw tiger shrimp and the orange-red coloration of cooked tiger shrimp is due to the presence of naturally occurring pigments, carotenoid, in which astaxanthin is the principal pigment deposited (Springate & Nickell, 2000). Wild tiger shrimp performing a dark green or brown", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 71, "width": 227, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "appearance of raw shrimp and a dark orange-red appearance of cooked shrimp may contain 40-60 ppm of total astaxanthin (Latscha, 1989).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 114, "width": 227, "height": 137, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Other penaeid species, L. vannamei fed with the dietary carotenoid also showed higher red-like color than the control group. The color difference was in line with the higher carotenoid content in both muscle and exoskeleton of the L. vannamei shrimp fed with the microalgae compared to control. Simi- lar effects of carotenoid extracted from H. pluvialis on muscle and skin pigmentation were also reported in rainbow trout (Bowen et al., 2002) and on red porgy (Pagrus pagrus)when fed with esterified astaxanthin from H. pluvalis (Tejera et al., 2007).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 259, "width": 227, "height": 49, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Basically, dark-colored shrimps of wild catch and shrimp grown under extensive and semi-intensive conditions are mainly caused by the algal food chain which contains astaxanthin and other carotenoids. In", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 794, "width": 368, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "64 Copyright @ 2017, Indonesian Aquaculture Journal, e-ISSN 2502-6577", "type": "Page footer" }, { "left": 52, "top": 39, "width": 308, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Carotenoid-enriched diet for pre-maturation stage of pond-reared ..... (Asda Laining)", "type": "Page header" }, { "left": 52, "top": 71, "width": 227, "height": 225, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "contrast, intensively grown shrimp has been reported to often have pale color since less natural feed is available which resulted in light green, blue or off- white raw shrimp and pale yellow or yellow-orange when cooked (Hunter, 2001). The color of cooked shrimp fed with PO diet containing un-supplemented carotenoid was not pale yellow as indicated by Figure 2-3 indicating that the carotenoid contained in the commercial diet used as the basal diet for this current study was probably sufficient in forming color pigmentation in the shrimp. In addition, the shrimp may also consume sufficient carotenoid from algal food chain under semi-intensive culture system used in this present study. Therefore, when shrimp is cul- tured under the intensive condition where natural feed may be insufficient to provide the carotenoid, the diet needs to be supplemented with carotenoid to fulfill its requirement.", "type": "Text" }, { "left": 66, "top": 308, "width": 210, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proximate Composition and Total Carotenoid Content in the Whole Body of Female Broodstock", "type": "Section header" }, { "left": 52, "top": 351, "width": 227, "height": 125, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 4 presents crude protein, lipid and total carotenoid in the whole body shrimp at the end of the pre-maturation stage in concrete ponds. Crude protein and lipid content of shrimp fed with the two diets were relatively similar, but total carotenoid con- tent in shrimp fed with PC diet was significantly higher (P< 0.05) than that of fed with control diet (55.8 vs42.8 µg/g). These total carotenoid values were in line with the pigmentation appearance of the shrimp in the two groups as shown in Figure 2.", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 634, "width": 227, "height": 61, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data are expressed as means (n=2)±SD. Means on the same column with different letter are signifi- cantly different (t-test, P<0.05). PO: diet without caro- tenoid supplement, PC: diet with supplemental caro- tenoid", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 703, "width": 227, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A similar finding was found on seabass where no clear trend was observed regarding the effect of dif- ferent carotenoid sources on the whole body com-", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 71, "width": 227, "height": 49, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "position. However, the total body carotenoid con- tent was significantly higher in fish fed with caro- tenoid diet than fish fed with control diet (Sallam et al., 2017).", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 127, "width": 227, "height": 87, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In the present study, Spirulina sp. was used as one of the carotenoid sources which were suspected to function synergetically with the synthesized astaxanthin and canthaxanthin in enhancing several biological performances in particular biomass pro- duction and pigmentation for the pre-maturation stage of tiger shrimp.", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 225, "width": 154, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Water Quality During The Culture", "type": "Section header" }, { "left": 296, "top": 244, "width": 227, "height": 199, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The ranges of water quality parameters during the feeding trial for 20 weeks are presented in Table 5. Generally, there were not many differences in the parameter ranges between the morning and the af- ternoon measurements. Temperature ranged from approximately 27- 34 o C, while salinity ranged from around 18-41 ppt. DO was higher in the afternoon with the highest concentration was up to 9.2 mg/L than in the morning (8.7 mg/L). The range of pH was also similar between the morning and afternoon measurements from approximately 7.0 to 8.9. In case of alkalinity, its concentration varied from 65 to 180 mg CaCO 3 /L in which the lower alkalinity was detected during the rainy season. The application of dolomite at the level of 15 mg/L was able to increase the alka- linity over 100 mg/L.", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 631, "width": 59, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 296, "top": 650, "width": 227, "height": 99, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Combined carotenoid of astaxanthin, canthaxanthin and Spirulina meal in the pre-matura- tion diet at the supplemental level of 0.493% improved the biomass of tiger shrimp from 23.1±1.9 kg to 30.2 ±0.1 kg. Dietary carotenoid involved in the pig- mentation of premature tiger shrimp and improved the total carotenoid content in the whole body from 42.8 ±5.8 to 55.8± 5.1 µg/g.", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 491, "width": 227, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 4. Crude protein, lipid and total carotenoid content in the whole body of tiger shrimp after 20 weeks fed carotenoid enriched-diet during pre-maturation stage", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 465, "width": 468, "height": 150, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Test diets Crude protein (% dry matter) Lipid (% dry matter) Total carotenoid (µg/g) PO 68.9 ± 1.7 a 5.7 ± 1.3 a 42.8 ± 5.8 a PC 69.8 ± 1.2 a 5.8 ± 0.9 a 55.8 ± 5.1 b Table 5. Range of water quality measured in the experimental ponds during 20 weeks feeding trial Parameter Morning Afternoon Temperature (°C) 27.2-34.0 26.8-34.0 Salinity (ppt) 17.5-40.1 20.5-41.0 Dissolved oxygen (mg/L) 3.8-8.7 3.9-9.2 pH 7.0-8.9 7.2-8.8 Alkalinity (mg CaCO 3 /L)* 65-180 -", "type": "Table" }, { "left": 304, "top": 607, "width": 141, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Note: * Measured only in the morning", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 793, "width": 416, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright @ 2017, Indonesian Aquaculture Journal, e-ISSN 2502-6577 65", "type": "Page footer" }, { "left": 350, "top": 39, "width": 195, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesian Aquaculture Journal, 12 (2), 2017, 59-66", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 71, "width": 95, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ACKNOWLEDGEMENT", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 89, "width": 227, "height": 74, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study was supported by Indonesian Govern- ment through DIPA-APBN 2015. The authors grate- fully thank to the technicians of the Laboratory of Nutrition and Feeding Technology of RICAFE (Ramadan, Umar, Wendy, Tamsil, and Rosni) for tech- nical and analytical support.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 175, "width": 56, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 194, "width": 227, "height": 49, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AOAC International. (2005). Official Methods of Analy- sis. 16 th eds. Association of Official Analytical Chemists International, Gaithersberg, Maryland. USA, 1141 pp.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 246, "width": 227, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Armenta, R.E. & Gurrero-Legarreta, I. (2009). Stabil- ity study on astaxanthin extracted from fermented shrimp by-products. The journal of Aqricultural and Food Chemistry, 57, 6095-6100.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 298, "width": 227, "height": 74, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bjerkeng, B., Hatlen, E., & Jobling, M. (2000). Astaxanthin and its metabolites idoxanthin and crustaxanthin in flesh, skin and gonads of sexually immature and maturing Arctic charr Salvelinus alpinus(L.). Comparative Biochemistry and Physiology Part B, 125, 395-404.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 375, "width": 227, "height": 74, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Boonyaratpalin, M., Thongrod, S., Supamattaya, K., Britton, G., & Schlipalius, L.E. (2001). Effects of  -carotene, Dunaliella salina, and astaxanthin on pigmentation, growth, survival and health ofPenaeus monodon. Aquaculture Research, 32 (suppl.1), 182-190.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 452, "width": 227, "height": 61, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bowen, J., Soutar, C., Serwata, R.D., Lagocki, S., White, D.A., Davies, S.J., & Young, A.J. (2002). Utilization of (3S,3’S)-astaxanthin acyl esters in pigmentation of rainbow trout Oncorhynchus mykiss. Aquaculture Nutrition, 8, 59-68.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 516, "width": 227, "height": 62, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Choubert, G., Blanc, J.M., & Poisson, H. (1998). Effects of dietary keto-carotenoids (canthaxanthin and astaxanthin) on the reproductive performance of female rainbow trout, Oncorhynchus mykiss (Walbaum). Aquaculture nutrition, 4, 249-254.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 581, "width": 227, "height": 74, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Da Silva, F.O., Tramonte, V.L.C.G., Parisenti, J., Lima- Garcia, J.F., Maraschin, M., & da Silva, E.L. (2015). Litopenaeus vannamei muscle carotenoids versus astaxanthin: A comparison of antioxidant activity and in vitro protective effects against lipid peroxidation. Food Bioscience, 9, 12-19.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 658, "width": 227, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DellaPenna, D. & Pogson, B.J. (2006). Vitamin synthe- sis in plants: Tocopherols and carotenoids. Annual review of plant biology, 57, 711-738.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 697, "width": 227, "height": 62, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Guroy, B., Sahin, I., Mantoglu, S., & Kayali, S. (2012). Spirulina as a natural carotenoid source on growth, pigmentation and reproductive performance of yellow tail cichlid Pseudotropheus acei. Aquaculture International, 20(5), 869-878.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 71, "width": 227, "height": 61, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hatlen, B., Jobling, M., & Bjerkeng, B. (1998). Rela- tionship between carotenoid concentration and colour of fillets of Arctic chair, Salvelinus alpinus (L.), fed astaxanthin. Aquaculture Research, 29 (3), 191-202.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 136, "width": 227, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Higuera-Ciapara, I., Lix-Valenzuela, L.F., & Goycoolea, F.M. (2006). Astaxanthin: A review of its chemis- try and application. Critical Review in Food Science and Nutrition, 46(2), 185-196.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 187, "width": 227, "height": 62, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hunter, B. (2001). Production and marketing of pigmented shrimp in Thailand. Proceeding of The 7th Roche aquaculture conference Asia Pacific, 18 October. The Imperial Queen’s Park Hotel, Bangkok, Thailand, 134 p.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 252, "width": 227, "height": 49, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Krinsky, N.I. & Johnson, E.J. (2005). Carotenoid actions and their relation to health and disease (Review). Molecular Aspects of Medicine, 26, 459- 516.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 304, "width": 227, "height": 61, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Laining, A., Usman, & Syah, R. (2014). The use of seaworm meal in maturation diet as partial sub- stitution of fresh-diet for pond reared tiger shrimp broodstock, Penaeus monodon. Indonesian Aquaculture Journal, 9(2), 123-132.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 368, "width": 227, "height": 87, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Laining, A., Lante, S., & Parenrengi, A. (2015). Gonadosomatic index and profile of fillet fatty acid of rabbitfish, Siganus guttatus broodstock fed carotenoid supplemented diets. Proceeding of In- ternational Conference on Aquaculture Indonesia (ICAI) 2015, Sustainable aquaculture for the future, Jakarta, October 30-31, 2015.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 458, "width": 227, "height": 87, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Laining, A., Ishikawa, M., Koshio, S., Lideman, & Yokoyama, S. (2012). Dietary inorganic phospho- rus or microbial phytase supplementation im- proves growth, nutrient utilization and phospho- rus mineralization of juvenile red sea bream, Pagrus major, fed soybean-based diets. Aquacul- ture Nutrition, 18(5), 502-511.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 548, "width": 227, "height": 74, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Laining, A., Usman, & Syah, R. (2017). Nutritive Value of Copra Cake Meal Fermented with Rhizopus spp. and Its Use as a Protein Source in Practical Diets for Rabbitfish (Siganus javus). Journal of Applied Aquaculture. Journal of Applied Aquaculture, 29 (3-4), 307-321.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 625, "width": 227, "height": 49, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Latscha, T. (1989). The role of astaxanthin in shrimp pigmentation. In: advances in tropical aquaculture. Tahiti, February 20-March 4, 1989. Aquacop Ifremer Actes de Colloque (p. 319-328).", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 677, "width": 227, "height": 49, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Miki, W., Otaki, N., Shimidzu, N., & Yokoyama, A. (1994). Carotenoids as free radical scavengers in marineanimals. Journal of Marine Biotechnololy, 2, 35-37.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 729, "width": 227, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Naguib, Y.M.A. (2000). Antioxidant activities of astaxanthin and related carotenoids. Journal of Agricultural and Food Chemistry, 48(4), 1150-1154.", "type": "List item" }, { "left": 52, "top": 794, "width": 368, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "66 Copyright @ 2017, Indonesian Aquaculture Journal, e-ISSN 2502-6577", "type": "Page footer" }, { "left": 52, "top": 39, "width": 308, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Carotenoid-enriched diet for pre-maturation stage of pond-reared ..... (Asda Laining)", "type": "Page header" }, { "left": 52, "top": 71, "width": 227, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nakano, T., Kanmuri, T., Sato, M., & Takeuchi, M.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 84, "width": 211, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(1999). Effect of astaxanthin rich red yeast (Phaffiarhodozyma) on oxidative stress in rainbow trout. Biochemistry and Biophys Acta, 1, 426, 119- 125.", "type": "List item" }, { "left": 52, "top": 136, "width": 227, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Niu, J., Tian, L.X., Lin, H.Z., & Liu, Y.J. (2011). Caro- tenoids in aquaculture-an overview. Journalof Ani- mal Science and Biotechnology, 2, 44-58.", "type": "List item" }, { "left": 52, "top": 175, "width": 227, "height": 87, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Niu, J., Li, C.H., Liu, Y.J., Tian, L.X., Chen, X., Huang, Z., & Lin, H.Z. (2012). Dietary values of astaxanthin and canthaxanthin in Penaeus monodon in the presence and absence of cholesterol supplemen- tation: effect on growth, nutrient digestibility and tissue carotenoid composition. British Journal of Nutrition, 108, 80-91.", "type": "List item" }, { "left": 52, "top": 264, "width": 227, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Paibulkichakul, C., Piyatiratitivorakul, S., Sorgeloos,", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 277, "width": 211, "height": 49, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P., & Menasveta, P. (2008). Improved maturation of pond-rearedblack tiger shrimp (Penaeus monodon) using fish oil and astaxanthin feed supple- ments. Aquaculture, 282, Issues 1-4, 83-89.", "type": "List item" }, { "left": 52, "top": 329, "width": 227, "height": 49, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Palozza, P., Barone, E., & Mancuso, C. (2008). The protective role of carotenoids againts 7 keto-cho- lesterol formation in solution. Molecular and Cellular Biochemistry, 309, 61-68.", "type": "List item" }, { "left": 52, "top": 381, "width": 227, "height": 61, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pan, C.H., Chien, Y.H., & Wang, Y.J. (2010). Antioxi- dant defense to ammonia stress of characins, Hyphessobrycon steindachner, fed diets supple- mented with carotenoids. Aquaculture Nutrition, 17, 258-266.", "type": "List item" }, { "left": 52, "top": 445, "width": 227, "height": 62, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pangantihon-Kuhlmann, M.P., Millamena, O., & Chern, Y. (1998). Effect of dietary astaxanthin and vita- min A on the reproductive performance of Penaeus monodon broodstock. Aquatic Living Resource, 11, 403–409.", "type": "List item" }, { "left": 52, "top": 510, "width": 227, "height": 61, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Parisenti, J., Beiro, L.H., Maraschin, M., Mourino, J.L., Vieira, N., Bedin, F., & Rodrigues, L.H. (2011). Pigmentation and carotenoid content of shrimp fed with Haematococcus pluvialis and soy lecithin. Aquaculture Nutrition, 17, e530-e535.", "type": "List item" }, { "left": 52, "top": 575, "width": 227, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rao, A.R., Sarada, R., Baskaran, V., & Ravishandar, G.A.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 587, "width": 211, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2006). Antioxidant activity of Botryococcus brauni extract elucidated in vitro models. Journal of Agri- culture and Food Chemistry, 54, 4593-4599.", "type": "List item" }, { "left": 52, "top": 626, "width": 227, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rothlisberg, P.C. (1998). Aspects of penaeid biology and ecology of relevance to aquaculture: a review. Aquaculture, 164, 49-65.", "type": "List item" }, { "left": 52, "top": 666, "width": 227, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sallam, A.E., Mansour, A.T., Srour T.M., & Goda, A.M.A. (2017). Effect of different carotenoid supplemen-", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 71, "width": 211, "height": 61, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tation sources with or without sodium taurocho- late on growth, feed utilization, carotenoid con- tent and antioxidant status in fry of the European seabass, Dicentrarchus labrax. Aquaculture Research, 48(7), 3848–3858.", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 136, "width": 227, "height": 61, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Santos, D.S., Cahu, T.B., Firmino G.O., Castro, C.M.M.B., Carvalho, L.B. Jr., & Bezerra, R.S. (2012). Shrimp waste extract and astaxanthin: Rat alveo- lar macrophage, oxidative stress and inflamma- tion. Journal of Food Science, 77(7), 141-146.", "type": "List item" }, { "left": 296, "top": 200, "width": 227, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Springate, J. & Nickell, D. (2000). Astaxanthin for Aquaculture: Carophyll pink since 1985, pp.1-39. F. Hoffman-La Roche Ltd, Basel, Switzerland.", "type": "List item" }, { "left": 296, "top": 239, "width": 227, "height": 74, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Supamattaya, K., Kiriratnikom, S., Boonyaratpalin, M., & Borowitzka, L. (2005). Effect of Dunaliella ex- tract on growth performances, health condition, immune response and disease resistance in black tiger shrimp, Penaeus monodon. Aquaculture, 248, 207-216.", "type": "List item" }, { "left": 296, "top": 317, "width": 227, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Talebi, M., Khara, H., Zoriehzahra, J., Ghobadi, S., Khodabandelo, A., & Mirrasooli E. (2013). Study on effect of red bell pepper on growth, pigmen- tation and blood factors of rainbow trout Oncorhynchus mykiss. World Zoology Journal, 8, 17- 22.", "type": "List item" }, { "left": 296, "top": 394, "width": 227, "height": 74, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tejera, N., Cejas, J.R., Rodriguwz, C., Bjerkeng, B., Jerez, S., Bolanos, A., & Lorenzo, A. (2007). Pigmentation, carotenoids, lipid peroxides and lipid composition skin of red porgy (Pagrus pagrus) fed diets supplemented with different astaxanthin sources. Aquaculture, 270, 218-230.", "type": "List item" }, { "left": 296, "top": 471, "width": 227, "height": 61, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tsai, H.P., Chuang, L.T., & Chen, C.N. (2016). Produc- tion of long chain omega-3 fatty acids and caro- tenoids in tropical areas by a new heat-tolerant microalga Tetraselmissp. DS3. Food chemistry, 192, 682-690.", "type": "List item" }, { "left": 296, "top": 535, "width": 227, "height": 62, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vassallo-Agius, R., Imaizumi, H., Watanabe, T., Yamazaki, T., Satoh, S., & Kiron, V. (2001). The influence of astaxanthin supplemented dry pellets on spawning of striped jack. Fisheries Science, 67, 260-270.", "type": "List item" }, { "left": 296, "top": 600, "width": 227, "height": 74, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Watanabe, T., Lee, M.J., Mizutani, J., Yamada, T., Satoh, S., Takeuchi, T., Yoshida, N., Kitada, T., & Arakawa, T. (1991). Effective components in cuttlefish meal and raw krill for the improvement of quality of red sea bream, Pagrusmajor eggs. Nippon Suisan Gakkaishi, 57, 681– 694.", "type": "List item" } ]
a9189c79-68c3-1bea-bae2-a5dfb7c03955
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpbsi/article/download/42311/75676587591
[ { "left": 521, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "54", "type": "Page footer" }, { "left": 39, "top": 780, "width": 379, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Edukasi Khatulistiwa Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Vol.3 No. 2 Oktober 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 396, "top": 177, "width": 136, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: 10.26418/ekha.v3i2.42311", "type": "Section header" }, { "left": 112, "top": 206, "width": 409, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM MATA KULIAH BAHASA INDONESIA DI PERGURUAN TINGGI", "type": "Section header" }, { "left": 190, "top": 245, "width": 253, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anggit Tiyas Fitra Romadani 1 , Danang Prasetyo 2 Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta E-mail: [email protected] 1 , [email protected] 2", "type": "Text" }, { "left": 297, "top": 295, "width": 41, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 307, "width": 435, "height": 200, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study aims to describe the role of information and communication technology in Indonesian language learning in tertiary institutions. The research method is in the form of literature review or literature study. This research examines critically and deeply the theoretical sources associated with the problems in research. Based on the research results, the following conclusions can be drawn. (1) Information and communication technology is related to communication and information, computers, and a set of other technology-based tools that are experiencing rapid development and affecting education in Indonesia, especially in Indonesian language learning in tertiary institutions. Information and communication technology can be used as a means for compiling data and so on relating to education, especially in learning; (2) Learning has a meaning as a process to gain an experience in accordance with the purpose of a lesson, in learning Indonesian, an attractive medium is needed so that students are more interested in learning. Information and communication technology can be used as a means to increase student interest in learning Indonesian; (3) information and communication technology can be utilized in the four competencies that exist in Indonesian, namely writing, speaking, listening, and reading. Through the use of information and communication technology, it can improve the quality of lessons, student quality, student interest, and at the same time improve the quality of lecturers in technology.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 523, "width": 435, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Information and Communication Technology, Indonesian Language Learning, Higher Education", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 586, "width": 89, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 599, "width": 212, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidikan merupakan suatu investasi peradaban di masa depan. Salah satu indikator negara maju yaitu memiliki kualitas pendidikannya. Peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi. Hal tersebut juga dijelaskan oleh Suhartati (2012:5) bahwa teknologi informasi dan komunikasi mempunyai peranan yang sangat berharga dalam kemajuan pendidikan khususnya dalam pembelajaran. Teknologi dapat digunakan sebagai sarana dalam peningkatan mutu pendidikan suatu bangsa.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 586, "width": 212, "height": 98, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bangsa yang berkembang adalah bangsa yang menguasai teknologi pada semua bidang. Melalui pemanfaatan TIK, pendidikan mampu berkembang dengan baik untuk meningkatkan kualitas pembelajaraanya. Oleh karena itu, teknologi informasi dan komunikasi merupakan hal penting dalam peningkatan kualitas pendidikan khususnya kualitas pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 687, "width": 213, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teknologi informasi dan komunikasi menjadi suatu sarana yang dapat membantu meningkatkan kualitas pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 725, "width": 212, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembelajaran akan berjalan lebih efektif dan menarik apabila mampu menggunakan", "type": "Text" }, { "left": 34, "top": 11, "width": 149, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 3 Nomor 2 Tahun Oktober 2020", "type": "Page header" }, { "left": 514, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "55", "type": "Page footer" }, { "left": 39, "top": 780, "width": 379, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Edukasi Khatulistiwa Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Vol.3 No. 2 Oktober 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 115, "width": 212, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "teknologi informasi dan komunikasi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 128, "width": 212, "height": 187, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembelajaran merupakan gabungan yang terdiri dari macam-macam unsur di dalamnya, yaitu manusiawi, material, sarana, perlengkapan, dan tahap-tahap yang memengaruhi supaya tuntutan pembelajaran dapat tercapai (Hamalik, 2009:57). Suatu pembelajaran berlangsung untuk mencapai suatu tujuan atau keberhasilan dalam sebagai mana yang sudah dicanangkan. Suatu pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Dalam hal ini, TIK bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar sebagai sarana pendukung dalam proses pembelajaran atau perkuliahan di perguruan tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 318, "width": 212, "height": 212, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji seberapa besar peranan teknologi informasi dan komunikasi dalam mata kuliah Bahasa Indonesia di perguruan tinggi. Penelitian ini menguatkan penelitian-penelitian sebelumnya yang belum dibahas secara spesifik tentang peranan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di perguruan tinggi. Banyak penelitian tentang hal tersebut tetapi masih secara luas, yaitu meneliti peranannya dalam bidang pendidikan, pengajaran, pembelajarn bahasa di sekolah, dan penelitian bahasa. Oleh sebab itu, penelitian ini akan meneliti secara spesifik mengenai peran TIK dalam mata kuliah Bahasa Indonesia khusus di perguruan tinggi supaya mampu melengkapi penelitian sebelumnya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 546, "width": 52, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 558, "width": 212, "height": 175, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kajian pustaka atau yang biasa disebut dengan studi kepustakaan. Penelitian ini berisi teori yang berhubungan dengan judul penelitian. Penelitian kajian pustaka adalah suatu hal yang diwajibkan terutama penelitian bidang akademik yang bertujuan untuk meningatkan aspek teoretis dan aspek kegunaan praktis (Sukardi, 2013:33). Kemudian penelitian kajian pustaka juga memiliki manfaat untuk mengembangkan suatu teori yang menjadi landasan studi pada penelitian yang akan dilakukan (Sujarweni, 2014:57).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 115, "width": 213, "height": 175, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peneliti mengkaji berbagai sumber untuk membahas permasalahan dalam penelitian. Sumber tersebut diambil dari buku yang berkaitan dengan teknologi komunikasi dan informasi, pembelajaran Bahasa Indonesia, yang berkaitan dengan peranan TIK pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Selain itu peneliti juga mengambil sumber dari berbagai artikel yang diterbitkan pada jurnal ilmiah. Dijelaskan juga oleh Sanusi (2016: 32) bahwa terdapat sumber-sumber yang dapat digunakan sebagai bahan pustaka, yaitu buku teks, jurnal ilmiah,sumber statistik, skripsi, tesis, disertasi, internet dan lain sebagainya.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 293, "width": 215, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian dilakukan melalui pengumpulan data yang bersifat kepustakaan. Penelitian ini menelaah secara kritis dan mendalam terhadap sumber teori yang relevan dengan masalah penelitian yang kemudian disajikan kedalam susunan kalimat deskriptif. Menurut Sanusi (2016: 13) penelitian deskriptif memiliki fokus terhadap keterangan yang tersistem tentang data sebenarnya yang ditemukan ketika melakukan sebuah penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 432, "width": 177, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN Teknologi Informasi dan komunikasi", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 457, "width": 213, "height": 263, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TIK sebagai suatu hasil memiliki perkembangan cukup pesat sehingga telah mempengaruhi semua hal dalam berbagai aspek kehidupan manusia (Miarso, 2004:487). Teknologi informasi merupakan teknologi yang dipergunakan guna mengolah data, mendapatkan, dan sekaligus memanipulasi data suoaya memperoleh berita yang bernilai tinggi (Aljufri, 2011:38). Hal tersebut menunjukkan bahwa TIK dapat digunakan sebagai sarana untuk penyusunan data dan lain sebagainya yang berkaitan dengan dunia pendidikan khususnya dalam pembelajaran. Secara uum, teknologi informasi dibagi menjadi dua, yaitu perangkat lunak dan perangkat keras. Perangkat keras terdiri dari peralatan fisik, seperti monitor dan CPU ( Central Processing Unit ). K emudian perangkat lunak, yaitu perangkat yang berisi arahan untuk mengurus perangkat keras supaya mampu beroprasi dengan baik (Aljufri, 2011:39).", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 723, "width": 213, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teknologi informasi dan komunikasi berkaitan dengan komunikasi, informasi,", "type": "List item" }, { "left": 514, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "56", "type": "Page footer" }, { "left": 39, "top": 780, "width": 379, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Edukasi Khatulistiwa Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Vol.3 No. 2 Oktober 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 115, "width": 217, "height": 238, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "komputer, dan seperangkat alat lain yang berbasis teknologi. Kemudian dijelaskan juga bahwa teknologi informasi dan komunikasi merupakan semua hal yang berhubungan dengan telekomunikasi, internet, media dan penyiaran, peralatan teknologi informasi, perpustakaan digital, pusat data dokumen, dan peralatan lain yang berkaitan dengan aktivitas informasi dan komunikasi (Suhartati, 2012:53). Teknologi informasi dan komunikasi terus berkembang dari masa ke masa dan perkembangan tersebut cukup pesat. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi tentu saja diikuti dengan perkembangan kualitas sumber daya manusia yang semakin maju dan modern. Secara umum perkembangan era teknologi informasi dan komunikais menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut ini.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 356, "width": 54, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Mampu", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 356, "width": 212, "height": 61, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "meningkatkan kapasitas pengumpulan, penyimpanan, memanipulasi, dan menyediakan informasi. 2. Meningkatnya kecepatan penyediaan informasi.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 419, "width": 212, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Miniaturisasi perangkat keras dan dilengkapi dengan banyaknya ketersedian perangkat tersebut.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 457, "width": 212, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Banyaknya pilihan informasi untuk mengakomodir berbagai jenis kebutuhan.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 483, "width": 212, "height": 47, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Biaya yang relatif terjangkau untuk memperoleh informasi, khususnya untuk pengiriman data secara cepat dalam jarak jauh.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 533, "width": 212, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Kemudahan menggunakan perangkat keras maupun perangkat lunaknya sebagai produk utama TIK.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 571, "width": 212, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7. Kecepatan penyaluran informasi yang semakin cepat dan luas, sehingga mudah untuk mendapatkan informasi", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 609, "width": 212, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8. Meningkatnya daya guna informasi dengan sehingga mampu memecahkan masalah yang ada secara lebih baik, selain itu mampu menjadi sarana prediksi beberapa hal sebagai upaya antisipasi (Miarso, 2004:487- 488).", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 685, "width": 212, "height": 61, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teknologi informasi dan komunikasi berkembang terus secara cepat dan memengaruhi kehidupan masyarakat. Begitu juga yang berkaitan dengan solusi permasalahan pendidikan bisa digambarkan", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 115, "width": 213, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sebagai teknologi siaran, satelit komunikasi, dan komputer (Miarso, 2004:488-489).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 141, "width": 213, "height": 212, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidikan akan berkembang jika memanfaatkan teknolgi informasi dan komunikasi, khususnya dalam proses belajar mengajar. TIK memiliki potensi bagus yang bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran di perguruan tinggi. Terlebih lagi keberadaannya mampu menambah kualitas proses belajar mengajar, dan dan manajemen lembaga- lembaga pendidikan (Rusli, 2012:2). Teknologi ini mampu membantu masyarakat dalam mengembangkan pengetahuan, meningkatkan potensi diri, dan mampu menciptakan masyarakat berpengetahuan yang baik. Dalam menggunakan dan memanfaatkannya, masyarakat harus mampu menghindari hal-hal negatif dan tidak menyalahgunakan untuk kepentingan yang negatif.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 369, "width": 213, "height": 326, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembelajaran Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Dalam perkuliahan Bahasa Indonesia membutuhkan suatu media yang menarik supaya mahasiswa lebih tertarik untuk belajar. Teknologi informasi dan komunikasi dapat menjadi sarana untuk meningkatkan ketertarikan mahasiswa dalam belajar Bahasa Indonesia. Teknologi komunikasi dan informasi memiliki peranan yang penting sebagai sarana untuk membantu proses pembelajaran. Teknologi tersebut akan dimanfaatkan untuk mempraktekan tugas-tugas yang akan dilakukan untuk mengembangkan ilmu baru, kemampun, dan tingkah laku peserta didik dalam berhubungan dengan lingkungan dan teknologi informasi (Rusli, 2012:2). Pembelajaran menjadikan seseorang mampu menguasai dan memperoleh ilmu mengenai subjek tertentu atau suatu keterampilan melalui kegiatan belajar, pengalaman, dan perintah (Brown, 2007:8). Dijelaskan juga bahwa pembelajaran adalah aktivitas hubungan antara peserta didik terhadap lingkungan agar peserta didik mempunyai tingkah laku yang lebih baik (Mulyasa, 2008:256).", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 697, "width": 212, "height": 49, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada hakikatnya pembelajaran merupakan sebuah proses mengajar dan belajar. Kemudian pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan antara pendidik dan peserta didik dan", "type": "List item" }, { "left": 514, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "57", "type": "Page footer" }, { "left": 39, "top": 780, "width": 379, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Edukasi Khatulistiwa Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Vol.3 No. 2 Oktober 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 115, "width": 212, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mempunyai tujuan menyampaikan sebuah pengetahuan baru untuk peserta didik demi tujuan umum pendidikan nasional.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 153, "width": 212, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembelajaran mempunyai makna sebagai suatu proses untuk mendapatkan sebuah pengalaman sesuai dengan tujuan suatu pembelajaran. Jadi suatu pembelajaran dilaksanakan sudah tentu mempunyai tujuan tertentu. Pembelajaran di sini yaitu dikhususkan pada pembelajaran Bahasa Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 242, "width": 212, "height": 162, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Secara makro telah jelas bahwa pendidikan bahasa memiliki tujuan yang sejalan dengan tujuan pendidikan nasional dan institusional, fungsi-fungsi bahasa yang diperlukan kemudian dapat dihubungkan dengan status politik bahasa yang dipelajari. (Chaer dan Leoni, 2010:211). Dalam sebuah pebelajaran juga terdapat prinsip dan strategi tertentu untuk dapat mengajarkan Bahasa Indonesia. Dijelaskan Parera (1996:12) bahwa untuk dapat mengajar Bahasa Indonesia, maka berikut ini dipaparkan prinsip proses pembelajaran tersebut, antara lain:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 407, "width": 212, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Pengajaran agar memahami penggunaan bahasa baku, baik, dan benar sesuai dengan konteks pelaksanaan pembelajaran tersebut.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 445, "width": 212, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Pengajaran bertujuan agar peserta memahami penggunaan bahasa Indonesia sesuai dengan situasi tertentu.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 483, "width": 212, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.Kegiatan belajar mengajar bertujuan agar pembelajar mampu berkomunikasi secara bermakna.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 520, "width": 212, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Pengajaran tata Bahasa menjadi media untuk bekomunikasi secara benar.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 546, "width": 212, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Kegiatan belajar menjadi media untuk mengenalkan, memahami, dan menikmati karya sastra.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 584, "width": 212, "height": 162, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses kegiatan belajar bahasa adalah usaha-usaha atau kegiatan-kegiatan nyata pengajar dan lembaga dalam membantu orang lain untuk belajar suatu bahasa supaya menguasai bahasa yang dipelajarinya (Saryono, 2011:102). Pembelajaran bahasa, seperti pembelajaran bahasa yang lain, akan tergantung pada bagian dari karakteristik pembelajaran dan dari pengertian itu kita akan melihat sosiologi dan anthropologi sosial (Wilkins, 1982:215). Kemudian dijelaskan juga oleh Saryono (2011:102) bahwa pembelajaran bahasa ialah usaha-usaha atau kegiatan-kegiatan nyata", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 115, "width": 212, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pengajar dan lembaga dalam membantu pembelajar belajar suatu bahasa supaya menguasai bahasa yang dipelajarinya.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 153, "width": 213, "height": 175, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada dasarnya terdapat dua hal yang perlu mendapat apresiasi, dipertimbangkan, dan dipikirkan dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu material bahasa dan bagaimana cara mengajarkan (Purwo dalam Saryono, 2011:103). Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, seringkali mahasiswa merasakan bosan dan kurang tertarik. Hal tersebut perlu diberikan solusi yang tepat supaya mahasiswa tertarik dalam belajar Bahasa Indonesia. Dalam hal ini, perlu digunakan sebuah sarana atau media berupa teknologi yang dapat meningkatkan kualitas dan minat mahasiswa dalam belajar.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 344, "width": 212, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peranan Teknologi Informasi dan", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 356, "width": 212, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Komunikasi dalam Mata Kuliah Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 381, "width": 213, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terdapat tiga jenis penerapan teknologi dalam dunia pendidikan, khususnya di perguruan tinggi. Pertama, pengajar dapat menggunakan teknologi dalam pengajaran di dalam ruang kelas dan secara online (dalam jaringan) guna merancang pengajaran dan menyiapkan materi untuk mahasiswa.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 470, "width": 213, "height": 111, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemudian, pengajar dapat memanfaatkan teknologi guna melakukan penelitian, pelatihan, dan mempersiapkan paper dan presentasi. Ketiga, pengajar dapat menggunakan teknologi untuk menyelesaikan pekerjaan administratif sebagai pendidik (Slavin, 2008:73). Teknologi membantu kelancaran kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar Bahasa", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 584, "width": 212, "height": 85, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesia, dibutuhkan suatu alat atau media yang berbasis teknologi untuk meningkatkan minat dan kualitas mahasiswa dalam pembelajaran. Mulai dari penggunaan internet, media elektronik, dan media komunikasi lain, semua dibutuhkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 672, "width": 213, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terdapat lima manfaat yang dapat diperoleh dengan menerapkan Teknologi Informasi dan komunikasi dalam pembelajaran, yaitu mengembangkan proses kuliah secara daring, e-learning , kursus online , memfasilitasi sistem tutorial untuk kegiatan belajar jarak jauh,", "type": "List item" }, { "left": 514, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "58", "type": "Page footer" }, { "left": 39, "top": 780, "width": 379, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Edukasi Khatulistiwa Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Vol.3 No. 2 Oktober 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 115, "width": 212, "height": 251, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menyediakan perpustakaan elektronik dengan menyediakan e - books , dan pembelajaran dengan menggunakan alat bantu komputer (Suhartati, 2011:55). Kemudian dijeaskan juga oleh Umar (2016:226) dalam artikelnya bahwa peranan TIK sangat jelas dalam model pembelajaran, yaitu munculnya e-learning dengan begbagai jenis, tingkatan jenjang telah memfasilitasi perubahan pola pembelajaran. Pembelajaran Bahasa Indonesia perlu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi akan lebih bervariasi dan tidak membosankan bagi mahasiswa. Mahasiswa dapat menggunakan alat bantu komputer untuk menyelesaikan tugasnya. Misalnya dalam kompetensi tentang menulis, mahasiswa dapat menuliskan sebuah karya menggunakan komputer dan diberi design-design yang menarik. Hal tersebut akan membuat mahasiswa lebih tertarik untuk menulis.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 369, "width": 212, "height": 288, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemudian dalam kompetensi menyimak, pengajar dapat memberikan video kemudian mahasiswa menyimak dan menganalisis video tersebut. Video tersebut dapat dari rekaman sendiri atau juga dari internet seperti kanal youtube dan lain sebagainya . Hal tersebut dapat meningkatkan daya tarik mahasiswa dalam belajar Bahasa Indonesia. Melalui bantuan teknologi yang berbasis elektronik ini dapat meningkatkan minat dan kemampuan mahasiswa dalam belajar. Selain itu, peran teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu misalnya dalam pembelajaran menulis karya ilmiah, mahasiswa dapat mengungah karya mereka ke dalam blog atau ke dalam jurnal-jurnal yang tersedia secara online . Hal tersebut akan menambah daya tarik mahasiswa untuk menulis dan terus belajar. Pembelajaran bahasa Indonesia yang sejak dahulu memiliki notaben kurang menarik akan berubah menjadi pembelajaran yang menarik dengan hadirnya teknologi informasi dan komunikasi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 659, "width": 212, "height": 61, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ditegaskan juga oleh Rusli (2012:16) bahwa pengajar dapat menggunakannya untuk membantu mahasiswa mengakses pembelajaran mereka sendiri dalam mencapai program- program personal khusus mereka.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 723, "width": 212, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aplikasi yang paling umum dalam bahasa adalah pengolahan kata, untuk membuat", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 115, "width": 213, "height": 340, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "surat-surat dan dokumen-dokumen lainnya. Dalam hal ini pengajar menciptakan bahan bacaan (teks yang memiliki ketidaklengkapan kosakata dan teks yang memiliki kesalahan dalam tanda baca kemudian akhiran kata dan akhiran yang menunjukkan pengertian plural) supaya diselesaikan oleh peserta didik (Rusli, 2012:95). Kemudian selain itu juga dalam penyusunan sebuah tulisan, penggunaan pengecekan ejaan dan tata bahasa dengan cara yang tepat bisa memberikan kepada pendidik perasaan percaya diri ketika membuat teks-teks yang tertulis (Rusli, 2012:95). Ejaan dan tata bahasa baku adalah salah satu aspek terpenting pada mata kuliah Bahasa Indonesia. Pembelajaraan Bahasa Indonesia di perguruan tinggi memiliki tujuan utama supaya mahasiswa mampu menulis karya ilmiah dengan baik dengan memperhatikan ejaan yang baik dan benar. Aplikasi ini dapat digunakan sebagai media untuk belajar tentang penulisan kata dan ejaan yang benar. Berdasarkan berbagai macam aplikasi dalam pembelajaran bahasa khususnya Bahasa Indoneisa di atas, memperlihatkan bahwa TIK mempunyai peran penting pada pembelajaran Bahasa Indonesia di perguruan tinggi.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 457, "width": 213, "height": 289, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam bidang informasi atau manfaat teknologi dalam bidang informasi juga memiliki peranan yang sangat mendukung pembelajaran Bahasa Indonesia. Mahasiswa dapat memperoleh berbagai macam informasi baik informasi yang berhubungan dengan pengetahuan umum atau informasi mengenai materi pembelajaran. Mahasiswa dapat dengan cepat memperoleh informasi tentang materi pembelajaran melalui Teknologi Informasi dan Komunikasi. Misalnya melalui internet, televisi, media sosial, dan media berbasis elektronik lainnya. Semua media tersebut dapat digunakan sebagai alat memperoleh berbagai macam informasi yang nantinya akan memberikan pengetahuan dan ilmu baru bagi mahasiswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Penggunaan informasi elektronik dalam kegiatan belajar mengajar tidak hanya digunakan individu dalam proses belajar, tetapi pengajar juga dapat menggunakan fasilitas tersebut untuk meningkatkan kualitas mengajar (Darmawan, 2012:42).", "type": "List item" }, { "left": 514, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "59", "type": "Page footer" }, { "left": 39, "top": 780, "width": 379, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Edukasi Khatulistiwa Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Vol.3 No. 2 Oktober 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 115, "width": 212, "height": 340, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terdapat berbagai macam teknologi informasi dan komunikasi yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran bahasa, antara lain e-book , email , hand phone, kamera digital, MP4 players, web sites, wikipedia, youtube, web-blog , dan podcasting (Suhartati, 2012:57) . Jenis-jenis tersebut dapat digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Mulai dari penggunaan e-book sebagai sumber belajar atau bahan yang digunakan untuk pembelajaran. Pengajar dan mahasiswa dapat memanfaatkan e-book sebagai sumber materi pelajaran bahasa Indonesia. Kemudian penggunaan email sebagai sarana mengirim tugas yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswa. Disamping dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai penggunaan teknologi juga penggunaan email dapat mempermudah komunikasi jarak jauh antara dosen dan mahasiswa. Selanjutnya penggunaan web sites, wikipedia, youtube, web-blog , juga dapat menarik perhatian mahasiswa untuk mengapload karya-karya milik mahasiswa. Selain karya sastra mereka dapat dibaca oleh orang lain, mereka juga akan merasa bangga ketika karya mereka dipublikasikan melalui internet.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 457, "width": 212, "height": 289, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mahasiswa akan lebih tertarik untuk menulis karya sastra dengan adanya jenis-jenis teknologi informasi dan komunikasi tersebut. Selain itu keberadaannya memiliki peranan penting dalam pembelajaran online khususnya ketika masa pandemi covid-19 seperti saat ini. Tanpa adanya teknologi maka pembelajaran tidak akan berlangsung. Melalui aplikasi zoom, google meet, google classrom, dan lain sebagainya, pembelajaran online dapat berlangsung dengan baik. Teknologi memiliki peran dan manfaat yang besar bagi pembelajaran Bahaasa Indonesia. Dijelaskan juga bahwa penerapan penggunaan teknologi oleh peserta didik masuk dalam kategori- kategori berikut: pengolahan kata dan penerbitan, spreadsheet dan basis data, pengajaran dengan bantuan komputer, internet, multimedia, sistem pembelajaran terpadu, dan pemrograman komputer (Slavin, 2008:76-80). Kemudian hal tersebut juga ditegaskan dalam penelitian terdahulu menenai peranan dalam dunia pendidikan. Menurut Budiman (2017:34)", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 115, "width": 212, "height": 61, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dalam penelitiannya bahwa pemanfaatan telah merambah dalam bidang pendidikan sejak bertujuan agar mahasiswa bisa memaksimalkan kemampuannya dan akhirnya dapat menerapkan pada mata kuiah lain.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 179, "width": 213, "height": 250, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berkaitan dengan prinsip-prinsip dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, teknologi informasi dan komunikasi dapat digunakan dalam berlatih berkomunikasi yang benar. Dalam hal ini berkaitan dengan kompetensi berbicara. Dalam kompetensi tersebut mahasiswa diharapkan dapat berbicara sesuai aturan dalam tata bahasa baku Bahasa Indonesia. Mahasiswa diharapkan menguasai kemampuan berbicara yaitu mampu berkomunikasi dengan baik dan benar. Melalui teknologi dan media-media yang berbasis teknologi, mahasiswa bisa berlatih berkomunikasi dengan baik. Misalnya, melalui ruang multimedia bahasa, mahasiswa dapat berlatih berbahasa atau berkomunikasi yang baik dan benar. Media-media yang berbasis teknologi di ruang bahasa (ruang multimedia) dapat dimanfaatkan dalam hal meningkatkan kemampuan komunikasi mahasiswa.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 432, "width": 213, "height": 288, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemudian prinsip pembelajaran bahasa Indonesia yang selanjutnya yaitu pengajaran Bahasa Indonesia sebagai media guna menikmati karya-karya sastra . Dalam hal ini juga dapat dilakukan dengan menggunakan jenis-jenis Teknologi informasi dan komunikasi seperti web sites, wikipedia, youtube, web-blog. Melalui jenis-jenis teknologi informasi dan komunikasi tersebut mahasiswa dapat memahami dan sekaligus menikmati karya- karya sastra yang di upload oleh orang lain atau mahasiswa lain di internet. Kemudian mahasiswa dapat juga mengupload karya-karya sastra mereka melalui web sites, wikipedia, youtube, web-blog yang nantinya juga karya tersebut akan dinikmati oleh mahasiswa lain. Melalui jenis-jenis teknologi informasi dan komunikasi, mahasiswa dapat mengesplor karya-karya sastra mereka yang nantinya akan dibaca oleh masyarakat luas. Teknologi informasi dan komunikasi memiliki peran penting dalam hal pembelajaran kebahasaan dan dalam pembelajaran sastra.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 723, "width": 213, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teknologi informasi dan komunikasi dapat dimanfaatkan dalam empat kompetensi", "type": "Text" }, { "left": 514, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "60", "type": "Page footer" }, { "left": 39, "top": 780, "width": 379, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Edukasi Khatulistiwa Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Vol.3 No. 2 Oktober 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 115, "width": 212, "height": 352, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang ada dalam Bahasa Indonesia, yaitu menulis, berbicara, menyimak, dan membaca. Teknologi informasi dan komunikasi sangat mendukung perkembangan di dunia pendidikan. Pembelajaran Bahasa Indonesia seringkali dianggap remeh oleh mahasiswa. Oleh karena itu, perlu adanya perubahan dalam pelaksanaan pembelajarannya, supaya paradigma mahasiswa dan sekaligus masyarakat berubah ke arah yang lebih baik mengenai mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dengan adanya pemanfaatan Teknologi Informasi dan komunikasi dapat meningkatkan mutu pelajaran, mutu mahasiswa, minat mahasiswa, dan sekaligus meningkatkan kualitas dosen dalam bidang teknologi. Pemanfaatan Teknologi informasi dan komunikasi yang paling umum yaitu untuk membuat materi pembelajaran, penyampaian bahan ajar maupun komunikasi dengan peserta didik, yang berkaitan dengan media pendukung pembelajaran. Keberadaan teknologi informasi dan komunikasi sangat diperlukan dalam pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Teknologi informasi dan komunikasi mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 483, "width": 129, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SIMPULAN DAN SARAN Simpulan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 508, "width": 212, "height": 238, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teknologi informasi dan komunikasi merupakan salah satu sarana pendukung dalam pendidikan khususnya dalam pembelajaran. Semua proses pembelajaran memerlukan adanya peran teknologi informasi dan komunikasi. Begitu juga dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Terdapat berbagai manfaat yang diperoleh dengan adanya penggunaan TIK. Mulai dari pemanfaatan dalam bidang kebahasaan seperti kompetensi menulis yaitu melalui komputer kemudian pada kompetensi menyimak yaitu melalui video. Selanjutnya pada kompetensi berbicara yaitu melalui penggunaan ruang bahasa (ruang multimedia) yang semuanya memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Kemudian pembelajaran online juga dapat berlangsung dengan berbagai aplikasi yang ada seperti google meet, zoom, google classrom, dan lain", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 115, "width": 213, "height": 86, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sebagainya. Semua jenis-jenis teknologi informasi dan komunikasi dapat dimanfaatkan dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia. Seperti juga penggunaan web sites, wikipedia, youtube, web-blog yang dapat digunakan untuk mengekspos hasil karya-karya mahasiswa.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 204, "width": 213, "height": 213, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Melalui penggunaan media tersebut akan lebih menarik perhatian mahasiswa untuk belajar Bahasa Indonesia. Hal tersebut juga dijelaskan oleh seorang peneliti dalam penelitian sebelumnya bahwa berdasarkan hasil kajian tentang pemanfaatan teknologi informasi menunjukkan bahwa teknologi informasi memiliki dampak positif dalam menunjang pembelajaran bahasa sehingga sudah saatnya pendidikan formal dari tingkat dasar hingga tingkat perguruan tinggi mengaplikasikan teknologi informasi untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran (Nitayadnya, 2014 :83). Jadi, teknologi informasi dan komunikasi memiliki banyak peranan penting dalam mata kuiah Bahasa Indonesia di perguruan tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 432, "width": 31, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saran", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 445, "width": 213, "height": 250, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu supaya melengkapi kajian ini, yakni tetang peranan teknologi informasi dan komunukasi yang lebih spesifik pada bidang keimuan tertentu. Misalnya perananya pada jurusan tertentu, seperti pariwisata, komunikasi, dan lain sebagainya. Penelitian tentang teknologi informasi dan komunukasi sangat banyak maka diharapkan penelitian selanjutnya lebih spesifik pada bidang keilmuan tertentu. Kemudian penelitian selanjutnya diharapkan meneliti lebih detail tentang strategi pembelajaran yang tepat dalam meningkatkan kualitas pengajaran Bahasa Indonesia menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Pembelajaran Bahasa Indonesia di perguruan tinggi memiliki notabene kurang menarik sehingga perlu ditemukan strategi baru melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunukasi supaya pembelajaran lebih menarik bagi mahasiswa.", "type": "List item" }, { "left": 514, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "61", "type": "Page footer" }, { "left": 39, "top": 780, "width": 379, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Edukasi Khatulistiwa Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Vol.3 No. 2 Oktober 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 116, "width": 106, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR RUJUKAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 128, "width": 212, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aljufri, H. (2011). Sistem Informasi Manajemen Pendidikan . Jakarta: PT.", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 153, "width": 68, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Smart Grafika.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 166, "width": 212, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Brown, D. (2007) . Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa . Jakarta: Pearson Education.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 204, "width": 212, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Budiman, H. (2017). Peran Teknologi", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 216, "width": 191, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Informasi dan komunikasi dala Pendidikan. Al-Tadzkiyyah: Jurnal", "type": "Table" }, { "left": 92, "top": 242, "width": 191, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidikan Islam. Volume 8, Nomor 1,", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 254, "width": 59, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Halaman 34.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 267, "width": 212, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Chaer, dkk. (2010). Sosiolinguistik Perkenalan Awal . Jakarta: Rineka Cipta. Darmawan, Di. (2012). Inovasi Pendidikan .", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 305, "width": 155, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bandung: PT Remaja Rosdakarya.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 318, "width": 212, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hamalik, O. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 343, "width": 212, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Miarso, Y. (2004). Menyemai Benih Teknologi", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 356, "width": 212, "height": 61, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidikan. Jakarta: Kencana. Mulyasa. (2009). Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah . Jakarta: Bumi Aksara.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 419, "width": 212, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nitayadnya, I. W. (2014). Pemanfaatan", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 432, "width": 191, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teknologi Informasi dalam Pembelajaran dan Penelitin Bahasa dan Satra.", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 457, "width": 191, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Multilingual. Volume XIII, Nomor 1, Halaman 83.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 115, "width": 212, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Parera, J. D. (1996). Pedoman Kegiatan Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 153, "width": 212, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rusli. (2012). ICT dan Pembelajaran. Jakarta: Referensi.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 179, "width": 213, "height": 60, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sanusi, A. (2016). Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat. Saryono, D. (2011). Hakikat Linguistik Bandingan. Yogyakarta: Aditya Media Publishing.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 242, "width": 212, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Slavin, R. E. (2008). Psikologi Pendidikan. Teori dan Praktik . Jakarta: PT Indeks.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 267, "width": 213, "height": 124, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suhartati, T. (2012). Teknologi Informsi dan Komunikasi dalam Pembelajaran Makassar:Yayasan Pendidikan Fatiya Makkasar. Sujarweni, V. W. (2014). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Perss. Sukardi. (2013). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT Bumi Aksara.", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 394, "width": 213, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Umar. (2016). Teknologi Infoemasi dan Komunikasi: Kedudukan dan Peranannya dalam Pendidikan. RI’AYAH. Volume 01, Nomor 02, Halaman 226 Wilkins. D.A. (1982). Linguistics In Language Teaching . London: Edward Arnold.", "type": "Text" } ]
349b8c71-e4ab-0b49-6768-5434d502a52d
http://jurnalkonstan.ac.id/index.php/jurnal/article/download/251/107
[ { "left": 264, "top": 38, "width": 80, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KONSTAN", "type": "Section header" }, { "left": 167, "top": 62, "width": 274, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL FISIKA DAN PENDIDIKAN FISIKA", "type": "Section header" }, { "left": 201, "top": 78, "width": 209, "height": 37, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 8, Number 1, June 2023 E-ISSN : 2460-9129 dan P-ISSN : 2460-9110 http://jurnalkonstan.ac.id/index.php/jurnal", "type": "Text" }, { "left": 494, "top": 800, "width": 45, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page | 19", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 140, "width": 467, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "K 0.5 Na 0.5 VO 3 -SiO 2 Co-sintering Agent of ceramic Mg 0.8 Ti 0.2 O 3 as Dielectric Material Candidate", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 191, "width": 438, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sefrilita Risqi Adikaning Rani 1, * ) , Ika Widya Wahyuningsih 2 ,Cindi Regita Cahyani 3", "type": "Text" }, { "left": 182, "top": 232, "width": 252, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1,3) Universitas Islam Negeri Alauddin, Makassar, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 176, "top": 246, "width": 262, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Indonesia *E-mail korespondensi: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 292, "width": 75, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Info Article:", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 314, "width": 73, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sent: January 11, 2023", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 345, "width": 58, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Revision: July 11, 2023", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 376, "width": 58, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Accepted: July 11, 2023", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 412, "width": 70, "height": 52, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Sintering, Mg 0.8 Zn 0.2 TiO 3 , Solid state.", "type": "Text" }, { "left": 169, "top": 292, "width": 53, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 169, "top": 314, "width": 366, "height": 173, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This paper focuses on the characteristics of K0.5Na0.5VO3 (KNV) and SiO2 when added to Mg0.8Zn0.2TiO3 (MZT) material to reduce the sintering temperature. Initially, a single phase of Mg0.8Zn0.2TiO3 (MZT) was synthesized using the conventional solid-state reaction method at 850°C for 4 hours. Subsequently, (K0.5Na0.5)VO3 was formed as a single phase at a temperature of 500°C for 2 hours. The reduction of MZT sintering temperature was then carried out by adding K0.5Na0.5VO3 and SiO2, and sintering at 950°C for 4 hours. Adding K0.5Na0.5VO3 and SiO2 resulted in a maximum density value of 2.76 g/cc and an average grain size of 3 µm based on scanning electron microscopy (SEM) analysis. The optimal composition was found to be 0.7MZT-0.25KNV-0.05SiO2. X-ray diffraction (XRD) characterization using the Rietveld method revealed the presence of three phases: (Mg/Zn)TiO3, (K/Na)VO3, and MgTi2O5. Based on the results, it can be concluded that the (K/Na)VO3-SiO2 material can be effectively utilized as a sintering agent for (Mg/Zn)TiO3, reducing the sintering temperature of the material.", "type": "Text" }, { "left": 345, "top": 500, "width": 187, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "© 2023 State Islamic University of Mataram", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 525, "width": 124, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "INTRODUCTION", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 541, "width": 470, "height": 122, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dielectric materials are materials used in electronic applications[1] [2] [3] [4] [5]. One of the candidate dielectric materials is MgTiO 3 . The dielectric material must meet characteristics such as a high dielectric constant (ε r ), and high-quality factor ( Qxf ) because it is necessary to achieve high- frequency selectivity, stability in terms of transmitting and receiving components, as well as a temperature coefficient that is low or clos e to zero when the resonant frequency occurs ( τ f )[6] [7]. To be applicable, MgTiO3 has characteristics such as a dielectric constant of ~ 17.4, a temperature coefficient close to zero, and a Qxf quality factor value of ~(10,000 – 30,000) at a frequency of 7 GHz[8]. The magnitude of the Mg 0.8 Zn 0.2 TiO 3 Lattice Parameter (x 0.1 nm), among others, a = b = 4.9851 and c = 13.7116[8].", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 662, "width": 470, "height": 109, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Several exciting studies were conducted on MgTiO 3 material to improve its properties and characteristics[5] [9] [10] [11]. One of them is in the sintering process. Since the MgTiO 3 synthesis process requires a very high temperature ~ 1300 C[8], many studies have been conducted to reduce the sintering temperature. The addition of a dopant to this material can be an alternative that can be done to reduce the sintering temperature[12] [13] [14] [15] [16] [17]. Ermawati et al. examined the MgTiO 3 material with zinc substitution to form Mg1-xZnx TiO3 composition using the wet solution mixing method, which resulted in a relative density of 90% at a temperature of 1300°C. Zinc serves to speed up the reaction, increase density, and increase relative permittivity[18].", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 35, "width": 206, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KONSTAN , Vol. 08, No. 01, June (2023), p. 19-25", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 800, "width": 51, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page | 20", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 56, "width": 473, "height": 258, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KNaVO 3 material is included in the perovskite structure. Based on the ionic radius of Na + is 0.102 nm, similar to the K + radius of 0.138 nm. Na + can replace the position of the K+ ion because of the similarity in atomic radius[19] [20]. In addition, from previous studies, vanadium is a catalyst capable of increasing the catalytic activation of titanium silicalite material. This doping aims to make the KNV material a co-sintering agent material. The V 2 O 5 material has a low melting point, around 650 o C[21]. In another study, V 2 O 5 material was used to dope ceramic materials (Zr0.8Sn0.2) TiO4. However, the results obtained were still too high at the sintering temperature of 1300 o C with adding 1 wt% V 2 O 5 [22]. Akinori Kan's research uses Mg 4 ( Nb2-x V x )O 9 material, where V will replace Nb. With the composition x = 0.0625, the sintering temperature can be reduced to 1025 o C. V 2 O 5 material is a good candidate for lowering the sintering temperature[23]. In Liu's research, V 2 O 5 was synthesized with copper (Cu) to become CVO. The CVO material will be doped with (Zn 0.7 Mg 0.3 )TiO 3 so that the best results say the sintering temperature drops to 950 o C when 0.2% by weight of CVO is added [14]. In another research, adding V 2 O 5 can lower the sintering temperature of Zn0.8Mg0.2TiO3 at 1100 o C for 4 hours to get a density of 90%[21]. Previous studies also stated that KNV can work at temperatures of 500 o C[24]. This paper discusses the characteristics of K 0.5 Na 0.5 VO 3 (KNV) and SiO 2 added to Mg 0.8 Zn 0.2 TiO 3 (MZT) material in terms of densification, structure, and microstructure to reduce its sintering temperature. Provision of SiO 2 doping glass, which has complex properties. Due to this hard nature, SiO 2 will reinforce the MZT-KNV material.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 325, "width": 162, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "RESEARCH METHODS", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 341, "width": 470, "height": 365, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The materials used in this study include synthetic MgO, ZnO, and TiO 2 powders(>95% Merk) for synthesizing Mg 0.8 Zn 0.2 TiO 3 materials. Meanwhile, for the synthesis of K 0.5 Na 0.5 VO 3 , synthetic powders of K 2 CO 3 , Na 2 CO 3 , and V 2 O 5 are needed. Other ingredients are synthetic SiO 2 powder, distilled water, 96% alcohol, and acetone. The solid reaction method synthesized the xMZT-yKNV- (1-x-y)SiO2 material with variation x=0.6-0.9. The Variation of sample such as 0,9 MZT-0,05 KNV- 0,05 SiO2; 0,8 MZT-0,15 KNV-0,05 SiO2; 0,7 MZT-0,25 KNV-0,05 SiO2; 0,6 MZT-0,35 KNV-0,05 SiO2. Mg 0.8 Zn 0.2 TiO 3 , K0.5Na0.5VO3, and SiO2 powders were weighed according to the calculated stoichiometric ratios. Then all the powders are mixed, put in a jar, and added with alcohol as a milling medium. This powder mixture was milled with a custom rotary attritor at 600 rpm for 6 hours. Furthermore, the alcohol content is removed using a rotary evaporator. The dry xMZT-yKNV-(1-x- y)SiO 2 material was then crushed with a mortar to form a powder. The xMZT-yKNV-(1-x-y)SiO2 powder was pelleted and sintered at 950 o C. Characterization using X-Ray Diffraction (X- ray X’Pert Dif fractometer (Philips) using CuKa radiation in a two h range from 15 to 65 and step size of 0.02) is carried out to find out what phases are present in the material. This test was carried out as powder samples on MZT and KNV materials after being calcined. At the same time, the synthesized material MZT-KNV-SiO 2 was tested in disk form after sintering. The results of the XRD characterization are in the form of a graph between intensity and diffraction angle. To determine the phase of the material, an analysis of the XRD results was carried out using the Match! Software. From the XRD data, it is also possible to obtain the materials' lattice parameters, which are analyzed through refined, calculated, and measured patterns using the Rietica program based on the Rietveld method — density testing using the geometric approach. Where the dimensions of the sample are first measured to get the diameter and height of the selection, in addition, the mass of the model was weighed. Observation of the material's microstructure using Scanning Electron Microscopy (SEM). Before the sample was characterized by SEM, the sample's surface in the form of pellets was polished with velvet cloth and Al solution. Then the model is in an ultrasonic cleaner and followed by an eching process (heated) at a temperature of 925 o C for 20 minutes.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 718, "width": 470, "height": 56, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "RESULTS AND DISCUSSION The results of XRD can be analyzed using Match! 2. From the results of the Match! 2 analysis, three phases were identified in the synthesis of the xMZT-yKNV-(1-x-y)SiO 2 material, namely the MgTiO 3 phase with entry number #000790831, the KNaVO 3 phase with entry number #000871120,", "type": "Text" }, { "left": 134, "top": 35, "width": 405, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sefrilita Risqi Adikaning Rani : K0.5Na0.5VO3-SiO2 Co-sintering Agent of ceramic Mg0.8Ti0.2O3 …", "type": "Page header" }, { "left": 494, "top": 800, "width": 48, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page | 21", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 57, "width": 470, "height": 68, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "and the MgTi2O5 phase with entry number #000790833. The MgTi2O5 phase is the secondary phase of MgTiO3. These three phases exist in every variation of the xMZT-yKNV-(1-x-y)SiO2 material starting from variations x=0.9;0.8;0.7;0.6. In Figure 1, it can be seen that there are three phases in each variation. This phase was identified in xMZT-yKNV-(1-x-y)SiO2 with a sintering temperature of 950 o C.", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 294, "width": 412, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 1 . X-ray diffraction pattern on xMZT-yKNV-(1-x-y)SiO2 material with sintering temperature of 950 o C", "type": "Text" }, { "left": 155, "top": 333, "width": 266, "height": 83, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 1. Density Composition Density (gr/cc) 0.9 MZT-0.05 KNV-0.05 SiO2 1.90 0.8 MZT-0.15 KNV-0,05 SiO2 2.26 0.7 MZT-0.25 KNV-0,05 SiO2 2.76 0.6 MZT-0.35 KNV-0,05 SiO2 2.26", "type": "Table" }, { "left": 160, "top": 662, "width": 322, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 2 . Molar percent ratio of the mixed MZT molar composition", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 689, "width": 470, "height": 95, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The density of sample measurement shows that the variation 0.7MZT-0.25KNV-0.05SiO 2 is a stable variation; this variation also has the most shrinkage at the sintering temperature of 950 o C (Table 1). The density test in this study used geometry testing, which refers to the dimensions of the pellets after the sintering process. Quantitative analysis results were analyzed using the Rietveld method. In Figure 2, it can be seen that the increase in the molar percentage of MZT does not affect the molar ratio of KNV or MgTi 2 O 5 . The 0.7MZT-0.25KNV-0.05SiO 2 variation is stable because when the MZT percentage increases, the MgTi 2 O 5 and KNV percentage decrease. It only occurs in the 0.7MZT-", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 35, "width": 206, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KONSTAN , Vol. 08, No. 01, June (2023), p. 19-25", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 800, "width": 51, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page | 22", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 57, "width": 470, "height": 68, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "0.25KNV-0.05SiO 2 variation, while the percentage of KNV and MgTi2O5 phases fluctuates in other variations. In the interpretation of 0.7MZT-0.25KNV-0.05SiO 2 , the molar ratio for each stage is 78.19 ± 1.58 at MZT, 6.82 ± 0.77 at KNV, and 15.00 ± 0.62 on MgTi 2 O 5 . As a comparison, the variation compared to the 0.7 MZT-0.25 KNV variation sintered at 950 o C. is aimed at seeing the role of SiO 2 .", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 322, "width": 408, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 3 The results of the XRD characterization varied with the addition of SiO2 and without SiO2 sintered at 950 o C.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 363, "width": 470, "height": 54, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In Figure 3, it can be seen that there is a higher secondary phase growth in the variation with the addition of SiO2. Indicates the role of SiO2 in accelerating and increasing grain growth. If you look at the lattice parameters of the three samples, it shows a shift. The results of the Rietveld analysis for the samples in Figure 3 are presented in Table 2.", "type": "Text" }, { "left": 208, "top": 429, "width": 195, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 2. Rietveld analysis for the samples", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 664, "width": 470, "height": 95, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "To find out the role of SiO 2 , a material with variations of 0.7 MZT-0.25 KNV was made and sintered at 950 o C. From the results of the Match! The analysis found that the presence of SiO 2 accelerated and increased grain growth for lattice parameters, presented in Table 1. It can be seen that the shift in lattice parameters is only a little, namely in the range of 0.01. Indicates that no other materials react with MZT. When viewed from the molar percentage, the sample with the addition of SiO 2 produces a more dominant main phase. Meanwhile, with the addition of SiO 2 , more secondary phases are formed.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 453, "width": 343, "height": 196, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sampel Density (gr/cc) Fasa Parameter Kisi ( Ȧ ) Molar (%) a b c 0,7 MZT-0,25 KNV-0,05 SiO2 MZT 5,059002 ± 0,000128 5.059002 ± 0.000128 13.906686 ±0.000650 78,19 ± 1.58 2.76 KNV 10,575791 ±0,004500 10.048646 ± 0.003554 5.828188 ± 0.001607 6,82 ± 0.77 MgTi 2 O 5 3.739849 ±0.000298 9.749272 ±0.001105 10.020041 ±0.00112 15,00 ± 0,62 0,7 MZT-0,25 KNV MZT 5,058496 ± 0,000115 5,058496 ± 0,000115 13,905257 ± 0,000583 85,6 ± 2,54 2.72 KNV 10,574344 ± 0,004197 10,070513 ± 0,003986 5,806014 ± 0,001770 10,94 ± 1,49 MgTi 2 O 5 9,753399 ± 0,002607 10,020373 ± 0,002396 3,742960 ± 0,000664 4,00 ± 0,050 (Mg/Zn)TiO 3 5.058949 ± 0.000282 5.058949 ± 0.000282 13.909819 ± 0.000993 -", "type": "Table" }, { "left": 134, "top": 35, "width": 405, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sefrilita Risqi Adikaning Rani : K0.5Na0.5VO3-SiO2 Co-sintering Agent of ceramic Mg0.8Ti0.2O3 …", "type": "Page header" }, { "left": 494, "top": 800, "width": 48, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page | 23", "type": "Page footer" }, { "left": 183, "top": 204, "width": 15, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(a)", "type": "Table" }, { "left": 415, "top": 204, "width": 16, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(b)", "type": "Picture" }, { "left": 112, "top": 217, "width": 418, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 4. SEM test results (a) on a sample of 0.7 MZT-0.25 KNV-0.05 SiO 2 and (b) on a sample of 0.7 MZT-0.25 KNV sintered at 950 o C for 4 hours.", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 453, "width": 435, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 5. (a) SEM results and (b) EDX results at variations of 0.7 MZT-0.25 KNV-0.05 SiO 2 sintered at 950 o C for 4 hours", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 493, "width": 470, "height": 95, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Scanning Electron Microscopic (SEM) testing aims to determine the morphology of a sample. This tool utilizes a high-energy electron beam to scan an image on a model. The tested samples comprised 0.7 MZT-0.25 KNV-0.05 SiO2 and 0.7 MZT-0.25 KNV, sintered at 950 o C with a holding time of 4 hours. The results of the SEM test are shown in Figure 4. This test was carried out to compare the morphology of the samples with variations of SiO 2 addition and without addition. Based on Figures 4a and 4b, it can be seen that the morphological images of the two models are almost the same. The morphology of the first sample (figure 4. a) shows several grain types populations.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 588, "width": 470, "height": 162, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The largest population of grains is thought to show the MZT crystalline phase. In contrast, the small grain population is in the KNV phase. The existence of the MgTi 2 O 5 phase is indicated by grains whose size is not much different from the grains of the main stage. KNV has a melting point of around 525 o C, lower than Bi 2 O 3, which is 820 o C. KNV grains grow around the MZT grain boundary. Thus, when the temperature is 950 o C, the xMZT-yKNV-(1-x-y), SiO2 material has decreased porosity and is dense. If the two images (figure 4a and 4b) are compared, the number of grains is much more significant and evener with the addition of SiO2. SEM data analysis using the grain size cross-section method obtained an average grain size for non-SiO2 samples of 2.5 μm. At the same time, the variation of the addition of SiO 2 produces an average grain size of 3μm. T he difference in grain size is due to the presence or absence of SiO2; in this case, SiO 2 can accelerate grain growth, making the sizes larger and more numerous. From the EDX results (figure 5b), it was found that SiO 2 grew into grains around the MZT.", "type": "Text" }, { "left": 183, "top": 439, "width": 248, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(a) (b)", "type": "Picture" }, { "left": 72, "top": 35, "width": 206, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KONSTAN , Vol. 08, No. 01, June (2023), p. 19-25", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 800, "width": 51, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page | 24", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 57, "width": 470, "height": 162, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "From this study, it can be stated that sintering temperature reduction is carried out to improve the properties and characteristics of the material. From this reduction in sintering temperature, it is the lowest energy that works in forming the phase. The sintering temperature reduction in this study was by adding KNV dopant material to the (Mg/Zn)TiO 3 material and adding SiO 2 to the host material, which aims to strengthen the fabric. This research has the same objective as the research conducted by Saukani (2015), namely, to lower the sintering temperature. Based on a study of dilatometric tests that had been carried out by Saukani (2015) and Rani (2016), the addition of 4 mol% Bi 2 O 3 was able to reduce the MZT sintering temperature from 1400 o C to 1100 o C[15] [25]. However, adding KNV as a dopant material reduced the MZT sintering temperature from 1300 o C to 950 o C. So the addition of KNV is more effective in lowering the sintering temperature than the addition of Bi 2 O 3 . When viewed from the density value, the best results occurred in the 0.7MZT-0.25KNV- 0.05SiO 2 variation with sintering at 950 o C for 4 hours.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 231, "width": 101, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 246, "width": 470, "height": 104, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A single phase of Mg 0.8 Zn 0.2 TiO 3 (MZT) was obtained at a temperature of 850 o C for 4 hours by synthesis using a conventional solid-state reaction. (K 0.5 Na 0.5 )VO 3 was formed single phase at a temperature of 500 o C for 2 hours. The MZT sintering temperature was reduced to 950 o C for 4 hours by adding K 0.5 Na 0.5 VO 3 and SiO 2 . A maximum density value of 2.76 gr /cc was achieved, and an average grain size based on SEM results was 3 µm at a composition of 0.7MZT-0.25KNV- 0.05SiO 2 . XRD characterization using the Rietveld method obtained three phases: (Mg/Zn)TiO 3 , (K/Na)VO 3 , and MgTi 2 O 5 phases. The results obtained are that the (K/Na)VO 3 – SiO 2 material can be used as a (Mg/Zn)TiO3 sintering agent.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 361, "width": 96, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "REFERENCE", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 377, "width": 470, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[1] Z. Fang et al. , ‘Ilmenite -type MgTiO3 ceramics by complex (Mn1/2W1/2)4+ cation co- substitution pr oducing improved microwave characteristics’, Ceram. Int. , vol. 47, no. 15, pp. 21388 – 21397, Aug. 2021, doi: 10.1016/j.ceramint.2021.04.148.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 417, "width": 469, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[2] S. Rabha and P. Dobbidi, ‘Structural, electrical properties and stability in microwave dielectric properties of (1- x) MgTiO3- x SrTiO3 composite ceramics’, J. Alloys Compd. , vol. 872, p. 159726, 2021.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 458, "width": 469, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[3] Z.-X. He et al. , ‘Microwave dielectric properties of (0.75 ZnAl2O4– 0.25 TiO2) – MgTiO3 ceramics prepared using digital light processing technology’, J. Am. Ceram. Soc. , vol. 105, no. 6, pp. 4191 – 4199, 2022.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 498, "width": 470, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[4] T. Yue, L. Li, M. Du, and Y. Zhan, ‘Multilayer co -fired microwave dielectric ceramics in MgTiO3- Li2TiO3 system with linear temperature coefficient of resonant frequency’, Scr. Mater. , vol. 205, p. 114185, Dec. 2021, doi: 10.1016/j.scriptamat.2021.114185.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 539, "width": 470, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[5] N. Santha, M. Rakhi, and G. Subodh, ‘Fabrication of high quality factor cold sintered MgTiO3– NaCl microwave ceramic composites’, Mater. Chem. Phys. , vol. 255, p. 123636, Nov. 2020, doi: 10.1016/j.matchemphys.2020.123636.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 579, "width": 470, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[6] H. J. Jo, J. S. Kim, and E. S. Kim, ‘Microwave dielectric properties of MgTiO3 - based ceramics’, Ceram. Int. , vol. 41, pp. S530 – S536, Jul. 2015, doi: 10.1016/j.ceramint.2015.03.142.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 606, "width": 470, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[7] S. R. A. Rani, A. P. Sambayu, and S. Suasmoro, ‘Low -temperature sintering processes of Mg0. 8Zn0. 2TiO3 through K0. 5Na0. 5VO3 and Bi2O3 addition correlated to the dielectric properties’, Bull. Mater. Sci. , vol. 45, no. 1, pp. 1 – 6, 2022.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 647, "width": 470, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[8] F. U. Ermawati, S. Pratapa, S. Suasmoro, T. Hübert, and U. Banach, ‘Preparation and structural study of Mg1−xZnxTiO3 ceramics and their dielectric properties from 1 Hz to 7.7 GHz’, J. Mater. Sci. Mater. Electron. , vol. 27, no. 7, pp. 6637 – 6645, Jul. 2016, doi: 10.1007/s10854-016-4610-6.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 687, "width": 469, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[9] A. Modwi et al. , ‘Excellent adsorption of dyes via MgTiO3@ g -C3N4 nanohybrid: construction, description and adsorption mechanism’, Inorganics , vol. 10, no. 11, p. 210, 2022.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 714, "width": 470, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[10] R. Meher, R. Padhee, and S. K. Parida, ‘C erium modified (BiFeO3) 0.5 – (MgTiO3) 0.5 ceramics: Structural, microstructural, dielectric, transport and optical properties’, J. Mol. Struct. , vol. 1276, p. 134765, 2023.", "type": "List item" }, { "left": 134, "top": 35, "width": 405, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sefrilita Risqi Adikaning Rani : K0.5Na0.5VO3-SiO2 Co-sintering Agent of ceramic Mg0.8Ti0.2O3 …", "type": "Page header" }, { "left": 494, "top": 800, "width": 48, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page | 25", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 57, "width": 470, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[11] Y. Yu et al. , ‘Grain size engineered 0.95 MgTiO3– 0.05 CaTiO3 ceramics with excellent microwave dielectric properties and prominent mechanical performance’, J. Am. Ceram. Soc. , vol. 105, no. 1, pp. 299 – 307, 2022.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 97, "width": 470, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[12] F. Belnou, J. Bernard, D. Houivet, and J.- M. Haussonne, ‘Low temperature sintering of MgTiO3 with bismuth oxide based additions’, J. Eur. Ceram. Soc. , vol. 25, no. 12, pp. 2785 – 2789, Jan. 2005, doi: 10.1016/j.jeurceramsoc.2005.03.140.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 138, "width": 469, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[13] H. Li et al. , ‘The structure and properties of 0.95MgTiO3– 0.05CaTiO3 ceramics doped with Co2O3’, J. Mater. Sci. , vol. 49, no. 17, pp. 5850 – 5855, Sep. 2014, doi: 10.1007/s10853-014-8294- 0.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 178, "width": 470, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[14] X. Liu and C. Zuo, ‘Effect of copper vanadate sintering aid on the microstructure and dielectric properties of (Zn, Mg)TiO3 ceramics’, J. Mater. Sci. Mater. Electron. , vol. 27, no. 5, pp. 5462 – 5467, May 2016, doi: 10.1007/s10854-016-4450-4.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 219, "width": 469, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[15] M. Saukani and S. Suasmoro, ‘Characterization of Mg0.8Zn0.2TiO3 Prepared via Liquid Phase Sintering’, Adv. Mater. Res. , vol. 1112, pp.", "type": "List item" }, { "left": 91, "top": 232, "width": 450, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "11 – 14, 2015, doi: 10.4028/www.scientific.net/AMR.1112.11.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 259, "width": 470, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[16] X. Zhu, F. Kong, and X. Ma, ‘Sintering behavior and properties of MgTiO3/CaO -B2O3-SiO2 ceramic composites for LTCC applications’, Ceram. Int. , vol. 45, no. 2, pp. 1940 – 1945, 2019.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 286, "width": 470, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[17] H. Yu, T. Luo, L. He, and J. Liu, ‘Effect of ZnO on Mg2TiO4– MgTiO3 – CaTiO3 microwave dielectric ceramics prepared by reaction sintering route’, Adv. Appl. Ceram. , vol. 118, no. 3, pp.", "type": "List item" }, { "left": 91, "top": 313, "width": 272, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "98 – 105, Apr. 2019, doi: 10.1080/17436753.2018.1525934.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 327, "width": 470, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[18] F. U. Ermawati, S. Suasmoro, and P. Suminar, ‘A Simple Dissolved Metals Mixing Route to Prepare Nanostructured Mg0.8Zn0.2TiO3 Solid Solution’, Adv. Mater. Res. , vol. 1112, pp. 47 – 52, 2015, doi: 10.4028/www.scientific.net/AMR.1112.47.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 367, "width": 470, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[19] F. Latief, M. Absa, M. Andansari, M. A. Baqiya, and S. Suasmoro, ‘Synthesis of nano -size BaTiO3 – BiFeO 3 system with low melting temperature KVO3 addition’, Ferroelectrics , vol. 599, no. 1, pp. 237 – 248, Oct. 2022, doi: 10.1080/00150193.2022.2113655.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 408, "width": 469, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[20] H. T. Evans, ‘Crystal structure refinement and vanadium bonding in the metavanadates KVO3 , NH4VO3 and K VO3H2O’, Z. Für Krist. - Cryst. Mater. , vol. 114, no. 1 – 6, pp. 257 – 277, Dec. 1960, doi: 10.1524/zkri.1960.114.16.257.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 448, "width": 470, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[21] S. R. A. Rani, M. Andansari, and Suasmoro, ‘Low -Sintering temperature with V2O5 addition at dielectric Zn0.8Mg0.2TiO3 prepared through solid state- reaction’, AIP Conf. Proc. , vol. 2391, no. 1, p. 070019, Mar. 2022, doi: 10.1063/5.0072810.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 489, "width": 470, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[22] C.-L. Huang, M.-H. Weng, C.-C. Wu, and C.- C. Wei, ‘Microwave Dielectric Properties and Microstructures of V2O5- Modified Zr0.8Sn0.2TiO4 Ceramics’, Jpn. J. Appl. Phys. , vol. 40, no. 2R, p. 698, Feb. 2001, doi: 10.1143/JJAP.40.698.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 529, "width": 470, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[23] A. Kan, H. Ogawa, A. Yokoi, and H. Ohsato, ‘Low -Temperature Sintering and Microstructure of Mg4(Nb2- xVx)O9 Microwave Dielectric Ceramic by V Substitution for Nb’, Jpn. J. Appl. Phys. , vol. 42, no. 9S, p. 6154, Sep. 2003, doi: 10.1143/JJAP.42.6154.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 570, "width": 469, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[24] A. P. Sambanyu and S. Suasmoro, ‘Sintesis K0, 5Na0, 5VO3 dengan Metode Reaksi Padat dan Potensi Sebagai Co- Firing Agent’, J. Sains Dan Seni ITS , vol. 5, no. 2, 2016.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 597, "width": 469, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[25] S. R. A. Rani and S. Suasmoro, ‘Pencampuran dengan Attritor Mill pada Sintesis Mg0, 8Zn0, 2TiO3’, J. Sains Dan Seni ITS , vol. 5, no. 2, 2016.", "type": "List item" } ]
f6884532-4584-aab0-e4e1-13d6b36274e5
https://jurnal.stmikasia.ac.id/index.php/jeskovsia/article/download/916/412
[ { "left": 85, "top": 37, "width": 277, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Jurnal Desain Komunikasi Visual Asia (JESKOVSIA)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 52, "width": 217, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Vol.07, No.02, Tahun 2023 ISSN: 2580-8753 (print); 2597-4300 (online)", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 126, "width": 423, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Perancangan Artwork Board Game Journey of Bengok Sebagai Media Promosi Bengok Craft Menggunakan Flat Design", "type": "Text" }, { "left": 134, "top": 198, "width": 341, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Revan Dhimasnata 1 1 , Jasson Prestilliano 2 2 , T. Arie Setiawan P. 3 3", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 214, "width": 309, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "1,2,3 Desain Komunikasi Visual/Universitas Kristen Satya Wacana", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 228, "width": 343, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "1 [email protected], 2 [email protected], 3 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 251, "width": 58, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 265, "width": 440, "height": 114, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Inovasi media promosi sangat diperlukan untuk menunjang perkembangan usaha dari Bengok Craft yang ingin mengenalkan proses bisnisnya kepada calon konsumen, salah satunya melalui media board game. Agar calon konsumen mendapatkan gambaran serta lebih mudah dalam menangkap informasi yang disajikan, maka diperlukan tampilan visual yang menarik dan dapat menunjang dalam pengenalan proses bisnis Bengok Craft , dikarenakan Bengok Craft tidak hanya menjual produk saja, tetapi juga menjual nilai serta cerita dari produk yang dibuat, karena hal tersebut dapat membantu dalam pengenalan brand Bengok Craft secara mendalam serta membangun konsumen yang loyal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mix method dengan strategi linear. Artwork yang ditampilkan dapat membantu target audience dalam mengenali identitas visual dari Bengok Craft serta mendapatkan gambaran dari proses bisnis yang dilakukan Bengok Craft.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 380, "width": 212, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci : artwork; board game; flat design", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 407, "width": 65, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 421, "width": 440, "height": 105, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Promotional media innovation is needed to support business development for Bengok Craft, which wants to introduce their business processes to potential customers, one of which is through the media board game. For potential customers to get an overview and more easily capture the information presented, an attractive visual appearance is needed and can support the introduction of business processes at Bengok Craft , because Bengok Craft doesn’t only sell products, it also sells the value and stories of the products made, and this can help build recognition of the Bengok Craft brand as well as build loyalty among customers. The method used in this research is mixed method with a linear strategy. Artwork displayed can help the target audience to recognize the visual identity of Bengok Craft as well as to get an overview of the business processes carried out by Bengok Craft", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 527, "width": 205, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Keywords : artwork; board game; flat design", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 555, "width": 93, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 569, "width": 440, "height": 95, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Bengok Craft merupakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kabupaten Semarang yang fokus pada kerajinan enceng gondok, seperti home decor, fashion, dan accesories . Untuk meningkatkan daya tarik calon konsumen, Bengok Craft sering melakukan inovasi terhadap desain produk yang ditawarkan. Firman Setyaji selaku owner dari Bengok Craft , menuturkan bahwa pendekatan kepada calon konsumen berperan dalam menunjang perkembangan suatu usaha dikarenakan Bengok Craft dapat berkembang dengan adanya inovasi dan konsumen.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 665, "width": 439, "height": 82, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Media pendekatan yang digunakan oleh Bengok Craft adalah melalui aplikasi presentasi, sosial media, dan website . Firman Setyaji mengatakan, komunikasi satu arah tidak efisien karena perlu mengatakan hal yang sama secara berulang-ulang. Selain itu, media visual yang digunakan untuk menggambarkan proses bisnis Bengok Craft memiliki tampilan yang kurang menarik. Menurut Firman Setyaji, sangat penting bagi konsumen dalam mengenal Bengok Craft sampai pada proses bisnisnya, dikarenakan Bengok Craft", "type": "Text" }, { "left": 513, "top": 755, "width": 11, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "65", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 59, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "JESKOVSIA", "type": "Page header" }, { "left": 405, "top": 36, "width": 119, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Vol.07, No.02, Tahun 2023", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 439, "height": 69, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "tidak hanya menjual produk saja, tetapi juga menjual nilai serta cerita dari produk yang dibuat, hal ini menjadi nilai tambah bagi konsumen karena dapat mengenal Bengok Craft lebih dalam. Oleh karena itu perlu adanya pengembangan pada media pendekatan yang digunakan agar calon konsumen tertarik dan ikut terlibat langsung dalam komunikasi yang dilakukan oleh Bengok Craft .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 140, "width": 439, "height": 165, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Media promosi yang digunakan oleh Bengok Craft saat ini terfokus pada media sosial dan marketplace untuk memperluas jangkauan calon konsumen. Selain itu, Bengok Craft memanfaatkan event pameran untuk menampilkan produk serta pengenalan branding Bengok Craft kepada calon konsumen yang berasal dari kalangan milenial dengan lifestyle yang berorientasi pada kepedulian lingkungan. Agar dapat menjangkau calon konsumen tersebut, Bengok Craft melakukan rebranding pada logo dengan menerapkan style flat design , untuk menggambarkan semangat inovasi dalam mengikuti perkembangan zaman. Flat design memiliki kesan simple , dinamis, dan modern karena menekankan pada penggunaan warna yang solid dan elemen yang lebih sederhana. Rebranding yang dilakukan oleh Bengok Craft dapat meningkatkan perkembangan bisnis Bengok Craft apabila diterapkan pada media promosi yang digunakan, sehingga brand awareness masyarakat terhadap rebranding visual Bengok Craft dapat ditingkatkan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 306, "width": 439, "height": 165, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Menurut Firman Setyaji, penggunaan media hiburan secara tidak sadar dapat mempengaruhi brand awareness masyarakat, contohnya melalui media board game dikarenakan cara penyampaian informasi melalui cara yang menyenangkan dapat meningkatkan penyerapan informasi dengan lebih efektif. Board game merupakan salah satu jenis permainan yang cukup digemari karena memiliki banyak manfaat seperti melatih aspek psikomotorik, kognitif, emosional, moral, seni dan juga bahasa (Istianto, 2013). Tampilan visual atau artwork pada board game memiliki peranan penting, agar board game yang dimainkan menjadi lebih menarik. Salah satu daya tarik dari sebuah game berasal dari perancangan artwork yang baik, sehingga mampu untuk mendukung tujuan dari pembuatan game tersebut (Setiabudi, 2013). Selain itu, informasi yang disampaikan berupa gambar dapat memudahkan penerima pesan dalam memahami isi materi (Himmamie dkk, 2019)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 472, "width": 439, "height": 95, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan permasalahan tersebut, maka diperlukan perancangan artwork pada board game menggunakan style flat design yang akan digunakan sebagai media promosi Bengok Craft. Melalui perancangan ini diharapkan dapat membantu dalam pengenalan personal branding Bengok Craft kepada calon konsumen yang berusia 20-25 tahun yang memiliki hobi bermain game agar dapat menggetahui cerita dibalik produk Bengok Craft serta mempermudah calon konsumen dalam menangkap informasi yang disajikan melalui tampilan visual.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 568, "width": 440, "height": 151, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh Sheila Lestari Giza Pudrianisa yang berjudul “ Board Game Arkeologi Sebagai Media Komunikasi Pemasaran Efektif” menyimpulkan bahwa penggunaan board game sebagai media pemasaran dapat digunakan dengan efektif, karena pengunjung mendapatkan informasi baru terkait situs sejarah dan legenda. Dalam komunikasi pemasaran, terdapat elemen persuasi saat memberikan informasi maupun meyakinkan kepada masyarakat terhadap produk yang ditawarkan. Sehingga mampu mempengaruhi calon konsumen untuk berkunjung kembali ke tempat yang sama maupun berbeda (Pudrianisa dan Rizky, 2020). Berdasarkan penelitian tersebut terdapat kesamaan dengan penelitian yang sedang dikerjakan, yaitu sama-sama mengangkat board game sebagai media pemasaran, sehingga dapat digunakan untuk menarik perhatian konsumen.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 720, "width": 439, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Menurut penelitian Sintya Conarta yang berjudul “Perancangan Brand Building dan Media Promosi Untuk Properpouch di Surabaya” dapat disimpulkan bahwa untuk", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 755, "width": 11, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "66", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 59, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "JESKOVSIA", "type": "Page header" }, { "left": 405, "top": 36, "width": 119, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Vol.07, No.02, Tahun 2023", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 439, "height": 110, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "membangun sebuah brand yang kuat berarti membentuk posisi brand yang kuat juga, sehingga citra sebuah brand dapat melekat di benak konsumen dan tercipta ikatan emosional antara konsumen dan produk. Selain itu, penggunaan media promosi yang tepat dapat menarik perhatian konsumen agar ikut peduli dengan misi yang disampaikan serta meningkatkan kesadaran konsumen akan keberadaan Properpouch (Conarta, 2015). Berdasarkan penelitian tersebut terdapat kesamaan dengan penelitian yang sedang dikerjakan, yaitu sama-sama memanfaatkan media promosi untuk membangun citra brand yang kuat sehingga dapat lebih dikenal oleh masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 182, "width": 440, "height": 137, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Dalam penelitian Joni Weirian yang berjudul “Perancangan Visual Artwork Board Game Edukasi Membangun Sikap Toleransi” menyimpulkan bahwa konsep permainan dan artwork merupakan satu-kesatuan, dan menjadi sebuah media yang dapat mendorong pemain untuk bisa mencari, berpikir, atau berdiskusi mengenai nilai yang terdapat didalam board game . Kemudian tampilan visual pada board game berperan penting dalam menarik perhatian audience serta membantu dalam memahami informasi dengan lebih cepat. Karena tujuan dari artwork adalah menjembatani antara board game dengan pemainnya yang artinya artwork harus bisa menjelaskan serta membantu jalannya permainan (Weirian, 2018). Berdasarkan penelitian tersebut terdapat kesamaan dengan penelitian yang sedang dikerjakan, yaitu merancang artwork untuk board game .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 320, "width": 439, "height": 82, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Bengok Craft merupakan salah satu usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kabupaten Semarang yang fokus pada kerajinan enceng gondok, seperti home decor, fashion, serta aksesoris lainnya. Bengok Craft didirikan oleh Firman Setyaji pada 5 Januari 2019 dan mempekerjakan masyarakat lokal sebagai pengrajin. Untuk memenuhi permintaan pasar, Bengok Craft menerapkan proses bisnis yang terdiri dari tiga tahap, yaitu produksi, marketing , dan distribusi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 403, "width": 439, "height": 68, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Media promosi merupakan suatu komunikasi yang memberikan penjelasan tentang produk maupun jasa suatu perusahaan yang ditampilkan kepada konsumen melalui suatu wadah penyalur gagasan atau ide yang disebut media (Prasetyo, 2019). Penggunaan media yang unik serta menimbulkan interaksi pada konsumen dapat meningkatkan daya tarik yang lebih tinggi, seperti memanfaatkan media sosial atau menggunakan media permainan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 472, "width": 439, "height": 95, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Board game merupakan permainan yang dimainkan oleh dua orang atau lebih, berupa papan permainan yang telah didesain sedemikian rupa dan di dalamnya terdapat cara bermain yang dilengkapi dengan beberapa komponen seperti token, pion atau bidak, dan komponen lainnya (Hendrawan dkk, 2018) Artwork pada board game merupakan bentuk visual atau ilustrasi dari informasi tertentu yang diterapkan ke dalam komponen papan permainan. Ilustrasi pada board game memiliki peran untuk menarik perhatian serta menyampaikan suatu pesan atau informasi kepada pemain dengan lebih mudah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 568, "width": 440, "height": 179, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Flat design dapat diartikan sebagai desain datar, dimana desain yang digunakan tidak menggunakan atau menghilangkan gradasi warna dan tekstur yang dapat memberikan kesan kedalaman atau dimensi pada objek. Prinsip flat design yaitu menyederhanakan bentuk aslinya dengan menghilangkan penggunaan bayangan, bevel, tekstur, dan berfokus pada penggunaan solid color , tipografi, serta elemen yang lebih sederhana (Fitriani, 2019). Gaya desain ini dipengaruhi oleh gaya desain The Swiss Style yang populer pada tahun 1940-an dan 1950-an. Flat design dianggap memberikan kesan lebih modern, simple , dan playfull dikarenakan menggunakan warna-warna cerah sehingga dapat meningkatkan daya tarik terhadap konsumen. Secara garis besar, terdapat empat elemen dasar yang sering muncul dalam flat design , yaitu (1) ilustrasi; (2) tipografi; (3) tata letak; dan (4) Warna. Gaya visual yang sederhana dapat membantu audience untuk fokus pada informasi penting yang disajikan tanpa terganggu oleh ornamen-ornamen visual lainnya (Anindita dan Menul,2016).", "type": "Text" }, { "left": 513, "top": 755, "width": 11, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "67", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 59, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "JESKOVSIA", "type": "Page header" }, { "left": 405, "top": 36, "width": 119, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Vol.07, No.02, Tahun 2023", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 440, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mix method , yaitu penggabungan antara metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. metode ini bertujuan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada pada pendekatan kuantitatif maupun pendekatan kualitatif (Weirian, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 127, "width": 439, "height": 54, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi linear, yaitu menetapkan urutan logis pada tahapan perancangan yang sederhana dan sudah dipahami komponennya (Sarwono, 2017). Strategi linear dibagi ke dalam lima tahapan, tahapan tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.", "type": "Text" }, { "left": 221, "top": 235, "width": 168, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Tahapan strategi linear", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 263, "width": 440, "height": 123, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Tahap awal dalam perancangan artwork yaitu melakukan pengumpulan data dari Firman Setyaji yang merupakan owner dari Bengok Craft . Adapun hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa, board game dapat digunakan sebagai media promosi karena mampu menyampaikan proses bisnis dari Bengok Craft kepada calon konsumen. Selain itu, board game memiliki kelebihan yaitu dapat menimbulkan interaksi secara langsung antara Bengok Craft dengan calon konsumennya. Kemudian, ilustrasi memiliki peran yang sangat besar dalam kegiatan promosi karena dapat meningkatkan daya tarik produk yang ditawarkan, khususnya pada generasi milenial yang selalu mengikuti perkembangan zaman.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 387, "width": 439, "height": 82, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Wawancara juga dilakukan dengan Kristides Yudoko yang merupakan ilustrator profesional. Berdasarkan hasil wawancara tersebut, ilustrasi pada media promosi dapat digunakan sebagai pengiring pada suatu produk, dimana kejelasan suatu simbol atau tampilan visual yang dirancang sedemikian rupa menjadi kunci penting dalam menarik perhatian dan membantu konsumen dalam memahami suatu informasi secara cepat dan tepat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 470, "width": 440, "height": 151, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Selain itu, pengumpulan data juga dilakukan kepada masyarakat dengan cara menyebarkan kuesioner dengan jumlah responden 70 orang. Berdasarkan kuesioner tersebut, sebanyak 54,3% tidak mengetahui proses bisnis Bengok Craft . Kemudian masyarakat mengenal Bengok Craft melalui media sosial sebanyak 37,1%, melalui event seperti pameran sebanyak 28,5%. Pekerjaan paling banyak adalah mahasiswa dengan persentase 31,4%, dan sisanya bekerja sebagai wirausaha, karyawan swasta, dan ibu rumah tangga. Pada pemilihan style gambar, masyarakat memilih ilustrasi kartun dengan stroke sedikit tebal dan warna tint dikarenakan memiliki kesan simple dan lucu. Selanjutnya, pengumpulan data dengan melakukan perbandingan art style dari dua board game yaitu Coffeetopia dan Cabo: Deluxe Edition dengan ilustrasi yang sudah digunakan oleh Bengok Craft . Perbandingan artstyle tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 755, "width": 11, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "68", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 59, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "JESKOVSIA", "type": "Page header" }, { "left": 405, "top": 36, "width": 119, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Vol.07, No.02, Tahun 2023", "type": "Page header" }, { "left": 225, "top": 71, "width": 154, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Perbandingan Art Style", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 96, "width": 411, "height": 579, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Konten Coffeetopia Cabo: Deluxe Edition Bengok Craft Gambar Konsep cerita Mengumpulkan biji kopi berkualitas di Indonesia untuk diekspor ke luar negeri. Berlomba dengan orang-orang untuk melihat kuda unicorn dari dekat. Merangkul masyarakat lokal dalam mengolah eceng gondok menjadi kerajinan tangan yang bernilai. Art Style Menggunakan style flat design dengan outline yang jelas, ilustrasi karakter sederhana dan tidak banyak menggunakan detail berlebihan. Menggunakan style flat design tanpa outline , ilustrasi karakter sederhana dengan detail shading dan highlight yang tidak berlebihan. Menggunakan style kartun dengan outline yang jelas, ilustrasi karakter sederhana dan tidak banyak menggunakan detail berlebihan. Warna Menggunakan kombinasi warna primer dan sekunder yang ditambahkan warna hitam (shade) , sehingga warna yang dihasilkan terkesan lebih gelap. Menggunakan kombinasi warna primer dan sekunder yang ditambahkan warna abu-abu (tone) , sehingga warna yang dihasilkan terkesan keruh. Menggunakan kombinasi warna primer, sekunder, dan tersier yang ditambahkan warna putih (tint) , sehingga warnanya terkesan lebih hangat dan kalem. Tipografi Menggunakan kombinasi font serif , sans serif , dan decoratif.", "type": "Table" }, { "left": 272, "top": 639, "width": 181, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Menggunakan font sans serif. -", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 701, "width": 439, "height": 41, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan perbandingan tersebut, art style pada board game Coffeetopia , Cabo: Deluxe Edition , serta ilustrasi Bengok Craft memiliki perbedaan, dimana art style yang digunakan berperan untuk menguatkan isi dan pesan yang ingin disampaikan kepada target", "type": "Text" }, { "left": 513, "top": 755, "width": 11, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "69", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 59, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "JESKOVSIA", "type": "Page header" }, { "left": 405, "top": 36, "width": 119, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Vol.07, No.02, Tahun 2023", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 440, "height": 110, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "audience nya. Pada board game Coffeetopia, style yang digunakan memberikan kesan minimalis, modern, dan menggambarkan semangat yang tinggi. Kemudian pada board game Cabo: Deluxe Edition style yang digunakan dapat menggambarkan dunia fantasi, dimana keberadaan Cabo yang merupakan kuda unicorn sangat identik dengan dongeng fantasi. Sedangkan pada ilustrasi Bengok Craft , style yang digunakan dapat menggambarkan sikap kreatif dan inovatif dalam menciptakan kerajinan enceng gondok serta menjunjung tinggi sikap kekeluargaan dari seluruh lapisan masyarakat dalam berkarya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 192, "width": 440, "height": 68, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Data yang telah dikumpulkan dapat dijadikan sebagai landasan dalam perancangan artwork pada board game tersebut. Masyarakat yang belum mengetahui Bengok Craft secara mendalam memerlukan ilustrasi atau artwork dengan style flat design yang menarik perhatian, informatif, sesuai dengan personal branding dan target audience dari Bengok Craft .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 273, "width": 85, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "PEMBAHASAN Perancangan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 310, "width": 433, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Dalam perancangan artwork perlu melalui beberapa tahapan. Tahapan perancangan artwork tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.", "type": "Text" }, { "left": 203, "top": 394, "width": 203, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Tahapan perancangan artwork", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 417, "width": 73, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "a. Konsep", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 431, "width": 439, "height": 68, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Hasil pengumpulan data yang telah dianalisis selanjutnya dijadikan konsep dasar dalam perancangan artwork . Latar tempat yang digunakan yaitu di Rawa Pening, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Karena eceng gondok yang merupakan bahan baku pembuatan produk Bengok Craft diambil dari Rawa Pening yang tumbuh dengan subur hingga hampir menutupi seluruh permukaan rawa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 500, "width": 439, "height": 137, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Konsep dalam perancangan artwork ini mengangkat tentang proses bisnis dari Bengok Craft dalam memproduksi barang hingga tahap penjualan produk sesuai kebutuhan pasar. Latar pada papan rawa berupa tampilan Rawa Pening yang dibagi menjadi dua sisi, yaitu bagian kanan dan kiri. Pada setiap sisi terdapat dua buah gubuk dan perahu sebagai penanda awal pemain meletakkan token nelayan. Pada bagian tengah rawa terdapat sekumpulan eceng gondok gondok yang tersebar secara acak. Karena pemain perlu melihat peta secara menyeluruh, maka point of view pada papan rawa menggunakan eagle view , dimana titik penglihatannya berada di atas. Gaya penggambaran yang digunakan pada perancangan artwork ini yaitu flat design karena bentuknya yang sederhana tanpa menampilkan detail berlebihan namun dapat menarik perhatian.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 638, "width": 67, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "b. Sketsa", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 652, "width": 439, "height": 68, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Konsep yang telah disusun selanjutnya dibuat sketsa untuk menemukan gambar yang sesuai dengan konsep. Dalam perancangan board game ini, diperlukan komponen-komponen yang dirancang semenarik mungkin untuk meningkatkan daya tarik calon konsumen. Komponen tersebut antara lain papan rawa, papan pemain, kartu pesanan, token pekerja, token nelayan, token pemain, token uang, token rintangan, dan dadu.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 721, "width": 439, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Pengerjaan sketsa dimulai dengan pembuatan layout papan rawa, yang akan digunakan oleh pemain untuk mengumpulkan eceng gondok. Terdapat beberapa elemen", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 755, "width": 11, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "70", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 59, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "JESKOVSIA", "type": "Page header" }, { "left": 405, "top": 36, "width": 119, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Vol.07, No.02, Tahun 2023", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 439, "height": 110, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "visual yang harus ada di dalam papan rawa, diantaranya ilustrasi dermaga, space untuk enceng gondok, penanda urutan pemain, dan kartu kebutuhan pasar atau kartu misi. Kemudian untuk papan pemain berfungsi saat pemain memulai tahap produksi barang. Elemen visual yang terdapat pada papan pemain diantaranya ilustrasi karakter, nama karakter, kolom pekerja, daftar barang, serta kolom angka untuk jumlah enceng gondok dan uang yang dimiliki pemain. Pada urutan pemain di papan rawa berbentuk perahu untuk menggambarkan pemain seolah-olah menjadi petani yang menaiki perahu untuk memanen enceng gondok. Sketsa layout papan rawa dan papan pemain dapat dilihat pada Gambar 3.", "type": "Text" }, { "left": 185, "top": 308, "width": 239, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. Layout papan rawa dan papan pemain", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 332, "width": 439, "height": 82, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Pada kartu kebutuhan pasar, elemen-elemen visualnya meliputi ikon produk, kondisi pasar, dan bonus. Layout yang akan digunakan perlu dibuat sebaik mungkin agar pemain tidak mengalami kesulitan dalam memahami informasi yang disajikan. Di bagian depan terdapat informasi mengenai jumlah beserta produk yang harus dibuat dan kolom untuk keterangan tambahan, sedangkan bagian belakang terdapat logo . Layout kartu kebutuhan pasar dapat dilihat pada Gambar 4.", "type": "Text" }, { "left": 204, "top": 536, "width": 201, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Gambar 4. Layout kartu kebutuhan pasar", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 559, "width": 440, "height": 110, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Selanjutnya pembuatan sketsa untuk ilustrasi produk dan eceng gondok. Ilustrasi produk akan dibuat berdasarkan produk dari Bengok Craft yang bentuknya disederhanakan. Kemudian ilustrasi eceng gondok terdiri dari sekumpulan eceng gondok dimana besar-kecilnya ukuran eceng gondok disesuaikan dengan jumlah yang didapatkan pemain saat melakukan fase panen dan terdapat bunga eceng gondok untuk menandakan jumlah yang paling besar. Ilustrasi tambak digunakan sebagai penghalang pemain saat memanen eceng gondok di dalam map rawa dan akan dibuat seperti pada objek aslinya. Proses sketsa ilustrasi produk dan eceng gondok dapat dilihat pada Gambar 5.", "type": "Text" }, { "left": 513, "top": 755, "width": 11, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "71", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 59, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "JESKOVSIA", "type": "Page header" }, { "left": 405, "top": 36, "width": 119, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Vol.07, No.02, Tahun 2023", "type": "Page header" }, { "left": 176, "top": 175, "width": 258, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Gambar 5. Sketsa ilustrasi produk dan eceng gondok", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 199, "width": 439, "height": 109, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Berikutnya dilanjutkan dengan pembuatan ikon yang akan digunakan dalam board game . Ikon yang dibuat berupa ikon kategori produk, uang, pekerja, dan label harga. Ikon kategori produk digunakan untuk menunjukkan kategori produk yang ada di papan pemain. Ikon uang digunakan sebagai penunjuk harga produksi, ikon enceng gondok digunakan sebagai penunjuk jumlah eceng gondok yang digunakan pemain saat tahap produksi, ikon pekerja digunakan untuk menunjukkan jumlah pekerja yang terlibat dalam proses produksi barang, label harga digunakan untuk menunjukkan harga jual dari produk yang telah dibuat. Sketsa ikon dapat dilihat pada Gambar 6.", "type": "Text" }, { "left": 248, "top": 390, "width": 114, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Gambar 6. Sketsa ikon", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 414, "width": 439, "height": 54, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Karakter pemain terdiri dari enam orang yang menggambarkan target konsumen dari Bengok Craft , yaitu mahasiswa, ibu rumah tangga, penata busana, pegawai swasta, wirausaha, dan content creator . Perancangan karakter dibuat menggunakan perbandingan 1:5, dengan ekspresi tertawa untuk memberikan kesan ramah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 469, "width": 439, "height": 110, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Karakter mahasiswa bernama Tiara digambarkan sebagai wanita muda yang rendah hati dan senang belajar. Karakter ini sedang melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan membantu pengolahan eceng gondok. Karakter Tiara menggunakan pakaian kasual berupa cardigan , t-shirt, celana panjang, sepatu sneakers , dan tote bag . Karakter ibu rumah tangga bernama Asta digambarkan sebagai wanita dewasa yang memiliki sifat lemah lembut dan cermat. Asta memiliki ketertarikan terhadap hiasan yang bertemakan natural-rustic serta tanaman bunga. Karakter Asta memakai daster bermotif bunga, dan memakai kacamata.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 579, "width": 439, "height": 69, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Karakter penata busana bernama Lusi digambarkan sebagai wanita muda yang feminim dan berpenampilan modis. Selain menyukai hal-hal yang berkaitan dengan tren masa kini, Lusi juga senang memadukan berbagai model busana dengan aksesoris yang berasal dari bahan daur ulang. Karakter Lusi menggunakan pakaian kasual berupa t-shirt oversize , rok terusan, sepatu sneaker , dan meteran jahit.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 648, "width": 439, "height": 55, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Karakter pegawai swasta bernama Bima digambarkan sebagai laki-laki yang bersifat ramah dan bertanggung jawab. Bima bekerja di suatu perusahaan swasta yang bergerak dibidang ekspor produk, khususnya produk yang berasal dari UMKM. Karakter Bima menggunakan kemeja lengan panjang, celana panjang, dan sepatu pantofel.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 704, "width": 439, "height": 40, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Karakter wirausahawan bernama Aji digambarkan sebagai laki-laki yang memiliki sifat optimis dan berjiwa pemimpin. Aji memanfaatkan benda-benda tidak terpakai disekitarnya untuk dijadikan sebuah produk yang memiliki keunikan serta nilai jual yang", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 755, "width": 11, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "72", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 59, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "JESKOVSIA", "type": "Page header" }, { "left": 405, "top": 36, "width": 119, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Vol.07, No.02, Tahun 2023", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 439, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "lebih tinggi. Karakter Aji menggunakan kemeja yang digulung di bagian lengan, celana panjang, dan sepatu sneaker .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 99, "width": 439, "height": 82, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Karakter content creator bernama Dika, digambarkan sebagai laki-laki yang semangat dan senang berbagi cerita. Dika ingin menunjukkan potensi sumber daya alam di suatu daerah yang belum terekspos secara luas serta mengenalkan kehidupan dan kebudayaan masyarakatnya. Karakter Dika memiliki ketertarikan yang tinggi dengan alam sehingga menggunakan pakaian safari, topi rimba, sepatu dan membawa action cam . Sketsa karakter pemain dapat dilihat pada Gambar 7.", "type": "Text" }, { "left": 220, "top": 304, "width": 170, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Gambar 7. Sketsa karakter pemain", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 328, "width": 439, "height": 54, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Selanjutnya adalah perancangan logo untuk board game Journey of Bengok. Sketsa logo yang dibuat berupa logo kombinasi dari teks Journey of Bengok dan terdapat siluet petani yang menaiki perahu untuk menggambarkan sebuah perjalanan dalam memanen eceng gondok. Sketsa logo dapat dilihat pada Gambar 8.", "type": "Text" }, { "left": 248, "top": 490, "width": 114, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Gambar 8. Sketsa logo", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 514, "width": 439, "height": 68, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Pembuatan sketsa yang terakhir adalah sketsa ilustrasi pada desain kemasan board game . Ilustrasi yang gambarkan berupa landscape rawa pening yang sebagian besar tertutupi oleh eceng gondok. Hal ini disebabkan oleh kurangnya peran manusia dalam upaya pengendalian pertumbuhan eceng gondok yang sangat cepat. Sketsa ilustrasi dapat dilihat pada Gambar 9.", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 711, "width": 175, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Gambar 9. Sketsa ilustrasi kemasan", "type": "Caption" }, { "left": 513, "top": 755, "width": 11, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "73", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 59, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "JESKOVSIA", "type": "Page header" }, { "left": 405, "top": 36, "width": 119, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Vol.07, No.02, Tahun 2023", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 85, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "c. Finishing", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 93, "width": 439, "height": 165, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Proses finishing dilanjutkan dengan melakukan pemberian outline dan warna pada sketsa yang telah disetujui. Proses finishing pertama dilakukan pada ilustrasi papan permainan. Dibagian papan rawa dimulai dengan pembuatan area rawa yang terdiri dari area perairan, pemukiman penduduk, pepohonan, perahu, dan gubuk. Selanjutnya di bagian papan pemain, untuk menandakan penunjuk jumlah eceng gondok dan jumlah uang masing-masing diberi warna coklat dan kuning. Warna pada penunjuk eceng gondok berwarna coklat untuk menunjukkan bahwa eceng gondok tersebut telah melewati proses pengeringan dan siap digunakan, sedangkan pada uang permainan diberi warna kuning. Kemudian dibagian kotak produk terdapat dua jenis warna untuk membedakan kategori produk yang berbeda . Pada bagian tepi papan permainan diberi ilustrasi anyaman untuk menunjukkan bahwa produk dari Bengok Craft kebanyakan dibuat dengan cara dianyam. Finishing pada papan permainan dapat dilihat pada Gambar 10.", "type": "Text" }, { "left": 207, "top": 425, "width": 195, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Gambar 10. Finishing papan permainan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 449, "width": 439, "height": 68, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Proses finishing selanjutnya dilanjutkan pada ilustrasi produk serta ikon yang telah dibuat. Ilustrasi produk diberi outline dan warna sesuai dengan objek yang sebenarnya untuk menghindari kesalahan dalam memberikan informasi kepada pemain. Untuk finishing ikon hanya diberikan outline untuk memberikan kesan minimalis pada objek. Finishing produk dan ikon dapat dilihat pada Gambar 11.", "type": "Text" }, { "left": 209, "top": 627, "width": 192, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Gambar 11. Finishing produk dan ikon", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 651, "width": 439, "height": 40, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Setelah proses finishing pada ilustrasi produk dan ikon selesai, selanjutnya melakukan finishing pada layout kartu misi yang akan dijadikan sebagai media pengaplikasiannya. Finishing kartu misi dapat dilihat pada Gambar 12.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 755, "width": 11, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "74", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 59, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "JESKOVSIA", "type": "Page header" }, { "left": 405, "top": 36, "width": 119, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Vol.07, No.02, Tahun 2023", "type": "Page header" }, { "left": 224, "top": 186, "width": 161, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Gambar 12. Finishing kartu misi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 209, "width": 439, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Kemudian untuk jenis font yang digunakan dalam board game menggunakan font Poetsen One yang memiliki kesan feminim . Typeface font dapat dilihat pada Gambar 13.", "type": "Text" }, { "left": 219, "top": 325, "width": 171, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Gambar 13. Typeface Poetsen One", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 349, "width": 439, "height": 40, "page_number": 11, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Selanjutnya finishing pada logo board game dengan menggunakan font yang tersedia di website dan disesuaikan dengan konsep Logo yang telah dibuat. Typeface yang digunakan yaitu “ Want Coffee ”. Typeface Want Coffee dapat dilihat pada Gambar 14.", "type": "Text" }, { "left": 221, "top": 481, "width": 168, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Gambar 14. Typeface Want Coffee", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 505, "width": 439, "height": 68, "page_number": 11, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Tahap berikutnya adalah pemberian warna coklat yang sesuai dengan identitas brand Bengok Craft di bagian perahu dan outline teks. Pada teks “ Journey of ” diberi warna kuning untuk menggambarkan perjalanan menuju kemakmuran, dan warna hijau pada teks “ Bengok ” yang diambil dari warna eceng gondok sebelum diproses . Finishing logo dapat dilihat pada Gambar 15.", "type": "Text" }, { "left": 213, "top": 684, "width": 183, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Gambar 15. Logo Journey of Bengok", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 708, "width": 439, "height": 40, "page_number": 11, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Pada finishing karakter pemain, warna yang digunakan melambangkan sifat-sifat yang dimiliki oleh tiap karakternya. Warna biru pada karakter mahasiswa melambangkan kecerdasan dan pengetahuan. Warna merah muda pada karakter ibu rumah tangga", "type": "Text" }, { "left": 513, "top": 755, "width": 11, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "75", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 59, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "JESKOVSIA", "type": "Page header" }, { "left": 405, "top": 36, "width": 119, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Vol.07, No.02, Tahun 2023", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 439, "height": 82, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "melambangkan sifat cinta kasih dan kelemah lembutan. Warna ungu pada karakter penata busana melambangkan imajinasi serta mewakili sifat feminim. Warna oranye pada karakter pegawai swasta melambangkan sifat ramah dan bersemangat. Warna merah pada karakter wirausaha melambangkan keberanian dan tekad yang kuat. Warna hijau pada karakter content creator melambangkan pertumbuhan dan nuansa alam. Finishing karakter pemain dapat dilihat pada Gambar 16.", "type": "Text" }, { "left": 209, "top": 268, "width": 192, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Gambar 16. Finishing karakter pemain", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 291, "width": 439, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Kemudian tahap terakhir yaitu finishing pada ilustrasi kemasan Journey of Bengok. Finishing ilustrasi kemasan dapat dilihat pada Gambar 17.", "type": "Text" }, { "left": 206, "top": 452, "width": 198, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Gambar 17. Finishing ilustrasi kemasan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 476, "width": 83, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "d. Prototype", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 489, "width": 439, "height": 69, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Proses selanjutnya adalah menyatukan artwork yang telah di finishing untuk dijadikan prototype board game . Pada tahap ini, hasil perancangan perlu diujikan terlebih dahulu kepada pemain, yang bertujuan untuk mengetahui apakah perancangan artwork tersebut dapat menyampaikan informasi dengan baik. Final artwork pada papan permainan dapat dilihat pada Gambar 18.", "type": "Text" }, { "left": 231, "top": 695, "width": 147, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Gambar 18. Papan permainan", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 719, "width": 439, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Selain itu, final artwork pada kartu kebutuhan pasar pada Gambar 19 dan final artwork kemasan dapat dilihat pada Gambar 20.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 755, "width": 11, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "76", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 59, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "JESKOVSIA", "type": "Page header" }, { "left": 405, "top": 36, "width": 119, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Vol.07, No.02, Tahun 2023", "type": "Page header" }, { "left": 185, "top": 173, "width": 240, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Gambar 19. Final artwork kartu kebutuhan pasar", "type": "Caption" }, { "left": 215, "top": 325, "width": 180, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Gambar 20. Final artwork Kemasan", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 349, "width": 148, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Pengujian dan Hasil Analisis", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 363, "width": 439, "height": 137, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Setelah tahap perancangan selesai, maka dilakukan pengujian yang terdiri dari tiga tahapan. Pertama dilakukan pengujian menggunakan metode kualitatif yaitu melakukan wawancara kepada M. Bahroen selaku illustrator board game di Hompimpa Games Berdasarkan hasil wawancara, didapatkan hasil bahwa secara keseluruhan konsep artwork pada board game Journey of Bengok sudah sesuai dengan tema yang dibawakan, serta ilustrasi yang disajikan terkesan simpel, rapi, serta mudah dipahami berkat penerapan style flat design yang digunakan. Kemudian ilustrasi pada kemasan dan papan pemain sudah dapat membantu pemain dalam mendapatkan gambaran kondisi rawa, meskipun masih bisa ditambahkan makhluk hidup atau aktivitas manusia agar ilustrasi yang ditampilkan terlihat lebih hidup. Proses pengujian dengan ahli ilustrasi dapat dilihat pada Gambar 21.", "type": "Text" }, { "left": 182, "top": 604, "width": 245, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Gambar 21. Proses pengujian dengan ahli ilustrasi", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 628, "width": 439, "height": 82, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Tahap kedua dilakukan dengan metode kualitatif, yaitu melakukan wawancara kepada owner Bengok Craft, yaitu Firman Setyaji. Berdasarkan hasil wawancara, didapatkan hasil bahwa perancangan artwork pada board game Journey of Bengok telah sesuai dengan visual branding dari Bengok Craft yang mengusung konsep minimalis serta dapat mewakili pesan-pesan yang ingin disampaikan oleh Bengok Craft kepada calon konsumennya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 711, "width": 439, "height": 41, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Tahap ketiga dilakukan dengan metode kuantitatif melalui kuesioner dengan skala likert untuk mendapatkan hasil yang valid dari 30 target audience dengan rentang usia 20-25 tahun di Salatiga. Skala likert merupakan suatu skala penilaian yang menyajikan", "type": "Text" }, { "left": 513, "top": 755, "width": 11, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "77", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 59, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "JESKOVSIA", "type": "Page header" }, { "left": 405, "top": 36, "width": 119, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Vol.07, No.02, Tahun 2023", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 439, "height": 96, "page_number": 14, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "pilihan untuk mengukur tingkat persetujuan terhadap sesuatu (Maryuliana dkk, 2016). Skala likert memiliki empat atau lebih butir-butir pertanyaan yang dikombinasikan sehingga membentuk sebuah skor atau nilai yang merepresentasikan sifat individu, misalkan pengetahuan, sikap dan perilaku (Setyawan & Walter, 2018). Kuesioner yang dibagikan terdiri dari beberapa pilihan, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju, (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Hasil dari kuesioner yang telah dijawab audience dapat dilihat pada Tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 178, "width": 438, "height": 563, "page_number": 14, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Skor kuesioner skala likert No. Pertanyaan SS S TS STS 1. Warna pada logo game ini sudah menarik 73% 27% 0% 0% 2. Warna pada kemasan game ini sudah menarik 63% 37% 0% 0% 3. Warna pada karakter sudah menarik 60% 40% 0% 0% 4. Warna pada papan rawa sudah menarik 63% 37% 0% 0% 5. Warna pada enceng gondok sudah menarik 53% 47% 0% 0% 6. Warna pada papan kerja sudah menarik 53% 47% 0% 0% 7. Warna pada produk sudah menarik 57% 43% 0% 0% 8. Warna pada kartu kebutuhan pasar sudah menarik 63% 37% 0% 0% 9. Saya menyukai jenis huruf yang digunakan pada kemasan 63% 37% 0% 0% 10. Saya dapat membaca teks pada kemasan dengan baik 73% 27 0% 0% 11. Saya dapat melihat angka pada papan rawa dengan baik 60% 30% 10 % 0% 12. Saya dapat melihat angka pada dadu cuaca dengan mudah 50% 43% 7% 0% 13. Saya dapat membaca huruf dan angka di papan pemain 57% 43% 0% 0% 14. Saya dapat membedakan jumlah eceng gondok 53% 40% 7% 0% 15. Saya menyukai desain karakter pada game ini 67% 33% 0% 0% 16. Saya menyukai desain pakaian yang digunakan karakter 47% 53% 0% 0% 17. Saya menyukai bentuk logo pada game ini 60% 40% 0% 0% 18. Saya merasa tertarik ketika melihat desain pada kemasan 60% 37% 3% 0% 19. Saya merasa tertarik ketika melihat desain papan rawa 60% 40% 0% 0% 20. Saya merasa tertarik ketika melihat desain papan kerja 60% 37% 3% 0%", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 755, "width": 11, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "78", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 59, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "JESKOVSIA", "type": "Page header" }, { "left": 405, "top": 36, "width": 119, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Vol.07, No.02, Tahun 2023", "type": "Page header" }, { "left": 84, "top": 72, "width": 438, "height": 239, "page_number": 15, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "No. Pertanyaan SS S TS STS 21. Saya menyukai game ini karena memiliki tampilan yang modern dan minimalis 43% 57% 0% 0% 22. Saya menyukai gambar pada enceng gondok 47% 50% 3% 0% 23. Saya menyukai gambar pada produk 53% 47% 0% 0% 24. Saya mendapatkan gambaran kondisi sebuah rawa 57% 30% 13 % 0% 25. Saya dapat mengidentifikasi gambar cuaca pada dadu 47% 50% 3% 0% 26. Saya dapat mengidentifikasi gambar produk dengan mudah 53% 43% 3% 0% 27. Saya memahami informasi pada kartu kebutuhan pasar 53% 47% 0% 0% 28. Elemen ilustrasi yang digunakan dapat membantu saya dalam mengetahui identitas visual dari Bengok Craft 50% 47% 3% 0%", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 339, "width": 439, "height": 192, "page_number": 15, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Dari hasil kuesioner yang dibagikan diperoleh data dari rata-rata setiap kategori, sebanyak 90% audience setuju warna yang digunakan pada board game sudah menarik, sebanyak 89% audience menyukai font yang digunakan dan dapat terbaca dengan baik, sebanyak 89,5% menyukai desain pada karakter pemain, sebanyak 89% merasa tertarik dengan tampilan desain pada board game yang bernuansa simple minimalis, sebanyak 87% dapat memahami informasi yang disajikan melalui gambar dan ikon pada board game , dan sebanyak 86% audience terbantu dalam mengetahui identitas visual dari Bengok Craft . Berdasarkan pengujian tersebut, didapatkan hasil bahwa target audience menyukai tampilan pada board game Journey of Bengok karena terlihat simple dan pemilihan warna-warna yang cerah membuat audience semakin tertarik untuk memainkan board game. selain itu, audience dapat terbantu dalam memahami alur permainan sekaligus mendapatkan gambaran dari proses bisnis Bengok Craft melalui ilustrasi yang ditampilkan. Pada beberapa bagian, ukuran font yang digunakan terlalu kecil, sehingga menyebabkan audience kesulitan dalam membaca teks dan angka yang tertera pada board game.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 546, "width": 81, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 560, "width": 439, "height": 82, "page_number": 15, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Media promosi merupakan salah satu elemen penting dalam menjalankan suatu usaha atau bisnis, yang berfungsi untuk menarik perhatian calon konsumen dan mempertahankan konsumen yang sudah ada. Identitas visual dari suatu brand yang kemudian dituangkan melalui media promosi dapat membantu brand dalam meningkatkan brand awareness konsumen, yang nantinya dapat meningkatkan hubungan antara brand dengan konsumennya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 642, "width": 440, "height": 96, "page_number": 15, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Board game Journey of Bengok merupakan sebuah inovasi pada media promosi yang berfungsi untuk mengenalkan proses bisnis serta penerapan identitas visual dari Bengok Craf, sehingga masyarakat dapat terbantu dalam mendapatkan gambaran proses bisnis yang dilalui oleh Bengok Craft . Board game Journey of Bengok berhasil mendapatkan respon positif dari berbagai pihak dan telah diikutsertakan dalam berbagai event yang diikuti oleh Bengok Craft, seperti pameran dan workshop, sehingga sangat memungkinkan untuk dilakukan pengembangan lebih lanjut, seperti mengembangkan", "type": "Text" }, { "left": 513, "top": 755, "width": 11, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "79", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 59, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "JESKOVSIA", "type": "Page header" }, { "left": 405, "top": 36, "width": 119, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Vol.07, No.02, Tahun 2023", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 439, "height": 27, "page_number": 16, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "board game dengan fitur augmented reality atau menambahkan inovasi dan terobosan visual lain untuk brand identity.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 109, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 127, "width": 439, "height": 26, "page_number": 16, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Anindita, M., & Menul Teguh Riyanti (2016). Tren Flat Design Dalam Desain Komunikasi Visual. Jurnal Dimensi DKV Vol. 1-No.1 April 2016.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 154, "width": 438, "height": 27, "page_number": 16, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Conarta, Sintya (2015). Perancangan Brand Building Dan Media Promosi Untuk Properpouch di Surabaya. VICIDI, Vol. 03 (No. 03), 18–28.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 182, "width": 439, "height": 40, "page_number": 16, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Fitriani, E. (2019). Motion Graphic Flat Design Sebagai Media Kampanye Anti School Bullying Pada Anak di Kota Batu, Malang. Surakarta: Institut Seni Indonesia Surakarta.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 223, "width": 440, "height": 41, "page_number": 16, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Hendrawan, A., Christyan Budi Susilo, dan Cherly Barbara (2018). Perancangan Board Game Sebagai Media Penanaman Moral Bagi Anak Usia 6-9 Tahun Melalui Pendekatan Pendidikan Agama Kristen. Artika Vol.3, No.1 Juli 2018.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 265, "width": 440, "height": 40, "page_number": 16, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Himmamie, Y., Sapto Adi, & Suci Puspita Ratih (2019). Pengembangan Permainan Papan (Board Game) Edukatif Sebagai Media Promosi Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak Usia Sekolah. In Sport Science and Health | (Vol. 1, Issue 2): 2019.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 310, "width": 438, "height": 27, "page_number": 16, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Istianto, T. (2013). Perancangan Board Game Tentang Bercocok Tanam Di Rumah. Jurnal Desain Komunikasi Visual Adiwarna , vol. 1, no. 2, 2013.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 338, "width": 440, "height": 68, "page_number": 16, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Maryuliana, Imam Much Ibnu Subroto, dan Sam Farisa Chairul Haviana (2016). Sistem Informasi Angket Pengukuran Skala Kebutuhan Materi Pembelajaran Tambahan Sebagai Pendukung Pengambilan Keputusan Di Sekolah Menengah Atas Menggunakan Skala Likert. Jurnal Transistor Elektro Dan Informatika (TRANSISTOR EI), Vol. 1 (No. 2).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 407, "width": 439, "height": 27, "page_number": 16, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Prasetyo, R. H. (2019). Perancangan Identitas Visual Dan Aplikasinya Pada Media Promosi Produk Umkm Pizza Laila Pati.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 435, "width": 439, "height": 40, "page_number": 16, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Pudrianisa, S. G., & Rizky. (2020). Board Game Arkeologi sebagai Media Komunikasi Pemasaran Efektif. Jurnal PIKMA: Publikasi Ilmu Komunikasi Media Dan Cinema, Volume 2, No. 2, Maret 2020, hal. 130-136.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 476, "width": 439, "height": 27, "page_number": 16, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Sarwono, Jonathan, dan Harry Lubis, 2007, Metode Riset untuk Desain Komunikasi Visual, Yogyakarta: CV Andi Offset", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 504, "width": 440, "height": 27, "page_number": 16, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Setiabudi, F. B. (2013). Perancangan Visual Artwork pada Game Simulasi Food Web Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 531, "width": 439, "height": 41, "page_number": 16, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Setyawan, R. A., & Walter F. Atapukan. (2018). Pengukuran Usability Website E-Commerce Sambal Nyoss Menggunakan Metode Skala Likert. Universitas Janabadra. Vol. 7, pp. 54–61, 2018.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 573, "width": 439, "height": 27, "page_number": 16, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Weirian, J. (2018). Perancangan Visual Artwork Board Game Edukasi Membangun Sikap Toleransi. Jurnal Imajinasi Vol. XIII No. 2 - Juli 2019", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 755, "width": 11, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "80", "type": "Page footer" } ]
c1aa3fa6-1059-25fd-3891-d872b8009fc3
https://e-jurnal.stikes-isfi.ac.id/index.php/JIIS/article/download/367/322
[ { "left": 113, "top": 59, "width": 240, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 5(1), Maret 2020, 20-26", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 73, "width": 167, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2502-647X; e-ISSN: 2503-1902", "type": "Text" }, { "left": 268, "top": 788, "width": 248, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Deasy Nur Chairin Hanifa & Ika Ayu Mentari | 20", "type": "Page footer" }, { "left": 120, "top": 116, "width": 387, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENGARUH PEMBERIAN KONSELING MENGGUNAKAN BOOKLET TERHADAP PENGETAHUAN DIABETES MELLITUS MASYARAKAT DI KECAMATAN ANGGANA, KALIMANTAN TIMUR", "type": "Section header" }, { "left": 194, "top": 171, "width": 237, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Deasy Nur Chairin Hanifa*, Ika Ayu Mentari", "type": "Section header" }, { "left": 116, "top": 185, "width": 393, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakultas Kesehatan dan Farmasi, Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur", "type": "Text" }, { "left": 242, "top": 213, "width": 139, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "*Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 173, "top": 240, "width": 281, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Artikel diterima:26 Agustus 2019; Disetujui: 24 Maret 2020 DOI: https://doi.org/10.36387/jiis.v5i1.367", "type": "Text" }, { "left": 283, "top": 282, "width": 61, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 295, "width": 401, "height": 343, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diabetes mellitus adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah akibat gangguan pada sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat efektivitas pemberian edukasi terhadap pengetahuan masyarakat mengenai penyakit diabetes mellitus. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Anggana. Sasaran kelayakan penelitian ini adalah masyarakat yang berada di daerah desa yang sebagian besar belum mengenal informasi tentang resiko, pencegahan, dan pengobatan diabetes mellitus. Metode penelitian ini menggunakan konseling dengan alat bantu booklet dan diskusi tanya jawab. Penilaian tingkat pengetahuan menggunakan kuesioner Diabetes Knowledge Questionnaire (DKQ) - 24. Rancangan penelitian menggunakan metode kuasi eksperimental dengan one group pretest-posttest design. Pengukuran pengetahuan sebelum dan sesudah pemberian intervensi digunakan analisis statistik Wilcoxon. Responden penelitian didominasi oleh perempuan 68% dan laki-laki 32% dengan rentang usia kurang dari 60 tahun sebanyak 77% dan lebih dari 60 tahun 23%. Hasil pretest menggunakan kuesioner DKQ - 24 menunjukkan responden dengan kategori pengetahuan rendah sebanyak 27%, pengetahuan cukup sebanyak 65%, dan pengetahuan tinggi 8%. Dua minggu kemudian dilakukan posttest dengan menggunakan kuesioner DKQ – 24, diperoleh hasil responden dengan kategori pengetahuan rendah sebanyak 3%, pengetahuan cukup sebanyak 77%, dan pengetahuan tinggi sebanyak 20%. Nilai rata-rata pengetahuan masyarakat tentang pencegahan dan pengobatan diabetes mellitus, yaitu pretest 10,17 ± 4,891 dan posttest 14,20 ± 3,119. Ditemukan hubungan antara sebelum dan sesudah diberikan pemberian konseling dengan nilai p < 0,000. Hasil tersebut menunjukkan adanya pengaruh peningkatan pengetahuan tentang diabetes mellitus setelah pemberian konseling.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 654, "width": 393, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : Diabetes Mellitus, Diabetes Knowledge Questionnaire-24, Edukasi", "type": "Text" }, { "left": 281, "top": 682, "width": 64, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 696, "width": 400, "height": 52, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diabetes mellitus is a metabolic disease characterized by an increase in blood sugar levels due to interference with insulin secretion, insulin action or both. The aim of this research is to look the effect of counseling on public knowledge about diabetes mellitus. This research was conducted in Sidomulyo Village,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 59, "width": 240, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 5(1), Maret 2020, 20-26", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 73, "width": 167, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2502-647X; e-ISSN: 2503-1902", "type": "Text" }, { "left": 268, "top": 788, "width": 248, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Deasy Nur Chairin Hanifa & Ika Ayu Mentari | 21", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 232, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anggana District. The target of the feasibility of this research is the people who are in rural areas who mostly do not know the information about the risk, prevention, and treatment of diabetes mellitus. The method was used a counseling with booklet and the discussions. The level of knowledge was assessed using the DKQ - 24. This research used a quasi-experimental method with one group pretest-posttest design. Measurement of knowledge used Wilcoxon statistical analysis. Research respondents were dominated by 68% women and 32% of men with an age range of fewer than 60 years by 77% and more than 60 years by 23%. The results of the pretest using the DKQ-24 questionnaire showed respondents with a low knowledge category of 27%, moderate knowledge of 65%, and high knowledge of 8%. Two weeks later a post-test was conducted using the DKQ-24 questionnaire, the results obtained by respondents with the category of low knowledge by 3%, moderate knowledge by 77%, and high knowledge by 20%. The average value about the prevention and treatment of diabetes mellitus, showed pretest 10.17 ± 4.891 and posttest 14.20 ± 3.119. The relationship between pre and post counseling was found with a value of p <0,000. These results indicate the effect of increasing knowledge about diabetes mellitus after counseling.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 364, "width": 373, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keyword : Counseling , Diabetes Mellitus , Diabetes Knowledge Questionnaire", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 392, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 142, "top": 413, "width": 158, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diabetes mellitus (DM)", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 434, "width": 188, "height": 300, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "merupakan salah satu dari empat priotitas penyakit tidak menular dan dikenal sebagai penyakit silent killer, karena sering tidak disadari oleh penyandangnya dan baru diketahui saat sudah terkena komplikasi. DM merupakan penyakit gangguan metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah yang disebabkan oleh kekurangan ataupun retensi hormon insulin. Penyakit diabetes mellitus dapat menimbulkan komplikasi akut maupun kronis jika tidak di kendalikan dengan baik (Toharin et al ., 2015)", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 744, "width": 159, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data dari International Diabetic", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 392, "width": 188, "height": 363, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Federation tahun 2019 menyebutkan sekitar 463 juta jiwa orang dewasa mengidap penyakit diabetes. Berdasarkan data tersebut, apabila tidak dilakukan pencegahan maka prevalensi orang dengan diabetes akan terus meningkat menjadi 700 juta jiwa pada tahun 2045 (IDF, 2019). Pada tahun 2015, Indonesia menduduki peringkat ke tujuh untuk prevalensi penderita diabetes tertinggi di dunia dan 2/3 penderita diabetes mellitus di Indonesia tidak mengetahui bahwa dirinya mempunyai penyakit diabetes dan umumnya baru mengakses pelayanan kesehatan dalam kondisi sudah terlambat (sudah dengan komplikasi) (WHO, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 59, "width": 240, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 5(1), Maret 2020, 20-26", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 73, "width": 167, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2502-647X; e-ISSN: 2503-1902", "type": "Text" }, { "left": 268, "top": 788, "width": 248, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Deasy Nur Chairin Hanifa & Ika Ayu Mentari | 22", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 188, "height": 218, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prevalensi masyarakat yang mengidap penyakit diabetes mellitus di Kalimantan Timur mencapai 34,793 orang (Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, 2017). Kurangnya pengetahuan pasien terhadap terapi obat yang sedang dijalani akan mempersulit pengontrolan kadar gula darah. Intervensi untuk meningkatkan keberhasilan terapi DM perlu dilakukan oleh tenaga kefarmasian.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 344, "width": 188, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Pahlevi dkk, 2018). Hal ini sangat memungkinkan terjadinya peningkatkan jumlah penderita", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 406, "width": 188, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diabetes jika tidak dilakukan edukasi mengenai faktor resiko dan tanda- tanda penyakit diabetes sejak dini. Data World Health Organization (WHO) pada tahun 2015 menyebutkan populasi wilayah regional Asia Tenggara secara genetik rentan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 551, "width": 188, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terhadap faktor diabetogenik", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 572, "width": 188, "height": 176, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu edukasi di masyarakat untuk meningkatkam pengetahuan terhadap pencegahan dan pengobatan penyakit diabetes mellitus agar angka prevalensi penyakit diabetes mellitus di Indonesia, khususnya daerah Kalimantan Timur tidak mengalami peningkatan.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 116, "width": 134, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 354, "top": 137, "width": 159, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini dilakukan di", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 158, "width": 187, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 178, "width": 49, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anggana,", "type": "Text" }, { "left": 402, "top": 178, "width": 112, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kabupaten Kutai", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 199, "width": 188, "height": 301, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kartanegara dengan jumlah responden sebanyak 66 orang. Kriteria inklusi sampel penelitian, yaitu berusia ≥18 tahun, belum pernah mendapatkan penyuluhan atau edukasi mengenai diabetes mellitus, dapat membaca dan menulis dengan baik, dan bersedia menjadi subyek penelitian hingga selesai dengan menandatangani informed consent . Sedangkan kriteria ekslusi pada penelitian ini, yaitu responden yang tidak mengikuti penelitian hingga selesai atau pasien dengan gangguan mental atau kendala bahsa yang dapat mengganggu", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 509, "width": 188, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "jalannya penelitian. Pada penelitian ini menggunakan metode kuasi", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 572, "width": 188, "height": 176, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "eksperimental dengan rancangan penelitian one group pretest-postest desain. Metode sampling subjek penelitian menggunakan purposive sampling. Metode intervensi yang dilakukan dalam bentuk konseling dan tanya jawab menggunakan booklet yang telah dilakukan validasi menggunakan content validity dengan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 59, "width": 240, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 5(1), Maret 2020, 20-26", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 73, "width": 167, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2502-647X; e-ISSN: 2503-1902", "type": "Text" }, { "left": 268, "top": 788, "width": 248, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Deasy Nur Chairin Hanifa & Ika Ayu Mentari | 23", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 188, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "parameter penilaian berupa peningkatan pengetahuan responden penelitian. Pengukuran", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 158, "width": 188, "height": 197, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tingkat pengetahuan menggunakan kuesioner Diabetes Knowledge Questionnaire (DKQ) – 24 yang diberikan sebelum intervensi dan dua minggu pasca intervensi. Penilaian menggunakan DKQ – 24 terdiri dari dua jawaban, yaitu “Ya” dan “Tidak” dengan nilai tertinggi 1 dan terendah 0, yang kemudian total nilai jawaban", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 365, "width": 188, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dijumlahkan dan dikategorikan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 385, "width": 187, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis statistik yang digunakan, yaitu Wilcoxon.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 448, "width": 158, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 468, "width": 188, "height": 218, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini dimulai dengan melakukan pretest mengenai tingkat pengetahuan masyarakat terhadap diabetes mellitus. Adapun kuesioner yang digunakan adalah kuesioner Diabetes Knowledge Questionnaire (DKQ) – 24, dengan jumlah soal yang diberikan adalah 24 soal (Dussa et al,2015). Setelah semua kuisioner terkumpul, selanjutnya dilakukan pemberian konseling mengenai", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 696, "width": 87, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diabetes mellitus.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 716, "width": 188, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah dua minggu dilakukan evaluasi menggunakan kuesioner", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 116, "width": 187, "height": 177, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DKQ-24. Hal ini bertujuan untuk melihat ada tidaknya peningkatan pengetahuan masyarakat setelah pemberian konseling tentang diabetes mellitus. Kuesioner yang digunakan pada saat pretest dan posttest adalah kuesioner yang sama. Adapun karateristik dari responden dapat dilihat pada Tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 316, "width": 172, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Karakteristik responden Karakteristik Jumlah", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 331, "width": 187, "height": 406, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "subjek (n = 66) Persentase (%) Jenis Kelamin Laki-laki 21 32 Perempuan 45 68 Usia < 60 tahun 51 77 ≥ 60 tahun 15 23 Berdasarkan karakteristik, peserta dibagi menjadi 2 (dua) kelompok usia, yaitu dewasa dengan batasan usia 18-59 tahun (< 60 tahun) dan lansia dengan usia di atas 60 tahun (≥ 60 tahun) dengan hasil perbandingan presentase yaitu 77% (usia < 60 tahun) dan 23% (usia ≥ 60 tahun) (Kemenkes RI, 2013). Rata- rata responden yang mengikuti penelitian ini berusia 48 tahun. Hasil ini sesuai dengan PERKENI tahun", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 59, "width": 240, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 5(1), Maret 2020, 20-26", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 73, "width": 167, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2502-647X; e-ISSN: 2503-1902", "type": "Text" }, { "left": 268, "top": 788, "width": 248, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Deasy Nur Chairin Hanifa & Ika Ayu Mentari | 24", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 187, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2015 yang menyebutkan bahwa batasan umur yang berisiko terhadap diabetes mellitus tipe 2 di Indonesia adalah 45 tahun ke atas (PERKENI, 2015)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 220, "width": 188, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kejadian diabetes mellitus meningkat seiring dengan pertambahan usia. Khususnya pada", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 282, "width": 187, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "usia lebih dari 40 tahun disebabkan karena pada usia tersebut mulai terjadi peningkatan intoleransi glukosa.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 344, "width": 187, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adanya proses penuaan menyebabkan berkurangnya kemampuan sel beta", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 116, "width": 187, "height": 135, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pankreas dalam memproduksi insulin (Trisnawati et al, 2013). Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan target penelitian ini sesuai, sehingga dapat menambah pengetahuan masyarakat terkait resiko dan pencegahan diabetes mellitus.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 261, "width": 187, "height": 115, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berikut ini hasil pengujian pretest dan posttest menggunakan kuesioner DKQ-24 berdasarkan tingkat pengetahuan yang dapat dilihat pada Tabel 2 dan deskripsi nilainya yang dapat dilihat pada Tabel 3.", "type": "Text" }, { "left": 124, "top": 399, "width": 376, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Hasil pengujian pretest dan posttest berdasarkan tingkat pengetahuan", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 414, "width": 287, "height": 136, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kategori Tingkat Pengeta huan Pretest Posttest Jumlah subjek (n=66) Persentase (%) Jumlah subjek (n=66) Persentase (%) Rendah (0-8) 18 27 2 3 Cukup (9-16) 43 65 51 77 Tinggi (17-24) 5 8 13 20", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 568, "width": 364, "height": 118, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Deskripsi nilai hasil pretest dan posttest Hasil Kuesioner Pretest Posttest Nilai Terendah 0 8 Nilai Tertinggi 19 20 Nilai Rata-Rata 10,17 ± 4,891 14,20 ± 3,119 Berdasarkan data pada Tabel 3 dapat terlihat adanya peningkatan nilai", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 696, "width": 188, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dari pretest dan posttest yang ditunjukkan dengan peningkatan nilai terendah, tertinggi, dan nilai rata-rata.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 655, "width": 187, "height": 93, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain itu, dapat pula terlihat adanya perubahan berdasarkan kategori tingkat pengetahuan. Dari yang awalnya 18 orang subjek dengan kategori rendah, menurun menjadi", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 59, "width": 240, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 5(1), Maret 2020, 20-26", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 73, "width": 167, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2502-647X; e-ISSN: 2503-1902", "type": "Text" }, { "left": 268, "top": 788, "width": 248, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Deasy Nur Chairin Hanifa & Ika Ayu Mentari | 25", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 188, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "hanya 2 subjek, dan dari yang awalnya hanya 5 orang dengan tingkat pengetahuan tinggi, meningkat menjadi 13 orang. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 220, "width": 187, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pemberian konseling tentang diabetes mellitus terhadap tingkat pengetahuan responden.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 282, "width": 188, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya untuk melihat adanya pengaruh pemberian konseling terhadap hasil pengujian pretest dan Posttest dilakukan uji statistic Wilcoxon yang", "type": "Table" }, { "left": 220, "top": 365, "width": 81, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ditandai oleh", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 385, "width": 188, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "peningkatan nilai posttest maka,", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 406, "width": 188, "height": 156, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Berdasarkan hasil uji normalitas data pretest dan posttest didapatkan hasil data tidak terdistribusi normal (< 0,05), sehingga untuk analisa selanjutnya digunakan Uji Wilcoxon. Hasil uji Wilcoxon dapat dilihat pada Tabel 4.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 585, "width": 172, "height": 110, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Hasil uji wilcoson Test Statistics a Postest – pretest Z -6.919 b Asymp. Sig. (2- tailed) .000 a. Wilcoxon Signed Ranks Test", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 698, "width": 138, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Based on negative ranks.", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 116, "width": 188, "height": 239, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil uji Wilcoxon dapat terlihat bahwa P value 0,000 (< 0,05). Hal ini menunjukkan adanya pengaruh pemberian konseling tentang diabetes mellitus yang ditunjukkan dengan hasil yang signifikan dari data pretest dan posttest . Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan pemberian informasi oleh farmasi terbukti meningkatkan pengetahuan seseorang (Permata sari et al , 2017).", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 385, "width": 84, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 354, "top": 406, "width": 160, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemberian konseling", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 427, "width": 187, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menggunakan booklet terbukti dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang diabetes mellitus.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 510, "width": 148, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UCAPAN TERIMA KASIH", "type": "Section header" }, { "left": 326, "top": 530, "width": 187, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ucapan terima kasih diberikan kepada Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur atas dana penelitian dosen pemula yang telah diberikan.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 634, "width": 113, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 326, "top": 654, "width": 187, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, 2017, Profil Kesehatan", "type": "Text" }, { "left": 354, "top": 682, "width": 159, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Provinsi Kalimantan Timur tahun 2016 , http://www.Depkes.Go.Id. diakses 28 November 2018.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 59, "width": 240, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 5(1), Maret 2020, 20-26", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 73, "width": 167, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2502-647X; e-ISSN: 2503-1902", "type": "Text" }, { "left": 268, "top": 788, "width": 248, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Deasy Nur Chairin Hanifa & Ika Ayu Mentari | 26", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 187, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dussa, K., Parimalakhrisnan, S., dkk,", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 130, "width": 159, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2015, Assessment Of Diabetes Knowledge Using Diabetes Knowledge Questionnaire Among People With Type 2 Diabetes Melitus, Asian J Pharm", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 199, "width": 125, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Clin Res , Vol 8, 254–256.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 219, "width": 187, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Diabetes Federation,", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 231, "width": 159, "height": 40, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2019, IDF Diabetes Atlas 9 th Edition , Brussels: International Diabetes Federation.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 280, "width": 188, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013, Pokok-Pokok", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 307, "width": 159, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Riset Kesehatan Dasar", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 321, "width": 69, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Provinsi Riau .", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 341, "width": 188, "height": 169, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pahlevi, M.R., Abdul R., Valentina M., 2018, Pengaruh Brief Counseling Terhadap Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rsud Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin, Jurnal Ilmiah Ibnu Sina , Vol 3 , 2, 224-233 Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI), 2015, Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Di", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 513, "width": 187, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia , Jakarta Permatasari, J., Almasdy, D., dkk,", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 546, "width": 158, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2017, Pengaruh Konseling", "type": "List item" }, { "left": 354, "top": 116, "width": 159, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Farmasis Terhadap Pengetahuan dan Kepatuhan Pasien HIV/AIDS di Poliklinik VCT RSUP Dr. M. Djamil Padang,", "type": "Table" }, { "left": 354, "top": 171, "width": 159, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Sains Farmasi & Klinis , Vol 3 , 178.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 205, "width": 187, "height": 121, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Toharin, S.N.R., Widya H.C., dkk, 2015, Hubungan Modifikasi Gaya Hidup Dan Kepatuhan Konsumsi Obat Antidiabetik Dengan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rs Qim Batang Tahun 2013, Unnes Journal of Public Health. Vol 4 , 2", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 335, "width": 187, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Trisnawati, S.K. dan Soedijono, S.,", "type": "Text" }, { "left": 354, "top": 349, "width": 160, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2013, Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe II Di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat Tahun 2012, Jurnal Ilmiah Kesehatan,", "type": "Table" }, { "left": 354, "top": 418, "width": 48, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol 5 , 2 .", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 438, "width": 187, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "World Health Organization South East Asia Regional Office, 2015, Diabetes Fakta dan Angka ,", "type": "Text" }, { "left": 354, "top": 479, "width": 159, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://www.searo.who.int/indon esia/topics/8-whd2016-diabetes- facts-and-numbers- indonesian.pdf.diakses 28 November 2018.", "type": "Table" } ]
8e7762bb-6dce-29e9-d722-3e12e51804a2
https://jurnal.stt-gamaliel.ac.id/index.php/gamaliel/article/download/52/24
[ { "left": 375, "top": 39, "width": 169, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Gamaliel : Teologi Praktika Vol 2, No 2, September 2020", "type": "Page header" }, { "left": 525, "top": 733, "width": 19, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "114", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 103, "width": 443, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "RESPON ORANG KRISTEN TERHADAP PEMBERITAAN TELEVISI MENGENAI COVID-19", "type": "Section header" }, { "left": 291, "top": 159, "width": 33, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Oleh :", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 181, "width": 39, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Simon", "type": "Section header" }, { "left": 213, "top": 203, "width": 189, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sekolah Tinggi Teologi Salatiga Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 248, "width": 417, "height": 191, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ABSTRAK - Fokus artikel ini tentang respon orang Kristen terhadap pemberitaan televisi terkait Covid-19. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan konten analisis. Hasil dari temuan artikel ini mengungkapkan bahwa pemberitaan televisi terkat Covid-19 lebih cenderung memberitakan angka-angka kematian dibandingkan dengan peliputan pasian yang sembuh. Kemudian dalam pemberitaan Covid-19 kepada pemirsa, narasi ketakutan sering digemakanoleh televisi dibandingkan narasi yang sifatnya menyemangati atau mengajak untuk bersikap optimisme. Selain itu, pemberitaan televisi dalam negeri masih lebih dominan mengekor pada pemberitaan media luar negeri. Berdasarkan fakta pemberitaan televisi tentang Covid-19 ini maka orang Kristen perlu meresponinya dengan hati dan pikiran tetap tenang yang diperoleh melalui perenungan Firman Tuhan dan iman yang teguh kepada Allah, melakukan pembanding informasi dari apayang ditonton, serta tidak ikut tersugesti atau terpengaruh.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 447, "width": 259, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata kunci: Berita, Covid-19, Televisi, Orang Kristen", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 475, "width": 416, "height": 163, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ABSTRACT - Focus of this article about how Christians have responded to television coverage regarding Covid-19. This reseach used descriptive qualitative method with content analysis approach. The results of the findings of this article reveal that television coverage related to Covid-19 is more likely to report mortality rates than coverage of patients who recover. Then in Covid-19 reporting to viewers, narratives of fear are often echoed by television compared to narratives that are encouraging or inviting to be optimistic. In addition, domestic television coverage is still more dominant following foreign media coverage. Seeing this fact in relation to television coverage of Covid-19, Christians should respond with a calm heart and mind, make comparisons of information about what they watch, and not be suggested or influenced. This can be applied by Christians when the Word of God is firmly meditate on and believed and becomes a guide for their life.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 654, "width": 246, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords: News, Covid-19, Television, Christians", "type": "Text" }, { "left": 375, "top": 39, "width": 169, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Gamaliel : Teologi Praktika Vol 2, No 2, September 2020", "type": "Page header" }, { "left": 525, "top": 733, "width": 19, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "115", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 102, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 118, "width": 220, "height": 297, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Memasuki awal tahun 2020, dunia digemparkan dengan berita timbulnya jenis penyakit baru yang dinamai World Health Organization (WHO) sebagai virus corona atau yang disingkat Covid-19. Berita penyebaran Covid-19 pun langsung begitu cepat tersiar keberbagai belahan benua oleh berbagai media seperti televisi, Facebook, Instagram dan lainnya. Seluruh media-media televisi memberitakan bahwa Covid-19 diyakini bermula penularannya di Provinsi Hubei, di pasar ikan Wuhan China. 1 Organisasi kesehatan dunia (WHO) pun langsung mengumumkan bahwa wabah yang diyakini bermula timbul dari Cina ini ditetapkan sebagai virus yang tergolong berbahaya. WHO telah menyatakan bahwa dunia berada dalam pandemi global sejak kemunculan virus ini. 2", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 420, "width": 223, "height": 153, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Covid-19 adalah jenis virus yang menyebabkan penyakit pada binatang maupun manusia. 3 Merebaknya virus ini turut mempengaruhi semua aspek tatanan kehidupan umat manusia secara mengglobal. Misalnya dalam bidang ekonomi akan berdampak pertumbuhan ekonomi melambat bahkan rentan karena aktivitas ekonomi mandek. Lembaga IMF mengatakan bahwa ekonomi dunia baru akan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 590, "width": 219, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 Adityo Susilo, “Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini” Jurnal Penyakit Dalam Indonesia,” Jurnal Penyakit Dalam Indonesia 7, no. 1 (2020): 45. 2 Dana Riksa Buana, “Analisis Perilaku Masyarakat Indonesia Dalam Menghadapi Pandemi Virus Corona (Covid-19) Dan Kiat Menjaga Kesejahteraan Jiwa,” Sosial & Budaya Syar-I 7, no. 3 (2020): 218.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 682, "width": 183, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3 Adityo Susilo, “Coronavirus Disease 2019:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 695, "width": 210, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tinjauan Literatur Terkini” Jurnal Penyakit Dalam Indonesia ,” 46.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 100, "width": 221, "height": 156, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "tumbuh 5,8% pada tahun 2021. 4 Secara sosial kegiatan hang out dan nongkrong terhenti. Dalam bidang pendidikan berubah dari sistem konvensional menjadi belajar on line dari rumah. 5 Dalam bidang keagamaan, ibadah di rumah ibadah dibatasi karena beresiko meningkatkan penyebaran Covid- 19 akibat kumpulan masa jemaat. Hal-hal ini menuntut ada kebijakan untuk mencegah penyebaran virus dengan", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 261, "width": 220, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "mempertimbangkan sisi positif dan negatifnya dalam berbagai aspek. 6", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 293, "width": 220, "height": 233, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Wabah yang telah mengganggu seluruh aspek tatanan kehidupan umat telah menyebabkan kesulitan yang besar. Informasi Covid-19 yang begitu cepat tersampaikan ke pelosok dunia tentunya karena berbagai peran media. Media menjadi corong utama masyarakat mengetahui bagaimana perkembangan virus ini baik informasi angka kematian, kesembuhan dan penyebaran, masyarakat dapat menyaksikannya secara langsung dari rumah atau dari smarphone masing-masing. Di satu sisi masyarakat memang merasakan peranan media mengenai beritacovid-19 ini, namun jika tidak berhati-hati media juga berpotensi", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 551, "width": 217, "height": 76, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4 “IMF: Ekonomi Global Akan Alami Masa Terburuk Akibat Virus Corona : Okezone Economy,” accessed Mei 10, 2020, https://economy.okezone.com/read/2020/04/15/20/21 99513/imf-ekonomi-global-akan-alami-masa- terburuk-akibat-virus-corona.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 630, "width": 214, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5 Frans Pantan & Priskila Issak Benyamin, “Peran Keluarga Dalam Pendidikan Anak Pada Masa Pandemi Covid-19,” Kharisamta 3, no. 1 (2020): 15. 6 Nur Rohim Yunus & Annissa Rezki, “Kebijakan Pemberlakuan Lockdown Sebagai Antisipasi Penyebaran Corona Virus Covid-19,” Sosial & Budaya Syar-I 7, no. 3 (2020): 227.", "type": "Text" }, { "left": 375, "top": 39, "width": 169, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Gamaliel : Teologi Praktika Vol 2, No 2, September 2020", "type": "Page header" }, { "left": 525, "top": 733, "width": 19, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "116", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 102, "width": 220, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "menciptakan ketakukan bagi masyarakat yang menyaksikan tayangan berita pandemik ini.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 150, "width": 220, "height": 376, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Masifnya pemberitaan media televisi mengenai Covid-19 turut di dukung oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Agung Suprio (Ketua KPI) menyarankan agar lembaga lembaga penyiaran berpartisipasi secara luas untuk menyiarkan tayangan terkait physical distancing untuk menghentikan penularan virus ini. 7 Memang di satu sisi televisi berkewajiban melakukannya tugas kejurnalistikannya tentang peliputan wabah ini, namun jika tidak jeli mengamati pemberitaan televisi yang terus-menerus menayangkan, maka psikologis pemirsanya dapat terganggu seperti munculnya kuatir dan kecemasan akibat pengaruh berita televisi karena Covid- 19. Menurut Khatimah, media massa memiliki peran penting dalam perubahan perilaku dalam masyarakat. 8 Iwan Joko Prasetyo mengatakan bahwa media dapat menggubah pendapat masyarakat tentang apa yang dianggap penting. Jadi media memiliki efek yang pengaruh yang besar, terutama berkaitan dengan proses belajar dan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 604, "width": 215, "height": 76, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "7 “KPI Minta Lembaga Penyiaran Masif Siarkan Penanggulangan & Pencegahan Covid-19 : Okezone Nasional,” accessed Mei 11, 2020, https://nasional.okezone.com/read/2020/04/20/337/22 02001/kpi-minta-lembaga-penyiaran-masif-siarkan- penanggulangan-pencegahan-covid-19.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 683, "width": 214, "height": 37, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "8 Husnul Khatimah, “Posisi Dan Peran Media Dalam Kehidupan Masyarakat,” Tasamuh 16, no. 1 (2018): 133.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 102, "width": 220, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "bukan dengan perubahan sikap dan pendapat. 9", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 134, "width": 220, "height": 233, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sebagian masyarakat menganggap pemberitaan media televisi terkait Covid-19 bukan lagi pada penyampaian informasi, namun sudah seperti menciptakan suasana yang horor serta tidak sehat bagi kejiwaan bahkan memunculkan keberatan para netizen dengan membuat tagar kampanye “matikan TV” sebagai bentuk protes mereka kepada media TV. Pendapat yang sama diberikan oleh Sanityastuti, bahwa saat ini siaran televisi (TV) telah membuat banyak protes dan kritikan termasuk dalam bentuk membuat seminar dan pendirian lembaga literasi media yang dilaksanakan oleh perguruan-perguruan tinggi. 10", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 372, "width": 220, "height": 265, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fokus dari pembahasan artikel ini bukan terletak pada Covid-19, tetapi tulisan ini menyoroti bagaimana pemberitaan televisi mengenai Covid-19. Orang Kristen tentu ikut menonton tayangan berita yang disiarkan oleh televisi. Bagimana orang Kristen meresponi tayangan berita Covid-19 yang disiarkan oleh televisi? Dua hal itulah yang akan diuraikan pada tulisan ini. Adapun tujuan dari pembahasan artikel ini untuk mengajarkan agar pembaca bersikap kritis dan analitis pada tayangan berita yang ditonton. Dengan membahas ini ada kontribusi atau manfaat yang diperoleh bagi pembaca untuk lebih berhati-hati dalam mencerna setiap pemberitaan di TV terkait berita Covid-19.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 657, "width": 215, "height": 62, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "9 Iwan Joko Prasetyo, “Pengaruh Pemberitaan Media Massa Terhadap Kredibilitas Pemimpin Simbolik Keagamaan,” Jurnal Komunikasi 8, no. 2 (2016): 13. 10 Marfuah Sri Sanityastuti, “Literasi Media : Upaya Menyikapi Tayangan Televisi” 7, no. 2 (2014): 25.", "type": "Text" }, { "left": 375, "top": 39, "width": 169, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Gamaliel : Teologi Praktika Vol 2, No 2, September 2020", "type": "Page header" }, { "left": 525, "top": 733, "width": 19, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "117", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 102, "width": 137, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 107, "top": 118, "width": 184, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abdurahman mengatakan bahwa", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 134, "width": 220, "height": 376, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "penelitian adalah aktivitas untuk mencari jawaban yang benar terhadap suatu persoalan dalam rangka mendapatkan pengetahuan ilmiah tertentu yang berguna secara teoritis maupun praktis. 11 Peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan kontent analisis. Peneliti akan akan menguraikan secara mendetail isi tentang informasi yang ada dalam media massa dan televisi. Analisis isi merupakan metode yang meliputi semua analisis mengenai isi teks, tetapi disisi lain analisis isi juga digunakan dalam pendeskripsian pendekatan analisis yang khusus. 12 Menurut Zahrotunnimah metode analisis isi adalah cara pengambilan kesimpulan dengan mengenali berbagai karakteristik khusus suatu pesan secara objektif, sistematis dan generalis. Tayangan pemberitaan tevelesi terkait Covid-19 dilihat dan diamati peneliti, kemudian dikaitkan dengan tanggapan masyarakat (netizen) terhadap berita yang disiarkan untuk memperoleh sebuah keobjektifan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 630, "width": 212, "height": 37, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "11 Ating Somantri Maman Abdurahman, Sambas Ali Muhidin, Dasar-Dasar Metode Statistika Untuk Penelitian (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), 13.", "type": "Footnote" }, { "left": 71, "top": 670, "width": 217, "height": 50, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "12 Zahrotunnimah, “Langkah Taktis Pemerintah Daerah Dalam Pencegahan Penyebaran Virus Corona Covid-19 Di Indonesia,” Sosial & Budaya Syar-I 7, no. 3 (2020): 250.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 102, "width": 158, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 134, "width": 220, "height": 75, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Posisi Televisi dalam Kehidupan Masyarakat Semenjak masa Orde Baru berlalu dan beralih ke era reformasi, laju pertumbuhanmedia televisi semakin", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 213, "width": 157, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "menanjak pertambahannya.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 213, "width": 221, "height": 440, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dengan bertambahnya jumlah stasiuntelevisi pasca reformasi, monopoli media tidak berlaku lagi dimasa kini, karena masyarakat mempunyai berbagai pilihan stasiun televisi yang disukai. Nizomi mengatakan bahwa padamasa Orde Baru, hanya ada TVRI, namun di era reformasi muncul banyak stasiun swasta berskala nasional (RCTI, SCTV, ANTV, Indosiar, TV One dan lainnya) serta aneka stasiun televisi di daerah. Hal ini memberi banyak pilihan kepada masyarat baik jenis konten tayangannya maupun konten hiburan atau informasi. 13 Stasiun televisi turut mempengaruhi seluruh aspek kehidupan dalam masyarakat di masa kini. Televisi kini bukan lagi sebatas pengusir kebosanan dihati, tetapi telah menjelma membentuk tatanan aspek hidup masyarat Indonesia. Ini pula yang diungkapkan oleh Nurchayati bahwa Televisi pada saat ini bukan lagi barang mewah yang hanya dapat dimiliki oleh sebagian orang. Seiring perkembangan teknologi serta daya kemampuan finansial masyarakat makin meningkat, membuat televisi dapat dihadirkan disetiap rungan dalam keluarga. Dengan kemudahan televisi", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 670, "width": 218, "height": 50, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "13 Khairin Nizomi, “LITERASI MEDIA (Analisis Isi Terhadap Tayangan Televisi Pesbukers),” JIPI (Jurnal Ilmu Perpustakaan Dan Informasi) Vol.3 No. 1 (2018): 86.", "type": "Text" }, { "left": 375, "top": 39, "width": 169, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Gamaliel : Teologi Praktika Vol 2, No 2, September 2020", "type": "Page header" }, { "left": 525, "top": 733, "width": 19, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "118", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 102, "width": 220, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "yang didapatkan oleh masyarat menyebabkan intensitas keseharian", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 134, "width": 220, "height": 75, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "menonton tidak bisa lepas dari televisi. Televisi mampu menarik perhatian masyarakat dari semua kalangan dengan berbagai variasi program acara yang disuguhkan. 14", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 213, "width": 223, "height": 281, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Posisi televisi dalam kehidupan masyarat telah mempengaruhi berbagai aspek manusia. Dalam aspek ekonomi menciptakan percepatan perputaran uang karena gaya hidup masyarakat menjadi semakin konsumtif. Ini dikarenakan tayangan-tayangan iklan TV membuat masyarakat menjadi konsumtif yang memanjamakan mata oleh produk iklan. Dengan makin konsumtif, maka pergerakan ekonomipun menjadi cepat karena perputaran barang dan uang berjalan ditengah masyarakat. Menurut Rosana, media berguna dalam melindungi informasi, menghibur, membentuk opini masyarakat, mentransfer budaya, mempromosikan barang dan jasa, mendidik dan bersosialisasi. 15", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 499, "width": 220, "height": 106, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tidak mengherankan jika dimasa kini, para pemilik stasiun televisi berlomba- lomba menayangkan acara yang tujuan utamanya mendatangkan keuntungan secara besar-besaran. Sebab media televisi merupakan ladang bisnis yang menjanjikan. Kecenderungan bisnis media sekarang", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 630, "width": 210, "height": 50, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "14 Zulin Nurchayati, “Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa Dan Pengaruhnya,” Masyarakat Telematika Dan Informasi 16, no. 2 September (2015): 59.", "type": "Footnote" }, { "left": 71, "top": 683, "width": 209, "height": 37, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "15 Anita Septiani Rosana, “Akses Informasi Melalui Media Massa Di Era Globalisasi (Persfektif Etika Media),” Jurnal Gema Eksos 5, no. 1 (2009): 53.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 102, "width": 220, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dimasa kini dianggap sebagai bisnis umum untuk mengeruk keuntungan yang menggunung tanpa perlu", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 150, "width": 220, "height": 122, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "mempertimbangkan isi dan muatan yang terkandung di dalam konten media itu. Sesungguhnya isi dan muatan konten medialah yang bernilai penting bagi kehidupan masyarakat. Jika media hanya bertujuan untuk pengerukan profit, maka media menjadi alat penjajahan abad modern ini. 16", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 277, "width": 220, "height": 376, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Posisi televisi dalam kehidupan masyarat juga turut mempengaruhi kondisi psikologis penontonnya. Kondisi psikologis yang dimaksud suasana pikiran yang penat dapat disegarkan dari tayangan hiburan yang disajikan oleh televisi. Kondisi hati yang galau atau murung dapat menjadi riang gembira dengan konten acara yang membuat penontonnya tertawa. Setuju atau tidak setuju televisi dapat mengubah suasana psikologis penontonnya ke suasana berbagai hal melalui acara yang disiarkan. Di satu sisi ada kalanya memang televisi memberikan hiburan yang menyenangkan bagi perasaan jiwa, namun televisi juga dapat mengubah suasana perasaan psikologis seseorang yang mengarah pada hal negatif. Contohnya tayangan televisi yang berunsur kekerasan, maka itu berpotensi membuat penonton menjadi orang yang agresif karena secara perlahan tayangan yang ditonton dapat mengubah perilakunya. Tayangan televisi mengekspos kekerasan menjadi salah satu faktor pemicu perilaku agresif pada anak", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 683, "width": 196, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "16 Ahmad Toni, “Bisnis Media : Pasca Matinya Televisi Nasional Dalam Perspektif Jurnalistik,”", "type": "Footnote" }, { "left": 324, "top": 711, "width": 159, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Komunikasi 8, no. 1 (2016): 38.", "type": "Footnote" }, { "left": 375, "top": 39, "width": 169, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Gamaliel : Teologi Praktika Vol 2, No 2, September 2020", "type": "Page header" }, { "left": 525, "top": 733, "width": 19, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "119", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 102, "width": 220, "height": 138, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "usia dini hingga SMA. Terlebih lagi bila ditonton dalam waktu yang lama, dengan kualitas tayangan yang tidak berisfat edukasi, dapat merusak pembinaan moral anak. Andreas Dwi Atmoko, Zainal Munir, and Gilang Ramadhan mendukung bahwa tayangan televisi yang memperlihatkan kekerasan membentuk perilaku agresif anak. 17", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 245, "width": 220, "height": 217, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Peran televisi dalam kehidupan spiritual masyarat juga berpengaruh. Hadirnya berbagai stasiun televisi menyiarkan acara siraman rohani baik kajian agama Muslim, Kristen beserta agama lainnya. Acara-acara siraman rohani tersebut tentunya berdampak pada spiritual masyarakat karena menambah pengetahuan tentang agama masing-masing lewat tayangan tersebut. Tayangan religi di televisi umumnya berisi hal-hal keagamaan yang menampilan relasi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa harus didominasi penyampaian sisi positif dalam cerita.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 467, "width": 220, "height": 106, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tayangan dengan cerita bernuansa keagamaan menjadi pilihan penting untuk mengajak masyarakat mengingat kepada Tuhan serta berperilaku sopan dalam masyarakat. 18 Dengan bertambahnya pengetahuan tentang agama dan mengajak pemirsanya untuk dekat kepada Sang", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 604, "width": 213, "height": 63, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "17 Andreas Dwi Atmoko, Zainal Munir, and Gilang Ramadhan, “Pengaruh Menonton Tayangan Televisi Terhadap Perilaku Agresif Pada Anak Prasekolah,” Jurnal Keperawatan Profesional (JKP) 7, no. 1 (2019).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 670, "width": 214, "height": 50, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "18 AA Kusumadinata Utri Indah Lestari, Undang Suryatna, “Pengaruh Menonton Tayangan Ftv Kuasa Ilahi Terhadap Perilaku Masyarakat,” Jurnal Komunikatio 4, no. 1 (2018): 55.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 102, "width": 220, "height": 59, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pencipta yang teraplikasikan dalam perbuatan, bukankah itu menunjukkan betapa posisi media dalam tatanan spiritualitas terlihat jelas.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 182, "width": 203, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pemberitaan Televisi Terkait Covid-19", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 213, "width": 209, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fokus Pada Pemberitaan Angka Kematian", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 229, "width": 223, "height": 440, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Semenjak presiden Jokowi mengumumkan kasus perdana Covid-19 di Indonesia pada 2 Maret 2020, maka pemberitaan televisi tidak pernah berhenti sampai sekrang. Secara keseluruhan media televisi di Indonesia secara serentak memborbadir siaran berita Covid-19 kepada masyarat di seluruh tanah air tanpa hentinya. Televisi selalu upto date dari pagi sampai malam menyiarkan apa saja yang berkaitan dengan Covid-19. Porsi pemberitaan televisi terhadap angka kematian dinilai lebih besar dibandingkan dengan porsi pemberitaan yang sembuh. Padahal realitanya angka kesembuhan lebih besar dibandingkan dengan angka kematian karena Covid-19, akan tetapi yang paling besar disorot oleh media TV justru angka-angka kematian. Jika diperhatikan tayangan media televisi terkait pemberitaanCovid-19 maka hampir semua orang ketakutan dengan covid akibat propaganda yang dibesar-besarkan oleh media, tiap hari semua media mengutif jumlah korban terinfeksi dan kematian akibat covid, seharusnya media-media juga melakukan investigasi dan komparasi sendiri untuk memberi informasi yang lebih mencerahkan kepada publik.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 674, "width": 220, "height": 42, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berita yang lebih cenderung mengenai jumlah kematian karena Covid-19 kepada penonton, dikuatirkan dapat", "type": "Text" }, { "left": 375, "top": 39, "width": 169, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Gamaliel : Teologi Praktika Vol 2, No 2, September 2020", "type": "Page header" }, { "left": 525, "top": 733, "width": 19, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "120", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 102, "width": 220, "height": 233, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "menyebabkan masyarakat menjadi makin resah dan kuatir. Anwas mengemukakan bahwa saat ini masyarakat awam cenderung resah dan komplain karena tayangan televisi lebih cenderung menyajikan acara-acara acara berbau keglamoran, berita yang bersifat takut, unsur kekerasan, seksualitas, serta perilaku yang menyimpang. Melihat situasi ini, pihak stasiun televisi tidak dapat diharapkan untuk menyajikan acara yang berkualitas. Dengan dalih pada kebebasan, demokrasi, serta kepentingan bisnis, seolah pihak stasiun televisi membenarkan berbagai tayangan apapun padahal tujuannya untuk menarik penonton. 19", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 340, "width": 42, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Televisi", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 340, "width": 220, "height": 313, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "boleh-boleh saja memberitakan informasi tentang angka kematian Covid-19, namun kurang elok jika hampir keseluruhan media TV secara beramai ramai mengedepankan peliputan kematian Covid-19 kepada pemirsanya. Sebagai contoh misalnya, tenaga medis yang meninggal akan disorot secara serentak oleh semua media televisi. Walau tenaga medis salah satu garda terdepan dalam menangani wabah ini, tetapi memberitakan dengan porsi jam tayang besar kurang lah tepat. Lebih baik media televisi memberitakan atau menyoroti pasien-pasien yang sembuh supaya itu menjadi spirit bagi penonton di rumah. Semestinya media massa perlu memahami bahwa mereka dapat menjadi kekuatan yang riil untuk membentuk dan mengarahkan seseorang maupun masyarakat. Sebab media sangat dekat", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 683, "width": 204, "height": 37, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "19 Oos M Anwas, “Budaya Literasi Media Televisi Culture of Television Media Literacy,” Jurnal Teknodik 16, no. 4 (2012): 424.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 102, "width": 220, "height": 154, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dengan kehidupan masyarat sehari-hari, bahkan hampir seluruh hidup orang banyak dibenamkan karena media seperti televisi, radio atau internet. Ini artinya sepertiga dari hidup kita dihabiskan dengan membenamkan diri dalam media sehingga mempengaruhi kemampuan kita dalam berpikir, berbicara, berinteraksi dengan orang lain bahkan mimpi dan kesadaran akan identitas kita dibentuk oleh media. 20", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 277, "width": 220, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dominan Narasi Ketakutan Dibandingkan Narasi Optimisme", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 309, "width": 220, "height": 360, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berita yang disiarkan televisi kepada penonton terkait Covid-19 muatan narasi- narasi ketakutan yang lebih dominan digemakan dibandingkan dengan narasi- narasi optimisme di masa pandemik ini. Penilain ini didasarkan pada ungkapan para netizen terkait isi narasi berita yang disiarkan. Pendapat musisi Jerinx mengemukakan bahwa pemberitaan televisi tentang Covid-19 seragam semua yang sifatnya menakut-nakuti. Sebagai corong utama dalam penyampaian informasi ke publik, TV harus andil dalam membangun pola pikir masyarat untuk bersikap optimisme apalagi disituasi menakutkan bagi sebagian orang.Televisi harus menyadari setiap berita yang mereka sampaikan yang sifanya berbentuk audio visual mampu mempengaruhi suasana psikologis para penontontnya. Menurut Artha, televisi itu ibarat jendela terhadap dunia, yang membantu menciptakan gambar di dalam jiwa seseorang. Gambar yang dilihat itulah", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 696, "width": 211, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "20 Abu & Ahmadi, Psikologi Sosial (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), 49.", "type": "Footnote" }, { "left": 375, "top": 39, "width": 169, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Gamaliel : Teologi Praktika Vol 2, No 2, September 2020", "type": "Page header" }, { "left": 525, "top": 733, "width": 19, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "121", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 102, "width": 220, "height": 122, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "yang akan membentuk bagian penting cara seseorang belajar dan menilai persepsi tentang dirinya. Apa yang kita peroleh melalui pengamatan pada jendela itu dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu lama waktu menonton dan mengikuti siaran, usia, kemampuan khusus seseorang dan keadaan seseorang pada waktu itu. 21", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 229, "width": 220, "height": 138, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sebagai contoh model narasi ketakutan yang dibangun oleh media televisi kepada penonton dengan menyatakan bahwa covid-19 tidak akan pernah hilang dari muka bumi. 22 Contoh lain dari narasi ketakutan yang sering digemakan televisi akan ada korban gelombang kedua dari covid-19 yang mungkin jumlah kematian maupun terpapar lebih banyak dari yang sebelumnya. 23", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 372, "width": 220, "height": 233, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menyiarkan pemberitaan Covid-19 dengan membagun narasi yang menakuti, bukankah berpotensi menyebabkan masyarakat menjadi semakin takut bahkan berpotensi hilang harapan untuk hidup normal sebelum Covid-19 muncul. Seharusnya dengan situasi yang genting begini, televisi memerankan fungsinya dengan memperbanyak narasi optimisme dalam penyiaran berita Covid-19. Sebab, semakin sering masyarakat menonton berita-berita yang sifatnya negatif, maka psikonalitas individu (penonton) akan semakin cenderung negatif dan mendorong dia untuk bersugesti bahwa ia terkena Covid-19. Sedana dengan itu Praditya", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 630, "width": 212, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "21 Dewi Juni Artha, “Pengaruh Pemilihan Tayangan Televisi Terhadap Perkembangan Sosialisasi Anak,”", "type": "Footnote" }, { "left": 71, "top": 658, "width": 146, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal EduTech 2, no. 1 (2016): 22.", "type": "Footnote" }, { "left": 71, "top": 670, "width": 215, "height": 50, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "22 https://www.youtube.com/watch?v=zb0VUUoEx3 M(Dikses 11 Agustus 2020, pukul 10. 45 WIB) 23 https://www.youtube.com/watch?v=SExz5Ue-S_M (Diakses 11 Agustus 2020, pkl 11. WIB).", "type": "Footnote" }, { "left": 324, "top": 102, "width": 220, "height": 122, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "berkata bahwa kekerasan dalam berita televisi dapat mempengaruhi penontonnya untuk menjadi lebih agresif. Adegan kekerasan yang realistik atau nyata akan menghasilkan agresi di kemudian hari, apalagi bila adegan tersebut ditampilkan secara jelas dan hidup sehingga menarik perhatian penuh dari para penonton. 24", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 229, "width": 220, "height": 424, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Apabila media membangun narasi yang bersifat optimisme kepada penonton, setidaknya ada semacam keyakinan kepada pemirsa serta bertambah semangat juang dan terbangun harapan positif untuk menghadapi keadaan hidup di masa yang sukar. Hal itu dapat berdampak pada meningkatkan imunitas tubuh karena menyerap informasi yang positif oleh pikiran. Karena dengan imunitas tubuh yang kuatlah sebagai salah satu pencegahan serta mempercepat proses penyembuhan bila sudah terpapar. Adapun contoh narasi-narasi optimisme yang dapat diberitakan oleh televisi dengan mewawancarai pasien-pasien yang sembuh dari Covid-19. Televisi memberikan porsi penanyangan berita dengan mengedepankan narasumber-narasumber yang mengajak pemirsanya untuk tidak perlu takut, namun tetap berpola hidup sehat. Dengan membangun narasi optimisme kepada penonton, maka secara alamiah sikap optimisme masyarakat terbangun, bukan malah rasa cemas yang ditimbulkan dari tayangan berita. Mengapa hal ini perlu dilakukan karena media adalah salah satu entitas terkuat dibumi ini. Selain membentuk", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 670, "width": 212, "height": 50, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "24 & Avin Fadilla Helmi L. Dion Praditya, Supra Wimbarti, “Pengaruh Tayangan Adegan Kekerasan Yang Nyata Terhadap Agresivitas,” Jurnal Psikologi 1, no. 1 (1999): 52.", "type": "Text" }, { "left": 375, "top": 39, "width": 169, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Gamaliel : Teologi Praktika Vol 2, No 2, September 2020", "type": "Page header" }, { "left": 525, "top": 733, "width": 19, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "122", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 102, "width": 220, "height": 107, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dan mengarahkan individual atau golongan, media dekat itukepada kehidupan manusia sehari-hari,dan menyentuh setiap aspek keberadaan manusia baik itu hal berpikir, berbicara, berinteraksi dengan orang lain bahkan mimpi dan kesadaran akan identitas. 25", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 213, "width": 220, "height": 265, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dengan membangun narasi yang membuat takut penonton oleh pemberitaan televisi terkait pemberitaan Covid-19, itu dapat menyebabkan masyarat menjadi makin stress dan panik. Memang media televisi bukanlah suatu hal yang realitas, akan tetapi media dapat membantu dalam menciptakan dan mempengaruhi realitas bagi masyarakat dan setiap pribadi. Fabriar mengemukakan bahwa isi media massa merupakan konsumsi otak bagi pemirsa, sehingga akan mempengaruhi realitas subjektif pelaku dalam berinteraski masyarakat. Gambaran tentang realitas yang dibentuk oleh isi media massa inilah yang nantinya mendasari respon dan sikap khalayak terhadap berbagai objek sosial. 26", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 499, "width": 220, "height": 43, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tayangan Televisi Masih Berpatokan Kepada Pemilik Modal Tingginya minat", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 531, "width": 220, "height": 122, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "masyarakat terhadap televisi karena sifat kolaboratif audio dan gambar sehingga dapat melihat serta mendengar segala percakapan yang disampaikan secara langsung dengan alat indera. Hal ini ditunjang oleh globalisasi teknologi informasi dan jaminan penyelenggaraan kegiatan pengelolaan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 670, "width": 161, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "25 Abu & Ahmadi, Psikologi Sosial , 49.", "type": "Footnote" }, { "left": 71, "top": 683, "width": 214, "height": 37, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "26 Silvia Riskha Fabriar, “Etika Media Massa Era Global,” An-Nida : Jurnal Komunikasi Islam 6, no. 1 (2014): 74.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 102, "width": 220, "height": 265, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "televisi di Indonesia oleh pemerintah. Pemilik modal merespon ini sebagai peluang bisnis yang menjanjikan, sehingga mereka memilih berinvestasi dalam bisnis pertelevisian, hal ini ditandai dengan bermunculannya televisi yang mengudara baik berskala nasional maupun lokal yang dimiliki pihak swasta. 27 Televisi sudah menjadi media yang paling digemari hampir semua lapisan masyarakat. Di samping televisi menawarkan program hiburan yang disukai sebagain masyarat, didukung pula jangkauan frekuensi penyiaran setiap stasiun televisi hampir merata ke berbagai pelosok di tanah air. Inilah membuat masyarat menjadi lebih mudah menikmati setiap setiap tayangan televisi.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 372, "width": 220, "height": 217, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bila mengamati acara-acara yang ditayangkan oleh pertelevisian, konten acara yang disiarkan masih cenderung mengarah pada kepentingan pemilik modal. Apabila konten tayangan televisi tidak terlalu mendatangkan keuntungan yang besar, pemilik stasiun televise akan dengan mudah mengintervensi kru pembuat acara. Ketika stasiun televisi dikuasai oleh pemilik modal, maka kepentingan konsumen bisa dipinggirkan oleh mereka. Pemilik modal lebih fokus pada profit melalui iklan dan karena itu merelak melakuka penyesuaian acara-acara yang ditayangkan demi profit. 28", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 617, "width": 198, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "27 Alifia Pradyanti& Nisfa Siti Elfianti Hidayah Azwar, “Etika Dalam Program Hiburan Televisi:", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 644, "width": 218, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Analisis Program Hiburan Waktu Indonesia Bercanda Net Tv”,” Journal of Digital Education Communication 1, no. 2 (2018): 90–91.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 683, "width": 214, "height": 37, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "28 Redatin Parwadi, “Pengaruh Penggunaan Media Televisi Terhadap Penyimpangan Nilai Dan Perilaku Remaja (Kekerasan, Seks, Dan Konsumtif) Di Kota", "type": "Text" }, { "left": 375, "top": 39, "width": 169, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Gamaliel : Teologi Praktika Vol 2, No 2, September 2020", "type": "Page header" }, { "left": 525, "top": 733, "width": 19, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "123", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 102, "width": 220, "height": 170, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kuatnya intervensi sipemilik modal atas stasiun televisi terhadap konten acara yang disiarkan, menandakan para kru atau karyawan yang bekerja di televisi tidak punya kebebasan untuk menyalurkan ide- idenya terhadap isi konten yang disiarkan di televisi. Walau mungkin ide itu sifatnya mengedukasi atau memberi pencerahan, namun bila konten acara itu tidak mendatangkan keuntungan yang besar maka itu tidak diprioritaskan ole pemilik modal.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 277, "width": 220, "height": 392, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jika dikaitkan dengan pemberitaan mengenai Covid-19, bisa dinilai pemilik modal turut andil dalam penyiaran berita mengenai pandemik ini. Dalam bisnis media, apabila suatu berita atau peristiwa itu sedang booming, biasanya media-media akan berlomba-lomba menjadikan itu sebagai berita utama. Covid-19 merupakan berita yang sedang boming di masa kini, karena covid-19 sedang booming maka televisi akan tetap membuat hal ini sebagai konten utama dalam penyiaran mereka. Televisi mengedepankan berita Covid-19 sebagai topik utama karena media membaca apa yang menjadi pangsa pasar utama yang laku bagi penonton. Apabila suatu peristiwa atau kejadian sedang disorot oleh masyarat, media akan menyiarkanya di stasiun televisi masing-masing. Pemilik modal tentu memperhatikan hal ini untuk bisa memanen untung dari tayangan berita yang disiarkan melaluii pemasukan dari iklan. Karman mengemukakan salah satu aspek yang tidak sesuai dengan teori normatif adalah praktik monopoli dalam industri media massa, dan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 695, "width": 217, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Yogyakarta,” Jurnal Sosiohumaniora 7, no. 1 (2005): 37.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 102, "width": 220, "height": 122, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "penyeragaman konten. Seyogianya media mengedepankan prinsip diversity of ownership dan plurality of content . Sehingga individu dan komunitas memiliki akses yang sama kepada media. Namun, praktik monopoli, oligopoli, konglomerasi menjadi penghambat bagi terlaksananya norma- norma oleh media. 29", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 245, "width": 220, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berita Covid-19 Selalu Mengekor Kepada Media Luar", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 277, "width": 220, "height": 344, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Apabila menyaksikan tayangan berita televisi dalam negeritentangi Covid-19, maka isi siaran yang ditayangkan hampir selalu seragam dengan pemberitaan media luar negeri. Keseragaman isi berita televisi lokal dengan media luar negeri, dapat dikatakan sebagai berita yang mengekor. Maksudnya berita apa yang disiarkan oleh media luar mengenai covid-19, berita itu juga yang disampaikan oleh per-televisian tanah air. Contoh isi pemberitaan televisi di tanah air yang berkiblat pada luar negeri adalah mengenai ciri-ciri orang terpapar Covid-19, suhu tubuh yang tinggi, sesak nafas, disampaikan media luar ini juga yang disampaikan televisi dalam negeri. Jika media luar menyiarkan hal-hal apapun yang berkaitan dengan Covid-19, maka media tanah air pun akan menyiarkannya. Dengan menayangkan apa yang ditayangkan oleh media luar, bukankah itu kategori mengekor?", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 626, "width": 220, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Apabila memperhatikan tayangan berita televisi dalam negeri terkadang asal", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 683, "width": 185, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "29 Karman, “Monopoli Kepemilikan Media &", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 695, "width": 188, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lenyapnya Hak Publik,” Jurnal Masyarakat Telematika Dan Informasi 5, no. 1 (2014): 71.", "type": "Text" }, { "left": 375, "top": 39, "width": 169, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Gamaliel : Teologi Praktika Vol 2, No 2, September 2020", "type": "Page header" }, { "left": 525, "top": 733, "width": 19, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "124", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 102, "width": 220, "height": 43, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "jadi saja, bahkan siaran berita yang ditayangkan belum dapat diategorikan pada porsi profesionalisme ke-jurnalistikan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 150, "width": 220, "height": 249, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Contoh berita profesionalisme itu dapat dilihat dari produksinya. Misalnya sebelum penyiaran berita, televisi mempunyai berbagai reporter di berbagai daerah untuk melaporkan langsung dari lapangan kejadian apa yang terjadi dengan narasumber si roperter itu sendiri langsung memperoleh data dari tempat kejadian. Nyatanya stasiun televisi dalam memproduksi berita, reporter TV tidak selalu ada di lapangan. Televisi masih menggunkan jasa orang lain untuk hasil produksi beritanya. Demikian juga dalam pemberitaan Covid-19, produksi televisi hanya mengkopy dan menerjemahkannya kemudian disiarkan ke masyarakat. Sebagaimana pendapat", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 404, "width": 223, "height": 312, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sanityastuti bahwa berita merupakan tayangan TV yang dinilai sesuai dengan fungsi utama media massa, tetapi bagaimana berita di TV kita? Setelah pemerintah melonggarkan peraturan tentang penyiaran, maka televisi-televisi swasta dapat memproduksi berita sendiri. Kebebasan yang diberikan pemerintah kepada pihak stasiun televisi berdampak pada bermunculanlah program-program berita TV swasta. Walau stasiun televisi bebas dalam memproduksi berita-berita, tetap saja biaya produksi mahal karena minimnya pemasukan dari iklan, akibatnya berita nasional pun hanya memuat aneka peristiwa di ibu kota negara. Sedangkan peristiwa daerah hanya menampilkan wilayah yang bisa dijangkau reporter TV tersebut. Modusnya reporter datang ke daerah yang sudah direkayasa mau masuk TV, jadi menutupi realitas sosial", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 102, "width": 220, "height": 59, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "budaya masyarakat, disamping itu juga keterbatasan daya tilik dan kepekaan kameramen yang tidak terdidik sesuai bidangnya. 30", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 166, "width": 223, "height": 503, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Media televisi di tanah air boleh dikatakan masih mengekor pada isi berita yang disampaikan oleh media luar negeri khususnya mengenai berita covid-19. Apa yang disampaikan oleh media luar, maka itu juga yang akan disampaikan oleh media dalam negeri dengan hanya menerjemahkan kemudian disiarkan kepada penonton di rumah. Sisi baik seperti ini adalah up- datenya masyarat Indonesia akan perkembangan berita Covid-19 secara mengglobal. Akan tetapi, sisi negatifnya bila hanya mengekor pada berita luar negeri mengenai pandemik ini, media tanah air akan sulit melacak apakah berita itu kredibel atau unsur kepentingan pemilik media. Selain itu bahayanya bila media tanah air selalu mengekor pada berita luar tentang covid-19, tidak mengetahui apa yang menjadi agenda atau motif pemilik modal TV luar mengenai berita Covid-19. Sebagaimana yang diungkapkan Karman bahwa Media massa di Amerika cenderung terkonsentrasi/terintegrasi ke dalam satu kepemilikan (monopoli/ konglomerasi). Pemilik televisi kabel umumnya adalah perusahaan-perusahaan yang juga dominan di surat kabar, majalah, buku, dan penyiaran. Motivasi dominasi yang dilakukan oleh media massa adalah untuk mendapatkan uang ( profitability ) dan pengaruh (media power). Dalam kondisi ini khalayak lemah,", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 696, "width": 175, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "30 Sri Sanityastuti, “Literasi Media : Upaya Menyikapi Tayangan Televisi,” 27–28.", "type": "Footnote" }, { "left": 375, "top": 39, "width": 169, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Gamaliel : Teologi Praktika Vol 2, No 2, September 2020", "type": "Page header" }, { "left": 525, "top": 733, "width": 19, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "125", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 102, "width": 220, "height": 186, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "halayak tidak memiliki kemampuan menciptakan perubahan atau mencegah kondisi yang memburuk atau praktik buruk media massa. Sistem yang monopolistik menyebabkan kondisi buruk. Di Amerika, sistem monopoli media massa menyebabkan power media tergadai/tersandera oleh kepentingan segelintir elit media. 31 Sudah seharusnya para pemilik stasiun televisi nasional berdikari sendiri dalam penyajian berita baik secara nasional maupun ditingkat internasional.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 309, "width": 151, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Respon Orang Kristen", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 309, "width": 220, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Terhadap Tayangan Berita Covid-19", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 356, "width": 156, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hati Dan Pikiran tetap Tenang", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 372, "width": 223, "height": 297, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kebijakan pemerintah menghimbau masyarakat untuk tetap di rumah ( stay at hom e) mau tidak mau membuat kita menjadi lebih banyak waktu menonton televisi. Dengan menonton televisi, berita Covid-19 lebih banyak dilihat oleh masyarat untuk mengikuti bagaimana perkembangan pandemik ini. Orang percaya (Kristen) perlu cermat dan bijak dalam meresponi setiap berita yang disiarkan oleh televisi apalagi mengenai berita Covid-19. Hendaknya orang Kristen meresponi tontonan berita Covid-19 yang dilihatnya dengan hati dan pikiran yang tenang tanpa timbul kekuatiran atau kecemasan, walau dalam penyajian berita Covid-19 media mencoba membangun kondisi yang menakutkan. Karena akan sangat mungkin secara alamiah suasana hati dan pikiran manusia dapat ditimpa oleh rasa", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 696, "width": 184, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "31 Karman, “Monopoli Kepemilikan Media &", "type": "Footnote" }, { "left": 71, "top": 708, "width": 132, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lenyapnya Hak Publik,” 82–83.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 102, "width": 221, "height": 329, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "takut dan cemas dari apa yang dilihat. Bila indra mata selalu menonton berita Covid-19 yang cenderung ngeri dinarasikan oleh televisi, maka rasa cemas dapat timbul dengan sendirinya. Jika sudah timbul kecemasan, maka ketenangan hati dan pikiran akan terusik. Rasa cemas bisa datang dari dalam diri bisa juga dari luar. Contoh rasa cemas yang datang dari dalam saat punya masalah kesehatan, maka itu dapat menyebabkan seseorang menjadi cemas. Sementara rasa cemas yang ditimbulkan dari luar, bisa dari orang lain termasuk dari televisi yang menjadi pemberi informasi melalui gambar dan audio. Rofiqah mengatakan hal serupa bahwa dalam hidupsetiap individu tentu pernah mengalami kecemasan, baik itu berasal dari dalam diri seperti cemas terhadap suatu penyakit maupun yang berasal dari luar diri seperti ancaman dari orang lain. 32", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 436, "width": 220, "height": 201, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menonton televisi erat kaitannya dengan mata, jika mata melihat hal-hal yang ngeri maka itu dapat mempengaruhi suasana hati dan pikiran. Sebab mata, telinga dan dan otak bereaksi ketika ada stimulus berupa gambar bergerak beserta suara yang mengikuti itu muncul ditonton. Walaupun menonton tayangan berita tentang Covid-19 yang disiarkan oleh televisi, hendaknya hati dan pikiran tetap tenang sebagaimana himbauan firman Tuhan. Ketengan hati dan pikiran ini tentu dihasilkan dari perenungan firman Tuhan melalui ayat Alkitab seperti", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 657, "width": 216, "height": 63, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "32 Tamama Rofiqah, “Konseling Religius: Mengatasi Rasa Kecemasan Dengan Mengadopsi Terapi Zikir Berbasis Religio Psikoneuroimunologi,” Jurnal Program Studi Bimbingan Konseling 3, no. 2 (2016): 76.", "type": "Text" }, { "left": 375, "top": 39, "width": 169, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Gamaliel : Teologi Praktika Vol 2, No 2, September 2020", "type": "Page header" }, { "left": 525, "top": 733, "width": 19, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "126", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 102, "width": 220, "height": 202, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mazmur 91:1-16, yang memberikan jaminan pemeliharaan terhadap marabahaya. Paulus juga mengemukakan agar orang percaya jangan kuatir terkait hal apapun, tetapi menyatakannya Allah melalu doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus (Fil 4:6-7). Alkitab juga menulis “sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau dari jerat pengkap burung, dari penyakit sampar yang busuk” (Maz. 91:3).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 309, "width": 220, "height": 344, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hati dan pikiran yang tenang didapatkan karena dilandasi mempercayai Tuhan dan firman-Nya sebagai kebenaran, firman yang dipercayai itulah merupakan penangkal tidak terjadinya rasa kuatir atau cemas dihati dan dipikiran sekalipun melihat tayangan televisi dengan narasi-narasi ketakutanakanCovid-19. Dengan bersikap tenang juga memperlihatkan bahwa orang percaya tidak dipengaruhi atau dikendalikan oleh keadaan, justru kita memperlihatkan intimnya hubungan kita dengan Allah. Sebab mereka yang memiliki hubungan yang erat dengan Allah, hati dan pikirannya dapat bersikap tenang sekalipun disituasi yang mencekam. Wijanarko mengemukakan jika hati mulai gelisah dan tidak terkendali, ambil napas dalam-dalam kemudian embuskan perlahan. Ulangi gerakan ini berulangkali. Akan lebih berarti jika anda mengulangi gerakan ini sembari menyebut nama Tuhan Yesus dalam hati. Hal ini menandakan", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 102, "width": 220, "height": 27, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "bahwa kita mengingat Tuhan dalam kedaan ini. 33", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 150, "width": 220, "height": 27, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tidak Tersugesti dengan Berita yang Ditonton", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 182, "width": 221, "height": 312, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ketika kita menonton berita televisi mengenai Covid-19 iperlukan sikap kehati- hatian terhadap tayangan berita tersebut. Apabila tidak waspada, berita televisi yang bersifat visual, berpotensi membuat seseorang tersugesti dari apa yang dilihat. Sugesti adalah pengaruh yang diterima oleh jiwa, sehingga perbuatannya tidak lagi berdasarkan atas pertimbangan- pertimbangan cipta, rasa, dan karsanya. Dalam sugesti fungsi pikiran, perasaan, dan kemauan betul-betul dikesampingkan. Itulah sebabnya sugesti merupakan suatu desakan keyakinan kepada seseorang yang diterima tanpa pertimbangan secara mendalam. 34 Sedangkan menurut Gerungan Sugesti adalah suatu proses di mana individu menerima suatu cara penglihatan atau pedoman-pedoman tingkah laku dari orang lain tanpa kritik terlebih dahulu. 35", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 499, "width": 220, "height": 106, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pikiran manusia bisa tersugesti karena ada informasi yang didengar atau objek yang dilihat, informasi yang dilihat inilah yang ditayangkan oleh televisi dalam bentuk visual yang disaksikan oleh indra mata jasmani manusia. Bila dikaitkan dengan menonton berita Covid-19 yang", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 630, "width": 201, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "33 Jarot Wijanarko, Hidup Produktif (Yogyakarta: ANDI, 2012), 36.", "type": "Footnote" }, { "left": 324, "top": 657, "width": 206, "height": 36, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "34 Sayyid Abdul Basit Muhammad, The Spiritual Power Membangkitkan Kekuatan Paling Dahsyat Dalam Diri (Jakarta: Nakhlah Pustaka, 2008), 178.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 696, "width": 218, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "35 Gerungang WA, Psikologi Sosial (Bandung: Refika Aditama, 2009), 64.", "type": "Text" }, { "left": 375, "top": 39, "width": 169, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Gamaliel : Teologi Praktika Vol 2, No 2, September 2020", "type": "Page header" }, { "left": 525, "top": 733, "width": 19, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "127", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 102, "width": 220, "height": 233, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "disiarkan oleh televisi, maka pribadi yang bersangkutan pikirannya dapat tersugesti karena dari hasil visual berita yang ditontonnya. Jika pikiran sudah tersugesti karena tayangan berita Covid-19 , bisa menyebabkan rasa cemas dan kuatir. Pikiran adalah sebuah magnet bagi diri sendiri atau sering disebut sugesti. Pikiran yang positif dapat memberikan motivasi yang positif pula pada seseorang. Setiap sugesti yang diterima oleh seseorang akan memudahkan sugesti berikutnya. Maksudnya, setelah manusia sukses melakukan satu pekerjaan, pasti akan semakin termotivasi melakukan pekerjaan yang lebih sukses lagi. 36", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 340, "width": 220, "height": 281, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ketika memiliki rasa takut terhadap sesuatu, maka rasa takut itu dapat mengarah pada kenyataan, rasa takut itu bisa timbul dari apa yang dilihat. Menonton berita Covid-19 yang disiarkan oleh televisi, tayangan berita itu dapat mengsugesti ranah pikiran penonton. Ini lah yang dimaksud oleh firman Tuhan, bahwa “karena yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itu yang mendatangi aku (Ay. 3:25). Ketika menonton berita Covid- 19 yang disiarkan di media, maka jangan sampai tayangan itu membuat orang percaya tersugesti, sebab apa yang ditakutkan itu dapat menjadi kenyataan. Ayub telah mengungkapkan apa yang ditakutkan dan dicemaskan itu berpotensi menimpa hidup orang percaya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 642, "width": 186, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tidak Terlibat Menyebar Berita Hoax", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 683, "width": 212, "height": 37, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "36 Syamsul Rijal, “Hipnolinguistik: Bahasa Alam Bawah Sadar,” Jurnal Pendidikan Progresif 5, no. 2 (2015): 194.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 102, "width": 221, "height": 297, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keberagaman media massa di masa kini memang telah memanjakan masyarat dunia dengan segala tawarannya. Jika di masa lampu media komunikasi hanya bertumpu pada radio dan televisi, sekarang media komunikasi telah beragam kehadirannya dengan adanya Facebook, Twieter, Instagram Whatsap dan lainnya. Awalmya interaksi dalam bermedia berjalan hanya searah, dimana penikmat media saja yang bisa menikmati konten yang disajikan sumber media. Namun akibat kemajuan internet, kini orang awampun sudah bisa ikut mengisi konten di media tersebut dan membawa cara komunikasi baru di masyarakat. Media sosial hadir dan merubah paradigma berkomunikasi di masyarakat saat ini. Komunikasi tak terbatas jarak, waktu, ruang. 37", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 404, "width": 220, "height": 233, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan pengamatan penulis di masa pandemik ini, ada sebagian orang- orang Kristen bahkan pendeta yang hobi menyebarkan berita-berita Covid-19 tanpa disadari, pesan yang disebarkannya melalui Medsos dapat membuat sipenerima pesan menjadi takut maupun cemas. Tidak perlu menjadikan diri sebagai agen penyebar berita Covid-19 di Medsos, sebagaimana yang diperbuat oleh televisi. Lagi pula amat riskan berita yang disebarkan belum tentu kredibilitas kebenarannya. Sebagai contoh berdasarkan pengamatan penulis, beredar video yang memperlihatkan masyarat Ekuador banyak meninggal dan", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 642, "width": 220, "height": 27, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "bergelimpangan di jalan raya karena Covid- 19. Video ini banyak di share diberbagai", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 696, "width": 213, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "37 Errika Dwi Setya Watie, “Komunikasi Dan Media Sosial,” The Messenger 3, no. 1 (2011): 69.", "type": "Text" }, { "left": 375, "top": 39, "width": 169, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Gamaliel : Teologi Praktika Vol 2, No 2, September 2020", "type": "Page header" }, { "left": 525, "top": 733, "width": 19, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "128", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 102, "width": 220, "height": 75, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "media sosial termasuk pelakunya para jemaat dan para pendeta. Setelah video ini menjadi viral, media CNN pun merilis bahwa itu hanyalah hoax karena sudah diklarifikasi oleh negara Ekuador.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 182, "width": 220, "height": 312, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tidak perlu menyibukkan diri untuk menyebarkan berita Covid-19 kepada orang lain, karena dimasa kini televisi telah menyajikan perkembangan berita Covid-19 kepada masyarakat. Lagi pula dengan menyebarkan berita-berita Covid-19 di media sosial, belum tentu sipenerima pesan menyukai berita yang sifatnya tidak menyenangkan. Angan sampai terjebak karena hobi share berita tetntang Covid-19 menjadi perpanjangan “tangan” media untuk menciptakan suasana kengerian sebagaimana yang diciptakan oleh televsi dalam pemberitaannya, walau mungkin berita yang disebarkan itu bersifat faktual. Bila menyebarkan berita faktual saja kurang pas, apalagi sampai terlibat dalam penyebaran berita hoax. Terlibat menyebarkan berita hoax sama saja menjadi penyebar kebohongan. Penyebar kebohongan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 499, "width": 220, "height": 90, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "merupakan pertentangan terhadap firman Allah, sebab Alkitab menulis “Janganlah engkau menyebarkan kabar bohong; janganlah engkau membantu orang yang bersalah dengan menjadi saksi yang tidak benar (Kel. 23:21).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 610, "width": 182, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Melakukan Pembandingan Informasi", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 626, "width": 220, "height": 90, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ketika menonton berita Covid-19 yang disiarkan oleh televisi, respon orang Kristen terhadap tayangan berita itu dapat dilakukan dengan cara membandingkan informasi. Melakukan pembanding informasi yang dimaksud di sini adalah", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 102, "width": 220, "height": 233, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "jangan menelan secara bulat-bulat apa yang disampaikan oleh televisi terkait Covid-19. Melakukan pembanding informasi juga dapat diartikan dengan mencari berita dari media independen. Media independen yang dimaksud disini ialah isi beritanya tidak berorientasi pada bisnis, namun lebih kepada penyampaikan fakta dan informasi untuk mengedukasi masyarakat. Melalukan pembanding informasi juga bagian dari agar bisa mendapatkan informasi tentang apapun dari berbagai media, sehingga dapat menyimpulkan berita yang disampaikan televisi bersifat mengedukasi atau konten berita itu hanya mencari keuntungan.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 340, "width": 221, "height": 360, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Besarnya pengaruh pemberitaan televisi dewsa ini membuat masyarakat seharusnya untuk terbiasa melakukan literasi media. Budaya literasi bermedia yang baik salah satunya adalah membandingkan informasi yang disampaikan oleh media massa. Hal ini bertujuan agar khalayak mengambil tindakan atau memutuskan sesuatu ketika dia merespon informasi dari media massa, dilandasi pada pemikiran yang komprehensif. Dengan melakukan perbandingan informasi tersebut, artinya khalayak telah mendapatkan sebuah informasi dari banyak media massa dengan perspektif yang beragam. Sehingga khalayak mempunyai gambaran utuh mengenai informasi yang ia terima tersebut. Oleh sebab itu, khalayak akan dapat menilai kebenaran informasi dan kredibilitas penyampai informasi dahulu sebelum memutuskan untuk mengambil tindakan tertentu. Misalnya apakah mereka akan setuju atau tidak setuju dengan konten", "type": "Text" }, { "left": 375, "top": 39, "width": 169, "height": 25, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Gamaliel : Teologi Praktika Vol 2, No 2, September 2020", "type": "Page header" }, { "left": 525, "top": 733, "width": 19, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "129", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 102, "width": 220, "height": 27, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pemberitaan yang disampaikan oleh media massa. 38", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 134, "width": 220, "height": 471, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Melakukan pembandingan informasi merupakan langkah yang bijak dan tentunya berdasar dalam prinsip firman Tuhan.Yesus mengungkapkan kepada para murid-Nya, apabila ada yang berkata Mesis sudah datang, maka Yesus menghimbau agar jangan percaya. Ia berkata agar waspada supaya jangan ada yang menyesatkan, sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Mesias dan mereka akan menyesatkan banyak orang (Mat. 24:5-6). Paulus pun memperingatkan jemaat di Galatia, bahwa seandainya pun ada malaikat dari sorga memberitakan suatu injil yang berbeda dengan injil yang bertentangan yang diberitakan oleh Paulus mengenai Yesus Kristus maka terkutuklah ia (Gal. 1:8). Apa yang dituliskan oleh firman Tuhan di atas, prinsip utamanya mengajarkan agar tidak mudah percaya pada berita-berita yang sekalipun sepertinya benar, namun ternyata salah dan menyimpang. Karena berita yang seakan benar dianggap oleh mayoritas orang, justru bisa menyesatkan. Jika dikaitkan dengan pemberitaan Covid-19 yang ditonton oleh orang percaya, melakukan pembandingan informasi merupakan langkah yang bijaksana karena itu memperlihatkan sikap kristis dan analitis terhadap apa yang didengar dan dilihat sebelum diyakini.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 626, "width": 87, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 657, "width": 214, "height": 63, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "38 Feri Ferdinan Alamsyah, Diana Amaliasari, and Imani Satriani, “Relasi Tingkat Kepercayaan Khalayak Terhadap Pemberitaan Di Media Massa Dengan Budaya Membandingkan Informasi,” Jurnal Komunikasi 10, no. 2 (2018): 133.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 102, "width": 221, "height": 297, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Covid-19 yang timbul ditahun 2020 telah menyita perhatian penduduk dunia. Berbagai upaya dilakukan oleh setiap pemimpin negara agar penyebaran Covid-19 ini tidak menjangkiti lebih banyak orang. Pemberitaan televisi terkait Covid-19 dikritik sebagian masyarat, karena berita televisi dianggap tidak bersifat sebagai penyampai informasi atau edukasi. Namun berita televisi malah membuat penonton menjadi makin takut dan cemas. Hal ini dilihat dari penyiaran televisi terkait Covid- 19 lebih besar porsi pemberitaan angka kematian dibanding yang sembuh. Kemudian narasi-narasi berita yang sifatnya menakut-nakuti digemakan televisi untuk pemirsa dibanding narasi yang sifatnya membangun optimisme masyarakat akan keadaan sekarang.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 404, "width": 220, "height": 312, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Orang percaya (Kristen) yang ikut menyaksikan tayangan berita Covid-19, sudah sepautunya meresponi dengan kebijaksaan dan jangan sampai terbawa larut dalam suasana kengerian akan berita Covid- 19 yang disiarkan televisi, sehingga menimbulkan rasa cemas dan ketakutan. Tetapi responi berita itu dengan bersikap hati dan pikiran tenang, otak tidak tersugesti walau melihat tayangan covid-19, terlebih melakukan pembandingan informasi sebelum memutuskan informasi yang diterima oleh otak atau dilihat oleh mata yang nantinya dapat mempengaruhi kondisi psikologs kita sebagai orang percaya. Dengan keadaan sekarang ini hendaknya televisi tidak mengejar pemasukan iklan, namun berita yang ditayangkan membangun optimisme di tengah kesulitan berbagai hal yang dialami penonton.", "type": "Text" }, { "left": 375, "top": 39, "width": 169, "height": 25, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Gamaliel : Teologi Praktika Vol 2, No 2, September 2020", "type": "Page header" }, { "left": 525, "top": 733, "width": 19, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "130", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 118, "width": 80, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "RREFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 134, "width": 220, "height": 43, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Alkitab. Jakarta: LAI, 2010. Abu & Ahmadi. Psikologi Sosial . Jakarta: Rineka Cipta, 2007.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 179, "width": 220, "height": 13, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adityo Susilo. “Coronavirus Disease 2019:", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 195, "width": 196, "height": 61, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tinjauan Literatur Terkini” Jurnal Penyakit Dalam Indonesia.” Jurnal Penyakit Dalam Indonesia 7, no. 1 (2020).", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 261, "width": 220, "height": 43, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Alamsyah, Feri Ferdinan, Diana Amaliasari, and Imani Satriani. “Relasi Tingkat Kepercayaan Khalayak Terhadap", "type": "List item" }, { "left": 95, "top": 309, "width": 196, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pemberitaan Di Media Massa Dengan", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 322, "width": 196, "height": 13, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Budaya Membandingkan Informasi.”", "type": "Table" }, { "left": 95, "top": 340, "width": 178, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Komunikasi 10, no. 2 (2018).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 354, "width": 220, "height": 13, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Anita Septiani Rosana. “Akses Informasi", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 372, "width": 196, "height": 26, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Melalui Media Massa Di Era Globalisasi (Persfektif Etika Media).”", "type": "Table" }, { "left": 95, "top": 404, "width": 174, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Gema Eksos 5, no. 1 (2009).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 417, "width": 220, "height": 13, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Anwas, Oos M. “Budaya Literasi Media", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 436, "width": 196, "height": 42, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Televisi Culture of Television Media Literacy.” Jurnal Teknodik 16, no. 4 (2012).", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 483, "width": 220, "height": 26, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Azwar, Alifia Pradyanti& Nisfa Siti Elfianti Hidayah. “Etika Dalam Program", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 515, "width": 196, "height": 58, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hiburan Televisi: Analisis Program Hiburan Waktu Indonesia Bercanda Net Tv”,.” Journal of Digital Education Communication 1, no. 2 (2018).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 576, "width": 220, "height": 61, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Buana, Dana Riksa. “Analisis Perilaku Masyarakat Indonesia Dalam Menghadapi Pandemi Virus Corona (Covid-19) Dan Kiat Menjaga", "type": "Table" }, { "left": 95, "top": 639, "width": 196, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kesejahteraan Jiwa.” Sosial & Budaya", "type": "List item" }, { "left": 95, "top": 658, "width": 110, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Syar-I 7, no. 3 (2020).", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 671, "width": 220, "height": 45, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dewi Juni Artha. “Pengaruh Pemilihan Tayangan Televisi Terhadap Perkembangan Sosialisasi Anak.”", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 102, "width": 221, "height": 107, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal EduTech 2, no. 1 (2016). Dwi Atmoko, Andreas, Zainal Munir, and Gilang Ramadhan. “Pengaruh Menonton Tayangan Televisi Terhadap Perilaku Agresif Pada Anak Prasekolah.” Jurnal Keperawatan Profesional (JKP) 7, no. 1 (2019).", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 211, "width": 220, "height": 29, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Errika Dwi Setya Watie. “Komunikasi Dan Media Sosial.” The Messenger 3, no. 1", "type": "Text" }, { "left": 348, "top": 245, "width": 38, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(2011).", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 258, "width": 220, "height": 13, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fabriar, Silvia Riskha. “Etika Media Massa", "type": "Text" }, { "left": 348, "top": 274, "width": 196, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Era Global.” An-Nida : Jurnal", "type": "Table" }, { "left": 348, "top": 293, "width": 193, "height": 27, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Komunikasi Islam 6, no. 1 (2014): 70– 85.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 324, "width": 220, "height": 59, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Frans Pantan & Priskila Issak Benyamin. “Peran Keluarga Dalam Pendidikan Anak Pada Masa Pandemi Covid-19.” Kharismta 3, no. 1 (2020).", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 385, "width": 220, "height": 45, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“IMF: Ekonomi Global Akan Alami Masa Terburuk Akibat Virus Corona : Okezone Economy.” Accessed August", "type": "Text" }, { "left": 348, "top": 436, "width": 196, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "15, 2020.", "type": "Table" }, { "left": 348, "top": 451, "width": 189, "height": 59, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "https://economy.okezone.com/read/202 0/04/15/20/2199513/imf-ekonomi- global-akan-alami-masa-terburuk- akibat-virus-corona.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 515, "width": 220, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Iwan Joko Prasetyo. “Pengaruh Pemberitaan", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 531, "width": 220, "height": 154, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Media Massa Terhadap Kredibilitas Pemimpin Simbolik Keagamaan.” Jurnal Komunikasi 8, no. 2 (2016). Karman. “Monopoli Kepemilikan Media & Lenyapnya Hak Publik.” Jurnal Masyarakat Telematika Dan Informasi 5, no. 1 (2014). https://media.neliti.com/media/publicati ons/233799-monopoli-kepemilikan- media-lenyapnya-hak-950f992e.pdf.", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 687, "width": 220, "height": 29, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Khatimah, Husnul. “Posisi Dan Peran Media Dalam", "type": "Text" }, { "left": 402, "top": 703, "width": 142, "height": 13, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kehidupan Masyarakat.”", "type": "Table" }, { "left": 375, "top": 39, "width": 169, "height": 25, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Gamaliel : Teologi Praktika Vol 2, No 2, September 2020", "type": "Page header" }, { "left": 525, "top": 733, "width": 19, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "131", "type": "Page footer" }, { "left": 95, "top": 102, "width": 130, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tasamuh 16, no. 1 (2018).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 116, "width": 220, "height": 45, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“KPI Minta Lembaga Penyiaran Masif Siarkan Penanggulangan & Pencegahan Covid-19 : Okezone", "type": "Table" }, { "left": 95, "top": 147, "width": 196, "height": 77, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nasional.” https://nasional.okezone.com/read/2020 /04/20/337/2202001/kpi-minta- lembaga-penyiaran-masif-siarkan- penanggulangan-pencegahan-covid-19.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 229, "width": 220, "height": 27, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "L. Dion Praditya, Supra Wimbarti, & Avin Fadilla Helmi. “Pengaruh Tayangan", "type": "List item" }, { "left": 95, "top": 261, "width": 196, "height": 27, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adegan Kekerasan Yang Nyata Terhadap Agresivitas.” Jurnal", "type": "Table" }, { "left": 95, "top": 293, "width": 125, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Psikologi 1, no. 1 (1999).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 309, "width": 220, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Maman Abdurahman, Sambas Ali Muhidin,", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 324, "width": 196, "height": 43, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ating Somantri. Dasar-Dasar Metode Statistika Untuk Penelitian . Bandung: CV Pustaka Setia, 2011.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 372, "width": 220, "height": 138, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Muhammad, Sayyid Abdul Basit. The Spiritual Power Membangkitkan Kekuatan Paling Dahsyat Dalam Diri . Jakarta: Nakhlah Pustaka, 2008. Nizomi, Khairin. “LITERASI MEDIA (Analisis Isi Terhadap Tayangan Televisi Pesbukers).” JIPI (Jurnal Ilmu Perpustakaan Dan Informasi) Vol.3 No.1, no. 1 (2018).", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 515, "width": 220, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nur Rohim Yunus & Annissa Rezki.", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 528, "width": 196, "height": 45, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“Kebijakan Pemberlakuan Lockdown Sebagai Antisipasi Penyebaran Corona Virus Covid-19.” Sosial & Budaya", "type": "List item" }, { "left": 95, "top": 578, "width": 110, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Syar-I 7, no. 3 (2020).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 592, "width": 220, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nurchayati, Zulin. “Televisi Sebagai Media", "type": "List item" }, { "left": 95, "top": 608, "width": 196, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Komunikasi Massa Dan Pengaruhnya.”", "type": "Section header" }, { "left": 95, "top": 626, "width": 193, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Masyarakat Telematika Dan Informasi", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 642, "width": 147, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "16, no. September (2015): 63.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 655, "width": 220, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Parwadi, Redatin. “Pengaruh Penggunaan", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 674, "width": 196, "height": 42, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Media Televisi Terhadap Penyimpangan Nilai Dan Perilaku Remaja (Kekerasan, Seks, Dan", "type": "Table" }, { "left": 348, "top": 100, "width": 196, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Konsumtif) Di Kota Yogyakarta.”", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 118, "width": 220, "height": 59, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Sosiohumaniora 7, no. 1 (2005). Rijal, Syamsul. “Hipnolinguistik: Bahasa Alam Bawah Sadar.” Jurnal Pendidikan Progresif 5, no. 2 (2015).", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 179, "width": 220, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sri Sanityastuti, Marfuah. “Literasi Media :", "type": "List item" }, { "left": 348, "top": 195, "width": 196, "height": 29, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Upaya Menyikapi Tayangan Televisi” 7, no. 2 (2014): 25–32.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 227, "width": 220, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tamama Rofiqah. “Konseling Religius:", "type": "Text" }, { "left": 348, "top": 245, "width": 197, "height": 75, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mengatasi Rasa Kecemasan Dengan Mengadopsi Terapi Zikir Berbasis Religio Psikoneuroimunologi.” Jurnal Program Studi Bimbingan Konseling 3, no. 2 (2016).", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 322, "width": 220, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Toni, Ahmad. “Bisnis Media : Pasca", "type": "Text" }, { "left": 348, "top": 340, "width": 196, "height": 27, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Matinya Televisi Nasional Dalam Perspektif", "type": "Table" }, { "left": 424, "top": 354, "width": 61, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnalistik.”", "type": "Text" }, { "left": 510, "top": 356, "width": 34, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal", "type": "Table" }, { "left": 348, "top": 372, "width": 173, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Komunikasi 8, no. 1 (2016): 36–50.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 388, "width": 220, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Utri Indah Lestari, Undang Suryatna, & AA", "type": "Text" }, { "left": 348, "top": 401, "width": 196, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kusumadinata. “Pengaruh Menonton", "type": "Table" }, { "left": 348, "top": 420, "width": 196, "height": 27, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tayangan Ftv Kuasa Ilahi Terhadap Perilaku Masyarakat.” Jurnal", "type": "Table" }, { "left": 348, "top": 451, "width": 142, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Komunikatio 4, no. 1 (2018).", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 467, "width": 220, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "WA, Gerungang. Psikologi Sosial . Bandung:", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 483, "width": 220, "height": 58, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Refika Aditama, 2009. Wijanarko, Jarot. Hidup Produktif . Yogyakarta: ANDI, 2012. Zahrotunnimah. “Langkah Taktis", "type": "Table" }, { "left": 348, "top": 547, "width": 196, "height": 26, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pemerintah Daerah Dalam Pencegahan Penyebaran Virus Corona Covid-19 Di", "type": "Text" }, { "left": 348, "top": 576, "width": 196, "height": 29, "page_number": 18, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Indonesia.” Sosial & Budaya Syar-I 7, no. 3 (2020).", "type": "Text" } ]
56c04fa8-dfe5-d6c0-0568-6e468794f2a5
http://journal.fh.unsri.ac.id/index.php/sriwijayalawreview/article/download/213/195
[ { "left": 232, "top": 38, "width": 130, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Roy Marthe Moonti and Ibrahim Ahmad", "type": "Page header" }, { "left": 64, "top": 788, "width": 22, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[176]", "type": "Page footer" }, { "left": 215, "top": 788, "width": 168, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sriwijaya Law Review  Vol. 3 Issue 2, July (2019)", "type": "Page footer" }, { "left": 172, "top": 129, "width": 285, "height": 50, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Editorial Office: Faculty of Law, Sriwijaya University, Jalan Srijaya Negara, Palembang, South Sumatra 30139, Indonesia. Phone: +62711-580063Fax: +62711-581179 E-mail: [email protected]| [email protected] Website: http://journal.fh.unsri.ac.id/index.php/sriwijayalawreview", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 204, "width": 411, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Budget Supervision and Mechanism by an Administrative Village in Indonesia", "type": "Section header" }, { "left": 193, "top": 247, "width": 201, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Roy Marthen Moonti* and Ibrahim Ahmad**", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 273, "width": 464, "height": 136, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract: The role of government in budget management is something that must be done adequately based on the principles such as transparency, accountability, participation, and aspiration; because it is closely related to services in the village. The budget management should be conducted based on the applicable regulations. However, there are often found many village apparatus who has a potency to abuse their power in its authorities. This phenomenon, furthermore, causing some polemics among peo- ples and tends to abandon some regulations which should become a basis of the apparatus policies. The research aims at investigating the mechanism of village development budget management and the control of village development budget management. The mechanism, however, should be started with proper planning, budgeting, implementation, business manager, report, and accountability. Also, management control is must be done through several stages, such as pre supervision, channelization, use, and post channelization.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 418, "width": 352, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Budget Management; Indonesia; Supervision; Village Government.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 451, "width": 93, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ARTICLE HISTORY:", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 468, "width": 192, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: 10.28946/slrev.Vol3.Iss2.213.pp176-186", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 486, "width": 99, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Received: Nov 9, 2018; Reviewed: Jul 8, 2019; Accepted: Jul 28, 2019; Published: Jul 31, 2019.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 542, "width": 202, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "* Faculty of Law, Universitas Gorontalo, Indonesia. Email: [email protected]", "type": "List item" }, { "left": 69, "top": 565, "width": 206, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "** Faculty of Law, Universitas Gorontalo,", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 578, "width": 44, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesia.", "type": "Table" }, { "left": 246, "top": 578, "width": 30, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Email:", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 589, "width": 128, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[email protected].", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 619, "width": 99, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 59, "top": 633, "width": 218, "height": 122, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Village term is identical with poor, traditional, and old-fashion people. A village has local wisdom and grandeur. A village is a pioneer of autonomous democracy system which is entirely sovereign. It has been a long time since a village has a government system and mechanism as well as norms. The Law", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 445, "width": 218, "height": 202, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Number 6 of 2014 concerning Village states that a village is a unity of law people that has territorial border and has any authority to regulate and to manage the government affairs, local people's interests based on people's initiatives, derivation right, and/or traditional right which is acknowledged and admired in The Republic of Indonesia government system. A regulation gives a base for a village to be more autonomous not only normatively, but also practically (based on Law Number 6 of 2014 concerning Village). 1", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 652, "width": 218, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The village geography is a result of the geographical, social, political, and cultural", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 701, "width": 217, "height": 56, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Hesti Irna Rahmawati, Analisis Kesiapan Desa Dalam Implementasi Penerapan UU Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Studi Pada Delapan Desa Di Kabupaten Sleman), University Research Colloquium 2015, p305.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 161, "width": 58, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN Print: 2541-5298", "type": "Caption" }, { "left": 82, "top": 168, "width": 62, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN Online: 2541-6464", "type": "Table" }, { "left": 464, "top": 39, "width": 42, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[176-186]", "type": "Page header" }, { "left": 177, "top": 38, "width": 255, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Budget Supervision and Mechanism by an Administrative Village in Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 210, "top": 785, "width": 168, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sriwijaya Law Review  Vol. 3 Issue 2, July (2019)", "type": "Page footer" }, { "left": 515, "top": 786, "width": 22, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[177]", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 218, "height": 202, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "of an area and has reciprocity relation with other regions. Based on the definition, a village is an essential part of the existence of Indonesia Nation, because it is the smallest part that shows the diversity of Indonesia. It has been proved that diversity supports the presence of a nation. Thus, village reinforcement cannot be bargained and separated from the development of this nation. Therefore, the existence of a village should be empowered and protected, particularly in the implementation of village authority. 2", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 294, "width": 218, "height": 281, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A village has an important role, particularly in carrying out a public services task. Decentralization of more significant authorities accompanied by budget and assistance of adequate facilities and infrastructures is indeed required to create the village autonomous aiming for village independence. By legitimizing Law Number 6 of 2014 concerning the village, it expected that people's interests and needs could be better accommodated. Giving higher opportunity for a village to regulate its government and even distribution of the development planned can improve the prosperity and quality of life of village people. Thus, the problem of discrepancy between areas, poverty, and other social- cultural issues can be minimized. 3", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 580, "width": 218, "height": 59, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Law of Village is a base and a part of modernity of thoughts and acts of village people. The Law of Village should be an instrument to build a new life of an", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 666, "width": 217, "height": 45, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Roy Marthen Moonti, “Establishment of Village Regulations In Realize Autonomy Village,\" Substantive Justice Internasional Journal of Law Volume 1, Issue 2, Juli 2018, p130.", "type": "Footnote" }, { "left": 71, "top": 712, "width": 217, "height": 45, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 Neny Tri Indrianasari, “Peran Perangkat Desa Dalam Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa,\" Jurnal Ilmiah Ilmu Akuntansi Keuangan dan Pajak , Volume 1 No. 2, Juli 2017, p30.", "type": "Footnote" }, { "left": 321, "top": 88, "width": 218, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "independent, democratic, and prosperous village. 4", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 120, "width": 219, "height": 328, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Regulations concerning villages have changed significantly since the enactment of Law Number 6 of 2014 concerning Villages (from now on referred to as Village Law) on January 15, 2014. In terms of regulations, villages (or with other names specifically/separately) have been separated from Law - Law Number 32 Year 2004 concerning Regional Government. Villages in Indonesia will experience repositioning and new approaches to implement development and good governance. In essence, the Village Law has a vision and engineering that gives broad authority to villages in the field of village government administration, implementation of village development, village community development, and empowerment of village communities based on community initiatives, origin rights, and village customs. 5", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 453, "width": 218, "height": 170, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The policies of village management which are regulated in Law Number 6 of 2014 concerning village are considered bringing new hope in an effort of improving the village people's welfare. One of the policies is providing huge budgeting allocation for villages, which is aimed to strengthen village fund in development, service, improvement, and empowerment of village people. Then, awarding the village chief and apparatus with a fixed salary and", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 643, "width": 217, "height": 56, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 I Gusti Bagus Suryawan, “Undang Undang Se- bagai Sarana Pembaharuan Bagi Masyarakat (Telaah Sosiologis Keberlakuan Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa”, Hasanudin Law Review , Vol. 1 No. 1 April 2015, p23.", "type": "Footnote" }, { "left": 321, "top": 700, "width": 217, "height": 57, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5 Reflay Adi Sagita, Widayati, “Pengawasan Penggunaan Dana Transfer Untuk Menjamin Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa Di Kabupaten Wonosobo,” Jurnal Hukum Khaira Ummah, Vol. 12 No. 2 Juni 2017, p294.", "type": "Footnote" }, { "left": 227, "top": 38, "width": 130, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Roy Marthe Moonti and Ibrahim Ahmad", "type": "Page header" }, { "left": 52, "top": 788, "width": 22, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[178]", "type": "Page footer" }, { "left": 203, "top": 788, "width": 168, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sriwijaya Law Review  Vol. 3 Issue 2, July (2019)", "type": "Page footer" }, { "left": 59, "top": 88, "width": 218, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "allowance is conducted with the expectation that they can improve providing the public services.", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 136, "width": 218, "height": 503, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Besides issuing the Law Number 6 of 2014 concerning village, the government also issues the Ministerial regulation Number 113 of 2014 about the guidelines of Village Financial Management which is expected to become the guidelines in village financial management, because it covers various procedures of village financial management consisting of planning, implementation, administration, report, and accountability. Also, the Ministry of Home Affairs Regulation Number 113 of 2014 requires that the village financial management should be transparent, accountable, and participative, as well as orderly and disciplined. 6 In the administration, the village government needs financial sources and village revenues. The village revenues sources are managed in Village Government Budget. In the administration, the village government needs commercial sources and village revenues. The village revenues sources are handled in Village Government Budget. The village financial according to government regulation in lieu of the law number 2 of 2014 concerning the Village Government is all rights and responsibility in implementing the village government which can be valued with money including all terms of properties related to the village's rights and responsibilities.", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 644, "width": 218, "height": 42, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Government Regulation Number 43 of 2013 concerning village is regulating the village government including the", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 712, "width": 232, "height": 45, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6 Neny tri Indrianasari, “Peran Perangkat Desa Dalam Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa,” Jurnal Ilmiah Ilmu Akuntansi Keuangan Dan Pajak , Volume 1 No. 2-Juli 2017. p30", "type": "Footnote" }, { "left": 310, "top": 88, "width": 218, "height": 154, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "responsibilities of formulating and creating a local regulation about village fund allocation as a part of village fiscal authority to organize and to manage the finances. In order to run the administration, the village government has revenues sources which are used in financing the activities. The most important things to concern about are the certainty of financing and, at last, the accountability of the budget's utilization.", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 247, "width": 218, "height": 170, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Currently, the government has supported the village financial, which is by allocating 10% in minimal of the balanced fund between Central Government and Local Government, and it is called Village Fund Allocation. It is intended as the stimulant fund to encourage in financing the village government's programs supported by the participation of cooperation from the community in running the activities as well as the community empowerment.", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 421, "width": 218, "height": 249, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The village fund allocation given each year to all villages should be accountable. Financial accountability is a crucial dimension in commercial consumption, including the Village Fund Allocation. This accountability should be conducted considering that, currently, villages obtain a tremendous amount of budget and the management should be done independently due to the village fund allocation policy in which previously the communities only receive limited financial assistance with uncomplicated management. The Village Chief must prepare the human resources to manage the enormous amount of money as the village government implementer.", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 675, "width": 218, "height": 75, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The village financial implementation and management should be managed based on the principles of transparent, accountable, participative, orderly, and discipline, and it is maintained for a fiscal", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 38, "width": 255, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Budget Supervision and Mechanism by an Administrative Village in Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 210, "top": 785, "width": 168, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sriwijaya Law Review  Vol. 3 Issue 2, July (2019)", "type": "Page footer" }, { "left": 515, "top": 786, "width": 22, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[179]", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 86, "width": 218, "height": 172, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "year from January 1 st to December 31 st . The village fund allocation is a stimulant for villages to manage the fund allocation effectively and efficiently. The management should be transparent to create the development of the community's activities, aiming the independent villages. The village chief as the head of the village government is the power holder of village fund management and is the representative of the village government. 7", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 263, "width": 218, "height": 296, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Observing the management of village development budget, there are some problems in accountability of the use of village fund allocation. There are some guidelines of rules to manage the financial which are not comprehended by the financial management apparatus. The example is a mechanism of village fund allocation is not done according to technical guidelines regulated in village financial management. Thus there are still some deviations conducted by the decision- makers which then becomes problems of villages. Therefore, based on the background, there are two problem statements of this study, namely how the mechanism of village development budget management and how the village development budget control.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 570, "width": 177, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ANALYSIS AND DISCUSSION The Mechanism of Village Budget Management", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 612, "width": 218, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The village government, as the forefront in the local government system, will be correlated and directly attached to the community. Therefore, the system and mechanism of the local government", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 701, "width": 217, "height": 56, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 Hasman Husin Sulumin, “Pertanggungjawaban Penggunaan Alokasi Dana Desa Pada Pemerintahan Desa Di Kabupaten Donggala,\" e- Journal Katalogis , Volume 3 Nomor 1, January 2015, p44", "type": "Footnote" }, { "left": 321, "top": 88, "width": 218, "height": 138, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "implementation is very supported and determined by the Village Government and Village Consultative Body as parts of Local Government. The institutional structures and work mechanisms in all levels of government, mainly the village government must be guided to create the government that is sensitive to the development and change in communities. 8", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 231, "width": 218, "height": 233, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Reformation and local autonomous are new hopes for the village government and community to develop their village based on people's needs and aspirations. For mostly village apparatus, autonomous is a new opportunity to open the spaces for creativity for the village apparatus to manage the village. For example, all things to do by the village government that must be approved by the sub-district government should be no longer applied. It will make the village government becomes more free in determining development programs to implement, and it can be adjusted with the village people's need.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 469, "width": 218, "height": 154, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The chief village conducts the authority to manage the village financial as it is Min- ister of Home Affairs Regulation No. 113 of 2014 concerning Guidelines for Village Fi- nancial Management regulated in Article 75 verse (1). It says that the village chief is the power holder in village financial management. In running the authority, the chief village can authorize half of his/her authority to the village apparatus.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 628, "width": 218, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The principles of financial management in a village to create good governance must be involved in the following some aspects,", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 700, "width": 218, "height": 57, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8 Romsan, A., Ali, F., Idris, A., Nugraha, A., Nurhidayatuloh, N., & Isa, S. M., 2017, “Climate Change and Community Environmental Conflicts: Are They Correlated?.” Sriwijaya Law Review , 1 (1), pp067-079.", "type": "Footnote" }, { "left": 227, "top": 38, "width": 130, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Roy Marthe Moonti and Ibrahim Ahmad", "type": "Page header" }, { "left": 52, "top": 788, "width": 22, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[180]", "type": "Page footer" }, { "left": 203, "top": 788, "width": 168, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sriwijaya Law Review  Vol. 3 Issue 2, July (2019)", "type": "Page footer" }, { "left": 59, "top": 88, "width": 218, "height": 249, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "namely: 1) Aspiration; in policy-making of the village financial management, the village government and Village Consultative Body should listen to the people's aspiration. 2) Participation; in policy-making of the village financial management, the village government should involve the village community. 3) Transparency; the community obtains adequate information related to the village government budget, including development, village treasury auction, government assistance and reinforcement to the communities. 4) Accountability; the village financial management should be based on the applicable rules. 9", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 342, "width": 218, "height": 265, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Before the village fund policy in Law Number 6 of 2014 concerning the village, Government Regulation Number 2 of 2005 concerning Village has stated that one of the income sources of the village is coming from government transfer funds in the form of village fund allocation. Based on government regulation, it regulates that the village fund allocation comes from transfer funds from central government (State Government Budget) to the district/city government. Village Fund Allocation is determined at least 0% of the received transfer fund. The policy of Village Fund Allocation is aimed to support the implementation of public services in villages.", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 612, "width": 218, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "According to the Government Regulation Number 72 of 2005, the goals of", "type": "Table" }, { "left": 59, "top": 644, "width": 218, "height": 42, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "the implementation of village fund allocation are: 1) increasing the application of village government in running the", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 701, "width": 217, "height": 56, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9 Edi Supriyadi, “Pertanggungjawaban Kepala Desa Dalam Pengelolaan Keuangan Desa Berdasarkan Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa”. Jurnal IUS Vol III Nomor 8 Agustus 2015, p332-333.", "type": "Footnote" }, { "left": 310, "top": 88, "width": 218, "height": 265, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "government service, development, and community-based on the authority. 2) improving capability of community organization in planning, implementing, and controlling the growth participatory based on village’s potentials; 3) improving the income equalization, work opportunity, and business opportunity for village people; and 4) encouraging the development of community cooperation. The Village Fund Allocation concept is a correction to the village assistance model provided by the central government along with the village development agenda since 1969. Some financial transfer types to the villages are Village Assistance, Village Development Fund, and the Poverty Alleviation Program.", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 358, "width": 218, "height": 217, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Village Fund Allocation Policy can optimize the synergy between government and community and create the community's positive perception on the benefit of the use of Village Fund Allocation toward the village development. The implementation of Village Fund Allocation has a significant advantage, positive impact and multiplier effect both village and village community in the form of the improvement of community's knowledge, the increase of community's participation in village development plan deliberation, and employment. Besides, the Village Fund", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 580, "width": 117, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Allocation Program", "type": "Table" }, { "left": 310, "top": 580, "width": 218, "height": 59, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "supports the improvement of villages' development and obtains positive responses from the community.", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 644, "width": 218, "height": 106, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on villages' authorities as regulated in Law Number 6 of 204 concerning village, the central government expenditure K/L relocated to be village fund involves all programs that have been conducted. Village-based central government programs which has a potency", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 38, "width": 255, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Budget Supervision and Mechanism by an Administrative Village in Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 210, "top": 785, "width": 168, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sriwijaya Law Review  Vol. 3 Issue 2, July (2019)", "type": "Page footer" }, { "left": 515, "top": 786, "width": 22, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[181]", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 218, "height": 186, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "to be funded, consist of village community empowerment; nutrition for maternal and child health development; health efforts development; beef self-sufficiency achievement; diversification and community food security improvement; production improvement; continuous productivity and quality of horticulture plants products; productivity and quality of crops to achieve self-sufficiency; and agriculture facilities and infrastructures provision and development.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 279, "width": 218, "height": 217, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Law Number 6 of 204 concerning village becomes the reference for the government, particularly ministries/ institutions, local governments, and communities in villages and rural areas development. Article 78 Para. 1 states that the development of the village is aimed at improving the prosperity of village communities and human life quality and poverty alleviation through basic needs fulfillment, villages facilities and infrastructures development, local economic potential development, natural resources, and environment utilization continuously.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 501, "width": 218, "height": 74, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Article 80 verse 4, law Number 6 of 204 concerning village states that priorities, programs, activities, and requirements of village development is formulated based on villages people need analysis involving:", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 580, "width": 197, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. The improvement of quality and access toward essential services;", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 612, "width": 197, "height": 58, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. The development and maintenance of infrastructures and environment based on technical ability and available local human resources;", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 675, "width": 194, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. The Development of productive- scaled agricultural economic;", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 707, "width": 197, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. The efficient development and utilization of technology for economic improvement; and", "type": "List item" }, { "left": 343, "top": 88, "width": 196, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. The increase of discipline and tranquility quality of village people based on village people needs.", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 136, "width": 218, "height": 201, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Article 19 verse 2 Government Regulation Number 60 of 2014 concerning village fund sourced from State Government Budget states that the village fund is prioritized for funding the development and community empowerment, including poor people alleviation. The most priority goods as community's needs are the development of education and health essential services, the development of infrastructures, and the fulfillment of primary needs of the communities such as foods, clothes, and shelters.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 342, "width": 214, "height": 183, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Article 83 verse 3, Law Number 6 of 2014 concerning Village states that village fund allocation transferred through Districts/City Government Budget is used for village community’s empowerment activities. The activities include efforts to improve access to services and economic activities. The community's activities funded by public budgets are the Family Welfare Program and RW Siaga program. 10 Fig 1: Cycles of Village Financial Management 11", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 654, "width": 218, "height": 45, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10 Mohamad Zainul Abidin, “Tinjauan Pelaksanaan Keuangan Desa Dalam Mendukung Kebijakan Dana Desa,\" Jurnal Ekonomi Kebijakan Publik Vol. 6 No.1 (2015) pp71-72", "type": "Footnote" }, { "left": 321, "top": 701, "width": 208, "height": 44, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "11 BPKP, Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan Dan Konsultasi Pengelolaan Keuangan Desa, http://www.bpkp.go.id/public/upload/unit/sakd/ files/Juklakbimkonkeudesa.pdf?opwvc=1, p33", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 38, "width": 130, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Roy Marthe Moonti and Ibrahim Ahmad", "type": "Page header" }, { "left": 52, "top": 788, "width": 22, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[182]", "type": "Page footer" }, { "left": 203, "top": 788, "width": 168, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sriwijaya Law Review  Vol. 3 Issue 2, July (2019)", "type": "Page footer" }, { "left": 59, "top": 104, "width": 218, "height": 487, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "From the figure (Fig 1), it can be ex- plained that the village fund management cycle consists of several parts: first, village financial management plan. The planning includes receipt and expenditure of village government in the favorable budget year suggested in the village budgeting (APBDe- sa). Second, budgeting begins with the preparation of the Village Budget which is an annual financial plan Village Govern- ment by referring to Village RKP. Third, village financial management implementa- tion is Village revenue and expenditure car- ried out through the village cash account at the bank appointed by the Regent / Mayor. Fourth, financial administration is carried out by the Finance Chief as executor of treasury functions. The administration is carried out by recording each receipt of ex- penditure in a public cash opening (BKU) which is closed at the end of each month. Fifth is related to a reporting of the village head to submit the first-semester village budgeting to Mayor through subdistrict head, which consists of reports on the vil- lage budgeting implementation and reports on the realization of activities. Finally, sixth is the accountability report submitted no lat- er than three months after the end of the budget year relating to the stipulated by the Village Regulation.", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 596, "width": 218, "height": 59, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Each stage of the processes of village financial management has rules that must be comprehended and implemented appropri- ately with the determined time limit.", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 659, "width": 218, "height": 91, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In order to understand the village finan- cial management comprehensively, the gen- eral description of village financial man- agement is presented related with cen- tral/provinces/districts/city governments, the implementation subjects at villages, the", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 88, "width": 218, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "structure of village governments budget, report, and strategic environment in the form of the applicable regulations.", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 149, "width": 215, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fig 2: General Description of Village Fi- nancial Management 12", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 349, "width": 218, "height": 154, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The activities of village financial man- agement (Fig 2) can be done properly due to the support of competent and qualified hu- man resources and adequate financial sys- tems as well as procedures. Therefore, the village government must have organization structures of business management, job de- scription, flowchart, and criteria as the ref- erences for village financial management activities. 13", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 508, "width": 218, "height": 122, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Village Finance is managed based on good governance practices. The principles of Village Financial Management, as stated in the Regulation of the Ministery of Domestic Affairs Number 113 of 2014 are transparent, accountable, participatory, and carried out in an orderly and budgetary dis- cipline. The description is as follows:", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 654, "width": 217, "height": 57, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "12 BPKP, Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan Dan Konsultasi Pengelolaan Keuangan Desa, http://www.bpkp.go.id/public/upload/unit/sakd/fil es/Juklakbimkonkeudesa.pdf?opwvc=1, p34 13 Badan", "type": "Footnote" }, { "left": 372, "top": 702, "width": 52, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengawasan", "type": "Text" }, { "left": 444, "top": 702, "width": 83, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keuangan Dan", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 714, "width": 203, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembangunan, Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan & Konsultasi Pengelolaan Keuangan Desa, Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggara Keuangan Daerah 2015, pp33-34.", "type": "Footnote" }, { "left": 177, "top": 38, "width": 255, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Budget Supervision and Mechanism by an Administrative Village in Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 210, "top": 785, "width": 168, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sriwijaya Law Review  Vol. 3 Issue 2, July (2019)", "type": "Page footer" }, { "left": 515, "top": 786, "width": 22, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[183]", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 194, "height": 275, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“(1) Transparent, namely the principle of open- ness that allows the public to know and get the widest access to information about village fi- nance. Principles that open themselves to the right of the community to obtain correct, hon- est and non-discriminatory information about the administration of village governance while taking into account the provisions of legisla- tion; (2) Accountable, namely the realization of the obligation to account for the management and control of resources and the implementa- tion of the entrusted policies in order to achieve the stated objectives. The accountable principle that determines that every activity and the final outcome of the implementation of village gov- ernment activities must be accountable to the village community in accordance with the pro- visions of the legislation; (3) Participatory, namely the implementation of village govern- ment that includes village institutions and ele- ments of the village community; (4) Order and budget discipline, namely village financial management must refer to the rules or guide- lines that underlie it.”", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 378, "width": 217, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Some budget disciplines that need to be considered in Village Financial Manage- ment are:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 431, "width": 194, "height": 149, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“(1) Planned revenue is a rationally measurable estimate that can be achieved for each source of income, while budgeted expenditure is the highest limit of expenditure; (2) Expenditures must be supported by the certainty of the avail- ability of sufficient amounts of revenues that are not justified in carrying out activities that are not yet available or insufficient for budget credit in the APB Desa / APB Village Change; (3) All village receipts and expenses in the rel- evant fiscal year must be included in the Vil- lage APB and carried out through the Village Cash Account.” 14", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 597, "width": 205, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Budget Management Control in Village", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 613, "width": 218, "height": 58, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The consequence of control theory explains that the implementation of control to the government can be determined by several implications of control theories that are", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 700, "width": 217, "height": 46, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "14 Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan, Pengelolaan Keuangan Desa,http://www.bpkp.go.id/public/upload/unit/sa kd/files/Modul_Sistem%20Keuangan%20%20%2", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 748, "width": 76, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "0Desa_2016_.pdf,", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 88, "width": 221, "height": 392, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "possible to explain the cause of success and failure or effectiveness of a control system. The first theory is the juridical strength theory. The second theory is the types of Control theory. There are two the most prominent types of control, (1) repressive control, it is defined as control by forcing and threatening with the sanction to achieve the goals; and (b) normative control, it is defined as a control that uses synchronization between values understanding and goals. Third, control authority theory that involves (a) legality, ( legitimiteit ), a command that is conducted by authorized agencies; (b) a control that uses a particular skill ( deskundigheid ), (c) a control that obtains trust ( geloof ), and (d) law awareness ( rechtsbewustzjin ). Fourth, communication theory is a process of delivering and receiving messages or symbols that contain specific meanings. Fifth, publicity theory is publishing problems to the public that can influence the public pressure due to public opinion. Sixth is power arrogance theory.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 485, "width": 218, "height": 265, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Village fund allocation is regulated by Law Number 6 of 2014 concerning the village and is explained in Government Regulation number 60 of 2014 as the implementation and technical guideline. There are seven sources of village income: (a) Village-owned revenue involving business result, assets result, self-sufficiency and participation, cooperation, etc; (b) state budget allocation; (c) regional tax and retribution; (d) village fund allocation which is a part of balanced fund accepted from districts/city; (f) non-binding grant and contribution from the third parties; and (g) other legal village incomes. The smallest village fund allocation is 10% of the balanced fund accepted from districts/ city", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 38, "width": 130, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Roy Marthe Moonti and Ibrahim Ahmad", "type": "Page header" }, { "left": 52, "top": 788, "width": 22, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[184]", "type": "Page footer" }, { "left": 203, "top": 788, "width": 168, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sriwijaya Law Review  Vol. 3 Issue 2, July (2019)", "type": "Page footer" }, { "left": 59, "top": 88, "width": 218, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "in regional government budget after it is deducted by a special allocation fund.", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 120, "width": 218, "height": 455, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Basically, a village will receive fund from the central government. Therefore, each community should arrange a Medium- Term Plan Programme, Village Development Activity Plan, And Village Government Budget as the requirement to get village fund. There are priority scales that are done by the Ministry of Village, namely: (a) village fund preparation; (b) independent village; (c) village potentials management; (d) online village; (e) village's community enterprise; (f) creative economy; and (g) Village Owned Enterprises Development. Village Owned Enterprises is very important to develop in order to create a village to be the primary basis of self- sufficiency in Indonesia. Through village- owned enterprises, the village fund can be managed as the business capital to develop the village business in agriculture, plantation, husbandry, and fishery sectors. Thus, the village will be the leading producer of foodstuffs produced by those sectors. It also can provide cheap loans to the village people who have the profession as farmers, breeders, planters, and fishers. The loans can be taken from village fund allocation after decided through village consultation. 15", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 580, "width": 218, "height": 106, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Village fund allocation is done in village government implementation control context. As an entity in the village government implementation, a village financial should be accountable. For the local scale, the village law confirms the village consultative body's rights to control", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 712, "width": 218, "height": 45, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "15 Hasyim Adnan, “Pengawasan Alokasi Dana Desa Dalam Pemerintahan Desa,\" Al’Adl , Volume VIII Nomor 2, Mei-Agustus 2016 Fakultas Hukum Universitas Islam Bandung, pp12-14", "type": "Footnote" }, { "left": 310, "top": 88, "width": 218, "height": 75, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "and to ask for information about the implementation of village government implementation to village government, including village fund utilization distribution.", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 167, "width": 218, "height": 123, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Village consultation run by village consultative body becomes a legal forum to control the village needs-based control. Annual controlling policy, 2016 and 2017, has mandated the regional inspectorate to manage the village fund. The procedures of village fund control can be observed as follows:", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 294, "width": 185, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 1: Village Fund Management Procedure", "type": "Section header" }, { "left": 310, "top": 322, "width": 217, "height": 181, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pre Distribution Distribution and Utilization Post Distribution Village apparatus readiness and regulation in accepting fund Financial Aspect in Village Fund Utilization Administration, Report, and Accountability of Village Fund Utilization Village Fund Calculation Suitability Goods/ services procurement aspect in village fund utilization The outcome of the village fund for people’s welfare Village Fund planning arrangement process adjustment. Controlling System Reliability Aspect", "type": "Table" }, { "left": 310, "top": 509, "width": 217, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Source: Letter of the General Inspectorate of the Ministry of Domestic Affairs Number 700 / 1281 /A.1/IJ of 2016", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 555, "width": 218, "height": 75, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "There are three phases of the village fund control procedure (Table 1); they are predistribution, distribution and utilization, and post-distribution. There are four critical aspects in the pre-distribution stage:", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 634, "width": 205, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Village Fund Management Apparatus;", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 650, "width": 214, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Regulation and documents related to the Village Fund;", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 682, "width": 194, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Village Fund calculation suitability;", "type": "List item" }, { "left": 310, "top": 698, "width": 215, "height": 43, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Village Fund arrangement adjustment. There are three critical aspects in distri- bution and utilization stage:", "type": "List item" }, { "left": 177, "top": 38, "width": 255, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Budget Supervision and Mechanism by an Administrative Village in Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 210, "top": 785, "width": 168, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sriwijaya Law Review  Vol. 3 Issue 2, July (2019)", "type": "Page footer" }, { "left": 515, "top": 786, "width": 22, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[185]", "type": "Page footer" }, { "left": 74, "top": 88, "width": 212, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Financial issues in village fund utiliza- tion", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 120, "width": 196, "height": 43, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) The punctuation of village fund dis- tribution from the local general cash account to the village cash account;", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 167, "width": 194, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) The adjustment of village fund utili- zation with the statutory provision.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 199, "width": 214, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Goods/services procurement aspect in village fund utilization", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 231, "width": 205, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Controlling System Reliability Aspect", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 247, "width": 218, "height": 74, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "There are two critical aspects in the post- distribution stage: 1) administration, Report, and Accountability of Village Fund Utiliza- tion, and 2) the outcome of the village fund for people's welfare.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 326, "width": 218, "height": 122, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Generally, the people also have the rights to control participatory to the use of village fund such as by monitoring the im- plementation of village development by comparing it with the content of the issued village regulations. The people are also rightfully obtaining information about the implementation. 16", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 453, "width": 218, "height": 138, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In this case, the kyai (Cleric) and ulama (Theologian) have strategic roles to success the village development programs, because they have become leaders for the people in- formally. They can be actively rolled in con- trolling the use of village fund based on its allocation, and they can empower the vil- lage economic by creating Village-owned enterprises.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 596, "width": 218, "height": 59, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The village must be truthful in provid- ing the accountability statement based on facts because if the accountability statement is appropriate, the village fund allocation", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 678, "width": 217, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "16 Selvi Centia, 2017, “Fungsi Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Terhadap", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 702, "width": 203, "height": 55, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penggunaan Dana Desa Dihubungkan Dengan Permendes Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa,” Repository Unpas Universitas Pasundan , pp50- 52.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 88, "width": 215, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "assistance for the next year will not be pro- cessed.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 120, "width": 218, "height": 201, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The village fund allocation control can be optimal if there is cooperation between honest village fund manager and village as- sistant cadres who are recruited by The Ministry of Villages to help the villages fund program to be effective and to guide villages in running the programs based on needs. The village assistance can be run by professional assistants, technical assistance, community empowerment expert, and third parties such as Non-governmental organiza- tions, Universities, Community Organiza- tions, and Companies. 17", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 344, "width": 84, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 321, "top": 364, "width": 218, "height": 138, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The mechanism of village development budget management will be adequately im- plemented if it is supported by adequate human resources and financial procedures that appropriate with the provisions of the legislation, and the village development budget control should be some stages such as pre-distribution, distribution of the usage, and post-distribution.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 519, "width": 84, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "REFERENCES Journals", "type": "Section header" }, { "left": 321, "top": 550, "width": 218, "height": 51, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abidin, Muhammad Zainul. 2015. “Tinjauan Atas Pelaksanaan Keuangan Desa Dalam Mendukung Kebijakan Dana Desa.” Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik 6(1).", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 609, "width": 218, "height": 36, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adnan, Hasyim, 2016. “Pengawasan Alokasi Dana Desa Dalam Pemerintahan Desa.” AL’Adl VIII(2).", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 653, "width": 218, "height": 36, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BPKP, 2015. “Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan Dan Konsultasi Pengelolaan Keuangan Desa.” Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan Desa .", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 711, "width": 215, "height": 46, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17 Hasyim Adnan, “Pengawasan Alokasi Dana Desa Dalam Pemerintahan Desa,\" Al’Adl, Volume VIII Nomor 2, Mei-Agustus 2016 Fakultas Hukum Universitas Islam Bandung, p17", "type": "Footnote" }, { "left": 227, "top": 38, "width": 130, "height": 7, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Roy Marthe Moonti and Ibrahim Ahmad", "type": "Page header" }, { "left": 52, "top": 788, "width": 22, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[186]", "type": "Page footer" }, { "left": 203, "top": 788, "width": 168, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sriwijaya Law Review  Vol. 3 Issue 2, July (2019)", "type": "Page footer" }, { "left": 59, "top": 88, "width": 218, "height": 129, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan, Pengelolaan Keuangan Desa,http://www.bpkp.go.id/public/upload/unit/ sakd/files/Modul_Sistem%20Keuangan%20%2 0%20Desa_2016_.pdf Centia, Selvi. 2017. “Fungsi Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Terhadap Penggunaan Dana Desa Dihubungkan Dengan Permendes Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa.”", "type": "Table" }, { "left": 59, "top": 226, "width": 218, "height": 74, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indrianasari, Neny Tri. 2017. “Peran Perangkat Desa Dalam Akuntanbilitas Pengelolaan Keuangan Desa (Studi Pada Desa Karangsari Kecamatan Sukodono).” ASSETS : Jurnal Ilmiah Ilmu Akuntansi, Keuangan dan Pajak 1(2).", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 308, "width": 218, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Moonti, Roy Marthen, 2018. “Establishment Of Village Regulations In Realize Autonomy Village.” 1(2).", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 352, "width": 218, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Reflay Adi Sagita, Widayati, Pengawasan Penggunaan Dana Transfer Untuk Menjamin Akuntabilitas Pengelolaan", "type": "Table" }, { "left": 59, "top": 394, "width": 218, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keuangan Desa Di Kabupaten Wonosobo, Jurnal Hukum Khaira Ummah Vol. 12 No. 2 Juni 2017.", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 441, "width": 218, "height": 61, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nomor, Undang et al., 2015. \"Pengelolaan Keuangan Desa Berdasarkan Undang- Liability of the Head of the Village in the Village Financial Management According To Law Number 6 of 2014.\"", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 510, "width": 218, "height": 74, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rahmawati, Hesti Irna, Citra Ayudiati, and Surifah Surifah. 2015. “Analisis Kesiapan Desa Dalam Implementasi Penerapan UU Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Studi Pada Delapan Desa Di Kabupaten Sleman).” The 2nd University Research Colloquium (6).", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 88, "width": 218, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Romsan, A., Ali, F., Idris, A., Nugraha, A., Nurhidayatuloh, N., & Isa, S. M. 2017.", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 113, "width": 218, "height": 60, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“Climate Change and Community Environmental Conflicts: Are They Correlated?.” Sriwijaya Law Review. 1(1). Sulumin, Hasman Husin, 2015.", "type": "Table" }, { "left": 310, "top": 173, "width": 217, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“Pertanggungjawaban Penggunaan Alokasi Dana Desa Pada Pemerintahan Desa Di Kabupaten Donggala.” Katalogis 3(1).", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 217, "width": 218, "height": 106, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suryawan, I Gusti Bagus. 2015. “Undang- Undang Sebagai Sarana Pembaharuan Bagi Masyarakat (Telaah Sosiologis Keberlakuan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa).” Hasanuddin Law Review 1(1). http://pasca.unhas.ac.id/ojs/index.php/h alrev/article/view/37/36.", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 332, "width": 28, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Laws", "type": "Section header" }, { "left": 310, "top": 344, "width": 217, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Law Number 6 Of 2014 Concerning The Village.", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 376, "width": 218, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Government Regulation No. 72 of 2005 concerning Villages.", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 409, "width": 218, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Government Regulation No.43 of 2014 regarding Villages.", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 443, "width": 218, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Minister of Home Affairs Regulation No. 113 of 2014 concerning Guidelines for Vil- lage Financial Management.", "type": "Text" } ]
78ce475b-d8fa-b6a0-365d-baf71384c8c5
https://ijere.iaescore.com/index.php/IJERE/article/download/26182/13874
[ { "left": 85, "top": 59, "width": 311, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "International Journal of Evaluation and Research in Education (IJERE)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 212, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 13, No. 2, April 2024, pp. 1252~1264 ISSN: 2252-8822, DOI: 10.11591/ijere.v13i2.26182", "type": "Page header" }, { "left": 482, "top": 80, "width": 45, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " 1252", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 776, "width": 184, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal homepage: http://ijere.iaescore.com", "type": "Page footer" }, { "left": 88, "top": 107, "width": 438, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A corpus-based study of word-formation creativity in Facebook Philippine English", "type": "Title" }, { "left": 199, "top": 164, "width": 211, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nimfa G. Dimaculangan 1 , Michelle B. Sarmiento 2", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 175, "width": 393, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 College of Teacher Education, Laguna State Polytechnic University, Santa Cruz (Main) Campus, Santa Cruz, Philippines", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 184, "width": 391, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 College of Teacher Education, Laguna State Polytechnic University, San Pablo City Campus, San Pablo City, Philippines", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 225, "width": 52, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Article Info", "type": "Table" }, { "left": 243, "top": 225, "width": 54, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 89, "top": 243, "width": 434, "height": 184, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Article history: Received Dec 4, 2022 Revised Oct 24, 2023 Accepted Nov 2, 2023 This paper is a study of English as a second language (ESL) teachers’ and students’ newly coined Facebook (FB) lexical items and expressions. It presents sample FB Philippine English (PhilE) words found in ESL teachers’ and students’ FB posts and messages and the formation mechanisms evident in the lexical items. The lexical items are culled from the researchers-built 50,000-word corpus of FB and FB Messenger conversations posted and sent by the mentioned texts’ contributors from the last quarter of 2016 to 2022. The PhilE neologisms are identified from their surrounding English lexical items and analyzed based on a proposed framework for PhilE word-formation processes, and ESL Englishes well-motivated innovations and criteria in standardizing its usages. Data analysis reveals over a hundred PhilE lexical items that are coined through the analytical frameworks used with the present paper’s additional proposed processes for FB lexical formation, hypocoristic extension, and anagrammatic transposition or backward spelling. The lexical items, in general, are colloquial, marking the informality of the FB PhilE register, although written in English. In terms of lexicon, it is advanced that FB English in the country is a variety of Internet PhilE, which should be taught in Sociolinguistics and ESL classrooms. Keywords: Computer-mediated communication", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 354, "width": 120, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "English as a second language Facebook Philippine English Internet English", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 388, "width": 106, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Word-formation creativity", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 436, "width": 215, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This is an open access article under the CC BY-SA license.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 495, "width": 99, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Corresponding Author:", "type": "Section header" }, { "left": 89, "top": 513, "width": 389, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nimfa G. Dimaculangan College of Teacher Education, Laguna State Polytechnic University, Santa Cruz (Main) Campus Santa Cruz, Laguna, Philippines Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 589, "width": 104, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 601, "width": 442, "height": 147, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "English, the language of globalization, has been at the forefront of digitalization. Digitalization quickens the globalization of the mother English, British English (BrE), which has produced children Englishes. Emerging Englishes within the World Englishes paradigm evolved with computer-mediated communication (CMC). CMC has become the norm through the Internet, which Flammia and Saunders [1], described as a force for global unity. The Internet has given birth to e-language and transformed the English language. Brezina et al. [2] comparison of the British National Corpus 2014 (BNC2014) with the original British National Corpus 1994 (BNC1994) revealed that the Internet had changed the lexical and grammatical features of BrE. According to Brezina [3], BrE has become much more informal in blog posts, social media, and across genres, from fiction to newspapers, political speeches, and academic writing. For instance, the high frequency of informal features like contractions and second and first-person pronouns, which was unusual before the internet revolution, was revealed by the 2020 study. In addition, terms, acronyms, and spellings like Alexa , app , awesome , blog , congrats, email, fab, Facebook, Fitbit, Instagram, iPad, iPhone, Ive, lol, omg, tbh, tweet, Twitter, and website have become parts of e-language.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 94, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Int J Eval & Res Educ", "type": "Page header" }, { "left": 265, "top": 59, "width": 73, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2252-8822", "type": "Page header" }, { "left": 482, "top": 57, "width": 9, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "", "type": "Page header" }, { "left": 106, "top": 776, "width": 421, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A corpus-based study of word-formation creativity in Facebook Philippine … (Nimfa G. Dimaculangan)", "type": "Page footer" }, { "left": 505, "top": 59, "width": 23, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1253", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 82, "width": 442, "height": 101, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ratih and Gusdian [4] analyzed the word-formation processes in English new words from 2012-2016 in the online Oxford English dictionary (OED) through systematic random sampling. They described the most common word-formation processes used on FB and identified the causes for employing these features. Their document analysis revealed that new English words are created through affixation, folk etymology, compounding, abbreviation, acronyms, borrowing, blending, clipping, and back-formation. They also found double word-formation processes: such as folk etymology and compounding, e.g., historiosophy from the Greek historio and sophy ; compounding and affixation, e.g., beatboxer from beat and box and er; blending and affixation, e.g., syntagmatic from syntax and pragmatic and s; and clipping and blending, e.g., d-line from the defensive line .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 186, "width": 442, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In the Philippines, Facebook (FB) has become one of the most used social network sites where Filipinos communicate. Indeed, FB has become the most comfortable and fastest distance communication mode in the country. Tech in Asia records 94% of Filipino social media users through FB applications [5]. Adams [6] stated that FB is considered one of the most well-known social media sites; hence, many people around the globe get adopted to it regardless of whatever language is used. The FB posts and conversations between Filipino speakers of English are often scribed in Philippine English (henceforth PhilE), not the L 1 variety, BrE, or AmE; nevertheless, FB PhilE is underexplored.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 266, "width": 442, "height": 193, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Among the minimal studies on FB PhilE, include Afable et al. [7]. They looked at the process of creating new internet Philippine English (IPE) words and their acceptability to English as a second language (ESL) teachers through a corpus of about 300,000 words from “When in Manila” blogs from 2017-2019. Their analysis showed IPE lexical items formed through normal expansion, shortening, coinage, and borrowing based on Dimaculangan and Gustilo framework [8] of word-formation processes in PhilE. The items that emerged most frequently used were x (a shortened symbol that functions like and) and borrowed words from Tagalog like adobo , hugot , balikbayan , and bongga . Gustilo et al. [9] measured the acceptability and intelligibility of IPE words and expressions in online news. They identified IPE lexical items in online showbiz news and determined the Filipino English ESL teachers' understanding of the words and their acceptance of these words in different domains of communication. Their 50,000-word corpus revealed 47 newly-formed IPE words that their ESL teacher participants generally understood; hence, they described the items as highly intelligible. Earlier than this study is Dino and Gustilo [10] exploration of the linguistic features of Filipino digitalk across FB, Instagram, Online Gaming, Twitter, Edmodo, and Blogs. They found 30 different linguistic features from a corpus of about 500 thousand words from the online interaction of 63 Filipino digitalkers. Among these 30 linguistic features are seven products of lexicon-building processes: acronymy, collocations, punning, affixation, borrowing, blending, and conversion.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 462, "width": 442, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Needless to say, social networking sites such as FB have changed man’s linguistic environment; hence, FB English should be studied. As has been confirmed by the studies of Applied linguists and students [7], [9], [10], social networking sites can be a rich source of localized forms that can be added to the PhilE lexicon and contribute to the standardization of this variety of English. Therefore, the studies [7], [9], [10] suggested the conduct of studies on digitalk expressions and the proposal of a digitalk model to facilitate successful Internet communication and understanding among digitalkers. Moreover, prominent linguists recommended Internet language as a linguistic scholarship and material for thesis writing [11], [12].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 542, "width": 442, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The present study on the PhilE FB lexicon is significant not only because words are the building block of a language but also because FB seems to be the most favored mode of communication on the Internet and is now used as a platform for language learning. Moreover, FB PhilE, as an emerging variety of IPE, can be an addition to Gonzales [13] types of PhilE. The critical issue is a dearth of studies on FB PhilE, and research on FB PhilE is nascent. No one has comprehensively described the lexicon of FB PhilE. The past studies focused not on the lexicon of Internet chat but looked into the broader language variations in such a domain or determined the educated Filipino’s attitude towards PhilE grammar and lexicon.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 623, "width": 442, "height": 89, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study is relevantly timely, inasmuch as interlocutors across the globe engaged in online communication, mainly FB written communication; thus, they need to be updated about the lexicon development of various varieties for smooth and clear communication of messages across cultural boundaries. FB is now an ESL learning platform; hence, teaching FB language needs to be integrated with ELT instruction. FB PhilE vocabulary should also be taught when doing English vocabulary in Philippine ESL classrooms. This study offers a significant contribution to the limited literature on IPE, which is interesting to global ESL learners; they connect with the world through FB online communication using the hybridized Englishes understood by non-native speakers.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 715, "width": 442, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The paper aims to fill in the earlier mentioned gaps and offer practical implications for teaching ESL vocabulary by presenting common FB PhilE expressions and examining the word- mechanisms at work when they were formed. Specifically, it answers the questions: i) what FB PhilE words are found in ESL teachers’ and students’ FB posts and messages based on Bamgbose [14] and Sauza’s frameworks [15]; and ii) what word-formation processes are evident in the lexical items based on Dimaculangan and Gustilo [8] proposed", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 57, "width": 9, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "", "type": "Page header" }, { "left": 437, "top": 59, "width": 90, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2252-8822", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 776, "width": 251, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Int J Eval & Res Educ, Vol. 13, No. 2, April 2024: 1252-1264", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 23, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1254", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 83, "width": 442, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "framework? The present paper employed an innovative methodology called corpus linguistics. A corpus is a collection of examples of language in use that are selected and compiled in a principled way, and corpus linguistics is the linguistic study of such corpora [16]. In other words, it is the study of language through authentic naturally occurring language data produced by speakers or writers.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 152, "width": 127, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. RESEARCH METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 163, "width": 93, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.1. Research design", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 175, "width": 443, "height": 101, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The study followed a descriptive research design and utilized qualitative-quantitative mixed methodologies. Scholars suggest that descriptive research is used to obtain information concerning the current status of phenomena to describe what exists concerning variables in a situation. It involves recording, describing, interpreting, and analyzing events and phenomena. This design was employed to describe the word- formation processes involved in creating FB PhilE vocabularies at the time of the study. A purely descriptive approach was observed in treating the FB PhilE lexes, i.e., the peculiarities and deviations were not corrected but merely described according to available evidence. Qualitative data were used to produce samples of commonly used PhilE lexical items found in the FB newsfeeds or timelines and conversations among ESL teachers and scholars and determine the word-formation processes in the identified lexical items.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 290, "width": 189, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.2. Corpus and data collection procedures", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 301, "width": 442, "height": 101, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The present paper utilized the corpus linguistics method in building the 50,000-word corpus of publicly posted messages in the ESL teachers’ and students’ FB newsfeeds and FB messenger conversations from which the lexical items were extracted. Qualitative data were used to obtain sample FB PhilE lexical items and to describe the lexical patterns inherent in the lexical formations. The data were collected through the self-built 50,000-word corpus of publicly posted messages in the FB newsfeeds or timelines and FB messenger conversations of educated users of PhilE (i.e., ESL teachers from primary to college/university levels across the country and college students from first to fourth years who are enrolled in the BSED-English program. The elementary and secondary school ESL teachers are Master’s degree holders of Applied Linguistics or Education major in English or at least enrolled in any English Language Education programs.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 442, "height": 89, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The ESL scholars' permission for the researchers to use specific texts from their posts and conversations with the likers and reactors was first sought before data collection started in the last quarter of 2016. Therefore, only those texts from friends, colleagues, and classmates from all parts of the Philippines who granted permission were included in the study. These covered the texts that were posted from the last quarter of 2016 to 2022 by Filipino ESL teachers, graduate and undergraduate students 18 years old and over, and who had formal education in the country through the medium of English. These two parameters were adopted from the International corpus of English-Philippines [17] criteria in considering writers of the texts included in the corpus.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 508, "width": 128, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.3. Data analysis procedures", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 520, "width": 442, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The accessed posts and exchanges requested from the participants were manually collected, copied in Word, and set in plain text format. When the copying was completed and ready for analysis, it was fed into the WordSmith toolset to generate the wordlist of PhiE lexical items. The application presents all the words used in the analyzed texts, the frequencies of the terms that occurred, the percentage of the running words in the texts from which the wordlist was made, the number of texts that contained the specified words, and the percentage of the corpus of texts. In addition, the words and expressions were set out in alphabetical order through the alphabetical tab for easier identification of the target words.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 600, "width": 442, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The lexical items gathered were analyzed using Dimaculangan and Gustilo [8] proposed framework of word-formation processes used by Filipino speakers of English which was adopted from all the existing L1 English and ESL varieties’ formation frameworks. Likewise, criteria were set to help the researchers identify PhilE neologisms from the list and their surrounding L1 English lexical items. The characterizing marks were based on [14] first two measures of ESL Englishes well-motivated innovations and D' Souza's, as cited in [15], first three criteria in standardizing usages in new Englishes.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 669, "width": 445, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The coinages were counted PhilE expressions when: i) they do not have L1 dictionary citations; ii) they are used by ESL teachers and students who are 18 years old and above and who had formal English instruction in the Philippines; iii) they are diffused by educated speakers from Luzon, Visayas, Mindanao, and National Capital Region (NCR); iv) they appear in the L1 English dictionary but are given new meanings; v) when the words are creatively coined and communicate meanings; and vi) they appeared in the gathered data at least five times. Dita (2015, personal communication) suggested the fifth criterion during one of the authors’ oral defenses of her dissertation proposal on the early 20th-century PhilE lexicon.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 94, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Int J Eval & Res Educ", "type": "Page header" }, { "left": 265, "top": 59, "width": 73, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2252-8822", "type": "Page header" }, { "left": 482, "top": 57, "width": 9, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "", "type": "Page header" }, { "left": 106, "top": 776, "width": 421, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A corpus-based study of word-formation creativity in Facebook Philippine … (Nimfa G. Dimaculangan)", "type": "Page footer" }, { "left": 505, "top": 59, "width": 23, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1255", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 82, "width": 442, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "After the groupings and classification, localized definitions of the items based on the contexts were determined. Repeated manual readings of the texts were done to provide appropriate contextual definitions. The lexical items whose semantic meanings were different from L 1 varieties’ meanings were given American or British variety equivalents for clarity of the provided meanings. The words’ congruity or incongruity with BrE and AmE varieties was checked against the current online version of Merriam-Webster’s dictionary [18] and the online version of the OED [19]. Finally, quantitative statistics through frequency were also used to determine the productivity of the word-formation mechanisms involved.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 186, "width": 157, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. RESULTS AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 197, "width": 255, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.1. Facebook PhilE lexicon per word-building mechanism", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 209, "width": 442, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This section presents the data gathered from Facebook posts and conversations from the last quarter of 2016 to 2022. The answers to both the research questions, i.e., the lexical items and the word-formation processes, are presented together. The lexical items with a frequency of at least five are presented per word- formation process, from the most productive to the least productive. They are arranged alphabetically for easy reference; however, if two or more lexical items were found in a sentence or a paragraph, they are presented in a group and not as individual items for the readers' more explicit understanding of the word meanings.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 289, "width": 311, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.1.1. Borrowing and hybridizing borrowed items with English markers", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 301, "width": 442, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Researchers agree that lexical borrowing is widespread in the languages of the world, and it is a part of the word mechanism frameworks. Borrowing is a consequence of contact between two or more languages, and the PhilE language contact with Tagalog results in the borrowing of local terms. The data showed that PhilE FB communicants borrowed words from Tagalog into English posts and conversations, as can be observed in Table 1.", "type": "Text" }, { "left": 134, "top": 381, "width": 343, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 1. List of borrowed and hybridized Tagalog words with English plural markers", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 393, "width": 425, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lexical items Meanings (1) Bitin (2) Chika/chikahan (adj.) not sufficient; very short as in “ Met my high school after ten years; had bitin one hour chat. ”", "type": "Table" }, { "left": 246, "top": 419, "width": 273, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(n.) stories; account of interlocutors’ latest experience; light gossip/ the act of exchanging personal stories", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 439, "width": 55, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(3) Din, pa, saka", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 439, "width": 426, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(part.) discourse particles used as markers of addition; carry the semantic meaning of and , too, or in addition to (4) Este", "type": "Text" }, { "left": 246, "top": 456, "width": 275, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(part.) a colloquial particle that carries the phrasal meaning, I mean …; I’m sorry , I mean …; I was to say …", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 476, "width": 405, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(5) Hurados (n.) members of the panel of judges in skills and literary/musical competitions (6) Kababayans (n.) fellow Filipinos", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 495, "width": 42, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(7) Lambing", "type": "Text" }, { "left": 246, "top": 495, "width": 47, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(n.) sweetness", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 504, "width": 89, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(8) Lanzonez, Mangosteen", "type": "Text" }, { "left": 246, "top": 504, "width": 96, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(n.) Philippine tropical fruits", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 513, "width": 61, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(9) Lola/lolo, apos", "type": "Text" }, { "left": 246, "top": 513, "width": 144, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(n.) grandmother/grandfather, grandchildren", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 522, "width": 39, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(10) Pinoys", "type": "Text" }, { "left": 246, "top": 522, "width": 86, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(n. slang) Filipino citizens", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 531, "width": 70, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(11) Po (12) Salubong dinner (13) Tatay", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 568, "width": 94, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(14) Kakamiss, nakakaproud", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 605, "width": 138, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(15) Kita kits (16) Maraming salamat Salamat, Salamat kayo, Daghang salamat.", "type": "Text" }, { "left": 246, "top": 530, "width": 125, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Filipinos’ discourse particle of respect (n.) welcome dinner", "type": "Text" }, { "left": 246, "top": 550, "width": 273, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(n.) This Tagalog equivalent of father is used by wives as a vocative of endearment for their husbands and respect by the masses for the elderly.", "type": "Text" }, { "left": 246, "top": 568, "width": 273, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "These two entries are clauses that express complete thoughts I miss ( something or someone ). The Tagalog prefix kaka, the short form of nakaka, expresses the state or tense of the action communicated by the verb miss and turns the adjective proud into a verb in the present form.", "type": "Text" }, { "left": 246, "top": 613, "width": 226, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "It is the shortened form of kita kita , the Filipino expression, “ see you. ” Thank you very much. Thank you", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 666, "width": 442, "height": 101, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Borrowing is not a word-formation process; nevertheless, it is a way by which the vocabulary of a language grows [20]. The 21 lexical and grammatical items in lexical samples in Table 1 and another 15 infrequently used ones revealed the productivity of borrowing and code-switching Tagalog and English in the FB register. Indeed, data analysis revealed that the most productive word-building process in FB and FB Messenger conversations is borrowing from Philippine and foreign languages spoken in the country. This may be due to the informality of the domain, although FB communication is through the written medium. This finding jibes with Gustilo et al. [9] finding on the Filipinos' use of informal and borrowed items in Internet English. Further, the present data show the FB communicants' borrowing of Tagalog expressions and morphologically treating them as English lexicon, as shown by the samples numbered 5, 6, 9, and 10.", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 57, "width": 9, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "", "type": "Page header" }, { "left": 437, "top": 59, "width": 90, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2252-8822", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 776, "width": 251, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Int J Eval & Res Educ, Vol. 13, No. 2, April 2024: 1252-1264", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 23, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1256", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 83, "width": 441, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Borrowing from local languages, compounding English and borrowed words as in Item no. 7, and affixing Tagalog words with English particles localize FB PhilE.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 106, "width": 442, "height": 78, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PhilE borrowing from Philippine languages confirms Kirkpatrick [21] proposition that varieties of English adapt words that suit the culture in which they are used. The data proved his conviction that a variety of English will not survive without words that reflect cultures and contexts. The codemixed posts (e.g., Before this day end s , I would like to greet my two inaanaks, a happy birthday; Happy birthday pards and mars; and # The gorgeous hurados ) implicitly reflect the colorful culture of the Filipinos. Most of the borrowed expressions support Salazar [22] observation that English in the Philippines, as in many parts of the world, is continually changing, and its distinctive vocabulary reflects the colorful culture and history of the Filipinos.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 197, "width": 111, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.1.2. Forming initialisms", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 208, "width": 442, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Shortened words are treated as new words, increasing the vocabulary of a language. Another way by which new PhilE lexical items are born is through clipping and initialism, i.e., abbreviation and acronym [23]. Utilizing their initialism model incorporated in the PhilE word-formation processes proposed model [8], the following abbreviations and acronyms are identified in Table 2.", "type": "Text" }, { "left": 210, "top": 275, "width": 193, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 2. Sample initials used in Facebook posts", "type": "Caption" }, { "left": 93, "top": 286, "width": 425, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tagalog sounding acronyms Meaning (1) ARAL Action Research Action Learning Aral is the Tagalog equivalent of the English study; however, in this paper, it is an acronym formed from the given spelled-out meaning.", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 324, "width": 37, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2) LIDER", "type": "Text" }, { "left": 214, "top": 324, "width": 164, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lasallian Institute for Development and Education", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 333, "width": 425, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lide r is the Tagalog form of the English leader (3) MOOCers (4) PNUans, LUans Teachers and students who engage themselves in the Massive Open Online Courses (MOOC) from American universities offered through the Regional English Language Office (RELO) under the Public Affairs Section of the US Embassy in Manila. Philippine Normal University alumni; Laguna University alumni", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 379, "width": 35, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(5) STIers", "type": "Text" }, { "left": 214, "top": 379, "width": 205, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faculty and students of the Systems Technology Institute (STI)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 410, "width": 442, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Worthy of attention is the FB users' way of shortening words and phrases by forming initials, i.e., non-English sounding acronyms and agentive acronyms and abbreviations, as shown in Table 2. Lexicologists and linguists [23], [24], use the term initialism to cover abbreviations and acronyms, which are used interchangeably by some scholars but differentiated by others. An abbreviation consists of the initial letters of a phrase that is read letter by letter; thus, a study [24] calls it an alphabetic abbreviation. An acronym also consists of initial letters of multiple lexemes; however, the output is pronounced as a word.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 479, "width": 443, "height": 101, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Filipino Facebookers also use common abbreviations like ATM for at this moment , FYI for for your information , GM for Group message , HB for Happy birthday , LOL for Laugh out loud , MBTC for More birthdays to come , and PM for Personal Message which is used as a noun or a verb. However, they are also common abbreviations in other Englishes; thus, they are no longer enumerated in the table, although they are also part of the FB PhilE lexicon. PhilE lexicon consists of expressions that developed locally and are thus distinctively PhilE, and expressions that developed elsewhere, which have spread throughout the English- speaking countries, not just in the Philippines. No sample of Asbah [25] pseudo-acronyms (i.e., initials) that, when pronounced, resemble the sounds of intended words, e.g., ICQ from I seek you and IOU from I owe you were found in the corpus.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 582, "width": 442, "height": 101, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Filipinos seem familiar with this type of word formation; they unconsciously form abbreviations and acronyms from the names of buildings around them, their university offices, designations (e.g., CD from Campus Director), and titles of television shows. FB PhilE users also extend the process of initialism by coining Tagalog-sounding acronyms, items 1 and 2, with English, spelled out expansions. The same Tagalog acronyms were in the analysis of linguistically acceptable neologisms in early 21st-century PhilE writing [26]. The data also reflect the FB communicants personifying abbreviation and acronym through the agentive suffix er, as shown by samples 3 and 5. Further, the acronym MOOC is verbalized by conversion or affixation as in MOOC/MOOCing to mean, do/doing the massive open online courses, e.g., MOOCing forward; Let’s MOOC a difference .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 697, "width": 126, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.1.3. Clipped forms/clipping", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 709, "width": 443, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Clipping is reducing a longer word into a shorter one without changing its meaning. The well-cited linguist [27], [28] explained that when a word of more than one syllable is reduced to a shorter form, it becomes a new word from the process. Plag [29] calls it truncation, while others call it shortening. The succeeding table presents the list of clipped forms used more than five times in the present database.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 94, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Int J Eval & Res Educ", "type": "Page header" }, { "left": 265, "top": 59, "width": 73, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2252-8822", "type": "Page header" }, { "left": 482, "top": 57, "width": 9, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "", "type": "Page header" }, { "left": 106, "top": 776, "width": 421, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A corpus-based study of word-formation creativity in Facebook Philippine … (Nimfa G. Dimaculangan)", "type": "Page footer" }, { "left": 505, "top": 59, "width": 23, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1257", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 82, "width": 442, "height": 113, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Another way new FB PhilE lexical items are born is by shortening existing words through clipping. The clipped items in Table 3 that repeatedly appeared in the data are informal yet catchy, and they make the communication of the messages lively. Although limited, they show FB users' flexibility in adapting to language change. Items 1, 3, and 8, which were not productively used, illustrate Yule [27], [28] hypocoristic clipping, i.e., the original noun forms are truncated into one-syllable lexical items and then added the syllable, i.e., or y . This morphological change appears to communicate the closeness and festive mood of the FB communicants. Pix for picture or photo, sesh for session, xperience or expi for experience, and accre for accreditation were among the clipped forms used more than once. Sesh in Karaoke sesh, which means session , is another impressive clipped form due to the addition of the (sh)sound. However, the informality and colloquialism of these clipped forms may cause their short life span.", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 220, "width": 257, "height": 19, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 3. Clipped forms Lexical items Meaning", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 241, "width": 30, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(1) Aftie", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 241, "width": 46, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(n.) afternoon", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 251, "width": 265, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2) Bora (n.) Boracay Island, which is famous for its beaches", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 260, "width": 140, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(3) Breaky, brekki (n.) breakfast", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 269, "width": 148, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(4) Celebs (n.) celebration", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 277, "width": 165, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Celeb is AmE and BriE’s clipped form of celebrity.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 287, "width": 33, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(5) Cong", "type": "Picture" }, { "left": 91, "top": 306, "width": 53, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(6) Sissy/sissies", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 287, "width": 325, "height": 109, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(7) Resto (8) Tricy (n.) congressman The L 1 English cong is the abbreviation of congress and congressional.", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 306, "width": 333, "height": 44, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(v.) the singular and non-singular forms of sister BrE noun sissy (or sissiness) is derogatory referring to a soft and over sensitive person or a man seen as interested in things associated with women; as an adjective, it has the comparative and superlative sissier and sissiest forms. It is a derogatory noun in AmE’s referring to a weak or cowardly person, aside from effeminate man which also sounds BrE.", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 352, "width": 319, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(n.) restaurant Resto has no citation in Webster’s but cited in Oxford Dictionary carrying the same meaning, short form of restaurant.", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 379, "width": 312, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(n.) tricycle, motorcycle attached to a passenger cab that is a common means of transportation in rural areas. The truncated form tricy has no citation in both Webster’s and Oxford Dictionaries.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 431, "width": 174, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.1.4. Orthographic deviations/respelling", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 443, "width": 443, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Another interesting composition of PhilE vocabularies found in FB posts and conversations are graphologically deviant or playfully spelled items to indirectly communicate intimacy, fun, or creativity in written language. The corpus also showed English lexical items spelled in Filipino for localization impact. Among these lexical items that appeared five times or more in the corpus are shown in Table 4.", "type": "Text" }, { "left": 206, "top": 512, "width": 199, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 4. Sample respelled words and expressions", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 523, "width": 297, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lexical items Meaning (1) Bebegurl (2) Ferson (3) Freny (n.) baby girl, daughter", "type": "Table" }, { "left": 225, "top": 542, "width": 153, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(n.) a person who stands out or in the spotlight", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 551, "width": 429, "height": 62, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(n.) a friend (4) Fudhaus/hauz (n.) a small eatery It is the pronunciation-based spelling of food-house, a PhilE endocentric compound. (5) Fudtrip (n.) food trip, a coined Filipino English exocentric compound. The one-word text post is defined by the pictures of a salivating meal or food the digitalker would satisfy his gastronomic desire. (6) Luv yeah, luv u, labyu", "type": "Table" }, { "left": 225, "top": 606, "width": 62, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(clause) I love you", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 616, "width": 346, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(7) Mamsh, mamshie, popsky/popsie (n.) colloquial light terms for mama and papa (mother and father)", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 625, "width": 79, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(8) Tenk u, thnx, tenchu", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 625, "width": 198, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(9) forda dokyu… (clause) Thank you", "type": "List item" }, { "left": 225, "top": 634, "width": 289, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(phrase) The expression is the cool way of the English for the docu (documentation) team", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 667, "width": 442, "height": 78, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The educated FB PhilE users' playfulness and creativity in changing L1 English words' orthographic structures or giving them Tagalog spelling is a part of the frameworks used for this study. Table 4 presents nine colloquial expressions used at least five times by digitalkers. In addition to the items, which carry original L1 semantic meanings, are two simple sentences that are transformed into deviant one-word items that still communicate the complete sentences' original meanings: lezzgo from Let's go and mishu from I miss you/ 'miss you. The new spelling reflects the exaggerated pronunciation of the items, which gave the messages a more personal festive tone.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 748, "width": 442, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Apart from the frequently used expressions, three slang appeared four times and once, respectively. Gurlash or gurl , slang for girl, however, refers to a lady or woman friend appeared four times in the corpus;", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 57, "width": 9, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "", "type": "Page header" }, { "left": 437, "top": 59, "width": 90, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2252-8822", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 776, "width": 251, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Int J Eval & Res Educ, Vol. 13, No. 2, April 2024: 1252-1264", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 23, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1258", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 83, "width": 442, "height": 55, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "whereas mudrakeli sounds like a gay jargon yet was used by an ESL teacher to refer to a mother appeared once in the corpus. In addition, the spelling calques and instances of pronunciation spelling do not just emphasize the words' correct pronunciation but also inject humor required by the contexts. They silently communicate the FB Filipino society’s lightheartedness and intimacy; for instance, bebegurl and tenchu are terms of endearment and love among families and close friends.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 152, "width": 140, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.1.5. Compounds/compounding", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 163, "width": 442, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A compound is a combination of two or more closely related words that produces a new meaning. It may be written as two words, as a single word, or as two or more words separated by a hyphen. Lexicologists like [30]–[32] suggest three kinds of compounds: the endocentric compound, which has a transparent meaning carried by the head; the exocentric compound with an unexpressed semantic head, hence idiomatic; the synthetic compound which involves compounding and derivation; and the neoclassical compound which is a mixture of classical and English elements.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 232, "width": 442, "height": 113, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Word-formation theorists qualify a compound as a combination of two or more stems that form a potential new stem. In this case, one of the components can modify the other noun. The data did not reveal academic or formal compounds; the interesting compounds seen in Table 5 are limited to informal endocentric and exocentric, with code-mixed English and English Tagalog compounds. Items 5-8 are light-sounding code- switched compounds made up of Tagalog words blended with the superlative degree of the adjunct many and are all graphologically written as one-word compounds . World Englishes authorities [25], [33] found compounding to be a productive word-formation process and asserted that it had been a constant feature of PhilE vocabulary; however, the present data show a different trend in online speech. Nevertheless, it can be noted that there are compounds in other parts that are included under other processes, e.g., the pun vitaminsea (vitamin C) is a compound.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 370, "width": 286, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 5. Compounds Lexical items Meaning (1) Bornday (n.) variation of birthday (2) Classhome (n.) a classroom that radiates a home ambiance", "type": "Table" }, { "left": 92, "top": 410, "width": 46, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(3) Sunkissed", "type": "Text" }, { "left": 207, "top": 410, "width": 190, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(adj.) lightly bitten by sunlight; directly exposed to the sun", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 419, "width": 94, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tagalog English compounds (5) Busogmuch (6) Gulatmuch (7) Pagodmuch", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 456, "width": 48, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(8) Happylang", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 428, "width": 427, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(9) Tawamuch (adj.) full and satisfied with the meal, caught unaware or surprised (adj.) very tired (adj.) I am/we are happy. It is an expression that is scribed with a photo showing the participants'", "type": "Table" }, { "left": 207, "top": 465, "width": 143, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "satisfaction with an activity or achievement.", "type": "Text" }, { "left": 207, "top": 474, "width": 132, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(v.) to keep laughing due to so much fun", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 507, "width": 119, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.1.6. Punned lexes/punning", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 519, "width": 442, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The corpus also revealed coinages that illustrate the FB messengers' intentional punning. Nordquist [34] qualifies a pun as a figure of speech in wordplay that deliberately exploits ambiguity between similar- sounding words for humorous or rhetorical effect. Other scholars on figurative language state that the play is on similar sounds and sometimes on slightly changed or completely different meanings. The play on words is done to produce more than one meaning from the same words or expressions. The following puns appear repeatedly in the corpus.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 588, "width": 442, "height": 90, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Although Table 6 reflects only 10 instances of repeated puns, the ELT teachers' punning cannot be disregarded. These delightful puns illustrated their intelligent play with words to communicate specific meanings. The coined fancy words and the word choices fit the contexts in which they were used quite rightly so that readers could effortlessly infer what the puns mean. Punning seemed to be done not only to inject humor but to enliven the thoughts and make the communication of meanings a little thought-provoking. The samples reflect the punsters' knowledge of homonyms, good sense of diction, and brilliance in playing with words for intended effects and contextual meanings. Unsurprisingly, ESL punsters know the right words to create at the right time and place.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 680, "width": 442, "height": 55, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A pun that appeared less than five times in the corpus is actista from the acronym advanced computer training school (ACTS), which is blended with the truncated form of the Tagalog artista (movie actor) to describe the male punster as one good-looking movie actor. Another is mush from Thank you very mush; yummy, after she was sent mushroom crackling. The syllable mush from the mushroom is deliberately punned with the slightly rhyming much.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 94, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Int J Eval & Res Educ", "type": "Page header" }, { "left": 265, "top": 59, "width": 73, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2252-8822", "type": "Page header" }, { "left": 482, "top": 57, "width": 9, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "", "type": "Page header" }, { "left": 106, "top": 776, "width": 421, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A corpus-based study of word-formation creativity in Facebook Philippine … (Nimfa G. Dimaculangan)", "type": "Page footer" }, { "left": 104, "top": 59, "width": 424, "height": 79, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1259 Table 6. Punned expressions Lexical items Meaning (1) Congradulations (interj.) Congratulations on your graduation. It is the blend of the first syllable of the interjection, congratulations, and the word graduation ; the phoneme t in congratulations is omitted, after which the first syllable of the noun graduation is inserted.", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 140, "width": 112, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2) Fridate, saturdate, sundate,", "type": "Table" }, { "left": 104, "top": 149, "width": 64, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "holidate, yesterdate", "type": "Text" }, { "left": 225, "top": 139, "width": 263, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(n.) lovers’ or friends’ date on a specific day, a meeting for bonding and pleasure.", "type": "List item" }, { "left": 104, "top": 149, "width": 417, "height": 81, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The morpheme date seems to be forcefully made to rhyme with the end syllable of the days of the week. (3) Gradwaiting (n.) a student who has completed the academic requirements and is waiting for graduation rites (4) Habeerday (5) Seasd (6) Pawty", "type": "Table" }, { "left": 104, "top": 241, "width": 94, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(7) Tues (to love/tobehappy)", "type": "List item" }, { "left": 225, "top": 186, "width": 295, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Clause) Happy birthday; it is a birthday greeting containing a jokey invitation for social drinking, specifically beer", "type": "Text" }, { "left": 225, "top": 205, "width": 200, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(verbal) spending the day in the sea or enjoying the waters The noun sea is converted into a verb and punned with seized.", "type": "Text" }, { "left": 225, "top": 221, "width": 213, "height": 19, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(n., v.) a dog’s birthday, celebrate a dog’s birthday . This coinage is from the dog’s paw and the final syllable of party .", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 241, "width": 323, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(v.) decide to be in love and happy on a Tuesday The punning is on the near similar sounds of choose and Tues . (8) Vitaminsea", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 297, "width": 36, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(8) Wabyu", "type": "Table" }, { "left": 225, "top": 260, "width": 296, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(n.) the natural physical and emotional nourishment one gets from the sea breeze or sunlight when going swimming or sunbathing in the sea The compound is created by punning the sound C in Vitamin C and sea in the new coinage.", "type": "Text" }, { "left": 225, "top": 297, "width": 64, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Clause) I love you", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 330, "width": 117, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.1.7. Derivation/affixation", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 341, "width": 442, "height": 55, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Another word-formation mechanism found in the present data is derivation, which is also termed affixation and suffixation [35] or adding of derivational affixes [22]. It is a major type of morphological operation that forms new words by adding derivational affixes to stems. Derivational affixes change the functions and meanings of words as opposed to inflectional affixes that show the formation of grammatical variants only.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 399, "width": 443, "height": 101, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "FB PhilE vocabularies is also enriched by the derivation, which, according to previous studies [27], [28], is the most common word-formation process in the production of new English words. Table 7 on derivation shows the ESL scholars' deliberate forming of familiar-sounding able adjectives, items 3, 4, and 7, and a noun, item 1. Other interesting derivations which did not reach the paper frequency requirement to be considered lexicon of FB were: i) the exaggerated superlative form of best, bestest ; ii) the conversion of the nominal life to the adjective in the comparative degree lifer ; and iii) the deliberate overgeneralization of pluralizing guy to guyses for impact and humor . The coiners knew that they were playing with word formation, as suggested by the laughing emoticons attached to the text. Further, data show three instances of verbing the nouns memorandum and revolution into memorandize and revolutionalize .", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 525, "width": 302, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 7. Derivations Lexical items Meaning (1) Checkables (n.) students’ short tests, which are for teachers’ feedback (2) Dean’s lister (n.) dean’s list", "type": "Table" }, { "left": 96, "top": 565, "width": 369, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The lister in dean’s lister is probably formed in analogy with er -ending nouns. (3) Googleable", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 574, "width": 247, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(adj.) something that can be found or explained by the Google search engine", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 583, "width": 65, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(4) Instagrammable", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 582, "width": 212, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(adj.) photo or video can be displayed on one’s Instagram profile.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 593, "width": 41, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(5) Masteral", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 591, "width": 351, "height": 45, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(n.) a master’s degree It is an old PhilE word that is analogically constructed with al adjectives (6) Monthsary, weeksary (n.) weekly or monthly celebration or anniversary of a special or an important event (7) Throwbackable", "type": "Table" }, { "left": 211, "top": 629, "width": 57, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(adj.) memorable", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 663, "width": 66, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.1.8. Blending", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 674, "width": 442, "height": 55, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Blending is another feature of FB PhilE; is coining clipped elements into one new lexical item. As advanced by the German linguist [36], it is a modern type of word formation. The theorist [30], proposes that most blends are formed by: i) adding the beginning of one word to the end of another; ii) combining the beginnings of two words; iii) blending two words' typical sequence of sounds; and iv) blending multiple sounds of two-component words.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 732, "width": 442, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "As can be gleaned in Table 8, three commonly used blends are made up of words that are clipped simultaneously: fambam , condotel , famvacay . Four more blends: churchfam from church family referring to brethen, enjoycational from enjoyable and educational , and shortcation from short vacation, which show", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 57, "width": 9, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "", "type": "Page header" }, { "left": 437, "top": 59, "width": 90, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2252-8822", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 776, "width": 251, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Int J Eval & Res Educ, Vol. 13, No. 2, April 2024: 1252-1264", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 442, "height": 79, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1260 unclipped initial constituents appeared in the corpus. One exciting item stratplan which appeared in the 2019 corpus is a blend of the truncated form of strategic planning . One Taglish blend, salamuch , which has high frequency, is made up of the first two syllables of the Tagalog expression of gratitude, ( sala ) mat , and the English adverb, much. The coinage is also punned with salamat since the final syllable ( mat ) slightly rhymes with the adverb much.", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 163, "width": 256, "height": 19, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 8. Words from blending Lexical items Meaning", "type": "Table" }, { "left": 96, "top": 184, "width": 43, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(1) Condotel", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 184, "width": 331, "height": 17, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(n.) a transient, cozy room of a condo minium that appears like a hotel room (2) Fambam", "type": "Table" }, { "left": 96, "top": 194, "width": 150, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(n.) fam ily bon ding (3) Famvacay", "type": "Table" }, { "left": 183, "top": 203, "width": 65, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(n.) fam ily vaca tion", "type": "Table" }, { "left": 96, "top": 212, "width": 58, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(4) Friendversary", "type": "Text" }, { "left": 183, "top": 212, "width": 96, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(n.) anni versary of friend ship", "type": "Table" }, { "left": 96, "top": 221, "width": 48, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(5) Edukcircle", "type": "List item" }, { "left": 183, "top": 221, "width": 338, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(n.) a group of educators, teachers, scholars, and students sharing the same interest; This form is blended from the back-clipped form of Edukasyon , the Tagalog word for education, Eduk, and the English word circle.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 273, "width": 98, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.1.9. Vocal segregates", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 284, "width": 442, "height": 44, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vocal segregates, i.e., common filler sounds such as: uh-uh-uh , er , and ah, which are inherent in oral speech, are adopted in printed FB PhilE. FB conversant appears to be natural, conversational, and comfortable with PhilE; thus, they use the informal register to express emotions and give them orthographic representations as shown in Table 9.", "type": "Text" }, { "left": 230, "top": 353, "width": 151, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 9. Spelled out vocal segregates", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 365, "width": 383, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Verbalized vocal segregates Meaning (1) Ha ha ha/hu hu hu Orthographic representation of a man’s laughs and cry (2) Mwahh Perceived sound of an electronic kiss (3) Tsk tsk tsk A paralinguistic unit communicating a feeling of regret over someone or something that could have been well done or treated (4) Zzzz State of sleeping", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 445, "width": 442, "height": 66, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The corpus also revealed repeated use of vocal segregates in FB Messenger conversations, such as the items grouped in Table 9. The items have recorded very high frequency since 2016. These onomatopoeic words have predictable meanings based on the combinations of sounds that make them up. They reflect clear meaning to the social media users; however, without the context, the meanings of items 2 and 3 may be unpredictable to those not familiar with communication technology. The verbalization of these fillers on the FB platform may be due to the informal nature of FB communication and the emotional nature of Filipinos.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 525, "width": 93, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.1.10. Semantic shift", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 537, "width": 442, "height": 55, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The proponents [8] of the proposed word-formation processes framework for 21st Century PhilE Lexicon also cover the semantic shift, which is the summary of Gramley [35] discussion of semantic broadening (i.e., extension of meaning) and narrowing. Gramley [35] has both denotative widening and narrowing and connotation, that covers amelioration when a word adopts a positive connotation and pejoration when it takes a derogatory meaning.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 594, "width": 442, "height": 90, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "As shown in Table 10, the present data reflected four instances of semantic shift, the contextual and denotative meanings provided. In the text message, please send me your OPCR asap; I will consolidate our data and send it back to you with the reply, Copied po ma’am (Yes, ma’am/I understand, ma’am) with the inserted po , the Tagalog particle of respect, the word copied communicates the specified meaning. The semantic shifting in Item 2 might have been brought about by repeated similar communications that registered such local denotations in the users' mental lexicon. The Filipinos’ reception of the telecommunication networks' and fast-food chains' advertisements and promotions, tagged with the expression unlimited (e.g., unlimited rice, unlimited drinks, and unlimited texting), registered the definitions in their mental lexicon.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 94, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Int J Eval & Res Educ", "type": "Page header" }, { "left": 265, "top": 59, "width": 73, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2252-8822", "type": "Page header" }, { "left": 482, "top": 57, "width": 9, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "", "type": "Page header" }, { "left": 106, "top": 776, "width": 421, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A corpus-based study of word-formation creativity in Facebook Philippine … (Nimfa G. Dimaculangan)", "type": "Page footer" }, { "left": 505, "top": 59, "width": 23, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1261", "type": "Table" }, { "left": 202, "top": 82, "width": 207, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 10. Words given additional or new meanings", "type": "Section header" }, { "left": 98, "top": 94, "width": 262, "height": 26, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lexical items Meaning (1) Gets, copied (adj.) message understood (2) Unlimited/unli", "type": "Table" }, { "left": 176, "top": 113, "width": 339, "height": 34, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(adj.) specific measures or restrictions; duration or extension of networks’ services The denotation of the word unlimited, which is no bounds or limits, is narrowed into i) specific measures or restrictions and ii) duration or extension of networks’ service s. For instance, the free calls and text messages can be done in two days, one week, or one month and expire after that.", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 149, "width": 45, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(3) Educators", "type": "Text" }, { "left": 176, "top": 149, "width": 59, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(n.) BriE teachers", "type": "Table" }, { "left": 98, "top": 159, "width": 416, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AmE English meaning covers the students of the theory and practice of education, teachers, and administrators in education. (4) Groupie", "type": "Table" }, { "left": 176, "top": 177, "width": 177, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(adj.) to be or come in a group; (v) take a group photo", "type": "Text" }, { "left": 176, "top": 185, "width": 338, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Webster’s groupie singularly refers to a fan of a rock group who follows the group around at a concert or an enthusiastic supporter of a celebrity or something . The word groupie, which is given a new semantic meaning, is not a case of amelioration or pejoration but merely a new meaning.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 238, "width": 156, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.1.11. Anagrammatic transposition", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 249, "width": 442, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "An anagram is a word or expression from rearranged letters of another word. Oxford dictionary defines it as a word or phrase made by transposing the letters of another word or phrase, as in dusty from study . The four interesting anagrams were found frequently used in PhilE FB communication.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 284, "width": 442, "height": 55, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 11 presents five instances of anagrammatic transposition or backward spelling, that are not part of the proposed Dimaculangan and Gustilo framework [8], were used; thus, although they are limited, they are presented due to the Face bookers’ repeated use. The first three items are also familiar expressions in English or Tagalog informal conversations. The inverted and backwardly spelled words retained the same semantic meanings and confirmed the personal and informal tone of FB PhilE.", "type": "Text" }, { "left": 228, "top": 364, "width": 156, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 11. Anagrammatic transposition", "type": "Section header" }, { "left": 235, "top": 376, "width": 141, "height": 54, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Transformed lexical items Original form Lodi typar werpo (Read as werpa) Idol party power SsimNly Miss Lyn Zurcaled Dela Cruz", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 456, "width": 129, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.1.12. Hypocoristic extension", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 468, "width": 442, "height": 55, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The present researchers borrow a Yule [27] hypocoristic clipping; however, they change clipping into ( hypocoristic ) extension . Yule [28] hypocoristic clipping called hypocorism is the reduction of a long word or expression into a single syllable word and the addition of y or, i.e., to its end (e.g., moving pictures to movie and handkerchief to hankie). The present paper’s hypocoristic extension extends a short word into a two- syllable word by adding the, i.e., final morpheme.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 525, "width": 442, "height": 55, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The four splashy items as shown in Table 12, marked by the addition of the, i.e., or y final syllable, become more eye-catching not only because they are formed by doubling the syllable of their original L1 English forms through the suffix, i.e., or y, but also because this Philippine word-building process seems the opposite of Yule [27], [28] hypocoristic clipping. Like hypocoristically clipped forms. They reflect the FB dialog participants' closeness, jolliness, and lightheartedness.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 606, "width": 395, "height": 46, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 12. Hypocoristic extension Lexical items Meaning 1) Besty (n. informal) variation of bes t friend The modifier best is nouned by adding y and carries the meaning of best friend. The form appears in the Longman dictionary of contemporary English but not in the OED and Merriam-Webster’s dictionary.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 655, "width": 31, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Hottie", "type": "List item" }, { "left": 164, "top": 655, "width": 85, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(adj.) hot, humid weather", "type": "Table" }, { "left": 108, "top": 664, "width": 395, "height": 53, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "It is an L1 English word referring to a physically attractive person. 3) Thankie 4) Twinnie Thank you. It is probably formed in analogy with the L1 English, Thankee [37], which is an interjection used to express gratitude Twin L1 English tweeny [38] or twennie is a betweenmaid, i.e., a maidservant whose work supplements that of cook and housemaid", "type": "Table" }, { "left": 119, "top": 57, "width": 9, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "", "type": "Page header" }, { "left": 437, "top": 59, "width": 90, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2252-8822", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 776, "width": 251, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Int J Eval & Res Educ, Vol. 13, No. 2, April 2024: 1252-1264", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 23, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1262", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 83, "width": 126, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.1.13. Shift in part of speech", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 94, "width": 442, "height": 67, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The proposed word-formation processes framework for 21st century PhilE lexicon [8] includes Normal Expansion, which was borrowed from Bautista as cited in [20]. Bautista’s paradigm of normal expansion involves two processes: i) extension or adaptation of meaning ; and ii) shift in a part of speech, which involves: i) sub-categorization of a specific part of speech; and ii) unidiomatic verb preposition combination. The shift may or may not be zero conversion but conversion through suffixation (e.g., the noun traffic to adj. traffic and the noun fiscal to the verb fiscalize).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 163, "width": 443, "height": 78, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Limited expressions were found for the category shift in part of speech, as shown in Table 13. One reason might be the classification of some whose shift from one lexical category to another involved affixation; hence, they were classified as words created by derivation. These minimal expressions that display change in word class or subcategories of the word classes may also convey the FB PhilE community’s advancement from being norm dependents to being norm providers. Relatively, PhilE reality counts, as far as the OED and the English language are concerned; thus, Filipinos should celebrate PhilE linguistic evolution as suggested by Sampayan [39].", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 267, "width": 425, "height": 37, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 13. Shift in part of speech Expressions Meaning 1) Breakfasting It involves verbing the noun breakfast to mean having breakfast. 2) God bless! The L1 English transitive verb bless is used as an intransitive verb in this leave-taking part of a conversion.", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 306, "width": 32, "height": 7, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Enjoy!", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 325, "width": 47, "height": 7, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4) Researches", "type": "List item" }, { "left": 169, "top": 306, "width": 352, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "It is also a clause that expresses a complete thought in which the transitive verb enjoy in Enjoy yourself is used as an intransitive verb. The noun countable L1 research is treated as a countable noun and pluralized by adding the plural countable marker es . Other Englishes use the plural form, researches, but grammarians say it is rare and uncommon.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 367, "width": 175, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.2. Facebook PhilE lexicon frequencies", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 379, "width": 442, "height": 43, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "For a quicker look at the processes found in the last quarter of 2016 to 2022 FB PhilE expressions, this section is concluded with Table 14, which summarizes the preceding discussion. The processes with their frequencies are presented from highest to lowest. The summary excluded the terms that were not repeatedly used, i.e., those that appeared to have a short life span.", "type": "Text" }, { "left": 200, "top": 448, "width": 213, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 14. Summary of FB PhilE lexicon frequencies", "type": "Section header" }, { "left": 164, "top": 459, "width": 284, "height": 127, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Formation mechanisms Frequencies (1) Borrowing and hybridizing borrowed words with English Suffixes 31 (2) Forming initialism 14 (3) Orthographic deviation/respelling 12 Derivation 12 (4) Blending 11 Punning 11 (5) Compounding 9 (6) Clipping 8 Spelling out vocal Segregates 4 Semantic shifting 4 Shift in part of speech 4 (7) Hypocoristic extension 4 (8) Anagrammatic transposition/backward spelling 4", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 612, "width": 442, "height": 102, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Examination of the 117 lexical items in Table 14 shows that they are products of the FB interlocutors' knowledge of rule-governed English word-formation processes and skillful linguistic creativity, which Dimaculangan and Gustilo [8] summarize. FB PhilE is formed through the existing standard L 1 and ESL word- building processes, such as the 1-6 mechanisms shown in Table 14. Interestingly, two additional creative processes were found and numbered 7 and 8 processes, which are the present authors’ contributions to the proposed [8] framework. They are i) hypocoristic extension, the opposite of [27], [28] hypocoristic clipping, and ii) anagrammatic transposition or what other scholars call backward spelling. The German word-formation scholar [36] suggests that new words may not be all products of established morphological rules but of rule- bending creativity, too.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 716, "width": 442, "height": 44, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 14 reveals, too, that borrowing and affixing borrowed lexemes with English particles and treating them as English vocabularies were the most common ways the participants increased the lexicon of FB PhilE. It seems that FB PhilE borrows words more than creates new ones. Coining particular types of initialisms and clipping are the second and third productive processes in producing words for online", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 94, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Int J Eval & Res Educ", "type": "Page header" }, { "left": 265, "top": 59, "width": 73, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2252-8822", "type": "Page header" }, { "left": 482, "top": 57, "width": 9, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "", "type": "Page header" }, { "left": 106, "top": 776, "width": 421, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A corpus-based study of word-formation creativity in Facebook Philippine … (Nimfa G. Dimaculangan)", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 444, "height": 147, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1263 communication. The other processes are not far behind. The last four creative formations are equally unique; nonetheless, the small frequency may suggest the words’ short life span. In sum, the wordlist confirms that the lexicon-building processes in FB PhilE include the ones proposed by [8] with the addition of the present paper’s hypocoristic extension and anagrammatic transposition or backward spelling . ESL learners need to be exposed to actual language in diverse linguistic and social contexts because authentic discourse makes the language easier to comprehend and makes learning easy and enjoyable. PhilE FB lexicology must be taught to Filipino students; the use of the FB lexicon allows PhilE speakers of the language to understand and shape the language according to their communicative needs. The expressions that are intelligible to other speakers of English should be taught, while those that may cause unintelligibility in lingua franca communication may be discarded. In this era, when English is the lingua franca of the multilingual world, teaching FB PhilE lexicon may facilitate the intelligibility of the written PhilE and promote smooth communication among World Englishes FB interlocutors.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 232, "width": 91, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 243, "width": 442, "height": 124, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The present study shows that Facebook English resembles spoken English due to the use of a colloquial lexicon. The conversational style brought by the everyday lexical items seems to indicate the participants’ membership to the social group of educated L 1 and L 2 Englishes speakers, the prescriptive grammarians inside the classrooms, but celebrators of language growth and change outside the classrooms. The gathered data suggest that Filipino ESL teachers and students are reshaping and coloring FB PhilE lexicon through their innate and playful linguistic knowledge and flexibility, which they consciously display in the widely used media platform where interlocutors use authentic language. They handily and creatively coin words to communicate life’s events, statuses, and announcements in engaging and exciting ways. The modes of word development appear appealing because they reflect the ELT practitioners’ deliberate non-adherence to the prescriptive word-formation rules and their bubbly openness to rule-bending word-coining mechanisms; hence, they have produced stylistic linguistic items.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 393, "width": 120, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ACKNOWLEDGEMENTS", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 404, "width": 442, "height": 55, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The authors wish to thank Laguna State Polytechnic University President Dr. Mario R. Briones for continually recognizing, motivating, and encouraging the University officials with all the faculty members to improve the management system as well as pedagogy through research. Their gratitude also goes to the Vice Presidents for Academic Affairs, Research and Development, and Administration: Dr. Eden C. Callo, Prof. Roberto Agatep, and Engr. Pedrigal, respectively, for the constant support to this academic endeavor.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 485, "width": 69, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 494, "width": 441, "height": 18, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[1] M. Flammia and C. Saunders, “Language as power on the Internet,” Journal of the American Society for Information Science and Technology , vol. 58, no. 12, pp. 1899–1903, Oct. 2007, doi: 10.1002/asi.20659.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 513, "width": 444, "height": 17, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[2] V. Brezina, A. Hawtin, and T. McEnery, “The written British National Corpus 2014–design and comparability,” Text & Talk , vol. 41, no. 5–6, pp. 595–615, Oct. 2021, doi: 10.1515/text-2020-0052.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 531, "width": 441, "height": 18, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[3] V. Brezina, “Five ways the internet era has changed British English–new research.” The Conversation, 2021. [Online]. Available: https://theconversation.com/five-ways-the-internet-era-has-changed-british-english-new-research-172432.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 549, "width": 442, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[4] E. Ratih and R. I. Gusdian, “Word formation processes in English new words of Oxford English dictionary (OED) online,” Celtic: A Journal of Culture, English Language Teaching, Literature and Linguistics , vol. 5, no. 2, pp. 24–35, Dec. 2018, doi: 10.22219/celtic.v5i2.7617.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 577, "width": 441, "height": 18, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[5] A. Sweeney, “Philippines mobile internet trends: young, affluent, and growing fast,” On device research, 2014. [Online]. Available: https://ondeviceresearch.com/blog/philippines-mobile-internet-trends (accessed Jan. 14, 2023).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 595, "width": 440, "height": 18, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[6] D. Adams, “Understanding the Impact of Internet on Language,” CCJK , 2021. [Online]. Available: https://www.ccjk.com/impact- of-internet-on-language/ (accessed Jan. 14, 2023).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 614, "width": 441, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[7] C. B. Afable, H. N. M. Austria, and J. D. Evidente, “Lexical features of when in manila blogs: IPE word-formation processes and their acceptability to ESL teachers,” Modern Journal of Studies in English Language Teaching and Literature , vol. 3, no. 1, pp. 50– 67, Jun. 2021, doi: 10.56498/31202149.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 641, "width": 442, "height": 18, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[8] N. G. Dimaculangan and L. E. Gustilo, “A closer look at Philippine English word-formation frameworks,” Advanced Science Letters , vol. 24, no. 11, pp. 8384–8388, Nov. 2018, doi: 10.1166/asl.2018.12569.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 660, "width": 441, "height": 18, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[9] L. Gustilo, A. W. I. Tocalo, and K. A. Calingasan, “The intelligibility and acceptability of Internet Philippine English (IPE): Their implications to English language teaching in the new English varieties,” Asian EFL Journal , vol. 21, no. 2, pp. 83–104, 2019.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 680, "width": 443, "height": 16, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[10] C. M. Dino and L. Gustilo, “FB digitalking: Standard, non-standard, or hybrid?” Advanced Science Letters , vol. 24, no. 11, pp. 8328–8331, Nov. 2018, doi: 10.1166/asl.2018.12554.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 698, "width": 393, "height": 7, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[11] D. Crystal, Into the twenty-first century . Language and the Internet. Cambridge: Cambridge University Press, 2006.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 707, "width": 336, "height": 7, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[12] G. Ranger, “David crystal, language and the internet,” Lexis , Aug. 2007, doi: 10.4000/lexis.1831.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 717, "width": 442, "height": 16, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[13] W. D. W. Gonzales, “Philippine Englishes,” Asian Englishes , vol. 19, no. 1, pp. 79–95, Jan. 2017, doi: 10.1080/13488678.2016.1274574.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 735, "width": 441, "height": 16, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[14] A. Bamgbose, “Torn between the norms: innovations in world Englishes,” World Englishes , vol. 17, no. 1, pp. 1–14, Mar. 1998, doi: 10.1111/1467-971X.00078.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 753, "width": 442, "height": 17, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[15] M. Lourdes and M. L. S. Bautista, Defining standard Philippine English: Its status and grammatical features . Publisher: De La Salle University Press, 2000.", "type": "List item" }, { "left": 119, "top": 57, "width": 9, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "", "type": "Page header" }, { "left": 437, "top": 59, "width": 90, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2252-8822", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 776, "width": 251, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Int J Eval & Res Educ, Vol. 13, No. 2, April 2024: 1252-1264", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 23, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1264", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 82, "width": 441, "height": 16, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[16] C.-R. Huang and Y. Yao, “Corpus linguistics,” in International Encyclopedia of the Social & Behavioral Sciences , Elsevier, 2015, pp. 949–953, doi: 10.1016/B978-0-08-097086-8.52004-2.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 101, "width": 442, "height": 16, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[17] International Corpus of English (ICE)-Philippines, “Design of ICE corpora.” International Corpus of English, Universität Zürich. [Online]. Available: https://www.ice-corpora.uzh.ch/en/joinice/Teams/icephi.html (accessed Jan. 14, 2023).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 119, "width": 432, "height": 7, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[18] “Gas Definition,” Online Merriam Webster’s dictionary. [Online]. Available: https://www.merriam-webster.com/dictionary/gas", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 128, "width": 380, "height": 7, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[19] “Oxford English dictionaries.” Oxford University Press. [Online]. Available: https://en.oxforddictionaries.com/", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 137, "width": 441, "height": 17, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[20] N. Dimaculangan, “Formation processes and teachers’ attitude on Philippine English lexicon,” Ph.D. Dissertation, De La Salle University Manila, Philippines, 2016.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 156, "width": 444, "height": 16, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[21] A. Kirkpatrick, “English as an Asian lingua franca and the multilingual model of ELT,” Language Teaching , vol. 44, no. 2, pp. 212–224, Apr. 2011, doi: 10.1017/S0261444810000145.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 174, "width": 441, "height": 16, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[22] D. Salazar, “What is the OED and why do we want Philippine English to be in it?” 2013. [Online]. Available: https://pinoywords.wordpress.com (accessed Jan. 14, 2023).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 193, "width": 408, "height": 7, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[23] R. Huddleston and G. K. Pullum, The Cambridge grammar of the English language . Cambridge University Press, 2002.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 202, "width": 400, "height": 7, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[24] V. Fromkin, R. Rodman, and N. N. Hyams, “Morphological change,” Introduction to Linguistics , pp. 446–459, 2011.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 211, "width": 442, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[25] A. Asbah, “Word formation in Facebook conversation; a study at a group Prodi English Department FKIP University Muhammadiyah of Mataram in academic year 2015-2016,” Linguistics and ELT Journal , vol. 10, no. 2, pp. 29–36, Apr. 2019, doi: 10.31764/leltj.v10i2.792.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 239, "width": 442, "height": 16, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[26] N. G. Dimaculangan and L. E. Gustilo, “Lexical patterns in the early 21st-century Philippine English writing,” Advanced Science Letters , vol. 23, no. 2, pp. 1094–1098, Feb. 2017, doi: 10.1166/asl.2017.7505.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 257, "width": 280, "height": 7, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[27] G. Yule, The study of language . Cambridge: Cambridge University Press, 2006.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 266, "width": 305, "height": 7, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[28] G. Yule, The study of language . 4th Ed. Cambridge: Cambridge University Press, 2010.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 275, "width": 291, "height": 7, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[29] I. Plag, Word-formation in English . Cambridge: Cambridge University Press, 2003.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 285, "width": 441, "height": 16, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[30] T. Biermeier, “Lexical trends in Philippine English,” in Studies of Philippine English: Exploring the Philippine component of the International Corpus of English, M.L.S Bautista, Ed., 2011, pp. 223–247.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 303, "width": 402, "height": 7, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[31] R. Wardhaugh, Understanding English Grammar: A linguistic approach . Second edition. Blackwell Publishing, 2003.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 312, "width": 324, "height": 7, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[32] R. Lieber, Morphology and lexical semantics . Cambridge: Cambridge University Press, 2004.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 321, "width": 442, "height": 17, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[33] K. Bolton and S. Butler, “Lexicography and the description of Philippine English vocabulary,” in Philippine English , Hong Kong University Press, 2008, pp. 175–195, doi: 10.5790/hongkong/9789622099470.003.0010.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 338, "width": 441, "height": 18, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[34] R. Nordquist, “Top 20 Figures of speech,” ThoughtCo. , 2015. [Online]. Available: http://grammar.about.com/od/rhetoricstyle/a/20figures.htm (accessed Jan. 14, 2023).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 358, "width": 247, "height": 7, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[35] S. Gramley, The vocabulary of world English . London, Arnold, 2001.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 367, "width": 319, "height": 7, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[36] T. Biermeier, Word-formation in new Englishes: A corpus-based analysis . Lit Verlag, 2008.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 375, "width": 440, "height": 18, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[37] “Thankee Definition.” Online Merriam Webster’s dictionary. [Online]. Available: https://www.merriam- webster.com/dictionary/thankee", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 393, "width": 440, "height": 18, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[38] “Betweenmaid Definition.” Online Merriam Webster’s dictionary. [Online]. Available: https://www.merriam- webster.com/dictionary/betweenmaid", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 413, "width": 442, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[39] J. T. Sampayan, “What is Philippine English, and why should pinoys stop looking down on it?” 2020. [Online]. Available: https://news.abs-cbn.com/ancx/culture/spotlight/08/22/20/what-is-philippine-english-and-why-should-pinoys-stop-looking-down- on-it (accessed Jan. 14, 2023).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 460, "width": 144, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BIOGRAPHIES OF AUTHORS", "type": "Section header" }, { "left": 187, "top": 482, "width": 98, "height": 8, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nimfa G. Dimaculangan", "type": "Text" }, { "left": 187, "top": 482, "width": 335, "height": 81, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "is the current Director for International and Local Affairs at Laguna State Polytechnic University. She is a faculty member, Full Professor of the College of Teacher Education, teaching Language-related courses and Research. Apart from teaching, she also serves as an international and local research journals reviewer, thesis/dissertation editor, external research evaluator, and resource speaker on Research, Language, and Language Teaching related topics. She has presented papers in Asian countries, the USA, and London (virtual) and has published in Scopus and ISI-indexed journals. She can be contacted at email: [email protected].", "type": "Text" }, { "left": 187, "top": 605, "width": 92, "height": 8, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Michelle B. Sarmiento", "type": "Text" }, { "left": 187, "top": 605, "width": 334, "height": 70, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "is an Associate Professor II at the Laguna State Polytechnic University (LSPU), concurrently handling strategic administrative and leadership functions such as being the Executive Assistant to the LSPU President, Managing Editor of the Presidential Media Affairs Office, and Interim LSPU Board Secretary. She is also the adviser of the Federated Supreme Student Council of LSPU. She was also the former Director of the Office of Student Affairs from AY 2020-2021. She can be contacted at email: [email protected].", "type": "Text" } ]
42d526d7-9ea3-2285-27fa-545e42d56fd5
https://jurnal.umt.ac.id/index.php/mjtm/article/download/5766/2992
[ { "left": 153, "top": 40, "width": 372, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Motor Bakar: Jurnal Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Tangerang, Vol. 4, No. 2, Agustus-Desember, 2020", "type": "Text" }, { "left": 469, "top": 40, "width": 64, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2549- 5038 E-ISSN: 2580-4979", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 183, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumarno, Slamet Riyadi & Ali Machmudi", "type": "Page footer" }, { "left": 321, "top": 782, "width": 5, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 94, "width": 426, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ANALISIS KARAKTERISTIK MATERIAL KOMPONEN PADA RANCANG BANGUN MESIN ROBOT DRAWING HYBRID LASER", "type": "Section header" }, { "left": 186, "top": 133, "width": 238, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SUMARNO 1 , SLAMET RIYADI 2 , ALI MACMUDI 3", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 146, "width": 385, "height": 37, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Tangerang Jl. Perintis Kemerdekaan I/33 Cikokol-Tangerang E-Mail : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 272, "top": 198, "width": 51, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 210, "width": 442, "height": 195, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mesin Robot Drawing Hybrid Laser merupakan Mesin yang dikontrol oleh komputer dengan menggunakan bahasa numerik (data perintah dengan kode angka, huruf dan simbol) sesuai standar ISO. Mesin Robot Drawing Hybrid Laser ini menggunakan software-software antara lain Arduino, Processing, Camotic, Laser GRBL dan Inkscape. Mesin Robot Drawing Hybrid Laser sangat membantu dalam membuat penggambaran pola dan pengenalan pola. Adapun beberapa hardware-nya yaitu Arduino Uno, CNC Shield v3, DRV8825, Motor Stepper Nema 17, dan komponen mekaniknya. Dan untuk permodelannya 2 in 1 bisa digunakan keduanya dengan satu Mesin. Mesin Robot Drawing Hybrid Laser ini termasuk mesin CNC, karena dalam pengoperasiannya menggunakan kode-kode NC. Kode tersebut didapat dari gambar yang telah diterjemahkan menggunakan aplikasi Laser GRBL. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahan material yang digunakan untuk komponen Mesin Robot Drawing Hybrid Laser, ketika mesin beroperasi pasti ada bagian komponen yang mengalami kerusakan dan penulis memberi solusi dengan membuat komponen yang rusak tersebut dengan bahan lain. Material yang digunakan untuk poros rail berupa stainless steel, puli menggunakan bahan alumunium, serta main frame, box transmission, bracket dan plotter menggunakan bahan plastik filamen PLA (Polylactid Acid). Bahan-bahan yang digunakan untuk komponen mekanik disesuaikan dengan kebutuhan rancang bangun, komponen yang terjadi kerusakan adalah plotter dengan bahan plastik PLA karena saat terjadi gaya sebesar 20 Newton komponen tersebut akan patah. Dan bahan plotter berupa plastik PLA dan PETG tidak mempengaruhi hasil gambar atau pola yang dikerjakan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 269, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : Gokart; Mesin diesel MDX 186 FA; Injektor,Timing.", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 429, "width": 57, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 441, "width": 442, "height": 184, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hybrid Laser Drawing Robot Machine is a machine that is controlled by a computer using a numeric language (data commands with numeric, letter and symbol codes) according to ISO standards. This Hybrid Laser Drawing Robot Machine uses software including Arduino, Processing, Camotic, GRBL Laser and Inkscape. Hybrid Laser Drawing Robot Machine is very helpful in making pattern drawing and pattern recognition. As for some of the hardware, namely Arduino Uno, CNC Shield v3, DRV8825, Nema 17 Stepper Motor, and mechanical components. And for the 2 in 1 modeling, both of them can be used with one machine. This Hybrid Laser Drawing Robot Machine is a CNC machine, because in its operation it uses NC codes. The code is obtained from the image that has been translated using the GRBL Laser application. This study aims to determine the materials used for the components of the Hybrid Laser Drawing Robot Machine, when the machine operates there must be a component part that is damaged and the author provides a solution by making the damaged component with other materials. The material used for the rail axle is stainless steel, pulleys are made of aluminum, and the main frame, transmission box, bracket and plotter are made of PLA (Polylactid Acid) filament plastic. The materials used for mechanical components are adjusted to the design needs, the component that is damaged is a plotter with PLA plastic material because when a force of 20 Newton occurs the component will break. And the plotter material in the form of PLA and PETG plastic does not affect the results of the drawing or pattern being worked on.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 625, "width": 277, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Go-kart; MDX 186 FA Diesel Engine; Injectors; Timing.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 662, "width": 107, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 674, "width": 237, "height": 76, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mekatronika adalah teknologi atau rekayasa yang menggabungkan teknologi tentang mesin, elektronika, dan informatika untuk merancang, memproduksi, mengoperasikan dan memelihara sistem untuk mencapai tujuan yang diamanatkan. Seperti diketahui dari definisi mekatronika adalah", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 662, "width": 237, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "gabungan disiplin teknik mesin, teknik elektro, teknik informatika, dan teknik kendali.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 687, "width": 237, "height": 75, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mesin Robot Drawing Hybrid Laser Adalah suatu alat yang memiliki 2 fungsi sekaligus yaitu digunakan untuk membuat tulisan, objek, pola atau gambar menggunakan pulpen dan laser yang terpasang pada sumbu Y. Alat ini memiliki 2 sumbu yaitu X dan Y. Dalam bekerjanya alat ini", "type": "Text" }, { "left": 125, "top": 40, "width": 372, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Motor Bakar: Jurnal Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Tangerang, Vol. 4, No. 2, Agustus-Desember, 2020", "type": "Table" }, { "left": 441, "top": 40, "width": 64, "height": 34, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2549- 5038 E-ISSN: 2580-4979", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 782, "width": 183, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumarno, Slamet Riyadi & Ali Machmudi", "type": "Page footer" }, { "left": 293, "top": 782, "width": 5, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 94, "width": 237, "height": 113, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menggunakan kontroler: Arduino Uno , CNC Shield V3 , DRV 8825. Mekanisme penggeraknya menggunakan 2 buah Motor stepper jenis Nema 17. Power supply- nya DC 12V 5A. Untuk lasernya berkekuatan 1000 mW. Dalam mencetaknya, alat ini berkapasitas maksimal X=33cm dan Y=23cm. Untuk aplikasi desainnya menggunakan software Inkscape dan dalam pengoperasiannya menggunakan software Laser GRBL.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 208, "width": 237, "height": 176, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemilihan bahan-bahan material untuk sebuah rancang bangun Mesin sangat berpengaruh terhadap kekuatan, fungsi, dan biaya untuk sebuah rancang bangun. Pada saat sebuah mesin digunakan pasti ada bagian komponen yang mengalami kerusakan, oeh sebab itu penulis akan menganalisa kerusakan terebut menggunakan software Solidworks . Selanjutnya penulis akan memberikan solusi untuk mengatasi masalah tersebut dengan membuatkan komponen dengan desain dan jenis bahan yang berbeda. Setelah itu penulis akan membandingkan kedua komponen tersebut untuk mengetahui perbedaan keduanya yang ditinjau dari hasil simulasi, biaya bahan dan pengerjaan serta hasil gambar/pola yang dikerjakan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 385, "width": 237, "height": 50, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oleh sebab itu, penulis mengambil judul penelitian “Analisis Karakteristik Material Komponen pada Rancang Bangun Mesin Robot Drawing Hybrid Laser ”.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 450, "width": 174, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. METODOLOGI PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 462, "width": 155, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.1 Metode Pengumpulan Data", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 481, "width": 237, "height": 113, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prosedur dalam penelitian ini dimulai dengan studi literatur yaitu mencari dan mengumpulkan referensi serta dasar teori yang diambil dari berbagai buku penunjang penelitian, artikel dan jurnal untuk mendukung analisis karakteristik material komponen pada rancang bangun Mesin Robot Drawing Hybrid Laser . Metode yang digunakan untuk memecahkan permasalahan adalah dengan menggunakan langkah- langkah berikut :", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 600, "width": 237, "height": 75, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Studi Pustaka Penulis mengumpulkan data yang diperoleh dari materi kuliah, buku literatur , laporan penelitian, karangan ilmiah jurnal, peraturan, ketetapan, dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik yang berhubungan dengan penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 678, "width": 237, "height": 88, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Observasi Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menggandakan penelitian secara langsung pada obyek penelitian dalam penelitian ini penulis mengadakan pengamatan di workshop yang bertempat di Kp. Iwul No. 007 RT 02 RW 02, Desa Tobat, Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 94, "width": 237, "height": 50, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Wawancara Melakukan wawancara dengan pembuat rancang bangun Mesin Robot Drawing Hybrid Laser serta diberi arahan oleh dosen pembimbing.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 145, "width": 237, "height": 50, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4) Eksperimen Percobaan pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan penelitian secara langsung pada obyek penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 195, "width": 237, "height": 63, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eksperimen pada penelitian ini ialah plotter berbahan plastik didesain dan dianalisa kerusakannya menggunakan Solidworks simulation serta pengujian plotter dengan variasi bahan antara plastik PLA dengan plastik PETG.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 271, "width": 106, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.2 Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 284, "width": 237, "height": 164, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada penelitian ini penulis menggunakan metode eksperimen, dimana metode eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (sugiono: 2010). Metode yang digunakan adalah analisa kekuatan plotter berbahan plastik filamen jenis PLA ( Polylactic Acid ) menggunakan software Solidworks , selanjutnya penulis membuat plotter dengan desain baru dan bahan lain yaitu PETG ( Polyethylene Terephthalate Glycol ) dan mensimulasikan juga menggunakan software Solidworks untuk mengetahui kekuatan masing-masing plotter .", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 448, "width": 120, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.3 Instrumen Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 461, "width": 237, "height": 63, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Instrument penelitian yang digunakan antara lain :", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 524, "width": 56, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Laptop", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 537, "width": 237, "height": 37, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alat yang digunakan untuk mengolah data dan proses simulasi menggunakan software Solidworks . Dengan spesifikasi sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 587, "width": 189, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Spesifikasi Laptop yang Digunakan", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 698, "width": 116, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Software Solidworks", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 711, "width": 237, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aplikasi yang digunakan untuk menganalisa komponen pada Mesin Robot Drawing Hybrid Laser", "type": "Text" }, { "left": 125, "top": 40, "width": 372, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Motor Bakar: Jurnal Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Tangerang, Vol. 4, No. 2, Agustus-Desember, 2020", "type": "Table" }, { "left": 441, "top": 40, "width": 64, "height": 34, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2549- 5038 E-ISSN: 2580-4979", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 782, "width": 183, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumarno, Slamet Riyadi & Ali Machmudi", "type": "Page footer" }, { "left": 293, "top": 782, "width": 5, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 232, "width": 201, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Tampilan Aplikasi Solidworks 2016", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 258, "width": 236, "height": 37, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Kertas ukuran A4 HVS 80 gram Kertas digunakan untuk media pengujian plotter .", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 457, "width": 174, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Kertas HVS yang digunakan", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 483, "width": 181, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4) Plotter dengan bahan plastik PETG", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 495, "width": 237, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suatu komponen pada Mesin Robot Drawing Hybrid Laser yang digunakan untuk menjepit alat tulis.", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 655, "width": 228, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Desain Baru Plotter dengan Bahan PETG", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 681, "width": 97, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5) Alat tulis/pulpen", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 694, "width": 236, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alat yang digunakan untuk pembuatan pola/gambar pada media kertas.", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 234, "width": 152, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4. Pulpen yang digunakan", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 246, "width": 75, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6) Mistar baja", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 259, "width": 237, "height": 37, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alat yang digunakan untuk mengukur dimensi komponen pada rancang bangun Mesin Robot Drawing Hybrid Laser .", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 407, "width": 175, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 6. Mistar Baja yang Digunakan", "type": "Section header" }, { "left": 319, "top": 432, "width": 123, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7) Jangka Sorong Digital", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 444, "width": 237, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alat yang digunakan untuk mengukur dimensi komponen pada rancang bangun Mesin Robot Drawing Hybrid Laser .", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 588, "width": 220, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 7. Jangka Sorong Digital yang Digunakan", "type": "Section header" }, { "left": 319, "top": 613, "width": 120, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8) Obeng plus dan minus", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 626, "width": 237, "height": 37, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alat yang diguanakan untuk membuka dan mengencangkan baut pada Mesin Robot Drawing Hybrid Laser .", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 758, "width": 152, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 8. Obeng yang Digunakan", "type": "Page footer" }, { "left": 125, "top": 40, "width": 372, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Motor Bakar: Jurnal Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Tangerang, Vol. 4, No. 2, Agustus-Desember, 2020", "type": "Table" }, { "left": 441, "top": 40, "width": 64, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2549- 5038 E-ISSN: 2580-4979", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 782, "width": 183, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumarno, Slamet Riyadi & Ali Machmudi", "type": "Page footer" }, { "left": 293, "top": 782, "width": 5, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 94, "width": 182, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9) Mesin Robot Drawing Hybrid Laser", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 107, "width": 223, "height": 50, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alat dan bahan pada rancang bangun Mesin Robot Drawing Hybrid Laser terdiri dari komponen mekanik, komponen elektrik dan software .", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 297, "width": 200, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 9. Mesin Robot Drawing Hybrid Laser", "type": "Text" }, { "left": 53, "top": 331, "width": 163, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 53, "top": 344, "width": 241, "height": 50, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1 Pemilihan Bahan Untuk Komponen Mekanik Mesin Robot Komponen-komponen mekanik yang terdapat pada Mesin Robot Drawing Hybrid Laser antara lain:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 395, "width": 206, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Poros Rail dengan bahan stainless steel yang memiliki sifat tahan karat, kuat.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 420, "width": 209, "height": 37, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Poros Guiden , Bearing besar dan bearing kecil bahannya baja yang memiliki sifat kuat.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 458, "width": 209, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Sabuk ( belt ) bahannya karet memiliki sifat ringan, kuat.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 483, "width": 209, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4) Puli bergerigi dan tidak bergerigi bahannya alumunium emmepunyai sifat ringan dan tahan karat.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 521, "width": 206, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5) Baut, Mur dan Ring menggunakan bahan- bahan yang standar.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 546, "width": 209, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6) Main Frame, Plotter (alat penjepit pulpen) , Bracket Laser dan Plotter, Box", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 572, "width": 187, "height": 50, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transmission, Box Controller menggunakan bahan plastic filament PLA yang memiliki sifat ringan, ramah lingkungan dan murah.", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 622, "width": 237, "height": 139, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada bagian poros rail dan guiden menggunakan bahan baja yang memiliki keuntungan kuat, dan mudah didapat. Pada bagian sabuk ( belt ) menggunakan bahan karet karena proses pergerakan secara mekanis tidak terlalu berat beban yang digerakkan. Pada bagian bearing besar ukuran disesuaikan dengan diameter poros rail , dan pada bearing kecil disesuaikan dengan lebar sabuk ( belt ) baik bearing besar dan kecil menggunakan bahan baja. Untuk bagian diameter Puli bergerigi ukuran disesuaikan dengan diameter motor stepper ,", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 94, "width": 237, "height": 139, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "geriginya disesuaikan dengan bentuk gigi pada sabuk ( belt ) dan puli tidak bergerigi ukuran disesuaikan dengan lebar sabuk ( belt ) agar transmisi berjalan dengan baik, kedua puli tersebut menggunakan bahan alumunium. Untuk main frame , bracket plotter dan laser , box transmission , box controller , plotter menggunakan bahan plastik filamen PLA yang memiliki sifat mudah dicetak dan murah untuk proses pembuatannya di workshop 3D Printer . Untuk baut, mur dan ring disesuaikan juga dengan ukuran komponen-komponen tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 252, "width": 237, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.2 Kerusakan Komponen Mesin Robot Drawing", "type": "Table" }, { "left": 327, "top": 265, "width": 60, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hybrid Laser", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 278, "width": 237, "height": 163, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kerusakan yang terjadi pada komponen Mesin Robot Drawing Hybrid Laser adalah pada bagian plotter yang berbahan plastik PLA. Alat ini berfungsi untuk menjepit alat tulis/pulpen untuk membuat pola/gambar. Komponen ini terletak pada sumbu Y Mesin Robot Drawing Hybrid Laser dan dipasang pada bracket plotter berbahan plastik juga dengan bantuan 2 pin baja dan 2 pegas yang terpasang pada lubang plotter diameter 3 mm lalu pin baja dan pegas diikat dengan 2 baut ke bracket plotter . Dan plotter sistem kerjanya naik-turun sesuai perintah program yang sedang dikerjakan. Untuk plotter berbahan plastik PLA yang rusak seperti gambar di bawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 591, "width": 167, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 10. Plotter yang Patah/Rusak", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 608, "width": 237, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sesuai dengan hasil simulasi yaitu tegangan maksimum pada plotter bahan PLA melebihi angka yield strength dan angka keamanannya di bawah 1.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 643, "width": 236, "height": 91, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Plotter bahan PLA saat penulis simulasikan menggunakan software Solidworks dengan memberikan gaya sebesar 20 Newton mendapatkan hasil tegangan maksimal yang melebihi angka yield strength 3,8x10 7 N/m 2 , sehingga pada saat komponen menerima gaya sebesar itu maka akan rusak/patah. Komponen ini sifatnya ringan, mudah rusak, dimensi bagian yang patah tebalnya hanya 4 mm.", "type": "Text" }, { "left": 125, "top": 40, "width": 372, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Motor Bakar: Jurnal Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Tangerang, Vol. 4, No. 2, Agustus-Desember, 2020", "type": "Table" }, { "left": 441, "top": 40, "width": 64, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2549- 5038 E-ISSN:", "type": "Table" }, { "left": 441, "top": 63, "width": 43, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2580-4979", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 782, "width": 183, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumarno, Slamet Riyadi & Ali Machmudi", "type": "Page footer" }, { "left": 293, "top": 782, "width": 5, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5", "type": "Page footer" }, { "left": 50, "top": 94, "width": 166, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.3 Perbandingan Menggunakan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 94, "width": 223, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Plotter Bahan PLA Dengan PETG Untuk mengetahui perbandingan", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 132, "width": 237, "height": 63, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menggunakan plotter bahan plastik filamen PLA ( Polylactid Acid ) dengan plotter bahan plastik filamen PETG ( Polyethylene Terephthalate Glycol ) ini akan ditinjau dari: hasil simulasi, biaya bahan dan pengerjaan serta hasil gambar yang dikerjakan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 195, "width": 114, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Dari hasil simulasi", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 209, "width": 207, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Desain awal plotter dengan bahan PLA", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 223, "width": 108, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Strees (Tegangan)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 236, "width": 237, "height": 88, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tegangan adalah hasil perhitungan hubungan tegangan dan regangan pada model benda atau alat, regangan diperoleh dari deformation yang dialami model atau part yang diuji. Tegangan maksimum terjadi pada posisi di dekat lengkungan yaitu sebesar 4,0x10 7 N/m 2 dan tegangan minimumnya adalah 3,3x10 6 N/m 2 .", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 474, "width": 226, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 11. Hasil Strees Desain Awal Plotter dengan Bahan PLA", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 507, "width": 185, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Displacement (Perubahan Bentuk)", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 521, "width": 237, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Displacement pada plotter tersebut adalah 2,7 mm.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 680, "width": 226, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 12. Hasil Displacement Desain Awal Plotter dengan Bahan PLA", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 716, "width": 109, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c) Strain (Regangan)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 730, "width": 227, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Strain (regangan) pada plotter tersebut adalah 1,1x10 -2 N/m 2 .", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 228, "width": 229, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 13. Hasil Strain Desain Awal Plotter dengan Bahan PLA", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 261, "width": 237, "height": 89, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d) Factor Of Safety / FOS (Faktor Keamanan) Adalah angka keamanan yang terdapat pada setiap desain. Faktor keamanan diperhitungkan dengan acuan pada hasil pembagian dari besar tegangan ijin ( yield strength ) dibagi dengan tegangan yang terjadi. Berikut ini hasil factor of safety (faktor keamanan) yang terjadi:", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 484, "width": 227, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 14. Hasil Factor of safety desain swal plotter dengan bahan PLA", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 517, "width": 237, "height": 88, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada Gambar 14 di atas diperoleh angka keamanan minimumnya 0,9. Maka pada saat plotter bahan PLA menerima gaya sebesar 20 Newton, maka mengakibatkan plotter tersebut rusak atau patah. Karena syarat sebuah konstruksi atau komponen faktor keamanan harus lebih dari 1 agar aman saat digunakan.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 619, "width": 237, "height": 63, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Desain awal plotter dengan bahan PETG Dengan dimensi dan massa yang sama, tetapi jenis bahan plastik yang digunakan berbeda dengan plotter sebelumnya (bahan PLA) maka hasil simulasi pada plotter tersebut adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 683, "width": 237, "height": 76, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Strees (Tegangan) Hasil tegangan pada desain awal plotter dengan bahan plastik filamen PETG adalah 3,5x10 7 N/m 2 untuk tegangan maksimalnya (berwarna merah) dan untuk tegangan minimalnya adalah 2,9x10 6 N/m 2 .", "type": "Text" }, { "left": 125, "top": 40, "width": 372, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Motor Bakar: Jurnal Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Tangerang, Vol. 4, No. 2, Agustus-Desember, 2020", "type": "Table" }, { "left": 441, "top": 40, "width": 64, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2549- 5038 E-ISSN: 2580-4979", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 782, "width": 183, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumarno, Slamet Riyadi & Ali Machmudi", "type": "Page footer" }, { "left": 293, "top": 782, "width": 5, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6", "type": "Page footer" }, { "left": 62, "top": 228, "width": 227, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 15. Hasil Strees Desain Awal Plotter dengan Bahan PETG", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 262, "width": 182, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Displacement (Perubahan Bentuk)", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 275, "width": 211, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Displacement pada plotter tersebut adalah 2,1 mm.", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 449, "width": 221, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 16. Hasil Displacement desain awal plotter dengan bahan PETG", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 485, "width": 109, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c) Strain (Regangan)", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 498, "width": 237, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Strain (regangan) pada plotter tersebut adalah 1,0 x 10 -2 N/m 2 .", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 682, "width": 221, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 17. Hasil Strain desain awal plotter dengan bahan PETG", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 715, "width": 219, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d) Factor Of Safety/FOS (Faktor Keamanan)", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 728, "width": 236, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Factor Of safety (faktor keamanan) pada plotter tersebut adalah 1,4.", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 228, "width": 227, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 18. Hasil Factor of safety desain awal plotter dengan bahan PETG", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 265, "width": 237, "height": 64, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Desain baru plotter dengan bahan PETG Dengan dimensi, massa dan jenis bahan plastik yang digunakan berbeda dengan plotter sebelumnya (bahan PLA) maka hasil simulasi pada plotter tersebut adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 329, "width": 108, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Strees (Tegangan)", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 343, "width": 237, "height": 50, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil tegangan pada desain baru plotter dengan bahan plastik filamen PETG adalah 2,7x10 7 N/m 2 untuk tegangan maksimalnya (berwarna merah) dan untuk tegangan minimalnya adalah 2,2x10 6 N/m 2 .", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 542, "width": 222, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 19. Hasil Strees desain baru plotter dengan bahan PETG", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 575, "width": 182, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Displacement (Perubahan Bentuk)", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 588, "width": 219, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Displacement pada plotter tersebut adalah 1,4 mm.", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 741, "width": 225, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 20. Hasil Displacement Desain Baru Plotter dengan Bahan PETG", "type": "Text" }, { "left": 125, "top": 40, "width": 372, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Motor Bakar: Jurnal Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Tangerang, Vol. 4, No. 2, Agustus-Desember, 2020", "type": "Table" }, { "left": 441, "top": 40, "width": 64, "height": 34, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2549- 5038 E-ISSN: 2580-4979", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 782, "width": 183, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumarno, Slamet Riyadi & Ali Machmudi", "type": "Page footer" }, { "left": 293, "top": 782, "width": 5, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 94, "width": 110, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c) Strain (Regangan)", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 108, "width": 237, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Strain (regangan) pada plotter tersebut adalah 9,0x10 -3 N/m 2 .", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 275, "width": 225, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 21. Hasil Strain desain baru plotter dengan bahan PETG", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 311, "width": 237, "height": 50, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d) Factor Of Safety/ FOS (Faktor Keamanan) Hasil Factor Of Safety (faktor keamanan) pada desain baru plotter dengan bahan plastik filamen PETG adalah 1,8.", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 509, "width": 228, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 22. Hasil Factor of safety desain baru plotter dengan bahan PETG", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 542, "width": 237, "height": 138, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desain dan bahan plotter yang berbeda akan menghasilkan reaksi yang berbeda terhadap pembebanan yang diberikan. Simulasi yang digunakan menggunakan Solidworks menghasilkan wujud Strees (tegangan) maksimal dan minimal, Strain (regangan) dan Displacement (perubahan bentuk) pada masing-masing plotter . Hasil analisis tersebut dapat digunakan untuk mengetahui apakah desain tersebut memenuhi kriteria yang ditetapkan, yaitu sama-sama berbahan plastik ringan dan aman untuk digunakan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 681, "width": 237, "height": 88, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah dilakukan analisis menggunakan solidworks , maka dapat diketahui bahwa tegangan maksimum pada desain awal dengan bahan plastik PLA adalah 4,0x10 7 (N/m 2 ), tegangan pada desain awal dengan bahan plastik PETG adalah 3,5x10 7 (N/m 2 ) sedangkan tegangan pada desain baru dengan bahan plastik PETG adalah 2,7x10 7 (N/m 2 ), meskipun", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 94, "width": 237, "height": 50, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "desain plotter baru dengan bahan PETG memiliki massa yang lebih berat dari desain plotter yang sudah ada (awal), tetapi memiliki tegangan yang lebih rendah.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 145, "width": 237, "height": 126, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Disamping itu faktor yang perlu diperhatikan dalam desain konstruksi adalah faktor keamanan, sesuai dengan tujuan dari penelitian yaitu mengetahui perbandingan antara bahan PLA dan PETG. Keamanan suatu desain ditunjukkan dengan suatu nilai yang disebut faktor keamanan atau Factor Of Safety . Penggunaan faktor keamanan paling banyak terjadi bila kita membandingkan tegangan dengan kekuatan untuk mendapatkan nilai angka keamanannya.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 271, "width": 237, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk mengetahui material properties bahan plastik filamen PLA dan bahan plastik filamen PETG bisa dilihat pada tabel di bawah in", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 309, "width": 199, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Karakteristik Bahan PLA dan PETG", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 321, "width": 196, "height": 140, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No. Karakteristik Bahan PLA Bahan PETG 1 Yield Strength 38 MPa 50 MPa 2 Tensile Strength 50 MPa 53 Mpa 3 Elastic Modulus 2000 MPa 2200 MPa 4 Mass Density 1300 Kg/m 3 1300 Kg/m 3 5 Shear Modulus 2400 Mpa 2600 MPa", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 462, "width": 237, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dan untuk mengetahui perbandingan hasil simulasi plotter bisa dilihat pada tabel di bawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 500, "width": 225, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Perbandingan Hasil Simulasi Plotter Bahan PLA dan PETG", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 524, "width": 225, "height": 129, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Karakteristik Desain Awal Desain Baru Plotter PLA Plotter PETG 1 Tegangan Maks. 4,0x10 7 (N/m 2 ) 3,5x10 7 (N/m 2 ) 2,7x10 7 (N/m 2 ) 2 Tegangan Min. 3,3x10 6 (N/m 2 ) 2,9x10 6 (N/m 2 ) 2,2x10 6 (N/m 2 ) 3 Displacement 2,7 mm 2,1 mm 1,4 mm 4 Strain 1,1x10 - 2 (N/m 2 ) 1,0x10 - 2 (N/m 2 ) 9,0x10 - 3 (N/m 2 ) 5 FOS 0,9 1,4 1,8", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 673, "width": 154, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.3 Biaya bahan dan pengerjaan", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 685, "width": 237, "height": 50, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk biaya bahan dan pengerjaan komponen plotter dengan desain baru di workshop 3D Printer yaitu sebesar Rp. 24.000 untuk bahan plastik filamen PLA dan Rp. 48.000 bahan plastik filamen PETG.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 736, "width": 234, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karena dari segi dimensi dan massa plotter baru (bahan plastik PETG) berbeda dengan plotter", "type": "Text" }, { "left": 125, "top": 40, "width": 372, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Motor Bakar: Jurnal Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Tangerang, Vol. 4, No. 2, Agustus-Desember, 2020", "type": "Table" }, { "left": 441, "top": 40, "width": 64, "height": 34, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2549- 5038 E-ISSN: 2580-4979", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 782, "width": 183, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumarno, Slamet Riyadi & Ali Machmudi", "type": "Page footer" }, { "left": 293, "top": 782, "width": 5, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 94, "width": 237, "height": 63, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang sudah ada (bahan PLA), maka mempengaruhi biaya bahan dan pengerjaan di workshop 3D Printer . Berikut ini adalah hasil percobaan pembuatan gambar/pola menggunakan plotter bahan PLA dan bahan PETG.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 157, "width": 230, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Hasil Percobaan ke 1 Dengan parameter “ Conversion Tool", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 183, "width": 237, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vectorize ”, “ No Filling ”, “ Speed 500 mm/min”, ukuran input gambar 100 x 17.5 mm dan polanya kata ‘KREATIF’.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 397, "width": 134, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 22. Hasil Percobaan 1", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 419, "width": 117, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Hasil Percobaan ke 2", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 432, "width": 171, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan parameter “ Conversion", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 432, "width": 237, "height": 49, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tool Vectorize ”, “ Filling Horizontal ”, “ Speed 500 mm/min”, ukuran gambar 75 x 23.4 mm dan polanya angka “2020”.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 659, "width": 134, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 23. Hasil Percobaan 3", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 681, "width": 117, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Hasil Percobaan ke 3", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 694, "width": 171, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan parameter “ Conversion", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 694, "width": 237, "height": 50, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tool Vectorize ”, “ Filling No ”, “ Speed 480 mm/min”, ukuran gambar 88 x 75.7 mm dan polanya gambarnya roda gigi dan tulisan.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 267, "width": 237, "height": 87, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 24. Hasil Percobaan 4 Dari hasil percobaan ke 1, 2 dan 3 menggunakan plotter bahan PLA dan plotter bahan PETG penulis mengatur di setiap lembar percobaan masing-masing dengan pola, ukuran gambar dan kecepatan yang berbeda, maka mendapatkan hasil yang sama (tidak ada perbedaan).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 366, "width": 91, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 378, "width": 237, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesimpulan dari penelitian di atas adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 404, "width": 230, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Pemilihan bahan disesuaikan dengan kebutuhan rancang bangun.", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 429, "width": 230, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Komponen yang terjadi kerusakan adalah plotter (alat penjepit pulpen)", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 454, "width": 237, "height": 113, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Perbandingan menggunakan plotter bahan plastik filamen PLA dan bahan plastik filamen PETG dilihat dari simulasi dengan diberikan gaya sebesar 20 Newton maka: Untuk desain awal plotter dengan bahan PLA, hasil tegangannya 4,0x10 7 N/m 2 melebihi angka yield strength yaitu 3,8x10 7 N/m 2 dan angka keamanannya 0,9.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 568, "width": 237, "height": 50, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk desain awal plotter dengan bahan PETG, hasil tegangannya 3,5x10 7 N/m 2 masih di bawah angka yield strength yaitu 5,0x10 7 N/m 2 dan angka keamanannya 1,4.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 619, "width": 237, "height": 75, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk desain baru plotter dengan bahan PETG, hasil tegangannya 2,7x10 7 N/m2 masih di bawah angka yield strength yaitu 5,0x10 7 N/m 2 . dan angka keamanannya 1,8 sehingga komponen plotter bahan PETG ini lebih kuat saat terjadi gaya sebesar 20 Newton.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 695, "width": 237, "height": 62, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dilihat dari biaya bahan dan pengerjaan lebih mahal plotter desain baru dengan bahan plastik PETG daripada plotter desain awal dengan bahan plastik PLA, karena dari sisi dimensi plotter dan jenis plastik berbeda.", "type": "Text" }, { "left": 125, "top": 40, "width": 372, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Motor Bakar: Jurnal Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Tangerang, Vol. 4, No. 2, Agustus-Desember, 2020", "type": "Table" }, { "left": 441, "top": 40, "width": 64, "height": 34, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2549- 5038 E-ISSN: 2580-4979", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 782, "width": 183, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumarno, Slamet Riyadi & Ali Machmudi", "type": "Page footer" }, { "left": 293, "top": 782, "width": 5, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 94, "width": 237, "height": 50, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dilihat dari hasil percobaan 1, 2 dan 3 pembuatan gambar/pola hasilnya sama (tidak ada perbedaan) maka bahan plotter tidak berpengaruh terhadap hasil yang dikerjakan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 157, "width": 104, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 170, "width": 237, "height": 113, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Azmi Yuliardi. 2020. Rancang Bangun Mesin CNC Mini Plotter Dua Sisi Tinta Dan Laser Diode Berbasis Microcontroller . Skripsi, Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Pancasakti Tegal. Diki Muhamad Sobirin, Jana Utama. Perancangan Sistem Multi Computer Numerical Control (CNC) Untuk Plotter Dan Laser Engraving . Jurnal Sistem Komputer, Universitas", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 284, "width": 237, "height": 279, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Komputer Indonesia, 2020. Fifi Fauziah Yasmin. 2019. Analisa Kecepatan Motor Stepper Pada Mesin CNC Mini Plotter 2 Axis Laser Berbasis Microcontroller . Skripsi, Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Pancasakti Tegal. Hafiz Ramadhani, Syafri . Perancangan Dan Analisis Struktur Mekanik Prototipe Laser Cutting . Jom FTEKNIK Volume 5 No.1 April 2018. Harist Fauzi. 2018. Rancang Bangun Sistem Kontrol Mesin Laser Engraving Dengan Microcontroller Arduino . Skripsi, Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Presiden Cikarang. https://id.wikipedia.org/wiki/Mekatronika (diakses pada 28/7/20 pukul 20.00 WIB) http://urbanlabs.co.in/products/petg-page (diakses pada 25/10/2020 pukul 10.00 WIB) Irpandi. 2018. Rancang Bangun Konstruksi Mesin Laser Engraving . Skripsi, Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Presiden Cikarang.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 564, "width": 237, "height": 50, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Much Aries Setiawan. 2013. Pengembangan Desain Frame Chassis Micro Car (Sutera Car) Universitas Negeri Semarang . Skripsi, Program Studi Pendidikan Teknik Mesin,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 614, "width": 209, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 640, "width": 237, "height": 100, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Munadi, Aulia Syukri, Joga D. Setiawan, Mochammad Ariyanto. Rancang Bangun Prototipe Mesin CNC Laser Engraving Dua Sumbu Menggunakan Diode Laser . Jurnal Teknik Mesin Indonesia, 2018. Vol. 13, No. 1. Sularso, Kiyokatsu Suga. 2017. Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin . Jakarta: Pradnya Paramita.", "type": "Text" } ]
92e18dbb-f630-7f39-b1be-277fa9978dbf
https://eduvest.greenvest.co.id/index.php/edv/article/download/1041/1870
[ { "left": 113, "top": 754, "width": 56, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "How to cite:", "type": "Page footer" }, { "left": 202, "top": 743, "width": 304, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Erawati, D (2024). The Role Of Leadership Role Models For Generation Z In Cirebon City . Journal Eduvest . 4 (2): 530-537", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 125, "width": 379, "height": 668, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN: 2775-3727 Published by: https://greenpublisher.id/ Eduvest – Journal of Universal Studies", "type": "Table" }, { "left": 298, "top": 142, "width": 197, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 4 Number 02, February, 2024 p- ISSN 2775-3735- e-ISSN 2775-3727", "type": "Table" }, { "left": 156, "top": 201, "width": 332, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "THE ROLE OF LEADERSHIP ROLE MODELS FOR GENERATION Z IN CIREBON CITY", "type": "Section header" }, { "left": 119, "top": 284, "width": 370, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dedet Erawati Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Swadaya Gunung Djati, Cirebon, Indonesia Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 294, "top": 325, "width": 52, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 119, "top": 342, "width": 405, "height": 65, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "To choose a role model, of course, wisdom is needed. This becomes a serious problem if we relate it to generation Z. The urgency of this research is to look at the role of leadership role models for Gen Z. This research uses a qualitative research method with a phenomenologi- cal approach. The results of this research show that cultivating a leadership spirit is influ- enced by three factors, namely: role models, literacy and family.", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 411, "width": 53, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KEYWORDS", "type": "Section header" }, { "left": 191, "top": 411, "width": 210, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Leadership, Gen Z, Communication, Role Model", "type": "Text" }, { "left": 191, "top": 427, "width": 330, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This work is licensed under a Creative Commons Attribution- ShareAlike 4.0 International", "type": "Text" }, { "left": 257, "top": 481, "width": 106, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 502, "width": 401, "height": 122, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Leadership is a term that is very familiar to us. Often we encounter the term leadership used by people to assess a leadership style. We can assess whether some- one has leadership qualities or not from just one perspective (Senduk, 2018). In fact, leadership cannot be assessed from just one perspective but must be viewed from various perspectives. Why should leadership be viewed from various perspectives? Because leadership is not a talent or a gift bestowed by the Creator from birth. In- stead, it is an ability or skill that must be learned and practiced by everyone. Whether someone can lead or not is seen from how that individual can overcome the challenges in their life.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 627, "width": 400, "height": 94, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "So when should leadership be learned? The answer is from an early age be- cause leadership cannot be formed instantly. It requires a considerable amount of time to develop leadership qualities. What are the factors that can shape an individ- ual's leadership qualities? According to researchers, the most fundamental factor in shaping leadership qualities is having a role model or example in one's life. For example, how can a President lead a country if they do not observe the leadership styles of other world leaders? This, of course, will have an impact because by", "type": "Text" }, { "left": 332, "top": 37, "width": 183, "height": 26, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eduvest – Journal of Universal Studies Volume 4, Number 2, February, 2024", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 770, "width": 23, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "531", "type": "Page footer" }, { "left": 367, "top": 770, "width": 146, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://eduvest.greenvest.co.id", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "observing examples from various world leaders and past national leaders, one can form a perspective on how to lead.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 144, "width": 401, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the above, we can understand together that the quality of someone's leadership depends on the examples or role models they observe. Recognizing this fact, we can conclude that it is important to be careful in choosing role models. Choosing a role model certainly requires wisdom. This can be obtained by broad- ening one's knowledge and gaining various experiences. But what about individuals who do not yet possess these two things? This is what the researcher aims to address in this paper.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 241, "width": 401, "height": 93, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This issue becomes particularly serious when we consider Generation Z. They are a generation that is still very young but very curious about everything. Before delving further, let's first discuss what Generation Z is. Along with the advancement of time, every industry recruits and employs cross-generational resources in its workforce (Fitriyani, 2018). Starting from traditionalists, baby boomers, Gen X, millennials, and Gen Z. This demographic is embedded in the business environment and will at least impact organizations for the next twenty years.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 337, "width": 403, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "During the same period, more than a quarter of millennials will take on man- agerial and leadership roles in multi-generational organizational settings. Therefore, it is important to address and train millennials and Generation Z to take on leader- ship roles in the following ways (Ngatmiati & Tjahyadi, 2022). It takes a lot of skills and knowledge to be a good leader, especially when dealing with Gen Z. The current generation, often referred to as millennials and Gen Z, has different charac- teristics from previous generations. They are more independent, creative, and goal- oriented (Komalasari et al., 2022). To be an effective leader in the modern era, it is important to understand the characteristics of the current generation and adapt your leadership style accordingly.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 475, "width": 400, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The concept of being a good leader is subjective. There are many ways, espe- cially from current leaders. Although there are many choices, there are certainly some similarities, even identical ones. According to Investopedia, Generation Z re- fers to individuals born between 1997 and 2012. The oldest individuals in this gen- eration are 25 years old. From a birth year perspective, most of Generation Z have completed their studies by 2022, and ten years later, Gen Z will become the nation's pioneering leaders (Kansaki et al., 2021).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 572, "width": 403, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Many individuals born as part of Generation Z are already married and start- ing families. Unfortunately, Generation Z is predicted to face a more uncertain fu- ture than previous generations due to the COVID-19 pandemic. Gen Z was raised in a world where important themes such as globalization, technology, climate crises, and connectivity have become commonplace (Irena & Rusfian, 2019). They also have unique perspectives and expectations about careers, workplaces, and leaders in their workplaces.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 668, "width": 400, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This is a serious matter because the term \"lost generation\" due to the COVID pandemic could become a reality. Therefore, many things need to be done by Gen Z to avoid being considered a lost generation. Hence, a common understanding is needed. Generation Z is a generation that requires a balance between the hard skills they possess and their soft skills (Hermawan & Ismail, 2022). There are many soft skills that can be learned, starting from communication styles, organization, to", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 40, "width": 75, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dedet Erawati", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 757, "width": 326, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Role Of Leadership Role Models For Generation Z In Cirebon City", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 770, "width": 21, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "532", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 397, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "leadership. In this regard, the researcher is interested in further discussing leader- ship because it is something that is needed (Jalaluddin, 2005).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 144, "width": 400, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "If we refer to the Indonesian Dictionary (KBBI), literally, the meaning of the word leadership is leadership. In general, leadership is a skill or management func- tion to influence, motivate, or direct others to do things to achieve certain goals. Technological advancements allow Gen Z children to learn anytime, anywhere. This makes Gen Z children have optimal intellectual abilities, broad knowledge, open-mindedness, the ability to accept differences, independence, and the ability to multitask.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 241, "width": 400, "height": 149, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "If Gen Z children are unable to use technology wisely, they can grow up to be individuals who are individualistic, selfish, and anti-social. Even worse, Gen Z children can experience mental health problems, such as easily anxious, labile emo- tions, and difficulty adapting. This usually occurs due to a lack of control and su- pervision from parents regarding technology usage. Leadership is a soft skill that must be mastered by this generation. Therefore, through this paper, we will thor- oughly discuss how Generation Z will develop leadership qualities by having a role model. Leadership can also be defined as a person's leadership style. Each person certainly has their own leadership style that is not the same as others'. It all depends on one's character. However, not everyone is necessarily capable of being a leader with good leadership qualities.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 392, "width": 400, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research uses qualitative research methods with a phenomenological ap- proach. The method and approach are considered appropriate because this research requires a deeper exposition of the research object, resulting in research that can be useful and serve as a reference for academics and practitioners. The problem for- mulation in this research is how the Role Model Leadership contributes to Genera- tion Z.", "type": "Text" }, { "left": 250, "top": 489, "width": 127, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESEARCH METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 511, "width": 400, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research employs a qualitative method with a phenomenological ap- proach. Qualitative research produces descriptive data in the form of written or spo- ken words from individuals and observable behaviors (Nasution, 2002). The quali- tative method views reality as multidimensional, a unified whole that is constantly changing. Phenomena that occur in society cannot be measured, determined, or seen with numbers, thus understanding the phenomena experienced by research subjects (Moleong, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 607, "width": 397, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Phenomena occurring in society are the result of influencing factors. Phenom- enological research aims to understand the perspectives of individuals who experi- ence it directly or are closely related to the natural characteristics of human experi- ences, and the meanings they place on them (Kuswarno, 2009).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 663, "width": 401, "height": 93, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to Husserl, the phenomenological research method aims to explain many things within oneself, namely, to understand what enters before conscious- ness, then to understand the meaning and essence in intuition and self-reflection. This phenomenological process also combines what is visible or clear with what exists in the mental image of the individual experiencing it directly. Therefore, the researcher directly internalizes from the empirical object to obtain accurate results in phenomenology (Mulyana, 2007).", "type": "Text" }, { "left": 332, "top": 37, "width": 183, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eduvest – Journal of Universal Studies Volume 4, Number 2, February, 2024", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 770, "width": 23, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "533", "type": "Page footer" }, { "left": 367, "top": 770, "width": 146, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://eduvest.greenvest.co.id", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The subjects of this study are Gen Z actors in the city of Cirebon, while the object of the study is the role model of leadership. Data collection techniques are systematic ways or processes of collecting, recording, and presenting facts. The purpose of data collection depends greatly on the research objectives and method- ology, especially data analysis methods. Our data collection techniques include ob- servation and in-depth interviews.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 199, "width": 401, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Qualitative data analysis, according to Bogdan and Biklen (Moleong, 2017), is an effort made with data, organizing data, sorting it into manageable units, syn- thesizing it, finding patterns, determining what is important and what is learned, and deciding what can be described to others, based on what is observed in the field.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 254, "width": 400, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the interactive model from Miles and Huberman, there are three paths of qualitative data analysis:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 282, "width": 400, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Data Reduction Data reduction is the process of selection, focusing attention on simplifica- tion, abstraction, and transformation of raw data that emerge from field notes. This process is continuous and includes summarizing data, coding, tracing themes, and making clusters.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 351, "width": 400, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Data Presentation Data presentation is the activity of organizing a set of information to enable conclusions to be drawn and actions to be taken. The form of qualitative data presentation can be in the form of narrative text related to the level of public trust in Cirebon city in using online transportation.", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 420, "width": 128, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Drawing Conclusions", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 434, "width": 400, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The conclusion-drawing effort is carried out by the researcher during field- work. From the beginning of data collection, the researcher begins to seek the mean- ing of objects, notes regular patterns (in theoretical notes), explanations, possible configurations, cause-and-effect sequences, and proposals.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 489, "width": 400, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In this research, conclusions are drawn after the data collected in the field, obtained through observation, interviews, and documents acquired from the field. The selection between important and unimportant data results in valid data.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 530, "width": 400, "height": 108, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Qualitative research faces important issues regarding testing the validity of research results (Bungin, 2010). To obtain valid data validity, data validation tech- niques are needed for research purposes, namely, by checking data validity through triangulation. The triangulation performed by the researcher is data source triangu- lation, which is done by checking data obtained from multiple sources. Data trian- gulation is deemed necessary because it avoids repeating questions asked to re- search subjects to obtain comprehensive and in-depth research results from the data collection techniques conducted by the researcher.", "type": "Text" }, { "left": 235, "top": 655, "width": 156, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESULT AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 677, "width": 400, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the previous explanation, it can be stated that fostering leadership qualities in Gen Z in the city of Cirebon is influenced by several factors, namely:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 707, "width": 400, "height": 40, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Role Models In line with the title of this article, Gen Z currently has very few role models in leadership. This is due to the abundance of foreign cultures that distort their", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 40, "width": 75, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dedet Erawati", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 757, "width": 326, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Role Of Leadership Role Models For Generation Z In Cirebon City", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 770, "width": 21, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "534", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "understanding of the concept of leadership. They become unaware of whom they should learn from and what kind of figure could foster leadership qualities.", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 146, "width": 86, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Low Literacy", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 161, "width": 400, "height": 71, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gen Z has a weakness in that they tend to be lazy in seeking literacy. The current generation lacks hobbies for reading books and lacks self-update and self- upgrade. Additionally, Gen Z is not interested in attending seminars related to lead- ership, organizations, or similar topics. As a result, they lack a broad view of lead- ership.", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 236, "width": 55, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Family", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 251, "width": 401, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The family plays a dominant role in shaping leadership. Family factors greatly influence the formation of character. In fact, 95% is influenced by family factors. Ideally, in a family, a father or parent can serve as a role model for leadership. Through them, individuals can learn how to lead and how to address problems.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 310, "width": 400, "height": 41, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In essence, leadership skills are always needed both in the workplace and in everyday life. It is closely related to how to lead oneself and others to execute tasks efficiently.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 355, "width": 400, "height": 41, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In the workplace, this ability enables a leader or manager to delegate tasks appropriately, thus preventing unnecessary issues. Additionally, leadership has var- ious benefits as follows:", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 399, "width": 102, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Creating Change", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 414, "width": 400, "height": 41, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Someone with good leadership skills not only leads a team but also creates innovation and change. Because change cannot happen instantly, it requires some- one who can guide their team members towards impactful actions.", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 459, "width": 115, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Conflict Resolution", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 474, "width": 364, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Another benefit of having leadership skills is the ability to resolve conflicts.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 489, "width": 400, "height": 56, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A leader with good leadership skills will listen to their members' concerns and ad- dress them promptly. In addition, involvement in the conflict resolution process will broaden insights into how to deal with others in a problem. Thus, leadership enables leaders to guide their members to effective solutions.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 549, "width": 400, "height": 70, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Enhancing Efficiency and Productivity Generally, leadership skills indicate a leader's understanding of their mem- bers' abilities. During a problem, a good leader will always listen first to their mem- bers' opinions and grievances. This makes every member feel valued and directly enhances their trust in their leader.", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 623, "width": 90, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Setting Vision", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 638, "width": 364, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "When some people need help understanding why they are doing something,", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 653, "width": 400, "height": 40, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a person with leadership skills can show their team members the vision of their organization. This includes explaining and convincing their members that some- thing needs to be done to achieve what they want.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 697, "width": 400, "height": 56, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Motivating and Providing Guidance Another benefit of leadership skills is the ability to motivate oneself and others. The level of someone's leadership ability can be seen in how they can reward others for their work, including the performance of their team members. With the", "type": "List item" }, { "left": 332, "top": 37, "width": 183, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eduvest – Journal of Universal Studies Volume 4, Number 2, February, 2024", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 770, "width": 23, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "535", "type": "Page footer" }, { "left": 367, "top": 770, "width": 146, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://eduvest.greenvest.co.id", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "rewards given, motivation and morale among their members can be increased. In this way, others can see the importance of leadership.", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 161, "width": 84, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 183, "width": 401, "height": 93, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Three factors that influence role model leadership pose a challenge. First, how this nation should create great statesmen who not only pursue power or political interests but must also be exemplary for the current younger generation. Second, the lack of literacy can certainly be anticipated by incorporating leadership material into a curriculum. Because leadership is a soft skill that must be possessed by the current generation. Third, families should be the first place for Gen Z to learn the meaning of leadership.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 279, "width": 400, "height": 67, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gen Z would greatly appreciate if their leaders could be mentors rather than just bosses. Gen Z believes that a positive attitude is crucial for their leaders. They prefer leaders who are strong and effective communicators and can promote a pos- itive and inclusive culture, demonstrate high levels of emotional intelligence, and, finally, provide ongoing guidance.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 348, "width": 269, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Here are some ways to become a role model for Gen Z:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 362, "width": 400, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Take Time to Get to Know Them Gen Z is a generation that highly values their identity. They will greatly appreciate it if their leaders can also recognize them. This will build a strong bond.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 404, "width": 400, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Communicate To the Point As the first generation of digital natives, Gen Z is very accustomed to quickly available information. This results in them having a short attention span. They prefer information that is delivered directly without much use of formal lan- guage.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 473, "width": 400, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Provide Opportunities for Growth Gen Z greatly values their personal and career development. Provide them with opportunities to learn new things and do not limit their growth. You can give them more responsibility and let them learn from their experiences. This, of course, must be done under supervision because Gen Z has strong desires but must also be accompanied by strong mental development.", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 555, "width": 117, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Show Appreciation", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 569, "width": 400, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "An effective way to motivate Gen Z is to show them that their work is mean- ingful and has a purpose. As a leader, you should continue to guide and remind Gen Z that their work is meaningful and has a significant impact, this can be done by appreciating them. Currently, the common mistake when dealing with Gen Z is the lack of appreciation because with appreciation, Gen Z will feel more valued and can unleash more capabilities than before.", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 652, "width": 170, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Implement Learning by Doing", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 666, "width": 400, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "With access to various gadgets and their skills in using the internet, Gen Z has their own way of solving problems. They tend to rely on the web to find solu- tions to the problems they face.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 707, "width": 400, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Since the COVID pandemic in 2020, a new era has emerged for humans, where they must be able to adapt in traditional (offline) and digital (online) spaces. This transition has led to a high level of complexity in human life and the difficulty", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 40, "width": 75, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dedet Erawati", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 757, "width": 326, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Role Of Leadership Role Models For Generation Z In Cirebon City", "type": "Page footer" }, { "left": 492, "top": 770, "width": 21, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "536", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "of predicting phenomena. This condition encourages leaders, both in the public and private sectors, to apply agile leadership to remain productive.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 144, "width": 401, "height": 121, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Another factor driving the emergence of agile leadership models is explained by Oktarian et al. (2017). Agile leadership is driven by the habits of Generation Y or millennials (born between 1981-1996). Millennials are known to be tech-savvy individuals, who are good at using and understanding technology. Millennials have a tendency to start new things and are more individualistic, egocentric, apathetic, and easily bored. They are known as a generation with high education and high innovation but have low commitment and loyalty. Millennials always want to seek new opportunities. This millennial habit unconsciously continues to the next gen- eration.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 268, "width": 400, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Leadership development is one of the important aspects in the growth and success of an organization, including the current Student Organizations (Ormawa) which are inhabited by Gen Z. In an era full of rapid changes like today, traditional leadership styles are often not effective enough. Therefore, implementing leader- ship concepts such as agile leadership becomes increasingly relevant.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 337, "width": 400, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vision is not only driven by the initiatives and innovations of leaders. How- ever, all members have an active role in determining the goals and objectives of the organization. The focus is placed on desired outcomes and adding value to members and society. One principle that can be applied is with the mindset of \"creating shared value\".", "type": "Text" }, { "left": 272, "top": 420, "width": 84, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 442, "width": 401, "height": 121, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bungin, B. (2010). Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja GrafindoPersada. Chusna, PA “Konsep Dasar Pendidikan Anak Selang Pandang Lukman Al_Hakim,.” Jurnal Al-Makrifat (April, 2018), Hal , 1–30. Fitriyani, P. (2018). Pendidikan karakter bagi generasi Z. Prosiding Konferensi Nasional Ke-7 Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (APPPTMA). Jakarta , 23–25. Hermawan, E., & Ismail, D. H. (2022). Buku Ajar Kepemimpinan Mengenal Konsep dan Gaya Kepemimpinan untuk Generasi Z di Era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 .", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 566, "width": 400, "height": 108, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Irena, L., & Rusfian, E. Z. (2019). Hubungan gaya kepemimpinan transformasional dan komunikasi internal dengan kinerja karyawan generasi Z pada tech company. Jurnal Komunikasi , 11 (2), 223–232. Jalaluddin, R. (2005). Psikologi komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya . Kansaki, T., Nugroho, N., Hutabarat, F. A. M., & Ciamas, E. S. (2021). Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Gen-Z (Studi Kasus pada Mahasiswa Politeknik Cendana Medan). ARBITRASE: Journal of Economics and Accounting , 2 (2), 46–50.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 676, "width": 400, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Komalasari, S., Hermina, C., Muhaimin, A., Alarabi, M. A., Apriliadi, M. R., Rabbani, N. P. R., & Mokodompit, N. J. D. (2022). Prinsip Character of A Leader pada Generasi Z. Philanthropy: Journal of Psychology , 6 (1), 77–91. Kuswarno, E. (2009). Fenomenologi: metode penelitian komunikasi: konsepsi, pedoman, dan contoh penelitiannya . Widya Padjadjaran.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 745, "width": 400, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moleong, L. J. (2014). Metode penelitian kualitatif edisi revisi. Bandung: PT", "type": "Text" }, { "left": 332, "top": 37, "width": 183, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eduvest – Journal of Universal Studies Volume 4, Number 2, February, 2024", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 770, "width": 23, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "537", "type": "Page footer" }, { "left": 367, "top": 770, "width": 146, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://eduvest.greenvest.co.id", "type": "Page footer" }, { "left": 137, "top": 116, "width": 103, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Remaja Rosdakarya .", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 130, "width": 400, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moleong, L. J. (2017). Metode Penelitian Kualitatif, cetakan ke-36, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset , 6 . Mulyana, D. (2007). Metode penelitian komunikasi. Contoh-Contoh Penelitian Kualitatif Dengan Pendekatan Praktis. Bandung. Rosdakarya . Nasution, S. (2002). Metode penelitian naturalistik kualitatif . Tarsito.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 199, "width": 401, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ngatmiati, N., & Tjahyadi, H. (2022). Peran Shepherd Leadership Guru Kristen Terhadap Pemuridan Generasi Z di SMA XYZ di Tangerang Selatan [The Role of Christian Teachers as Shepherd Leaders in Discipling the Z Generation of XYZ High School in South Tangerang]. Diligentia: Journal of Theology and Christian Education , 4 (1), 68–85. Senduk, A. (2018). Ignite Millennial Leadership. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama .", "type": "List item" } ]
1ca0a85a-23fa-ad42-910d-1d8dbf44d3ad
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janis/article/download/4314/3935
[ { "left": 491, "top": 774, "width": 24, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "| 12", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 59, "width": 426, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ANALISIS FAKTOR- FAKTOR GAYA HIDUP DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEMBELIAN RUMAH SEHAT SEDERHANA", "type": "Section header" }, { "left": 121, "top": 97, "width": 327, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Studi pada Pelanggan Perumahan Puri Dinar Mas PT. Ajisaka di Semarang)", "type": "Text" }, { "left": 253, "top": 122, "width": 63, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sari Listyorini", "type": "Section header" }, { "left": 175, "top": 135, "width": 217, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program Pasca Sarjana Universitas Brawijaya Malang Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 198, "width": 43, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 212, "width": 407, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The objective of this research is to analyze the change of customers’ lifestyle in purchasing RSH (RSH means Simple and Healthy House) by using AIO factors. By analyzing AIO (activity, interest, and opinion), this research is aimed to find out whether lifestyle influences the decision of purchasing RSS. Proportional Stratified Random Sampling method is employed to analyze three different types of house: type 29, 36, and 45 with 90 respondents as the chosen sample. The analysis employs factor analysis and multiple linier regressions. Factor analysis results in five factors considered by customers in purchasing RSH. They are social, family, pleasure, reference, and identity factors. Analysis using multiple linier regressions shows that there are two significant factors that influence the decision to buy a house: social factors (social activity of the community, location, and the future) and identity factors (occupation and preference in design).", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 351, "width": 407, "height": 136, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami perubahan gaya hidup pelanggan dalam pembelian RSH (Rumah Sehat Sederhana) dengan menggunakan factor AIO. Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah factor gaya hidup dengan pendekatan Aktivitas, Minat, Opini memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian RSH. Teknik sampling menggunakan metode Proportional Stratified Random Sampling , karena obyek penelitian terdiri dari tiga tipe rumah yaitu tipe 29, 36 dan 45 dengan jumlah sampel sebanyak 90 responden. Analisis yang digunakan adalah analisis faktor dan regresi linier berganda. Dengan analisis faktor diperoleh hasil bahwa ada 5 faktor baru yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam pembelian RSH yaitu factor sosial, factor keluarga, faktor kesenangan, faktor referensi dan faktor identitas. Analisis regresi menunjukkan dua faktor yang berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian yaitu faktor sosial (aktivitas, sosial masyarakat, lokasi dan masa depan) dan faktor identitas (kerja dan selera desain).", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 503, "width": 50, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 517, "width": 251, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Life Style, Simpel and Healthy House, Decision of Purchasing. Gaya Hidup, Rumah Sehat Sederhana, Keputusan Pembelian", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 567, "width": 79, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 581, "width": 212, "height": 176, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam memenangkan persaingan industri di Indonesia, diperlukan strategi-strategi pemasaran yang jitu. Untuk mewujudkan hal tersebut, banyak dilakukan riset untuk mengetahui bagaimana selera konsumen yang kian hari mengalami perubahan seiring dengan tren yang terjadi, dan merupakan tantangan bagi perusahaan untuk dapat memperkirakan tren yang akan datang. Pemahaman inilah yang perlu diteliti lebih lanjut, untuk mengetahui bagaimana konsumen mempertimbangkan segala sesuatunya sebelum pada akhirnya mengambil keputusan untuk membeli.", "type": "Text" }, { "left": 301, "top": 567, "width": 213, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Studi perilaku konsumen perlu diketahui bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen untuk pembelian barang atau jasa. Menurut (Engel, Blackwell dan Miniard,1995) faktor–faktor ini berasal dari pengaruh lingkungan (meliputi budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga, situasi) dan perbedaan individu (meliputi sumber daya konsumen, keterlibatan dan motivasi, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi.", "type": "Text" }, { "left": 301, "top": 719, "width": 212, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kedua faktor tersebut penting artinya bagi pemasar, namun sangat menarik apabila dapat mengetahui lebih dalam tentang apa yang ada", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 45, "width": 364, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Faktor- Faktor Gaya Hidup dan Pengaruhnya Terhadap Pembelian … | 13", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 212, "height": 176, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dalam diri dan pikiran individu tentang apa yang dapat mempengaruhi dirinya sebelum mengambil keputusan membeli barang atau jasa, dengan demikian kepribadian konsumen perlu dipahami sebagai sesuatu hal yang terkait dengan pemilihan atau pembelian produk karena konsumen akan membeli barang yang sesuai dengan kepribadiannya. Kepribadian erat kaitannya dengan pemahaman gaya hidup seseorang, yang dapat didefinisikan sebagai pola dimana orang hidup dan menggunakan uang dan waktunya (Engel, Blackwell, dan Miniard, 1995).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 253, "width": 212, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perubahan lingkungan yang dinamis menyebabkan studi gaya hidup konsumen dapat membantu pemasar memahami bagaimana konsumen berpikir dan memilih berbagai alternatif. Perspektif gaya hidup dalam pemasaran menunjukkan penggolongan individu ke dalam suatu kelompok berdasarkan atas apa yang mereka lakukan, bagaimana mereka menghabiskan waktu, dan bagaimana mereka memilih untuk memanfaatkan penghasilan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 404, "width": 212, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Psikografik atau gaya hidup mengacu pada Activity, Interest and Opinion konsumen (AIO). Secara lebih rinci memusatkan perhatian pada apa yang orang-orang suka lakukan, apa lingkup minat mereka, dan apa pendapat orang-orang tentang berbagai hal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 487, "width": 212, "height": 107, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu hal yang dapat menunjukkan gaya hidup adalah kepemilikan rumah, terkait dengan bagaimana mereka memilih rumah dalam hal tipe, lokasi dan harga. Rumah merupakan suatu pemilikan dan ruang yang dapat digunakan untuk menandakan status, gaya hidup, identifikasi dan keanggotaan kelompok.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 597, "width": 212, "height": 176, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu permasalahan pokok yang dihadapi pemerintah sehubungan dengan perumahan dan pemukiman adalah laju pertumbuhan kebutuhan rumah mencapai rata- rata 800.000 unit per tahun (Dirjen Perumahan dan Pemukiman Departemen Kimpraswil, 2005). Sedangkan kemampuan untuk mengembangkannya sangat terbatas karena keterbatasan lahan dengan harga yang terjangkau. Sebagai komitmen untuk ikut memenuhi kebutuhan dasar masyarakat akan perumahan, pemerintah mengharapkan dalam lima tahun ke depan bisa membangun", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 74, "width": 212, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1.265.000 rumah baru yang sebagian besar terdiri atas Rumah Sehat Sederhana (RSH) yang harganya terjangkau Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 129, "width": 213, "height": 479, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peningkatan pertumbuhan akan suatu hunian, tentu akan disertai pula adanya persaingan para pengembang properti untuk mengembangkan dan memasarkan suatu hunian yang nyaman, berkualitas dan terjangkau bagi seluruh masyarakat, khususnya dalam hal ini MBR. Pengembang yang peka terhadap kebutuhan dan selera konsumen dalam hal pemilihan rumah merupakan nilai tambah dalam usaha mengembangkan strategi pemasaran. Kejelian pengembang membaca kembalinya tren gaya hidup kembali ke alam akibat krisis lingkungan hidup yang semakin parah membuat para pengembang berlomba menjual citra perumahan ideal dengan lingkungan yang asri, nyaman dan sehat karena gaya hidup, rumah, dan lingkungan merupakan tiga kata serangkai yang saling berkaitan erat dan sangat menentukan dalam pemilihan, penampilan, dan penataan rumah. Rumah harus sehat karena berpengaruh terhadap kesehatan fisik dan mental penghuni rumah. Keterbatasan dana anggaran menyebabkan ketidakberdayaan dalam memilih lokasi rumah yang strategis dan ketersediaan lahan yang sempit, namun dengan segala keterbatasan diatasi dengan kiat jitu dalam mewujudkan rumah sederhana, tetapi sehat, hemat, produktif dan ramah lingkungan. Hal ini mendorong konsumen melirik rumah sehat sederhana karena tidak hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal tapi sudah menjadi bagian dari gaya hidup dan prestise, karena keinginan konsumen untuk menempati hunian yang sehat, praktis dan murah.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 611, "width": 212, "height": 107, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih rumah tinggal yakni lingkungan perumahan yang sehat dan desain rumah yang sehat. Pilihan bagi MBR dalam memilih rumah salah satunya melibatkan faktor gaya hidup mereka dalam memutuskan pembelian rumah, karena gaya hidup tidak selalu identik dengan masyarakat berpenghasilan tinggi.", "type": "List item" }, { "left": 329, "top": 722, "width": 212, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki tentang pengaruh perubahan gaya hidup terhadap Aktivitas, Minat dan Opini perilaku pembelian konsumen untuk membuat suatu", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 45, "width": 11, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 272, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Administrasi Bisnis Volume I Nomor 1 September 2012", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 87, "width": 212, "height": 163, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "keputusan pembelian RSH di Kota Semarang. Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: (a) Apakah gaya hidup mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian RSH?; (b) Apakah faktor aktivitas mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian RSH?; (c) Apakah faktor minat mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian RSH?; dan (d) Apakah faktor opini mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian RSH?", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 267, "width": 72, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KAJIAN TEORI", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 281, "width": 212, "height": 107, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gaya hidup adalah konsep yang lebih baru dan lebih mudah terukur dibandingkan dibandingkan dengan kepribadian. Gaya hidup menurut (Engel, Blackwell dan Miniard, 1995) didefinisikan sebagai pola di mana orang hidup dan menggunakan uang dan waktunya ( pattern in which people live and spend time and money ).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 391, "width": 212, "height": 314, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Psikografik merupakan konsep yang terkait dengan gaya hidup. Psikografik adalah suatu instrumen untuk mengukur gaya hidup, yang memberikan pengukuran kuantitatif dan bisa dipakai untuk menganalisis data yang sangat besar. Psikografik analisis biasanya dipakai untuk melihat segmen pasar. Analisis psikografik sering juga diartikan sebagai suatu riset konsumen yang menggambarkan segmen konsumen dalam kehidupan mereka, pekerjaan dan aktivitas lainnya. Psikografik berarti menggambarkan (graph) psikologis konsumen (psyco). Psikografik adalah pengukuran kuantitatif gaya hidup, kepribadian dan demografik konsumen. Psikografik sering diartikan sebagai pengukuran AIO ( activity, Interest, Opinion ), yaitu pengukuran kegiatan, minat, dan pendapat konsumen. Psikografik memuat beberapa pernyataan yang menggambarkan kegiatan, minat dan pendapat konsumen. Pendekatan psikografik sering dipakai produsen dalam mempromosikan produknya (Sumarwan, 2003).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 707, "width": 212, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk memahami bagaimana gaya hidup, sekelompok masyarakat diperlukan program atau instrumen untuk mengukur gaya hidup yang berkembang, sebagaimana yang ditulis oleh Haryanto (2005) dalam penelitiannya", "type": "Text" }, { "left": 301, "top": 88, "width": 213, "height": 383, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bahwa di dalam kajian literatur mengindikasikan tiga pendekatan untuk mengeksplorasi profil gaya hidup yaitu Pendekatan analitis dan sintesis, Pendekatan Value and Lifestyle (VALS), dan Pendekatan Activities, Interests, and Opinions (AIO). Pendekatan analitis dan sintesis menjelaskan lima dimensi untuk mengungkap gaya hidup, yaitu Morfologi, Hubungan sosial, Domain, Makna, dan Style. Morfologi menjelaskan aspek-aspek sejauh mana individu menggunakan kota dan fasilitasnya, misalnya aktivitas berbelanja di pasar yang sama atau melibatkan segala aktivitas, dalam memenuhi kebutuhannya. Hubungan sosial adalah aspek- aspek yang berkaitan dengan hubungan sosial individu, misalnya seberapa banyak lingkaran pergaulan individu. Domain adalah aspek-aspek yang berkaitan dengan aktivitas individu dalam lingkungan sosial, serta perannya dalam masyarakat. Makna adalah aspek-aspek yang berkaitan dengan aktivitas individu dalam memberikan makna tertentu atau yang mendasari perilakunya. Style yaitu yang berkaitan dengan dimensi yang menampilkan aspek-aspek lahiriah dari gaya hidup, misalnya penggunaan simbol-simbol tertentu terhadap obyek-obyek di sekitarnya.", "type": "Text" }, { "left": 301, "top": 473, "width": 212, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SRI Internasional telah mengembangkan program untuk mengukur gaya hidup ditinjau dari aspek nilai kultural yaitu outer directed , inner directed , dan need driven . Program itu disebut sebagai VALS 1 ( value and lifestyle ).", "type": "Text" }, { "left": 301, "top": 542, "width": 212, "height": 163, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Outer directed merupakan gaya hidup konsumen yang jika dalam membeli suatu produk harus sesuai dengan nilai-nilai dan norma tradisional yang telah terbentuk. Konsumen dalam segmen inner directed , membeli produk untuk memenuhi keinginan dari dalam dirinya untuk memiliki sesuatu dan tidak memikirkan norma-norma budaya yang berkembang. Kelompok ketiga yaitu konsumen yang membeli sesuatu didasarkan atas kebutuhan dan bukan keinginan berbagai pilihan yang tersedia.", "type": "Text" }, { "left": 301, "top": 707, "width": 212, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan pembelian merupakan satu tahap dari keseluruhan proses pembelian konsumen. Proses pembelian terdiri dari tahap-tahap yang dimulai dengan pengenalan terhadap kebutuhan dan keinginan serta tidak berhenti", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 45, "width": 364, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Faktor- Faktor Gaya Hidup dan Pengaruhnya Terhadap Pembelian … | 15", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 212, "height": 107, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "setelah pembelian dilakukan. Pembahasan terlebih dahulu tentang model yang dapat menjelaskan proses pembelian, struktur pembelian dan macam-macam situasi pembelian. Ini semua dalam satu rangkaian proses yang dialami konsumen untuk mengambil keputusan membeli suatu produk (Swastha dan Handoko, 2000).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 184, "width": 212, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut (Swastha dan Handoko, 2000) untuk memahami perilaku konsumen dalam memenuhi kebutuhannya, dapat dikemukakan dua model proses pembelian yang dilakukan oleh konsumen, yaitu: (a) Model fenomenologis, berusaha mereprodusir", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 266, "width": 212, "height": 122, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perasaan-perasaan mental dan emosional yang dialami konsumen dalam memecahkan masalah pembelian yang sesungguhnya; dan (b) Model Logis, model perilaku konsumen ini berusaha menggambarkan struktur dan tahap- tahap keputusan yang diambil konsumen, mengenai jenis, bentuk, modal dan jumlah yang akan dibeli, tempat dan saat pembelian, harga dan cara pembayaran.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 391, "width": 212, "height": 79, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setiap keputusan membeli mempunyai struktur sebanyak tujuh komponen (Swastha dan Handoko, 2000). Komponen-komponen tersebut adalah: keputusan tentang jenis produk, bentuk produk, merek, penjual, jumlah produk, waktu pembelian, cara pembayaran.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 473, "width": 212, "height": 190, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Situasi pembelian adalah beragam, jika konsumen akan membeli suatu rumah atau barang-barang tahan lama, maka ia melakukan usaha yang intensif untuk mencari informasi. Sebaliknya, jika konsumen membeli makanan dan minuman yang merupakan kebutuhan sehari-hari, maka ia akan melakukan pembelian rutin. Pembelian seperti ini biasanya tidak mendorong konsumen untuk melakukan pencarian informasi dengan intensif. Situasi pembelian yang berbeda menyebabkan konsumen tidak melakukan langkah-langkah atau tahapan pengambilan keputusan yang sama.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 666, "width": 212, "height": 107, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keputusan membeli atau mengkonsumsi suatu produk dengan merek tertentu akan diawali oleh langkah-langkah sebagai berikut (Sumarwan, 2003): (a) Pengenalan Kebutuhan, muncul ketika konsumen menghadapi suatu masalah, yaitu suatu keadaan dimana terdapat perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan keadaan yang sebenarnya terjadi; (b)", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 74, "width": 213, "height": 355, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pencarian Informasi, mulai dilakukan ketika konsumen memandang bahwa kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dengan membeli dan mengkonsumsi suatu produk. Konsumen akan mencari informasi yang tersimpan di dalam ingatannya (pencarian internal) dan mencari informasi dari luar (pencarian eksternal); (c) Evaluasi Alternatif, pada tahap ini konsumen membentuk kepercayaan, sikap dan intervensinya mengenai alternatif produk yang dipertimbangkan tersebut. Proses evaluasi alternatif dan proses pembentukan kepercayaan dan sikap adalah proses yang sangat terkait erat. Evaluasi alternatif muncul karena banyaknya alternatif pilihan; (d) Menentukan Alternatif Pilihan, pada proses evaluasi kriteria, konsumen akan mendapatkan sejumlah merek yang dipertimbangkan. Konsumen akan mengurangi jumlah alternatif merek yang akan dipertimbangkan lebih lanjut; (e) Menentukan Pilihan Produk, proses pemilihan alternatif ini akan menggunakan beberapa teknik pemilihan ( decision rules ). Decision rules adalah teknik yang digunakan konsumen dalam memilih alternatif produk dan merek.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 432, "width": 213, "height": 204, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat Indonesia melalui penyediaan perumahan secara merata, khususnya bagi kelompok MBR, sangat rendah dan kelompok berpenghasilan informal, maka diperlukan upaya penyediaan perumahan murah yang layak dan terjangkau akan tetapi tetap memenuhi persyaratan kesehatan, keamanan, dan kenyamanan. Upaya memenuhi ketiga persyaratan dasar tersebut di atas serta memenuhi tujuan dari penyediaan perumahan bagi kelompok masyarakat tersebut maka perlu disediakan suatu rancangan yang memenuhi standar minimal (KepMen Kimpraswil No. 403/ KPTS/ M/ 2002).", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 639, "width": 213, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RSH merupakan tempat kediaman yang layak dihuni dan harganya terjangkau oleh MBR dan sedang, berupa bangunan yang luas lantai dan luas kavlingnya memadai dengan jumlah penghuni serta memenuhi persyaratan kesehatan rumah tinggal (KepMen Kimpraswil RI No. 403/KPTS/2002).", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 735, "width": 212, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Krishnan dan Murugan (2007) melakukan penelitian tentang gaya hidup terhadap pembelian mesin cuci.", "type": "Text" }, { "left": 480, "top": 763, "width": 62, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitiannya", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 45, "width": 11, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 272, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Administrasi Bisnis Volume I Nomor 1 September 2012", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 87, "width": 212, "height": 136, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menunjukkan: gaya hidup tidak signifikan dengan karakteristik demografis konsumen; antara variabel keputusan pembelian dengan influencer ditemukan bahwa pengaruh keluarga dalam pembelian lebih menonjol; atribut produk tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian; terdapat hubungan antara pilihan merek dan gaya hidup. Kesimpulannya, adalah karakteristik gaya hidup mempunyai pengaruh pada perilaku pembelian.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 225, "width": 212, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Prayogo dalam penelitiannya (1997) menunjukkan bahwa faktor-faktor yang dominan pada gaya hidup pembelian mobil", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 709, "width": 212, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "adalah faktor informasional, faktor activities, kemudian secara berurutan adalah faktor opinion, faktor value expressive, faktor interest, faktor utilitarian .", "type": "Text" }, { "left": 301, "top": 88, "width": 212, "height": 107, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian Priyanto (1998) menunjukkan bahwa faktor status sosial, faktor value expressive , faktor komunitas, faktor demografi, faktor utilitarian , faktor keadaan ekonomi, faktor informasi, faktor selera dan faktor kenyamanan, berturut-turut merupakan faktor gaya hidup dominan yang mempengaruhi keputusan pembelian rumah.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 198, "width": 195, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian Walker dan Li (2006)", "type": "Table" }, { "left": 301, "top": 212, "width": 212, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menemukan bahwa gaya hidup pada masing- masing kelas yaitu kelas 1 berorientasi pada sub-urban , gaya hidup auto-oriented dengan tempat tinggal yang lebih besar, parkir off-", "type": "Text" }, { "left": 301, "top": 709, "width": 212, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "street , banyak rumah single, dan waktu perjalanan ke tempat kerja lebih pendek, kualitas sekolah yang bagus, tempat belanja menengah atas (toko khusus dan lapangan). Kelas 3 mengindikasikan orientasi kendaraan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 684, "width": 122, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Kerangka Pemikiran", "type": "Text" }, { "left": 162, "top": 649, "width": 224, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruhnya terhadap keputusan pembelian perumahan", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 404, "width": 84, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor Aktivitas (X1):", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 427, "width": 56, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "X1.1 = bekerja", "type": "Picture" }, { "left": 76, "top": 438, "width": 83, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "X1.2 = kegiatan sosial X1.3 = komunitas X1.4 = liburan X1.5 = hiburan", "type": "Text" }, { "left": 225, "top": 404, "width": 74, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor Minat (X2) :", "type": "Text" }, { "left": 225, "top": 427, "width": 82, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "X2.1=media informasi X2.2=keluarga X2.3=rumah", "type": "Table" }, { "left": 225, "top": 461, "width": 60, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "X2.4=pekerjaan X2.5=rekreasi", "type": "Text" }, { "left": 373, "top": 401, "width": 71, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor Opini (X3):", "type": "Table" }, { "left": 373, "top": 412, "width": 74, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "X3.1 = masa depan", "type": "Text" }, { "left": 373, "top": 423, "width": 66, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "X3.2 = diri sendiri", "type": "Table" }, { "left": 373, "top": 435, "width": 106, "height": 67, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "X3.3 = pendidikan X3.4 = budaya X3.5=karakteristik bangunan X3.6 = desain X3.7 = ekonomi X3.8 = lokasi", "type": "Text" }, { "left": 235, "top": 533, "width": 77, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ANALISIS FAKTOR", "type": "Section header" }, { "left": 179, "top": 569, "width": 208, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor-faktor baru yang dipertimbangkan konsumen", "type": "Text" }, { "left": 194, "top": 280, "width": 168, "height": 344, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dalam keputusan pembelian perumahan ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA Perilaku Konsumen Studi Gaya Hidup Pendekatan AIO", "type": "Picture" }, { "left": 177, "top": 45, "width": 364, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Faktor- Faktor Gaya Hidup dan Pengaruhnya Terhadap Pembelian … | 17", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 212, "height": 162, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dimana mereka mementingkan letak parkir kendaraan dan tempat kerja yang dekat dengan kendaraan, ukuran besar, letak kota, toko yang dapat dijangkau dengan berjalan. Kelas 2 merupakan gaya hidup transit-oriented , dimana waktu perjalanan untuk bekerja dengan transit adalah variabel yang paling penting, menginginkan untuk transit di pinggiran kota seperti mereka mengindikasikan pilihan untuk ukuran yang besar, rumah single yang banyak, ukuran tempat tinggal yang besar, tidak ada toko yang dekat dan jauh dari jalan raya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 239, "width": 212, "height": 149, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salama dalam penelitiannya (2006) meneliti dengan pendekatan transdisipliner ditemukan bahwa gaya hidup mempengaruhi penggabungan dan kecocokan tempat, pilihan visuil dan kepuasan masyarakat. Penelitian ini mengintegrasikan tiga teori gaya hidup dalam suatu kluster. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan, bahwa konsumen dengan pendapatan yang rendah akan memilih rumah yang melewati taman dan mempunyai batasan yang jelas.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 391, "width": 212, "height": 121, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitan Susanti (1997) menunjukkan bahwa variabel kebudayaan, kelas sosial, kelompok referensi dan keluarga, secara variabel motivasi, persepsi, belajar, kepribadian dan sikap secara keseluruhan yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan jenis produk, keputusan tentang bentuk produk dan keputusan tentang penjual/produsen dalam konsep pengambilan keputusan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 515, "width": 212, "height": 121, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian Noryadi (2000) menunjukkan bahwa variabel kebudayaan, kelas sosial, kelompok referensi dan keluarga mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian. Jika faktor eksternal dan internal diberlakukan sama, maka menunjukkan bahwa variabel motivasi, kepribadian, dan persepsi tidak berpengaruh signifikan. Kerangka pemikiran penelitian ditunjukkan dalam Gambar 1.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 638, "width": 212, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, maka diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut: (a) Faktor-faktor gaya hidup mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian; (b) Faktor aktivitas dengan indikator pekerjaan dan komunitas mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian; (c) Faktor minat dengan indikator keluarga dan media informasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 74, "width": 212, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "keputusan pembelian; (d) Faktor opini dengan indikator budaya dan lokasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 143, "width": 45, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 329, "top": 157, "width": 212, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini adalah penelitian eksplanatori yaitu penelitian penjelasan yang menyoroti hubungan antara variabel-variabel penelitian dan menguji hipotesa yang telah dirumuskan.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 212, "width": 213, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lokasi penelitian yang dipilih adalah lingkungan perumahan sehat sederhana yang dikembangkan oleh developer PT. Aji Saka dengan perumahan Puri Dinar Mas di Kota Semarang. Waktu penelitian dilakukan antara bulan Januari sampai dengan Februari 2008.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 294, "width": 213, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang membeli dan menghuni Perumahan Puri Dinar Mas PT. Aji Saka di Semarang dengan rincian: konsumen rumah tipe 29 sebanyak 124 orang, tipe 36 sebanyak 770 orang, dan tipe 45 sebanyak 34 orang sehingga jumlah populasi sebanyak 928 orang. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan rumus Slovin:", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 473, "width": 42, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di mana:", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 487, "width": 107, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "n = jumlah sampel N = jumlah populasi", "type": "Table" }, { "left": 329, "top": 515, "width": 212, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e = persen kelonggaran ketidaktelitian yang masih dapat ditolerir dalam pengambilan keputusan", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 570, "width": 212, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini ditetapkan e sebesar 10%, sedangkan besarnya N adalah 928, sehingga jumlah sampel minimal adalah 90 responden.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 720, "width": 212, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil perhitungan maka secara proporsional sampel yang diambil sebanyak 90 responden dengan perincian penghuni rumah pada perumahan Puri Dinar", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 616, "width": 197, "height": 99, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Populasi dan Sampel Tipe Rumah Jumlah Populasi Jumlah Sampel Tipe 29 124 12 Tipe 36 770 75 Tipe 45 34 3 Total 928 90", "type": "Table" }, { "left": 331, "top": 439, "width": 56, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 1 Ne N n + =", "type": "Picture" }, { "left": 57, "top": 45, "width": 11, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "18", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 272, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Administrasi Bisnis Volume I Nomor 1 September 2012", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 87, "width": 212, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mas tipe 29 sebanyak 12 orang, tipe 36 sebanyak 75 orang dan tipe 45 sebanyak 3 orang.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 129, "width": 214, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara dan memberikan kuesioner kepada para responden yang terpilih sebagai sampel.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 170, "width": 75, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Skala Likert", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 170, "width": 212, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "digunakan untuk mengkuantifikasi data yang diperoleh dari responden yang bersifat kualitatif, jawaban yang diberikan terhadap pertanyaan atau pernyataan dalam instrumen, perlu diberi nilai atau skor skala lima tingkat (Likert), skor 1 sampai 5 untuk jawaban responden.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 267, "width": 212, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode analisis data yang digunakan adalah analisis faktor dan dilanjutkan dengan menggunakan analisis regresi berganda. Analisis faktor digunakan untuk menyederhanakan dan mereduksi beberapa indikator dari 18 indikator yang diamati ke dalam sejumlah faktor sehingga bisa diyakini sebagai faktor atau sumber yang melandasi pertimbangan konsumen dalam pembelian rumah.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 404, "width": 212, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menguji hipotesis-hipotesis yang diajukan. Sebelum analisis regresi linier berganda digunakan, terlebih dilakukan uji asumsi klasik.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 487, "width": 35, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL", "type": "Text" }, { "left": 301, "top": 340, "width": 212, "height": 107, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil matrik korelasi dapat diidentifikasi variabel tertentu yang hampir tidak mempunyai korelasi dengan variabel lain, sehinga dapat dikeluarkan dari analisis lebih lanjut atau sebaliknya jika variabel yang memiliki hubungannya sangat tinggi (>0,8) juga tidak diikutkan dalam model karena bisa menyebabkan multikolinier.", "type": "Text" }, { "left": 301, "top": 450, "width": 212, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terdapat dua variabel, yaitu variabel diri sendiri dan variabel karakteristik bangunan yang tidak diikutkan dalam proses lebih lanjut karena MSA ( measure of sampling Adequacy )", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 82, "width": 211, "height": 246, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Nilai MSA dan komunalitas Variabel MSA Komunalitas X1.1. X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X3.1 X3.3 X3.4 X3.6 X3.7 X3.8 0,632 0,707 0,621 0,621 0,731 0,581 0,636 0,736 0,725 0,675 0,742 0,748 0,580 0,652 0,728 0,795 0,481 0,692 0,679 0,731 0,609 0,586 0,684 0,642 0,710 0,517 0,479 0,392 0,628 0,467 0,684 0,455", "type": "Table" }, { "left": 59, "top": 515, "width": 234, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Pengelompokan Variabel kedalam Faktor", "type": "Section header" }, { "left": 59, "top": 530, "width": 451, "height": 248, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel Faktor Eigenvalue % of variance Cumulative % Factor loading X1.2: aktivitas sosial X1.3: komunitas X3.1: masa depan X3.8: lokasi 1 3,746 23,414 23,414 0,815 0,792 0,578 0,498 X2.2: keluarga X2.3: rumah X2.4: pekerjaan 2 1,929 12,057 35,472 0,674 0,605 0,795 X1.4: liburan X1.5: hiburan X3.7: ekonomi 3 1,422 8,886 44,358 0,771 0,726 0,539 X2.1: media informasi X2.5: rekreasi X3.3: pendidikan X3.4: budaya 4 1,279 7,992 52,350 0,549 0,648 0,438 0,746 X1.1: aktivitas bekerja X3.6: pilihan desain 5 1,059 6,620 58,970 0,658 0,602", "type": "Table" }, { "left": 177, "top": 45, "width": 364, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Faktor- Faktor Gaya Hidup dan Pengaruhnya Terhadap Pembelian … | 19", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 212, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "lebih kecil dari 0,5. Setelah dikeluarkannya dua variabel dari model maka dilakukan kembali pengujian tahap berikutnya. Tabel 2 menunjukkan nilai MSA dan Komunalitas dari masing-masing variabel.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 143, "width": 212, "height": 79, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan adanya kedua variabel yang dikeluarkan dari analisis berarti terdapat 16 variabel yang dipertimbangkan konsumen dalam pembelian RSH di Semarang yang didasarkan pada nilai loadingnya lebih besar atau sama dengan 0,5.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 225, "width": 212, "height": 149, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor loading ini mengindikasikan korelasi antara variabel dengan faktor itu sendiri. Semakin tinggi nilai factor loading maka semakin erat hubungan variabel dengan faktor tersebut. Demikian pula dengan nilai eigenvalue setiap faktor memenuhi syarat karena lebih besar dari 1 dengan kemampuan menjelaskan total variance secara kumulatif sebesar 63,003 %. Sehingga memenuhi syarat kecukupan total varian secara kumulatif sebesar 60%.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 377, "width": 212, "height": 107, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3 menunjukkan adanya 5 faktor hasil ekstraksi analisis faktor di mana kelima faktor tersebut diberi nama baru sesuai dengan variabel terukur yang berkelompok pada faktor tersebut. Pemberian nama dan konsep (makna) tiap faktor ditentukan oleh peneliti berdasarkan makna umum variabel-variabel yang tercakup di dalamnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 487, "width": 212, "height": 149, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perhitungan skor faktor digunakan karena hasil dari analisis faktor ini akan dilanjutkan dengan analisis multivariat yaitu analisis regresi berganda. Penggunaan Surrogate variabel (yaitu wakil faktor dari loading tertinggi) tidak diaplikasikan dengan alasan masing-masing variabel yang masuk dalam dalam satu faktor memiliki nilai loading yang berimbang atau dapat dikatakan tidak ada variabel tertentu yang memiliki loading tinggi yang jauh berbeda dari variabel lainnya dalam 1 faktor.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 638, "width": 212, "height": 108, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian atau hipotesis bahwa terdapat pengaruh gaya hidup terhadap keputusan pembelian dilakukan melalui analisis regresi berganda yang menganalisis secara bersama- sama skor faktor dari 5 faktor hasil analisis faktor sebagai variabel independen terhadap variabel dependennya yaitu keputusan pembelian.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 749, "width": 212, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil analisis regresi sebagaimana tercantum pada Tabel 5. diperoleh nilai", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 74, "width": 213, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adjusted R Square adalah 0,456 artinya bahwa variabel independen (sosial, rumah tangga, kesenangan, referensi dan identitas) mampu menjelaskan variasi dependen (keputusan pembelian) sebesar 45,60% sedang sisanya sebesar 54,40% dijelaskan oleh variabel lain diluar model.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 171, "width": 212, "height": 107, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam memperjelas bagian ke 5 gaya hidup sebagai hasil dari analisis faktor sebelumnya memberikan pengaruh terhadap keputusan pembelian berikut ini akan diuraikan pengaruh masing-masing faktor gaya hidup terhadap keputusan pembelian terlebih dulu dilihat hasil analisis regresi yang menghasilkan persamaan regresi sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 294, "width": 210, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Y=-2,714+0,697F1+0,214F2+0,250F4+0,576F5", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 322, "width": 212, "height": 231, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil perhitungan analisis berganda diketahui bahwa koefisien regresi (B) faktor 1 adalah sebesar 0,697 artinya bahwa jika terjadi kenaikan faktor 1 sebesar 1000 satuan maka keputusan pembelian akan meningkat sebesar 697 satuan apablia variabel independen lainnya dianggap konstan. Tingkat keberartian pengaruh faktor 1 terhadap keputusan pembelian diuji secara statistik dengan signifikansi t lebih kecil dari 5% (0,000<0,05) maka secara parsial faktor ini berpengaruh signifikan dan positif terhadap keputusan pembelian (Y). Koefisien determinasi parsial (r 2 ) faktor 1 adalah sebesar 0,500 yang artinya faktor ini memberikan kontribusi sebesar 50% secara parsial dalam menjelaskan keputusan pembelian.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 652, "width": 135, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "R 2 = 0,481 F hit = 19,672", "type": "Picture" }, { "left": 329, "top": 666, "width": 212, "height": 107, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adj. R 2 = 0,456 Sig F = 0,000 SE =4,973 Dari hasil perhitungan analisis regresi berganda diketahui koefisien regresi (B) faktor 2 adalah sebesar 0,214 artinya jika terdapat kenaikan sebesar 1000 satuan maka Y (keputusan pembelian) akan meningkat sebesar 214 satuan, bila variabel independen lainnya dianggap konstan. Faktor 2 mempunyai", "type": "List item" }, { "left": 329, "top": 562, "width": 212, "height": 85, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Hasil Uji Regresi Berganda Variabel B Beta t Sig t Faktor 1 Faktor 2 Faktor 4 Faktor 5 0,697 0,214 0,250 0,576 0,500 0,158 0,149 0,191 6,007 1,795 1,740 2,304 0,000 0,076 0,085 0,024", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 45, "width": 11, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "20", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 272, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Administrasi Bisnis Volume I Nomor 1 September 2012", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 87, "width": 212, "height": 94, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "koefisien determinasi 0,158 yang berarti faktor ini dapat memberi kontribusi sebesar 51,8% dalam menjelaskan keputusan pembelian. Kalau dilihat dari nilai signifikansi t lebih besardari 5% (0,076>0,05) maka secara parsial faktor faktor 2 tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 184, "width": 212, "height": 218, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Koefisien regresi (B) faktor 4 adalah sebesar 0,250 artinya bahwa jika terjadi kenaikan faktor 1 sebesar 1000 satuan maka keputusan pembelian akan meningkat sebesar 250 satuan apablia variabel independen lainnya dianggap konstan. Tingkat keberartian pengaruh faktor 4 terhadap keputusan pembelian diuji secara statistik dengan signifikansi t lebih besar dari 5% (0,085 > 0,05) maka secara parsial faktor ini tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap keputusan pembelian (Y). Koefisien determinasi parsial (r 2 ) faktor 4 adalah sebesar 0,149 yang artinya faktor ini memberikan kontribusi sebesar 14,9% secara parsial dalam menjelaskan keputusan pembelian.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 691, "width": 212, "height": 93, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil perhitungan analisis regresi berganda diketahui koefisien regresi (B) faktor 5 adalah sebesar 0,576 artinya jika terdapat kenaikan sebesar 1000 satuan maka Y (keputusan pembelian) akan meningkat sebesar 576 satuan, bila variabel independen lainnya dianggap konstan. Faktor 5 mempunyai", "type": "Text" }, { "left": 301, "top": 88, "width": 212, "height": 93, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "koefisien determinasi 0,191 yang berarti faktor ini dapat memberi kontribusi sebesar 19,1% dalam menjelaskan keputusan pembelian. Kalau dilihat dari nilai signifikansi t lebih kecildari 5% (0,024<0,05) maka secara parsial faktor faktor 5 berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Y).", "type": "Text" }, { "left": 301, "top": 184, "width": 212, "height": 121, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebelum menjawab hipotesis dalam penelitian ini, terdapat temuan baru dimana faktor-faktor gaya hidup pembelian rumah yang awalnya terdiri dari 18 indikator setelah melalui proses analisis faktor terbentuk 16 indikator atau dikelompokkan menjadi 5 faktor. Faktor- faktor yang diikutsertakan dalam proses analisis regresi berganda disajikan dalam Tabel 5.", "type": "Text" }, { "left": 301, "top": 308, "width": 212, "height": 107, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hipotesis pertama yang menyatakan bahwagaya hidup mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian RSH diterima. Artinya variabel gaya hidup yang terdiri dari faktor sosial, faktor rumah tangga, faktor kesenangan, faktor referensi, dan faktor identitas secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.", "type": "Text" }, { "left": 301, "top": 418, "width": 212, "height": 108, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil perhitungan analisis berganda diketahui bahwa tingkat keberartian pengaruh faktor 1, 2, 3, 4 dan 5 terhadap keputusan pembelian diuji secara statistik dengan signifikansi lebih kecil dari 5%, maka secara simultan faktor ini berpengaruh signifikan dan positif terhadap keputusan pembelian (Y).", "type": "Text" }, { "left": 301, "top": 528, "width": 212, "height": 163, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gaya hidup mempengaruhi keputusan pembelian rumah karena gaya hidup dapat merefleksikan nilai-nilai yang dianut oleh warga kompleks perumahan ini. Refleksi yang berkembang di antara warga dapat dijadikan panutan dan pedoman bagi pengembang untuk mengembangkan produk perumahan lebih berkualitas dan mencapai target yang diinginkan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Krishnan dan Murugan (2007), Prayogo (1997), dan Priyanto (1998).", "type": "List item" }, { "left": 301, "top": 694, "width": 212, "height": 79, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hipotesis kedua menyatakan bahwa faktor aktivitas dengan indikator pekerjaan dan komunitas mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian RSH. Indikator dalam faktor aktivitas setelah diproses dengan analisis faktor menjadi berpencar mengelompok", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 409, "width": 192, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5. Variabel dan Nama Faktor yang", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 423, "width": 210, "height": 263, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dipertimbangkan dalam Keputusan Pembelian Indikator Nama Faktor Baru X1.2: sosial X1.3: komunitas X3.1: masa depan X3.8: lokasi Faktor 1 Sosial X2.2: keluarga X2.3: rumah X2.4: pekerjaan Faktor 2 Rumah tangga X1.4: liburan X1.5: hiburan X3.7: ekonomi Faktor 3 Kesenangan X2.1: media X2.4: rekreasi X3.3: pendidikan X3.4: budaya Faktor 4 Referensi X1.1: bekerja X3.6: desain Faktor 5 Identitas", "type": "Table" }, { "left": 177, "top": 45, "width": 364, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Faktor- Faktor Gaya Hidup dan Pengaruhnya Terhadap Pembelian … | 21", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 212, "height": 273, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan indikator lain menjadi faktor baru. Indikator pekerjaan masuk ke dalam faktor baru yaitu rumah tangga, sedangkan indikator komunitas masuk ke faktor sosial. Pengaruh pekerjaan dan komunitas terhadap keputusan pembelian dapat dijawab dengan melihat hasil analisis regresi berganda, dimana pekerjaan menjadi bagian dari faktor rumah tangga mempunyai tingkat keberartian pengaruh faktor 2 terhadap keputusan pembelian diuji secara statistik dengan signifikansi t lebih besar dari 5% (0,076>0,05) maka secara parsial faktor ini tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (Y). Sedangkan tingkat keberartian pengaruh faktor 1 terhadap keputusan pembelian diuji secara statistik dengan signifikansi t lebih kecil dari 5% (0,000 <0,005). Maka hipotesis kedua tidak sepenuhnya terbukti kebenarannya. Hasil dari uji ini dapat dilihat pada Tabel 6.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 363, "width": 212, "height": 112, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 6. Hasil uji regresi Variabel F1 dan F2 terhadap Keputusan Pembelian Variabel B Beta t Sig t Faktor 1 Faktor 2 0,697 0,214 0,500 0,158 6,007 1,795 0,000 0,076 Penelitian ini menyimpulkan bahwa komunitas", "type": "Table" }, { "left": 157, "top": 464, "width": 139, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mempengaruhi keputusan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 478, "width": 212, "height": 300, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pembelian rumah karena komunitas sangat dihargai oleh masyarakat sebagai pusat terjalinnya komunikasi dan keakraban antar sesama. Manfaat yang diperoleh dari komunitas dapat dijadikan pedoman bagi seseorang untuk menghasilkan sesuatu yang baik. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya di mana menyatakan bahwa komunitas mempengaruhi keputusan pembelian (Priyanto 1998). Indikator pekerjaan dalam penelitian ini tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, dapat dimaklumi karena dewasa ini pekerjaan sangat susah untuk didapatkan karena persaingan tenaga kerja semakin meningkat seiring dengan laju pertambahan penduduk di Indonesia. Fenomena ini didukung lagi dengan peningkatan kebutuhan sehari-hari, sehingga pekerjaan bukan merupakan alasan dalam mempertimbangkan keputusan pembelian, yang penting adalah aktivitas seseorang dengan bekerja memperbanyak usaha untuk", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 74, "width": 212, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memperoleh penghasilan. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian sebelumnya oleh dan Prayogo (1997).", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 115, "width": 212, "height": 204, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hipotesis ketiga menyatakan bahwa faktor minat dengan indikator keluarga dan media informasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian RSH . Untuk menjawab hipotesis ini, dengan mengacu pada penjelasan di atas, yang menyatakan bahwa faktor AIO (aktivitas, minat dan opini) telah berubah menjadi faktor baru maka berlaku pula pada faktor minat dengan indikator keluarga dan media informasi, yang telah berpencar membentuk faktor baru, dimana keluarga masuk ke dalam faktor rumah tangga (faktor 2), dan media informasi masuk ke dalam faktor referensi (faktor 4). Maka hipotesis kedua juga ditolak.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 322, "width": 212, "height": 231, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil analisis regresi, penelitian ini menunjukkan tingkat keberartian pengaruh faktor 2 terhadap keputusan pembelian diuji secara statistik dengan signifikansi t lebih besar dari 5% (0,076>0,05) maka secara parsial faktor ini tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (Y), sedangkan tingkat keberartian pengaruh faktor 4 terhadap keputusan pembelian diuji secara statistik dengan signifikansi t lebih besar dari 5% (0,085>0,05) maka secara parsial faktor ini tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (Y). Dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga tidak terbukti kebenarannya karena faktor minat dengan indikator keluarga dan media informasi tidak signifikan.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 650, "width": 213, "height": 66, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembahasan atas alasan mengapa indikator keluarga dan media informasi tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, sebelumnya disajikan hasil analisis regresi dapat dilihat pada Tabel 7.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 719, "width": 212, "height": 66, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menyimpulkan bahwa faktor keluarga tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian disebabkan karena perkembangan kebebasan seseorang dalam memutuskan segala sesuatu tidak lagi", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 561, "width": 212, "height": 84, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 7. Hasil uji regresi Variabel Faktor 2 dan Faktor 4 terhadap Keputusan Pembelian Variabel B Beta t Sig t Faktor 2 Faktor 4 0,214 0,250 0,158 0,149 1,795 1,740 0,076 0,085", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 45, "width": 11, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "22", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 272, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Administrasi Bisnis Volume I Nomor 1 September 2012", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 87, "width": 212, "height": 315, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "melibatkan keluarga, seperti orang tua. Keputusan dibuat berdasar kedewasaan berpikir seseorang yang kian matang, terlebih keputusan yang menyangkut pembelian produk dengan keterlibatan tinggi. Pilihan yang dibuat mencerminkan kepribadian seseorang sehingga intervensi keluarga dikurangi dengan konsekuensi dapat bertanggung jawab atas keputusan yang dibuat. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Susanti (1997), Noryadi (2000) dan Khrisnan (2007). Indikator media informasi tidak dipertimbangkan dalam keputusan pembelian, artinya media yang digunakan developer dalam memasarkan produknya tidak efektif. Media yang digunakan selama ini hanya pameran, sedangkan media promosi yang lain seperti koran, radio, televisi lokal tidak dimanfaatkan. Minimnya media yang digunakan menyebabkan pengetahuan calon konsumen kurang. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian sebelumnya dari Prayogo (1997) dan Priyanto (1998).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 404, "width": 212, "height": 108, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hipotesis keempat menyatakan bahwa faktor opini dengan indikator budaya dan lokasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian RSH . Indikator budaya bergabung dengan indikator lain dan mempunyai nama faktor baru yaitu referensi (faktor 4), sedang lokasi menjadi indikator dalam faktor sosial (faktor 1).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 515, "width": 212, "height": 231, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil regresi berganda menghasilkan tingkat keberartian pengaruh faktor 4 terhadap keputusan pembelian diuji secara statistik dengan signifikansi t lebih besar dari 5% (0,085 > 0,05) maka secara parsial faktor ini tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap keputusan pembelian (Y), dan faktor 1 mempunyai tingkat keberartian pengaruh terhadap keputusan pembelian diuji secara statistik dengan signifikansi t lebih kecil dari 5% (0,000<0,05) maka secara parsial faktor ini berpengaruh signifikan dan positif terhadap keputusan pembelian (Y). Dengan demikian, hipotesis keempat tidak sepenuhnya terbukti kebenarannya karena faktor opini dengan indikator budaya ternyata tidak signifikan. Hasil ini dapat dilihat pada Tabel 8.", "type": "Text" }, { "left": 301, "top": 88, "width": 212, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 8. Hasil uji regresi Variabel Faktor 1", "type": "Text" }, { "left": 301, "top": 102, "width": 212, "height": 111, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan Faktor 4 terhadap Keputusan Pembelian Variabel B Beta t Sig t Faktor 1 Faktor 4 0,697 0,250 0,500 0,149 6,007 1,740 0,000 0,085 Penelitian ini menyimpulkan bahwa indikator budaya tidak dipertimbangkan", "type": "Table" }, { "left": 301, "top": 215, "width": 212, "height": 245, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "konsumen untuk membuat keputusan pembelian, karena pada dasarnya budaya tiap daerah hampir sama ketika berkaitan dengan keramahan, kesopanan, dan kesantunan. Perbedaan ini tidak menyurutkan konsumen untuk menempati kompleks ini, karena persepsi positif akan budaya disini. Sehingga penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Susanti (1997) dan Noryadi (2000). Indikator lokasi dipertimbangkan dalam keputusan pembelian, dapat dimaklumi karena sebelum membeli rumah tentu konsumen melihat lokasinya terlebih dahulu apakah dekat dengan sarana dan prasarana yang mereka gunakan atau tidak. Sehingga penelitian ini mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Walker & Li (2006) dan Salama (2006).", "type": "Text" }, { "left": 301, "top": 477, "width": 129, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 301, "top": 491, "width": 212, "height": 286, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil analisis dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan: (a) faktor gaya hidup dengan pendekatan Aktivitas, Minat dan Opini telah mengalami perubahan dengan menggunakan analisis faktor. Ketiga faktor dengan beberapa indikator yang telah ditentukan sebelumnya berpencar membentuk suatu kelompok baru, dengan nama kelompok atau selanjutnya disebut faktor baru. Faktor awal yang berjumlah 3 kemudian menjadi 5 faktor gaya hidup yang baru. Dengan demikian kelima faktor gaya hidup yang dipertimbangkan konsumen dalam pembelian RSH: Faktor sosial terdiri dari aktivitas sosial, komunitas, peristiwa masa depan, dan lokasi; Faktor rumah tangga terdiri dari keluarga, rumah, dan pekerjaan; Faktor kesenangan terdiri dari liburan, hiburan dan ekonomi; Faktor referensi terdiri dari media informasi, rekreasi, pendidikan dan budaya; Faktor identitas terdiri dari aktivitas bekerja dan selera desain; (b) Faktor-faktor gaya hidup", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 45, "width": 364, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Faktor- Faktor Gaya Hidup dan Pengaruhnya Terhadap Pembelian … | 23", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 212, "height": 273, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "semula Aktivitas, Minat dan Opini menjadi faktor sosial, rumah tangga, kesenangan, referensi, dan identitas secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian RSH; (c) Faktor aktivitas dengan indikator komunitas menjadi bagian dari faktor sosial berpengaruh signifikan dan indikator pekerjaan menjadi bagian dari faktor rumah tangga dimana tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian RSH; (d) Faktor minat dengan indikator keluarga menjadi bagian dari faktor rumah tangga dan media informasi menjadi bagian dari faktor referensi tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian RSH; (e) Faktor opini dengan indikator lokasi menjadi bagian darifaktor sosial berpengaruh signifikan dan budaya yang menjadi bagian dari faktorreferensi tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian RSH.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 349, "width": 212, "height": 66, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Beberapa saran bagi produsen dapat diperoleh dari hasil penelitian berkaitan dengan pengaruh masing-masing faktor terhadap keputusan pembelian RSH, demikian pula saran bagi peneliti lain.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 418, "width": 212, "height": 355, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk developer RSH, faktor-faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli RSH dapat digunakan sebagai dasar atau acuan untuk mengembangkan produknya yang terkesan tidak memperhatikan komplain konsumen sehubungan dengan sarana dan prasarana yang kurang memuaskan di lokasi perumahan, seperti kualitas bangunan kurang layak huni (karena dalam kurun waktu huni 1 tahun, dinding terlihat retak-retak) dan kualitas air kurang jernih. Kondisi seperti demikian, perlu diperhatikan dan dibenahi oleh pengembang, salah satunya dengan meninjau kembali perencanaan bangunan sesuai syarat bagi RSH, dan melakukan pengawasan secara ketat terhadap operasionalisasi proyek pembangunan RSH. Dengan demikian, masalah yang berasal dari komplain dari konsumen dapat tereliminir. Developer juga harus menciptakan sambung rasa antara pihaknya dengan konsumen, karena hubungan yang baik tidak diciptakan sebelum penjualan terjadi namun penting juga memperhatikan pelayanan purna jual. Tujuannya dengan memperhatikan segala keluh kesah konsumen terkait dengan kondisi rumah maka informasi", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 74, "width": 212, "height": 163, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang tergali tersebut dapat digunakan untuk memacu developer membangun RSH lebih baik lagi. Saran berikutnya sehubungan dengan faktor sosial, yaitu developer perlu menciptakan kondisi lingkungan rumah yang nyaman, aman dan asri dengan membangun tempat-tempat yang kondusif bagi para warga untuk dapat menciptakan kerukunan dan keakraban antar tetangga. Contohnya membuat area taman bermain bagi anak-anak, taman hiburan dan bangunan yang disediakan untuk pertemuan rutin warga.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 239, "width": 213, "height": 94, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kepada peneliti lain yang berminat untuk mengembangkan studi ini, disarankan untuk memperdalam kajian tersebut terutama berkaitan dengan definisi operasional, pengembangan item pertanyaan agar dibuat lebih tajam sehingga analisis dapat dikaji lebih mendalam.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 350, "width": 102, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 329, "top": 363, "width": 212, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Engel, J. F., R.D. Blackwell and P.W. Miniard. 1995. Consumer Behaviour . Eight Edition. The Dryden Press, p. 449 – 455.", "type": "List item" }, { "left": 329, "top": 411, "width": 213, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Haryanto, B. 2005. Pendekatan Activities, Interests dan Opinions (AIO) Untuk Mengeksplorasi Profil Gaya Hidup Wanita, Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 5, No.", "type": "List item" }, { "left": 351, "top": 465, "width": 66, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1, p. 91 – 102.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 486, "width": 213, "height": 38, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Krishnan, J and Murugan, S. 2007. Lifestyle Analysis- A Tool for Understanding Buyer Behaviour.", "type": "Text" }, { "left": 421, "top": 513, "width": 121, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AIMA Journal of", "type": "Table" }, { "left": 351, "top": 527, "width": 190, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Management & Research , Vol. 1 Issue", "type": "List item" }, { "left": 351, "top": 540, "width": 16, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I/4.", "type": "Table" }, { "left": 329, "top": 561, "width": 213, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Noryadi,E. 2000. Faktor Eksternal dan Faktor Internal yang Mempengaruhi", "type": "Table" }, { "left": 351, "top": 588, "width": 191, "height": 66, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengambilan Keputusan Konsumen Dalam Membeli Rumah (Studi Pada Perumahan Delta Sari Baru, Waru Sidoarjo). Tesis. Malang: Universitas Brawijaya.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 663, "width": 213, "height": 66, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prayogo, U. 1997. Pertimbangan Kelompok Referensi Dan Gaya Hidup Terhadap Pembelian Mobil Niaga (Studi Kasus Pada Mobil Isuzu Panther). Tesis. Malang: Universitas Brawijaya.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 738, "width": 213, "height": 38, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Priyanto, 1998. Gaya Hidup Dalam Pembelian Rumah (Analisis Faktor-faktor Gaya Hidup Keluarga Baru dalam Pembelian", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 45, "width": 300, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "24 Jurnal Administrasi Bisnis Volume I Nomor 1 September 2012", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 87, "width": 191, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rumah di Surabaya). Tesis. Malang: Universitas Brawijaya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 121, "width": 212, "height": 52, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salama, A.M. 2006.A Lifestyle Theories Approach for Affordable Housing Research in Saudi Arabia. Emirates Journal for Engineering Research. Vol. 11 (1), pp.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 176, "width": 30, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "67-76.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 196, "width": 212, "height": 38, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumarwan, U. 2003. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran . Jakarta: Ghalia Indonesia.", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 243, "width": 212, "height": 80, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Susanti, E.D. 1997. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Konsumen dalam Membeli Rumah (Studi Pada Proyek Perumahan Griyo Mapan Santosa, Surabaya). Tesis. Malang: Universitas Brawijaya.", "type": "Text" }, { "left": 301, "top": 88, "width": 213, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Swastha, B dan Handoko, H. 2000. Manajemen Pemasaran: Analisis", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 115, "width": 187, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perilaku Konsumen, Edisi Pertama.", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 129, "width": 86, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yogyakarta: BPFE.", "type": "List item" }, { "left": 301, "top": 149, "width": 213, "height": 52, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Walker, J.L. and J. Li. 2006. Latent Lifestyle Preferences and Household Location Decisions. Forthcoming in Geographical Systems.", "type": "List item" }, { "left": 301, "top": 210, "width": 213, "height": 52, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "_______. 2002. Keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah RI No. 403/KPTS/2002 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat.", "type": "Table" } ]
485d0f24-60ff-1ff3-4c6f-239af6dea01b
https://e-journal.trisakti.ac.id/index.php/jipak/article/download/5116/3896
[]
734e73a3-7e55-5a07-a893-711dac13fef5
https://ejournal.upi.edu/index.php/aset/article/download/10093/6272
[ { "left": 71, "top": 39, "width": 178, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Akuntansi Riset, Prodi Akuntansi UPI", "type": "Page header" }, { "left": 369, "top": 37, "width": 76, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN :2086 -2563", "type": "Page header" }, { "left": 92, "top": 105, "width": 354, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ANALISIS PENERAP AN GOOD GOVERNANCE TERT{ADAP KTNERJA ORGANISASI MELALUI KEPERCAYAAN KONSUMEN", "type": "Section header" }, { "left": 134, "top": 143, "width": 270, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oleh: Sri Fadilah (Dosen Program Studi Akuntansi Universitas Islam Bandung)", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 207, "width": 39, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 217, "width": 383, "height": 203, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In Indonesia today, the development of non-governmental organizations such as Lembaga Amil Zakat that manages funds of Zakat, Sadaqcth infak and thus flourished as civil socieQ. In reality, there is a gap between the potential for a large charity (20 trillion) with the realization of a very small charity (l trillion). Phenomenon indicates the low performance of Zakat Management Organisation (OPZ), particularly the Institute Amil Zakat (LAZ). These demands pose a challenge to LAZ to do good governance. Furthermore, we will have an impact on the high demands of society for accountability and transparency of LAZ. Then it becomes a challenge for LAZ to make efforts in order to improve performance in particular OPZ, especially LAZ. The results of this study are expected to be a reference for the development of models of good governance and LAZ performance assessment in Indonesia. With the purposes of this study the variables studied were good governance, consumer trust and organizational performqnce. The purpose of the study wanted to see the effect of the ctpplication of good governonce on organizcttioncil perfrtrntance throtrgh consunler lrust. The research methocl used is an explanation, and dalct analysis tools used were SEMwith PLS approach.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 433, "width": 358, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keyt,ords: Good Governonce, Con.sumer Trust ancl ()rgctnizational Performance.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 472, "width": 397, "height": 139, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ini di Indonesia, isu yang berkaitan dengan konsep pelaksanaan zakat baik sebagai kewajiban agama secara pribadi maupull zakat sebagai komponen keuangan publik sangat populer. UU No. 38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat rnenjadi payung hukum yang lebih kuat dalam pengelolaan zakat di Indonesia, sebagai upaya untuk mendukung fakta bahwa Indonesia adalah negara yang penduduk muslimya terbesar di dunia, yaitu berjumlah B0% dari sekitar 220 juta penduduk Indonesia adalah sebesar lB0 juta penduduk muslim (Eri Sudewo:2008) yang memiliki kewajiban menunaikan zakat baik zakat fitrah dan zakat b,arta. Kondisi tersebut semestinya menjadi potensi zakat yang luar biasa berkaitan dengan upaya penghimpunan zakat. Di bawah ini disajikan potensi zakatyang dapat dihinrpun, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 613, "width": 407, "height": 103, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tatrel I Potensi Zakat di Indonesia Keterangan Potensi Za,kat Keteransan Potensi Lakat PIRAC (Kompas .2008) Rp 9.09 trilyun Direktr,rr Thoha Putra Center Serrrarang,(2009) Rp 100 triliun UIN Syarif Hidavatullah{2004 Rp 19,3 trilyLrn Baznas (Republika:2005 ) Rp 19,3 triliun", "type": "Table" }, { "left": 77, "top": 715, "width": 395, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adiwarman &. Azhar Syariel' 2009) Rp 20 triliun FoZ (Forum Zakat:2009) Rp 20 triliun", "type": "Table" }, { "left": 263, "top": 792, "width": 14, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "929", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 33, "width": 43, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SriFadilah", "type": "Page header" }, { "left": 394, "top": 34, "width": 77, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN : 2086 -2563", "type": "Page header" }, { "left": 78, "top": 100, "width": 395, "height": 162, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan banyak berdirinya lembaga amil zakat yang sekarang berjumlah 400 LAZ (Fo2.2011), dapat dijadikan sebagai altematif bagi masyarakat dalam menyalurkan dana zakatnya selain kepada Badan Amil Zakat yang berjumlah 50.956 (Baznas.2009). Selain itu Lembaga Amil Zakat ini pada akhirnya dapat diharapkan sebagai media untuk menjembatani dalam pencapaian potensi zakat di Indonesia. diperkirakan masih terdapat sekitar 600 OPZ baik LAZDA maupun UPZ yangtelah berdiri baik yang berbasis masjid maupun perusahaan yang tidak atau belum terdaftar pada FoZ (Forum Zakat). Namun demikian, berkembangnya lembaga pengelola zakat (BAZILAZ), sampai saat ini belum disertai dengan minat masyarakat untuk membayar zakat pada lembaga zakat tersebut. Dampaknya adalah belum optimalnya pengelolaan zakat di Indonesia. Hal tersebut sangat disayangkan karena betapa besarnya potensi zakat di Indonesia, jika tidak dikelola dengan baik. Tabel 1.2 menyajikan data yang berkaitan dengan realisasi penghimpunan zakat", "type": "Text" }, { "left": 203, "top": 266, "width": 146, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel2 Realisasi Penshi Zzkzl", "type": "Table" }, { "left": 76, "top": 364, "width": 398, "height": 264, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan dari fenomena tersebut, hal lain yang yang harus dicermati adalah kenyataannya dengan adanya UU pengelolaan zakat, dan banyak berdirinya lembaga amil zakat ternyata belum berdampak pada kesadaran masyarakat untuk menyalurkan zakatnya pada lernbaga pengelola zakat (BAZILAZ) pada yang semakin meningkat terhadap pentingnya berzakat. Berdasarkan hasil riset PIRAC terdapat 29 -iuta keluarga sejahtera yang menjadi u'arga sadar zakat. Di sisi lain saat ini, diperkirakan hanya ada sekitar 12 - 13 juta muzaki yang membayar zakatlewatLAZ, berarti masih ada lebih dari separuh potensi zakat yang belum tergarap olehLAZ. Gambaran tersebut harus dipandang sebagai tantangan bagi lembaga pengelola zakat khususnyaLAZ untuk memperbaiki kinerjanya khususnya berkaitan dengan penghimpunan dana zakat. Tantangan tersebut harus disikapi sebagai upaya perbaikan bagi LAZ untuk lebih profesional dalam melakukan kegiatannya.Tujuan khusus riset ini adalah ingin melihat pengeloaanzakat, dengan segala ketentuannl,a dan dan-rpaknya pada kinerja LAZ. Karena jika dana zakat pada LAZ dikelola dengan baik sernestinya nrampu mengangkat harkat dan martabat kaun-r yang tertinggal, namun kenyataanrrya potensi tersebut hanya angan-angan belaka. Padahal Indonesia sebagai sebuah negara, yang rnerniliki potensi yang sangat besar dan strategis dalarn pengumpulan zakat, di mana Indonesia pendudukuya sebagian besar muslim. Jelaslah bahrva zakat seyogyanya dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan bagi pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan. Berkaitan dengan kemiskinan, di bawah ini tersaji data tentang penduduk miskin lndonesia baik dalarn jumlah maupun presentase sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 256, "top": 633, "width": 35, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3", "type": "Table" }, { "left": 146, "top": 645, "width": 257, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jumlah dan Persentasc Penduduk Miskin di Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 280, "width": 298, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IIPIIIIII No Keteransan Jumlah Data dari Depas (2001)", "type": "Table" }, { "left": 88, "top": 304, "width": 364, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BAZ: Rp l2 miliar dan LAZ: Rp 600 miliar 2 Data Depag (2008) BAZ danLAZ: Rp 900 miliar", "type": "Table" }, { "left": 89, "top": 331, "width": 140, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ", Forum Zakat (F oZ\\ f2009)", "type": "Table" }, { "left": 76, "top": 331, "width": 387, "height": 404, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "LAZ dalam dataFoZ: Rp 900 miliar 4 rzDR(2004-2008) Rp 61.3 miliar meniadi Rp 361 milvar Tahun Jumlah Penduduk Miskin (Juta) Persentase Penduduk Miskin 2006 39,30 t].75 % 2001 3l ll 16.58 0A 2008 41.70 2t.92 % Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 787, "width": 235, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Akuntansi Riset. Prodr Akunlansi UPI. Vc1. 4. No 2", "type": "Text" }, { "left": 457, "top": 789, "width": 13, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "930", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 39, "width": 42, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sri Fadilah", "type": "Page header" }, { "left": 387, "top": 38, "width": 78, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN : 2086 -2563", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 104, "width": 397, "height": 290, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemudian, meskipun keberadaan organisasi pengelola zakat yang semakin banyak di Indonesia, namun jika umat Islam selama ini membayar atau menunaikan zakat tidak secara lembaga seperti membayar zakat dengan menyerahkan kepada sanak keluarga terdekat, maka upaya mencapai potensi zakat masih akan tidak tercapai. Sistem pembayaran zakat tersebut bukan berartijelek atau tidak baik namun dampak sosialnya sempit dan bersifat jangka pendek. Akan berbeda dengan pembayaran zakat secara lembaga dan sistematis, seperti membayar zakat kepada lembaga zakat baik BAZ dan LAZ akan berdampak luas karena dana zakat akan dikelola dalam bentuk program- program sosial yang terarah dan terstruktur dan dampak sosialnya bersifatjangka panjang. Adapun urgensi penelitian ini, dengan melihat berbagai masalah yang disinyalir menjadi penglralang mengapa potensi zakat di Indonesia yang sangat besar tersebut belum terkelola dengan baik dan optimal sehingga berdampak pada kinerja Oragnisasi Pengelola Zakat (OPZ) khususnya LAZ masih rendah. Adapun masalah tersebut dari berbagai sumber disajikan sebagai berikut: (a) Badan pengelola zakat dianggap tidak profesional karena belum menerapkan prinsip akuntabilitas dan transparansi (Almisar Hamid.2009:10); (b) Sistem birokrasi dan good governance masih lemah berkaitan dengan pengelolaan zakatdi Indonesia sehingga berdampak pada rendahnya akuntabilitas dan transparansi LAZ (Asep Saefuddin Jahar:2006:7). Selain penyebab permasalahan belum optimalnya pengelolaan zakat akan berdampak pada belum cukup baiknya kinerja yang dicapai OPZ khusus LAZ, Permasalahan lain yang perlu untuk diperbaiki berdasarkan (survey CID dompet Dhuafa dan LKIHI-FHUI:20OS:11-16) telah terrangkum ke dalam tujuh permasalahan utama, yaitu: (1) Permasalahan Kelembagaan, (2) Permasalahan Peraturan Perundang-undangan,", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 395, "width": 396, "height": 113, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(3) Pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat, (4) Pengawasan dan Pelaporan, (5) Korelasi Zakat dengan Pajak, (6) Peran Serta Masyarakat dan (7) Sanksi dan SengketaZakat Dari uraian permasalahan yang selarna ini yang disinyalir sebagai kendala dalam pengelolaan zakat di Indonesia, menunjukkan kendala yang sangat kompleks. Hal tersebut berawal dari ketidakpercayaan masyarakat terhadap lembaga pengelola zakat (LAZ) tersebut (CID Dompet Dhuafa dan LKIHI-FHUI:2008:i9-20). Untuk mendukung hal tersebut, harus diciptakan pengelolaan perusahaan yang baik dan optimal hingga dapat mencapai kinerja yang baik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 511, "width": 396, "height": 112, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya hasil riset Feroz, Sanjay and Rayrnod (2008:l2B) menyatakan bahwa terdapat pengaruh secara timbai balik antara corporote governonce dengan kinerja organisasi. Di mana implementasi corporale governance secara efektif akan menciptakan kinerja organisasi yang tinggi, sebaliknya dengan tercapainya kinerja organisasi yang tinggi menunjukkan akuntabilitas organisasi yang tinggi. Bahkan hasil riset Aras dan Crowther (2008:444), terhadap i00 perusahaan di pasar modal di Turki (FTSE), menyebutkan bahu,a terdapat pengaruh antara good governance dengan sustainability (keberlanjutan perusahaan di masa datang). Sustainabili{, diartikan sebagai bentuk ki nerj a strategis perusahaan karena bers i fat j an gka panj an g.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 625, "width": 396, "height": 115, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penerapan good govertlance merupakan mekanisme pengendalian untuk mengatur dan mengelola operasi dengan tLrjuan untuk meningkatkan kemakmuran dan aktrntabilitas perusahaan, dengan tujuan akhirnya untuk mewujudkan shareholders value. Pendapat ini didukung oleh Newel dan Wilson (.2A02) dalam arlikelnya yang berjudul 'l Premittmfor Good Governoruce \" yang dikutip oleh Marjana (2002). bahwa secara teoritis praktik good grlvernance dapat meningkatkan nilai perusahaan, di antaranya kinerja organisasi, mengurangi risiko akibat tindakan pengelola yang cenderung rnenguntungkan diri sendiri dan dapat rneningkatkan keperca-r,aan irtvestor ateu stakelnlders (mustahik dan muzaki). FIal senada dikemukakan oleh Khotibul, Karina dan Sekar Ayu (2009:1),", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 792, "width": 237, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Akuntansi Riset. Prodi Akuntansi UPI. Vol. -1, No. 2", "type": "Text" }, { "left": 453, "top": 792, "width": 13, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "931", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 35, "width": 43, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sri Fadilah", "type": "Page header" }, { "left": 393, "top": 34, "width": 74, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN:2086-2563", "type": "Page header" }, { "left": 78, "top": 100, "width": 396, "height": 112, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bahwa implementasi prinsip good corporate governance dilakukan oleh bank syariah sebagai upaya untuk meningkatkan kepercayaan konsumen. Alasan riset tersebut bahwa sebagai lembaga keuangan bank merupakan institusi yang sarat dengan pengaturan sehingga perbankan merupakan the most heavy regulated industry in the world. Keberadaan bank, merupakan keniscayaan mengingat bank merupakan lembaga yang eksistensinya sangat membutuhkan kepercayaan masyarakat (fiduciary relation). Unsur kepercayaan masyarakat terhadap perbankan merupakan suatu hal yang sangat esensial, sehingga bank perlu menjaga kepercayaan konsumen untuk mencegah adanya rush atau penarikan dana masyarakat secara besar-besaran.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 214, "width": 396, "height": 100, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal tersebut sangat relevan dengan unit analisis penelitian yaitu LAZ yang memiliki karakteristik sama dengan bank syariah baik secara organisasi, operasional maupun regulasi. Artinya LAZ sebagai lembaga intermediasi yang mengelola zakat, kepercayaan konsumen (mustahik dan muzaki) menjadi hal yang sangat penting. Untuk meningkatkan kepercayaan konsumen tersebut, implementasi prinsip good governance menjadi hal yang diperlukan. Apalagi inti masalah penelitian ini adalah rendahnya kepercayaan konsumen yang berdampak pada tidak tercapainya target penghimpunan zakat.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 316, "width": 395, "height": 113, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lebih lanjut, dengan terciptanya kepercayaan konsumen pada LAZ, diharapkan terjadi peningkatan konsumen baik secara kuantitatif maupun kualitatif, sehingga target penghimpunan zakat tercapai. Dengan tercapainya target tersebut sebagai bukti bahwa tujuan dan kinerja organisasi terpenuhi. Hal tersebut sesuai dengan hasil riset Buytendijk, F. (2008:2) dalam artikel Perforrnance Leadership, menyatakan bahwa, terdapat keterkaitan antara kepercayaan konsumen dengan kinerja perusahaan. Selanjutnyam dijelaskan bahwa dengan dengan kepercayaan yang tinggi dari konsumen organisasi akan mendapatkan respon dan persepsi positif sehingga organisasi mampu menciptakan berbagai kinerja yang tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 445, "width": 394, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rumusan Masalah Berdasarkan urgensi penelitian di atas maka penelitian ini akan melihat dan menganalisis bagaimana pengaruh penerapan good governonce terhadap kinerja organi sasi rnelalu i kepercayaan konsumen pada L AZ seluruh lndonesia.", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 508, "width": 397, "height": 137, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kerangka Pemikiran Banyak pengertian yang telah disampaikan oleh para ahli dan peneliti, diantaranya, pengertian corporate governance, OECD dalam Siswanto dan Aldridge (2005:2) mendefinisikan corpctral.e governance sebagai beikut: corporate governance is the system by which bu.sine.ss corporation are directecl an conlrolled. The corporate governonce structure specifies the distribution oJ rights antl responsibilities among dffirent participant,s in corporatiort, such cts the boarcl, the ruonagers, shareholders and otlter stakeholders and spells out of the rules and procedures antlfor nruking decision on coporctte affair,s. By doing lhis, it olso provides the slrttcture lhrough which the company ohjectives are set, and the mearts af attaining those ob.jectives and monitoring per.forrnance.", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 648, "width": 396, "height": 89, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maksud definisi tersebut bahrva suatu sistenr yang dipergunakan untuk mengarahkan dan mengendalikan kegiatan bisnis perusahaan. Corporctte governance mcngatur pembagian tugas, hak dan kewajiban mereka yang berkepentingan terhadap kehidupan perusahaan, tenlasuk para pemegang saharn, dewan pengurus, para manajer dan semua anggota stakeholders non pemegang saham. 'l'ujuan dari good corporate gorerilance seperti yang dinyatakan dalanr OECD {1999.34) adalah bedujuan, (1) untuk rnengurangi kesenjangan antara pihak-pihak yaug merniliki kepentingan dalam suatu", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 788, "width": 236, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Akuntansi I{iset- Prodr AkLintansi UP[. \\'o]. 4. No. ?", "type": "Text" }, { "left": 458, "top": 789, "width": 13, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "932", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 40, "width": 42, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sri Fadilah", "type": "Page header" }, { "left": 385, "top": 37, "width": 75, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2086 -2563", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 106, "width": 392, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perusahaan, (2) meningkatkan kepercayaan bagi para investor dalam melakukan investasi,", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 117, "width": 395, "height": 63, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(3; *.ngurungi biaya modal, (4) menyakinkan kepada semua pihak atas komitmen legal dalam pengelolaan perusahaan dan (5) penciptaan nilai bagi perusahaan termasuk hubungan antara para stakholders. Selanjutnya dalam rangka menerapkan good governance perlu adanya standar atau prinsip yang dijadikan pedoman dalam praktik pengelolaan perusahaan untuk meningkatkan nilai dan kelangsungan perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 179, "width": 395, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Or[anization for Economic Cooperation and Development (OECD,|99925) telah mengembangkan prinsip-prinsip sebagai berikut: (a) Fairness, (b) Transparancy, (c)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 206, "width": 395, "height": 102, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Accountab ility, dan (d) Respons ib ilily. Unit analisis penelitian ini adalah LAZ seluruh Indonesia terdiri dari LAZNAS maupun LAZDA, adalah organisasi sektor publik yang kegiatan utamanya adalah melakukan peran intermediasi pengelolaan dana ZIS, maka prinsip-prinsip good governance yang digunakan dalam penelitian ini mendasarkan pada keputusan Menteri Negara BUMN No. 117/M-MBU12002, bahwa dalam penerapan good corporcte governance di BUMN dikenal lima prinsip utama. Kelima prinsip tersebut adalah (a) responsibili{y, (b) accountability, (c) fairness, (d) tranparancy dan (e) independency.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 306, "width": 393, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uraian dari masing-masing prinsip tersebut sebagai berikut: (1) Pertanggungiawaban {Resposibitity) adalah kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi/organisasi yang sehat;", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 343, "width": 395, "height": 179, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2) Akuntabilitas (Accountabitity) adalah kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungiarvaban rapat umum pemegang saham, komisaris atau dewan pengawas dan direksi serla pemilik modal sehngga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif dan efisien; (3) Keadilan (Fairness) adalah perlakuan yang adil dan setara di dalam memenuhi hak-hak stakeholder.r yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk menjamin bahwa perusahaan dikelola secara prudent untuk kepentingan stakeholder secara fair dan menghindarkan terjadinya praktik korporasi yang merugikan; (4) Transparansi (lranparancy) adalah keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan. Transparansi berhubungan dengan kualitas inforrnasi yang disampaikan perusahaan; (5) Kemandirian (Independency) adalah keadaan cli mana perusahaan dikelola secara profesional tanpa bantuan kepentingan dan tekanan dari pihak yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi atau organisasi yang sehat.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 523, "width": 395, "height": 205, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Banyak terdapat pengertian atau definisi tentang kepercayaan konsutnen (consumer trust). Kreitner dan Kinicki (2001:422) mengemukakan bahwa kepercayaan konsumen merupakan keyakinan satu pihak mengenai maksud dan perilaku pihak yang lainnya. Kepercayaan konsumen didefinisikal sebagai penyedia produk atau jasa dapat dipercaya atau diandalkan dalam memenuhi janjinya (Sideshmuhk. et al. 2002:17). Definisi serupa dikemukakan oleh Peppers and Rogers (2004:11), adalah kualitas yang mencerminkan baiknya hubungan seseorang dengan pihak lain. Konsumen rnerniliki kepercayaan pada organisasi melalui aktivitas organisasi tersebut. Kepercayaan konsumen merupakan salah satu cara yang paling cepat untuk membangun hubungan kerelasian organisasi dalam jangka panjang. Hanya melalui kepercayaan konsumen terhadap kerelasian, infonnasi dapat dikembalikan pada organisasi. Kepercayaan berperan dalam meningkatkan kemampuan konsumen untuk menentukan pilihan, kerelasian yang <lidasarkan pada 'kepercayaan. Banyak ltubungan profesional terjalin berdasarkan konsep kepercayaan terhadap agen. Khususnya, organisasi jasa, harus banyak men-rpela.jari tentang keinginan atau kebutuhan konsumen sebelutr mereka membuat rekonrendasi secara profesional untuk tnenarik rttiltat konsutnen.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 791, "width": 233, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "lurnal Akuntansi Risct^ Prodi Akuntansi tJPI. Vol.4, No. 2", "type": "Text" }, { "left": 455, "top": 791, "width": 13, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "933", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 33, "width": 43, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SriFadilah", "type": "Page header" }, { "left": 391, "top": 32, "width": 74, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN:2086-2563", "type": "Page header" }, { "left": 75, "top": 98, "width": 396, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemasaran yang efektif tergantung pada pengembangan dan pengelolaan kepercayaan konsumen sehingga konsumen secara khusus akan membeli atau menggunakan suatu jasa sebelum mengalaminya (Shamdasani dan Balakrishan.2000:403).", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 138, "width": 396, "height": 187, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengelolaan kepercayaan konsumen ditentukan dengan cara mengoptimalkan sumber daya pemberi jasa, teknologi dan sistem yang digunakan dalam rangka menciptakan kepercayaan konsumen. Kreitner dan Kinicki (2001:422) menyatakan, kepercayaan konsumen merupakan keyakinan suatu pihak mengenai maksud dan perilaku pihak lainnya. Secara konseptual, (Morgan dan Hunt. 1994:23), menyebutkan bahwa kepercayaan konsumen akan tercipta jika suatu pihak memiliki keyakinan terhadap integritas dan reliabilitas pihak lain. Selanjutnya menurut Rambat dan Hamdani (2008:175), bahwa keyakinan konsumen pada suatu pihak yang berkaitan dengan penyediaan barang jasa tercermin dari keputusan konsumen untuk membeli produk/menggunakan jasa dari organisasi yang dipercayai tersebut. Artinya terdapat keterkaitan antara kepercayaan konsumen dengan keyakinan konsumen untuk mengambil keputusan membeli produk/menggunakan jasa. Hal tersebut tercermin pada bertambahnya jumlah konsumen dari waktu ke waktu, bahkan secara sukarela konsumen akan melakukan kegiatan persuasif bagi konsumen lain untuk melakukan seperti apa yang dia lakukan (mouth to mouth communication).", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 328, "width": 398, "height": 407, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Literatur tentang kepercayaan menyarankan, bahwa keyakinan pada pihak yang mendapat kepercayaan adalah reliabel dan integritas tinggi, disertai dengan kualitas yang konsisten, kompeten, jujur, bertanggungjawab dan baik. Kepercayaan konsurnen tidak hadir begitu saja, tetapi dari proses yang larna sampai kedua belah pihak saling mempercayai. Dalam proses terbentuknya kepercayaan konsumen diperrgaruhi oleh faktor-faktor seperti, reputasi organisasi, besar atau kecilnya organisasi, saling menyenangi antara konsumen dengan organisasi maupun antara konsumen dengan karyau,an organisasi. Kepercayaan konsumen diyakini berperan dalam pembentukan persepsi konsurnen bagi organisasijasa (Donney and Canon. 1997:38). Kemudian berkaitan dengan kualitas jasa, maka apabila konsumen merasa telah memperoleh kualitas jasa yang sesuai dengan harapannya maka konsumen akan melakukan pembelian dan penggunaan jasa kembali sebagai bentuk dari loyalitas konsumen, juga secara suka rela menyampaikan informasi dari mulut ke mulut kepada konsurnen lain. (Rambat dan Hamdani .2008;175), dan pada akhirnya akan nreningkatkan profitabilitas organisasi (Kotler.2004 125). Hal tersebut tercermin dari banyaknya konsumen yang kembali. SelanjLrtnl,a Sharndasani dan Balakrishan (2000:421) menggunakan integritas dan reliabilitas sebagai indikator untuk mengukur kepercayaan konsumen dan menemukan bahwa contact personel dan physical environrnent mempengaruhi kepercayaan konsumen. Selanjutnya kepuasan pelanggan mempengaruhi kepercayaan konsumen yang berdampak pada komitrnen konsumen. Selanjutnya, konsumen harus bisa merasakan bahwa konsurnen dapat mengandalkan organisasi. Namun membangun kepercayaan konsumen membutuhkan waktu yang larna dan akan berkembang setelah pertemuan yang berulang kali dengan konsutren. Yang lebih penting, kepercayaan konsumen berkembang setelah seorang individu mengambil risiko dan berhubungan dengan partnernya (melakukan pembelian produk atau jasa kembali secara berulang). Hal ini menunjukkan bahrva membangun hubungan yang dapat dipercaya akan lebih mungkin terjadi dalam sektor industri tefientu, terutama yang melibatkan pengarnbilan risiko oleh konsumen dalarn jangka pendek atau -jangka panjang. Kepuasan koirsumen terhadap nilai pelayanan dan organisasi menuntun meraka untuk komit dan loyal kepada orgiinisasi tersebut. Konsumen hanya akan loyal kepada organisasi ketika didahului olel.i rasa percaya (Blomerat and Gaby.2001:153). Ketika kepercayaan konsumen kepada produk atau jasa telah terbentuk konsistensi", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 787, "width": 236, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnai Akuntansi Riset. Prodi Akuntansi UPI. Vol. 4, No. 2", "type": "Text" }, { "left": 456, "top": 787, "width": 14, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "934", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 37, "width": 42, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sri Fadilah", "type": "Page header" }, { "left": 385, "top": 39, "width": 77, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2086 -2563", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 103, "width": 393, "height": 49, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kualitas produk dan jasa, maka akan berdampak kepada komitmen dan loyalitas. Menurut Rambat dan Hamdani (2008:175), kepercayaan adalah hal penting bagi konsumen, karena kebanyakan konsumen akan mengutamakan untuk tetap menjadi konsumen suatu organisasi, ketika mereka telah percaya kepada organisasi tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 153, "width": 397, "height": 303, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kepercayaan konsumen bagi LAZ, didefrnisikan sebagai tingkat keyakinan muzaki dan mustahik bahwa LAZ telah mengambil langkah paling tepat, yang akan menguntungkan dan membantu muzaki dan mustahik dalam mencapai tujuan. Yaitu bagi muzaki merasa percaya dan tenang kala muzaki menyerahkan dana zakatnya untuk dikelola oleh LAZ. Bagi mustahik merasa percaya dan diperlakukan sebagaimana mestinya sebagai penerima dana ZIS dengan berbagai program pendistribusian dana ZIS. Rasa percaya konsumen bagi LAZ berdampak pada pengambilan keputusan konsumen untuk menitipkan dana ZIS yangdipercayai dan bagi mustahik untuk menerima dana ZIS. Selanjutnya, kepercayaan konsumen pada LAZ tercermin dari peningkatan jumlah konsumen dari tahun ke tahun yang akan menimbulkan peningkatan pada penghimpunan dana ZIS. Selain itu, kepercayaan konsumen akan berdampak pada tingkat kernbali konsumen untuk menggunakan -iasa LAZ. Ide balanced scorecard pertama kali dipublikasikan dalam artikel Robert S Kaplan dan David P Norton di Harvard Business Review tahun 1992 dalam artikel berjudul \"Balanced Scorecard - Measures that Drive Perforruance\". Menurut Kaplan dan Cooper (1998:87) mendefinisikan Balanced Scorecarcl sebagai berikut: a measurement and management syslem thut views a business unit's performancefromfour perpectives; financial, customer, internal business process, and learning and growth. berdasarkan kutipan tersebut, dapat disimpulkan bahwa balancecl scorcard merupakan suatu sistem manajemen, pengukuran dan pengendalian yang secara cepat, tepat dan komprehensif dapat mernberikan pemahaman kepada manajer tentang kinerja bisnis. Dalarn pengukuran kinerja akan memandang unit bisnis dari ernpat perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis intemal dalam perusahaan serta proses pernbelajaran dan perlurnbuhan.", "type": "Text" }, { "left": 66, "top": 459, "width": 396, "height": 282, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Balanced Scorecard merupakan konsep manajemen kinerja kontemporer yang mulai banyak diaplikasikan pada organisasi publik, termasuk organisasi pemerintahan juga diterapkan pada Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) seperti LAZ danBAZ. Balanced Scorecard dinilai tepat untuk organisasi publik, karena balanced scorecard tidak hanya menekankan pada aspek kuantitatif dan finansial, tetapi juga aspek kualitatif dan nonfinansial. Hal tersebut sejalan dengan organisasi sektor publik yang menempatkan laba bukan sebagai ukuran kinerja utama, namun pelayanan yang cenderung bersifat kualitatif dan nottt-inansial. Meskipun konsep balanced scorecctrcl lahir di dunia bisnis, organisasi publik juga dapat mengadopsi konsep balanced scorecard dengan beberapa modifikasi. Pengadopsian balanced scorecard ke dalam organisasi publik bertujuan untuk rneningkatkan kinerja organisasi publik, karena kasus di beberapa organisasi besar yang menerapkan balanced .scorecard menunjukkan bahwa balanced scorecard merupakan alat manajemen yang kotnprehensif dan powerful untuk mendongkrak kinerja organisasi. Meskipun pada awalnya didesain untuk organisasi bisnis yang bergerak di sektor swasta. namull pada perkcmbangannya balanced scorecard dapat diterapkan pada organisasi sektor publik dan organisasi nonprofit lainnya. Perbedaan utama organisasi publik dengan organisasi bisnis terutarna adalah pada tujuan nya Qtrofit maximization) sedangkarr sektor publik bersifat nonprofit (service maximizatiorz). Organisasi bisnis berfokus pada ukuran-ukuran kuantitatif dan finansial, misalnya laba bersih, laba per lembar saham, return on in,-eslmertt, dan sebagainya. Ukuran kinerja finansial tersebut sebenarnya tepat digunakan ketika organisasi berada pada era industri, namun ketika organisasi mertghadapi era revolusi teknologi inforrnasi dan komunikasi serta era", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 790, "width": 234, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Julnal Akuntansi Riset, Prodi Akuntansi UPI. Vol. 4. No. 2", "type": "Text" }, { "left": 445, "top": 793, "width": 13, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "935", "type": "Page footer" }, { "left": 77, "top": 33, "width": 42, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sri'Fadilah", "type": "Page header" }, { "left": 393, "top": 31, "width": 76, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN:2086 -2563", "type": "Page header" }, { "left": 77, "top": 99, "width": 397, "height": 278, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ekonomi berbasis pengetahuan (lcnowledge based economy). Jika hanya mengandalkan ukuran kinerja finansial akan menyebabkan organisasi ketinggalan dan kehilangan arah. Hal ini disebabkan ukuran finansial tidak cukup untuk menuntun dan mengevaluasi perjalanan organisasi melalui lingkungan yang kompetitif dan merupakan ukuran kinerja masa lalu yang didasarkan pada data akuntansi historis. Kaplan dan Norton (1996:102) memberikan petunjuk bahwa balanced scorecard memberikan para eksekutif kerangka kerja yang komprehensif untuk menterjemahkan visi dan strategi organisasi ke dalam seperangkat ukuran kinerja yang terpadu. Balanced scorecard menterjemahkan misi dan strategi ke dalam berbagai tujuan dan ukuran yang tersusun ke dalam dalam empat perspektif, yaitu financial, customers & stakeholders, internal business process, serta employees and organization capacity. Kerangka balanced scorecard tersebut tidak terbatas untuk organisasi bisnis, akan tetapi organisasi publik dapat menggunakannya dengan penempatan tumpuan yang berbeda, Jika dalam organisasi bisnis tumpuannya adalah perspektif finansial, maka dalam organisasi publik tumpuannya adalah perspektif customers & stakeholders, karena pelayanan publik merupakan bottom line organisasi. Selanjutnya, fokus utama dalam organisasi publik adalah misi organisasi yaitu melayani dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dari misi tersebut diformulasikan strategi-strategi yang akan dilakukan untuk pencapaian misi tersebut. Gambar berikut menguraikan keterkaitan strategi organisasi tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam empat perspektif, yaitu perspektif customers ond stakeholders, perspektif lnancial, perspektif internal business process, dan perspektif employees & organizat ion capacity.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 596, "width": 138, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Rohm. Howard (2004)", "type": "Text" }, { "left": 252, "top": 609, "width": 47, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1", "type": "Text" }, { "left": 175, "top": 622, "width": 203, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bcilanced Scorecard Pada Organisasi Publik", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 648, "width": 397, "height": 88, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun pertjelasan masing-masing perspektif dari Gambar 1 sebagai berikut: a. Perspektif c ustomers and stukeholders Tinjauan dari perspektif customcr.s und stctkeholder.l pada organisasi sektor publik pada dasarnya ingin mengetahui bagairnana ('uslonrcrs uncl slakeholders melihat orgarrisasi. Customers crnd stakeholclers pada sektor publik yang utama adalah masyarakat penrbayar zakat dau masyarakat pengguna lal,anan publik, untuk orgatrisasi pengelola zakat adalah muzaki sebagai pihak vang menyerahkan zakat dan rnustahik sebagai pihak", "type": "Text" }, { "left": 360, "top": 493, "width": 47, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Enqckt)'ees & Organizalion C<tJt ttci t1,'", "type": "Picture" }, { "left": 80, "top": 785, "width": 236, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Akuntansi Risct. Prodi Akuntansi t,tPi. Vol 4. No. 2", "type": "Page footer" }, { "left": 460, "top": 784, "width": 15, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9i6", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 40, "width": 43, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SriFadilah", "type": "Page header" }, { "left": 389, "top": 37, "width": 75, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2086 -2563", "type": "Page header" }, { "left": 75, "top": 104, "width": 393, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang menerima dana ZIS. Oleh karena itu, perspekttf customers and stakeholders organisasi LAZ berfokus untuk memenuhi kepuasan masyarakat khususnya umat Islam.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 130, "width": 395, "height": 100, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kepuasan customers and stakeholders tersebut akan memicu perspektif customers and stakeholders dapat digunakan ukuran sebagai berikut: (l) Citizen sctisfaction; (2) Service coverage; dan (3) quality and standards. b. Perspektify'zancial Perspektif keuangan dalam organisasi publik adalah untuk menjawab bagaimana organisasi meningkatkan pendapatan dan mengurangi biaya pengelola dan bagaimana kita melihat pembayar zakat?. Perspektif keuangan menjelaskan apa yang diharapkan oleh penyedia sumber dana finansial yang utama yaitu para muzaki (khusus untuk LAZ).", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 232, "width": 394, "height": 113, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan demikian LAZ harus berfokus pada sesuatu yang diharapkan muzaki, yaitu mengharapkan zakat yang telah dikeluarkannya itu digunakan secara ekonomi, efisien, dan efektil sefta memenuhi harapan prinsip transparan dan akuntabilitas publik. Meskipun organisasi seperti LAZ tidak mengejar laba, namun LAZ perlu berupaya bagaimana meningkatkan pendapatan yang berasal dari dana ZIS dan tingkat efektifitas pelayanan yang diberikan oleh LAZ. Dengan demikian pada perspektif keuangan dapat digunakan ukuran berikut: (1) Upaya untuk meningkatkan dana ZIS yang dihimpun dan diberdayakan; (2) Effectivity of services; (3) Peningkatan jumlah dana ZIS yang dihimpun; dan (4) Peningkatan jumlah danaZlS yang diberdayakan.", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 344, "width": 199, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Perspektif internal business process", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 359, "width": 394, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada perspektif proses bisnis internal berupaya untuk membangun keunggulan organisasi melalui perbaikan proses bisnis internal organisasi secara berkelanjutan.", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 386, "width": 396, "height": 355, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan strategik dalam perspektif proses bisnis intemal adalah mendukung perspektif customers and stakeholders dan perspektif financial. Dalam perspektif proses bisnis internal organisasi mengidentifikasikan proses kunci yang harus dikelola dengan baik agar terbangun keuangan organisasi yang baik. Pertanyaan yang harus dijawab oleh organisasi adalah: \"(1) kita harus ultggul di bidang apa?, dan (2) bagaimana kita membangun keunggulan?\". Pencapaian tujuan strategik pada perspektif ini akan berdampak pada kepuasan customers and .ytakeholders. Beberapa lujuan atau sasaran strategik pada proses bisnis internal rnisalnya peningkatan proses pelayanan, perbaikan siklus layanan, peningkatan kapasitas infrastruktur, pemutakhiran teknologi dan pengintegrasian proses layanan customers and stakehctlcler.s secara langsung akan mempengaruhi kepuasan customers und stakeholders dan secara tidak langsung akan berdampak pada kinerja keuangan. Dalarn rangka rneningkatkan kinerja pada perspektif internal business process organisasi sektor publik harus mengidentifikasi dan mengukur kompetensi inti organisasi, mengidentifikasi proses utama pelayanan, mengidentifikasi teknologi utama yang perlu dirniliki dan menentukan ukuran kinerja dan target kinerja. Pada LAZ keunggulan organisasi dapat didesain dari inovasi produk yang dapat mernuaskan muzaki dan memberdayakan mustahik, sefta pengembangan jaringan sistem infonnasi yang dapat memudahkan rnuzaki untuk menyalurkan zakatnya dan rnemudahkan mustahik menerima zakat. Dengan demikian pada perspektif proses bisnis internal dapat digunakan ukuran sebagai berikut: (1) Inovatiotr of product dan (2) It{anage ment Information Sys tern. d. Perspektif employees and orgonization capacity Perspektif internal busines.s process dan perspektif custorner\"s and stokeholders dalam balttncerl scorecard. mengidentifikasi parameter-parameter untuk membangun keunggulan organisasi. Target dan ukuran kesuksesan akan terus berubali seiring dengan perubahan waktu. Oleh karena itu, organisasi harus n\"larnpu berinovasi, berkreasi dan belajar. Organisasi perlu melakukan perbaikan secara terus tnenerus dan rnenciptakan pertumbuhan secara berkelanjutan. Dalarn organisasi sektor publik sepefii LAZ.", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 791, "width": 236, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Akuntansi Riset. Prodi Akuntansi l-rPI. Vol 4. No. 2", "type": "Text" }, { "left": 458, "top": 792, "width": 13, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "931", "type": "Page footer" }, { "left": 77, "top": 34, "width": 43, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SriFadilah", "type": "Page header" }, { "left": 392, "top": 35, "width": 77, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN : 2086 -2563", "type": "Page header" }, { "left": 77, "top": 101, "width": 395, "height": 201, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perspektif employees and organization capaci$l difokuskan untuk menjawab pertanyaan ; \"bagaimana organisasi terus melakukan perbaikan dan menambah nilai bagi customers and stakeholders?\". Sasaran dan tujuan strategik yang ditetapkan pada perspektif employees and organization capacity akan berpengaruh terhadap perspektif lain, yaitu perspektif internal business process dan perspektif customers and stakeholders. Beberapa sasaran strategik pada perspektif employees and organization capacity tersebut antara lain: (1) peningkatan keahlian pegawai; (2) peningkatan komitmen pegawai; (3) peningkatan kemampuan membangun jaringan; dan (4) peningkatan motivasi pegawai. Ukuran kinerja untuk perspektif employees and organization capacity untuk LAZ difokuskan kepada \"amilin\" sebagai subjek pengelola zakat. Dengan demikian ukuran kinerja pada perspektif employees and organization capacity dapat digunakan ukuran: (1) Skill coverage; (2) Personel income dan welfare; dan (3) Personel satisfaction. Berdasarkan kerangka teoritis yang telah diuraikan sebelumnya serta dukungan penelitian terdahulu, maka dapat ditarik hipotesis: \"Terdapat pengaruh penerapan good governance terhadap kinerja organisasi melalui kepercayaan konsumen pada Lembaga Amil Zakat (LAZ) seluruh Indonesia\"", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 317, "width": 395, "height": 86, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Penelitian Metode penelitian yang direncanakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang bersifat penjelasan (explanatory research), karena merupakan penelitian yang menjelaskan hubungan kausal di antara variabel-variabel (Cooper dan Schindler, 2006:154). Selanjutnya, untuk memperoleh data yang dibutuhkan untuk membuktikan hipotesis penelitian, menggunakan beberapa teknik pengurnpulan data, yaitu Kuesioner, Wawancara dan Dokumentasi.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 406, "width": 394, "height": 62, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam penelitian ini, untuk variabel good governance dan kinerja organisasi rnenggunakan instrumen penelitian kuesioner dengan skala interval, sehingga perlu dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas instrumen, sedangkan untuk variabel kepercayaan konsumen menggunakan data intemal Lembaga Amll Zakat (LAZ). Adapun pengujian terhadap instrumen penelitian akan dijelaskan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 484, "width": 214, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian validitas instrumen (test of vulidity)", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 499, "width": 394, "height": 37, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang telah disusun benar-benar mengukur apa yang perlu diukur. Karena skala pengukuran dari data adalah interval maka uji validitas dalam penelitian ini menggunakan korelasi product moment.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 538, "width": 363, "height": 36, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan korelasi Pearson product moment {r): Tabel 4 'aliditas Kuesi", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 617, "width": 136, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Hasil pengolahan data", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 636, "width": 396, "height": 36, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada Tabel 3.1 dapat dilihat nilai indeks validitas setiap butir pernyataan lebih besar dari 0,30, hasil ini mengindikasikan bahwa semua butir pertanyaan yang diajukan valid dan layak digunakan untuk analisis selanjutnya.", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 688, "width": 396, "height": 36, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian reliabilitas instrumen (test of reliability) Reliabilitas ciapat diartikan sebagai suatu karakteristik terkait dengan keakuratan, ketelitian dan kekonsistenan, dengan koefi sien korelasi Sperman- Brov,n.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 564, "width": 367, "height": 53, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasrl Uir Valrdrtas oner VariaLrel Kisaran nilai r Rkritis Keteransan Good Governlnce 0.431 - 0.869 0.3 0 Semua valid Kineria Oreanisasi 0.431 - 0.869 0.30 Semua valid", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 787, "width": 237, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Akuntansi Riset. Prodi Akuntansi UPi. Vol.4. r.\\o. 2", "type": "Page footer" }, { "left": 457, "top": 790, "width": 13, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "938", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 106, "width": 383, "height": 80, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel5 Hasil U tas n Kuesioner: Jumlrh Pertaniaan Ko Cfi sie n Relia'o-il itas Keterangan Good Governance 20 0,953 Reliabel Kineria Organisasi 20 0,953", "type": "Table" }, { "left": 74, "top": 41, "width": 375, "height": 141, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Reliabel SriFadilah", "type": "Picture" }, { "left": 389, "top": 38, "width": 74, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN:2086-2563", "type": "Page header" }, { "left": 218, "top": 119, "width": 152, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Reliabilitas Kuesioner Penelitian", "type": "Picture" }, { "left": 76, "top": 191, "width": 136, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Hasil pengolahan data", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 206, "width": 349, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa kuesioner keduat variabel yang diteliti", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 220, "width": 282, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sudah andal sehingga dapat dilanjutkan pada analisis berikutnya'", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 232, "width": 396, "height": 51, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Target populasi-dalam penelitian ini adalah Lembaga Amil Zakat yang terdaftar di Forum Zakat sebagai anggota aktif yang terdiri dari LAZNAS dan LAZDA yang terdaftar pada FoZ sebagai anggota aktif. Teknik penentuan sampel adalah Proportional Stratified Random Sample. Adapun penentuan sampel menggunakan rumus Slovin,", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 286, "width": 187, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan tingkat kekeliruan (d) sebesar 0,05:", "type": "Text" }, { "left": 295, "top": 309, "width": 91, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "iSeti LAZ", "type": "Table" }, { "left": 77, "top": 378, "width": 157, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Hasil penghitungan sampel", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 393, "width": 396, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari jurnlah target populasi yang berjumlah 50 LAZ, yang mengisi kuesioner dalam penelitian ini berjumlah 41 LAZ, terdiri dari 14 LAZNAS dan 27 LAZDA,", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 421, "width": 383, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sedangkan g LAZ tidak bersedia dijadikan sebagai target populasi/responden penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 432, "width": 396, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sesgai dengan perumusan masalah, tujuan penelitian, peruntusan hipotesis dan jurnlah data -vang akan dikumpulkan maka metode analisis data yang digunakan dalam penelitian irii adalah menggunakan partial least square (PLS). Partial least squares", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 470, "width": 395, "height": 50, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(PLS) dikembangkan sebagai alternatif pemodelan dengan persamaan struktural yang dasar teorilya ien,ah. Pada penelitian ini purtiol least square digurrakan untuk mengetalrui besarnya pengarul-r penerapan good governance terhadap kinerja organisasi melalui kepercayaan konsumen padaLAZ seluruh lndonesia.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 537, "width": 396, "height": 86, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Penelitian dan Pembahasan pengaruh penerapan good governance terhadap kinerja organisasi melalui kepercayaan konsumen, dianalisis menggunakan structural equation modeling, metode alternatif dengan partial least square. Sama halnya dengan SEM berbasis covariance, pada SEM beibasis variancejuga terbentuk 2 model, yaitu rnodel pengukuran dan model struktural. Melalui model pengukuran dengan indikator refleksif akan dinilai validitas dari masing-masing indikator dan menguji reliabilitas dari konstruk indikator yang dinilai.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 622, "width": 394, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indikator yang memillki toading factor kurang dari 0,50 akan didrop dari ntodel, serlangkan contposite reliabiliQ yang dianggap memLrasakan adalah lebih besar dari 0,70.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 650, "width": 396, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berikut ini disaiikan model pengukuran dari rnasing-masing variabel (construct) yang digunakan dalam penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 675, "width": 396, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel penerapan good governance diukur menggunakan lima indikator. bobot faktor (toading factor) ntasing-masing indikator dalant mernbetttuk variabel penerapan good governunce dapat dilihat pada tabel berikut.", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 297, "width": 37, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 6", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 309, "width": 340, "height": 65, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ban nva Unit SamPel dart a t^ Lembasa Amil Zakat (LAZ\\ N N LAZ Nasional (LAZNAS) l8 t6 LAZDaeralr (LAZDA) 32 28 Total 50 44", "type": "Table" }, { "left": 82, "top": 793, "width": 235, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Akuntansi Riset, Prodi Aktrntansi tJPI. Vol.4. No. 2", "type": "Page footer" }, { "left": 461, "top": 792, "width": 14, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "939", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 32, "width": 42, "height": 8, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sri Fadilah", "type": "Page header" }, { "left": 394, "top": 35, "width": 77, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2086 -2563", "type": "Page header" }, { "left": 142, "top": 111, "width": 306, "height": 79, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "lqglo, Indikator-Indikator variabel Penerapan Good Governance GG x.l 0.8s3 0.728 x.2 0.873 x.3", "type": "Table" }, { "left": 248, "top": 179, "width": 23, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0.8s7", "type": "Table" }, { "left": 300, "top": 164, "width": 23, "height": 8, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0.762", "type": "Picture" }, { "left": 300, "top": 180, "width": 23, "height": 8, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0.734", "type": "Table" }, { "left": 367, "top": 149, "width": 23, "height": 8, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0.272", "type": "Picture" }, { "left": 366, "top": 164, "width": 25, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0.238", "type": "Table" }, { "left": 201, "top": 181, "width": 189, "height": 40, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0.266 0.270 0.6t2 x.4", "type": "Picture" }, { "left": 201, "top": 190, "width": 123, "height": 31, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0.854 0.-130 x.s 0.623 0.388", "type": "Table" }, { "left": 140, "top": 227, "width": 84, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Compostte Rettabi", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 242, "width": 395, "height": 111, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Hasil pengolahan data Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bobot faktor pada indikator X.2 (akuntabilitas) lebih besar dibanding bobot faktor 4 indikator lainnya. Artinya akuntabilitas lebih dominan dalam pembentukan variabel penerapan good governanie dibandrng indikator lainnya. Composite Reliability dari kelima indikator ying digunakan untuk mengukur variabel penerapan good governance sebesar 0,909 dan masih lebih besar dari yang di rekomendasikan yaitu 0,70. Kemudian nilai average variance extracted seUesar O,OO3 menunjukkan bahwa 66,80A inforrnasi yang terkandung pada kelima indikator terwakili dalarn variabeI penerapan goocl governctnce.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 354, "width": 395, "height": 37, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel kepercayaan konsumen diukur menggunakan lima indikator, bobot faktor (loadingfaclor) masing-masing indikator dalam membentuk variabel kepercayaan konsumen dapat dilihat pada tabel berikut.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 395, "width": 327, "height": 56, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 8 Zrrd *.n !gx!qu.t Indicator Lordirg Louding, \"..r., KK 2.1", "type": "Table" }, { "left": 198, "top": 458, "width": 13, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.2", "type": "Picture" }, { "left": 197, "top": 443, "width": 190, "height": 73, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.3 2.4 2.5 0.479 0.6s6 0.496 0.445 0.640 0.230 0.430 0.246 0.198 0.410 0.710 0.s70 0.154 0.802 0.590", "type": "Table" }, { "left": 145, "top": 537, "width": 136, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Hasil pengolahan data", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 555, "width": 396, "height": 77, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tabel 8 dapat dilihat bobot faktor pada indikator 2.2 (peningkatan jumlah mustahik) lebih besar dibanding bobot faktor 4 indikator lainnya. Artinya peningkatan jumlah nlLrstahik lebih dominan dalam pembentukan variabel kepercayaan koniu*.n dibanding indikator lainnya. Composire Reliabitity dari kelima indikator yang digunakan untuk mengukur variabel kepercayaan konsumen sebesar 0,679 darr masih lebih klcil dari yang di rekomendasikan yaitu 0,70. Kernudian nilai average variance extractecl sebesar", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 630, "width": 395, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0,303 menunjukkan bahwa 30,3yo infbrmasi yang terkaidung pada kelima indikator terwakili dalam variabel kepercayaan konsumen.", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 656, "width": 396, "height": 37, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel kinerja organisasi diukur menggunakan empat indikator, bobot faktor (loading Jaclor) masing-masing indikator dalam membentuk variabel kinerja organisasi dapat dilihat pada tabel berikut:", "type": "Text" }, { "left": 258, "top": 100, "width": 34, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel T", "type": "Picture" }, { "left": 135, "top": 126, "width": 86, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C\"\"rt\"r\"t lraUt", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 786, "width": 236, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Akuntansi Riset. Prodi Al<untansi til,l. Vol .1 r,\\o 2", "type": "Page footer" }, { "left": 450, "top": 791, "width": 14, "height": 8, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "940", "type": "Page footer" }, { "left": 73, "top": 41, "width": 43, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SriFadilah", "type": "Page header" }, { "left": 389, "top": 40, "width": 74, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN :2086 - 2563", "type": "Page header" }, { "left": 119, "top": 107, "width": 304, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel9 Irodr'rrg Fo\"lo,Indikuto.-I ti", "type": "Table" }, { "left": 130, "top": 137, "width": 83, "height": 27, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Construct Indicu KO", "type": "Picture" }, { "left": 139, "top": 213, "width": 133, "height": 16, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Composite Reliabilitv : 0,945", "type": "Table" }, { "left": 318, "top": 217, "width": 56, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AVE:0,81I", "type": "Section header" }, { "left": 148, "top": 234, "width": 137, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Hasil pengolahan data", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 257, "width": 396, "height": 100, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tabel 9 dapat dilihat bobot faktor pada indikator Y.3 (perpektif internal business process) lebih besar dibanding bobot faktor 3 indikator lainnya. Artinya perpektif internal business process lebih dominan dalam pembentukan variabel kinerja organisasi dibanding indikator lainnya. Composite Reliability dari kelima indikator yang digunakan untuk mengukur variabel kinerja organisasi sebesar 0,945 dan masih lebih besar dari yang di rekomendasikan yaitu 0,70. Kemudian nilai average variance extracted sebesar 0,811 menunjukkan bahwa 81,lYo informasi yang terkandung pada keempat indikator terwakili dalam variabel kinerja organisasi.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 360, "width": 396, "height": 60, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hipotesis yang akan diuji adalah pengaruh penerapan Good Governance terhadap kinerja organisasi dan melalui kepercayaan konsumen sebagai variabel intervening. Melalui nilai-nilai yang terdapat pada diagram jalur rnodel strr:ktural antar variabel dapat dihitung besar pengaruh masing-masing variabel eksogen terhadap variabel endogen, yang tercennin dalam tabel berikut:", "type": "Text" }, { "left": 252, "top": 424, "width": 39, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 10", "type": "Text" }, { "left": 407, "top": 437, "width": 3, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "t", "type": "Picture" }, { "left": 158, "top": 454, "width": 22, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Path", "type": "Table" }, { "left": 144, "top": 470, "width": 41, "height": 41, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "GG->KK GG->KO KK->KO", "type": "Picture" }, { "left": 215, "top": 451, "width": 123, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Koefisien Std.error", "type": "Section header" }, { "left": 340, "top": 453, "width": 53, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "T-Statistic*", "type": "Picture" }, { "left": 74, "top": 509, "width": 396, "height": 42, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Data penelitian diolah kembali *tkritis : 7,96 Melalui nilai-nilai yang terdapat pada diagram jalur model struktural antar variabel laten dapat diliitung besar pengaruh masing-masing variabel.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 553, "width": 395, "height": 35, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hipotesis penelitian yang akan diuji adalah pengaruh penerapan good governance terhadap kinerja organisasi dan melalui kepercayaan konsunren terliliat dalam tabel berikut:", "type": "Text" }, { "left": 252, "top": 592, "width": 39, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 11", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 605, "width": 361, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Besar Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Penerapan Good Governance r e rh1! agSUl_eI a olpt_i! ?! i -", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 639, "width": 142, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VariatiCI i. Koefisien Jalur", "type": "Text" }, { "left": 151, "top": 149, "width": 321, "height": 509, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "i. '., :r,:: . :': Pengaruh iMelaluiKepeiCayaanl Total Langsung Y.l 0.875 0.766 Y.2 0.891 0.794 Y.3 0.936 0.876 Y.4 0.898 0.806 0.234", "type": "Table" }, { "left": 225, "top": 170, "width": 163, "height": 324, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0.206 0.r24 0.194 0.626 0.561", "type": "Picture" }, { "left": 225, "top": 502, "width": 23, "height": 8, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0.190", "type": "Table" }, { "left": 284, "top": 470, "width": 29, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0.0669", "type": "Picture" }, { "left": 285, "top": 470, "width": 95, "height": 40, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0.1337 0.0904 9.352", "type": "Table" }, { "left": 355, "top": 485, "width": 24, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.241", "type": "Picture" }, { "left": 355, "top": 502, "width": 23, "height": 8, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.1 03", "type": "Table" }, { "left": 74, "top": 697, "width": 271, "height": 36, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Data penelitian diolah kembali Selanjutnya, untuk uji signifikansi dari pengujian terlihat dalam tabel berikLrt:", "type": "Text" }, { "left": 350, "top": 645, "width": 81, "height": 16, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsum0nr , i, !", "type": "Text" }, { "left": 364, "top": 661, "width": 38, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6,lYo", "type": "Table" }, { "left": 354, "top": 665, "width": 118, "height": 55, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ": 38,poh 3,6% hipote sis penelitian akan", "type": "Table" }, { "left": 76, "top": 794, "width": 237, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jumal AkLrntansi Riset. Prodi Akuntansi tJPI. Vol. 4. No. 2", "type": "Text" }, { "left": 456, "top": 794, "width": 13, "height": 7, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "941", "type": "Page footer" }, { "left": 77, "top": 36, "width": 43, "height": 8, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sri Fadilah", "type": "Page header" }, { "left": 393, "top": 36, "width": 75, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN : 2086 -2563", "type": "Page header" }, { "left": 121, "top": 103, "width": 307, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 12 Uji Signifikansi Pengaruh Penerapan G o o d G ov er n an c e T erhtdap", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 129, "width": 19, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "isasi", "type": "Picture" }, { "left": 233, "top": 128, "width": 29, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kineri", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 168, "width": 174, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Data penelitian diolah kembali", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 185, "width": 396, "height": 164, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada Tabel 12 dapat dilihat koefisien jalur penerapan good goyernance terhadap kinerja organisasi sebesar 0,567 dengan arah positif. Koefisien jalur yang bertanda positif menunjukkan bahwa penerapan good governance yang baik cenderung menghasilkan kinerja organisasi yang lebih tinggi. Selanjutnya nilai t1;,,,n, (4,241) lebih besar dari t6,6 (1,96) menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan dari penerapan good governance terhadap kinerja organisasi. Secara langsung variabel penerapan good governance memberikan kontribusi atau pengaruh sebesar 32,10 terhadap kinerja organisasi, kemudian pengaruh secara tidak langsung melalui kepercayaan konsumen sebesar 6,7%o. Secara total penerapan good governance memberikan kontribusi atau pengaruh sebesar 38,8oA dalam meningkatkan kinerja organisasi. Hasil uji statistik sesuai dengan ekspektasi peneliti, yaitu jika penerapan good governance semakin baik maka kinerja organisasi cenderung meningkat. Hasil uji statistik telah membuktikan adanya pengaruh yang signifikan dari penerapan good governance terhadap kinerja organisasi.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 365, "width": 44, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Simpulan", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 376, "width": 395, "height": 75, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, sebagai berikut: Pengaruh penerapan good go,-ernctnce terhadap kineria organisasi melalui penerapau kepercayaan konsumen. Artinya penerapan good governaLtce semakin baik, yang berdarnpak pada meningkatnya kepercayaan konsumen maka kinerja organisasi dengan menggunakan model balanced scorecard cenderung meningkat.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 479, "width": 70, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 494, "width": 396, "height": 117, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aji Purba Trapsila. 2008. Irnplementasi Konsep Bolancecl Scorecnrd (BSC) pada Lernbaga ArnilZakat. website Ekonomi lslarn Online: 23 Almisar Hamid:2009. Nasib Lembaga Amil Zakat di lndonesia. Afiikel ini dimuat pada Harian Republika, Jum'at 05 Juni 2009. Ancella Anitawati Hermarvan. 1996. Balancecl Scorecard Sebagai Sarana Akuntansi Manajernen Strategik. IAI - Pra-Konvensi Nasional Akuntansi ke-3. Pendidikan Profesi Berkelanjutan (PPL). September 1996. Semarang. Anthony, Robert N and Vijay Govindrajan.2003. Management Control System. Eleven Edition. Bostou Mc Graw Hill Inc.", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 612, "width": 398, "height": 127, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aras Guler and David Crou,ther.200B. (]overnance utd Su,stainability: An Investigatiort Into 7'he Relationship Beht,een Corporute Got;ernance antl Corporate Sus t crin ub il ity. E nterald Journol: 4 44 Asep Saefuddin Jahar, Zakat Antar Bangsa Muslim: Menimbang Posisi Realistis Pemerintah dan Organisasi Masl,arakat Sipil. Makalah disajikan dalam media Jurnal Zakat dan Empor'verment Vol I Agustus 2008, diterbitkan oleh Indonesio MagniJicent:e of Zakat (IMZ) B loenrarat, .losee and Gaby Odekerken-Schroede. 200 L The Relationship Between Cuslomer Loyalty ancl Cuslorner Sulisjacliort. International .Iournal ,n C' o n I e m p o r u r.y Ho s p ital ity ma n a ge n rc n t : 21 3 -2 1 7 .", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 129, "width": 385, "height": 35, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a n Kbefisiei:;:Ialiii, .*iiti;,i;a tu-rr:i'.: , 0.567 4.241 1,96 Terdapat oensaruh vans srsni kan", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 787, "width": 235, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Akuntansi Ilisi:l. Prodi Akuntansi UPI. Voi. 4. No. l", "type": "Page footer" }, { "left": 458, "top": 791, "width": 13, "height": 7, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "942", "type": "Page footer" }, { "left": 74, "top": 38, "width": 42, "height": 8, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sri Fadilah", "type": "Page header" }, { "left": 388, "top": 39, "width": 77, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN:2086 -2563", "type": "Page header" }, { "left": 73, "top": 104, "width": 394, "height": 85, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Buytendijk, Frank. 2009. Trust, Relationship and Performance. Journal Management Exc e llent : Cr e ating Value Iss ue. The Article P erformanc e Le aders hip: 2 Christian Herdinata. 2008. Good Corporate Governance Vs Bad Corporate Governance: Pemenuhan Kepentingan Antara Para Pemegang Saham Mayoritas dan Pemegang Saham Minoritas. Makalah ini disajikan dan diterbitkan dalam Proceeding The 2nd National Conference UKWMS Surabaya, 6 September 2008: 14-15", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 193, "width": 396, "height": 227, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Circle Of Information And Developmenl (CID) Dompet Dhuafa Republika dan Lembaga Kajian Islam Dan Hukum Islam (LKIHI) Fakultas Hukum Universitas Indonesia.2008. Naskah Akademis Rancangan Undang-undang Republik Indonesia Tentang Pengelolaan Zakat. Cooper, D. R, & Schindler, P. S. (2006). Business Research Methods (9tt' ed.). International edition. Mc Graw Hill. Deddy Supardi Aman Saputra. 2005. Pengaruh Peran Dewan Komisaris, Formulasi Strategi dan Penerapan Pengendalian Intern serta Pengembangan Tata Kelola Perusahaan Terhadap Kinerja Bisnis. Program Pasca Sarjana Universitas Padjadjaran. Bandung Dikdik Tandika.2009. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Organisasi dan Implikasinya Terhadap Akuntabilitas Publik Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) Dalam Upaya Optimalisasi Penghimpunan Zakat di Propinsi Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarla. Program Pasca Sarjana Universitas Pasundan. Bandung Djailani,2003. Strategi Bazis DKI Dalam Menyiasati Implernentasi UU No.38 Tahun I 999 Tentan g Pen ge lo la an Zakat, Forum Zakat (F OZ). Donney Patricia M and Joseph P Canon. 1991 . An Examination qf The Nature of Trust in Buyer Seller Relationship.Journal of Marketing 6l:35-51", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 434, "width": 396, "height": 240, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "artikel Communilt.for Economic En\\ightenment; Egan, John. 2001. Relationship Markeling: Exploring Relational Strategies in Marketing. Kuala Lumpur Maiaysia: Prentice Hall Eri Sadervo.2004 Manajernen Zakat (Tinggalkan 15 tradisi, terapkan 4 prinsip dasar). Institut Manajemen Zakat (IMZ), Media Jurnal Zakat dan Entpowerntent Yol I Agustus 2008,Indonesio Magnificence of Zakat (IMZ). Jakarta:2J Feroz, Ehsan H, Sanjay Goel and Raymond L Raab. 2008. Performance Measurementfor AccountctbiliQ in Corporate Governance. Review of Accounting and Finance. Vol 7. No.2.2008: 128 Forurn for Corporeile Governance in Indonesiarl (FCGI). 2002. Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance) The Essence of Good Corporate Governance: Konsep dan Implementasi Perusahaan Publik dan Korporasi Indonesia. Yayasan Pendidikan Pasar Modal lndonesia &, Sinergt Comrnunication. Hodge B.J, William P. Anthony dan L. Gales .1996. Organizational Stratgey and Firm P e r.for rua n ce, Southmerster. C inci natti. I Ketut Mardjana. I Ketr.rt 2002. Corporale Governance dan Privatisasi. The Essence of Good Corporate Governance; Konsep dan Implernenlasi Peru,sahaan Publik dan Korporasi Indonesia. Yayasan Pendidikan Pasar Modal dan sinerg,, Cr.tntmunication.", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 677, "width": 393, "height": 51, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Imelda RHN. 2004. Implementasi Balanced Scorecard pada Organisasi Publik. Jumal Akuntansi dan Keuangan Vol 6. No 2. Nopember 2004: Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonorni Universitas Kristen Petra Surabaya: 106-122 lndra Bastian,2006. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta : Penerbit Erlangga.", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 791, "width": 235, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ".[urnal Akuntansi Riset. Prodi Akuntansi UPI. Vol. 4. No. 2", "type": "List item" }, { "left": 449, "top": 794, "width": 14, "height": 8, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "943", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 36, "width": 42, "height": 8, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sri Fadilah", "type": "Page header" }, { "left": 395, "top": 33, "width": 74, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN:2086-2563", "type": "Page header" }, { "left": 81, "top": 100, "width": 393, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jamll Azzaini.2008. Berdayakan Lembaga Amil Zakat. Artikel ini dimuat dalam Tabloid", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 115, "width": 165, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Republika. Jumat, 19 September 2008", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 124, "width": 395, "height": 26, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jan Hoesada.2002. Akuntansi Organisasi Nirlaba: Akuntansi di Indonesia di Tengah Kancah Perubahan. Makalah yang disajikan dalam seminar \"Transparancy", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 152, "width": 394, "height": 49, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Int ernational Indone s ia\". Jakarta: 6 Kementrian BUMN. 2002. Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor:Kep-l17/M-MBU12002 Tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance Pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN).", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 201, "width": 393, "height": 24, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 373 tahun 2003, tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 3 8 Tahun 1 999, tentang Pengelolaan Zakat.", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 226, "width": 394, "height": 26, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji Nomor Dl29l Tahun 2000 Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat.", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 253, "width": 394, "height": 63, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Khotibul Umam, S.H. Karina Dwi Nugrahati P, dan Sekar Ayu.2009. Implementasi Prinsip Good Corporate Governance Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Kepercayaan pada Bank Syariah. Artikel ini dimuat dalam Economic Journal Online:1 Kotler Philip & Kevin Lane Keller.2009. Marketing Management. Thirteenth Edition,", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 317, "width": 159, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "New Jersey; Pearson Education Inc.", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 329, "width": 356, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Philip. Dyson. Moore. Alsop, Godin. 2004. Managing, Customer Relationship,", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 342, "width": 364, "height": 37, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "New Jersey; Published by John Wiley & Sons, Inc. Hoboken. .Philip and Amstrong. 2001. Principles of Marketing, A Division of simon & Scuter, Engelwood Clif, New Jersey; Prentice Hall Interruational Inc.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 381, "width": 395, "height": 86, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mahmudi. 2007. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Edisi Revisi. Yogyakarta: Penerbit UPP STIM YKPN Manguns. 2010. Good Governance dan LSM. Riset pada lernbaga pengawasan masyarakat atas APBD dan LSM:.17 OECD. 1999. Business Sector Advisory Group on Corporate Governance.Pepper. Don and Rogers Martha. 2004. Managing Customer Relationships. New Jersey; John Wiley & Sctns, lrtc.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 469, "width": 394, "height": 23, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rambat, I-upiyodi dan A. Harndani. 2008. Manajemen Pemasaran Jasa. Edisi 2. Jakarta Penerbit Salemba Empat.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 493, "width": 394, "height": 38, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sandry Satriago. 2008. Harus Mampu Mengelola Kesinambungan Daya Saing Perusahaan. (rvwr'v.pofi alho.com : selasa 29 Januari 2008 ) Sekaran Urna.2006. Research Methods For Business. Edisi 4 (Edisi bahasa Indonesia).", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 534, "width": 395, "height": 35, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Buku 1 dan Buku 2. Penerbit Salemba Empat. Jakarla Sideshrnukh, Deepak; Jaddig Singh; Berry Sabol. 2002. Cttstomer Trust, Value and Loyolty in Relational Exchanges. Journal of Marketing,66. Chicago: 15-37", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 571, "width": 393, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soegiharto. 2005. Peran Akuntan Dalam Menegakkan Good Corporale Governance.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 585, "width": 393, "height": 35, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AuditorNo 18. Soewarso Hardjosoedarmo. 2002. Total Quality Manogement. Penerbit ANDI. Yogyakarta", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 624, "width": 394, "height": 23, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soni Yuwono, Edy Sukarno dan Muahmmad lhsan.2007. Balmced Scorecard: Menuju Organisasi Berfokus pada Strategi. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 648, "width": 394, "height": 38, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sri Fadilah, 201 l. Analisis Pengaruh Implementasi Pengendalian Intern dan Total Quality Manugemenr Terhadap Penerapan Good Governance. Hasil riset disajikan dalam Sirnposiurn Nasional Akuntansi (SNA) ke-14 di Universitas Syiah Kuala", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 687, "width": 361, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nansroe Aceh Darussalant Juli201 l, merupakan riset yang didanai LPPM Unisba.", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 700, "width": 173, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ikatan Akutttan Itrdonesia (lAI), Jakarta", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 711, "width": 394, "height": 26, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sugiyono.2007. Metode Penelitian Bisnis:Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Penerbit Alfabeta", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 788, "width": 235, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jumal Akuntansi Iliscl. Plodi Akuirtansi LIPI. Vol. 4. Nc. 2", "type": "Text" }, { "left": 463, "top": 788, "width": 14, "height": 8, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "944", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 43, "height": 9, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SriFadilah", "type": "Page header" }, { "left": 386, "top": 38, "width": 78, "height": 9, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2086 -2563", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 103, "width": 395, "height": 202, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Susanto. A. A, 2002. \"Zakat Sebagai Pengurang Penghasilan Kena Pajak: Sebuah Tinjauan Makro Ekonomi\". Makalah disajikan dalam Simposium Nasional Ekonomi Islam, Yogyakarta. Taylor, Steven A .2001 . Assessing The Use of Regression Analysis in Examining Servicee recovery in The Insurance Industry: Relating Seryice Quality, Customer Satisfaction and Customer Trust. Journal of Insurance Issues,24 (l &.2): 30-57 . Thurau, Hening Thorsten, Kevin P Gwinner and Dwayne D Gremble. 2002. Llnderstctnding Relationship Marketing Outcomes. Journal of Service Research. Vol 4 No. 3:230-247. Undang-Undang No 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Pajak Wahyudin, Zarkasyi. 2001. Peran Komite Audit dan Audit Intemal Dalam Implementasi Good Corporate Governance dan Dampaknya Terhadap Kinerja Badan Usaha Milik Negara di lndonesia. Disertasi. Bandung. Program Pascasarlana Universitas Padjadjaran", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 307, "width": 393, "height": 24, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zikmund Williarn G. et al. 2010. Business Re.search Methods. Eighth Edition. South- Canada: l4/e s tern C engage Learning.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 791, "width": 236, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Akuntansi Riset. Prodi Akuntansi UPI. Vol. 4. No. 2", "type": "Page footer" }, { "left": 451, "top": 793, "width": 14, "height": 8, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "94s", "type": "Page footer" } ]
8d70f695-0134-1df6-d4c1-dbdcc284b979
https://ejournal.nusamandiri.ac.id/index.php/jitk/article/download/293/257
[ { "left": 71, "top": 36, "width": 146, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI KOMPUTER", "type": "Page header" }, { "left": 377, "top": 37, "width": 150, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "VOL. 4. NO. 2 FEBRUARI 2019 E-ISSN: 2527-4864", "type": "Page header" }, { "left": 497, "top": 796, "width": 21, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "185", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 85, "width": 459, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ANALISA PERANCANGAN DAN PENGGUNAAN SISTEM E-PROCUREMENT STUDI KASUS PT. SANGRA RATU BOGA", "type": "Section header" }, { "left": 272, "top": 134, "width": 52, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Danny Ong", "type": "Section header" }, { "left": 196, "top": 158, "width": 206, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sistem Informasi Kampus Kabupaten Karawang", "type": "Table" }, { "left": 220, "top": 169, "width": 157, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Bina Sarana Informatika www.bsi.ac.id", "type": "Text" }, { "left": 254, "top": 193, "width": 90, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[email protected]", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 228, "width": 220, "height": 352, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract — procurement process for stuff from a long time ago until right now has been common process used by company to do their production process. At this moment, procurement process for ingredients or supporting stuff almost abused in form of corruption. So that action has given loss in material or processed in company. This problem could be found at PT SANGRA RATU BOGA before doing their job for designing and using e- procurement like not balancing between money expend and product receiving in storage, many reason has been made by staff in operation division like no stock opname scheduled process and many else that causing quantity problem. Design and usage of e-procurement in business process become a breakthrough for a company to make documenting and integrating system so procurement process could always be monitored and responsible by data. Analyst for implementing and usage of e-procurement in propose to know how much impact in business changing after using system and design process also. In case for doing that analyst, there is a requirement to do observation and analyst existing process by comparing before and after using e-procurement. The result of analyst showed there is a difference in data section between after and before using e- procurement, that could be described in quantity at storage and money expend by finance division always show balancing .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 593, "width": 220, "height": 176, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Intisari — Proses pengadaan barang dari dulu hingga saat ini sudah menjadi proses yang umum digunakan oleh perusahaan dalam melaksanakan proses produksi. Proses pengadaan barang baik bahan baku ataupun pendukung hingga saat ini juga sering disalah gunakan dalam bentuk korupsi sehingga mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Hal tersebut dapat terlihat pada PT SANGRA RATU BOGA sebelum melakukan perancangan dan penggunaan e-procurement dimana pengeluaran uang yang sudah dilakukan tidak sesuai dengan jumlah barang yang diterima di gudang, muncul adanya informasi tidak dilakukannya pengecekan berkala sehingga menyebabkan barang kurang selalu menjadi", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 228, "width": 221, "height": 258, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "alasan dari orang yang bekerja di divisi operasional. Perancangan dan penggunaan e- procurement dalam bisnis menjadi suatu terobosan bagi perusahaan untuk mendokumentasikan dan mengintegrasikan sistem agar proses pengadaan dapat selalu dijaga dan dipertanggung jawabkan secara data. Penelitian terhadap pelaksanaan dan penggunaan e- procurement bertujuan untuk mengetahui seberapa besar dampak perubahan bisnis setelah penggunaan sistem dan juga proses perancangannya. Dimana dalam melakukan penelitian tersebut, dilakukan dengan melakukan observasi dan analisa terhadap proses yang ada serta melakukan perbandingan sebelum dan sesudah penggunaan e-procurement. Hasil analisa yang dilakukan memang menunjukan bahwa adanya perbandingan data antara sesudah dan sebelum penggunaan e-procurement dijelaskan dari jumlah barang digudang dan uang yang dikeluarkan divisi keuangan selalu menuju keseimbangan", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 498, "width": 221, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci : e-procurement, dokumentasi, integrasi, observasi, analisa", "type": "Text" }, { "left": 380, "top": 545, "width": 74, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 306, "top": 568, "width": 223, "height": 200, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perkembangan industri bisnis yang semakin modern tidak bisa dipisahkan dalam pengaruhnya terhadap IT. Proses pengadaan barang dalam perusahaan selama ini banyak mengalami tantangan dalam suatu industri perusahaan untuk mendukung bisnisnya seperti pengadaan yang dimanipulasi dari harga hingga jumlah yang dibutuhkan (Nurmandi & Kim, 2015). Kebutuhan akan sebuah konsep yang dapat menjaga kestabilan dan transparasi data pengadaan saat ini banyak diperkenalkan dengan penggunaan e-procurement pada industri bisnis. Masalah perusahaan muncul dari perusahaan terkait data persediaan tidak berbanding lurus dengan persediaan fisik (Dyatmika, 2018) sehingga selama proses berjalan kondisi persediaan barang di gudang banyak terjadi kehilangan dan seluruh proses pembelian", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 150, "height": 26, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "VOL. 4. NO. 2 FEBRUARI 2019 E-ISSN: 2527-4864", "type": "Page header" }, { "left": 381, "top": 37, "width": 146, "height": 26, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI KOMPUTER", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 796, "width": 21, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "186", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 85, "width": 220, "height": 235, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "barang tidak transparan karena proses bisnis yang belum berjalan dan didukung penuh oleh sistem Dengan proses pengadaan yang terdokumentasi pada sistem dan tersentralisasi dari semua cabang akan memberikan suatu kemudahan bagi perusahaan dalam proses pengadaan barang. Melalui kebutuhan-kebutuhan tersebut, maka Fungsi e-procurement dapat menjawab seluruh permasalahan yang ada dalam industri bisnis untuk berkembang ke arah yang lebih effektif dibandingkan dengan proses yang berjalan tanpa adanya kebijakan serta system yang terintegrasi. Sehingga tujuan penelitian dari penggunaan e- Procurement diharapkan akan memiliki proses evaluasi yang dapat dipertanggung jawabkan dan memberikan keuntungan dari sisi pengadaan barang (Pandu Wicaksono, Urumsah, & Asmui, 2017). Konteks penelitian ini akan mengacu pada perbandingan persediaan barang antara sebelum dan sesudah penggunan e-procurement.", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 331, "width": 101, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BAHAN DAN METODE", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 355, "width": 221, "height": 141, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian penggunaan e-procurement dilakukan dengan metode komparatif dan evaluasi. Metode komparatif akan dilakukan dengan melakukan perbandingan data persediaan barang terkait effektifitas penggunaan sebelum dan sesudah menggunakan sistem e-procurement dengan menggunakan balance scorecard (Rotchanakitumnuai, 2013) sedangkan metode evaluasi akan dilakukan dengan melakukan pengecekan proses berjalannya sistem terkait dengan effektifitas dan effisiensi selama proses berjalan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 495, "width": 220, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber data persediaan barang dan penggunaannya diperoleh dari rekapan data divisi gudang serta divisi FAD ( Finance Accounting Department ). Teknik pengumpulan data dengan menggunakan studi dokumen terhadap data yang diperoleh dari setiap divisi, memeriksa angka yang masuk dan keluar serta perbandingannya setelah menggunakan e-procurement", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 589, "width": 220, "height": 176, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis data persediaan menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara kondisi persediaan barang didalam gudang dengan penjualan yang terjadi di perusahaan sebelum menggunakan e-procurement dimana perbandingan dilihat data pada tahun berjalan yaitu tahun 2015 (sebelum menggunakan e- procurement) dan 2016 (menggunakan e- procurement). Sedangkan effektifitas penggunaan sistem dilakukan evaluasi ketika e-procurement sudah go live dengan mengukur waktu proses perhitungan persediaan yang harus dilakukan pengadaan serta kecepatan pemasukan data oleh user yang didukung dari sisi tampilan layer yang digunakan.", "type": "Text" }, { "left": 356, "top": 97, "width": 120, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 306, "top": 120, "width": 221, "height": 118, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisa data persediaan gudang dengan konsep komparatif dari tabel 1 dan 2 menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang sangat signifikasn antara tahun 2015 hingga 2016 sebelum dan sesudah penggunaan sistem e-procurement. Hasil perbandingan menunjukan bahwa perbedaan nilai stok di gudang lebih baik di tahun 2016 dikarenakan adanya pengawasan terhadap karyawan gudang dalam melakukan proses keluar masuk barang.", "type": "Text" }, { "left": 348, "top": 237, "width": 138, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Persediaan Tahun 2015", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 264, "width": 211, "height": 456, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bula n Produk Kuantit as Masuk Kuantita s Keluar Perse diaan setel ah SO Jan Fermipan 144820 144241 532 Feb Fermipan 127362 113451 1374 2 Mar Fermipan 120814 120730 84 Apr Fermipan 183914 183314 528 May Fermipan 139971 138741 1173 Jun Fermipan 152814 152703 107 Jul Fermipan 168012 167005 984 Aug Fermipan 118893 117357 1412 Sep Fermipan 176902 175010 1854 Oct Fermipan 112002 110018 1932 Nov Fermipan 128911 110421 1833 4 Dec Fermipan 127234 126583 572 Jan Primamix 168012 143742 2387 5 Feb Primamix 165221 163042 2074 Mar Primamix 100234 98432 1703 Apr Primamix 99234 99128 103 May Primamix 100123 100002 98 Jun Primamix 141214 138742 2158 Jul Primamix 124145 123024 984 Aug Primamix 144111 140421 3620 Sep Primamix 165123 158841 6183 Oct Primamix 173412 170023 3184 Nov Primamix 144122 138001 5983 Dec Primamix 156623 143764 1204 3", "type": "Table" }, { "left": 306, "top": 720, "width": 166, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber : (PT. Sangra Ratu Boga, 2015)", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 743, "width": 220, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1 menunjukan bahwa terdapat selisih yang besar setelah dilakukan pengecekan fisik dan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 146, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI KOMPUTER", "type": "Page header" }, { "left": 377, "top": 37, "width": 150, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "VOL. 4. NO. 2 FEBRUARI 2019 E-ISSN: 2527-4864", "type": "Page header" }, { "left": 497, "top": 796, "width": 21, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "187", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 85, "width": 220, "height": 534, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "terjadi pada semua produk selama tahun berjalan sebelum menggunakan sistem e-procurement oleh perusahaan terhadap 2 produk unggulan perusahaan berdasarkan penelitian yang dilakukan. Tabel 2. Persediaan Tahun 2016 Bula n Produk Kuantitas Masuk Kuantitas Keluar Perse diaan Setela h SO Jan Fermipan 172345 171991 354 Feb Fermipan 130415 128821 1592 Mar Fermipan 162418 161732 686 Apr Fermipan 200871 198424 2447 May Fermipan 149841 137571 1221 2 Jun Fermipan 147799 142882 4912 Jul Fermipan 169411 167244 2167 Aug Fermipan 147721 137741 9927 Sep Fermipan 169045 162424 6621 Oct Fermipan 150824 147799 3025 Nov Fermipan 142887 138812 4075 Dec Fermipan 134882 131458 3424 Jan Primamix 176779 159345 1713 2 Feb Primamix 187342 176631 1071 1 Mar Primamix 99421 97441 1980 Apr Primamix 100414 100239 175 May Primamix 139772 135994 3778 Jun Primamix 158841 147434 1121 9 Jul Primamix 142778 141432 1346 Aug Primamix 165427 159875 5550 Sep Primamix 179004 173451 5553 Oct Primamix 184241 183204 1037 Nov Primamix 168932 163492 5440 Dec Primamix 168993 167342 1651 Sumber : Data Penggunaan e-Procurement (2016)", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 630, "width": 220, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2 menunjukan bahwa persediaan setelah dilakukan pengecekan fisik lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 665, "width": 220, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Evaluasi terhadap penggunaan e-procurement dalam proses pengadaan barang :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 689, "width": 206, "height": 59, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Leadership Kepemimpinan manajemen (Nurmandi & Kim, 2015) perusahaan menjadi kunci innovative dalam pengembangan dan penggunaan e-procurement", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 747, "width": 188, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H 1 : Semakin tinggi faktor tingkat kesuksesan e-procurement, maka semakin", "type": "List item" }, { "left": 339, "top": 85, "width": 188, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tinggi pengembangan pembelajaran dan inovasi dalam organisasi", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 108, "width": 206, "height": 118, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Human Resources Proses migrasi mendapakatkan dukungan dan keinginan dari user (Nurmandi & Kim, 2015) dalam mempercepat penggunaan e- procurement yang juga didasari dari keunggulan sistem yang dirancang H 2 : Semakin tinggi faktor kesuksesan e- procurement, maka semakin tinggi pengembangan proses internal perusahaan 3. Planning and Management", "type": "Table" }, { "left": 321, "top": 226, "width": 206, "height": 176, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perencanaan dan penanganan dalam pengembangan e-procurement menjadi dasar dari lancarnya implementasi dan penggunaan oleh karyawan H 3 : Semakin tinggi tingkat pembelajaran e- procurement, maka semakin tinggi pengembangan proses internal kearah perkembangan 4. Policy and Regulations Kebijakan dan regulasi yang dibentuk menjadi dasar kepatuhan karyawan dalam menjalankan program berdasarkan SOP H 4 : Semakin tinggi faktor kesuksesan e- procurement, maka semakin tinggi tingkat kepuasan pihak internal", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 402, "width": 206, "height": 82, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Sistem Integration Sistem integrasi memberikan fasilitas untuk melakukan pengawasan dan pembayaran secara online H 5 : Semakin tinggi pengembangan proses e-procurement, maka semakin tinggi tingkat kepuasan semua pihak", "type": "Table" }, { "left": 321, "top": 484, "width": 82, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Standarization", "type": "List item" }, { "left": 339, "top": 495, "width": 188, "height": 83, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keuntungan financial diperoleh dari proses sederhana yang diterapkan dalam perencanaan keuangan operasional dan pengembangan H 6 : Semakin tinggi faktor kesuksesan e- procurement, maka semakin tinggi keuntungan financial yang didapat", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 589, "width": 221, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Evaluasi terhadap proses kerja karyawan dalam menggunakan sistem dilakukan dengan siklus RTP (Smart, 2010):", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 624, "width": 54, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Request", "type": "List item" }, { "left": 339, "top": 636, "width": 188, "height": 47, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Koordinasi terkait permintaan barang dari divisi gudang ke divisi pembelian berjalan sesuai SOP karena diharuskan melampirkan data persediaan berjalan.", "type": "Table" }, { "left": 321, "top": 683, "width": 206, "height": 47, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Order Order atas request dari divisi gudang dijalankan dengan lampiran data PO yang sukses dibaca oleh supplier", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 730, "width": 206, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Receive Proses penerimaan barang atas order supplier di-update pada e-procurement", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 150, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "VOL. 4. NO. 2 FEBRUARI 2019 E-ISSN: 2527-4864", "type": "Page header" }, { "left": 381, "top": 37, "width": 146, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI KOMPUTER", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 796, "width": 21, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "188", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 85, "width": 189, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "untuk menutup data order agar tidak terjadi duplikasi", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 108, "width": 206, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Pay Proses pembayaran dilakukan berdasarkan jumlah penerimaan yang terjadi digudang dan dilakukan menggunakan sistem", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 167, "width": 220, "height": 59, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil evaluasi dalam penggunaan sistem pada poin-poin penting yang dilakukan menjelaskan bahwa adanya kepuasan dalam meminimalisir resiko yang pernah terjadi (Vaidya & Campbell, 2016)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 237, "width": 206, "height": 169, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3. Point yang di-survei Poin Utama Poin yang di-survei Efficiency EFF EEF1 Mengurangi durasi waktu Pembelian EFF2 Meningkatkan performa inputan data dari waktu yang diberikan EFF3 Mengurangi jumlah karyawan di divisi pembelian EFF6 Mengurangi biaya pengiriman EFF8 Mengurangi biaya negosiasi EFF10 Mengurangi pembelian pada supplier yang tidak terdaftar EFF11 Mengurangi jumlah supplier", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 406, "width": 155, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber : (Vaidya & Campbell, 2016)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 430, "width": 220, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karakteristik dalam melakukan survei dalam pengukurannya terhadap perfoma sistem", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 465, "width": 217, "height": 111, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4. Karakteristik Survei Karakteristik Sample Penjelasan Responden Kuesioner dibuat berdasarkan hasil penelitian perusahaan Jumlah Sample 5 kuesioner Tingkat Responden Dapat dihitung dengan nilai 100% dari jumlah 5 sample yang dibuat Kualitas Data Responden tingkat atas terkait langsung dengan pimpinan divisi Sumber : (Ong, 2017)", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 587, "width": 220, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil rangkuman kuesioner dalam penggunaan e-procurement (dengan nilai maksimal 100) :", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 611, "width": 220, "height": 155, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 5. Nilai Survei Poin Utama Poin yang di-survei Nilai Akumulatif EEF1 Mengurangi durasi waktu Pembelian 95 EFF2 Meningkatkan performa inputan data dari waktu yang diberikan 90 EFF3 Mengurangi jumlah karyawan di divisi pembelian 70 EFF6 Mengurangi biaya pengiriman 98 EFF8 Mengurangi biaya negosiasi 85 EFF10 Mengurangi pembelian 90", "type": "Table" }, { "left": 306, "top": 85, "width": 221, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pada supplier yang tidak terdaftar EFF11 Mengurangi jumlah supplier 80 Sumber:(Ong, 2017) Evaluasi menggunakan balance scorecard untuk mengevaluasi", "type": "Table" }, { "left": 306, "top": 159, "width": 221, "height": 199, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "performa proses (Rotchanakitumnuai, 2013) : Tabel 6. Nilai Pengukuran BSC Faktor Kesuksesan Penjelasan Nilai Rata-Rata Pengukuran Kemampuan teknikal e- procurement e-procument handal dalam bisnis, keamanan terjaga dan kecepatan performa baik 95 Kepercayaan penggunaan e-procurement menyelesaikan masalah secara effisien sesuai prosedur 95 Faktor Organisasi Adaptasi pengguna, pelatihan penggunaan sistem baik, komitmen manajemen dalam pengembangan 85", "type": "Table" }, { "left": 306, "top": 359, "width": 91, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: (Ong, 2017)", "type": "Picture" }, { "left": 306, "top": 523, "width": 159, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber : (Rotchanakitumnuai, 2013)", "type": "Section header" }, { "left": 349, "top": 535, "width": 135, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Modul Konseptual", "type": "Section header" }, { "left": 306, "top": 560, "width": 220, "height": 206, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 7. Dimensi Faktor Sukses e-procurement Faktor yang diukur Pengukuran Mean Cronbach's α Faktor 1 : Kehandalan sistem 0.836 Kehandalan sistem 0.807 4.47 Keamanan sistem 0.783 4.61 Mudah digunakan 0.820 4.11 Mudah akses 0.621 3.85 Kecepatan 0.562 4.12 Faktor 2 : Kemampuan layanan 0.829 Kemampuan layanan 0.878 4.01 Proses akurasi transaksi 0.842 3.91 Faktor 3 : Dukungan 0.885", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 146, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI KOMPUTER", "type": "Page header" }, { "left": 377, "top": 37, "width": 150, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "VOL. 4. NO. 2 FEBRUARI 2019 E-ISSN: 2527-4864", "type": "Page header" }, { "left": 497, "top": 796, "width": 21, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "189", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 85, "width": 153, "height": 116, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kebijakan Menyediakan latihan 0.760 4.03 Adaptasi perubahan 0.740 3.81 Sikap baik manajemen 0.715 4.12 Kerja tim 0.735 4.01 Perubahan cepat karyawan 0.728 4.10 Pengembangan proses 0.621 4.22", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 201, "width": 91, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: (Ong, 2017)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 225, "width": 220, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses identifikasi pada tabel dilakukan dengan melihat faktor sukses kemampuan sistem dan layanan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 272, "width": 219, "height": 357, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 8. Dimensi BSC e-procurement Faktor yang diukur Pengukuran Mean Cronbach's α Pembelajaran organisasi 0.885 Pengembangan kemampuan e- procurement 0.928 3.67 Pengembangan kemampuan penggunaan TI 0.921 3.62 Pengembagan budaya transparansi 0.810 3.89 Pengembangan proses internal 0.943 Pengurangan keterlambatan 0.978 2.58 Proses yang lebih cepat 0.952 2.60 Kepuasan pelanggan internal 0.784 Kepuasan antara divisi pembelian 0.904 3.00 Kepuasan pelanggan untuk kualitas Produk / layanan 0.895 2.74 Keuntungan finansial 0.712 Pengurangan harga produk / layanan 0.851 3.35 Biaya akuisisi rendah 0.873 2.96 Sumber: (Ong, 2017)", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 640, "width": 220, "height": 71, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-Procurement memberikan dampak positif pada perusahaan. Hasil evaluasi dilakukan secara rutin setiap bulan dengan membandingkan bulan yang sama pada periode sebelumnya. Pada tabel menunjukan e-procurement sukses dalam penerapan", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 226, "width": 89, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber:(Ong, 2017)", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 238, "width": 206, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Grafik Production E-Procurement", "type": "Section header" }, { "left": 306, "top": 261, "width": 221, "height": 153, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Grafik diatas menunjukan hasil implementasi terhadap e-procurement, hasil dari grafik menunjukan bahwa penggunaan e-procurement perusahaan lebih tepat dan berhasil dalam melakukan pencocokan data antara data pesanan, uang yang dikeluarkan dan juga hasil order barang yang diterima. Setiap bulan lebih baik dari bulan yang sama di periode sebelumnya. Investasi yang dikeluarkan oleh perusahaan telah memberikan dampak positif yang harus terus dikembangkan Pembahasan Sistem Ruang lingkup sistem berbasis web dan seluruh cabang akan terhubung ke server head office (HO)", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 582, "width": 192, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: (Ong, 2017) Gambar 3. Layar Pembuatan Order", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 617, "width": 221, "height": 47, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Halaman Pembuatan Order Sistem integrasi pembuatan order yang terhubung dengan data master dan juga keuangan dari seluruh cabang", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 150, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "VOL. 4. NO. 2 FEBRUARI 2019 E-ISSN: 2527-4864", "type": "Page header" }, { "left": 381, "top": 37, "width": 146, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI KOMPUTER", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 796, "width": 21, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "190", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 252, "width": 91, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: (Ong, 2017)", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 263, "width": 190, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 4. Layar Halaman PO Monitoring", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 287, "width": 112, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Halaman PO Monitoring", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 298, "width": 220, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses monitoring PO dilakukan oleh user yang secara khusus diberikan akses karena order terhubung secara otomatis dengan sistem keuangan", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 357, "width": 64, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 381, "width": 220, "height": 105, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sistem E-Procurement merupakan penerapan yang telah terbukti memberikan banyak manfaat bagi perusahaan dalam melakukan proses pengadaan barang baik bahan baku ataupun bahan supporting dalam menjalankan bisnis produksi perusahaan. Hal tersebut dapat dilihat dari perbandingan yang telah dilakukan antara ketika menggunakan E-Procurement dan sebelum menggunakannya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 486, "width": 220, "height": 176, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perbandingan terbesar dapat dilihat dari kapasitas stock secara nyata antara order dan barang yang diterima baik dalam aspek kuantitas ataupun finansial. Selain itu policy dan regulasi yang dterapkan telah memberikan dampak positif dalam mencegah seluruh karyawan untuk melakukan tindakan negatif seperti penyeludupan order ataupun pemesanan diluar jumlah fisik yang tidak sesuai karena semua aktivitas telah terdokumentasi dengan baik secara sistem Selain itu sistem e-procurement yang sudah terintegrasi dengan sistem finance dalam melakukan pembayaran juga memberikan pelayanan kepada user lebih mudah dalam melakukan penggunaan fungsi secara menyeluruh", "type": "Text" }, { "left": 154, "top": 675, "width": 54, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "REFERENSI", "type": "Formula" }, { "left": 71, "top": 699, "width": 45, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dyatmika,", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 699, "width": 196, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "S. B. (2018). PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT GENERIK DENGAN METODE ANALISIS ABC, METODE", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 85, "width": 196, "height": 71, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ), DAN REORDER POINT (ROP) DI APOTEK XYZ TAHUN 2017 | Dyatmika | Modus Journals. MODUS JURNALS , 30 (1), 71–95. https://doi.org/https://doi.org/10.24002/m odus.v30i1.1589", "type": "Table" }, { "left": 306, "top": 167, "width": 221, "height": 82, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nurmandi, A., & Kim, S. (2015). Making e- procurement work in a decentralized procurement system: A comparison of three Indonesian cities. International Journal of Public Sector Management , 28 (3), 198–220. https://doi.org/10.1108/IJPSM-03-2015- 0035", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 261, "width": 220, "height": 47, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ong, D. (2017). Laporan Akhir Penelitian - Analisa Perancangan Dan Penggunaan Sistem E- Procurement Studi Kasus PT. Sangra Ratu Boga . Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 320, "width": 220, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pandu Wicaksono, A., Urumsah, D., & Asmui, F.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 331, "width": 195, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2017). The Implementation of E-", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 343, "width": 197, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "procurement System: Indonesia Evidence. SHS Web of Conferences , 34 (7), 10004.", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 366, "width": 191, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.1051/shsconf/20173410 004", "type": "Table" }, { "left": 306, "top": 402, "width": 221, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PT. Sangra Ratu Boga. (2015). Data Rekapan Divisi Gudang . Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 437, "width": 221, "height": 59, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rotchanakitumnuai, S. (2013). Assessment of e- procurement auction with a balanced scorecard. International Journal of Physical Distribution and Logistics Management , 43 (1), 39–53.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 495, "width": 193, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.1108/096000313112932", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 507, "width": 13, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "46", "type": "List item" }, { "left": 306, "top": 531, "width": 221, "height": 58, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Smart, A. (2010). Exploring the business case for e- procurement. International Journal of Physical Distribution and Logistics Management , 40 (3), 181–201. https://doi.org/10.1108/096000310110350", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 589, "width": 13, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "83", "type": "List item" }, { "left": 306, "top": 613, "width": 220, "height": 59, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vaidya, K., & Campbell, J. (2016). Multidisciplinary approach to defining public e-procurement and evaluating its impact on procurement efficiency. Information Systems Frontiers , 18 (2),", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 660, "width": 197, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "333–348. https://doi.org/10.1007/s10796-014-9536- z", "type": "Table" } ]
60678734-01d5-77ef-3403-f685f6ed971d
https://academicjournal.yarsi.ac.id/index.php/sainstekes/article/download/3798/1607
[ { "left": 316, "top": 70, "width": 197, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MAJALAH SAINSTEKES 10(2): 095-102 (2023)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 108, "width": 429, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seberapa Berisiko Pesepeda di Jalan Raya? Studi Perilaku Pesepeda di DKI Jakarta", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 156, "width": 392, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "How Risky is it to bike on the road? DKI Jakarta Cyclist Behaviour", "type": "Section header" }, { "left": 193, "top": 188, "width": 213, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arif Triman, Chandradewi Kusristanti Fakultas Psikologi, Universitas YARSI Corresponding author: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 255, "width": 72, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KATA KUNCI", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 282, "width": 54, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 627, "width": 66, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KEYWORDS", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 655, "width": 64, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 255, "width": 326, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perilaku bersepeda, persepsi risiko, pengetahuan aturan, gangguan", "type": "Section header" }, { "left": 184, "top": 282, "width": 333, "height": 154, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bersepeda menjadi kegiatan yang paling populer dilakukan untuk berolahraga dan juga melepas kejenuhan. Selain memiliki dampak positif, peningkatan jumlah pengguna sepeda juga memiliki dampak negatif, salah satunya adalah kecelakaan. Kecelakaan ini bisa disebabkan oleh faktor eksternal seperti pengendara lain di jalan raya ataupun faktor internal seperti adanya eror, pelanggaran peraturan lalu lintas ataupun distraksi dijalan raya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor-faktor yang berkorelasi dengan kecelakaan sepeda. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan kuesioner The Cycling Behavior Questionnaire (CBQ) (α=0.7 - 0,85) dan Cyclist Risk Perception and Regulation", "type": "Table" }, { "left": 184, "top": 434, "width": 333, "height": 140, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Scale (CRPRS) (α=0.68 - 0,77). Partisipan penelitian ini adalah 241 pesepeda di DKI Jakartayang diambil menggunakan teknik snowball sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa violation dan error berkorelasi negatif dengan risk perception dan self- reported rule knowledge. Lalu, positive behavior berkorelasi positif dengan risk perception dan dan self-reported rule knowledge serta berkorelasi negatif dengan distraction. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa perilaku bersepeda yang aman akan berkaitan dengan seberapa banyak distraksi yang mengganggu konsentrasi pesepeda dan tingkat persepsi pesepeda terhadap suatu risiko.", "type": "Table" }, { "left": 184, "top": 572, "width": 331, "height": 44, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain itu, pengetahuan tentang peraturan bersepeda d i jalan raya juga memiliki keterkaitan dengan perilaku berisiko pada pesepeda di jalan raya.", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 627, "width": 297, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "cycling behavior, risk perception, rule knowledge; distraction", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 655, "width": 331, "height": 113, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cycling has become one of the most popular activities for exercising and relieving boredom. In addition to positive impacts, the increasing number of cyclists also has negative impacts, one of which is accidents. These accidents can be caused by external factors such as other motorists on the road or internal factors such as errors, violations of traffic rules or distractions on the road. This study aims to assess the factors that correlate with bicycle accidents. This study used a quantitative approach with The", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 35, "width": 431, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "96 SEBERAPA BERISIKO PESEPEDA DI JALAN RAYA? STUDI PERILAKU PESEPEDA DI DKI JAKARTA", "type": "Page header" }, { "left": 184, "top": 70, "width": 329, "height": 30, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cycling Behaviour Questionnaire (CBQ) (α=0.7 -0.85) and the Cyclist Risk Perception and Regulation Scale (CRPRS) (α=0.68 -", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 97, "width": 331, "height": 154, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0.77). The participants of this study were 241 cyclists in DKI Jakarta who were taken using a snowball sampling technique. The results showed that violation and error were negatively correlated with risk perception and self-reported rule knowledge. Then, positive behavior is positively correlated with risk perception and self-reported rule knowledge and negatively correlated with distraction. Based on these results, it can be concluded that safe cycling behavior will be related to how many distractions interfere with cyclists' concentration and the level of cyclists' perception of risk. In addition, knowledge of road cycling rules is also associated with risky road cycling behavior.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 290, "width": 99, "height": 17, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 304, "width": 219, "height": 458, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Telah lebih dari 2 tahun virus Covid- 19 melanda Indonesia. Berbagai kebijakan telah dilakukan oleh pemerintah untuk menekan laju pertumbuhan kasus Covid- 19 setiap harinya. Tidak hanya dari pemerintah, setiap lapisan masyarakat juga berusaha agar tetap sehat dan terhindar dari virus ini. Setiap individu harus menjaga kesehatan untuk meminimalisasi peluang terinfeksi virus ini. Hal ini tentunya berdampak pada berbagai sektor kehidupan, salah satunya tren bersepeda (Budi dkk., 2021). Bersepeda menjadi kegiatan yang paling populer dilakukan untuk berolahraga dan juga melepas kejenuhan. Selain itu, bersepeda juga dianggap paling sesuai dengan kebijakan menjaga jarak yang dianjurkan oleh pemerintah (Fitroni dk k., 2021). Jumlah pengguna sepeda di jalan raya juga ditemukan meningkat pada masa pandemi. Terdapat peningkatan 10 kali lipat pengguna sepeda di DKI Jakarta selama masa pandemi ini ( Institute for Transportation and Development Policy , 2020). Peningkatan ini dapat didukung oleh fungsi sepeda sebagai salah satu moda transportasi yang ramah lingkungan karena tidak memiliki komponen mesin, sehingga membantu menjaga kesehatan lingkungan (Useche dkk., 2021). Selain itu, terdapat studi", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 290, "width": 216, "height": 472, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang menemukan bahwa sepeda menjadi alternatif paling baik sebagai moda transportasi yang mendukung program social distancing pada masa pandemi ini (Shang dkk., 2021). Tidak hanya sejalan dengan kebijakan-kebijakan terkait Covid- 19, bersepeda juga merupakan alternatif gaya hidup sehat. Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah membangun jalur sepeda sepanjang hampir 200 kilometer (Jakarta Rendah Emisi, 2021). Jalur tersebut dibangun sejak tahun 2019 hingga 2021, dan direncanakan untuk mencapai lebih dari 600 km pada tahun 2030 mendatang. Di luar jalur sepeda tersebut, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga telah berupaya mensosialisasikan gerakan bersepeda, salah satunya dengan meluncurkan buku panduan bersepeda secara aman. Selain memiliki dampak positif, peningkatan jumlah pengguna sepeda juga memiliki dampak negatif, salah satunya adalah kecelakaan. Hal ini terlihat dari meningkatnya angka kecelakaan lalu lintas yang melibatkan para pesepeda. Selama tahun 2020 terdapat 29 p eristiwa kecelakaan di DKI Jakarta yang melibatkan pesepeda, dan 17 diantaranya mengakibatkan korban meninggal dunia (Rahadiansyah, 2020). Kasus kecelakaan tersebut tentunya", "type": "Text" }, { "left": 203, "top": 34, "width": 192, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ARIF TRIMAN, CHANDRADEWI KUSRISTANTI", "type": "Page header" }, { "left": 508, "top": 34, "width": 9, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "97", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 70, "width": 226, "height": 678, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menjadi sulit untuk dihindari karena tidak semua ruas jalan di Jakarta memiliki jalur sepeda khusus dan para pesepeda juga berbagi jalur dengan moda transportasi lain seperti: mobil dan sepeda motor. Kajian yang masih minim di Indonesia membuat kesimpulan penyebab kecelakaan sepeda, khususnya di Jakarta menjadi sulit dicapai. Apabila dilihat dari faktor-faktor yang menyebabkan kecelakaan di jalan raya, faktor internal seperti atensi, kepribadian, persepsi dan lainnya menjadi penyumbang terbesar di- bandingkan faktor eksternal, seperti jalan raya, kemacetan, dll (Triman & Bagaskara, 2017) . Hal ini juga didukung penelitian lain yang dilakukan di luar negeri, yang menemukan faktor kepribadian seperti pada trait neuroticism dan conscientiousness mempengaruhi perilaku mengemudi berisiko para pengendara sepeda motor (Romero dkk., 2019 ). Penelitian lain yang juga dilakukan di luar negeri mendapati faktor distraksi, konsumsi alkohol, atensi, kecepatan kendaraan dan faktor lain memiliki peran yang signifikan terhadap kecelakaan mobil di jalan raya (Rolison dkk., 2018). Penelitian lainnya juga menemukan faktor risk perception dan distraksi erat kaitannya dengan kecelakaan bagi para pesepeda. Kummeneje dan Rundmo 2020) menemukan faktor risk perception memiliki keterkaitan dengan kecelakaan dengan pengendara lain di jalan raya (Kummeneje & Rundmo, 2020). Dalam penelitian ini juga ditemukan para pesepeda yang memiliki risk perception yang tinggi cenderung menghindari jalan raya yang padat atau ramai untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan. Selain itu penelitian lain yang dilakukan oleh Useche, dkk (2018) menemukan bahwa adanya distraksi menjadi faktor yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan bagi para pesepeda di jalan raya.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 70, "width": 224, "height": 264, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kajian perilaku berkendara pengendara sepeda motor dan mobil sudah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya, namun masih sedikit kajian yang meneliti perilaku mengemudi pada pesepeda terutama di Indonesia, terlebih lagi di Jakarta. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dengan perilaku pesepeda berisiko dengan risk perception, self-reported rule knowledge dan cycling distraction ) di DKI Jakarta. harapkan hasil penelitian ini dapat menyumbang gambaran aspek psikologis dari risiko kecelakaan pada pesepeda. Nantinya, hasil penelitian ini dapat dikembangkan menjadi landasan intervensi yang dilakukan oleh praktisi.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 345, "width": 137, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 359, "width": 217, "height": 403, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Populasi dalam penelitian ini adalah pesepeda yang berada di wilayah DKI Jakarta, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah para pesepeda yang ikut dalam klub, pesepeda yang rutin bersepeda untuk bekerja dan pengguna rutin sepeda di jalan raya di Jakarta. Sampel penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik snowball sampling di mana peneliti menggunakan jejaring beberapa klub sepeda ataupun media sosial perkumpulan sepeda untuk mendapatkan partisipan (Kumar, 2011). Perilaku bersepeda diukur menggunakan The Cycling Behavior Questionnaire (CBQ) milik Useche, dkk (2018) yang terdiri dari 29 aitem dengan skala likert 1 - 5 (1=Tidak Pernah, 5=Sangat Sering). Instrumen alat ukur ini memiliki 3 dimensi yang merupakan perilaku berbahaya dan perilaku aman yang dilakukan oleh pesepeda, diantaranya traffic violations, riding errors dan positive behaviours dengan skor total semakin besar skor tiap dimensi maka semakin besar partisipan tersebut menerapkan perilaku pada tiap aitem tersebut. Selain itu, faktor-faktor yang terkait risiko kecelakaan diukur", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 34, "width": 431, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "98 SEBERAPA BERISIKO PESEPEDA DI JALAN RAYA? STUDI PERILAKU PESEPEDA DI DKI JAKARTA", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 70, "width": 232, "height": 195, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menggunakan Cyclist Risk Perception and Regulation Scale (RPRS) miliki (Useche dkk., 2019) yang terdiri dari 12 aitem. Instrumen alat ukur ini akan mengukur risk perception , self-reported rule knowledge , dan cycling distraction . Instrumen alat ukur telah diadaptasi ke dalam bahasa indonesia dengan melewati beberapa tahapan. Instrumen diterjemahkan secara forward dan backward . Lalu, uji validitas isi dengan expert judgment . Uji reliabilitas dengan cronbach alpha kepada 241 orang partisipan menunjukkan The Cycling", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 263, "width": 202, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Behavior Questionnaire memiliki indeks reliabilitas yang cukup baik (α=0.7 –", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 290, "width": 215, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0.85), begitu juga dengan Cyclist Risk Perception and Regulation Scale (α=0.68 – 0.77).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 346, "width": 92, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Deskriptif", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 359, "width": 226, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Partisipan penelitian ini merupakan 241 pesepeda di DKI Jakarta (M=22.03,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 387, "width": 202, "height": 71, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SD=4.523). Mayoritas partisipan berumur 21 tahun (55.2%) dengan 145 partisipan perempuan (60.17%) dan 96 partisipan laki -laki (39.83%).", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 70, "width": 212, "height": 71, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Korelasi Pada penelitian ini, peneliti menggunakan software JASP 0.17.2.0 untuk melakukan analisis data. Hasil uji korelasi dapat dilihat pada Tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 152, "width": 214, "height": 267, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL Berdasarkan Tabel 1 dibawah terlihat bahwa beberapa variabel saling berkorelasi secara signifikan. Hasil analisis korelasi Spearman menunjukan bahwa traffic violations secara signifikan berkorelasi negatif dengan risk perception (r 𝑠𝑠 = - 0.210, p <0.05) dan self- reported rule knowledge (r 𝑠𝑠 = - 0.176, p <0.05). Riding errors secara signifikan berkorelasi negatif dengan risk perception (r 𝑠𝑠 = - 0.182, p <0.05) dan self- reported rule knowledge (r 𝑠𝑠 = - 0.239, p <0.05). Di sisi lain, riding errors juga secara signifikan berkorelasi secara positif dengan cycling distraction (r 𝑠𝑠 =0.295, p <0.05). Positive behaviors secara signifikan berkorelasi positif dengan risk perception (r 𝑠𝑠 =0.338,", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 416, "width": 217, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p <0.001) dan self-reported rule knowledge (r 𝑠𝑠 =0.371, p <0.001).", "type": "Text" }, { "left": 216, "top": 470, "width": 166, "height": 17, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Spearman’s Correlations", "type": "Section header" }, { "left": 76, "top": 491, "width": 445, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel Traffic Violations Riding Errors Positive Behaviors Risk Perception Spearman’s rho - 0.210**", "type": "Table" }, { "left": 76, "top": 521, "width": 418, "height": 93, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- 0.182* 0.338*** p-value 0.006 0.017 <.001 Self- reported Rule Knowledge Spearman’s rho", "type": "Table" }, { "left": 261, "top": 577, "width": 37, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- 0.176*", "type": "Table" }, { "left": 76, "top": 577, "width": 418, "height": 107, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- 0.239** 0.371*** p-value 0.020 0.002 <.001 Cycling Distraction Spearman’s rho 0.103 0.295*** - 0.155* p-value 0.177 <.001 0.042 *p<.05, **p<.01, ***p<.001", "type": "Table" }, { "left": 203, "top": 34, "width": 192, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ARIF TRIMAN, CHANDRADEWI KUSRISTANTI", "type": "Page header" }, { "left": 508, "top": 34, "width": 9, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "99", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 69, "width": 52, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DISKUSI", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 95, "width": 213, "height": 457, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan Traffic Violations dan Risk Perception Kecelakaan sepeda paling tinggi terjadi di Jakarta, dimana sebanyak 25 pesepeda mengalami kecelakaan lalu lintas seperti tabrakan dan sebagainya. Pemerintah berusaha menurunkan angka kecelakaan tersebut dengan memperketat kebijakan yang perlu ditaati oleh pengendara sepeda dan kendaraan lainnya untuk menjaga harmoni di antara para pengguna jalan. Kecelakaan terjadi karena berbagai faktor, salah satunya karena pelanggaran terhadap aturan lalu lintas (Hassen dkk., 2011; Kummeneje & Rundmo, 2020). Perilaku me langgar aturan lalu lintas saat bersepeda antara lain seperti: mengendarai sepeda saat berada di bawah pengaruh alkohol atau obat-obatan, melewati aturan kecepatan, melanggar lampu lalu lintas, makan atau memegang benda lain saat bersepeda. Penelitian ini menemukan bahwa traffic violation dan risk perception secara signifikan saling berhubungan negatif pada para pengendara sepeda. Individu yang melakukan pelanggaran- pelanggaran saat bersepeda memiliki persepsi yang buruk terhadap perilaku berisiko saat bersepeda. Para pesepeda tidak menyadari bahwa melakukan pelanggaran aturan dapat membahayakan keamanannya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 562, "width": 217, "height": 209, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan Traffic Violations dan Self- reported Rule Knowledge Pesepeda kerap mengalami kecelakaan yang melibatkan para pengguna motor dan mobil sehingga para pengguna motor dan mobil perlu memahami aturan terkait pembagian jalan dengan pesepeda dan juga menjalani pelatihan seperti program yang ada di negara negara Eropa (Genshow dkk., 2014). Selain itu, para pengguna sepeda juga memerlukan pengetahuan yang baik terkait aturan penggunaan jalan. Pengguna sepeda memang tidak memerlukan surat izin untuk bersepeda", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 70, "width": 217, "height": 236, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "agar dapat menggunakan sepeda, tetapi sebagai pengguna jalan para pengguna sepeda tetap perlu memiliki pemahaman yang baik terkait berbagai aturan lalu lintas. Penelitian ini menemukan bahwa traffic violations berhubungan negatif secara signifikan dengan self-reported rule knowledge . Pesepeda yang melanggar aturan memiliki pemahaman yang buruk terkait aturan lalu lintas. Oleh karena itu, sebagai pengguna jalan, pemahaman aturan lalu lintas yang baik (rambu lalu lintas, pejalan kaki sebagai prioritas, penggunaan jalan khusus pesepeda) perlu dimiliki oleh para pengguna sepeda untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan lalu lintas.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 315, "width": 201, "height": 30, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan Riding Errors dan Risk Perception", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 343, "width": 215, "height": 292, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Riding errors merupakan perilaku berisiko yang tidak sengaja dilakukan oleh pesepeda, seperti tidak menyadari pejalan kaki yang ingin menyebrang dan tidak berhenti saat mereka akan menyebrang. Perilaku berisiko yang tidak disengaja tetap membahayakan bagi pesepeda maupun pengguna lainnya. Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa riding errors dan risk perception saling berhubungan negatif secara signifikan pada pengendara sepeda. Risk perception dapat didefinisikan sebagai evaluasi kognitif individu dalam menilai kemungkinan dan keparahan konsekuensi yang didapatkan saat memunculkan perilaku berisiko (Kummeneje & Rundmo, 2020). Pesepeda dengan risk perception yang buruk cenderung melakukan kelalaian dalam bersepeda secara tidak sengaja.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 644, "width": 214, "height": 127, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan Riding Errors dan Self- reported Rule Knowledge Riding errors secara signifikan berhubungan negatif dengan self- reported rule knowledge . Hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang juga menemukan bahwa pengetahuan terkait aturan dan riding errors memiliki hubungan negatif yang signifikan", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 34, "width": 431, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "100 SEBERAPA BERISIKO PESEPEDA DI JALAN RAYA? STUDI PERILAKU PESEPEDA DI DKI JAKARTA", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 70, "width": 208, "height": 71, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Useche dkk., 2021). Pesepeda dengan pengetahuan yang baik kemungkinan melakukan riding errors yang lebih sedikit dan lebih menunjukkan perilaku yang positif dan taat selama bersepeda.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 150, "width": 224, "height": 251, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan Riding Errors dan Cycling Distraction Pada penelitian ini, ditemukan bahwa riding errors dan cycling distraction secara signifikan saling berhubungan positif pada pengendara sepeda. Temuan tersebut sejalan dengan salah satu penelitian yang dilakukan oleh Useche dkk (2018) yang menemukan bahwa riding errors secara signifikan berhubungan positif dengan cycling distraction pada pengendara sepeda. Oleh karena itu, semakin tinggi suatu cycling distraction (seperti penggunaan handphone, kondisi jalan yang buruk, dan cuaca buruk) maka semakin tinggi juga angka kemungkinan riding errors akan terjadi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 410, "width": 214, "height": 237, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan Positive Behaviors dan Risk Perception Positive behaviors ditemukan saling berhubungan positif secara signifikan dengan risk perception . Hal tersebut sejalan dengan salah satu penelitian lalu lintas di Vietnam yang dilakukan oleh Dinh dkk (2020), yang menemukan bahwa semakin tinggi tingkat kesadaran akan resiko maka semakin tinggi pula perilaku berkendara secara aman, seperti menaati lalu lintas. Implikasinya, peningkatan persepsi risiko secara umum juga dapat meningkatkan sebuah perilaku yang diinginkan seperti sikap keselamatan lalu lintas dan perilaku berkendara dengan baik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 645, "width": 214, "height": 126, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Learning theory sangat relevan dalam dinamika proses terbentuknya persepsi. Menurut Rogers (1997), learning theory membahas terkait pengalaman langsung yang kemudian membentuk persepsi yang dipelajari (dalam penelitian ini terkait persepsi risiko), dimana penguat (reinforcement) memiliki peran yang besar. Terdapat", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 70, "width": 213, "height": 57, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "reinforcement saat perilaku negatif atau positif muncul, secara konsisten dapat meningkatkan persepsi risiko saat bersepeda.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 136, "width": 212, "height": 278, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan Positive Behaviors dan Self- reported Rule Knowledge Positive behaviors dan self- reported rule knowledge saling berhubungan secara signifikan pada pengendara sepeda. Temuan tersebut sesuai dengan salah satu penelitian yang dilakukan oleh Useche dkk (2021), menemukan bahwa terdapat sebuah hubungan positif yang signifikan antara self-reported rule knowledge dan positive behaviors saat bersepeda. Seorang pesepeda dengan self-reported rule knowledge yang tinggi cenderung akan memunculkan positive behaviors yang lebih tinggi. Oleh karena itu, penting sekali untuk menerapkan kebijakan pendidikan keselamatan jalan raya untuk menciptakan pengendara sepeda yang berperilaku baik.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 424, "width": 216, "height": 347, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan Positive Behaviors dan Cycling Distraction Positive behaviors ditemukan secara signifikan berkorelasi negatif dengan cycling distraction . Temuan tersebut sejalan dengan salah satu penelitian yang dilakukan oleh Terzano (2013), yang menemukan bahwa pengendara sepeda yang menggunakan ponsel, mendengarkan perangkat musik portable , atau berbicara dengan pengendara sepeda lain menunjukkan perilaku yang lebih tidak aman dibandingkan pengendara sepeda yang tidak melakukan hal tersebut. Apabila dikaitkan dengan penemuan yang ditemukan peneliti, terlihat bahwa semakin besar seorang pengendara sepeda mengalami cycling distraction maka semakin kecil kemungkinan individu tersebut memunculkan sebuah positive behavior dan cenderung memunculkan perilaku tidak aman dalam bersepeda. Kelebihan pada penelitian adalah topik yang digunakan yaitu", "type": "Text" }, { "left": 203, "top": 34, "width": 192, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ARIF TRIMAN, CHANDRADEWI KUSRISTANTI", "type": "Page header" }, { "left": 504, "top": 34, "width": 14, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "101", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 70, "width": 207, "height": 98, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perilaku berisiko pada pesepeda masih jarang diteliti di Indonesia. Meskipun begitu, penelitian ini masih memiliki kekurangan, dimana partisipan penelitian hanya mencakup pesepeda di DKI Jakarta sehingga temuan tidak dapat digeneralisir secara lebih luas.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 178, "width": 215, "height": 457, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku berisiko bersepeda ( traffic violence , riding errors dan positive behavior ) dengan persepsi terkait risiko, pengetahuan aturan lalu lintas dan perilaku yang taat kepada aturan lalu lintas. Data kuantitatif dengan analisis korelasional menunjukkan bahwa traffic violence berkorelasi secara negatif dengan risk perception dan rule knowledge . Pesepeda yang melanggar aturan memiliki persepsi terkait risiko dan pengetahuan terkait aturan lalu lintas yang buruk. Penelitian ini juga menemukan bahwa riding errors berkorelasi dengan risk perception , rule knowledge dan cycling distraction . Dapat disimpulkan bahwa pesepeda yang melakukan pelanggaran yang tidak disengaja memiliki persepsi terkait risiko yang buruk dan pengetahuan terkait aturan lalu lintas yang buruk serta terdistraksi oleh hal-hal eksternal. Selain itu, hasil juga menunjukkan bahwa positive behavior berkorelasi dengan risk perception , rule knowledge dan cycling distraction . Pesepeda yang menaati aturan lalu lintas dan berkendara dengan aman memiliki persepsi terhadap risiko yang baik, pengetahuan aturan lalu lintas yang baik dan tidak terganggu dengan distraksi eksternal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 644, "width": 224, "height": 113, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SARAN Bagi penelitian berikutnya, disarankan untuk menggunakan pendekatan kualitatif dalam meneliti perilaku pesepeda berisiko. Hal ini dikarenakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih mendalam terkait perilaku pesepeda dan menelisik faktor", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 70, "width": 202, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang menyebabkan kecelakaan bagi para pesepeda di DKI Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 109, "width": 113, "height": 17, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 123, "width": 203, "height": 71, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Budi DR, Widyaningsih R, Nur L, Agustan B, Dwi DRAS, Qohhar W, & Asnaldi A 2021. Cycling during covid- 19 pandemic: Sports or lifestyle? International Journal of", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 192, "width": 210, "height": 167, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Human Movement and Sports Sciences , 9 (4), 765 – 771. https://doi.org/10.13189/saj.2021.0 90422 Dinh DD, Vũ NH, McIlroy RC, Plant KA, & Stanton NA 2020. Effect of attitudes towards traffic safety and risk perceptions on pedestrian behaviours in Vietnam. IATSS Research, 44(3), 238 – 247. https://doi.org/10.1016/j.iatssr.202 0.01.002", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 357, "width": 198, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fitroni H, Wibowo S, & Sulistyarto S", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 371, "width": 177, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2021. Minat masyarakat dalam menggunakan sepeda lipat untuk olahraga rekreasi di kota Surabaya.", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 412, "width": 194, "height": 58, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Media Ilmu Keolahragaan Indonesia , 11 , 2021. http://journal.unnes.ac.id/nju/index .php/mikiTerakreditasiSINTA4", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 467, "width": 223, "height": 168, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Genshow J, Sturzbecher D, & Willmes - Lenz GE 2014. Novice driver preparation – an international comparison Novice driver preparation – an international comparison . Hassen A, Godesso A, Abebe L, & Girma E 2011. Risky driving behaviors for road traffic accident among drivers in Mekele city, Northern Ethiopia. BMC Research Notes , 4 , 2 – 7. https://doi.org/10.1186/1756 - 0500 -", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 633, "width": 217, "height": 113, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 - 535 Institute for Transportation and Development Policy 2020. During coronavirus, Jakarta’s cycling grows as does police backlash . https://www.itdp.org/2020/07/10/d uring-coronavirus-cycling-grows- as-does-police-backlash", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 34, "width": 431, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "102 SEBERAPA BERISIKO PESEPEDA DI JALAN RAYA? STUDI PERILAKU PESEPEDA DI DKI JAKARTA", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 70, "width": 202, "height": 112, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jakarta Rendah Emisi 2021. Infrastruktur bersepeda - Jakarta rendah emisi . https://rendahemisi.jakarta.go.id/ac tion/detail/18/infrastruktur - bersepeda Kumar R 2011. Research methodology . Kota penerbit? : Sage Publications . Kummeneje AM, & Rundmo T 2020.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 180, "width": 218, "height": 182, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Attitudes, risk perception and risk- taking behaviour among regular cyclists in Norway. Transportation Research Part F: Traffic Psychology and Behaviour , 69 , 135 – 150. https://doi.org/10.1016/j.trf.2020.0 1.007 Rahadiansyah R 2020. Kecelakaan pesepeda meningkat saat pandemi . https://oto.detik.com/berita/d- 5092499/kecelakaan -pesepeda- meningkat-saat-pandemi", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 359, "width": 206, "height": 72, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rogers GO 1997. The dynamics of risk perception: How does perceived risk respond to risk events? Risk Analysis, 17(6), 745 – 757. https://doi.org/10.1111/j.1539 -", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 428, "width": 102, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6924.1997.tb01280.x", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 442, "width": 208, "height": 99, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rolison JJ, Regev S, Moutari S, & Feeney A 2018. What are the factors that contribute to road accidents? An assessment of law enforcement views, ordinary drivers’ opinions, and road accident records. Accident Analysis and Prevention ,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 539, "width": 75, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "115 (February),", "type": "Picture" }, { "left": 113, "top": 539, "width": 174, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11 – 24. https://doi.org/10.1016/j.aap.2018. 02.025", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 580, "width": 201, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Romero DL, De Barros DM, Belizario", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 594, "width": 187, "height": 57, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "GO, & De Pádua Serafim A 2019. Personality traits and risky behavior among motorcyclists: An exploratory study.", "type": "Text" }, { "left": 219, "top": 635, "width": 67, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PLoS ONE ,", "type": "Picture" }, { "left": 113, "top": 649, "width": 174, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14 (12), 1 – 15.", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 663, "width": 212, "height": 99, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.1371/journal.pon e.0225949 Shang WL, Chen J, Bi H, Sui Y, Chen Y, & Yu H 2021. Impacts of COVID - 19 pandemic on user behaviors and environmental benefits of bike sharing: A big-data analysis.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 70, "width": 219, "height": 333, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Applied Energy , 285 (December 2020), 116429. https://doi.org/10.1016/j.apenergy. 2020.116429 Terzano K 2013. Bicycling safety and distracted behavior in the Hague, the Netherlands. Accident Analysis and Prevention , 57 , 87 – 90. https://doi.org/10.1016/j.aap.2013. 04.007 Triman A, & Bagaskara S 2017. Peran trait kepribadian terhadap perilaku mengemudi (The role of personality trait to the driving behavior in motorcycle rider in Jakarta). Jurnal Psikogenesis , 5 (2), 150 – 158. Useche SA, Alonso F, Montoro L & Esteban C 2018. Distraction of cyclists: How does it influence their risky behaviors and traffic crashes? PeerJ , 2018 (9). https://doi.org/10.7717/peerj.5616 Useche SA, Alonso F, Montoro L, &", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 401, "width": 176, "height": 99, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Esteban C 2019. Explaining self - reported traffic crashes of cyclists: An empirical study based on age and road risky behaviors. Safety Science , 113 (January 2018), 105 – 114. https://doi.org/10.1016/j.ssci.2018.", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 497, "width": 33, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11.021", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 511, "width": 195, "height": 126, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Useche SA, Philippot P, Ampe T, Llamazares J, & de Geus B 2021. “Pédaler en toute sécurité”: The Cycling Behavior Questionnaire (CBQ) in Belgium – A validation study. Transportation Research Part F: Traffic Psychology and Behaviour , 80 , 260 – 274. https://doi.org/10.1016/j.trf.2021.0", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 635, "width": 27, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.014", "type": "Text" } ]
7059f023-9937-3a5e-0520-d6e10ae435bf
https://ojs.unikom.ac.id/index.php/jati/article/download/1038/786
[ { "left": 134, "top": 60, "width": 331, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PEMBANGUNAN APLIKASI M-WEDDING SEBAGAI SOLUSI USAHA WEDDING ORGANIZER", "type": "Section header" }, { "left": 197, "top": 102, "width": 201, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jajang Sofian 1 , Hanhan Hanafiah Solihin 2", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 116, "width": 337, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Program Studi S1 Informatika, 2 Program Studi S1 Sistem Informasi Universitas Sangga Buana YPKP Bandung [email protected] 1 , [email protected] 2", "type": "Text" }, { "left": 270, "top": 172, "width": 59, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 186, "width": 485, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pencarian Wedding Organizer di Kota Bandung dan Kota Cimahi dirasa sulit dan sangat memakan waktu bagi calon pengantin dengan kesibukan sangat padat, Wedding Organizer adalah suatu usaha pelayanan jasa untuk mempersiapkan pelaksanaan resepsi pernikahan. Dengan teknologi Website dan dengan kecanggihan Smartphone saat ini bisa menjadi salah satu solusi untuk mencari Wedding Organizer di Kota Bandung dan Kota Cimahi sehingga menjadi lebih mudah dan praktis, aplikasi m-Wedding yang akan dibangun adalah salah satu aplikasi dengan memanfaatkan teknologi Website dan perangkat mobile , dimana Website sebagai server dan perangkat mobile sebagai client . Pembangunan aplikasi m-Wedding memanfaatkan metode prototype dengan tujuan akhir adalah sebuah aplikasi yang bisa membantu para calon pengantin dalam mencari Wedding Organizer di Kota Bandung dan Kota Cimahi dengan cepat dan praktis, serta aplikasi ini bisa menjadi acuan dari kualitas Wedding Organizer di Kota Bandung dan Kota Cimahi berdasarkan Rating yang diberikan oleh Pelanggan atau Pengunjung aplikasi sehingga berdampak pada dikenalnya perusahaan Wedding Organizer tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 350, "width": 346, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : Wedding Organizer , Website, Smartphone , Aplikasi, Pernikahan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 376, "width": 108, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 389, "width": 91, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1.1. Latar Belakang", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 402, "width": 485, "height": 111, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perkembangan Teknologi Komputer sampai saat ini telah merambah ke Teknologi Website terkini dan Teknologi Mobile yang dikenal dengan Smartphone. Website adalah salah satu perkembangan dalam bidang Teknologi Komputer yang mempelajari bagaimana suatu informasi dapat dilihat oleh semua orang diberbagai belahan dunia dengan memanfaatkan sistem jaringan komputer. Seiring dengan perkembangan Teknologi Website dan Teknologi Mobile saat ini, mengharuskan para pelaku usaha untuk menciptakan terobosan baru dalam bidang marketing yaitu dengan memanfaatkan Website dan Smartphone untuk membangun sebuah Aplikasi yang menjawab kebutuhan konsumen . Aplikasi tersebut dikenal dengan aplikasi berbasis Client – Server, dengan Aplikasi pada smartphone yang bekerja disisi Client dan Website yang bekerja disisi Server.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 516, "width": 485, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pernikahan adalah salah satu tradisi atau adat istiadat yang biasanya dilakukan oleh pasangan suami istri sebelum berkeluarga, banyak hal yang dilakukan sebelum prosesi pernikahan tersebut berlangsung, seperti menyiapkan kartu undangan, menyiapkan tim rias pengantin, menyiapkan tempat untuk prosesi pernikahan, menyiapkan jamuan makan untuk tamu, memilih tim fotografer dan yang terpenting adalah busana yang akan dikenakan saat prosesi pernikahan, namun hal tersebut bisa diserahkan kepada Wedding Organizer . Peran serta Wedding Organizer adalah suatu usaha pelayanan jasa untuk mempersiapkan pelaksanaan resepsi pernikahan, peranan Wedding Organizer dalam acara pernikahan besar, sangat dibutuhkan untuk menunjang kesuksesan acara pernikahan. Namun tidak jarang para calon pengantin kewalahan karena tidak adanya referensi Wedding Organizer yang baik atau tidak cukup waktunya para calon pengantin untuk mencari Wedding Organizer .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 642, "width": 487, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Namun dengan perkembangan teknologi Website dan Teknologi Mobile hal tersebut bisa diatasi yaitu dengan membuat sebuah aplikasi pencarian daftar Wedding Organizer yang dapat digunakan diperangkat smartphone. Maka diharapkan setiap pasangan calon pengatin dapat mencari daftar Wedding Organizer secara mudah dan tidak akan membutuhkan waktu yang lama.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 705, "width": 114, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1.2. Identifikasi Masalah", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 718, "width": 484, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan permasalahan diatas maka dapat ditarik sejumlah permasalahan yang sering dialami oleh para calon pengantin, yaitu kurangnya informasi tentang tim Wedding Organizer membuat para calon pengantin tidak bisa membandingkan dan mencari tim Wedding Organizer terbaik dan professional.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 769, "width": 55, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1.3. Tujuan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 59, "width": 484, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari masalah yang telah diidentifikasikan, tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 84, "width": 460, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Merancang sebuah aplikasi yang berisi daftar wedding organizer yang berada di Kota Bandung dan Kota Cimahi yang dapat memudahkan para calon pengantin dalam mencari wedding organizer.", "type": "List item" }, { "left": 81, "top": 110, "width": 461, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Membangun aplikasi m-Wedding berjenis website sebagai server dan aplikasi yang dapat berjalan di smartphone sebagai client.", "type": "List item" }, { "left": 81, "top": 135, "width": 460, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Menjadikan aplikasi m-Wedding sebagai penghubung antara para Wedding Organizer dan para calon pengantin.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 173, "width": 93, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1.4. Ruang Lingkup", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 186, "width": 484, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agar penelitian ini lebih terarah dan memudahkan dalam pembahasan, maka perlu adanya ruang lingkup permasalahan yang dibahas dalam pembuatan aplikasi m-Wedding , adapun ruang lingkup permasalahan adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 224, "width": 464, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Aplikasi ini hanya memberikan informasi terkait daftar para wedding organizer di wilayah Kota Bandung dan Kota Cimahi.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 250, "width": 466, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Aplikasi ini tidak menyediakan proses transaksi berupa transfer uang atau pembayaran antara calon pengantin dan wedding organizer.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 276, "width": 467, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Aplikasi ini tidak ada kaitannya dengan proses persetujuan antara calon pengantin dan wedding organizer.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 303, "width": 467, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Proses transaksi dan proses persetujuan yang dilakukan oleh calon pengantin dan wedding organizer berlangsung setelah proses pertemuan antara calon pengantin dengan wedding organizer.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 341, "width": 119, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "II. KAJIAN PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 355, "width": 61, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.1. Aplikasi", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 368, "width": 484, "height": 111, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aplikasi adalah suatu unit perangkat lunak yang dibuat untuk melayani kebutuhan akan beberapa aktifitas seperti perniagaan, pelayanan masyarakat, periklanan atau semua proses yang dilakukan manusia.[1] 2.2. Aplikasi Website Jenis aplikasi komputer yang diakses melalui browser yang ada dalam sebuah komputer. [2] 2.3. Wedding Organizer Wedding Organizer adalah suatu jasa khusus yang secara pribadi membantu calon pengantin dan keluarga dalam perencanaan dan supervise pelaksanaan rangkaian acara pesta pernikahan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. [3] 2.4. UML (Unified Modeling Language)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 482, "width": 485, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peralatan pendukung yang digunakan penulis dalam merancang aplikasi adalah UML ( Unifield Modeling Language ). sebagai bahasa, berarti UML memiliki sintaks dan semantik. Ketika membuat model menggunakan konsep UML ada aturan-aturan yang harus diikuti.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 519, "width": 484, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bagaimana elemen-elemen pada model yang dibuat berhubungan satu dengan lainnya harus mengikuti standar yang ada, UML diaplikasikan untuk maksud tertentu, biasanya antara lain untuk :", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 545, "width": 141, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Merancang perangkat lunak.", "type": "List item" }, { "left": 61, "top": 557, "width": 299, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Sarana komunikasi antara perangkat lunak dengan proses bisnis.", "type": "List item" }, { "left": 61, "top": 570, "width": 401, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Menjabarkan sistem secara rinci untuk analisa dan mencari apa yang diperlukan sistem.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 583, "width": 485, "height": 111, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Mendokumentasikan sistem yang ada, proses-proses dan organisasinya. Blok pembangun utama UML adalah diagram. Beberapa diagram ada yang rinci (jenis timing diagram) dan lainnya ada yang bersifat umum (misalnya diagram kelas). Para pengembang sistem berorientasi objek menggunakan bahasa model untuk menggambarkan, membangun, dan mendokumentasikan sistem yang dirancang. UML memungkinkan para anggota tim untuk bekerja sama dengan bahasa model yang sama dalam mengaplikasikan beragam sistem. Intinya, UML merupakan alatkomunikasi yang konsisten dalam mendukung para pengembang sistem saat ini. Sebagai perancang sistem, mau tidak mau pasti akan menjumpai UML. UML telah diaplikasikan dalam bidang investasi, perbankan, lembaga kesehatan, departemen pertahanan, sistem terdistribusi dan lain-lain.[4]", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 709, "width": 74, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "III. METODE", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 723, "width": 476, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk metode dalam pembangunan perangkat lunak sistem informasi ini menggunakan model Prototype, yaitu model metodologi pengembangan perangkat lunak yang menitik beratkan pada pendekatan aspek desain, fungsi dan user-interface.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 761, "width": 422, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berikut gambar pengembangan perangkat lunak Model Prototype dapat dilihat pada gambar 1.", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 236, "width": 295, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Pengembangan Perangkat Lunak Model Prototype. [5]", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 262, "width": 174, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 275, "width": 103, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.1. Usecase Diagram", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 288, "width": 478, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berikut adalah rancangan usecase diagram pada aplikasi m-Wedding yang akan dibangun, dapat dilihat pada Gambar 2.", "type": "Text" }, { "left": 188, "top": 556, "width": 225, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Usecase Diagram aplikasi m-Wedding", "type": "Caption" }, { "left": 57, "top": 59, "width": 97, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.2. Relasi Database", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 72, "width": 464, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar berikut adalah relasi database untuk aplikasi m-Wedding yang akan dibangun, dapat dilihat pada gambar 3 sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 191, "top": 486, "width": 216, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Relasi database aplikasi m-Wedding.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 512, "width": 121, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.3. Software Architecture", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 524, "width": 484, "height": 61, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambaran dari Arsitektur aplikasi Website m - Wedding adalah seperti gambar 4 dibawah ini, dimana setiap User , baik User yang menggunakan Komputer Desktop , User yang menggunakan Komputer Laptop atau perangkat smartphone akan mengakses Website m - Wedding dengan akses Internet untuk menuju server. Setelah request dari Client diterima server . Web Server m - Wedding akan meminta data di database m - Wedding dan menanggapi serta mengirim informasi ke setiap User.", "type": "Text" }, { "left": 159, "top": 744, "width": 280, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4. Software Architecture Aplikasi Website m - Wedding", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 769, "width": 139, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.4. Landing Page m-Wedding", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 59, "width": 486, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Halaman Landing Page adalah halaman awal saat para pengguna mengakses untuk kali pertama website ini , dimana halaman Landing Page ini menghadirkan keterangan secara singkat maksud dan tujuan website.", "type": "Text" }, { "left": 176, "top": 357, "width": 246, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 5. Landing Page Aplikasi Website m - Wedding", "type": "Caption" }, { "left": 57, "top": 382, "width": 200, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.5. Halaman Pencarian Wedding Organizer", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 395, "width": 485, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Halaman pencarian Wedding Organizer adalah halaman yang diperuntukan untuk mencari Wedding Organizer yang ada di Kota Bandung dan Kota Cimahi, pengunjung tinggal memilih kota dan mengisi kata kunci atau nama salah satu Wedding Organizer kemudian menekan tombol Search . Dengan tampilan pada gambar 6.", "type": "Text" }, { "left": 185, "top": 715, "width": 228, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 6. Halaman pencarian Wedding Organizer", "type": "Caption" }, { "left": 57, "top": 59, "width": 181, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.6. Halaman Profil Wedding Organizer", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 72, "width": 485, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Halaman Profil Wedding Organizer adalah halaman yang berisi keterangan dari User Wedding Organizer , halaman ini bisa di akses ketika User Wedding Organizer mengklik sub menu Profil di daftar menu Akun. Berikut tampilan pada gambar 7.", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 311, "width": 212, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 7. Halaman Profil Wedding Organizer.", "type": "Caption" }, { "left": 57, "top": 336, "width": 92, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.7. Halaman Pesan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 349, "width": 484, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Halaman Pesan adalah halaman daftar pesan masuk yang dikirim oleh akun Pelanggan maupun akun Pengunjung. User Admin Wedding Organizer bisa mengakses ke Halaman Pesan dengan cara mengklik sub menu Pesan.", "type": "Text" }, { "left": 162, "top": 574, "width": 274, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 8. Halaman Pesan Administrator Wedding Organizer", "type": "Picture" }, { "left": 57, "top": 600, "width": 101, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "V. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 613, "width": 451, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun dapat ditarik beberapa kesimpulan dalam pembangunan aplikasi m-Wedding sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 626, "width": 450, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pencarian Wedding Organizer di Kota Bandung dan Kota Cimahi lebih mudah, praktis dan cepat.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 639, "width": 467, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Para calon pengantin dapat membandingkan kualitas para Wedding Organizer dengan adanya fasilitas Rating.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 664, "width": 409, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Terdapat fasilitas pesan yang berguna untuk berkomunikasi dengan Wedding Organizer .", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 677, "width": 466, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Serta terdapat fasilitas Kartu Undangan Online bagi Pelanggan dan Pengunjung yang telah bekerjasama dengan Wedding Organizer .", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 702, "width": 354, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Kemudahan para pengusaha Wedding Organizer untuk melakukan promosi.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 727, "width": 109, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 741, "width": 365, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[1] Khaidir. 2004. Microsoft Visual Basic 6.0. Jakarta : Elex Media Komputindo.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 754, "width": 484, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[2] Abdul Kadir. 2009. From Zero to Pro : Membuat Aplikasi Web dengan PHP dan Database MySQL.Yogyakarta : Penerbit Andi.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 59, "width": 484, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[3] Rahmat Hidayat. 2016. Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Paket Pernikahan Menggunakan Metode Ahp Study Kasus Di Ridiky Wedding Organizer . Skripsi Program Studi Teknik Informatika. Universitas Muhammadiyah Gresik.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 97, "width": 484, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[4] Prabowo Pudjo Widodo dan Herlawati. 2011. Menggunakan UML : UML Secara Luas Digunakan untuk Memodelkan Analisis & Desain Sistem Berorientasi Objek. Bandung : Informatika.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 122, "width": 389, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[5] Roger S, Pressman. 2002. Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta : Penerbit Andi.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 135, "width": 484, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[6] Nuril Anwar dan Imam Riadi. Volume 1 Nomor 2, Oktober 2013. Analisis Arsitektur Client Server Menggunakan Database Terpusat (Studi Kasus Pada Smp Muhammadiyah Purwodadi Purworejo). Jurnal Sarjana Teknik Informatika. Universitas Ahmad Dahlan.", "type": "List item" } ]
cc03b82d-dcf7-327c-b5a6-57a63233bc8b
https://journal.ipm2kpe.or.id/index.php/KAGANGA/article/download/238/133
[ { "left": 113, "top": 38, "width": 298, "height": 60, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kaganga : Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora Volume 1, Nomor 1, Juni 2018 e-ISSN : 2598-4934 p-ISSN : 2621-119X DOI : https://doi.org/10.31539/kaganga.v1i1.238", "type": "Text" }, { "left": 516, "top": 732, "width": 14, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "12", "type": "Page footer" }, { "left": 158, "top": 118, "width": 343, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PERILAKU MASYARAKAT PINGGIRAN HUTAN TERHADAP TAMAN NASIONAL KERINCI SEBLAT DI KECAMATAN GUNUNG TUJUH", "type": "Section header" }, { "left": 224, "top": 179, "width": 194, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Agel Vidian Krama 1 , Nurul Qamilah 2 Institut Teknologi Sumatera 1 , 2", "type": "Table" }, { "left": 241, "top": 206, "width": 158, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[email protected] 1", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 251, "width": 61, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 264, "width": 417, "height": 384, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran perilaku masyarakat pinggiran hutan terhadap Taman Nasional Kerinci Seblat Di Kecamatan Gunung Tujuh tentang perilaku positif dan perilaku negatif yang dilakukan oleh masyarakat pinggiran hutan terhadap Taman Nasional Kerinci Seblat. Jenis penelitian ini adalah Penelitian deskriptif kualitatif, dalam pengambilan informan dengan teknik snowball. Alat pengumpul data menggunakan cara wawancara, observasi dan dokumentasi untuk memperoleh data pada daerah penelitian. Teknik analisis data yang dilakukan adalah teknik analisa model Milles dan Huberman yaitu reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Perilaku positif masyarakat pinggiran hutan terhadap Taman Nasional Kerinci Seblat yang ada di Kecamatan Gunung Tujuh: a) Masyarakat di Kecamatan Gunung Tujuh telah melarang apabila ada dari anggota masyarakat yang melakukan pembukaan lahan baru, b) Masyarakat pada Kecamatan Gunung Tujuh sudah melakukan reboisasi. (2). Perilaku negatif masyarakat pinggiran hutan terhadap Taman Nasional Kerinci Seblat di Kecamatan Gunung Tujuh: a) Masyarakat masih berladang pada kawasan Gunung Tujuh yang termasuk ke dalam zonasi Taman Nasional Kerinci Seblat, b) Masyarakat di Kecamatan Gunung Tujuh masih ada yang melakukan penebangan pohon pada kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, c) Masyarakat yang bermata pencarian sebagai petani serta memiliki hewan piaraan masih mengembalakan ternaknya pada kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, d) Masyarakat Gunung Tujuh masih membuang benda-benda yang dapat merusak kawasan TNKS, e) Masyarakat Gunung Tujuh masih melakukan kegiatan berburu hewan pada kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat. f) Masyarakat yang bermata pencarian petani sudah melakukan tebang pilih dalam pengambilan kayu yang terdapat pada kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat. Kesimpulan Sebelum adanya kawasan TNKS masyatakat sudah bermata pencaharian sebagai petani dan dengan adanya TNKS masyarakat berperilaku positif dengan menjaga kelestarian TNKS akan tetapi masih ada masyarakat yang berperilaku negatif dikarenakan dorongan kebutuhan hidup.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 674, "width": 169, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata Kunci : Masyarakat, Perilaku", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 38, "width": 382, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2018. Kaganga : Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora 1(1) : 12-24", "type": "Page header" }, { "left": 516, "top": 732, "width": 14, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "13", "type": "Page footer" }, { "left": 289, "top": 88, "width": 64, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 102, "width": 417, "height": 328, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "This study aims to study the community about Kerinci Seblat National Park in Gunung Tujuh subdistrict about activities and negative activities conducted by the community towards Kerinci Seblat National Park. The research is a qualitative descriptive study, in decision informant with snowball technique. Means of collecting data using interviews, observation and documentation to obtain data on the study area. Data analysis technique is a technique performed Milles and Huberman model analysis of data reduction, data display, and conclusion. The results showed that: (1) A positive behavior forest fringe communities of the Kerinci Seblat National Park in the district of Gunung Tujuh: a) Communities in the District of Gunung Tujuh has prohibited if any of the members of the community who do clearing new land, b) People in Gunung Tujuh District have done reforestation. (2). These negative attitudes towards forest fringe communities Kerinci Seblat National Park in the district of Gunung Tujuh: a) People are still farming in the area of Gunung Tujuh, which belong to the zoning Kerinci Seblat National Park, b) Communities in the District of Gunung Tujuh they were cutting trees in the area of Kerinci Seblat National Park, c) Communities that have search as farmers and have pets, they took off their animals at the area Kerinci Seblat National Park, d) Public Gunung Tujuh still throwing objects which can damage TNKS area, e) Community Gunung Tujuh still hunting animals in Kerinci Seblat National Park. f) People who work as farmers have been doing selective in making wood contained in the Kerinci Seblat National Park. Conclusion Before the existence of the KSNP community, they were already earning a living as farmers and with the presence of the KSNP community behaved positively by preserving the TNKS preservation but there were still people who behaved negatively due to the necessity of life.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 443, "width": 163, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords: Community, Behavior", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 489, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 504, "width": 199, "height": 186, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumberdaya alam merupakan modal dasar pembangunan nasional sumberdaya alam tersebut harus di manfaatkan secara optimal bagi kesejahteraan rakyat kesinambungan, keserasian, keselarasan dan keseimbangan baik secara manusia dan baik penciptanya manusia dengan masyarakat, maupun manusia dengan lingkungannya (Neni, 1999). bakar, bangunan dan juga bahan atau sumber protein ekstra dan bagian yang lain.", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 488, "width": 199, "height": 218, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hutan dapat juga dijadikan sebagai lahan yang dapat di tanami bermacam bahan pangan untuk keperluan konsumsi, memang hutan itu merupakan mata pencaharian bagi masyarakat pinggiran TNKS, yang gunanya untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya. Secara ekologis TNKS mempunyai nilai atau manfaat yang sangat penting bagi cadangan keanegaragaman hayati, karena kawasan ini memiliki tipe ekosistem yang cukup lengkap mulai dari hutan dataran rendah (tropical lowlend forest) sampai hutan", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 38, "width": 382, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2018. Kaganga : Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora 1(1) : 12-24", "type": "Page header" }, { "left": 516, "top": 732, "width": 14, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "14", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 199, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pegunungan (sub alpin) dengan puncak tertinggi Gunung Kerinci (3.805 m dpl).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 120, "width": 199, "height": 74, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kekayaan ekosistem dengan keanekaragaman hayati di TNKS sudah di akui baik secara nasional maupun internasional. Guna menciptakan kondisi", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 199, "width": 199, "height": 439, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "lingkungan hidup dalam keadaan serasi dan seimbang faktor manusia yang sangat menentukan pelestarian hutan itu sendiri, karena manusia merupakan unsur penentu utama dalam ekosistem. Masalah lingkungan hidup timbul jika terdapat ketidak seimbangan antara kebutuhan hidup manusia dengan produksi dan sumber daya yang serakah dan teknologi yang menghasilkan limbah yang berlebihan. Hal yang juga sangat menentukan adalah mental dan perilaku dari penduduk yang tidak bertanggung jawab sehingga melakukan pengrusakan lingkungan hidup karena disebabkan dari segi ekonomi seperti kurang tercukupi kebutuhan hidup. Di wilayah desa tidak di temui hutan sisa di luar hutan TNKS. Banyak masyarakat yang bermata pencarian petani di sekitar hutan membuka hutan untuk areal pertanian dan ladang. Kawasan TNKS untuk Propinsi Jambi secara administratif terletak di Kabupaten Kerinci yang mempunyai kawasan yang luas di kawasan tersebut. Masyarakat di Kabupaten Kerinci tepatnya di Kecamatan Gunung Tujuh secara umum", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 643, "width": 199, "height": 59, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kehidupan mereka tergantung pada hutan di kawasan TNKS. Sebagian besar masyarakat pingiran hutan kawasan TNKS bermata pencarian", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 88, "width": 198, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "sebagai petani, mereka menggunakan kawasan TNKS sebagai areal pertanian.", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 120, "width": 199, "height": 74, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kenyataan menunjukkan, bahwa terjadi kerusakan hutan umumnya berpangkal dari pemanfaatan sumberdaya hutan tanpa memikirkan dampaknya seperti", "type": "Table" }, { "left": 331, "top": 183, "width": 199, "height": 297, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "masalah pengambilan hasil hutan yang secara terus menerus dan akan mengakibatkan terjadinya longsor dan banjir. Proses kerusakan akan terus terjadi seiring dengan pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali. Bertambahnya penduduk maka kebutuhannya akan bertambah, dan kebutuhan terus mendesak, sehingga manusia dalam memenuhi kebutuhannya melakukan tindakan yang membawa dampak yang negatif terhadap lingkungan yaitu pemanfaatan hutan dengan membuka lahan untuk pertanian dengan cara penebangan liar, eksploitasi hutan yang kurang tertib, konversi hutan untuk kegiatan pertanian dan pembakaran hutan.", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 485, "width": 201, "height": 201, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Walaupun pemerintah telah melakukan usaha untuk melestarikan hutan dengan berbagai kegiatan, namun kenyataan menunjukkan bahwa kerusakan hutan akhir ini sering terjadi, di pihak pemerintah kerusakan hutan sering terjadi di sebabkan karena kurangnya perhatian pemerintah terhadap dampak yang akan timbul terhadap lingkungan hutan akibat pembukaan lahan yang di lakukan dengan cara pembakaran dan kurangnya pengawasan terhadap daerah", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 38, "width": 382, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2018. Kaganga : Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora 1(1) : 12-24", "type": "Page header" }, { "left": 516, "top": 732, "width": 14, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "15", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 199, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "hutan yang dilindungi oleh pihak kehutanan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 120, "width": 199, "height": 106, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sehingga pentingnya menjaga perilaku masyarakat dalam menjaga kawasan hutan, karena hutan merupakan kekayaan alam yang perlu diperhatikan dan dipelihara dengan sebaiknya, karena apa yang ada dimuka bumi itu harus", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 215, "width": 199, "height": 281, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "diperhatikan keberadaannya salah satunya hutan. Kalau tidak diperhatikan akan berdampak juga terhadap manusia sekitarnya. Tetapi kalau keberadaan hutan diperhatikan dengan baik, maka akan memberi keuntungan kepada masyarakat itu sendiri. Dan dapat kita lihat pada kenyataan sekarang ini banyak masyarakat petani yang berada di pinggiran hutan melakukan pembabatan hutan guna membuka lahan baru demi memenuhi kebutuhan hidupnya, padahal hal tersebut hanya memberi keuntungan sementara dan untuk kepentingan pribadi, maka dari itu diperlukan partisipasi masyarakat dalam menjaga dan", "type": "Text" }, { "left": 234, "top": 485, "width": 78, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "memperhatikan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 500, "width": 199, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "keberadaan hutan dilingkungannya.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 516, "width": 199, "height": 138, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk mengkaji tentang petani yang berada di sekitar kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, dalam sebuah penelitian dengan judul Perilaku Masyarakat Pinggiran Hutan Di Kecamatan Gunung Tujuh Terhadap Kerusakan Taman Nasional Kerinci Seblat.", "type": "Table" }, { "left": 331, "top": 88, "width": 134, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 331, "top": 104, "width": 199, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jenis Penelitian Penelitian ini tergolong", "type": "Table" }, { "left": 331, "top": 135, "width": 201, "height": 107, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "penelitian Deskriptif. Sesuai dengan pembatasan perumusan dan tujuan penelitian yang telah di jelaskan, maka penelitian ini tergolong penelitian “Kualitatif”, yaitu berusaha mengungkapkan bagaimana Perilaku Masyarakat Pinggiran Hutan Di", "type": "Table" }, { "left": 331, "top": 246, "width": 199, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kecamatan Gunung Tujuh Terhadap", "type": "Table" }, { "left": 331, "top": 262, "width": 199, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kerusakan Taman Nasional Kerinci Seblat.", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 310, "width": 167, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lokasi dan Informan Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 331, "top": 326, "width": 201, "height": 233, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Populasi penelitian yaitu jumlah kepala keluarga yang ada pada tiga kecamatan yang Lokasi penelitian berada di Kecamatan Gunung Tujuh, Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi. Penelitian ini dilakukan di tiga desa yang ada di Kecamatan Gunung Tujuh yakni desa Pelompek, desa Pesisir Bukit, dan desa Pauh Tinggi. Pemilihan lokasi tersebut karena pada tiga desa ini merupakan desa yang terdekat jaraknya dengan kawasan TNKS, serta di tiga desa ini mata pencaharian masyarakatnya di dominasi oleh mata pencaharian sebagai petani.", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 564, "width": 201, "height": 138, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penentuan informan dilakukan secara purposif dengan menggunakan teknik bola salju teknik snow ball, yang sifatnya bergulir menggelinding seperti bola salju. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berada diwilayah yang berdekatan dengan kawasan TNKS serta masyarakat yang bekerja sebagai petani", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 38, "width": 382, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2018. Kaganga : Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora 1(1) : 12-24", "type": "Page header" }, { "left": 516, "top": 732, "width": 14, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "16", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 201, "height": 106, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "di kawasan TNKS. Proses penjaringan informan melalui informasi akan dihentikan apabila tidak ditemukan lagi informasi-informasi baru yang berbeda dari para informan. Jumlah informan yang termasuk ke dalam penelitian ini yaitu sebanyak 11 (sebelas) orang.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 215, "width": 129, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Teknik Pengumpul Data", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 231, "width": 199, "height": 90, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sebagaimana yang dikemukakan di atas, peneliti menggunakan metode kualitatif menurut Glasser dan Straus dalam Iswandi (2009) maka teknik pengumpulan data dapat dikumpulkan melalui :", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 326, "width": 195, "height": 106, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Wawancara. Dalam mengumpulkan data melalui wawancara penulis mengajukan pertanyaan langsung kepada informan sesuai dengan data yang dibutuhkan. Menurut Patton dalam Moleong (2005) wawancara dapat dilakukan atas tiga cara yakni", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 437, "width": 177, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a) wawancara informal, b)", "type": "Table" }, { "left": 135, "top": 453, "width": 177, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "wawancara mengunakan petujuk umum, dan c) wawancara baku terbuka.", "type": "List item" }, { "left": 117, "top": 500, "width": 195, "height": 91, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Observasi (pengamatan langsung dilapangan). Observasi dilakukan dengan cara mengamati langsung Perilaku Masyarakat Pinggiran Hutan Di Kecamatan Gunung Tujuh Terhadap Kerusakan Taman", "type": "Table" }, { "left": 135, "top": 596, "width": 177, "height": 42, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nasional Kerinci Seblat sambil membandingkan data yang didapat berdasarkan hasil wawancara.", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 643, "width": 195, "height": 59, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Dokumentasi merupakan salah satu sumber data yang dapat digunakan untuk melengkapi data penelitian. Perilaku Masyarakat Pinggiran", "type": "List item" }, { "left": 353, "top": 88, "width": 177, "height": 90, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hutan Di Kecamatan Gunung Tujuh Terhadap Kerusakan Taman Nasional Kerinci Seblat. Menurut Moleong (2005), ada lima alasan mengapa dokumen digunakan sebagai sumber data dalam", "type": "Text" }, { "left": 353, "top": 183, "width": 177, "height": 106, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "penelitian, yaitu : a) selalu tersedia dan dapat digunakan kapan saja, b) merupakan informasi yang stabil, c) merupakan sumber informasi yang lebih lengkap, d) bersifat resmi dan menyeluruh, dan e) tidak ada sangsi terhadap penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 310, "width": 111, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Teknik Analisis Data", "type": "Section header" }, { "left": 331, "top": 326, "width": 202, "height": 170, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Analisis data penelitian kualitatif diawali dengan kegiatan mengumpulkan data (data collection) yaitu mulai dari pencarian informan umum selama grand tour, observasi terfokus (mini tour) sampai pada observasi terseleksi. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 500, "width": 201, "height": 91, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Teknik analisis data penelitian ini mengunakan model Miles dan Huberman. Menurut Miles dan Huberman dalam Emzir (2011) ada tiga macam kegiatan dalam analisis data kualitatif, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 596, "width": 195, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Reduksi data. Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang", "type": "Table" }, { "left": 353, "top": 627, "width": 72, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "mempertajam,", "type": "Text" }, { "left": 484, "top": 627, "width": 46, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "memilih,", "type": "Table" }, { "left": 353, "top": 643, "width": 177, "height": 59, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "memfokuskan, membuang, dan menyusun data dalam suatu cara di mana kesimpulan akhir dapat digambarkan dan diverifikasikan.", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 38, "width": 382, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2018. Kaganga : Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora 1(1) : 12-24", "type": "Page header" }, { "left": 516, "top": 732, "width": 14, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "17", "type": "Page footer" }, { "left": 135, "top": 88, "width": 177, "height": 74, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemfokusan, penyederhanaan, abstraksi dan pentransformasian data mentah yang terjadi dalam catatan lapangan", "type": "Table" }, { "left": 135, "top": 167, "width": 72, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "secara tertulis.", "type": "List item" }, { "left": 117, "top": 183, "width": 198, "height": 59, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Model Data (data display). Data display ialah menyajikan data dalam bentuk tabel, grafik, phie chard, pictogram, network, chart,", "type": "List item" }, { "left": 135, "top": 246, "width": 177, "height": 250, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan mudah untuk dipahami. Semua dirancang untuk mengumpulkan informasi dalam suatu yang dapat diakses secara langsung, bentuk yang praktis, dengan demikian peneliti dapat melihat apa yang terjadi dan dapat dengan baik menggambarkan kesimpulan yang dijustifikasikan maupun bergerak ke analisis tahap berikutnya model mungkin menyarankan yang bermanfaat.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 500, "width": 202, "height": 202, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Penarikan Kesimpulan (conclusion verification). Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru, dan temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap, sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori. Teknik analisis model Miles dan Huberman ini dapat diilustrasikan seperti pada Gambar 1. berikut ini", "type": "Text" }, { "left": 342, "top": 366, "width": 177, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 1. Model Miles dan Huberman", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 395, "width": 158, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 331, "top": 411, "width": 199, "height": 265, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Taman Nasional Kerinci Seblat berdasarkan sejarah kawasannya terdiri dari 13 (tiga belas) kelompok hutan yang merupakan bagian dari hutan lindung yang tercantum dalam Registrasi Kelompok Hutan pada masa pemerintahan Belanda, Register GB (Goverment Besluit) tahun 1921 sampai dengan 1936, anatara lain: a) Dari 17 kelompok hutan : hutan register 1921- 1926, b) Dari CA dan SM yang ditetapkan 1978-1926, c) Dari beberapa kawasan HP dan HL. Berdasarkan undang-undang No.5 tahun 1990 bahwa taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang dikelola dengan sistem zonasi.", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 38, "width": 382, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2018. Kaganga : Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora 1(1) : 12-24", "type": "Page header" }, { "left": 516, "top": 732, "width": 14, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "18", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 199, "height": 106, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Daerah penelitian adalah Kecamatan Gunung Tujuh yang diwakili oleh 4 ( empat) Desa, yaitu: Desa Pauh Tinggi, Desa Pesisir Bukit dan Desa Pelompek yang pada tahun 2011 ini memekarkan diri menjadi dua desa yaitu Desa Pelompek dengan Desa", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 199, "width": 199, "height": 233, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sungai Jernih. Dimana subjek penelitian adalah masyarakat yang bermata pencarian sebagai petani pada Kecamatan Gunung Tujuh yang tersebar pada empat desa tersebut, yaitu: Desa Pelompek, Desa Sungai Jernih, Desa Pesisir Bukit, dan Desa Pauh Tinggi. Data yang penulis kumpulkan baik berdasarkan hasil wawancara, observasi ataupun data-data yang diperoleh dari dinas atau instansi terkait, maka hasil analisis mengenai pertanyaan penelitian pada pokok bahasan sebelumnya akan penulis bahas lebih lanjut dalam bentuk uraian berikut.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 453, "width": 199, "height": 84, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perilaku Masyarakat Pinggiran Hutan Terhadap Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat Masyarakat di Kecamatan Gunung Tujuh mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani. Pekerjaan", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 542, "width": 199, "height": 74, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "sebagai petani telah mereka lakukan semenjak turun temurun, masyarakat tersebut melakukan kegiatan bertani sudah dimulai semenjak tahun 1960 an. Hal ini dibuktikan dari tingginya jumlah", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 621, "width": 198, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "mata pencarian sebagai petani", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 637, "width": 199, "height": 59, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dibandingkan pekerjaan lainnya, hal tersebut dapat dilihat melalui data dari pihak BPS bahwa pertanian menjadi mata pencarian utama. Masyarakat yang", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 88, "width": 202, "height": 344, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "bermata pencarian sebagai petani pada waktu itu masih pulang pergi dan belum menetap pada daerah pertanian mereka, karena mereka memiliki rumah yang jauh dari areal pertanian. Sehingga masyarakat pada saat itu belum menetap. Masyarakat di Kecamatan Gunung Tujuh menganggap bahwa mata pencarian petani merupakan penopang dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya semenjak turun temurun dari orang tua mereka, sehingga apabila masyarakat tersebut di gusur dari lahan pertanian mereka berharap pemerintah menyediakan lahan lainnya sebagai ganti ladang mereka. Masyarakat pun bersedia pindah dari lokasi mereka sekarang apabila pemerintah menyediakan lahan ganti bagi ladang mereka. Berikut di bawah ini merupakan dokumentasi wawancara peneliti pada saat di lapangan.", "type": "Text" }, { "left": 353, "top": 595, "width": 162, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 2. Kepala Desa Pesisir Bukit", "type": "Section header" }, { "left": 331, "top": 625, "width": 199, "height": 74, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari hasil penelitian terhadap masyarakat yang bermata pencarian sebagai petani ditemukan bahwa perilaku masyarakat tersebut disebabkan karena bertani merupakan mata", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 38, "width": 382, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2018. Kaganga : Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora 1(1) : 12-24", "type": "Page header" }, { "left": 516, "top": 732, "width": 14, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "19", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 199, "height": 90, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pencarian mereka satu-satunya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga tidak ada alternatif lain bagi mereka kecuali bertani pada lahan ladang mereka yang termasuk ke dalam zonasi kawasan Taman Nasional", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 183, "width": 201, "height": 106, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kerinci Seblat. Mereka berharap kepada pemerintah agar memperhatikan mereka, karena kalau mereka digusur mereka meminta kepada pemerintah untuk menyediakan lahan pengganti bagi ladang mereka yang termasuk kedalam zonasi kawasan TNKS.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 310, "width": 199, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perilaku Positif Masyarakat Pinggiran Hutan Terhadap Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 351, "width": 199, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adapun bentuk-bentuk perilaku positif yang dilakukan masyarakat yang bermata pencarian sebagai petani yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 399, "width": 195, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Masyarakat sudah mulai melarang yang namanya pembukaan lahan", "type": "List item" }, { "left": 135, "top": 431, "width": 177, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "baru, karena masyarakat takut ditangkap oleh petugas Taman", "type": "Table" }, { "left": 135, "top": 463, "width": 177, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nasional Kerinci Seblat sehingga masyarakat tetap menggunakan", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 494, "width": 177, "height": 75, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "lahan ladang peninggalan orang tua mereka yang dulu sebagai kawasan ladang mereka hingga saat ini. Dari pernyataan informan yang peneliti temukan", "type": "Table" }, { "left": 253, "top": 558, "width": 59, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dilapangan,", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 574, "width": 177, "height": 122, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "masyarakat yang bermata pencarian sebagai petani pada umumnya hanya menggunakan lahan mereka yang lama sebagai areal ladang mereka. Dan apabila ada diantara mereka yang membuka lahan baru, maka warga masyarakat yang bermata pencarian petani yang lain", "type": "Text" }, { "left": 353, "top": 88, "width": 177, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "akan memperingati mereka untuk tidak membuka lahan baru,", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 120, "width": 195, "height": 233, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Masyarakat yang bermata pencarian sebagai petani sudah melakukan yang namanya kegiatan reboisasi, meskipun dalam hal ini masyarakat yang bermata pencarian sebagai petani bekerjasama dengan KODIM guna mensukseskan program pemerintah dalam melakukan rebiosasi. Dalam melakukan program reboisasi ini masyarakat di berikan bibit pohon Surian, Petai, dan Gaharu. Setiap dilakukan penanaman 1 pohon dihargai Rp. 1000,00. Penanaman itu dilakukan pada areal ladang para petani.", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 358, "width": 199, "height": 58, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Untuk lebih jelasnya kegiatan yang dilakukan masyarakat dapat dilihat melalui dokumentasi peneliti di bawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 369, "top": 564, "width": 124, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 3. Lahan Pertanian", "type": "Section header" }, { "left": 331, "top": 593, "width": 199, "height": 106, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Masyarakat menyadari keberadaan pohon pelindung sangat penting pada kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat. Karena pada Gunung Tujuh terdapat Danau Gunung Tujuh diatasanya dan dikaki Gunung Tujuh tersebut tepat dibawahnya terdapat Desa", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 38, "width": 382, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2018. Kaganga : Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora 1(1) : 12-24", "type": "Page header" }, { "left": 516, "top": 732, "width": 14, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "20", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 199, "height": 106, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sungai Jernih. Apabila hutan yang ada disekeliling danau itu rusak, dan tidak dapat menahan debit air di Danau Gunung Tujuh tersebut sewaktu-waktu Danau itu akan jebol sehingga dapat mengancam kehidupan masyarakat yang berada di bawah nya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 199, "width": 199, "height": 265, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, masyarakat yang bermata pencarian sebagai petani mengemukakan bahwa mereka melakukan kegiatan seperti melarang pembukaan lahan baru, dan kegiatan reboisasi karena takut akan ditangkap oleh petugas Taman Nasional Kerinci Seblat serta masyarakat menyadari akan bahaya yang ditimbulkan apabila hutan di sekitar Gunung Tujuh gundul. Masyarakat takut nantinya air pada Danau Gunung Tujuh merembes dan menggenangi pemukiman warga yang tepat berada di bawahnya karena dapat mengancam kehidupan masyarakat yang tinggal di kaki Gunung Tujuh tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 417, "height": 582, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari hasil penelitian di Kecamatan gunung Tujuh dapat disimpulkan bahwa masyarakat pada empat desa yaitu Desa Pelompek, Desa Pesisir Bukit, Desa Sungai Jernih, dan Desa Pauh Tinggi telah melakukan kegiatan positif pada kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat yaitu: masyarakat telah melakukan reboisasi, masyarakat sudah melarang pembukaan lahan baru, masyarakat juga sudah melakukan tebang pilih dalam pengambilan kayu hutan. Perilaku Negatif Masyarakat", "type": "Table" }, { "left": 331, "top": 102, "width": 198, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pinggiran Hutan Terhadap Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 129, "width": 199, "height": 249, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adapun bentuk-bentuk perilaku positif yang dilakukan masyarakat yang bermata pencarian sebagai petani yaitu: 1. Masyarakat masih tetap saja menggunakan lahan yang termasuk zonasi kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat sebagai ladang mereka. Karena masyarakat yang bermata pencarian sebagai petani beranggapan bahwa mereka mengelola lahan tersebut jauh sebelum TNKS itu ada. Dan masyarakat merasa bahwa TNKS merebut lahan pekerjaan mereka, dengan mengklaim ladang mereka sebagi kawasan TNKS.", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 383, "width": 195, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Masyarakat pada Kecamatan", "type": "Text" }, { "left": 353, "top": 399, "width": 177, "height": 186, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gunung Tujuh masih ada yang melakukan penebangan pohon pada kawasan TNKS. Hal ini disebabkan karena pada pembangunan rumah mereka menggunakan kayu yang ada pada kawasan TNKS sebagai bahan baku. Dan juga dalam pembangunan sarana umum seperti Masjid, masyarakat ber gotong royong mengambil kayu hutan untuk bahan baku pembangunan masjid.", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 590, "width": 195, "height": 106, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Masih terdapatnya masyarakat Gunung Tujuh yang mengembalakan ternaknya pada kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat. Masyarakat yang bermata pencarian petani pada umumnya memiliki hewan ternak yang", "type": "Table" }, { "left": 131, "top": 38, "width": 382, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2018. Kaganga : Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora 1(1) : 12-24", "type": "Page header" }, { "left": 516, "top": 732, "width": 14, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "21", "type": "Page footer" }, { "left": 135, "top": 88, "width": 177, "height": 106, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pengembalannya dilakukan pada kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, karen ahanya pada kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat terdapat padang rumput untuk makanan ternak mereka dengan kualitas yang bagus.", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 199, "width": 195, "height": 43, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Masyarakat Gunung Tujuh masih terdapat yang membuang benda- benda yang dapat merusak kawasan", "type": "List item" }, { "left": 135, "top": 246, "width": 177, "height": 123, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "TNKS. Masyarakat yang bermata pencarian petani sering sekali tidak mengumpulkan sampah berupa plastik pembungkus makanan yang mereka bawa dari rumah. Dan juga plastik ataupun botol-botol sisa pestisida atau obat hama sering dibuang begitu spada kawasan", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 373, "width": 183, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "TNKS yang nantinya dapat merusak keutuhan TNKS itu sendiri.", "type": "Table" }, { "left": 117, "top": 405, "width": 195, "height": 233, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5. Masyarakat Gunung Tujuh masih melakukan kegiatan berburu hewan pada kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat. Masyarakat yang bermata pencarian sebagai petani seringkali melakukan perburuan pada kawasan TNKS, hal ini dianggap biasa oleh masyarakat untuk memberantas hama hewan yang suka merusak tanaman pada ladang mereka. Adapun hewan yang diburu masyarakat yang bermata pencarian petani tersebut yaitu hewan babi yang sering sekali merusak tanaman petani.", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 643, "width": 195, "height": 59, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6. Masyarakat bermata pencarian sebagai petani pada Kecamatan Gunung Tujuh yang bermata pencarian petani sudah melakukan", "type": "Table" }, { "left": 353, "top": 88, "width": 177, "height": 154, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "kegiatan tebang pilih dalam pengambilan pohon pada kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat. Apabila masyarakat mengambil kayu guna untuk membangun rumah atau masjid, masyarakat melakukan tebang pilih dalam pengambilannya, yaitu : kayu yang sudah tergolong tua dan layak untuk diambil.", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 246, "width": 195, "height": 250, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "7. Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, masyarakat yang bermata pencarian sebagai petani mengemukakan bahwa mereka melakukan kegiatan seperti berladang pada kawasan TNKS karena disebabkan desakan ekonomi, masyarakat yang bermata pencarian sebagai petani tidak mempunyai mata pencarian lain ataupun area ladang yang lain untuk di garap sehingga masyarakat tetap nekat menggunakan lahan ladang mereka sekarang sebagai kawasan ladang guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Masyarakat tetap", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 500, "width": 199, "height": 202, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "melakukan penebangan pohon, karena masyarakat beranggapan kenapa mereka mesti membeli kayu untuk membangun sedangkan mereka tinggal pada daerah degan kayu yang ada disekelilingnya, sehingga dari pada membeli masyarakat lebih memilih untuk mengambilnya pada kawasan TNKS. Masyarakat tetap melakukan pengembalaan hewan ternak mereka pada kawasan Taman Nasional Kerinci", "type": "Table" }, { "left": 131, "top": 38, "width": 382, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2018. Kaganga : Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora 1(1) : 12-24", "type": "Page header" }, { "left": 516, "top": 732, "width": 14, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "22", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 199, "height": 185, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Seblat, karena mereka tidak mempunyai lahan lain kecuali kawasan hutan sebagai tempat mengembala ternak mereka. Karena pada kawsan hutan masyarakat memperoleh pangan untuk makan ternak mereka. Dan juga masyarakat masih tetap membuang benda-benda seperti sampah makanan, botol pestisida pada kawasan TNKS karena hal itu sudah dianggap biasa oleh masyarakat yang bermata pencarian sebagai petani.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 278, "width": 199, "height": 297, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari hasil penelitian di Kecamatan gunung Tujuh dapat disimpulkan bahwa masyarakat pada empat desa yaitu Desa Pelompek, Desa Pesisir Bukit, Desa Sungai Jernih, dan Desa Pauh Tinggi masih terdapatnya masyarakat yang bermata pencarian sebagai petani melakukan kegiatan negatif pada kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat yaitu: masyarakat masih melakukan perladangan pada kawsan yang termasuk zonasi TNKS, masyarakat masih melakukan penebangan pohon, masyarakat masih melakukan perburuan hewan pada kawsan TNKS, dan yang terakhir masyarakat masih saja membuang sampah pada kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat.", "type": "Table" }, { "left": 117, "top": 580, "width": 195, "height": 122, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "8. Temuan Lainnya. Mayarakat yang bermata pencarian petani tersebar pada 11 (sebelas desa) di Kecamatan Gunung tujuh, namun pada saat dilakukan penelitian, ternyata Desa Pelompek tempat dilakukannya penelitian telah memekarkan diri menjadi dua desa,", "type": "Table" }, { "left": 353, "top": 88, "width": 177, "height": 265, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "yaitu Desa Sungai Jernih dan Desa Pelompek. Pada Desa Sungai Jernih masyarakatnya lebih menyadari pentingnya menjaga keutuhan TNKS karena masyarakat desa ini sudah melakukan reboisasi dibandingkan tiga desa lainnya. Masyarakat yang bermata pencarian sebagai petani yang sejak dulu berladang pada areal kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat menganggap bahwa pihak TNKS telah mengambil lahan mereka, sehingga antara warga masyarakat yang bermata pencarian sebagai petani tidak suka dengan petugas TNKS.", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 374, "width": 70, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 331, "top": 389, "width": 199, "height": 75, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa: 1. Perilaku masyarakat yang bermata pencarian", "type": "Text" }, { "left": 430, "top": 453, "width": 100, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "sebagai petani", "type": "Text" }, { "left": 353, "top": 469, "width": 177, "height": 233, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "disebabkan oleh karena: a) area ladang petani diklaim sebagai kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat oleh para petugas TNKS, padahal keberadaan masyarakat yang bermata pencarian sebagai petani, jauh sebelum adanya Taman Nasional Kerinci Seblat, b) areal ladang merupakan kawasan satu- satunya yang dimiliki oleh masyarakat yang bermata pencarian sebagai petani, apabila pemerintah menggusur masyarakat dari ladang mereka, para petani berharap pemerintah menyediakan lahan", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 38, "width": 382, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2018. Kaganga : Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora 1(1) : 12-24", "type": "Page header" }, { "left": 516, "top": 732, "width": 14, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "23", "type": "Page footer" }, { "left": 117, "top": 88, "width": 195, "height": 503, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "yang lain untuk mereka garap. Guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. 2. Masyarakat melakukan kegiatan positif pada kawasan Taman Nasional Kerini Seblat hal ini dikarenakan masyarakat sudah mulai menyadari pentingnya akan keutuhan Taman Nasional guna kelangsungan hidup mereka, adapun bentuk-bentuk perilaku positif yang dilakukan masyarakat, yaitu: a) masyarakat sudah mulai melarang yang namanya pembukaan lahan baru, karena masyarakat takut ditangkap oleh petugas Taman Nasional Kerinci Seblat sehingga masyarakat tetap menggunakan lahan ladang peninggalan orang tua mereka yang dulu sebagai kawasan ladang mereka hingga saat ini, b) masyarakat yang bermata pencarian sebagai petani sudah melakukan yang namanya kegiatan reboisasi, meskipun dalam hal ini masyarakat yang bermata pencarian sebagai petani bekerjasama dengan KODIM guna mensukseskan program pemerintah dalam melakukan rebiosasi, c) masyarakat bermata pencarian sebagai petani pada", "type": "Table" }, { "left": 135, "top": 596, "width": 177, "height": 74, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kecamatan Gunung Tujuh yang bermata pencarian petani sudah melakukan kegiatan tebang pilih dalam pengambilan pohon pada kawasan Taman Nasional Kerinci", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 675, "width": 36, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Seblat.", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 88, "width": 195, "height": 201, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Masyarakat yang melakukan perbuatan negatif hal ini disebabkan dorongan dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya. Masyarakat pun mengatakan bersedia pindah asalkan disediakan lahan lain sebagai ganti ladang mereka, namun hal tersebut hingga saat ini belum juga ada. Sehingga mendorong masyarakat untuk tetap berperilaku negatif. Adapun bentuk-bentuk perilaku negatif yang dilakukan masyarakat yaitu: a)", "type": "Table" }, { "left": 353, "top": 294, "width": 177, "height": 202, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "masyarakat masih tetap saja menggunakan lahan yang termasuk zonasi kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat sebagai ladang mereka, b) masyarakat pada Kecamatan Gunung Tujuh masih ada yang melakukan penebangan pohon pada kawasan TNKS, c) masih terdapatnya masyarakat Gunung Tujuh yang mengembalakan ternaknya pada kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, d) masyarakat Gunung", "type": "Text" }, { "left": 353, "top": 500, "width": 177, "height": 107, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tujuh masih terdapat yang membuang benda-benda yang dapat merusak kawasan TNKS, e) masyarakat Gunung Tujuh masih melakukan kegiatan berburu hewan pada kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat.", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 38, "width": 382, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2018. Kaganga : Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora 1(1) : 12-24", "type": "Page header" }, { "left": 516, "top": 732, "width": 14, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "24", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 113, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 417, "height": 154, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Emzir. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data . Jakarta : Rajawali Pers. Iswandi, (2009). Dampak Konversi Lahan Pertanian Menjadi Non Pertanian Terhadap Lingkungan Di Kota Padang . Laporan Penelitian Tidak Diterbitkan. Padang: FIS UNP Moleong, L., J. (2005). Metodologi", "type": "Table" }, { "left": 367, "top": 104, "width": 163, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian Kualitatif . Bandung:", "type": "Table" }, { "left": 331, "top": 120, "width": 199, "height": 122, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Remaja Rosdakarya. Neni. (1999). Partisipasi Masyarakat Pinggiran Hutan Terhadap Kelestarian Suaka Alam Selasih Talang Di Kecamatan Lembaga Jaya Kab. Solok . Laporan Penelitian Tidak di Terbitkan. Padang : FIS UNP", "type": "Table" } ]
6b49d2eb-2cba-942e-abe0-6497fcd785eb
https://ocean-biomedicina.hangtuah.ac.id/index.php/journal/article/download/65/72
[ { "left": 186, "top": 40, "width": 338, "height": 73, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oceana Biomedicina Journal ocean-biomedicina.hangtuah.ac.id/index.php/journal eISSN 2614-0519 Volume 5 Issue 2 : J ul y – December 2022 LITERATURE STUDY", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 48, "width": 25, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "OBJ", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "161", "type": "Page footer" }, { "left": 107, "top": 126, "width": 385, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PERANAN PREBIOTIK TERHADAP PENYAKIT PERLEMAKAN HATI NON-ALKOHOLIK", "type": "Section header" }, { "left": 253, "top": 167, "width": 93, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rahmani Welan", "type": "Section header" }, { "left": 139, "top": 206, "width": 320, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bagian Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 268, "top": 264, "width": 62, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 295, "width": 454, "height": 107, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendahuluan : Penyakit perlemakan hati non-alkoholik (PHNA) erat kaitannya dengan obesitas, diabetes melitus, peningkatan suplai asam lemak ke hati, dan resistensi insulin. Strategi pengelolaan PHNA meliputi modifikasi gaya hidup, perbaikan komponen sindrom metabolik, farmakoterapi, dan mengatasi komplikasi dari sirosis. Prebiotik adalah bahan makanan yang tidak dapat dicerna yang memiliki pengaruh baik pada manusia dengan memicu aktivitas atau pertumbuhan selektif, atau keduanya dari satu atau lebih bakteri kolon.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 406, "width": 324, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Me tode : S tudi ini dilakukan dengan melalui telaah literatur.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 422, "width": 454, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil : Didapatkan gambaran mengenai peranan prebiotik terhadap penyakit perlemakan hai non-alkoholik", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 454, "width": 455, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesimpulan : Pemberian prebiotik, seperti inulin dalam beberapa penelitian, meningkatkan fungsi hati pada beberapa penyakit termasuk penyakit perlemakan hati non-alkohol.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 518, "width": 278, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci : prebiotik, PHNA, mikrobiota, makanan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 575, "width": 92, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 602, "width": 455, "height": 94, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyakit perlemakan hati non-alkoholik (PHNA) merupakan penyakit yang sering ditemukan dalam bidang hepatologi. Penyakit perlemakan hati non-alkoholik menjadi masalah kesehatan masyarakat yang tidak boleh diabaikan, karena berkaitan dengan obesitas, diabetes mellitus tipe 2, dan hiperlipidemia (Syafitri et al, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 713, "width": 455, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyakit perlemakan hati non-alkoholik adalah penyakit yang berkisar dari steatosis sederhana menjadi steatohepatitis non-alkoholik (non-alcoholic", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 40, "width": 338, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oceana Biomedicina Journal ocean-biomedicina.hangtuah.ac.id/index.php/journal eISSN 2614-0519 Volume 5 Issue 2 : J ul y – December 2022 LITERATURE STUDY", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 48, "width": 25, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "OBJ", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "162", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 126, "width": 455, "height": 176, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "steatohepatic), dimana pada beberapa kasus dapat berkembang menjadi fibrosis atau sirosis dan menjadi komplikasi seperti karsinoma hepatoseluler. Penyakit perlemakan hati non alkoholik secara umum dapat menyerang anak-anak dan dewasa dengan insiden yang terus meningkat. Diestimasikan penyakit perlemakan hati non alkoholik menyerang 10-39% dari populasi penduduk dunia. Prevalensinya mencapai 90% pada pasien obesitas, 69-74% pada pasien dengan diabetes mellitus tipe 2, dan 50% pada pasien dislipidemia (Buss et al, 2014; Piano et al; 2014).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 319, "width": 455, "height": 176, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prevalensi penyakit perlemakan hati non-alkoholik di Amerika Serikat, Jepang, dan Italia berkisar antara 15-20%. Sekitar 20-30% diantaranya dalam kondisi yang lebih berat (steatohepatitis non-alkoholik). Penelitian di negara maju didapatkan perlemakan hati sederhana sekitar 60%, 20-25% steatohepatitis non alkoholik dan 2- 3% sirosis. Disebutkan pula dalam penelitian tersebut bahwa 70% pasien dengan diabetes mellitus tipe 2 mengalami perlemakan hati dan 60% pada pasien dislipidemia (ed. Sudoyo, 2006).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 512, "width": 455, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di Negara berkembang, diperkirakan 20-30% populasi menderita penyakit perlemakan hati non-alkoholik, dimana prevalensi dari steatohepatitis non-alkoholik diperkirakan 2-3%. Prevalensi PHNA meningkat secara bersamaan dengan terjadinya obesitas, diabetes mellitus tipe 2 dan dislipidemia (Parnell et al, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 622, "width": 455, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian yang dilakukan di RSUP dr. Karyadi dalam Syafitri et al (2015) bahwa penderita dislipidemia mencapai 80,6% dan 91,7% diantaranya mengalami hipertrigliserida. Penelitian di Rumah Sakit Sarjito memperlihatkan kadar HDL yang rendah berpengaruh terhadap faktor resiko penyakit PHNA, sedangkan penelitian di", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 40, "width": 338, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oceana Biomedicina Journal ocean-biomedicina.hangtuah.ac.id/index.php/journal eISSN 2614-0519 Volume 5 Issue 2 : J ul y – December 2022 LITERATURE STUDY", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 48, "width": 25, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "OBJ", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "163", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 126, "width": 454, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rumah Sakit M. Djamil memperlihatkan bahwa penyakit PHNA disertai dengan kadar kolesterol total dan trigliserida tinggi, kadar HDL rendah, dan kadar LDL normal.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 181, "width": 237, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyakit Perlemakan Hati Non Alkoholik", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 208, "width": 455, "height": 122, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut American Association for the Study of Liver Disease, penyakit PHNA memiliki syarat : (a) adanya bukti terdapatnya steatosis hepatik, baik dari pencitraan maupun dari histologi, (b) tidak adanya penyebab sekunder akumulasi lemak pada hati seperti konsumsi alkohol yang bermakna, penggunaan obat-obatan yang bersifat steatogenik maupun kelainan herediter (Adiwinata et al, 2015)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 346, "width": 455, "height": 149, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Istilah perlemakan hati digunakan bila kandungan lemak di hati (sebagian besar terdiri atas trigliserida) lebih dari 5% dari seluruh berat hati. Diagnosis dibuat berdasarkan analisis spesimen biopsi jaringan hati, yaitu minimal ditemukannya 5- 10% sel lemak dari keseluruhan hepatosit. Kriteria non-alkoholik menurut para ahli menyepakati bahwa konsumsi alkohol sampai 20 g per hari termasuk sebagai non- alkoholik (ed. Sudoyo, 2006).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 512, "width": 74, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Patogenesis", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 540, "width": 455, "height": 93, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyakit perlemakan hati non-alkoholik erat kaitannya dengan obesitas, diabetes mellitus, peningkatan suplai asam lemak ke hati, dan resistensi insulin. Teori yang banyak diterima dari penyakit perlemakan hati non-alkoholik adalah the two hit theory, yang diajukan oleh Day dan James (ed. Sudoyo, 2006; Syafitri et al, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 650, "width": 455, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hit pertama terjadi penumpukan lemak di sel hepar karena berbagai keadaan, seperti diabetes mellitus, dislipidemia, dan obesitas. Bila terjadi peningkatan massa jaringan lemak tubuh seperti pada obesitas sentral, maka terjadi peningkatan asam lemak bebas yang akhirnya menumpuk di dalam sel hepar. Hit yang kedua yaitu", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 40, "width": 338, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oceana Biomedicina Journal ocean-biomedicina.hangtuah.ac.id/index.php/journal eISSN 2614-0519 Volume 5 Issue 2 : J ul y – December 2022 LITERATURE STUDY", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 48, "width": 25, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "OBJ", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "164", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 126, "width": 455, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "peningkatan asam lemak bebas akan menyebabkan terjadinya peningkatan oksidasi dan esterifikasi lemak, yang terfokus di mitokondria, yang pada akhirnya akan menyebabkan kerusakan mitokondria (ed. Sudoyo, 2006; Adiwinata et al, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 208, "width": 455, "height": 122, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perjalanan penyakit dari perlemakan hati non-alkoholik dapat dilihat dari gambaran histologinya, yaitu perlemakan hati sederhana, steatohepatitis, steatohepatitis dengan fibrosis dan sirosis. Banyak faktor yang berperan dalam mortalitas pasien dengan perlemakan hati non-alkoholik, seperti obesitas, diabetes melitus beserta komplikasinya (ed. Sudoyo, 2006).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 356, "width": 99, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambaran Klinis", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 384, "width": 455, "height": 177, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagian besar pasien dengan penyakit perlemakan hati non-alkoholik tidak menunjukkan gejala maupun tanda-tanda adanya penyakit hati. Sebagian lainnya pasien tersebut mengeluhkan adanya rasa lemah, malaise, keluhan tidak enak dan seperti mengganjal di perut kanan atas. Kelainan fisik yang sering ditemui adalah hepatomegali. Umumnya pasien dengan penyakit perlemakan hati non-alkoholik ditemukan secara kebetulan pada saat dilakukan pemeriksaan lain, misalnya dalam medical check-up (ed. Sudoyo, 2006).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 587, "width": 72, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tatalaksana", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 615, "width": 455, "height": 121, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Strategi penatalaksanaan penyakit PHNA meliputi modifikasi gaya hidup, memperbaiki komponen sindroma metabolik, farmakoterapi, dan mengatasi komplikasi dari sirosis. Modifikasi gaya hidup meliputi penurunan berat badan, diet, suplementasi diet, dan aktivitas fisik. Penurunan berat badan sebanyak 3-5% memberikan perbaikan steatosis dan inflamasi. Penurunan berat badan dengan cara", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 40, "width": 338, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oceana Biomedicina Journal ocean-biomedicina.hangtuah.ac.id/index.php/journal eISSN 2614-0519 Volume 5 Issue 2 : J ul y – December 2022 LITERATURE STUDY", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 48, "width": 25, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "OBJ", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "165", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 126, "width": 454, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "operasi bariatrik dapat dipertimbangkan untuk memperbaiki sindroma metabolik, diabetes mellitus, inflamasi dan fibrosis hati (Adiwinata et al, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 181, "width": 455, "height": 176, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perubahan pola makan menjadi salah satu langkah untuk menurunkan berat badan. Panduan rekomendasi diet untuk penyakit PHNA adalah pengurangan kalori sebanyak 600-800 kalori per hari atau restriksi kalori menjadi 25-30 kkal/kg/hari dari berat badan ideal. Asupan protein disarankan 1-1,5 gr/kg/hari dan restriksi karbohidrat menjadi 40-45% dari total kalori. Restriksi lemak menjadi < 30% kalori dengan asam lemak jenuh < 10% dan anjuran mengkonsumsi buah dan sayuran (Adiwinata et al, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 374, "width": 455, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemberian suplementasi diet dapat digunakan dalam tatalaksana penyakit PHNA. Penggunaan asam lemak omega 3 dapat memberikan perbaikan profil lipid seperti menurunkan trigliserida, menurunkan resistensi insulin, dan sintesis sitokin.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 457, "width": 461, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Efek akan dicapai dengan penggunaan omega 3 adalah lebih dari 0,83 gram/hari.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 484, "width": 454, "height": 67, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vitamin E adalah antioksidan yang mampu mereduksi peroksidase lemak dan menangkal radikal bebas, dan melindungi dari fibrosis hati. Pemberian vitamin E direkomendasikan 800 IU/hari (Adiwinata et al, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 567, "width": 455, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pasien dengan penyakit PHNA dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik. Tujuannya adalah pengurangan berat badan, mengurangi lemak pada hati, serta meningkatkan sensitivitas insulin. Direkomendasikan untuk berolahraga 3-4 kali seminggu (Adiwinata et al, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 688, "width": 55, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prebiotik", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 715, "width": 454, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prebiotik adalah nondigestible food ingredient yang mempunyai pengaruh baik terhadap host dengan memicu aktivitas atau pertumbuhan secara selektif, atau", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 40, "width": 338, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oceana Biomedicina Journal ocean-biomedicina.hangtuah.ac.id/index.php/journal eISSN 2614-0519 Volume 5 Issue 2 : J ul y – December 2022 LITERATURE STUDY", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 48, "width": 25, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "OBJ", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "166", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 126, "width": 454, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "keduanya terhadap satu jenis atau lebih bakteri penghuni kolon. Prebiotik pada umumnya adalah karbohidrat yang tidak dicerna dan tidak diserap, biasanya dalam bentuk oligosakarida dan serat pangan (Antarini, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 218, "width": 218, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Klasifikasi dan Karakteristik Prebiotik", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 246, "width": 454, "height": 121, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suatu pangan dapat diklasifikan sebagai prebiotik bila memenuhi syarat antara lain : (1) tidak terhidrolisis atau terserap pada saluran pencernaa bagian atas, (2) secara selektif dapat menstimulasi pertumbuhan bakteri yang menguntungkan pada kolon, (3) dapat menekan pertumbuhan bakteri patogen, sehingga secara sistemik dapat meningkatkan kesehatan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 384, "width": 454, "height": 177, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karakteristik utama dari prebiotik adalah stabil, aman, resisten terhadap proses pencernaan (kerja enzim) pada usus bagian atas dan proses fermentasi kolon, selain itu dapat difermentasi oleh koloni mikroflora, dan tahan terhadap efek dari pH rendah. Dengan efek ini prebiotik dapat menghalangi bakteri yang berpotensi sebagai patogen, terutama Clostridium dan untuk mencegah diare. Proses pencernaan prebiotik juga mengubah kepadatan populasi mikrobia menguntungkan dalam usus (Antarini, 2011; Tufarelli et al, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 587, "width": 159, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mekanisme Kerja Prebiotik", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 615, "width": 454, "height": 149, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prebiotik adalah komposisi makanan yang tidak dicerna yang memiliki efek menguntungkan, yang secara selektif menstimulasi pertumbuhan atau aktivitas dari beberapa bakteri di kolon. Prebiotik menstimulasi bakteri yang memproduksi asam lemak rantai pendek, mendorong pertumbuhan koloni asli bifidobakteria dan atau lactobacilli, menurunkan Ph usus dan menghalangi pertumbuhan patogen. Kemampuan prebiotik yang terkandung dalam makanan, seperti Sayur Yerusalem", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 40, "width": 338, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oceana Biomedicina Journal ocean-biomedicina.hangtuah.ac.id/index.php/journal eISSN 2614-0519 Volume 5 Issue 2 : J ul y – December 2022 LITERATURE STUDY", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 48, "width": 25, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "OBJ", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "167", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 126, "width": 455, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan Chicory, dan pada suplemen yang mengandung prebiotik, mampu memodulasi mikrobiota usus yang baik untuk manusia, dengan meningkatkan Bifidobacterium dan Lactobacillus spp (Roberfroid, 2000; Parnell et al, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 208, "width": 454, "height": 205, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aksi dan interaksi prebiotik (dan prebiotik) dengan host dengan cara dua model aksi atau kombinasi antara keduanya. Model pertama memberikan efek dari mikroorganisme atau metabolit/enzimnya terhadap saluran gastrointestinal host dan mikrobiotanya. Model kedua yaitu interaksi dengan sel host dan sistem imun. Prebiotik memperbanyak pertumbuhan dari mikrobiota endogen atau menstimulasi pertumbuhan probiotik yang tersedia secara bersamaan. Prebiotik didesain untuk memperbaiki mikrobiota intrinsik dengan menstimulasi secara selektif guna keseimbangan mikrobiota dalam saluran cerna (Binns, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 429, "width": 454, "height": 122, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemberian prebiotik, seperti inulin pada beberapa penelitian mampu memperbaiki fungsi hati pada beberapa penyakit termasuk penyakit perlemakan hati non-alkoholik. Suplemen prebiotik memperbaiki parameter laboratorium yaitu kadar aminotransferase dan lipid peroksidasi pada pasien penyakit perlemakan hati non alkoholik (Javadi et al, 2017; Olveira et al, 2016)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 567, "width": 454, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prebiotik merupakan karbohidrat komplek, dan yang paling banyak dipelajari adalah fruktan dan arabinoksilan. Fruktan adalah polimer dari molekul fruktosa.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 622, "width": 454, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fruktan terdiri dari fruktan rantai pendek (oligofruktosa) dan fruktan rantai panjang (polifruktosa seperti inulin dan levan). Arabinoksilan adalah kopolimer dari dua gula pentosa (arabinosa dan silosa) (Barengolts, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 705, "width": 454, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prebiotik difermentasikan oleh mikrobiota usus menjadi asam lemak rantai pendek. Prebiotik mampu mengurangi kostipasi, membantu mengurangi berat badan,", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 40, "width": 298, "height": 61, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oceana Biomedicina Journal ocean-biomedicina.hangtuah.ac.id/index.php/journal eISSN 2614-0519 Volume 5 Issue 2 : J ul y – December 2022", "type": "Text" }, { "left": 406, "top": 102, "width": 118, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "LITERATURE STUDY", "type": "Section header" }, { "left": 498, "top": 48, "width": 25, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "OBJ", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "168", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 126, "width": 455, "height": 121, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memberikan efek anti karsinogenik, menurunkan lipogenesis hepar, dan memperbaiki kadar gula darah dan trigliserida. Penelitian membuktikan bahwa prebiotik mampu memperbaiki homeostasis energi dan gula darah. Mekanisme interaksi antara prebiotik dan mikrobiota usus mampu menurunkan inflamasi sistemik dan memperbaiki tolerasi glukosa (Barengolts, 2016; Wiest et al, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 274, "width": 197, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian Prebiotik pada Manusia", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 301, "width": 455, "height": 287, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Beberapa penelitian terkait manfaat prebiotik terhadap manusia sudah mulai dilakukan. Pemberian suplementasi inulin terhadap responden sehat pada 5 penelitian intervensional memperlihatkan, 2 penelitian dilaporkan terjadi penurunan pada trigliserida serum (reduksi 16 dan 27%) atau kolesterol (reduksi 7%) Pada pasien dengan diabetes mellitus tipe 2 atau hiperlipidemia, terjadi reduksi pada kolesterol (6- 20%) atau trigliserida (14-27%) (Parnell et al, 2011). Prebiotik juga memberikan pengaruh terhadap faktor resiko yang berhubungan dengan penyakit PHNA. Konsumsi suplemen oligofruktosa mampu mengurangi berat badan dalam tiga bulan pada pasien overweight dan obesitas. Penelitian pada pasien non-alcoholic steatoheoatic yang diberikan 16 g/d oligofruktosa selama 8 minggu perubahan kadar aspartat aminotransferase dan insulin.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 605, "width": 455, "height": 149, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian Dewulf et al (2013) di Belgia terhadap 15 perempuan obesitas pada rentang usia 40-48 tahun yang diberikan campuran inulin atau oligofruktosa sebanyak 16 g per hari selama 3 bulan memperlihatkan perubahan pada jumlah mikrobiota usus, yaitu 29% Firmicutes saat sebelum intervensi menjadi 37,7% setelah intervensi. Pada penelitian De Luis et al (2011) di spanyol terhadap 6 laki-laki dan 9 perempuan obesitas dengan rentang usia 35-65 tahun yang diberikan Alpha Linoleic Acid (ALA),", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 40, "width": 338, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oceana Biomedicina Journal ocean-biomedicina.hangtuah.ac.id/index.php/journal eISSN 2614-0519 Volume 5 Issue 2 : J ul y – December 2022 LITERATURE STUDY", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 48, "width": 25, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "OBJ", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "169", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 126, "width": 454, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "FOS dan inulin sebanyak 70 g per hari selama 1 bulan memperlihatkan penurunan pada total kolesterol dan kolesterol LDL (Tarantino et al, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 181, "width": 455, "height": 259, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian Dehghan et al (2013) memperlihatkan penurunan total kolesterol, trigliserida, dan kolesterol LDL serta peningkatan kolesterol HDL setelah pemberian inulin 10 g selama 2 bulan pada 49 perempuan obesitas dan diabetes mellitus tipe 2. Pada penelitian Vulevic et al (2013) terlihat penurunan kadar insulin puasa, total kolesterol, dan trigliserida setelah pemberian galaktooligosakarida 5,5 g selama 12 bulan pada 45 sampel laki-laki dan perempuan obesitas dan memiliki sindrom metabolik. Penelitian Javadi et al (2017) di Iran pada 75 pasien yang menderita penyakit perlemakan hati non alkoholik memperlihatkan penurunan aspartat aminotransferase dan alanin aminotransferase setelah diberikan 10 g per hari inulin selama 3 bulan (Barengolts, 2016; Javadi et al, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 467, "width": 103, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber Prebiotik", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 494, "width": 455, "height": 205, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prebiotik meliputi inulin, fruktooligosakarida (FOS), galaktooligosakarida (GOS), dan laktosa. FOS secara alami terjadi pada karbohidrat yang tidak dicerna oleh manusia. FOS juga mendukung pertumbuhan bakteri Bifidobacteria. Oligosakarida yang tidak dicerna seperti rafinosa, galaktosilaktosa, meningkatkan jumlah bifidobakteria indigenus dan bakteri asam laktat lainnya. Beberapa prebiotik seperti inulin dan oligosakarida dapat diisolasi dari sumber alami, seperti umbi- umbian. Umumnya umbi-umbian mengandung oligosakarida dalam bentuk rafinosa dalam jumlah tinggi (Antarini, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 715, "width": 455, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prebiotik banyak ditemukan secara alami pada makanan seperti asparagus, bawang putih, daun bawang, bawang merah dan chicory roots. Rata-rata konsumsi", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 40, "width": 338, "height": 73, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oceana Biomedicina Journal ocean-biomedicina.hangtuah.ac.id/index.php/journal eISSN 2614-0519 Volume 5 Issue 2 : J ul y – December 2022 LITERATURE STUDY", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 48, "width": 25, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "OBJ", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "170", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 126, "width": 455, "height": 121, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perharinya diperkirakan 1-4 g di Amerika Serikat dan 3-11 g di Eropa. Pada saat ini, serat prebiotik sudah ditambahkan dalam komposisi berbagai produk makanan, seperti roti, sereal batangan, dan sereal sarapan pagi cepat saji. Prebiotik sudah mendapatkan status aman d Amerika Serikat dan sebagai bahan makanan alami di berbagai Negara di Eropa (Parnell et al, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 172, "top": 311, "width": 294, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1 Beberapa prebiotik utama yang digunakan dalam penelitian klinis", "type": "Section header" }, { "left": 166, "top": 347, "width": 284, "height": 183, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fruktooligosakarida (FOS) Kecambah Gandum Galaktooligosakarida (GOS) Beta Glutan Inulin Pektin Trans-Oligosakarida (TOS) Plantago ovate Oligofruktosa-Inulin Resistant starch Laktulosa Hydrolyzed guar gum Serat Oat", "type": "Table" }, { "left": 186, "top": 40, "width": 338, "height": 73, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oceana Biomedicina Journal ocean-biomedicina.hangtuah.ac.id/index.php/journal eISSN 2614-0519 Volume 5 Issue 2 : J ul y – December 2022 LITERATURE STUDY", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 48, "width": 25, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "OBJ", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "171", "type": "Page footer" }, { "left": 170, "top": 149, "width": 295, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2 Bahan pangan yang mengandung prebiotik", "type": "Section header" }, { "left": 142, "top": 165, "width": 301, "height": 243, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis Makanan Kandungan Prebiotik (%) Akar Kikori 65 Artikok Yerusalaem 32 Barley 22 Bawang putih 18 Bawang merah 10 Kulit gandum hitam atau biji-bijian 7 Kulit gandum putih 5 Asparagus 4 Masakan dengan kadar coklat yang tinggi 9 Roti putih 3", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 462, "width": 454, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsumsi disarankan 4-10 g per hari untuk mendapatkan efek yang menguntungkan.", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 532, "width": 405, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3 Beberapa contoh bahan pangan untuk mencapai 6 gr prebiotik", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 555, "width": 345, "height": 186, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis Makanan Jumlah (gr) Kalori (Kkal) Kulit artikok yerusalem 19 15 Kulit bawang putih 34,3 45 Kulit daun bawang 51,3 32 Kulit bawang merah 70 20 Bawang merah (dimasak) 120 55 Kulit gandum 120 250 Tepung gandum (dimasak keseluruhan) 125 410 Kulit pisang 600 525", "type": "Table" }, { "left": 186, "top": 40, "width": 338, "height": 73, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oceana Biomedicina Journal ocean-biomedicina.hangtuah.ac.id/index.php/journal eISSN 2614-0519 Volume 5 Issue 2 : J ul y – December 2022 LITERATURE STUDY", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 48, "width": 25, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "OBJ", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "172", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 126, "width": 256, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manfaat Prebiotik Terhadap Resiko Penyakit", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 153, "width": 454, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prebiotik (inulin) diklaim mampu mengurangi beberapa resiko penyakit, antara lain :", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 206, "width": 434, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Mengurangi konstipasi dan memberikan efek yang baik pada motilitas intestinal", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 262, "width": 420, "height": 15, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Menekan terjadinya diare, terutama yang berkaitan dengan infeksi intestinal", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 290, "width": 433, "height": 15, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Mengurangi resiko konstipasi dengan meningkatkan bioavaibilitas dari kalsium", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 319, "width": 434, "height": 69, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Mengurangi resiko dari aterosklerosis penyakit kardiovaskular, terutama yang berkaitan dengan dislipidemia, terutama hipertrigliserida dan resistensi insulin, dimana dipengaruhi pula oleh hiperenergetik dan asupan tinggi karbohidrat", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 402, "width": 433, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Mengurangi resiko obesitas dan diabetes mellitus tipe 2, yang berhubungan dengan resistensi insulin (Roberfroid, 2000)", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 461, "width": 359, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prebiotik dan Penyakit Perlemakan Hati Non-Alkoholik (PHNA)", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 488, "width": 455, "height": 177, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sindrom metabolik adalah kumpulan gejala yang disebabkan oleh kondisi masukan nutrisi yang berlebihan, kurangnya aktivitas fisik dan penumpukan massa lemak yang berlebihan. Definisi sindroma metabolik dalam NECP-ATPIII terdiri dari adanya obesitas sentral, dislipidemia, hipertensi, dan hiperglikemia. Penyakit perlemakan hati non alkoholik erat kaitannya dengan kejadian obesitas, resistensi insulin, dan dislipidemia. Sindroma metabolik merupakan penyebab terjadinya penyakit perlemakan hati non-alkoholik (Mallapa et al, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 682, "width": 455, "height": 66, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prebiotik saat ini terus diteliti sebagai salah satu langkah modifikasi diet. Diet merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi mikrobiota usus. Pemberian prebiotik pada kondisi sindroma metabolik diharapkan mampu mencegah terjadinya", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 40, "width": 298, "height": 61, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oceana Biomedicina Journal ocean-biomedicina.hangtuah.ac.id/index.php/journal eISSN 2614-0519 Volume 5 Issue 2 : J ul y – December 2022", "type": "Text" }, { "left": 406, "top": 102, "width": 118, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "LITERATURE STUDY", "type": "Section header" }, { "left": 498, "top": 48, "width": 25, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "OBJ", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "173", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 126, "width": 454, "height": 121, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penyakit perlemakan hati non-alkoholik. Prebiotik adalah subsrat yang memberikan manfaat bagi tubuh manusia. Prebiotik dapat difermentasi secara selektif dan mampu mengubah secara spesifik komposisi dan aktivitas mikrobiota usus. Pada umumnya prebiotik berasal dari berbagai bahan makanan, terutama serat. Prebiotik yang sering diteliti meliputi oligosakarida, inulin, dan pati resisten (Yoo et al, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 264, "width": 454, "height": 121, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mekanisme prebiotik dalam mempengaruhi sindroma metabolik adalah dalam memodulasi komposisi mikrobiota usus. Pemberian prebiotik meningkatkan bakteri dari filum actinobacteria, terutama bifidobacterium. Beberapa strain bifidobacterium diketahui dapat menimbulkan respon antiinflamasi pada sel epitel saluran cerna. Bifidobacterium berperan dalam menjaga integritas dan permeabilitas epitel usus.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 402, "width": 455, "height": 66, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bifidobakterium tidak mendegradasi lapisan mukus glikoprotein pada epitel usus sehingga barrier usus tetap terjaga dan mencegah terjadinya translokasi bakteri patogen lain (Jakobsdottir et al, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 484, "width": 455, "height": 232, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perubahan komposisi mikrobiota usus dengan bertambahnya bifidobacterium dapat meningkatkan fungsi endoktin usus, dengan meningkatkan glucagon-like peptide-2 (GLP-2), sehingga meningkatkan ekspresi dan aktivitas Z0-1 dan occluding, yang dapat memperbaiki permeabilitas usus. Prebiotik pada saluran cerna juga memiliki efek menstimulasi aktivitas enzim intestinal alkaline phospatase (IAP), sehingga meningkatkan kemampuan detoksifikasi lipopolisakarida (LPS). Perbaikan permeabilitas usus dan efek dari aktivasi IAP akan menurunkan kadar LPS dalam plasma dan menurunkan derajat endotoksemia metabolik, dan menurunkan aktivasi sistem enokanabioid (Parnell et al, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 40, "width": 298, "height": 61, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oceana Biomedicina Journal ocean-biomedicina.hangtuah.ac.id/index.php/journal eISSN 2614-0519 Volume 5 Issue 2 : J ul y – December 2022", "type": "Text" }, { "left": 406, "top": 102, "width": 118, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "LITERATURE STUDY", "type": "Section header" }, { "left": 498, "top": 48, "width": 25, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "OBJ", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "174", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 126, "width": 455, "height": 149, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Komponen prebiotik yang masuk dalam usus besar akan difermentasi oleh bakteri dalam usus besar. Fermentasi tersebut akan menghasilkan asam lemak rantai pendek yang merangsang glucagon like peptide-1 (GLP-1) yaitu peptida inkretin yang memiliki sifat anorektik (menekan nafsu makan). GLP-1 akan mempengaruhi jalur metabolisme yang mengatur nafsu makan seseorang dan sekresi GLP-1 yang tinggi cenderung meningkatkan rasa kenyang seseorang (Parnell et al, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 291, "width": 454, "height": 149, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prebiotik, sebagai contoh pati resisten, merupakan pati makanan yang tahan terhadap enzim pencernaan saluran cerna manusia, tetapi dapat difermentasi oleh mikroflora dalam usus besar untuk menghasilkan asam lemak rantai pendek, yang dapat menekan produksi glukosa di hati. Asam lemak rantai pendek cepat diserap dari saluran pencernaan dan memberikan kontribusi pada keseimbangan energi tubuh (Yoo et al, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 457, "width": 455, "height": 176, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Asam lemak rantai pendek masuk ke sistem vena porta dan akan mengaktifkan AMP-activated protein kinase (AMPK) dalam hati. AMPK berfungsi sebagai pengatur produksi energi dalam sel dan regulasi homeostasis metabolik. Penghambatan produksi glukosa dalam hati merupakan salah satu target dalam pengendalian glukosa darah pada orang diabetes mellitus. Pati resisten juga dapat menurunkan glukosa darah dan meningkatkan respon insulin baik pada orang normal maupun penderita diabetes mellitus (Parnell et al, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 650, "width": 454, "height": 94, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pati resisten dapat menghambat absorbsi glukosa dan lemak, sehingga dapat menurunkan glukosa darah, total kolesterol, trigliserida, low density lipoprotein (LDL), serta meningkatkan high density lipoprotein (HDL). Prebiotik dalam kolon dapat difermentasi oleh bakteri menghasilkan asam lemak rantai pendek, diantaranya asam", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 40, "width": 338, "height": 73, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oceana Biomedicina Journal ocean-biomedicina.hangtuah.ac.id/index.php/journal eISSN 2614-0519 Volume 5 Issue 2 : J ul y – December 2022 LITERATURE STUDY", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 48, "width": 25, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "OBJ", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "175", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 126, "width": 454, "height": 121, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "asetat, propionat, dan butirat. Propionat dan asam asetat dapat mencegah kenaikan kolesterol dengan menghambat sintesis kolsterol di hati, sedangkan butirat memiliki efek protektif terhadap kanker kolon. Asam lemak rantai pendek juga mampu meningkatkan sensitivitas insulin dan membantu pengaturan lemak dan kolesterol dalam darah (Scavuzzi et al, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 264, "width": 454, "height": 93, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prebiotik memiliki kemampuan mengikat garam empedu dalam saluran pencernaan sehingga reabsorbsi empedu terganggu yang akan memicu sintesis empedu di hati. Prekursor empedu adalah kolesterol sehingga peningkatan sintesis empedu akan menurunkan kadar kolesterol dalam darah (Yoo et al, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 402, "width": 83, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 439, "width": 455, "height": 260, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prebiotik adalah komposisi makanan yang tidak dicerna yang memberikan manfaat bagi tubuh, karena menstimulasi pertumbuhan mikrobiota usus yang penting untuk kesehatan. Pengaruh prebiotik pada mikrobiota usus akan memberikan efek reduksi inflamasi, memodulasi metabolisme lemak, dan mereduksi lemak tubuh . Prebiotik menginduksi rasa kenyang dan lipolisis, menghambat lipogenesis, meningkatkan resistensi insulin, menurunkan kadar ghrelin, menurunkan berat badan dan massa lemak, serta meningkatkan respon hormon leptin . Pemberian prebiotik (FOS) pada pasien penyakit perlemakan hati non-alkoholik memperlihatkan perubahan pada aspartate aminotransferase, alanine aminotransferase (AST), memperbaiki resistensi insulin, dan pen urunan TNFα.", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 40, "width": 338, "height": 73, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oceana Biomedicina Journal ocean-biomedicina.hangtuah.ac.id/index.php/journal eISSN 2614-0519 Volume 5 Issue 2 : J ul y – December 2022 LITERATURE STUDY", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 48, "width": 25, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "OBJ", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "176", "type": "Page footer" }, { "left": 242, "top": 139, "width": 114, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 167, "width": 454, "height": 39, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adiwinata, R., A. Kristanto., F. Christianti., T. Richard, D. Edbert. 2015. Tatalaksana Terkini Perlemakan Hati Non-Alkoholik. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia 2: 53- 59.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 208, "width": 452, "height": 25, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Antarini, A.A.N. 2011. Sinbiotik antara Prebiotik dan Probiotik. Jurnal Ilmu Gizi 2: 148- 155.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 236, "width": 454, "height": 39, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Barengolts, E. 2016. Gut Microbiota, Prebiotics, Probiotics, and Synbiotics in Management of Obesity and Prediabetes : Review of Randomized Controlled Trials. Endocrine Practice 22: 1224-1234.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 277, "width": 454, "height": 39, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Buss, C., C. Valle-Tovo., S. Miozzo., A.A. Mattos. 2014. Probiotics and Synbiotics may Improves Liver Aminotransferases Levels in Non-Alcoholic Fatty Liver Disease Patients. Annals of Hepatology 13: 482-488.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 319, "width": 455, "height": 25, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jakobsdottir, G., M. Nyman., F. Fak. 2014. Designing Future Prebiotics Fiber to Target Metabolics Syndrome. Nutrition 30: 497-502.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 346, "width": 454, "height": 53, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Javadi, L., M. Ghavami., M. Khoshbaten., A. Safaiyan., A. Barzegari., B.P. Gargari. 2017. The Effect of Probiotic and/or Prebiotic on Liver Function Test in Patients with Nonalcoholic Fatty Liver Disease : A Double Blind Randomized Clinical Trial. Iran Red Crescent Medical Journal : 1-9.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 402, "width": 454, "height": 38, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mallapa, R.H., N. Rokana., R.K.Duary., H. Panwar., V.K. Batish., S. Grover. 2012. Management of Metabolic Syndrome Through Probiotic and Prebiotic Interventions. Indian Journal of Endocrinology and Metabolism 16: 20-27.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 443, "width": 454, "height": 25, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Olveira, G., I. Gonzalez-Molero. 2016. An Update on Prebiotics, Prebiotics, and Symbiotics in Clinical Nutrition. Endrocinol Nutrition : 1-13.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 471, "width": 455, "height": 52, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Parnell, J.A., M. Raman., K.P. Rioux., R.A. Reimer. 2011. The Potential Role of Prebiotic Fibre for Treatment and Management of Non-Alcoholic Fatty Liver Disease and Associated Obesity and Insulin Resistance. Liver International: 701- 711.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 526, "width": 455, "height": 38, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Parnell, J.A., R.A.Reimer. 2009. Weight Loss During Oligofructose Supplementation is Associated with Ghrelin and Increased Peptide YY in Overweight and Obese Adults. Am J Clin Nutr 89: 1-8.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 567, "width": 454, "height": 39, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Parnell, J.A., R.A. Reimer. 2012. Prebiotic Fiber Modulation of The Gut Microbiota Improves Risk Factor for Obesity and The Metabolic Syndrome. Gut Microbes 3: 1-11.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 609, "width": 454, "height": 52, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Piano, A.D., D. Estadella., L.M. Oyama., E.B. Ribeiro., A.R. Damaso., C.M.P.O. Nascimento. 2014. Nonalcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD), a Manifestation of The Metabolic Syndrome : New Perspectives on The Therapy. Endocrinol Metab Synd 3: 1-11.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 664, "width": 455, "height": 25, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Roberfroid, M.B. 2000. Prebiotics and Probiotics : are They Functional Foods ?. Am J Clin Nutr 71: 1682-1687.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 691, "width": 454, "height": 39, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Scavuzzi, B.M., F.C. Henrique., L.H.S. Miglioranza., A.N.C. Simao., I. Dichi. 2014. Impact of Prebiotics, Probiotics, and Synbiotics on Components of The Metabolic Syndrome. Annals of Nutritional Disorder & Therapy 1: 1-8.", "type": "List item" }, { "left": 186, "top": 40, "width": 338, "height": 73, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oceana Biomedicina Journal ocean-biomedicina.hangtuah.ac.id/index.php/journal eISSN 2614-0519 Volume 5 Issue 2 : J ul y – December 2022 LITERATURE STUDY", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 48, "width": 25, "height": 13, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "OBJ", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "177", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 126, "width": 454, "height": 38, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sudoyo, A.W., B. Setiyohadi., I. Alwi., M. Simadibrata, S. Setiati (eds). 2006. Buku Ajar Ilmu penyakit Dalam. Jakarta. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 167, "width": 454, "height": 25, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syafitri, V., A. Arnelis., E. Efrida. 2015. Gambaran Profil Lipid Pasien Perlemakan Hati Non-Alkoholik. Jurnal Kesehatan Andalas 4: 274-278.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 195, "width": 454, "height": 38, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tarantino, G., C. Fineli. 2015. Systematic Review on Intervention with Prebiotics/Probiotics in Patients with Obesity-Related Nonalcoholic Fatty Liver Disease. Future Microbiologi 10: 889-902.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 236, "width": 455, "height": 39, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tufarelli, V., V. Laudadio. 2016. An Overview on The Functional Food Concept : Prospectives and Applied Researches in Probiotics, Prebiotics, and Synbiotics. Jounal of Experimental Biology and Agricultural Sciences 4: 273-278.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 277, "width": 455, "height": 25, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wiest, R., A. Albillos., M. Trauner., J.S. Bajaj., R. Jalan. 2017. Targeting The Gut-Liver Axis in Liver Disease. Journal of Hepatology.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 305, "width": 454, "height": 25, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yoo, J.Y., S.S. Kim. 2016. Preobiotics and Prebiotics : Present Status and Future Perspectives on Metabolic Disorder. Nutrients 8: 1-20.", "type": "Text" } ]
d6f1182c-36e1-fca1-a55b-221fc294c0a4
https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/substantia/article/download/2881/2108
[ { "left": 78, "top": 59, "width": 171, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Substantia, Volume 19 Nomor 2, Oktober 2017", "type": "Page header" }, { "left": 417, "top": 59, "width": 100, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://substantiajurnal.org", "type": "Page header" }, { "left": 195, "top": 775, "width": 323, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ernita Dewi: Konstruksi Kebahagiaan dalam Bingkai Kecerdasan Spiritual | 133", "type": "Page footer" }, { "left": 134, "top": 85, "width": 333, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KONSTRUKSI KEBAHAGIAAN DALAM BINGKAI KECERDASAN SPRITUAL", "type": "Section header" }, { "left": 267, "top": 137, "width": 62, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ernita Dewi", "type": "Section header" }, { "left": 143, "top": 153, "width": 315, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Ar-Raniry,", "type": "Text" }, { "left": 222, "top": 167, "width": 151, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Banda Aceh, Indonesia Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 204, "top": 212, "width": 189, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diterima tgl, 05-08-2017, disetujui tgl 25-08-2017", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 240, "width": 445, "height": 127, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract : Every human must have longed for true happiness both physically and spiritually. Efforts to gain happiness will be done in various ways, collecting treasures, achieving success accross multiple life domain, seeking position and popularity. However, those are not guaranteed a person's happiness. Today, there are many people who poses wealth, success, popularity, but are infected by various mental diseases such as anxiety, stress, even feel alien to the surrounding world. It turns out that materialism alone cannot bring happiness. Only when the proper doses of spiritualism are mixed with the proper doses of materialism can we expect happiness. The real happiness lies in the aspect of human spirituality. Happiness will come only when someone achieve inner contentmen, close to God, always do good, intelligent to deal with life and consistently guided by the Koran and Hadith.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 386, "width": 442, "height": 170, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak: Setiap manusia pasti merindukan kebahagiaan hakiki baik secara jasmaniah maupun ruhaniah. Upaya mendapatkan kebahagiaan akan dilakukan dengan berbagai cara, mengumpulkan harta, meraih kesuksesan disemua aspek kehidupan, berusaha mendapatkan jabatan dan popularitas. Akan tetapi semua hal itu belum menjamin seseorang memperoleh kebahagiaan. Di zaman moderen sekarang ini justru banyak orang yang memiliki kekayaan, kesuksesan, popularitas, tetapi dihinggapi oleh berbagai penyakit batin seperti cemas, stress, gelisah, bahkan merasa asing dengan dunia sekitarnya.Ternyata kebahagiaan itu tidak melekat pada materi saja. Hanya ketika dosis spiritualisme yang tepat dicampur dengan dosis materialisme yang cukup, kita bisa mengharapkan kebahagiaan. Kebahagiaan sesungguhnya juga terletak pada aspek spritualitas manusia. Kebahagiaan akan datang saat seseorang mencapai kepuasan batin, dekat dengan Allah, senantiasa berbuat baik, dan cerdas menyikapi hidup dan selalu menyelesaikan masalah dengan berpedoman pada al-Quran dan Hadis", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 575, "width": 226, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Kebahagiaan, Kecerdasan Spiritual.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 614, "width": 68, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 629, "width": 443, "height": 91, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mengapa manusia dalam konteks dunia yang modern ini mengalami kekeringan dan kehampaan secara spiritualitas? Jawabannya antara lain bisa dilihat dari asal muasal pandangan serta konsep yang membentuk kemodernan atau modernitas itu sendiri. Bila ditilik seksama, ada dua ciri fundamental dalam peradaban manusia modern, yakni rasionalitas dan mentalitas. Kedua unsur fundamental ini telah selama berabad-abad membentuk mental manusia modern menjadi makhluk yang rasional sekaligus", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 59, "width": 175, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Substantia, Volume 19 Nomor 2, Oktober 2017", "type": "Page header" }, { "left": 417, "top": 59, "width": 100, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://substantiajurnal.org", "type": "Page header" }, { "left": 78, "top": 774, "width": 319, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "134 | Ernita Dewi: Konstruksi Kebahagiaan dalam Bingkai Kecerdasan Spiritual", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 82, "width": 442, "height": 108, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "materialistik. 1 Ditinjau secara historis-filosofis, rasionalitas peradaban modern ini dilahirkan oleh seorang filosof kenamaan dari Perancis. Dia adalah Rene Descartes yang kemudian lazim dikenal sebagai bapak filsafat modern. Salah satu adagiumnya yang terkenal adalah cogito ergo sum (saya berpikir, maka saya ada). Itulah yang kemudian menginspirasi munculnya gerakan-gerakan rasional di Eropa yang kemudian dikenal sebagai Aufklarung. Gerakan-gerakan semacam ini pada ujungnya kebenaran agama yang dianggap sebagai penuh dengan irasionalitas atau mitologis.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 195, "width": 442, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan kata lain, berbarengan dengan semangat rasionalisme itu adalah empirisme dan positivisme sehingga agama menjadi terpinggirkan. Agama dianggap tidak memenuhi unsur logika rasionalitas dan kebenarannya tidak bisa dibuktikan secara empiris.Sebagaimana diulas oleh Mulyadhi Kartanegara, akibat lebih jauhnya lagi adalah unsur-unsur mistisisme dan non-rasional dalam agama cenderung ditolak lantaran dianggap sebagai suatu ilusi. Masyarakat modern sangat menolak pendekatan-pendekatan kebenaran yang non-rasional, sehingga agama atau wahyu yang pada dasarnya bisa diterima melalui instuisi atau hati sangat ditolak otoritasnya. 2", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 322, "width": 442, "height": 91, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada prinsipnya, manusia adalah makhluk spritual, yang setiap saat senantiasa mengaktulisasikan imannya dalam rangka beribadah dan mengabdikan dirinya kepada Allah swt. Manusia telah diciptakan dengan segala kesempurnaannya dan diberikan mandat untuk mengelola bumi, serta bertanggungjawab untuk menjaga bumi agar jauh dari kerusakan 3 Alam semesta tempat manusia mendapatkan kehidupan tentu diarahkan sebaiknya untuk memperoleh kebahagiaan.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 417, "width": 443, "height": 91, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manusia yang menyadari eksistensinya di dunia sebagai hamba Allah swt., dan memiliki tanggung jawab besar untuk menebarkan kebaikan, maka tugas beratnya itu akan dilakukan dengan selalu mengikatkan hatinya pada Allah swt. sebagai pencipta dirinya. Maka apapun yang ingin dicari, diraih seseorang tidak bisa dilakukan dengan hanya hidup di dunia sebagai individu yang terlepas dari keberadaan Allah swt. dan kehidupan sosialnya.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 529, "width": 255, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kekuatan Iman dan Upaya Meraih Kebahagiaan", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 544, "width": 443, "height": 91, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setiap muslim harus mengandalkan iman dan amal saleh demi menjamin kebahagiaan hidupnya. Sejatinya manusia tidak menjadikan sesuatu selain dari keduanya sebagai sarana mencapai kebahagiaan sejati. Di dalam diri manusia terdapat kekuatan yang mendorongnya untuk menunaikan tugas dan tanggung jawab. Pada saat seseorang menerima dorongan hati nuraninya untuk menerima tugas-tugas, kekuatan batin akan mendukungnya. Maka setelah melakukan tugas, jiwanya akan dipenuhi oleh kebahagiaan", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 684, "width": 442, "height": 34, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Mulyadhi Kartanegara, “ Titik Balik Peradaban: Pengaruh Mistisisme atas Fisika Baru ”, dalam Budhy Munawar Rchman dan Eko Wijayanto (Penyunting), Jalan Paradoks: Visi Baru Fritjof Capra tentang Kearifan dan Kehidupan Modern , (Jakarta: Teraju, 2004), h. 146.", "type": "Footnote" }, { "left": 114, "top": 719, "width": 180, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Mulyadhi Kartanegara, “ Titik Balik. , h. 147.", "type": "Footnote" }, { "left": 78, "top": 731, "width": 442, "height": 33, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 M. Uhaib As’ad dan M. Harun al-Rosyid, Spritualitas Dan Modernitas: Antara Konvergensi dan Devergensi , dalam buku Spritualitas Baru, Agama dan Aspirasi Rakyat, (Yogyakarta: Interfidel, 2004), h. 344.", "type": "Footnote" }, { "left": 78, "top": 59, "width": 171, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Substantia, Volume 19 Nomor 2, Oktober 2017", "type": "Page header" }, { "left": 417, "top": 59, "width": 100, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://substantiajurnal.org", "type": "Page header" }, { "left": 195, "top": 775, "width": 323, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ernita Dewi: Konstruksi Kebahagiaan dalam Bingkai Kecerdasan Spiritual | 135", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 84, "width": 442, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dan ketenangan. Kekuatan ini muncul dari dasar fitrah manusia yang mengajak manusia berbuat kebaikan dan meninggalkan kejahatan. 4", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 113, "width": 443, "height": 157, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut al-Ghazali, kebahagiaan ( sa’adah ) itu merupakan suatu tingkatan keadaan yang muncul bersamaan dengan “keyakinan seseorang terhadap Allah di dalam usaha pemenuhan hati, yaitu pengetahuannya tentang Allah swt. melalui kepandaian dan pengalaman terhdapa hukum-hukum Allah di dalam ciptaan-Nya.Al-Ghazali menyebutkan bahwa tujuan akhlak mulia adalah untuk kebahagiaan diakhirat. Di dalam kitabnya Mizan, al-Ghazali menyebutkan bahwa kebahagiaan hakiki yang sebenar-benarnya ialah kebahagiaan akhirat. Kebahagiaan selain itu adalah semu. Apalagi kebahagiaan dunia yang tidak membantu tujuan akhirat. Meskipun terkadang manusia membuat pembenaran akan sesuatu yang dapat menyampaikan manusia kepada kebaikan dan kebahagiaan, tetapi kebahagiaan akhiratlah yang benar dari segala tujuan. 5", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 275, "width": 442, "height": 74, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kebahagiaan akhirat dicapai dengan modal keyakinan dan kepercayaan yang teguh terhadap kehidupan setelah mati. Keyakinan akan adanya Allah swt. yang menghidupkan dan mematikan. Keyakinan tersebut dilahirkan dalam bentuk ibadah dan ketaatan kepada Allah swt. Melakukan setiap perintah Allah swt sebagai bentuk ketertundukan kepada Allah swt., dari seorang hamba yang memiliki kelemahan dan ketidakberdayaan. 6", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 354, "width": 442, "height": 106, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Iman adalah titik sentral kebahagiaan seorang mukmin. Iman merupakan wujud eksistensi mukmin sejati. Iman merupakan penuntun ke alam bawah sadar. Iman yang dimaksud di sini bukanlah sebatas mengakui keberadaan Allah swt., bukan juga sebatas ikrar untuk melaksanakan kewajiban kepada Allah swt. Iman yang dimaksud adalah perasaan seseorang yang selalu terfokus kepada Allah. Dirinya menjadi tentram dalam kebersamaan-Nya, mulut dan hatinya selalu mengingat Allah swt. dan rasa malu serta takutnya tertuju kepada-Nya. 7", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 465, "width": 442, "height": 59, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Iman memiliki beberapa cabang, dan semua bentuk ketaatan adalah bagian dari cabang-cabang tersebut. Jika iman merupakan tanda kehidupan hati dan jiwa serta motif adanya kebahagiaan, maka melaksanakan kewajiban dan anjuran syariat merupakan motif terpenting bagi kelapangan dada, keridhaan jiwa, dan bagusnya hati. 8", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 529, "width": 443, "height": 106, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Iman yang kuat akan tergambarkan pada prilaku yang baik, mudah melakukan kebaikan dan jauh dari perbuatan jahat. Orang yang beriman akan mendapatkan kebahagiaan. Bagaimanapun kebahagiaan memang sesuatu yang relatif dan nisbi. Bahkan, kebahagiaan merupakan rahasia Ilahi, dan manusia hanya mampu menerka-nerka dalam memandang kebahagiaan tersebut. 9 Tidak ada satu pun garansi yang menjamin seseorang dapat mencapai kebahagiaan hakiki, kecuali orang tersebut mengetahui segala sesuatu secara pasti. Untuk itu, seseorang mesti selalu berusaha untuk berada di jalan Allah swt.,", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 662, "width": 441, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 Sayid Mujtaba Musawi al-Lari , Risalah Akhlak , Terj. Meniti Kesempurnaan Akhlak dan Kesucian Rohani, (Jakarta: Citra, 2013), h. 144.", "type": "Footnote" }, { "left": 114, "top": 685, "width": 353, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5 Aboebakar Acheh, Sejarah Filsafat, (Kelantan Malaysia: Pustaka Aman,1976) , h. 192.", "type": "Footnote" }, { "left": 114, "top": 697, "width": 154, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6 Lihat Syahrin Harahap, Jalan Islam...", "type": "Footnote" }, { "left": 78, "top": 708, "width": 442, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 Abdul Karim Bakkar, 86 Langkah Meraih Kebahagiaan (Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu, 2008), h. 143.", "type": "Footnote" }, { "left": 78, "top": 730, "width": 442, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8 Sa’id Abdul ‘Azhim, Meraih Kebahagiaan Yang Hakiki (Meraih Kebahagiaan Hakiki, Terj. (Jakarta: Najla Press, 2006) , h. 69.", "type": "Footnote" }, { "left": 114, "top": 754, "width": 212, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9 Abdul Karim Bakkar, 86 Langkah Meraih ... , h. 29.", "type": "Footnote" }, { "left": 78, "top": 59, "width": 175, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Substantia, Volume 19 Nomor 2, Oktober 2017", "type": "Page header" }, { "left": 417, "top": 59, "width": 100, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://substantiajurnal.org", "type": "Page header" }, { "left": 78, "top": 774, "width": 319, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "136 | Ernita Dewi: Konstruksi Kebahagiaan dalam Bingkai Kecerdasan Spiritual", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 84, "width": 442, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dan mengharapkan keridhaan-Nya, itulah garansi yang akan mengantarkan seseorang ke pintu kebahagiaan. 10", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 132, "width": 274, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Materialisme versus Spiritualisme: Pilihan Dilematis", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 148, "width": 442, "height": 138, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saat ini keimanan manusia semakin terkikis, yang diakibatkan oleh berbagai pengaruh, seperti faham materialisme, liberalisme dan perkembangan ilmu pengetahuan yang bebas nilai. Tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan ilmu dan teknologi, semakin dirasakan oleh semua orang di seluruh belahan bumi ini. Sehingga dunia semakin terasa kecil, semakin mengglobal, dan perubahan terus terjadi dimana-mana di setiap sudut kehidupan. Kondisi ini, sedikit banyak turut memberi pengaruh bagi kehidupan, sehingga diperlukan suatu pegangan yang bersifat abadi agar tidak terseret oleh arus negatif globalisasi dan modernisasi yang mungkin timbul yakni dengan berpegang erat pada agama dan menjalankannya secara terus menerus dalam kehidupan.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 290, "width": 442, "height": 170, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Secara garis besar gambaran kehidupan masyarakat tengah mengalami berbagai pergeseran karena terus berpacu dan bekerja keras memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga agama kurang diperhatikan karena selalu berhubungan dengan dunia materialistis. Begitu pula dengan kehidupan sosialnya antar manusia, nyaris hanya dilakukan bila ada kepentingan bisnis atau mendatangkan benefit berupa keuntungan material. Setidaknya dari masalah ini tampak bahwa masyarakat modern sedang mengalami kejatuhan posisinya dari makhluk spiritual menjadi makhluk material. Maka untuk mengembalikan jati diri manusia sebagai makhluk Allah yang paling mulia, manusia harus kembali kejalan Allah dengan kepatuhan pada agama dan dengan melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik. Hanya dengan cara demikian manusia akan mendapat ketenangan dan kenyamanan sehingga tidak mengalami penyakit frustrasi eksistensial. 11", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 465, "width": 443, "height": 170, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut para ahli pemerhati masalah sosial, bahwa ciri-ciri masyarakat modern akan mengalami frustrasi eksistensial yang ditandai dengan keinginan yang berlebihan untuk berkuasa ( the will to power ), mencari-cari kenikmatan hidup ( the will to pleasure ), selalu ingin menimbun harta ( the will to money ), tidak mengenal waktu dalam bekerja sehingga tidak memiliki waktu untuk bersosialisasi ( the will to work ), serta memiliki kecenderungan libido yang cukup tinggi ( the will to sex ). Akibat dari penyakit ini, membuat kehidupan menjadi gersang, hampa dan kosong tanpa tujuan sehingga muncullah prilaku negatif seperti kriminalitas, kekerasan, kenakalan, bunuh diri, pembunuhan, hubungan seks di luar nikah, penganiayaan, broken home, perkosaan, kecanduan narkoba, perceraian dan perilaku seks menyimpang dan berbagai macam krisis moral lainnya sebagai dampaknya. 12", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 640, "width": 442, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Banyak para ahli yang meratapi zaman ini sebagai abad kejatuhan manusia, karena tidak ditemukannya lagi jiwa masyarakatnya yang bersemi sebagai makhluk Tuhan, karena realitas kehidupan mereka cuma memandang materi dan melupakan agama, meskipun", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 708, "width": 213, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10 Abdul Karim Bakkar, 86 Langkah Meraih ... , h. 30.", "type": "Footnote" }, { "left": 78, "top": 719, "width": 442, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "11 Ahmad Nurcholis, “Peran Tasawuf dalam Merekonstruksi Krisis Spiritualitas Manusia Modern”, dalam Jurnal Sosio-Religi , Vol. 10, No. 1, (2012), h. 112.", "type": "Footnote" }, { "left": 78, "top": 743, "width": 442, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "12 Huston Smith, Kebenaran yang Terlupakan Kiritik atas Sains dan Modernitas, Terj. Inyiak Ridwan Muzir, (Yogyakarta : IRCiSoD, 2001), h. 130.", "type": "Footnote" }, { "left": 78, "top": 59, "width": 171, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Substantia, Volume 19 Nomor 2, Oktober 2017", "type": "Page header" }, { "left": 417, "top": 59, "width": 100, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://substantiajurnal.org", "type": "Page header" }, { "left": 195, "top": 775, "width": 323, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ernita Dewi: Konstruksi Kebahagiaan dalam Bingkai Kecerdasan Spiritual | 137", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 84, "width": 442, "height": 90, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tidak menolak Tuhan dalam bentuk lisan, tetapi mengingkarinya dalam bentuk prilaku. Setiap manusia, bahkan setiap keluarga, tampaknya akan berpapasan dengan problema krisis spiritual. Imbasnya lembaga yang paling banyak merasakan problem itu adalah keluarga, sehingga untuk mengantisipasinya dibutuhkan kecerdasan dan daya tahan keluarga, yakni dengan pendekatan keagamaan dengan mengimani dan menaati segala perintah Allah swt. 13", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 179, "width": 442, "height": 122, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan keimanan dan ketaatan kepada Allah swt. merupakan perbuatan dzikir, sebab makna dzikir itu cukup luas dan termasuk diantaranya pelaksanaan aktifitas yang dilandasi oleh keimanan. Dengan berdzikir seseorang akan mendapatkan ketenangan hati karena memang Allah secara langsung menyebutkan bahwa berdzikir itu mendatangkan ketenangan. Dengan ketenangan atau ketentraman akan memunculkan ketajaman pemikiran dan analisa, yang merupakan bibit yang menumbuhkan kreatifitas. Sebagaimana terungkap dalam sebuah sya’ir Parsi yang mengatakan: \"Berdzikirlah sampai dzikirmu menyembulkan fikr, dan melahirkan seratus ribu pikiran-pikiran murni (andishah)\". 14", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 306, "width": 442, "height": 91, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Al-Qur’an bisa menjadi solusi yakni dengan menjadikannya sebagai pemandu dalam penyelenggaraan kehidupan dan melakukan aktifitas. Al-Qur'an berfungsi sebagai penyeimbang antara kehidupan materi dan spiritual disamping juga berfungsi sebagai pedoman hidup. Al-Qur’an bagi orang mukmin dapat dijadikan sebagai pelipur lara terutama mengatasi kegundahan dan kegerahan yang biasa dialami oleh manusia modern. Sebab sebagaimana firman Allah swt:", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 403, "width": 425, "height": 45, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ُُلِّز َنُنَو ُ َُنِّم ُٱُ ل ُ رُق ُِّناَء ُ اَم ُ َُوُه ُ ُ اَفِّش ءُ َُ حَرَو ةُ ُ لِّزل ُ ؤُم َُيِّنِّم ُ ُ َ لَو ُ ُُديِّزَي ُٱ ُ ظل َُيِّمِّل ُ ُ لِّإ ُ ارا َسَخ ُ٨٢ ُ", "type": "Picture" }, { "left": 78, "top": 451, "width": 442, "height": 45, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“Dan kami turunkan dari al-Qur’an (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang zalim (al-Qur’an itu) hanya akan menambah kerugian”. 15", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 517, "width": 442, "height": 75, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abdullah Yusuf Ali dalam mengomentari ayat ini dengan mengatakan bahwa dalam wahyu Allah swt. terdapat obat untuk jiwa yang sudah merana, untuk harapan dan masa depan kerohanian yang menderita, serta kebahagiaan dalam mendapatkan pengampunan atas segala dosa. Semua yang bekerja dalam keimanan akan turut memiliki hak yang sangat berharga di sisi Allah.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 597, "width": 442, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Namun mereka yang dalam hidupnya selalu membangkang terhadap hukum Allah maka mereka akan menderita rugi. Makin banyak mereka menantang kebenaran, akan makin dalam mereka terjerumus ke dalam suasana dosa dan kemurkaan Allah swt., yang lebih buruk dari pada kehancuran. Tujuan orang bekerja keras, memenuhi disiplin dan menjaga etos kerja adalah agar mendapatkan kesuksesan dan meningkatnya kualitas hidup.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 730, "width": 190, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "13 Ahmad Nurcholis, “ Peran Tasawuf ..., h. 113.", "type": "Footnote" }, { "left": 114, "top": 742, "width": 190, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "14 Ahmad Nurcholis, “ Peran Tasawuf ..., h. 113.", "type": "Footnote" }, { "left": 114, "top": 754, "width": 92, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "15 Q.S. Al-Isra’/17: 82.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 59, "width": 175, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Substantia, Volume 19 Nomor 2, Oktober 2017", "type": "Page header" }, { "left": 417, "top": 59, "width": 100, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://substantiajurnal.org", "type": "Page header" }, { "left": 78, "top": 774, "width": 319, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "138 | Ernita Dewi: Konstruksi Kebahagiaan dalam Bingkai Kecerdasan Spiritual", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 84, "width": 442, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Namun harus disadari bahwa kriteria yang digunakan dalam mengukur kualitas hidup adalah kriteria ketaqwaan. 16", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 113, "width": 442, "height": 109, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari semua “kebobrokan” yang terus menghantui masyarakat modern dapat dikatakan bahwa se-modern apapun sebuah komunitas atau seseorang, agama tetap akan eksis, dibutuhkan dan tetap dapat menjadi tawaran solutif terhadap penyakit sebagai derivasi dari peradaban yang dimunculkan. Agama diperlukan guna menjelaskan makna dan tujuan hidup manusia. Agamalah yang mengisi sisi spiritual manusia yang tidak mungkin dipenuhi oleh rasionalitas dan ilmu pengetahuan. Bahkan menurut William James, agama akan selalu ada selagi manusia memiliki rasa cemas. 17", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 227, "width": 442, "height": 90, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agama dan keimanan akan mengantarkan seseorang pada ketenangan jiwa yang membahagiakan. Sebaliknya seorang muslim akan merasakan sangat gelisah, takut, cemas jika keimanan dan kejernihan spritualnya tersakiti atau ternodai dengan kekufuran. Meskipun seseorang tidak menunjukkan kondisi tersebut, tetapi prilaku seseorang menyiratkan krisis iman yang dialaminya. Perhatikan orang yang ingkar kepada Allah swt. dan senang melakukan kejahatan, maka hidupnya tidak tenang apalagi bahagia.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 322, "width": 443, "height": 249, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jangan membanggakan harta yang bertumpuk, karena banyak orang yang tidak dapat terbebas dari derita meskipun banyak harta. Jangan membanggakan pangkat dan jabatan, sebab ada banyak orang yang masuk jurang karena terseret oleh pangkatnya, terkadang jauh dari masyarakat, dicibir orang jalanan. Apalagi membanggakan asal keturunan, karena kemuliaan, kehormatan dan luhur hanyalah orang tua serta kakek moyangmu. Dengan demikian semua harta, kedudukan dan pangkat merupakan salah satu sarana untuk mencapai kebahagiaan, jadi semua itu hanyalah salah satu sarana dan bukan satu-satunya. Jika seseorang mampu memenej dirinya dan semua yang dimilikinya secara baik, akan membawa orang tersebut pada rasa bahagia, tetapi sebaliknya saat seseorang tidak mampu mengawal kekayaan yang dimilikinya, maka orang tersebut akan tenggelam dalam harta tersebut dan kebahagiaan tidak diperoleh. Penampilan yang keren dengan berpatron pada gaya masa kini yang terus berubah, tidak menjamin semua itu menenangkan jiwa, bahkan orang rela menghabiskan banyak harta untuk mengikuti mode terkini agar semua orang terpana melihatnya, meskipun di dalamya kosong semata. Mode dan gaya tidak memberikan kepuasan, yang ada melelahkan pemikiran, sebab yang dicari belum didapatkan, itulah kebahagiaan. 18", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 574, "width": 443, "height": 93, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Seorang bintang sinetron 19 menuturkan tentang suami yang bekerja sebagai artis amatiran. Suaminya berkata saya berharap memiliki uang sekitar dua milyar sekalipun ditimpa rasa sakit. Lalu istrinya bertanya apa gunanya harta kalau menderita sakit. Suaminya menjawab bahwa uang tersebut akan dihabiskan untuk berobat. Akhirnya suami memiliki uang lebih dari dua milyar, lalu orang tersebut menderita kanker limpa. Semua uangnya habis untuk berobah, bahkan tidak cukup. Akibat penyakit tersebut orang tersebut", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 707, "width": 206, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "16 Ahmad Nurcholis, “ Peran Tasawuf ..., h. 113-114.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 719, "width": 188, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17 Ahmad Nurcholis, “ Peran Tasawuf .. . , h. 124.", "type": "Footnote" }, { "left": 78, "top": 731, "width": 442, "height": 33, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "18 Umar Hasyim, Memburu Kebahagiaan (Surabaya: Bina Ilmu,1993) , h. 19 19 Dikutip dari buku Syaikh M.Abdul Athi Buhairi , Laa Tahzan Inna ma’a Al-U’sri Yusra Terj. ( Jakarta: Pustaka Al-Kausar, 2001), h. 387.", "type": "Footnote" }, { "left": 78, "top": 59, "width": 171, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Substantia, Volume 19 Nomor 2, Oktober 2017", "type": "Page header" }, { "left": 417, "top": 59, "width": 100, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://substantiajurnal.org", "type": "Page header" }, { "left": 195, "top": 775, "width": 323, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ernita Dewi: Konstruksi Kebahagiaan dalam Bingkai Kecerdasan Spiritual | 139", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 84, "width": 442, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tidak bisa memakan makanan enak, hanya boleh makan sedikit saja. Penderitaan panjang tersebut berakhir dengan kematian dalam keadaan menyesal dan kecewa.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 116, "width": 442, "height": 74, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Apabila semua sarana materi yang tersebut di atas tidak gagal mengantarkan orang pada kebahagiaan, maka orang akan berbalik untuk mencari kebahagiaan dengan bergaya hidup santai yang diwarnai sedikit kebebasan. Gaya hidup santai yang tidak memiliki panduan yang jelas, sehingga orang pun kehilangan arah dalam kehidupan santai tersebut. 20", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 195, "width": 442, "height": 91, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kebahagiaan sering diidentikkan dengan gaya hidup mewah, santai dan penuh kebebasan. Apabila arti kebahagiaan ditanyakan kepada generasi muda sekarang ini, maka jawabannya adalah memiliki banyak harta, hidup tidak memiliki beban dan bisa melakukan apa saja. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah apakah kebahagiaan akan diperoleh dengan mengandalkan harta, kebebasan tapi tidak memiliki panduan hidup yang disadarkan pada ajaran agama Islam.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 290, "width": 443, "height": 154, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Di era yang disebut modern ini manusia telah mencapai tingkat kemajuan yang luar biasa dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Sekarang ini manusia telah sampai pada pemenuhan fasilitas dan kebutuhan hidup dengan segala kecanggihan teknologi. Untuk melakukan perjalanan tersedia berbagai alat transportasi serba canggih dan cepat. Alat teknologi komunikasi telah membantu manusia melakukan percakapan jarak jauh dan menghubungkan orang dari berbagai negara dalam waktu yang cepat. Globalisasi telah memungkinkan manusia mendapatkan segala yang diinginkan secara cepat meskipun hal tersebut tidak ada di negaranya. Mesin-mesin canggih siap membantu segala yang dibutuhkan manusia, sehingga seseorang tidak perlu bersusah payah dalam mempersiapkan sesuatu yang diinginkannya. 21", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 449, "width": 442, "height": 122, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan segala kemudahan yang dimiliki manusia, mungkinkan kebahagiaan akan dengan mudah didapatkan. Ternyata masih ada sesuatu yang dirasa hilang dari manusia yang menganggap dirinya modern itu sebagai efek dari sikap mentalnya. Meskipun semua bidang kegiatan manusia telah dijamah oleh teknologi modern yang dalam deret ukur jangka waktu mengalami perubahan-perubahan kualitatif yang sangat cepat sampai ke akar-akarnya. Dunia yang luas dan lebar pada zaman dahulu, sekarang seperti satu kampung yang begitu mudah untuk dijangkau. Perjalanan antar negara dapat dilakukan dengan cepat dan mudah. 22", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 576, "width": 442, "height": 106, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Masyarakat moderen diikat oleh waktu yang sangat masif, jam tangan bukan lagi sebagai hiasan, tetapi menjadi tonggak yang mematok dan memagari langkah mereka. Tidak bisa hidup tanpa telepon genggam, pemikirannya bercabang ke segala penjuru. Di jalan raya semua serba cepat, memburu waktu, walaupun harus membuat kemacetan. Televisi menyajikan berbagai program yang tidak mendidik, kecuali menampilkan acara- acar yang berbau kekerasan dan kemewahan. Bertamu ke rumah seseorang juga perlu melihat waktu, karena sadar yang punya rumah sibuk. Banyak aktivitas sosial keagamaan", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 731, "width": 155, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "20 Umar Hasyim, Memburu..., h. 19-20.", "type": "Footnote" }, { "left": 114, "top": 743, "width": 142, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "21 Umar Hasyim, Memburu..., h. 21.", "type": "Footnote" }, { "left": 114, "top": 754, "width": 141, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "22 Umar Hasyim, Memburu ..., h. 24", "type": "Footnote" }, { "left": 78, "top": 59, "width": 175, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Substantia, Volume 19 Nomor 2, Oktober 2017", "type": "Page header" }, { "left": 417, "top": 59, "width": 100, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://substantiajurnal.org", "type": "Page header" }, { "left": 78, "top": 774, "width": 319, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "140 | Ernita Dewi: Konstruksi Kebahagiaan dalam Bingkai Kecerdasan Spiritual", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 84, "width": 442, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "hilang digantikan dengan upaya mengejar materi. Itulah kehidupan masyarakat moderen sekarang. 23", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 116, "width": 442, "height": 217, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan kata lain maka hilanglah dimensi manusia modern sebagaimana kata Tillich, bahwa manusia menjadi kehilangan dimensi transendental. Ketidakharmonisan hidup antara jiwani dan badani, antara kondisi spritual dan lahiriah dan segala kondisi- kondisinya, sehingga individualisme dan egoisme tulen yang dimanifestasikan tidak dapat ditahan, dan akibatnya adalah manusia memandang rendah terhadap segala sesuatu yang serba emosional dan serba sensitif, lalu beralih ke yang serba mekanistis dan otomatis. Tanpa terasa manusia menjadi budak dan menjadi sebagian dari mesin-mesin itu. Komputer, internet, tablet, ipad dan semua perlatan komunikasi canggih lainnya yang serba otomatis atau serba mesin dapat membuat manusia apatis terhadap kondisi lingkungan, kepekaaan sosial menjadi langka, kasih sayang, rasa hormat dan segala hal yang bersifat menyentuh suara hati dipandang sebagai omomg kosong yang hanya menbuang- membuang waktu saja. Kata-kata yang ampuh seperti perdamaian abadi, eksistensi secara damai dalam kostelasi dunia, merupakan slogan peri kemanusiaan yang kososng dan hambar, hanya enak didengar oleh telinga anak ingusan. 24", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 338, "width": 442, "height": 154, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terjadinya ketidakseimbangan psikis membuat pribadi seseorang menjadi tidak menentu, hilang arah, menjerit, meronta, menangis, karena ketidaktenangan jiwa membuat banyak orang lari pada tindakan yang salah tanpa dukungan pedoman hidup dan nilai-nilai kebaikan. Norma-norma yang serba tradisional, serba umum, dan serba diatur tidak disukai, maka secara dasar atau tidak banyak orang yang terhanyut dalam asimilasi budaya asing, dengan mengikuti sepenuhnya budaya orang yang dianggap lebih eksentrik, karena dibandingkan dengan norma bangsanya sendiri. Akhlak mulia diabaikan karena dianggap sudah usang dan kuno, maka dicarikan ganti dengan gaya hidup bebas nilai yang mengamini semua perbuatan tanpa ada larangan, dan itulah yang dianggap sebagai bentuk kebahagiaan hidup. 25", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 497, "width": 443, "height": 217, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebagai akibat dari sikap hipokrit yang berkepanjangan, maka manusia modern mengidap gangguan kejiwaan antara lain berupa: (a) Kecemasan, (b) Kesepian, (c) Kebosanan, (d) Perilaku menyimpang,(e) Psikosomatis. Pertama, Kecemasan merupakan perasaan cemas yang diderita manusia modern tersebut di atas adalah bersumber dari hilangnya makna hidup, ( the meaning of life) . Secara fitrah manusiamemiliki kebutuhan akan makna hidup. Namun, orang yang memiliki gangguan kecemasan ini mereka justru tidak memiliki makna hidup, karena mereka tidak memiliki prinsip hidup. Apa yang dilakukan adalah mengikuti trend, mengikuti tuntutan sosial, sedangkan tuntutan sosial belum berdiri di atas suatu prinsip yang mulia. Orang yang hidupnya hanya mengikuti kemauan orang lain, akan merasa puas tetapi hanya sekejap, dan akan merasa kecewa dan malu jika gagal. Karena tuntutan sosial selalu berubah dan malu jika gagal. Karena tuntutan sosial selalu berubah dan tidak ada habis-habisnya maka manusia modern dituntut untuk selalu mengantisipasi perubahan. Padahal perubahan itu selalu terjadi dan susah diantisipasi, sementara orang tersebut tidak memiliki prinsip hidup, sehingga mudah", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 731, "width": 324, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "23 Komaruddin Hidayat, Psikologi Kebahagiaan (Jakarta: Mizan, 2013 ) ..., h. 172.", "type": "Footnote" }, { "left": 114, "top": 743, "width": 174, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "24 Komaruddin Hidayat, Psikologi ..., h. 172.", "type": "Footnote" }, { "left": 114, "top": 754, "width": 171, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "25 Komaruddin Hidayat, Psikologi ..., h. 173", "type": "Footnote" }, { "left": 78, "top": 59, "width": 171, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Substantia, Volume 19 Nomor 2, Oktober 2017", "type": "Page header" }, { "left": 417, "top": 59, "width": 100, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://substantiajurnal.org", "type": "Page header" }, { "left": 195, "top": 775, "width": 323, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ernita Dewi: Konstruksi Kebahagiaan dalam Bingkai Kecerdasan Spiritual | 141", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 84, "width": 442, "height": 59, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "diperbudak untuk melayani perubahan. Ketidakseimbangan itu, merasa hidupnya tidak bermakna, tidak ada dedikasi dalam perbuatannya. Maka orang tersebut dilanda kegelisaan dan kecemasan yang berkepanjangan. Hanya sesekali menikmati kenikmatan sekejap, kenikmatan palsu ketika berhasil tampil di atas panggung sandiwara kehidupan. 26", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 148, "width": 442, "height": 138, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ketika manusia memiliki perasaan mendapatkan suatu yang lebih dalam bidang materi, terutama menjadikan harta dan kekayaan sebagai sumber kebahagiaan. Maka hidupnya akan dipenuhi oleh tekanan dan kepedihan. Sebab, sebesar apa pun usaha manusia, tidak akan pernah mampu memuaskan ketamakan dan ambisi dari angan- anganya. Seringkali diantara ambisi-ambisinya dan usahanya untuk mencapainya, seseorang dihadapkan oleh pengahalang yang tidak sanggup dihadapinya. Pada kondisi tersebut, akan membuat jiwanya terguncang dan munculnya kesakitan, kecemasan dan sarafnya menjadi sakit. Kondisi ini semakin parah saat seseorang tidak mau menyandarkan hakikat sesuatu kepada Allah swt., dan kehidupan dunia hanyalah fatamorgana. 27", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 290, "width": 443, "height": 186, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kedua, Kesepian yaitu gangguan kejiwaan berupa kesepian bersumber dari hubungan antar manusia (interpersonal) di kalanganmasyarakat modern yang tidak lagi tulus dan hangat. Kegersangan hubungan antar manusia ini disebabkan karena semua manusia modern menggunakan topeng-topeng sosial untuk menutupi wajah kepribadiannya. Dalam komunikasi interpersonal, manusia modern tidak memperkenalkan dirinya sendiri, tetapi selalu menunjukkannya sebagai seseorang yang sebenarnya bukan dirinya. Akibatnya setiapmanusia modern memandang orang lain, maka yang dipandang juga bukan sebagai dirinya, tetapi sebagai orang yang bertopeng. Selanjutnya hubungan antar manusia tidak lagi sebagai hubungan antar kepribadian,tetapi hubungan antar topeng, padahal setiap manusia membutuhkan orang lain, bukan topeng lain. Sebagai akibat dari hubungan antar manusia yang gersang, manusia modern mengidap perasaan sepi, meski ia berada di tengah keramaian. 28", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 481, "width": 442, "height": 170, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ketiga, Kebosanan. Manusia mengalami ini karena merasa hidupnya tidak bermakna, dan hubungan dengan manusia lain terasa hambar karena ketiadaan ketulusan hati, kecemasan yang selalu mengganggu jiwanya dan kesepian yang berkepanjangan, menyebabkan manusia modern menderita gangguan kejiwaan berupa kebosanan. Ketika di atas pentas kepalsuan, manusia bertopeng memang memperoleh kenikmatan sekejab, tetapi setelah kembali ke rumahnya, maka dirinya kembali dirasuki perasaan cemas dan sepi. Kecemasan dan kesepian yang berkepanjangan akhirnya membuatnya menjadi bosan, bosan kepada kepura-puraan, bosan kepada kepalsuan, tatapi ia tidak tahu harus melakukan apa untukmenghilangkan kebosanan itu. Berbeda dengan perasaan seorang pejuang yang merasa hidup dalam keramaian perjuangan meskipun ketika itu ia sedang duduk sendiri di dalam kamar, atau bahkan dalam sel penjara, manusia modern justru merasa sepi di", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 707, "width": 441, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "26 Nur Ahmad, “ Konseling Agama : Terapi Terhadap Pengidap Penyakit Manusia Modern”, dalam Jurnal Konseling Religi, Vol. 5, No. 1 , (2014), h. 162-164.", "type": "Footnote" }, { "left": 78, "top": 731, "width": 441, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "27 Sayid Mujtaba Musawi al-Lari, Roadmap of God :Meniti Kesempurnaan Akhlak dan Kesucian Rohani, Terj. (Jakarta: Citra, 2013), h. 163.", "type": "Footnote" }, { "left": 114, "top": 753, "width": 144, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "28 Nur Ahmad, “ Konseling ..., h. 164.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 59, "width": 175, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Substantia, Volume 19 Nomor 2, Oktober 2017", "type": "Page header" }, { "left": 417, "top": 59, "width": 100, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://substantiajurnal.org", "type": "Page header" }, { "left": 78, "top": 774, "width": 319, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "142 | Ernita Dewi: Konstruksi Kebahagiaan dalam Bingkai Kecerdasan Spiritual", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 84, "width": 442, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tengah-tengah keramaian, frustrasi di tengah aneka fasilitas, dan bosan di tengah kemeriahan pesta yang menggoda. 29", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 116, "width": 442, "height": 154, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keempat, Perilaku menyimpang. Kecemasan, kesepian dan kebosanan yang diderita berkepanjangan, menyebabkan seseorang tidak tahu persis apa yang harus dilakukan. Orang tersebut tidak bisa memutuskan sesuatu, dan tidak tahu jalan mana yang harus ditempuh. Dalam keadaan jiwa yang kosong dan rapuh ini, maka ketika seseorang tidak mampu berfikir jauh, kecenderungan memuaskan motif kepada hal-hal yang rendah menjadi sangat kuat, karena pemuasan atas motif kepada hal-hal yang rendah agak sedikit menghibur. Manusia dalam tingkat gangguan kejiwaan seperti itu mudah sekali diajak atau dipengaruhi untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan meskipun perbuatan itu menyimpang dari norma-norma moral. Kondisi psikologi mereka seperti hausnya orang yangsedang berada dalam pengaruh obat terlarang. 30", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 275, "width": 442, "height": 138, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kelima, Psikosomatis. Psikosomatik adalah gangguan fisik yang disebabkan oleh faktor-faktor kejiwaan dan sosial. Seseorang jika emosinya menumpuk dan memuncak maka hal itu dapat menyebabkan terjadinya goncangan dan kekacauan dalam dirinya. Jika faktor-faktor yang menyebabkan memuncaknya emosi itu secara berkepanjangan tidak dapat dijauhkan, maka orang tersebut dipaksa untuk selalu berjuang menekan perasaannya. Perasaan tertekan, cemas, kesepian dan kebosanan yang berkepanjangan dapat mempengaruhi kesehatan fisiknya. Psikosomatik dapat disebut sebagai penyakit gabungan, fisik dan mental, yang dalam bahasa Arab disebut nafsajasadiyyah. Yang sakit sebenarnya jiwanya,tetapi menjelma dalam bentuk sakit fisik. 31", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 417, "width": 443, "height": 123, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penderita psikosomatik biasanya selalu mengeluh merasa tidak enak badan, jantungnya berdebar-debar, merasa lemah dan tidak bisa konsentrasi. Wujud psikosomatik bisa dalam bentuk syndrome,trauma, stress, ketergantungan kepada obat penenang/alkohol/narkotik atau berperilaku menyimpang. Manusia modern penderita psikosomatik adalah ibarat penghuni kerangkeng yang sudah tidak lagi menyadari bahwa kerangkeng itu merupakan belenggu. Baginya berada dalam kerangkeng seperti memang sudah seharusnya begitu, sudah tidak bisa membayangkan seperti apa alam di luar kerangkeng. 32", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 544, "width": 442, "height": 138, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sayangnya kebahagiaan tidak diperoleh dari kehidupan tanpa arah yang tidak memiliki pedoman hidup, apalagi kehidupan bebas tanpa diatur oleh nilai-nilai apapun. Ibarat orang yang meminum air laut maka rasa haus tidak akan pernah reda, semakin diminum maka semakin haus rasanya. Martin H. Neumeiyer menyebutkan bahwa kondisi seperti itu adalah akibat dari gangguan jiwa, meskipun fungsi intelektualnya baik, tetapi mempunyai sifat dan tingkah laku avonturisme dan menjauhkan diri dari perbuatan dalam bentuk norma sosial yang baik. Semua itu sebagai akibat dari timbulnya konflik batin masa kini dan akibat dari ketidakpuasan terhadap segala yang serba modern yang berimplikasi pada sikap hidup manusia. Akibat yang lain karena hubungan antara manusia dengan Allah", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 707, "width": 160, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "29 Nur Ahmad, “ Konseling ..., h. 164-165 30 Nur Ahmad, “ Konseling..., h. 165.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 731, "width": 162, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "31 Nur Ahmad, “ Konseling..., h. 165-166.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 743, "width": 442, "height": 21, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "32 Ahmad Mubarok, Konseling Agama Teori dan Praktek, (Jakarta: Bina Renika Pariwara, 2002), h. 166.", "type": "Footnote" }, { "left": 78, "top": 59, "width": 171, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Substantia, Volume 19 Nomor 2, Oktober 2017", "type": "Page header" }, { "left": 417, "top": 59, "width": 100, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://substantiajurnal.org", "type": "Page header" }, { "left": 195, "top": 775, "width": 323, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ernita Dewi: Konstruksi Kebahagiaan dalam Bingkai Kecerdasan Spiritual | 143", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 84, "width": 442, "height": 75, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "swt. kehilangan nilai vertikalnya, menampakkan simbol-simbol yang kosong dan hambar, kecuali sekedar formalitas saja. Dengan demikian, maka hidup dengan fasilitas hasil teknologi modern belum tetntu memberikan kebahagiaan pada diri seseorang, tetapi dapat menjerumuskan pada dampak yang lain bahkan kebalikan dari apa yang didambakan sebelumnya. 33", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 163, "width": 442, "height": 123, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kebahagiaan merupakan sesuatu yang tetap dan tidak berubah-ubah, akan tetapi harus diakui bahwa manusia dapat mengalami banyak perubahan dan berbagai kejadian, karena orang yang paling senang hidupnya, dapat ditimpa cobaan yang berat. Kalau ada orang ditimpa nasib buruk, lalu mati akibat nasib buruk, maka tidak ada seorang pun yang akan menganggapnya bahagia. Menurut penalaran ini, manusia belum dapat dinyatakan bahagia selagi manusia masih hidup, tetapi harus menunggu sampai akhir umurnya, baru kemudian bisa ditetapkan bahagia atau tidak. Akan tetapi pandangan ini tidak diterima oleh Miskawaih karena bahagia merupakan suatu aktivitas. 34 .", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 306, "width": 230, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kecerdasan Spiritual: Solusi Hidup Bahagia", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 322, "width": 442, "height": 91, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Di tengah tingginya persaingan hidup dan penerapan pola hidup individual, maka siapapun yang hidup di era sekarang harus memiliki kecerdasan spritual. Disamping itu kecerdasan emosional dan spritual mutlak diperlukan sekarang ini. Problematika hidup yang datang silih berganti, tidak bisa diatasi hanya dengan pemikiran mendalam, tetapi harus didekati dengan dimensi hati nurani. Menyikapi tekanan hidup jangan diselesaikan dengan depresi berkepanjangan, tetapi dengan mendekatkan diri kepada Allah swt.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 417, "width": 443, "height": 186, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peter L Berger melukiskan bahwa manusia modern mengalami anomie yaitu suatu keadaan dimana setiap individu merasa kehilangan ikatan yang memberika rasa aman dan kemantapan dengan sesama manusia, sehingga manusia kehilangan arah dan arti kehidupan di dunia ini. Munculnya struktur-struktur institusional modern juga telah mengakibatkan ketidakpuasan manusia dengan kehidupannya. Sebab utama munculnya ketidakpuasan secara langsung maupun tidak langsung bersumber dari ekonomi berteknologi. Produksi berteknologi modern mengakibatkan keanomian dalam bidang hubungan sosial, individu diancam tidak hanya oleh rasa tidak aman di tempat kerjanya, tetapi juga hilangnya makna dalam hubungannya dengan orang lain. Karena kompleksnya permasalahan ekonomi yang berteknologi itu sendiri, makin lama makin buramlah hubungan sosial individu. Akhirnya semua itu mengakibatkan ketegangan, kekecewaan bahkan akibat yang paling ekstrem timbulnya perasaan terasing dengan orang lain. 35", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 608, "width": 442, "height": 106, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rasa tidak puas secara khusus juga sering kali bersumber dari pluralisasi kehidupan sosial. Umumnya rasa tidak puas dapat diistilahkan dengan homeless (ketidakberumahan). Karena struktur-struktur masyarakat modern yang pluralitas, membuat individu hidup dengan cara berpindah-pindah, senantiasa berubah dan selalu bergerak. Dalam kehidupan modern sekarang ini individu senantiasa berpindah-pindah dari dunia sosial yang satu ke dunia sosial yang lain yang berbeda dengan kehidupan sosial sebelumnya. Individu tidak lagi menemukan lingkungan yang benar-benar sama dengan lingkungannya terdahulu, apa", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 731, "width": 186, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "33 Ahmad Mubarok, Konseling Agama... , h. 28.", "type": "Footnote" }, { "left": 114, "top": 743, "width": 373, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "34 Ibn Miskwaih, Tahzibul Akhlak (Beirut : Masyurat Dar al-Maktabat al-hayat, 1398), h. 105.", "type": "Footnote" }, { "left": 114, "top": 754, "width": 401, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "35 Peter L Berger, The Homeless Mind , Terj, Pikiran Kembara, (Yogyakarta: Kanisius, 1992), h. 166.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 59, "width": 175, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Substantia, Volume 19 Nomor 2, Oktober 2017", "type": "Page header" }, { "left": 417, "top": 59, "width": 100, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://substantiajurnal.org", "type": "Page header" }, { "left": 78, "top": 774, "width": 319, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "144 | Ernita Dewi: Konstruksi Kebahagiaan dalam Bingkai Kecerdasan Spiritual", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 84, "width": 442, "height": 43, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang merupakan kebenaran dalam konteks kehidupan sosial seorang individu, mungkin menjadi kekeliruan bagi lingkungan sosial orang lain, keadaan ini menjadikan seseorang seperti telah teransing dengan lingkungan dimana dirinya hidup. 36", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 132, "width": 443, "height": 138, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Meskipun modernisasi yang dicapai manusia melalui berbagai kemudahan hidup yang telah didapatkan, ternyata belum mampu menciptakan harmonisasi bagi nilai hidup yang ideal tanpa kekacauan, kekerasan dan rasa sakit. Kehidupan modern belum memberikan rasa aman dan damai bagi semua orang. Berger menyebutkan bahwa kemodernan telah mewujudkan banyak transformasi yang berakibat fatal, yang pada dasarnya tidak merubah keterbatasan, kerapuhan, dan akhir hidup (kematian) manusia. Apa yang diperoleh hanya merapuhkan batasan-batasan realitas yang pada awalnya membuat manusia tangguh. Efek lain yang dimunculkan adalah rasa takut dan gentar yang semakin memperparah ketidakpuasan yang disebutkan sebelumnya. 37", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 275, "width": 443, "height": 106, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manusia modern tidak pernah merasakan kenikmatan hidup di tengah-tengah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang menyuguhkan kehidupan materi yang individualistik. 38 Kehidupan manusia modern justru terpuruk dalam banyaknya kriminalitas yang membuat hidup tidak nyaman. Tingginya angka kriminalitas merupakan cerminan dari hilangnya kecerdasan spritual dalam diri manusia, dan mengikisnya nilai akhlak. Akhirnya orang hanya melihat kenikmatan dan kekayaan dengan jalan menyimpang dari kebenaran.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 386, "width": 442, "height": 106, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manusia modern mengalami krisis spritual yang sangat tinggi, depresi terhadap persoalan hidup yang serba mekanik dan mengarah pada individual, tidak dapat memberikan rasa aman bagi setiap individu yang sejatinya membutuhkan ketenangan dalam hidup. Kehidupan modern yang serba keras, kadang menggilas nilai-nilai humanis, menimbulkan rasa takut seseorang terhadap lingkunganya, ditambah lagi dengan tingginya angka kriminalitas di kalangan masyarakat yang menyebabkan rasa takut orang bersosialisasi. Dalam kondisi ini suasana kebahagiaan merubah menjadi ketakutan. 39", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 497, "width": 442, "height": 201, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk mengatasi problematik masyarakat modern yang mengarah pada dekadensi moral, kerapuhan pribadi, keputusasaan, maka Miskawaih (932-1030M) memberikan solusi efektif, bagaimana manusia mengelola jiwanya, agar selalu tenang, damai dan bahagia. Meretas pemahaman kebahagiaan menurut Miskawaih (932-1030M) akan mengantarkan masyarakat pada bentuk kecerdasan spritual ( spiritual quotient ) . Menurut Danah Zohar, kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang bertumpu pada bagian dalam diri manusia yang berhubungan dengan kearifan di luar ego atau jiwa dasar. Inilah kecerdasan yang digunakan bukan hanya untuk mengetahui nilai-niai yang ada, melainkan juga untuk secara kreatif menemukan nilai-nilai baru. Menurut Sinetar, kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang mendapat dorongan dan efektifitas yang terinspirasi, penghayatan ketuhanan yang di dalamnya manusia semua menjadi bagian. Menurut Khalil Khavari, kecerdasan spiritual adalah fakultas dari dimensi non material manusia (ruh manusia). Inilah intan yang belum terasah yang dimiliki semua manusia, maka semua", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 720, "width": 165, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "36 Peter L Berger, The Homeless..., h. 166.", "type": "Footnote" }, { "left": 114, "top": 731, "width": 164, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "37 Peter L Berger, The Homeless..., h.167.", "type": "Footnote" }, { "left": 114, "top": 743, "width": 276, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "38 Mahjuddin, Akhlak Tasawuf , (Jakarta: Kalam Mulia, 2010), h. 257.", "type": "Footnote" }, { "left": 114, "top": 754, "width": 277, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "39 Lihat juga Pengantar Buku Komaruddin Hidayat, Psikologi ..., h. iv.", "type": "Footnote" }, { "left": 78, "top": 59, "width": 171, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Substantia, Volume 19 Nomor 2, Oktober 2017", "type": "Page header" }, { "left": 417, "top": 59, "width": 100, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://substantiajurnal.org", "type": "Page header" }, { "left": 195, "top": 775, "width": 323, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ernita Dewi: Konstruksi Kebahagiaan dalam Bingkai Kecerdasan Spiritual | 145", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 84, "width": 442, "height": 75, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "orang harus mengenalinya, menggosoknya, sehingga berkilat dengan tekad yang besar dan mengunakannya untuk memperoleh kebahagiaan. Kecerdasan spiritual ini dapat diturunkan dan ditingkatkan, tetapi kemampuannya untuk ditingkatkan nampaknya tidak terbatas. Menurut Muhammad Zuhri, kecerdasan spiritual adalah kecerdasan manusia yang digunakan untuk berhubungan dengan Tuhan. 40", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 162, "width": 288, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kecerdasan spiritual ditandai dengan sejumlah ciri 41 , yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 179, "width": 205, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Mengenal motif diri yang paling dalam", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 195, "width": 206, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Memiliki tingkat kesadaran yang tinggi", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 211, "width": 235, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Bersikap resnponsif terhadap diri yang dalam", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 227, "width": 288, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Mampu memanfaatkan dan mentransendenkan kesulitan", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 243, "width": 323, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Sanggup berdiri, menentang, dan berbeda dengan orang banyak", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 259, "width": 327, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Tidak mengganggu atau menyakiti orang dan makhluk yang lain", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 275, "width": 239, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7. Memperlakukan agama cerdas secara spiritual", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 290, "width": 252, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8. Memperlakukan kematian cerdas secara spiritual", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 306, "width": 442, "height": 107, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kecerdasan spritual akan terbentuk jika dilakukan pembinaan akhlak sejak dini yang menjadi bekal bagi lahirnya generasi yang tangguh di masa mendatang. Sebaliknnya sejarah menunjukkan bahwa krisis ahklak erat kaitannya dengan kehancuran suatu bangsa dan negara. Sebuah negara betapapun miskin dan terbelakangnya masih dapat dijamin bisa bertahan dalam proses sejarah, jika akhlak para pelaksana negara dan rakyatnya belum rusak. Kejatuhan suatu bangsa dan negara dalam zaman apapun tidak akan pernah terjadi karena krisis intelektual, tetapi umumnya disebabkan oleh krisis akhlak. 42", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 417, "width": 442, "height": 138, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tidak seorang pun dapat memungkiri bahwa terpeliharanya nilai-nilai akhlak dalam kehidupan negara, berarti membina fondasi yang kokoh bagi ketahanan nasional dan ketahanan moral. Stabilitas nasional yang mantap tidak akan terwujud bila pemerkosaan nilai-nilai akhlak, dekadensi moral, perbuatan maksiat merupakan epidemic yang menjalar ke setiap pelosok dan menulari lapisan generasi. Alangkah bahagianya suatu bangsa dan negara yang sedang membangun akhlākal-karimah seperti: kejujuran (integritas), amanah, ketaatan kepada hukum, menghormati hak-hak orang lain, dan perbuatan baik lainnya sebagai elemen pembentuk disiplin masyarakat, bangsa dan negara terus dapat membudaya dalam kehidupan setiap orang tanpa dipaksa. 43", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 560, "width": 442, "height": 91, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Di samping kecerdasan spritual, masyarakat modern juga membutuhkan kecerdasan emosional dalam menjalani kehidupan sekarang. Dalampenelitian yang dilakukan oleh seorang tokoh kecerdasan emosional atau EQ ( Emotional Quotient ) bernama Daniel Bolman, menemukan bahwa kebahagiaan seseorang dalam hidupnya bukan ditentukan oleh kecerdasan intelektualnya atau IQ ( Intellectual Quotient ) melainkan oleh kecerdasan emosional atau EQ ( Emotional Quotient ). 44", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 684, "width": 439, "height": 22, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "40 Agus Noemanto, Quantum Quotiet: Cara Pikir Melejitkan IQ,EQ dan SQ Yang Harmonis, (Bandung: Nansa, 2001), h. 15-17.", "type": "Footnote" }, { "left": 114, "top": 706, "width": 406, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "41 Suderman Tebba, Kecerdasan Sufistik: Jembatan Menuju Ma’rifah , (Jakarta: Kencana, 2004), h.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 720, "width": 13, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "25.", "type": "Footnote" }, { "left": 114, "top": 730, "width": 309, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "42 Fuad Nasar, Agama di Mata Remaja, (Padang: Angkasa Raya, 1992), h. 43.", "type": "Footnote" }, { "left": 114, "top": 742, "width": 113, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "43 Fuad Nasar, Agama ...,h.43", "type": "Footnote" }, { "left": 114, "top": 754, "width": 359, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "44 Jalaluddin Rakhmat, Tafsir Kebahagiaan, (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2010), h. 18.", "type": "Footnote" }, { "left": 78, "top": 59, "width": 175, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Substantia, Volume 19 Nomor 2, Oktober 2017", "type": "Page header" }, { "left": 417, "top": 59, "width": 100, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://substantiajurnal.org", "type": "Page header" }, { "left": 78, "top": 774, "width": 319, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "146 | Ernita Dewi: Konstruksi Kebahagiaan dalam Bingkai Kecerdasan Spiritual", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 84, "width": 442, "height": 122, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam bahasa sehari-hari kecerdasan emosional biasanya disebut street smart (pintar) atau kemampuan khusus yang disebut akal sehat. Ini terkait dengan kemampuan membaca lingkungan politik dan sosial dan menatanya kembali, kemampuan memahami dengan spontan apa yang diinginkan dan diperlukan orang lain, kelebihan dan kekurangan mereka, kemampuan untuk tidak terpengaruhi oleh tekanan dan kemampuan untuk menjadi orang yang menyenangkan, yang kehadirannya didambakan oleh orang lain. Kecerdasan emosional ini mencakup kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati, dan keterampilan sosial. 45", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 211, "width": 442, "height": 75, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemampuan mengendalikan emosi itu kunci kesuksesan hidup. Di Negara-negara maju seperti Amerika, kata Daniel Bolman, orang-orang yang lahir di atas 1995 memiliki kemungkinan menderita depresi tiga kali lebih besar dari pada generasi orang tua mereka, yang disebabkan oleh perasaan putus asa yang luar biasa. Terjadi penurunan kadar EQ ( Emotional Quotient ) disbandingkan generasi sebelumnya. 46", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 290, "width": 442, "height": 170, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Seorang pendiri psikologi positif, Martin S. mengatakan bahwa manusia saat ini berada di tengah epidemic depresi, yang mengakibatkan penderitaan, dan memilih bunuh diri. Dalam penelitianya, Martin menemukan bahwa depresi berat meningkat sepuluh kali lipat dibanding lima puluh tahun yang lalu, menyerang perempuan dua kali lebih banyak dari pada laki-laki, dan menimpa orang-orang yang sepuluh tahun lebih muda daripada orang-orang pada masa nenek moyang mereka. Padamasa itu, penderita depresi kebanyakan orang-orang tua. Saat ini, orang-orang muda pun mudah mengalami depresi. 47 Penelitian ini memberikan gambaran kepada setiap orang, bahwa kehidupan ini semakin hari bukannya mudah, tetapi semakin sulit. Persoalan hidup semakin komplek, jika tidak arif menjalaninya maka ujung-ujungnya akan timbul rasa frustrasi, akhirnya bagi yang imannya tipis, memilih jalan pintas dengan bunuh diri. 48", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 481, "width": 65, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 497, "width": 443, "height": 154, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kehidupan yang dijalani oleh manusia tidak selamanya indah dan menyenangkan. Problematika hidup senantiasa datang dan pergi, dari yang sedikit susah sampai pada super susah. Pastinya persoalan hidup dari hari ke hari bertambah kompleks. Tingginya persaingan hidup dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat, tentu menjadi masalah tersendiri bagi manusia yang hidup di era sekarang ini. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sedikit banyak memberi pengaruh buruk bagi manusia. Belum lagi dengan munculnya krisis diberbagai aspek kehidupan, sedikit banyak akan memunculkan dekadensi moral. Akibatnya timbul kriminalitas, persaingan yang tidak sehat, upaya menghalalkan segala cara. Faktor-faktor ini menimbulkan ketidaknyamanan, yang pada ujungnya membuat seseorang tidak dapat menikmati hidup bahagia.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 656, "width": 442, "height": 42, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menghadapi gempuran kehidupan yang serba tidak menentu, maka seseorang harus cerdas menyikapi agar hidupnya memperoleh kebahagiaan. Salah satu dengan mengedepankan kecerdasan spritual dalam dirinya. Hidup bahagia mengharuskan orang", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 719, "width": 223, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "45 Suderman Tebba, Kecerdasan Sufistik... , h. 13-14, 16.", "type": "Footnote" }, { "left": 114, "top": 730, "width": 206, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "46 Jalaluddin Rakhmat, Tafsir Kebahagiaan... , h. 18.", "type": "Footnote" }, { "left": 114, "top": 742, "width": 209, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "47 Jalaluddin Rakhmat, Tafsir Kebahagiaan..., h.152.", "type": "Footnote" }, { "left": 114, "top": 753, "width": 208, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "48 Jalaluddin Rakhmat, Tafsir Kebahagiaan..., h.152", "type": "Footnote" }, { "left": 78, "top": 59, "width": 171, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Substantia, Volume 19 Nomor 2, Oktober 2017", "type": "Page header" }, { "left": 417, "top": 59, "width": 100, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://substantiajurnal.org", "type": "Page header" }, { "left": 195, "top": 775, "width": 323, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ernita Dewi: Konstruksi Kebahagiaan dalam Bingkai Kecerdasan Spiritual | 147", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 84, "width": 442, "height": 90, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "untuk berbuat baik, karena dengan berbuat baik hati seseorang akan senang, damai, sejuk, dengan demikian orang tersebut akan bahagia. Kecerdasan spritual berarti mengoptimalkan akhlak mulia dalam diri seseorang. Menjauhkan diri dari perbuatan buruk, menghindar dati hal-hal yang akan menjatuhkan dirinya pada kebodohan dan perbuatan tercela. Jika seseorang mampu mengotimalkan kecerdasan spritual dalam hidupnya, maka kebahagiaan akan diperolehnya.", "type": "Text" }, { "left": 224, "top": 227, "width": 150, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR KEPUSTAKAAN", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 265, "width": 441, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ahmad, Nur. “ Konseling Agama : Terapi Terhadap Pengidap Penyakit Manusia Modern”.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 281, "width": 253, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam Jurnal Konseling Religi, Vol. 5, No. 1 , 2014.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 302, "width": 436, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berger, Peter L. The Homeless Mind . Terj, Pikiran Kembara. Yogyakarta: Kanisius, 1992.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 324, "width": 335, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasyim, Umar. Memburu Kebahagiaan . Surabaya: Bina Ilmu, 1993.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 346, "width": 322, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hidayat, Komaruddin. Psikologi Kematian . Jakarta: Mizan, 2008.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 368, "width": 441, "height": 27, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karim Bakkar, Abdul . 86 Langkah Meraih Kebahagiaan Hidup. Terj. Desmadi Saharuddin. Cet. I. Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu, 2008.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 403, "width": 442, "height": 61, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kartanegara, Mulyadhi. “ Titik Balik Peradaban: Pengaruh Mistisisme atas Fisika Baru ”. Dalam Budhy Munawar Rchman dan Eko Wijayanto (Penyunting), Jalan Paradoks: Visi Baru Fritjof Capra tentang Kearifan dan Kehidupan Modern . Jakarta: Teraju, 2004.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 475, "width": 441, "height": 27, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "al-Lari, Sayid Mujtaba Musawi . Risalah Akhlak . Terj. Meniti Kesempurnaan Akhlak dan Kesucian Rohani. Jakarta: Citra, 2013.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 513, "width": 288, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mahjuddin. Akhlak Tasawuf . Jakarta: Kalam Mulia, 2010.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 535, "width": 432, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Miskawaih, Ibnu, Tahzibul Akhlak wa Tath-hir al-A’raq . Mesir: Al-Husainiyah, 1329 H.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 557, "width": 431, "height": 27, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Miskawaih, Ibnu. Menuju Kesempurnaan Akhlak: Buku Daras Pertama Tentang Filsafat Etika. Terj. Helmi Hidayat. Cet. I, Bandung: Mizan, 1994.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 595, "width": 442, "height": 26, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mubarok, Ahmad. Konseling Agama Teori dan Praktek. Jakarta: Bina Renika Pariwara, 2002.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 632, "width": 337, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nasar, Fuad. Agama di Mata Remaja . Padang: Angkasa Raya, 1992.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 654, "width": 441, "height": 27, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Noemanto, Agus. Quantum Quotiet: Cara Pikir Melejitkan IQ,EQ dan SQ Yang Harmonis. Bandung: Nansa, 2001.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 692, "width": 441, "height": 27, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nurcholis, Ahmad. “Peran Tasawuf dalam Merekonstruksi Krisis Spiritualitas Manusia Modern”. Dalam Jurnal Sosio-Religi , Vol. 10, No. 1, 2012.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 730, "width": 398, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rakhmat, Jalaluddin . Tafsir Kebahagiaan. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2010.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 59, "width": 175, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Substantia, Volume 19 Nomor 2, Oktober 2017", "type": "Page header" }, { "left": 417, "top": 59, "width": 100, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://substantiajurnal.org", "type": "Page header" }, { "left": 78, "top": 774, "width": 319, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "148 | Ernita Dewi: Konstruksi Kebahagiaan dalam Bingkai Kecerdasan Spiritual", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 84, "width": 442, "height": 27, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Smith, Huston. Kebenaran yang Terlupakan Kiritik atas Sains dan Modernitas . Terj. Inyiak Ridwan Muzir. Yogyakarta: IRCiSoD, 2001.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 119, "width": 442, "height": 30, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tebba, Suderman. Kecerdasan Sufistik: Jembatan Menuju Ma’rifah . Jakarta: Kencana, 2004.", "type": "Text" } ]
4b7c41f2-3f98-b7b9-f90e-4240b9c14815
https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/Agr/article/download/2187/1579
[ { "left": 85, "top": 39, "width": 367, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AGRICA: Journal of Sustainable Dryland Agriculture, 15 (2): 78-86 (2022) ISSN-Online: 2715-4955; ISSN-Cetak: 2715-6613 DOI: https://doi.org/10.37478/agr.v15i2.2187", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "78", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 88, "width": 430, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IDENTIFIKASI SIFAT KIMIA TANAH DAN TINGKAT KESUBURAN TANAH PADA LAHAN BERA DI DESA WOLOKELO KECAMATAN KELIMUTU KABUPATEN ENDE", "type": "Section header" }, { "left": 145, "top": 155, "width": 305, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Imaculata Fatima 1) , Fransiskus Tobias Udu 1) , Charly Mutiara 1,*)", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 183, "width": 413, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Program Study agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Flores Kampus I, Jln,", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 200, "width": 331, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sam Ratulangi XX, Paupire, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur", "type": "Text" }, { "left": 225, "top": 224, "width": 148, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "*) [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 265, "top": 268, "width": 68, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 291, "width": 428, "height": 218, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Identification of Soil Chemical Properties and Soil Fertility Levels On fallow land in Wolokelo Village, Kelimutu District, Ende Regency . The fallow system is a system of restoring soil fertility by leaving the soil uncultivated. Almost all traditional farming systems practice the fallow system. Determination of the chemical properties of the soil from fallow land in Wolokelo Village is the aim of this study. Research with this exploratory method, sampling the soil on the vegetable field without using the fallow period. The study was conducted from July to October 2020. The variables observed were soil pH, C-Organic, P 2 O 5 , K 2 O, CEC, and KB, then described by comparing the criteria for soil chemistry and soil fertility from the Bogor Soil Research Center. The results showed that the chemical properties of soil on fallow and non-fallow horticultural lands for C-organic soil elements were 4.50% - 4.12%, total soil N ranged from 0.76% - 0.72%, soil P ranged from 0.76% to 0.72%. between 77.18 - 72.20, the K element in the soil in Wolokelo Village ranged from 1.06-1.09 me/100g, the CEC element ranged from 39.27 - 33.77 me/100g, the soil KB ranged from 80.87% - 80.31%, and soil pH ranged from 6.15 - 6.08. While the criteria for soil fertility on fallow land in Wolokelo Village are classified as moderate.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 526, "width": 411, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Key Words : Fallow Period, Fertility Criteria, Soil Chemical Properties, Vegetables", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 563, "width": 96, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 583, "width": 202, "height": 156, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karakteristik tanah di setiap daerah berbeda-beda. Perbedaan ini dapat terjadi akibat dari berbagai faktor diantaranya adalah aktivitas pertanian. Aktivitas-aktivitas yang berbeda akan menghasilkan sifat kimia tanah yang berbeda (Ferdinan et al ., 2013). Variabel-variabel yang dapat diamati", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 563, "width": 201, "height": 114, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "untuk mengetahui sifat kimia tanah seperti kondisi pH, kandungan unsur hara, kapasitas tukar kation, kejenuhan Basa dan kandungan bahan organik. Variabel-variabel di atas menunjukkan subur tidaknya suatu lahan pertanian.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 687, "width": 202, "height": 52, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesuburan tanah sangat dipengaruhi dengan adanya aktivitas pertanian diantaranya", "type": "Table" }, { "left": 454, "top": 728, "width": 59, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pemupukan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 315, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fatima: Identifikasi sifat kimia tanah dan tingkat kesuburan tanah", "type": "Page header" }, { "left": 498, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "79", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 202, "height": 114, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Sutikno & Haryanti, 2012). Selain itu berbagai aktivitas pertaniannya yang tinggi juga sangat berpengaruh pada penurunan tingkat kesuburan tanah (Rosliana et al ., 2010). Hal yang serupa juga disampaikan Putra et al . (2017)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 212, "width": 202, "height": 239, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yakni aktivitas pertanian yang intensif dengan adanya pengolahan tanah dan pemberian herbisida yang intensif memberikan dampak yang nyata terhadap sifat kimia tanah. Oleh karena itu, perlu penerapan sistem Bera pada suatu lahan pertanian. Lahan pertanian yang dibiarkan istirahat atau tidak dikelola dikenal dengan Bera. Jangka waktu lahan dibiarkan istrahat berbeda- beda. Menurut Beja et al . (2015) waktu Bera selama 5-15 tahun dapat", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 460, "width": 202, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "meningkatkan kondisi tanah yang lebih subur.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 502, "width": 201, "height": 31, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desa Wolokelo di Kecamatan Kelimutu Kabupaten Ende telah", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 543, "width": 202, "height": 198, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menerapkan masa Bera bagi lahan- lahannya. Desa ini merupakan menerapkan sistem Bera dengan cara membuka lahan baru di daerah yang sudah lama tidak dikelola. Sedangkan lahan yang telah selesai dikelola dan dipanen hasilnya akan dibiarkan begitu saja hingga ditumbuhi berbagai vegetasi. Lahan yang sudah ditinggalkan memiliki vegetasi berupa rerumputan dan pohon", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 88, "width": 201, "height": 93, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ampupu. Kegiatan perladangan ini sudah dilakukan oleh petani sejak dahulu kala dan dapat meningkatkan kesuburan tanah jika kemudian lahan tersebut digunakan kembali.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 204, "width": 132, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BAHAN DAN METODE", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 224, "width": 202, "height": 259, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengambilan sampel tanah dilakukan di lahan pertanian yang menerapkan Bera di Desa Wolokelo, sedangkan analisis tanahnya dilakukan di Laboratorium Kimia Tanah Universitas Nusa Cendana. Waktu penelitian ± 3 bulan yaitu dari bulan Agustus – Oktober 2020. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah tempat budidaya tanaman sayuran dari lokasi penelitian . Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu cangkul, parang, meter, kamera, spidol,", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 493, "width": 70, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan alat tulis.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 514, "width": 202, "height": 239, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tempat pelaksanaan penelitian ditentukan secara sengaja yaitu lahan pertanian yang tidak pernah menggunakan masa Bera dan membudidayakan tanaman sayur- sayuran serta lahan pertanian sayur- sayuran yang menggunakan masa Bera 5 tahun dan 10 tahun. Sedangkan Pengambilan sampel berdasarkan kondisi tanah terganggu. Variabel yang diamati adalah pH Tanah menggunakan metode", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 162, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AGRICA, VOL. 15 NO. 2 (2022)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "80", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 202, "height": 238, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "electrometric (H 2 O) dan (KCL 1 M), C- organik tanah menggunakan metode Walkley & Black , P- Tersedia Tanah menggunakan metode Bray-1, K – Tersedia Tanah menggunakan metode Bray-1, Kapasitas Tukar Kation secara kolorimetri dan Kejenuhan Basa dianalisis secara kimia dengan metode ekstrasi. Variabel kimia tanah dianalisis sesuai metode analisis kimia bagi setiap unsur. Hasil analisis kimia tanah tersebut, lalu dibandingkan dengan", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 88, "width": 201, "height": 114, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kriteria kimia tanah dan kesuburan kimia tanah dari Pusat Penelitian Tanah Bogor untuk semua variabel pengamatan. Hasil dari metode matching ini kemudian dideskripsikan sesuai teori-teori yang terkait.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 224, "width": 158, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 240, "width": 202, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karakteristik kimia tanah dengan masa Bera 5 tahun, 10 tahun dan tanpa masa Bera di Desa Wolokelo telah dianalisis. Tabel 1 menunjukkan hasil analisis hasil analisis sifat kimia tanah.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 343, "width": 407, "height": 188, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Analisis Sifat Kimia Tanah No Variabel Kimia Hasil Analisis S1 S2 S3 1 PH tanah 6,15 5,6 6,08 2 C-organik 4,50% 5,16% 4,12% 3 N-total 0,76% 0,81% 0,72% 4 P-tersedia 77,18ppm 93,52 ppm 72,20 ppm 5 K-tersedia 1,06 me/100g 1,11 me/100g 1,09 me/100g 6 KTK 39,27 me/100g 40,56 me/100g 33,77me/100g 7 KB 80,87% 86,02% 80,31%", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 540, "width": 175, "height": 58, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan : S1: Pada lahan tanpa masa Bera S2: Pada lahan masa Bera 5 tahun S3: Pada lahan masa Bera 10 tahun", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 315, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fatima: Identifikasi sifat kimia tanah dan tingkat kesuburan tanah", "type": "Page header" }, { "left": 498, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "81", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 111, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sifat Kimia Tanah", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 108, "width": 173, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil analisis sifat kimia tanah", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 202, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pada Tabel 2 dapat ditentukan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 391, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kriterianya menggunakan kriteria kimia tanah. Table 2. Kriteria kimia tanah sawah di Desa Wolokelo No Variabel Kimia HasilAnalisis Kategori S1 S2 S3 S1 S2 S3 1 pH tanah 6,15 5,50 6,08 Agak Masam Masam Agak Masam 2 C-organik 4,50 5,16 4,12 Tinggi Sangat Tinggi Tinggi 3 N-total 0,76 0,81 0,72 Sangat Tinggi Sangat Tinggi Tinggi 4 P-tersedia 77,18 93,52 72,20 Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi 5 K-tersedia 1,06 1,11 1,09 Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah 6 KTK 39,27 40,56 33,77 Tinggi Sangat Tinggi Tinggi 7 KB 80,87 86,02 80,31 Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Ket : S1: Pada lahan tanpa masa Bera", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 483, "width": 166, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S2: Pada lahan masa Bera 5 tahun", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 499, "width": 175, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S3: Pada lahan masa Bera 10 tahun", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 531, "width": 55, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pH Tanah", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 552, "width": 204, "height": 177, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kondisi pH tanah dari lahan non bera dan masa bera di Desa wolokelo Kecamatan Kelimutu pada lahan tanpa masa bera (S1), masa bera 5 tahun (S2) dan masa bera 10 tahun (S3) didapatkan pH tanah berkisar antara 5,50 sampai 6,15. Kisaran pH tersebut masuk dalam kategori masam sampai agak masam (Hardjowigeno, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 531, "width": 109, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berbagai faktor", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 531, "width": 202, "height": 218, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sangat mempengaruhi kondisi pH tanah. Faktor- faktor tersebut diantaranya pengolahan lahan yang terus menerus, penggunaan pupuk anorganik, kurangnya bahan organik tanah, kemiringan lereng ataupun pengaruh dari vegetasi-vegetasi di sekitarnya (Benu & Mudiata, 2013). Menurut Kaya (2014), pupuk anorganik NPK mempengaruhi pH tanah semakin asam. Sedangkan peningkatan pH tanah", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 162, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AGRICA, VOL. 15 NO. 2 (2022)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "82", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 202, "height": 176, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dapat terjadi dengan kombinasi antara pupuk anorganik dan organik. Kondisi tanah dengan pH yang asam akibat kemiringan lereng pun telah diteliti oleh Rani et al . (2022). Penelitian tersebut menunjukkan bahwa tingkat kemiringan lereng mempunyai hubungan yang kuat terhadap perubahan tingkat keasaman pH tanah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 274, "width": 56, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C-organik", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 295, "width": 202, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kandungan C-Organik tanah dari lokasi penelitian di Desa Wolokelo sangat tinggi berkisar antara 4,50% - 5,16%. Proses mineralisasi sangat", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 378, "width": 201, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menentukan cepat lambatnya ketersedian", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 398, "width": 202, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C-Organik tanah. Proses tersebut berkaitan dengan keberadaan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 440, "width": 202, "height": 114, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mikroorganisme dalam tanah (Hanafiah, 2012). Lahan dengan kandungan C- Organik yang tinggi menyebabkan agregasi partikel tanah sehingga sangat mendukung ativitas pertanian (Senoaji, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 564, "width": 85, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nitrogen Tanah", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 585, "width": 202, "height": 156, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kandungan N-Total tanah dengan massa Bera 5 tahun dan 10 tahun serta tanpa Bera berkisar antara 0,76 sampai 0,81. Kandungan nitrogen ini termasuk dalam kategori tinggi hingga sangat tinggi. Kondisi nitrogen yang terbaik adalah pada lahan dengan masa Bera 5 tahun dan semakin lama semakin", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 88, "width": 202, "height": 280, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menurun kandungan nitrogen tanahnya. Nitrogen ini dapat hilang karena berbagai kondisi diantaranya karena adanya leaching atau pencucian. Semakin tingginya kandungan pasir pada suatu tanah, maka tingkat pencucian akan semakin tinggi (Gunawan et al ., 2019). Selain itu, keberadaan bahan organik tanah sangat mempengaruhi kandungan nitrogen. Hal ini dikarenakan bahan organik mempunyai kemampuan mengikat unsur hara sehingga tidak mudah hilang dari tanah (Juarti, 2016). P-Tersedia", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 378, "width": 202, "height": 218, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fosfor merupakan unsur hara makro yang penting bagi tanaman. Kandungan fosfor dari lahan dengan masa Bera maupun tidak adalah berkisar antara 72,20 hingga 93,52 ppm. Fosfor yang ada di dalam tanah tersebut termasuk dalam kriteria sangat tinggi. Tinggi rendahnya kandungan fosfor tanah dipengauhi oleh kondisi tingkat keasaman serta bahan organik (Pamungkas et al ., 2016).", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 605, "width": 61, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "K-Tersedia", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 626, "width": 202, "height": 115, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa nilai kandungan K berkisar antara 1,06 me/100g sampai dengan 1,11 me/100g. Kandungan K ini termasuk kategori sangat rendah pada sampel tanah S1 – S3. Rendahnya", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 315, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fatima: Identifikasi sifat kimia tanah dan tingkat kesuburan tanah", "type": "Page header" }, { "left": 498, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "83", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 201, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kandungan K berkaitan dengan berbagai faktor di dalam tanah seperti tingkat kesaman tanah dan bahan organik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 150, "width": 201, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berbagai langkah dapat dilakukan untuk meningkatkan K di dalam tanah, diantaranya dengan pemberian pupuk organik pada lahan pertanian.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 233, "width": 201, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penggunaan jerami padi pada lahan pertanian", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 253, "width": 202, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dapat meningkatkan keberadaan kalium di dalam tanah (Yamani, 2010)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 316, "width": 188, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kapasitas Tukar Kation (KTK) dan Kejenuhan Basa (KB)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 357, "width": 201, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesuburan tanah berkaitan dengan kemampuan tukar kation terutaman", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 88, "width": 202, "height": 176, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kation basa. Kondisi KTK Tanah dan KB pada lokasi penelitian adalah tingi berdasarkan kriteria kimia tanah. Hal tersebut dipengaruhi oleh kandungan liat di dalam tanah serta bahan organik (Banggo et al ., 2021). Selain itu keberadaan partikel kapur juga mempunya pengaruh pada kondis KTK dan KB tanah.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 274, "width": 142, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kriteria Kesuburan Tanah", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 295, "width": 201, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode matching yang dilakukan terhadap kandungan kimia tanah menghasilkan kondisi kesuburan tanah seperti yang ada pada Tabel 3.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 410, "width": 362, "height": 112, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3 Kriteria Kesuburan Tanah Kode Sempel KTK KB P 2 O 5 K 2 C- Organik Status Kesuburan S1 T T T T R Sedang S2 T T T T R Sedang S3 T T T T R Sedang Ket :R/S/T = Rendah/ Sedang/ Tinggi", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 537, "width": 202, "height": 197, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kondisi lahan tanpa masa Bera, lahan masa Bera 5 tahun dan lahan masa Bera 10 mempunyai kesuburan sedang. Kondisi ini terjadi karena kandungan K di dalam tanah yang rendah. Karena itu diperlukan penambahan pupuk organik yang mempunyai kandungan K cukup tinggi. Salah satu bahan organik dengan kandungan K yang tinggi adalah jerami padi (Idawati et al ., 2017).", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 537, "width": 67, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 558, "width": 202, "height": 197, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karakteristik tanah dari lokasi penelitian dengan menggunakan massa Bera dan tidak menggunakan masa Bera untuk unsur C-organik tanah di desa Wolokelo adalah 4,12% -4,50 % dan tergolong tinggi. N total tanah berkisar antara 0,72%- 0,76%, P tanah berkisar antara 77,18-72,20, unsur K pada tanah di Desa Wolokelo berkisar antara 1,06- 1,09 me/100g, unsur KTK berkisar", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 162, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AGRICA, VOL. 15 NO. 2 (2022)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "84", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 202, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "antara 33,77-39,27 me/100g, KB tanah berkisar antara 80,31%-80,87%, dan pH tanah berkisar antara 6,08 – 6,15. Kriteria kesuburan tanah pada lahan lahan tanpa masa Bera, lahan masa Bera 5 tahun, lahan masa Bera 10 tahun di desa Wolokelo tergolong sedang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 245, "width": 113, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 265, "width": 201, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Banggo, A., Mutiara, C., & Supardy, P. N. (2021). Identifikasi Tingkat Kesuburan Tanah Dan Sifat Kimia", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 327, "width": 173, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tanah Pada Lahan Pembudidayaan Sayur-Sayuran", "type": "Table" }, { "left": 203, "top": 348, "width": 83, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di Kelurahan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 369, "width": 173, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rewarangga. Agrica: Journal of", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 390, "width": 173, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sustainable Dryland Agriculture ,", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 410, "width": 174, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14 (2), 128–136.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 431, "width": 169, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/https://doi.org/10.37", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 452, "width": 201, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "478/agr.v14i2.1531 Beja, H., Mella, W. I. ., & Soetedjo, I. P.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 493, "width": 173, "height": 156, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2015). Sistem Tebas Bakar dan Pengaruhnya Terhadap Komponen Fisik Kimia Tanah Serta Vegetasi pada Ladang dan Lahan Bera (Studi Kasus di Desa Pruda Kecamatan Waiblama Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur). Keteknikan Pertanian ,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 659, "width": 174, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 (2), 129–136.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 679, "width": 164, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.19028/jtep.03.2.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 700, "width": 43, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "129-136", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 721, "width": 201, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Benu, F. ., & Mudiata, I. . (2013).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 742, "width": 173, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Revisitasi Lahan Kering. Diskusi", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 88, "width": 173, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ringan Seputar Lahan Kering dan Pertanian Lahan Kering . Penerbit JP II Publishing House.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 150, "width": 201, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ferdinan, F., Jamilah, & Sarifudin.", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 170, "width": 173, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2013). Evaluasi Kesesuaian Lahan Sawah Beririgasi di Desa Air", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 212, "width": 174, "height": 177, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hitam Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batubara. Online Agroteknologi , 1 (2), 338–347. http://download.garuda.kemdikbud .go.id/article.php?article=1428859 &val=4122&title=evaluasi kesesuaian lahan sawah beririgasi di desa air hitam kecamatan lima puluh kabupaten batubara", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 398, "width": 201, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gunawan, G., Wijayanto, N., & Budi, S.", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 419, "width": 173, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "W. (2019). Karakteristik Sifat", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 440, "width": 174, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kimia Tanah dan Status Kesuburan Tanah pada", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 481, "width": 174, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agroforestri Tanaman Sayuran Berbasis Eucalyptus Sp. Journal of Tropical Silviculture , 10 (2), 63–", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 543, "width": 170, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "69. https://doi.org/10.29244/j- siltrop.10.2.63-69", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 585, "width": 202, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hanafiah, K. . (2012). Dasar–Dasar Ilmu Tanah . PT Raja Grafindo Persada.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 647, "width": 202, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hardjowigeno. (2010). Ilmu Tanah . Akademika Pressindo.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 688, "width": 202, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Idawati, Rosnina, Jabal, Sapareng, S., & Yasin, Y. (2017). Penilaian", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 730, "width": 173, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kualitas kompos jerami padi dan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 315, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fatima: Identifikasi sifat kimia tanah dan tingkat kesuburan tanah", "type": "Page header" }, { "left": 498, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "85", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 201, "height": 114, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "peranan biodekomposer dalam pengomposan. Tabaro , 1 (2), 127– 135. https://doi.org/http://dx.doi.org/10. 35914/tabaro.v1i2.30 Juarti. (2016). Analisis Indeks Kualitas", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 212, "width": 173, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tanah Andisol Pada Berbagai Penggunaan Lahan Di Desa Sumber Brantas Kota Batu.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 274, "width": 171, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan Geografi , 21 (2), 58– 71. http://journal.um.ac.id/index.php/p endidikan- geografi/article/view/5907/2440", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 378, "width": 202, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kaya, E. (2014). Pengaruh Pupuk Organik dan Pupuk NPK terhadap pH dan K-Tersedia Tanah Serta Serapan-K, Pertumbuhan, dan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 460, "width": 173, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Padi Sawah (Oryza sativa L ). Buana Sains , 14 (2), 113–122.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 502, "width": 201, "height": 156, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://jurnal.unitri.ac.id/index.php /buanasains/article/view/353 Pamungkas, N. C., Banuwa, I. S., & Kadir, M. Z. (2016). Pengaruh Sistem Olah Tanah Terhadap Aliran Permukaan Dan Erosi Pada Fase Generatif Tanaman Singkong (Manihot utilissima) The Influence", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 667, "width": 173, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Of Tillage And Herbicide Application On The Surface Run", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 709, "width": 173, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Off And Erosion At Generative Phase Of Cassava (Manihot Utili.", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 88, "width": 173, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Teknik Pertanian Lampung ,", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 108, "width": 202, "height": 198, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 (1), 35–42. https://media.neliti.com/media/pub lications/134227-ID-none.pdf Putra, R. Y. ., Sarno, Wiharso, D., & Niswati, A. (2017). Pengaruh Pengolahan Tanah Dan Aplikasi Herbisida Terhadap Kandungan Asam Humat Pada Tanah Ultisol Gedung Meneng Bandar Lampung. Jurnal Agrotek Tropika , 5 (1), 51–", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 315, "width": 18, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "56.", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 336, "width": 167, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/http://dx.doi.org/10. 35914/tabaro.v1i2.30", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 378, "width": 201, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rani, M. C., Fatima, I., & Mutiara, C.", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 398, "width": 173, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2022). Identiffikasi Kesuburan Tanah Pada Beberapa Tingkat", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 440, "width": 174, "height": 93, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemiringan Lereng Untuk Tanaman Tomat Di Desa Riaraja Kecamatan Ende. AGRICA: Journal of Sustainable Dryland Agriculture, 15 (1), 21–25.", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 543, "width": 169, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/https://doi.org/10.37 478/agr.v15i1.1792", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 585, "width": 201, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rosliana, Sumarni, N., & Sulastrini, I.", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 605, "width": 174, "height": 115, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2010). Pengaruh Cara Pengolahan Tanah Dan Tanaman Kacang- kacangan Sebagai Tanaman Penutup Tanah Terhadap Kesuburan Tanah Dan Hasil Kubis Di Dataran Tinggi. Jurnal", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 730, "width": 173, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hortikultura , 20 (1), 36–44.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 162, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AGRICA, VOL. 15 NO. 2 (2022)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "86", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 169, "height": 31, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.21082/jhort.v20n 1.2010.p", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 201, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Senoaji, G. (2012). Pengelolaan Lahan Dengan Sistem Agroforestry Oleh Masyarakat Baduy Di Banten", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 191, "width": 173, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selatan. Jurnal Bumi Lestari ,", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 212, "width": 174, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12 (2), 283–293.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 233, "width": 201, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://ojs.unud.ac.id/index.php/blj e/article/download/4819/3620 Sutikno, A., & Haryanti, R. (2012). Sifat Kimia Tanah Inceptiso dan Respon", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 315, "width": 173, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selada Terhadap Aplikasi Pupuk", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 88, "width": 173, "height": 31, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kandang dan Tricoderma. Jurnal Teknobiologi .", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 129, "width": 167, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://teknobiologi.ejournal.unri.a c.id/index.php/JTB/article/view/97 5", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 191, "width": 201, "height": 115, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yamani, A. (2010). Kajian Tingkat Kesuburan Tanah Pada Hutan Lindung Gunung Sebatung di Kabupaten Kota Baru Kalimantan Selatan. Hutan Tropis , 11 (29), 32– 37. http://eprints.ulm.ac.id/513/", "type": "Text" } ]
0cde4c51-59a0-6a74-799a-b2cc5aa51e7b
https://ojs.literacyinstitute.org/index.php/ijias/article/download/860/450
[ { "left": 140, "top": 38, "width": 318, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesian Journal of Innovation and Applied Sciences ( IJIAS ), 4 (1), 1-11", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 767, "width": 8, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 109, "width": 425, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 4 Issue 1 February (2024) DOI: 10.47540/ijias.v4i1.860 Page: 1 – 11", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 138, "width": 405, "height": 37, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Isolation and Identification of Some Bacteria Associated with Biogas Production from Food Waste and Rumen Content", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 182, "width": 454, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Amoo Afeez Oladeji 1 , Adeleye Olarewaju Adeniyi 2 , Haruna Adamu 3 , Amoo Florence Kemi 2 , Ahmed Sabo 4", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 218, "width": 318, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Department of Environmental Sciences, Federal University Dutse, Nigeria", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 233, "width": 356, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Department of Microbiology and Biotechnology, Federal University Dutse, Nigeria", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 248, "width": 311, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 Department of Chemistry, Abubakar Tafawa Balewa University, Nigeria", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 264, "width": 439, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 Department of Environmental Management Technology, Abubakar Tafawa Balewa University, Nigeria Corresponding Author : Amoo Afeez Oladeji; Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 310, "width": 219, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A R T I C L E I N F O A B S T R A C T", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 327, "width": 125, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords : Anaerobic Digestion, Bacteria Community, Food Waste, Rumen Content.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 374, "width": 106, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Received : 15 March 2023", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 327, "width": 456, "height": 245, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Revised : 07 January 2024 Accepted : 17 January 2024 The goal of this study was to investigate the bacterial community associated with biogas production from food waste and rumen content. Anaerobic mono-digestion and co-digestion were performed using mixture design within Design Expert, resulting in 100 experimental runs. Parameters such as food waste and rumen content, water content, temperature, pH, number of digester agitation per day and retention time were varied during the anaerobic digestion processes. Classical microbiological techniques were used to isolate and identify strict anaerobic and facultative anaerobic bacteria from the food waste and rumen content before and after anaerobic digestion. Sixteen bacterial species belonging to 12 different generae were isolated and identified from the food waste, rumen content and composite digestates obtained from the 100 bio-digesters. These generae included Acetobacterium, Bacteroides, Clostridium, Enterobacter, Escherichia, Lactobacillus, Pseudomonas, Ruminococcus, Staphylococcus, Streptococcus, Syntrophomonas and Syntrophobacter . With the exception of Escherichia coli and Pseudomonas sp., all other bacterial species identified in the substrates were also found in samples of the composite digestates, suggesting that they may have played important roles in the anaerobic digestion process inside the 100 bio-digesters. Overall, this study provides valuable insights into the microbial community structure and function during biogas production from food waste and rumen content. The results could contribute to the development of more efficient and sustainable biogas production processes.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 588, "width": 70, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "I NTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 601, "width": 222, "height": 151, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Biogas production from food waste and rumen content is a promising renewable energy source that reduces environmental pollution and provides sustainable energy. However, the process is dependent on microbial activity and therefore, the isolation and identification of bacteria associated with biogas production is essential. Several studies have isolated and identified various types of bacteria species associated with biogas production organic substrates including food waste and rumen content. For example, a recent study by Li et al.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 587, "width": 223, "height": 165, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2021) found that Lactobacillus sp. played an important role in acidogenesis and acetogenesis during biogas production from food waste. Another study by Zhang et al. (2020) found that the Clostridium sp. was responsible for the degradation of cellulose and hemicellulose during biogas production from rumen content of a cow. Ma et al. (2020) found that Methanobrevibacter sp. was responsible for the production of methane gas during biogas production from food waste. Yuan et al. (2021) showed that Acetobacterium sp. was responsible for the production of acetate during", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 35, "width": 376, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "I NDONESIAN J OURNAL OF I NNOVATION AND A PPLIED S CIENCES (IJIAS)", "type": "Section header" }, { "left": 133, "top": 52, "width": 350, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal Homepage: https://ojs.literacyinstitute.org/index.php/ijias ISSN: 2775-4162 (Online) Research Article", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 45, "width": 318, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesian Journal of Innovation and Applied Sciences ( IJIAS ), 4 (1), 1-11", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 767, "width": 8, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 70, "width": 222, "height": 137, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "biogas production from food waste. A study by Chen et al. (2021) found that Lactobacillus sp. , Clostridium sp. and Methanobacterium sp. were the dominant bacterial species associated with biogas production from food waste that was co-digested with chicken manure. Furthermore, Cui et al. (2020) showed that Clostridium sp. was the dominant bacterial species, while Lactobacillus sp., Methanobacterium sp. and Methanosarcina sp. were also present.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 208, "width": 222, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Han et al. (2021) investigated the microbial community structure during anaerobic digestion of corn straw for biogas production and found that Lactobacillus sp.,", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 250, "width": 116, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Clostridium sp., and", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 263, "width": 222, "height": 387, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Methanobacterium sp. were the dominant bacterial species, while Methanoculleus sp. and Methanosarcina sp. were the dominant methanogenic species. Additionally, recent advances in metagenomic and transcriptomic sequencing technologies have facilitated the identification of previously unknown and uncultivable bacterial species associated with biogas production. For example, a study by Ju et al. (2021) used metagenomic sequencing to identify a novel bacterium, Candidatus Cloacamonas acidaminovorans , which plays an important role in protein degradation and amino acid metabolism during biogas production from food waste. Moreover, the study of the microbial community structure and function during biogas production from food waste and rumen content has implications for the optimization of the biogas production process. For example, a study by Wu et al. (2020) found that the microbial community structure and function in the anaerobic digestion of food waste varied with different operating conditions, such as temperature, pH, and substrate concentration. Therefore, understanding the microbial community dynamics and their responses to different conditions is important for the development of strategies to optimize biogas production.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 651, "width": 222, "height": 110, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Furthermore, understanding the interactions between different bacterial species in the microbial community during biogas production is essential for improving the efficiency and stability of the process. For example, a study by Wu et al. (2022) found that the co-cultivation of acetogens and methanogens increased the production of methane and improved the stability of the biogas production", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 70, "width": 222, "height": 193, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "process. Moreover, the use of microbial additives, such as bacteria or enzymes, to enhance the biogas production process has gained attention in recent years. A study by Ma et al. (2021) found that the addition of Bacillus sp. B4 increased the production of biogas and improved the degradation of organic matter in food waste. In addition, the use of microbial electrochemical technologies (METs) for biogas production has also been explored. A study by Zhu et al. (2021) found that microbial electrochemical system increased the production of methane by promoting the growth of methanogenic bacteria and improving the electron transfer efficiency in the microbial community.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 263, "width": 222, "height": 96, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Overall, further research is needed to fully understand the microbial ecology of biogas production and to develop technologies for improving the efficiency and stability of the biogas production process. This study aimed to investigate the bacterial community associated with biogas production from food waste and rumen content.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 375, "width": 47, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "M ETHODS", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 389, "width": 126, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Collection of the Substrates", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 402, "width": 222, "height": 303, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cattle rumen content (RC), also used as the main source of microbial inoculum for the anaerobic digestion process, was collected from the Dutse Central Abattoir in Dutse, Jigawa State of Nigeria. After collection, the rumen content was immediately transported to the experimental site in an air-tight, non-transparent 60 L-capacity plastic container. Food waste, which included cooked rice, cooked beans, cooked rice powder meal (Tuwo- Shinkafa), cooked corn powder meal (Tuwo- Masara), boiled yam, waste bread, wasted bean cake (Akara), and wasted rice and corn cakes (Masa), were collected at their source of generation within Dutse metropolis. After collection, the food wastes were immediately taken to the experimental site, where they were pooled and blended together (with the help of an electric mixer) to form the homogenized food waste that was used for the biogas production process. After collecting the substrates, both anaerobic and facultative anaerobic bacteria were isolated, characterized, and identified using classical microbiological techniques.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 707, "width": 114, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Design of the Experiment", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 720, "width": 222, "height": 41, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Food waste and rumen content were subjected to anaerobic mono-digestion and co-digestion using mixture design (Combined I-optimal) within Design", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 45, "width": 318, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesian Journal of Innovation and Applied Sciences ( IJIAS ), 4 (1), 1-11", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 767, "width": 8, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 70, "width": 222, "height": 110, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Expert (version 13) environment, which generated a total of 100 experimental runs. The anaerobic digestion processes were conducted using a range of parameters such as food waste (0 – 1 kg), rumen content (0 – 1 kg), water content (0 – 1 kg), temperature (28 – 45 o C), pH (5 - 9), number digester agitation/day (0 – 6 times/day) and retention time (15 – 40 days).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 181, "width": 222, "height": 137, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anaerobic Digester Specification and Set-up The study used a batch-type, 2L-capacity plastic anaerobic digester in each of the experimental runs. The digester was equipped with a biogas cleaning system consisting of 0.3L- capacity CO 2 , H 2 S, and H 2 O vapor removal units, each with a 300mL-capacity gas measuring syringe to determine the volume of biogas generated at each stage of the biogas cleaning process (Smith et al., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 319, "width": 167, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Operation of the Anaerobic Digesters", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 333, "width": 222, "height": 261, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The temperature of the bio-digester was monitored and regulated using a digital thermostat with a temperature probe inserted in a water bath in which the bio-digester was placed (Sulaiman et al., 2020), while the pH was measured and monitored using a digital pH meter with a probe and adjusted using either hydrochloric acid or potassium hydroxide to maintain its stability for a given experimental run (Montalvo-Rodriguez, et al., 2022). The bio-digesters were manually agitated a number of times per day to stimulate the mixing of their contents (Zhang et al., 2021). After the bio- digestion process, the digestate generated inside the 100 bio-digesters was pooled together to form composite digestates. Samples of the composite digestates were then collected to determine the presence and distribution of strict anaerobic and facultative anaerobic bacterial species in the digestates.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 596, "width": 126, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Isolation of Bacteria Species", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 609, "width": 222, "height": 152, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "To isolate both strict anaerobic and facultative anaerobic bacteria from the food waste, rumen content, and composite digestates, one (1g) from each of them was suspended in 9mL of sterile distilled water contained in three separate test tubes, with thorough mixing. After this, facultative and anaerobic bacterial species were isolated from the food waste, rumen content, and composite digestates via the agar roll-tube spreading technique and incubated at 30 °C for 2 - 7 days (Singh et al., 2015). After incubation, the isolated colonies were", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 70, "width": 222, "height": 41, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sub-cultured in pre-reduced agar slants and incubated for 2 - 7 days at 30 °C for short-term preservation at 4 °C.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 112, "width": 134, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Preparation of Culture Media", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 125, "width": 223, "height": 248, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The culture media employed to isolate both strict anaerobic and facultative anaerobic bacteria from the substrates and composite digestates samples were adapted from Ogbonna et al. (2018). The culture medium for strict anaerobic bacteria was composed of the following in 1L-capacity Erlenmeyer flasks with butyl rubber corks: 1L of sterile distilled water, 1.0g of NH 4 Cl, 2.0g of NaCl, 5.0g of NaHCO 3 , 0.3g of KH 2 PO 4, 0.3g of K 2 HPO 4 , 0.16g of MgCl 2 .6H 2 O, 0.01g of CaCl 2 .2H 2 O, 12.5mL of oligo element solution, 2.0g of yeast extract, 1.0mL of resazurin solution (1% w/v), 5.5g of D-glucose, 3.0g of sodium acetate, 0.5g of sodium thioglycolate and 15g of agar, final pH was 7.2. The same medium was used to isolate the facultative anaerobes except for the use 6g of agar instead of the 15g that was used the strict anaerobic culture medium (Ogbonna et al., 2018).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 374, "width": 222, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Characterization and Identification of Bacteria Species", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 402, "width": 222, "height": 262, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The bacterial isolates were identified using morphological and metabolic/biochemical tests based on Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology (Holt et al., 1994) and Bergey’s Manual of Systemics of Archaea and Bacteria (Whitman et al., 2012). These bacteriological characterization tests conducted include Gram staining, acid-fast staining, motility test, oxygen requirement test, oxidase test, catalase test, coagulase test, citrate test, indole test, urease test, hydrogen sulfide production, nitrate reduction, Methyl red test, Voges Proskauer test, ornithine decarboxylase test, as well as fermentation tests involving glucose, mannitol, sucrose, lactose, maltose, xylose, arabinose, salicin, cellobiose, mannose, melezitose, raffinose, sorbitol, trehalose, glycerol, and cellulose hydrolysis, starch hydrolysis, gelatin hydrolysis, and esculin hydrolysis (Barrow and Feltham, 1993).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 679, "width": 119, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "R ESULTS AND D ISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 693, "width": 222, "height": 68, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Biochemical Characteristics of Bacterial Isolates According to the result of biochemical characterization, a total of sixteen (16) bacterial species classified under twelve (12) generae were isolated and identified in the food waste, rumen", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 45, "width": 318, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesian Journal of Innovation and Applied Sciences ( IJIAS ), 4 (1), 1-11", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 767, "width": 8, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 70, "width": 222, "height": 54, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "content, and composite digestates. These bacterial species include Acetobacterium sp., Bacteroides sp., two Clostridium sp., Enterobacter sp., Escherichia coli, two Lactobacillus sp., two Pseudomonas sp.,", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 70, "width": 222, "height": 54, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ruminococcus sp., Staphylococcus sp., Streptococcus sp., Syntrophomonas sp. and Syntrophobacter sp. as shown in Table 1, Table 2 and Table 3 respectively.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 132, "width": 354, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 1. Biochemical characteristics of bacteria isolated during Lab-scale AD study", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 147, "width": 462, "height": 524, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Biochemical Tests ISO 1 ISO 2 ISO 3 ISO 4 ISO 5 ISO 6 Gram stain - - + + - - Shape Rod Rod Rod Rod Rod Rod Arrangement Single Single Single Single Single Single Spore + - + + - - Acid fast - - - - - - Motility + + + - + + O 2 requirement FA OA OA OA FA FA Oxidase + - - - - - Coagulase - - - - - - Citrate + - - - - + Catalase + - + - + + Indole + - - - + - Urease + + - - - - H 2 S Production + + - - - - Nitrate red. + - - - + + Methyl red - + + + + - Voges Proskauer - - - - - + Ornithinedecarboxylase - - - - + + D-glucose +/+ +/+ +/+ +/+ +/+ +/+ D-mannitol +/+ +/+ - +/+ +/+ +/+ D-sucrose +/+ +/+ +/+ +/+ +/+ +/+ Lactose - +/+ +/+ +/+ +/+ +/+ D-maltose +/+ +/+ +/+ +/+ +/+ +/+ D-xylose - +/+ +/+ +/+ +/+ - L-arabinose - +/+ +/+ +/+ +/+ +/+ Salicin - +/+ +/+ +/+ +/+ +/+ Cellulose - - +/+ +/+ - - Starch +/+ +/+ +/- +/- - - Gelatin + - - +/- - - Esculin - +/- +/- - +/- - Glycerol - - +/+ +/+ - D-cellobiose - - +/+ +/+ - +/+ D-mannose - +/+ +/+ +/+ +/+ - D-melezitose - - - - - - D-raffinose - +/+ - +/+ - +/+ D-sorbitol - - - +/+ - - L-rhamnose - +/+ - +/+ +/+ +/+ D-trehalose - - - +/+ - - Probably identify Acetobacte rium sp. Bacteroides sp. Clostridium sp. Clostridium sp. Escherichia coli Enterobacter sp.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 673, "width": 456, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "OA = Obligate anaerobe, FA = Facultative anaerobe, +/+ = Acid and gas production; +/- = Acid production without gas production, - = No fermentation", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 45, "width": 318, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesian Journal of Innovation and Applied Sciences ( IJIAS ), 4 (1), 1-11", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 767, "width": 8, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 354, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 2. Biochemical characteristics of bacteria isolated during Lab-scale AD study", "type": "Section header" }, { "left": 76, "top": 86, "width": 450, "height": 523, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Biochemical Tests ISO 7 ISO 8 ISO 9 ISO 10 ISO 11 ISO 12 Gram stain + + + + + + Shape Rod Rod Rod Rod Cocci Cocci Arrangement Chain Chain Single Single Pair Pair Spore - - - - - - Acid fast - - - - - - Motility + + + + - - O 2 requirement OA OA FA A OA OA Oxidase - - + + - - Coagulase - - + - - - Citrate + - + + - - Catalase - - + + - - Indole - - - - - - Urease + - + + + - H 2 S Production - + - - + - Nitrate red. - - + - - - Methyl red - - - - - - Voges Proskauer - - - - - - Ornithine decarboxylase - - - - - - D-glucose +/+ +/+ - +/- +/+ +/+ D-mannitol +/+ +/+ +/- +/+ +/+ - D-sucrose +/+ +/+ - - +/+ +/+ Lactose +/+ +/+ - +/+ +/+ +/+ D-maltose +/+ +/+ - +/+ +/+ +/+ D-xylose +/+ - - - +/+ +/+ L-arabinose +/+ +/+ - - +/+ +/+ Salicin +/+ - - - +/+ +/+ Cellulose - - - - +/+ +/+ Starch - - - - - +/- Gelatin - - +/- +/- - - Esculin - - +/- - +/- +/- Glycerol - - +/+ - - - D-cellobiose +/+ +/+ - - +/+ +/+ D-mannose - +/+ - - +/+ +/+ D-melezitose - - - - +/+ - D-raffinose - - - - +/+ +/+ D-sorbitol +/+ - - - +/- +/+ L-rhamnose - +/+ - - +/+ +/+ D-trehalose - - - - +/+ +/+ Probably identify Lactoba cillus sp. Lactobacillus sp. Pseudomonas sp. Pseudomo nas sp. Ruminococcus sp.", "type": "Table" }, { "left": 481, "top": 584, "width": 59, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ruminococcus sp.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 611, "width": 456, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "OA = Obligate anaerobe, A = Aerobe, FA = Facultative anaerobe, +/+ = Acid and gas production; +/- = Acid production without gas production, - = No fermentation", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 45, "width": 318, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesian Journal of Innovation and Applied Sciences ( IJIAS ), 4 (1), 1-11", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 767, "width": 8, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 354, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 3. Biochemical characteristics of bacteria isolated during Lab-scale AD study", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 86, "width": 456, "height": 541, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Biochemical Tests ISO 13 ISO 14 ISO 15 ISO 16 Gram stain + + - - Shape Cocci Cocci Rod Rod Arrangement Cluster Chain Single Single Spore - - - - Acid fast - - - - Motility + - + - O 2 requirement FA FA OA OA Oxidase + + - - Coagulase + + - - Citrate - - - - Catalase + - - - Indole - - - - Urease + + - - H 2 S Production - - + + Nitrate red. - - + - Methyl red - + - - Voges Proskauer - + - - Ornithine decarboxylase - - - - D-glucose +/+ +/+ +/- +/+ D-mannitol +/- +/- +/- - D-sucrose +/+ +/+ +/- - Lactose +/+ +/+ +/- - D-maltose +/+ +/+ +/- - D-xylose - - +/- - L-arabinose - +/+ - - Salicin - - - - Cellulose - - - - Starch - +/- +/- - Gelatin +/- - - - Esculin +/- +/- - - Glycerol - - - - D-cellobiose - - +/- - D-mannose - +/+ - - D-melezitose - - - - D-raffinose - +/+ - - D-sorbitol - - - - L-rhamnose - - - - D-trehalose - +/+ +/- - Probably identify Staphylococcus s p. Streptococcus sp. Syntrophomonas sp. Syntrophobacter sp. OA = Obligate aerobe, OAN = Obligate anaerobe, FA = Facultative anaerobe, +/+ = Acid and gas production; +/- = Acid production without gas production, - = No fermentation", "type": "Table" }, { "left": 140, "top": 45, "width": 318, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesian Journal of Innovation and Applied Sciences ( IJIAS ), 4 (1), 1-11", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 767, "width": 8, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 70, "width": 274, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bacterial Composition of the Food waste and Rumen content", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 84, "width": 456, "height": 40, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Five (5) bacterial species belonging to four (4) generae were isolated from the food waste while eleven (11) bacterial species belonging to nine (9) generae were isolated from the rumen content as shown in Figure 1.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 419, "width": 316, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 1. Bacterial species isolated from the food waste and rumen content", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 439, "width": 229, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bacterial Composition of the Composite Digestates", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 452, "width": 456, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "After the anaerobic digestion process inside the 100 bio-digesters, about fourteen (14) facultative anaerobic and strict anaerobic bacterial species were isolated and identified in samples of the composite digestate generated inside the bio-digesters as shown in Figure 2.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 744, "width": 378, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 2. Bacterial species isolated from the composite digestates in the 100 bio-digesters", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 143, "width": 349, "height": 588, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "0 0,5 1 1,5 2 Acetobacterium sp Bacteroides sp Clostridium sp Enterobacter sp Escherichia coli Lactobacillus sp Pseudomonas sp Ruminococcus sp Staphylococcus sp Streptococcus sp Syntrophomonas sp Syntrophobacter sp Food waste Rumen content 0 0,5 1 1,5 2 Acetobacterium sp Bacteroides sp Clostridium sp Enterobacter sp Escherichia coli Lactobacillus sp Pseudomonas sp Ruminococcus sp Staphylococcus sp Streptococcus sp Syntrophomonas sp Syntrophobacter sp Composite…", "type": "Picture" }, { "left": 140, "top": 45, "width": 318, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesian Journal of Innovation and Applied Sciences ( IJIAS ), 4 (1), 1-11", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 767, "width": 8, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 70, "width": 319, "height": 207, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 4. Microorganisms involved in biogas production Stage Microorganisms Hydrolysis Bacteriodes sp. Acidogenesis Enterobacter sp. Escherichia coli Lacttobacillus sp. Pseudomonas sp. Ruminococcus sp. Staphylococcus sp. Streptococcus sp. Acetogenesis Acetobacterum sp. Clostridium sp. Enterobacter sp. Methanogenesis Syntrophomonas sp. Syntrophobacter sp.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 284, "width": 222, "height": 151, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A total of five (5), eleven (11), and fourteen (14) bacterial species were isolated and identified in the food waste, rumen content, and the composite digestates respectively. With the exception of Escherichia coli and two of the Pseudomonas sp , all other bacterial species identified in the substrates (such as the food waste and rumen content) were also found in samples of the composite digestates, suggesting that they may have played important roles in the anaerobic digestion process inside the 100 bio-digesters.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 436, "width": 222, "height": 318, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Acetobacterium sp. is involved in the production of biogas by converting alcohols and sugars to acetic acid, which is later converted to methane and CO 2 by methanogens (Zhang et al., 2019). Bacteroides sp. play a crucial role in the hydrolysis stage of anaerobic digestion, where they break down complex organic compounds into simpler compounds, such as proteins and polysaccharides, into simpler compounds, such as amino acids and sugars, which can be further degraded by other microbes in the system (Lu et al., 2021). Clostridium sp. is involved in the acetogenic stage of anaerobic digestion, converting acetate, H 2 , and CO 2 into acetic acid and other volatile fatty acids, releasing additional H 2 and CO 2 (Chen et al., 2019). Methanogens then convert these acids into methane and CO 2 . Enterobacter sp. is a facultative anaerobic bacteria that can play a role in acidogenic stage of anaerobic digestion, where it ferments simple organic compounds to produce organic acids, which are then converted by other bacteria such as Clostridium sp ., and methanogens to biogas (Naveena et al., 2020). Escherichia coli can be", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 284, "width": 222, "height": 151, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "present in biogas systems and can play a role in the acidogenic stage of anaerobic digestion (Mao et al., 2019). However, it is also a potential source of disease and foodborne illnesses, so it is important to monitor and control its populations in biogas systems (Kougias et al., 2020). Lactobacillus sp. play a role in the acidogenic stage of biogas production, where they ferment sugars and other organic compounds into lactic acid, which is then used by other bacteria, such as Clostridium sp. and methanogens, to produce biogas (Li et al., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 436, "width": 223, "height": 318, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Furthermore, Pseudomonas sp. is a bacteria commonly found in different environments. In biogas production, it can ferment sugars and simple organic compounds to produce acetic acid (Liu et al., 2019). Ruminococcus sp. play a role in the acidogenic stage of anaerobic digestion, where they ferment complex carbohydrates and other organic compounds into volatile fatty acids, such as acetic acid and propionic acid, which are then used by other bacteria, such as Clostridium sp and methanoges, to produce biogas (Yang et al., 2019). Staphylococcus sp. can play a role in the acidogenic stage of anaerobic digestion, where they can ferment sugars and other simple organic compounds into organic acids (Li et al., 2020). However, Staphylococcus sp . can also be a problem in biogas production as they are known to produce toxic compounds, such as hydrogen sulfide, which can be harmful to other bacteria in the system and reduce the overall efficiency of the biogas production process (Hao et al., 2019). Streptococcus sp . ferments sugars into lactic acid in the acidogenic stage of anaerobic digestion for biogas production,", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 45, "width": 318, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesian Journal of Innovation and Applied Sciences ( IJIAS ), 4 (1), 1-11", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 767, "width": 8, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 70, "width": 222, "height": 206, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "but can also produce acetic acid that inhibits the methanogenic stage, reducing efficiency (Zheng et al., 2020). Syntrophomonas sp . breaks down complex organic compounds produced in the acidogenic stage into acetic acid and hydrogen, which methanogens use as a substrate for methane production, improving the overall efficiency of biogas production (Chen et al., 2021). Finally, Syntrophobacter sp . play a vital role in biogas production by breaking down organic compounds such as fatty acids and long-chain volatile fatty acids that are produced in the acidogenic stage into acetic acid and hydrogen, which are then used by methanogens, thereby increasing the efficiency of the process (Wang et al., 2021).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 292, "width": 58, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "C ONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 305, "width": 222, "height": 290, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study isolated and identified some bacterial species associated with biogas production from food waste and rumen content. The study found a total of 16 bacterial species belonging to 12 different generae, with the bacterial composition varying among the food waste, rumen content, and composite digestate generated after the bio- digestion process. The identified bacterial species play critical roles in different stages of anaerobic digestion and understanding their distribution and interactions is crucial for optimizing biogas production processes. The study also highlighted potential issues with certain bacterial species, such as Escherichia coli , Staphylococcus sp ., and Streptococcus sp . that could negatively impact biogas production efficiency. Overall, the findings of this study provide valuable insights into the microbial community structure and function during biogas production and could contribute to the development of more efficient and sustainable biogas production processes.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 611, "width": 60, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "R EFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 624, "width": 222, "height": 40, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Barrow, G.I. & Feltham, R.K.A. (1993). Cowan and Steel's manual for the identification of medical bacteria . Cambridge University Press.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 665, "width": 222, "height": 82, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Chen, X., Yang, J., Zhao, Q., Zhang, J., Zhang, Y. & Chen, Y. (2021). Characteristics of microbial communities in food waste co- digested with chicken manure for biogas production. Science of the Total Environment , 754, 142305.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 70, "width": 222, "height": 68, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Chen, Y., Liu, Y., Xiong, W., Wu, Q., Cheng, Q. & Zhou, H. (2021). Response of microbial community to pH shock during biogas production of sewage sludge. Bioresource Technology , 328, 124926.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 139, "width": 222, "height": 68, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Chen, Y., Xu, C., Huang, Y., Zhou, X., Zhang, Y. & Shen, L. (2019). Enhanced methane production from kitchen waste by stepwise temperature increasing anaerobic digestion process. Bioresource Technology , 287, 121457.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 208, "width": 222, "height": 68, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Cui, M., Chen, C., Xi, J., Yuan, Y. & Chen, Q. (2020). The dominant bacterial species and their functional analysis in anaerobic co- digestion of food waste and pig manure. Bioresource Technology , 307, 123199.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 277, "width": 223, "height": 82, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Han, X., Li, Y., Li, X., Li, Z., Li, G. & Chen, Y. (2021). Effect of feedstock ratio on the microbial community structure and performance of anaerobic digestion of corn straw for biogas production. Energy , 226, 120301.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 360, "width": 222, "height": 55, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7. Hao, X., Wang, C. & Sun, X. (2019). Review on mechanisms of microbial-induced hydrogen sulfide in biogas production. Bioresource Technology , 289, 121704.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 416, "width": 223, "height": 54, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8. Holt, J.G., Krieg, N.R., Sneath, P.H.A., Staley, J.T. & Williams, S.T. (1994). Bergey’s manual of determinative bacteriology . Williams & Wilkins.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 471, "width": 223, "height": 82, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9. Ju, F., Beck, K., Yin, X., Munk, P., Zhang, X.- X. & Zhuang, G. (2021). Metagenomic analysis reveals novel Candidatus Cloacamonas acidaminovorans involved in biogas production from food waste. Bioresource Technology , 319, 124186.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 554, "width": 222, "height": 96, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10. Kougias, P.G., Treu, L., Benavente, D.P., Boe, K., Campanaro, S. & Angelidaki, I. (2020). Microbial monitoring and functional analysis of full-scale biogas plants using high-throughput sequencing: Implications for anaerobic digestion of grass biomass. Bioresource Technology , 310, 123478.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 651, "width": 222, "height": 68, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "11. Li, L., Li, Y., Li, W. and Li, X. (2020). Lactobacillus sp . promote acidification and methane production in a two-phase anaerobic digestion of corn straw. Bioresource Technology , 304, 123012.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 720, "width": 222, "height": 41, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "12. Li, Y., Li, J., Li, K., Li, X. & Li, P. (2020). Diversity and dynamics of bacterial and archaeal communities during an acidogenic", "type": "List item" }, { "left": 140, "top": 45, "width": 318, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesian Journal of Innovation and Applied Sciences ( IJIAS ), 4 (1), 1-11", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 767, "width": 14, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10", "type": "Page footer" }, { "left": 89, "top": 70, "width": 204, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "fermentation for biogas production from food waste. Waste Management , 105, 1-10.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 98, "width": 222, "height": 82, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "13. Li, Y., Wang, J., Hu, J. & Zhou, Z. (2021). Isolation and identification of Lactobacillus sp. from an anaerobic digester treating food waste and its contribution to acidogenesis and acetogenesis during biogas production. Journal of Cleaner Production , 279, 123604.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 181, "width": 222, "height": 68, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "14. Liu, Y., Ren, N., Xie, T., Liu, B. & Zhao, L. (2019). Enhanced acetate production from lignocellulosic hydrolysates by Pseudomonas sp . HYS. Bioprocess and Biosystems Engineering , 42 (7), 1101-1111.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 250, "width": 222, "height": 68, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "15. Lu, X., Cheng, X. & Zhang, L. (2021). Bacteroides sp . enhances methane production in co-digestion of food waste and sewage sludge. Environmental Science and Pollution Research , 28 (23), 29306-29316.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 319, "width": 222, "height": 68, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "16. Ma, F., Zhang, Y., Liu, L. & Zhang, Y. (2021). Effects of Bacillus sp . B4 on anaerobic digestion of food waste: Performance and microbial community. Bioresource Technology , 332, 125015.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 388, "width": 222, "height": 68, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17. Ma, X., Gou, M., Liu, J., Chen, C., Zhang, L. & Gao, M. (2020). Methanobrevibacter sp . isolated from food waste plays an important role in methane production. Bioresource Technology , 299, 122609.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 457, "width": 222, "height": 54, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "18. Mao, C., Feng, Y., Wang, X., Ren, G. & Zhang, B. (2019). Review on research achievements of biogas from anaerobic digestion. Renewable and Sustainable Energy Reviews , 101, 215-226.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 512, "width": 222, "height": 96, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "19. Montalvo-Rodriguez, R., Garcia-Pena, E.I., Garcia-Gonzalez, M.C., Torres-Gonzalez, L. & Poggi-Varaldo, H.M. (2022). Development and optimization of a bioprocess for the degradation of pharmaceutical waste using anaerobic digestion. Bioresource Technology , 342, 126046.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 609, "width": 222, "height": 69, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "20. Naveena, B.J., Naik, G.R. and Shivayogi, M. (2020). Performance evaluation of a pilot-scale two-stage anaerobic digester for the treatment of vegetable waste. Waste management , 113: 266-276.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 678, "width": 222, "height": 83, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "21. Ogbonna, C.B. Stanley, H.O. & Abu, G.O. (2018). Effect of Seasonal Variation on Anaerobic Treatment of Organic Municipal Solid Waste-II: Population Dynamics of Bacteria and Archaea Communities. Applied Microbiology , 4, 3-11.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 70, "width": 223, "height": 41, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "22. Singh, R., Singh, B. & Marchaim, P. (2015). Anaerobic Bacteria: Isolation Techniques. In Essentials of Clinical Infectious Diseases (pp.", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 111, "width": 190, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "313–317). Springer International Publishing.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 125, "width": 222, "height": 55, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "23. Smith, J.D., Johnson, L.M. & Lee, K.H. (2020). Biogas cleaning system for batch-type anaerobic digestion. Journal of Environmental Science and Technology , 12 (3), 45-53.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 181, "width": 222, "height": 68, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "24. Sulaiman, S.A., Sreekantan, S., Triwahyono, S., Aziz, M. and Abdullah, N. (2020). Biogas production from palm oil mill effluent (POME) using anaerobic digestion: A review. Journal of environmental management , 270, 110850.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 250, "width": 222, "height": 68, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "25. Wang, C., Jiang, P., Liu, Y., Chen, C., Huang, Y. & Zhu, X. (2021). Microbial community composition and metabolic function in anaerobic digestion of lignocellulose and cattle manure. Bioresource Technology , 320, 124346.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 319, "width": 222, "height": 54, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "26. Whitman, W.B., Goodfellow, M., Kämpfer, P., Busse, H.J., Trujillo, M.E., Ludwig, W. & Suzuki, K. (2012). Bergey’s manual of systematic bacteriology (Vol. 5). Springer.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 374, "width": 223, "height": 82, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "27. Wu, X., Hao, X., Wang, Z., Huang, L., Yang, G. & Guo, X. (2020). Microbial community structure and function in response to operating conditions in the anaerobic digestion of food waste: A review. Bioresource Technology , 303, 122965.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 457, "width": 222, "height": 68, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "28. Wu, Y., Zhou, Y., Wang, X., Zhang, H. & Zhou, J. (2022). Co-cultivation of acetogens and methanogens for efficient biogas production from food waste. Bioresource Technology , 343, 126127.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 526, "width": 222, "height": 68, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "29. Yang, Y., Xie, S., Li, G. & Luo, L. (2019). Dynamic changes of microbial community in the acidogenic stage of anaerobic digestion for biogas production. Bioresource Technology , 271, 255-262.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 595, "width": 223, "height": 83, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "30. Yuan, X., Liu, Y., Xue, Y., Wang, Q. & Zou, D. (2021). Isolation and identification of Acetobacterium sp . from anaerobic digestion of food waste and its contribution to acetate production. Bioresource Technology , 319, 124160.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 678, "width": 223, "height": 69, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "31. Zhang, S., Qiao, W., Duan, L. & Dai, L. (2020). Isolation and characterization of a Clostridium sp . from rumen content and its potential application in biogas production. Bioresource Technology Reports , 11, 100489.", "type": "List item" }, { "left": 140, "top": 45, "width": 318, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesian Journal of Innovation and Applied Sciences ( IJIAS ), 4 (1), 1-11", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 767, "width": 14, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "11", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 70, "width": 222, "height": 68, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "32. Zhang, X., Zhang, Y., Su, H., Liu, Y. & Zhao, Y. (2019). Enrichment of microbial community performing anaerobic methane oxidation coupled to acetate reduction in biogas reactors. Bioresource Technology , 272, 188-195.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 139, "width": 222, "height": 55, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "33. Zhang, Y., Li, Y., Chen, Z., Wu, Y. & Chen, M. (2021). Application of anaerobic digestion technology in the treatment of food waste: A review. Waste Management , 123, 3-13.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 194, "width": 222, "height": 69, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "34. Zheng, J., Zhang, L., Li, J. & Li, A. (2020). Lactic acid fermentation characteristics of organic waste in the acidogenic stage of anaerobic digestion for biogas production: Effects of initial pH and total solids content.", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 263, "width": 165, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bioresource Technology , 297, 122493.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 277, "width": 222, "height": 69, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "35. Zhu, X., Wang, Y., Wang, X., Ma, S. & Liu, X. (2021). A microbial electrochemical system (MES) for biogas production from food waste: Performance and microbial community analysis. Bioresource Technology , 329, 124903.", "type": "List item" } ]
0b91700d-a6e5-1f1d-58ee-c2ee95c310a2
https://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP/article/download/849/478
[ { "left": 57, "top": 46, "width": 483, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 6, No. 3 Juni 2023, Hal. 472 – 478 p-ISSN: 2622 – 6014; e-ISSN: 2745 – 8644", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 55, "width": 280, "height": 61, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL PROMOTIF PREVENTIF", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 796, "width": 239, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal homepage: http://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 133, "width": 474, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Pemberian ASI Eksklusif Terhadap Kenaikan Berat Badan Bayi", "type": "Section header" }, { "left": 138, "top": 166, "width": 319, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Effect of Exclusive Breast Milk on Baby Weight Increase", "type": "Section header" }, { "left": 130, "top": 188, "width": 340, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nuari Andolina, Anita Anjani Sibarani, Netty Herawaty Purba Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Awal Bros", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 230, "width": 57, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Article Info", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 231, "width": 474, "height": 197, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT / ABSTRAK Article History Received: 10 Jun 2023 Revised: 15 Jun 2023 Accepted: 19 Jun 2023 Exclusive breastfeeding is giving only breast milk without giving other food and drinks to babies from birth to 6 months of age. Exclusive breastfeeding in several regions in Indonesia is still relatively low, even though exclusive breastfeeding contains sufficient nutrition according to the needs of babies for 6 months. This makes exclusive breastfeeding very important and must be given to babies. This study aims to determine the effect of exclusive breastfeeding on infant weight gain in the working area of the Batu Aji Health Center, Bukit Tempayan Village. This research is a quantitative study using a cross-sectional approach. Sampling using a total sampling of 94 people. Measuring tools used are checklist sheets and KMS. The results showed that 64 (89%) exclusively breastfed respondents experienced weight gain with a p-value of 0.001, which means a p-value <0.05. Based on the results of this study, it can be concluded that there is an influence between exclusive breastfeeding on infant weight gain.", "type": "Table" }, { "left": 176, "top": 434, "width": 262, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Exclusive breastfeeding, Baby, Growth, Weight Gain", "type": "Text" }, { "left": 176, "top": 452, "width": 360, "height": 206, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan. Pemberian ASI eksklusif dibeberapa daerah di indonesia masih tergolong rendah, padahal ASI eksklusif sendiri mengandung gizi yang cukup sesuai kebutuhan bayi selama 6 bulan, hal ini menjadikan ASI eksklusif sangat penting dan harus diberikan kepada bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Pemberian ASI Eksklusif terhadap Kenaikan Berat Badan Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Batu Aji Kelurahan Bukit Tempayan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan total sampling sebanyak 94 orang. Alat ukur yang digunakan adalah lembar ceklist dan KMS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 64 responden (89%) yang diberikan ASI eksklusif mengalami kenaikan berat badan dengan nilai p- value sebesar 0,001 yang berarti p-value < 0,05. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara pemberian ASI eksklusif terhadap kenaikan berat badan bayi.", "type": "Text" }, { "left": 176, "top": 664, "width": 297, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci : ASI Eksklusif, Bayi, Pertumbuhan, Kenaikan Berat Badan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 694, "width": 105, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Corresponding Author :", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 712, "width": 24, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Name", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 712, "width": 88, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ": Anita Anjani Sibarani", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 722, "width": 232, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Afiliate : Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Awal Bros", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 733, "width": 343, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Address : Jl. Abulyatama, Kelurahan Belian, Kecamatan Batam Kota, Kota Batam 29422 Email : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 31, "width": 19, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "473", "type": "Page header" }, { "left": 257, "top": 42, "width": 284, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anita Anjani Sibarani, dkk /JPP, Vol. 6, No. 3 Juni 2023, Hal. 472 – 478", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 796, "width": 239, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal homepage: http://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 68, "width": 104, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 93, "width": 484, "height": 127, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berat badan merupakan salah satu parameter pertumbuhan seorang anak, disamping faktor tinggi badan. Berat badan yang tidak sesuai dengan umur, tidak ada kenaikan berat badan dalam jangka waktu tertentu (1-3 bulan) atau berat badan berlebih, bisa jadi menjadi petunjuk adanya gangguan kesehatan. Bahkan bayi yang mengalami permasalahan berat badan akan menerima dampak yang sangat parah seperti gangguan kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik dan mental yang buruk serta mengalami penyakit yang berat sepanjang hidup hingga mengalami kematian bayi. Oleh sebab itu, diperlukan suatu usaha untuk mencegah terjadinya gangguan berat badan pada bayi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 222, "width": 485, "height": 79, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk menncegah terjadinya gangguan berat badan pada bayi adalah pemberian ASI Eksklusif. Pertambahan berat badan bayi yang diberikan ASI Eksklusif tidak menyebabkan bayi mengalami kelebihan berat badan (obesitas) dan kekurangan berat badan ( underweight ) serta berat badan yang diperoleh selama 6 bulan pertama kehidupan bayi merupakan manifest bagi berat badan pada periode selanjutnya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 303, "width": 498, "height": 95, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemberian ASI Eksklusif (ASI) menurut World Health Organization (WHO) adalah pemberian makanan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 bulan hanya dengan ASI tanpa makanan atau minuman apapun, kecuali obat-obatan dan vitamin. ASI mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan anak dan mudah dicerna bahkan oleh perut bayi yang masih kecil dan sensitif. Pemberian ASI saja sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi anak hingga usia enam bulan (WHO, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 400, "width": 484, "height": 95, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut WHO tahun 2018, salah satu negara dengan cakupan ASI eksklusif yang rendah berada di negara Afrika tepatnya di Afrika tengah dengan jumlah cakupan hanya sebesar 23,70% (WHO, 2018). Menurut Kemenkes persentase pemberian ASI eksklusif pada tahun 2021 sebesar 71,58%. Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 69,62%, namun proporsi ASI eksklusif di sebagian besar provinsi masih di bawah rata- rata nasional (Kemenkes RI, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 497, "width": 485, "height": 95, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cakupan ASI eksklusif di Kepulauan Riau berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau tahun 2019 mencapai 44,9%, serta cakupan ASI eksklusif di Kota Batam sendiri mencapai 59,1% dan angka ini masih jauh dari target nasional yaitu sebesar 80%. Terdapat 3 wilayah kerja puskesmas dengan cakupan ASI eksklusif terendah yaitu Puskesmas Bulang 40%, Puskesmas Tanjung Uncang 41% dan Puskesmas Batu Aji 45,7% (Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 594, "width": 484, "height": 63, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita sangat ditentukan oleh jumlah ASI yang diterimanya, termasuk energi dan zat gizi lainnya. Pemberian ASI saja, tanpa tambahan makanan pendamping ASI, dapat memenuhi kebutuhan tumbuh kembang bayi enam bulan yang disebut juga dengan pemberian ASI eksklusif (Elsira, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 659, "width": 485, "height": 95, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian yang dilakukan oleh Diza Fathamira Hamzah (2018) membuktikan bahwa Bayi yang diberikan ASI Eksklusif memiliki status gizi yang normal pada nilai penimbangan di posyandu, sedangkan bayi yang diberikan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) berjumlah 30 orang (44,1%) dan 4 orang mengalami keleihan berat badan (5,9%) (Hamzah, 2018). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian ASI eksklusif terhadap kenaikan berat badan bayi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 31, "width": 19, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "474", "type": "Page header" }, { "left": 257, "top": 42, "width": 284, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anita Anjani Sibarani, dkk /JPP, Vol. 6, No. 3 Juni 2023, Hal. 472 – 478", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 796, "width": 239, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal homepage: http://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 68, "width": 141, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BAHAN DAN METODE", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 93, "width": 485, "height": 143, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan menggunakan desain cross sectional study . Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2022 di wilayah kerja Puskesmas Batu Aji Desa Bukit Tempayan dengan populasi yaitu ibu yang memiliki bayi 6-11 bulan. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode total sampling yang berjumlah 94 responden. Lembar checklist dan KMS digunakan sebagai alat ukur, dan analisis univariat bivariat yang digunakan dalam analisis data. Analisis data menggunakan uji Chi Square dengan p value < 0,05. Penelitian sudah mendapatkan persetujuan dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Awal Bros dengan nomor 00153/UAB1.20/SR/KEPK/09.22.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 255, "width": 42, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 279, "width": 484, "height": 46, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berikut ini merupakan hasil penelitian kuantitatif terkait pengaruh pemberian ASI eksklusif terhadap kenaikan berat badan bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Batu Aji Kelurahan Bukit Tempayan. Data distribusi karakteristik responden dapat dilihat pada tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 342, "width": 376, "height": 170, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden Karakteristik Frekuensi Persentase (%) Umur (tahun) < 20 dan > 35 5 5,3 20 – 35 89 94,7 Pendidikan Rendah 5 5,3 Menengah 74 78,7 Tinggi 15 16 Pekerjaan Tidak Bekerja 56 59,6 Bekerja 38 40,4 Total 94 100", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 528, "width": 485, "height": 79, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 1, 5 dari 94 responden (5,3%) berusia <20 tahun dan >35 tahun, dan 89 responden (94,7%) berusia 20-35 tahun. 5 responden berpendidikan rendah (5,3%), 74 responden berpendidikan menengah (78,7%) dan 15 responden berpendidikan tinggi (16%). 56 responden (59,6%) tidak bekerja dan 38 responden (40,4%) bekerja.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 624, "width": 446, "height": 117, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Distribusi Pemberian ASI Eksklusif & Kenaikan Berat Badan Variabel Frekuensi Persentase (%) Pemberian ASI Tidak ASI Eksklusif 22 23,4 ASI Eksklusif 72 76,6 Kenaikan Berat Badan Tidak ada Kenaikan 18 19,1 Ada Kenaikan 76 80,9 Total 94 100", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 31, "width": 19, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "475", "type": "Page header" }, { "left": 257, "top": 42, "width": 284, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anita Anjani Sibarani, dkk /JPP, Vol. 6, No. 3 Juni 2023, Hal. 472 – 478", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 796, "width": 239, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal homepage: http://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 68, "width": 485, "height": 95, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat bahwa frekuensi pemberian ASI ekslusif di wilayah kerja Puskesmas Batu Aji Kelurahan Bukit Tempayan Kota Batam, sebanyak 94 responden ditemui ibu yang tidak memberikan ASI ekslusif ada 22 responden (23,4%) dan yang memberikan ASI ekslusif sebanyak 72 responden (76,6%). Sedangkan untuk kenaikan berat badan sebanyak 18 responden (19,1%) dari 94 ibu yang memiliki bayi tidak mengalami peningkatan berat badan, 76 responden (80,9%) mengalami peningkatan berat badan.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 173, "width": 444, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3. Pengaruh Pemberian ASI Eksklusif terhadap Kenaikan Berat Badan Bayi", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 188, "width": 471, "height": 87, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemberian ASI Kenaikan Berat Badan Total P Value Tidak ada Kenaikan Ada Kenaikan n % n % n % 0,001 Tidak ASI Eksklusif 10 45 12 55 22 100 ASI Eksklusif 8 11 64 89 72 100 Total 18 19 76 81 94 100", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 289, "width": 485, "height": 79, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 94 responden, 10 responden (45%) tidak memberikan ASI eksklusif sedangkan 12 responden (55%) dan 8 responden memberikan ASI eksklusif. (11%) memberikan ASI eksklusif dan tidak mengalami kenaikan berat badan, sedangkan 64 responden (89%) memberikan ASI eksklusif dan mengalami peningkatan berat badan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 370, "width": 485, "height": 47, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis chi-square menunjukkan nilai p-value 0,001, yaitu nilai p-value <0,05. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa hanya pemberian ASI saja yang mempengaruhi kenaikan berat badan anak.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 435, "width": 95, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 460, "width": 485, "height": 127, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan tabel 2 distribusi pemberian ASI eksklusif menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan pada bayi dari usia 0-6 bulan tanpa makanan dan minuman tambahan apapun. ASI eksklusif merupakan makanan sekaligus minuman terbaik untuk bayi dikarenakan kandungan ASI yang tepat dan memang sesuai dengan kebutuhan bayi. Pemberian ASI eksklusif bukan hanya sekedar memberikan ASI selama 6 bulan namun harus memperhatikan frekuensi dan durasi yang tepat dalam pemberian ASI agar bayi mendapatkan ASI sesuai dengan kebutuhannya dan demi mempelancar produksi ASI.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 589, "width": 485, "height": 63, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hal ini sesuai dengan penelitian Srianty Siregar yang menemukan bahwa hasil pertumbuhan bayi ASI secara keseluruhan sebagian besar normal, terutama pada bayi ASI eksklusif. Kandungan nutrisi dalam ASI memenuhi kebutuhan bayi hingga usia 6 bulan (Siregar & Ritonga, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 654, "width": 485, "height": 111, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan Tabel 2 distribusi pertambahan berat badan anak membuktikan bahwa sebagian besar responden mengalami kenaikan berat badan anak. Pertambahan berat badan anak dipengaruhi oleh nutrisi yang diberikan ibu kepada anak. ASI memiliki nilai gizi yang paling tinggi dibandingkan dengan makanan manusia dan susu hewani seperti susu sapi, susu kerbau dan susu kambing, sehingga menjadikannya sebagai nutrisi terbaik untuk bayi. ASI mengandung nutrisi dengan kualitas tinggi yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi, serta diformulasikan sesuai dengan kebutuhan bayi. Dengan demikian,", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 31, "width": 19, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "476", "type": "Page header" }, { "left": 257, "top": 42, "width": 284, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anita Anjani Sibarani, dkk /JPP, Vol. 6, No. 3 Juni 2023, Hal. 472 – 478", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 796, "width": 239, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal homepage: http://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 68, "width": 484, "height": 30, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "anak yang mendapat ASI eksklusif memiliki status gizi yang baik karena kandungan nutrisi ASI yang cukup.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 100, "width": 485, "height": 144, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut penelitian yang dilakukan oleh Anggraeni & Benge mencatat bahwa anak dengan berat badan normal lebih baik menyusu dibandingkan dengan anak dengan pola menyusui yang buruk. Bayi yang disusui bertambah berat badannya lebih baik setelah lahir, tumbuh lebih baik setelah masa perinatal dan kecil kemungkinannya untuk mengalami obesitas yang mencatat bahwa anak dengan berat badan normal lebih baik menyusu dibandingkan dengan anak dengan pola menyusui yang buruk. Menyusui memberi bayi awal yang baik dalam hidup, bayi yang disusui bertambah berat badannya lebih baik setelah lahir, tumbuh lebih baik setelah masa perinatal dan kecil kemungkinannya untuk mengalami obesitas (Anggraeni & Benge, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 246, "width": 485, "height": 127, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh pemberian ASI eksklusif terhadap kenaikan berat badan bayi berdasarkan Tabel 3 membuktikan bahwa dari 94 responden, 10 responden (45%) tidak memberikan ASI eksklusif dan tidak ada kenaikan berat badan tetapi terdapat 12 responden (55%) tidak memberikan ASI eksklusif tetapi ada kenaikan berat badan, sedangkan 8 responden (11%) memberikan ASI eksklusif tidak mengalami kenaikan berat badan, dan 64 responden (89%) hanya memberikan ASI saja dan mengalami kenaikan berat badan. Sedangkan p-value untuk hasil analisis chi-square adalah 0,001 yang artinya p-value < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh kenaikan berat badan bayi dengan pemberian ASI ekslusif.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 375, "width": 485, "height": 144, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemberian ASI eksklusif pada bayi memberi pengaruh terhadap kenaikan berat badan bayi dikarenakan ASI memiliki kandungan yang sesuai dengan kebutuhan bayi sehingga berat badan bayi akan mengalami kenaikan yang normal dan terhindar dari masalah status gizi baik masalah kekurangan gizi maupun kelebihan gizi. Demi kenaikan berat badan bayi yang normal dan kesuksesan menjalankan program ASI eksklusif maka ASI harus diberikan pada bayi sesuai dengan frekuensi dan durasi yang baik serta pemberian ASI Eksklusif harus didukung dengan nutrisi ibu yang baik. Jika ibu memiliki nutrisi yang baik maka kandungan ASI juga baik, sehingga selama ibu memberikan ASI Eksklusif dianjurkan untuk makan-makanan yang memiliki gizi seimbang.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 521, "width": 485, "height": 241, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Beberapa manfaat pemberian ASI, yaitu Air Susu Ibu memberikan nutrisi ideal untuk bayi. ASI memiliki campuran vitamin, protein, dan lemak yang hampir sempurna untuk memenuhi nutrisi yanng dibutuhkan bayi untuk tumbuh. ASI mengandung kolostrum kaya antibodi karena mengandung protein untuk daya tahan tubuh dan pembunuh kuman dalam jumlah besar. Menyusui menurunkan risiko asma atau alergi pada bayi. Selain itu, bayi yang disusui eksklusif selama 6 bulan pertama tanpa formula, mempunyai risiko infeksi telinga, penyakit pernapasan, dan diare lebih rendah. Membantu ikatan batin ibu dengan bayi. Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena menyusu akan merasakan kasih sayang ibunya; juga akan merasa aman dan tentram, terutama karena masih mendengar detak jantung yang telah dikenalnya sejak dalam kandungan. Meningkatkan kecerdasan anak. ASI eksklusif selama 6 bulan akan menjamin tercapainya pengembangan potensi kecerdasan anak secara optimal. Hal ini karena ASI mengandung nutrien khusus yang diperlukan otak. Bayi yang diberi ASI lebih berpotensi mendapatkan berat badan ideal. Menyusui dapat mencegah sudden infant death syndrome (SIDS); juga diperkirakan dapat menurunkan risiko diabetes, obesitas, dan kanker tertentu (Suudi, Nasir, Rohmawati, & Ronoatmodjo, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 31, "width": 19, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "477", "type": "Page header" }, { "left": 257, "top": 42, "width": 284, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anita Anjani Sibarani, dkk /JPP, Vol. 6, No. 3 Juni 2023, Hal. 472 – 478", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 796, "width": 239, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal homepage: http://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 68, "width": 485, "height": 160, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hamzah (2018) yang menyatakan bahwa bayi yang diberikan ASI eksklusif akan memiliki berat badan yang normal dibandingkan dengan anak yang tidak diberikan ASI eksklusif. Hal ini didukung dengan hasil penelitian yaitu hasil uji T independen (independen t test) menunjukkan bahwa nilai p-value < 0,05 yaitu p- value = 0,000 (Hamzah, 2018). Selain itu, penelitian serupa juga dilakukan oleh Astutik & Purwanti (2021) dengan hasil penelitian yaitu dari hasil uji statistik koefisien kontingen didapat bahwa p-value 0,003 < 0,005. Hal ini dapat diartikan bahwa terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan penambahan berat badan sehingga semakin sering ASI eksklusif diberikan maka penambahan berat badan bayi akan semakin signifikan (Astutik & Purwanti, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 230, "width": 485, "height": 208, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut penelitian yang dilakukan oleh Desi Siswanti (2019) tentang Pengaruh pemberian ASI eksklusif terhadap berat badan bayi di klinik Hj. Dewi Sesmera Kota medan tahun 2019, Hasil penelitian menjelaskan bahwa ASI eksklusif pada bayi dapat berpengaruh terhadap pertumbuhannya atau berat bayi lebih baik dibandingkan bayi yang tidak ASI eksklusif. Dikarenakan pada usia 0-6 bulan ASI eksklusif sangat dibutuhkan, karena sistem pencernaan belum sempurna, maka hanya ASI yang menjadi makanan terbaik baginya. pemberian makanan selain ASI pada bayi yang berumur < 6 bulan, dapat menyebabkan alergi atau bayi mengalami penyakit seperti diare, itu terjadi karena pencernaan bayi belum siap untuk menerima makanan selain ASI. ASI yang mengandung semua zat gizi untuk membangun dan penyediaan energi dalam susunan yang diperlukan. ASI tidak memberatkan fungsi traktus digestivus dan ginjal yang belum berfungsi baik pada bayi yang baru lahir, serta menghasilkan pertumbuhan fisik yang optimum. Hal ini sejalan dengan penelitian ini bahwa bayi yang diberikan ASI eksklusif mempunyai status gizi baik (Siswanti, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 462, "width": 168, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 487, "width": 485, "height": 46, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa pemberian ASI eksklusif berpengaruh terhadap kenaikan berat badan pada anak. Melalui penelitian ini penulis berharap responden lebih memahami pentingnya ASI eksklusif dan nutrisi yang dibutuhkan bayi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 551, "width": 156, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "UCAPAN TERIMA KASIH", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 576, "width": 484, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan Puskesmas Batu Aji dan juga kepada ibu-ibu kader posyandu Kelurahan Bukit Tempayan atas izin untuk melakukan penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 625, "width": 119, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 650, "width": 484, "height": 42, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anggraeni, S., & Benge, D. (2022). Analisis pemberian ASI Ekslusif dengan Berat Badan Bayi Usia 1-6 Bulan. Journal for Quality in Women’s Health , 5(1), 42 – 51. https://doi.org/10.30994/jqwh.v5i1.116", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 698, "width": 484, "height": 42, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Astutik, L. P., & Purwanti, H. (2021). Pemberian Asi Eksklusif Dengan Penambahan Berat Badan Bayi Usia 6 Bulan. Indonesian Journal for Health Sciences, 5(2), 114 – 119. https://doi.org/10.24269/ijhs.v5i2.384", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 746, "width": 484, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2019. (2019). Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau. Dinas Kesehatan Kepulauan Riau.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 31, "width": 19, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "478", "type": "Page header" }, { "left": 257, "top": 42, "width": 284, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anita Anjani Sibarani, dkk /JPP, Vol. 6, No. 3 Juni 2023, Hal. 472 – 478", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 796, "width": 239, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal homepage: http://journal.unpacti.ac.id/index.php/JPP", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 68, "width": 484, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dinkes Kota Batam. (2021). Bayi Baru Lahir Mendapat IMD dan Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi < 6 Bulan Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Batam Tahun 2021. Batam: Dinas Kesehatan Kota Batam.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 116, "width": 484, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Elsira, N. (2019). Perbedaan Kenaikan Berat Badan Pada Bayi Dengan Pemberian Asi Eksklusif Dan Asi Parsial Di Puskesmas Kalidoni Palembang. Jurnal Kesehatan Dan Pembangunan, 9(18), 60 – 68. https://doi.org/10.52047/jkp.v9i18.44", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 164, "width": 485, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hamzah, D. F. (2018). pengaruh pemberian ASI Eksklusif terhadap berat badan bayi usia 4-6 bulan diwilayah kerja puskesmas langsa kota. Jurnal JUMANTIK, 3(2), 8 – 15.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 199, "width": 485, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemenkes RI, 2021. (2021). Laporan Kinerja Kementerian Kesehatan 2021. In Kementrian Kesehatan RI. Kementrian Kesehatan RI.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 233, "width": 484, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lindawati, R. (2019). Hubungan Pengetahuan, Pendidikan dan Dukungan Keluarga dengan", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 247, "width": 463, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemberian ASI Eksklusif. Faletehan Health Journal, 6(1), 30 – 36. https://doi.org/10.33746/fhj.v6i1.25", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 281, "width": 484, "height": 70, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Puspita, M., Handayani, R., Azteria, V., Vionalita, G., Studi, P., Masyarakat, K., & Kesehatan, F. I. (2021). Hubungan Faktor Karakteristik Ibu terhadap Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Usia 6- 12 Bulan di Puskesmas Tanah Tinggi Tangerang The Relationship between Mother’s Characteristics Factors on Exclusive Breastfeeding in Infants Aged 6-12 Months at Public H. 14.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 357, "width": 484, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ram li, R. (2020). Correlation of Mothers’ Knowledge and Employment Status with Exclusive Breastfeeding in Sidotopo. Jurnal PROMKES, 8(1), 36.", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 386, "width": 247, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.20473/jpk.v8.i1.2020.36-46", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 406, "width": 484, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Siregar, S., & Ritonga, S. H. (2020). Hubungan Pemberian Asi Eksklusif Dengan Pertumbuhan Berat Badan Bayi 0-6 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Padangmatinggi Kota Padangsidimpuan Tahun 2018. Jurnal Kesehatan Ilmiah Indonesia, 5(1), 35 – 43.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 454, "width": 484, "height": 84, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "WHO, 2018. (2018). Monitoring Health For The SDGS. Retrieved from http://link.springer.com/10.1007/978-3-319-59379- 1%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/B978-0-12- 4200708.000027%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.ab.2015.03.024%0Ahttps://doi.org/1 0.1080/07352689.2018.1441103%0Ahttp://www.chile.bmw- motorrad.cl/sync/showroom/lam/es/", "type": "Text" } ]
044baaa9-f92a-acf1-1027-284d79145c0b
https://ejournal.pps-unisti.ac.id/index.php/JIASK/article/download/60/62
[ { "left": 72, "top": 38, "width": 189, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volume 4 Nomor 1 Edisi September 2021", "type": "Page header" }, { "left": 426, "top": 38, "width": 94, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "P. ISSN : 2654-3141 E. ISSN : 2746-1629", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 734, "width": 269, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmu Administrasi dan Studi Kebijakan (JIASK)", "type": "Page footer" }, { "left": 519, "top": 734, "width": 8, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 77, "width": 451, "height": 77, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 23 TAHUN 2018 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI USAHA YANG DITERIMA ATAU DIPEROLEH WAJIB PAJAK YANG MEMILIKI PEREDARAN BRUTO TERTENTU DI KPP PRATAMA KAYU AGUNG", "type": "Section header" }, { "left": 139, "top": 167, "width": 319, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Surya Ibrahim 1 , Octalya Saka 2 , Riky Akbar 3 , Rosita 4 , Solihin 5", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 182, "width": 305, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 KPP Pratama Kayu Agung. Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 203, "top": 194, "width": 194, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2 Polres Lahat. Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 207, "width": 264, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3 DPPKBP3D Kab. Ogan Ilir. Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 220, "width": 304, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4 MA Muhammadiyah 1 Palembang. Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 232, "width": 267, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5 BKPSDM Kab. Ogan Ilir. Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 279, "top": 286, "width": 57, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 309, "width": 471, "height": 193, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "This study analyzes and describes the implementation of Government Regulation Number 23 of 2018 (PP23) concerning Income Tax on Income from Businesses Received or Obtained by Taxpayers Who Have Certain Gross Circulation at the Pratama Kayu Agung Tax Service Office. PP23 is a Government policy that regulates taxpayers' income which is subject to a 0.5% rate with a turnover criterion that does not exceed Rp. 4.8 billion in 1 (one) tax year. The expected results in the implementation of PP23 are the expansion of taxpayer participants, increased compliance, and increased income tax revenues from taxpayers who have a certain gross turnover (MSMEs) so that the opportunity for the welfare of the community increases. The research method used is a qualitative method. The researcher himself is directly involved in the object of this research, namely as participant observation. Data collection techniques are through interviews, observations (observations), and documentation, both on direct (primary) and indirect (secondary) data. Interviews were conducted with the implementors who are employees/officials at KPP Pratama Kayu Agung and to taxpayers as the implementation target group. The results showed that the implementation of PP23 at KPP Pratama Kayu Agung was quite good but not optimal. The communication dimension shows that the transmission of communication in the form of socialization has not been evenly distributed and the resource dimension indicates that it is necessary to add human resources. The number of PP23 tax revenues has grown, but the growth in the number of taxpayers and SPT reporting compliance has decreased. This shows that the implementation of PP23 in KPP Pratama Kayu Agung has produced a fairly good output, but still needs to be improved so that it can produce optimal outcomes.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 516, "width": 435, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords: Policy Implementation, Public Policy, PP23, Tax 0.5%, KKP Pratama Kayu Agung, Edward III", "type": "Text" }, { "left": 274, "top": 542, "width": 51, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 564, "width": 471, "height": 147, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini menganalisis dan mendeskripsikan Implementasi Kebijakan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018 (PP23) Tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Usaha Yang Diterima Atau Diperoleh Wajib Pajak Yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kayu Agung. PP23 merupakan kebijakan Pemerintah yang mengatur tentang penghasilan wajib pajak yang dikenakan tarif 0,5% dengan kriteria omset yang tidak melebihi Rp4,8 miliar dalam 1 (satu) tahun pajak. Hasil yang diharapkan dalam implementasi PP23 adalah perluasan partisipan pembayar pajak, peningkatan kepatuhan, dan peningkatan penerimaan PPh dari WP yang memiliki peredaran bruto tertentu (UMKM) sehingga kesempatan untuk mensejahterakan masyarakat meningkat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Peneliti sendiri terlibat langsung dalam obyek penelitian ini, yaitu sebagai participant observation. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, pengamatan (observasi), dan dokumentasi, baik terhadap data langsung (primer), maupun tidak langsung (sekunder). Wawancara dilakukan terhadap implementor (pelaksana implementasi) yang merupakan pegawai/pejabat di KPP Pratama Kayu Agung dan kepada wajib pajak selaku kelompok sasaran implementasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Implementasi PP23 di KPP Pratama Kayu Agung sudah cukup baik namun belum optimal. Dimensi", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 464, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "P. ISSN: 2540-816X Volume 4 Nomor 1 Edisi September 2021 E. ISSN : 2746-1629", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 734, "width": 8, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2", "type": "Page footer" }, { "left": 441, "top": 734, "width": 98, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Surya Ibrahim, et.al", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 76, "width": 471, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "komunikasi menunjukkan bahwa transmisi komunikasi berupa sosialisasi belum merata dan dimensi sumber daya menunjukkan bahwa perlu dilakukan penambahan sumber daya manusia. Jumlah penerimaan pajak PP23 mengalami pertumbuhan, namun pertumbuhan jumlah wajib pajak dan kepatuhan pelaporan SPT mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa implementasi PP23 di KPP Pratama Kayu Agung telah menghasilkan output yang cukup baik, namun masih harus ditingkatkan sehingga dapat menghasilkan outcome yang optimal.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 145, "width": 470, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata Kunci: Implementasi Kebijakan, Kebijakan Publik, PP23, Pajak 0,5 %, KKP Pratama Kayu Agung, Edward III", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 182, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 196, "width": 83, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Latar Belakang", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 209, "width": 216, "height": 274, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2018 Tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu. Peraturan ini ditandatangani oleh Presiden Republik Indonesia tanggal 8 Juni 2018 dan mulai berlaku 1 Juli 2018. Ketentuan Pajak Penghasilan yang diatur dalam PP No.23 Tahun 2018, merupakan kebijakan Pemerintah yang mengatur mengenai Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu. Berdasarkan ketentuan ini, mengatur tentang penghasilan Wajib Pajak yang dikenakan tarif 0,5% dengan kriteria omset yang tidak melebihi dari 4,8 Miliar dalam 1 (satu) tahun pajak.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 485, "width": 216, "height": 218, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pemberlakuan Peraturan Pemerintah No.23 Tahun 2018 bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam melaksanakan kewajiban perpajakan, meningkatkan pengetahuan tentang manfaat perpajakan bagi masyarakat serta terciptanya kondisi kontrol sosial dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Hasil yang diharapkan adalah perluasan partisipasi dalam pembayaran pajak, kepatuhan sukarela meningkat, meningkatkan penerimaan PPh dari WP yang memiliki peredaran bruto tertentu dan penerimaan pajak yang meningkat sehingga kesempatan untuk mensejahterakan masyarakat meningkat.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 706, "width": 187, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dampak negatif yang ditimbulkan", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 182, "width": 216, "height": 245, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "terkait penerapan PP No. 23 Tahun 2018. Pertama, bersifat diskriminatif yaitu PP No. 23 Tahun 2018 dianggap bersifat diskriminatif dikarenakan besarnya tarif pajak dihitung sebesar 0,5% (satu persen) dari omset perusahaan dimana hal ini dapat menyebabkan meningkatnya jumlah biaya yang harus dikeluarkan oleh pelaku usaha. Kedua, pengenaan Pajak tidak sesuai dengan asas keadilan karena perhitungan didasarkan pada omset perusahaan, padahal omset perusahaan tidak mecerminkan pendapatan riil dari sebuah perusahaan. Ketiga, berpotensi terjadinya pengenaan pajak berulang. Penerapan PP No. 23 Tahun 2018 dapat menimbulkan terjadinya pajak berulang bagi pelaku usaha selain telah dipungut PPN dan PPh.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 430, "width": 216, "height": 273, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adapun dampak positif dari penerapan PP No.23 Tahun 2018. Pertama, mempermudah akses Wajib Pajak pelaku usaha dalam memperoleh modal pinjaman dari bank. Menurut Bank Indonesia, hal utama yang menyebabkan susahnya pelaku usaha memperoleh bantuan pendanaan dari bank adalah memiliki risiko yang tinggi bagi bank. Selain itu, perusahaan mereka belum bankable, yaitu belum memenuhi syarat peminjaman kredit di bank. Salah satu syarat yang selama ini jarang dimiliki oleh mereka adalah NPWP. Dengan adanya PP ini setiap pelaku usaha diwajibkan memiliki NPWP sehingga akses perbankan semakin mudah. Kedua, adanya jaminan dari pemerintah terkait permodalan pelaku usaha dalam mengakses pinjaman ke bank maupun bantuan dari pemerintah sendiri (Putrayasa, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 706, "width": 187, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini mengambil lokasi", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 189, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volume 4 Nomor 1 Edisi September 2021", "type": "Page header" }, { "left": 426, "top": 38, "width": 94, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "P. ISSN : 2654-3141 E. ISSN : 2746-1629", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 734, "width": 269, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmu Administrasi dan Studi Kebijakan (JIASK)", "type": "Page footer" }, { "left": 519, "top": 734, "width": 8, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 76, "width": 216, "height": 176, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "penelitian di wilayah kerja KPP Pratama Kayu Agung, yaitu dengan meneliti tentang penerapan PP23 Tahun 2018 di KPP Pratama Kayu Agung. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang: “Implementasi Kebijakan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018 Tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Usaha Yang Diterima Atau Diperoleh Wajib Pajak Yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu Di Kpp Pratama Kayu Agung”", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 276, "width": 99, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rumusan Masalah", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 290, "width": 216, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sesuai latar belakang masalah yang telah dibahas di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah dalam penelitian ini, yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 345, "width": 215, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Bagaimana implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018 Tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Usaha Yang Diterima Atau Diperoleh Wajib Pajak Yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu di KPP Pratama Kayu Agung KPP Pratama Kayu Agung ?", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 455, "width": 215, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Faktor - faktor apa saja yang mempengaruhi (pendukung", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 483, "width": 188, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "/penghambat) implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018 di KPP Pratama Kayu Agung", "type": "Table" }, { "left": 100, "top": 524, "width": 188, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "berdasarkan model implementasi kebijakan yang disampaikan oleh Edward III?", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 580, "width": 115, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "KERANGKA TEORI", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 597, "width": 219, "height": 121, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Definisi Kebijakan Publik Sebuah kebijakan adalah usaha untuk mendefenisikan dan menyusun basis rasional untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan (Parson, 2008: 14-17). Sedangkan kata “publik” secara terminologi mengandung arti sekelompok orang atau masyarakat dengan kepentingan tertentu. Menurut Wayne Parson publik", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 76, "width": 216, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "adalah aktivitas manusia yang dipandang perlu untuk diatur atau diintervensi oleh pemerintah atau aturan sosial, atau setidaknya oleh tindakan bersama (Parson, 2008: 3).", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 145, "width": 216, "height": 121, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut Leo Agustino, Kebijakan publik sendiri dapat diartikan sebagai rangkaian tindakan atau kegiatan yang dicetuskan oleh individu, kelompok dalam masyarakat maupun pemerintah di dalam suatu wilayah tertentu untuk mengatasi hambatan atau keadaaan yang tidak menguntungkan bagi masyarakat wilayah tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 283, "width": 216, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Implementasi Kebijakan Publik Implementasi merupakan tahap yang krusial dalam proses kebijakan publik. Tanpa suatu implementasi maka suatu kebijakan yang telah dirumuskan akan sia- sia belaka. Implementasi kebijakan merupakan hal yang paling berat, karena disini masalah-masalah yang kadang tidak dijumpai dalam konsep, muncul di lapangan (Nugroho, 2008:119).", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 421, "width": 216, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kebijakan publik yang telah dirumuskan dan direkomendasikan untuk dipilih oleh pembuat kebijakan bukanlah jaminan bahwa kebijakan publik tersebut pasti berhasil dalam implementasinya. Ada banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi suatu kebijakan publik baik yang bersifat individu maupun kelompok atau institusi pelaksana implementasi kebijakan publik.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 559, "width": 216, "height": 149, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Implementasi dari suatu program melibatkan upaya pembuat kebijakan (policy makers) untuk mempengaruhi perilaku birokrat pelaksana agar bersedia memberikan pelayanan dan mengatur perilaku kelompok sasaran (Subarsono, 2013:87). Peneliti dalam penelitian ini ingin mengetahui dan menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 23 di KPP Pratama Kayu Agung.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 464, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "P. ISSN: 2540-816X Volume 4 Nomor 1 Edisi September 2021 E. ISSN : 2746-1629", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 734, "width": 8, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4", "type": "Page footer" }, { "left": 441, "top": 734, "width": 98, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Surya Ibrahim, et.al", "type": "Page footer" }, { "left": 349, "top": 260, "width": 170, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 23", "type": "Caption" }, { "left": 341, "top": 270, "width": 395, "height": 160, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tahun 2018 Komunikasi Sumber Daya Disposisi Struktur Organisasi", "type": "Picture" }, { "left": 333, "top": 535, "width": 202, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Gambaran Implementasi PP23 Tahun 2018 di KPP", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 547, "width": 201, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pratama Kayu Agung  Faktor-faktor yang mempengaruhi", "type": "Table" }, { "left": 347, "top": 578, "width": 153, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(pendukung/penghambat) implementasi PP23 di KPPP Kayu Agung", "type": "Text" }, { "left": 363, "top": 320, "width": 143, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Model Implementasi George C. Edwards III", "type": "Table" }, { "left": 333, "top": 430, "width": 156, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Wajib pajak terdaftar di KPP Pratama Kayu Agung dengan omset <Rp4,8M", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 451, "width": 103, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Penerimaan Pajak PP23", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 461, "width": 92, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Pelaporan SPT PP23", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 472, "width": 83, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Pengawasan PP23", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 76, "width": 84, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengertian Pajak", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 90, "width": 216, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditujukan dan digunakan untuk membayar pengeluaran Umum. (Soemitro, 2013)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 200, "width": 200, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Definisi Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 228, "width": 216, "height": 245, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PP Nomor 23 Tahun 2018 adalah peraturan pemerintah yang dikeluarkan dan mulai berlaku tanggal 1 Juli 2018 tentang pajak penghasilan atas penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh wajib pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu dibawah Rp.4.800.000.000,00 dikenakan tarif sebesar 0.5%. Tahun pajak dalam PP No.23 Tahun 2018 adalah jangka waktu 1 (satu) tahun kalender kecuali bila Wajib Pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender. Tujuan pengaturan ini adalah untuk memberikan kemudahan kepada Wajib Pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan dari usaha yang memiliki peredaran bruto tertentu, untuk melakukan perhitungan, penyetoran, dan pelaporan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 462, "width": 219, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pajak Penghasilan yang terutang. Wajib Pajak Peraturan Pemerintah Nomor", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 518, "width": 76, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "23 Tahun 2018", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 531, "width": 176, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Wajib Pajak yang memiliki", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 545, "width": 204, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "peredaran bruto tertentu sebagaimana dimaksud pada pasal 2 ayat (1) adalah Wajib Pajak yang memenuhi kriteria sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 600, "width": 219, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Wajib Pajak orang pribadi atau Wajib Pajak badan tidak termasuk bentuk usaha tetap; dan", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 642, "width": 219, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. Menerima penghasilan dari usaha, tidak termasuk penghasilan dari jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas, dengan peredaran bruto tidak melebihi Rp.4.800.000.000,00 (empat miliar", "type": "List item" }, { "left": 352, "top": 76, "width": 191, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "delapan ratus juta rupiah) dalam 1 (satu) Tahun Pajak.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 131, "width": 111, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kerangka Pemikiran", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 145, "width": 216, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Peneliti dalam penelitian ini kemudian menyusun kerangka pemikiran penelitian tentang implementasi kebijakan, dalam bentuk gambar agar mudah dipahami, sebagaimana terlihat pada gambar di bawah ini :", "type": "Text" }, { "left": 367, "top": 241, "width": 129, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar Kerangka Penelitian", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 619, "width": 167, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "METODOLOGI PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 633, "width": 216, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Desain Penelitian Peneliti dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Menurut Faisal (1990:38) mengatakan bahwa penelitian kualitatif, ditingkat awal biasanya hanya menyatakan fokus atau", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 189, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volume 4 Nomor 1 Edisi September 2021", "type": "Page header" }, { "left": 426, "top": 38, "width": 94, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "P. ISSN : 2654-3141 E. ISSN : 2746-1629", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 734, "width": 269, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmu Administrasi dan Studi Kebijakan (JIASK)", "type": "Page footer" }, { "left": 519, "top": 734, "width": 8, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 76, "width": 216, "height": 108, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pokok masalah yang kadarnya masih cukup umum, fokusnya yang lebih spesifik atau selektif dan akan berkembang disaat proses atau berlangsungnya penelitian itu sendiri. Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah bagaimana capaian implementasi dan faktor-faktor yang berpengaruh dalam implementasi kebijakan", "type": "Text" }, { "left": 239, "top": 173, "width": 49, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Peraturan", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 186, "width": 216, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018 yang diselenggarakan oleh KPP Pratama Kayu Agung.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 242, "width": 66, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber Data", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 255, "width": 82, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Data Primer", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 269, "width": 216, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kayu Agung dan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan yang terdaftar di Kota Kayu Agung dengan peredaran bruto setahun tidak melebihi Rp 4,8 miliar.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 366, "width": 95, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. Data Sekunder", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 380, "width": 216, "height": 93, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Data atau bahan yang secara tidak langsung memberikan keterangan yang bersifat mendukung sumber data primer, dapat diperoleh dari hasil penelitian, buku - buku, makalah - makalah, jurnal ilmiah, eknsiklopedi, dan sumber lain yang menunjang penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 490, "width": 219, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c. Data Tersier Merupakan bahan hukum yang dapat menjelaskan baik bahan hukum primer maupun bahan hukum sekunder, yang berupa kamus hukum, ensiklopedi, leksikon dan lain.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 587, "width": 138, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara (Interview)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 614, "width": 216, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Yaitu dengan cara memperoleh secara langsung data atau informasi dan keterangan- keterangan melalui tanya jawab secara langsung dengan narasumber, yaitu para pegawai (termasuk pejabat) di KPP Pratama Kayu Agung, dan para Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan dengan", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 76, "width": 216, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "peredaran bruto setahun tidak melebihi Rp 4,8 miliar yang terdaftar di Kota Kayu Agung.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 131, "width": 72, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. Observasi", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 145, "width": 216, "height": 218, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Oberservasi yaitu pengamatan secara langsung serta pencatatan yang sistematis yang ditunjukkan pada satu fase masalah dalam rangka penelitian, dengan maksud untuk mendapatkan data yang diperlukan untuk memecahkan persoalan yang dihadapi. c. Dokumentasi Dokumentasi yaitu pengumpulan data-data dan bahan-bahan berupa dokumen. Data-data tersebut berupa arsip- arsip atau dokumen-dokumen yang ada di KPP Pratama Kayu Agung, Wajib Pajak, serta dokumen lain yang mendukung penelitian tesis ini.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 387, "width": 216, "height": 135, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Teknik Penentuan Informan Informan dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelompok, yaitu kelompok pelaksana program (Implementor) dan kelompok sasaran program (Target Group). Karena penelitian ini kualitatif, maka informasi yang didapat dari dua sumber yang berbeda harus dilakukan triangulasi antara data yang diperoleh dari kedua sumber yang berbeda tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 524, "width": 216, "height": 122, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Data yang diperoleh dari dua sumber selanjutnya digunakan untuk menganalisis proses implementasi kebijakan peraturan pemerintah nomor 23 tahun 2018 tentang pajak penghasilan atas penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh wajib pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu di KPP pratama kayu agung dan faktor-faktor yang menyebabkan", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 649, "width": 216, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "implementasi kebijakan peraturan pemerintah nomor 23 tahun 2018 tentang pajak penghasilan atas penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh wajib pajak yang memiliki peredaran bruto", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 464, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "P. ISSN: 2540-816X Volume 4 Nomor 1 Edisi September 2021 E. ISSN : 2746-1629", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 734, "width": 8, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6", "type": "Page footer" }, { "left": 441, "top": 734, "width": 98, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Surya Ibrahim, et.al", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 76, "width": 216, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "tertentu di KPP pratama kayu agung kurang berhasil dalam mencapai tujuan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 124, "width": 216, "height": 205, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Teknik Analisa Data Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode analisis kualitatif, yaitu data yang telah diperoleh dari hasil penelitian dipilih dan diseleksi berdasarkan kualitas dan kesesuaian / relevansinya dengan materi penelitian, untuk kemudian disusun sistematis dan dikaji dengan metode berfikir deduktif untuk menjawab permasalahan yang diajukan. Metode kualitatif merupakan tata cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif- analitis, yaitu apa yang dinyatakan oleh narasumber secara tertulis atau lisan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 349, "width": 158, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN Implementasi PP 23", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 376, "width": 216, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Seperti yang dipaparkan pada bab sebelumnya, maka implementasi program dalam penelitian ini menggunakan Model Implementasi George C. Edward III yang mengukur implementasi kebijakan dengan 4 faktor yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi dan stuktur birokrasi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 487, "width": 216, "height": 121, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Komunikasi Salah satu unsur yang dapat mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan sebuah kebijakan menurut Edward III dalam Agustino (2012:150) adalah komunikasi. Komunikasi dalam konteks penelitian ini digunakan agar pelaksanaan kebijakan PP23 ini dapat berjalan dengan baik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 611, "width": 216, "height": 107, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dimensi komunikasi dalam Implementasi PP23 amat ditentukan oleh beberapa unsur yang terdapat dalam komunikasi, seperti penyampai pesan, isi pesan, media yang digunakan, serta sasaran penerima pesan. Mengenai bagaimana dimensi komunikasi yang terjadi di Kota Kayu Agung dapat dideskripsikan sebagai", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 76, "width": 43, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "berikut :", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 104, "width": 72, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1) Transmisi", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 117, "width": 216, "height": 149, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Transmisi merupakan faktor utama dalam hal komunikasi pelaksana kebijakan. Menurut Edward III dalam Agustino (2012:150), penyaluran komunikasi yang baik akan dapat menghasilkan suatu implementasi yang baik pula. Berdasarkan hasil wawancara peneliti kepada sumber data, yaitu para pelaksana kebijakan PP23 dan wajib pajak UMKM, dapat diketahui transmisi atau penyampaian informasi mengenai PP23 sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 269, "width": 216, "height": 163, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bapak Eko Suyitno (selaku Kepala Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan KPP Pratama Kayu Agung), menjelaskan bahwa : “Pemberian informasi kebijakan PP23 dilakukan dengan cara sosialisasi langsung dan tidak langsung, hal ini dilakukan agar masyarakat khususnya UMKM dapat mengetahui kebijakan perpajakan PP23. Sosialisasi secara langsung ditujukan agar masyarakat dapat secara langsung berkomunikasi dengan pelaksana kebijakan PP 23.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 435, "width": 216, "height": 204, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sosialisasi atau pertemuan dengan masyarakat tersebut dilakukan secara terjadwal dan atas koordinasi antara Kepala KPP Pratama Kayu Agung melalui Kepala Subbagian Umum & Kepatuhan Internal dan Kepala Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan KPP Pratama Kayu Agung serta instansi terkait. Sosialisasi tersebut dilakukan secara konsisten dan dilakukan sampai dengan sekarang. Disamping itu, sosialisasi secara langsung dilaksanakan hampir setiap hari, yaitu setiap calon WP yang baru mendaftar akan diberikan sosialisasi tentang PP23” (wawancara tanggal 22 Juni 2020).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 189, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volume 4 Nomor 1 Edisi September 2021", "type": "Page header" }, { "left": 426, "top": 38, "width": 94, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "P. ISSN : 2654-3141 E. ISSN : 2746-1629", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 734, "width": 269, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmu Administrasi dan Studi Kebijakan (JIASK)", "type": "Page footer" }, { "left": 519, "top": 734, "width": 8, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "7", "type": "Page footer" }, { "left": 158, "top": 76, "width": 46, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 90, "width": 208, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Transmisi Komunikasi di KPP Pratama", "type": "Text" }, { "left": 147, "top": 104, "width": 68, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kayu Agung", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 245, "width": 216, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber : IG Pajakkayuagung Melalui kegiatan sosialisasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan partisipasi dan kepedulian masyarakat khususnya pemilik UMKM dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 345, "width": 215, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2) Kejelasan Menurut Edward III dalam Agustino", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 373, "width": 216, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(2012:151) komunikasi yang diterima oleh pelaksana kebijakan (street-level- bureaucrats) harus jelas dan tidak membingungkan atau tidak ambigu.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 428, "width": 216, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil wawancara peneliti kepada sumber data, yaitu pelaksana kebijakan PP23, dapat diketahui bahwa dari kejelasan penyampaian kebijakan PP23 sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 497, "width": 216, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sdri Cindi (Pelaksana Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan)", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 525, "width": 117, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "menyampaikan bahwa :", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 536, "width": 216, "height": 151, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“Agar penyampaian PP23 dapat diterima dengan jelas oleh wajib pajak, kami juga menyampaikan informasi melalui media sosial agar wajib pajak mengetahui program ini dengan jelas. Selain itu, setiap masyarakat yang baru membuat NPWP juga diberikan sosialisasi secara personal mengenai perhitungan pajak, kewajiban bayar, kewajiban lapor, dan cara pembayaran ” (wawancara tanggal 22 Juni 2020).", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 76, "width": 196, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar Sosialisasi yang jelas di KPP Pratama", "type": "Text" }, { "left": 399, "top": 104, "width": 68, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kayu Agung", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 247, "width": 151, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber : IG PajakKayuAgung", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 271, "width": 80, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3) Konsistensi", "type": "List item" }, { "left": 324, "top": 285, "width": 216, "height": 121, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan pelaksanaan sosialisasi yang dilakukan oleh KPP Pratama Kayu Agung, secara konsisten telah dilaksanakan kepada wajib pajak tentang kebijakan perpajakan yang mudah dan jelas, yaitu PP23. Berdasarkan hasil wawancara peneliti kepada sumber data yaitu pegawai KPP Pratama Kayu Agung, diketahui informasi sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 407, "width": 216, "height": 82, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“Kegiatan sosialisasi selama tahun 2019 telah dilaksanakan sebanyak 54 kali, baik langsung maupun tidak langsung, baik melalui metode seminar, kelas pajak, bimbingan teknis, workshop, maupun kegiatan Tax Goes To School.”", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 513, "width": 73, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber Daya", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 526, "width": 216, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber daya memiliki peranan penting dalam implementasi kebijakan. Edward III dalam Winarno (2014:184) mengemukakan bahwa sumber daya merupakan faktor yang penting dalam melaksanakan kebijakan publik.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 609, "width": 216, "height": 108, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber daya manusia yang dimaksud dalam implementasi PP23 di KPP Pratama Kayu Agung meliputi seluruh Account Representative (AR), dimana AR Waskon I bertugas melayani konsultasi WP (help desk) sekaligus memproses administrasi permohonan wajib pajak, AR Ekstensifikasi dan pelaksananya bertugas memberikan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 464, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "P. ISSN: 2540-816X Volume 4 Nomor 1 Edisi September 2021 E. ISSN : 2746-1629", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 734, "width": 8, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "8", "type": "Page footer" }, { "left": 441, "top": 734, "width": 98, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Surya Ibrahim, et.al", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 76, "width": 216, "height": 149, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "edukasi kepada WP baru PP23 sekaligus melaksanakan proses ekstensifikasi perpajakan, dan AR Waskon II dan III bertugas melakukan pengawasan terhadap WP PP23. Disamping itu, terdapat tim penyuluhan yang pelaksananya dapat berasal dari seksi ekstensifikasi, Subbagian Umum, dan seksi lainnya yang ditunjuk dalam rangka kegiatan yang berhubungan dengan sosialisasi PP23 di lingkungan KPP Pratama Kayu Agung.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 228, "width": 216, "height": 149, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil wawancara, diketahui bahwa dalam implementasi kebijakan PP23, sumber daya manusia yang berasal dari Seksi Ekstensifikasi, Waskon II, dan Waskon III sudah memadai, namun sumber daya manusia yang berasal dari Seksi Waskon I kurang memadai, yakni hanya 3 orang AR. Masing - masing AR tersebut selain menjadi petugas help desk sehari-harinya, juga menjadi pelaksana administrasi permohonan wajib pajak.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 392, "width": 173, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Disposisi (Kecenderungan Sikap)", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 406, "width": 216, "height": 177, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Disposisi atau sikap dari pelaksana kebijakan adalah faktor yang penting dalam pendekatan mengenai pelaksanaan atau kebijakan publik. Jika pelaksanaan suatu kebijakan ingin efektif, maka para pelaksana kebijakan tidak hanya harus mengetahui apa yang akan dilakukan tetapi juga harus memiliki kemampuan dan kemampuan untuk melaksanakannya. Kecenderungan perilaku atau karakteristik dari pelaksana kebijakan berperan penting untuk mewujudkan implementasi kebijakan yang sesuai dengan tujuan atau sasaran.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 599, "width": 97, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Struktur Birokrasi", "type": "Section header" }, { "left": 100, "top": 613, "width": 42, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Struktur", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 613, "width": 216, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "birokrasi adalah karakteristik, norma - norma, dan pola - pola hubungan yang terjadi berulang - ulang dalam badan eksekutif yang mempunyai hubungan, baik potensial maupun nyata, dengan apa yang mereka miliki dalam menjalankan kebijakan. peneliti juga akan", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 76, "width": 216, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "menjabarkannya kedalam 2 (dua) indikator yang terdapat pada faktor struktur birokrasi, pembahasan terkait faktor struktur birokrasi tersebut adalah sebagai berikut : (1)SOP (2) Fregmentasi.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 159, "width": 193, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Faktor Pendukung dan Penghambat", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 173, "width": 216, "height": 93, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terkait hubungan sikap pelakana dengan implementasi kebijakan terdapat beberapa faktor pendukung dan penghambat. Beberapa faktor pendukung tersebut adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 269, "width": 99, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Parapelaksana", "type": "List item" }, { "left": 352, "top": 269, "width": 188, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "implementasi merespon positif terhadap PP23.", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 297, "width": 215, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. Kelompok sasaran (wajib pajak)", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 311, "width": 144, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "mendukung kebijakan PP23.", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 324, "width": 216, "height": 67, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sedangkan penghambat dalam variabel ini adalah masih terdapatnyan masyarakat yang memiliki sikap kurang peduli yang tercermin dari tingkat pelaporan pajak yang kurang optimal.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 407, "width": 87, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 421, "width": 216, "height": 177, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kesimpulan mengenai implementasi kebijakan peraturan pemerintah nomor 23 tahun 2018 tentang pajak penghasilan atas penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh wajib pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu di KPP Pratama Kayu Agung dideskripsikan sebagai berikut : (1) Dimensi komunikasi Meliputi indikator-indikator : a.Transmisi, b.Kejelasan, c.Konsistensi (2) Meliputi indikator-indikator: a. Sumber daya manusia, b. Informasi, c.wewenang, d.fasilitias (3)Dimensi Disposisi (4).", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 600, "width": 133, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dimensi struktur birokrasi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 189, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volume 4 Nomor 1 Edisi September 2021", "type": "Page header" }, { "left": 426, "top": 38, "width": 94, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "P. ISSN : 2654-3141 E. ISSN : 2746-1629", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 734, "width": 269, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmu Administrasi dan Studi Kebijakan (JIASK)", "type": "Page footer" }, { "left": 519, "top": 734, "width": 8, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "9", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 76, "width": 113, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 116, "width": 50, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Agustino,", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 116, "width": 169, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Leo, 2012. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung:", "type": "Table" }, { "left": 122, "top": 143, "width": 47, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Alfabeta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 163, "width": 219, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nugroho, Riant. 2008. Public Policy (Teori Kebijakan, Analisis Kebijakan,", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 191, "width": 169, "height": 80, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Proses Kebijakan, Perumusan, Implementasi, Evaluasi, Revisi, Risk Management Dalam Kebijakan Publik, Kebijakan Sebagai The Fifth Estate dan Metode Penelitian Kebijakan) .", "type": "Table" }, { "left": 122, "top": 273, "width": 163, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jakarta: Elex Media Komputindo.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 291, "width": 219, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Putrayasa, I Nyoman. 2013. “Dampak", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 307, "width": 176, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ekonomi Penerapan Peraturan", "type": "Table" }, { "left": 115, "top": 321, "width": 176, "height": 66, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pemerintah (PP) No. 46 Tahun 2013 Terhadap Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)” . Jurnal Riset Akuntansi Juara. Vol. 3 No. 2 September 2013.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 396, "width": 219, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Subarsono, A. G. 2013. Analisis Kebijakan Publik (Konsep, Teori dan Aplikasi). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 457, "width": 219, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Soemitro, Rochmat dan Sugiarti, Kania. 2004. Asas dan Dasar Perpajakan , Bandung : Refika Aditama", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 505, "width": 219, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Winarno, Budi. 2014. Kebijakan Publik (Teori, Proses dan Studi Kasus) . Yogyakarta: CAPS (Center of Academic Publishing Service).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 464, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "P. ISSN: 2540-816X Volume 4 Nomor 1 Edisi September 2021 E. ISSN : 2746-1629", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 734, "width": 14, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "10", "type": "Page footer" }, { "left": 441, "top": 734, "width": 98, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Surya Ibrahim, et.al", "type": "Page footer" } ]
51957dd7-45a1-bc96-90df-2d81dfbf56c3
https://journal.umpr.ac.id/index.php/tunas/article/download/578/531
[ { "left": 106, "top": 52, "width": 383, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tunas Jurnas Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Juni 2018 Volume 3 Nomor 2, (31-37) ISSN 2477-6076", "type": "Text" }, { "left": 508, "top": 726, "width": 22, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "31", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 91, "width": 396, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW BAGI PESERTA DIDIK KELAS IV SDN-2 KASONGAN BARU TAHUN PELAJARAN 2016/2017", "type": "Text" }, { "left": 244, "top": 155, "width": 148, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Oleh : ELDA*Suniati, M.Pd", "type": "Title" }, { "left": 288, "top": 180, "width": 61, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 206, "width": 408, "height": 170, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Untuk mengetahui aktivitas peserta didik pada pelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ,(2) Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPS dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada peserta didik di Kelas IV SDN –2 Kasongan Baru Kecamatan Katingan Hilir Kabupaten Katingan. Jenis penelitian ini adalah menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) yang berusaha memecahkan atau menjawab permasalahan yang dihadapi pada situasi sekarang dengan subjek penelitian seluruh peserta didik di kelas IV SDN – 2 Kasongan Baru yang berjumlah 12 orang, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan tes. Teknik analisis data menggunakan teknik kualitatif dan kuantitatif.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 391, "width": 391, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata Kunci : Hasil belajar IPS, dan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 417, "width": 100, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 443, "width": 164, "height": 138, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk membangun dan meningkatkan mutu sumber daya manusia menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan, sehingga disadari bahwa pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi setiap individu.", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 417, "width": 384, "height": 259, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Oleh karena itu pendidikan tidak bisa diabaikan begitu saja. Dalam keseluruhan upaya pendidikan, proses belajar mengajar merupakan aktivitas yang paling penting, karena melalui itulah tujuan pendidikan akan dicapai dalam bentuk perubahan perilaku siswa.Undang-Undang sistem pendidikan nasional no.20 pasal 3 tahun 2003, menyatakan bahwa : Pendidikan Nasioanal bertujuan untuk berkembangnya potensi pesertadidik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa, kepada Tuhan YangMaha Esa, berakhlak mulia, sehat,cakap, kreatif, madiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 52, "width": 383, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tunas Jurnas Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Juni 2018 Volume 3 Nomor 2, (31-37) ISSN 2477-6076", "type": "Text" }, { "left": 485, "top": 726, "width": 22, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "32", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 91, "width": 169, "height": 59, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Guru merupakan ujung tombak perubahan suatu negeri menjadi objek utama yang perlu ditingkatkan profesionalismenya,", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 155, "width": 169, "height": 169, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "agar kualitas pembelajaran meningkat. Hal ini dikarenakan kemampuan profesional guru telah resmi dicanangkan oleh pemerintah, bahwa profesi guru disejajarkan dengan profesi lainnya sebagai tenaga profesional.Secara formal, Undang - Undang Republik Indonesia, no. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 329, "width": 168, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "nasional, dan Undang - Undang", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 345, "width": 168, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Republik Indonesia, no. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen,", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 377, "width": 181, "height": 134, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "serta peraturan pemerintah no. 19 tahun 2005 tentang standar pendidikan nasional menyatakan bahwa guru adalah tenaga. Guru adalah pelaku pembelajaran, sehingga dalam hal ini guru merupakan faktor yang terpenting, Ditangan gurulah", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 516, "width": 181, "height": 154, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "sebenarnya letak keberhasilan suatu pembelajaran. Komponen guru tidak dapat dimanipulasi atau direkayasa oleh komponen lain, dan sebaliknya guru mampu memanipulasi atau merekayasa komponen lain menjadi bervariasi. Sedangkan peserta didik merupakan komponen yang melakukan kegiatan belajar untuk mengembangkan potensi", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 91, "width": 181, "height": 440, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "kemampuan menjadi nyata dalam mencapai tujuan belajar. Komponen peserta didik inilah yang dapat dimodifikasi oleh guru. Sejatinya yang menjadi dasar penyebab suatu perubahan adalah faktor kualitas seseorang untuk selalu ingin berkarya dan berprestasi sepanjanng usia hidupnya, sehingga kebutuhan untuk berkarya bagaikan darah yang mengalir dalam tubuh. Dengan begitu kebutuhan negeri ini untuk mencapai tujuan perubahan yang lebih baikakan tercapai. Didalam proses menyampaikan bahan pembelajaran seorang guru dapat menggunakan metode, model dan media ataupun alat bantu belajar lainnya, agar proses belajar mengajar menjadi lebih mudah untuk dipahami oleh peserta didik. Penggunaan model pembelajaran sangat diperlukan dalam meningkatkan mutu pendidikan khususnya dalam proses belajar mengajar yang sedang berlangsung sehingga dapat berjalan dengan efektif dan", "type": "Text" }, { "left": 427, "top": 520, "width": 79, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "efisien.Menurut", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 535, "width": 180, "height": 138, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Supriyono, (Subur, 2015: 23). Model pembelajaran ialah pola yang dipergunakan sebagai pedoman dalam perencanaan pembelajaran di kelas dan biasanya menggambarkan langkah - langkah atau prosedur yang di tempuh guru untuk menciptakan aktivitas pembelajaran yang efektif, efisisen, dan menarik.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 52, "width": 383, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tunas Jurnas Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Juni 2018 Volume 3 Nomor 2, (31-37)", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 65, "width": 75, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN 2477-6076", "type": "Text" }, { "left": 485, "top": 726, "width": 22, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "33", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 91, "width": 183, "height": 122, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Senada dengan pendapat Supriyono, Kemp (Rusman, 2014 : 132) menyebutkan bahwa model pembelajaran adalah suatu kegiatan yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat di capai secara efektif dan efisien.", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 230, "width": 180, "height": 90, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dengan keterampilan dan kekreatifan yang dimiliki oleh seorang guru dalam mengolah pembelajaran dengan menggunakan metode, ataupun model pembelajaran, tentu hal tersebut", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 91, "width": 407, "height": 390, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dapat memberikan peluang yang lebih besar dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik.Khususnya pada mata pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial).Dimana mata pelajaran IPS merupakan salah satu pengetahuan dasar yang penting dalam menunjang ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu pelajaran IPS diberikan secara berkesinambungan pada setiap jenjang pendidikan formal dari sekolah dasar sampai pada kelanjutan yang lebih tinggi. Rendahnya hasil belajar IPS seringkali disebabkan oleh beberapa faktor ataupun permasalahan yang mempengaruhi selama proses pembelajaran berlangsung. Kurangnya pemanfaatan sumber belajar sehingga penanaman konsep IPS masih rendah dan peserta didik hanya berimajinasi tanpa adanya praktek yang nyata.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 486, "width": 139, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Selain beberapa faktor", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 486, "width": 194, "height": 122, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "yang menyebabkan kurangnya hasil belajar IPS pada peserta didik kelas IV di SDN-2 Kasongan Baru, berdasarkan hasil observasi yang saya lakukan, ada pula beberapa kendala ataupun masalah yang ada saat proses pembelajaran IPS berlangsung, pada peserta didik kelas", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 325, "width": 194, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "IV di SDN-2 Kasongan Baru,", "type": "Table" }, { "left": 317, "top": 341, "width": 213, "height": 69, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kecematan katingan Hilir, Kabupaten Katingan, diantaranya yaitu : 1. Metode yang digunakan kurang bervariasi.", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 415, "width": 206, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Antusias peserta didik dalam belajar", "type": "List item" }, { "left": 331, "top": 431, "width": 199, "height": 42, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "IPS masih rendah.Metode ataupun model pembelajaran yang digunakan selama proses pembelajaran", "type": "Table" }, { "left": 331, "top": 478, "width": 199, "height": 91, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "berlangsung masih belum efektif. Peserta didik merasa bosan dan kurang bersemangat pada saat proses pembelajaran. Kurangnya pemahaman peserta didik terhadap materi IPS yang dipelajari.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 573, "width": 206, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Hasil belajar peserta didik masih rendah dibawah ( KKM)", "type": "Table" }, { "left": 92, "top": 613, "width": 167, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "METODOLOGI PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 92, "top": 639, "width": 161, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Waktu dan Tempat Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 92, "top": 613, "width": 438, "height": 63, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Waktu Penelitian Dengan beberapa pertimbangan dan alasan peneliti menentukan menggunakan waktu penelitian selama lima bulan yakni dari bulan Januari", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 52, "width": 383, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tunas Jurnas Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Juni 2018 Volume 3 Nomor 2, (31-37)", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 65, "width": 75, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN 2477-6076", "type": "Text" }, { "left": 508, "top": 726, "width": 22, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "34", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 91, "width": 194, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "sampai dengan Mei tahun pelajaran 2017.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 123, "width": 112, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Tempat Penelitian", "type": "Table" }, { "left": 92, "top": 91, "width": 438, "height": 91, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tempat penelitian ini, mengambil lokasi di SDN-2 Kasongan Baru Kecematan Katingan Hilir, Kabupaten Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah.Yang berada dijalan, Pusara Cinta no. 29. Adapun alasan Saya mengambil tempat Jenis Penelitian : Penelitian ini", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 186, "width": 190, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dilaksanakan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 218, "width": 190, "height": 265, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "( Classroom action research ). Menurut Kunandar (2011:42) “Penelitian Tindakan Kelas merupakan bagian dari penelitian tindakan ( action research ), dan penelitian tindakan ini bagian dari penelitian pada umumnya”.Sedangkan menurut Arikunto (2012:58) “Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan ( action research ) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya”.Penelitian Tindakan Kelas ini berfokus pada upaya untuk mengubah kondisi sekarang ke arah kondisi yang diharapkan yaitu menjadi lebih baik.Secara ringkas,", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 488, "width": 190, "height": 185, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian Tindakan Kelas adalah bagaimana sekolompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri.Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.Selain itu, Penelitian Tindakan Kelas juga penelitian yang refleksi yang dilaksanakan secara siklis (berdaur) dimulai dari tahapan", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 171, "width": 190, "height": 122, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi untuk memecahkan masalah dan mencoba hal-hal baru demi peningkatan kualitas pembelajaran. Dalam hal ini peneliti menggunakan model pembelajaran jigsaw pada mata pelajaran IPS kelas IV di SDN-2 Kasongan Baru,", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 297, "width": 190, "height": 59, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kecematan Katingan Hilir Kabupaten Katingan adapun hal yang menjadi dasar penelitian ini yaitu hasil belajar peserta didik", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 361, "width": 197, "height": 249, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rancangan Penelitian Rancangan penelitian adalah keseluruhan proses dan penelitian tentang hal-hal yang berkaitan dengan objek yang akan diteliti dalam mendapatkan hasil yang diinginkan. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dipilih dengan tujuan untuk menyelidiki nilai IPS yang kurang. Rancangan PTK dalam penelitian ini adalah rangkaian kegiatan yang berurutan dan berkesinambungan yang dicirikan dengan adanya model kerja yang dilakukan peneliti dengan", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 615, "width": 190, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "menggunakan siklus-siklus, setiap", "type": "Table" }, { "left": 331, "top": 631, "width": 190, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "siklus terdiri dariempat tahapan yaitu: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,", "type": "Table" }, { "left": 413, "top": 662, "width": 107, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "observasi, dan", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 52, "width": 383, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tunas Jurnas Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Juni 2018 Volume 3 Nomor 2, (31-37) ISSN 2477-6076", "type": "Text" }, { "left": 499, "top": 726, "width": 22, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "35", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 91, "width": 190, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "reflleksi/evaluasi. Sebagaimana", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 107, "width": 158, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "tergambar pada bagan berikut in", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 123, "width": 189, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DESKRIPSI PENELITIAN DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 155, "width": 190, "height": 58, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nilai hasil belajar peserta didik yang dimaksud yaitu peningkatan nilai hasil peserta didik kelas IVSDN-2 Kasongan Baru pada pelajaran IPS", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 218, "width": 190, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dengan standar kompetensi yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 234, "width": 190, "height": 217, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3.Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi dilingkungan kabupaten kota dan provinsi.dan kompetensi dasarnya yaitu: 3.1 Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya.menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam kegiatan belajar mengajar. Pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diperoleh hasil-hasil penelitian yang akan dibahas sebagai berikut :", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 456, "width": 190, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Pembahasan dari setiap siklus Peningkatan aktivitas peserta", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 488, "width": 196, "height": 154, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "didik.Hasil pengamatan pada siklus I dengan rata-rata yang dikategorikan baik. Dari gabungan nilai rata-rata hasil pengamat I dan II pada siklus I diperoleh nilai dengan rata-rata 3,38 dikategorikan baik. Pembelajaran yang disampaikann oleh guru direspon dengan baik.peserta didik sangat antusias dalam bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 647, "width": 190, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sedangkan untuk siklus II dengan rata-rata yang dikategorikan sangat", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 91, "width": 190, "height": 106, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "baik. Dari gabungan nilai rata-rata hasil pengamat I dan II diperoleh nilai rata-rata 3,63 dikategorikan baik. Sehingga dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw aktivitas peserta didik mengalami peningkatan menjadi lebih baik.", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 202, "width": 190, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Pembahasan Hasil Analisis Data", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 218, "width": 193, "height": 376, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Setelah melakukan dan menyalesaikan pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw maka hasil ketuntasan klasikal dari nilai pretes sebelum diberikannya tindakan kelas jika dilihat dari ketuntasan klasikal memang kurang baik yaitu, 33% nilai ketuntasan klasikal setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus I meningkat menjadi 58% dan nilai ketuntasan klasikal pada siklus II lebih meningkat lagi yakni 100%. Jika dicermati lebih mendalam pada hitungan diatas nampak bahwa semua peserta didik dari 12 orang atau sebanyak 100% peserta didik pada siklus II memperoleh nilai lebih dari 65. Hal ini jika dilihat dari segi ketuntasan belajar maka peserta didik dinyatakan tuntas. Disisi lain dapat dilihat bahwa dengan adanya pembelajaran IPS menggunakan", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 599, "width": 190, "height": 59, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ternyata telah memacu peserta didik untuk lebih giat belajar dan aktif dalam pembelajaran sehingga", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 52, "width": 383, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tunas Jurnas Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Juni 2018 Volume 3 Nomor 2, (31-37) ISSN 2477-6076", "type": "Text" }, { "left": 499, "top": 726, "width": 22, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "36", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 91, "width": 190, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dampaknya pada hasil belajar lebih meningkat", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 133, "width": 84, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 88, "top": 159, "width": 201, "height": 217, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Aktivitas belajar peserta didik dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada peserta didik kelas IV SDN-2 Kasongan Baru tahun pelajaran 2016/2017, menjadi lebih baik hal ini terbukti setelah dilaksanakan dalam proses kegiatan belajar mengajar pada siklus I dengan keaktifan peserta didik diperoleh nilai 3,38 dengan kategori baik. Pada siklus II data keaktifan peserta didik meningkat menjadi 3,6 yang dikategorikan baik.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 381, "width": 201, "height": 217, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Ada peningkatan hasil belajar IPS setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada peserta didik kelas IV SDN-2 Kasongan Baru pada tahun pelajaran 2016/2017. “ kegiatan ekonmi dalam memanfaatkan sumber daya alam”. Pada siklus I perolehan nilai rata-rata peserta didik yaitu 69,2 dengan ketuntasan klasikal 58%. Dan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata peserta didik sebesar 94,2 dengan ketuntasan secara klasikal sebesar 100% dikategorikan tuntas.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 619, "width": 110, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 649, "width": 174, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas", "type": "Text" }, { "left": 388, "top": 91, "width": 119, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sebagai Pengembangan Prefesi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.", "type": "Text" }, { "left": 345, "top": 147, "width": 128, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Arikunto, Suharsimi, dkk.", "type": "Table" }, { "left": 395, "top": 160, "width": 123, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian Tindakan Kelas . 2014. Jakarta: PT. Bumi Aksara", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 51, "width": 383, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tunas Jurnas Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Juni 2018 Volume 3 Nomor 2, (31-37) ISSN 2477-6076", "type": "Text" }, { "left": 522, "top": 727, "width": 22, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "37", "type": "Page footer" } ]
fe96ad88-9fea-afaa-ff29-cf94e2d273dd
https://jurnal.unived.ac.id/index.php/er/article/download/1699/1367
[ { "left": 153, "top": 47, "width": 389, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2338-8412 e-ISSN : 2716-4411", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 785, "width": 386, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "56 | Puja Gusti Wardana, Ardan Gani Asalam; Pengaruh Transfer Pricing, Kepemilik ...", "type": "Page footer" }, { "left": 114, "top": 72, "width": 322, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ekombis Review – Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis Available online at : https://jurnal.unived.ac.id/index.php/er/index DOI: https://doi.org/10.37676/ekombis.v10i1", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 134, "width": 448, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Transfer Pricing , Kepemilikan Institusional dan Kompensasi Rugi Fiskal terhadap Tax Avoidance Studi Kasus Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2019", "type": "Text" }, { "left": 206, "top": 189, "width": 198, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Puja Gusti Wardana 1) ; Ardan Gani Asalam 2)", "type": "Text" }, { "left": 194, "top": 202, "width": 224, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Telkom University", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 227, "width": 275, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Email: 1) [email protected] ; 2) [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 255, "width": 473, "height": 64, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "How to Cite : Wardana, P.G., Asalam, A.G. (2022). Pengaruh Transfer Pricing , Kepemilikan Institusional dan Kompensasi Rugi Fiskal terhadap Tax Avoidance Studi Kasus Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2019. EKOMBIS REVIEW: Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis , 10(1). doi: https://doi.org/10.37676/ekombis.v10i1", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 345, "width": 67, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ARTICLE HISTORY", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 356, "width": 107, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Received [02 Desember 2021] Revised [20 Desember 2021]", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 378, "width": 96, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Accepted [10 Januari 2022]", "type": "Text" }, { "left": 195, "top": 333, "width": 45, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 207, "top": 347, "width": 334, "height": 172, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Riset ini dilakukan untuk mengetahui apakah transfer pricing , kepemilikan institusional dan kompensasi rugi fiskal memiliki pengaruh terhadap tax avoidance pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019. Riset ini menggunakan metode analisis pengujian statistik deskriptif dan analisis regresi data panel dengan memanfaatkan software Eviews versi 10. Pengambilan sampel dalam riset ini yaitu menggunakan teknik purposive sampling sehingga didapatkanlah 33 perusahaan dengan kurun waktu pengamatan selama 5 (lima) tahun. Dari riset yang dilakukan maka mengungkapkan jika transfer pricing , kepemilikan institusional dan kompensasi rugi fiskal berpengaruh secara simultan terhadap tax avoidance . Sedangkan secara parsial, hanya variabel kepemilikan institusional yang berpengaruh positif terhadap tax avoidance pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015- 2019 .", "type": "Text" }, { "left": 195, "top": 526, "width": 49, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 210, "top": 539, "width": 328, "height": 122, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This research was conducted to determine whether transfer pricing, institutional ownership and compensation for losses have an effect on tax avoidance in manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2015-2019. This study uses descriptive statistical analysis methods and panel data regression analysis using Eviews software version 10. The sampling in this study was using purposive sampling technique so that 33 companies were obtained with an observation period of 5 (five) years. From the research conducted, it is revealed that transfer pricing, institutional ownership and fiscal loss compensation have a simultaneous effect on tax avoidance. While partially, only institutional ownership variables have a positive effect on tax avoidance in manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2015-2019.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 413, "width": 41, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KEYWORDS", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 424, "width": 116, "height": 37, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kepemilikan institusional, kompensasi rugi fiscal, tax avoidance, transfer pricing", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 470, "width": 96, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This is an open access article under the CC–BY-SA license", "type": "Text" }, { "left": 261, "top": 679, "width": 89, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 709, "width": 470, "height": 53, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembangunan ekonomi Indonesia membutuhkan banyak dana setiap tahunnya untuk mendukung keberhasilan perekonomian nasional. Menurut UU No. 17 Tahun 2003, pendapatan serta sumber pendanaan Indonesia berasal dari perpajakan, non-pajak, dan pendapatan hibah yang digunakan untuk mendanai pembangunan NKRI guna memberikan kesejahteraan bagi seluruh", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 47, "width": 389, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2338-8412 e-ISSN : 2716-4411", "type": "Page header" }, { "left": 225, "top": 785, "width": 319, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal Ekombis Review , Vol. 10 No. 1 Januari 2022 page: 56 – 66| 57", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 470, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "rakyat Indonesia. Lebih dari 70% pendapatan nasional Indonesia berasal dari departemen perpajakan, dan sisanya berasal dari sumber lain seperti PNBP dan hibah (Kemenkeu, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 98, "width": 470, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1 menjelaskan bahwa realisasi penerimaan pajak memiliki kontribusi yang sangat besar dengan memberikan pemasukan lebih dari 75% dalam APBN. Sehingga untuk terus dapat meningkatkan jumlah penerimaan pajak, pemerintah berusaha melakukan perbaikan serta menyempurnakan peraturan perpajakan yang berlaku. Diharapkan hal ini nantinya akan menumbuhkan kesadaran WP dalam menjalankan kewajiban membayar pajak untuk ikut serta pada mekanisme pembangunan nasional. Menurut UU No 16 Tahun 2009, pajak ialah iuran yang bersifat wajib dan dibayarkan kepada negara, baik secara perseorangan maupun perusahaan memiliki sifat memaksa sesuai hukum, dan tidak menerima hadiah langsung, untuk kepentingan kemakmuran negara dan rakyat.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 235, "width": 384, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Pemasukan Negeri serta Pendapatan Pajak APBN (dalam triliunan rupiah)", "type": "Text" }, { "left": 156, "top": 249, "width": 306, "height": 108, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahun Pendapatan Negara Penerimaan Negara % 2015 1.496.047,3 1.240.418,9 82,91 2016 1.546.946,6 1.284.970,1 83,06 2017 1.654.746,1 1.343.529,8 81,19 2018 1.928.110,0 1.518.789,8 78,77 2019 2.029.417,8 1.643.083,9 80,96 Sumber: (BPS, 2018)", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 372, "width": 470, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembayaran pajak bagi perusahaan, menjadi salah satu aspek yang akan memperkecil pendapatan atau penghasilan (Felix & Iskak, 2021). Oleh karena itu perusahaan berusaha meminimalkan jumlah beban pajak yang akan dibayarkan agar dapat mencapai salah satu tujuannya sehingga dapat memberikan kesejahteraan secara maksimal kepada pemegang saham dengan meningkatkan nilai dari perusahaan dengan cara memperoleh pendapatan maksimum.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 440, "width": 470, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Inilah perbedaan kepentingan yang dirasakan selama ini oleh perusahaan, dimana perusahaan ingin membayar pajak seminimal mungkin. Namun, bertentangan dengan kepentingan fiskus yang berharap memperoleh pajak besar dan berkelanjutan (Purbowati & Yuliansari, 2019). Perbedaan inilah yang pada akhirnya menjadi penyebab terbesar perusahaan melakukan praktik penghindaran pajak.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 508, "width": 470, "height": 108, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penghindaran pajak atau yang lebih dikenal sebagai tax avoidance ialah upaya untuk menghindari pajak dengan mengambil keuntungan dari kelemahan atau grey area dalam ketentuan undang-undang perpajakan sehingga dapat mengurangi berat pajak yang terutang(Pohan, 2016). Yenny selaku Sekjen FITRA mengutarakan, penghindaran pajak masih menjadi masalah yang sangat penting dan terus menerus terjadi di Indonesia. Hal ini disebabkan karena, setiap tahunnya diduga ada sekitar Rp110 triliun angka kerugian negara yang diakibatkan karena penghindaran pajak Sekitar 80% kegiatan penghindaran pajak dilakukan oleh badan usaha serta selebihnya dilakukan oleh WP orang pribadi (Himawan, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 617, "width": 470, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada tahun 2016, Ernesto Crivelly, seorang penyelidik Dana Moneter Internasional, melakukan tinjauan, dan Universitas Perserikatan Bangsa-Bangsa menggunakan ICPR dan TIKP untuk meninjau perusahaan yang ada di 30 negara. Negara Indonesia menempati urutan ke-11 dari 30 negara, dan kerugian yang diakibatkan oleh penghindaran pajak perusahaan sekitar US$6,48 miliar (Simanjuntak, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 685, "width": 470, "height": 81, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perusahaan manufaktur menjadi penyumbang terbesar PDB setiap tahunnya (Endarwati, 2018). Semakin besar kontribusi perusahaan manufaktur terhadap PDB, dapat diasumsikan semakin besar beban pajak yang harus ditanggung perusahaan. Sebagai penyumbang PDB terbesar, jika perusahaan manufaktur melakukan penghindaran pajak, maka kerugian negara yang diakibatkan oleh tax avoidance akan semakin besar sehingga akan berpengaruh pula dengan penurunan pertumbuhan suatu negara.", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 47, "width": 389, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2338-8412 e-ISSN : 2716-4411", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 785, "width": 386, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "58 | Puja Gusti Wardana, Ardan Gani Asalam; Pengaruh Transfer Pricing, Kepemilik ...", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 470, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahun 2014 terdapat kasus tax avoidance dilakukan perusahaan manufaktur seperti PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN). DJP memperoleh bukti berupa data transaksi antar perusahaan afiliasi domestik dan asing untuk menghindari pajak dengan memalsukan harga dengan cara tidak wajar dan melakukan pemindahan profit satu negara pada negara lain dengan tarif pajak yang lebih kecil. Menurut laporan, untuk mencegah pembayaran pajak yang besar, seribu mobil yang dibuat oleh TMMIN, sebelum berangkat dan dipasarkan ke Filipina dan Thailand harus dijual terlebih dahulu ke Toyota Asia Pasifik di Singapura agar dapat terhindar dari pungutan pajak yang besar di Indonesia (Wijaya et al., 2014).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 180, "width": 470, "height": 95, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penghindaran pajak lainnya oleh PT. Coca Cola Indonesia yang tahun 2002, 2003, 2004, dan 2006 didapati terdapat kenaikan bobot yang tinggi membuat setoran pajak perusahaan mengecil mencapai Rp566,84 miliar untuk advertensi minuman Coca Cola yang tidak berkaitan secara langsung dengan produk yang dihasilkan dan mengakibatkan penurunan PKP. Perhitungan PKP kala itu Rp492,59 miliar, yang padahal menurut DJP PKP harusnya mencapai Rp603,48 miliar. Biaya ini dinilai mencurigakan bagi DJP sehingga menuju kepada pengurangan beban pajak (Mustami & Djumena, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 275, "width": 470, "height": 68, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peneliti menganalisis melalui hasil penelusuran DJP, PT CCI didapati melakukan praktik penghindaran pajak agar dapat menekan biaya pajak terutang yang akan dibayarkan kepada negara. PT Coca-Cola Indonesia berhasil untuk memanipulasi pembayaran pajak terutangnya sehingga lebih kecil dengan cara menaikan beban biaya iklan yang tinggi, dan hal ini membuktikan bahwa PT CCI terindikasi melakukan tax avoidance .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 344, "width": 470, "height": 81, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan peristiwa penghindaran pajak, peneliti menyimpulkan bahwa untuk dapat memaksimalkan keuntungan, masih banyak perusahaan yang melakukan kegiatan penghindaran pajak dalam rangka mengurangi pembayaran pajak. Hal ini dapat menimbulkan kerugian nasional disebabkan karena penerimaan perpajakan berkurang, sehingga dapat menghambat pembelanjaan Negara untuk peningkatan ekonomi nasional serta guna memberikan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 425, "width": 470, "height": 81, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Beberapa faktor diyakini dapat mempengaruhi terjadinya penghindaran pajak, yaitu transfer pricing , kepemilikan institusional, dan kompensasi kerugian fiskal. Peraturan Dirjen Pajak PER- 32/PJ/2011 mendefinisikan transfer pricing ialah penetapan harga bisnis antar kelompok yang memiliki ikatan khusus atau istimewa. Perusahaan melakukan transfer pricing dengan alihkan profit industri yang terdapat dalam Negara Indonesia ke industri perantara yang ada di luar negeri dengan tarif pajak yang lebih kecil.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 507, "width": 471, "height": 54, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nurrahmi dan Rahayu (2020) telah melakukan penelitian mengenai akibat transfer pricing kepada tax avoidance , yang membuktikan kalau perusahaan yang menerapkan transfer pricing dalam upaya mengoptimalkan jumlah keuntungan ( profit ), sehingga dapat mengurangi pajak yang dibayarkan kepada negara.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 561, "width": 470, "height": 95, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faktor kedua yang mempengaruhi penghindaran pajak adalah kepemilikan institusional. Khan et al., (2015) menyatakan bahwa kepemilikan institusional berasal dari kepemilikan bank, asuransi, institusi serta industri pemodalan yang lain, dan mempunyai akibat yang amat berguna dalam pemantauan kemampuan manajemen perusahaan. Hal ini dikarenakan institusi dengan shareholding ratio yang lebih tinggi dari pemegang saham lainnya akan mendesak manajemen untuk mengelola perusahaan sesuai kebutuhan dirinya sendiri, terutama mengenai aktivitas terkait dengan optimalisasi laba, sehingga dapat meningkatkan penghindaran pajak.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 657, "width": 470, "height": 40, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian Ariawan & Setiawan (2017), tentang akibat kepemilikan institusional kepada tax avoidance meyakinkan bila industri dengan kepemilikan institusional yang besar akan lebih aktif dalam meminimalkan pelaporan pajaknya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 698, "width": 470, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faktor ketiga yang mempengaruhi ialah kompensasi rugi fiskal dengan cara membawa deficit dari satu tahun pajak ke tahun berikutnya. Akibat adanya kompensasi dalam 5 tahun, perusahaan akan dibebaskan dari perpajakan karena jumlah kompensasi kerugian akan digunakan untuk mengurangi laba kena pajak. Penelitian Fitriani & Sulistyawati (2020), tentang akibat kompensasi rugi fiskal kepada tax avoidance menunjukan bahwa sepanjang lima tahun, perusahaan akan", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 47, "width": 389, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2338-8412 e-ISSN : 2716-4411", "type": "Page header" }, { "left": 225, "top": 785, "width": 319, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal Ekombis Review , Vol. 10 No. 1 Januari 2022 page: 56 – 66| 59", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 473, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "terbebas kewajiban pajak disebabkan karena laba kena pajak dimanfaatkan untuk mengurangi kerugian perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 111, "width": 99, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "LANDASAN TEORI", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 128, "width": 75, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teori Keagenan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 141, "width": 471, "height": 95, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peneliti menggunakan Agency Theory pada penelitian ini, dimana pemerintah berperan sebagai principal dan manajemen perusahaan adalah agent . Manajemen ( agent ) memiliki tanggung jawab untuk melaporkan kondisi perusahaan yang sebenarnya kepada pemerintah ( principal ). Namun pada kenyataannya, seringkali informasi yang dilaporkan oleh manajemen kepada pemerintah berbeda dengan kondisi yang sebenarnya terjadi pada perusahaan atau disebut dengan asimetri informasi. Hery (2017) juga mengutarakan jika masalah keagenan (agency problem) dapat terjadi dalam hubungan keagenan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 237, "width": 471, "height": 122, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam teori keagenan Jensen dan Meckling (1976), juga memaparkan bahwa kepentingan pemerintah dan manajemen tidak selalu sejalan dan sering menimbulkan permasalahan di dalam perusahaan. Permasalahan ini timbul dikarenakan pemerintah ( principal ) selaku pemungut pajak memberikan kewajiban kepada manajemen ( agent ) untuk melakukan pembayaran pajak. Principal pada dasarnya ingin mendapatkan pembayaran pajak sesuai dengan aturan yang berlaku, namun agent mengalami kesulitan dikarenakan pembayaran pajak akan mengurangi pendapatan atau penghasilan yang akan diperoleh, sehingga nantinya hal ini akan berpengaruh pula terhadap perolehan bonus yang akan didapatkan oleh manajemen. Pada akhirnya untuk memaksimalkan laba perusahaan dan memperoleh bonus yang besar, agent melakukan tax avoidance .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 373, "width": 63, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tax Avoidance", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 386, "width": 471, "height": 68, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pohan (2016) mengemukakan bahwa penghindaran pajak ialah upaya untuk menghindari pajak dengan menggunakan kelemahan atau grey area dan tidak bertentangan dengan peraturan pajak yang terdapat dalam peraturan UU Perpajakan sehingga dapat memangkas jumlah beban pajak yang terutang dengan mengarahkannya pada transaksi-transaksi yang tidak dikenakan pajak untuk menghindari perpajakan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 468, "width": 69, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Transfer Pricing", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 482, "width": 471, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peraturan Dirjen Pajak No PER-32/PJ/2011 mendefinisikan transfer pricing ialah penetapan harga bisnis antar kelompok yang memiliki ikatan khusus atau istimewa. Transfer harga yang ditentukan oleh pihak terkait dalam transaksi biasanya tidak memenuhi ketentuan harga yang sebenarnya dan dilakukan dengan cara menurunkan atau menaikkan harga sebenarnya (Noviastika et al., 2016).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 550, "width": 470, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perusahaan melakukan transfer pricing melalui transfer profit perusahaan terdapat di Negara Indonesia ke perusahaan perantara yang terdapat di luar negeri dengan tarif pajak yang lebih kecil. Hal ini dilaksanakan oleh perusahaan yang terdaftar di Indonesia dalam bentuk upaya mengurangi beban pajak dan mengoptimalkan keuntungan perusahaan. Semakin perusahaan melakukan transfer pricing , semakin membuktikan bahwa perusahaan berusaha lakukan praktik tax avoidance .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 632, "width": 120, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kepemilikan Institusional", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 645, "width": 470, "height": 68, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Khan et al., (2015) menyatakan bahwa kepemilikan institusional berasal dari kepemilikan bank, asuransi, institusi dan perusahaan investasi lainnya, dan memiliki dampak yang besar berguna di pemantauan kinerja manajemen perusahaan. Apabila suatu perusahaan memiliki kepemilikan institusional yang besar atau lebih dari 5%, maka akan semakin mendorong kemampuannya untuk memonitor manajemen (Perdana & Raharja, 2014)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 713, "width": 470, "height": 54, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hal ini dikarenakan institusi dengan shareholding ratio yang lebih tinggi dari pemegang saham lainnya akan mendesak manajemen untuk mengelola perusahaan sesuai kebutuhan dirinya sendiri, terutama mengenai aktivitas terkait dengan optimalisasi laba, sehingga dapat meningkatkan penghindaran pajak.", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 47, "width": 389, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2338-8412 e-ISSN : 2716-4411", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 785, "width": 386, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "60 | Puja Gusti Wardana, Ardan Gani Asalam; Pengaruh Transfer Pricing, Kepemilik ...", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 108, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kompensasi Rugi Fiskal", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 85, "width": 473, "height": 54, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kompensasi rugi fiskal, yaitu proses pembawa deficit dari satu tahun pajak ke tahun berikutnya. Menurut Pasal 6 ayat 2 UU No. 36 Tahun 2008, kerugian dapat dikompensasikan dalam waktu 5 tahun, dan profit perusahaan pada tahun selanjutnya akan dikurangi dengan jumlah kompensasi pada tahun sebelumnya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 139, "width": 470, "height": 95, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saifudin dan Yunanda (2016), mengatakan kerugian perusahaan dapat dikompensasikan selama lima tahun berturut-turut serta keuntungan perusahaan akan dimanfaatkan untuk memangkas hasil kompensasi kerugian tersebut. Dengan adanya kompensasi lima tahun, perusahaan tersebut akan bebas dari kewajiban pajak karena jumlah kompensasi kerugian perusahaan akan digunakan untuk mengurangi penghasilan kena pajak, dan pajak yang wajib dibayar dapat diperkecil sebab jumlah laba yang terutang akan berkurang. Perusahaan menggunakan cara sebagai peluang untuk meminimalkan pajak yang harus dibayar.", "type": "Text" }, { "left": 246, "top": 248, "width": 121, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 265, "width": 79, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode Analisis", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 278, "width": 470, "height": 54, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode penelitian yang dipakai adalah kuantitatif. Populasi keseluruhan penelitian ini adalah manufacturing company yang listing di IDX (Indonesia Stock Exchange) tahun 2015 hingga 2019, dengan memanfaatkan teknik purposive sampling , yang menggunakan beberapa kriteria sebagai berikut: (1) Manufacturing company yang listing di IDX (Indonesia Stock Exchange) pada tahun 2015 hingga 2019,", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 333, "width": 470, "height": 108, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2) Manufacturing company yang listing di IDX (Indonesia Stock Exchange) dengan konsisten merilis laporan keuangan tahun 2015-2019, (3). Manufacturing company yang listing di IDX (Indonesia Stock Exchange) yang tidak terdapat kerugian mulai tahun 2015 hingga 2019. (4) Manufacturing company yang listing di IDX (Indonesia Stock Exchange) pada tahun 2015-2019 yang didalamnya terdapat data- data diperlukan untuk penelitian ini. (5) Manufacturing company yang listing di IDX (Indonesia Stock Exchange) yang menyuguhkan financial statement dalam mata rupiah. Oleh karena itu, sampel untuk penelitian ini adalah 33 perusahaan manufaktur. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi data panel dengan persamaan regresinya adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 223, "top": 466, "width": 195, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TA = α+β1TP+β2KI+β3KRF+ε ......................(1)", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 496, "width": 64, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterangan :", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 509, "width": 16, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TA", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 509, "width": 110, "height": 40, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ": Tax Avoidance α : Konstanta TP : Transfer Pricing", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 550, "width": 9, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KI", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 550, "width": 122, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ": Kepemilikan Institusional", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 564, "width": 149, "height": 40, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KRF : Kompensasi Rugi Fiskal β 1 – β 3 : Koefisien Regresi ε : Error Term", "type": "Text" }, { "left": 233, "top": 632, "width": 147, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 664, "width": 471, "height": 95, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengujian Statistik Deskriptif Sampel penelitian ini adalah 33 manufacturing company yang listing di IDX (Indonesia Stock Exchange) dari tahun 2015 hingga 2019. Jumlah data yang dihasilkan adalah 165 data. Namun dalam penelitian ini terdapat 20 data outlier .. Deteksi outlier yang digunakan adalah box plot , yang digunakan untuk mengetahui data abnormal pada data. Sehingga data dalam penelitian ini menjadi 145 data. Berikut ini merupakan analisa statistik deskriptif perbandingan serta rasio nominal dalam riset ini", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 47, "width": 389, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2338-8412 e-ISSN : 2716-4411", "type": "Page header" }, { "left": 225, "top": 785, "width": 319, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal Ekombis Review , Vol. 10 No. 1 Januari 2022 page: 56 – 66| 61", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 311, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Hasil Pengujian Statistik Deskriptif Variabel Berskala Rasio", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 154, "width": 179, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber : Data yang diolah penulis (2021)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 181, "width": 470, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan tabel 2 menunjukan bahwa nilai mean tax avoidance dan kepemilikan institusional diketahui lebih besar dibandingkan nilai standar deviasi. Sehingga dari hal menjelaskan bahwa variabel berkelompok atau tidak bervariasi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 236, "width": 293, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3. Hasil uji Statistik Deskriptif Variabel Berskala Nominal", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 309, "width": 179, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber : Data yang diolah penulis (2021)", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 337, "width": 470, "height": 67, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan tabel 3 menunjukan bahwa 101 sampel melakukan transfer pricing sedangkan 44 sampel yang tidak melakukan, dengan persentase masing-masing yaitu sebesar 70% dan 30% . Serta, pada 41 sampel ditemukannya kompensasi rugi fiskal sedangkan pada 104 sampel yang tidak ditemukannya kompensasi rugi fiskal dengan persentase masing-masing yaitu sebesar 28% dan 72% .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 418, "width": 128, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Regresi Data Panel Uji Asumsi Klasik", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 446, "width": 470, "height": 67, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil pengujian model regresi data panel yang dilakukan yaitu uji Chow, uji Hausman, dan uji Lagrange Multiplie r maka diketahui model yang paling tepat digunakan pada penelitian ini adalah fixed effect model . Berikut merupakan hasil uji regresi data panel menggunakan fixed effect model : Tabel 4. Hasil Uji T", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 574, "width": 179, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber : Data yang diolah penulis (2021)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 601, "width": 87, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 5. Hasil Uji F", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 750, "width": 179, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber : Data yang diolah penulis (2021)", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 47, "width": 389, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2338-8412 e-ISSN : 2716-4411", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 785, "width": 386, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "62 | Puja Gusti Wardana, Ardan Gani Asalam; Pengaruh Transfer Pricing, Kepemilik ...", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 470, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan tabel 4 persamaan regresi dari data panel pada riset ini dapat diformulasikan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 162, "top": 98, "width": 286, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CETR = 1.523834 + 0.008222 – 1.779873 + 0.073005..............(2)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 126, "width": 471, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Koefisien Determinasi (R 2 ) Menurut hasil pengujian di Tabel 8, nilai Adjusted r square ialah 0.432512 (43.25%). Sehingga kesimpulan yang diperoleh yaitu pengaruh variabel seperti transfer pricing , kepemilikan institusional serta kompensasi rugi fiskal terhadap tax avoidance adalah sebesar 43.25%, dan sisanya sebesar 56.75% dipengaruhi oleh variabel independen lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 207, "width": 132, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil Pengujian Simultan (F)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 221, "width": 470, "height": 54, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada tabel 8 ditunjukan bahwa Prob(F-Statistik) adalah sebesar 0.000000 yang mana lebih kecil dari nilai signifikansi yaitu 0,05 (5%). Sehingga perihal ini menegaskan jika ditolak yang artinya variabel tax avoidance secara simultan dan signifikan dipengaruhi oleh variable independen transfer pricing , kepemilikan institusional, serta kompensasi rugi fiskal.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 289, "width": 230, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil Pengujian Parsial (T) Pengaruh Transfer Pricing terhadap Tax Avoidance", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 330, "width": 231, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 6 Transfer Pricing dan Cash Effective Tax Rate", "type": "Text" }, { "left": 215, "top": 398, "width": 183, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber : Data yang diolah penulis (2021)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 425, "width": 471, "height": 68, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Koefisien regresi transfer pricing sebesar 0.008222 dan tingkatan signifikansi 0.008222 > 0.05 yang mencerminkan bahwa transfer pricing tidak mempengaruhi tax avoidance . Perihal ini dikarenakan Menteri Keuangan Republik Indonesia mengeluarkan Peraturan No 1 Tahun 2016 No. 213/PMK.03/2016 menyebabkan wajib pajak untuk mematuhi aturan karena tidak adanya celah yang dapat digunakan untuk upaya penghindaran pajak.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 493, "width": 471, "height": 81, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peraturan ini dimulai melalui pemberlakuan regulasi baru mengenai dokumen transfer pricing , antara lain regulasi mengenai Master Documents, Local Documents and Country-by-Country Reports untuk wajib pajak dalam transaksi dengan pihak terkait. Ketentuan mengenai Master Documents, Local Documents and Country-by-Country Reports didasarkan pada rekomendasi OECD dalam laporan akhir dokumen transfer pricing dan country-by-country Report-Action 13 atau dikenal juga sebagai BEPS Action 13 (Putri, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 575, "width": 471, "height": 95, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil ini menunjang hasil riset yang dilakukan oleh Panjalusman et al. (2018) serta Napitupulu et al. (2020) yang juga menyatakan bahwa transfer pricing tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Hasil ini dibantu oleh Tabel 6 yang menunjukkan kalau sebanyak 65 (45%) sampel data memiliki transfer pricing dan tidak tidak berusaha menghindari pajak, dan sebanyak 29 (20%) sampel data tidak memiliki transfer pricing dan tidak berusaha menghindari pajak. Ketika sebuah perusahaan memiliki ataupun tidak ada transfer pricing , seringkali tidak berkeinginan melakukan usaha penghindaran pajak.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 684, "width": 278, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Tax Avoidance", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 47, "width": 389, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2338-8412 e-ISSN : 2716-4411", "type": "Page header" }, { "left": 225, "top": 785, "width": 319, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal Ekombis Review , Vol. 10 No. 1 Januari 2022 page: 56 – 66| 63", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 282, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 7. Kepemilikan Institusional dan Cash Effective Tax Rate", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 159, "width": 182, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber : Data yang diolah penulis (2021)", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 187, "width": 412, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Koefisien regresi kepemilikan institusional adalah dan tingkatan signifikansi", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 200, "width": 70, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "lebih kecil dari", "type": "Text" }, { "left": 164, "top": 200, "width": 377, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jika kepemilikan institusional perusahaan meningkat, nilai CETR akan menurun.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 214, "width": 282, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jika nilai CETR yang diperoleh menurun atau kurang dari", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 214, "width": 470, "height": 40, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "maka hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan terindikasi melakukan tax avoidance . Dapat disimpulkan kalau kepemilikan institusional berpengaruh positif atas penghindaran pajak.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 255, "width": 470, "height": 67, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kepemilikan institusional berpengaruh positif, karena institusi memiliki proporsi saham yang lebih tinggi dibandingkan pemegang saham lainnya akan menuntut manajemen untuk mengelola perusahaan demi kepentingan dirinya sendiri terutama yang berkaitan dengan pengoptimalan laba, sehingga kecenderungan untuk melakukan upaya tax avoidance akan meningkat agar dapat kurangi bobot pajak yang terutang.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 323, "width": 470, "height": 81, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil riset ini mendukung riset Ariawan dan Setiawan (2017) serta Ngadiman dan Puspitasari (2017), yang menyebutkan kalau perusahaan dengan kepemilikan institusional yang tinggi lebih aktif melakukan penghindaran pajak. Adanya struktur kepemilikan institusional menunjukkan bahwa manajemen perusahaan menghadapi tekanan dari pihak institusi dan perlu menerapkan kebijakan perpajakan untuk memaksimalkan keuntungan sehingga memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham. Oleh karena itu, secara positif kepemilikan institusional mempengaruhi penghindaran pajak.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 405, "width": 471, "height": 67, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil ini juga diperkuat oleh tabel 7 yang mengungkapkan bahwa sebanyak 51 (35%) sampel yang dimiliki kepemilikan institusional di atas rata-rata yaitu sebesar 0.69925 memiliki nilai Cash Effective Tax Rate di atas 25% sebanyak 51 (35%) sampel data dan kepemilikan institusional di bawah rata-rata yaitu sebesar 0.69925 memiliki nilai Cash Effective Tax Rate di atas 25% sebanyak 43 (30%) sampel data.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 473, "width": 471, "height": 81, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kepemilikan institusional di atas rata-rata yaitu sebesar memiliki nilai Cash Effective Tax Rate di bawah 25% sebanyak 26 (18%) sampel data dan kepemilikan institusional di bawah rata-rata memiliki nilai Cash Effective Tax Rate di bawah 25% sebanyak 25 (17%) sampel data. Situasi tersebut menjelaskan jika perusahaan memiliki kepemilikan institusional sangat tinggi dapat cenderung melakukan tindakan tax avoidance sedangkan perusahaan yang memiliki kepemilikan institusional rendah cenderung tidak melakukan tindakan tax avoidance.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 568, "width": 270, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Kompensasi Rugi Fiskal terhadap Tax Avoidance", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 595, "width": 273, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 8. Kompensasi Rugi Fiskal dan Cash Effective Tax Rate", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 677, "width": 182, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber : Data yang diolah penulis (2021)", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 705, "width": 449, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Koefisien regresi variabel kompensasi kerugian fiskal adalah dengan tingkatan", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 718, "width": 54, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "signifikansi", "type": "Text" }, { "left": 162, "top": 718, "width": 380, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "lebih dari . Hal ini menunjukan kompensasi kerugian fiskal tidak", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 732, "width": 470, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mempengaruhi tax avoidance , dikarenakan ketika pada suatu perusahaan ditemukannya", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 47, "width": 389, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2338-8412 e-ISSN : 2716-4411", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 785, "width": 386, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "64 | Puja Gusti Wardana, Ardan Gani Asalam; Pengaruh Transfer Pricing, Kepemilik ...", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 470, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kompensasi rugi fiskal hal tersebut bukan sengaja dilakukan untuk upaya penghindaran pajak namun memang karena terjadinya kerugian pada periode tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 98, "width": 470, "height": 95, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil riset ini mendukung riset yang dilakukan Pajriyansyah dan Firmansyah (2017), serta Sundari dan Aprilina (2017), yang juga menunjukkan bahwa kompensasi kerugian fiskal tidak berpengaruh pada penghindaran pajak. Hasil ini dibantu oleh Tabel 8 yang menunjukkan kalau sebanyak 28 (19%) sampel data memiliki kompensasi kerugian fiskal dan tidak melakukan penghindaran pajak, dan sebanyak 65 (45%) sampel data tidak terdapat kompensasi kerugian fiskal dan tidak melakukan penghindaran pajak. Ketika sebuah perusahaan ada dan tidak ada kompensasi kerugian fiskal, seringkali tidak melakukan tindakan penghindaran pajak.", "type": "Text" }, { "left": 233, "top": 207, "width": 147, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 237, "width": 57, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 251, "width": 470, "height": 81, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sampel untuk riset ini merupakan 33 perusahaan selama periode 5 tahun. Jumlah data yang dihasilkan adalah 165 data. Namun pada riset ini ditemukan 20 data outlier dengan menggunakan deteksi outlier Box Plot. Sehingga, data dalam penelitian ini menjadi 145 data. Berdasarkan pengujian secara simultan menunjukan variable independen berpengaruh atas variabel dependen tax avoidance . Keadaan ini ditunjukkan dengan nilai Prob(F-Statistik) sebesar 0.000000 yang mana lebih kecil dari nilai signifikansi yaitu 0.05(5%).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 333, "width": 470, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan pengujian parsial, transfer _ pricing , _ kompensasi rugi fiskal tidak mempengaruhi tax avoidance . Sedangkan n kepemilikan n institusional b berpengaruh kearah positif terhadap tax avoidance . Perihal tersebut ditunjukan angka probabilitasnya sebesar 0.0001 lebih kecil dari angka signifikan yaitu 0.05 yang artinya Ha diterima", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 401, "width": 37, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saran", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 414, "width": 470, "height": 68, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bersumber pada hasil riset yang sudah diselesaikan, penulis ingin memberikan gagasan bagi periset berikutnya yang ingin menggunakan penghindaran pajak sebagai variabel terikat menggunakan variabel bebas lain yang mempengaruhi penghindaran pajak dapat digunakan, seperti variabel karakter eksekutif, manajemen laba, intensitas modal , dan variabel lainnya . Serta, memakai sektor industri lain dan menambah tahun penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 482, "width": 470, "height": 95, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bagi pemerintah khususnya DJP, diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi atau pertimbangan dalam menetapkan kebijakan perpajakan yang baru mengenai tax avoidance sehingga dapat menambah penerimaan negara yang bersumber dari pajak. Untuk semua sektor industri, riset ini diharapkan dapat memaksimalkan kepemilikan institusional sebagai salah satu faktor upaya peminimalisiran beban pajak yang akan ditanggung. Serta untuk penanam modal (investor), hasil riset ini diharapkan bisa menjadi bahan penunjang dalam menguasai perilaku penghindaran pajak perusahaan, sehingga membantu dalam pengambilan keputusan investasi.", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 591, "width": 102, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 627, "width": 471, "height": 109, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ariawan, I. M. A. R., & Setiawan, P. E. (2017). Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Kepemilikan Institusional, Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Tax Avoidance. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 18(3), 1831–1859. BPS. (2018). Badan Pusat Statistik . Jurnal Riset Akuntansi Dan Keuangan. https://www.bps.go.id/indicator/13/1070/1/realisasi-pendapatan-negara.html Endarwati, O. (2018). Kemenperin: Industri Manufaktur Penyumbang Pajak Terbesar . Kementrian Perindustrian Republik Indonesia. https://kemenperin.go.id/artikel/18640/Industri-Manufaktur- Penyumbang-Pajak-Terbesar", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 736, "width": 470, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Felix, T., & Iskak, J. (2021). Pengaruh Profitability, Leverage Dan Corporate Governance Terhadap Tax Avoidance. Jurnal Multiparadigma Akuntansi , 3 (2), 588–595.", "type": "List item" }, { "left": 153, "top": 47, "width": 389, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2338-8412 e-ISSN : 2716-4411", "type": "Page header" }, { "left": 225, "top": 785, "width": 319, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal Ekombis Review , Vol. 10 No. 1 Januari 2022 page: 56 – 66| 65", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 470, "height": 95, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fitriani, A., & Sulistyawati, A. I. (2020). Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Tax Avoidance Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Majalah Ilmiah Solusi , 18 (2), 1–26. Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25, Edisi Kesembilan. Badan Penerbit Universitas Diponegoro : Semarang, 9. Hery. (2017). Mengulas Berbagai Hasil Penelitian Terkini dalam Bidang Akuntansi dan Keuangan . Jakarta: PT Grasindo.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 166, "width": 470, "height": 41, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Himawan, A. (2017). Fitra: Setiap Tahun, Penghindaran Pajak Capai Rp110 Triliun . Suara.Com. https://www.suara.com/bisnis/2017/11/30/190456/fitra-setiap-tahun-penghindaran-pajak- capai-rp110-triliun", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 207, "width": 470, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). Theory of The Firm: Managerial Behavior, Agency Costs, and", "type": "List item" }, { "left": 95, "top": 221, "width": 446, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ownership Structure. Journal Of Financial Economics , 3 , 305–360.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 235, "width": 306, "height": 26, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.1177/0018726718812602 Kemenkeu. (2020). APBN . https://www.kemenkeu.go.id/apbn2020", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 262, "width": 470, "height": 26, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Khan, M., Suraj, S., & Liang, T. (2015). Institutional Ownership and Corporate Tax Avoidance: New Evidence. Journal of Accounting.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 289, "width": 470, "height": 54, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mustami, A. A., & Djumena, E. (2014). Coca-Cola Diduga Akali Setoran Pajak . Kompas. https://ekonomi.kompas.com/read/2014/06/13/1135319/CocaCola.Diduga.Akali.Setoran.Pajak Napitupulu, I. H., Situngkir, A., & Arfani, C. (2020). Pengaruh Transfer Pricing dan Profitabilitas terhadap Tax Avoidance. Kajian Akuntansi , 21 (2), 126–141.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 344, "width": 470, "height": 53, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ngadiman, & Puspitasari, C. (2017). Pengaruh Leverage, Kepemilikan Institusional, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) Pada Perusahaan Sektor Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2010-2012. Jurnal Akuntansi, XVIII(3), 408– 421 . https://doi.org/10.24912/ja.v18i3.273", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 398, "width": 470, "height": 40, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Noviastika, D., Mayowan, Y., & Karjo, S. (2016). Pengaruh Pajak, Tunneling Incentive, dan Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Indikasi Melakukan Transfer Pricing pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Perpajakan (JEJAK) , 8 (1), 1–9.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 439, "width": 470, "height": 26, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nurrahmi, A. D., & Rahayu, S. (2020). Pengaruh Strategi Bisnis, Transfer Pricing dan Koneksi Politik Terhadap Tax Avoidance. JURNAL AKUNTANSI & EKONOMI FE. UN PGRI Kediri , 5 (2), 48–57.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 466, "width": 471, "height": 40, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pajriyansyah, R., & Firmansyah, A. (2017). Pengaruh Leverage, Kompensasi Rugi Fiskal Dan Manajemen Laba Terhadap Penghindaran Pajak. Keberlanjutan Jurnal Manajemen Dan Jurnal Akuntansi , 2 (1), 431. https://doi.org/10.32493/keberlanjutan.v2i1.y2017.p431-459", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 507, "width": 470, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Panjalusman, P. A., Nugraha, E., & Setiawan, A. (2018). Pengaruh Transfer Pricing Terhadap", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 521, "width": 446, "height": 26, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penghindaran Pajak. Jurnal Pendidikan Akuntansi & Keuangan , 6 (2), 105. https://doi.org/10.17509/jpak.v6i2.15916", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 548, "width": 471, "height": 40, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perdana, R. S., & Raharja. (2014). Analisis Pengaruh Tanggung Jawab Sosial Terhadap Nilai Perusahaan. Diponegoro Journal of Accounting , 3 (3), 1–13. https://ejournal3.undip.ac.id/index. php/accounting/article/view/6219/6005", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 589, "width": 364, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pohan, C. A. (2016). Manajemen Perpajakan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 602, "width": 470, "height": 54, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Purbowati, R., & Yuliansari, S. (2019). Pengaruh Manajemen Laba dan Corporate Social Responsibility Terhadap Tax Avoidance. Jurnal Riset Akuntansi Dan Keuangan Dewantara , 2 (2), 143–155. Putri, W. A. (2018). Prinsip Kewajaran dan Dokumen sebagai Penangkal Kecurangan Transfer Pricing di Indonesia . Jurnal Riset Akuntansi Dan Keuangan , 6(1), 1–10 .", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 657, "width": 470, "height": 95, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saifudin, & Yunanda, D. (2016). Determinasi Return On Asset, Leverage, Ukuran Perusahaan, Kompensasi Rugi Fiskal dan Kepemilikan Institusi terhadap Penghindaran Pajak (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2011 - 2014). WIGA: Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi , 6 (2), 131–143. https://doi.org/10.30741/wiga.v6i2.121 Simanjuntak, J. (2017). Indonesia Masuk Peringkat ke-11 Penghindaran Pajak Perusahaan, Jepang No.3 - . Tribunnews.Com. https://www.tribunnews.com/internasional/2017/11/20/indonesia-masuk- peringkat-ke-11-penghindaran-pajak-perusahaan-jepang-no3", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 752, "width": 470, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sundari, N., & Aprilina, V. (2017). Pengaruh Konservatisme Akuntansi, Intensitas Aset Tetap,", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 47, "width": 389, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2338-8412 e-ISSN : 2716-4411", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 785, "width": 386, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "66 | Puja Gusti Wardana, Ardan Gani Asalam; Pengaruh Transfer Pricing, Kepemilik ...", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 71, "width": 470, "height": 54, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kompensasi Rugi Fiskal Dan Corporate Governanace Terhadap Tax Avoidance. JRAK: Jurnal Riset Akuntansi Dan Komputerisasi Akuntansi , 8 (1), 85–109. https://doi.org/10.33558/jrak.v8i1.861 Wijaya, A., Loppies, S. N., & Riza, B. (2014). Prahara Pajak Raja Otomotif . Tempo. https://majalah.tempo.co/read/investigasi/145213/prahara-pajak-raja-otomotif", "type": "Text" } ]
bf8a3c18-94d0-5152-a962-552a427118df
https://ojs.badanbahasa.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/medanmakna/article/download/3513/1720
[ { "left": 85, "top": 782, "width": 19, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "137", "type": "Page footer" }, { "left": 127, "top": 128, "width": 348, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Posisi dan Pencapaian Wisran Hadi dalam Arena Sastra Indonesia", "type": "Section header" }, { "left": 102, "top": 156, "width": 394, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Position and Achievements of Wisran Hadi in the Indonesian Literature Arena", "type": "Text" }, { "left": 214, "top": 182, "width": 170, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lastry Monika a a Universitas Gadjah Mada Pos-el: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 280, "width": 45, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 294, "width": 431, "height": 212, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wisran Hadi dikenal sebagai sastrawan dan budayawan Indonesia yang telah menghasilkan karya-karya dalam beragam genre. Selama kariernya, karya-karya yang ia hasilkan tidak hanya memperoleh sejumlah penghargaan, tetapi juga menimbulkan kontroversi dari kelompok masyarakatnya sendiri, yaitu Minangkabau. Terkait hal itu, maka penelitian mencoba mengkaji posisi dan pencapaian Wisran Hadi dalam arena sastra Indonesia. Pembahasan meliputi upaya yang dilakukan pengarang mencapai posisi, beroperasi dalam arena sastra, dan dalam mempertahankan posisi. Berdasarkan teori strukturalisme genetik Pierre Bourdieu, hasil analisis menunjukkan sebagai berikut. Pertama, posisi arena sastra yang ditempati oleh Wisran Hadi dominan menempati prinsip hierarki otonom sehingga cenderung berseberangan dengan hukum yang berlaku dalam arena kekuasaan. Struktur arena sastra yang ditempati ialah arena produksi terbatas. Kedua, pencapaian posisi didasarkan pada habitus, praktik berkesenian, perolehan serta pertukaran modal simbolis, perolehan penghargaan, serta kebertahanan kelompok Bumi Teater. Ketiga, praktik dan strategi dalam mempertahankan posisi ialah dengan menghasilkan karya dalam beragam genre, mengedepankan ekplorasi kata dan bahasa, serta mengelaborasi karya klasik seperti kaba, tambo, dan sejarah. Selain itu, karya disituasikan berdasarkan beragam unsur seperti habitus, struktur arena yang ditempati, posisi dalam arena, hingga situasi dan kondisi realitas sosial yang menjadi sumber serta sasaran dari karya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 509, "width": 389, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata-kata kunci: arena sastra, posisi, habitus, praktik, strategi, Wisran Hadi, Bourdieu", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 535, "width": 44, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 549, "width": 428, "height": 212, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wisran Hadi is known as a man of letters and an expert in culture who has produced works in various genres. During his career, the works he produced not only received a number of awards, but also caused controversy from his own community group in the Minangkabau. In this regard, this research tries to examine the position and achievements of Wisran Hadi in the arena of Indonesian literature. The discussion includes the efforts made by the author to achieve a position, to operate in the literary arena, and to maintain his position. Based on Pierre Bourdieu's theory of genetic structuralism, the results of the analysis show the following. First, the position of the literary arena occupied by Wisran Hadi is dominantly on the principle of an autonomous hierarchy, so that it tends to contradict the laws that apply in the arena of power The structure of the literary arena is a limited production arena. Second, the achievement of positions based on habitus, artistic practice, the acquisition and exchange of symbolic capital, the acquisition of awards, and the survival of the Bumi Teater group. Third, practices and strategies in maintaining position are by producing works in various genres, prioritizing exploration of words and languages, and elaborating classic works such as kaba, tambo, and history. In addition, the work is positioned based on various elements such as habitus, the structure of the arena occupied, the position in the arena, to the situation and conditions of social reality that are the source and target of the work.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 764, "width": 276, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: literary arena, position, habitus, practice, strategy", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 241, "width": 511, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Naskah Diterima Tanggal 27 Maret 2021—Direvisi Akhir Tanggal. 05 Desember 2021—Disetujui Tanggal 10 Desember 2021 doi: 10.26499/mm.v19i2.3513", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 783, "width": 19, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "138", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 88, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 104, "width": 209, "height": 169, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karya sastra tidak hadir begitu saja ke hadapan pembaca. Misalnya, suatu karya hadir dan membawa pengaruh dari bagaimana latar belakang pengarang yang membuat karya tersebut. Selain itu, karya sastra juga dipengaruhi oleh situasi penciptaan karya yang ada. Pengarang misalnya, melewati beragam proses dalam memproduksi karyanya hingga ia menempati posisi tertentu dalam arena sastra.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 278, "width": 209, "height": 218, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa arena sastra berhubungan dengan aktivitas serta berperan dalam proses kepengarangan, dan begitu pula sebaliknya. Latar belakang pengarang, serta lingkungan yang ia tempati memiliki peran dan pengaruh yang penting dalam penciptaan karya-karyanya. Oleh sebab itu, memahami karya sastra tidak cukup hanya dari apa yang dinarasikan oleh teks. Akan tetapi, perlu pula untuk memahami bagaimana, di mana, mengapa, dan dari siapa karya itu dihadirkan.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 500, "width": 209, "height": 202, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jawaban dari pertanyaan- pertanyaan tersebut, erat kaitannya dengan apa yang disebut sebagai arena sastra. Bahasan mengenai arena sastra menjadi salah satu bahasan dari perspektif tentang sosiologi sastra yang dikemukakan oleh Pierre Felix Bourdieu. Ia mengemukakan bahwa membahas arena sastra berarti sama halnya dengan mengamati karya sastra yang diproduksi oleh semesta sosial tertentu yang memiliki institusi-institusi tertentu, serta mematuhi hukum-hukum tertentu (Bourdieu, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 707, "width": 209, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salah satu wilayah di Indonesia yang cukup terkenal dengan pengarang- pengarang yang cukup terkemuka pada", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 88, "width": 212, "height": 296, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "zamannya ialah Sumatra Barat. Beberapa nama pengarang tersebut di antaranya ialah Marah Rusli, Abdoel Moeis, A. A. Navis, Nur Sutan Iskandar, Taufiq Ismail, Hamka, Darman Moenir, Rusli Marzuki Saria, Wisran Hadi, Leon Agusta, dan sebagainya. Beberapa di antara pengarang tersebut cukup ramai dibicarakan pada masanya. Misalnya A. A. Navis melalui cerpen “Robohnya Surau Kami” menjadi perbincangan pada tahun 1955. Sapardi menyebut bahwa Navis memberi warna baru bagi dunia sastra Indonesia (A.A. Navis, 2018). Cerpen tersebut menjadi kontroversi dan mengejutkan pembaca karena menarasikan cerita sindiran terkait kehidupan beragama. Akan tetapi, cerpen itulah yang justru turut menegaskan posisi A. A. Navis dalam arena sastra Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 389, "width": 209, "height": 361, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada perkembangannya, para kritikus di Sumatra Barat menganggap tidak ada lagi karya-karya bermutu seperti demikian yang muncul dari pengarang- pengarang muda. Pernyataan tersebut salah satunya dinyatakan oleh Darman Moenir pada tahun 2011. Ia menyatakan bahwa sejak 30 tahun terakhir tidak ada novel bermutu dari Sumatra Barat hingga muncul novel Persiden karya Wisran Hadi yang dianggap membawa warna baru (Zarman, 2014). Akan tetapi, klaim seperti demikian ditentang oleh para pengarang- pengarang muda. Pernyataan tersebut dianggap sebagai gambaran dampak dari standarisasi Orde Baru yang sentralis termasuk dalam hal kesusastraan. Namun, di sisi lain, karya-karya Wisran Hadi memang sering menimbulkan kontroversi, terutama dalam naskah drama yang ia tulis. Birowo menyebut Wisran Hadi adalah salah satu sastrwan yang mewakili agen dominan dari dekade 1970-an hingga", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 783, "width": 19, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "139", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 88, "width": 209, "height": 90, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1990-an di arena kesusastraan Sumatra Barat (Birowo, 2014). Anggapan tersebut didasarkan pada legitimasi atas naskah- naskah drama yang ditulis, hingga penyutradaraan-penyutradaraan yang ia garap.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 183, "width": 209, "height": 170, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wisran Hadi tidak hanya berkarya dalam satu bidang kesenian, atau menulis karya sastra dalam satu genre saja. Karya satra yang paling banyak ia tulis dalam kepengarangannya ialah naskah drama. Oleh sebab itu, ia juga dikenal sebagai seorang dramawan. Akan tetapi, Wisran Hadi juga menulis jenis karya sastra lain seperti cerita pendek dan novel. Berdasarkan hal itulah ia juga dikenal sebagai cerpenis dan novelis.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 358, "width": 208, "height": 74, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hingga saat ini, telah banyak dari karya-karya Wisran Hadi tersebut diteliti dari berbagai perspektif. Hal yang dominan dibahas pada umumnya ialah mengenai kebudayaan dan adat", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 437, "width": 120, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Minangkabau yang", "type": "Table" }, { "left": 235, "top": 437, "width": 63, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ditampilkan.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 453, "width": 209, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Misalnya, penelitian dengan judul “Mencermati Perubahan Sosial Masyarakat Minangkabau Melalui Novel", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 500, "width": 209, "height": 218, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tamu Karya Wisran Hadi” (Fatimah, 2008). Penelitian tersebut memaparkan tentang pergeseran sistem nilai di Minangkabau, salah satunya dikarenakan kebijakan rezim Orde Baru yang sentralistis dan otoriter. Masyarakat tidak memiliki pilihan atas aturan-aturan yang ditetapkan. Sebagai bentuk penyesuaian, misalnya, pandangan masyarakat terhadap tanah ulayat bergeser dan menyebabkan persilihan antaranggota kaum. Dalam hal ini, novel Tamu dianggap sebagai gagasan dan perasaan Wisran Hadi yang mewakili kelompok sosialnya.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 720, "width": 208, "height": 30, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian lain ialah “Representasi Identitas dan Etnisitas Minang dalam", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 88, "width": 209, "height": 154, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Novel Persiden Karya Wisran Hadi” (Sugiarti, 2013). Melalui penelitiannya, Sugiarti mengemukakan bahwa identitas dan etnisitas rumah Bagonjong menghadapi sejumlah persoalan yang tidak menemukan solusi dikarenakan semua tokoh memiliki perbedaan pendapat. Cara pandang mengenai persoalan adat tersebut disebut sebagai upaya Wisran Hadi dalam", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 246, "width": 186, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mengomunikasikannya melalui novel.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 262, "width": 209, "height": 234, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kedua hasil penelitian tersebut memiliki kecenderungan mengkaji karya sastra secara tekstual, kemudian dikaitkan dengan kontekstualnya. Pada umumnya terkait dengan kebudayaan dan masyarakat. Hal tersebut belum terlalu bersinggungan dengan arena sastra yang mencakup tempat atau proses kehadiran karya sastra, serta bagaimana dan mengapa karya itu diciptakan oleh pengarang. Terkait hal ini, Bourdieu mengatakan bahwa eksistensi arena sastra, praktik-praktiknya, dan karya sastra merupakan hal yang tidak terpisahkan dari eksistensi pengarang (Bourdieu, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 500, "width": 209, "height": 138, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sejauh pengamatan, hingga saat ini belum begitu banyak yang mencoba menelusuri posisi Wisran Hadi dalam arena sastra. Akan tetapi, berhubungan dengan biografi pengarang, terdapat penelitian dengan judul “Wisran Hadi: Biografi Seorang Sastrawan 1972―2010” (Sofia, 2010). Pada penelitian tersebut dipaparkan bahwa Wisran", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 627, "width": 209, "height": 107, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hadi merupakan sastrawan yang dikenal sejak 1970-an. Ia menulis berbagai macam karya sastra dan dominan dilatarbelakangi oleh budaya dan sejarah Minangkabau. Penelitian tersebut secara keseluruhan lebih bersifat deskriptif dengan", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 739, "width": 195, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "memaparkan biografi dari Wisran Hadi.", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 783, "width": 19, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "140", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 88, "width": 209, "height": 344, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk memahami praktik-praktik pengarang, tidak hanya cukup dengan memahami karya-karyanya. Oleh sebab itu, perlu pula untuk dipahami antara sejarah posisi-posisi yang mereka tempati dengan sejarah disposisi mereka dalam arena yang ditempati. Secara lebih rinci, perlu untuk dipahami bagaimana pengarang menempati atau mencapai posisi dalam arena sastra? Kemudian, bagaimana pengarang beroperasi dalam arena yang ditempati serta upaya dalam mempertahankan posisinya? Berdasarkan hal itu, maka penelitian ini menjadikan Wisran Hadi dalam arena sastra sebagai objek material. Selain itu, posisi serta strateginya dalam arena sastra dielaborasi berdasarkan perspektif strukturalisme genetik Pierre Bourdieu sebagai objek formal. Perspektif tersebut digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dipaparkan sebelumnya.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 453, "width": 111, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "LANDASAN TEORI", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 469, "width": 209, "height": 217, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bourdieu mengemukakan dua konsep penting dalam teorinya. Konsep tersebut ialah habitus dan arena. Bourdieu menyatakan bahwa habitus dihadirkan untuk menengahi dualisme antara pelaku dan struktur (Bourdieu, 2010). Secara ringkas, Bourdieu menyebut habitus sebagai struktur sosial yang dibatinkan, lalu kemudian diwujudkan (Bourdieu, 1990). Lebih lanjut, ia memaparkan bahwa habitus diawali dari pertanyaan yang berhubungan dengan bagaimana perilaku dapat diatur tanpa adanya keharusan ketaatan terhadap aturan.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 691, "width": 208, "height": 59, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemudian, konsep mengenai arena yang dalam penelitian ini mengacu pada arena sastra didefinisikan oleh Bourdieu sebagai sebuah semesta sosial independen,", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 88, "width": 209, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "di dalamnya terdapat hukum-hukum tersendiri yang terkait dengan keberfungsian anggotanya (Bourdieu,", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 135, "width": 209, "height": 154, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2010: 215). Selain itu, di dalam arena tersebut juga terdapat hubungan kekuasaan mencakup yang mendominasi dan yang didominasi. Berhubungan dengan pernyataan tersebut, Bourdieu juga menjelaskan bahwa melalui habitus diperoleh struktur yang jelas (Bourdieu, 2011). Dengan kata lain, sebuah dunia sosial dalam arena sastra yang telah terbukti dengan sendirinya sejak dahulu.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 294, "width": 209, "height": 233, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Di dalam arena sastra terjadi pergulatan dalam memperebutkan posisi serta disposisi tertentu. Selain perebutan posisi, arena sastra juga melibatkan kekuasaan dalam memublikasikan atau menolak publikasi. Bourdieu juga memperkenalkan modal simbolis serta pertukaran modal tersebut yang biasanya terjadi antaragen. Misalnya, pengarang yang memiliki modal simbolis yang lebih dapat digunakan untuk memberi review atau kata pengantar terhadap pengarang muda, sehingga pengarang muda dapat mencapai posisi tertentu dalam arena sastra.", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 532, "width": 67, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebagaimana", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 532, "width": 208, "height": 154, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang telah disebutkan sebelumnya, dalam arena sastra terjadi pergulatan. Pergulatan tersebut ditujukan untuk mentransformasikan atau mempertahankan relasi kekuasaan yang telah dimiliki. Dalam hal ini, modal yang dimiliki oleh agen menjadi unsur yang penting dalam perebutan dan mempertahankan posisi yang dimaksud.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 691, "width": 208, "height": 59, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Melalui konsep habitus dan arena yang dikemukakan oleh Bourdieu, dapat ditelusuri apa yang membuat seseorang menjadi sastrawan yang diakui. Selain itu,", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 783, "width": 19, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "141", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 88, "width": 209, "height": 169, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "konsep-konsep tersebut membawa pada cara menganalisis karya kultural yang membawa pada individu atau kelompok yang memproduksi karya tersebut. Mengenai hal ini, Bourdieu menyebutkan bahwa karya disituasikan sebagai ruang kemungkinan dalam pengambilan posisi yang didasarkan pada ‘ruang’ di mana suatu karya disituasikan, serta ‘ruang’ di mana kegiatan kultural pengarang berlangsung (Bourdieu, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 262, "width": 209, "height": 234, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selain itu, di dalam arena sastra terjadi pergulatan, di dalamnya berlangsung perjuangan dan strategi, serta senjata ampuhnya ialah habitus dan modal (Harker, Mahar and Wilkes, 1990). Pergulatan tersebut termasuk praktik sebagai bentuk interaksi antara habitus dan arena. Kemudian, modal memberi para individu serta kelompok identitas untuk dikenal dan diakui. Perspektif dengan berbagai konsep ini kemudian digunakan untuk menganalisis objek material yang dipilih, yaitu mengenai posisi dan pencapaian Wisran Hadi dalam arena sastra Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 517, "width": 137, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 532, "width": 209, "height": 218, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bourdieu menggunakan metode analisis yang ia gunakan dalam analisisnya terhadap arena sastra di zaman Flaubert. Metode ini didasarkan pada tiga unsur yang terikat atau berkaitan satu sama lain (Bourdieu, 2010: 257-258). Pertama, analisis tentang posisi yang ditempati arena sastra di dalam arena kekuasaan dan evolusinya sepanjang waktu. Kedua, struktur arena sastra. Struktur tersebut mencakup hubungan- hubungan objektif di antara posisi-posisi yang dihuni para seniman atau kelompok yang bersaing untuk memperoleh", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 88, "width": 209, "height": 58, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "legitimasi sastra. Ketiga, asal-usul habitus produsen yang berbeda-beda. Mengenai hal itu, praktik dalam arena sastra dianalisis melalui habitus yang terbentuk.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 151, "width": 209, "height": 138, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan metode tersebut, dilakukan elaborasi serta analisis asal-usul terkait pengarang serta berbagai struktur dan kelompok sosial, dalam hal ini ialah Wisran Hadi dalam arena sastra sebagai objek penelitian. Selain itu, data diperoleh melalui studi kepustakaan seperti tulisan- tulisan, baik tulisan ilmiah maupun artikel yang berkaitan dengan objek penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 310, "width": 88, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 326, "width": 209, "height": 154, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wisran Hadi lahir di Lapai, Padang, Sumatra Barat pada tanggal 27 Juli 1945. Ia tumbuh dalam lingkungan keluarga penganut Islam yang taat. Ia merupakan anak keempat dari tiga belas bersaudara. Dari ketiga belas bersaudara tersebut, hanya Wisran Hadi yang aktif dalam bidang kesenian. Ayahnya bernama H. Darwas Idris dan merupakan salah satu ahli tafsir terkemuka di Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 485, "width": 209, "height": 217, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(alumnus Darul Hadist di Mekkah), serta juga seorang imam besar di masjid Muhammadiyah Padang. Selain itu, ayahnya juga merupakan seorang guru Pendidikan Guru Agama (PGA) serta dosen di Universitas Muhammadiyah Padang. Ibunya bernama Rafiah Syafei dan merupakan seorang guru Sekolah Dasar di Kandis Nanggalo. Masa kecil Wisran Hadi dominan dipengaruhi oleh kesenian tradisional Minangkabau, di antaranya ialah pertunjukkan randai dan kaba (Sofia, 2010; Wisran Hadi (1945— 2011) , n.d.).", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 707, "width": 209, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ketertarikan Wisran Hadi terhadap bidang kesenian telah muncul sejak ia berusia sepuluh tahun. Melalui wawancara", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 783, "width": 19, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "142", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 88, "width": 209, "height": 249, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dengan Sofia, ia mengatakan bahwa minat seni yang dimiliki berasal dari kecenderungan ibunya yang suka mengajarkan anak-anaknya bernyanyi sebelum tidur. Nyanyian tersebut di antaranya berupa Salawat Nabi dan kasidah (Sofia, 2010). Saat di Sekolah Dasar, Wisran Hadi menemukan buku Hikayat Hang Tuah di bawah tempat tidur ibunya yang kemudian ia baca secara diam-diam. Buku berbahasa Melayu tersebut susah untuk dipahami oleh Wisran Hadi, akan tetapi ia tetap membacanya dan hal itulah yang mengawali ketertarikannya terhadap bidang sastra.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 342, "width": 209, "height": 408, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada kenyataannya, memang dominan sastrawan-sastrawan atau seniman-seniman yang diakui dalam arena sastra dan seni, atau menjadi avand-garde di bidangnya, diawali dari perkenalan dengan hal-hal terkait sejak ia kecil. Misalnya, memiliki kebiasaan membaca dan dekat atau besar dalam lingkungan kesenian. Akan tetapi, juga tidak dapat dipungkiri bahwa tidak semua pengalaman tersebut yang mengantarkan seseorang menjadi sastrawan dan seniman. Di samping itu, ada pula sastrawan dan seniman yang memang tidak bertumbuh (ketika kecil) dalam lingkungan seperti demikian. Akan tetapi, kegigihan dalam mencapai hal yang diminati tetap dapat membuka peluang untuk mencapai posisi tersebut. Sebuah pencapaian berdasarkan perspektif Bourdieu bergantung pada habitus, arena yang ditempati, modal yang dimiliki, serta praktik dan strategi yang dilakukan. Berikut ialah penjabaran mengenai posisi dan struktur arena sastra yang ditempati oleh Wisran Hadi dalam arena kekuasaan;", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 88, "width": 209, "height": 58, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "posisi dan pencapainnya dalam arena sastra; serta strategi yang dilakukan untuk mempertahankan posisi dalam arena tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 167, "width": 208, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Posisi dan Struktur Arena Sastra dalam Arena Kekuasaan", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 199, "width": 209, "height": 201, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arena sastra diposisikan sebagai arena yang otonom oleh Bourdieu. Akan tetapi, di sisi lain ia juga menyatakan kemustahilan untuk membuat tatanan kultural menjadi ranah otonom dan berkembang dengan aturan-aturannya sendiri (Bourdieu, 2010). Mengenai hal ini dapat diartikan bahwa posisi arena sastra memiliki otonomi yang relatif di dalam arena kekuasaan. Oleh sebab itu, arena sastra yang dibicarakan perlu untuk ditelusuri keberadaannya terkait dengan arena kekuasaan.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 405, "width": 209, "height": 265, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Posisi arena sastra terhadap arena kekuasaan disebut oleh Bourdieu menempati hierarki ganda. Hierarki pertama ialah prinsip hierarki heteronom yang meliputi kekuasaan, dan yang kedua ialah prinsip hierarki otonom yang meliputi prestise kesusastraan (Bourdieu, 2010). Prinsip hierarki heteronom dapat diukur berdasarkan indeks penjualan buku, jumlah pementasan, dan penghargaan. Mengenai hal ini, apabila suatu arena sastra yang ditempati oleh pengarang kehilangan otonominya, maka ia bukan lagi sebuah arena dan pengarang akan tunduk terhadap hukum dan aturan di arena kekuasaan, misalnya untuk kepentingan politik dan ekonomi.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 675, "width": 209, "height": 75, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hierarki yang kedua ialah prinsip hierarki otonom. Bagian ini meliputi pengakuan atau memperoleh legitimasi. Hierarki ini dapat berujung pada kekuasaan tanpa perlawanan apabila", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 783, "width": 19, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "143", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 88, "width": 209, "height": 233, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "bertujuan untuk memperoleh otonomi total. Prinsip ini dimaksudkan sebagai ‘seni untuk seni’. Kemudian, arena produksi kultural pada bagian ini juga merupakan keterbalikan dari prinsip ekonomi. Seni untuk seni dapat pula mengarah pada artian bahwa keberhasilan artistik lebih diutamakan apabila dibandingkan dengan keberhasilan finansial. Hal tersebut menjadi lebih diutamakan karena pada dasarnya modal simbolis yang diperoleh serta dimikili dapat ditukar dengan modal ekonomi apabila telah mencapai keberhasilan artistik.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 326, "width": 209, "height": 265, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terkait posisi arena sastra berdasarkan prinsip hierarki heteronom yang ditempati oleh Wisran Hadi, maka perlu pula ditelusuri tentang karya apa saja yang dihasilkan, pertunjukkan teater yang dipentaskan, hingga penghargaan yang diperoleh sebagai seorang pengarang atau seniman. Wisran Hadi mengawali kegiatan di bidang kesenian dimulai sejak ia kuliah jurusan seni rupa di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) Yogyakarta. Ketika masih berstatus sebagai mahasiswa, ia telah melakukan beberapa pameran lukisan. Berawal dari hal itu, kemudian ia mulai dikenal sebagai perupa atau pelukis meskipun masih berstatus sebagai mahasiswa (Syafril, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 596, "width": 209, "height": 154, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selain melakukan pameran, Wisran Hadi juga berkegiatan dalam bidang kesenian lain. Di antaranya, ia bergabung dengan grup musik ikatan Minangkabau dan kegiatan teater (Sofia, 2010). Selama menjadi mahasiswa seni tersebut, ia tidak hanya aktif dengan kegiatan-kegiatan seni itu saja. Di sisi lain, ia juga menjadi anggota ikatan mahasiswa, bahkan menjadi ketua dalam", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 88, "width": 209, "height": 154, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "organisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMMI), serta ketua di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) komisariat ASRI Yogyakarta. Keaktifan dan kontribusi Wisran Hadi terhadap organisasi kemahasiswaan Islam tersebut tentu saja dapat dikaitkan dengan bagaimana lingkungan tempat ia bertumbuh, atau bagaimana habitus yang ia tempati.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 246, "width": 209, "height": 392, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Meskipun lahir dalam keluarga penganut Islam yang taat, serta memiliki seorang ayah yang merupakan salah satu ulama besar di Sumatra Barat, akan tetapi ayahnya merupakan seseorang yang demokratis. Wisran Hadi kecil beserta saudara-saudaranya yang lain dibebaskan untuk membaca buku apa saja, meski buku kiri sekalipun. Selain itu, orang tuanya juga selalu memberikan arahan dan motivasi agar memiliki semangat, rasa ingin tahu, dan etos kerja yang tinggi. Berhubungan dengan persoalan bacaan, ia juga diperkenalkan dengan bacaan-bacaan seni dan karya-karya seniman yang telah mendunia (Syafril, 2017). Besar dan bertumbuh dalam didikan dan lingkungan seperti demikian, memberi pengaruh besar terhadap bakat dan pola pikirnya. Hal itu terlihat dari bagaimana ia memiliki banyak kegiatan ketika menjadi mahasiswa seni. Ia tidak hanya fokus pada satu bidang kesenian, akan tetapi aktif dalam beragam genre lain seperti musik dan teater.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 643, "width": 209, "height": 107, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada tahun 1967, setelah menamatkan pendidikan strata satu, Wisran Hadi kembali ke Padang. Akan tetapi, di kampung halaman ia dihadapkan pada kesulitan untuk meneruskan dan mengembangkan kegiatannya dalam bidang seni lukis. Pada waktu itu ia", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 783, "width": 19, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "144", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 88, "width": 209, "height": 90, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mengalami kesulitan untuk memperoleh bahan dan peralatan yang digunakan untuk melukis. Karena terkendala oleh hal tersebut, Wisran Hadi mengalihkan fokus keseniannya pada bidang teater (Syafril, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 183, "width": 209, "height": 297, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selain menekuni bidang teater, Wisran Hadi juga bekerja sebagai guru di Sekolah Seni Rupa Indonesia (SSRI) Padang pada tahun 1971. Naskah teater pertamanya ditulis di tahun yang sama dengan judul “Dua Buah Segi Tiga”. Naskah tersebut kemudian di pentaskan di SSRI (Sofia, 2010; Syafril, 2017). Ketekunan di bidang teater terus berlanjut pada tahun-tahun berikutnya hingga pada tahun 1975 Wisran Hadi memperoleh penghargaan pertamanya sebagai pemenang Sayembara Penulisan Naskah Drama Indonesia yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Jakarta (DKJ). Naskah yang memenangkan penghargaan tersebut berjudul “Gaung” dan untuk pertama kalinya pula dipentaskan di Taman Ismail Marzuki (TIM).", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 485, "width": 209, "height": 153, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan penjabaran tersebut, posisi arena sastra yang ditempati oleh Wisran Hadi berdasarkan prinsip hierarki heteronom dapat dikatakan berdiri pada posisi yang otonom atau tidak kehilangan otonominya dalam arena kekuasaan. Hal itu didasarkan pada kegiatan kesenian yang dilakukan, karya-karya yang dilahirkan, serta pernghargaan yang diterima mengingat", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 627, "width": 209, "height": 123, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tahun-tahun berlangsungnya berbagai pencapaian awal tersebut ialah pada rezim Orde Baru yang otoriter dan sentralis. Penjelasan tersebut juga terkait dengan posisi arena sastra dalam tataran prinsip hierarki otonom. Prinsip kegiatan berkesenian Wisran Hadi dimaksudkan sebagai seni untuk seni. Hal", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 88, "width": 209, "height": 233, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "itu dapat dilihat atas pilihannya untuk menekuni bidang teater (bidang kesenian lain) ketika terkendala dalam seni lukis. Apabila yang diutamakan ialah keberhasilan finansial, tentu banyak bidang lain yang lebih menjanjikan daripada bidang kesenian. Akan tetapi, produksi kultural yang diawali oleh Wisran Hadi ialah untuk mencapai keberhasilan nilai artistik. Proses pencapaian awal tersebut pada akhirnya dapat mempertukarkan modal simbolis yang diperoleh dengan modal ekonomi. Pertukaran modal tersebut ialah memperoleh", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 310, "width": 208, "height": 74, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kesempatan untuk menampilkan teater atas penghargaan yang diperoleh di TIM yang pada masa itu menjadi pusat atau sentral kegiatan berkesenian di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 389, "width": 209, "height": 138, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Posisi arena sastra sebagai arena produksi kultural dalam arena kekuasaan, terkait dengan persoalan bagaimana karya seni dipahami sebagai manifestasi dari arena secara keseluruhan. Arena sastra memang terdapat di dalam arena kekuasaan. Akan tetapi, sebagaimana yang telah disebut sebelumnya, ia menempati otonomi yang relatif.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 532, "width": 209, "height": 106, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kerelatifan ini oleh Bourdieu disebut sebagai: seperti apapun derajat independensinya, akan tetapi ia juga terpengaruh oleh hukum dan prinsip arena yang menanunginya, seperti halnya mendapat pengaruh terkait kebijakan ekonomi dan politis.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 643, "width": 209, "height": 107, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selain prinsip hierarki ganda, produk (karya) yang dihasilkan dalam arena digolongkan ke dalam arena produksi terbatas dan arena produksi skala besar (Bourdieu, 2010). Di dalam arena produksi terbatas, karya-karya yang diproduksi ialah karya murni, abstrak, dan", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 783, "width": 19, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "145", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 88, "width": 208, "height": 106, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "eksoterik. Artinya adalah karya yang dihasilkan mengutamakan kualitas estetis, bukan kuantitas tuntutan pasar. Hal itu berbeda dengan arena produksi skala besar yang memiliki kecenderungan mengikuti tuntutan pasar agar meraih keuntungan dan laba ekonomi yang tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 199, "width": 209, "height": 360, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penjelasan tersebut, apabila merujuk pada posisi arena sastra dalam arena kekuasaan, maka dapat dikatakan bahwa arena produksi skala besar berada dalam posisi didominasi oleh arena kekuasaan. Karya-karya yang dihasilkan cenderung berupa karya populer sebagaimana selera pasar untuk meraih pencapaian modal ekonomi. Terkait dengan arena yang ditempati oleh Wisran Hadi, karya yang dihasilkan tidak merujuk pada produksi skala besar. Pencapaian dan modal yang hendak didapatkan ialah modal estetis dan lebih mengutamakan proses. Pencapaian modal tersebut pada akhirnya mengarahkan Wisran Hadi memperoleh eksistensi atau pengakuan sebagai seorang seniman atau dramawan. Oleh sebab itu, arena sastra yang ditempati dalam hal ini ialah arena dengan prinsip hierarki otonom serta arena produksi terbatas di dalam arena kekuasaan.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 580, "width": 208, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Posisi, Praktik, dan Pencapaian Wisran Hadi dalam Arena Sastra", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 612, "width": 209, "height": 138, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada pembahasan sebelumnya, telah diuraikan mengenai posisi dan struktur arena sastra yang ditempati oleh Wisran Hadi dalam arena kekuasaan. Melalui posisi arena yang otonom serta dengan produksi skala terbatas tersebut, juga telah dijelaskan mengenai proses serta pencapaian awal Wisran Hadi di dalam arena yang bersangkutan. Akan", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 88, "width": 209, "height": 58, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tetapi, bagaimana kemudian posisi tersebut menjadi ajek, seperti apa praktik berkesenian yang dilakukan, serta pencapaian apa saja yang diperoleh?", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 151, "width": 209, "height": 122, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembahasan mengenai persoalan- persoalan tersebut tidak terlepas dari modal simbolis yang dimiliki dan bagaimana modal tersebut dipertukarkan. Kedua hal itu kemudian juga tidak terlepas dari bagaimana asal-ususl habitus serta praktik yang terjadi di dalam arena sastra.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 278, "width": 209, "height": 202, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perolehan penghargaan dari DKJ, selain sebagai latar penting pencapaian posisi Wisran Hadi dalam arena sastra, hal itu juga menjadi momentum untuk membuktikan eksistensi seniman-seniman di Sumatra Barat pada tahun-tahun tersebut serta setelahnya. Penghargaan yang diperoleh menandakan bahwa mereka diperhitungkan dalam kesenian Indonesia, sehingga kemudian memperoleh modal dan posisi tertentu dalam arena produksi kultural. Menyadari", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 469, "width": 209, "height": 217, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "adanya potensi tersebut, serta mulainya memperoleh modal simbolis sebagai seorang seniman serta mampu bersaing dalam arena sastra Indonesia, Wisran Hadi bersama rekan- rekannya mendirikan grup teater pada tahun 1976. Grup tersebut bernama Bumi Teater dan Wisran Hadi dengan latar belakang pendidikan, pekerjaan, pengalaman, dan pencapaiannya di bidang kesenian dipercaya untuk mengetuai sekaligus menjadi pengasuh dalam komunitas tersebut (Syafril, 2017). Mengenai posisi", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 675, "width": 209, "height": 75, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "seorang pengarang dalam arena sastra yang ditempati, Bourdieu mengatakan bahwa perlu untuk mengembangan kriteria sendiri untuk memperoleh pengakuan", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 783, "width": 19, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "146", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 88, "width": 208, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kultural (Bourdieu, 2010: 169).", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 104, "width": 209, "height": 185, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengakuan dapat berasal dari kelompok sesama atau dari kelompok yang berbeda. Agar pengakuan kultural tersebut dapat dicapai, maka diperlukan posisi tertentu dalam arena sastra. Di dalam arena, suatu struktur terbentuk dari hubungan interaksi dan hubungan kultural. Hubungan interaksi dapat berupa bentuk hubungan perlawanan, menolak keanggotaan, hingga menolak pengakuan. Akan tetapi, justru praktik seperti itulah yang menyatukan keduanya dalam struktur arena.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 294, "width": 208, "height": 217, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lebih lanjut, penyataan tersebut dapat diartikan bahwa pengakuan atau posisi dalam arena sastra dapat dicapai apabila praktik yang dilakukan menghasilkan efek tertentu di dalam arena. Pengakuan dan posisi sebagai seorang pengarang atau seniman tidak hanya dapat diperoleh melalui pemberian apresiasi, pujian, atau sanjungan. Akan tetapi, pengakuan tersebut juga dapat diperoleh berdasarkan kritikan, sanggahan, atau polemik yang pada awalnya ditujukan untuk menghalangi pemberian atau perolehan pengakuan.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 516, "width": 208, "height": 234, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Praktik berkesenian yang dilakukan oleh Wisran Hadi bersama Bumi Teater memang dapat dikatakan mencapai posisi legitimasi tertentu. Hal ini dapat disimpulkan berdasarkan penghargaan yang ia peroleh di tahun- tahun pertama bersama Bumi Teater, yaitu antara tahun 1976 hingga 1996. Hampir berturut-turut di antara tahun tersebut ia menjadi pemenang dalam Sayembara Penulisan Sandiwara Indonesia yang diadakan oleh DKJ. Setidaknya, sebagaimana yang disebutkan oleh Sahrul bahwa dua belas naskah drama Wisran Hadi telah memenangkan beragam", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 88, "width": 209, "height": 74, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sayembara serta penghargaan lainnya (Sahrul & Azwar, 2005). Penghargaan tersebut belum termasuk penghargaan yang diperoleh terhadap karya-karya genre lain seperti novel dan cerpen.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 167, "width": 209, "height": 122, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pencapaian yang diperoleh tersebut didasarkan pada ciri khas naskah serta pertunjukan teater yang disutradarai oleh Wisran Hadi. Ia mengeksplorasi bahasa dan kata sedemikian rupa dalam karya-karyanya. Hal itu merupakan bentuk penerapan konsep keindahan dari Minangkabau.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 278, "width": 209, "height": 138, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anwar misalnya mengatakan bahwa konsep keindahan dikenal oleh orang Minangkabau terutama ialah melalui keindahan bahasa (Anwar, 1976). Keindahan bahasa tersebut dapat dilihat dari pepatah dan petitih yang khas dari Minangkabau, atau apa yang disebut oleh A.A. Navis sebagai kato kieh (Navis, 1984).", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 421, "width": 209, "height": 329, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Di satu sisi, eksplorasi kata dan bahasa dalam praktik berkesenian yang dilakukan oleh Wisran Hadi dapat dikatakan sebagai cerminan konsep keindahan tersebut. Akan tetapi, di sisi lain, juga dapat dinilai sebagai ‘ruang kemungkinan’ yang merujuk pada bentuk perlawanan terhadap kedominanan naskah-naskah yang ditulis oleh pengarang lain. Misalnya, A. Teew menyatakan bahwa pada tahun 1970-an terbentuk batas antara kebudayaan nasional dengan kebudayaan daerah yang berakar dari sikap para budayawan yang berorientasi ke Barat atau kemodernan (Rendra, 1996). Selain itu, bentuk pemerintahan rezim Orde Baru yang sentralis juga bukan tidak mungkin memberikan pengaruh yang signifikan. Menyadari adanya ruang kemungkinan tersebut, mengantarkan Wisran Hadi", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 783, "width": 19, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "147", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 88, "width": 209, "height": 138, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "untuk mengemukakan ciri khas drama dengan nuansa lokal yang kental. Junus misalnya juga mengatakan bahwa dalam drama-drama yang ditulis oleh Wisran Hadi, terdapat upaya demitefikasi berdasarkan cerita dan tokoh-tokoh yang terdapat dalam kaba dan tambo, hingga tokoh sejarah Perang Padri seperti Tuanku Imam Bonjol (Birowo, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 231, "width": 209, "height": 439, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ruang kemungkinan yang dieksplor oleh Wisran Hadi melalui karya- karyanya, meskipun memperoleh berbagai penghargaan, akan tetapi beberapa di antaranya juga menyebabkan berbagai kontroversi. Hal itu dikarenakan naskah dan pementasan Wisran Hadi bersama Bumi Teater dianggap mengusik serta merusak marwah alam pikiran kaum tradisional di Minangkabau (Ramadhani, 2018). Misalnya, melalui naskah “Malin Kundang”, sosok legenda tersebut oleh Wisran Hadi justru dihadirkan bukan sebagai anak yang durhaka. Hal ini oleh para tradisionalis dinilai merusak mistikisme atau legenda yang telah menjadi salah satu ciri khas di Minangkabau. Pementasan yang dianggap kontroversi lainnya ialah terkait dengan tokoh Imam Bonjol. Kepahlawanan Imam Bonjol justru ditampilkan sebagai sosok yang memiliki rasa takut dan keragu- raguan. Penjungkirbalikan penggambaran tokoh tersebut mendapat kecaman dan pelarangan dari pejabat Sumatra Barat terhadap kelompok Bumi Teater ketika mereka hendak menggelar pertunjukkan di TIM pada tahun 1997 (Febrianti, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 675, "width": 209, "height": 75, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Beragam pengakuan, praktik, serta pencapaian yang dijabarkan pada paragraf-paragraf sebelumnya dapat dinyatakan sebagai proses legitimasi posisi Wisran Hadi di dalam arena sastra.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 88, "width": 209, "height": 201, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Posisi dominan yang ia tempati_terutama dalam arena sastra Sumatra Barat_dikarenakan habitus yang dilalui, praktik-praktik berkesenian yang dilakukan, perolehan serta pertukaran modal simbolis, hingga pencapaian atau penghargaan yang didapatkan. Posisi tersebut juga dapat dilihat berdasarkan legitimasi atas karya-karya yang ditulis, penyutradaraan pertunjukkan dengan mengeksplorasi kata dan bahasa yang khas, serta kebertahanan kelompok yang dimiliki, yakni Bumi Teater.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 306, "width": 209, "height": 202, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Strategi Wisran Hadi dalam Mempertahankan Posisi di Arena Sastra Posisi Wisran Hadi dapat dikatakan mendominasi, terutama dalam bidang teater di Sumatra Barat. Posisi tersebut menjadi ajek berdasarkan beberapa hal. Di antaranya, posisi yang dicapai terkait dengan kanonisasi yang diperoleh melalui karya-karya yang dimenangkan dalam Sayembara Penulisan Sandiwara yang diselenggarakan oleh DKJ.", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 512, "width": 209, "height": 234, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selain itu, habitus Wisran Hadi juga menunjukkan atau mengarah pada kedominanan untuk mengeksplorasi serta mengelaborasi kata kias dan idiom-idiom tradisional Minangkabau dalam karya- karyanya. Hal ini sesuai dengan artian habitus itu sendiri yang terkait dengan pengalaman dan pengajaran yang dilalui secara eksplisit (Jenkins, 2004). Pengalaman dan pengajaran tersebut kemudian saling memengaruhi dan melebur (Fashri, 2007). Sebagaimana yang telah diuraikan pada pembahasan sebelumnya, Wisran Hadi terbiasa membaca buku dari beragam genre. Habit", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 783, "width": 19, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "148", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 88, "width": 209, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tersebut kemudian dapat dilihat dari wujud karya yang ia hasilkan.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 120, "width": 209, "height": 264, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Eksplorasi kata dan bahasa yang ditampilkan oleh Wisran Hadi dalam karyanya tidak hanya dielaborasi dalam naskah-naskah drama yang ia tulis, akan tetapi juga dalam karya sastra lain seperti novel dan cerpen. Misalnya, dalam novel Persiden (2012), ia juga melakukan hal yang dapat dikatakan mirip. Ia mengeksplorasi sedemikian rupa kata-kata sehingga menghadirkan narasi deskriptif yang sangat jelas. Pepatah-pepitih dan idiom-idiom yang menjadi ciri khas dalam bahasa Minangkabau tidak jarang ia preteli sedemikian rupa. Selain itu, nama- nama tokoh yang dihadirkan dalam karya juga memiliki makna tertentu dalam bahasa Minangkabau.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 389, "width": 209, "height": 75, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selain melalui karya-karya yang dihasilkan, strategi pencapaian posisi - hingga menjadi ajek- yang dicapai oleh Wisran Hadi juga terkait dengan keberadaan kelompok Bumi Teater.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 469, "width": 209, "height": 122, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Birowo di antaranya mengatakan bahwa beberapa kritikus seperti Ivan Adilla, Mursal Esten, Umar Junus, dan Darman Moenir turut melegitimasi Bumi Teater sebagai contoh dan ukuran kelompok sastra sebagaimana seharusnya (Birowo, 2014). Hal itu semakin mengukuhkan posisi dan dominasi Bumi Teater,", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 596, "width": 209, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "terutama dalam ruang lingkup arena sastra di Sumatra Barat hingga dekade 1990-an.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 627, "width": 209, "height": 123, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Eksplorasi bahasa dan kata sedemikian rupa merupakan salah satu strategi bagi Wisran Hadi dalam praktik berkesenian. Hal itu pada akhirnya menjadi ciri khas yang melekat dalam karyanya. Hal lain yang dapat digolongkan sebagai strategi ialah bagaimana ia memosisikan karya-karya", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 88, "width": 208, "height": 122, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tersebut. Dengan kata lain, terdapat hubungan antara ‘ruang’ di mana suatu karya disituasikan, dan ‘ruang’ pengarang di mana suatu kegiatan kultural berlangsung (Bourdieu, 2010). Karya- karya yang dihasilkan misalnya disituasikan sebagai ruang pengambilan posisi dalam arena yang ditempati.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 215, "width": 209, "height": 122, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya, terdapat kecenderungan bagi Wisran hadi untuk mengeksplorasi kata dan bahasa dalam karya-karyanya sedemikian rupa. Selain itu, juga terdapat kecenderungan mengisahkan hal-hal yang bersifat kental dengan kedaerahan, sejarah,", "type": "Text" }, { "left": 389, "top": 326, "width": 36, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "hingga", "type": "Table" }, { "left": 462, "top": 326, "width": 59, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "religiositas.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 342, "width": 209, "height": 90, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kecenderungan tersebut terkait dengan ruang posisi Wisran Hadi yang lahir serta besar dalam lokalitas Minangkabau. Selain itu, ia juga bertumbuh dalam keluarga yang religius, intelektual, serta demokratis.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 437, "width": 209, "height": 154, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ruang posisi tersebut kemudian berhubungan dengan bagaimana karyanya disituasikan. Terdapat ruang kemungkinan yang memberi peluang bagi Wisran Hadi untuk mencapai posisi dengan mengelaborasi hal-hal yang dekat dengan dirinya dalam berkarya. Kemungkinan tersebut kemudian dijadikan sebagai strategi dalam pencapaian posisi dalam arena sastra.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 596, "width": 209, "height": 154, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mengeksplorasi kata, mempreteli legenda serta sejarah, mengelaborasi kembali mengenai kaba dan tambo menjadi keabsahan tersendiri bagi Wisran Hadi untuk memperoleh legitimasi dalam arena sastra. Strategi tersebut kemudian berujung pada pengakuan sebagai seorang dramawan, novelis, penyair, dan bahkan juga cerpenis. Selain itu, ruang di mana karya disituasikan dalam ruang kegiatan", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 783, "width": 19, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "149", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 88, "width": 208, "height": 27, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kultural memperoleh beragam penghargaan. Karya", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 104, "width": 209, "height": 122, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "disituasikan berdasarkan gagasan pengarang yang meliputi unsur historis, habitus, struktur arena yang ditempati, posisi di dalam arena yang bersangkutan, hingga situasi dan kondisi realitas sosial yang menjadi sumber sekaligus sasaran dari karya yang dihasilkan.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 247, "width": 63, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENUTUP", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 262, "width": 209, "height": 43, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan penjabaran pembahasan pada beberapa subjudul sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 310, "width": 209, "height": 360, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wisran Hadi merupakan sastrawan yang menghasilkan karya sastra dengan berbagai jenis genre sastra seperti naskah drama, novel, cerpen dan puisi. Hal itu membawanya pada pemerolehan pengakuan sebagai seorang dramawan, novelis, penyair, cerpenis, dan bahkan juga pelukis. Posisi dominan yang ditempati oleh Wisran Hadi dalam arena sastra didasarkan pada beberapa hal, di antaranya habitus yang dilalui, praktik- praktik berkesenian yang dilakukan, perolehan serta pertukaran modal simbolis, hingga pencapaian atau penghargaan yang didapatkan. Pencapaian posisi juga berhubungan dengan legitimasi atas karya-karya yang ditulis (baik yang memperoleh penghargaan hingga yang menimbulkan kontroversi), penyutradaraan pertunjukkan dengan mengeksplorasi kata dan bahasa yang khas, serta kebertahanan kelompok yang dimiliki, yakni Bumi Teater.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 675, "width": 208, "height": 75, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keajekan posisi Wisran Hadi dalam arena sastra didasarkan pada praktik dan strategi-strategi yang dilakukan. Praktik dan strategi tersebut meliputi: (1) menghasilkan karya dalam", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 88, "width": 208, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "beragam genre (naskah drama,", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 104, "width": 209, "height": 169, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pertunjukkan teater, novel, cerpen, hingga seni lukis); (2) memiliki ciri khas dengan ekplorasi kata dan bahasa serta mempreteli kisah-kisah klasik (kaba dan tambo), serta sejarah; dan (3) karya yang disituasikan berdasarkan beragam unsur, seperti habitus, struktur arena yang ditempati, posisi dalam arena, hingga situasi dan kondisi realitas sosial yang menjadi sumber serta sasaran tempat karya-karya tersebut dihadirkan.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 294, "width": 113, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 308, "width": 208, "height": 66, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Afrianda, P. D., & Samsiarni. (2018). \"Kaitan Makna Kontekstual dengan Budaya Minangkabau dalam Novel Persiden Karya Wisran Hadi.\" Jurnal Bahasa Lingua Scientia , 10 (2), 287–", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 377, "width": 24, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "300.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 403, "width": 209, "height": 52, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aisyah, N. (2020). \"Perubahan Budaya Minangkabau Pada Novel Persiden Karya Wisran Hadi Perspektif Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 458, "width": 209, "height": 106, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kitabullah.\" Universitas Muhammadiyah Malang. Anggraini, N. (2015). \"Pergeseran Nilai Budaya Minangkabau Dalam Novel Dari Surau Ke Gereja Karya Helmidjas Hendra Dan Novel Persiden Karya Wisran Hadi", "type": "Table" }, { "left": 336, "top": 566, "width": 184, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Tinjauan Sastra Banding).\" Jurnal", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 580, "width": 209, "height": 78, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dinamika UMT , 1 (1), 63–70. Anwar, K. (1976). \" Minangkabau, Background of the Main Pioneers of Modern Standard Malay in Indonesia. \" Archipel , 12 (1), 77–93.", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 673, "width": 209, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Birowo, P. (2014). \"Teater ‘Tanpa-Kata’ dan ‘Minim-Kata’ di Kota Padang Dekade 90-an dalam Tinjauan", "type": "List item" }, { "left": 336, "top": 715, "width": 185, "height": 38, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sosiologi Seni.\" Ekspresi Seni: Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Karya Seni , 16 (2), 314–335.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 783, "width": 19, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "150", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 88, "width": 208, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bourdieu, P. (1990). The Logic of", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 102, "width": 185, "height": 38, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Practice . Translated by Richard Nice. Stanford: Stanford university press.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 155, "width": 209, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bourdieu, P. (2016). Arena Produksi", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 169, "width": 185, "height": 52, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kultural: Sebuah Kajian Sosiologi Budaya. Terjemahan oleh Yudi Santosa. Yogyakarta: Kreasi Wacana. Kreasi Wacana.", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 236, "width": 209, "height": 214, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bourdieu, P. (2011). Choses Dites: Uraian dan Pemikiran . Terjemahan oleh Ninik Rochani Sjams. Yogyakarta: Kreasi Wacana. Kreasi Wacana. Fashri, F. (2007). Penyingkapan Kuasa Simbol: Apropriasi Reflektif Pemikiran Pierre Bourdieu. Yogyakarta: Juxtapose. Fatimah, S. (2008). \"Mencermati Perubahan Sosial Masyarakat Minangkabau melalui Novel Tamu karya Wisran Hadi.\" Jurnal Humaniora , 20 (3), 278–285.", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 465, "width": 209, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Febrianti. (2018). \"Cerita Tiga Putra Mahkota.\" Koran.Tempo.Co .", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 505, "width": 209, "height": 52, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Harker, R., Mahar, C., & Wilkes, C. (1990). (Habitus x Modal) + Ranah = Praktik . Terjemahan oleh Pipit Maizer. Yogyakarta: Jalasutra.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 572, "width": 209, "height": 38, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jenkins, R. (2004). Membaca Pikiran Pierre Bourdieu. Terjemahan oleh Nurhadi. Yogyakarta:", "type": "List item" }, { "left": 264, "top": 599, "width": 34, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kreasi", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 613, "width": 48, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wacana.", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 639, "width": 208, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Navis, A.A. (2018). Jodoh . Jakarta: Grasindo.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 679, "width": 209, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Navis, Ali Akbar. (2015). Alam", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 692, "width": 184, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terkembang Jadi Guru: Adat dan", "type": "Table" }, { "left": 114, "top": 706, "width": 184, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kebudayaan Minangkabau . Padang:", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 720, "width": 124, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PT Grafika Jaya Sumbar.", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 88, "width": 208, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Novelly, Y. A., Samsiarni, S., & Septia, E.", "type": "Table" }, { "left": 336, "top": 102, "width": 184, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2020). \"Persoalan Identitas Sosial", "type": "List item" }, { "left": 336, "top": 115, "width": 184, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tokoh Laki-laki dalam Novel Persiden Karya Wisran Hadi.\" Magistra Andalusia: Jurnal Ilmu", "type": "Table" }, { "left": 336, "top": 157, "width": 63, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sastra , 2 (2).", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 183, "width": 208, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prasasti, B. W. D., & Anggraini, P.", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 196, "width": 185, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2020). \"Nilai-nilai Budaya Minangkabau dalam Naskah Drama Dr. Anda Karya Wisran Hadi.\" Fon:", "type": "Table" }, { "left": 336, "top": 238, "width": 185, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia , 16 (2), 79–88.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 277, "width": 208, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Putri, D. (2016). \" The Shift of", "type": "Table" }, { "left": 336, "top": 291, "width": 185, "height": 66, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Minangkabau Cultural Values in the Novel Persiden by Wisran Hadi (a Genetic Structuralism Approach). \" Humanus: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Humaniora , 15 (2), 120–130.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 372, "width": 209, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ramadhani. (2018). \"Wisran Hadi, Tetaer,", "type": "List item" }, { "left": 336, "top": 386, "width": 160, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dan Hidupnya.\" Klikpositif.Com .", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 412, "width": 209, "height": 38, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rendra, W. S. (1996). Potret Pembangunan dalam Puisi . Bandung: Pustaka Jaya.", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 465, "width": 209, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sahrul, N. (2005). Kontroversial Imam Bonjol . Padang: Penerbit Garak.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 505, "width": 209, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sofia, M. (2010). \"Wisran Hadi: Biografi Seorang Sastrawan 1972-2010.\"", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 532, "width": 209, "height": 65, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Padang: Universitas Andalas. Sugiarti. (2013). \"Representasi Identitas dan Etnisitas Minang dalam Novel Persiden Karya Wisran Hadi.\"", "type": "Table" }, { "left": 336, "top": 599, "width": 90, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jentera , 2 , 26–38.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 625, "width": 208, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sugiarti, S., & Putra, C. R. W. (2019).", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 639, "width": 185, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "\" Representation of Culture Ecology in Wisran Hadi’s Persiden, Generasi Ketujuh. \" Litera , 18 (1), 17–35.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 692, "width": 209, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syafril. (2017). Kajian Budaya: Tetaer Postmodern Indonesia . Padang: Penerbit Erka.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 783, "width": 19, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "151", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 88, "width": 431, "height": 66, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wisran Hadi (1945—2011) . (n.d.). Ensiklopedia Sastra Indonesia. Retrieved November 3, 2020, from http://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/ sastra/artikel/Wisran_Hadi Zarman, R. (2014). \"Pengaruh dan Dampak Standarisasi Orde Baru dalam Arena Sastra Di Sumatra Barat", "type": "Table" }, { "left": 336, "top": 129, "width": 185, "height": 39, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Di Era Reformasi.\" Turast: Jurnal Penelitian & Pengabdian , 2 , 203– 210.", "type": "Text" } ]
61a3011f-49a9-ce3e-d78a-17140604e965
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmfkh/article/download/55666/75676595541
[ { "left": 87, "top": 38, "width": 189, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2022) Vol. 10 (4): 949 – 961", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 796, "width": 21, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "949", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 112, "width": 400, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INVENTARISASI POTENSI SARANG KELULUT (Trigona spp) DAN DESKRIPSI HABITATNYA DIKAWASAN RTH KAMPUS UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 160, "width": 418, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Inventory potential of kelulut nests (Trigona spp) and description of their habitat in the green open space in Tanjungpura University Campus Area in Pontianak)", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 189, "width": 375, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ahmad Fadhilah * , Dwi Astiani, Yuliati Indrayani Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura. Jalan Daya Nasional Pontianak 78124", "type": "Text" }, { "left": 203, "top": 216, "width": 189, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "* e-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 279, "top": 236, "width": 40, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 249, "width": 428, "height": 237, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kelulut bees is a kind of honey-producing bee that does not have a sting (stinglees bees), in the green open space area of the Tanjungpura University Campus in Pontianak, kelulut bees live naturally by nesting in tree trunks and building gaps. This study aims to obtain information about the ecological potential which includes identification of the types of kelulut bees and their habitat including micro-climate, edaphic, biological environment and tree species where kelulut bees nest conditions in the Tanjungpura University Pontianak Campus. The research method used is a survey method, while in finding the existence of kelulut nests done by cencus method. Where kelulut nests are found, plots measuring 20m x 20m and The results of observations show that found the types of bees, namely Heterotrigona itama, tetragonua fuscobalteata, tetragonula laeviceps. Beehives are in building gamps 68%, 23% dead trees, and 9% live trees. Average daily temperature, humidity, and light intensity at the location of the faculty of forestry are 29,2 o C, 80,2%RH, and 3603 fc. Average daily temperature, humidity and light intensity at the jogging track location are 30,2 o C, 77,3%RH, and 3073 fc, while the average edaphic in all plots obtained soil pH 6,85, soil temperature 29,1 o C and soil moisture is 50,5%RH. Average daily temperature, humidity and light intensity at the arboretum location 29,2 o C, 82,6%RH, and 1675 fc. While the average of all plots at the arboretum location obtained soil pH 6,6, soil temperature 28,75 o C and 45,5%RH for soil moisture. Tree analysis was dominated by Accacia sp 121,71%, the pole rate of Eucalyptus deglupta 59,18%, the sapling rate of Melicope elleyarna 44,02%, and the seedling rate of Leea indica 70,64%.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 495, "width": 365, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Green open space, Kelulut bees, Kelulut nest, Tanjungpura University.", "type": "Text" }, { "left": 281, "top": 514, "width": 37, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 526, "width": 428, "height": 225, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lebah kelulut adalah sejenis lebah penghasil madu yang tidak memiliki sengat (stingless bee), dikawasan RTH kampus Universitas Tanjungpura Pontianak lebah kelulut hidup secara alami dengan bersarang pada batang pohon maupun celah bangunan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai potensi ekologi yang meliputi identifikasi jenis – jenis lebah kelulut dan kondisi habitatnya meliputi iklim mikro, edafis, lingkungan biologi dan jenis pohon tempat bersarang kelulut yang berada di lingkungan kampus Universitas Tanjungpura Pontianak. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey, sedangkan dalam mencari keberadaan sarang kelulut dilakukan dengan metode sensus. Setiap lokasi ditemukannya sarang kelulut kemudian dibuat plot berukuran 20m x 20m. Hasil pengamatan menunjukkan ditemukan jenis lebah yaitu Heterotrigona itama, Tetragonula fuscobalteata, Tetragonula laeviceps. Tempat bersarang lebah berada di celah bangunan 68%, pohon mati 23%, dan pohon hidup 9%. Rerata suhu harian, kelembaban udara dan intensitas cahaya di Fakultas Kehutanan adalah 29,2 o C, 80,2%RH, dan 3603fc. Rerata suhu harian, kelembaban udara dan intensitas cahaya di jogging track adalah 30,2 o C, 77,3%RH, dan 3073 fc, sedangkan edafis rerata pada semua plot di jogging track didapat pH tanah 6,85, suhu tanah 29,1 o C, dan kelembaban tanah adalah 50,5% RH. Rerata suhu harian, kelembaban udara dan intensitas cahaya di Arboretum 29,2 o C, 82,6%RH, dan 1675 fc, sedangkan rerata semua plot pada lokasi Arboretum didapat pH tanah 6,6, suhu tanah 28,75 o C dan untuk kelembaban tanah 45,5% RH. Analisis pohon didominasi oleh Accacia", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 38, "width": 189, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2022) Vol. 10 (4): 949 – 961", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 796, "width": 21, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "950", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 112, "width": 427, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sp 121,71%, tingkat tiang Eucalyptus deglupta 59,18%, tingkat pancang Melicope elleyarna 44,02%, dan tingkat semai Leea indica 70,64%.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 144, "width": 380, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: Ruang Terbuka Hijau, Kelulut, Sarang Kelulut, Universitas Tanjungpura", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 175, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 191, "width": 198, "height": 392, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kelulut ( Trigona spp) adalah salah satu lebah penghasil madu anggota famili Meliponidae (tidak memiliki sengat), berukuran kecil dan merupakan salah satu serangga pollinator penting (Francoy et al ., 2009). Kekhasan dalam morfologi, ukuran tubuh dan struktur (arsitektur) sarang menjadikan lebah ini mempunyai keragaman yang tinggi. Bentuk sarang juga dapat digunakan untuk membedakan antara spesies satu dengan spesies lainnya yang termasuk genus Trigona (Ramussen, 2013). Jenis kelulut yang ada di bumi ini diperkirakan berjumlah ratusan jenis, namun sulit dibedakan karena kedekatan kekerabatan mereka (Michener, 2007). Lebah kelulut ( Trigona spp.) belum banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia, karena kurangnya informasi tentang lebah tersebut (Erniwati, 2013). Kelulut merupakan salah satu serangga polinator penting yang berada disekitar kita, seperti hutan-hutan, kebun, perkarangan rumah, dan lingkungan kota.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 588, "width": 198, "height": 58, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Tanjungpura Pontianak memiliki beberapa ruang terbuka hijau yang merupakan bagian dari ruang terbuka hijau dilingkungan kota.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 651, "width": 198, "height": 91, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kampus ini masih memiliki kawasan tanah gambut dengan perairan air tawar yang masih ada hutannya. Seiring berjalannya waktu keadaan hutan tersebut dialih fungsikan menjadi gedung-gedung dan taman. Peralihan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 175, "width": 198, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "fungsi tersebut sangat berpengaruh terhadap keberadaan kelulutnya, hal ini karena adanya faktor diantaranya tempat tinggal maupun makanannya. Potensi kelulut bagaimana deskripsi habitatnya pada kondisi saat ini di Kampus Universitas Tanjungpura belum tersedia informasinya.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 302, "width": 198, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi jenis-jenis kelulut yang ada serta bagaimana kondisi habitatnya untuk informasi pengelolaan dan pemanfaatannya untuk pihak yang berkepentingan dan masyarakat umum.", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 397, "width": 134, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 413, "width": 198, "height": 91, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian dilaksanakan selama 3 minggu tanggal 19 maret sampai dengan 9 April 2021 di lokasi RTH Arboretum Sylva UNTAN, Jogging track , dan Gedung lama Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura Pontianak.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 509, "width": 198, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Objek dalam penelitian adalah jenis dan habitat kelulut ( Trigona spp). Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah tally sheet , luxmeter, thermometer, hygrometer , pH meter, meteran, tali raffia, buku panduan identifikasi jenis pohon, buku panduan identifikasi kelulut, pita ukur, dan kamera digital.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 635, "width": 198, "height": 75, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei, sedangkan dalam mencari keberadaan spesies yang menjadi objek penelitian berupa sarang kelulut dilakukan dengan metode sensus.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 715, "width": 198, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk pengamatan habitat vegetasi pada penelitian ini dilakukan dengan", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 38, "width": 189, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2022) Vol. 10 (4): 949 – 961", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 796, "width": 21, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "951", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 112, "width": 198, "height": 75, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pembuatan petak contoh ( plot ) yaitu berukuran 20m x 20m sebanyak 9 petak yaitu pada kawasan kampus lama Fakultas Kehutanan 3 petak, Jogging track 4 petak dan Arboretum 2 petak.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 192, "width": 198, "height": 249, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Petak contoh ini diletakkan pada daerah atau lokasi ditemukannya sarang kelulut, kemudian di identifikasi kondisi habitat (iklim mikro, edafis, dan biologi), jenis lebah, jenis tempat bersarang dan karakteristik sarang lebah kelulut. Kelulut dikoleksi menggunakan jala serangga. Spesimen kelulut yang diperoleh akan disimpan di dalam botol kecil dan diberi label, kemudian diidentifikasi menggunakan buku panduan identifikasi kelulut. Dalam petak pengamatan tingkat semai (2m x 2m), tingkat pancang (5m x 5m), tingkat tiang (10m x 10m) dan tingkat pohon (20m x 20m).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 446, "width": 198, "height": 74, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis data Indeks nilai penting berguna untuk menentukan dominasi suatu jenis terhadap jenis lainnya. Indeks Nilai Penting (INP) (%): Tingkat pohon dan tiang adalah", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 112, "width": 172, "height": 59, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INP = KR + FR + DR Tingkat pancang dan semai adalah INP = KR + FR Kerapatan (K)", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 174, "width": 139, "height": 62, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝐿𝑢𝑎𝑠𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 Kerapatan relative (KR) = 𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 x 100%", "type": "Picture" }, { "left": 316, "top": 241, "width": 75, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frekuensi (F)", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 255, "width": 155, "height": 37, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑙𝑜𝑡 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑝𝑙𝑜𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 Frekuensi Relative (FR)", "type": "Picture" }, { "left": 316, "top": 295, "width": 102, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= 𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠", "type": "List item" }, { "left": 322, "top": 299, "width": 154, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 x 100%", "type": "Picture" }, { "left": 316, "top": 321, "width": 72, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dominasi (D)", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 335, "width": 102, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑖𝑑𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 348, "width": 154, "height": 50, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ Dominasi Relative (DR) = 𝐷𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝐷𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 x 100%", "type": "Picture" }, { "left": 336, "top": 402, "width": 155, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 418, "width": 133, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis Lebah Trigona spp.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 434, "width": 198, "height": 74, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil pengamatan yang dilakukan di kawasan RTH Kampus Universitas Tanjungpura ditemukan jenis lebah kelulut dari 5 famili. Jenis-jenis tersebut disajikan pada Tabel 1:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 539, "width": 266, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Jenis Lebah Kelulut (Types of Kelulut Bees)", "type": "Section header" }, { "left": 96, "top": 553, "width": 363, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Nama Lokal Nama Ilmiah Family 1 Kelulut Heterotrigona itama Apidae 2 Kelulut Tetragonula laeviceps Apidae 3 kelulut Tetragonula fuscobalteata Apidae", "type": "Table" }, { "left": 87, "top": 38, "width": 189, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2022) Vol. 10 (4): 949 – 961", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 796, "width": 21, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "952", "type": "Page footer" }, { "left": 150, "top": 279, "width": 159, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(a) (b)", "type": "Table" }, { "left": 435, "top": 279, "width": 15, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(c)", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 316, "width": 428, "height": 98, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Jenis Lebah Kelulut : (a) Heterotrigona itama, (b) Tetragonula fuscobalteata, (c) Tetragonula laeviceps. ( Types of Kelulut Bees, (a) Heterotrigona itama, (b). Tetragonula fuscobalteata, (c). Tetragonula laevicep s) Jenis kelulut yang ditemukan pada lokasi pengamatan yaitu : Heterotrigona itama, Tetragonula fuscobalteata,", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 419, "width": 198, "height": 58, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tetragonula laeviceps dari family Apidae. Jenis yang paling banyak ditemukan pada lokasi penelitian ini adalah Tetragonula fuscobalteata . Pada", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 482, "width": 198, "height": 265, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "lokasi kampus lama Fakultas Kehutanan didominasi jenis Tetragonula fuscobalteata. Tetragonula fuscobalteata merupakan salah satu lebah tanpa sengat yang termasuk kedalam genera Tetragonula sama seperti Tetragonula laeviceps. Jenis trigona dalam genera Tetragonula memiliki ciri yang mudah dibedakan yaitu memiliki ukuran tubuh yang kecil dibanding genera Heterotrigona , ukuran tubuh trigona jenis ini ± 4mm. Ukuran tubuh yang kecil ini membuat jenis ini mudah untuk berkembang biak, dikarenakan jenis ini tidak memerlukan ruang yang besar untuk bersarang dan mampu bertahan hidup pada kawasan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 371, "width": 198, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "miskin pakan, sedangkan pada lokasi", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 387, "width": 198, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jogging Track dan Arboretum didominasi jenis Tetragonula laeviceps. Jenis kelulut ini termasuk kedalam genera Tetragonula sama seperti Tetragonula fuscobalteata .", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 466, "width": 198, "height": 202, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sanjaya et al., (2019), menyatakan bahwa jenis Tetragonula laeviceps merupakan jenis kelulut yang ukuran tubuhnya standar tetapi sangat tangguh dibandingkan jenis kelulut yang lainnya. Kelulut jenis ini mampu hidup yang miskin pakan, bahkan dapat hidup dalam suhu yang ekstrim. Syafrizal et al., (2014), menyatakan bahwa ukuran tubuh sangat mempengaruhi jarak terbang dalam mencari makanan, semakin besar tubuh lebah tersebut, maka akan semakai jauh jarak terbang lebah tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 672, "width": 198, "height": 75, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Heterotrigona itama merupakan salah satu jenis yang cukup spesial dibandingkan dengan jenis kelulut lainnya yang ditemukan dilokasi pengamatan. Selain memiliki tubuh yang", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 38, "width": 189, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2022) Vol. 10 (4): 949 – 961", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 796, "width": 21, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "953", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 112, "width": 198, "height": 123, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "lebih besar daripada kelulut lainnya yang ditemukan pada lokasi pengamatan, ia memiliki ciri yang mudah dibedakan pada warna tubuhnya yang didominasi warna hitam terang, warna sayap irindiscent hingga hitam, kedua pasang kaki dan sepasang tibianya pun berwarna hitam.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 112, "width": 364, "height": 319, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karakteristik Sarang Lebah Trigona spp Hasil pengamatan tentang karakteristik sarang lebah Trigona spp ditemukan 3 bentuk pintu masuk sarang ( entrance ) lebah trigona yang berbeda disajikan pada gambar 2. (a) (b) (c)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 447, "width": 428, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Bentuk Sarang Lebah Trigona : (a) Heterotrigona itama, (b). Tetragonula fuscobalteata, (c). Tetragonula laeviceps. (Trigona Honeycomb shape, (a) Heterotrigona itama, (b) Tetragonula fuscobalteata, (c) Tetragonula laeviceps)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 502, "width": 198, "height": 202, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keberadaan sarang ditandai dengan bangunan unik yang berfungsi sebagai pintu masuk sarang ( entrance ). Pada lokasi pengamatan yang saya lakukan ditemukan 3 bentuk sarang yang berbeda (Gambar 2). Lubang sarang ( entrance ) lebah trigona memiliki bentuk yang unik, seperti pada lebah trigona jenis Heterotrigona itama berbeda dengan sarang lainnya, selain bentuk pintu sarang yang lebih besar, pintu masuk sarang ini memiliki warna coklat tua dengan mencapai 20 mm. Sanjaya et al.,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 708, "width": 198, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2019), menyatakan bahwa Heterotrigona itama memiliki pintu masuk yang beragam, dikarenakan", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 502, "width": 198, "height": 90, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "trigona jenis ini dapat beradaptasi dengan mudah diberbagai media tempat bersarang, sehingga trigona jenis ini harus menyesuaikan pembuatan pintu sarang sesuai dengan kondisi media tempat bersarang yang berbeda.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 597, "width": 198, "height": 154, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Iqbal et al ., (2016), lebah Trigona spp. hidup secara berkoloni dengan membangun sarang pada batang pohon kayu atau bambu, pilar bangunan, celah-celah bebatuan dan tanah. Pintu masuk bukan hanya untuk jalan keluar masuknya lebah tetapi juga sebagai penanda sarang, demikian pula dengan struktur sarang lebah Trigona spp. berada pada batumen-batumen yang", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 38, "width": 189, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2022) Vol. 10 (4): 949 – 961", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 796, "width": 21, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "954", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 112, "width": 198, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terbuat dari campuran resin, tanah, lumpur, yang berfungsi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 128, "width": 198, "height": 186, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "untuk melindungi sarang jika terjadi goncangan (Michener, 2007). Sarang Trigona spp. tersusun dari berbagai eksudat/resin getah pohon, campuran serbuk-serbuk kayu, dan batu-batua kecil yang berguna sebagai pertahanan terhadap serangan predator. Syafrizal et al., (2014) menyatakan bahwa masing- masing bahan dasar penyusun sarang berbeda pada tiap jenis lebah Trigona spp. dengan bentuk warna dan aroma", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 112, "width": 198, "height": 91, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang dipengaruhi oleh jenis tumbuhan sumber resin yang diambil. Ukuran tubuh lebah mempengaruhi ukuran pintu masuk sarang lebah, semakin besar ukuran tubuh lebah maka semakin besar juga pintu masuk sarang lebah tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 208, "width": 164, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis Tempat Bersarang Lebah", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 224, "width": 66, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Trigona spp.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 239, "width": 198, "height": 75, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil pengamatan mengenai tempat bersarang lebah Trigona spp didapat 3 tempat yaitu pada pohon hidup, pohon mati, celah bangunan disajikan pada Tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 333, "width": 423, "height": 118, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Tempat bersarang Lebah Trigona spp ( Trigona spp bee nesting site ) No Tempat bersarang Jumlah Persentase (%) Spesies Kelulut 1 Pohon hidup 2 9% Tetragonula laeviceps 2 Pohon mati 5 23% Heterotrigona itama, Tetragonula laeviceps 3 Celah bangunan 15 68% Tetragonula fuscobalteata, Tetragonula laeviceps Sarang lebah trigona yang", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 456, "width": 198, "height": 58, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ditemukan pada saat pengamatan yaitu 22 sarang yaitu 2 sarang pada pohon hidup, 5 pohon mati, 15 celah bangunan. Pada pohon hidup lebah Trigona spp.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 440, "width": 198, "height": 74, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bersarang pada batang pohon yang berlubang, jenis pohon yang disukai adalah akasia yang dimana jenis pohon ini banyak ditemukan di lokasi penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 689, "width": 261, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Persentase Sarang Lebah Trigona spp. (Persentage of beehives Trigona spp)", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 716, "width": 198, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Persentase tempat tinggal trigona lebih banyak bersarang pada celah", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 716, "width": 198, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bangunan dan sisanya berada dipohon hidup dan pohon mati. Lebah trigona", "type": "Text" }, { "left": 250, "top": 549, "width": 240, "height": 78, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9% 23% 68% Pohon Hidup Pohon Mati", "type": "Picture" }, { "left": 437, "top": 614, "width": 66, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Celah Bangunan", "type": "Table" }, { "left": 87, "top": 38, "width": 189, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2022) Vol. 10 (4): 949 – 961", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 796, "width": 21, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "955", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 112, "width": 198, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang bersarang pada celah bangunan adalah jenis lebah subgenus", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 144, "width": 198, "height": 249, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tetragonula . Lebah trigona jenis ini memiliki tubuh yang kecil sehingga mudah beradaptasi pada ruang yang sempit atau kecil. Tetragonula fuscobalteata termasuk lebah yang mudah berkembang biak diberbagai media sarang. Pada tabel 2. Tetragonula fuscobalteata mendominasi tempat celah bangunan, untuk Tetragonula laeviceps ada yang bersarang di perpohonan dan ada yang dicelah bangunan, sedangkan untuk jenis Heterotrigona itama hanya ditemukan bersarang pada pohon mati. Pada lokasi kampus lama Fakultas Kehutanan, lebah kelulut ditemukan bersarang pada celah bangunan,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 398, "width": 198, "height": 59, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sedangkan pada lokasi RTH bervegetasi lebah kelulut ditemukan bersarang pada pohon akasia hidup maupun yang sudah mati.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 462, "width": 198, "height": 90, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lebah kelulut dengan subgenus Tetragonula memiliki ukuran tubuh yang kecil sehingga banyak ditemukan bersarang pada celah bangunan atau tidak memerlukan ruang yang besar untuk membuat sarang. Pada studi-studi", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 112, "width": 198, "height": 170, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terdahulu, subgenus Tetragonula ditemukan bersarang pada bambu, batang pohon, lubang-lubang yang terdapat di bebatuan dan tempat lain yang berongga dengan suhu yang hangat (Chinh et al ., 2004). Hal yang sama juga ditemukan pada penelitian ini, Tetragonula fuscobalteata dan Tetragonula laeviceps ditemukan bersarang pada celah bangunan, dan Heterotrigona itama ditemukan", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 287, "width": 198, "height": 90, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bersarang pada batang pohon. Iqbal et al ., (2016), menyatakan bahwa lebah Trigona spp. hidup berkoloni dengan membangun sarang pada batang pohon kayu atau bambu, pilar bangunan, celah bebatuan, dan tanah.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 382, "width": 42, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Habitat", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 398, "width": 198, "height": 138, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Iklim Mikro Kondisi iklim mikro dilokasi pengamatan memiliki rata-rata suhu udara, kelembaban udara, dan intensitas cahaya harian. Pada Gambar 4 disajikan rerata kondisi iklim mikro disetiap lokasi pengukuran. Untuk infomasi detail iklim mikro RTH kampus untan disajikan pada table 2.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 728, "width": 428, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4. Iklim Mikro RTH Kampus UNTAN (Micro climate of green open space at Tanjungpura University Campus)", "type": "Caption" }, { "left": 169, "top": 633, "width": 102, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "29,2 o C 30,2 o C", "type": "Picture" }, { "left": 123, "top": 572, "width": 378, "height": 133, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "29,2 o C 80,2% 77,3% 82,6% 3603fc 3073fc 1675fc 1 10 100 1000 10000 F.Kehutanan Jogging Track Arboretum Suhu Udara Kelembaban udara Intensitas Cahaya", "type": "Picture" }, { "left": 114, "top": 606, "width": 211, "height": 113, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ik li m Mi k ro R T H Lokasi Pengamatan", "type": "Picture" }, { "left": 87, "top": 38, "width": 189, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2022)", "type": "Page header" }, { "left": 87, "top": 52, "width": 108, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 10 (4): 949 – 961", "type": "Text" }, { "left": 492, "top": 796, "width": 21, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "956", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 132, "width": 428, "height": 385, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Iklim Mikro RTH Kampus UNTAN ( Micro climate of green open space at Tanjungpura University Campus) No Lokasi Parameter Suhu Kelembaban Udara Intensitas Cahaya 1 Kampus lama Fahutan 29,2 o C 80,2% 3603 fc 2 Jogging Track 30,2 o C 77,3% 3073 fc 3 Arboretum 29,2 o C 82,6% 1675 fc Rerata 29,5 o C 80% 2783 fc Range 27 – 32 o C 75 – 84% 1400 – 3800 fc Kondisi cuaca pada saat dilakukanya pengamatan cerah, tidak mendung ataupun hujan. Pada suhu dan kelembaban diatas diduga lebah trigona di kawasan RTH kampus Universitas Tanjungpura dapat hidup dan berkembangbiak. Menurut Syafrizal et al ., (2014), lebah Trigona spp. tergolong hewan berdarah dingin, hidupnya sangat dipengaruhi oleh suhu udara di sekitarnya, pada suhu berkisar antara 28- 36 o C dan terdapat perbedaan temperatur antara di dalam sarang maupun di luar sarang. Menurut Rodrigues et al ., (2007) menyatakan bahwa aktivitas lebah", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 277, "width": 198, "height": 91, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Trigona spp. Akan mulai beraktivitas sekitar pukul 06.00 sampai dengan pukul 19.00. Sebelum melakukan aktivitas, lebah trigona berada di depan sarang untuk menghangatkan badannya sebelum terbang.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 373, "width": 198, "height": 58, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Apabila kondisi cuaca seperti angin kencang maupun hujan maka lebah tidak melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan dalam sarang.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 442, "width": 71, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor edafis", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 458, "width": 198, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kondisi edafis dilokasi pengamtan untuk pH tanah, suhu tanah, dan kelembaban tanah yaitu sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 543, "width": 428, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Faktor Edafis Habitat Kelulut di Jogging Track. (Edafis factors habitat", "type": "Section header" }, { "left": 135, "top": 557, "width": 125, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kelulut in Jogging Track)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 653, "width": 428, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Faktor edafis habitat lebah kelulut di Arboretum (Edafis faktors habitat kelulut in Arboretum)", "type": "Caption" }, { "left": 90, "top": 574, "width": 383, "height": 149, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No No Petak pH tanah Suhu tanah Kelembaban tanah 1 Petak 1 6,5 28,7 63 2 Petak 2 6,8 28,8 28 No No Petak pH tanah Suhu tanah ( o C) Kelembaban tanah (% RH) 1 Petak1 6,9 29,9 30 2 Petak 2 6,8 28,8 59 3 Petak 3 6,8 29,1 48 4 Petak 4 6,9 28,3 65", "type": "Table" }, { "left": 87, "top": 38, "width": 189, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2022) Vol. 10 (4): 949 – 961", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 796, "width": 21, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "957", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 112, "width": 198, "height": 122, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Tabel 3 dan Tabel 4 dapat kita lihat pH tanah pada lokasi pengamatan di Jogging track sebesar 6,8 – 6,9 dengan rata-rata semua petak contoh 6,85. Untuk suhu tanah antara 28,3 o C – 29,9 o C dengan rata – rata 29,1 o C, sedangkan untuk kelembaban 30 – 65% RH dengan rata – rata 50,5%RH.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 239, "width": 198, "height": 107, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada lokasi pengamatan di Arboretum didapat pH tanah sebesar 6,5 – 6,8 dengan rata – rata 6,6. Untuk suhu tanah antara 28,7 – 28,8 o C dengan rata – rata sebesar 28,75 o C dan kelembaban tanah antara 28 – 63% RH dengan rata – rata 45,5% RH. Menurut Manuhuwa et al. ,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 350, "width": 198, "height": 43, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2013), lebah trigona aktif pada suhu 18 o C hingga 35 o C. Aktivitas lebah terganggu dan menurun jika kondisi", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 112, "width": 198, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "lingkungan rendah atau lebih tinggi dari suhu tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 144, "width": 46, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vegetasi", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 160, "width": 198, "height": 249, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis data vegetasi meliputi perhitungan indeks nilai penting jenis pohon dan tumbuhan bawah dari 9 petak ditemukannya sarang kelulut. Indeks nilai penting jenis tumbuhan pada suatu komunitas merupakan salah satu parameter yang menunjukan peranan jenis tumbuhan tersebut dalam komunitasnya. Kehadiran suatu jenis tumbuhan pada suatu daerah menunjukkan kemampuan adaptasi dengan habitat dan toleransi yang lebar terhadap kondisi lingkungan. Semakin besar nilai INP suatu jenis semakin besar tingkat penguasaan terhadap komunitas dan sebaliknya.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 420, "width": 428, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5. Analisis Vegetasi tingkat pohon di Jogging Track(Tree-level vegetation analysis on Jogging Track)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 448, "width": 420, "height": 267, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Nama lokal Nama ilmiah KR (%) FR (%) DR (%) INP (%) C 1 Akasia Accacia sp 57,14 30 64,88 152,03 0,32 2 Leban Vitex pubescens 17,14 20 15,73 52,88 0,03 3 Ekaliptus Eucalyptus deglupta 14,28 10 9,74 34,03 0,02 4 Mahang Macaranga hosei 2,86 10 3,19 16,05 0,0008 5 6 7 Ketapang Singkil Matoa Terminalia cattapa Premna cordifolia Pometia pinnata 2,86 2,86 2,86 10 10 10 3,12 1,58 1,74 15,97 14,44 14,59 0,0008 0.0008 0.0008 Nilai INP tertinggi tingkat pohon pada kawasan jogging track ditemukan 7 jenis dari total 35 individu, didominasi oleh Accacia sp dengan nilai INP 152,03% dan Vitex pubescens dengan nilai INP 52,88. Accacia sp memiliki nilai INP lebih tinggi dibanding yang lainnya dikarenakan jenis ini mendominasi pada sebagian petak dan", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 577, "width": 198, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memiliki ukuran diameter pohon yang lebih besar.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 609, "width": 198, "height": 90, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Accacia sp. merupakan salah satu pohon yang sangat disukai oleh kelulut sebagai tempat bersarang karena ukuran pohon yang berdiameter besar dan merupakan pohon penghasil nektar sebagai pakan dari lebah kelulut tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 38, "width": 189, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2022) Vol. 10 (4): 949 – 961", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 796, "width": 21, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "958", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 112, "width": 428, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 6. Analisis Vegetasi Tingkat Tiang di Jogging Track (Pole-level vegetation analysis on Jogging Track)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 140, "width": 428, "height": 193, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Nama Lokal Nama Ilmiah KR (%) FR (%) DR (%) INP (%) C 1 Ekaliptus Eucalyptus deglupta 40 20 42,83 102,83 0,16 2 Matoa Pometia pinnata 16 20 15,13 51,13 0,02 3 Akasia Accacia sp 12 10 12,34 34,34 0,01 4 Ara’ Ficus uncinata 12 10 11,51 33,51 0,01 5 6 7 8 Pulai Mahang Laban Durian Alstonia scholaris Macaranga hosei Vitex pubescens Durio Zibethinus 8 4 4 4 10 10 10 10 5,13 5,67 4,56 2,83 23,13 19,67 18,56 16,83 0,006 0,002 0,002 0,002 Nilai INP tertinggi tingkat tiang pada kawasan jogging track ditemukan 8 jenis dari total 25 individu, didominasi oleh Eucalyptus deglupta dengan nilai INP 102,83% dan Pometia pinnata", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 322, "width": 428, "height": 123, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan nilai INP 51,13%. Tabel 7. Analisis Vegetasi Tingkat Pancang di Jogging Track (Stake level vegetation analysis on Jogging Track) No Nama Lokal Nama Ilmiah KR(%) FR(%) INP(%) C 1 Ara’ Ficus uncinata 40 33,33 73,33 0,16 2 Ekaliptus Eucalyptus deglupta 20 16,67 36,67 0,04 3 Matoa Pometia pinnata 20 16,67 36,67 0,04 4 Meranti Shorea stenoptera 10 16,67 26,67 0,01 5 Durian Durio zibethinus 10 16,67 26,67 0,01", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 462, "width": 198, "height": 43, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai INP tertinggi tingkat pancang pada kawasan jogging track ditemukan 5 jenis dari total 10 individu, didominasi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 510, "width": 198, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "oleh Ficus uncinata dengan nilai INP", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 462, "width": 197, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "73,33% dan Eucalyptus deglupta dan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 478, "width": 197, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pometia pinnata dengan nilai INP", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 494, "width": 40, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "36,67%.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 532, "width": 428, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 8. Analisis Vegetasi Tingkat Semai di Jogging Track (Seedling level vegetation", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 546, "width": 390, "height": 130, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "analysis on Jogging Track) No Nama Lokal Nama Ilmiah KR(%) FR(%) INP(%) C 1 Ara Ficus uncinata 45 40 85 0,20 2 Girang Leea indica 45 40 85 0,20 3 Laban Vitex pubescens 10 20 30 0,01 Nilai INP tertinggi tingkat semai pada kawasan jogging track ditemukan 3 jenis dari total 20 individu, didominasi", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 634, "width": 198, "height": 26, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "oleh Ficus uncinata dan Lea indica dengan nilai INP 85%.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 687, "width": 429, "height": 64, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 9 . Analisis Vegetasi tingkat pohon di Arboretum (Tree level vegetation analysis on Arboretum) No Nama lokal Nama ilmiah KR (%) FR (%) DR (%) INP (%) C 1 Mahang Macaranga hosei 60 40 76,57 176,57 0,36", "type": "Table" }, { "left": 87, "top": 38, "width": 189, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2022) Vol. 10 (4): 949 – 961", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 796, "width": 21, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "959", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 112, "width": 429, "height": 289, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Leban Vitex pubescens 20 20 5,63 45,63 0,04 3 Akasia Accacia sp 10 20 13,87 43,87 0,01 4 Sengon Albizia chinensis 10 20 3,93 33,93 0,01 Nilai INP tertinggi tingkat pohon pada kawasan Arboretum ditemukan 4 jenis dari total 10 individu, didominasi oleh Macaranga hoseii dengan nilai INP 176,57% dan Vitex pubescens dengan nilai INP 45,63%. Tabel 10. Analisis Vegetasi tingkat Tiang di Arboretum (Pole level vegetation analysis on Arboretum) No Nama Lokal Nama Ilmiah KR (%) FR (%) DR (%) INP (%) C 1 Jampang Melicope elleyarna 60 33,33 56,20 149,53 0,36 2 Mahang Macaranga hosei 13,33 16,67 16,69 46,69 0,01 3 Matoa Pometia pinnata 13,33 16,67 12,55 42,55 0,01 4 Laban Vitex pubescens 6,67 16,67 7,57 30,90 0,004 5 Rengas Gluta renghas 6,67 16,67 6,98 30,31 0,004 Nilai INP tertinggi tingkat tiang pada kawasan Arboretum ditemukan 5 jenis dari total 15 individu, didominasi oleh Melicope elleyarna dengan nilai INP 149,53% dan Macaranga hoseii dengan nilai INP 46,69%.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 412, "width": 429, "height": 169, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 11. Analisis Vegetasi tingkat Pancang di Arboretum ( Stake level vegetation analysis on Arboretum ) No Nama Lokal Nama Ilmiah KR (%) FR (%) INP(%) C 1 Jampang Melicope elleyarna 38,46 15,38 53,85 0,14 2 Ara’ Ficus uncinata 28,85 15,38 44,23 0,08 3 Girang Lea indica 11,54 7,69 19,23 0,01 4 Simpur Dillenia suffruticosa 9,61 15,38 25 0,009 5 Meranti Shorea sp 1,92 7,69 30,31 0,0003 Nilai INP tertinggi tingkat pancang pada kawasan Arboretum ditemukan 10 jenis dari total 52 individu, didominasi oleh Melicope elleyarna dengan nilai", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 554, "width": 197, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INP 53,85% dan Ficus uncinata dengan nilai INP 44,23%.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 592, "width": 428, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 12. Analisis Vegetasi tingkat Semai di Arboretum (Seedling level vegetation", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 606, "width": 397, "height": 75, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "analysis on Arboretum) No Nama Lokal Nama Ilmiah KR(%) FR(%) INP(%) C 1 Bintangor Calophyullum inophyllum 46,67 33,33 80 0,21 2 Simpur Dillenia suffruticosa 33,33 33,33 66,67 0,11 3 Girang Melicope elleyarna 20 33,33 53,33 0,04", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 706, "width": 198, "height": 43, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai INP tertinggi tingkat semai pada kawasan Arboretum ditemukan 3 jenis dari total 15 individu, didominasi", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 706, "width": 197, "height": 43, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "oleh Calophyullum inophyllum dengan nilai INP 80% dan Dillenia suffruticosa dengan nilai INP 66,67%.", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 38, "width": 189, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2022) Vol. 10 (4): 949 – 961", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 796, "width": 21, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "960", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 112, "width": 84, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 128, "width": 198, "height": 43, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lebah kelulut ( Trigona spp) yang berhasil ditemukan pada kawasan RTH kampus Universitas Tanjungpura", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 176, "width": 198, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berjumlah 22 individu. Jenis lebah kelulut yang teridentifikasi di kawasan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 208, "width": 198, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RTH Kampus Universitas Tanjupura", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 224, "width": 198, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pontianak ada tiga: Heterotrigona itama, Tetragonula fuscobalteata , dan Tetragonula laeviceps dengan family", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 271, "width": 198, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Apidae. Pada lokasi terbuka seperti", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 287, "width": 198, "height": 59, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakultas Kehutanan lama kelulut yang teridentifikasi yaitu Tetragonula fuscobalteata berjumlah 10 individu, sedangkan Tetragonula", "type": "Table" }, { "left": 235, "top": 335, "width": 45, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "laeviceps", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 350, "width": 198, "height": 43, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ditemukan 5individu. Pada lokasi RTH seperti arboretum dan jogging track, kelulut yang teridentifikasi yaitu", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 398, "width": 198, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Heterotrigona itama berjumlah 2", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 414, "width": 198, "height": 43, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "individu, Tetragonula laeviceps 4 individu, dan Tetragonula fuscobalteata 1 individu.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 462, "width": 198, "height": 281, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis habitat tempat bersarangnya lebah trigona teridentifikasi yaitu di celah bangunan 68%, pohon mati 23%, dan pada pohon hidup 9%. Iklim mikro pada kawasan RTH Kampus Universitas Tanjungpura yaitu suhu udara rata – rata harian yaitu 29,5 o C dengan range 27 - 32 o C, kelembaban udara 80% dengan range 75 – 84% RH , dan intensitas cahaya 2783 Fc dengan range 1400 – 3800 Fc. Pengamatan edafis diketahui pH tanah rata – rata 6,78, suhu tanah rata – rata 28,8 o C, dan kelembaban tanah rata – rata 48,8% RH. Analisis vegetasi pada tingkat pohon dilokasi Jogging track didominasi oleh Accacia sp dengan INP 152,03%, tingkat tiang didominasi oleh Eucalyptus deglupta dengan INP", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 112, "width": 198, "height": 123, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "102,83%, tingkat pancang Ara’ ( Ficus uncinata ) dengan INP 73,33%, dan pada tingkat semai didominasi oleh Ara’ ( Ficus uncinata ) dengan INP 85%. Pada lokasi Arboretum untuk kategori pohon didominasi oleh Mahang (Macaranga hosei) dengan INP 176,57%, tingkat tiang didominasi oleh Jampang", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 239, "width": 197, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "( Melicope elleyarna ) dengan INP", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 255, "width": 198, "height": 75, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "149,53%, tingkat pancang didominasi oleh Jampang ( Melicope elleyarna ) dengan INP 53,85%, dan tingkat semai didominasi oleh Bintangur ( Calophyllum inophylum ) dengan INP 80%.", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 335, "width": 113, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 350, "width": 198, "height": 150, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chinh, T.X., Sommeijer, M,J., Boot, W,J & Michener CD. (2004). Nest architeture and colony characteristics of three stinglees bees in Nort Vietnam with the first description of the nest of Lisotrigona carpenteri engel (Hymenoptera: Apidae, Miliponini). Journal of the Kansas Entomogical Society. 78(4): 363- 372.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 508, "width": 198, "height": 53, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Erniwati. (2013). Kajian Biologi Lebah Tak bersengat (Apidae: Trigona) di Indonesia. Fauna Indonesia 12(1): 29-34.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 570, "width": 198, "height": 80, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Francoy, T,M., ROA Silva, P,Nunes- Silva, C,Menezes and VL Imperatriz-Fonseca. (2009). Gender Identification of Five Genera of Stinglees bees (Apidae, Meliponini) Based on Wing", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 652, "width": 169, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Morphology. Genetics Molecular Reseacrh. 8(1): 207-214.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 686, "width": 198, "height": 66, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Iqbal M, Defri Y, Budiani ES. (2016). Karakteristik Habitat Trigona spp. Di hutan Larangan Adat Desa Rumbio Kabupaten Kampar. Jom Faperta UR 3(2): 1-5.", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 38, "width": 189, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2022) Vol. 10 (4): 949 – 961", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 796, "width": 21, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "961", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 112, "width": 198, "height": 258, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manuhuwa E., M.Loiwatu, J.S.A. Lamberkabel, & I. Rumaf. (2013). Produksi madu, propolis dan Roti lebah sangat tanpa sengat ( Stinglees bees ) dalam sarang bambu. (Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Peneliti Kayu Indonesia MAPEKI) XVI. Michener C,D. (2007). The Bees of the World. 2nd editions. The Johns Hopkins University Press, Baltimore, USA. 972h. Rasmussen C. 2013. Stingless bees (Hymenoptera: Apidae: Meliponini) of the Indian subcontinent: Diversity, taxonomy and current status of knowledge. Zootaxa 3647 (3):401-428", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 379, "width": 198, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rodrigues M, Santana WC, Freitas GS,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 112, "width": 400, "height": 306, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soares AEE. 2007. Flight activity of Tetragona clavipes (FABRICUS, 1804) (Hymenoptera, Apidae, Meliponini) at the Sao Paulo University Campus in Ribeirao Preto . Biosci J 23:118-124", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 187, "width": 198, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sanjaya. V., Astiani.D & Sisilia.L. (2019). Studi Habitat Dan Sumber Pakan Lebah Kelulut di Kawasan", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 229, "width": 169, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cagar Alam Gunung Nyiut Desa", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 243, "width": 169, "height": 38, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pisak Kabupaten Bengkayang. Jurnal Hutan Lestari . 7(2): 786- 798.", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 284, "width": 161, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://dx.doi.org/10.26418/jhl.v7i", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 298, "width": 39, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.34072", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 318, "width": 198, "height": 94, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syafrizal., Tarigan.D., Yusuf.R., (2014). Keragaman dan Habitat Lebah Trigona spp pada Hutan Sekunder Tropis Basah di Hutan Pendidikan Lempake, Samarinda, Kalimantan Timur. Jurnal Teknologi Pertanian 9(1): 34-38", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 434, "width": 6, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ".", "type": "Text" } ]